diktat evaluasi pak

139
MATERI KULIAH EVALUASI PAK Kode MK : KPAK 2015 Versi A 05072009 Bobot : 2 sks Dosen ; Mulyono. S.Pd. S.Th. SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MARTURIA TANJUNGBALAI – SUMATERA UTARA 2013 0

Upload: serdi-paundanan

Post on 26-Dec-2015

356 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Modul Pembelajaran untuk EVALUASI PAK

TRANSCRIPT

Page 1: Diktat Evaluasi PAK

MATERI KULIAH

EVALUASI PAKKode MK : KPAK 2015

Versi A05072009

Bobot : 2 sks

Dosen ; Mulyono. S.Pd. S.Th.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MARTURIA TANJUNGBALAI – SUMATERA UTARA

2013

0

Page 2: Diktat Evaluasi PAK

Kata Pengantar :

Dalam kehidupan profesionalnya sehari-hari seorang guru /profesi pendidik/ calon-calon pendidik bahkan para mahasiswa keguruan tidak mungkin melepaskan dirinya dari kegiatan memberikan ulangan atau tes yang akhirnya memberi keputusan dalam bentuk nilai/penilaian. Biasanya kegiatan itu dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Kadangkala dilakukan secara teratur setiap satu bulan atau sesuai dengan program atau dilakukan pada setiap akhir unit atau satuan pelajaran maupun dalam KD tertentu tetapi ada pula yang diulakukan pada setiap akhir kegiatan kelas.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian seorang guru membuat keputusan –keputusan tentu berdasarkan prosedur yang ada, keputusan yang dibuat itu bisa berkaitan dengan keputusan tentang siswa, keputusan tentang proses belajar mengajar, keputusan tentang rencana pelajaran, keputusan tentang materi pelajaran, metode pengajaran dan sebaginya.

Setiap orang termasuk anda para mahasiswa ingin mengetahui sampai sejauhmana ia telah menguasai dan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan, guru ingin mengetahui apakah siswanya telah menguasai apa yang telah diajarkan. Demikian pula orang tua ingin pula mengetahui sampai sejauhmana anaknya mengalami kemajuan dalam belajar. Masyarakat juga ingin tahu sampai sejauhmana tingkat prestasi belajar siswa secara umum sehingga dapat menentkan kualitas pendidikan yang ada. Kemudian, apa sesungguhnya yang dimaksudkan dengan Evaluasi ?

Evaluasi sebagai suatu istilah teknis dalam dunia pendidikan masih merupakan fenomena baru. Karena usaha evaluasi yang sistematis seperti yang dikembangkan pada saat ini belum berlangsung lama, bahkan belum samapai satu abad ketika usaha tersebut pertama kali dilakukan oleh Rice pada abad ke 19, pada saat itu ia melakukan penelitian mengenai hasil belajar siswa menurut model yang kita kenel seperti sekarang ini, perkembangan berikunya Tyler menguatkan istilah Evaluasi yang kemudian kata itu digunakan dan mengusasi buku-buku teks pendidikan, yang sebelumnya istilah evaluasi mengunakan kata measurrementa atau pengukuran.

Melalui modul Evaluasi ini para mahasiswa diharapkan dapat menyimak dan mengkaji kembali secara analisis dan kritis tentang materi perkuliahan ini karena pada Bab. I akan dibahas tentang pengertian Evaluasi yang menyangkut tentang : Ciri-ciri,rumusan, sifat-sifat,manfaat, fungsi, prinsisp serta syarat-syarat evaluasi, sedangkan pada Bab.II akan membahas tentang jenis-jenis dan prosedur alat evaluasi yang menyangkut tentang : dasar fungsi evaluasi, dasar cara penilaian, dasar isi dan tujuan serta pembuatan tes baku maupun tes guru.

Kemudian pada Bab.III. akan membahas analisis butir-butir soal, yang meliputi manfaat soal yang telah di telaah, analisis butir soal secara Kualitatif dan Kuantitatip, serta analisis butir soal menggunakan Kalkulator dan Komputer. Kemudian pada Bab. IV. Akan membehas laporan evaluasi, yang meliputi Pengolahan Hasil Evaluasi, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Laporan Hasil Belajar.(LHB).

i

Page 3: Diktat Evaluasi PAK

Daftar Isi :

Pengantar. iDaftar Isi. ii - iv

BAB I. Pengertian Evaluasi PAK.

A.Pengertian Evaluasi. 1B.Ciri-Ciri Evaluasi. 2C.Rumusan Evaluasi. 3D.Sifat-sifat Evaluasi. 3

a.bersifat tidak langsung. 3b.bersifat tak langsung. 3c.bersifat relative 3

E.Manfaat Evaluasi. 4a.bagi siswa. 4b.bagi guru. 4c.bagi sekolah. 4d.bagi penilaian pengajaran. 4

F.Fungsi Evaluasi 5a.fungsi selektif. 5b.Fungsi diagnotik 5c.Funsi penempatan. 5d.Fungsi keberhasilan. 5e.Fungsi penilaian. 5

G.Prinsip-prinsip Evaluasi 6a.prinsip keterpaduan 6b.prinsip CBSA 6c.prinsip kontinuitas 6d.prinsip koherensi. 6e.prinsip diskriminasi 6f.prinsip keseluruhan 6g.prinsip pedagogis. 7h.prinsip akuntabilitas 7

H.Syarat-syarat Evaluasi. 8a.sahih(Valid). 8b.terandalkan(realible). 8c.obyektif 8d.seimbang (balance). 8e.membedakan 8f.norma. 8g.fair 8h.praktis. 8

I.Pengertian Evaluasi Dalam Konteks PAK. 9a.Pengertian. 9b.Desaian Instruksional Pengajaran. 10c.Model dan Evaluasi pengajaran dalam PAK 13

ii

Page 4: Diktat Evaluasi PAK

BAB II.Jenis-jenis dan Prosedur Penyusunan Alat Evaluasi.A.Berdasarkan Fungsi Evaluasi 17

a.penilaian formatif. 17b.penilaian sumatif 17c.penilaian penenpatan 17d.penilaian diagnostic. 17

B.Berdasarkan cara penilaian. 18C.Berdasarkan isi dan tujuan. 18

a.tes hasil belajar 18b.tes diagnotis 18c.tes psikologi 18

D.Berdasarkan pembuatannya. 18a.tes buatan guru. 18b.tes buku. 18

E.Cara dan Alat Evaluasi. 20a.konstruksi tes essay, tes lesan dan tes obyektif. 20b.alat penilaian 23

BAB III. Analisis Butir-butir Soal.A.Pengertian Analisis. 24B.Manfaat Soal yang telah di telaah. 24 a.Data kemampuan peserta didik. 24 b.Penilaian diri. 25

C. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif. 26 a.Pengertian. 26 b.Tehnik Analisis secara Kualitatip. 27 c.Prosedur Analisis secara Kualitatif. 27

1.format penilaian butir soal berbentuk uraian. 282.format penelaah soal bentuk Pilihan Ganda. 293.format penelaah untuk instrumen perbuatan. 314.format penelaah untuk instrumen norma tes. 33

D. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif. a.Pengertian. 34 b.analisis butir soal. 34

1.Klasik. 35 a..tingkat kesukaran. 35 b..daya pembeda. 38 c..penyebaran jawaban. 39 d..reliabilitas skoor tes. 39 e..reliabilitas instrument tes (soal pilihan Ganda). 412.Modern. 41 a.menyusun jawaban peserta didik dalam tabel. 42 b.mengedit data. 42 c.menghitung distribusi skoor soal. 42 d.menghitung distribusi skoor peserta didik. 43 e.menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik (X) 43

dan kesukaran butir soal (Y)

iii

Page 5: Diktat Evaluasi PAK

f.menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar butir soal. 43 g.menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswa 43 h.menghitung Probalitas atau Peluang menjawab benar setiap 44

butir soal {P(O)}. E. Analisis Butir Soal Dengan Kalkulator.

a.Pengertian. 45b.Pembersihan Data. 45c.Fungsi SD.(Standard Deviasi). 46d.Fungsi LR.(Linier Regression) 46e.Contoh Merandom Data. 47f.Contoh Uji Validitas butir Soal Bentuk Pilihan Ganda. 48

F.Analisis Butir Soal Dengan Komputer.a.Pengertian. 48b.Iteman. 49c.Excel. 49d.SPSS.(Statistical Program for Social Science) 49

BAB IV. Laporan Evaluasi. A.pengolahan hasil evaluasi. 50 a.Perbedaan Skor dengan Nilai dan Cara Menskor dan Menilai. 50 1.Perbedaan Skor dengan Nilai. 51

2.Cara Menskor dan Menilai. 52 b.Mengolah Nilai dan Menetapkan Nilai Akhir. 55

1.Mengolah Nilai. 552.Menetapkan Nilai Akhir. 59

B.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).a.Pengertian KKM. 60b.Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal. 61c.Mekanisme Penetapan KKM. 62

1.prinsip penetapan. 622.langkah-langkah penetapan. 643.penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal. 64

C.Laporan Hasil belajar. 72a.Pengertian Rapor. 72b.Komponen Rapor. 72c.Tabel nilai mata Pelajaran. 73d.Penjelasan tabel nilai mata pelajaran. 74e.Tabel nilai pengembangan diri. 74f.Tabel ketidak hadiran. 75g.Mekanisme kenaikan kelas. 75h.Diversifikasi Raport KTSP. 76

Daftar Pustaka. iLampiran-lampiran: A. Kontrak Perkuliahan. ii - iv B. Soal-soal Latihan. C. Format Rapor SD, SMP, SMA / SMK. D. Rumusan Skala.

iv

Page 6: Diktat Evaluasi PAK

BAB I. Pengertian Evaluasi PAK.

A .Pengertian Evaluasi.Penggunan istilah Evaluasi secara Etimologi berasal dari bahasa inggris yaitu

evaluation , adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan Nilai dari pada sesuatu. Kata sesuatu disini tergantung dari pada konteks penggunaan dari evaluasi itu sendiri, artinya hasil akhir dari evaluasi pasti berbentuk sebuah penilaian atau menentukan nilai. Sebagi contoh misal : evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagi suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan evaluasi sebagi penilaian : hasil.

Menurut Drs.Wayan Nurkancana dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pendidikan, dijelaskan bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran (measurement) karena pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas dari pada sesuatu. Sedangkan penilaian akan memberikan suatu jawaban terhadap pertanyaan.

Artinya dari definisi evaluasi (penilaian) dan definisi pengukuran (measurement) diatas maka dapat diketahui dengan jelas perbedaannya antara pengukuran dan penilaian, sekali lagi karena pengukuran akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan”how much”, sedangkan penilaian akan memberi jawaban terhadap pertanyaan ”What value”, memang dalam prosesnya mempunyai kesamaan tetapi sebenarnya berbeda.

Walaupun ada perbedan antara penilaian dengan pengukuran, namun kedua hal tersebut tdak dapat terpisahkan karena keduanya terdapat hubungan yang sangat erat, mengapa demikian? Sebab untuk dapat mengadakan penilaian yang tepat terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas pengukuran-pengukuran. Misal untuk menilai apakah seorang anak dapat membaca dengan lancar atau tidak maka kita perlu mengukur berapa jumlah kata-kata yang dapat dibacanya dalam tempo satu menit, dapat diketahui berapa jumlah kesalahan-kesalahan yang dibuatnya dan sebaginya.

Sebaliknya pengukuran-pengukuran yang dilakukan tidak akan memberi arti apa-apa kalau tidak kita hubungkan dengan penilaian. Misal: apabila berdasarkan suatu pengukuran kita ketahui bahwa seseorang anak dapat membaca dengan kecepatan 50 kata dalam sutu menit. Apakah dapat kita katakan bahwa anak itu cukup lancar membaca atau tidak! Tentu saja kita belum bisa menentukan apakah anak itu anak yang pandai membaca dengan lancar atau tidak tanpa kita mengetahui kreteria penilaiannya. Kalau kecepatan rata-rata membaca anak pada umumnya 40 kata tiap menit, maka anak tadi dapat dikatakan anak yang pandai atau lancar membaca, tetapi kalau kecepatan membaca anak-anak dikelasnya pada umumnya 60 kata permenit, maka penilaian kita adalah anak tadi termasuk anak yang lambat membaca, sekali lagi disinilah sinergisnya antara pengukuran dan penilaian, baik pengukuran maupun penilaian merupakan suatu hasil dan proses dari evaluasi itu sendiri.

Dengan demikian samakah antara evaluasi dengan penilaian ( nilai) ? untuk memberi jawaban atas pertanyaan ini maka perhatikanlah definisi nilai dengan definisi evaluasi. Kita ketahui bahwa evalusi itu merupakan suatu proses, sedangkan nilai itu merupakan hasil dari sebuah proses itu sendiri, dengan demikian maka antara evaluasi dengan nilai itu tidak sama, walaupun keduanya saling keterkaitan, evaluasi sebenarnya banyak maknanya tetapi kita batasi pembahasanya pada makna pendidikan.

1

Page 7: Diktat Evaluasi PAK

Evaluasi bermakna untuk melihat suatu program yang direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, tingkat efisiensi pelaksanaannya. Contoh : eval;uasi terhadap kurikulum baru, kebijakkan baru, etos kerja pengajar dll.

Penilaian atau assesment bermakna untuk penerapan berbagai prosedur dan cara penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauhmana ketercapaian hasil belajar atau kompetensi (rangkaian kemampuan ) peserta didik. Penilaian menjawab tentang sebaik apa hasil atau prestasi peserta didik.

B.Ciri-Ciri Evaluasi.Evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari,disadari

atau tidak,orang sering melakukan evaluasi. Baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya, misalnya: mulai dari ia berpakaian untuk mengetahui apakah ia sudah rapi atau belum ia bercermin depan kaca, setelah berkaca ia mulai memproses dan berpendapat apakah dirinya sudah rapi atau belum lalu muncul penilaian terhadap penampilanya tersebut.

Demikian pula dalam dunia pendidikan terutama dalam hal pengajaran adalah sebagai usaha yang disengaja untuk dimungkinkan seseorang untuk mengalami perubahan dan perkembangannya. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan yang baik benar dan positif. Dalam konteks ini penilaian berarti usaha untuk mengetahui sejauhmana perkembangan perubahan itu telah terjadi melalui kegiatan belajar mengajar, proses perkembangan dan perubahan inilah yang termasuk ciri-ciri dari evaluasi itu. Menurut B.S. Bloom yang dikutip oleh W.Gulo, disebutkan bahwa : evaluasi adalah kolektif fakta secara sistematis untuk menetapkan perubahan nyata yang pada akhirnya untuk menetapkan jumlah atau tingkat perubahan dalam diri siswa.

Berdasarkan pemahaman tersebut diatas, maka dapat dikatakan ciri-ciri evaluasi sbb:1.adanya pengukuran perubahan. Jika hal ini dihubungkan dengan tujuan pengajaran maka perubahan yang di inginkan dari program-program pengajaran ialah peningkatan kemampuan baik kemampuan kognetif, afektif dan psikomotorik.

2.adanya bukti-bukti yang dikumpuklan sebagai dasar evaluasi, adapun bukti-bukti tersebut perlu dideskripsikan secara jelas dan sisitematis, jelas dalam arti fakta yang dikumpulkan harus dirinci sampai sekecil-kecilnya. Sistematis dalam arti fakta yang dirinci itu harus disusun berdasarkan urutan kronologisnya atau waktunya.

3.adanya pengukuran terhadap bukti-bukti yang telah dideskripsikan secara jelas dan sisitematis, pengukuran ini bersifat kuantitatif yang dimaksud dengan kuantitatif adalah suatu yang menampakkan dirinya dalam skala rasio. Pengukuran yang dilakukan pada skala ordial biasanya menghasilkan skor berupa ”grade” seperti skala sikap.

4.adanya pengambilan keputusan atau judgemen. Berdasarkan hasil pengukuran, seorang guru akan mengambil keputusan apakah siswanya lulus atau tidak, berhasil atau tidak, baik atau gagal, naik kelas atau tidak naik kelas dan lain-lain.

2

Page 8: Diktat Evaluasi PAK

C.Rumusan Evaluasi.

Menurut Roetiyah N.K. dkk. Dalam bukunya yang berjudul ”Masalah-masalah Ilmu Keguruan” memberikan beberapa rumusan tentang evaluasi sbb:1.Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunkasikan suatu informasi bagi pihak-pihak pengambil keputusan.2.Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan meningkatkan kemampua belajar.3.Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.4.Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan proses pengembangan ilmu telah berada dijalan yang diharapkan.

Menurut Slameto dalam kesimpulannya mengenai rumusan Evaluasi ia berpendapat sbb:1.Evaluasi merupakan bagian yang integral dari pendidikan sehingga arah dan tujuan evaluasi harus sejalan dengan pendidikan.2.Evaluasi merupakan kegiatan yang memiliki dan berdasarkan kreteria keberhasilan, yaitu keberhasilan dari belajar murid, mengajar guru, dan program-program pengajaran.3.Evaluasi adalah suatu kegiatan yang bernilai positif yakni mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar siswa dan kemampuan mengajar guru, dan menyempurnakan program pengajaran.4.Evaluasi adalah bagian yang sangat penting dalam suatu sistem pengajaran yaitu untuk mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak.

D.Sifat-sifat Evaluasi.

R Subagijo mengungkapkan bahwa ada tiga sifat evaluasi yaitu sebagai berikut :

a.bersifat tidak langsung.Evaluasi secara langsung terhadap kemampuan siswa tidak dapat dilakukan secara

langsung dalam praktek. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui penafsiran terhadap hasil pekerjaan siswa, penyatan siswa melalui ekspresinya, dan penyataan siswa melalui persepsinya.

b.bersifat tak langsung.Evaluasi hanya dilakukan terhadap beberapa bahan yang dipilih sebagai diskriptor

penilaian. Bahan tersebut merupakan sample dari seluruh aspek yang dinilai. Evaluasi tidak harus mencakup keseluruhan pengalaman belajar siswa./

c.bersifat relativeEvaluasi bersifat relative artinya tidak mutlak menggambarkan kemampuan

sebenarnya dari siswa. Hal ini terjadi karena hasil evaluasi, tempat pelaksanaan evaluasi, pengolahan hasil evaluasi, suasana pengawasan, dan lain-laian.

