dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak dengan … · f. dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak ......
TRANSCRIPT
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN
ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF :
CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Mandana Bintang Rahasti
NIM : 119114079
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN
ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF :
CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Mandana Bintang Rahasti
NIM : 119114079
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Happiness isn’t about getting what you want all ofthe time
It’s about loving what you have
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Empunya kehidupan Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih dan senantiasa
mencurahkan segala cinta dan kasih dalam hidup ini. Jadilah padaku seperti yang
Kau ingini
Untuk keluargaku tercinta, Ayah, Ibu, Kak Bagas dan Adik bunga. Kalian adalah
rasa syukur terbesar dalam hidup ini
Untuk teman-teman seperjuangan, calon psikolog hebat tetaplah berjuang mencapai
apa yang kita inginkan. Perjuangan meraih gelar S.Psi yang penuh liku-liku dan kita
saling menularkan semangat satu sama lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
DINAMIKA PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA ANAK DENGAN
ORANGTUA BERCERAI DILIHAT DENGAN TES PROYEKTIF :
CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)
Mandana Bintang Rahasti
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak yang berasaldari keluarga bercerai. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan analisis tematik. Dalam analisisdata, peneliti berada di bawah supervisi ahli untuk menjaga kredibilitas hasil tes. CAT dipilih karenadapat mengungkap dinamika internal seseorang. Penelitian ini melibatkan tiga orang subjek yangberusia 7 hingga 10 tahun dan orangtuanya bercerai. Pengambilan data diawali dengan wawancaratidak terstruktur, kemudian melakukan pengetesan CAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjekmemiliki kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, dan kebutuhanuntuk mendapat perhatian dan pertolongan namun terhambat oleh keadaan orangtua yang berpisah,kondisi ibu yang bekerja, dan ancaman dari lingkungan sekitar sehingga menimbulkan konflik dalamdiri subjek akibat adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga menimbulkan perasaanditinggalkan dan kurang dicintai oleh orangtua yang membuat upaya pemenuhan kebutuhan yangdilakukan cenderung tidak mengungkapkan keinginan secara langsung tetapi terwujud dalam perilakutantrum, dan menggunakan mekanisme pertahanan diri yaitu proyeksi, represi.
Kata kunci : Anak, Perceraian, Tes Proyektif, Pemenuhan Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE DINAMIC OF BROKEN HOME’S CHILD NEEDS WHICH IS VIEWED
BY PROJECTIVE TEST: CHILDREN APPERCEPTION TEST (CAT)
Mandana Bintang Rahasti
ABSTRACT
.
The reaserch is conducted to find the dynamic of broken home’s child needs. This research is usingkualitatif method with systematic analysis. In the data analysis the resercher is under the supervisionof the experts to maintain the credibility of the test result. The CAT is being chosen for this researchbecause it could reveal someone’s internal dynamic. This research took three broken home children,aged 7 to 10. The data collection is started with unstructured interview and then continued with theCAT. The result shows that broken home children needs are need the affection, the feeling of security,and the feeling of being attention and helped, however this is hampered by the condition of the parentswho are divorced, the condition which the mother is working, and the threating from the society thatrise the intern conflict of brokenhome children, as the effect of the barries to meet broken homechildren needs, which is causing the feeling of be abandoned and unloved by their parents that makethe needs fulfillment tends not reveal their need directly, yet it shows in their tantrum’s attitude, andthe using of self defense mekanism whis is known as projection, repression.
Key Words : Child, Divorce, Projection Test, The (Child) needs fulfillment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan curahan Roh Kudus sehingga memberi kemampuan pada penulis untuk
menyelesaikan tulisan ini baik secara fisik, psikologis, maupun akal budi. Melalui
tulisan ini penulis berharap kepada masyarakat, terutama pelaku dunia psikologi agar
dapat memahami dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orangtuanya bercerai,
sehingga nantinya dapat diperoleh langkah-langkah preventive untuk lebih
memperhatikan keadaan psikologis anak. Juga bagi masyarakat dan orangtua untuk
memahami berbagai kebutuhan anak, agar dapat mendukung kesejahteraan hidup
anak.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
pribadi-pribadi yang luar biasa memberi dukungan, kritik, dan saran dan selalu sabar
mendampingi penulis dalam menyelesaikan karya ini :
1. Bapak Carolus Wijoyo Adhinugroho ,M.Psi selaku dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dan setia membimbing penulis dari awal sampai selesainya
karya ini. Tanpa bimbingan dan pertanyaan-pertanyaan dari bapak, mungkin
tulisan ini tidak terarah.
2. Ibu Maria Herlina, M.Psi yang telah membimbing dan membantu saya dalam
menganalisis data.
3. Bapak T.Priyo Widiatmo,.M.Psi selaku dekan Fakultas Psikologi, Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik.
Terimakasih banyak atas bantuan dan kesetiaan ibu dalam membimbing saya
dari, dan setia mendengar cerita dan keluh kesah saya. Terimakasih bunda
5. Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Psi, terimakasih banyak untuk waktu dan
bimbingan yang ibu berikan. Berbagi pengalaman dan memberikan masukkan
dalam proses menyelesaikan karya ini.
6. Bapak Heri Widodo, M.Psi dan Ibu Titik, M.Psi terimakasih untuk segala
bimbingan dan dukungan yang senantiasa Bapak Ibu berikan, terimakasih atas
kesempatan yang Bapak Ibu berikan dengan mempercayakan saya untuk
bergabung dan belajar memahami dan lebih mengenal dunia anak-anak di
Kerang Mutiara.
7. Anugerah terindah Tuhan Yesus dalam hidup saya dengan mengirimkan saya
ke keluarga Endi Haryono yang luar biasa nyaman. Terimakasih sudah
memberi saya orangtua yang seperti malaikat. Ayah dan Ibu , terimakasih atas
segala doa, dukungan dan bimbingan yang ayah dan ibu berikan untuk
anakmu yang selalu ngeyel setiap disuruh makan dan minum air putih ini.
Terimakasih untuk kesabaran dan segala pengertiannya, terlebih untuk
kekhawatiran dan pertanyaan “jadinya lulus kapan?” yang selalu membuat
anakmu ini merasa bersalah sekaligus termotivasi untuk berjuang lebih dan
lebih lagi. Untuk dua saudaraku tersayang, kakak Bagas dan adik Bunga
terimakasih pereda stress paling manjur, dengan tingkah-tingkah unik kalian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
terimakasih untuk segala dukungan, pertengkaran, kasih sayang yang tiada
habisnya. Sayang sekali sama kalian !
8. Untuk sahabat-sahabatku Lala, Lusi, Rani & Nedta terimakasih untuk
persahabatan yang tak lekang oleh waktu ini. Terimakasih untuk kesetiaannya
mendengar keluh kesah ku dalam berbagai hal
9. Untuk sahabat terkasih yang dipertemukan di Fakultas Psikologi tercinta ini.
Endah Febiana Gunawan, Raysa Bestari Siniwi, Albertus Hari Novianto,
Bayu Mahendra, Rhisang Sadewa, Nidia Gabriella, Adhimulya. Kehidupan
perkuliahan terasa lebih indah berkat adanya kalian yang senantiasa berbagi
keceriaan, cerita, dukungan, dan semua cerita yang membuat aku sangat
bersyukur memiliki makhluk Tuhan seperti kalian.
10. Untuk teman-teman psikologi 2011 kelas B yang selalu aku rindukan
walaupun kita dipisahkan saat semester 4. Kelas yang membuat aku nyaman
dan berkembang. Teman-teman psikologi kelas D yang dipertemukan sejak
semester 4 hingga semester akhir. Terimakasih
11. Adik-adik yang lucu dan baik hati, yang telah bersedia berbagi kepada kakak.
Tanpa kalian kakak tidak bisa mengetahui lebih dalam mengenai sesuatu yang
tidak seharusnya kalian alami di usia yang sangat dini ini. Juga kepada para
orangtua adik-adik yang telah bersedia berbagi cerita.
12. Teman-teman bimbingan, Kartika Perwara, Agnes Wijaya, Emilia Pudar,
Olivia Indah, bersama kalian semakin meyakinkan aku bahwa kita tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
sedang berjuang sendirian. Selalu nyaman kalau cerita sama kalian terlebih
tentang skripsi.
13. Untuk semua pihak yang senantiasa memberikan dukungan bagi penulis, anpa
kalian penulis bukan siapa-siapa hihi terimakasih
Penulis menyadari bahwa peneliian ini masih jauh dari sempurna, maka dari
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran bagi penelitian ini.
Yogyakarta, 21 Maret 2016
Penulis,
Mandana Bintang Rahasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN................................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................. 10
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan ........................................................................................................ 10
D. Manfaat ...................................................................................................... 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 12
A. Kebutuhan .................................................................................................. 12
1. Pengertian Kebutuhan .......................................................................... 12
2. Teori Kebutuhan Murray...................................................................... 14
B. Anak ........................................................................................................... 19
1. Pengertian Anak ................................................................................... 19
2. Pengaruh Keluarga pada Anak............................................................. 20
3. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak................................ 21
4. Kebutuhan Dasar Anak ........................................................................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
C. Keluarga ..................................................................................................... 23
1. Pengertian Keluarga ............................................................................. 23
2. Keluarga Dalam Berbagai Setting........................................................ 24
a. Keluarga Broken Home .................................................................. 24
b. Keluarga Bercerai........................................................................... 24
D. Perceraian Orang Tua................................................................................. 25
1. Pengertian Perceraian........................................................................... 25
2. Situasi Keluarga Setelah Perceraian..................................................... 26
3. Dampak Perceraian Bagi Anak ............................................................ 27
E. Tes Proyektif .............................................................................................. 28
1. Pengertian Tes Proyektif ...................................................................... 28
2. Children Apperception Test (CAT) ..................................................... 29
F. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Dengan Orangtua Bercerai
Dilihat Dengan Tes Proyektif Children Apperception Test (CAT) ........... 35
BAB III. METODELOGI PENELITIAN.......................................................... 39
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 39
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 40
C. Subjek Penelitian........................................................................................ 40
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 41
E. Analisis Data .............................................................................................. 44
F. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 50
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 50
1. Proses Pengumpulan Data.................................................................... 50
2. Proses Analisis Data............................................................................. 52
B. Profil Subjek Penelitian ............................................................................. 53
1. Subjek 1................................................................................................ 53
2. Subjek 2................................................................................................ 56
3. Subjek 3................................................................................................ 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4. Kesimpulan Wawancara....................................................................... 64
C. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan.............................................................. 66
1. Subjek 1................................................................................................ 67
2. Subjek 2................................................................................................ 75
3. Subjek3................................................................................................. 80
D. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan ......................................... 85
E. Pembahasan................................................................................................ 90
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 96
A. Kesimpulan ................................................................................................ 96
B. Saran........................................................................................................... 97
1. Bagi Peneliti Selanjutnya ..................................................................... 97
2. Bagi Orangtua ...................................................................................... 97
3. Bagi Psikolog dan Praktisi Anak.......................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94
LAMPIRAN.......................................................................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Jenis Kebutuhan Murray ...................................................................... 15
TABEL 2. Deskripsi Respon Kartu CAT .............................................................. 31
TABEL 3. Hasil Tryout Pemilihan Kartu .............................................................. 43
TABEL 4. Kesimpulan Hasil Tes Children Apperception Test............................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
BAGAN 1. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Anak............................................. 37
BAGAN 2. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 1 ....................................... 74
BAGAN 3. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 2 ....................................... 79
BAGAN 4. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 3 ....................................... 84
BAGAN 5. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan .................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain memiliki peran masing-
masing untuk menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan
(Salvicion & Celis, 1989). Keutuhan orang tua yaitu ayah dan ibu dalam
sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk
mengembangkan diri (Schultz, Op.cit h.39).
Dalam sebuah keluarga, untuk mencapai perkembangan anak, mereka
membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada
orang tuanya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki fungsi penting bagi
kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidup
(Mulyono, 1995), selain kebutuhan fisiologis, anak juga memiliki kebutuhan
psikologis yang harus dipenuhi, kebutuhan tersebut antara lain adalah
kebutuhan akan rasa cinta dan kasih sayang (Hurlock, 1976). Dengan adanya
kasih sayang dari kedua orang tua akan menjadikan anak mempunyai rasa
aman yang kemudian akan membuat anak merasa bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Anak juga memiliki kebutuhan mendapat pengakuan atas
keberhasilan, apabila keberhasilan diberi pujian maka akan menambah
motivasi anak untuk berbuat lebih baik lagi (Stevenson & Black, 1995).
Kebutuhan akan rasa aman juga sangat penting untuk dipenuhi. Anak
yang mempunyai rasa aman akan melakukan berbagai aktivitas yang dapat
menambah lajunya perkembangan fisik dan psikisnya. Hurlock (1976)
mengatakan bahwa rasa aman yang utama adalah di rumah dan orang-orang di
sekelilingnya. Dengan adanya rasa aman dari lingkungannya, maka anak akan
melangkah keluar dengan rasa percaya diri. Studi terbaru mengatakan bahwa
mengalami perceraian di masa kanak-kanak terkait dengan keterikatan tidak
aman di masa dewasa awal (Brockmayer, Treboux, & Crowell, 2005). Di sisi
lain, anak juga memiliki kebutuhan untuk mandiri, kebutuhan untuk mendapat
kesempatan, kebutuhan untuk bermain, dan kebutuhan untuk
bertanggungjawab (Hurlock, 1976).
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa keluarga memiliki
fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak (Riddell, 1987:
Andayani, 1998: Garbarino,1992; Zeitlin,1995) Seorang anak memiliki
kebutuhan – kebutuhan tersebut dan mereka menjadikan ayah dan ibu sebagai
figur untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, tidak semua anak memiliki
keluarga seperti harapannya yaitu keluarga yang utuh dan memberinya
kebutuhan-kebutuhan dasar anak. Banyak bersoalan keluarga yang muncul
dan memiliki dampak bagi anak dalam masa perkembangannya, contohnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
anak yatim piatu, anak yang tinggal bersama orang tua tiri, anak yang tinggal
dengan keluarga dalam kondisi broken home, orang tua bercerai dan kondisi
keluarga lainnya. Masalah-masalah dalam keluarga tersebut dapat
menimbulkan masalah perilaku pada anak seperti masalah akademik, emosi,
dan perilaku. Pada penelitian ini berfokus pada anak dengan orang tua
bercerai, mereka dihadapkan pada situasi dimana keadaan orang tua terpisah
dengan ketidakhadiran salah satu orang tua baik ayah maupun ibu. Ketika
anak memiliki suatu kebutuhan namun tidak ada figur yang menjadi sumber
pemenuhan kebutuhannya maka dapat menimbulkan suatu konflik pada diri
anak, karena hidup dengan satu orang tua tentu membawa perubahan yang
cukup berat bagi anak, ketidakhadiran figur ayah dapat membuat anak
kehilangan sosok figur identifikasi dan otoritas, lain hal nya dengan
ketikdakhadiran ibu membuat anak kehilangan figure afeksi (Colleta, 1987;
Hetherington et al.,1978).
Murray mengatakan pemenuhan kebutuhan akan dihadapkan pada
situasi press, ketika press itu berat maka anak cenderung merepres kebutuhan
tersebut karena kapanpun ego merasa terancam oleh tekanan-tekanan yang
tidak diinginkan, ia akan melindungi diri dengan cara merepres keinginan
yang dimiliki oleh seorang anak untuk memenuhi kebutuhannya dan akan
tersubtitusi sehingga membuat anak mencari sesuatu untuk menggantikan
figur yang menjadi objek pemenuhan kebutuhan. Terdapat berbagai macam
cara anak dalam pemenuhan kebutuhannya, anak dapat merepres dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menekan sesuatu yang menjadi keinginannya, namun bisa saja anak
melakukan agresi.
Menurut Murray (Hall&Lindzey, 2000) kebutuhan merupakan
dorongan untuk mewujudkan tindakan tertentu. Setiap kebutuhan pada
dasarnya menuntut suatu pemenuhan dan tingkah laku individu mengarah
pada usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang muncul.
Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi akan membuat individu merasa kecewa
atau sakit hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000). Untuk itulah
mengapa sangat penting memenuhi kebutuhan dasar yang dimiliki setiap
individu pada setiap jenjangnya.
Maslow mengatakan (dalam Feist & Feist,2009), anak-anak lebih sering
termotivasi oleh kebutuhan akan rasa aman karena mereka hidup dengan
ketakutan akan gelap, binatang, orang asing dan hukuman dari orang tua.
Menurut Lindgren (1980) kebutuhan pokok anak yaitu kebutuhan jasmaniah
atau kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan untuk
dimiliki dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Seperti yang telah diuraikan
sebelumnya bahwa setiap anak mempunyai kebutuhan untuk mendapatkan
kasih sayang dari orang tua mereka dalam bentuk belaian, hadiah, perhatian,
dan lain sebagainya. Seorang anak juga memiliki kebutuhan untuk
mendapatkan rasa aman dan kebutuhan psikologis yang lainnya dari kedua
orang tua mereka, tetapi karena ada hambatan yaitu perceraian orang tua maka
akan terjadi interaksi yang berbeda dalam pemenuhan kebutuhan psikologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
akan kasih sayang, rasa aman, dan kebutuhan lain seperti kebutuhan akan
pengakuan atas keberhasilan.
Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada teman,
penasehat, atau kerabat untuk mendapat dukungan atau saran, sedangkan anak
tidak mendapat dukungan dari siapapun (Colle, 2004). Anak-anak seringkali
terjebak dalam kesulitan, mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong
dan mendukung mereka, sepertinya tak seorang pun memahami tekanan yang
mereka rasakan. Hal ini karena anak memerlukan dukungan dan kasih sayang
dari orang tua, selain itu karena anak lebih tergantung pada orang tua dalam
hal perasaan aman dan bahagia (Hurllock, 1999). Namun pada kenyataannya,
perceraian membuat anak berada dalam posisi orang tua yang berpisah, anak
mengalami perubahan dalam pola pemenuhan kebutuhan yang seharusnya ia
dapatkan dari kedua orang tuanya. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik
dalam diri anak. Horney (1939) berhipotesis bahwa masa kanak-kanak yang
sulit bertanggung jawab penuh bagi kebutuhan-kebutuhan akan menghasilkan
struktur karakter tertentu dalam perkembangannya. Dalam DSM IV (1994)
edisi revisi, diungkapkan bahwa perceraian dapat menjadi fokus klinis yang
perlu ditangani, yaitu sebagai masalah yang berkaitan dengan masalah
perkembangan atau masalah yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan
seseorang. Peristiwa perceraian menimbulkan anak-anak merasa tidak
mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya (Dagun 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Perceraian bukanlah suatu fenomena tunggal melainkan serangkaian
proses yang dimulai sebelum perpisahan fisik dan berpotensial menjadi
pengalaman stress dan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi anak
(Papila, dkk 2008). Perceraian menimbulkan kurangnya kehangatan dan
perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya sehingga menyebabkan
anak tidak memiliki rasa aman dalam dirinya, hal inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya konflik psikologis pada diri anak sehingga
menyebabkan mereka menjadi depresi, cemas, putus asa, rendah diri karena
harus kehilangan orang tua yang mereka cintai, anak dituntut untuk
menghadapi situasi sulit tersebut (Papila, dkk, 2008).
Di Indonesia angka perceraian mencapai 10% dari jumlah perkawinan
(Badan Pusat Statistik 2013) dan Media Online Indonesia tahun 2013
menyebutkan bahwa perceraian yang terjadi di Indonesia, yang paling banyak
adalah gugatan dari pihak istri. Kasus perceraian di Kota Yogyakarta dalam
kurun waktu 2 tahun terakhir mengalami peningkatan. Menurut data dari
Kantor Pengadilan Agama Kota Yogyakarta, pada tahun 2012 tercatat 593
kasus percerian dan 652 kasus perceraian ditahun 2013.
Perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik dari sisi
psikologis, kesehatan, maupun akademis (Rice & Dolgin, 2002). Banyak anak
yang secara klinis dinyatakan mengalami depresi seiring dengan perceraian
orang tua mereka (Stevenson & Black, 1995). Menurut Leslie (1967), reaksi
anak terhadap perceraian orang tua sangat tergantung pada penilaian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebelumnya terhadap perkawinan orang tua mereka serta rasa aman di dalam
keluarga.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis memiliki asumsi bahwa
masalah perkembangan psikologis yang dialami anak pada orang tua yang
bercerai dipicu karena adanya konflik dalam pemenuhan kebutuhan akan
kasih sayang, perhatian, dan rasa aman sehingga membuat anak memiliki
masalah dalam perilaku sosial. Asusmi tersebut berangkat dari penelitian
Hetherington (2003) yang menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian tentang
perceraian banyak yang mengungkapkan bahwa anak ada keluarga yang
bercerai beresiko tinggi mengalami masalah-masalah perkembangan
psikologis, tingkah laku, sosial dan akademik, dibandingkan dengan keluarga
dengan sepasang orang tua yang tidak bercerai.
Masalah dalam perilaku sosial, tingkah laku, akademik, dan masalah
perkembangan psikologis terjadi karena terdapat kebutuhan psikologis yang
tidak terpenuhi pada anak yang orang tuanya bercerai, umumnya anak
menjadikan orang tua sebagai figur pemenuhan kebutuhan mereka, ketika
figure tersebut hilang maka anak akan melakukan suatu tindakan sebagai
wujud pemenuhan kebutuhan,dengan demikian anak merasa akan
mendapatkan perhatian dari figure yang ia harapkan karena kebutuhan yang
tidak terpenuhi akan membuat seseorang merasa kecewa dan sakit sehingga
menimbulkan konflik dalam diri anak (Hall&Lindzey, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Berangkat dari hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap dinamika dalam memenuhi kebutuhan psikologis yang dihadapi
anak yang orang tuanya bercerai sehingga kita dapat mengetahui dinamika
pemenuhan kebutuhan anak yang mengalami perceraian orang tua.
Dengan adanya dinamika internal yang terjadi dalam diri anak pasca
perceraian orang tua maka untuk melihat dinamika reaksi anak dalam
memenuhi kebutuhannya diperlukan sebuah tes proyektif, untuk itu penulis
memilih tes proyektif Children Apperception Test (CAT). CAT dipahami
dapat mengungkap mengenai dorongan-dorongan, emosi-emosi, dan konflik-
konflik yang mendominasi kepribadian subyek standar (Abrams, 1993, 1995;
Bellak & Siegel, 1989; Boekholt, 1993) sehingga CAT dipilih sebagai sarana
untuk mengungkap dinamika konflik anak dalam usaha memenuhi kebutuhan
mereka pasca parceraian orang tua karena tidak mudah mengungkap dinamika
konflik dalam memenuhi kebutuhan anak hanya dengan wawancara.
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa umumnya perceraian akan
membawa resiko yang besar pada anak, baik dari sisi psikologis, kesehatan,
maupun akademis (Rice & Dolgin, 2002). Penelitian yang dilakukan Amato
dan Keith (dalam Stevenson & Black, 1995) yang mengungkapkan bahwa
individu yang mempunyai pengalaman perceraian orang tua di masa kecilnya,
memiliki kualitas hidup yang lebih rendah di masa dewasanya dibanding
individu yang tidak memiliki pengalaman perceraian orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan jurnal-jurnal penelitian tentang perceraian yang
berdampak pada anak, lebih banyak meneliti pada area remaja dan penelitian
mengenai dampak kongkret perceraian pada anak belum cukup banyak
dilteliti khususnya penelitian tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak
dalam memenuhi kebutuhan pasca perceraian orang tua. Oleh sebab itu,
penulis ingin mengetahui bagaimana dinamika anak dalam memenuhi
kebutuhan mereka pasca perceraian orang tua ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang permasalahan, maka dapat ditarik suatu
pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
Bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan anak dalam memenuhi kebutuhan
psikologis pasca perceraian orang tua?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika reaksi anak dalam
memenuhi kebutuhan psikologis pasca perceraian orang tua.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi orang tua
- Dapat mengetahui kondisi psikologis anak bila terjadi perceraian.
Sehingga diharapkan orang tua lebih memahami dan senantiasa
memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik dan psikologis.
2. Manfaat bagi masyarakat umum
- Dapat mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan psikologis anak
yang mengalami perceraian orang tua sehingga diharapkan masyarakat
dapat menemukan langkah-langkah preventif untuk meminimalisir
terjadinya konflik pada anak kendati orang tua bercerai.
3. Manfaat bagi bidang keilmuan
- Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
- Dapat menambah informasi mengenai hambatan-hambatan anak dalam
memenuhi kebutuhan setelah orang tua bercerai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan (Needs)
1. Pengertian
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan
kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui
suatu usaha atau tindakan (Murray, 1996).
Setiap individu selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu
untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan tersebut menuntut adanya
suatu pemenuhan agar tidak terjadi ketengangan batin dan konflik,
sehubungan dengan hal tersebut setiap individu berusaha menyingkirkan
semua rintangan yang menghambat proses pemenuhan kebutuhan.
Seorang anak, memiliki macam-macam kebutuhan antara lain :
1. Cinta dan Kasih Sayang
Banyak cara untuk menyatakan cinta, dengan cara memberikan hadiah
berupa materi maupun dengan belaian, ciuman atau kata-kata yang
bersifat menghargai dan menyenangkan. Semua cara dapat ditempuh
asalkan terdapat keseimbangan antara yang diucapkan dan yang
diberikan baik materi maupun non materi. Pemberian kasih sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak. Bila cara pemberian
kasih sayang tidak diubah sesuai dengan perkembangan anak, maka
hubungan antara orang tua dengan anak dapat melemah. Kasih sayang
akan menjadikan anak mempunyai rasa aman yang kemudian akan
mendatangkan kebahagiaan. John Bowbly (1907-1990) menjelaskan
bahwa kekurangan kasih sayang ibu dapat menyebabkan kemarahan,
penyimpangan perilaku, dan depresi.
2. Rasa aman
Kebutuhan rasa aman sangat penting untuk dipenuhi. Rasa aman ada
bila terjadi hubungan yang menyenangkan dengan orang-orang di
sekitarnya terlebih dengan orang tua. Rasa aman akan membawa anak
kearah kebahagiaan dan menjadikan mereka memiliki penyesuaian diri
yang baik terhadap orang-orang sekitar dan lingkungannya.
