dinas pertanian, perkebunan & peternakan filelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
i LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun
2017.
Pembangunan peternakan dan perkebunan tahun 2017 diarahkan untuk
mewujudkan tercapainya sasaran peningkatan produksi dan produktivitas
peternakan dan perkebunan dalam upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani di Kabupaten Banjar
Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan Tahun 2017 telah dapat
melaksanakan program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian
kenerja sasaran RPJDM yang mencapai sebesar 97,34 % (Sangat Tinggi).
Meskipun demikian, upaya pencapaian sasaran kinerja masih dihadapkan pada
berbagai tantangan yang berkaitan dengan perubahan dan perkembangan
lingkungan yang sangat dinamis seperti peningkatan jumlah penduduk yang
pesat, kemajuan teknologi dan informasi, tekanan globalisasi dan pasar bebas,
dampak perubahan iklim, masih rendahnya produktivitas peternakan dan
perkebunan, terbatasnya kemampuan petani pada akses permodalan,
terbatasnya sumberdaya lahan dan terbatasnya keterampilan petani. Selain itu
penguasaan teknologi juga masih rendah serta menurunnya minat generasi
muda di sektor peternakan dan perkebunan.
Berbagai hambatan yang ada di tahun 2017 ini merupakan evaluasi bagi Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar untuk perencanaan kegiatan di
tahun mendatang.
Semoga Laporan Kinerja Instansi pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar dapat memberi gambaran dan informasi kepada
pihak yang berkepentingan mengenai capaian kinerja dan pelaksanaan kegiatan
Tahun 2017 serta menjadi bahan perbaikan untuk meningkatkan kinerja kami
selanjutnya.
Martapura, Januari 2018
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, Ir. H. Dondit Bekti A Pembina Utama Muda NIP. 19620818 198203 1 006
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
ii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------- iii
DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------------- v
RINGKASAN EKSEKUTIF --------------------------------------------------------------- vii
BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------- 1
1.1. Latar Belakang ------------------------------------------------------ 1
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok Fungsi----------------------------------- 2
1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan ------------------------- 2 1.3.1. Kondisi Riil Pegawai ---------------------------------------- 2 1.3.2. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Pendidikan ------------- 3 1.3.3. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Beban kerja ------------ 4 1.3.4. Aset Sarana dan Prasarana -------------------------------- 5
1.4. Aspek Strategis ----------------------------------------------------- 5
1.5. Isu Strategis -------------------------------------------------------- 6
1.6. Struktur Organisasi ------------------------------------------------ 7
1.7. Keuangan ----------------------------------------------------------- 8
1.8. Sistimatika Penulisan ---------------------------------------------- 9 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ------------------------------- 10
2.1. Rencana Strategis ------------------------------------------------- 10 2.1.1. Visi dan Misi Bupati Banjar ------------------------------- 10 2.1.2. Sasaran RPJMD -------------------------------------------- 11 2.1.3. Tujuan ------------------------------------------------------ 12 2.1.4. Sasaran ----------------------------------------------------------- 13 2.1.5. Strategi dan Arah Kebijakan ----------------------------------- 13
2.2. Rencana Kerja Tahunan -------------------------------------------- 17
2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja ----------------------------- 19
2.4. Program Prioritas --------------------------------------------------- 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ------------------------------------------------- 23
3.1. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target RPJMD -------------- 24 3.1.1. Capaian Kinerja Terhadap Target RPJMD ----------------- 24 3.1.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Terhadap Target RPJMD --- 26
3.2. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target Renstra ------------- 51 3.2.1 Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra ---------------- 51 3.2.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Terhadap Target Renstra - 55
3.3. Akuntabilitas Keuangan --------------------------------------------- 85 3.2.1 Akuntabilitas keuangan Terhadap Target RPJMD -------- 86 a. Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran --------------- 86 b. Analisa Efisiensi ----------------------------------------- 87 3.2.2 Akuntabilitas keuangan Terhadap Target Renstra ------- 88 a. Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran --------------- 88 b. Analisa Efisiensi ----------------------------------------- 90
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
iii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
3.4. Tindak Lanjut Atas Evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2016 -------- 92 3.3.1. Evaluasi Kinerja Tahun 2016 ------------------------------- 92 3.3.2. Tindak Lanjut ---------------------------------------------- 92
BAB IV PENUTUP ------------------------------------------------------------------- 93
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
iv LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
DAFTAR TABEL Nomor Uraian Halaman
1.1 Jumlah Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum -------------------------------------------------------------------- 3
1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ------------------------------ 3 1.3 Ketersediaan dan Kondisi Sarana dan Prasarana ----------------------- 5 1.4 Jumlah Daftar Aset ------------------------------------------------------ 5 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Berdasarkan RPJMD ------------------ 10 2.2. Tujuan dan Indikator Tujuan ---------------------------------------------- 11 2.3 Sasaran SKPD ------------------------------------------------------------ 11 2.4 Strategi dan Kebijakan ------------------------------------------------- 13 2.5 Rencana Kerja Tahunan -------------------------------------------------- 17 2.6 Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja ---------------------------------- 18 3.1 Skala Nilai Perangkat Kinerja ------------------------------------------- 24 3.2 Capaian Kinerja SKPD terhadap Target RPJMD ------------------------- 24 3.3 Hasil Penilaian Sasaran -------------------------------------------------- 25 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Produksi Karet ------------------------------- 26 3.5 Perkembangan Produksi Karet 2012 – 2017 --------------------------- 26 3.4 Realisasi Anggaran Mendukung Indikator Produksi karet ------------- 33 3.7 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 33 3.8 Capaian Kinerja Sasaran Produktifitas Karet --------------------------- 34 3.9 Perkembangan produktifitas Karet -------------------------------------- 34 3.10 Capaian Kinerja Populasi Sapi ------------------------------------------ 36 3.11 Perkembangan Populasi Sapi ------------------------------------------- 37 3.12 Capaian Kegiatan IB------------------------------------------------------ 39 3.13 Data Keadaan N2 Cair dan Straw --------------------------------------- 39 3.14 Data Capaian SIWAB ---------------------------------------------------- 41 3.15 Realisasi Anggaran mendukung Sasaran Populasi Sapi --------------- 44 3.16 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 45 3.17 Capaain Kinerja Sasaran Peningkatan pengolahan Hasil Perkebunan - 45 3.18 Perkembangan peningkatan Produk Bokar ----------------------------- 46 3.19 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Pengolahan Hasil perkebunan -------------------------------------------------------- 50 3.20 Efisiensi Penggunaan Anggaran ----------------------------------------- 51 3.22 Capaian Kinerja Terhadap target Renstra ------------------------------ 51 3.23 Hasil Penilaian Sasaran Renstra ---------------------------------------- 53 3.24 Capaian Kinerja Meningkatnya Populasi Ternak ------------------------ 55 3.25 Pertumbuhan Populasi Ternak Tahun 2016-2017 ---------------------- 55 3.26 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak -------------------------------------------------------------------- 56 3.27 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak ------------- 57 3.28 Perbandingan Produksi Tahun 2016 dan 2017 ------------------------- 58 3.29 Jumlah Pemotongan Ternak Tahun 2017 ------------------------------- 59 3.30 Perbandingan Jumlah Pemotongan Tahun 2016 dan 2017 ------------ 59 3.31 Pemotongan Hewan Qurban Tahun 2016 – 2017 ---------------------- 60 3.32 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak -------------------------------------------------------------------- 61 3.33 Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak ------- 62 3.34 Perbandingan Angka Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak Tahun 2016 dan 2017 ------------------------------------------- 62 3.35 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Menurunnya Kematian Ternak -------------------------------------------------------------------- 64 3.36 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan --------- 65
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
v LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
3.37 Perbandingan Produksi Perkebunan Tahun 2016 dan 2017 ------------ 66 3.38 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Rakyat -------------------- 66 3.39 Reakapitulasi Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi ----------------- 66 3.40 Rekapitulasi Luas Areal dan produksi Tanaman Kelapa Dalam ------- 67 3.41 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan --------------------------------------------------------------- 68 3.42 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Perkebunan -------------------------------------------------------------- 69 3.43 Perbandingan Produktifitas Perkebunan Tahun 2016 dan 2017 ------- 69 3.44 Capaian Kinerja Sasaran Terkendalinya Serangan OPT dan GUP ----------------------------------------------------------------------- 70 3.45 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Terkendalinya OPT Dan GUP ----------------------------------------------------------------- 72 3.46 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Madya --------------------------------------------------------------- 72 3.47 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Madya ---------------------------------------------------- 73 3.48 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna --------------------------------------------------------------- 74 3.49 Realisasi Anggaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna -------------------------------------------------------------- 74 3.50 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh -------- 75 3.51 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh --------------------------------------------------- 75 3.52 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan Perkebunan -------------------------------------------- 76 3.53 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan Perkebunan --------------------- 80 3.54 Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur-------------- 81 3.55 Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur ------------------------------------------------------------------ 84 3.56 Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja ------------------------- 85 3.57 Realisasi Anggaran Berdasarkan Program ------------------------------ 85 3.58 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 20017 Terhadap Target RPJMD ------------------------------------------------------------ 86 3.59 Efisiensi Penggunaan Anggaran Terhadap Target RPJMD -------------- 87 3.60 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Terhadap Target Renstra ---------- 88 3.61 Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Terhadap Target Renstra---------- 91
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
vi LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
DAFTAR GAMBAR
Nomor Uraian Halaman
1.1 Jumlah pejabat struktural berdasarkan jenis kelamin ------- 4 1.2 Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan --------- 5 1.3 Bagan Struktur Organisasi ------------------------------------- 7 3.1 Keragaan Perkembangan Produksi Karet --------------------- 27 3.2 Laju Pertumbuhan Produksi Karet ----------------------------- 27 3.3 Perkembangan Produktivitas Karet 2012-2017 --------------- 35 3.4 Laju Pertumbuhan Produktifitas Karet ------------------------ 35 3.5 Perkembangan Populasi Sapi ---------------------------------- 37 3.6 Pertumbuhan Populasi Sapi ------------------------------------ 38 3.7 Perkembangan Bokar ------------------------------------------- 46 3.8 Laju Peningkatan produksi Pengolahan Hasil Perkebunan ---- 47
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
1 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Banjar mempunyai letak dan kedudukan yang sangat strategis selain
dengat dengan pusat pemerintahan, juga merupakan jalur trans Kalimantan serta
sebagai penyangga kota Banjarmasin. Disamping itu bila dilihat dari potensi
sumberdaya alam Kabupaten Banjar merupakan daerah peternakan dan perkebunan
yang potensial. Sebagian penduduknya tinggal di pedesaan dengan mengandalkan
pertanian sebagai mata pencahariannya. Dengan keunggulan komparatif sebagai
daerah agraris penghasil perkebunan dan peternakan, maka pembangunan pertanian
perlu diletakkan sebagai prioritas dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi karena
konstribusinya dalam penyediaan bahan pangan, penyumbang PDRB dan devisa,
menopang ekonomi rumah tangga petani, dan penyerapan tenaga kerja di pedesaan.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar mempunyai tugas dan
fungsi yang berkaitan dengan bidang ekonomi dimana sektor peternakan dan
perkebunan memiliki peran dalam penyediaan pangan nabati dan hewani serta
pengembangan ekonomi lokal daerah.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016, dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya dihadapkan pada berbagai perubahan dan
perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai tantangan mendasar
saat ini yaitu : peningkatan jumlah penduduk yang pesat, kemajuan teknologi dan
informasi, tekanan globalisasi dan pasar bebas, dampak perubahan iklim, Masih
rendahnya produktivitas peternakan dan perkebunan, terbatasnya kemampuan petani
pada akses permodalan, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, terbatasnya
keterampilan petani dan minimnya penguasaan teknologi sehingga adopsi terhadap
inovasi teknologi masih rendah serta menurunnya minat generasi muda di sektor
peternakan dan perkebunan merupakan tantangan yang serius dalam pembangunan
peternakan dan perkebunan mendatang.
Tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan
produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk,
mengembangkan teknologi, meningkatkan kualitas dan kuantitas lahan, memperluas akses
permodalan petani, meningkatkan minat generasi muda pada sektor peternakan dan
perkebunan, penetapan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan,
pengawasan dan evaluasi serta koordinasi dengan pihak maupun stake holder lainnya.
Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berorientasi pada upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan peternak dan pekebun. Menghadapi permasalahan tersebut, maka peran
petani pekebun dan peternak di pedesaan yang merupakan sentral kegiatan
perkebunan dan peternakan perlu lebih dioptimalkan sehingga dapat memacu
pertumbuhan perekonomian di pedesaan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
2 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
1.2. Kedudukan, Tugas Pokok Fungsi
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah serta
tugas pembantuan di bidang peternakan dan perkebunan. Untuk menyelenggarakan
tugas tersebut Dinas Peternakan dan Perkebunan mempunyai fungsi :
Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang peternakan dan perkebunan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati;
Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
peternakan dan Kesehatan Hewan
Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
Perkebunan;
Pemberian pelayanan umum di bidang peternakan dan perkebunan;
Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis;
Pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional.
Disamping menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perangkat Daerah
Kabupaten, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar juga melaksanakan
program dan kegiatan yang berasal dari pemerintah provinsi yaitu Dinas Perkebunan
dan Peternakan serta dari Pemerintah Pusat (Kementerian Pertanian).
1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
1.3.1. Kondisi Riil Pegawai
a. Pejabat Struktural
Pejabat struktural di Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
terdiri dari :
Eselon II; 1 orang laki- laki
Eselon III; sebanyak 4 orang terdiri dari 3 orang perempuan dan 1
orang laki-laki;
Eselon IV; sebanyak 13 orang terdiri dari 4 orang perempuan dan 9
orang laki-laki.
Gambar 1.1 : Grafik jumlah pejabat struktural berdasarkan jenis kelamin
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
3 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
b. Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum
Tabel 1.1
Jumlah Pejabat Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum
Nama Jabatan Staf
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki- Laki Perempuan
Fungsional Pranata Komputer - 1
Fungsional Umum 8 6
Fungsional Penyuluh 6
Total
c. Tenaga kontrak waktu tertentu
Selain ASN, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar juga
didukung oleh tenaga kontrak tertentu sebanyak 30 orang terdiri dari :
1) Petugas kebersihan 5 orang (dengan RPH/RPU)
2) Sopir 1 orang
3) Petugas keamanan/jaga malam 4 orang (dengan RPH/RPU)
4) Tenaga teknis peternakan :
Inseminator 4 orang
Paramedik veteriner 3 orang
Medik veteriner (Dokter hewan) 1 orang (THL Pusat)
5) Petugas PELD perkebunan 11 orang
6) Operator website 1 orang
7) Petugas PIP perkebunan 1 orang
8) Tenaga administrasi sebanyak 14 orang
9) Pengolah data (IT) sebanyak 3 orang
Keberadaan Tenaga kontrak tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
dan kompetensi yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
4 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
1.3.2. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Pendidikan
Tabel 1.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No. Klasifikasi Pendidikan Jumlah
1 Sarjana S2 5
2 Sarjana S1 46
3 Diploma DIII 2
4 Diploma DII -
5 SMA 23
6 SMP -
7 SD -
Total 76
Gambar 1.2 : Komposisi pegawai Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar berdasar tingkat pendidikan.
Berdasarkan gambar diatas sebagian besar ASN Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar berpendidikan S1 (46 orang atau 60,53%),
kemudian SLTA sebanyak 23 orang atau 30,26%, S2 sebanyak 5 orang atau
6,58% dan DIII sebanyak 2 orang atau 2,63%.
Secara umum, komposisi pendidikan sebagaimana gambar diatas belum
memadai terutama untuk kualifikasi S1 profesi dokter hewan dimana
keberadaan dokter hewan sangat diperlukan untuk pelayanan medik
veteriner di klinik hewan, dan puskeswan.
1.3.3. Kondisi Riil Pegawai Berdasarkan Beban kerja
Kebutuhan pegawai untuk tiap jenis jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
5 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Pada posisi jabatan struktural di Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar kebutuhan sebanyak 17 jabatan ditambah dengan UPT
RPH 2 jabatan. Tahun 2017 jumlah jabatan terisi sebanyak 14 orang,
sementara masih terdapat 1 jabatan yang belum terisi yakni jabatan eselon
IV.
Kebutuhan jabatan fungsional umum Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar diasumsikan setiap eselon IV dibidang memiliki staf
sebanyak 2 orang dan eselon IV di Sekretariat memiliki 3 orang staf,
ditambah UPT RPH RPU minimal 3 orang staf, maka pegawai fungsional
umum yang di perlukan adalah sebanyak 30 orang. Pada saat ini jabatan
fungsional umum dengan status ASN terisi sebanyak 17 orang, dengan
demikian masih dibutuhkan sebanyak 13 orang.
1.3.4. Aset Sarana dan Prasarana
Tabel 1.3
Ketersediaan dan Kondisi Sarana dan Prasarana Tahun 2017
No. Uraian Jumlah Kondisi
Baik Rusak Rusak Berat
1. Mobil operasional 7 7 - -
2. Roda Tiga 7 7 - -
3. Sepeda motor operasional 86 82 - 4
4. Komputer/PC 17 16 - 1
5. Notebook/laptop 6 6 - -
6. AC 14 14 - -
7. Meja kerja 62 62 - -
8. Kursi Kerja 62 62 - -
9. Lemari 38 38 -
10 Mesin ketik 3 3 - -
Tabel 1.4
Jumlah Daftar Aset
No. Uraian Nilai Aset (Rp.)
1. Tanah 10.284.551.500
2. Peralatan dan Mesin 8.864.391.905
3. Gedung dan Bangunan 9.452.911.850
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.986.159.605
5. Aset tetap lainnya 5.939.220.360
6. Konstruksi dalam pengerjaan 122.100.000
7. Akumulasi Penyusutan 7.458.807.992
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
6 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
1.4. Aspek Strategis
Dinas Peternakan dan Perkebunan dibentuK berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Tanggal 20 Desember 2016, mempunyai
tugas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan di bidang peternakan dan perkebunan dan menjalankan
fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang peternakan dan perkebunan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan Bupati;
b. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
peternakan dan Kesehatan Hewan
c. Pembinaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan bidang
Perkebunan;
d. Pemberian pelayanan umum dibidang peternakan dan perkebunan;
e. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis;
g. Pembinaan terhadap Kelompok Jabatan Fungsional.
1.5. Isu-Isu Strategis
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan
lingkungan yang sangat dinamis serta permasalahan mendasar saat ini yaitu
peningkatan jumlah penduduk yang pesat, kemajuan teknologi dan informasi,
tekanan globalisasi dan pasar bebas, dampak perubahan iklim, Masih rendahnya
produktivitas peternakan dan perkebunan, terbatasnya kemampuan petani pada
akses permodalan, terbatasnya sumberdaya lahan dan air, terbatasnya keterampilan
petani dan minimnya penguasaan teknologi sehingga adopsi terhadap inovasi
teknologi masih rendah serta menurunnya minat generasi muda di sektor peternakan
dan perkebunan merupakan tantangan yang serius dalam pembangunan peternakan
dan perkebunan mendatang.
Tantangan yang dihadapi selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan
produksi dan produktivitas, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk,
mengembangkan teknologi, meningkatkan kualitas dan kuantitas lahan, memperluas akses
permodalan petani serta meningkatkan minat generasi muda pada sektor peternakan dan
perkebunan.
Dari permasalahan dan isu strategis yang dihadapi , dilakukan analisis
strategis untuk mengetahui strategi, kebijakan dan program serta kegiatan
yang harus dilakukan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
dalam menjalankan tujuan dan sasarannya untuk mendukung pencapaian visi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
7 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
dan misi kepala daerah.
1.6. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Banjar
Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,
organisasi Dinas Peternakan dan Perkebunan terdiri dari :
1. Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan
2. Sekretariat yang terdiri dari :
- Subbag Umum dan Kepegawaian;
- Subbag Perencanaan;
- Subbag Keuangan
3. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang terdiri dari :
- Seksi Perbibitan dan Produksi;
- Seksi Kesehatan Hewan;
- Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, pengolahan dan pemasaran
4. Bidang Perkebunan, terdiri dari :
- Seksi Produksi Perkebunan ;
- Seksi Perlindungan Tanaman Perkebunan;
- Seksi Pasca Panen Perkebunan.
5. Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan, terdiri dari :
- Kepala Seksi Pengembangan dan Perwilayahan Peternakan
- Kepala Seksi Pengembangan dan Perwilayahan Perkebunan
- Kepala Seksi Kelembagaan dan Penyuluhan
6. Unit Pelaksana Teknis RPH Martapura
- Kepala UPT RPH Martapura
- Kepala Tata Usaha RPH Martapura
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Selanjutnya tugas pokok dari masing-masing susunan organisasi diatas diuraikan
lagi dengan Peraturan Bupati Banjar Nomor 44 Tahun 2012, Tentang Rincian Tugas dan
Fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar (terlampir)
Gambar 1.3. Bagan Struktur organisasi Dinas Peternakan dan Perkebunan .
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
8 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
KEPALA DINAS
Sekretaris
Kelompok Jabatan Fungsional
Kasubag Umum dan Kepegawaian
Kasubag Keuangan
Kasubag Perencanaan
KaBid Sumberdaya dan Penyuluhan
KaBid PerkebunanKaBid Peternakan dan
Kesehatan Hewan
KaSi Pengembangan dan perwilayahan Peterna
KaSi Pengembangan dan Perwilayahan Perkebunan
KaSi Kelembagaan dan Penyuluhan
KaSi Produksi Perkebunan
KaSi Perlindungan Tanaman Perkebunan
KaSi Pasca Panen Perkebunan
KaSi Perbibitan dan Produksi
KaSi Kesehatan Hewan
KaSi Kesmavet Pengolahan dan
Pemasaran
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR : 75 TAHUN 2016TANGGAL : 23 Desember 2016
Ka UPT RPH MArtapura
Ka UPT RPH MArtapura
1.7. Keuangan
Anggaran yang dikelola Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
Tahun 2017 bersumber dari APBD Kabupaten Banjar dengan pagu anggaran semula Rp.
5.373.540.360,- kemudian mengalami optimalisiasi anggaran menjadi
Rp. 4.141.361.481,-.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar tidak menerima anggaran
yang bersumber dari APBN baik Tugas Pembantuan, Dekonsentrasi maupun Dana
Alokasi Khusus (DAK).
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGANTAR
9 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
1.8. Sistematika Penulisan
Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar sebagai berikut :
Kata Pengantar;
Daftar Isi;
Ringkasan Eksekutif; pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai
tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam
pencapaiannya. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk
mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang
mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.
BAB I Pendahuluan;
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, kedudukan, tugas pokok
dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar;
aspek strategis dan permasalahan utama.
BAB II Perencanaan dan Pernajian/Penetapan Kinerja
Memuat tentang Rencana Strategis dan Perjanjian/Penetapan Kinerja Tahun
2017.