3

Page 9: Diktat Evaluasi PAK

E.Manfaat Evaluasi.Mengapa seorang guru harus mengadakan evaluasi terhadap para muridnya.

Jawaban atas pertanyaan tersebut terletak pada Hakekat Pendidikan. Karena pendidikan merupakan usaha yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan untuk mengetahui tujuan tercaoai, evaluasi mutlak diperlukan.

Seseorang yang melakukan pekerjaan dan ingin mengetahui sejauhmana keberhasilan pekerjaannya, kalau kurang berhasil mengapa, kalau berhasil faktor-faktor apa yang mendukungnya, nah untuk mengetahui semua ini, kegiatan yang disebut evaluasi sangat diperlukan. Dengan demikian evaluasi berhubungna dengan semua unsur yang terlibat didalam kegiatan pendiikan, mengapa ? karena evaluasi mempunyai makna dan fungsi bagi semua unsur pendidikan. Dr.Suharini Arikunto mengemukakan sbb:

a.bagi siswa.Dengan diadakanya penilaian, maka sisiwa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti kegiatan PBM yang diberikan oleh guru, hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaannya ada 2 kemungkinan :1.memuaskan.

Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan danhal itu menyenangkan,tentu kepuasan itu ingin di perolehnya lagi pada kesempatan lain.2.tidak memuaskan.

Jika siswa tidak puas dengan hasil yang di peroleh,ia akan berusaha lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.Maka ia lalu belajar giat.Namun demikian,keadaan sebaliknya dapat terjadi.Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya,akan terjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah di terimanya.

b.bagi guru.1.Dengan hasil penilaian yang di peroleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajaran karena sudah berhasil menguasai bahan,maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan.Dengan petunjuk ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.Apalagi jika guru tahu akan sebab-akibatnya,ia akan memberikan perhatian yang memusat,sehingga keberhasilan yang selanjutnya dapat di peroleh.2.Guru akan mengetahui apakah materi yang di ajarkan sudah tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang perlu di adakan penanganan khusus.3.Guru akan mengetahui apakah metode yang di gunakan sudah tepat atau belum.Jika sebagian besar dari siswa di peroleh angka penilaian yang kurang maksimal,mungkin hal ini di sebabkan olh metode yang di gunakan kurang tepat,jika demikian guru harus mencari solusi yang baik/tepat.

c.bagi sekolah.1.Apabila guru mengadakan penilaian dan di ketahui bagaimana hasil belajar siswanya,dapat di ketahui pula apakah kondisi belajar yang di ciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum,karena hasil belajar merupakan cermin dari sebuah kualitas sekolah.

4

Page 10: Diktat Evaluasi PAK

2.Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.3.Informasi hasil penelitian yang di peroleh dari tahun ke tahun dapat di gunakan sebagai pedoman bgai sekolah,yang di lakukan oleh sekolah,untuk di ketahui sudah memenuhi standar atau belum.Pemenuhan standar akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang di peroleh siswa.

d. Manfaat penilaian pengajaran. 1. Sebagai umpan balik peserta didik. 2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar mahasiswa. 3. Umpan balik bagi pengajar untuk memperbaikai proses belajar mengajar. 4. Sebagai informasi kepada pihak lain (misal: orang tua).

F.Fungsi Evaluasi

Dengan mengetahui makna penilaian di tinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan,maka dengan cara lain dapat di katakan bahwa tujuan atau fungsi evaluasi/ penilaian dapat di lihat dari beberapa hal:

a.fungsi selektif.Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.Penilaian ini sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain:1.Untuk memilih siswa yang di terima di sekolah tertentu2.Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tigkat berikutnya.3.Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa4.Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.

b.Fungsi diagnostikApabila alat yang digunakan dalam peniliaian cukup memenuhi persyaratan maka dengan melihat hasilnya,guru akan mengetahui kelemahan siswa.Disamping itu di ketahui pula penyebab kelemahannya.Jadi dengan mengadakan penilaian,sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.Dengan di ketahui penyebabnya,maka akan lebih mudah di cari cara mengatasinya.

c.Funsi penempatan.Sistim baru yang kini banyak di populerkan di negara barat,adalah sistim belajar mandiri,belajar mandiri dapat di lakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar,baiik itu berbentuk modul maupun paket belajar.Sebagai alasan dari timbulnya sistim ini adalah:adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individu.Setiap siswa sejak lahirnya sudah membawa bakat sendiri-sendiri,sehingga pelajaran makin efektif apabila di sesuaikan demgam pembawaan yang ada.Akan tetapi karena keterbatasan sarana dan tenaga pendidik,maka pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali.Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pelajaran secara kelompok untuk dapat menentukan dengan pasti dimana kelompok siswa harus ditempatkan,digunakan suatu pilihan,sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

5

Page 11: Diktat Evaluasi PAK

d.Fungsi keberhasilanPenilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan,penilaian ini di maksudkan untuk mengetahui sejauhmana suatu program berhasil di laksanakan,keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor: guru,metode mengajar,kurikulum,sarana-prasarana,sistim administrasi,dll.

e. Fungsi penilaian. SebagaiAlat untuk menentukan penguasaan siswa terhadap kompetensi atau kemampuan. Sebagai bimbingan. Sebagai alat diagnosis. Cara melalui: 1. portofolio/portfolio, 4.hasil kerja / product. 2. unjuk kerja/performance, 5.tes tertulis / paper and pen. 3. penugasan/project,

G.Prinsip-prinsip Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merencanakan dan melaksanakan evaluasi.Seorang guru tidak boleh ”asal jadi”.Sebab jika demikian,kemungkinan tidak tercapainya tujuan pelaksanaan evaluasi.Seorang guru dalam merencanakan evaluasi harus taat pada prinsip dan syarat evaluasi,Drs.Slameto mengemukakan sbb:

a.prinsip keterpaduanEvaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dan di dalam program pengajaran.Evaluasi adalah satu komponen dalam program berinteraksi dengan komponen-komponen lainnya (tujuan,materi,strategi,kegiatan siswa,guru,sarana).Perencanaan evaluasi harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan satuan program,satuan pengajaran.Banyak terjadi evaluasi direncanakan dan dilaksanakan beberapa lama setelah program pengajaran selesai dilaksanakan,sehingga evaluasi dilaksanakan terhadap apa yang direncanakan,tetapi terhadap apa yang dilakukan.Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pendidikan berdasar kompetisi.Bahkan dirasa supaya pelajaran sebelum dimulai dilaksanakan dilakukan penilaian awal atau prites yang akan dibandingkan dengan penilaian akhir atau postest.Penilaian yang direncanakan sebelumnya ini sekaligus merupakan paduan pula dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

b.prinsip CBSAHakikat dari CBSA adalah:keterlibatan siswa secara mental sekaligus aktif dalam kegiatan belajar mengajar.Demikian pula halnya dengan evaluasi menuntut keterlibatan dari semua siswa.Siswa seharusnya tidak merasakan evaluasi sebagai suatu yang menekan dan cenderung untuk dihindari,karena jika demikian hal ini menunjukan bahwa prinsip ini tidak terdapat dalam evaluasi.Prinsip ini dapat diibaratkan dengan olahraga,seorang yang telah melatih dirinya dalam cabang olahraga tertentu akan sangat merasa tertekan jika tiak diikutsertakan dalam pertandingan,kalah atau menang bukan masalah utmama baginya.

6

Page 12: Diktat Evaluasi PAK

Evaluasi (seperti halnya olahraga tersebut)merupakan puncak dari kegiatan belajar mengajar,pada dasarnya siswa sendirilah yang ingin mengukur kemampuan melalui evaluasi,guru hanya berfungsi untuk membantunya.Sebagai puncak kegiatan evaluasi mempunyai nilai kepuasan tertentu bagi siswa dan evaluasi harus mampu memberi kepuasan kepada siswa.

c.prinsip kontinuitasPada dasarnya evaluasi berlangsung selama proses belajar mengajar berlangsung. Evalusi tidak hanya terjadi di awal maupun di akhir tetapi selama KBM itu terjadi, misalnya dalam bentuk pengamatan,tanya jawab, dialog dll, hal ini dilakukan dalam rangka pemantapan program, jadi evaluasi harus dilakukan secara kontinu.

d.prinsip koherensi.Sebagai akibat dari prinsip keterpaduan, maka evaluasi harus konsisten dengan kemampua yang didukung oleh tujuan pengajaran, sering terjadi kemampuan yang didukung oleh tujuan hanya pada ranah tertentu saja, pada hal evaluasi harus menjangkau seluruh tujuan yang sudah ditentukan. Evaluasi harus pula mempunyai koherensi dengan program pengajaran, artinya evaluasi harus benar-benar diperoleh dari hasil kegiatan belajar mengajar, baik kegiatab tatap muka maupun terstruktur. Kadang-kadang terjadi evaluasi (suatu tes) dijawab dengan benar oleh sisiwa sekalipun tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar. Evaluasi seperti ini tidak koheren dengan program.

e.prinsip diskriminasiDilihat dari Ilmu psikologi diketahui bahwa setipa individu mempunyai perbedaan dengan individu lain adalah suatu person yang unik, bahkan walaupun dua individu memiliki pendapat yang sama tetapi jalan pemikirannya berbeda, sesuai dengan hakekat individu ini evaluasi haruslah pula mampu menunjukkan perbedaan dikalangan siswa secara individual. Apabila suatu kelas menujukkan skor yang sama, maka evaluasi tersebut perlu di kaji ulang .

f.prinsip keseluruhanPerubahan tingkah laku yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang hendak dicapai bersifat utuh. Karena itu evaluasi yang akan dilakukan hendaknya bersifat utuh pula. Yaitu meliputi seluruh segi tujuan pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa evaluasi ditujukan tidak hanya pada sesudah akhir proses pengajaran saja tetapi juga selama proses belajar mengajar berlangsung, misal peran serta siswa, kreatifitas, cara-cara penyampaian ide-ide siswa, baik di dalam maupun diluar proses belajar mengajar.

g.prinsip pedagogis.Seluruh kegiatan evaluasi hendaknya diketahui dan dirasakan oleh siswa tidak hanya sebagai rekaman hasil belajar saja tetapi juga sebagai upaya perbaikan dan peningkatan prilaku dan sikapnya, sehingga hasil evaluasi harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi yang berhasil dan sebaliknya merupakan ”hukuman/peringatan” bagi yang belum berhasil hal ini memicu untuk belajar lebih giat dan lebih baik, dengan demikian evaluasi ikut membentuk prilaku dan sikap yang positif.

7

Page 13: Diktat Evaluasi PAK

h.prinsip akuntabilitas (acconuntability)Akuntabilitas merupakan salah satu ciri dari pendidikan berdasar kompetisi. Yang pada akhirnya pendidikan dan pengajaran harus dapat dipertanggung jawabkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri, kepada masyarakat pemakai lulusan dan kepada kelompok profesional. Pertanggungjawaban terhadap ketiga kelompok ini merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi. Dengan kata lain melalui evaluasi kita memeprtanggungjawabkan hasil pendidikan yang kita selenggarakan kepada ketiga pihak tersebut, akreditasi terhadap penyelenggara pendidikan termasuk dalam pertanggungjawaban tersebut.

H.Syarat-syarat Evaluasi.

Evaluasi bersifat tidak lansung, tak lengkap dan relatif hal ini dapat dipahami karena memang evaluasi tidak lebih sebagai alat untuk mengukur, oleh karena itulah amat sulit untuk menemukan syarat-syarat yang edial dan memuaskan kebutuhan dari tujuan evaluasi itu sendiri, namun demikian mengingat pentingnya fungsi dan peran evaluasi maka perhatikan ada beberapa syarat yang dapat dikemukakan disini :

a.sahih (Valid).Evaluasi dikatakan valid apabila mengukur dari apa yang sebenarnya di ukur, apabila yang diukur adalah sikap, tetapi evaluasinya mengukur pengetahuan, maka evaluasi tersebut jadi tidak valid. Kesahihan evaluasi biasanya diukur dalam prosentasi atau dalam derajat tertentu dengan alat ukur tertentu.b.terandalkan (realible).Ewaluasi dikatakan terandalkan jika alat evaluasi yang sama dilakukan terhadap kelomp[ok siswa yang sama beberapa kali dalam waktu yang berbeda-beda, akan memebrikan hasil yang sama.c.obyektifEvaluasi dikatakan obyektif jika dilakukan dengan benar dengan tidak mendapat pengaruh subyektif dari pihak penilai.d.seimbang (balance).Keseimbangan disisni meliputi keseimbangan bahan, keseimbangan kesukaran dan keseimbangan tujuan. Bahan harus seimbang di antara berbagai pokok bahasan. Keseimbangan dalam kesukaran, artinya antara yang mudah, sedang dan sukar harus dalam proporsi tertentu. Keseimbangan tujuan adalah keseimbangan antara berbagai mantra tujuan keseimbangan dalam berbagai matra dalam kawasan tertentu, antara pengetahuan pemahaman,aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi dalam ranah tertentu harus di sesuaikan dengan tujuan evaluasi itu sendiri, baik afektif, kognetif maupun psikomotorik.e.membedakanEvaluasi ini harus dapat memebedakan (discriminable) prestasi individual di antara kelompok siswa. Evaluasi ini harus dapat memebedakan siswa yang berhasil, cukup berhasil, kurang berhasil, gagal dan sebagainya.f.norma.Evaluasi yang baik hasilnya harus mudah ditafsirkan, hal ini menyangkut tentang adanya ukuran atau norma tertentu untuk menafsirkan hasil evaluasi dari setiap siswa.

8

Page 14: Diktat Evaluasi PAK

g.fairEvaluasi yang fair mengemukakan persoalan-persoalan dengan wajar, tidak bersifat jebakan, dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak, disamping itu terdapat keadilan untuk setiap siswa yang dievaluasi.

h.praktis.Baik ditinjau dari segi pembiayaan maupun dari segi pelaksanaanya evaluasi yang dilakukan harus efisien dan mudah dilaksanakan.

I. Pengertian Evaluasi Dalam Konteks PAK

a.Pengertian.

Berbicara masalah evaluasi pada dasarnya adalah sama baik itu diterapkan pada bidang pengajaran pada umumnya maupun pada pelajaran agama. Unsusr-unsur yang ada dalam evaluasi pasti akan menjadi patokan dan tolok ukur bagi siapa saja yang akan menggunakan evaluasi sebagai bagian dari pemberia nilai atau pengambilan keputusan.

Unsur-unsur yang ada dalam Evaluasi seperti Rumusan Evaluasi, Ciri-ciri Evaluasi, Sifat-sifat Evaluasi, fungsi, prinsip, manfaat, syarat-syarat Evaluasi, termasuk jenis-jenis dan prosedur evaluasi serta penyusunan alat evaluasi, analisis butir soal sampai pada tingkat pelaporan hasil, adalah sama jika diterapkan pada prosedur penilaian.

Untuk mengunakan alat evaluasi dalam menentukan sebuah penilaian memang bisa berbeda-beda, baik dalam penskoran maupun memberi bobot nilai itu sendiri, memang aspek-aspek yang dinilai setiap mata pelajaran itu memilki kekhasannya tersendiri bahkan ada yang tidak sama jumlah aspek yang akan diberi pembobotan nilai, misalnya Bahasa ada 4 aspek IPA ada 5 aspek, IPS ada 2 aspek, demikian agama hanya 2 aspek begitu pula dengan yang lainnya.

Memang tidak menutup kemungkinan prosedur penilaian dalam pelajaran agama mestinya agak berbeda dengan bidang-bidang pelajaran yang menuntut keberhasilan secara kognetif saja atau psikomotorik saja, sedangkan agama menuntut 3 aspek bahkan dimungkinkan penilaian Karakter dan sikap bisa menjadi dominan dalam penilaian pada pelajaran agama. Oleh sebab itu menurut Pdt.Janse Belandina Non-Serrano.M.Si. ditulis dalam bukunya yang berjudul ” Bingkai Materi PAK” menjelaskan bahwa Evaluasi dalam konteks PAK bertujuan sebagai ” umpan balik” Bagi Guru untuk mengukur kembali Kompetensi serta profesionalitas dirinya sendiri selaku Guru PAK, mengapa demikian ? Karena guru adalah figur pelaku serta teladan dari PAK itu sendiri, sehingga evaluasi PAK ini sangat dekat sekali dengan dedikasi dan performece guru.

Pakar psikologi pendidikan umumnya sepakat bahwa keberhasilan proses belajar mengajar banyak tergantung pada Kreatifitas dan inovasi guru. Khususnya menyangkut pendidikan agama Kristen yang sering dituding sebagai mata pelajaran yang cenderung”membosankan” oleh karena itu selaku guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan yang memadai standarisasi profesi guru, karena guru adalah sebagai :

9

Page 15: Diktat Evaluasi PAK

1.Designer of instruction. (perancang pengajaran)2.Manager of instruction. (pengelola pengajaran)3.Evaluator of student learning. (penilai prestasi belajar peserta didik).

Pada bagian lain Pdt.Dra.Dien Sumiyatiningsih,G.D.Th.,M.A. dalam bukunya yang berjudul “Mengajar dengan Kreatif & Menarik” memberikan penjelasan yang mengacu pula pendapat dari Bruce Joyce dan Marsha Weil menyinggung tentang permodelan guru sebagi sosok yang sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam contoh model-model pengajaran menggolongkan rumpun model pengajaran menjadi 4 rumpun yang berbeda yaitu:

1.Information Models.(model pemrosesan informasi).2.Personal Models. (model pribadi).3.Interative Models. (model interaksi).4.Behavioral Models. (model perilaku).