3. Pengakuan atas keberhasilan
Seorang anak membutuhkan perhatian dan pengakuan atas suatu
keberhasilan yang telah ia raih untuk menambah motivasi anak dalam
berbuat sesuatu yang lebih baik lagi.
4. Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang disekelilinganya
apabila ia tak mampu mengahadapi situasi atau masalah yang sedang
ia alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Seorang anak seringkali merasa cemas dan takut jika ia kehilangan
kasih sayang, perhatian, dan dukungan dari orang tuanya. Untuk
mengatasi rasa takut pada anak, orang tua diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan kasih sayang sehingga hal tersebut dapat menguatkan unsur
kepercayaan pada anak. Kepercayaan akan menumbuhkan rasa aman dan
harga diri pada anak (Psikologi Anak h.140).
2. Teori Kebutuhan Murray
Henry Alexander Murray dapat dipandang sebagai salah satu tokoh
psikologi yang paling bertumpu pada dinamika kebutuhan untuk
menerangkan kepribadian. Menurut Murray, hakikat eksistensi manusia
adalah memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan. Murray yakin
bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai equilibrium
atau keseimbangan keadaan tubuh (Bellak & Abrams). Adanya
kebutuhan-kebutuhan menimbulkan kekuatan yang ada di dalam wilayah
otak yang mengorganisasi tindakan, dan mengarahkan tindakan tersebut
ke suatu arah tertentu.
Murray mengemukakan 5 kriteria untuk mengidentifikasi kebutuhan,
yaitu :
1. Merupakan respons terhadap suatu objek atau sekelompok objek
yang berfungsi sebagai stimulus.
2. Menyebabkan munculnya suatu perilaku
3. Adanya konsekuensi atau hasil akhir dari perilaku itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Adanya suatu respons emosional tertentu dalam perilaku tersebut
5. Ada tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah seluruh
respons dilakukan
Kebutuhan sebagian besar dirangsang oleh kekuatan-kekuatan dari
luar atau lingkungan (Thematic Apperception Test, 1993).
Murray mengatakan bahwa kebutuhan saling berhubungan satu
dengan lainnya dalam berbagai cara, ada kebutuhan tertentu yang
membutuhkan kepuasan sebelum kebutuhan lainnya. Ada kebutuhan yang
berlawanan atau konflik dengan kebutuhan lainnya, ada kebutuhan yang
menjadi bagian dari kebutuhan lainnya (Alwisol, 2007). Setiap kebutuhan
pada dasarnya menuntut suatu pemenuhan. Murray mengatakan bahwa
tingkah laku individu mengarah pada usaha-usaha untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang muncul. Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi
akan membuat individu merasa kecewa atau sakit hingga mengalami
tekanan (Hall&Lindzey, 2000)
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Murray (Hall & Lindzey)
menggolongkan kebutuhan psikologi menjadi 20 jenis, sebagai berikut:
Tabel 1.Jenis Kebutuhan Murray
No Jenis Kebutuhan Pengertian
1. Need of Abasement
(sikap merendah atau
tunduk)
Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar. Menerima
perlakuan yang tidak adil, kritik, hukuman. Menyerah,
sabar, menerima nasib. Menyalahkan dan meremehkan
diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Need of Achievement
(prestasi)
Menyelesaikan sesuatu yang sulit, mengatasi
rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi,
mengunggulkan diri, meningkatkan harga diri dengan
menyalurkan bakat secara berhasil.
3. Need of Affiliation
(kebutuhan untuk
menjalin relasi dengan
orang lain)
Kebutuhan untuk mendekatkan diri, bekerja sama
dengan orang lain, membentuk persahabatan, ikut
dalam kelompok-kelompok, serta pada orang lain.
4. Need of Aggresion
(kebutuhan akan
kekerasan atau
menyerang)
Kebutuhan untuk mengatasi oposisi dengan kekerasan,
berkelahi, membalas penghinaan, menghukum,
melukai, membunuh, meremehkan, mengutuk, dan
memfitnah. Menyerang pendapat orang lain,
mempermainkan orang lain.
5. Need of Autonomy
(kebutuhan untuk
mandiri)
Kebutuhan untuk menjadi bebas, melawan paksaan
atau hambatan, menghindari kekuasaan orang lain,
mandiri, tidak terikat, menolak kelaziman. Berdiri
sendiri dalam membuat keputusan, menghindari
urusan, dan campur tangan orang lain.
6. Need of counteraction
(kebutuhan untuk
mengimbangi)
Kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap
serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau
membenarkan perbuatan tercela, menyembunyikan
kegagalan dan penghinaan.
7. Need of Defendance
(kebutuhan untuk
membela diri)
Kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap
serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau
membenarkan perbuatan tercela, menyembunyikan
kegagalan dan penghinaan.
8. Need of Deference
(kebutuhan akan sikap
hormat)
Kebutuhan untuk mengagumi dan menyongkong
atasan. Memuji, menyanjung. Menyuruh orang lain
memutuskan sesuatu mengenai dirinya, tunduk,
menyesuaikan diri dengan harapan orang lain
9. Need of Dominance
(kebutuhan untuk
menguasai)
Kebutuhan untuk mengontrol orang lain,
mempengaruhi dengan sugesti atau persuasi atau
perintah, membuat orang lain mengerjakan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
disuruhnya
10. Need of Exhibition
(kebutuhan untuk
menonjolkan diri)
Kebutuhan untuk mengesankan, dilihat, dan didengar.
Menjadi pusat perhatian, menonjolkan prestasi,
menyatakan keberhasilanya.
11. Need of Harm
Avoidance (kebutuhan
akan menghindari
bahaya)
Kebutuhan untuk menghindari rasa sakit, luka,
penyakit, dan kematian. Melarikan diri dari situasi
bahaya dengan melakukan tindakan pencegahan untuk
melindungi diri.
12. Need of Inavoidance
(kebutuhan akan
menghindari rasa hina)
Kebutuhan untuk menghindari penghinaan, keluar dari
situasi yang memalukan, kondisi yang bisa
menimbulkan pelecehan.
13. Need of Nurturance
(kebutuhan untuk
merawat atau
memelihara)
Kebutuhan untuk memberi simpati, membantu,
melindungi, menyenangkan orang lain yang tidak
berdaya, membantu orang dalam bahaya, untuk
mengampuni, dan berlaku dermawan untuk orang lain.
14. Need of Order
(kebutuhan keteraturan)
Kebutuhan untuk berbuat secara teratur dengan
perencanaan yang cermat sebelumnya.
15. Need of Playmirth
(kebutuhan akan
kesenangan)
Kebutuhan untuk bersenang-senang tanpa tujuan lain,
tertawa.
16. Need of Rejection
(kebutuhan penolakan)
Kebutuhan untuk melepaskan diri dari orang yang tidak
disenangi. Mengucilkan, melepaskan, mengusir, tidak
mempedulikan, menghina, atau memutus hubungan
dengan obyek yang tidak dikehendaki.
17. Need of Sentience
(kebutuhan akan rasa
yang menyentuh)
Kebutuhan untuk mencari dan menikmati kesan yang
menyentuh perasaan untuk memiliki dan menikmati
keindahan, serta kesempurnaan abadi.
18. Need of Sex (kebutuhan Kebutuhan untuk membangun hubungan erotik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
akan seks) melakukan hubungan seksual, memperoleh rangsangan
fisik dan psikologis serta memuaskan libido.
19. Need of Succorance
(Kebutuhan akan
pertolongan dalam
kesusahan)
Kebutuhan untuk mendapat kepuasan dengan
memperoleh simpati dari orang lain, mendekat kepada
pelindungnya untuk dinasihati, dan dimaafkan,
membuat orang lain mengerti dan membantu dirinya.
20. Need of Understanding
(Kebutuhan akan
pemahaman)
Kebutuhan untuk
menanyakan atau menjawab pertanyaan umum, tertarik
pada teori, memikirkan merumuskan, menganalisis,
dan menggenalisir untuk memahami apa saja fenomena
yang merangsang dirinya.
Selain kebutuhan (need) aspek lain dalam teori Murray adalah press.
Press adalah faktor-faktor eksternal dalam kehidupan seorang manusia
yang berupa situasi, objek dan/atau orang. Jika kebutuhan berasal dari
dalam diri individu, maka press berasal dari luar diri individu. Setiap
press mempuyai potensi tertentu. Potensi press adalah apa yang dapat
dilakukan/berpengaruh pada individu (Thematic Apperception Test, 1993).
Kebutuhan manusia berasal dari kesadarannya namun sebagian berasal
dari ketidaksadarannya. Upaya pemenuhan kebutuhan akan membentuk
suatu kepribadian karena adanya bantuan atau hambatan dari lingkungan.
Terdapat beberapa kebutuhan yang terpenuhi, namun terdapat pula
kebutuhan yang terhambat oleh press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Anak
1. Pengertian Anak
Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketergantungan yakni kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara
seksual kira-kira 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria
(Hurllock, 1999).
Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks
yang terjadi pada masa kanak-kanak seperti perkembangan emosi, bahasa,
dan sosial, anak juga memiliki pemahaman dan persepsi yang terbatas
mengenai dunia (Aziz, 2005).
Anak adalah individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai
dengan tahap perkembangan, anak memiliki berbagai kebutuhan yang
berbeda satu dengan yang lain, sesuai dengan usia tumbuh kembang.
Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis,
sosial dan spiritual ( Hurlock, 1999).
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masa kanak-
kanak adalah peralihan dari masa bayi ke masa remaja, dimana
didalamnya penuh ketergantungan pada orang lain terutama
ketergantungan dengan orang tua. Anak juga memiliki kebutuhan yang
berbeda pada setiap tahap perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Penelitian ini berfokus pada anak yang berada pada rentang usia 7-10
tahun, menurut perkembangan anak pada usia ini termasuk dalam masa
pertengahan dan akhir anak-anak (Hurlock, 1999).
2. Pengaruh Keluarga pada Anak
Betapa luasnya pengaruh keluarga pada anak dan perkembangannya
(Hurlock, 1978). Sumbangan keluarga terhadap perkembangan anak
antara lain :
a. Perasaan aman karena menjadi anggota kelompok yang stabil
b. Orang-orang yang dapat diandalkannya dalam memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikologis
c. Sumber kasih sayang dan penerimaan, yang tidak terpengaruh oleh
apa yang mereka lakukan
d. Bimbingan dalam pengembangan pola perilaku yang disetujui
secara sosial
e. Orang-orang yang dapat diharapkan bantuannya dalam
memecahkan masalah yang anak hadapi
f. Perangsang kemampuan untuk mencapai keberhasilan di sekolah
dan kehidupan sosial
Tidak setiap jenis keluarga memberi semua sumbangan tersebut,
demikian pula tidak semua anggota keluarga sama sumbangannya. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
anak yang kedua orang tuanya bercerai tentu ia tidak mendapatkan
sembangan itu sepenuhnya dari kedua orang tua.
3. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak
Keutuhan orang tua yaitu ayah dan ibu dalam satu keluarga sangat
dibutuhkan agar pengaruh arahan, bimbingan, dan system nilai yang
direalisasikan orang tua senantiasa tetap dihormati dan mewarnai pola
perilaku anak (Shochib, 1998).
Orang tua mempunyai fungsi dan peranan besar dalam
perkembangan seorang anak. Melalui keluarga anak memperoleh
bimbingan, pendidikan, dan pengarahan untuk mengembangkan dirinya
sendiri (Gunarsa, 1993).
Hurlock (1999) mengatakan bahwa anak lebih tergantung pada
orang tua dalam hal perasaan aman dan bahagia, maka hubungan buruk
dengan orang tua akan berakibat sangat buruk. Hubungan buruk dengan
orangtua merupakan hal yang serius karena dapat mengurangi perasaan
aman, tetapi akan lebih parah apabila hubungan itu putus karena
perceraian, karena akan mempengaruhi perubahan dalam hidup mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Kebutuhan dasar anak
Menurut Lindgren (1980) kebutuhan anak dibedakan menjadi 4 aspek,
yaitu :
a. Kebutuhan jasmaniah
Kebutuhan yang berkaitan dengan perkembangan fisik yang
bersifat individual, seperti, kebutuhan makan dan minum. Maslow
menyebut kebutuhan ini sebagai kebutuhan fisiologis.
b. Kebutuhan untuk mendapat perhatian dan kasih sayang.
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki.
Pada umumnya kasih sayang didapatkan dari orang tua melalui
pujian, belaian, dan ekspresi lain yang menunjukkan rasa cinta,
bila anak mendapatkan kasih sayang yang cukup maka anak dapat
merasa aman dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya.
c. Kebutuhan untuk memiliki
kebutuhan untuk memiliki seperti mencari teman, atau memiliki
pengangan pada orang lain.
d. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan ini terkait pengembangan diri, dan bersifat sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain memiliki
peran masing-masing untuk menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan (Salvicion & Celis, 1989).
Menurut Koener dan Filtzpatrick (2004), definisi tetang keluarga
setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang yaitu :
a. Definisi Struktural
Definisi ini memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari
keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang
keluarga sebagai asal usul, keluarga sebagai wahana melahirkan
keturunan.
b. Definisi Fungsional
Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya
tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial yaitu mencakup
perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan
pemenuhan peran-peran tertentu
c. Definisi Transaksional
Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan
keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
identitas sebagai keluarga berupa ikatan emosi, pengalaman
historis, maupun cita-cita masa depan. Berfokus pada bagaimana
keluarga melaksanakan fungsinya.
Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terjadi karena hubungan
perkawinan, dan hidup bersama menjalani peran masing-masing. Dalam
sebuah keluarga, interaksi antar anggota keluarga terutama ayah dan ibu
sangat mempengaruhi perkembangan anak.
2. Keluarga Dalam Berbagai Setting
a. Keluarga Broken Home
Ulwan (2000) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
keluarga broken home adalah keluarga yang mengalami disharmonis
antara ayah dan ibu.
Atriel (2008) mengatakan bahwa keluarga broken home
merupakan suatu kondisi keluarga yang tidak harmonis dan orang tua
tidak lagi dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-analnya. Terjadi
keributan yang terus menerus dalam keluarga. Kondisi keluarga yang
tidak harmonis ini akan memberikan dampak terhadap perilaku anak.
b. Keluarga Bercerai
Menurut Hurllock (1993) perceraian merupakan kulminasi dari
penyesuaian perkawinan yang buruk dan terjadi bila antara suami istri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah tidak mampu lagi mencari penyelesaian masalah yang dapat
memuaskan kedua belah pihak.
Lebih lanjut William (1985) berpendapat bahwa perceraian
merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua
pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan, dengan demikian
berhenti melaksanakan kewajiban perannya sebagai suami istri.
D. Perceraian Orang Tua
1. Pengertian
Perceraian merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara
pasangan suami istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai suami istri. Mereka tidak lagi hidup dan
tinggal bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah
bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan
dampak traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun, mereka yang telah
memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-
emosional bagi anak-anak karena pada umunya perceraian merupakan hal
yang menyakitkan bagi anak (Amato, 2000; Olson & DeFrain,2003).
Menurut Dariyo (2003:160), perceraian merupakan titik puncak dari
pengumpulan berbagai permasalahan yang menumpuk beberapa waktu
sebelumnya dan jalan terakhir yang harus ditempuh ketika hubungan
perkawinan itu sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
perceraian merupakan perpisahan antara suami dan istri yang telah resmi
secara hukum, terjadi karena adanya suatu masalah yang membuat sebuah
pernikahan tidak dapat dipertahankan lagi. Perceraian membawa dampak
tersendiri bagi anak dalam keluarga yang bercerai, pada umunya anak
menilai bahwa perceraian kedua orang tua mereka adalah hal yang
menyakitkan. Perceraian juga dapat menimbulkan masalah psiko-sosial
pada anak.
2. Situasi Keluarga Setelah Perceraian
Pengaruh rumah tangga yang pecah pada hubungan keluarga
bergantung pada banyak faktor, faktor penting diantaranya adalah
penyebab perpecahan tersebut. Rumah tangga yang pecah karena
perceraian dapat lebih merusak anak dan hubungan keluarga. Terdapat dua
alasan. Pertama, periode penyesuaian terhadap perceraian lebih lama dan
sulit bagi anak. Hozman dan Froiland menemukan bahwa kebanyakan
anak melalui lima tahap penyesuaian, yaitu : penolakan terhadap
perceraian, kemarahan yang ditunjukkan pada mereka yang terlibat dalam
situasi tersebut, tawar menawar dalam usaha mempersatukan orang tua,
depresi, dan akhirnya penerimaan perceraian. Kedua, perpisahan yang
disebabkan perceraian merupakan hal yang serius, sebab hal tersebut
cenderung membuat anak “berbeda” dalam mata kelompok teman sebaya
(Hurlock, 1978). Bila anak menyadari bahwa orang tua mereka tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
bersatu kembali maka mereka akan bersedih hati dan mengalihkan kasih
sayang mereka pada orang tua yang masih ada atau tinggal bersama
mereka. Selain itu, peran ganda yang harus dijalankan salah satu orang tua
pasca terjadinya perceraian juga merupakan hal berat bagi salah satu orang
tua. Apabila yang terjadi adalah ketiadaan ayah, peran ibu menjadi
bertambah yaitu sebagai pencari nafkah dan mengasuh anak, padahal
keluarga memiliki banyak fungsi yang harus diemban (Hendi, dkk.
2001:45)
3. Dampak perceraian bagi anak
Pada umumnya, respon seorang anak pada perceraian adalah rasa
marah, takut, depresi, dan merasa bersalah (Hetherington, 1978).
Tanggapan anak kecil atas perceraian ditengahi oleh keterbatasan
kompetensi kognitif dan sosial mereka, ketergantungan mereka terhadap
orang tuanya (Hetherington,dkk, 1989). Proses perceraian bagi anak
merupakan masa dimana anak mengalami pengalaman disakiti atau
mendapat perlakuan tidak adil dari diri sendiri ataupun orang lain. Dalam
DSM IV (1994) edisi revisi, jelas diungkapkan bahwa perceraian dapat
menjadi fokus klinis yang perlu ditangani, yaitu sebagai masalah yang
berkaitan dengan tahap perkembangan atau masalah yang berkaitan
dengan fokus hidup seseorang.
Hetherington (2003) menyatakan bahwa hasil-hasil penelitian
tentang perceraian banyak yang mengungkapkan bahwa anak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
keluarga yang bercerai beresiko tinggi mengalami masalah-masalah
perkembangan psikologis, tingkah laku, sosial, dan akademik,
dibandingkan dengan keluarga dengan sepasang orang tua yang tidak
bercerai.
Perceraian membawa dampak tersendiri bagi anak, anak merasa
takut, depresi, marah, dan merasa bersalah. Disisi lain perceraian dapat
juga melepaskan anak-anak dari konflik perkawinan. Banyak anak yang
berasal dari keluarga bercerai menjadi individu-individu yang
berkompeten. Pada umunya reaksi anak terhadap perceraian tergantung
pada kondisi keluarga sebelum bercerai.
E. Tes Proyektif
1. Pengertian Tes Proyektif
Metode proyektif dikemukakan oleh Kurt Lawrence Frank pada
tahun 1948, yang terdiri atas 5 kategori sebagai berikut :
a. Teknik Konstitutif (menyusun) : materi belum terstruktur,
subyek diminta untuk memberi struktur. Contoh : tes
wartegg, tes ro, tes finger print.
b. Teknik Konstruktif (membentuk) : materi belum
berbentuk, subyek diminta untuk membentuk. Contoh :
tes mozaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Teknik Interpretative (menginterpretasi) : subyek diminta
menginterpretasikan materi. Contoh : TAT, CAT, SAT
d. Teknik Katartik : fungsinya saat subyek merespon terjadi
pengurangan-penerangan hambatan-hambatan psikis.
Contoh : tes mozaik.
e. Teknik Refraktif/ekspresif : subyek diminta
mengekspresikan kebutuhan, sentiment, dan hal lain yang
ada pada dirinya. Contoh : tes grafif, tes bender gestalt,
grafologi.
Pengkategorian ini di dasarkan pada jenis respons yang
ditimbulkan oleh metode masing-masing.
Tes proyektif adalah alat untuk mengungkap motif, nilai, keadaan
emosi, need yang sukar diungkap dalam situasi wajar dengan cara
individu memproyeksikan pribadinya melalui objek diluar individu.
2. Children Apperception Test (CAT)
Children Apperception Test dikembangkan oleh Bellak pada awal
tahun 1950 (Bellak & Bellak, 1949; Bellak, 1954). Children
Apperception Test (CAT) adalah metode proyektif atau yang sering kita
sebut metode apersepsi tentang investigasi kepribadian melalui
pembelajaran dinamika kebutuhan individu didalam persepsi melalui
stimulus yang standar (Abrams, 1993a, 1995; Bellak & Siegel, 1989;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Boekholt, 1993). Apersepsi adalah interpretasi yang bermakna atau
mempunyai nilai individual yang khas, sehingga apa yang ditangkap
sudah merupakan sesuatu yang bermakna individual (meaningfulness)
(Prihanto, 1993). CAT secara khusus dirancang untuk digunakan pada
anak-anak usia 3 sampai 10 tahun (Bellak, 2003). CAT dirancang untuk
memahami dinamika anak-anak dalam menghadapi masalah-masalah
dalam perkembangannya, memfasilitasi pemahaman tentang hubungan
anak dengan tokoh-tokoh penting bagi anak. Gambar CAT digunakan
untuk membangkitkan fantasi yang berkaitan dengan masalah aktivitas
oral, persaingan saudara, hubungan anak dan orang tua, aggresi, toilet
training, dan berbagai pengalaman masa kecil lainnya yang berdasarkan
pada teori psikoanalisis, namun, terdapat modifikasi manusia atas tes ini
(CAT-H) untuk digunakan pada anak-anak yang lebih tua, terutama anak-
anak yang berada di atas usia 3 tahun. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara CAT dan CAT-H. Pada
penelitian ini, subjek penelitian adalah anak yang berusia 7 sampai 10
tahun, maka kartu yang digunakan adalah CAT-H. CAT dianggap mampu
mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak, terutama mengungkap
kebutuhan anak.
Tidak mudah untuk mengungkap kebutuhan psikologis anak dengan
cara wawancara, oleh sebab itu peneliti menggunakan alat tes psikologi
untuk mengungkap kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan anak yang orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
tuanya bercerai. Mengingat banyaknya hasil-hasil penelitian yang
menyebutkan bahwa anak yang orang tuanya bercerai memiliki masalah
psikologis di tahapan perkembangannya (Astone & McLanahan, 1991).
Deskripsi dan respon khas pada setiap gambar :
Tabel 2 Deskripsi Kartu CAT
Kartu 1 Beberapa anak duduk disekitar meja dimana terdapat banyak
makanan pada meja tersebut.
Respon yang biasa muncul adalah permasalahan tentang makan,
menjadi cukup atau tidak cukup diberi makan oleh salah satu
orang tua. Tema persaingan antar saudara juga kerap muncul
jika salah satu mendapat makanan yang lebih. Makanan dilihat
sebagai hadiah, pengurangan dilihat sebagai hukuman. Pada
kartu ini mengungkap masalah umum yang berkaitan dengan
oralitas.
Kebutuhan yang muncul pada kartu ini adalah kebutuhan oral,
kebutuhan untuk mendapatkan makanan (kebutuhan fisiologis).
Kartu 2 Terdapat seorang menarik tali dari satu sisi, di sisi yang lain
terdapat sosok dewasa dan seorang anak kecil manarik tali
tersebut.
Kartu ini mengungkap tentang identifikasi anak terhadap figure
yang dapat diajak bekerja sama di antara ayah atau ibu, masalah
yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi, sikap agresi anak
atau otonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kartu 3 Terdapat sosok lelaki duduk di kursi dengan tongkat dan pipa.
Pada sebelah kanan terdapat seorang anak kecil duduk dilantai.
Sosok lelaki yang duduk di kursi pada umumnya dipandang
sebagai figure ayah yang dilengkapi symbol pipa dan tongkat.
Anak yang duduk dilantai dipandang sebagai anak-anak. Kartu
ini mengungkap mengenai konflik antara pemenuhan kebutuhan
dan otonomi. Selain itu, pada kartu ini dapat mengungkap
pandangan seseorang terhadap figure ayah. Kebutuhan yang
sering muncul pada kartu ini adalah kebutuhan agresi,
kebutuhan untuk merasa bebas.
Kartu 4 Seorang wanita dewasa menggendong bayi dengan membawa
keranjang berisi botol susu. Dibelakang wanita yang sedang
menggendong bayi tersebut, terdapat seorang anak sedang naik
sepeda.
Kartu ini mengungkap tentang “sibling rivalry”, hubungan
antara ibu-anak, dan keinginan untuk mandiri dan berkuasa.
Kebutuhan yang terungkap adalah kebutuhan untuk merasa
bebas (autonomy), kebutuhan untuk agresi.
Kartu 5 Ruangan gelap dengan tempat tidur besar di latar belakang,
sedangkan di latar depan terdapat dua bayi didalam tempat tidur
box.
Kartu ini mengungkap tentang pengalaman dirumah, hal yang
berkaitan dengan dugaan, pengamatan, kebingungan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
keterlibatan emosi pada anak.
Kartu 6 Gua gelap dengan dua orang dewasa diuraikan di latar belakang,
sedangkan terdapat seorang anak berbaring di latar depan.
Kartu ini mengungkap tentang perasaan cemburu dengan orang
tua
Kartu 7 Terdapat seorang bertubuh besar dan kekar hendak menangkap
seorang anak kecil.
Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat
kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi.
Kartu 8 Dua orang wanita dewasa duduk di sofa sambil memegang
secangkir teh. Wanita dewasa satunya duduk di kaki bantal
sambil berbicara dengan seorang anak.
Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat
kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi.
Kartu 9 Ruangan gelap yang terlihat melalui pintu yang terbuka ruang
menyala. Di ruangan gelap tersebut terdapat seorang anak yang
berada ditempat tidur sedang duduk sambil melihat kearah
pintu.
Kartu ini mengungkap ketakutan akan kegelapan, ketakutan
akan kesendirian, dipisahkan oleh orang tua, rasa ingin tahu
yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi.
Kartu 10 Seorang anak kecil berada di atas kaki seorang wanita dewasa.
Keduanya berada di area kamar mandi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kartu ini mengungkap tentang kedisiplinan dan hukuman.
Mengutamakan mengenai konsep moral pada anak.
