dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura · 2018-12-26 · jalar, dan komoditas...
TRANSCRIPT
I I I I ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat dilaksanakan dengan dana yang
bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dana APBD
tersebut tertuang di dalam DPA-APBD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB yang penggunaannya terdistribusi ke setiap bidang dan
UPTD.
Selain dukungan dana APBD, pembangunan pertanian di NTB juga didukung oleh
Kementerian Pertanian pusat berupa dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Nasional. Dukungan tersebut bersumber dari 4 (empat) Direktorat Jenderal lingkup
Kementerian Pertanian yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Pada tahun 2013,
Dana APBN tersebut diterima berbentuk pengelolaan dana Dekonsentrasi ( DK ) dan
Tugas Pembantuan ( TP ).
Dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura yang bersumber dari pengelolaan dana Dekonsentrasi
( DK ) dituangkan dalam 4 program yaitu : Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan (03); Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (04); Program Peningkatan Nilai
Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian (07); dan
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08).
Untuk alokasi dana Tugas Pembantuan Provinsi yang dikelola Dinas Pertanian pada
tahun 2013 antara lain tertuang pada program a. Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan
Swasembada Berkelanjutan (UPTD BBI-PPH), b. Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (Dinas Induk),
c. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan
Eksport Hasil Pertanian (Dinas Induk), d. Program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana Pertanian (Dinas Induk). Selain dana Tugas Pembantuan
yang dilkelola oleh Dinas Provinsi, alokasi dana Tugas Pembantuan juga disalurkan
langsung ke dinas yang menangani pembangunan pertanian di kabupaten/kota.
Dana Tugas Pembantuan tersebut bersumber dari Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah :
I I I I ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah
(1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang
cukup, aman dan terjangkau melalui swasembada dan swasembada yang
bekelanjutan; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan
masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi
masalah kerawanan pangan.
b. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan adalah untuk memfasilitasi : (1)
berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan
berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang
tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya
kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama
melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.
c. Tujuan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir,
Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian adalah: (1) memfasilitasi peningkatan
kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3)
meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4)
meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya.
d. Tujuan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian adalah: (1) mengembangkan infrastruktur pertanian khususnya
aspek lahan termasuk memperluas lahan pada kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan serta mengendalikan fungsi lahan
dalam rangka mewujudkan pertanian abadi; (2) melakukan upaya optimasi,
konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan
lahan terlantar, pencegahan degradasi lahan; (3) mewujudkan usaha tani
yang padi sawah yang ramah lingkungan melalui SRI (System of Rice
Intensification)
Pembangunan Tanaman Pangan pada tahun 2013 tergabung di dalam Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai
Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan titik fokus pada Pengelolaan
Tanaman Kacang dan Umbi, Pengelolaan Tanaman Serealia, Perbenihan Tanaman
Pangan, Perlindungan Tanaman dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan
Dampak Perubahan Iklim (DPI), Pasca Panen Tanaman Pangan dan Dukungan
Manajemen.
Pembangunan tanaman pangan dititik beratkan kepada aspek produksi pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut meliputi faktor intern usaha tani dalam hal pengelolaan budidaya tanaman sejak persiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman bibit hingga penanganan panen. Disamping itu juga pengelolaan faktor luar usaha tani juga mendapat perhatian cukup serius karena sangat mempengaruhi hasil produksi usaha tani yang akan
I I I I ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dihasilkan. Faktor tersebut adalah organisme pengganggu tanaman dan perubahan iklim. Khusus untuk perubahan iklim hanya dapat melakukan usaha untuk meminimalisir dampak fenomena perubahannya saja.
Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.
Pengembangan ketujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.
Pembiayaan program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan bersumber dari: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) propinsi/kabupaten/kota; (3) kredit (KKP-E, KUKM, KUR, dll); (4) kemitraan (kerjasama dengan swasta), (5) dana masyarakat.
Agar tujuan dan sasaran pembangunan sub-sektor tanaman pangan yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu serta anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin, maka sebelumnya disusun Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan TA 2013.
Pembangunan hortikultura, telah memberikan sumbangan yang cukup berarti
bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dilihat dari
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang
mengandalkan sumber pendapatan dari subsektor hortikultura, peningkatan
pendapatan masyarakat, perdagangan internasional, sumber pangan masyarakat.
Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis
karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki, yang
setiap saat selalu harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang layak,
aman dikonsumsi, dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Pasar di
Indonesia sangat besar, dan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia.
Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman
biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala
kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi,
jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi
serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk
hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumen
dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar modern serta pasar luar negeri.
Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang
banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan
menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan
kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum
dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangunan subsektor
I I I I ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
hortikultura.
Pembangunan Hortikultura, dilaksanakan dengan enam kegiatan utama yaitu :
1. Pengembangan Sentra Kawasan (Cluster) 2. Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies (SL-GAP) 3. Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana 5. Penguatan Kelembagaan 6. Pemberdayaan Kelompok 7. Dukungan Manajemen
Pengembangan Sentra Kawasan atau yang kemudian dikenal dengan istilah cluster merupakan suatu Kawasan agribisnis hortikultura yang terdiri dari areal budidaya tanaman hortikultura yang disatukan oleh satu kesatuan fasilitas infrastruktur ekonomi seperti jalan, pasar dan pengolahan. Melalui pendekatan kawasan diharapkan dapat dicapainya skala minimal usaha yang menghasilkan produk yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasar dan mensejahterakan petani. Cluster diharapkan sebagai fokus dan salah satu sasaran utama dalam rangka pengembangan hortikultura. Melalui pendekatan kawasan, karakteristik hortikultura yang spesifik dan sarana yang memadai dengan keragaman komoditas yang ada serta dengan nilai ekonomis yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, dan secara utuh dalam suatu wilayah akan saling melengkapi dan merupakan potensi ekonomi yang dapat dijadikan sandaran dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies atau yang biasa disingkat SL-GAP adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan seluruh aspek di dalam usaha tani yang terdiri dari petani, sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya iklim serta sumber daya lainnya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman hortikultura. Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) merupakan media bagi petani untuk belajar memahami GAP secara mandiri. Prinsip penyelenggaraan SL-GAP adalah belajar dari pengalaman petani dalam melaksanakan kegiatan budidaya. Diharapkan melalui metode pembelajaran ini, petani akan lebih memahami hal-hal terkait dengan GAP di tingkat lapang. Sedangkan petugas hanya bertugas sebagai fasilitator untuk memberi arah bagi proses pembelajaran yang dilakukan. Penyelenggaraan SL-GAP yang dilakukan secara maksimal dapat memberi dan meningkatkan wawasan serta pemahaman pelaku usahatani hortikultura dalam menerapkan GAP/SOP pada kegiatan budidaya hortikultura.
Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan SL-GAP. SL-GHP juga melibatkan petani sebagai peserta dengan mengadakan kegiatan pertemuan yang pelaksanaannya disesuaikan masa panen komoditas. Komponen SL-GAP dan SL-GHP adalah pertemuan petani dengan menyiapkan konsumsi, perbanyakan materi pengadaan bahan SL, materi, transportasi peserta dan honor pemandu lapang, sedangkan perbedaannya adalah SL-GAP mengambil topik budidaya sedangkan SL-GHP secara luas membahas tentang penanganan pasca panen.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Hortikultura dilaksanakan dengan pengadaan alat penunjang untuk agribisnis hortikultura yang diperlukan untuk memperlancar usaha tani terutama dalam pemanenan, penyimpanan dan pengangkutan hasil ke
I I I I ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pasar. Hal ini sangat diperlukan mengingat sifat dari produk hortikultura yang tidak tahan lama dan sangat rentan terhadap resiko kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen.
Penguatan Kelembagaan Usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing rantai pasokan, untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kohsi horizontal dari pelaku-pelaku usaha dan segmen rantai pasokan dan inregrasi vertikal dari pelaku usaha dari segmen yang berbeda dari rantai pasokan. Kohesi horizontal mencakup kerjasama antara kelompok tani/ gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang rantai pasokan. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda yaitu antara kelompok tani dengan pedagang dan asosiasi.
Pemberdayaan Kelompok dilaksanakan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembentukan dan penegakan kelompok-kelompok tani, pembentukan gabungan kelompok tani (gapoktan) keberadaan kelompok tani gapoktan disuatu kawasan selanjutnya diarahkan untuk menjadi assosiasi petani atau asosiasi komoditas.
Dalam rangka untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian khususnya bidang hortikultura, dibutuhkan berbagai upaya. Salah satu upaya yang merupakan program Kementerian Pertanian pada tahun 2013 adalah untuk meningkatkan pembinaan, bimbingan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di lapangan.010
Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya
rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum
efisien, kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor
belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini
menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk
hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kontribusi subsektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara
terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.
Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa konsekuensi
akan pentingnya pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan
yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,
sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penganggaran yang lebih
responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam bentuk
hasil pembangunan, kualitas layanan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta
mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan pertanian, khususnya
subsektor hortikultura secara efektif, efisien, akuntabel dan terukur.
Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2013 dilaksanakan dengan mengacu kepada lima titik fokus yang terdiri dari Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, Pengembangan Mutu dan Standarisasi, Pengembangan Usaha dan Investasi, Pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional. Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cukup besar maknanya bagi pembangunan pertanian terutama dalam hal ketahanan pangan. Kontribusinya
I I I I ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
adalah penurunan tingkat kehilangan hasil (loses) yang cukup signifikan bagi komoditas padi dan non padi. Selain penurunan tingkat kehilangan hasil baik berupa berat, volume dan kriteria kuantitatif lainnya, penurunan tingkat kehilangan hasil yang menjadi pusat perhatian adalah kehilangan hasil berupa mutu produk (kualitas) karena jika mutu produk tersebut menurun maka harga atau nilai jual produk tersebut juga berkurang dengan sendirinya atau bahkan tidak akan dapat diserap oleh pasar. Standarisasi mutu juga diperlukan dalam rangka memberikan jaminan kepada pasar bahwa produk yang akan dikonsumsi telah diproduksi sesuai porsedur dan aman untuk dikonsumsi. Jaminan tersebut merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki produk bagi pasar dan dapat meningkatkan posisi tawar produk di pasar.
Pembangunan agribisnis selama ini belum sepenuhnya menempatkan profit centre di petani. Petani hanya menerima sebagian kecil dari keuntungan dari suatu system agribisnis. Maka salah implementasi sistem tersebut adalah mengembangkan agroindustri pedesaan dengan pendekatan paradigma baru. Untuk mendukung pengembangan agroindustry pedesaan maka pengembangan usaha dan investasi juga dimasukkan ke salah satu sub program dalam program Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Setelah terbentuknya unit-unit usaha tadi dan sudah mendapatkan tempat di pasar lokal, maka dilaksanakan upaya lanjutan untuk dapat menarik pasar domestik (nasional) dan memperkenalkan produk-produk hasil pertanian unggulan daerah. Kemudian akhirnya produk-produk unggulan daerah tersebut akan diperkenalkan menjadi produk-produk unggulan nasional di pasar internasional.
Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air, tahun 2011 terjadi perubahan nama struktur pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air menjadi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal PSP yaitu Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Pertanian terdiri dari : (1) Kegiatan Aspek Pengelolaan Air terdiri dari Pengembangan Sumber Air
mendukung Tanaman Pangan dan Hortikultura, konservasi air dan antisipasi anomali iklim mendukung tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan jaringan irigasi mendukung tanaman pangan, pengembangan kelembagaan (petani pemakai air dan pengelolaan irigasi partisipatif) mendukung tanaman pangan.
(2) Kegiatan Aspek Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian terdiri dari Optimasi Lahan mendukung tanaman pangan dan hortikultura, pengembangan metode SRI mendukung tanaman pangan, pengembangan jalan pertanian mendukung tanaman pangan dan perluasan sawah mendukung tanaman pangan.
(3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian. (4) Fasilitas Pupuk dan Pestisida berupa Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk
Organik (UPPO) berupa penguatan komisi pengawas pupuk dan pestisida (KP3) di kab/kota, pendampingan penyaluran pupuk bersubsidi tingkat kab/kota, Pendampingan penyaluran BLP dan pengembangan pupuk organic tingkat kab/kota.
(5) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Pemberdayaan dan Fasilitasi Pelayanan Pembiayaan Pertanian
I I I I ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan lahan pertanian. Menurut data yang diambil dari SP Lahan tahun 2013, NTB memiliki lahan sawah seluas 247.434 Ha, lahan bukan sawah seluas 1.097.767 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 650.903 Ha. Luas lahan sawah itu termasuk luas lahan yang ditanami padi (satu kali, dua kali dan tiga kali). Luas lahan bukan sawah berupa tegal/kebun, ladang/huma, lahan yang sementara tidak diusahakan, lainnya (perkebunan, hutan rakyat, tambak, kolam/tebat/empang, dan lain-lain). Lahan bukan pertanian berupa pemukiman, perkantoran, jalan dan lainnya. Untuk menunjang produksi tanaman pangan dan hortikultura dalam hal penyediaan areal tanam, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pada tahun 2013 melaksanakan program perluasan areal/cetak sawah seluas 5.700 ha yang terdistribusi di pulau lombok seluas 1.000 Ha dan pulau sumbawa seluas 4.700 Ha.
Dengan demikian maka masih ada peluang peningkatan produksi dengan cara meningkatkan jumlah lahan produktif. Kendala yang saat ini menghambat produksi adalah terbatasnya lahan produktif, serta berkurangnya lahan akibat alih fungsi lahan produktif menjadi lahan non pertanian (bangunan dll,) kendala lain dalam pendayagunaan sumber daya lahan bagi pembangunan pertanian yaitu terjadinya degradasi lahan sawah. Kendala lain yang tidak kalah pentingnya yaitu ketersediaan air yang masih sangat terbatas. Beberapa tempat di Pulau Sumbawa bahkan mengalami kekeringan di musim penghujan dan terdapat titik-titik yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber mata air yang belum dapat dimanfaatkan.
Pembangunan dan pengelolaan irigasi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Sejarah telah mencatat bahwa keberhasilan pencapaian swasembada beras yang pernah dicapai Indonesia pada era 80-an tidak dapat dilepaskan dari dukungan infrastruktur irigasi. Pemerintah selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap penyediaan infrastruktur irigasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama di daerah-daerah penghasil beras.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Pusat mengalokasikan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran Dekonsentrasi dilaksanakan oleh Propinsi, Anggaran Tugas Pembantuan Provinsi dilaksanakan oleh provinsi dan Tugas Pembantuan dilaksanakan kabupaten/kota. Adapun anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebagai berikut :
I I I I ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel I-1. Alokasi Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Serta Serapan Anggaran Di Provinsi NTB TA. 2013
Keu (Rp) % Keu % Fisik
1 DIPA TP (03) DK 11,716,674,000 10,844,043,240 92.55 100.00
2 DIPA TP (03) TP (BPTPH) 6,857,976,000 6,070,447,350 88.52 100.00
3 DIPA Horti (04) DK 4,760,639,000 4,390,925,560 92.23 100.00
4 DIPA Horti (04) TP 1,735,000,000 1,579,602,175 91.04 100.00
5 DIPA P2HP (07) DK 1,469,429,000 1,363,171,500 92.77 100.00
6 DIPA P2HP (07) TP 5,589,175,000 5,386,359,000 96.37 100.00
7 DIPA PLA (08) DK 3,335,170,000 2,738,496,620 82.11 100.00
7 DIPA PLA (08) TP 48,325,600,000 46,747,676,500 96.73 100.00
Jumlah 83,789,663,000 79,120,721,945 94.43 100.00
No Sumber Dana Jumlah (Rp)
(000)
SERAPAN ANGGARAN
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana yang bersumber dari APBD Provinsi berupa DPA SKPD sebesar Rp. 37.407.746.800,-, bertambah sebesar Rp.3.076.982.340,- dari anggaran tahun sebelumnya (Rp. 37.407.746.800,-). Anggaran DPA SKPD tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 17.225.833.540,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 23.258.895.600,-. Pada tahun 2013 terjadi penambahan jumlah anggaran belanja tidak langsung sebesar 11,48 % atau bertambah sebesar Rp. 1.774.095.540,- yang disebabkan oleh kenaikan gaji dan tambahan penghasilan PNS.
Jumlah total serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB di akhir tahun 2013 sebesar Rp. 36.977.899.302,- atau sebesar 91,34 % dari total anggaran tahun anggaran 2013. Dari total tersebut untuk belanja tidak langsung tercapai serapan anggaran sebesar Rp. 16.160.457.367,- atau sebesar 93,82 % dari pagu anggaran belanja tidak langsung. Untuk belanja langsung tercapai Rp. 20.817.441.935,- atau sebesar 89,50 % dari anggaran belanja langsung.
I I I I ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel I-2. Total Realisasi Serapan Anggaran DPA - SKPD
Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2013
Pagu Dana Realisasi Keuang Keuang Fisik ( Rp ) ( Rp ) (%) (%)
Belanja Langsung 23,258,895,600 20,817,441,935 89.50 100.00 Belanja Tidak Langsung 17,225,833,540 16,160,457,367 93.82 100.00 Total DPA-SKPD 40,484,729,140 36,977,899,302 91.34 100.00 Belanja Langsung
1 Sekretariat 1,211,426,400 1,142,600,656 94.32 100.00 2 Bidang Tanaman Pangan 1,912,423,700 1,758,129,400 91.93 100.00 3 Bidang Hortikultura 1,210,161,700 981,124,900 81.07 100.00 4 Bidang PPHP 1,043,684,000 869,881,760 83.35 100.00 5 Bidang PLA/PSP 9,372,417,200 8,983,962,400 95.86 100.00 6 UPTD BBI-PPH 4,043,196,100 3,620,812,717 89.55 100.00 7 UPTD BPSB-TPH 3,195,567,500 2,305,359,089 72.14 100.00 8 UPTD BPTPH 1,270,019,000 1,155,571,013 90.99 100.00
JUMLAH 23,258,895,600 20,817,441,935
No Bidang/Subag/UPTD
Keterangan : pagu sesuai dengan APBD Perubahan TA. 2013
Dari realisasi serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2013 terdapat sisa dana yang dikembalikan ke kas Negara (Silva) sebesar Rp. 3.506.829.838,- atau sebesar 9,48 % yang berasal dari nilai sisa dari masing-masing unit kerja.
Disamping pencapaian serapan anggaran dari APBD, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat TA. 2013 juga memiliki peran dalam pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun anggaran 2013, PAD tercapai sebesar Rp.1.490.907.703,- dari target sebesar Rp. 1.364.694.000,- atau sebesar 109,25 %. PAD ini sebagian besar bersumber dari UPTD Balai Benih Induk – Padi, Palawija dan Hortikultura (BBI-PPH), Retribusi jasa usaha dan dan lain-lain PAD yang sah.
Untuk memberikan gambaran dan pertanggungjawaban terhadap program kegiatan yang sudah dilaksanakan disusunlah laporan tahunan yang lengkap dan terperinci mengenai pencapaian serapan anggaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura TA. 2013, baik berupa dana yang bersumber dari APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi) dan APBD maupun pencapaian PAD TA 2013 maka disusunlah Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013.
II II II II ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH
A. Gambaran Umum Provinsi NTB
Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak diantara 155o 46’ sampai 119o 5’ Bujur Timur dan 8 o 10’ sampai 9o 5’ Lintang Selatan.
Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua Pulau besar, yaitu : Pulau Lombok dengan luas wilayah 4.738,70 km² dan Pulau Sumbawa dengan luas wilayah 15.414,45 km². Luas Keseluruhan Wilayah Nusa Tenggara Barat adalah 20.153,15 km².
Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 2 kotamadya dan 8 kabupaten. Luas wilayah masing-masing kabupaten/kota tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah :
Tabel II-1
Luas Wilayah Masing-masing Kabupaten/Kota Di Nusa Tenggara Barat
Luas
Wilayah
(Km2)
1 Mataram 61,30
2 Lobar 1.053,92
3 Loteng 1.208,40
4 Lotim 1.605,55
5 Sumbawa 6.643,98
6 KSB 1.849,02
7 Dompu 2.324,60
8 Bima 4.389,40
9 Kota Bima 207,50
10 KLU 809,53
Jumlah 20.153,20
NoKabupaten
/ Kota
batas-batas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
a. Disebelah Utara : Laut Flores
b. Disebelah Selatan : Lautan Indonesia
c. Disebelah Barat : Selat Lombok
d. Disebelah Timur : Selat Sape
Keadaan topografi untuk Pulau Lombok adalah sebagai berikut : Dibagian utara terdapat gunung-gunung tinggi dengan puncaknya seperti Gunung Rinjani (3.726 m), Gunung Timanuk (2.362 m), Gunung Nangi (2.330 m), Gunung Parigi
II II II II ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(1.532 m), Gunung Plawangan (2.638 m), Gunung Baru (2.376 m). Di bagian Barat Laut (sebelah Utara Kota Ampenan) terdapat bukit, dimana disepanjang bukit dan pertemuan gunung-gunung tersebut terdapat sumber-sumber mata air yang sangat berperan dalam peningkatan produksi pertanian. Dibagian tengah Pulau Lombok terdapat dataran rendah yang bentuknya datar sampai bergelombang. Sebagian besar daerah ini merupakan daerah persawahan dan daerah perkebunan.
Topografi Pulau Sumbawa terdiri dari pegunungan dan berbukit. Puncaknya yang tertinggi adalah Tambora (2.851 m), Gunung Batulanteh (1.730 m), Gunung Soromandi/Donggo (1.467 m) dan beberapa gunung tinggi lainnya.
B. Penduduk.
Jumlah penduduk di Nusa Tenggara Barat hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012, jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat mencapai 4.587.562 jiwa. Dengan rincian, laki-laki sebanyak 2.228.493 jiwa (48,57 %) dan perempuan sebanyak 2.359.069 jiwa (51,42 %).
Rincian jumlah penduduk untuk masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2008 s/d 2012, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel II-2
Jumlah Penduduk Provinsi NTB Tahun 2008 s/d Tahun 2012, Luas Wilayah Serta Kepadatan Penduduk
Luas
Wilayah
2008 2009 2010 2011 2012 (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Mataram 362,243 375,506 402,843 406,910 413,210 61.30 6,740.78
2 Lobar 816,523 829,777 599,986 606,044 613,161 1,053.92 581.79
3 Loteng 844,105 856,675 860,209 868,895 875,231 1,208.40 724.29
4 Lotim 1,068,486 1,080,237 1,105,582 1,116,745 1,123,488 1,605.55 699.75
5 Sumbawa 413,869 420,750 415,789 419,987 423,029 6,643.98 63.67
6 KSB 99,056 101,089 114,951 116,112 118,608 1,849.02 64.15
7 Dompu 213,185 217,479 218,973 221,184 223,678 2,324.60 96.22
8 Bima 416,446 420,207 439,228 443,663 447,286 4,389.40 101.90
9 Kota Bima 129,843 132,292 142,579 144,018 146,307 207.50 705.09
10 KLU - - 200,072 202,092 203,564 809.53 251.46
Jumlah 4,363,756 4,434,012 4,500,212 4,545,650 4,587,562 20,153.15 227.63
NoKabupaten
/ Kota
JUMLAH PENDUDUKKepadatan
Penduduk *)
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2013 (Data Diolah) Keterangan : *) Kepadatan Penduduk adalah jumlah rata-rata penduduk yang
menempati 1 km2 dalam satu wilayah.
C. Administrasi Pemerintahan.
Secara administratif dan menurut Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958 Daerah Nusa Tenggara Barat diresmikan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I pada tanggal 17 Desember 1958. Sampai dengan tahun 2013, dengan adanya pemekaran
II II II II ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Kabupaten Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota. Dengan telah dimekarkan kecamatan di Kabupaten, sampai saat ini jumlah Kecamatan menjadi 116 dan 1.146 Desa/Kelurahan.
Rincian jumlah kecamatan dan desa/kelurahan per Kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II-3
Jumlah Kecamatan Tahun 2009-2013 dan Desa/Kelurahan di NTB
Tahun 2013 Desa /
Kelurahan
2009 2010 2011 2012 2013 2013
1 Mataram 6 6 6 6 6 50
2 Lobar 15 10 10 10 10 122
3 Loteng 12 12 12 12 12 139
4 Lotim 20 20 20 20 20 254
5 Sumbawa 24 24 24 24 24 166
6 Dompu 8 8 8 8 8 81
7 Bima 18 18 18 18 18 198
8 Kota Bima 5 5 5 5 5 38
9 KSB 8 8 8 8 8 65
10 KLU - 5 5 5 5 33
Jumlah 116 116 116 116 116 1,146
NoKabupaten /
KotaTahun
Kecamatan
Sumber : NTB dalam Angka Tahun 2013
D. Jenis Tanah dan Luas Baku Sawah.
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Skala 1 : 250.000 ( Lembaga Penelitian Tanah, 165 dan 167 ), jenis tanah di Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi / dipilahkan menjadi 26 jenis tanah dan paling dominan ada 5 jenis tanah yaitu:
a. Tanah Mediteran : 23,41 % b. Tanah Regosol : 19,35 % c. Tanah aluvial : 7,29 % d. Tanah Grumusol : 5,14 % e. Tanah Latosol : 2,03 %
Sedangkan jenis tanah lainnya adalah jenis tanah Kompleks Latosol Mediteran ditambah jenis tanah lainnya yang belum ada datanya. Jenis tanah dan luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
II II II II ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel II-4
Jenis dan Luas Tanah di Provinsi NTB
No. Jenis tanah Luas
Keterangan Ha %
1. Tanah Mediteran 463.902 23,02 Kab/kota se NTB
2. Tanah Regosol 383.169 19,02 Kab/kota se NTB
3. Aluvial 144.302 7,16 Kab/kota se NTB
4. Tanah Grumusol 101.702 5,05 Kab/kota se NTB
5. Tanah Latosol 40.097 1,98 Kab/kota se NTB
6. Jenis Tanah Lainnya 882.143 43,77 Kab/kota se NTB
Jumlah 2.015.320 100,00 -
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
Di Pulau Lombok jenis tanah yang banyak dijumpai adalah jenis tanah Regosol Coklat seluas 36.353 km² dan yang tersempit adalah jenis Regosol Kelabu dan Aluvial hidromorp seluas 1,79 km². Sedangkan di Pulau Sumbawa jenis tanah Komplek Latosol Mediteran Coklat kemerahan dan Mediteran Coklat yang terluas terdapat di Kabupaten Sumbawa seluas 471.720 km², Kabupaten Bima seluas 146.471 km² dan Kabupaten Dompu seluas 711.78km². Di Pulau Lombok jenis tanah ini tidak dijumpai.
Selama lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah terjadi peningkatan penggunaan lahan sawah, yaitu dari :
a. Lahan sawah tadah hujan; b. Lahan sawah irigasi.
Perkembangan penggunaan lahan di Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut :
II II II II ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel II-5
Perkembangan Luas Baku Lahan Sawah di NTB Tahun 2008 s/d 2012
No
2008 2009 2010 2011 2012
1 Lahan Sawah (a+b) 231,782 236,884 239,127 240,761 247,434
a. Sawah Irigasi 197,034 200,806 201,499 202,466 200,354
- Ditanami padi 196,266 200,361 201,010 201,904 199,503
- Tdk ditanami padi 756 433 481 554 12
- Tdk ditanami tan. apapun 12 12 8 8 839
b. Sawah Non Irigasi 34,748 36,078 37,628 38,295 47,080
- Ditanami padi 34,720 36,059 37,609 38,276 47,066 - Tdk ditanami padi 26 10 10 10 9
- Tdk ditanami tan. apapun 2 9 9 9 5
2 Lahan Pertanian Bukan Sawah 687,950 729,274 723,701 734,968 1,097,767
a. Tegal/kebun 227,208 241,606 240,044 247,861 254,257
b. Ladang/huma 46,559 45,102 44,706 47,632 61,909
c. Lahan yg sementara tdk diusahakan 53,977 53,517 54,860 53,010 38,562
d. 360,206 389,049 384,091 386,465 743,039
3 1,062,748 1,016,322 1,019,652 1,020,375 650,903
(Pemukiman, perkantoran, jalan, dll)
1,982,480 1,982,480 1,982,480 1,996,104 1,996,104
Lainnya (perkebunan, hutan rakyat,
tambak, kolam/tebat/empang,dll)
TahunUraian
Lahan Bukan Pertanian
Jumlah (1+2+3)
Sumber : Rekapitulasi Luas Baku Lahan Menurut Jenis Lahan, 2008-2012
E. Keadaan Iklim
Daerah Nusa Tenggara Barat ditandai oleh 2 musim yaitu musim hujan yang biasanya datang antara bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau yang biasanya terjadi antara bulan April s/d September. Pada tahun 2013 terjadi kemunduran datangnya musim hujan dari bulan oktober menjadi bulan november.
Pada dasarnya iklim di Nusa Tenggara Barat dicirikan oleh periode hujan yang pendek yaitu berkisar antara 3-4 bulan basah dan musim kering yang panjang yaitu sampai lebih dari 6–9 bulan.
Tabel II-6 Pembagian Zone Curah Hujan di NTB
No. Zone Wilayah
1. Lombok Bagian Utara Gondang, Bayan dan Sambelia
2. Lombok Bagian Tengah Mataram, Peninjauan, Gerung, Kopang, Puyung,
Montong Baan, Dasan Lekong, Lenek dan Pringgabaya.
3. Lombok Bagian Selatan Sekotong, Sengkol, Mujur, Janapria, Keruak &
Rensing.
4. Sumbawa Bagian Barat Lunyuk, Taliwang, Alas, Uthan Rhee dan Sumbawa.
II II II II ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
5. Sumbawa Bagian Timur Moyohilir, Lape, Plampang dan Empang.
6. Dompu dan Bima Bagian Barat Dompu, Kilo, Kempo, Bolo dan Monta.
7. Bima Bagian Timur Sape dan Wawo.
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
F. Transportasi Tabel II-7
Pelabuhan dan Bandar Udara di NTB
No. Kab./
Kota
Bandar Udara Pelabuhan
Nama Lokasi Nama Lokasi
1. Kota Mataram
Selaparang *) Rembiga, Mataram
Ampenan Pelsus Pertamina
Ampenan
2. Lombok
Barat
- - Lembar, Pemenang Lembar,
Pemenang
3. Lombok Tengah
Bandara Internasional
Lombok *)
Pujut, Lombok
Tengah
- -
4. Lombok Timur
- - Kayangan, Labuhan Lombok
Labuhan Lombok
5. Sumbawa Brang Biji Sumbawa
Besar
Badas Alas Sumbawa,
Badas Alas
6. Dompu - - Kempo
Calabai
Kempo
7. Bima M Salahudin Bima Bima Sape Bima Sape
8. Sumbawa
Barat
Tropical Air
Ship Water Base PT NTT
Selaparang
Sekongkang
Benete
Benete Benete
9. Kota Bima - - Bima Tanjung
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010 *) Pada bulan Oktober 2011 Bandara yang semula berlokasi di Rembiga
Mataram dipindah ke Kecamatan Pujut Lombok Tengah
II II II II ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1 III III III III ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB III
KEDUDUKAN TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI NTB
A. Gambaran Umum Pelayanan SKPD
1. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, kedudukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah unsur Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kepala Dinas.
c. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.
b. Dalam pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud point a, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian meliputi tanaman
pangan dan hortikultura; 2) Perencanaan program dan kegiatan bidang pertanian meliputi
tanaman pangan dan hortikultura; 3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
1 III III III III ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub bagian Program dan Pelaporan; b. Sub bagian Keuangan; c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Produksi Tanaman Pangan, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan; b. Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian; c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman
Pangan.
4. Bidang Produksi Hortikultura, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura; b. Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka. c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura.
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari : a. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil; b. Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu; c. Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha.
6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, terdiri dari : a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi; b. Seksi Perluasan Areal; c. Seksi Pengelolaan Air.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
8. Jabatan Fungsional
C. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Provinsi
1 III III III III ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Nusa Tenggara Barat, Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Kepala Dinas
a. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang merupakan urusan pemerintahan provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang
pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2) Pembinaan dan pelaksanaan tugas urusan pemerintahan bidang
pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2. Sekretariat
a. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pemeliharaan kantor.
b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Sekretariat menyelenggarakan fungsi : 1) Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan dan koordinasi. 2) Pengelolaan urusan keuangan. 3) Pelaksanaan pembinaan administrasi dalam arti melakukan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan keprotokolan.
d. Sekretariat membawahi :
1) Sub bagian Program dan Pelaporan a) Sub bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian. b) Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
1 III III III III ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
perencanaan dan penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan pelaporan.
c) Rincian tugas Sub bagian Program dan Pelaporan, adalah : (1) Menyiapkan bahan dalam rangka perumusan
kebijakan, program dan pelaporan. (2) Menghimpun dan menganalisa data dalam rangka
program dan pelaporan. (3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Program dan Pelaporan. (4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian
Program dan Pelaporan. (5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bagian Keuangan a) Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. b) Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan urusan keuangan. c) Rincian tugas Sub bagian Keuangan, adalah :
(1) Mengumpulkan / mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan.
(2) Menyiapkan bahan usulan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pemimpin kegiatan, bendaharawan dan atasan langsungnya.
(3) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja dinas baik rutin maupun pembangunan.
(4) Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaraan.
(5) Mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindak lanjut.
(6) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan .
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian a) Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala
Sub Bagian. b) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggan, keprotokolan di lingkup dinas.
c) Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian, adalah : (1) Melalukan urusan ketatausahaan. (2) Melakukan urusan kepegawaian. (3) Melakukan Urusan Perlengkapan. (4) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan
keprotokolan.
1 III III III III ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(5) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagaian Umum dan Kepegawaian.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3. Bidang Produksi Tanaman Pangan
a. Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok yaitu perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknlogi tanaman pangan.
b. Bidang Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang produksi tanaman pangan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana
produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
3) Penyusunan pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi tanaman pangan.
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
5) Pelaksanaan Administrasi Bidang Produksi Tanaman Pangan.
d. Bidang Produksi Tanaman Pangan membawahi :
1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan. a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan.
c) Rincian tugas Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian
1 III III III III ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.
b) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
c) Rincian tugas Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian adalah : (1) Melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan. (2) Penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan. a) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan
Teknologi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan
Teknologi Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, kajian, dan penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman, teknologi budidaya tanaman pangan.
c) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah :
(1) Melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan dan kajian.
(2) Penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, budidaya,serta perlindungan tanaman pangan dan teknologi budidaya tanaman pangan.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
4. Bidang Produksi Hortikultura.
a. Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang perbenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
b. Bidang Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
1 III III III III ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana
produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi hortikultura.
2) Pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
3) Penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
5) Pelaksanaan administrasi Bagian Produksi Hortikultura.
d. Bidang Produksi Hortikultura membawahi :
1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura 1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura dipimpin
oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi hortikultura
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi hortikultura.
3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah : (1) Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang
perbenihan sarana produksi hortikultura. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka 1) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan
Biofarmaka dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan
Biofarmaka mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka.
3) Rincian tugas Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur.
1 III III III III ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(2) Bimbingan Teknis dan evaluasi di bidang budidaya buah sayur-sayiran tanaman hinas dan biofarmaka.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura 1) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
Hortikultura dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan, penyusunan kebijakan, kajian dan penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman dan teknologi budidaya tanaman Hortikultura.
3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura adalah : (1) Melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan dan kanian. (2) Penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana
produksi, perlindungan tanaman dan Teknologi budidaya tanaman Hortikultura.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
a. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; menyusun juklak dan juknis bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
b. Bidang Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang
pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
2) Penyiapan bahan pedoman dan penyusunan petunjuk operasional bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
3) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi kegiatan serta sarana dan prasarana pendukungnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil.
1 III III III III ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Penyiapan konsep koordinasi antara dinas / badan terkait dalam hal pelaksanaan tugas.
5) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan. 6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas serta memberikan saran
pertimbangan kepada atasan.
d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil membawahi :
1) Seksi Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, pelaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pasca panen dan hasil pertanian, membuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca
panen dan pengolahan hasil pertanian. (2) Melaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang pasca panen dan hasil pertanian, pembuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Pemasaran Hasil. a) Seksi Pemasaran Hasil mempunyai tugas membuat rencana
kerja tahunan, menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja / instansi terkait, menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian, membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Membuat rencana kerja tahunan. (2) Menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja /
instansi terkait. (3) Menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian. (4) Membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha. a) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pelaksanaan kebijakan serta memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi
1 III III III III ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha. Membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan (2) Memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi
dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha, membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.
a. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan, melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata alih fungsi lahan pertanian, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengeloalaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air pertanian dan monev bidang PLA dan penerapan kaidah-kaidah kesinambungan dan keseimbangan ekosistem lingkungan sumber daya alam.
b. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan
alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
2) Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
3) Penyusunan pedoman, prosedur, kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pengembangan lahan dan pengelolaaan air dan tata guna air pertanian.
4) Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
5) Melaksanakan administrasi Bidang Pengembangan Lahan dan Air.
d. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi :
1) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi. a) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi mempunyai
tugas melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :
1 III III III III ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.
b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Perluasan Areal. a) Seksi Perluasan Areal mempunyai tugas mempersiapkan dan
melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan
pemetaan tata ruang komoditas. b. Melakukan penataan alih fungsi lahan pertanian dan
inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Pengelolaan Air. a) Seksi Pengelolaan Air mempunyai tugas melaksanakan dan
menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan
melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.
b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
D. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD Lingkup Dinas
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
1 III III III III ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.
a. UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang perbenihan padi, palawija dan hortikultura.
b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana teknis perbenihan padi, palawija, dan
hortikultura. 2) Penghasil benih dasar dan benih pokok padi, palawija dan
hortikultura. 3) Pelaksanaan pengamatan teknologi dibidang perbenihan. 4) Penyampaian informasi perbenihan. 5) Pelaksanaan pengujian varietas dan galur harapan yang berasal
dari pemulia tanaman. 6) Pelaksanaan studi, latihan dan arena pertemuan penyuluh
pertanian, kontak tani dan para petugas serta ahli dalam kalangan perbenihan.
7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi BBI Padi, Palawija dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Benih Padi dan Palawija. 4) Seksi Benih Hortikultura 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.
3) Seksi Benih padi dan palawija mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan padi dan palawija.
1 III III III III ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Seksi Benih Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan hortikultura.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menpunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman pangan dan hortikultura.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana teknis pemantauan, peramalan dan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasinya di bidang pertanian.
2) Pengkajian dan analisis hasil pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
3) Pengujian dan penerapan teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
4) Pelaksanaan kebijakan teknis penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas kabupaten / kota.
5) Pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menggunakan agen hayati, pestisida nabati dan musuh alami.
6) Penyebarluasan informasi tentang organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasi pengendaliannya.
7) Pengawasan mutu, residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida.
8) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Struktur Organisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha. 3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan. 4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium organisme
Pengganggu Tumbuhan. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
1 III III III III ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan mennyelenggarakan kegiatan identifikasi dan evaluasi serangan OPT, bencana alam, faktor iklim, penetapan rekomendasi dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida.
4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan diagnosa OPT dan bencana alam, pengembangan metode pengamatan, peramalan OPT, spesifik lokasi dan teknis pengendalian OPT, penetapan ambang ekonomi serta penggalian dan pengembangan agen hayati dan pestisida nabati.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
3. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat dibidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura.
b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana dan persiapan pelepasan varietas baru. 2) Pengkajian dan analisis teknis mutu benih. 3) Pengujian dan penerapan pengembangan metode pengujian /
analisa benih laboratorium.
1 III III III III ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Pelaksanaan kebijakan teknis penilaian penyebaran varietas padi, palawija dan hortikultura.
5) Pelaksanaan sertifikasi benih. 6) Pengawasan pemasaran benih berdasarkan peraturan yang berlaku. 7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Penilaian kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran. 4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3) Seksi Penilaian Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pelaksanaan pengelolaan, pengembangan metode dan pengolahan data.
4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium mempunyai tugas melakuklan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pengawasan sistem mutu benih laboratorium.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
E. Sumber Daya Aparatur
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 276 personil yang
1 III III III III ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
terdiri dari 268 orang PNS, 1 orang CPNS dan 7 orang Non PNS (Honorer), yang tersebar di Dinas Induk dan UPTD.
F. Struktur Organisasi Dinas
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari Sekretariat, empat Bidang dan tiga Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Sekretariat membawahi tiga Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan , Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Disamping sekretariat terdapat empat bidang, yaitu : Bidang Produksi Tanaman Pangan, Bidang Produksi Hortikultura, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air. Masing-masing bidang membawahi tiga seksi.
1. Susunan Organisasi Dan Ketatausahaan
Susunan organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2013, dan personalianya terdiri dari :
Tabel III-1 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB
No Jabatan Nama Pejabat
1 Kepala Dinas : Ir. H. Husni Fahri, MM
2 Sekretaris : Ir. Rustamaji, M.Si
a) Kasubbag Program dan Pelaporan : Sigit Nurwanta, SP.
b) Kasubbag Keuangan : Masharudin, SE
c) Kasubbag Umum & Kepegawaian : H. Suparman, S. Sos.
3 Bidang Produksi Tanaman Pangan : Ir. H. Budi Subagio, MM
a) Seksi Pembenihan dan Sarana
Produksi Tanaman pangan
: Ir. Hj. Nur Ilmiati
b) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
: Endang Widiastuti, SP
c) Seksi Perlindungan Tanaman dan
Penerapan Teknologi Tanaman Pangan
: Ir. I Made Sukarsa
4 Bidang Produksi Hortikultura : Ir. Lalu Suwarjaya
a) Seksi Pembenihan dan Sarana Produksi Hortikultura
: Ir. Desak Made Ramawati
b) Seksi Budidaya Buah, Sayuran,
Tanaman Hias dan Biofarmaka
: Ir. Abdurahim
c) Seksi Perlindungan Tanaman dan
Penerapan Teknologi Hortikultura
: Suryansyah, SP
5 Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
: Ir. Muchtar Arif, MM
a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan
Hasil
: Ir. I Nyoman Sinartha,M.Si
b) Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu : Ir. Endy Rohendy
c) Seksi Pembiayaan dan
Pengembangan Usaha
: Hj. Siti Chotijah, SP.
1 III III III III ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
6 Bidang Pengelolaan Lahan dan Air : Ir. Husnul Fauzi, M.Si
1) Seksi Pengelolaan Lahan dan
Konservasi
: H. Hendro Yulistiono, M.Si
2) Seksi Perluasan Areal : Ardin Zain, STP, MM
3) Seksi Pengelolaan Air : Ir. Harapan Makbul, M.Si
7 Kepala UPTD BBIPPH : Ir. Hj. Fadliah Ali, M.Si
1) Kasubag. TU : Ir. Lalu Burdha, S.Pd
2) Kasi Padi, Palawija : Ir. Lalu Rahmat
3) Kasi Hortikultura : Ir. H. Bambang Supriadi
8 Kepala UPTD BPTPH : Ir. Arlita Chaeroni, MM
1) Kasubag. TU : Ir. Haryana
2) Kasi Pengembangan Teknologi & Lab. : Ir. I Nengah Mandra, M.Si
3) Kasi Identifikasi & Evaluasi Tumbuhan : Zaenullah, SP
9 Kepala UPTD BPSBTPH : Baiq Rahmayati, M.Si
1) Kasubag. TU : Lalu Bakri, SP
2) Kasi Kultivar & Setif. Pemas : Sukimin, SP
10 Jabatan Fungsional :
G. Ketatausahaan
1. Kepegawaian
a. Keadaan Pegawai
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB didukung oleh 276 orang personil, 268 orang berstatus PNS, 1 orang berstatus CPNS dan 7 orang Non PNS (PTT/Honorer) tersebar di Dinas Induk dan UPTD, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel III-2 Personalia Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2013
No. Lokasi PNS CPNSPTT /
HonorerJumlah
1. Dinas Induk 126 1 1 128
2. BBI PPH 50 5 55
3. BPTPH 44 1 45
4. BPSB TPH 48 48
268 1 7 276Jumlah
Keadaan pegawai Dinas Pertanian Provinsi NTB Tahun 2013,
berdasarkan pangkat/golongan seperti tabel III-3.
1 III III III III ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel III-3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan,
Setiap Unit Kerja pada Diperta TPH Provinsi NTB Tahun 2013
IV III II I
1 Dinas Induk 8 73 39 8
2 UPTD BPTPH 5 19 19
3 UPTD BPSB TPH 1 29 15 3
4 UPTD BBI PPH 1 19 25 5
15 140 98 16
Pangkat / Golongan
Total
No Unit Kerja
Dari jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut, yang berjenis kelamin pria sebanyak 183 orang atau sebesar 68,03 % sedangkan sisanya berjenis kelamin wanita sebanyak 86 orang atau sebesar 31,97 %.
b. Mutasi Kepegawaian
Selama TA. 2013 mutasi kepegawaian yang sudah terealisasi antara lain : Kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan pengangkatan pegawai, diuraikan sebagai berikut :
1) Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat reguler pegawai Diperta NTB tahun 2013 sebanyak 80 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III-4. Jumlah Pegawai Diperta NTB Yang Memperoleh Kenaikan Pangkat Reguler Tahun 2013
1 III III III III ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dari Ke1 2 3 4 5
1. April 2013 IV/a IV/b 1III/d IV/a 1
III/c III/d 1III/b III/c 4III/a III/b 22
II/d III/a 3II/c II/d 3II/a II/b 33
I/d II/a 2I/c I/d 3I/a I/b 1
742. Oktober 2013 IV/b IV/c 1
III/d IV/a 1
III/b III/c 2III/a III/b 1
II/b II/c 16
80
Jumlah
PegawaiPeriodeNo.
Kenaikan Pangkat
JumlahTotal
Jumlah
2) Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan gaji berkala pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013, sebanyak 107 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III-5. Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2013
1 2 4
1 J a n u a r i 3 22 F e b r u a r i 3
3 M a re t 1 7
4 A p r i l 2 7
5 M e i 6
6 J u n i 5
7 J u l i 2
8 A g u s t u s 4
9 S e p t e m b e r 4
1 0 O k t o b e r 5
1 1 N o p e m b e r 0
1 2 D e s e m b e r 2
J u m l a h 1 0 7
N o .K e n a i k a n G a j i
B e r k a l a B u l a n
J u m l a h
P e g a w a i
3) Pengangkatan Pegawai
Tahun 2013, pegawai lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang diangkat menjadi CPNS sebanyak 1 orang, 1 orang di Dinas Induk.
1 III III III III ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Kartu Kepegawaian
Pengurusan kartu seperti Karpeg, Karis/Karsu, Askes dan Taspen Pegawai Diperta NTB pada TA.2013, dilaksanakan oleh Sekretariat melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum
a. Sarana dan Prasarana
1) Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Provinsi NTB terletak di Kota
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada lahan seluas 9.840 m² dan luas bangunan kantor seluas 1.448 m², terbagi dalam 5 (lima) bangunan gedung sebagai berikut : a). Kantor induk seluas 732 m² b). Ruang kerja Bidang Produksi Tanaman Pangan seluas 174m² c). Gedung bertingkat dua seluas 405 m², sebagai ruang kerja :
(1) Bidang PLA, (2) Bidang Produksi Hortikultura, (3) Bidang P2HP.
d). Ruang Rapat Hortikultura seluas 142 m².
2) Mobilitas
Dalam rangka menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas operasional di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah dilengkapi dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Kendaraan yang ada dan dalam keadaan baik di Dinas Pertanian Provinsi NTB pada TA. 2013, berjumlah 185 unit, terdiri dari 10 unit kendaraan roda empat dan 175 unit kendaraan roda dua.
3). Peralatan Kantor
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari, pada TA. 2013, di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah memiliki peralatan kantor/laboratorium melalui pengadaan barang inventaris yang sumber dananya berasal dari rutin, APBD Provinsi maupun APBN.
b. Komunikasi dan Pelayanan Umum (Surat Menyurat)
Kegiatan surat menyurat di Dinas Pertanian Provinsi NTB selama Tahun 2013, berjumlah 6.219 surat, terdiri dari 3.219 lembar surat masuk dan 3.000 lembar surat keluar.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 1 LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB IV
HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN
A. PENDAHULUAN
Komoditas padi, jagung dan kedelai tetap menjadi tulang punggung pembangunan sub
sektor tanaman pangan, karena selain berperan penting terhadap ketahanan pangan komoditas
PJK ini juga memberikan andil yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Bagi Provinsi NTB peranan komoditas tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai masih
sangat dominan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Diharapkan
upaya-upaya yang dilakukan pada tahun 2013 dan 2014 ini dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi padi dan jagung khususnya di kabupaten
sumbawa secara efisien dan dinamis.
Kondisi sistem produksi padi, jagung dan kedelai di masa mendatang akan semakin
kompleks karena berbagai kepentingan yang saling berbenturan, dengan alasan rasionalisasi dan
tujuan yang berbeda. Terdapat enam aspek penting yang menonjol yaitu : (1) kemiskinan; (2)
ketahanan pangan; (3) keberlanjutan sistem produksi; (4) mutu lingkungan; (5) konservasi
lahan; dan (6) erosi sumberdaya genetik. Hal-hal tersebut perlu mendapat perhatian dan harus
memperoleh penanganan yang seimbang dalam pembangunan.
Swasembada beras, jagung dan kedelai sebagai salah satu program yang digalakkan
merupakan salah satu perwujudan dari kemadirian pangan serta ketahanan pangan nasional.
Perlu diingat bahwa ketahanan pangan nasional merupakan salah satu bagian dari gerakan
revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional.
Disinilah strategisnya gerakan peningkatan produksi beras dan kedelai nasional.
Gerakan yang selalu didengungkan, yaitu gerakan P2BN merupakan upaya yang
terkoordinasi untuk membangun sistem pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi
serta motivasi baru melalui pendekatan sekolah lapang pengelolaan tanaman dan sumberdaya
terpadu (SL-PTT).
Namun yang terjadi dewasa ini masih jauh dari harapan. Menentukan calon lokasi atau
kelompok dan calon petani begitu lambat. Belum lagi menyiapkan rekening kelompok sampai
transfer dananya. Perlu saudara ketahui bahwa pola SL-PTT tahun 2013 ini berbasis kawasan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 2 LAPORAN TAHUNAN 2013
yang didasarkan pada capaian provitas. Adapun kawasan tersebut adalah : Kawasam
pertumbuhan, perkembangan, dan pemantapan.
Untuk tahun 2013, NTB mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida
171.000 ha, padi lahan kering 30.000 ha, kawasan pertumbuhan padi inbrida 2000 ha, kawasan
pengembangan padi inbrida 5000 ha dan padi hibrida 7.000 ha.
Kawasan SL-PTT jagung pertumbuhan 2000 ha, pengembangan 7.000 ha, dan pemantapan
5000 ha. Kawasan sl-ptt pertumbuhan kedelai 500 ha, pengembangan model 15.000 ha, dan
pengembangan 60.000 ha. Selain dengan program SL-PTT, pada kesempatan ini juga kita
melakukan suatu gerakan tanam padi dengan melibatkan semua komponen, mulai dari
petani/kelompok tani, petugas, dan aparat dalam hal ini tni ad. Sehingga pada saat ini di tengah-
tengah kita hadir bapak DANREM dengan semua jajarannya yang telah siap untuk mendukung
program pertanian dalam mencapai target produksi.
Angka produksi tersebut harus ditingkatkan guna mencapai sasaran produksi 2013. Peluang
itu terbuka karena penerapan sl-ptt diharapkan produktivitas tentu akan meningkat. Oleh karena
itu setiap lokasi sl-ptt harus dikawal dengan serius, oleh PPL.
Kontribusi penggunaan benih varietas unggul bermutu dalam meningkatkan produktivitas,
produksi bahkan mutu hasil telah terbukti secara signifikan, antara lain dengan keberhasilan
peningkatan produksi komoditas tanaman pangan yang terjadi selama ini. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ketersediaan dan pengunaan benih varietas unggul bermutu merupakan suatu
syarat keharusan bagi peningkatan ketahanan pangan nasional disamping penyediaan sarana
produksi lainnya.
Untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas/produksi padi, jagung dan kedelai
serta meringankan beban petani dalam rangka peningkatan penggunaan benih varietas unggul
bermutu terutama pada daerah-daerah yang selama ini belum menggunakannya, maka
pemerintah menyediakan anggaran melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang berasal
dari APBN TA. 2013, dalam bentuk Program SL-PTT yang dialokasikan kepada petani,sejak tahun
2008.
Untuk tercapainya keberhasilan pelaksanaan kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul
(BLBU) diperlukan adanya koordinasi dan informasi bagi petugas Kabupaten/Kota dan Provinsi
agar bantuan benih padi, jagung dan kedelai dapat dilaksanakan dengan baik sesuai sasaran dan
tujuan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 3 LAPORAN TAHUNAN 2013
Untuk keberhasilan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian, maka harus dilakukan upaya yang mendukung upaya Akselerasi
Peningkatan produktivitas Padi melalui pembinaan dan bimbingan teknis lapangan. Demikian pula
untuk sinergisitas kegiatan dengan stake holder terkait maka diperlukan berbagai konsultasi
dengan instansi terkait baik Provinsi, Kabupaten maupun Pusat dalam rangka peningkatan
produktivitas padi.
Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari kemandirian pangan dan
ketahanan pangan nasional yang merupakan salah satu tujuan dari gerakan Revitalisasi Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan
nasional. Peningkatan produksi beras dan surplus 10 (sepuluh) juta ton dan peningkatan produksi
5% per tahun sampai tahun 2013 nanti perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan
beras yang bersumber dari produksi dalam negeri.
Mengatasi salah satu tantangan yang dihadapi dalam rangka peningkatan produksi padi di
perlukan upaya-upaya dan terobosan peningkatan produksi padi dengan menerapkan inovasi
teknologi yang lebih produktif dan efisien. Guna sosialisasi ke tingkat petani, diperlukan petugas
yang terampil dan mampu memberikaan bimbingan kepada petani dan penyuluh dalam
menerapkan teknologi budidaya, khususnya PTT.
1.2. Tujuan
a. Meningkatkan koordinasi antara petugas pusat, Provinsi maupun Kabupaten / kota se NTB
dalam upaya pencapaian sasaran tanam MT. 2013/2014 dan MT. 2014 guna pemantapan
sasaran produksi dan produktivitas tahun 2014 untuk komoditas padi, jagung, Umbi-
umbian dan Kacang-kacangan.
b. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan
agribisnis padi, jagung Umbi-umbian dan Kacang-kacangan melalui pengelolaan POSKO
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
c. Meningkatkan koordinasi antara petugas Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta
instansi terkait dalam rangka kelancaran pelaksanaan SL-PTT padi, jagung dan kedelai
d. Meningkatkan koordinasi tentang pelaksanaan Program Serealia dan KABI di
Kabupaten/Kota se Provinsi NTB
e. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan wawasan pemandu lapang (PL-II) dalam
rangka pelaksanaan SLP-PTT padi, jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se NTB.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 4 LAPORAN TAHUNAN 2013
f. Menyebarluaskan informasi tekhnologi / cara budidaya yang baik dan benar yang
diperlukan dalam peningkatan produksi padi, jagung umbi-umbian dan kacang-kacangan
sehingga produktivitas dan produksi dapat ditingkatkan.
g. Meningkatkan koordinasi, pembinaan, pengawalan, pendampingan dan MONEV tentang
pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung dan kedelai di Kabupaten/Kota se Provinsi NTB
h. Mengkoordinasikan dan merencanakan sasaran tanam, panen dan produksi padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar Tahun 2014.
1.3. Sasaran
a. Tercapainya pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-upaya yang
dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan
Kacang-kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB Tahun 2013
b. Terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi dalam pengelolaan peningkatan produksi
dan produktivitas padi, jagung dan Kacang-kacangan dan umbi-umbian di tingkat
provinsi beserta instansi terkait di tingkat provinsi.
c. Tercapainya kesepakatan dalam pelaksanaan kegiatan, pemecahan masalah dan upaya-
upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas kacang-
kacangan dan umbi-umbian di Provinsi NTB
d. Tercapainya pelaksanaan kegiatan pelatihan Pemandu Lapang ( PL ) II, padi, jagung,
kedelai dan Kacang Tanah untuk petugas dari Kabupaten/ Kota se NTB
e. Tercapainya kesepakatan dalam rangka penyusunan sasaran Tanam, panen, produksi
dan produktivitas Padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar Provinsi NTB Tahun 2013.
Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2013
Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber dari dana
dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA (APBD). Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (03) TA. 2013, sedangkan dana APBD melaui
proyek DPA SKPD Tahun 2013.
Selain kegiatan Program yang bersumber dari dana APBN dan APBD yang langsung
melekat pada Lembar Kerja Provinsi, terdapat juga kegiatan/program teknis yang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 5 LAPORAN TAHUNAN 2013
merupakan program pokok (rutinitas) yang dilaksanakan secara berkala dalam rangka
mendukung Program dan Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan.
Tabel. IV-1 Kegiatan Teknis yang bersumber dari dana Dekonsentrasi (APBN) dan DPA SKPD (APBD I) Bidang Produksi Tanaman Pangan TA. 2013.
Seksi Pembenihan dan Sarana Produksi
No URAIAN KEGIATAN TOTALPAGU( Rp )
A. DEKOSENTRASI TANAMAN PANGAN: 557.310.000 1 Penyusunan Laporan Pembinaan dan Monev Bantuan Benih 163.100.000 2 Sosialisasi Subsidi benih 156.260.000 3 Pertemuan Pemberdayan Penangkar 60.000.000 4 Pertemuan Evaluasi Bantuan Benih 117.950.000 5 Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan 40.000.000 6 Penyusunan Database Sarana Pascapanen Tanaman pangan 20.000.000
B TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI 2.411.690.000 1 Pemberdayaan Penangkar Benih Padi ( 1 Unit = 50 Ha ) 1.400.000.000 2 Pemberdayaan Penangkar Benih Kedelai ( 1 Unit = 25 Ha ) 480.000.000 3 Penyusunan Laporan Pembinaan dan Monev Pemberdayaan Penangkar 116.690.000 4 Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan 35.000.000 5 Bantuan Sarana Pasca panen Tanaman Pangan 380.000.000
D APBD I 1.474.499.950 Perencanaan Kebutuhan Pupuk 64.312.200 Optimalisasi pemanfaatan alat pasca panen TP 124.940.450 Sinkronisasi Pengawasan pupuk dan Pestisida 120.662.350 Peningkatan kemampuan petugas ke pusat penanganan pasca panen 98.729.250 pembinaan kios saprodi 48.355.700 belanja barang alat mesin pertanian 1.017.500.000
JUMLAH 8.329.689.900
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 6 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel IV-2 Seksi Budidaya Serealia dan AKABI
No Uraian Kegiatan/Program PAGU
(Rp)
A APBN
1 Persiapan Pelaksanaan SL-PTT Kedelai 36.100.000
2 Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelaporan Pelaksanaan SL-PTT dan 319.670.000
Pengembangan AKABI
3 Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT dan pengembangan AKABI 10.000.000
TA. 2012 dan TA. 2013
4 Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai 80.000.000
5 Koordinasi Kemitraan Stakeholder AKABI 44.110.000
6 Persiapan Pelaksanaan SL-PTT Serealia 66.100.000
7 Rapat Koordinasi Pelaksanaan SL-PTT Serealia 85.600.000
8 Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelaporan SL-PTT Serealia 102.560.000
9 Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT TA. 2013 dan TA. 2013 85.285.000
10 Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia 93.445.000
11 Pertemuan Pengembangan Kemitraan Jagung 70.000.000
12 Identifikasi Potensi Lahan Kering dan Tadah Hujan 34.000.000
13 Persiapan Pelaksanaan Rapat penyusunan Rancangan Pengembangan 49.760.000
Kawasan Padi dan Jagung Serta Pengembangan Serealia Lainnya TA. 2014
14 Operasional Posko P2BN 72.100.000
15 Rapat Koordinasi Instansi Terkait 87.935.000
16 Rapat Koordinasi Penyusunan Sasaran Produksi Tahun 2014 92.095.000
17 Pengawalan, Monev, dan Pelaporan P2BN 70.610.000
18 Pertemuan Evaluasi Teknis Pelaksanaan P2BN 29.385.000
19 Gerakan Tanam Serempak dan Percepatan Tanam 36.065.000
20 Pemantapan Pelaksanaan P2BN 92.095.000
21 Fasilitasi Kemitraan dan Adopsi Teknologi Serealia Lain 82.180.000
22 Pembinaan Ke Kabupaten/Kota 5.890.000
Jumlah APBN 1.644.985.000
B APBD
1 Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung
2 Pertemuan Perencanaan Pengembangan TP 2014
Jumlah APBD -
Total ( APBN + APBD ) 1.644.985.000
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 7 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel. IV-3 Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
No. Pagu dana Realisasi
Kegiatan Volume (Rp.) (Rp.) % Fisik (%)
I. APBN 665.790.000 558.223.875 83,84 100,00
A.
PENGUATAN PERLINDUNG-
AN TANAMAN DARI
GANGGUAN OPT/DPI 5 Keg 175.000.000 157.230.975 89,85 100,00
1.Pertemuan Koordinasi
Penanganan OPT/DFI 1 Keg 73.750.000 66.525.000 90,20 100,00
2.Pengelolaan Data OPT/DFI
(Padi, Jagung, Kedelai) 1 Keg 101.250.000 90.705.975 89,59 100,00
B.BUDIDAYA SEREALIA
6 Keg 490.790.000 400.992.900 81,70 100,00
1.
Gerakan Panen Padi di Pulau
Lombok 1 kali 94.210.000 62.877.100 66,74 100,00
2.
Gerakan Tanam Padi di
Pulau Sumbawa 1 kali 138.295.000 120.995.000 87,49 100,00
3.
Gerakan panen Jagung di
Pulau Lombok 1 kali 53.855.000 37.370.000 69,39 100,00
4.
Gerakan Tanam Jagung di
Pulau Sumbawa 1 kali 76.270.000 62.794.000 82,33 100,00
5.
Gerakan Tanam serempak
dan Percepatan Tanam 1 kali 36.065.000 29.165.000 80,87 100,00
6.
Pertemuan Evaluasi Gerakan
Tanam Panen 1 kali 92.095.000 87.791.800 95,33 100,00
II. APBD
PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS, DAN MUTU
PRODUK PERKEBUNAN, PRODUK
PERTANIAN 2 Keg 116.425.550 107.835.500 92,62 100,00
1. Pendataan Faktor Iklim dan 1 Keg 56.091.500 48.595.500 86,64 100,00
Dampak Perubahan Iklim
2. Pemantauan dan Pembinaan 1 Keg 60.334.050 59.240.000 98,19 100,00
Pengendalian Serangan OPT
TOTAL 782.215.550 666.059.375 85,15 100,00
Realisasi Keuangan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 8 LAPORAN TAHUNAN 2013
B. REALISASI KEGIATAN
I. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN ANEKA KACANG DAN UMBI
1) Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Non Kedelai
Pertemuan Persiapan Koordinasi Stake Holder Komoditas Aneka Kacang dan Umbi
Non Kedelai TA. 2013 Propinsi Nusa Tenggara Barat diselenggarakan di Mataram pada
Tanggal 25 s/d 27 April 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha - Mataram.
Peserta Pertemuan Teknis Pengembangan Kabi di Propinsi Nusa Tenggara Barat
adalah Kepala Dinas yang menangani bidang pertanian Kabupaten/Kota se- NTB, Kasubdin
Produksi, Kasubdin Perencanaan, Kasi pada Subdin Produksi Kabupaten se-NTB
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
1. Issu strategis tahun 2013 : Naiknya harga kedelai dunia menjadi Rp. 4.239/kg.
Sebagian importir akan mengurangi impor dan meningkatkan pembelian dalam negeri
serta meningkatkan kemitraan dengan petani, kondisi ini merupakan Golden Moment
untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
2. Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Koordinasi denga
instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi sfesifik lokasi, advokais/perlindungan,
suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
3. Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah oprasional antara lain :
a. Koordinasi dengan instansi terkait/stake holder untuk penerapan teknologi anjuran
sesuai spesifik lokasi sebagai hasil dari pelaksanaan dem area kedelai dalam MK.
2013
b. Penguatan kelembagaan kelompok tani untuk mengadopsi teknologi yang telah nyata
memberikan peningkatan produktivitas dan pendapatan pada pelaksanaan
laboraturium lapangan (LL) di Peningkatan Mutu Intensifikasi Padi, pengembangan
agribisnis jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tahun 2002 – 2013.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 9 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Perbaikan sistem budidaya
d. Pengendalian hama penyakit dan penaganan pasca panen secara tepat dan benar.
2) Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai
Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 1 Juli
2013 di Kelompok Tani ”Lambe Jungge” Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Jumlah peserta gerakan pengembangan kawasan kedelai di Kabupaten Bima sebanyak 150
orang yang berasal dari petani dan petugas.
Gerakan pengembangan kawasan kedelai dihadiri juga oleh narasumber dari Direktorat
Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat/petugas dari Kabupaten Bima, Aparat TNI
AD (Korem 162/Wira Bhakti, Kodim 1620 Kabupaten Bima, Koramil, Babinsa di lokasi
kegiatan), serta undangan lainnya dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan jumlah
keseluruhan lebih kurang sebanyak 250 orang.
Narasumber pada kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai Tahun 2013 yang
dilaksanakan di Kelompok Tani ”Lambe Jungge” Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima Tahun 2013 yaitu:
1. Wakil Bupati Kabupaten Bima
2. Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
3. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
4. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai di Pulau Lombok dan
mencermati sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang dalam diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan narasumber dan
pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan panen padi di Pulau Lombok
sebagai berikut:
1. Gerakan pengembangan kawasan kedelai telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
1 Juli 2013 di Kelompok Tani ”Lambe Jungge” Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima yang dihadiri oleh peserta sebanyak 150 orang yang terdiri dari
petani/tokoh masyarakat/petugas dari kabupaten Bima. Selain itu kegiatan gerakan
pengembangan kawasan kedelai di Pulau Lombok juga dihadiri oleh narasumber dari
Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 10 LAPORAN TAHUNAN 2013
pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pejabat/petugas dari
Kabupaten Bima, Aparat TNI AD (Korem 162/Wira Bhakti, Kodim 1620 Bima, Koramil,
Babinsa di lokasi kegiatan).
2. Kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai secara simbolis dilakukan
penanaman secara bersama-sama oleh bupati, para pejabat dan narasumber, diikuti
oleh penanaman bersama-sama oleh babinsa dan petani/ kelompok tani.
3. Kebutuhan kedelai meningkat setiap tahunnya, seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, meningkatnya kesadaran masyarakat akan peningkatan gizi makanan,
berkembangnya industri pangan dan pakan ternak.
4. Peluang pengembangan kedelai di Nusa Tenggara Barat cukup luas yang didukung
dengan kesesuaian iklim, ketersediaan teknologi tepat guna, besarnya permintaan
dalam negeri serta dukungan program pemerintah.
5. Pemasaran yang tersedia dan harga di tingkat petani yang menarik merupakan salah
satu faktor utama yang mendorong keinginan dan semangat petani dalam menanam
kedelai, disamping bantuan dari pemerintah daerah dan pusat.
6. Bahwa panen dan pasca panen merupakan komponen rangkaian usaha tani dalam
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas yang tidak kalah pentingnya
dari komponen usaha tani lainnya. Penanganan panen dan pasca panen selama ini
pada umumnya masih dihadapkan beberapa kendala yaitu terbatasnya tenaga kerja
sehingga penanganan produksi lamban, belum menyentuhnya peralatan pasca panen
secara modern ke tingkat petani dan sampai saat ini masih bersifat tradisional dari
mulai panen, perontokan sampai proses produksi menggunakan tenaga kerja yang
lebih banyak dan dalam waktu yang lama sehingga dirasakan kurang efektif dan
efisien jika dibanding dengan penggunaan alat modern, sehingga losis kehilangan
hasil pada proses kegiatan tersebut cukup tinggi.
7. Pelaksanaan gerakan tanam kedelai yang dilakukan secara serempak dan bersama-
sama akan berdampak positif terhadap percepatan proses produksi dari tanam sampai
panen sehingga dapat memperbaiki pola tanam yang akan berdampak pada tanam
serempak, terjadinya percepatan tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari
gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan.
8. Harapan dari pemerintah agar alat panen modern yang telah dialokasikan ke Nusa
Tenggara Barat dapat dioperasionalkan dengan baik sehingga dapat berkembang yang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 11 LAPORAN TAHUNAN 2013
akhirnya dapat membuka lapangan kerja, dipelihara dan dirawat dengan baik agar
tahan lama.
9. Melalui kegiatan gerakan pengembangan kawasan jagung ini yang dilaksanakan oleh
Kelompok Tani ”Lambe Jungge” Desa Bontok Ape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan
penanaman kedelai secara serentak dalam areal yang luas sehingga dapat
mengamankan produksi dengan cepat, meningkatkan peran serta berbagai elemen
masyarakat dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan
aparat TNI, mempromosikan kepada petani dan masyarakat tani tentang penggunaan
peralatan panen secara modern dengan proses kegiatannya secara efektif dan efisien
sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi.
3) Rapat Koordinasi Pelaksanaan SL-PTT Serealia
Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Serealia Tingkat Kabupaten/Kota
Tahun Anggaran 2013, diselenggarakan di Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat,
dengan pelaksanaan sebagai Berikut :
1) Kota Mataram, tanggal 3 Mei 2013
2) Lombok Barat, Tanggal 1 Mei 2013
3) Lombok Utara, Tanggal 2 Mei 2013
4) Lombok Tengah, tanggal 2 Mei 2013
5) Lombok Timur, tanggal 1 Mei 2013
6) Sumbawa, tanggal 26 April 2013
7) Sumbawa Barat, tanggal 23 April 2013
8) Dompu , tanggal 26 April 2013
9) Bima, tanggal 18 April 2013
10) Kota Bima, tanggal 23 April 2013
Peserta Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT Serealia Tingkat
Kabupaten/Kota Se-Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2013, masing-masing
Kabupaten/Kota diikuti sebanyak 30 orang yang berasal dari unsur-unsur petugas Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota, KCD/KUPT, POPT, PBT, Koordinator Penyuluh/BPP dan
Kelompok tani
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 12 LAPORAN TAHUNAN 2013
Sebagai narasumber dalam Pertemuan Koordinasi dan Pengawalan SL-PTT
Serealia se NTB Tahun Anggaran 2013 yaitu : Dinas Pertanian Provinsi NTB; BPTP
Provinsi NTB; Bakorluh Provinsi NTB dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
Materi yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu kebijakan pemerintah
mengenai pengembangan padi dan jagung yang berkaitan dengan peningkatan produksi
dan produktivitas antara lain :
a. Persiapan pelaksanaan kegiatan SL-PTT padi dan jagung Kabupaten/Kota, evaluasi
permasalahan dan upaya penanggulangan-nya.
b. Evaluasi pengembangan padi dan jagung di Kabupaten/Kota yang menyangkut luas
tanam, luas panen, produksi, produktivitas, pelaksanaan kegiatan, evaluasi
permasalahan dan upaya penanggulangannya
c. Peranan pendampingan BPTP dalam Program SL-PTT
d. Peran Penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT
e. Materi lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka pengembangan padi di NTB.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota
dan materi yang disampaikan oleh para narasumber, hasil diskusi yang berkembang
selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai berikut :
a. Kota Mataram
1) Kota Mataram pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 1.500 Ha (60 Unit), sampai saat ini baru menanam seluas 1.025 Ha yang
berasal dari bantuan benih CBN.
2) Dari target tanam total padi seluas 4.600 Ha ( MH 2.450 Ha dan MK 2.150 Ha)
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kota Mataram
mencapai 3.786 Ha atau 82.30 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %.
4) Untuk menghadapi musim tanam MK, agar benih padi non hibrida yang di droping
oleh PT. SHS (Persero) agar menggunakan prinsip 6 tepat dan benih segera
didroping sehingga bisa ditanam sesuai dengan jadwal.
5) Untuk penyusunan RUK yang dilakukan oleh kelompok tani agar mendapat
bimbingan dari petugas penyuluh dilapangan dan diasistensi oleh Tim Teknis dari
Kabupaten/Kota
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 13 LAPORAN TAHUNAN 2013
6) Dosis pupuk yang digunakan di dalam petak LL, didasarkan pada dosis
rekomendasi spesipik lokasi dan disesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia.
7) Untuk mengamankan ketersediaan pupuk di tingkat lapang diharapkan Tim
Pengawas pupuk, agar terus memantau distribusi peredaran pupuk di tingkat
lapang.
8) Diharapkan agar koordinasi terus dibangun antara Dinas pertanian yang
mempunyai program kegiatan dengan Badan penyuluh yang mempunyai
SDM/Penyuluh
9) Laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secara benar dan dikirim
tepat waktu
b. Kabupaten Lombok Barat
1) Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah :
a. Dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kota Lombok Barat terlalu banyak
permasalahan yang dihadapi diantaranya droping benih yang selalu terlambat
sehingga banyak petani yang menanam benih sendiri, dan varietas yang
diterima petani tidak sesuai dengan dengan CPCL.
b. Masih adanya keterlambatan pengiriman laporan dari kecamatan sehingga
kabupaten juga terlambat melapor ke provinsi.
c. Adanya serangan OPT di lapangan khususnya tungro dan kresek, sehingga
diperlukan penanganan yang secepatnya dari Provinsi.
d. Diharapkan kabupaten lebih meningkatkan monitoring sehingga sehingga
pengendalian Stop Spot bisa dilaksanakan dengan baik, dan segera melapor
dan meminta pestisida sesuai yang dibutuhkan.
2) Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 14.500 Ha, SL-PTT Padi hibrida 9.00 Ha, SL-PTT Padi Lahan
Kering 900 Ha, sampai saat ini sudah tanam 9.450 Ha dengan benih yang
berasal dari benih CBN dan sebagian menggunakan benih sendiri.
3) Untuk lebih meningkatkan koordinasi, agar BPS diikut sertakan di dalam rapat
koordinasi semacam ini, sehingga diharapkan BPS mengetahui program
pertanian yang dilakukan sehingga pada saat pengambilan ubinan BPS tidak
keliru
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 14 LAPORAN TAHUNAN 2013
4) Dari target tanam total padi seluas 30.175 Ha ( MH 17.8605 Ha dan MK 12.310
Ha sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Lombok Barat
mencapai 29.595 Ha atau 98.08 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63% .
5) Dana yang tertuang didalam DIPA Kabupaten/Kota hanya digunakan untuk
Pertemuan kelompok dan pembelian Saprodi Pupuk dan tidak termasuk benih
6) Dalam penyusunan CP/CL diutamakan petani yang belum pernah mendapatkan
BLBU dan lahannya masih memungkinkan untuk ditingkatkan provitasnya
7) Jenis varietas yang dipilih dan tertuang didalam CP/CL, agar dibetul-betul murni
keinginan petani.
8) BPTP akan melakukan pendampingan pada SL-PTT sebanyak 60 % dalam
bentuk uji VUB dengan luasan 0,25 Ha, yang benihnya akan diberikan secara
gratis tapi tidak mempunyai dana pembelian saprodi.
9) Apabila di dalam penyusunan CP/CL, nantinya pada saat pelaksanaan ada
perubahan agar dibuatkan revisi perubahan CP/CL
10) Semua petugas dilapangan seperti PPL, PHP, PBT, Koordinator Penyuluh,
Pimpinan BPP/UPTD dan KCD diharapkan dapat mengawal pelaksanaan SL-PTT
sesuai dengan Tupoksi masing-masing
11) Untuk memperlancar pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Lombok Barat, mohon
posko IV dihidupkan kembali dan didukung dana dari provinsi
12) Juknis pelaksanaan SL-PTT agar dibuat secepatnya dan dibagikan kepada
petugas di tingkat Kecamatan
13) Pengawalan diharapkan bukan hanya pada benih saja melainkan juga pada
teknologinya.
14) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Barat agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan menggunakan form yang baru
sesuai dengan juklak.
c. Kabupaten Lombok Utara
1) Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500, SL-PTT Padi Lahan Kering 900 Ha, dan SL-PTT jagung
seluas 450 Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 15 LAPORAN TAHUNAN 2013
2) Dari target tanam total padi seluas 13.375 Ha ( MH 10.875 Ha dan MK 2.500
Ha) sampai dengan bulan Mei realisasi tanam total padi di Lombok Utara
mencapai 11.109 Ha atau 83.06 %, masih di bawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 %. Sampai saat ini di Kabupaten Lombok Utara belum ada
realisasi tanamSL-PTT jagung.
3) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
4) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
5) Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2013, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih).
6) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
7) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
8) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
Lombok Utara
9) Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 16 LAPORAN TAHUNAN 2013
10) Jika nantinya ada kelompok yang menolak menerima benih karena tidak sesuai
dengan keinginan kelompok maka PT. Pertani PT SHS diharapkan dapat
mengganti sesuai permintaan dalam CP/CL
11) Juknis SL-PTT agar dibuat secepatnya dan segera dibagikan kepada petugas di
tingkat lapang
12) Diharapkan untuk segera mencairkan dana ke rekening kelompok.
13) Benih yang didroping oleh PSO sudah tidak tahan hama penyakit sehingga
banyak serangan ulat grayak, penggerek batang, kresek dan tungro.
14) Dana yang tersedia pada DIPA, yang akan di transfer ke rekening kelompok
digunakan untuk pembelian saprodi di luar benih dan untuk pertemuan
kelompok. Untuk kelancaran pertemuan kelompok sebaiknya dana pertemuan
dinaikkan.
15) RUK disusun oleh petani dengan mendapat bimbingan oleh penyuluh dan di
asistensi oleh Tim Teknis Kecamatan maupun Kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Utara agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu dan sesuai dengan form yang telah
dikirimkan.
d. Kabupaten Lombok Tengah
Dalam pelaksanaan program SL-PTT di Kabupaten Lombok Tengah terlalu banyak
permasalahan yang dihadapi diantaranya droping benih yang selalu terlambat dan
varietas yang diterima petani masi hada tidak sesuai dengan yang diminta (CPCL).
Realisasi tanam padi sampai bulan April 2013 sudah melebihi target yang telah
ditetapkan, sudah mencapai 82.349 Ha (103%) dari sasaran seluas 79.421 HA
sedangkan jagung baru seluas 1.910 Ha dari target 6.530 Ha.
Realisasi SL-PTT padi non hibrida tahun 2013 sampai bulan April sudah mencapai
9.750 (39%) dari target 25.000 Ha, sebagian petani menggunakan benih sendiri
karena terjadi keterlambatan pendropan benih, sedangkan jagung belum ada
penanaman karena jadwal penanaman pada MH seluas 450 HA.
Terjadi keterlambatan penanaman padi hibrida akibat adanya perubahan alokasi
SL-PTT padi hibrida dari 10 kelompok menjadi 5 kelompok, disamping itu masih
terjadi keterlambatan benih.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 17 LAPORAN TAHUNAN 2013
Penyakit Blast merupakan penyakit yang endemis di Lombok Tengah, sehingga
diupayakan benih yang didrop tahan terhadap blast.
Dalam pelaksanaan program SL-PTT ,kesalahan seringkali ditimpakan kepada PPL
bukan pejabat kabupaten atau propinsi. Misalnya droping benih yang terlambat, ,
petani menagih janji kepada PPL dan selalu menyalahkan PPL.
Kabupaten Lombok Tengah mengharapkan adanya alokasi SL-PTT full paket
untuk padi hibrida dan komoditas lain sehingga bisa menjadi contoh bagi petani
sekitarnya.
Adanya perubahan RUK menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan
SL-PTT.
Masukan dan Saran
1. Diharapkan kepada kabupaten/kota tidak merealisaikan SL-PTT padi hibrida
sebelum adanya revisi DIPA dari Pusat.
2. Diharapkan bila ada serangan OPT langsung melapor ke Provinsi untuk segera
dikirimkan pestisida yang dibutuhkan sehingga pengendalian Spot Spot bisa
diterapkan dan tidak berpengaruh pada penurunan hasil.
3. Mohon agar varietas unggul padi yang direkomendasikan di lokasi SL-PTT oleh
BPTP-NTB bukan hanya varietas baru, melainkan varietas lama yang ternyata
dibutuhkan kembali oleh petani untuk mengatasi OPT.
e. Kabupaten Lombok Timur
1) Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 10.500 Ha, padi lahan kering seluas 1.800 Ha dan jagung
1.050 Ha, dan sampai saat ini sudah 1.854 Ha.
2) Dari target tanam total padi seluas 64.000 Ha ( MH 51.050 Ha dan MK 12.950
Ha ) sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten
Lombok Timur mencapai 64.397 Ha atau 100.62 %, sudah menyamai angka
rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3) Permasalahan utama SL-PTT di Kabupaten Lombok Timur adalah
keterlambatan benih, apalagi PSO untuk Kabupaten Lombok Timur oleh PT.SHS.
akibatnya sebagian petani menggunakan benih sendiri.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 18 LAPORAN TAHUNAN 2013
4) Bila terjadi keterlambatan pendropan benih harus dicatat oleh kabupaten/kota
dan bisa dilapor ke Malang 081.1425 297 atau menelpon ke PT.SHS Cabang
NTB.
5) Realisasi tanam padi sampai bulan April sudah mencapai 60.520 Ha atau
94,56% dari sasaran seluas 64.000 Ha, sedangkan jagung 12.101 HA (57,90 %)
dari sasran seluas 20.900 Ha.
6) Realisasi tanam Padi non hibrida melalui SL-PTT sampai bulan April 2013 baru
mencapai 1.854 Ha (17,65%) dari sasaran seluas 10.500 HA benih melalui CBN.
SL-PTT jagung belum ada realisasi tanam sampai bulan April ini.
7) Kabupaten Lombok Timur khususnya Kecamatan Terara endemis blas oleh
Karena itu diharapkan benih yg didropkan yang tahan blast dan diharapkan
petani dan POPT lebih tanggap terhadap serangan OPT dan meningkatkan
monitoring sehingga bisa dikendalikan secara Stop Spot.
8) Benih yang didrop masih ada yang belum sesuai permintaan petani.
9) Diharapkan kepada PT. SHS dalam pendropan benih agar menggunakan prinsip
6 tepat
10) Dana yang tersedia untuk pelaksanaan pertemuan sebanyak 8 kali dan untuk
pembelian saprodi dirasakan masih kurang, untuk dimasa yang akan datang
disarankan untuk bisa ditambah dananya
11) Penyusunan RUK oleh petani berdasarkan bimbingan petugas, agar disesuikan
dengan kondisi spesipik lokasi
12) Pilihan paket teknologi yang akan dilaksanakan di petak LL, tergantung
sepenuhnya kepada kelompok tani dengan bimbingan petugas lapangan
13) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10
kg/ha, padi gogo 25 kg/ha,.
14) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
Lombok Timur
15) Pencairan dana yang dilakukan oleh petani sesuai dengan RUK yang dibuat, dan
no rekening agar secepatnya di serahkan ke Dinas Pertanian kabupaten
16) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Lombok Timur agar dibuat sesuai
ketentuan yang ada dan dikirim tepat waktu
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 19 LAPORAN TAHUNAN 2013
17) Diharapkan penyuluh lapangan diberikan penyegaran dari BPTP tentang paket
teknologi yang akan diterapkan.
f. Kabupaten Sumbawa
1) Alokasi SL-PTT tahun 2013 di Kabupaten Sumbawa untuk padi non hibrida
19.400 HA.padi lahan kering seluas 9.000 HA, dan jagung 1.500 Ha. Realisasi
sampai bulan Mei 2013 baru mencapai 2.500 Ha.
2) Dari target tanam total padi seluas 79.250 Ha (MH 62.029 Ha dan MK 17.221 Ha)
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Sumbawa mencapai
79.581 Ha atau 100.42 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi sebesar
100.63 %
3) Permasalahan yang timbul sejak SL-PTT tahun 2011 terulang lagi tahun 2013,
bahkan tahun 2013 permasalahannya menjadi lebih serius yaitu keterlambatan
droping benih BLBU. Kalau pemegang PSO tidak mampu melaksanakan tugasnya
untuk pengadaan benih mengapa pemerintah tidak menyerahkan pengadaan
benih ke masing-masing kabupaten/kota
4) Selain terlambat, mutu benih juga kurang bagus ditunjukkan dengan daya
kecambah rendah dan banyak campuran varietas lain (CVL), permasalahan ini
sangat mengecewakan dan merugikan petani, sehingga mereka tidak percaya
lagi dengan keunggulan benih BLBU dari pemegang PSO yang ditunjuk.
5) Mohon agar hasil kajian BPTP –NTB dapat ekspose di tingkat kabupaten/kota,
sehingga informasi teknologi terbaru dapat didiseminasi lebih cepat oleh seluruh
penyuluh.
6) BPTP-NTB diharapkan melakukan pengujian VUB yang tahan terhadap penyakit
virus tungro karena merupakan penyakit yang paling dominan di Kabupaten
Sumbawa dalam beberapa tahun terakhir dengan menggunakan Tukad Balian
sebagai kontrol ketahanan. Karena Tukad Balian tahan tungro walaupun
produktivitasnya dibawah varietas lain. Jika ada VUB yang memiliki ketahanan
sama dengan Tukad Balian dengan produktivitas yang lebih tinggi, tentu petani
akan memilih VUB tersebut.
7) Di Kecamatan Empang terjadi pendropan benih jagung yang mempunyai kualitas
rendah daya tumbuh kurang baik bahkan sampai 70%.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 20 LAPORAN TAHUNAN 2013
8) Para Penyuluh KCD dan petugas lain di lapangan telah berkoordinasi dengan
Bapeluh dan Dinas namun perlu ditingkatkan materi dan SDM nya.
9) Belanja sosial untuk pembelian saprodi diluar benih dan untuk pertemuan
kelompok, sampai saat ini sedang proses untuk masuk ke rekening kelompok.
10) Untuk PT. SHS yang diberikan kewenangan untuk menyalurkan benih PSO,
diharapkan Pendropan benih BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT agar dilakukan
sesuai dengan jadwal dan jenis varietas yang sudah ditetapkan, jangan sampai
terlambat.
11) Untuk daerah yang sudah terserang penyakit Blast, agar tidak diberi BLBU padi
varietas ciherang kalau bisa varietas yang lain
12) Pada petak LL atau di luar LL disarangkan kalau bisa dilakukan perlakuan benih
(seed tretment) dengan menggunakan insektisida, untuk mencegah hama di
persemaian dan dipertanaman muda
13) Penggunaan pupuk organik di petak LL, di Kabupaten Sumbawa ada yang
dikombinasikan antara yang padat dan yang cair.
14) Pada pelaksanaan SL-PTT tahun 2011 diharapkan ada peningkatan produktivitas
sebesar 0,5 – 1,25 Kw/ha untuk padi non hibrida dan padi lahan kering, 1,0 –
1,25 kw/ha untuk padi hibrida
15) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB,
16) Dalam pendampingan untuk 1 Unit LL seluas 0,25 ha, dimana tiap unit LL akan
mendapat bantuan benih 4 Varietas Unggul Baru (VUB) padi dari Litbang melalui
BPTP Provinsi NTB untuk uji adaptasi sehingga di SL-PTT yang 60 % luasnya
menjadi 1,25 ha
17) Dana yang teredia pada DIPA untuk kegiatan pertemuan kelompok dirasakan
masih kurang untuk melakukan pertemuan, untuk itu perlu ditambah untuk
transport petugas ke lokasi
g. Kabupaten Sumbawa Barat
1) Kabupaten Sumbawa Barat pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi
non hibrida seluas 7.500 Ha,padi hibrida seluas 450 Ha dan lahan kering 450 Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 21 LAPORAN TAHUNAN 2013
Realisasi tanam SLPTT padi sampai saat ini baru mencapai 5.075 Ha yang
bersumber dari bantuan benih CBN.
2) Dari target tanam total padi seluas 16.225 Ha sampai dengan bulan Mei realisasi
tanam total padi di Sumbawa Barat mencapai 17.770 Ha atau 109.52 %, diatas
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 %
3) Realisasi tanam jagung sampai bulan Mei 2013 di Kabupaten Sumbawa Barat
sudah mencapai 5.114 (78.56%) masih dibawah rata-rata provinsi sebesar
107.54%.
4) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
5) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
6) Dengan adanya fasilitasi SL-PTT tersebut diharapkan pada tahun 2010
produtivitas padi Non Hibrida meningkat 0,5 – 1,0 ton/ha, Padi Hibrida
meningkat 2 ton/ha, Padi lahan Kering meningkat 0,5 – 1,0 ton/ha,
7) Untuk PT.SHS selaku pemenag tender dalam penyaluran benih, diharapkan
Pendropan benih BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT agar dilakukan sesuai
dengan jadwal dan jenis varietas yang sudah ditetapkan, jangan sampai
terlambat.
8) Untuk PT. SHS sebagai penyalur Benih BLBU, diharapkan dapat mengakomodir
benih yang di produksi oleh penangkar setempat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 22 LAPORAN TAHUNAN 2013
9) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha.
10) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
11) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB.
12) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Sumbawa Barat diharap dibuat dan
dikirim tepat waktu sesuai dengan form terbaru yang ada dalam pedum.
13) Hendaknya Posko P2BN di aktifkan sampai tingkat desa.
h. Kabupaten Dompu
1) Kabupaten Dompu pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non
hibrida seluas 14.400 Ha, sampai saat ini sudah tanam seluas 1.750 Ha benihnya
berasal dari benih CBN.
2) Melalui program SL-PTT secara nyata dapat meningkatkan produksi sehingga
perlu terus dikembangkan.
3) Dari target tanam total padi seluas 36.744 Ha ( MH 29.685 Ha dan MK 7.059 Ha )
sampai dengan bulan Mei 2013 realisasi tanam total padi di Kabupaten Dompu
mencapai 34.786 Ha atau 94.67 %, masih dibawah angka rata-rata Provinsi
sebesar 100.63 % .Sedangkan realisasi tanam jagung sampai saat ini sudah
mencapai 27.465 Ha 174.33 % (diatas angka rata-rata provinsi sebesar
107.54%)
4) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
5) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan
cakupan minimal 60 % dari luasan SL-PTT atau 60 % dari seluruh unit SL-PTT di
NTB,
6) Data menunjukkan persediaan pupuk bersubsidi dilapangan cukup aman,. Untuk
diharapkan Tim pengawas pupuk dan pestisida dapat turun kelapangan untuk
memonetor penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat lapang.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 23 LAPORAN TAHUNAN 2013
7) SL-PTT dan BLBU dirasakan sangat bermanfaat didalam meningkatkan produksi
dan produktivitas, untuk itu diharapkan dapat terus dilanjutkan dan arealnya di
perluas
8) Laporan pelaksanaan SL-PTT dari Kabupaten Dompu diharap dibuat dan dikirim
tepat waktu.
9) disarankan dalam pelaksanaan SL-PTT perlu adanya pilihan varietas dan
diusulkan pembelian saprodi berlaku juga untuk SL.
10) Kabupaten mohon diberikan alat untuk mengubin, Ph meter, BWD dan
penangkap serangga, PUTS
11) Koordinasi sudah berjalan dengan baik
12) Ketersediaan pupuk untyk Msusim Hujan kemungkinan kurang, karena sampai
saat ini sudah terealisasi 67 %, kelangkaan pupuk terjadi disebabkan di tingkat
distributor tidak bisa ditebus.
13) Untuk mengawal tercapainya sasaran produksi padi diharapkan adanya
peningkatan kemampuan dan ketrampilan PPL dan setiap PPL dibekali dengan
buku pintar.
14) Diupayakan posko P2BN diaktifkan sampai tingkat desa.
i. Kabupaten Bima
1) Kabupaten Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida
seluas 15.000 Ha, padi hibrida seluas 450 Ha, padi lahan kering 9.000 ha sampai
saat ini sudah menanam seluas 2.475 Ha, sebagian berasaldari benih bantuan
CBN.
2) Dari total alokasi padi seluas 64.098 Ha sudah terealisasi seluas 64.983 (101.38%),
sedangkan jagung sudah mencapai 17.940 (147.05%) dari target seluas 12.200
Ha, sudah diatas rata-rata provinsi sebesar 107.54%.
3) Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana
kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah
dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 24 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya.
4) Masih terjadi keterlambatan pendropan benih seperti tahun lalu, sehingga petani
menyemai sendiri( sebagian menggunakan benih sendiri).
5) Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah menerima
bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
6) Penyerapan dana bansos masih rendah sehingga diupayakan percepatan transper
danan untuk padi hibrida.
7) Pencapaian produksi padi optimis bisa dicapai, karena bulan april dianggap sudah
tutup tanam.
8) Ada di beberapa tempat seperti di Palibelo, mantis tidak pernah mengambil ubinan,
padahal provitas padi bisa mencapai 7-8 ton/ha.
9) Untuk PT SHS dalam mendroping benih agar menggunakan prinsip enam tepat,
dan tidak ada kata terlambat.
10) Hasil pantauan dilapangan kondisi pertanaman dilapangan baik, namun masih
ditemukan serangan tungro.
11) Agar pelaksanaan penyaluran pupuk di tingkat lapang berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka untuk itu Tim pengawas pupuk tetap
memantau pendistribusian pupuk
12) Terkait pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten Bima, telah dilakukan koordinasi dengan
petugas lapangan seperti KCD, PPL, POPT, PBT, dengan PT. SHS (Persero) untuk
merencanakan/menjadwalkan pendropan benih
13) Diharapkan nantinya pencairan anggaran ke rekening kelompok bisa dipercepat,
sehingga pelaksanaan SL-PTT bisa sesuai dengan jadwal tanam yang ada
dilapangan
14) Agar pelaksanaan SL-PTT dapat berjalan dengan baik, maka pedoman teknis agar
segera dibuat dan dibagikan ke petugas di tingkat lapang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 25 LAPORAN TAHUNAN 2013
15) Hendaknya laporan SL-PTT dilaporkan setiap bulan secara kontinyu.
16) Pembelian urea masih harus disyaratkan untuk membeli NPK pelangi.
17) Diharapkan adanya bantuan alat ubinan sehingga provitas dapat diukur dengan
tepat.
j. Kota Bima
1) Kota Bima pada tahun 2013 mendapat alokasi BLBU SL-PTT padi non hibrida seluas
2.500 Ha , dan padi lahan kering 900 Ha. Realisasi tanam sampai saat ini 125 Ha,
benih bersumbaer dari benih CBN.
2) Keterlambatan pendropan benih masih terulang seperti tahun lalu.
3) Dari target tanam total padi seluas 7.300 Ha sampai dengan bulan Mei 2013
realisasi tanam total padi di Kota Bima mencapai 6.518 Ha atau 89.29 %, dibawah
angka rata-rata Provinsi sebesar 100.63 % . Realisasi tnam jagung sampaisaat ini
sudah mencapai 1.405 Ha dari target seluas 1.510 Ha, masih dibawah rata-rata
provinsi sebesar 107.54%.
4) Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha, jagung hibrida 15 kg/ha, kedelai 40 kg/ha dan kacang tanah
120 kg kg polong kering/ha.
5) Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia
6) BPTP Provinsi NTB akan melakukan pendampingan program SL-PTT dengan 40-50
% dari luasan SL-PTT di NTB,
7) Peran penyuluh dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan
Peluang (KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL
serta Monev dan Pelaporan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 26 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdayasaing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun
Swasta yang terkait
8) Untuk pelaksanaan SL-PTT, diharapkan semua petugas dilapangan harus
mengawal sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
9) Laporan pelaksanaan kegiatan SL-PTT nantinya agar dibuat dibuat sesuai
ketentuan yang ada.
Kesimpulan dari pelaksanaan Rapat Koordinasi di 10 Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut :
� Pembangunan pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan suatu
keharusan, karena kita sadari bahwa sebagian besar penduduk kita merupakan
petani. Oleh karena itu mandiri pangan merupakan suatu keharusan yang tidak
ada tawar menawar lagi, target-target yang telah ditetapkan bersama perlu
dijabarkan lebih operasional, dan selama ini melalui program SL-PTT secara
nyata mampu meningkatkan produksi tanaman pangan.
� Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013 dilakukan melalui :
a. Peningkatan Produktivitas
b. Perluasan Areal Tanamndan Optimasi Lahan
c. Penurunan Konsumsi Beras danPengembangan diversifkasi PAngan
d. Peningkatan Management
� Upaya peningkatan produksi padi di Provinsi NTB yang terfokus pada penerapan
SL-PTT tahun 2013 untuk padi non hibrida seluas 117.800 Ha, padi hibrida seluas
4.500 Ha, padi gogo seluas 30.000 Ha, SL-PTT Full paket padi non hibrida
spesifik lokasi seluas 1.200 Hadan peningkatan IP seluas 1.000 Ha dan padi
hibrida spesifik lokasi seluas 500 Ha.
� Sekenario Peningkatan produksi tahun 2013 selain didukung melalui pelaksanaan
BLBU SL-PTT, APBN-P dan CBN, penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk
berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 27 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Agar tindak lanjut kesepakatan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan
tahun 2013, Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten telah menyusun skenario
pencapaian produksi tanaman pangan tahun 2013 tingkat provinsi dan kabupaten
sebagai bentuk komitmen Provinsi dan Kabupaten
� Sasaran produksi padi tahun 2013 diharapkan mencapai 2.106.940 ton.
� Selain kegiatan SL-PTT, fasilitasi lainnya untuk mendukung pencapaian produksi
tanaman pangan tahun 2013 adalah Cadangan Beras Nasional (CBN),
peningkatan subsidi pupuk dan pemberian bantuan alsin serta perbaikan regulasi.
� Dengan adanya fasilitasi SL-PTT tersebut diharapkan pada tahun 2013
produtivitas padi Non Hibrida meningkat 0,5 – 1,0 ton/ha, Padi Hibrida
meningkat 1,0 – 1,25 ton/ha, Padi lahan Kering meningkat 0,5 – 1,0 ton/ha,
� Untuk mendukung produksi tahun 2013 selain melalui bantuan benih juga melalui
Subsidi pupuk, bantuan peralatan traktor, corn seler, pompa air dan lain-lain
� Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani,
maka diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas
tanaman pangan setiap Desa/Kecamatan.
� Penentuan Lokasi SL-PTT adalah :
a. Lahan yang produksinya masih dapat ditingkatkan
b. Diperioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari
bencana kekeringan, banjir dan sengketa
c. Unit SL-PTT diupayakan berada dalam satu hamparan yang strategis dan
mudah dijangkau petani serta dipasang papan pelaksanaan SL-PTT
d. Letak lokasi LL seluas minimal 1 ha, ditempat yang sering dilewati petani
sehingga mudah dijangkau dan dilihat oleh petani sekitarnya
� Penentuan Calon Petani/Kelompok Tani adalah :
a. Kelompoktani/petani bertempat tinggal dalam satu wilayah yang berdekatan
b. Petaninya aktif dan mau menerima teknologi baru
c. Bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan SL-PTT
d. Kelompoktani/petani peserta SL-PTT diutamakan yang belum pernah
menerima bantuan SL-PTT dan BLBU tahun sebelumnya
e. Kelompok Tani SL-PTT ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 28 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Alokasi dana yang ada di DIPA Kabupaten/Kota Tahun 2011, hanya digunakan
untuk pembelian saprodi LL (diluar benih atau tidak termasuk benih), pertemuan
kelompok dan pelatihan Pemandu lapang
� Jumlah Bantuan Benih SL-PTT : padi non hibrida 25 kg/ha, padi hibrida 10 kg/ha,
padi gogo 25 kg/ha,
� Jumlah bantuan pupuk untuk LL adalah Urea, NPK, Pupuk Organik dan lainnya
dengan penggunaan sesuai rekomendasi setempat dan sesuai dengan anggaran
yang tersedia dengan menyusun RUK
� Untuk mendorong pencapaian sasaran produksi tahun 2013 disepakati untuk
melakukan percepatan realisasi kegiatan dengan langkah tindak lanjut sebagai
berikut :
a. Percepatan penyusunan data CP/CL BLBU SL-PTT dan pengusulan CBN oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk mengatasi ketelambatan pendropan
benih dari PSO.
b. Percepatan verifikasi data CP/CL BLBU SL-PTT dan BLBU Non SL-PTT serta
CBN oleh Dinas Pertanian Provinsi, sesuai dengan yang telah diajukan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
c. Percepatan realisasi verifikasi dan penyaluran benih CBN sesuai dengan
surat tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang telah diterbitkan dan
BLBU oleh PT. Sang Hyang Seri (Persero) dan PT. Pertani (Persero) sesuai
dengan CP/CL yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota yang disetujui oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi
� Realisasi tanam total padi tahun 2011 di NTB sampai bulan Mei 2013, yaitu
mencapai 397.692 ha atau 100.63 % dari sasaran seluas 395.188 ha.
� Permasalahan persiapan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013, antara lain sebagai
berikut
a. Masih adanya keterlambatan dalam menentukan CP/CL, pembukaan
rekening di bank, dll
b. SDM yang ada di Kabupaten/Kota dalam mendukung administrasi masih
terbatas
c. Masih lemahnya koordinasi di berbagai tindakan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 29 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Upaya pemantapanan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang bisa
dilakukan melalui :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat,
termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU )
b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim ( utamanya
kekeringan )
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
(losses)
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL
f. Meningkatkan supervisi, bimbingan dan rapat-rapat koordinasi dan
pelaporan
g. Diharapkan daerah menyiapkan dukungan pengganggaran.
� Peran penyuluh dalam mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan
Peluang (KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL
serta Monev dan Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun
Swasta yang terkait)
� Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 30 LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Monitoring dilaksanakan secara periodik dari persiapan sampai dengan
panen yang meliputi perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang dicapai
dan lain-lain
b. Evaluasi dilaksanakan setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-PTT
selesai dilaksanakan, meliputi 1) Komponen kegiatan pelaksanaan SL-PTT, 2)
Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas
dilokasi SL-PTT dan LL dan 4) Penerapan komponen teknologi PTT yang
digunakan
� Dalam upaya pencapaian sasaran produksi P2BN posko P2 BN diaktifkan sampai
tingkat desa.
4) Rapat Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT TA. 2012 dan TA. 2013
Rapat Pertemuan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2012 dan Tahun 2013
dilaksanakan di Hotel Lombok Raya selama 3 (tiga) hari dari tanggal 15 - 17 Mei 2013.
Peserta pertemuan terdiri dari Kepala Bidang yang menangani produksi Tanaman yang
menangani SL-PTT, Kasi Budidaya Tanaman Pangan yang menangani SL-PTT, Kepala
Bapelluh kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat masing-masing 1 orang.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota dan
materi yang disampaikan oleh para narasumber, baik nara sumber pusat dan daerah, hasil
diskusi yang berkembang selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil
pertemuan sebagai berikut :
1. Kunci keberhasilan dalam penerapan PTT adalah ketepatan penetapan CPCL,
ketepatan pemilihan paket teknologi, penerapan paket teknologi spesifik lokasi
rekomendasi, peran aktif petani, pengawalan dan pendampingan oleh petugas
pemandu lapangan dan dukungan steakholder.
2. Tahun 2013 pelaksanaan SL-PTT berdasarkan kawasan yang bagi dalam beberapa
criteria yaitu kawasan pertumbuhan : apabila rata-rata produksi dibawah rata-rata
provinsi, kawasan pengembangan : apabila provitas sama dengan rata-rata provinsi
atau Nasional dan kawasan pemantapan: apabila provitas lebih tinggi dibanding
provitas provinsi.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 31 LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Realisasi bansos sampai bulan Mei 2013 masih rendah, oleh karena itu diharapkan
adanya percepatan realisasi bansos, laporan realisasi bansos dengan melampirkan
SP2D/SPM.
4. Pengawalan SL-PTT tahun 2013 melibatkan TNI dan petugas dinas.
5. Pencapaian sasaran tanam dan panen SL-PTT padi non hibrida tahun 2012 mencapai
100% (117.800 Ha) dengan provitas di luar Kabupaten Lombok Barat rata-rata 60,77
Ku/ha dan LL provitas 65,93 Ku/Ha. Untuk komoditi padi hibrida luas tanam panen
100 % dengan provitas rata-rata 42,90 Ku/Ha dengan LL 76,76 Ku/Ha, padi lahan
kering lahan kering tanam panen 100% (31.000 Ha) dengan produktivitas 42,93
Ku/Ha dan LL 47,26 Ku/Ha, komoditi kedelai realisasi tanam panen mencapai 98,5%
% (32.520 Ha) dari target seluas 33.020 Ha, dengan produktivitas 13,01 Ku/Ha, LL
mencapai 13,98 Ku/Ha sedangkan jagung tanam panen mencapai 100% (6.000 Ha)
dengan provitas 69,31Ku/Ha dan LL produktivitas 13,98 Ku/Ha di luar kabupaten
Lombok Barat (samapi saat ini belum ada laporan).
6. Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha. Kedelai kawasan pengembangan sudah mencapai 13.290 HA (22,15%) dari
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
7. CPCL untuk komoditas kedelai belum selesai/belum lengkap dari kabupaten/kota
pelaksana kegiatan.
8. Permasalahan umum dalam pelaksanaan SL-PTT adalah :
a. Masih ada sebagian kabupaten/kota yang belum membuat juknis dan belum
dibagikan ke petugas lapangan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 32 LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Tahun 2012 Penyaluran benih masih terlambat dan varietas benih masih ada yang
belum sesuai dengan permintaan petani.
c. Sampai saat ini belum ada kejelasan kebijakan subsidi benih, sehingga petani
menunggu, bila menggunakan benih sendiri untuk sebagian varietas ketersediaan
masih terbatas di daerah.
d. Masih kurangnya pemahaman petugas lapangan mengenai konsep SL-PTT
berdasarkan kawasan.
e. CPCL dan SK Kadis Kabupaten/kota masih ada yang terlambat, dan masih sering
revisi.
f. Kebijakan subsidi benih belum jelas.
g. Ketersediaan Varietas padi, jagung dan kedelai di sebagian kabupaten masih
terbatas sehingga terjadi keterlambatan tanam.
h. Masalah ketersediaaan benih untuk kedelai tahun 2013 adalah beberapa daerah
pengembangan kedelai agak mengalmai kesulitan mendapatkan benih varietas
unggul bermasalah, benih terlambat tidak sesuai dengan waktu tanam, kuantitas
kebutuhan benih tidak terpenuhi, kualitas benih kurang bagus dan varietas yang
tidak sesuai dengan kehendak petani sehingga dibutuhkan upaya khusus
penyediaan benih kedelai.
i. Pembinaan belum optimal
j. Laporan dari kecamatan dan kabupaten belum kontinyu, seperti di Kabupaten
Lombok Barat sampai saat ini belum emlaporkan kegiatan 2012 dan 2013.
k. Koordinasi petugas dinas dan bakorluh belum padu
l. Dukungan APBD belum optimal
m. Masih kurang pembinaan setelah program selesai.
9. Masalah teknnologi yang dihadapi dalam penerapan SL-PTT adalah :
a. Pemilihan teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sepenuhnya spesifik lokasi
b. Varietas yang digunakan hanya berdasarkan kebiasaan petani sehingga perlu
pergantian varietas untuk mengurangi serangan OPT.
c. Kemampuan keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan paket
teknologi bervariasi antar petani.
d. Pemahaman tentang maksud dan tujuan SL-PTT oleh aparat tingkat
Kabupaten/kecamatan masih beragam.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 33 LAPORAN TAHUNAN 2013
10. Upaya yang perlu dilakukan :
a. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis disesuaikan dengan kondisi
masing-masing daerah.
b. Merancang peningkatan produktivitas di lokasi SL-PTT termasuk konstribusinya
terhadap peningkatan produksi.
c. Menyusun rencana tanam SL-PTT maksimal pertanaman dilaksanakan seluruhnya
sampai Bulan September 2013.
d. Diharapkan untuk segera mentransfer bantuan sosial ke rekening kelompoktani.
e. Segera melaksanakan pertanaman di lokasi sesuai jadwal tanam yang telah
disusun, tidak perlu menunggu kebijakan subsidi benih, bisa menggunakan benih
dari swadaya petani atau sumber lain, khusus untuk kedelai bisa menggunakan
benih tidak bersertifikat asalkan asal usul benih sudah jelas.
f. Menyusun Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai dengan kebutuhan petani di
wilayah masing-masing.
g. Menyelesaikan Rekening Kelompok Tani Pelaksana SL-PTT.
h. Meningkatkan pendampingan dan pengawalan SL-PTT
i. Melakukan evaluasi pelaksanaan pencapaian sasaran tanam, panen dan
produktivitas.
11. Indikator keberhasilan SL-PTT adalah penerapan budidaya yang baik dan benar,
peningkatan produktivitas dan keberlanjutan dan reflikasi sedangkan indikator
keberhasilan SL-PHT adalah penerapan budidaya sesuai kondisi agroekosistem,
menurunnya luas serangan OPT dan DFI, meningkatkan produktivitas dan kualitas
hasil usaha tani dan keberlanjutan dan reflikasi.
12. Dalam penyusunan RUK hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-
masing.
13. Bantuan benih diarahkan untuk mengganti varietas baru yang memiliki potensi hasil
lebih tinggi dan peningkatan pendampingan dan pengawalan ditingkatkan.
14. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang dibarengi dengan penerapan
teknologi yang tepat secara signifikan mampu memberikan kontribusi dalam
peningkatan produktivitas.
15. Stock padi sampai April 2013 : 436.719 ton, sedangkan kedelai terbatas hanya ada di
Kabupaten Lombok Timur dan Dompu, sedangkan realisasi penyaluran padi sampai
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 34 LAPORAN TAHUNAN 2013
April 2013 506.910 ton dan masih ada stock 2.790,187 ton, jagung tersalur 128,185
ton stock 67,42 ton dan kedelai tersalur 143,40 dan stock 30,640 ton.
16. Untuk memenuhi kebutuhan benih bersubsidi, pengadaan benih untuk SLPTT perlu
dibenahi dengan menekankan pada pengembangan penangkar lokal sehingga bisa
menghasilkan benih-benih sesuai spesifik lokasi.
17. Bentuk kegiatan pendampingan BPTP dalam mendukung kegiatan SL-PTT adalah
menyediakan paket teknologi, penyediaan kalender tanam, penyediaan rekomendasi
varietas unggul spesifik lokasi (berbasisi kecamatan), rekomendasi pemupukan dll.
18. Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan
komponen yang spesifik lokasi. Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan
tingkat kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion).
Komponen SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion
yang rendah dan secara gradual di tingkatkan.
19. Peran penyuluh dalam mendukung pelaksanaan SL-PTT adalah:
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman
pangan melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan
pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama
dalam meningkatkan produktivitas usahataninya
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev
dan Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam
mencapai target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu
maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun Swasta
yang terkait).
16. Evaluasi tugas penyuluh di desa sesuai PERMENTAN 45/2011 adalah :
a. Mendampingi petani dalam menyusun RDKK dan RDK
b. Membimbing penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan pola tanam dan
pola usahatani
c. Memfasilitasi petani dalam mengakses sarana produksi, permodalan dan
informasi pasar.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 35 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Mengidentifikasi teknologi spesifik lokasi yang dibutuhkan petani untuk disalurkan
kepada peneliti pendamping.
e. Melaksanakan rembug desa di posluhdes dalam rangka menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi petani di lokasi SL-PTT
f. Menfasilitasi para petani untuk menumbuhkembangkan kelembagaan tani dan
kelembagaan ekonomi petani.
17. Pendampingan diperlukan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya yang
tersedia secara terpadu, sinergis, spesifik lokasi, efisien dan partisipatif dan
membangun kelompoktani untuk mandiri.
18. Dalam pelaksanaan SL-PTT perlu dilakukan evaluasi pada tahan persiapan,
pelaksanaan dan akhir program.
Kesimpulan
1) Kunci keberhasilan dalam penerapan PTT adalah ketepatan penetapan CPCL,
ketepatan pemilihan paket teknologi, penerapan paket teknologi spesifik lokasi
rekomendasi, peran aktif petani, pengawalan dan pendampingan oleh petugas dinas
dan aparat TNI dan dukungan steakholder.
2) Pencapaian sasaran tanam dan panen SL-PTT padi non hibrida tahun 2012 mencapai
100% (117.800 Ha) dengan provitas di luar Kabupaten Lombok Barat rata-rata 60,77
Ku/ha dan LL provitas 65,93 Ku/Ha. Untuk komoditi padi hibrida luas tanam panen
100 % dengan provitas rata-rata 42,90 Ku/Ha dengan LL 76,76 Ku/Ha, padi lahan
kering lahan kering tanam panen 100% (31.000 Ha) dengan produktivitas 42,93
Ku/Ha dan LL 47,26 Ku/Ha, komoditi kedelai realisasi tanam panen mencapai 98,5%
% (32.520 Ha) dari target seluas 33.020 Ha, dengan produktivitas 13,01 Ku/Ha, LL
mencapai 13,98 Ku/Ha sedangkan jagung tanam panen mencapai 100% (6.000 Ha)
dengan provitas 69,31Ku/Ha dan LL produktivitas 13,98 Ku/Ha di luar kabupaten
Lombok Barat (samapi saat ini belum ada laporan).
3) Realisasi pelaksanaan SL-PTT 2013 sampai bulan minggu II bulan Mei relatif kecil,
realisasi padi non hibrida kawasan pertumbuhan sudah mencapai 1.375 Ha (68,75%)
dari target seluas 2.000 Ha, padi non hibrida kawasan pengembangan realisasi tanam
baru 2.00 Ha (40%) dari target seluas 5.000 Ha, pemantapan padi inbrida baru
mencapai 42.797 HA (25%) dari target seluas 171.000 Ha, pengembangan demfarm
padi hibrida realisasi tanam baru 1.000 Ha (14,29%) dari target seluas 7.000 Ha,
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 36 LAPORAN TAHUNAN 2013
pemantapan Lahan Kering belum ada tanam karena kebanyakan ditanam pada MH,
pengembangan jagung hibrida tanam 2.000 Ha (28,57%) dari target seluas 7.000 Ha,
dan pemantapan jagung hibrida baru mencapi 803 HA (16%) dari target seluas 5.000
Ha. Kedelai kawasan pengembangan sudah mencapai 13.290 HA (22,15%) dari
target seluas 60.000 Ha dan pengembanagn kedelai model tanam baru emncapai
17,98% (2.697 Ha) dari target seluas 15.000 Ha.
4) Realisasi bansos sampai Minggu II bulan Mei juga masih kecil dan diharapkan segera
mentransfer dana bansoso ke rekening kelompoktani dan melaporkan setiap dua
minggu dengan melampirkan SP2D dan SPM dan segera dimanfaatkan sesuai RUK.
5) Dalam penyusunan RUK, penggunaan sarana produksi ditingkat lapangan disesuaikan
dengan kondisi di masing-masing daerah dan telah disetujui oleh PPL, BPTP dan Dinas
Pertanian setempat.
6) Dukungan pelaksanaan SL-PTT tahun 2013 berbasisi kawasan, sebagai stimulan akan
mendapatkan sarana produksi berupa pupuk NPK, pupuk organik, kapur pertanian,
herbisida, sedangkan pertemuan kelompoktani, insentif bagi pendamping dan papan
nama diberikan pada setiap 25 Ha dalam kawasan 1.000 Habaik pertumbuhan,
pengembangan dan pemantapan.
7) Permasalahan umum dalam pelaksanaan SL-PTT adalah :
a. Juklak belum dibuat oleh kabupaten/kota dan belum diberikan ke putugas
lapangan.
b. CPCL dan SK Kadis Kabupaten/kota masih ada yang terlambat.
c. Kebijakan benih bersubsidi sampai saat ini belum ada kejelasan.
d. Secara teknis petani belum menerapkan jajar legowo secara menyeluruh.
e. Pembinaan dan pendampingan belum optimal karena keterbatasan SDM.
f. Konsep SL-PTT berdasarkan kawasan belum dipahami secara utuh oleh petugas
lapangan.
g. Pelaksanaan LL belum sepenuhnya sesuai sehingga masih ada kabupaten yang
dalam pelaksanaan SL dan LL belum menunjukkan perbedaan provitas yang
signifikan.
h. Laporan dari kecamatan dan kabupaten belum kontinyu.
i. Koordinasi petugas dinas dan bakorluh belum padu
j. Dukungan APBD belum optimal
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 37 LAPORAN TAHUNAN 2013
k. Masih kurang pembinaan setelah program selesai.
5) Rapat Penyusunan Rancangan SL-PTT dan Pengembangan Serealia TA. 2014
Untuk menyamakan persepsi antara provinsi dan dinas pertanian kabupaten/kota
mengenai penentuan lokasi SL-PTT dan penentuan produksi dan produktivitas SL-PTT tahun
2013 yang akan dicapai, maka perlu dilaksanakan pertemuan penyusunan Rencana SL-
PTT dan Pengembangan Serealia tahun 2014.
Rapat Pertemuan Penyusunan Rancangan SL-PTT dan Pengembangan Serealia Tahun
2013 dilaksanakan di Hotel Lombok Raya selama 3 (tiga) hari dari tanggal 16-18 Juli 2013.
Peserta pertemuan terdiri dari Kepala Seksi yang menangani SL-PTT, Kepala Bapelluh
kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat dan Kepala Cabang Dinas (KCD) masing-masing 1
orang.
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Dinas Kabupaten/Kota dan materi
yang disampaikan oleh para narasumber nara sumber pusat dan daerah, hasil diskusi yang
berkembang selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah. Dengan
pelaksanaan Permentan nomor 45 tahun 2011 diharapkan ke depan hal ini akan
terlaksana.
2. Basisi penentuan lokasi SL-PTT tahun 2013 merupakan desa atau hamparan terintegrasi
dan produktivotas dibawah rata-rata dan atau indeks pertanaman dibawah rata-rata.
3. Batasan kawasan PJK ini sebagai batasan minimal. Dalam 1 kabupaten/kota dapat
melebihi 1 kawasan artinya kelipatan batasan minimal atau dapat merupakan gabungan
luasan dari beberapa kabupaten yang dekat.
4. Rancangan alokasi SL-PTT padi tahun 2013 adalah :
5. SL-PTT padi kawasan pertumbuhan seluas 2.000 Ha, SL-PTT padi kawasan
pegembanganseluas 12.000 HA terdiri dari SL-PTT spesifik lokasi seluas 4.00 Ha dan
denfarm padi hibrida seluas 4.000 HA.
6. SL-PTT padi kawasan pemantapan seluas 215.000 Ha terdiri dari SL-PTT padi sawah
seluas 171.000 HA, SL-PTT padi lahan kering seluas 30.000 HA
7. Rancangan alokasi SL-PTT jagung tahun 2013 sebagai berikut :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 38 LAPORAN TAHUNAN 2013
a. Areal pertumbuhan jagung seluas 2.000 Ha b. Areal Pengembangan seluas 7.000 Ha c. Areal Pemantapan Jagung seluas 5.000
8. Penyusunan CPCL SL-PTT seawal mungkin, bulan September 2013 CPCL dari
kabupaten/kota sudah diterima pusat.
9. SLPTT bukan berdasarkan unit tetapi berupa satu hamparan berbasis desa atau satu
kelompok tani secara utuh.
10. Unit (luasan) SL-PTT disesuaikan dengan luasan lahan yang dikuasai petani/
kelompoktani (berdasarkan CP-CL).
11. Perhatian lebih pada pemberdayaan kelompok, untuk itu, perlu penelaahan yang
menyeluruh terhadap keberadaan kelompok tani dengan melihat keberagaman anggota
dari sisi status sebagai petani, penguasaan lahan, dan kemampuan dalam adopsi inovasi.
12. Sistem pengadaan benih untuk SLPTT perlu dibenahi dengan menekankan pada
pengembangan penangkar lokal sehingga bisa menghasilkan benih-benih sesuai spesifik
lokasi
13. Bentuk kegiatan pendampingan BPTP dalam mendukung kegiatan SL-PTT adalah
menyediakan paket teknologi, penyediaan kalender tanam, penyediaan rekomendasi
varietas unggul spesifik lokasi (berbasisi kecamatan), rekomendasi pemupukan dll.
14. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Tahun 2013 dilakukan melalui :
• Peningkatan Produktivitas • Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan • Penurunan Konsumsi Beras danPengembangan Diversifkasi Pangan • Peningkatan Management
15. Komponen PTT perlu spesifik lokasi. Dalam hal ini BPTP perlu merumuskan komponen
yang spesifik lokasi. Komponen SLPTT juga perlu disesuaikan dengan tingkat
kemampuan adopsi terhadap teknologi baru (disebut Location Quotion). Komponen
SLPTT perlu lebih disederhanakan pada daerah dengan Location Quotion yang rendah
dan secara gradual di tingkatkan.
16. Untuk lebih terarahnya sasaran SL-PTT/bantuan benih kepada kelompok tani, maka
diharapkan semua Kabupaten/Kota membuat peta produktivitas komoditas tanaman
pangan setiap Desa/Kecamatan.
17. Peran penyuluh dalam mendukung pelaksanaan SL-PTT adalah:
a. Pendamping pelaku utama dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan
melalui SL-PTT, BLBU dan CBN, sejak dari persiapan sampai dengan pemasaran
b. Komunikator percepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pelaku utama dalam
meningkatkan produktivitas usahataninya
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 39 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Memfasilitasi aktivitas pelaku utama dalam rangka Kajian Kebutuhan dan Peluang
(KKP), penentuan CP/CL, penyusunan RDKK, dalam kegiatan SL/LL serta Monev dan
Pelaporan
d. Menumbuhkembangkan semangat serta unjuk kerja pelaku utama didalam mencapai
target peningkatan produktivitas yang berdaya saing baik mutu maupun produksinya
e. Meningkatkan aksesbilitas pelaku utama kegiatan pertanian tanaman pangan
terhadap stake holder (perbankan, Lembaga Pemerintah, BUMN maupun Swasta
yang terkait)
Kesimpulan yang dihasilkan dari pertemuan penyusunan Rencana SL-PTT dan Pengembangan
Serealia tahun 2013 :
1. Pelaksanan SL-PTT tahun 2013 berdasarkan kawasan atau berupa hamparan minimal
1.000 ha atau merupakan kelipatannya.
2. Penyusunan CPCL SL-PTT seawal mungkin, bulan September 2013 CPCL dari
kabupaten/kota sudah diterima pusat.
3. Penyusunan CPCL dibuat sampai tingkat desa.
4. Pelaksanaan SL-PTT padi, jagung akan berhasil, bila terjadi sinergi program dan
kebijakan yang saling terkait antar instasi, serta komitmen pusat dan daerah.
5. Peran penyuluh pertanian lebih ditingkatkan terutama dalam pendampingan pelaksanaan
SL-PTT, begitu juga instansi lain yang terkait seperti BPTPH, BPTP dan petugas dinas
kabupaten/kota.
6) Rapat Koordinasi Instansi Terkait (P2BN)
Pertemuan Koordinasi Instansi Terkait (P2BN) dilaksanakan di Mataram selama 2 (dua)
hari dari tanggal 10 s/d 11 Juni 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha No.
11 Mataram Nusa Tenggara Barat.
Peserta Pertemuan Koordinasi P2BN Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah Kepala Dinas yang
menangani bidang pertanian Kabupaten/Kota serta Anggota Tim Pembina P2BN yang berasal
dari instansi/SKPD Lingkup Pemerintah Daerah NTB.
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 40 LAPORAN TAHUNAN 2013
(1) Strategi peningkatan produktivitas padi nasional ditempuh melalui peningkatan mutu
intensifikasi, pendekatan pengelolaan tanaman terpadu, pengembangan padi hibrida, dan
pengembangan kelembagaan tani.
(2) Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Koordinasi denga
instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi spesifik lokasi, advokasi/`perlindungan,
suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
(3) Kebijakan yang mendukung Program P2BN Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
45/Permentan/OT.140/8/2011.
(4) Persyaratan pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah : Daerah irigasi terjamin dan
tanah subur, bukan daerah endemic hama wereng coklat, tungro dan ganjr, Ketersediaan
sarana produksi, sangat sfesifik lokais, petani setempat tangap terhadap teknologi baru
dan tingkat hasil padi yang dicapai sudah tinggi.
(5) Pencapaian Luas Areal Tanam sampai dengan Februari 2013 untuk komoditi Padi telah
melampaui sasaran yang ditetapkan. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi
padi tahun 2013 dibandingkan dengan sasaran tahun 2013 Provinsi NTB adalah: realisasi
luas panen Ha (96.96 %) dari sasarana seluas ha , produktivitas sebesar kw/ha dengan
produksi Ton.
(6) Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah operasional antara lain :
a. Pastikan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi tahun 2013 pada
tingkat Kabupaten/ Kota, Kecamatan dan Desa dan terinci atas Musim Tanam (MH &
MK) dan Bulan, telah ditetapkan.
b. Segera lakukan olah tanah dan tanam apabila kondisi ketersediaan air sdh
memungkinkan dengan memanfaatkan brigade tanam/panen jika telah terbentuk.
c. Lakukan koordinasi POSKO P2BN pada tingkat Provinsi (POSKO II) dan pada tingkat
Kabupaten (POSKO III) untuk mengkoordinasikan kesiapan benih, pupuk, paket
teknologi jajar legowo, pestisida, alsintan, kesiapan air dan antisipasi
kebanjiran/bencana alam lainnya.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 41 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Tingkatkan Pengawalan dan pendampingan oleh Penyuluh, POPT, PBT dan Peneliti
(bagi lokasi yang telah melakukan pertanaman) dlm memelihara pertanaman
(pemupukan, pengendalian OPT, DPI dan lain-lain).
e. Lakukan koordinasi penanganan panen dan pasca panen scr intensif antara lain dngn
mengoptimalkan peralatan yang dimiliki petani, memobilisasi prasarana yang tersedia
di daerah dan mempercepat alokasi bantuan yang ada.
f. Dalam rangka percepatan peningkatan produktivitas padi di lahan sawah diawali
dengan pemetaan produktivitas padi dengan kreteria rendah produktivitas < 3,5
ton/ha, sedang 3,6 – 4,9 ton/ha dan tinggi 5 ton/ha. Dari ketiga kreteria tersebut
masing-masing upaya dilakukan di kawasan yang masih rendah dipercepat dengan
pendekaan sekolah lapang, sedangkan dilahan sedang sampai tinggi dilakukan
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan model SL, didukung dengan
pendampingan oleh petugas teknis dan penyuluh.
g. Tingkatkan komunikasi, sosialisasi, koordinasi dan langkah2 persiapan dngn seluruh
petugas di tingkat kecamatan dan desa serta instansi terkait dan stake holders
termasuk dngn Aparat (TNI-AD).
h. Pastikan CL dan CPCL SL-PTT Padi dan Jagung, telah siap mengimplementasikan
instrumen program sesuai jadwal pelaksanaan.
i. Tingkatkan koordinasi dan komunikasi dengan BPS. Pastikan seluruh areal
tanam/panen telah terakomodir dalam laporan BPS.
j. Pahami Pedoman Teknis SL-PTT dan jabarkan kedalam Juklak dan Juknis sesuai
kondisi daerah masing-masing (spesifik lokasi) agar dapat diimplementasikan dengan
baik, tepat waktu dan tepat sasaran.
k. Laksanakan kegiatan sesuai dengan ROK yang telah disusun dlm rangka percepatan
penyerapan anggaran dan laporkan ke Pusat melalui Mekanisme Pelaporan yang telah
dibangun .
l. Tingkatkan kualitas kinerja penyampaian laporan guna penerapan azas reward dan
punishment.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 42 LAPORAN TAHUNAN 2013
(7) Hujan bulan Maret – Agustus 2013 menurut BMKG diperkirakan akan terjadi La Nina
lemah, sehingga volume hujan akan sedikit lebih banyak dari biasanya, sedangkan sifat
hujan tahun 2013 di Provinsi NTB umumnya diperkirakan akan normal, dimana jumlah
curah hujan tahun 2013 akan normal seperti biasa.
7) Rapat Koordinasi Penyusunan Sasaran Produksi Tahun 2014
Rapat Koordinasi Penyusunan Sasaran Produksi Tahun 2014 telah
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tgl 3 s/d 5 Juli 2013 di Hotel Lombok Raya –
Mataram.
Peserta pertemuan terdiri dari Kepala Bidang/ UPT Lingkup Pertanian Tingkat Propinsi,
Kepala Bidang yang menangani Produksi dan perencanaan pada Dinas Pertanian Kabupaten /
Kota se-Nusa Tenggara Barat, Kepala Bidang pada Bapelluh Kabupaten/Kota, Subag
Perencanaan Dinas Pertanian Propinsi dan Undangan terkait lainnya.
Hasil Pertemuan
Berdasarkan diskusi dengan kabupaten/kota dan mempertimbangkan potensi lahan
yang ada di masing-masing kabupaten, maka telah disepakati angka sasaran tanam tanaman
pangan untuk tahun 2014 sebagai berikut :
Tabel IV-4. Sasaran Luas Tanam Padi dan Palawija Tahun 2014 di Nusa Tenggara Barat
Sasaran +/- %No. KOMODITI PANEN PROV PROD 2013 2014 dari
13/14 2014 TOTAL (HA) (KW/HA) (TON) 2013
1 TOTAL PADI 314.946 121.876 436.822 426.978 54,25 2.316.549 2.191.714 124.835 105,70
2 PADI SAWAH 256.572 121.876 378.448 368.604 56,61 2.086.549 1.953.657 132.892 106,80
3 PADI LADANG 58.374 - 58.374 58.374 39,40 230.000 238.058 (8.058) 96,62
4 JAGUNG 98.478 23.622 122.100 117.216 65,50 767.757 744.111 23.646 103,18
5 KEDELAI 33.987 59.008 92.995 91.119 14,90 135.765 131.976 3.788 102,87
6 KACANG TANAH 14.057 16.363 30.420 28.955 16,20 46.900 44.045 2.855 106,48
7 KACANG HIJAU 21.214 20.825 42.039 41.194 12,62 51.975 45.809 6.165 113,46
8 UBI KAYU 6.140 1.489 7.629 7.629 141,05 107.604 107.554 50 100,05
9 UBI JALAR 510 945 1.455 1.397 125,00 17.460 17.264 196 101,14
SASARAN 2014 KESEPAKATAN KABUPATENTANAM
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 43 LAPORAN TAHUNAN 2013
Berdasarkan table tersebut, sasaran produksi tanaman pangan rata-rata mengalami
peningkatan kecuali padi ladang. Hal ini karena munculnya optimisme dari daerah akan
pencapaian luas tanam tahun ini karena harapan dan optimisme petani tentang curah hujan
tahun depan akan sama dengan tahun ini, meskipun berdasarkan ramalan dari BMKG curah
hujan tahun 2014 akan kembali normal, kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun 2013
dimana terjadi hujan dimana-mana.
Angka Sasaran Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Padi Dan Palawija Tahun 2014
Untuk perhitungan sasaran produksi, luas panen, produktivitas dan produksi padi dan
palawija tahun 2014 dihitung berdasarkan data series angka tetap tahun – tahun
sebelumnya di Nusa Tenggara Barat serta sasaran program-program baik di daerah
maupun di pusat. Berdasarkan kemampuan masing-masing daerah, sasaran luas panen,
provitas dan produksi tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2014 adalah
sebagai berikut :
Tabel IV-5. Sasaran Luas Panen, Provitas, dan Produksi Tanaman Pangan Tahun
2014 dibandingkan Tahun 2013 di Provinsi NTB
No KOMODITI Luas Hasil/ Produksi Luas Hasil/ Produksi Luas Hasil/ ProduksiPanen Hektar Panen Hektar Panen Hektar(Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1. TOTAL PADI 426.978 54,25 2.316.549 412.023 50,04 2.061.624 103,63 108,43 112,37 Padi Sawah 368.604 56,61 2.086.549 357.171 51,46 1.838.169 103,20 109,99 113,51 Padi Ladang 58.374 39,40 230.000 54.852 40,74 223.455 106,42 96,72 102,93
2. JAGUNG 117.216 65,50 767.757 108.607 55,78 605.762 107,93 117,43 126,74 3. KEDELAI 91.119 14,90 135.765 78.064 11,43 89.201 116,72 130,39 152,20 4. KACANG TANAH 28.955 16,20 46.900 31.678 17,41 55.164 91,40 93,01 85,02 5. KACANG HIJAU 41.194 12,62 51.975 24.868 12,52 31.124 165,65 100,81 166,99 6. UBI KAYU 7.629 141,05 107.604 4.588 131,80 60.469 166,28 107,02 177,95 7. UBI JALAR 1.397 125,00 17.460 761 123,86 9.426 183,55 100,92 185,23
%Sasaran 2014 Aram I 2013
Untuk pencapaian sasaran produksi tahun produktivitas padi pada tahun 2014 diupayakan
melalui peningkatan produktivitas. Upaya ini didukung dengan adanya bantuan benih yang
berasal dari Pemerintah pusat guna meningkatkan hasil per luas lahan.
Sasaran luas panen, produksi dan produktivitas Padi dan Palawija tahun 2014
diupayakan melalui 2 (dua) program pencapaian produksi, yaitu intensifikasi dan
ekstensifikasi atau perluasan areal tanam.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 44 LAPORAN TAHUNAN 2013
Upaya intensifikasi dilakukan diantaranya melalui penggunaan benih varietas
unggul dengan bantuan dari pemerintah untuk peningkatan nproduktivitas lahan,
pemupukan berimbang, pengairan / irigasi teratur, pengolahan lahan yang tepat serta
pengendalian terhadap hama penyakit tanaman dengan tidak merusak agroekosistem tanah,
lingkungan serta hasil budi daya tanaman tersebut, yang diwujudkan dalam Program SL-PTT
sedangkan peningkatan produksi melalui program ekstensifikasi / perluasan areal tanam
dilakukan dengan membuka lahan – lahan baru potensial yang dapat menghasilkan produksi
padi dan palawija optimal.
Rencana Indikatif Kebutuhan Benih Tanaman Pangan MT. 2013/2014 dan MT. 2014
Rencana indikatif kebutuhan benih tahun 2014 mengalami peningkatan dibanding
tahun 2013, hal ini selaras dengan peningkatan luas tanam yang terjadi tiap tahunnya dan
adanya program bantuan benih dari pemerintah melalui Sekolah Lapang Penguntuk komoditi
padi, jagung, dan kedelai. Bahkan pada tahun 2014 akan diperluas lagi dengan program
Adapun rekomendasi kebutuhan benih padi 25 kg / ha, jagung 20 kg/ ha dan kedelai
40 kg / ha.
Sasaran penggunaan kebutuhan benih bersertifikat di Nusa Tenggara Barat
ditetapkan berdasarkan tingkat penggunaan benih yang telah dicapai tahun sebelumnya dan
bantuan benih yang telah diprogramkan pemerintah.
Sasaran kebutuhan benih aktual dapat mencapai angka yang jauh lebih besar. Namun
mengingat masih banyaknya petani yang belum menggunakan benih bersertifikat, maka
diasumsikan petani yang menggunakan benih bersertifikat akan meningkat dari tahun ke
tahun. Mengingat banyaknya bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah, maka pada tahun
2014 diharapkan mencapai 85% untuk penggunaan benih bersertifikat untuk tanaman padi,
70% untuk tanaman jagung, dan 50% untuk tanaman kedelai.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 45 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel IV-6. Rencana Indikatif Kebutuhan Benih Tahun 2014 di Provinsi Nusa
Tenggara Barat
No
MT. 2013/2014 MT. 2014
1 6.692,60 2.589,87 9.282,47 TON5.452,16 2.589,87 8.042,02 TON 25 KG1.240,45 - 1.240,45 TON 30 KG
2 2.092,66 501,97 2.594,63 TON 20 KG3 722,22 1.253,92 1.976,14 TON 40 KG4 298,71 347,71 646,43 TON 120 KG5 450,80 442,53 893,33 TON 25 KG6 130,48 31,64 162,12 RIBU STEK 10.000 STEK7 10,84 20,08 30,92 RIBU STEK 50.000 STEK
% PENGGUNAAN
TOTAL PER 1 HA BENIH BERSERTIFIKAT
KOMODITI SASARAN KEBUTUHAN BENIH
PADI LADANG 80PADI SAWAH 85PADI
KACANG TANAH 5KEDELAI 50JAGUNG 75
UBI JALAR -
UBI KAYU -KACANG HIJAU 5
Kendala Dan Upaya – Upaya Khusus Yang Dilakukan Propinsi / Kabupaten, Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan Tahun 2014
Beberapa kendala dan permasalahn yang terjadi dalam usaha budi daya pertanioan di Nusa
Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
1. Alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat pesatnya pembangunan diluar sektor
pertanian, menyebabkan beberapa luasan lahan yang sangat subur tidak berfungsi
sesuai dengan harapan pembangunan pertanian. Dilain pihak upaya perluasan areal
melalui percetakan sawah baru memerlukan dana yang tidak sedikit dan juga tidak
tersedianya sumber air yang memadai;
2. Menurunnya dukungan Sumberdaya Lahan sebagai akibat dari teknik budidaya yang
tidak memperhatikan kaidah konservasi.
3. Menurunnya dukungan sumberdaya air, terbatasnya jumlah mata air, curah hujan
yang semakin menurun setiap tahunnya, sehingga teknologi pertanian tidak dapat
diterapkan secara optimal.
4. Beberapa OPT penting masih menjadi kendala yang serius dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan. Misalnya tungro, penggerek batang, tikus, Wereng coklat,
dan blast pada padi.
5. Pemilikan modal petani yang sangat terbatas, penyediaan Kredit Usaha Tani yang
semakin terbatas pula, menyebabkan para petani kesulitan menyediakan sarana
produksi dan pada akhirnya petani menggunakan anjuran teknologi sesuai dengan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 46 LAPORAN TAHUNAN 2013
kemampuannya. Demikian pula dalam hal kegiatan pengolahan hasil produksi
pertaniannya;
6. Penggunaan sarana produksi on farm yang masih sangat minimal seperti penggunaan
benih/varietas unggul bersertifikat, pupuk yang dianjurkan, serta obat –
obatan atau pestisida alami maupun kimia yang bersifat tidak resisten
7. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil, yang disebabkan oleh penanganan panen dan
pasca panen yang belum memadai (Tingkat kehilangan hasil pada komoditas Padi saat
ini mencapai 10,48 % dari total produksi);
8. Harga sarana produksi yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga gabah maupun
komoditas lainnya pada saat panen;
9. Ketersediaan Infra struktur seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara jalan yang belum
tersedia secara memadai
Upaya – Upaya Khusus Yang Dilakukan Per Kabupaten Untuk Peningkatan Produksi
Beberapa upaya khusus yang dilakukan untuk peningkatan produksi secara umum
untuk masing – masing kabupaten / kota di Nusa Tenggara Barat antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan telah dilakukan beberapa Program
Perluasan Areal Tanam melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan, rehabilitasi
dan konservasi lahan, dan penambahan baku lahan sehingga berdampak positif dalam
penaambahan areal panen.
2. Mengoptimalkan penggunaan lahan – lahan baru yang telah diusahakan melalui
kegiatan perluasan areal tanam sehingga berdampak positif dalam penambahan areal
panen dan produksi tanaman pangan pada tahun 2013 dan 2014
3. Meningkatkan jalinan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta untuk mengatasi
keterbatasan modal petani seperti pola kemitraan yang telah dilaksanakan untuk
pengembangan komoditi jagung hibrida dengan pihak Perhimpunan Masyarakat
Madani
4. Mempersiapkan sarana produksi secara enam tepat (Tepat harga, jenis, jumlah, mutu,
tempat dan sasaran)
5. Melakukan pemantauan, pembinaan dan bimbingan teknis yang intensif terutama
dalam upaya peningkatan produktivitas padi dan palawija dengan memberikan
bimbingan teknis seperti pemupukan berimbang.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 47 LAPORAN TAHUNAN 2013
6. Peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui program intensifikasi dengan
meningkatkan penggunaan benih varietas unggul berproduksi tinggi yang dilakukan
melalui kegiatan demplot – demplot benih unggul bersertifikat, denfarm padi tipe baru,
pemupukan berimbang, serta dengan program ekstensifikasi melalui kegiatan perluasan
areal tanam ( PAT )
7. Mengupayakan percepatan pertanaman menjelang musim kemarau dengan
mengoptimalkan penggunaan alsintan
8. Meminimalisasi kerusakan / puso tanaman baik akibat serangan OPT, Kekeringan
maupun banjir melalui peningkatan pemantauan dan pengamatan OPT lebih intensif
dan pengendalian dini terhadap sumber serangan dan pemantauan informasi iklim.
9. Pengembangan penggunaan agensia hayati, pestisida nabati serta musuh alami
tanaman untuk menekan penurunan produksi tanaman pangan dan tetap ramah
lingkungan.
Berdasarkan pengarahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura
Provinsi NTB, pembahasan materi serta diskusi maka disimpulkan rumusan sementara sebagai
berikut :
1. Sasaran produksi komoditi utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar) tahun 2014 adalah :
Tabel. IV-7
No. KOMODITI PANEN PROV PROD 13/14 2014 TOTAL (HA) (KW/HA) (TON)
1. Rina Tri Sakti,P
1 TOTAL PADI 314.946 121.876 436.822 426.978 54,25 2.316.549 2. H.Suhaili,SP.M.Si
2 PADI SAWAH 256.572 121.876 378.448 368.604 56,61 2.086.549 3. Sugiartadi,SP
3 PADI LADANG 58.374 - 58.374 58.374 39,40 230.000 4. Zaenal Arifin,S.ST
4 JAGUNG 98.478 23.622 122.100 117.216 65,50 767.757 5. Darajata,S.Pt
5 KEDELAI 33.987 59.008 92.995 91.119 14,90 135.765
6 KACANG TANAH 14.057 16.363 30.420 28.955 16,20 46.900 6. Abdul Muis, SP
7 KACANG HIJAU 21.214 20.825 42.039 41.194 12,62 51.975 7. Juni Yastati,SP
8 UBI KAYU 6.140 1.489 7.629 7.629 141,05 107.604 8. Ir.Rantiono
9 UBI JALAR 510 945 1.455 1.397 125,00 17.460 9. Erlindi,SP
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
Mengetahui / MenyetujuiSASARAN 2014 KESEPAKATAN KABUPATENTANAM
2. Untuk komoditi kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar mengalami penurunan sasaran dari
tahun sebelumnya karena terjadinya alih komoditi yang memiliki nilai ekonomi dan
agronomis yang lebih menguntungkan seperti jagung.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 48 LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Sasaran Kebutuhan benih potensial Untuk Nusa Tenggara Barat berdasarkan sasaran
areal tanam tersebut adalah :
Padi : 13.104 TON
Jagung : 2.442 TON PK
Kedelai : 3.720 TON BK
Kacang Tanah : 1.825 TON BK
Kacang Hijau : 1.051 TON BK
Ubi Kayu : 76.290 RIBU STEK
Ubi Jalar : 72.750 RIBU STEK
4. Dinas Pertanian Kabupaten hendaknya meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan
BPS di masing-masing Kabupaten/Kota untuk mendapatkan akurasi data yang lebih
maksimal dan menghindari adanya bias angka antara Dinas dan BPS.
5. Upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan pada tahun
2014 antara lain :
- Peningkatan Produktivitas dan Produksi melalui Program SL-PTT dan SRI, SL-PHT dan
SLI, .
- Mengatur pola tanam untuk meminimalkan serangan OPT dengan gerakan Spot Stop.
- Penggunaan pupuk berimbang.
- Melakukan penanaman dengan sistem jajar legowo
- Mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dengan menanam palawija di areal lahan
kering dengan penggunaan varietas produksi tinggi.
- Meminimalisir terjadinya ledakan hama karena penanaman varietas yang sama secara
terus menerus.
- Perbaikan Jaringan irigasi (JITUT, JIDES, Embung, dll).
6. Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan budidaya
suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala kemungkinannya
sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu berkoordinasi dengan
BMKG.
7. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 49 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Pada tahun 2013 Provinsi NTB akan mengalami Musim Hujan dan Musim Kemarau
yang normal sehingga curah hujan cenderung normal.
� Sesuai dengan informasi tersebut, diperkirakan pola tanam akan kembali normal,
namun petani perlu waspada untuk penanaman padi pada peghujung musim hujan
dikarenakan curah hujan yang tidak lagi penuh seperti tahun sebelumnya.
8. Data Sasaran berdasarkan Kecamatan dan Desa agar segera di jabarkan di Kabupaten
sebagai acuan bagi petugas kabupaten dan untuk memudahkan para petugas sampai
tingkat penyuluh dan diserahkan paling lambat pada akhir Juli 2013.
9. Untuk meningkatkan produktivitas kecamatan, diharapkan kepada petugas kecamatan
baik Mantis dan Mantan untuk berkoordinasi dengan petugas Dinas dan BP4K untuk
dapat memberikan data ubinan yang lebih akurat sebagai data penunjang dalam
pembahasan dan penetapan angka di tingkat Badan Pusat Statistik.
10. Bagi kabupaten/kota yang merasa di daerahnya diperkirakan akan mengalami
kekurangan alokasi pupuk agar segera membuat surat permintaan penambahan.
11. untuk mendapatkan akurasi data ketersediaan dan pengeluaran pupuk dimasing-masing
Kabupaten/Kota se NTB dengan jalan memantau perkembangannya sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan laporan.
12. untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan pupuk
organik alternatif dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan, namun
tetap mengacu pada pupuk yang sudah terdaftar. Untuk mengurangi ketergantungan
akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan pupuk ORGANIK dipandang perlu untuk
dikembangkan dan disosialisasikan.
8) Pertemuan Pemantapan P2BN
Pertemuan Pemantapan P2BN dilaksanakan di Mataram selama 3 ( tiga ) hari dari
tanggal 10 s/d 12 Juni 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha No. 11
Mataram Nusa Tenggara Barat. Peserta Pertemuan Pemantapan P2BN Propinsi Nusa Tenggara
Barat adalah Kepala Bidang yang menangani pertanian tanaman pangan, Kepala Badan yang
menangani Penyuluhan Kabupaten/Kota, dan Petugas OPT Kabupaten/Kota se- Nusa
Tenggara Barat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 50 LAPORAN TAHUNAN 2013
Hasil Yang Dicapai
(1) Evaluasi Tanam Padi, Jagung dan Kedelai
Kondisi perkembangan pertanian di NTB saat ini, untuk realisasi tanam sampai
dengan bulan Mei komoditi padi adalah seluas 404.333 HA (95,94 %) dari sasaran
421.424 Ha, dan Jagung 103.863 HA (86,36 %) dari sasaran 120.265 Ha. Sedangkan
kedelai baru mencapai 42.151 Ha (45,68 %) dari sasaran 92.280 Ha.
Berdasarkan ARAM I tahun 2013 produksi padi diperkirakan MENINGKAT menjadi
2.030.661 ton gkg; dengan provitas 49,29 kw/ha, produksi jagung mencapai 589.501 ton
PK dengan provitas 54,71 kw/ha; dan kedelai diperkirakan meningkat tajam menjadi
90.592 bk dengan provitas 11,60 kw/ha
Lengkapnya dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel IV-8. Target dan Realisasi Tanam Padi di Nusa Tenggara Barat sampai bulan Mei 2013.