Dengan demikian memahai serta menyimak secara seksama evaluasi dalam konteks PAK bukan semata-mata kita memberi penilaian kepada siswa atas apa yang dia kerjakan diatas kertas, melainkan peran seorang guru/pendidik sangat-sangat menentukan akan perubahan dan perkembangan menuju kedewasaan yang berada dalam Kristus dalam pengenalannya yang penuh kasih karena karakter dan prilaku sudah diubahkan oleh sosok guru/pendidik, apapun ”corak dan warna” yang akan kita torehkan pada peserta didik/ murid adalah tanggung jawab kita sepenuhnya atas iman dan moral anak, guru/pendidik adalah dasar permodelan bagi keberhasilan siswa.

Disamping alat evaluasi kita pakai sebagi saranan untuk mengambil keputusan atas sebuah nilai agama pada anak/siwa , ternya akan lebih penting dan berharga jika anak/siswa juga kita bawa pada kedewasaan secara iman dan moral dan dapat mengaplikatifkan dalam setiap sisi dan bidang kehidupannya.

Guru agama memegang peranan yang setrategis dan sangat penting karena gurulah yang memegang jurus-jurus pendidikan dan pengajaran baik sacara formal ilmu pengetahuan sekuler juga memegang karunia iman yang bisa kita berikan untuk melawat anak-anak kita yang memerlukan bmbingan kita semua baik di sekolah maupun dimana mereka harus di bimbing.

Pada dasarnya evaluasi PAK bukan sekedar menuliskan sebuah angka kedalam putusan akahir untuk memberi penilaian terhadap peserta didik, tetapi lebih dari itu bagaimana kita selaku pendidik/ guru bisa membawa siswa untuk ”berjumpa” pada Tuhan Yesus Kristus sebagi Tuhan dan Jurusalamat mereka.

b.Desaian Instruksional Pengajaran.

1.Pengantar.

Desain instruksional pengajaran untuk bisa digunakan di lembaga pendidikan teologi. Adalah ”cara yang dipakai oleh pengajar, ahli kurikulum, perancang bahan, dengan tujuan untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi guna keperluan belajar” (Gagne, 1988).

10

Page 16: Diktat Evaluasi PAK

2. Peran pengajar dalam pendidikan teologi

Sebagai sahabat: yang mengasihi, memelihara dan tumbuh bersama.Sebagai penterjemah: antara alkitab dan gereja dengan para siswa. Tahun perbedaan ”masing-masing sisi”, kerangka berpikir, latar belakang.Sebagai penulis kurikulum. Buku ajar hanya sebagian kecil, perlu adaptasi.Sebagai penulis rencana pengajaran.Sebagai pembelajar terus menerus.

3. Desain instruksional melibatkan:a.Mengajar (teaching): membantu pembelajar memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk ekspresi diri, dan cara bagaimana belajar.b. Belajar (learning): melibatkan (a) adanya perubahan tingkah laku peserta didik (b)

perubahan relatif permanen (c) perubahan karena interaksi dengan lingkungan dan bukan karena proses kedewasaan atau perubahan fisik.

c.Pembelajaran (instruction): mencakup semua events yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia, baik yang dilakukan guru maupun yang diturunkan dari bahan cetak, gambar radio, televisi, film, e-learning maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut (Briggs: 1989).

4. Syarat mendesain instructional pengajaran: Pengajar memiliki dasar pengetahuan dan konsep yang diajarkan.Sadar dan tahu apa yang ingin dicapai.Mampu menjabarkan dalam silabi dan pokok bahasan.Sudah berkonsultasi dengan ahli (materi dan content specialist).Dapat menganalisa pengalaman mengajar. Ada pendekatan sistim instructional.

5. Spesifikasi tujuan pengajaran.Merupakan spesifikasi atau batasan isi pokok bahasan, juga sering disebut sebagai tujuan umum. Tujuan pengajaran yang bersifat umum, atau kompetensi dasar, atau konsep kunci yang mengarahkan pengajar untuk membuat perencanaan. Bersifat umum sebagai fokus pengajaran, melibatkan waktu cukup lama sehingga mungkin sulit untuk membuat perencanaan dalam satu kali pertemuan.Perlu pemilihan: titik berat, prioritas, penafsiran dan kepentingan yang berbeda.

6. Spesifikasi tujuan belajar.Merupakan penjabaran tujuan umum, ada yang menyebut sebagai indikator, tujuan khusus.Tujuan atau kompetensi spesifik yang akan dicapai, dikuasai oleh siswa bukan pengajar.Mungkin termasuk ranah kognitif, afektif, psikomotorik.Penggunaan kata-kata yang jelas, tidak abstrak, tidak terlalu luas.Diformulasikan dalam bentuk operasional.Bisa dievaluasi pengajar baik proses maupun hasilnya.

11

Page 17: Diktat Evaluasi PAK

7. Strategi yang dipakai: aktifitas belajar-mengajar. Ada berbagai pendekatan, yang umum: pendahuluan, isi, Penutup. Alternatif lain (D. L Griggs; 1988).

1. Pendahuluan: mulai dari kehidupan siswa.2. Penyampaian materi.3. Pendalaman materi: pribadi atau kelompok.4. Respon kreatif pengajar.5. Kesimpulan atau penutup.

Catatan: Ada banyak cara kreatif untuk menyampaikan ke lima komponen strategi. Perlu juga dibuat alokasi waktu yang seimbang dan memadai untuk melaksanakan strategi.

Alternatif lain: mengikuti model pengajaran tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran (cat:permodelan diatas perlu di simak kembali ).

8. Sumber-sumber pengajaran yang dipakai.Sebaiknya sumber yang dipakai bukan ”sekedar coba-coba”.Perlu dipilih dengan hati-hati, disediakan bagi siswa.Sumber-sumber pengajaran bisa diatur dan dapat dilihat oleh sebanyak mungkin mahasiswa.

9. Pengaturan ruangan. Ruang,lingkungan alam bisa diatur sesuai model pengajaran yang direncanakan. Perlu merubah ruangan, alat-alat, bahan-bahan secara berkala. Ruang, suasana, efek atau dampak lingkungan didesain sesuai tujuan.

10. Evaluasi.Evaluasi berkaitan dengan materi: bisa dalam pertanyaan informatif, pertanyaan analitis, pertanyaan bersifat pribadi kepada siswa.Evaluasi terhadap proses belajar – mengajar, interaksi siswa dengan temannya, dengan pengajar dan dengan media.Evaluasi untuk mengukur sejauh mana tujuan pengajaran sesuai target.Berkaitan juga dengan penilaian: memakai alat dan prosedur (dijelaskan tersendiri lihat bagian evaluasi)..Sebagai dasar untuk memberikan umpan balik bagi siswa.

11.Ciri pengajar yang kreatif menuju proses pengajaran yang efektif

a.Hormat dan menerima diri, mampu mengontrol diri (emosi stabil). b.Menyukai mengajar sebagai profesi dan menyenangi apa yang diajarkan. c.Mengerti kondisi mahasiswa, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya. d.Berbicara secara komunikatif, jelas, terutama dalam mengkomunikasikan ide- idenya.Antusias, bergairah terhadap bahan pengajaran, kelasnya, dan seluruh pengajarannya.

12

Page 18: Diktat Evaluasi PAK

f.Mampu memperhatikan perbedaan individual perserta didik. G Kreatif, berinisiatif, memiliki banyak pengetahuan, dan banyak akal. h.Menghindari ejekan maupun sarkasme, kepada siswa.

i.Memiliki kehidupan spiritualitas yang baik. j.Menjadi teladan hidup Kristen bagi siswa.

12. Pengembangan kreatifitas berdasar kecerdasan majemuk.

Howard Gardner menemukan dan membuka rumpun-rumpun kecerdasan manusia yang lebih luas melebihi kepercayan manusia sebelumnya tentang kecerdasan. Penggunaan kecerdasan majemuk dalam proses belajar mengajar akan mengembangkan kreatifitas baik pengajar maupun asiswa. Berbagai kecerdasan majemuk Howard Gardner.

a.Kecerdasan bahasa.b.Kecerdasan logis matematis.c.Kecerdasan ruang.d.Kecerdasan body kinestiK.e.Kecerdasan antar pribadi.f.Kecerdasan intra pribadi.g.Kecerdasan musik.h.Kecerdasan naturalis.g.Kecerdasan eksistensial.

c.Model dan Evaluasi pengajaran dalam PAK

Model Evaluasi Pengajaran.

1.Model Pengajaran.

(1).Pengantar.

a.Penggunaan model pembelajaran didasari asumsi untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan. b.Disusun menurut teori pendidikan tertentu. c.Tiap model mempunyai tujuan dan misi tertentu. d.Dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kegiatan belajar – mengajar di kelas.

Memiliki seperangkat elemen (Joyce dan Weil. 1996):

1. Urutan tahap (Syntax).2.Prinsip reaksi.3.Sistim sosial.4.Ada sistim pendukung

13

Page 19: Diktat Evaluasi PAK

(2). Pertimbangan untuk memilih model pembelajaran.

a. Pelajari tujuan umum atau kompetensi dasar dan tujuan khusus dikaitkan dengan materi pokok. b. Pelajari bahan-bahan yang dibutuhkan.

Pahami siswa. c. Pelajari karakteristik model yang digunakan.

(3).Menyesuaikan diri dengan penggunaan model pengajaran.

a.Menyesuaikan diri dengan kurikulum. b.Pengajar mampu melakukan tahapan yang ditentukan. c.Bersedia mengubah kebiasaan sesuai dengan tuntutan model. d.Bersedia menyediakan aspek-aspek penunjang untuk menjamin keberhasilan. e.Membuat persiapan atau mendesain proses pengajaran dengan acuan modelyang dipilih.

(4).Bagaimana memilih model yang tepat?

a.Tak ada jawaban pasti, tidak dapat dibandingkan mana model yang terbaik. b.Sebagai pemula tidak dapat menguasai semua model. c.Kita perlu berlatih menggunakan model yang beragam, agar peserta didik terangsang belajar secara baik dengan aktifitas yang tepat. d.Memilih model pengajaran bukan seperti menggunakan resep untuk ”mengobati semua penyakit”. e.Proses dan hasil maksimal pembelajaran dapat dicapai.

(5).Tekanan pada pengajaran iman: membutuhkan model yang berbeda-beda. 1.Thomas Groome (1990):

(1)iman sebagai kepercayaan: ranah kognitif/believing (2) iman sebagai suatu keyakinan: ranak afektif/trusting (3) iman sebagai suatu tindakan: ranak psikomotorik/doing

2.Richard Osmer (1992):Kita tidak memberi iman, tapi menciptakan kondisi supaya iman bertumbuh. Iman punya berbagai sisi, harus di ajarkan sesuai dengan model yang berbeda (1) percaya dasar iman (2) merupakan hubungan atau relasi dengan Tuhan dan sesama (3) melibatkan dan menyerahkan diri pada Tuhan: memakai energi dan waktu (4) iman sebagai misteri.

3. Bruce Yoice dan Marsha Weill(1996): membagi dalam 5 rumpun: rumpun memproses informasi, rumpun pengembangan pribadi, rumpun interaksi sosial, rumpun perilaku dan rumpun ketrampilan profesional. Setiap rumpun mempunyai berbagai model pengajaran, kesemuaya terdapat 24 model.

14

Page 20: Diktat Evaluasi PAK

4. Sara Little: dia mengikuti pembagian Bruce Joice, namun ditambah model encounter model of teaching/ perjumpaan tidak langsung dengan Tuhan, dan ”shared praksis” atau model ”aksi-refleksi”. 5. Tambahan model yang penting untuk konteks di Indonesia: model pelatihan, mendongeng, penggunaan Information Communication Tehnology (ICT).

Penggunaan beberapa teori model dapat anda pelajari lebih mendalam dalam beberapa buku dan salah satu diantaranya buku tulisan DienSumiyatiningsih.2006. Mengajar dengan Kreatif dan Menarik. Yogyakarta AndiOffset.Hal:69-113.

Evaluasi Pengajaran.

(6) Pengertian Evaluasi dan Penilaian.

1.Evaluasi berbeda dengan penilaian. 2.Evaluasi: untuk melihat suatu program yang direncanakan telah tercapai atau

belum, berharga atau tidak, tingkat efisiensi pelaksanaan.3.Contoh: evaluasi terhadap kurikulum baru, kebijakan baru, sumber belajar, etos

kerja pengajar.4.Penilaian (assesment): penerapan berbagai prosedur dan cara. Penggunaan

beragam alat penilain untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana kecercapaian hasil belajar atau kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

5. Penilaian menjawab tentang sebaik apa hasil atau prestasi peserta didik.

(7) Manfaat penilaian pengajaran.

1.Sebagai umpan balik peserta didik.2.Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar mahasiswa.3.Umpan balik bagi pengajar untuk memperbaikai proses belajar mengajar.4.Sebagai informasi kepada pihak lain (misal: orang tua).

(8) Fungsi penilaian.

1.Alat untuk menentukan penguasaan siswa terhadap kompetensi atau kemampuan.2.Sebagai bimbingan.3.Sebagai alat diagnosis.4.Cara melalui:

-unjuk kerja/performance, -penugasan/project, -portofolio/portfolio, -hasil kerja/product -tes tertulis/paper and pen. -Penilaian melalui portofolio.

15

Page 21: Diktat Evaluasi PAK

5.Merupakan penilaian berkelanjutan dengan dasar berbagai informasi yang menunjukkan perkembangan siswa pada periode tertentu. 6.Berguna untuk melakukan perbaikan. Dapat berupa karya peserta didik, karangan, naskah hotbah/renungan, tulisan doa, puisi, naskah drama, piagam, paper, gambar/tulisan, laporan, desain, komposisi musik. Kumpulan tersebut merupakan refleksi perkembangan mahasiswa.

(9) Penilaian melalui unjuk kerja. 1.Dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja mahasiswa dalam melakukan sesuatu. 2.Merupakan cara yang lebih otentik daripada tes tertulis, karena lebih

mencerminkan kemampuan sebenarnya. 3. Semakin banyak pengamatan dilakukan, semakin dapat dipercaya hasilnya. 4.Penilaian melalui penyajian lisan: ketrampilan berbicara,

berpidato,berkhotbah,menyampaikan renungan, berdoa, berdiskusi, memecahkan masalah dalam kelompok , menari, memainkan alat musik,mengoperasikan komputer, mengerjakan program tertentu komputer.

(10) Penilaian melalui penugasan/project.

1. Penilaian melalui proyek yang dilakukan karena tugas tertentu.2.Tugas yang dilakukan untuk melakukan investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data.

(11).Penilaian melalui tes tertulis (paper and pen). 1. Biasa dilakukan untuk waktu terbatas dan kondisi tertentu. 2. Soal dan jawaban diberikan kepada mahasiswa dalam bentuk tulisan. 3. Ada dua bentuk soal tertulis:

- memilih jawaban: pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah), menjodohkan, - soal dengan mensuplai jawaban, isian atau melengkapi jawaban singkat atau pendek, meminta jawaban uraian.

12) Rambu-rambu penilaian. 1.Validitas: menggunakan alat ukur yang sesuai, menggunakan kata-kata yang

tidak bermakna ganda, perhatikan kemampuan yang diukur. 2 Reliabilitas: penilaian harus ajeg dan menjamin konsistensi. 3.Terfokus: pada kemampuan atau kompetensi, jadi bukan hanya pada penguasaan materi. 4.Komprehensif/mencakup keseluruhan: menilai dengan beragam cara dan alat

untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa. 5.Objektifitas: penilaian harus objektif. Harus dipertimbangkan adanya keadilan, terencana, berkesinambungan, menerapkan kriteria yang jelas.

6.Mendidik: penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pengajaran bagi pengajar dan kulitas belajar bagi mahasiswa.

7.Berkesinambungan: untuk memantau proses, kemajuan, perbaikan hasil dalam bentuk tes harian, tes tengan semester (TTS), tes akhir semester (TAS).

16

Page 22: Diktat Evaluasi PAK

BAB II. Jenis-jenis dan Prosedur Penyusunan Alat Evaluasi.

Alat evaluasi banyak dipengarui oleh tujuan pengajaran yang akan dicapai, sebagaimana kita ketahui pendidikan atau pengajaran umumnya diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang berorientasi pada pengetahuan, sikap dan kelakuan. Untuk mengukur tujuan yang berhubungan dengan pengetahuan tetntu berbeda dengan tujuan yang berhubungan dengan sukap, selain tujuan penganjaran, alat-alat evaluasi juga dipengaruhi oleh alat-alat evaluasi itu sendiri.Perhatikan uraian alat evaluasi dan pengunaannya seperti bagian berikut ini sbb:

A.Berdasarkan Fungsi Evaluasi.a.penilaian formatif.Penilaian ini lebih diarahkan kepada pertanyaan , sampai dimana guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya, hal ini akan digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses belajar-mengajar. Dengan perkatan lain,penilaian formatif ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru.Dalam hal ini yang penting adalah bagimana guru harus melakukan tindak lanjut terhadap umpan balik yang didapatkan sebagai penilaian formatif itu.meskipun dalam penilaian formatif ini keberhasilan guru yang dinilai. Yang langsung dikenal penilaiannya tetap siswa. Jadi dengan kata lain melihat hasil yang diperoleh siswa dapat diketahui keberhasilan atau tidak berhasilan guru mengajar. Penilaian ini biasanya terjadi pada saat selesainya materi dalam satu pembahasan materi, atau akhir satuan pelajaran.b.penilaian sumatifPenilaian ini langsung diarahkan kepada keberhasilan siswa mempelajari suatu program pengajaran yang relative besar. Missal: triwulan, semester atau akhir tahun pelajaran. Atau pada akhir jenjang persekolahan seperti EBTA, UAS, UAN dan sebaginya, ini merupakan salah satu kegiatan penilaian sumatif.Apabila penilaian formatif diarahkan kepada proses belajar mengajar, maka penilaian sumatif diarahkan pada hasil belajar itu sendiri (outcome / output) hasil penilaian sumatif ini berguna berguna untuk sbb:1.memberi nilai (grading) kepada siswa, missal nilai rapor dalam setiap triwulan, catur wulan maupun semester.2.memberikan penentuan tentang seorang siswa, misalnya : lulus atau tidak lulus, naik/tidak naik, baik/ tidak baik.3.menempatkan siswa pada kelompok yang ditentukan, missal: kelompok kerja, dalma setudi selanjutnya, dan sebaginya.Penilaian formatif diarahkan kepada tercapai tidaknya tujuan-tujuan intruksional khusus atau KD sedangkan penilaian sumatif diarahkan kepada tercapai tidaknya tujuan-tujuan instruksional umu atau SK.

c.penilaian penenpatanyang dimaksud adalah usaha penilaian untuk memahami kemampuan setiap siswa. Sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya. Penempatan yang dimaksud dapat berupa penempatan –penempatan sbb:

17

Page 23: Diktat Evaluasi PAK

1.penempatan siswa dalam kelompok kerja.2.penempatan siswa dalam kelas.3.penempatan siswa dalam berbagai panitia disekolah.4.mengarahkan siswa dalam memilih kelanjutan studi.5.mengarahkan siswa dalam kemungkinan memilih kerja.6.menempatakan siswa dalam program pengajaran tertentu.dll.

d.penilaian diagnostic.Penilaian ini bertujuan untuk menelususri kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil dalam belajar, juga karena factor-faktor yang menguntungkan pada siswa tersebut, untuk dapat digunakan dalam menolong mengatasi kelemahan siswa tersebut. Dengan penilaian diagnostic ini guru dapat mengetahui dengan jelas dimana kesulitan siswa tersebut, contoh : siswa tidak dapat menyebutkan ke dua belas murid Yesus maka guru harus memulai dengan memebri bimbingan dari yang sederhana agar diketahui sejauhmana siswa tersebut dapat menyebutkan 2 atau 5 nama murid Yesus.