Administrasi CAT pada umumnya harus memperhitungkan masalah
umum dari pengujian anak. Hubungan baik (rapport) perlu dibentuk sebelum
dilaksanakannya tes. Bila memungkinkan, CAT harus disajikan sebagai
permainan, bukan sebagai sebuah tes atau ujian. Untuk instruksi yang
sebenarnya adalah memberitahu anak bahwa mereka dan administrator tes
akan terlibat dalam sebuah permainan dimana anak harus memberitahu apa
yang terjadi pada gambar yang diperlihatkan. Pada titik yang sesuai, anak
akan diminta memberitahukan apa yang terjadi dalam cerita sebelumnya, dan
apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah membuat cerita pada semua gambar
yang disajikan, administrator tes menanyakan tetang poin spesifik mengenai
nama tokoh pada cerita, tempat kejadian, umur, jenis kelamin dan sebagainya.
Tujuan awal dari tes CAT adalah untuk melihat need dan press seseorang.
Bellak memasukkan 10 kategori analisis untuk skoring alat tes ini, yaitu :
tema utama, deskripsi tokoh utama, kebutuhan tokoh utama, konsepsi akan
lingkungan, konsepsi akan orang sekitar, konflik utama, kecemasan,
mekanisme pertahanan diri, manifestasi super ego, dan integrasi ego. Melalui
10 kategori ini, tester atau administrator tes dapat mengetahui pola pikir
subjek, konflik yang dialami subjek, cara penyelesaian masalah, kecemasan,
dan mekanisme pertahanan diri subjek (Bellak & Abrams, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Dengan Orang tua
Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif Children Apperception Test (CAT)
Keluarga merupakan faktor utama yang dibutuhkan dalam membantu
anak untuk mengembangkan diri. Untuk mencapai perkembangan dalam
keluarga, anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk
berlindung pada orang tuanya. Selain memiliki kebutuhan fisiologis, anak
juga memiliki kebutuhan psikologis untuk dipenuhi dan anak menjadikan
orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka. Seorang anak yang
tinggal bersama keluarga lengkap akan lebih mudah mengungkapkan
keinginan mereka ketika mereka ingin dicintai dan diberi perlindungan oleh
orang tua. Ketika anak memiliki kebutuhan unuk mendapatkan dukungan,
maka orang tua akan memberikan motivasi pada anak untuk berbuat lebih
baik lagi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga
memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak. Namun
akhir-akhir ini kasus perceraian semakin banyak terjadi dalam kehidupan
masyarakat, tidak jarang anak menjadi sosok yang tersakiti dari kasus
perceraian orang tua.
Perceraian yang terjadi pada sebuah keluarga akan membawa dampak
pada seluruh anggota keluarga, terlebih bagi anak dalam keluarga tersebut.
Pada umumnya perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik
dari sisi psikologis, kesehatan, maupun akademis. Banyak anak yang secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
klinis dinyatakan mengalami depresi seiring dengan perceraian orang tua
mereka (Stevenson & Black, 1995). Seorang anak yang mengalami perceraian
orang tua akan mengalami masalah perkembangan bila dibandingkan dengan
anak yang memiliki orang tua lengkap (Angel & Worobey, 1988; Strohschei,
2005; Tucker et al.,1997) sama dengan itu, seorang anak yang mengalami
perceraian orang tua juga mengalami penurunan prestasi akademik (Astone &
McLanahan, 1991; Wolfinger, Kowaleski-Jones, & Smith, 2003). Anak-anak
belum dapat memahami secara pasti kondisi keluarga yang berubah setelah
terjadinya proses perceraian, dibutuhkan suatu penyesuaian terhadap kondisi
keluarga pasca terjadinya perceraian. Hidup dengan satu orang tua tentu
membuat kondisi keluarga tidak seimbang. Anak merasa kehilangan rasa
aman dalam keluarga. Anak tidak dapat mengungkapkan perasaan yang ia
rasakan kepada orang disekitarnya, tidak seperti orang dewasa yang mampu
mencurahkan perasaan pada orang yang berada di dekatnya. Dalam
perceraian, anak menjadi korban, sehingga kebutuhan-kebutuhan anak
menjadi kurang atau bahkan tidak terpenuhi. Contohnya kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Kebutuhan
dasar yang tidak terpenuhi akan membuat individu mengalami kecemasan
terlebih ketika individu tersebut mengalami suatu fase yang membuat ia
tertekan. Berbagai reaksi anak untuk memenuhi kebutuhan pasca perceraian
orang tua dapat di ungkap melalui tes proyektif yaitu tes Children
Apperception Test (CAT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kebutuhan dasar anak :Kasih SayangRasa AmanDorongan
Orang tua
Ayah dan Ibu
Kasih sayang
Belaian,
pujian,
materi, non
materi
Rasa aman
Dilindungi,
percaya diri
Dorongan
Motivasi,
bantuan
Keluarga sebagai
tempat pemenuhan
kebutuhan dasar anak
Perceraian orang tuaAyah dan Ibu hidup terpisah
Kebutuhan kasih sayang tidak optimal
Rasa tidak aman
Dukungan minim
Bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan
anak?
Children Apperception Test
(CAT)
.1 Bagan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Orang tua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif CAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Bodgan dan Taylor (Moelog, 2000) mendefinisikan metode penelitian
kualitatif sebagai suatu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diminati.
Penelitian kualitatif berawal dari asumsi dan pandangan umum,
kemudian dikembangkan kepada rasa ingin tahu terhadap pengertian individu
atau sekelompok orang yang menggambarkan masalah kemanusiaan atau
sosial (Creswell, 2007). Metode kualtitatif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode naratif karena berfokus pada cerita yang dituturkan oleh
individu (Creswell, 2007).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes proyektif CAT sebagai
alat pengumpulan data. CAT merupakan salah satu jenis tes proyektif yang
dapat mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak, terutama untuk
mengungkap kebutuhan dan dinamika internal. Diharapkan dengan
menggunakan alat tes ini, peneliti dapat mengetahui dinamika pemenuhan
kebutuhan pada anak pasca perceraian orang tua. Setelah itu, peneliti mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menganalisis data sehingga mampu menemukan dan menjelaskan fenomena
tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak setelah orang tua bercerai.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tentang bagaimana dinamika
pemenuhan kebutuhan pada anak yang orang tuanya bercerai. Data yang akan
diolah berdasarkan analisis tematik dari tes proyektif CAT. Sehingga nantinya
dapat mengetahui tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orang
tuanya bercerai.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan faktor utama dari sebuah penelitian,
penentuan subjek penelitian ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam
pengambilan data yang dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan
kesimpulan dan generalisasi hasil penelitian (Hadi, 1997, hal.72). Subjek
dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Adapun karakteristik subjek dalam
penelitian ini, yaitu :
1. Anak yang orangtunya telah bercerai, dan hidup terpisah dengan
salah satu orang tua baik ayah atau ibu.
2. Anak yang berusia 7 sampai 10 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan. Menurut Hurlock (1999, hal 130) pada usia anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
awal, anak masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua
orang tuanya untuk menghadapi tahap perkembangan selanjutnya.
Peneliti membatas jumlah subjek menjadi 3 orang dikarenakan
terbatasnya subjek yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan pendekatan tes proyektif yaitu CAT (Children Apperception Test).
Wawancara dan observasi digunakan sebagai pendukung data utama yaitu
data dari tes proyektif CAT.
Metode ini dipilih oleh penulis karena tes proyektif mampu
mengungkap hal-hal yang dipendam oleh subjek melalui stimulus ambigu.
Mengingat bahwa tidak mudah memperoleh gambaran pemenuhan kebutuhan
psikologis pada anak hanya dengan wawancara. Dalam penelitian ini, respon
CAT merupakan data utama. CAT terdiri dari 10 kartu bergambar yang
bersifat ambigu, melalui gambar yang disajikan, anak dapat memproyeksikan,
lebih mudah mengekspresikan kebutuhan, konflik, kecemasan, mekanisme
pertahanan diri, dan dinamika hubungan interpersonal. Selain itu, melalui
CAT anak akan mudah dalam mengeskpresikan ide-ide yang sulit dibicarakan
secara langsung dengan metode wawancara (Wenar&Kerig, 2000). Maka tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
proyektif CAT diharapkan mampu mengungkap tentang dinamika pemenuhan
kebutuhan pada anak yang orang tuanya bercerai.
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan beberapa kartu dari
10 kartu. Peneliti menggunakan studi pendahuluan untuk memilih kartu-kartu
pada tes proyektif CAT. Studi pendahuluan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan teknik dokumen. Metode dokumentasi dapat
diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen yang ada. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan dalam
kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy) (Sarosa, 2012). Dokumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data CAT yang tersimpan di
Laboratorium Fakultas Psikologi Sanata Dharma.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menggumpulkan
data tes proyektif CAT dan memilih data anak yang orang tua nya berstatus
cerai, peneliti mendapatkan 9 data laporan CAT. Setelah itu peneliti
merangkum cerita-cerita yang dihasilkan dari 9 laporan tersebut. Setelah
merangkum seluruh cerita, peneliti memilih kartu-kartu yang menghasilkan
cerita tentang hubungan anak dengan orang tuanya, adanya cerita yang
menunjukkan kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman. kemudian peneliti
membuat kesimpulan. Selain itu, sebagai pendukung pemilihan kartu juga di
sertai dengan expert judgement .
Berdasarkan hasil tryout, peneliti menemukan kartu yang akan
digunakan untuk mengambil data adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3 Hasil Tryout Pemilihan Kartu
Kartu 2 Hasil expert judgement menyatakan bahwa kartu ini
sesuai dengan situasi perceraian dan berkaitan
dengan rasa aman dan kasih sayang.
Kartu 9 Berdasarkan hasil tryout, semua subjek
menceritakan gambar pada kartu 9 tentang anak
yang ditinggalkan oleh orang tua dan merasa
ketakutan. Hal ini berkaitan dengan rasa aman dan
kasih sayang
Kartu 3 Pemilihan kartu ini didasarkan pada hasil tryout
pada kartu ini cerita yang muncul mengungkap
tentang seorang anak yang diabaikan oleh figure
otoritas. Hal ini sesuai dengan keadaan subjek
penelitian ini, dimana subjek tinggal bersama ibu
nya.
Dalam administrasi CAT, tester harus membangun rapport yang
baik dengan anak (subjek), CAT harus dikemas menjadi sebuah
permainan, bukan sebuah tes (Bellak, 2007). Saat tes berlangsung, anak
akan diberi kartu bergambar, yaitu telah dipilih, kartu tersebut diberikan
satu per satu dan anak diminta untuk menceritakan apa saja dengan objek
yang ada dalam kartu tersebut. Cerita tersebut mengungkap apa yang
sedang terjadi, apa yang sedang dilakukan oleh tokoh dalam kartu
tersebut, siapa saja tokoh yang ada dalam kartu tersebut, mengapa hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
terjadi, apa yang terjadi sebelumnya, dan bagaimana akhirnya. Ketika
anak telah selesai bercerita, selanjutnya tester akan menggali informasi
lebih dalam lagi seperti tempat dan usia tokoh dalam kartu, jenis kelamin.
Ketika melakukan penggalian informasi, tester juga memperhatikan
aktivitas fisik yang menyertai subjek dalam bercerita, gerak tubuh,
ekspresi wajah yang disebut dengan elaborasi respon (Blatt, dalam
Bellak, 1997).
Penelitian ini dilengkapi dengan latar belakang subjek untuk
mendapatkan informasi yang menyeluruh. Data latar belakang diperoleh
melalui wawancara dan observasi yang dilakukan dengan subjek, dan
orang tua subjek. Dalam latar belakang, hal-hal yang dibahas meliputi
pandangan subjek terhadap diri sendiri dan kehidupan interpersonal
subjek yang meliputi keluarga, pandangan subjek terhadap orang tua,
relasi dengan keluarga dan teman sebaya.
E. Analisis Data
Bellak mengemukakan 10 variabel yang perlu diperhatikan dalam
melakukan interpretasi, yaitu :
1. Tema Utama
a. Tema Deskriptif
Peneliti mencoba mengklasifikasikan cerita subjek berdasarkan urutan
kejadian, tema deskriptif merupakan garis besar cerita subjek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mempunyai arti untuk menjelaskan psikodinamika subjek. Tema deskriptif
pada dasarnya hanya dimaksudkan untuk meringkas cerita dengan
membuang spesifikasi kejadian dan beberapa kata yang tidak relevan.
Dalam membuat tema deskriptif sebisa mungkin menggunakan kata-kata
subjek yang dipakai dalam ceritanya. Alur cerita dibuat runtut secara
kronologis dari awal cerita, apa yang terjadi sebelumnya, apa yang terjadi
sekarang dan apa hasilnya. Informasi yang relevan untuk dimasukkan
dalam tema deskriptif terutama adalah yang mengandung perilaku
kebutuhan, press, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan yang
digunakan, sturktur-struktur kepribadian yang berperan, dan karakterisasi
sosok-sosok dalam cerita, terutama tokoh utama.
b. Tema interpretif
Merupakan tema yang berisi penyelesaian masalah. Pada tahap ini peneliti
merumuskan kalimat yang lebih umum yang mengandung sebab-akibat.
c. Tema Diagnostik
Tema yang memberikan gambaran kebutuhan, mekanisme pertahanan diri,
dan kecemasan yang dialami oleh subjek.
2. Tokoh Utama
Tokoh utama (the main hero) adalah orang yang paling banyak diceritakan
yang perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran subjektif paling
diuangkapkan, dan pada umumnya tokoh yang dijadikan acuan
identifikasi oleh pembuat cerita. Untuk memastikan tokoh utama cerita,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
maka sebaiknya dipilih sosok yang paling mirip dengan pembuat cerita
(subjek), dalam hal umur, jenis kelamin, dan karakteristik lain.
3. Kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan pokok pada tokoh
utama
a. Jenis kebutuhan
Behavioral needs &
fantasy needs
Cotohnya : kebutuhan agresi merupakan
kebutuhan behavioral, bisa juga
merupakan kebutuhan fantasi.
Tekanan sosial : behavioral needs
fantasy needs
Overt needs & latent
needs
Overt needs : diekspresikan dalam
kenyataan
Latent needs : masih terpendam, hanya
dimunculkan dalam tingkat fantasi.
b. Cara pemenuhan kebutuhan
Cara menyangkut keseluruhan proses pemenuhan kebutuhan
c. Sosok, Objek Atau Keadaan Lingkungan yang
Dimasukkan/Ditambahkan
Hal-hal yang dimasukkan/ditambahkan mempunyai makna sesuai
kegunaan, arti simbolik, atau keadaan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. Sosok, Objek Atau Keadaan Lingkungan yang Diabaikan/Dihilangkan
4. Konsepsi Tentang Lingkungan
Konsepsi tersebut merupakan percampuran kompleks antara 2 hal yaitu
persepsi diri yang tidak disadari dan distorsi aperseptif terhadap stimuli
karena adanya banyangan jejak-jejak ingatan masa lalu. Jadi
lingkungan/dunia adalah keadaan umum yang ada di luar diri yang
mewarnai inti cerita. Keadaan itu dapat berupa orang atau lingkungan fisik
di luar Hero. Konsepsi lingkungan biasanya diwijudkan dengan beberapa
penyebutan sifat seperti : penuh pertolongan, kejam, ramah, berbahaya,
membosankan, kacau, kotor, membingungkan, penuntut, menekan.
5. Bagaimana Sosok-Sosok Dalam Cerita Dilihat
Gambar dalam kartu CAT oleh Bellak dipandang sebagai serangkaian
situasi sosial dimana terjadi interaksi interpersonal, sehingga dimasing-
masing kartu dilihat bagaimana Hero bersikap (mereaksi) orang-orang
disekitarnya yang dibedakan menurut kelompok umur:
- Parental (lebih tua/superior)
- Contemporary (sebaya)
- Younger/inferior (lebih muda/inferior)
Sikap terhadap orang lain menadi faktor dinamis yang mendasari
lingkungan sosial dan digambarkan secara umum dengan sebutan seperti :
suportif, kompetitif, agresif/pasif, memberi nasihat/perintah/hukuman, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan sifat-sifat tersebut kemudian dicari reaksi Hero
mencerminkan bentuk pertahanan-pertahanannya (defense), seperti : rasa
bersalah, depresi, agresi, kemarahan, penarikan diri, pemberontakan, dll.
6. Konflik-Konflik yang Singnifikan
Dalam hal ini diketahui hakikat konflik dan pentuk-pentuk pertahanan diri
yang dipakai untuk mengatasi kecemasan yang timbul akibat konflik.
Murray mengatakan bahwa konflik timbul karena adanya need vs press.
Setelah diketahui konflik yang ada kemudian diidentifikasi perilaku yang
merupakan cerminan akibat konflik tersebut.
7. Hakikat Kecemasan
Kecemasan dapat disebabkan banyak hal. Dalam hal ini perlu diketahui
pertahanan-pertahanan untuk mengatasi kecemasan.
8. Mekanisme Pertahanan Diri
Perilaku tampak (overt) seringkali tidak menunjukkan dorongan-
dorongan/kebutuhan-kebutuhan yang ada, maka identifikasi struktur
defensive (pertahanan) juga penting karena seringkali lebih erat
hubungannya dengan perilaku nyata.
9. Ketepatan Superego
10. Integrasi Ego
Interpretasi tentang integrasi ego memberi pengertian tentang seberapa
baik fungsi kepribadian individu dalam hal :
- Mengkompromi dorongan-dorongan dan tuntutan realitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
- Ketepatan tokoh dalam mengatasi masalah.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa keabsahan data
menggunakan teknik diskursus, yaitu peneliti mendiskusikan temuan dan
analisis dengan orang lain (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005). Dalam
penelitian ini, peneliti mendiskusikan hasil analisis dengan orang yang
berkompeten di bidang tes proyektif CAT yaitu psikolog anak. Tahapan
diskursus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan analisis tematik terhadap cerita dari setiap kartu CAT
yaitu tema deskriptif, tema interpretif, dan tema diagnostik.
2. Peneliti dengan psikolog anak melakukan diskusi untuk memperoleh
kesepakatan dalam interpretasi.
3. Melakukan pengecekan kembali terhadap hasil analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Proses Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal,
peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui lebih dalam tentang
latar belakang subjek yaitu pada November 2015. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara tak terstruktur untuk mengali data tentang
kehidupan subjek sehari-hari, relasi subjek dengan keluarga, keadaan
sosial-ekonomi, pandangan subjek tentang dunianya dan lingkungan
sekitar lebih lanjut adalah mengenai keadaan kebutuhan subjek baik
kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis. Wawancara dilakukan
dengan subjek dan orang tua subjek. Pada subjek pertama, peneliti
melakukan wawancara pada 9 Desember 2015 dirumah subjek.
Wawancara dilakukan dengan subjek dan orang tua subjek. Pada hari
berikutnya, yaitu pada 10 Desember 2015, peneliti melakukan assesmen
psikologis yaitu pelaksanaan tes CAT yang di lakukan di Laboratorium
Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kegiatan pengambilan data dengan tes CAT pada subjek pertama
membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Pada subjek kedua, wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan pada 15 Desember 2015 di rumah subjek, wawancara dilakukan
dengan subjek. Pada hari berikutnya, yaitu pada 16 Desember, peneliti
melakukan wawancara dengan ibu subjek. Proses pelaksanaan tes CAT
pada subjek kedua dilakukan pada 17 Desember 2015 di Laboratorium
Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Proses
pengambilan data pada subjek 2 kurang lebih adalah 45 menit.
Selanjutnya, pada subjek 3, wawancara untuk memperoleh gambaran
mengenai latar belakang subjek dilakukan pada 13 Januari 2016 di rumah
subjek, wawancara dilakukan dengan subjek, kemudian dilanjutkan
wawancara dengan ibu subjek. Pada hari berikutnya, yaitu pada 15 Januari
2016, peneliti melakukan pengambilan data dengan tes CAT di
Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikolgi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pengetesan dilakukan kurang lebih selama 60 menit.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang, 1 subjek
perempuan dan 2 subjek laki-laki. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, pengambilan data pada penelitian ini menggunakan tes
proyektif CAT-Human dengan 3 kartu yang telah dipilih berdasarkan studi
pendahluan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu kartu 2, kartu 3, dan kartu
9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Proses Analisis Data
Analisis data diawali dengan melakukan analisis tematik pada
setiap kartu yaitu menentukan tema deskriptif, interpretif, dan tema
diagnostik. Selanjutnya analisis diperdalam melalui 10 variabel Bellak
yaitu tema utama, tokoh utama, kebutuhan dan dorongan pokok pada
tokoh utama, konsepsi tentang lingkungan, konsepsi tentang orang sekitar,
konflik yang signifikan, hakikat kecemasan, mekanisme pertahanan diri,
adekuasi ego, dan integrasi ego. Analisis tematik dilakukan untuk
mengetahui kecenderungan kebutuhan yang dimiliki oleh subjek dalam
penelitian ini. Kemudian, 10 variabel Bellak digunakan untuk melihat
dinamika kebutuhan secara lebih mendalam yang meliputi integrasi ego,
peranan super ego, mekanisme pertahanan diri, konflik-konflik yang
dialami oleh subjek, hakikat kecemasan, cara penyelesaian masalah dan
mengetahui pandangan subjek tentang lingkungan dan orang-orang
disekitarnya. Dengan demikian, peneliti tidak hanya mengetahui tentang
kebutuhan-kebutuhan apa saja yang muncul, tetapi dapat memperoleh
gambaran lebih mendalam mengenai pola pemenuhan kebutuhan anak
yang orang tuanya bercerai. Sementara itu, hasil wawancara yang
dilakukan dengan subjek dan orang tua subjek, digunakan sebagai latar
belakang yang dapat membantu dalam proses analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
B. Profil Subjek Penelitian
1. Subjek 1
Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini subjek
tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun.
Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena
saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari
ayah subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun.
Berdasarkan pengakuan ibu subjek, subjek tidak begitu menyukai
saudara kembarnya karena subjek merasa orang tua ayahnya (kakek dan
nenek subjek) selalu membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya.
Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan
neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu
dianggap sebagai anak yang manis. Ketika terjadi hal demikian, ibu
subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek
jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar
dan cakap.
Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu
subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek
tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak
berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon di rumah untuk bekerja
dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta
uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah,
ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini
dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia
inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak
bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja
dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti
mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya.
Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu
menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa
ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli
makanan yang ia sukai. Di sisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya,
subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang
jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak
pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan
sosok ayah. Setiap akan bermain ke rumah temannya subjek selalu
bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu
bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu
subjek mengatakan bahwa subjek takut pada sosok laki-laki dewasa
kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal tersebut mungkin
dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya bertengkar sebelum
mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan suaminya adalah
orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan uang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membeli minuman keras sehingga tidak jarang setiap terjadi pertengkaran,
ayah subjek kerap memukul ibu subjek dan membanting barang-barang.
Hubungan subjek dengan kakaknya dapat dikatakan cukup dekat,
subjek mengatakan bahwa kakaknya adalah kakak yang baik tetapi
kadang-kadang nakal. Subjek mengatakan kakaknya sering membantu dan
menemani subjek ketika subjek belajar dan ketika subjek bermain.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, subjek dan kakaknya
terlihat dekat dan sering bermain bersama. Terkadang kakak subjek suka
usil menggoda subjek, dan membuat subjek marah dan menangis. Ibu
subjek kerap memarahi kakak subjek bila terlalu sering menggoda subjek
secara berlebihan.
Relasi subjek dengan teman-temannya cukup baik, subjek bercerita
bahwa setiap sore hari dia dan teman-temannya selalu bermain bola di
lapangan dekat rumah subjek, tetapi subjek tidak suka dengan teman-
teman di sekolahnya, karena menurut subjek teman-temannya di
sekolahnya adalah anak yang nakal, mereka selalu berbicara kotor dan
tidak sopan. Teman-teman subjek kerap kali berbuat jahil pada subjek,
namun subjek tidak pernah membalasnya. Tetapi sepulang sekolah, ketika
subjek sudah sampai di rumah, subjek kerap marah-marah pada ibunya
karena kejadian yang subjek alami di sekolah. Menanggapi hal tersebut,
ibu subjek mencoba memahami karena subjek memang kurang berani
dengan teman-temannya baik teman bermain subjek di rumah maupun di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sekolah. Subjek merupakan anak yang sangat penurut terhadap teman-
temannya, subjek selalu mengalah dengan teman-temannya.
Ibu subjek mengatakan, menjalani dua peran dalam membimbing
anak-anaknya merupakah hal yang tidak mudah, terkadang ibu subjek
lebih sering berfokus pada pekerjaan yang ia lakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari sehingga ia merasa kurang memberikan
waktu untuk anak-anaknya. Kakak subjek yang saat ini duduk di bangku
SMP sedikit demi sedikit mampu memahami kondisi keluarganya,
terkadang kakak subjek juga membantu ibu subjek bekerja di salon. Ibu
subjek menuturkan, bahwa subjek adalah anak yang kerap kali meminta
perhatiannya, misalnya ketika belajar subjek harus ditemani oleh ibunya,
ketika ibunya sedang bekerja di salon, subjek kerap kali menganggu,
namun ibu subjek dapat memahami bahwa hal-hal seperti itu adalah cara
subjek untuk menarik dan meminta perhatiannya.
2. Subjek 2
Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini subjek
duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan
kedua kakaknya di sebuah rumah susun di daerah Sleman, Yogyakarta.
Ayah dan ibu subjek sudah bercerai 5 tahun yang lalu, sekarang ayah
subjek telah menikah lagi dan tinggal di Jakarta. Sejak orang tua subjek
bercerai, ibu subjek menjadi tulang punggung keluarga secara ekonomi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
secara psikologis ibu subjek menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu
sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya.