KABUPATEN/KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
1 MATARAM 2.440 2.078 85,16 2.660 1.862 70,00 5.100 3.940 77,25
2 LOMBOK BARAT 18.370 18.572 101,10 12.221 10.229 83,70 30.591 28.801 94,15 3 LOMBOK UTARA 11.103 9.894 89,11 2.247 701 31,20 13.350 10.595 79,36
4 LOMBOK TENGAH 60.567 57.570 95,05 22.674 31.224 137,71 83.241 88.794 106,67 5 LOMBOK TIMUR 54.500 52.392 96,13 16.581 12.117 73,08 71.081 64.509 90,75
6 SUMBAWA 64.236 67.366 104,87 21.582 11.225 52,01 85.818 78.591 91,58 7 SUMBAWA BARAT 11.332 11.020 97,25 6.898 7.464 108,21 18.230 18.484 101,39
8 DOMPU 30.479 28.922 94,89 7.102 6.815 95,96 37.581 35.737 95,09 9 BIMA 49.605 55.667 112,22 19.327 12.890 66,69 68.932 68.557 99,46
10 KOTA BIMA 5.300 4.471 84,36 2.200 1.854 84,27 7.500 6.325 84,33 307.932 307.952 100,01 113.492 96.381 84,92 421.424 404.333 95,94
NOMT. 2012/2013 (HA) MT. 2013 (HA) TOTAL (HA)
NTB
Realisasi tanam padi sampai bulan Mei 2013 telah mencapai 87,61 % dari sasaran
Tahun 2013, dan masih ada 5 bulan untuk merealisasikan sasaran tanam hingga mencapai
100% pada bulan September 2013.
Pada tahun 2013 Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi Program SL-
PTT Padi sebagai salah satu program pendukung P2BN guna mendapatkan produksi sesuai
target yang sudah disepakati bersama.
Pada tahun 2013 sasaran produksi padi dan jagung NTB tetap harus naik karena
tuntutan kebutuhan nasional dan komitmen bersama. Tetapi upaya tetap menyemangati
petani dan mensosialisasikan program-program yang dapat mendukung peningkatan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 51 LAPORAN TAHUNAN 2013
produksi karena pada tahun 2013 kondisi iklim lebih baik, program SL-PTT tetap berjalan
yang akan didukung dengan subsidi benih.
Tabel IV-9. Target dan Realisasi Tanam Jagung di Nusa Tenggara Barat sampai bulan Mei 2013.
KABUPATEN/KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
1 MATARAM - - #DIV/0! - - - - - #DIV/0!
2 LOMBOK BARAT 1.355 1.706 125,90 2.285 236 10,33 3.640 1.942 53,35
3 LOMBOK UTARA 4.918 4.483 91,15 1.161 4.483 386,13 6.079 8.966 147,49
4 LOMBOK TENGAH 4.075 1.902 46,67 2.155 464 21,53 6.230 2.366 37,98 5 LOMBOK TIMUR 11.000 9.785 88,95 4.500 1.883 41,84 15.500 11.668 75,28
6 SUMBAWA 30.900 31.865 103,12 5.000 3.938 78,76 35.900 35.803 99,73
7 SUMBAWA BARAT 5.010 4.982 99,44 511 1.115 218,20 5.521 6.097 110,43
8 DOMPU 22.640 20.065 88,63 5.350 888 16,60 27.990 20.953 74,86
9 BIMA 15.335 14.868 96,96 2.560 613 23,95 17.895 15.481 86,51 10 KOTA BIMA 1.510 587 38,87 - - #DIV/0! 1.510 587 38,87
96.743 90.243 93,28 23.522 13.620 57,90 120.265 103.863 86,36
NoMT. 2012/2013 (HA) MT. 2013 (HA) TOTAL (HA)
NTB
Realisasi tanam jagung sampai bulan Mei 2013 mencapai 78,67 % dari sasaran
120.265 Ha. Puncak tanam jagung yang biasanya terjadi pada musim penghujan bulan
Nopember sampai Januari telah terlampaui. Namun dengan tingginya curah hujan tahun
2013 ini diharapkan mampu mendongkrak animo petani untuk kembali menanam jagung
di lahan kering sampai akhir musim tanam bulan september nanti.
Tabel IV-10. Target dan Realisasi Tanam Kedelai di Nusa Tenggara Barat sampai bulan Mei 2013.
KABUPATEN/KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 121 MATARAM - - - 1.900 - - 1.900 - - 2 LOMBOK BARAT 350 572 163,43 3.791 262 6,91 4.141 834 20,14 3 LOMBOK UTARA - 3 - - - - - 3 #DIV/0!4 LOMBOK TENGAH 9.350 2.359 25,23 20.000 10.225 51,13 29.350 12.584 42,88 5 LOMBOK TIMUR 100 189 189,00 1.350 86 6,37 1.450 275 18,97 6 SUMBAWA 1.500 2.737 182,47 2.500 344 13,76 4.000 3.081 77,03 7 SUMBAWA BARAT 305 24 7,87 2.528 18 0,71 2.833 42 1,48 8 DOMPU 8.500 4.079 47,99 8.880 3.901 43,93 17.380 7.980 45,91 9 BIMA 15.882 9.313 58,64 12.844 7.957 61,95 28.726 17.270 60,12
10 KOTA BIMA 1.500 - - 1.000 82 8,20 2.500 82 3,28
37.487 19.276 51,42 54.793 22.875 41,75 92.280 42.151 45,68 NTB
TOTAL (HA)NO
MT. 2012/2013 (HA) MT. 2013 (HA)
Untuk tahun 2013, NTB mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi
inbrida 171.000 ha, padi lahan kering 30.000 ha, kawasan pertumbuhan padi inbrida 2000
ha, kawasan pengembangan padi inbrida 5000 ha dan padi hibrida 7.000 ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 52 LAPORAN TAHUNAN 2013
Kawasan SL-PTT jagung pertumbuhan 2.000 ha, pengembangan 7.000 ha, dan
pemantapan 5.000 ha. Kawasan SL-PTT pertumbuhan kedelai 500 ha, pengembangan
model 15.000 ha, dan pengembangan 60.000 ha.
Adapun Realisasi Panen sampai bulan Mei ini dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel IV-11. Target dan Realisasi Panen Padi, Jagung, dan Kedelai di Nusa Tenggara Barat sampai bulan Mei 2013.
KABUPATEN/
KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
1 MATARAM 4.845 2.372 48,96 - - - 1.862 - -
2 LOMBOK BARAT 29.537 18.142 61,42 3.458 1.642 47,48 4.058 560 13,80
3 LOMBOK UTARA 13.042 10.112 77,53 5.775 4.959 85,87 - 3 -
4 LOMBOK TENGAH 80.045 54.712 68,35 5.981 1.885 31,52 28.763 2.251 7,83
5 LOMBOK TIMUR 69.772 47.423 67,97 14.725 8.708 59,14 1.421 149 10,49
6 SUMBAWA 82.212 66.800 81,25 34.105 31.711 92,98 3.920 2.177 55,54
7 SUMBAWA BARAT 17.523 10.552 60,22 5.245 4.711 89,82 2.776 11 0,40
8 DOMPU 37.009 25.415 68,67 26.591 19.986 75,16 17.032 4.074 23,92
9 BIMA 67.893 54.631 80,47 17.000 13.521 79,54 28.151 11.580 41,14
10 KOTA BIMA 7.356 4.267 58,01 1.435 412 28,71 2.450 366 14,94
409.234 294.426 71,95 114.315 87.535 76,57 90.434 21.171 23,41
NOPADI JAGUNG KEDELAI
NTB
Dengan pertanaman padi, jagung, dan kedelai sampai bulan Mei tersebut,
diharapkan pertanaman dapat terjaga sampai waktu panen dengan serangan OPT minimal
dan berharap tidak lagi terjadi puso ataupun banjir serta kekeringan, karena menjelang
musim kemarau.
Sebagai upaya meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai tersebut, dilakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. Melakukan penyuluhan dan pembinaan ke daerah sebagai upaya memperbaiki sistem
budidaya ataupun mempertahankan yang telah dilakukan petani sebagai motivasi
petani untuk budidaya yang lebih baik.
b. Monitoring peredaran pupuk sebagai upaya memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani,
khususnya tepat jumlah dan tepat waktu agar tidak lagi menjadi kendala dalam
budidaya pertanian.
c. Menekankan agar petani tidak lagi tergantung pada bahan kimia, agar petani mulai
menggunakan pupuk organik, pestisida nabati sebagai upaya mengurangi bahan kimia
dalam budidaya pertanian.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 53 LAPORAN TAHUNAN 2013
(2) Pengendalian OPT dan DFI
Permasalahan yang kita ketahui umum terjadi dan di lapangan karena perubahan iklim
yang terjadi beberapa tahun ini khususnya di Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Minimnya petugas OPT yang handal dan berkualitas karena petugas handal umumnya
sudah memasuki masa pensuin sehingga pengendalian masih belum optimal karena
kurangnya pemahaman petugas OPT.
2. Eradikasi tanaman terserang belum optimal.
3. Terjadinya mutasi petugas perlintan khususnya POPT-PHP ke struktural sehingga
tenaga POPT-PHP yang handal di tingkat lapangan semakin berkurang.
4. Penerapan PHT dengan sistim budadaya sehat belum sepenuhnya dilaksanakan
misalnya dalam pemilihan varietas, pola tanam, penggunaan pupuk berimbang, tandur
jajar/jajar legowo, dan pengendalian gulma.
5. Pengolahan tanah kurang sempurna sesuai tahapan proses pengolahan tanah sehingga
sumber inokulum masih tersedia di tanah maupun sisa tanaman.
Pada bulan April ini terjadi serangan Tungro di Kabupaten Sumbawa barat seluas 340
Ha telah cukup meresahkan karena akan berdampak pada produksi yang dihasilkan.
Sebagai upaya pengendalian telah dilakukan eradikasi pada pertanaman yang terkena dan
melakukan penanaman ulang pada daerah terkena.
Untuk mengantisipasi perkembangan hama dan penyakit pada tanaman pangan
disarankan kepada petugas dan petani/kelompok tani agar melakukan langkah – langkah
operasional pengendalian antara lain dengan melakukan :
a. Meningkatkan pengamatan mingguan, berkala perkembangan OPT dengan melakukan
pengendalian dini dan melaporkan hasilnya secara kontinyu, rutin, dan berjenjang.
b. Petugas dinas agar segera mengkoordinasikan dengan petugas lapangan dan petani
untuk mengadakan gerakan pengendalian vector wereng hijau khususnya serangan
penyakit virus tungro.
c. Koordinasi antara POPT-PHP, Penyuluh, KCD, agar terus ditingkatkan untuk
mendukung pelaksanaan Gerakan pengendalian OPT di tingkat kabupaten supaya
dikoordinasikan dengan BPTPH Provinsi NTB dan Dinas Pertanian Provinsi dengan
memanfaatkan sarana pengendalian yang ada di provinsi, kabupaten dan swadaya
petani.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 54 LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Penggunaan pestisida karbofuron sangat dianjurkan baik pada persemaian maupun
pada pertanaman yang diaplikasikan pada awal pertanaman.
e. Bantuan sarana pengendalian yang telah dialokasikan agar dimanfaatkan sebaik
mungkin, apabila terjadi kendala dalam penyediaan sarana pengendalian disarankan
agar segera menghubungi Dinas Pertanian Provinsi.
f. Meningkatkan penyuluhan kepada petani, kelompok tani untuk melakukan eradikasi
sumber inokulum baik pada tanaman maupun pada singgang, tertib pola tanam dan
merencanakan tanam serempak dalam areal yang luas.
g. Pentingnya dilakukan upaya pergiliran varietas terhadap tanaman padi yang tahan
terhadap serangan hama dan penyakit.
(3) Penyaluran dan Ketersediaan Pupuk
Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai 30 April 2013 adalah sebagai
berikut:
Tabel IV-12. Realisasi dan Stok pupuk Bersubsidi per 30 April 2013
No Jenis Pupuk Alokasi Realisasi % Stok
Jan s.d. April 2013
1 UREA 126.000,00 45.018,25 35,73 14.072,85
2 SP-36 20.000,00 7.489,00 37,45 -
3 ZA 7.500,00 8.109,00 108,12 -
4 NPK 30.000,00 18.992,00 63,31 1.395,10
5 ZEORGANIK 11.700,00 3.347,98 28,62 1.174,22
Melihat stok pupuk yang masih ada, untuk sementara tidak ada kekhawatiran akan
kekurangan pupuk di lapangan.
Sebagai upaya mempermudah petani dalam mendapatkan pupuk bersubsidi, telah
diatur perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk antara lain :
a. Pupuk Urea : warna berubah dari putih menjadi pink, karung diseragamkan.
b. Terjadi perubahan Rayonisasi penyaluran pupuk yang semula ditetapkan dalam
Peraturan Menteri perdagangan, sejak tahun 2012 rayonisasi ditetapkan oleh pupuk
Indonesia.
c. Rayonisasi diberlakukan untuk standar mutunya sama.
d. Stok pupuk harus disediakan di tingkat distributor dan di kios. Rapat Pemantapan dan
workshop dilaksanakan pada tanggal 10 – 12 Juni 2013 bertempat di Hotel Lombok
Raya Mataram.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 55 LAPORAN TAHUNAN 2013
Dari Penyampaian Materi-Materi Tersebut diatas setelah diadakan diskusi dan
pembahasan diantara para peserta pertemuan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain sebagai berikut :
(1) Kondisi perkembangan pertanian di NTB saat ini, untuk realisasi tanam sampai
dengan bulan Mei komoditi padi adalah seluas 404.333 HA (95,94 %) dari sasaran
421.424 Ha, dan Jagung 103.863 HA (86,36 %) dari sasaran 120.265 Ha. Sedangkan
kedelai baru mencapai 42.151 Ha (45,68 %) dari sasaran 92.280 Ha.
(2) Berdasarkan ARAM I tahun 2013 produksi padi diperkirakan MENINGKAT menjadi
2.030.661 ton gkg; dengan provitas 49,29 kw/ha, produksi jagung mencapai 589.501
ton PK dengan provitas 54,71 kw/ha; dan kedelai diperkirakan meningkat tajam
menjadi 90.592 bk dengan provitas 11,60 kw/ha
(3) Strategi peningkatan produktivitas padi nasional ditempuh melalui peningkatan mutu
intensifikasi, pendekatan pengelolaan tanaman terpadu, pengembangan padi hibrida,
dan pengembangan kelembagaan tani.
(4) Langkah operasinal yang ditempuh dalam upaya peningkatan produktivitas adalah :
Identifikasi wilayah, revitaliasi kelompok tani/penguatan kelembagaan, Pemantapan
denga instansi terkait/stake holder, penerapan teknoogi spesifik lokasi,
advokasi/`perlindungan, suvervisi dan bimbingan serta monitoring dan evaluasi.
(5) Kebijakan yang mendukung Program P2BN tetap berpegang pada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor : 45/Permentan/OT.140/8/2011.
(6) Persyaratan pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah : Daerah irigasi terjamin
dan tanah subur, bukan daerah endemic hama wereng coklat, tungro dan ganjr,
Ketersediaan sarana produksi, sangat sfesifik lokais, petani setempat tangap terhadap
teknologi baru dan tingkat hasil padi yang dicapai sudah tinggi.
(7) Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan ditempuh
langkah-langkah operasional antara lain :
a) Penyuluhan dan pengawalan SL-PTT secara lebih intensif untuk budidaya yang
lebih baik seperti :
� Tanam jajar legowo
� Penggunaan pupuk organic dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang
semakin terbatas
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 56 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Meminimalisir penyemprotan dengan menggunakan pestisida kimia
b) Guna mencegah meluasnya serangan OPT, perlu dianjurkan oleh petugas kepada
para petani antara lain :
� Tertib pola tanam
� Penggantian varietas/Diversifikasi
� Pengamatan rutin agar dilakukan lebih intensif
� Eradikasi seletif bila perlu terhadap tanaman terserang penyakit yang
penularannya relaif cepat, seperti blast dan tungro.
� Pengendalian dini terhadap serangan menggunakan agensia hayati,
pestisida nabati, dan bila sudah tidak efektif seminimal mungkin menggunakan
pestisida kimia.
c) Lebih intensif melakukan pembinaan dan pengawalan ke lapangan
(8) Dalam rangka percepatan peningkatan produktivitas padi di lahan sawah diawali
dengan pemetaan produktivitas padi dengan kreteria rendah produktivitas < 3,5
ton/ha, sedang 3,6 – 4,9 ton/ha dan tinggi 5 ton/ha. Dari ketiga kreteria tersebut
masing-masing upaya dilakukan di kawasan yang masih rendah dipercepat dengan
pendekaan sekolah lapang, sedangkan dilahan sedang sampai tinggi dilakukan
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan model SL, didukung dengan
pendampingan oleh petugas teknis dan penyuluh.
(9) Hujan bulan Juni – Agustus 2013 menurut BMKG diperkirakan akan terjadi La Nina
lemah, sehingga volume hujan akan sedikit lebih banyak dari biasanya.
(10) Untuk memperoleh produksi padi di NTB tersebut, dilakukan dengan skenario sebagai
berikut :
� Langkah-langkah operasional antisipasi perubahan iklim
� Menyampaikan informasi keadaan iklim secara periodik ke masyarakat tani melalui
petugas lapangan.
� Meningkatkan pengamatan dini terhadap serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) dan bencana alam oleh PPOPT.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 57 LAPORAN TAHUNAN 2013
� Meningkatkan kualita laporan Luas Tanam, Luas Panen dan Hail Ubinan yang
dilakukan oleh PPL, KCD, dan KSK untuk menekan terjadinya perbedaan data.
� Melakukan perubahan jadwal tanam, penanaman kembali dan gerakan
pengendalian OPT secara massal sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan.
� Memberikan bantuan paket teknologi budidaya, pompa air, dan alat pengering
gabah .
� Optimalisasi pemanfaatan lahan kering dengan pola tumpang gilir sesuai curah
hujan lokal spesifik.
Misalnya setelah panen padi GOGO atau sebelum panen jagung segera menanam
kedelai/kacang hijau
� Peningkatan pengelolaan pasca panen untuk pengurangan kehilangan hasil,
perbaikan kualitas serta penggunaan dryer di puncak panen yang berbarengan
musim hujan.
9) Fasilitasi Kemitraan dan Adopsi Teknologi Serealia Lain
Pertemuan Fasilitasi Kemitraan dan Adopsi Teknologi Serealia Lain Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2013
diselenggarakan dari tanggal 25 s/d 27 September 2013 yang bertempat di Hotel Lombok
Raya, Jalan Panca Usaha Nomor 11 Mataram.
Peserta Pertemuan Fasilitasi Kemitraan Pengembangan Pangan Alternatif Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dihadiri oleh 25
(dua puluh lima ) orang peserta yang berasal dari 10 (sepuluh) kabupaten/kota se- Provinsi
Nusa Tenggara Barat yang membidangi serealia lainnya.
Setelah mendengarkan pengarahan dari Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Kementerian Pertanian Jakarta, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB dan dari seluruh Narasumber yang memberikan materi pada acara
pertemuan maupun diskusi, maka hasil yang dicapai dalam pertemuan ini adalah :
1. Perlunya menetapkan areal pengembangan serealia lainnya di kabupaten/ kota di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 58 LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Sorgum dan gandum dikembangkan melalui pola kemitraan.
3. Prospek pengembangan sorgum dan gandum cukup baik karena memiliki nilai ekonomis
yang tinggi, gizinya lengkap dan diminati negara maju seperti Jepang, Korea dan banyak
pengusaha yang sudah aktif mengembangkannya kedepan.
4. Apabila dikembangkan di Provinsi NTB pola kemitraan hal yang harus diperhatikan :
a. Uji adaptasi/ multi lokasi;
b. Soialisasi;
c. Pengembangan benih dan varietas;
d. Pengusaha yang jelas;
e. Dikoordinasikan dengan Kementerian Pertanian di Jakarta;
f. Harga saling menguntungkan (bila perlu ada jaminan pasar).
5. Peningkatan produksi melalui penerapan teknologi budidaya yang baik dan
menguntungkan dan perluasan areal tanam di lahan kering.
6. Serta kegiatan-kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang dapat mendukung
melalui :
a. Promosi/ pameran;
b. Misi dagang/ pasar lelang;
c. Sistem resi gudang dan
d. Identifikasi produk sangat diperlukan.
Kesimpulan yang dapat disampaikan pada acara pertemuan ini adalah :
1. Sejalan dengan penurunan konsumsi beras (catur strategi) yang didukung adanya
Undang-undang No 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Perpres No 22 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal,
maka konsumsi akan serealia lainnya terus digalakkan.
2. Produksi dalam negeri (sorgum dan gandum) yang belum mampu mencukupi kebutuhan
sampai saat ini masih dilakukan impor untuk memenuhi sumber pangan sebagai konsumsi
harian, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya program pengembangan serealia lainnya di
dalam negeri.
3. Pengawalan dan pendampingan dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kebijakan program pengembangan serealia lainnya melalui :
a. Peningkatan produksi (produktivitas, penerapan teknologi anjuran, penggunaan
varietas ungul, dan pemupukan berimbang).
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 59 LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Perluasan areal tanam (optimalisasi lahan, pengembangan di lahan kering, dan
peningkatan IP).
c. Penanganan pasca panen (pengolahan dan penyimpanan guna meningkatkan mutu
hasil).
d. Kelembagaan petani (penguatan kelembagaan dan pendampingan).
e. Mengembangkan dan memfasilitasi sistem permodalan petani.
f. Mengembangkan usaha serealia lainnya dengan pola kemitraan yang saling
menguntungkan.
4. Peran penting serealia lainnya sebagai pangan alternatif dalam mendukung diversifikasi
pangan dan juga sebagai bahan baku pakan ternak.
5. Dimasa yang akan datang kebutuhan akan aneka serealia lainnya akan lebih bertambah
lagi seiring meningkatnya daya konsumsi masyarakat perkotaan sampai pedesaan
terhadap bahan pangan non beras.
10) Rapat Koordinasi Persiapan Pencapaian Produksi Serealia
Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia tahun 2013 dilaksanakan pada
tanggal 21 s/d 23 Oktober 2013 bertempat di Hotel Lombok Raya, Mataram, yang
pembukaannya dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi NTB dengan peserta pertemuan sebanyak 36 orang, meliputi 10 Kepala seksi
yang menangani tanaman pangan, 10 Orang Koordinator POPT dan 10 Orang Koordinator
peyuluh dari Kabupaten/Kota Se-NTB.
Sesuai dengan arahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi NTB dan Direktur Budidaya Serealia/yang mewakili, para narasumber serta hasil
diskusi dalam pertemuan tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Agar upaya peningkatan produksi padi dan jagung lebih Fokus dan terpadu di NTB
telah dibuat Sasaran peningkatan Produksi padi dan jagung dan terinci atas musim
tanam (MH dan MK) dan Bulan beserta skenario untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
2. Melihat begitu berat tugas peningkatan produksi yang akan dicapai, maka pada
tahun 2013 merupakan tahun peningkatan produktivitas melalui kerja keras, kerja
cerdas dan kerja ihlas dalam rangka pencapaian sukses pembangunan pertanian.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 60 LAPORAN TAHUNAN 2013
Dengan suksesnya pembangunan pertanian diharapkan pendapatan dan
kesejahteraan petani terus dapat ditingkatkan.
3. Pembangunan pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan suatu keharusan,
karena perlu disadari bahwa sebagian besar penduduk kita merupakan petani. Oleh
karena itu mandiri pangan merupakan suatu keharusan yang tidak ada tawar
menawar lagi, target-target pencapaian produksi yang telah ditetapkan bersama
perlu dijabarkan lebih operasional
4. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi diatas dilakukan melalui :
a. Peningkatan Produktivitas
b. Perluasan Areal dan optimasi lahan
c. Penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan
d. Peningkatan Manajemen
5. Untuk mencapai sasaran produksi padi dan jagung, maka diharapkan semua instansi
terkait untuk dapat :
a. Merubah pola pikir, dari bekerja terkotak-kotak menjadi bekerja yang terintegrasi
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing serta saling memberikan informasi
b. Peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan
pendapatan/kesejahtraan petani menjadi niat kita semua sehingga kita semua
diharapkan betul-betul dapat melakukan pengawalan pengelolaan saprodi,
pengawalan pertanaman dan pengawalan pasca panen
c. Tingkatkan sinergitas dari semua stakeholder terkait dan mengumpulkan data
indikatif dan definitif dalam rangka perencanaan peningkatan produksi padi
d. Mengkopilasi dan mengolah laporan dari Kabupaten/Kota tentang pelaksanaan
peningkatan produksi padi
e. Melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan peningkatan Produksi padi
dan Jagung di wilayah yang menjadi tanggungjawabnya serta melakukan
koordinasi dengan anggota Tim di tingkat Provinsi
f. Menginventarisir, menganalisa dan memecahkan permasalahan yang timbul selama
pelaksanaan program di lapangan
6. Tugas Dinas yang membidangi Tanaman Pangan, yaitu :
a. Merumuskan, merencanakan dan menetapkan target produksi padi, jagung dan
kedelai
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 61 LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kebutuhan sarana produksi dan
prasarana kebutuhan untuk mencapai target produksi padi, jagung dan kedelai
c. Menetapkan sentra produksi padi, jagung dan kedelai berdasarkan luas areal, luas
tanam dan luas panen
d. Melaksanakan pemantauan pengawalan pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai
prinsip 6 tepat
e. Mengusulkan kebutuhan teknologi spesipik lokasi
f. Mengusulkan kebutuhan penyuluh pada lokasi sentra produksi padi, jagung dan
kedelai
g. Mengusulkan dan menetapkan calon petani/calon lokasi SL-PTT yang diusulkan
Kabupaten/kota
h. Meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi melalui pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi (JITUT/JIDES), embung dan pompanisasi serta binaan
terhadap perkumpulan petani pemakai air (P3A)
7. Pelaksana SL-PTT tahun 2013 adalah pelaksana SL-PTT 2013 sehingga ddiharapkan
penyusunan CPCL sesuai form BPS segera diselesaikan oleh Kabupaten/Kota.
8. Dalam rangka peningkatan produksi khusunya padi maka pada Sl-PTT padi kawasan
pengembangan diwajibkan menerapkan jajar legowo 2:1 dan akan diberikan fasilitas
untuk pelaksanaan serempak adalah bantuan upah tanam sebesar Rp.220.000,- yang
dialokasikan di Provinsi.
9. Kunci keberhasilan pencapaian produksi adalah
a. Niat yang tulus dari seluruh stake holders
b. Pola gerakan mulai tingkat pusat sampai lapangan.
c. Kecepatan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.
d. Komitmen seluruh stake holder
10. Adanya kejadian OPT di Lapangan yang melebihi angka prakiraan disebabkan antara
lain :
a. Adanya dampak perubahan iklim (DPI) yang berpengaruh terhadap meningkatnya
serangan beberapa OPT.
b. Informasi prakiraan serangan OPT belum dapat dimanfaatkan secara optimal
dalam menyusun strategi dan antisipasi serta koordinasi dalam menyikapi
kemungkinan terjadinya serangan OPT di lapangan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 62 LAPORAN TAHUNAN 2013
11. Tugas balai Pengkajian Teknologi Pertanian, yaitu :
a. Menyediakan rekomendasi teknologi spesipik lokasi sesuai usulan Dinas Teknis
yang membidangi tanaman pangan
b. Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi
c. Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim
d. Merancang dan menyediakan benih untuk display dan uji adaptasi varietas serta
merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesipik lokasi
e. Menempatkan peneliti di kabupaten/kota untuk mengawal penerapan teknologi
rekomendasi spesipik lokasi
f. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada sekretaris
Bakorluh/bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan
12. Dukungan penyuluh adalah pada tahap pengawalan dan pendampingan dengan
menerapkan Tugas dan fungsinya.
13. Sembilan Indikator keberhasilan penyuluh antara lain :
a. Tersusunya programa penyuluhan
b. Tersusunya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
c. Tersusunya Peta Wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
d. Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata
e. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama yang
menguntungkan
f. Terwujudnya akses pelaku utama pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi
dan sarana produksi
g. Meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan di wilayahnya
h. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.
14. Awal musim hujan 2013/2014 di NTB secara umum diperkirakan akan masuk mulai
Oktober III hingga Desember II dengan sifat hujan berkisar antara noemal (N) hingga
atas normal (AN) selama musim hujan.
15. Kondisi iklim di tahun 2014 diprediksi akan berada pada kisaran normal hingga El Nino
lemah
16. Prospek awal musim kemarau tahun 2014 secara umum mengikuti kondisi dinamika
atmosfer hingga buletin prakiraan musim kemarau tahun 2014 direalease pada bulan
Februari 2014.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 63 LAPORAN TAHUNAN 2013
17. Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk komoditas padi
2.162.553 Ton dengan provitas 50.05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton pipilan kering
dengan provitas 56.74 Ku/Ha, kedelai 97.007 Ton dengan provitas 11.38 Ku/Ha.
18. Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang sudah dan
akan dilakukan yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat
b. Mengamankan tanaman dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan
f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan
g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin
dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan
h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis,
penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang
menangani penyuluhan.
Kesimpulan
1. Strategi pencapaian sasaran produksi antara lain melalui peningkatan
produktivitas, perluasan areal dan optimasi lahan, penurunan konsumsi beras
dan pengembangan diversifikasi lahan dan peningkatan manajemen.
2. Kunci keberhasilan pencapaian produksi adalah niat yang tulus dari semua stake
holder, pola gerkan mulai dari pusat sampai ke lapangan, kecepatan
pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah dan komitmen.
3. Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk padi sebesar
2.162.553 Ton dengan provitas 50,05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton dengan
provitas 56,74 Ku/Ha dan kedelai 97.007 Ku/Ha dengan provitas 11,38 Ku/Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 64 LAPORAN TAHUNAN 2013
11) Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung
Kegiatan pertemuan Kemitraan Jagung dilaksanakan selama 2 ( Dua ) hari, yaitu
dari tanggal 19 s/d 20 Juni 2013. Pertemuan dilaksanakan di Hotel Sentosa Senggigi,Km.8
Senggigi Lombok.
Peserta Kegiatan pertemuan Kemitraan Jagung adalah Kepala Dinas Yang
membidangi Tanaman Pangan, Ketua/pengurus MAJ kabupaten/kota dan peserta dari
Provinsi termasuk pelaku bisnis dan Stakeholder, dengan total peserta sebanyak 30 ( Tiga
Puluh ) orang dari Kabupaten/Kota dan Stake Holder (MAJ).
Setelah mendengar, memperhatikan dan mencermati pengarahan dari Direktur
Jenderal Tanaman Pangan dan Direktur Budidaya Serealia serta materi yang disampaikan
oleh para narasumber baik narasumber Pusat maupun daerah, hasil diskusi yang
berkembang selama pertemuan, diperoleh beberapa rumusan hasil pertemuan sebagai
berikut :
1) Momentum peningkatan luas tanam dan produksi jagung di NTB harus diselamatkan
dengan menyeesaikan permasalahan transportasi yang masih menjadi kendala.
Diusulkan pemerintah daerah NTB membenahi sarana transportasi antara lain:
a. Membangun sarana jalan di NTB yang mampu dilewati truk pengankut kontainer
dengan bobot hingga 22 ton. Sarana jalan tersebut diharapkan sampai lokasi-
lokasi sentra produksi jagung (tanpa membedakan jenis jalan nasional, jalan
propinsi, jalan kabupaten).
b. Modernisasi pelabuhan untuk mempercepat waktu loading dan unloading kapal
bisa lebih cepat (baik untuk kapal curah maupun kapal container), sandar paralel:
a. Kapasitas transportasi untuk membawa jagung dari NTB saat ini masih
terbatas sehingga biaya ongkos transportasi sangat tinggi. Diusulkan, jika
pemda NTB menangani hal ini, perlu biaya transportasi dapat diturunkan
sehingga nilai tambah dapat dinikmati petani
b. Gagasan Pemerintah daerah untuk mengundang industri membangun pabrik
pakan ternak di NTB perlu segera direalisasikan dengan langkah konkret oleh
Pemda dengan menyediakan lokasi yang tepat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 65 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Industri sangat mengharapkan pemerintah daerah dalam rangka PIJAR tidak
sekedar pada peningkatan produksi tetapi juga pada aspek pasca panen
(dryer) serta transportasi.
d. Pemda Harus lebih kreatif mendorong dan memfasilitasi pengembangan
agribisnis jagung di NTB.
2) Potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTB cukup besar dan untuk
peningkatan produktivitas telah dilakukan pengembangan jagung komposit dan
jagung hibrida yang mempunyai potensi hasil cukup besar dan dalam rangka
percepatan perluasan areal tanam jagung maka bantuan-bantuan benih jagung
diarahkan kepada Perluasan Areal Tanam
3) Untuk lebih menyakinkan pelaku investor dalam melakukan investasi, masing-masing
Kabupaten/Kota hendaknya membuat / menyusun rencana pengembangan jagung
per Kecamatan / Desa / kelompok tani, yang dijadikan dasar bagi pengusaha /
investor dalam melakukan kemitraan.
4) Perlu adanya dukungan politik yang tegas dan fokus dari Pemerintah Daerah pada
pengembangan Agribisnis Jagung. Komitmen tersebut harus dijabarkan lebih detail
dalam kebijakan yang jelas dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan
dan Kebijakan tersebut agar bisa dilaksanakan oleh seluruh aparat Pemerintah
Daerah sampai di tingkat desa. Kebijakan yang dimaksud adalah :
a. Perlu disusun kebijakan harga dasar jagung
b. Perlu disiapkan dana talangan untuk menampung jagung pada saat harga jagung
rendah
c. Perlu dipersiapkan dana untuk subsidi biaya transportasi
d. Infrastruktur pelabuhan dan jalan yang ada sekarang perlu dibenahi agar
pengangkutan lewat pelabuhan ke luar daerah dapat menggunakan kapal laut
yang mempunyai kapasitas minimal 5.000 ton
e. Untuk pengriman jagung keluar daerah dengan tranportasi laut dapat dilakukan
koordinasi dengan Lanal Angkatan laut Ampenan
f. Membuat surat ke pemerintah pusat agar sebelum melakukan impor jagung
terlebih dahulu harus mengambil jagung produksi NTB
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 66 LAPORAN TAHUNAN 2013
g. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan subsidi bunga, agar petani
tidak dikenakan bunga pinjaman, atau pemerintah menjadi penjamin kredit
petani dengan menyimpan uang Pemda di Bank
5) Perlu adanya perlindungan baik bagi pengusaha yang menginvestasikan modalnya
maupun bagi petani terutama pada saat pemasaran hasil agar bisa saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Untuk itu maka sejak awal mulai dilakukan
kerjasama perlu adanya kesepakatan harga yang disesuaikan dengan komoditi
lapangan.
6) Perlu adanya pengusaha di daerah yang aktif dalam pengembangan agribisnis
jagung di NTB dengan sistem sewa yang juga petani sebagai tenaga kerja. Bila
kemitraan sudah berjalan baik baru dikembangkan ke system bagi hasil.
7) Pemasaran produk jagung melalui i-Pasar lebih menjamin stabilitas harga serta dapat
memotong rantai pemasaran terutama untuk menghindari permaian harga dari para
tengkulak
8) Untuk menunjang perkembangan areal jagung dalam rangka meningkatkan produksi
dan produktivitas produksi maka dukungan sarana produksi ( benih, pupuk dan
peralatan pasca panen) agar direncanakan dengan baik, untuk menghindari
permasalahan di lapangan.
9) Swasta yang berminat investasi jagung sangat banyak dan serius, tetapi mengingat
tahapan dan biaya yang besar perlu dukungan: teknologi, pembinaan petani plasma,
prasarana.
10) Swasta akan dapat berperan sebagai alternatif pasar bagi pengembangan jagung.
Namun swasta jangan diminta menangani semuanya
11) Swasta (PT. Rajawali Corporate) mengajak menjadikan Indoensia sebagai eksportir
jagung dunia.
12) Kemitraan harus disusun berlandaskan pendekatan bisnis yaitu semua mendapat
manfaat dan keuntungan
13) Swasta mau berinvestasi ke suatu daerah tetapi harus mendapat insentif “lahan”
sebagai HGU.
14) Untuk mengundang investor, agar semua daerah pro aktif menawarkan potensi
wilayahnya dan insentif yang ditawarkan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 67 LAPORAN TAHUNAN 2013
15) Pengusaha memiliki sumberdaya uang yang sangat besar, daerah agar menyusun
proposal investasi yang layak ditawarkan.
16) Jangan menuntut pengusaha memberikan jaminan harga, pengusaha harus berpikir
keuntungan. Biaya-biaya umumnya akan ditanggung (dibebankan) ke petani
(menekan harga di tingkat petani.
17) Bantuan pemerintah (pengering dll) diusulkan diserahkan kepada pengusaha yang
ahli dan businessman sehingga benar bermanfaat dengan cara tender. Jika
diserahkan kepada petani atau pengusaha yang tidak paham atau tidak berperilaku
bisnis maka akan tidak berkelanjutan.
18) Industri pakan ternak jika dibangun harus bisa hidup sepanjang masa dan harus
menguntungkan. Oleh sebab itu maka perlu pertimbangkan dengan matang.
19) Minimum skala ekonomi pabrik pakan minimum 20 ribu ton per bulan. Jika di
Lombok konsumsinya masih kurang dari 20 ribu ton per bulan maka pabrik pakan
belum bisa dibangun. Saat ini sudah terdapat 68 pabrik pakan tetapi kapasitas
masih idle sekitar 30%.
20) Diperkirakan 2017 permintaan daging ayam akan duakali lipat dari sekarang (15 kg
per tahun per kapita). Maka diperkirakan permintaan jagung akan menjadi 8 juta
ton per tahun.
21) Industri mengusulkan agar membangun terlebih dahulu infrastruktur terlebih dulu
baru undang investor. Karena infrastruktur dan makro ekonomi yang kacau, harga
biaya produksi per kg daging ayam Indonesia masih tertinggi di wilayah Asia. Belum
ada kemajuan teknologi pasca panen jagung dalam 50 tahun terakhir ini. Perlu
solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung investasi hulu hilir.
22) Stakeholder yang lain (seperti Pelindo) diundang ikut membicarakan penyelesaian
jagung NTB.
23) NTB masih harus dibenahi lebih dalam lagi melibatkan stake holder lainnya untuk
mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu.
24) Permodalan didukung KKPE, yang sudah dilakukan beberapa kali pembicaraan tapi
belum deal/konkret.
25) Perlu sistem informasi pasar jagung yang terbuka sehingga mendukung tataniaga.
26) Perlu jaminan harga jagung sebelum petani menanam jagung.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 68 LAPORAN TAHUNAN 2013
27) NTB ingin mengembangkan industri hilir jagung. Yang sudah dikaji kelayaknnya
adalah industri pakan, industri tepung jagung dan industri minyak jagung.
28) Perindustrian menggalakkan proses industri hilir.
• Industri rumah tangga skala kecil jagung harus dikembangkan dan didukung oleh
pemda khususnya di aspek pengemasan sehingga attractive dan marketable
• Kebijakan jagung harus supportive, tidak boleh melarang-larang, karena in fact
infrastructure kita masih tidak bagus.
• Industri home jagung (KWT) sebaiknya berkembang dengan didukung pasar
bebas. Bantuan pemerintah cukup sebagai stater.
Kesimpulan
(1) Potensi lahan untuk pengembangan jagung di NTB cukup besar dan untuk
peningkatan produktivitas telah dilakukan pengembangan jagung komposit dan
jagung hibrida yang mempunyai potensi hasil cukup besar dan dalam rangka
percepatan perluasan areal tanam jagung maka bantuan-bantuan benih jagung
diarahkan kepada Perluasan Areal Tanam.
(2) Kemitraan harus disusun berlandaskan pendekatan bisnis yaitu semua mendapat
manfaat dan keuntungan
(3) Industri pakan ternak jika dibangun harus bisa hidup sepanjang masa dan harus
menguntungkan. Oleh sebab itu maka perlu pertimbangkan dengan matang.
(4) Minimum skala ekonomi pabrik pakan minimum 20 ribu ton per bulan. Jika di
Lombok konsumsinya masih kurang dari 20 ribu ton per bulan maka pabrik pakan
belum bisa dibangun. Saat ini sudah terdapat 68 pabrik pakan tetapi kapasitas
masih idle sekitar 30%.
(5) Industri mengusulkan agar membangun terlebih dahulu infrastruktur terlebih dulu
baru undang investor. Karena infrastruktur dan makro ekonomi yang kacau, harga
biaya produksi per kg daging ayam Indonesia masih tertinggi di wilayah Asia.
(6) Perlu sistem informasi pasar jagung yang terbuka sehingga mendukung tataniaga.
Perlu jaminan harga jagung sebelum petani menanam jagung.
(7) NTB ingin mengembangkan industri hilir jagung. Yang sudah dikaji kelayaknnya
adalah industri pakan, industri tepung jagung dan industri minyak jagung.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 69 LAPORAN TAHUNAN 2013
12) Pertemuan Perencanaan Pengembangan Tanaman Pangan 2014
Pertemuan Perencanaan Pengembangan Tanaman Pangan Tahun 2014
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tgl 21 s/d 23 Oktober 2013 di Hotel Lombok Raya –
Mataram.
Hasil Pertemuan
(1) Angka Sasaran Luas Tanam Padi Dan Palawija Tahun 2014
Program peningkatan produksi tanaman pangan sangat terkait erat dengan
luas lahan yang dapat digunakan untuk pelaksanaannya. Perencanaan yang cermat
akan menghasilkan realisasi yang lebih mendekati target.
Berdasarkan diskusi dengan kabupaten/kota dan mempertimbangkan potensi
lahan yang ada di masing-masing kabupaten, maka telah disepakati angka sasaran
tanam tanaman pangan untuk tahun 2014 sebagai berikut :
Tabel IV-13. Sasaran Luas Tanam Padi dan Palawija Tahun 2014 di Nusa Tenggara Barat
NO 2013/2014 2014 TOTAL Sasaran 2013 +/- %
(Okt - mar) ( Apr - Sep ) 2014
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 PADI 314.946 121.876 436.822 421.334 15.488 3,68
PADI SAWAH 256.572 121.876 378.448 365.284 13.164 3,60
PADI LADANG 58.374 - 58.374 56.050 2.324 4,15
2 JAGUNG 98.478 23.622 122.100 120.265 1.835 1,53
3 KEDELAI 33.987 59.008 92.995 92.280 715 0,77
4 KACANG TANAH 14.057 16.363 30.420 29.730 690 2,32
5 KACANG HIJAU 21.214 20.825 42.039 45.068 -3.029 -6,72
6 UBI KAYU 6.140 1.489 7.629 7.629 0 0,00
7 UBI JALAR 510 945 1.455 1.455 0 0,00
KOMODITI
Berdasarkan tabel tersebut, sasaran luas tanam tanaman pangan rata-rata
mengalami peningkatan kecuali kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Hal ini karena
munculnya optimisme dari daerah akan pencapaian luas tanam tahun ini karena
berdasarkan ramalan dari BMKG curah hujan tahun ini akan kembali normal, bahkan di
beberapa daerah cenderung berlebihan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun
2013 dimana terjadi kekeringan dimana-mana.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 70 LAPORAN TAHUNAN 2013
(2) Angka Sasaran Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Padi Dan Palawija Tahun 2014
Untuk perhitungan sasaran produksi, luas panen, produktivitas dan produksi
padi dan palawija tahun 2014 dihitung berdasarkan data series angka tetap tahun –
tahun sebelumnya di Nusa Tenggara Barat serta sasaran program-program baik di
daerah maupun di pusat. Berdasarkan kemampuan masing-masing daerah, sasaran
luas panen, provitas dan produksi tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Tabel IV-14. Sasaran Luas Panen, Provitas, dan Produksi Tanaman Pangan Tahun
2014 dibandingkan ARAM I Tahun 2013 di Provinsi NTB
No KOMODITI Luas Hasil/ Produksi Luas Hasil/ Produksi Luas Hasil/ ProduksiPanen Hektar Panen Hektar Panen Hektar(Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
1. TOTAL PADI 426.978 54,25 2.316.549 412.023 50,04 2.061.624 103,63 108,43 112,37 Padi Sawah 368.604 56,61 2.086.549 357.171 51,46 1.838.169 103,20 109,99 113,51 Padi Ladang 58.374 39,40 230.000 54.852 40,74 223.455 106,42 96,72 102,93
2. JAGUNG 117.216 65,50 767.757 108.607 55,78 605.762 107,93 117,43 126,74 3. KEDELAI 91.119 14,90 135.765 78.064 11,43 89.201 116,72 130,39 152,20 4. KACANG TANAH 28.955 16,20 46.900 31.678 17,41 55.164 91,40 93,01 85,02 5. KACANG HIJAU 41.194 12,62 51.975 24.868 12,52 31.124 165,65 100,81 166,99 6. UBI KAYU 7.629 141,05 107.604 4.588 131,80 60.469 166,28 107,02 177,95 7. UBI JALAR 1.397 124,98 17.460 761 123,86 9.426 183,57 100,90 185,23
%Sasaran 2014 Aram I 2013
Untuk pencapaian sasaran produksi tahun produktivitas padi pada tahun 2014
diupayakan melalui peningkatan produktivitas. Upaya ini didukung dengan adanya
bantuan benih yang berasal dari Pemerintah pusat guna meningkatkan hasil per luas
lahan.
Sasaran luas panen, produksi dan produktivitas Padi dan Palawija tahun 2014
diupayakan melalui 2 (dua) program pencapaian produksi, yaitu intensifikasi melalui
penerapan program SL-PTT dan ekstensifikasi atau perluasan areal tanam.
Upaya intensifikasi dilakukan diantaranya melalui penerapan teknologi dan
program SL-PTT, penggunaan benih varietas unggul dengan bantuan subsidi benih
dari pemerintah untuk peningkatan nproduktivitas lahan, pemupukan berimbang,
pengairan / irigasi teratur, pengolahan lahan yang tepat serta pengendalian terhadap
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 71 LAPORAN TAHUNAN 2013
hama penyakit tanaman dengan tidak merusak agroekosistem tanah, lingkungan serta
hasil budi daya tanaman tersebut, sedangkan peningkatan produksi melalui program
ekstensifikasi / perluasan areal tanam dilakukan dengan membuka lahan – lahan baru
potensial yang dapat menghasilkan produksi padi dan palawija optimal.
(3) Rencana Indikatif Kebutuhan Benih Tanaman Pangan MT. 2013/2014 dan MT. 2014
Rencana indikatif kebutuhan benih tahun 2014 mengalami peningkatan
dibanding tahun 2014, hal ini selaras dengan peningkatan luas tanam yang terjadi tiap
tahunnya dan adanya program bantuan benih dari pemerintah melalui Sekolah Lapang
Penguntuk komoditi padi, jagung, dan kedelai. Bahkan pada tahun 2014 akan
diperluas lagi dengan program Adapun rekomendasi kebutuhan benih padi 25 kg /
ha, jagung 20 kg/ ha dan kedelai 40 kg / ha.
Sasaran penggunaan kebutuhan benih bersertifikat di Nusa Tenggara Barat
ditetapkan berdasarkan tingkat penggunaan benih yang telah dicapai tahun
sebelumnya dan bantuan benih yang telah diprogramkan pemerintah.
Tebel IV-15. Rencana Indikatif Kebutuhan Benih Tahun 2014 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
No
1 9.443,00 TON8.042,02 TON 25 KG1.400,98 TON 30 KG
2 2.442,00 TON 20 KG3 1.859,89 TON 40 KG4 182,52 TON 60 KG5 716,27 TON 25 KG6 76.290,00 RIBU STEK 10.000 STEK7 72.765,00 RIBU STEK 50.000 STEKUBI JALAR -
UBI KAYU -KACANG HIJAU 10KACANG TANAH 10KEDELAI 50JAGUNG 75PADI LADANG 80PADI SAWAH 85PADI
% PENGGUNAAN
TOTAL PER 1 HA BENIH BERSERTIFIKAT
KOMODITI
Sasaran kebutuhan benih aktual dapat mencapai angka yang jauh lebih
besar. Namun mengingat masih banyaknya petani yang belum menggunakan benih
bersertifikat, maka diasumsikan petani yang menggunakan benih bersertifikat akan
meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat banyaknya bantuan yang telah diberikan
oleh pemerintah, maka pada tahun 2014 diharapkan mencapai 85 % dari luas tanam
untuk padi sawah dan 80 % untuk penggunaan benih bersertifikat untuk padi ladang.
(4) Kendala Dan Permasalahan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 72 LAPORAN TAHUNAN 2013
Beberapa kendala dan permasalahn yang terjadi dalam usaha budi daya pertanioan di
Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
� Alih fungsi lahan pertanian sebagai akibat pesatnya pembangunan diluar sektor
pertanian, menyebabkan beberapa luasan lahan yang sangat subur tidak
berfungsi sesuai dengan harapan pembangunan pertanian. Dilain pihak upaya
perluasan areal melalui percetakan sawah baru memerlukan dana yang tidak
sedikit dan juga tidak tersedianya sumber air yang memadai;
� Menurunnya dukungan Sumberdaya Lahan sebagai akibat dari teknik budidaya
yang tidak memperhatikan kaidah konservasi.
� Menurunnya dukungan sumberdaya air, terbatasnya jumlah mata air, curah
hujan yang semakin menurun setiap tahunnya, sehingga teknologi pertanian
tidak dapat diterapkan secara optimal.
� Beberapa OPT penting masih menjadi kendala yang serius dalam upaya
peningkatan produksi tanaman pangan. Misalnya tungro, penggerek batang,
tikus, Wereng coklat, dan blast pada padi.
� Pemilikan modal petani yang sangat terbatas, penyediaan Kredit Usaha Tani
yang semakin terbatas pula, menyebabkan para petani kesulitan menyediakan
sarana produksi dan pada akhirnya petani menggunakan anjuran teknologi
sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula dalam hal kegiatan pengolahan
hasil produksi pertaniannya;
� Penggunaan sarana produksi on farm yang masih sangat minimal seperti
penggunaan benih/varietas unggul bersertifikat, pupuk yang dianjurkan,
serta obat – obatan atau pestisida alami maupun kimia yang bersifat tidak
resisten
� Masih tingginya tingkat kehilangan hasil, yang disebabkan oleh penanganan
panen dan pasca panen yang belum memadai (Tingkat kehilangan hasil pada
komoditas Padi saat ini mencapai 10,48 % dari total produksi);
� Harga sarana produksi yang sangat tinggi dibandingkan dengan harga gabah
maupun komoditas lainnya pada saat panen;
� Ketersediaan Infra struktur seperti pelabuhan laut, pelabuhan udara jalan yang
belum tersedia secara memadai
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 73 LAPORAN TAHUNAN 2013
(5) Upaya – Upaya Khusus Yang Dilakukan Per Kabupaten Untuk Peningkatan Produksi
Beberapa upaya khusus yang dilakukan untuk peningkatan produksi secara
umum untuk masing – masing kabupaten / kota di Nusa Tenggara Barat antara lain
sebagai berikut :
� Untuk meningkatkan produksi tanaman pangan telah dilakukan beberapa
Program Perluasan Areal Tanam melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan
lahan, rehabilitasi dan konservasi lahan, dan penambahan baku lahan sehingga
berdampak positif dalam penaambahan areal panen.
� Mengoptimalkan penggunaan lahan – lahan baru yang telah diusahakan melalui
kegiatan perluasan areal tanam sehingga berdampak positif dalam
penambahan areal panen dan produksi tanaman pangan pada tahun 2014 dan
2014
� Meningkatkan jalinan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta untuk
mengatasi keterbatasan modal petani seperti pola kemitraan yang telah
dilaksanakan untuk pengembangan komoditi jagung hibrida dengan pihak
Perhimpunan Masyarakat Madani
� Mempersiapkan sarana produksi secara enam tepat (Tepat harga, jenis, jumlah,
mutu, tempat dan sasaran)
� Melakukan pemantauan, pembinaan dan bimbingan teknis yang intensif
terutama dalam upaya peningkatan produktivitas padi dan palawija dengan
memberikan bimbingan teknis seperti pemupukan berimbang.
� Peningkatan produktivitas tanaman pangan melalui program intensifikasi
dengan meningkatkan penggunaan benih varietas unggul berproduksi tinggi
yang dilakukan melalui kegiatan demplot – demplot benih unggul bersertifikat,
denfarm padi tipe baru, pemupukan berimbang, serta dengan program
ekstensifikasi melalui kegiatan perluasan areal tanam ( PAT )
� Mengupayakan percepatan pertanaman menjelang musim kemarau dengan
mengoptimalkan penggunaan alsintan
� Meminimalisasi kerusakan / puso tanaman baik akibat serangan OPT,
Kekeringan maupun banjir melalui peningkatan pemantauan dan pengamatan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 74 LAPORAN TAHUNAN 2013
OPT lebih intensif dan pengendalian dini terhadap sumber serangan dan
pemantauan informasi iklim.
Kesimpulan
Berdasarkan pengarahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan hortikultura
Provinsi NTB, pembahasan materi serta diskusi maka disimpulkan rumusan sementara
sebagai berikut :
(1) Sasaran produksi komoditi utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar) tahun 2014 adalah :
Tabel IV-16.
No. KOMODITI PANEN PROV PROD 13/14 2014 TOTAL (HA) (KW/HA) (TON)
1 TOTAL PADI 314.946 121.876 436.822 426.978 54,25 2.316.549
2 PADI SAWAH 256.572 121.876 378.448 368.604 56,61 2.086.549
3 PADI LADANG 58.374 - 58.374 58.374 39,40 230.000
4 JAGUNG 98.478 23.622 122.100 117.216 65,50 767.757
5 KEDELAI 33.987 59.008 92.995 91.119 14,90 135.765
6 KACANG TANAH 14.057 16.363 30.420 28.955 16,20 46.900
7 KACANG HIJAU 21.214 20.825 42.039 41.194 12,62 51.975
8 UBI KAYU 6.140 1.489 7.629 7.629 141,05 107.604
9 UBI JALAR 510 945 1.455 1.397 125,00 17.460
SASARAN 2014 KESEPAKATAN KABUPATENTANAM
(2) Dinas Pertanian Kabupaten hendaknya meningkatkan koordinasi dan komunikasi
dengan BPS di masing-masing Kabupaten/Kota untuk mendapatkan akurasi data yang
lebih maksimal dan menghindari adanya bias angka antara Dinas dan BPS.
(3) Sasaran Kebutuhan benih potensial Untuk Nusa Tenggara Barat berdasarkan sasaran
areal tanam tersebut adalah :
Padi : 13.104 TON
Jagung : 2.442 TON PK
Kedelai : 3.720 TON BK
Kacang Tanah : 1.825 TON BK
Kacang Hijau : 1.051 TON BK
Ubi Kayu : 76.290 RIBU STEK
Ubi Jalar : 72.750 RIBU STEK
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 75 LAPORAN TAHUNAN 2013
(4) Upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan pada tahun
2014 antara lain :
- Peningkatan Produktivitas dan Produksi melalui Program SL-PTT dan SRI, SL-PHT
dan SLI, .
- Mengatur pola tanam untuk meminimalkan serangan OPT dengan gerakan Spot
Stop.
- Penggunaan pupuk berimbang.
- Melakukan penanaman dengan sistem jajar legowo
- Mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dengan menanam palawija di areal
lahan kering dengan penggunaan varietas produksi tinggi.
- Meminimalisir terjadinya ledakan hama karena penanaman varietas yang sama
secara terus menerus.
- Perbaikan Jaringan irigasi (JITUT, JIDES, Embung, dll).
(5) Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan budidaya
suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala kemungkinannya
sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu berkoordinasi
dengan BMKG.
(6) Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
bahwa :
- Pada tahun 2013 Provinsi NTB akan mengalami Musim Hujan dan Musim
Kemarau yang normal sehingga curah hujan cenderung normal.
- Sesuai dengan informasi tersebut, diperkirakan pola tanam akan kembali
normal, namun petani perlu waspada untuk penanaman padi pada peghujung
musim hujan dikarenakan curah hujan yang tidak lagi penuh seperti tahun
sebelumnya.
(7) Untuk meningkatkan produktivitas kecamatan, diharapkan kepada petugas kecamatan
baik Mantis dan Mantan untuk berkoordinasi dengan petugas Dinas dan BP4K untuk
dapat memberikan data ubinan yang lebih akurat sebagai data penunjang dalam
pembahasan dan penetapan angka di tingkat Badan Pusat Statistik.
(8) Dinas Pertanian Kabupaten hendaknya meningkatkan koordinasi dan komunikasi
dengan BPS di masing-masing kabupaten untuk mendapatkan akurasi data yang lebih
maksimal dan menghindari adanya bias angka yang cukup tinggi antara dinas dan BPS.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 76 LAPORAN TAHUNAN 2013
(9) Untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau yang pada tahun 2014 mendapatkan alokasi SL-PTT telah
dilancarakan dengan gerakan nasional yang dijadikan acuan oleh daerah didalam
meningkatkan produksi yaitu:
- Peningkatan Produktivitas dan Produksi melalui Program SL-PTT, Bantuan benih
(BLBU).
- mengganti dan melakukan pergiliran varietas dari produksi rendah ke produksi
tinggi.
- Mengatur pola yanam untuk meminimalkan serangan OPT.
- mengembangkan pupuk berimbang, diperlukan pengertian dari semua pihak
tentang pupuk berimbang, dimana pupuk berimbang adalah penggunaan pupuk
yang sesuai dengan yang direkomendasikan.
- Pengembangan padi gogo dengan pola PTT untuk meningkatkan produksi padi
ladang mendukung penambahan produksi padi.
- Mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering dengan menanam palawija di areal
kering dengan penggantian varietas produksi rendah.
(10) Kondisi iklim perlu diinformasikan kepada para petani agar dalam melakukan
budidaya suatu komoditi dapat dikerjakan dengan tepat waktu dengan segala
kemungkinannya sehingga dalam hal ini masing-masing daerah diminta untuk selalu
berkoordinasi dengan BMG.
(11) untuk mendapatkan akurasi data ketersediaan dan pengeluaran pupuk dimasing-
masing Kabupaten/Kota se NTB dengan jalan memantau perkembangannya sehingga
dapat dijadikan sebagai bahan laporan.
(12) untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan
pupuk organik alternatif dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan,
namun tetap mengacu pada pupuk yang sudah terdaftar.
(13) Bagi kabupaten/kota yang merasa di daerahnya diperkirakan akan mengalami
kekurangan alokasi pupuk agar segera membuat surat permintaan penambahan.
(14) untuk mengurangi ketergantungan akan pupuk kimia (pabrik), maka penggunaan
pupuk ORGANIK dipandang perlu untuk dikembangkan dan disosialisasikan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 77 LAPORAN TAHUNAN 2013
13) Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia
Kegiatan Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia dilaksanakan selama 3
(Tiga) hari, yaitu dari tanggal 21 - 23 Oktober 2013. Kegiatan Rapat Koordinasi
Pencapaian Produksi Serealia dilaksanakan di Hotel Lombok Raya, Mataram
Kegiatan Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia diikuti oleh Kepala seksi
yang membidangi tanaman pangan kabupaten/kota, Koordinator POPT dan Koordinator
penyuluh kabupaten/kota dan peserta provinsi dengan total peserta sebanyak 36 ( Tiga
Pulh Enam ) orang.
Hasil Yang dicapai
Rapat Koordinasi Pencapaian Produksi Serealia tahun 2013 dilaksanakan pada
tanggal 21 s/d 23 Oktober 2013 bertempat di Hotel Lombok Raya, Mataram, yang
pembukaannya dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi NTB dengan peserta pertemuan sebanyak 36 orang, meliputi 10 Kepala seksi
yang menangani tanaman pangan, 10 Orang Koordinator POPT dan 10 Orang Koordinator
peyuluh dari Kabupaten/Kota Se-NTB.
Sesuai dengan arahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi NTB dan Direktur Budidaya Serealia/yang mewakili, para narasumber serta hasil
diskusi dalam pertemuan tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
(1) Agar upaya peningkatan produksi padi dan jagung lebih Fokus dan terpadu di NTB
telah dibuat Sasaran peningkatan Produksi padi dan jagung dan terinci atas musim
tanam (MH dan MK) dan Bulan beserta skenario untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
(2) Melihat begitu berat tugas peningkatan produksi yang akan dicapai, maka pada tahun
2013 merupakan tahun peningkatan produktivitas melalui kerja keras, kerja cerdas
dan kerja ihlas dalam rangka pencapaian sukses pembangunan pertanian. Dengan
suksesnya pembangunan pertanian diharapkan pendapatan dan kesejahteraan petani
terus dapat ditingkatkan.
(3) Pembangunan pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan merupakan suatu keharusan,
karena perlu disadari bahwa sebagian besar penduduk kita merupakan petani. Oleh
karena itu mandiri pangan merupakan suatu keharusan yang tidak ada tawar menawar
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 78 LAPORAN TAHUNAN 2013
lagi, target-target pencapaian produksi yang telah ditetapkan bersama perlu dijabarkan
lebih operasional
(4) Strategi Pencapaian Sasaran Produksi diatas dilakukan melalui :
a. Peningkatan Produktivitas
b. Perluasan Areal dan optimasi lahan
c. Penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan
d. Peningkatan Manajemen
(5) Untuk mencapai sasaran produksi padi dan jagung, maka diharapkan semua instansi
terkait untuk dapat :
- Merubah pola pikir, dari bekerja terkotak-kotak menjadi bekerja yang terintegrasi
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing serta saling memberikan informasi
- Peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan
pendapatan/kesejahtraan petani menjadi niat kita semua sehingga kita semua
diharapkan betul-betul dapat melakukan pengawalan pengelolaan saprodi,
pengawalan pertanaman dan pengawalan pasca panen
- Tingkatkan sinergitas dari semua stakeholder terkait dan mengumpulkan data
indikatif dan definitif dalam rangka perencanaan peningkatan produksi padi
- Mengkopilasi dan mengolah laporan dari Kabupaten/Kota tentang pelaksanaan
peningkatan produksi padi
- Melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan peningkatan Produksi padi
dan Jagung di wilayah yang menjadi tanggungjawabnya serta melakukan
koordinasi dengan anggota Tim di tingkat Provinsi
- Menginventarisir, menganalisa dan memecahkan permasalahan yang timbul selama
pelaksanaan program di lapangan
(6) Tugas Dinas yang membidangi Tanaman Pangan, yaitu :
- Merumuskan, merencanakan dan menetapkan target produksi padi, jagung dan
kedelai
- Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kebutuhan sarana produksi dan
prasarana kebutuhan untuk mencapai target produksi padi, jagung dan kedelai
- Menetapkan sentra produksi padi, jagung dan kedelai berdasarkan luas areal, luas
tanam dan luas panen
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 79 LAPORAN TAHUNAN 2013
- Melaksanakan pemantauan pengawalan pupuk bersubsidi dan pestisida sesuai
prinsip 6 tepat
- Mengusulkan kebutuhan teknologi spesipik lokasi
- Mengusulkan kebutuhan penyuluh pada lokasi sentra produksi padi, jagung dan
kedelai
- Mengusulkan dan menetapkan calon petani/calon lokasi SL-PTT yang diusulkan
Kabupaten/kota
- Meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi melalui pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi (JITUT/JIDES), embung dan pompanisasi serta binaan
terhadap perkumpulan petani pemakai air (P3A)
(7) Pelaksana SL-PTT tahun 2014 adalah pelaksana SL-PTT 2013 sehingga ddiharapkan
penyusunan CPCL sesuai form BPS segera diselesaikan oleh Kabupaten/Kota.
(8) Dalam rangka peningkatan produksi khusunya padi maka pada Sl-PTT padi kawasan
pengembangan diwajibkan menerapkan jajar legowo 2:1 dan akan diberikan fasilitas
untuk pelaksanaan serempak adalah bantuan upah tanam sebesar Rp.220.000,- yang
dialokasikan di Provinsi.
(9) Kunci keberhasilan pencapaian produksi adalah
- Niat yang tulus dari seluruh stake holders
- Pola gerakan mulai tingkat pusat sampai lapangan.
- Kecepatan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah.
- Komitmen seluruh stake holder
(10) Adanya kejadian OPT di Lapangan yang melebihi angka prakiraan disebabkan antara
lain :
- Adanya dampak perubahan iklim (DPI) yang berpengaruh terhadap
meningkatnya serangan beberapa OPT.
- Informasi prakiraan serangan OPT belum dapat dimanfaatkan secara optimal
dalam menyusun strategi dan antisipasi serta koordinasi dalam menyikapi
kemungkinan terjadinya serangan OPT di lapangan.
(11) Tugas balai Pengkajian Teknologi Pertanian, yaitu :
- Menyediakan rekomendasi teknologi spesipik lokasi sesuai usulan Dinas Teknis
yang membidangi tanaman pangan
- Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 80 LAPORAN TAHUNAN 2013
- Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim
- Merancang dan menyediakan benih untuk display dan uji adaptasi varietas
serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesipik lokasi
- Menempatkan peneliti di kabupaten/kota untuk mengawal penerapan teknologi
rekomendasi spesipik lokasi
- Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada
sekretaris Bakorluh/bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan
(12) Dukungan penyuluh adalah pada tahap pengawalan dan pendampingan dengan
menerapkan Tugas dan fungsinya.
Sembilan Indikator keberhasilan penyuluh antara lain :
- Tersusunya programa penyuluhan
- Tersusunya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
- Tersusunya Peta Wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi
- Terdiseminasinya informasi teknologi pertanian secara merata
- Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama yang
menguntungkan
- Terwujudnya akses pelaku utama pelaku usaha ke lembaga keuangan,
informasi dan sarana produksi
- Meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan di wilayahnya
- Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama.
- Awal musim hujan 2013/2014 di NTB secara umum diperkirakan akan masuk
mulai Oktober III hingga Desember II dengan sifat hujan berkisar antara
noemal (N) hingga atas normal (AN) selama musim hujan.
(13) Kondisi iklim di tahun 2014 diprediksi akan berada pada kisaran normal hingga El
Nino lemah
(14) Prospek awal musim kemarau tahun 2014 secara umum mengikuti kondisi
dinamika atmosfer hingga buletin prakiraan musim kemarau tahun 2014 direalease
pada bulan Februari 2014.
(15) Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk komoditas padi
2.162.553 Ton dengan provitas 50.05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton pipilan kering
dengan provitas 56.74 Ku/Ha, kedelai 97.007 Ton dengan provitas 11.38 Ku/Ha.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 81 LAPORAN TAHUNAN 2013
(16) Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang sudah dan
akan dilakukan yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat
b. Mengamankan tanaman dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim
c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal SL-PTT
d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan
f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan
g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin
dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan
h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis,
penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang
menangani penyuluhan
Kesimpulan
(1) Strategi pencapaian sasaran produksi antara lain melalui peningkatan produktivitas,
perluasan areal dan optimasi lahan, penurunan konsumsi beras dan
pengembangan diversifikasi lahan dan peningkatan manajemen.
(2) Kunci keberhasilan pencapaian produksi adalah niat yang tulus dari semua stake
holder, pola gerkan mulai dari pusat sampai ke lapangan, kecepatan pengambilan
keputusan dalam menyelesaikan masalah dan komitmen.
(3) Pencapaian produksi padi berdasarkan ARAM II tahun 2013 untuk padi sebesar
2.162.553 Ton dengan provitas 50,05 Ku/Ha, jagung 624.606 Ton dengan provitas
56,74 Ku/Ha dan kedelai 97.007 Ku/Ha dengan provitas 11,38 Ku/Ha.
14) Pertemuan Evaluasi Teknis P2BN
Pertemuan Evaluasi Teknis P2BN dilaksanakan di Mataram selama 2 (dua) hari
dari tanggal 10 - 11 Desember 2013, bertempat di Hotel Lombok Raya Jln. Panca Usaha
No. 11 Mataram Nusa Tenggara Barat. Peserta Pertemuan Evaluasi Teknis P2BN Propinsi
Nusa Tenggara Barat adalah Kepala Dinas yang menangani bidang pertanian dan Kepala
Badan yang menangani Penyuluhan Kabupaten/Kota se- NTB.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 82 LAPORAN TAHUNAN 2013
Hasil Pelaksanaan
Salah satu agenda Pemerintah Pusat melalui Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II
dalam pelaksanaan program pembangunan adalah Revitalisasi Sektor Pertanian dan
Perdesaan agar mampu berperan dalam pengentasan kemiskinan. Program ini merupakan
suatu langkah yang menempatkan kembali dan membangun komitmen tentang arti
penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual
Presiden Republik Indonesia telah mencanangkan agar produksi beras dalam
negeri harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan pangan yang cukup dan
diharapkan Indonesia bisa surplus beras 10 juta ton tahun 2014
Untuk mencapai surplus beras 10 juta ton tersebut telah ditandatangani
kesepahaman bersama antara Menteri Pertanian Republik Indonesia dan Gubernur Nusa
Tenggara Barat tentang P2BN yang dilanjutkan kemudian lebih teknis telah ditandatangani
perjanjian dukungan program/kegiatan untuk menunjang pencapaian sasaran produksi
dimaksud antara Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian dan Kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, antara Gubernur NTB
dan Bupati/Walikota se-NTB serta antara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi dan Kepala Dinas yang membidangi Tanaman Pangan
Kabupaten/Kota Se NTB
Agar upaya peningkatan produksi padi lebih fokus dan terpadu dalam pencapaian
surplus 10 Juta Ton Nasional, di NTB telah dibuat Road Map peningkatan Produksi Beras
sebanyak 2,106.940 ton GKG tahun 2013 dan pada tahun 2014 diikhtiarkan bisa mencapai
2,300.851 ton GKG
Dalam rangka mendukung Program Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN) di Nusa Tenggara Barat, maka telah dibentuk Tim Pelaksana P2BN provinsi yang
diketuai oleh Gubernur NTB dan Tim Pendamping di masing-masing kabupaten dengan
SK. Gubernur nomor Tahun 102 tahun 2013 tanggal, 8 Februari 2013.
Untuk mempercepat dan membantu petani dalam mencapai sasaran meningkatkan
produktivitas tanaman pangan, secara nasional telah diprogramkan bantuan benih pada
tahun 2013. Di Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pertanian, bantuan benih kepada
petani telak dialokasikan dalam program SL-PTT padi, jagung, dan kedelai. Menghadapi
program bantuan benih kepada petani tersebut diharapkan agar mengoptimalkan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 83 LAPORAN TAHUNAN 2013
penggunaan benih yang ada. Hal ini dimaksudkan agar program ini memberikan dampak
yang positif terhadap penggunaan benih unggul bermutu, dengan tetap menjaga
mutu/kualitas komoditi yang dihasilkan.
Target dan realisasi tanam dan panen padi tahun 2013 sebagai berikut :
Tabel IV-17. Target dan Realisasi Tanam Padi di NTB Tahun 2013
KABUPATEN/KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
1 MATARAM 2.440 2.053 84,14 2.660 3.266 122,78 5.100 5.319 104,29
2 LOMBOK BARAT 18.370 18.323 99,74 12.221 14.785 120,98 30.591 33.108 108,23 3 LOMBOK UTARA 11.103 10.188 91,76 2.157 2.313 107,23 13.260 12.501 94,28
4 LOMBOK TENGAH 60.567 56.710 93,63 22.674 32.077 141,47 83.241 88.787 106,66 5 LOMBOK TIMUR 54.500 51.257 94,05 16.581 21.964 132,46 71.081 73.221 103,01
6 SUMBAWA 64.236 66.629 103,73 21.582 24.159 111,94 85.818 90.788 105,79 7 SUMBAWA BARAT 11.332 10.763 94,98 6.898 8.292 120,21 18.230 19.055 104,53
8 DOMPU 30.479 26.192 85,93 7.102 9.211 129,70 37.581 35.403 94,20 9 BIMA 49.605 55.321 111,52 19.327 20.937 108,33 68.932 76.258 110,63
10 KOTA BIMA 5.300 4.461 84,17 2.200 2.798 127,18 7.500 7.259 96,79
307.932 301.897 98,04 113.402 139.802 123,28 421.334 441.699 104,83 NTB
TOTAL (HA)NO
MT. 2012/2013 (HA) MT. 2013 (HA)
Keterangan : Data dari Oktober 2012 s/d September 2013
Realisasi tanam padi sampai dengan bulan September 2013 telah mencapai 123,28 %
melebihi sasaran Tahun 2013.
Tabel IV-18. Target dan Realisasi Panen Padi di NTB Tahun 2013
KABUPATEN/KOTA Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
1 MATARAM 2.318 2.504 108,02 2.527 2.089 82,67 4.845 4.593 94,80
2 LOMBOK BARAT 17.759 18.323 103,18 11.777 12.639 107,32 29.536 30.962 104,83
3 LOMBOK UTARA 10.840 10.400 95,94 2.202 1.776 80,65 13.042 12.176 93,36
4 LOMBOK TENGAH 58.278 58.601 100,55 21.767 26.776 123,01 80.045 85.377 106,66
5 LOMBOK TIMUR 53.523 51.262 95,78 16.249 17.251 106,17 69.772 68.513 98,20
6 SUMBAWA 61.709 66.626 107,97 20.503 24.068 117,39 82.212 90.694 110,32
7 SUMBAWA BARAT 10.901 10.285 94,35 6.622 7.800 117,79 17.523 18.085 103,21
8 DOMPU 30.049 25.195 83,85 6.960 8.567 123,09 37.009 33.762 91,23
9 BIMA 48.953 54.386 111,10 18.940 14.129 74,60 67.893 68.515 100,92 10 KOTA BIMA 5.020 4.375 87,15 2.134 1.986 93,06 7.154 6.361 88,92
299.350 301.957 100,87 109.681 117.081 106,75 409.031 419.038 102,45 NTB
TOTAL (HA)No
Bulan Januari s/d Juni Bulan Juli s/d Desember
Keterangan : Data dari Januari 2013 s/d Oktober 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 84 LAPORAN TAHUNAN 2013
Kesimpulan
Sejak pelaksanaan P2BN tahun 2007 s/d 2012 produksi padi NTB meningkat rata-
rata 6,24 % pertahun ( dari 1.526.347 ton GKG menjadi 2.067.137 ton GKG). Dimana
kontribusi dari perluasan areal mencapai 4,27 % (dari 331.916 ha menjadi 416.062 ha),
sedangkan produktivitas hanya 1,76 % (dari 45,99 kw/ha menjadi 49,45 kw/ha)
Upaya pencapaian produksi tahun 2013 dan pemantapan tanam 2013/2014, ada beberapa
hal yang sudah dan akan dilakukan, yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk
percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ), penyaluran
Cadangan Benih Nasional (CBN) dan penyaluran dana bansos kepada kelompok tani
untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan IP melalui kegiatan SL-PTT
c. Perbaikan sistem budidaya melalui adopsi teknologi dan sosialisasi teknologi tanam
tepat guna seperti ; Sistem tanam jajar legowo, penggunaan pupuk berimbang,
penggunaan bibit muda dll.
d. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder khususnya pada areal Sekolah Lapang
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan, supervisi dan bimbingan
f. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis, penyedia
dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan
Tabel IV-19. Target Tanam, Panen, Produksi Padi di NTB Tahun 2014
No KABUPATEN/
KOTA PANEN PROV PROD 13/14 2014 TOTAL (HA) (KW/HA) (TON)
1 MATARAM - - - - - -
2 LOMBOK BARAT 45 115 160 154 123,83 1.902
3 LOMBOK UTARA 110 90 200 192 121,98 2.342
4 LOMBOK TENGAH 15 205 220 211 130,02 2.746
5 LOMBOK TIMUR 150 150 300 288 130,90 3.770
320 560 880 845 127,37 10.760
6 SUMBAWA 20 40 60 58 129,69 747
7 SUMBAWA BARAT 20 30 50 48 122,29 587
8 DOMPU 50 50 100 96 118,13 1.134
9 BIMA 100 215 315 302 121,63 3.678
10 KOTA BIMA - 50 50 48 115,42 554
190 385 575 552 121,38 6.700 510 945 1.455 1.397 125,00 17.460
SASARAN 2014 KESEPAKATAN KABUPATENTANAM
P. LOMBOK
P. SUMBAWATOTAL NTB
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 85 LAPORAN TAHUNAN 2013
Dengan Sasaran Produksi dan Produktivitas tersebut, diharapkan pada tahun 2014
nanti Provinsi NTB mampu berkontribusi dalam mensukseskan sasaran surplus beras
10 juta ton.
Kesimpulan
Dari hasil pemaparan Narasumber dan diskusi peserta, maka dapat
disimpulkan beberapa poin sebagai berikut :
(1) Strategi peningkatan produksi dan produktivitas padi nasional ditempuh melalui
kawasan pertumbuhan, kawasan pengembangan, dan kawasan pemantapan
dengan program SL-PTT yang dikawal oleh petugas dari Dinas, Penyuluhan, dan
Badan Penelitian.
(2) Persyaratan pengembangan padi hibrida di Indonesia adalah : Daerah irigasi
terjamin dan tanah subur, bukan daerah endemic hama wereng coklat, tungro
dan ganjr, Ketersediaan sarana produksi, sangat sfesifik lokais, petani setempat
tangap terhadap teknologi baru dan tingkat hasil padi yang dicapai sudah tinggi.
(3) Sejak pelaksanaan P2BN tahun 2007 s/d 2012 produksi padi NTB meningkat rata-
rata 6,24 % per tahun (dari 1.526.347 ton GKG menjadi 2.067.137 ton GKG)
Dimana kontribusi dari perluasan areal panen mencapai 4,27 % (dari 331.916 ha
menjadi 416.062 ha) sedangkan produktivitas hanya 1,76 % (dari 45,99 kw/ha
menjadi 49,45 kw/ha) sedangkan peningkatan produktivitas dari tahun 2012 ke
2013 hanya 11 kg/ha (1 %). Pencapaian Luas Areal Tanam sampai dengan
September 2013 untuk komoditi Padi telah melampaui sasaran yang ditetapkan.
(4) Pembangunan Tanaman Pangan merupakan suatu keharusan, karena perlu
disadari bahwa sebagian besar penduduk Provinsi NTB merupakan petani. Oleh
karena itu kemandirian pangan merupakan suatu keharusan yang tidak ada
tawar menawar lagi, target-target pencapaian produksi yang telah ditetapkan
bersama perlu dijabarkan lebih operasional, agar dapat dicapai
(5) Diharapkan kepada Dinas Kabupaten/Kota untuk segera membuat Nota
Kesepakatan dengan Aparat di tingkat Kabupaten (KODIM) menindaklanjuti nota
kesepakatan yang telah ditanda tangani gubernur dengan Komandan KOREM
1602 Wira Bhakti.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 86 LAPORAN TAHUNAN 2013
(6) Untuk mencapai sasaran produktivitas dan produksi tahun 2013, maka akan
ditempuh langkah-langkah operasional antara lain :
a) Penguatan kelembagaan kelompok tani untuk mengadopsi teknologi yang
telah nyata memberikan peningkatan produktivitas dan pendapatan pada
pelaksanaan laboraturium lapangan (LL) di wilayah SL-PTT Padi,
b) Perbaikan sistem budidaya melalui adopsi teknologi dan sosialisasi teknologi
tanam tepat guna, seperti jajar legowo, penggunaan pupuk berimbang,
penggunaan bibit muda dll.
c) Pengendalian hama penyakit dan penanganan pasca panen secara tepat dan
benar.
(7) Dalam rangka percepatan peningkatan produktivitas padi di lahan sawah diawali
dengan pemetaan produktivitas padi dengan kriteria rendah produktivitas < 3,5
ton/ha, sedang 3,6 – 4,9 ton/ha dan tinggi 5 ton/ha. Dari ketiga kriteria tersebut
masing-masing upaya dilakukan di kawasan yang masih rendah dipercepat
dengan pendekatan sekolah lapang kawasan pertumbuhan, sedangkan dilahan
sedang sampai tinggi dilakukan pendekatan kawasan pengembangan
pengelolaan tanaman terpadu (PTT), dan di wilayah dengan produksi tinggi
dikawal dengan kawasan pemantapan didukung dengan pendampingan oleh
petugas teknis dan penyuluh.
II. SEKSI PEMBENIHAN DAN SARANA PRODUKSI
1) Penyusunan Laporan Pembinaan dan Monev Bantuan Benih
Pelaksana kegiatan subsidi benih Tahun Anggaran 2013 yaitu Produsen Benih pelaksana
PSO subsidi benih, sesuai Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara kepada Menteri
Pertanian Nomor : S-39/MBU/03/2013 tanggal 23 Januari 2013, hal Persetujuan
Penugasan Public Service Obligation (PSO) dalam rangka Pelaksanaan Subsidi Benih
Tahun Anggaran 2013. Apabila ada produsen benih swasta/penangkar benih yang ingin
ikut serta dalam pelaksanaan subsidi benih, dapat dimungkinkan dengan di bawah
koordinasi Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
A. Perencanaan Kebutuhan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 87 LAPORAN TAHUNAN 2013
- Jumlah/volume benih bersubsidi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
berdasarkan kebutuhan kegiatan SLPTT dan/atau di luar SLPTT disesuaikan dengan
kemampuan keuangan negara.
- Alokasi benih bersubsidi untuk masing-masing provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, yaitu untuk kegiatan SLPTT dan/atau di
luar SLPTT.
- Alokasi benih bersubsidi Tahun Anggaran 2013 untuk masing-masing Produsen Benih
pelaksana PSO subsidi benih, ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan
berdasarkan kemampuan produksi Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih. pada
Tabel IV-20.
AREAL VOLUME AREAL VOLUME AREAL VOLUME
(HA) (KG) (HA) (KG) (HA) (KG)
1 Padi Inbrida 226.000 3.237.500 96.500 2.412.500 322.500 5.650.000
2 Padi Hibrida 3.000 45.000 4.000 60.000 7.000 105.000
3 Jagung Hibrida 33.000 495.000 19.975 299.625 52.975 794.625
4 Jagung Komposit 1.500 37.500 1.500 37.500 3.000 75.000
5 Kedelai 15.000 600.000 40.500 1.620.000 55.500 2.220.000
Tabel 1. Alokasi Benih Bersubsidi TA 2013 Untuk Masing-Masing Produsen Benih Pelaksana PSO Subsidi Benih di Nusa Tenggara Barat
NO KOMODITAS
PT SANG HYANG SERI
(PERSERO)
PT PERTANI
(PERSERO)JUMLAH
Kriteria Petani/Kelompok Tani Pembeli Benih Bersubsidi adalah:.
a). Petani/kelompok tani pembeli benih padi (inbrida dan hibrida), jagung (komposit dan
hibrida) dan kedelai bersubsidi yaitu petani/kelompok tani pelaksana SLPTT dan/atau di
luar SLPTT yang tidak mendapatkan benih dari sumber pendanaan lainnya dari
pemerintah, kecuali bantuan bencana.
b). Petani/kelompok tani pembeli benih bersubsidi untuk pertanaman di luar SLPTT diatur
sebagai berikut :
• Untuk benih padi inbrida diutamakan pada daerah yang masih mempunyai potensi
dapat ditingkatkan produktivitasnya.
• Untuk benih padi hibrida diutamakan pada daerah yang mempunyai potensi
keberhasilan dalam pertanaman padi hibrida.
• Untuk benih jagung hibrida diutamakan pada daerah yang belum terbiasa menanam
jagung hibrida atau daerah pengembangan baru.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 88 LAPORAN TAHUNAN 2013
• Untuk benih jagung komposit diutamakan pada daerah yang mempunyai potensi
untuk pengembangan tanaman jagung komposit dan mempunyai potensi yang masih
dapat ditingkatkan produktivitasnya.
• Untuk benih kedelai diutamakan pada daerah yang masih mempunyai potensi untuk
ditingkatkan produktivitasnya.
Prosedur Penetapan Petani/Kelompok Tani Pembeli Benih Bersubsidi.
a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan sosialisasi subsidi benih kepada Dinas
Pertanian Provinsi dan Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih. Selanjutnya, Dinas
Pertanian Provinsi melakukan sosialisasi kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan
unsur terkait di wilayahnya dan Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota melakukan sosialisasi
dengan unit kerja, stake holder dan petugas lapangan terkait di wilayahnya.
b. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat menugaskan kepada petugas pertanian
lapangan, seperti Kepala Cabang Dinas (KCD) Kepala Pertanian Kecamatan (KPK), Mantri
Tani atau Petugas Pertanian Lainnya untuk mengetahui dan menandatangani DU-PBB
yang diusulkan oleh kelompok tani. Contoh format surat penugasan.
c. Kelompok tani menyusun DU-PBB, ditandatangani oleh ketua/pengurus kelompok tani dan
diketahui oleh petugas pertanian lapangan seperti dimaksud pada butir b. DU-PBB
merupakan turunan dari daftar CPCL yang telah ditetapkan, baik untuk pelaksanaan
SLPTT maupun di luar SLPTT.
d. Petugas pertanian lapangan seperti dimaksud pada butir b menyampaikan DU-PBB
tersebut kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan selanjutnya dilakukan
rekapitulasi di tingkat Kabupaten/Kota yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota,
Harga benih (HB), subsidi benih dan harga eceran tertinggi (HET) benih bersubsidi ditetapkan
oleh Menteri Pertanian.
a. Harga Benih (HB)
Harga Benih (HB) bersubsidi sampai tingkat kelompok tani untuk masing-masing komoditas
adalah sebagai berikut: padi inbrida sebesar Rp. 8.097,-/kg, padi hibrida sebesar Rp.
48.077,-/kg, jagung komposit sebesar Rp.9.978,-/kg, jagung hibrida sebesar Rp. 25.294,-
/kg, dan kedelai sebesar Rp.12.899,-/kg.
b. Subsidi Benih
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 89 LAPORAN TAHUNAN 2013
Subsidi benih untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut: padi inbrida sebesar
Rp. 6.073,-/kg, padi hibrida sebesar Rp. 43.750,-/kg, jagung komposit sebesar Rp. 7.683,-
/kg, jagung hibrida sebesar Rp. 12.647,-/kg, dan kedelai sebesar Rp. 9.803,-/kg.
c. Harga Eceran Tertinggi
Harga Eceran Tertinggi (HET) benih bersubsidi untuk masing-masing komoditas adalah
sebagai berikut: padi inbrida sebesar Rp. 2.024,-/kg, padi hibrida sebesar Rp. 4.327,-/kg,
jagung komposit sebesar Rp. 2.295,-/kg, jagung hibrida sebesar Rp.12.647,-/ kg, dan
kedelai sebesar Rp. 3.096,-/kg.
PENYEDIAAN, PENJUALAN DAN PENYALURAN, SERTA PENGAWASAN BENIH
BERSUBSIDI
1. Penyediaan
Benih bersubsidi disediakan oleh Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih. Benih bersubsidi
tersebut dapat berasal dari areal penangkaran milik Produsen Benih pelaksana PSO subsidi
benih, areal penangkaran kerjasama produksi atau kerjasama pemasaran dengan penangkar
benih/produsen benih swasta.
2. Penjualan dan Penyaluran
Mekanisme pelaksanaan penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dengan pola tertutup yaitu
Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih akan menjual dan menyalurkan benih bersubsidi
sampai ke kelompok tani pelaksana SLPTT dan/atau di luar SLPTT. Mekanismenya adalah
sebagai berikut :
a. DU-PBB yang sudah disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau yang
ditugaskan mewakili diajukan ke Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih untuk
segera menjual dan menyalurkan benih bersubsidi kepada kelompok tani pembuat DU-PBB
dimaksud.
b. Kelompok tani membeli benih bersubsidi kepada Produsen Benih pelaksana PSO subsidi
benih. Tanda bukti pembelian benih bersubsidi tersebut berupa faktur penjualan yang
ditandatangani petugas Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih dan kelompok tani
serta diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau petugas yang
ditugaskan mewakili (atas nama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota).
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 90 LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih melakukan rekapitulasi penjualan benih
bersubsidi berdasarkan faktur penjualan tingkat kabupaten, ditandatangani oleh Produsen
Benih pelaksana PSO subsidi benih, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan diketahui
oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan disertakan masing-masing faktur penjualan.
d. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih sebagai penjual dan penyalur menyampaikan
rekapitulasi penjualan benih (seperti pada butir 3), yang disertai dokumen DU-PBB dan
masing-masing faktur penjualan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan sebagai dasar
permintaan pembayaran benih bersubsidi yang telah dijual dan disalurkan.
e. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan verifikasi terhadap DU-PBB, faktur
penjualan dan rekapitulasi penjualan benih yang disampaikan oleh Direksi Produsen Benih
pelaksana PSO subsidi benih kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA). Untuk selanjutnya dilakukan proses pembayaran kepada
Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
3. Pengawasan
Pengawasan penjualan dan penyaluran benih bersubsidi meliputi jenis benih, volume benih,
mutu benih, dan HET sampai ke kelompok tani.
a. Jenis benih
Jenis benih yang diawasi adalah benih padi (inbrida dan hibrida), jagung (komposit dan
hibrida) dan kedelai bersubsidi yang dijual dan disalurkan oleh Produsen Benih pelaksana
PSO subsidi benih.
b. Volume Benih
Volume benih yang diawasi adalah volume benih bersubsidi yang dijual dan disalurkan oleh
Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih ke kelompok tani.
c. Mutu Benih
Mutu benih yang diawasi meliputi kondisi fisik benih, kemasan benih serta label benih.
Label benih memuat data mutu benih antara lain: Kadar Air, Daya Tumbuh, Campuran
Varietas Lain, Kotoran Benih dan Masa Kadaluwarsa Benih. Disamping itu perlu dilakukan
pengecekan terhadap kebenaran label benih.
BPSBTPH berkewajiban dan bertanggung jawab melakukan: 1) sertifikasi terhadap produksi
benih di wilayah masing-masing kecuali untuk benih yang disertifikasi secara mandiri, dan 2)
pengawasan peredaran benih, terutama terhadap benih bersubsidi yang didatangkan dari luar
provinsi.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 91 LAPORAN TAHUNAN 2013
Untuk benih bersubsidi yang berasal dari luar provinsi sebelum dijual dan disalurkan ke kelompok
tani terlebih dahulu dilakukan pengecekan fisik benih oleh BPSBTPH di provinsi penerima, dan
apabila diragukan mutunya maka perlu dilakukan pengujian laboratorium. Apabila hasil pengujian
tersebut masih memenuhi standar mutu benih yang berlaku, maka benih bersubsidi tersebut
dapat dijual dan disalurkan, tetapi apabila tidak memenuhi standar mutu yang berlaku maka
benih bersubsidi tersebut tidak dapat dijual dan disalurkan.
1. Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih wajib memberitahukan pemasukan benih
bersubsidi dari satu provinsi ke provinsi lain kepada BPSBTPH provinsi tujuan.
2. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota berkewajiban dan bertanggung jawab melakukan
pengawasan terhadap penjualan dan penyaluran benih bersubsidi, baik yang diproduksi di
dalam provinsi maupun yang didatangkan dari provinsi lain, sesuai dengan DU-PBB.
3. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
a. Apabila di dalam pelaksanaan pengawasan penjualan dan penyaluran benih bersubsidi
ditemukan ketidaksesuaian jenis, volume, mutu benih, dan HET, maka Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota wajib menegur Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih untuk
mengganti benih tersebut sesuai persyaratan.
b. Kebenaran dokumen, fisik penjualan dan penyaluran benih bersubsidi menjadi tanggung
jawab Produsen Benih pelaksana PSO subsidi benih.
Pelaksanaan Benih Subsidi yang sedianya dimulai awal Januari 2013, namun penetapan Petunjuk
Teknis yang menjadi acuan pelaksanaan, pengawasan, penjualan, dan penyaluran benih
bersubsidi Tahun Anggaran 2013 ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2013 dengan Nomor : 39/HK
310/C/7/2013 dan pelaksanaan di lapangan termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat dimulai
pada tanggal 1 September 2013 dimana pelaksanaan di lapangan masih mengalami hambatan
dikarenakan sosialisasi mengenai Benih Bersubsidi 2013 ini belum sepenuhnya diterima baik
petugas lapangan maupun petani dikarenakan para petani masih mengharapkan benih bantuan
atau BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul).
Dengan ditetapkannya petunjuk teknis benih bersubsidi 2013 oleh pemerintah pusat mau tidak
mau petani harus sudah siap menggunakan benih bersubsidi dan dimulai pada MH 2013 ini. Ini
terlihat dari hasil monitoring dan evaluasi benih bersubsidi pada tanggal 31 Desember 2013 untuk
komoditi padi diperoleh hasil sebagai berikut:
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 92 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel.IV-21. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Padi Inbrida Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
ALOKASI
(KG)DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
DARI
ALOKASI
% REALISASI
DARI DUPBB
1 Kota Mataram - - - 62.500 34.600 21.690 62.500 34.600 21.690 34,70 62,69
2 Kab. Lombok Barat 625.000 345.051 340.336 - - - 625.000 345.051 340.336 54,45 98,63
3 Kab. Lombok Tengah - - - 1.000.000 920.925 146.955 1.000.000 920.925 146.955 14,70 15,96
4 Kab. Lombok T imur 725.000 607.200 582.690 - - - 725.000 607.200 582.690 80,37 95,96
5 Kab. Lombok Utara 300.000 207.620 207.620 - - - 300.000 207.620 207.620 69,21 100,00
6 Kab. Sumbawa - - - 1.025.000 950.000 913.245 1.025.000 950.000 913.245 89,10 96,13
7 Kab. Sumbawa Barat - - - 275.000 108.000 89.925 275.000 108.000 89.925 32,70 83,26
8 Kab. Dompu 700.000 640.670 629.720 - - - 700.000 640.670 629.720 89,96 98,29
9 Kab. Bima - - - 875.000 875.000 871.460 875.000 875.000 871.460 99,60 99,60
10 Kota Bima 62.500 59.875 59.875 - - - 62.500 59.875 59.875 95,80 100,00
2.412.500 1.860.416 1.820.241 3.237.500 2.888.525 2.043.275 5.650.000 4.748.941 3.863.516 68,38 81,36
No. Kabupaten
PT. PERTANI (Persero)
JUMLAH
PT. SANG HYANG SERI (Persero) TOTAL
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) padi inbrida adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 345.051 Kg atau 55,21 % dan dengan realisasi 340. 336 Kg atau
54,45 % dari alokasi 625.000 Kg atau 98,63 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Timur mengusulkan DU-PBB sebanyak 607.200 Kg atau 83,75 % dan dengan realisasi 582.690 Kg
atau 80,37 % dari alokasi 725.000 Kg atau 95,96 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Lombok Utara sebanyak 207.620 Kg atau 69,21 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 207.620
Kg atau 69,21 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Dompu sebanyak 640.670 Kg
atau 91,52 % dari alokasi 700.000 Kg dengan realisasi sebesar 629.720 Kg atau 89,96 % dan
98,29 % dari DU-PBB yang dibuat, dan Kota Bima sebanyak 59.875 Kg atau 95,80 % dari alokasi
62.500 Kg dengan realisasi sebesar 59.875 Kg atau 95,80 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat
dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kota Mataram mengusulkan DU-PBB sebanyak 34.600 Kg atau
55,36 % dan dengan realisasi 21. 690 Kg atau 34,70 % dari alokasi 62.500 Kg atau 62,69 % dari
DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 920.925 Kg
atau 92,09 % dan dengan realisasi 146.955 Kg atau 14,70 % dari alokasi 1.000.000 Kg atau
15,96 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Sumbawa sebanyak 950.000 Kg atau 92,68 %
dengan realisasi sebesar 913.245 Kg atau 89,10 % dari alokasi 1.025.000 Kg dan 96,13 % dari
DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 108.000 Kg atau 39,27 % dengan
realisasi sebesar 89.925 Kg atau 32,70 % dari alokasi 275.000 Kg dan 83,26 % dari DU-PBB
yang dibuat, dan Kabupaten Bima sebanyak 875.000 Kg atau 100 % dengan realisasi sebesar
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 93 LAPORAN TAHUNAN 2013
971.460 Kg atau 99,60 % dari alokasi 875.000 Kg dan 99,60 % dari DU-PBB yang dibuat dari
PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi inbrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 4,748.941
Kg atau sebesar 84,05 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 3.863.516 Kg atau sebesar 68,38
% dari alokasi atau 81,36 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani. Terlihat bahwa realisasi
masih rendah, ini disebabkan karena mulai diberlakukannya benih subsidi ini adalah pada MH
2013, sehingga dua musim sebelumnya tidak dilakukan realisasi penjualan, namun DU-PBB yang
sudah masuk jauh lebih besar, ini disebabkan banyaknya kelompok-kelompok yang mengajukan
DU-PBB namun belum di SK kan dari Kabupaten/Kota sehingga banyak juga yang tidak dapat
direalisasikan. Khusus padi inbrida pemenuhan benih dapat terpenuhi dari para penangkar yang
berada di sekitar wilayah tersebut ataupun penangkar dari kabupaten sebelahnya.
Kabupaten yang realisasi penjualan benih subsidi padi inbrida hampir 100 % adalah Kabupaten
Bima dan Kota Bima, sedangkan yang realisasinya masih rendah adalah Kabupaten Lombok
Tengah sebesar 14,70 %, hal ini disebabkan rancunya DU-PBB yang masuk dikarenakan
banyaknya kelompok-kelompok tani yang diajukan tidak sesuai dengan SK CPCL yang ditetapkan,
sehingga hanya kelompok tani yang sesuai dengan SK CPCL-lah yang berhak untuk di
realisasikan, di sisi lain waktu yang sudah mendesak untuk ditanami, bila terlambat menanam
biasanya cepat terserang hama dan penyakit dan dapat menggagalkan panen. Kabupaten Kota
yang realisasinya rendah adalah Kota Mataram 34,70 % dan Kabupaten Sumbawa Barat 32,70 %
kedua Kabupaten Kota ini kebanyakan disebabkan oleh kesiapan penangkar dan PSO yang
ditunjuk, belum dapat berkomitmen dengan baik sehingga benih yang sedianya akan dibayar oleh
PSO pada penangkar tidak segera di realisasikan oleh penangkar karena belum jelasnya MOU
yang akan disepakati disamping itu juga varietas-varietas yang ditawarkan baik oleh PSO dan
penangkar belum banyak diminati oleh petani bila dilihat dari cuaca pada tahun 2013 atau MH
tahun ini.
Varietas yang diberikan kepada petani sangat bervarisasi, seperti ciherang, situbagendit, inpari 4,
7, 10, 13, inpari sidenuk, PEPE, IR-64, mekongga, ciliwung, cilosari, tukad balian dan cigeulis
harga subsidi benih per Kg adalah Rp. 2.020,-
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 94 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel.IV-22. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Padi Hibrida Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
ALOKASI
(KG)DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
DARI
ALOKASI
% REALISASI
DARI DUPBB
1 Kota Mataram - - - - - -
2 Kab. Lombok Barat 15.000 9.915 8.975 - - - 15.000 9.915 8.975 59,83 90,52
3 Kab. Lombok Tengah 15.000 15.000 15.000 - - - 15.000 15.000 15.000 100,00 100,00
4 Kab. Lombok T imur 30.000 30.000 30.000 - - - 30.000 30.000 30.000 100,00 100,00
5 Kab. Lombok Utara - - - - - - -
6 Kab. Sumbawa - - - 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 100,00 100,00
7 Kab. Sumbawa Barat - - - - - - -
8 Kab. Dompu - - - 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 100,00 100,00
9 Kab. Bima - - - 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 100,00 100,00
10 Kota Bima - - - - -
60.000 54.915 53.975 45.000 45.000 45.000 105.000 99.915 98.975 94,26 99,06
No. Kabupaten
PT. PERTANI (Persero) PT. SANG HYANG SERI (Persero) TOTAL
JUMLAH
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) padi hibrida adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 9.915 Kg atau 66,10 % dan dengan realisasi 8. 975 Kg atau
59,83 % dari alokasi 15.000 Kg atau 90,52 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15.000 Kg
atau 100 % dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Lombok
Timur sebanyak 30.000 Kg atau 100 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 30.000 Kg atau 100
% dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat, dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kabupaten Sumbawa
mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100
% dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Dompu
mengusulkan DU-PBB sebanyak 15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100
% dari alokasi 15.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Bima sebanyak
15.000 Kg atau 100 % dan dengan realisasi 15. 000 Kg atau 100 % dari alokasi 15.000 Kg atau
100 % dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi hibrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 99,915 Kg
atau sebesar 95,16 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 98.975 Kg atau sebesar 94,96 % dari
alokasi sebesar 98.975 Kg atau 99,06 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani. Hampir sama
dengan padi inbrida, padi hibrida juga yang dijadwalkan MH 2013, terlihat bahwa padi hibrida
hampir semuanya terealisasi, ini juga karena alokasi padi hibrida dari kedua PSO jumlahnya
sedikit.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 95 LAPORAN TAHUNAN 2013
Hanya Kabupaten Lombok Barat yang realisasinya masih rendah sebesar 59,83 %, hal ini
disebabkan para petani menggunakan/membeli sendiri benih padi hibrida dengan varietas yang
lebih bagus, dan petani di Lombok Barat ini sudah terbiasa menggunakan varietas yang baik padi
hibrida sehingga pengalaman-pengalaman ini yang menyebabkan pilihan varietas yang ditawarkan
oleh para PSO sangat-sangat selektif.
Varietas yang diterima petani kebanyakan Sembada 168 dengan harga per Kg adalah Rp. 4.320,-
Tabel.IV-23. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Jagung Komposit Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
ALOKASI
(KG)DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
DARI
ALOKASI
% REALISASI
DARI DUPBB
1 Kota Mataram - - - - - -
2 Kab. Lombok Barat - - - - - -
3 Kab. Lombok Tengah - - - - - -
4 Kab. Lombok T imur - - - - - -
5 Kab. Lombok Utara - - - - - -
6 Kab. Sumbawa - - - - - -
7 Kab. Sumbawa Barat 12.500 - - - - - 12.500
8 Kab. Dompu 25.000 9.500 9.500 - - - 25.000 9.500 9.500 38,00 100,00
9 Kab. Bima - - - 37.500 - - 37.500
10 Kota Bima - - - - - -
37.500 9.500 9.500 37.500 - - 75.000 9.500 9.500 12,67 100,00
No. Kabupaten
PT. PERTANI (Persero) PT. SANG HYANG SERI (Persero) TOTAL
JUMLAH
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DU-PBB
(Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) Jagung Komposit adalah Kabupaten Lombok Dompu
dimana mengusulkan DU-PBB sebanyak 9.500 Kg atau 38 % dan dengan realisasi 9.500 Kg atau
38 % dari alokasi 25.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. PERTANI
(Persero).
Jagung Komposit yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 9.500
Kg atau sebesar 12,67 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 9.500 Kg atau sebesar 12,67 %
dari alokasi sebesar 75.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh petani.
Sebagian besar petani jagung untuk jagung komposit ini kurang peminatnya, dikarenakan harga
jual panennya yang rendah, tapi bila ditawarkan jagung hibrida tentu semua petani akan
berlomba-lomba untuk menanam.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 96 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel.IV-24. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Jagung Hibrida Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
ALOKASI
(KG)DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
DARI
ALOKASI
% REALISASI
DARI DUPBB
1 Kota Mataram - - - - - -
2 Kab. Lombok Barat 45.000 - - - - - 45.000
3 Kab. Lombok Tengah 45.000 - - - - - 45.000
4 Kab. Lombok T imur - - - 150.000 30.000 - 150.000 30.000 -
5 Kab. Lombok Utara 59.625 1.329 1.329 - - - 59.625 1.329 1.329 2,23 100,00
6 Kab. Sumbawa 150.000 20.430 15.190 - - - 150.000 20.430 15.190 10,13 74,35
7 Kab. Sumbawa Barat - - - 37.500 - - 37.500
8 Kab. Dompu - - - 180.000 60.000 7.055 180.000 60.000 7.055 3,92 11,76
9 Kab. Bima - - - 120.000 16.000 16.000 120.000 16.000 16.000 13,33 100,00
10 Kota Bima - - - 7.500 - - 7.500
299.625 21.759 16.519 495.000 106.000 23.055 794.625 127.759 39.574 4,98 30,98
TOTAL
JUMLAH
No. Kabupaten
PT. PERTANI (Persero) PT. SANG HYANG SERI (Persero)
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DU-
PBB (Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) jagung hibrida adalah Kabupaten Lombok
Utara mengusulkan DU-PBB sebanyak 1.329 Kg atau 2,23 % dan dengan realisasi 1.329
Kg atau 2,23 % dari alokasi 59.625 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Sumbawa mengusulkan DU-PBB sebanyak 20.430 Kg atau 13,62 % dan dengan realisasi
15.190 Kg atau 10,13 % dari alokasi 150.000 Kg atau 74,35 % dari DU-PBB yang
diajukan, dari PSO PT. PERTANI (Persero). Kabupaten Lombok Timur mengusulkan DU-
PBB sebanyak 30.000 Kg atau 20 % dari alokasi 150.000 dan dengan tidak ada realisasi
atau 0 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Dompu mengusulkan DU-PBB sebanyak
60.000 Kg atau 33,33 % dan dengan realisasi 7.055 Kg atau 3,92 % dari alokasi 180.000
Kg atau 11,76 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Bima sebanyak 16.000 Kg atau
13,33 % dan dengan realisasi 16. 000 Kg atau 13,33 % dari alokasi 120.000 Kg atau 100
% dari DU-PBB yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Padi hibrida yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar
127,759 Kg atau sebesar 15,91 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 39.574 Kg atau
sebesar 4,98 % dari alokasi sebesar 794.625 Kg atau 30,98 % dari DU-PBB yang diusulkan
oleh petani. Dari data terlihat bahwa masih rendahnya realisasi pembelian oleh petani, hal
ini disebabkan oleh kebanyakan para petani sudah trauma dan harus pandai-pandai
memilih varietas benih jagung hibrida yang akan ditanam, sehingga dari kedua PSO yang
ditunjuk para petani tersebut tidak berminat terhadap varietas benih-benih yang
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 97 LAPORAN TAHUNAN 2013
ditawarkan, dari pada merugi akibat salah memilih benih lebih baik mereka tidak
menanam di tahun 2013 ini.
Pemilihan terhadap varietas-varietas unggul yang baik dapat terlihat di Kabupaten Dompu
yang mana realisasi pembelian sebelumnya 20.375 Kg oleh PSO PT. Sang Hyang Seri,
dikembalikan sebanyak 13.320 Kg oleh petani, ini disebabkan petani didak mau dengan
varietas yang diberikan oleh PT. Sang Hyang Seri seperti SH-4, petani menginginkan
varietas BISI dan PIONIR sehingga realisasi yang masuk adalah sebesar 7.055 Kg.
Kabupaten yang realisasinya kecil juga terdapat di Kabupaten Lombok Utara sebesar 2,23
% hal ini disebabkan kesiapan petani dan petugas lapangan serta PSO dari PT. Pertani
tidak menanggapi jadwal tanam jagung di Kabupaten Lombok Utara dan alokasi yang
dijadwalkan, sehingga permintaan akan jagung hibrida tersisih dengan permintaan padi.
Akan tetapi secara keseluruhan provinsi Nusa Tenggara Barat permintaan DU-PBB nya
sangat rendah 15,91 %, ini disebabkan dari kedua PSO yang ditunjuk varietas-varietas
yang ditawarkan banyak tidak diminati oleh para petani.
Varietas jagung yang ditawarkan adalah N-37, SH-4 dengan harga per Kg adalah Rp.
12.640,- .
Tabel.IV-25. Realisasi Penjualan dan Penyaluran Benih Kedelai Bersubsidi di Nusa Tenggara Barat sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
ALOKASI
(KG)DUPBB (KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
ALOKASI
(KG)
DUPBB
(KG)
REALISASI
(KG)
% REALISASI
DARI
ALOKASI
% REALISASI
DARI DUPBB
1 Kota Mataram 60.000 - - - - - 60.000
2 Kab. Lombok Barat 60.000 20.000 20.000 - - - 60.000 20.000 20.000 33,33 100,00
3 Kab. Lombok Tengah 720.000 2.000 - - - - 720.000 2.000 -
4 Kab. Lombok T imur 20.000 - - - - - 20.000
5 Kab. Lombok Utara - - - - - - -
6 Kab. Sumbawa 280.000 242.360 202.040 - - - 280.000 242.360 202.040 72,16 83,36
7 Kab. Sumbawa Barat - - - 20.000 - - 20.000
8 Kab. Dompu 480.000 153.100 153.100 - - - 480.000 153.100 153.100 31,90 100,00
9 Kab. Bima - - - 560.000 282.500 209.400 560.000 282.500 209.400 37,39 74,12
10 Kota Bima - - - 20.000 - - 20.000 - -
1.620.000 417.460 375.140 600.000 282.500 209.400 2.220.000 699.960 584.540 26,33 83,51
PT. SANG HYANG SERI (Persero) TOTAL
JUMLAH
No. Kabupaten
PT. PERTANI (Persero)
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 Kabupaten-kabupaten yang mengajukan DU-
PBB (Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi) kedelai adalah Kabupaten Lombok Barat
mengusulkan DU-PBB sebanyak 20.200 Kg atau 33,33 % dan dengan realisasi 20.000 Kg
atau 33,33 % dari alokasi 60.000 Kg atau 100 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten
Lombok Tengah mengusulkan DU-PBB sebanyak 2.000 Kg atau 0,28 % dan dengan tidak
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 98 LAPORAN TAHUNAN 2013
terjadi realisasi atau 0 % dari DU-PBB yang diajukan, Kabupaten Sumbawa sebanyak
242.360 Kg atau 86,56 % dari alokasi 280.000 Kg dengan realisasi sebesar 202.040 Kg
atau 72,16 % dan 83,36 % dari DU-PBB yang dibuat, Kabupaten Dompu sebanyak
153.100 Kg atau 31,90 % dari alokasi 480.000 Kg dengan realisasi sebesar 153.100 Kg
atau 31,90 % dan 100 % dari DU-PBB yang dibuat dari PSO PT. PERTANI (Persero).
Kabupaten Bima mengusulkan DU-PBB sebanyak 282.500 Kg atau 50,45 % dan dengan
realisasi 209.400 Kg atau 37,39 % dari alokasi 560.000 Kg atau 74,12 % dari DU-PBB
yang diajukan dari PSO PT. SANG HYANG SERI (Persero).
Kedelai yang telah dibuatkan DU-PBB sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar 699,960
Kg atau sebesar 31,53 % dari alokasi dengan realisasi sebesar 584.540 Kg atau sebesar
26,33 % dari alokasi sebesar 2.220.000 Kg atau 83,51 % dari DU-PBB yang diusulkan oleh
petani. Terlihat bahwa realisasi rendah sekali dibandingkan DU-PBB yang masuk, ini
disebabkan keberadaan benih yang ada di PSO tidak ada, begitu juga para penangkar
benih kedelai yang ada tidak dimiliki stok. Menyebabkan kebutuhan petani terhadap
kedelai ini meningkat, namun bila dilihat dari tiap-tiap kabupaten kota kebutuhan akan
benih kedelai untuk MH memang tidak diminta dikarenakan hujan akan turun otomatis
kedelai tidak dapat tumbuh, khusus untuk lahan-lahan sawah, namun untuk ladang atau
daerah pegunungan yang mana air tidak tergenang pasti kedelai menjadi pilihan untuk
ditanam.
Dari data diperoleh bahwa kebutuhan benih kedelai di akhir MK dan memasuki MH 2013
ini sebesar 31,53 ini berarti bahwa petani pada musim ini tidak berani untuk mengambil
resiko gagal panen dalam berusaha tani kedelai, disamping itu juga hujan yang
diperkirakan akan turun di awal Oktober 2013 lebih baik mereka menanam padi.
Varietas kedelai yang ditawarkan adalah anjasmoro dengan harga per Kg adalah Rp. 3.095
2) Pertemuan Pemberdayaan Penangkar
Pertemuan Pemberdayaan Penangkar dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Jalan Panca Usaha
no. 11 Mataram, selama 3 (tiga) hari,dari tanggal 24 s/d 26 Juni 2013. Pertemuan diikuti
oleh 25 orang peserta yang terdiri dari 20 orang peserta berasal dari 10 kabupaten/kota
dengan jumlah peserta masing-masing satu orang peserta petugas dinas dan satu orang
penangkar, serta 5 (lima) orang peserta provinsi. Materi dan Pembicara/Narasumber dalam
pertemuan ini adalah;
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 99 LAPORAN TAHUNAN 2013
1. Evaluasi Kegiatan Perbenihan Tanaman Pangan TA. 2012 dan Rencana TA.2013 (Kepala
Dinas Pertanian TPH).
2. Peranan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam
Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih dalam Upaya Pemberdayaan Penangkar Benih
Tanaman Pangan (BPSB TPH).
3. Kesiapan BBI PPH dalam Mendukung Kegiatan Pemberdayaan Penanagkar Benih Tanaman
Pangan 2013 (BBI PPH).
4. Penjelasan Pedoman Teknis Pemberdayaan Penangkar Benih Tanaman Pangan TA. 2013
(Kabid Produksi TP).
5. Workshop
Berdasarkan materi yang disampaikan narasumber dan hasil diskusi yang berkembang selama
pertemuan, maka dapat disajikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam rangka mempercepat pengembangan kelembagaan dan industri perbenihan
tanaman pangan di daerah, maka pemerintah pusat, sejak dua tahun terakhir
mengalokasikan dana bantuan sosial kepada penangkar/ kelompok penangkar. Tujuan
Kegiatan pemberdayaan penangkar adalah untuk menumbuhkembangkan penangkar lokal
dan meningkatkan kemampuan penangkar benih dalam pengelolaan produksi dan
pemasaran benih.
2. Mengingat pentingnya benih dalam peningkatan produksi dan produktivitas hasil
pertanian, maka pemerintah pada tahun 2013 tetap memberikan bantuan benih seperti
bantuan benih yang bersumber dari Cadangan BenihNasional (CBN) dan subsidi benih.
Untuk tahun 2013 ,pemerintah tidak lagi memberikan bantuan benih berupa Bantuan
Langsung Benih Unggul, tetapi bantuan benih diberikan dalam bentuk subsidi benih.
3. Cadangan Benih Nasional (CBN) adalah persediaan benihpadi, jagung dan kedelai yang
diperuntukkan bagi program pemantapan ketahanan pangan melalui pemulihan,
pengembangan serta peningkatan produktivitas dan produksi.
4. Sehubungan dengan adanya subsidi benih dan untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan
di lapangan, maka PT. PertanidanPT. Sang Hyang Seri selaku BUMN yang ditugaskan
untuk menyalurkan benih subsidi akan diminta untuk melakukan sosialisasi kepada petani
dan petugas di daerah agar kita dapat mengetahui stock benih khususnya varietas yang
dimiliki.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 100 LAPORAN TAHUNAN 2013
5. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan ini, diharapkan
kepada penangkar yang telah mendapat BANSOS untuk dapat memanfaatkan dana
bantuan sosial yang dialokasikan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Dana yang dialokasikan harus dipergunakan untuk kegiatan yang
mendukung tumbuh dan berkembangnya penangkaran.
6. Dana yang dialokasikan untuk agroinput pada kegiatan pemberdayaan penangkar
sejumlah Rp. 2.500.000/Ha untuk penangkaran padi dan Rp. 2.000.000/Ha untuk
penangkaran kedelai, hanya bersifat stimulan. Oleh karena itu penangkar yang mendapat
bantuan harus memanfaatkan dana tersebut secara cermat dan dipergunakan untuk
membiayai proses budidaya sampai dengan prosesing benih.
7. Hasil evaluasi terhadap kegiatan pemberdayan penangkar tahun 2012, beberapa
penangkar yang mendapat bantuan, menjual benihnya yang masih berupa calon benih.
Hal tersebut diharapkan tidak terulang lagi pada penangkar/kelompok penangkar yang
mendapat bantuan benih pada tahun 2013. Penangkar/kelompok penangkar harus
mempunyai tekad yang kuat dalam menumbuhkembangkan diri, sehingga apa yang kita
cita-citakan selama ini agar kelembagan perbenihan di daerah dapat maju dan
berkembang.
8. Untuk penangkaran Kedelai diharapkan kepada penangkar agar menggunakan benih kelas
BR (label biru), jangan sampai memakai BR1. Kalaupun penangkar kesulitan memperoleh
benih label ungu untuk kedelai, diusahakan untuk minimal menggunakan BR kalau tidak
bisa label Ungu. Nanti di SL-PTT bisa menggunakan BR-1.
9. Dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas padi, jagung dan kedelai, maka
pada tahun 2013 pemerintah tetap melaksanakan kegiatan SL-PTT. Penggunaan benih
pada areal SL-PTT harus menggunakan benih yang bersertifkat.
10. Kepada penangkar yang mendapat alokasi dana bantuan sosial kegiatan pemberdayaan
penangkar, agar betul-betul menyusun RUK dengan sebaik-baiknya dan apa yang
dicantumkan dalam RUK tersebut, itu yang dibeli, demikian juga apa yang dibeli itu yang
ditulis. Jangan sampai berbeda apa yang di RUK dengan yang dibeli. Kalau ada perubahan
RUK agar dibuat revisi dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk
diteruskan ke Provinsi. Alat yang dibeli betul-betul dibutuhkan agar dapat termanfaatkan
dengan optimal.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 101 LAPORAN TAHUNAN 2013
11. Kegiatan penangkaran benih tanaman pangan (PadidanKedelai) tahun 2013 sudah mulai
dilaksanakan oleh beberapa penangkar di kabupaten. Sehubungan dengan hal tersebut
diminta agar kabupaten membuat laporan awal kegiatan pemberdayaan penangkar benih
tanaman pangan yang dilaksanakan.
12. Untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan penangkar tahun 2013, BBI PPH menyiapkan
beberapa jenis varietas padi dan kedelai(benih pokok) sebagai berikut :
a. Ciheurang dengan jumlah stock 38.430 kg.
b. Cigeulis dengan jumlah stock 4.000 kg.
c. Ciliwung dengan jumlah stock 7.110 kg.
d. Mekongga dengan jumlah stock 5.840 kg.
e. IR 64 dengan jumlah stock 7.410 kg.
f. Inpari Sidenuk dengan jumlah stock 3.090 kg.
g. Situbagendit dengan jumlah stock 6.440 kg.
13. Untuk dapat mempersiapkan kebutuhan penangkar dengan benih pokok tanaman pangan
untuk musim tanam berikutnya dan untuk database areal penanangkaran, BBI PPH telah
bersurat ke ASBENINDO Kabupaten/Kota untuk dilanjutkan ke penangkar anggotanya.
Surat tersebut berisi Format Pengusulan Kebutuhan Benih Pokok ; Varietas, Jumlah
Kebutuhan dan Rencana Bulan Semai. Sedangkan untuk format database areal
penangkaran berisi ; Lokasi Penangkaran/Kecamatan/Desa, Nama Penangkar, Luas Areal
Penangkaran (MH dan MK).
14. Peran utama BBI padaawal dibentuk sebagai penyedia benih bagi penangkar
dikabupaten/kota, tetapi seiring dengan perkembangan kebutuhan daerah dalam
menyediakan PAD, maka peran BBI bertambah sebagai sumber PAD. Hal tersebut
berdampak terhadap kegiatan-kegiatan BBI dalam pengembangan benih induk.
15. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura memiliki
beberapa peranan diantaranya adalah menyusun rencana dan persiapan varietas,
pengujian dan penerapan pengembangan metode pengujian/analisa padi dan palawija,
melaksanakan kebijakan teknis penilaian penyebaran varietas padi dan palawija,
pelaksanaan setifikasi benih dan pengawasan pemasaran benih berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
16. Kebutuhan dan realisasi produksi benih padi dan jagung tiga tahun terakhir menunjukkan
peningkatan. Kebutuhan dan realisasi benih padi sejak tahun 2010 s/d 2012 berturut-
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 102 LAPORAN TAHUNAN 2013
turut; 11.333,910 ton dengan realisasi 8.123,218 ton, 11.679,150 ton dengan realisasi
8.830,174 ton, 11.855,640 ton dengan realisasi 10.856,489. Kebutuhan dan realisai benih
jagung sejak tahun 2010 s/d 2012 berturut-turut; 3.758,200 dengan realisasi 14,140,
3.884,800 ton dengan realisasi 39,270 ton, 4.039,000 ton dengan realisasi 43,145 ton.
3) Evaluasi Bantuan Benih
Pertemuan Evaluasi Bantuan Benih dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Jalan Panca Usaha no.
11 Mataram dilaksanakan dilaksanakan selama 2 (dua) hari, dari tanggal 25 s/d 26 November
2013.
Pertemuan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari 20 orang peserta berasal dari Dinas
Pertanian 10 kabupaten/kota dengan jumlah peserta masing-masing dua orang peserta, dan
orang peserta dari Provinsi, dengan materi dan Pembicara/Narasumber dalam pertemuan
Evaluasi Bantuan Benih ini adalah;
a. Kebijakan Subsi Benih dan CBN Tanaman Pangan Tahun 2013 dan 2014 (Narasumber dari
Direktorat Perbenihan Dirjen Tanaman Pangan ).
b. Program Perbenihan Tanaman Pangan Provinsi NTB Tahun 2013 (Kepala Dinas Pertanian
TPH Provinsi NTB).
c. Kesiapan Benih Dalam Menghadapi Musim Tanam 2013/2014 (BPSB TPH).
d. Realisasi dan Permasalahan Penyaluran Bantuan Benih Bersubsidi danCBN oleh BUMN (PT.
Sang Hyang Sri Persero).
e. Realisasi dan Permasalahan Penyaluran Bantuan Benih Bersubsidi dan CBN oleh BUMN
(PT. Pertani Persero).
f. Workshop Pemberdayaan Penangkar
Beberapa hal yang dapat di rumuskan dari hasil diskusi dan pemaparan Narasumber,
sebagai berikut:
1. Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan nomer 39/HK.310/C/7/2013 tanggal
5 Juli 2013 tentang Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2013. Alokasi subsidi
benih untuk kabupaten/kota se-NTB sejumlah padi inbrida :
5.650.000 kg (226.000 Ha), padi hibrida : 105.000 kg (7.000 Ha), jagung hibrida 794.625
kg ( 52.975 Ha), jagung komposit 75.000 kg (3.000 Ha) dan kedelai 2.220.000 kg (55.500
Ha).
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 103 LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Realisasi penyaluran benih bersubsidi sampai dengan tanggal 25 Nopember masih rendah.
Dari daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi yang disampaikan oleh kelompok tani
maka realisasi penyaluran :
a. Padi Inbrida : 1.184.117 kg
b. Padi Hibrida : 20.650 kg
c. Jagung Hibrida:
d. Jagung Komposit:
e. Kedelai: 67.800 kg
3. Apabila kebutuhan benih untuk areal SL-PTT sudah terpenuhi baik itu berasal dari benih
subsidi maupun swadaya, maka kalau alokasi subsidi benih masih tersedia, bisa
dimanfaatkan untuk areal diluar SL-PTT dengan persyaratan sebagaimana yang tercantum
dalam Petunjuk Teknis Subsidi Benih dan tetap membuat CPCL dan dibuatkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
4. Permasalah yang terjadi ditingkat lapang antara lain adalah beberapa Daftar Usulan
Pembelian Benih Bersubsidi (DUPBB) yang diusulkan, tidak sesuai dengan SK CPCL SLPTT
yang sudah ada. Oleh karena itu diminta bagi kabupaten/kota yang mengajukan DUPBB
untuk areal di luar SL-PTT agar membuat CPCL dan di SK kan melalui SK Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota. DUPBB dapat dibuat dalam satu kesatuan antara petani
pelaksana SLPTT maupun di Luar SL-PTT. Tetapi untuk memudahkan dalam melakukan
evaluasi terhadap pelasanaan SL-PTT dan non SL-PTT dapat dibuat terpisah.
5. Dalam penyaluran benih bersubsidi, maka BUMN dapat bekerjasama dengan penangkar
lokal. Kerjasama dapat dilakukan sejak awal dimana pendaftaran untuk proses sertifikasi
benih tetap dilakukan atas nama BUMN atau kerjasama dalam pemasaran. Kerjasama
pemasaran artinya dimana semua proses sejak awal (pendaftaran) sampai proses
menjadi benih atas nama penangkar, kemudian benih disalurkan oleh BUMN tetapi dalam
label ditambahkan “ kerjasama pemasaran antara BUMN dengan penangkar yang
memproduksi benih”.
6. Dari diskusi yang berkembang dan hasil evaluasi terhadap Daftar Usulan Pembelian Benih
Bersubsidi, dibandingkan dengan penyaluran BUMN, maka realisasi penyaluran masih
sangat rendah dan komoditi khususnya jagung hibrida tidak diminati karena varietas
yang ada berbeda dengan yang diinginkan petani.
7. Batas akhir penyaluran benih bersubsidi sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
8. Mengingat hujan sudah mulai turun dan beberapa daerah sangat membutuhkan benih,
maka diminta agar BUMN segera menyalurkan benih bersubsidi sesuai dengan DUPBB
yang diusulkan kelompok tani.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 104 LAPORAN TAHUNAN 2013
9. Beberapa kabupaten sudah siap DUPBB dan uang untk pembelian benih bersubsidi, tetapi
pendistribusian benih terlambat.
10. Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam administrasi, maka diminta kepada semua
pihak yang terkait dengan penyaluran benih bersubsidi maupun CBN agar cermat dan teliti
dalam melakukan verifikasi terhadap dokumen yang terkait dengan bantuan benih.
11. Varietas yang dominan dimiliki oleh Pertani adalah Inpari, Cigeulis : total stock benih :
288 ton. Dibandingkan dengan DUPBB yang sudah masuk, maka dapat memenuhi
kebutuhan benih petani.
12. DUPBB diharapkan sudah masuk ke PT. Pertani terakhir tanggal 15 Desember 2013.
13. Dokumen subsidi terlambat untuk penagihan, karena ada perubahan faktur pembelian
(ada poktan yang berhalangan dan juga ada mutasi petugas yang menandatangani).
14. Pada Kegiatan penangkaran di kabupaten Bima ada kelompok penangkar kedelai yang
dananya sudah terealisasi semuanya, tetapi tidak melakukan proses sertifikasi untuk
semua areal seluas 25 Ha, karena petani tidak tahan menunggu lamanya proses sertifikasi.
Yang disertifikasi hanya untuk areal seluas 10 Ha.
15. Kabupaten Sumbawa untuk penangkaran padi, ada yang di jual untuk konsumsi dari
jumlah calon benih, hanya 30 ton yang disertifikasi. Sebagian dijual untuk konsumsi
karena harga lebih mahal dibandingkan dengan harga kesepakatan. Selain itu juga ada
sisa dana sebanyak kurang lebih 4,5 juta sisa setelah semua kebutuhan pemberdayaan
penangar dibeli.
16. Penangkar kesulitan untuk meng opkup hasil kerjasamanya dengan kelompok-kelompok
lain/mitranya karena keterbatasan modal yang dimiliki.
17. Data realisasi penyaluran dari BUMN sudah di cros cek dengan kabupaten/Kota. Dan
jumlahnya sudah sesuai dengan yang diterima oleh kabupaten/kota.
18. Stok benih padi di Kabupaten Bima sudah ada sekitar 500 ton yang disertifikasi.
Kebutuhan Bima sekitar 800 ton masih kurang. Masih banyak penangkar yang dalam
proses sertifikasi (menurut BPSB sudah ada 800 ton).
19. Di Kabupaten Dompu target untuk kedelai 12.000 Ha yang diprioritaskan untuk SL-PTT
6.000 Ha sudah dilaksanakan , sisa 6.000 Ha tidak mungkin ditanam musim hujan
sehingga aka nada CPCL lain di luar SL-PTT.
20. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pengawas benih, maka diharapkan BPSB
untuk bersurat ke kabupaten agar menyiapkan tenaga dan nanti dari BPSPTPH yang
melatih dan menyiapkan dana BOPnya.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 105 LAPORAN TAHUNAN 2013
21. Bagi kabupaten/kota yang mengajukan bantuan benih melalui CBN, hendaknya betul-betul
selektif dalam mendata kelompok tani yang akan diusulkan untuk mendapat bantuan
benih melalui CBN.
22. Bantuan benih yang bersumber dari CBN diperuntukkan untuk pemulihan, pengembangan
serta peningkatan produktivitas dan produksi.
4) Bimbingan Teknis Penanganan pasca panen
Bimbingan teknis adalah kegiatan pemberian bimbingan secara sistematis kepada individu
maupun kelompok agar mengetahui dan memahami serta mampu mengembangkan,
mengimplementasikan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Bimbingan teknis
merupakan sarana manajemen sebagai proses berkesinambungan yang mempengaruhi
perilaku. Bentuk bimbingan teknis berupa pertemuan dan atau koordinasi tingkat lapang.
Kegiatan bimbingan teknis Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan meliputi kegiatan rapat
koordinasi, rapat penyusunan data base sarana pasca panen, penggandaan dan pengiriman
laporan ke provinsi, pengawalan dan monev bantuan sarana pasca panen dan pemutahiran
data. Tujuan dari bimbingan teknis penanganan pasca panen yaitu : (1)Melakukan bimbingan
teknis kepada kelompok tani penerima bantuan pasca panen tanaman pangan baik yang
bersumber dari APBN maupun APBD; (2)Menginventarisasi sarana pasca panen tanaman
pangan yang digunakan petani serta permasalahan dalam penggunaan alat pasca panen TP.
Bimbingan teknis penanganan pasca panen tanaman pangan dilaksanakan di Kabupaten/Kota,
dengan mengiventarisir jenis alat pasca panen yang digunakan petani sebagaimana terlampir.
Permasalahan yang dijumpai dalam penggunaan alat pasca panen yaitu;
- Sumberdaya petani masih kurang sehingga perlu dilakukan pelatihan penggunaan alat
pasca panen.
- Untuk alat pasca panen bed drayer penggunaannya masih belum optimal hanya terbatas
pada musim penghujan.
5) Penyusunan Database
Dalam pelaksanaan penyusunan database sarana pascapanen tanaman pangan
dilakukan melalui pengisian formulir, sebagai dasar pendataan ke kabupaten/ kota se Nusa
Tenggara Barat. Adapun pelaksana penyusunan database sarana pascapanen tanaman
pangan ini adalah tim yang beranggotakan beberapa staf pada Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 106 LAPORAN TAHUNAN 2013
Dalam pelaksanaan pengumpulan data sarana pascapanen dilakukan dengan cara
pengisian formulir sebagaimana yang telah disiapkan. Data Kebutuhan, ketersediaan sarana
pascapanen tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu,
ubi jalar) di kabupaten/ kota se NTB sampai dengan tahun 2013 terlampir, Data
perkembangan penggilingan padi di wilayah kabupaten/ kota se Nusa Tenggara Barat sampai
dengan tingkat kecamatan.
6) Pemberdayaan Penangkar Padi dan kedelai
Pemberdayaan penangkar padi dialokasikan di kabupaten/kota dalam bentuk traspert
uang ke rekening kelompok. Kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai yang
telah dilaksanakan pada 7 (tujuh) kabupaten yaitu: Kabupaten Lombok Barat ; dua
penangkar padi yaitu UD. Narmada Tani Desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada dan UD.
Karya Tani Desa Rumak Kecamatan Kediri serta satu penangkar kedelai yaitu UD. Sumber
Makmur Desa Rumak Kecamatan Kediri. Kabupaten Lombok Utara satu penangkar padi yaitu
UD. Surya Tani Desa Gondang Kecamatan Gangga. Kabupaten Lombok Tengah satu
penangkar padi yaitu UD.Tani Amar Ma’ruf Desa Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara serta
dua penangkar kedelai yaitu UD. Jiwa Tani Desa Nyerot Kecamatan Jonggat dan Urip Tani
Desa Mujur Kecamatan Praya Timur. Kabupaten Lombok Timur satu penangkar padi yaitu
UD. Hanif Tani Desa Pandang Wangi Kecamatan Jrowaru serta satu penangkar kedelai yaitu
Kelompok Tani Pade Angen Desa Lando Kecamatan Terara. Kabupaten Sumbawa satu
penangkar padi yaitu UD. Kokar Maras Desa Leseng Kecamatan Moyohulu. Kabupaten Dompu
satu penangkar padi yaitu PB. Suka Maju Desa Ranggo Kecamatan Pajo serta satu penangkar
kedelai yaitu UD. Putera Desa Daha Kecamatan Hu’u. Kabupaten Bima satu penangkar padi
yaitu UD. Sukarabi Desa Tonggorisa Kecamatan Palibelo serta satu penangkar kedelai yaitu
UD. Hidayah Desa Nggembe Kecamatan Bolo.
Dana bantuan sosial (bansos) yang diberikan pada penangkar benih padi dan kedelai
adalah berupa bantuan biaya Agroinput dan pembelian peralatan. Luas areal penanagkaran
benih padi 50 Ha dan luas penangkaran benih kedelai 25 Ha. Untuk kegiatan pemberdayaan
benih padi mendapatkan dana sejumlah Rp. 175.000.000,- dengan rincian Rp. 125.000.000,-
untuk agroinput dan Rp. 50.000.000,- untuk pembelian peralatan. Untuk kegiatan
pemberdayaan benih kedelai mendapatkan dana sejumlah Rp. 80.000.000 dengan rincian Rp.
50.000.000,- untuk agroinput dan Rp.30.000.000,- untuk pembelian peralatan. Dana yang
diberikan pada kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai telah digunakan
oleh penangkar baik untuk pembelian agroinput maupun untuk pembelian peralatan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 107 LAPORAN TAHUNAN 2013
7) Pertemuan Monev Pemberdayaan Penangkar
Pertemuan Monev Pemberdayaan Penangkar dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Jalan
Panca Usaha no. 11 Mataram selama 3 (tiga) hari,dari tanggal 16 s/d 18 Desember 2013
yang diikuti oleh 25 orang peserta yang terdiri dari petugas dinas 11 orang peserta berasal
dari 7 (tujuh) kabupaten yang mendapatdan alokasi bansos kegiatan pemberdayaan
penangkar benih padi dan kedelai, 4 (empat) orang peserta petugas provinsi serta 14 orang
penangkar benih padi dan kedelai. Adapun materi yang disampaikan : (1) Kebijakan
Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2014 (Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan).(2) Hasil Evaluasi BPSB TPH Terhadap Potensi Penangkar Benih Tanaman
Pangan Dalam Penyiapan Benih di NTB (BPSB TPH) (3) Evalauasi Kegiatan Pemberdayaan
Penangkar Benih Tanaman Pangan Tahun 2013 (Kepala Bidang Produksi Tanaman
Pangan).(4) Workshop dan Evaluasi Penangkar Benih Padi dan Kedelai Kabupaten (Kasi
Perbenihan dan Sarana Produksi).
Dalam rangka mengevaluasi pelaksanan kegiatan pemberdayaan penangkar benih
tanaman pangan Tahun Anggaran 2013 telah dilaksanakan Pertemuan Monev Pemberdayaan
Penangkar pada tanggal 16 s/d 18 Desember 2013 bertempat di Hotel Lombok Raya -
Mataram.
Pertemuan dihadiri oleh petugas yang menangani kegiatan pemberdayaan penangkar
benih tanaman pangan (padi dan kedelai) tahun 2013 dari 7 kabupaten pelaksana kegiatan
pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai tahun anggaran 2013. Narasumber berasal
dari Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian
RI, Balai Pengawans dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan & Hortikultura (BPSB TPH) NTB
dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB.
Dari pemaparan Narasumber dan Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Penangkar Benih
Tanaman Pangan TA. 2013 serta diskusi yang berkembang selama pertemuan, dapat
dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan Pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai yang dilaksanakan di 7
kabupaten sudah dilaksanakan, namun ada pertanaman yang baru dilaksanakan pada
Musim Hujan, sehingga hasil panen (benih yang dihasilkan dari hasil kegiatan
penangkaran) belum semuanya dapat dilaporkan baik itu padi maupun kedelai. Laporan
perkembangan kegiatan terlampir.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 108 LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Dana yang dialokasikan untuk pembelian peralatan padi dan kedelai sudah dimanfaatkan
untuk pembelian beberapa jenis peralatan sebagaimana terlampir.
3. Permasalahan umum kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi dan kedelai di
Nusa Tenggara Barat adalah :
a) Keterbatasan sarana penyimpanan benih (gudang). Gudang yang ada di beberapa
penangkar tidak mencukupi untuk menampung benih yang dihasilkan. Dengan rata-
rata hasil benih sejumlah 3 ton/Ha untuk padi, penangkar kesulitan untuk
menampung hasil panen dari areal seluas 50 ha atau sejumlah lebih kurang 150 ton
benih padi. Oleh karena itu dalam pengembangan penangkaran ke depan perlu
dipertimbangkan sarana penyimpanan (gudang penyimpanan)
b) Pada saat panen musim hujan, penangkar kesulitan untuk mengeringkan benihnya
karena keterbatasan daya tampung lantai jemur yang dimiliki, hal tersebut
berdampak terhadap kualitas benih yang dihasilkan.
c) Terbatasnya modal penangkar untuk meng opkup hasil penangkaran dari anggota.
Dengan jumlah dana Rp. 2.500.000,-/Ha yang diberikan untuk pembelian Agroinput
sampai dengan proses sertifikasi benih, masih belum cukup untuk mendanai seluruh
proses kegiatan pemberdayaan penangkar baik itu padi maupun kedelai sampai
benih siap dipasarkan. Jumlah modal yang diinvestasikan dari proses budidaya
sampai benih siap dipasarkan untuk penangkaran padi berkisar Rp. 10.000.000 s/d
Rp. 12.500.000,- /Ha. Dengan luas areal 50 Ha, maka penangkar yang mendapatkan
alokasi bantuan kegiatan pemberdayan penangkar setidaknya mempersiapkan dana
tambahan sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) agar semua proses
dapat terlaksana dengan baik.
d) Kurangnya informasi pasar yang diperoleh penangkar, sehingga seringkali benih
yang dihasilkan pada panen musim hujan sampai dengan bulan Maret, baru dapat
dipasarkan pada musim hujan berikutnya atau dapat dikatakan bahwa selang waktu
antara panen benih dengan saat jualnya cukup lama. Dengan rentang waktu yang
cukup lama tersebut menyebabkan modal yang dimiliki penangkar mengendap. Hal
tersebut menjadi salah satu penyebab terhambatnya perkembangan usaha
penangkaran.
e) Kerjasama antara penangkar dengan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah dalam
menyalurkan bantuan benih, baik itu Bantuan Langsung Benih Unggu (BLBU) dan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 109 LAPORAN TAHUNAN 2013
untuk tahun aggaran 2013 Subsidi Benih, kurang berjalan lancar disebabkan
pembayaran dari pihak BUMN ke penangkar diselesaikan dalam waktu yang cukup
lama.
4. Kegiatan pemberdayaan penangkar bukan semata-mata yang dilihat hanya dari
produksi yang dihasilkan pada saat diberikan bantuan, tetapi diharapkan dapat
berkembang secara berkelanjutan sehingga benar benar mantap dan terjadi kompetisi
harga benih yang sehat.
5. Laporan perkembangan penangkaran yang dilaksanakan dilaporkan secara rutin ke
Dinas Pertanian Kabupaten/kota dan disampaikan juga ke provinsi untuk dilanjutkan
ke Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan di Jakarta. Laporan tersebut digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan kebijakan.
6. Dari hasil evaluasi terhadap laporan yang disampaikan ke Dinas Pertanian Provinsi,
laporan belum menggambarkan secara detail perkembangan kegiatan penangkaran
yang dilaksanakan. Laporan yang disampaikan hanya memuat data jumlah produksi
yang dihasilkan. Ke depan diharapkan agar penangkar dapat menyampaikan secara
rinci tentang tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan demikian
Dinas Pertanian Kabupaten maupun Provinsi dapat mengetahui secara jelas
perkembagan kegiatan penangkaran yang dilaksanakan.
7. Kegiatan penangkaran kedelai yang dilaksanakan oleh UD. Sumber Makmur di Desa
Rumak Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat seluas 18,5 Ha (yang ditanam
pada bulan awal Agustus 2013) tidak lulus uji lapang. Hal tersebut disebabkan
karena adanya serangan ulat pada saat sudah pengisian polong. Terjadinya serangan
OPT disebabkan karena keterlambatan tanam, yang semestinya tanam pada MK I,
penangkar baru bisa tanam pada bulan Agustus 2013 karena kesulitan mendapat
benih sumber.
8. Jumlah penangkar yang menjadi produsen benih di NTB 310 dan penyalur benih 56.
Dengan jumlah yang cukup banyak tersebut diharapkan kedepan organisasi penangkar
yang ada menjadi kuat. Penangkar yang ada didaerah diharapkan bergabung dengan
ASBENINDO yang ada di daerah masing-masing.
9. Kebutuhan benih petani di Nusa Tenggara Barat diharapkan dapat dipenuhi sendiri
oleh penangkar lokal. Dengan jumlah kebutuhan benih yang cukup tinggi di NTB,
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 110 LAPORAN TAHUNAN 2013
menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi penangkar yang ada. Demikian
juga untuk memenuhi kebutuhan subsidi benih tahun 2014, diharapkan BUMN
yang ditunjuk dapat mengambil benih dari penangkar setempat.
10. Dengan beragamnya varietas yang telah dilepas oleh pemerintah, maka diharapkan
agar penangkar dapat berperan aktif dalam pengembangan berbagai varietas yang
ada.
11. Pemerintah tidak manambah stock Cadangan Benih Nasional pada tahun 2013 dan
2014, dan stock yang ada saat ini adalah stock cadangan benih yang sudah ada.
12. Kegiatan Pemberdayaan Penangkar untuk tahun 2014 NTB mendapat alokasi Padi 5
Unit dan Kedelai 10 unit.
13. Jumlah Petugas Pengawas Benih Tanaman yang ada di Kabupaten/Kota (NTB) yang
ada saat ini tidak sebanding dengan luas areal yang diawasi. Diharapkan agar ke
depan ada penambahan tenaga PBT, sehingga pelaksanaan pengawasan benih dapat
dilakukan secara optimal. Demikian juga dengan penangkar yang ada, perlu ada
peningkatan kemampuan atau kapasitas bagi penangkar.
8) Bantuan Sarana Pasca Panen Tanaman Pangan
Pembangunan tanaman pangan berorientasi pada peningkatan produksi dan
peningkatan pendapatan petani. Untuk itu faktor peningkatan produktivitas, peningkatan
kapasitas usaha, optimalisasi efisiensi usaha, nilai tambah dan daya saing menjadi indikator
penting dalam mewujudkan kedua orientasi tersebut. Keberhasilan pembangunan tanaman
pangan juga akan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan dan keamanan
nasional. Hal ini sesuai dengan salah satu butir dari Catur Strategi Tanaman Pangan yakni
pengamanan produksi. Dalam program pembangunan pertanian, pemerintah telah
menetapkan beberapa komoditas menjadi prioritas untuk sub sektor tanaman pangan
diantaranya adalah padi, jagung dan kedelai disamping komoditas kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Secara nasional sasaran produksi komoditas utama tanaman
pangan tahun 2013, produksi padi sebesar 72,063 juta ton Gabah Kering giling (GKG);
Jagung sebesar 19,831 juta ton pipilan kering; Kedelai 1,500 juta ton biji kering; Kacang
Tanah sebesar 1,197 juta ton biji kering; Kacang Hijau sebesar 410 ribu ton biji kering; Ubi
kayu sebesar 26,300 juta ton umbi basah dan ubi jalar sebesar 2,450 juta ton umbi basah.
Dari sasaran produksi nasional tersebut diatas kemudian dibreakdown ke sasaran
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 111 LAPORAN TAHUNAN 2013
NTB tahun 2013 seperti ; produksi padi sebesar 2.191.714 ton Gabah Kering Panen (GKP);
Jagung sebesar 744.111 ton pipilan kering; Kedelai 131.976 ton biji kering; Kacang Tanah
sebesar 44.045 ton biji kering; Kacang Hijau sebesar 45.809 ton biji kering; Ubi kayu
sebesar 107.554 umbi basah dan ubi jalar sebesar 17.264 ton umbi basah.
Pada Tahun Anggaran 2013 untuk mendukung kegiatan penanganan pascapanen
tanaman pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengalokasikan dana Dekonsentrasi
Tugas Pembantuan di provinsi untuk komoditi padi yang dialokasikan di kabupaten Lombok
Utara meliputi kegiatan Bantuan Sarana Pascapanen.
Tujuan kegiatan ini adalah : memberikan bantuan sosial kepada poktan/gapoktan
penerima bantuan sarana pascapanen tanaman pangan guna untuk penanganan pasca
panen.
Untuk kegitan tugas pembantuan bantuan sarana pasca panen tanaman pangan
diberikan kepada 2 poktan/gapoktan masing-masing senilai Rp 190.000.000,- (seratus
sembilan puluh juta rupiah). Pemberian bantuan ini adalah dalam bentuk alat bukan dalam
bentuk transper uang. Pembelian sarana pascapanen setiap komoditas harus sesuai dengan
pilihan jenis sarana. Ada beberapa pilihan alat mesin pertanian diantaranya :
a. Sarana Pascapanen Padi
NO PILIHAN JENIS SARANA
1 SARANA PANEN a. Paddy Mower b. Reaper c. Sabit Bergerigi
2 SARANA PERONTOKAN a. Power Thresher + Terpal 2 buah (ukuran minimal 6x6 m) b. Pedal Thresher Bermotor + Terpal 2 buah (ukuran minimal 6x6 m)
3
SARANA PENGERING Flat Bed Dryer bahan bakar sekam/biomassa kapasitas 3-3,5 ton, dengan kelengkapan : Paddy cleaner kapasitas 1-5 ton, Mesin jahit karung, moisture tester, timbangan duduk digital kapasitas 300-500 kg, pemadam api portable 6 kg 2 unit, sekop 4 unit.
4 PENGGILINGAN/REVITALISASI PPK a. Husker/Polisher/komponen polisher ( screen, milling, spiral) tanpa atau
dengan engine yang besaran HPnya disesuaikan b. Paddy Cleaner c. Separator d. Elevator e. Moisture Tester.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 112 LAPORAN TAHUNAN 2013
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan identifikasi calon penerima dan calon
lokasi (CPCL) bantuan sarana pascapanen tanaman pangan APBN Tahun Anggaran 2013
berdasarkan proposal yang dibuat poktan/gapoktan dan menganalisa serta
memverifikasi secara obyektif dengan memperhatikan kriteria yang dipersyaratkan.
Kemudian Dinas Kabupaten merekap dan mengirim Proposal dan Calon poktan/gapoktan
penerima, kemudian Dinas Provinsi melakukan verifikasi calon kelompok penerima
bantuan. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh kelompok penerima
diantaranya:
- Poktan/gapoktan penerima bantuan berada di lokasi sentra produksi padi.
- Penerima bantuan sarana pascapanen padi dapat mendukung program Peningkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN).
- Poktan/gapoktan Penerima bantuan aktif dan mempunyai komitmen serta mau
bekerjasama baik dengan lingkungan maupun dengan Pemerintah dalam mendukung
pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan.
- Bersedia, mampu dan mengoptimalkan bantuan.
- Bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen
tanaman pangan yang diterimanya dengan baik.
- Bantuan sarana pascapanen harus dapat dimanfaatkan bagi seluruh anggota kelompok
dan dapat dikembangkan untuk poktan/gapoktan disekitarnya.
- Dapat mengelola bantuan sarana pascapanen tersebut secara profesional sehingga
memberikan keuntungan bagi poktan/ gapoktan.
- Belum pernah menerima bantuan sarana pascapanen dari Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
- Memiliki biaya operasional kegiatan usaha sarana pascapanen tersebut.
- Poktan/gapoktan memiliki luas lahan minimal 100 Ha,
- Tersedia lahan untuk penempatan sarana pascapanen dengan ukuran yang telah
ditetapkan, lahan tersebut tidak bermasalah yang dikuatkan dengan surat pernyataan
tentang status dan pemanfaatan lahan tersebut.
Dari kriteria diatas, maka ditentukan kelompok penerima bantuan pasca panen padi
melalui Surat Keputusan Pejabat pembuat Komitmen Satker Dinas pertanian TPH prov.