B.Berdasarkan cara penilaian.Berdasarkan cara penilaiannya dibedakan dalam dua cara penilaian yaitu penilaian

Kuantitatif dan penilaian Kualitatif , untuk penilaian kualitatif pada umumnya lebih subyektif dari pada penilaian kuantitatif. Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dengan angka sedangkan penilaian kualitatif dinyatakan dengan ungkapan ”Baik” atau huruf A, B, C dst.nya. Dalam penilaian kedua cara ini harus dilakukan secara seimbang. Ada aspek-aspek individu siswa yang perlu diungkapkan secara kualitatif, disamping secara kuantitatif. Lalu bagaimana mengkombinasikan kedua cara penilaian tersebut baik waktu penilaiannya,maupun dalam memperpadukan hasil kedua cara penilaian itu, kemudian bagaimana teknik-tekniknya yang tepat digunakan untuk kedua penilaian tersebut, hal ini dapat dilakukan sebagai berikut :

Aspek-aspek tingkah laku siswa dalam bidang kognitif pada umumnya dinilai secara kuantitatif. Aspek sikap atau afektif pada umumnya dinilai secara kualitatif. Tetapi aspek ketrampilan atau psikomotorik dapat secara seimbang dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.

Apabila guru akan memperpadukan hasil penilaian kuantitatif dan kualitatif, misalnya untuk menemukan nilai akhir dari suatu bidang pengajaran untuk segala aspek tingkah laku siswa, maka guru harus mengubah salah satu dari kedua cara itu, atau mengbah hasil penbilaian kuantitatif ke dalam ungkapan kualitatif, atau sebaliknya mengubah hasil penilaian kualitatif menjadi nilai dalam bentuk angka. Kemudian diumlah dan di rata-ratakan, dan apabila perlu mempergunakan bobot tertentu sesuai dengan keperluannya. Setelah mendapat nilai rata-rata, kemudian rata-rata itu diubah kembali sesuai dengan kebiasaan penilaian akhir di sekolah yang bersangkutan, dalam bentuk ungkapan atau dalam bentuk angka.

Bilamana kedua cara penilaian itu dilakukan, penilaian kuantitatif biasanya dilakukan apabila guru ingin memberikan nilai akhir terhadap hasil belajar siswanya. Sedangkan penilaian kualitatif dilakukan apabila guru ingin memperbaiki hasil belajar siswanya. Tetapi perbedaan tersebut jangan dijadikan patokan, karena kedua cara penilaian itu dapat saja dilakukan pada kedua kesempatan tersebut, disesuaikan dengan kebutuhan. Kedua cara penilaian tersebut memerlukan teknik pelaksanaannya.

18

Page 24: Diktat Evaluasi PAK

C.Berdasarkan isi dan tujuan.

Berdasarkan isi dan tujuan tes, maka tes dapat dibedakan menjadi tiga bagian sbb:a.tes hasil belajaryaitu tes yang dilakukan untuk menilai sampai sejauhmana hasil belajar yang dicapai oleh siswa, setelah mereka menjalani perbuatan belajar dalam waktu tertentu. Jadi tes ini dilakukan setelah siswa mengalami proses belajar mengajar, dan bahan yang dijadikan soal tes tidak keluar dari bahan yang telah dipelajari oleh siswa.

b.tes diagnotisYaitu tes untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa dalam menerima pelajaran tertentu yang hasilnya dig8nakan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya di dalam belajar / mempelajari materi pelajaran.

c.tes psikologiYaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan psikologis siswa, terutama ciri-ciri kepribadiannya yang dapat digunakannya yuntuk membantunya apabila ia mengetahui kesulitannya yang berhubungan dengan ciri-ciri tersebut, tes psikologis meliputi sbb:

1. tes kecerdasan : untuk mengetahui kecerdasan umum siswa.2. tes minat : untuk mengatahui minat belajar siswa.3. tes sikap : untuk mengetahui sikap siswa.4. tes bakat : untuk mengetahui bakat-bakat khusus siswa.5. tes kepribadian : untuk mengetahui ciri -ciri kepribadian siswa.

D.Berdasarkan pembuatannya.

a.tes buatan guru.Tes buatan guru, yaitu tes yang dibuat oleh guru untuk keperluan penilaian guru tersebut terhadap siswanya.Tes ini terutama tes hasil belajar dan biasanya berlaku untuk satu sekolah,bahkan kadang-kadang hanya untuk satu kelas saja,tetapi tidak menutup kemungkinan dibuat,disusun,dan dipergunakan untuk kepentingan KKG, MGMP,dll.

b.tes baku.Tes baku adalah tes yang sudah di standarkan,tes baku ini ,baik tes hasil belajar maupun tes psikologis hasilnya dapat ditafsirkan secara umum dalam daerah yang luas ataupun hanya berlaku untuk satu kelompok saja,misalnya sebuah tes untuk mata pelajaran tertentu SD kelas 5 tes tersebut dapat digunakan untuk semua murid kelas 5 SD di seluruh Indonesia,dengan hasilnya dapat ditafsirkan berdasarkan ukuran yang seragam.Untuk tes semacam ini murid kelas 5 SD di Irian mendapat nilai mentah 35 akan dianggap mempunyai nilai yang sama dengan murid kelas 5 di Jakarta maupun di kota-kota besar lainnya (nilai di konversi).Tes semacam ini (baik itu tes hasil belajar,tes psikologis,atau tes diagnostik,baik dalam bentuk tes tertulis ataupun lisan,maupun berupa tes verbal ataupun tes perbuatan)di sebut tes baku atau tes standar (Standardized test).

19

Page 25: Diktat Evaluasi PAK

E.Cara dan alat Evaluasi.

Alat evaluasi yang dibahas bagian ini tidak mencakup semuanya,tetapi hanya disampaikan alat evaluasi yang sering dipakai oleh guru dalam kegiatanya sehari-hari tepatnya alat evaluasi yang berdasarkan teknik penilaian khususnya yang berbentuk tes. Oleh karena itu para guru khususnya para mahasiswa yang sedang belajar evaluasi ini hendaknya dapat memperoleh gambaran sekaligus dapat menentukan dan memilih alat evaluasi mana yang tepat dan yang diperlukan untuk dapat dipakai.

a.konstruksi tes essay, tes lesan dan tes obyektif.Memang tidak ada alat evaluasi yang bersifat mutlak setiap guru diberi kebebasan

untuk memilih dan menentapkan alat evaluasi sendiri secara tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Adapun alat yang dimaksud pada bagian ini hanya disajikan alat evaluasi yang sering digunakan guru dalam kegiatannya sehari-hari jadi tidak mencakup keseluruhan alat evaluasi, diantaranya :

1.tes esei.Tes ini berbentuk soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut jawabannya. Berdasarkan jawabannya, tes esai biasanya dibedakan atas dua macam yaitu tes esai dengan jawaban singkat (berstruktur/tertutup) dan tes esai dengan jawaban panjang (bebas, luas /terbuka).Tes esai dengan jawaban singkat menuntut siswa memberi jawaban satu atau dua kalimat baik dengan kata-katanya sendiri maupun jawaban pasti yang terstruktur. Sedangkan tes esai dengan jawaban panjang/luas terbuka , biasanya siswa memnjawab dengan uraiannya sendiri yang tentu mengacu pada pertanyaan yang duharapkan dari soal esai tersebut.Kelebihan/kebaikan :-dapat mengukur proses mental yang tinggi, yaitu pengertian dan penerapan (termasuk: analisis, sintesa dan evaluasi) mengorganesasikan bahan dan dan pikiran serta membanding-bandingkan.-dapat mengukur siswa dengan kesanggupannya untuk menjawab dengan pertanyaan dengan kata-katanya sendiri.-mengurangi unsur spekulasi jawaban dari siswa dan membatasi kemungkinan nyontek. Dll.Kelemahan-keburukkanya :-pengaruh sobyektif guru cenderung berperan pada saat menetapkan/memutuskan skor penilaian.-kurang representatif, artinya tidak dapat mencakup semua materi yang telah diajarkan.-waktu yang digunakan untuk memeriksa relatif lama, kemungkinan untuk menafsirkan soal secara berbeda terbuka dengan lebar.Saran-saran atau anjuran :Berdasarkan kebaikan dan kelemahan yang dimiliki dalam tes esai disarankan untuk digunakan apabila :-jumlah siswa yang diuji tidak terlalu banyak.-guru ingi mengetahui perkembangan ketrampilan siswanya-guru ingin mengetahuii kerangka berpikir siswa atau proses berpikir, jadi bukan pola hasil berpikir.

20

Page 26: Diktat Evaluasi PAK

2.Tes objektif.Tes Objektif adalah tes yang memperhadapkan beberapa pilihan kepada siswa dan siswa hanya memilih satu dari antara beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan. Selain itu juga tes objektif juga biasanya menuntut siswa untuk memberi jawaban singkat atau mengisi titik-titik di tempat yang disediakan. Tes objektif biasanya dibagi menjadi : tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan, dan tes isian atau melengkapi.

Kelebihan atau kebaikan :-mempunyai validitas yang tinggi,-memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.-dapat mencakup seluruh materi yang telah diajarkan dan meliputi beberapa jenis kecakapan, misal : petunjuk dan pengerjaannya lebih mudah, skoring lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan tes esai. Item-item tes objektif dapat dianalisis untuk peningkatan mutu tes yang akan datang.

Kelemahan dan keburukkanya.-cara membuatnya memerlukan waktu, tenaga dan ketekunan yang cukup ekstra.-tidak dapat mengukur seluruh aspek kepribadian siswa karena hanya tepat mengukur aspek ingatan atau pengetahuan(kognetif).-jawaban anak belum merupakan jaminan keadaan anak yang sesungguhnya, aspek spekulasi dalam menjawab sangat tinggi.Saran-saran atau anjuran :-jumlah sisw yang diuji terlalu banyak.-guru menekankan hasil pemahaman siswa secara menyeluruh.-guru ingin mengujikan semua bahn yang telah diajarkan.

3. Tes Lisan.Tes ini membawa guru dan siswa kedalam tatap muka secara pribadi. Guru mengajukan pertanyaan secara lesan dan siswa langsung menjawab secara lesan pula.Kelebihan atau kebaikan :-dapat mengukur tujuan pengajaran yang tidak dapat diukur melalui tes tertulis. Misal ; ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan membedakan sesuatu.-tes lesan berguna dalam tes individual, tes ini memungkinkan pertanyaan-pertanyaannya dapat ditambah dalam bidangtertentu apabila guru merasa perlu memberkannya.

Kelemahan dan keburukkanya :-menggunakan/memakan banyak waktu.-memerlukan pertanyaan dalam jumlah yang banyak.-tekanan psykologis yang dialami siswa lebih tinggi.-menyulitkan siswa yang sering bicara gagap.dll.

Uraian diatas memperlihatkan, bahwa setiap alat evaluasi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jadi tidak ada alat evaluasi yang sempurna. Itu berarti tidak ada alat evaluasi yang mutlak, jika demikian alat evaluasi mana yang akan dipakai, maka diserahkan kepada pemakai evaluasi tersebut dengan memperhatikan kesesuaian dalam penggunaannya.

21

Page 27: Diktat Evaluasi PAK

b.Menentukan jenis penilaian.Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

1. portofolio/portfolio, 2. unjuk kerja/performance, 3. penugasan/project, 4. hasil kerja/product 5. tes tertulis/paper and pen.

1.Penilaian melalui portofolio.

a.Merupakan penilaian berkelanjutan dengan dasar berbagai informasi yang menunjukkan perkembangan siswa pada periode tertentu.

b.Berguna untuk melakukan perbaikan. Dapat berupa karya peserta didik, karangan, naskah hotbah/renungan, tulisan doa, puisi, naskah drama, piagam, paper, gambar/tulisan, laporan, desain, komposisi musik. Kumpulan tersebut merupakan refleksi perkembangan siswa.

2.Penilaian melalui unjuk kerja.

a. Dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu. b. Merupakan cara yang lebih otentik daripada tes tertulis, karena lebih mencerminkan kemampuan sebenarnya. c. Semakin banyak pengamatan dilakukan, semakin dapat dipercaya hasilnya. d. Penilaian melalui penyajian lisan: ketrampilan berbicara, berpidato,berkhobah, menyampaikan renungan, berdoa, berdiskusi, memecahkan masalah dalam kelompok , menari, memainkan alat musik, mengoperasikan komputer, mengerjakan program tertentu komputer.

3.Penilaian melalui penugasan/project.

a. Penilaian melalui proyek yang dilakukan karena tugas tertentu. b.Tugas yang dilakukan untuk melakukan investigasi sejak dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan data dan penyajian data. c.Sering melibatkan pencarian data primer dan sekunder. Mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan, hasil kerja tertentu, kerjasama dengan orang lain. d.Penilaian melalui proyek berguna untuk memahami pengetahuan dan pemahaman siswa untuk bidang tertentu berkaitan dengan teologi, gereja, mengaplikasikan pengetahuan dalam penyelidikan tertentu, mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subjek tertentu.

22

Page 28: Diktat Evaluasi PAK

4.Penilaian melalui produk.

a.Penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk seni, teknologi, hasil karya tangan, alat peraga sekolah minggu, dekorasi kristiani, penampilan tertentu, produk program power point, program flash, ICT. b.Cara ini tidak hanya melihat hasilnya tapi juga proses pembuatannya, bagaimana menggunakan peralatan dengan aman, penampilan menarik.

5.Penilaian melalui tes tertulis (paper and pen).

a. Bisa dilakukan untuk waktu terbatas dan kondisi tertentu. b. Soal dan jawaban diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. c. Ada dua bentuk soal tertulis:

(1) memilih jawaban: pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah), menjodohkan, (2) soal dengan mensuplai jawaban, isian atau melengkapi jawaban singkat atau

pendek, meminta jawaban uraian.

23

Page 29: Diktat Evaluasi PAK

BAB III. Analisis Butir-butir Soal.

A. Pengertian

Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996: 308). Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif, serta untuk mengetahui informasi diagnostik pada siswa apakah mereka sudah/belum memahami materi yang telah diajarkan (Aiken, 1994: 63). Soal yang bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan tujuannya di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum menguasai materi yang diajarkan guru.

Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997: 172) atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik (Popham, 1995: 195). Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.

Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan keduanya (penggabungan). Kedua cara ini diuraikan secara rinci dalam buku ini.

B.Manfaat Soal yang Telah Ditelaah

Tujuan utama analisis butir soal dalam sebuah tes yang dibuat guru adalah untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam tes atau dalam pembelajaran (Anastasi dan Urbina, 1997:184). Berdasarkan tujuan ini, maka kegiatan analisis butir soal memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah: (1) dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang digunakan, (2) sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi and Urbina, 1997:172). Di samping itu, manfaat lainnya adalah: (1) menentukan apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan, (2) memberi masukan kepada siswa tentang kemampuan dan sebagai dasar untuk bahan diskusi di kelas, (3) memberi masukan kepada guru tentang kesulitan siswa, (4) memberi masukan pada aspek tertentu untuk pengembangan kurikulum, (5) merevisi materi yang dinilai atau diukur, (6) meningkatkan keterampilan penulisan soal (Nitko, 1996: 308-309).

Page 30: Diktat Evaluasi PAK

24Linn dan Gronlund (1995: 315) juga menambahkan tentang pelaksanaan kegiatan analisis butir soal yang hiasanya didesain untuk menjawab pert anyaan-pertanyaan berikut ini.(1) Apakah fungsi soal sudah tepat? (2) Apakah soal ini memiliki tingkat kesukaran yang tepat? (3) Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan? (4) Apakah pilihan jawabannya efektif? Lebih lanjut Linn dan Gronlund (1995: 3 16-318) menyatakan bahwa kegunaan analisis butir soal bukan hanya terbatas untuk peningkatkan butir soal, tetapi ada beberapa hal, yaitu bahwa data analisis butir soal bermanfaat sebagai dasar: (1) diskusi kelas efisien tentang hasil tes, (2) untuk kerja remedial, (3) untuk peningkatan secara umum pembelajaran di kelas, dan (3) untuk peningkatan keterampilan pada konstruksi tes.

Berbagai uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal adalah: (1) untuk menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi penggunaannya; (2) untuk meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh soal, serta meningkatkan pembelajaran melalui ambiguitas soal dan keterampilan tertentu yang menyebabkan peserta didik sulit. Di samping itu, butir soal yang telah dianalisis dapat memberikan informasi kepada peserta didik dan guru seperti contoh berikut ini.