Menurut subjek, dirinya adalah anak yang baik dan tidak pernah
berbuat nakal pada teman-temannya, subjek mengakui bahwa dirinya
adalah anak yang susah diberitahu (ngeyel) terlebih pada ibu dan
kakaknya, ketika subjek menginginkan sesuatu, hal tersebut harus
dipenuhi dalam waktu itu juga, bila tidak subjek akan menangis dan
sengaja membuat ibu dan kakaknya merasa kesal. Hal tersebut dibenarkan
oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manja
dan keras kepala, ketika menginginkan sesuatu harus dituruti saat itu juga,
namun ibu subjek memahami hal itu, dan ibu subjek mengaku bahwa
dirinya lebih memanjakan subjek dibanding dengan kedua kakak subjek,
hal tersebut dilakukan ibu subjek karena keadaan subjek yang masih
berusia 7 tahun berbeda dengan keadaan kakak subjek dulu ketika mereka
masih kecil. Orang tua subjek bercerai ketika subjek berusia 2 tahun, sejak
itu ibu subjek hidup sendiri dengan 3 anak. Hal itulah yang membuat ibu
subjek lebh memanjakan subjek, karena di usia subjek yang masih sangat
kecil, subjek tidak merasakan kasih sayang dari figur seoarang ayah, untuk
itulah ibu subjek mencoba untuk dapat memenuhi semua keinginan subjek
dan kebutuhan subjek. .
Dalam hal akademik, subjek termasuk siswa yang biasa saja, subjek
tidak memiliki prestasi dalam hal akademik maupun non akademik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
menurut subjek pelajaran yang menurutnya paling sulit adalah bahasa
inggris dan matematika, setiap kali ulangan pada kedua mata pelajaran
tersebut, subjek selalu mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengatasi
hal tersebut, subjek kerap kali meminta kakak perempuannya untuk
mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut. Subjek mengaku diriya adalah
anak yang dapat belajar sendiri, ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan
rumah, ibu nya jarang menemani karena ibu subjek bekerja hingga malam
hari ketika subjek sudah selesai belajar. Ketika mendapatkan nilai yang
kurang memuaskan, ibu subjek tidak memarahi subjek tetapi hanya
memberikan nasehat agar subjek belajar lebih giat lagi.
Dalam keluarga, subjek mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan
ibu nya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat sayang pada ibu nya,
selain dekat dengan ibu subjek juga dekat dengan kedua kakaknya, tetapi
subjek lebh dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan
subjek tidak pernah berbuat nakal pada subjek, tidak seperti kakak laki-
laki subjek yang setiap hari selalu menganggu subjek dan mereka selalu
bertengkar setiap harinya. Ketika ditanya mengenai ayahnya, subjek
tampak terdiam dan tersenyum sejenak, subjek mengatakan bahwa
ayahnya adalah ayah yang baik, suka mengajak subjek jalan-jalan dan
membelikan subjek mainan sebelum ayah subjek pindah ke Jakarta.
Subjek mengatakan bahwa ayahnya sekarang sudah pergi dan tidak pernah
datang lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Ibu subjek bercerita bahwa pada tahun ini, genap 5 tahun setelah
terjadinya perceraian dalam keluarganya. Ibu dan ayah subjek bercerai
ketika subjek berusia 4 tahun. Perceraian yang terjadi dipicu oleh adanya
orang ketiga dalam hubungan ayah dan ibu subjek, ayah subjek pergi dan
menikah dengan wanita lain. Pada awal setelah ibu dan ayah subjek
bercerai, subjek sering menangis dan mencari ayahnya, subjek menangis
karena ia tidak melihat dan bertemu ayahnya di rumah. Bulan-bulan
pertama setelah perceraian menjadi masa yang sangat sulit bagi ibu
subjek, begitupun dengan subjek. Subjek lebih sering menangis dan marah
karena ia tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Ketika di sekolah, subjek
mengaku bahwa dirinya suka merasa iri pada teman-temannya ketika saat
pulang sekolah mereka dijemput oleh ayahnya sedangkan subjek tidak
pernah dijemput oleh ayahnya. Subjek sering marah dan menangis pada
ibunya karena ia ingin seperti teman-temannya. Ibu subjek mengatakan
kejadian tersebut terjadi ketika subjek masuk ke TK hinggal SD kelas 1.
Subjek sering marah, dan rewel ketika berada dilingkungan rumah..
Bagi ibu subjek, cukup berat untuk menjelaskan pada subjek mengenai
hal yang sebenarnya terjadi, ibu subjek menyadari bahwa saat itu subjek
masih sangat kecil untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, tidak
seperti kedua kakak subjek yang saat itu sudah mengerti keadaan keluarga.
Hampir setiap malam subjek menanyakan “mengapa ayah tidak pernah
pulang?”, hal-hal dari subjek yang ibu subjek rasakan berbeda ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sebelum bercerai dan sesudah bercerai adalah berkaitan dengan emosi
subjek, setelah ayah dan ibunya bercerai, subjek menjadi anak yang lebih
rewel, mudah menangis, mudah marah dan susah untuk diajak berdiskusi
sehingga subjek sering bertingkah sesuai keinginannya. Tetapi saat ini
subjek sudah mengerti dan terbiasa dengan ketidakhadiran sosok ayah
dalam keluarganya.
3. Subjek 3
Subjek merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Subjek memiliki
dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini subjek duduk di
kelas 3 SD Kartirejo, Sleman. Subjek memandang dirinya adalah anak
yang baik dan suka menolong, hal ini subjek ungkapkan karena dirinya
sering membantu ibu ketika dirumah, dan subjek kerap menemani ibunya
bekerja. Selain itu, subjek menganggap dirinya memiliki sifat yang kurang
baik seperti ceroboh dan mudah menangis. Sikap ceroboh subjek yaitu
seperti subjek mudah lupa menaruh barang-barang yang telah ia ambil
untuk dikembalikan ketempat semula sehingga keadaan menjadi
berantakan. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan
bahwa subjek adalah anak yang kurang penurut dan bertindak sesuka hati
subjek sendiri. Subjek sering menangis ketika dirinya merasa terganggu
oleh kakak-kakak nya, menurut subjek kakak-kakaknya suka menganggu
dirinya, terlebih kakak laki-lakinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya.
Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu
subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek
memandang ibunya adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak
anak-anaknya jalan-jalan ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota
keluarga yang sedang berulang tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja
sebagai agen kacamata, subjek kerap menemani ibunya pergi ke rumah-
rumah pelanggan yang membeli kacamata milik ibu subjek. Tetapi subjek
juga menganggap ibunya kerap memarahi dirinya, terlebih ketika subjek
tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia sangat sayang pada ibunya.
Di sisi lain, subjek memandang ayahnya adalah orang yang jahat karena
tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak peduli dengan
keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan
ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada ibu
subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu
subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi
ke Purwokerto (rumah nenek dan kakek subjek).
Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki
relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih
dekat dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga.
Subjek merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal
tersebut terlihat dari sikap kakak subjek yang sering membawakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
makanan untuk subjek ketika ia pulang dari sekolah. Selain itu, ia juga
sering membantu subjek ketika subjek mengalami kesusahan ketika
belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, menurut kakak
pertama subjek kurang memperhatikan subjek karena kakak pertama
subjek disibukkan oleh kegiatan kuliah dan bekerja untuk membantu ibu
subjek. Subjek sering merasa kesal dengan kakak ketiganya, kakak ketiga
subjek sering menganggu subjek dan sering membuat subjek menangis.
Subjek menganggap kakak ketiganya adalah anak yang nakal.
Relasi subjek dengan teman-teman sekolahnya dapat dikatakan dekat,
subjek mengatakan bahwa teman-teman perempuannya adalah teman-
teman yang baik dan suka menemani subjek. Namun, subjek memandang
teman laki-laki adalah teman yang jahat, licik dan tidak bisa menjadi
panutan bagi teman-teman yang lain, subjek bercerita bahwa ketika di
sekolah, teman laki-laki subjek banyak yang nakal dan sering membuat
teman yang lain menangis sehingga subjek tidak terlalu suka dengan
teman-temannya yang berjenis kelamin laki-laki.
Dalam hal akademik, subjek merasa kesulitan mengikuti pelajaran
yang diajarkan oleh gurunya, menurut subjek pelajaran yang ia rasa berat
adalah Bahasa Jawa. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek sangat susah
bila diminta untuk belajar ataupun mengerjakan tugas. Subjek selalu
mencari alasan ketika ibunya meminta subjek belajar, seperti menangis
atau mengeluh sudah merasa ngantuk. Ibu subjek mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dirinya sering diminta datang ke sekolah bertemu dengan wali kelas
subjek karena prestasi akademik subjek yang terus menurun dan hampir
tidak naik kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, ibu subjek memberikan les
di luar jam sekolah subjek. Menanggapi hal demikian, ibu subjek
menyadari bahwa dirinya tidak dapat sepenuhnya memantau
perkembangan anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan yang harus ia
jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu dekat ini, ibu
subjek berencana membuka warung makan di depan rumahnya untuk
menambah pendapatan keluarga.
Kondisi keluarga subjek saat ini dapat dikatakan sudah lebih baik
menurut ibu subjek, terlebih secara ekonomi, saat ini ibu subjek dan
keempat anaknya sudah menempati rumah sendiri. Sebelumnya mereka
tinggal di rumah kontrakan. Kedua kakak subjek yang sudah beranjak
dewasa kian dapat membantu ibu subjek dalam hal mengurus rumah,
sebagai tempat berkeluh kesah ibu subjek, karena mereka sudah mulai
mengerti kondisi keluarganya. Menurut ibu subjek, subjek sudah mulai
memahami kondisi keluarganya, tidak adanya kehadiran sosok ayah di
rumah membuat subjek mengerti bahwa ia hanya tinggal bersama ibunya.
Pada saat subjek mulai bersekolah hingga ia duduk di kelas 1 SD, subjek
sering menanyakan tetang ayahnya yang tidak pernah tinggal satu rumah
dengan mereka. Subjek mengaku sering merasa iri pada teman-teman
subjek yang sering dijemput oleh ayahnya ketika pulang sekolah, jalan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
jalan dengan ayah, dan dibantu mengerjakan PR oleh ayahnya. Hal
tersebut sering subek tanyakan kepada ibunya, terkadang subjek marah
dan meminta ibu subjek untuk mencari ayahnya agar ia dapat seperti
teman-teman lainnya.
Bagi ibu subjek, menjelaskan tentang perceraian yang terjadi dalam
rumah tangganya merupakan hal yang tidak mudah ia lakukan. Ibu subjek
berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya baik secara fisik
dan psikologis, tetapi ibu subjek mengaku hal tersebut susah dilakukan
karena ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga ketika ia tiba dirumah, waktu yang ada ia gunakan untuk
beristirahat.
4. Kesimpulan Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 3 subjek dalam
penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ketiga subjek
merupakan anak-anak yang berusia 7-9 tahun, pada usia ini subjek berada
dalam masa kanak-kanak. Anak adalah individu yang rentan karena
perkembangan yang kompleks terjadi pada masa kanak-kanak seperti
perkembangan emosi, bahasa, dan sosial. Anak juga memiliki pemahaman
dan persepsi yang terbatas dalam mengenal dunia (Aziz, 2005). Anak
memiliki berbagai kebutuhan sesuai dengan usia tumbuh kembang, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sprituial (dalam Life
Span Development).
Hal kedua yang dapat disimpulkan adalah, ketiga subjek dalam
penelitian ini mengalami kasus perceraian orang tua sudah cukup lama,
yaitu lebih dari 3 tahun, dan saat ini mereka tinggal bersama ibu dan
kakak-kakak subjek. Alvita (2008) menyatakan bahwa menjadi orang tua
tunggal mempunyai peran ganda untuk memenuhi kebutuhan psikologis
anak seperti pemberian kasih sayang, perhatian dan rasa aman serta harus
memenuhi kebutuhan fisik anak seperti sandang pangan, kesehatan,
pendidikan, dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan materi. Dalam
arti ibu yang menjadi orang tua tunggal harus mampu mengkombinasikan
antara pekerjaan dan pola pengasuhan demi tercapainya tujuan keluarga
yaitu membentuk anak yang berkualitas. Hurlock (2004) menjabarkan
mengenai masalah yang dihadapi oleh orang tua tunggal seperti masalah
ekonomi, masalah psikologis, pengasuhan anak, perceraian akan membuat
anak bingung dengan kehidupan baru. Hal tersebut sesuai dengan 3 subjek
dalam penelitian ini bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang tua subjek
terkadang merasa kesulitan dalam membagi waktu dan peran.
Berikutnya, kesimpulan yang ketiga adalah subjek seringkali
merasa berbeda dengan teman-teman bermainnya. Rasa iri terhadap teman
seringkali muncul pada subjek pada penelitian ini. Selain itu, 2 dari 3
subjek menunjukkan perilaku tantrum bila dirinya ingin diperhatikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
memiliki suatu keiginan tertentu. Periode penyesuaian terhadap perceraian
lebih lama dan sulit bagi anak, berbagai perilaku yang dimunculkan anak
terdorong dari adanya kebutuhan yang pada dasarnya menuntut suatu
pemenuhan. Hozman dan Froiland (dalam Perkembangan Anak jilid 2 hal
217) mengatakan bahwa perceraian cenderung membuat anak
“berbeda”dalam mata kelompok teman sebaya. Disamping itu anak
mungkin merasa bersalah dan merasa malu.
C. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan
Tabel 4.. Kesimpulan Hasil Tes Children Apperception Test (CAT)
Subjek I Subjek II Subjek III
Pola Tema Subjek cenderung
mengharapkan adanya
pertolongan yang figure
lain berikan kepadanya,
subjek cenderung diam
dalam menghadapi
masalah yang ia alami.
Selain itu subjek takut
bila dirinya ditinggalkan
sendiri, reaksi yang
subjek tunjukkan adalah
menangis.
Subjek memiliki keinginan
untuk diperhatikan, merasa
aman dan penuh kasih dari
orang tuanya, konflik yang
terjadi pada orang tua
membuat subjek tidak
mendapatkan kebutuhan
tersebut memiliki harapan
agar orang tua berdamai.
Subjek cenderung memiliki
rasa kesepian. Jika
keinginan subjek tidak
terwujud, subjek
cenderung diam dan
menangis
Adanya keinginan untuk
merasa unggul dan
mendapatkan bantuan bila
subjek mengalami suatu
masalah.
Adanya keinginan untuk
berkumpul bersama
keluarga. Memiliki
perasaan takut dan
kesepian, bila kebutuhan
tidak terpenuhi subjek
akan bersedih dan
menangis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kecemasan Perasaan tidak berdaya
dan ditinggalkan
Perasaan kurang/tidak
dicintai, ditinggalkan
Perasaan terancan,
kurang/tidak dicintai
Konflik Kebutuhan untuk
mendapat pertolongan
dari figure terdekat
karena merasa terancam
oleh lingkungan.
Keinginan untuk
mendapatkan rasa aman
dan perhatian, namun
tidak mendapatkan
karena ketidakpedulian
dan konflik yang terjadi
pada orang tua.
Keinginan untuk
mendapatkan perhatian,
kasih sayang dan
perlindungan orang tua,
namun tidak didapatkan
karena konflik yang terjadi
pada orang tua.
Keinginan untuk mendapat
perhatian dari figure ayah,
namun tidak didapatkan
karena ditinggalkan.
Keinginan untuk
berkumpul bersama
keluarga, namun tidak
mampu karena keadaan
keluarga yang terpisah.
Keinginan untuk
mendapat perlindungan
dan kasih sayang, namun
subjek merasa
ditinggalkan oleh orang
tua.
MPD Proyeksi, represi Proyeksi Proyeksi, denial
Ego Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
Super Ego Terhambat Terhambat Terhambat
1. Subjek 1
Subjek I memiliki kecenderungan untuk bergantung pada
orang lain, terutama figur-figur terdekatnya seperti ibu dan kakak. Hal
ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2 “…sedih soalnya adiknya
mau jatuh terus ditolong mmmm ibu sama kakak, mmm…selamat…”
dan kartu 3 “…perasaan anaknya sedih soalnya bajunya kotor,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
perasaan kakek sedih soalnya nggak bisa nyuci…”. Berdasarkan cerita
tersebut subjek cenderung diam dalam menghadapi masalah-masalah
yang ia hadapi. Hal ini terlihat dalam latar belakang subjek berkaitan
dengan relasi subjek dengan teman-temannya baik dirumah maupun di
sekolah, bahwa subjek memilih diam ketika teman-temannya berbuat
nakal pada subjek. Cara tersebut dilakukan subjek dalam rangka
memenuhi kebutuhan rasa aman, ketika subjek diam, dirinya tidak
akan diganggu oleh teman-temannya lebih dalam lagi. Namun, subjek
melampiaskan rasa marah yang ia rasakan ketika dirinya sampai
dirumah.
Subjek merupakan pribadi yang penuh ketergantungan dan
meminta pertolongan dari orang lain, terutama dengan figur ibu. Hal
ini terlihat dari sebagian besar cerita yang subjek ceritakan selalu
melibatkan figure ibu. Di sisi lain, subjek sama sekali tidak pernah
melibatkan figure ayah dalam cerita yang ia ceritakan. Hal ini
didukung oleh latar belakang subjek yang telah lama berpisah dengan
ayahnya sejak orang tua subjek bercerai, selain itu subjek juga
memiliki ketakutan bila bertemu dengan figure pria dewasa. Pada
kartu 3 subjek memiliki pandangan terhadap figure pria dewasa yang
tidak peduli “…kakeknya duduk disini soalnya enak, anaknya duduk
dibawah biar bajunya kotor ada pasir…”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Setiap individu selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan
tertentu untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula dengan anak.
Kebutuhan tersebut menuntut agar dipenuhi, sehingga tidak terjadi
ketegangan batin, dan konflik. Berkaitan dengan hal ini, individu
berusaha menyingkirkan segala rintangan yang menghambat
terpenuhinya kebutuhan.
Kebutuhan yang menonjol pada diri subjek adalah kebutuhan
untuk mendapatkan rasa aman. Hal ini didukung oleh cerita subjek
pada kartu 2 “...ya selamat adik, akhirnya mereka bersama-sama” dan
kartu 9 “Bayi nya nyari ibu tapi nggak ketemu soalnya ibunya ke
pasar terus dia nangis, soalnya ibu pergi ke pasar…”. Kebutuhan
lainnya yang di miliki subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan
kasih sayang yang kerap muncul pada kartu 9 “...setelah itu ibunya
pulang, dah seneng…”. Selain kebutuhan tersebut, subjek juga
memiliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan bermain,
dan kebutuhan untuk mendapat perhatian.
Dalam kenyataannya, tak semua kebutuhan subjek terpenuhi
dengan baik, subjek kerap kali mengalami konflik karena tidak
terpenuhinya kebutuhan seperti kebutuhan untuk mendapatkan
pertolongan dan kebutuhan akan rasa aman. Konflik yang dialami
subjek berkaitan dengan adanya kebutuhan untuk mendapat
pertolongan karena subjek merasa lingkungan sekitar menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ancaman bagi dirinya. Hal ini berkaitan dengan relasi subjek dengan
teman-temannya, selain itu pengaruh keluarga subjek yaitu kakek dan
nenek subjek yang menilai subjek adalah anak yang nakal seperti yang
diutarakan oleh ibu subjek dalam latar belakang. Selain itu, konflik
yang dialami subjek berkaitan dengan keinginan untuk diperhatikan
dan mendapatkan rasa aman dari orang tua, namun tidak didapatkan
subjek karena ketidakpedulian dan konflik yang terjadi pada orang tua
subjek yaitu perceraian. Konflik yang terjadi karena tdak terpenuhinya
kebutuhan membuat anak merasa sakit dan kecewa (Hall & Lindzey,
2000).
Cara subjek menghadapi konflik yang ia hadapi adalah diam
dan menangis. Hal ini terlihat dari ceita subjek pada kartu 2, 3, dan 9
bahwa subjek cederung diam dan menangis ketika tidak mendapatkan
yang ia inginkan. Reaksi subjek yang cenderung diam merupakan
salah satu cara subjek agar merasa aman dan tidak terancam oleh
lingkungan. Selain itu, menangis dilakukan oleh subjek sebagai upaya
dalam memperoleh kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dan
pertolongan dari ibu.
Berkaitan dengan kecemasan yang subjek alami sebagian besar
berasal dari perasaan tidak berdaya dan ditinggalkan. Hal tersebut
terlihat dalam cerita subjek pada ketiga kartu. Kondisi keluarga subjek
dengan ketidakhadiran figure seorang ayah dan ibu yang bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
membuat subjek merasa kesepian, sehingga menyebabkan subjek
merasa ditinggalkan. Perasaan tidak berdaya yang dialami subjek
disebabkan oleh terhambatnya kebutuhan untuk mendapatkan
pertolongan dari figure terdekat subjek sehingga subjek merasa tidak
berdaya agar dirinya mendapatkan pertolongan dan diperhatikan oleh
figure terdekatnya.
Faktor ketidakpedulian orang tua juga mendukung munculnya
kecemasan yang dialami oleh subjek. dalam latar belakang dijelaskan
bahwa keadaan subjek yang tinggal bersama satu orang tua, membuat
subjek merasa kurang diperhatikan karena ibunya harus bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga seringkali subjek
melakukan cara untuk menarik perhatian ibunya yaitu dengan
menganggu ibu ketika bekerja, menangis, mengamuk, dan meminta
uang untuk jajan. Hidup dengan satu orang tua karena perceraian
membuat anak merasa kurang diperhatikan sehingga membuat anak
merasa kesepian (Papila, Olds & Feldman, 2008), kurangnya
kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua menyebabkan anak
tidak memiliki rasa aman dalam dirinya, sehingga menyebabkan anak
merasa cemas, putus asa dan rendah diri. Sebab tidak mudah bagi anak
untuk menghadapi situasi keluarga setelah terjadinya perceraian.
Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, seorang melakukan
mekanisme pertahanan diri. Pada subjek I, mekanisme pertahanan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
yang digunakan ialah proyeksi, hal ini didukung dari seluruh cerita
pada ketiga kartu dimana subjek mengidentfikasikan dirinya sebagai
tokoh utama yang merupakan anak laki-laki berusia 7 tahun dan cerita
yang ia ceritakan berasal dari pengalaman. Selain itu, subjek juga
menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi, hal
ini terlihat dari perilaku subjek yang cenderung diam dalam
menghadapi permasalahan yang subjek temui, juga dalam
mengungkapkan keinginan, subjek tidak berani mengutarakan
keinginannya secara langsung, hal tersebut dilakukan subjek agar
dirinya merasa aman karena adanya ketakutan bila subjek
mengungkapkan keinginan secara langsung akan dipermasalahkan
oleh ibu. Contohnya pada kartu 3 “...kakeknya duduk disini soalnya
enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir, perasaan
anaknya sedih soalnya bajunya kotor…”. Bila dikaitkan dengan latar
belakang subjek, kecenderungan mekanisme pertahanan diri yang
subjek lakukan adalah displacement, hal ini disebabkan oleh perilaku
subjek yang kerap di ganggu oleh teman-temannya, namun subjek
hanya diam. Rasa marah, kecewa yang sebenarnya subjek rasakan
pada teman-temannya, tidak dapat subjek lampiaskan secara langsung
pada teman-temannya, sehingga pada akhirnya rasa marah, kecewa
yang subjek rasakan, subjek lampiaskan pada orang-orang yang ada di
dekatnya, yaitu ibu dan kakak subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Subjek cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini
nampak pada cerita-cerita subjek yang cenderung berakhir tidak
bahagia dan memiliki pemecahan masalah yang tidak adekuat. Pada
cerita katu 2, 3, dan 9 nampak bahwa subjek cenderung menunggu
orang lain untuk membantu dirinya ketika menghadapi permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Bagan 2.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 1
Kebutuhan Mendapat
PertolonganKebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Kasih Sayang
Ketidakpedulian orang tua
Ancaman lingkungan
Konflik orang tua
Pemenuhan Kebutuhan Terhambat
Diam, tidak mampu mengatasi
masalah
Takut pada figure laki-
laki dewasatantrum
Konflik
Keinginan untuk mendapat
rasa aman namun tidak
mendapatkan karena
konflik orang tua
Kebutuhan untuk
mendapat pertolongan
karena merasa terancam
oleh lingkungan
Kecemasan Perasaan tidak berdayaPerasaan ditinggalkan
MPD
Proyeksi
Melemparkan masalah
dalam dirinya ke orang lain
Represi
Diam, tidak
mengungkapkan
keinginan
Reaksi Formasi
Menangis ketika tidak
mendapatkan yang
diinginkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Subjek 2
Subjek 2 cenderung memiliki keinginan yang besar untuk
dapat berkumpul bersama keluarga sehingga dirinya tidak merasa
kesepian, hal ini terlihat dari cerita subjek pada kartu 2 “…Ayah sama
ibunya bermusuhan, anaknya juga. Akhirnya bertengkar terus
berdamai terus kembali…” kemudian pada kartu 9 “ …anaknya tidur
tapi sedih soalnya nggak ditemenin, anaknya nangis, sedih soalnya
tetep sendiri, orang tuanya nggak nemenin soalnya masih
berantem…”. Dalam kehidupan subjek sehari-hari, subjek kerap kali
tidak mendapatkan apa yang ia inginkan, sehingga subjek seringkali
bersifat tantrum agar figure disekitarnya dapat memenuhi kebutuhan
subjek.
Berkaitan dengan keinginan subjek tersebut diketahui bahwa
subjek 2 memiliki kebutuhan yang besar untuk mendapatkan rasa
aman dari kedua orang tuanya hal ini didukung dengan cerita subjek
pada kartu 3 “...rumah tangga berantem, ayah dan ibunya jadi
anaknya didiemin, akhirnya mereka berantem musuhan anaknya…”
kemudian pada kartu 9 “...anaknya lagi tidur, nggak ditemenin orang
tuanya, merasa kesepian. Ayah sama anak sama ibunya bertengkar
terus anaknya tidur tapi sedih, soalnya nggak ditemenin. Anaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
nangis sedih soalnya tetep sendiri, orang tuanya nggak nemenin
soalnya masih berantem…”.
Menurut Hurlock (dalam Developmental Psychology, 1976)
rasa aman yang utama adalah di rumah dan berasal dari anggota
keluarga. Perceraian yang terjadi pada keluarga subjek, membuat
subjek terpisah dari figure ayah sejak usia 2 tahun. Sejak saat itu
subjek kehilangan figure seorang ayah, sehingga ibu subjek berusaha
untuk dapat memenuhi semua keinginan dan kebutuhan subjek.
Namun, pada kenyataannya ibu subjek menyatakan bahwa membagi
waktu untuk berkerja dan mengasuh anak tidaklah mudah, sering kali
ketika pulang bekerja, ibu subjek merasa lelah sehingga dirinya
merasa tidak optimal untuk memperhatikan kebutuhan anak-anaknya.