NTB No: Prod.841.1/131 b/VI/2013 tentang penetapan kelompok penerima bantuan sosial
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 113 LAPORAN TAHUNAN 2013
sarana pasca panen padi dalam bentuk barang/jasa di Kabupaten Lombok Utara, sebagai
berikut:
No. Nama
Poktan/Gapoktan Nama Ketua Alamat
1. Poktan Seruni Kartono Indrawan Desa Jenggala Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara
2. Gapoktan Tumpang Sari
Mudjiono Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara
Adapun jenis dan jumlah alat pascapanen yang diterima oleh kelompok tani seruni
No Nama Alsintan Jumlah
Unit
Kondisi Sarana
1. Paddy Mower 10 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
2. Power Tresher 2 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
3. Pedal Tresher Bermotor 3 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
4. Husker(Pengupas Kulit) 1 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
5. Poliser (Pemutih Beras) 1 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
6 Sabit Bergerigi 34 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
7 Terpal 6 x 8 m 10 Baru, Baik
Jenis dan jumlah alat pascapanen yang diterima oleh ke Gapoktan Tumpang Sari :
No Nama Alsintan Jlh Unit Kondisi Sarana
1. Paddy Mower 2 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
2. Power Tresher 3 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
3. Pedal Tresher Bermotor 6 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
4. Reaper 2 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
5. Sabit Bergerigi 23 Baru, Baik, lengkap dan siap operasional
6. Terpal 18 Baru, Baik
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 114 LAPORAN TAHUNAN 2013
9) Perencanaan Kebutuhan Pupuk
Pertemuan dilaksanakan di Hotel Lombok Raya Mataram selama 2 (dua) hari, pada
tanggal 3 s.d. 4 Juli 2013 yang dihadiri oleh 40 (empat puluh) orang peserta terdiri dari Dinas
Pertanian kabupaten/kota Se-NTB, Badan Penyuluh Kabupaten/Kota Se NTB, instansi terkait
Tingkat Provinsi, serta stake holder. Berdasarkan hasil diskusi selama pertemuan, maka dapat
disajikan beberapa rumusan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Amanat Undang–Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman Pasal 37, dinyatakan bahwa pupuk yang beredar didalam wilayah Negara
Republik Indonesia wajib memenuhi standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta
diberi label, serta harus didaftarkan ke Kementerian Pertanian untuk memperoleh nomor
pendaftaran. Oleh karena itu apabila ditemukan adanya pupuk dan pestisida beredar
tidak sesuai dengan peraturan yang ada, maka pelaku dapat dikenakan sanksi.
2. Meningkatnya jenis serta jumlah pupuk dan pestisida yang beredar dipasaran, maka
pembinaan dan pengawasan dibidang pupuk dan pestisida di lapangan menjadi bagian
yang sangat penting untuk mendapatkan perhatian baik pemerintah maupun produsen
pupuk dan pestisida.
3. Kesiapan PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik dalam penyediaan
pupuk bersubsidi agar terus ditingkatkan agar tidak terjadi permasalahan kelangkaan
pupuk pada saat puncak musim tanam. Dan diharapkan juga bagi produsen untuk
berperan aktif bersama Dinas Pertanian/Instansi yang menangani penyuluhan untuk
mensosialisasikan pemupukan secara berimbang.
4. Untuk optimalisasi penyerapan pupuk bersubsidi di tingkat petani, sangat ditentukan
adanya koordinasi antar instansi terkait. Untuk itu diharapkan setiap instansi maupun
stakeholders terkait dapat melaksanakan tupoksinya masing-masing yang mendukung
lancarnya penyaluran pupuk sehingga pupuk dapat sampai di tingkat petani saat
dibutuhkan.
5. Keberhasilan dalam penataan pupuk bersubsidi sangat tergantung dari
mapping/pemetaan wilayah kerja kios dengan petani melalui RDKK, maka diperlukan
dukungan perencanaan kebutuhan pupuk bersubsidi dengan menyusun RDKK (Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok) dengan akurat.
6. Data RDKK yang tersedia saat ini cenderung hanya untuk kebutuhan pupuk sub sektor
tanaman pangan, padahal pupuk subsidi dialokasikan untuk kebutuhan perkebunan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 115 LAPORAN TAHUNAN 2013
rakyat, hortikultura, perikanan dan peternakan. Untuk itu koordinasi secara intensif
antar instans erkait sangat dibutuhkan, sehingga RDKK dapat tersusun secara akurat
untuk semua subsector yang mendapat alokasi pupuk besubsidi.
7. Mekanisme pengawasan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Permentan No
42/Permentan/SR.140/5/2007 tentang Pengawasan Pestisida dan Keputusan Menteri
tentang pedoman pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk,
dilaksanakan secara berjenjang. Hasil pengawasan yang dilakukan oleh petugas
pengawas dilaporkan kepada pimpinan masing-masing yang selanjutnya
dikomunikasikan dengan KP3 agar dapat ditindak lanjuti.
8. Peran serta Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dalam peningkatan
pengawasan pupuk dan pestisida melalui pembentukan dan optimalisasi kinerja Komisi
Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) dan PPNS, pemberdayaan PPNS serta dukungan
anggaran APBD untuk pengawasan pupuk dan pestisida. Anggaran untuk operasional
pengawasan pupuk dan pestisida selama ini sangat terbatas.
9. KP3 dan PPNS merupakan ujung tombak dalam pengawasan pengadaan, peredaran
dan penggunaan pupuk dan pestisida dilapangan, namun belum didukung dengan dana
operasional yang cukup dari daerah (APBD).
10. Mengingat seringnya tejadi mutasi di daerah, maka perlu adanya pelatihan secara rutin
bagi petugas yang menangani pupuk dan pestisida, agar petugas dapat mengetahui dan
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan aturan-aturan
dibidang pupuk dan pestisida.
11. Dalam rangka peningkatan pengawasan pupuk dan pestisida sangat diperlukan adanya
koordinasi antar instansi terkait, dukungan sarana dan prasarana yang memadai baik
jumlah maupun kualitasnya dimasing-masing wilayah seperti petugas pengawas/PPNS,
penyebarluasan serta pemahaman peraturan perundang-undangan dibidang pupuk dan
pestisida .
12. Penindakan yang tegas merupakan kunci untuk memberikan efek jera bagi pihak-pihak
yang melakukan/mencoba untuk melakukan tindakan penyelewengan penyaluran pupuk
bersubsidi dan peredaran pupuk/pestisida pada umumnya. Penanganan kasus-kasus
pupuk bersubsidi oleh KP3 agar dilakukan sampai tuntas dan ditetapkan sanksi hukum
kepada para pelaku penyimpangan penyaluran pupuk tersebut.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 116 LAPORAN TAHUNAN 2013
13. Dalam rangka pengamanan ketersediaan dan pengamanan pupuk bersubsidi, maka
pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Perdagangan RI melakukan revisi terhadap
Permentag 17 tahun 2011 . Revisi Permendag Nomer 17 tahun 2011 menjadi
Permendag nomer: 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk
bersubsidi tanggal 1 April 2013. Perubahan nama PT. Pupuk Sriwijaya (Persero) menjadi
PT. Pupuk Indonesia (Persero) diatur dalam Permendag 15/M-DAG/PER/4/2013 tanggal
1 April 2013
14. Mengingat pentingnya peranan pupuk dalam upaya peningkatan provitas dalam upaya
mencapai sasaran produksi yang telah ditargetkan pada tahun 2014 yaitu 2.3 juta ton
untuk NTB, maka menjadi tugas kita bersama untuk mengamankan pupuk bersubsidi
agar target produksi kita dapat tercapai.
15. Untuk pengamanan ketersedian dan penyaluran pupuk pupuk bersubsidi, perlu dilakukan
koordinasi secara intensif dengan produsen dan distributor pupuk bersubsidi dan pihak-
pihak terkait di provinsi dan kabupaten/kota.
16. Permasalahan penyediaan pupuk subsidi bukan hanya urusan dari Dinas Pertanian dan
Perdagangan saja, tetapi melibatkan banyak pihak, termasuk Perhubungan atau
Perusahaan Pelayaran Indonesia menyangkut kapasitas sandar kapal di pelabuhan,
pergudangan, dan lain lain yang harus dikoordinasikan dengan baik antar semua pihak
yang terkait.
17. Dari pemaparan Produsen (PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik)
dapat disimpulkan bahwa ketersediaan pupuk Urea dan Non Urea memasuki musim
tanam pada MK I, cukup aman. Sotock pupuk Urea pada akhir bulan April 2013 sekitar
20.000 ton. Stock tersebut dapat mencukupi kebutuhan petani untuk 2 bulan ke depan.
18. Persoalan pangan adalah persoalan dunia, sehingga pemerintah berusaha dengan
berbagai upaya untuk mengamankan produksi pangannya termasuk beras. Langkah
yang ditempuh oleh pemerintah dalam rangka memenuhi capaian target produksi beras
nasional sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 adalah pengamanan ketersediaan pupuk
subsidi. Peningkatan provitas adalah salah satu solusi dalam mencapi target yang telah
ditetapkan.
19. Permendag No; 16 tentang warna pupuk bersubsidi.
a. Urea : Putih berubah ke pink
b. ZA : Putih berubah menjadi warna orange
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 117 LAPORAN TAHUNAN 2013
20. Penggunaan pupuk organin di tingkat lapang masih rendah. Oleh karena itu pengunaan
pupuk organic, perlu terus kita tingkatkan penggunaannya melalui sosialisasi dan
demplot-demplot percontohan.
21. Gudang penyangga (merupakan milik produsen) sehingga bisa didistribusikan sesuai
dengan kebutuhan petani dimana saja. Bisa dibawa ke luar kabupaten/kota.
22. Perlu di verifikasi kembali RDKK yang masuk karena seringkali terjadi RDKK yang
diterima produsen (seperti PT. Pupuk Kaltim) double.
23. Kapasitas kemampuan gudang PT. Pupuk Kalimantan Timur yang ada di NTB Urea:
42.760 ton
24. Jumlah pegecer PT. Pupuk Kalimantan Timur di NTB 1.369 yang tersebar di Pulau
Lombok :769 pengecer dan Pulau Sumbawa 600 pengecer.
10) Optimalisasi pemanfaatan alat pasca panen TP
Pertemuan Optimalisasi Pemanfaatan Alat Pascapanen Tanaman Pangan
dilaksanakan selama 2 (dua) hari,dari tanggal 18 s/d 19 November 2013 di Hotel Lombok
Raya Jalan Panca Usaha no. 11 Mataram, dengan peserta diikuti oleh 40 orang peserta
yang terdiri dari 10 orang petugas dinas kabupaten/kota, 9 orang KCD dan 19 orang
kelompok tani/Gapoktan penerima peralatan pascapanen serta 2 (dua) orang peserta
provinsi.
Materi dan Pembicara/Narasumber dalam pertemuan ini adalah; a. Kebijakan
Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan (Kepala Dinas). B. Evaluasi Kegiatan
Pascapanen Tanaman Pangan (Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan).c. Pemanfaatan
Bantuan Peralatan Pascapanen Tanaman Pangan (Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Timur dan Kabupaten Dompu).d.Ekspose Kelompok Tani/Gapoktan Penerima
Bantuan Perlatan Pascapanen Tanaman Pangan (10 Kabupaten/Kota).
Dari ekspose pemanfaatan peralatan pascapanen tanaman pangan dan hasil
diskusi yang berkembang selama pertemuan dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Alsintan pasca panen yang dialokasikan ke poktan /gapoktan perlu dikelola secara
baik melalui unit usaha atau bisa dikelola dalam wadah Usaha Pelayanan Jasa
Asintan (UPJA).
2. Perlu perbaikan dalam pengelolaan/managemen kelompok tani, sehingga peralatan
yang ada bisa termanfaatkan secara optimal.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 118 LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas yang
mengoperasionalkan alsintan pascapanen khususnya operator Combine, maka perlu
dilakukan pelatihan .
4. Combine Harvester yang dialokasikan di Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa
berkembang dengan sangat baik dan sudah disewakan ke kelompok lain dengan biaya
sewa Rp. 1.500.000/ Ha. Dari sewa tersebut buruh tani mendapat Rp. 100
.000/orang per Ha dan operator mendapat upah Rp. 200.000/orang/Ha. Pembayaran
sewa juga dapat dengan hasil panen dengan perbandingan pembayaran 6 : 1 yaitu 6
ton untuk yang punya lahan dan 1 ton untuk yang panen. Dari hasil usaha penyewaan
Combine Harvester seluas 1 Ha, kelompok tani/gabungan kelompok tani bisa
menyisihkan untuk kas kelompok sekitar Rp. 750.000 sd Rp. 900.000,- per Ha.
5. Dari laporan poktan pengelola, diperoleh infomasi bahwa pemanfaatan Combine
Harvester di kabupaten Lombok Barat sudah baik dan sudah bekerjasama dengan
pihak swasta yaitu PT. Bisi dalam mengoperasionalkan combinenya. Dalam 1 kali
musim panen dapat melayani areal sekitar 50 Ha dengan hasil panen sejumlah lebih
kurang 250 ton.
6. Beberapa kelompok tani/gabungan kelompok tani yang mendapat bantuan peralatan
pascapanen telah melakukan kerjasama dengan kelompok tani/gabungan kelompok
tani lain yang ada di daerahnya. Adapun sewa peralatan di masing-masing kelompok
tani/Gabungan kelompok tani (gapoktan) bervariasi tergantung jenis peralatan dan
kesepakatan antara poktan/gapoktan dengan penyewa (konsumen).
7. Pemanfaatan Vertical Dryer , flat bad drayer dan paddy mower yang dialokasikan di
beberapa kelompok tani/gapoktan belum optimal, oleh karena itu diharapkan bagi
poktan/gapoktan penerima untuk memanfaatkan secara optimal. Khusus dryer dapat
digunakan untuk mengeringkan hasil panen pada saat-saat musim hujan.
8. Perlu melibatkan buruh tani dalam mengelola combine harvester, sehingga combine
yang telah dialokasikan ke kelompok dapat dimanfaatkan .
9. Apabila terjadi kerusakan Combine Harvester, Kelompok Tani/Gabungan Kelompok
Tani masih kesulitan untuk memperoleh spare part karena tidak tersedianya toko
yang menjual spare part untuk Combine Harvester. Selama ini masih memesan
kepada perusahaan yang ada di Surabaya.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 119 LAPORAN TAHUNAN 2013
10. Diharapkan ke depan ada cabang atau perwakilan dari perusahaan yang memproduksi
Combine Harvester di daerah yang banyak menggunakan combine.
11. Kelompok Tani/gapoktan kelompok tani yang mendapat bantuan diharapkan dapat
memanfaatkan secara maksimal alat pasca panennya, dan diharapkan ke depan
peralatan yang sudah diberikan dapat bertambah.
12. Dalam rangka menurunkan susut hasil pasca panen peralatan yang sudah
dialokasikan segera dimanfaatkan agar target penurunan losses dapat tercapai.
13. Untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan peralatan yang dialokasikan di kelompok
tani/gabungan kelompok tani, maka apabila peralatan yang dialokasikan tidak
dimanfaatkan selama 1 tahun, maka kabupaten/kota dapat melakukan realokasi ke
kelompok tani/gapoktan lain.
14. Beberapa kelompok tani/gabungan kelompok tani lebih menyukai alat pemipil jagung
(corn seller) yang lebih besar (mobile) daripada yang kecil.
11) Peningkatan kemampuan petugas ke pusat penanganan pasca panen
Tempat pelaksanaan kunjungan peningkatan kemampuan petugas dalam
penanganan pasca panen yaitu di PT. Pura Barutama Semarang dan PT. Yanmar Indonesia
yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu pada tanggal 2 s.d. 4 Desember 2013.
Peserta yang mengikuti kunjungan dalam peningkatan kemampuan petugas dalam
penanganan pasca panen dihadiri oleh 12 (Dua belas) orang peserta yang berasal dari
Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB. Adapun Hasil Kunjungan sebagai berikut:
1. PT. Pura Barutama berdiri pada 1908, Pura Group (Perseroan) hanyalah usaha
percetakan kecil dengan karyawan yang berjumlah tidak lebih dari 8 orang. Namun
saat ini, Perseroan telah bertumbuh menjadi salah satu nama yang cukup disegani di
industri percetakan & pengepakan di seantero Asia Tenggara. Menyusul ekspansi
secara perlahan namun pasti dan terarah selama bertahun-tahun, Perseroan kini
merupakan kelompok usaha yang terintegrasi secara vertikal dan terdiri dari berbagai
divisi/ unit bisnis, yang bergerak di bidang-bidang usaha sebagai berikut:
• Sistem Anti Pemalsuan. • Pembuatan Kertas Security & Kertas Uang. • Konversi Kertas & Film. • Percetakan & Pengepakan. • Teknologi Identifikasi Tingkat Tinggi.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 120 LAPORAN TAHUNAN 2013
• Rekayasa. 2. Devisi Engineering memiliki 4 departemen utama :
a. INARI Agricultural Machinery : Produknya adalah :
o Grain Dryer o Husk burner o Rice Milling Unit o Cleaner o Silo o Sealing & Packaging o Corn Sheller o Power Thresher
b. KOOREI Fishery Machinery
Produknya adalah :
o Ice Flake Machine o Cool Room / Cool Storage
c. PARTS & MACHINERY
Produknya adalah :
• Mesin Cetak seperti mesin rotogravure, mesin offset , mesin lamianasi , dll • Mesin Rokok , mesin label , dll • Tab inserter, Rounder book, dll. • Roll & Spare-part • Machine Services
d. ENERGY Machinery
o Oil Press & Filter o SJO Plant, Screw Press, Manual Press o Wind Power
3. PT. Kubota Indonesia adalah pelopor dari perusahaan mesin diesel yang bermutu tinggi
di Indonesia yang telah dan terus mendukung pengembangan industri pertanian
nasional. Adapun produk-produk dari PT. Yanmar Indonesia sbb:
a. Mesin Diesel Horisontal
b. Generator ( Impor CBU dari Kubota Japan )
c.Mesin Diesel Vertikal ( Impor dari Kubota Japan )
d.Aplikasi Mesin Kubota : 1. Traktor Tangan 2. APPO 3. Power Thresher 4. Mesin Konstruksi 5. Vibration Roller 6. Generator Set 7. Pompa Air
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 121 LAPORAN TAHUNAN 2013
4. PT. Kubota memilik 507 dealer/toko yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia
dengan rincian :
Pulau Dealer
1. Jawa 2. Sumatera 3. Sulawesi 4. Kalimantan 5. NTB 6. NTT 7. Maluku 8. Bali
301
79
78
25
12
5
5
2
5. Untuk menunjang layanan purna jual,PT Kubota mempunyai bengkel resmi Kubota
sebanyak 349 bengkel resmi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pulau Bengkel
Jawa
Sumatera
Sulawesi
Kalimantan
NTB
NTT
Maluku
201
79
44
20
3
1
1
12) Pembinaan Kios Saprodi
Kios saprodi sebagai salah satu unit usaha dalam agribisnis, mempunyai peranan yang
sangat strategis dalam penyediaan sarana produksi. Jumlah usaha dibidang kios saprodi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di daerah sentra produksi pertanian terus meningkat.
Namun di lapangan berbagai permasalahan yang dijumpai diantaranya sebagian besar kios
saprodi tergolong tipe A (tahap pertumbuhan), SDM pengelola minim, kurangnya permodalan
kios.
Dari fenomena tersebut diperlukan pembinaan dan pengaturan sedini mungkin untuk
meningkatkan peran dan fungsi kios saprodi tersebut.
Tujuan dari pembinaan kios saprodi sebagai berikut :
1. Menumbuh kembangkan usaha kios saprodi agar mampu menyediakan sarana produksi
yang lengkap, berkualitas dan berkesinambungan.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 122 LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Memantau ketersediaan pupuk, pestisida dan benih serta memberikan informasi tentang
pupuk dan pestisida yang terdaftar kepada pengelola kios saprodi.
3. Mendorong penyediaan sarana produksi yang sesuai dengan prinsip 6 tepat ( jumlah,
jenis, mutu, waktu, tempat dan harga).
13) Melakukan monitoring ke kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat
Pelaksanaan kegiatan melalui pembinaan ke petugas yang menangani sarana
produksi dan monitoring ke beberapa Kios saprodi di kabupaten/kota se Nusa Tenggara
Barat. Kegiatan Pembinaan kios saprodi sangat penting dilaksanakan mengingat kios
saprodi merupakan sarana yang sangat pital dalam penyedia sarana produksi untuk
petani, oleh karena itu keberadaannya harus tersedia cukup dan berada di dekat petani.
Disamping itu untuk kelancaran penyediaan sarana produksi, maka pengelola kios sarana
produksi harus memiliki modal yang cukup agar sarana produksi (pupuk, pestisida dan
benih) dapat tersedia secara cukup dan petani dapat memperoleh sarana produksi yang
dibutuhkan pada saat yang tepat. Adapun jenis barang/produk yang diperjual belikan di
kios saprodi adalah; pupuk bersubsidi (pupuk urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik),
pestisida, benih padi, kedelai, kacang tanah dll.
Berdasarkan data dari PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik
bahwa dalam menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani, produsen pupuk tersebut
menunjuk distributor dan pengecer pupuk bersubsidi untuk menyalurkan pupuk ke
petani. Jumlah distributor yang tersebar di Kabupaten/Kota Se NTB sebanyak 25
distributor PT. Pupuk Kalimantan Timur dan 22 distributor PT. Pupuk Petrokimia Gresik.
Sedangkan jumlah kios pengecer pupuk bersubsidi yang tersebar di Kab/Kota se NTB
sebanyak 1.357 pengecer pt. Pupuk Kaltim dan 911 pengecer PT. Pupuk Petrokimia.
Rrincian distributor dan pengecer pupuk bersubsidi masing-masing Kab/Kota seperti
Tabel.
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 123 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel.IV-26. Sebaran Distributor pupuk bersubsidi di Kabupetan/Kota se NTB Tahun 2013
PT. KALTIM PT. PETRO…
KOTA MATARAM 1. FORTUNA, CV - √
2. PETROSIDA, PT - √
LOMBOK BARAT 1. PETROSIDA, PT - √
2. PERTANI, PT (cab. NTB) √ -
3. FORTUNA, CV √ -
4. PUSKUD NTB √ -
5. PPI, PT √ √
LOMBOK UTARA 1. SURYA TANI, CV √ √
2. ILHAM TANI, CV √ -
LOMBOK TENGAH 1. FORTUNA, CV - √
2. SARI SENTOSA, CV - √
3. DEWI TANI JAYA, CV - √
4. PERTANI, PT (cab. NTB) √ -
5. ILHAM TANI, CV √ -
LOMBOK TIMUR 1. HIDAYAT, CV √ √
2. BINTANG TIMUR, CV √ √
3. CINTANI, CV √ √
4. AGRO SELAPARANG, PD √ -
5. GUNUNG MAS √ -
6. ILHAM TANI, CV √ -
7. HERRY ABADI & CO √ -
SUMBAWA BARAT 1. PESONA, CV √ √
2. SUBUR MAKMUR, CV √ √
SUMBAWA 1. SUBUR MAKMUR, CV √ √
2. PESONA, CV √ -
BIMA 1. MULYA JAYA, UD. √ -
2. MEGA RIA, CV √ -
PRODUSENKABUPATEN/ KOTA NAMA DISTRIBUTOR
Tabel IV-27. Keragaan Kios pengecer pupuk bersubsidi di Kabupaten/Kota Se NTB Tahun 2013
PT. KALTIM PT. PETRO..1 KOTA MATARAM 14 142 LOMBOK BARAT 101 813 LOMBOK UTARA 50 354 LOMBOK TENGAH 282 1695 LOMBOK TIMUR 325 2896 SUMBAWA BARAT 30 267 SUMBAWA 223 1338 DOMPU 64 439 BIMA 253 12010 KOTA BIMA 15 1
JUMLAH 1.357 911
JUMLAH KIOS PENGECERKABUPATEN/ KOTANO
Dari beberapa kios pengecer pupuk bersubsidi yang dikunjungi, bahwa masih ada
kios pengecer resmi pupuk bersubsidi yang hanya menyediakan pupuk bersubsidi saja,
sedangkan pupuk alternatif lainnya serta pestisida tidak disediakan. Ada beberapa alasan
kios pengecer tidak menyediakan sarana produksi secara lengkap yaitu keterbatasan
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 124 LAPORAN TAHUNAN 2013
modal usaha. Disamping itu juga berdasarkan pantauan bahwa ada beberapa kios yang
sudah menyediakan pupuk dan pestisida, kios dimaksud dapat di lihat pada lampiran 1.
Adapun jenis pupuk dan pestisida yang diperjual belikan di kios saprodi seperti pada
lampiran 2.
Dari kios saprodi yang dikunjungi rata-rata masih dalam kriteria kios saprodi tahap
Pertumbuhan ( belum berkembang ) namun sedikit sekali kios yang tergolong kriteria kios
tahap Pemantapan ( berkembang ).
Berdasarkan luas areal layanan, volume penjualan, kemapuan modal dan system
pengelolaan maka kios saprodi dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) tipe sebagai berikut :
1). Kios Saprodi Tipe A (Tahapan Pertumbuhan atau Belum Berkembang )
Kios Saprodi dapat dikatakan berada pada tahap pertumbuhan/belum berkembang
apabila, kriterianya sebagai berikut :
- Belum memiki toko dan gudang secara khusus, luas bangunan ± 24 M2
- Luas areal pelayanan < 100 Ha
- Volume penyaluran pupuk urea < 50 ton
- Volume penjualan pupuk SP -36 < 10 ton
- Jenis dan volume pestisida yang disediakan terbatas
- Kemampuan modal masih terbatas
- Pengelolaan masih sederhana
2). Kios Saprodi Tipe B ( Tahap Pemantapan / Berkembang )
Kios pada tahap pemantangan/berkembang memiliki kriteria atau persyaratan sebagai
berikut :
- Belum memiliki toko dan gudang yang relative sederhana, luas bangunan ± 60 m2
- Luas areal pelayanan 100 – 200 Ha
- Volume penyaluran pupuk urea < 25 - 50 ton
- Volume penjualan pupuk SP -36 < 20 ton
- Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan terbatas
- Kemampuan modal masih terbatas
- Pengelolaan belum sepenuhnya professional.
3). Kios Saprodi Tipe C ( Tahap Mandiri )
Kios pada tahap kemandirian/maju apabila memenuhi kriteria atau sebagai berikut :
- Memiliki toko dan gudang yang permanen, luas bangunan ± 100 m2
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV - 125 LAPORAN TAHUNAN 2013
- Letak kios relative dekat dengan lahan usaha tani
- Luas areal pelayanan > 200 Ha
- Volume penjualan pupuk urea > 50 ton
- Volume penjualan pupuk SP-36 > 20 ton
- Jenis dan volume pestisida yang akan disediakan tidak terbatas ( kecuali jenis
pestisida terbatas )
- Memiliki modal yang cukup
- Pengelolaan secara professional
- Memiliki tenaga yang memahami penggunaan pupuk dan pestisida yang baik dan
benar
14) Monitoring Penyediaan Pupuk Bersubsidi
Pengawalan, penyediaan dan pengawasan pupuk bersubsidi dilakukan mulai dari
Lini II produsen, Lini III (distributor) dan LIni IV (Pengecer). Pada lini II pengawalan
secara langsung yang dilakukan dengan mengunjungi dan melihat ketersediaan pupuk
yang ada di gudang produsen.
Selama tahun 2013 ketersediaan pupuk di gudang cukup tersedia, namun ada
beberapa permasalahan terkait dengan quota pupuk untuk provinsi dimana beberapa kali
terjadi realokasi/revisi Keputusan tentang kebutuhan pupuk bersubsidi, sehingga terjadi
kepanikan oleh produsen, distributor dan petani di akhir tahun. Sesuai dengan realokasi
terakhir berdasarkan Permentan Nomor 122/Permentan/SR.130/11/2013 tentanng
perubahan atas Permentan nomor 69/Permentan/SR.11/12 tentang kebutuhan dan HET
pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian TA. 2013, maka alokasi pupuk untuk NTB
mengalami penurunan dari alokasi sebelumnya. Sedangkan pengawalan secara tidak
langsung dilakukan dari laporan bulanan pupuk yang dikirim oleh produsen ke dinas
provinsi. Rencana dan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di kabupaten/kota Se- NTB
sebagai tabel berikut :
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IIIIVVVV ---- 126126126126 LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel IV-28. Alokasi dan Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Kabupaten/Kota Se-Prov. NTB Tahun 2013
NO. KAB/KOTA Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi % Alokasi Realisasi %
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1 MATARAM 2,024.79 2,024.00 99.96 433.67 275.00 63.41 229.28 95.00 41.43 536.85 260.00 48.43 139.17 75.00 53.89
2 LOBAR)* 13,834.29 13,553.45 97.97 2,272.23 1,725.00 75.92 1,260.00 775.00 61.51 2,960.00 2,299.90 77.70 925.39 824.40 89.09
3 LOMBOK UTARA 5,342.05 4,897.50 91.68 812.34 855.00 105.25 561.00 670.00 119.43 1,552.03 1,642.50 105.83 1,527.08 1,070.18 70.08
4 LOTENG 22,843.47 22,520.25 98.59 6,202.64 5,800.00 93.51 3,519.92 3,705.00 105.26 6,558.48 6,750.30 102.92 3,253.20 2,337.52 71.85
5 LOTIM 31,529.68 31,076.65 98.56 7,209.94 6,172.80 85.62 3,337.70 4,500.00 134.82 8,429.00 10,076.70 119.55 2,486.71 2,535.51 101.96
6 SUMBAWA 22,969.24 22,952.85 99.93 838.24 540.00 64.42 2,476.63 2,647.00 106.88 8,401.25 10,584.05 125.98 1,808.25 387.72 21.44
7 SMB. BRT 4,313.11 4,308.35 99.89 107.51 20.00 18.60 376.00 15.00 3.99 1,905.88 410.20 21.52 166.08 - -
8 DOMPU 11,668.01 11,594.40 99.37 949.35 243.00 25.60 1,790.20 1,166.00 65.13 3,874.53 3,863.00 99.70 620.03 313.20 50.51
9 BIMA 19,127.38 18,919.10 98.91 1,450.96 837.00 57.69 2,401.85 2,544.00 105.92 5,242.25 5,281.10 100.74 930.42 707.56 76.05
10 KOTA BIMA 1,648.00 1,620.35 98.32 223.14 138.00 61.84 47.42 52.00 109.67 539.75 657.35 121.79 143.68 95.28 66.31
TOTAL NTB 135,300.02 133,466.90 98.65 20,500.00 16,605.80 81.00 16,000.00 16,169.00 101.06 40,000.01 41,825.10 104.56 12,000.00 8,346.37 69.55
UREA SP-36 ZA NPK ORGANIK
1 IIIIVVVV ---- 127127127127 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel IV-28. menunjukkan bahwa realisasi penyaluran pupuk urea sebesar
133.466,9 ton (98,65%) dan pupuk SP-36 sebesar 16.605,8 ton (81 %), ZA
16.169 ton (101,06 %), NPK sebesar 41.825,10 ton (104,56%) dan organik
sebesar 8.346,37 ton (69,568%).
Pada tahun 2013 penyediaan dan pengadaan pupuk bersubsidi disediakan
oleh 2 (dua) Produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia
Gresik. Untuk memperlancar penyaluran ke kab/kota maka produsen
menunjuk distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi ke pengecer resmi,
dengan rincian nama dan jumlah distributor pupuk bersubsidi pengecer seperti
pada lampiran 1.
Agar pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani sesuai azas 6 tepat yaitu
tepat jenis, jumlah, harga, dosis, tempat, dan mutu, maka telah dilakukan
pengawasan yang intensif ke tingkat lapang, dengan hasil pengawasan
sebagai berikut:
1. Harga pupuk bersubsidi di tingkat petani berdasarkan Permentan Nomor:
87/Permentan/SR.130/12/2011 Tentang Tentang Keb.&HET Pupuk
bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2012
No. Jenis Pupuk Harga
1. 2. 3. 4. 5.
Urea ZA SP-36 NPK Organik
Rp. 1. 800,- per kg Rp. 1. 400,- per kg Rp. 2. 000,- per kg Rp. 2. 300,- per kg Rp. 500,- per kg
Harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi berlaku dalam kemasan 50 kg, 40
kg atau 20 kg yang dibeli petani, pekebun, peternak, pembudidayaan ikan
di penyalur lini IV secara tunai.
2. Harga pupuk bersubsidi di tingkat kios pengecer (Lini IV) Tahun 2013.
Hasil pemantauan harga pupuk bersubsidi di tingkat lapang sebagai
berikut:
No. Jenis Pupuk HET Harga Tingkat Lapang 1. 2. 3. 4. 5.
Urea SP-36 ZA NPK ORGANIK
Rp. 1.800 / kg Rp. 2.000 / kg Rp. 1.400 / kg Rp. 2.300 / kg Rp. 500 / kg
Rp. 1.800 – 2.000/kg Rp. 2.000 – 2.500/kg Rp. 1.400 – 1.750/kg Rp. 2.300 – 2.750/kg Rp. 500 – 750/kg
1 IIIIVVVV ---- 128128128128 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Harga eceran pupuk di tingkat pengecer bervariasi, pada saat ketersediaan
pupuk di lapangan cukup tersedia, maka harga pupuk bersubsidi di tingkat
petani masih sesuai HET, namun jika pupuk kurang tersedia akibat distribusi
yang tidak lancar, sementara petani pada waktu itu sangat membutuhkan,
maka akan terjadi harga pupuk di atas HET yang ditetapkan. Beberapa hal
yang memicu harga pupuk diatas HET, yaitu :
- Petani membeli pupuk secara eceran.
- Adanya sistem pembelian pupuk secara paket.
- Pengelola kios penyalur (Lini IV) kurang memahami aturan penyaluran
pupuk bersubsidi.
- Beberapa kios tidak mendata ulang pembeli pupuk, yang menyebabkan
pupuk bersubsidi tidak tersalur sesuai RDKK yang telah disusun oleh
kelompok.
15) Pengadaan Alat Dan Mesin Pertanian
Tujuan pengadaan alat dan mesin pertanian ini adalah untuk membantu
petani dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja dan mempercepat penanganan
pasca panen khususnya komoditi tanaman jagung.
Jagung merupakan komoditi andalan NTB, untuk menunjang kegiatan PIJAR
maka pemerintah provinsi melalui dana APBD I TA. 2013 mengalokasikan dana
pengadaan alat pertanian seperti corn sheler dan hand traktor yang diberikan
kepada kelompok tani.
Sebelum penentuan kelompok penerima alat, terlebih dahulu provinsi
memverifikasi dan merekapitulasi usulan/proposal dari kelompok atau Dinas
Pertanian kabupaten dan langsung melakukan visitasi ke kelompok. Hasil finalisasi
usulan tersebut selanjutnya akan ditetapkan sebagai penerima alat mesin pertanian
(corn sheller dan handtraktor) tahun 2013 melalui Surat Keputusan Penetapan
Penerima Bantuan alat mesin pertanian (handtraktordan corn sheller) oleh Kepala
Dinas TPH Provinsi sebagai mana terlampir. Adapaun kelompok tani penerima
sebagai berikut:
1 IIIIVVVV ---- 129129129129 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel. IV-29. Nama kelompok tani penerima corn sheler
1 Poktan Mulajati 1 unit2 Poktan Pohdana Selatan 1 unit1 Pade Mele 1 unit2 Karya Tani II 1 unit
3 LOMBOK TENGAH 1 Poktan Sekunyit 1 unit1 Kubur Boyot 1 unit2 Rumpang II 1 unit3 Poktan Jambuk Bawang 1b 1 unit4 Lenek Bara II 1 unit1 Kuang Lenek 1 unit2 Poktan Raja Borang 1 unit3 Koptan Unter kapuk 1 unit4 Poktan Penyempeng 1 unit5 Poktan Mekar Tani 1 unit
6 SUMBAWA BARAT 1 Poktan Prapat Nungal 1 unit1 Poktan Tolo Wau 1 unit2 Poktan Sambi Maci 1 unit3 Poktan Kesi Utara 1 unit4 Poktan Teka Mpolo 1 unit
8 1 Poktan Firi Nara 1 unit2 Poktan O'i Lanco 1 unit3 Poktan Mekar 1 unit
KOTA BIMA 1 Co'o Oi 1 unit13 unit 10 unit
2 LOMBOK UTARA
NO KABUPATEN NAMA KELOMPOKJumlah Corn ShelerKecil Besar
1 `LOMBOK BARAT
4 LOMBOK TIMUR
5 SUMBAWA
7 DOMPU
BIMA
JUMLAH
Tabel.IV-30. Nama kelompok tani penerima hand traktor
Jlh Traktor
1 LOMBOK BARAT UPJA Oryza 1 unitPoktan Tani Mandiri 1 unit
2 LOMBOK TENGAH Poktan Bao Daye I 1 unit
3 LOMBOK TIMUR Poktan Kembang Nenamo 1 unit
4 unitJUMLAH
NO KABUPATEN NAMA KELOMPOKRoda 2
1 IIIIVVVV ---- 130130130130 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
III. SEKSI PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
1) Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT/DFI
Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT/DFI pada Tanaman Pangan (padi,
jagung, dan kedelai) Provinsi NTB dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu dari
tanggal 26 s/d 28 Juni 2013 bertempat di Hotel Lombok Raya - Mataram.
Pertemuan koordinasi dilaksanakan dengan tujuan :
1. Menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam usaha pengendalian
OPT/penanganan DFI pada tanaman pangan khususnya pada tanaman padi,
jagung, dan kedelai.
2. Melakukan evaluasi terhadap luas dan intensitas serangan OPT, luas
pengendalian OPT dan luas dampak perubahan iklim khususnya banjir dan
kekeringan pada tanaman pangan.
3. Meningkatkan upaya penanggulangan serangan OPT/ penanganan dampak
perubahan iklim pada tanaman pangan khususnya padi, jagung, dan kedelai.
Sasaran kegiatan rapat ini adalah para koordinator POPT-PHP dan petugas
yang menangani Perlindungan Tanaman Pangan di kabupaten/kota se NTB serta
beberapa unsur/instasi terkait dalam penanganan OPT/DFI di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Kegiatan Pertemuan Koordinasi Penanganan OPT/DFI pada Tanaman
Pangan (padi, jagung, dan kedelai) Provinsi NTB Tahun 2013 diikuti oleh peserta
sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang dimana 30 (tiga puluh) orang berasal dari
petugas Dinas/Mantri tani/KCDK dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) dari kabupaten/kota se-NTB dan 5 (lima) orang berasal dari
Dinas/Instansi terkait tingkat provinsi.
Narasumber Pertemuan Koordinasi berasal dari : Dinas Pertanian TPH Provinsi
NTB, Balai Pengkajian Teknologi Tanaman Pangan Provinsi NTB, BMKG Stasiun
Klimatologi Kediri dan Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Adapun materi yang
disampaikan dan dibahas yaitu dalam rapat koordinasi sebagai berikut :
1. Upaya Peningkatan Produksi Padi, jagung, dan Kedelai di Provinsi NTB Tahun
2013 (Dinas Pertanian TPH NTB).
1 IIIIVVVV ---- 131131131131 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Teknologi Budidaya Tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai menghadapi Dampak
Perubahan Iklim (BPTP Provinsi NTB).
3. Hasil-Hasil Penelitian Teknologi Penanggulangan OPT Utama pada Tanaman
Padi, Jagung, dan Kedelai (Fakultas Pertanian Universitas Mataram).
4. OPT penting Tahun 2013 pada tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai dan Upaya
Penanggulangannya (BPTPH Provinsi NTB).
5. Evaluasi Luas serangan OPT dan Dampak Perubahan Iklim di Provinsi NTB dan
Upaya Penanggulangannya (Diperta TPH NTB)
6. Prakiraan Iklim dan Pemanfaatannya di sektor Pertanian Tanaman Pangan
(BMKG Stasiun Klimatologi Kediri).
Beberapa rumusan hasil pertemuan Pertemuan Koordinasi Penanganan
OPT/DFI pada Tanaman Padi, Jagung, dan kedelai Tahun 2013 sebagai berikut :
1. Pencapaian produksi tanaman padi, jagung, dan kedelai Provinsi NTB sebagai
berikut : angka tetap Tahun 2012 produksi padi sebesar 2.114.231 ton GKG,
atau meningkat 2,28% dari angka tetap Tahun 2011 (produksi Tahun 2011
sebesar 2.067.137 ton GKG). Berdasarkan Angka Ramalan I tahun 2013
produksi padi NTB sebesar 2.035.573 ton GKG berarti terjadi penurunan
sebesar 3,72 % dibandingkan pencapaian produksi padi Tahun 2012. Jagung :
produksi Tahun 2012 sebesar 642.674 ton pipilan kering, lebih tinggi dari
produksi Tahun 2011 sebesar 456.915 ton pipilan kering (meningkat 40,66%).
Berdasarkan Angka Ramalan I Tahun 2013 produksi jagung mencapai 583.668
ton, berarti mengalami penurunan sebesar 21,56 % dibandingkan dengan
peroduksi Tahun 2012. Kedelai : pencapaian produksi Tahun 2012 sebesar
74.156 ton biji kering, atau lebih rendah dari angka tetap Tahun 2011 sebesar
88.099 ton (turun 15,83 %). berdasarkan Angka Ramalan I Tahun 2013
produksi kedelai NTB sebesar 90.551 ton yang berarti terjadi peningkatan
dibandingkan dengan produksi Tahun 2012 (meningkat 22,11 %). Berkaitan
dengan pencapaian produksi padi, jagung, dan kedelai tersebut maka
pengamanan produksi dari gangguan OPT dan DPI menjadi sangat penting.
Pertanaman yang ada mulai dari bulan ini sampai dengan Bulan desember 2013
harus dilakukan pengawalan dan pengamanan secara intensif dan ketat dan
1 IIIIVVVV ---- 132132132132 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
apabila terlihat gejala serangan yang kecenderungan meningkat agar segera
dilakukan tindakan pengendalian.
2. Dampak perubahan iklim telah nyata kita hadapi, yang ditunjukkan dengan
terjadinya peningkatan suhu udara, perubahan pola hujan, dan peningkatan
frekuensi terjadinya iklim ekstrim berpengaruh nyata terhadap perkembangan
OPT dan kejadian kekeringan dan banjir, yang merupakan ancaman bagi
ketahanan pangan nasional sehingga diperlukan upaya yang serius untuk
menghadapi tantangan tersebut. Selama Tahun 2013 sebagai dampak iklim
ekstrim telah terjadi bencana alam banjir dan kekeringan di beberapa daerah di
NTB. Luas areal tanaman pangan yang terkena banjir Tahun 2013 seluas
1.434 Ha, yang mengalami puso seluas 824 Ha dengan rincian pada tanaman
padi terkena 1.378 Ha, puso 783 Ha, pada tanaman jagung terkena 56 Ha, puso
41 Ha sedangkan pada tanaman kedelai tidak ada yang terkena banjir. Luas
kekeringan pada tanaman pangan Tahun 2013 seluas5.591 Ha dan yang puso
seluas 203 Ha dengan rincian pada tanaman padi terkena 4.873 Ha, puso
180 Ha, pada tanaman jagung terkena 718 Ha dan puso 23 Ha, sedangkan pada
tanaman kedelai tidak terjadi kekeringan. Komulatif luas tambah serang OPT
pada tanaman padi, jagung, dan kedelai Tahun 2013 seluas 14.213,9 Ha dan
yang puso seluas 9 ha dengan rincian pada tanaman padi terkena seluas
10.594,6 Ha dan yang puso 9 ha, pada tanaman jagung seluas 3.151,3 ha, dan
pada tanaman kedelai seluas 468 Ha. Apabila dibandingkan dengan luas tambah
serang OPT Tahun 2012 maka pada Tahun 2013 luas tambah serang OPT
mengalami peningkatan.
3. Beberapa jenis OPT yang dominan menyerang tanaman dan perlu mendapat
perhatian seksama dan terus diwaspadai antara lain tungro, penggerek batang,
kresek, blas, tikus, dan wereng coklat pada tanaman padi sedangkan pada
tanaman jagung yaitu busuk pangkal batang.
4. Hama wereng coklat pada MH. 2012/2013 dan MT. 2013 di beberapa daerah
sudah terlihat populasi dan serangannya bahkan dengan luasan dan intensitas
yang cukup tinggi terutama terjadi di Kabupaten Bima, Lombok Tengah, Lombok
barat, dan Lombok Timur sehingga perlu dilakukan pengendalian dengan serius
agar jangan sampai berkembang lebih lanjut. Kabupaten/kota yang memerlukan
1 IIIIVVVV ---- 133133133133 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
bantuan sarana pengendalian agar segera menyampaikan informasi dan
permohonan bantuan ke provinsi untuk segera ditindaklanjuti.
5. Untuk pengendalian serangan virus tungro maka eradikasi pada tanaman
terserang dan singgang perlu dilaksanakan. Selain itu pengolahan tanah agar
dilakukan sesegera mungkin setelah panen, pengolahan tanah lebih sempurna,
penggunaan benih tahan dan penggunaan karbofuran di pesemaian dan segera
setelah tanam.
6. Untuk pengendalian hama tikus, kunci keberhasilan apabila dilaksanakan secara
serentak dan bersama-sama. Dalam hal ini gerakan pengendalian OPT perlu
ditingkatkan dan dalam waktu dekat akan dilaksanakan di Kabupaten Lombok
Tengah.
7. Penyakit busuk pangkal batang pada tanaman jagung yang terjadi di Kabupaten
Dompu, Sumbawa, dan Sumbawa Barat disebabkan karena terjadinya
penambahan areal tanam yang cukup luas dengan jarak tanam cukup rapat
sehingga kelembaban di dalam areal pertanaman tinggi yang mendorong
perkembangan penyakit tersebut (jamur fusarium). Diharapkan perhatian
berbagai pihak, baik dinas, BPTPH, BPTP, dan perguruan tinggi untuk dapat
melakukan pengkajian. Salah satu cara pengendalian yang dapat dianjurkan
yaitu pengaturan jarak tanam (sistem jajar legowo).
8. Berkaitan terjadinya peningkatan serangan OPT Tahun 2013 maka selain
tindakan pengendalian maka pengamatan rutin oleh petani maupun petugas
perlu ditingkatkan.
9. Peran Penyuluh dalam upaya pengendalian OPT masih dirasakan kurang baik
sehingga hal ini perlu dibahas di tingkat provinsi untuk melakukan koordinasi
agar di tingkat lapang koordinasi dan kerjasama antara tri partit (KCD, POPT,
PPL) dapat lebih mantap.
10. Kebijakan perlindungan tanaman dalam Pengendalian OPT yaitu dengan
pendekatan/mengelola SPOT-STOP dengan sistem PHT. Agar SPOT tidak terjadi
maka dilakukan upaya preemtif agar ekosistem kuat, toleran terhadap serangan
OPT antara lain dengan pengaturan pola tanam dan budidaya tanaman sehat.
Pengendalian SPOT (STOP) merupakan upaya responsif dengan gerakan
deteksi/pengamatan dini dan pengendalian dini. Pelaksanaan SPOT-STOP tetap
1 IIIIVVVV ---- 134134134134 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengedepankan prinsip pengendalian hama terpadu dan disesuaikan juga
dengan ambang pengendalian. Dikaitkan dengan rekomendasi pengendalian
dalam buku putih maka ambang pengendalian yang digunakan yaitu pada
ambang/titik awal. Dalam hal ini maka rekomendasi pengendalian OPT di dalam
buku putih perlu dilakukan revisi.
11. Terjadinya pengurangan jumlah petugas perlindungan tanaman terutama POPT-
PHP yang disebabkan antara lain oleh pemekaran kabupaten, alih tugas POPT-
PHP ke jabatan struktural menyebabkan semakin banyaknya kekurangan tenaga
POPT-PHP di kacamatan dan hal ini sangat mengganggu kinerja dan kelancaran
kegiatan perlindungan tanaman.Permasalahan SDM perlindungan tanaman di
daerah baik kualitas maupun kuantitasnya perlu diselesaikan secara bersama-
sama antara pusat, Provinsi dan kabupaten. Strategi penyelesainnya ditempuh
melalui inventarisasi PNS dan non PNS sesuai dengan kualifikasinya serta
menyusun upaya dan langkah penyelesaiannya antara lain dengan melakukan
koordinasi dengan Pemda setempat agar tidak melakukan mutasi tenaga POPT-
PHP ke jenjang struktural, mengusahakan dapat disediakan dana untuk
melaksanakan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas POPT-PHP baru
dalam waktu yang cukup lama baik di Jatisari maupun di BPTPH Provinsi NTB.
12. Peran petani dalam pengamatan, analisis serangan OPT dan pengambilan
keputusan dalam pengendalian serangan OPT khususnya pada tingkat petak /
satuan pemilikan lahan perlu terus ditingkatkan melalui pembinaan dengan
melaksanakan SLPHT.
13. Kegiatan-kegiatan SLPHT tanaman tanaman pangan sebagian besar telah
dilaksanakan di tingkat kabupaten/kecamatan namun dijumpai permasalahan
serius dalam pendanaannya setelah anggarannya disatukan dalam Satker Dinas
Pertanian Provinsi yaitu sebagian besar masih belum dibayar. Hal ini sangat
mengganggu pelaksanaan tugas jajaran perlindungan tanaman di daerah. Oleh
karena itu perlu dibahas dan dilakukan langkah-langkah penanggulangan nya.
14. Pengendalian OPT tetap berpedoman pada prinsip pengendalian hama terpadu
(PHT) dengan mengutamakan pengendalian secara alami, pengelolaan
ekosistem melalui cara bercocok tanam serta secara fisik dan mekanis.
Pengendalian dengan pestisida dilaksanakan bila pengendalian secara non
1 IIIIVVVV ---- 135135135135 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pestisida tidak dapat menekan perkembangan serangan OPT dan intensitas
serangan OPT sudah di batas ambang pengendalian.
15. Petani dalam menggunakan pestisida agar benar-benar memperhatikan
aturannya / 6 tepat yaitu tepat jenis dan mutu pestisida, tepat dosis, tepat
waktu, tepat cara, tepat alat dan tepat sasaran. Selain itu faktor keamanan dan
keselamatan kerja harus diterapkan dengan baik.
16. Penggunaan pestisida nabati seperti daun/buah nimba, umbi gadung,
daun/batang tembakau sangat dianjurkan untuk mengendalikan sehingga perlu
dikembangkan.
17. Walaupun telah diterapkan prinsip PHT dalam pengendalian OPT namun
penyediaan/stok pestisida di tingkat kabupaten dan lapangan untuk
pengendalian dini dan antisipasi berkembangnya serangan OPT masih sangat
diperlukan dan perlu disiagakan.
18. Regu Pengendalian Hama perlu dibentuk dan dibina untuk membantu Brigade
Proteksi Tanaman dalam pengendalan OPT.
19. Apabila ada alokasi pestisida ataupun pengadaan pestisida agar disesuaikan
dengan kondisi serangan OPT di daerah, dalam hal ini diutamakan pengadaan
fungisida.
20. Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu
disosialisasikan lagi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola
tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi. Untuk itu perlu
dilakukan peninjauan kembali UU No. 12 Tahun 1992 dengan memberikan
kewenangan pemerintah daerah untuk membuat Peraruran daerah tentang Pola
tanam.
21. Penggunaan pupuk kurang berimbang (dominan urea) dan penyaluran benih
yang rentan serangan OPT merupakan faktor yang memicu perkembangan
serangan OPT. Oleh karena itu penggunaan pupuk berimbang ( NPK) perlu
ditingkatkan dan di Balai benih Induk, Balai Benih Utama agar mengurangi
perbanyakan benih tersebut seperti Ciherang dan diganti dengan varietas lain
yang tahan serangan OPT.
22. Sistem penganggaran dari dana dekonsentrasi di tingkat kabupaten/kota agar
lebih memperhatikan faktor pengamanan produksi sehingga dalam DIPA/RKAKL
1 IIIIVVVV ---- 136136136136 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kabupaten/kota agar dimasukkan kegiatan berupa pembinaan, bimbingan
pengendalian serangan OPT.
23. Format laporan perkembangan OPT perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut
karena di tingkat lapang masih dihadapi kesulitan dan keragaman dalam
pengisiannya.
24. Strategi antisipasi dan mitigasi variabilitas dan perubahan iklim sampai saat ini
sudah banyak dilakukan antara lain pengembangan sistem jaringan iklim,
penyiapan tool dan pedoman, pengembangan infra struktur, SLI, teknologi TOT,
penyediaan benih tahan kering, tahan genangan, tahan serangan OPT dan
irigasi berselang. Hal tersebut di atas agar disebarluaskan guna mempercepat
penerapannya melalui koordinasi intansi terkait di daerah.
25. Menghadapi dampak perubahan iklim maka sarana pertanian yang perlu terus
diadakan, dibangun antara lain pengadaan mesin pompa air, perbaikan saluran
irigasi tersier dan saluran cacing (diharapkan semua dapat permanen).
26. Dalam pengembangan tanaman jagung dilahan marginal disarankan agar
digunakan jagung komposit karena lebih tahan terhadap ancaman kekurangan
air maupun hara.
27. Berkaitan dengan issu emisi gas rumah kaca maka sebagai tindak lanjut dari
RAN GRK telah diterbitkan Pergub tentang RAD GRK untuk ditindak lanjuti oleh
instansi terkait dan kabupaten kota.
28. Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika - Stasiun Klimatologi
Kediri bahwa pada Tahun 2013 terjadi musim kemarau basah yang mana curah
hujan diprakirakan masih terjadi sampai dengan bulan Agustus 2013 dan awal
musim hujan 2013/2014 diprakirakan mulai terjadi pada Bulan Oktober 2013.
29. Menghadapi perubahan iklim dengan pola hujan yang semakin tidak menentu
maka untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi (banjir dan
kekeringan), beberapa upaya yang dilakukan antara lain :
• Melakukan sosialisasi kondisi iklim, awal dan akhir musim hujan, jalur aman
tanam padi. Untuk itu diharapkan agar BMKG dapat menyampaikan
informasi iklim per zonasi secara berkesinambungan.
• Pemanfaatan dan penguatan sistem peramalan iklim tradisional yang ada
di masyarakat
1 IIIIVVVV ---- 137137137137 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Melakukan pandataan/inventarisasi daerah-daerah terkena dampak
perubahan iklim (banjir dan kekeringan) untuk dapat melakukan langkah-
langkah antisipasi dan penyesuaian pola tanam.
• Tetap melakukan sosialisasi dan penyuluhan pola tanam untuk
mengantisipasi terjadinya bencana alam (kekeringan/banjir) dan pemutusan
siklus hidup OPT.
• Melakukan koordinasi dengan instansi terkait khususnya Dinas PU
(Pengairan) dan kabupaten/kota dalam melakukan distribusi air secara
bergilir, terencana dan terarah dengan pengarian sistem gilir-giring.
• Perbaikan/pengelolaan jaringan irigasi baik yang ditangani oleh Dinas
pekerjaan Umum maupun Dinas pertanian. Kegiatan pelebaran saluran
irigasi, pembersihan dan pendalamam saluran di beberapa daerah terbukti
sangat efektif mengantisipasi dampak negative dari perubahan iklim.
• Pembuatan embung, sumur bor, pompa air tanah dangkal.
• Melakukan Optimasi lahan Pertanian dan konservasi lahan pertanian.
• Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air. Oleh karena itu perlu di
perbanyak pengadaan mesin pompa air dan didirtribusikan ke tingkat
kabupaten/kota.
2) Gerakan Panen Padi di Pulau Lombok
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan panen padi secara
serentak dalam areal yang luas sehingga proses produksi dari tanam sampai
panen dapat dipercepat.
b. Meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan
produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat TNI AD.
c. Memperkenalkan alat mesin panen yang memikili kapasitas lebih tinggi dan dapat
menekan terjadinya kehilangan hasil saat panen.
d. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi padi.
1 IIIIVVVV ---- 138138138138 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya gerakan panen padi di salah satu kelompok tani
atau gabungan kelompok tani di Kabupaten Lombok Tengah selama 1 (satu) hari
dengan jumlah peserta sebanyak 140 orang yang terdiri atas unsur-unsur
petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani dan petugas dari kabupaten se Pulau
Lombok, tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, petugas/penyuluh dan aparat
TNI AD di lokasi kegiatan/kabupaten/ Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Gerakan Panen Padi di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan
pada Hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 berlokasi di Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) ”Golepar” Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten
Lombok Tengah.
Jumlah peserta gerakan panen padi di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 140
orang yang berasal dari unsur-unsur : Petani/petugas, tokoh masyarakat, tokoh
agama dari Kabupaten Lombok Tengah, Petugas dinas/petani mewakili
kabupaten/Kota Se Pulau Lombok.
Selain peserta sejumlah tersebut di atas, gerakan panen padi dihadiri juga oleh
narasumber dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Tim Pembina dan Tim
Pelaksana Pemantauan Wilayah Pelaksanaan Gerakan Peningkatan Produksi Beras
Nasional (P2BN) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tim dari Dinas Pertanian TPH Provinsi
NTB, Pejabat/petugas dari Kabupaten Lombok Tengah, Aparat TNI AD (Korem
162/Wira Bhakti, Kodim 1620 Lombok Tengah, Koramil, Babinsa di lokasi kegiatan),
serta undangan lainnya dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan dengan jumlah
keseluruhan lebih kurang sebanyak 250 orang
Narasumber pada kegiatan gerakan panen padi di Pulau Lombok yang
dilaksanakan di Gapoktan Galepar Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2013 yaitu:
1. Gubernur Nusa Tenggara Barat
2. Bupati Kabupaten Lombok Tengah
3. Direktur Pasca Panen Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
4. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
Beberapa hal yang diperoleh sebagai hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan
panen padi di Pulau Lombok sebagai berikut:
1 IIIIVVVV ---- 139139139139 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Kegiatan gerakan panen padi diawali dengan panen padi bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu Gubernur Nusa Tenggara Barat, Direktur Pasca
Panen yang mewakili Direktur Jenderal Tanaman pangan, Bupati Lombok Tengah,
Komandan Korem 162 / Wira Bhakti, Ketua DPRD Provinsi NTB, Ketua DPRD
Kabupaten Lombok Tengah, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB dan diikuti
oleh panen menggunakan combine harvester dan alat panen manual oleh
gapoktan/petani.
2. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan memiliki peranan yang
penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, karena
berperan sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan nasional,
penyedia lapangan pekerjaan, pengentasan kemisknan, penghasil devisa serta
sumber pendapatan masyarakat. Untuk itu maka sektor pertanian terus dibangun
dan dikembangkan. Swasembada beras lestari adalah salah satu perwujudan dari
kemandirian pangan serta ketahanan pangan nasional disamping berbagai upaya
yang terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi
pangan lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan umbi-
umbian.
3. Produksi tanaman padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2012 mencapai
2.114.231 ton GKG meningkat 2,67 % dari Produksi tahun 2011. Peningkatan
produksi ini dikarenakan luas areal panen mencapai 425.448Ha yang berarti lebih
luas 2,19 % dari tahun 2011. Faktor pendukung utama sehingga meningkatnya
produksi padi tahun 2012 tersebut adalah penambahan luas tanam dan jumlah
curah hujan yang cukup signifikan. Sedangkan posisi stok pupuk sampai dengan
28 Pebruari guna mendukung gerakan peningkatan produksi beras Nasional
(P2BN) adalah : Urea sebanyak 9.259 ton, SP 36 1.305 ton, Za 968 ton dan pupuk
NPK dan phonska sebanyak 7.044 ton, dan diharapkan dengan kondisi ini sudah
cukup aman untuk kebutuhan pertanaman tahun ini sehingga tidak lagi menjadi
gejolak seperti yang terjadi akhir-akhir ini.
4. Realisasi tanam pada bulan Februari 2013 untuk 3 komoditi utama adalah padi
seluas 272.993 Ha mencapai 64,78 % dari total sasaran 421.424 Ha, jagung
seluas 87.777 Ha mencapai 72,99 % dari total sasaran 120.265 Ha dan kedelai
seluas 18.097 Ha dari total sasaran. Diharapkan nanti pada bulan Maret realisasi
1 IIIIVVVV ---- 140140140140 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tanam dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Meningkatnya
realisasi tanam padi dan jagung karena curah hujan di awal januari pada tahun ini
relatif tinggi sehingga petani dapat memanfaatkan air yang tersedia terutama
petani yang memanfaatkan lahan kering.
5. Bahwa panen dan pasca panen merupakan komponen rangkaian usaha tani dalam
upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas yang tidak kalah
pentingnya dari komponen usaha tani lainnya. Penanganan panen dan pasca
panen selama ini pada umumnya masih dihadapkan beberapa kendala yaitu
terbatasnya tenaga kerja sehingga penanganan produksi lamban, belum
menyentuhnya peralatan pasca panen secara modern ke tingkat petani dan
sampai saat ini masih bersifat tradisional dari mulai panen, perontokan sampai
proses produksi menggunakan tenaga kerja yang lebih banyak dan dalam waktu
yang lama sehingga dirasakan kurang efektif dan efisien jika dibanding dengan
penggunaan alat modern, sehingga losis kehilangan hasil pada proses kegiatan
tersebut cukup tinggi. Besarnya kehilangan hasil panen padi (lossis) secara
nasional sebesar 10,43% sehingga apabila diperhitungkan dari pencapaian
produksi gabah nasional sebesar 69,03 juta ton berarti hasil yang hilang/tercecer
dalam proses panen sekitar 6,9 juta ton adalah suatu jumlah yang sangat besar
yang perlu dilakukan upaya upaya untuk memperkecil kehilangan hasil tersebut.
6. Proses panen dengan menggunakan combine harvester akan memberikan manfaat
yang cukup banyak bagi petani dan negara kita. Data yang diperoleh dari
beberapa lokasi bahwa panen menggunakan combine harvester akan memberikan
hasil 18 – 20 % lebih tinggi dibandingkan menggunakan cara panen tradisional
sehingga di beberapa provinsi permintaan panen dengan alat ini cukup banyak
dan semakin berkembang. Dengan diperkenalkannya panen dengan combine
harvester diharapkan di Nusa Tenggara Barat masyarakat tani bisa memahaminya.
Dari hasil wawancara dan evaluasi dengan masyarakat yang hadir dalam kegiatan
gerakan panen padi, banyak yang tertarik terutama masyarakat di sekitar lokasi
gerakan dan memesan kepada manager agar panen di lajan sawahnya dapat
dilakukan dengan combine harvester.
7. Beberapa keuntungan dilakukannya panen dengan combine harvaster antara lain :
hasil panen yang diperoleh lebih banyak karena kehilangan hasil dapat ditekan,
1 IIIIVVVV ---- 141141141141 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
panen dapat dilakukan dengan lebih cepat sehingga gerakan panen serempak
dapat dilakukan yang akan berdampak pada percepatan proses produksi padi,
tanam serempak lebih bisa dilakukan, permasalahan kekurang tenaga kerja saat
panen dapat di atasi, jerami setelah panen sudah terpotong-potong sekitar 4 – 5
cm sehingga lebih mudah diproses menjadi bahan organik yang berdampak pada
berkurangnya pembakaran jerami sehingga kondisi lingkungan lebih baik karena
berkurangnya polusi dan efek gas rumah kaca, pengendalian gulma lebih mudah
dilaksanakan.
8. Pelaksanaan panen padi yang dilakukan secara serempak dan bersama-sama akan
berdampak positif terhadap percepatan proses produksi dari tanam sampai panen
sehingga dapat memperbaiki pola tanam yang akan berdampak pada tanam
serempak, terjadinya percepatan tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari
gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan.
9. Harapan dari pemerintah agar alat panen modern yang telah dialokasikan ke Nusa
Tenggara Barat dapat dioperasionalkan dengan baik sehingga dapat berkembang
yang akhirnya dapat membuka lapangan kerja, dipelihara dan dirawat dengan
baik agar tahan lama. Apabila alat ini dapat berkembang dan semakin dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan
berupaya untuk melakukan penambahan jumlah unitnya ke Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
10. Terkait dengan hal tersebut dalam upaya mendukung peningkatan produksi beras
Nasional tahun 2014, maka Gubernur Nusa Tenggara Barat bersama TNI AD telah
melakukan penandatanganan surat kesepakatan kerjasama untuk mendukung
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan padi,
jagung dan kedelai yang dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama antara
Bupati dengan Komandan Kodim di Kabupaten.
11. Melalui kegiatan gerakan panen yang telah dilakukan di Gapoktan Golepar
kelompok tani Bun Sorak Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya
Kabupaten Lombok Tengah diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat
tani untuk melaksanakan gerakan panen padi secara serentak dalam areal yang
luas sehingga dapat mengamankan produksi dengan cepat, meningkatkan peran
serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan produksi padi
1 IIIIVVVV ---- 142142142142 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
khususnya dengan melibatkan aparat TNI, mempromosikan kepada petani dan
masyarakat tani tentang penggunaan peralatan panen secara modern dengan
proses kegiatannya secara efektif dan efisien sehingga dapat memacu petani
untuk lebih meningkatkan produksi.
3) Gerakan Tanam Padi di Pulau Sumbawa
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan tanam padi secara
serentak dalam areal yang luas sehingga proses produksi dari tanam sampai panen
dapat dipercepat.
b. Meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan
produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat TNI AD.
c. Memperkenalkan teknologi cara tanam padi direkomendasikan untuk
meningkatkan produktivitas.
d. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi padi.
Sasaran kegiatan yaitu terlaksananya gerakan tanam padi di salah satu kelompok tani
atau gabungan kelompok tani di Kabupaten selama 1 (satu) hari dengan jumlah
peserta sebanyak 140 orang yang terdiri atas unsur-unsur petani/kelompok
tani/gabungan kelompok tani dan petugas dinas/penyuluh/kecamatan dari beberapa
kecamatan di kabupaten Sumnawa, petani dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan, serta aparat TNI AD di lokasi kegiatan/kabupaten Sumbawa/ Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Gerakan Tanam Padi di Pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan
pada Hari Selasa tanggal 4 Juni 2013 bertempat di Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) ”Kokar Maras” Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa.
Jumlah peserta gerakan tanam padi di Kabupaten Sumbawa sebanyak 140 orang
yang terdiri atas unsur-unsur : Petani/petugas, aparat TNI AD dari Kecamatan di
Kabupaten Sumbawa, Petani/gapoktan, petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh
1 IIIIVVVV ---- 143143143143 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
agama, tokoh masyarakat Kecamatan Moyo Hulu, Petugas/Pejabat dari Pemerintah
Kabupaten Sumbawa, Dinas Pertanian, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian.
Selain peserta sejumlah tersebut di atas, gerakan tanam padi dihadiri juga oleh
narasumber dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Tim dari Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Pembina dan Tim Pelaksana
Pemantauan Wilayah Pelaksanaan Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Tim dari Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB,
aparat TNI AD dari Korem 162 Wira Bhakti, dan Pejabat/undangan dari dinas/instasi
lingkup Pemerintah Kabupaten Sumbawa serta undangan lainnya dengan jumlah
keseluruhan lebih kurang sebanyak 60 orang.
Narasumber pada kegiatan gerakan tanam padi di Pulau Sumbawa yang dilaksanakan
di Gapoktan Kokar Maras Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa
Tahun 2013 yaitu:
1. Wakil Bupati Kabupaten Sumbawa
2. Kepala Sub Direktur pada Direktorat Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
3. Korem 162 Wira Bhakti
4. Kodim 1607 Sumbawa.
5. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB.
6. Kepala Dinas Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Sumbawa.
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam padi di Pulau Sumbawa dan mencermati
sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang dalam diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan narasumber
dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan tanam padi di Pulau
Sumbawa sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan tanam padi diawali dengan tanam padi bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu Bupati Sumbawa bersama Pejabat yang mewakili
Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman pangan, Komandan
Korem 162 / Wira Bhakti, Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Komandan
Kodim 1607 Sumbawa, dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Sumbawa, dilanjutkan dengan pengarahan/sambutan dari para narasumber dan
1 IIIIVVVV ---- 144144144144 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pejabat daerah, temuwicara dan pelaksanaan gerakan tanam padi oleh para
petani/peserta kegiatan.
2. Gambaran pencapaian sasaran produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut : Produksi padi Tahun 2012 mencapai 2.114.231 ton GKG meningkat
2,67 % dari Produksi tahun 2011. Peningkatan produksi ini dikarenakan luas areal
panen mencapai 425.448 Ha yang berarti lebih luas 2,19 % dari tahun 2011.
Faktor pendukung utama sehingga meningkatnya produksi padi tahun 2012
tersebut adalah penambahan luas tanam dan jumlah curah hujan yang cukup
signifikan. Berdasarkan Angka Ramalan I Tahun 2013 produksi padi kita sebesar
2.035.573 ton GKG berarti terjadi penurunan sebesar 3,72 % dibandingkan
pencapaian produksi padi Tahun 2012. Permasalahan ini tentunya menjadi beban
dan tugas bersama seluruh komponen bangsa untuk melakukan berbagai upaya
agar sasaran produksi padi yang telah ditetapkan dapat dicapai.
3. Realisasi tanam padi Tahun 2013 di provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan
bulan April 2013 yaitu seluas 369.190 Ha atau mencapai 87,61 % dari total
sasaran 421.424 Ha. Diharapkan nanti pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan
september realisasi tanam padi dapat tercapai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan atau bisa ditingkatkan lagi sesuai dengan potensi dan kondisi lahan dan
ketersediaan air irigasi dan sarana produksi.
4. Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu penyumbang produksi padi yang
cukup besar bagi Provinsi NTB. Dari sasaran luas tanam padi Provinsi NTB Tahun
2013 seluas 421.424 Ha maka kabupaten Sumbawa ditetapkan sasaran luas tanam
padi 85.818 Ha atau 20,36 % dari total sasaran luas tanam padi NTB. Dengan
demikian maka upaya peningkatan produksi padi di kabupaten sumbawa perlu
terus ditingkatkan baik melalui pertambahan luas tanam maupun peningkatan
produktivitas.
5. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran produksi padi Tahun 2013, Provinsi
Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi
inbrida seluas 171.000 Ha, padi lahan kering seluas 30.000 Ha, kawasan
pertumbuhan padi inbrida 2.000 ha, kawasan pengembangan padi Inbrida 5.000
Ha dan padi hibrida 7.000 Ha. Dari alokasi tersebut, kabupaten Sumbawa
mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida seluas 28.000 Ha,
1 IIIIVVVV ---- 145145145145 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kawasan pemantapan padi lahan kering seluas 9.000 ha, kawasan pertumbuhan
padi inbrida seluas 1.000 Ha, dan kawasan pengembangan padi hibrida seluas
1.000 Ha. Dukungan kegiatan tersebut diharapkan dapat dipercepat
pelaksanaannya dan dapat direalisasikan paling lambat sampai dengan bulan
September 2013. Dengan demikian maka dalam sisa waktu yang ada kepada
semua unsur terkait, baik petani/kelompok tani, gabungan kelompok tani, P3A,
penyuluh, petugas bekerjasama dengan aparat TNI AD dan stake holders terkait
khususnya di Kabupaten Sumbawa dapat bekerja sama saling mendukung untuk
mensukseskan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang semuanya bertujuan untuk
mempercepat pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan.
6. Di Pulau Sumbawa khususnya dan di Nusa Tenggara Barat pada umumnya setelah
panen raya padi pertanaman musim hujan masih tersedia air irigasi untuk
pertanaman musim berikutnya (musim kemarau I dan II) namun tidak sebanyak
ketersediaan pada musim hujan. Keterbatasan ketersediaan air irigasi ini perlu
diantisipasi lebih dini agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Permasalahan
lain yang dihadapi yaitu masih dirasakan kurang optimalnya pemanfaatan sumber
air irigasi yang ada setelah panen raya antara lain karena tenaga kerja dan alat
mesin pertanian pra tanam, keterlambatan penanaman kembali sehingga air irigasi
yang ada masih banyak yang terbuang ke laut . Oleh karena itu sangat diperlukan
adanya gerakan-gerakan ditingkat lapang dengan meningkatkan kesiagaan dan
koordinasi antar berbagai unsur terkait agar ketersediaan air irigasi dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin yang didukung dengan penyediaan sarana
produksi yang memadai yaitu dengan melaksanakan gerakan tanam padi sehingga
terjadi percepatan proses tanam dan proses produksi yang berdampak pada
peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi.
7. Untuk meningkatkan produktivitas padi selain melalui penyiapan air irgasi dan
sarana produksi yang memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam
yang tepat juga sangat mendukung peningkatan produktivitas. Sistim tanam padi
dengan jajar legowo yang dilaksanakan dan disosialisasikan di dalam gerakan
tanam padi merupakan cara tanam yang direkomendasikan dan terbukti dapat
meningkatkan produktivitas, selain itu juga pemeliharaan tanaman lebih mudah
dan pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan juga lebih mudah.
1 IIIIVVVV ---- 146146146146 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan aparat TNI AD yang
hadir dalam gerakan tanam ini dapat melakukan sosialisasi di daerah masing-
masing dan dapat diterapkan pada pertanaman padi di daerah masing-masing.
8. Selain teknologi cara tanam maka berbagai aspek teknologi lainnya seperti
penggunaan benih varietas unggul baru berproduksi tinggi, pemupukan
berimbang, teknologi pengendalian OPT perlu disosialisasikan kepada petani.
Untuk itu maka perlu diperbanyak kegiatan demplot di tingkat usaha tani dibawah
bimbingan peneliti dan penyuluh.
9. Permasalahan lainnya yang dihadapi di tingkat lapang yaitu masih banyaknya
saluran irigasi yang ke petak sawah (saluran cacing) yang kurang baik sehingga
diperlukan adanya dukungan pendanaan dan kegiatan untuk perbaikan saluran
tersebut.
10. Kesepakatan kesepakatan upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
pangan khususnya padi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten diharapkan dapat
diteruskan dan ditindaklanjuti sampai tingkat kecamatan, desa, dan kelompok tani.
11. Pelaksanaan gerakan tanam padi yang dilakukan secara serempak dan bersama-
sama dengan sistim tanam jajar legowo akan berdampak positif terhadap
percepatan proses produksi dari tanam sampai panen sehingga dapat memperbaiki
pola tanam yang akan berdampak pada tanam serempak, terjadinya percepatan
tanam/panen, tanaman lebih terlindungi dari gangguan serangan organisme
pengganggu tumbuhan.
12. Melalui kegiatan gerakan tanam yang telah dilakukan di Gapoktan Kokar Maras
Desa Leseng Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa diharapkan dapat
meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan gerakan tanam padi
secara serentak dalam areal yang luas sehingga dapat mengamankan produksi,
meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan
produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat TNI, melakukan penyuluhan
kepada petani dan masyarakat tani tentang teknologi budidaya yang
direkomendasikan dengan proses kegiatannya secara efektif dan efisien sehingga
dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi.
4) Gerakan Panen Jagung di Pulau Lombok
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
1 IIIIVVVV ---- 147147147147 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan panen jagung secara
serentak dalam areal yang luas sehingga proses produksi dari tanam sampai
panen dapat dipercepat.
b. Meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan
produksi jagung khususnya dengan melibatkan aparat TNI AD.
c. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai elemen bangsa dalam upaya
pengembangan jagung dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi
d. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi jagung di Nusa Tenggara Barat.
Sasaran kegiatan yaitu Terlaksananya gerakan panen jagung di salah satu kelompok
tani di Kabupaten Lombok Barat selama 1 (satu) hari dengan jumlah peserta
sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur-unsur petani/kelompok tani dan petugas
dinas/penyuluh/kecamatan dari beberapa kecamatan di kabupaten Lombok Barat,
petani dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, serta aparat TNI AD di lokasi
kegiatan.
Gerakan Panen Jagung di Pulau Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat dilaksanakan
pada Hari Kamis tanggal 7 November 2013 bertempat di Kelompok Tani Gapuk II -
Desa Gapuk - Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.
Jumlah peserta gerakan panen jagung sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur –
unsur : Petani/petugas, aparat TNI AD dari beberapa Kecamatan di Kabupaten
Lombok Barat, Petani/ petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh agama, tokoh
masyarakat Kecamatan Gerung. Selain peserta sejumlah tersebut di atas, gerakan
tanam padi dihadiri juga oleh narasumber dari Direktorat Budidaya Serealia Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB, aparat TNI AD dari Korem 162 Wira Bhakti, Tim dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat, Pejabat/undangan dari
dinas/instasi lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, pengusaha jagung serta
para petani lainnya dengan jumlah keseluruhan lebih kurang sebanyak 115 orang.
1 IIIIVVVV ---- 148148148148 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Narasumber pada kegiatan gerakan panen jagung di Pulau Lombok yang
dilaksanakan di Kelompok Tani Gapuk II Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2013 yaitu berasal dari :
1. Pejabat yang Bupati Lombok Barat
2. Direktorat Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
3. Korem 162 Wira Bhakti, Kodim 1606 Lombok Barat.
4. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan panen jagung di Pulau Lombok dan mencermati
sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang
berkembang dalam diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan
narasumber dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan panen
jagung di Pulau Lombok sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan panen jagung diawali dengan panen jagung bersama oleh para
pejabat dan narasumber yaitu pejabat yang mewakili : Bupati Lombok barat
bersama Pejabat yang mewakili : Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal
Tanaman pangan, Komandan Korem 162 / Wira Bhakti, Kepala Dinas Pertanian
TPH Provinsi NTB, Komandan Kodim 1606 Lombok Barat, dan Kepala Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Barat, dilanjutkan dengan
pengarahan/sambutan dari para narasumber dan pejabat daerah, temuwicara dan
pelaksanaan gerakan panen oleh para petani/peserta kegiatan.
2. Jagung merupakan komoditas tanaman pangan utama bagi Indonesia, khususnya
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadikan jagung sebagai komoditas
unggulan daerah, karena saat ini jagung juga dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat Indonesia sebagai sumber karbohidrat utama. Selain itu juga secara
tidak langsung berkontribusi sebagai sumber protein karena jagung menjadi
bahan baku pakan ternak unggas. Saat ini jagung juga menjadi salah satu
komoditas pangan yang diperdagangkan melalui pasar lelang serta perdagangan
berjangka sehingga nilai komersial juga semakin meningkat dan hal ini telah
dirasakan oleh masyarakat tani di Nusa Tenggara Barat sebagai pendongkarak
perekonomian masyarakat. Oleh karena itu pemerintah pusat maupun pemerintah
1 IIIIVVVV ---- 149149149149 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
daerah memberikan perhatian yang tinggi kepada ketersediaan jagung nasional
dan menjadikan jagung sebagai komoditas strategis nasional.
3. Produksi jagung di Nussa Tenggara Barat menunjukkan perkembangan yang
sangat menggembirakan. Gambaran pencapaian produksi jagung di Nusa
Tenggara Barat selama lima tahun terakhir sebagai berikut : Produksi jagung
Tahun 2009 sebesar 308.863 ton pipilan kering meningkat menjadi 371.828 ton
pada Tahun 2010, meningkat menjadi 456.915 pada Tahun 2011 dan pada Tahun
2012 mencapai 962.674 ton pipilan kering. Berdasarkan Angka Ramalan II
Tahun 2013 produksi jagung NTB mencapai 624.606 ton yang kemungkinan besar
dapat ditingkatkan lagi karena produktivitas jagung yang dicapai pada periode
panen bulan September sampai dengan Desember 2013 jauh lebih tinggi
dibandingkan angka ramalan II pada periode tersebut.
4. Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu penyumbang produksi jagung
yang cukup besar bagi Provinsi NTB khususnya di Pulau Lombok yang pada Tahun
2013 menunjukkan perkembangan yang sangat besar. Dari sasaran luas tanam
jagung Lombok Barat seluas 3.604 Ha realisasi tanamnya sampai dengan Bulan
September telah mencapai 6.229 Ha atau mencapai 171,13 %. Kecamatan Gerung
merupakan salah satu kecamatan yang realisasi tanamnya pada Tahun 2013
melebihi target yang ditetapkan.
5. Dalam upaya meningkatkan produksi jagung, Pemerintah Daerah melalui Dinas
Pertanian telah mencanangkan Program Pengembangan Agribisnis Jagung yang
dimulai sejak tahun 2009. Program peningkatan produksi jagung tersebut
ditempuh melalui perluasan areal tanam dengan mamanfaatkan lahan yang ada,
serta peningkatan produktivitas melalui perbaikan teknologi dan pemakaian benih
unggul bermutu khususnya benih hibrida. Dukungan pihak swasta sangat
diharapkan dalam pencapaian Program Pengembangan Agribisnis Jagung tersebut
melalui pola kemitraan. Tahun 2013 pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Kementerian Pertanian telah mengalokasikan bantuan benih
jagung di Kab/Kota melalui Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) Kawasan Pengembangan Jagung Hibrida pada areal seluas
7.000 Ha, Kawasan Pemantapan Jagung Hibrida 5.000 Ha sehingga total 12.000
Komposit 2.000 Ha sehingga total SL-PTT Provinsi NTB adalah 14.000 Ha. Dari
1 IIIIVVVV ---- 150150150150 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Alokasi tersebut, Kabupaten Lombok Barat mendapatkan alokasi SL-PTT Kawasan
Pengembangan Jagung Hibrida seluas 1.000 Ha.
6. Momen Gerakan Panen Jagung merupakan salah satu pijakan untuk menuju
perbaikan kesejahteraan petani sesuai yang diharapkan. Oleh karena kepada
semua lapisan/komponen masyarakat, alim ulama, cendikiawan, para Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat, Dinas/Instansi, Lembaga Penelitian, untuk tetap
mendukung program Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ) yang telah
dicanangkan, untuk selanjutnya keberhasilan ini dijadikan wacana dalam
memperbaiki prospek pengembangan jagung yang lebih cerah.
7. Diharapkan program-program pemerintah di bidang pertanian dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada di daerah, sehingga mendorong
berkembangnya sektor penyedia jasa pertanian seperti penangkar benih, UPJA,
dan kios saprodi.
8. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi petani jagung di lapangan adalah
pemasaran. Disamping itu dan beberapa hal yang sering dijumpai antara lain :
gudang penyimpanan yang belum memadai, pabrik olahan yang akan segera
menampung hasil panen yang belum ada, dryer pada musim hujan yang masih
kurang.
9. Untuk meningkatkan produktivitas jagung selain melalui sarana produksi yang
memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam yang tepat juga sangat
mendukung peningkatan produktivitas. Selain itu juga pemeliharaan tanaman dan
pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan juga lebih dintensifkan.
Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan aparat TNI AD yang
hadir dalam gerakan panen ini dapat dapat bekerja sama saling mendukung untuk
mensukseskan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang semuanya bertujuan untuk
mempercepat pencapaian sasaran produksi yang telah ditetapkan.
10. Kesepakatan kesepakatan upaya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
pangan khususnya jagung di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten diharapkan
dapat diteruskan dan ditindaklanjuti sampai tingkat kecamatan, desa, dan
kelompok tani.
11. Agar pengembangan pertanaman jagung dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan maka diharapkan kepada pemerintah untuk menekan impor dan
1 IIIIVVVV ---- 151151151151 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
menjamin adanya harga dasar atau harga pembelian pemerintah untuk komoditas
jagung.
12. Alat pasca panen (power threser) sangat diharapkan oleh petani untuk
mempercepat proses panen.
13. Untuk mendukung pengembangan jagung di Nusa Tenggara Barat khususnya di
Pulau Lombok Pemerintah akan terus mengalokasikan program-program yang
relevan antara lain SLPTT, bantuan benih bersubsidi, serta program lain seperti
pengembangan pasca panen, perbenihan, pemasaran, dan sebagainya.
Pemerintah tidak akan berhenti sampai pada hal tersebut, Pemerintah akan
mengundang investor lainnya untuk mendukung kegiatan di sektor hilir termasuk
mendorong industri pasca panen dan industri pakan ternak akan langsung
dibangun di Nusa Tenggara Barat sehingga pengembangan jagung menjadi
terpadu hulu hilir dan nilai tambah akan terus meningkat.
14. Pada Tahun 2013 pemerintah sudah mulai mengembangkan pengembangan
jagung berbasis kawasan melalui program SLPTT jagung. Setiap kawasan minimal
memiliki lahan seluas 1.000 ha. Kegiatan ini akan dialokasikan juga di Pulau
Lombok sehingga pulau Lombok juga akan menjadi daerah pengembangan
jagung.
15. Melalui kegiatan gerakan panen jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani
Gapuk II Desa Gapuk Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat diharapkan
dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan gerakan
tanam dan panen secara serentak dalam areal yang luas sehingga dapat
mengamankan produksi, meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat
dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat
TNI, melakukan penyuluhan kepada petani dan masyarakat tani tentang teknologi
budidaya yang direkomendasikan dengan proses kegiatannya secara efektif dan
efisien sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi
tanaman pangan khususnya jagung.
5) Gerakan Tanam Jagung di Pulau Sumbawa
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
1 IIIIVVVV ---- 152152152152 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan tanam jagung secara
serentak dalam areal yang luas sehingga proses produksi dari tanam sampai
panen dapat dipercepat.
b. Meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya
peningkatan produksi jagung khususnya dengan melibatkan aparat TNI AD.
c. Meningkatkan koordinasi dengan berbagai elemen bangsa dalam upaya
pengembangan jagung dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi
d. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi jagung di Nusa Tenggara Barat.
Sasaran kegiatan yaitu : Terlaksananya gerakan tanam jagung di pulau Sumbawa
terdapat di salah satu kelompok tani di Kabupaten Dompu selama 1 (satu) hari
dengan jumlah peserta sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur-unsur
petani/kelompok tani dan petugas dinas/penyuluh/kecamatan dari beberapa
kecamatan di Kabupaten Dompu, petani dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan, serta aparat TNI AD.
Gerakan Tanam Jagung di Pulau Sumabwa Provinsi NTB dilaksanakan pada Hari Rabu
tanggal 20 November 2013 bertempat di Kelompok Tani Sugih Makmur, Desa
Kampasi Meci Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu.
Jumlah perserta gerakan tanam jagung sebanyak 75 orang yang terdiri atas unsur-
unsur: Petani/petugas, aparat TNI-AD dari beberapa Kecamatan di Kabupaten
Dompu, petani/petugas/penyuluh, aparat TNI-AD, toko agama, tokoh masyarakat
Kecamatan Manggelewa. Selain peserta sejunlah tersebut di atas, gerakan tanam
jagung dihadiri juga oleh narasumber dari Direktorat Budidaya Searealia Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, Bupati Dompu, Tim dari Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, aparat TNI-AD dan Korem 162 Wira Bhakti,
Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Dompu, pejabat/undangan
dari dinas/instansi lingkup Pemerintah Kabupaten Dompu, pengusaha jagung serta
para petani lainnya dengan jumlah keseluruhan lebih kurang 225 orang sehingga
jumlah seluruh peserta Gerakan Tanam Jagung sekitar 300 orang.
1 IIIIVVVV ---- 153153153153 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Narasumber pada kegiatan gerakan tanam Jagung di Pulau Sumbawa yang
dilaksanakan di Kelompok Tani Sugih Makmur, Desa Kampasi Meci Kecamatan
Manggelewa, Kabupaten Dompu 2013 yaitu:
1. Bupati Dompu.
2. Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
3. Komandan Korem 162/Wira Bhakti.
4. Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam jagung di Desa Kampasi Meci Kecamatan
Manggelewa Kabupaten Dompu dan mencermati sambutan/pengarahan oleh
narasumber dan pejabat daerah serta masukan yang berkembang dalam
diskusi/temu wicara antara petani/masyarakat dengan narasumber dan pejabat
diperoleh hasil dan kesimpulan pelaksanaan gerakan tanam jagung di Pulau
Sumbawa sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan tanam jagung diawali dengan tanam jagung bersama oleh
para pejabat dan narasumber yaitu Bupati Kabupaten Dompu bersama
Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman pangan, Komandan
Resort Militer 162/Wira Bhakti, Komandan Distrik Militer 1614 Dompu, Kepala
Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Dompu, Kepala Dinas Badan Instansi satuan kerja Kabupaten
Dompu, para alim ulama, tokoh masyarakat, kelompok tani, aparat TNI-AD, dan
waga masyarakat tani, dilanjutkan dengan pengarahan/sambutan dari para
narasumber dan pejabat daerah dan temuwicara.
2. Jagung merupakan komoditas tanaman pangan utama bagi Indonesia,
khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadikan jagung sebagai
komoditas unggulan daerah, karena saat ini jagung juga dikonsumsi oleh
sebagian masyarakat Indonesia sebagai sumber karbohidrat utama. Selain itu
juga secara tidak langsung berkontribusi sebagai sumber protein karena jagung
menjadi bahan baku pakan ternak unggas. Saat ini jagung juga menjadi salah
satu komoditas pangan yang diperdagangkan melalui pasar lelang serta
perdagangan berjangka sehingga nilai komersial juga semakin meningkat dan
hal ini telah dirasakan oleh masyarakat tani di Nusa Tenggara Barat sebagai
1 IIIIVVVV ---- 154154154154 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pendongkarak perekonomian masyarakat. Oleh karena itu pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah memberikan perhatian yang tinggi kepada
ketersediaan jagung nasional dan menjadikan jagung sebagai komoditas
strategis nasional.
3. Produksi jagung di Nusa Tenggara Barat menunjukkan perkembangan yang
sangat menggembirakan. Gambaran pencapaian produksi jagung di Nusa
Tenggara Barat selama lima tahun terakhir sebagai berikut : Produksi jagung
Tahun 2009 sebesar 308.863 ton pipilan kering meningkat menjadi 371.828 ton
pada Tahun 2010, meningkat menjadi 456.915 pada Tahun 2011 dan pada
Tahun 2012 mencapai 962.674 ton pipilan kering. Berdasarkan Angka Ramalan
II Tahun 2013 produksi jagung NTB mencapai 624.606 ton yang kemungkinan
besar dapat ditingkatkan lagi karena produktivitas jagung yang dicapai pada
periode panen bulan September sampai dengan Desember 2013 jauh lebih
tinggi dibandingkan angka ramalan II pada periode tersebut.
4. Kabupaten Dompu merupakan salah satu penyumbang produksi jagung yang
cukup besar bagi Provinsi NTB khususnya di Pulau Sumbawa yang pada Tahun
2013 menunjukkan perkembangan yang sangat besar dan sekaligus merupakan
salah satu Kabupaten penyumbang produksi jagung terbesar di tingkat Nasional
sehingga Pemerintah Pusat menjuluki Kabupaten Dompu adalah Kabupaten
jagung. Seiring dengan semakin meningkatnya luas tanam jagung di Kabupaten
Dompu maka pemerintah Kabupaten Dompu akan terus meningkatkan luas
tanam yaitu dari realisasi tanam seluas 27.000 Ha akan dikembangkan menjadi
40.000 Ha.
5. Dalam upaya meningkatkan produksi jagung, Pemerintah Daerah melalui Dinas
Pertanian telah mencanangkan Program Pengembangan Agribisnis Jagung yang
dimulai sejak tahun 2009. Program peningkatan produksi jagung tersebut
ditempuh melalui perluasan areal tanam dengan mamanfaatkan lahan yang ada,
serta peningkatan produktivitas melalui perbaikan teknologi dan pemakaian
benih unggul bermutu khususnya benih hibrida. Dukungan pihak swasta sangat
diharapkan dalam pencapaian Program Pengembangan Agribisnis Jagung
tersebut melalui pola kemitraan. Tahun 2013 pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian telah
1 IIIIVVVV ---- 155155155155 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengalokasikan bantuan benih jagung di Kab/Kota melalui Program Sekolah
Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kawasan Pengembangan
Jagung Hibrida pada areal seluas 7.000 Ha, Kawasan Pemantapan Jagung
Hibrida 5.000 Ha, Komposit 2.000 Ha sehingga total SL-PTT Provinsi NTB adalah
14.000 Ha. Dari Alokasi tersebut, Kabupaten Dompu mendapatkan alokasi SL-
PTT Kawasan Pengembangan Jagung Komposit 1000 Ha, Kawasan
Pengembangan jagung Hibrida seluas 1000 Ha dan Kawasan Pemantapan
jagung Hibrida 3000 Ha sehingga Total seluas 5000 Ha.
6. Momen Gerakan Tanam Jagung merupakan salah satu pijakan untuk menuju
perbaikan kesejahteraan petani sesuai yang diharapkan. Oleh karena kepada
semua lapisan/komponen masyarakat, alim ulama, cendikiawan, para Tokoh
Agama, Tokoh Masyarakat, Dinas/Instansi, Lembaga Penelitian, untuk tetap
mendukung program Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ) yang telah
dicanangkan, untuk selanjutnya keberhasilan ini dijadikan wacana dalam
memperbaiki prospek pengembangan jagung yang lebih cerah.
7. Memperhatikan masih luasnya potensi lahan kering yang masih bisa
dimanfaatkan untuk pengembangan jagung yaitu saat ini sebagian besar masaih
satu kali tanam dalam setahun maka pemerintah akan melakukan berbagai
upayah agar indeks pertanaman bisa menjadi dua kali dalam setahun atau lebih
antara lain dengan mengupayakan pembuatan/perbaikan jaringan irigasi dan
pengembangan alat dan mesin pertanian.
8. Dampak dari pengembangan jagung di Kabupaten Dompu dalam meningkatkan
produksi jagung juga secara nyata dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat tani, mengurangi angka kemiskinan. Tumbuh
kembangnya usaha pasca panen serta meningkatkan penerapa tenaga kerja.
9. Diharapkan program-program pemerintah di bidang pertanian dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada di daerah, sehingga mendorong
berkembangnya sektor penyedia jasa pertanian seperti penangkar benih, UPJA,
dan kios saprodi.
10. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi petani jagung di lapangan adalah
pemasaran. Disamping itu dan beberapa hal yang sering dijumpai antara lain :
gudang penyimpanan yang belum memadai, pabrik olahan yang akan segera
1 IIIIVVVV ---- 156156156156 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
menampung hasil panen yang belum ada, dryer pada musim hujan yang masih
kurang. Selain itu dengan semakin banyaknya kendaraan terutama truck puso
yang mengangkut jagung juga menimbulkan permasalahan akses jalan yang
dilalui.
11. Untuk meningkatkan produktivitas jagung selain melalui sarana produksi yang
memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam yang tepat juga
sangat mendukung peningkatan produktivitas. Selain itu juga pemeliharaan
tanaman dan pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan juga
lebih dintensifkan. Diharapkan kepada semua petugas, penyuluh, petani, dan
aparat TNI AD yang hadir dalam gerakan tanam ini dapat bekerja sama saling
mendukung untuk mensukseskan pencapaian pelaksanaan kegiatan yang
semuanya bertujuan untuk mempercepat pencapaian sasaran produksi yang
telah ditetapkan.
12. Kesepakatan kesepakatan upaya peningkatan produksi dan produktivitas
tanaman pangan khususnya jagung di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten
diharapkan dapat diteruskan dan ditindaklanjuti sampai tingkat kecamatan,
desa, dan kelompok tani.
13. Untuk mendukung pengembangan jagung di Nusa Tenggara Barat khususnya di
Pulau Sumbawa Pemerintah akan terus mengalokasikan program-program yang
relevan antara lain SLPTT, bantuan benih bersubsidi, serta program lain seperti
pengembangan pasca panen, perbenihan, pemasaran, dan sebagainya.
Pemerintah tidak akan berhenti sampai pada hal tersebut, Pemerintah akan
mengundang investor lainnya untuk mendukung kegiatan di sektor hilir
termasuk mendorong industri pasca panen dan industri pakan ternak akan
langsung dibangun di Nusa Tenggara Barat sehingga pengembangan jagung
menjadi terpadu hulu hilir dan nilai tambah akan terus meningkat.
14. Melalui kegiatan gerakan tanam jagung yang dilaksanakan di Kelompok Tani
Sugih Makmur, Desa Kampasi Meci Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu
diharapkan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan
gerakan tanam dan panen secara serentak dalam areal yang luas sehingga
dapat mengamankan produksi, meningkatkan peran serta berbagai elemen
masyarakat dalam upaya peningkatan produksi jagung khususnya dengan
1 IIIIVVVV ---- 157157157157 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
melibatkan aparat TNI, melakukan penyuluhan kepada petani dan masyarakat
tani tentang teknologi budidaya yang direkomendasikan dengan proses
kegiatannya secara efektif dan efisien sehingga dapat memacu petani untuk
lebih meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya jagung.
6) Gerakan Tanam Serempak dan Percepatan tanam
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Menggerakkan dan memotivasi masyarakat tani untuk melakukan penanaman
padi secara serempak dan percepatan tanam padi dalam kawasan yang
cukup luas.
b. Memberdayakan dan meningkatkan kepedulian dan partisipasi TNI AD dalam
kegiatan tanam serempak dan percepatan tanam padi.
c. Memberikan semangat kepada masyarakat tani untuk melaksanakan program
peningkatan produksi padi.
Sasaran kegiatan yaitu Terlaksananya gerakan tanam serempak dan percepatan
tanam padi di salah satu kelompok tani atau gabungan kelompok tani di
Kabupaten/kota selama 1 (satu) hari dengan jumlah peserta keseluruhan sebanyak
150 orang yang terdiri atas unsur-unsur petani/kelompok tani dan petugas
dinas/penyuluh/kecamatan dari beberapa kecamatan di Kota Mataram, petani dan
tokoh masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, aparat TNI AD di lokasi kegiatan/Kota
Mataram / Provinsi Nusa Tenggara Barat, serta pejabat/narasumber dari pemerintah
pusat, provinsi, dan kota Mataram.
Gerakan Tanam Serempak dan Percepatan Tanam Padi di Provinsi Nusa Tenggara
Barat dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 23 Desember 2013 bertempat di
Kelompok Tani Tegal Jaya Kelurahan Selagalas Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.
Jumlah peserta gerakan tanam serempak dan percepatan tanam sebanyak 150
orang yang terdiri atas unsur – unsur : Petani/petugas, aparat TNI AD dari beberapa
Kecamatan di Kota Mataram, Petani/ petugas/penyuluh, aparat TNI AD, tokoh
agama, tokoh masyarakat Kecamatan Sandubaya, petugas, pejabat/narasumber dari
Direktorat Budidaya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Tim dari Dinas
1 IIIIVVVV ---- 158158158158 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, aparat TNI AD dari Korem
162 Wira Bhakti, Pejabat dari Pemerintah Kota Mataram dan SKPD terkait, Tim dari
Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Mataram, Pejabat/undangan dari
dinas/instasi lingkup Pemerintah Kota Mataram.
Narasumber pada kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam yang
dilaksanakan di Kelompok Tani Tegal Jaya Kelurahan Selagalas Kecamatan
Sandubaya Kota Mataram Tahun 2013 yaitu:
1. Walikota Mataram
2. Direktur Budidaya serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
3. Korem 162 Wira Bhakti, Kodim 1606 Lombok Barat.
4. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
5. Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Mataram.
Dari pelaksanaan kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam di Kota
Mataram dan mencermati sambutan/pengarahan oleh narasumber dan pejabat
daerah serta masukan yang berkembang dalam diskusi/temu wicara antara
petani/masyarakat dengan narasumber dan pejabat diperoleh hasil dan kesimpulan
pelaksanaan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam sebagai berikut:
1. Kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan padi diawali dengan tanam
padi bersama oleh para pejabat dan narasumber yaitu Walikota Mataram
bersama Direktur Budidaya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, Komandan Kodim 1606 Lombok Barat,
dan Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan, dilanjutkan dengan
pengarahan/sambutan dari para narasumber dan pejabat daerah, temuwicara
dan pelaksanaan gerakan tanam padi oleh para petani/peserta kegiatan.
2. Gambaran pencapaian sasaran produksi padi di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut : Produksi padi Tahun 2012 mencapai 2.114.231 ton GKG meningkat
2,67 % dari Produksi tahun 2011. Peningkatan produksi ini dikarenakan luas
areal panen mencapai 425.448 Ha yang berarti lebih luas 2,19 % dari tahun
2011. Faktor pendukung utama sehingga meningkatnya produksi padi tahun
2012 tersebut adalah penambahan luas tanam dan jumlah curah hujan yang
cukup signifikan. Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 produksi padi NTB
1 IIIIVVVV ---- 159159159159 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
sebesar 2.162.553 ton GKG berarti terjadi peningkatan sebesar 2,29 %
dibandingkan pencapaian produksi padi Tahun 2012.
3. Realisasi tanam padi Tahun 2013 di provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan
bulan November 2013 yaitu seluas 444.952 Ha atau mencapai 105,61 % dari
total sasaran 421.424 Ha. Kota Mataram masih cukup berperan dalam pencapaian
sasaran produksi padi di NTB yaitu dari sasaran luas tanam Tahun 2013 seluas
5.100 Ha telah dapat direalisasikan seluas 5.392 Ha atau 105,75 %. Dengan
demikian maka upaya peningkatan produksi padi di kota Mataram perlu terus
ditingkatkan terutama melalui peningkatan intensitas tanam, percepatan tanam
dan tanam serempak serta peningkatan produktivitas.
4. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran produksi padi Tahun 2013, Provinsi
Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi
inbrida seluas 171.000 Ha, padi lahan kering seluas 30.000 Ha, kawasan
pertumbuhan padi inbrida 2.000 ha, kawasan pengembangan padi Inbrida 5.000
Ha dan padi hibrida 7.000 Ha. Dari alokasi tersebut, Kota Mataram mendapatkan
alokasi SL-PTT kawasan pemantapan padi inbrida seluas 2.000 Ha.
5. Momen kegiatan tanam serempak dan percepatan tanam dirasakan sangat penting
karena pemerintah tetap komitmen untuk mandiri pangan secara berkelanjutan.
Tantangan dari negara lain yaitu ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar
komoditinya terlebih lagi dengan adanya kesepakatan dalam pertemuan AFTA
2013 maka semua komponen bangsa harus meningkatkan kinerjanya dalam
meningkatkan produksi pangan terutama beras karena pangan saat ini bukan
hanya berpengaruh dalam ketahanan pangan saja tetapi juga berpengaruh pada
berbagai aspek kehidupan yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan. Di Kota Mataram intensitas penanaman padi cukup
tinggi dan banyak areal persawahan yang intensitas pertanamannya mencapai
300 persen. Permasalahan umum yang dihadapi yaitu terjadinya alih fungsi lahan
pertanian yang cukup tinggi, masih dijumpai keterbatasan tenaga kerja dan alat
tanam/alat panen sehingga selesai musim panen penanaman berikutnya agak
terlambat padahal air irigasi masih cukup tersedia terlebih lagi pada MH.
2013/2014 curah hujan cukup tinggi sementara masih banyak lahan sawah yang
belum dilakukan pengolahan tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya
1 IIIIVVVV ---- 160160160160 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
gerakan-gerakan ditingkat lapang dengan meningkatkan kesiagaan dan
koordinasi antar berbagai unsur terkait agar ketersediaan air irigasi dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin yang didukung dengan penyediaan sarana
produksi yang memadai yaitu dengan melaksanakan gerakan tanam serempak
dan percepatan tanam sehingga terjadi percepatan proses tanam dan proses
produksi yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman pangan
khususnya padi.
6. Untuk meningkatkan produktivitas padi selain melalui penyiapan air irgasi dan
sarana produksi yang memadai, maka penerapan teknologi budidaya/cara tanam
yang tepat juga sangat mendukung peningkatan produktivitas. Sistim tanam padi
dengan jajar legowo yang dilaksanakan dan disosialisasikan di dalam gerakan
tanam serempak dan percepatan tanam padi merupakan cara tanam yang
direkomendasikan dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas, selain itu juga
pemeliharaan tanaman lebih mudah dan pengendalian serangan organisme
pengganggu tumbuhan juga lebih mudah. Diharapkan kepada semua petugas,
penyuluh, petani, dan aparat TNI AD yang hadir dalam gerakan tanam ini dapat
melakukan sosialisasi di daerah masing-masing dan dapat diterapkan pada
pertanaman padi di daerah masing-masing.
7. Selain teknologi cara tanam maka berbagai aspek teknologi lainnya seperti
penggunaan benih varietas unggul baru berproduksi tinggi, pemupukan
berimbang, teknologi pengendalian OPT perlu disosialisasikan kepada petani.
Sistim tanam terbaru yang disosialisikan dalam acara gerakan tanam serempak
dan percepatan tanam yaitu penanaman dengan jumlah bibit lebih kurang
sebanyak 20 bibit per lubang tanam. Dengan sistim tanam ini maka pertumbuhan
tanaman akan lebih serempak, kematangan bulir lebih cepat dan serempak,
panen lebih merata dan lebih mudah dilakukan, rendeman gabah akan lebih baik
dan tanaman dapat dipanen beberapa kali. Cara tanam ini perlu dilakukan
percontohan terlebih dahulu dalam demplot-demplot sebelum dilaksanakan
secara luas oleh petani.
8. Permasalahan lainnya yang dihadapi di tingkat lapang yaitu masih banyaknya
saluran irigasi yang ke petak sawah (saluran cacing) yang kurang baik, jalan
1 IIIIVVVV ---- 161161161161 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
usaha tani masih kurang sehingga diperlukan adanya dukungan pendanaan untuk
kegiatan tersebut.
9. Walikota Mataram beserta seluruh jajarannya sangat komitmen untuk tetap
menjadikan Kota Mataram sebagai penyumbang pangan Nusa Tenggara Barat
ditengah-tengah semakin berkembangnya berbagai aspek kehidupan diperkotaan.
Adanya regulasi mengenai lahan pertanian abadi akan ditindak lanjuti selain
berbagai upaya untuk terus meningkatkan produksi pertanian terutama melalui
peningkatan produktivitas dan intensitas tanam serta pengamanan produksi dari
gangguan organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim.
10. Melalui kegiatan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam dan dengan
telah ditandatanganinya kesepakatan kerjasama antara Pemerintah Kota Mataram
dengan Komando Resort Militer 1606 Lombok Barat (dengan wilayah kerja Kota
Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara) dalam upaya meningkatkan produksi
pertanian akan dapat meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk
melaksanakan gerakan tanam padi secara serempak dalam areal yang luas dan
percepatan tanam panen, meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat
dalam upaya peningkatan produksi padi khususnya dengan melibatkan aparat
TNI, melakukan penyuluhan kepada petani dan masyarakat tani tentang teknologi
budidaya yang direkomendasikan dengan proses kegiatannya secara efektif dan
efisien sehingga dapat memacu petani untuk lebih meningkatkan produksi hasil-
hasil pertanian.
7) Pertemuan Evaluasi Gerakan Tanam Panen
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Meningkatkan koordinasi dan menyamakan persepsi semua pihak terkait dari
tingkat pusat sampai tingkat daerah dalam pelaksanaan gerakan tanam panen
khususnya pada tanaman padi, jagung dan kedelai.
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan gerakan tanam panen, antara lain
dari pelaksanaan, keterlibatan petani, petugas, aparat TNI AD, hasil yang
diperoleh, permasalahan yang dihadapi dan upaya penanggulangannya.
1 IIIIVVVV ---- 162162162162 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Merumuskan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam upaya peningkatan
kerjasama dengan TNI AD dan upaya peningkatan produksi tanaman pangan
khususnya padi dan jagung.
Sasaran kegiatan pertemuan yaitu Sasaran dari kegiatan pertemuan evaluasi ini
adalah para petugas/kepala cabang dinas kecamatan/penyuluh/aparat TNI-AD yang
menangani kegiatan pengembangan/pendampingan tanaman pangan khususnya
padi, jagung dan kedelai di kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat dan unsur
terkait di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pertemuan Evaluasi Gerakan Tanam Panen di Provinsi Nusa Tenggara Barat
dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 27 November 2013 bertempat di Hotel Lombok
Raya, Jln. Panca Usaha No. 11 Mataram - NTB.
Peserta Pertemuan sebanyak 40 orang yang terdiri dari Peserta dari kabupaten/kota
se NTB sebanyak 30 orang yang terdiri dari unsur-unsur : petugas dinas/kepala
cabang dinas kecamatan, penyuluh, aparat TNI-AD.
Petugas Provinsi sebanyak 10 orang yang berasal dari Dinas Pertanian TPH Provinsi
NTB, Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Provinsi NTB, aparat TNI - AD dari Korem 162 Wirabhakti.
Narasumber pada kegiatan pertemuan evaluasi gerakan tanam panen di Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2013, yang dilaksanakan di Hotel Lombok Raya yaitu
berasal dari :
1. Direktur Budidaya Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2. Korem 162 Wira Bhakti
3. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
4. Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian Provinsi NTB
5. Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi NTB
6. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB
Materi yang disampaikan dan dibahas pada Pertemuan Evaluasi Gerakan
Tanam Panen pada tanaman padi, jagung dan kedelai di Provinsi NTB tahun 2013
yaitu :
1 IIIIVVVV ---- 163163163163 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Program Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai di Provinsi NTB Tahun
2013
2. Kebijakan Gerakan Tanam Panen Kerjasama dengan TNI-AD dalam mendukung
Ketahanan Pangan Nasional
3. Pengawalan/Pendampingan Penyuluh dalam gerakan tanam panen di lokasi SLPTT
4. Dukungan TNI-AD dalam upaya Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
5. Strategi Tanam dan Tanam Serempak untuk meningkatkan Produksi dan
Produktivitas Tanaman Pangan
6. Pengamanan Produksi Tanaman Pangan melalui Penerapan Pola Tanam dan
Gerakan Tanam Serempak
Dari pengarahan dan paparan Direktorat Budidaya Serealia, Dinas Pertanian
TPH Provinsi NTB dan Narasumber lainnya, pelaksanaan workshop, serta dari hasil
diskusi yang berkembang selama pelaksanaan pertemuan, dapat dihasilkan beberapa
rumusan sebagai berikut :
1. Kebutuhan pangan setiap tahun semakin meningkat sejalan dengan laju
pertumbuhan penduduk. Produksi pangan sudah cukup baik namun belum
mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Menyikapi berbagai
permasalahan tersebut maka upaya peningkatan produksi pangan khususnya
padi, jagung, dan kedelai harus dilaksanakan. Produksi pangan dalam negeri
harus ditingkatkan sehingga diperoleh cadangan pangan yang cukup.
Swasembada pangan saja tidak cukup tetapi kita harus menuju pada kemandirian
pangan.
2. Pencapaian produksi padi, jagung, dan kedelai di Nusa Tenggara Barat sebagai
berikut :
• Padi angka tetap Tahun 2012 produksi padi NTB sebesar 2.114.231 ton GKG,
atau meningkat 2,28% dari angka tetap Tahun 2011 (produksi tahun 2011
sebesar 2.067.137 ton gkg). Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013
produksi padi NTB sebesar 2.162.553 ton GKG berarti terjadi peningkatan
sebesar 2,29 % dibandingkan pencapaian produksi padi Tahun 2012.
• Jagung : produksi Tahun 2012 sebesar 642.674 ton pipilan kering, lebih tinggi
dari produksi tahun 2011 sebesar 456.915 ton pipilan kering (meningkat
40,66%). Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 produksi jagung
1 IIIIVVVV ---- 164164164164 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mencapai 624.606 ton, berarti mengalami penurunan sebesar 2,81 %
dibandingkan dengan peroduksi tahun 2012.
• Kedelai : pencapaian produksi Tahun 2012 sebesar 74.156 ton biji kering,
atau lebih rendah dari angka tetap Tahun 2011 sebesar 88.099 ton (turun
15,83 %). Berdasarkan Angka Ramalan II Tahun 2013 produksi kedelai kita
sebesar 97.007 ton yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan dengan
produksi Tahun 2012 (meningkat 30,81 %).
3. Untuk memotivasi masyarakat tani dalam upaya mempercepat peningkatan
produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung, dan kedelai maka dilakukan
kegiatan gerakan tanam dan gerakan panen yang dihadiri oleh berbagai
komponen bangsa antara lain pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan
dan desa, aparat TNI-AD, petugas dinas, penyuluh, POPT-PHP, para distributor
pupuk, pengusaha serta stake holders lainnya.
4. Gerakan tanam panen yang dilakukan secara seremonial lebih bersifat
pencanangan untuk memotivasi kerja semua komponen bangsa yang terlibat
dalam upaya peningkatan produksi pangan, namun yang lebih penting adalah
tindak lanjutnya yaitu pelaksanaan gerakan tanam panen yang dilakukan di
tingkat lapang yaitu di kelompok tani pelaksana SLPTT padi, jagung dan kedelai,
baik di kawasan pertumbuhan, pengembangan, dan pemantapan melalui
pendampingan dan pengawalan oleh penyuluh, peneliti, POPT-PHP, dan aparat
TNI AD.
5. Gerakan tanam panen yang dilaksanakan oleh provinsi di kabupaten yang dihadiri
oleh pejabat dan berbagai elemen bangsa serta masyarakat tani berdampak
positif yaitu dapat memotivasi kelompok tani untuk melaksanakan gerakan tanam
dan atau panen di tingkat lapang. Pengarahan dari para pejabat, narasumber,
tokoh masyarakat, dan hal-hal yang disepakati selama pelaksanaan gerakan
ternyata mendapat respon yang positif oleh para petani untuk mengembangkan
produksi pangan di wilayah masing-masing.
6. Perencanan kegiatan dan penyampaian informasi kegiatan kepada berbagai pihak
terkait jauh hari sebelum pelaksanaan gerakan berdampak positif untuk
meningkatkan peran berbagai elemen bangsa untuk turut serta di dalam upaya
pengembangan produksi pertanian.
1 IIIIVVVV ---- 165165165165 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
7. Kesepakatan kerjasama di bidang pertanian antara Gubernur dengan Komandan
Korem 162 Wira Bhakti yang dilanjutkan dengan kesepakatan kerjasama antara
Bupati dengan Komandan Kodim juga berdampak positif dalam memotivasi
pengembangan komoditi pangan di daerah. Adanya disiplin yang kuat serta
kesetiaan di jajaran TNI AD maka kesepakatan kerjasama di tingkat provinsi dan
kabupaten dilanjutkan dengan semangat kerja yang cukup tinggi di jajaran
Koramil dan Babinsa dengan melaksanakan kegiatan dan koordinasi bersama
penyuluh dan petugas dinas.
8. Aparat TNI AD siap membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan
dan ketahanan pangan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki,
yang saat ini sudah sangat dirasakan yaitu dalam memanfaatkan lahan-lahan
yang tidak produktif atau lahan tidur untuk dikembangkan menjadi kawasan
pertanian.
9. Dengan dilaksanakannya gerakan tanam panen dapat meningkatkan kerjasama
dan koordinasi antara dinas, aparat TNI AD, dan penyuluh baik ditingkat provinsi,
kabupaten/kota, maupun kecematan/desa, karena melalui kegiatan tersebut
terjadinya silaturahim dan saling mengenal satu dengan lainnya yang selama ini
jarang terjadi, walaupun koordinasi tersebut belum seintensif sesuai dengan yang
diharapkan namun telah terjadi peningkatan yang cukup baik.
10. Partisipasi pemerintah daerah dan pihak swasta dalam pelaksanaan gerakan
tanam panen dirasakan cukup baik sehingga pencanangan yang dilakukan dapat
berjalan lancar dan dihadiri oleh peserta yang lebih banyak dari yang
direncanakan dan hal tersebut berdampak positif dalam memotivasi petani untuk
meningkatkan pengembangan komoditi tanaman pangan.
11. Keterlibatan aparat TNI AD dan penyuluh dalam pembinaan gerakan tanam
panen dirasakan cukup baik.
12. Ketersediaan alat mesin pertanian seperti traktor roda dua, power threser,
combine harvester merupakan sarana pertanian yang sangat diperlukan dalam
pelaksanaan gerakan tanam panen di tingkat lapang.
13. Gerakan tanam panen yang dilaksanakan perlu ditingkatkan sehingga
peningkatan produksi dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas,
peningkatan indeks pertanaman, dan perluasan areal tanam.
1 IIIIVVVV ---- 166166166166 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
14. Melalui kegiatan gerakan tanam khususnya pada tanaman padi dengan
memperkenalkan dan melakukan sosialisasi cara tanam sistim jajar legowo akan
berdampak positif dalam pengembangan cara tanam tersebut dalam kawasan
yang lebih luas dan hal ini agar terus ditingkatkan pelaksanaannya. Untuk
memperlancar pengembangan cara tanam sistim jajar legowo maka perlu
disiapkan caplak jajar legowo.
15. Perlu adanya pembentukan dan pembinaan regu tanam dan regu panen untuk
mengatasi keterbatasan tenaga kerja waktu tanam serempak dan panen raya.
16. Kesepakatan yang telah ditetapkan dalam penentuan calon lokasi kegiatan
diharapkan jangan sampai dibatalkan atau dialihkan tempatnya karena dapat
menciderai tanggapan masyarakat terhadap kinerja aparat.
17. Penyuluhan kepada petani merupakan pilar gerakan yaitu suatu kegiatan yang
Nampak segera hasilnya di lapangan. Penyuluhan menjadi ujung tombak di
tingkat lapang sehingga perlu terus ditingkatkan agar dapat berjalan lebih efektif.
18. Jumlah aparat penyuluh untuk melakukan pembinaan di setiap desa sudah cukup
namun untuk mendukung pelaksanaan SLPTT satu penyuluh untuk areal tanam
150 Ha dirasakan masih ada kekurangan. Sedangkan jumlah BABINSA untuk
dapat membina satu desa satu BABINSA masih kurang jumlahnya sebanyak 178
orang. Kekurangan ini terjadi di Kabupaten Bima, Sumbawa, Sumbawa Barat,
Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
19. Kalender tanam yang dapat memberikan kapan jadwal/waktu tanam dan luas
areal tulan tertentu perlu disebarluaskan ke tingkat BPP dan dijadikan pedoman
dalam melaksanakan gerakan tanam panen.
20. Selama beberapa tahun terakhir pola tanam kurang tertib sehingga dapat
meningkatkan serangan OPT. Pada MT. 2013/2014 perkiraan luas serangan OPT
meningkat sehingga perlu diwaspadai. Beberapa jenis OPT yang perlu
diwaspadai yaitu : blas, kresek, penggerek batang, tikus, tungro dan wereng
batang coklat. Melalui peningkatan gerakan tanam panen dan dibarengi dengan
gerakan pengendalian serangan OPT akan dapat menekan perkembangan
serangan OPT sehingga sasaran produksi yang ditetapkan dapat diamankan.
21. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan menjadi kendala di dalam
pelaksanaan gerakan tanam panen di tingkat lapang antara lain :
1 IIIIVVVV ---- 167167167167 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Ketersediaan benih masih belum sesuai dengan yang diharapkan, varietas
benih yang diharapkan tidak sesuai dengan benih yang disediakan.
• Subsidi benih jagung yang ditetapkan dengan harga beli benih yang tidak
sesuai dengan varietas unggul yang dibutuhkan petani dapat menghambat
pelaksanaan gerakan tanam di tingkat lapang.
• Ketersediaan pupuk saat diperlukan sering terlambat terutama di pulau
sumbawa.
• Keterbatasan traktor roda dua dan tenaga kerja untuk melaksanakan gerakan
tanam serempak. Demikan juga untuk melaksanakan gerakan panen masih
dijumpai hambatan dalam penyediaan alsin panen (power threser).
• Sebagian besar BABINSA di lapangan masih kurang memahami dan memiliki
keterampilan yang sesuai untuk melaksanakan pembinaan usahatani karena
pendidikan dan pelatihan teknis pertanian yang diterima masih sangat kurang.
• Kesadaran petani untuk melaksanakan tanam serempak dan tertib pola tanam
masih kurang baik.
22. Untuk meningkatkan pelaksanaan gerakan tanam panen di masa yang akan
datang maka beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :
• Ketersediaan benih dan pupuk secara tepat (6 tepat) perlu terus diupayakan
karena sangat mempengaruhi kegiatan gerakan tanam dan panen.
• Adanya kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan aparat TNI AD dalam melakukan pembinaan kepada kelompok
tani.
• Pengelolaan traktor roda dua dan alat mesin pertanian lainnya agar dilakukan
oleh suatu kelembagaan yang lebih profesional.
• Koordinasi yang mulai terjalin antara petugas dinas, penyuluh, dan aparat
TNI AD perlu terus ditingkatkan. Di tingkat Kecamatan (Balai Penyuluhan
Pertanian) ada kegiatan pertemuan koordinasi rutin yang dilaksanakan setiap
minggu dan diharapkan dapat diinformasikan kepada aparat TNI dan dihadiri
secara pro aktif oleh aparat TNI sehingga berbagai informasi dapat diketahui
lebih awal dan dapat lebih cepat diambil langkah-langkah
penanggulangannya.
1 IIIIVVVV ---- 168168168168 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Perlu adanya jaminan harga tiga komoditi utama (padi, jagung, dan kedelai)
yaitu adanya standar harga pembelian pemerintah.
• Combine harvester sangat dirasakan manfaatnya dalam melaksanakan
gerakan panen sehingga perlu diperbanyak jumlahnya. Combina harvester
yang telah ada agar dilakukan pembinaan lebih intensif sehingga semuanya
dapat berkembang jumlahnya.
• Perlu terus dilakukan pendekatan dan pembinaan ke kelompok tani agar
dapat menerapkan pola tanam yang tepat dan tanam serempak dalam areal
yang cukup luas.
• Perlu dibentuk, ditumbuhkan dan dilakukan pembinaan regu tanam/regu
panen.
8) Perbandingan Luas Serangan OPT dan DPI terhadap Luas tanam
Perbandingan luas tambah serang OPT dan luas dampak perubahan iklim
terhadap luas tambah tanam pada tanaman pangan Tahun 2013 disajikan pada table
berikut :
Tabel IV-31. Perbandingan Puso akibat Dampak Perubahan Iklim pada Tanaman Pangan Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi tanam
(Ha) (Ha) % (Ha) % Ha %
1 Padi 462,838 2,134 0.46 234 0.05 2,368 0.51
2 Jagung 135,576 34 0.02 23 0.02 57 0.04 3 Kedelai 89,478 575 0.64 - - 575 0.64
JUMLAH 687,892 2,742 0.40 257 0.04 2,999 0.44
Luas puso akibat :
Luas Banjir Luas Kekeringan Jumlah DPI
Tabel IV-32. Perbandingan Puso akibat Dampak Perubahan Iklim dan Serangan OPT Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi tanam
(Ha) (Ha) % (Ha) % Ha %
1 Padi 462,838 2,368 0.51 9 0.00 2,377 0.51
2 Jagung 135,576 57 0.04 - - 57 0.04
3 Kedelai 89,478 575 0.64 32 0.04 607 0.68
JUMLAH 687,892 2,999 0.44 41 0.01 3,041 0.45
Luas puso akibat :
DPI OPT OPT/DPI
1 IIIIVVVV ---- 169169169169 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel IV-33. Perbandingan Luas Terkena Dampak Perubahan Iklim pada Tanaman Pangan Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi tanam
(Ha) (Ha) % (Ha) % Ha %
1 Padi 462.838 4.526 0,98 1.686 0,36 6.212 1,34
2 Jagung 135.576 219 0,16 726 0,54 945 0,70
3 Kedelai 89.478 671 0,75 - - 671 0,75
JUMLAH 687.892 5.416 0,79 2.412 0,35 7.828 1,14
Luas terkena (Ha)
Luas Banjir Luas Kekeringan Jumlah DPI
Tabel IV-34. Perbandingan Terkena Dampak Perubahan Iklim dan Serangan OPT Tahun 2013 di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Luas
No Komoditi tanam
(Ha) (Ha) % (Ha) % Ha %
1 Padi 462.838 6.212 1,34 6.455 1,39 12.667 2,74
2 Jagung 135.576 945 0,70 2.902 2,14 3.847 2,84
3 Kedelai 89.478 671 0,75 1.193 1,33 1.864 2,08
JUMLAH 687.892 7.828 1,14 10.551 1,53 18.379 2,67
Luas Terkena ( Ha ) :
DPI OPT OPT/DPI
V V V V ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB V HASIL PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan sub sektor hortikultura merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya : 1) Pelestarian lingkungan penciptaan lingkungan asri, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, 2) Menarik investasi skala kecil dan menengah, 3) Peningkatan ketahanan pangan melalui penyediaan karbohidrat alternative dan 4) Menunjang pengembangan sektor pariwisata. Komoditas hortikultura juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga usaha agribisnis hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumber lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Pasokan produk hortikultura nasional diarahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, baik melalui pasar tradisional, pasar modern maupun pasar luar negeri (ekspor).
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi sentra tanaman hortikultura di Indonesia yang tersebar di 10 wilayah kabupaten/kota. Penyebaran berbagai komoditas hortikultura sangat ditunjang oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia. Potensi alam meliputi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa memberikan dampak yang besar bagi pengembangan hortikultura. Meskipun sebagian besar lahan di NTB berupa lahan kering, tetapi pemanfaatan lahan cukup tinggi terutama untuk pengembangan berbagai komoditas hortikultura dengan karakter lingkungan tumbuh yang berbeda-beda.
Pengembangan berbagai komoditi hortikultura terutama buah-buahan tersebar di 8 kabupaten dengan jenis yang berbeda-beda. Kabupaten Lombok Barat dengan komoditas manggis, durian dan rambutan dengan sentra terbesar di Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar. Komoditas yang dominan berkembang di Kabupaten Lombok Tengah adalah manggis, melon dan semangka. Kabupaten Lombok Timur didominasi oleh komoditas mangga, melon dan semangka serta jeruk keprok di Kecamatan Sembalun. Di Kabupaten Lombok Utara komoditas yang banyak berkembang adalah mangga dan berbagai jenis buah dalam skala kecil. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima banyak berkembang mangga, pisang, sawo dan srikaya serta beragam buah lainnya.
Selanjutnya untuk pengembangan komoditas sayuran Kota Mataram menjadi salah satu sentra sayuran dataran rendah karena langsung berhubungan dengan konsumen. Selain itu pengembangan sayuran juga tersebar di Kabupaten Lombok Barat dengan komoditas cabe rawit dan kangkung air. Di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara banyak berkembang komoditas cabe dan aneka sayuran dataran rendah lainnya. Selanjutnya Kabupaten Lombok Timur dengan topografi lahan beragam, memiliki jenis sayuran yang lebih banyak mulai dari bawang putih, kentang, cabe rawit, kubis dan aneka sayuran lainnya. Kabupaten Sumbawa dan Bima komoditas sayuran andalannya adalah bawang merah yang mencapai ribuan hektar dan tersebar di hampir semua kecamatan.
V V V V ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Untuk menjamin penyediaan benih bermutu dari varietas unggul yang dibutuhkan petani sesuai dengan 7 tepat (jenis, varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga), diperlukan kesamaan persepsi tentang perbenihan hortikultura yaitu dengan memfasilitasi terbentuknya kerjasama antara Balai Benih Hortikultura (BBI PPH), BPSB TPH dengan para penangkar benih hortikultura dalam upaya peningkatan SDM penangkar informal menjadi penangkar formal serta membentuk wadah/kelompok/forum penangkar benih dalam meningkatkan posisi tawar perbenihan hortikultura dan lain-lain.
Pengembangan sub sektor hortikultura dalam perspektif paradigm baru tidak hanya terfokus pada upaya peningkatan produksi komoditas saja namun terkait dengan isu-isu strategis dalam pembangunan yang lebih luas. Pembangunan sub sektor hortikultura juga mengacu pada pencapaian target sukses Kementerian Pertanian yaitu peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu, juga untuk mengantisipasi meningkatnya nilai impor komoditas hortikultura dan sebaliknya harus mampu meningkatkan nilai ekspor.
Pada prinsipnya kegiatan Perlindungan Tanaman Hortikultura secara internal terkait dengan penerapan GAP/SOP dalam sistem pengembangan kawasan agribisnis dan sistem ketahanan pangan.
Perlindungan tanaman hortikultura sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang dijabarkan dalam PP Nomor 6 tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman, dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, dilaksanakan sesuai dengan konsepsi Pengendalian Hama terpadu (PHT) dan menjadi tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah.
Penerapan PHT secara operasional mencakup upaya Preventif dan Responsif. Upaya preventif adalah upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi dan pengalaman status waktu sebelumnya. Upaya ini mencakup penentuan pola tanam, penentuan varietas, penentuan waktu tanam, tanam serentak, pemupukan, pengairan, jarak tanam, penyiangan, penggunaan antagonis dan budidaya lainnya untuk menciptakan budidaya tanaman yang aman konsumsi. Upaya responsif adalah upaya pengendalian yang didasarkan pada informasi status OPT dan factor yang berpengaruh pada musim yang sedang berlangsung, serta pertimbangan biaya manfaat dari tindakan yang perlu dilakukan. Upaya ini antara lain seperti penggunaan musuh alami, pestisida nabati, agen hayati, pengendalian mekanis, atraktan dan pestisida kimia.
Pengembangan sub sektor hortikultura pada tahun 2013 lebih diarahkan pada pengembangan komoditas unggulan daerah dan komoditas spesifik lokasi agar meningkatkan skala usaha pengembangan hortikultura. Kesesuaian agroekologi dan potensi wilayah merupakan langkah awal pemilihan jenis komoditi yang cocok untuk dikembangkan serta didukung oleh ketersediaan benih dalam jumlah yang cukup dan berkualitas yang cukup.
Sehubungan dengan itu, maka beberapa kegiatan pada Bidang Produksi Hortikultura bertitik tolak dari isu-isu yang berkembang serta Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai perpanjang tanganan dari serta Misi Direktorat Jenderal Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian.
Operasional kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Bidang Produksi Hortikultura bersumber dari Anggaran Daerah (DPA-SKPD) TA. 2013, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan seluruh program dan kegiatan yang telah
V V V V ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
dilaksanakan, maka disusunlah Laporan Kinerja Bidang Produkai Hortikultura Tahun 2013.
B. Keragaan Bidang Hortikultura
Dalam rangka mendukung tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka Bidang Produksi Hortikultura melaksanakan tugas-tugas di bidangnya sebagai berikut :
1. Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
2. Bidang Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point 1, Bidang Produksi Hortikultura mempunyai fungsi : a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi,
budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya,
perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura. c. Penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur di bidang perbenihan dan
sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
e. Pelaksanaan administrasi Bagian Produksi Hortikultura. Bidang Produksi Hortikultura membawahi 3 (tiga) seksi dengan rincian tugas
kepala seksinya sebagai berikut :
1. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura � Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
pedoman, kriteria dan prosedur. � Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana
produksi hortikultura. � Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2. Seksi Budidaya Tanaman Buah-buahan, Sayuran, Tanaman Hias dan Biofarmaka � Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
pedoman, kriteria dan prosedur. � Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya tanaman buah-
buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka. � Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura � Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
pedoman, kriteria dan prosedur. � Penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan
tanaman dan teknologi budidaya tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka.
� Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
V V V V ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
C. TARGET DAN REALISASI FISIK, KEUANGAN
Tahun 2013 jumlah dana APBN yang dikelola oleh Bidang Produksi Hortikultura adalah Rp. 975.500.000,- dengan rincian sebagai berikut :
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan sebesar Rp. 555.000.000,-.
2. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan sebesar Rp. 125.000.000,-.
3. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan sebesar Rp. 295.500.000,-.
Realisasi fisik dan keuangan dana APBN yang dicapai sampai bulan Desember 2013 adalah sebesar Rp. 864.985.600,- (88,67%) dan realisasi fisik sebesar 100% yang terdiri dari :
1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan sebesar Rp. 539.773.500,- (97,26%).
2. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Florikultura Berkelanjutan sebesar Rp. 88.415.100,- (70,73%).
3. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan sebesar Rp. 236.797.000,- (80,13%).
Rincian kegiatan, realisasi fisik dan keuangan dapat dilihat pada laporan form DA terlampir.
Tahun 2013 jumlah dana APBD (DPA-SKPD) yang dikelola oleh Bidang Produksi Hortikultura adalah Rp. 1.209.351.700,-. Adapun gambaran target dan realisasi fisik/keuangan yang mendukung pelaksanaan kegiatan pada Bidang Produksi Hortikultura yang bersumber dari anggaran DPA-SKPD sampai dengan bulan Desember 2013 adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan Koordinasi Perbenihan Hortikultura
I. Pagu Dana = Rp. 36.200.100,- Realisasi = Rp. 35.960.100,- Sisa Dana = Rp. 240.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 99,34 %
2. Pengembangan Daerah Terintegrasi
I. Pagu Dana = Rp. 103.000.000,- Realisasi = Rp. 99.270.000,- Sisa Dana = Rp. 3.730.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 %
V V V V ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Realisasi Keuangan = 96,38 %
3. Pengembangan Kawasan Agropolitan
I. Pagu Dana = Rp. 58.735.200.- Realisasi = Rp. 55.800.000,- Sisa Dana = Rp. 2.935.200,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 95,00 %
4. Pengembangan Cabe Dalam Polybag
I. Pagu Dana = Rp. 64.400.000,- Realisasi = Rp. 35.210.000,- Sisa Dana = Rp. 29.190.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 54,67 %
5. Pengembangan Kawasan Melon
I. Pagu Dana = Rp. 632.855.000,- Realisasi = Rp. 468.485.000,- Sisa Dana = Rp. 164.370.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 74,03 %
6. Pengembangan Mangga dan Durian Unggulan Daerah
I. Pagu Dana = Rp. 170.000.000,- Realisasi = Rp. 165.000.000,- Sisa Dana = Rp. 5.000.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 97,06 %
7. Belanja Perjalanan Dinas Dalam rangka Pengembangan Kawasan Melon,
Mangga Garifta, Durian dan Mangga Gedong Gincu.
I. Pagu Dana = Rp. 70.000.000,-
V V V V ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Realisasi = Rp. 56.381.000,- Sisa Dana = Rp. 13.619.000,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 80,54 %
8. Pertemuan dan Pembinaan Pembuatan Pestisida Nabati
I. Pagu Dana = Rp. 35.247.000,- Realisasi = Rp. 20.336.100,- Sisa Dana = Rp. 14.910.900,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 57,69 %
9. Pertemuan Pengembangan Agen Hayati dalam penaggulangan OPT pada
Tanman Buah dan Sayur
I. Pagu Dana = Rp. 38.914.400,- Realisasi = Rp. 26.172.900,- Sisa Dana = Rp. 12.741.500,-
II. Target Fisik = 100 % Realisasi Fisik = 100 %
III. Target Keuangan = 100 % Realisasi Keuangan = 67,26 %
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Budidaya Tanaman Buah-buahan, Sayuran, Tanaman Hias dan Biofarmaka selama tahun 2013 bersumber dari dana APBN dan dana APBD.
Kegiatan yang bersumber dari dana APBN yaitu :
1. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Buah Berkelanjutan
a. Sekolah Lapang (SL) GAP
Tujuan penyelenggaraan SL GAP adalah :
a. Meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan GAP (budidaya buah yang baik dan benar).
b. Meningkatkan peran aktif petani dalam mengambil keputusan.
V V V V ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Meningkatkan kompetensi dan pengembangan sikap petani sebagai pelaku usaha yang berorientasi profitabilitas, namun tetap menjaga kelestarian lingkungan.
d. Memotivasi petani/kelompok tani buah untuk melakukan registrasi kebun GAP.
Hasil pelaksanaan kegiatan SL GAP Mangga Garifta di Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut :
1. Penerapan GAP dilakukan pada plot percontohan sebanyak 25 pohon mangga dengan varietas Mangga Madu dan Mangga Arumanis. Kedua varietas ini dipilih sebagai plot contoh karena belum tersedianya kebun mangga garifta di lokasi. Disamping pertimbangan bahwa budidaya mangga garifta di kelompok bersangkutan baru mulai dirintis pada tahun 2012 seluas 7 (tujuh) hektar.
2. Materi SL-GAP Mangga Garifta terdiri dari :
− Materi Pokok berupa penjelasan pada setiap titik kendali/control point pada GAP, pengamatan agroekosistem petak studi, penggambaran hasil pengamatan, diskusi sub kelompok dan diskusi kelompok, presentasi, pencatatan dan rencana tindak lanjut.
− Materi Tambahan disesuaikan dengan kebutuhan kelompok dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi.
− Dinamika Kelompok bertujuan untuk membangun hubungan harmonis dan efektif antara pemandu lapang (PL) sebagai fasilitator dengan anggota kelompok sebagai peserta SL.
3. Dari hasil test akhir (post test) diperoleh selang nilai mulai dari 7,8 – 8,6 dari 20 orang peserta, dan dengan membandingkan hasil nilai test awal dengan test akhir, maka terdapat peningkatan nilai yang signifikan. Hal ini berarti pemahaman peserta meningkat terhadap prinsip-prinsip pelaksanaan budidaya mangga garifta yang baik dan benar sesuai SOP yang telah ada.
Target kegiatan Sekolah Lapang GAP sebanyak 1 kelompok sudah terpenuhi dengan terlaksananya SL GAP mangga garifta di kelompok tani Dasan Kembar II di Dusun Kokoq Puteq, Desa Biloq Petung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. SL GAP dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali dimulai pada tanggal 4 April 2013 dan berakhir pada tanggal 23 Mei 2013 dengan jumlah peserta 20 orang. Pertemuan dilaksanakan sekali dalam seminggu di balai pertemuan yang terdapat dalam areal pertanaman mangga untuk memudahkan seluruh aktifitas sekolah lapang. Dana yang tersedia untuk kegiatan SL GAP sebesar Rp. 30.000.000,- dan sampai akhir tahun anggaran sudah terealisasi 100% baik fisik maupun keuangan.
b. Registrasi Kebun
Kegiatan Registrasi Kebun bertujuan untuk meningkatkan mutu dan daya saing produk yang aman konsumsi serta dalam proses produksinya ramah lingkungan. Artinya dengan adanya registrasi kebun dapat melestarikan lingkungan sekitarnya.
Pelaksanaan kegiatan registrasi kebun sebagai berikut :
V V V V ---- 8888
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1. Kegiatan penilaian kebun dilaksanakan pada kebun-kebun yang telah menerapkan GAP dan telah memiliki SOP. Kebun buah tersebut adalah kebun manggis dan rambutan di Kabupaten Lombok Barat, kebun melon dan buah naga di Kabupaten Lombok Tengah, kebun pepaya dan melon di Kabupaten Lombok Timur, kebun mangga dan melon di Kabupaten Lombok Utara serta kebun mangga di Kabupaten Dompu;
2. Kegiatan surveilen dilakukan di 2 (dua) tempat yaitu di Kabupaten Lombok Barat dengan komoditas manggis dan di Kabupaten Lombok Tengah dengan komoditas buah naga;
3. Hasil pelaksanaan registrasi kebun adalah :
Tabel. V-1. Pelaksanaan Regisrtasi Kebun
No. Kabupaten/ Kota Komoditi Jumlah Kebun
Keterangan
1. Lombok Barat - Rambutan - Manggis - Manggis
18 18 10
- Lulus - Lulus - Surveilen
2. Lombok Tengah - Melon - Buah Naga
1 11
- Lulus - Surveilen
3. Lombok Utara - Mangga - Melon
13 2
- Lulus - Lulus
4. Lombok Timur - Pepaya - Melon
13 1
- Lulus - Lulus
5. Dompu - Mangga 8 - Lulus
- Jumlah terregistrasi 74
- Target 10
Target kegiatan registrasi kebun sudah terpenuhi, bahkan melebihi target yaitu 74 kebun lulus registrasi dari 10 kebun yang ditargetkan. Pagu dana untuk kegiatan registrasi kebun sebesar Rp. 20.000.000,- dan sudah terealisasi sebesar Rp. 19.500.000,- (97,50%) dengan realisasi fisik mencapai 82,23%.
c. Sekolah Lapang GHP
Sekolah Lapang GHP bertujuan meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan petani, pengumpul dan pedagang dalam penerapan penanganan pasca panen yang baik dan benar melalui pola pembelajaran dari pengalaman di lapangan, meningkatkan peran aktif dalam mengambil keputusan, meningkatkan kompetensi dan pengembangan sikap mental sebagai pelaku usaha yang berorientasi kepada profitabilitas yang tetap memiliki kesadaran dalam upaya perbaikan mutu produk serta pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
Hasil pelaksanaan kegiatan SL GHP, antara lain :
1. Acara pembukaan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2013, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Hortikultura dan Kepala Seksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur, Pemandu Lapang, Kepala Balai Pertanian dan Peternakan Kecamatan Aikmel, Kepala BP3K Kecamatan Aikmel, Penyuluh Pertanian Lapangan dan para peserta SL sebanyak 30 orang.
V V V V ---- 9999
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2013 dengan materi pertemuan berupa perencanaan panen dan pasca panen, pemanenan dan pengamatan agroekosistem petak studi.
3. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2013 dengan materi pengumpulan, penyisiran, pengamatan agroekosistem petak studi, dinamika kelompok dan rencana tindak lanjut.
4. Pertemuan keempat pada tanggal 27 Juni 2013 dengan materi pembersihan dan sortasi, pengkelasan, pengamatan agroekosistem petak studi, dinamika kelompok dan rencana tindak lanjut.
5. Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2013 dengan materi pengemasan, pelabelan, pengamatan agroekosistem petak studi, dinamika kelompok dan rencana tindak lanjut.
6. Pertemuan keenam pada tanggal 11 Juli 2013 dengan materi penyimpanan dan transportasi, pemeraman, pengamatan, agroekosistem petak studi, dinamika kelompok dan rencana tindak lanjut.
7. Pertemuan ketujuh pada tanggal 15 Agustus 2013 dengan materi pencatatan dan dokumentasi, presentasi akhir petak studi, dinamika kelompok, rencana tindak lanjut pasca SL GAP, post test, evaluasi dan penutupan.
Target kegiatan Sekolah Lapang GHP sebanyak 1 kelompok sudah terpenuhi dengan terlaksananya SL GHP pisang di kelompok tani Aiq Perapa, Desa Aiq Perapa Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dengan jumlah peserta 30 orang. Dana yang tersedia untuk kegiatan SL GHP sebesar Rp. 25.000.000,- dan sampai akhir tahun anggaran sudah terealisasi sebesar Rp. 23.750.000,- (95,00%) dengan realisasi fisik 95,19%.
d. Pembinaan Pengembangan Produksi Tanaman Buah
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan dilaksanakannya 3 (tiga) pertemuan di Hotel Lombok Raya, Kota Mataram pada bulan September 2013. Sampai akhir tahun anggaran realisasi fisik 98,06% dan keuangan sebesar Rp. 185.149.500,- (97,45%) dari pagu dana sebesar Rp. 190.000.000,-.
Pelaksanaan ketiga pertemuan tersebut sebagai berikut :
Pertemuan Pengembangan Kawasan Buah bertujuan untuk melakukan pembinaan pengembangan produksi buah dalam rangka pengembangan kawasan. Pertemuan dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu tanggal 11 September 2013 dengan jumlah peserta 40 orang dari Kabupaten/Kota se NTB.
Hasil pertemuan pengembangan kawasan buah sebagai berikut :
1. Pengembangan kawasan baru memerlukan identifikasi kawasan potensial, kajian potensi kawasan untuk studi kelayakan, penyusunan rancang bangun pengembangan wilayah, perancangan sistem usaha tani, pemilihan komoditas dan pemilihan teknologi yang sesuai. Untuk pembangunan kawasan diperlukan juga penyiapan faktor pendukung seperti infrastruktur dasar penunjangnya, sumber daya manusia (SDM), sarana produksi, kelembagaan, permodalan dan sistem informasi.
V V V V ---- 10101010
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Beberapa manfaat kegiatan Pengembangan Kawasan Buah antara lain, dapat meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian khususnya buah-buahan; mengembangkan keanekaragaman usaha pertanian yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat lahan; menciptakan lapangan kerja, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat dan Negara; serta meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kapasitas ekonomi dan sosial masyarakat petani serta meningkatkan ikatan komunitas masyarakat di sekitar kawasan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanannya.
3. Strategi pengembangan buah-buahan unggulan nasional maupun daerah (mangga, pisang, sawo, manggis dan durian) dilakukan dengan cara menyusun master plan pengembangan kawasan untuk menjadi pedoman bagi masing-masing wilayah, mengidentifikasi buah-buahan yang menjadi unggulan setiap wilayah, memilih kawasan pengembangan berdasarkan kesesuaian ekologi, membuat kawasan tanaman buah dalam bentuk kebun atau pekarangan dengan komoditas dan varietas yang unggul, merehabilitasi tanaman asal bibit yang tidak jelas dengan varietas unggul serta peremajaan pohon induk tunggal bagi komoditas unggulan spesifik lokasi.
4. Permasalahan yang sering terjadi di kabupaten/kota adalah adanya kawasan lahan basah atau subur yang digunakan untuk perumahan (Kabupaten Lombok Barat) dan tidak adanya kawasan khusus untuk perumahan (Kabupaten Lombok Tengah). Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) perlu dibuat sebagai kendali penggunaan lahan di kabupaten/kota.
Pertemuan Sosialisasi Tata Cara Registrasi Kebun dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu tanggal 23 September 2013 dengan jumlah peserta 40 orang dari Kabupaten/Kota se NTB.
Tujuan pertemuan adalah :
a. Mensosialisasikan Permentan Nomor : 48/Permentan/ OT.140/10/2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik (GAP) dan Permentan Nomor : 62/permentan/OT.140/10/2010 tentang Tata Cara Penerapan Registrasi Kebun/Lahan Usaha Budidaya Buah dan Sayur Yang Baik.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan petugas/petani terhadap perlunya dilakukan registrasi kebun/lahan usaha.
c. Mempersiapkan sumber daya petugas/petani untuk menghadapi era pasar bebas dibidang hortikultura.
Hasil pertemuan sebagai berikut :
1. Registrasi kebun buah merupakan salah satu indikator penerapan GAP di lapangan. Penerapan GAP menjadi sangat penting mengingat adanya issue perdagangan global untuk buah dan sayuran makin meningkat sejalan dengan adanya perdagangan bebas. Perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan adanya permintaan akan buah dan sayur yang aman konsumsi dengan mutu baik.
2. Manfaat registrasi kebun adalah menyiapkan sistem jaminan mutu dalam rangka budidaya buah dan sayur yang baik; mempermudah proses telusur balik terhadap sistem jaminan mutu produk buah dan sayur; mendorong percepatan akses pasar buah dan sayur yang mempersyaratkan jaminan
V V V V ---- 11111111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
mutu; serta meningkatkan mutu dan keamanan pangan pada buah dan sayur sehingga memiliki daya saing.
3. Dalam penataan kebun harus ada : 1) Identifikasi yang diperlukan untuk pendataan kebun yang dikelola pelaku usaha dalam menerapkan GAP/SOP; 2) Registrasi yaitu pemberian penghargaan berupa nomor register bahwa kebun telah menerapkan GAP/SOP.
4. Sasaran registrasi adalah : a). Kebun/lahan usaha milik sendiri/sewa/garap; b). Diusahakan oleh perorangan/kelompok tani/Gapoktan/Asosiasi; c). Hasil produksi ditargetkan untuk memenuhi pasar ekspor atau pasar khusus (pasar modern, HOREKA, industri pengolahan).
5. Ruang lingkup registrasi kebun yaitu : kriteria (buah/sayur), registrasi dan sertifikasi, lahan, penggunaan benih dan varietas tanaman, penanaman, pupuk, perlindungan tanaman, pengairan, panen, penanganan panen dan pasca panen, alat dan mesin pertanian, pelestarian lingkungan, pekerja, fasilitas kebersihan dan kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, tempat pembuangan, pengawasan, pencatatan dan penelusuran balik, pengaduan, evaluasi internal dan penutup.
6. Syarat registrasi kebun : 1) Memahami kaidah GAP; 2) Adanya SOP budidaya spesifik tanaman dan spesifik lokasi sesuai kaidah GAP; 3) Memahami kaidah PHT untuk menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu, ramah lingkungan dan berdaya saing; 4) Memiliki buku kerja/buku catatan budidaya yang sedang diusahakan.
7. Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian adalah tatanan dan upaya untuk menghasilkan produk yang aman dan bermutu sesuai standar atau persyaratan teknis minimal.
8. Program Keamanan Pangan berdasarkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu konsepsi manajemen mutu untuk memberikan jaminan keamanan dari produk pangan dengan menerapkan SNI.
9. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
10. Lembaga sertifikasi adalah lembaga yang menerbitkan sertifikat jaminan mutu pangan hasil pertanian. Mutu adalah nilai pangan yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan makanan dan minuman.
11. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) adalah unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian atau Pemerintah Daerah bertugas untuk melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan hasil pertanian.
12. Sertifikat jaminan mutu adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa proses dan/atau produk telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.
Pertemuan Sosialisasi GAP dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu tanggal 17 September 2013 dengan jumlah peserta 40 orang dari Kabupaten/Kota se NTB. Tujuan pertemuan adalah mensosialisasikan GAP/SOP buah kepada petugas dan pelaku usaha.
Hasil pertemuan Sosialisasi GAP sebagai berikut :
1. Issue yang menarik adalah pada tahun 2015 akan terbentuk AEC (Asian Economic Community). Melalui AEC akan terjadi integrasi sektor ekonomi yang meliputi Free Trade Area yang berarti penghilangan tarif perdagangan
V V V V ---- 12121212
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
antar negara ASEAN, pasar tenaga kerja dan modal yang bebas serta kemudahan arus keluar masuk prosedur kepabeanan antar negara ASEAN.
2. AEC atau masyarakat ekonomi ASEAN merupakan kesepakatan negara-negara ASEAN yang tertuang dalam AEC Blue Print yang salah satu pilarnya adalah pasar tunggal berbasis produksi. Pasar tunggal tersebut resmi akan diberlakukan pada Desember 2015.
3. Petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produknya melalui penerapan GAP dan registrasi kebun. Tujuan GAP/SOP adalah meningkatkan produksi dan produktivitas, meningkatkan mutu hasil dan aman dikonsumsi, meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing, meningkatkan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan.
4. Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) mempersyaratkan adanya Sertifikat GAP atau Registrasi Kebun. Diperlukan kesetaraan dengan perlakuan produk impor (equal teratment) antara budidaya produk impor dan produk dalam negeri.
5. OPT pada tanaman pisang antara lain adalah Penggerek Batang Pisang (Odoiporus longicolis Oliv.), Penggerek Bonggol Pisang (Kumbang Cosmopolites sordidus germar), Ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax L.), Trips Buah Pisang (Chaetanaphotrips signipennis), Kerdil Pisang/Bunchy Top Virus, Penyakit Layu bakteri /Penyakit Darah (Ralstonia/Pseudomonassolanacearum), Penyakit Layu Fusarium, Bercak Daun (Sigatoka Disease/Black Leaf Streak) dan Nematoda Parasit Akar Pisang (Pratylenchus sp., Meloidogyne spp).
6. Beberapa OPT pada tanaman mangga yaitu Wereng Mangga (Idioscerus niveosparsus.), Penggerek Buah (Stenochetus trigidus), Kutu putih (Pseudaulacaspis, Rastrococcus spinosus) dan Planococcus (Pseudococcuscitri), Kutu Sisik atau Kutu Perisai, Hama Bintil Daun (Procontarinia matteiana), Penggerek Cabang/Batang (Rhytidodera intigra), Penggerek Pucuk/Ranting (Sternochetus goniocnemis) dan Lalat Buah (Bactrocera sp).
7. OPT pada tanaman manggis yaitu Penggorok Daun (Phyllocnistis citrella), Penghisap daun dan buah muda (Helopeltis antonii), Ulat Pemakan Daun (Hyposidra talaca), Kutu Putih (Pseudococcus spp.), Tungau (Tetranychus spp.), Trips (Scirtothrips sp.), Uret/Gayas, Rapuh Coklat (Pellicularia coleroga), Bercak daun, Jamur upas (Upasia salmonicolor), Mati ujung (Diplodia sp.), Kanker batang/cabang (Botryosphaeria ribis) dan Getah Kuning (Fisiologis dan Fusarium sp.).
8. Budidaya jeruk dimulai dengan tahapan pemilihan lokasi, diarahkan pada lahan yang memiliki agroklimat sesuai dengan persyaratan tumbuh jeruk (tinggi tempat, iklim dan tanah). Selanjutnya pemilihan bibit yang baik, meliputi berlabel bebas penyakit (CVPD, Xyloporosi, Psorosis, Vein Enationdan Tatter leaf), ditanam dalam polibag, pertumbuhannya baik, tidak menunjukkan serangan hama penyakit dan defisiensi hara, tinggi tanaman sekitar 75-100 cm. Penanaman dan pemeliharaan dilakukan dengan jarak tanam 5x4 m (jeruk keprok), 5x6 m (jeruk manis) dan 6x7 m (pamelo). Penentuan saat panen sangat perlu untuk diketahui tanda-tandanya. Pada umumnya, untuk konsumsi segar konsumen menghendaki buah berdasarkan kenampakan (warna, ukuran, bentuk), kondisi (kesegaran, kerusakan, mulus), tekstur, flavor/aroma, nilai nutrisi dan keamanan konsumsinya.
V V V V ---- 13131313
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
9. Berdasarkan hasil penelitian pisang, jarak tanam disesuaikan dengan jarak tanam masing-masing varietas. Pada umumnya yang biasa digunakan adalah lubang tanam yang berukuran 50x50x50 cm dan diberi pupuk kandang 15 kg/lubang. Pemeliharaan pertanaman meliputi pengairan, penyiangan dan pendangiran, pembersihan, penjarangan anakan dan pemupukan. Pemupukan dilakukan 6 bulan sekali, yaitu pada saat awal dan akhir musim hujan dengan dosis per aplikasi : ZA = 400 g/rumpun, SP-36 = 400 g/rumpun, KCl = 300 g/rumpun serta pupuk kandang 50 kg/rumpun. Pada saat tanaman berbunga harus secepatnya dibrongsong agar buah menjadi mulus. Setelah bunga terakhir pada jantung pisang mekar yang ditandai dengan pertumbuhan buah pisang yang lambat, segera sisa jantung dipotong. Panen dilakukan jika derajat ketuaan telah tampak, yang dicirikan warna kulit buah berubah dari hijau tua ke hijau muda, daun bendera sudah mengering dan bunga yang mengering pada ujung buah mudah dipatahkan. Pasca panen pisang diawali dengan cara buah ditiriskan, digantung satu persatu (jangan ditumpuk). Pemotongan sisir pisang dari tandannya diikuti dengan kegiatan sortasi dan grading berdasarkan ukuran dan kondisi fisik. Buah dibungkus dan diperam menggunakan ruangan khusus, dengan suhu 15oC selama satu minggu. Terakhir dilakukan pelabelan yang berisi identitas produk dan produsen.
10. Bibit mangga yang akan dibudidayakan sebaiknya dipilih dari varietas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan. Bibit diperoleh dari penangkar dan berlabel. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60x60x60 cm atau 100x100x100 cm lalu diberi pupuk kandang 20-40 kg/lubang. Pemeliharaan berupa pemangkasan dilakukan awal musim hujan, pada umur satu tahun untuk membentuk percabangan yang optimal dan dipangkas dengan pola 1:3:9 pada ketinggian batang primer 80-100 cm. Pembuahan di luar musim dapat dilakukan dengan pemupukan sebelum berbunga dan pada saat berbunga dengan NPK 50% yaitu 2 kg/pohon yang diaplikasikan dengan Paclobutrazol 2 ml/L air, 5 L/pohon, dengan waktu aplikasi pada bulan Februari. Umur petik buah yaitu 93-107 hari setelah bunga mekar dengan ciri-ciri lekukan buah di ujung hampir hilang, pori-pori terlihat (bertotol), ada lapisan lilin, cabang tangkai buah mengering 65% dan buah terlihat montok/padat.
11. Pengajuan sertifikasi benih hortikultura dimulai dari Penangkar Benih mengajukan permohonan ke BPSBTPH (7 hari sebelum okulasi/sambung). Persetujuan petugas diterima apabila telah memenuhi persyaratan fisik dan administrasi. Permohonan untuk di lengkapi berdasarkan persetujuan pejabat yang berwenang dan pemberian nomor induk penangkaran.
12. Pemeriksaan/pengawasan lapangan meliputi, 1). Klarifikasi dokumen, apabila memenuhi persyaratan diberi nomor induk. 2). Pemeriksaan Pendahuluan dilakukan terhadap yang mempunyai nomor induk dan belum dilakukan kegiatan okulasi/sambung pucuk, meliputi kesesuaian jenis, varietas dan kelas benih dan atau kesehatan dan kelayakan pohon induk. 3). Pemeriksaan pertanaman sebanyak 2 kali.
13. Pemeriksaan pertama 30 hari setelah okulasi/sambung pucuk, dilakukan terhadap kesehatan batang bawah, kondisi fisiologis batang bawah, jumlah batang bawah yang memenuhi syarat dan siap okulasi/sambung. Pemeriksaan kedua menjelang siap edar/siap salur, dilakukan terhadap kemurnian genetik, kesehatan tanaman, keseragaman pertumbuhan hasil
V V V V ---- 14141414
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
okulasi/sambung, kelainan fisiologis dan jumlah hasil okulasi yang memenuhi syarat.
14. Rekomendasi Lulus dari petugas PBT apabila memenuhi persyaratan teknis minimal, seperti kejelasan sumber batang bawah dan batang atas (entris). Setelah dinyatakan lulus, maka diterbitkan sertifikat yang berisi identitas produsen dan benih. Pelabelan dilakukan dibawah pengawasan PBT.
e. Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Buah
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan dilaksanakannya pertemuan dan kegiatan pemasyarakatan/promosi. Sampai akhir tahun anggaran, dana yang terealisasi Rp. 89.484.000,- (99,43%) dari pagu dana sebesar Rp. 90.000.000,- dan realisasi fisik mencapai 100%.
Pertemuan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 30 sampai dengan 31 Oktober 2013 di Hotel Bintang Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
Tujuan pertemuan adalah meningkatkan kemampuan penanganan pasca panen di tingkat petani, kelompok tani dan gapoktan. Sasaran kegiatan adalah Petugas Dinas Kabupaten, Pelaku Usaha, Petani/ Gapoktan Buah-buahan (Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur dan Sumbawa).
Hasil Pertemuan Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Buah antara lain :
1. Berdasarkan Pasal 69 UU No.13/2010, usaha penanganan pasca panen dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal, memenuhi standar mutu produk, menekan kehilangan hasil dan kerusakan serta meningkatkan nilai tambah pada penanganan pengolahan dan transportasi produk hortikultura. Usaha penanganan pasca panen dilakukan melalui kegiatan panen dan pasca panen yang baik.
2. Tujuan penerapan teknologi pasca panen adalah untuk melindungi keamanan pangan, menjaga mutu, kenampakan, tekstur, cita rasa dan nilai nutrisi serta menjaga agar harga lebih tinggi/stabil.
3. Permasalahan produk pertanian seperti buah-buahan adalah cepat rusak/busuk, menyebabkan harga mudah jatuh di musim panen sehingga pengembangan secara intensif besar-besaran tidak mungkin dilakukan. Kemampuan pengawetan dan pengepakan untuk menjadikan “produk kualitas ekspor” andalan masih sangat tergantung pada teknologi luar negeri.
4. Penanganan pasca panen meliputi pendinginan pendahuluan, pencucian, pengeringan, pelapisan dengan lilin khususnya untuk komoditas buah, sortasi mutu/grading menurut ukuran dan pengepakan/pengemasan.
5. Menurut seorang pelaku usaha, pengolahan buah sebenarnya sederhana sepanjang ketersediaan bahan baku terjamin. Sebagai contoh Juice Sirsak, sekali proses produksi membutuhkan minimal 200 kg buah dan harus matang fisiologis dengan jenis sirsak susu. Di NTB ketersediaan sirsak sangat jarang, bahkan tidak ada. Sehingga untuk sementara buah sirsak yang digunakan sekarang masih didatangkan dari luar daerah.
6. Teknologi yang digunakan tidak full otomatis (semi otomatis) namun jarang tersentuh tangan untuk menjaga higienis. Prosesnya banyak menggunakan alat sampai pada pengisian botol. Karakteristik buah yang digunakan mempunyai masa simpan pendek, sehingga dengan juice dapat bertahan maksimal 6 bulan pada suhu tertentu 2-4oC dengan dikontrol setiap hari.
V V V V ---- 15151515
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Kendalanya adalah terbatasnya teknologi yang digunakan untuk memperpanjang masa simpan, karena selama ini belum pernah menggunakan pengawet maupun bahan kimia lainnya.
Kegiatan Pemasyarakatan/Promosi yang diikuti berupa partisipasi dalam Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N). Tujuan kegiatan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) Tahun 2013 adalah:
a. Mengangkat eksistensi pengembangan hortikultura nusantara sebagai komoditas komersial;
b. Tempat mempromosikan produk-produk hortikultura unggulan dari masing-masing daerah;
c. Membangun proses kesepahaman antara pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan pelaku industri flori dan flora agar dapat terwujudkan;
d. Mempromosikan produk dan teknologi flori dan flora nasional kepada konsumen dalam dan luar negeri;
e. Mensosialisasikan potensi dan prospek pengembangan industri flori dan flora nasional;
f. Membangun jejaring kerja dan meningkatkan kerjasama Nasional dan Internasional di bidang agribisnis flori dan flora.
Sasaran kegiatan PF2N 2013 adalah meningkatnya citra hortikultura nasional, terbangunnya komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam membangun hortikultura Indonesia, meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap produk hortikultura nasional serta berkembangnya jejaring usaha hortikultura di seluruh Indonesia.
Kegiatan PF2N 2013 diselenggarakan selama 6 (enam) hari yaitu tanggal 2 - 7 Oktober 2013 di lokasi Kebun Pemda DIY, Jalan Kenari-Timoho Yogyakarta atau di sebelah timur Stadion Mandala Krida. Peserta PF2N 2013 terdiri dari Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia, BPTPH Provinsi seluruh Indonesia, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se Indonesia, Asosiasi, Kelompok Tani dan Pelaku Bisnis Hortikutura, Usaha kecil dan menengah hortikultura, PAI Pusat dan cabang daerah, Pengusaha swasta dan pelaku usaha tanaman hias, buah dan sayuran dari berbagai daerah.
Tema kegiatan PF2N tahun 2013 adalah ”Hortikultura Nusantara sebagai Gaya Hidup Sehat” atau ”Indonesia Horticulture, A Healthy Lifestyle”. Tema tersebut bermaksud mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar meningkatkan konsumsi buah dan sayur yang saat ini masih dibawah konsumsi masyarakat dunia sehingga terwujud masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Keikutsertaan Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat ditandai dengan membuka 2 buah stand yang terdiri dari stand buah-buahan dan stand tanaman hias. Stand tanaman hias diisi dengan Anggrek Vanda limbata dan tanaman hias lainnya. Sedangkan stand buah-buahan diisi dengan berbagai macam buah unggulan NTB seperti Manggis Lingsar, Pisang Ketip Gunung Sari, Sawo Plampang, Jeruk Pamelo, Jeruk Kotaraja, Melon Apollo, Melon Golden, Rambutan, Mangga Mentaram, Mangga Manalagi dan Mangga Arumanis. Kedua stand tersebut diisi juga dengan beragam sayuran unggulan, seperti Kangkung Lombok (Varietas Aini dan Varietas Gomong), Bawang Merah Keta Monca, Bawang Putih Sembalun dan Bawang Merah Sembalun.
V V V V ---- 16161616
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
f. Sarana Prasarana Budidaya
Kegiatan ini berupa fasilitasi bantuan Sarana Prasarana Budidaya kepada masyarakat. Penentuan kelompok tani penerima dilakukan melalui CPCL ke kelompok tani di kabupaten/kota se Pulau Lombok.
Berdasarkan SK PPK Satker : 018.04.239009 – Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor : 841.1/Horti-DK/56/II/2013, kelompok tani yang menerima bantuan sarana prasarana budidaya yaitu :
a. KT. Pade Girang II, di Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur yang diketuai oleh Bapak M. Sanusi. Kelompok ini mendapat bantuan Hand Traktor 1 unit untuk budidaya melon.
b. KT. Bagus Demen, di Desa Waringin Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur dengan ketua Bapak Abdul Muhyi. Kelompok ini juga mendapat bantuan Hand Traktor 1 unit untuk budidaya pepaya.
c. KT. Sinar Bumi, di Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah dengan ketua Bapak Ismail. Bantuan yang didapat berupa Mesin Pompa Air 1 unit untuk budidaya melon.
d. KT. Wira Sari, di Dusun Praba Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat yang diketuai oleh Bapak Saptana. Bantuan yang didapat untuk budidaya manggis adalah Mesin Pompa Air dan Power Sprayer masing-masing 1 unit.
e. KT. Kroya II, di Desa Bagik Payung Timur Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur dengan ketua Amaq Herlina. Kelompok ini mendapat bantuan APPO 1 unit untuk budidaya pepaya. Pagu dana yang tersedia untuk fasilitasi sarana prasarana budidaya sebesar
Rp. 100.000.000,- dan sampai akhir tahun anggaran, realisasi keuangan mencapai Rp. 99.000.000,- (99,00%) dengan realisasi fisik 100%.
g. Sarana Prasarana Pasca Panen
Kegiatan ini berupa fasilitasi bantuan Sarana Prasarana Pasca Panen kepada masyarakat. Berdasarkan SK PPK Satker : 018.04.239009 – Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor : 841.1/Horti-DK/55/II/2013, kelompok tani yang menerima bantuan sarana prasarana pasca panen adalah :
1. KT. Horsat, di Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur dengan ketua Bapak Supriadi. Bantuan yang didapatkan berupa Motor Roda Tiga 1 unit dan Keranjang Panen 50 unit untuk budidaya melon.
2. KT. Konta Nyembao, di Dusun Karang Bayan Barat, Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat dengan ketua Bapak Sumadi. Bantuannya berupa Motor Roda Tiga 1 unit dan Keranjang Panen 25 unit untuk budidaya manggis.
3. KT. Wira Sari, di Dusun Praba, Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat yang diketuai oleh Bapak Saptana. Kelompok ini mendapat bantuan berupa Keranjang Panen 25 unit untuk budidaya manggis.
4. KT. Bunut Baok, di Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara dengan ketua Bapak Agus Mulyadi. Bantuan yang didapatkan berupa
V V V V ---- 17171717
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Motor Roda Tiga 1 unit dan Keranjang Panen 70 unit untuk budidaya mangga.
Pagu dana yang tersedia untuk fasilitasi sarana prasarana pasca panen sebesar Rp. 100.000.000,- dan sampai akhir tahun anggaran, realisasi keuangan mencapai Rp. 92.890.000,- (92,89%) dengan realisasi fisik 100%.
2. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Florikultura Berkelanjutan (1770)
a. Peningkatan Kapabilitas Petugas/Petani
Kegiatan peningkatan kapabilitas petugas/petani berupa pertemuan dan perjalanan magang petugas/petani.
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan terlaksananya perjalanan magang petugas/petani sebanyak 5 orang ke lokasi pengembangan tanaman hias yang sudah maju di Provinsi Jawa Timur. Sampai akhir tahun anggaran realisasi fisik sudah 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 24.400.000,- (97,60%) dari pagu dana sebesar Rp. 25.000.000,-.
Pertemuan kapabilitas petugas/petani bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas/kemampuan petugas dan petani dalam teknologi maju florikultura. Pertemuan dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 26 Juni 2013 di Hotel “Lombok Plaza” Jalan Pejanggik Nomor 8 Cakranegara, Mataram dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang yang berasal dari Petugas Dinas Pertanian Kota Mataram dan petani tanaman hias di Kota Mataram masing-masing 10 orang.
Hasil pertemuan antara lain :
1. Komoditas florikultura yang dikembangkan secara nasional yaitu berupa bunga potong (Anggrek, Heliconia, Krisan, dll), daun potong (leatherleaf, Cordyline, Philodendron, Dracaena, dll), tanaman pot (Aglaonema, Adenium, Euphorbia, dll), tanaman lansekap (Bougenvil, Puring, Palem, tanaman penutup tanah, dll) dan bunga tabur (Melati, Kamboja).
2. Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh bantuan pengembangan kawasan Heliconia di Kota Mataram. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya mutu yang dihasilkan serta pemasaran yang mengalami stagnasi.
3. Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas florikultura adalah melalui pengembangan penerapan GAP/SOP, sehingga akan menjamin kontinuitas produk dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
4. Kelompok Tani Sekar Ulangun merupakan salah satu kelompok tanaman hias yang melakukan diversifikasi usaha terutama untuk tanaman lansekap. Pengelolaan tanaman lansekap meliputi perbanyakan, pemeliharaan hingga penanaman untuk dekorasi taman.
5. Tanaman lansekap meliputi tanaman pohon (seperti glodokan tiang, tanjung, sawo kecik), perdu/semak (seperti bugenvil, puring), tanaman memanjat (seperti sirih-sirihan, philodendron), tanaman air (seperti teratai, semanggi, tipa), tanaman border (seperti lili paris, bulu ayam, adam hawa) dan tanaman penutup tanah (seperti berbagai jenis rumput).
V V V V ---- 18181818
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
6. Biaya pembuatan taman sebenarnya tidak mahal, yang penting adalah cara menata. Tanaman murah dapat menjadi menarik dan indah jika ditata secara bagus, baik dari warna, bentuk dan ukuran daun, tinggi-rendahnya serta penempatannya harus tepat. Penting juga diperhatikan adalah bentuk ruang dan elevasi lahan, sehingga terbentuk suatu komposisi yang seimbang. Untuk membuat simetris bentuk taman harus ditempatkan “aksen” (pusat perhatian) yang berupa tanaman hidup maupun aksesoris lainnya seperti batu, gerabah dan tonggak kayu. Dengan komposisi yang tepat akan diperoleh hasil yang maksimal sesuai pesanan konsumen.
Perjalanan magang petugas/petani dilaksanakan selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 4 sampai dengan 6 September 2013 di Provinsi Jawa Timur dengan lokasi kunjungan yaitu Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Batu – Malang, Jawa Timur, CV. Arjuna Flora Indonesia, di Jalan Raya Arjuna RT. 06/RW. 10 Junggo Kota Batu - East Java - Indonesia di Batu, Malang dan Fresh Flower Supplier, Gapoktan Sedap Malam di belakang Masjid Jami 28 Rembang, Pasuruan Jawa Timur. Kegiatan ini diikuti oleh 5 (lima) orang peserta yang terdiri dari 4 orang petugas provinsi dan 1 orang petugas dari Kota Mataram.
Tujuan pelaksanaan kegiatan magang petugas/petani adalah untuk meningkatkan kapabilitas petugas lapang dan petani dalam kegiatan budidaya, pasca panen dan pemasaran tanaman hias Krisan, Heliconia dan bunga sedap malam.
Hasil perjalanan magang petugas/petani antara lain :
1. Program-program kegiatan seksi florikultura di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur meliputi Pengembangan Kawasan, Penerapan GAP/SOP, Pelaksanaan SL-GAP, Workshop GAP Tanaman Hias/Obat, Fasilitasi Bantuan Benih Bermutu, Peningkatan Produksi dan Kualitas Tanaman Hias/Obat melalui Penerapan GAP serta Peningkatan Kompetensi Petani dan Petugas.
2. Basis terbesar tanaman hortikultura di Jawa Timur terdapat di Daerah Batu Kabupaten Malang, untuk memudahkan dalam pembinaannya Kepala Dinas membagi wilayah berdasarkan klaster-klaster komoditi, seperti sayuran, buah-buahan dan florikultura. Contohnya sentra sayuran daun di Sumber Rejo; sayuran umbi-umbian di Orong Rejo seperti bawang merah, bawang putih; dan florikultura di daerah Batu seperti bunga mawar, krisan, sedap malam, strowberi.
3. Budidaya tanaman krisan hampir sama dengan tanaman hias lainnya, hanya saja tanaman hias ini memiliki syarat tumbuh yang berbeda yakni ketinggian tempat optimal 700-1200 dpl, jenis tanah bertekstur liat berpasir, pH, 6,2-6,7, kelembaban pada tahap awal krisan membutuhkan kelembaban 90-95% dan menjelang pembungaan membutuhkan kelembaban 70-20% artinya kelembaban yang menurun.
b. Pembinaan Pengembangan Produksi Tanaman Florikultura
Kegiatan Pembinaan Pengembangan Produksi Tanaman Florikultura terdiri dari 2 (dua) pertemuan yaitu pertemuan koordinasi dan pertemuan sosialisasi.
V V V V ---- 19191919
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Sasaran kegiatan adalah petugas Dinas dan pelaku usaha florikultura (khususnya Heliconia) yang ada di Kota Mataram.
Pertemuan Koordinasi Pengembangan Produksi Tanaman Florikultura dilaksanakan selama satu hari pada tanggal 24 April 2013 di lokasi pertanaman Heliconia milik kelompok tani Sekar Ulangun Kota Mataram. Tujuan pertemuan adalah untuk mensinkronkan dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan kawasan florikultura (Heliconia sp) yang ada di Kota Mataram.
Hasil pertemuan antara lain :
1. Kelompok tani Sekar Ulangun mendapat alokasi bantuan pengembangan kawasan dari pemerintah pusat melalui dana Tugas Pembantuan (TP) untuk mengembangkan tanaman Heliconia seluas 7500 m2 tahun 2012.
2. Saat ini realisasi pengelolaan dana bansos sudah mencapai 100%. Penanaman sudah dilakukan sejak bulan April 2012 dengan jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu Heliconia dan Zingiber masing-masing sebanyak 4 jenis.
3. Bibit tanaman berasal dari Bali yaitu dibeli langsung pada kelompok tani Bali Orchid sesuai kerjasama kedua belah pihak. Pada bulan Januari 2013 tanaman Heliconia mulai berbunga, sedangkan Zingiber menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang sangat subur sehingga belum menunjukkan indikasi pertumbuhan generatif.
4. Hasil panen pertama tanaman Heliconia yang berupa bunga potong hanya terbatas untuk kebutuhan sendiri karena secara kuantitas maupun kualitas belum memenuhi persyaratan ekspor.
5. Beberapa permasalahan yang dihadapi petani yaitu :
• belum adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) budidaya Heliconia sp yang menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang maksimal dan kurangnya penanganan pasca panen.
• sulitnya membentuk kawasan di satu lokasi
• terbentur pada masalah pemasaran
6. Salah satu cara sederhana yang mungkin dapat dilakukan petani untuk mengatasi masalah pemasaran adalah membuat rangkaian bunga dari bunga potong Heliconia kemudian menjualnya atau menawarkannya ke hotel-hotel, kantor atau bank-bank yang ada di Kota Mataram.
Pelaksanaan Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Produksi Tanaman Florikultura Tahun Anggaran 2013 bertempat di Aula Hortikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 25 April 2013. Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan pembinaan dan bimbingan teknis dalam pelaksanaan pengembangan sentra tanaman florikultura serta mensosialisasikan penerapan teknologi produksi tanaman florikultura, khususnya Heliconia.
Hasil pertemuan sebagai berikut :
1. Tanaman florikultura merupakan komoditas perdagangan dengan nilai komersial yang tinggi. Nilai komersialnya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan produk pertanian yang lain.
V V V V ---- 20202020
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Kebijakan pemerintah saat ini adalah untuk peningkatan produksi, produktivitas dan mutu, mendorong peningkatan ekspor florikultura, peningkatan infrastruktur melalui perbaikan sarana, penguatan dan pemberdayaan kelembagaan serta promosi.
3. Perbaikan mutu produk florikultura dapat dilakukan dengan cara penerapan SL GAP, SL GHP maupun registrasi, adanya bantuan sarana prasarana pasca panen dan packing house. Perbaikan mutu produk florikultura ini juga sebaiknya mendapat dukungan dari perlindungan melalui SL-PHT dan LITBANG sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing.
4. Tingkat harga bunga potong Heliconia tidak hanya dipengaruhi oleh ukuran bunga tetapi juga ditentukan oleh warna, jenis, kelangkaan dan keeksotikannya. Standar mutu Heliconia merupakan hal mutlak yang diperlukan dalam perdagangan internasional untuk melindungi produsen maupun konsumen.
5. Persyaratan mutu umum meliputi segar, bebas dari air yang tergenang, bebas dari hama dan penyakit (termasuk semut), bebas dari benda asing/kotoran serta bebas dari kerusakan fisik (tidak memar dan tidak sobek). Persyaratan khusus bunga potong Heliconia digolongkan menjadi mutu A, mutu B, dan mutu C.
6. Pengemasan dilakukan dengan cara dikemas dengan kotak karton yang baru, kokoh, baik, bersih dan kering, berventilasi, berisi 25 sampai 100 tangkai setiap kemasan.
7. Budidaya Heliconia cukup mudah asalkan dilakukan budidaya yang baik, mulai dari pemilihan bibit hingga menjelang panen. Hal yang paling penting dalam pemeliharaannya adalah pemupukan, baik menggunakan pupuk organik maupun kimia.
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan terlaksananya pertemuan koordinasi dan sosialisasi pembinaan pengembangan produksi tanaman florikultura di Kota Mataram. Sampai akhir tahun anggaran dana yang terealisasi sebesar Rp. 33.052.100,- (55,09%) dari pagu dana sebesar Rp. 60.000.000,- dengan realisasi fisik mencapai 68,02%. Rendahnya serapan dana disebabkan karena ada pertemuan pusat yang tidak dilaksanakan.
c. Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Florikultura
Kegiatan Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Florikultura dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dan pemasyarakatan/promosi.
Pertemuan Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Florikultura dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 17 Oktober 2013 di Hotel Mataram Square, Jalan R. Soeprapto Nomor 21A Mataram. Peserta pertemuan berjumlah 20 orang terdiri dari 5 orang petugas Dinas Pertanian Kota Mataram dan 15 orang petani/kelompok tani tanaman hias di Kota Mataram.
Tujuan pertemuan adalah melakukan pembinaan dalam rangka pelaksanaan pengembangan pasca panen tanaman florikultura untuk meningkatkan mutu, mengurangi kehilangan hasil, mempertahankan tingkat kesegaran dan meningkatkan nilai tambah produk.
Hasil pertemuan berupa :
V V V V ---- 21212121
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1. Kebijakan pemerintah tentang penanganan pasca panen produk pertanian berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Pasal 69); Permentan No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan; Permentan No.58 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian; Permentan No. 44 tahun 2009 tentang Penanganan Pasca Panen Hasil Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices).
2. Usaha florikultura perlu didorong kedepan agar menjadi salah satu sektor bisnis yang dapat diandalkan. Diharapkan dengan adanya pengembangan sedap malam di Kota Mataram akan terbentuk kemitraan dengan Kelompok Tani Sedap Malam di Pasuruan dalam pemasaran produk.
3. Penanganan pasca panen yang baik dan benar berdasarkan prinsip-prinsip GHP akan menghasilkan produk yang berkualitas.
4. Sentra bisnis tanaman hias perlu dibangun dari hulu sampai hilir sehingga dapat lebih menguatkan kelembagaan di tingkat petani.
5. Pasar tanaman hias masih terbuka lebar terutama untuk tanaman lansekap. Perlu diadakan even-even dalam memperkenalkan tanaman hias di daerah untuk mendongkrak kembali pasar tanaman hias.
Kegiatan pemasyarakatan/promosi yang diikuti adalah Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2013 yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 2 sampai dengan 7 Oktober 2013. Selain stand buah-buahan, Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat juga ikut serta membuka stand tanaman hias. Stand tanaman hias diisi dengan Anggrek Vanda limbata dan tanaman hias lainnya.
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan terlaksananya pertemuan koordinasi dan sosialisasi pembinaan pengembangan produksi florikultura di Kota Mataram. Sampai akhir tahun anggaran dana yang terealisasi sebesar Rp. 33.052.100,- (55,09%) dari pagu dana sebesar Rp. 60.000.000,- dengan realisasi fisik mencapai 68,02%. Rendahnya serapan dana disebabkan karena ada pertemuan pusat yang tidak dilaksanakan.
Target kegiatan sudah terpenuhi dengan terlaksananya pertemuan pembinaan pengembangan pasca panen tanaman florikultura di Kota Mataram. Sampai akhir tahun anggaran dana yang terealisasi sebesar Rp. 30.963.000,- (77,41%) dari pagu dana sebesar Rp. 40.000.000,- dengan realisasi fisik mencapai 76,05%.
3. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat Berkelanjutan (1771)
a. Pemberdayaan Kelembagaan Usaha
Pertemuan Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Sayuran Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu tanggal 25 Nopember 2013 di lokasi lahan kelompok tani Mekar Jaya yang terletak di Kelurahan Sayang-sayang Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram. Peserta pertemuan berjumlah 20 orang yang terdiri dari 5 (lima) orang petugas Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram serta 15 orang petani/kelompok tani/pelaku usaha sayuran yang ada di Kota Mataram.
V V V V ---- 22222222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Pertemuan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan pembentukan maupun penguatan/pemberdayaan kelembagaan tani dan pelaku usaha di Kota Mataram.
Hasil pertemuan antara lain :
1. Permasalahan kelembagaan petani di Nusa Tenggara Barat antara lain yaitu pengurus dan anggota kelompok kurang memahami arti kelembagaan; tujuan pembentukan kelembagaan/kelompok belum jelas; pembagian hak dan kewajiban pengurus belum jelas; masih rendahnya posisi tawar petani terhadap penentu kebijakan publik dan dunia usaha; dan lain-lain.
2. Kelompok tani harus mempunyai struktur dan kegiatan ekonomi atau bisnis yang jelas. Yang paling utama adalah antara anggota kelompok harus bisa bekerjasama dengan baik untuk membangun kemitraan dan pemasaran. Pemasaran melalui kelompok atau satu pintu dapat menghindari terjadinya fluktuasi harga.
3. Kemitraan antar kelompok tani dapat mengatasi masalah-masalah pemasaran. Sebagai contoh, kebutuhan kangkung di Pulau Lombok pada bulan puasa cukup tinggi sehingga untuk pemasaran keluar daerah (Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan lain-lain) sulit terpenuhi. Dengan adanya kemitraan, kelompok tani dapat saling mengisi kebutuhan kangkung untuk lokal maupun luar daerah.
4. Keberadaan penyuluh pertanian sebagai pendamping kelompok tani tetap diperlukan dan akan lebih baik lagi bila ada penyuluh yang bersifat swadaya.
5. Pada tahap awal rencanakan penanaman dengan matang. Bila di pasaran produksi cabe melimpah, sebaiknya jangan ikut-ikutan menanam cabe. Pilih tanaman sayuran lainnya seperti kacang panjang, timun atau sawi daun. Kemudian tetap melakukan pencatatan untuk menghitung analisa usaha taninya, disamping terus mencoba teknologi baru untuk meningkatkan produksi.
6. Kelembagaan gapoktan Mekar Sari sudah difungsikan, seksi-seksi yang ada sudah melakukan tugasnya dengan baik. Pemasaran dilakukan melalui satu pintu. Setiap anggota kelompok mengumpulkan hasil panennya di sekretariat kelompok kemudian di pasarkan ke pasar-pasar terdekat seperti pasar Kebon Roek dan Bertais. Kemitraan juga sudah terjalin dengan pihak hotel dan restoran yang ada di Kota Mataram.
Target kegiatan berupa 1 (satu) lembaga sudah terpenuhi dengan terlaksananya kegiatan pemberdayaan kelembagaan usaha sayuran pada kelompok tani Mekar Jaya di Kota Mataram. Sampai akhir tahun anggaran, dana yang terealisasi Rp. 7.000.000,- (93,33%) dari pagu dana sebesar Rp. 7.500.000,- dengan realisasi fisik mencapai 100%.
b. Peningkatan Kapabilitas Petugas/Petani
Target kegiatan peningkatan kapabilitas petugas/petani sayuran tahun 2013 adalah sebanyak 30 orang dan sudah terpenuhi dengan dilaksanakannya pertemuan TOT Pemandu SL GAP dengan jumlah peserta 40 orang. Pagu dana yang tersedia Rp. 70.000.000,- dan terealisasi Rp. 64.356.500,- (91,94%) dengan realisasi fisik mencapai 100%.
Pertemuan TOT (Training of Trainer) Pemandu SL (Sekolah Lapang) GAP dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu tanggal 10-11 Juni 2013 di Hotel Bintang Senggigi, Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat dan lokasi praktek
V V V V ---- 23232323
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
di lahan usaha milik kelompok tani SERBA GUNA Kota Mataram. Jumlah peserta 40 orang dari Dinas Pertanian Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Bima.
Kegiatan ini bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kapabilitas/kemampuan petugas yang menangani pengembangan sayuran dan tanaman obat melalui TOT (Training of Trainer).
b. Menyediakan petugas pendamping yang mampu mendampingi petani dalam menerapkan GAP/SOP sayuran dan tanaman obat.
c. Mempercepat pelaksanaan penerapan GAP sesuai SOP spesifik lokasi dan registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman obat.
Hasil pertemuan sebagai berikut :
1. Kegiatan GAP (cara budidaya tanaman yang baik) hortikultura bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk hortikultura, menjamin produk tersebut aman dikonsumsi, menjamin teknik/cara produksi yang sehat, menjamin penghasilan menjadi lebih tinggi, efisiensi penggunaan sumber daya alam dan meminimalisasi resiko pada lingkungan.
2. Komponen-komponen Sekolah Lapang yaitu Kelompok Belajar; Pilihan Waktu dan Tempat; Suasana cair dan saling mengenal; Kontrak Belajar; Ballot Box; Pengamatan; Menggambar; Mempresentasikan; Mendiskusikan; Dinamika Kelompok; dan SL sebagai wadah belajar.
3. Proses belajar pada Sekolah Lapang, akan berjalan baik jika suasana dan kondisinya mendukung. Kelompok belajar bukanlah kelompok statis, sehingga perlu digerakkan menjadi dinamis dan proses aksi-refleksi dapat terjadi.
4. SL-GAP dilaksanakan sesuai dengan Buku Pedoman SL dan mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam pedoman budidaya buah dan sayur yang baik. Peserta SL GAP adalah petani atau kelompok tani penerima bantuan sosial di kawasan sayuran atau disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Diharapkan dengan terlaksananya pertemuan TOT Pemandu SL GAP sayuran ini dapat menghasilkan pemandu-pemandu lapang yang kapabel dan profesional di kabupaten/kota.
6. Para pemandu nantinya akan membimbing petani dalam menerapkan GAP SOP dalam usahanya sehingga dapat meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk sayuran. Dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
c. Registrasi Lahan Usaha
Tujuan pelaksanaan kegiatan registrasi lahan usaha (LU) adalah :
1. Meningkatkan mutu produk, keamanan konsumsi, menjaga kelestarian lahan usaha serta dapat mengurangi input produksi.
2. Menghasilkan produk yang memiliki daya saing sehingga tidak tergerus dengan produk luar serta memiliki segmentasi pasar yang lebih luas.
Komponen kegiatan Registrasi LU yang dilakukan yaitu :
a. Identifikasi/koordinasi, dilakukan bersama-sama dengan Kabupaten/Kota untuk menentukan lahan usaha yang layak dinilai untuk registrasi.
V V V V ---- 24242424
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Penilaian lahan usaha, dilakukan setelah bersama kabupaten/kota menetapkan lahan usaha yang telah memenuhi syarat untuk diregistrasi.
c. Surveilen, dilakukan terhadap lahan usaha yang telah diregistrasi satu tahun sebelumnya.
Pelaksanaan Registrasi Lahan Usaha yaitu :
1. Registrasi lahan usaha sayuran dan tanaman obat merupakan tahap lanjutan dari pelaksanaan penerapan GAP. Registrasi lahan usaha diberikan kepada petani/pelaku usaha yang telah menerapkan GAP dan sekaligus sebagai pengakuan atas keberhasilan dan upayanya dalam meningkatkan daya saing produk sayuran dan tanaman obat.
2. Penerapan GAP dimulai dari pemilihan lokasi, persiapan lahan sampai dengan pemanenan. Pelaksanaan GAP dibuktikan dengan mengisi blangko yang tertuang dalam SOP sehingga dapat dilihat konsistensi pelaksanaannya.
3. Penilaian registrasi dilakukan pada lahan usaha yang telah menerapkan GAP secara konsisten dan selanjutnya akan diberikan Surat Keterangan Registrasi.
4. Kegiatan penilaian registrasi lahan usaha dilaksanakan di 6 Kabupaten/Kota yaitu Kota Mataram (Kangkung), Kabupaten Lombok Barat (Kangkung), Kabupaten Lombok Tengah (Cabe rawit), Kabupaten Lombok Timur (Bawang putih), Kabupaten Sumbawa (Bawang merah) dan Kabupaten Bima (Bawang merah).
5. Sedangkan kegiatan surveillan dilakukan di Kota Mataram sebanyak 2 Lahan Usaha (1 LU Cabe Merah, 1 LU Tomat), Kabupaten Bima (12 LU Bawang Merah) dan Kabupaten Sumbawa (6 LU Bawang Merah).
6. Hasil kegiatan registrasi lahan usaha yang telah lulus :
Tabel V-2. Kegiatan Registrasi Lahan Usaha
No. Kabupaten/Kota Komoditi Jumlah LU
Keterangan
1. Mataram Kangkung 26 Lulus
2. Lombok Barat Kangkung 7 Lulus
3. Lombok Tengah Cabe Rawit 29 Lulus
4. Lombok Timur Bawang Putih 4 Lulus
5. Sumbawa Bawang Merah 11 Lulus
6. Bima Bawang Merah 9 Lulus
- Jumlah teregistrasi 86
- Target 15
Target kegiatan registrasi lahan usaha sudah terpenuhi, bahkan melebihi target yaitu 86 lahan usaha lulus registrasi dari 15 LU yang ditargetkan. Pagu dana untuk kegiatan registrasi lahan usaha sebesar Rp. 15.000.000,- dan sudah terealisasi sebesar Rp. 13.500.000,- (90,00%) dengan realisasi fisik mencapai 90,40%.
d. Pembinaan Pengembangan Produksi Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat
V V V V ---- 25252525
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Pertemuan Pembinaan Pengembangan Produksi Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun yaitu pertemuan evaluasi pola tanam tingkat provinsi di awal tahun dan pertemuan koordinasi pola tanam tingkat provinsi di akhir tahun. Jumlah peserta pertemuan sebanyak 8 orang petugas dinas yang berasal dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat masing-masing dua orang serta Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima masing-masing satu orang.
Pertemuan evaluasi pola tanam tingkat provinsi dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 8 April 2013 di Hotel Lombok Plaza, Jalan Pejanggik Nomor 8 Cakranegara, Mataram.
Tujuan pertemuan evaluasi pola tanam tingkat provinsi adalah:
a. Mengevaluasi rencana dan sasaran produksi dengan realisasi luas tanam dan produksi sayuran utama tahun 2012.
b. Mensinkronkan data rencana luas tanam dan produksi sayuran utama tahun 2013 dengan Kabupaten/Kota sentra produksi sayuran di Nusa Tenggara Barat.
c. Mengatur pola tanam untuk mendukung ketersediaan sayuran sepanjang tahun.
Hasil pertemuan evaluasi pola tanam tingkat provinsi sebagai berikut :
1. Setiap tahun jumlah produksi tanaman hortikultura selalu berfluktuasi atau naik turun sehingga sering menjadi penyebab terjadinya inflasi dan akibatnya harga melonjak. Tanaman hortikultura yang dimaksud yaitu bawang merah, cabe rawit dan cabe besar yang termasuk sayuran-sayuran utama.
2. Salah satu cara untuk mengatasi masalah inflasi adalah dengan melakukan penanaman bawang merah dan cabe secara off season atau di luar musim serta melakukan perbaikan budidaya dan pola tanam, misalnya dengan mengurangi pemakaian pestisida.
3. Pengaturan pola tanam dapat juga digunakan untuk menguji ketahanan tanaman terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) dengan menggunakan teknik polikultur. Penelitian salah seorang dosen UNRAM yaitu bawang merah ditanam bersama-sama dengan cabe dan kedelai menggunakan mulsa. Hasilnya penggunaan pestisida menjadi berkurang dari 10 kali menjadi 2-3 kali, karena OPT Aphis yang biasanya menyerang kedelai akan pindah dan memangsa Toxinilide pada telur Spodoptera yang merupakan OPT pada bawang merah. Pola tanam tidak semata-mata dilakukan untuk mengamankan produksi tetapi perlu juga diperhatikan aspek ekologinya.
4. Hasil evaluasi pola tanam dan pola produksi sayuran utama tahun 2012 Provinsi NTB menunjukkan adanya realisasi luas tanam dan produksi lebih tinggi dari rencana yang ditetapkan.
5. Peningkatan hasil terutama terjadi pada komoditas bawang merah dan kubis. Sedangkan pada empat komoditas sayuran utama lainnya yaitu kentang, cabe besar, cabe rawit dan tomat mengalami peningkatan dan penurunan luas tanam maupun produksi.
6. Peningkatan luas tanam maupun produksi dapat terjadi salah satunya karena naiknya harga sayuran tersebut sehingga menarik minat petani untuk mengusahakannya. Produktivitas juga meningkat seiring dengan meningkatnya pemahaman petani tentang cara-cara budidaya tanaman
V V V V ---- 26262626
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
sayuran yang baik dan benar sesuai GAP (Good Agricultural Practices)/SOP (Standar Operasional Prosedur).
7. Sedangkan sebaliknya penurunan luas tanam dan produksi dapat terjadi akibat adanya alih fungsi lahan menjadi perumahan/bangunan atau adanya serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pada sayuran.
Pertemuan koordinasi pola tanam tingkat provinsi dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu tanggal 26 Agustus 2013 di Hotel Lombok Plaza, Jalan Pejanggik Nomor 8 Cakranegara, Mataram.
Kegiatan ini bertujuan untuk :
a. Mengkoordinasi rencana pola tanam dan realisasinya secara teratur yang telah ditetapkan pada evaluasi perencanaan pola tanam dan pola produksi sayuran, dengan kesepakatan masing-masing daerah sesuai dengan kapasitas serapan pasar.
b. Mengantisipasi rencana penyediaan sayuran untuk memenuhi kebutuhan hari besar keagamaan dan tahun baru.
c. Mengkoordinasikan pengembangan teknologi budidaya tanaman sayuran utama (bawang merah, cabe rawit, cabe besar, kentang, bawang putih, kubis, tomat dan wortel).
d. Mensinkronisasi data rencana luas tanam dan sasaran produksi sayuran utama tahun 2013 di kabupaten/kota sentra sayuran.
Hasil pertemuan koordinasi pola tanam tingkat provinsi yaitu :
1. Hasil pertemuan evaluasi penetapan pola produksi sayuran tahun 2012 di Riau pada tanggal 10-12 April 2013, menjadi acuan untuk menentukan dan mensinkronkan data luas tambah tanam dengan beberapa kabupaten/kota di NTB.
2. Dengan adanya koordinasi penetapan pola produksi yang terarah diharapkan stabilitas harga sayuran di tingkat produsen dan konsumen relatif stabil dan menguntungkan petani maupun konsumen.
3. Koordinasi penetapan pola produksi yang baik akan menghasilkan ketersediaan produk yang kontinyu sepanjang tahun sehingga dapat mengurangi terjadinya gejolak harga.
4. Pasokan dan stabilitas harga sayuran di tingkat produsen dan konsumen relatif akan stabil dengan adanya rencana aksi pengembangan dan perluasan areal tanam khususnya untuk komoditas sayuran utama (bawang merah, bawang putih, cabe rawit, cabe besar dan tomat).
5. Masalah penyakit pada tanaman cabe yang merugikan dan menurunkan hasil produksi menyebabkan harga cabe meningkat. Selain disebabkan oleh penyakit, tingginya harga cabe juga disebabkan oleh ulah pedagang yang ingin mengambil keuntungan pribadi yang secara berlebihan.
6. Solusi untuk mengantisipasi permasalahan tersebut yaitu perlu adanya sinergisitas antar stakeholder pertanian dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Target kegiatan pembinaan pengembangan produksi tanaman sayuran dan tanaman obat sudah terpenuhi dengan terlaksananya 2 (dua) kali pertemuan di
V V V V ---- 27272727
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Kota Mataram. Realisasi fisik mencapai 100%, sedangkan realisasi dana 72,81% yaitu sebesar Rp. 60.432.000,- dari pagu dana sebesar Rp. 83.000.000,-.
e. Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat
Kegiatan ini berupa Pertemuan Pembinaan Pengembangan Pasca Panen Tanaman Sayuran dan Tanaman Obat, yang dilaksanakan selama 1 (satu) hari, yaitu tanggal 16 Mei 2013 di Hotel Lombok Plaza, Jalan Pejanggik Nomor 8 Cakranegara, Mataram. Peserta pertemuan berjumlah 20 orang yang berasal dari kabupaten/kota se Pulau Lombok masing-masing dua orang serta dua kabupaten di Pulau Sumbawa (Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Bima) masing-masing lima orang.
Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi pasca panen sayuran agar pelaku usaha dapat menerapkannya pada produk sayur yang dikelola.
Beberapa hasil pertemuan sebagai berikut :
1. Penanganan pasca panen penting dilakukan untuk menjaga kesegaran produk, meningkatkan daya simpan, mempertahankan mutu produk serta memudahkan dalam distribusi dan transportasi.
2. Melalui penanganan pasca panen akan terjadi peningkatan nilai tambah dan daya saing produk disamping dapat mengurangi kehilangan hasil.
3. Penerapan pasca panen membutuhkan teknologi tepat guna yang mudah diterapkan dan didukung oleh sarana pasca panen dengan mengakomodasikan kepentingan petani.
4. Dasar hukum pelaksanaan Good Handling Practices (GHP) adalah UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Pasal 69); Permentan No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; Permentan No. 58 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian, serta Permentan No. 44 Tahun 2009 tentang Penanganan Pasca Panen Hasil Tanaman Yang Baik (Good Handling Practices).
5. Penanganan pasca panen tidak terlepas dari peranan tenaga kerja. Tenaga kerja harus berbadan sehat (kesehatan, sanitasi, kebersihan), memiliki keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaannya (kompetensi kerja), mempunyai komitmen dengan tugasnya (bila diabaikan akan merugikan sekali).
6. Pedoman GHP bersifat umum, belum spesifik komoditi dan bersifat dinamis (karena itu perlu ditindaklanjuti dengan membuat SOP GHP per komoditas dan per lokasi, dan sebaiknya diintegrasikan dengan budidaya).
7. Ruang lingkup penanganan pasca panen meliputi pemanenan, pengumpulan, sortasi, pembersihan/pencucian, coating/pelilinan, grading/pengkelasan, packing/pengemasan, pelabelan, ripening/ pemeraman, pengawetan, precooling/penyimpanan, standarisasi mutu, pengangkutan, sarana dan prasarana, keamanan dan keselamatan kerja (K3) dan pengelolaan lingkungan serta pengawasan dan pembinaan.
8. Di Kota Mataram penanganan pasca panen sudah dilakukan terhadap beberapa komoditas sayuran yang dikembangkan, terutama yang ada di Gapoktan Mekar Sari. Komoditas yang dikembangkan adalah beberapa
V V V V ---- 28282828
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
sayuran daun seperti kailan, sawi, selada, pakcoy dan bayam. Sedangkan sayuran buah antara lain cabe merah, cabe rawit, tomat, terong, pare, mentimun, jagung manis dan kacang panjang.
9. Untuk sayuran daun penanganannya harus dilakukan segera setelah panen agar kesegarannya masih dapat bertahan. Sedangkan sayuran buah dilakukan dengan hati-hati mulai dari penentuan saat panen, panen, pengumpulan, pembersihan, sortasi dan grading, penimbangan, pengemasan, pelabelan, pengangkutan dan penyimpanan sehingga diperlukan waktu yang reatif lebih lama dibandingkan sayuran daun. Umumnya sayuran buah mampu bertahan sampai dua hari.
10. Kegiatan panen sampai dengan pengumpulan dilakukan di lapangan yang dikelola langsung oleh Ketua Gapoktan Mekar Sari. Panen dilakukan setiap hari untuk semua komoditas tersebut diatas. Pembersihan/pencucian menggunakan air bersih yang mengalir dilakukan terutama terhadap sayuran daun sedangkan untuk sayuran buah selain dibersihkan dengan air juga dilap dengan tisu dan kain lap halus. Disamping itu dari pihak hotel langsung ke lahan untuk dipetikkan sesuai kebutuhan satu hari agar kesegaran dan kandungan nutrisi tetap terjaga.
11. Sebagai contoh, untuk komoditi cabe kemasannya menggunakan Styrofoam yang ditutup menggunakan plastik cling wrap dengan berat bersih 100 gram/bungkus. Kemudian label yang berisi nama produsen, nama produk dan berat bersih ditempel pada kemasan.
Target kegiatan pembinaan pengembangan paca panen tanaman sayuran dan tanaman obat belum terpenuhi karena ada sub kegiatannya yang belum terlaksana yaitu koordinasi dan identifikasi untuk penyusunan buku SOP sayuran. Hal ini tidak dapat dilaksanakan karena tidak adanya transport untuk peserta ke lokasi pertemuan. Sehingga realisasi fisik mencapai 86,51%, sedangkan realisasi dana 63,85% yaitu sebesar Rp. 44.696.000,- dari pagu dana sebesar Rp. 70.000.000,-.
f. Pengembangan Kawasan Tanaman Sayuran
Kegiatan ini berupa fasilitasi bantuan sarana produksi kepada petani sayuran. Berdasarkan hasil CPCL dan telah ditetapkan melalui SK PPK Satker : 018.04.239009 – Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor : 841.1/Horti-DK/88c/III/2013, kelompok tani yang menerima bantuan adalah :
1. KT. Tunas Terima, di Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara yang diketuai oleh Bapak Abdullah. Bantuan yang didapat adalah sarana produksi untuk budidaya Cabe seluas 1,5 Ha.
2. KT. Banjar Mundah, di Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara yang diketuai oleh Bapak Saleh. Bantuan yang didapat adalah sarana produksi untuk budidaya Cabe seluas 1,5 Ha.
Target kegiatan sudah terpenuhi yaitu fasilitasi bantuan sarana produksi kepada petani sayuran seluas 3 Ha. Pagu dana yang tersedia untuk kegiatan fasilitasi ini sebesar Rp. 50.000.000,- dan sampai akhir tahun anggaran, realisasi keuangan mencapai Rp. 46.812.500,- (93,63%) dengan realisasi fisik 94,00%.
V V V V ---- 29292929
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Kegiatan yang bersumber dari APBD :
Untuk Program Peningkatan Kesejahteraan Petani melalui kegiatan Fasilitasi Pengembangan Komoditas Unggulan Daerah pada tahun anggaran 2013 dengan sumber biaya dari DPA-SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, berdasarkan hasil kegiatan yang ada di DPA-SKPD, baik kegiatan pertemuan koordinasi, pengadaan bibit maupun pembinaan ke Kabupaten/ Kota, maka dapat kami sampaikan hasil kegiatan tersebut sebagai berikut :
1. Pertemuan Koordinasi Perbenihan Hortikultura
Tujuan diselenggarakannya kegiatan Pertemuan Koordinasi Perbenihan Hortikultura ini adalah : a) Merumuskan dan menjaring informasi/data terkait permasalahan Perbenihan Hortikultura di masing-masing kabupaten/kota; b) Merancang rencana pengembangan perbenihan hortikultura untuk tahun berikutnya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada tanggal 15 – 16 Mei 2013 bertempat di Hotel Lombok Plaza - Cakranega, dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari Petugas Dinas dan BPSB di Kabupaten/ Kota masing-masing 3 orang .
Rumusan hasil pertemuan :
a. Benih bermutu sangat mempengaruhi produksi, untuk itu dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas hortikultura penyiapan benih harus mengikuti tehnik perbanyakan yang sudah dilaksanakan sesuai teknologi yang sudah diterapkan. Cara perbanyakan benih atau bibit hortukultura bermutu biasanya dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditentukan yaitu untuk benih sumbernya persyaratannya adalah dari pohon induk yang telah dilepas sehingga hasilnya dapat dijamin terutama produksinya maupun kwalitas dari buahnya
b. Untuk mendukung pengembangan perbenihan hortikultura baik itu dari segi teknis, teknologi maupun informasi lainnya maka SDM petugas yang menangani perbenihan terutama untuk petugas BBI di Kabupaten/Kota perlu ditambah.
c. Untuk Lab. Kultur Jaringan di Kabupaten Sumbawa yang masih terbatas fasilitasinya disarankan untuk mengajukan proposal permintaan bantuan alat atau sarana pendukung yang ditujukan kepada Direktur Perbenihan Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian melalui E_Proposal.
d. Screen House untuk perbenihan kentang bantuan langsung dari Pusat, yang dibangun di Desa Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur masih belum layak untuk dimanfaatkan melihat kondisi Screen House masih belum memenuhi standar serta belum dilengkapi fasilitas pendukungnya. Oleh karena itu Dinas Pertanian dan BBI Provinsi dan Kabupaten akan mengkoordinasikannya dengan pemerintah pusat untuk keberlanjutannya.
e. Bawang putih sangga yang ada di Sembalun Kabupaten Lombok Timur akhir-akhir ini keberdaannya sudah tidak lagi seperti dulu mempunyai kwalitas yang baik serta produksi yang tinggi, keadaan seperti ini harus kita atasi dengan melaksanakan pemurnian untuk mengembalikan keunggulannya yang pernah kita rasakan pada masa yang lalu yaitu sekitar tahun delapan puluhan.
V V V V ---- 30303030
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
f. Varietas-varietas yang sudah dilepas baik itu buah-buahan maupun sayuran agar diperbanyak bibitnya sehingga perkembangannya lebih cepat dan dapat lebih dkenal oleh masyarakat dan juga pohon Induk yang sudah tidak layak lagi diharapkan agar dibuat duplikat PIT nya.
g. Rencananya tahun 2013 BPSB TPH Kabupaten Bima akan melepas varietas Durian Parado.
h. Dalam perbanyakan benih setiap tahunnya para penangkar harus melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan petugas dinas baik provinsi/kab./kota mengenai program-program pengembangan hortikultura lima tahun kedepan sehingga benih yang diperbanyak dapat terjual.
i. Untuk keluar masuknya benih baik oleh petugas kab./kota maupun penangkar harus selalu berkoordinasi dengan BPSB TPH maupun Balai Karantina Pertanian.
j. Persyaratan pengeluaran/pemasukan benih jeruk :
♦ Dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal
♦ Disertai dengan label lulus sertifikasi :
� Dikeluarkan oleh Balai/Loka Pengawasan
� Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura atau penyelenggaran sertifikasi yang telah memperoleh akreditasi
� Disertakan pada setiap benih jeruk atau kemasannya
♦ Melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan
♦ Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pemasukan/ pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina
k. Persyaratan pengeluaran/pemasukan benih kentang :
♦ Dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal
♦ Disertai dengan surat ijin pengeluaran/pemasukan dari Gubernur NTB (Pergub NTB No. 17 Tahun 2011)
♦ Melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan
♦ Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pemasukan/pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina
l. Diharapkan kepada pemerintah baik provinsi/kab./kota untuk kegiatan pengadaan benih bawang merah dan kentang, benih tidak perlu didatangkan dari luar daerah karena petani sudah bisa membuat benih sendiri.
2. Pengembangan Wilayah Terintegrasi (Lombok Timur, Sumbawa, Dompu dan Kota Bima).
Tujuan dilaksanakan kegiatan Pengembangan Wilayah Terintegrasi ini adalah a) Mendukung percepatan berkembangnya Kawasan Teringrasi sesuai dengan harapan daerah; b) Meningkatkan luas areal penanaman komoditas hortikultura terutama untuk pemanfaatan pekarangan; c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya dikawasan terintegrasi.
Pelaksanaan :
V V V V ---- 31313131
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1) Kegiatan ini dalam bentuk dukungan fasilitasi berupa bantuan benih sayuran (Cabe, Tomat, Kacang Panjang, Sawi) dan benih buah-buahan (Sawo, Mangga) dengan rincian sebagai berikut :
- Benih Sayuran
♦ Cabe : 300 Saset
♦ Tomat : 250 Saset
♦ Kacang Panjang : 200 Saset
♦ Sawi : 200 Saset
- Bibit Buah-buahan
♦ Sawo : 500 Pohon
♦ Mangga : 1.000 Pohon
2) Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Pemilihan Langsung Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 83.000.000.- .
3) Benih sayuran dan bibit buah ini dialokasikan pada 4 (empat) Kabupaten /Kota Kawasan Terintegrasi yaitu Kawasan Terintegrasi Kabupaten Lombok Timur Kawasan Terintegrasi Kabupaten Sumbawa, Kawasan Terintegrasi Kabupaten Dompu dan Kawasan Terintegrasi Kota Bima
4) Penetapan kelompok tani penerima benih/bibit ditetapkan oleh masing-masing Kabupaten/kota, kemudian hasil CPCL oleh kabupaten disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara teknis.
5) Pembagian benih/bibit langsung dialokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada Kelompok Tani.
6) Kegiatan ini dikoordinasikan bersama kabupaten dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa dari sejak kesiapan petani, kesiapan benih, pelabelan hingga pengawalan benih oleh petugas provinsi dan kabupaten pada saat pendropingan ke kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Dukungan Benih/Bibit (Sayuran dan Buah) yang telah dialokasikan untuk Pengembangan Kawasan Hortikultura pada Kawasan Daerah Terintegrasi pada Tahun 2013 antara lain : Tabel V-3. Pengembangan Kawasan Hortikultura Sayur dan Buah
V V V V ---- 32323232
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
No. Kabupaten
Dusun/Desa/ Nama Kelompok/ Jenis dan Jumlah Bantuan Benih/Bibit
Kecamatan Ketua Cabe Tomat Kc. Panjang Sawi Sawo Ma ngga
(Saset) (Saset) (Saset) (Saset) (Pohon) (Pohon)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Lombok Timur Desa Suela Lemor Baru 75
30
25
25 - -
Kec. Suela (Aq. Hernawati)
Desa Suela Telaga Baru -
31
25
25 - -
Kec. Suela (Jamain)
Desa Puncak Jeringo Pandan Dure
- - -
-
125 -
Kec. Suela (Aq. Yuliana)
Desa Ketangga Tejong - - -
- - 250
Kec. Suela (H. Azhar)
Jumlah (1) : … 75
61
50
50
125 250
2. Sumbawa Desa Hijrah Subur Tani 75
63
50
50 - -
Kec. Lape (H. Nurdin)
Desa Lape Batu Paraga - - -
-
125 250
Kec. Lape (Ahmad Martopo)
Jumlah (2) : … 75
63
50
50
125 250
V V V V ---- 33333333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Dompu Desa Mumbu Embung Jaya 75 - -
- - -
Kec. Woja
Kelurahan Simpasae Mada Fanda
-
63 -
- - -
Kec. Woja
Desa Mumbu Tanda II - -
50
- - -
Kec. Woja
Kelurahan Kandai I Nonto Lea - - -
50 - -
Kec. Dompu
Desa Songgaja Sumber Bahagia - - -
-
125 -
Kec. Kempo
Desa Kempo Horti Mada Duli - - -
- - 250
Kec. Kempo
Jumlah (3) : … 75
63
50
50
125 250
4. Kota Bima Kelurahan Oi Fo'o Larato 5 5 -
5 - -
Kec. Rasanae Timur
Mada Masa - 5
5
5 - -
Dam Kolo - 5 -
5 - -
V V V V ---- 34343434
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sanggopa 5 5 -
5 - -
Oi Mau 5 5
5
- - -
Kelurahan Kumbe Harapan Makmur III
5 - -
-
125 -
Kec. Rasanae Timur
Harapan Makmur II 5 - -
- - -
Kelurahan Kodo Mangge Pambu - 5
5
5 - -
Kec. Rasanae Timur
Mpori Lembo - -
5
-
- -
Kelurahan Lampe Diwu Monca 5 5 -
5 - -
Kec. Rasanae Timur
Kelurahan Dodu Karikeka - - -
- - 75
Kec. Rasanae Timur
Oi Lupe - - -
- - 75
Samada - - -
- - 50
Dam Sipi - - -
- - 50
V V V V ---- 35353535
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelurahan Rontu Tani Makmur - 5
5
5 - -
Kec. Raba
Tani Sejahtera 5 5
5
-
- -
Kelurahan Nitu Nitu I - 5 -
5
- -
Kec. Raba
Nitu II 10 5 -
5 - -
Kelurahan PenanaE Kambu
5 - -
-
- -
Kec. Raba
Kelurahan Panggi Sandaka Supu I 5 4
5
5
- -
Kec. Mpunda
Kelurahan Sambinae Telaga Gora
- -
5
-
- -
Kec. Mpunda
Sarinci Oi 5 - -
-
- -
Kelurahan Sadia Setia Usaha 10 4
5
-
- -
Kec. Mpunda
Kacampo Mufakat 5 -
5
-
- -
Jumlah (4) : … 75
63
50
50
125 250
Total (1+2+3+4) : … 300
250
200
200
500
1.000
V V V V ---- 36363636
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
A. IDENTIFIKASI, PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI PENGEMBANGAN KAWASAN TERINTEGRASI (LOMBOK TIMUR, SUMBAWA, DOMPU DAN KOTA BIMA)
a. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan benih pada kawasan terintegrasi, sekaligus melakukan pembinaan baik itu pada petugas dinas dan petani pada kawasan terintegrasi sekaligus melihat dan memonitoring perkembangannya.
b. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon kelompok tani penerima bantuan benih, dengan melihat beberapa aspek antara lain potensi lahan, kesiapan kelompok, kondisi dan lokasi serta sarana pendukungnya.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan ini dan menginformasikan apa kewajiban yang harus dilakukan petani, seperti membuat lubang, memberikan pupuk kandang dan sebelum benih ditanam dilakukan klimatisasi
♦ Tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bibit agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
c. Permasalahan
♦ Lokasi yang sangat jauh dengan kondisi jalan sangat tidak mendukung sehingga dibutuhkan hari yang cukup panjang berdampak pada kesegaran tanaman, sehingga menyebabkan bibit tanaman mengalami kematian.
♦ Pada saat pembagian sering terjadi benturan diantara petani dimana keinginan akan bibit tidak disesuaikan kebutuhan atau potensi, dan mereka tidak sabar untuk menunggu waktu klimatisasi di kelompok, sehingga tidak jarang tanaman yang masih dalam pemelihaan harus mereka tanam, akibatnya tanaman tersebut tidak dapat tumbuh baik (mati).
d. Rencana Penyelesaian Masalah
♦ Harus ada pengawalan intensip dari PPL dan petugas Dinas Kabupaten.
♦ Dibuat awig-awig atau aturan oleh kelompok untuk membuat kesepakatan kelompok dan untuk dilaksanakan.
V V V V ---- 37373737
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Pengembangan Kawasan Agropolitan ”Alas-Utan”
Tujuan kegiatan ini adalah a) Mendukung percepatan berkembangnya Kawasan Agropolitan Alas-Utan sesuai dengan Master Plan dan Komoditas Fokus yang sudah disepakati POKJA; b) Meningkatkan luas areal penanaman komoditas hortikultura unggulan daerah; 3) Memberdayakan penangkar benih hortikultura yang ada di daerah; 4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan :
1. Kegiatan ini dalam bentuk dukungan fasilitasi berupa bantuan benih/bibit hortikultura (buah-buahan) antara lain : Bibit Sawo sebanyak 800 pohon dan Manggis sebanyak 700 Pohon.
2. Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Pemilihan Langsung Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 48.000.000.-
3. Benih/bibiti ni dialokasikan di Kawasan Agropolitan Alas-Utan Kabupaten Sumbawa
4. Penetapan kelompok tani penerima benih ditetapkan oleh Kabupaten, kemudian hasil CPCL oleh kabupaten disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara tehnis.
5. Pembagian benih hortikultura langsung di alokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada Kelompok Tani.
6. Kegiatan ini dikoordinasikan bersama kabupaten dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa dari sejak kesiapan petani, kesiapan benih, pelabelan hingga pengawalan benih oleh petugas provinsi dan kabupaten pada saat pendropingan ke kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Tabel V-4. kelompok-kelompok penerima bantuan benih/bibit Pengembangan Kawasan Agropolitan Alas Utan Kabupaten Sumbawa.
No. Kecamatan Desa Kelompok Tani /
Ketua
Jenis dan Jumlah Benih (pohon)
Sawo Manggis
1. Alas Barat Mapin Rea -. Klp. Tiu Sebangka 500
-
(H. M. Ali Yusuf)
2. Alas Barat Mapin Rea -. Klp. Suar II
300
-
(Kadir H. Ambe)
3. Alas Marente -. Klp. Brang Sanero
-
400 (H. Baharudin)
4. Alas Marente -. Klp. Penyemat
-
200
(Sapiah Tero)
5. Rhee Sampe -. Klp. Harapan Maju
-
100 (Noar)
Total Bantuan Benih : ............... 800 700
V V V V ---- 38383838
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
♦ Permasalahan
Terbatasnya anggaran di Tingkat Kabupaten menyebabkan minimnya pembinaan dan pengawalan terhadap kelompok penerima bantuan yang berakibat pada kurangnya monitoring dan dukungan terhadap pengembangan kawasan agropolitan.
♦ Penyelesaian Masalah
Meningkatkan koordinasi dengan kabupaten dan mensinergikan kegiatan agar menjadi dukungan Dinas terkait mengusulkan kegiatannya melalui APBD II dan membuat surat kepada Bupati untuk mendukung kegiatan Pengembangan Kawasan Agropolitan.
IDENTIFIKASI, PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN ALAS UTAN
a. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan benih pada kawasan agropolitan, sekaligus melakukan pembinaan baik itu pada petugas dinas dan petani pada kawasan agropolitan sekaligus melihat dan memonitoring perkembangannya.
b. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon kelompok tani penerima bantuan benih, dengan melihat beberapa aspek antara lain potensi lahan, kesiapan kelompok, kondisi dan lokasi serta sarana pendukungnya.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan ini dan menginformasikan apa kewajiban yang harus dilakukan petani, seperti membuat lubang, memberikan pupuk kandang dan sebelum benih ditanam dilakukan klimatisasi. Tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bibit agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
c. Permasalahan
♦ Lokasi yang sangat jauh dengan kondisi jalan sangat tidak mendukung, sehingga dibutuhkan hari yang cukup panjang berdampak pada kesegaran tanaman, sehingga menyebabkan bibit tanaman mengalami kelayuan bahkan ada yang mati.
♦ Pada saat pembagian sering terjadi benturan diantara petani dimana keinginan akan bibit tidak disesuaikan kebutuhan atau potensi, dan mereka tidak sabar untuk menunggu waktu klimatisasi di kelompok, sehingga tidak jarang tanaman yang masih dalam pemelihaan harus
V V V V ---- 39393939
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
mereka tanam, akibatnya tanaman tersebut tidak dapat tumbuh baik (mati).
d. Rencana Penyelesaian Masalah
♦ Harus ada pengawalan intensip dari PPL dan petugas Dinas Kabupaten.
4. Pengembangan Cabe Dalam Polybag
Tujuan kegiatan ini adalah : a) Memberdayakan ibu-ibu Rumah Tangga (RT)/ Kelompok Wanita Tani (KWT) dilingkungan perkotaan untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya; b) Untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan apabila diupayakan secara intensif dapat juga sebagai sumber pendapatan tambahan bagi anggota keluarga; c) Meredam terjadinya inflasi harga cabe yang semakin meningkat.
Pelaksanaan :
a. Kegiatan ini dalam bentuk dukungan fasilitasi bantuan berupa bantuan benih/bibit cabe dalam polybag sebanyak 10.000 Polybag.
b. Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Penunjukan Langsung Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 36.050.000.-.
c. Bantuan Benih/bibit ini dialokasikan ke wilayah Kota Mataram dan Kota Bima.
d. Penetapan kelompok tani penerima benih ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kota Mataram dan Kota Bima, kemudian hasil CPCL oleh kota disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara tehnis.
e. Sebelum bibit/benih cabe dialokasikan ke titik bagi, dilakukan tahap lanjutan pelaksanaan yaitu pemeliharaan berupa penyiangan, pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama/penyakit yang dilakukan + selama 1 bulan sampai bibit siap dan layak untuk didistribusikan.
f. Pembagian benih/bibit cabe dalam polybag langsung dialokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada kantor kecamatan dimasing-masing kota yang selanjutnya didistribusikan ke masyarakat sekitarnya.
g. Kegiatan ini dikoordinasikan bersama petugas dinas pertanian kota dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa dari sejak kesiapan masyarakat penerima, kesiapan benih/bibit cabe dalam polybag hingga pengawalan benih/bibit oleh petugas provinsi dan kota/kabupaten pada saat pendropingan ke lokasi penerimaan..
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Adapun daftar alokasi penerima bantuan benih/bibit Pengembangan Cabe dalam polybag adalah sebagai berikut :
V V V V ---- 40404040
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel V-5. Alokasi Penerima Bantuan Benih/Bibit Cabe
No. Kota Kelurahan/Kecamatan Jumlah Bibit/
Benih(Polybag)
I. Mataram 1. Kec. Sekarbela 833
2. Kec. Selaparang 833
3.Kec. Ampenan 833
4. Kec. Sandubaya 833
5. Kec. Mataram 835
6. Kec. Cakranegara 833
Jumlah I : … 5.000
II. Bima 1. Kel. Nugga Kec., RasanaE Timur 500
2. Kel. Kumbe Kec., RasanaE Timur 350
3. Kel. PenanaE Kec. Raba 500
4. Kel. Monggonao Kec. Mpunda 500
5. Kel. Lewirato Kec. Mpunda 3.000
6. Kebun Contoh Bhayangkari 150
Jumlah II : … 5.000
Total Bantuan Benih : .......... 10.000
A. Identifikasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Cabe Dalam Polybag.
a. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan benih/bibit cabe dalam polybag baik yang ada di Kota Mataram maupun Kota Bima, sekaligus melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi baik itu pada petugas dinas dan Masyarakat penerima bantuan untuk memonitoring perkembangannya.
b. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon lokasi dan calon kelompok tani/masyarakat penerima bantuan benih.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan pengembangan cabe dalam polybag, dan tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bibit agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kota Mataram dan Kota Bima.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
V V V V ---- 41414141
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
5. Pengembangan Kawasan Melon
Tujuan dilaksanakan kegiatan Pengembangan Kawasan Melon ini adalah a) Percepatan Pengembangan Kawasan Hortikultura; b) Tumbuhnya sentra-sentra agribisnis pada kawasan terpilih; c) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada kawasan terpilih.
Pelaksanaan :
1) Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk dukungan fasilitasi untuk pengembangan kawasan melon seluas 10 Ha berupa bantuan bahan material saprodi dan sarana prasarana lainnya berupa peralatan dengan rincian sebagai berikut :
- Bantuan bahan material saprodi
♦ Benih melon : 400 Sachet
♦ MPH (Mulsa) : 130 Roll
♦ ZA : 4.500 Kg
♦ SP36 : 2.700 Kg
♦ KCL : 1.740 Kg
♦ NPK : 1.200 Kg
♦ Furadan : 60 Kg
♦ Insektisida : 150 Liter
♦ Fungisida : 150 Liter
♦ Pupuk pelengkap cair : 150 Liter
♦ Cairan perekat : 150 Liter
♦ Ajir : 250.000 Batang
♦ Rafia : 50 Kg
♦ Sekam : 50 Karung
♦ Sidik mulsa : 40 Batang
♦ Nampan persemaian : 500 Buah
- Sarana prasarana lainnya berupa peralatan
♦ Hand Sprayer : 20 Unit
♦ Cangkul : 40 Buah
♦ Gentong : 30 Buah
♦ Ember : 70 Buah
♦ Gunting : 70 Buah
♦ Pisau : 50 Buah
♦ Alat pelubang mulsa : 50 Buah
2). Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Pelelangan melalui proses ULP, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 382.855.000.- .
V V V V ---- 42424242
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
3). Bantuan bahan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan ini dialokasikan pada 4 (empat) Kabupaten /Kota yaitu Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa dan Kota Bima.
4). Penetapan kelompok tani penerima bantuan ditetapkan oleh masing-masing Kabupaten/kota, kemudian hasil CPCL oleh kabupaten disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara teknis.
5). Pembagian bantuan bahan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan langsung dialokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada Kelompok Tani.
6). Kegiatan ini dikoordinasikan bersama kabupaten dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa hingga pengawalan oleh petugas provinsi dan kabupaten pada saat pendropingan ke kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Dukungan bahan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan yang telah dialokasikan untuk Pengembangan Melon pada Tahun 2013 antara lain :
a. Alokasi Bantuan material saprodi :
Tabel V-6. Alokasi Bantuan Material Saprodi
V V V V ---- 43434343
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
No. Lokasi Penyaluran Luas Areal (Ha)
Jenis Bantuan
Benih (Sachet)
MPH /Mulsa (Roll)
ZA (Kg)
SP36 (Kg)
KCl (Kg)
NPK (Kg)
Furadan (Kg)
Insektisida (Liter)
Fungisida (Liter)
Pupuk Pelengkap
Cair (Liter)
Cairan Perekat (liter)
Ajir (Batang)
Rafia (Kg)
Sekam (Karung)
Sidik Mulsa
(Batang)
Nampan Persemaian
(Buah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1
KT. Peresak Timur
1 40 13 450 270 174 120 6 15 15 15 15 25.000 5 5 4 50 Desa Karang Bayan, Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat (Ketua : H. Paidullah)
2
KT. Horsat
6 240 78 2.700 1.620 1.044 720 36 90 90 90 90 150.000 30 30 24 300 Desa Lepak, Kec. Sakra Timur
Kab. Lombok Timur (Ketua : Sopian)
3
KT. Susah Payah I
1 40 13 450 270 174 120 6 15 15 15 15 25.000 5 5 4 50 Desa Gelanggang, Kec. Sakra Timur Kab. Lombok Timur (Ketua : H. Halil Syafi’i)
4
KT. Tunas Baru II
1 40 13 450 270 174 120 6 15 15 15 15 25.000 5 5 4 50 Desa Karang Dima, Kec. Labuan Badas
Kab. Sumbawa (Ketua : Muhidin)
5
KT. Mangge Pambu
1 40 13 450 270 174 120 6 15 15 15 15 25.000 5 5 4 50 Kelurahan Kodo Kec. RasanaE Timur
Kaota Bima (Ketua : Muktar)
Jumlah : … 10 400 130 4.500 2.700 1.740 1.200 60 150 150 150 150 250.000 50 50 40 500
V V V V ---- 44444444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
b. Alokasi Bantuan Sarana prasarana lainnya berupa peralatan :
Tabel V-7. Alokasi Bantuan Sarana Prasarana
No. Nama
Kelompok/ Ketua
Alamat
Jenis dan Jumlah Bantuan
Hand Sprayer Cangkul Gentong Ember Gunting Pisau Alat Pelubang Mulsa
(Unit) (Buah) (Buah) (Buah) (Buah) (Buah) (Buah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Peresak Timur Ds. Karang Bayan 2 4 3 7 7 5 5
Kec. Lingsar Kab. Lombok Barat
2. Susah Payah I Ds. Gelanggang 2 4 3 7 7 5 5 Kec. Sakra Timur Kab. Lombok Timur
3. Horsat Ds. Lepak 12 24 18 42 42 30 30
Kec. Sakra Timur Kab. Lombok Timur
4. Tunas Baru II Ds. Karang Dima 2 4 3 7 7 5 5 Kab. Sumbawa
5. Mangge Pambu Kec. RasanaE 2 4 3 7 7 5 5 Timur Kota Bima
Jumlah (1) : … 20 40 30 70 70 50 50
V V V V ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
♦ Permasalahan
� Dalam pengadaan pengembangan kawasan melon terjadi pelelangan sampai 3 (tiga) kali dan yang ketiga baru ada perusahaan yang ikut serta.
� Terjadi keterlambatan penerima sarana produksi yang menyebabkan penanaman dilakukan pada musim hujan.
♦ Penyelesaian Masalah
� Pelaksanaan ternder sebaiknya dikaitkan dengan musim sehingga produksi yang kita inginkan tercapai.
A. Identifikasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Melon.
a. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan pada kawasan pengembangan melon, sekaligus melakukan pembinaan baik itu pada petugas dinas dan petani pada kawasan dimaksud sekaligus melihat dan memonitoring perkembangannya.
b. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon kelompok tani penerima bantuan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan, dengan melihat beberapa aspek antara lain potensi lahan, kesiapan kelompok, kondisi dan lokasi serta sarana pendukungnya.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan ini dan menginformasikan apa kewajiban yang harus dilakukan petani, seperti persiapan lahan tanam , tenaga kerja dan lain sebagainya.
♦ Tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bantuan material saprodi dan sarana prasarana berupa peralatan agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
6. Pengembangan Mangga
Tujuan kegiatan ini adalah a) Percepatan pengembangan kawasan hortikultura (mangga); b) Tumbuhnya sentra-sentra agribisnis pada kawasan terpilih; c) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada kawasan terpilih.
V V V V ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pelaksanaan :
a. Kegiatan ini dalam bentuk dukungan fasilitasi pengembangan mangga seluas 20 Ha berupa bantuan benih/bibit mangga Garifta sebanyak 1.000 pohon dan Gedong Gincu 1.000 pohon.
b. Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Pemilihan/Penunjukan Langsung Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 70.000.000.-.
c. Benih/bibit mangga ini dialokasikan ke Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.
d. Penetapan kelompok tani penerima benih ditetapkan oleh Kabupaten, kemudian hasil CPCL oleh kabupaten disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara tehnis.
e. Pembagian benih hortikultura langsung di alokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada Kelompok Tani.
f. Kegiatan ini dikoordinasikan bersama kabupaten dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa dari sejak kesiapan petani, kesiapan benih, pelabelan hingga pengawalan benih oleh petugas provinsi dan kabupaten pada saat pendropingan ke kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Adapun kelompok-kelompok penerima bantuan benih/bibit Pengembangan Mangga adalah sebagai berikut :
Tabel V-8. Kelompok Penerima Bantuan Benih/bibit Mangga
No. Kelompok Tani /
Ketua Kelompok Tani /
Ketua
Jenis Mangga dan Jumlah (pohon)
Garifta Gedong Gincu
1. KT. Mangga Jaya Desa Sukadana, -
500
(Raden Nyakradi) Kec. Bayan Kab. Lombok Utara
2. KT. Bunut Baok Desa Salut, -
500
(Lalu Agus Mulyadi) Kec. Kayangan
Kab. Lombok Utara
3. Gapoktan. GENSURI Desa Puncak Jeringo 1.000
-
(Genta Suara Rinjani) Kec. Suela
(Nourtamah) Kab. Lombok Timur
Jumlah Bantuan Bibit : …
1.000
1.000
V V V V ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Identifikasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Mangga.
1. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan benih pada kawasan pengembangan mangga, sekaligus melakukan pembinaan dan memonitoring perkembangannya.
2. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon kelompok tani penerima bantuan benih/bibit mangga, dengan melihat beberapa aspek antara lain potensi lahan, kesiapan kelompok, kondisi dan lokasi serta sarana pendukungnya.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan ini dan menginformasikan apa kewajiban yang harus dilakukan petani, seperti membuat lubang, memberikan pupuk kandang dan sebelum benih ditanam dilakukan klimatisasi. Tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bibit agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
3. Permasalahan
♦ Lokasi yang sangat jauh dengan kondisi jalan sangat tidak mendukung, sehingga berdampak pada kesegaran tanaman, sehingga menyebabkan bibit tanaman mengalami kelayuan bahkan ada yang mati.
4. Rencana Penyelesaian Masalah
♦ Harus ada pengawalan intensip dari PPL dan petugas Dinas Kabupaten.
7. Pengembangan Durian Unggulan Daerah
Tujuan kegiatan ini adalah a) Percepatan pengembangan kawasan hortikultura (durian); b) Tumbuhnya sentra-sentra agribisnis pada kawasan terpilih; c) Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada kawasan terpilih.
Pelaksanaan :
a. Kegiatan ini dalam bentuk dukungan fasilitasi pengembangan durian unggulan daerah seluas 10 Ha berupa bantuan benih/bibit durian unggulan daerah sebanyak 1.000 pohon.
b. Pengadaan ini dilaksanakan dengan sistem Pemilihan/Penunjukan Langsung Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor : 80 Tahun 2003, karena nilai pengadaan sebesar Rp. 100.000.000.-.
V V V V ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Benih/bibit mangga ini dialokasikan ke Kabupaten Lombok Barat.
d. Penetapan kelompok tani penerima benih ditetapkan oleh Kabupaten, kemudian hasil CPCL oleh kabupaten disurvey kembali oleh Tim dari Dinas Pertanian Provinsi untuk melihat kembali kelayakannya secara tehnis.
e. Pembagian benih hortikultura langsung di alokasikan pada titik bagi yaitu langsung pada Kelompok Tani.
f. Kegiatan ini dikoordinasikan bersama kabupaten dan pihak ketiga selaku Penyedia Jasa dari sejak kesiapan petani, kesiapan benih, pelabelan hingga pengawalan benih oleh petugas provinsi dan kabupaten pada saat pendropingan ke kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Adapun kelompok-kelompok penerima bantuan benih/bibit Durian dalam rangka Pengembangan Durian Unggulan Daerah adalah sebagai berikut :
Tabel V-9. Kelompok Penerima Bantuan Benih/Bibit Durian
No. Kelompok Tani / Kelompok Tani / Jumlah
(pohon) Ketua Ketua
300
200
200
300
1. KT. Mekar Jaya Dusun Leong
(Rusni) Desa Giri Madia
Kecamatan Lingsar
Kab. Lombok Barat
2. KT. Geger Girang Genem II Dusun Lengseran Timur
(H. Juaini Ahyar) Desa Langko
Kecamatan Lingsar
Kab. Lombok Barat
3. KT. Sumber Maju Dusun Sabe Lendang
(Supirin) Desa Keru
Kecamatan Narmada
Kab. Lombok Barat
4. KT. Nusa Indah Dusun Dasan Tereng
(Sahri) Desa Gerimax Indah
Kecamatan Narmada
Kab. Lombok Barat
Jumlah Bantuan Bibit : …………
1.000
V V V V ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. Identifikasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Durian Unggulan Daerah.
a. Tujuan Kegiatan
♦ Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi kelompok tani calon penerima bantuan benih pada kawasan pengembangan durian unggulan daerah, sekaligus melakukan pembinaan dan memonitoring perkembangannya.
b. Pelaksanaan
♦ Kegiatan ini merupakan kegiatan perjalanan dinas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
♦ Tahap awal dilaksanakan identifikasi calon kelompok tani penerima bantuan benih, dengan melihat beberapa aspek antara lain potensi lahan, kesiapan kelompok, kondisi dan lokasi serta sarana pendukungnya.
♦ Tahap kedua dilaksanakan pembinaan dan sosialisasi tujuan dari kegiatan ini dan menginformasikan apa kewajiban yang harus dilakukan petani, seperti membuat lubang, memberikan pupuk kandang dan sebelum benih ditanam dilakukan klimatisasi. Tahap terakhir adalah melakukan pengawalan droping bibit agar tepat baik jumlah, waktu maupun volume sampai pada sasaran (kelompok tani).
♦ Semua kegiatan tersebut dilakukan bersama dan dikoordinasikan dengan Dinas Pertanian Kabupaten.
♦ Setiap perjalanan dilengkapi dengan laporan hasil perjalanan.
8. Pertemuan dan Pembinaan Pestisida Nabati Tanaman Sayuran
Adapun tujuan dari kegiatan Pertemuan Pembinaan Pembuatan Pestisda Nabati adalah :
• Meningkatkan peran petugas dan masyarakat dalam upaya pengendalian OPT hortikultura yang berwawasan lingkungan dengan menggunakan pestisida nabati.
• Pengamanan hasil produk akibat serangan OPT dalam rangka mempertahankan kuantitas dan meningkatkan kualitas produk hortikultura
• Pengamanan hasil produk dari residu pestisida dalam rangka meningkatkan keamanan pangan dan daya saing produk.
• Melaksanakan Sosialisasi tentang Pembuatan Pestisida Nabati. • mengurangi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan.
Pertemuan Pembinaan Pembuatan Pestisida Nabati pada Tanaman Hortikultura dilaksanakan di Klp. Tani Estafet hidup Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, dilaksanakan satu hari pada tanggal 22 Mei 2013.
Peserta Pertemuan berjumlah 25 orang petani yang berasal dari daerah di sekitar lokasi. Selain itu kegiatan tersebut diikuti juga oleh para petugas lapang, Dinas Pertanian Kabupaten serta instansi terkait lainnya.
V V V V ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Materi dan Narasumber
Materi pertemuan difokuskan pada upaya pengendalian OPT khususnya pada tanaman sayuran yaitu cabe besar, pada tanaman buah yaitu pisang guna mendukung penerapan GAP/SOP, yaitu mengutamakan pengendalian OPT secara masal yang melibatkan kelompok, penerapan penggunaan teknologi pengendalian berbahan dasar non kimia dan penggunaan bahan kimia secara bijak sebagai alternatif terakhir.
Materi pertemuan dirangkum dalam leaflet, yaitu menguraikan bahan dasar, cara pembuatan, cara aplikasi biopestisida, dan OPT sasaran. Bahan dasar yang banyak dan tersedia dilokasi adalah Mimba. Selain itu dijelaskan juga peran kelompok dalam pengendalian OPT, produk komoditas yang aman konsumsi, serta penggunaan pestisida kimia secara bijak. Serta berupa soft copy tentang pengendalian OPT dan jenis-jenis OPT pada tanaman cabai dan pisang.
Narasumber pertemuan adalah petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, Petugas Lapang Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan Dinas Pertanian Kabupaten yang ahli dibidangnya, narasumber berjumlah 6 orang. Jumlah dan nama narasumber sebagaimana tertuang dalam keputusan kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB terlampir dalam laporan ini.
Materi pertemuan terangkum dalam leaflet, yaitu menguraikan bahan dasar, cara pembuatan, cara aplikasi biopestisida ramah lingkungan, dan OPT sasaran. Bahan dasar yang banyak dan tersedia dilokasi adalah Mimba. Selain itu, pembuatan dan pengembangan agen hayati elaskan juga dalam pengendalian OPT, produk komoditas yang aman konsumsi, penggunaan pestisida kimia secara bijak.
b. Hasil Pelaksanaan
Beberapa rumusan hasil Pertemuan Pembinaan Pembuatan Pestisida Nabati pada Tanaman Hortikultura dilaksanakan di Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat pada tanggal 22 Mei 2013 adalah sebagai berikut :
b.1. Kelompok Estafet Hidup di Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, dengan ketua kelompok M Said, jumlah anggota 30 orang dan luas areal tanaman cabai 5 ha dan untuk tanaman pisang seluas 100 ha. Kelompok tani ini menanam tanaman Cabai sebanyak dua kali dalam setahun. Dan Menanam pisang jenis pisang kepok.
b.2. Pertemuan Pembinaan Pembuatan Pestisda Nabati pada Tanaman Hortikultura berjalan lancar dan para peserta sangat antusias mengikuti jalannya pertemuan.
b.3. Peran petugas lapangan dan adanya kepedulian kelompok yang berbasis spesifik lokali sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan budidaya ramah lingkungan, dan penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian OPT setelah penggunaan cara lain tidak memungkinkan.
b.4. Petani belum menerapkan cara lain untuk mengendalikan OPT selain menggunakan pestisida kimia. Pestisida tidak hanya digunakan untuk pengendalian tetapi digunakan secara rutin dan terjadwal tanpa didahului dengan pengamatan. Penggunaan pestisida sering dilakukan dengan
V V V V ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mencampur berbagai macam pestisida (insektisida, fungisida) untuk pencegahan OPT.
b.5. Para peserta adalah petugas dan petani, yang secara tehnis budidaya tanaman hortikultura telah mengenal secara mendalam tentang teknik budidaya tanaman, namun pengetahuan tentang jenis pestisida nabati, cara pembuatannya serta kegunaannya para peserta masih belum paham.
b.6. Pertemuan ini juga untuk menambah bekal pengetahuan petugas lapangan (PHP/POPT dan PPL) dan petani cara pembuatan pestisida nabati secara sederhana yang dilakukan melalui beberapa proses dengan penanganan bahan tumbuhan secara baik agar bahan tersebut tidak kehilangan aktivitas hayatinya (bioactivity). Karena kehilangan aktivitas hayati dapat terjadi pada tahap pengkoleksian, penyimpanan dan persiapan bahan atau material tumbuhan. Dan mengethui beberapa teknik yang sederhana untuk menghasilkan bahan pestisida nabati yaitu : 1) Pengurusan, penumbukan atau pengepresan untuk menghasilkan produk berupa tepung , abu, atau pasta; 2) Perendaman untuk produk ekstrak;
b.7. Petani dan petugas setelah mengikuti pertemuan ini dapat mengetahui jenis bahan baku segar yang digunakan sebagai pestisida nabati lebih baik bila langsung diekstraksi dengan menggunakan pelarut tertentu beberapa kali seperti aseton atau alkohol. Dan mengetahui bahwa bahan yang dikeringkan ditempat teduh dan beranginan (dalam ruangan pada suhu ruang), tidak perubahan atau kerusakan pada komponen kimia yang dikandung bahan tersebut.
b.8. Peserta mengetahui penggunaan bahan yang sederhana dan mudah dilakukan melalui ekstraksi sederhana baik untuk bahan segar maupun bahan kering melalui dengan tahapan sebagai berikut :
a. Ekstraksi bahan segar
- Bagian tumbuhan segar (daun dsb) dibersihkan dari kotoran yang melekat, dicuci, kemudian ditumbuk dan dicampur dengan air dengan konsentrasi 25 - 100 g/l air
- Larutan langsung dipakai atau disimpan selama 12 - 24 jam
- Larutan disaring agar tidak terdapat kotoran yang menyumbat nozel alat semprot
- Masukan larutan ke dalam tangki semprot (sprayer) untuk segera diaplikasikan
- Waktu aplikasi pada pagi hari pukul 07.30 - 09.00 pagi atau sore hari pada pukul 16.00 - 17.30.
b. Ekstraksi bahan kering
- Bagian tumbuhan yang akan digunakan dibersihkan dari kotoran yang melekat, kemudian cuci dan keringkan lebih dahulu selama beberapa hari di bawah sinar matahari.
- Setelah kering, bahan tumbuhan ditumbuk dan kemudian dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 25 - 50 g/ltr air.
V V V V ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
- Larutan langsung dipakai atau disimpan selama 12 – 24 jam.
- Selanjutnya larutan disaring agar tidak terdapat kotoran.
- Selanjutnya masukan larutan ke dalam tangki sprayer untuk segera diaplikasikan.
- Waktu aplikasi pada pagi hari pukul 07.30 - 09.00 atau sore hari pada pukul 16.00 - 17.30.
Pembuatan larutan disamping dengan cara menumbuk bahan dan menambahkan air, ekstraksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat ekstraksi perkolat khususnya untuk bahan kering, dengan tahapan sebagai berikut :
- Bahan kering tumbuhan ditumbuk/digiling dengan menggunakan alat penggiling sederhana seperli alu
- Masukkan bahan yang sudah digiling kedalam perkulator, tambahkan air hingga seluruh bahan terendam selama 2 - 3 hari.
- Cairan dikeluarkan dengan cara membuka kran perkulator
- Cairan siap diaplikasikan di lapangan (kebutuhan/ha 10 kg bahan + 400 liter air) sebanyak 3 – 4 kali.
- Waktu aplikasi pada pagi hari pukul 07.30 – 09.00 pagi atau sore hari pada pukul 16.00 - 17.30.
Untuk memperoleh ekstrak dengan konsentrasi bahan aktif yang lebih tinggi, kedalam aiar pengekstrak perlu ditambahkan deterjen (< 1 g/ltr air) yang berfungsi sebagai pengemulsi. Campuran bahan tanaman + air pengekstrak + deterjen diaduk-aduk dan biarkan beberapa saat (30 menit sampai 2 jam) sebelum disaring. Disamping itu, untuk mengingkatkan konsentrasi bahan aktif dalam ekstrak, dapat dilakukan penambahan air dan sedikit pelarut organik seperti etanol atau metanol (konsentrasi < 1 %). Apabila ditambahkan pelarut organik, maka penambahan deterjen dilakukan setelah pelarut organik.
Peran petugas dan kelompok tani sangat besar terutama dalam penerapan teknologi budidaya tanaman sehat seperti :
a. Pengaturan pola tanam, pengaturan jarak tanam, serta pergiliran varietas tanaman. Pola tanam yang baik tidak menganjurkan penanaman secara terus menerus pada suatu lahan/hamparan.
b. Pembuatan bedengan sangat dianjurkan untuk pengaturan pengairan air irigasi secara efisien sesuai dengan kebutuhan. Pengairan pada tanaman cabai dilaksanakan dengan cara penyiraman 1 kali sehari dengan menggunakan ember khusus. Air pengairan dinaikkan dengan pompa air dari sumber air. Sumber air pengairan menggunakan sumur pantek yang digali/dibor di tempat lahan usahatani. Pemberian air sangat berlebihan dan belum efisien, ditemukan banyak tanaman sakit layu yang disebabkan oleh jamur dan penyakit kanker akar. Hal ini mengindikasikan kelembaban dalam tanah relatif tinggi. Selain pemberian air pengairan, kelembaban yang relatif tinggi dalam tanah juga terkait dengan tidak dibuatnya parit drainase atau bedengan.
V V V V ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Pengelolaan ekosistem pada lahan usahatani untuk pengelolaan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Petani belum melaksanakan pengelolaan ekosistem di lahan usahatani untuk mengelola OPT sesuai dengan prinsip PHT. Kelompok tani belum melaksanakan pengamatan di lahannya sendiri, dan belum mengenal dengan baik tanda-tanda awal serangan OPT, serta belum mengenal OPT, musuh alam.
d. Peran petugas dan kelompok tani diberi dimotivasi untuk ikut aktif secara bersama-sama melakukan pengendalian OPT secara serentak di wilayahnya. Para petani sering melaksanakan pengendalian secara individual tanpa ada peran kelembagaan kelompok tani, sehingga para petani merasakan bahwa kelompok tani kurang berperan. Selain pada kegiatan pengendalian OPT, kelompok tani juga kurang berperan pada kegiatan lain seperti perlakuan tehnik budidaya tanaman yang baik yang berkontribusi dalan menekan populasi atau perkembangan OPT.
e. Agar pelaksanaan pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida nabati dapat berjalan efektif dan efisien hendaknya difasilitasi oleh KCD. PHP/POPT bersama-sama kelompok tani/gabungan kelompok tani, agar mulai memanfaatkan potensi yang ada dan dukungan dana dari pemerintah kabupaten. Dilokasi pertemuan banyak ditemukan pohon sereh, srikaya, nimba, umbi gadung yang merupakan bahan untuk pembuatan pestisida nabati, belum banyak dimanfaatkan oleh petani.
f. Beberapa jenis OPT yang ditemui dan sering menyerang pertanaman cabe di lapangan adalah penyakit layu Fusarium, busuk buah, ulat Grayak.
g. Penggunaan pestisida kimia secara benar dan aman dengan metoda prinsip lima tepat, yaitu : tepat jenis dan mutu, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat alat, belum sepenuhnya dilakukan oleh petani.
9. Pertemuan Pengembangan Agen Hayati dalam Pengendalian OPT Tanaman Buah dan Sayur
Kondisi iklim yang tidak normal, yaitu terjadinya curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan serangan OPT tertentu misalnya penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporioide), moler/inul/ gradong/ layu fusarium (Fusarium oxysporum), dan bercak unggu/ trotol (Alternaria porri). Selain berpengaruh terhadap perkembangan OPT, perubahan iklim juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman apabila sistem budidaya tanaman tidak diantisipasi untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Selain itu kejenuhan tanah akan bahan kimia sudah melebihi ambang batas keseimbangan lingkungan dimana kondisi tanah sudah rusak dan tercemar oleh penggunaan bahan kimia yang berlebihan, tidak terkontrol dan secara terus menerus yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan sehingga mengakibatkan matinya musuh alami hama penyakit . dengan demikian pada Kondisi tanaman yang lemah mengakibatkan tanaman menjadi rentan terhadap gangguan penyakit sehingga dapat menyebabkan produksi menjadi menurun.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah OPT dilaksanakan melalui bimbingan pengendalian OPT yang merupakan bagian integral dari sistem produksi tanaman dan bertujuan untuk
V V V V ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengurangi kehilangan hasil akibat serangan OPT, sehingga diperoleh kualitas dan kuantitas produksi yang baik. Bimbingan pengendalian dilaksanakan melalui pertemuan dan pembinaan pengembangan agen hayati ramah lingkungan dalam pengendalian OPT tanaman buah dan sayur.
Pada prinsipnya kegiatan perlindungan hortikutura secara internal terkait dengan peneraapan GAP/SOP dan sitem pengembangan kawasan agribisnis dan sistim ketahanan pangan.
Pelaksanaan Kegiatan
a. Pertemuan Pengembangan agen hayati dalam pengendalian OPT tanaman buah dan sayur telah dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2013 di Kelompok Tani Maju Bersama Desa Sambi Jengkel Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara dan pada tanggal 21 Nopember 2013 pelaksanaannya di Kelompok Tani Harapan Rakyat Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.
b. Peserta pertemuan berjumlah 50 orang anggota kelompok tani yang terdiri dari 25 orang petani di kelompok Harapan Rakyat Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat dan 25 orang di Kelompok Maju Bersama Dusun Sambi Jengkel Desa Kayangan Kecamatan Kayangan dan diikuti pula oleh masyarakat yang berasal dari daerah di sekitar lokasi. Selain itu kegiatan tersebut diikuti juga oleh petugas lapang, Dinas Pertanian Kabupaten.
c. Materi pertemuan difokuskan pada pemanfaatan agen hayati dalam upaya pengendalian OPT khususnya pada tanaman buah dan sayuran seperti pada tanaman cabe, tomat, kubis dll sedangkan pada tanaman buah seperti pisang, pepaya, melon guna mendukung penerapan GAP/SOP, yaitu mengutamakan pengendalian OPT secara masal yang melibatkan kelompok, penerapan penggunaan teknologi pengendalian berbahan dasar non kimia dan penggunaan bahan kimia secara bijak sebagai alternatif terakhir.
Materi pertemuan dirangkum dalam leaflet, yaitu menguraikan cara perbanyakan serta cara aplikasi.
d. Narasumber pertemuan adalah petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dan petugas Lapang Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Dinas Pertanian Kabupaten dan petugas, narasumber dan petugas berjumlah 6 orang. Jumlah dan nama narasumber sebagaimana tertuang dalam keputusan kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB terlampir dalam laporan ini.
e. Hasil Pelaksanaan
Pertemuan Pengembangan agen hayati dalam pengendalian OPT tanaman buah dan sayur dilaksanakan di 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Utara pada tgl. 19 Nopember 2013 di Desa Sambi Jengkel Kecamatan Kayangan dan di Kabupaten Sumbawa Barat pada tanggal, 21 Nopember 2013 di Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, dilaksanakan masing-masing selama satu hari.
• Kelompok Tani Maju Bersama Dusun Sambi Jengkel Desa Kayangan Kecamatan Kayangan dengan luas lahan + 12 Ha dan komoditi yang diusahakan adalah komoditi sayuran berupa Pertanaman Tomat, Cabe Besar dan Cabe Rawit. Penanaman sayuran dilakukan 2 kali dalam setahun.
V V V V ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Kelompok Tani Harapan Hidup di Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat, dengan ketua kelompok Maskoang. Kelompok tani ini merupakan kelompok tani Inovatif karena di kelompok ini lahir inovatif-inofatif baru untuk membantu dalam proses budidaya, jumlah anggota 25 orang. Kelompok tani ini menanam tanaman Cabai sebanyak dua kali dalam setahun. Pada saat ini dilapangan terdapat pertanaman cabe rawit seluas 2 Ha, cabe besar seluas 1 Ha, Cabe keriting seluas 1 Ha dan tomat seluas 1 Ha. rencana pengembangan untuk komoditas sayuran yang sudah siap bibit adalah cabe rawit. Dan untuk tanaman buah terdiri dari Pepaya, Melon, Pisang dan Sawo.
• Pelaksanaan Pertemuan Pengembangan Agen Hayati dalam pengendalian OPT tanaman buah dan sayur dihadiri oleh semua anggota kelompok tani dan petani sekitar para peserta sangat antusias mengikuti jalannya pertemuan .
• Keterlibatan petugas lapangan dan kemauan kelompok dalam penggunaan agen hayati sangat diharapkan dalam kegiatan budidaya yang ramah lingkungan.
• Ada beberapa petani sudah mulai menerapkan cara lain seperti penggunaan bahan alami dalam mengendalikan OPT. Dalam mempergunakan pestisida petani sering melakukan pencampuran berbagai macam pestisida (insektisida, fungisida) untuk pencegahan OPT.
• Dalam budidaya petani, yang secara tehnis budidaya tanaman hortikultura telah mengenal tentang teknik budidaya tanaman, namun pengetahuan tentang agen hayati berbahan dasar alami, cara pembuatannya serta kegunaannya para peserta masih belum mengenal dan belum paham.
• Pertemuan ini juga diharapkan menambah pengetahuan petugas yang ada di lapangan dan petani tentang cara pembuatan agen hayati secara sederhana. Dan mengetahui beberapa teknik yang sederhana untuk menghasilkan agen hayati melalui kegiatan praktek yaitu : 1) pembuatan PGPR dengan akar bambu atau seresah rumput gajah dan dapat pula dari bahan sisa gergaji, pembersihan, pengguntingan, perendaman, penyimpanan.
perbanyakan bioveria dan trichoderma melalui cara penyiapan media, sterilisasi, pencampuran media dan stater, sampai pada penyimpanan ditempat teduh.
Petani dan petugas setelah mengikuti pertemuan ini dapat memahami dan mengetahui jenis agen hayati, cara pembuatan, dan aplikasinya. bahan baku perbanyakan agen hayati berupa Trichoderma, Beuveria, Corynebacterium, Rizobacteri,yang diekstraksi dengan menggunakan alat bahan berupa KNO4, agar-agar bubuk, Alkohol, Lampu buncen, aerator, beras setengah matang, aquades, dll.
VI VI VI VI ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB. VI. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
A. Pendahuluan
Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional.
Agar penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dapat dioperasionalkan, digunakan PBK dengan instrumen sebagai berikut: 1. Indikator kinerja, merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja; 2. Standar biaya, adalah satuan biaya yang ditetapkan baik berupa standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran; 3. Evaluasi kinerja, merupakan penilaian terhadap capaian Sasaran Kinerja, konsistensi perencanan dan implementasi, serta realisasi penyerapan anggaran. Selama lima tahun ke depan Kementerian Pertanian telah mencanangkan 4 target utama yaitu (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dari ke empat (4) target utama tersebut, target utama ke tiga yakni Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor adalah target yang menjadi tanggung jawab Ditjen PPHP untuk pencapaiannya.
Peningkatan Nilai Tambah; upaya ini akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan kuantitas olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (bahan mentah dan olahan) diukur dari peningkatan kuantitas produk pertanian yang mendapat sertifikasi jaminan mutu. Pada akhir tahun 2014 semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, bahan olah karet (bokar) sudah harus tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan jumlah olahan diukur dari rasio produk mentah dan olahan. Saat ini 80 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah dan 20 % dalam bentuk olahan. Pada akhir tahun 2014 ditargetkan bahwa 50% produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk olahan.
Peningkatan Daya Saing, upaya ini akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya lokal yang : (1) bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri; dan (2) bisa mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor). Ukurannya adalah besarnya pangsa pasar (market share) di pasar dalam negeri dan penurunan net impor.
Upaya peningkatan daya saing akan difokuskan pada peningkatan produksi susu yang selama ini impornya mencapai 73% untuk memenuhi kebutuhan domestik. Untuk mengurangi besarnya impor gandum/terigu yang mencapai 6,7 juta ton per tahun akan dikembangkan tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal, yang ditargetkan pada akhir 2014 sudah bisa mensubstitusi 10% impor gandum/terigu.
Peningkatan Ekspor; upaya ini akan difokuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar
VI VI VI VI ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor.
Sasaran strategis pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang ingin dicapai dalam periode 2010-2014 adalah: (1) Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri, 2) Menurunnya tingkat kehilangan hasil pertanian, Tercapainya kemandirian dan ketahanan pangan dengan harga yang terjangkau, 4) Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk pertanian, 5) Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa negara dari ekspor produk pertanian, 6) Meningkatnya keragaman produk olahan hasil pertanian, dan 7) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.
B. PROGRAM / KEGIATAN TAHUN 2013 1. DIPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
a. Sumber Dana Dekonsentrasi Kegiatan pembangunan PPHP tahun 2013 merupakan bagian dari Program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian dalam mencapai tujuan dan saran yang telah ditetapkan yaitu “Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian”. Program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tugas fungsi Eselon II di dalamnya meliputi kegiatan : a) Pengembangan Usaha dan Investasi b) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian c) Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian d) Pengembangan Pemasaran Domestik e) Pengembangan Pemasaran Internasional f) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Adapun indikator keberhasilan (outcome) dari “Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian” hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut :
a) Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu iuntuk ekspor dan pasar domestic sebesar 5% per tahun
b) Meningkatnya net ekspor komoditi segar dan olahan sebesar 15% pertahun c) Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar
hasil pertanian di pasar domestic sebesar 5% pertahun. d) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sebesar
6% pertahun.
b. REALISASI FISIK DAN KEUANGAN : Sampai dengan akhir Desember 2013 � Pagu dana Rp. 1.469.429.000,- � Realisasi Keuangan Rp.1.363.171.500,-(92,77 %) � Realisasi Fisik : 96 % � Sisa dana Rp.106.256.500,- hal ini disebabkan oleh :
a). Tidak dimanfaatkannya sebagian dana unuk belanja sewa Resi Gudang, Sebesar Rp. 50.000.000,-karena saat itu petani tidak perlu menyimpan jagung digudang karena harga jagung cukup baik.
VI VI VI VI ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b). Tidak dimanfaatkannya honor nara sumber (belanja Profesi) Rp. 5.000.000,- untuk kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan OKKPD, karena nara sumber pusat tidak datang.
c). Sisanya sebesar Rp. 51.256.500,- merupakan efisiensi penggunaan biaya bahan, perjalanan dan tidak adanya panggilan pusat untuk agenda Nasional seperti kegiatan Sinkronisasi kegiatan PPHP.
RINCIAN KEGIATAN PPHP 2013 DI NTB
1788. KEGIATAN PENGEMBANGAN MUTU DAN STANDARISASI 1788.002.001. PENERAPAN DAN PENGAWASAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
012. PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI PANGAN ORGANIK A. SUB SEKTOR TANAMAN HORTIKULTURA
I. Latar Belakang
Dalam rangka menyediakan produk yang aman dan ramah lingkungan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selaku Otoritas Kompeten Pangan Organik, telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pertanian organik antara lain melalui penyediaan pedoman-pedoman dari penerapan SNI 6729-2010 Sistem Pangan Organik, membina/menyiapkan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), bekerjasama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pengawasan LSO dan sebagainya. Kebijakan pengembangan pangan organik juga dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk kimia sintetis, mahalnya pestisida kimia sintetis, menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan diproses secara ramah lingkungan. Pada tahun 2013 ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian memberikan fasilitasi pengembangan pangan organik melalui dana dekonsentrasi dengan berbagai kegiatan yang masih terkait dengan implementasi sistem pertanian organik.
II. Tujuan
� Untuk memberikan acuan baik kepada petugas Dinas Lingkup Pertanian maupun
pemangku kepentingan lain yang terkait dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan sertifikasi organik Tahun Anggaran 2013.
III. Sasaran
� Terbinanya Poktan/Gapoktan dalam pengembangan sistem pertanian organik.
IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
a. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik Tahun Anggaran
2013 bertempat di Hotel “Lombok Plaza” di Jalan Pejanggik No.8 Mataram.
b. Waktu Pelaksanaan
VI VI VI VI ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Waktu Pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik
dilaksanakan dari tanggal 4 - 6 Juli 2013.
c. Peserta
Peserta Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik seluruhnya berjumlah
15 (lima belas) orang yang berasal dari beberapa kabupaten di NTB yang terdiri dari
petugas dan petani/ kelompok tani dengan rincian sebagai berikut :
Tabel IV-1. Jumlah Peserta Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik
No. Kabupaten Petugas (orang)
Petani (orang)
Jumlah (orang)
1 2 3 4 5
1. 2. 3.
Lombok Barat Lombok Timur Sumbawa
1 1 1
5 4 3
6 5 4
Jumlah 3 12 15
d. Materi Pertemuan
Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi
Pangan Organik antara lain :
� Kebijakan Sistem pangan organik � Prinsip prinsip pertanian organik berdasar SNI 6729-2010 � Sistem kendali internal � Penyusunan dokumen sistem mutu � Simulasi penerapan sistem kendali internal � Rencana tindak lanjut penerapan pada poktan/ gapoktan.
e. Nara Sumber
Nara sumber dalam kegiatan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik ini berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB dan Direktorat Mutu & Standardisasi Ditjen PPHP Kementerian Pertanian.
f. Kesimpulan Hasil Pertemuan
1. Dalam rangka menyediakan produk yang aman dan ramah lingkungan,
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selaku Otoritas Kompeten Pangan Organik, telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pertanian organik antara lain melalui penyediaan pedoman-pedoman dari penerapan SNI 6729-2010
2. Sistem Pangan Organik, membina/menyiapkan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), bekerjasama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pengawasan LSO dan sebagainya.
3. Kebijakan pengembangan pangan organik juga dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk kimia sintetis, mahalnya pestisida kimia sintetis, menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan diproses secara ramah lingkungan.
VI VI VI VI ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Pada tahun 2013 ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian memberikan fasilitasi pengembangan pangan organik melalui dana dekonsentrasi dengan berbagai kegiatan yang masih terkait dengan implementasi sistem pertanian organik.
5. Diharapkan pengembangan pertanian organik ini dapat menjadi acuan atau contoh bagi masyarakat yang berminat mengembangkan agribisnis pertanian organik.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 65.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 64.986.500,- ( 99,98 %) � Realiusasi Fisik : 100 %) � Sisa dana Rp. 13.500,-, � Alasan dana SIAP : adalah merupakan efisiensi penggunaan dana untuk uang saku
peserta.
1788.003.002 PENGEMBANGAN OKKPD 012. PENGEMBANGAN OKKP-D
I. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Menteri Pertanian berwenang mengatur, membina dan/atau mengawasi kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan segar.
Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, dipandang perlu untuk membentuk dan mengembangkan lembaga yang menangani keamanan pangan produk segar pertanian dalam hal ini Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P) dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D). Lembaga ini berwenang untuk memberikan apresiasi kepada para produsen/pelaku usaha/Gapoktan dan petani yang menjalankan sistem pertanian yang sehat dan aman konsumsi. Dalam sistem kinerjanya lembaga ini menjalankan tugas dan fungsinya secara proporsionaI guna mendapatkan jaminan mutu dan aman dikonsumsi bagi konsumen.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
� Pengembangan sumberdaya manusia pembinaan dan pengawasan mutu dan
keamanan pangan;
� Pengembangan sarana dan prasarana, pembinaan dan pengawasan mutu dan
keamanan pangan;
� Pengembangan mutu dan gizi pangan, standarisasi mutu dan keamanan pangan;
� Pengembangan sistem keamanan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan;
� Pemasyarakatan sistem mutu dan keamanan pangan;
� Penyempurnaan sistem dokumen
VI VI VI VI ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Tujuan Kegiatan
� Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas/produsen.
� Memberikan informasi kepada para petugas/produsen/pelaku usaha/ Gapoktan
terhadap manfaat doksistu, audit internal, peningkatan SDM dan penyusunan
verifikasi dokumen.
� Melaksanakan pengawasan mutu dan keamanan pangan hasil pertanian.
� Melaksanakan kegiatan audit yang ditugaskan OKKP-D dalam rangka registrasi
pangan hasil pertanian (MD dan ML)
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan :
a. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan pemahaman peserta sejumlah 130
orang terhadap penyempurnaan doksistu, audit internal dan peningkatan sumber
daya manusia.
b. Terlaksananya pengujian sampel sebanyak 2 paket.
c. Terlaksananya sertifikasi 2 komoditas pertanian TPH.
d. Sasarannya terlatihnya 45 orang peserta pertemuan yang terdiri dari petugas dan
produsen.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 92.979.000,- � Realisasi keuangan Rp. 91.078.550,- (97,96 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp.1.900.450,-
� Alasan : Sisa dana ini merupakan efisiensi penggunaan dana perjalanan dan belanja bahan dan belanja pengiriman surat dinas pos surat.
1788.011. LAPORANKEGIATAN DAN PEMBINAAN 1788.011.001 PENGEMBANGAN STANDARISASI
013. SOSIALISASI SNI (TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA)
I. Pendahuluan
Penerapan SNI sektor pertanian sampai saat ini sebagian besar masih bersifat sukarela, namun penerapannya dapat diwajibkan dengan beberapa pertimbangan yang menyangkut keamanan, keselamatan dan kesehatan. Penerapan wajib tersebut dapat ditetapkan oleh instansi teknis yang terkait dengan memperhatikan kesiapan pelaku usaha dan sarana prasarana pendukung seperti laboratorium dan lembaga sertifikasi. Jika SNI produk pertanian yang telah ditetapkan dapat diterapkan dengan baik, maka ini dapat menjadi keunggulan komparatif bagi produk tersebut, untuk itu pertemuan Sosialisasi SNI juga penting untuk dilaksanakan.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
VI VI VI VI ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Maksud Kegiatan
� Mensosialisasikan SNI kepada peserta agar dapat melaksanakan kegiatan
ketentuan SNI dilapangan.
b. Tujuan Kegiatan
� Agar peserta memahami ketentuan SNI pada tanaman Pangan dan hortikultura.
� Sebagai acuan bagi para pembina dan pengawas mutu agar produk yang
dihasilkan pelaku usaha sesuai dengan persyaratan mutu dalam SNI serta dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun standar dan kebijakan
selanjutnya.
III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan
a. Ruang lingkup kegiatan, kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dan mengikuti pertemuan yang diselenggarakan oleh Pusat (Sosialisasi SNI)
b. Metode Pelaksanaan • Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan metode Ceramah yang
disampaikan oleh Nara Sumber dan Diskusi.
IV. Hasil Kegiatan
a. Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Lombok Plaza, di Jalan Selaparang No.8 Cakranegara, pada tanggal 15 – 16 Mei 2013 dengan jumlah peserta 35 orang terdiri dari petugas , petani/ pelaku usaha se-NTB dan peserta provinsi.
b. Kesimpulan hasil pertemuan;
a). SNI adalah dokumen yang disusun secara konsensus oleh panitia teknis atau sub Panitia Teknis, ditetapkan oleh BSN, yang berisikan persyaratan teknis, aturan pedoman atau sifat untuk suatu produk atau proses dan metode produksi dari suatu obyek pengukuran / penilaian untuk dipakai atau digunakan berulang ulang.
b). Penerapan standar nasional indonesia diberlakukan secara wajib dan sukarela untuk SNI wajib berkaitan dengan kepentingan keamanan, keselamatan , kesehatan konsumen dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan yang ersifat sukarela adalah persyaratan yang btidak berkaitan dengan SNI wajib yang didasarkan pada kesadaran sendiri, atau keperluan bisnis.
c). SNI dibidang pertanian sangat bermanfaat bagi petani, pelaku usaha , asosiasi komoditas hasil pertanian, perguruan tinggi dan pemerintah baik peneliti maupun pemangku kebijakan.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 80.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 76.757.900,-(95,95 %) � Realisasi Fisik :100 % � Sisa dana Rp.3.242.100,-
VI VI VI VI ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Alasan : Sisa dana ini adalah merupakan efisiensi penggunaan dana perjalanan dinas Paket meiting luar kota yaitu perjalanan nara sumber/observer dan akomodasi dan konsumsi peserta.
1788.013. PENGAWASAN JAMINAN MUTU 1788.013.002. PENGAWASAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN
011. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN OKKPD.
I. Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen terhadap produk pertanian yang aman dikonsumsi dan bermutu serta berdaya saing sesuai amanat Perarturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan sehingga Kementerian Pertanian perlu menyiapkan sarana dan prasarananya baik berupa kebijakan, kelembagaan maupun pedoman teknis pendukung lainnya.
Sesuai Permentan No. 58/Permentan/OT.140/8/2007 tentang Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian bahwa untuk mendapatkan sertifikat sistem mutu, pelaku usaha dibidang pertanian harus menerapkan Sistem Mutu berdasarkan Sistem HACCP. Bagi pelaku usaha skala kecil, untuk langsung menerapkan sistem HACCP merupakan hal yang berat, untuk itu perlu ada pentahapan dalam penerapan melalui penerapan persyaratan dasar/pre-requisite program GAP, GHP dan GMP.
Terkait dengan penerapan program persyaratan dasar tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan beberapa petunjuk teknis yang antara lain petunjuk penerapan sistem jaminan mutu pangan yang baik.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
� Melakukan bimbingan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan
bagi pelaku usaha pertanian (poktan/gapoktan) pada sektor tanaman pangan
dan hortikultura
� Meningkatkan pemahaman standar sistem jaminan mutu, penyusunan dokumen
sistem mutu, penerapannya sampai pada sertifikasi kepada OKKPD
b. Tujuan Kegiatan
� Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas dan produsen/ pelaku
usaha pertanian dalam rangka menciptakan mutu dan keamanan pangan.
� Memberikan informasi kepada produsen/pelaku usaha/kelompok tani/petani
tentang manfaat dan dampak dari peningkatkan jaminan mutu produk terhadap
pasar dan kesehatan konsumen.
� Produsen mampu menerapkan secara terpadu system jaminan mutu dan
keamanan pangan sejak pra produksi, sampai ke konsumen dengan baik.
VI VI VI VI ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Meningkatkan daya saing dan nilai jual produk.
III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan
a. Ruang Lingkup Kegiatan
� Pembelian sampel dan sarana penanganan sampel. � Melaksanakan pertemuan dalam rangka ekspose hasil pengawasan dan
Bimbingan teknis Pengawasan. b. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan adalah dengan membeli sejumlah sampel (komoditi pangan/ hortikultura), kemudian melaksanakan pertemuan untuk mengekspose hasil pengawasan yang telah dilaksanakan.
c. Tahapan Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
� Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan
� Melaksanakan rapat persiapan dalam rangka perencanaan kegiatan
� Mempersiapkan bahan/materi pertemuan dan pembinaan lapangan, serta
penyusunan SK panitia pertemuan oleh PPK
2. Tahap Pelaksanaan
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan ada beberapa kegiatan yang merupakan inti dari kegiatan ini adalah : � Pembelian Sampel dan sarana pengawasan
� Melaksanakan pertemuan dalam rangka ekspose hasil pengawasan.
� Mengikuti pertemuan teknis pengawasan, dan bimbingan teknis
pengawasan.
IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN :
a. Pelaku usaha belum sepenuhnya mentaati ketentuan dalam penggunaan pestisida b. Kebersihan lahan usahatani masih ditemukan bekas kemasan pestisida, dimana hal
ini melanggar ketentuan persyaratan sertifikasi c. Petani/pelaku usaha belum tertib melakukan pencatatan usaha tani, sehingga
menjadi kendala dalam penelusuran d. Perlakuan Pasca Panen terhadap produk belum baik sesuai ketentuan yang berlaku.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 81.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 72.352.000,-(89,32 %) � Realisasi Fisik : 90 % � Sisa dana Rp. 8.648.000,- � Alasan : adanya efisiensi penggunaan daana pengambilan sampel, pengujian
sampel dan honor praktisi nara sumber .
VI VI VI VI ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1789. PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK 1789.002. PEMANTAUAN PASAR DAN STABILITAS HARGA
1789.002.001. PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH 011. PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH
A. PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH
I. Pendahuluan
Situasi perberasan saat ini menghadapi beberapa kendala di setiap subsistem, mulai dari kegiatan pra panen sampai dengan pasca panen. Beberapa kendala tersebut diantaranya panjangnya rantai tata niaga sehingga berpengaruh terhadap harga yang diterima petani; tingginya prosentase susut hasil panen yang Dalam rangka mendukung gerakan peningkatan produksi beras nasional (P2BN) 10 juta ton dan implementasi Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Perberasan, maka perlu dilakukan upaya pengamanan harga pembelian pemerintah (HPP) dan penanganan pasca panen sampai di tingkat kabupaten/kecamatan agar petani dapat menikmati harga yang menguntungkan dalam menjual gabahnya. Pemasaran merupakan komponen penting selain proses produksi (on farm). Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan mencapai 20,51% yang berpengaruh terhadap kuantitas produksi; dan jumlah dan kondisi penggilingan padi yang berpengaruh terhadap kualitas beras yang dihasilkan.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
� Untuk mengetahui perkembangan harga beras/ gabah di Kab/Kota se NTB
b. Tujuan Kegiatan
1) Memberikan pedoman/panduan teknis tentang kegiatan pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras
2) Meningkatkan peran kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan kelembagaan tani lainnya dalam rangka pemasaran gabah/beras.
3) Mendorong dan memfasilitasi pemasaran gabah/beras petani dengan stakeholder pemasaran dan Perum BULOG untuk pemenuhan stok beras nasional melalui nota kesepahaman (MOU) sehingga upaya pengamanan harga dapat dilaksanakan.
III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan
a. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras adalah : a) Identifikasi Gapoktan/Poktan/KTNA/penggilingan padi yang belum bermitra
dengan Perum BULOG. b) Pemantauan harga gabah/beras petani secara berkala. c) Pemasaran gabah/beras hasil produksi petani pada tingkat harga yang layak
yang menguntungkan petani. d) Pemenuhan stok beras nasional pada tingkat yang aman. e) Fasilitasi pertemuan koordinasi di tingkat Propinsi.
VI VI VI VI ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Metode Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras, dilaksanakan oleh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi penerima dana dekonsentrasi.
c. Cara Pelaksanaan Dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/rapat koordinasi dan menghasilkan nota
kesepakatan (MOU) antara Gapoktan/Poktan dengan Perum BULOG. IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran
T u j u a n 1. Meningkatkan peran kelembagaan Gapoktan dan kelembagaan tani lainnya
dalam rangka pemasaran gabah/beras; 2. Mendorong dan memfasilitasi pemasaran gabah/beras petani dengan
stakeholder pemasaran dan Perum BULOG untuk pemenuhan stok beras nasional melalui nota kesepahaman sehingga upaya pengamanan harga dapat dilaksanakan;
3. Mengupayakan koordinasi yang sinergis antara petani/gapoktan dan stakeholder terkait dengan Pemerintah (Dinas Pertanian dan Divre Perum BULOG) dalam upaya peningkatan pemasaran gabah/beras petani.
S a s a r a n
Sasaran Kegiatan ini adalah petani/Poktan/Gapoktan dan penggilingan Padi/ Perpadi yang ada di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Sumbawa.
B. Pelaksanaan 1). Waktu dan Tempat
Pertemuan dalam rangka Pemantauan dan Pengamanan Harga Beras/Gabah dilaksanakan sebanyak 2 kali pada lokasi yang berbeda. Pertemuan pertama dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah pada Tanggal 1 April 2013, dan kedua dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa pada Tanggal 2 April 2013. Pada masing-masing lokasi dilaksanakan selama 1 hari
2). P e s e r t a
Peserta yang hadir dalam pertemuan ini berasal dari petani/gapoktan, penggilingan padi beberapa stake holder yang terkait antara lain BRI, Bank NTB, Badan Ketahanan Pangan, Biro Statistik, Bulog, dan Perpadi, yang seluruhnya pada masing-masing lokasi/ kabupaten berjumlah 50 orang.
3). Bahan/ Materi
Bahan/ materi yang disajikan/ dibahas dalam Pertemuan Pemantauan dan Pengamanan Harga Beras/Gabah ini antara lain adalah : � Program Pengembangan Tanaman Pangan (Padi) di NTB. � Program Pengembangan Produksi Padi di Kabupaten Lombok Tengah &
Sumbawa
VI VI VI VI ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Peran Bulog dalam Penyerapan Gabah/Beras di NTB.
4). Konsumsi, dan Transportasi
Untuk mendukung kegiatan ini, biaya konsumsi dan transportasi bagi peserta selama kegiatan berlangsung ditanggung panitia.
C. Rumusan Hasil Pertemuan
Berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan di 2 lokasi yaitu kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa maka dapat disampaikan beberapa hasil/kesepakatan sebagai berikut :
1. Pertemuan yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dihadiri oleh kepala Dinas Pertanian & Peternakan Kab.Lombok Tengah, Bulog Divre NTB, Kantor Satistik, Badan Ketahanan Pangan, sedangkan di Kabupaten Sumbawa dihadiri oleh Sekretaris Dinas, Bulog Sub Divre Sumbawa, Bank NTB Cabang Sumbawa, Penyuluh Pertanian, BKP Kabupaten Sumbawa, Statistik dan Gapoktan.
2. Pertemuan merupakan upaya dalam meningkatkan penyerapan Bulog kepada petani dengan meningkatkan peran Gapoktan dalam menyediakan gabah/beras melalui kerjasama pemasaran antara Bulog dan Gapoktan.
3. Gapoktan di Kabupaten Lombok Tengah cukup antusias terhadap pertemuan ini mengingat selama ini petani/gapoktan kurang mendapatkan informasi terhadap pemasaran beras/gabah ke Bulog, demikian juga terhadap harga yang sebenarnya ditingkat petani dan penggilingan padi.
4. Untuk memantapkan terhadap kerjasama antara Bulog dan Gapoktan dalam pengadaan dan pemasaran gabah/beras perlu adanya pertemuan lebih lanjut yang lebih jelas pada waktu yang akan datang.
5. Kerjasama ini perlu dipertimbangkan agar petani/gapoktan mendapatkan keuntungan yang wajar dan transparan sehingga petani tidak merasa dirugikan.
6. Dalam kerjasama ini harga yang disepakati adalah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada Inpres Nomor 3 Tahun 2012, yaitu Gabah GKP dengan persyaratan kadar air maximum 25% dan kadar hampa/kotoran maximum 10% adalah sebesar Rp.3.300,- per Kg di petani atau Rp.3.500,-/ kg di penggilingan, sedangkan gabah GKG dengan kadar air maksimum 14% dan kadar hampa/kotoran maksimum 3% sebesar Rp.4.150,-/kg di penggilingan dan Rp. 4.200,-/kg di gudang Perum Bulog. Untuk Beras dengan derajat sosoh minimum 95% adalah sebesar Rp.6.600,- / kg di Gudang Perum Bulog.
7. Pada saat harga gabah/beras mengalami kenaikan umumnya petani lebih cenderung menjual kepada pembeli di pasaran umum melalui pedagang pengumpul atau saudagar yang mencari gabah/beras di lapangan.
8. Gapoktan yang diharapkan dalam kerjasama ini adalah gapoktan yang telah maju dan mampu malakukan manajemen yang baik sehingga diharapkan akan dapat melakukan kerjasama dengan Bulog secara baik dan berkelanjutan. Dengan kerjasama ini diharapkan Bulog dapat membantu petani dalam memasarkan gabah/berasnya dengan harga yang menguntungkan.
9. Disamping untuk membantu petani kerjasama ini juga diharapkan akan membantu Perum Bulog dalam memenuhi stok pangan di NTB sesuai dengan target pembelian yang telah ditentukan sebagai cadangan pangan agar daerah
VI VI VI VI ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
NTB tidak mengalami kekurangan pangan pada saat musim kemarau. 10. Dengan adanya kerjasama ini maka sasaran akhir dari pertemuan ini adalah
akan terjadinya stabilisasi harga gabah/beras guna mendukung program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.
11. Untuk pertemuan di Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan pada Tanggal 2 April 2013 di Kantor BBU Padi Sering, dihadiri oleh Gapoktan cukup antusias, namun petani/gapoktan melihat bahwa sesuai dengan HPP yang ada saat ini masih jauh dibawah harga pasaran umum sehingga petani/gapoktan kurang tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Bulog dan kegiatan seperti ini sudah sering diinformasikan oleh Bulog kepada petani/gapoktan.
12. Untuk petani gapoktan seperti yanga ada di Kecamatan Alas akan mengalami permasalahan pada saat musim hujan karena keterbatasan gudang tempat penyimpanan, sehingga dalam hal ini petani dalam perteman ini meminta kepada Bulog untuk membantu menyediakan sarana lantai jemur.
13. Untuk permodalan gapoktan dalam pertemuan ini yang dihadiri oleh Pihak Bank NTB dan BRI bersedia untuk membantu dalam memberikan kredit untuk lantai jemur dengan mengajukan proposal.
14. Dari kedua pertemuan dalam rangka pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras ini untuk meningkatkan penyerapan dan stabilisai harga beras/gabah maka telah ada beberapa kesepakatan antara Bulog dan Gapoktan sebagai hasil tindak lanjut sehingga telah ditandatangani MoU kesepakatan pada Tanggal 30 April 2013 di Kantor Bulog Provinsi NTB yaitu : � Gapoktan Ombe Baru � Gapoktan Tunas Jaya � Gapoktan Serumpun � Gapoktan Karya Baru
15. Adapun isi hasil kesepakatan tersebut menyangkut kerjasama dalam hal sebagai berikut : � Peningkatan produktivitas dan kualitas gabah/beras yang dihasilkan oleh
Gapoktan/Kelompok Tani � Meningkatkan pengadaan gabah/beras untuk stok pangan dan cadangan
beras pemerintah (CBP) di Provinsi NTB � Mengikutsertakan gapoktan/kelompok tani dan penggilingan padi kecil
sebagai mitra kerja pengadaan Perum BULOG Divre NTB 16. Dengan adanya kerjasama bebrapa gapoktan ini maka diharapkan akan
menjadi motivasi kepada gapoktan yang lain yang untuk ikut melakukan kerjasama terutama dalam mengatasi fluktuasi harga yang terlalu tinggi.
17. Kegiatan seperti ini diharapkan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PPHP untuk selalu memfasilitasi setiap tahun agar gapoktan lebih berkembang dalam pemasaran gabah/beras melalui Perum Bulog.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pertemuan pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut :
Kesimpulan
VI VI VI VI ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Petemuan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa telah mampu memberikan informasi tentang sistem pemsaran gabah/beras yang dilakukan oleh Perum BULOG.
2. Dengan pertemuan ini petani telah dapat mengetahui harga gabah/beras sesuai dengan mutu/kualitas berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2012.
S a r a n 1. Untuk pengembanagn kerjasama Gapoktan dengan BULOG perlu dilakukan
pertemuan pada wilayah kabupaten yang lain di NTB. 2. Dalam upaya meningkatkan stabilitas harga gabah / beras maka informasi harga
gabah yang ditetapkan melalui Inpres No. 3 tahun 2012 perlu disosialisasikan kepada petani agar harga tidak dipermainkan oleh para pedagang perantara atau saudagar.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 80.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 80.000.000,-100 %) � Realisasi Fisik : 100% � Sisa dana : -
1789. PENGEMBANGAN INFORMASI PASAR
1789.004.002.PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS 011.PIP DI PROVINSI A. PIP DI PROVINSI
I. Pendahuluan
Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) secara umum telah dilaksanakan sejak awal tahun 1970 (sistem mingguan), yang pada saat itu dikoordinir oleh masing-masing Direktorat Bina Usaha Tani, di setiap Direktorat Jenderal, Departemen Pertanian. Dalam kegiatan ini, data harga dikumpulkan dan dikirimkan ke Pusat Data secara mingguan melalui surat/pos, dengan tujuan untuk melalukan pendataan secara statistik. Pada tahun 1979 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ulai melaksanakan PIP sistem harian yang mencakup sebagian besar komoditas tanaman pangan dan hortikultura, dengan tujuan untuk memberikan informasi harga secara harian kepada para pelaku pasar melalui Radio. Sampai dengan tahun 1999 kegiatan ini sudah teralokasi di 27 propinsi, tetapi dengan terjadinya reorganisasi di tingkat Departemen Pertanian pada tahun 2000, kegiatan PIP di tingkat pusat tidak dapat terlaksana 5 secara optimal, meskipun pelaksanaan di daerah masih berjalan seperti semula.
II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan a. Tujuan kegiatan:
� Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi
� Menyamakan persepsi dan koordinasi dalam pelaksanaan Pelayanan Informasi Pasar secara nasional, regional maupun lokal
� Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petugas Pelayanan Informasi
VI VI VI VI ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pasar dalam mengakses informasi dan pelayanan terhadap masyarakat agribisnis.
b. Sasaran : Petugas PIP di Provinsi dan kabupaten
III. Pelaksanaan Kegiatan
Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah kunjungan ke produsen, pedagang grosir maupun pengecer untuk memperoleh data harga di tingkat petani, grosir maupun pengecer.
Pelaksana Kegiatan, Pelaksana kegiatan ini adalah Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB.
IV. Hasil Kegiatan
1. Petugas PIP setiap bulan mengentri data perkembangan harga di pasar induk mandalika yaitu sebagai berikut :
Tabel VI-2. Rekapitulasi Harga Pedagang Eceran Komoditi Pangan Tahun 2013
Tabel VI-3. Rekapitulasi Harga Grosir Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2013
VI VI VI VI ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel VI-4. Rekapitulasi Harga Eceran Komoditi Hortikultura Tahun 2013
VI VI VI VI ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel VI-5. Rekapitulasi Harga Grosir Komoditi Hortikultura Tahun 2013
VI VI VI VI ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Penyebaran Informasi Pasar melalui Media Masa (Koran Suara NTB) diterbitkan satu
kali dalam satu minggu yaitu setiap hari Selasa . Minimnya sosialisasi informasi pasar ini diakibatkan oleh dana yang kurang mendukung.
3. Penyusunan Buletin informasi pasar ini dilaksanakan setiap triwulan, yaitu triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV. Adapun yang diekspose adalah harga bahan pangan dan sayuran pokok seperti Beras, Jagung, Kedelai, Kacang tanah, Kacang hijau, Ubi kayu, Bawang merah, Cabai dan Tomat. Data tersebut direkapitulasi berdasarkan laporan dari petugas PIP kabupaten.
4. Mengikuti pertemuan PIP tingkat Pusat, Workshop anailisis Pasar , Pertemuan Koordinasi Petugas PIP telah dilaksanakan sesuai dengan panggilan Pusat . Melaksanakan pembinaan di Kabupaten Pulau Lombok.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 34.800.000,- � Realisasi keuangan Rp. 34.700.000,- (99,71 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp.100.000,- � Alasan, adanya efisienasi penggunaan dana penyebaran informasi pasar melalui
media masa. 012. PIP. KABUPATEN
VI VI VI VI ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
I. Pendahuluan
Kegiatan Pengembangan PIP Agribisnis di Kabupaten adalah merupakan kegiatan untuk menyediakan informasi harga tingkat kabupaten yang cepat, akurat, kontinyu dan up to date. Kegiatan PIP Agribisnis Kabupaten yang ada di Provinsi NTB ada pada 8 Kabupaten (Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima).
II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan a. Tujuan kegiatan:
� Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi
� Menyamakan persepsi dan koordinasi dalam pelaksanaan Pelayanan Informasi Pasar secara nasional, regional maupun lokal
� Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petugas Pelayanan Informasi Pasar dalam mengakses informasi dan pelayanan terhadap masyarakat agribisnis.
b. Sasaran : Petugas PIP di Provinsi dan kabupaten
III. Pelaksanaan Kegiatan
1. Metode pelaksanaan Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah kunjungan ke produsen, pedagang grosir maupun pengecer untuk memperoleh data harga di tingkat petani, grosir maupun pengecer.
Adapun hal-hal yang menyangkut kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten adalah sebagai berikut : o Insentif Petugas PIP
� Petugas PIP Kabupaten ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB.
� Insentif diberikan terhadap Petugas pengumpulan/ rekapitulasi data harga
harian tingkat grosir maupun eceran melalui SMS serta mengirim data harga
ini dilakukan setiap hari dan untuk pelaporan dilakukan secara berkala yaitu
mingguan, bulanan dan tahunan dalam bentuk laporan ke provinsi dan pusat.
� Selain melaksanakan tugas tersebut di atas Petugas PIP juga melakukan
tabulasi/pengolahan data informasi pemasaran berupa data harga, supply dan
demand dan data pendukung lainnya yang terkait dengan pemasaran.
o Kegiatan operasional lainnya
Antara lain berupa penyusunan data base informasi pemasaran di sentra produksi seperti data analisa usaha tani dan analisa biaya pemasaran yang berupa jenis komoditas, luas tanam, luas panen, produksi/ tonase, jadwal panen, jumlah penduduk, konsumsi perkapita, pengusaha pemasaran, domestik masuk/keluar, dan data-data lain yang terkait dengan harga pasar.
o Perjalanan
VI VI VI VI ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dana perjalanan yang tersedia digunakan oleh petugas untuk mengikuti pertemuan PIP, pengumpulan data informasi pemasaran, pengumpulan data analisa usaha tani dan biaya pemasaran serta data-data lainnya yang terkait dengan pelayanan informasi pasar
IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
1. Petugas PIP Kabupaten setiap bulannya mengirim 3 jenis data informasi harga yaitu harga produsen (petani), pengumpul (grosir) dan eceran pada 2 komoditas yaitu tanaman pangan dan hortikultura.
2. Mengikuti pertemuan koordinasi PIP tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat.
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 124.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 124.000.000 ,-(100 % � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana : -
1789. 006. LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN 1789.006.001. OPTIMALISASI SARANA DAN KELEMBAGAAN PASAR DOMESTIK
011. FASILITASI SARANA PEMASARAN HASIL PERTANIAN
I. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan kembali peran Pasar Tani dan STA sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi petani serta menguatkan kelembagaan Poktan PHP, disusun Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan Pengawalan dan Pengembangan/Revitalisasi Pasar Tani, Pengawalan dan Optimalisasi Pengelolaan STA serta Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan yang telah dikembangkan di berbagai daerah baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
II. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 adalah : � Sebagai landasan kerja dan implementasi Kegiatan Pengembangan Sarana dan
Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian (Pasar Tani, STA dan Poktan PHP). � Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani dan STA serta menguatkan
kelembagaan Poktan PHP sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan.
� Meningkatkan peran Kelembagaan Pasar Tani dan STA serta Poktan PHP dalam pemasaran hasil pertanian.
b. Sasaran
VI VI VI VI ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sasaran yang diharapkan dengan diterbitkannya Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 ni adalah :
� Meningkatnya peran Pasar Tani, STA dan Poktan PHP sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran produk pertanian secara langsung kepada konsumen.
� Meningkatnya aktifitas pemasaran produk pertanian melalui Pasar Tani, STA dan Poktan/Gapoktan.
� Terbangunnya kelembagaan pemasaran bagi petani (Pasar Tani, STA dan Poktan PHP) yang mandiri.
� Meningkatnya usaha dan pemasaran hasil pertanian melalui Pasar Tani, STA dan Poktan/ Gapoktan.
III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
1. Pendampingan, dalam rangka operasionalisasi Pasar Tani, ada empat orang tenaga pendamping ( Site Manajer) yaitu di Aspartan Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa . Pendampingan ini merupakan tenaga profesional sebagai pendamping (site manager) yang secara intensif membantu manajemen kelembagaan pengelola Pasar Tani/Aspartan dan poktan/gapoktan peserta Pasar Tani. Petugas ini setiap bulan membuat laporan pelaksanaan pendampingan.
2. Operasional Kegiatan Pasar Tani Operasional Kegiatan Pasar Tani merupakan anggaran yang disediakan untuk
membantu kegiatan Pasar Tani, yang dapat diberikan setiap bulan/pada periode tertentu yang diserahkan kepada pengelola Pasar Tani untuk membantu operasionalisasi Pasar Tani baik dalam pelaksanaan kegiatan Pasar Tani yang dilakukan secara rutin maupun pada event tertentu/insidentil.
Ada 4 Kabupaten yang mendapat anggaran tersebut yaitu : Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur dan Kab. Sumbawa. Dana operasional ini dipergunakan untuk kegiatan bongkar pasang Kegiatan kegiatan Pasar Tani, dengan biaya Rp. 125.000,-/ bulan / Kabupaten.
3. Bimbingan Teknis/Pelatihan/Temu Usaha Bimbingan teknis, pelatihan dan temu usaha dilakukan oleh tenaga pendamping
(site manager) yang telah ditunjuk maupun oleh Instansi/Dinas terkait. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pengelola Pasar Tani serta petani/poktan/gapoktan anggota Pasar Tani sehingga mampu melaksanakan manajemen usaha dan bisnis kelompok serta pengembangan usaha dan jaringan pemasaran.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang diberi nama : Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian.
a. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari kegiatan pertemuan fasilitasi sarana pemasaran hasil pertanian ini � Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasional pasar tani. � Untuk memperoleh masukan dan informasi terhadap kegiatan yang telah
berjalan guna penyempurnaan kegiatan pasar tani pada masa yang akan datang.
VI VI VI VI ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sasaran Kegiatan ini adalah petugas dinas pertanian dan pengurus serta anggota pasar tani yang ada di Kota Mataram, Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa.
b. Pelaksanaan
a) Waktu dan Tempat
Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu Tanggal 26 Maret 2013 di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Jalan Pejanggik No. 10 Mataram.
b) P e s e r t a
Peserta Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian ini adalah Petugas yang menangani kegiatan pasar tani, Pengurus dan anggota, serta site manajer pasar tani yang ada di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa dengan jumlah peserta keseluruhan 20 orang.
c) M a t e r i
Materi yang disajikan/ dibahas dalam Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian ini adalah sebagai berikut: � Kebijakan Pemasaran Hasil Pertanian � Evaluasi Perkembangan kegiatan pasar tani selama tahun 2012 serta
permasalahan yang dihadapi. � Rencana kegiatan pasar tani Tahun 2014 � Diskusi
d) Konsumsi dan transportasi
Selama kegiatan berlangsung panitia hanya menanggung konsumsi dan biaya transportasi.
c. Rumusan Hasil Pertemuan
Berdasarkan dari hasil pemaparan dan diskusi pada Pertemuan Koordinasi Pasar tani yang dilaksanakan selama satu hari ini dapat dirumuskan beberapa hasil sebagai berikut : 1. Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian dihadiri oleh petugas
Dinas Pertanian dari provinsi, kabupaten/kota, semua pengurus Pasar Tani/Aspartan dari 4 kabupaten/kota serta beberapa anggota kelompok tani/gapoktan serta site manajer.
2. Kegiatan pasar tani pada 4 kabupaten/kota secara operasional masih berjalan, meskipun masih banyak hambatan seperti kurangnya dukungan dari kabupaten/kota dalam hal lokasi, dana maupun peningkatan SDM.
3. Bahwa untuk kegiatan operasional pasar tani dalam meningkatkan volume transaksi sesuai dengan arahan Bapak Direktur Pemasaran Domestik dapat dilakukan diluar tenda pasar tani.
4. Bahwa tahun 2013 ini diharapkan dukungan pemerintah kabupaten /kota untuk dapat mengusulkan anggaran kegiatan dalam pengembangan pasar
VI VI VI VI ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tani baik untuk modal, peningkatan SDM maupun sarana pendukung. 5. Untuk Kabupaten Sumbawa sesuai dengan produk yang dipasarkan berupa
produk buah dan sayuran, maka dalam pelaksanaannya perlu direncanakan jadwal komoditas sesuai dengan lokasi, produk dan mitra yang ikut terlibat dalam pasar tani.
6. Untuk program pasar tani kedepan diharapkan untuk menuangkan dalam perencanaan terutama kegiatan kebutuhan rutin masyarakat dan pengembangan pasar tani melalui outlet yang didukung dengan pengadaan kendaraan Roda 3 yang diadakan Tahun 2013, seperti beras untuk pegawai dapat ditangani pasar tani, atau pembukaan outlet pada kecamatan-kecamatan yang berpotensi, atau mengadakan kemitraan dengan perhotelan/restoran.
7. Untuk pasar tani Kota Mataram perlu dipikirkan komoditas andalan yang mendukung situasi kota seperti produk olahan/kuliner
8. Untuk kebutuhan pasar tani pada tahun 2014 sesuai dengan peluang dan kondisi maka dapat diusulkan proposal ke Ditjen PPHP melalui e-proposal.
9. Kepada semua pasar tani diharapkan untuk melakukan kegiatan manajemen dengan memanfaatkan site manajer untuk membantu dalam pengelolaan pasar tani baik menyangkut administrasi, kelembagaan, kemitraan maupun permodalan.
10. Pasar tani diharapkan membuat perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi seperti peluang pasar dan merangkul anggota dalam menangani pemasaran.
11. Pasar tani perlu meningkatkan kesadaran anggotanya akan pentingnya peranan pasar tani guna meningkatkan pendapatan petani.
12. Untuk menjaga citra pasar tani yang memiliki produk bermutu dengan harga murah maka kepada pegurus harus menerapkan disiplin baik yang menyangkut produk, harga, kebersihan dan keamanan dalam operasional.
13. Untuk meningkatkan efektifitas dalam pembinaan maka kepada pengurus pasar tani diharapkan untuk melaporkan kegiatannya baik yang menyangkut administrasi, kelembagaan, manajemen usaha maupun operasional serta permasalahan dan solusi yang telah diambil.
14. Untuk memantapkan manajemen kelembagaannya diharapkan agar menyususn dan menerapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sehingga anggota merasa terikat dan memiliki aspartan sebagai wadah / sarana pemasaran yang paling efektif dan menguntungkan.
15. Untuk program kedepan, pasar tani dapat dilibatkan dalam program kegiatan Dinas Perindustrian Perdagangan yaitu Kegiatan Pasar Lelang, dan bantuan sarana lainnya seperti tenda yang diadakan oleh Disperindag. Sehingga dalam hal ini akan terjadi keterpaduan program dan perlu dikoordinasikan antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB.
Kesimpulan Dari hasil Pertemuan Fasilitasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian dapat
VI VI VI VI ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kegiatan pasar tani pada 4 kabupaten/kota secara operasional masih berjalan, meskipun masih banyak hambatan seperti kurangnya dukungan dari kabupaten/kota dalam hal lokasi, dana maupun peningkatan SDM.
2. Bahwa tahun 2013 ini diharapkan dukungan pemerintah kabupaten /kota untuk dapat mengusulkan anggaran kegiatan dalam pengembangan pasar tani baik untuk modal, peningkatan SDM maupun sarana pendukung.
3. Untuk program pasar tani kedepan diharapkan untuk menuangkan dalam perencanaan terutama kegiatan kebutuhan rutin dan pengembangan pasar tani melalui outlet yang didukung dengan pengadaan kendaraan Roda 3 yang diadakan Tahun 2013, seperti beras untuk pegawai dapat ditangani pasar tani, atau pembukaan outlet pada kecamatan-kecamatan yang berpotensi, atau mengadakan kemitraan dengan perhotelan/restoran.
4. Dalam pengembangan pasar tani, maka untuk penempatan lokasi sangat diperlukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait serta mendapat ijin secara tertulis guna menghindari permasalahn diwaktu yang akan datang.
S a r a n Dalam rangka mendukung dan meningkatkan perkembangan operasional pasar tani ini maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan efektifitas dalam pembinaan maka kepada pengurus
pasar tani diharapkan untuk melaporkan kegiatannya baik yang menyangkut administrasi, kelembagaan, manajemen usaha maupun operasional serta permasalahan dan solusi yang telah diambil.
2. Untuk memantapkan kelembagaan pasar tani diharapkan agar menyususn dan menerapkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) sehingga anggota merasa terikat dan memiliki pasar tani sebagai wadah / sarana pemasaran yang paling efektif dan menguntungkan.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 75.400.000,- � Realisasi keuangan Rp. 75.400.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana : -
1789.998. GEDUNG/ BANGUNAN 1789.998. 001 PENGENBANGAN AKSES JARINGAN PASAR
011. PELAKSANAAN SISTEM RESI GUDANG A. PELAKSANAAN SISTEM RESI GUDANG
I. Latar Belakang
Sistem Resi Gudang yang diterapkan oleh pemerintah, tenyata sangat banyak manfaatnya bagi para petani dankelompok tani. Manfaat tersebut diantaranya memperkecil fluktuasi harga. Di mana petani tidak perlu menjual barangnya segera setelah panen yang biasanya harganya sangat rendah.
Dengan sistem resi gudang petani bisa menyimpan dan menahan hasil panennya,
VI VI VI VI ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
sehingga harga menjadi lebih baik. Petani mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit dari perbankan, karena Resi Gudang dapat dijadikan sebagai jaminan/agunan kredit.
Secara keseluruhan sistem Resi Gudang sangat membantu para petani dan kelompok tani.
II. Tujuan dan sasaran Resi Gudang
Tujuan
1. Untuk menyimpan gabah/ beras pada saat panen raya karena pada saat panen raya harga jual murah.
2. Dapat dijadikan jaminan dari Bank / lembaga keuangan lainnya 3. Memberikan jaminan mutu komoditi dalam rangka meningkatkan nilai jual dengan
sisitem tunda jual
Sasaran, Resi Gudang diperuntukkan bagi Gapoktan/ Poktan untuk menyimpan hasil panen komoditinya untuk meningkatkan pendapatannya.
III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode Pelaksanaan � Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Identifikasi lokasi calon Gudang yang
akan di Sewa . � Penetapan Gudang yang akan disewa � Pertemuan dengan Gapoktan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan yaitu
mengenai tata cara pengangkutan dari Kebun/ sawah ke Gudang b. Cara Pelaksanaan
Melakukan identifikasi lokasi Gudang ke Kabupaten/ Kota sentra Produksi beras/ Gabah � Pertemuan, untuk meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam mengelola
kelembagaan dan tata cara pelaksanaan kegiatan. � Melaksanakan kegiatan Sewa Gudang dan Transport hasil dengan sistem kontrak
tual. � Melaksanakan Pembinaan ke Lokasi Gapoktan pelaksana Resi Gudang.
IV. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan direncanakan pada bulan November 2013 Tempat pelaksanaan dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur.
V. Hasil Kegiatan
1. Melaksanakan Identifikasi ke Lokasi, yaitu ke Kabupaten Lombok Timur dan melaksanakan pembinaan ke Lokasi.
2. Dipergunakannya gudang oleh Gapoktan sebesar 33% dari anggaran, karena pada saat panen, harga jagung cukup bagus sehingga petani tidak menyimpan hasilnya digudang dan langsung menjual ke pedagang.
VI VI VI VI ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
VI. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 94.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 31.197.000,- (33,19 %) � Realisasi Fisik : 35 % � Sisa dana Rp.62.803.000,- � Alasan dana SIAP : Tidak dimanfaatkannya Belanja sewa sebesar Rp. 50.000.000,-,
belanja perjalanan dinas paket meiting luar kota Rp.7.740.000,-, perjalanan paket meiting dalam kota sebesar Rp. 2.250.000,-dan belanja bahan Rp. 2.812.500,-
012. PENGAWALAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS
I. Latar Belakang Peranan subsektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dalam
pembangunan perekonomian daerah sangat penting dan strategis, dikarenakan antara lain :
1. Sebagian besar penduduk NTB masih menggantungkan hidupnya dari tanaman pangan dan hortikultura.
2. Masalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk yang terus meningkat setiap tahun sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
3. Jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di pedesaan adalah petani 4. Usahatani tanaman pangan dan hortikultura masih tetap sebagai penampung
tenaga kerja yang cukup besar, terutama tenaga kerja yang kurang terampil di pedesaan.
5. Meningkatnya permintaan bahan baku, baik untuk industri bahan makanan, maupun untuk pakan ternak.
Dalam situasi demikian ini, subsektor tanaman pangan dan hortikultura dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah cukup, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin, sekaligus menghasilkan devisa.
Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai lembaga pemasaran yang memerankan fungsi busines leader bagi pelaksanaan manajemen rantai pasokan dapat mendistribusikan produk petani secara efisien memiliki peranan yang cukup strategis dalam pemasaran hasil pertanian tanaman pangan & hortikultura.
II. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan:
� Meningkatkan peranan Sub Terminal Agrinbisnis dalam melayani petani/ kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik.
� Meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date.
� Meningkatkan pendapatan petani. 2. Sasaran Kegiatan :
Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan / pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Provinsi, Kab.Lombok Timur dan Kab.Lombok Utara.
III. Pelaksanaan Kegiatan
VI VI VI VI ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Honor Pengelola STA, diperuntukkan untuk Petugas Pengelola STA di 3 Kabupaten, yaitu Provinsi, Lombok Utara dan Lombok Timur.
2. Opersional STA Provinsi dipergunakan untuk pembelian Alat berupa Lap Top, Operasional STA untuk Kabupaten Lombok Timur dipergunakan untuk pemberian Troli dan Operasional STA untuk Kabupaten Lombok Utara dipergunakan untuk Mesin Fax, Printer , Jaringan Internet dan Papan STA.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 38.800.000,- � Realisasi keuangan Rp. 38.800.000,-(100 %) � Realisasi Fisik :100 % � Sisa dana : -
1791.PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI 1791.001. PENGEMBANGAN KEMITRAAN DAN KEWIRAUSAHAAN
1791.001.001. PROFIL KELEMBAGAAN USAHA AGRIBISNIS 011. PROFIL KELEMBAGAAN USAHA AGRIBISNIS
A. PROFIL KELEMBAGAAN USAHA AGRIBISNIS
I. Latar Belakang
Sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan sumber perekonomiannya dari usaha di sektor pertanian. Oleh sebab itu Indonesia sering disebut sebagai Negara Agraris. Dimana-mana dapat diihat hamparan lahan pertanian baik berupa sawah (budidaya pertanian di lahan basah) maupun budidaya pertanian di lahan kering. Kegiatan tersebut tentu diikuti oleh kegiatan atau usaha di bidang penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Usaha mulai dari budidaya sampai pengolahan dan pemasaran hasil pertanian masing-masing ataupun secara keseluruhannya sering disebut dengan istilah agribisnis atau usaha gribisnis. Dilihat dari jenis komoditasnya, Pertanian mencakup usaha-usaha di bidang tanaman pangan yaitu meliputi tanaman serealia seperti padi, jagung dan gandum; umbi-umbian seperti ubi kayu dan ketela rambat; kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain; hortikultura yaitu sayuran, buah-buahan, bunga dan tanaman hias serta tanaman obat;. Salah satu upaya yang saat ini dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan masyarakat di pedesaan adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui usaha agribisnis atau agroindustri pedesaan berupa pengolahan hasil pertanian. Upaya ini diharapkan dapat mengangkat dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya. Dengan menumbuh kembangkan kelompok-kelompok usaha pengolahan hasil pertanian yang berorientasi mutu, diharapkan dapat tercipta produk pertanian yang unggul, berdaya saing dan mempunyai nilai tambah.
II. Tujuan dan Sasaran
Tujuan, melakukan penyusunan Buku Profil Kelompok Usaha Agribisnis untuk masing-masing sub sektor, meliputi : tanaman pangan dan hortikultura
Sasaran, Tersusunnya buku profil Kelompok Usaha Agribisnis untuk : tanaman pangan
VI VI VI VI ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan hortikultura. III. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Kegiatan
1. Melaksanakan pengumpulan data kelompok usaha agribisnis di kabupaten Kota se-NTB;
2. Tersedianya Buku Profil Kelompok Usaha Agribisnis Pertanian.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 18.750.000,- � Realisasi keuangan Rp. 18.750.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. - � Alasan dana SIAP : -
012. INVENTARISASI PRODUK UNGGULAN DAERAH A. PROFIL KELOMPOK USAHA AGRIBISNIS.
I. Latar Belakang
Indonesia dijuluki sebagai negara agraris, hal ini cukup beralasan karena sebagian
besar penduduknya lebih kurang 60% berpenghasilan dari sektor pertanian dan berada
di perdesaan. Sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati, baik dari
sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan termasuk dari sektor peternakan,
sudah tentu banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Dari sumberdaya alam
tersebut/produk bahan mentah kemudian diolah menjadi produk olahan dan menjadi
produk unggulan dari masing-masing daerah. Semua itu, merupakan kebanggaan dan
menjadi salah satu ikon dari hasil karya bangsa Indonesia. Oleh sebab itu harus tetap
dijaga dengan baik kelestariannya agar tidak punah dan nantinya akan dinikmati oleh
generasi-generasi berikutnya. Sebagai negara yang kaya sumberdaya alam khususnya di
sektor pertanian, selama ini produk- produk olahan bidang pertanian belum banyak
tersedia baik dari segi jumlah maupun jenis produknya, maka sudah sewajarnya untuk
ditata ulang guna mengetahui jumlah dan jenis/keragaman produk olahan tersebut
berdasarkan dari kearifan lokal setiap daerah, sehingga dapat dikumpulkan menjadi
produk unggulan nasional. Apabila hal ini dikelola dengan baik, maka dampak dari
semua ini akan dapat memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk olahan itu
sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dirancang suatu kegiatan guna
menginventarisir produk olahan unggulan yang dikumpulkan dari seluruh daerah yang
mencakup produk tanaman pangan dan hortikultura.
II. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
1. Menginventarisir produk olahan unggulan yang meliputi produk tanaman pangan
dan hortikultura dari masing-masing daerah, baik yang telah difasilitasi oleh Ditjen
VI VI VI VI ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PPHP maupun yang belum.
2. Untuk mengetahui produk olahan unggulan dari masing-masing daerah baik dari segi
jumlah dan jenis produk olahannya.
Sasaran
Tersusunnya buku hasil inventarisasi produk olahan unggulan yang meliputi tanaman
pangan dan hortikultura dari masing-masing daerah.
III. Metode Pelaksanaan a. Koordinasi dan konsultasi dengan Ditjen PPHP dan Dinas terkait.
b. Pengumpulan data produk olahan unggulan ke masing-masing Kab./Kota dengan
dilengkapi foto produk (format Form isian terlampir).
c. Analisis awal data produk olahan yang telah terkumpul.
d. Diskusi kelompok (Tim penyusun), jika perlu dengan Narasumber.
e. Pembahasan awal hasil analisis data yang telah terkumpul.
f. Pembahasan draft akhir buku inventarisasi, melibatkan Dinas terkait, Ditjen PPHP
dan Pelaku Usaha jika diperlukan.
g. Melaporkan hasil inventarisasi produk unggulan daerah.
IV. Hasil Kegiatan
� Tersedianya Buku Hasil Inventarisasi Produk olahan unggulan tanaman pangan dan hortikultura.
� Meningkatnya mutu produk olahan unggulan yang dihasilkan oleh pelaku usaha
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 18.750.000,- � Realisasi keuangan Rp. 18.750.000,- (100 %) � Realisasai Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. - � Alasan dana SIAP : -
013. BIMBINGAN PENGEMBANGAN USAHA KEMITRAAN,
KEWIRAUSAHAAN DAN EKONOMI KREATIF.
A. BIMBINGAN PENGEMBANGAN USAHA KEMITRAAN,
KEWIRAUSAHAAN DAN EKONOMI KREATIF.
I. Latar Belakang
Secara umum telah terbangun kelembagaan kemitraan usaha pertanian antara petani
baik secara individu maupun kelompok dengan perusahaan pertanian, namun belum
terbangun kelembagaan kemitraan yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan
saling menguntungkan serta tidak berkelanjutan. Kelemahan mendasar yang ada antara
lain adalah rendahnya komitmen antara pihak-pihak yang bermitra, bargaining position
yang tidak seimbang, serta kurangnya transparansi dalam penetapan harga dan
pembagian nilai tambah/keuntungan. Selain itu kendala lain adalah adanya ketimpangan
VI VI VI VI ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
antara pelaku usaha agribisnis di tingkat masyarakat yang masih banyak berada di sub
sistem agribisnis hulu on farm dengan pihak lain yaitu pelaku usaha di sub sistem yang
lain.
Beberapa permasalahan dalam membangun kelembagaan kemitraan agribisnis dari segi
teknis, ekonomis dan sosial/kelembagaan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan dan penguasaan teknologi baik budidaya maupun panen dan pasca
panen pada petani dan aparat masih kurang
2. Dukungan teknologi informasi masih lemah sehingga dalam penentuan harga lebih
didominasi oleh pihak inti (pemilik modal)
3. Biaya investasi relatif mahal
4. Belum ada jaminan pemasaran, terutama pada waktu produksi melimpah
5. Harga yang berfluaktuasi terutama saat-saat panen raya untuk produk tertentu.
6. Sistem pembayaran relatif lambat
7. Persaingan yang tidak sehat antara petani produsen dalam menjual hasil
8. Konsolidasi kelembagaan di tingkat petani masih lemah
9. Perusahaan pertanian yang bersedia sebagai avalis dan inti dalam kemitraan
agribisnis masih terbatas
10. Komitmen yang dibangun diantara pihak-pihak yang bermitra masih belum optimal
11. Kelembagaan ekonomi petani relatif masih banyak yang bersifat informal.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kewirausahaan Indonesia:
1. Jiwa ambtenaar masih mewarnai tingkah laku dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
2. Masih banyak masyarakat yang lebih mementingkan gengsi dibandingkan kerja
keras untuk berprestasi.
3. Masih banyak masyarakat yang lebih memperhatikan materi tanpa memperhatikan
makna dari pekerjaan yang harus ditangani.
4. Fungsi manajemen tidak berperan baik sehingga pola manajemen dan mekanisme
organisasi tidak bisa terkendali.
5. Kurangnya modal dalam pengembangan usaha.
6. Kurangnya infrastruktur penunjang pengembangan kewirausahaan seperti akses
penghubung (jalan) dan akses pemasaran.
Pada APBN Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
melalui Program Pengembangan Kemitraan dan Kewirausahaan membiayai kegiatan
Bimbingan Pengembangan Usaha Kemitraan Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif yang
diharapkan dapat mendorong para petani/pelaku usaha
perdesaan membentuk kelembagaan tani yang kuat dalam rangka mengembangkan
kemitraan usaha, sehingga dapatmengembangkan usahanya secara lebih profesional
dengan jiwa kewirausahaan yang kuat, untuk menghasilkan produk yang mempunyai
nilai tambah dan berdaya saing tinggi.
II. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
VI VI VI VI ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Memfasilitasi terbentuknya dan/atau peningkatan kemitraan usaha antara
Poktan/Gapoktan dengan Perusahaan Mitra.
� Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan ekonomi kreatif pada
Poktan/Gapoktan.
Sasaran
� Terbentuknya dan/atau meningkatnya kemitraan usaha antara Poktan/Gapoktan
dengan Perusahaan Mitra serta berkembangnya kewirausahaan dan ekonomi kreatif
pada Poktan/Gapoktan NTB.
III. Hasil Kegiatan :
A. Bimbingan Usaha Kemitraan Kewirausahaan a. Kegiatan Bimbingan Pengembangan Usaha Kemitraan Kewirausahaan dan
Ekonomi Kreatif dilaksanakan Di Hotel Lombok Plaza tanggal 18 April 2013. b. Peserta, Peserta Bimbingan Pengembangan Usaha Kemitraan Kewirausahaan
dan Ekonomi Kreatif ini berasal dari Gapoktan/ Poktan Kabupaten/ Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan rincian sebagai berikut :
Tabel VI-6. Peserta Gapoktan/Poktan Kabupaten/Kota se-NTB
Kabupaten Peserta
1. Kota Mataram 2
2. Kabupaten Lombok Barat 2
3. Kabupaten Lombok Tengah 2
4. Kabupaten Lombok Timur 2
5. Kabupaten Lombok Utara 2
6. Kabupaten Dompu; 2
7. Kabupaten Sumbawa Barat 2
8. Kabupaten Sumbawa 2
9. Kabupaten Bima; 2
10. Kota Bima; 2
TOTAL 20
c. Nara Sumber Nara Sumber pada kegiatan Bimbingan Pengembangan Usaha Kemitraan
Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif ini berasal dari :
a. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB.
b. Bank BRI cabang Mataram. d. Rumusan Hasil Pertemuan
1) Salah satu mekanisme untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan akses pasar dari para pelaku usaha kecil yang umumnya berada di pedesaan tersebut ialah melalui pengembangan kemitraan dan kewirausahaan agribisnis.
2) Untuk mengembangkan kemitraan menjadi salah satu mekanisme yang dapat meningkatkan nilai tambah, daya saing dan akses pasar dari usaha
VI VI VI VI ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kecil. Paradigma kemitraan yang selama ini hanya sebatas pada jual-beli tersebut harus dirubah menjadi kemitraan agribisnis yang lebih luas dan dilaksanakan secara adil dan efektif melalui, penguatan kelembagaan, pemberian insentif teknologi modal usaha dan pendampingan/ pengawalan yang lebih intensif.
3) Sejalan dengan pengembangan kemitraan agribisnis, kemampuan para petani/ pelaku usaha kecil dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk yang dihasilkan perlu terus ditingkatkan agar dapat menjadi wirausaha yang handal dan mampu mengembangkan kreatifitas dalam menjalankan usahanya.
4) Kegiatan Pertemuan Bimbingan Pengembangan Usaha Kewirausahaan, Kemitraan dan Ekonomi Kreatif dapat menjembatani para petani/ pengolah yang umumnya merupakan usaha kecil dengan perusahaan yang lebih besar untuk dapat bermitra, sekaligus mengidentifikasi dan mencari jalan pemecahan masalah/ kendala yang dihadapi dalam pengembangan kemitraan dan kewirausahaan, serta merumuskan saran-saran kebijakan dan langkah operasional guna meningkatkan kemitraan dan kewirausahaan agribisnis.
e. S a r a n 1) Perlu diadakan pelatihan, pembinaan teknis, magang pendamping dan
pemberian penghargaan sehingga terjadi reposisi peran petani dari hanya sebagai produsen menjadi produsen dan pemasok yang berdaya saing dan mampu memenuhi permintaan pasar.
2) Pelatihan-pelatihan kemitraan untuk Poktan/ Gapoktan perlu diadakan lebih banyak lagi untuk terbangunnya kelembagaan kemitraan yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan serta berkelanjutan.
3) Diharapkan Poktan/ Gapoktan mulai memanfaatkan sarana dan prasarana misalnya resi gudang yang ada khususnya yang ada di Lombok Timur.
4) Poktan/ Gapoktan dapat juga memanfaatkan Bank sebagai fasilitas dalam memberi pinjaman dana untuk modal salah satunya melalui koperasi selaras.
B. Sosialisasi Program LM3 dan Evaluasi LM3 Tahun sebelumnya.
a. Tujuan Dan Sasaran
Tujuan , Tujuan dilaksanakan Sosialisasi Pragram LM3 dan Evaluasi LM3 Tahun Sebelumnya adalah
1) Tumbuhnya kesadaran LM3 dalam pengembangan usaha agribisnis di lembaganya
2) Meningkatkan kemampuan petani/ kelompok tani dalam mengelola usahanya
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang berdaya saing
Sasaran, Sasaran dari kegiatan Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 adalah :
VI VI VI VI ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1) Terjadinya peningkatan keterampilan dan kualitas masyarakat pondok pesantren sehingga dapat menjadi tenaga pendamping bagi pemberdayaan masyarakat di luar pondok pesantren dalam mewujudkan ketahanan pangan
2) Tumbuhnya unit-unit bisnis di lingkungan masyarakat dan warga pesantren sehingga pada akhirnya pondok pesantren menjadi salah satu pelaku utama pengembangan ekonomi pedesaan
b. Tempat dan Waktu, Kegiatan Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 tahun sebelumnya dilaksanakan Di Hotel Lombok Plaza tanggal 15 April 2013.
c. Peserta,Peserta Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 tahun sebelumnya ini berasal dari Gapoktan/ Poktan dan Petugas Kabupaten/ Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan rincian sebagai berikut :
Kabupaten Petugas Peserta
1. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Keluatan Kota Mataram
1
1
2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat 1 1
3. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah
1 1
4. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur
1 1
5. Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara
1
1
6. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dompu; 1 1
7. Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sumbawa Barat
1 1
8. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumbawa
1 1
9. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima;
1 1
10. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima;
1 1
TOTAL 20
d. Nara Sumber,Nara Sumber pada kegiatan Sosialisasi Program LM3, Evaluasi
LM3 tahun sebelumnya ini berasal dari : � Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB. � Bank BRI cabang Mataram
e. Rumujsan Hasil Pertemuan
a) Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan lembaga mandiri yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kegiatan meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan dan keterampilan
VI VI VI VI ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dalam kategori LM3 antara lain Pondok Pesantren, Seminari, Paroki dan Gereja, Pasraman, Vihara, Subak dll.
b) Dengan adanya pertemuan Sosialisasi Kebijakan dalam Rangka Peningkatan Partisipasi Masyarakat (LM3) sehingga dapat menumbuhkan kesadaran LM3 serta meningkatkan semangat dan kapasitasnya untuk mengembangkan usaha agribisnis LM3 agar dapat lebih berperan dalam pembangunan masyarakat, baik dalam aspek moral – spiritual, sosial maupun ekonomi.
c) LM3 terpilih yang akan menjadi sasaran peserta pemberdayan dan pengembangan usaha adalah LM3 berbasis keagamaan dan berwawasan agribisnis yang mempunyai kendala permodalan untuk menjalankan usahanya dibidang pertanian. Guna memperoleh manfaat secara luas, maka penetapan LM3 terpilih berdasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: Kriteria umum, Kriteria administrasi,Kriteria teknis serta, Kriteria kompetensi.
S a r a n a. Tim pembina dan tim teknis agar meningkatkan pembinaan teknis dan
pengendalian kegiatan LM3 dan petugas Pendamping agar meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam pendampingan LM3.
b. Pembinaan LM3 dilakukan secara berkelanjutan yang meliputi pelatihan usaha, pemberdayaan kelompok tani dan bimbingan teknis, agar mampu mengembangkan usahanya secara mandiri, yang selanjutnya diharapkan sebagai motivator/fasilitator pengembangan agribisnis pada masyarakat sekitarnya.
c. Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui dinas lingkup pertanian Provinsi melakukan koordinasi, sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan LM3 serta melakukan pembinaan lanjutan bagi LM3 yang pernah difasilitasi Departemen Pertanian.
d. Menyusun laporan bulanan secara tertib dan dikirim sesuai pedoman umum bagi kelompok tani penerima LM3
e. Dalam rangka Sosialisasi LM3 lebih diharapkan untuk mengadakan sosialisasi di kabupaten/ kota dengan mengumpulkan para petani sekitar lokasi ponpes, sehingga lebih efektif serta didukung dengan dana untuk perjalanan ke kabupaten.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 24.000.000,- � Realisasi keuangan Rp.24.000.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. - � Alasan dana SIAP 1791.003.PAMERAN PROMOSI, EKSEBISI DAN PERLOMBAAN DALAM NEGERI
MAUPUN LUAR NEGERI. 1791.003.001. PROMOSI LUAR NEGERI
011. AGRICULTURAL SPECIALITY EXSPORT PRODUCT
I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang
VI VI VI VI ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Salah satu upaya untuk mengenalkan berbagai komoditas pertanian unggulan yang ada
adalah dengan melakukan promosi, antara lain melalui kegiatan pameran yang berkesinambungan dan terkoordinasi baik dalam negeri maupun di luar negeri. Promosi produk pertanian merupakan suatu yang esensial untuk menunjang kegiatan agribisnis. Kegiatan tersebut melengkapi upaya untuk membuka akses pasar sekaligus untuk memacu peningkatan daya saing, yang terus dikembangkan melalui peningkatan kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya termasuk analisis market intelligence dan analisis pasar.
Dengan promosi melalui pameran diharapkan masyarakat dunia semakin mengenal dan tertarik terhadap produk unggulan pertanian Indonesia baik dalam bentuk segar maupun olahan. Atas dasar hal tersebut, maka Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian merasa perlu untuk menyelenggarakan kegiatan Indonesia Agricultural Specialty and Export Product Expo (INASEP) yang akan dilakukan pada tahun anggaran 2013 dengan pendanaan bersumber dari APBN baik yang dialokasikan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi).
II. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan � Mempromosikan produk specialty dan produk potensial untuk ekspor dari berbagai
daerah. 2. Sasaran
� Terpromosikannya produk specialty dan produk-produk potensial untuk ekspor dari berbagai daerah melalui penyelenggaraan promosi dan pameran dengan mengundang calon buyer potensial dari berbagai negara.
III. Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Indonesia Agricultural Specialty and Export Product Expo (INASEP) 2013 sebagai berikut : A. Waktu dan Tempat Pameran Indonesia Agricultural Specialty and Export Product Expo (INASEP) 2013
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tangga 4 s/d 6 November 2013 di Street Theatre Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.
Peserta Pameran Indonesia Agricultural Specialty and Export Product Expo (INASEP) 2013 dari Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain Petugas sebanyak 2 ( dua ) orang Nama-nama petugas pendamping yang ikut serta dalam pemeran Indonesia Agricultural Specialty and Export Product Expo ( INASEP) 2013 adalah sebagai berikut : 1. Hj. Siti Chotijah, SP 2. Filiasta Embriono, SP
B. Materi / Bahan Pameran Materi yang disajikan/ ditampilkan dalam Pameran dan Promosi Agro & Food Expo 2013 antara lain : 1. Produk Hortikultura :
� Buah-buahan segar : Jeruk Pamelo, Sawo, Rambutan, Buah Naga, Manggis, Mangga, Melon Golden.
� Produk Sayur-sayuran : Paprika, 2. Produk Olahan :
VI VI VI VI ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Jagung berbagai macam olahan jagung seperti Jagung Garing, Emping Jagung/ Marning Jagung, Kerupuk Jagung,
� Nangka berbagai macam olahan dari nangka seperti Dodol nangka, Kripik nangka
� Dodol Sirsak � Berbagai macam kripik seperti Kripik Singkong, Kripik Kentang, Kripik Pisang,
Kripik Talas, Rengginang singkong, Kripik Tempe, Krupuk Jantung Pisang, Krupuk Ares,
� Kue Non Terigu seperti Coklat Keju, Nastar Jagung � Berbagai macam olahan Kacang : Kacang Kriuk, Kacang Asin,
C. Tindak lanjut yang akan dilakukan
Setelah mengikuti Pameran ini tindak lanjut yang akan dilakukan adalah : 1. Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada para pelaku usaha dan terus
melakukan pemantauan perkembangan dari pelaku usaha yang di bina. 2. Memberikan bantuan berupa alat-alat pengolahan hasil yang dibutuhkan pelaku
usaha sehingga dapat meningkatkan kinerja dan produksi. 3. Memfasilitasi pelaku usaha dalam hal pengemasan yaitu rumah kemasan
karena selama ini pelaku usaha di Nusa Tenggara Barat masih sangat sederhana dalam pengemasan sehingga kalah saing dengan daerah lain.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 45.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 44.900.000,- � Sisa dana Rp. 100.000,- � Alasan dana SIAP, adanya efisiensi dana Sewa Stand sebesar Rp. 100.000,-
1791.003.011. PROMOSI DALAM NEGERI 011. PROMOSI DALAM NEGERI
A. AGRO & FOOD EXPO
I. PENDAHULUAN
Dalam perusahaan yang sudah mapan biaya promosi menempati urutan kedua setelah biaya produksi. Sementara itu untuk usaha-usaha yang dikelola oleh pengusaha UKM, biaya promosi masih belum banyak diperhitungkan karena keterbatasan modal. Untuk itu pengusaha yang masih dalam kategori UKM perlu mendapat dukungan dari instansi yang berwenang untuk membantu melakukan promosi produk-produknya. Bantuan promosi tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran UKM dalam mengantisipasi produk okal yang semakin kalah bersaing di pasar dalam negeri. Disamping itu berbagai cara harus diupayakan antara lain engan melakukan promosi di dalam negeri dengan rioritas utama mencintai produk lokal dan meningkatkan konsumsi masyarakat, serta tetapmempertahankan produk lokal menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Untuk itu seyogyanya promosi dilakukan secara terus menerus dan teratur, baik oleh pelaku usahanya sendiri maupun yang difasilitasi pemerintahseperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada Tahun Anggaran 2013Ditjen PPHP Kementan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan promosi dalam negeri yang melibatkan Pemda/Dinas-dinas di daerah serta pelaku usaha. Salah satu kegiatan
VI VI VI VI ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
promosi di Dalam Negeri yang akan diselenggarakan yaitu Agro and Food Expo 2013. Untuk mendukung kegiatan Promosi produk pertanian dalam negeri tersebut, disusun”Petunjuk Teknis Agro & Food Expo 2013” yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, panduan serta referensi bagi instansi terkait dan pelaku usaha agribisnis dalam mengikuti kegiatan tersebut, khususnya yang difasilitasi melalui APBN Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
II. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan � Mempromosikan produk-produk unggulan dari masing-masing daerah seluruh
Indonesia, serta pelaku usahanya 2. Sasaran � Dikenalnya produk-produk unggulan dan pelaku usaha yang bersangkutan dari
seluruh Indonesia dari sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan, khususnya terkait dengan rempah dan jamu (termasuk jamu untuk hewan dan tanaman) serta etnofarmaka.
III. Hasil yang dicapai
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, Tempat dan waktu penyelenggaraan Agro & Food Expo 2013 disesuaikan dengan
agenda promosi yang difasilitasi/diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kementerian Pertanian, pada tanggal 23 s/d 26 Mei 2013 di Jakarta Convetion Center Senayan Jakarta, bekerjasama dengan Event Organizer/ Penyelenggara Pameran PT. Wahyu Promo Citra – Jakarta.
2. Peserta, Peserta Pameran Agro & Food Expo 2013 dari Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain Petugas sebanyak 2 ( dua ) orang Nama-nama petugas pendamping yang ikut serta dalam pemeran Agro & Food Expo 2013 adalah sebagai berikut : 1. Hj. Siti Chotijah, SP 2. Bq. Enita Adi Santi, SP
3. Materi / Bahan Pameran
Materi yang disajikan/ ditampilkan dalam Pameran dan Promosi Agro & Food Expo 2013 antara lain : 1. Produk Padi 2. Palawija :
� Jagung � Kedelai � Kacang Tanah � Kacang Hijau
3. Produk Sayur-sayuran : Bawang Merah dan Bawang Putih Sembalun, Bawang Putih Nunggal,
4. Produk Olahan : � Jagung berbagai macam olahan jagung seperti Jagung Garing, Emping
Jagung/ Marning Jagung, Kerupuk Jagung, � Nangka berbagai macam olahan dari nangka seperti Dodol nangka, Kripik
nangka
VI VI VI VI ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Dodol Sirsak � Berbagai macam kripik seperti Kripik Singkong, Kripik Kentang, Kripik Pisang,
Kripik Talas, Rengginang singkong, Kripik Tempe, Krupuk Jantung Pisang, Krupuk Ares,
� Kue Non Terigu seperti Coklat Keju, Nastar Jagung � Berbagai macam olahan Kacang : Kacang Kriuk, Kacang Asin,
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi dan supervisi, maka pelaksanaan serta penyelenggaraan Pameran dan Promosi Produk Pertanian Agro & food Expo 2013 yang berlangsung dari tanggal 23 s/d 26 Mei 2013 di Jakarta Convetion Center, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Agro & Food Expo telah diselenggarakan sejak tahun 2001 dan telah menghasilkan transaksi yang signifikan pada setiap penyelenggaraannya.
2. Dengan adanya pameran tahunan Agro and Food 2013 ini, mampu mempromosikan produk-produk pertanian dan makanan dalam negeri, tetapi juga mampu menghasilkan transaksi bisnis. Sehingga ada imbas dari promosi ini, jadi bukan hanya sekedar pameran.
3. Tema pameran kali ini “Jamu Brand Indonesia “ karena Jamu merupakan produk yang memiliki nilai historis, yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia sehingga dapat mengembalikan kejayaan produk pertanian Indonesia .
4. Materi/komoditi yang dipromosikan/dipamerankan cukup menarik minat para pengunjung pameran, hal ini dipastikan dari jumlah produk yang terjual kepada pengunjung
5. Display dan landscape produk/komoditi yang dipamerankan pada stand NTB telah dapat memberikan nuansa tradisionil yang didukung semberdaya agraris (competitive advantage).
6. Keikutsertaan pelaku usaha dalam even Agro & Food Expo, telah dapat menarik mitra dagang/kontak bisnis dengan para pelaku usaha/stakeholder terutama dari Kota Jakarta dan sekitarnya.
S a r a n
1. Untuk lebih meningkatkan antusias masyarakat luas tentang even-even atau pameran yang akan diadakan sebaiknya perlu diinformasikan kepada masyarakat dengan menyebarluaskan leaflet-leaflet atau brosur serta diinformasikan lewat media masa dan media elektronik.
2. Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan terutama dalam rangka memenuhi permintaan produk hasil pertanian komoditi unggulan daerah Nusa Tenggara Barat untuk pasar regional antara lain adalah memfasilitasi pertemuan langsung para pemasar atau para pelaku usaha daerah Nusa Tenggara Barat dengan konsumen/buyer dalam bentuk promosi dan pameran baik pada even-even pameran lainnya yang memiliki potensi pasar.
3. Untuk memenuhi peluang pasar yang cukup potensial tersebut untuk komoditi pertanian dan rempah-rempah dari Nusa Tenggara Barat, maka salah satunya yang perlu mendapat perhatian dalam mengangkat potensi daerah, yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman user atau pengunjung pameran, dan komoditi yang dipromosikan agar dilengkapi dengan brosur tentang diskripsi atau karakteristik
VI VI VI VI ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
komoditi yang bersangkutan dan untuk dapat menarik investasi dan atau minat investor ke Nusa Tenggara Barat, untuk pelaksanaan pameran yang akan datang agar dilengkapi dengan brosur atau leaflet informasi tentang potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat.
4. Dalam kegiatan Agro & Food Expo untuk tahun yang akan datang disarankan agar ditingkatkan dana untuk pembelian bahan pameran karena harga produk atau bahan yang dipamerkan semakin beragam dan harga naik.
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 45.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 44.500.000,- � Sisa dana Rp. 500.000,- � Alasan dana SIAP : Adanya efisiensi dana Sewa Stand sebesar Rp. 500.000,-
A. SURABAYA AGRIBUSSINESS MATCHING & EXPO (SAMEX)
I. PENDAHULUAN
Suksesnya suatu pemasaran terletak pada seberapa jauh kegiatan promosi
dilaksanakan. Dengan kata lain promosi merupakan ujung tombak pemasaran.
Disamping itu berbagai cara harus diupayakan antara lain dengan melakukan promosi
di dalam negeri dengan prioritas utama mencintai produk lokal dan meningkatkan
konsumsi masyarakat, serta tetap mempertahankan produk lokal menjadi tuan rumah
dinegeri sendiri. Pada Tahun Anggaran 2013 Pemerintah mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan promosi dalam negeri yang melibatkan Pemda/Dinas-dinas di daerah
serta pelaku usaha. Surabaya Agribusiness Matching and Expo (SAMEX), masing-masing
memiliki peluang dan kelebihan sendiri-sendiri. Surabaya merupakan salah satu pusat
kegiatan pemasaran bagi Kawasan Timur Indonesia, sedangkan Batam juga memiliki
nilai lebih,dengan letak geografis Batam yang berdekatan dengan negara tetangga,
seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Hal ini memberi peluang untuk berinteraksi
langsung dengan investor dan buyer internasional.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Promosi produk pertanian dalam negeri tersebut,
disusunlah ”Petunjuk Teknis Surabaya Agribusiness Matching and Expo (SAMEX) 2013”
yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan, panduan serta referensi bagi para
pihak terkait dalam mengikuti kegiatan tersebut, khususnya yang difasilitasi melalui
APBN Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Petunjuk teknis ini memuat tujuan dan sasaran kegiatan, tata laksana, hingga sistem
pelaporan dan pelaksanaan kegiatan dimaksud.
II. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
� Memperkenalkan produk unggulan pertanian dan pelaku usaha handal dari masing-
masing daerah.
� Memfasilitasi adanya kontak bisnis antara pelaku usaha daerah dengan pembeli
VI VI VI VI ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
potensial
Sasaran
- Dikenalnya potensi produk-produk unggulan dan pelaku usahanya dari berbagai
daerah.
- Terjadinya kontak bisnis dan transaksi antara pelaku usaha daerah dengan pembeli
potensial.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN Surabaya Agribusines Matching & Expo 2013 merupakan salah satu dari pameran
yang di inisiasi oleh Direktorat Jenderal Pengelohan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kemeterian Pertanian Repubik Indonesia. Pameran ini juga salah satu pameran produk-produk pertanian yang kontinuitas pelaksanaannya tetap terjaga sejak tahun 2002. Kepesertaan dan nilai transaksi yang dihasilkan pada penyelenggaraan pameran ini senantiasa menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun.
Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 yang dilaksanakan pada tanggal 27 s/d 30 Juni 2013 yang berlokasi di Grand City Convex- Surabaya, Diselenggarakan di Surabaya yang merupakan kota bisnis terbesar kedua di Indonesia, sekaligus juga sebagai salah satu pintu gerbang perekonomian nasional.
Produk yang dipamerkan pada Pameran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 ini yaitu:
• Komoditi Tanaman Pangan • Komoditi Hortikultura • Komoditas Perkebunan • Komoditas Peternakan • Komoditas Perikanan
• Teknologi/ mesin pertanian 1. Mesin untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan serta kehutanan 2. Mesin pengolahan hasil pertanian 3. Teknologi pengairan 4. Teknologi Pengolahan makanan dan minuman 5. Teknologi Kemasan
• Pupuk kimia dan obat-obatan • Agrowisata
1. Taman wisata agro 2. Industry agrowisata
• Jasa 1. Konsultan pertanian 2. Keuangan dan perbankan 3. Pengangkutan
Pelaksanaan kegiatan Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 sebagai berikut : 1. Waktu dan Tempat Pameran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 dilaksanakan selama 4
(empat) hari pada tangga 27 s/d 30 Juni 2013 di Grand City Convex - Surabaya. Pameran ini berlangsung selama 10 Jam yaitu mulia jam 10.00 – 20.00 WIB
2. Peserta Peserta Pameran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 dari Provinsi Nusa
Tenggara Barat antara lain Petugas sebanyak 2 ( dua ) orang Nama-nama petugas
VI VI VI VI ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pendamping yang ikut serta dalam pemeran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 adalah sebagai berikut : 1. Hj. Siti Chotijah, SP 2. Filiasta Embriono, SP
3. Materi / Bahan Pameran Materi yang disajikan/ ditampilkan dalam Pameran dan Promosi Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 antara lain : a. Produk Sayur-sayuran : Bawang Merah dan Bawang Putih Sembalun, Bawang Putih
Nunggal, b. Produk Olahan :
� Jagung berbagai macam olahan jagung seperti Jagung Garing, Emping Jagung/ Marning Jagung, Kerupuk Jagung, Tortila
� Nangka berbagai macam olahan dari nangka seperti Dodol nangka, Kripik nangka
� Dodol Sirsak � Berbagai macam kripik seperti Kripik Singkong, Kripik Kentang, Kripik Pisang,
Kripik Talas, Rengginang singkong, Kripik Tempe, Krupuk Jantung Pisang, Krupuk Ares,
� Kue Non Terigu seperti Coklat Keju, Nastar Jagung � Berbagai macam olahan Kacang : Kacang Kriuk, Kacang Asin,
IV. HASIL / KELUARAN
Pameran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 secara rutin diselenggarakan sejak tahun 2002, serta mendapat dukungan penuh dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kementrian Pertanian Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 ditergetkan menjadi ajang potensi promosi investasi. Diselenggarakan oleh PT. Feraco bekerja sama dengan Kemeterian Pertanian dan Kemetrian Kelautan dan Perikanan yang diikuti lebih dari 250 peserta dari Kabupaten/ Kota dan Provinsi se Indonesia. Peserta pameran terdiri dari Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia, Perusahaan/ Industri pada sub sector : Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan, Perusahaan/ Indutri makanan dan minuman, Perusahaan/ industry alat dan mesin pertanian, Perusahaan/ Industri pupuk dan kkimia, Perusahaan jasa konsultan, perusahaan travel dan agency agrowisata, lembaga keuangan dan Bank, Usaha kecil dan Menengah, BUMN dan BUMD.
Acara diibuka dengan sambutan panitia direktur PT. FERACO bapak M. Ruslim, setelah itu sambutan oleh Direktur PUI Ir. Jamil Musanif, mewakili Menteri Pertanian. Dalam sambutannya Jamil Musanif menjelaskan bahwa sector pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan nasional memiliki makna yang sangat strategis, karena pertanian merupakan suatu sector tumpuan harapan yang utama dalam penyediaan bahan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat, menyediakan bahan baku bagi industry dan sebagai penyedia lapangan kerja, dan penghasil devisa Negara. Oleh karena itu selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, program pembangunan pertanian juga diarahkan dalam rangka mendorong berkembanganya usaha agribisnis dan agroindustri, sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar domistik maupun pasar internasional yang selanjutnya mengangkat kesejahteraan masyarakat terutama petani. Ditambahkan juga Dalam rangka
VI VI VI VI ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mensosialisasikan kecintaan terhadap produk-produk pertanian dalam negeri maka perlu dilakukan suatu kampanye terhadap produk pertanian yang dikemas dalam kegiatan promosi atau pameran. Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 ini merupakan suatu pilihan yang sangat tepat untuk memperkenalkan potensi dan keunggulan produk daerah kita kepada potensial buyer yang berada di domestic dan regional market terutama dalam mengantisipasi masuknya produk-produk pertanian dari luar negeri.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Petanian Jawa Timur Bapak Ir. Wibawa, MM Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 merupakan ajang yang diperlukan utamanya pada eraotonomi daerah yang dilain pihak semakin mendesaknya wacana globalisasi yang jelas menuntut setiap pemerintah daerah otonomi untuk lebih aktif pmempromoosikan sekaligus menjual potensi investasi serta produk-produk unggulan agribisnis di daerahnya sehingga pada akhirnya dapat menjadi motor dalam menggerakkan roda perekonomian di masing-masing daerah.
Dalam Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 ini pelaku yang dihadirkan yaitu pelaku usaha sektor agribisnis dari dalam dan luar negeri, Perwakilan dagang Negara-negara sahabat, kalangan distributor, Masyarakat konsumen, masyarakat perbankan, asosiasi-asosiasi terkait, masyarakat umum. Didukung dengan penyelenggaraan acara “Pasar Lelang Komoditi Agribisnis” yang memberi peluang kepada peserta pameran untuk berinteraksi sekaligus menjual secara langsung potensi investasi dan produk-produk unggulan agribisnis daerahnya kepada “Potential buyer” yang secara terorganisir dihadirkan di acara ini.
Keikutsertaan provinsi Nusa Tenggara Barat pada ajang Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 ini memberikan sumbangsih bagi upaya untuk menciptakan industry agribisnis efesien dan berdaya saing. Dan kedepannya dapat meningkatkan kewirausahaan dan kemitraan dalam rangka optimalisasi pengembangan pasar global. Bagi para pelaku usaha kegiatan ini merupakan ajang untuk menambah pengetahuan serta pengalaman/wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan (kompetensi) mereka dalam mengembangkan pangsa pasar produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya untuk petani Nusa Tenggara Barat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil evaluasi dan supervisi, maka pelaksanaan serta penyelenggaraan Pameran dan Promosi Produk Pertanian Surabaya Matching & Expo 2013 yang berlangsung dari tanggal 27 s/d 30 Juni 2013 di Grand City Convex – Surabaya apat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 telah diselenggarakan sejak tahun
2002 dan telah menghasilkan transaksi yang signifikan pada setiap penyelenggaraannya.
2. Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 merupakan suatu pilihan yang sangat tepat untuk memperkenalkan potensi dan keuanggulan produk daerah keada potensial buyer yang beradaa di domestic dan regional market.
3. Pameran Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 suatu upaya dalam merespon perkembangan persaingan pasar yang semakin ketat dan sekaligus untuk mengembangkan kegiatan pertanian yang berwawasan bisnis global.
B. S a r a n
VI VI VI VI ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Upaya tindaklanjut yang perlu dilakukan terutama dalam rangka memenuhi
permintaan produk hasil pertanian komoditi unggulan daerah Nusa Tenggara Barat untuk pasar regional antara lain adalah memfasilitasi pertemuan langsung para pemasar atau para pelaku usaha daerah Nusa Tenggara Barat dengan konsumen/buyer dalam bentuk promosi dan pameran baik pada even-even pameran lainnya yang memiliki potensi pasar.
2. Dalam kegiatan Surabaya Agribusiness Matching & Expo 2013 untuk tahun yang akan datang disarankan agar ditingkatkan dana untuk pembelian bahan pameran karena harga produk atau bahan yang dipamerkan semakin beragam.
VI. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 40.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 39.900.000,- � Sisa dana Rp.100.000, - � Alasan dana SIAP : Adanya efisiensi dana Sewa Stand sebesar Rp. 100.000,-
E. PEKAN RAYA TANI I. Latar Belakang Dalam rangka memperkuat jaringan pemasaran ditingkat petani maka pemerintah telah
melakukan suatu kebijakan dibidang pemasaran yaitu : 1). Menumbuhkan gabungan-gabungan kelompok tani (gapoktan) yang berorentasi pasar; 2) membangun system atau mereposisi petani dari produsen menjadi pemasok; 3) menciptakan pasar tani dalam “form-gate Marketing System”. Petani harus memepunyai pasar dimana pasar ini harus dikelola oleh petani dan petani harus bertindak sebagai kelompok bukan individu.
Gaung pasar tani memang sebatas lingkup yang relative kecil, tapi dari kecil itulah nantinya akan menjadi besar apabila dibarengi dengan semnagat dan komitmen yang tinggi dari para petani sendiri serta pembinaan dari pemerintah. Oleh karena itu diadakan Pekan Raya Tani Nasional yang dilaksanakan di Kupang Nusa Tenggara Timur tanggal 4 s/d 6 September 2013, agar dapat memberi peluang yang seluas-luasnya kepada para petani yang tergabung dalam Gapoktan untuk dapat memasarkan hasil produksinya.
II. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan Pekan Raya Tani Nasional adalah : 1) Mempromosikan keberadaan Pasar Tani yang telah dibentuk di beberapa propinsi 2) Memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada para petani yang tergabung
dalam Gapoktan untuk dapat memasarkan hasil produksinya. 3) Memberi pelajaran yang innovative bagi petani untuk dapat melakukan kerjasama
yang baik dibidang pemasaran Sasaran
VI VI VI VI ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sasaran pelaksanaan Kegiatan Pekan Raya Tani Nasional adalah : 1) Terciptanyan citra yang baik terhadap keberadaan Pasar Tani yang telah berdiri di
beberapa propinsi. 2) Terciptanya kerjasama yang baik dan berkesinambungan antara petani produsen
dengan pihak pembeli potensial (trader, retailer, industry pengolahan) 3) Termotivasinya para petani untuk mengembangkan bebagai produk olahan yang
innovative sesuai kebutuhan/ persyaratan pasar.
III. Ruang Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dalam promosi produk pertanian pada Pameran Pekan Raya Tani Nasional ini antara lain meliputi berbagai kegiatan, yaitu : 1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, Tempat dan waktu penyelenggaraan Pekan Raya Tani Nasional disesuaikan dengan
agenda promosi yang difasilitasi/diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kementerian Pertanian, pada tanggal 4 s/d 6 september 2013 di Lapangan Parkir Ramayana Kupang NTT, bekerjasama dengan Event Organizer/ Penyelenggara Pameran PT. Fery Agung Corindotama (FERACO).
3. Penyediaan Tempat (stand). Penyediaan tempat (stand) pameran dilaksanakan oleh pihak penyelenggara/event
organizer PT. Fery Agung Corindotama (FERACO) Stand pameran sudah disiapkan pihak penyelenggara yang ditunjuk untuk dimanfaatkan sebelum pelaksanaan pameran dan promosi berlangsung, yaitu tanggal 4 s/d 6 September 2013.
4. Penunjukkan Peserta. Penunjukan peserta yang ikut serta dalam promosi dari unsur petugas dilaksanakan
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Penyiapan Bahan Promosi. Penyiapan bahan promosi antara lain meliputi :
a. Produk Hasil Pertanian, baik dalam bentuk produk segar maupun produk olahan berasal dari pelaku usaha di P. Lombok dan P.Sumbawa. Produk/bahan/materi pameran disiapkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB
b. Bahan promosi dalam bentuk brosur/leaflet maupun buku-buku potensi disiapkan dan disediakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
IV. Pelaksanaan Kegiatan
Pekan Raya Tani Nasional diikuti oleh Pasar Tani dari berbagai daerah/ provinsi
yang medapat alokasi kegiatan Pekan Raya Tani 2013. Dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 6 September 2013 di Lapangan Parkir Ramayana Kupang NTT. Dinas yang bersangkutan mengusulkan Pasar Tani sebagai peserta Pekan Raya Tani 2013 dengan melampirkan Profil Pasar Tani yang bersangkutan serta produk yang akan ditawarkan pada Pekan Raya Tani.
Produk yang dipamerkan pada Pameran Pekan Raya Tani Nasional 2013 ini yaitu: � Industri Pertanian ; Produk-produk pertanian baik segar maupun olahan, Produk
Tanaman Hortikultura, Produk Perkebunan, Produk Kehutanan, Produk Tanaman Rempah.
VI VI VI VI ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Industri makanan dan minuman : ProdukOrganik, Produk Makanan Halal, Makanan Beku, Makanan Kaleng/ kemasan, Produk susu, Beras lain-lain.
Pelaksanaan Pekan Raya Tani ini merupakan kerjasama PT. Fery Agung Corindotama dengan Kementrian Pertanian RI.
• Peserta Pameran Pekan Raya Tani Nasional dari Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain Petugas sebanyak 2 ( dua ) orang Nama-nama petugas pendamping yang ikut serta dalam pemeran Pekan Raya Tani Nasional adalah sebagai berikut : 1. Hj. Siti Chotijah, SP 2. Bq. Enita Adi Santi, SP
A. Materi / Bahan Pameran Materi yang disajikan/ ditampilkan dalam Pameran Pekan Raya Tani Nasiona antara
lain : 1. Produk Sayur-sayuran : Bawang Merah dan Bawang Putih Sembalun, Bawang
Putih Nunggal, 2. Produk Olahan : 3. Jagung berbagai macam olahan jagung seperti Jagung Garing, Emping Jagung/
Marning Jagung, Kerupuk Jagung, � Nangka berbagai macam olahan dari nangka seperti Dodol nangka, Kripik
nangka � Dodol Sirsak, Dodol Wortel, Dodol Nanas, Dodol Tomat � Berbagai macam kripik seperti Kripik Singkong, Kripik Kentang, Kripik Pisang,
Kripik Talas, Rengginang singkong, Kripik Tempe, � Bermacam-macam stiek : Stiek Kangkung, Stiek Bayam, Stiek Sawi, Stiek
Wortel. � Berbagai macam olahan Kacang : Kacang Kriuk, Kacang Asin, Kacang Telur.
V. Hasil / Keluaran
Pameran Pekan Raya Tani Nasional yang dilaksanakan di lapangan Parkir Ramayana pada tanggal 4 s/d 6 September 2013 di yang di buka oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Drs. Berry A. Litelnoni, SH, MSi. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa “ even ini merupakan bentuk pemerintah Pusat dalam mempromosikan beragam potensi pertanian sekaligus mengembangkan produk unggulan di propinsi NTT. Nusa Tenggara Timur memiliki produk Jeruk, Kopi Arabika,ubi kayu,dan masih banyak lagi produk unggulan yang tiidak ada di wilayah lain. Kegiatan ini juga merupakan momen penting bagi petani dan pengusaha pertanian wilayah NTT untuk melihat kemajuan usaha pertanian di wilayah lain dan menggali informasi guna dikembangkan di wilayah propinsi ini”.
Pameran Pekan Raya Tani ini dihadiri oleh 40 Peserta dari Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia dan berkesempatan berkunjung ke berbagai tempat wisata yang dimiliki NTT. Pembukaan Pekan Raya Tani dibuka dengan tarian pembukaan dan sambutan untuk Wakil Gubernur NTT. Dalam sambutan pembukaan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kupang bahwa petani NTT harus memanfaatkan keesempatan yang ada supaya memiliki pengetahhuan lebih tentang bagaimana mengolah hasil pertanian menjadi produk yang lebih bernilai ekonomis”. Pameran ini sangat bermanfaat supaya petani kita bisa mendapat pengetahuan dan
VI VI VI VI ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengembangkannya di NTT. Selain itu kegiatan seperti ini juga membawa manfaat bagi pembangunan dan promosi pariwisata NTT.
Dalam pameran ini Propinsi NTB menampilkan produk-produk olahan dari pelaku usaha, dimana produk-produk tersebut merupakan produk unggulan dari daerah di NTB. masyarakat tidak hanya menampilkan hasil olahan dari tiap provinsi, tapi pengujung juga bisa memperoleh ilmu dalam mengelola pertanian. Keikutsertaan provinsi Nusa Tenggara Barat pada ajang Pekan Raya Tani Nasional yang berlangsung selama 3 (tiga) hari, yaitu dari tanggal 4 s/d 6 September 2013, cukup memberikan konstribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya pengenalan beberapa komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat. Kegiatan pameran dan promosi yang diikuti di Kupang telah memberikan peluang kepada Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya kepada para pelaku usaha yang ikut serta dalam ajang pameran dan promosi kali ini untuk dapat mengakses peluang pasar serta melakukan penetrasi pasar, melalui kontak bisnis/kontak dagang langsung dengan pengunjung/buyers pada saat pameran berlangsung.
Dalam ajang Pameran Pekan Raya Tani ini daerah lain yang ikut serta menampilkan produk baik yang diolah maupun masih berupa bahan mentah agar memberi pemahaman kepada pengunjung terutama petani di NTT bahwa dari bahan mentah tersebut bisa diolah menjadi kripik, Dodol, manisan dan olahan lainnya yang bernilai ekonomis tinggi. Yang terpenting bagaimanan petani atau pengusaha pertanian mengelola hasil pertanian yang menjadi potensi wilayahnya menjadi sesuatu yang lebih bernilai.
VI. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil evaluasi dan supervisi, maka pelaksanaan serta penyelenggaraan
Pameran Pekan Raya Tani Naasional yang berlangsung dari tanggal 4 s/d 6 September 2013 di Lapangan Parkir Ramayana, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Materi/komoditi yang dipromosikan/dipamerankan cukup menarik minat para
pengunjung pameran, hal ini dipastikan dari jumlah produk yang terjual kepada pengunjung.
2. Pekan Raya Tani yang diadakan di Kupang NTT dapat memberi peluang yang sebesar-besarnya kepada petani di Kupang untuk dapat melakukan kerjasama yang baik di bidang pemasaran dengan petani/ Gapoktan dari daerah lain.
3. Mendorong Gapoktan membentuk Pasar Tani di Kupang sebagai sarana petani memasarkan hasil produksinya.
B. S a r a n
1. Untuk lebih meningkatkan antusias masyarakat luas tentang even-even atau
pameran yang akan diadakan sebaiknya perlu diinformasikan kepada masyarakat dengan menyebarluaskan leaflet-leaflet atau brosur serta diinformasikan lewat media masa dan media elektronik.
2. Dalam melaksanakan pameran Pekan Raya Tani ini sangat penting dalam menentukan daerah mana tempat kegiatan pameran dilaksanakan sehingga sesuai dengan tujuan kita melaksanakan kegiatan tersebut.
VI VI VI VI ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Perlu adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait yang ikut terlibat dalam pelaksanaan Pekan Raya Tani ini sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.
VII. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 30.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 29.800.000,- � Sisa dana Rp. 200.000,- � Alasan dana SIAP , terdapat dana Siap sebesar Rp. 200.000,- karena adanya
efisiensi dana Sewa Stand.
1792.PENGEMBANGAN PENGOLA1792.PENGEMBANGAN PENGOLA1792.PENGEMBANGAN PENGOLA1792.PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIANHAN HASIL PERTANIANHAN HASIL PERTANIANHAN HASIL PERTANIAN
1792.006.LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN1792.006.LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN1792.006.LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN1792.006.LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN
1792.006.001. PEMBINAAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
011. PEMBINAAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
B. PEMBINAAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA
1. Latar Belakang
Hasil pertanian merupakan bahan yang sangat mudah rusak sehingga perlu segera dilakukan penanganan. Berbagai teknologi penanganan, pengawetan dan pengolahan dapat meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, baik dari segi bentuk fisik dan tampilan serta gizi maupun rasa, bebas dari jasad renik patogen serta residu bahan kimia, sehingga produk aman ( food safety ) dan dapat memenuhi persyaratan pasar dalam dan luar negeri.
Untuk mengembangkan usaha industri pengolahan hasil yang menghasilkan produk olahan yang berkualitas dan bernilai tambah serta aman untuk dikonsumsi, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan diantaranya adalah rendahnya penguasaan sarana dan teknologi pengolahan hasil oleh petani/pelaku usaha, hal ini dikarenakan (a) belum intensifnya pengembangan kelembagaan layanan pengolahan (UP3HP); (b) terbatasnya akses petani/pelaku usaha terhadap teknologi, informasi, sarana dan modal; serta (c) terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya kegiatan pengawalan dan pembinaan terhadap aparat UP3HP dan pelaku usaha pengolahan hasil yang dilakukan secara intensif, terarah dan berkelanjutan. Melalui kegiatan pengawalan dan pembinaan pengolahan hasil pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manajerial aparat pembina di daerah, kelompok tani, gapoktan dan pelaku usaha sehingga mampu menjalankan usahanya dengan menerapkan teknologi pengolahan hasil yang tepat guna, manajemen produksi yang baik serta menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai tambah dan daya saing.
2. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan :
• Meningkatkan kemampuan petugas dan pelaku usaha pengolahan hasil pertanian
VI VI VI VI ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dibidang manajemen mutu dan teknologi guna menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai tambah, bermutu, aman dan berdaya saing.
b. Sasaran :
• Terwujudnya 10 kelompok tani/pelaku usaha yang mampu menerapkan teknologi pengolahan hasil tepat guna dan jaminan mutu serta keamanan pangan sehingga mampu menghasilkan produk olahan yang bernilai tambah, aman untuk dikonsumsi, bermutu, dan berdaya saing.
• Meningkatnya keanekaragaman produk olahan hasil pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing.
3. Pelaksanaan a. Pengawalan dan Pembinaan ke Kabupaten/kota
Pembinaan Kelompok Usaha adalah kegiatan pembinaan yang diberikan kepada kelompok terseleksi di daerah pengembangan pengolahan hasil pertanian yang telah dibina sebelumnya. Pembinaan mencakup : (a) Identifikasi Kelompok yaitu merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang wilayah, karakter, kemampuan dan motivasi kelompok, yang dikembangkan menjadi informasi / database bagi pengembangan usaha pengolahan; (2) Bimbingan Teknis adalah kegiatan pembinaan SDM kelompok usaha pengolahan yang dilakukan langsung di lapangan. Kegiatan ini akan diberikan kepada kelompok yang telah diidentifikasi dan dinilai masih memerlukan perbaikan dibidang manajemen dan teknologi pengolahan hasil pertanian untuk mencapai produksi skala ekonomis, pemberdayaan SDM, penggunaan teknologi tepat guna, pengemasan dan labeling berbasis GMP.
Kegiatan Pengawalan dan pembinaan dilaksanakan oleh petugas provinsi bersama-sama dengan petugas kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke lokasi unit usaha /pelaku usaha di 9 kabupaten dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha menggunakan kuesioner yang telah disiapkan guna mengumpulkan data dan informasi tentang wilayah, karakter, kemampuan dan motivasi kelompok dan lain-lain serta untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam pengembangan uisaha dan sekaligus solusinya. Data dan informasi hasil identifikasi kelompok selanjutnya dianalisa sebagai bahan / materi pembinaan berikutnya.
b. Koordinasi dan konsultasi ke pusat
Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan program dan kegiatan pengawalan dan pembinaan pengolahan hasil pertanian, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tertib sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bagi petugas /pejabat yang melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaku usaha yang di kawal dan di Bina adalah sebagai berikut :
Tabel VI-7. Pelaku Usaha Kabupaten/Kota se-NTB
No Kabupaten/
Kota
Pelaku Usaha Alamat Jenis usaha
VI VI VI VI ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1 Lombok Barat • UPH Mekar Sari
• Ihtiar
Desa Suranadi/Narmada
Desa Selat/Narmada
Dodol Nangka,
Ketan, Serikaya
Pisang Sale
2 Lombok Tengah • UPH. Bedait Malik
• Sejahtera
Desa Kelebuh/Praya
Aik Are/Jonggat
Kerupuk Beras
Keripik Pisang
3 Lombok Timur • Pade Geger.
• Haryani
Rumbuk/Sakra
Nibas/Masbagik
Keripik Pisang
Bawang Goreng
4 Lombok Utara • UPH. Erna
• Narni
Gondang/Gangga
Tanjung/Tanjung
Pengol.Kerupuk
Beras
Keripik Pisang
5 Kota Mataram • UPH.Sumber
Rezeki
• Karya Makmur.
Ampenan/Ampenan
Rembiga/Selaparang
Keripik Nangka
Keripik Pisang
6 Sumbawa • Melati
• UPH. Saling Sadu
Kelungkung/Bt. Lanteh
Desa Kanar,Labuan Badas
Jahe/Kunyit
susu Kedelai.
7 Sumbawa Barat • Kembang Kuning
• UPH YPSBi
Air Suning/Seteluk
Skongkang
Atas/Sekongkang
Keripik Pisang
Lida Buaya
8 Dompu • UPH Mawar Merah
• Cahaya
Monta Baru/Woja
Monta Baru/Woja
Bawang Goreng
Keripik Pisang
9 Bima • UPH. Siti Salehai
• UPH Oi Sie
Nae/Rasanae Barat
Desa Roko/ Belo
Aneka Kue Kering
Aneka Kue Kering
10 Kota Bima • UPH. Siti Salehai
• UPH . Hamzah
Husen
Nae/Rasanae Barat
Kel.Kumbe/RasanaE
Keripik Pisang dan
Bawang Goreng
b. Tujuan dilaksanakannya pembinaan, pengawalan dan Pendampingan adalah :
a). Terwujudnya kelompok tani/pelaku usaha yang mampu menerapkan teknologi pengolahan hasil tepat guna dan jaminan mutu serta keamanan pangan sehingga mampu menghasilkan produk olahan yang bernilai tambah, aman untuk dikonsumsi, bermutu, dan berdaya saing.
b). Meningkatnya keanekaragaman produk olahan hasil pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing.
c). Pelaku usaha yang ada di masing-masing Kabupaten/Kota diharapkan dapat menjadi Primadona untuk memenuhi permintaan baik untuk kebutukan lokal maupun luar daerah, karena keberadaannya cukup setrategis. Para tamu sudah pasti akan membeli oleh- oleh khas Daerah sebagai buah tangan.
5. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 50.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 48.565.200,-(97,13 %) � Realisasi Fisik :100 % � Sisa dana Rp1.434.800,-
VI VI VI VI ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Alasan dana SIAP , Merupakan efisiensi dana perjalanan dinas paket meiting luar kota.
C. BIMBINGAN TEKNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
A. Latar Belakang Selama ini kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan
terhadap penerimaan devisa lebih banyak diperoleh dari produk segar ( primer ) yang relative memberikan nilai tambah kecil dan belum mengandalkan produk olahan ( hilir ) yang dapat memberikan nilai tambah lebih besar. Potensi nilai tambah produk olahan pada sistem agribisnis mencapai sekitar 25 %, sedangkan pada produk segar ( primer ) hanya 9 %.
Pada saat ini kondisi usaha industri pengolahan hasil tanaman pangan ( agroindustri ) perdesaan yang dikelola oleh kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan. Pengolahan hasil tanaman pangan pada industri skala kecil/rumah tangga, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan sampai penyimpanan pada umumnya masih dilakukan secara sederhana dengan menggunakan teknologi sederhana, sehingga produk yang dihasilkan mutunya masih rendah dan kurang kompetitif.
Belum berkembangnya industri pengolahan hasil tanaman pangan di Nusa Tenggara Barat dikarenakan antara lain : (1) terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) petani /pelaku usaha maupun aparat pembinanya ; (2) belum intensifnya pengembangan kelembagaan layanan pengolahan; (3) terbatasnya sarana/peralatan mesin mesin pengolahan di tingkat petani; (4) serta terbatasnya modal usaha. Terkait dengan hal itu, maka dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumberdaya manusia ( SDM ) aparat pembina di kabupaten/kota dan provinsi dipandang perlu adanya kegiatan bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman pangan guna meningkatkan kualitas pembinaannya di daerah.
B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan
Tujuan kegiatan bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman pangan adalah : � Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen bagi aparat pembina
kabupaten/Kota dan provinsi di bidang pengolahan hasil tanaman pangan
• Memberikan dorongan dan motivasi kepada aparat pembina dalam rangka mendukung pengembangan agroindustri perdesaan
2. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
• Meningkatnya kemampuan 30 orang aparat pembina dibidang pengolahan hasil tanaman pangan, sehingga diharapkan mampu melakukan pembinaan/pendampingan bagi pelaku usaha agroindustri tanaman pangan di wilayahnya.
VI VI VI VI ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Termotivasinya aparat pembina untuk mengembangkan agroindustri tanaman pangan di wilayah binaannya.
� Tumbuh kembangnya agroindustri Tanaman Pangan di perdesaan yang mandiri, profesional dan berkelanjutan.
C. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pertemuan Bimbingan Teknis dan Manajemen a. Pembentukan Panitia Pelaksana Bimtek Kegiatan Bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman pangan
dalam pelaksanaannya diawali dengan pembentukan panitia pelaksana Bimtek dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Panitia pelaksana terdiri dari 4 personil yaitu : 1 orang Ketua, 1 orang Sekretaris dan 2 orang anggota. Kepada Panitia pelaksana diberikan honorarium yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Rapat Koordinasi Kegiatan Sebelum kegiatan bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman
pangan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan Rapat koordinasi kegiatan sebagai langkah persiapan pelaksanaan bimtek.
D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Peserta mengikuti BINTEK dengan disiplin, tekun dan semangat serta proaktif dalam memeberikan input berdasarkan kemampuan dan pengalamannya di lapangan, yaitu sebagai berikut : 1. Bimbingan teknis pengolahan hasil pertanian terlaksana dengan baik dan terjadi
diskusi yang mengarah pada perbaikan kegiatan pada masa yang akan datang 2. Kebijakan Pengembangan pengolahan Pertanian ada 4 yaitu :
a. Peningkatan nilai tambah melalui agroindustri pedesaan , b. Peningkatan inovasi dan deseminasi teknologi pengolahan c. Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian optimalisasi dan
modernisasi sarana pengolahan d. Peningkatan upaya pengolahan lingkungan
3. Empat Pilar agroindustri yaitu : Sumber daya alam maupun sumber daya manusia, teknologi yang tepat , akses terhadap pasar, akses permodalan.
4. Sistem pemasaran dapat diperbaiki dengan meng-efisiensikan distribusi yang ada, promosi terhadap produk yang dihasilkan, pembagian level dan produk sehingga marjin tataniaga antara petani dan pedagang pengecer dapat diminimalkan.
5. Manfaat Sentra Pengemasan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku usaha karena sesuai dengan GMP, sehingga dapat meningkatkan daya saing, mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah.
6. GMP adalah cara/ teknik berproduksi yang baik dan benar agar menghasilkan produk olahan yang bermutu memenuhi persyaratan keamanan pangan dan mutu.
E. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 63.250.000,- � Realisasi keuangan Rp.62.220.400,-(98,37 %) � Realisasi Fisik : 100 %
VI VI VI VI ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Sisa dana Rp. 1.029.600,-, karena adanya efisiensi penggunaan dana akomodasi dan konsumsi dan belanja perjalanan dinas paket meiting luar kota.l
D. SOSIALISASI DAN APRESIASI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
A. Latar Belakang
Produksi pertanian tanaman pangan di perdesaan pada umumnya dijual oleh petani dalam bentuk produk segar ( produk primer ) yang relatif memberikan nilai tambah kecil jika dibandingkan dengan produk olahan. Untuk meningkatkan nilai tambah sekaligus membuka kesempatan kerja dan berusaha di bidang pertanian, maka diperlukan penumbuhan industri berbasis pertanian ( agroindustri ) di tingkat perdesaan.
Tujuan dikembangkannya agroindustri perdesaan yaitu : 1. Meningkatkan nilai tambah hasil panen di perdesaan, baik untuk konsumsi
langsung maupun untuk bahan baku agroindustri lanjutan. 2. Memberikan jaminan mutu dan harga sehingga tercapai efisiensi agribisnis. 3. Mengembangkan diversifikasi produk sebagai upaya meningkatkan
keanekaragaman produk olahan pertanian serta penanggulangan kelebihan produksi atau kelangkaan permintaan pada periode tertentu.
4. Sebagai wahana pengenalan, penguasaan, pemanfaatan teknologi tepat guna dan sekaligus sebagai wahana peran serta masyarakat perdesaan dalam sistem agribisnis.
Pengembangan agroindustri perdesaan merupakan pilihan yang strategis, karena selain dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, membuka lapangan pekerjaan dan menekan tingkat urbanisasi, juga dapat menjadi pendorong sekaligus penarik pertumbuhan ekonomi daerah, hal ini dikarenakan : (a) produknya memiliki nilai tambah dan pangsa pasar yang besar sehingga kemajuan yang dicapai dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah/nasional secara keseluruhan, (b) memiliki keterkaitan yang besar baik ke hulu, on-farm, maupun ke hilir, sehingga mampu menarik kemajuan sektor-sektor lainnya, (c) memiliki basis bahan baku lokal/regional ( keunggulan komparatif ) yang dapat diperbaharui sehingga terjamin keberlanjutannya, (d) memiliki kemampuan untuk mentransformasikan struktur ekonomi nasional dari pertanian ke industri. Pada saat ini industri pengolahan hasil ( agroindustri ) perdesaan di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan disamping belum intensifnya pengembangan kelembagaan layanan pengolahan dan terbatasnya sumberdaya petani/pelaku usaha juga disebabkan kurangnya sosialisasi dan koordinasi antara Dinas/instansi terkait. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan koordinasi dan mensosialisasikan pengembangan agroindustri tanaman pangan (agroindustri perdesaan) kepada masyarakat (aparat dan petani), maka perlu diselenggarakan kegiatan pertemuan koordinasi dan sosialisasi pengolahan hasil tanaman pangan.
B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan
• Mengkoordinasikan dan mensosialisasikan pengembangan agroindustri perdesaan kepada masyarakat /petani melalui aparat pembina Dinas Pertanian
VI VI VI VI ---- 53535353 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan Gabungan Kelompoktani ( Gapoktan )
• Meningkatkan kemampuan aparat pembina kabupaten/kota/provinsi dan Gapoktan dibidang pengolahan hasil tanaman pangan dalam rangka mendukung pengembangan agroindustri perdesaan
• Memberikan dorongan dan motivasi kepada aparat pembina Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan Gapoktan serta Dinas/instansi terkait lainnya dalam pelaksanaan pengembangan agroindustri perdesaan.
2. Sasaran
• Meningkatnya koordinasi dan meluasnya informasi tentang agroindustri perdesaan ditingkat petani dan aparat dinas/instansi, sehingga diharapkan pengembangan agroindustri perdesaan dalam pelaksanaannya dapat bersinergi dan didukung oleh masyarakat /petani dan pemangku kepentingan
• Meningkatnya kemampuan 30 orang aparat pembina dan petani/pelaku usaha dibidang pengolahan hasil tanaman pangan
• Tumbuhkembangnya agroindustri perdesaan berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi yang mandiri, profesional dan berkelanjutan.
C. Cara Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan Apresiasi Pengolahan Hasil Pertanian
a. Pembentukan Panitia Pelaksana Pertemuan Kegiatan Pertemuan Koordinasi, Sosialisasi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan dalam
pelaksanaannya diawali dengan pembentukan panitia pelaksana pertemuan dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Panitia pelaksana terdiri dari 3 personil yaitu : 1 orang Ketua, 1 orang Sekretaris dan 1 orang anggota. Kepada Panitia pelaksana diberikan honorarium yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Rapat Koordinasi Kegiatan Sebelum kegiatan pertemuan koordinasi, sosialisasi pengolahan hasil tanaman
pangan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan Rapat Koordinasi Kegiatan sebagai langkah persiapan pelaksanaan pertemuan.
Tujuan rapat koordinasi antara lain : � Meningkatkan koordinasi dan menyamakan persepsi diantara para petugas (panitia
pelaksana, staf teknis) dalam pelaksanaan kegiatan pertemuan koordinasi, sosialisasi pengolahan hasil Tanaman Pangan.
� Menyusun rencana kegiatan pertemuan yang meliputi : waktu dan tempat penyelenggaraan pertemuan, akomodasi dan konsumsi yang harus disediakan, materi bimtek yang akan disampaikan termasuk nara sumbernya, jumlah dan asal peserta, penyusunan jadwal acara, dan lain-lain.
c. Pembinaan, pembinaan dilaksanakan di Kota Mataram dan Kabupaten se –P.Lombok. d. Mengikuti Workshop Pengolahan hasil Tanaman Pangan sesuai dengan panggilan
Pusat.
D. Hasil Kegiatan 1. Tempat, Waktu dan Peserta Pertemuan Kegiatan Pertemuan Sosialisasi dan Apresiasi P2HP dilaksanakan pada tanggal 29
Oktober 2013 bertempat di Aula Padi, dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten dan Pelaku Usaha se- NTB, dengan jumlah peserta seluruhnya 30 orang.
VI VI VI VI ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Nara Sumber a. Kepala Dinas/ Pj. Yang mewakili b. Konsultan Pendampingan Sentra Pengemasan c. Ketua ASPPEHORTI d. Kasi. Pasca Panen dan Pengolahan Hasil e. Kasi Pemasaran Hasil dan Mutu
3. Materi Pertemuan Materi yang disampaikan pada kegiatan pertemuan koordinasi, sosialisasi pengolahan
hasil tanaman pangan meliputi : 1. Kebijakan Pengolahan Hasil Pertanian 2. Pengembangan Usaha Pertanian dan Agribisnis 3. Pengembangan UPH untuk Kesejahteraan Petani Melalui Rumah Kemasan –
ASPPEHORTI 4. Kelembagaan Asosiasi Petani dan pengolahan Hasil Hortikultura (ASPPEHORTI) 5. Pemasaran Hasil Pertanian 6. Penjelasan Hasil RKA-KL 2014 dan Cara Pengisian Blanko Data Base 2013
4. Rumusan Hasil Sosialisasi : a. Dalam mengantisipasi perkembangan pasar global yang akan datang, masalah
pemasaran dan mutu produk menjadi lebih kompleks. Pemasaran yang mengandalkan keunggulan komparatif sudah selayaknya diarahkan pada kompetitif.
b. Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil pertanian, dengan karakteristik usaha yang berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya, memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan. Salah satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan kelompok yang memiliki jaringan usaha .
c. Pengolahan Hasil Pertanian( UP3HP , peningkatan produktivitas usaha tani tidak secara otomatis meningkatkan pendapatan usaha tani dan kalaupun pendapatannya meningkat, tidak terlalu berarti karena belum mampu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani bersama keluarganya.
d. Untuk mengatasi keterpurukan petani ada beberapa alternatif yang harus dilakukan, antara lain : a) Mengupayakan agar petani mencapai produktivitas tanaman pangan dan
hortikultura yang maksimal perhektarnya. b) Petani selama ini memperoleh harga jual produk pertanian paling rendah dari
standar yang telah ditetapkan atau minimal pendapatan seorang petani perbulan setara atau sama dengan pendapatan seorang pekerja buruh (UMR) yang ditetapkan pemerintah.
e. Kelembagaan UP3HP yang dalam kegiatannya melakukan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian siap melakukan kerjasama pasar tani dalam memenuhi kebutuah bahan baku maupun dalam pemasaran produk pertania
f. Pengemasan Hortikultura, kegiatan ini adalah kegiatan baru sebagai terobosan percepatan perbaikan kemasan produk olahan hortikultura guna mendukung peningkatan daya saing produk olahan yang diproduksi oleh masyarakat, Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura (ASPEHORTI).
g. Pada umumnya produk olahan hasil hortikulura masih terkendala oleh jenis, bentuk, desain dan pelabelan kemasan yang kurang baik. Dengan adanya pusat pengemasan produk olahan hortikultura diharapkan muncul produk-produk
VI VI VI VI ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
bermutu yang dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat diorganisir menjadi pusat-pusat pemasaran bersama produk olahan.
h. Pengelola Sentra Pengemasan Produk Olahan Hortikultura Sentra pengemasan produk olahan hortikultura diletakkan pada dana Tugas Pembantuan propinsi yang dialokasikan di Kota Matarami, memungkinkan setiap pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses Pusat Pengemasan. Pengelola Pusat Pengemasan Produk Olahan Hortikultura adalah Assosiasi.
i. Dalam pengembangan sektor pertanian ke depan masih ditemui beberapa kendala, terutama dalam pengembangan sistem pertanian yang berbasiskan agribisnis dan agroindustri. Kendala tersebut antara lain: (a) lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan; (b) ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah; (c) pengadaan dan penyaluran sarana produksi; (d) terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi; (e) lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani; dan (f) kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis
j. Petani menghadapi beberapa kendala untuk memasarkan produk pertanian, antara lain: (a) kesinambungan produksi; (b) panjangnya saluran pemasaran; (c) kurang memadainya pasar; (d) kurang tersedianya informasi pasar; (e) rendahnya kemampuan tawar-menawar; (f) berfluktuasinya harga; (g) rendahnya kualitas produksi; (h) kurang jelasnya jaringan pemasaran; dan (i) rendahnya kualitas sumberdaya manusia.
k. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani perlu dibangun kemitraan usaha yang berbasis agribisnis. Kemitraan usaha tersebut harus melibatkan lembaga ekonomi masyarakat (koperasi), lembaga perkreditan, pengusaha tani (petani), dan pengusaha.
E. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 26.500.000,- � Realisasi keuangan Rp. 22.133.600,- (83,45 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 4.386.400,- Belum ada panggilan agenda dari Pusat untuk kegiatan
workshop pengolahan hasil.
E. PEMBINAAN, PEGAWALAN DAN PEDAMPINGAN PENGOLAHAN HASIL
TANAMAN PANGAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kondisi usaha industri pengolahan hasil tanaman pangan (agroindustri) perdesaan yang dikelola oleh kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan. Pengolahan hasil tanaman pangan pada industri skala kecil/rumah tangga, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan sampai penyimpanan pada umumnya masih dilakukan secara sederhana dengan menggunakan teknologi sederhana, sehingga produk yang dihasilkan mutunya masih rendah dan kurang kompetitif.
Belum berkembangnya industri pengolahan hasil tanaman pangan di Nusa Tenggara Barat dikarenakan antara lain : (1) terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia (SDM) petani /pelaku usaha maupun aparat pembinanya ; (2) belum intensifnya pengembangan kelembagaan layanan pengolahan; (3) terbatasnya sarana/peralatan mesin mesin
VI VI VI VI ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pengolahan di tingkat petani; (4) serta terbatasnya modal usaha. Terkait dengan hal itu, maka dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumberdaya manusia ( SDM ) aparat pembina di kabupaten/kota dan provinsi dipandang perlu adanya kegiatan bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman pangan guna meningkatkan kualitas pembinaannya di daerah.
B. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan kegiatan bimbingan teknis dan manajemen pengolahan hasil tanaman pangan
adalah : � Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen bagi aparat pembina
kabupaten/Kota dan provinsi di bidang pengolahan hasil tanaman pangan
• Memberikan dorongan dan motivasi kepada aparat pembina dalam rangka mendukung pengembangan agroindustri perdesaan
b. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah :
• Meningkatnya kemampuan aparat pembina dibidang pengolahan hasil tanaman pangan, sehingga diharapkan mampu melakukan pembinaan/pendampingan bagi pelaku usaha agroindustri tanaman pangan di wilayahnya.
� Termotivasinya aparat pembina untuk mengembangkan agroindustri tanaman pangan di wilayah binaannya.
� Tumbuh kembangnya agroindustri Tanaman Pangan di perdesaan yang mandiri, profesional dan berkelanjutan.
C. Hasil Kegiatan
1. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Manajemen Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
dilaksanakan di Kabupaten Kota se-NTB, ada beberapa hal yang menjadi bahan diskusi
adalah :
a. Bimbingan Teknis ini harus dapat menyamakan pandangan antara Pemerintah
Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan Pengolahan Hasil
Tanaman Pangan
b. Hal lainnya adalah pengembangan industri Pengolahan Hasil dimaksud harus dapat
meningkatkan nilai tambah, meningkatkan mutu dan daya saing produk yang
dihasilkan. Berkaitan dengan Unit Pengolahan Hasil (UPH) yang dibangun, agar
dapat menghasilkan beberapa produk atau dengan kata lain tidak menghasilkan
produk tunggal
c. Pengembangan usaha pengolahan hasil Tanaman Pangan diharapkan menjadi usaha yang dapat menyerap dan melibatkan tenaga kerja masyarakat di pedesaan. Perlunya kreativitas, profesionalisme dan jiwa entrepreneur ship bagi Petugas Pembinadi Kabupaten/Kota., serta dengan kegiatan bimbingan dan pengawalan pengolahan hasil tanaman Pangan diharapkan dapat mengakselerasi peningkatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian sehingga tercapai efisiensi agribisnis sekaligus mengembangkan diversifikasi usaha produk hasil pertanian.
d. Tuntutan terhadap pangan nabati akan terus meningkat baik jumlah, mutu, maupun variasi bahan dan produknya, terlebih lagi globalisasi mensyaratkan kompetisi yang ketat dalam perdagangan pangan. Sentuhan teknologi pangan diharapkan mampu mengembangkan produk olahan hasil pertanian yang inovatif
VI VI VI VI ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan berdaya saing tinggi. e. Peningkatan peran teknologi pangan dalam penyediaan pangan olahan hasil
pertanian untuk pasokan kebutuhan pangan dan hasil olahan bagi masyarakat NTB adalah sangat dibutuhkan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Petugas Kabupaten/Kota dan pelaku usaha pengolah hasil pertanian dan para aparat pembina di daerah.
f. Penerapan pengetahuan/wawasan pengolahan pasca pelaksanaan bimbingan dan pengawalan perlu adanya tindak lanjut oleh aparat pembina di tingkat Propinsi/ Kabupaten/Kota, dalam kerangka pembinaan pelaku usaha secara simultan.
2. Mendata jenis kegiatan dan jumlah pelaku usaha yang ada di Kabupaten Kota.
3. Melaksanakan kunjungan lapangan ( ke UPH yang tersebar di Kabupaten/ Kota) dalam rangka melaksanakan pendampingan dan Pengawalan kegiatan di Kabupaten.
D. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 41.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 41.000.000,- (100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. -
012. PENYUSUNAN DATA BASE PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL
PERTANIAN.
A. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan pertanian termasuk pembangunan pengolahan hasil pertanian dapat terealisir apabila didukung oleh data dan informasi di sektor hilir, sektor hulu, on-farm dan jasa pendukung. Namun demikian data utama yang sangat menentukan untuk meningkatkan kinerja pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian adalah data dan informasi di sektor hilir dan data tersebut saat ini sangat terbatas. Untuk itu, mengingat data dan informasi sangat diperlukan dalam mendukung perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di daerah, maka perlu dilaksanakan kegiatan penyusunan database pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan :
Tujuan pengembangan database pengolahan dan pemasaran hasilpertanian adalah:
• Sebagai panduan di dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data yang berguna untuk menggambarkan kinerja pembangunan PPHP
• Berfungsi dalam menganalisa secara langsung perkembangan kegiatan sektor pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
• Memperoleh informasi untuk indicator pemerintah sebagai bahan pemantauan perkembangan sektor agribisnis
2. Sasaran :
� Tersedianya standarisasi system dan prosedur pengumpulan data, metode pengolahan dan penyajiannya.
VI VI VI VI ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Tersedianya profil usaha lingkup industri berbasis pertanian yang lengkap beserta skala usahanya yang tergolong besar, sedang, kecil dan mikro.
� Termonitornya perkembangan industry pertanian C. Cara Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penyusunan database dalam pelaksanaannya dilakukan melalui tahapan
persiapan dan pelaksanaan 1. Persiapan a. Konsultasi Ke Pusat Konsultasi ke pusat dilakukan sebelum dilaksanakan penyusunan database.
Tujuan konsultasi adalah untuk menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan penyusunan database PPHP, sehingga diharapkan database yang disusun tidak menyimpang dan sesuai dengan kehendak pusat. Bagi petugas/pejabat yang melakukan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Pembentukan Tim Identifikasi dan Pengumpulan Data Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan data base P2HP perlu
dibentuk Tim Teknis Identifikasi dan Pengumpulan Data dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Susunan keanggotaan Tim teknis terdiri dari : Ketua Tim, Sekretaris, Koordinator dan anggota.
c. Rapat Koordinasi I Tujuan rapat koordinasi I adalah untuk menyamakan persepsi diantara
para petugas Tim Teknis dalam pelaksanaan penyusunan data base. Rapat koordinasi I dilaksanakan di Mataram, berlangsung selama 1 hari, dihadiri oleh petugas yang tergabung dalam Tim Identifikasi database Dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, dengan jumlah peserta seluruhnya 25 orang. Materi rapat membahas kesiapan pelaksanaan identifikasi, yaitu antara lain menentukan jenis dan model data yang diperlukan, sumber data, menyusun jadwal pelaksanaan identifikasi, menyusun kuesioner dan persiapan lainnya.
2. Pelaksanaan a. Identifikasi dan Pengumpulan data
Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data di lapangan dilaksanakan oleh Tim Teknis Identifikasi dan Pengumpulan Data yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data dilakukan dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se- NTB dan mengadakan pertemuan dengan petugas terkait guna mengumpulkan data yang diperlukan sesuai blanko yang telah disediakan. Disamping itu, untuk melengkapi data yang ada, dilakukan pula kunjungan ke lokasi kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
Rapat koordinasi II dilaksanakan di Mataram, berlangsung selama 1 hari, dihadiri oleh petugas yang tergabung dalam Tim Teknis Identifikasi dan Pengumpulan data Dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, dengan jumlah peserta seluruhnya 25 orang. Materi rapat membahas hasil identifikasi yang telah dilaksanakan dan pada kesempatan
VI VI VI VI ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tersebut dimanfaatkan untuk mengoreksi data dan informasi hasil identifikasi. Apabila terjadi kekeliruan data atau kurang lengkap data yang diperoleh, maka pelaksana kegiatan segera memperbaiki dan melengkapi data tersebut melalui petugas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
b. Penyusunan Database PPHP Data dan informasi hasil identifikasi yang dikumpulkan dari lapangan,
setelah dikoreksi selanjutnya disusun, diketik dan digandakan oleh Tim Penyusun yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) Kepada Tim Penyusun diberikan honorarium yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
D. Hasil Kegiatan :
1. BUKU DATA BASE 2013, dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, terutama dunia usaha/pelaku usaha, BUMN/BUMD, Badan/Dinas/Instansi tentang potensi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat
2. Isi Buku ini mencakup kegiatan : a. Data Produksi Dan Potensi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Ntb b. Data Investasi Provinsi Ntb c. Data Identifikasi Unit Pengolahan Hasil (Uph) / Pelaku Usaha d. Data Profil Unit Pengolahan Hasil (Uph) Provinsi NTB e. Data Identifikasi Alat Dan Mesin f. Data Monitoring Bantuan Alat Dan Mesin g. Data Penggilingan Padi h. Data Rata-Rata Harga Grosir Dan Eceran Tanaman Pangan Dan Hortikultura i. Data Profil Dan Kinerja Unit Pengolahan Hasil (Uph
E. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 61.200.000,- � Realisasi keuangan Rp. 61.200.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. -
1792.006.003. DOKUMEN PERENCANAAN , KEUANGAN, ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SERTA EVALUASI DAN PELAPORAN.
011. PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
A. ADMINISTRASI SATKER
VI VI VI VI ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
I. Latar Belakang Sesuai dengan semangat reformasi pembangunan, Pemerintah telah mengambil
kebijakan untuk mengarahkan program pembangunan pertanian termasuk di bidang pengolahan dan pemasaran hasil. Untuk mencapai program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil secara berdaya guna dan berhasil guna diperlukan dua komponen utama yang saling terkait dan saling menunjang, yaitu komponen fisik / teknis dan komponen administrasi. Ketertiban dan kelancaran komponen administrasi akan menunjang kelancaran dan keberhasilan komponen fisik / teknis yang pada akhirnya akan menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran program. Sasaran-sasaran kegiatan yang ada dalam program hanyalah merupakan sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir dari tujuan pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila dipadukan dan mendapat dukungan dari sektor / sub sektor lainnya yang terkait.
Maka untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, diupayakan agar administrasi kegiatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan tertib, sehingga terjadinya penyelewengan dan penyimpangan dapat dihindari dan penggunaan dana dapat lebih efisien dan efektif.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menunjang kelancaran program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu diperhatikan masalah-masalah penting seperti : pembinaan sumberdaya manusia, pengelolaan anggaran, proses pengadaan barang dan jasa, penatausahaan barang inventaris sebagai aset negara / pemerintah dan peningkatan dan pengendalian. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan / program adalah tidak tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien dan efektif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka administrasi kegiatan perlu dilakukan secara baik, tertib dan terarah.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan Menyelenggarakan administrasi program/ kegiatan dan anggaran yang tertib,
teratur, terarah, efektif dan efisien dalam mendukung kegiatan fisik/teknis. b. Tujuan Kegiatan
Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) pengelola program/kegiatan dan anggaran dalam melaksanakan administrasi kegiatan yang baik, tertib dan terarah guna mendukung kegiatan teknis/fisik.
III. Hasil Kegiatan
a. Buku Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak/Juknis) b. Surat keputusan (SK-SK) terkait dengan pengelolaan anggaran Dekonsentrasi c. Rancangan anggaran 2014 (RKA-KL 2014) d. Laporan-laporan hasil kegiatan
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp. 94.760.000,- � Realisasi keuangan Rp. 82.183.350.- (86,73%) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 12.576.650,-
VI VI VI VI ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Alasan :tidak ada panggilan pusat untuk agenda nasional kegiatan sinkronisasi PPHP dan adanya efisiensi perjalanan dalam rangka penyusunan RKAKL.
012. EVALUASI, PEMANTAUAN DAN PELAPORAN A. EVALUASI , PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
I. Latar Belakang
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu dlakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan program/ kegiatan dan anggaran yang digunakan. Sistem informasi manajemen dan pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting didalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan. Pelaporan hasil kegiatan program dan anggaran kinerja ini merupakan salah satu bentuk media penyampaian informasi terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan yang baik akan dapat dilihat sejauhmana perkembangan pelaksanaan, hasil pelaksanaan dan tingkat keberhasilannya. Kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 dan SK Mentan nomor 431 / Kpts/ RC.210 / 2004 tanggal 13 Juli 2004 tentang Pedoman Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pelaporan (Si-Monev) Program Pembangunan Pertanian dan surat edaran Menteri Pertanian No. 391/RC.210/A/6/2005 tanggal 29 Juni 2005 tentang Sistem Monitoring dan Evaluasi dan Pelaporan ( Si-Monev) Anggaran berbasis kinerja tahun 2005.
II. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program /kegiatan dan anggaran pembangunan P2HP di Nusa Tenggara Barat.
b. Tujuan Kegiatan : - Mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran sebagai
upaya antisipasi terhadap penyimpangan/penyelewengan yang mungkin terjadi dan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan dimasa mendatang
- Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program / kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.
III. Cara Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode Pelaksanaan 1) Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan 2) Monitoring dan evaluasi 3) Mengikuti Workshop Aplikasi SIMONEV 4) Konsultasi dan Koordinasi 5) Pelaporan
VI VI VI VI ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Tahapan Kegiatan 1) Tahap persiapan
- Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Kegiatan - Pembuatan Surat Keputusan oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Kuasa
Pengguna Anggaran ( KPA ) tentang Penunjukan dan pemberian honor pertugas SIMONEV.
2) Tahap pelaksanaan - Monitoring dan evaluasi ke Kabupaten/Kota - Mengikuti Workshop Aplikasi SIMONEV - Konsultasi dan koordinasi ke pusat
3) Tahap Evaluasi dan Pelaporan Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program/kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilaporkan secara berkala dan berjenjang.
IV. Hasil yang dicapai : 1. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran
(output) , dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. 2. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output), hasil (outcome) dan
dampak (impacts) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan yang transparan dan akuntabel, harus disertai dengan penyusunan indikator kinerja pelaksanaan rencana yang sekurang-kurangnya meliputi : (1) indikator masukan, indikator keluaran dan indikator hasil / manfaat.
3. Hasil yang dicapai adalah : Laporan Perkembangan kegiatan di Kabupaten/Kota se –NTB .
4. Laporan Simonev (10 bulan) V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 50.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 46.828.700,- (93,66 %) � Realisasi Fisik : 100 %) � Sisa dana Rp. 3.171.300,- � Alasan , adanya efisiensi perjalanan dinas dan pengiriman laporan
013. PELAPORAN SAI/SIMAK BMN
1. Latar Belakang
Laporan yang disampaikan, baik untuk anggaran dekonsentrasi, maupun tugas
pembantuan Provinsi, meliputi laporan kinerja dan laporan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) yang wajib dilakukan setiap bulan, triwulan dan semesteran.
Kinerja penyampaian laporan akan dijadikan salah satu dasar penentuan anggaran
tahun berikutnya sebagai penerapan azas reward and punishment.
2. Kegiatan yang dilaksanakan
a. Uraian kegiatan :
1) Melaksanakan input data SPM/ menyusun laporan SAI setiap bulan
2) Mengikuti Workshop Penyusunan Laporan SAI Semester I dan II , yang
jadwalnya ditentukan oleh Pusat
VI VI VI VI ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3) Mengikuti koordinasi pengelolaan keuangan .
b. Batasan kegiatan : Kegiatan ini hanya terbatas kepada pelaksanaan kegiatan SAI
dan mengikuti pertemuan sesuai dengan agemda Pusat.
3. Maksud dan Tujuan Kegiatan (why)
a. Maksud kegiatan : Terselenggaranya koordinasi, pembinaan administrasi dan
pengelolaan keuangan.
b. Tujuan Kegiatan :
1) Untuk mengetahui perkembangan realisasi keuangan per kegiatan pada setiap
bulannya.
2) Untuk mengetahui Barang Milik Negara yang ada di Dinas Pertanian TPH
4. Indikator keluaran :
a. Indikator kualitatif : Diketahui perkembangan keuangan dan SABN setiap bulannya
b. Indikator kuantitatif : Tersedianya laporan pembinaan administrasi dan
pengelolaan keuangan dan SABN selama 12 bulan.
5. Cara Pelaksanaan kegiatan
a. Berdasarkan data realisasi SPM dan SP2D dengan menitik beratkan pada
penggunaan pos belanja pegawai, belanja barang, belanja barang, belanja modal
dan belanja-belanja lainnya. Operator yang menangani SAI memasukkan /
mengentri data ke dalam program SAI.
b. Laporan tersebut dilaporkan perkembangannya setiap bulan.
c. Komponen pembiayaan, tertuang dalam RAB
6. Hasil Kegiatan: Laporan SAI dan SIMAKBMN
a. Laporan perkembangan realisasi keuangan dan SABN per kegiatan pada setiap
bulannya.
b. Laporan Barang Milik Negara yang ada di Dinas Pertanian TPH
c. Laporan Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan dan SABN selama 12
bulan 7. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan :
� Pagu danai sebesar Rp. 50.000.000,- � Realisasi keuangan Rp.43.948.300-(87,90 %) � Realisasi Fisik :100 % � Sisa dana Rp. 6.051.700,- � Alasan : karena adanya efisiensi anggaran perjalanan dinas
015. PENGAWALAN DAN PEMBINAAN LM3
1. Latar Belakang
Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) untuk sektor Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian pada tahun 2012 pada prinsipnya mengacu kepada
VI VI VI VI ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pedoman Penguatan Modal Usaha Kelompok dan Pondok Pesantren yang difasilitasi oleh
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu LM3 bidang usaha
pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang merupakan usulan pada
tahun 2012. Bantuan dana yang diberikan kepada LM3 merupakan bantuan sosial
penguatan modal usaha yang harus dikelola dan dipertanggung jawabkan sesuai
dengan Rencana Usaha Kegiatan (RUK). LM3 merupakan bentuk pola pemberdayaan
kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk penyaluran dana langsung ke rekening
kelompok tani dan pondok pesantren. LM3 diterapkan guna mengatasi permasalahan
utama di tingkat petani dan masyarakat yaitu keterbatasan modal petani, disamping
permasalahan tingkat usaha tani yang lain, rendahnya pengusahaan teknologi serta
lemahnya SDM dan kelembagaan petani. Melalui pola Pemberdayaan yang diterapkan,
diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha agribisnis dan mempercepat
terbentuknya jaringan kelembagaan agribisnis disuatu wilayah.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud kegiatan adalah melalui kegiatan ini diharapkan akan tumbuh usaha
agribisnis yang berdaya saing di LM3 sehingga dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat disekitar lokasi LM3.
b. Tujuan :
1) Tumbuhnya kesadaran LM3 dalam pengembangan usaha agribisnis di lembaganya.
2) Meningkatkan kemampuan petani/ kelompok tani dalam mengelola usahanya 3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang berdaya saing.
3. Hasil yang dicapai :
A. Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 Tahun sebelumnya : 1. Tempat dan Waktu, Kegiatan Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 tahun
sebelumnya dilaksanakan Di Hotel Lombok Plaza tanggal 15 April 2013. 2. Peserta, Peserta Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 tahun sebelumnya ini
berasal dari Gapoktan/ Poktan dan Petugas Kabupaten/ Kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan rincian sebagai berikut :
Tabel VI-8. Petugas & Peserta Sosialisasi Program LM3 Kabupaten/Kota se-NTB
Kabupaten Petugas Peserta
1. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Keluatan Kota Mataram 1 1
2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Barat 1 1
3. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah 1 1
VI VI VI VI ---- 65656565 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur 1 1
5. Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara
1
1
6. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dompu; 1 1
7. Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Sumbawa Barat
1 1
8. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumbawa 1 1
9. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bima; 1 1
10. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Bima; 1 1
TOTAL 20
3. Nara Sumber Nara Sumber pada kegiatan Sosialisasi Program LM3, Evaluasi LM3 tahun sebelumnya ini berasal dari : a. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB. b. Bank BRI cabang Mataram
4. Rumusan Hasil Sosialisasi : a. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan lembaga
mandiri yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kegiatan meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dalam kategori LM3 antara lain Pondok Pesantren, Seminari, Paroki dan Gereja, Pasraman, Vihara, Subak dll.
b. Dengan adanya pertemuan Sosialisasi Kebijakan dalam Rangka Peningkatan Partisipasi Masyarakat (LM3) sehingga dapat menumbuhkan kesadaran LM3 serta meningkatkan semangat dan kapasitasnya untuk mengembangkan usaha agribisnis LM3 agar dapat lebih berperan dalam pembangunan masyarakat, baik dalam aspek moral – spiritual, sosial maupun ekonomi.
c. LM3 terpilih yang akan menjadi sasaran peserta pemberdayan dan pengembangan usaha adalah LM3 berbasis keagamaan dan berwawasan agribisnis yang mempunyai kendala permodalan untuk menjalankan usahanya dibidang pertanian. Guna memperoleh manfaat secara luas, maka penetapan LM3 terpilih berdasarkan atas beberapa kriteria, yaitu: Kriteria umum, Kriteria administrasi,Kriteria teknis serta, Kriteria kompetensi.
S a r a n a. Tim pembina dan tim teknis agar meningkatkan pembinaan teknis dan
pengendalian kegiatan LM3 dan petugas Pendamping agar meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam pendampingan LM3.
b. Pembinaan LM3 dilakukan secara berkelanjutan yang meliputi pelatihan usaha, pemberdayaan kelompok tani dan bimbingan teknis, agar mampu mengembangkan usahanya secara mandiri, yang selanjutnya diharapkan sebagai motivator/fasilitator pengembangan agribisnis pada masyarakat sekitarnya.
c. Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui dinas lingkup pertanian Provinsi melakukan koordinasi, sosialisasi, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan LM3 serta melakukan pembinaan lanjutan bagi LM3 yang pernah difasilitasi Departemen Pertanian.
VI VI VI VI ---- 66666666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
d. Menyusun laporan bulanan secara tertib dan dikirim sesuai pedoman umum bagi kelompok tani penerima LM3
e. Dalam rangka Sosialisasi LM3 lebih diharapkan untuk mengadakan sosialisasi di kabupaten/ kota dengan mengumpulkan para petani sekitar lokasi ponpes, sehingga lebih efektif serta didukung dengan dana untuk perjalanan ke kabupaten.
5. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp.35.000.000,- � Realisasi keuangan Rp.35.000.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 %
b. Sumber Dana Tugas Pembantuan
018.07.10. PRORGAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR ,PEMASARAN EKSPOR HASIL PERTANIAN.
1789. PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK 1789.001. OPTIMALISASI SARANA DAN KELEMBAGAAN PASAR DOMESTIK
1789.001.001 . FASILITASI SARANA PEMASARAN HASIL PERTANIAN 011. FASILITASI PASAR TANI DI KABUPATEN SUMBAWA
012. FASILITASI PASAR TANI DI KABUPAT LOMBOK TIMUR 013. FASILITASI PASAR TANI DI KABUPAT LOMBOK BARAT
014. FASILITASI PASAR TANI DI KOTA MATARAM
I. PENDAHULUAN Posisi petani Indonesia sampai saat ini hanya sebagai penerima harga dan bukan penentu harga, hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya sarana pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan, kurangnya kemampuan anajemen pemasaran serta kurangnya informasi dan akses pasar ke konsumen. Salah satu upaya terobosan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan mengubah pola pikir petani menjadi pola pikir bisnis adalah dengan menyediakan berbagai fasilitasi antara lain Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian. Fasilitasi ini berupa Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Tani, Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan STA serta Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan yang telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia namun belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. Dalam upaya meningkatkan kembali peran Pasar Tani dan STA sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi petani serta menguatkan kelembagaan Poktan PHP, disusun Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan Pengawalan dan Pengembangan/Revitalisasi Pasar Tani, Pengawalan dan Optimalisasi Pengelolaan STA serta Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan yang telah dikembangkan di berbagai daerah baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. II. TUJUAN DAN SASARAN
VI VI VI VI ---- 67676767 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Tujuan Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 adalah : � Sebagai landasan kerja dan implementasi Kegiatan Pengembangan Sarana
dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian (Pasar Tani, STA dan Poktan PHP).
� Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani dan STA serta menguatkan kelembagaan Poktan PHP sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi etani/poktan/gapoktan.
� Meningkatkan peran Kelembagaan Pasar Tani dan STA serta Poktan PHP dalam pemasaran hasil pertanian.
b. Sasaran , Sasaran yang diharapkan dalam Pelaksanaan Fasilitasi Sarana dan
Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 ini adalah : � Meningkatnya peran Pasar Tani, STA dan Poktan PHP sebagai sarana dan
kelembagaan pemasaran produk pertanian secara langsung pada konsumen. � Meningkatnya aktifitas pemasaran produk pertanian melalui Pasar Tani, STA
dan Poktan/Gapoktan. � Terbangunnya kelembagaan pemasaran bagi petani (Pasar Tani, STA dan
Poktan PHP) yang mandiri. � Meningkatnya usaha dan pemasaran hasil pertanian melalui Pasar Tani, STA dan
Poktan/ Gapoktan. III. Hasil Yang Dicapai.
• Pasar Tani yang tersebar di empat Kabupaten/ Kota di NTB merupakan pasar yang
tidak permanen, beroperasi pada hari Jum’at/ tergantung kesepakatan dari yang terlibat dengan kegiatan pasar tani. Pasar Tani tersebut dikelola oleh Kelembagaan Pasar Tani yaitu : Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN) . ASPARTAN ini telah terbentuk di 4 Kabupaten/ Kota, yaitu : ASPARTAN “Gora Selaparang” di Kota Mataram ASPARTAN “ Rinjani” di Kabupaten Lombok Timur ASPARTAN “ Mampis Rungan” di Kabupaten Sumbawa ASPARTAN “Patut Patuh Patju“ di Kabupaten Lombok Barat, yang beranggotakan para petani/ pedagang . Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerjasama pemasaran dalam upaya meningkatkan akses pasar dan merupakan jaringan pemasaran antar Pasar Tani di seluruh Indonesia. Pengembangan pasar tani di Nusa Tenggara Barat merupakan bantuan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP).
• Frekwensi dan lokasi spesifik pasar tani akan dikembangkan menurut situasi dan kondisi lokasi, sehingga nantinya diharapkan pasar tani akan menjadi outlet pemasaran yang efisien serta menguntungkan bagi petani produsen maupun pengolah.
i. Lokasi Pasar Tani di Nusa Tenggara Barat
a. Kota Mataram di Bumi Gora , Jl. Udayana Mataram
b. Kabupaten Lombok Barat , Halaman Parkir Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Lombok Barat, Jalan Ahmad Yani Km.8 Telp. (0370) 670022 Gerimak
VI VI VI VI ---- 68686868 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Indah Narmada
c. Kabupaten Lombok Timur, di Labuhan Haji.
d. Kabupaten Sumbawa di Halaman Parkir Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Jalan
Diponogoro No.36 Sumbawa Besar Telp. (0371) 21146.
ii. Komoditi yang dijual di Pasar Tani adalah : Produk segar seperti, sayuran, buah-
buahan. Komoditi tanaman pangan seperti beras, kacang-kacangan. Produksi
olahan seperti; Tahu, Tempe dan hasil olahan lainnya seperti aneka kue basah dan
kue kering
IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : 1. Fasilitasi Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa :
� Pagu dana sebesar Rp. 15.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 15.000.000 ,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp.-
2. Fasilitasi Pasar Tani di Kabupaten Lombok Timur
� Pagu danai sebesar Rp. 15.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 15.000.000,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. -
3. Fasilitasi Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat
� Pagu danai sebesar Rp. 15.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 15.000.000,- (100 %) � Relisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp.-
4. Fasilitasi Pasar Tani di Kota Mataram
� Pagu danai sebesar Rp. 15.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 15.000.000 ,-(100 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. –
1789.003. PENGEMBANGAN AKSES PEMASARAN 1789.003.001. FASILITASI GUDANG JAGUNG
011. FASILITASI GUDANG JAGUNG DI KABUPATEN DOMPU
I. Latar Belakang
Daerah-daerah sentra produksi pertanian semestinya harus memiliki gudang untuk
VI VI VI VI ---- 69696969 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
penyimpanan produk sementara saat panen raya atau penyimpanan sebelum dipasarkan agar kualitas produk tetap terjamin, perbaikan kualitas dan harga. Saat ini sarana dan prasarana pergudangan di pedesaan belum tersedia dengan baik walaupun sudah ada gudang Koperasi Unit Desa namun kondisinya sudah banyak yang rusak dan tidak layak pakai. Disisi lain pergudangan yang dikelola oleh swasta merupakan gudang dengan penyimpanan skala besar shingga petani sangat sulit untuk mengakses gudang tersebut. Ketersediaan gudang yang baik dipedesaan diharapkan dapat menjadi gudang perantara bagi petani menjelang memasuki gudang besar untuk pelaksanaan Sistem Resi Gudang (SRG). Permasalahan klasik dalam pemasaran hasil pertanian adalah pada saat musim panen raya tiba misalnya harga cenderung jatuh. Para petani dihadapkan pada pilihan sulit apakah menjual produk dengan harga murah kepada pedagang pengumpul atau tidak menjual. Pada kenyataannya petani tetap menjual karena desakan kebutuhan hidupnya. Keberadaan gudang di sentra-sentra produksi sangat diperlukan terutama pada saat panen raya untuk penerapan SRG. Diharapkan melalui sarana pergudangan di daerah sentra dapat mengatur sistem pemasaran dan manajemen ketersediaan produk bagi konsumen yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Berdasarkan hal tersebut Ditjen PPHP melalui dana Tugas Pembantuan akan memfasilitasi renovasi gudang untuk komoditi jagung di beberapa daerah sentra jagung.
II. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan adanya renovasi gudang ditingkat gapoktan/KUD dan tersedianya perlengkapan sarana dan prasana gudang.
b. Untuk meningkatkan mutu dan harga produk pertanian
Sasaran yang diharapkan adanya pelaksanaan renovasi gudang kegiatan ini adalah 1. Terlaksananya kegiatan renovasi gudang dengan baik dan benar. 2. Meningkatnya efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan operasional renovasi
gudang untuk mendukung sistem resi gudang. 3. Meningkatnya keterpaduan kegiatan pusat dan daerah. 4. Tepat dan terukurnya output dan outcome yang dihasilkan dalam renovasi gudang.
III. PELAKSANAAN RENOVASI GUDANG 1. Anggaran dan Lokasi Renovasi Gudang Jagung Anggaran renovasi gudang merupakan dana Tugas Pembantuan Ditjen Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran 2013 yang dialokasikan di Kabupaten Dompu Provinsi NTB.
2. Penetapan Lokasi Renovasi Gudang
Pertimbangan dalam menentukan lokasi gudang adalah :
• di daerah sentra produksi jagung, • mudah dijangkau alat trasportasi dalam artian berpijak kepada kaidah azas manfaat
dan dampak sosial yang ditimbulkan.
• Gudang yang akan direnovasi adalah gudang milik gapoktan yang telah jelas statusnya dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak-pihak terkait.
IV. Hasil yang dicapai, telah terlaksananya renovasi Gudang di 3 Lokasi di kabupaten
Dompu .
VI VI VI VI ---- 70707070 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel VI-9. Lokasi Renovasi Gudang dialokasikan di 3 Lokasi/ 3 Paket yaitu :
No Kegiatan/ Banyaknya
Lokasi Kelompok Penerima
Ketua Kelompok
1. Fasilitasi Gudang Jagung, Rehab dan Peralatan Gudang Jagung 1 Paket
Dusun : Daha Nae Desa : Daha Kec.HU’U Kab.Dompu
Gapoktan Tune Ncuhi
Mastar
2 Fasilitasi Gudang Jagung, Rehab dan Peralatan Gudang Jagung 1 Paket
Dusun : Bali Bunga Desa : Kandai II Kec. Woja Kab. Dompu
Gapoktan : Fo’o Kompo
Drs. Syarifudin
3 Fasilitasi Gudang Jagung, Rehab dan Peralatan Gudang Jagung 1 Paket
Dusun; Muhajirin Desa : Nusa Jaya Kec. : Manggalewa Kab. Dompu
Gapotan : Mitra Tani
Imran
V. Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan
� Pagu danai sebesar Rp. 650.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 634.590.000,- (97,63%) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 15.410.000,- � Alasan : Merupakan efisiensi penggunaan dana Belanja Gudang dan Bangunan
sebesar Rp. 15.050.000,- dan efisiensi belanja peralatan dan Mesin sebesar Rp. 360.000,-
� Solusi : Setor ke Kas Negara
1789.995. KENDARAAN BERMOTOR
I. Pendahuluan
Fasilitasi sarana/prasarana pemasaran yang dapat diberikan adalah berupa tenda, gerai/booth, shelter, kios maupun outlet. Selain itu, dapat juga diberikan dukungan sarana guna menjaga/ meningkatkan kualitas produk petani dan mempermudah proses distribusi/pemasaran produk ke konsumen, berupa fasilitasi sarana pengemasan/ pengepakan dan sarana distribusi. Fasilitasi sarana distribusi yang dapat diberikan adalah berupa sarana angkutan/kendaraan bermotor roda 3 yang dilengkapi dengan boks/bak . Untuk Tahun Anggaran 2013 di Provinsi NTB Sarana Pemasaran Pasar Tani yang diadakan adalah Sepeda Motor Roda Tiga atau Kendaraan Roda Tiga sebanyak 8 unit
II. Tujuan dan sasaran b. Tujuan
� Untuk dapat meningkatkan efisiensi kinerja STA dan menjaga/meningkatkan kualitas produk STA dan mempermudah proses distribusi produk dari dan ke
VI VI VI VI ---- 71717171 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
STA .
c. Sasaran � Pasar Tani di kabupaten Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Barat dan Kota
Mataram
III. Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan yang dilaksanakan terbatas pada pengadaanSarana berupa kendaraan Roda 3 (Belanja Peralatan dan Mesin yang diserahkan kepada Masyarakat/ Pemda), dengan cara kontrak tual.
IV. Tata Cara Pelaksanaan c. Menyusun Spesifikasi Teknis kendaraan Roda 3 yang dilaksanakan oleh pemegang
tolok ukur d. Koordinasi dengan Kabupaten/ Kota calon penerima bantuan e. Pengadaan barang / jasa oleh Pejabat pengadaan barang / jasa f. Mengalokasikan barang/ jasa (Kendaraan Roda 3) ke Kabupaten/ Kota
V. Hasil Yang diCapai
Berita acara serah terima barang seperti pada lampiran 4.Daftar Nama kelompok Sasaran yang menerima Bantuan Sarana berupa Kendaraan Roda 3, di NTB adalah sebagai berikut :
Tabel VI-10. Daftar Nama kelompok Sasaran yang menerima Bantuan Sarana berupa Kendaraan Roda 3 di NTB
No Kegiatan/ Banyaknya
Lokasi Kelompok Penerima
Ketua Kelompok
1. Fasilitasi Pemasaran Hasil Pertanian, Kendaraan Bermotor Roda 3 2 UNIT
Kelurahan : Karang Baru Kec. Mataram Kota : Mataram
Pasar Tani Selaparang
Ki Agus Ahmad
2 Fasilitasi Pemasaran Hasil Pertanian, Kendaraan Bermotor Roda 3 2 UNIT
Desa: Mekar Sari Kecamatan: Narmada Kab. : Lombok Barat
Pasar Tani Patut Patuh Patju
Ir. H. Jumahir
3 Fasilitasi Pemasaran Hasil Pertanian, Kendaraan Bermotor Roda 3 2 UNIT
Kel. Surya Wangi Kec. Labuhan Haji Kab. Lombok Timur
Pasar Tani Rinjani
Sehabudin
VI VI VI VI ---- 72727272 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4 Fasilitasi Pemasaran Hasil Pertanian, Kendaraan Bermotor Roda 3 2 UNIT
Kel. Uma Sima Kec. Sumbawa Kab.Sumbawa
Pasar Tani Mampis
M. Mas’ud
VI. Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan
� Pagu danai sebesar Rp. 192.280.000,- � Realisasi keuangan Rp. 192.280.000,- � Sisa dana Rp.0 � Alasan dana SIAP :-
1792. PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN 1792.001.001. UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN
1792.001.001. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI 011. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN DOMPU,
012. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DI KAB. SUMBAWA BARAT 013. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DI KAB. LOMBOK TENGAH
014. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DI KAB. BIMA 015. REVITALISASI PENGGILINGAN PADI DI KAB. LOMBOK BARAT
I. Latar Belakang
Revitalisasipenggilingan padi dilakukan dengan mengganti atau menambah bagian yang rusak sehingga dapat berfungsi dengan baik atau dengan membangun unit penggilingan padi yang baru. Penambahan atau pergantian satu atau beberapa alsin penggilingan padi seperti mesin pembersih (cleaner), mesin pemecah kulit gabah (husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (separator), mesin penyosoh (polisher), mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter), dan atau mesin pengkristal/pencuci beras (shinning). Dengan penambahan satu atau beberapa mesin tersebut diharapkan dapat meningkatkan rendemen giling dan kualitas beras, menekan susut hasil dan meningkatkan nilai tambah serta daya saing sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani/gapoktan padi. Kondisi ini pada gilirannya akan lebih memberdayakan usaha penggilingan padi, huller dan penyosohan beras serta petani sebagai subyek serta akan lebih memacu kemampuan dalam usaha agribisnis terutama dalam menghadapi era globalisasi.
II. Tujuan dan Sasaran
Tujuan : Tujuan Petunjuk Pelaksanaan pengembangan agroindustri tanaman pangan adalah :
• Sebagai acuan teknis bagi petugas/pelaksana/pelaku usaha dalam upaya mengembangkan/mengoperasikan UPH agroindustri tanaman pangan.
• Tersalurkannya alat/ mesin ke Kab/Kota penerima dana Tugas Pembantuan • Meningkatnya Pendapatan dan kesejahteraan petani Sasaran :
VI VI VI VI ---- 73737373 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Sasaran pengembangan agroindustri tanaman pangan, adalah sebagai acuan dalam mensukseskan, mengembangkan/ mengoperasionalkan UPH agroindustri tanaman pangan yang mencakup 5 komoditi (Padi, Aneka Umbi, Jagung,Kedelai dan Kacang
Tanah).
III . Tahapan Pelaksanaan a. Tahap Persiapan :
a). Menyusun SK Pengelola Kegiatan di Kabupaten b). Menyusun Juklak/ Juknis/ Pedoman-pedoman lainnya c). Koordinasi dengan Kabupaten Bima dan Kabupaten Lombok Barat, tentang
pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Penggilingan Padi alokasi dana, tata cara mengambilan dana dan pertanggung jawabannya di provinsi, Pelaporan, dan hal-hal lain terkait dengan dana tugas pembantuan.
d). Melaksanaan koordinasi ke Kabupaten, bersama dengan kabupaten menentukan lokasi kegiatan.
e). Mempasilitasi Kabupaten dalam pelaksanaan Bansos
b. Tahap Pelaksanaan :
a). Membentuk Tim Teknis (Febuari) b). Penentuan Calon Penerima/Calon Lokasi (CP/Cl c). Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) d). Pembelian Alat Bansos , Merujuk kepada Pedoman Pengelolaan Dana
Bantuan Sosial Tahun 2013 Ditjen PPHP e). Bimbingan/Pelatihan Bimbingan Teknis adalah kegiatan di tingkat Gapoktan yang dilakukanoleh Tim
Teknis untuk meningkatkan pemahaman terhadap teknis pengelolaan pengolahan hasil di tingkat Gapoktan. Materi Pelatihan dan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Alat dan Mesin Pengolahan meliputi : Kelompok Teknis, Kelompok Usaha dan Kelompok manajemen Usaha.
f). Pengorganisasi alat dan mesin pengolahan secara bisnis g). Operasional Alat Operasional Alat sepenuhnya merupakan tanggung jawab Gapoktan. Sebagai
penerima bantuan alat dan mesin, Gapoktan perlu diberikan pendampingan/ pengawalan . Penyuluhan, peltihan bimbingan teknis agar dapat melakukan usahanya secar optimal mandiri dan profesional.
h). Perjanjian pendayagunaan alat Perjanjian pendayagunaan alsin pengolahan dilakukan langsung antara Kepala
Dinas pertanian propinsi dengan Gapoktan. Perjanjian pendayagunaan alsin tersebut dilaksanakan segera setelah penyerahan alat dan mesin pengolahan dilakukan dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten.
IV. Hasil yang di Capai : Telah dialokasikannya Alat dan Mesin penggilingan Padi di 5
Kabupaten a’ 2 Unit seperti pada Tabel Berikut. Tabel VI-11. Alokasi Alat Mesin Penggilingan Padi di NTB TA. 2013 :
No Kegiatan/ Banyaknya Lokasi Kelompok Penerima
Ketua Kelompok
VI VI VI VI ---- 74747474 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
I. Kabupaten Lombok Barat 2 Paket
1. Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Penarukan Lauq Desa : Kebon Ayu Kecamatan :Gerung Ka. :Lombok Barat
Poktan : Mekar Jaya
H. Abdurahman
2 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Berembeng Barat Desa : Sigerongan Kec.Lingsar Kab.Lombok Barat
Poktan : Tunas Mekar
Ismail Fahmi, S.Pd
II. Kabupaten Tengah 2 Paket
3 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Bun Sambang Desa; Sukarara Kec.Jonggat Kab.Lombok Tengah
Poktan :Beriuk Tinjal
Lalu Wirabakti
4 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun: Lantan Duren Kec.Batu Kliang Utara Kab.Lombok Tengah
Gapoktan : Lembah Makmur
H.Uzaifi Hasan
III. Kabupaten Sumbawa Barat 2 Paket
5 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Buin Banyu Desa : Mura Kec. : Brang Rea Kab. : Sumbawa Barat
Gapoktan : Mura Tama
H. Syamson
6 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Kenangan Desa : Rempek Kec. : Seteluk Kab. : Sumbawa Barat
Gapoktan : Barat Datang
Irawansyah
IV. Kabupaten Dompu 2 Paket
7 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Woja Bawah Kec. : Riwo Kec. : Woja Kab. : Dompu
Gapoktan : Muncul Bart
Baharudin
VI VI VI VI ---- 75757575 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
8 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Jado Kelurahan : Dorotangga Kec. Dompu Kab.Dompu
Gapoktan : Maju Jaya
Syirajuddin
V. Kabupaten Bima 2 Paket
9 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Dua Desa : Rasa Bou Kec. : Bolo Kab. : Bima
Poktan : Kaba
Arif in
10 Revitalisasi Penggilingan Padi , Alat Mesin Penggilingan Padi 1 Paket
Dusun : Mangge Ule Desa : Wadukopa Kec. : Soromandi Kab. : Bima
UPJA: Wadukopa
Mel Yunus
V. Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan
A. Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Dompu � Pagu danai sebesar Rp. 428.499.000,- � Realisasi keuangan Rp. 423.415.000,- (98,81 %) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 5.084.000,- � Alasan : Adanya efisiensi penggunaan dana untuk Belanja Peralatan dan Mesin
sebesar Rp. 4.999.000,- dan Efisiensi penggunaan dana perjalanan sebesar Rp. 85.000,-
� Solusi : Setor ke Kas Negara. B. Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Sumbawa Barat
� Pagu danai sebesar Rp. 428.499.000, � Realisasi keuangan Rp. 394.351.500,- (92,03 %) � Realisasi Fisik : 100 %) � Sisa dana Rp.34.147.500,- � Alasan : Adanya efisiensi penggunaan dana Belanja Peralatan dan Mesin
Rp. 33.999.000,- dan biaya perjalanan Dinas Meiting luar kota Rp. 148.500,- � Solusi : Setor ke Kas Negara
C. Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Lombok Tengah � Pagu danai sebesar Rp. 428.499.000,- � Realisasi keuangan Rp. 419.340.300,- (97,86 % � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 9.158.700,- � Alasan : Adanya Efisiensi belanja Alat dan Mesin Rp. 7.349.000,- Belanja
perjalanan Dinas Meiting Luar Kota Rp. 1.809.700,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
D. Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Bima � Pagu danai sebesar Rp. 428.499.000,- � Realisasi keuangan Rp. 423.305.000,-(98,79 %)
VI VI VI VI ---- 76767676 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 5.194.000,- � Alasan : Adanya Efisiensi penggunaan dana belanja peralatan dan mesin Rp.
4.999.000,- dan belanja perjalanan Dinas paket meiting luar kota Rp. 195.000,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
E. Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Lombok Barat � Pagu danai sebesar Rp. 428.499..000,- � Realisasi keuangan Rp. 422.347.300,-(98,56 %) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 6.151.700,- � Alasan : Efisiensi belanja peralatan dan mesin Rp. 4.999.000,- dan belanja
perjalanan dinas paket meiting luar kota Rp. 1.152.700,- � Solusi : Setor ke Kas Negara
1792.001.002. FASILITASI AGROINDUSTRI JAGUNG 011. FASILITASI AGROINDUSTRI JAGUNG DI KAB. SUMBAWA
012. FASILITASI AGROINDUSTRI JAGUNG DI KAB.LOMBOK UTARA I. Pendahuluan
Fasilitasi agroindustri jagung melalui Dana Tugas Pembantuan (TP) TA 2013 untuk memfasilitasi kelompok tani/gapoktan terhadap sarana, alat dan mesin pengolahan jagung yang akan mengolah bahan baku jagung menjadi olahan jagung seperti grits, tortilla, maizena, pakan ternak, makanan ringan, bioetanol, dll. Dengan fasilitasi ini diharapkan meningkatkatkan potensi nilai tambah jagung dengan penerapan teknologi pengolahan dengan mengikuti kaidah GMP (Good Manufactuting Practices). Pengembangan agroindustri jagung merupakan suatu sistem yang terintegrasi dalam aplikasinya seluruh instansi yang terkait harus saling mendukung dan mengambil peran. Pengembangan pengolahan jagung dalam satu kelompok tani (poktan) terdiri dari 15 s/d 20 petani, bersama mitra kelompok mengelola sebuah unit processing jagung (pengeringan dan silo). Apabila setiap petani mengelola luasan areal 1 s/d 2 Ha maka setiap kelompok memiliki areal 15 s/d 40 Ha dengan rata-rata produksi 4 ton/Ha, maka setiap musim tanam tersedia 60-160 ton jagung/poktan.Bahan baku jagung untuk diproses dapat berasal dari petani anggota dan bukan anggota gapoktan berupa jagung bertongkol. Bahan baku jagung bertongkol kemudian dipipil menjadi jagung pipilan. Setelah dipipil, jagung diserahkan pada gapoktan sebagai pengelola unit pengolahan jagung untuk dikeringkan dan disimpan. Jagung yang telah dikeringkan selanjutnya didistribusikan kepada industri-industri pengolahan yang menggunakan jagung sebagai bahan baku.
II. Tujuan dan Sasaran Tujuan :
1. Menumbuhkembangkan kelembagaan tani berbasis gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah sentra produksi jagung yang professional, mandiri dan mampu menghasilkan produk jagung yang bermutu untuk menunjang industri pakan ternak sekaligus untuk mengurangi/ mensubstusi impor jagung.
VI VI VI VI ---- 77777777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Mengembangkan sistem dan usaha agroindustri jagung yang terpadu dari hulu sampai hilir di daerah sentra produksi jagung.
3. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani/kelompok tani, gapoktan jagung dengan industri pakan ternak dan industri makanan.
4. Terciptanya nilai tambah dan daya saing produk jagung dalam upaya dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani jagung.
Sasaran 1. Tumbuhkembangnya kelembagaan tani berbasis gapoktan yang professional, mandiri
dan mampu menghasilkan produk jagung bermutu untuk menunjang industri pakan ternak sekaligus mengurangi impor jagung.
2. Tumbuhkembangnya agroindustri dan agribisnis yang terpadu mulai dari hulu dsampai hilir di daerah sentra produksi jagung.
3. Optimalnya penggunaan alat dan mesin pengolahan jagung dalam upaya untuk meningkatkan efisensi, menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing jagung sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri pakan ternak nasional.
4. Tumbuhnya kemitraan usaha antara petani/kelompok tani, gapoktan dengan industri pakan ternak.
III. Hasil yang dicapai : di Alokasikannya Alat dan Mesin Pengolahan Jagung di 2
Kabupaten a’ 2 Unit seperti pada tabel berikut .
Tabel VI-12. Alokasi Kegiatan Alat dan Mesin Pengolahan Jagung di NTB TA. 2013
No Kegiatan/ Banyaknya Lokasi Kelompok
Penerima
Ketua
Kelompok
I. Kabupaten Lombok Utara 2 Paket
1. Fasilitasi Agroindustri
Jagung, Alat dan Mesin Pengolahan Jagung
1 Paket
Dusun : Sambik
Rindang Desa : Salut
Kec. : Kayangan
Kab.: Lomb. Utara
Gapoktan :
Sejahtera
Ahyar Susanto
2 Fasilitasi Agroindustri
Jagung, Alat dan Mesin
Pengolahan Jagung 1 Paket
Dusun :
Pengadang
Desa Mumbul Sari Kec. : Bayan
Kab.: Lomb. Utara
Gapoktan :
Geruk
Gundem
Usman Albayani
II Kabupaten : Sumbawa 2 Paket
3 Fasilitasi Agroindustri
Jagung, Alat dan Mesin Pengolahan Jagung
1 Paket
Dusun : Jotang
Alas Barat Desa : Jotang
Kec. : Empang
Kab. : Sumbawa
Gapoktan :
Gayong Mas
Kaharuddin
4 Fasilitasi Agroindustri
Jagung, Alat dan Mesin Pengolahan Jagung
1 Paket
Dusun : Galak
Jango Desa Belebrang
Kec. : Uthan
Kab. : Sumbawa
Kelompok
Tani : Tunas Rizki
Masrah
VI VI VI VI ---- 78787878 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV. Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan
1. Fasilitasi Agro Industri Jagung di Kabupaten Sumbawa
� Pagu danai sebesar Rp. 342.200.000,- � Realisasi keuangan Rp. 323.482.000,-(94,53 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 18.718.000,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana Belanja Peralatan dan mesin Rp. 17.600.000,-
dan Belanja Perjalanan dinas meiting luar kota Rp. 1.118.000,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
2. Fasilitasi Agro Industri Jagung di Kabupaten Lombok Utara
� Pagu danai sebesar Rp. 342.200.000,- � Realisasi keuangan Rp. 324.036.700,- (94,69%) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 18.163.300,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana Belanja Peralatan dan Mesin Rp-. 17.600.000,-
ndan belanja perjalanan dinas paket meiting luar kota Rp. 563.300,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
1792.001.003. FASILITASI AGROINDUSTRI KEDELAI 011. FASILITASI AGROINDUSTRI KEDELAI DI KOTA MATARAM
1. Pendahuluan
Pengembangan produk olahan kedelai merupakan suatu sistem yang terintegrasi mulai dari aspek budidaya (on farm), pasca panen sampai pengolahan (off farm). Meliputi aspek budidaya, pascapanen, pengolahan pembinaan, penyuluhan, dan aspek pemasaran yang dilakukan dalam suatu aktifitas yang saling berkait. Aplikasinya seluruh instansi yang terkait harus saling mendukung dan mengambil peran. Asumsinya adalah satu kelompok tani (poktan) terdiri dari 15 s/d 20 petani, bersama mitra kelompok mengelola sebuah unit pengelohan kedelai. Apabila setiap petani mengelola luasan areal 1 s/d 2 Ha maka setiap kelompok memiliki areal 15 s/d 40 Ha, dengan rata-rata produksi 1.3 ton/Ha, maka setiap musim tanam tersedia 19.5-28.6 kedelai kupas/poktan. Bahan baku kedelai untuk diproses dapat berasal dari petani anggota dan bukan anggota gapoktan berupa kedelai yang masih menyatu dengan polongnya. Polong kedelai tersebut kemudian dikupas menjadi jagung kupasan. Setelah dikupas, kedelai diserahkan pada gapoktan sebagai pengelola unit pengolahan kedelai untuk diolah. Produk olahan kedelai selanjutnya didistribusikan langsung ke pasar tradisional atau supermarket. namun bisa melalui distributor untuk membantu pemasarannya.
2. Tujuan dan Sasaran Tujuan
a. Menumbuh kembangkan kelembagaan tani berbasis gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah sentra produksi kedelai yang professional, mandiri dan
VI VI VI VI ---- 79797979 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mampu menghasilkan produk olahan kedelai yang bermutu untuk menunjang industri kecil maupun industri rumah tangga dan pakan ternak sekaligus untuk mengurangi/ mensubstusi impor kedelai.
b. Mengembangkan sistem dan usaha agroindustri kedelai yang terpadu dari hulu sampai hilir di daerah sentra produksi kedelai.
c. Menumbuh kembangkan kemitraan usaha antara petani/kelompok tani, gapoktan kedelai dengan industri kecil/rumah tangga dan industri bahan makanan.
d. Terciptanya nilai tambah dan daya saing produk kedelai/ olahan kedelai dalam upaya dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani kedelai.
Sasaran a. Tumbuh kembangnya kelembagaan tani berbasis gapoktan yang professional,
mandiri dan mampu menghasilkan produk kedelai/ produk olahan kedelai bermutu untuk menunjang industri kecil/ industri rumah tangga sekaligus mengurangi impor kedelai.
b. Tumbuhkembangnya agroindustri dan agribisnis yang terpadu mulai dari hulu dsampai hilir di daerah sentra produksi kedelai.
c. Optimalnya penggunaan alat dan mesin pengolahan kedelai dalam upaya untuk meningkatkan efisensi, menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing kedelai sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri kecil/industri rumah tangga.
d. Tumbuhnya kemitraan usaha antara petani/kelompok tani, gapoktan dengan industri yang ada di daerahnya.
3. Hasil Kegiatan : Di Alokasikannya Fasilitasi Agroindustri Kedelai berupa Alat, Mesin Pengolah Kedelai (Tahu) di Kelompok Kekalik Bersatu, Dusun kekalik Barat, Kelurahan : Kekalik Jaya Kecamatan Sekar Bela Kota Mataram.
4. Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan � Pagu danai sebesar Rp. 350.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 338.950.900,-(96,84 %) � Realisasi Fisik : 100 % � Sisa dana Rp. 11.049.100,- � Alasan : Adanya efisiensi penggunaan dana belanja peralatan dan mesin Rp.
11.040.000,- dan belanja bahan Rp. 9.100,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
1792.001.004. . FASILITASI AGROINDUSTRI TEPUNG 011. FASILITASI AGROINDUSTRI TEPUNG LOMBOK UTARA
012. FASILITASI AGROINDUSTRI TEPUNG LOMBOK TENGAH
VI VI VI VI ---- 80808080 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
I. Latar Belakang
Pengembangan agroindustri aneka tepung merupakan suatu sistem yang terintegrasi mulai dari aspek budidaya (on farm), pascapanen hingga pengolahan (off farm) dan pemasaran. Pengembangan agroindustri tepung perlu melibatkan berbagai instansi melalui pembinaan dan pengawalan sesuai bidang tugasnya. Berbagai instansi yang terkait antara lain Ditjen Tanaman Pangan, Litbang/Perguruan Tinggi (PT) dan Ditjen Pengolahan dan PemasaranHasil Pertanian serta Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota dan pelaku usaha. Pengembangan agroindustri tepung dilaksanakan dalam bentuk “cluster inti dan plasma”.
Agroindustri tepung dikembangkan dari bahan baku bersumberdaya lokal, seperti ubi kayu, ubi jalar, garut dan ganyong. Pengembangan agroindustri aneka tepung berbasis sumberdaya lokal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi tepung sebagai substitusi impor dan penganekaragaman bahan pangan (diversifikasi pangan).
Fasilitasi agroindustri tepung melalui Dana Tugas Pembantuan (TP) TA 2013 untuk memfasilitasi kelompok tani/gapoktan terhadap sarana, alat dan mesin pengolahan aneka umbi menjadi olahan tepung seperti sari mocaf, tapioca, tepung ubi jakar, tepung garut dan tepung ganyong.
II. Tujuan dan Sasaran Tujuan :
1. Menumbuhkembangkan kelembagaan tani berbasis gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah sentra produksi Ubi Kayu yang professional, mandiri dan mampu menghasilkan produk olahan yang bermutu untuk menunjang industri rumah tangga maupun industri kecil di daerahnya.
2. Mengembangkan sistem dan usaha agroindustri yang terpadu dari hulu sampai hilir di daerah sentra produksi Ubi Kayu.
3. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani/kelompok tani, gapoktan Ubi Kayu dengan industri makanan.
4. Terciptanya nilai tambah dan daya saing produk olahan Ubi Kayu dalam upaya dapat meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani Ubi Kayu.
Sasaran 1. Tumbuh kembangnya kelembagaan tani berbasis gapoktan yang professional,
mandiri dan mampu menghasilkan produk bermutu untuk menunjang industri rumah tangga .
2. Tumbuhkembangnya agroindustri dan agribisnis yang terpadu mulai dari hulu dsampai hilir di daerah sentra produksi Ubi kayu
3. Optimalnya penggunaan alat dan mesin pengolahan tepung dalam upaya untuk meningkatkan efisensi, menekan kehilangan hasil, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing ubi kayu sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri .
4. Tumbuhnya kemitraan usaha antara petani/kelompok tani dan gapoktan dengan industri kecil maupun industri rumah tangga.
III. Hasil 1. Teciptanya sistem dan usaha agroindustri Tepung yang terpadu mulai dari hulu (on
farm) sampai ke hilir (off farm). 2. Berkembangnya agroindustri tepung di daerah sentra produksi dalam rangka
memenuhi bahan baku industri yang terjamin mutu dan kontinuitasnya.
VI VI VI VI ---- 81818181 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Tersedianya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk tepung sehingga dapat menggairahkan petani menanam Ubi Kayu yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
4. Ter-alokasikannya Alat dan Mesin Agroindustri Tepung di 2 Kabupaten a’ 4 paket seperti pada tabel berikut. Tabel VI-13. Daftar Penerima Bantuan Alat dan Mesin Agroindustri Tepung
No Kegiatan/ Banyaknya
Lokasi Kelompok Penerima
Ketua Kelompok
I. Kabupaten Lombok Tengah 4 Paket
1 Fasilitasi Agroindustri
Tepung , Alat dan Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu
1 Paket
Dusun Bulurua, Desa Pengengat,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah
Ketua Gapoktan Satu Tujuan
Nurul Hidayah
2. Fasilitasi
Agroindustri Tepung , Alat dan
Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu 1 Paket
Dusun : Sedau
Desa : Pemepek Kec. : Pringgarata
Kab.: Lombok
Tengah
Gapoktan :
Harapan Baru
Amaq Mene
3 Fasilitasi
Agroindustri Tepung , Alat dan
Mesin Pengolah tepung/Ubi Kayu
1 Paket
Dusun : Sangeh
Desa : Tampak Siring
Kec.: Batukliang Kab.: Lombok
Tengah
Kelompok Tani :
Pade Angen
Junaidi
4 Fasilitasi Agroindustri
Tepung , Alat dan Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu
1 Paket
Dusun :Kalenge Desa :Nyerot
Kec.: jonggat Kab.: Lombok
Tengah
Kelompo0k Tani:Repuk Dalam
H. Abd.Rasyid
II. Kabupaten Lombok Utara: 4 Paket
1 Fasilitasi
Agroindustri Tepung , Alat dan
Mesin Pengolah tepung/Ubi Kayu
1 Paket
Dusun : Luk Pasiran
Desa : Bentek Kec.: Gangga
Kab.:Lombok Utara
Gapoktan:Paer
Murmas
Salitep
2 Fasilitasi Agroindustri
Tepung , Alat dan Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu
1 Paket
Dusun:Batu Gembung
Desa: Akar-akar Kec.: Bayan
Kab.:Lombok Utara
Kelompok Tani: Mekar Makmur
Ensri
3 Fasilitasi
Agroindustri
Tepung , Alat dan Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu
Dusun :Jugil
Desa: Sambik
Bangkol Kec.: Gangga
Kab.:Lombok Utara
Kelompo0k:Beriuk
Gati
Ratnadi
VI VI VI VI ---- 82828282 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1 Paket
4 Fasilitasi Agroindustri
Tepung , Alat dan Mesin Pengolah
tepung/Ubi Kayu 1 Paket
Dusun: Lendang Berara
Desa : Sigar Penyalin
Kec.: Tanjung Kab.:Lombok Utara
Gapoktan:Tunas Makmur
Adam Malik
IV . Dana yang tersedia untuk mendukung Kegiatan a. Agroindustri Tepung Kabupaten Lombok Utara
� Pagu danai sebesar Rp. 375.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 369.341.600,- (98,49) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp.5.658.400,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana peralatan dan mesin Rp. 2.550.000,- dan
belanja perjalanan dinas paket meiting luar kota Rp. 3.108.400,- b. Agroindustri Tepung Kabupaten Lombok Tengah
� Pagu danai sebesar Rp. 475.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 407.398.000,-(85,77 %) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 67.602.000,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana peralatan dan mesin sebesar
Rp. 67.500.000,- dan belanja perjalanan dinas paket meiting luar kota Rp. 102.000,-
� Solusi : Setor ke Kas Negara.
1792.UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA 1792.002.002. FASILITASI PENGEMASAN HORTIKULTURA
011. FASILITASI PENGEMASAN HORTIKULTURA DI KOTA MATARAM
A. FASILITASI PENGEMASAN HORTIKULTURA Kegiatan ini adalah kegiatan baru sebagai terobosan percepatan perbaikan
kemasan produk olahan hortikultura guna mendukung peningkatan daya saing produk olahan yang diproduksi oleh masyarakat, Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura (ASPEHORTI). Pada umumnya produk olahan hasil hortikulura masih terkendala oleh jenis, bentuk, desain dan pelabelan kemasan yang kurang baik.
Pengelola Sentra Pengemasan Produk Olahan Hortikultura Sentra pengemasan produk olahan hortikultura diletakkan pada dana Tugas Pembantuan propinsi yang dialokasikan di Kota-kota propinsi, memungkinkan setiap pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses Pusat Pengemasan. Pengelola Pusat Pengemasan Produk Olahan Hortikultura adalah Assosiasi.
Kriteria Pengelola Pusat Pengemasan Produk Olahan adalah:
� Assosiasi Pengolah Hortikultura yang telah dibentuk tahun 2012 dan minimal disahkan oleh Kadis Pertanian Propinsi.
� Assosiasi berkedudukan di ibukota Propinsi � Mempunyai aturan organisasi yang disepakati oleh seluruh anggota. � Mempunyai sumberdaya manusia yang memadai dan terampil.
VI VI VI VI ---- 83838383 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Mempunyai pengurus aktif minimal Ketua, Sekretaris dan Bendahara. � Mempunyai Rencana Kerja (AD/RT) � Mempunyai anggota pengolah-pengolah hortikultura � Mempunyai potensi dan prospek pasar yang jelas. � Bersedia mengikuti Pedoman/pembinaan dari Dinas Pertanian
Propinsi/Kabupaten/Kota � Bersedia melakukan Perjanjian kerjasama/kemitraan dengan Institusi Profesional
Pembina Pengemasan didalam rangka mengembangan desain, jenis dan bentuk kemasan produk – produk olahan.
B. FASILITASI PENGEMASAN PRODUK HORTIKULTURA (PACKAGING HOUSE)
Rumah Kemasan Hortikultura (Horticulture Packing House) adalah tempat kegiatan penanganan pengolahan komoditas hortikultura setelah dipanen sampai dikemas dan siap untuk didistribusikan ke pasar tujuan. Penanganan produk hortikultura pada Rumah Kemasan Hortikultura memberi manfaat secara sosial diantaranya akan memudahkan masyarakat mendapatkan produk yang higienis dan lingkungan yang tertib. Secara ekonomi dapat memberikan keuntungan yaitu produk yang ditangani sesuai Good Handling Practices sehingga dapat menurunkan kehilangan hasil, mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah.
C. Tujuan dan Sasaran
• Tujuan : Menyebarluaskan keberadaan organisasi ASPPEHORTI dan Rumah Kemasan sentra pengemasan horti di Nusa Tenggara barat
• Meningkatkan kemampuan aparat pembina kabupaten/kota/provinsi dan Pelaku Usaha (Gapoktan) dibidang pengolahan hasil dalam rangka mendukung pengembangan agroindustri perdesaan
• Memberikan dorongan dan motivasi kepada aparat pembina Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pelaku Usaha serta Dinas/instansi terkait lainnya dalam pelaksanaan pengembangan agroindustri perdesaan.
Sasaran
• Meningkatnya koordinasi dan meluasnya informasi tentang rumah kemasan dalam mendukung agroindustri perdesaan sehingga dapat bersinergi dan didukung oleh masyarakat /petani dan pemangku kepentingan
• Tumbuh kembangnya agroindustri perdesaan berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi yang mandiri, profesional dan berkelanjutan.
D. Hasil yang dicapai : Telah dibangunnya Sentra Pengemasan Hortikultura dan Peralatannya di Kelompok ASPEHORTI di Kelurahan Sayang-sayang Kecamatan Cakranegara Kota Mataram
E. Dana untuk menunjang kegiatan � Pagu danai sebesar Rp. 550.000.000,- � Realisasi keuangan Rp. 545.883.700,- (99,25%) � Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp.4.116.300,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana biaya perjalanan dinas Rp. 3.061.200,- belanja
peralatan dan mesin Rp. 46.000,- belanja gedung dan bangunan Rp. 1.000.000,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
VI VI VI VI ---- 84848484 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1792.994. LAYANAN PERKANTORAN 011. ADMINISTRASI TUGAS PEMBANTUAN
I. Latar Belakang
Pola pengorganisasian kegiatan dan anggaran merupakan salah satu penentu arah kinerja pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam rangka pengelolaan anggaran pembangunan pertanian di pusat dan Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPT Pusat), Menteri Pertanian selaku pengguna anggaran menetapkan/mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran(KPA), Bendahara, serta Pejabat Penguji dan Pejabat SPM. Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan, apabila diperlukan Menteri atau KPA dapat mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Selanjutnya untuk memperlancar pengelolaan administrasi keuangan oleh PPK dan membantu kelancaran tugas bendahara, maka KPA dapat mengangkat Pemegang Uang Muka (PUM).