DATA KEMAMPUAN PESERTA DIDIK

NAM ASISWA

NOMOR SOAL* SKORTOTAL#

KETERANGAN5 10 2 6 9 2 7 3 8 4

A 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 NormalB I 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 NormalC 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5 Mengantuk dll.D 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4 MenebakE 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 Lamban, beratJUMLAH 4 3 4 3 2 2 2 1 2 2

Keterangan :1 = soal yang dijawab benar0 = soal yang dijawab salah* Soal disusun dari soal yang paling mudah sampai dengan soal yang paling sukar # Disusun dari skor yang paling tinggi sampai dengan skor paling rendahDari data di atas seperti soal nomor 3, 8, dan 4 (hanya dapat dijawab benar oleh 1, 2, dan 2 peserta didik) dapat memberikan informasi kepada guru atau pengawas tentang materi soal itu yang telah diajarkan kepada peserta didik. Mereka dapat memperbaiki diri berdasarkan informasi/data di atas. Informasi itu misalnya berupa 10 pertanyaan introspeksi diri atau penilaian diri seperti berikut ini.

PENILAIAN DIRI

NO ASPEK YANG DITANYAKAN YA TIDAK

1. Apakah guru membuat persiapan mengajar khususnya materi yang bersangkutan?

2. Apakah guru menguasai materi yang bersangkutan?3. Apakah guru telah mengajarkan secara maksimal materi yang

sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai peserta

Page 31: Diktat Evaluasi PAK

didik?

4. Apakah perilaku yang diukur pada materi yang ditanyakan dalam soal itu sudah tepat (harus dikuasai siswa)?

5. Apakah materi yang ditanyakan merupakan materi urgensi, kontinyuitas, relevansi, dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi?

6. Apakah guru memiliki kreativitas dalam memelajarkan materi yang bersangkutan?

7. Apakah guru mampu membangkitkan minat dankegiatan belajar peserta didik khususnya dalammembelajarkan materi yang bersangkutan?

8. Apakah guru telah menyusun kisi-kisi dengan tepat sebelum menulis soal?

9. Apakah guru menulis soal berdasarkan indikatordalam kisi-kisi dan kaidah penulisan soal serta menyusunpedoman penskoran atau pedoman pengamatannya?

10. Apakah soal nomor 3, 8, dan 4 valid yaitu memiliki daya beda tinggi, tidak salah kunci jawaban, pengecohnyaberfungsi, atau memang materinya belum diajarkan?

Keterangan: Secara jujur berilah tanda (V) pada kolom Ya dan Tidak.

C. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif.

a. Pengertian

Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan.Aspek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya. Dalam melakukan penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti: (1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber, dan (4) kamus bahasa Indonesia.

b. Teknik Analisis Secara Kualitatif

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel.Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun/pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa, berlatar belakang psikologi. Teknik ini sangat baik karena setiap butir soal dilihat secara bersama-sama berdasarkan kaidah penulisannya. Di samping itu, para penelaah dipersilakan mengomentari/ memperbaiki berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Setiap komentar/masukan dari peserta diskusi dicatat oleh notulis. Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. Namun, kelemahan teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.

Page 32: Diktat Evaluasi PAK

26Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah. Caranya adalah beberapa penelaah diberikan: butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaian/ penelaahannya. Pada tahap awal para penelaah diberikan pengarahan, kemudian tahap berikutnya para penelaah berkerja sendiri-sendiri di tempat yang tidak sama. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.

Secara ideal penelaah butir soal di samping memiliki latar belakang materi yang diujikan, beberapa penelaah yang diminta untuk menelaah butir soal memiliki keterampilan, seperti guru yang mengajarkan materi itu, ahli materi, ahli pengembang kurikulum, ahli penilaian, psikolog, ahli bahasa, ahli kebijakan pendidikan, atau lainnya.

c. Prosedur Analisis Secara Kualitatif

Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal. Format penelaahan soal yang dimaksud adalah format penelaahan butir soal: uraian, pilihan ganda, tes perbuatan dan instrumen non-tes.Agar penelaah dapat dengan mudah menggunakan format penelaahan soal, maka para penelaah perlu memperhatikan petunjuk pengisian formatnya. Petunjuknya adalah seperti berikut ini.1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam format! 2. Berilah tanda cek (V) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan

kriteria!3. Berilah tanda cek (V) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan

kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal dan perbaikannya.

Page 33: Diktat Evaluasi PAK

27

Page 34: Diktat Evaluasi PAK

1. Format Penelaahan Butir Soal Bentuk Uraian

FORMAT PENELAAHAN BUTIR SOAL BENTUK URAIAN

Mata Pelajaran : .................................Kelas/semester : .................................Penelaah : .................................

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 …A.1

2

3

4

MateriSoal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian)Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas

B5

6

78

KonstruksiMenggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraianAda petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soalAda pedoman penskorannyaTabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca

Page 35: Diktat Evaluasi PAK

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 …C.910

11

12

13

Bahasa/BudayaRumusan kalimat coal komunikatif Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang bakuTidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertianTidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu Rumusan soal tidak mengandung

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

2. Format Penelaahan Soal Bentuk Pilihan Ganda

FORMAT PENELAAHAN SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

Mata Pelajaran : .................................Kelas/semester : .................................Penelaah : .................................

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 4 5 …A.1

MateriSoal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk pilihan ganda

2. Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)

3. Pilihan jawaban homogen dan logis4. Hanya ada satu kunci jawaban

B. Konstruksi

Page 36: Diktat Evaluasi PAK

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 4 5 …5. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan

tegas6. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban

merupakan pernyataan yang diperlukan saja7. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban8 Pokok soal bebas dan pernyataan yang bersifat

negatif ganda9. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari

segi materi10. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya

jelas dan berfungsi11. Panjang pilihan jawaban relatif sama12. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan

"semua jawaban di atas salah/benar" dan sejenisnya

13. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya

14. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya

C.15.

Bahasa/BudayaMenggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

16. Menggunakan bahasa yang komunikatif17. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku

setempat/tabu18. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok

kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

30

Page 37: Diktat Evaluasi PAK

3.Format Penelaahan untuk Instrumen Perbuatan

FORMAT PENELAAHAN SOAL TES PERBUATAN

Mata Pelajaran : .................................Kelas/semester : .................................Penelaah : .................................

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 ...A.1.

2.3.

4.

MateriSoal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya, atau penugasan)Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuaiMateri sesuai dengan tuntutan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi)Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah taua tingkat kelas

B.5.

KonstruksiMenggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban perbuatan/praktik

6.7.8.

Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengejakan soalAda pedoman penskorannyaTabel, peta, gambar, grafik, atau sejenisnya disajkian dengan jelas dan terbaca

Page 38: Diktat Evaluasi PAK

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 ...C.9.10.11.

12.13.

Bahasa/BudayaRumusan soal komunikatifButir soal menggunakan bahasa Indonesia yang bakuTidak menggunakan kata /ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertianTidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabuRumusan soal tidak mengandung kata/ungkatpan yang dapat menyinggung perasaan siswa

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

4. Format Penelaahan untuk Instrumen Non-Tes

FORMAT PENELAAHAN SOAL NON-TES Nama Tes : .................................Kelas/semester : .................................Penelaah : .................................

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 ...A.1.

2.

MateriPernyataan/soal sudah sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek koginisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).

B.3.

4.

KonstruksiPernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.Kalimatnya bebas dari pernyaatn yang tidak relevan

Page 39: Diktat Evaluasi PAK

No. Aspek yang ditelaahNomor Soal

1 2 3 ...

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

objek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.Kalimatnya bebas dari pernyataan faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.Kalimatnya bebas dari pernyataan dapat diinterpretasikan lebih d Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.Kalimatnya bebas dari pernyaan yang tidak pasti pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.Jangan banyak menggunakan kata hanya, sekedar, semata-mata. Gunakan seperlunya.

C.13.

14.15.

Bahasa/BudayaBahsa soa harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa atau responden.Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Keterangan: Berilah tanda (V) bila tidak sesuai dengan aspek yang ditelaah!

33

Page 40: Diktat Evaluasi PAK

D. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif.

a. Pengertian

Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.

b. Analisis Butir SoalAda dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatan secara

klasik dan modern.

1. KlasikAnalisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, murah, sederhana, familier dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993: 358). Adapun proses analisisnya sudah banyak dilaksanakan para guru di sekolah seperti beberapa contoh di bawah ini.1. Langkah pertama yang dilakukan adalah menabulasi jawaban yang telah

dibuat pada setiap butir soal yang meliputi berapa peserta didik yang: (1) menjawab benar pada setiap soal, (2) menjawab salah (option pengecoh), (3) tidak menjawab soal. Berdasarkan tabulasi ini, dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal, daya pembeda soal, alternatif jawaban yang dipilih peserta didik.

2. Misalnya analisis untuk 32 siswa, maka langkah (1) urutkan skor siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. (2) Pilih 10 lembar jawaban pada kelompok atas dan 10 lembar jawaban pada kelompok bawah. (3) Ambil kelompok tengah (12 lembar jawaban) dan tidak disertakan dalam analisis.

34

Page 41: Diktat Evaluasi PAK

(4) Untuk masing-masing soal, susun jumlah siswa kelompok atas dan bawah pada setiap pilihan jawaban. (5) Hitung tingkat kesukaran pada setiap butir soal. (6) Hitung daya pembeda soal. (7) Analisis efektivitas pengecoh pada setiap soal (Linn dan Gronlund, 1995: 318-319).

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.

a. Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken (1994: 66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu.Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini (Nitko, 1996: 310).

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah/mudah.

35

Page 42: Diktat Evaluasi PAK

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini.

0,00 - 0,30 soal tergolong sukar 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang 0,71 - 1,00 soal tergolong mudahTingkat kesukaran butir soal dapat mempengaruhi bentuk distribusi total skor tes. Untuk tes yang sangat sukar (TK= < 0,25) distribusinya berbentuk positif skewed, sedangkan tes yang mudah dengan TK= >0,80) distribusinya berbentuk negatif skewed.

Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996: 310-313). Kegunaannya bagi guru adalah: (1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka, (2) memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah: (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang, (b) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah, (c) memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.

36

Page 43: Diktat Evaluasi PAK

Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat kesukaran butir soal sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat: (1) mempengaruhi karakteristik distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antarsoal), (2) berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefisien alfa clan KR-20, semakin tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas (Nunnally, 1981: 270-271).Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk mempredikst alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru. Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.1) Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.2) Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa

sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan.

Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.1) Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban. 2) Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.3) Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas

pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.

4) Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).

5) Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.

Namun, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan, yaitu bahwa tingkat kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran dibiaskan oleh sampel (Haladyna, 1994: 145). Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal akan sangat mudah (TK= >0,90). Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan sangat sulit (TK = < 0,40). Oleh karena itu memang merupakan kelebihan analisis secara IRT, karena 1RT dapat mengestimasi tingkat kesukaran soal tanpa menentukan siapa peserta tesnya (invariance). Dalam IRT, komposisi sampel dapat mengestimasi parameter dan tingkat kesukaran soal tanpa bias.

37

Page 44: Diktat Evaluasi PAK

b. Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.

Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.

2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya" seperti berikut ini. Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat. Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang

benar Kompetensi yang diukur tidak jelas Pengecoh tidak berfungsi Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak

siswa yang menebak Sebagian besar siswa yang memahami materi yang

ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya

Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan warga belajar/siswa yang telah memahami materi dengan warga belajar/peserta didik yang belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (<0) berarti lebih banyak kelompok bawah (warga belajar/peserta didik yang tidak memahami materi) menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas (warga belajar/peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru).Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

Page 45: Diktat Evaluasi PAK

38

atau

DP = daya pembeda soal, BA = jumlah jawaban benar pada kelompok atas, BB = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah, N=jumlah siswa yang

mengerjakan tes.

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum/tidak memahami materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut ini (Crocker dan Algina, 1986: 315).0,40 - 1,00 soal diterima baik0,30 - 0,39 soal diterima tetapi perlu diperbaiki0,20 - 0,29 soal diperbaiki0,19 - 0,00 soal tidak dipakai/dibuang

c. Penyebaran (distribusi) jawaban

Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Suatu pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh:1) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes/siswa,2) lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.

d. Reliabilitas Skor TesTujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0 - 1.

Page 46: Diktat Evaluasi PAK

39Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya.

Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel, dan generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.2) Semakin lama waktu tes, semakin ajek.3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan. 4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan. 5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.6) Ketidaktepatan pemberian skor.7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.9) Pengalaman peserta ujlan.10) Salah penafsiran terhadap butir soal.11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.12) Kesiapan mental peserta ujian.13) Adanya gangguan dalam pelaksanaan tes.14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.15) Mencontek dalam mengerjakan tes.16) Posisi individu dalam belajar. 17) Kondisi fisik peserta ujian.

Ada 3 cara yang dapat dilakukan menentukan reliabilitas skor tes, yaitu :1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuran

pertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompok yang sama.

2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan 2 atau lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.

3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuran belahan pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama.

Penggunaan rumus untuk mengetahui koefisien ketiga jenis reliabilitas di atas dijelaskan secara rinci berikut ini.

40

Page 47: Diktat Evaluasi PAK

e. Reliabilitas Instrumen Tes (soal bentuk pilihan ganda)

Untuk mengetahui koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder Richadson 20 (KR-20) seperti berikut ini.

Keterangan:k : Jumlah butir soal(SD)2 : Varian

2. Modern

Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butir soal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan kemampuan siswa. Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT), atau characteristics curve theory (ICC).

Kalibrasi Butir Soal dan Pengukuran Kemampuan Orang.

Kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang merupakan proses estimasi parameter pada model respon butir. Model persamaan dasar Rasch adalah model probabilistik yang mencakup hasil dari suatu interaksi butir soal-orang. Proses mengestimasi kemampuan orang dinamakan pengukuran, sedangkan proses mengestimasi parameter tingkat kesukaran butir soal dinamakan kalibrasi. Jadi kalibrasi soal merupakan proses penyamaan skala soal yang didasarkan pada tingkat kesukaran butir soal dan tingkat kemampuan siswa. Adapun ciri suatu skala adalah mempunyai titik awal, biasanya 0, dan mempunyai satuan ukuran atau unit pengukuran.

Prosedur estimasi dapat dilakukan dengan tangan atau komputer. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengkalibrasi butir dan menguki.r kemampuan orang dengan tangan (Wright and Linacre, 1992: 32-45) seperti berikut ini.

41

Page 48: Diktat Evaluasi PAK

a. Menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir soal ke dalam tabel.Dalam menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir ke dalam tabel perlu disediakan kolom: (1) siswa, (2) butir soal, (3) skor siswa, dan (4) skor butir soal. Data berbentuk angka 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

b. Mengedit dataBerdasarkan model Rasch, butir soal yang dijawab siswa betul semua atau salah semua dan siswa yang dapat menjawab dengan betul semua atau salah semua, soal atau siswa yang bersangkutan tidak dianalisis atau dikeluarkan dari tabel. Pada langkah kedua ini perlu disediakan tambahan kolom: (1) proporsi skor siswa dan (2) proporsi skor butir soal. Proporsi skor peserta didik adalah skor siswa : jumlah butir soal; sedangkan proporsi skor soal adalah skor soal : jumlah siswa.

c. Menghitung distribusi skor soalBerdasarkan skor soal yang sudah diedit, maka skor soal diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan skor yang sama. Untuk memudahkan penghitungan Distribusi skor butir soal, maka perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, seperti kolom: (1) kelompok skor soal (i) yaitu kelompok skor yang didasarkan pada skor soal yang sama, kolom ini berhubungan langsung dengan kolom 2 dan kolom 3; (2) nomor butir soal, (3) skor soal (Si), (4) frekuensi soal (Fi) yaitu jumlah soal yang memiliki skorsoal sama; (5) proporsi benar (Pi) yaitu Si : jumlah peserta tes; (6) proporsi salah (1-Pi), (7) logit (log odds unit)-proporsi salah (Xi) yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) hasil kali frekuensi soal dengan logit proporsi salah (FiXi), (9) kuadrat logit proporsi salah (FiXi)2 , (10) hasil kali frekuensi soal dengan kuadrat logit proporsi salah(FiXi2), (11) inisial kalibrasi butir soal yaitu di° = Xi - nilal rata-rata skor soal, dan (12) hasil kali antara frekuensi soal dengan kuadrat nilai rata-rata skor coal (FIX ?).

d. Menghitung distribusi skor peserta didik. Untuk memudahkan di dalam menghitung distribusi skor peserta didik perlu disusun beberapa kolom yaitu kolom:

42

Page 49: Diktat Evaluasi PAK

(1) kemungkinan skor peserta didik (r) yang disusun secara berurutan dimulai dan skor terendah sampai tertinggi; (2) skor peserta didik, yaitu berupa toli skor peserta didik; (3) frekuensi peserta didik (nr) yang memperoleh skor; (4) proporsi benar (Pi-) yaitu skor peserta didik dibagi jumlah soal, (5) logit proporsi benar (Yr) yaitu Ln [Pr/(1-Pr)]; (6) perkalian antara frekuensi siswa dengan logit proporsi benar (nrYr); (7) logic proporsi benar yang dikuadraktan (Yr kuadrat); (8) hasil perkalian antara frekuensi peserta didik dengan logic proporsi benar yang dikuadratkan (nrYr kuadrat); (9) inisial pengukuran kemampuan peserta didik (br Yr); (10) perkalian antara frekuensi peserta didik dengan nilai rata-rata skor peserta didik (nrYr kuadrat).

e. Menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik (x) dan kesukaran butir soal (Y). Dalam menghitung faktor ekspansi diperlukan variasi distribusi kelompok skor soal (U) dan variance distribusi kelompok skor siswa (V). Faktor ekspansi kemampuan peserta didik terhadap keluasan tes adalah X = [ (I 4-U/2,89)/ (1-UV/8,35)]" 2 Faktor ekspansi kemampuan peserta didik terhadap penyebaran sampel adalah X =_ [ (1+U/2,89)/ (1-UV/8,35)]12

f. Menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar butir soalDalam menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar soal perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, yaitu kolom: (1) kelompok skor soal (1); (2) nomor soal; (3) inisial kalibrasi soal (d); (4) faktor ekspansi kesukaran soal terhadap penyebaran sampel (Y); (5) tingkat kesukaran soal atau Yd; = d;; (6) skor soal (S); (7) kesalahan standar kalibrasi soal yang dikoreksi [SE(di)] atau SE = [ N/Si (N-Si)]ll2

g. Menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswaDalam menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswa disusun beberapa kolom, yaitu kolom: (1) kemungkinan skor siswa (r); (2) initial pengukuran kemampuan siswa (br); (3) faktor ekspansi kemampuan siswa terhadap keluasan tes (X); (4) tingkat kemampuan siswa (br) atau (Xbr); (5) kesalahan standar pengukuran kemampuan siswa yang dikoreksi [SE (br)] yaitu X [ L/r (L-r)]112 ; (6) peserta tes.