Berkaitan dengan hal itu, subjek memiliki pandangan terhadap figure
otoritas yang tidak tidak peduli terhadap keadaan dirinya. Hal ini
terlihat pada kartu 3 “...anaknya didiemin sama ayahnya, soalnya
sebelumnya mereka bertengkar. Perasaan anaknya nggak seneng
soalnya didiemin, perasaan ayahnya seneng soalnya anaknya
didiemin…”.
Sejak perceraian yang terjadi pada orang tuanya 5 tahun yang
lalu, subjek tidak pernah bertemu dengan ayahnya hingga saat ini.
Pada latar belakang subjek, dijelaskan bahwa tidak mudah bagi subjek
untuk hidup dalam keadaan orang tua yang berpisah. Subjek seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mencari ayahnya hingga menangis dan berprilaku tantrum. Anak-anak
terus memperlihatkan kemarahan akibat tidak dapat bertumbuh dalam
suatu keluarga yang utuh, mereka juga kecewa dan merasa takut akan
kelanjutan hidupnya (dalam Life-Span Development, hal 267).
Subjek 2 memiliki keinginan yang besar agar kedua orang
tuanya dapat bersatu dan membentuk suatu keluarga lagi. Ketika
keinginan tersebut tidak terjadi, maka terjadi konflik pada diri subjek.
Konflik yang menonjol pada subjek 2 adalah konflik untuk
mendapatkan rasa aman dan kasih sayang dari kedua orang tua, namun
kondisi orang tua yang berpisah membuat kebutuhan subjek akan rasa
aman dan kasih sayang tidak terpenuhi dengan baik. Ketidakmampuan
mengatasi konflik membuat subjek 2 cenderung diam dan merepres
segala keinginannya.
Konflik yang terjadi ada subjek, menimbulkan kecemasan
dalam diri subjek. pada subjek 2 kecemasan yang ia rasakan berasal
dari perasaan kurang/tidak dicintai, perasaan tersebut disebabkan oleh
hambatan yang ditemui subjek dalam mendapatkan kebutuhan akan
rasa aman dan kasih sayang. Kondisi orang tua yang berpisah dan ibu
yang bekerja membuat relasi subjek dengan orang tua kurang optimal.
Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 yang
menceritakan tentang seorang anak yang tidak diperhatikan oleh
orang tua karena adanya konflik yang terjadi pada orang tuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Cara subjek untuk mereduksi kecemasan yang ia rasakan ialah
dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri proyeksi. Hal ini
nampak pada cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 dimana subjek
cenderung melihat pada diri tokoh utama dalam cerita perasaan atau
kecenderungan yang tidak bisa diterima padahal sesungguhnya hal itu
berada di bawah alam sadarnya sendiri (Freud, 1915/1975b). Selain
itu, mekanisme pertahanan diri lain yang di gunakan oleh subjek
adalah reaksi formasi. Hal ini terlihat dari perilaku subjek yang selalu
menangis ketika ia menginginkan sesuatu, upaya demikian dilakukan
oleh subjek agar mendapatkan rasa aman dan perhatian oleh orang tua.
Subjek 2 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini
terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia
dan tidak adekuat. Pada kartu 3, dan 9. Hal ini mungkin dipengaruhi
oleh faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya
superego termanifestasi dalam terhambat berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan subjek 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bagan 3.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 2
Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan kasih sayang
Harapan agar orang tua kembali bersama
Perpisahan orang tua
Ketidakhadiran ayah
Pandangan terhadap orang tua yang tidak peduli
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Tidak mampu mengatasi Berprilaku tantrumMerasa iri pada teman
Konflik
Kurang/tidak
dicintaiDitinggalkanKecemasan
Proyeksi
Melihat dirinya dalam tokoh
utama cerita
Tidak mampu mengatasi
permasalahan
Keinginan untuk mendapatkan
kasih sayang dan rasa aman,
tidak didapatkan karena konflik
orang tua
Keinginan diperhatikan oleh
ayah, namun ditinggalkan
MPDReaksi Formasi
Menangis untuk
mendapatkan perhatian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Subjek 3
Subjek 3 cenderung memiliki kebutuhan untuk mendapatkan
bantuan dari figure-figur di sekitarnya bila dirinya mengalami suatu
keadaan yang membuat dirinya merasa terancam. Hal ini didukung
dengan cerita subjek pada kartu 2
“ ..menang kak Dara sama Rani..mmm..ini menang karena yang ini
dua orang ini satu orang. Ini badannya besar, ini kurus…”. Selain itu
subjek juga memiliki kebutuhan yang menonjol untuk mendapatkan
rasa aman dan kasih sayang. Hal ini terlihat dalam cerita subjek pada
kartu 3 “…ini mereka lagi foto keluarga, seneng bisa foto perasaan
adiknya juga sama…” pada cerita tersebut terlihat bahwa subjek
memiliki keinginan untuk dapat berkumpul dan melakukan suatu
aktivitas bersama keluarga, subjek memiliki harapan agar dapat
berkumpul bersama keluarga. Adanya dorongan yang kuat untuk
mendapatkan kasih sayang juga terlihat pada cerita subjek pada kartu 9
“…dia sendiri bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia
lari…”.
Kebutuhan lain yang juga menonjol pada subjek 3 adalah
kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman. Kebutuhan tersebut tampak
jelas terlihat pada cerita subjek kartu 9 “...tidur dikamar, Rani merasa
kesepian, ketakutan soalnya mati lampu jadi nggak bisa tidur, dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
takut soalnya ada coro, dan tikus. Dia sendirian bapaknya udah pisah
dari bayi, ibunya kerja. Terus dia lari. Udah.” subjek memiliki
perasaan takut dan kesepian bila kebutuhannya tidak terpenuhi
sehingga ia akan merasa sedih dan menangis. Horney (1939)
mengatakan bahwa anak-anak sulit bertanggung jawab bagi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan.
Adanya kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang
namun tidak didukung oleh keadaan lingkungan membuat seseorang
memiliki konflik dalam dirinya. Pada subjek 3 konflik yang dialami
adalah konflik yang disebabkan oleh adanya keiginan untuk
berkumpul bersama keluarga, namun tidak didukung oleh keadaan
keluarga yang hidup berpisah akibat perceraian. Selain itu adanya
konflik antara kebutuhan kasih sayang dan rasa aman namun
terhambat oleh figure orang tua yang meninggalkan. Horney (dalam
Feist & Feist,hal 146) mengatakan bahwa konflik yang dialami pada
masa kanak-kanak seperti pengabaian bisa meninggalkan kesan
mendalam bagi perkembangan anak ke depan.
Berkaitan dengan kecemasan, sebagian besar kecemasan yang
dialami oleh subjek 3 berasal dari perasaan tidak berdaya,
ditinggalkan, dan perasaan kurang/tidak dicintai. Perasaan tidak
berdaya yang ada pada subjek 3 didukung oleh kecenderungan subjek
untuk meminta bantuan figure lain ketika dirinya menghadapi suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
permasalahan. Contohnya pada kartu 2 “…bermain Tarik tambang
disungai. Ini Rani, Kak Dara sama Nizar. Rani dibantuin kak
Dara…”. Berdasarkan latar belakang subjek mengaku bahwa dirinya
kerap meminta bantuan kepada ibunya, terlebih ketika subjek 3 berada
di suatu keadaan yang tidak nyaman bagi dirinya, subjek 3 menangis
agar ibu datang menolong dirinya. Kemudian perasaan ditinggalkan
dan kurang/tidak dicintai tampak jelas pada cerita subjek 3 kartu 9
“…Rani merasa kesepian dan ketakutan. Dia sendirian bapaknya
udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia lari…”. Adanya
kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman bertentangan dengan kondisi
orang tua yang berpisah dan kesibukan pada orang tua yang saat ini
tinggal bersama subjek.
Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, pada subjek 3
cenderung melakukan upaya mekanisme pertahanan diri berupa
proyeksi. Hal ini nampak pada semua cerita subjek dimana subjek
mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh utama yang ada pada cerita,
selain itu subjek cenderung melemparkan masalah yang ada dalam
dirinya ke kakak laki-laki subjek. Hal ini dilakukan subjek agar
dirinya merasa aman tidak berada dalam masalah. Selain itu subjek
juga melakukan mekanisme pertahanan diri yang lain, yaitu denial
yang merupakan mekanisme pertahanan diri berupa menghindar dari
kenyataan yang membuat seseorang merasa sakit dan cemas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mekanisme pertahanan diri ini dilakukan subjek agar dirinya merasa
aman, seolah-seolah berada dalam keluarga yang lengkap dan bahagia.
Subjek 3 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini
terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir bahagia tetapi
tidak realistis dan tidak adekuat.. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh
faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya
superego termanifestasi karena adanya hambatan berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan subjek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Bagan 4.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 3
Kebutuhan mendapat
pertolonganKebutuhan rasa aman Kebutuhan kasih sayang
Harapan untuk berkumpul bersama keluarga
Orang tua berpisah
Ibu sibuk bekerja
Persaingan antar saudara
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Tidak mampu mengatasi MenangisMeminta bantuan
figur disekitarnya
Tidak mendapat bantuan ketika
subjek membutuhkan bantuanIngin berkumpul dan ditemani
oleh keluarga namun di
tinggalkan
Kurang/tidak dicintai Tidak berdaya, ditinggalkanKecemasan
MPD
Denial
Bercerita tentang keluarga
yang diharapkan
Proyeksi
Melemparkan masalah yang
ada dalam dirinya ke orang
lain
Tidak mampu mengatasi
Konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
D. Kesimpulan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan
Ketiga subjek dalam penelitian ini berada dalam masa kanak-kanak
awal dengan rentang usia 7 sampai 10 tahun. Menurut Hurlock (1999, hal
130) anak pada tahap perkembangan kanak-kanak awal masih sangat
membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap
perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, ketiga subjek
mengalami peristiwa perceraian orang tua ketika mereka berada pada usia
balita. Subjek 1 berusia 3 tahun saat orang tuanya bercerai, subjek 2 berusia 2
tahun, sedangkan subjek 3 berusia 1 tahun saat kedua orang tuanya
memutuskan untuk bercerai. Setelah orang tua bercerai, ketiga subjek tinggal
bersama ibu dan tidak pernah bertemu lagi dengan figure ayah.
Ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang cenderung sama yang
menjadi kebutuhan utama, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan ketiga
subjek menjadikan orang tua sebagai figure pemenuhan kebutuhan. Namun
kondisi orang tua yang telah bercerai membuat pemenuhan kebutuhan pada
ketiga subjek terhambat. Hambatan yang ketiga subjek alami untuk memenuhi
kebutuhannya antara lain, kondisi orang tua yang berpisah dan ibu yang
bekerja sehingga ketiga subjek tidak memiliki banyak waktu untuk
berinteraksi secara khusus dengan orang tua. Selain itu, berdasarkan hasil tes
CAT, ketiga subjek memiliki pandangan terhadap figure orang tua yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
peduli terhadap subjek. hal tersebut terlihat dalam cerita-cerita pada ketiga
yang mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki keinginan untuk
mendapatkan perlindungan dari orang tua, namun ketidakhadiran orang tua
membuat subjek tidak mendapatkan rasa aman dan kasih sayang. Anak
merasa ditinggalkan dan tidak diperhatikan oleh figure orang tua yang
diharapkan dapat menjadi figure afeksi dan memberikan rasa aman.
Dalam menghadapi permasalahannya, ketiga subjek cenderung
memiliki perilaku yang sama yaitu berprilaku tantrum seperti mengamuk,
melempar barang, menangis dan marah sehingga membuat orang-orang di
sekitarnya terdorong untuk memenuhi apa yang subjek inginkan. Perilaku
tantrum yang ditunjukkan subjek merupakan wujud agresi sebagai cara anak
untuk mengungkapkan keinginan. Hal tersebut dilakukan oleh subjek sebagai
bentuk pemenuhan kebutuhan agar dirinya diperhatikan oleh figure di sekitar.
Di sisi lain, ketika subjek tidak berani mengungkapkan keinginannya, ketiga
subjek cenderung diam dan menekan keinginannya. Hal tersebut berkaitan
dengan kebutuhan rasa aman yang dimiliki oleh ketiga subjek, dengan diam
subjek menghindari permasalahan bila dirinya mengungkapkan secara
langsung hal yang menjadi keinginannya. Selain itu, ketiga subjek memiliki
perasaan iri terhadap teman-teman sebaya nya, perasaan iri yang dimiliki oleh
subjek dalam penelitian ini lebih kepada rasa iri melihat teman-temannya
memiliki keluarga yang lengkap dan orang tua yang sering bersama mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Pada subjek 1, perilaku menghindari figure laki-laki dewasa
ditunjukkan subjek karena adanya ketakutan dalam diri subjek terhadap figure
laki-laki dewasa. Dengan menghindari figure lelaki dewasa subjek menjaga
dirinya agar dapat merasa aman dan terbebas dari ancaman, hal ini
dipengaruhi oleh pengalaman yang dimiliki oleh subjek 1 sebelum orang
tuanya berpisah. Sedangkan kedua subjek yang lain tidak memiliki masalah
dalam relasi dengan figure orang tua baik laki-laki maupun perempuan.
Ketiga subjek memiliki konflik yang cenderung sama, hal ini berkaitan
dengan adanya keinginan untuk mendapatkan perlindungan dan kasih sayang
dari orang tua, namun tidak didapatkan oleh ketiga subjek karena kondisi
orang tua yang memiliki konflik dan meninggalkan subjek. perasaan
ditinggalkan dan kesepian kerap kali dirasakan oleh ketiga subjek. ketiga
subjek cenderung diam menghadapi konflik yang dialami, ketiga cenderung
menekan keinginannya. Ketiga subjek merasa terancam ketika mereka
membutuhkan pertolongan namun tidak ada yang membantu
Perasaan ditinggalkan, merasa kurang/tidak dicintai membuat ketiga
subjek mengalami kecemasan. Keadaan orang tua yang berpisah dan ibu yang
bekerja juga mendukung munculnya kecemasan yang ketiga subjek alami, hal
tersebut membuat subjek merasa kurang mendapatkan perhatian sehingga
pada akhirnya mendorong subjek untuk berprilaku tantrum agar dirinya
diperhatikan oleh figure yang berada di sekitarnya. Kecemasan tersebut
mendorong subjek untuk melakukan mekanisme pertahanan diri guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mereduksi kecemasan yang mengancam diri mereka. mekanisme yang
digunakan oleh ketiga subjek adalah proyeksi. Ketiga subjek dalam penelitian
ini, cenderung melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke orang lain.
Di sisi lain cara subjek menunjukkan kecemasan yang ia rasakan adalah
dengan berprilaku tantrum, dan menangis.
Ketiga subjek dalam penelitian ini cenderung memiliki integrasi ego
yang buruk, hal ini didukung oleh cerita-cerita ketiga subjek yang cenderung
berakhir tidak bahagia dan tidak adekuat. Ketiga subjek tidak mampu
menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, mereka cenderung
menunggu adanya figure lain untuk membantu mereka menghadapi
permasalahan. Hal ini dapat terjadi mengingat usia ketiga subjek yang masih
berada pada masa perkembangan anak-anak sehingga pemenuhan kebutuhan
masih sangat tergantung oleh orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Bagan 5.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan mendapat
pertolongan
Kebutuhan rasa aman Kebutuhan kasih sayang
Harapan mendapat pertolongan
Harapan mendapat perhatian dari keluarga
Perpisahan orang tua
Ketidakpedulian orang tua
Merasa terancam oleh lingkungan
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Tantrum Merasa iri terhadap teman Diam, memendam
keinginan
Keinginan untuk diperhatikan
oleh orang tua, namun ibu
bekerja, ketidakhadiran ayah
Keinginan untuk berkumpul
bersama keluarga, namun
kondisi orang tua berpisah
Keinginan untuk mendapatkan
pertolongan, perlindungan dari
figure orang tua, namun
ditinggalkan
KonflikDitinggalkan Kurang/tidak dicintai
Kecemasan
RepresiMPDProyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
D. Pembahasan
Ketiga subjek dalam penelitian ini berada dalam masa kanak-kanak
awal dengan rentang usia 7 sampai 12 tahun. Menurut Hurlock (1999, hal
130) anak pada tahap perkembangan kanak-kanak awal masih sangat
membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap
perkembangan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, ketiga subjek
mengalami peristiwa perceraian orang tua ketika mereka berada pada usia
balita. Subjek 1 berusia 3 tahun saat orang tuanya bercerai, subjek 2 berusia 2
tahun, sedangkan subjek 3 berusia 1 tahun saat kedua orang tuanya
memutuskan untuk bercerai. Setelah orang tua bercerai, ketiga subjek tinggal
bersama ibu dan tidak pernah bertemu lagi dengan figure ayah.
Ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang cenderung sama dan
menjadi kebutuhan utama, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan ketiga
subjek menjadikan orang tua sebagai figure pemenuhan kebutuhan.
Kondisi orang tua yang telah bercerai membuat pemenuhan kebutuhan
pada ketiga subjek terhambat. Horney (Feist & Feist, 2008, hal 143)
mengatakan bahwa pengalaman masa kanak-kanak, sebagian besar
bertanggung jawab bagi pembentukan kepribadian. Horney (1993) juga
berhipotesis bahwa masa kanak-kanak sulit bertanggung jawab penuh bagi
kebutuhan-kebutuhannya. Seseorang yang tidak pernah terpuaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
kebutuhannya atas cinta dan kasih sayang selama masa kanak-kanak akan
mengembangkan permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tua, dan
akan menimbulkan kecemasan dasar (basic anxiety).
Pada kenyataanya, perceraian orang tua membuat anak merasa kurang
mendapatkan pemenuhan kebutuhan secara maksimal. Anak membutuhkan
kehadiran orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka, karena
pada hakikatnya keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan
kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan
psikologis (Ridell, 1987:Andayani, dkk, 1998: Garbarino dkk, 1992; Zeitlin,
dkk, 1995). Murray yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk
mencapai equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh (Bellak & Abrams,
Ed 7). Adanya kebutuhan-kebutuhan membuat seseorang untuk melakukan
tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan
seorang anak yang berada dalam kondisi orang tua berpisah, ketiga subjek
dalam penelitian ini melakukan tindakan tertentu sebagai bentuk usaha
memenuhi kebutuhan untuk mendapat perhatian dari figure afeksi, yaitu
dengan cara berprilaku tantrum seperi mengamuk dan menangis.
Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, ketiga subjek cenderung
memiliki hambatan yang sama, yaitu faktor perpisahan orang tua, ibu yang
bekerja dan pandangan tentang lingkungan yang mengancam diri mereka.
Pada umumnya perceraian merupakan hal yang menyakitkan bagi anak
(Amato, 2000; Olson & DeFrain, 2003). Respon seorang anak pada perceraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
antara lain adalah rasa marah, takut, depresi, dan merasa bersalah
(Hetherington, 1978), namun tanggapan anak atas perceraian dibatasi oleh
kompetensi kognitif dan sosial mereka sesuai dengan tahap
perkembangannya. Selain itu, hambatan yang dialami oleh anak adalah
kondisi ibu yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ketiga subjek
dalam penelitian ini tinggal bersama ibunya, situasi ibu yang bekerja
membuat subjek merasa kurang mendapatkan perhatian dan perlindungan.
Peran ganda yang harus di jalankan salah satu orang tua setelah terjadinya
perceraian merupakan hal berat bagi orang tua karena keluarga memiliki
banyak fungsi yang harus di emban (Hendi, dkk. 2000;45). Subjek juga
memiliki pandangan bahwa dirinya merasa terancam oleh lingkungan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan iri yang ketiga subjek rasakan pada teman-teman
bermainnya baik dirumah maupun di sekolah.
Dalam latar belakang ketiga subjek menceritakan bahwa mereka
seringkali iri pada teman-temannya yang dapat tinggal bersama orang tua
lengkap. Hurlock (1978) mengatakan bahwa perceraian cenderung membuat
anak “berbeda” dalam mata kelompok teman sebaya.
Perceraian bagi anak merupakan masa dimana anak mengalami
pengalaman disakiti, ditinggalkan dan mendapatkan perlakuan tidak adil
(Heterington, Hagan & Anderson, 1989). Adanya hambatan yang ditemui oleh
ketiga subjek dalam memenuhi kebutuhan mereka, membuat ketiga subjek
cenderung diam dan tidak mempu mengatasi. Perilaku diam dan pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
dilakukan subjek sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan untuk merasa aman
karena seorang anak sulit untuk mengungkapkan keinginan secara langsung.
Disisi lain, subjek kerap menunjukkan perilaku tantrum seperti menangis,
mengamuk yang ditujukan kepada ibu dan saudara kandung subjek. perilaku
tantrum yang dilakukan oleh ketiga subjek merupakan upaya dalam
memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan perhatian dari ibu
dan saudara subjek.
Konflik yang terjadi oleh adanya keinginan untuk mendapatkan
perlindungan, perhatian dari orang tua, namun orang tua meninggalkan.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi membuat individu merasa kecewa atau sakit
hingga mengalami tekanan (Hall&Lindzey, 2000). Dalam menghadapi konflik
seperti itu, ketiga subjek cenderung merepres kebutuhannya. Cara yang di
lakukan adalah diam dan menangis. Anak tidak seperti orang dewasa yang
dapat berpaling pada teman, penasehat, atau kerabat untuk mendapat
dukungan atau saran. Anak tidak mendapat dukungan dari siapapun (Colle,
2004). Konflik yang dialami anak seringkali membuat anak terjebak dan
kesulitan, mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong dan mendukung
mereka. Hal tersebut berkaitan dengan konflik yang di alami ketiga subjek,
yaitu adanya keinginan untuk mendapatkan pertolongan, namun subjek
merasa tidak berdaya karena tidak ada figure yang membantu dirinya.
Perceraian menimbulkan kurangnya kehangatan dan perhatian yang
diberikan orang tua kepada anaknya sehingga menyebabkan anak tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
memiliki rasa aman dalam dirinya, hal inilah yang menimbulkan konflik
psikologis pada diri anak sehingga menyebabkan anak menjadi depresi, putus
asa, dan merasa cemas karena harus kehilangan orang tua yang mereka cintai
dan anak dituntut untuk menghadapi situasi tersebut (Papila, Olds & Feldman,
2008).
Kecemasan yang dialami oleh ketiga subjek penelitian ini, berasal dari
perasaan perasaan tidak berdaya, kurang/tidak dicintai oleh orang tua. Rasa
tidak berdaya disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk mendapatkan
pertolongan dalam diri subjek. ketika subjek membutuhkan pertolongan dari
figure yang ia harapkan, dalam hal ini adalah orang tua, namun ketidakhadiran
orang tua saat subjek memerlukan bantuan membuat subjek menekan
keinginannya. Perasaan kurang/tidak dicintai berkaitan dengan kebutuhan
akan kasih sayang dan rasa aman dalam diri subjek yang terhambat oleh
perpisahan orang tua dan ketidakpedulian orang tua terhadap subjek. Pada
dasarnya anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan
bahagia (Hurlock, 1999. h.130).
Kecemasan yang dialami membuat ego membangun mekanisme
pertahanan untuk mempertahankan dirinya terhadap kecemasan yang
menyertai (Freud, 1926/1959a). Mekanisme pertahanan diri yang digunakan
oleh ketiga subjek antara lain adalah proyeksi, yaitu ditunjukkan subjek
dengan melihat pada diri orang lain seperti teman maupun saudara kandung,
perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa subjek terima, padahal hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tersebut terdapat di alam bawah sadarnya (Freud, 1915/1975b). Selain itu
subjek juga menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi.
Murray (Bellak & Abrams) mengatakan pemenuhan kebutuhan akan
dihadapkan pada situasi press, ketika press itu berat maka anak akan
cenderung merepresi kebutuhan tersebut karena kapanpun ego merasa
terancam oleh tekanan-tekanan yang tidak diinginkan, ia akan melindungi diri
dengan cara merepresi keinginan yang dimiliki oleh seorang anak. Ketiga
subjek dalam penelitian ini cenderung diam dan menekan keinginannya,
subjek tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara langsung sehingga
tersubtitusi dalam perilaku subjek yang mudah marah dan menangis.
Ketiga subjek cenderung memiliki integrasi ego yang buruk. Hal ini
didukung oleh ketidakmampuan subjek dalam memecahkan masalah, subjek
cenderung menunggu orang lain untuk membantu diri mereka.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa orang tua merupakan
sumber pemenuhan kebutuhan bagi anak. Anak tidak mampu mengatasi
masalah berkaitan dengan kebutuhan utama mereka yaitu kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan untuk mendapat pertolongan.
Namun pada kenyataannya, perceraian membuat seorang anak kurang
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasarnya secara maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki kebutuhan dasar yang
menonjol yaitu adanya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang,
mendapatkan dukungan atau pertolongan, dan kebutuhan akan rasa aman.
Subjek menjadikan orang tua sebagai figure yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut, namun pada kenyataannya kebutuhan tersebut terhambat oleh
keadaan orang tua yang berpisah karena perceraian, sikap tidak peduli orang
tua terhadap subjek, dan pandangan subjek mengenai lingkungan yang
mengancam, sehingga subjek melakukan upaya dalam rangka memenuhi
kebutuhan mereka seperti berprilaku tantrum, diam dan memendam
keinginan.
Adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan dasar menimbulkan
konflik dalam diri ketiga subjek. konflik tersebut terjadi karena adanya
keinginan subjek untuk mendapatkan perhatian, perlindungan dan pertolongan
dari figure orang tua. Hal tersebut membuat subjek merasa ditinggalkan dan
merasa kurang/tidak dicintai sehingga menimbulkan kecemasan dalam diri
ketiga subjek. Kecenderungan subjek diam menghadapi permasalahan
membuat subjek tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sehingga mendorong subjek melakukan mekanisme pertahanan diri untuk
mereduksi kecemasan dalam dirinya, ketiga subjek melakukan mekanisme
pertahanan diri berupa proyeksi dan represi dalam upaya memenuhi
kebutuhannya akan rasa aman, kasih sayang dan mendapat pertolongan.
B. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 subjek yang orang
tuanya bercerai dan tinggal bersama ibu setelah terjadinya perceraian.