BAB III Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
Memuat tentang Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2017 dan Realisasi
Anggaran Tahun 2017
BAB IV Penutup
Bab ini menjelaskan secara singkat kesimpulan dan saran LKjIP Tahun
2017.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
10 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Pemerintah Kabupaten Banjar telah menetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 yang memuat visi, misi,
tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program pembangunan dari Bupati dan
Wakil Bupati terpilih dalam rangka mewujudkan janji -janji politik
kepada masyarakat Kabupaten Banjar ketika dalam proses pemilihan
kepala daerah.
Sebagai bagian dari perangkat daerah di Kabupaten Banjar, Dinas Peternakan
dan Perkebunan Kabupaten Banjar berkewajiban menyusun Rencana Strategis
(Renstra) sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Banjar Tahun 016-2021 dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.
Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun
2016-2021 memuat tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan beserta target
indikatornya dalam rentang waktu 5 (lima) tahun mendatang sesuai dengan tugas
pokok, fungsi dan kewenangannya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah guna mendukung pencapaian visi dan misi kepala daerah.
Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar disusun
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Banjar Tahun 2016-2021 dengan memperhatikan kebijakan dan prioritas program
pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Kementerian Pertanian.
2.1.1. Visi dan Misi Kepala Daerah Kabupaten Banjar
Sejalan dengan semangat, tekad dan janji politik, Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Banjar terpilih tahun 2016-2021, visi pembangunan Kabupaten Banjar 2016-
2021 adalah
Visi Kabupaten Banjar adalah :
“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN BANJAR YANG
SEJAHTERA DAN BAROKAH”
Penjelasan Visi :
Sejahtera adalah kesejahteraan rakyat yang mengandung keterpaduan dimensi
material dan spiritual dalam wujud suasana kehidupan yang aman dan damai
Barokah adalah sesuatu yang dirasakan mempunyai nilai tambah, memberi
manfaat dan kemaslahatan bagi orang banyak
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
11 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dalam rangka mencapai visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan suasana kehidupan
beragama;
2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berbasis pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan sosial;
3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya
dengan pendekatan Agribisnis dan industri berwawasan lingkungan secara
berkelanjutan;
4. Mewujudkan pemerataan dan keseimbangan pembangunan infrastruktur
untuk mendukung daya saing ekonomi daerah;
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih dan Amanah
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Perkebunan
untuk mendukung tercapainya visi dan misi Bupati dan wakil Bupati yaitu
melaksanakan misi ketiga “ Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam
berbasis pertanian, perkebunan, Peternakan, Perikanan dan komoditas
unggulan daerah lainya dengan pendekatan agribisnis dan industri berwawasan
lingkungan secara berkelanjutan “
Salah satu tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan pendapatan petani
melalui peningkatan produksi hasil peternakan dan perkebunan serta meningkat
nilai tambah produk peternakan dan perkebunan.
2.1.2. Sasaran Strategis Dinas Peternakan dan perkebunan Kabupaten Banjar
Mengacu pada RPJMD
Sasaran strategis dan indikator sasaran Dinas Peternakan dan perkebaunan
Kabupaten Banjar mengacu pada RPJMD Kabupaten Banjar
Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Berdasarkan RPJMD
No
.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SASARAN
Capaian
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target Realisiasi
%
Realisasi
1.
.
Meningkatnya
produksi dan
produktifitas
pertanian dan
perikanan
1. Produksi karet (ton) 15980,81 19160,99 17627 91,99 26205,16 67,27
2. Produktifitas karet
(kg/ha)
970 1163 879 75,58 1590 55,28
3. populasi sapi (ekor) 16700,00 16950,00 17627 103,99 18000,00 97,93
2 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
Persentase
peningkatan produk
pengolahan hasil
perkebunan
20 30 35 116,67 50 70,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
12 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
2.1.3. Tujuan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
Sebagai upaya mewujudkan pencapaian visi dan misi kepala daerah, maka Dinas
Peternakan dan Perkebunan telah menetapkan tujuan sebagai berikut :
Tabel 2.2
Tujuan dan Indikator Renstra Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
No. Tujuan Indikator
1. Meningkatkan populasi dan produksi peternakan
Persentase pertumbuhan populasi dan produksi peternakan
2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan
Persentase peningkatan produksi dan produktifitas perkebunan
3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan
Persentase peningkatan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan
4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan
Persentase peningkatan mutu olahan produk peternakan dan perkebunan
5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur
Persentase peningkatan kinerja aparatur
2.1.4. Sasaran Dinas Peternakan dan Perkebunan Kaupaten Banjar
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik
dan terukur, yang manggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun dan dialokasikan dalam 5 periode secara tahunan.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar telah menetapkan sasaran sebagai berikut :
Tabel 2.3
Sasaran Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
No. Tujuan Sasaran Indikator
1. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan
1. Meningkatnya populasi ternak
Jumlah populasi ternak (ekor)
2. Meningkatnya produksi ternak
Jumlah produksi ternak (kg)
3. Menurunnya angka kematian ternak
Persentase penurunan angka kematian ternak besar (%)
Persentase penurunan angka kematian ternak unggas (%)
2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan
4. Meningkatnya produksi perkebunan
Jumlah produksi tanaman perkebunan (kg)
5. Meningkatnya produktifitas perkebunan
Jumlah produktifitas tanaman perkebunan per hektar (kg/ha)
6. Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan
Persentase terkendalinya serangan OPT dan GUP (%)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
13 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Tujuan Sasaran Indikator
Usaha Perkebunan
3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan
7. Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya
Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)
8. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)
9. Meningkatnya kompetensi penyuluh
Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%)
4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan
10. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan
Persentase mutu olahan produk peternakan dan perkebunan (%)
5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur
11. Meningkatnya kinerja aparatur
Persentase peningkatan kinerja aparatur (%)
2.1.5. Strategi dan Arah Kebijakan
Strategi merupakan keseluruhan cara atau langkah dengan penghitungan yang
pasti untuk mencapai tujuan atau mengatasi persoalan. Cara atau langkah yang
dirumuskan lebih bersifat makro dibandingkan dengan teknik yang lebih sempit, dan
merupakan rangkaian kebijakan. Sehingga strategi merupakan cara mencapai tujuan
dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.
Kebijakan merupakan suatu arah tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam
suatu lingkungan tertentu dan digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau
merealisasikan suatu sasaran atau maksud tertentu. Oleh karena itu, kebijakan pada
dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi
dan misi satuan kerja perangkat daerah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
14 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 2.4
Strategi dan Kebijakan
No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
1. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan
Meningkatnya populasi ternak
Meningkatkan ketersediaan bibit ternak dan Mengembangkan perbibitan ternak
- Pengembangan Unit Perbibitan Ternak, fasilitas perbibitan dan sentra-sentra Peternakan Rakyat (SPR);
- Asuransi Usaha Sapi Potong
- Rekomendasi teknis usaha Peternakan
- Rancangan Perda dan atau Perbup tentang usaha Peternakan
- sertifikasi bibit ternak
- Regulasi ttg PemberianTanda Daftar Usaha Peternakan Rakyat
Pemanfaatkan daya dukung lahan yang potensial untuk pengembangan peternakan
- Peningkatan kapasitas tampung lahan dan skala usaha peternakan
- Pengembangan integrasi dengan sub sektor lainnya.
- Diversifikasi usaha di lahan peternakan
Meningkatkan angka kelahiran ternak IB dan alam melalui Optimalisasi IB dan INKA
Pengembangan ULIB dan sarana prasarana IB
Mengendalikan pemotongan betina produktif
Pengawasan pemotongan betina produktif
Menambah populasi ternak
- Regulasi pemasuan ternak dari luar Kab. Banjar
- Pendistribusian ternak pada lokasi potensial peternakan;
Meningkatnya produksi ternak
Mengembangan hijauan pakan ternak, pakan alternatif dan pakan olahan
Penataan tata ruang dan perwilayahan peternakan
Menurunnya kematian ternak
Meningkatkan pelayanan keswan
- Pengawasan lalu lintar ternak yang keluar masuk Kabupaten
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
15 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Banjar
- Pengembangan Puskeswan
2. Meningkatkan produksi dan produktifitas perkebunan
Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan
Mengembangkan dan menerapkan teknologi produksi
- Bantuan saprodi dan alat pasca panen kepada perkebunan rakyat sebagai stimulan
- Membangun kerjasama antara perusahaan perkebunan dan perkebunan rakyat
- Pengawsan mutu bibit
Meningkatnya Luas Areal (LTT) Perkebunan
- Pemanfaatan lahan tidur/kering non produktif dan peningkatan kualitas lahan
- Penataan tata ruag dan perwilayahan
- Revitalisasi lahan perkebunan non produktif
- Konservasi lahan marginal
- Dukungan Regulasi Pemerintah
Penyediaan fasilitas skim kredit
Pemberian Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk petani kewenangan < 20 hektar.
Rekomendasi Teknis Usaha Perkebunan > 20 hektar.
Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan
Penguatan Perlindungan Tanaman Perkebunan
- Penerapan sistem perlindungan terpadu
- Pembentukan brigade kebakaran lahan dan kebun
- Bimtek SLPHTdan bantuan obat-obatan OPT
3. Meningkatkan sumberdaya penyuluhan dan kelembagaan
Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya
Mengembangkan SDM kelembagaan kelompok tani
Peningkatan jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya dengan melakukan pendampingan bagi poktan baik melalui latihan dan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
16 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
kunjungan serta melakukan penilaian kelas kemampuan kelompok
Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
Meningkatkan penyuluhan, pedampingan dan pengawalan TTG
Pembaharuan metode rekayasa sosial penyuluhan pertanian
Meningkatkan peran penyuluh pertanian dalam rangka pemberdayaan kelompok tani dan alih teknologi peternakan dan perkebunan
Peningkatan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Kelompok Tani dengan melakukan pendampingan dan penyuluhan serta memfasilitasi kaji terap baik demplot dan denfarm
Meningkatnya kompetensi penyuluh
Peningkatan jumlah aparatur penyuluh yang bersertifikasi dengan memberikan diklat teknis dan pembekalan sertifikasi sampai dengan fasilitasi ujian sertifikasi
Penyusunan programa penyuluhan tingkat desa dengan memfasilitasi kegiatan pertemuan penyusunan programa desa bersama kelompok dan tokoh masyarakatnya.
Sertifikasi penyuluh
4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan
Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan
- Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan
- Pengembangan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil
- Peningkatan produksi olahan (kuantitas, kualitas dan kontinuitas)
- Menumbuhkembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi produk olahan
Peningkatan peran dan fungsi Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) dan Koperasi Perkebunan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
17 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
peternakan dan perkebunan.
- Pengembangan kemitraan
- Meningkatkan pembinaan dan penilaian usaha bagi perusahaan perkebunan
- Peningkatan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan pemasaran produk peternakan
- Fasilitasi RPH-R dan RPH-U sesuai standart SNI
- Penerapan penjaminan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
- Fasilitasi kios daging, pasar ternak dan pengaturan pemasaran sapi/kerbau dan daging.
- Perda Retribusi RPH, RPU dan pemotongan ternak betina produktif
5. Meningkatkan akuntabilitas kinerja aparatur
Meningkatnya kinerja aparatur
Peningkatan disiplin kerja aparatur
Peningkatan kemampuan/keterampilan sumberdaya aparatur
Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan
• Penempatan aparatur sesuai kompetensi
• Menerapkan reward dan punisment
• Meningkatkan kapasitas aparatur melalui Diklat/Bimtek
2.2. Rencana Kerja Tahunan
Kegiatan perencanaan merupakan titik awal menentukan keberhasilan dari
sebuah pelaksanaan misi organisasi Pemerintah. SKPD dituntut agar dapat membuat
Rencana Kinerja Tahunan yang jelas dan terukur dalam melakukan setiap kegiatan
pembangunan. Dokumen Rencana Kinerja tersebut merupakan dokumen resmi yang
digunakan sebagai dasar dalam pengusulan kegiatan dan anggaran OPD.
Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari
sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis (renstra).
Rencana kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
menggambarkan kinerja tahunan yang akan diwujudkan oleh dinas dan
indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Disamping itu Rencana
Kinerja Tahunan disusun dalam rangka menjaga konsistensi dan keterpaduan dalam
perencanaan, pelaksanaan, penganggaran maupun pengawasan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
18 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 2.5
Rencana Kinerja Tahun 2017
No. Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Target
1
Meningkatnya Populasi Ternak
a. Populasi Ternak Sapi 16.950 Ekor b. Populasi Ternak Kerbau 3.255 Ekor
c. Populasi Ternak Kambing, Domba 11.175 Ekor d. Populasi Ternak Ayam Pedaging 15.520.500 Ekor e. Populasi Ternak Ayam Petelur 400.380 Ekor f. Populasi Ternak Ayam Buras 1.051.400 Ekor g. Populasi Ternak Itik 363.470 Ekor
2
Meningkatnya Produksi
Ternak
a. Produksi daging sapi 1.050.000 Kg
b. Produksi daging kambing 91.000 Kg c. Produksi ayam pedaging 5.341.000 Kg
d. Produksi daging ayam petelur afkir 125.000 Kg e. Produksi daging ayam buras 969 Kg f. Produksi daging itik 348 Kg g. Produksi telur ayam ras 4.183.120 Kg h. Produksi telur ayam buras 860.271 Kg i. Produksi telur itik 2.850.000 Kg j. Produksi susu sapi 169.000 Liter
k. Produksi susu kambing 500 Liter
3
Menurunnya Angka Kematian Ternak
a. Angka Kematian Ternak Besar < 0,34 %
b. Angka Kematian Ternak Kecil < 6,40 %
4
Meningkatnya Produksi
Perkebunan
a. Jumlah Produksi Tanaman Karet 16.472.000 Kg
b. Jumlah Produksi Tanaman Kopi 621.000 Kg c. Jumlah Produksi Kelapa Dalam 3.000.000 Kg d. Jumlah Produksi Astri 48.000 Kg
5
Meningkatnya Produktivitas Perkebunan
a. Produktivitas Karet Per Ha 972 Kg/ha
b. Produktivitas Kopi Per Ha 757 Kg/ha c. Produktivitras Kelapa Dalam Per Ha 1.070 Kg/ha d. Produktivitas Atsiri Per Ha 900 Kg/ha
6. Terkenalinya OPT Perkebunan dan GUP
Menurunya OPT dan GUP < 8 %
7
Meningkatnya mutu olahan hasil peternakan dan perkebunan
a. Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar)
30 %
b. Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan (Jenis)
7 Jenis
c. Diversifikasi Hasil Olahan Peternakan (Jenis)
3 Jenis
d. Jumlah UPPB yang terbina 6 Kel
e. Jumlah UPPB yang bekerjasam dengan pabrikan
5 Kel
8
Peningkatan kelas kemampuan kelompok tani
Persentase jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya
2,99 %
9
Peningkatan penerapan teknologi peternakan perkebunan
Persentase penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) bagi Kelompok Tani
24,53 %
10 Peningkatan SDM aparatur penyuluh peternakan perkebunan
Persentase jumlah aparatur penyuluh pertanian PNS yang bersertifikasi
16 %
11.
Meningkatnya Kinerja dan
sumberdaya aparatur
a. Persentase disiplin kerja 100 %
b. Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi
7 orang
c. Persentase Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan
100 %
d. Persentase ketersediaan sarana prasarana perkantoran
80 %
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
19 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) BAPPELITBANG Kabupaten Banjar merupakan
dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpina
instansi yang ada dibawahnya untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat
sasaran strategis, indikator kinerja, beserta
Tabel 2.6
Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No. Sasaran Indikator Anggaran Target
1. Meningkatnya populasi ternak
h. Populasi Ternak Sapi 1.153.124.160 16.950 ekor
i. Populasi Ternak Kerbau
3.255 ekor
j. Populasi Ternak Kambing, Domba
11.175 ekor
k. Populasi Ternak Ayam Pedaging
15.520.500 ekor
l. Populasi Ternak Ayam Petelur
400.380 ekor
m. Populasi Ternak
Ayam Buras 1.051.400 ekor
n. Populasi Ternak Itik
363.470 ekor
2. Meningkatnya produksi ternak
l. Produksi daging sapi 1.050.000 Kg
m. Produksi daging kambing
91.000 Kg
n. Produksi ayam pedaging
5.341.000 Kg
o. Produksi daging ayam petelur afkir
125.000 Kg
p. Produksi daging ayam buras
969 Kg
q. Produksi daging itik 348 Kg
r. Produksi telur ayam ras
4.183.120 Kg
s. Produksi telur ayam buras
860.271 Kg
t. Produksi telur itik 2.850.000 Kg
u. Produksi susu sapi 169.000 Liter
v. Produksi susu kambing
500 Liter
2 Menurunnya angka kematian ternak
- Persentase penurunan angka kematian ternak besar
683.187.960 < 0,34 %
- Persentase penurunan angka kematian unggas
< 6,40 %
3. Meningkatnya produksi perkebunan
- Jumlah Produksi Karet 1.460.340.080 16.472.000 Kg
- Jumlah Produksi Kopi 621.000 Kg
- Jumlah Produksi Kelapa Dalam
3.000.000 Kg
- Jumlah Produksi Astri 48.000 Kg
4. Meningkatnya - Produktivitas Karet Per Ha 972 Kg/ha
- Produktivitas Kopi Ha 757 Kg/ha
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
20 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Sasaran Indikator Anggaran Target
produktifitas perkebunan
- Produktivitras Kelapa Dalam Per Ha
1.070 Kg/ha
- Produktivitas Atsiri Per Ha 900 Kg/ha
Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha
Perkebunan
Persentase terkendalinya serangan OPT dan GUP (%)
168.737.680 persen
4. Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya
Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya
87.500.000 2,99 Persen
5. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG
24,53 Persen
6. Meningkatnya kompetensi penyuluh
Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi
16 Persen
7. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan perkebunan
f. Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar)
760.866.080 30 %
g. Diversifikasi Hasil Olahan Perkebunan (Jenis)
7 Jenis
h. Diversifikasi Hasil Olahan Peternakan (Jenis)
3 Jenis
i. Jumlah UPPB yang
terbina 6 Kel
j. Jumlah UPPB yang bekerjasam dengan pabrikan
5 Kel
8. Meningkatnya kinerja aparatur
- Persentase disiplin kerja 1.344.084.400 100 Persen - Jumlah Aparatur yang
mengikuti pelatihan/Bimtek
teknis dan administrasi
(orang/thn)
7 Orang
- Peningkatan Ketepatan
waktu penyusunan dan
penyampaian laporan
100 Persen
- Persentase ketersediaan
sarana dan prasarana
perkantoran (%)
80 Persen
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
21 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 2.6
Program dan Anggaran dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No Program Anggaran (Rp.)
1. Program Pelayanan Administrasi perkantoran 1.108.396.920
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 156.000.000
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 75.000.000
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
56.838.721
5. Program Peningkatan Kesejahtraan Petani 24.950.000
6. Program Peningkatan Ketahan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
300.452.640
7. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produkksi Pertanian/Perkebunan
173.200.000
8. Program Pencegahan dan Penenggulangan Penyakit Ternak
592.307.960
9. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1.090.349.160
10. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
563.866.080
Jumlah 4.141.361.481
2.4. Program Prioritas
Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar diarahkan pencapaian sasaran sebagai berikut :
1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani
melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha
peternakan dan perkebunan, pengembangan kelembagaan dan perlindungan
terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu :
- meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani;
- semakin kokohnya kelembagaan petani;
- meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif;
- meningkatnya pendapatan petani.
Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diwujudkan melalui
Kegiatan :
a. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribinis
b. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan),
Program ini bertujuan meningkatkan produksi dan usaha budidaya petani
pekebun serta meningkatkan mutu olahan produk perkebunan dalam rangka
untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal daerah
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
22 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
diwujudkan melalui kegiatan :
a. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil Pertanian
b. Pengembangan pertanian pada lahan kering
c. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk
3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan,
Program ini untuk memfasilitasi pemasaran hasil pertanian dengan sasaran :
- Memperkenalkan produk local unggulan yang dapat merangsang
berkembangnya komoditi;
- Meningkatnya hubungan antara petani dengan pengusaha
sehingga mempermudah akses pemasaran komoditi.
Pelaksanaan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
diwujudkan melalui kegiatan :
a. Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi
pertanian/perkebunan komplementer
b. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
c. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian
4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan,
Program ini untuk memfasilitasi berkembangnya usaha pertanian agar produktif
dan efisien dengan sasaran :Menghasilkan berbagai produk pertanian//perkebunan
yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi di pasaran; dan
Meningkatnya kontribusi sector perkebunan dalam perekonomian daerah.
a. Penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan
5) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak,
a. Pemeliharaan kesehatan dan Pencegahan penyakit menular
b. Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik
6) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan,
a. Pembibitan dan Perawatan Ternak
b. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
c. Pengembangan Agribisnis Peternakan
7) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan.
a. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi hasil
peternakan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
23 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel. Strategi dan Arah Kebijakan
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Banjar yang Sejahtera dan Barokah
Misi 3 : Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan komoditas unggulan daerah lainnya dengan pendekatan bisnis dan industri berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.
Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional
Meningkatnya populasi dan produksi peternakan
Meningkatnya populasi dan produksi ternak
Meningkatkan angka kelahiran ternak Peningkatan sarana prasarana ULIB,
Optimalisasi IB dan sinkronisasi pada pada 1.200 akseptor
Peningkatan kemampuan petugas teknis, inseminator dan PKB
Penanggulangan gangguan reproduksi
Penyediaan bantuan bibit ternak pada kelompok ternak.
Penyediaan fasilitas perbibitan dan SPR
Pengawasan pemotongan betina produktif
Peningkatan produksi pakan ternak
Pengembangan hijauan pakan ternak (HPT)
Pengembangan pakan alternatif dan pakan olahan
Menurunnya angka kematian ternak
Meningkatkan penanganan kesehatan hewan
Penanganan pengendalian penyakit hewan menular strategis dan zoonosis
Peningkatan sarana dan prasarana puskeswan dan klinik
Penyediaan obat -obatan hewan, vaks in dan pera latan
keswan
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) dan penerapan produk pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal.
Jaminan keamanan produk pangan asal hewan melalui Penerapan produk ternak (PAH) yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
24 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional
Pengembangan dan penguatan RPH dan RPU
Pembinaan, pengawasan dan penanganan gangguan lingkungan usaha peternakan
Fasilitasi sarana prasarana panen dan pasca panen
Meningkatnya produksi dan produktivitas Perkebunan
Meningkatnya produksi dan produktifitas perkebunan
Pemanfaatan lahan tidur/kering non produktif dan peningkatan kualitas lahan
Perluasan areal pengembangan perkebunan
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan perkebunan non produktif
Penyediaan sarana produksi dan alsintan
Pengembangan dan penerapan teknologi produksi perkebunan
Melakukan perbaikan kondisi lahan marjinal dengan menerapkan teknologi konservasi serta meningkatkan produktivitas lahan.