43

Page 50: Diktat Evaluasi PAK

h. Menghitung probabilitas atau peluang menjawab benar setiap butir soal [P(0)}.Untuk menghitung peluang menjawab benar setiap butir pada model Rasch atau model satu parameter digunakan rumus berikut ini.

e IX° - bi) 1Pi (0) = atau Pi (0) =

1 + e D(O - bi) 1 + e D(E) - bi)

Estimasi data yang lebih teliti dan akurat hasilnya adalah menggunakan komputer seperti menggunakan program Bigsteps. Dalam program Bigsteps, estimasi data digunakan metode Appoximation Maximum Likelihood (PROX) dan Unconditional Maximum Likelihood (UCON). Untuk menghasilkan hasil yang akurat, estimasi data dengan komputer dapat melakukan iterasi maksimum untuk metode PROX, misal bisa sampai 20

kali kemudian dilanjutkan dengan metode UCON sampai dengan 50 kali tergantung banyaknya data. Perbedaan hasil kalibrasi pada setiap iterasi semakin lama semakin kecil dan akan berhenti bila prosesnya sudah terpenuhi (converge) atau lebih kecil dari 0,01.

Kriteria data sesuai dengan model Rasch adalah apabila hasil korelasi point bhiserial tidak negatif dan outfitnya < 2 baik outfit butir soal maupun outfit orang. Hal ini menunjukkan bahwa data adalah fit dengan model. Maksudnya bahwa data soal sesuai dengan model Rasch atau valid yang memiliki mean= 0 dan SD=1. Metode pengujian fit tergantung pada jumlah butir soal dalam tes: (a) tes sangat pendek (10 atau beberapa butir), (b) tes pendek (11-20 butir), atau (c) tes panjang ( >20 butir).

44

Page 51: Diktat Evaluasi PAK

E. Analisis Butir Soal Dengan Kalkulator.

a. Pengertian

Analisis butir soal dengan kalkulator maksudnya adalah penelaahan butir soal secara kuantitatif yang penghitungannya menggunakan bantuan kalkulator. Kalkulator yang digunakan di dalam menganalisis data adalah kalkulator scientifics atau kalkulator statistik, misalnya seperti CASIO fx - 3600P. Setiap kalkulator, khususnya kalkulator statistik, cara pengoperasiannya tergantung pada versinya masing-masing. Setiap versi memiliki ciri khusus dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu, apabila para guru membeli kalkulator statistik pada versi terbaru, bacalah buku manualnya. Karena semua petunjuk pengoperasionalnya ada di dalamnya.Sebagai pengenalan awal dalam buku ini, kalkulator yang digunakan untuk memberi penjelasan adalah menggunakan kalkulator "lama" yaitu CASIO fx-3600P. Adapun penggunaannya ada 4 aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) pembersihan data, (2) fungsi SD, (3) fungsi LR, (4) teknik merandom data.

b. Pembersihan Data

Sebelum kalkulator digunakan untuk menganalisis data sebaiknya data yang berada di dalam kalkulator perlu dibersihkan terlebih dahulu. Maksudnya agar hasil analisisnya tidak tercemari dengan data-data atau angka yang sudah digunakan di dalam kalkulator.

Cara pembersihannya adalah tekan tombol ON, INV, AC. Apabila masih belum bersih, tekanlah tombol MR, M+. Apabila masih belum bersih, tekanlah tombol MODE, . , INV, AC.

c. Fungsi SDFungsi SD merupakan perhitungan yang berhubungan dengan standard

deviasi. Sebelum memulai memasukkan data, munculkanlah kata SD pada layar kalkulator. Caranya adalah dengan menekan tombol MODE, 3. Setelah di layar kalkulator muncul SD, maka langkah selanjutnya adalah memulai memasukkan data.Caranya adalah memasukan hanya skor siswa (55,54,51,55,53,tidak perlu memasukan ”nomor/nama siswa” ) seperti berikut.

45

Page 52: Diktat Evaluasi PAK

No. Siswa Skor X Tekan tombol

1. A 55 RUN2. B 5 RUN3. C 51 RUN4. D 55 RUN

E 53 RUN (Tampak di layar kalkulator 53)

Hasilnya adalah seperti berikut ini.

Menghitung Tekan tombolTampak di layar kalkulator

- SD sampel INV, 3 1.673320- SD populasi INV, 2 1.496662- Mean INV, 1 53.6- Jumlah data K OUT, 3 5.- Jumlah skor K OUT, 2 268- Jumlah kuadrat skor K OUT, I 14376

d. Fungsi LRFungsi LR merupakan perhitungan yang berhubungan dengan Linier

Regression. Sebelum memulai memasukkan data, munculkanlah kata LR pada layar kalkulator. Caranya adalah dengan menekan tombol MODE, 2. Setelah di layar kalkulator muncul LR, maka langkah selanjutnya adalah memulai memasukkan data. Caranya adalah memasukkan hanya skor siswa (tidak perlu memasukkan "nomor/nama siswa") seperti berikut.

No. Siswa Skor XTekan tombol

Skor YTekan tombol

1. A 55 [(... 75 RUN2. B 52 [(... 60 RUN3. C 54 [(... 66 RUN4. D 53 [(... 80 RUN5. E 53 [(… 85 RUN6. F 54 [(... 70 RUN

46 (Tampak di layar kalkulator 70.

Page 53: Diktat Evaluasi PAK

Hasilnya adalah seperti berikut ini.

Menghitung Tekan tombol Tampak di layar kalkulator

- Mean X INV, 1 53.5- SD sampel X INV, 3 1.0488088- SD populasi X INV, 2 0.9574271- Mean Y INV, 4 72.66666- SD sampel Y INV, 6 9.201449- SD populasi Y INV, 5 8.399735- Korelasi XY INV, 9 0.165793- A Constant in regression INV, 7 -5.1515- B Regression coefficients INV, 8 1.4545- Y K OUT, 6 23334- XY K OUT, I 17179- S X 1 K OUT, 2 321- ZX K OUT, 3 6- Tn K OUT, 4 32106- VY' K OUT, 5 436

e. Contoh Merandom dataUntuk merandom data, tekan tomhol INV dan tanda titik. Tampak di layar

misalnya angka 0,425. BiIa yang dirandom menggunakan satu digit, maka angka yang digunakan adalah satu angka setelah koma, yaitu angka 4. Bila dua digit yang digunakan adalah dua angka setelah koma, yaitu 42. Bila tiga digit angka yang digunakan adalah tiga angka setelah koma, yaitu 425.Contoh misalnya merandom kunci jawaban butir soal untuk pilihan ganda. Kunci A= 1, B=2, C=3, D=4. Angka yang digunakan adalah hanya satu digit. Jadi berdasarkan hasil random dari kalkulator di atas, maka soal nomor I kunci jawabannya adalah D (karena angka 4= D). Kemudian ditekan tombol INV dan tanda titik lagi. Tampak di layar misalnya angka 0,184; maka kunci jawaban soal nomor 2 adalah A (karena angka 1= A). Ditekan tombol INV dan tanda titik lagi. Tampak di layar misalnya angka 0, 865. Angka ini tidak kita pergunakan karena batas angka yang dicari hanya sampai nomor 4, sedangkan yang muncul adalah nomor 8. Ditekan tombol INV dan tanda titik lagi dan seterusnya sampai selesai jumlah butir soalnya. Selamat mencoba!

47

Page 54: Diktat Evaluasi PAK

f. Contoh Uji Validitas Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda

Karena di dalam program kalkulator tidak tersedia uji validitas butir (korelasi point biserial) yaitu korelasi antara data nominal dan data kontinyu, maka kita perlu menghitungnya dengan menggunakan rumus seperti berikut ini.

Keterangan:Xb: adalah rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab benar Xs: adalah rata-rata skor kemampuan peserta didik yang menjawab salah SD: adalah simpangan baku skor total p : adalah proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa q adalah 1-pCaranya adalah ketiklah jawaban peserta didik/responden dengan menggunakan angka 1 (jawaban benar) dan 0 (jawaban salah).

F. Analisis Butir Soal Dengan Komputer

a. PengertianAnalisis butir soal dengan komputer maksudnya adalah penelaahan butir soal

secara kuantitatif yang penghitungannya menggunakan bantuan program komputer. Analisis data dengan menggunakan program komputer adalah sangat tepat. Karena tingkat keakuratan hitungan dengan menggunakan program komputer lebih tinggi bila dibandingkan dengan diolah secara manual atau menggunakan kalkulator/ tangan. Program komputer yang digunakan untuk menganalisis data modelnya bermacam-macam tergantung tujuan dan maksud analisis yang diperlukan.Program yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statitistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN (analisis secara kiasik), RASCAL, ASCAL, BILOG (analisis secara item respon teori atau IRT), FACETS (analisis model Rasch untuk data kualitati f). Untuk memahami program-program komputer di atas, bacalah manual programnya secara saksama, kemudian praktikkan dengan menggunakan program komputer sebagai latihannya. Berikut ini akan disajikan contoh program analisis data dengan menggunakan komputer, seperti program ITEMAN, RASCAL, ASCAL, BIGSTEP, QUEST. Selamat berlatih!

48

Page 55: Diktat Evaluasi PAK

b. ITEMAN

ITEMAN merupakan program komputer yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara klasik. Program ini termasuk satu paket program dalam MicroCAT°n yang dikembangkan oleh Assessment Systems Corporation mulai tahun 1982 dan mengalami revisi pada tahun 1984, 1986, 1988, dan 1993; mulai dari versi 2.00 sampai dengan versi 3.50. Alamatnya adalah Assessment Systems Corporation, 2233 University Avenue, Suite 400, St Paul, Minesota 55114, United States of America.

c. EXCEL

Excel merupakan sebuah program pengolalah data yang biasa dinamakan "spreadsheet". Karena program ini dapat digunakan untuk mengolah data yang berupa angka ataupun lainnya. Ada dua cara mengolah data dengan Excel, yaitu (1) melalui program bantu khusus perhitungan statistik dan (2) melalui fungsi statistik yang terdapat di dalam Excel. Oleh karena itu tidak semua program Statistik ada di program Excel, seperti halnya Uji Validitas butir soal baik soal pilihan ganda maupun bentuk uraian, uji reliabilitas baik bentuk pilihan ganda, uraian maupun reliabilitas non-tes, dalam hal ini harus disain secara manual. Karena di dalam program ini tidak tersedia program tersebut.

d.SPSS (Statistical Program for Social Science)

SPSS merupakan sebuah program pengolah data yang sudah sangat dikenal di dalarn dunia pendidikan. Penggunaannya sangat mudah untuk dipahami para guru di sekolah. Semua data diketik di dalam format SPSS yang sudah disediakan. Setelah selesai, kemudian tinggal memilih statistik yang akan digunakan pada menu STATISTIC/ANALYZE. Misalnya uji validitas butir atau reliabilitas tes, diklik pada menu ANLYZE kemudian pilih CORELATE, pilih BIVARIAT, untuk uji reliabilitas pilih RELIABILITY. Di samping itu, program ini dapat digunakan untuk analisis data kuantitatif secara umum, misalnya untuk uji normalitas, homogenitas, dan linearitas data.

49

Page 56: Diktat Evaluasi PAK

BAB IV. Laporan Evaluasi.

A.pengolahan hasil evaluasi.

Untuk bisa mengadakan pengolahan hasil evaluasi tentu seorang guru atau pendidik sudah punya pengalaman membeuat berbagai macam alat evaluasi yaitu Soal-soal atau bentuk-bentuk soal untuk di tes kan. Sesudah anda membuat soal maka kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan evaluasi, pada saat anda melakukan evaluasi diharapkan anda paham betul untuk bisa memberi perhatian pada aspek pengawasan. Usahakan dengan baik bahwa siswa melaksanakan atau mengerjakan tes / soal dalam suasana yang tenang, bebas dari tekanan, jujur, bebas dari contekan dan jauh dari keramaian. Dan pastikan anda sebagai pendidik / guru telah menyiapkan alat evaluasi atau soal tes yang dipakai dalam evaluasi adalah alat tes yang terbaik. Ketika siswa telah mengerjakan soal dan menyerahkan jawaban mereka kepada anda sebagi pendidik atau guru, maka kegiatan anda berikutnya adalah mengolah jawaban siswa menjadi nilai, tentu langkah-langkah mewujutkan hal tersebut harus memperhatikan tentang membedakan skor dengan nilai, menentukan skor dan nilai, mengolah nilai dan ambil keputusan untuk menentukan nilai akhir. Mari kita perhatikan beberapa pengertian tentang pengolahan hasil evaluasi pada materi di bagian berikut ini.

a.Perbedaan Skor dengan Nilai dan Cara Menskor dan Menilai.

1.Perbedaan Skor dan Nilai.

Apa yang terjadi selama ini , banyak di antara kita para guru / pendidik atau calon-calon pendidik masih mencampuradukkan antara pengertia skor dan nilai. Coba perhatikan perbedaan mendasar dari skor dan nilai dibawah ini :-Skor : adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.-Nilai : adalah anka ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lain serta telah disesuaikan pengaturannya dengan suatu standar tertentu.

50

Page 57: Diktat Evaluasi PAK

Perhatikan ilustrasi dibawah ini :Seorang siswa yang memperoleh skor 40 bagi test yang menghendaki skor maksimum 40 mempunyai arti bahwa siswa tersebut sudah menguasai 100% dan tujuan instruksional khusus yang dirancangkan oleh guru.Akan tetapi jika skor 40 tersebut diperoleh dan pengerjaan soal test yang menghendaki skor maksimum 100 maka skor 40 mencerminkan 40%penguasaan tujuan saja.Dengan demikian angka 40 yang diperoleh seorang siswa setelah ia selesai mengikuti sebuah test belum berbicara apa-apa sebelum diketahui berapa skor maksimum yang diharapkan jika siswa tersebut dapat mengerjakannya dengan sempurna.Angka 40 ini disebut skor mentah.Atas dasar itulah maka untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar,guru diwajibkan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh langsung dari mengerjakaan test ,menjadi skor berstandar 100.

Contoh :Skor maksimum yang diharapkan 40.Siswa A memperoleh skor 24.

Ini berarti bahwa sebenarnya S tersebut hanya menguasai :24 x 100% tujuan instruksional khusus tersebut atau 40Hanya 60% dari tujuan instruksional khusus tersebut.Maka dalam daftar nilai,dituliskan A mendapat nilai 60.Jadi perbedaannya :24 adalah skor60 adalah nilaiSiswa B memperoleh skor 36.Ini berarti bahwa B menguasai 36 x 100% dari tujuan atau 90% dari tujuan pelajaran.Dalam daftar nilai,B dituliskan mendapat nilai 90.Sebelum sampai pada pembicaraan pengubahan skor menjadi nilai secara lebih lanjut, mahasiswa kami ajak untuk memahami skor yang akan diubah tersebut.Secara rinci,skor dapat dibedakan atas 3 macam,yaitu skor yang diperoleh (obtained skor),skor sebenarnya (true skor) dan skor kesalahan (error skor).

51

Page 58: Diktat Evaluasi PAK

Skor yang diperoleh adalah sejumlah biji yang dimiliki oleh testee sebagai hasil mengerjakan test.Kelemahan-kelemahan butir test,situasi yang tidak mendukung,kecemasan dan lain lain faktor dapat berakibat terhadap skor yang diperoleh ini.Apabila faktor-faktor yang berpengaruh ini muncul,baik sebagian-sebagian ataupun menyeluruh,penilai tidak dapat mengira-ngira seberapa cermat skor yang diperoleh siswa ini mampu mencerinkan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang sesungguhnya.

Skor sebenarnya (true skor)seringkali juga disebut dengan istilah skor universe-skor alam (universe skor) adalah nilai hipotesis yang sangat tergantung dari perbedaan individu berkenaan dengan pengetahuan yang dimiliki secara tetap.Sebagai contoh adalah apabila seseorang diminta untuk mengerjakan sebuah test berulang-ulang,maka rata-rata dari hasil tersebut menggambarkan resultance dari variasi hasil yang tidak ajek.Inilah gambaran mengenai skor sebenarnya.Akan tetapi didalam praktek tentu tidak mungkin bahwa penilai minta kepada testee untuk mengerjakan sebuah test secara berulang-ulang.Gambaran ini hanya untuk menunjukkan contoh saja dalam menjelaskan pengertian skor sebenarnya.

Perbedaan antara skor yang diperoleh dengan skor sebenarnya,disebut dengan istilah kesalahan dalam pengukuran atau kesalahan skor,atau dibalik skor kesalahan.Hubungan antara ketiga macam skor tersebut adalah sebagai berikut : Skor yang skor + skor

diperoleh sebenarnya kesalahan

2.Cara Menskor dan Menilai.Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan test adalah penyusunan test.Jika alat testnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya.Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali.Penyusunan test,baru merupakan satu bagian dari serentetan pengerjaan mengetest.Disamping penyusunan dan pelaksanaan test itu sendiri,menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai,ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu.Nama lain dari menskor adalah memberi angka.