Untuk mengetahui dinamika pemenuhan kebutuhan, peneliti
menggunakan tes proyektif CAT. Bila penelitian ini dilanjutkan ada
baiknya jika jumlah subjek ditambahkan agar ditemukan hasil yang
bervariasi. Mengingat dalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa
kartu yang berkaitan dengan kebutuhan pokok anak, sehingga disarankan
agar penelitian selanjutnya untuk melakukan tryout untuk pemilihan kartu
secara langsung. Selain itu, bila penelitian ini dilanjutkan ada baiknya bila
dilakukan perbandingan antara anak yang berasal dari keluarga bercerai
dan anak yang berasal dari keluarga utuh agar diperoleh gambaran yang
lebih luas lagi mengenai dinamika pemenuhan kebutuhan anak.
2. Bagi Orang tua
Pada dasarnya keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan
kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
psikologis. Anak menjadikan orang tua sebagai figure yang dapat
memenuhi kebutuhan mereka. anak memiliki berbagai macam kebutuhan
yang dapat menunjang perkembangan diri mereka, adanya kasih sayang
dari orang tua membuat anak merasa dicintai setiap waktu, selain itu,
adanya rasa aman yang diperoleh anak dari orang tua membuat anak
merasa percaya diri. Dukungan orang tua dan keluarga juga merupakan
hal penting bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu diharapkan bagi
orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan dasar anak dan
mengupayakan agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara maksimal.
Khususnya bagi orang tua yang bercerai diharapkan mampu hadir dalam
keseharian anak agar anak tidak merasa kesepian dan dapat memenuhi
kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikologis. Sebab anak tidak
setiap anak mampu mengungkapkan keinginan secara langsung, ketika
anak tidak mampu mengungkapkan keinginan secara langsung maka hal
tersebut akan membuat anak melakukan mekanisme pertahanan diri untuk
mereduksi kecemasan yang anak rasakan.
3. Bagi Psikolog dan Praktisi Anak
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi psikolog
dan praktisi anak mengenai dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang
orang tuanya bercerai sehingga dapat dilakukan langkah-langkah preventif
untuk menanggulangi terjadinya konflik dan kecemasan anak yang orang
tuanya bercerai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA
ABU AHMADI, Ilmu Jiwa Anak, CV Toha Putra, Semarang, 1977.
Achenbach, T. M., Dumenci, L., & Rescorla, L. A.(2003). DSM-oriented and
empirically based approaches to constructing scales from the same items
pools. Journal of Clinical Child and Adolescent-Psychology, 32, 328 – 340.
Amato, P. R, “The consequences of divorce for adults and children”, Journal of
marriage and the family. Vol. 62, No. 4. p. 1269-1287, November-2000.
American Psychological Association (1994). Diagnostik and statistical manual of mental
disorders (4th ed.rev.). Washington, DC: American Psychiatric Press
Anastasi, A dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Alih bahasa : Robertus H.Imam.
Jakarta : PT Prenhallindo.
Balson, M.1993. Menjadi Orang tua yang Lebih Baik. Jakarta : Binarupa Aksara
Bellak, L. 1975. The thematic Apperception Test, The Children Apperception Test
and The Senior Apperception Technique in Clinical Use. New York : Grune
& Stratton Press Inc.
Bodgan,R, & Biklen,S. 1992. Qualitative Research for Education, Boston,MA: Allyn and
Bacon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Brownlee, A.C. 2007. The Effects of Divorce and Associated Stressors on Children
and Adolescent. Available on line
Feist, J & Feist,G.J (2009). Teori kepribadian buku 1 (Edisi tujuh). Jakarta :Salemba
Humanika
Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia
Herdiasyah, H. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika
HURLOCK, EB, Developmental Psychology, Tata Mc. GrawHill Co.,Ltd.,New
Delhi, 1976.
HURLOCK, EB, Guideposts For Growing Up, Standard Education Society
inc.,Chicago, 1962.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan; “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan” (Terjemahan Istiwdyanti & Soedjarno). Jakarta : Erlangga.
Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.
Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Moleong, J.L, 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Poerwandari, E.K. 1998. Pendidikan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
LPSP3 UI
Putra N, Ninin (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta : Rajawali Pers
Rabin, Albert I, & Mary R.Haworth, 1960. Projective Techiques with Children. New York :
Grune & Sratton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
SUBJEK I
A. Identitas Subjek
Nama : F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal Lahir : Yogyakarta, 18 Juni 2008
Usia : 7 tahun
Urutan Kelahiran : anak kedua dari 3 bersaudara
Agama : Islam
B. Identitas Orang tua
Keterangan Orang tua
Ayah Ibu
Nama A S
Usia 38 -
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Salon -
Status Pernikahan Cerai Cerai
Agama Islam Islam
C. Latar Belakang
Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersuadara. Saat ini subjek
tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun.
Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena
saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari ayah
subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun. Berdasarkan pengakuan ibu
subjek, subjek tidak begitu menyukai saudara kembarnya karena subjek
merasa orang tua ayahnya (kakek & nenek subjek) selalu membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak
yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan
suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis. Ketika
terjadi hal demikian, ibu subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara
mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang
manis, pintar dan cakap.
Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu
subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek
tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak
berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon dirumah untuk bekerja dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang
jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi uang jajan
maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis
sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek
agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek
sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi
uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu
menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan
sebagainya.
Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu
menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa
ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan
yang ia sukai. Disisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak
kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan
senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah
temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain
kerumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika
ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum
dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sosok laki-laki dewasa kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal
tersebut mungkin dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya
bertengkar sebelum mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan
suaminya adalah orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan
uang untuk membeli minuman keras sehingga tidak jarang setiap terjadi
pertengkaran, ayah subjek kerap memukul ibu subjek dan membanting
barang-barang.
Hubungan subjek dengan kakaknya dapat dikatakan cukup dekat,
subjek mengatakan bahwa kakaknya adalah kakak yang baik tetapi kadang-
kadang nakal. Subjek mengatakan kakaknya sering membantu dan menemani
subjek ketika subjek belajar dan ketika subjek bermain. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan, subjek dan kakaknya terlihat dekat dan sering
bermain bersama. Terkadang kakak subjek suka usil menggoda subjek, dan
membuat subjek marah dan menangis. Ibu subjek kerap memarahi kakak
subjek bila terlalu sering menggoda subjek secara berlebihan.
Relasi subjek dengan teman-temannya cukup baik, subjek bercerita
bahwa setiap sore hari dia dan teman-temannya selalu bermain bola di
lapangan dekat rumah subjek, tetapi subjek tidak suka dengan teman-teman di
sekolahnya, karena menurut subjek teman-temannya di sekolahnya adalah
anak yang nakal, mereka selalu berbicara kotor dan tidak sopan. Teman-teman
subjek kerap kali berbuat jahil pada subjek, namun subjek tidak pernah
membalasnya. Tetapi sepulang sekolah, ketika subjek sudah sampai di rumah,
subjek kerap marah-marah pada ibunya karena kejadian yang subjek alami
disekolah. Menanggapi hal tersebut, ibu subjek mencoba memahami karena
subjek memang kurang berani dengan teman-temannya baik teman bermain
subjek dirumah maupun disekolah. Subjek merupakan anak yang sangat
penurut terhadap teman-temannya, subjek selalu mengalah dengan teman-
temannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Ibu subjek mengatakan, menjalani dua peran dalam membimbing
anak-anaknya merupakah hal yang tidak mudah, terkadang ibu subjek lebih
sering berfokus pada pekerjaan yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sehingga ia merasa kurang memberikan waktu untuk anak-
anaknya. Kakak subjek yang saat ini duduk di bangku SMP sedikit demi
sedikit mampu memahami kondisi keluarganya, terkadang kakak subjek juga
membantu ibu subjek bekerja di salon. Ibu subjek menuturkan, bahwa subjek
adalah anak yang kerap kali meminta perhatiannya, misalnya ketika belajar
subjek harus ditemani oleh ibunya, ketika ibunya sedang bekerja di salon,
subjek kerap kali menganggu, namun ibu subjek dapat memahami bahwa hal-
hal seperti itu adalah cara subjek untuk menarik dan meminta perhatiannya.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data
No Waktu Tempat Kegiatan
1. 9 Desember 2015 Tambakbayan I , Babarsari,
Yogyakarta
Wawancara
2. 10 Desember 2015 Laboratorium Psikologi, Fakultas
Psikologi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Pelaksanaan Tes
CAT
E. Observasi Selama Pengetesan
Subjek tiba diruangan pengetesan pada Selasa, 17 Desember 2015
pukul 15.15 WIB. Subjek datang bersama tester, subjek tampak sangat aktif
berjalan-jalan di dalam ruangan. Ketika tes akan di mulai, subjek duduk di
kursi sofa sambil menggelengkan kepala melihat ke sudut ruangan. Pada saat
menceritakan kartu pertama yang ditunjukkan oleh tester, subjek tersenyum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
dan mulai bercerita, baru bercerita sebentar, kemudian subjek terdiam dan
menggaruk kepala dengan tangannya. Subjek terdiam cukup lama, kakinya di
ayun-ayunkan dan tersenyum pada tester, kemudian kembali bercerita. Saat
tester menunjukkan kartu berikutnya, yaitu kartu 3, subjek tampak
kebingungan, melihat dengan seksama, ketika tester meminta subjek untuk
mulai bercerita, subjek mulai bercerita tetapi kemudian terdiam. Pada kartu
ini, subjek lebih banyak terdiam.
Setelah selesai bercerita pada kartu 3, subjek meminta untuk
bersitirahat karena ia ingin memakan snack yang subjek bawa. Ketika sedang
menikmati snack subjek tampak lebih santai dibanding ketika subjek diminta
bercerita tentang kartu-kartu yang di perlihatkan tester. Setelah kurang lebih
10 menit subjek bersitirahat, tester dan subjek kembali melanjutkan untuk
menyelesaikan kartu yang belum di ceritakan. Ketika bercerita pada kartu 9,
subjek tampak lebih santai dan lancar menceritakan gambar pada kartu
tersebut.
F. Hasil Tes
Kartu 2
Ini orang, orangnya mau jatuh soalnya digeret. Pertamanya mereka lagi main
uncal-uncalan (lempar-lemparan) terus orangnya mau jatuh. Ini ibu, anak
sama kakak. (Perasaannya mereka gimana?) sedih soalnya adiknya mau
jatuh kok (Terus?) terus ditolong..mmm…..(Siapa yang menolong?) ibu
sama kakak. Mmmm………(Setelah itu?) mmmmm….ya selamat mmmmm
(siapa yang selamat?) adik. Terus selamat, akhirnya selamat, bersama-sama.
Udah.
Hero : Anak kecil laki-laki
Usia : 7 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Sumber cerita : mengarang
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Ini orang, orangnya mau
jatuh soalnya digeret.
Pertamanya mereka lagi
main uncal-uncalan terus
orangnya jatuh.
Seorang anak terjatuh ketika
bermain
- Kebutuhan untuk
bermain (n.
Playmirth)
Ini ibu, anak sama kakak
perasaan mereka sedih
soalnya adiknya mau jatuh
terus di tolong oleh ibu dan
kakak.
Jika seorang anak terluka
maka ibu dan saudara akan
menolongnya
- Kebutuhan untuk
mendapat
pertolongan (n.
Succorance)
- Pandangan terhadap
figure pemelihara
yang selalu
membantu
Ya selamat adik, akhirnya
selamat mereka bersama-
sama.
Keluarga yang berbahagia
karena terhindar dari bahaya
dan kembali bersama.
- Kebutuhan untuk
menjalin relasi
dengan keluarga
- Kebutuhan akan
rasa aman
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita pada kartu 2, subjek memiliki kebutuhan untuk
bermain, kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan subjek memiliki
pandangan bahwa sosok ibu selalu membantu dirinya. Hal ini sesuai dengan
latar belakang subjek yang mengatakan bahwa ibu subjek selalu menemani
subjek dan membantu subjek ketika subjek membutuhkan pertolongan.
Kemudian, subjek memiliki kebutuhan untuk menjalin relasi dengan keluarga,
selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kartu 3
Ini kakek (iya). Anaknya masih…..masih….masih duduk, kakeknya juga
duduk eemm… (terus?) …..(sebelumnya mereka ngapain?) jalan (jalan
kemana?) pasar, beli buah-buahan. Mmmm kakeknya duduk disini soalnya
enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir.
Mmmm….(perasaan anaknya gimana?) sedih (kenapa?) celananya kotor
(perasaan kakeknya?) sedih (kenapa?) soalnya nggak bisa nyuci. Mmmm
(lalu?) selamat (selamat kenapa?) nggak ngerti. Kakeknya tetep duduk,
anaknya juga. (lalu?) mereka berjalan soalnya udah nggak capek. Udah
Hero : Anak kecil laki-laki
Usia : 6 tahun
Sumber cerita : mengarang
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Ini kakek, anaknya masih
duduk, kakeknya juga
duduk sebelumnya mereka
ke pasar beli buah-buahan.
Seorang kakek dan cucunya
sedang beristirahat sejenak
setelah berjalan cukup jauh.
- Kebutuhan untuk
beristirahat
Kakeknya duduk disini
soalnya enak, anaknya
duduk dibawah biar
bajunya kotor ada pasir.
Seorang kakek yang sedang
beristirahat, sementara
cucunya duduk dibawah dan
membuat kotor pakaian yang
ia kenakan.
- Kebutuhan untuk
diperhatikan
- Pandangan terhadap
figure lelaki dewasa
yang tidak peduli
- MPD (represi)
Perasaan anaknya sedih
soalnya bajunya kotor.
Perasaan kakek sedih
Jika seorang kakek tidak
dapat membantu cucunya
maka ia merasa sedih
- Kebutuhan untuk
mendapat
pertolongan (n.
Succorance)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
soalnya nggak bisa nyuci.
Akhirnya selamat.
Kakeknya tetep duduk,
anaknya juga lalu mereka
berjalan lagi soalnya udah
nggak capek.
Seorang kakek dan seorang
anak kembali melanjutkan
aktivitas setelah cukup
beristirahat.
- Kebutuhan untuk
mencapai tujuan
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 3. Subjek memiliki kebutuhan
untuk mendapat perhatian, khususnya dari sosok pria dewasa figure otoritas.
Dalam cerita, diceritakan bahwa sosok lelaki dewasa kurang peduli terhadap
keadaan disekitarnya. Dalam latar belakang, dikatakan bahwa subjek memiliki
ketakutan bila bertemu dengan sosok laki-laki dewasa. Hal ini didukung
dengan hasil tes yang menyatakan bahwa subjek memiliki pandangan
terhadap figure laki-laki dewasa yang tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Disisi lain subjek memliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan, dalam
latar belakang mengatakan bahwa subjek sangat dekat dan selalu
mengandalkan ibunya ketika subjek membutuhkan pertolongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kartu 9
Bayi, bayinya bangun oek…oek (iya, lalu?) bayinya sebelumnya tidur sendiri
(kenapa bayinya bangun?) ada suara, teriak. Bayinya senang waktu bangun
(kenapa kok senang?) nggak tahu. Kamarnya gelap, bayinya nyari ibu tapi
nggak ketemu ibunya soalnya ibunya ke pasar (lalu?) terus dia nangis soalnya
ibu pergi ke pasar (setelah itu?) ibunya pulang, dah seneng.
Hero : Anak kecil
Usia : 7 tahun
Sumber cerita : pengalaman
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Bayinya bangun oek..oek.
bayinya sebelumnya tidur
sendiri. Bayinya bangun
karena ada suara teriak.
Seorang anak yang
terbangun karena terganggu
oleh suara bising ketika
sedang beristirahat
- Kebutuhan untuk
beristirahat
- Kebutuhan untuk
merasa aman
Bayinya senang waktu
bangun.
Seorang anak yang merasa
senang setelah beristirahat
- Kebutuhan untuk
beristirahat
Bayinya nyari ibu tapi nggak
ketemu ibunya soalnya
ibunya ke pasar terus dia
nangis soalnya ibu pergi ke
pasar,
Jika seorang anak mencari
ibu tetapi tidak ia temukan
maka ia merasa sedih
- Kebutuhan akan rasa
aman
- Kebutuhan untuk
mendapat
perlindungan
- Ketidakhadiran orang
tua (absence of
parent)
Setelah itu ibunya pulang,
dah seneng.
Jika seorang anak bertemu
ibu maka ia senang
- Kebutuhan untuk
mendapatkan kasih
sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9. Subjek memiliki kebutuhan
untuk mendapatkan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang.
Dalam latar belakang disebutkan bahwa subjek kerap menarik perhatian
ibunya dengan cara menangis, marah, dan melempar barang-barang yang ada
dirumah. Subjek juga kerap merasa takut bila ia berpisah dengan ibunya
walaupun hanya sebentar. Subjek memiliki suatu kecemasan ditinggalkan
oleh orang tua, karena dalam cerita kartu 9 disebutkan bahwa orang tua subjek
tidak menemani ketika subjek hendak beristirahat. Selain itu, subjek juga
memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Variable Kartu 2 Kartu 3 Kartu 9Tema Utama Seorang anak yang
membutuhkan pertolonganketika berada dalamancaman kemudianmendapatkan pertolongandari figure pemelihara (ibu)
Seorang anak melakukankegiatan dengan figureotoritas namun tidakmendapatkan bantuan ketiaia membutuhkanpertolongan
Seorang anak yang inginberistirahat tetapi merasatakut karena tidak ditemanioleh orang tua
Hero Utama Age : anak, 7 tahunSex : laki-lakiPekerjaan : -Minat : -Sifat : ingin dibantuKemampuan :Adekuasi : VCitra tubuh :
Age : anak, 7 tahunSex : laki-lakiPekerjaan : -Minat : mendapat bantuanSifat : sedihKemampuan : -Adekuasi : VCitra tubuh : -
Age : anak, 7 tahunSex : laki-lakiPekerjaan :Minat :Sifat : penakutKemampuan :Adekuasi : VCitra tubuh :
KebutuhanUtama Hero
Behavioral need :kebutuhan untuk mendapatpertolongan, kebutuhanakan rasa amanFigure yang dilibatkan :ibuKebutuhan akan : kasihsayang, rasa aman,mendapat pertolonganFigure yang dihilangkan :Kebutuhan akan :
Behavioral need :kebutuhan mendapatpertolongan, kebutuhanberistirahatFigure yang dilibatkan :kakekKebutuhan akan : otoritas,kasih sayangFigure yang dihilangkan :-Kebutuhan akan :-
Behavioral need :kebutuhan mendapat rasaamanFigure yang dilibatkan :ibuKebutuhan akan : kasihsayang, rasa amanFigure yang dihilangkan :-Kebutuhan akan : -
Konsepsilingkungan
Dunia yang penuh ancaman Dunia penuhketidakpedulian
Dunia yang penuh ancaman
Significantother
Figure orang tua : ibuDilihat sebagai : figurepenolongReaksi subjek : senang
Figure orang tua : kakekDilihat sebagai : figureyang acuhReaksi subjek : sedih
Figure orang tua : ibuDilihat sebagai : figureyang meninggalkanReaksi subjek : sedih &menangis
Konflik-konflik yangmenonjol
Kebutuhan mendapatpertolongan vs ancamandilingkungan
Kebutuhan untuk mendapatpertolongan vsketidakpedulian figureotoritas
Kebutuhan mendapat rasaaman vs ketidakhadiranorang tua
Asalkecemasan
Tidak berdaya Tidak berdaya Ditinggalkan
MPD Proyeksi Proyeksi , represi ProyeksiSuper Ego Terhambat Terhambat TerhambatAdekuasi Ego Akhir cerita : bahagia,
realistikPemecahan masalah : tidakadekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tepat, logis,lengkap
Akhir cerita : tidak bahagiaPemecahan masalah : tidakadekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tidak tepat, logis,tidak lengkap
Akhir cerita : tidak bahagiaPemecahan masalah : tidakadekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tepat, logis,lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tes, diketahui bahwa tema utama yang mendominasi
cerita subjek adalah tema tentang seorang anak yang memerlukan bantuan,
perhatian dan perlindungan dari figure dewasa, yaitu orang tua. Hal ini
berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, rasa aman,
kebutuhan mendapat pertolongan, dan pada kartu 3 dan kartu 9 terdapat
kebutuhan untuk beristirahat. Kebutuhan-kebutuhan subjek tersebut terkait
dengan latar belakang dimana terdapat pengakuan subjek bahwa dirinya
seringkali menganggu ibunya ketika bekerja agar ia diperhatikan oleh ibu.
subjek juga mengatakan bahwa dirinya sangat dekat dengan ibu, dan merasa
takut bila berpisah dengan ibu walau dalam waktu yang singkat. Tema lain
yang menonjol dalam cerita subjek adalah pada kartu 3, adanya kebutuhan
untuk diperhatikan dan mendapat pertolongan dari figure otoritas.
Berdasarkan latar belakang subjek, dalam kehidupan sehari-harinya subjek
hampir tidak pernah berkomunikasi dengan sosok laki-laki dewasa, sejak ayah
subjek pergi meninggalkan keluarga. Subjek mengatakan bahwa dirinya
merasa takut bila bertemu dengan sosok laki-laki dewasa. Hal ini bisa jadi
disebabkan oleh pengalaman yang dimiliki subjek terhadap ayahnya ketika
orang tua subjek belum bercerai.
Tokoh utama yang sering diceritakan subjek adalah sosok anak kecil
laki-laki berusia 7 tahun dan memiliki minat untuk mendapat bantuan dari
orang lain, sifat tokoh utama yang sering muncul adalah pemurung dan
merasa sedih. Berdasarkan gambaran tokoh utama dalam hasil tes subjek,
tokoh utama merupakan proyeksi subjek dalam menceritakan tentang dirinya.
Kebutuhan subjek yang sering muncul adalah kebutuhan untuk
mendapatkan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, dan kebutuhan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
mendapatkan pertolongan. Selain itu subjek juga memiliki kebutuhan
berprestasi dan kebutuhan untuk bermain. Adanya kebutuhan-kebutuhan
tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar subjek sehari-hari.
Dalam melihat lingkungannya, subjek seringkali melihat lingkungan
sebagai lingkungan yang penuh ancaman dan tidak aman. Lingkungan yang
seperti ini didukung oleh figure-figur yang berperan dalam kehidupan subjek
seperti ibu, kakak, dan teman-teman subjek. Berdasarkan latar belakang
subjek mengatakan bahwa subjek seringkali diperlakukan tidak
menyenangkan oleh teman-teman subjek disekolah tetapi subjek tidak pernah
berani menganggapi teman-temannya tersebut sehingga akhirnya subjek
melepaskan konflik yang ia miliki dengan cara membuat ibu subjek merasa
kesal karena perilaku subjek yang cenderung tantrum.
Berkaitan dengan figure atau objek lain yang sering dilihat oleh subjek
adalah figure ibu yang dipandang subjek sebagai figure yang membantu
subjek, namun disisi lain subjek juga memandang figure ibu sebagai figure
yang meninggalkan dan subjek merasa sedih bila dirinya ditinggalkan. Selain
figure ibu, subjek juga memiliki pandangan terhadap figure laki-laki dewasa,
sebagai seseorang yang acuh dan tidak peduli dengan lingkungan disekitar.
Berdasarkan hasil tes, diketahui bahwa konflik-konflik yang menonjol
dalam diri subjek antara lain adalah keinginan untuk mendapat pertolongan
karena adanya ancaman dari lingkungan, kebutuhan untuk mendapatkan
pertolongan dari figure ototritas tetapi tidak didapatkan karena
ketidakpedulian dari figure otoritas. Hal ini sesuai dengan kondisi subjek telah
berpisah dengan ayah subjek dalam waktu yang cukup lama. Selain itu subjek
juga memiliki konflik ingin mendapatkan rasa aman dan perlindungan dari
orang tua tetapi terhambat oleh ketidakhadiran orang tua subjek. Hal ini dapat
dikaitkan dengan latar belakang keluarga subjek, bahwa perceraian yang
terjadi pada orang tua subjek menimbulkan konflik pada diri subjek dan
mempengaruhi pola pemenuhan kebutuhan subjek, perceraian orang tua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
terjadi dalam keluarga subjek membuat subjek kehilangan figure seorang ayah
sejak subjek berusia 3 tahun, persoalan yang terjadi dalam keluarga subjek
membuat subjek menjadi pribadi yang men
Kecemasan yang muncul dan dirasakan oleh subjek berasal dari
perasaan tidak berdaya dan ditinggalkan. Kecemasan yang berasal dari
perasaan tidak berdaya berasal dari cerita subjek pada kartu 2 dan 3 yang
menceritakan tentang seorang anak yang membutuhkan pertolongan dari
orang tua. Sementara kecemasan yang berasal dari perasaan ditinggalkan
tampak pada cerita subjek pada kartu 9 yang bercerita tentang seorang anak
yang ditinggalkan orang tua ketika ia hendak beristirahat dan memiliki
kebutuhan utuk mendapatkan rasa aman.
Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, seseorang menggunakan
mekanisme pertahanan diri. Berdasarkan hasil tes, mekanisme pertahanan diri
yang digunakan oleh subjek adalah proyeksi dan represi. Cerita-cerita pada
kartu yang diceritakan subjek merupakan gambaran diri subjek yang
dilemparka pada tokoh utama dalam cerita subjek. Proyeksi dapat
didefinisikan sebagai melihat pada diri orang lain perasaan atau
kecenderungan yang tidak bisa diterima, padahal sebenarnya hal itu berada
dibawah alam sadarnya sendiri. Selain proyeksi, subjek juga menggunakan
mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi, yang merupakan
mekanisme pertahanan diri paling dasar. Pada mekanisme pertahanan diri ini,
ego menekan perasaan-perasaan yang mengancam untuk kembali lagi kea lam
bawah sadar. Begitu pula dengan subjek, pada kartu 3 terlihat bahwa seorang
anak memiliki keinginan untuk mendapat perhatian dari figure ayah, tetapi
konflik yang terjadi pada orang tua membuat subjek untuk diam dan tidak
memperlihatkan kebutuhan tersebut.
Secara keseluruhan, subjek mempunyai penyesuaian diri yang tidak
adekuat, hal ini terlihat dari sebagian besar cerita subjek yang seringkali
memerlukan bantuan dari orang terdekatnya seperti ibu dan kakak ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
subjek memiliki suatu masalah dan dalam menyelesaikan tugas yang subjek
miliki. Subjek menyatakan bahwa ibunya selalu membantu dirinya ketika ia
membutuhkan pertolongan dalam mengerjakan tugas sekolah dan tugas
dirumah. Ketidakadekuatan subjek juga terlihat dari akhir cerita subjek yang
tidak bahagia namun realistic.