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lainnya dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleg daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan Kegiatan pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui dana tugas pembantuan Tahun Anggaran 2012 adalah untuk kegiatan fisik. Kegiatan fisik adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah aset tetap. Kegiatan fisik yang dimaksud diantaranya adalah pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya. Sedangkan kegiatan fisik lainnya antara lain pengadaan barang habis pakai, seperti obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk, atau sejenisnya, termasuk barang bansos yang diserahkan kepada masyarakat, untuk pemberdayaan masyarakat. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan tugas pembantuan sebagian kecil dana tugas pembantuan dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif dan/ atau pengadaan input berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap. Untuk pelaksanaan kegiatan yang dibiayai darin dana tugas pembantuan gubernur/bupati/walikota mengusulkan calon Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat penguji pembayaran serta bendahara Pengeluaran kepada Menteri Pertanian. Menteri Pertanian menetapkan KPA, PPK, Pejabat Penguji dan Pembat SPM, bendahara Pengeluaran dan bendahara penerima Dana Tugas Pembantuan Propinsi yang ada kegiatan untuk kabupaten, maka dalam rangka membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan perlu dibentuk penanggung jawab kegiatan di kabupaten, Pemegang Uang Muka (PUMK) dan pelaksana kegiatan tim teknis dengan surat keputusan KPA/Kepala Dinas Propinsi. Kegiatan Tugas pembantuan tersebut harus dikoordinasikan dengan penanggungjawab kegiatan di kabupaten terutama dalam penentuan CP/CL, pengadaan alat/gedung dan bangunan serta dalam pembinaan/bimbinganteknis.
II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan a. Tujuan Kegiatan
� Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) pengelola program/kegiatan dan anggaran dalam melaksanakan administrasi kegiatan yang baik, tertib dan terarah guna mendukung kegiatan teknis/fisik.
b. Sasaran : Laporan Pelaksanaan kegiatan setiap bulan yang merangkum komponen kegiatan dan permasalahan serta upaya penyelesaian masalah.
III. Hasil yang dicapai
a. Buku Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan , ROPAK
b. Pembinaan, Monitoring Keuangan ke Kabupaten/Kota c. Evaluasi dan Pelaporan
VI VI VI VI ---- 85858585 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
IV. Dana untuk menunjang kegiatan
� Pagu danai sebesar Rp. 27.630.000,- � Realisasi keuangan Rp. 27. 629.000,- (100) � Realisasi Fisik 100 � Sisa dana Rp. 1.000,- � Alasan : Efisiensi penggunaan dana ATK Rp. 1.000,-
012. ADMINISTRASI LELANG 1. Latar Belakang
Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa lainnya, pada prinsipnya dilakukan melalui metoda pelelangan umum. Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/ jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabka
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan : • Untuk memenuhi kebutuhan barang/ jasa yang dibutuhkan oleh Poktan/
Gapoktan sesuai dengan speifikasi teknis dan dana yang tersedia.
Sasaran : Terlaksananya barang/jasa sesuai dengan yang tertera dalam Petunjuk Operasional Kegiatan dana tugas pembantuan TA. 2013, yaitu : a. Fasilitasi Gudang Jagung di Dompu berupa Renovasi Gudang Jagung
VI VI VI VI ---- 86868686 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Sarana pemasaran Pasar Tani berupa pengadaan Kendaraan Roda 3 sebanyak 8 unit.
c. Revitalisasi Penggilingan Padi di 5 Kabupaten. d. Fasilitas Agroindustri Jagung di 2 Kabupaten e. Fasilitasi Agroindustri Kedelai di Kota Mataram f. Fasilitasi agroindustri Tepung di 2 Kabupaten g. Fasilitasi pengemasan Hortikultura di Kota Mataram
3. Hasil yang dicapai
Telah dilaksanakannya pengadaan barang dan Jasa sesuai deengan Spesifikasi Teknis dengan tepat waktu dan tepat sasaran,yaitu : a. Fasilitasi Gudang Jagung di Dompu berupa Renovasi Gudang Jagung b. Sarana pemasaran Pasar Tani berupa pengadaan Kendaraan Roda 3 sebanyak 8
unit. c. Revitalisasi Penggilingan Padi di 5 Kabupaten. d. Fasilitas Agroindustri Jagung di 2 Kabupaten e. Fasilitasi Agroindustri Kedelai di Kota Mataram f. Fasilitasi agroindustri Tepung di 2 Kabupaten g. Fasilitasi pengemasan Hortikultura di Kota Mataram
4. Dana untuk menunjang kegiatan � Pagu danai sebesar Rp. 42.950.000,- � Realisasi keuangan Rp. 40.690.000,- (94,74 %)
� Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 2.260.000,- � Alasan : Maksimalisasi dana Honor Output Kegiatan Rp. 2.160.000,- dan biaya
pengumuman lelang Rp. 100.000,- � Solusi : Setor ke Kas Negara.
013. SINKRONISASI KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN
A. Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian merupakan suatu
proses yang saling berkait, sehingga keterpaduan dan koordinasi dengan pihak lain yang terkait merupakan salah satu kunci keberhasilan. Untuk itu, berbagai program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ( P2HP ) yang akan dilaksanakan harus dirancang secara utuh dan terarah mulai dari tingkat pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kota. Demikian juga dalam pelaksanaannya, program dan kegiatan P2HP tersebut harus dilakukan secara terpadu, terkoordinasi serta sinkron antara pusat, provinsi dan kabupaten, sehingga hal ini akan mendukung kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran program.
Adanya koordinasi dan sinkronisasi yang baik antara provinsi dan kabupaten dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan P2HP akan mempermudah untuk menciptakan keterpaduan berbagai kegiatan, baik antar kegiatan, antar program, antar sub sektor dalam satu sektor, maupun antar sektor. Terkait dengan
VI VI VI VI ---- 87878787 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
itu, maka dipandang perlu untuk menyelenggarakan kegiatan pertemuan Sinkronosasi Kegiatan Tugas Pembantuan 2013.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan � Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas pengelola
anggaran dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ( P2HP ) di Nusa Tenggara Barat
� Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan P2HP di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota
� Menyamakan persepsi dan pandangan antara petugas provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan program dan kegiatan P2HP tahun anggaran 2013.
2. Sasaran
� Meningkatnya kinerja petugas dalam mengelola anggaran dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ( P2HP ) TA. 2013 di tingkat provinsi maupun kabupaten
� Adanya persepsi dan pandangan yang sama antara petugas provinsi dan kabupaten dalam melaksanakan program dan kegiatan P2HP TA. 2013.
� Tercapainya sasaran program dan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ( P2HP ) TA. 2013 di Nusa Tenggara Barat sesuai yang telah ditetapkan.
C. Hasil yang Dicapai : Pertemuan koordinasi dan Sinkronisasi.
a). Tempat, Waktu dan Peserta Pertemuan
Kegiatan Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan Tugas Pembantuan P2HP dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2013 bertempat di Aula Hortikultura, dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten pelaksana kegiatan dana Tugas Pembantuan Provinsi dengan jumlah peserta seluruhnya 20 orang. Sebagai nara sumber adalah Kepala Dinas Pertanian TPH, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, Kepala Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil, Kepala Seksi Pemasaran dan Mutu Hasil. Materi pertemuan meliputi : Kebijakan Program dan Kegiatan P2HP, Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Kegiatan, Kegiatan Fasilitasi Pasar Tani, Pengembangan Akses Pemasaran Pengolahan Hasil Pertanian (Fasilitasi Gudang Jagung, Kendaraan Khusus Roda 3, Revitalisasi Penggilingan Padi, Fasilitasi Agroindustri Jagung, Fasilitasi Agroindustri Kedelai, Fasilitasi Agroindustri Tepung, Fasilitasi Pengemasan Hortikultura )
b). Hasil Pertemuan Koordinasi
Dari hasil pelaksanaan pertemuan sinkronisasi kegiatan Tugas Pembantuan P2HP yang dilaksanakan di Mataram pada tanggal 4 Maret 2013, diperoleh hasil rumusan sebagai berikut : 1. Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi P2HP dibuka oleh Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat
VI VI VI VI ---- 88888888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil di Nusa Tenggara Barat pada TA. 2013 mencapai Rp. 7.509.429.000,- yang terdiri dari Dana Dekonsentrasi Rp. 1.739.429.000,- dan Dana Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 5.770.000.000,-
3. Kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang bersumber dari Dana Tugas Pembantuan Provinsi TA. 2013 meliputi : Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik, yaitu pengembangan STA dan Pasar Tani di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara, Kegiatan : Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, terdiri dari : Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabuipaten Bima, Revitalisasi Penggilingan Padi di Kabupaten Lombok Barat, Pengembangan Agroindustri Kedelai di Kota Mataram, Pengolahan Jagung di Kabupaten Lombok Timur, Pengolahan Jagung di Kabupaten Lombok Utara, Pengolahan Jagung di Kabupaten Sumbawa dan Administras Tugas Pembantuan .
4. Beberapa kegiatan P2HP yang bersumber dari dana dekonsentrasi yang akan dilaksanakan pada TA. 2013 di Nusa Tenggara Barat meliputi kegiatan : a. Perbaikan Mutu dan Standarisasi ( Pembinaan dan Sertifikasi Pangan
organik, Bintek Penerapan Jaminan Mutu, Pengembangan OKKPD. b. Pengembangan Pemasaran Domestik, meliputi Kegiatan : PIP di Propinsi
PIP di Kabupaten , Optimalisasi Sarana Pemasaran Hasil Pertanian, Gedung dan Bangunan yaitu Pengembangan Akses Jaringan Pasar5 (Pelaksanaan Resi Gudang).
c. Kegiatan Pengembangan Kemitraan dan Kewirausahaan terdiri dari , Profil Kelompok Agribisnis, InvestasiP roduk Unggulan Daerah, Bimbingan Pengem. Usaha kemitraan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif.
d. Pameran, promosi, eksebisi dan perlombaan dalam negeri , terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : Agriculture Speciality Export Product, Agro & food expo, Surabaya Agribussines Matching &Expo, Batam Agribusines expo, September Ceria, Pekan Raya Tani.
e. Kegiatan Pembinaan, Pengawalan dan Pendampngan Pengolahan hasil Pertanian, yaitu Pembinaan, pengawalan dan pendampingan Pengolahan hasil hortikultura , Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Pertanian , Sosialisasi dan Apresiasi Pengolahan Hasil Pertanian, Pembinaan , Pengawalan dan Pendampingan dan Pengolahan hasil Tanaman Pangan, Penyusunan Data Base Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
f. Dokumen Perencanaan, terdiri dari kegiatan Administrasi Satker, Perencanaan Program, Evaluasi Pemantauan dan Pelaporan, Pelaporan SAI/SIMAK BMN,Pengawalan dan Pembinaan LM 3.
5. Untuk Kegiatan P2HP kabupaten yang anggarannya berasal dari Dana Tugas
Pembantuan Provinsi, maka Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen berada pada Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. Sedangkan pengelola anggaran dan kegiatan yang ada di tingkat kabupaten adalah Penanggung jawab Kegiatan, Pelaksana Kegiatan dan PUM/ Bendahara Pengeluaran Pembantu).
6. Untuk Kegiatan yang berasal dari Dana TP Provinsi , Petunjuk Pelaksanaan kegiatan dibuat oleh Dinas Pertanian Provinsi. Sedangkan untuk Petunjuk Teknis Kegiatan dibuat oleh Dinas Pertanian Kabupaten dengan
VI VI VI VI ---- 89898989 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengacu/berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Provinsi.
7. Kegiatan-kegiatan yang bersumber dari Dana TP Provinsi yang pelaksanaannya melalui Kontraktual dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi. Barang yang telah diadakan oleh Dinas Pertanian TPH Provinsi diserahkan ke Kabupaten/ ke Kelompok.
8. Untuk kegiatan – kegiatan identifikasi Gapoktan /Kelompok Tani di lapangan dilakukan oleh dinas Pertanian kabupaten.
9. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan PPHP di Nusa Tenggara Barat, maka untuk beberapa kegiatan di Kabupaten perlu dilakukan revisi POK.
10. Bagi para petugas pengelola / pelaksana kegiatan di kabupaten yang akan Bendahara Provinsi. Pengajuan uang muka kerja oleh PUM baru dapat dilakukan pada bulan Pebruari 2013.
D . Dana untuk menunjang kegiatan
� Pagu danai sebesar Rp. 15.650.000,- � Realisasi keuangan Rp. 15.548.000,- (99,35)
� Realisasi Fisik 100 % � Sisa dana Rp. 10.2.000,- � Alasan : Efisiensi biaya perjalanan dinas. � Solusi : Setor ke Kas Negara.
014. PEMBINAAN MONITORING DAN EVALUASI
I. Latar Belakang
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu dlakukan Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan program/ kegiatan dan anggaran yang digunakan.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) , dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang akan datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impacts) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Oleh karena itu, dalam perencanaan yang transparan dan akuntabel, harus disertai dengan penyusunan indikator kinerja pelaksanaan rencana yang sekurang-kurangnya meliputi : (1) indikator masukan, indikator keluaran dan indikator hasil / manfaat.
Pelaporan hasil kegiatan program dan anggaran kinerja ini merupakan salah satu bentuk media penyampaian informasi terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan yang baik akan dapat dilihat sejauhmana perkembangan
VI VI VI VI ---- 90909090 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pelaksanaan, hasil pelaksanaan dan tingkat keberhasilannya. II. Kegiatan yang dilaksanakan (What)
a. Uraian kegiatan - Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Kegiatan - Penyusunan Laporan Tahunan - Pembinaan, monitoring dan evaluasi ke Kabupaten/ Kota terhadap
pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan. - Pelaporan
b. Batasan Kegiatan : Kegiatan ini hanya terbatas pada pelaksanaan kegiatan Pembinaan Monitoring dan evaluasi
III. Maksud dan Tujuan Kegiatan a. Maksud Kegiatan Melakukan Pembinaan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
program/kegiatan Tugas Pembantuan n anggaran pembangunan P2HP di Nusa Tenggara Barat.
b. Tujuan Kegiatan : - Mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran
sebagai upaya antisipasi terhadap penyimpangan/penyelewengan yang mungkin terjadi dan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan dimasa mendatang
- Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program / kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.
IV. Hasil yang dicapai : Laporan perkembangan kegiatan yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pencapaian sasaran kegiatan di kabupaten/ Kota
V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : � Pagu danai sebesar Rp.23.770.000,- � Realisasi keuangan Rp. 23.770.000,-(100 %) � Realisasi Fisik 100% � Sisa dana Rp.-
BAB IV. SUCCESS STORY PEMBANGUNAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN SUB SEKTOR
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DI NUSA TENGGARA BARAT
1. Dengan adanya Fasilitasi sarana distribusi yang di alokasikan pada Kelembagaan Pasar Tani di NTB berupa Sepeda Motor Roda Tiga atau Kendaraan Roda Tiga sebanyak 8 unit, dapat memperlancar distribusi produk yang akan diperdagangkan oleh ASPARTAN.
2. Revitalisasi penggilingan padi dapat meningkatkan kinerja penggilingan padi karena dapat menekan susut hasil (losses), peningkatan rendemen dan kualitas gabah/beras serta mengembangkan usaha secara mandiri dan berkelanjutan
3. Alat mesin Pengolah Jagung , Alat/ mesin pengolah tepung ubikayu sangat diminati oleh kelompok Tani pada sentra Produksi Jagung dan ubi kayu, hal ini sangat
VI VI VI VI ---- 91919191 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dirasakan manfaatnya oleh petani, terutama ibu-bu anggota kelompok . Manfaat yang telah dirasakan adalah tumbuh kembangnya industri rumah tangga , dengan adanya alat pengolah jagung dan alat mesin pengolah tepung ubi kayu ibu-ibu anggota kelompok dapat membuat aneka olahan yang berasal dari bahan baku jagung maupun ubi kayu .Dengan demikian dapat meningkatkan potensi nilai tambah jagung dan ubi kayu dengan penerapan teknologi pengolahan.
4. Fasilitasi agroindustri kedelai, sangat dirasakan manfaatnya oleh kelompok Tani Kekalik Bersatu, karena dapat mengolah bahan baku kedelai menjadi Tahu, dengan adanya bantuan ini mereka mengaku dapat meningkatkan nilai tambah berupa keuntungan yang cukup memadai. Kelompok semakin aktif untuk berproduksi dan menanam kedelai.
5. Rumah kemasan disambut baik oleh Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura (ASPEHORTI) di Kota Mataram, daiharapkan rumah kemasan ini dapat membantu petani dalam membantu petani, karena merupakan Pusat Pengemasan Produk Olahan Hortikultura .
VI VI VI VI ---- 92929292 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. DPA Anggaran Pendapatan Belanja Daerah a. Kegiatan dan Anggaran Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 Tabel VI-14. Anggaran APBD P2HP Tahun 2013
N0. Kegiatan /Jenis Belanja/Rincian
Belanja Volume Jumlah Biaya
Indikator
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jakarta Agro Outlet 1 Keg 46.583.000
Ter-eksposenya produk unggulan NTB
2. Sub Terminal Agribisnis 1 Keg 79.236.000 Terjadinya transaksi produk pertanian antara produsen dengan pedagang
3 Agrinex Expo 1 Keg 75.034.800 Adanya event yang lebih diarahkan untuk lebih menumbuhkan empati, simpati, serta pemahaman publik tentang prospek agribisnis Indonesia
4 NTB Expo I Keg 28.454.300 Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar unggulan NTB
5 Perberasan I Keg 66.938.400 Terpantaunya distribusi dan harga beras/ gabah
6. MPU 1 Keg 35.143.200 Terciptanya produk pertanian yang ramah lingkungan.
7. HPS 1 Keg 28.000.000 Adanya Informasi Pangan se-Dunia.
8. NTB Bersaing 1 Keg 13.454.300 Diperkenalkannya reputasi daerah NTB dalam bidang agribisnis .
9.. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
1 Paket 94.140.000 Meningkatnya keterampilan Wanita Tani di NTB
J U M L A H 466.984.000
VI VI VI VI ---- 93939393 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Realisasi Dana Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 2013 Tabel VI-15. Realisasi Dana SKPD 2013
NO KEGIATAN DANA (Rp) REALISASI
KEUANGAN % % SISA DANA
(Rp.) KEUANGAN FISIK
1 Jakarta Agro Outlet 46.583.000 24.918.600 53,49 100 21.664.400
2 STA. Mandalika 79.236.000 69.955.887 88,29 100 9.280.113
3 Agrinex EXPO 75.034.800 75.034.800 100,00 100 0
4 NTB Expo 28.454.300 28.193.500 99,08 100 260.800
5 Pembinaan
Perberasan
66.938.400 65.763.400
98,25. 100 1.175.000
6 MPU 35.143.200 20.540.600 58,45 100 14.602.600
7 HPS 28.000.000 28.000.000 100,00 100 0
8 NTB Bersaing
EXPO
13.454.300 13.454.300 100,00 100 0
9 Peningakat Kemampuan
Lembaga Petani
94.140.000 90.305.000
96,00 100
3.835.000
T O T A L 466.984.000 416.166.087 89,12 95 50.817.913
KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2013 - DPA- SKPD
1) Jakarta Agro Outlet
A. Pendahuluan
Dalam rangka memperlancar pemasarannya perlu disediakan suatu tempat untuk memajan komoditi dalam bentuk segar maupun olahan pada tempat strategis, yaitu Jakarta Agro Outlet.
Pemerintah diharapkan mendorong prospek pengembangan industri hilir atau pengolahan hasil. Mengingat, prospek pengembangan industri pengolahan ini lebih berpotensi untuk maju dengan didorong oleh banyaknya sumber daya alam, khususnya sektor pertanian yang baik. Untuk meningkatkan akses pasar produk-produk horikultura sayuran, tanaman pangan dan produk olahan maka provinsi NTB mengikuti kegiatan Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
B. Tujuan
� Pemantapan dan perluasan pemasaran komoditi pertanian (komoditi unggulan) yang dihasilkan oleh petani/kelompok usahatani di NTB
VI VI VI VI ---- 94949494 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
C. Sasaran
� Konsumen akhir yang langsung mengkonsumsi komoditas yang dibelikannya. � Konsumen antara yang membeli komoditas pertanian sebagai bahan baku.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penumbuhan marketing/etalase komoditi unggulan dilakukan sesuai dengan penyediaan dana yang disediakan.Dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 60.583.000 ,-Dana tersebut dipergunakan untuk honor penjaga malam, honor petugas Full Taimer, dan dipergunakan untuk operasional agro outlet seperti alat tulis menulis kantor, biaya air, listrik dan telpon. Harapan dari kegiatan tersebut adalah terjalinnya akses-akses pasar bagi para petani, sehingga mempermudah dalam pemasaran sayuran kedepan.
E. Indikator Kinerja :
Input : Jumlah dana Rp. 46.583.000,- SDM
Output : Terlaksananya Promosi produk unggulan NTB
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar
unggulan NTB.
Benefit :
Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian
Meningkatnya pendapatan petani
F. Realisasi fisik dan keuangan : � Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp.46.583.000 ,- � Realisasi keuangan Rp.24.918.600,- (53,49 %) � Realisasi fisik 60 % � Sisa dana Rp.21.664.400,- � Alasan dana SIAP :
a. Dana yang ada hanya terrealisasi untuk membayar honor petugas full taimer dan penjaga malam.
b. Biaya operasional seperti listrik, air, telpon, bahan tidak ter realisasi, karena : rekening listrik, air dan telpon tidak di kirim ke Dinas Pertanian TPH NTB, sehingga tidak bisa di SPJ-kan.
c. Biaya perjalanan tidak dipergunakan karena tidak ada agenda nasional (panggilan pusat).
� Solusi : Menegur petugas full traimer agar mengirim rekening dan Sisa dana Setor Ke Kas Daerah
2) Sub Terminal Agribisnis (STA)-Mandalika
A. Pendahuluan
Secara umum salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha pertanian di NTB termasuk kegiatan pada lembaga pemasaran STA adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena pembinaan SDM selama ini difokuskan pada subsektor budidaya sedangkan masalah pemasaran diserahkan pada mekanisme pasar yang ada sehingga keuntungan yang diperoleh
VI VI VI VI ---- 95959595 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
petani tergantung pada pasar yang ada.
Disamping permasalahan tersebut diatas produk pertanian sangat beraneka ragam bentuk maupun sifatnya fisiknya yang akhirnya mempengaruhi cara dan sistem pemasarannya. Rantai pemasaran produk pertanian tanaman pangan & hortikultura mempunyai rantai pemasaran yang relatif cukup panjang sehingga me nyebabkan perbedaan harga yang cukup besar antara harga di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen.
Dengan melihat kondisi yang demikian ini tentu pemerintah melalui instansi terkait perlu memikirkan bagaimana untuk memperpendek rantai pemasaran yang ada sehingga dari pihak petani maupun konsumen dapat lebih diuntungkan. Adapun upaya yang telah dilakukan terhadap kelembagaan STA yang ada di Pasar Induk Mandalika adalah telah dibentuknya Badan Musyawarah STA sebagai suatu lembaga yang akan mengoperasionalkan STA ini sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memfasilitasi petani dan pedagang dalam memasarkan produknya.
Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai lembaga pemasaran yang memerankan fungsi busines leader bagi pelaksanaan manajemen rantai pasokan dapat mendistribusikan produk petani secara efisien memiliki peranan yang cukup strategis dalam pemasaran hasil pertanian tanaman pangan & hortikultura.
Terkait dengan kegiatan pengembangan STA Mandalika ini maka dalam upaya meningkatkan kemanpuan SDM kelembagaan ini khususnya Pengurus STA telah dilakukan kegiatan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA agar keterampilan dan kemampuan manajemen dalam pengelolaan STA dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
B. Tujuan Kegiatan Tujuan yang ingin dicapai adalah
1. Meningkatkan potensi produksi komoditas Pertanian dan prospek peluang usaha
2. Meningkatkan kelancaran dan memperluas pemasaran komoditas Pertanian
3. Menyediakan data base agribisnis.
4. Meningkatkan kemudahan pembinaan mutu hasil pertanian, perikanan dan kehutanan
5. Meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah
C. Sasaran Kegiatan :
Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan / pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA)
D. Arah Investasi Arah investasi yang sedang dikembangkan adalah :
1. Menyediakan tempat transaksi, pelelangan, penyimpanan, sortasi dan pengemasan produk pertanian, perikanan dan kehutanan.
2. Menyediakan pusat informasi pasar 3. Gerai/outlet produk pertanian 4. Menyediakan rest area 5. Pengembangan Agrowisata
VI VI VI VI ---- 96969696 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
6. Meyediakan fasilitas pendukung lainnya. E. FUNGSI SUB TERMINAL AGRIBISNIS
Pembangunan Sub Terminal Agribisnis adalah sarana usaha untuk dapat mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis. Fungsi Terminal Agribisnis dapat dibagi 4 kelompok besar, yaitu : 1. Tempat transaksi dan jual beli
Sebagai tempat transaksi dan jual beli, Sub Terminal Agribisnis berfungsi sebagai: a. menyediakan tempat yang memadai bagi produsen dan konsumen untuk transaksi
hasil komoditas pertanian secara berkelanjutan b. sebagai jalur distribusi produksi pertanian c. meningkatkan pendapatan petani produsen serta memberikan kemudahan,
kenyamanan dan perlindungan konsumen. d. Pusat kegiatan penangan pasca panen (sortasi, grading, pengepakan dan cold
storage) 2. Pusat informasi
Sebagai tempat informasi, Sub Terminal Agribisnis berfungsi sebagai : a. sebagai pusat informasi bagi produsen dan konsumen mengenai volume, macam,
dan waktu ketersediaan.komoditas yang ditawarkan b. sebagai wadah / forum komunikasi antara kelompok petani dan produsen c. sebagai sekretariat asosiasi-asosiasi pertanian
3. Sebagai Tempat pendidikan Sebagai tempat pendidikan, Sub Terminal Agribisnis berfungsi sebagai : a. Tempat pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan hasil pertanian,
pengelolaan, pemasaran dan manajemen.
b. Tempat magang bagi masyarakat untuk mengetahui proses kegiatan pemasaran
4. Sebagai Tempat Wisata Sebagai tempat pariwisata, Sub Terminal Agribisnis berfungsi sebagai :
a. Rest area b. Tempat pameran hasil pertanian sebagai wahana promosi
c. Agrowisata
F. Hasil Kegiatan, Terfasilitasinya pedagang dalam rangka : � Terbangunnya LOS PASAR, Halaman dan Papan Nama. � peningkatan kelancaran dan memperluas pemasaran komoditas agribisnis, � memperlancar sistem informasi dan promosi, � peningkatan potensi produksi dan prospek peluang usaha sehingga diharapkan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan asli daerah juga mulai ditekankan pada optimalisasi pemanfaatan lahan melalui pembangunan agrowisata yang mengakomodir konsep integrasi antara pedagang dan pembeli.
G. Realisasi fisik dan keuangan : � Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 79.236.000,- � Realisasi keuangan Rp. 69.955.887,- (88,29 %). � Realisasi fisik 100 %. � Sisa dana Rp.9.280.113 � Alasan dana SIAP : disebabkan karena adanya efisiensi pembayaran Telpon, Listrik
VI VI VI VI ---- 97979797 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan air � Solusi : Setor ke Kas Daerah.
3) Agrinex expo
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agrinex Expo 2013 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Jakarta. Agrinex Expo 2013 ini dilaksanakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakan promosi produk hasil pertanian pada Agrinex Expo 2013 di Jakarta adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya untuk komoditas unggulan (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar regional dan internasional.
2. Sasaran
Sasaran mengikuti pameran dan promosi Agrinex Expo 2013 adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha/ penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.
II. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan dalam pameran dan promosi produk pertanian pada Agrinex Expo 2013 ini antara lain meliputi berbagai kegiatan, yaitu :
1. Rapat Persiapan dalam rangka pelaksanaan pameran yang diikuti oleh dinas/instansi terkait guna mendukung partisipasi/ keikutsertaan provinsi Nusa Tenggara Barat dalam Agrinex Expo 2013.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengakomodir serta menginventarisir kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pameran dan promosi termasuk penyediaan bahan-bahan pameran dan promosi serta bahan-bahan dekorasi.
VI VI VI VI ---- 98989898 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, tempat dan waktu penyelenggaraan promosi disesuaikan dengan agenda promosi yang difasilitasi/diselenggarakan oleh PT.Puteri Cahaya Kharisma
3. Penyediaan tempat (stand) pameran/promosi dengan ukuran stand seluas 8 m2 dilaksanakan melalui pemesanan kepada penyelenggara yang diikuti / ditindaklanjuti dengan sistem kontraktual dengan penyelenggara pameran yaitu PT.Puteri Cahaya Kharisma
4. Dekorasi stand dapat dilakukan dengan swakelola atau bekerjasama dengan pihak ketiga (penyelenggara/kontraktor penyelenggara) dilakukan dengan melalui pemesanan
5. Stand pameran dan dekorasi stand sudah disiapkan pihak penyelenggara yang ditunjuk untuk dimanfaatkan sebelum pelaksanaan ajang pameran dan promosi berlangsung yaitu pada tanggal 5-7 April 2013.
6. Penunjukkan Peserta.
Penunjukan peserta yang ikut serta dalam promosi baik dari unsur petugas maupun dari unsur pelaku usaha dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Produk pelaku usaha yang dipilih ikut serta dalam ajang pameran dan promosi ini adalah produk pelaku usaha yang memiliki mutu yang mampu bersaing di luar daerah serta menarik untuk dikerjasamakan
7. Penyiapan Bahan Promosi.
Penyiapan bahan promosi antara lain meliputi :
a. Produk Hasil Pertanian, baik dalam bentuk produk segar maupun produk olahan. Produk/bahan/materi pameran disiapkan oleh masing-masing pelaku usaha dengan dukungan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB
b. Bahan promosi dalam bentuk brosur/leaflet maupun buku-buku potensi disiapkan dan disediakan oleh Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi Agrinex Expo 2013 di Jakarta dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh PT. Puteri Cahaya Kharisma adalah sebagai berikut : A. Tempat. Pameran dan promosi Agrinex Expo 2013 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta pada Hall B.
B. Waktu.
VI VI VI VI ---- 99999999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pameran dan promosi Agrinex Expo 2013 ini diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, yaitu dari Tanggal 5 – 7 April 2013 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari Pukul 10.00 – 21.00 WIB
C. Peserta. Peserta dalam pameran dan promosi Agrinex Expo 2013 dari Dinas Pertanian Tanaman
Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan produk – produk unggulan daerah produk petani/pelaku Usaha Agribisins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian melalui informasi yang dapat dihubungi dalam kontak bisnis. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah produk pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan distributor maupun supplier atau produsen/ petani/ kelompok tani/ gapoktan yang bergerak di bidang agribisnis dengan diinformasikan lebih lanjut petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
D. Komoditi Pameran Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam ajang pameran dan promosi
Agrinex Expo 2013 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan sesuai dengan program Pemerintah Daerah NTB yaitu PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai komoditas unggulan yang sedang dikembangkan, namun disamping itu juga dari komoditas tanaman pangan lainnya seperti kacang hijau dan kedele. Untuk komoditas jagung selain berupa jagung tongkol dan pipilan juga dipajang berbagai bentuk olahan seperti olahan marning jagung berbagai rasa, emping jagung, dan berbagai kue dari tepung jagung. Komoditas hortikultura sebagai produk unggulan dan andalan NTB untuk pasar ekspor yang ditampilkan adalah komoditas manggis yang telah disertifikasi organik, serta didukung oleh komoditas hortikultura lainnya seperti bawang merah, bawang putih, dan kangkung.
IV. HASIL PAMERAN DAN PROMOSI
Agrinex Expo adalah merupakan pameran agribisnis yang mengutamakan produk-produk unggulan yang memiliki peluang pasar yang cukup besar. Adapun pelaksanaan Agrinex Expo yang diselenggarakan dari Tanggal 5-7 April 2013 dapat kami laporkan sebagai berikut :
Dalam acara pembukaan ini adapun yang memberikan sambutan adalah Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) selaku penyelenggara, dan dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia yaitu Bapak Hatta Rajasa.
Agrinex Expo 2013 dengan Event Organizer PT. Performax yang didukung oleh Kementerian Pertanian dan Coop Indonesia kali ini mengusung tema “Agribisniss For food & Bioenergy Security”. Agrinex expo adalah media bagi penyelenggara untuk menunjukkan pencapaian di sektor agribisnis Indonesia, di samping itu juga sebagai media edukasi masyarakat untuk mengenal dan mencintai agribisnis Indonesia.
Dalam penyelenggaraan kegiatan agrinex ini bahwa berdasarkan laporan ketua penyelenggara yaitu Ibu Ir. Rifda Ammarina bahwa Agrinex tahun ini diikuti oleh 175 instansi dan 7 talkshow. Dalam kegiatan agrinex ini juga merupakan wahana belajar dan
VI VI VI VI ----
100100100100 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mengenal produk dan program dalam membangun kesadaran dan kecintaan akan pentingnya pangan lokal.
Dalam sambutannya Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa pembangunan kemandirian pangan merupakan sektor andalan dan sektor utama yang saat ini memberikan sumbangan sebesar 15 % dalam pembangunan masih tergolong sangat kecil. Tindakan cinta produk dalam negeri merupakan daya tahan bangsa terhadap kemandirian pangan dan yang perlu diwaspadai bahwa dalam eksport produk pangan sering terjadi distorsi karena ada kepentingan golongan tertentu yang ingin menjatuhkan bangsa kita. Melalui kegiatan promosi produk-produk pertanian kita mengharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata dalam pengembangan produk pertanian dan akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku agribisnis terutama para petani/produsennya.
Pelaksanaan Agrinex expo di Jakarta Convention Centre (JCC) dilaksanakan di Hall B yang diisi oleh instansi pemerintah baik dari pusat yaitu kementerian pertanian, perindustrian dan perdagangan, sedangkan dari daerah baik SKPD dinas maupun badan, lembaga swasta, BUMN,PKBL, koperasi, produsen alsintan, media masa, dan para pelaku usaha baik segar maupun olahan,
Adapun, rangkaian kegiatan Agrinex Expo 2013 pada siang dan sore harinya dilaksanakan dilakukan Talkshow yang antara lain menampilkan Kepala Badan Ketahanan Pangan Pusat, Bulog, Dosen UGM dan dan Koordinator dari MP3EI dengan pokok bahasan MP3EI terkait pangan. Dalam tolkshow ini ini dibahas masalah ketersediaan pangan, sistem distribusi, dan permasalahan lahan yang semakin berkurang untuk pertanian. Kesimpulan pada talkshow ini adalah perlu adanya perencanaan yang mantap tentang pangan untuk masa yang akan datang. Untuk talkshow selanjutnya juga dibahas tentang infrastruktur pertanian, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan pertanian yang terkait dengan kebutuhan sarana prasarana guna peningkatan produksi dan distribusi pangan hasil pertanian. Permasalahan mendasar sektor pertanian dan petani adalah (a) kepemilikan lahan yang sempit rata rata < 0,5 ha, (b) keterbatasan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air, (c) keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan lahan, (d) kemampuan manajerial dan kewirausahaan yang terbatas, (e) meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (f) lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, dan (g) nilai tukar petani tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.
Kondisi-kondsi tersebut memerlukan penanganan secara terintegrasi dari beberapa sektor yang terkait. Hal ini menjadi sangat penting mengingat peran strategis sektor pertanian dalam pembangunan nasional sebagai (1) penghasil pangan, (2) sumber pendapatan penduduk, (3) penyumbang PDB, (4) penyerapan tenaga kerja, (5) penyedia bahan baku industri, (6) sumber devisa, dan (7) pasar bagi produk dan jasa sektor non pertanian.
Oleh karena itu, program penanggulangan kemiskinan dengan target peningkatan kesejahteraan petani diarahkan terhadap upaya peningkatan pendapatan per kapita. Rata-rata laju peningkatan pendapatan per kapita pertanian adalah 11,10% per tahun.
Guna mensejahterakan petani tersebut maka prioritas kebijakan pertanian adalah: a) Sebagai produsen hasil pertanian, petani harus mendapat perlindungan dari struktur
pasar yang tidak sempurna, oleh karena itu subsidi, proteksi dan kemudahan harus diberikan kepada petani dalam menghadapi negosiasi perdagangan internasional.
b) Petani harus diupayakan sebagai net produser dan mempunyai skala usaha yang cukup.
VI VI VI VI ----
101101101101 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c) Peningkatan SDM petani. Petani harus mempunyai kemampuan manajerial, kewirausahaan dan penguasaan teknologi untuk mengembangkan usahanya.
d) Dibangun industrialisasi pertanian yang merupakan subsistem dalam sistem agribisnis, untuk ini dibutuhkan dukungan sektor di luar pertanian.
e) Pemanfaatan lahan dan sumberdaya secara optimal. Lahan kritis perlu direhabilitasi agar dapat berfungsi melestarikan ekosistem.
f) Infrastrutur pertanian yang memadai seperti fasilitas irigasi untuk pertanian, jalan untuk mengangkut hasil dan sarana produksi usahatani, pasar hasil maupun pasar sarana produksi, perkreditan yang sesuai dengan usaha pertanian dan agribisnis
g) Pembenahan kelembagaan petani. h) Kondisi ekonomi makro yang kondusif bagi pengusahaan pertanian dan agribisnis i) Anggaran pembangunan pertanian ditingkatkan sesuai dengan jumlah penduduk yang
terlibat. Keikutsertaan Nusa Tenggara Barat dalam Agrinex Expo 2013 tersebut sebagai
upaya memperkenalkan berbagai potensi dan produk pertanian unggulan daerah kepada pengunjung Expo adalah menampilkan 2 komoditas unggulan yaitu jagung dan manggis.
Jagung sebagai salah satu komoditas unggulan NTB dari tanaman pangan merupakan salah satu komoditas unggulan pertanian yang masuk dalam Program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut). Produk jagung yang ditampilkan selain dalam produk primer juga dalam bentuk olahan seperti jagung marning, emping jagung, jagung garing, tortila jagung dan juga berbagai kue yang berbahan dasar jagung. Manggis sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura yang sudah bersertifikat organik merupakan komoditas yang cukup memiliki peluang pasar untuk eksport ke luar negeri seperti India, Cina, Jepang dll. Mangis produksi NTB cukup memiliki daya saing dengan manggis daerah lainnya seperti penampilan dan fisiknya yang lebih besar..
Selain 2 komoditas utama dalam pameran ini juga ditampilkan komoditas pendukung lainnya seperti kangkung, bawang putih, kacang hijau dan bawang merah. Komoditas ini merupakan komoditas unggulan NTB yang perlu dipasarkan karena cukup banyak dan memiliki mutu yang mampu bersaing dengan daerah lainnya. Produk-produk ini cukup menarik dan dikemas dengan baik sehingga memberikan penampilan yang menarik pula. Selama tiga hari dilaksanakan pameran ini cukup banyak transaksi dan permintaan informasi tentang komoditas yang dipamerkan. Meskipun selama berlangsungnya pameran belum terjadi kontak bisnis/ kerjasama dengan pengusaha besar yang ada di Jakarta namun sedikitnya produk NTB telah dikenal dan hiharapkan dengan adanya brosur/ liflet yang disebarkan akan dapat diharapkan adanya kontak bisnis dikemudian hari atau permintaan produk hasil pertanian NTB.
V. REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
� Pagu dana Rp. 75.034.800,- � Realisasi keuangan Rp. 75.034.800,- (100 %), � Realisasi fisik 100 % .
VI VI VI VI ----
102102102102 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Promosi NTB Expo
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pangan yang berlimpah
dan disisi lain sebagian petani/produsen pertanian kita telah mampu memproduksi
produknya sesuai dengan keinginan pasar. Salah satu program strategik adalah
diversifikasi pangan yang merupakan program pertanian dalam memperkenalkan alternatif
pangan lokal selain beras dan gandum.
Keandalan sektor pertanian ini lebih didorong dan didukung oleh perkembangan di
sektor agribisnis dan agroindustri yang memiliki struktur ekonomi yang kuat. Kenyataan ini
sudah seharusnya dijadikan indikator dalam pembangunan sektor pertanian dan peran
sektor agribisnis dan agroindustri harus dikembangkan dan dipacu kinerja optimalnya
guna dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani di pedesaan.
Untuk memacu perkembangan sektor agribisnis dan agroindustri di Nusa Tenggara
Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok/unit
usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah/ domestik
(domestic resources) sebagai keunggulan komparatif (comparative advantage) daerah dan
berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan pengembangan unit pengolahan
hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya
melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB telah memberikan
dampak yang cukup berarti dengan tersedianya berbagai produk hasil-hasil pertanian baik
produk segar maupun olahan di pasar - pasar tradisional maupun pasar modern (super
market).
Dalam rangka memperkenalkan produk–produk hasil pertanian Daerah Nusa Tenggara Barat ke pasar–pasar konsumen (Consumer) terutama untuk pasar di luar daerah Nusa Tenggara Barat perlu dilakukan promosi sebagai suatu upaya untuk memperkenalkan produk-produk hasil pertanian Nusa Tenggara Barat guna dapat mengembangkan pasar dalam maupun luar negeri. Promosi merupakan salah satu unsur penting dalam keberhasilan pemasaran disamping tiga unsur lainnya yaitu produk, harga dan lokasi. Karena bagaimanapun baiknya mutu suatu produk disertai harga yang bersaing di tempat/lokasi yang strategis, apabila tidak diikuti/dilakukan promosi maka produk tersebut tidak dikenal pasar yang berarti tidak akan mempunyai daya jual. Pameran Perdagangan dan industri NTB EXPO 2013 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Nusa Tenggara Barat. Pameran NTB EXPO 2013 ini dilaksanakan di Lapangan Sangkareang Mataram dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.
VI VI VI VI ----
103103103103 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Tujuan dilaksanakan pameran dan promosi pada NTB EXPO 2013 di Mataram Nusa Tenggara Barat adalah
a. Untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya dalam bidang pembangunan pertanian (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar lokal, regional atau internasional.
b. Mempromosikan daerah NTB sebagai daerah tujuan investasi khususnya dalam bidang pertanian.
c. Memberi kesempatan kepada pengusaha industri kecil dan koperasi untuk mempromosikan produknya.
d. Meraih peluang eksport ke mancanegara.
Sasaran
Sasaran mengikuti pameran dan promosi NTB EXPO 2013 adalah : a. Berkembangknya pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta meningkatnya
kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha / penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.
b. Meningkatnya kemampuan Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dalam menghadapi pasar global
c. Berkembangnya NTB sebagai tempat promosi/ pameran yang dapat diandalkan.
C. Indikator Kinerja :
Input : Jumlah dana Rp, 28.454.300,- SDM
Output : Terlaksananya Promosi NTB Expo 2013.
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar
unggulan NTB.
Benefit :
Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian
Meningkatnya pendapatan petani
II. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan dalam pameran dan promosi produk pertanian pada NTB EXPO 2013 ini antara lain meliputi berbagai kegiatan, yaitu : 1. Persiapan. Kegiatan persiapan ini dimaksudkan untuk mengakomodir serta menginventarisir
kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pameran dan promosi termasuk stand, penyediaan bahan-bahan pameran dan promosi serta bahan-bahan dekorasi.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan, Tempat dan waktu penyelenggaraan promosi disesuaikan dengan agenda promosi
yang difasilitasi/diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
VI VI VI VI ----
104104104104 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
yang bekerjasama dengan Event Organizer/ Penyelenggara Pameran PT. SOLINDO DUTA CONVEX Jakarta.
3. Penyediaan Tempat (stand). Penyediaan tempat (stand) pameran dilaksanakan oleh pihak penyelenggara/
event organizer PT. SOLINDO DUTA CONVEX. Stand pameran sudah disiapkan pihak penyelenggara yang ditunjuk untuk dimanfaatkan sebelum pelaksanaan pekan pameran dan promosi berlangsung. Dekorasi stand juga disiapkan oleh event organizer, atau pihak lain yang ditunjuk.
4. Penunjukkan Peserta. Penunjukan peserta yang ikut serta dalam promosi baik dari unsur petugas
maupun dari unsur pelaku usaha dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pelaku usaha yang ditunjuk ikut serta dalam ajang pameran dan promosi ini adalah pelaku usaha yang memiliki kemampuan serta minat yang tinggi untuk melakukan promosi di luar daerah serta mampu mengakses pasar luar daerah.
5. Penyiapan Bahan Promosi. Penyiapan bahan promosi antara lain meliputi :
a. Produk Hasil Pertanian, baik dalam bentuk produk segar maupun produk olahan. Produk/bahan/materi pameran disiapkan oleh masing-masing pelaku usaha dengan dukungan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB
b. Bahan promosi dalam bentuk brosur/leaflet maupun buku-buku potensi disiapkan dan disediakan oleh Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi NTB EXPO 2013 Di Mataram, dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Event Organizer (EO) PT. SOLINDO DUTA CONVEX sebagai penyelenggara pameran. Adapun pelaksanaan kegiatan pameran dan promosi pada NTB EXPO 2013 tersebut adalah sebagai berikut : A. Tempat
Pameran dan promosi NTB EXPO 2013 yang diikuti oleh Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Lapangan Sangkareang Mataram – NTB. B. Waktu Pameran dan promosi NTB EXPO 2013 ini diselenggarakan selama 5 (lima) hari, yaitu dari tanggal 2-6 Oktober 2013 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 10.00 – 21.00 WITA C. Peserta Peserta dalam pekan pameran dan promosi NTB EXPO 2013 dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Pelaku Usaha Agribsins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang produksi, pengolahan dan
VI VI VI VI ----
105105105105 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan pelaku usaha baik Distributor maupun Supplier atau produsen/petani/kelompok usaha yang bergerak di bidang agribisnis dengan didampingi petugas dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat. D. Komoditi Pameran
Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam pameran dan promosi NTB EXPO 2013 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan dan hortikultura baik dalam bentuk produk segar maupun hasil olahan yang cukup potensial dan strategis serta mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.
Berbagai Komoditi-komoditi yang di display dan diperdagangkan pada pekan NTB EXPO 2013 cukup tinggi. Komoditi-komoditi tersebut antara lain meliputi:
a. Hasil olahan : Jagung marning, emping jagung, Aneka Dodol, Aneka Kripik, Aneka Pangan Olahan lainnya.
b. Hasil segar terdiri dari : Aneka Buah ( Pepaya California, Pisang, Nangka, melon, semangka, jeruk besar), Aneka Sayur (Cabe Besar, Cabe Kecil /Rawit, Bawang merah, Bawang putih, Tomat Buah/Beef, Kangkung.
c. Aneka Kacang-kacangan : Kacang Tanah, Kacang Kedele, Kacang Hijau, dll. d. Aneka benih/bibit : benih padi , jagung, kedele, mangga, manggis, rambutan, durian,
dll. Disamping hasil-hasil tanaman pangan dan hortikultura, juga ditampilkan beberapa
jenis komoditi pertanian lainnya, antara lain Hasil Perikanan berupa Dodol dan Manisan rumput laut, Jellly rumput laut.
IV. HASIL PAMERAN DAN PROMOSI
Pameran Perdagangan dan industri NTB EXPO 2013 ini dibuka pada Tanggal 4 Juli 2012 oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat yaitu Bapak Ir. Madrul Munir, MM. serta pemotongan pita oleh Istri Wakil Gubernur yaitu Ibu Hj. Elok M. Eveni, S.Pd.
Pada acara pembukaan ini hadir pula para pejabat pusat yaitu wakil dari Kementerian Koperasi dan UMKM unsur Muspida, walikota, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, TNI, Polri serta Pimpinan SKPD Tingkat provinsi NTB, dll. Dalam kesempatan ini Wakil Gubernur memberikan apresiasi yang tinggi sekaligus penghargaan atas terselenggaranya NTB EXPO 2013. Menurut Wakil Gubernur dalam sambutannya menyatakan bahwa NTB Expo merupakan event yang sangat penting bagi NTB dan beliau menyebutkan, dari sisi jumlah stand pada pelaksanaan NTB Expo kali ini terdapat peningkatan sekitar 7 persen akan tetapi dari sisi komparasi peserta dari luar provinsi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu berarti geliat sektor ekon omi kreatif khususnya di sektor riil di Provinsi NTB secara faktual mengalami peningkatan.
Hakekat pelaksanaan NTB Expo kata Wagub secara esensial dihajatkan untuk mempromosikan produk unggulan yang dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu Pameran NTB Expo ini merupakan ajang untuk berkompetisi baik secara internal antar produk yang ada di NTB maupun secara eksternal antara produk NTB dengan produk luar NTB. Disamping itu Wakil Gubernur NTB dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa produk-produk yang ditampilkan merupakan produk kreatif dan inovatif. NTB EXPO 2013ini merupakan ajang pelaku transaksi usaha. Trend positif yang kita lihat saat ini adalah meningkatknya ekonomi sektor riil. Maka sudah sepantasnya seluruh lapisan masyarakat ikut mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini. Sekiranya ada kekurangan-
VI VI VI VI ----
106106106106 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kekurangan, itu wajar, namun dari tahun ke tahun kita terus membenahinya secara bersama-sama, dan ini terlihat dari jumlah stand yang tersedia pada tahun 2012 ini yang mengalami peningkatan sebesar 7 persen. Himbauan Wagub tingkatkan penampilan produk unggulan dan partisipasi peserta dari NTB, sebaliknya, kurangi peserta pameran dari luar NTB, namun tingkatkan jumlah pengunjung yang dari luar NTB, sehingga NTB dapat berkompetisi dalam event-event seperti ini. Geliat perekonomian di NTB saat ini juga tercermin dari data Badan Pusat Statistik yaitu menunjukkan bahwa paritas daya beli masyarakat NTB tahun 2010 berada pada posisi ke 16, sedangkan pada tahun 2011 berada pada posisi ke 7 dari 33 provinsi di Indonesia.
Pada acara pembukaan ini berdasarkan laporan ketua pelaksana yang disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB menyatakan bahwa NTB Expo ke-10 tahun 2012 ini diikuti sebanyak 300 Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari dalam dan luar NTB dengan 105 unit stand. Hal itu belum termasuk stand para pendamping dari dinas/instansi terkait di NTB. Terjadinya penurunan jumlah peserta dari luar NTB karena bersamaan dengan event pameran yang digelar pada Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-19 di NTB dan beberapa provinsi menggelar pameran serupa di daerahnya. Tapi peserta dari NTB mengalami peningkatan 7 persen jika dibandingkan tahun lalu. Hal itu menandakan keinginan para UMKM di NTB untuk mempromosikan produknya sudah mulai meningkat. Salah satu yang menjadi kendala mereka, yakni terbatasnya akses pasar baik lokal, regional dan international.
NTB Expo ini dihajatkan untuk memberikan kesempatan kepada para UMKM mempromosikan semua produk dan jasa dengan mengembangkan pasar kemitraan bersama penguasaha luar daerah. Selain itu, memperkenalkan NTB sebagai daerah yang sangat berpotensi di bidang pariwisata. Tidak kalah pentingnya, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan barang dengan harga terjangkau. Target transaksi pada NTB Expo tahun ini mencapai Rp 4 miliar. Sebab, diperkirakan stand akan dikunjungi sekitar 20 ribu per hari. Untuk memeriahkan NTB Expo, disediakan fasilitas internet gratis bagi pengunjung. Disediakan 2 mobil Samsat keliling bagi pengunjung yang akan memperpanjang STNK kendaraannya. Digelar event pertandingan tradisionil Presean, hiburan kesenian dan lomba Fashion show bagi anak-anak.
Pameran perdagangan dan industri ini berlangsung dari tanggal 4-8 Juli 2011 di Gelanggang Olah Raga (GOR) Turide Mataram. Keikutsertaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB pada event ini cukup memberikan kontribusi yang signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk/komoditi strategis unggulan daerah seperti jagung. Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan daerah yang yang diprogramkan dalam komoditas unggulan daerah NTB yang dikenal dengan PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut). Disamping jagung juga masih banyak komoditas unggulan lainnya yang memiliki prospek masa depan yang cukup menjanjikan seperti kacang hijau, kedele, kacang tanah, bawang merah, rambutan, manggis, melon dll.
Kegiatan pameran dan promosi yang diikuti ini telah memberikan peluang kepada para pelaku usaha/stakeholder dari daerah Nusa Tenggara Barat untuk dapat memperkenalkan berbagai bentuk potensi dan reputasi para pelaku agribisnis dan agroindustri dan sekaligus dalam membangun tatanan agribisnis dan agroindustri di daerah. Disisi lain, melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (Agribisnis) dapat bertemu dengan para buyer baik dari dalam daerah NTB sendiri maupun buyer dari
VI VI VI VI ----
107107107107 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha / bisnisnya.
Dalam event ini juga ditampilkan berbagai produk segar dan aneka olahan yang ditampilkan oleh para petani dan pelaku pengolahan. Pada kegiatan ini kami menampilkan kelompok komnitas petani Brayan Alkautsar dari Desa Loyok Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur. Kelompok ini disamping memproduksi juga banyak bergerak dalam pemasaran hasil pertanian.
Adapun produk segar yang dipasarkan adalah berbagai sayuran seperti kool kembang, sawi, wortel, kentang, lombok, tomat, pepaya, melon, semangka dengan rata-rata transaksi penjualan mencapai Rp. 6.000.000,-per hari. Produk yang dijual cukup berkualitas baik dari segi produk maupun kemasan sehingga cukup menarik dengan harga relatif lebih murah. Untuk produk olahan kami menampilkan kelompok UP3HP Lombok Tengah dengan produk-produk yang sudah cukup terkenal seperti aneka keripik, dodol, jagung garing, emping jagung, tepung jagung, keripik nangka, dodol nangka, keripik pisang, kacang kriuk, keripik jantung pisang yang semuanya merupakan komoditi yang banyak menarik perhatian para pengunjung. Produk olahan jagung ini cukup digemari dan diharapkan komoditi ini menjadi ciri khas produk NTB. Berdasarkan pemantauan kami bahwa komoditi/produk hasil pertanian yang mereka minati umumnya beragam, mulai dari produk segar sampai dengan aneka produk hasil olahan. Para calon pembeli (buyer) yang ingin melakukan kontak dagang adalah dari kalangan distributor yang memiliki saluran distribusi dan mitra bisnis ke luar daerah, baik untuk kebutuhan industri pengolahan (agroindustri) maupun untuk hotel dan restoran serta supermarket. Kegiatan pameran tahun ini untuk stand Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB cukup sukses hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang masuk ke stand serta banyaknya transaksi yang terjadi selama pameran yang menandakan bahwa produk hasil pertanian sudah mulai ada peningkatan baik dari segi mutu, harga, maupun penampilan produk.
Selain produk hasil olahan sebagai produk agroindustri juga banyak produk-produk hasil kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura seperti produk benih/ bibit tanaman pangan (benih padi, jagung hibrida, kedele, kacang tanah dan kacang hijau) dan hortikultura (bibit mangga, durian, manggis, rambutan varietas Narmada). Industri perbenihan tanaman pangan dan hortikultura di NTB cukup berkembang hal ini terlihat dari banyaknya penangkar benih.
Pada kesempatan pameran perdagangan dan industri tersebut, bagi para petani atau pelaku usaha hal ini merupakan ajang untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta pengalaman / wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam meningkatkan pengetahuan teknis pemasaran dan sekaligus mengembangkan pangsa pasar produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dan petani/pelaku binis Nusa Tenggara Barat.
V. REALISASI FISIK DAN KEUANGAN :
� Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 28.454.300,- � Realisasi keuangan Rp.28.193.500,- (99,08 %). � Realisasi fisik 100 %. � Sisa dana Rp.260.800,-disebabkan karena adanya efisiesi anggaran sewa setan.
VI VI VI VI ----
108108108108 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
� Solusi : Setor ke Kasda.
5) Pembinaan Perberasan
Beras merupakan komoditas strategis yang selalu menjadi bahan perbincangan setiap waktu, dimana saja dan oleh siapa saja. Masyarakat menjerit bila harga beras mahal, pemerintah seperti kebakaran jenggot bila rakyat menjerit soal beras, dan petani mengeluh bila harga beras murah dan tidak sesuai dengan keinginannya. Siapakah yang harus diperjuangkan dan siapa yang harus dibela dan siapa yang membela? Itulah permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh bangsa yang besar ini.
Kelemahan yang dilakukan selama ini oleh semua pihak yang terkait dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional adalah terlalu percaya diri dan yakin dengan kemampuan serta peran petani. Bila teknologi sudah diperoleh, kebijakan sudah ditetapkan dan semua harus diterapkan maka penyuluh dan petugas di lapang akan menyelesaikannya, kemudian akan diperoleh hasil sesuai dengan rencana.Untuk memenuhi kebutuhan beras di Daerah, maka perlu adanya pembinaan perberasan di Kabupaten/ Kota di NTB.
A. Tujuan
a. meningkatkan ketersediaan dan distribusi pangan kepada masyarakat;
b. meningkatkan konsumsi pangan lokal dalam rangka penciptaan permintaan produk pangan lokal;
c. meningkatkan jangkauan/aksesibiltas masyarakat terhadap pangan; d. menanggulangi terjadinya keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana; e. menjaga stabilitas harga pangan di tingkat masyarakat; f. memperpendek jalur distribusi pangan pemerintah sampai ke tingkat
masyarakat/rumah tangga; g. mendorong terwujudnya Desa Mandiri Pangan (Desa Mapan), dan h. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp,66.938.400,- SDM
Output : Menjaga stabilitas harga, ketersediaan pangan dan distribusi
pangan khususnya beras.
Outcome : Terpenuhinya ketersediaan dan Stabilnya harga beras
Benefit :
Dampak :
Terhindar dari adanya rawan pangan
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
C. Pelaksanaan
� Melaksanakan Pembinaan perberasan kepada pelaku usaha penggilingan padi , kelompok tani tani dan aparat Dinas Pertanian di Kabupten/ Kota.
� Memonitor ketersediaan dan distribusi/ pemasaran beras di kabupaten /Kota.
� Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh pelaku usaha penggilingan padi ,
VI VI VI VI ----
109109109109 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kelompok tani/ gapoktan dalam rangka memenuhi kebutuhan beras di Kabupaten/ Kota, terutama pada saat hari besar ke agamaan.
D. Hasil yang diperoleh :
� Adanya koordinasi antara petugas Kabupaten, Propinsi dan pelaku usaha perberasan dalam rangka menjaga stabilitas harga dan distribusi beras.
� Terpantaunya ketersediaan dan harga beras di Kabupaten/Kota
� Adanya solusi /pemecahan masalah menyangkut ketersediaan dan stabilitas harga beras pada saat hari raya keagamaan.
E. Realisasi fisik dan keuangan : � Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 66.938.400,- � Realisasi keuangan Rp. 65.763.400,- (98,25 %). � Realisasi fisik 100 %. � Sisa dana Rp. 1.175.000,- � Alasan : karena efisiensi penggunaan biaya perjalanan di dalam dan luar daerah. � Solusi : Sisa dana Stor ke Kas Daerah.
6) Agenda Nasional MPU
A. Pendahuluan
FKD-MPU atau forum kerjasama daerah mitra praja utama adalah forum kerjasama yang dibentuk oleh 10 provinsi, dengan tujuan agar para daerah menyusun kekuatan untuk saling memperoleh manfaat. Memperoleh manfaat ini harus dilihat dari kacamata bahwa "manfaat akan diperoleh lebih besar apabila dilakukan bersama (2 pihak atau lebih) dibandingkan dengan dilakukan sendiri. Jadi efisiensi, efektifitas dan skala ekonomis yang menjadi ukurannya. FKD-MPU hanya sebuah sarana, bukan tujuan. Oleh karenanya orang/SKPD yang berkecimpung didalamnya yang berkaitan dengan tujuan kemanfaatan yang akan dicapai melalui kerjasama, bukan pada sarananya. Sehingga apabila ada pihak yang memberikan beban tujuan kemanfaatan itu kepada Sekretariat Bersama FKD-MPU adalah kurang tepat dan mengalihkan tanggung jawab yang sesungguhnya ada pada SKPD daerah anggota MPU, sebagai pengisi program kerjasama. Sebagai sebuah kerjasama, FKD-MPU secara perlahan telah melengkapi diri dengan perangkat pengendali perencanaan program dan kegaiatan serta evaluasi program dan kegiatan MPU, namun belum begitu sukses menerapkannya. Meskipun sosialisasi telah dilakukan, namun belum mencapai hasil yang maksimal. Pada tahap sosialisasi yang hadir A, pada saat rapat pembahasan hadir B dan pada acara penandatangan program hadir C, seringkali tidak nyambung antara yang satu dan lainnya, terlabih lagi terjadi pergantian pejabat, yang menyebabkan banyak kendala pencapaian tujuan kerjasama. Sudah saatnya para anggota MPU saling memperkuat dan berpegangan tangan membangun program yang konkrit, terukur dan memiliki dampak lintas daerah. Mari kita membuat program yang bermanfaat bagi orang banyak, sesuai arahan Gubernur anggota MPU pada saat Raker. Pedomani prioritas program 2011-2015, guna form yang telah disosialisasikan dan kita capat tujuan MPU sesuai Visi, Misi dan Tujuan kerjasama ini
VI VI VI VI ----
110110110110 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dibentuk. B. Maksud dan Tujuan Mitra Praja Utama
Maksud : • Meningkatkan kerjasama pembangunan antar daerah Tujuan : • Mensinerjikan potensi sumber daya alam unggulan antar daerah; • Mensinerjikan potensi dan peluang ekonomis antar daerah; • Mensinerjikan potensi sumber daya manusia dan sumber daya non alami; • Penelitian, pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan secara optimal potensi
antar daerah dan; • Memecahkan berbagai masalah yang dianggap penting antar daerah.
C. Hasil dari Kegiatan yang di ikuti : 1. Rapat kerja Mitra Praja Utama (MPU) ke 13 tahun 2013
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengarapkan Rapat Gabungan Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (MPU) XIII Tahun 2013, di hotel Emersia, Kamis (25/4), mampu melahirkan solusi yang terbaik dalam melaksanakan tugas pembangunan. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Berlian Tihang mengatakan Forum MPU yang terdiri dari provinsi Jawa, Bali, Lampung, NTB dan NTT, ditujukan sebagai wadah koordinasi perencanaan peningkatan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat di provinsi anggota MPU. "Diharapkan dapat disusun program dan kegiatan yang dapat mensinergikan sumberdaya dan unggulan antar daerah, sehingga pemanfaatan potensi antar daerah dapat dimanfaatkan secara optimal." ujarnya. Target dalam kegiatan MPU ini, yang akan ditetapkan melalui forum, adalah program dan kegiatan yang “tajam” dan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat di daerah, "tentunya terukur dan berkelanjutan. Selanjutnya dikatakan bahwa Rakorgub di Lampung waktu lalu, telah menghasilkan kesepakatan program kerjasama dan beberapa program bersama yang sangat penting untuk mempercepat pembangunan regional Sumatera khususnya di sektor Infrastruktur. "Diharapkan MPU ini mampu menterjemahkan dari rencana regional tersebut, di setiap bidang dan satuan kerjanya.
2. Transfer Teknologi SIMANTRI di Bali Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI) adalah upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohandalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Sasaran SIMANTRI
1. Peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil.
2. Tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun.
VI VI VI VI ----
111111111111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Tersedianya pupuk dan pestisida organik serta bio gas.
4. Berkembangnya diversifikasi usaha, lembaga usaha ekonomi dan infrastruktur di perdesaan
Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel). Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak, dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida. 3. Rapat Sekretaris Bersama MPU. Kepala Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah (BAPESITELDA) Provinsi Jawa Barat, Ir. H. Jan Muljana Soebrata, MT, didampingi Kepala Bidang Manajemen Sistem Informasi, Drs. H. Asep BK. Rachiemy, Msi dan Seorang Pejabat Fungsional Pranata Komputer, Dadan Supyan, SE pada tanggal 18 – 20 Juli 2007, bertempat di Hotel Rombok Raya Mataram telah melaksanakan Rapat Gabungan Sekretariat Bersama Forum Kerjasama Mitra Praja Utama (MPU) VII. Rapat Gabungan Sekretariat Bersama Forum Kerjasama Mitra Praja Utama (MPU) VII. Bidang Informasi dan Komunikasi selain dihadiri oleh Bapesitelda Jawa Barat juga dihadiri utusan dari Kantor Pengelola Teknologi Informasi Provinsi DKI Jakarta, Boedi Setiawan, SH, Badan Informasi Kebudayaan dan Kehumasan (BIKK) Provinsi Jawa Tengah,Drs. Saman Kadarisman,Dinas Informasi dan Komunikasi Provinsi Jawa Timur,Daan Rachmad Tanod, Badan Informasi Daerah (BID) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Martan Kiswanto, Badan Informasi dan Telematika Provinsi Bali, I Made Sondra, SH, Badan Informasi Kebudayaan Daerah (BIKD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Drs. Bambang Gunada, MM, Badan Informasi dan Komunikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Umbu dan Drs. Elias Bengu. Rapat Gabungan Sekretariat Bersama Forum Kerjasama Mitra Praja Utama (MPU) VII, membahas tentang Rekomendasi dan Program Kerja Bidang Infokom, Bidang Infokom merekomendasikan Bagi Pemerintah Pusat yaitu Kelembagaan dan SDM Penguatan Kelembagaan Infokom di Provinsi dan Kabupaten /Kota, serta Peningkatan Profesionalitas SDM Infokom untuk mempercepat arus informasi secara timbal balik antara pusat dan daerah dalam rangka memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bagi Sekber MPU Bidang Infokom merekomendasikan tentang Website MPU,Optimalisasi pemanfaatan Website MPU melalui Updating data dari semua anggota MPU. D. Realisasi Fisik dan Keuangan :
� Dana untuk mendukung kegiatan Rp. 35.143.200,- � Realisasi keuangan Rp. 20.540.600,- (58,45 %) � Realisasi Fisik : 60 % � Sisa Dana Rp. 14.602.600,- � Alasan SIAP : Tidak diikutinya kegiatan Rapat Koordinasi Gubernur, Evaluasi 2012 dan
Usulan 2013, karena pada saat bersamaan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggal di daerah.
� Solusi : Setor ke Kas Daerah
VI VI VI VI ----
112112112112 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
7) Hari Pangan Sedunia (HPS)
A. PENDAHULUAN
Makna Strategis dari Hari Pangan Dunia 2013 menjadi momentum tepat untuk meningkatkan peran bidang pertanian di tingkat rumah tangga, desa, dan negara khususnya di Indonesia. Secara umum, situasi ketahanan pangan nasional pada periode 2011-2012 menunjukan kecendrungan yang semakin baik. Hal ini ditunjukan oleh beberapa indikator ketahanan pangan, diantaranya; Pergerakan harga-harga pangan lebih stabil, meskipun terjadi peningkatan harga pada hari-hari besar nasional (Puasa, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru) namun perlahan tapi pasti akan turun kembali pada posisi harga normal. Selanjutnya, peran serta masyarakat dan pemerintah daerah meningkat, yang ditunjukan oleh semakin beragamnya kreativitas pemerintah daerah dalam menangani ketahanan pangan, serta meningkatnya pasrtisipasi masyarakat yang ditunjukan dengan meningkatnya peran masyarakat dalam kegiatan ketahanan pangan. Berbagai indikasi yang terukur tersebut menunjukan bahwa berbagai upaya dan kebijakan ketahanan pangan yang dilakukan pemerintah telah memberikan hasil yang positif meskipun masih banyak ketimpangan disana-sini.
B. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 28.000.000,- SDM
Output : Di ikutinya kegiatan HPS di Sumatra Barat
Outcome : Sebagai bahan informasi dan acuan kerja bagi daerah NTB
dalam penyediaan Pangan
Benefit :
Memberikan informasi kepada stake holder dan Pemerintah
daerah.
C. HASIL YANG DIPEROLEH
Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-33 tahun 2013 dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober – 3 November 2013 di Kota Padang , Provinsi Sumatera Barat. Acara tersebut secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 31 Oktober 2013. Seusai pembukaan, Presiden SBY yang didamping oleh beberapa menteri berkenan mengunjungi pameran dan kawasan gelar teknologi.
Penyelenggaraan HPS, secara umum ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan para stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi, baik bagi masyarakat Indonesia maupun dunia. Penyelenggaraan HPS juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk pemerintah, bahwa membangun kedaulatan pangan suatu negara yang berkelanjutan merupakan suatu hal yang penting bagi ketahanan suatu bangsa dan negara. Di samping itu, mendorong kepedulian masyarakat bahwa peningkatan produksi pangan yang cukup dan bergizi dalam memerangi kelaparan dan malnutrisi bagi masyarakat dunia, juga menjadi tanggung jawab semua negara.
Secara khusus, tujuan peringatan HPS ini adalah (1) memperkuat kerjasama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat dalam rangka mempertahankan ketahanan
VI VI VI VI ----
113113113113 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pangan nasional; (2) menstimulasi dan memotivasi para stakeholder untuk berpartisifasi aktif dalam pembangunan ketahanan pangan dan penyebaran teknologi yang efektif dan efisien untuk peningkatan produksi pangan; (3) penyebaran informasi kepada masyarakat tentang pentingnya optimalisasi sumberdaya lokal untuk kemandirian pangan, dan (4) sebagai ajang promosi dan edukasi dalam rangka kemandirian pangan.
Tema peringatan HPS ke-33 adalah “Optimalisasi Sumberdaya Lokal Melalui Diversifikasi Pangan Menuju Kemandirian Pangan dan Perbaikan Gizi Masyarakat”. Tema tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa (1) Indonesia kaya akan berbagai sumberdaya alam sebagai sumber pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi, (2) pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang senantiasa harus dipenuhi dan ketersediaan pangan dalam suatu bangsa merupakan suatu keharusan agar bangsa tersebut mandiri, dan (3) fluktuasi harga pangan dunia akibat perubahan iklim dan berbagai tantangan produksi pangan dunia, perlu disikapi dengan mengoptimalkan sumberdaya pangan lokal untuk kemandirian pangan.
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dalam peringatan HPS ke-33 ini seperti seminar, pengabdian masyarakat (bantuan sosial kepada petani dan nelayan), gelar teknologi, pameran dan bazaar, serta perlombaan. Puslitbang Perkebunan menjadi salah satu unit kerja Badan Litbang Pertanian yang turut berpartisipasi aktif dalam mendukung pelaksanaan HPS tersebut. Dalam gelar teknologi, diwujudkan dalam bentuk penanaman berbagai macam tanaman obat sebagai kawasan pangan lestari (KPL) Biofarmaka.
Gelar teknologi tersebut merupakan bentuk diseminasi hasil-hasil penelitian secara langsung kepada masyarakat dan pengguna agar dapat mengaplikasikan inovasi teknologi dalam mendukung kesehatan dan ketahanan pangan masyarakat. KPL Biofarmaka Puslitbang Perkebunan banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai lapisan untuk melihat dan berinteraksi langsung dengan petugas sekitar tanaman obat. Puslitbang Perkebunan juga menampilkan berbagai produk inovasi teknologi yang tergabung dan dipamerkan oleh Badan Litbang Pertanian di dalam saung agroinovasi yang berada di sekitar kawasan gelar
D. Realisasi fisik dan keuangan :
� Besarnya dana untuk mendukung kegiatan ini Rp.28.000.000,- � Realisasi Keuangan Rp. 28.000.000,- (100 %) � Realisasi fisik : 100 % � Sisa dana : -
8) NTB Bersaing Expo
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam rangka memacu dan mendorong perkembangan sektor agribisnis dan
agroindustri di Nusa Tenggara Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok/ unit usaha agribisnis terutama kelompok/ unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah/ domistik ( Domistic resources) dan berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan
VI VI VI VI ----
114114114114 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pengembangan unit pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah/ Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui dinas/ instansi terkait telah memberikan dampak yang cukup berarti dengan tersedianya berbagai produk/ komoditas hasil pertanian dipasaran baik pasar tradisional maupun pasar modern. Disisi lain kebijakan dalam peningkatan produksi terus ditingkatkan/ dikembangkan, guna mendukung kebijakan ketahanan pangan daerah.
Sementara itu kendala yang sering menjadi factor pembatas bagi perkembangan produk-produk agribisnis antara lain adalah masalah pemasarannya. Hal ini dimungkinkan karena banyak pihak yang terlibat didalam mata rantai distribusi/ pemasaran. Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran adalah melalui promosi dengan cara memperkenalkan dan menginformasikan produk-produk agribisnis, baik dalam bentuk segar maupun olahan.
Oleh karena itu melalui even HUT NTB ke- 55 ini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar berbagai kegiatan seperti bakti sosial, lomba masak, dan pameran / promosi produk pertanian guna mendukung kemampuan produk-produk pertanian agribisnis terutama yang dihasilkan oleh pelaku agribisnis dalam skala kecil dan rumah tangga.
B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan
Tujuan dilaksanakan pameran NTB Bersaing Expo 2013 adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat dalam sektor pertanian (agribisnis) terutama produk-produk pertanian unggulan spesifik daerah baik dalam bentuk segar maupun hasil olahan berupa Sapi, Jagung dan rumput laut (PIJAR).
2. Sasaran Sasaran mengikuti kegiatan NTB Bersaing Expo 2013 adalah berkembangnya pangsa pasar produk-produk agribisnis Nusa Tenggara Barat di pasar regional serta terjalinnya kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha agribisnis daerah kabupaten/kota lainnya.
II. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan NTB Bersaing Expo 2013 yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Manggalewa - Dompu pada tanggal 14 s/d 17 Desember 2013 , dilaksanakan dengan bentuk Pameran produk-produk hasil olahan dan produk segar, lomba menumbuk kopi , Lomba menggambar untuk anak-anak,dan Acara Sosial kemasyarakatan.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam rangka menyambut HUT Provinsi Nusa Tenggara Barat yang ke -55 Pemerintah Provinsi NTB mengadakan serangkaian acara yang di pusatkan di Kabupaten Dompu yaitu di lapangan Sepak Bola – Manggalewa-Dompu. Adapun acara-acara yang di laksanakan yaitu Pemeran/ Ekspose dimaksudkan untuk mempublikasikan dan mempromosikan produk unggulan dan inovasi daerah, Kerajinan, industri kreatif, UMKM, Photo dan sejarah NTB, hasil-hasil pembangunan lainnya, Pasar Murah Sembako, Peresmian proyek, Acara Sosial kemasyarakatan, Lomba Masak yang bertemakan PIJAR.
Pameran yang pelaksanaannya tanggal 14 sd/ 17 Desember 2013 diikuti oleh kurang lebih 40 peserta stand yang terdiri dari Pemerintah daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota, BUMN, Perusahaan Agribisnis, UKM dan Koperasi.
Dengan pameran yang diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT Nusa Tenggara Barat ke - 55 saat ini tentunya produk-produk agribisnis maupun produk
VI VI VI VI ----
115115115115 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
unggulan daerah akan dikenal baik oleh masyarakat luas. Pelaksanaan kegiatan NTB Bersaing Expo 2013 sebagai berikut :
a. Waktu dan Tempat NTB Bersaing Expo 2013 dilaksanakan selama 3 (tiga) hari pada tanggal 14 s/d 17
Desember 2013 di Lapangan Pahlawan Sepak Bola – Manggalewa -Dompu. Pameran ini berlangsung selama 10 Jam yaitu mulia jam 10.00 – 20.00 WIB
b. Materi / Bahan Pameran Materi yang disajikan/ ditampilkan dalam Pameran NTB Bersaing Expo 2013 antara
lain: 1. Produk Pangan :
Beras Organik Jagung
2. Produk Buah-buahan : Mangga Mentaram, Mangga Parkit & Mangga Arumanis Nangka Prabu Manggis Lingsar Melon Pisang
3. Produk Sayur-sayuran : Cabe Besar Bawang Putih Sembalun Tomat Kentang Sembalun
4. Produk Olahan : Jagung Garing Emping Jagung Dodol nangka Dodol Nangka Rumput Laut Dodol Sirsak Kripik Singkong Kripik Kentang Kripik Nangka Kripik Pisang Kripik Talas Roll Jagung Stik Kangkung Stik Wortel Kacang Bawang
IV. HASIL / KELUARAN
Dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT NTB Bersaing Expo 2013 yang ke 53 di Kabupaten Dompu, pameran ini dibuka oleh Bapak Bupati Kabupaten Dompu Drs. H.Bambang M.Yasin yang membuka secara resmi Pameran NTB Bersaing Expo 2013 dan dihadiri juga oleh Pejabat dari instansi terkait se kabupaten Dompu serta organisasi kewanitaan lainnya. Dalam pidatonya Bapak Bupati menyampaikan “Sektor pertanian sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi, serta menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan
VI VI VI VI ----
116116116116 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional sekaligus mendorong tersedianya bahan baku untuk tumbuh dan berkembangnya industry olahan khususnya saat ini Jagung telah membumukan Kabupaten Dompu. Menindak lanjuti program tersebut dan dengan melihat potensi yang ada, Pemerintah Prov. NTB menetapkan pengembangan 3 komoditas unggulan: sapi, jagung dan rumput laut yang disingkat PIJAR. Dengan adanya even NTB Bersaing Expo 2013 ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi segenap komponen masyarakat. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan kita akan produk unggulan daerah kita sendiri, meningkatkan nilai jual, mendatangkan investasi dari luar, serta potensi lainnya yang lebih besar. Lapangan kerja juga diharapkan terbuka lebar disektor pertanian.
Keikutsertaan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada event NTB Bersaing Expo 2013 cukup memberikan konstribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk/komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Kegiatan pameran dan promosi yang diikuti ini, telah memberikan peluang kepada para pelaku usaha/stakeholder dari daerah Nusa Tenggara Barat untuk dapat memperkenalkan berbagai bentuk potensi dan reputasi para pelaku agribisnis dan agroindustri didaerah dalam membangun tatanan agribisnis dan agroindustri di daerah. Disisi lain, melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (Agrobisnis) dapat bertemu dengan para buyer dari luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha/bisnisnya.
Disamping itu, aneka produk olahan lainnya seperti Kripik Nangka, hasil olahan jagung seperti emping jagung, jagung garing, rool jagung dan lain sebagainya dan produk-produk segar dan olahan hortikultura merupakan komoditi yang banyak menarik perhatian para pengunjung pada ajang pameran dan promosi NTB Bersaing Expo 2013..
Pada kesempatan event pameran dan promosi tersebut,juga dibagikan 300 batang bibit mangga varietas arumanis kepada para pengunjung , baik dari kalangan masyarakat maupun pelaku usaha yang ada di daerah Kabupaten Dompu, dan bagi pelaku usaha hal ini merupakan ajang untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta menambah pengalaman/wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan (kompetensi) mereka dalam mengembangkan pangsa pasar produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dan petani Nusa Tenggara Barat umumnya.
9. PEMBINAAN WANITA TANI
PRAKTEK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN ( PEMBUATAN TORTILA ) DIKABUPATEN / KOTA SE- NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2013
I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang.
Salah satu Program Unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat Bersaing yang dihajatkan sebagai salah satu upaya terobosan untuk percepatan penanggulangan kemiskinan, memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong tersediangan bahan baku untuk tumbuh dan berkembangnya industry olahan. Diharapkan program PIJAR berdampak luas bagi terciptanya lapangan pekerjaan, bergeraknya sector rill berbasis
VI VI VI VI ----
117117117117 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
masyarakat, dan terciptanya nilai ekonomi bagi masyarakat. Produk olahan Tortila bahan bakunya berasal dari Jagung, Ubikayu dan bahan lain melalui proses pengolahan secara manual, dan Wanita Tani bisa melakukan usaha ini secara berkelompok didaerahnya. Untuk itu dalam upaya pembinaan Wanita tani di Kabupaten/Kota se NTB sekaligus dilaksanakan Praktek pembuatan Tortila dengan berbagai rasa sersuai karakteristik daerah masing-masing.
b. Tujuan 1. Pemberdayaan masyarakat terutama pelaku usaha dibidang pangan dan
hortikultura 2. Membuka Lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan dan perkotaan 3. Peningkatan pendapatan masyarakat dan pelaku usaha 4. Mengatasi Pengangguran
c. Manfaat 1. Penciptaan lapangan kerja baru 2. Meningkatkan income keluarga masyarakat dipedesaan 3. Membantu Pengentasan Kemiskinan 4. Mengurangi pengangguran
d. Sasaran Pelaku usaha pengolahan hasil pertanian, Ibu rumah tangga, masyarakat umum lainnya di Kabupaten/ Kota se NTB
e. Hasil yang diharapkan Pelaku usaha, Ibu rumah tangga , dan masyarakat dapat mengikuti pembinaan dan praktek pembuatan Tortila dengan baik dan akhirnya dapat eksis melaksanakan kegiatan usahanya .
f. Dampak Kesejahteraan pelaku usaha meningkat
II. PELAKSANAAN
a. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Pembinaan dan Praktek pembuatan Tortila berlangsung selama 1 hari
sesuai jadwal terlampir b. Tempat Pelaksanaan
Bertempat di salah satu rumah tinggal anggota kelompok di daerah masing-masing c. Peserta
Pelaku usaha khususnya Kelompok Wanita Tani pengolahan hasil pertanian masing-masing sebanyak 10 orang.
Materi Praktek Materi praktek masing-masing daerah Kabupaten/Kota se NTB disesuaikan dengan ketersediaan komoditi bahan pangan yang ada didaerah. Kabupaten/Kota Mataram ( Praktek pembuatan Tortila Jagung) 1. Kabupaten Lombok Barat ( Praktek Pembuatan Tortila Ikan ) 2. Kabupaten Lombok Utara ( Praktek Pembuatan Tortila Ikan ) 3. Kabupaten Lombok Tengah ( Praktek Pembuatan Tortila Ikan 4. Kabupaten Lombok Timur ( Praktek Pembuatan Tortila Jagung) 5. Kabupaten KSB( Praktek Pembuatan Tortila Jagung ) 6. Kabupaten Sumbawa ( Praktek Pembuatan Tortila Ikan )
VI VI VI VI ----
118118118118 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
7. Kabupaten Dompu( Praktek Pembuatan Tortila Ikan ) 8. Kabupaten Bima ( Praktek Pembuatan Tortila Labu ) 9. Kabupaten/Kota Bima ( Praktek Pembuatan Tortila Jagung)
III. MODUL RESEP
1. TORTILA JAGUNG A. Bahan Baku
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Jagung pipil 3 kg 2. Ubi kayu/singkong 2 kg 3. Tepung beras biasa 500 g 4. Garam dapur 10 g 1,5 sdm 5. Gula pasir 100 g 6. Air bersih 500 ml 7. Penyedap rasa 10 g 1,5 sdm
B. Peralatan
No. Jenis Fungsi 1. Blender Mencampur dan menghaluskan 2. Penggiling daging Menghaluskan 3. Kompor Memanaskan 4. Wajan Wadah memasak 5. Plastik bening Alas untuk pemipih 6. Pipa pemipih Pemipih adonan 7. Loyang besar dan kecil Wadah 8. Serbet Lap tangan 9 Timbangan Menimbang bahan
C. Cara Kerja
1. Jagung pipil disortasi untuk memisahkan dari kotoran (benda asing). 2. Direbus selama 3-5 jam atau bagian dalam biji jagung menjadi lunak. 3. Diangkat lalu ditiriskan sampai air sisa rebusan habis terbuang 4. Digiling sebanyak 6 - 7 kali atau sampai benar-benar halus, ditimbang jagung halus
sebanyak 3 kg (A), disisihkan 5. Ubi kayu dikupas kulitnya kemudian dipotong-potong kecil (3-5 cm) 6. Dicuci bersih sampai cairan lendir terbuang, lalu dikukus sampai matang (bagian
tengah ubi menjadi lunak) 7. Digiling sebanyak 3 kali atau sampai halus lalu ditimbang sebanyak 2 kg (B) 8. Tepung beras dicampur dengan air bersih, diaduk sampai merata lalu tambahkan
garam dapur dan gula, dikukus di wajan sampai mengental (C) 9. Adonan A + adonan B + adonan C, dicampur sampai kalis, lalu digiling sebanyak 3 kali
VI VI VI VI ----
119119119119 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
sampai halus 10. Dilanjutkan dengan digiling kembali sebanyak 3 kali atau sampai halus 11. Dilakukan pemipihan dengan ketebalan 3 mm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. 12. Dijemur selama 1 – 3 hari (sinar matahari cerah) 13. Dikumpul dan dikemas dalam wadah kedap udara dan uap air.
D. Diagram Alir Pembuatan Tortilla Jagung
2. TORTILA UDANG A. Bahan Baku
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Daging Udang 250 g 2. Ubi kayu/singkong 3 kg
Tepung Beras, ditambah air +garam + gula pasir
Dikukus sampai matang
Bubur Tepung beras (C)
Ubi kayu dikupas,dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil
Digiling sebanyak 3 kali
Ubu kayu giling (B)
Jagung pipil bersih
direndam selama 3 – 5 jam
Digiling 6-7 kali sampai
halus
Jagung giling halus (A)
Dicampur jadi satu adonan,aduk hingga kalis
Dipipih tipis-tipis diplastik, cetak dengan ukuran 3x4 cm,dijemur selama 2 hari, angin-anginkan,dikemas di wadah yang kedap udara dan uap air
Tortilla Jagung
Setengah Jadi
VI VI VI VI ----
120120120120 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Tepung beras biasa 500 g 4. Garam dapur 5 g 1,5 sdm 5. Gula pasir 100 g 6. Air matang 500 ml 7. Penyedap rasa 10 g 1,5 sdm
B. Peralatan
No. Jenis Fungsi 1. Blender Mencampur dan menghaluskan 2. Penggiling daging Menghaluskan 3. Kompor Memanaskan 4. Wajan Wadah memasak 5. Plastik bening Alas untuk pemipih 6. Pipa pemipih Pemipih adonan 7. Loyang besar dan kecil Wadah 8. Serbet Lap tangan 9 Timbangan Menimbang bahan
C. Cara Kerja
1. Udang dibersihkan , cuci bersih lalu dikukus sampai matang 2. Diambil dagingnya, ditambahkan air secukupnya lalu diblender sampai halus (A),
sisihkan 3. Ubi kayu dikupas kulitnya kemudian dipotong-potong kecil (3-5 cm) 4. Dicuci bersih sampai cairan lendir terbuang, lalu dikukus sampai matang (bagian
tengah ubi menjadi lunak) 5. Digiling sebanyak 3 kali atau sampai halus lalu ditimbang sebanyak 3 kg (B) 6. Tepung beras dicampur dengan air matang, garam dan gula pasir dicampur dengan
adonan udang (A), diaduk sampai homogen lalu dikukus sampai matang (C) 7. Adonan B + Adonan C, dicampur sampai homogen, lalu digiling sebanyak 3 kali sampai
halus 8. Dilakukan pemipihan dengan ketebalan 3 mm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. 9. Dijemur selama 1 – 3 hari (sinar matahari cerah) 10. Dikumpul dan dikemas dalam wadah kedap udara dan uap air.
VI VI VI VI ----
121121121121 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. Diagram Alir Pembuatan Tortilla Udang
Ubi kayu giling (B)
Ubi kayu dikupas,dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil,dikukus sampai matang
Digiling sebanyak 3 kali
B + C dicampur jadi satu adonan,aduk hingga
kalis,digiling sebanyak 3 kali
Udang segar, dicuci bersih,dikukus sampai matang
Daging Udang,diblender dengan penambahan air secukupnya (Bubur Udang
(A)
Dipipih tipis-tipis diplastik, cetak dengan ukuran 3x4 cm,dijemur selama 2 hari, angin-anginkan,dikemas di wadah yang
kedap udara dan uap air
Tortilla Udang Setengah Jadi
Bubur Tepung beras
Ikan (C)
Tepung Beras, ditambah air +garam + gula pasir
+ bubur ikan (A)
Dikukus sampai matang
VI VI VI VI ----
122122122122 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. TORTILA IKAN A. Bahan Baku
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Daging Ikan 250 g 2. Ubi kayu/singkong 3 kg 3. Tepung beras biasa 500 g 4. Garam dapur 5 g 1,5 sdm 5. Gula pasir 100 g 6. Air matang 500 ml 7. Penyedap rasa 10 g 1,5 sdm
B. Peralatan
No. Jenis Fungsi 1. Blender Mencampur dan menghaluskan 2. Penggiling daging Menghaluskan 3. Kompor Memanaskan 4. Wajan Wadah memasak 5. Plastik bening Alas untuk pemipih 6. Pipa pemipih Pemipih adonan 7. Loyang besar dan kecil Wadah 8. Serbet Lap tangan 9 Timbangan Menimbang bahan
C. Cara Kerja
11. Ikan dikeluarkan isi perut dan insangnya, cuci bersih lalu dikukus sampai matang (bagian dalamnya tidak berdarah)
12. Diambil dagingnya, ditambahkan air secukupnya lalu diblender sampai halus (A), sisihkan
13. Ubi kayu dikupas kulitnya kemudian dipotong-potong kecil (3-5 cm) 14. Dicuci bersih sampai cairan lendir terbuang, lalu dikukus sampai matang (bagian
tengah ubi menjadi lunak) 15. Digiling sebanyak 3 kali atau sampai halus lalu ditimbang sebanyak 3 kg (B) 16. Tepung beras dicampur dengan air matang, garam dan gula pasir dicampur dengan
adonan ikan (A), diaduk sampai homogen lalu dikukus sampai matang (C) 17. Adonan B + Adonan C, dicampur sampai homogen, lalu digiling sebanyak 3 kali sampai
halus 18. Dilakukan pemipihan dengan ketebalan 3 mm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. 19. Dijemur selama 1 – 3 hari (sinar matahari cerah) 20. Dikumpul dan dikemas dalam wadah kedap udara dan uap air.
VI VI VI VI ----
123123123123 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. Diagram Alir Pembuatan Tortilla Ikan
Ubi kayu giling (B)
Ubi kayu dikupas,dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil,dikukus sampai matang
Digiling sebanyak 3 kali
B + C dicampur jadi satu adonan,aduk hingga
kalis,digiling sebanyak 3 kali
Ikan segar,dikeluarkan isi perut,insang, dicuci bersih,dikukus sampai matang
Daging ikan disuwir,diblender dengan penambahan air secukupnya (Bubur Ikan ) (A)
Dipipih tipis-tipis diplastik, cetak dengan ukuran 3x4 cm,dijemur selama 2 hari, angin-anginkan,dikemas di wadah yang
kedap udara dan uap air
Tortilla Ikan Setengah Jadi
Bubur Tepung beras
Ikan (C)
Tepung Beras, ditambah air +garam + gula pasir
+ bubur ikan (A)
Dikukus sampai matang
VI VI VI VI ----
124124124124 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. TORTILA LABU A. Bahan Baku
No. Jenis Jumlah Keterangan 1. Labu kuning 500 g 2. Ubi kayu/singkong 3 kg 3. Tepung beras biasa 500 g 4. Garam dapur 5 g 1,5 sdm 5. Gula pasir 100 g 6. Air matang 500 ml 7. Penyedap rasa 5 g 1,5 sdm
B. Peralatan
No. Jenis Fungsi 1. Blender Mencampur dan menghaluskan 2. Penggiling daging Menghaluskan 3. Kompor Memanaskan 4. Wajan Wadah memasak 5. Plastik bening Alas untuk pemipih 6. Pipa pemipih Pemipih adonan 7. Loyang besar dan kecil Wadah 8. Serbet Lap tangan 9 Timbangan Menimbang bahan
C. Cara Kerja
1. Labu kuning dikupas, dikeluarkan bijinya, dicuci bersih lalu dipotong-potong 2. Potongan labu ditambah air bersih secukupnya lalu diblender sampai halus,sisihkan (A) 3. Ubi kayu dikupas kulitnya kemudian dipotong-potong kecil (3-5 cm) 4. Dicuci bersih sampai cairan lendir terbuang, lalu dikukus sampai matang (bagian
tengah ubi menjadi lunak) 5. Digiling sebanyak 3 kali atau sampai halus lalu ditimbang sebanyak 3 kg (B) 6. Tepung beras dicampur dengan air matang, lalu dicampur dengan labu kuning
ditambahkan garam, gula pasir diaduk sampai homogen,lalu dikukus sampai mengental dan masak (C)
7. Adonan B + Adonan C dicampur menjadi satu sampai homogen, kemudian digiling sebanyak 3 kali sampai halus
8. Dilakukan pemipihan dengan ketebalan 3 mm dengan panjang 5 cm dan lebar 3 cm. 9. Dijemur selama 1 – 3 hari (sinar matahari cerah) 10. Dikumpul dan dikemas dalam wadah kedap udara dan uap air.
VI VI VI VI ----
125125125125 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. Diagram Alir Pembuatan Tortilla Labu
Ubi kayu giling (B)
Ubi kayu dikupas,dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil
Digiling sebanyak 3 kali
A + B + C dicampur jadi satu adonan,aduk hingga kalis kaliskaliskalis
Bubur Tepung beras (C)
Tepung Beras, ditambah
air +garam + gula pasir
Dikukus sampai matang
Labu kuning tua,dikupas kulitnya, dipotong-potong
kecil, diblender sampai halus
Bubur mentah Labu kuning
(A)
Tortilla Labu
Setengah Jadi
Dipipih tipis-tipis diplastik, cetak dengan ukuran 3x4 cm,dijemur selama 2 hari, angin-anginkan,dikemas di wadah yang kedap udara dan uap air
VVVVIIIIIIII ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
BAB VII HASIL PEMBANGUNAN
PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
A. PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan.
Pola penganggaran bagi perencanaan pembangunan pertanian pada tahun anggaran 2013 diarahkan menjadi satu kesatuan berupa penganggaran terpadu berbasis kinerja yang bertujuan untuk mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan nasional secara efektif, efisien, akuntable dan terukur.
Beberapa prinsip mengenai pemanfaatan dana Dekonsentrasi dan dana Tugas Pembantuan sesuai dengan UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah antara lain sbb:
• Dana Dekonsentrasi yang dilimpahkan ke Propinsi digunakan untuk kegiatan non fisik (Koordinasi, perencanaan, fasilitasi, pelatihan, pembinaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan)
• Dana Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota digunakan untuk kegiatan fisik dan kegiatan non fisik pendukung yang disinergiskan dengan dana sinergi program dari APBD kabupaten/Kota. Dana Tugas Pembantuan dilimpahkan ke kabupaten/ kota untuk kegiatan prasarana dan sarana pertanian di daerah yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanianTugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke propinsi untuk kegiatan yang lintas kabupaten/ kota
• Tugas Pembantuan dapat dilimpahkan ke kabupaten/ kota untuk kegiatan fisik di daerah yang bersangkutan sesuai dgn kebutuhan pembangunan pertanian
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini pembangunan dan pengelolaan infrastruktur irigasi telah menjadi fokus utama perhatian pemerintah dalam melakukan pembangunan pertanian di provinsi NTB. Hal ini bertujuan untuk mencapai target swasembada pangan nasional khususnya beras mengingat kebutuhan akan konsumsi beras yang kian meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di provinsi NTB.
Peningkatan produktivitas dan luas panen sebagai dampak dari perbaikan infrastruktur irigasi (mulai dari jaringan utama sampai dengan jaringan tingkat usaha tani) terkait erat dengan peningkatan kapasitas Kelembagaan Pengelola Irigasi (KPI) baik petugas pengelola irigasi tingkat provinsi, kabupaten serta kelembagaan petani.
Mengacu pada SK Menteri Pertanian nomor: 431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan program/proyek yang disempurnakan dengan Surat Edaran Menteri Pertanian nomor: 391/RC.210/A/6/2005 maka Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membuat laporan kemajuan kegiatan setiap akhir tahun. Untuk kebutuhan laporan tahunan tersebut diatas maka diperlukan koordinasi yang lebih solid antara propinsi dan kabupaten dalam melaksanakan, memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan.
VVVVIIIIIIII ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Dengan demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta sasaran pembangunan pengelolaan lahan dan air secara nasional dapat tercapai
Prioritas Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2012 adalah tersedianya prasarana dan sarana pertanian secara berkelanjutan untuk mendukung pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Adapun pada tahun 2013 ini Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mendukung seluruh misi Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB melalui kegiatan :
1. Tanaman Pangan
Prioritas kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2013 dalam mendukung produksi tanaman pangan terefleksi dari berbagai aspek sbb: 1) Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan
a. Pengembangan Optimasi Lahan b. Pengembangan Metode SRI c. Sertifikasi Lahan (Pra dan Pasca) d. Pengembangan Jalan Usaha Tani e. Perluasan Sawah
2) Aspek Pengelolaan Air Irigasi a. Pengembangan Sumber Air b. Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim c. Pengembangan Jaringan Irigasi d. Pemberdayaan Kelembagaan P3A dan Pengurus Utamaan Gender (PGU) e. Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP)
3) Aspek Pupuk dan Pestisida a. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) b. Pendampingan Penyaluran Pupuk Bersubsidi c. Pendampingan Penyaluran BLP (Bantuan Langsung Pupuk) d. Pengembangan Pupuk Organik
4) Aspek Alat dan Mesin Pertanian a. Operasional Pengembangan, Kelembagaan dan Pengawasan Alsintan
5) Aspek Pembiayaan Pertanian a. Fasilitas Pembiayaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
2. Hortikultura
Prioritas kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian tahun anggaran 2013 dalam mendukung produksi tanaman hortikultura terefleksi dari berbagai aspek sebagai berikut : 1) Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan
a. Pengembangan Optimasi Lahan 2) Aspek Pengelolaan Air
a. Pengembangan Sumber Air b. Konservasi Air dan Antisipasi Anomali Iklim
3) Aspek Pupuk dan Pestisida a. Pendampingan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
VVVVIIIIIIII ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai Peraturan daerah nomor: 7 tahun 2008, sebagai bentuk implementasi PP 41 Tahun 2007 dan PP 38 Tahun 2007, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas pokok diantaranya : melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan, melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata alih fungsi lahan pertanian, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air pertanian dan monev Bidang PLA serta penerapan kaidah-kaidah kesinambungan ekosistem. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pengelolaan Lahan dan Air menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan
pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian
b. Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian
c. Menyusun pedoman, prosedur kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian
d. Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi tiga seksi yakni seksi Pengelolaan Air,
seksi Perluasan Areal dan Pengolahan Lahan. Adapun untuk rincian tugas pokok dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Seksi Pengelolaan Air
Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan data tata guna air pertanian.
2. Seksi Perluasan Areal Mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.
3. Seksi Pengelolaan Lahan Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi dan konservasi lahan.
B. PROGRES KEGIATAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN, ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
1. Kegiatan Sumber Dana APBD Kegiatan Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Perubahan) APBDP 2013 yang dikelola oleh Bidang Pengelolaan lahan dan Air (PLA) dengan total dana APBD sebesar Rp. 9.372.417.200,- (Sembilan Milyar Tiga Ratus Tujuh Puluh Dua Juta Empat ratus Tujuh Belas Dua ratus Ribu Rupiah), dari total dana tersebut yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 8.983.962.400,- (Delapan Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Dua Empat Ratus Rupiah) atau sekitar 95.86 %.
VVVVIIIIIIII ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Penjelasan tentang realisasi dana APBD tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (2.01. 2.01.01. 01.15).
Lomba Petani dan Kelompok Tani Berprestasi/Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi (2.01. 2.01.01. 01.15.13).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB. Keberadaan P3A ini menjadi Tolok Ukur dari Kinerja Dinas Pertanian TPH.Provinsi NTB, hingga tahun 2013 jumlah GP3A yang terbentuk adalah 76 kelompok dari target 75 kelompok, dan jumlah P3A sebanyak 1496 kelompok dari target 1435 kelompok.
Suatu bentuk motivasi dan metode penyuluhan yang efektiv adalah perlombaan. Perlombaan ini perlu diadakan setiap tahunnya bagi P3A dan GP3A mulai dari tingkat Kabupaten, provinsi hingga Nasional. Oleh karena itu kegiatan Lomba P3A dan GP3A ini sangat penting dilaksanakan, dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dari P3A dan GP3A itu sendiri. Agar pengurus P3A dan GP3A memiliki kompetensi, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia pengurus P3A dan GP3A merupakan salah satu upaya yang harus diutamakan.
Kegiatan Kegiatan Lomba Petani dan Kelompok Tani Berprestasi tahun 2013 berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) (15.13) dialokasikan dana sebesar Rp.386.619.200,- (Tiga ratus delapan puluh delapan puluh enam juta enam ratus sembilan belas ribu dua ratus rupiah). Realisasi sebesar Rp.376.692.000,- atau sebesar 97% dengan sisa dana Rp. 9.927.200,-. Penjelasan sisa dana tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel VII-1. Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Lomba P3A dan
GP3A tingkat Provinsi.
KODE
REKENING JUMLAH % KEU % FISIK
1 6 7 8 9 10
5 BELANJA 386,619,200 376,692,000 97 100 9,927,200
5.2 BELANJA LANGSUNG 386,619,200 376,692,000 9,927,200
5.2.1 Belanja Pegawai 21,303,000 16,448,000 4,855,000
5.2.1.01 Honorarium PNS 1,048,000 1,048,000 -
5.2.1.01.01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1,048,000 1,048,000 0
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 1,048,000 1,048,000 0
5.2.1.02 Honorarium Non PNS 3,330,000 3,150,000 180,000
5.2.1.02.01 Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 3,330,000 3,150,000 180,000
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 3,330,000 3,150,000 180,000
5.2.1.07 Uang Saku dan Transport Peserta Non PNS 16,925,000 12,250,000 4,675,000
5.2.1.07.01 Uang Saku Peserta Non PNS 8,250,000 5,775,000 2,475,000
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 8,250,000 5,775,000 2,475,000
5.2.1.07.02 Uang transport peserta Non PNS 8,675,000 6,475,000 2,200,000
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 8,675,000 6,475,000 2,200,000
5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 365,316,200 360,244,000 5,072,200
5.2.2.01 Belanja Bahan Pakai Habis 5,490,000 5,490,000 -
5.2.2.01.01 Belanja alat tulis kantor 5,490,000 5,490,000 -
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 5,490,000 5,490,000 0
5.2.2.02 Belanja Bahan/Material 250,000 250,000 -
5.2.2.02.06 Belanja bahan publikasi/dokumentasi/dekorasi 250,000 250,000 0
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 250,000 250,000 0
5.2.2.03 Belanja Jasa Kantor 3,500,000 3,500,000 -
5.2.2.03.07 Belanja paket/pengiriman 3,500,000 3,500,000 -
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 3,500,000 3,500,000 0
5.2.2.06 Belanja Cetak dan Penggandaan 1,500,000 1,500,000 -
5.2.2.06.01 Belanja cetak 375,000 375,000 -
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 375,000 375,000 0
5.2.2.06.02 Belanja Penggandaan 975,000 975,000 -
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 975,000 975,000 0
SISA DANA
2
URAIAN KEGIATAN JUMLAHREALISASI
VVVVIIIIIIII ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
KODE
REKENING JUMLAH % KEU % FISIKSISA DANAURAIAN KEGIATAN JUMLAH
REALISASI
5.2.2.06.03 Belanja Penjilidan 150,000 150,000 -
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 150,000 150,000 0
5.2.2.07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 43,650,000 40,050,000 3,600,000
5.2.2.07.06 Belanja sewa penginapan/asrama 43,650,000 40,050,000 3,600,000
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 34,200,000
Pembinaan Juara Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi 5,850,000
Penerimaan Hadiah Juara Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi 3,600,000
5.2.2.11 Belanja Makanan dan Minuman 42,250,000 42,049,000 201,000
5.2.2.11.04 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan 42,250,000 42,049,000 201,000
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 32,950,000
Pembinaan Juara Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi 6,900,000
Penerimaan Hadiah Juara Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi 2,400,000
5.2.2.14 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari tertentu 7,500,000 7,500,000 -
5.2.2.14.03 Belanja pakaian batik tradisional 7,500,000 7,500,000 0
5.2.2.15 Belanja Perjalanan Dinas 121,176,200 120,150,000 1,026,200
5.2.2.15.01 Belanja perjalanan dinas dalam daerah 14,245,600 14,200,000 45,600
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi) 14,245,600 14,200,000 45,600
5.2.2.15.02 Belanja perjalanan dinas luar daerah 106,930,600 105,950,000 980,600
Pemberdayaan Petani Pemakai Air (Lomba P3A dan GP3A Tingkat Nasional) 106,930,600 105,950,000 980,600
5.2.2.23 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga 140,000,000 139,755,000 245,000
5.2.2.23.01 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat 140,000,000 139,755,000 245,000
Hadiah Lomba P3A dan GP3A 140,000,000 139,755,000 245,000
Data diolah Bidang PLA
Jumlah dana yang dialokasikan pada kegiatan ini adalah sebesar Rp. 386.619.200,- dengan realisasi sebesar Rp.376.692.000,- atau sebesar 97% dengan sisa dana Rp. 9.927.200,-. Penjelasan sisa dana tersebut dapat dilihat pada tabel 1 diatas.
Mekanisme penilaian lomba dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten, provinsi sampai tingkat nasional, sehingga pemenang dalam perlombaan ini merupakan hasil seleksi yang ketat yang dilakukan oleh Dewan Juri. Pengumuman nominator atau 3 (tiga) besar dilaksanakan pada waktu acara penutupan Lomba setelah Tim Juri menjumlahkan nilai dari penilaian administrasi dan nilai presentasi.
Melalui SK Kepala Dinas Nomor : 841.1/PLA/137/VI/2013/Diperta TPH, tanggal 17 Juni 2013 ditetapkan pemenang lomba adalah sebagai berikut : a. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) :
- Juara 1 : P3A MADA BODO Kab. Dompu, - Juara II : P3A PATUT Kab. Lombok Timur, - Juara III : P3A ERAT BAMBANG Kab. Lombok Barat.
b. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) : - Juara 1 : GP3A BATU HIJAU Kab. Sumbawa Barat, - Juara II : GP3A PARIA JAYA Kab. Sumbawa, - Juara III : GP3A MADA RUTU Kab. Dompu. Lomba Petani dan Kelompok Tani Berprestasi (Lomba Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tingkat Nasional Tahun 2013, dilaksanakan di Bandung (Hotel Garden Permata - Bandung) pada tanggal dari tanggal 25 – 28 Juni 2013. Wakil dari Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah P3A dan GP3A yang mendapatkan Juara 1 pada Lomba tingkat provinsi yaitu : P3A MADA BODO, Desa Lepadi Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu
VVVVIIIIIIII ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
dan GP3A BATU HIJAU Desa Sengkongkang Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat.
Berikut hasil keputusan Juri tingkat Nasional : a. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) : Tabel VII- 2. Daftar Pemenang Lomba P3A Tingkat Nasional
A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BALI TIBU BELENG 88.5 86.9 78.96 254.36 I
2 JABAR WARGI SALUYU 87.16 87.2 79.22 253.58 II
3 SUMBAR KOLA JAYA 86.02 79.32 87.5 252.84 III
4 NTB MADA BODO 83.62 88.6 79.52 251.74 IV
5 SUMUT MAWAR 84.44 79.92 86.4 250.76 V
6 JATIM HIPPA SUMBER MAKMUR 86.92 76.14 87.6 250.66
7 KALTENG TIRTA INDAH 84.3 85.1 80.18 249.58
8 JATENG TIRTA RAHARJA 76.54 86.7 85.66 248.9
9 SULSEL SIPATUO 84.18 85.4 75.8 245.38
10 LAMPUNG TIRTO MAKMUR 83.52 76.8 83.9 244.22
11 DIY SEDYA MAKMUR 73.96 86.12 83.7 243.78
12 KALBAR TIRTA BERSAMA 79.6 77.64 83.44 240.68
13 GORONTALO INDAH JAYA 80.5 83.94 75.72 240.16
14 JAMBI SERASI 80.1 83.32 76.58 240
15 MALUT TIRTO MULYO 86.9 73.6 77.88 238.38
16 SULTENG ROA UWE PANGI 83.94 73.64 79.2 236.78
17 KALSEL TERATAI 80.2 72.76 80.46 233.42
18 ACEH TENGKU DIKUTA 72.6 76.4 82.46 231.46
19 KALTIM KARYA BERSAMA 72.6 77.6 77.54 227.74
REKAP NILAI P3A PADA PENILAIAN KINERJA TINGKAT NASIONAL
Tahun 2013
No PROVINSI NAMA P3A
NILAI
JUMLAH NOMINASI
Dari tabel VII-2 diatas, Kelompok P3A Mada Bodo mendapatkan Nominasi ke IV, dan setelah dilakukan visitasi oleh juri nasional maka kelompok P3A Mada Bodo ditetapkan sebagai Juara ke IV.Urutan peringkat nominator bukan merupakan urutan juara, karena urutan juara akan ditentukan setelah penilaian lapangan/visitasi.
b. Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) :
Tabel VII-3. Daftar Pemenang Lomba GP3A Tingkat Nasional
A B C
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JATIM TAPOSAN TIRTA 91.88 82.66 91.14 265.68 I
2 SUMUT BERSERI 90.84 89.12 83.1 263.06 II
3 DIY PENGASIH TIMUR 86.94 83.26 87.39 257.59 III
4 JAMBI AMANAT 86.29 88.28 81.12 255.69 IV
5 JAWA BARAT TIRTA MEKAR SEJAHTERA 81.22 87.78 85.76 254.76 V
6 JATENG SUMBER MAKMUR 85.44 85.94 83.26 254.64
7 SULSEL TUJU WALI - WALI 84.24 85.3 85.04 254.58
8 NTB BATU HIJAU 83.65 83.22 82.2 249.07
9 SUMBAR KOTO BARU 80.67 81.42 83.34 245.43
10 BALI PANGKUNG PARUK 77.16 81.22 81.54 239.92
11 SULTENG ROA UWE SUMBER REJEKI ANUGERAH 75.56 80.54 77.72 233.82
12 LAMPUNG TIRTO SARI 80.46 76.66 75.44 232.56
REKAP NILAI GP3A PADA PENILAIAN KINERJA TINGKAT NASIONAL
Tahun 2013
No PROVINSI NAMA GP3A
NILAI
JUMLAH NOMINASI
VVVVIIIIIIII ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Dari tabel VII-3 diatas, wakil Kelompok GP3A yang diwaklili oleh GP3A Batu Hijau tidak mendapatkan nominasi maka sesuai ketentuan lomba kelompok tersebut tidak divisitasi.
Adapun hadiah yang diterima oleh para juara pada Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi Tahun 2013, yaitu sebagai berikut:
Tabel VII-4. Hadiah Lomba P3A dan GP3A Tingkat Provinsi. No Peringkat Nama P3A Nama GP3A Nama Hadiah Jumlah
1 Juara I Mada Bodo GP3A Batu Hijau Hand Traktor 1 Unit Desa Lepadi Desa Sekongkang Pompa Air 1 Unit
Kec. Pajo Kec. SekongkangDompu Kab. Sumbawa Barat
2 Juara II P3A Patut GP3A Paria Jaya Ranmor Roda 3 1 UnitDesa Toya Desa Empang AtasKec. Aikmel Kec. EmpangLombok Timur Kabupaten Sumbawa
3 Juara III P3A Erat Bambang
GP3A Madarutu Cornsheller 1 UnitDesa Beleke Desa BaraKec.Gerung Kec. Woja
Lombok Barat Kab. Dompu
(Data : Laporan Pelaksanaan)
2. Program Peningkatan Ketahanan pangan (Pertanian/Perkebunan) (2.01. 2.01.01. 01.16). Kegiatan Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering (2.01. 2.01.01. 01.16.17).
Kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air pada tahun 2013 berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) (16.17) dialokasikan dana sebesar Rp.3.065.680.500,- (Tiga Milyar enam puluh lima juta enam ratus delapan puluh ribu lima ratus rupiah).
Tabel VII-5. Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air (2.01. 2.01.01. 01.16.17)
VVVVIIIIIIII ---- 8888
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
KODE
REKENING JUMLAH % KEU % FISIK
1 6 7 8 9
5 BELANJA 3,065,680,500 2,886,197,400 94 100
5 . 2 BELANJA LANGSUNG 3,065,680,500 2,886,197,400
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 82,253,000 25,425,000
5 . 2 . 1 . 01 Honorarium PNS 29,048,000 13,550,000
5 . 2 . 1 . 01 . 01 Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 9,000,000 0 100
- Penyusunan Laporan Fisik dan Keuangan 9,000,000
5 . 2 . 1 . 01 . 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 5,346,000 0
5 . 2 . 1 . 01 . 03 Honorarium Tim Pemeriksa Barang dan Jasa 4,590,000 4,590,000
5 . 2 . 1 . 01 . 05 Honorarium 10,112,000 8,960,000
5 . 2 . 1 . 02 Honorarium Non PNS 800,000 0
5 . 2 . 1 . 02 . 03 Honorarium Tenaga Tukang/Teknisi/Operator/Asisten 800,000 0
5 . 2 . 1 . 06 Uang Saku dan Transport Peserta PNS 23,055,000 11,875,000
5 . 2 . 1 . 06 . 01 Uang Saku Peserta PNS 11,400,000 5,400,000
5 . 2 . 1 . 06 . 02 Uang transport peserta PNS 11,655,000 6,475,000
5 . 2 . 1 . 07 Uang Saku dan Transport Peserta Non PNS 29,350,000 0
5 . 2 . 1 . 07 . 01 Uang Saku Peserta Non PNS 12,000,000 0
5 . 2 . 1 . 07 . 02 Uang transport peserta Non PNS 17,350,000 0
5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 2,983,427,500 2,860,772,400
5 . 2 . 2 . 01 Belanja Bahan Pakai Habis 35,080,000 35,030,000
5 . 2 . 2 . 01 . 01 Belanja alat tulis kantor 35,080,000 35,030,000
5 . 2 . 2 . 02 Belanja Bahan/Material 3,400,000 3,400,000
5 . 2 . 2 . 02 . 06 Belanja bahan publikasi/dokumentasi/dekorasi 3,400,000 3,400,000
5 . 2 . 2 . 06 Belanja Cetak dan Penggandaan 6,175,000 4,675,000
5 . 2 . 2 . 06 . 02 Belanja Penggandaan 5,625,000 4,125,000
5 . 2 . 2 . 06 . 03 Belanja Penjilidan 550,000 550,000
5 . 2 . 2 . 07 Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 126,000,000 92,875,000
5 . 2 . 2 . 07 . 06 Belanja sewa penginapan/asrama 126,000,000 92,875,000
5 . 2 . 2 . 11 Belanja Makanan dan Minuman 98,000,000 70,700,000
5 . 2 . 2 . 11 . 04 Belanja Makanan dan Minuman Kegiatan 98,000,000 70,700,000
5 . 2 . 2 . 15 Belanja Perjalanan Dinas 374,272,500 359,540,400
5 . 2 . 2 . 15 . 01 Belanja perjalanan dinas dalam daerah 232,272,500 228,474,000
5 . 2 . 2 . 15 . 02 Belanja perjalanan dinas luar daerah 142,000,000 131,066,400
5 . 2 . 2 . 21 Belanja Jasa Konsultansi 114,000,000 114,000,000 100 100
5 . 2 . 2 . 21 . 04 Belanja konsultansi pihak ketiga 114,000,000 114,000,000
5 . 2 . 2 . 23 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga2,226,500,000 2,180,552,000
5 . 2 . 2 . 23 . 01 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat 2,226,500,000 2,180,552,000
REALISASIURAIAN KEGIATAN
2
JUMLAH
(Data : Diolah Bidang PLA)
Dari tabel VII-5 di atas maka dapat dilihat bahwa realisasi terhadap pagu dana adalah sebesar Rp.2.886.197.400,- atau sekitar 94% dengan capaian fisik 100%.
Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air (2.01.2.01.01.01.16.17) di dalamnya termasuk kegiatan WISMP II. (Water Resource Irrigation Sector Management Program). - Kegiatan WISMP II. (Water Resource Irrigation Sector Management
Program). Total dana untuk kegiatan WISMP II tahun 2013 sebesar Rp. 499.170.000,-, dari dana tersebut terdiri dari LOAN (On Granting) 70% dan dana Sharing APBD (Rupiah Murni) sebesar 30%. Dana WISMP TA. 2013 dapat diuraikan sebagai berikut : - Dana LOAN No. 8027 - ID : Rp. 287.950.000,- - Dana Sharing APBD : Rp. 211.220.000,- Dana tersebut telah mengalami revisi AWP sehingga pembagian antara LOAN dan Pendamping menjadi 57.69% (Loan) dan 42.31% (GOI).
Kegiatan WISMP 2 tingkat Provinsi dirincikan sebagai berikut :
VVVVIIIIIIII ---- 9999
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Tabel VII-6. Pagu Dana Kegiatan WISMP2 2013 Tingkat Provinsi.
No Nama Kegiatan Jumlah Dana
(Rp) 1 Pelatihan Pengembangan Agribisnis 79,410,000 2 Pelatihan penggunaan Dana Investasi 79,410,000 3 TOT Sekolah Lapang SRI 56,440,000 4 Workshop Percepatan, Peluang dan
Prospek Agribisnis 159,910,000
5 Kegiatan Administrasi dalam mendukung kegiatan WISMP 2
124,000,000
Realisasi dana kegiatan WISMP II pada tingkat Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat atau PPIU (Provincial Project Implementation Unit) sebesar Rp. 446.565.000,- atau sekitar 89.46%, dan sisa dana sebesar Rp. 52.605.000,-.
3. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan (2.01. 2.01.01. 01.19). Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan (2.01. 2.01.01. 01.19.02).
Kegiatan Penyediaan Sarana Pertanian/Perkebunan pada tahun 2013 berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA SKPD) (19.12) dialokasikan dana sebesar Rp.5.920.117.500,- (Lima Milyar Sembilan Sembilan Ratus Dua Puluh Juta Seratus Tujuh Belas Lima Ratus Rupiah). Dana tersebut sebagian besar dipergunakan pada Belanja Barang dan Jasa untuk pengadaan bibit dan sarana alsintan yang diserahkan pada pihak ketiga (masyarakat) sebesar Rp. 5.916.000.000,-.
Tabel VII-7. Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan (2.01. 2.01.01. 01.19.02).
PROGRAM : 2.01.2.01.01.19 PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN (PERTANIAN/PERKEBUNAN)
KEGIATAN : 2.01.2.01.01.19.02 PENYEDIAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN
KODE
REKENING JUMLAH % KEU % FISIK
1 6 7 8 9 10
5 BELANJA 5,920,117,500 5,723,973,000 97 100 196,144,500
5 . 2 BELANJA LANGSUNG 5,920,117,500 5,723,973,000 196,144,500
5 . 2 . 1 Belanja Pegawai 4,117,500 1,890,000 2,227,500
5 . 2 . 1 . 01 Honorarium PNS 4,117,500 1,890,000 2,227,500
5 . 2 . 1 . 01 . 02 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 2,227,500 0 2,227,500
5 . 2 . 1 . 01 . 03 Honorarium Tim Pemeriksa Barang dan Jasa 1,890,000 1,890,000 0
5 . 2 . 2 Belanja Barang dan Jasa 5,916,000,000 5,722,083,000 193,917,000
5 . 2 . 2 . 02 Belanja Bahan/Material 25,000,000 - 25,000,000
5 . 2 . 2 . 02 . 02 Belanja bahan/bibit tanaman 25,000,000 0 25,000,000
5 . 2 . 2 . 23 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat/Pihak Ketiga 5,891,000,000 5,722,083,000 168,917,000
5 . 2 . 2 . 23 . 01 Belanja Barang Yang Akan Diserahkan Kepada Masyarakat 5,891,000,000 5,722,083,000 168,917,000
SISA DANA
2
URAIAN KEGIATAN JUMLAHREALISASI
(Data : Diolah Bidang PLA)
Dari tabel VII-7 diatas realisasi terhadap pagu dana sebesar Rp. 5.723.973.000,- atau sebesar 97% dengan sisa sebesar Rp. 196.144.500,-. Jenis alsin yang diserahkan kepada masyarakat berupa 122 buah traktor, 28 buah Pompa Air, 35 buah Genset, 2 buah Corn Sheller, 20 buah terpal, 7000 buah cangkul, 500 Kg Benih jagung dan 1 unit Jalan Usaha Tani.
VVVVIIIIIIII ---- 10101010
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
2. Kegiatan Sumber Dana APBN (Dana Dekonsentrasi)
Dana dekonsentrasi atau Program Penyediaan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Kode : 018.08.11) yang dikelola pada Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kode : 018.08.239011) sejumlah Rp. 3.335.170.000,- dengan penyerapan dana sebesar Rp. 2.738.496.620,- atau sebesar 82.11%, dengan sisa dana sebesar 596.673.380,-.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dibiayai oleh dana dekonsentrasi ini adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian (Kode : 1794).
Dana dekonsentrasi yang mendukung kegiatan PSP dari total dana kegiatan Rp. 57.200.000,- berbobot 1.71%, realisasi penyerapan dana berjumlah Rp. 57.050.000,- (99.74%) yang dipergunakan untuk Pembinaan Kegiatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Air Irigasi, yang merupakan Layanan Perkantoran (1794.994). Dan sisa yang tidak dapat digunakan yang merupakan sisa dari Belanja Bahan dan Belanja Perjalanan lainnya sebesar Rp. 150.000,-.
2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (Kode : 1795).
Total dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp.1.830.350.000,- berbobot 54.88% per Desember realisasi keuangan yang diperoleh sebesar 88.22% atau Rp.1.614.660.000,- dengan sisa dana sebesar Rp. 215.690.000,-. Sisa dana tersebut diperoleh dari Pendampingan cetak sawah Rp.213.895.000,- dan Layanan Perkantoran Pembinaan Kegiatan Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar Rp.1.795.000,-.
Pelaksanaan Kegiatan
Sasaran Pembinaan/Koordinasi Kegiatan Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan adalah Kabupaten/ Kota yang mendapatkan alokasi kegiatan – kegiatan antara lain : pola pertanian dengan metoda System of rice intensification (SRI), Optimasi Lahan, Pra/ Pasca Sertifikasi Lahan, Jalan Pertanian dan Cetak Sawah. a. Koordinasi, Sosialisasi dan Pengawasan Koordinasi dan Sosialisasi dilakukan dengan tujuan untuk menyamakan
persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan - kegiatan Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan antara lain pola pertanian dengan metoda System of rice intensification (SRI), Optimasi Lahan, Pra/ Pasca Sertifikasi Lahan, Jalan Pertanian dan Cetak Sawah. Koordinasi kerjasama dilakukan secara berjenjang antara Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang menjalankan fungsi pertanian di Propinsi/ Kabupaten/ kota serta petugas pertanian lapangan.
Pengawasan kegiatan dilakukan secara bersama‐sama antara petugas Dinas Lingkup Pertanian Propinsi dan Kabupaten/ Kota se NTB.
b. Pendanaan Kegiatan Aspek PPL Alokasi dana Kegiatan Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan TA. 2013 adalah
sebesar Rp. 57.900.000 dengan rincian sebagai berikut : 521211. Belanja Bahan Rp. 11.400.000
VVVVIIIIIIII ---- 11111111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
521213. Honor Output Kegiatan Rp. 4.500.000 521219. Belanja Barang Non Operasional Lainnya Rp. 6.000.000 522151. Belanja Jasa Profesi Rp. 6.000.000 524119. Belanja perjalanan lainnya (DN) Rp. 30.000.000,-. c. Monev Kegiatan Aspek PPL
Monev Kegiatan Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan TA. 2013 menggunakan instrumen terdiri atas kuesioner, sistem, dan manual yang telah disusun oleh Tim Monev Propinsi.
Kegiatan Monev dilakukan pada seluruh Kabupaten/ Kota yang mendapatkan alokasi Bansos Kegiatan Pengembangan SRI, Optimasi Lahan, Pra/Pasca Sertifikasi Lahan, Jalan Pertanian dan Cetak Sawah Dana TP Ditjen PSP Tahun 2013. Data yang telah terkumpul dientri, diolah dan dianalisis untuk mendapatkan hasil monev di provinsi.
Dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan monev harus dilakukan Focus Group Discussion (FGD), masing - masing di tingkat Kabupaten/ Kota dan Provinsi. FGD diikuti oleh para penanggungjawab monev dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang benar dari para pemangku kepentingan.
Kegiatan Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan TA. 2013 tersebar di kabupaten/ Kota se NTB. Adapun hasil monitoring dan evaluasi masing – masing kegiatan yang terdapat dalam Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan adalah sebagai berikut.
1) System of rice intensification (SRI)
Tabel VII-8. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan SRI Kab/ Kota se NTB TA. 2013
Anggaran (Rp) Luas (ha) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Barat 2.940.000.000 1.400 2.940.000.000 100 100
Lombok Tengah 3.150.000.000 1.500 3.150.000.000 100 100
Lombok Timur 3.360.000.000 1.600 3.360.000.000 100 100
Lombok Utara 3.150.000.000 1.500 3.150.000.000 100 100
Sumbawa Barat 1.260.000.000 600 1.260.000.000 100 100
Sumbawa 2.100.000.000 1.000 2.100.000.000 100 100
Dompu 1.050.000.000 500 1.050.000.000 100 100
Bima 1.050.000.000 500 1.050.000.000 100 100
Kota Mataram 420.000.000 200 420.000.000 100 100
Kota Bima 420.000.000 200 420.000.000 100 100
T O T A L 18.900.000.000 9.000 18.900.000.000 100 100
Kabupaten /Kota
Pengembangan SRI
DIPA Realisasi (%)
Kegiatan Pengembangan SRI meliputi pembinaan di Kabupaten/ Kota dan pelaksanaan fisiknya. Kegiatan Pengembangan SRI bertujuan : - Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani tentang usahatani padi
sawah metode SRI. - Meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani. - Menghasilkan produksi yang berdayasaing tinggi, select dan berkelanjutan.
VVVVIIIIIIII ---- 12121212
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
- Mengembangkan usahatani padi yang ramah lingkungan.
Pelaksanaan kegiatan SRI tersebar di seluruh kabupaten/ kota se-NTB seluas 9.000 Ha dengan total anggaran sebesar Rp. 18.900.000.000. Dari anggaran tersebut, terdapat 8 Kabupaten yang mendapatkan lebih dari 1 Miliyar, hal ini dikarenakan pada kabupaten tersebut masih banyak lahan2 yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan produktivitasnya terutama melalui pengembangan SRI. Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan SRI adalah Rp 18.900.000.000,- atau 100 % dari pagu dana Rp 18.900.000.000,- demikian pula dengan realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %.
2) Optimasi Lahan
Tabel VII-9. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan Optimasi Lahan Kab/ Kota se NTB TA. 2013.
Anggaran (Rp) Luas (ha) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Barat 1,050,000,000 500 1,050,000,000 100 100
Lombok Tengah 1,050,000,000 500 1,050,000,000 100 100
Lombok Timur 1,470,000,000 700 1,470,000,000 100 100
Lombok Utara 1,470,000,000 700 1,470,000,000 100 100
Sumbawa Barat 1,470,000,000 700 1,470,000,000 100 100
Sumbawa 1,470,000,000 700 1,470,000,000 100 100
Dompu 1,050,000,000 500 1,050,000,000 100 100
Bima 1,050,000,000 500 1,050,000,000 100 100
Kota Mataram 546,000,000 260 546,000,000 100 100
Kota Bima 546,000,000 260 546,000,000 100 100
T O T A L 11,172,000,000 5,320 11,172,000,000 100 100
Kabupaten /Kota
Optimasi Lahan
DIPA Realisasi (%)
Kegiatan pengembangan Optimasi Lahan meliputi pembinaan di kabupaten/ Kota dan pelaksanaan fisiknya. Kegiatan pengembangan Optimasi Lahan bertujuan : - Memanfaatkan lahan terlantar menjadi lahan pertanian produktif dan
meningkatkan index pertanaman (IP). - Meningkatkan produksi pertanian dan melestarikan sumberdaya lahan
pertanian. - Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan. - Mendukung Program Ketahanan pangan Nasional. Pelaksanaan kegiatan Optimasi Lahan mendukung tanaman pangan tersebar di seluruh kabupaten/ kota se-NTB seluas 5.320 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 11.172.000.000. Dari anggaran tersebut, terdapat 8 Kabupaten yang mendapatkan lebih dari 1 Miliyar, hal ini dikarenakan pada kabupaten tersebut masih banyak lahan2 yang mempunyai potensi untuk dikembangkan komoditas pertanian terutama tanaman pangan namun tidak di manfaatkan secara maksimal.
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan Optimasi Lahan adalah Rp 11.172.000.000,- atau 100 % dari pagu dana sejumlah Rp 11.172.000.000,- demikian pula dengan realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %.
VVVVIIIIIIII ---- 13131313
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
3) Pra Sertifikasi Lahan
Tabel VII-10. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan Pra Seritifikasi Lahan Kab/ Kota se NTB TA. 2013.
Anggaran (Rp) Volume (pkt) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Barat 30.000.000 3 30.000.000 100 100
Sumbawa Barat 40.000.000 4 17.500.000 44 100
Sumbawa 40.000.000 4 40.000.000 100 100
Dompu 20.000.000 2 20.000.000 100 100
Bima 40.000.000 4 40.000.000 100 100
T O T A L 170.000.000 17 147.500.000 87 87
Kabupaten /
Kota
Pra Sertifikasi Lahan Pertanian Kabupaten/Kota
DIPA Realisasi
Pada umumnya lahan yang dikuasai oleh masyarakat petani masih berstatus tanah adat, girik, ulayat serta tanah Negara. Pada kenyataannya tanah tersebut telah diusahakan secara turun temurun, namun status hak kepemilikantanah belum ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan calon lokasi dan calon petani yang akan di sertifikasi oleh BPN pada tahun yang bersamaan atau tahun – tahun yang akan datang. Pelaksanaan kegiatan Pra Sertifikasi lahan mendukung tanaman pangan tersebar di 5 kabupaten se-NTB sebanyak 17 paket dengan anggaran sebesar Rp. 170.000.000. Dari 17 paket (567 persil) tersebut, sudah di lakukan pengajuan data CPCL beserta kelengkapannya ditujukan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat dengan membuat Berita Acara Penyerahan Data CPCL.
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan Pra Sertifikasi lahan adalah Rp 170.000.000,- atau 100 % dari pagu dana sejumlah Rp 170.000.000,- demikian pula dengan realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %.
4) Pasca Sertifikasi Lahan
Tabel VII-11. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan Pasca Seritifikasi Lahan Kab/ Kota se NTB TA. 2013.
Anggaran (Rp) Volume (pkt) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Barat 40.000.000 10 40.000.000 100 100
Lombok Tengah 40.000.000 4 - 0 0
Lombok Timur 50.000.000 5 31.875.000 63,75 100
Sumbawa Barat 40.000.000 4 - 0 0
Sumbawa 60.000.000 6 60.000.000 100 100
Dompu 50.000.000 5 50.000.000 100 100
Bima 50.000.000 5 50.000.000 100 100
T O T A L 330.000.000 39 231.875.000 70,27 79,49
Kabupaten /
Kota
Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian Kabupaten/Kota
DIPA Realisasi
Sebagaimana diketahui pasca sertifikasi tanah petani dan hasil evaluasi dampak sertifikasi tanah petani, bahwa sertifikasi tanah petani dapat memberikan rasa aman, jaminan jangka panjang dan dapat digunakan sebagai agunan untuk memperoleh dan menambah modal sehingga motivasi petani untuk
VVVVIIIIIIII ---- 14141414
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
berusahatani di atas lahan pertaniannya sendiri meningkat. Selain itu sertifikasi tanah merupakan salah satu alat untuk mengendalikan laju alih fngsi lahan dan merupakan bentuk insentif yang efektif bagi petani yang bersedia mempertahankan fungsi lahan pertaniannya. Pelaksanaan kegiatan Pasca Sertifikasi lahan mendukung tanaman pangan tersebar di 7 kabupaten se-NTB sebanyak 39 paket dengan anggaran sebesar Rp. 330.000.000. Dari 39 paket (1.040 persil) tersebut, sudah di lakukan pengajuan untuk pembuatan SHAT di Kantor Pertanahan setempat sebanyak 31 Paket (773 persil). Kabupaten Lombok Tengah tidak melaksanakan kegiatan ini, dikarenakan tidak ada alokasi kegiatan pra sertifikasi, sehingga tidak ada lahan yang di ajukan untuk SHAT. Demikian juga Kabupaten Sumbawa Barat tidak melaksanakan kegiatan ini di karenakan tidak ada dokumen yang dikeluarkan oleh BPN setempat.
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan Pasca Sertifikasi lahan adalah Rp 231.875.000,- atau 70,27 % dari pagu dana sejumlah Rp 330.000.000,- dengan realisasi fisiknya mencapai 79,49 %. Tidak tercapainya 100 % pada realisasi keuamgam maupun fisik, di sebabkan karena Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa Barat tidak melaksanakan kegiatan. Selain itu Kabupaten Lombok Timur dalam hal ini melakukan penghematan/ efisiensi anggaran sehingga anggaran yng terserap hanya sebesar Rp. 31.875.000 atau 63,75 %, namun fisiknya dapat diselesaikan sesuai dengan target yaitu sebesar 100%.
5) Jalan Pertanian
Tabel VII-12. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan Jalan Pertanian Kab/ Kota se NTB TA. 2013
Anggaran (Rp) Volume (km) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Timur 200,000,000 2 200,000,000 100 100
T O T A L 200,000,000 2 200,000,000 100 100
Kabupaten /Kota
Jalan Pertanian Kabupaten/Kota
DIPA Realisasi
Kegiatan Pengembangan Jalan Pertanian meliputi pembinaan di Kabupaten/ Kota dan pelaksanaan fisiknya. Kegiatan Pengembangan jalan Pertanian bertujuan : - Membangun Jalan Pertanian baru, meningkatkan kapasitas atau
merehabilitasi jalan pertanian. - Memperlancar pengangkutan sarana produksi dan mobilitas alat mesin
pertanian dari dank e lahan pertanian. - Memperlancar pengangkutan produk pertanian dari lahan pertanian menuju
tempat pengumpulan sementara. Pelaksanaan kegiatan Jalan Pertanian mendukung Hortikultura hanya dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur se panjang 2 Km dengan anggaran sebesar Rp. 200.000.000. Penentuan pelaksanaan kegiatan ini di Kabupaten Lombok Timur, karena merupakan sentra tanaman hortikultura terutama cabai, tomat dan sayuran terutama di Kecamatan Terara.
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan Jalan Pertanian adalah Rp 200.00.000,- atau 100 % dari pagu dana sejumlah Rp 200.000.000,- demikian
VVVVIIIIIIII ---- 15151515
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
juga dengan realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %.
6) Perluasan Sawah (Cetak Sawah)
Tabel VII-13. Pagu Anggaran dan Realisasi Kegiatan Perluasan Sawah (Cetak Sawah) Kab/ Kota se NTB TA. 2013
Anggaran (Rp) Luas (ha) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Timur 7.000.000.000 700 7.000.000.000 100 100
Lombok Utara 3.000.000.000 300 3.000.000.000 100 100
Sumbawa 33.000.000.000 3.300 33.000.000.000 100 100
Dompu 11.000.000.000 1.100 11.000.000.000 100 100
Bima 3.000.000.000 300 3.000.000.000 100 100
T O T A L 57.000.000.000 5.700 57.000.000.000 100 100
Kabupaten /
Kota
Perluasan Sawah
DIPA Realisasi
Salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh sector partanian adalah upaya memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Salah satu upaya dalam mengatasi gejolak tersebut, adalah dengan pengembangan perluasan sawah baru dan pembukaan lahan kering untuk memenuhi ketersediaan stok disertai distribusi secara optimal. Keberadaan pengembangan perluasan sawah dan lahan kering sangat penting bagi petani dan merupakan suatu peluang yang dapat membantu masyarakat dalam menambah lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat dan petani pada khususnya. Pelaksanaan kegiatan Cetak Sawah mendukung tanaman pangan tersebar di 5 kabupaten se-NTB se luas 5.700 Ha dengan anggaran sebesar Rp. 57.000.000.000. Alokasi cetak sawah terbesar terdapat di Kabupaten Sumbawa dan Dompu yaitu di atas 1.000 Ha. Karena pada ke2 Kabupaten tersebut masih banyak lahan – lahan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan atao di cetak menjadi lahan sawah. Sehingga hal ini akan mendongkrak produktivitas padi di NTB.
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan Cetak Sawah adalah Rp 57.000.000.000 atau 100 % dari pagu dana sejumlah Rp 57.000.000.000 demikian pula dengan realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %.
d. Koordinasi Program TNI AD Mendukung Ketahanan Pangan (TMKP)
Koordinasi dan Sosialisasi dilakukan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. Koordinasi kerjasama dilakukan secara berjenjang Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Mabes TNI‐AD, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang menjalankan fungsi pertanian dengan Pangdam dan atau Korem, dan SKPD yang menjalankan fungsi pertanian Kabupaten dengan Kodim, serta petugas pertanian lapangan dengan Koramil.
Sosialisasi kegiatan dilakukan secara bersama‐sama antara petugas Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Bima dengan TNI –AD dibawah wilayah Kodim masing-masing setempat.
VVVVIIIIIIII ---- 16161616
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Alokasi dana Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan kerjasama TNI-AD mendukung ketahanan pangan (TMKP) ADalah sebesar Rp. 42.000.000/ 20 Ha dengan unit cost Rp. 2.100.000/Ha dengan rincian sebagai berikut : - Insentif penyiapan lahan dan penanaman bagi petani yang besarannya
Rp.15.000.000,- /20 Ha untuk bantuan honor petani dan atau aparat TNI-AD.
- Bantuan Tansport Tim Teknis Dinas Pertanian Kabupaten, yang besarannya 2 OH yaitu Rp. 200.000,-/20 Ha.
- Bantuan Perjalanan dalam rangka Pengawalan dan Partisipasi Aparat (TNI-AD), besarannya 2 OH yaitu Rp. 200.000,- /20 Ha.
- Belanja Barang Non Operasional Lainnya untuk Pengawalan/ Sosialisasi oleh Petugas Lapangan/ Penyuluh, yang besarannya Rp. 300.000,-/paket/20Ha.
- Kegiatan Terkait PengADaan yang dilaksanakan oleh tiap - tiap Dinas Pertanian yang menerima program Optimasi Lahan TMKP, yang besarannya Rp.5.000.000,-/ Kabupaten. Belanja Barang Fisik Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat/ Pemda
untuk pengadaan Saprotan (Benih, Pupuk, Chopper, Hand traktor dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan setempat) yang besarannya Rp. 26.500.000,-/20Ha. Pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten dengan mengacu pada sistem pengadaan barang yang berlaku.
Kegiatan Pengembangan Optimasi Lahan Jagung Kerjasama Pada Lahan-Lahan Milik TNI-AD, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Instansi Lain/ Swasta Seluas 400 Ha Yang Tersebar Di 3 Kabupaten Dengan Rincian : Kabupaten Lombok Barat 300 Ha, Kabupaten Lombok Tengah 50 Ha, Kabupaten Bima 50 Ha. Adapun rincian pagu anggaran kegiatan ini Adalah seperti tertera pada table di bawah ini.
Tabel VII-14.
No Kabupaten Program/ Kegiatan Volume Pagu Dana
1. Lombok Barat Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung TMKP 300 Ha 638,000,000
2. Lombok Tengah Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung TMKP 50 Ha 110,500,000
3. Bima Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung TMKP 50 Ha 110,500,000
REKAPITULASI PAGU ANGGARAN KEGIATAN TMKPPER-KABUPATEN SE-NTB
Pelaksanaan Pengembangan Optimasi Lahan Mendukung TMKP di Kabupaten Lombok Tengah dan Bima dilaksanakan dengan Sistem LS (Penunjukan Langsung) kepada rekanan untuk menyiapkan seluruh sarana produksi yang di butuhkan oleh kelompok penerima bantuan. Berbeda halnya dengan pelaksanaan di Kabupaten Lombok Barat, siatem yang dilakukan dengan Tender/ lelang terbuka sesuai dengan aturan Kepres.
Dari hasil monitoring di lapangan pada Kabupaten yang mendapatkan alokasi kegiatan TMKP, sampai dengan bulan Desember 2013 sudah dilaksanakan distribusi bantuan Saprodi kepada kelempok - kelompok penerima bantuan. Oleh kelompok, bantuan saprodi (pupuk dan benih) sudah dimanfaatkan langsung dengan dilakukan penanaman pada lahan - lahan yang sudah di daftarkan dalam CPCL penerima bantuan dan Realisasi pelaksanaannya sudah mencapai 100 % baik keuangan maupun fisik. Adapun
VVVVIIIIIIII ---- 17171717
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
untuk jelasnya dapat dilihat pada table di bawah.
Tabel VII-15.
Anggaran (Rp) Volume (Ha) Anggaran (Rp) Keuangan Fisik
Lombok Barat 638,000,000 300 635,000,000 99.53 100
Lombok Tengah 110,500,000 50 110,500,000 100 100
Bima 110,500,000 50 59,299,550 53.66 100
T O T A L 859,000,000 400 804,799,550 93.69 100
Kabupaten /Kota
TMKP Kabupaten/Kota
DIPA Realisasi
Realisasi fisik dan keuangan untuk Kegiatan TMKP Adalah Rp 804.799.550 atau 93,69 % dari pagu dana sejumlah Rp 859.000.000, sedangkan untuk realisasi fisiknya sudah mencapai 100 %. Tidak tercapainya target 100 % pada realisasi keuangan, disebabkan karena pada Kabupaten Lombok Barat dan Bima yang hanya mencapai 99,53 % dan 53,66 %. Hal ini disebabkan karena efisiensi pada Administrasi (proses lelang) yang tidak habis dipakai.
Hasil Rapat Koordinasi TMKP
- Optimasi lahan diarahkan untuk peningkatan produksi jagung melalui pemanfaatan lahan yang sementara tidak diusahakan dan peningkatan indeks pertanaman (IP) pada lahan kawasan pertanian yang belum diusahakan secara optimal, yang berpotensi untuk ditingkatkan indeks pertanamannya guna peningkatan produksi jagung.
- Tujuan pelaksanaan kegiatan tmkp Adalah meningkatkan produksi pertanian, khusus jagung. Melestarikan sumber daya lahan pertanian. Memberdayakan anggota TNI AD mendukung sektor pertanian dalam rangka terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan.
- Sasaran kegiatan pengembangan optimasi lahan jagung kerjasama pada lahan-lahan milik TNI AD, pemerintah daerah, masyarakat, instansi lain/ swasta seluas 400 ha yang tersebar di 3 kabupaten dengan rincian : � Kabupaten lombok barat 300 ha, namun untuk sementara data
kepemilikan lahan di kabupaten lobar masih dalam tahap pendataan. � Kabupaten lombok tengah 50 ha, demikian juga untuk kabupaten loteng
yang masih dalam tahap pendataan. � Kabupaten bima 50 ha, dari informasi yang disampaikan oleh dandim
bima bahwa lahan yang tersedia seluas 70 ha. - Kriteria lokasi dan petani :
� Optimasi lahan dilaksanakan pada lahan kawasan pertanian milik TNI AD pemerintah daerah, masyarakat, instansi/ swasta yang sementara tidak diusahakan yang berpotensi untuk ditingkatkan produktifitasnya.
� Status lahan jelas dan tidak dalam sengketa. � Ada potensi sumber air baik sumber air permukaan, air tanah maupun air
hujan dalam jumlah yang cukup. � Luas lahan penggarap maksimum 2 ha/kk. � Kelompok sasaran Adalah petani penggarap yang bersedia secara
berkelompok mengikuti kegiatan dan melakukan pemeliharaan selanjutnya.
- Pembuatan petunjuk pelaksanaan dilakukan oleh dinas pertanian propinsi sebagai penjabaran dari pedoman teknis yang dibuat oleh pusat sesuai
VVVVIIIIIIII ---- 18181818
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
dengan kondisi daerah, sedangkan pembuatan petunjuk teknis dilakukan oleh dinas pertanian kabupaten sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
- Koordinasi dan sosialisasi dilakukan secara bersama-sama untuk menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. Koordinasi kerjasama dilakukan secara berjenjang antara satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang menjalankan fungsi pertanian dengan korem, dan SKPD yang menjalankan fungsi pertanian kabupaten dengan kodim, serta petugas pertanian lapangan dengan koramil.
- Inventarisasi calon petani dan calon lokasi (CPCL) dilakukan oleh petugas dinas lingkup pertanian kabupaten (tim teknis) berkoordinasi dengan TNI AD untuk memperoleh calon lokasi dan calon petani pelaksana kegiatan optimasi lahan. Inventarisasi calon lokasi meliputi faktor - faktor pembatas/ kritis yang menyebabkan lahan sementara tidak diusahakan dan ip rendah antara lain : modal, tenaga kerja, prasarana.
- Berdasarkan hasil inventarisasi CPCL yang memenuhi standar teknis dan kriteria, yaitu dipilih calon lokasi yang paling ringan faktor pembatasnya. Selanjutnya ditetapkan dengan surat keputusan (SK) kepala dinas lingkup pertanian kabupaten.
- Kelompok tani yang diprioritaskan merupakan kelompok tani yang belum pernah mendapatkan bantuan dari apbn dan APBD untuk kegiatan serupa.
- Pelaksanaan kegiatan yang meliputi mekanisme, pembinaan, pengendalian dan pengawasan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan mengacu pada pedoman umum/ teknis yang terbitkan oleh direktorat jenderal prasarana dan sarana pertanian. Demikian juga dengan format laporannya.
Kerjasama kementerian pertanian dengan TNI‐ AD merupakan langkah terobosan yang baik dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Untuk itu dalam pelaksanaannya perlu dukungan dan kesungguh‐ sungguhan dari semua pihak yang terkait, termasuk partisipasi dari masyarakat. Muara dari semua kegiatan kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masayarakat khususnya petani.
3. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian (Kode : 1796).
Operasional pengembangan, pengawasan dan kelembagaan merupakan jenis kegiatan yang dilakukan pada bagian ini, yang terdiri dari Fasilitasi Pengembangan dan Pengawasan Alat dan Mesin Pertanian Penyusunan Kebutuhan Alsintan (011) dengan dana Rp.10.000.000,- dan Pendampingan Pengelolaan, Pengawasan dan Pemberdayaan Kelembagaan Alsintan (012) dengan dana sebesar Rp. 90.000.000,- sehingga total dana yang dilakoasikan sebesar Rp. 100.000.000,-. Dengan realisasi sebesar Rp. 84.698.000,- dana yang tersisa Rp. 15.302.000,-.
Pelaksanaan Kegiatan
Mekanisme pelaksanaan kegiatan pendampingan, pengawasan dan kelembagaan alsintan yang didanai dari dana Dekonsentrasi di 10 Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
VVVVIIIIIIII ---- 19191919
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
a. Peningkatan Pengelolaan, Pengawasan dan Kelembagaan Alsintan/ UPJA Melalui : 1) Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB pada tanggal 25 Nopember 2013. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melatih SDM UPJA (manajer, tenaga administrasi, operator dan teknisi) sebanyak 30 kelompok UPJA yang ada di kabupaten/ kota se NTB. Pelatihan dilakukan pada UPJA yang memiliki alsintan untuk dikelola. Alsintan yang diperoleh tersebut baik dengan swadaya maupun bantuan dari pemerintah.
Dalam pelatihan tersebut, manajer dan operator UPJA memperoleh materi yang meliputi aspek teknis, bisnis dan manajemen usaha. Materi tersebut antara lain berisikan sebagai berikut : - Teknik pengoperasian alsintan - Cara-cara perawatan dan perbaikan alsintan - Perhitungan ekonomi penggunaan alsintan - Pembukuan usaha jasa alsintan - Sumber permodalan usaha - Promosi jasa alsintan - Perencanaan usaha jasa alsintan - Pengorganisasian usaha - Kerjasama usaha/kemitraan
Selain itu juga, beberapa materi lainya juga disampikan dalam pelatihan ini. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan merupakan suatu lembaga ekonomi pedesaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alsintan untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/ gabungan kelompok tani.
2) Training Of Trainer (TOT)
TOT dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB pada tanggal 26 Nopember 2013, pada kelompok – kelompok UPJA yang ada di kabupaten/ kota se NTB sebanyak 30 kelompok, guna peningkatan pelatihan/ pembinaan dan pendampingan manajemen bisnis sehingga UPJA dan alsin saat ini dapat dikembangkan secara optimal dan dalam jangka panjang yaitu jasa UPJA tidak hanya fokus pada pengembangan usahatani melainkan juga untuk pengembangan produk pertanian dalam arti luas yang memiliki daya saing tinggi dipasar terbuka.
Dengan adanya peningkatan kenerja dan kelas UPJA ini diharapkan permasalahan yang ada pada kelompok UPJA dapat berkurang serta arah pengembangan UPJA yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan alsintan, meningkatkan IP, mendukung pemanfaatan air irigasi mengevaluasi kekurangan Tenaga Kerja dan menciptakan lapangan kerja, mendorong tumbuh kembangnya ekonomi dipedesaan serta mempercepat alih teknologi alsintan dapat tercapai.
Materi yang di sampiakan dalam TOT ini berkaitan dengan Penumbuhan dan Pengembangan UPJA. Penumbuhan dan Pengembangan UPJA yang
VVVVIIIIIIII ---- 20202020
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
dilaksanakan di daerah yang belum terbentuk UPJA dan membutuhkan alsintan dalam pengelolaan usaha tani.
3) Apresiasi Petugas Pengawas
Pertemuan Apresiasi bagi Petugas Pengawas di laksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB pada tanggal 26 Nopember 2013. Peserta pertemuan adalah para petugas lapangan di Kabupaten/ Kota yang menangani kegiatan Alsintan.
UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan) adalah suatu lembaga ekonomi pedesaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik didalam maupun diluar kelompok tani/gapoktan.
UPJA dikatakan penting karena pengelolaan alsintan perorangan tidak efisien, solusi mengatasi kelangkaan tenaga kerja, peranan strategis menggerakkan perekonomian pedesaan. Peranan petugas dalam pengawasan kelembagaan UPJA sangat diperlukan dalam hal ini. Tingkat kemampuan UPJA dapat ditentukan dari kelas UPJA dengan memperhatikan aspek teknis, organisasi, ekonomi dan aspek penunjang. Kelas UPJA dapat dikategorikan mejadi 3 macam yaitu UPJA pemula, UPJA berkembang dan UPJA profesional. Aspek teknis meliputi : jenis, jumlah, kondisi alsintan, gudang dan bengkel alsintan ; aspek organisasi meliputi : legalitas dan struktur organisasi termasuk kelengkapan pembukuan UPJA dan aspek ekonomi meliputi penambahan jumlah alsintan, sumber pendanaan serta penambahan jumlah pelanggan dan jangkauan wilayah pelayanan serta aspek penunjang : cara memperoleh pelayanan jasa UPJA, jadwal pelayanan operasional UPJA dan jumlah petani anggota kelompok tani yang membutuhkan jasa pelayanan UPJA.
Adapun permasalahan yang ada pada kelompok UPJA saat ini antara lain kurangnya tenaga operator belum terlatih, kemampuan manager masih rendah, kemitraan belum berkembang, pembinaan terhadap UPJA belum optimal, pembinaan UPJA belum mengarah pada usaha bisnis dan orientasi pasar. Ditambah lagi dengan kondisi kelembagaan UPJA saat ini yang pada umumnya belum bisa berkembang baik, penyebabnya antara lain adalah lemahnya figur pimpinan, tidak ada aturan main yang tegas, kemampuan managerial pengurus lemah serta alsintan bantuan diperlakukan semata-mata sebagai sarana sosial bukan secara profesional serta belum semua UPJA memiliki bengkel sendiri.
Dari permasalahan yang ada diperlukannya peningkatan kinerja dan kelas UPJA yang dapat dilakukan yaitu dengan jangka pendek : Peningkatan pelatihan/ pembinaan dan pendampingan manajemen bisnis sehingga UPJA dan alsin saat ini dapat dikembangkan secara optimal dan dalam jangka panjang yaitu jasa UPJA tidak hanya fokus pada pengembangan usahatani melainkan juga untuk pengembangan produk pertanian dalam arti luas yang memiliki daya saing tinggi dipasar terbuka. Dengan adanya peningkatan kenerja dan kelas UPJA ini diharapkan permasalahan yang ada pada kelompok UPJA dapat berkurang serta arah pengembangan UPJA yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan alsintan, meningkatkan IP, mendukung pemanfaatan air irigasi mengevaluasi kekurangan Tenaga Kerja dan menciptakan lapangan kerja, mendorong
VVVVIIIIIIII ---- 21212121
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
berkembangnya ekonomi pedesaan, mempercepat alih teknologi alsintan dapat tercapai.
Dari hasil pengawasan di lapangan oleh para petugas terhadap perkembangan UPJA di NTB sampai dengan Tahun 2013, terdapat 698 UPJA yang sudah terbentuk di NTB (data terlampir). Sebagian besar UPJA yang terbentuk mempunyai kelas UPJA sedang sampai Berkembang. Rata-rata UPJA tersebut memiliki lebih dari satu alsintan sperti Traktor R2, Pompa Air, Mist Blower dan lain-lain.
b. Demo Teknologi
Dalam rangka mempertahankan swasembada beras berkelanjutan maka pemerintah berkomitmen dalam pencapaian surplus 10 juta ton beras pada Tahun 2014. Salah satu strategi peningkatan produksi adalah penyempurnaan manajemen teknis yang diantaranya adalah percepatan pengolahan tanah dan pelaksanaan tanam serempak dan percepatan tanam.
Pelaksanaan gerakan tanam serempak telah membuktikan dapat mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sehingga pertanaman padi dapat dipanen dengan baik dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Keberhasilan gerakan tanam serempak dan percepatan tanam memerlukan berbagai dukungan, diantaranya tersedianya traktor roda 2 dalam jumlah yang cukup dan kondisi siap pakai dalam mempersiapkan lahan sampai kondisi siap tanam. Penggunaan traktor roda 2 sangat efisien dalam percepatan tanam dan penerapan tanam serempak. Namun saat ini, ketersediaan alat tersebut di daerah masih sangat terbatas mengingat harganya yang cukup mahal sementara kondisi permodalan petani/ kelompok tani masih sangat terbatas dan akses ke lembaga keuangan masih lemah. Oleh karena itu dalam rangka mencapai dan mempertahankan swasembada beras, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB bersama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah berkomitmen untuk melaksanakan Intensifikasi pertanian yang salah satunya adalah Demo Teknologi pengolahan lahan menggunakan traktor roda 2 kegiatan tanam serempak melalui Brigade Tanam, ekstensifikasi pertanian serta diversifikasi Pertanian.
Demo Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan pengolahan tanah sawah dengan menggunakan traktor, sehingga seorang operator akan bertanggungjawab, disiplin serta memahami dalam mengoperasikan hand traktor yang lebih efisien, produktif dan aman. Demo Teknologi dilaksanakan di BBU milik Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah dengan peserta sebanyak 30 orang. Narasumber/ instruktur Demo Teknologi berasal dari Pabrikan PT. Kubota Indonesia sejumlah 3 Orang.
Materi yang di sampaikan dalam kegiatan ini antara lain cara perawatan dan penanganan masalah ringan bagi para pengguna hand traktor, mengenal traktor sebagai mesin pengolah tanah, maka perlu dipahami prinsip kerja serta persyaratan kondisi kerja, perlengkapan, serta kegunaannya.
c. Koordinasi Mobilisasi Alsintan Guna Percepatan Olah Tanah dan Tanam Serempak/Brigade Tanam.
VVVVIIIIIIII ---- 22222222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Dalam rangka Percepatan Olah Tanah dan Tanam Serempak/ Brigade Tanam Tahun 2013, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, telah berkoordinasi dan bekerjasama untuk membentuk Satuan Brigade Tanam sebagai upaya memberi pelayanan kepada petani sehingga tidak kesulitan menanam padi secara serentak. Dalam Rapat Koordinasi yang di lakukan di Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB ada beberapa hal yang di rumuskan antara lain : - Terkait dengan pembentukan brigade tanam, Provinsi NTB sudah
memperoleh 100 unit bantuan traktor (50 unit di Lotim dan 50 unit di Loteng) dari Kementerian Pertanian pada TA. 2012 dan 2013.
- Brigade tanam merupakan gerakan menanam padi secara serentak agar bisa memerangi hama pada tanaman pangan yang terjadi di lapangan.
- Pada Tahun 2013, 50 unit traktor sudah diterima di Kabupaten Lombok Tengah dan sudah di pinjamkan kepada kelompok- kelompok tani yang kesulitan peralatan traktor pada saat musim tanam serempak.
- Peminjaman traktor itu dengan persyaratan petugas operator dan biaya operasional ditanggung oleh kelompok tani yang meminjam. peminjaman traktor dibatasi maksimal satu musim tanam, yang meminjam wajib mengembalikan dalam kondisi bersih dan baik di gudang tempat pengambilannya.
- Sering terjadi kasus tunda tanam di beberapa wilayah karena waktu olah tanah yang bersamaan sehingga terjadi antre dalam mendapat jasa pelayanan traktor.
- Berdasarkan data yang ada sampai dengan Tahun 2012, di NTB terdapat 1.367 unit traktor yang merupakan milik petani atau kelompok secara swadaya maupun bantuan pemerintah, namun tidak semua dapat beroperasi dengan baik.
- Dengan jumlah traktor tersebut sebenarnya mencukupi untuk kebutuhan pengolahan lahan pertanaman padi dalam satu tahun yang mencapai 130.000 hektare, namun semua itu tidak bisa terlaksanan.
- Keberadaan mesin pertanian tidak merata di setiap Desa, akibatnya, masih dijumpai kasus kekurangan traktor pada beberapa wilayah. Kondisi itu menyebabkan pengeluaran petani meningkat akibat naiknya sewa traktor dan menyebabkan tidak bisa tanam serentak, yang mana pada saat olah tanah serentak, ongkos sewa traktor untuk mengolah satu hektare lahan bisa mencapai Rp1,2 juta.
- Oleh karena itu maka dipandang perlu untuk membentuk brigade tanam di tingkat kabupaten/ kota bahkan sampai dengan tingkat kecamatan dan desa.
- Brigade tanam Kabupaten dan traktor yang dikelola sebanyak 50 unit, saat ini sedang dipersiapkan pola pengelolaannya. Sebagai langkah awal akan dilaksanakan pendidikan dan pelatihan operator traktor.
- Setelah semuanya siap, brigade tanam akan segera bergerak dan mudah-mudahan pada musim olah tanah sekitar November atau Desember tahun ini sudah bisa operasional.
- Brigade tanam, siap membantu Desa mana saja di NTB yang membutuhkan jasa pengolahan tanam, sehingga subak tersebut bisa melakukan tanam serentak.
VVVVIIIIIIII ---- 23232323
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
- Di sisi lain bila Desa/ Kelompok Tani membutuhkan bantuan traktor saja, maka Dinas Pertanian akan mengantarkan traktor tersebut dan setelah usai traktor itu kembali ditarik ke Dinas Pertanian. Sedangkan ongkos sewa terhadap traktor tersebut masih dipertimbangkan, yang jelas karena ini sifatnya pelayanan pasti tidak akan membebani petani dan sangat murah.
d. Operasional Pelaksanaan Percepatan Olah Tanah dan Tanam Serempak/ Brigade Tanam
Untuk mendukung Percepatan Olah Tanah dan Tanam Serempak/ Brigade Tanam Tahun 2013, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB melalui dana dekonsentrasi telah mengalokasikan bantuan berupa Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Oli untuk memperlancar Operasional Percepatan Olah Tanah dan Tanam Serempak kepada Satuan Brigade yang ada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah. Diharapkan dengan adanya bantuan operasional tersebut akan mengurangi beban atau biaya pengeluaran dari petani yang akan memanfaatkan sarana peralatan tarktor melalui brigade tanam. Adapun Bantuan operasional tersebut berupa :
Tabel VII-16. Bantuan BBM
No Jenis Barang Jenis Jumlah
1 BBM Solar Bentuk Kupon 2.350 Ltr
2 BBM Premium Bentuk Kupon 1.012 ltr
3 Oli Mesin @5 ltr Mesran B 40 25 Galon
4 Oli Gardan @4Ltr Rored EPA 90 65 Galon
4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainya Ditjen Prasarna dan Sarana Pertanian (Kode : 1797).
Kegiatan ini merupakan jenis Layanan/kegiatan Perkantoran dengan total dana yang disiapkan sebesar Rp.384.900.000,- dengan realisasi per Desember sebesar Rp.383.332.520,- (99.59%) dengan sisa dana yang tidak dapat direalisasikan Rp.1.567.480,- dengan realisasi fisik telah mencapai 100%. Jumlah realisasi dana diatas didapatkan dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Administrasi kegiatan provinsi (011) dana Rp.132.080.000,- realisasi Rp.131.889.520,-.
b. Penyusunan SAI Ditjen PSP Tahun 2013 (014) dana Rp.94.200.000,- realisasi Rp.93.740.000,-.
c. Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Ditjen PSP Tahun 2013 (015) dana Rp.94.200.000,- realisasi Rp.93.685.000,-.
d. Sinkronisasi Penertiban Aset (Dinas Pertanian) (016) dana Rp.8.920.000,- realisasi Rp.8.870.000,-.
e. Sinkronisasi dan Koordinasi Kegiatan PSP TA.2013 (017) dana Rp.55.500.000,- realisasi Rp.55.148.000,-.
5. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (Kode : 3993).
VVVVIIIIIIII ---- 24242424
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Total dana yang disediakan untuk Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida adalah sebesar Rp.912.720.000,- terdiri dari; Pendampingan penyaluran pupuk (Identifikasi kebutuhan pupuk [011] dan Sosialisasi dan Pengawalan Pendampingan RDKK [012]) sebesar Rp.512.720.000,- serta Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (Penguatan Kelembagaan KP3 di Tingkat Provinsi [011], sebesar Rp.400.000.000,-.
Realisasi terhadap dana untuk Kegiata Fasilitasi Pupuk dan Pestisida adalah sebesar Rp. 550.511.100,- (60,32%) diperoleh dari; Pendampingan penyaluran pupuk (Identifikasi kebutuhan pupuk [011] dan Sosialisasi dan Pengawalan Pendampingan RDKK [012] ) sebesar Rp.352.729.600,- serta Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (Penguatan Kelembagaan KP3 di Tingkat Provinsi [011], realisasi terhadap dana sebesar Rp.197.781.500,-. Sehingga sisa dana untuk Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida sebesar sebesar Rp.362.208.900,-.
Pelaksanaan Kegiatan
a. Pelaksanaan PUAP Di Kabupaten/ Kota se-NTB Pelaksanaan PUAP berbasis desa pertanian miskin merupakan program
terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesempatan kerja di pedesaan. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana PUAP penyalur modal usaha agribisnis bagi petani/peternak. Diharapkan Gapoktan sebagai basis program PUAP dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi desa.
Tabel VII-17. Jumlah Gapoktan PUAP per Tahun di Kabupaten/Kota
se NTB (sd Desember 2013).
No Kabupaten/kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
1. Kota Mataram 7 4 9 8 3 6 37
2. Kab. Lombok Barat 21 22 19 17 25 9 113
3. Kab. Lombok Utara 13 9 9 2 0 0 33
4. Kab. Lombok Tengah 34 25 38 17 25 0 139
5. Kab. Lombok Timur 35 19 71 19 33 20 197
6. Kab. Sumbawa Barat 12 9 20 7 4 6 58
7. Kab. Sumbawa 26 17 24 23 12 6 108
8. Kab. Dompu 1 68 7 3 0 0 79
9. Kota Bima 7 6 7 10 7 0 37
10. Kab. Bima 36 84 20 12 7 5 164
Total NTB : 192 263 224 118 116 52 965 Pemanfaatan dana bantuan modal usaha PUAP digunakan sepenuhnya untuk kepentingan usaha petani maupun kelompok tani anggota. Perencanaan untuk pemanfaatan dana baik secara berkelompok maupun individu petani dilakukan melalui mekanisme yang ditetapkan oleh Gapoktan dalam bentuk Rencana Usaha Bersama (RUB) dan Rencana Usaha Anggota (RUA). Sampai dengan Bulan Desember 2013, terdapat penambahan jumlah DNS (DNS I s/d VII) penerima BLM PUAP sebanyak 52 Gapoktan PUAP, dan semua gapoktan tersebut telah dilakukan pemberkasan dan dalam tahap transfer rekening ke kelompok. Berikut jumlah Gapoktan yang sedang dalam tahap transfer rekening.
VVVVIIIIIIII ---- 25252525
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Tabel VII-18. Realisasi Gapoktan penerima BLM PUAP Tahun 2013 No Kabupaten/Kota Sudah di transfer
1. Kota Mataram 6
2. Kab. Lombok Barat 9
3. Kab. Lombok Utara 0
4. Kab. Lombok Tengah 0
5. Kab. Lombok Timur 20
6. Kab. Sumbawa Barat 6
7. Kab. Sumbawa 6
8. Kab. Dompu 0
9. Kota Bima 0
10. Kab. Bima 5
Total NTB : 52
b. Rekapitulasi dana BLM PUAP Tersalur
Tabel VI-19. Rekapitulasi dana BLM tersalur dari tahun 2008 s/d 2013.
No Kab/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Mataram 700,000,000 400,000,000 900,000,000 500,000,000 300,000,000 600,000,000
2 Lobar 2,100,000,000 2,200,000,000 1,900,000,000 1,400,000,000 1,900,000,000 900,000,000
3 KLU 1,300,000,000 900,000,000 900,000,000 200,000,000 - -
7 Loteng 3,400,000,000 2,500,000,000 3,800,000,000 1,300,000,000 1,900,000,000 -
5 Lotim 3,500,000,000 1,900,000,000 7,100,000,000 1,200,000,000 2,900,000,000 2,000,000,000
4 KSB 1,200,000,000 900,000,000 2,000,000,000 700,000,000 400,000,000 600,000,000
6 Sumbawa 2,600,000,000 1,700,000,000 2,400,000,000 1,500,000,000 1,200,000,000 600,000,000
8 Dompu 100,000,000 6,800,000,000 700,000,000 200,000,000 - -
9 Bima 700,000,000 600,000,000 700,000,000 400,000,000 400,000,000 -
10 Kota Bima 3,600,000,000 8,400,000,000 2,000,000,000 1,200,000,000 700,000,000 500,000,000
TOTAL 19,200,000,000 26,300,000,000 22,400,000,000 8,600,000,000 9,700,000,000 5,200,000,000
Jumlah gapoktan di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Desember 2013 jumlahnya 965 gapoktan atau senilai 96,5 Milyar yang sudah beredar di NTB. Kalau dibandingkan dengan jumlah desa se NTB (1.117 desa/kelurahan) maka hanya tinggal 152 desa/kelurahan (13,60 %) yang belum terlayani BLM PUAP.
c. Perkembangan Aset Real Gapoktan Penerima BLM PUAP
Tabel VII-20. Perkembangan Aset Real Gapoktan Penerima dari 2009 s/d 2013.
No Kab/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Mataram 663,095,610 411,207,950 899,893,085 719,862,464 658,991,395 614,540,000
2 Lobar 2,876,681,000 1,957,057,000 2,511,967,900 2,837,681,000 2,876,681,000 822,787,622
3 KLU 1,459,823,000 1,365,895,000 1,244,307,437 1,386,873,000 1,452,823,000 -
4 Loteng 3,744,054,257 2,285,609,000 3,355,486,788 3,712,786,230 3,695,985,510 -
5 Lotim 3,166,795,575 4,821,537,747 4,140,274,409 4,125,860,058 3,221,835,371 2,049,548,000
6 KSB 972,171,219 1,271,000,000 1,352,852,270 941,020,699 791,334,000 600,000,000
7 Sumbawa 2,452,544,900 2,083,832,400 2,569,531,600 2,807,413,000 2,498,019,000 600,000,000
8 Dompu 77,335,000 13,256,000 133,470,000 104,326,750 77,335,000 -
9 Bima 149,714,000 2,098,436,270 2,084,343,350 2,658,676,398 2,647,371,598 -
10 Kota Bima 1,956,455,300 893,326,425 798,547,500 850,485,088 41,191,000 500,000,000
TOTAL 17,518,669,861 17,201,157,792 19,090,674,339 20,144,984,687 17,961,566,874 5,186,875,622
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada Tahun 2008, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp..19.200.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Bima sebesar Rp.3.600.000.000 dan yang paling sedikit
VVVVIIIIIIII ---- 26262626
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
di Kabupaten Dompu sebesar Rp. 100.000.000. Dari kurun waktu lima tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami penrununan. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp. 17.920.787.784 atau mengalami penurunan 0,93%. Pada Tahun 2009, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp. 26.300.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Bima sebesar Rp.8.400.000.000,- dan yang paling sedikit di Kota Mataram sebesar Rp. 400.000.000,- Dari kurun waktu empat tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami penrununan juga. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp. 22.124.928.294 atau mengalami penurunan 0,84%. Pada Tahun 2010, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp. 2.400.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp..7.100.000.000 dan yang paling sedikit di Kabupaten Dompu dan Bima, masing-masing sebesar Rp.. 700.000.000. Dari kurun waktu tiga tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami kenaikan. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp..22.836.223.437 atau mengalami kenaikan 0,01%. Pada Tahun 2011, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp. 12.300.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 2.300.000.000 dan yang paling sedikit di Kabupaten Lombok Utara sebesar Rp. 200.000.000. Dari kurun waktu dua tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami kenaikan. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp..12.419.878.244 atau mengalami kenaikan 0,01%. Pada Tahun 2012, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp.. 11.600.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp.3.300.000.000,- dan yang paling sedikit di Kota Mataram sebesar Rp.300.000.000,-. Dari kurun waktu 2 tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami kenaikan. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp..17.920.787.784atau mengalami kenaikan 0,01%. Pada Tahun 2013, realisasi penerima BLM PUAP ke Petani sebesar Rp.5.200.000.000. Penerima BLM PUAP terbanyak di Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp. 2.000.000.000 dan yang paling sedikit di Kota Bima sebesar Rp. 500.000.000. Dari kurun waktu 1 tahun, cenderung asset real yang dimiliki oleh gapoktan rata-rata mengalami kenaikan. Sampai pada tahun 2013, jumlah asset yang dimiliki sebesar Rp..5.186.875.622atau mengalami kenaikan 0,01%.
d. Koordinasi dengan Kabupaten/ Kota se NTB
- Rekapitulasi laporan PMT yang disampaikan ke Sekretariat PUAP Provinsi NTB.
- Untuk Evalusi PMT tahun 2013 di harapkan tim tehnis Kabupaten memberikan data ke Tim Provinsi untuk mendapat kan evaluasi selanjutnya.
- Kondisi tim teknis di setiap kabupaten yang berbeda perlu ada penyeragaman sehingga dapat lebih singkron antar tim untuk mengevaluasi kegiatan PUAP.
- Untuk kegiatan 2014 setiap kab/kota sudah disiapkan dana sebesar 25 juta sebagai dana pembinaan ke Gapoktan di wilayahnya.
VVVVIIIIIIII ---- 27272727
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
- Untuk PMT yang menjadi calek agar tidak peRp.anjang kontraknya pada tahun 2014.
- Dinas Pertanian kota yang tahun 2013 tdak ada alokasi dana PUAP maka tahun 2014 sudah tercatat mendapatkan dana tahun 2014.
- Untuk memberikan evaluasi dari tim teknis kabupaten ke Gapoktan sangat di harapkan pada setiap bulan untuk mendapatkan perkembangan dana yang telah terealisasi pada gapoktan.
- Yang perlu dingatkan untuk PMT Kota Mataram bahwa laporan yang harus dibuat oleh PMT ada 3 laporan yang dibuat setiap bulannya yaitu : � Laporan pertanggungjawaban PMT � Laporan perkembangan dana � Laporan wirausahabaru
- Untuk menggairahkan Gapoktan lain maka gapoktan gapoktan yang berhasil perlu ditetapkan sebagai center of interest dari gapoktan gapoktan yang masih belum bangkit. Kalau perlu sebagai tempat berbagi pengalaman atau study banding bagi Gapoktan yang tidak berhasil. Oleh karena itu perlu diinventarisir segera dan dikirm ke BPTP NTB.
- Tim teknis Kabupaten berhak untuk mengevaluasi PMT dan hasil evaluasi tersebut dikirim ke Direktorat Pembiayaan sebagai bahan untuk dipertimbangkan apakah PMT tersebut dilanjutkan lagi kontraknya atau tidak.
- Tugas Penyuluh Pendamping bukan menagih tunggakan pinjaman, namun tugasnya adalah membina bagaimana bias mengembangkan usahanya dan hasilnya digunakan untuk mengembalikan pinjaman.
- Perkembangan guliran bertambah tahun bertambah semakin menurun.Oleh karena itu PMT dan Penyuluh Pendamping untuk melakukan advokasi pembinaan kepada Gapoktan.
- Permasalahan tunggakan besar di Gapoktan Adu Nasib Jaya Kelurahan Tanjung Karang yang menerima BLM sejak tahun 2008, di sebabkan karena pengurus Gapoktan lalai untuk melaksanakan pencatatan pembukuan keuangan. Pengurusnya tidak tahu menau tentang perkembangan dana yang telah direalisasikan ke anggotanya. Tunggakan yang terbesar terjadi pada gapoktan 2008 yang mencapai Rp.. 336.616.742,- dari modal awal senilai Rp.. 700.000.000,- atau 48 %.
- Permasalahan tunggakan besar pada gapoktan 2008 di Kecamatan Gunungsari dan Batulayar di sebabkan karena 20% pengurus Gapoktan yang menyelewengkan dana PUAP dan 80% oleh anggota yang tidak mau menyetor. Dari modal PUAP sebesar Rp.. 9,6 Milyard ada tunggakan senilai Rp.. 299.310.452,- atau 3,1 %. Tunggakan yang terbesar terjadi pada gapoktan 2009 yang mencapai Rp.. 117.051.700,- dari modal awal senilai Rp.. 2.200.000.000,- atau 5,3 %.
- Ada nama Gapoktan yang diusulkan Pelatihan LKM-A oleh Provinsi ternyata bukan Gapoktan yang berjalan dengan baik akan tetapi Gapoktan yang mempunyai tunggakan cukup tinggi. Untuk kasus tersebut maka Gapoktan itu harus diganti dengan surat berita acara oleh Tim Teknis Kabupaten.
- Saran untuk BBPP Kupang yang melaksanakan pelatihan supaya surat apapun yang terkait dengan pelatihan agar ditembusi ke Ketua Tim Teknis Kabupaten termasuk juga di tingkat Provinsi harus ditembusi ke Ketua Tim Pembina Provinsi.
VVVVIIIIIIII ---- 28282828
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
- Seluruh desa di Kabupaten Lombok Utara sebnyak 29 desa atau identik dengan Rp.. 2,9 Milyard sudah terlayani oleh BLM PUAP. Perkembangan asset riil sampai dengan saat ini mencapai 3,23 Milyard atau naik sekitar 12 %. Usaha yang dikembangkan sebagian besar adalah usaha simpan pinjam.
- Usulan dari UPTD BPP Tanjung bahwa Penyuluh Pendamping perlu dibekali dengan modal pengembangan usaha yang seperti dikelola oleh gapoktan. Maksud dari kegiatan tersebut adalah untuk menjadikan Penyuluh Pendamping agar dicontoh teknologinya oleh gapoktan.
- Berhubung BOP dan ATK terlambat beberapa bulan dari Pusat maka hal tersebut tidak boleh menyurutkan semangat untuk terus mendampingi Gapoktan.
- Tugas Penyuluh Pendamping bukan menagih tunggakan pinjaman, namun tugasnya adalah membina bagaimana bias mengembangkan usahanya dan hasilnya digunakan untuk mengembalikan pinjaman.
- Perkembangan guliran bertambah tahun bertambah semakin menurun.Oleh karena itu PMT dan Penyuluh Pendamping untuk melakukan advokasi pembinaan kepada Gapoktan.
- Bagi Gapoktan yang perkembangan dana BLMnya sudah lebih dari Rp.. 100.000.000,- maka kelebihan dari perkembangan modal awal yang Rp.. 100.000.000,- dapat digunakan untuk membeli traktor dan alat pengolahan hasil. Traktor bagi gapoktan dapat menambah kas dari hasil jasa alsintan lebih cepat kalau digunakan untuk usaha saprodi. Alat pengolahan hasil juga bermanfaat untuk menyediakan produk secara kontinue agar pelanggan dapat teRp.enuhi permintaannya.
- Ada beberapa Gapoktan yang bermasalah dan telah diselesaikan oleh Tim Teknis, namun ada beberapa Gapoktan yang menyalahgunakan dana, untuk ini sedang dibuatkan Juklak / Juknis untuk dijadikan sebagai Dasar aturan Formal (Legislasi) untuk menindak lanjuti penyalahgunaan tersebut secara Hukum.
- Untuk tunggakan yang kecil kecil di bawah Rp.. 1 juta,- harus terus ditagih, dengan menerapkan penagihan sistem pemberdayaan artinya secara terus menerus dibina bagaimana cara untuk meningkatkan usahanya sampai mereka bisa mandiri dan dapat mengembalikan hutangnya.
- Bagi gapoktan yang sudah berkembang dananya maka bila ada keinginan untuk membeli alsintan atau alat pengolahan hasil diperbolehkan, tentunya arus bermanfaat bagi anggota dan diatur penggunaannya dan dijaga keberlanjutannya. Tetapi tidak boleh mengambil dana awal yang Rp.. 100.000.000,-. Suatu misal perkembangan danan Gapoktan sudah mencapai Rp.. 145.000.000,- maka yang Rp.. 45.000.000,- bisa untuk membeli traktor 1 buah.
- Sampai dengan 2013 , dukungan Pemerintah Daerah sangat besar terutama untuk bantuan Benih dan pupuk terutama untuk Gapoktan yang beRp.restasi. Bagi Gapoktan yang beRp.restasi maka hadiah yang diberikan adalah tambahan modal sebesar Rp.. 10.000.000,-
- Harapan Penyuluh pendamping bisa lebih sering diberi kesempatan mengikuti pelatihan (rata-rata baru sekali) sedangkan Pengurus Gapoktan sudah banyak / sering.
- Gapoktan yang bermasalah (tidak lancar penyelesaian tunggakannya) jika berlarut-larut dibiarkan, akan berdampak negative bagi Anggota Gapoktan lainnya yang sudah berjalan baik dan lancar.
VVVVIIIIIIII ---- 29292929
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
- KSB masih mengharapkan dalam tahun 2012 ini ada yang terealisir, dari yang sudah diusulkan (4 Gapoktan).
- Permasalahan tunggakan besar yang diselewengkan oleh Ketua Gapoktan di beberapa Gapoktan di Kabupaten Bima ini adalah suatu bentuk kejahatan. Penyuluh Pendamping tidak boleh masuk didalamnya namun berkewajiban untuk memberikan advokasi kepada Gapoktan. Penyuluh Pendamping berkewajiban untuk memberikan saran proses untuk diajukan ke yang berwajib.
- Untuk mencari juknis penumbuhan kelembagaan LKM-A atau juknis lain terkait dengan PUAP maka kita harus gunakan fasilitas yang ada. Caranya gampang yaitu dengan mengetik apa yang kita butuhkan di geogle atau yahoo.
- Karena tuntutan data dan informasi tentang PUAP setiap bulannya maka UPTD BPP Kecamatan minta supaya diberikan data dan infromasi tersebut ke UPTD BPP Kecamatan. Kalau seandainya lokasi BPP tersebut jauh, maka cukup laporan tersebut di email ke BPP tersebut.
- Kasus di Kabupaten Bima yang sampai dengan sekarang ini belum tuntas pemecahannya adalah terjadi 12 Gapoktan yang menerima dana BLM PUAP tahun 2011 yang lalu belum direkomendasikan pencairannya oleh Tim Teknis PUAP Kabupaten Bima. Kronologisnya adalah sebagai berikut :SK. Mentan penerima BLM PUAP tahun 2011 adalah 12 Gapoktan yang diusulkan oleh Aspi beserta nama nama pengurusnya . Setelah diketahui keberadaan Gapoktan Aspi tersebut ternyata tidak ada di lapangan, yang ada adalah nama kelompok taninya. Sehingga dibuatlah Berita Acara perubahan dari Gapoktan Aspi ke Gapoktan yang memang ada di lapangan.
- Pemberkasan kemudian dibuat dan dikirim ke BPTP NTB untuk diverifikasi, kemudian dikirim ke Direktorat Pembiayaan Ditjen PSP. Setelah diverifikasi oleh Tim Pusat maka tidak ada satupun Gapoktan yang diterima oleh Pusat karena ada aturan baru bahwa SK Mentan tersebut adalah GIVEN artinya tidak boleh dirubah. Kemudian dengan berbagai pertimbangan tim teknis Kab. Bima karena harus Given, maka dibuatlah dokumen administrasi PUAP yang baru yang mengacu kepada SK. Mentan tersebut artinya yang punya Aspi. Namun seluruh tanda tangan yang ada di dokumen tersebut tidak ditanda tangani oleh Gapoktan Aspi namun oleh Gapoktan usulan kabupaten dan Direktorat Pembiayaan menerima berkas. Dari berkas yang diusulkan lulus semuanya karena sudah sesuai dengan SK. Mentan. Setelah itu uang ditransfer ke masing-masing rekening Aspi tersebut.
- Permasalahan tunggakan besar yang diselewengkan oleh Ketua Gapoktan di beberapa Gapoktan di Kabupaten Bima ini adalah suatu bentuk kejahatan. Penyuluh Pendamping tidak boleh masuk didalamnya namun berkewajiban untuk memberikan advokasi kepada Gapoktan. Penyuluh Pendamping berkewajiban untuk memberikan saran proses untuk diajukan ke yang berwajib.
- Segera mensupervisi gapoktan yang diduga kurang terbuka mengenai administrasi keuangan gapoktannya terutama di kecamatan Asakota, Kota Bima
- Bagi gapoktan yang sudah maju, diharapkan untuk mengusulkan menjadi ber Badan Hukum Koperasi agar lebih credible dalam bermitra dengan lembaga lainnya terutama dengan Kementrian Koperasi dan UMKM agar supaya mendapat bantuan modal usaha.
VVVVIIIIIIII ---- 30303030
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Karena kecilnya anggaran APBD II Kota Bima untuk BKP2 Kota Bima maka harapan PMT untuk mendapatkan honor tambahan agar menerima 10 bulan dari 8 bulan yang ada setiap tahunnya.
3. Kegiatan Sumber Dana Tugas Pembantuan
Untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat Tugas Pembantuan dibagi menjadi 2 (dua) satker yaitu Satker TP Provinsi (khusus kabupaten yang berada di Pulau Lombok + Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima) dan Satker TP Mandiri (untuk kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu).
Tabel VII-21. Laporan Fisik Dan Keuangan Dana Tugas Pembantuan Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian T.A. 2013
Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013
Jumlah %
Lombok Barat 7,201,660,000 7,032,943,500 97.66 98.46
Lombok Tengah 8,126,160,000 7,841,424,000 96.50 97.17
Lombok Timur 16,539,660,000 16,261,725,000 98.32 99.39
Lombok Utara 9,566,660,000 9,532,235,000 99.64 99.81
Sumbawa Barat 3,761,660,000 3,384,853,000 89.98 93.12
Sumbawa 41,921,660,000 41,663,160,000 99.38 99.49
Dompu 15,201,660,000 15,038,050,000 98.92 99.30
Bima 6,796,160,000 6,473,518,000 95.25 99.05
Kota Mataram 1,207,660,000 1,144,170,000 94.74 94.75
Kota Bima 1,232,660,000 1,094,318,000 88.78 88.78
T O T A L 111,555,600,000 109,466,396,500 98.13 98.83
Realisasi
Fisik (%)
Kabupaten /
Kota
Realisasi Per Kabupaten / KotaAnggaran Dalam
DIPARealisasi Anggaran
(Data : Diolah Bidang PLA)
Total dana Tugas Pembantuan yang dialokasi pada Dinas se Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp.111.555.600.000,- (Seratus Sebelas Milyar Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Enam Ratus Ribu Rupiah), dengan realisasi sebesar Rp. 109.466.396.500,- atau sekitar 98,13%. Jumlah realisasi tersebut diperoleh dari Satker TP Provinsi (khusus kabupaten yang berada di Pulau Lombok + Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima) mencapai Rp. 46.291.668.500,- dan Satker TP Mandiri (untuk kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu) mencapai Rp. 63.174.728.000,-. Pembahasa mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada masing-masing satker tidak dijelaskan secara detail dalam laporan ini, hal ini disebabkan pihak kabupaten tidak mengirimkan laporan kegiatan mereka dan hanya mengirimkan laporan administrasi.
Kegiatan administrasi per Kabupaten Satker TP Provinsi dan Satker TP Mandiri dapat dijelaskan sebagai berikut :
VVVVIIIIIIII ---- 31313131
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
A. Satker Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 1. Kabupaten Lombok Barat
Alokasi dana TP di Kabupaten Lombok Barat Rp. 7.201.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan 97,66% atau Rp. 7,032,943,500,- serta fisik terealisasi sekitar 98,46%. Sebagian kegiatan Dana TP di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2013 mendukung Sektor Tanaman Pangan dan mendukung Sektor Hortikultura adalah : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Lombok Barat seluas 500 Ha dengan
anggaran Rp.1.050.000.000,- fisik 100% selesai dikerjakan dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99.90% atau Rp. 1.049.000.000,-.
b. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan
SRI di Lombok Barat mencapai realisasi keuangan 98,77% (Rp.2.903.800.000,-) pada luas 1.400 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.2.940.000.000,-.
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi hingga per Desember 2013 bahwa Kegiatan Pengembangan
Jaringan Irigasi di Kabupaten Lombok Barat mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp.1.800.000.000,-.
d. Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.25.000.000,- dan
dapat direalisasikan seluruhnya (100%) dengan volume 1 paket. e. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi Rp.11.200.000,- atau sekitar 11,22%, demikian juga fisik hanya mencapai 11,22% saja. Realisasi tersebut hanya didapatkan pada sub kegiatan administrasi dan pelaporan pertemuan.
f. Pendampingan Penyusunan RDKK Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK (Per 31 Desember 2013) di
Kabupaten Lombok Barat mencapai realisasi keuangan 69,95% (Rp.69.950.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
Penjelasan dari kegiatan-kegiatan dana TP di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel VII-22. Laporan Keuangan dan Fisik Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten Lombok Barat T.A. 2013.
VVVVIIIIIIII ---- 32323232
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
JUMLAH % JUMLAH %
1 3 5 6 7
NoKABUPATEN / KOTA
NAMA KEGIATAN
Anggaran Dlm DIPA REALISASI KEUANGAN REALISASI FISIK
Volume FISIK
2 4 8
2 7,201,660,000 97.66 7,032,943,500 98.46
7,033,660,000 97.60 6,864,943,500 98.42
1 PEMBINAAN PSP DAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN 75,000,000 1 Pkt 99.52 74,640,000 100.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 75,000,000 1 Pkt 99.52 74,640,000 100.00 1 Pkt
2 ADMINISTRASI KEGIATAN TERKAIT PROGRAM TNI AD 4,000,000 1 Pkt 87.50 3,500,000 87.50 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 4,000,000 1 Pkt 87.50 3,500,000 87.50 1 Pkt
3 Pengembangan Optimasi Lahan 1,050,000,000 500 Ha 99.90 1,049,000,000 100.00 500 Ha
4 Pengembangan Optimasi Lahan mendukung TMKP 638,000,000 300 Ha 98.75 630,003,500 100.00 300 Ha
5 Pengembangan Metode SRI 2,940,000,000 1400 Ha 98.77 2,903,800,000 100.00 1400 Ha
6 Pra Sertifikasi Lahan Pertanian 30,000,000 3 Pkt 97.83 29,350,000 100.00 3 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 30,000,000 3 Pkt 97.83 29,350,000 100.00 3 Pkt
7 Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian 40,000,000 4 Pkt 99.00 39,600,000 100.00 0 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 40,000,000 4 Pkt 99.00 39,600,000 100.00 0 Pkt
8 Pengembangan Jaringan Irigasi 1,800,000,000 1800 Ha 100.00 1,800,000,000 100.00 1800 Ha
10 Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
11 Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) 91,660,000 1 Pkt 12.22 11,200,000 12.22 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 91,660,000 1 Pkt 12.22 11,200,000 12.22 1 Pkt
12 Pendampingan Penyusunan RDKK 100,000,000 1 Pkt 69.95 69,950,000 69.95 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 100,000,000 1 Pkt 69.95 69,950,000 69.95 1 Pkt
168,000,000 168,000,000 100.00
1 Pengembangan Optimasi Lahan 168,000,000 80 Ha 100.00 168,000,000 100.00 80 Ha
Kabupaten Lombok Barat
Mendukung Sektor Tanaman Pangan
Mendukung Sektor Hortikultura
(Data : Diolah Bidang PLA)
2. Kabupaten Lombok Tengah Alokasi dana TP di Kabupaten Lombok Tengah Rp. 8.126.160.000,- dengan
capaian realisasi keuangan 96,50% atau Rp. 7.841.424.000,- serta fisik terealisasi sekitar 97,17%. Sebagian kegiatan Dana TP di Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2013 mendukung Sektor Tanaman Pangan dan mendukung Sektor Hortikultura adalah : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Lombok Tengah seluas 500 Ha
dengan anggaran Rp.1.050.000.000,- fisik 100% selesai dikerjakan dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99.71% atau Rp. 1.047.000.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi hingga per Desember 2013 bahwa Kegiatan Pengembangan Jaringan
Irigasi di Kabupaten Lombok Tengah dengan luas 3.200 Ha mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp.3.200.000.000,-.
c. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi Rp.21.300.000,- atau sekitar 23,24% baik keuangan ataupun fisik. Realisasi tersebut hanya didapatkan pada sub kegiatan administrasi dan pelaporan pertemuan.
d. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan
SRI di Lombok Tengah mencapai realisasi keuangan 97,43% (Rp.3.069.075.000,-) pada luas 1.500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.3.150.000.000,-.
e. Pendampingan Penyusunan RDKK Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK (Per 31 Desember 2013) di
Kabupaten Lombok Tengah mencapai realisasi keuangan dan fisik 50,60% (Rp.50.600.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
f. Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota)
VVVVIIIIIIII ---- 33333333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini di kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp.25.000.000,- dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%) dengan volume 1 paket.
Penjelasan dari kegiatan-kegiatan dana TP di Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel VII-23. Laporan Keuangan dan Fisik Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten Tengah T.A. 2013.
JUMLAH % JUMLAH %
1 3 5 6 7
NoKABUPATEN / KOTA
NAMA KEGIATAN
Anggaran Dlm DIPA REALISASI KEUANGAN REALISASI FISIK
Volume FISIK
2 4 8
3 8,126,160,000 96.50 7,841,424,000 97.17
8,066,160,000 96.47 7,781,424,000 97.15
1 PEMBINAAN PSP DAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN 75,000,000 1 Pkt 66.26 49,695,000 66.26 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 75,000,000 1 Pkt 66.26 49,695,000 66.26 1 Pkt
2 ADMINISTRASI KEGIATAN TERKAIT PROGRAM TNI AD 4,000,000 1 Pkt 74.85 2,994,000 74.85 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 4,000,000 1 Pkt 74.85 2,994,000 74.85 1 Pkt
3 Pengembangan Optimasi Lahan 1,050,000,000 500 Ha 99.71 1,047,000,000 100.00 500 Ha
4 Pengembangan Optimasi Lahan mendukung TMKP 110,500,000 50 Ha 97.24 107,450,000 100.00 50 Ha
110,500,000 50 Ha 97.24 107,450,000 100.00 50 Ha
5 Pengembangan Metode SRI 3,150,000,000 1500 Ha 97.43 3,069,075,000 100.00 1500 Ha
6 Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian 40,000,000 4 Pkt 0.00 0.00 0 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 40,000,000 4 Pkt 0.00 0.00 0 Pkt
7 Pengembangan Jaringan Irigasi 3,200,000,000 3200 Ha 100.00 3,200,000,000 100.00 3200 Ha
8 Konservasi dan Antisipasi Anomali Iklim / Embung 60,000,000 1 Pkt 100.00 60,000,000 100.00 1 Pkt
9 Pemberdayaan Kelembagaan 160,000,000 2 Pkt 92.69 148,310,000 100.00 2 Pkt
10 Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
11 Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) 91,660,000 1 Pkt 23.24 21,300,000 30.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 91,660,000 1 Pkt 23.24 21,300,000 30.00 1 Pkt
12 Pendampingan Penyusunan RDKK 100,000,000 1 Pkt 50.60 50,600,000 50.60 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 100,000,000 1 Pkt 50.60 50,600,000 50.60 1 Pkt
60,000,000 60,000,000 100.00
1 Pengembangan sumber air 60,000,000 1 Pkt 100.00 60,000,000 100.00 1 Pkt
Kabupaten Lombok Tengah
Mendukung Sektor Tanaman Pangan
Mendukung Sektor Hortikultura
(Data : Diolah Bidang PLA)
3. Kabupaten Lombok Timur Alokasi dana TP di Kabupaten Lombok Timur Rp. 16.539.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan 98,32% atau Rp. 16.261.725.000,- serta fisik terealisasi sekitar 99,39% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Lombok Timur mendukung Sektor Tanaman Pangan dan mendukung Sektor Hortikultura adalah : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Lombok Timur seluas 700 Ha
dengan anggaran Rp.1.470.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,49% atau Rp. 1.462.500.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi hingga per Desember 2013 bahwa Kegiatan Pengembangan
Jaringan Irigasi di Kabupaten Lombok Timur dengan luas 2.900 Ha mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp.2.900.000.000,-.
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru Kegiatan Pengembangan Jaringan Wilayah Baru di kabupaten Lombok
Timur seluas 700 Ha dengan alokasi dana sebesar Ro.700.000.000,- dapat direalisasikan hanya 98,14% pada keuangan atau sebesar Rp. 687.000.000,- dan pengerjaan fisik mencapai 98,14% atau seluas 687 Ha.
d. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi Rp.43.960.000,- atau sekitar 47,96% baik keuangan ataupun fisik. Realisasi tersebut hanya didapatkan pada sub kegiatan administrasi dan pelaporan pertemuan.
e. Pengembangan Metode SRI
VVVVIIIIIIII ---- 34343434
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan SRI di Lombok Timur mencapai realisasi keuangan 95,39% (Rp.3.205.000.000,-) pada luas areal SRI 1.500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.3.360.000.000,-.
f. Perluasan Sawah Anggaran yang tersedia untuk kegiatan perluasan sawah di kabupaten
Lombok Timur sebesar Rp.7.000.000.000,- yang dipergunakan untuk lahan seluas 700 Ha dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%).
g. Pendampingan Penyusunan RDKK Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kabupaten Lombok Timur
mencapai realisasi keuangan 81,00% (Rp.81.000.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
h. Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini di kabupaten Lombok Timur
sebesar Rp.25.000.000,- dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%) dengan volume 1 paket.
Penjelasan dari kegiatan-kegiatan dana TP di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel VII-24. Laporan Keuangan dan Fisik Dana Tugas Pembantuan
Kabupaten Timur T.A. 2013.
JUMLAH % JUMLAH %
1 3 5 6 7
NoKABUPATEN / KOTA
NAMA KEGIATAN
Anggaran Dlm DIPA REALISASI KEUANGAN REALISASI FISIK
Volume FISIK
2 4 8
4 16,539,660,000 98.32 16,261,725,000 99.39
16,051,660,000 98.28 15,775,725,000 99.37
1 PEMBINAAN PSP DAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN 75,000,000 1 Pkt 82.59 61,940,000 82.59 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 75,000,000 1 Pkt 82.59 61,940,000 82.59 1 Pkt
2 Pengembangan Optimasi Lahan 1,470,000,000 700 Ha 99.49 1,462,500,000 100.00 700 Ha
3 Pengembangan Metode SRI 3,360,000,000 1600 Ha 95.39 3,205,000,000 100.00 1600 Ha
4 Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian 50,000,000 5 Pkt 70.45 35,225,000 80.00 4 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 50,000,000 5 Pkt 70.45 35,225,000 80.00 4 Pkt
5 Perluasan Sawah 7,000,000,000 700 Ha 100.00 7,000,000,000 100.00 700 Ha
6 Pengembangan Jaringan Irigasi 2,900,000,000 2900 Ha 100.00 2,900,000,000 100.00 2900 Ha
7 Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru 700,000,000 700 Ha 98.14 687,000,000 98.14 687 Ha
8 Konservasi dan Antisipasi Anomali Iklim / Embung 120,000,000 2 Pkt 100.00 120,000,000 100.00 2 Pkt
9 Pemberdayaan Kelembagaan 160,000,000 2 Pkt 96.31 154,100,000 100.00 2 Pkt
10 Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 25,000,000 1 Pkt 100.00 25,000,000 100.00 1 Pkt
11 Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) 91,660,000 1 Pkt 47.96 43,960,000 50.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 91,660,000 1 Pkt 47.96 43,960,000 50.00 1 Pkt
12 Pendampingan Penyusunan RDKK 100,000,000 1 Pkt 81.00 81,000,000 81.00 1 Pkt
ADMINISTRASI KEGIATAN, Pertemuan, dan Pelaporan 100,000,000 1 Pkt 81.00 81,000,000 81.00 1 Pkt
488,000,000 99.59 486,000,000 100.00
1 Jalan Pertanian 200,000,000 2 Km 100.00 200,000,000 100.00 2 Km
2 Pengembangan Optimasi Lahan 168,000,000 80 Ha 98.81 166,000,000 100.00 80 Ha
3 Pengembangan sumber air 120,000,000 2 Pkt 100.00 120,000,000 100.00 2 Pkt
Kabupaten Lombok Timur
Mendukung Sektor Tanaman Pangan
Mendukung Sektor Hortikultura
(Data : Diolah Bidang PLA)
4. Kabupaten Lombok Utara
Alokasi dana TP di Kabupaten Lombok Utara Rp. 9.566.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan 99,64% atau Rp. 9.532.235.000,- serta fisik terealisasi sekitar 99,81% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Lombok Utara adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Lombok Utara seluas 700 Ha
dengan anggaran Rp.1.470.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,52% atau Rp. 1.463.000.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi di Kabupaten Lombok Utara
dengan luas 1.500 Ha mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp.1.500.000.000,-.
VVVVIIIIIIII ---- 35353535
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru di Kabupaten
Lombok Utara dengan luas 100 Ha mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp.100.000.000,-.
d. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi Rp.89.320.000,- atau sekitar 97,45% baik keuangan ataupun fisik. Realisasi tersebut hanya didapatkan pada sub kegiatan administrasi dan pelaporan pertemuan.
e. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan
SRI di Lombok Utara mencapai realisasi keuangan 100% pada luas areal SRI 1.500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.3.150.000.000,-.
f. Perluasan Sawah Anggaran yang tersedia untuk kegiatan perluasan sawah di kabupaten
Lombok Utara sebesar Rp.3.000.000.000,- yang dipergunakan untuk lahan seluas 300 Ha dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%).
g. Pendampingan Penyusunan RDKK
Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kabupaten Lombok Utara mencapai realisasi keuangan 86,40% (Rp.86.400.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
5. Kabupaten Sumbawa Barat
Dana TP di Kabupaten Sumbawa Barat Rp. 3.761.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan Rp. 3.384.853.000,- atau 89,98% serta fisik terealisasi sekitar 93.12% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Sumbawa Barat adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan
Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Sumbawa Barat seluas 700 Ha dengan anggaran Rp.1.470.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 98,81% atau Rp. 1.452.500.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi di Kabupaten Sumbawa Barat dengan
luas 500 Ha mencapai 100% baik fisik maupun keuangan dengan alokasi dana Pagu sebesar Rp. 500.000.000,-.
c. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket namun kegiatan ini tidak dilaksanakan, hal ini disebabkan petugas yang mempunyai tupoksi terhadap KP3 tidak mau melaksanakannya karena anggaran kegiatan KP3 tidak melekat pada DPA mereka .
d. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan SRI di Sumbawa Barat mencapai realisasi keuangan 95.24% (Rp.1.200.000.000,-) pada luas areal SRI 600 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.1.260.000.000,-.
e. Pendampingan Penyusunan RDKK
VVVVIIIIIIII ---- 36363636
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kabupaten Sumbawa Barat mencapai realisasi keuangan 24,00% (Rp.24.000.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
f. Operasional Pembiayaan/PUAP Kegiatan Operasional Pembiayaan/PUAP di Kabupaten Sumbawa Barat sebanyak 1 paket dengan anggaran Rp.25.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp.24.798.000 atau 99.19% (fisik dan keuangan).
6. Kota Mataram
Kota Mataram mendapatkan alokasi dana TP sebesar Rp. 1.207.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan Rp. 1.144.170.000,- atau 94,74% serta fisik terealisasi sekitar 94.75% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kota Mataram adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kota Mataram seluas 260 Ha dengan anggaran
Rp.546.000.000,- dengan realisasi keuangan dan fisik 100%. b. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi sejumlah Rp.78.270.000,- atau sebesar 28,79% keuangan maupun fisik.
c. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan
SRI di Kota Mataram mencapai realisasi keuangan 100% demikian juga untuk fisik, kegiatan ini dialokasikan pada luas areal SRI 200 Ha dengan anggaran yang disediakan Rp.420.000.000,-.
d. Pendampingan Penyusunan RDKK
Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kota Mataram mencapai realisasi keuangan 50% saja (Rp.50.000.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
7. Kota Bima.
Alokasi dana TP di Kota Bima Rp. 1.232.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan 94.74% atau Rp. 1.94.318.000,- serta fisik terealisasi sekitar 88,78% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kota Bima adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan
Kegiatan Optimasi Lahan di Kota Bima seluas 260 Ha dengan anggaran Rp.546.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,52% atau Rp. 1.463.000.000,-.
b. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan realisasi Rp.26.388.000,- atau sekitar 28,79% baik keuangan ataupun fisik. Realisasi tersebut hanya didapatkan pada sub kegiatan administrasi dan pelaporan pertemuan.
c. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan SRI di Kota Bima mencapai realisasi keuangan 100% pada luas areal SRI 200 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.420.000.000,-.
d. Pendampingan Penyusunan RDKK
VVVVIIIIIIII ---- 37373737
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kota Bima mencapai realisasi keuangan 37,25% (Rp.37.250.000,-) sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
e. Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota) Anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini di Kota Bima sebesar Rp.25.000.000,- dapat direalisasikan 76% atau sebesar Rp.19.000.000,- dengan volume 1 paket.
B. Satker Tugas Pembantuan (TP) Mandiri
1. Kabupaten Sumbawa
Alokasi dana TP di Kabupaten Sumbawa Rp. 41.921.660.000,- dengan capaian realisasi keuangan 99,38% atau Rp. 41.663.160.000,- serta fisik terealisasi sekitar 99,49% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Sumbawa seluas 700 Ha dengan
anggaran Rp.1.470.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,15% atau Rp. 1.457.500.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan
Pengembangan Jaringan Irigasi mencapai realisasi keuangan 100% pada luas 1.800 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.1.800.000.000,-.
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi wilayah baru mencapai realisasi
keuangan 100% pada luas 3.000 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.3.000.000.000,-.
d. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket namun
kegiatan ini tidak dilaksanakan, hal ini disebabkan petugas yang mempunyai tupoksi terhadap KP3 tidak melaksanakannya karena anggaran kegiatan KP3 tidak melekat pada DPA mereka .
e. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan
Pengembangan SRI di Kabupaten Sumbawa mencapai realisasi keuangan 100% pada luas areal SRI 1000 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.2.100.000.000,-.
f. Perluasan Sawah Anggaran yang tersedia untuk kegiatan perluasan sawah di kabupaten
Sumbawa sebesar Rp.33.000.000.000,-yang dipergunakan untuk lahan seluas 3,300 Ha dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%).
g. Pendampingan Penyusunan RDKK Kegiatan Pendampingan Penyusunan RDKK di Kabupaten Sumbawa tidak
dilaksanakan, volume kegiatan sebanyak 1 paket dengan alokasi anggaran Rp.100.000.000,-.
h. Operasional Pembiayaan/PUAP (Kab/Kota)
VVVVIIIIIIII ---- 38383838
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
Realisasi sebesar Rp.22.000.000,- dari anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini Rp.25.000.000,- dapat direalisasikan 88% (keuangan dan fisik) dengan volume 1 paket.
2. Kabupaten Dompu
Alokasi dana TP di Kabupaten Dompu Rp. 15.201.050.000,- dengan capaian realisasi keuangan 98,92% atau Rp. 15.038.050.000,- serta fisik terealisasi sekitar 99,30% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Dompu adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan
Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Dompu seluas 500 Ha dengan anggaran Rp.1.050.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,98% atau Rp. 1.046.600.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi mencapai realisasi keuangan 100% pada luas 500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.500.000.000,-.
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi wilayah baru mencapai realisasi keuangan 100% pada luas 1000 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.1.000.000.000,-.
d. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan realisasi sebesar Rp.85.990.000,- atau 93,81% baik fisik ataupun keuangan.
e. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan Pengembangan SRI di Kabupaten Dompu mencapai realisasi keuangan 96,50% pada luas areal SRI 500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% pada anggaran Rp.1.050.000.000,- dapat direalisasikan Rp.1.013.200.000,-.
f. Perluasan Sawah Anggaran yang tersedia untuk kegiatan perluasan sawah di kabupaten Dompu sebesar Rp.11.000.000.000,-yang dipergunakan untuk lahan seluas 1,100 Ha dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%) baik keuangan maupun fisik.
g. Pendampingan Penyusunan RDKK Dana yang tersedia pada kegiatan ini Rp.100.000.000,- dengan capaian reralisasi sebesar Rp.94.000.000,- atau 94% keuangan dan fisik terealisasikan.
h. Operasional Pembiayaan/PUAP
Realisasi sebesar Rp.17.400.000,- dari anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini Rp.25.000.000,- dapat direalisasikan 69,60% (keuangan dan fisik) dengan volume 1 paket.
3. Kabupaten Bima
Pada tahun 2013 dana TP yang digulirkan di Kabupaten Bima Rp. 6.796.160.000,- dengan capaian realisasi keuangan 95,05% atau Rp.
VVVVIIIIIIII ---- 39393939
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2012
6.473.518.000,- serta fisik terealisasi sekitar 99.05% per 31 Desember 2013. Kegiatan TP di Kabupaten Bima adalah sebagai berikut : a. Pengembangan Optimasi Lahan Kegiatan Optimasi Lahan di Kabupaten Bima seluas 500 Ha dengan
anggaran Rp.1.050.000.000,- fisik 100% dengan realisasi terhadap DIPA mencapai 99,76% atau Rp. 1.047.500.000,-.
b. Pengembangan Jaringan Irigasi Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan
Pengembangan Jaringan Irigasi mencapai realisasi keuangan 100% pada luas 500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.500.000.000,-.
c. Pengembangan Jaringan Irigasi Wilayah Baru Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi wilayah baru mencapai realisasi
keuangan 100% pada luas 300 Ha dengan pengerjaan fisik 100% dengan anggaran yang disediakan Rp.300.000.000,-.
d. Penguatan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Dana yang disiapkan sebesar Rp.91.660.000 sebanyak 1 paket dengan
realisasi sebesar Rp.64.050.000,- atau 69,88% baik fisik ataupun keuangan.
e. Pengembangan Metode SRI Kondisi sampai dengan 31 Desember 2013 bahwa kegiatan
Pengembangan SRI di Kabupaten Bima mencapai realisasi keuangan 100% pada luas areal SRI 500 Ha dengan pengerjaan fisik 100% pada anggaran Rp.1.050.000.000,-.
f. Perluasan Sawah Anggaran yang tersedia untuk kegiatan perluasan sawah di kabupaten
Bima sebesar Rp.3.000.000.000,-yang dipergunakan untuk lahan seluas 300 Ha dan dapat direalisasikan seluruhnya (100%) baik keuangan maupun fisik.
g. Pendampingan Penyusunan RDKK Dana yang tersedia pada kegiatan ini Rp.100.000.000,- dengan capaian
reralisasi sebesar Rp.99.800.000,- atau 99.80% keuangan dan fisik terealisasikan.
h. Operasional Pembiayaan/PUAP Realisasi sebesar Rp.24.150.000,- dari anggaran yang tersedia untuk
kegiatan ini Rp.25.000.000,- dapat direalisasikan 96,60% (keuangan dan fisik) dengan volume 1 paket.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB VIII
HASIL PEMBANGUNAN
UPTD BALAI BENIH INDUK PADI, PALAWIJA DAN
HORTIKULTURA
A. PENDAHULUAN
Salah satu indikator kemajuan pertanian adalah semakin meningkatnya penggunaan benih unggul dan bermutu disertai dengan usaha budidaya yang semakin intensif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Dengan demikian maka indikator akhir dari keberhasilan pertanian yaitu semakin meningkatnya pendapatan yang dinikmati dari B/C ratio usaha pertanian yang kian meningkat. Dampak dari keberhasilan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani khususnya dan keamanan pangan bagi konsumen hasil pertanian pada umumnya.
Peningkatan optimalisasi usahatani, akan diiukti dengan semakin berkembangnya penggunaan benih unggul. Perilaku petani yang progressif dalam menentukan pilihan terhadap benih tidak lagi hanya terlihat pada sifat keunggulan fisik benih semata, melainkan lebih luas kepada aspek-aspek keuntungan non fisik seperti kepentingan akan pergantian varietas, respon pasar dan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang dapat diusahakan petani sebagai dampak dari penggunaan benih tersebut.
Kondisi pertanian yang berbeda antar satu kawasan dengan kawasan lainnya di suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan agroklimat, tipologi lahan, status irigasi, status serangan dan endemitas OPT, serta tradisi budidaya dapat menyebabkan perbedaan respon petani setempat terhadap jenis/varietas benih yang diminati. Demikian juga dengan tingginya tingkat keragaman dan dinamika pergantian varietas yang sulit diprediksi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di atas. Kondisi ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi penyedia benih. Namun demikian trend penggunaan benih unggul di masyarakat yang semakin meningkat setiap tahunnya dapat dilihat sebagai hasil kerja kolektif seluruh jajaran perbenihan sekaligus sebagai gambaran prospectif bagi usaha perbenihan kedepan.
Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura (BBI-PPH) sebagai UPT Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah institusi konci dalam penyediaan benih-benih sumber bagi penangkar di Nusa Tenggara Barat. Oleh sebab itu dalam menjalankan TUPOKSI-nya BBI – PPH mencanangkan visi yaitu “terwujudnya kebutuhan benih sumber padi, palawija, dan benih hortikultura yang bermutu tinggi dari varietas unggul melalui pembangunan perbenihan dengan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan ”, dan misi untuk “meningkatkan produksi dan produktivitas benih sumber padi, palawija dan benih hortikultura bermutu dari varietas unggul dengan prinsip 7 tepat (tepat waktu, tepat tempat, tepat varietas, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga dan tepat pelayanan) melalui usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan”..
Didalam upaya meningkatkan mutu, jumlah dan keragaman varietas benih sumber serta pelayanan terhadap konsumen, dari tahun ke tahun BBI-PPH Provinsi NTB telah mengupayakan berbagai perbaikan yang berkaitan langsung dengan teknologi produksi, pengemasan dan bentuk pelayanan di seluruh Unit Produksi Benih lingkup BBI-PPH
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Provinsi NTB. Sasarannya adalah menyediakan benih-benih sumber yang terjamin mutunya (memenuhi standar kualitas benih sumber) terutama hal-hal yang menyangkut kemurnian, kesegaran dengan daya tumbuh di atas standar serta bobot dan kemasan yang tepat. Di dalam hal sosialisasi dan pelayanan terhadap konsumen BBI-PPH telah menyelenggarakan berbagai pelatihan teknis perbenihan, pertemuan koordinasi perbenihan, pembinaan penangkar, pembukaan show room benih dan outlet serta penyebarluasan informasi perbenihan.
Menyadari laju dinamika pola kebutuhan benih masyarakat yang terus menunjukkan peningkatan (dalam hal jumlah, mutu dan varietas) berbagai komoditas pangan maka dalam tahun 2012 BBI-PPH Provinsi NTB telah mempersiapkan upaya-upaya antisipatif, antara lain melalui : - Penyedian Benih Sumber BD dari penangkaran BS-BD berbagai varietas unggul baru
baik untuk komoditas padi , jagung, kedelai dan kacang tanah. - Optimalisasi penyedian sarana dan prasarana produksi dan pemasaran benih di Unit
Produksi Benih dalam rangka percepatan dan peningkatan jumlah dan mutu produksi benih padi maupun palawija.
- Sosialisasi dan promosi penggunaan benih unggul. Meskipun demikian, disadari pula bahwa tingkat keberhasilan upaya-upaya tersebut
ditentukan oleh banyak faktor baik yang bersifat non teknis maupun teknis. Berbagai faktor non teknis seperti bencana alam yang berupa kekeringan dan serangan OPT yang ekstrim sangat menentukan tingkat keberhasilan produksi yang menyebabkan target produksi dan penyediaan benih sering tidak tercapai seperti yang diharapkan. Sedangkan faktor teknis relatif dapat dikontrol dan diupayakan seoptimal mungkin dengan melaksanakan paket teknologi produksi benih secara intensif mulai dari penyiapan benih sumber yang bermutu penyiapan lahan sampai dengan prosessing benih, berikut ini disajikan keragaan produksi benih padi dan palawija selama 3 tahun terakhir. Tabel VIII-1. Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Benih Padi dan Palawija di BBI-
PPH Provinsi NTB selama 3 Tahun Terakhir (2011 s/d 2013)
No
Jenis Komoditi/ Kelas Benih
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata/rata
Luas (Ha)
Produksi (Ha)
Luas (Ha)
Produksi (ton)
Luas (Ha)
Produksi (ton)
Luas (Ha)
Produksi (ton)
1. Padi - BD - BP i) ii)
-
38,0 50,0
-
119,83 192,20
-
24,0 11,0
-
75,41 45,60
-
13/32,0*) 15,0
-
31,03*) 62,40
-
31,3 25,3
-
94.43 75,40
Jumlah 88,0 312,03 35,0 121,01 47,0 56.6 169.83
2 Jagung - BD - BP
-
3,0
-
5,189
-
3,0
-
5,635
-
3,0
-
6,615
-
3,0
-- 5,80
Jumlah 3,0 5.189 3,0 5.635 3,0 6,615 3,0 5,80
3
Kedelai - BD - BP
-
10,0
-
8.370
-
5,0
-
9,53
-
5,0
-
3,380
-
6,6
-
21,28
Jumlah 10,0 8.370 5,0 9,53 5,0 4 Kac. Tanah
- BD - BP
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Jumlah - - - - - - - -
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Keterangan : *) : belum termasuk hasil produksi benih padi MH. 2013/2014, yang baru akan
dapat dievaluasi pada awal MK. I 2014
i) Perbanyakan Benih Padi Reguler ii) Perbanyakan Benih dengan Pola Kerjasama dengan Penangkar
Keragaan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata produksi selama 3 tahun terakhir untuk Benih Pokok padi sebanyak 169,83 ton yang dihasilkan dari rata-rata areal perbanyakan (BD-BP) padi reguler seluas 31,30 Ha dengan provitas rata-rata 30,10 Kw/ Ha dan dari hasil off cup kerjasama sebanyak 75,40 ton pertahun dengan areal penangkaran kerjasama dengan penangkar rata-rata 25,30 Ha. Sedangkan produksi Benih Pokok palawija; jagung 5,80 ton dan kedelai 21,28 ton.
B. KEGIATAN TEKNIS
SUMBER DANA APBD
PERBANYAKAN BENIH SUMBER TANAMAN PANGAN
1. Anggaran Kegiatan
Kegiatan operasional Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan di BBI-PPH Provinsi NTB yang didanai dari anggaran APBD I NTB Tahun 2013 dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan senilai Rp.984.450.010,-. Dari jumlah anggaran tersebut Rp. 516.167.850,- dialokasikan untuk perbanyakan benih sumber padi (BD-BP) reguler sebesar Rp. 425.902.400,- dan untuk perbanyakan benih sumber palawija sebesar Rp. 90.265.450,-
Realisasi anggaran untuk kegiatan pernanyakan benih sumber tanaman pangan (padi dan palawija) sampai Desember 2013 adalah Rp. 462.826.750,- (89,66%)
yang terdiri dari realisasi anggaran perbanyakan benih padi reguler Rp. 375.265.250,- (88,11%) dan realisasi perbanyakan benih palawija Rp. 87.561.500,- (97,0%) yang terdiri dari perbanyakan benih jagung Rp. 33.673.200,- dengan realisasi Rp. 32.640.000,- (97,0 %) dan perbanyakan benih kedelai senilai Rp. 56.592.250,- dengan realisasi Rp. Rp. 54.921.500,-
(97,02%).
Guna mengoptimalkan persediaan benih pokok padi menghadapi pertanaman MH. 2013/2014 BBI-PPH menyelenggarakan kerjasama perbanyakan benih padi dengan penangkar atau kelompok tani binaan. Anggaran kegiatan ini bersumber dari dana APBD provinsi NTB. Pada tahun 2013 dana yang dialokasikan berjumlah Rp.394.795.500,- untuk meng-off cup hasil panen mitra kerjasama seluas 15,0 ha. Realisasi anggaran mencapai Rp. 387.116.250,- (98,50%) .
2. Perbanyakan Benih Sumber Padi
Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber yang dilaksanakan BBI-PPH provinsi NTB dengan sumber dana APBD adalah perbanyakan Benih Pokok (BD-BP). Untuk kegiatan perbanyakan Benih Pokok Padi tahun 2013 terdiri dari kegiatan perbanyakan benih reguler, yaitu perbanyakan benih sumber padi yang dilakukan secara reguler di Unit-unit Produksi (UPB) sesuai dengan luas areal dan waktu ( Musim Tanam) yang yang direncanakan dan perbanyakan benih sumber padi melalui kerjasama dengan Penangkar.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2.1. Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi Reguler
a. Luas Areal, lokasi dan waktu pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) padi reguler tahun 2013 seluas 31 hektar, dialokasikan menyebar di beberapa UPB selama 2 Musim Tanam yaitu Musim Kemarau I 2013 dan Musim Hujan 2013/2014.
Luas areal perbanyakan Benih Sumber Padi dan waktu pelaksanaannya di setiap UPB ditentukan berdasarkan luas potensi areal sawah yang dapat ditanami padi pada musim tertentu. Perbanyakan benih padi tidak dilaksanakan pada MK II tahun 2013 karena waktu yang tersisa tidak cukup untuk budidaya tanaman padi dengan durasi pertanaman selama 4 bulan. Kalaupun dilaksanakan akan menyebabkan keterlambatan memulai pertanaman musim hujan 2013/2014. Adapun alokasi luas areal perbanyakan Benih Sumber Padi dan waktu pelaksanaannya di masing-masing UPB Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 5 berikut : Tabel VIII-2. Alokasi kegiatan Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi
berdasarkan Lokasi UPB dan Musim Tanam Tahun 2013.
No. Lokasi /UPB Luas
(Ha)
Alokasi Musim Tanam
(Ha) Keterangan
MK I
2013
MH.
2013/2014
1.
2.
3.
4.
5.
Peninjauan
P u y u n g
S e d a u
Santong
Utan
6,0
9,0
2,0
4,0
11,0
3,0
4,0
1,0
0,0
5,0
3,0
5,0
1,0
4,0
6,0
Pertanaman pada MH. 2013/2014 akan panen pada Maret 2014; produksinya akan menjadi sumber PAD Th. 2014.
Jumlah 31,0 13,0 28,0
b. Hasil Kegiatan
Hasil produksi perbanyakan Benih Sumber kelas Benih Pokok (BP) dari
kegiatan perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi MK. I 2013 s/d Desember
2013 seluas 13 Ha adalah 26,55 ton dengan produktivitas kw/Ha. Sedangkan
pertanaman MH. 2013/2014 seluas 29,0 Ha baru akan panen pada awal MK.I
2014. Adapun realisasi produksi kegiatan Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP)
Padi MK.I 2013 terlihat pada Tabel 6 dan MH. 2013/2014 pada Tabel VIII-3 :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-3. Produksi Benih Sumber (BP) Padi hasil Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi MK. I Tahun 2013.
No.
Lokasi /UPB Varietas Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Provitas ( Kwt/Ha)
Keterangan
1.
Peninjaun *)
- Ciherang - Ciliwung - Mekonga
1,0 1,0 1,0
1,48 1,89 2,80
14,80 18,90 28,00
*) seluruh pertanaman MK I di Peninjauan terserang tungro dan wereng coklat
**) – idem
Jumlah/Rata-rata
3 varietas 3,0 6,17 20,56
2.
P u y u n g **)
- Cibogo - Inpari
Sedenok - Situbagendit
2,0 1,0 1,0
4,82 2,88 1,60
24,10 28,80 16,00
Jumlah/Rata-rata
3 varietas 4,0 9,30 23,25
3. 4.
S e d a u Santong
- Mekongga -
1,0
2,80
-
28,00
-
5. Utan – Sumbawa
- IR 66 - Situbagendit
3,0 2,0
5,08 7,68
16,90 38,40
2 varietas 5,0 12,76 25,52 Total/Rata-
rata 7 varietas 13 31,03 23,89
Keragaan realisasi produksi dari kegiatan perbanyakan Benih Sumber Padi Tahun 2013 pada tabel diatas menunjukkan bahwa : 1. Produksi Benih Sumber (BP) mencapai 31,03 ton. 2. Produktivitas rata-rata perbanyakanan Benih Pokok Tahun 2013 mencapai
23,89 kw/ha. Produktivitas tertinggi 25,52 Kwt/Ha dicapai di UPB Utan dengan varietas Situbagendit 38,40 kw/ha dan IR 66 16,90 kw/ha. Sedangkan provitas terendah dihasilkan di UPB Peninjauan-Narmada yaitu 20,56 Kwt/Ha. Dibandingkan dengan capaian tahun 2012, provitas tahun 2013 lebih rendah (turun 13 %). Penurunan provitas ini disebabkan oleh terjadinya penurunan provitas di setiap UPB akibat dari serangan OPT berupa virus tungro, blast dan wereng coklat terutama di UPB Peninjauan Narmada dan UPB Puyung.
3. Dari 13,0 Ha areal perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) padi pada MK I 2013 terdiri dari 7 (tujuh) varietas; dengan areal terluas IR 66 seluas 3,0 Ha di Utan – Sumbawa kemudian Situbagendit dan Cibogo masing-masing 2,0 Ha. Selebihnya Ciliwung, Ciherang, Mekongga dan Inpari Sidenok masing-masing 1,0 Ha.
4. UPB yang menghasilkan benih dengan produktivitas tertinggi sebesar 25,52 Kwt/Ha dicapai di UPB Utan-Sumbawa.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Komoditi/ Luas Target
Varietas (Ha) Produksi ( Kg )
Ciherang 1.0 12/12/2013 3.00
Cigeulis 1.0 14/12/2013 3.00
Mekongga 1.0 25/12/2013 3.00
Jumlah 3.0 9.00
Ciherang 2.0 16/12/'13 6.00 fase vegetatifCigeulis 1.0 23/12/'13 3.00
Cilosari 1.0 12/12/'13 3.00
IR 66 1.0 24/12/'13 3.00
Ciherang 1.0 10/01/'14 3.00 BD-BP persiapan tanam
Cigeulis 2.0 02/01/'14 6.00
Jumlah 3.0 9.00
4. Sedau Inpari Sidenuk 1.0 30/12/'13 3.00
Jumlah 1.0 3.00
Utan Mekongga 2.0 15/01/'14 6.00 BP
IR 66 1.0 17/01/'14 3.00
Jumlah 3.0 - 9.00
TOTAL BBI 6.0 75.00
5
Unit Prod. Benih (UPB)
Santong3
BD-BP
Peninjauan1.BD-BP
Puyung2.
Tabel VIII-4. Realisasi Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Padi di BBI-PPH
Perkiraan/ Tanggal Tanam
Kelas Benih
NoKeterangan
Fase vegetatif
Prov. NTB MH 2013/2014
2.2. Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi melalui Kerjasama dengan Penangkar
a. Pola Kerjasama Pola kerjasama Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi dengan
penangkar Tahun 2013 adalah Pola Off Cupe hasil panen lulus lapang penangkar binaan. Prosessing dan pengajuan sertifikasi dilaksanakan oleh BBI-PPH provinsi NTB.
b. Organisasi Pelaksanaan Kerjasama
Untuk kelancaran pelaksanaan kerjasama Perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi dengan Penangkar tahun 2013 BBI-PPH provinsi NTB telah membentuk Tim Kerjasama yang dikoordinasikan oleh seorang koordinator di tingkat BBI-PPH Provinsi NTB. Sedangkan kegiatan teknis lapangan pada Tahun dilaksanakan oleh Unit Produksi Benih (UPB) yang ditunjuk sebagai pelaksana kerjasama.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
c. Luas Areal, lokasi dan waktu pelaksanaan
Areal Kerjasama Perbanyakan Benih Sumber Padi dengan Penangkar tahun 2013 seluas 15,0 Ha yang terdiri dari 12,0 Ha kelas Benih Pokok dan 3,0 Ha kelas Benih Sebar. Semuanya berlokasi di Kab. Sumbawa. Pelaksanaan teknis di lapangan dalam kerjasama ini diserahkan kepada UPB Utan sekaligus sebagai koordinator dan penanggungjawab pelaksanaan kerjasama. Kegiatan kerjasama ini dilaksanakan pada MK. I 2013. Adapun Kelompok Tani yang ditunjuk sebagai penangkar perbanyakan benih kerjasama adalah Kel. Tani Banyu Anyar di Desa Lape, Kecamatan Lape. Kab. Sumbawa, sedangkan varietas yang ditangkarkan adalah ciherang seluruhnya.
d. Hasil Kerjasama
Realisasi pelaksanaan Kerjasama Perbanyakan Benih Sumber Padi dengan Penangkar tahun 2013 adalah hasil fisik berupa produksi Benih Sumber (BP) padi dan hasil non fisik berupa pengembangan dan pembinaan Penangkar kerjasama. Sampai dengan Bulan Desember 2013, hasil produksi Benih Sumber (BP) padi kerjasama sebanyak 62,40 ton.
3. Perbanyakan Benih Sumber Palawija
3.1. Komoditi Perbanyakan benih sumber palawija yang dilaksanakan dengan dana APBD I
NTB tahun 2013 adalah perbanyakan Benih Pokok jagung dan kedelai masing-masing seluas 5,0 Ha dan 3,0 Ha.
3.2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi kegiatan perbanyakan Benih Sumber Palawija menyebar di seluruh UPB, tetapi komoditas palawija untuk setiap UPB tidak sama, perbedaan komoditas dan luas perbanyakannya ditentukan berdasarkan kesesuaian lokasi komoditas atas dasar faktor-faktor penentu teknis seperti jenis tanah, ketersediaan air irigasi dan pola tanam setempat.
Waktu pelaksanaan kegiatan perbanyakan Benih Sumber Palawija disesuaikan dengan pola tanam setempat dan kesusaian iklim dan curah hujan. Karena pola tanam di seluruh NTB relatif sama, yaitu Padi - Padi – Palawija, maka sebagian besar perbanyakan Benih Sumber Palawija dilaksanakan pada MK II. Ditinjau dari segi pengamanan produksi pasca panen, pola tanam ini masih berpotensi menyebabkan kegagalan menghasilkan benih palawija, karena panen dan prosessing hasil pertanaman palawija MK II senantiasa berhadapan dengan cuaca awal musim hujan. Selama lebih dari satu dekade terakhir curah hujan pada akhir tahun (Oktober s/d Desember) di Nusa Tenggara Barat telah menyebabkan kesulitan penanganan pasca panen pada penangkaran benih palawija terutama pada kedelai dan jagung sehingga produksi benih untuk komoditi tersebut sangat rendah.
b. Realisasi Produksi.
� Jagung
Dari realisasi areal penangkaran Benih Sumber Jagung tahun 2013 seluas 3,0 Ha telah dihasilkan Benih Sumber (BP) sebanyak 6,615 ton
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 8888
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
dengan produktivitas rata-rata sebesar 22,05 Kwt/Ha dan terdiri dari 2 varietas yaitu Bisma dan Lamuru (Tabel VIII-5).
Tabel VIII-5. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Jagung Tahun 2013
No Unit Produksi
Benih Varietas
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kwt/Ha) Keterangan
1.
2.
Santong
Timbanuh
Bisma
Bisma Lamuru
1,0
1,0
1,0
2,20
1,93
2,485
22,00
19,30
24,85
Perbanyakan benih sumber
jagung Var. Lamuru
menunggu masa panen
dan akan menjadi stok
carry over di tahun 2014
Jumlah/rata-
rata
3,0 6.615 22,05
� Kedelai
Produksi Benih Pokok kedelai tahun 2013 sebanyak 3,380 ton dari areal perbanyakan 5,0 Ha. Produktivitas rata-rata mencapai 6,70 Kwt/Ha (84,65 % dari target 8,00 Kwt/Ha). Produktivitas tertinggi tercapai di UPB Utan yaitu 8,30 Kwt/Ha (103% dari target. Keberhasilan kegiatan perbanyakan benih kedelai di Utan – Sumbawa yang mampu mencapai bahkan melampaui target disebabkan karena iklim dan curah hujan di Utan – Sumbawa lebih mendukung perkembangan pertanaman dan pelaksanaan prosessing pasca panen daripada di Lombok. Sedangkan provitas terrendah dihasilkan oleh UPB Puyung, yaitu 4,60 Kwt/Ha. Produksi/produktivitas benih kedelai tahun 2013 lebih rendah (turun 28,0 %) dibandingkan dengan produksi/produktivitas yang dicapai tahun 2012 (9,53 kw/Ha). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama cuaca dan curah hujan pada saat prosessing yang tidak mendukung sehingga sebagian besar hasil panen tidak dapat dijadikan benih karena mengalami pembusukan akibat tidak dapat dijemur.
Keragaan hasil perbanyakan benih sumber palawija tahun 2013 disajikan pada tabel VIII-6 berikut :
Tabel VIII-6. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Kedelai Tahun 2013
N
o
Unit Produksi
Benih Varietas
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kwt/Ha) Keterangan
1.
Puyung
Burangrang
Wilis
1,0
1,0
0,80
0,120
8,0
1,20
Benih
Benih
Jlh. Puyung 2 var 2,0 0,920 4,60
2.
3
Sedau
Utan
K a b a
Wilis
1,0
2,0
0,385*)
1,660
3,85*)
8,30
Cabe
Benih
Jumlah/rata-
rata
5,0 2,965 5,93 -
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 9999
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
STOK DAN PENYALURAN BENIH
1. Stok Benih
Stok Benih Sumber Padi yang disalurkan pada tahun 2013 terdiri dari stok benih yang dihasilkan dari kegiatan perbanyakan Musim Hujan MH. 2012/2013 dari anggaran tahun 2012, dan benih yang dihasilkan dari kegiatan perbanyakan pada Musim Kemarau MK.I 2013 yang kegiatannya dibiayai dari TA. 2013. Sedangkan yang menjadi stok benih sumber palawija berasal dari perbanyakan benih sumber pada MK.I dan MK.II 2013 TA.2013.
1.1. Stok Benih Sumber Padi Hasil Perbanyakan Musim Hujan 2012/2013.
Pertanaman Perbanyakan Benih Sumber Padi Musim Hujan 2012/2013 dimulai dengan persemaian benih yang dilaksanakan pada akhir tahun 2012 ( Oktober-November 2012) s/d awal tahun 2013 dan panen pada Maret s/d April 2013. Oleh sebab itu maka hasil kegiatan berupa Benih Sumber Padi masuk menjadi stok pada tahun 2013. Selanjutnya hasil penyalurannya akan menjadi sumber setoran pada PAD tahun 2013.
Areal Perbanyakan Benih Sumber Padi Musim Hujan 2012/2013 yang dibiayai dari dana APBD I NTB seluas 15,0 Ha dengan produksi Benih Pokok (BP) padi sebanyak 47,76 ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 31,84 Kwt/Ha. Adapun realisasi tanam, jumlah stok, dan produktivitas benih sumber padi produksi MH. 2012/2013 di setiap UPB tersaji pada tabel VIII-7.
Tabel VIII-7. Realisasi Stok Benih Pokok (BP) Padi Produksi MH. 2012/2013 di
setiap UPB.
No UPB/Varietas Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kwt/Ha) Keterangan
1.
2.
3.
4.
Peninjauan
1. Cigeulis
2. Inp. Sidenuk
P u y u n g
1. Ciherang
2. Mekongga
Santong
1. Ciherang
Utan
1. Ciherang
2,0
1,0
1,0
4,0
2,0
2,0
4,0
4,0
5,0
5,0
7.09
4,00
3,09
12,29
6,45
5,84
12,08
12,08
16,30
16,30
35,540
40,00
30,00
30,07
32,25
29,20
30,20
32,20
32,60
32,60
- Menjadi stok
penambahan di Tahun
2013 dan setoran PAD
dan PNBP Tahun 2013
- 2,340 ton Ciherang
UPB Puyung tersalur
konsumsi.
Jumlah/rata-rata 15,0 47,76 31,84
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 10101010
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1.2. Stok Benih Hasil Perbanyakan Tahun 2013.
Stok benih hasil penangkaran TA. 2013 terdiri dari Benih Sumber Padi dan Palawija yang dihasilkan dari kegiatan perabanyakan Musim Kemarau I dan Musim Kemarau II 2012. Sedangkan stok benih hasil berbanyakan MH. 2013/2014 yang didanai dari anggaran Tahun 2013 akan menjadi stok penambahan pada Tahun 2014, dan dievaluasi pada tahun tersebut.
a. Stok Benih Padi
� Hasil Perbanyakan Benih Reguler (UPB) Areal perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Padi secara reguler di Unit-unit
Perbanyakan Benih (UPB) dengan sumber anggaran APBD I NTB Tahun Anggaran 2013 seluas 8,0 Ha, tetapi yang terealisir seluas 13,0 Ha. Penambahan areal ini akibat adanya penanaman padi seluas 5,0 Ha pada MK I di UPB Utan, dari ujicoba operasional 2 unit mesin pompa air baru (pangadaan TA. 2012). Hasil dari perbanyakan MK. I 2013 sebanyak 31,03 ton dengan produktivitas rata-rata 23,86 Kwt/Ha. sebagaimana tersaji pada tabel 12 berikut :
Tabel VIII-8. Realisasi Stok Benih Padi Hasil Perbanyakan Benih MK I 2013 di
setiap UPB.
No UPB/Varietas Luas
(Ha)
Produksi
(ton)
Provitas
(Kwt/Ha) Keterangan
1.
2.
3.
4.
Peninjauan
1. Ciherang
2. Ciliwung
3. Mekongga
P u y u n g
1. Cibogo
2. Inpari Sidenuk
3. St.Bagendit
S e d a u
1. Mekongga
U t a n
1. IR 66
2. Situbagendit
3,0
1,0
1,0
1,0
4,0
2,0
1,0
1,0
1,0
1,0
5,0
3,0
2,0
6,170
1,48
1,89
2,80
9,30
4,82
2,,88
1,60
2,80
2,80
12,76
5,08
7,68
20,56
14,80
18,90
28,00
23,25
24,10
28,80
16,00
28,00
28,00
25,52
16,90
38,40
Jumlah/rata-
rata
13,0 31,030 23,86
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 11111111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
� Hasil Perbanyakan Benih Kerjasama dengan Penangkar
Dari kegiatan Kerjasama Perbanyakan Benih Sumber (BP) Padi tahun 2013 telah dihasilkan benih sebanyak 62,400 ton yang terdiri dari Benih Pokok (BP) Varietas Ciherang sebanyak 48,780 ton dan Benih Sebar (BR) varietas Cigeulis sebanyak 13,620 ton.
b. Stok Benih Palawija
Komoditi palawija yang ditangkarkan dari sumber dana APBD I NTB Tahun 2013 adalah jagung dan kedelai masing-masing seluas 3,0 Ha dan 5,0 Ha. dan hasil berupa benih sebanyak 6,615 ton (jagung) dan 3,380 ton (kedelai). Posisi keberadaan stok benih palawija tersebut adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel VIII-9 berikut :
Tabel VIII-9. Jumlah dan Jenis Stok Benih Palawija di masing-masing UPB 2013
No Lokasi Benih
(UPB)
Komoditi/Varietas Kelas Jumlah
(ton)
Keterangan
I
1. 2. 3.
Kedelai
UPB Puyung UPB Sedau UPB Utan
1.Burangrang 2. Wilis 1. Kaba a. Wiliis
BP BP BP BP
0,80 0,120
0,385
1,660
Total Benih Sumber : KEDELAI : 2,965Ton JAGUNG : 6,615 Ton
Jlh. Kedelai 2,965
II.
1. 2.
Jagung
UPB Santong UPB Timbanuh
1.Bisma 1. Bisma 2. Lamuru
BP BP BP
2,20
1,93 2,485
Jlh. Jagung - - 6,615
2. Penyaluran Benih
Selama tahun 2013 telah tersalur Benih Sumber Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebagai berikut :
2.1. Penyaluran Benih Sumber Padi
a. Hasil Perbanyakan Reguler (UPB)
Stok benih padi hasil perbanyakan reguler (UPB) yang tersalur selama tahun 2013 adalah stok yang berasal dari hasil perbanyakan MH. 2012/2013 dan MK I 2013 dengan keragaan sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 12121212
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Penambhn Penambhn Tersalur Stok SusutNo Unit pada pada s/d s/d s/d Des'12
Produksi MH 12/13 MK I. 2013 Des' 13 Des' 13 (ton)(ton) (ton) (ton) (ton)
1 Peninjauan 7.09 6.17 6.49 6.75 0.02 2 Puyung 12.29 9.30 20.95 0.55 0.09 3 Sedau - 2.80 2.80 - - 4 Santong 12.08 - 7.23 4.69 0.16 5 Utan 16.30 12.76 25.06 3.81 0.19
Total 47.76 31.03 62.53 15.80 0.46
s/d Desember 2013Tabel VIII-10. Keadaan Stok dan Penyaluran Benih Padi di BBI-PPH Provinsi NTB
Dari stok Benih Pokok (BP) padi sebesar 78,790 ton yang merupakan hasil perbanykan MH. 2012/2013 sebanyak 47,760 ton dan hasil perbanyakan MK I 2013 sebanyak 31,030 ton dan telah tersalur sejumlah 62.530 ton. Karena selama penyimpanan, pengangkutan dan sebagian telah dilakukan proses ulang maka telah terjadi penyusutan jumlah dan bobot dari keseluruhan stock tersebut selama setahun sebanyak 450 kg, maka sisa stock benih padi (BP) sampai akhir Desember 2013 sejumlah 15,80 ton. Sebagian besar dari sisa stock benih tersebut akan berakhir masa berlaku labelnya pada Januari – Februari 2014, oleh sebab itu akan diupayakan penyalurannya pada awal tahun 2014.
b. Hasil Perbanyakan Kerjasama dengan Penangkar
Dari 62,400 ton benih padi hasil Kerjasama Perbanyakan Benih Sumber Padi dengan Penangkar tahun 2013 telah tersalur seluruhnya.
C. Carry Over Benih Sumber Padi Perbanyakan Tahun 2012
Sebagian dari hasil perbanyakan benih sumber padi TA. 2012 menjadi stok carry over (CO) pada Tahun 2013. Dari hasil penyaluran tersebut akan disetorkan sebagai sumber PAD Tahun 2013. Di bawah ini merupakan rincian penyaluran stok CO tahun 2012 yang tersalur pada Tahun 2013 (Tabel VIII-11).
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 13131313
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-11. Stock dan Penyaluran Benih Padi Carry Over Tahun 2012 di
BBI-PPH Provinsi NTB Tahun 2013.
No U P B Stock CO
2012 Penyaluran s/d Des. 2013 Sisa Stock s/d Des. 2013
1. 2. 3. 4. 5.
Peninjauan Puyung Sedau Santong Utan
12.390 7.080
- 7.250 2.000
12.390 4.370
- 7.250 2.000
0 2.710
0 0 0
Jumlah 28.720 26.010 2.710
Tabel di atas menunjukkan bahwa masih terdapat stock benih padi CO tahun 2012 yang belum tersalur s/d Desember 2013. Hal ini disebabkan karena tidak ada permintaan penangkar/petani terhadap varietas benih padi (Inpari 1) tersebut, sehingga benih tersebut mati label pada akhir April 2013 dan disalurkan sebagai piutang UPB Puyung pada pengusaha beras di Puyung.
2.2. Penyaluran Benih Palawija
Penyaluran Benih Sumber palawija hasil perbanyakan benih tahun2013 adalah sebagai berikut :
a. Penyaluran Benih Sumber Jagung
Dari stock benih sumber jagung sebanyak 6,615 ton hasil kegiatan tahun 2013 baru tersalur sebanyak 1,200 ton varietas Bisma dari hasil perbanyakan benih di UPB Timbenuh. Sisanya sebanyak 5,415 ton masih tersimpan di gudang UPB Santong dan juga di Timbenuh.
b. Penyaluran Benih Sumber Kedelai
Dari stock benih sumber kedelai sebanyak 2,965 ton hasil kegiatan tahun 2013 belum ada yang tersalur. Dengan demikian maka stock benih kedelai yang tersimpan di gudang UPB Utan, Sedau dan Puyung terancam mati label (menjedi konsumsi) sebelum musim pertanaman kedelai (MK I 2014) yang akan datang.
c. Carry Over Benih Sumber Palawija Tahun 2011
Sebagian dari hasil perbanyakan benih sumber palawija TA. 2011 menjadi stok carry over (CO) pada Tahun 2012. Di bawah ini merupakan rincian penyaluran stok CO yang baru tersalur pada Tahun 2013 (Tabel VIII-12).
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 14141414
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-12. Stock dan Penyaluran Benih Palawija Cerry Over Tahun 2012 di
BBI-PPH Provinsi NTB Tahun 2013.
No
U P B
Stock CO 2012 (Ton)
Penyaluran s/d Des. 2013 (Ton)
Sisa Stock s/d Des. 2013 (Ton)
Jagung Kedelai Jagung Kedelai Jagung
Kedelai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peninjauan
Puyung
Sedau
Santong
Timbenuh
Utan
-
-
-
2.000
2.020
-
-
4.450
-
-
-
5.080
-
-
-
2.000
2.020
-
-
-
-
-
-
5.080
-
-
-
-
-
-
-
4.450
-
-
-
-
Jumlah 4.020 9.530 4.020 5.080 - 4.450
KEGIATAN PENUNJANG OPERASIONAL
PERBANYAKAN BENIH SUMBER TANAMAN PANGAN
1. Bentuk Kegiatan
Guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan (padi dan palawija) di Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura provinsi NTB tahun 2013 telah dilakukan berbagai bentuk kegiatan penunjang yaitu :
1.1. Pembinaan Teknik dan Manajerial Perbanyakan Benih Sumber. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan monitoring, evaluasi dan
pembinaan langsung ke setiap UPB. Kunjungan pembinaan ini bertujuan untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan di lapangan agar berjalan sesuai dengan petunjuk teknis, aturan atau perundang-undangan yang berlaku serta menindak-lanjuti /menyelesaikan masalah-masalah teknis dan administrasi yang dihadapi di setiap UPB secara lebih awal.
1.2. Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Antar UPB
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan pertemuan/rapat yang dihadiri oleh setiap Pemimpin UPB, bertujuan untuk menggkoordinir pelaksanan seluruh kegiatan di UPB agar sesuai dengan Juklak, Juknis dan Rencana Alokasi Kegiatan yang telah ditetapkan dalam satu musim tanam selama setahun. Disamping itu juga untuk mengevaluasi dan menindak-lanjuti permasalahan antar UPB sesegera mungkin.
1.3. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga di UPB.
Keberadaan dan kondisi sarana, prasarana dan tenaga di setiap UPB merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Oleh sebab itu
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 15151515
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
keberadaan sarana, prasarana dan tenaga di setiap UPB selalu terus diupayakan agar sesuai dengan standar jumlah, kondisi dan mutu yang diperlukan.
Kegiatan peningkatan sarana dan prasarana dilakukan anata lain dengan perawatan, perbaikan/rehab dan atau pengadaan sarana/prasarana baru.
2. Anggaran Kegiatan
Besarnya anggaran dari sumber dana APBD I NTB Tahun 2013 yang dialokasikan untuk kegiatan Penunjang Operasional BBI – PPH terdiri dari :
2.1. Pembinaan Unit Produksi Benih (UPB) Anggran kegiatan Pembinaan Penangkar BBI-PPH provinsi NTB tahun 2013 sebesar
Rp. 40.659.085. Realisasi pelaksanaan anggaran sebesar Rp.4.589.000, atau mencapai 99,82 %.
2.2. Pertemuan Koordinasi
Kegiatan Pertemuan Koordinasi BBI-PPH tahun 2013 tidak dianggarkan, tetapi pelaksanaan teknis Pertemuan Koordinasi telah dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan Pembinaan UPB.
2.3. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga
Dana untuk Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga tahun 2013 sebesar Rp. 2.753.348.710,- bersumber dari dana reguler dan dana DAK Tahun 2013. Realisasi pelaksanaan anggaran sebesar Rp. 2.378.924.889- (86,40 %). Dengan demikian maka tersisa anggaran siap mati sebesar Rp. 374.423.821,-
Bentuk dan realisasi penggunaan anggaran kegiatan peningkatan prasarana dan sarana BBI-PPH provinsi NTB tahun 2013 adalah sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 16161616
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-13. Bentuk dan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Peningkatan Prasarna dan Sarana Balai Benih Induk Provinsi NTB Tahun 2013.
No
Bentuk Kegiatan
Volume Anggaran ( x Rp. 1.000,-)
Pagu Realisasi % Sisa Dana
I
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Exploatasi
Kendaraan - Roda 4
- Roda 2
Belanja Modal
Pengadaan Sepeda
Motor
Pengadaan Laptop
Pengadaan Mebel
Kantor
Penyempurnaan
Show Room Benih Narmada
Pemb. Show Room Benih di UPB Utan
Rehab Rumah Jaga
di UPB Utan Pemb. Rumah Mesin
di UPB Utan Rehab Kantor Induk
BBI di Narmada
Pembangunan Tembok Kebun di
UPB Peninjauan Rehab Rumah Jaga
di UPB Sedau
5 Unit 6 Unit
6 Unit
3 Unit
1 paket
1 pket
1 Unit
3 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
40.500,- 10.398,-
102.000,-
30.000,-
34.975,-
244.289,-
1.508.917,5
199.350,-
42.285,-
402.732,-
75.030,-
100.560,-
39.819,- 10.396,-
101.095,359
26.895,-
32.596,-
209.323,-
1.232.693,-
198.386,-
41.104,-
364.078,-
74.325,-
99.748,-
98,34 99,98
99,11
89,65
93,20
85,68
81,69
99,49
97,20
90,40
99,06
99,19
680,750 2,-
904,461,-
3.105,-
2.379,-
34.966,-
276.224,5
964,-
851,-
38.654,-
705,-
812,-
Jumlah 2.791.036,5
2.430788,359
87,09
360.247,710
3. Intensitas Pelaksanaan Kegiatan
Sesuai dengan kebutuhan dan dana yang tersedia, maka realisasi pelaksanaan kegiatan Penunjang Operasional BBI-PPH provinsi NTB tahu 2013 adalah sebagai berikut :
3.1. Pembinaan ke Unit Produksi Benih (UPB) Relisasi kegiatan Pembinaan UPB dilaksanakan dalam bentuk perjalanan ke UPB
lingkup BBI-PPH provinsi NTB dan Kelompok Penangkar Binaan dalam kegiatan Kerjasama Perbanyakan Benih dalam daerah .
Dalam rangka pembinaan teknik dan menejerial ke UPB diperlukan informasi teknik dan menejerial terbaru. Untuk mendapatkan informasi tersebut Petugas dari BBI-PPH
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 17171717
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
telah mengikuti perbagai pertemuan dan rapat di tingkat pusat. Selama tahun 2013 telah diikuti pertemuan dan rapat di tingkat pusat sebanyak 5 kali atas nama Ir. Fadliah Ali (Ka BBI-PPH Provinsi NTB) dan Ni Wayan Sumarti ( Bendahara Penerima BBI-PPH Provinsi NTB) dengan biaya perjalanan dinas dari anggaran APBD I NTB senilai Rp. 33.778.000,- ( 96,50% dari anggaran perjalanan ke Luar Daerah yang tersedia senilai Rp. 35.000.000,-).
Pembinaan ke UPB lingkup BBI-PPH Provinsi NTB dan Penangkar Mitra kerjasama selama tahun 2013 dilaksanakan sebanyak 41 kali perjalanan dengan biaya sebesar Rp. 40.589.000,- (100 % dari dana yang tersedia untuk perjalanan dalam daerah sebesar Rp. 40.589.000,-). Pembinaan ini dilakukan baik oleh petugas teknis dan administrasi BBI-PPH provinsi NTB.
3.2. Pertemuan Koordinasi
Kegiatan Pertemuan Koordinasi adalah pertemuan yang dilakukan oleh Petugas dari BBI-PPH induk dengan Pemimpin dan staf UPB secara berkala pada awal/akhir musim tanam. Karena tidak tersedia dana untuk melakukan pertemuan secara bersamaan untuk seluruh UPB maka misi pertemuan koordinasi ini telah dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Pembinaan ke setiap UPB.
3.3. Peningkatan sarana, Prasarana dan Tenaga. Realisasi kegiatan Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga di BBI-PPH tahun
2013 telah dilaksanakan berupa : a. Eksploatasi kendaraan roda 4 dan roda 2 sebanyak 5 dan 6 unit b. Pengadaan Komputer sebanyak 3 unit c. Pengadaan mebeleur kantor sebanyak 1 paket d. Pengadaan sepeda motor sebanyak 6 unit e. Penyempurnaan Show Room Benih di BBI-PPH Narmada sebanyak 1 unit f. Pembangunan Show Room Benih di UPB Utan 1 unit g. Rehab Rumah Jaga di UPB Utan 3 unit h. Pembangunan Rumah Mesin di UPB Utan 1 unit i. Rehab Rumah Jaga di UPB Sedau 1 unit j. Rehab Kantor Induk BBI-PPH di Narmada 1 unit k. Pembanguan Tembok Kebun di UPB Peninjauan 1 unit
Sumber Dana APBN
Kegiatan-kegiatan yang direalisasikan oleh Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura (BBI-PPH) Provinsi NTB yang bersumber dari anggaran APBN-Dekonsentrasi TA. 2013 adalah Perbanyakan Benih Sumber (BS-BD) dan (BD-BP) Padi dan Palawija. Perbanyakan Benih Sumber Padi terealisasi seluas 21,0 Ha dari target 20,0 Ha; semula diprogramkan perbanyakan (BS-BD) seluas 10,0 Ha dan (BD-BP) seluas 10,0 Ha. Namun, karena adanya rencana bersama semua steak holder bisnis perbenihan di Nusa Tenggara Barat ingin kembali menertibkan alur produksi dan penyaluran benih-benih sumber, maka rencana areal perbanyakan (BS-BD) seluas 10,0 Ha tersebut dianggap terlalu luas untuk menghasilkan Benih Dasr padi yang hanya untuk kepentingan benih sumber bagi BBI-PPH sendiri. Oleh sebab itu telah dilakukan revisi dari semula direncanakan penangkaran (BS-BD) seluas 10,0 Ha menjadi 5,0 Ha. dan 5,0 ha sisanya direvisi menjadi penangkaran (BD-BP). Dengan direvisinya penangkaran (BS-BD) menjadi (BD-BP) seluas 5,0 ha tersebut maka penangkaran (BD-BP)
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 18181818
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
yang semula direncanakan seluas 10,0 ha bertambah menjadi 15,0 Ha. Perbanyakan Benih Sumber Palawija seluas 27,0 Ha, yang terdiri dari Perbanyakan Benih Sumber Jagung 1 Ha (BS-BD), (BD-BP) 5,0 Ha, perbanyakan (BS-BD) kedelai 5,0 ha dan (BD-BP) 10,0 ha, dan perbanyakan (BS-BD) kacang tanah 1,0 ha serta perbanyakan (BD-BP) seluas 4,0 ha.
1. Realisasi Perbanyakan Benih Padi Tahun 2013
Sebagaimana diterangkan di atas, realisasi perbanyakan Benih Sumber Padi TA 2013 seluas 20,0 Ha dari target 20,0 Ha. berupa perbanyakan Benih Dasar (BS-BD) seluas 5,0 Ha dari target 10,0 Ha. dan perbanyakan (BD-BP) seluas 15,0 Ha dari target 10,0 Ha. Perbanyakan benih sumber padi dilaksanakan 2 tahap, yaitu pada MK.I 2013 dan MH. 2013/2014. Pada MK I 2013 telah dilaksanakan perbanyakan (BS-BD) seluas 2,25 Ha dan (BD-BP) seluas 7,0 Ha. Sedangkan pada MH. 2013/2014 sedang berjalan perbanyakan (BS-BD) seluas 2,75 Ha dan (BD-BP) seluas 8,0 Ha.
1.1. Pelaksanaan Perbanyakan Benih Sumber Padi pada MK. I 2013
a. Waktu, Tempat dan Luas Tanam
Waktu pertanaman perbanyakan benih sumber padi pada MK I 2013 berkisar antara April – Mei 2013 berlokasi di tiga UPB yang memiliki potensi pertanaman padi pada MK dengan luas areal masing-masing sebagi berikut :
Tabel VIII-14. Waktu, Tempat dan Luas Areal Perbanyakan Benih Sumber Padi
pada MK. I 2013 di BBI-PPH Provinsi NTB
No Lokasi / UPB Kelas/ Varietas Luas (Ha)
Waktu Tanam Waktu Panen Keterangan
1.
Peninjauan –
Narmada
(BS-BD)
- Cibogo - Mekongga
- Inpari-6 - Inpari-7
(BD-BP)
- Cibogo
- Mekongga - Inpari-10
1,0
0,25
0,25
0,25
0,25
3,0
1,0
1,0
1,0
06 – 05 -‘13
06 – 05 -‘13
06 – 05 -‘13
06 – 05 -‘13
19 – 04 – ‘13
25 – 04 –‘13
19 – 04 –‘13
26 – 07 –‘13
26 – 07 –‘13
26 – 07 –‘13
26 – 07 –‘13
15 – 07 –‘13
22 – 07 –‘13
13 – 07 –‘13
Terserang Tungro,
Blast dan Wereng
Coklat
Jumlah 5 varietas 4,0
2.
P u y u n g
(BS-BD)
- IR 64
- IR 66 - Inpari-1
- Inpari-10 (BD-BP)
- Cigeulis
- IR 64
1,0
0,25
0,25
0,25
0,25
3,0
1,50
08 – 04 –‘13
08 – 04 –‘13
09 – 05 – ‘13
09 – 05 –‘13
07 – 05 –‘13
09 – 07 –‘13
08 – 07 –‘13
06 – 08 – ‘13
07 – 08 –‘13
04 – 08 – ‘13
Terserang
Tungro, Blast dan
Wereng Coklat
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 19191919
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1,50 10 – 04 –‘13 10 – 07 –‘13
Jumlah 5 varietas 4,0
3.
Santong
(BS-BD)
- Inpari-20
(BD-BP)
- Ciliwung
0,25
0,25
1,0
1,0
24 – 08 –‘13
30 – 05 – ‘13
03 – 11 – ‘13
19 – 09 – ‘13
MK II ‘13
Jumlah 2 varietas 1,25
TOTAL 11 VAR. 9,25
Dalam pelaksanaan perbanyakan benih di UPB Peninjauan – Narmada dan UPB Puyung pada phase vegetatif pertanaman terserang berbagai OPT, terutama tungro dan blast pada tingkat serangan 25 – 40 %. Selanjutnya pada phase generatif (menjelang panen) pertanaman terserang hama wereng coklat dengan intensitas serangan diatas 50 %. Meskipun telah diupayakan pengendalian optimal tetapi serangan OPT ini sangat berpengaruh menurunkan produksi.
b. Produksi dan produksivitas
Akibat serangan OPT sebagaimana disampaikan di atas, maka telah terjadi penurunan produksi dan produktivitas yang sangat significant terhadap perbanyakan benih sumber pada MK I 2013 terutama di UPB Peninjauan Narmada dan di UPB Puyung.
Keragaan produksi dan produktivitas benih sumber hasil perbanyakan MK I 2013 adalah sebagai berikut : Tabel VIII-15. Produksi dan Produktivitas Benih Sumber Padi Hasil Perbanyakan
pada MK I 2013 di BBI-PPH Provinsi NTB.
No Lokasi / UPB Kelas/ Varietas Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Provitas
(Kw/Ha) Keterangan
1.
Peninjauan –
Narmada
(BS-BD)
- Cibogo - Mekongga
- Inpari-6 - Inpari-7
(BD-BP)
- Cibogo
- Mekongga - Inpari-10
1,0
0,25
0,25
0,25
0,25
3,0
1,0
0,680
0,280
0,190
0,050
0,160
5.415
1.720
6,80
11,20
7,60
2,00
6,40
18,05
17,20
Terserang Tungro,
Blast dan Wereng
Coklat
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 20202020
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1,0
1,0
2.120
1.575
21,20
15,70
Jumlah 5 varietas 4,0 6.095 15,230
2.
P u y u n g
(BS-BD)
- IR 64
- IR 66 - Inpari-1
- Inpari-10 (BD-BP)
- Cigeulis - IR 64
1,0
0,25
0,25
0,25
0,25
3,0
1,50
1,50
2,720
0,815
1,008
0,505
0,400
5,390
2,030
3,360
27,20
32,60
40,32
20,20
16,00
17,96
13,53
22,40
Terserang
Tungro, Blast dan
Wereng Coklat
Jumlah 5 varietas 4,0 8.118 20,27
3.
Santong
(BS-BD)
- Inpari-20 (BD-BP)
- Ciliwung
0,25
0,25
1,0
1,0
0,960
0,920
2.560
2,560
36,80
36,80
25,60
25,60
MK II ‘13
Jumlah 2 varietas 1,25 3,520 27,80
TOTAL 11 VAR. 9,25 17,730 19,17
Tabel diatas menunjukkan bahwa produksi benih sumber padi hasil perbanyakan MK I 2013 sebanyak 17,690 ton dengan luas pertanaman 9,25 Ha (produktivitas mencapai 19,13 Kwt/Ha). Produksi Benih Dasar sebanyak 4,320 ton dari areal penangkaran seluas 2,25 Ha (provitas 19,20 kw/Ha) sedangkan produksi Benih Pokok sebanyak 13,370 ton (provitas 19,10 kw/Ha).
c. Kelas Benih yang Dihasilkan
Berdasarkan kelas benih yang dihasilkan , maka produksi Benih sumber padi MK I 2013 telah menghasilkan Benih Dasar (BD) sebanyak 4,320 ton dari luas areal perbanyakan 2,25 Ha, dengan produktivitas sebesar 19,20 Kwt/Ha (Tabel 5.). Sedangkan produksi Benih Pokok (BP) sebanyak 13,370 ton dari areal penangkaran 7,0 Ha, dengan produktivitas sebesar 19,10 Kwt/Ha.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 21212121
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
d. Keragaman / Jenis Varietas Benih Padi yang Dihasilkan
Pada MK.I 2013 terdapat 11 (sebelas) varietas padi yang ditangkarkan, yaitu varietas Cigeulis, Cibogo, Ciliwung, Inpari-1, Inpari-6 Inpari-7, Inpari-10,Inpari-20, IR 64, IR-66, dan Mekongga. Sembilan dari sebelas varietas tersebut (Cibogo, Inpari-1, Inpari-6, inpari-7, Inpari-10, Inpari 20, IR 64 dan IR 66 dan Mekongga) merupakan penangkaran Benih Dasar (BS-BD) dengan luas areal rata-rata 0,25 Ha. dan enam varietas (Cibogo, Cigeulis, Ciliwung, Inpari-10, IR 64 dan Mekongga) sudah dalam penangkaran Benih Pokok (BD-BP).
1.2. Pelaksanaan Kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Padi Musim Hujan
(MH) 2013/2014
Sebagian dari target areal perbanyakan benih sumber padi TA. 2013 dilaksanakan pada MH. 2014/2014. Pertanaman MH 2013/2014 dimulai pada akhir tahun 2013 (November-Desember 2013) dan akan panen dan menghasilkan benih pada tahun 2014 (April-Mei 2014). Pelaksanaan penangkaran ini tidak akan menghasilkan benih (out put dan out come) pada tahun 2013. Benih yang dihasilkan akan menjadi stock pada tahun 2014, sehingga keberhasilan anggaran tahun 2013 tidak dapat dievaluasi secara menyeluruh pada akhir tahun 2013.
Pada Musim Hujan (MH) 2013/2014, areal perbanyakan Benih Sumber padi di seluruh Unit Produksi Benih lingkup BBI-PPH NTB sumber dana APBN seluas 10,75 Ha yang terdiri dari 2,75 Ha BS-BD dan 8,0 Ha BD-BP.
Kegiatan perbanyakan benih padi pada MH 2013/2014 telah dilakukan pada Bulan November dan Desember 2013. Sampai dengan Desember 2013 realisasi pelaksanaan perbanyakan benih sumber MH. 2013/2014 baru berupa luas tanam, kelas benih, dan varietas benih sumber padi yang ditangkarkan. Sedangkan pemeliharaan teknis pertanaman di lapangan, panen, prosessing dan hasil masih dalam angka perkiraan.
Realisasi pelaksanaan perbanyakan benih sumber padi MH. 2013/2014 disajikan pada tabel berikut : Tabel VIII-16. Realisasi Pelaksanaan Perbanyakan Benih Sumber Padi MH.
2013/2014 di BBI-PPH Provinsi NTB No. Lokasi / UPB Kelas/ Varietas Luas (Ha) Waktu Tanam Waktu Panen Ket.
1.
Peninjauan
– Narmada
(BS-BD)
- Ciherang - Ciliwung
- Inpari-7 - Inpari-10
(BD-BP)
- Cibogo - Inpari-7
1,75
0,50
0,50
0,50
0,25
2,0
1,0
1,0
10 -01-‘14
14 – 01 –‘14
10 – 01 –‘14
10 – 01 –‘14
27 – 12 –‘13
07 – 01 –‘14
April 2014
April 2014
April 2014
April 2014
Maret 2014
April 2014
Jumlah 5 varietas 3,75
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 22222222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2.
P u y u n g
(BS-BD)
- Cigeulis
- Mekongga (BD-BP)
- Inp. Sidenuk
- IR 64
1,0
0,50
0,50
3,0
1,0
2,0
30 – 12 –‘13
30 – 12 –‘13
09 – 12 –‘13
02 – 12-‘13
April 2014
April 2014
Maret 2014
Maret 2014
Jumlah 4 varietas 4,0
3.
U t a n
(BD-BP)
- Mekongga - IR 66
3,0
2,0
1,0
07 – 01 –‘14
12 – 01 – ‘14
April 2014
April 2014
Jumlah 2 varietas 3,0
TOTAL
(BS-BD)
6 varietas
(BD-BP)
5 varietas
2,75
8,0
-
-
11 varietas 10,75 - -
1.3. Evaluasi Perbanyakan Benih Sumber Padi pada MH. 2012/2013 TA. 2012
Perbanyakan benih sumber padi lanjutan pada MH. 2012/2013 telah ditanam seluas 16,0 Ha. Realisasi produksi dari seluruh UPB sebanyak 50,48 ton. Adapun alokasi, luas, varietas dan kelas benih yang diperbanyak pada MH. 2012/2013 adalah sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 23232323
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-17. Realisasi Produksi Benih Sumber Padi MH. 2012/2013 di BBI-PPH
Provinsi NTB.
Komoditi/ Luas Produksi BenihVarietas (Ha) ( ton )
Ciherang 1.00 15/3/2013 2.10 BD
Cigeulis 1.00 13/03/2013 3.04 BD
Sciliwung 1.00 19/03/2013 2.80 BD
IR 64 2.00 o1/13/2013 7.41 BP
Jumlah 5.00 15.35
Ciherang 1.00 26/02/2013 3.30 BD
Ciliwung 2.00 1/3/2013 7.47 BP
Cilosari 1.00 05/04/.2013 3.24 BD
Inp. Sidenuk 1.00 3/4/2013 2.94 BD
Jumlah 5.00 16.95
3 Sedau Ciherang 1.00 19/03/2013 3.01 BP
Jumlah 1.00 3.01
Cigeulis 0.50 1.63 BD
Ciherang 1.00 3.15 BD
Inpari-13 0.50 1.62 BD
St. Bagendit 1.00 3.04 BD
St. Bagendit 2.00 6.44 BP
Jumlah 5.00 15.88
Total 16.00 51.19
Puyung2.
Tanggal PanenKelas Benih
Utan5.
NoUnit Prod.
Benih (UPB)
Peninjauan1.
Hasil perbanyakan benih sumber padi MH.2012/2013 sebanyak 51,19 ton tersebut di atas adalah hasil kegiatan anggaran tahun 2012, yang terdiri dari Benih Dasar sebanyak 27,07 ton dari hasil penangkaran (BS-BD) seluas 10,0 ha dan Benih Pokok sebanyak 24,120 ton dari hasil penangkaran (BD-BP) seluas 6,0 ha., seluruhnya menjadi stock benih awal tahun 2013.
1.4. Evaluasi Keadaan Stok dan Penyaluran Benih Padi Tahun 2013
Selama tahun 2013 terdapat penambahan stok benih padi sebanyak 68,880 ton yang berasal dari hasil penangkaran MH. 2012/2013 sebanyak 51,190 ton dan penangkaran MK I 2013 sebanyak 17,730 ton.
Sampai 31 Desember 2013 dari stok tersebut telah tersalur sebanyak 47,540 ton (69,0 % dari seluruh stock benih tahun 2013). Disamping karena penyaluran, jumlah stock benih berkurang karena susut kuantitas dan bobot akibat serangan hama gudang dan perlakuan (prosessing ulang) selama masa pemeliharaan di gudang. Selama tahun 2013 telah terjadi penguranag stock karena susut gudang sebanyak 630 kg (0,86 %). Dengan demikian maka sisa stok sebanyak 20,750 ton menjadi stock Carry Over (CO) pada tahun 2014.penyaluran
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 24242424
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
dan susut benih padi di masing-masing UPB selama tahun 2013 disajikan pada Tabel VIII-17 berikut :
Tabel VIII-17. Jumlah Stock dan Penyaluran Benih Padi selama Tahun 2013 di BBI-PPH Provinsi NTB
Penambhn Penambhn Tersalur Stok SusutNo Unit pada pada s/d s/d s/d Des'13
Produksi MH 12/13 MK I. 2013 Des' 13 Des' 13 (ton)(ton) (ton) (ton) (ton)
1. Peninjauan 15.35 6.09 11.79 9.59 0.06 2. Puyung 16.95 8.12 22.67 2.21 0.19 3. Sedau 3.01 - 3.01 - - 4 Santong - 3.52 - 3.42 0.10 5 Utan 15.88 - 10.07 5.53 0.28
Total 51.19 17.73 47.54 20.75 0.63
1.5. Evaluasi Keadaan Stok dan Penyaluran Carry Over Benih Sumber Padi
Tahun 2012
Stock benih padi hasil perbanyakan MH. 2011/2012 yang tidak habis tersalur pada tahun 2012 telah menjadi stock Carry Over (CO) pada tahun 2013. Jumlah stock benih padi Carry Over tahun 2012 yang disalurkan pada tahun 2013 sebanyak 38,020 ton, berasal dari UPB Peninjauan 25,670 ton 12,050 ton di UPB Puyung. Seluruh stock Carry Over tersebut telah habis tersalur pada tahun 2013.
2. Realisasi Kegiatan Perbanyakan Benih Palawija
2.1. Realisasi Areal Tanam
Realisasi areal tanam perbanyakan benih sumber palawija tahun 2013 yang terdiri dari perbanyakan Benih Dasar (BS-BD) dan Benih Pokok (BD-BP) Jagung, Kedelai dan Kacang Hijau mencapai 100 %, yaitu 26,0 Ha. Yang terdiri dari Jagung 3,0 Ha, Kedelai 15,0 Ha dan Kacang Tanah seluas 5,0 Ha. Realisasi pelaksanaan yang meliputi lokasi, luas, waktu, kelas benih dan varietas dari setiap komoditi adalah sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 25252525
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-18. Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Palawija Tahun 2013 di BBI-PPH Provinsi NTB.
No
KOMODITI
KELAS / Varietas Waktu Pelaksanaan Jlh. Areal
(Ha)
Lokasi
/UPB MK I 2013 MK II 2013
1.
JAGUNG
BENIH DASAR
1. Lamuru BENIH POKOK
1. Lamuru 2. Bisma
1,0
1,0 2,0
- 2,0
-
- 3,0
3,0 -
1,0
1,0 5,0
3,0 2,0
U t a n
Peninjauan Utan
Jlh. Jagung 3,0 3,0 6,0
2.
KEDELAI
BENIH DASAR
1. Anjasmoro 2. Burangrang
3. Kaba 4. Wilis
BENIH POKOK 1. Burangrang
2. Kaba
3. Wilis 4. Kaba
5. Wilis
3,0
- 1,0
1,0 1,0
- -
-
- -
-
2,0
1,0 -
1,0
10,0 5,0
1,0
1,0 1,0
2,0
5,0
1,0 1,0
2,0 1,0
10,0 5,0
1,0
1,0 1,0
2,0
Puyung Puyung
Utan Utan
Puyung
Peninjauan
Peninjauan Utan
Utan
Jlh. Kedelai 3,0 12,0 15,0
3.
KC. HIJUA
BENIH DASAR
Vima -1 BENIH POKOK
Vima-1
-
-
-
1,0
1,0 4,0
4,0
1,0
1,0 4,0
4,0
Utan
Utan
Jlh. Kc. Hijau - 5,0 5,0
Jlh. Palawija 6,0 20,0 26,0
2.2. Realisasi Produksi
Realisasi hasil berupa produksi benih sumber perbanyakan benih palawija tahun 2013 adalah sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 26262626
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-19. Realisasi Produksi Perbanyakan Benih Sumber Palawija Tahun 2013 di BBI-PPH Provinsi NTB.
N
o
KOMODITI KELAS / Varietas Luas
(Ha)
Produksi
(Kg)
Produktivitas
(Kw/Ha)
Keterangan
1.
JAGUNG
BENIH DASAR
1. Lamuru BENIH POKOK
1. Lamuru 2. Bisma
1,0
1,0 5,0
3,0 2,0
2.410
2.410 4.860
4.780 **) 4.860
24,10
24,10 9,72
15,93**) 24,30
**) Tidak lulus menjadi benih
Jlh.
Jagung
2 Varietas 6,0 7.270 12,11
2.
3.
KEDELAI
BENIH DASAR
1. Anjasmoro 2. Kaba
3. Wilis
4. Burangrang 5. Kaba
BENIH POKOK
1. Burangrang
2. Kaba 3. Kaba
4. Wilis
5,0
1,0 1,0
1,0
1,0 1,0
10,0
5,0
2,0 2,0
1,0
2.510
712 *) 840
820
300*) 850
3.320
1.560
1.760 1.040**)
690**)
5,08
7,12*) 8,40
8,20
3,00*) 8,50
3,32
3,12
8,80 5,20**)
6,90**)
*) Turun kelas
menjadi BP, sehingga bertambah sebanyak
1.012 Kg
**) Tidak lulus
menjadi benih karena mengalami gagal
prosessing akibat
cuaca hujan pasca panen.
Jlh. Kedelai
4 Varietas
15,0
5.830 1.012 *)
1.730 **) 8.570
3,90 0,67 *)
1,15**) 5,73
Provitas Benih Provitas Turun
Kelas Provitas tidak lulus
Provitas
Pertanaman Kedelai
KACANG HIJAU
BENIH DASAR - Vima 1
BENIH POKOK
- Vima 1
1,0 1,0
4,0
4,0
650 650
2.640
2.640
6,50 6,50
6,60
6,60
Jlh. Kc.
Hijau
5,0 3.290 6,58
2.3. Produksi dan Produktivitas
a. Perbanyakan Benih Sumber Jagung
Secara umum dilihat dari hasil perbanyakan jagung maka produksi yang dihasilkan cukup baik dengan provitas rata-rata 20,08 Kw/Ha. Namun jika dilihat dari jumlah benih yang dihasilkan sebanyak 7,270 ton dengan provitas rata-rata
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 27272727
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
benih sebesar 12,11 Kw/Ha, maka capaian ini dibawah target yang ditetapkan BBI-PPH sebesar 15,00 Kw/Ha.
Produksi Benih Dasar sebanyak 2,410 ton dengan provitas 24,10 Kw/Ha melampaui target, namun produksi Benih Pokok sebanyak 4,860 ton (produksi UPB Utan-Sumbawa) dari calon benih yang diuji di laboratorium BPSB sebanyak 9,640 ton. Lima puluh prosen (4,780 ton) tidak lulus uji karena daya tumbuh rendah akibat lembaga tumbuh pada sebagian besar biji calon benih tersebut telah mati karena jamur yang tumbuh selama hasil panen tidak dapat dijemur. Calon benih yang tidak lulus tersebut berasal dari hasil penangkaran di UPB Peninjauan Narmada seluas 3,0 Ha. Kondisi cuaca dan iklim pada saat panen (bulan Nopember- Desember 2013) di Narmada khususnya dan di P. Lombok pada umumnya sudah turun hujan dan berlangsung terus-menerus selama hampir dua bulan. Berbeda dengan kondisi cuaca pada bulan yang sama di P. Sumbawa; hujan belum mulai turun sehingga prosessing calon benih jagung maupun kedelai tidak mengalami hambatan.
b. Perbanyakan Benih Sumber Kedelai
Produksi Benih Dasar (dari penangkaran BS-BD) sebanyak 2,540 ton (71,50) dari calon benih yang diujikan sebanyak 3,552 ton. Luas penangkaran (BS-BD) seluruhnya 5,0 Ha. Dilihat dari produksi calon benih maka produktivitas mencapai 7,10 Kw/Ha, namun dilihat dari jumlah benih yang lulus uji maka produktivitas Benih Dasar hanya mencapai 5,08 Kw/Ha. Dilihat dari luas areal penangkaran benih yang lulus seluas 3,0 Ha maka produktivitas mencapai 8,46 Kw/Ha. Calon Benih Dasar yang tidak lulus uji sebanyak 1,012 ton turun kelas menjadi Benih Pokok.
Produksi Benih Pokok (dari hasil penangkaran BD-BP) sebanyak 3,320 ton ( 65,70% ) dari calon benih yang diuji sebanyak 5,050 ton. Dilihat dari jumlah calon benih yang dihasilkan maka produktivitas mencapai 5,05 Kw/Ha, namun jika dilihat dari jumlah benih yang lulus sebagai Benih Pokok maka produktivitas hanya mencapai 3,30 Kw/Ha. Hasil ini jauh dibawah target yang ditetapkan BBI-PPH sebanyak 8,0 Kw/Ha. Hal ini disebabkan oleh faktor alam sebagaimana yang dialami penangkaran jagung, yaitu gagal prosessing yang menyebabkan hasil panen tidak dapat menjadi benih.
c. Perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau
Produksi Benih Dasar (dari hasil penangkaran BS-BD) Kacang Hijau sebanyak 0,650 ton dari areal seluas 1,0 Ha. dengan demikian maka produktivitas Benih Dasar mencapai 6,50 Kw/Ha. Hasil ini melampaui target yang ditetapkan BBI-PPH sebanyak 6,00 Kw/Ha.
Produksi Benih Pokok (dari penangkaran BD-BP) Kacang Hijau sebanyak 2,640 ton dari areal penangkaran seluas 4,0 Ha. dengan demikian maka produktivitas Benih Pokok mencapai 6,60 Kw/Ha (sesuai taregt 6,50 Kw/Ha).
2.4. Kelas dan Varietas Benih Sumber yang Dihasilkan
a. Jagung
- Benih Dasar. Verietas Benih Dasar Jagung yang ditangkarkan tahun 2013 adalah varietas Lamuru, dilaksanakan pada MK I 2013 di UPB Utan-Sumbawa. Varietas ini disamping memiliki potensi hasil tinggi, juga sesuai
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 28282828
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
dengan typologi lahan pertanaman jagung di Nusa Tenggara Barat yang sebagian besar merupakan lahan kering.
- Benih Pokok. Perbanyakan Benih Pokok Jagung seluas 5,0 Ha terdiri dari 2 varietas, yaitu Lamuru seluas 3,0 Ha dan Bisma 2,0 Ha. Perbanyakan varietas Lamuru dilaksanakan di UPB Peninjauan-Narmada dengan hasil 4,780 ton tetapi tidak lulus menjadi benih karena gagal prosessing. Sedangkan varietas Bisma ditangkarkan di UPB Utan dengan produksi benih sebanyak 4,860 ton.
b. Kedelai
- Benih Dasar. Dari 5,0 Ha perbanyakan Benih Dasar kedelai terdiri dari 4 varietas, masing-masing seluas 1,0 Ha, yaitu Anjasmoro, Burangrang, Grobogan, Kaba dan Wilis. Namun yang lulus sebagai Benih Dasar hanya Kaba dan Wilis masing-masing seluas 2,0 Ha dan 1,0 Ha dengan hasil 2,450 ton di UPB Utan – Sumbawa. Selebihnya varietas Anjasmoro dan Burangrang mengalami gagal prosessing dan turun kelas menjadi Benih Pokok sebanyak 1.012 ton di UPB Puyung.
- Benih Pokok. Dari 10,0 Ha areal perbanyakan Benih Pokok terdiri dari 3 varietas, yaitu Burangrang seluas 5,0 Ha, Kaba 4,0 Ha dan Wilis 1,0 Ha. Produksi Benih Pokok yang dihasilkan sejumlah 3,323 ton dari perbanyakan varietas Burangrang sebanyak 1.563 ton dan Kaba sebanyak 1.760 ton. Sedangkan perbanyakan varietas Kaba seluas 2,0 Ha dengan hasil 1.040 ton dan Wilis seluas 1,0 Ha dengan hasil 0,690 ton tidak lulus menjadi benih.
c. Kacang Hijau
Perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau baik Benih dasar maupun Benih Pokok menangkarkan varietas Vima 1. Selama beberapa tahun terakhir BBI-PPH provinsi NTB meminta varietas Sampeong Damsik, yaitu varietas Kacang Hijau nasional yang berasal dari NTB (Sumbawa) untuk dikembangkan di NTB karena permintaan pasar pada varietas ini sangat bagus. Akan tetapi selama beberapa tahun terakhir ini pula BALITKABI – Malang tidak pernah bisa menyediakannya, oleh sebab itu BBI-PPH meminta varietas kacang hijau berbiji kecil mirip Sampeong, yaitu Vima 1.
Benih Dasar dari perbanyakan (BS-BD) varietas Vima 1 seluas 1,0 Ha sebanyak 0,650 ton dan Benih Pokok sebanyak 2,460 dari areal perbanyakan (BD-BP) seluas 4,0 Ha. Semuanya dilaksnakan pada MK II di UPB Utan – Sumbawa.
2.5. Realisasi Stock dan Penyaluran Benih.
Selama tahun 2013 telah terjadi penyaluran benih palawija sebagai berikut :
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 29292929
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel VIII-20. Stock dan Penyaluran Benih Sumber Palawija BBI-PPH Provinsi NTB Tahun 2013.
No KOMODITI KELAS / Varietas
Jumlah Stock (Kg) 2013 Penyaluran (Kg)
Sisa Stock (Kg) MK I MK II JLH
I
JAGUNG
BD :
1. Lamuru 2. Bisma
BP : 1. Lamuru
2. Bisma
KONS *) 1. Bisma
2.410
2.410 -
4.860 -
4.860
- -
-
- -
-
*)
4.780 4.780)
2.410
2.410 -
9.460*)
*)
4.860 4.780
4.780)
100
100 -
-
-
- -
2.310
2.310 -
*)
4.680
4.780 4.780)
JUMLAH 7.270 4.780) 12.05
0 100 11.950
II
KEDELAI
BD : 1. Anjasmoro
2. Burangrang
3. Kaba 4. Wlis
BP : 1. Anjasmoro
2. Burangrang
3. Kaba 4. Wilis
BR *) -
KONS**)
1. Burangrang 2. Wilis
- -*)
-**)
- -
710*)
710
- -
- -
-
- -
2.510 -
-
1.690 820
4.360 -
1.560
2.800 **)
- -
990**)
300 690**)
2.510 -
-
1.690 820
5.070 710
2.800
**) -
- -
990**
) 300
690**)
Tidak
ada
penya- luran
2.510 -
-
1.690 820
5.070 710
2.800
**) -
- -
990**)
300 690**)
JLH 4 Varietas 710 7.860 8.570 - 8.570
III KACANG HIJAU
BD : Vima 1
BP :
Vima 1
- -
-
-
650 650
2.640
2.640
650 650
2.640
2.640
Tidak
ada
penya- luran
650 650
2.640
2.640
JLH 1 varietas - 3.290 3.290 - 3.290
Keterangan : *) Turun Kelas **) Menjadi Konsumsi karena tidak lulus menjadi benih.
Penyaluran benih sumber palawija sebagaimana tabel di atas menunjukkan
bahwa sampai dengan akhir Desember 2013 penyalurannya sangat kecil, hanya 100 kg benih jagung (0,01 %) dari 7.270 Kg benih jagung yang tersedia. Demikian juga untuk benih sumber kedelai dan kacang hijau belum ada yang tersalur. Dengan demikian maka memasuki musim tanam MH. 2013/2014 produksi penangakaran benih sumber palawija tahun 2013 menjadi stock carry over tahun 2014.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 30303030
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Berdasarkan masa durasi dan viabilitas rata-rata benih palawija yang hanya 3 – 4 bulan, dan pada Desember 2013 rata-rata masa berlakunya label benih tersebut tingal 2 bulan, maka benih-benih tersebut akan mati label pada bulan Februari 2014, sehingga tidak dapat digunakan untuk penangkaran palawija yang umum dilakukan para penangkar di NTB pada akhir Maret sampai awal April 2014.
2.6. Stock dan Penyaluran Benih Carry Over Tahun 2013
Benih palawija hasil penangkaran tahun 2012 yang menjadi carry over pada tahun 2013 sebanyak 1.980 kg kedelai yang terdiri dari Benih Dasar sebanyak 830 kg dan konsumsi (karena telah mati label) sebanyak 1.150 kg. Sampai dengan Desember 2013 seluruhnya telah tersalur.
KEGIATAN PENUNJANG OPERASIONAL BALAI BENIH
1. Bentuk Kegiatan
Guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan (padi dan palawija) di Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura provinsi NTB tahun 2013 telah dilakukan berbagai bentuk kegiatan penunjang yaitu :
a. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan perjalanan dinas ke sumber-sumber teknologi perbenihan tanaman pangan, mengikuti pertemuan teknis pengembagan teknologi, perencanaan, monitoring dan evaluasi di tingkat pusat dan daerah serta pembinaan langsung ke setiap UPB. Perjalanan dinas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi teknologi dan menyebarkan / mengaplikasikan, mengendalikan pelaksanaan kegiatan di lapangan agar berjalan sesuai dengan petunjuk teknis, aturan atau perundang-undangan yang berlaku serta menindak-lanjuti /menyelesaikan masalah-masalah teknis dan administrasi yang dihadapi di setiap UPB secara lebih awal.
b. Pelaporan Pelaksanaan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi
Perbanyakan Benih Sumber Tan. Pangan
Disamping melaksanakan anggaran pembinaan, monitoring dan evalusi perbanyakan benih sumber, juga dilaksanakan pelaporan pelaksanaan kegiatan tersebut secara berkala (bulanan) dan laporan tahunan. Pelaporan ini berbentuk penyusunan, penggandaan dan pengiriman laporan.
c. Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Alur Benih Sumber
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan pertemuan/rapat yang dihadiri oleh semua pelaku dan pengawas perbanyakan dan penyalur benih sumber tanaman pangan se Nusa Tenggara Barat. Pertemuan koordinasi ini bertujuan untuk menggkoordinir pelaksanan perbanyakan dan penyaluran benih sumber
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 31313131
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
tanaman pangan dengan mengacu pada peraturan dan ketetapan yang telah ditentukan.
d. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga di UPB.
Keberadaan dan kondisi sarana, prasarana dan tenaga di setiap UPB merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Oleh sebab itu keberadaan sarana, prasarana dan tenaga di setiap UPB selalu terus diupayakan agar sesuai dengan standar jumlah, kondisi dan mutu yang diperlukan. Namun demikian bentuk dan volume kegiatan ini disesuaikan dengan dana yang tersedia dan skala prioritas kebutuhan.
Pada TA. 2013 kegiatan peningkatan sarana, prasarana dan tenaga di BBI-PPH provinsi NTB hanya berupa operasional dan pemeliharaan sarana dan prsarana yang ada, seperti operasinal peralatan alsintan dan ekxploitasi kendaraan operasional.
2. Realisasi Fisik dan Anggaran Kegiatan
Secara keseluruhan realisasi fisik pelaksanaan kegiatan penunjang Operasional BBI-PPH Provinsi NTB TA. 2013 mencapai 93,0 %. Sedangkan realisasi keuangan mencapai 77,42 %. Realisasi anggaran dari sumber dana APBN – Dekonsentrasi Tahun 2013 yang dialokasikan untuk kegiatan Penunjang Operasional BBI – PPH terdiri dari :
a. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Perbanyakan Benih Sumber.
Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Perbanyakan Benih Sumber tahun 2013 sebesar Rp. 37.472.000,- Sampai akhir Desember 2013 terrealisasi sebesar Rp. 31.899.500,- (85,13%). Sisa anggaran sebesar Rp. 5.572.500,- dikembalikan ke Kas Negara.
b. Pelaporan Pelaksanaan Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Perbanyakan
Benih Sumber Tan. Pangan
Anggaran yang disediakan untuk kegiatan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan tanaman pangan di BBI-PPH provinsi NTB tahun 2013 sebesar Rp. 23.035.000,- Sampai dengan Desember 2013 terrealisir sebesar Rp. 22.889.400,- (99,37%).
c. Pertemuan Koordinasi
Anggaran kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Perbanyakan Benih BBI-PPH Provinsi TA. 2013 sebesar Rp. 32.700.000,- Realisasi pelaksanaannya mencapai Rp. 32.021.000,- (97,92%).
d. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga
Dana untuk Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga tahun 2013 sebesar Rp. 34.260.000,- Sampai akhir Desember 2013 realisasi kegiatan ini mencapai Rp. 21.143.000,- (61,71%). Sedangkan relisasi fisik mencapai 78,54 %.
VVVVIIIIIIIIIIII ---- 32323232
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
3. Intensitas Pelaksanaan Kegiatan.
Sesuai dengan kebutuhan dan dana yang tersedia, maka realisasi pelaksanaan kegiatan Penunjang Operasional BBI-PPH provinsi NTB tahu 2013 adalah sebagai berikut:
a. Pembinaan ke Unit Produksi Benih (UPB)
Relisasi kegiatan Pembinaan UPB dilaksanakan dalam bentuk perjalanan dinas pembinaan, monitoring dan evaluasi ke UPB lingkup BBI-PPH provinsi NTB. Selama tahun 2013 telah dilaksanakan perjalanan dinas pembinaan, monitoring dan evaluasi ke unit-unit produksi BBI-PPH provinsi NTB sebanyak 22 OP. Kegiatan ini dilakukan oleh pejabat teknis dan administratif BBI-PPH provinsi NTB yang meliputi :
- Perjalanan Koordinasi ke Sumber-sumber Teknologi di luar daerah sebanyak 5 OP
- Perjalanan Pembinaan, monitoring dan Evaluasi ke UPB-UPB sebanyak 11 OP
- Perjalanan Pemimpin UPB ke BBI-PPH dalam rangka pertemuan dan verivikasi kegiatan sebanyak 6 OP.
b. Pelaporan Pelaksanaaan Kegiatan Operasional.
Pelaporan dilakukan secara berkala setiap bulan, dengan jumlah (oplag) laporan sebanyak 12 exmplar per bulan untuk laporan bulanan dan 12 exemplar untuk laporan tahunan .
c. Pertemuan Koordinasi dan Sosialisasi Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan
Kegiatan ini dilaksanakan 1 kali dalam bentuk Pertemuan/rapat yang bertema Koordinasi Pemantapan Alur Benih Sumber Tanaman Pangan Tahun 2013 bertempat di Hotel Graha Ayu Mataram selama 3 hari. Pesreta pertemuan sebanyak 25 orang yang terdiri dari Ketua ASB ENINDO dan Petugas PBT kabupaten/kota se NTB, PT. Pertani, PT Sang Hyang Seri cabang NTB dengan Nara Sumber dari Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, BPSB Provinsi NTB, Ketua ASBENINDO Provinsi NTB dan BPTP Provinsi NTB.
d. Peningkatan sarana, Prasarana dan Tenaga.
Realisasi kegiatan Peningkatan Sarana, Prasarana dan Tenaga di BBI-PPH tahun 2013 telah dilaksanakan berupa :
a. Eksploatasi kendaraan roda 4 dan roda 2 sebanyak 2 dan 6 unit;
b. Operasinal dan pemeliharaan sejumlah Alsintan di setiap UPB.
IXIXIXIX ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB IX
HASIL PEMBANGUNAN
UPTD BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
A. PENDAHULUAN
UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menpunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman pangan dan hortikultura. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi :
1) Penyusunan rencana teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasinya di bidang pertanian.
2) Pengkajian dan analisis hasil pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
3) Pengujian dan penerapan teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
4) Pelaksanaan kebijakan teknis penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas kabupaten / kota.
5) Pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menggunakan agen hayati, pestisida nabati dan musuh alami.
6) Penyebarluasan informasi tentang organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasi pengendaliannya.
7) Pengawasan mutu, residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida.
8) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
Mengacu pada tugas pokok dan fungsi serta peningkatan kinerja dan kesinambungan program/kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya, pada tahun 2013 dilaksanakan beberapa kegiatan yang sebagian besar merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2012.
Berdasarkan DIPA satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hoerikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 dengan Program peningkatan Produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan dan BPTPH Provinsi NTB mengelola Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI denngan alokasi dana sebesar Rp. 5.155.800.000,-
IXIXIXIX ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Lokasi kegiatan tersebar di semua wilayah pengamatan, Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat dengan waktu pelaksanaan disesuaikan dengan musim dan kondisi lapangan (pertanaman, musim tanam, iklim dll.).
Adapun kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 adalah : - P3OPT Padi, jagung, Kedelai : 1 paket - SLPHT : 75 unit - SLI : 8 unit - Operasional BPT : 1 unit. - Operasional LPHP/LAH : 1 unit. - Surveillance OPT : 1 paket. - Gerakan pengendalian OPT (Reguler) : 8 unit. - Gerakan Pengendalian dengan TNI : 3 unit. - Rintisan Kecamatan PHT : 1 unit. - Pemberdayaan PPAH : 10 unit. - THL TB POPT PHP : 16 orang.
- BOP POPT PHP : 110 orang.
B. KEGIATAN
1. SUMBER DANA APBN
1. Penguatan SDM.
• Pelatihan Petugas. Dalam upaya peningkatan kemampuan SDM Perlindungan Tanaman Pangan pada tahun 2013 telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain : � Pemantapan Metode Pengamatan bagi POPT- PHP yang diikuti oleh 118
orang POPT-PHP se Nusa Tenggara Narat yang diilaksanakan pada tanggal 17 s/d 18 April 2013 di Mataram Kegiatan itu dilaksanakan untuk menyamakan persepsi dan peningkatan kemampun POPT-PHP dalam upaya peningkatan kualitas pelaporan OPT.
� TOT PL I. Mengikuti TOT PLI SLPHT yang dilaksanakan Pusat sebanyak 1 orang di Malang dan TOT PL 1 SLI sebanyak 2 orang di Solo Jawa Tengah.
� Training Of Trainer (TOT) PL.2 SLPHT sebanyak 25 orang dan PL.2 SLI yang diikuti oleh 25 orang petugas POPT-PHP yang akan disiapkan menjadi calon pemandu SLPHT dan SLI di kelompok tani dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam kepemanduan baik di SLPHT maupun di SLI. Dari pelaksanaan terjadi kenaikan/peningkatan kemamuan petugas rata-rata 20,60 % untuk TOT SLPHT dan 25,91 % untu TOT SLI.
• Pelatihan Petani. Untuk meningkatkan kemampuan petani dan kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat lapang telah dilaksanakan kegiatan antara lain : � Forum Komunikasi Alumni SLPHT. Pada tahun 2013 BPTPH Provinsi NTB melaksanakan kegiatan pertemuan
Forum komunikasi alumni SLPHT/SLI yang diikuti oleh alumni SLPHT/SLI dari 10 Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat untuk meningkatkan kemampuan para alumni SLPHT/SLI serta dapat saling tukar informasi
IXIXIXIX ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
dari masing-masing Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat meninngkatkan penerapan PHT dimasa mendatang.
2. Revitalisasi Brigade Proteksi Tanaman.
• Operasional Brigade Proteksi Tanaman. Pada tahun 2013 kegiatan operasional BPT dilaksanakan dalam bentuk
bimbingan pengendalian gerakan spot stop yang dilaksanakan sebanyak 6 lokasi guna peningkatan kemampuan petani/kelompok tani dalam penangan sumber serangan.
Tabel IX-1. Lokasi Penanganan Sumber Serangan :
No. Lokasi Sasaran Keterangan
1. Kec. Pringgarata Lombok Tengah. Wereng Coklat
2. Kec. Praya timur, Lombok Tengah Tikus
3. Kec. Narmada Lombok Barat Wereng Coklat
4. Kec. Seteluk Sumbawa barat Tungro
5. Kec. Woja, Dompu Tungro
6. Kec. Unter Iwes Sumbawa Tungro
Gerakan pengendalian dilaksanakan oleh anggota Kelompok Tani dibawah bimbingan BPT dan POPT setempat, masing-masing melibatkan 50 orang petani dari tiap kelompok. Komoditas sasaran adalah pada tanaman padi dengan OPT utama yang menyerang pada saat itu yaitu Tikus, Wereng Coklat dan Tungro.
• Dukungan Sarana Pengendalian OPT/DPI. Dalam upaya meningkatkan sarana dan bahan pengendalian guna penguatan
operasinal BPT perlu terus didukung dengan sarana dan bahan yang memadai, pada tahun 2013 telah direalisasikan yaitu : Sarana pengendalian/pengamatan OPT Tanaman Pangan yang terdiri dari Hand Sprayer 20 bh, jaring serangga 120 buah dan Bendera Spot Stop 1000 bh ,untuk melengkapi sarana pengendalian di BPT Narmada.
Sedangkan bahan pengendalian disesuaikan dengan kebutuhan di BPT, yaitu pengadaan pestisida, dan agens hayati yang digunakan untuk gerakan pengendalian pada tanaman padi, jagung dan kedele.
Disamping itu guna mengantisipasi terjadinya peletupan populasi/serangan OPT juga dilakukan upaya pendekatan sarana, bahan pengendalian ke lokasi/wilayah pengamatan dengan mengalokasikan ke Kabupaten/Kota. Pada tahun 2013 telah dialokasokan sebanyak 25.549 kg/lt. Untuk pemenuhan kebutuhan spot stop di lapangan.
IXIXIXIX ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel IX-2. Penerimaan dan penyaluran pestisida oleh BPT tahun
2013.
No
Nama/Jenis Pestisida
Stok awal (Kg/Lt/Box)
Penerimaan Th 2013
(Kg/Lt/Box)
Penyaluran th. ini
(Kg/Lt/Box)
Sisa Stok (Kg/Lt/Box)
Ket
!. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pestisida Insektisida Fungisida Bakterisida Muloskisida Herbisida Rodentisida
67.449 4.513 1.670
290 -
5.110
20
200 - - - -
20.826 1.486 1.035
12 -
1.936
46.643 3.227
635 278
- 3.174
Jlh.Pestisida 79.031 220 25.295 53.956
II Bahan Pengasapan
5.804 - 254 5.550
Total I + II 84.835 220 25.549 59.506
• Pelatihan Alumni SLPHT untuk Penguatan RPH Kegiatan ini dilaksanakan untuk penguatan RPH di Tingkat Lapangan dan pada tahun 2013 diupayakan pembentukan RPH di setiap Kabupaten/ Kota dari RPH yang sudah terbentuk dan silaksanakan pertemuan yang diikuti oleh perwalkilan dari 10 Kab/Kota se NTB dengan jumlah peserta 25 orang, dalam pelatihan ini peserta dibekali dengan keberadaan RPH sebagai organisasi pengendalian di tingkat kelompok tani, prosedur operasionalnya serta penambahan pengetahuan dibidang pengendalian OPT. Adapun jumlah RPH yang sudah dibentuk sampai dengan Oktober 2013 adalah sebanyak 78 RPH/Kelompok Regu Pengendali Hama. Yang tersebar di : - Kabupaten Lombok Barat : 25 Kelompok. - Kabupaten Lombok tengah : 11 Kelompok. - Kabupaten Lombok Timur : 5 Kelompok. - Kabuoaten Sumbawa : 13 Kelompok. - Kabupaten Dompu : 11 Kelompok. - Kabupaten Bima : 11 Kelompok.
3. Revitalisasi LPHP/LAH. A. Surveillance OPT. Surveillanve OPT tanaman pangan dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun pada
komoditi padi dan kedele. Surveillance dilakukan guna pemantauan sumber-sumber serangan untuk meangantisipasi timbulnya serangan OPT dalam musim tanam yang sedang berjalan.
Dari surveillance diperoleh hasil intensitas dan popuasi OPT dengan lokasi Survei di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Disamping itu dalam pelaksanaan surveillance juga bekerjasama dengan BBPOPT Jatisasi yang mengambil sample di Pukau Lombok.
IXIXIXIX ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
B. PPAH. Dalam upaya pengembangan Agens hayati Laboratorium membentuk dan membina PPAH yang diharapkan dapat memproduksi dan mengembangankan agens hayati di tingkat lapangan. Dari kelompok-kelompok PPAH iai diharapkan dapat mengembangkan agens hayati yang dipergunakan diwilayahn kelompok dan sekitarnya dan pada saat ini dari pembinaannya dapat mengembangkan agens hayati sebanyak 4 jenis antara lain Beuveria, Tricoderma, Metarizium dan corinobacterium. Jumlah PPAH yang sudah terbentuk di NTB sebanyak 12 Kelompok PPAH.
C. POPT-PHP (PNS, Honorer dan THL TB POPT-PHP)
- Keadaan Luas Wilayah Pengamatan. Wilayah pengamatan yang identik dengan wilayah administerasi kecamatan di Nusa Tenggara Barat saat ini terdapat 116 wilayah pengamatan yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa (10 Kabupaten/Kota). Dengan luas lahan 1.646.670 ha, meliputi lahan sawah 255.271,77 Ha dan lahan kering (non sawah) 1.391.544 Ha.
- Dari 116 Kecamatan yang ada di Nusa Tenggara Barat telah di tempatkan sebanyak 118 orang POPT PHP yang terdiri dari PNS Provinsi, PNS Kabupaten dan PTT Kabupaten serta THL TB POPT-PHP. Rata- rata 1 orang POPT mempunyai wilayah 1 Kecamatan Tabel IX-3. Rincian penyebaran POPT-PHP di Nusa Tenggara
Barat Tahun 2013 sbb.:
No Kab.Kota
Jumlah POPT
PTT THL Jum lah Ket Terampil
Ahli Fung.Umum
1. Mataram 2 - 2 1 - 5
2. Lombok Barat 1 1 4 - 5 11
3. Lombok Utara 3 - 3 - - 6
4. Lombok Tengah
6 - 5 - 3 14
5. Lombok Timur 4 1 11 - 5 21
6. Sumbawa barat
- - 4 4 - 8
7. Sumbawa 9 - 10 3 2 24
8. Dompu 2 - 4 1 1 8
9. Bima 5 - 2 11 - 18
10. Kota Bima 1 - 2 - - 3
JUMLAH 33 2 47 20 16 118
a. Realisasi Pembayaran Honorarium dan BOP, PNS, Honorer dan THL Tahun 2013. Pembayaran BOP untuk PNS, Honorer dan THL telah direalisasikan sampai dengan bulan Oktober 2013 demikian pula honor THL dan transport petani pengamat telah direalisasikan bulan Maret sampai dengan Desember 2013.
b. Permasalahan dalam pengelolaan THL-TB POPT PHP dan Upaya Pemecahannya.
IXIXIXIX ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Sampai saat ini pelaksanaan tugas dan kwajiban dari THL TB POPT-PHP sudah berjalan dengan baik dan sangat dirasakan keberadaannya untuk memenuhi kekurangan tenaga POPT, tapi keberadaannya yang merupakan tenaga kontrak selama 10 bulan dalam setahun, yang mempengaruhi semangat kerja tenaga THL sehingga sangat mengharapkan dapat merubah statusnya menjadi PTT atau PNS karena usia mereka sudah semakin tua. Upaya yang kami lakukan agar dapat ditingkatkan statusnya di Pemerintah kabupaten maupun Provinsi dan mengupayakan penugasan mereka lebih dekat dengan tempat asalnya.
D. Operasional LPHP/LAH.
Di Nusa Tenggara Barat terdapat 1 unit Laboratorium LPHP yang berkedudukan di Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Peninjauan Narmada yang dalam pengelolaannya dilakukan oleh Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium . Adapun kegiatan yang dilakukan oleh LPHP Narmada adalah melakukan Operaional Laboratorium, pengembangan agens hayati dan pengembangan teknologi serta Pembinaan PPAH.
Pada tahun 2013 dilaksanakan 4 kajian teknologi pengendalian OPT yang terdiri dari 2 kajian agen hayati dan 2 kajian pestisida nabati.
E. Pemberdayaan PPAH.
Dalam upaya peningkatan kemampuan pengendalian khususnya dalam penggunaan pestisida hayati dan nabati telah diupayakan pembinaan dan pemberdayaan PPAH, untuk tahun 2013 dilaksanakan pembinaan terhadap 10 kelompok tani untuk pengembangan PPAH dengan pemberian bantuan sarana pengembangan agens hayati berupa :
- Show case - Cerigen - Aerator - Timbangan - Kompor gas dan Tabung 3 kg.
Tabel IX-4. Kelompok PPAH yang mendapatkan bantuan sarana
No. Nama Kelompok Alamat Ket.
1. Aneka Tani Beleke Gerung, Lombok Barat
2. Mekar sari Pejarakan karya Pejeruk Mataram
3. Kayun Ds. Kopang Lombok Tengah
4. Mele Maju Pengenjek, Jonggat Lombok Tengah
5. Empat-empat Kalijaga, Aikmel Lombok Timur
6. Alam Lestari Sembalun Bumbung Lombok Timur.
7. Tunas baru Sokong Tanjung Lombok Utara
8. Karya maju Selengan Kayangan Lombok Utara
9 Gunung Setia Brang Biji Sumbawa
10. Lajanggi Lido Belo Bima
F. Taksasi Kehilangan Hasil. Taksasi Kehilangan Hasil oleh OPT dilaksanakan dengan tujuan untuk mengtahui :
IXIXIXIX ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
- Gambaran susut hasil karena serangan OPT. - Manfaat penggunaan pestisida dalam menyelamatkan hasil karena
serangan OPT. - Kemapuan petani mengendalikan OPT di lahan usahataninya. - Potensi kehilangan hasil oleh OPT. Pada tahun 2013 pelaksanakan taksasi kehilangan hasil di NTB sebanyak 16 unit yang terdiri dari tanaman padi 10 unit, jagung 3 unit dan kedelai 3 unit yang tersebar sesuai potensi di 10 kabupaten/kota se NTB. Dari pelaksanaan taksasi tahun 2013 di NTB di peroleh hasil potensi kehilangan hasil oleh OPT pada tanaman padi 12,17 %, Kedelai, 16,01 % dan Jagung 13,10 %.
4. Operasional Pengamatan OPT dan DPI. - Keadaan OPT di Nusa Tenggara Barat tahun 2013 yang terserang komplek
OPT pada tanaman padi seluas 9.423 Ha dan yang puso seluas 20 Ha. Serangan tersebut terdiri dari beberapan OPT utama yang cukup menonjol serangannya antara lain Penggerek batang, Kresek, Tikus, Blas dan Tungro. Pada tanaman kedelai seluas 1.557 Ha dan Puso seluas 71 Ha, dengan OPT utama Tikus, Penggulung daun, Belalang, Pada tanaman Jagung 3.221 Ha dengan OPT utama Busuk Batang, Layu Akar dan Tikus. Sedangkan DPI yang terjadi tahun 2013 pada tanaman padi, kedele dan jagung banjir 5916 Ha, dengan luas puso 2.863 Kekeringan terkena 1.434 Ha dan Puso 72 Ha.
Tabel IX-5. Luas serangan OPT dan DPI tahun 2013. Di NTB. No. Jenis OPT
Serangan OPT Banjir Kekeringan
Terke
na
Puso Jml Terke
na
Puso Terke
na
Puso
I.
1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Padi
Pengg. Batang
Tikus Wereng Coklat
Kresek Tungro
Blas OPT lain
1.298
1.370 443
1.735 1.297
1.151 2.031
-
1 19
- -
- -
1.298
1.371 462
1.735 1.297
1.151 2.031
Jumlah padi 9.325 20 9.345 4.220 2.128 771 49
II.
1. 2.
3. 4.
5.
Jagung
Busuk Batang Babi
Layu akar Tikus
OPT lain
1.227 764
436 299
495
- -
- -
-
1.227 764
436 299
495
Jumlah Jagung 3.221 - 3.221 935 50 663 23
III.
1.
2. 3.
4. 5.
6.
Kedelai
Tikus
Penggulung daun Belalang
Ulat Grayak Kb.Tanah Kunig
OPT lain
835
156 100
97 94
275
71
- -
- -
-
906
156 100
97 94
275
Jumlah Kedelai 1.557 71 1.628 761 685 - -
IXIXIXIX ---- 8888
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
- Dalam upaya peningkatan kegiatan operasional pengamatan OPT dan DPI di tingkat lapangan pada tahun 2012 Pemerintah melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan telah memberikan bantuan sarana berupa Light Trap untuk mengamatan populasi OPT serta pengangkatan petani pengamat untuk membantu POPT-PHP dalam melaksanakan pengamatan baik petak tetap maupun Light Trap.
• Dukungan Sarana Light Trap Provinsi NTB mendapatkan alokasi Ligt Trap sebanyak 72 unit yang tersebar di 10 Kabupaten/Kota se NTB dengan rincian : - Kota Mataram : 3 unit. - Lombok Barat : 7 unit. - Lombok Utara : 4 unit - Lombok tengah : 10 Unit. - Lombok Timur : 18 unit. - Sumbawa : 14 unit - Dompu : 5 unit. - Bima : 9 unit. - Kota Bima : 3 unit.
• Petani Pengamat. Petani pengamat di Provinsi NTB tahun 2013 sebanyak 45 orang yang
akan melaksanakan tugas membantu POPT – PHP di beberapa wilayah pengamatan khususnya dalam pengamatan petak tetap dan pengamatan ligt trap. Petani pengamat tersebut merupakan alumni SLPHT yang telah dibekali pengetahuan melalui pelatihan singkat dan secara berkala harus menyampaikan laporan pengamatan kepada POPT-PHP untuk diteruskan oleh POPT PHP ke Kabupaten dan Provinsi. Penyebaran Petani Pengamat di NTB adalan: - Lombok Barat : 6 orang. - Lombok Tengah : 6 orang. - Lombok Timur : 18 orang. - Lombok utara : 2 orang. - Sumbawa : 6 orang. - Dompu : 3 orang. - Bima : 4 orang.
5. Pengembangan Peramalan OPT. Dalam upaya mengantisiasi terjadinya serangan OPT pada komoditi tanaman
pangan dilakukan kegiatan pengembangan peramalan untuk mengetahui prediksi OPT yang akan muncul sehingga kegiatan-kegiatan lain yang menunjang pengendalian seperti surveillance dan gerakan pengendalian dapat diarahkan pelaksanaannya di daerah-daerah endenis maupun daerah yang berpotensi menjadi sumber serangan.
Di Provinsi NTB Model Peramalan yang sudah dibuat antara lain pada tanaman padi (Kresek, Penggerek Batang,Tungro, Blas, Ulat Grayak). Pada tanaman kedele (Belalang, Ulat Grayak, Tikus dan Lalat Bibit), pada tanaman Jagung (Tikus, Penggerek Tongkol dan Belalang).
IXIXIXIX ---- 9999
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
6. Sekolah Lapang (SLPHT dan SLI) Dalam upaya peningkatan kemampuan SDM petani dalam penerapan PHT pada tahun 2013 Provinsi NTB mendapat alokasi SLPHT sebanyak 75 unit ( terdiri dari SLPHT padi 50 unit, Tindak Lanjut 10 unit, Jagung 10 uniit dan Kedelai 5 unit) dengan peserta 2.250 orang petani, dan SLI sebanyak 8 unit (terdiri dari Padi 7 unit, Jagung 1 unit) dengan peserta 200 orang.
Tabel IX-6. Penyebaran pelaksanaan SLPHT dan SLI di NTB tahun 2013
No. Kab./Kota SLPHT SLI
Padi T.L Jagung Kedelai JML Padi Jagung JML
1. Mataram 1 - - - 1 - - -
2. Lobar 6 2 2 - 10 - - -
3. KLU 2 - - - 2 - - -
4. Loteng 6 1 - 3 10 - - -
5. Lotim 15 2 3 - 20 1 - 1
6. KSB 1 - - - 1 1 1 2
7. Sumbawa 9 2 3 - 14 3 - 3
8. Dompu 3 1 2 1 7 - - -
9. Bima 6 2 - - 8 2 - 2
10. Kota Bima 1 - - 1 2 - - -
Total 50 10 10 5 75 7 1 8
Sampai bulan Desember 2013 realisasi pelaksanaannya mencapai 100 %.
7. Operasional Pengendalian. Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian, sesuai dengan PP Nomor 6 tetang
Perlindungan Tanaman, bahwa pada prinsipnya pengendalian OPT adalah tanggung jawab petani dan pemerintah memberikan bimbingan pengendalian serta bantuan apabila serangan tersebut tidak dapat diatasi oleh petani.
Dalam Operasional pengendalian di Provinsi Nusa Tenggara Barat pelaksanaannya langsung oleh petani/kelompok tani yang dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan yang di koordinasikan oleh KCD, Penyuluh dan POPT-PHP, apabila ditingkat kecamatan belum bisa diatasi apat diupayakan bantuan di tingkat Kabupaten melalui Dinas Pertanian Kabupaten/Koordinator POPT-PHP dan selanjutnya apabila dibutuhkan bantuan di Tingkat Provinsi melalui BPTPH/BPT.
8. Gerakan Pengendalian OPT.
Gerakan Pengendalian OPT pada tanaman pangan tahun 2013 dilaksanakan untuk membantu petani dalam upaya pengendalian pada daerah-daerah endemis dan sumber serangan OPT yang dilaksankan dengan peserta petani dan petugas di lokasi dengan peserta 100 orang melalui kegiatan gerakan pengendalian regular sebanyak 8 unit ( Padi 6 unit, Jagung 1 unit dan Kedele 1 unit) dan pelaksanaannya adalah : Padi : 1 unit di Sumbawa Barat bulan April 2013. (OPT Tungro) 1 unit di Kabupaten Dompu (OPT Tungro) 1 unit di Kecamatan Narmada (OPT wereng Coklat). 1 unit di Kec. Pringgabaya (Tungro).
IXIXIXIX ---- 10101010
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1 unit di Kec. Narmada Lombok Barat (Tungro, Wereng Coklat) 1 unit di Kec. Pringgabaya Lotim, (Tungro) Kedelai : 1 unit (di Kecamatan Jonggat Lombok Tengah, OPT Tikus). Jagung : 1 unit di Kecamatan Lembar Lombok Barat, OPT Penggerek batang).
Disamping gerakan pengendalian regular pada tahun 2013 juga dilaksanakan kerjasama dengan TNI yang dilaksanakan dengan melibatkan TNI Angkatan Darat dari Korem, Kodim, Koramil dan Babinsa yang bergabung dengan petani dan petugas pertanian di lokasi kegiatan dengan peserta 100 orang yang dilaksanakan selama 1 hari dengan pelatihan singkat 1 hari, Gerakan Penngendalian bersama TNI sebanyak 3 unit yang dilaksanakan di :
- Kecamatan Pujut Lombok tengah bulan Agustus 2013 OPT Tikus. - Kecamatan Narmada Lombok Barat OPT Tikus dan Wereng Coklat. - Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur, OPT Tungro.
9. Rintisan Kecamatan PHT.
Dalam upaya peningkatan penerapan PHT pada tahun 2013 dilaksanakan kegiatan rintisan kecamatan PHT, kegiatan ini dilakukan berupa magang petani sebanyak 25 orang terutama dari wilayah rintisan kecamatan PHT.
Deklarasi dilakukan pada bulan Nopember 2013 dengan menetapkan Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat sebagai Kecamatan PHT.
IXIXIXIX ---- 11111111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. SUMBER DANA APBD
Tabel IX-7. Dana APBD Tahun 2013
No Program/ Kegiatan
Capaian Fisik
Keuangan Capaian
Kinerja Volume
Target
(%)
Realiasasi
(%)
1. Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian/Perkebunan.
a. Pelatihan dan
Bimbingan
Pengoperasian
Teknologi
Pertanian/Perkebunan
Tepat Guna
100 98,53 Terlaksananya
pelatihan dan
bimbingan
pengoperasian
teknologi
pertanian/perke
bunan tepat
guna
3 jenis
b. Pelatihan Penerapan
Teknologi
Pertanian/Perkebunan
Modern Bercocok
Tanam
100 75,22 Terlaksananya
pertemuan
koordinasi
POPT/PHP
1 keg
X ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
BAB X HASIL PEMBANGUNAN
UPTD BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH
A. PENDAHULUAN
Program utama pembangunan pertanian saat ini adalah peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis. Salah satu sub sistem dari sistem agribisnis adalah industri perbenihan yang tangguh. Perbenihan meliputi semua aspek yang berkaitan dengan masalah benih mulai dari penemuan varietas / pemulia tanaman, pengadaan, peredaran serta pengawasan mutu dan peredarannya, baik yang masuk maupun keluar daerah.
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB -TPH) Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan institusi perbenihan yang ada di daerah untuk melaksanakan sebagian tugas Teknis Dinas Pertanian dalam bidang pembinaan mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, BPSB TPH Provinsi NTB pada Tahun Anggaran 2013 memperoleh dana APBN yang dituangkan dalam Satuan Kerja Daftar Isian Pengguna Anggaran (Satker DIPA) Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Dana APBD dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dituangkan dalam DPA-SKPD UPTD BPSBTPH Provinsi NTB.
Pelaksanaan kegiatan, khususnya pembinaan dan pengawasan mutu benih oleh BPSB-TPH NTB pada tahun 2013 secara umum sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, meskipun masih dijumpai beberapa hambatan dan kendala yang bersifat teknis maupun non teknis.
Kegiatan pembinaan dan pengawasan mutu benih melalui kegiatan penilaian kultivar/ varietas antara lain kegiatan adaptasi persiapan pelepasan varietas telah dapat memberikan data dan informasi mengenai beberapa galur dan varietas yang mempunyai potensi dan harapan untuk dikembangkan, kegiatan inventarisasi penyebaran varietas dapat memberikan gambaran mengenai komposisi jenis komoditas dan varietas yang beredar, saat ini masih didominasi oleh Ciherang (19,99%), Situbagendit ( 15,30 %), Ciliwung (12,39 %), Cigeulis (11,49 %), Inpari Sidenuk (8,69%), Mekongga ( 5,45 %). Disamping itu dilakukan juga eksplorasi dan determinasi pohon-pohon induk klonal buah-buahan yang dapat digunakan sebagai sumber perbanyakan/ entris sebanyak 168 pohon induk.
Pembinaan dan pengawasan mutu benih melalui kegiatan sertifikasi dan pelabelan di NTB menunjukkan adanya penurunan. Produksi lulus yang dihasilkan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan produksi benih tahun lalu yaitu pada benih padi dari 10.856,489 ton menjadi 9.614,744 ton atau
X ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
sebesar (12,91%), produksi palawija mengalami penurunan dari 1.771.150 ton menjadi 1.555,560 ton atau sebesar (13,85%). Begitu juga pada sertifikasi benih hortikultura khususnya buah-buahan mengalami penurunan, permohonan tahun lalu sebesar 192.550 pohon menjadi 46.084 pohon atau sebesar (317,82 %), sayuran juga mengalami penurunan, dari 29,500 ton menjadi 16,301 ton atau sebesar 80,97%. Semua itu karena perubahan cuaca yang tidak penentu.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan mutu benih di pasaran berupa penyaluran benih padi terjadi penurunan dibandingkan tahun lalu yaitu dari 12.699,519 ton menjadi 12.373,661 atau (2,63%). Begitu juga pada palawija mengalami penurunan, penyaluran tahun lalu sebesar 2.387,010 ton dan kini menjadi 2.157,378 ton atau (10,64%). Terjadinya penurunan penyaluran pada benih padi dan palawija dikarenakan kurangnya permintaan dari luar daerah .
Pelaksanaan kegiatan analisa mutu benih di Provinsi NTB menunjukkan peningkatan, namun masih banyak dijumpai kendala dan hambatan, antara lain disebabkan oleh kondisi sumberdaya manusia yang ada, baik petani penangkar maupun petugas pengawas benih, analis benih, maupun sarana dan prasarana.
Demikian secara garis besar kegiatan BPSB TPH Provinsi NTB, secara lebih rinci dapat dilihat dalam lampiran. Sekian terima kasih.
B. KEGIATAN TEKNIS
Kegiatan-kegiatan teknis yang dilaksanakan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan operasional kegiatan yang dibiayai dari Dana Dekonsentrasi Satker Tanaman Pangan (03) dan Satker Hortikultura (04) yang dituangkan dalam Satker DIPA Balai Pengawasan Mutu Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi yang dituangkan dalam DPA – SKPD Dinas Pertanian Provinsi NTB TA. 2013. Kegiatan tersebut meliputi : - Penilaian Kultivar - Sertifikasi Benih - Analisa Mutu Benih - Pengawasan Mutu Benih. Realisasi pelaksanaan dari masing-masing kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Penilaian Kultivar
Kegiatan Penilaian Kultivar yang dilaksanakan pada TA. 2013 adalah sebagai berikut : 1. Uji Adaptasi Varietas/ Multilokasi
Bertujuan melakukan penilaian varietas tanaman guna mengetahui kemampuan atau potensi produksi, keunggulan dan sifat-sifat agronomis lainya dari beberapa galur/mutan/hibrida/klon dalam meyesuaikan dengan lingkungan tumbuhnya.
X ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Pada tahun anggaran 2013 kegiatan ini di targetkan sebanyak 4 unit dan sampai akhir tahun anggaran terealisasi sebanyak 4 unit atau 100 %, terdiri dari 3 (tiga) unit Padi dengan lokasi kegiatan di Kabupaten Lombok Tengah, Sumbawa dan Kota Bima, Kedelai 1 (satu) unit lokasi kegiatan di Lombok Utara. dari anggaran APBN selengkapnya pada tabel X-1. Tabel X-1. Realisasi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Adaptasi Varietas di
NTB TA. 2013 No. Lokasi Komoditi Tanggal Tanggal
Kegiatan Galur/Varietas Tanam Panen1 Desa : Bilebante PADI Tanggal Tanam
Kec. : Pringgarata A = UDS 022 14 April 2013Kab : Lombok B = UDS 023 Tengah C = UDS 024
D = UDS 025E = UDS 026F = UDS 027G = UDS 028H = UDS 029J = UDS 030K = UDS 031KI = 237 (K)KI = 432 (K)Ciherang
2 Kel : Rabangodu Padi Tgl Tanam Selatan A = GH IPB 10 25 April 2013Kec. : Raba B = GH IPB 11Kota : Bima C = GH IPB 12
D = GH IPB 13E = GH IPB 14F = GH IPB 15G = GH IPB 16H = GH IPB 17J = GH IPB 18K = GH IPB 19L = CiherangM = Mekongga
3 Desa : Kerato PADI Tgl Tanam Tgl PanenKec. : Untir Iwis 1 = GH IPB 20 21 Mei 2013Kab. : Sumbawa 2 = GH IPB 20
3 = GH IPB 204 = GH IPB 205 = GH IPB 206 = GH IPB 207 = GH IPB 208 = GH IPB 209 = GH IPB 2010 = GH IPB 2011 = Ciherang12. = Inpari 13
4 Desa : Sokong KEDELAI Tgl Tanam Tgl PanenKec : Jenggala 1 = DHL 2 28 Juni 2013Kab : Lombok Utara 2 = DHL 4
3 = DHL 54 = DHL 75 = DHL 106 = DHL 117 = DHL 128 = DHL 149 = DHL 1610 = DHL 1711 = DHL 19Grobogan
14 s/d 20 Juli 2013
27 s/d 31 Juli 2013
15 s/d 20 Agustus 2013
20 s/d 24 Sep 2013
X ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Inventarisasi Penyebaran Varietas
Kegiatan ini bertujuan untuk menginventarisir jumlah/ luas areal dan komposisi varietas tanaman pangan yang tersebar di masyarakat guna mengevaluasi jumlah varietas yang beredar ditiap Kab/Kota dan potensi produksinya. Kegiatan inventarisasi penyebaran varietas di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada TA. 2013 di targetan sebanyak 10 unit. sampai akhir Tahun Anggaran terealisasi 10 unit (100 %), rincian selengkapnya pada Tabel X-2. Tabel X-2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penyebaran
Varietas di NTB pada TA. 2013
Ha. % Ha. % Ha. % Ha %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. PADI
- VPT 144.850,83 47,79 89.450,07 46,90 127.942,00 57,35 362.242,90 50,53
- VPS 112.786,94 37,21 92.959,54 48,74 88.702,00 39,76 294.448,48 41,07
- VPR 45.482,00 15,00 8.304,87 4,35 6.445,00 2,89 60.231,87 8,40
Jumlah 303.119,77 100,00 190.714,48 100,00 223.089,00 100,00 716.923,25 100,00
B. PALAWIJA
- Kedele 12.712,00 16,14 21.922,00 46,08 59.933,00 42,07 94.567,00 35,18
- Jagung 56.732,90 72,04 13.396,00 28,16 68.964,00 48,41 139.092,90 51,75
- Kc. Tanah 4.448,00 5,65 7.718,00 16,22 13.562,00 9,52 25.728,00 9,57
- Kc. Hijau 4.858,00 6,17 4.540,00 9,54 0,00 - 9.398,00 3,50
Jumlah 78.750,90 100,00 47.576,00 100,00 142.459,00 100,00 268.785,90 100,00
C. Ubi Kayu 1.368,00 100,00 774,00 100,00 2.558,00 100,00 4.700,00 100,00
D. Ubi Jalar 66,20 100,00 87,00 100,00 488,00 100,00 641,20 100,00
E. Sayuran 5.894,30 100,00 4.200,79 100,00 941,61 100,00 11.036,70 100,00
F. Buah-buahan 100,00 1.723.222,00 100,00
G. Tanaman Obat 100,00 274,00 100,00
1.723.222,00
274,00
JumlahNo. Komoditas MT. 2012/2013 Mt. 2013/2014MT. 2013
3. Determinasi Pohon Induk Klonal Buah-Buahan
Determinasi Pohon Induk Klonal Buah-Buahan adalah kegiatan penilaian dan penentuan pohon induk buah-buahan sebagai sumber perbanyakan benih mata tempel (entres) sedangkan tujuannya untuk memperolah pohon induk klonal guna pengembangan dari satu jenis/klon/varietas klonal buah-buahan, serta untuk mendapatkan pohon induk yang dapat digunakan sebagai benih sumber untuk perbanyakan sehingga diharapkan bibit buah-buahan dari pohon induk yang jenis/ varietasnya sudah diketahui sifat-sifat keunggulannya dari tanaman tersebut.
Kegiatan Determinasi pohon induk klonal buah-buahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada TA. 2013 dilaksanakan dari sumber dana APBN melalui Satker BPSBTPH NTB ditargetkan sebanyak 11 unit. Sampai akhir Tahun Anggaran 2013 terealisasi 30 unit (272,73 %), dengan rincian sebagai berikut :
X ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-3. Realisasi Kegiatan Determinasi Pohon Induk Klonal Buah-Buahan TA. 2013
1 Durian/
Si Payuk 2 BPMT/BF 16 12 400 - 450
Kepala Gajah 1 BPMT 3 3 250 - 375
Sedapir 1 BPMT 4 4 350 - 400
Kane 1 BPMT 3 3 500 - 750
Tong Medaye 2 BF/BPMT 10 10 300 - 350 Si Gundul 1 BPMT 2 2 50 - 75 Sipakem 2 BPMT/BF 12 12 25 - 100
2 Manggis
Lingsar 2 BF/PIT 24 8 25-75/15.000 3 Mangga
Arumanis 143 4 BPMT/BF 25 25 5.000/ 15.000 Garipta Orange 1 BF 25 25 25-50 Garipta Merah 1 BF 13 13 150 - 300 Lalijiwo 61 1 BF 6 6 25-100 Darekanda 1 BF 5 3 150 - 300
4 Alpukat Ahyar 1 PIT 1 1 5.000 Ijo Bundar 1 BF 1 1 50-100
5 Sukun Bang Syamlan 1 PIT 1 1 500 - 1.500
6 Jeruk Taliwang Merah 1 BF 4 4 25 - 125 Pamelo Kotaraja 1 BF 4 4 75 - 125 Pamelo Nambayan 1 BF 4 4 50 - 100 - Japance Citrun (JC) 1 BF 6 6 75 - 100 -
7 Rambutan Narmada 1 BF 6 3 100 - 500 Binjai 1 BPMT 11 11 750 - 1.000 Lebak Bulus 1 BPMT 7 7 500 - 550
TOTAL 30 193 168
No. Jumlah Lulus
(Pohon)
Jml.Mata Tempel
Ket Komoditi/ Varietas Jml Unit
Kelas
Jumlah yang di Ajukan (pohon)
Ket : PIT (Pohon Induk Tunggal), BF (Blok Fondasi), BPMT (Blok Penggandaan Mata
Tempel), BPB (Blok Perbanyakan Benih)
4. Evaluasi Varietas Padi Hibrida.
Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bermutu untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas yang berkaitan dengan upaya penyediaan, produksi dan distribusi benih varietas unggul bermutu, diperlukan adanya evaluasi varietas padi hibrida yang bertujuan untuk mengevaluasi varietas-varietas
X ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
padi hibrida yang beredar di pasaran. Mengingat varietas padi hibrida membutuhkan perlakuan khusus, maka perlu pengawasan mutu benih dari setiap padi hibrida yang diproduksi produsen/penangkar benih dan peredarannya di masyarakat. Kegiatan ini ditargetkan 1 unit dengan contoh sampel 3(tiga) varietas yaitu Chandra, Bernas Prima-3 dan Bernas Rokan dan semua kegiatan terealisasi 100%. Seperti terlihat produksi pada
table di bawah ini.
Tabel X-4. Produksi Per Petak Gabah Kering Panen/ GKP (Kg)
I II III 1 A = Chandra 20,50 20,00 20,00 60,50 20,17
2 B = Bernas Prima-3 20,00 20,00 20,00 60,00 20,00
3 C = Bernas Rokan 12,00 12,50 10,00 34,50 11,50
UlanganNo Garlur/Varietas Jumlah Rata-rata
Tabel X-5. Produksi Per Petak Gabah Kering Giling/ GKG (Kg)
I II III 1 A = Chandra 17,50 17,00 16,50 51,00 17,00
2 B = Bernas Prima-3 18,00 17,00 16,50 51,50 17,17
3 C = Bernas Rokan 8,50 7,00 6,50 22,00 7,33
UlanganNo Garlur/Varietas Jumlah Rata-rata
.
B. Sertifikasi Benih.
Sertifikasi benih terdiri dari 2 (dua) kegiatan pokok, yaitu sertifikasi dan pelabelan benih. Sertifikasi benih dimaksudkan sebagai usaha untuk mempertahankan mutu benih suatu varietas melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan di dalam proses perbanyakannya.
Realisasi sertifikasi benih pada Tahun Anggaran 2013 secara keseluruhan (Satker APBN dan DPA SKPD Dinas Pertanian Provinsi NTB ) sebanyak 3.931 unit, terdiri dari : - Sertifikasi benih padi : 3.085 unit (5.632,01 Ha), - Sertifikasi benih jagung : 23 unit ( 75,00 Ha), - Sertifikasi benih kedelai : 676 unit ( 6.114,15 Ha) - Sertifikasi benih Kc Hijau : 2 unit ( 5,00 Ha ) - Sertifikasi benih buah-buahan : 127 unit (204.950 Pohon). - Sertifikasi benih Sayuran : 27 unit (8,91 Ha). Produksi sertifikasi dan pelabelan benih pada TA. 2013 terdiri dari : - Padi : Produksi uji 10.764,513 Ton yang lulus uji : 9.614,744 Ton, - Jagung : Produksi uji 19,430 ton yang lulus uji : 9,430 ton - Kedelai : Produksi uji 1.743,681 ton yang lulus uji : 1.542,840 ton - Kc. Hijau : Produksi uji 3,290 ton yang lulus uji : 3,290 ton - Buah-buahan : Permohonan 204.950 batang, diperiksa 47.598 batang Lulus Pemeriksaan 46.084 batang, dilabel 46.084 batang.
X ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
- Sayuran : Produksi uji 16,301 ton, yang lulus uji 16,301 ton. Rincian selengkapnya sebagai berikut : 1. Sertifikasi dan Pelabelan Benih Padi
Realisasi keseluruhan untuk kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih padi di NTB pada TA. 2013 adalah sebanyak 3.085 unit (5.632.01 Ha), seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini sebagai berikut :
Tabel X-6. Realisasi Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Benih Padi di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab. Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1. Benih Dasar
(BD)
24 13,80 10,75 83,528 58,908
2. Benih Pokok
(BP)
1.404 2.239,9 1.370,73 4.841,194 3.948,720
3. Benih Sebar
(BR)
1.657 3.378,28 1.476,63 5.839,791 5.607,116
4. Benih Lameja - - - - - Jumlah 3.085 5.632,01 2.858,11 10.764,513 9.614,744
Produksi (Ton) No. Kelas Benih Unit Areal (Ha)
Dari angka realisasi sertifikasi dan pelabelan benih padi di NTB pada TA. 2013 seluas 5.632,01 Ha. Sedangkan areal lulus TA. 2013 seluas 2.858,11 Ha. Jika dilihat dari segi produksi sertifikasi dan pelabelan benih mengalami penurunan. Produksi pada TA. 2013 sebesar 10.764,513 Ton, sedangkan produksi tahun 2012 sebanyak 11.916,978 Ton atau mengalami penurunan sebesar 1.152,465 Ton (10,71% ). Selanjutnya dari benih yang lulus uji pada TA. 2013 sebesar 9.614,744 Ton bila dibandingkan dengan produksi benih yang lulus uji TA.2012 sebesar 10,856.489 ton atau turun sebesar 1.241,745 ton (12,92%). Luas areal sertifikasi dan produksi dari masing-masing sumber dana / kegiatan adalah sebagai berikut :
X ---- 8888
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-7. Sumbangan Masing-Masing Sumber Dana/Kegiatan Terhadap Realisasi Sertifikasi dan Pelabelan Benih Padi, Palawija
dan Hortikultura di NTB TA. 2013.
Luas Lulus Uji Lab Lulus
I. Satker (APBN)
a. Padi 3.085 5.632,01 2.858,11 10.764,513 9.614,744
b. Jagung 23 75,00 4,00 19,430 9,430
c. Kedelai 676 6.114,15 1.888,00 1.743,681 1.542,840
d. Kc Hijau 2 5,00 5,00 3,290 3,290
e. Sayur-sayuran 27 8,91 1,70 16,301 16,301
f. Buah-buahan 127 204.950 47.598 46.084 46.084
II. DPA SKPD
a. Padi - - - - -
b. Palawija - - - - - c. Sayuran - - - - - d. Buah-buahan - - - - - Total I + II
a. Padi 3.085 5.632,01 2.858,11 10.764,513 9.614,744
b. Palawija 701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560
c. Sayuran 27 8,91 1,70 16,301 16,301
d. Buah-buahan 127 204.950 47.598 46.084 46.084
Produksi (Ton / Phn)No. Sumber Kegiatan /
Komoditas
Unit Areal (Ha)
Penyebaran kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih padi pada TA. 2013 di NTB seperti pada tabel berikut : Tabel X-8. Penyebaran Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Benih Padi
di NTB Pada TA. 2013
No. Kabupaten/Kota
Unit Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1. Kota Mataram 316 466,25 195,05 900,540 779,903
2. Lombok Barat 860 1.979,30 796,15 3.530,517 3.197,821
3. Lombok Tengah 447 680,56 258,90 1.153,687 915,418
4. Lombok Timur 310 285,11 186,79 884,190 690,339
5. Sumbawa 435 1.139,25 819,75 2.347,694 2.289,058
6. Sumbawa Barat 57 121,30 57,50 134,350 134,350
7. D o m p u 159 232,70 135,65 553,000 379,700
8. B i m a 310 456,41 315,82 985,780 969,800
9. Kota Bima 100 128,00 65,25 153,950 137,550
10. Lombok Utara 91 143,13 27,25 120,805 120,805
Jumlah 3.085 5.632,01 2.858,11 10.764,513 9.614,744
Areal (Ha) Produksi (Ton)
Memperhatikan Tabel di atas, tampak bahwa areal sertifikasi dan pelabelan benih padi yang paling luas berada di Kabupaten Lombok Barat seluas 1.979,30 Ha (35,14%) dengan produksi 3.197,821 ton (33,26%) kemudian Kabupaten Sumbawa seluas 1.139,25 Ha (20,23%) dengan produksi sebanyak 2.289,058 ton (23,81%) dan sisanya Kabupaten/Kota lainnya.
X ---- 9999
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
2. Sertifikasi dan Pelabelan Benih Palawija
Realisasi kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih palawija di NTB TA. 2013 mencapai 701 unit ( 6.194,15 ha), terdiri dari komoditas kedelai, jagung, kacang hijau, Kacang Tanah seperti pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel X-9. Realisasi Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Benih Palawija di NTB TA. 2013 (Berdasarkan Komoditas).
Luas Lulus Uji Lab. Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1. Kedelai 676 6.114,15 1.888,00 1.743,681 1.542,840
2. Jagung 23 75,00 4,00 19,430 9,430
3. Kc. Hijau 2 5,00 5,00 3,290 3,290
4. Kc. Tanah 0 - - - -
701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560 Jumlah
Produksi (Ton)AreaL (Ha)UnitKomoditasNo.
Dari Tabel X-9 di atas, tampak bahwa realisasi kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih palawija di NTB pada TA. 2013, di dominasi oleh komoditi kedelai, menyusul komoditi jagung dan Kacang Hijau. Untuk mengetahui realisasi sertifikasi dan pelabelan benih palawija dari masing-masing komoditas per kelas benih dijelaskan sebagai berikut :
Tabel X-10. Realisasi Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Palawija
berdasarkan Kelas Benih di NTB pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab. Lulus
1 2 3 4 5 6 7
A. Kedele
- BD 14 31,20 26,00 28,962 27,462
- BP 55 496,10 192,00 189,229 188,338
- BR 607 5.586,85 1.670,00 1.525,490 1.327,040
Jumlah 676 6.114,15 1.888,00 1.743,681 1.542,840
B. Jagung
- BD 1 1,00 - - -
- BP 20 69,50 4,00 19,430 9,430
- BR 2 4,50 - - -
Jumlah 23 75,00 4,00 19,430 9,430
C. Kc. Hijau
- BD 1 1,00 1,00 0,650 0,650
- BP 1 4,00 4,00 2,640 2,640
- BR 0 - - - -
Jumlah 2 5,00 5,00 3,290 3,290
D. Kc. Tanah
- BD 0 - - - -
- BP 0 - - - -
- BR 0 - - - -
Jumlah 0 - - - -
Jumlah Total 701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560
Produksi (Ton)No. Komoditas /
Kelas Benih
Unit AreaL (Ha)
X ---- 10101010
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Dari angka realisasi sertifikasi dan pelabelan benih palawija di NTB TA. 2013 dari masing-masing sumber dana / kegiatan, yakni APBN dan DPA SKPD sebagai berikut :
Tabel X-11. Realisasi Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Benih Palawija di NTB Pada TA. 2013 dari setiap Sumber Dana/Kegiatan.
Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1. APBN
Kedelai 676 6.114,15 1.888,00 1.743,681 1.542,840
Jagung 23 75,00 4,00 19,430 9,430
Kc. Hijau 2 5,00 5,00 3,290 3,290
Kc. Tanah 0 - - - -
Jumlah 701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560
2. DPA SKPD - - - - -
- - - - - - Jumlah - - - - -
T O T A L 701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560
Produksi (Ton)No. Sumber Kegiatan
/ Komoditas
Unit Areal (Ha)
Dari angka realisasi seperti pada tabel 16, tampak bahwa sumbangan kegiatan APBN terhadap luas penangkaran benih palawija pada TA. 2013 sebesar 100 %.
Penyebaran kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih palawija pada TA. 2012 di NTB seperti pada tabel berikut :
Tabel X-12. Penyebaran Kegiatan Sertifikasi dan Pelabelan Benih
Palawija di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1 Kota Mataram 12 20,75 1,50 1,000 1,000
2 Lombok Barat 36 133,20 34,50 20,900 0,950
3 Lombok Tengah 282 2.541,00 877,50 804,071 685,550
4 Lombok Timur 12 30,50 29,50 9,670 9,300
5 Lombok Utara 3 1,60 1,00 2,200 2,200
6 Sumbawa Barat 0 - - - -
7 Sumbawa 16 58,50 42,50 31,460 30,960
8 Dompu 223 1.288,00 346,00 355,000 333,500
9 Bima 116 2.118,60 564,50 542,100 492,100
10 Kota Bima 1 2,00 - - -
Jumlah 701 6.194,15 1.897,00 1.766,401 1.555,560
Produksi (Ton)No. Kabupaten/Kota Unit
Areal (Ha)
Memperhatikan angka pada tabel X-12, tampak bahwa areal sertifikasi dan pelabelan benih palawija yang paling banyak di kabupaten Lombok Tengah seluas 2.541,00 ha (41,02%), Kabupaten Bima seluas : 2.118,60 ha (34,20%), Kab. Dompu : 1.288,00 ha (20,79 %) dan Kab.Lombok Barat : 133,20 ha (2,15%). Dari data-data diatas bisa di lihat rincian perkomoditi dengan rincian sbb :
X ---- 11111111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-13. Realisasi Sertifikasi/Pelabelan Benih Kedelai PerKab/Kota
di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1 Kota Mataram 12 20,75 1,50 1,000 1,000
2 Lombok Barat 35 130,20 34,50 20,900 0,950
3 Lombok Tengah 282 2.541,00 877,50 804,071 685,550
4 Lombok Timur 9 27,50 27,50 7,440 7,070
5 Lombok Utara 2 0,60 - - -
6 Sumbawa Barat 0 - - - -
7 Sumbawa 12 50,50 37,50 28,170 27,670
8 Dompu 207 1.223,00 345,00 340,000 328,500
9 Bima 116 2.118,60 564,50 542,100 492,100
10 Kota Bima 1 2,00 - - -
Jumlah 676 6.114,15 1.888,00 1.743,681 1.542,840
Produksi (Ton)No. Kabupaten/Kota Unit
Areal (Ha)
Tabel X-14. Realisasi Sertifikasi/Pelabelan Benih Jagung PerKab/Kota
di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1 Kota Mataram - - - - -
2 Lombok Barat 1 3,00 - - -
3 Lombok Tengah - - - - -
4 Lombok Timur 3 3,00 2,00 2,230 2,230
5 Lombok Utara 1 1,00 1,00 2,200 2,200
6 Sumbawa Barat - - - - -
7 Sumbawa 2 3,00 - - -
8 Dompu 16 65,00 1,00 15,000 5,000
9 Bima - - - - -
10 Kota Bima - - - - -
Jumlah 23 75,00 4,00 19,430 9,430
Produksi (Ton)No. Kabupaten/Kota Unit
Areal (Ha)
X ---- 12121212
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-15. Realisasi Sertifikasi/Pelabelan Benih Kc. Hijau
PerKab/Kota di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Uji Lab Lulus
1 2 3 4 5 6 7
1 Kota Mataram - - - - -
2 Lombok Barat - - - - -
3 Lombok Tengah - - - - -
4 Lombok Timur - - - - -
5 Lombok Utara - - - - -
6 Sumbawa Barat - - - - -
7 Sumbawa 2,00 5,00 5,00 3,290 3,290
8 Dompu - - - - -
9 Bima - - - - -
10 Kota Bima - - - - -
Jumlah 2 5,00 5,00 3,290 3,290
Produksi (Ton)No. Kabupaten/Kota Unit
Areal (Ha)
3. Sertifikasi dan Pelabelan Benih Hortikultura.
Realisasi kegiatan sertifikasi dan pelabelan benih hortikultura di NTB pada TA. 2013, keseluruhannya untuk kegiatan pelabelan benih hortikultura dengan jumlah 154 unit (127 unit buah-buahan (204.950 Pohon) dan 27 unit sayur-sayuran (8,91 Ha), dengan rincian sebagai berikut :
Tabel X-16. Realisasi Sertifikasi/Pelabelan Benih Buah-Buahan di NTB Pada TA. 2013
Luas Lulus Dilabel
(Ha) (Btg) (Btg)
1 2 3 4 5 6 7
1. Mangga 80 0,97 99.200 25.811 25.811
2. Durian 12 0,30 33.000 600 600
3 Sawo 5 1,00 14.500 1.000 1.000
4 Rambutan 6 0,06 9.000 6.555 6.555
5 Nangka 7 0,50 11.500
6 Manggis 5 0,49 8.250 7.118 7.118
7 Duku 1 0,01 1.000
8 Sukun 4 0,04 10.000
9 Jeruk 4 0,65 12.000
10 Srikaya 3 0,80 6.500 5.000 5.000
127 4,82 204.950 46.084 46.084
Permoho nan
(Btg)
Jumlah
No.
Komoditas /
Varietas
Jumlah
Unit
X ---- 13131313
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-17. Realisasi Sertifikasi/Pelabelan Sayur-sayuran di NTB Pada TA. 2013
Luas Areal Prod. Uji
Prod.
Lulus
(Ha) (ton) (ton)
1 2 3 4 5 6 7
1. Bawang Merah
- Manjung 3 3,75 - - -
2 Bawang Putih
- Sangga Sembalun 6 1,50 1,50 15,126 15,126
2 Kentang
- Granola L 18 3,66 0,20 1,175 1,175
27 8,91 1,70 16,301 16,301
Areal Lulus
(Ha)
Jumlah
No. Komoditas / Varietas
Jumlah
Unit
Dari tabel di atas tampak bahwa komoditas buah-buahan lebih dominan dibandingkan dengan komoditas lainnya.
Realisasi pelabelan benih buah-buahan pada Tahun Anggaran 2013 sebesar 46.084 Btg, maka apabila dibandingkan dengan realisasi pelabelan benih buah-buahan pada TA. 2012 sebanyak 59.997 Btg, mengalami penurunan sebanyak 13.913 Btg (30,19 %).
C. Petak Pembanding
Dalam rangka menghasilkan benih bermutu varietas unggul tanaman pangan, kendala yang masih sering dihadapi adalah keragaman yang dijumpai dipertanaman, sehingga benih yang dihasilkan tidak terjamin mutunya. Sehubungan dengan itu agar hasil pemeriksaan lapangan akurat serta efisien dan efektif perlu adanya kegiatan petak pembanding dengan membuat petak kontrol dengan pertanaman yang berasal dari benih yang benar dan sama dengan yang di tanaman pada areal sertifikasi. Tujuan kegiatan ini adalah :
1. untuk menghilangkan keragu-raguan dalam pemeriksaan lapangan dari areal sertifikasi dengan membandingkan pertanaman dalam petak pembanding.
2. Pelaksanaan pemeriksaan lapangan lebih efektif dan efisien.
3. Untuk meningkatkan keterampilan petugas pengawas benih didalam melakukan pemeriksaan lapangan sertifikasi benih.
Kegiatan di tahun 2013 ini di targetkan sebanyak 1 unit dan terealisasi 100% sesuai dengan apa yang sudah di targetkan yaitu sebanyak 1 unit dengan rincian sebagai berikut :
Tabel X-18.
Realisasi Kegiatan Petak Pembanding di Provinsi NTB TA. 2013
No Lokasi Tanggal Semai
Tanggal Tanam
Tanggal Panen
Realisasi
1. Kel. Rembiga, Kec. Selaparang, Kota
Mataram - NTB
31 Maret 2013
18 Mei 2013
26 Juli 2013
1 UNIT
X ---- 14141414
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
D. Analisa Mutu Benih
1. Analisa Standar Mutu Benih
Analisa standar mutu benih ditujukan untuk keperluan pengisian data label, meliputi penetapan kadar air, analisis kemurnian fisik, penetapan varietas lain, dan pengujian daya berkecambah. Sampai dengan akhir tahun anggaran kegiatan ini terealisasi sejumlah 3.492 contoh benih atau 12.738 analisa, sebagai berikut :
Tabel X-19. Realisasi Kegiatan Analisa Standar Mutu Benih di NTB
Pada TA. 2013.
CB Analisa CB Analisa CB Analisa
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Sertifikasi Benih 2.318 8.994 - - 2.318 8.994
2. Pelabelan Benih - - - - - -
3. Peng. Pemasaran 964 3.532 - - 964 3.532
4. Service/Umum 210 212 - - 210 212
3.492 12.738 - - 3.492 12.738 Jumlah
Jumlah
No.
Asal Contoh
Benih
APBN DPA SKPD
Memperhatikan angka pada tabel X-19 di atas, tampak bahwa analisa yang paling banyak dilaksanakan yakni dari kegiatan sertifikasi benih sejumlah 2.318 contoh benih (66,36 %) dengan 8.994 analisa (70,59 %) dari total analisa standar.
Dari angka realisasi standar mutu benih, angka realisasi dari masing-masing jenis analisa diuraikan sebagai berikut :
Tabel X-20. Realisasi Analisa Standar Mutu Benih Masing-masing Jenis Analisa di NTB Pada TA. 2013
CB Analisa CB Analisa CB Analisa
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kadar air 3.492 3.401 - - 3.492 3.401
2. C V L 3.492 2.700 - - 3.492 2.700
3. Kemurnian fisik 3.492 3.284 - - 3.492 3.284
4. Daya berkecambah 3.492 3.353 - - 3.492 3.353
Jumlah 3.492 12.738 - - 3.492 12.738
Jumlah
No. Asal Contoh Benih
APBN APBD Propinsi
Dari angka pada tabel X-20 di atas, tampak bahwa analisa yang paling banyak dilakukan yakni penetapan Kadar Air sebanyak 3.401 analisa atau (26,70%). Untuk mengetahui realisasi kegiatan analisa standar mutu benih menurut jenis komoditas yang dianalisa selengkapnya pada tabel X-21.
X ---- 15151515
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-21. Realisasi Analisa Standar Mutu Benih Masing-masing Jenis Komoditas di NTB Pada TA. 2013
CB Analisa CB Analisa CB Analisa
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Padi 2.866 10.908 - - 2.866 10.908
2. Kedele 355 1.017 - - 355 1.017
3. Jagung 65 195 - - 65 195
4. Kc. Hijau 3 9 - - 3 9
5 Kc. Tanah - - - - - -
6 Sayuran 203 609 - - 203 609
Jumlah 3.492 12.738 - - 3.492 12.738
JumlahNo. Asal Contoh
Benih
APBN DPA SKPD
Untuk mengetahui distribusi kegiatan analisa standar setiap bulannya secara rinci diuraikan pada tabel X-22 sebagai berikut :
Tabel X-22. Realisasi Bulanan Analisa Standar Mutu Benih di NTB
Pada TA. 2013
Jan
Feb Mrt
Apr
Mei
Jun
Juli
Ags
Sep Okt
Nop
Des
Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Sertifikasi
Benih
284 376 363 728 440 552 783 1.050 1.121 1.768 815 714 8.994
2. Pelabelan
Benih
- - - - - - - - - - - - -
3. Peng.
Pemasaran
147 397 295 227 228 229 502 170 342 449 360 186 3.532
4. Servis/
umum
- - 61 25 16 - 27 22 30 31 - - 212
431 773 719 980 684 781 1.312 1.242 1.493 2.248 1.175 900 12.738 JUMLAH
No.
Asal
Contoh
Benih
Bulan Pelaksanaan Analisa
2. Analisa Khusus Mutu Benih
Kegiatan analisa metode khusus bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai sifat-sifat khusus suatu benih yang mencirikan mutu spesifik dari benih atau kelompok benih tersebut, meliputi : pengujian viabilitas benih secara biokhemis, pengujian heterogenitas, penetapan berat 1.000 butir, pengujian kesehatan benih dan pengujian vigor. Sampai dengan akhir tahun anggaran, kegiatan ini terealisasi sejumlah 469 contoh benih, atau 783 analisa, seperti pada tabel berikut.
X ---- 16161616
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-23. Realisasi Analisa Metode Khusus di NTB Pada TA. 2013
CB Analisa CB Analisa CB Analisa
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Uji Viabilitas - - - - - -
2. Uji Berat 1.000 butir 155 155 - - 155 155
3. Uji Kesehatan Benih 314 628 - - 314 628
4. Uji Heterogenitas - - - - - -
469 783 - - 469 783 Jumlah
JUMLAHNo. Asal Contoh Benih APBN DPA SKPD
Dari data pada tabel di atas, realisasi analisa metode khusus menurut jenis komoditas yang di analisa sebagai berikut.
Tabel X-24. Realisasi Analisa Metode Khusus Menurut Jenis Komoditas
di NTB Pada TA. 2013
CB Analisa CB Analisa CB Analisa
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Padi 385 627 - - 385 627
2. Palawija 20 28 - - 20 28
3. Hortikultura 64 128 - - 64 128
469 783 - - 469 783 Jumlah
JUMLAHNo. Asal Contoh
Benih
APBN DPA SKPD
Untuk mengetahui realisasi kegiatan analisa metode khusus selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .
3. Standardisasi Laboratorium
Di era persaingan global, semua lembaga harus dapat berkompetisi secara sehat, salah satu cara adalah dengan cara menerapkan sistem manajemen mutu yang konsisten dan berkesinambungan. Peningkatan kompetensi dapat dicapai dengan menerapkan ISO/ IEC 17025 - 2005 secara konsisten dan berkesinambungan. Kompentensi laboratorium bisa dibuktikan dengan status akreditasi. Standardisasi laboratorium benih diharapkan dapat diperoleh mutu benih yang sama dari setiap laboratorium pengujian mutu benih yang ada di daerah lain. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSBTPH) Provinsi NTB telah merealisasikan kegiatan-kegiatan yang dimaksud antara lain berupa : 1) In House Training Kalibrasi Internal Moisture Tester, 2) Pengembangan Pengujian Mutu Benih. 4) Temu Teknis. Kegiatan ini terealisasi 69,84% dikarenakan perbaikan kantor (Laboratorium) sehingga ada kegiatan yang tak dapat dilaksanakan.
X ---- 17171717
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
4. Pengembangan Metode Analisa Mutu Benih
Dalam rangka mendapatkan alternative metode untuk pengujian mutu benih perlu dilakukan pengembangan metode pengujian mutu benih guna mendapatkan metode yang tepat sebagai alternative pilihan dalam pengujian mutu benih.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan metode uji mutu benih laboratorium yang sesuai dengan perkembangan pengujian dan bisa diterapkan pada kondisi setempat dan untuk mendapatkan alternative pilihan uji mutu benih yang lebih afektif dan efisien.
Pengembangan metode yang dilakukan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih ada 2 (Dua) yaitu :
1. Validasi Perlakuan Pematahan Dormansi pada benih Padi varietas Ciherang dan Ciliwung dengan tujuan untuk memperoleh beberapa perlakuan dengan menggunakan larutan KNO3, NaCl dan Garam Dapur dalam mematahkan dormansi benih padi.
2. Validasi Metode DMC 500 dan Oven pada pengujian kadar Air benih padi, jagung dan kedelai dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengujian menggunakan mouister meter DMC 500 masih valid atau tidak digunakan untuk pengukuran KA di Laboratorium.
Tujuan diadakan metode di atas untuk mengetahui gambaran media apa yang lebih tepat yang dapat digunakan untuk pengujian kesehatan benih padi dan untuk mengetahui jenis-jenis patogen yang tumbuh pada masing-masing media. Kegiatan ini di targetkan 1 paket dan sudah terealisasi sampai akhir tahun 2013 sebesar 70,58 %. Karena perbaikan Laboratorium sehingga ada kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan.
E. Pengawasan Mutu Benih
Kegiatan pengawasan mutu benih dimaksudkan untuk menjamin mutu benih tetap baik sampai dikonsumen dan terciptanya kondisi pemasaran benih yang sehat melalui pengawasan dan pembinaan mutu benih.
1. Pengawasan Peredaran Benih.
Pada TA. 2013 kegiatan pengawasan Peredaran benih di NTB dilaksanakan melalui sumber dana/kegiatan yang berasal dari APBN yang dituangkan dalam Satker DIPA BPSBTPH NTB, meliputi kegiatan monitoring ketersediaan dan penyaluran benih, pengawasan / pengecekan mutu benih dan penyelesaian kasus perbenihan. Rincian masing-masing kegiatan sebagai berikut.
a. Monitoring Ketersediaan & Penyaluran Benih
Kegiatan monitoring peredaran benih pada TA. 2013 telah dilaksanakan di 10 kabupaten/kota se NTB dengan hasil seperti pada tabel berikut.
X ---- 18181818
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel. X-25. Kegiatan Monitoring Ketersediaan & Penyaluran Benih di NTB pada TA. 2013
Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
(ton/Btg) (ton/Btg) (ton/Btg) (Ton/Btg)
1 2 3 4 5 6
1. Padi 12,497.675 12,373.661 124.014 -
2. Kedele 1,930.915 1,907.995 22.920 -
3. Jagung 314.012 248.883 65.129 -
4. Kacang Hijau 3.790 0.500 3.290 -
5. Kacang Tnh - - - -
6 Sayuran 844.932 564.771 280.161 -
7 Buah-buahan 71,504 3,000 68,504 -
No. Komoditi
-
2,000.000
4,000.000
6,000.000
8,000.000
10,000.000
12,000.000
14,000.000
(ton/Btg) (ton/Btg) (ton/Btg) (Ton/Btg)
Stok Awal Tersalur Sisa StokKadaluarsa
Padi
Kedele
Jagung
Kacang Hijau Kacang Tnh
X ---- 19191919
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-26. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Padi Per Kabupaten/Kota di NTB pada TA. 2013
(Ton)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 1.087,842 1.083,042 4,800 -
2. Lombok Barat 3.874,850 3.859,400 15,450 -
3. Lombok Tengah 1.131,368 1.114,382 16,986 -
4. Lombok Timur 1.080,819 1.071,719 9,100 -
5. Sumbawa 2.629,163 2.577,619 51,544 -
6. Sumbawa Barat 192,454 187,954 4,500 -
7. Dompu 818,495 803,045 15,450 -
8. Bima 1.171,700 1.171,700 - -
9. Kota Bima 202,710 202,710 - -
10 Lombok Utara 308,274 302,090 6,184 -
12.497,675 12.373,661 124,014 -
31,1904456
Jumlah
-
500,0000
1000,0000
1500,0000
2000,0000
2500,0000
3000,0000
3500,0000
4000,0000
4500,0000
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Tengah
Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat
Dompu Bima Lombok Utara
Memperhatikan angka pada tabel X-26 di atas, tampak bahwa angka peredaran benih padi di NTB yang paling banyak adalah di Kabupaten Lombok Barat yaitu sebanyak 3.859,400 ton atau sebesar 31,19 % disusul Kabupaten Sumbawa sebanyak 2.577,619 ton atau 20,83 %, Kab. Bima =
X ---- 20202020
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
1.171,700 ton atau 9,47 % dan Kab. Lombok Tengah 1.114,382 ton atau 9,01 %.
Tabel X-27. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Palawija Per Kabupaten/Kota di NTB pada TA. 2013
(Ton)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 44,100 16,810 27,290 -
2. Lombok Barat 78,132 69,454 8,678 -
3. Lombok Tengah 766,565 751,565 15,000 -
4. Lombok Timur 19,824 4,384 15,440 -
5. Sumbawa 276,580 271,130 5,450 -
6. Sumbawa Barat - - - -
7. Dompu 446,080 437,750 8,330 -
8. Bima 566,610 559,090 7,520 -
9. Kota Bima - - - -
10. Lombok Utara 50,826 47,195 3,631 -
2.248,717 2.157,378 91,339 - Jumlah
-100,0000 200,0000 300,0000 400,0000 500,0000 600,0000 700,0000 800,0000 900,0000
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Tengah
Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat
Dompu Bima Lombok Utara
Jumlah benih palawija yang beredar jauh lebih sedikit di bandingkan dengan padi itu disebabkan karena petani sebagian besar masih menggunakan benih yang dihasilkan sendiri, dan mahalnya harga benih sehingga tidak terjangkau daya belinya, untuk rincian masing-masing komoditi seperti pada tabel berikut :
X ---- 21212121
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-28. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Kedelai Per Kabupaten/Kota di NTB pada TA. 2013 (Ton)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 1,000 1,000 - -
2. Lombok Barat 20,950 20,950 - -
3. Lombok Tengah 758,665 743,665 15,000 -
4. Lombok Timur 7,710 0,640 7,070 -
5. Sumbawa 234,690 233,840 0,850 -
6. Sumbawa Barat - - - -
7. Dompu 365,300 365,300 - -
8. Bima 542,600 542,600 - -
9. Kota Bima - - - -
10. Lombok Utara - - - -
1.930,915 1.907,995 22,920 - Jumlah
Tabel X-29. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Jagung Per Kabupaten/Kota di NTB pada TA. 2013 (Ton)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 43,100 15,810 27,290 -
2. Lombok Barat 57,182 48,504 8,678 -
3. Lombok Tengah 7,900 7,900 - -
4. Lombok Timur 12,114 3,744 8,370 -
5. Sumbawa 38,100 36,790 1,310 -
6. Sumbawa Barat - - - -
7. Dompu 80,780 72,450 8,330 -
8. Bima 24,010 16,490 7,520 -
9. Kota Bima 50,826 47,195 3,631 -
10. Lombok Utara - - - -
314,012 248,883 65,129 - Jumlah
Tabel X-30. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Kacang Hijau Per Kabupaten/Kota di NTB pada TA. 2013
(Ton)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram - - - -
2. Lombok Barat - - - -
3. Lombok Tengah - - - -
4. Lombok Timur - - - -
5. Sumbawa 3,790 0,500 3,290 -
6. Sumbawa Barat - - - -
7. Dompu - - - -
8. Bima - - - -
9. Kota Bima - - - -
10. Lombok Utara - - - -
3,790 0,500 3,290 - Jumlah
X ---- 22222222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-31. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Sayuran di NTB Pada TA. 2013
(Kg)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 217,478 119,513 97,965 -
2. Lombok Barat 230,820 192,900 37,920 -
3. Lombok Tengah 129,840 83,110 46,730 -
4. Lombok Timur 182,809 148,688 34,121 -
5. Sumbawa 8,620 0,320 8,300 -
6. Sumbawa Barat 6,700 5,550 1,150 -
7. Dompu 5,550 0,070 5,480 -
8. Bima 21,480 2,930 18,550 -
9. Kota Bima 28,800 5,665 23,135 -
10. Lombok Utara 12,835 6,025 6,810 -
844,932 564,771 280,161 - Jumlah
-
50,0000
100,0000
150,0000
200,0000
250,0000
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Tengah
Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat
Dompu Bima Lombok Utara
X ---- 23232323
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-32. Kegiatan Monitoring Peredaran Benih Buah-Buahan di NTB Pada TA. 2013
(Batang)
No. Kabupaten/Kota Stok Awal Tersalur Sisa Stok Kadaluarsa
1 2 3 4 5 6
1. Kota Mataram 1.300 - 1.300 -
2. Lombok Barat 63.836 3.000 60.836 -
3. Lombok Tengah 500 - 500 -
4. Lombok Timur 718 - 718 -
5. Sumbawa 150 - 150 -
6. Sumbawa Barat - - - -
7. Dompu - - - -
8. Bima - - - -
9. Kota Bima 5.000 - 5.000 -
71.504 3.000 68.504 - Jumlah
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
Stok Awal Tersalur Sisa Stok
Kota Mataram Lombok Barat Lombok Tengah
Lombok Timur Sumbawa Sumbawa Barat
Dompu Bima Kota Bima
b. Pengecekan Mutu Benih
Kegiatan pengecekan mutu benih yang beredar di NTB TA. 2013 telah dilaksanakan terhadap benih padi, palawija dan hortikultura. Selengkapnya kegiatan pengecekan mutu benih dapat dilihat pada tabel 31, sebagai berikut :
X ---- 24242424
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-33. Realisasi Kegiatan Pengecekan Mutu Benih di NTB
Pada TA. 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Padi Ton 1.088,825 - 984,785 - 104,040
2. Jagung Ton 126,559 - 113,497 - 13,062
3. Kedele Ton 296,950 - 126,510 - 170,440
4. Kc. Hijau Ton 0,400 - - - 0,400
5. Kc. Tanah Ton - - - - -
6. Sayuran Kg 546,071 - 467,336 - 78,735
Jumlah Ton 2.058,805 - 1.692,128 366,677
No. Jenis
Komoditas
Berat Kelompok
Benih yang
diuji/Dicek
Hasil Pengecekan Mutu Benih
Sesuai
Label
Masih
memenuhi
Standar
Di bawah
standar
Satuan Turun
Kelas
c. Pelabelan Ulang
Realisasi Kegiatan Pelabelan Ulang di NTB pada TA. 2013 adalah seperti tampak pada tabel berikut.
Tabel X-34. Realisasi Kegiatan Pelabelan Ulang di NTB Pada TA. 2013
1 2 3 4 5 6 7
1. Padi Ton 1.616,935 988,914 - 628,021
2. Jagung Ton 75,111 61,752 - 13,359
3. Kedele Ton 29,840 25,790 - 4,050
4. Kc Tanah Ton - - - -
Jumlah 1.721,886 1.076,456 - 645,430
No. Jenis
Komoditas
Berat Kelompok
Benih yang
diuji/Dicek
Hasil Pengecekan Mutu Benih
Sesuai
Label
(Diperpanj
ang)
Turun
Kelas
Di bawah
standar
Satuan
d. Penyelesaian Kasus
Penyelesaian kasus perbenihan yang terjadi baik ditingkat produsen/pengedar maupun di tingkat petani konsumen benih perlu diselesaikan dengan cara memberikan pembinaan secara terus menerus dan tindakan tegas sesuai Peraturan yang berlaku, selama kegiatan tahun 2013 ini ada 1(satu) kasus yang terjadi dengan rincian sebagai berikut :
X ---- 25252525
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel. X-35. Kasus yang terjadi di Provinsi NTB TA. 2013
No NO. Tgl. LKNama
TersangkaUraian Kasus dan
TKPPasal dan Undang - Undang
yang di langgarTindak Lajut
PenanganannyaKet
1. 14 - 11 - 2013 Hamka Pemalsuan Benih
Desa Biletepung,
Kec : Gerung,
Kab : Lombok Barat
Pasal 13 ayat (2) UU No 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman
Memanggil saksi dan tersangka; Meminta keterangan pada saksi dan tersangka; Barang bukti dijadikan konsumsi
Areal sertifikasi MT. 2013 dibatalkan; Tersangka dilarang memproduksi dan mengedarkan benih selama 4 (empat) musim tanam; Rekomendasi pencabutan Surat Keterangan Pendaftaran Sebagai Pedagang Benih; Membuat surat pernyataan di atas materai Rp. 6.000,-
2. Pembinaan Produsen/ Penyaluran Pedagang Benih
Kegiatan pembinaan produsen/ penyalur pedagang benih di NTB pada TA. 2013 ditempuh melalui pembinaan terhadap produsen/ penyalur pedagang benih, dengan kegiatan meliputi inventarisasi produsen/ penyalur pedagang benih, pembinaan secara langsung ke produsen/ penyalur pedagang benih. Hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut :
a. Inventarisasi Industri/ produsen dan penyalur pedagang benih
Kegiatan inventarisasi/produsen dan penyalur benih di NTB pada tahun anggaran 2013 ditargetkan sebanyak 10 kabupaten, dan sampai dengan akhir TA. 2013 terealisasi sebanyak 10 kabupaten dengan jumlah pedagang sebanyak 470 pengedar yang terdiri dari 333 produsen pedagang dan 137 pedagang penyalur di 10 kabupaten/kota se Nusa Tenggara Barat dengan rincian sebagai berikut Tabel X-34 dan X-35.
Tabel. X-36
Realisasi Inventarisasi Industri/Produsen dan Penyalur Pedagang Benih Tanaman Pangan di NTB TA.2013
Produsen PenyalurPedagang Pedagang
1 Kota Mataram 11 8 19 2 Lombok Barat 31 7 38 3 Lombok Tengah 35 7 42 4 Lombok Timur 20 10 30 5 Lombok Utara 6 8 14 6 Sumbawa 62 9 71 7 Sumbawa Barat 4 3 7 8 Dompu 23 4 27 9 Bima 110 11 121
10 Kota Bima 26 5 31 Jumlah 328 72 400
JumlahNo Kabupaten/Kota
X ---- 26262626
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel. X-37
Inventarisai Industri /Produsen dan Penyalur Pedagang Benih Hortikultura Di Provinsi NTB TA. 2013
No Kabupaten/Kota Produsen PenyalurPedagang Pedagang
1 Kota Mataram - 8 8 2 Lombok Barat 4 9 13 3 Lombok Tengah - 11 11 4 Lombok Timur 1 11 12 5 Lombok Utara - 6 6 6 Sumbawa - 4 4 7 Sumbawa Barat - 2 2 8 Dompu - 4 4 9 Bima - 5 5
10 Kota Bima - 5 5 Jumlah 5 65 70
Jumlah
b. Pengawasan Penyaluran Benih Bersubsidi (Subsidi harga) dan CBN
Dalam penyediaan benih varietas unggul bermutu, pengawasan mutu sangat diperlukan dan merupakan faktor penting yang harus di laksanakan. Pengawasan mutu terhadap, benih tyang disalurkan dan beredar bertujuan untuk menjamin mutu benih sehingga benih dapat sampai ke pengguna benih (petani) dalam keadaan baik dan sesuai dengan persyaratan mutu. BPSB TPH merupakan instansi yang bertanggung jawab terhadap mutu benih yang beredar di pasaran maka dalam penyediaan benih melalui CBN (Contoh Benih Nasional) maupun benih bersubsidi harga perlu dilakukan pengawasan mutu benih oleh BPSB TPH sehingga benih yang disalurkan dapat terawasi dan terjamin mutunya. Kegiatan bertujuan untuk memantau dan mengawasi penyaluran benih bersubsidi yang dilakukan oleh BUMN PT. Sang Hyang Seri (persero) dan PT Pertani (persero), meningkatkan koordinasi dan keterpaduan antar instansi yang membidangi tanaman pangan baik di Pusat maupun di Daerah dengan BUMN dibidang perbenihan dalam penyaluran dan penggunaan benih bersubsidi, serta mendorong peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu melalui pemberian subsidi benih sehingga petani akan mampu dan terbiasa menggunakan benih varietas unggul bermutu yang dapat meningkatkan produksi tanaman pangan dengan menerapkan penggunaan benih varietas unggul bermutu dan teknologi budidaya lainnya.
1. Realisasi Pengawasan Penyaluran Subsidi Benih (Subsidi Harga) oleh PT Pertani (Persero) Cabang Pemasaran NTB dan PT Sang Hyang Seri (Persero) Satgas NTB terlihat pada tabel berikut :
X ---- 27272727
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-38a. PT Pertani (Persero) Cabang Pemasaran NTB
No Kabupaten Padi Non Padi Hib. Jagung Jagung KedelaiHib. (ton) (ton) Kom.(ton) Hib.(ton) (ton)
1 Mataram - - 2 Lombok Barat 340,336 8,975 - - 20,000 3 Lombok Tengah - 15,000 - - - 4 Lombok Timur 582,690 30,000 - - - 5 Lombok Utara 207,620 - - 1,329 - 6 Sumbawa - - - 15,190 202,040 7 Sumbawa Barat - - - - - 8 Dompu 629,720 - 9,500 - 153,100 9 Bima - - - - - 10 Kota Bima 59,875 - - - -
1.820,241 53,975 9,500 16,519 375,140 Jumlah
Tabel X-38b. PT SHS (Persero) Cabang Pemasaran NTB
No Kabupaten Padi Non Padi Hib. Jagung Jagung KedelaiHib. (ton) (ton) Kom.(ton) Hib.(ton) (ton)
1 Mataram 21,690 - - - - 2 Lombok Barat - - - - - 3 Lombok Tengah 146,955 - - - - 4 Lombok Timur - - - - - 5 Lombok Utara - - - - - 6 Sumbawa 896,720 15,000 - - - 7 Sumbawa Barat 89,925 - - - - 8 Dompu - 15,000 - 20,375 - 9 Bima 871,460 - - 16,000 209,400 10 Kota Bima - 15,000 - - -
2.026,750 45,000 - 36,375 209,400 Jumlah
2. Realisasi Pengawasan Penyaluran Subsidi Benih (CBN) oleh PT Sang Hyang Seri (Persero) Satgas NTB dan PT Pertani (Pesero) Cabang Pemasaran NTB terlihat pada table berikut :
X ---- 28282828
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2013
Tabel X-39a. PT Sang Hyang Seri (Persero) Satgas NTB
No Kabupaten Padi Jagung Hib.(Ton) (ton)
1 Mataram - 2 Lombok Barat - 3 Lombok Tengah - - 4 Lombok Timur - - 5 Lombok Utara - 6 Sumbawa - - 7 Sumbawa Barat - 8 Dompu - 16,125 9 Bima10 Kota Bima -
- 16,125 Jumlah
Tabel X-39b. PT Pertani (Persero) Cabang Pemasaran NTB
No Kabupaten Padi Jagung Kedelai(ton) Hib. (ton) (ton)
1 Mataram - - - 2 Lombok Barat - - - 3 Lombok Tengah - 60,000 4 Lombok Timur - 5 Lombok Utara - 47,175 - 6 Sumbawa - - 7 Sumbawa Barat - - - 8 Dompu - 9 Bima - 10 Kota Bima - - -
- 47,175 60,000 Jumlah
2 XXXXIIIIIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB XII
PERMASALAHAN
A. Bidang Produksi Tanaman Pangan
Permasalahan yang dihadapi dalam Pelaksanaan Program dan kegiatan di Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Alokasi bansos pasca panen masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan kelompok.
2. Pengelola kios pengecer pupuk bersubsidi masih ada yang belum memahami aturan penyaluran pupuk bersubsidi secara utuh, sehingga terjadi penyelewengan pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi.
3. Keragaan Sarana produksi yang dijual di kios masih terbatas atau masih belum lengkap, dikarenakan kurangnya permodalan kios. Keterbatasan modal yang dimiliki oleh pengelola kios saprodi berdampak terhadap ketidaklancaran petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi, hal tersebut sangat berdampak terhadap ketepatan waktu penggunaan sarana produksi khususnya penggunaan pupuk yang terlambat di tingkat lapang.
4. Produsen dan Distributor agar meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasannya, sehingga adanya pengecer resmi yang menjual pupuk tanpa RDKK dapat diberikan teguran/sanksi.
5. Diharapkan agar penyaluran pupuk bersubsidi di Lini IV dapat berjalan lebih baik dan lancar, Distributor bersama Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida melakukan evaluasi kinerja pengecer agar didapatkan Pengecer yang layak, baik secara administrasi, permodalan serta yang bertanggung jawab.
6. Pengetahuan pengelola kios tentang jenis pupuk dan pestisida terdaftar masih kurang.
7. Sebagian besar petani tidak melakukan pengolahan tanah dengan baik/sempurna terutama di wilayah kecamatan yang memiliki persediaan air yang cukup, dalam artian tidak melalui beberapa tahapan pengolahan tanah seperti pembongkaran tanah, penghancuran, perataan serta tidak dibiarkan terendam selama beberapa hari sebelum dilakukan penanaman. Kejadian ini secara terus menerus sangat berpotensi memicu perkembangan beberapa jenis OPT yang merupakan sumber inokulum yang terdapat di dalam tanah dan sisa tanaman.
8. Penggunaan benih unggul bermutu tahan OPT belum optimal dalam artian masih banyak petani yang menggunakan benih unggul dengan lebih memperhatikan produksi tinggi dengan rasa nasi yang enak dan harga jual bagus dibandingkan menggunakan benih unggul yang tahan OPT.
2 XXXXIIIIIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
9. Penggunaan pupuk berimbang belum optimal, petani masih mengutamakan penggunaan pupuk Urea.
10. Pemilihan dan cara penggunaan pestisida belum tepat. Pestisida merupakan salah satu sarana produksi yang dibutuhkan untuk mengendalikan OPT pada tanaman namun disisi lain juga mempunyai resiko bagi kehidupan di bumi. Oleh karena itu penggunaan pestisida perlu difahami difahami oleh petani baik jenis maupun dosis penggunaannya, waktu aplikasinya. Selain itu dalam menggunakan pestisida petani kurang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja yang mana petani jarang menggunakan perlengkapan keamanan seperti masker, sarung tangan, dan topi. Penyimpanan pestisida yang dipergunakan oleh petani juga masih dirasakan belum aman.
11. Pengamatan tanaman secara rutin dan laporan perkembangan serangan OPT di tingkat lapang masih belum berjalan dengan baik, pola tanam belum dapat diterapkan secara optimal sehingga setiap musim tanam terdapat tanaman padi yang memberikan peluang untuk berkembangnya OPT tertentu dan terjadinya kekeringan pada daerah-daerah tertentu.
12. Eradikasi pada tanaman terserang organisme pengganggu tumbuhan terutama yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur masih belum optimal.
13. Terdapat tenaga POPT-PHP yang beralih fungsi ke struktural sehingga tenaga POPT-PHP menjadi berkurang, sementara itu pengangkatan tenaga POPT-PHP yang baru masih diperlukan upaya peningkatan kemampuannya.
14. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan sistem budidaya sehat belum sepenuhnya dapat dilaksanakan misalnya dalam penggunaan pupuk berimbang, tandur jajar/jajar legowo, pemilihan varietas tahan.
15. Terjadinya anomali iklim khususnya curah hujan yang masih sulit diramalkan kejadiannya secara akurat baik melalui perkembangan teknologi maupun kebiasaan masyarakat setempat. Kejadian iklim ekstrim yang ditandai dengan tingginya curah hujan dalam waktu relatif singkat di suatu wilayah dan suatu waktu sementara di wilayah lain terjadi kekurangan curah hujan telah menyebabkan terjadinya bencana alam banjir dan kekeringan di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat.
16. Dalam pelaksanaan gerakan tanam dan panen, beberapa permasalahan yang dihadapi di antara lain :
• Ketersediaan benih masih belum sesuai dengan yang diharapkan, varietas benih yang diharapkan tidak sesuai dengan benih yang disediakan.
• Subsidi benih jagung yang ditetapkan dengan harga beli benih yang tidak sesuai dengan varietas unggul yang dibutuhkan petani dapat menghambat pelaksanaan gerakan tanam di tingkat lapang.
• Ketersediaan pupuk saat diperlukan sering terlambat terutama di pulau sumbawa.
2 XXXXIIIIIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Keterbatasan traktor roda dua dan tenaga kerja untuk melaksanakan gerakan tanam serempak. Demikan juga untuk melaksanakan gerakan panen masih dijumpai hambatan dalam penyediaan alsin panen (power threser).
• Sebagian besar BABINSA di lapangan masih kurang memahami dan memiliki keterampilan yang sesuai untuk melaksanakan pembinaan usahatani karena pendidikan dan pelatihan teknis pertanian yang diterima masih sangat kurang.
• Kesadaran petani untuk melaksanakan tanam serempak dan tertib pola tanam masih kurang baik.
Saran/Upaya Pemecahan Masalah
1) Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat (gerakan pengendalian OPT).
2) Eradikasi pada tanaman terserang dan singgang perlu dilaksanakan. Selain itu pengolahan tanah agar dilakukan sesegera mungkin setelah panen, pengolahan tanah lebih sempurna, penggunaan benih tahan dan penggunaan karbofuran di pesemaian dan segera setelah tanam.
3) Terjadinya pengurangan jumlah petugas perlindungan tanaman terutama POPT-PHP yang disebabkan antara lain oleh pemekaran kabupaten, alih tugas POPT-PHP ke jabatan struktural menyebabkan semakin banyaknya kekurangan tenaga POPT-PHP di kacamatan dan hal ini sangat mengganggu kinerja dan kelancaran kegiatan perlindungan tanaman.Permasalahan SDM perlindungan tanaman di daerah baik kualitas maupun kuantitasnya perlu diselesaikan secara bersama-sama antara pusat, Provinsi dan kabupaten. Strategi penyelesainnya ditempuh melalui inventarisasi PNS dan non PNS sesuai dengan kualifikasinya serta menyusun upaya dan langkah penyelesaiannya antara lain dengan melakukan koordinasi dengan Pemda setempat agar tidak melakukan mutasi tenaga POPT-PHP ke jenjang struktural, mengusahakan dapat disediakan dana untuk melaksanakan kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas POPT-PHP baru dalam waktu yang cukup lama baik di Jatisari maupun di BPTPH Provinsi NTB.
4) Penggunaan pupuk kurang berimbang (dominan urea) dan penyaluran benih yang rentan serangan OPT merupakan faktor yang memicu perkembangan serangan OPT. Oleh karena itu penggunaan pupuk berimbang ( NPK) perlu ditingkatkan dan di Balai benih Induk, Balai Benih Utama agar mengurangi perbanyakan benih tersebut seperti Ciherang dan diganti dengan varietas lain yang tahan serangan OPT.
5) Menghadapi perubahan iklim dengan pola hujan yang semakin tidak menentu maka untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi (banjir dan kekeringan), beberapa upaya yang dilakukan antara lain :
2 XXXXIIIIIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Melakukan pandataan/inventarisasi daerah-daerah terkena dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) untuk dapat melakukan langkah-langkah antisipasi dan penyesuaian pola tanam.
• Tetap melakukan sosialisasi dan penyuluhan pola tanam untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam (kekeringan/banjir) dan pemutusan siklus hidup OPT.
• Melakukan koordinasi dengan instansi terkait khususnya Dinas PU (Pengairan) dan kabupaten/kota dalam melakukan distribusi air secara bergilir, terencana dan terarah dengan pengarian sistem gilir-giring.
• Perbaikan/pengelolaan jaringan irigasi baik yang ditangani oleh Dinas pekerjaan Umum maupun Dinas pertanian. Kegiatan pelebaran saluran irigasi, pembersihan dan pendalamam saluran di beberapa daerah terbukti sangat efektif mengantisipasi dampak negative dari perubahan iklim.
• Pembuatan embung, sumur bor, pompa air tanah dangkal. • Melakukan Optimasi lahan Pertanian dan konservasi lahan pertanian. • Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air. Oleh karena itu perlu di
perbanyak pengadaan mesin pompa air dan didirtribusikan ke tingkat kabupaten/kota.
6) Meningkatkan kerjasama dengan BMKG untuk dapat menyampaikan informasi prakiraan iklim yang lebih dapat diaplikasikan dalam perencanaan tanam.
7) Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama POPT-PHP terhadap serangan OPT utama.
8) Melakukan pembinaan/penyuluhan secara berkelanjutan agar petani/kelompok tani dapat melakukan pengendalian OPT secara lebih dini dan serentak melalui suatu gerakan pengendalian/gerakan spot-stop pengendalian OPT.
9) Melakukan pembinaan budidaya tanaman sehat untuk mencegah perkembangan OPT (tindakan preemtif) antara lain : penggunaan benih unggul bermutu tahan OPT, pengolahan tanah sempurna, tanam jajar legowo, pemupukan berimbang.
10) Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
11) Untuk meningkatkan pelaksanaan gerakan tanam panen di masa yang akan datang maka beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :
• Ketersediaan benih dan pupuk secara tepat (6 tepat) perlu terus diupayakan karena sangat mempengaruhi kegiatan gerakan tanam dan panen.
• Adanya kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat TNI AD dalam melakukan pembinaan kepada kelompok tani.
• Pengelolaan traktor roda dua dan alat mesin pertanian lainnya agar dilakukan oleh suatu kelembagaan yang lebih profesional.
2 XXXXIIIIIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Koordinasi yang mulai terjalin antara petugas dinas, penyuluh, dan aparat TNI AD perlu terus ditingkatkan. Di tingkat Kecamatan (Balai Penyuluhan Pertanian) ada kegiatan pertemuan koordinasi rutin yang dilaksanakan setiap minggu dan diharapkan dapat diinformasikan kepada aparat TNI dan dihadiri secara pro aktif oleh aparat TNI.
• Perlu adanya jaminan harga tiga komoditi utama (padi, jagung, dan kedelai) yaitu adanya standar harga pembelian pemerintah.
12) Combine harvester sangat dirasakan manfaatnya dalam melaksanakan gerakan panen sehingga perlu diperbanyak jumlahnya. Combina harvester yang telah ada agar dilakukan pembinaan lebih intensif sehingga semuanya dapat berkembang jumlahnya.
B. Bidang Produksi Hortikultura
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Bidang Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain:
1. Capaian realisasi fisik dan keuangan sampai akhir tahun 2013 tidak mampu memenuhi target yang telah ditentukan karena ada kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu :
a. pembinaan pengembangan produksi tanaman florikultura. Rendahnya serapan dana disebabkan karena ada pertemuan pusat yang tidak dilaksanakan.
b. pembinaan pengembangan pasca panen sayuran dan tanaman obat pada sub kegiatan koordinasi/identifikasi (penyusunan buku SOP sayuran). Kegiatan tidak dapat dilaksanakan karena tidak ada transport untuk peserta ke lokasi penyusunan SOP.
2. Kegiatan registrasi kebun maupun lahan usaha sudah melampaui target namun belum didaftarkan secara online karena sistem sering mengalami gangguan.
Seksi-seksi yang menangani kegiatan di Bidang Produksi Hortikultura tidak sama dengan Direktorat Hortikultura yang ada di tingkat Pusat. Sehingga kegiatan dari 3 Direktorat (Direktorat Buah, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, serta Direktorat Florikultura) menumpuk di satu seksi saja yaitu seksi budidaya tanaman buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka. Hal ini menyebabkan pelaksanaan kegiatan menjadi tidak efisien.
C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
1. Kebijakan pengembangan pangan organik dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk kimia sintetis, mahalnya pestisida kimia sintetis, menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan diproses secara ramah lingkungan.
Masalahnya adalah : Sulitnya menanamkan pemahaman kepadai petani untuk bercocok tanam dengan metode ramah lingkungan, kecendrungan penggunaan pupuk kimia dan pestisida masih tinggi
Upaya Pemecahan : Perlu adanya pelatihan bagi kelompok tani/ Gapoktan dan Penyuluh Pertanian agar memahami pentingnya pelestarian lingkungan yaitu
2 XXXXIIIIIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti pupuk organik dan pestisida nabati untuk pengendalian OPT.
2. Tujuan OKKPD adalah : Memberikan informasi kepada para
petugas/produsen/pelaku usaha/ Gapoktan terhadap manfaat doksistu, audit
internal, peningkatan SDM dan penyusunan verifikasi dokumen, Melaksanakan
pengawasan mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, Melaksanakan
kegiatan audit yang ditugaskan OKKP-D dalam rangka registrasi pangan hasil
pertanian (MD dan ML)
Masalahnya adalah : Koordinasi mudah diucapkan, namun koordinasi antara
Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian sangat sulit, sehingga kegiatan
berjalan sendiri-sendiri
Upaya Pemecahannya : Dimohon pada tahun mendatang kegiatan OKK-PD di
pisah dari Dinas Pertanian TPH. Agar dialokasikan di Badan Ketahanan Pangan.
3. Penerapan standar nasional indonesia diberlakukan secara wajib dan sukarela untuk SNI wajib berkaitan dengan kepentingan keamanan, keselamatan , kesehatan konsumen dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan yang bersifat sukarela adalah persyaratan yang bidak berkaitan dengan SNI wajib yang didasarkan pada kesadaran sendiri, atau keperluan bisnis
Masalahnya adalah : Kelompok tani sulit melaksanakan wajib SNI karena masih sangat tergantung pada pupuk kimia, pestisida dan belum paham pentingnya kelestarian lingkungan
Upaya Pemecahannya : Perlu sosialisasi bagi kelompok yang ingin menerapkan wajib SNI
4. Petemuan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa telah mampu memberikan informasi tentang sistem pemasaran gabah/beras yang dilakukan oleh Perum BULOG
Masalahnya adalah : Dalam rangka berproduksi petani butuh modal usaha, namun kenyataannya petani masih merasa sulit mendapat akses permodalan, karena syarat dari BRI dianggap rumitt oleh petani
Upaya Pemecahan :Perlu adanya pemahaman bagi kelompok tani atas syarat yang diajukan oleh pihak Perbankan dengan menghadirkan petugas pertanian, perbankan dan kelompok tani.
5. Kegiatan Pengembangan PIP Agribisnis di Kabupaten adalah merupakan kegiatan untuk menyediakan informasi harga tingkat kabupaten yang cepat, akurat, kontinyu dan up to date. Kegiatan PIP Agribisnis Kabupaten yang ada di Provinsi NTB ada pada 8 Kabupaten.
Masalahnya adalah : Laporan dari Kabupaten sering terlambat dan tidak kontinyu dikirim setiap bulan, hal ini disebabkan karena seringnya mutasi petugas PIP.
Upaya Pemaecahannya : Koordinasi dengan Kabupaten dan menyepakati kontak Person.
6. Untuk program pasar tani kedepan diharapkan untuk menuangkan dalam perencanaan terutama kegiatan kebutuhan rutin masyarakat dan
2 XXXXIIIIIIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pengembangan pasar tani melalui outlet yang didukung dengan pengadaan kendaraan Roda 3 yang diadakan Tahun 2013, seperti beras untuk pegawai dapat ditangani pasar tani, atau pembukaan outlet pada kecamatan-kecamatan yang berpotensi, atau mengadakan kemitraan dengan perhotelan/restoran.
Masalahnya adalah : Kurangnya dukungan dana dan dukungan moril dari Pemda setempat
Pemecahannya : Perlu adanya koordinasi dengan Pemda setempat
7. Dengan sistem regi gudang petani bisa menyimpan dan menahan hasil panennya, sehingga harga menjadi lebih baik. Petani mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan atau kredit dari perbankan, karena Resi Gudangdapat dijadikan sebagai jaminan/agunan kredit.
Masalahnya adalah : Ketua Gapoktan --- 8. Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan lembaga
mandiri yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dengan kegiatan meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Termasuk dalam kategori LM3 antara lain Pondok Pesantren, Seminari, Paroki dan Gereja, Pasraman, Vihara, Subak dll.
Masalahnya adalah : Belum terbangun kelembagaan kemitraan yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan serta tidak berkelanjutan. Kelemahan mendasar yang ada antara lain adalah rendahnya komitmen antara pihak-pihak yang bermitra, bargaining position yang tidak seimbang, serta kurangnya transparansi dalam penetapan harga dan pembagian nilai tambah/keuntungan.
Upaya Pemecahan : Perlu dipilih kelompokn yang betul-betul membutuhkan modal, memiliki jeinis usaha san kelembagaannya mantap.
9. Pameran/Promosi ,memasarkan produk adalah suatu aktivitas yang penting untuk kemajuan usaha. Salah satu aspek penting dari pemasaran adalah promosi. Promosi mengandung pengertian manajemen memperkenalkan produk, manajemen citra produk dan manajemen keamanan produk. Oleh karena itu, promosi membutuhkan upaya kerja keras dan menuntut perhatian serius karena memerlukan perencanaan, pembiayaan, strategi, sumberdaya manusia dan implementasi.
Masalahnya adalah , Memfasilitasi pelaku usaha sangatlah penting dalam hal pengemasan yaitu rumah kemasan karena selama ini pelaku usaha di Nusa Tenggara Barat masih sangat sederhana dalam pengemasan sehingga kalah saing dengan daerah lain.
Upaya pemecahannya; Manfaatkan Rumah kemasan yang dibangun tahun 2013 di Kota Mataram.
10. Kegiatan Pengawalan dan pembinaan dilaksanakan oleh petugas provinsi bersama-sama dengan petugas kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke lokasi unit usaha /pelaku usaha di 9 kabupaten dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha.
Permasalahnnya adalah : Banyaknya pelakunusaha yang tersebar di Kabupaten/Kota, sementara dana pembinaan sangat minim untuk membina UPH-UPH tersebut.
2 XXXXIIIIIIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Upaya Pemecahannya : Mendorong Kabupaten/ Kota untuk dapat meraih dukungan dana dari APBD.
11. Dalam upaya pengembangan pengolahan hasil pertanian, dengan karakteristik usaha yang berskala kecil dengan berbagai keterbatasannya, memerlukan kebijakan pengembangan yang memiliki keunggulan. Salah satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan kelompok yang memiliki jaringan usaha .
Masalahnya adalah : Pada saat ini kondisi usaha industri pengolahan hasil tanaman pangan (agroindustri ) perdesaan yang dikelola oleh kelompok tani/Gapoktan di Nusa Tenggara Barat belum berkembang seperti yang diharapkan. Pengolahan hasil tanaman pangan pada industri skala kecil/rumah tangga, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan sampai penyimpanan pada umumnya masih dilakukan secara sederhana dengan menggunakan teknologi sederhana, sehingga produk yang dihasilkan mutunya masih rendah dan kurang kompetitif.
Upaya Pemecahan : Perlu dukungan dana untuk pelatihan mengenai tatacara pengemasan yang menarik.
12. BUKU DATA BASE 2013, dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, terutama dunia usaha/pelaku usaha, BUMN/BUMD, Badan/Dinas/Instansi tentang potensi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat
Masalahnya adalah : Kurangnya dana untuk mendata pelaku usaha di setiap Kabupaten/ Kota dan perlu adanya honor bagi penyusun data di kabupaten.
Upaya pemecahannya : Koordinasi dengan Ditjen PPHP dan Pemda untuk meraih dukungan dana.
13. Kegiatan Jakarta agro outlet, Untuk memperlancar pemasarannya perlu disediakan suatu tempat untuk memajang komoditi dalam bentuk segar maupun olahan pada tempat strategis, yaitu Jakarta Agro Outlet.
Masalahnya adalah : kegiatan Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, petugasnya tidak mengirim bukti pembayaran air, telpon dan listrik ke Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB, sehingga tidak bisa dipertanggung jawabkan yang mengakibatkan SIAPnya dana tersebut.
Pemecahan masalah : menegur Petugas Penjaga Outlet.
14. STA. Mandalika, Pembangunan Sub Terminal Agribisnis adalah sarana usaha untuk dapat mengakomodasi berbagai kepentingan pelaku agribisnis.
Masalahnya adalah : Secara umum salah satu permasalahan yang mendasar
dalam memajukan usaha pertanian di NTB termasuk kegiatan pada lembaga pemasaran STA adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya manusia. Hal ini disebabkan karena pembinaan SDM selama ini difokuskan pada subsektor budidaya sedangkan masalah pemasaran diserahkan pada mekanisme pasar yang ada sehingga keuntungan yang diperoleh petani tergantung pada pasar yang ada.
2 XXXXIIIIIIII ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pemecahan masalah : Mengajak pelaku usaha untuk memanfaatkan kelembagaan STA untuk dapat mengakses pasar lebih luas.
15. Mitra Praja Utama, FKD-MPU atau forum kerjasama daerah mitra praja utama
adalah forum kerjasama yang dibentuk oleh 10 provinsi, dengan tujuan agar para daerah menyusun kekuatan untuk saling memperoleh manfaat. Memperoleh manfaat ini harus dilihat dari kacamata bahwa "manfaat akan diperoleh lebih besar apabila dilakukan bersama (2 pihak atau lebih) dibandingkan dengan dilakukan sendiri.
Masalahnya adalah : Ada beberapa kegiatan yang tidak diikuti karena pada saat bersamaan Kepala Dinas tidak diberikan izin oleh Pemda ke luar Daerah, sehingga dana yang tersedia SIAP
Upaya Pemecahan : Dana yang SIAp di setor ke Kas Daerah. 16. Ajang pameran dan promosi merupakan media informasi dan komunikasi untuk
memperkenalkan bebagai potensi dan reputasi usaha agribisnis serta berbagai produk unggulan darah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat agribisnis dari berbagai strata stake holder buyers/ investor/ pelaku usaha agribisnis
Masalahnya adalah : Pelaku usaha kurang aktif dalam mengadakan kontak bisnis dengan pelaku usaha di luar daerah, hal ini disebabkan karena kontinyuitas produksi menjadi kendala serta mutu dan kemasan yang kurang menarik .
Upaya pemecahannya : Perlu adanya pembinaan peningkatan mutu produksi secara berkelanjutan kepada pelaku usaha di NTB.
17. Pasar Tani yang tersebar di empat Kabupaten/ Kota di NTB merupakan pasar yang tidak permanen, beroperasi pada hari Jum’at/ tergantung kesepakatan dari yang terlibat dengan kegiatan pasar tani. Pasar Tani tersebut dikelola oleh Kelembagaan Pasar Tani yaitu : Asosiasi Pasar Tani (ASPARTAN) Masalahnya adalah : Kelompok kurang memperhatikan peluang pasar dalam berproduksi seperti pengembangan komoditi sayur dan buah yang terkesan monoton sehingga pelanggan merasakan tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional. Upaya pemecahan : Perlu bimbingan dan dicarikan mitra kerja yang cocok bagi kelompok tani.
18. Pemasaran yang mengandalkan keunggulan komparatif sudah selayaknya
diarahkan pada kompetitif. Demikian juga dengan mutu yang semula didasarkan pada aspek penampilan (appearances) saja, berkembang ke aspek lainnya berkaitan dengan pengaruhnya terhadap keamanan dan keselamatan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dikenal dengan Sanitary and Phytosanitary (SPS) serta aspek lingku
Masalahnya adalah : Sulitnya mengarahkan pelaku usaha untuk menjaga kualitas dan mengemas produknya dengan baik . Pemecahannya : Salah satu pendekatan terintegrasi yang dipandang sesuai, adalah pendekatan kelompok yang memiliki jaringan usaha
2 XXXXIIIIIIII ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
19. Pemasaran dalam kegiatan pertanian dianggap memainkan peran ganda. Peran pertama merupakan peralihan harga antara produsen dengan konsumen. Peran kedua adalah transmisi fisik dari titik produksi (petani atau produsen) ke tempat pembelian (konsumen). Masalahnya adalah : Petani sulit memainkan kedua peran tersebut karena petani memiliki segala keterbatasan khususnya petani kecil ,seperti Skill dan Modal usaha . Upaya Pemecahannya : Petani diharapkan untuk berkelompok dan dibantu mendekatkan kelompok dengan perbankan.
20. Kegiatan ASPPEHORTI, sebagai terobosan percepatan perbaikan kemasan
produk olahan hortikultura guna mendukung peningkatan daya saing produk olahan yang diproduksi oleh masyarakat, Assosiasi Pengolah Hasil Hortikultura (ASPEHORTI). Masalahnya, Organisasi ASPPEHORTI NTB masih baru, sehingga kelembagaan belum mantap (organisasi belum mantap, administrasi dan tatalaksana belum mantap), Peralatan dan Teknologi belum memadai, Bahan baku kemasan masih dari Jawa Upaya Pemecahannya : Penguatan kelembagaan,Penguatan sistem administrasi,Penguatan tatalaksana (manajerial),Inisiasi MoU dengan berbagai pihak potensial,Pengembangan paket layanan,Inisiasi MoU dengan Asppehorti dengan Dinas Terkait, Asppehorti dengan Pelaku Usaha,Asppehorti dengan Marketing
21. Pada umumnya produk olahan hasil hortikulura masih terkendala oleh jenis,
bentuk, desain dan pelabelan kemasan yang kurang baik. Dengan adanya pusat pengemasan produk olahan hortikultura diharapkan muncul produk-produk bermutu yang dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan dapat diorganisir menjadi pusat-pusat pemasaran bersama produk olahan. Masalahnya : rumah kemasan di Kota Mataram baru berkembang dan belum dikenal oleh masyarakat Upaya Pemecahannya : Perlu sosialisasi kepada Dinas/ Instansi terkait.
D. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air
Produksi dan produktivitas komoditi pertanian sangatlah tergantung dari ketersediaan sarana dan prasarana. Sebagai bidang yang bertanggung jawab dalam tersedianya sarana dan prasarana tersebut maka perlu menggariskan beberapa hal yang menjadi permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : 1. Secara geografis beberapa lokasi, masih terisolir sehingga untuk mengawali
kegiatan prasarana dan sarana pertanian memang membutuhkan kerjasama lintas sektor.
2. Pelaksanaan kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) masih ada yang tersebar di setiap bidang sehingga dalam mengevaluasi sejauh mana kemajuan pelaksanaan kegiatan masih sulit dilakukan oleh bidang PSP.
3. Kegiatan-kegiatan Prasarana dan sarana Pertanian dari segi pendanaan merupakan kegiatan belanja sosial lainnya, sementara beberapa kegiatan tersebut
2 XXXXIIIIIIII ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
didanai dengan biaya operasional yang sangat minim sehingga dalam pengawasannya mengalami kesulitan.
4. Penentuan dan menetapkan lokasi kegiatan pada beberapa kabupaten belum terukur secara valid dengan menunjukan koordinatnya.
5. Pada suatu wilayah kegiatan, kenyataan yang ada lebih banyak jumlah kelompok taninya dibandingkan dengan jumlah P3A, sehingga timbul perbedaan pendapat antara beberapa pihak terkait dalam menetukan sikap pelaksanaan suatu kegiatan.
6. Tidak diperolehnya laporan secara lengkap tentang pelaksanaan Kegiatan Tugas Pembantuan pada setiap kabupaten pelaksana.
7. Permasalahan pada tingkat administrasi masih terjadi, seperti penggabungan kode rekening kegiatan yang berbeda, hal ini terjadi pada kode rekening Kegiatan WISMP 2.
Pemecahan Masalah
1. Dari segi pendanaan perlu dilengkapi dengan biaya-biaya lain yang mendukung operasional kegiatan serta monitoring dan evaluasi kegiatan dapat berjalan sesuai harapan.
2. Dana penunjang seksi perlu diperhatikan sehingga seksi yang bersangkutan dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
3. Dukungan dana pendampingan dari dana APBD perlu ditingkatkan agar kegiatan PSP akan berhasil.
4. Untuk sementara dalam penentuan koordinat lokasi tidak bisa dilakukan dapat diganti dengan menunjukkan dan menyerahkan photo copy kepemilikan lahan, sehingga batas-batas suatu lahan dapat diketahui.
5. Dilakukan musyawarah untuk mendapatkan suatu keputusan bersama yang merupakan landasan kegiatan.
6. Perlu adanya koordinasi yang mantap dan keterpaduan program baik di pusat dan daerah serta sinkronisasi rencana pelaksanaan kegiatan.
7. Pembentukan satker hendaknya memperhatikan kondisi topografi dan jarak suatu wilayah yang satu ke wilayah yang lainnya sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan.
8. Perlu adanya kesepahaman antara SKPD dengan Biro Keuangan untuk dapat memisahkan Kode Rekening yang merupakan dana Sharing Kegiatan WISMP 2.
E. UPTD BBIPPH
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Operasional Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura provinsi NTB, khususnya dalam pelaksanaan teknis perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan tahun 2013 dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Perlu pengawasan lebih intensif terhadap serangan OPT melalui pencegahan secara fisik, mekanik, dan kimiawi pada lahan yang sering terkena serangan. Serangan OPT yang terjadi di beberapa areal pertanaman sepertoi di UPB Peninjauan dan UPB Puyung telah dilaporkan kepada petugas PHP setempat dan
2 XXXXIIIIIIII ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dengan berkoordinasi dengan petugas tersebut telah dilakukan pengendalian secara sistematik. Namun tingkat serangan yang ektrim dengan jenis OPT yang sangat bervariasi pada areal dan musim yang sama menyebabkan pengendalian tidak berhasil menghentikan serangan, sehingga berakibat pada keberhasilan panen hanya 40 – 50 %.
2. Kegagalan produksi benih pada perbanyakan benih kedelai di UPB Puyung terjadi akibat kurang tanggap dan lambannya penanganan pertanaman pada saat awal pertumbuhan. Keterlambatan penyiangan dan pemupukan awal telah menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman terganggu dan terus kerdil sehingga pertumbuhan generatifnyapun tidak maksimal. Kejadian ini telah dijadikan issu pembinaan terhadap petugas teknis di UPB Puyung.
Terhadap kegagalan prosessing hasil panen pada perbanyakan benih jagung di UPB Peninjauandan Timbenuh dan kedelai di UPB Peninjauan dan Sedau disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca (hujan) selama bulan Nopember dan Desember) sehingga hasil panen tidak bisa dijemur.
Gagal prosessing ini karena cuaca hujan, lembab dan mendung menjadi kendala pembatas (limited facktor) kegiatan perbanyakan benih palawija setiap tahun. Karena dilaksanakan pada MK II maka setiap panen akan berhadapan dengan awal musim hujan, sehingga hasil panen masih berupa jagung tongkolan dan kedelai brangkasan tidak dapat dikeringkan yang selama ini hanya mengandalkan penjemuran.
Solusi terhadap masalah ini belum ditemukan secara tuntas, namun beberapa alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan blower atau kipas angin di dalam gudang selama hasil panen belum dapat dijemur.
3. Kesulitan pemasaran benih palawija hasil penangkaran pada MK II yang dialami BBI-PPH provinsi NTB setiap tahun adalah masalah yang lebih disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu tidak adanya pembeli. Pasar benih palawija yang diharapkan menampung hasil penangkaran BBI adalah para penangkar, tetapi di Nusa Tenggara Barat hampir tidak ada penangkaran pelawija pada musim hujan.
Solusi terhadap masalah ini belum ditemukan secara tuntas. Ada beberapa opsi yang dapat dilakukan yaitu :
a. Memperbaiki cara simpan benih palawija agar dapat bertahan sampai 6 bulan sehingga benih hasil penangkaran MK II dapat digunakan sebagai benih pada penangkaran MK I tahun berikutnya.
b. Melakukan penangkaran benih palawija pada musim hujan dengan pola kerjasama dengan petani yang memiliki lahan tegalan.
Namun kedua opsi ini belum dapat dilaksanakan karena terkendala teknologi penyimpanan benih palawija yang belum ditemukan dan pola penganggaran untuk kerjasama belum disetujui.
2 XXXXIIIIIIII ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Telah dilakukan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan (jumlah dan jenis) benih Tahun 2013 yang lebih teliti melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi kebutuhan benih penangkar dan petani se-NTB. Kegiatan ini sekaligus untuk memperkenalkan varietas benih sumber baru kepada penangkar.
F. UPTD BPTPH
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi di BPTPH Provinsi Nusa Tenggara
Barat adalah : • Permasalahan dalam pengelolaan THL-TB POPT PHP dan Upaya Pemecahannya.
Sampai saat ini pelaksanaan tugas dan kwajiban dari THL TB POPT-PHP sudah berjalan dengan baik dan sangat dirasakan keberadaannya untuk memenuhi kekurangan tenaga POPT, tapi keberadaannya yang merupakan tenaga kontrak selama 10 bulan dalam setahun, yang mempengaruhi semangat kerja tenaga THL sehingga sangat mengharapkan dapat merubah statusnya menjadi PTT atau PNS karena usia mereka sudah semakin tua.
Upaya yang kami lakukan agar dapat ditingkatkan statusnya di Pemerintah kabupaten maupun Provinsi dan mengupayakan penugasan mereka lebih dekat dengan tempat asalnya.
• Tenaga POPT-PHP di Provinsi NTB yang sebagian terdiri dari PNS/PTT Kabupaten /Kota sering terjadi mutasi sehingga tenaga yang sudah terlatih beralih tugas ketempat lain dan diganti dengan petugas baru yang kadang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
• Masih kurangnya minat PNS untuk menjadi tenaga fungsional POPT-PHP sehingga pengembangan jabatan fungsional masih terhambat.
• Masih adanya POPT-PHP yang menggunakan kendaraan lama atau kendaraan sendiri
Upaya dan saran pemecahan masalah.
♦ Untuk mengurangi terjadinya mutasi BPTPH tetap berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/Kota, serta untuk menambah kekurangan POPT-PHP kami sarankan agar dapat dilakukan dengan menambah tenaga THL TB POPT-PHP agar diperoleh tenaga yang sesuai dengan kriteria pendidikan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas sebagai POPT-PHP.
♦ Mohon dapat ditambah sarana pengamatan khususnya kendaraan roda dua untuk mengganti kendaraan yang sudah tua dan POPT yang belum mendapatkan kendaraan.
♦ Untuk dapat alih kelompok ke jabatan keahlian diharapkan agar memperbanyak peserta pelatihan alih kelompok.
2 XXXXIIIIIIII ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
G. UPTD BPSB
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi di BPSB TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Keterbatasan petugas Pengawas Benih Tanaman di masing-masing Kabupaten/Kota, sehingga berpengaruh terhadap proses pelayanan sertifikasi dan pelabelan benih.
2. Kurang peralatan laboratorium dan peralatan yang ada sudah terlalu lama (perlu peremajaan).
3. Masih dijumpainya beberapa kasus perbenihan seperti menjual benih tanpa label, dan menjual benih yang sudah kadaluarsa.
4. Dengan diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka seluruh petugas Pengawas Benih Tanaman (PBT) Kabupaten/Kota status kepegawaiannya berada di masing-masing Kab/Kota sehingga koordinasi pembinaan Satker menjadi terkendala.
XXXXIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB XI
KESIMPULAN
A. Bidang Produksi Tanaman Pangan
1. Sasaran dan realisasi tanam komoditi tanaman pangan MT. 2012/2013 dan MT. 2013 adalah :
a. Padi Sawah : 385.641 Ha (105,57 %) dari
b. Padi Ladang : 56.058 Ha (100,015 %)
c. Total Padi : 441.699 Ha (104,83 %)
d. Jagung : 113.953 Ha (94,75 %)
e. Kedelai : 85.844 Ha (93,03 %)
f. Kacang Tanah : 31.037 Ha (104,40 %)
g. Kacang Hijau : 19.391 Ha (43,03 %)
h. Ubi Kayu : 4.280 Ha (56,10 %)
i. Ubi Jalar : 862 Ha (59,16 %)
2. Sasaran dan realisasi panen komoditi tanaman pangan Tahun 2013 adalah
a. Padi Sawah : 384.925 Ha (108,99 %)
b. Padi Ladang : 54.921 Ha (98,34 %)
c. Total Padi : 439846 Ha (107,53 %)
d. Jagung : 110.058 Ha (96,28 %)
e. Kedelai : 87.725 Ha (97,00 %)
f. Kacang Tanah : 31.392 Ha (110,92 %)
g. Kacang Hijau : 19.556 Ha (45,65 %)
h. Ubi Kayu : 3.963 Ha (51,95 %)
i. Ubi Jalar : 814 Ha (58,42 %)
3. Berdasarkan ANGKA SEMENTARA DAERAH 2013 produksi 7 komoditi utama Tahun 2013 diperkirakan mencapai :
a. Padi Sawah : 1.969.252 Ha (100,80 %)
b. Padi Ladang : 224.446 Ha (94,28 %)
c. Total Padi : 2.193.698 Ha (100,09 %)
d. Jagung : 633.773 Ha (85,17 %)
e. Kedelai : 87.725 Ha (69,00 %)
XXXXIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
f. Kacang Tanah : 31.392 Ha (155,64 %)
g. Kacang Hijau : 19.556 Ha (69,61 %)
h. Ubi Kayu : 3.963 Ha (74,35 %)
i. Ubi Jalar : 814 Ha (85,66 %)
4. Turunnya produksi jagung pada ASEMDA 2013, diduga disebabkan karena :
a. Perubahan waktu tanam karena pergeseran musim hujan yang mencapai 3-4 dasarian;
b. Alih komoditas dan Alih fungsi lahan;
c. Adanya puso akibat banjir dan OPT yang sangat signifikan ( padi sawah 4.726 Ha. Padi ladang 18.821 ha, jagung 14.826 ha, kedelai 1.447 ha, kacang tanah 109 ha dan kacang hijau 844 ha.
5. Target dan Realisasi Tanam Kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2013 adalah
a. Target SL-PTT Kawasan Pertumbuhan Padi Non Hibrida 2.000 Ha, Realisasi 2.000 Ha ( 100,0 % )
b. Target SL-PTT Kawasan Pengembangan Padi InHibrida 5.000 Ha, Realisasi 5.000 Ha ( 100,0 % )
c. Target SL-PTT Kawasan Pengembangan Demfarm Padi Hibrida 7.000 Ha, Realisasi 5.269 Ha (75,27 %)
d. Target SL-PTT Kawasan Pemantapan Padi Inbrida 171.000 Ha, Realisasi 148.016 Ha ( 86,56 % )
e. Target SL-PTT Pemantapan Padi Lahan kering 30.000 Ha, Realisasi 29.000 Ha ( 96,67 % )
f. Target SL-PTT Kawasan Pertumbuhan Jagung Komposit 2.000 Ha, Realisasi 2.000 Ha ( 100,0 % )
g. Target SL-PTT Kawasan Pengembangan Jagung Hibrida 7.000 Ha, Realisasi 7.000 Ha ( 100,0 % )
h. Target SL-PTT Kawasan Pemantapan Jagung Hibrida 5.000 Ha, Realisasi 5.000 Ha ( 100,0 % )
i. Target SL-PTT Kawasan Pertumbuhan Kedelai 500 Ha, Realisasi 500 Ha (100,0 % )
j. Target SL-PTT Kawasan Pengembangan Kedelai 59.000 Ha, Realisasi 57.298 Ha ( 97,12 % ). Seluas 1.342 Ha belum dilaksanakan oleh Kabupaten Sumbawa, akan dilaksanakan pada MK.I 2014. Sedangkan sisanya seluas 360 Ha tidak dilaksanakan Oleh Kabupaten Lombok Barat karena keterlambatan benih.
k. Target SL-PTT Kawasan Pengembangan Model Kedelai 15.000 Ha, Realisasi 15.000 Ha ( 100,0 % )
XXXXIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
6. Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2013 beberapa hal yang telah dilakukan yaitu :
a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ) dan CBN
b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit
bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL f. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin
dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan g. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis,
penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan
7. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2014 :
No. KOMODITI PANEN PROV PROD 13/14 2014 TOTAL (HA) (KW/HA) (TON)
1 TOTAL PADI 314.946 121.876 436.822 426.978 54,25 2.316.549
2 PADI SAWAH 256.572 121.876 378.448 368.604 56,61 2.086.549
3 PADI LADANG 58.374 - 58.374 58.374 39,40 230.000
4 JAGUNG 98.478 23.622 122.100 117.216 65,50 767.757
5 KEDELAI 33.987 59.008 92.995 91.119 14,90 135.765
6 KACANG TANAH 14.057 16.363 30.420 28.955 16,20 46.900
7 KACANG HIJAU 21.214 20.825 42.039 41.194 12,62 51.975
8 UBI KAYU 6.140 1.489 7.629 7.629 141,05 107.604
9 UBI JALAR 510 945 1.455 1.397 125,00 17.460
SASARAN 2014 KESEPAKATAN KABUPATENTANAM
8. Tahun 2013 penggunaan benih oleh petani tidak lagi berasal dari BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) tetapi Benih Bersubsidi, dan sebelum dierlakukannya benih subsidi petani menggunakan benih sendiri dengan suadaya.
9. Pelaksanaan Benih Subsidi Tahun Anggaran 2013 dimulai bulan September 2013, dengan pola PSO dengan yaitu PT.SANG HYANG SERI(Persero) dan PT. PERTANI (Persero).
10. Benih yang disubsidi terutama padi, jagung dan kedelai, dimana sasaran alokasi benih subsidi di Nusa Tenggara Barat yaitu padi inbrida 5.650.000 Kg, padi hibrida 105.000 Kg, jagung hibrida 794.625 Kg, jagung komposit 75.000 Kg dan kedelai 2.220.000 Kg.
11. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 realisasi penjualan benih bersubsidi untuk masing-masing komoditi adalah :
12. Padi inbrida 3.863.516 Kg atau 68,38 % dari alokasi 5.650.000 Kg atau 81,36 dari DU-PBB yang masuk 4.748.941 Kg hal ini disebabkan oleh melonjaknya kelompok-kelompok yang menginginkan benih subsidi namun SK penetapan
XXXXIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
CPCL SL-PTT oleh Kabupaten/Kota kelompok-kelompok tersebut ada sebagian besar tidak masuk dalam SK-CPCL.
13. Padi hibrida 98.975 Kg atau 94,26 % dari alokasi 105.000 Kg atau 99,06 % dari DU-PBB yang masuk 99.915 Kg, hampir 100 % realisasi penjualan kecuali di Kabupaten Lombok Barat dimana petani membeli sendiri benih padi hibrida sesuai dengan varietas yang diinginkan.
14. Jagung Komposit realisasi 9.500 Kg atau 12,67 % dari alokasi 75.000 Kg dari sasaran alokasi hanya Kabupaten Dompu saja yang direalisasikan 100 % dari DU-PBB yang di usulkan yaitu 9.500 Kg, ini disebabkan kurang minatnya petani terhadap jagung komposit ini.
15. Jagung Hibrida 39.574 Kg hanya 4,98 % dari alokasi 794.625 atau 30,98 % dari DU-PBB yang diminta 127,759 Kg, hal ini disebabkan kurang tanggapnya petugas kabupaten terhadap alokasi masing-masing kabupaten, sehingga banyak petani yang terlambat mengajukan DU-PBB dan di Kabupaten Dompu sebanyak 13.320 Kg benih yang terealisasi dikembalikan oleh petani, ini disebabkan oleh varietas yang direalisasikan tidak diminati oleh petani atau tidak seuai dengan usulan.
16. Kedelai realisasi 584.540 Kg atau 26,33 % dari alokasi sebesar 2.220.000 Kg dan 83,51 % dari DU-PBB yang dimintakan yaitu 699.960, permintaan akan benih kedelai oleh petani sudah terlambat untuk musim tanam 2013 yaitu April-Juni, karena pada MH 2013 ini hanya petani di daerah lahan tadah hujan dan daerah dataran-dataran tinggi.
17. Pada tahun 2013 penyediaan dan pengadaan pupuk bersubsidi disediakan oleh 2 (dua) Produsen pupuk yaitu PT. Pupuk Kaltim dan PT. Petrokimia Gresik. Untuk memperlancar penyaluran ke kab/kota maka produsen menunjuk distributor sebanyak 25 distributor PT. Pupuk Kalimantan Timur dan 22 distributor PT. Pupuk Petrokimia Gresik. Sedangkan jumlah kios pengecer pupuk bersubsidi yang tersebar di Kab/Kota se NTB sebanyak 1.357 pengecer pt. Pupuk Kaltim dan 911 pengecer PT. Pupuk Petrokimia.
18. Sasaran dan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi di Provinsi NTB Tahun 2013 adalah ; realisasi penyaluran pupuk urea sebesar 133.466,9 ton (98,65%) dan pupuk SP-36 sebesar 16.605,8 ton (81 %), ZA 16.169 ton (101,06 %), NPK sebesar 41.825,10 ton (104,56%) dan organik sebesar 8.346,37 ton (69,568%).
19. Serangan OPT pada tanaman pangan tahun 2013 relatif aman, intensitas serangan sebagian besar kategori ringan dan telah dilakukan upaya pengendalian. Beberapa jenis OPT yang serangannya cukup luas dan perlu diwaspadai yaitu : tikus, penggerek batang, blas, kresek, tungro, wereng batang coklat, dan hama putih pada tanaman padi; tikus, penyakit busuk pangkal batang, belalang, penggerek batang, penggerek tongkol, ulat grayak pada tanaman jagung; lalat bibit, tikus, belalang, penggerek polong, dan ulat grayak pada kedelai; penyakit karat daun, bercak daun virus belang pada kacang tanah. Komulatif luas serangan dan luas pengendalian OPT pada tanaman pangan pada Tahun 2013 yaitu :
XXXXIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Tanaman padi : luas tambah serangan 16.683,3 ha dan luas pengendalian 18.109,45 ha (108,55 %), luas tanaman yang sembuh setelah dilakukan tindakan pengendalian seluas 10.227,84 Ha, dan komulatif luas sisa serangan 6.455,46 Ha.
• Tanaman jagung : luas tambah serangan 4.171,45 ha dan luas pengendalian 1.925,65 ha (46,16 %), luas tanaman yang sembuh setelah dilakukan tindakan pengendalian seluas 1.519,05 Ha, dan komulatif luas sisa serangan 1.193,1 Ha.
• Kedelai : luas tambah serangan 2.715,12 ha dan luas pengendalian 2.393,40 ha (88,25 %), luas tanaman yang sembuh setelah dilakukan tindakan pengendalian seluas 1.519,05 Ha, dan komulatif luas sisa serangan 1.193,10 Ha.
• Tanaman kacang tanah : luas tambah serangan 905,65 ha dan luas pengendalian 868,20 ha (95,86 %), luas tanaman yang sembuh setelah dilakukan tindakan pengendalian seluas 689,75 Ha, dan komulatif luas sisa serangan 215,9 Ha.
• Tanaman kacang hijau : luas tambah serangan 239,00 ha dan luas pengendalian 119,00 ha ( 83,26 %), luas tanaman yang sembuh setelah dilakukan tindakan pengendalian seluas 99,00 Ha, dan komulatif luas sisa serangan 140,00 Ha.
20. Komulatif luas bencana alam pada tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 sebagai berikut :
• Bencana alam kekeringan seluas 2.424,5 Ha dan yang mengalami puso seluas 257 Ha dengan rincian masing-masing komoditas :
-. Padi : terkena 1.686,5 Ha; puso 234 Ha.
-. Jagung : terkena 726 Ha; puso 23 Ha.
-. Kacang Tanah : terkena 12 Ha.
• Bencana alam banjir seluas 5.422,29 Ha dan yang mengalami puso seluas 2.746,36 Ha dengan rincian :
-. Padi : terkena 4.526,69 Ha; puso 2.133,81 Ha.
-. Jagung : terkena 218,6 Ha; puso 33,55 Ha.
-. Kedelai : terkena 671,00 Ha; puso 575,00 Ha.
-. Kacang tanah : terkena 6 Ha; Puso 4 Ha.
21. Perlu terus ditingkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT melalui pengamanan tanaman secara ketat yaitu dengan meningkatkan pemantauan dan pengamatan OPT lebih intensif dan pengendalian dini terhadap sumber serangan.
22. Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu terus dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi sehingga hampir setiap waktu terdapat pertanaman padi di lapangan.
XXXXIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
23. Terjadinya mutasi menjadi tenaga struktural sangat mempengaruhi kinerja perlindungan tanaman. Untuk mengatasi permasalah tersebut telah dilakukan pendekatan ke pemerintah kabupaten/kota dan kekurangan tenaga perlindungan tanaman telah dipenuhi, namun masih perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan tekhnis untuk meningkatkan kemampuannya terutama dalam menangani masalah OPT.
24. Kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan semangat petani/kelompok tani untuk dapat melakukan tindakan pengendalian dini melalui gerakan spot-stop pengendalian OPT dan gerakan pengendalian di tingkat lapang perlu ditingkatkan.
25. Persediaan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) masih mencukupi untuk melakukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT.
26. Rata-rata jumlah curah hujan di provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 sebesar 1.736 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan Tahun 2012 sebesar 1.433 mm berarti pada Tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah curah hujan sebesar 303 mm.
27. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya maka pengenalan, pengembangan dan penggunaan varietas unggul baru yang tahan serangan OPT, pergiliran varietas, diversifikasi varietas perlu dikembangkan karena varietas unggul yang sedang berkembang dewasa ini sudah kurang tahan terhadap serangan OPT.
28. Menghadapi perubahan iklim dengan pola hujan yang semakin tidak menentu maka untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang terjadi (banjir dan kekeringan), beberapa upaya yang dilakukan antara lain :
29. Melakukan sosialisasi kondisi iklim, awal dan akhir musim hujan, jalur aman tanam padi. Untuk itu koordinasi dengan BMKG terus dilaksanakan dan ditingkatkan agar dapat disampaikan informasi iklim per zona musim secara berkesinambungan.
30. Melakukan pandataan/inventarisasi daerah-daerah terkena dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) untuk dapat melakukan langkah-langkah antisipasi dan penyesuaian pola tanam.
31. Tetap melakukan sosialisasi dan penyuluhan pola tanam untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam (kekeringan/banjir) dan pemutusan siklus hidup OPT.
32. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait khususnya Dinas PU (Pengairan) dan kabupaten/kota dalam melakukan distribusi air secara bergilir, terencana dan terarah dengan pengarian sistem gilir-giring.
33. Perbaikan/pengelolaan jaringan irigasi baik yang ditangani oleh Dinas pekerjaan Umum maupun Dinas pertanian. Kegiatan pelebaran saluran irigasi, pembersihan dan pendalamam saluran di beberapa daerah terbukti sangat efektif mengantisipasi dampak negative dari perubahan iklim.
34. Mobilisasi dan optimalisasi penggunaan pompa air. Oleh karena itu perlu di perbanyak pengadaan mesin pompa air dan didirtribusikan ke tingkat kabupaten/kota.
XXXXIIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
35. Gerakan tanam panen yang dilaksanakan oleh provinsi di kabupaten yang dihadiri oleh pejabat dan berbagai elemen bangsa serta masyarakat tani berdampak positif yaitu dapat memotivasi kelompok tani untuk melaksanakan gerakan tanam dan atau panen di tingkat lapang. Pengarahan dari para pejabat, narasumber, tokoh masyarakat, dan hal-hal yang disepakati selama pelaksanaan gerakan ternyata mendapat respon yang positif oleh para petani untuk mengembangkan produksi pangan di wilayah masing-masing. Kesepakatan kerjasama di bidang pertanian antara Gubernur dengan Komandan Korem 162 Wira Bhakti yang dilanjutkan dengan kesepakatan kerjasama antara Bupati dengan Komandan Kodim juga berdampak positif dalam memotivasi pengembangan komoditi pangan di daerah.
36. Dengan dilaksanakannya gerakan tanam panen dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara dinas, aparat TNI AD, dan penyuluh baik ditingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun kecematan/desa, karena melalui kegiatan tersebut terjadinya silaturahim dan saling mengenal satu dengan lainnya yang selama ini jarang terjadi, walaupun koordinasi tersebut belum seintensif sesuai dengan yang diharapkan namun telah terjadi peningkatan yang cukup baik.
37. Untuk meningkatkan pelaksanaan gerakan tanam panen di masa yang akan datang maka beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :
• Ketersediaan benih dan pupuk secara tepat (6 tepat) perlu terus diupayakan karena sangat mempengaruhi kegiatan gerakan tanam dan panen.
• Adanya kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan aparat TNI AD dalam melakukan pembinaan kepada kelompok tani.
• Pengelolaan traktor roda dua dan alat mesin pertanian lainnya agar dilakukan oleh suatu kelembagaan yang lebih profesional.
• Koordinasi yang mulai terjalin antara petugas dinas, penyuluh, dan aparat TNI AD perlu terus ditingkatkan. Di tingkat Kecamatan (Balai Penyuluhan Pertanian) ada kegiatan pertemuan koordinasi rutin yang dilaksanakan setiap minggu dan diharapkan dapat diinformasikan kepada aparat TNI dan dihadiri secara pro aktif oleh aparat TNI sehingga berbagai informasi dapat diketahui lebih awal dan dapat lebih cepat diambil langkah-langkah penanggulangannya.
• Perlu adanya jaminan harga tiga komoditi utama (padi, jagung, dan kedelai) yaitu adanya standar harga pembelian pemerintah.
• Combine harvester sangat dirasakan manfaatnya dalam melaksanakan gerakan panen sehingga perlu diperbanyak jumlahnya. Combina harvester yang telah ada agar dilakukan pembinaan lebih intensif sehingga semuanya dapat berkembang jumlahnya.
XXXXIIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
B. Bidang Produksi Hortikultura
Dari hasil uraian di atas maka dalam disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan masing-masing kegiatan dapat berjalan sesuai dengan jadwal.
2. Petugas dinas maupun lapangan serta petani penangkar di masing-masing kabupaten/kota harus selalu diberikan informasi-informasi teknologi budidaya maupun perbenihan yang baik dan benar melalui pelatihan maupun pertemuan koordinasi agar penyerapan teknologi dapat dikuasai guna mendukung pengembangan hortikultura.
3. Dalam upaya untuk pengembangan tanaman hortikultura yang mengacu pada Enam Pilar Pembangunan Hortikultura, sangat diharapkan adanya kerjasama dengan lembaga terkait dalam rangka mendukung Program Hortikultura.
4. Untuk mendukung pengembangan hortikultura di kabupaten/ kota dukungan benih hortikultura perlu diprioritaskan sesuai dengan hasil identifikasi kebutuhan petani dikabupaten/kota.
5. Perlu adanya sinergisitas kegiatan antara provinsi dan kabupaten/kota agar kegiatan yang sudah dialokasikan melalui kegiatan provinsi dapat berkelanjutan oleh pemerintah kabupaten/kota baik itu berupa kegiatan pembinaan maupun monitoring dalam rangka pembangunan Tanaman Hortikultura di Nusa Tenggara Barat.
6. Pengalokasian bantuan benih/bibit harus tetap mengacu pada kesesuaian potensi lahan dan kebutuhan masing-masing wilayah.
7. Diupayakan pelaksanaan tender dapat dilaksanakan lebih awal sehingga pekerjaan budidaya dapat dilakukan secara tepat;
8. Kemajuan perkembangan hortikultura semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah kebun/lahan usaha yang teregistrasi. Tahun 2013 kebun dan lahan usaha yang lulus registrasi berjumlah 160 yang terdiri dari 74 kebun (13 kebun pepaya, 4 kebun melon, 18 kebun rambutan, 18 kebun manggis, 21 kebun mangga) dan 86 lahan usaha (33 lahan kangkung, 29 lahan cabe rawit, 4 lahan bawang putih, 20 lahan bawang merah).
9. Fasilitasi bantuan sarana prasarana budidaya untuk masyarakat/kelompok tani berupa hand traktor, mesin pompa air, power sprayer dan APPO. Sedangkan sarana prasarana pasca panen berupa motor roda tiga dan keranjang panen. Fasilitasi bantuan sarana produksi kepada petani sayuran diberikan kepada kelompok tani cabe seluas 3 Ha di kabupaten Lombok Utara.
10. Pertemuan evaluasi (awal tahun) dan koordinasi (akhir tahun) pola tanam tingkat provinsi sangat penting dilaksanakan untuk mengatur ketersediaan sayuran sepanjang tahun.
XXXXIIII ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
11. Realisasi fisik dan keuangan yang dicapai Bidang Produksi Hortikultura dalam pelaksanaan program kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura berkelanjutan sampai bulan Desember 2013 adalah sebesar Rp. 864.985.600,- (88,67%) dari pagu dana sebesar Rp. 975.500.000,- dengan realisasi fisik sebesar 100%.
Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan / disampaikan beberapa saran / sebagai berikut :
1. Dalam Perencanaan kegiatan dan alokasi anggaran tahun mendatang harus tetap dilakukan koordinasi dengan dinas kabupaten/kota, guna membuat rencana kegiatan dan mengalokasikan anggaran secara proporsional.
2. Perlu dilakukan pertemuan lanjutan untuk menindaklanjuti pertemuan-pertemuan yang sudah dilaksanakan agar tercapai kesinambungan dalam penerapan di lapangan.
C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
a. Pelaksanaan kegiatan DPA- SKPD yang dialokasikan ke Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil TA. 2013 telah berjalan dengan baik dan realisasi keuangan mencapai 89, 12 % dan realisasi Fisik 95 %.
b. Pengembangan pangan organik masih sulit dilaksanakan karena kebiasaan cara bercocok tanam yang masih menggunakan pupuk organik dan mengendalikan organisme pengganggu dengan mempergunakan pestisida.
c. Pengembangan informasi pasar dapat memberikan informasi harga kepada para pihak melalui media koran
d. Kondisi Pasar Tani yang dikelola oleh Aspartan Gora Selaparang ( Kota Mataram ) , Aspartan Rinjani ( Lombok Timur ) , Aspartan Patut Patuh Pacu (Lombok Barat), Aspartan Mapis Rungan (Sumbawa) sejak dilaunching sampai saat ini belum menunjukan adanya kemajuan yang signifikan Hal ini dikarenakan antara lain terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pengurus Aspartan dalam mengelola pasar tani dan terbatasnya modal usaha.
e. Keberadaan petugas Site Manajer di kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa dan Kota Mataram, telah dapat memberikan motivasi kepada kelompok tani untuk / kelompok usaha untuk menjual produknya (sayur-sayuran, buah-buahan dan aneka produk olahan) di Pasar Tani, namun masih sangat terbatas dan tidak kontinyu.
f. Promosi/ pameran telah terjadi kontak bisnis dengan pelaku usaha dari daerah lain, namun kendalanya pengusaha kita tidak dapat memenuhi permintaan secara kontinyu.
XXXXIIII ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
g. Pendataan pelaku usaha (Data Base) dapat memberikan informasi tentang keberadaan pelaku usaha, kebutuhan alat dan jenis usaha yang dilaksanaknnya.
h. Produk unggulan olahan NTB adalah Emping Jagung, Jagung Marning, Keripik dan dodol Nangka.
i. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan rencana kerja, maka sebagian besar kegiatan mendukung tugas pokok dan fungsi seksi-seksi yang ada di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil.
j. Ajang pameran dan promosi merupakan media informasi dan komunikasi untuk memperkenalkan bebagai potensi dan reputasi usaha agribisnis serta berbagai produk unggulan darah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat agribisnis dari berbagai strata stake holder buyers/ investor/ pelaku usaha agribisnis.
k. Kegiatan Pasar Tani merupakan kegiatan sebagai media pembelajaran kepada petani untuk mengenal pasar secara langsung , serta mendekatkan petani pada konsumen dengan sasaran memperpendek rantai pemasaran dengan harapan keuntungan petani menjadi lebih besar.
l. Pengawalan Farm Gate Market (STA) dapat memberikan informasi data oleh petugas STA dalam menangani pelayanan informasi pasar dan potensi komoditi hasil pertanian yang cepat akurat dan mudah diakses oleh masyarakat agribisnis.
D. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air
1. Dari proses pelaksanaan kegiatan Bidang PLA (PSP) yang dilaksanakan pada tahun 2013 dengan sumber dana; Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD 2013 dan Dana Dekon serta Dana Tugas Pembantuan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : a. Total dana APBD sebesar Rp. 9.372.417.200,- (Sembilan Milyar Tiga Ratus
Tujuh Puluh Dua Juta Empat ratus Tujuh Belas Dua ratus Ribu Rupiah), dari total dana tersebut yang dapat direalisasikan sebesar Rp. 8.983.962.400,- (Delapan Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Dua Empat Ratus Rupiah) atau sekitar 95.86 %. Sisa dana yang tidak dapat direalisasikan sebesar Rp. 388.454.800,-.
b. Dana dekonsentrasi atau Program Penyediaan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Kode : 018.08.11) yang dikelola pada Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kode : 018.08.230004) sejumlah Rp. 3.335.170.000,- dengan penyerapan dana sebesar Rp. 2.738.496.620,- atau sebesar 82.11%, dengan sisa dana sebesar 596.673.380,-.
c. Total dana Tugas Pembantuan yang dialokasi pada Dinas se Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai Rp.111.555.600.000,- (Seratus Sebelas Milyar Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Enam Ratus Ribu Rupiah), dengan realisasi sebesar Rp. 109.466.396.500,- atau sekitar 98,13%. Jumlah realisasi tersebut diperoleh dari Satker TP Provinsi (khusus kabupaten yang berada di Pulau Lombok + Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Bima)
XXXXIIII ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
mencapai Rp. 46.291.668.500,- dan Satker TP Mandiri (untuk kabupaten Sumbawa, Bima dan Dompu) mencapai Rp. 63.174.728.000,-.
2. Kegiatan pengembangan sumberdaya air, konservasi anomali iklim, pengembangan jaringan dan pengembangan irigasi partisipatip sangat mendukung peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.
3. Perbaikan prasarana dan sarana pertanian sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan pendapatan petani, kesuburan tanah dan berkurangnya kerusakan lahan (erosi, banjir dll).
E. UPTD BBIPPH
Dari seluruh rangkaian pelaksanaan anggaran APBN-Deconsentrasi TA.2013 yang dialokasikan untuk kegiatan Perbanyakan Benih Sumber Taman Pangan di BBI-PPH provinsi NTB dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Realisasi Fisik Kegiatan mencapai 97,31 % dan Realisasi Keuangan Kegiatan mencapai 95,08 %. Tidak tercapainya realisasi fisik sebesar 2,69 % karena perbaikan/pemeliharaan beberapa peralatan mekanis yaitu Vertical Cleaner di UPB Utan yang semula direncanakan/dianggarkan sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan, tetapi karena peraltan tersebut tidak mengalami kerusakan maka pekerjaan perbaikan tidak dilaksanakan. Sedangkan realisasi keuangan tidak tercapai sebesar 5,0 % karena biaya pemeliharaan peralatan dan mesin yang semula dianggarkan dalam jumlah teertentu tetapi realisasi pemeliharaan yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang dianggarkan, karena kerusakan dan kebutuhan biaya operasional lebih murah dari yang diperkirakan sebelumnya.
b. Realisasi tanam perbanyakan Benih Sumber Padi TA. 2013 seluas 20,0 Ha (100 %) dari 20,0 Ha, yang terdiri dari perbanyakan (BS-BD) yang semula direncanakan seluas 10 Ha terrealisir 5,0 Ha, sisanya seluas 5,0 Ha direvisi menjadi perbanyakan (BD-BP) shingga perbanyakan (BD-BP) yang semula direncanakan seluas 10,0 Ha, menjadi 15,0 Ha.
c. Realisasi tanam perbanyakan Benih Sumber Kedelai TA. 2013 seluas 5,0 Ha (BS-BD) dan 10,0 Ha (BD-BP) terlaksana 100 %.
d. Realisasi tanam perbanyakan benih sumber Jagung TA. 2013 seluas 1,0 ha (BS-BD) dan 5,0 Ha (BD-BP) terlaksana 100 %.
e. Realisasi tanam perbanyakan benih sumber Kacang Hijau TA. 2013 seluas 1,0 ha (BS-BD) dan 4,0 Ha (BD-BP) terlaksana 100 %.
XXXXIIII ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
f. Realisasi panen perbanyakan Benih Sumber padi TA. 2013 (MK.I) terlaksana 46,0 % ( 9,25 Ha dari 20,0 Ha), sisanya dilaksanakan pada MH. 2013/2014 yang diperkirakan akan panen pada April 2014.
g. Realisasi panen perbanyakan Benih Sumber (BS-BD) Palawija TA. 2013 yang terdiri dari Jagung seluas 1 Ha, Kedelai seluas 5 Ha dan Kacang Hijau 1,0 Ha mencapai 100 %.
h. Realisasi panen perbanyakan Benih Sumber (BD-BP) Palawija TA. 2013yang terdiri dari Jagung seluas 5,0 Ha, Kedelai seluas 10,0 Ha dan Kacang Hijau 4,0 Ha mencapai 100 %.
i. Realisasi produksi Benih Sumber Tanaman Pangan TA. 2013 dari hasil panen tahun 2013 adalah tersedianya :
o Benih Dasar (BD) Padi Mk.I 2013 sebanyak 4,320 ton dari areal penangkaran seluas 2,25 Ha ( produktivitas 19,20 kwt/Ha ) dan Benih Pokok sebanyak 13,70 ton dari areal penangkaran 7,0 ha (provitas 19,10 kw/Ha).
o Benih Dasar (BD) Kedelai sebanyak 2,54 ton ; produktivitas 5,0 kwt/Ha; dan Benih Pokok sebanyak 3,320 ton dengan provitas 2,20 Kw/Ha.
o Benih Pokok (BD) Jagung sebnyak 2,410 ton ; produktivitas 24,10 kwt/Ha. dan Benih Pokok sebanyak 4,860 ton dengan provitas 9,70 Kw/Ha.
j. Benih sumber padi hasil perbanyakan MH.2012/2013 TA. 2012 sebesar 51,19 ton dari areal penangkaran seluas 16,0 Ha dengan produktivitas 32,0 Kw/Ha, yang terdiri dari Benih Dasar 27,07 ton dan Benih Pokok sebanyak 24,19 ton.
k. Realisasi penyaluran benih sumber padi tahun 2013 sebesar 47,540 ton dari total stok 68,880 ton (berasal dari hasil perbanyakan MH. 2012/2013 sebanyak 51,19 ton dan MK.I 2013 sebanyak 17,730 ton).
l. Sisa Stock 2013 yang menjadi carry over (CO) pada tahun 2014 sebanyak 21,340 ton.
m. Realisasi penyluran benih sumber palawija sampai Desember 2013 baru hanya 100 kg (0,01 ton) berupa Benih Dasar Jagung, sedangkan benih sumber palawija (Jagung, Kedelai sebanyak dan Kacang Hijau) lainnya belum tersalur.
n. Realisasi stok dan penyaluran benih carry over tahun 2012 yang disalurkan tahun 2013 adalah :
a. Benih sumber padi sebanyak 38,020 ton, sudah tersalur semua.
b. Stok benih sumber kedelai sebanyak 1,980 ton, sudah tersalur semua
c. Stok benih sumber jagung sebanyak 2,320 ton, sudah tersalur semua
XXXXIIII ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
o. Realisasi setoran PAD s/d Bulan Desember 2013 sebesar Rp. 1.460.619.000,- (107 %) dari target sebesar Rp. 1.364.694.000,-
p. Realisasi setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) s/d Bulan Desember 2013 sebesar Rp. 171.385.000,- (143 %) dari target sebesar Rp. 120.000.000,-.
q. Kendala utama yang dihadapi dalam perbanyakan benih sumber tanaman pangan di BBI-PPH provinsi NTB tahun 2013 adalah terjadinya bencana berupa serangan OPT (tungro, blast dan wereng coklat) pada sebagian besar pertanaman MK I 2013 dan kendala cuaca (hujan) selama musim panen dan prosessing palawija (Nopember – Desember 2013) sehingga menurunkan produksi benih padi dan palawija 25 – 40 %
Saran
1. Sebelum memasuki musim tanam pengelola setiap UPB perlu melakukan beberapa hal penting, yaitu :
a. Mengevaluasi dan mengambil pelajaran dari pernasalahan dan solusi yang dihadapi dan dilaksanakan pada musim tanam sebelumnya dan musim tanam yang sama tahun sebelumnya.
b. Melakukan survei dan identifikasi perkembangan OPT di sekitar lokasi pertanaman UPB
c. Melakukan survei dan analisa kebutuhan varietas petani dan penangkar di sekitar atau di wilayah UPB
d. Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait dengan kemungkinan perkembangan pertanaman pada musim tanam yang akan dihadapi, antara lain dengan BMKG, PHP, PBT dan ASBENINDO setempat.
e. Menyusun perencanaan teknis pelaksanaan pertanaman setiap musim.
2. Jika terjadi bencana alam berupa serangan OPT ekstrem, banjir dan kekeringan yang tidak dapat diatasi dengan kemampuan maksimal dan mengancam kegagalan produksi atau berpotensi menurunkan produksi maka pengelola UPB segera berkonsultasi dengan BBI-PPH Induk serta membuat Berita Acara yang menerangkan situasi dan kondisi ekstrem yang dihadapi dengan sepengetahuan pihak yang relevan dan berkompetensi dengan masalah yang dihadapi.
3. Lakukan pengecekan internal terhadap kondisi benih secara rutin di dalam gudang serta lakukan tindakan-tindakan yang perlu terhadap kondisi yang dianggap mengganggu kelangsungan daya tumbuh dan keselamatan benih, antara lain :
a. Lakukan penjemuran ulang juka daya Kadar Air benih di dalam gudang meningkat di atas KA standar simpan benih.
XXXXIIII ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2013
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Lakukan Pengujian Ulang terhadap benih yang akan mati label.
c. Dahulukan penyaluran benih-benih yang akan mati label
4. Terhadap benih palawija yang tidak mungkin digunakan sebagai benih karena telah mati label dari hasil pengujian ulang, maka konsultasika dangan BBI_PPH Induk untuk melakukan penyalurannya dalam bentuk konsumsi.
5. Pertahankan hubungan kemitraan yang baik dengan para penangkar dan ASBENIDO.
6. Pada setiap plot atau petak perbanyakan benih di setiap UPB agar dipasangkan Papan Nama Varietas agar petani dan masyarakat sekitar dapat melihat dan mempelajari keunggulan pertanaman UPB sebagai salah satu bentuk sosialisasi.
F. UPTD BPTPH
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB TA. 2013 dapat disimpulkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut : • Secara umum semua kegiatan telah dilaksanakan secara baik dan benar sesuai
tupoksi yang ada.
• Sampai saat ini pelaksanaan tugas dan kwajiban dari THL TB POPT-PHP sudah berjalan dengan baik dan sangat dirasakan keberadaannya untuk memenuhi kekurangan tenaga POPT.
G. UPTD BPSB
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB TA. 2013 dapat disimpulkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Secara umum semua kegiatan telah dilaksanakan secara baik dan benar sesuai tupoksi yang ada.
2. Kurangnya tenaga pengawas benih sangat mempengaruhi jalannya kelancaran kegiatan baik menyangkut teknis dilapangan maupun dari administrasi pelaporannya.
3. Adanya biaya dan sarana kerja untuk operasional sangat mempengaruhi semangat/kinerja sebagai pengawas benih tanaman (PBT) baik ditingkat Provinsi (Balai) maupun kabupaten/kota se NTB.
Peremajaan alat-alat laboratorium pengujian benih dan penambahan alat sehingga diharapkan pelayanan kepada masyarakat/produsen benih dapat terjalin dengan baik dan tepat pada waktunya.