52

Page 59: Diktat Evaluasi PAK

Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka,dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu :1.Pembantu menentukan jawaban yang benar,disebut kunci jawaban.2.Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah,disebut kunci skoring.3.Pembantu menentukan angka,disebut pedoman penilaian.Keterangan dan penggunaannya dalam bentuk berbagai test atau menggunakan berbagai macam alat evaluasi yang ada misalnya: mengunakan Ragam Teknik Penilaian Beserta bentuk instrumen perhatikan Format dibawah ini :Tehnik Bentuk Instrumen1. Tes Tulis

2.Tes Lesan

3.Tes Unjuk Kerja

4.Penugasan.

5.Observasi

6.Wawancara

7.Portofolio

8.Penilaian diri.

a.Tes Isian.b.Tes Uraianc.Tes Pilihan Ganda.d.Tes Menjodohkan.e.Tes BS. Dll.

Daftar Pertanyaan/Instrumen.

a.Tes Identifikasib.Tes Simulasic.Uji Petik kerja Produk.d.Uji Petik Kerja Prosedur.e.Uji Petik Kerja Prosedur dan produk.

a.Tugas Projek.b.Tugas Rumah.

Lembar Observasi.

Pedoman Wawancara.

Dokumen-dokumen pekerjaan, karya dan atau prestasi siswa.

Lembar penilaian diri.

53

Page 60: Diktat Evaluasi PAK

Contoh :Perhatikan contoh salah satu dari sekian tehnik dan instrumen penilaian untuk memberi skor dan penilaian.Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk Pilihan Ganda atau Multiple choice.Dengan tes bentuk pilihan ganda,testee diminta melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai dilembar jawaban. Untuk cara menjawab yang pertama, kita gunakan kunci jawaban misalnya sebagai berikut :

1. C 6. C2. A 7. A3. B 8. A4. B 9. B5. A 10.C

Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal bentuk betul salah, jika kita membuat soal berbentuk betul atau salah. Hanya untuk soal yang jumlah lebih dari 30 buah,sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.

Kunci pemberian skor untuk lembar jawaban misalnya sebagai berikut :1. a b c d 11.a b c d2. a b c d 12.a b c d3. a b c d 13.a b c d4. a b c d 14.a b c d5. a b c d 15.a b c d

6. a b c X 16.a b c d7. X b c d 17.>( b c d8. a X c d 18.a X c d9. a b c X 19.a b >( d10.a X c d 20.X b c d

54

Page 61: Diktat Evaluasi PAK

Dalam menentukan angka untuk test bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman .Tanpa hukuman apabila banyaknya angk dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.Dengan hukuman menggunakan rumus :

WS=R-

(n-1)Dimana :S = ScoreW = Wrong (salah)N = Banyaknya pilihan jawaban

(yang pada umumnya di Indonesia 3,4,atau 5)Contoh :Banyaknya soal :10 buahBanyaknya yang betul :8 buah Banyaknya yang salah :2 buahBanyaknya pilihan :3 buah

Maka skornya adalah :28--(3-1)8-1=7

b.Mengolah Nilai dan Menetapkan Nilai Akhir.

1.Mengolah Nilai.Ada beberapa Skala Penilaian : skala Lima, skala sembilan,skala Sepuluh skala Sebelas, skala Seratus, skala Bebas, skala Huruf, skala Z. Dan dijelaskan beberapa skala dibawah ini :

55

Page 62: Diktat Evaluasi PAK

Skala BebasAni seorang pelajar disuatu sekolah .Pada suatu hari berlari-lari

kegirangan setelah menerima kembali kertas ulangan dari bapak guru matematika.Diamatinya sekali lagi angka yang tertera dikertas itu.Benar,ia tidak salah lihat!Pada sudut atas kertas itu tertulis angka 10,yaitu angka yang diperoleh Ani dengan ulangan itu.

Pada waktu ulangan memang Ani ragu-ragu mengerjakannya.Rumus yang digunakan sedikit ingat sedikit lupa.Dan ketika seluruh rumus hampir teringat,waktu yang disediakan telah habis.Seberapa selesai soal itu dikerjakan kertas ulangan harus dikumpulkan.

Setelah tiba diluar kelas,Ani berdiskusi dengan kawan-kawannya.Ternyata cara mengerjakan dan pendapatannya tidak sama dengan yang lain.Tetapi mereka juga tidak yakin mana yang betul.Oleh karena itu ketika kertas ulangan dikembalikan dan ia mendapat 10,ia kegirangan.Ditunjukkannya kertas itukepada kawan-kawannya.Baru sampai bertemu dengan 4 kawannya,wajahnya sudah menjadi malu tersipu-sipu,apa sebab?

Rupanya ia menyadari kebodohannya karena setelah melihat angka yang diperoleh keempat orang kawannya,ternyata kepunyaan Ani lah yang paling sedikit.Ada kawannya yang mendapat 15,20,bahkan ada yang 25.Dan kata guru,pekerjaan Tika yang mendapat angka 25 itulah yang betul.

Dari gambaran ini nampak bahwa dalam pikiran Ani,terpancang suatu pengertian bahwa angka 10 adalah angka tertinggi yang mungkin dicapai.Ini memang lazim.Mungkin bukan hanya Ani saja yang berpikiran demikian.Padahal waktu ulangan matematika ini,guru memberikan angka paling tinggi 25 kepada mereka yang dapat mengerjakanseluruh soal dengan betul.Cara pemberian angka seperti ini tidak salah.Hanya sayangnya,guru tersebut barangkali perlu menerangkan kepada para siswanya,cara mana yang digunakan untuk memberikan angka atau skor. Ia baru pindah dari sekolah lain, Ia sudah terbiasa menggunakan skala bebas yaitu skala yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, kali lain 50. ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal, jadi angka tertinggi dari skala yang digunakan tidak selalu sama.

56

Page 63: Diktat Evaluasi PAK

Skala 1 – 10.Apa sebab Ani dan kawan-kawannya berpikir bahwa angka 10 adalah angka tertingi untuk nilai. Hal ini disebabkan karena pada umumnya guru-guru mempunyai kebiasaan mengunakan skala 1 – 10 untuk laporan prestasi belajar siswa dalam rapor. Ada kalanya juga digunakan skala 1 - 100, sehingga memungkinkan bagi guru untuk memberi penilaian yang lebih halus. Dalam skala 1- 10 guru jarang memberikan angka pecahan misal : 5,5 angka 5,5 tersebut kemudian dibulatkan menjadi 6. pada hal angka dibulatkan menjadi 6. pada hal angka 6,4 pun akan dibulatkan menjadi 6, dengan demikian maka rentang angka 5,5 samapi dengan 6,4 selisih hampir satu (1) akan keluar di rapor dalam satu wajah yaitu angka 6.

Skala 1 – 100.Memang diseyogyakan bahwa angka itu mrupakan bulat, dengan menggunakan skala 1-10 maka bilangan bulat yang ada masih menujukkan penilaian yang agak kasar. Ada sebenarnya hasil prestasi yang berada diantara kedua angka bulat itu. Untuk itulah maka dengan menggunakan sekala 1 – 100 dimungkinkan dapat melakukan penilaian yang lebih halus (akurat) karena terdap[at 100 bilangan bulat. Nilai 5.5 dan 6,4 di dalam skala 1-10 biasa dibulatrkan menjadsi 6 tetapi dalam skala 1-100 nilai boleh diakuratkan (halus) dengan dituliskan 55 dan 64.

Skala Huruf.Selain angka penilaian bisa menggunakan huruf A, B, C, D dan E ( ada juga yang menggunakan sampai G tetapi biasanya hanay sampai E ). Sebenarnya sebutan “skala” diatas ini ada yang mempersoalkan, yaitu jarak antara huruf A dan B tidak dapat digambarkan sama dengan jarak antara B dan C atau antara C dan D.Dalam menggunakan angka dapat dibuktikan dengan garis bilangan bahwa jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak 2 dan 3, demikian pula jarak antara 3 dan 4 serta antara 4 dan 5.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

57

Page 64: Diktat Evaluasi PAK

Akan tetapi justru alasan inilah lalu timbul pikiran untuk menggunakan huruf sebagai alat penilaian. Untuk menggambarkan kelemahan dalam mengunakan angka adalah bahwa dengan angka dapat ditafsirkan sebagi nilai perbandingan. Misal : siswa A yang memperoleh angka 8 dalam sejarah tidak berarti memiliki kecakapan sbanyak dua kali lipat dari kecakapan siswa B yang memperoleh angka 4 dalam rapor.Demikian pula siswa A tesebut tidaklah mempunyai 8/9 kali kecakapan C yang mendapat nilai 9.Jadi sebenarnya menggunakaan angka hanya merupakan simbol yang menunjukan urutan tingkatan. Siswa A yang memperoleh angka 8 memiliki prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa B yang memperoleh angka 4, tetapi kecakapannya itu lebih rendah jika dibandingkan dengan kecakapan C .Jadi dalam tingkatan prestasi sejarah urutannya adalah C, A ,lalu B.

Huruf terdapat dalam urutan abjad. Penggunaan huruf dalam penilaian akan terasa lebih tepat digunakan karena tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan. Huruf tidak menunjukan kuantitas, tetapi dapat digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kualitas. Oleh karena itu dalam mengambil jumlah atau rata-rata ,akan dijumpai kesulitan. Pada hal dalam mengisi rapor, kita tidak dapat terlepas dari pekerjaan mengambil rata-rata. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel pertandingan nilai 3 kali ulangan

Bagi Suryo dan Sandra, rata-rata dari ketiga nilai ulangan ke-1,ke-2,dan ke-3 dengan mudah dapat ditentukan, yaitu A untuk Suryo dan C untuk Sandra. Akan tetapi bagi siswa lain mudahkah diambil rata-ratanya? dapatkah nilai tono diambil rata-ratanya menjadi B? Bagaimanakah menentukan nilai rata-rata dari nilai kepunyaan Sartini, Aryani,dan Nunung?

58

Page 65: Diktat Evaluasi PAK

Ada satu cara yang digunakan untuk mengambil rata-rata dari huruf, yaitu dengan mentransfer nilai huruf tersebut menjadi nilai angka dahulu.Yang sering digunakan, satu nilai huruf itu mewakili satu rentangan nilai angka. Sebagai contoh adalah nilai huruf yang terdapat pada Tabel konversi skor. Nilai angka dan huruf yang kami contohkan dalam buku Petunjuk Kegiatan Akademik IKIP Yogyakarta sebagai berikut :

Angka 100 angka 1 -100 sekali

66 - 7956 - 65 kip40 - 55 ng30 - 39 gagal

Dengan mengembalikan dahulu nilai huruf itu ke nilai angka,maka dengan mudah dapat dicari rata-ratanya.

(perhatiakan beberapa rumusan dalam Skala pada lampiran buku modul ini)

2.Menetapkan Nilai Akhir.Perhatikan ke empat nama siswa dibawah ini, kemudian menurut anda siapakah diantara nama siswa dibawah ini yang menduduki rangking teratas dan anda bisa menentukan sebuah putusan untuk memberikan nilai akhir dari siswa-siswa atau peserta didik anda.

1.Thomas 7 8 8 8 82.Lukas 9 9 9 6 63.Siska 7 7 7 9 94.Isabel 8 7 9 6 6

Menetapkan nilai akhir merupakan sebuah “penghargaan” yang diberikan kepada peserta didik kita, baik itu memuaskan atau tifdak memuaskan.Bagi seorang siswa nilai merupakan sesuatu yang sangat penting, karena nilai merupakan cermin hasil belajar, namun juga bukan hanya siswa saja yang memerlukan nilai tetapi juga pada “kalayak luas”, coba perhatikan kembali akan macam-macam fungsi penilaian diantaranya :

59

Page 66: Diktat Evaluasi PAK

1.Fungsi Instruksional.2.Fungsi Informatif.3.Fungsi Bimbingan.4.Fungsi administrasi. Dll.

B.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Pada bagian ini kita akan melihat tentang pengertian dan fungsi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

a. Pengertian Kriteria Ketuntasan MinimalSalah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian. Pada acuan norma, kurva normal sering digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar peserta didik jika diperoleh hasil rata-rata kurang memuaskan. Nilai akhir sering dikonversi dari kurva normal untuk mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6,0 sesuai proporsi kurva. Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

60

Page 67: Diktat Evaluasi PAK

Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

Fungsi kriteria ketuntasan minimal:

1.sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;

2.sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian

mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan;

3.dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur.

61

Page 68: Diktat Evaluasi PAK

Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4.merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah;

5.merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.

c.Mekanisme penetapan KKM

1.Prinsip Penetapan KKM

Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a.Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif.

62

Page 69: Diktat Evaluasi PAK

Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran di sekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan;

b.Penetapan nilai kriteria ketuntasan minimal dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi

c.Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam Kompetensi Dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut;

d.Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut;

e.Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik;

f.Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki hasil yang setara;

g.Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.

63

Page 70: Diktat Evaluasi PAK

2. Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan

mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;

b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;

c. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;

d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

3. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.

64

KKMIndikator

KKMIndikator

KKMKD

KKMKD

KKMSK

KKMSK

KKMMP

KKMMP

Page 71: Diktat Evaluasi PAK

Suatu indikator dikatakan memiliki tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pencapaiannya didukung oleh sekurang-kurangnya satu dari sejumlah kondisi sebagai berikut:

1. guru yang memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik;

2. guru yang kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi;

3. guru yang menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan;

4. peserta didik dengan kemampuan penalaran tinggi;5. peserta didik yang cakap/terampil menerapkan konsep;6. peserta didik yang cermat, kreatif dan inovatif dalam penyelesaian

tugas/pekerjaan;7. waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena

memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;

8. tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.

Contoh 1. SK 2. : Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam

perhitungan kimia (stoikiometri)KD 2.2 : Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-

hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia

Indikator : Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

Indikator ini memiliki kompleksitas yang tinggi, karena untuk menentukan pereaksi pembatas diperlukan beberapa tahap pemahaman/penalaran peserta didik dalam perhitungan kimia.

Contoh 2. SK 1. : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan

kimia

65

Page 72: Diktat Evaluasi PAK

KD 1.1. : Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron

Indikator : Menentukan konfigurasi elektron berdasarkan tabel periodik atau nomor atom unsur.

Indikator ini memiliki kompleksitas yang rendah karena tidak memerlukan tahapan berpikir/penalaran yang tinggi.

2. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran pada masing-masing sekolah.

a. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran;

b. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.

Contoh: SK 3. : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

KD 3.3 : Menjelaskan keseimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah keseimbangan dengan melakukan percobaan

Indikator : Menyimpulkan pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran keseimbangan melalui percobaan.

Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah tidak mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau guru tidak mampu menyajikan pembelajaran dengan baik.

66

Page 73: Diktat Evaluasi PAK

3. Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan

Penetapan intake di kelas X dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor SMP, tes seleksi masuk atau psikotes; sedangkan penetapan intake di kelas XI dan XII berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas sebelumnya.Contoh penetapan KKMUntuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran. Contoh:

Aspek yang dianalisis Kriteria dan Skala Penilaian

KompleksitasTinggi< 65

Sedang65-79

Rendah80-100

Daya DukungTinggi80-100

Sedang65-79

Rendah<65

Intake siswaTinggi80-100

Sedang65-79

Rendah<65

Atau dengan menggunakan poin/skor pada setiap kriteria yang ditetapkan.

Aspek yang dianalisis Kriteria penskoran

KompleksitasTinggi1

Sedang2

Rendah3

Daya DukungTinggi3

Sedang2

Rendah1

Intake siswaTinggi3

Sedang2

Rendah1

Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:

1 + 3 + 2 x 100 = 66,7

9Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 67.

67

Page 74: Diktat Evaluasi PAK

Contoh:

PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL PER KD DAN INDIKATOR

Mata Pelajaran : IPAKelas/semester : -Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit,

serta reaksi oksidasi-reduksi

Kompetensi Dasar/Indikator

Kriteria Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa (KD/Indikator)

Kriteria Ketuntasan Minimal

KomplekSitas

Daya dukung

IntakePenget

Praktik

3.1. Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaana. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran

arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.

b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.

d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Rendah(80)

Sedang(70)

Tinggi(65)

Tinggi(65)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Tinggi(80)

Sedang(70)

Sedang(70)

Rendah(65)

Rendah(65)

72

76,6

73,3

70

70

72

Nilai KKM KD merupakan angka bulat, maka nilai KKM 72,47 dibulatkan menjadi 72.

68

Page 75: Diktat Evaluasi PAK

Mata Pelajaran : IPAKelas/semester : -Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit.

Kompetensi Dasar/Indikator

Kriteria Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa (KD/Indikator)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Kompleksitas

Daya dukung

Intake PPKPraktik

3.1. Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaana. Menyimpulkan gejala-gejala hantaran

arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.

b. Mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

c. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.

d. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Rendah(3)

Sedang(2)

Tinggi(1)

Tinggi(1)

Tinggi(3)

Tinggi(3)

Tinggi(3)

Tinggi(3)

Sedang(2)

Sedang(2)

Rendah(2)

Rendah(2)

75

88,9

77,8

66,7

66,7

75

Catatan: hasil rata-rata dari indikator merupakan nilai KKM untuk KD

Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal

Pencapaian kriteria ketuntasan minimal perlu dianalisis untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.

69

Page 76: Diktat Evaluasi PAK

Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas X, XI, atau XII terhadap KKM yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran. Melalui analisis ini akan diperoleh data antara lain:

1. KD yang dapat dicapai oleh 75% - 100% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI, atau XII;

2. KD yang dapat dicapai oleh 50% - 74% dari jumlah peserta didik pada kelas X, XI, atau XII;

3. KD yang dapat dicapai oleh ≤ 49% dari jumlah siswa peserta didik kelas X, XI, atau XII.

Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria ketuntasan minimal pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data perolehan nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.