Berdasarkan hasil tes dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki
intelegensi rata-rata, hal ini didapatkan dari cerita subjek yang cenderung
stereotip, tepat, lengkap dan logis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Subjek II
A. Identitas Subjek
Nama : Y
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tepat, tanggal Lahir : 18 Januari 2007
Usia : 9 tahun
Urutan Kelahiran : anak ketiga dari 3 bersaudara
Agama : Kristen
B. Identitas Orang tua
Keterangan Orang tuaAyah Ibu
Nama E TUsia 49 Tahun 48 TahunPendidikan SI SIPekerjaan Rental Agen AsuransiStatus Pernikahan Cerai CeraiAgama Kristen Kristen
C. Latar Belakang
Subjek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Saat ini subjek
duduk di bangku kelas 3 SD. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kedua
kakaknya di sebuah rumah susun di daerah Sleman, Yogyakarta. Ayah dan
ibu subjek sudah bercerai 5 tahun yang lalu, sekarang ayah subjek telah
menikah lagi dan tinggal di Jakarta. Sejak orang tua subjek bercerai, ibu
subjek menjadi tulang punggung keluarga secara ekonomi, secara psikologis
ibu subjek menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai ayah
bagi anak-anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Menurut subjek, dirinya adalah anak yang baik dan tidak pernah
berbuat nakal pada teman-temannya, subjek mengakui bahwa dirinya adalah
anak yang susah diberitahu (ngeyel) terlebih pada ibu dan kakaknya, ketika
subjek menginginkan sesuatu, hal tersebut harus dipenuhi dalam waktu itu
juga, bila tidak subjek akan menangis dan sengaja membuat ibu dan kakaknya
merasa kesal. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan
bahwa subjek adalah anak yang manja dan keras kepala, ketika menginginkan
sesuatu harus dituruti saat itu juga, namun ibu subjek memahami hal itu, dan
ibu subjek mengaku bahwa dirinya lebih memanjakan subjek dibanding
dengan kedua kakak subjek, hal tersebut dilakukan ibu subjek karena keadaan
subjek yang masih berusia 7 tahun berbeda dengan keadaan kakak subjek dulu
ketika mereka masih kecil. Orang tua subjek bercerai ketika subjek berusia 2
tahun, sejak itu ibu subjek hidup sendiri dengan 3 anak. Hal itulah yang
membuat ibu subjek lebh memanjakan subjek, karena diusia subjek yang
masih sangat kecil, subjek tidak merasakan kasih sayang dari figur seoarang
ayah, untuk itulah ibu subjek mencoba untuk dapat memenuhi semua
keinginan subjek dan kebutuhan subjek. .
Dalam hal akademik, subjek termasuk siswa yang biasa saja, subjek
tidak memiliki prestasi dalam hal akademik maupun non akademik, menurut
subjek pelajaran yang menurutnya paling sulit adalah bahasa inggris dan
matematika, setiap kali ulangan pada kedua mata pelajaran tersebut, subjek
selalu mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengatasi hal tersebut, subjek
kerap kali meminta kakak perempuannya untuk mengajarkan kedua mata
pelajaran tersebut. Subjek mengaku diriya adalah anak yang dapat belajar
sendiri, ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, ibu nya jarang
menemani karena ibu subjek bekerja hingga malam hari ketika subjek sudah
selesai belajar. Ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, ibu subjek
tidak memarahi subjek tetapi hanya memberikan nasehat agar subjek belajar
lebih giat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Dalam keluarga, subjek mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan
ibu nya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat sayang pada ibu nya, selain
dekat dengan ibu subjek juga dekat dengan kedua kakaknya, tetapi subjek
lebh dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan subjek tidak
pernah berbuat nakal pada subjek, tidak seperti kakak laki-laki subjek yang
setiap hari selalu menganggu subjek dan mereka selalu bertengkar setiap
harinya. Ketika ditanya mengenai ayahnya, subjek tampak terdiam dan
tersenyum sejenak, subjek mengatakan bahwa ayahnya adalah ayah yang baik,
suka mengajak subjek jalan-jalan dan membelikan subjek mainan sebelum
ayah subjek pindah ke Jakarta. Subjek mengatakan bahwa ayahnya sekarang
sudah pergi dan tidak pernah datang lagi.
Ibu subjek bercerita bahwa pada tahun ini, genap 5 tahun setelah
terjadinya perceraian dalam keluarganya. Ibu dan ayah subjek bercerai ketika
subjek berusia 4 tahun. Perceraian yang terjadi dipicu oleh adanya orang
ketiga dalam hubungan ayah dan ibu subjek, ayah subjek pergi dan menikah
dengan wanita lain. Pada awal setelah ibu dan ayah subjek bercerai, subjek
sering menangis dan mencari ayahnya, subjek menangis karena ia tidak
melihat dan bertemu ayahnya dirumah. Bulan-bulan pertama setelah
perceraian menjadi masa yang sangat sulit bagi ibu subjek, begitupun dengan
subjek. Subjek lebih sering menangis dan marah karena ia tidak mengetahui
keberadaan ayahnya. Ketika disekolah, subjek mengaku bahwa dirinya suka
merasa iri pada teman-temannya ketika saat pulang sekolah mereka di jemput
oleh ayahnya sedangkan subjek tidak pernah di jemput oleh ayahnya. Subjek
sering marah dan menangis pada ibunya karena ia ingin seperti teman-
temannya. Ibu subjek mengatakan kejadian tersebut terjadi ketika subjek
masuk ke TK hinggal SD kelas 1. Subjek sering marah, dan rewel ketika
berada dilingkungan rumah,, hal tersebut subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Bagi ibu subjek, cukup berat untuk menjelaskan pada subjek megenai
hal yang sebenarnya terjadi, ibu subjek menyadari bahwa saat itu subjek
masih sangat kecil untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, tidak seperti
kedua kakak subjek yang saat itu sudah mengerti keadaan keluarga. Hampir
setiap malam subjek menanyakan “mengapa ayah tidak pernah pulang?”, hal-
hal dari subjek yang ibu subjek rasakan berbeda ketika sebelum bercerai dan
sesudah bercerai adalah berkaitan dengan emosi subjek, setelah ayah dan
ibunya bercerai, subjek menjadi anak yang lebih rewel, mudah menangis,
mudah marah dan susah untuk diajak berdiskusi sehingga subjek sering
bertingkah sesuai keinginannya. Tetapi saat ini subjek sudah mengerti dan
terbiasa dengan ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarganya.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data
No Waktu Tempat& 16 Kegiatan
1. 15 & 16 Desember
2015
Pringwulung, Selokan Mataram.
Yogyakarta
Wawancara
2. 17 Desember 2015 Laboratorium Psikologi, Fakultas
Psikologi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Pelaksanaan Tes
CAT
E. Observasi Selama Pengetesan
Subjek tiba di Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu subjek mengenakan kaos
berkerah dan celana jeans pendek. Ketika datang wajah subjek tampak ceria,
dan subjek bercerita bahwa sebelumnya ia sudah makan agar tidak merasa
lapar saat berkegiatan. Saat masuk ke dalam ruang pengetesan, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
langsung memilih sendiri kursi yang akan ia pakai saat berkegiatan. Subjek
pun duduk di kursi tersebut sambil tersenyum dan menepuk pipi dengan
tangannya.
Setelah dirasa cukup siap, pengetesan pun di mulai, subjek tampak
antusias dan sangat siap hal ini terlihat dari cara duduk subjek yang tegap dan
kepala condong kearah meja. Ketika diminta menceritakan kartu pertama,
yaitu kartu 2 subjek mengamati gambar dengan seksama lalu mulai bercerita,
subjek bercerita sambil sesekali tersenyum kearah tester, kemudian subjek
berhenti sejenak, wajahnya tampak bingung dan tangannya berada di atas
kepala dan sesekali menutup mulutnya dengan tangan, setelah itu subjek
kembali bercerita. Pada saat menceritakan kartu yang kedua, yaitu kartu 3,
subjek tampak lebih lancer bercerita dibandingkan pada saat subjek bercerita
di kartu sebelumnya. Selanjutnya, pada kartu terakhir, yaitu kartu 9. Ketika
diperlihatkan gambar, subjek tertawa kemdian mulai bercerita, saat
menceritakan kartu ini, subjek memangku kepala dengan tangannya dari awal
sampai akhir.
Kegiatan berakhir sekitar pukul 13.05 WIB. Ketika ditanya mengenai
kesan selama kegiatan, subjek hanya tersenyum dan mengatakan bahwa
subjek merasa bingung.
F. Hasil Tes
Kartu 2
Mmmm ….orang, orang lagi tarik tambang mmmm….(terus?) terus
eee….ee….apa ya? Sebelumnya ngapain ya? Mmm……mereka main. Hehe
eee….. (lalu bagaimana?) ini menang, terus yang sendiri kalah. Ini anak, ibu,
ayah. (yang kalah yang mana?) yang ayah, dia kalah soalnya sendiri. Terus
yang ini menang karena berdua. Mmmm….(lalu perasaan mereka gimana?)
senang, anaknya juga senang tapi perasaan ayahnya nggak senang soalnya
kalah. (lalu?) mmmm…..eee….bermusuh (bermusuhan?) iya. Ayah sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
ibunya bermusuhan, anaknya juga. Akhirnya bertengkar, terus berdamai terus
kembali.
Hero : Anak kecil
Usia : 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Mmmm ….orang, orang lagi
tarik tambang
mmmm….(terus?) terus apa
ya? Sebelumnya ngapain ya?
Mm..mereka main.
Seorang anak sedang
bermain
- Kebutuhan untuk
bermain (n.
Playmirth)
ini menang, terus yang
sendiri kalah. Ini anak, ibu,
ayah. (yang kalah yang
mana?) yang ayah, dia kalah
soalnya sendiri. Terus yang
ini menang karena berdua.
Seorang anak yang
membantu ibunya dan
mereka menang sedangkan
ayah kalah karena tidak ada
yang membantu.
- Identitas dengan
figure pemelihara
- Kebutuhan untuk
melawan
(n.Aggresion)
- Pandangan terhadap
figure otoritas yang
tidak berdaya
senang, anaknya juga senang
tapi perasaan ayahnya nggak
senang soalnya kalah.
Seorang anak dan ibu yang
merasa senang menjadi
pemenang dan seorang ayah
yang merasa sedih akibat
kalah.
- Identitas dengan
figure pemelihara
- Kebutuhan
berprestasi
- Pandangan terhadap
figure otoritas yang
Ayah sama ibunya
bermusuhan, anaknya juga.
Seorang ibu dan anak yang
memiliki konflik dengan
seorang ayah.
- Pandangan tentang
konflik keluarga
Akhirnya bertengkar, terus Orang tua yang berdamai - Harapan agar orang
tua berdamai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
berdamai terus kembali. setelah bertengkar. - Kebutuhan akan rasa
aman
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 2, subjek menceritakan tentang
perselisihan yang terjadi pada orang tua yaitu ayah dan ibu. Dari cerita yang
subjek ceritakan dapat diketahui bahwa subjek memiliki pandangan bahwa
keluarganya adalah sebuah keluarga yang memiliki konflik antar anggotanya,
dalam latar belakang dijelaskan bahwa sejak bercerai relasi antara ibu dan
ayah subjek memburuk. Subjek memiliki identitas yang lekat terhadap figure
pemelihara yaitu ibu, disisi lain, subjek memiliki pandangan bahwa figure
otoritas yaitu ayah merupakan sosok yang tidak berdaya. Subjek juga
memiliki kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, sehingga subjek memiliki
harapan agar kedua orang tuanya dapat berdamai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kartu 3
Ini ayah, ini anak. Anaknya didiemin sama ayahnya. Mmmmm (kenapa kok
didiemin?) eee….soalnya sebelumnya mereka bertengkar (kenapa kok
bertengkar?) mmm…..apa ya? (perasaan anaknya gimana?) nggak senang
soalnya di diemin (terus perasaan ayahnya?) senang (kenapa?) karena
anaknya didiemin. Mmm…… rumah tangga berantem (siapa yang
berantem?) ayahnya sama ibunya jadi anaknya didiemin. Akhirnya mereka
berantem, musuhan ayahnya.
Hero : Anak kecil
Usia : 9 tahun
Sumber cerita : pengalaman
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Anaknya didiemin sama
ayahnya. Mmmmm
(kenapa kok didiemin?)
eee….soalnya sebelumnya
mereka bertengkar
Seorang anak yang sedang
berselisih dengan ayah
- Pandangan terhadap
figure otoritas yang
tidak peduli
(perasaan anaknya
gimana?) nggak senang
soalnya di diemin (terus
perasaan ayahnya?)
senang (kenapa?) karena
anaknya didiemin.
Seorang anak yang merasa
sedih karena tidak
diperhatikan oleh ayahnya
- Kebutuhan untuk
mendapatkan kasih
sayang
- Pandangan terhadap
figure otoritas yang
tidak peduli.
rumah tangga berantem
(siapa yang berantem?)
ayahnya sama ibunya jadi
anaknya didiemin.
Jika orang tua memiliki suatu
masalah maka anak akan
terkena dampak
permasalahan tersebut.
- Pandangan terhadap
konflik dalam
keluarga
- Kebutuhan akan rasa
aman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Akhirnya mereka
berantem, musuhan
ayahnya.
Sebuah keluarga yang
memiliki konflik dengan
ayah
- Kebutuhan akan rasa
aman
- Proyeksi (MPD)
Catatan Klinis :
Pada kartu ini, subjek bercerita tentang perselisihan yang terjadi dengan orang
tua yaitu ayah dan ibu sehingga subjek merasa tidak diperhatikan oleh ayah.
Berdasarkan cerita subjek pada kartu ini, subjek memiliki pandangan bahwa
figure otoritas merupakan seseorang yang tidak peduli. Hal ini sesuai dengan
latar belakang subjek yang mengatakan bahwa subjek memandang ayahnya
sebagai sosok yang tidak peduli dengan anak dan keluarganya. Selain itu
subjek memiliki kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman
dari orang tua nya, terutama sosok ayah karena dalam cerita pada kartu 3
subjek menceritakan mengenai seorang anak yang diabaikan oleh ayahnya.
Cerita tersebut merupakan proyeksi dari diri subjek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Kartu 9
Anaknya lagi tidur, nggak ditemenin (sama siapa?) orang tuanya. Merasa
kesepian (lalu?) sebelumnya bertengkar (siapa yang bertengkar?) ayahnya
sama anaknya sama ibunya. Terus anaknya tidur tapi sedih, soalnya nggak
ditemenin. Ini anaknya diam soalnya nggak ada orang yang ngajak ngomong
(lalu?) anaknya nangis (setelah itu?) sedih soalnya tetep sendiri, orang
tuanya nggak nemenin soalnya masih berantem. Akhirnya anaknya tidur.
Hero : Anak kecil
Usia : 9 tahun
Sumber cerita : pengalaman
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Anaknya lagi tidur, nggak
ditemenin orang tuanya.
Merasa kesepian
Seorang anak yang merasa
kesepian karena tidak
ditemani oleh orang tua
- Kebutuhan rasa aman
- Ketakutan akan
kesendirian
(loneliness)
sebelumnya bertengkar
(siapa yang bertengkar?)
ayahnya sama anaknya
sama ibunya.
Keluarga yang memiliki
konflik antar anggotanya
- Kecemasan akan
hubungan orang tua
- Kebutuhan akan rasa
aman
Terus anaknya tidur tapi
sedih, soalnya nggak
ditemenin.
Seorang anak yang merasa
sedih karena tidak ditemani
ketika ia beristirahat.
- Perasaan kesepian
- Kecemasan
ditinggalkan
- Kebutuhan akan rasa
aman
- Kebutuhan beristirahat
anaknya nangis (setelah
itu?) sedih soalnya tetep
sendiri, orang tuanya nggak
Seorang anak menangis dan
merasa sedih karena orang
tua bertengkar dan tidak
- Kebutuhan akan rasa
aman
- Kecemasan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
nemenin soalnya masih
berantem
menemaninya. hubungan orang tua
-
Akhirnya anaknya tidur. Seorang anak yang
beristirahat
- Kebutuhan untuk
beristirahat
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9 diketahui bahwa subjek
memiliki rasa kesepian dan ketakutan bila dirinya ditinggalkan sendiri oleh
orang tuanya, Hal ini terlihat dari latar belakang subjek yang selalu
membutuhkan sosok ibu ketika subjek melakukan suatu kegiatan. Rasa
ketakutan tersebut membuat subjek memiliki kecemasan bila ditinggalkan
oleh orang tua dan subjek merasa cemas terhadap hubungan kedua orang
tuanya. Kebutuhan yang paling menonjol bila dilihat dari cerita subjek pada
kartu 9 adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, dalam konteks ini
adalah kebutuhan mendapat rasa aman dari orang tua, selain itu subjek juga
memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Variable Kartu 2 Kartu 3 Kartu 9Tema Utama Seorang anak yang berada
ditengah konflik orang tuadan memiliki harapanagar orang tua berdamai
Seorang anak yang tidakdiperhatikan oleh ayahnyakarena konflik yang terjadidalam keluarga
Seorang anak memilikikeinginan untuk ditemaniorang tuanya ketika iaberistirahat namun orang tuatidak menemani karenasedang berkonflik
Hero Utama Age : 8 tahunSex : laki-lakiPekerjaan : -Minat : membantu ibuSifat :Kemapuan :Adekuasi :Citra tubuh :
Age : 9 tahunSex : laki-lakiPekerjaan : -Minat : -Sifat :-Kemampuan :Adekuasi :Citra tubuh : ingindiperhatikan
Age : 9 tahunSex : laki-lakiPekerjaan :Minat : ingin ditemaniSifat :-Kemampuan : -Adekuasi : -Citra tubuh : -
KebutuhanUtama Hero
Behavioral need :kebutuhan bermain,kebutuhan rasa amanFigure yang dilibatkan :ayah dan ibuKebutuhan akan : kasihsayang dan rasa amanFigure yang dihilangkan: -Kebutuhan akan : -
Behavioral need :kebutuhan kasih sayang,kebutuhan rasa amanFigure yang dilibatkan :ayahKebutuhan akan :otoritas, rasa amanFigure yang dihilangkan: -Kebutuhan akan : -
Behavioral need :kebutuhan rasa aman, kasihsayangFigure yang dilibatkan :orang tuaKebutuhan akan : kasihsayang dan rasa aman
Figure yang dihilangkan :-Kebutuhan akan : -
Konsepsilingkungan
Dunia yang penuhpersaingan
Dunia yang penuh konflikdan ketidakpedulian
Dunia yang sepi dan penuhkonflik
Significantother
Figure orang tua : ayahdan ibuDilihat sebagai : figureyang berkonflikReaksi subjek : sedih
Figure orang tua : ayahDilihat sebagai : figureyang tidak peduliReaksi subjek : sedih
Figure orang tua : ayahdan ibuDilihat sebagai : figureyang meninggalkanReaksi subjek : menangis
Konflik-konflik yangmenonjol
Adanya kebutuhan untukmendapatkan kasihsayang dan rasa aman vskonflik orang tua
Kebutuhan untukdiperhatikan vsketidakpedulian danketidakhadiran ayah
Kebutuhan untukmendapatkan rasa aman vskonflik orang tua
Asalkecemasan
Kurang/tidak dicintai Kurang/ tidak dicintai Ditinggalkan
MPD Proyeksi Proyeksi ProyeksiSuper Ego Terhambat Terhambat TerhambatAdekuasiEgo
Akhir cerita : bahagiaPemecahan masalah :adekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tepat, logis,lengkap
Akhir cerita : tidakbahagiaPemecahan masalah :tidak adekuatProses berpikir : runtut,strereotip, tepat, logis,
Akhir cerita : tidak bahagiaPemecahan masalah :tidak adekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tepat, logis,lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tes, tema-tema yang sering muncul dalam cerita
subjek adalah tema mengenai sebuah keluarga yang memiliki konflik. Pada
kartu 2 cerita yang muncul adalah cerita tentang seorang anak yang tengah
berada diantara konflik orang tua, namun memiliki suatu harapan agar orang
tua dapat berdamai, selanjutnya adalah tema tentang seorang anak yang tidak
mendapatkan perhatian dari figure ototritas karena adanya konflik yang terjadi
dalam keluarga, kemudian adalah tema tentang seorang anak yang memiliki
kebutuhan untuk beristirahat dan mendapatkan perlindungan, namun hal
tersebut tidak didapatkan karena adanya konflik dalam keluarga. Tema cerita
subjek sesuai dengan kondisi subjek yang merupakan seorang anak yang
orang tuanya bercerai. Berdasarkan penuturan ibu subjek dalam latar
belakang, mengatakan bahwa hubungan ibu dan ayah subjek telah memburuk
sebelum terjadinya perceraian, sehingga setelah bercerai masing-masing pihak
tidak mengetahui kabar satu sama lain, dan ibu subjek berfokus pada
kehidupannya dengan anak-anaknya. Subjek sendiri sudah hampir 5 tahun
hidup tanpa figure laki-laki dewasa.
Tokoh utama yang sering diceritakan oleh subjek adalah seorang anak
laki-laki berusia 8 dan 9 tahun memiliki minat membantu ibu dan ingin
ditemani.
Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri subjek berdasarkan hasil tes
proyektif adalah kebutuhan untuk bermain, kebutuhan mendapatkan kasih
sayang, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendapat pertolongan.
Namun, kebutuhan yang paling menonjol adalah kebutuhan akan rasa aman
dan kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang. Adanya kebutuhan-
kebutuhan tersebut di dukung oleh cerita subjek dalam latar belakang dimana
subjek mengalami peristiwa perceraian orang tua pada saat subjek berusia 2
tahun, ia berpisah dengan ayahnya dan tinggal bersama ibu dan kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
kakaknya. Subjek tidak merasakan kasih sayang dari figure seorang ayah
sejak orang tua subjek bercerai, disisi lain, ibu subjek juga memiliki
kesibukan untuk memenuhi kehidupan keluarga, subjek seringkali berprilaku
tantrum untuk menarik perhatian ibu dan kakak-kakaknya.
Dalam melihat lingkungan sekitarnya, subjek cenderung melihat
lingkungan sebagai lingkungan yang penuh persaingan, lingkungan yang
penuh konflik dan ketidakpedulian.
Figure atau objek lain yang dilihat oleh subjek adalah figure ayah dan
ibu yang subjek lihat sebagai figure yang selalu berkonflik dan meninggalkan
subjek. Subjek melihat figure ayah sebagai figure yang tidak peduli. Reaksi
subjek dalam memandang figure orang tuanya adalah sedih. Pandangan
subjek terhadap orang tuanya tidak terlepas dari pengalaman-pengalaman
yang subjek miliki dengan figure orang tuanya.
Berkaitan dengan keadaan dalam diri subjek, konflik yang muncul
dalam cerita subjek antara lain adalah keinginan untuk mendapatkan rasa
aman dan kasih sayang dari kedua orang tua, namun hal tersebut tidak
didapatkan subjek karena konflik yang dialami oleh orang tua subjek,
kemudian konflik mengenai adanya kebutuhan untuk mendapatkan perhatian
dari figure ayah, namun hal tersebut dihalangi oleh ketidakpedulian dan
ketidakhadiran ayah dalam kehidupan subjek. Selain itu, terdapat konflik
adanya kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman, namun adanya konflik
orang tua. Konflik-konflik yang muncul sangat jelas terlihat dalam latar
belakang subjek
Selain adanya konflik dalam diri subjek, subjek juga merasakan
kecemasan yang berasal dari perasaan kurang atau tidak dicintai dan perasaan
ditinggalkan oleh orang tua. Asal kecemasan subjek dari perasaan kurang atau
tidak dicintai terlihat pada cerita subjek pada kartu 2 dan 3 dimana subjek
menceritakan tentang seorang anak yang orang tuanya mengalami konflik,
dan seorang anak yang ingin diperhatikan oleh ayah tetapi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
mendapatkannya karena konflik yang dialami oleh orang tua subjek.
Sedangkan kecemasan yang berasal dari perasaan ditinggalkan tampak pada
kartu 9 yang menceritakan seorang anak yang ingin ditemani oleh orang tua
namun tidak terpenuhi karena koflik yang terjadi pada kedua orang tua subjek.
Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, mekanisme pertahanan
diri yang terdapat pada diri subjek adalah proyeksi. Hal ini dapat diartikan
bahwa subjek cenderung melihat tokoh utama dalam cerita sebagai diri subjek
sendiri sehingga subjek memasukkan pengalaman subjek kedalam isi cerita
pada gambar.
Subjek cenderung memiliki penyesuaian diri yang tidak adekuat. Hal
ini terlihat dari kebanyakan cerita subjek yang cenderung pasif dalam
menghadapi masalah yang ia alami. Subjek menyatakan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari ia terbiasa ditemani dan dibantu oleh orang-orang
disekitarnya seperti ibu dan kakaknya. Selain itu, ketidakadekuatan subjek
terlhat dari cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan tidak
mampu menyelesaikan masalah yang dialami.
Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
subjek memiliki intelegensi yang tergolong rata-rata. Hal ini didukung oleh
proses berpikir subjek yang runtut, streotipe, logis, dan lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Subjek III
A. Identitas Subjek
Nama : C
Jenis Kelamin : Perempuan
Tepat, tanggal Lahir : Yogyakarta, 17 Februari 2008
Usia : 8 tahun
Urutan Kelahiran : anak keempat dari 4 bersaudara
Agama : Islam
B. Identitas Orang tua
Keterangan Orang tuaAyah Ibu
Nama B LUsia 49 Tahun 48 TahunPendidikan SI SIPekerjaan - MarketingStatus Pernikahan Cerai CeraiAgama Islam Islam
C. Latar Belakang
Subjek merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Subjek memiliki
dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini subjek duduk di kelas
3 SD Kartirejo, Sleman. Subjek memandang dirinya adalah anak yang baik
dan suka menolong, hal ini subjek ungkapkan karena dirinya sering
membantu ibu ketika dirumah, dan subjek kerap menemani ibunya bekerja.