Peremajaan tanaman perkebunan
Penyediaan dan penyaluran bantuan input sarana produksi (benih, pupuk, obat-obatan)
Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman, GUP dan kebakaran lahan perkebunan
Pengendalian OPT secara terpadu, penanganan gangguan/konflik usaha perkebunan dan kebakaran lahan perkebunan
Penerapan Pengendalian OPT terpadu
Penyediaan obat-obatan pengendlai OPT
Penanganan Gangguan/konflik usaha perkebunan
Penanganan kebakaran lahan perkebunan
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk peternakan dan perkebunan
Peningkatan mutu olahan hasil peternakan dan perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing
Pengembangan teknologi pasca panen dan pengolahan
Penyediaan sarana dan prasarana teknologi produksi, panen dan pasca panen
Menumbuhkembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi produk olahan peternakan dan perkebunan
Meningkatkan mutu dan kualitas hasil olahan perkebunan dan peternakan
Menumbuh kembangkan usaha-usaha industri pengolahan dan diversifikasi
produk olahan perkebunan dan peternakan
Peningkatan akuntabilitas kinerja
Peningkatan Kinerja dan sumberdaya aparatur
1. Peningkatan disiplin Aparatur
2. Peningkatan kualitas sumberdaya
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERENCANAAN &
PERJANJIAN KINERJA
25 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tujuan Sasaran Strategi Langkah Operasional
pelayanan dan sumberdaya aparatur pertanian, perkebunan dan peternaan
aparatur
Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
26 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Terdapat beberapa tahapan didalam melakukan pengukuran kinerja, tahapan
yang pertama adalah penetapan kinerjja, pengumpulan data kinerja dan cara
pengukuran kinerja. Untuk penetapan kinerja telah dimuat dalam Bab II mengenai
Rencana Kinerja Tahun 2017.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menggunaan indikator kinerja
kegiatan. Pengukuran dilakukan dengan memanfaatkan sumber data kinerja yang
diperoleh dari data internal instansi dan data eksternal yang berasal dari luar instansi
baik berupa data primer maupun data sekunder.
Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat capaian
target dari masing-masing indikator (masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak)
dan kinerja sasaran yakni tingkat pencapaian sasaran dengan indikator yang telah
ditetapkan dalam rencana kinerja.
Untuk mengukur kinerja sasaran pengukuran kinerjanya dilakukan dengan
memperhatikan kondisi masing-masing capaian kegiatan, menggunakan rumus :
Jika semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin baik
maka digunakan rumus :
Capaian Indikator Kinerja = (Realisasi / Rencana) X 100%
Jika semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian kinerja,
untuk kondisi yang semakin baik maka digunakan rumus :
Capaian Indikator Kinerja = (Rencana – (Realisasi - Rencana) / Rencana ) X 100%
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar telah melaksanakan
penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2017 yang telah disepakati. Penilaian ini
dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data
selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat
capaian kinerja seperti pada tabel berikut :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
27 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.1
Skala Nilai Perangkat Kinerja
No. Interval Nilai
Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Tinggi Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dilakukan dengan cara :
- Membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja,
- Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
- Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
- Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan realisasi capaian secara regional,
dengan standar/target nasional, dan standar/target SDGs (jika ada);
3.1. Capaian Kinerja Organisasi Terhadap Target RPJMD
3.1.1. Capaian Kinerja
Capaian indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar tahun 2017 berdasarkan angka sementara sebagai berikut :
Tabel 3.2
Capaian Kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Terhadap RPJMD
No
.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA SASARAN
Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target
Realisiasi
*) % Realisasi
1.
.
Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan perikanan
1. Produksi karet (ton)
17.661 19.160,99 17.673 92,23 26.205,16 67,44
2. Produktifitas karet (kg/ha)
896 1163 892 76,70 1.590 56,10
3. populasi sapi (ekor)
16.700 16.950 17.627 103,99 18.000 97,93
2 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan
27 30 35 116,67 50 70,00
RATA-RATA 97,11 79,02
*) Angka Sementara
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
28 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 2 (dua) indikator belum mencapai
target yaitu indikator produksi karet dan produktifitas karet. Capaian produksi karet
tahun 2017 sebesar 17.673 ton dari target 19.160,99 ton (92,23%) sedangkan
produktifitas karet tercapai 76,70% (892 kg/ha) dari target 1163 kg/ha.
Indikator yang melebihi target adalah populasi sapi dan peningkatan produk
pengolahan hasil perkebunan dengan capaian diatas 100%.
Secara keseluruhan rata-rata capaian sebesar 97,11 %. Jika diproyeksikan
dengan target akhir RPJMD maka capaian 2017 sudah tercapai 79,02%
Selanjutnya hasil penilaian akan dikategorisasikan(penentuan posisi) sesuai
dengan tingkat capaian kinerjanya. Kategorisasi Hasil penilaian sasaran dapat dilihat
pada Tabel 3.3. berikut.
Tabel 3.3
Hasil Penilaian Sasaran
No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SASARAN
Tahun 2017
Kriteria Target Realisiasi
%
Realisasi
1 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
1. Persentase
peningkatan produk
pengolahan hasil
perkebunan
30 35 116,67 Sangat Tinggi
2.
.
Meningkatnya produksi dan
produktifitas pertanian dan
perikanan
2. populasi sapi (ekor) 16950,00 17627 103,99 Sangat Tinggi
3. Produksi karet (ton) 19160,99 17673 92,23 Sangat Tinggi
4. Produktifitas karet 1163 892 76,70 Tinggi
Dari 4 (empat) indikator, indikator sasaran yang mempunyai nilai kinerja
tertinggi adalah persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dengan
realisasi 116,67%, kemudian indikator populasi sapi dengan capaian 103,99%,
sedangkan yang belum mencapai target adalah indikator sasaran produktifitas karet
yaitu 76,70%. Selanjutnya hasil penilaian akan dievaluasi dan dianalisis lebih lanjut
pada bagian dibawah ini.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
29 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
3.1.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Terhadap Target RPJMD
Sasaran 1. Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Pertanian dan
Perikanan
1. Indikator Sasaran Meningkatnya Jumlah Produksi Karet
Produksi karet dihitung berdasarkan jumlah produksi karet dari tanaman
menghasilkan dalam periode satu tahun.
Capaian kinerja Indikator sasaran produksi karet tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Capaian Kinerja Sasaran Produksi Karet
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
Capaian
Tahun
2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target Reali sasi %
Meningkatnya produksi dan produktifitas
pertanian dan perikanan
Produksi karet (ton)
17.661 19.160,99 17.673 92,23 26.205,16 67,44
Berdasarkan tabel diatas, capaian produksi karet 2017 belum mencapai target
yang ditetapkan yaitu 19.160,99 ton (92,23%). Jika diproyeksikan dengan target
tahun 2021 sebesar 26.205,16 ton, realisasi produksi tahun 2017 sudah mencapai
67,44% dari target akhir RPJMD 2021.
Meskipun target 2017 belum tercapai, namun jika dibandingkan dengan capaian
tahun lalu (17.661 ton), maka produksi tahun 2017 mengalami kenaikan
walaupun tidak signifikan yaitu hanya sebesar 0,07%.
Perkembangan produksi karet dalam kurun 5 (Lima) tahun dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.5
Perkembangan Produksi Karet 2012 – 2017
Tahun Luas Areal TM* (Ha) Produksi TM (Kg) Laju
Pertumbuhan (%)
2012 15.356,51 13.006.960 0,71
2013 15.499,50 13.300.000 2,25
2014 18.723,43 16.008.530 20,36
2015 18.733,66 15.998.550 -0,06
2016 19.710,94 17.661.000 10,39
2017**) 19.812,78 17.673.000 0,07
RATA-RATA 5,82
*) Angka sementara **) TM : Tanaman Menghasilkan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
30 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dari tabel diatas, perkembangan produksi karet selama periode 2012-2017 sangat
fluktuatif namun masih menunjukan trend yang positif yaitu meningkat dari
13.006,96 ton pada tahun 2012 menjadi 17.998.550 kg pada tahun 2015 atau
tumbuh rata-rata 5,82% per tahun.
Gambaran perkembangan produksi karet selama kurun 2012-2017 disajikan pada
gambar berikut.
Gambar 3.1
Keragaan Perkembangan Produksi Karet
Sasaran nasional produksi karet tahun 2017 ditargetkan sebesar 3,56 juta ton,
sedangkan target provinsi sebesar 210,65 ribu ton. Berdasarkan angka
sementara capaian produksi karet tahun 2017 sebesar 17.673 ton, maka produksi
karet Kabupaten Banjar berkonstribusi sebesar 8,39% terhadap target provinsi
dan 0,50% terhadap target nasional.
Gambaran laju pertumbuhan produksi karet disajikan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2
Laju Pertumbuhan Produksi Karet 2012-2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
31 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Berdasarkan gambar diatas, pertumbuhan produksi karet sangat fluktuatif.
Pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 20,36%, sedangkan
pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2015 sebesar -0,06%.
Secara keseluruhan pertumbuhan produksi karet selama kurun waktu 2012-2017
rata-rata 5,82%.
Meskipun pertumbuhan mengalami penurunan namun Jika dibandingkan dengan
target nasional sebesar 3,9%, angka pertumbuhan produksi karet di Kabupaten
Banjar masih lebih tinggi.
Beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya sasaran antara lain
banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon
unggul serta lemahnya sumber daya petani dalam kelembagaan kelompok dan
teknologi dalam pengolahan karet itu sendiri.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar fokus dengan program dan kegiatan peningkatan produksi dan
produktifitas karet rakyat. Mengingat terbatasnya anggaran daerah, Dinas
Peternakan dan Perkebunan kabupaten Banjar berupaya memperoleh bantuan
atau dukungan kegiatan melalui dana APBD provinsi dan APBN.
Pada tahun 2017 ini Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
menerima bantuan peremajaan karet seluas 500 hektar dari APBN dan APBN-P.
Bantuan kegiatan peremajaan karet ini untuk mengganti tanaman-tanaman yang
sudah tua dan tidak produktif lagi sehingga diharapkan produksi karet di tahun-
tahun mendatang akan meningkat serta berkonstribusi pada peningkatan
kesejahteraan petani/pekebun di Kabupaten Banjar.
Program dan kegiatan daerah (APBD) yang dilaksanakan selama tahun 2017 yang
mendukung pencapaian sasaran indikator produksi karet adalah Program
Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan
sebagai berikut :
a. Kegiatan Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering
Target kinerja Kegiatan Pengembangan Pertanian pada lahan kering diarahkan
pada pengembangan tanaman perkebunan komoditas prioritas
Output kegiatan berupa Pembinaan dan pendampingan kegiatan
pengembangan dan peremajaan karet (APBN). Outcome yang diharapkan
adalah bertambahnya luas tanaman karet. Capaian outcome diperoleh dari
dukungan dana APBN dan APBN-P yaitu peningkatan luas tanam dari 25.030
hektar di tahun 2016 menjadi 25.242 hektar pada tahun 2017.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
32 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Kendala yang dihadapi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Pertanian pada Lahan Kering antara lain Adanya Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga
dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sementara Kelompok
tani yang ada hampir tidak ada yang berbadan hukum sehingga bantuan bibit
dan pupuk tidak dapat direalisasikan.
Upaya pemecahan masalah adalah mengupayakan bantuan dan dukungan
dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi maupun pusat melalui Dana
Dekons dan APBN serta diharapkan adanya regulasi atau kebijakan dari
Pemerintah Daerah tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang
tidak berbadan hukum.
b. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Perkebunan,
Produk Pertanian
Target kinerja pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Produk Perkebunan, Produk Pertanian diimplementasikan dalam bentuk
kegiatan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), GUP dan
kebakaran lahan dan kebun.
Serangan OPT akan berpengaruh pada tingkat produksi dan produktifitas
tanaman. Dengan adanya kegiatan pengendalian OPT secara terpadu maka
diharapkan akan meningkatkan serta mendukung keberhasilan capaian
indikator sasaran peningkatan produksi dan produktivitas karet sehingga
perekonomian petani karet juga lebih baik
Output kegiatan berupa terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis
pengendalian OPT perkebunan dan sosialisasi kebakaran lahan dan kebun.
Kegiatan Bimbingan Teknis
Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) perkebunan pada
tanaman karet dilaksanakan sebanyak
3 kali dengan anggaran dari Dinas
Perkebunan dan Peternakan Provinsi
Kalimantan Selatan dan dari Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar, berlokasi di:
Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio diikuti oleh 50 orang yang terdiri
dari 3 Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Tunas Harapan, Melati dan
Masa Maju (APBD Kabupaten)
Desa Belimbing Baru Kecamatan Sungai Pinang diikuti 60 orang yang
terdiri dari Gapoktan Sumber Makmur (APBD Provinsi).
Desa Sungai Landas Kecamatan Karang Intan diikuti 50 orang yang
terdiri dari 2 Kelompok Tani yaitu Sumber Mufakat dan Barokat (APBD
Provinsi).
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
33 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Hasil yang ingin dicapai dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan karet melalui kegiatan Bimbingan
Teknis dan sosialisasi antara lain:
Berkonstribusi dalam penurunan serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) yang menyerang Perkebunan karet rakyat di wilayah
Kecamatan Aranio, Karang Intan dan Sungai Pinang.
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pekebun mengenai teknologi
pengamatan, pencegahan, pengendalian, pengujian dan penanggulangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit
Jamur Akar Putih (JAP), Kering Alur Sadap (KAS) yang menyerang
tanaman karet
Adanya Bimtek dan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan/ketrampilan teknis bagi para petani/pekebun dalam
melaksanakan pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) sehingga bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari
pihak pemerintah
Dapat terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik antara
petani/pekebun, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), aparat desa dan
aparat pemerintahan sehingga dapat dicegah adanya kejadian luas biasa
atau serangan hama penyakit secara eksplosiv karena dapat
dikendalikan secara dini.
Sejalan dengan penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) Karet maka diharapkan adanya peningkatan produksi dan
produktivitas hasil karet sehingga perekonomian petani karet juga lebih
baik
Dapat memberikan pencerahan dan membuka wawasan kepada
petani/pekebun bahwa pengendalian hama penyakit lebih baik daripada
pengobatan untuk menghindari adanya kerugian secara ekonomi yang
akan ditanggung oleh petani/pekebun itu sendiri.
Selain kegiatan Bimbingan Teknis OPT, kegiatan lainnya adalah
sosialisasi kebakaran lahan dan kebun berupa koordinasi dan pembinaan
karhutla di Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Cintapuri
Darussalam.
Kendala yang dihadapi dalam upaya mengendalikan serangan OPT antara lain
Adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang
Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang
berbadan hukum. Sedangkan Kelompok tani yang ada belum ada yang
berbadan hukum yang secara otomatis bantuan obat-obatan tidak dapat
direalisasikan serta Belum semua petani/pekebun karet menguasai ilmu dan
teori tentang budidaya menanam karet yang baik dan benar.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
34 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Upaya pemecahan masalah melalui koordinasi dan komunikasi antara Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL), petugas teknis dari kabupaten/Provinsi dengan
para petani karet untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan/wawasan para
petani tentang budidaya tanaman karet beserta penanggulangan hama
penyakitnya serta regulasi atau kebijakan tentang pemberian bantuan kepada
kelompok tani yang tidak berbadan hukum.
Selain program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar juga melaksanakan kegiatan yang bersumber dari APBN
dan APBN, yaitu :
a. Kegiatan APBN
Melalui dana APBN 2017 Kabupaten Banjar mendapat alokasi kegiatan
peremajaan karet seluas 100 hektar.
Tujuan Kegiatan Peremajaan tanaman karet adalah:
Melaksanakan peremajaan/replanting perkebunan karet rakyat di
daerah sentra-sentra produksi di Kalimantan Selatan khususnya
Kabupaten Banjar.
Mendorong pekebun menggunakan klon-klon unggul untuk
meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman karet rakyat
Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam.
Dari dana APBN murni, Kabupaten Banjar menerima alokasi kegiatan
peremajaan karet seluas 100 hektar yang terima oleh 5 (lima) kelompok
tani yang berlokasi di :
Kecamatan Karang Intan
dengan luas areal 40
hektar, yaitu Desa Biih
seluas 20 hektar Desa
Mandikapau Timur seluas 20
hektar
Kecamatan Mataraman
dengan luas areal 60 hektar,
berlokasi di 3 (tiga) desa
yaitu Desa Takuti, Desa Sungai Jati dan Desa Baru masing-masing
20 hektar.
Bentuk bantuan yang diberikan adalah bibit dan bahan kimia, yaitu :
Bibit karet sebanyak 44.000 batang,
pupuk NPK sebanyak 12.000 kg,
Fungisida sebanyak 300 liter dan
herbisida sebanyak 300 liter.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
35 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
b. Kegiatan APBN-P
Sedangkan melalui dana APBN-P, Kabupaten Banjar menerima alokasi
kegiatan peremajaan karet seluas 400 hektar yang diterima oleh 17
kelompok tani, berlokasi di 3 (tiga) kecamatan, yaitu :
Kecamatan Pengaron dengan luas areal 64 hektar, yaitu Desa Lobang
Baru dan Desa Atiim masing-masing 32 hektar
Kecamatan Mataraman dengan luas
areal 73 hektar, yaitu Desa
Simpang Tiga (12 ha), Desa Sungai
Jati (21 ha), Desa Takuti (40 ha).
Kecamatan Karang Intan seluas
263 hektar, berlokasi di 6 (enam)
desa yaitu Desa Abirau (69 ha),
Mandikapau Barat (25 ha), Pulau
Nyiur (44 ha), Penyambaran (22 ha), Mandikapau Timur (48 ha) dan
Balau (55 ha)
Bantuan dari dana APBN-P diberikan dalam bentuk bibit, pupuk dan
sarana prasarana berupa :
Bibit karet sebanyak 176.000
batang,
pupuk NPK sebanyak 80.000 kg,
Fungisida sebanyak 800 liter,
herbisida sebanyak 1.200 liter,
knapsprayer sebanyak 160 buah
chainsaw sebanyak 32 unit.
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi dan
produktifitas karet antara lain:
Kualitas mutu kebun, bibit, pengelolaan kebun tidak optimal,
intensitas sadap yang cukup tinggi,
rendahnya daya saing dalam perekonomian daerah khusus iklim
usaha, rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta belum
optimalnya kemitraan antara Pemerintah dengan dunia usaha dan
kerjasama antar daerah.
belum optimalnya pendampingan dan fasilitasi menuju kemandirian
dan pengelolaan berkelanjutan.
pemberian bantuan kepada kelompok tani tidak bisa direalisasikan
terkendala peraturan tentang Badan Hukum Kelompok, sehingga
output kegiatan hanya berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
36 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dukungan secara terpadu oleh
seluruh stake holder, Pemerintah, kelembagaan dan pelaku usaha lainnya yang
terkait dengan jaringan agribisnis karet.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran produksi karet
sebagai berikut :
Tabel 3.6
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi
Perkebunan
Indikator
Kinerja
Sasaran
KINERJA
Program/kegiatan
ANGGARAN
Target Realisasi
*) % Pagu Realisasi %
Produksi
karet (ton)
19160,99 17.673 92,23 Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
(pertanian/ perkebunan)
Pengembangan
Pertanian Pada Lahan
Kering
155.718.080 145.398.170 93,37
Peningkatan Produksi,
Produktivitas Dan Mutu
Produk Perkebunan,
Produk Pertanian
98.987.680 83.065.933 83,93
19160,99 17.673 92,23 254.705.760 228.464.103 89,70
Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan
mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun
2011 tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.
Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut
E =
n
1
RAK ke i / RVK ke i
x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i
I =1
n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :
Tabel 3.7 Efisiensi Penggunaan Anggaran
Indikator Kinerja Sasaran
KINERJA ANGGARAN EFISIEN
SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %
Produksi karet (ton)
19.160,99 17.673 92,23 254.705.760 228.464.103 89,70 2,75
Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang
diperoleh hasilnya positif 2,75%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan
sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai
tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran
yang efisien dan efektif.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
37 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
2. Indikator Sasaran Produktifitas Karet
Produktifitas karet didasarkan pada jumlah produksi karet dibagi luas areal
tanaman yang menghasilkan dihitung dalam satuan kilogram per hektar
(kg/ha/tahun).
Capaian kinerja Indikator sasaran produktifitas karet tahun 2017 sebagai
berikut :
Tabel 3.8
Capaian Kinerja Sasaran produktifitas Karet
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target
Realisasi*)
%
Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan perikanan
Produktifitas karet (kg/ha)
896 1163 892 76,70 1590 56,10
*) Angka Sementara
Capaian Indikator produktifitas karet belum mencapai target yang ditetapkan
dalam RPJMD yaitu dari target sebesar 1.163 kg/ha tercapai 892 kg/ha atau
sebesar 76,70%. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 1.590 kg/ha, masih
kekurangan 698 kg/ha untuk memenuhi target akhir 2021.
Jika dibandingkan dengan produktifitas karet tahun 2016 sebesar 896 kg/ha,
capaian tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,4%.
Menurunnya produktifitas karet karena banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak
produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta adanya serangan OPT.
Untuk meningkatkan produktifitas telah dilaksanakan peremajaan karet saat ini
sedang dalam pelaksanaan (mulai tanam) sehingga belum menghasilkan/belum
berproduksi.
Perkembangan produktifitas karet dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9
Perkembangan Produktifitas Karet 2012 – 2017
Tahun Luas Areal TM*) (Ha)
Produksi TM (Kg) Produktivitas
(Kg/Ha)
Laju Pertumbuhan produktifitas (%)
2012 15.356,51 13.006.960 847 0,12
2013 15.499,50 13.300.000 858 1,30
2014 18.723,43 16.008.530 855 (0,35)
2015 18.733,66 15.998.550 854 (0,12)
2016 19.710,94 17.661.000 896 4,92
2017**) 19.812,78 17.673.000 892 (0,45)
RATA-RATA 1,06 *) Angka sementara **) TM : Tanaman Menghasilkan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
38 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Gambaran perkembangan produktifitas karet selama kurun 2012 – 2017 disajikan
pada Gambar berikut :
Gambar 3.3
Perkembangan Produktivitas Karet 2012 - 2017
Dari gambar diatas, produktifitas tertinggi dicapai pada tahun 2016 sebesar 896
kg/ha. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 1.590 kg/ha, masih kekurangan 698
kg/ha untuk mencapai target akhir RPJMD.
Jika dibandingkan dengan target provinsi tahun 2017 sebesar 976 kg/ha, maka
capaian produktifitas karet di Kabupaten Banjar masih rendah, yaitu -9,42%
dibawah target provinsi.
Gambaran laju pertumbuhan produktifitas karet disajikan pada gambar 3.2.
Gambar 3.4
Laju Pertumbuhan Produktifitas Karet
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
39 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dari tabel diatas terlihat bahwa pertumbuhan produktifitas karet juga sangat
fluktuatif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode tahun 2015-2016 yaitu
sebesar 4,92% dan pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2016-2017 (-0,45%).
Secara keseluruhan pertumbuhan produktifitas karet masih positif yaitu 1,06%
per tahun, walaupun angka tersebut masih jauh dibawah target provinsi sebesar
7,2% per tahun.
Indikator sasaran produktifitas karet berkaitan langsung dengan indikator
produksi, dimana menurunnya produksi karet otomatis berpengaruh pada
penurunan produktifitas karet.
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktifitas juga sama
dengan permasalahan produksi karena produksi dan produktifitas saling
berkaitan. Tingkat produktifitas mempengaruhi angka produksi. Demikian juga
dengan Program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung indikator
produktifitas karet include dengan program dan kegiatan peningkatan produksi
karet dan telah diuraikan pada indikator sasaran produksi karet.
3. Indikator Sasaran Meningkatnya Populasi Sapi
Populasi sapi dihitung berdasarkan jumlah ternak sapi dalam satu tahun yaitu
jumlah ternak sapi yang ada saat itu (populasi awal tahun) ditambah pemasukan
ternak dari luar ditambah kelahiran dikurangi kematian dan pengeluaran ternak
yang dihitung dalam satu tahun dengan menggunakan rumus
Pt = Po + B – D – S – E + I, dimana :
indikator sasaran populasi sapi tercapai 103,99 dari target 16.950 ekor tercapai
sebesar 17.627 ekor. Keberhasilan pencapaian sasaran merupakan hasil
kerjasama dan kerja keras para petugas teknis, inseminator, paramedis, medis
veteriner dan semua yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan baik di dinas
maupun di lapangan, klinik hewan, puskeswan serta Ulib kecamatan.
Tabel 3.10
Capaian Kinerja Sasaran Populasi Sapi
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target
Realisiasi*)
%
Meningkatnya produksi dan produktifitas pertanian dan
perikanan
Populasi sapi (ekor)
16.621 16.950 17.627 103,99 18.000 97,93
*) Angka Sementara
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
40 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, capaian populasi sapi telah memenuhi target yang
ditetapkan. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 18.000 ekor, maka realisasi
produksi tahun 2017 sudah mencapai 97,93% dari target akhir RPJMD 2021.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 16.621 ekor, realiasasi 2017
mengalami peningkatan sebesar 6,05%. Meningkatnya angka kelahiran ternak
dalam 2 (dua) tahun terakhir yang mencapai lebih dari 2.000 ekor merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan sasaran.
Perkembangan populasi sapi dalam kurun 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.11
Perkembangan Populasi Sapi 2012 - 2017
TAHUN REALISASI % PERTUMBUHAN
2012 16.606
2013 16.228 (2,28)
2014 16.645 2,57
2015 16.700 0,33
2016 16.621 (0,47)
2017 *) 17.627 6,05
RATA-RATA 1,24
Dari tabel diatas terlihat populasi tertinggi tercapai pada tahun 2017 yaitu sebesar
17.627 ekor. Jika dibandingkan dengan populasi tahun lalu sebesar 16.621 ekor,
terjadi peningkatan sebesar 6,05%.
Perkembangan Populasi sapi dalam kurun waktu 2012 – 2017 disajikan pada
gambar berikut :
Gambar 3.5
Perkembangan Populasi Sapi 2012 -2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
41 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dari gambar diatas, populasi sapi tertinggi dicapai pada tahun 2017 sebesar
17.627 ekor. Dengan proyeksi target 2021 sebesar 18.000 ekor, kekurangan
hanya 2,07% (373 ekor) saja untuk mencapai target akhir RPJMD.
Sementara itu laju pertumbuhan populasi sapi tertinggi tercapai pada tahun 2017
yaitu sebesar 6,05% dan pertumbuhan negatif terjadi pada tahun 2013 sebesar -
2,28%.
Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan populasi sapi masih positif yaitu
1,24% per tahun. Angka pertumbuhan tersebut masih jauh dibawah target
provinsi yaitu sebesar 7,2% per tahun. Laju pertumbuhan populasi ternak
disajikan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6
Pertumbuhan Populasi ternak
Dari gambar diatas, pertumbuhan yang signifikan terjadi pada tahun 2017.
Tingginya angka pertumbuhan diperoleh dari peningkatan angka kelahiran pedet
hasil IB sebagai pencapaian keberhasilan program SIWAB APBN (Sapi Induk wajib
Bunting) di kabupaten Banjar.
Dengan melihat hasil yang telah dicapai di tahun 2017 serta memaksimalkan
potensi sumberdaya yang ada, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar optimis target akhir RPJMD dapat tercapai.
Program dan Kegiatan daerah yang mendukung pencapaian indikator sasaran
adalah Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, dengan dukungan
kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak
Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak diarahkan untuk mendukung
pencapaian indikator peninngkatan populasi ternak. Output kegiatan adalah
terlaksananya kegiatan perbibitan ternak berupa Inseminasi Buatan dan
operasional unit perbibitan ternak. Outcome kegiatan berupa meningkatnya
angka kelahiran anak hasil Inseminasi Buatan.
Meningkatnya angka kelahiran ternak terutama pedet hasil Inseminasi
Buatan akan meningkatkan populasi ternak dalam daerah, sehingga
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
42 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
diharapkan nantinya dapat mengatasi permasalahan kebutuhan daging
dalam daerah.
Target dan capaian kegiatan Inseminasi Buatan sebagai berikut :
Tabel 3.12
Capaian kegiatan Mendukung indikator sasaran populasi ternak
Uraian Capaian
2016
2017 % 2017
thd 2016 Target Realisasi %
Akseptor IB (ekor) 2.064 3.800 6.065 159,61 193,85
IB (Dosis) 2.064 3.800 3.896 102,53 88,76
Kelahiran Pedet Hasil IB 1.186 1.520 1.076 70,79 -9,27
Keberhasilan kegiatan IB sangat ditentukan oleh tenaga pelaksana IB,
ketersediaan straw dan N2 cair.
Tenaga pelaksana IB di Kabupaten Banjar berjumlah 12 orang terdiri dari
Inseminator berjumlah 12 orang, ATR (Asisten Teknik Reproduksi) berjumlah
6 orang, petugas PKB (Pemeriksa Kebuntingan) sebanyak 9 orang dan
recorder 2 orang.
Sementara itu ketersediaan N2 cair dan straw untuk kegiatan IB merupakan
bantuan/dropping dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi
Kalimantan Selatan.
Tabel 3.13
Data Keadaan N2 Cair dan Straw
Uraian Tahun
2016 2017
N2 cair (liter) 1.000 3.000
Mani Beku/straw 3.500 4.800
Disamping kegiatan Inseminasi buatan, Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar juga mengelola unit perbibitan ternak. Unit perbibitan ini
dimaksudkan sebagai percontohan bagi petani peternak di wilayah ini,
Pelaksana kegiatan SIWAB dan Kegiatan Inseminasi Buatan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
43 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
sehingga ke depannya akan semakin banyak kegiatan sejenis sehingga
menambah populasi ternak secara keseluruhan. Jumlah ternak sapi yang ada
di Perbibitan sebanyak 10 ekor betina.
b) Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
Target kinerja pada Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada
Masyarakat berupa pembinaan, sosialisasi, monitoring, evaluasi ternak
pemerintah. Untuk bantuan bibit ternak, terkendala adanya Undang-Undang
No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan,
lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sehingga
kegiatan hanya diarahkan untuk pembinaan, sosialisasi, monitoring ternak
baik ternak masyarakat maupun ternak pemerintah.
Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan kegiatan Sentra Peternakan
Rakyat (SPR) yaitu kegiatan yang bersumber dari dana Dekons Provinsi
Kalimantan Selatan dengan outcome berupa meningkatnya pengawasan
mutu pakan, transfer embrio, pengawasan bibit dan pemetaan.
Untuk mendukung pencapaian indikator, Dinas Peternakan dan Perkebaunan
Kabupaten Banjar juga menerima kegiatan yang bekerjasa dengan Dinas
Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan berupa obat-
obatan, penyediaan straw dan N2 cair serta kegiatan pelayanan kesehatan
hewan lainnya,
Selain itu pada tahun 2017 ini kegiatan juga difokuskan pada peningkatan
dan pengembangan ternak melalui program Upaya Khusus Sapi Induk Wajib
Bunting (UPSUS SIWAB) yang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan
Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Balai Pembibitan Ternak Unggas
dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari dan Balai Veteriner
Kalimantan.
Kegiatan Panen Pedet (Bupati Banjar melakukan Inseminasi Buatan)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
44 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) merupakan
program Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan dengan dasar hukum Permentan Nomor 48 Tahun 2016
tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi Dan Kerbau
Bunting.
Kegiatan Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB)
dilaksanakan dengan tujuan sapi atau kerbau milik peternak dipastikan
dikawinkan baik melalui inseminasi buatan maupun kawin alam, menambah
angka kelahiran pedet dan meningkatkan jumlah populasi.
Kegiatan UPSUS SIWAB terlaksana dengan baik dan mendapatkan dukungan
dari peternak, karena mereka di untungkan dengan tidak adanya pungutan,
pemeriksaan kesehatan hewan, Inseminasi Buatan, pengobatan dan lain-lain
yang semuanya di gratiskan
Tabel 3.14
Data Capaian Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting (UPSUS SIWAB)
No Uraian Kegiatan Target
(ekor)
Realisasi
(ekor)
Persentase
(%)
1. Akseptor 3.800 6.065 160
2. Inseminasi Buatan (IB) 3.800 3.896 103
3. Pemeriksa Kebuntingan (PKb) 2.800 3.333 119,04
4. ATR 450 145 32
5. Kelahiran 1.520 1.076 71
Disamping kegiatan diatas, keberhasilan peningkatan populasi juga didukung
oleh kegiatan pencegahan dan penaggulangan penyakit hewan. Status
kesehatan ternak yang baik akan mempengaruhi produktivitas ternak sehingga
akan berkembang biak dengan baik.
Program dan kegiatan yang terkait dengan kesehatan hewan adalah Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak dengan kegiatan
sebagai berikut :
a) Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak.
Target kinerja kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
menular ternak adalah menurunnya angka kematian (mortalitas) ternak
besar sebesar 0,34%, angka kematian ternak unggas sebesar 6,4% serta
meningkatnya status kesehatan ternak
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
45 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target adalah
Pengobatan darurat, pengobatan massal,
vaksinasi SE, Jembrana dan Rabies sebanyak
700 ekor, dengan outcome terkendalinya
penyebaran dan penularan penyakit SE,
Jembrana, Rabies dan Penyakit ternak
lainnya di Kabupaten Banjar.
Dengan kerjasama dan dukungan dari semua
pihak baik petugas teknis, paramedis
maupun medis veteriner (dokter hewan)
yang bertugas di lapangan, puskeswan atau
klinik, semua kegiatan dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar serta
dapat memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan yaitu:
menurunnya angka kematian ternak besar,dari target 0,34% turun
menjadi 0,29%.
menurunnya angka kematian ternak unggas, angka kematian menurun
menjadi 5,60% dari target 6,40%
b) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.
Melalui kegiatan ini, Seksi kesehatan Hewan telah melaksanakan berbagai
upaya-upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak seperti
vaksinasi Rabies, eliminasi, dan desinfeksi.
Output kegiatan berupa uji residu antibiotik sebanyak 15 sampel cemaran
mikroba dan PCR, Terperiksanya hewan qurban sebanayk 800 ekor secara
ASUH, Tersedianya data cemaran mikroba, residu antibiotik terhadap
daging/produk peternakan di pasaran sebanyak 30 sampel, Tersedianya data
hasil uji penyakit hewaan dan pemalsuan produk peternakan sebanyak 10
sampel dan Tersedianya 21 sampel untuk uji residu antibiotic, cemaran
mikroba dan PCR. Outcome kegiatan berupa menurunnya
penularan/penyebaran penyakit ternak endemic sebesar 5%.
Selain melaksanakan program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar dalam
melaksanakan upaya-upaya
pencegahan penyakit juga didukung
oleh Bantuan dari Dinas Perkebunan
dan Peternakan Provinsi Kalimantan
Selatan berupa obat-obatan, vaksin,
desinfektan dan uji test hewan yang
langsung diserahkan kepada seksi
kesehatan hewan.
Meskipun telah memenuhi target, upaya peningkatan populasi ternak
kedepannya masih menghadapi berbagai tantangan antara lain :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
46 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Belum optimalnya pemanfaatan daya dukung lahan yang potensial untuk
pengembangan peternakan. Potensi sumberdaya lahan peternakan di
Kabupaten Banjar ± 40.000 ha. Apabila diasumsikan 1 (satu) ha
mampu menampung 1 (satu) satuan ternak, maka dengan populasi sapi
saat ini 17.627 ekor, baru 44% lahan yang termanfaatkan, sehingga
masih bisa menampung 22.373 ekor lagi.
Pemotongan ternak tidak seimbang dengan pertambahan populasi, dari
data yang ada pemotongan tahun 2017 mencapai 3.502 ekor sedangkan
populasinya hanya 16.771 ekor yang berarti lebih 20 % sapi dan kerbau
dipotong dengan demikian kalau tidak ada penambahan ternak baik
melalui kelahiran atau droping dalam kurun waktu 4 - 5 tahun kedepan
ternak akan habis.
Jumlah kepemilikan ternak petani masih rendah dan belum mencapai
skala ekonomis, membuat usaha dibidang peternakan masih terkesan
berjalan lamban.
masih tingginya pemotongan sapi yang memiliki kondisi baik, terjadinya
perkawinan sedarah (inbreeding) serta penurunan populasi sapi antara
lain karena kemampuan reproduksi yang rendah.
Sebagian pelaku bisnis sapi potong memilih mendatangkan sapinya dari
luar daerah bahkan dari pulau jawa,Karena mereka mengangap dengan
mendatangkan lebih memberi untung.
Lemahnya sumber daya manusia/petani khususnya peternak dalam
mengelola ternaknya, juga ternak bantuan pemerintah.
Upaya penambahan populasi berupa pemasukan bibit ternak dari luar
terkendala regulasi.
Bantuan bibit ternak kepada masyarakat terkendala persyaratan badan
hukum kelompok tani.
Upaya yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan diatas antara
lain :
Penambahan ternak perlu dilakukan terus dan perbaikan mutu genetik
ternak baik melalui kawin suntik maupun kawin alam, memilih induk
dan pejantan yang baik dan unggul selalu ditingkatkan Sehingga
pertumbuhan ternak akan lebih cepat yang pada akhirnya berpengaruh
pada bobot akhir.
Untuk menekan pemotongan ternak besar, perlu di masyarakatkan
keaneka ragaman protein hewani dengan memakan selain daging
ternak besar seperti unggas, telur dan ikan, hal ini bisa mendorong
untuk tumbuh kembangnya ternak ternak yang lain.
Dibidang permodalan pemerintah telah memberikan pembinaan dan
paket baik untuk ternak besar,kecil maupun unggas, Pembinaan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
47 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
penanaman rumput unggul terus ditingkatkan hal ini untuk
memperbaiki mutu pakan ternak,selain itu penanaman rumput mampu
memperbaiki dan mempertahankan adanya erosi.
Perawatan ternak dan menjaga kesehatan tetap dilakukan dan dijaga
bila perlu ditingkatkan karena hanya ternak yang sehat yang baik
pertumbuhannya.
Perbaikan sumber daya manusia melalui pembinaan kelompok, study
banding dan pelatihan-pelatihan teknis perlu ditingkatkan
Pelaku usaha perlu penambahan modal baik lewat swasta maupun
pemerintah untuk memperbesar usahanya.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan populasi
sapi sebagai berikut :
Tabel 3.15
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak
Indikator Kinerja Sasaran
KINERJA
Program/kegiatan
ANGGARAN
Target Realisas
i*) % Pagu Realisasi %
Jumlah
Populasi
sapi (ekor)
16.950 17.627 103,99 Program Peningkatan
Produksi Hasil Ternak
Pembibitan dan
Perawatan Ternak 609.999.520 562.234.450 92,17
Pendistribusian Bibit
Ternak Kepada
Masyarakat
292.974.760 260.788.370 89,01
Program Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit ternak
Pemeliharan
Kesehatan dan
pencegahan Penyakit
Menular Ternak
141.532.240 135.097.370 95,45
Pemusnahan Ternak
yang Terjangkit
Penyakit Endemik
63.225.600 45.830.600 72,49
16.950 17.627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63
Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan
mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun
2011 tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.
Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut
E =
n
1
RAK ke i / RVK ke i
x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i
I =1
n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
48 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.16 Efisiensi Penggunaan Anggaran
Indikator Kinerja Sasaran
KINERJA ANGGARAN EFISIEN
SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %
Jumlah Populasi
sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63 12,85
Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang
diperoleh hasilnya positif 12,85%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai
dengan sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah
mencapai tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan
angggaran yang efisien dan efektif.
Sasaran 2. Meningkatnya kualitas hasil industri pengolahan
perkebunan dan perikanan
Indikator kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas hasil industri pengolahan
perkebunan adalah Persentase Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Perkebunan
Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan adalah penggunaan
bahan pembeku yang direkomendasi. Target 30% adalah jumlah hasil produksi bokar
di kawasan sentra produksi yang menggunakan bahan pembeku yang telah
direkomendasi oleh Kementerian Pertanian berupa asam semut dan deorub.
Tabel 3.17
Capaian Kinerja sasaran Peningkatan Produk pengolahan Hasil Peternakan
No
.
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA SASARAN
Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target
Realisiasi
*) % Realisasi
1 Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan
20 30 35 116,67 50 70,00
*) Angka Sementara
Berdasarkan tabel diatas, capaian peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan
melebihi target yang telah ditetapkan dari target 30% terealisasi sebesar 35%
(116,67%). Jika diproyeksikan dengan target tahun 2021 sebesar 50%, realisasi tahun
2017 sudah mencapai 70 % dari target akhir RPJMD 2021.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 27%, maka terjadi kenaikan
sebesar sebesar 16,67%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
49 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Perkembangan peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar) dalam kurun
5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.18
Perkembangan Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Perkebunan
Tahun Realisasi % Peningkatan
2013 20 % 5,26
2014 23 % 15,00
2015 25 % 8,70
2016 30 % 20,00
2017 *) 35 % 16,67
RATA-RATA 13,13
*) Angka Sementara
Dari tabel diatas, peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dalam kurun waktu
5 tahun mengalami peningkatan yang positif rata-rata 13,13% per tahun.
Meningkatnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kualitas
mutu olahan berdampak pada peningkatan persentase pengolahan hasil karet.
Gambar 3.7
Perkembangan Peningkatan Pengolahan Hasil Karet 2013 - 2017
Dilihat tabel diatas capaian peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan 2017
sebesar 35%, jika dibandingkan dengan target provinsi, capaian kabuapten masih
rendah.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
50 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Gambar 3.8
Laju Peningkatan Produk Pengolahan Hasil Karet
Tercapainya target tersebut karena peran petugas penyuluh dan dukungan kegiatan
dari APBN berupa bantuan pembeku berupa asam semut. Keberhasilan pencapaian
target merupakan dukungan program daerah, provinsi dan pusat.
Program daerah yang mendukung keberhasilan pencapaian indikator sasaran adalah :
a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diiimplementasikan dalam kegiatan
Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis.
Output dari kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku
Agribisnis adalah terlaksananya Bimbingan Teknis
karet Sit Asap dan Temu Usaha dengan target 60
OK di Desa Biih Kecamatan karang Intan.
Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
meningkatnya sumberdaya petugas dan pelaku
agribisnis perkebunan karet dalam mengolah dan
meningkatkan mutu olahan.
b) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
Melalui Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian telah
dilaksanakan pemetaan potensi sapras
pengolahan hasil Perkebunan. Output dari
kegiatan berupa SID titik koordinat Sapras Sentra
Produksi Perkebunan. Outcome dari kegiatan
berupa peta potensi sapras pengolahan hasil
perkebunan sebagai data dan informasi
identifikasi kebutuhan sarpras pengolahan hasil
perkebunan di Kabupaten Banjar.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
51 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
c) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
Melalui Program Peningkatan Pemasaran Hasil produksi Pertanian/perkebunan telah
dilaksanakan Kegiatan Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasional
Penyediaan Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Komplementer
Target kinerja Kegiatan ini
dilaksanakan untuk meningkatkan
mutu komoditas hasil perkebunan,
pengembangan perkebunan dan
klarifikasi usaha perkebunan.
Output kegiatan berupa terlaksananya
pembinaan fasilitasi kemitraan
agribisnis kelompok dan kerjasama
pelaku agribisnis, pertemuan Tim
pembina Pengembangan Perkebunan yaitu pertemuan Tim Pembina Pengembangan
Perkebunan Kabupaten (TP3K) sebanyak 2 kali pertemuan. Outcome kegiatan
berupa terjalinnya kerjasama perusahaan perkebunan dan poktan dan
meningkatnya usaha perkebunan rakyat.
Selain program dan kegiatan daerah, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar juga melaksanakan kegiatan yang bersumber dari APBN dan APBN, yaitu
a. Dana APBN
Melalui anggaran APBN Tahun 2017, Dinas Peternakan dna perkebunan
Kabupaten Banjar mendapatkan bantuan peralatan pasca panen yang
dialokasikan untuk 2 (dua) kelompok tani yaitu :
Kel. Tani Padang Bersatu Desa Sungai Alang Kec. Karang Intan, Bantuan
Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN Direktorat Jenderal
Perkebunan berupa : pisau sadap 50 buah, mangkok sadap, talang sadap,
ring mangkok sadap maisng-masing 12.500 buah, bak pembeku lateks 50
buah dan bahan pembeku lateks 150 liter
Kel. Tani Lebah Madu Desa Pematang Danau Kec. Mataraman, Bantuan
Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN Ditjend
Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017 berupa : pisau sadap 50 buah,
mangkok sadap, talang sadap, ring mangkok sadap maisng-masing 12.500
buah, bak pembeku lateks 50 buah dan bahan pembeku lateks 150 liter.
b. Dana APBN-P
Melalui sumber dana APBN-P, Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar mendapat bantuan peralatan pasca panen di 2 (dua) kelompok tani
yaitu :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
52 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Kel. Tani Sinar Surya Desa Sungai Alang Kec. Karang Intan, Bantuan
Peralatan Pasca Panen yang diberikan melalui dana APBN-P Ditjend
Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017 berupa :
pisau sadap 50 buah,
mangkok sadap 12.500 buah
talang sadap 12.500 buah
ring mangkok sadap 12.500
buah
bak pembeku lateks 50 buah
dan
bahan pembeku lateks 150
liter
Kel. Tani Tunas Harapan Desa
Tiwingan Lama Kec. Aranio, Bantuan Peralatan Pasca Panen yang diberikan
melalui dana APBN-P Ditjend Perkebunan untuk Tahun Anggaran 2017
berupa :
pisau sadap 50 buah,
mangkok sadap 12.500 buah
talang sadap 12.500 buah
ring mangkok sadap 12.500 buah,
bak pembeku lateks 50 buah dan bahan
pembeku lateks 150 liter.
c. Dana APBD I
Bantuan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan
tahun anggaran 2017 berupa 1 buah bangunan Tempat Penampungan Hasil
(TPH) Bokar, yang di berikan kepada kelompok tani RPBSK Langla Desa
Mandikapau Barat Kec. Karang Intan.
Berbagai program dan kegiatan baik yang bersumber dari dana APBD Kabupaten
Banjar, APBD provinsi Kalimantan Selatan maupun APBN diarahkan untuk
mendukung pencapaian indikator sasaran sehingga tujuan peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan petani dapat terpenuhi.
Tempat Penampungan Hasil Bokar Bantuan dari APBD Provinsi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
53 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran peningkatan
produk hasil perkebunan antara lain :
Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)
Lemahnya penanganan pasca panen produk perkebunan
Solusi yang diharapkan Untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :
Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah
Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.
Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan
analisis berkelanjutan dan Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan,
serta pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produk
pengolahan hasil perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai
berikut :
Tabel 3.19
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Pengolahan Hasil perkebunan
Indikator Kinerja Sasaran
KINERJA Program/kegiatan
ANGGARAN
Target Realisasi
*) % Pagu Realisasi %
Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan
30 35 116,67 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
- Pelatihan Petani dan Pelaku
Agribisnis 24.950.000 23.970.600 96,07
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
- Penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil Pertanian 45.746.880
45.206.880 98,82
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
- Fasilitasi kerjasama
regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer
173.200.000
147.404.771
85,11
30 35 116,67 - 243.896.880 216.582.251 88,80
Dari hasil capaian tersebut selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan
mengacu pada mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011
tentang Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja.
Cara pengukuran (by system) efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut
E =
n
1
RAK ke i / RVK ke i
x 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i
I =1
n Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
54 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.20 Efisiensi Penggunaan Anggaran
Indikator Kinerja Sasaran
KINERJA ANGGARAN EFISIEN
SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %
Persentase peningkatan
produk pengolahan hasil
perkebunan
30 35 116,67 243.896.880 216.582.251 88,80 23,89
Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang diperoleh
hasilnya positif 32,89%. Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya
yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.
Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan efektif.
3.2. Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra
3.2.1. Capaian Kinerja
Capaian kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar terhadap
target Renstra beserta target dan capaian realisasinya dirinci dalam tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.22
Capaian Kinerja Terhadap Target Renstra
No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisasi
1.
.
Meningkatnya populasi ternak
- Jumlah populasi Sapi (ekor)
16.771 16.950 17.627 103,99 18.120 97,28
- Jumlah populasi Kerbau (ekor)
3.230 3.255 3.401 104,49 3.328 102,19
- Jumlah populasi Kambing (ekor)
11.205 11.125 11.903 106,99 11.410 104,32
- Jumlah populasi Ayam Buras (ekor)
1.057.775 1.051.400 1.712.154 162,85 1.055.640 101,20
- Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor)
15.654.798 15.520.500 15.733.072 101,37 15.602.100 100,70
- Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor)
401.057 400.380 150.713 37,64 406.730 37,05
- Jumlah populasi Itik(ekor)
365.761 363.470 369.419 101,64 366.366 100,83
2 Meningkatnya produksi ternak
- Jumlah Daging sapi (Kg)
1.034.656 1.050.000 734.000 69,90 1.125.000 65,24
- Jumlah Daging kambing (Kg)
89.404 91.000 109.500 120,33 99.000 110,61
- Jumlah Daging ayam buras (Kg)
960.000 969.000 969.600 100,06 993.000 97,64
- Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir
118.000 125.000 135.642 108,51 128.000 105,97
- Jumlah Daging ayam Ras pedaging
5.340.000 5.474.250 5.840.000 106,68 5.821.600 100,32
- Jumlah Daging itik (Kg)
346.710 348.000 422.305 121,35 357.000 118,29
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
55 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisasi
- Jumlah Telur ayam ras (Kg)
4.171.642 4.174.770 1.406.250 33,68 4.208.269 33,42
- Jumlah Telur ayam buras (Kg)
857..098 858.554 1.586.662 184,81 865.442 183,34
- Jumlah Telur itik (Kg)
2.726.641 2.850.000 2.424.308 85,06 3.000.000 80,81
- Jumlah Susu sapi (liter(
168.849 169.000 171.000 101,18 175.000 97,71
3 Menurunnya angka kematian ternak
- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)
0,33 0,34 0,29 117,24 0,32 110,34
- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)
6,00 6,40 5,60 114,29 5,00 89,29
4 Meningkatnya Produksi Perkebunan
- Jumlah Produksi Karet (Kg)
17.661.000 16.472.000 17.673.000 107,29 17.200.000 94,87
- Jumlah Produksi Kopi (Kg)
610.000 621.000 624.231 100,52 672.000 92,89
- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg)
2.504.000 3.000.000 2.511.480 83,72 4.250.000 59,09
- Jumlah Prod Atsiri (Kg)
40.000 48.000 40.800 85,00 70.000 58,29
5. Meningkatnya produktifitas Perkebunan
- Produktivitas Karet (Kg/Ha)
896 972 892 91,77 1.065 83,75
- Produktivitas Kopi (Kg/Ha)
859 757 757 100,00 768 98,57
- Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha)
968 1.070 977 91,31 1.200 81,42
- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha)
858 900 765 85,00 1.000 76,50
6 Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan
Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%)
9 8 9 100,00 7 77,78
7 Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya
Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)
2,75 2,99 3,38 113,04 3,73 72,12
8. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)
14,72 24,53 25,00 101,92 39,25 53,12
9. Meningkatnya kompetensi penyuluh
Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%)
9,6 16,00 15,2 95,63 25,6 59,38
10 Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan
- Persentase
peningkatan produk
pengolahan hasil
perkebunan
30 35 116,67 116,67 50 70,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
56 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi
% Realisasi
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis)
3 3 3 100,00 5 100,00
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis)
7 7 7 100,00 7 100,00
- Jumlah UPPB yang terbina
5 6 6 100,00 7 85,71
- Jumlah UPPB yang bekerjasama dengan pabrikan
4 5 5 100,00 7 71,43
11 Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur
Persentase disiplin kerja
100 100 90 90,00 100 100,00
Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)
7 7 6 85,71 7 85,71
Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan (%)
100 100 100 100,00 100 100,00
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran (%)
60 80 60 75,00 100 70,00
101,11 88,09
Dari capaian kinerja seperti yang ditampilkan pada tabel diatas, hasilnya dinilai dan
diklasifikasi berdasarkan skala nilai yang telah ditetapkan. Hasil penilaian sasaran
dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut :
Tabel 3.23 Hasil Penilaian Sasaran Renstra 2017
N0. INDIKATOR KINERJA SASARAN
KINERJA Kriteria
Penilaian Target Realisiasi %
Realisas
1 Jumlah Telur ayam buras (Kg) 858.554 1.586.662 184,81 Sangat Tinggi
2 Jumlah populasi Ayam Buras (ekor) 1.051.400 1.712.154 162,85 Sangat Tinggi
3 Jumlah Daging itik (Kg) 348.000 422.305 121,35 Sangat Tinggi
4 Jumlah Daging kambing (Kg) 91.000 109.500 120,33 Sangat Tinggi
5 Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 757 903 119,29 Sangat Tinggi
6 Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%) 0,34 0,29 117,24 Sangat Tinggi
7 Persentase peningkatan produk pengolahan hasil
perkebunan
35 116,67 116,67 Sangat Tinggi
8 Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%) 6,40 5,60 114,29 Sangat Tinggi
9 Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir 125.000 135.642 108,51 Sangat Tinggi
10 Jumlah Produksi Karet (Kg) 16.472.000 17.673.000 107,29 Sangat Tinggi
11 Jumlah populasi Kambing (ekor) 11.125 11.903 106,99 Sangat Tinggi
12 Jumlah Daging ayam Ras pedaging 5.474.250 5.840.000 106,68 Sangat Tinggi
13 Jumlah populasi Kerbau (ekor) 3.255 3.401 104,49 Sangat Tinggi
14 Jumlah populasi Sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 Sangat Tinggi
15 Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor) 15.520.500 15.733.072 101,37 Sangat Tinggi
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
57 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
N0. INDIKATOR KINERJA SASARAN
KINERJA Kriteria
Penilaian Target Realisiasi %
Realisas
16 Jumlah populasi Itik(ekor) 363.470 369.419 101,64 Sangat Tinggi
17 Jumlah Susu sapi (liter( 169.000 171.000 101,18 Sangat Tinggi
18 Jumlah Produksi Kopi (Kg) 621.000 624.231 100,52 Sangat Tinggi
19 Jumlah Daging ayam buras (Kg) 969.000 969.600 100,06 Sangat Tinggi
20 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis) 3 3 100,00 Sangat Tinggi
21 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis) 7 7 100,00 Sangat Tinggi
22 Jumlah UPPB yang Terbina (kel) 6 6 100,00 Sangat Tinggi
23 Jumlah UPPB yang Bekerjasama dengan Pabrikan (kel) 5 5 100,00 Sangat Tinggi
24 Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis) 3 3 100,00 Sangat Tinggi
25 Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan (%)
100 100 100,00 Sangat Tinggi
26 Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%) 3 3 100,00 Sangat Tinggi
27 Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%) 7 7 100,00 Sangat Tinggi
28 Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%) 6 6 100,00 Sangat Tinggi
29 Persentase jumlah penyuluh yang bersertifikasi (%) 16,00 15,2 95,63 Sangat Tinggi
30 Produktivitas Karet (Kg/Ha) 972 892 90,43 Tinggi
31 Persentase disiplin kerja 100 90 90,00 Tinggi
32 Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha) 1.070 932 87,10 Tinggi
33 Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek teknis dan administrasi (orang/thn)
7 6 85,71 Tinggi
34 Jumlah Telur itik (Kg) 2.850.000 2.424.308 85,06 Tinggi
35 Jumlah Produksi Atsiri (Kg) 48.000 40.800 85,00 Tinggi
36 Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 900 765 85,00 Tinggi
37 Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg) 3.000.000 2.511.480 83,72 Tinggi
38 Jumlah Daging sapi (Kg) 1.050.000 734.000 69,90 Sedang
39 Persentase ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran (%)
80 60 75,00 Sedang
40 Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor) 400.380 150.713 37,64 Sangat Renda
41 Jumlah Telur ayam ras (Kg) 4.174.770 1.406.250 33,68 Sangat Renda
RATA-RATA 101,11 Sangat Tinggi
Dari tabel diatas, sebagian besar indikator telah memenuhi target yang telah
ditetapkan dengan rata-rata nilai 101,11 dengan kriteria sangat tinggi. Capaian
tertinggi ada pada produksi telur ayam buras yaitu sebesar 184,81% sementara
terendah ada pada populasi ayam ras petelur, salah satu penyebabnya rendahnya
populasi adalah banyaknya ayam ras yang tidak produktif (afkir). Sementara dari
capaian 2017 terhadap target akhir Renstra (2021) telah terpenuhi sebesar 88,09%.
3.2.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran 1. Meningkatnya Populasi Ternak
Populasi ternak terdiri dari terdiri dari ternak sapi, kerbau, kambing, ayam
buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan itik. Prioritas utama sasaran
meningkatnya populasi ternak adalah sapi potong merupakan target utama yang harus
dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan swasembada daging sapi
(P2SDS) di Indonesia.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
58 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Capaian kinerja meningkatnya populasi ternak tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 3.24
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Tahun 2017 Target Akhir Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi % Realisasi
- Jumlah populasi Sapi (ekor) 16.950 17.627 103,99 18.120 97,28
- Jumlah populasi Kerbau (ekor) 3.255 3.401 104,49 3.328 102,19
- Jumlah populasi Kambing (ekor) 11.125 11.903 106,99 11.410 104,32
- Jumlah populasi Ayam Buras (ekor) 1.051.400 1.712.154 162,85 1.055.640 101,20
- Jumlah populasi Ayam Ras Pedaging (ekor)
15.520.500 15.733.072 101,37 15.602.100 100,70
- Jumlah populasi Ayam Ras Petelur (ekor) 400.380 150.713 37,64 406.730 37,05
- Jumlah populasi Itik(ekor) 363.470 369.419 101,64 366.366 100,83
102,71 91,94
Dari tabel tersebut, sebagian besar populasi ternak telah mencapai lebih dari 100%
dari target ditetapkan. Capain paling tinggi ada pada indikator populasi ayam buras.
Meningkatnya populasi ayam buras karena ayam buras atau ayam kampung
merupakan ternak yang umum dipelihara oleh keluarga peternak, setiap rumah tangga
di pedesaan rata-rata memiliki ayam buras/kampung.
Indikator terendah ada populasi ayam ras petelur, capaian sangat rendah disebabkan
banyaknya ayam yang dipotong karena afkir.
Jika dibandingkan dengan capaian 2016 semua populasi ternak mengalami
pertumbuhan yang positif kecuali ayam ras petelur. Pertumbuhan populasi ternak
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 3.25
Pertumbuhan Populasi Ternak Tahun 2016 dan 2017
Populasi Satuan TAHUN %
pertumbuhan 2016 2017
- Sapi Ekor 16.621 17.627 6,05
- Kerbau Ekor 3.230 3.401 5,29
- Kambing Ekor 11.205 11.903 6,23
- Ayam Buras Ekor 1.057.775 1.712.154 61,86
- Ayam Ras Pedaging Ekor 15.654.798 15.733.072 0,50
- Ayam Ras Petelur Ekor 401.057 150.713 -62,42
- Itik Ekor 365.761 369.419 1,00
RATA-RATA 2,65
Tercapainya target populasi merupakan Keberhasilan dari berbagai program dan
kegiatan daerah serta dukungan provinsi dan pusat (APBN).
Program dan Kegiatan daerah yang mendukung pencapaian indikator yaitu Program
Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan dukungan kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak
diarahkan untuk mendukung pencapaian indikator peninngkatan populasi ternak.
Khususnya pencapaian target RPJMD. Output kegiatan adalah terlaksananya
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
59 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
kegiatan perbibitan ternak berupa Inseminasi Buatan dan operasional unit perbibitan
ternak. Outcome kegiatan berupa meningkatnya angka kelahiran anak hasil
Inseminasi Buatan.
Meningkatnya angka kelahiran ternak terutama pedet hasil Inseminasi Buatan akan
meningkatkan populasi ternak dalam daerah, sehingga diharapkan nantinya dapat
mengatasi permasalahan kebutuhan daging dalam daerah. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dijelaskan pada indikator sasaran RPJMD sebelumnya.
Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat
Target kinerja pada Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat berupa
pembinaan, sosialisasi, monitoring, evaluasi ternak pemerintah. Untuk bantuan bibit
ternak, terkendala adanya Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5
tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan
yang berbadan hukum. Sehingga kegiatan hanya diarahkan untuk pembinaan,
sosialisasi, monitoring ternak baik ternak masyarakat maupun ternak pemerintah.
Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan kegiatan Sentra Peternakan Rakyat
(SPR) yaitu kegiatan yang bersumber dari dana Dekons Provinsi Kalimantan Selatan
dengan outcome berupa meningkatnya pengawasan mutu pakan, transfer embrio,
pengawasan bibit dan pemetaan.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produksi karet
melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.26
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Populasi Ternak
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
Pembibitan dan Perawatan Ternak APBD 609.999.520 562.234.450 92,17 Pendistribusian Bibit Ternak
Kepada Masyarakat APBD 292.974.760 260.788.370 89,01
902.974.280 823.022.820 91,15
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian peningkatan populasi ternak
dijelaskan pada indikator sasaran RPJMD sebelumnya
Sasaran 2. Meningkatnya Produksi Ternak
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar menetapkan sasaran
meningkatnya produksi ternak dengan prioritas produksi daging sapi merupakan target
utama yang harus dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan
swasembada daging sapi (P2SDS) di Indonesia.
Indikator dari sasaran produksi adalah meningkatnya jumlah produksi daging
sapi, daging kambing, daging ayam buras, daging ayam ras pedaging, daging ayam ras
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
60 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
petelur, daging itik, telur itik, telur ayam ras, telur ayam buras dan susu
Jumlah produksi ternak merupakan jumlah karkas hasil pemotongan ternak
dalam suatu wilayah ditambah edible offal (bagian yang dapat dimakan) diukur dalam
satuan kilogram.
Produksi Daging dihitung berdasarkan rumus perkalian antara jumlah
pemotongan ternak dengan parameter berat karkas, sebagai berikut: PD = Ko x St
Tabel 3.27
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi Ternak
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi % Realisasi
- Jumlah Daging sapi (Kg) 1.050.000 734.000 69,90 1.125.000 65,24
- Jumlah Daging kambing (Kg) 91.000 109.500 120,33 99.000 110,61
- Jumlah Daging ayam buras (Kg) 969.000 969.600 100,06 993.000 97,64
- Jumlah Daging Ayam Ras petelur fkir 125.000 135.642 108,51 128.000 105,97
- Jumlah Daging ayam Ras pedaging 5.474.250 5.840.000 106,68 5.821.600 100,32
- Jumlah Daging itik (Kg) 348.000 422.305 121,35 357.000 118,29
- Jumlah Telur ayam ras (Kg) 4.174.770 1.406.250 33,68 4.208.269 33,42
- Jumlah Telur ayam buras (Kg) 858.554 1.586.662 184,81 865.442 183,34
- Jumlah Telur itik (Kg) 2.850.000 2.424.308 85,06 3.000.000 80,81
- Jumlah Susu sapi (liter( 169.000 171.000 101,18 175.000 97,71
103,16 99,01
Berdasarkan tabel diatas, hampir semua komoditas mencapai target yang telah hanya
3 (tiga) indikkator yang belum mencapai target yaitu produksi daging sapi, produksi
telur ayam ras dan produksi telur iti
Capaian tertinggi ada pada Indikator produksi telur ayam buras. Meningkat produksi
telur ayam buras seiring dengan meningkatnya populasi ayam buras.
Sementara capaian terendah ada pada indikator produksi telur ayam ras. Belum
tercapainya target disebabkan banyaknya populasi ayam ras petelur yang afkir atau
tidak produktif lagi.
Demikian juga dengan produksi daging sapi, penurunan produksi disebabkan
menurunnya jumlah pemotongan ternak sebagai akibat dari tingginya harga ternak dan
menurunnya daya beli masyarakat terhadap konsumsi daging sapi. Untuk produksi
komoditas yang lain masih relatif stabil.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
61 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.28
Perbandingan Produksi Tahun 2016 dan 2017
Produksi
TAHUN
% pertumbuhan 2016 2017
Produksi Daging :
- Daging sapi (Kg) 1.034.656 734.000 -29,06
- Daging kambing (Kg) 89.404 109.500 22,48
- Daging ayam buras (Kg) 960.000 969.600 0,01
- Daging Ayam Ras petelur fkir 118.000 135.642 14,95
- Daging ayam Ras pedaging 5.340.000 5.840.000 9,36
- Daging itik (Kg) 346.710 422.305 21,80
Produksi Telur :
- Telur ayam ras (Kg) 4.171.642 1.406.250 -74,91
- Telur ayam buras (Kg) 857.098 1.586.662 85,12
- Telur itik (Kg) 2.726.641 2.424.308 -11,08
Produksi Susu
- Susu sapi (liter) 168.849 171.000 1,27
RATA-RATA 11,09
Berdasarkan data diatas, produksi telur ayam buras mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan yaitu mencapai 85,12%. Meningkatnya produksi telur ayam buras
berbanding lurus dengan meningkatnya populasi ayam buras. Ayam buras merupakan
ternak yang umum di pelihara oleh masyarakat terutama di pedesaan dimana rata-rata
penduduk memiliki ayam buras yang sebagian besar masih dipelihara secara ekstensif
dengan tujuan untuk memanfaatkan sisa-sisa makanan, untuk tabungan maupun
konsumsi sendiri.
Pertumbuhan yang negatif terjadi pada produksi daging sapi yaitu -29%. Penurunan
produksi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tingginya harga daging
menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga berdampak pada
menurunnya jumlah pemotongan ternak.
Sementara itu Produksi susu sapi mengalami pertumbuhan sebesar 1,27% siring
dengan bertambahnya induk sapi yang laktasi.
Secara keseluruhan produksi ternak mengalami pertumbuhan sebesar 11,09%.
Program dan kegiatan yang mendukung peningkatan produksi ternak menjadi satu
kesatuan dengan program dan kegiatan peningkatan populasi ternak. Produksi yang
tinggi akan berpengaruh terhadap angka populasi demikian juga sebaliknya.
a. Program Peningkatan Hasil peternakan
Program peningkatan hasil peternakan diimplementasikan melalui 3 (tiga) kegiatan
yaitu 1) Kegiatan Pembibitan dan perawatan Ternak; 2) kegiatan Pendistribusian
Bibti Ternak kepada Masyarakat dan 3) Pengembangan Agribisnis Peternakan.
sebagaimana sudah dijelaskan pada point sasaran meningkatnya populasi ternak.
b. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Program peningkatan hasil peternakan diimplementasikan melalui 2 (dua) kegiatan
yaitu 1) Kegiatan Pemeliharaan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
menular ternak dan 2) kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
62 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Endemik yang akan dijelaskan pada point sasaran menurunnya angka kematian
ternak.
c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan :
- Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi
Peternakan
Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi
Peternakan diarahkan untuk menunjang operasional UPT Rumah Potong Hewan
(RPH) Martapura sebagai unit pelayanan dalam penyediaan daging gigienis,
layak konsumsi dan juga aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) sesuai dengan
amanat Undang-Undang No. 41 Tahun 2014.
Jumlah produksi daging didasarkan pada jumlah karkas ternak yang dipotong
baik di Rumah Potong Hewan (RPH), Rumah Potong Unggas (RPU), luar
RPH/RPU dan pada hari raya Qurban.
Output kegiatan berupa rehab kandang penampungan, pembangunan gedung
biogas dan pos jaga RPH serta terlaksananya operasional RPH Martapura.
Outcome kegiatan berupa tersedianya produk daging ternak yang Aman, Sehat,
Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat Kabupaten Banjar.
Tabel 3.29
Jumlah Pemotongan Ternak di Kabupaten Banjar Tahun 2017
No Jenis Ternak Jantan Betina Jumlah
1 Sapi 2.102 19 2.121
2 Kerbau 665 54 719
Berdasarkan data dari UPT Rumah Potong Hewan Martapura, produksi daging
yang dihasilkan dari pemotongan ternak di RPH mengalami penurunan sebesar
-1,27% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Perbandingan jumlah
pemotongan di RPH disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.30
Perbandingan Jumlah Pemotongan Tahun 2016 dan 2017
1 Jenis Ternak 2016 2017 % pertumbuhan
1 Sapi 1.902 2.121 11,5
2 Kerbau 986 719 -27,1
Jumlah 2.888 2.840 -1,7
Dari tabel tersebut peningkatan terjadi pada pemotongan ternak sapi yaiotu
sebesar 11,5% sedangkan pemotongan kerbau mengalami penurunan
sebesar -27,1%. Secara keseluruhan persentase pemotongan mengalami
penurunan -1,7%.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
63 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Penurunan jumlah pemotongan antara lain disebabkan :
- Bobot badan ternak yang dipotong berukuran besar dengan demikian
jumlah ternak yang dipotong berkurang tetapi dagingnya lebih banyak.
- Daya beli masyarakat akan kebutuhan daging berkurang dikarenakan
harga dianggap tinggi yang disebabkan suplay ternak ruminansia yang
terbatas.
Selain sebagai penyedia produk daging yang ASUH, UPTD Rumah Potong
Hewan (RPH) Martapura juga sebagai sumber penghasil PAD bagi daerah yang
berasal dari retribusi tempat pemotongan dan Retribusi pemeriksaan kesehatan
ternak yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjar. PAD yang
dihasilkan dari UPT RPH tahun 2017 sebesar Rp. 63.222.000,-
2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak :
- Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak
Output Terlaksananya pemeriksaan dan pemantauan pemotongan hewan
qurban di Kabupaten Banjar. outcome dari kegiatan berupa terhindarnya
masyarakat dari penyakit zoonosis dari hewan qurban.
Pemotongan hewan qurban tahun 2017 berjumlah 949 ekor terdiri dari sapi
846 ekor, kambing 100 ekor dan kerbau 3 ekor. Jika dibandingkan tahun
2016 (849 ekor) terjadi kenaikan sebesar 11,78%.
Dari hasil pemeriksaan hewan qurban tahun 2017 oleh Tim Pematauan
Hewan Qurban, ada 26 ekor yang terinfestasi cacing fasciola sp.
Data pemotongan hewan qurban sebagai berikut :
Tabel 3.31
Pemotongan Hewan Qurban Tahun 2016 dan 2017
Jenis Ternak
Tahun
% pertumbuhan 2016 2017
Sapi 806 846 4,96
Kambing 41 100 143,90
Kerbau 2 3 50,00
Jumlah 849 949 11,76
- Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik
Output kegiatan berupa terlaksananya pemotongan unggas di RPU. Output
yang diharapkan terpenuhinya konsumsi daging unggas yang ASUH (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal).
Untuk produksi daging ayam yang dihasilkan Rumah Potong Unggas (RPU)
Martapura sampai bulan Desember sebanyak 27.372 ekor. RPU Martapura
mulai operasional bulan Juli 2017 dan belum dikenakan tarif retribusi karena
belum ada Perda yang mengaturnya.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
64 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
produksi ternak melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai
berikut :
Tabel 3.32
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Ternak
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
- Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak (RPU)
APBD 42.042.000 24.092.694 57,31
- Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik (RPU)
APBD 70.087.800 43.331.000 61,82
2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Pasar Produksi Peternakan
APBD 563.866.080 527.947.724 93,63
563.866.080 527.947.724 93,63
Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi ternak antara lain :
Konsumsi pangan asal hewan (PAH) khususnya daging dan susu di Kabupaten
Banjar masih rendah disebabkan harga daging dan susu yang masih tinggi
sehingga berdampak pada rendahnya tingkat konsumsi protein hewani.
RPH/RPU sebagai penyediaan produk daging higienis, layak konsumsi dan juga
aman sehat utuh dan halal (ASUH), masih perlu pembenahan dan fasilitasi
sarana prasarana.
Belum ada peraturan yang mengatur tentang Retribusi pemotongan unggas.
Solusi yang diharapkan dapat mengatasi kendala tersebut antara lain :
Sosialisasi atau Gerakan Minum Susu bagi anak-anak usia sekolah dilaksanakan
dalam upaya meningkatkan konsumsi protein hewani yang dimulai di
lingkungan sekolah.
Perlu penambahan prasarana RPH sehingga kegiatan pemotongan lebih
hygienis, Pengusaha Pemotongan/Jagal merasa nyaman dan produk yang di
hasilkan Aman Sehat Utuh Dan Halal (ASUH).
Perbaikan mutu genetik ternak baik melalui kawin suntik maupun kawin alam,
memilih induk dan pejantan yang baik dan unggul selalu ditingkatkan
Sehingga pertumbuhan ternak akan lebih cepat yang pada akhirnya
berpengaruh pada bobot akhir.
Untuk menekan pemotongan ternak besar, perlu dimasyarakatkan keaneka
ragaman protein hewani dengan memakan selain daging ternak besar seperti
unggas, telur dan ikan, hal ini bisa mendorong untuk tumbuh kembangnya
ternak ternak yang lain.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
65 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Sasaran 3. Menurunnya Kematian Ternak
Capaian Indikator Sasaran menurunnya angka kematian ternak 115,77%.
Keberhasilan capaian didukung oleh intensifnya kegiatan pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak di lapangan dan aktifnya petugas-petugas teknis
paramedik dan medik veteriner baik di Dinas Peternakan Kabupaten maupun di
Puskeswan kecamatan.
Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produksi ternak tahun 2017
sebagai berikut :
Tabel 3.33
Capaian Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kematian Ternak
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi % Realisasi
- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)
0,34 0,29 117,24 0,32 110,34
- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)
6,40 5,60 114,29 5,00 89,29
115,77 99,82
Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu angka kematian ternak menurun
9,39%. Perbandingan capaian disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3.34
Perbandingan Menurunnya Angka Kematian Ternak
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Realisasi
% Penurunan 2016 2017
- Persentase menurunnya angka Kematian Ternak Besar (%)
0,33 0,29 12,12
- Persentase penurunan angka Kematian Ternak Unggas (%)
6,00 5,60 6,67
Berdasarkan tabel diatas, persentase kematian ternak besar berhasil ditekan
hingga 12,12%, demikian juga dengan kematian ternak unggas bisa dikurangi hingga
6,67%. Keberhasilan sasaran terlihat dari rendahnya kasus kejadian penyakit.
Keberhasilan ini juga didukung oleh keberadaan petugas teknis, medis veteriner dan
paramedis baik di lapangan, klinik hewan dan puskeswan.
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran kinerja adalah Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak
Target kinerja kegiatan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular
ternak adalah menurunnya angka kematian (mortalitas) ternak besar sebesar
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
66 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
0,34%, angka kematian ternak unggas sebesar 6,4% serta meningkatnya status
kesehatan ternak
Outcome dari kegiatan adalah terkendalinya penyebaran dan penularan penyakit
SE, Jembrana, Rabies dan Penyakit ternak lainnya di Kabupaten Banjar.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian target antara lain:
- Vaksinasi SE pada sapi PO sebanyak 100 ekor di Desa Baliangin Kecamatan
Sambung Makmur dan Desa Baru Kecamatan Mataraman.
- Vaksinasi Jembrana sebanyak 100 ekor di Desa Lok Tamu Kecamatan
Mataraman dan Desa Belangian Kecamatan Aranio. ,
- Pengobatan massal sebanyak 449 ekor di Sambung Makmur, Astambul,
Pengaron dan Cintapuri Darussalam,
- pelayanan di klinik hewan Dinas Peternakan dan Perkebunan sebanyak 334
pasien dan di Puskeswan.
Dengan kerjasama dan dukungan dari semua pihak baik petugas teknis, paramedis
maupun medis veteriner (dokter hewan) yang bertugas di lapangan, puskeswan
atau klinik, semua kegiatan dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar serta
dapat memenuhi target kinerja yang telah ditetapkan yaitu:
menurunnya angka kematian ternak besar angka kematian turun menjadi
0,29% dari target 0,34% dan
menurunnya angka kematian ternak unggas, angka kematian menurun menjadi
5,60% dari target 6,40%
b. Kegiatan Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik.
Seksi kesehatan Hewan telah melaksanakan berbagai upaya-upaya pengendalian
dan pemberantasan penyakit ternak seperti vaksinasi Rabies, eliminasi, dan
desinfeksi.
Output kegiatan berupa uji residu antibiotik sebanyak 15 sampel cemaran mikroba
dan PCR, Terperiksanya hewan qurban sebanyak 800 ekor secara ASUH,
Tersedianya data cemaran mikroba, residu antibiotik terhadap daging/produk
peternakan di pasaran sebanyak 30 sampel, Tersedianya data hasil uji penyakit
hewaan dan pemalsuan produk peternakan sebanyak 10 sampel dan Tersedianya
21 sampel untuk uji residu antibiotic, cemaran mikroba dan PCR.
Outcome kegiatan adalah menurunnya penularan/penyebaran penyakit ternak
endemik.
Pada tahun 2017 terjadi 28 laporan kasus gigitan anjing yang terbanyak di Desa
Paramasan Bawah sebanyak 10 kasus. Untuk mengontrol populasi anjing liar di
lingkungan masyarakat agar kejadian gigitan anjing yang dapat menyebabkan
penyakit rabies dapat ditekan seminimal mungkin dilaksanakan eliminasi anjing liar
sebanyak 15 ekor di Desa Paramasan Bawah kecamaatan Paramasan
Upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak lainnya yang telah
dilaksanakan selama tahun 2017 antara lain vaksinasi Rabies sebanyak 100 ekor di
Desa Paramasan Bawah Kecamatan Paramasan dan Desa Manarap Lama
Kecamatan Kertak Hanyar, eliminasi, dan desinfeksi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
67 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran meningkatnya
populasi ternak melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.35
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Menurunnya Kematian Ternak
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
- Pemeliharan Kesehatan dan pencegahan Penyakit Menular Ternak
APBD 141.532.240 135.097.370 95,45
- Pemusnahan Ternak yang Terjangkit Penyakit Endemik
APBD 63.225.600 45.830.600 72,49
204.757.840 180.927.970 88,36
Meskipun telah mencapai target, namun upaya pencapaian sasaran ke depan masih
menghadapi berbagai kendala antara lain :
Luasnya jangkauan wilayah pengobatan
Keterbatasan tenaga medik dan paramedik
lokasi kejadian kasus berjauhan
Solusi yang diharapkan dapat mengatasi kendala diatas antara lain :
Penambahan tenaga teknis untuk memenuhi kekurangan tenaga dilapangan
terus dilakukan agar pelayanan kesehatan hewan di masyarakat dapat lebih
optimal.
Kegiatan pelayanan pengobatan masal terus di tingkatkan ke daerah kantong-
kantong ternak.
Peningkatan kerjasama dengan Dinas peternakan Provinsi terus dilakukan guna
mengatasi keterbatasan anggaran di kabupaten, khususnya perihal pengadaan
obat dan pemeriksaan sampael penyakit.
Kerjasama dengan Balai penyakit Veteriner Banjarbaru terus ditingkatkan guna
pemantauan surveilance penyakit-penyakit strategis.
Sasaran 4. Meningkatnya Produksi Perkebunan
Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan
komoditas perkebunan yang ada di Kalimantan Selatan terutama karet. Hal ini dapat
dilihat dari luasnya areal perkebunan rakyat yang ada, yaitu mencapai 23.859 Ha
(68%) dan perkebunan besar yang dikelola BUMN (PBN) 10.227,50 Ha (29%) maupun
swasta (PBS) seluas 842,53 (2,4%), terdiri dari berbagai komoditas perkebunan, yang
meliputi tanaman karet, kelapa sawit, kopi, kelapa dalam, cengkeh lada dan lainnya
(14 komoditas perkebunan).
Komoditas utama yang dikembangkan di Kabupaten Banjar adalah karet, kopi,
dan kelapa dalam, sedangkan komoditas kelapa sawit dikelola oleh perusahaan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
68 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Indikator sasaran berupa jumlah produksi tanaman perkebunan yakni hasil atau
realisasi panen atau yang diperoleh dari tanaman perkebunan dengan formulasi Jumlah
areal tanaman yang produktif dikalikan dengan produktivitas rata-rata.
Ada perbedaan target antara target Renstra dan RPJMD dimana target RPJMD
diatas target Renstra sehingga jika mengacu pada target Renstra, angka capaian telah
memenuhi target, namun jika mengacu pada target RPJMD maka target tidak tercapai.
Untuk itu melalui reviu RPJMD akan dilakukan sinkronisasi target.
Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produksi perkebunan tahun 2017
sebagai berikut :
Tabel 3.36
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Tahun 2017
Target Akhir Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021 (%) Target Realisiasi
%
Realisasi
- Jumlah Produksi Karet (Kg) 16.472.000 17.673.000 107,29 17.200.000 94,87
- Jumlah Produksi Kopi (Kg) 621.000 624.231 100,52 672.000 92,89
- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (Kg)
3.000.000 2.511.480 83,72 4.250.000 59,09
- Jumlah Produksi Atsiri (Kg) 48.000 40.800 85,00 70.000 58,29
94,13 76,29
Berdasarkan tabel diatas, komoditas perkebunan yang berhasil mencapai target
produksi adalah karet dan kopi. Sementara kelapa dalam dan atsiri belum mencapai
target. Banyaknya tanaman kelapa yang berusia tua dan tidak produktif serta iklim
berdampak pada produksi kelapa dalam.
Tabel 3.37
Perbandingan Produksi Perkebunan tahun 2016 dan 2017
INDIKATOR KINERJA
TAHUN %
PERTUMBUHAN 2016 2017
- Jumlah Produksi Karet (ton) 17.661,00 17.673,00 0,07
- Jumlah Produksi Kopi (ton) 610,00 624,23 2,33
- Jumlah Produksi Kelapa Dalam (ton) 2.504,00 2.511,48 0,30
- Jumlah Produksi Atsiri (ton) 40,00 40,80 2,00
RATA-RATA 1,17
Meskipun indikator sasaran belum mencapai target namun jika dibandingkan dengan
capaian produksi tahun lalu semua komoditas mengalami pertumbuhan yang positif
yaitu rata-rata 1,17%.
Berdasarkan Angka Tahun 2017 luasan tanaman karet mengalami kenaikan dari 25,030
ha pada tahun 2016 menjadi 25,242 ha di tahun 2017. Produksi tahun 2017 tercapai
sebesar 17.673 ton dengan peningkatan produksi sebesar 0,07 %.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
69 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.38
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Rakyat
No. Uraian 2016 2017 %
pertumbuhan
1. Luas areal (Ha) 25,030 25.242 0,85
2. Produksi (Ton) 17.661 17.673 0,07
3. Produktivitas (Kg/Ha) 896 892 -0,45
Sementara untuk komoditas kopi, Luasan tanaman komoditas kopi tahun 2017 seluas
805 ha mengalami penurunan seluas 2 ha dibandingkan tahun 2016 seluas 807 ha.
Sedangkan Produksi kopi mengalami peningkatan sebesar 2,28 % yakni dari 610 ton di
tahun 2016 menjadi 624,231 ton di tahun 2017.
Tabel 3.39
Rekapitulasi Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Rakyat Tanaman Kopi
No. Uraian 2016 2017 %
pertumbuhan
1. Tanam (Ha) 807 805 -0,25
2. Produksi (Ton) 610 624 2,30
3. Produktivitas (Kg/Ha) 859 757 -11,87
Berdasarkan data diatas, luas tanam mengalami penurunan sebesar 2 ha sehingga
produktifitas juga menurun. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Peternakan dan
Perkebunan melalui e-proposal sudah mengusulkan kegiatan pengembangan kopi.
Untuk komoditas Kelapa Dalam, Luasan tanaman Kelapa Dalam tahun 2017 sebesar
3.308 ha meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 4,11 %. Hal ini juga
berpengaruh terhadap peningkatan produksi Kelapa Dalam di Kabupaten Banjar
sebesar 4,11 % pada tahun 2017 sebesar 2391,481 ton setara kopra dibandingkan
tahun 2016 sebesar 2494 ton setara kopra.
Tabel 3.40
Rekapitulasi Luas Areal Dan Produksi Perkebunan Rakyat
Tanaman Kelapa Dalam
No. Uraian 2016 2017 %
Pertumbuhan
1. Tanam (Ha) 3.172 3.308 4,29
2. Produksi (Ton) 2.504 2.511 0,28
3. Produktivitas (Kg/Ha) 968 977 0,93
Berdasarkan tabel diatas, luas tanam mengalami peningkatan seluas 136 hektar.
Demikian juga dengan produksi dan produktivitas juga meningkat seiring dengan
meningkatnya luas tanam.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
70 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran kinerja adalah :
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu melalui kegiatan Pengembangan
Pertanian Pada Lahan Kering
Target kinerja Kegiatan Pengembangan Pertanian pada lahan kering diarahkan
pada pengembangan tanaman perkebunan komoditas prioritas
Output kegiatan berupa Pembinaan dan pendampingan kegiatan pengembangan
dan peremajaan karet (APBN). Outcome yang diharapkan adalah bertambahnya
luas tanaman karet melalui kegiatan peremajaan karet (APBN). Dukungan
kegiatan dana APBN dan APBN-P, sehingga target kegiatan berupa peningkatan
luas tanam yaitu dari 25.030 hektar di tahun 2016 menjadi 25.242 hektar pada
tahun 2017.
Kendala yang dihadapi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Pertanian pada Lahan Kering antara lain Adanya Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga
dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Sementara Kelompok
tani yang ada hampir tidak ada yang berbadan hukum sehingga bantuan bibit
dan pupuk tidak dapat direalisasikan.
Upaya pemecahan masalah adalah mengupayakan bantuan dan dukungan dari
Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi maupun pusat melalui Dana Dekons
dan APBN serta diharapkan adanya regulasi atau kebijakan dari Pemerintah
Daerah tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang tidak berbadan
hukum.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produksi
perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.41
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)
- Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering
APBD 155.718.080 145.398.170 93,37
155.718.080 145.398.170 93,37
Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran, yaitu :
Bantuan bibit terkendala Badan Hukum
Kualitas mutu kebun, bibit, pengelolaan kebun tidak optimal,
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
71 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
intensitas sadap yang cukup tinggi,
rendahnya daya saing dalam perekonomian daerah khusus iklim usaha,
rendahnya kemampuan SDM dan kelembagaan serta belum optimalnya
kemitraan antara Pemerintah dengan dunia usaha dan kerjasama antar
daerah.
belum optimalnya pendampingan dan fasilitasi menuju kemandirian dan
pengelolaan berkelanjutan.
pemberian bantuan kepada kelompok tani tidak bisa direalisasikan
terkendala peraturan tentang Badan Hukum Kelompok, sehingga output
kegiatan hanya berupa pembinaan, monitoring dan evaluasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dukungan secara terpadu oleh
seluruh stake holder, Pemerintah, kelembagaan dan pelaku usaha lainnya yang
terkait dengan jaringan agribisnis karet.
Sasaran 5. Meningkatnya Produktifitas Perkebunan
Produktivitas Perkebunan Karet tahun 2017 dari areal seluas 24.769 Ha tercatat
menghasilkan 879 kg/Ha. Angka produktivitas karet tidak mengalami kenaikan
dibanding tahun 2016 yaitu sebesar 2,4%. Meskipun demikian produktivitas karet
rakyat masih rendah apabila dibanding Perkebunan Besar Negara Produktivitas rata-
rata per Ha mencapai 1,3 Ton KK/Ha/Thn, sedang perkebunan besar swasta mencapai
1,5 ton, KK/Ha/Thn (intensip),
Indikator sasaran berupa jumlah produktifitas tanaman perkebunan yakni hasil
atau realisasi panen atau yang diperoleh dari tanaman perkebunan dengan formulasi
Jumlah areal tanaman yang produktif dikalikan dengan produktivitas rata-rata.
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
kinerja meningkatnya produktifitas perkebunan menjadi satu kegiatan dengan program
kegiatan meningkatnya sasaran produksi.
Adapun tingkat capaian sasaran meningkatnya produktifitas perkebunan tahun 2017
sebagai berikut :
Tabel 3.42
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktifitas Perkebunan
INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target Realisiasi
%
Realisasi
- Produktivitas Karet (Kg/Ha) 896 972 892 91,77 1.065 83,75
- Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 859 757 757 100,00 768 98,57
- Produktivitras Kelapa Dalam (Kg/Ha) 968 1.070 977 91,31 1.200 81,42
- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 858 900 765 85,00 1.000 76,50
92,02 85,06
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
72 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dari semua indikator, capaian tertinggi ada pada produktivitas kopi yang mencapai
100%, sedangkan indikator terendah pada produktifitas atsiri yaitu 76,50%.
Dengan proyeksi target 2021, maka realisasi 2017 sudah mencapai 85,06% dari target
akhir RPJMD
Tabel 3.43
Perbandingan Produktifitas Perkebunan Tahun 2016 dan 2017
INDIKATOR KINERJA SASARAN 2016 2017 % Peningkatan
- Produktivitas Karet (Kg/Ha) 896 892 -0,45
- Produktivitas Kopi (Kg/Ha) 859 757 -11,87
- Produktivitas Kelapa Dalam (Kg/Ha) 968 977 0,93
- Produktivitas Atsiri (Kg/Ha) 858 765 -10,84
-5,56
Tidak tercapainya target disebabkan masih adanya permasalahan dan kendala yang
dihadapi oleh pekebun, antara lain Produktivitas perkebunan rakyat masih rendah,
masih jauh dibawah produktifitas perusahaan. Rendahnya produktifitas kebun rakyat
disebabkan oleh banyaknya tanaman tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit
bukan klon unggul serta lemahnya sumber daya petani dalam kelembagaan kelompok
dan teknologi dalam pengolahan karet itu sendiri.
Sasaran 6. Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu
Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan
Faktor penghambat dalam Budidaya tanaman perkebunan adanya gangguan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) serta
kebakaran lahan perkebunan
Adanya Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Gangguan Usaha
Perkebunan (GUP) maupun kebakaran lahan sudah barang tentu akan menghambat
pencapaian produksi dan produktivitas komoditas perkebunan serta dapat
menimbulkan kerugian bagi petani
Tabel 3.44
Capaian Kinerja Sasaran Terkendalinya Serangan OPT dan GUP
INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi
%
Realisasi
Persentase Penurunan Serangan
OPT dan GUP
9 8 8 100,00 7 77,78
Indikator sasaran tercapai 100%. Program dan kegiatan yang terkait dengan upaya
pengendalian serangan OPT yaitu :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
73 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
- Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dengan kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Perkebunan, Produk
Pertanian
Target kinerja pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Perkebunan, Produk Pertanian diimplementasikan dalam bentuk kegiatan
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) perkebunan.
Output kegiatan berupa terlaksananya kegiatan Bimbingan Teknis pengendalian
OPT perkebunan dan sosialisasi kebakaran lahan dan kebun.
Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan
kemampuan peserta Bimtek tentang pengendalian serangan OPT tanaman
perkebunan.
Kegiatan Bimbingan Teknis Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
perkebunan pada tanaman karet dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan anggaran
dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan dan dari Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, berlokasi di:
Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio diikuti oleh 50 orang yang terdiri dari 3
Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Tunas Harapan, Melati dan Masa Maju
(APBD Kabupaten)
Desa Belimbing Baru Kecamatan Sungai Pinang diikuti 60 orang yang terdiri
dari Gapoktan Sumber Makmur (APBD Provinsi).
Desa Sungai Landas Kecamatan Karang Intan diikuti 50 orang yang terdiri dari
2 Kelompok Tani yaitu Sumber Mufakat dan Barokat (APBD Provinsi).
Hasil yang ingin dicapai dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan karet melalui kegiatan Bimbingan Teknis
dan sosialisasi antara lain:
Berkonstribusi dalam penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) yang menyerang Perkebunan karet rakyat di wilayah Kecamatan Aranio,
Karang Intan dan Sungai Pinang
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pekebun mengenai teknologi
pengamatan, pencegahan, pengendalian, pengujian dan penanggulangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) khususnya hama dan penyakit Jamur
Akar Putih (JAP), Kering Alur Sadap (KAS) yang menyerang tanaman karet
Adanya Bimtek dan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan/ketrampilan teknis bagi para petani/pekebun dalam
melaksanakan pengamatan dan pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) sehingga bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari pihak
pemerintah
Dapat terjalin koordinasi dan komunikasi yang baik antara petani/pekebun,
Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), aparat desa dan aparat pemerintahan
sehingga dapat dicegah adanya kejadian luas biasa atau serangan hama
penyakit secara eksplosiv karena dapat dikendalikan secara dini
Sejalan dengan penurunan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Karet maka diharapkan adanya peningkatan produksi dan produktivitas hasil
karet sehingga perekonomian petani karet juga lebih baik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
74 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dapat memberikan pencerahan dan membuka wawasan kepada
petani/pekebun bahwa pengendalian hama penyakit lebih baik daripada
pengobatan untuk menghindari adanya kerugian secara ekonomi yang akan
ditanggung oleh petani/pekebun itu sendiri.
Selain kegiatan Bimbingan Teknis OPT, kegiatan lainnya adalah sosialisasi
kebakaran lahan dan kebun berupa koordinasi dan pembinaan karhutla di
Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Cintapuri Darussalam.
Kendala yang dihadapi dalam upaya mengendalikan serangan OPT antara lain
Adanya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat 5 tentang
Bantuan/Hibah kepada badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang
berbadan hukum. Sedangkan Kelompok tani yang ada belum ada yang berbadan
hukum yang secara otomatis bantuan obat-obatan tidak dapat direalisasikan serta
Belum semua petani/pekebun karet menguasai ilmu dan teori tentang budidaya
menanam karet yang baik dan benar.
Upaya pemecahan masalah melalui koordinasi dan komunikasi antara Petugas
Penyuluh Lapangan (PPL), petugas teknis dari kabupaten/Provinsi dengan para
petani karet untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan/wawasan para petani
tentang budidaya tanaman karet beserta penanggulangan hama penyakitnya serta
regulasi atau kebijakan tentang pemberian bantuan kepada kelompok tani yang
tidak berbadan hukum.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran melalui program
dan kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.45
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Terkendalinya serangan Organisme
Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan)
- Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Produk Perkebunan, Produk Pertanian
APBD 98.987.680 83.065.933 83,93
98.987.680 83.065.933 83,93
Permasalahan yang dihadapi masih terkait dengan badan hukum kelompok tani
sehingga bantuan obat-obatan tidak dapat direalisasikan, Kurangnya SDM yang
menguasai Teknis tentang Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Perkebunan serta Kurang tersediannya sarana prasarana safety (K3) pada saat
petugas lapangan melakukan kegiatan di lapangan.
Upaya yang dilakukan Untuk mengatasi masalah tersebut antara lain melalui
kerjasama dengan dari Dinas Provinsi berupa kegiatan SLPHT atau Bimtek
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
75 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
pengendalian, menerapkan sistem perlindungan tanaman terpadu, serta
Pembentukan Brigade kebakaran lahan dan kebun
Sasaran 7. Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya
Target Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya masih mengacu
pada Renstra Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Banjar. selanjutnya kegiatan
penyuluhan masuk dalam Dinas yang menangani fungsinya masing-masing.
Sehubungan dengan hal tersebut, akan dilakukan revisi target pada Renstra Dinas
Peternakan dan perkebunan menyesuaikan dengan sub sektor yang ditanganinya.
Capaian kinerja sasaran tahun 2017 tercapai diatas 100% yaitu 113,04 %.
Sedangkan capaian akhir target Renstra masih 72,12%.
Indikator Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya adalah
persentase jumlah kelas kelompok tani Kelas Madya. Target dan Realisasi sasaran
disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 3.46
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kelas Kelompok Tani Kelas Madya
INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi % Realisasi
Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)
2,75 2,99 2,69 113,04 3,73 72,12
Program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran kinerja adalah Pengembangan agribisnis peternakan dengan output kegiatan
berupa penyusunan RDK dan RDKK, pembinaan dan penyuluhan. Outcome dari
kegiatan berupa meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap serta terbinanya
kelompok tani bidang peternakan dan perkebunan.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator sasaran melalui program dan
kegiatan daerah diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.47
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani
Kelas Madya
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
a) Pengembangan agribisnis Peternakan
APBD 80.000.000 71.323.991 89,15
80.000.000 71.323.991 89,15
Permasalahan terkait dengan pencapaian sasaran diantaranya :
Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga
penganggaran belum optimal.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
76 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
hampir sebagian besar kelompok tani belum memiliki badan hukum sehingga untuk
menerima bantuan yang bersumber dari APBD masih terkendala. Kecuali untuk
bantuan dari Provinsi dan Pusat.
jumlah kelompok tani di Kabupaten Banjar cukup banyak (± 2.030) kelompok,
namun dengan kemampuan kelas kelompok tani masih rendah
Upaya untuk meningkatkan pencapaian sasaran antara lain :
Memberikan pelatihan dan magang bagi petani untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan petani agar mampu merubah perilaku dan sikap petani dalam
menerapkan teknologi tepat guna;
Memberikan penilaian kemampuan kelas kelompok perlu dilakukan untuk menilai
sejauh mana kemampuan kelompok dalam menjalankan kelembagaan petani,
Mengusulkan program dan anggaran penyuluhan untuk tahun 2018.
Sasaran 8. `Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
di Kelompok Tani
Dalam persaingan global akan semakin tajam akan diwarnai oleh kecanggihan
teknologi pertanian yang akan dihadapkan kepada tuntutan atas peningkatan
produksi,efisiensi, dan daya saing yang semakin tinggi.
Output kegiatan berupa pembinaan dan penyuluhan. Outcome dari kegiatan
berupa meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap serta meningkatnya
penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di kelompok tani.
Indikator Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di
Kelompok Tani adalah persentase penerapan Teknologi Tepat oleh kelompok tani.
Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 3.48
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)
INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target Realisiasi % Realisasi
Persentase Kelompok Tani yang
menerapkan TTG
14,72 24,53 25,00 101,92 39,25 53,12
Kegiatan Bidang Penyuluhan merupakan Bidang yang baru dibentiuk di Dinas
Peternakan dan perkebunan Kabupaten Banjar sehingga Program dan kegiatan untuk
mendukung Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di
Kelompok Tani masih belum optimal dan masih include dengan bidang lain.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
77 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.49
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi
Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
b) Pengembangan agribisnis Peternakan
APBD 80.000.000 71.323.991 89,15
80.000.000 71.323.991 89,15
Kendala yang dihadapi di tahun 2017 antara lain :
Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga
penganggaran belum optimal.
Masih rendahnya penerapan teknologi tepat guna oleh pelaku utama/pelaku usaha
dan kelompok
Fasilitasi demplot dan denfarm masih sedikit
Kurangnya fasilitasi kaji terap teknologi tepat guna
Solusi
Melaksanakan kaji terap teknologi tepat guna agar pelaku utama/pelaku usaha dan
kelompok dapat langsung menyaksikan proses aplikasi teknologi tepat guna;
Sasaran 9. Meningkatnya Kompetensi Penyuluh
Penyuluhan di kabupaten Banjar adalah untuk membantu masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang ada, agar daat dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kesejahteraan masyarakat petani di Kabupaten Banjar serta meningkatan
sumberdaya manusia petani melalui kelembagaan kelompok tani.
Penyuluh sebagai ujung tombak kegiatan penyuluhan di lapangan dituntut untuk
meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.
Indikator Sasaran Meningkatnya Kompetensi Penyuluh adalah persentase jumlah
penyuluh yang bersertifikasi. Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 3.50
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kompetensi penyuluh
INDIKATOR KINERJA SASARAN Capaian
Tahun 2016
Tahun 2017 Target Akhir
Renstra 2021
Capaian s/d 2017 thd 2021
(%) Target Realisiasi
%
Realisasi
Persentase jumlah penyuluh yang
bersertifikasi
9,6 16 15,2 95,00 25,6 59,38
Program yang terkait dengan upaya pencapaian sasaran adalah Pengembangan
agribisnis peternakan.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
78 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.51
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya kompetensi penyuluh
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak
c) Pengembangan agribisnis Peternakan
APBD 80.000.000 71.323.991 89,15
80.000.000 71.323.991 89,15
Permasalahan yang dihadapi antara lain :
Semakin berkurangnya jumlah personil aparatur penyuluh, baik dikarenakan
mutasi, ataupun telah memasuki batas usia pensiun
Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan merupakan bidang baru, sehingga
penganggaran belum optimal.
Keterbatasan sarana dan prasarana
Keterbatasan SDM yang berstatus PNS, karena tidak adanya penerimaan CPNS
untuk formasi penyuluh, kalaupun ada jumlah formasinya sangat sedikit
Wilayah penyuluhan yang sangat luas tidak seimbang dengan jumlah aparatur
penyuluh yang ada
Jumlah penyuluh yang professional/bersertifikasi masih sedikit
Kurangnya fasilitasi operasional penyuluh
Penyusunan programa penyuluhan belum optimal
Masih kurangnya sarana dan prasarana Balai Penyuluhan beserta sarana
pendukung penyuluhan.
Solusi yang diharapkan :
Memberikan pembekalan sertifikasi penyuluh untuk meningkatkan kapasitas
aparatur penyuluh yang professional;
Memberikan diklat penjenjangn/teknis/study banding penyuluh untuk membekali
pengetahuan tambahan bagi aparatur penyuluh dalam melaksanakan tugas
penyuluhannya di lapangan, maupun melalui kegiatan study banding bagi aparatur
penyuluh;
Memfasilitasi operasional penyuluh, perlu diberikan agar dapat membantu
kelancaran tugas penyuluhan lapangan dan agar kesejahteraan penyuluhpun dapat
terperhatikan dengan baik;Memfasilitasi penyusunan programa penyuluhan tingkat
desa, kecamatan dan kabupaten agar rencana kerja penyuluhan dapat berjalan
dengan baik,
Melakukan monitoring evaluasi penyuluhan agar penyuluhan berjalan dengan baik;
serta
Memfasilitasi Sarana Penunjang Penyuluhan Untuk Kelembagaan Penyuluhan
Kabupaten, Kecamatan Dan Aparatur Penyuluh.
Sasaran 10. Meningkatnya mutu olahan produk peternakan dan
Perkebunan
Dengan berlakunya pasar bebas sehingga banyak produk atau komoditas dari
luar yang masuk ke Indononesia dan bisa menggeser produk lokal, sehingga akan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
79 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
sangat merugikan petani. Oleh karena itu perlu ada regulasi yang dapat melindungi
petani serta penguatan kelembagaan petani. Dengan diberlakukan standart mutu
produk pertanian, perkebunan dan peternakan di pasar global akan membatasi pasar
produk lokal yang belum memenuhi standar, oleh karena itu peningkatan mutu produk
lokal harus ditingkatkan.
Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 3.52
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk Peternakan dan
Perkebunan
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target Realisiasi
%
Realisasi
- Persentase peningkatan produk pengolahan
hasil perkebunan
30 35 116,67 116,67 50 70,00
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan
Peternakan (jenis)
3 3 3 100,00 5 100,00
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan
Perkebunan (Jenis)
7 7 7 100,00 7 100,00
- Jumlah UPPB yang terbina 5 6 6 100,00 7 85,71
- Jumlah UPPB yang bekerjasama dengan
pabrikan
4 5 5 100,00 7 71,43
Dari tabel diatas, semua indikator telah memenuhi target dengan capaian tertinggi
pada indikator persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dengan
realisasi 116,67%
Program yang terkait dengan upaya pencapaian sasaran yaitu :
a) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dengan kegiatan :
- Pengembangan Agribisnis Peternakan
Output dari kegiatan berupa pembinaan dan demo pengolahan hasil peternakan,
sosialisasi RPU, pameran, pasar murah, gerakan minum susu bagi anak sekolah
dan monitoring harag komoditas peternakan.
Outcome meningkatnya usaha agribisnis dan mutu olahan peternakan serta
meningkatnya konsumsi produk hasil peternakan di masyarakat.
Selanjutnya Program dan kegiatan tersebut diimplementasikan dalam kegiatan :
Kegiatan Gerakan Minum Susu di Sekolah
Maksud dan tujuan dilakukan
kegiatan gerakan minum susu di
Sekolah adalah memberikan
kesadaran kepada anak - anak
tentang pentingnya konsumsi susu
bagi kesehatan, perkembangan
tubuh dan kecerdasan. Kegiatan ini
dilaksanakan di Desa Baliangin
Kecamatan Sambung Makmur pada
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
80 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
tanggal 9 Maret 2017 dengan cara dibagikan kepada anak-anak di Sekolah
Dasar Baliangin dan anak-anak Pondok Pesantren Al Ihsany. Pada kegiatan
tersebut juga digunakan untuk mempromosikan usaha produk susu kambing
milik kelompok Lebah Madu yang merupakan binaan Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan
dapat merubah kebiasaan yang semula hanya meminum susu pada saat
masih usia sekolah atau saat sedang sakit berubah menjadi kebiasaan rutin
minum susu sepanjang hidup sehingga terwujud generasi penerus bangsa
yang cerda, sehat dan berprestasi.
Sosialisasi Kegiatan
Dalam rangka mendukung kegiatan
pembinaan di Desa – Desa wilayah
Kabupaten Banjar, maka dilakukan
Sosialisasi kegiatan yang dilaksanakan
dengan cara kegiatan demo pengolahan
hasil peternakan berupa demo pembuatan
telur asin hebal kemangi. Dari hasil demo
pengolahan hasil peternakan, diharapkan
mampu memberikan diversifikasi bagi ibu-
ibu sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan.Kegiatan sosialisasi
demo pengolahan hasil peternakan dilaksanakan di Desa Tambangan
Kecamatan Astambul, Desa Kelampaiyan Tengah Kecamatan Astambul, Desa
Sungai Rangas Hambuku Kecamatan Martapura Barat, Desa Pandan Sari
Kecamatan Tatah Makmur, Desa Manarap Baru Kecamatan Kertak Hanyar,
Desa Keladan Baru Kecataman Gambut, Dan Desa Baliangin Kecamatan
Sambung Makmur.
Kegiatan Pasar Murah
Dalam rangka menyambut bulan suci
ramadhan dan hari raya Idul Fitri 148H
pemerintah Kabupaten Banjar melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Banjar menyelenggarakan
kegiatan Pasar Murah. Dinas Peternakan
dan Perkebunan melalui seksi Kesmavet,
Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Peternakan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut. Kegiatan dilaksanakan
pada tanggal 7-8 Juni 2017 yang bertempat di gedung Dekranasda
Kabupaten Banjar. Dengan adanya kegiatan tersebut, sangat membantu
masyarakat ekonomi kebawah dikarenakan harga yang melambung tinggi
saat menjelang hari raya Idul Fitri dapat terkontrol.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
81 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Kegiatan Pameran
Bidang Peternakan juga ikut
berpartisipasi pada kegiatan Pameran
Pembangunan Tahun 2017 di Martapura
yang dilaksanakan bertepatan pada hari
jadi Kabupaten Banjar ke 67 tahun yang
berlokasi di Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ratu Zalecha Martapura pada tanggal 14
-18 Agustus 2017. Dalam kegiatan
tersebut bidang peternakan
mempromosikan hasil pengolahan peternakan yang merupakan binaan dari
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar, diantaranya : Telur
asin ”Nisha”, telur asap ”Nisha”. Kerupuk rambak ”Dua Putri”, susu Kambing
”Lebah Madu”, Kefir ”Lebah Madu”, susu sapi ”sungai Sipai”, dan telur asin
herbal kemangi produksi Dina Peternakan dan Perkebunan Kabupaten
Banjar, yang merupakan inovasi terbaru dari bidang Peternakan khususnya
seksi Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran.
Pemantauan Harga Komoditas Peternakan Tahun 2017.
Kegiatan ini berupa monitoring harga pasar guna mengetahui harga
komoditas peternakan di pasaran. Pasar yang dijadikan sampel monitoring
adalah Pasar Martapura, Gambut, Kertak Hanyar, dan Astambul.
b) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
Output dari kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis adalah
terlaksananya Bimbingan Teknis karet Sit Asap dan Temu Usaha dengan
target 60 OK di Desa Biih Kecamatan karang Intan.
Outcome yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya sumberdaya
petugas dan pelaku agribisnis perkebunan karet dalam mengolah dan
meningkatkan mutu olahan.
c) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
Target kinerja pada kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian terlaksananya pemetaan potensi sapras pengolahan hasil
Perkebunan. Output kegiatan berupa SID titik koordinat Sapras Sentra
Produksi Perkebunan. Outcome dari kegiatan berupa peta potensi sapras
pengolahan hasil perkebunan sebagai data dan informasi identifikasi
kebutuhan sarpras pengolahan hasil perkebunan di Kabupaten Banjar.
d) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
Fasilitasi Kerjasama Regional/Nasional/Internasional Penyediaan Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Komplementer
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
82 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Target kinerja Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu komoditas
hasil perkebunan, pengembangan perkebunan dan klarifikasi usaha
perkebunan.
Output kegiatan berupa terlaksananya pembinaan fasilitasi kemitraan
agribisnis kelompok dan kerjasama pelaku agribisnis, pertemuan Tim pembina
Pengembangan Perkebunan yaitu pertemuan Tim Pembina Pengembangan
Perkebunan Kabupaten (TP3K) sebanyak 2 kali pertemuan.
Outcome kegiatan berupa terjalinnya kerjasama perusahaan perkebunan dan
poktan dan meningkatnya usaha perkebunan rakyat.
Dukungan anggaran daerah untuk mendukung indikator peningkatan produk
pengolahan hasil perkebunan melalui program dan kegiatan daerah diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 3.53
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Mutu Olahan Produk
Peternakan dan Perkebunan
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber
Dana
Biaya % Realisasi
Keuangan Pagu Realisasi
1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
- Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
APBD 24.950.000
23.970.600 96,07
2. - Program Peningkatan Ketahanan Pangan
- Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil Pertanian
APBD 45.746.880
45.206.880 98,82
3. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
- Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaaan hasil produksi pertanian/perkebunan komplementer
APBD 173.200.000
147.404.771
85,11
4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
- Pengembangan Agribisnis Peternakan
APBD 93.426.080 82.188.500 87,97
337.322.960 298.770.751 88,57
Meskipun telah memenuhi target, namun kendala masih tetap ada diantaranya :
Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)
Lemahnya penanganan pasca panen produk perkebunan
Solusi yang diharapkan Untuk mengatasi kendala tersebut antara lain :
Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah
Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
83 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan
analisis berkelanjutan dan Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan,
serta pengembangan usaha kelompok secara berkelanjutan
Permasalahan :
Terbatasnya tenaga penilai perusahaan yang bersertifikasi.
Perlu dukungan sarana lanjutan berupa tempat pengeringan hasil olah (Rumah
Asap) sehingga produk akan lebih baik dan disimpan lebih lama.
Kegiatan pameran produk unggulan Kabupaten Banjar terkendala dengan
jadwal pameran produk unggulan secara nasional.
Fasilitasi kemitraan usaha perkebunan memerlukan kesiapan kelembagaan
(organisasi & management) kelompok melalui koperasi, serta jenis usaha serta
lahan yang jelas.
Belum optimalnya pemanfaatan peralatan (sarana pengolah hasil)
Lemahnya penanganan pasca panen produk pertanian, perkebunan dan
peternakan
Karena daya tahan produk pertanian pada umumnya mudah rusak, maka harus
ada peningkatan penerapan teknologi penyimpanan, teknologi pengolahan,
teknologi pengemasan dan pemasaran
Solusi :
Dilaksanakannya pelatihan teknis bagi petugas Kesmavet tentang pengawasan
produk peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
Melaksanakan fasilitasi kios daging.
Pembinaan bimbingan penanganan Pengolahan Hasil serta perlu pengujian dan
analisis berkelanjutan
Pelaksanaan event promosi produk unggulan Kabupaten Banjar agar
disesuaikan dengan musim/ pendanaannya.
Pembinaan organisasi kelompok perlu ditingkatkan, serta pengembangan usaha
kelompok secara berkelanjutan
Sasaran 11. Meningkatnya Kinerja Aparatur
Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tatanan pengelolaan
manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-prinsip tertentu, antara
lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum,
keadilan, dan partisipasi.
Penerapan tatakelola pemerintahan yang baik secara konsisten dan
berkelanjutan mempunyai peranan yang sangat penting bagi tercapainya sasaran
pembangunan sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi
secara efektif dan efisien.
Indikator Penerapan tata kelola pemerintahan tercermin dari peningkatan kinerja
dan sumberdaya aparatur pemerintahan yang baik.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
84 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Target dan Realisasi sasaran disajikan pada Tabel berikut :
Tabel 3.54
Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur
INDIKATOR KINERJA SASARAN
Capaian
Tahun
2016
Tahun 2017 Target
Akhir
Renstra
2021
Capaian
s/d 2017
thd 2021
(%) Target
Realisas
i
%
Realisasi
Persentase disiplin kerja 100 100 90 90,00 100 100,00
Jumlah Aparatur yang mengikuti pelatihan/Bimtek
teknis dan administrasi (orang/thn)
7 7 6 85,71 7 85,71
Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan
penyampaian laporan
100 100 100 100,00 100 100,00
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana
perkantoran (%)
60 80 60 75,00 100 70,00
87,68 88,93
Dari tabel diatas, capaian indikator sebesar 87,68%, tidak tercapainya indikator
terutama indikator ketersediaan sarana dan prasarana, mengingat kondisi anggaran
yang terbatas, namun meskipun demikian tidak mengurangi kinerja aparatur dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Program yang terkait dengan pencapaian sasaran yaitu :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Ouput kegiatan adalah tersedianya jasa surat menyurat, Belanja cetak dan
penggandaan. dan Outcome kegiatan adalah penyediaan surat menyurat
secara baik dan lancar.
b) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Target kinerja pada Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air
dan Listrik adalah tersedianya jasa listrik, telepon dan internet dengan
Outcome kegiatan lancarnya jasa komunikasi dan internet.
c) Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Target kinerja Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor terselenggaranya jasa
kebersihan kantor dengan outcome meningkatnya pelayanan kesehatan bagi
PNS.
d) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
Target kinerja Kegiatan Penyediaan Alat Tulis adalah tersedianya alat tulis
kantor dalam mendukung kegiatan perkantoran dengan Outcome kegiatan
terlaksananya administrasi perkantoran secara baik.
Adapun realisasi kegiatan berupa belanja alat tulis kantor sebesar Rp.
22.329.000,-. Sisa anggaran yang tidak terserap pada kegiatan Penyediaan
Alat Tulis Kantor sebesar Rp. 253.000,-.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
85 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
e) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
Target kinerja Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman adalah penyediaan
makan dan minum pegawai, tamu dan peserta rapat.
f) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Target kinerja pada kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar
Daerah adalah Terlaksananya koordinasi, konsultasi dan pengembangan
wawasan bagi aparatur ke dalam daerah maupun luar daerah
Outcome kegiatan adalah terlaksananya kegiatan yang koordinatif dan
terarah.
g) Kegiatan Penyediaan Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
Target kinerja pada kegiatan adalah tertib pelayanan administrasi perkantoran
Outcome kegiatan meningkatnya administrasi umum perkantoran dan teknis
perkantoran terkendali.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
Target kinerja Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/
Operasional adalah pemeliharaan mobil dinas serta kendaraan dinas
Outcome kegiatan lancarnya mobilitas kerja aparatur dan meningkatnya
pelayanan bantuan tranportasi.
b) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung kantor
Target kinerja kegiatan adalah pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor.
Outcome kegiatan peralatan kantor dapat dimanfaatkan secara maksimal dan
terpelihara dengan baik.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a) Kegiatan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
Target kinerja pada kegiatan adalah terlaksananya bimtek dalam dan luar
daerah serta meningkatnya kapasitas/ wawasan sumber daya aparatur
sebanyak 7 orang, terealisasi 6 op (85,71%)
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Program ini di dukung kegiatan-kegiatan sebagai berikut ;
a) Kegiatan Penyusunan Pelaporan Capaian Kinerja dan ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
86 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Target kinerja pada Kegiatan Penyusunan Pelaporan Capaian Kinerja dan
ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD adalah terlaksananya penyusunan laporan
LKPJ, LPPD, LAKIP, RKA, DPA, RKA-P, DPPA-P, Laporan Tahunan sebanyak 7
dokumen. Dengan realisasi kinerja Dokumen LKPJ, LPPD, LAKIP, RKA, DPA,
RKA-P, DPPA-P, Laporan Tahunan tersusun baik dan tepat waktu.
b) Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Target kinerja pada kegiatan adalah tersusunnya laporan keuangan akhir
tahun SKPD sebanyak 1 dokumen dan Outcome kegiatan adalah Laporan
keuangan akhir tahun SKPD tersusun dengan baik .
5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :
Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan dengan
Output kegiatan adalah tersedianya Bahan bakar minyak/Gas dan pelumas,
service dan STNK. Outcome dari kegiatan adalah Meningkatnya kelancaran
operasional kegiatan dan pelayanan aparatur;
Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor. Output kegiatan adalah tersedianya
dokumen lelang dan dokumen pengadaan barang dan jasa dan tersedianya
ATK. Outcome kegiatan berupa Terlaksananya Administrasi Perkantoran
secara baik;
Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor. Output kegiatan
adalah tersedianya Peralatan dan Perlengkapan rumah tangga perkantoran,
Outcome kegiatan Meningkatnya sarana prasarana perkantoran dalam
mendukung kegiatan perkantoran;
Kegiatan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. Output
kegiatan adalah Terikuti nya rapat--rapat koordinasi, teknis, apresiasi,
regional, sosialisasi, peningkatan SDM dan konsultasi ke luar daerah. Outcome
kegiatan berupa sinkronisasi kegiatan pusat dan daerah;
Kegiatan Penyedia pendukung administrasi/teknis perkantoran. Output
kegiatan adalah tersedianya pendukung administrasi dan teknis perkantoran.
Outcome kegiatan meningkatnya pelayanan adminsitrasi dan teknis
perkantoran.
Tabel 3.55
Realisasi Anggaran Mendukung Sasaran Meningkatnya Kinerja Aparatur
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber Dana
Biaya
Pagu Realisasi %
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 2. Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik 3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 4. Penyediaan Alat Tulis Kantor 5. Penyediaan Makanan dan Minuman 6. Rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi ke luar daerah 7. Penyedia pendukung
administrasi/teknis perkantoran
APBD 18.250.000 10.802.200 59,19
APBD 105.200.000 55.165.016 52,44
APBD 4.000.000 3.993.000 99,83
APBD 22.582.000 22.329.000 98,88
APBD 212.400.000 174.482.000 82,15
APBD 289.333.320 289.322.426 100,00
APBD
456.631.600
445.144.021
97,48
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
87 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
No. Uraian Program/Kegiatan Sumber Dana
Biaya
Pagu Realisasi %
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaan rutin/ Berkala kendaraan dinas/ Operasional
APBD 144.000.000 119.536.080 83,01
2. Pemeliharaan rutin/ Berkala peralatan gedung kantor
APBD 12.000.000 10.905.000 90,88
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
APBD 75.000.000 73.866.333 98,49
4 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
Penyusunan pelaporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
APBD 55.148.721 49.570.100 89,88
Penyusunan pelaporan Keuangan Akhir Tahun
APBD 1.690.000 1.348.200 79,78
1.396.235.641
1.256.463.376 89,99
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Realisasi pelaksanaan anggaran yang dikelola Dinas Peternakan dan perkebunan
Kabupaten Banjar adalah sebesar Rp. 11.652.104.481,- dengan rincian :
- Belanja Tidak Langsung Rp. 7.510.743.000 (64,46 % dari total realisasi)
- Belanja Langsung Rp. 4.141.361.481 (35,54 % dari total realisasi)
Realisasi anggaran belanja langsung dialokasikan untuk program utama dan
penunjang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.56
Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
No Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
Realisasi
1 Belanja Tidak Langsung 7.510.743.000 6.894.878.542 91,80
2 Belanja Langsung 4.141.361.481 3.660.048.937 88,38
11.652.104.481 10.554.927.479 90,58
Tabel 3.57
Realisasi Anggaran Berdasarkan Program
No. Uraian Anggaran Realisasi %
Realisasi
1 Program Utama 2.801.964.561 2.454.503.861 87,60
2 Program Penunjang 1.339.396.920 1.205.545.076 90,01
4.141.361.481 3.660.048.937 88,38
3.3.1. Akuntabilitas Keuangan Terhadap Target RPJMD
a. Capaian Kinerja Sasaran dan Realisasi Anggaran
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
88 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Capaian seluruh indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar terhadap target RPJMD sebagai berikut :
Tabel 3.58
Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
SASARAN
STRATEGIS
Indikator
Kinerja
Sasaran
Target Realisa
si*) % Program/kegiatan Pagu Realisasi %
Meningkatnya
produksi dan
produktifitas
pertanian dan
perikanan
Produksi
karet (ton)
19160,99 17673 92,23 Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (pertanian/ perkebunan)
Produktifitas
karet (kg/ha)
1163 892 76,70 Pengembangan Pertanian
Pada Lahan Kering
155.718.080 145.398.170 93,37
Peningkatan Produksi,
Produktivitas Dan Mutu
Produk Perkebunan, Produk
Pertanian
98.987.680 83.065.933 83,93
populasi sapi
(ekor)
16950,00 17627 103,99 Program Peningkatan Produksi
Hasil Ternak
Pembibitan dan Perawatan
Ternak
609.999.520 562.234.450 92,17
Pendistribusian Bibit Ternak
Kepada Masyarakat
292.974.760 260.788.370 89,01
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit ternak
Pemeliharan Kesehatan dan
pencegahan Penyakit Menular
Ternak
141.532.240 135.097.370 95,45
Pemusnahan Ternak yang
Terjangkit Penyakit Endemik
63.225.600 45.830.600 72,49
Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
Persentase
peningkata
n produk
pengolahan
hasil
perkebunan
30 35 116,67 Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
- Pelatihan Petani dan Pelaku
Agribisnis
24.950.000 23.970.600 96,07
Program Peningkatan Ketahanan
Pangan
- Penanganan pasca panen
dan pengolahan hasil
Pertanian
45.746.880
45.206.880 98,82
Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi
- Fasilitasi kerjasama
regional/nasional/internasion
al penyediaaan hasil
produksi
pertanian/perkebunan
komplementer
173.200.000
147.404.771
85,11
RATA-RATA 97,11 JUMLAH 1.606.334.760 1.448.997.144 90,21
Dari anggaran Belanja Langung sebesar Rp. 1.606.334.760,- yang dialokasikan
pada 6 (enam) program dan 9 (sembilan) kegiatan yang terkait langsung
dengan sasaran RPJMD terealisasi sebesar Rp. 1.448.997.144,- (90,21%).
Sementara dari indikator kinerja sasaran berhasil tercapai 97,11%.
b. Analisa Efisiensi
Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk
sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
89 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
bahwa 2 indikator menunjukan pencapaian lebih dari 100% yaitu menimgkatnya
populasi ternak dan peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan (bokar).
Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien
menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.
Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan
efektif.
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang
Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja, cara pengukuran (by system)
efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut
E =
n
1
RAK ke i / RVK ke i
X 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i
I =1
n
Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :
Tabel 3.59
Efisiensi Penggunaan Anggaran
SASARAN
STRATEGIS
Indikator Kinerja
Sasaran
KINERJA ANGGARAN EFISIEN
SI Target Realisasi % Pagu Realisasi %
Meningkatnya
produksi dan
produktifitas
pertanian dan
perikanan
populasi sapi (ekor) 16950,00 17627 103,99 1.107.732.120 1.003.950.790 90,63 12,85
Meningkatnya kualitas hasil industry pengolahan perkebunan dan perikanan
Persentase
peningkatan produk
pengolahan hasil
perkebunan
30 35 116,67 243.896.880 216.582.251 88,80
23,89
110,33 1.606.334.760 1.448.997.144 90,21 18,37
Dilihat dari tabel diatas, total anggaran yang dikeluarkan dengan kinerja yang diperoleh
hasilnya positif yaitu 18,37% yang berarti bahwa adanya sasaran yang berhasil dicapai
dengan sumberdaya yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai
tingkat yang tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang
efisien dan efektif.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
90 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
3.3.2 Akuntabilitas Keuangan Terhadap Target Renstra
a. Capaian Kinerja Sasaran dan Realisasi Anggaran
Capaian seluruh indikator sasaran kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan
Kabupaten Banjar terhadap target Renstra sebagai berikut :
Tabel 3.60 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2017
N0 SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SASARAN
Kinerja Anggaran
Target Realisiasi %
Realisas Target Realisiasi
%
Realisas
1.
.
Meningkatnya
populasi
ternak
- Jumlah populasi
Ternak Sapi
16.950 17.627 103,99 902.974.280 823.022.820 91,15
- Jumlah populasi
Ternak Kerbau
3.255 3.401 104,49
- Jumlah populasi
Ternak Kambing
11.125 11.903 106,99
- Jumlah populasi
Ternak Ayam Buras
1.051.400 1.712.154 162,85
- Jumlah populasi
Ternak Ayam Ras
Pedaging
15.520.500 15.733.072 101,37
- Jumlah populasi
Ternak Ayam Ras
Petelur
400.380 150.713 37,64
- Jumlah populasi
Ternak Itik
363.470 369.419 101,64
2 Meningkatnya
produksi
ternak
- Jumlah produksi
Daging sapi
1.050.000 734.000 69,90 563.866.080 527.947.724 93,63
- Jumlah produksi
Daging kerbau
3.350 3.401 101,52
- Jumlah produksi
Daging kambing
91.000 109.500 120,33
- Jumlah produksi
Daging ayam buras
969.000 969.600 100,06
- Jumlah produksi
Daging Ayam Ras
petelur fkir
125.000 135.642 108,51
- Jumlah produksi
Daging ayam Ras
pedaging
5.474.250 5.840.000 106,68
- Jumlah produksi
Daging itik
348.000 422.305 121,35
- Jumlah produksi Telur
ayam ras
4.174.770 1.406.250 33,68
- Jumlah produksi Telur
ayam buras
858.554 1.586.662 184,81
- Jumlah produksi Telur
itik
2.850.000 2.424.308 85,06
- Jumlah produksi Susu
sapi
169.000 171.000 101,18
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
91 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
N0 SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SASARAN
Kinerja Anggaran
Target Realisiasi %
Realisas Target Realisiasi
%
Realisas
3 Menurunnya
angka kematian
ternak
- Persentase
menurunnya angka
Kematian Ternak Besar
0,34 0,29 100,00 592.307.960 431.575.372 72,86
- Persentase penurunan
angka Kematian
Ternak Unggas
6,40 5,60 100,00
4 Meningkatnya
Produksi
Perkebunan
- Jumlah Produksi Karet 16.472.000 17.673.000 107,29 180.668.080 169.368.770 93,75
- Jumlah Produksi Kopi 621.000 563.876 90,80
- Jumlah Produksi
Kelapa Dalam
3.000.000 2.395.000 79,83
- Jumlah Produksi Astri 48.000 40.800 85,00
5. Meningkatnya
produktifitas
Perkebunan
- Produktivitas Karet Per
Ha
972 892 91,77
- Produktivitas Kopi Ha 757 757 100,00
- Produktivitras Kelapa
Dalam Per Ha
1.070 977 91,31
- Produktivitas Atsiri Per
Ha
900 765 85,00
6 Terkendalinya
serangan
Organisme
Pengganggu
Tanaman dan
Gangguan
Usaha
Perkebunan
Persentase Penurunan
Serangan OPT dan GUP
8 9 100,00 98.987.680 83.065.933 83,92
7 Meningkatnya
kelas kelompok
tani Kelas
Madya
Persentase jumlah
kelompok tani Kelas
Madya
2,99 2,69 113,04 80.000.000 71.323.991 89,15
8. Meningkatnya
Penerapan
Teknologi
Tepat Guna
(TTG) di
Kelompok Tani
Persentase Kelompok
Tani yang menerapkan
TTG
24,53 25,00 101,92
9. Meningkatnya
kompetensi
penyuluh
Persentase jumlah
penyuluh yang bersertifikasi
16 15,2 95,63
10 Meningkatnya
mutu olahan
Produk
Peternakan
dan
Perkebunan
- Persentase
peningkatan produk
pengolahan hasil
perkebunan
30 35 116,67 326.321.760 297.280.951 91,10
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Peternakan (jenis)
3 3 100,00
- Jumlah Diversifikasi Produk olahan Perkebunan (Jenis)
7 7 100,00
- Jumlah UPPB yang Terbina (kel)
6 6 100,00
- Jumlah UPPB yang Bekerjasama dengan Pabrikan (kel)
5 5 100,00
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
92 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
N0 SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SASARAN
Kinerja Anggaran
Target Realisiasi %
Realisas Target Realisiasi
%
Realisas
11 Meningkatnya
kinerja dan
sumberdaya
aparatur
Persentase disiplin kerja 100 90 90,00 1.396.235.641 1.256.463.376 89,99
Jumlah Aparatur yang
mengikuti
pelatihan/Bimtek teknis
dan administrasi
(orang/thn)
7 6 85,71
Peningkatan Ketepatan
waktu penyusunan dan
penyampaian laporan
100 100 100,00
Persentase ketersediaan
sarana dan prasarana
perkantoran (%)
80 60 75,00
TOTAL BELANJA LANGSUNG 4.141.361.481 3.660.048.937 88,38
BELANJA LANGSUNG PENDUKUNG 1.339.396.920 1.205.545.076 90,01
BELANJA TIDAK LANGSUNG 7.510.743.000 6894878542 91,80
4. Analisa Efisiensi
Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran untuk
sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Terlihat
bahwa 6 sasaran dari 11 sasaran strategis menunjukan pencapaian lebih dari
100%. Dari 6 sasaran yang tingkat efisiensinya tertinggi ada pada Menurunnya
angka kematian ternak dengan kinerja 115,77 namun dengan penyerapan
anggaran yang hanya 72,86%.
Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien
menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi.
Kondisi ini sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan
efektif.
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 Tahun 2011 tentang
Pengukuran dan penilaian evaluasi kinerja, cara pengukuran (by system)
efisiensi menggunakan rumus sebagai berikut
E =
n
1
RAK ke i / RVK ke i
X 100% Ʃ PAK ke i / TVK ke i
I =1
n
Hasil yang didapat dari perhitungan efisiensi diatas sebagai berikut :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
93 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Tabel 3.61
Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja % Capaian
Kinerja (≥ 100%)
% Penyerapan anggaran
Tingat Efisiensi
(%)
1 Meningkatnya populasi ternak
Jumlah Populasi Ternak (ekor)
105,19 91,15 13,35
2 Meningkatnya produksi ternak
Jumlah Produksi Daging (Kg)
114,93 93,63 18,35
3 Menurunnya angka kematian ternak
Persentase penurunan angka kematian ternak (%)
114,43 72,86 16,26
4. Meningkatnya produksi perkebunan
Jumlah produksi perkebunan
102,64 93,37 9,03
5 Terkendalinya serangan Organisme
Pengganggu Tanaman dan Gangguan Usaha Perkebunan
Persentase Penurunan Serangan OPT dan GUP (%)
100,00 83,92 5,60
6 Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya
Persentase jumlah kelompok tani Kelas Madya (%)
113,04 89,15 21,13
7. Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
Persentase Kelompok Tani yang menerapkan TTG (%)
101,92 89,15 12,52
8. Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan
Persentase peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan
109,80 91,10 17,03
9 Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur
Peningkatan Ketepatan waktu penyusunan dan penyampaian laporan
100,00 89,99 10,01
RATA-RATA 106,88 88,26 13,70
4.1. Tindak Lanjut Atas Evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2016
4.1.1. Evaluasi Kinerja Tahun 2016
Hasil evaluasi dari Inspektorat Kabupaten Banjar terhadap Laporan Kinerja
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2016 memperoleh nilai
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
94 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Baik dengan interprestasi predikat B maka pada tahun 2017 direkomendasikan kepada
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar hal- hal sebagai berikut :
- Membuat Rencana Aksi dilengkap dengan kinerja outcome
- Melengkapi tujuan dengan indikator tujuan
- Mempublikasikan dokumen di web
4.1.2. Tindak Lanjut
Hasil evaluasi oleh Inspektorat Kabupaten Banjar terhadap Laporan Kinerja
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2016 telah ditindaklanjuti
dan dilaksanakan sesuai yang direkomendasikan kepada Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
95 LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja Dinas Peternakan dan
Perkebunan Kabupaten Banjar Tahun 2017, sebagai berikut :
Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan dan telah dapat melaksanakan
program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian kinerja sasaran yang
pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih 100% terhadap target RPJMD yang
mencapai 97,11% (Sangat Tinggi) dan serapan anggaran sebesar 90,21 % dengan
tingkat efisiensi sebesar 18,37 %. Demikian juga dengan capaian kinerja terhadap
target Renstra tercapai 106,88% (sangat tinggi) dengan serapan anggaran 88,26%
dan tingkat efisiensi 13,70%.
4.2. Saran/tindak lanjut
Hal-hal yang disarankan untuk meningkatkan pencapaian sasaran Dinas
Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banjar di tahun mendatang antara
lain :
Mengoptimalkan koordinasi dan sinergitas lintas bidang agar program kegiatan bisa
berjalan dengan baik sesuai target.
Mengoptimalkan sistem pengendalian untuk dapat menidentifikasi permasalahan
dan solusinya sejak awal
Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan
Meningkatkan pembinaan kepada pelaksana kegiatan untuk memahami pedoman
teknis sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik secara
teknis dan administrasi.
Meningkatkan pemahaman tentang penetapan sasaran, indikator dan target
kinerja.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
vii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok,
fungsi, program dan kegiatan Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar
Tahun Anggaran 2017, maka dilaksanakan penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar. Penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan atas Renstra, Rencana Kinerja
Tahunan dan Penetapan Kinerja Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 13 Tahun 2016 mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah serta
tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya di bidang peternakan dan perkebunan.
Pelaksanaan tugas tersebut didukung oleh 4 (empat) bidang yaitu Bidang
Peternakan dan Keseatan Hewan, Bidang Perkebunan, dan Bidang Sumberdaya dan
Penyuluhan serta Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Hewan (RPH) Martapura.
Secara umum Dinas Peternakan dan Perkebunan telah dapat melaksanakan
program dan kegiatan dengan baik, hal ini terlihat dari capaian kinerja sasaran
terhadap target RPJMD yang mencapai 97,11% (Sangat Tinggi) dan serapan anggaran
sebesar 90,21 % dengan tingkat efisiensi sebesar 18,37 %.
1. Indikator produksi karet dari target sebesar 19.180,99 ton tercapai 17.673 ton atau
sebesar 92,23%
2. Indikator produktifitas karet target sebesar 1163 kg/ha tercapai 892 kg/ha atau
sebesar 76,70%.
3. indikator populasi sapi dari target 16.950 ekor tercapai sebesar 17.627 ekor
(103,99%).
4. Indikator peningkatan produk pengolahan hasil perkebunan dari target 30%
terealisasi sebesar 35% (116,67%).
Sedangkan capaian kinerja terhadap target Renstra yang pencapaian kinerjanya
mencapai atau lebih dari 100% sebesar 106,88% (sangat tinggi). Dengan tingkat
efisiensi 13,70 %. Capaian Keberhasilan Kinerja yang mencapai atau lebih 100%
adalah :
1. Sasaran Meningkatnya populasi ternak dengan capaian kinerja 105,19 (Sangat
Tinggi)
2. Sasaran Meningkatnya produksi ternak dengan capaian kinerja 114,93 (Sangat
Tinggi);
3. Sasaran Menurunnya angka kematian ternak dengan capaian kinerja
102,64(Sangat Tinggi)
4. Sasaran Meningkatnya Produksi Perkebunan dengan capaian kinerja 90,73
(Sangat Tinggi)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH AKUNTABILITAS KINERJA
viii LKjIP Dinas Peternakan dan Perkebunan Kab. Banjar Tahun 2017
5. Sasaran Terkendalinya serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan Gangguan
Usaha Perkebunan dengan capaian kinerja 100,00 (Sangat Tinggi)
6. Sasaran Meningkatnya kelas kelompok tani Kelas Madya dengan capaian kinerja
113,04 (Sangat Tinggi)
7. Sasaran Meningkatnya Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelompok Tani
dengan capaian kinerja 101,92 (Sangat Tinggi)
8. Sasaran Meningkatnya mutu olahan Produk Peternakan dan Perkebunan dengan
capaian kinerja 109,80 (Sangat Tinggi)
9. Sasaran Meningkatnya kinerja dan sumberdaya aparatur dengan capaian kinerja
100,00 (Sangat Tinggi)
Serapan anggaran secara keseluruhan dapat dikategorikan berhasil. Dari pagu
anggaran sebesar Rp. 4.141.361.481,- terealisasi sebesar Rp.
3.660.048.937 ,- (88,38%)
Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumberdaya yang efisien
menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi. Kondisi ini
sejalan dengan prinsif pengelolaan angggaran yang efisien dan efektif.
Dengan sumberdaya manusia peternakan dan perkebunan yang dimiliki Dinas
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar dan melalui kerjasama antar seluruh
staf, melakukan koordinasi yang intensif dengan instansi/unit kerja lainnya, maka
seluruh kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Walau
demikian masih terdapat beberapa hal yang masih harus diperbaiki dan ditingkatkan
untuk waktu yang akan datang.