70

Page 77: Diktat Evaluasi PAK

Contoh FORMATANALISIS PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR PESERTA DIDIK PER KD

Nama Sekolah :Mata pelajaran :Kelas/semester :

No

Nama Siswa

KKM

Pencapaian Ketuntasan Belajar Peserta Didik/KDSK 1 SK 2 SK 3KD KD KD1.1 1.2 dst 2.1 2.2 dst 3.1 3.2 dst

….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. …..

1

2

3

4

5

dst

Rata-rata

Ketuntasan belajar (dalam %)

Frek

wen

si

jml s

isw

a

≤ 49

50-74

75-100

≥ KKM sekolah

71

Page 78: Diktat Evaluasi PAK

REKAPITULASI PENCAPAIAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL SEKOLAH

Nama sekolah :Mata pelajaran :Kelas :Kondisi bulan :

No SKNo KD

KKM Tingkat KKM sekolah Tingkat KKM pencapaianSekolah pencapaian maks rerata min maks rerata Min

SK1KD.1.1 70.00 75.00

75 72,5 70 80 77,5 75KD 1.2 75.00 80.00

SK 2

KD 2.1 75.00 70.00

75 70 65 70 69 67KD 2.2 70.00 70.00

KD 2.3 65.00 67.00

dst

C.Laporan Hasil belajar.(LHB).

Penyusunan laporan hasil belajar (LHB) peserta didik pada satuan pendidikan tingkat SMP.

a. Pengertian Rapor. Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar peserta didik pada kurun waktu tertentu

b. Komponen Rapor. Komponen Rapor minimal berisi :

Petunjuk pengisian rapor Identitas peserta didik Kotak tabel nilai mata pelajaran Kotak tabel nilai pengembangan diri Kotak tabel perilaku Kotak tabel ketidakhadiran Lembar keterangan mutasi peserta didik

72

Page 79: Diktat Evaluasi PAK

c. Tabel Nilai Mata Pelajaran.

Page 80: Diktat Evaluasi PAK

d. Penjelasan Tabel Nilai Mata Pelajaran.

1. Nilai pada rapor untuk setiap mata pelajaran terdiri dari aspek-aspek penilaian yang mengacu pada aspek yang tertuang dalam ruang lingkup dan atau standar kompetensi. Aspek penilaian sesuai dengan standar Isi dikembangan daerah/satuan pendidikan.”penjelasan penjabaran aspek mata pelajaran tertuang pada petujuk pengolahan rapor”

2. Target Pencapaian Kompetensi (TPK) merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian mata pelajaran, yang telah ditentukan dalam KTSP masing-masing sekolah.

3. Nilai merupakan rerata nilai masing-masing aspek penilaian setiap mata pelajaran. Kolom angka pada nilai diisi dengan angka dalam skala 10-100.“penjelasan tentang pengolahan nilai rapor tertuang pada petunjuk pengolahan rapor”

4. Catatan Guru merupakan deskripsi pencapaian kompetensi peserta didik. « contoh deskripsi catatan guru tertuang dalam petunjuk pengelolaan rapor »

e. Tabel nilai pengembangan diri

Penjelasan :• Jenis pengembangan diri diisi sesuai dengan pilihan kegiatan yang

dipilih oleh peserta didik. • Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif. • Keterangan merupakan uraian kemampuan, prestasi, dan predikat

yang telah dicapai oleh peserta didik.•

Page 81: Diktat Evaluasi PAK

74f. Tabel ketidak hadiran.

g. Mekanisme kenaikan kelas.

1. Kenaikan kelas dilaksanakan satuan pendidikan pada setiap akhir tahun. 2. Peserta didik dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal 3. Peserta didik dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila,

a.Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia

b.Jika peserta didik tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih dari empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran, dan

c.Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu

mencapai kompetensi yang ditargetkan.

” penjelasan cara penghitungan ketuntasan mata pelajaran sampai akhir tahun pelajaran tertuang pada petunjuk pengolahan rapor”

4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

Page 82: Diktat Evaluasi PAK

75h. Diversifikasi Rapor KTSP.

Rapot KTSP ini sebagai model. Dinas pendidikan dan atau satuan pendidikan dapat mengembangan rapor sesuai dengan kebutuhan KTSP yang dikembangkan berdasarkan petunjuk pengelolaan rapor

Contoh daftar nilai dengan pembobotan.

Page 83: Diktat Evaluasi PAK

76Daftar Pustaka :

a.Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen, BPK Gunung Mulia,Jakarta.

b.W.James Popham, Evaluasi Pengajaran, Kanesius, Yogyakata.

c.Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Kanesius, Yogyakarta,1995.

d.Purwanto,Ngalim m, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Karya, Bandung,1986.

e.Nurkancana,Wayan, Evaluasi Pendidikan, Usaha nasional, Surabaya,1986.

f.Silverius,Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Grasindo, Jakarta

1990.g.Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,

Jakarta 1993.h.Samtando,M.S.Evaluasi Hasil Belajar, Departemen Agama RI. 1997.

i.B.Samuel Sidjabat,Strategi Pendidikan Kristen, Andi, Yogyakarta,1994.

j.Udin S Winataputra.Belajar dan Pembelajaran. Departemen Agama RI.1997.

k.Silvirius, Suke. Evaluasi Hasil dan Umpan balik, Jakarta :Grasindo, 1990.

l.Sukardi, E dan Maramis, WF (Peny).Penilai Keberhasilan Belajar Dalam Pendidikan kesehatan, Surabaya :Airlangga Universitas Press,1986.

m.Janse Beladina Non-Serrano, ”Bingkai Materi PAK SD-SMA” Bina Media

Informasi, Bandung ,2005.

Page 84: Diktat Evaluasi PAK

n.Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Kreatif dan Menarik, Andi, Yogyakarta,1994.

o.Departemen Pendidikan Nasional, Kumpulan Materi-materi Work Shop Nasional, Jakarta ,2008.

iLampiran-lampiran:

A. Kontrak Perkuliahan.

KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Evaluasi PAK Kode : Bobot : 2 SKS.Semester : -Pengajar :Program Pendidikan : Pendidikan Agama Kristen.Jumlah Jam Tatap Muka : 16 Kali Pertemuan.Jam Kuliah : Pukul 14.00 – 15.40. WIB.Tempat Kuliah : Kampus STT Diakonos Banyumas,.

Di PURWOKERTO.

1.Manfaat Mata Kuliah.

Mahasiswa Memiliki pemahaman yang lengkap mengenai Evaluasi PAK dengan segala komponen dan unsur yang terkandung didalamnya, serta implikasinya dapat menerapkannya dalam tugas-tugas pangilannya ditengah-tengah masyarakat, jemaat dan dalam tugas pelayanannya dalam dunia pendidikan sebagi alat bagi Tuhan, dalam menjalankan tugas-tugasnya.

2.Deskripsi Mata Kuliah.

Mata Kuliah ini membekali mahasiswa untuk memahami serta mengerti Evaluasi PAK sebagai suatu sarana untuk melihat kemajuan dan perkembangan akan tugas-tugasnya terutama dalam rangka melihat kemajuan dan perkembangan, bahkan terjadinya kemunduran-kemunduran umat/peserta didik dalam rangka menghantar

Page 85: Diktat Evaluasi PAK

mereka untuk mengenal Allah Tuhannyua secara Pribadi. Oleh karena itu melalui matakuliah Evaluasi ini Mahasiswa diajak untuk melakukan tindakan evaluasi yang dapat dimulai dari melihat sisi pengertian evaluasi, jenis-jenis dan prosedur penyusunan alat evaluasi, analisis butir soal sampai dengan laporan evaluasi.

iiDalam hal ini pengembangan dan pemberdayaan Evaluasi perlu dilakukan oleh para Mahasisiwa atau calon-calon pendidik maupun pada siapa saja yang berkecipung dalam Dunia pendidikan.

3.Tujuan Mata Kuliah.

Membimbing dan melengkapi mahasiswa dengan pengetahuan dan pengertian tentang Evaluasi PAK untuk membekali mahasiswa agar dapat melaksanakan tindakan-tindakan evaluasi didalam dunia pendidikan dan dalam tugas-tugas pelayanannya.

4.Garis Besar Materi Kuliah.a.pengertian Evaluasi.b.jenis-jenis Evaluasi.c.prosedur penyusunan alat evaluasi.d.analisis butis soal.e.laporan evaluasi.

5.Sitem Penilaian.

a.Presensi 15 %b.Rangkuman Bacaan. 15% atau Menyusun Makalah.c.Tugas Presentasi 10%d.UTS dan UAS 60%-------------------------------------------Jumlah 100%

Page 86: Diktat Evaluasi PAK

iii Catatan :

Laporan /rangkuman bacaan Buku :

a.memilih dari 1 judul buku yang ada dibawah ini.b.memilih 3 Bab. Dalam 1 judul buku yang dikehendakinya.c.ketik 1.5 spasi ,kertas A4. minimal 3 halam.

Judul Buku :

a.Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen, BPK Gunung Mulia,Jakarta.b.W.James Popham, Evaluasi Pengajaran, Kanesius, Yogyakata.c.Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Kanesius,

Yogyakarta,1995.d.Purwanto,Ngalim m, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Remaja Karya, Bandung,1986.e.Nurkancana,Wayan, Evaluasi Pendidikan, Usaha nasional, Surabaya,1986.f.Silverius,Suke, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Grasindo, Jakarta

1990.g.Suharsimi, Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,

Jakarta 1993.

Membuat Makalah :

a.tentang pengertian Evaluasi yang meliputi Ciri-ciri,rumusan, sifat- sifat,manfaat, fungsi, prinsisp serta syarat-syarat evaluasi.b.tentang jenis-jenis dan prosedur alat evaluasi yang meliputi dasar fungsi

evaluasi, dasar cara penilaian, dasar isi dan tujuan serta pembuatan tes baku maupun tes guru.

c.tentang analisis butir-butir soal yang meliputi ,analisis butir soal kualitatif

Page 87: Diktat Evaluasi PAK

beserta teknik-tekniknya, kemudian analisis butir soal kuantitatif beserta teknik-teniknya.

d.tentang laporan evaluasi, meliputi pengolahan hasil evaluasi, kriteria ketuntasan minimal (KKM), laporan Hasil Belajar (LHB).

iv B. Soal-soal Latihan.

1. Menurut anda bagaimanakah rumusana pengertian evaluasi itu.2. Dimanakah letak kesamaan dan perbedaan antara evaluasi dengan penilaian.3. Bagaimana anda melihat ciri-ciri evaluasi jelaskan.4. W.Gulo pernah mengutif pendapat B.S.Bloom tentang evaluasi, lalu bagaimana

W.Gulo berpendapat tentang evaluasi itu .5.Berdasarkan Ciri-ciri evaluasi, bagaimana seorang guru menentukan keputusannya tentang pemberian nilai terhadap siswanya.6. Sebutkan salah satu rumusan evaluasi menurut Roetiyah.7. Sebutkan salah satu rumusan evaluasi menurut Slameto.8. R.Subagijo menjelaskan ada tiga sifat evaluasi, apa saja itu dan jelaskan.9. Mengapa seorang guru harus mengadakan evaluasi terhadap siswanya.10.Menurut Suharini Arikunto, evaluasi mempunyai makna dan fungsi bagi semua unsur pendidikan(satuan pendidikan ) sebutkan dan jelaskan.11.Jelaskan untuk apa manfaat penilaian.12.Ada 5 fungsi Evaluasi apa saja sebutkan dan jelaskan.13.Ada 8 prinsip evaluasi, sebutkan dan jelaskan.14.Ada 8 Syarat-syarat evaluasi, sebutkn dan jelaskan.15.Mengapa pengertian evaluasi dalam konteks PAK harus berbeda, jelaskan.16.Sebagai guru kita sering disebut sebagai Designer of instruction, Manager of instruction, Evaluator of student learning, jelaskan.17.Bruce Jayce dan Marsha Weil, menjelaskan tentang 4 permodelan guru, sebutkan dan jelaskan.18.Dalam Desaian Instruksional Pengajaran, peran pengajar dalam pendidikan teologi harus memiliki sikap.19.Syarat-syarat dalam Desaian Instruksional pengajar harus memiliki dasar.20.Spesifikasi tujuan belajar dalam dalam Desaian Instruksional pengajaran, kompetensi yang harus dicapai antara lain.

Page 88: Diktat Evaluasi PAK

21.Sebagai Guru bagaimana cara anda melihat model yang tepat, untuk pengajaran PAK.22.Tekanan pada pengajaran iman dibutuhkan model yang berbeda-beda, lalu bagaimana pendapat thomas Groome dan Richard Osmen tentang hal tersebut.23.Dalam evaluasi pengajaran dibedakan antara pengertian evaluasi dan penilaian, jelaskan.24.Apa manfaat dari penilaian pengajaran.25.Apa fungsi dari penilaian.

v26.Sebutkan dengan cara apa saja penilaian dapat dilakukan.27.Bagaimanakah langkah-langkah penilaian melalui Unjuk Kerja.28.Bagaimanakah langkah-langkah penilaian melalui Penugasan/ Project.29.Bagaimanakah langkah-langkah penilaian melalui Peper and Pen.30.Bagaimanakah langkah-langkah penilaian melalui portofolio. 31.Berdasarkan fungsinya evaluasi dapat dibedakan menjadi 4 sebutkan dan jelaskan.32.Berdasarkan cara penilaiannya ada berapa jelaskan.33.Berdasarkan isi dan tujuan ada berapa jelaskan.34.Berdasarkan pembuatannya ada berapa jelaskan.35.Bagaimana anda menjelaskan konstruksi tes essay, tes lesan, tes obyektif.36.Jelaskan kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk analisis butir soal.37.Sebutkan apa saja manfaat dari penelaahan soal.38.Apa manfaat dari penilaian diri jelaskan.39.Jelaskan pengertian analisis butir soal secara Kualitatif.40.Jelaskan teknik Analisis secara Kualitatif.41.Apa tujuan diadakannya tes daognotis.42.Tes psikologi meliputi tes apa saja.43.Apa yang dimaksud tes buatan guru dengan tes baku jelaskan.44.Dimana letak kelebihan dan kelemahan dari tes essay.45.Sedangkan kelebihan dan kelemahan tes objektif adalah.46.Coba anda jelaskan bagaimana prosedur tes lesan dilaksanakan.47.lalu apa kelemahan dan kebaikan dari tes lesan tersebut.48.apa saja manfaat dari soal yang telah di telaah.49.Buatlah format Data kemampuan peserta didik.50.Buatlah format penilaian diri.51.Buatlah sedikitnya lima pertanyaan dalam aspek penilaian diri.52.Jelaskan pengertian analisis butir soal secara Kualitatif.53.Apa yang anda ketahui tentang teknik Analisis secara Kualitatif.

Page 89: Diktat Evaluasi PAK

54.Bagaimana anda menjelaskan prosedur analisis secara secara kualitatif.55.Buatlah format penelaahan butir soal bentuk uraian.56.

C. Rumusan Skala.

D. Format Rapor SD, SMP, SMA / SMK.

E. Glosarium.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP): badan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.

Evaluasi pendidikan: kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

Indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik, untuk menunjukkan bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

Judgement: pertimbangan untuk memutuskan sesuatu.

Keandalan (reliabilitas): kemampuan tes memberikan hasil yang ajeg/konsisten.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur: kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Page 90: Diktat Evaluasi PAK

Kemampuan afektif: kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

Kemampuan kognitif: kemampuan berpikir/bernalar; kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan dan penalaran.

Kemampuan psikomotor: kemampuan melakukan kegiatan yang melibatkan anggota badan/ gerak fisik.

Kesahihan (validitas): kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, yaitu mampu mengukur apa yang harus diukur.

Kompetensi: kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan melalui kebiasaan berpikir dan bertindak.

Kompetensi Dasar: Kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep/materi yang dibelajarkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM): batas ketuntasan setiap mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah melalui analisis indikator dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik setiap indikator, dan kondisi satuan pendidikan.

Kuesioner: sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada peserta didik untuk dijawab atau diminta pendapatnya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

Non-tes: penilaian menggunakan pertanyaan atau pernyataan yang tidak menuntut jawaban benar atau salah.

Pengukuran (measurement): proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.

Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi: pengukuran berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar, melalui tes dan non-tes, yang dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.

Penilaian (assessment): proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Page 91: Diktat Evaluasi PAK

Penilaian antarteman: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.

Penilaian beracuan kriteria: penilaian yang membandingkan hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria atau standar yang ditetapkan.

Penilaian diri: teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal.

Penilaian inventori: teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap sesuatu objek psikologis.

Penilaian observasi: penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

Penilaian produk: penilaian yang dilakukan terhadap proses (persiapan dan pembuatan) serta hasil karya peserta didik.

Penilaian projek: penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan suatu projek yang melibatkan pengumpulan, pengorganisasian, analisis data, dan pelaporan hasil kerjanya dalam kurun waktu tertentu.

Penugasan: pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perseorangan maupun kelompok.

Penugasan terstruktur: kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi, dan waktu penyelesaiannya ditentukan oleh pendidik.

Portofolio: kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas peserta didik

Soal pilihan ganda: soal yang menyediakan sejumlah pilihan jawaban dengan hanya ada satu pilihan jawaban yang benar.

Page 92: Diktat Evaluasi PAK

Standar Isi: ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Kompetensi: kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah menyelesaikan mata pelajaran tertentu

Standar Kompetensi Lulusan: kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Standar Nasional Pendidikan (SNP): kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tatap muka: pertemuan formal antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran di kelas.

Tes: penilaian menggunakan seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah.

Tes lisan: tes yang dilaksanakan melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik, pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan.

Tes praktik (kinerja): tes yang meminta peserta didik melakukan perbuatan/ menampilkan/mendemonstrasikan keterampilannya.

Tes tertulis: tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian.

Ujian: kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

Ujian nasional: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Page 93: Diktat Evaluasi PAK

Ujian sekolah: kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.

Ulangan: proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

Ulangan akhir semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester, yang cakupannya meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan harian: kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

Ulangan kenaikan kelas: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket, dan cakupannya meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

Ulangan tengah semester: kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran, yang cakupannya meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.