Selain itu, subjek menganggap dirinya memiliki sifat yang kurang baik seperti
ceroboh dan mudah menangis. Sikap ceroboh subjek yaitu seperti subjek
mudah lupa menaruh barang-barang yang telah ia ambil untuk dikembalikan
ketemoat semula sehingga keadaan menjadi berantakan. Hal tersebut
dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kurang penurut dan bertindak sesuka hati subjek sendiri. Subjek sering
menangis ketika dirinya merasa terganggu oleh kakak-kakak nya, menurut
subjek kakak-kakaknya suka menganggu dirinya, terlebih kakak laki-lakinya.
Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya.
Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu subjek
sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek memandang ibunya
adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak anak-anaknya jalan-jalan
ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang
tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja sebagai agen kacamata, subjek kerap
menemani ibunya pergi ke rumah-rumah pelanggan yang membeli kacamata
milik ibu subjek. Tetapi subjek juga menganggap ibunya kerap memarahi
dirinya, terlebih ketika subjek tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia
sangat sayang pada ibunya. Disisi lain, subjek memandang ayahnya adalah
orang yang jahat karena tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak
peduli dengan keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu
dengan ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada
ibu subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu
subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi ke
Purwokerto (rumah nenek dan kakek subjek).
Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki
relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih dekat
dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga. Subjek
merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal tersebut terlihat
dari sikap kakak subjek yang sering membawakan makanan untuk subjek
ketika ia pulang dari sekolah. Selain itu, ia juga sering membantu subjek
ketika subjek mengalami kesusahan ketika belajar dan melakukan kegiatan
sehari-hari. Selain itu, menurut kakak pertama subjek kurang memperhatikan
subjek karena kakak pertama subjek disibukkan oleh kegiatan kuliah dan
bekerja untuk membantu ibu subjek. Subjek sering merasa kesal dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
kakak ketiganya, kakak ketiga subjek sering menanggu subjek dan sering
membuat subjek menangis. Subjek menganggap kakak ketiganya adalah anak
yang nakal.
Relasi subjek dengan teman-teman sekolahnya dapat dikatakan dekat,
subjek mengatakan bahwa teman-teman perempuannya adalah teman-teman
yang baik dan suka menemani subjek. Namun, subjek memandang teman laki-
laki adalah teman yang jahat, licik dan tidak bisa menjadi panutan bagi teman-
teman yang lain, subjek bercerita bahwa ketika di sekolah, teman laki-laki
subjek banyak yang nakal dan sering membuat teman yang lain menangis
sehingga subjek tidak terlalu suka dengan teman-temannya yang berjenis
kelamin laki-laki.
Dalam hal akademik, subjek merasa kesulitan mengikuti pelajaran
yang diajarkan oleh gurunya, menurut subjek pelajaran yang ia rasa berat
adalah Bahasa Jawa. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek sangat susah bila
diminta untuk belajar ataupun mengerjakan tugas. Subjek selalu mencari
alasan ketika ibunya meminta subjek belajar, seperti menangis atau mengeluh
sudah merasa ngantuk. Ibu subjek mengatakan bahwa dirinya sering diminta
datang ke sekolah bertemu dengan wali kelas subjek karena prestasi akademik
subjek yang terus menurun dan hampir tidak naik kelas. Untuk mengatasi hal
tersebut, ibu subjek memberikan les di luar jam sekolah subjek. Menanggapi
hal demikian, ibu subjek menyadari bahwa dirinya tidak dapat sepenuhnya
memantau perkembangan anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan yang
harus ia jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu dekat ini,
ibu subjek berencana membuka warung makan di depan rumahnya untuk
menambah pendapatan keluarga.
Kondisi keluarga subjek saat ini dapat dikatakan sudah lebih baik
menurut ibu subjek, terlebih secara ekonomi, saat ini ibu subjek dan keempat
anaknya sudah menempati rumah sendiri. Sebelumnya mereka tinggal di
rumah kontrakan. Kedua kakak subjek yang sudah beranjak dewasa kian dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
membantu ibu subjek dalam hal mengurus rumah, sebagai tempat berkeluh
kesah ibu subjek, karena mereka sudah mulai mengerti kondisi keluarganya.
Menurut ibu subjek, subjek sudah mulai memahami kondisi keluarganya,
tidak adanya kehadiran sosok ayah dirumah membuat subjek mengerti bahwa
ia hanya tinggal bersama ibunya. Pada saat subjek mulai bersekolah hingga ia
duduk di kelas 1 SD, subjek sering menanyakan tetang ayahnya yang tidak
pernah tinggal satu rumah dengan mereka. Subjek mengaku sering merasa iri
pada teman-teman subjek yang sering di jemput oleh ayahnya ketika pulang
sekolah, jalan-jalan dengan ayah, dan dibantu mengerjakan PR oleh ayahnya.
Hal tersebut sering subek tanyakan kepada ibunya, terkadang subjek marah
dan meminta ibu subjek untuk mencari ayahnya agar ia dapat seperti teman-
teman lainnya.
Bagi ibu subjek, menjelaskan tentang perceraian yang terjadi dalam
rumah tangganya merupakan hal yang tidak mudah ia lakukan. Ibu subjek
berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya baik secara fisik
dan psikologis, tetapi ibu subjek mengaku hal tersebut susah dilakukan karena
ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga
ketika ia tiba dirumah, waktu yang ada ia gunakan untuk beristirahat.
D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data
No Waktu Tempat Kegiatan
1. 13 Januari 2016 Babadan, Jalan Raya Tajem,
Yogyakarta
Wawancara
2. 15 Januari 2016 Laboratorium Psikologi, Fakultas
Psikologi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Pelaksanaan Tes
CAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
E. Observasi selama pengetesan
Subjek tiba diruang pengetesan pada pukul 13.00 WIB. Saat itu subjek
mengenakan celana jeans dan mengenakan jaket berwarna kuning. Raut wajah
subjek siang itu tampak senang dan bersemangat. Ketika masuk dalam
ruangan, subjek memilih sendiri kursi yang akan ia pakai selama kegiatan.
Subjek tersenyum sambil melihat sekitar ruangan sambil menggerakkan
kakinya. Setelah dirasa siap, kegiatan pun di mulai. Ketika tester
menunjukkan kartu pertama, subjek tampak terdiam dan tersenyum beberapa
saat kemudian subjek mulai bercerita, awalya subjek tampak ragu
menceritakan gambar pada kartu pertama, beberapa kali subjek berhenti di
tengah ia sedang bercerita. Subjek beberapa kali menggaruk-garuk kepalanya
sambil tersenyum. Setelah selesai bercerita di kartu pertama, subjek meminta
tester untuk langsung memberikan gambar selanjutnya, ketika gambar
selanjutnya di berikan, subjek mengamati gambar cukup lama kemudian
bertanya “ini ayah?” dan tester menjawab “menurut Rani siapa?” subjek pun
terdiam dan berkata “aku nggak punya ayah, ini paman aja” tester pun
menanggapi jawaban subjek dengan tersenyum. Tidak lama kemudian, subjek
mulai bercerita, ketika bercerita subjek beberapa kali mengetuk meja dengan
menggunakan tangannya, namun subjek bercerita dengan cukup lancar.
Selesai bercerita pada kartu kedua subjek meminta waktu untuk beristirahat.
Subjek memakai waktu istirahat tersebut untuk bercerita tentang
pengalamannya di sekolah hari itu. Istrahat berlangsung sekitar 5 sampai 10
menit, kemudian subjek meminta tester untuk melanjutkan kegiatan. Pada saat
bercerita tentang kartu yang terakhir, subjek tampak lebih lancar dibandung
dengan dua kartu sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Kegiatan berakhir sekitar pukul 14.05 WIB. Subjek tampak tersenyum
ketika kegiatan sudah diakhiri, subjek mengatakan bahwa dirinya bingung
harus membuat cerita apa.
F. Hasil Tes
Kartu 2
Bermain Tarik tambang (siapa yang bermain?) ini…ini …ini namanya
nggak tau. Em……(bermain Tarik tambangnya dimana?) disungai. Ini
rani, kak Dara sama Nizar. Rani bantuin kak Dara. Em…….(sebelum mereka
main, mereka ngapain?) makan siang. ( perasaan mereka gimana?)
seneng, kak Dara sama Rani. Mmmm…..(kenapa mereka seneng?)
Mmmmm nggak tau. (perasaan kak Nizam gimana?) nggak mau kalah,
soalnya menang yang sini. Menang kak Dara sama Rani…mmm ini menang
karena yang ini dua orang, ini satu orang. Ini badannya besar, yang ini kurus
(terus?) sudah. (Terus, akhir ceritanya gimana?) ini, kak Nizar sedih juga
kecewa. Sudah
Hero : Anak perempuan
Usia : 7 tahun
Sumber cerita : Imajinasi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Bermain Tarik tambang
disungai. Ini rani, kak Dara
sama Nizar. Rani bantuin
kak Dara.
Beberapa anak sedang bermain,
terdapat seorang adik yang
membantu sang kakak
- Kebutuhan untuk
bermain (n.
Playmirth)
seneng, kak Dara sama
Rani. (Perasaan kak
Nizam gimana?) nggak
mau kalah soalnya menang
Seorang kakak dan adik yang
merasa senang karena dapat
bekerja sama, sedangkan kakak
yang lainnya tidak mau
- Persaingan antar
saudara (sibling
rivalry)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
yang sini. tersaingi
Menang kak Dara sama
Rani…mmm ini menang
karena yang ini dua orang,
ini satu orang. Ini
badannya besar, yang ini
kurus
Dalam sebuah permainan,
seorang yang inferior kalah
dengan seorang yang superior
- Kebutuhan
berprestasi (n.
Achievement)
- Kebutuhan
mendapat
pertolongan
(n.Succoronce)
kak Nizar sedih juga
kecewa.
Seorang anak yang bersedih
karena kalah dalam suatu
pertandingan.
- Perasaan kecewa
- Kebutuhan untuk
diperhatikan
(n.Succuronce)
Catatatn Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada katu 2, terlihat bahwa subjek memiliki
kebutuhan untuk bermain, subjek merupakan anak yang senang bermain,
terlebih dengan teman-temannya. Dalam latar belakang menyebutkan bahwa
subjek memiliki cukup banyak teman. Selain itu, subjek juga memiliki
kebutuhan untuk mendapat perhatian dari orang-orang disekitarnya,
kebutuhan tersebut dapat juga didukung oleh adanya kebutuhan untuk
berprestasi yang dimiliki subjek, dalam berprestasi, subjek memerlukan
dukungan terutama dari lingkungan keluarga subjek, dalam latar belakang
diketahui bahwa subjek memiliki masalah dalam prestasinya yang menurun.
Selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, faktor persaingan natar saudara juga
penting dalam mempengaruhi tindakan dan perilaku subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kartu 3
Ini siapa ? (kira-kira menurut Rani itu siapa?) Mmmmm…ini Om, duduk
dikursi, nggak tau (ngapain om nya duduk di kursi?) mm…foto. Ini adik
sepupu. Ini mereka lagi foto keluarga, sebelumnya mereka lagi istirahat
soalnya om nya baru pulang kerja (mmm…yaa..terus?)
Mmmmm…(perasaan om nya gimana?) seneng, bisa foto, perasaan adiknya
juga sama. (terus akhirnya gimana?) mm….mereka sama-sama jalan-jalan
(abis itu?) udah.
Hero : Anak kecil
Usia : 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
ini Om, duduk dikursi. Ini
adik sepupu. Ini mereka lagi
foto keluarga,
Seorang anak dan pria
dewasa sedang melakukan
suatu kegiatan bersama
keluarga
- Kebutuhan untuk
bersama dengan
orang lain (n.
Affiliation)
sebelumnya mereka lagi
istirahat soalnya om nya
baru pulang kerja
Seorang yang sedang
beristirahat setelah
melakukan aktivitas
- Kebutuhan
beristirahat
seneng, bisa foto, perasaan
adiknya juga sama.
Perasaan sedang dapat
melakukan kegiatan
bersama-sama
- Kebutuhan kasih
sayang
- Harapan agar dapat
berkumpul dengan
keluarga
Catatan Klinis :
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 3, subjek memiliki kebutuhan untuk
melakukan aktivitas atau berkumpul dengan orang lain. Hal ini berkaitan
dengan adanya kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
subjek. kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh adanya harapan subjek agar dapat
berkumpul bersama keluarga.
Kartu 9
Tidur dikamar (siapa yang tidur dikamar?) Rani aja (terus?) merasa
kesepian, ketakutan dan keluar (kenapa kok merasa seperti itu?) soalnya
mati lampu jadi nggak bisa tidur (lalu?) dia ketakutan soalnya ada coro, ada
tikus. Sebelumnya dia liat tv kan, minum susu, terus tidur (terus gimana?)
dia sendirian (kenapa kok sendirian?) bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya
kerja (terus?) terus dia lari. Udah
Hero : Anak kecil
Usia : 8 tahun
Sumber cerita : Imajinasi
Tema Deskriptif Tema Interpretif Tema Diagnostik
Tidur dikamar (siapa yang
tidur dikamar?) Rani aja
(terus?) merasa kesepian,
ketakutan.
Seorang anak merasa
kesepian dan ketakutan
ketika akan beristirahat
- Kebutuhan akan rasa
aman
- Kebutuhan beristirahat
soalnya mati lampu jadi
nggak bisa tidur
Suasana gelap membuat
seorang anak tidak bisa
beristirahat
- Kebutuhan beristirahat
- Kecemasan &
perasaan tidak aman
dia ketakutan soalnya ada
coro, ada tikus
Seorang anak merasa takut
oleh hewan.
- Kebutuhan akan rasa
aman
dia sendirian (kenapa kok
sendirian?) bapaknya udah
pisah dari bayi, ibunya
kerja (terus?) terus dia lari.
Udah
Seorang anak yang merasa
ketakutan karena
ditinggalkan oleh orang tua
- Kebutuhan kasih
sayang
- Kebutuhan akan rasa
aman
Catatan Klinis :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Berdasarkan cerita subjek pada kartu 9, terlihat bahwa kebutuhan yang
menonjol dalam diri subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman
dan kasih sayang dari orang tua. Subjek juga merasa takut dan terancam
ketika dirinya berada jauh dari orang tua, subjek merasa lingkungan sekitar
menjadi tempat yang menakutkan bila dirinya tidak berada di dekat orang tua.
Selain itu, subjek juga memiliki kebutuhan untuk beristirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Variable Kartu 2 Kartu 3 Kartu 9Tema Utama Seorang anak yang
sedang bermain dengansaudara kemudian iamenjadi pemenang danmengalahkan saudaranya.
Seorang anak yangmerasa senang karenadapat melakukan kegiatanbersama keluarga
Seorang anak yang merasakesepian dan ketakutanketika ia hendakberistirahat karenaditinggalkan orang tua
Hero Utama Age : 7 tahunSex : perempuanPekerjaan : -Minat : menjadipemenangSifat : -Kemampuan : -Adekuasi : vCitra tubuh : -
Age : 8 tahunSex : perempuanPekerjaan : -Minat : berkumpuldengan keluargaSifat : -Kemampuan : -Adekuasi : vCitra tubuh : -
Age : 8 tahunSex : perempuanPekerjaan :-Minat : ingin ditemaniSifat : penakutKemampuan :Adekuasi : vCitra tubuh :merasakesepian
KebutuhanUtama Hero
Behavioral need :kebutuhan untuk bermain,kebutuhan berprestasi,kebutuhan untukmendapat perhatianFigure yang dilibatkan :kakakKebutuhan akan : kasihsayang, perlindungan,persainganFigure yang dihilangkan: -Kebutuhan akan : -
Behavioral need :kebutuhan untukberkumpul bersama oranglain, kebutuhanberistirahat, kebutuhanmendapat kasih sayangFigure yang dilibatkan :pamanKebutuhan akan :otoritas, perhatianFigure yang dihilangkan: -Kebutuhan akan : -
Behavioral need :kebutuhan akan rasa aman,kebutuhan beristirahat,kebutuhan kasih sayangFigure yang dilibatkan :ayah dan ibuKebutuhan akan : kasihsayang dan rasa amanFigure yang dihilangkan: -Kebutuhan akan : -
Konsepsilingkungan
Dunia penuh denganpersaingan
Dunia yangmenyenangkan
Dunia yang menakutkan
Significantother
Figure : sebayaDilihat sebagai : figureyang membantuReaksi subjek : senang
Figure orang tua :pamanDilihat sebagai : figureyang hangatReaksi subjek : senang
Figure orang tua : ayahdan ibuDilihat sebagai : figureyang meninggalkanReaksi subjek : sedih danmenangis
Konflik-konflik yangmenonjol
Keinginan untuk unggulvs persaingan antarsaudara
Keinginan untukberkumpul bersamakeluarga
Keinginan untuk mendapatperlindungan vsditinggalkan oleh orang tua
Asalkecemasan
Ancaman Kurang/tidak dicintai Kurang/tidak dicintaiDitinggalkan
MPD Proyeksi Denial, proyeksi ProyeksiSuper Ego Segera Terhambat TerhambatAdekuasiEgo
Akhir cerita : bahagiaPemecahan masalah :adekuatProses berpikir : runtut,stereotip, logis, lengkap
Akhir cerita : bahagiaPemecahan masalah :adekuatProses berpikir : runtut,stereotip, tepat, aneh,
Akhir cerita : tidakbahagiaPemecahan masalah :tidak adekuatProses berpikir : runtut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
tidak lengkap stereotip, tepat, logis, tidaklengkap
G. Kesimpulan
Berdasarkan cerita subjek pada ketiga kartu, ditemukan bahwa tema-
tema yang kerap muncul pada cerita subjek adalah tema tentang seorang anak
yang menjadi pemenang setelah bersaing dengan saudaranya. Hal ini
didukung oleh latar belakang subjek yang menyebutkan bahwa subjek kerap
kali bertengkar dengan saudara laki-lakinya karena masalah kecil, dan subjek
selalu dibela oleh ibunya. Kemudian adalah tema mengenai seorang anak
yang merasa senang karena dapat melakukan kegiatan bersama keluarga.
Subjek menyebutkan bahwa dirinya kerap kali berpergian dengan keluarga,
terlebih ketika terdapat anggota keluarga yang berulang tahun, keluarga
subjek akan berpergian hanya untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Selain itu, tema yang muncul adalah tentang seorang anak yang ditinggalkan
oleh orang tua ketika ia hendak beristirahat. Keadaan keluarga subjek setelah
terjadinya perceraian memang cukup mengguncang bagi seluruh keluarga
subjek, subjek kurang mendapat perhatian dari figure ibu karena ibu subjek
bekerja hingga malam hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehngga
subjek tidak memiliki banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama
ibunya.
Tokoh utama yang sering diceritakan subjek adalah seorang anak
perempuan, berusia 7 dan 8 tahun, memiliki minat ingin menjadi pemenang,
ingin ditemani, dan ingin berkumpul bersama keluarga, dan selalu merasa
kesepian.
Berkaitan dengan tokoh utama dalam cerita, kebutuhan subjek yang
sering muncul adalah kebutuhan untuk bermain, kebutuhan berprestasi,
kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan untuk berkupul bersama
orang lain, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan kasih sayang. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
diantara kebutuhan-kebutuhan tersebut, kebutuhan yang paling menonjol
adalah kebutuhan aka kasih sayang dan rasa aman.
Dalam melihat lingkungan sekitarnya, subjek cenderung melihat
lingkungan sebagai lingkungan yang penuh persaingan. Hal ini terkait dengan
relasi subjek dengan saudara-saudaranya, dimana dalam latar belakang
tampak bahwa subjek kerap kali diganggu oleh kakak-kakaknya, dan subjek
sering menangis bila dirinya diganggu oleh kakak-kakaknya. Selain itu,
subjek melihat lingkungan sebagai tempat yang menyenangkan bila dirinya
dapat berkumpul bersama keluarga. Disisi lain subjek juga memiliki
pandangan bahwa lingkungan sebagai tempat yang menakutkan, berdasarkan
cerita subjek yang menceritakan tentang seorang anak yang ditinggalkan oleh
orang tua. Hal ini berkaitan dengan keadaan subjek yang mengalami peristiwa
perceraian orang tua saat dirinya masih kecil.
Figure atau objek lain yang dilihat oleh subjek adalah figure sebaya
yaitu kakak yang dilihat subjek sebagai sosok yang membantu subjek ketika
subjek mengalami kesulitan. Selain itu subjek melihat figure orang tua yaitu
paman, sebagai sebagai figure yang hangat dan membuat subjek dapat
berkumpul dengan keluarga, reaksi yang ditunjukkan subjek terhadap figure
paman adalah senang. Kemudian subjek memandang figure orang tua yaitu
ayah dan ibu sebagai figure yang meninggalkan subjek sehingga subjek
merasa sedih dan menangis karena ditinggalkan oleh orang tua.
Konflik-konflik yang menonjol dalam cerita subjek antara lain adalah
keinginan dalam diri subjek untuk merasa unggul dan menang, namun
bertentangan dengan adanya persaingan antara subjek dengan saudara subjek.
Subjek mengatakan bahwa dirinya sering bertengkar dengan kakak laki-
lakinya hanya karena masalah kecil, kakak subjek senang mengganggu subjek
ketika subjek sedang belajar atau sedang melakukan kegiatan yang subjek
senangi. Terdapat pula konflik dalam diri subjek yaitu adanya keinginan
untuk dapat berkumpul bersama keluarga, konflik lain yang dialami oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
subjek adalah adanya keinginan untuk mendapat perlindungan dari orang tua,
namun ketidakhadiran orang tua membuat subjek tidak mendapatkan
kebutuhan tersebut. Dalam latar belakang jelas terlihat bahwa subjek memiliki
relasi yang sangat dekat dengan ibunya, semenjak orang tua subjek bercerai,
sosok ibu sekaligus menjadi sosok seorang ayah bagi subjek. Ayah subjek
meninggalkan keluarga sejak subjek berusia 1 tahun.
Berkaitan dengan kecemasan yang dialami subjek, sebagian besar
kecemasan subjek berasal dari perasaan kurang/tidak dicintai, ditinggalkan
dan ancaman dari lingkungan. Kecemasan yang dialami oleh subjek
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan subjek, lebih dekat lagi adalah kondisi
keluarga subjek. Latar belakang subjek yang berpisah dengan figure ayah
sejak kecil, dan kini tinggal bersama ibu yang bekerja membuat subjek sering
merasa kesepian, seperti penuturan subjek dalam latar belakang.
Untuk mereduksi kecemasan yang dirasakan, mekanisme pertahanan
diri yang digunakan oleh subjek ialah proyeksi. Hal ini terlihat berdasarkan
cerita-cerita yang subjek ceritakan merupakan gambaran pengalaman dan
perasaan subjek. Selain ini, subjek melakukan denial untuk menyangkal
realitas. Dalam hal ini, pada cerita kartu 3 subjek menceritakan tentang
seorang anak yang berkumpul dengan keluarga dan merasa senang. Hal
tersebut bertolak belakang dengan keadaan subjek pada latar belakang yang
mengatakan bahwa dirinya kerap merasa kesepian karena anggota keluarga
sibuk dengan urusan pribadi masing-masing, hanya saat-saat tertentu subjek
dapat berkumpul dengan keluarga.
Subjek memiliki penyesuaian diri yang tidak adekuat. Hal ini terlihat
dari cerita-cerita subjek yang cenderung meminta bantuan dan mudah
menyerah. Subjek merupakan anak yang mudah menangis, bila dirinya
diganggu oleh kakak-kakaknya subjek selalu menangis dan meminta bantuan
dari ibunya, selain itu subjek cederung membutuhkan bantuan dalam hal
akademik, karena subjek merasa kesulitan bila dirinya harus belajar sendirian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Sikap mudah menyerah subjek ditunjukkan dengan sifat subjek yang mudah
menangis demi mendapatkan pertolongan, berhenti mencoba ketika dirinya
belum mampu melakukan sesuatu. Dalam latar belakang, hal-hal tersebut
diungkapkan oleh ibu subjek.
Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa subjek memiliki intelegensi
yang tergolong rata-rata. Hal ini didukung kualitas cerita subjek yang runtut,
stereotip, tepat, namun tidak lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Kesimpulan subjek penelitian
Subjek I Subjek II Subjek III
Pola Tema Subjek cenderung
mengharapkan adanya
pertolongan yang figure lain
berikan kepadanya, subjek
cenderung diam dalam
menghadapi masalah yang
ia alami. Selain itu subjek
takut bila dirinya
ditinggalkan sendiri, reaksi
yang subjek tunjukkan
adalah menangis.
Subjek memiliki keinginan
untuk diperhatikan, merasa
aman dan penuh kasih dari
orang tuanya, konflik yang
terjadi pada orang tua
membuat subjek tidak
mendapatkan kebutuhan
tersebut memiliki harapan
agar orang tua berdamai.
Subjek cenderung memiliki
rasa kesepian. Jika keinginan
subjek tidak terwujud, subjek
cenderung diam dan
menangis
Adanya keinginan untuk
merasa unggul dan
mendapatkan bantuan bila
subjek mengalami suatu
masalah.
Adanya keinginan untuk
berkumpul bersama
keluarga. Memiliki
perasaan takut dan
kesepian, bila kebutuhan
tidak terpenuhi subjek akan
bersedih dan menangis.
Kecemasan Perasaan tidak berdaya dan
ditinggalkan
Perasaan kurang/tidak
dicintai, ditinggalkan
Perasaan terancan,
kurang/tidak dicintai
Konflik Kebutuhan untuk mendapat
pertolongan dari figure
terdekat karena merasa
terancam oleh lingkungan.
Keinginan untuk
mendapatkan rasa aman dan
perhatian, namun tidak
mendapatkan karena
ketidakpedulian dan konflik
yang terjadi pada orang tua.
Keinginan untuk
mendapatkan perhatian, kasih
sayang dan perlindungan
orang tua, namun tidak
didapatkan karena konflik
yang terjadi pada orang tua.
Keinginan untuk mendapat
perhatian dari figure ayah,
namun tidak didapatkan
karena ditinggalkan.
Keinginan untuk
berkumpul bersama
keluarga, namun tidak
mampu karena keadaan
keluarga yang terpisah.
Keinginan untuk mendapat
perlindungan dan kasih
sayang, namun subjek
merasa ditinggalkan oleh
orang tua.
MPD Proyeksi, represi Proyeksi Proyeksi, denial
Ego Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
Tidak bahagia, realistic, tidak
adekuat
Tidak bahagia, realistic,
tidak adekuat
Super Ego Terhambat Terhambat Terhambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI