perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengembangan ......pengembangan instrumen tes fisika...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA
SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI
Skripsi
Oleh:
Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami
NIM K2308045
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA
SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI
Oleh:
Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami
NIM K2308045
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami. PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER GANJIL KELAS X SMA RSBI. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang mengacu pada KTSP dan A Level, (2) mengembangkan instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki karakteristik internal (daya beda, tingkat kesulitan, efektivitas distraktor) yang baik, (3) mengembangkan tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan metode 4-D yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Penelitian melibatkan beberapa komponen yaitu pakar, guru Fisika RSBI, mahasiswa, dan siswa Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis butir tes pilihan ganda meliputi uji validitas, daya beda, tingkat kesukaran, efektivitas distraktor, dan reliabilitas soal.
Hasil penelitian berupa deskripsi prosedural proses pengembangan dan produk yang dikembangkan melalui tahap Define meliputi analisis kurikulum dan analisis kebutuhan, Design meliputi penyusunan silabus dengan metode adopsi, penyusunan kisi-kisi dan instrumen tes yang terdiri dari instrumen A dan instrumen B yang teruji validitasnya melalui kegiatan expert judgement, Develop dilaksanakan dengan uji coba, dan pelaksanaan Disseminate. Uji coba dilakukan melalui uji coba peer untuk memperoleh validasi peer reviewer dan uji coba terbatas dengan mengujikan masing-masing instrumen pada 15 siswa. Hasil uji coba terbatas instrumen A menghasilkan 19 soal dengan reliabilitas tinggi r11=0,660. Hasil uji coba terbatas instrumen B menghasilkan 19 soal dengan reliabilitas tinggi r11=0,672. Diseminasi dilakukan pada 61 siswa. Hasil diseminasi menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi r11=0,781 dengan 4 soal berdaya beda negatif, 7 soal berdaya beda baik, 19 soal yang berdaya beda cukup. Soal kategori mudah diketahui sebanyak 5 soal, kategori sedang 21 soal, dan kategori sukar 4 soal. Soal yang distraktornya berfungsi dengan baik ada 28 soal.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kisi-kisi instrumen tersusun berdasarkan silabus penelitian pengembangan dengan metode adopsi sesuai dengan kurikulum KTSP dan silabus A Level, (2) tes yang dikembangkan telah memenuhi karakteristik internal tes yang baik berdasarkan analisis butir soal berupa daya beda, tingkat kesukaran, dan efektivitas distraktor (3) tes yang dikembangkan memiliki validitas isi baik berdasarkan hasil telaah pakar dan reliabilitas yang tinggi (r11=0,781), (4) produk akhir tes hasil penelitian pengembangan berupa 26 soal tes yang dapat dijadikan bank soal yang siap diimplementasikan, dan (5) meskipun tes telah dikembangkan sesuai dengan standar, tes masih memiliki kelemahan, yaitu Bahasa Inggris yang dianggap sulit oleh siswa dan beberapa siswa menjawab soal dengan mengandalkan keberuntungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami. PHYSICS TEST DEVELOPMENT FOR FIRST SEMESTER OF GRADE X SMA RSBI. Skripsi, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University Surakarta, July 2012.
Research aimed to: (1) develop Physics test blueprint for First Semester of Grade X SMA RSBI referring to KTSP and A Level, (2) develop Physics test for First Semester of Grade X SMA RSBI which has high quality of the internal characteristics (discrimination index, difficulty level, distracters effectiveness), (3) develop a valid and reliable Physics test for First Semester of Grade X SMA RSBI.
This study was based on Research and Development (R & D) 4-D method developed by S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, and Melvyn I. Semmel. The study involved many components such as experts, RSBI Physics teacher, students, and students of SMA Negeri 1 Surakarta. Data collection techniques were documentation and test. Data analysis technique used was analysis of multiple-choice test items including test validity, discrimination index, difficulty level, distracters effectiveness, and reliability.
The findings are procedural description of the development process and products developed through Define phase including curriculum analysis and students’ need analysis, Design phase including the construction of syllabus by adoption method, construction of test blueprint, test construction that consists of validity tested A and B instruments through expert judgment, Develop phase conducted by try-out, and Disseminate. The try-out was carried out through peer trial to obtain validation of peer reviewers and was conducted by testing the instruments to a limited testee, each of instrument was tested to 15 students. The results of the field testing instrument A produced 19 items with a high reliability r11 = 0.660. The results of field testing instruments B produced 19 items with a high reliability r11 = 0.672. Dissemination conducted on 61 students. Disseminating results indicated a high degree of reliability r11 = 0.781 with 4 items of negative discrimination index, 7 items of good discrimination index, 19 items of satisfactory discrimination index. Item category based on the difficulty level indicated that 5 items, 21 items, and 4 items are categorized easy, average, and difficult respectively and 28 items have effective distracters.
The conclusions are: (1) the test instrument blueprint resulted is based on the syllabus of research development using adoption method in accordance with the curriculum of KTSP and A Level syllabus, (2) the test developed is in compliance with the internal characteristics of a good test item analysis of discrimination index, difficulty level, and distracters effectiveness (3) test developed has good content validity based on expert review and has high reliability (r11 = 0.781), (4) final product of research and development is 26 test items that is readily implemented, and (5) even though the test had been developed in accordance with the standards, the test still has weaknesses, that are English test is considered difficult by students and some students answer the questions by guessing and relying on luck.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai
(dari suatu urusan) , kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (Q.S. Al Insyirah : 6-8 )
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah:186)
“Sesungguhnya setiap amalan hanya bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya
setiap orang hanya akan memperoleh imbalan sesuai dengan yang ia niatkan.”.
(HR. Bukhari Muslim)
Laisa al Fataa man Yaquulu Kaana Abiy wa laakinna al Fataa man Yaquulu Haa
Ana Dzaa
Berusahalah baik, meski kau bukan orang baik. Lakukanlan yang terbaik, meski
belum bisa menjadi yang terbaik (Anonim)
You can if you think you can. (Bruce Lee)
Keep practicing and you will be amazing! (Matthew Brill)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. My Dad (May ALLAAH bless you),
semoga kita dipertemukan di His Promised
Heaven dan My Mom tercinta yang selalu
melimpahkan doa dan kasih sayang.
2. Adikku Zuhdi yang aku sayangi.
3. Saudara-saudaraku tersayang.
4. Alice yang selalu menemaniku, Seth,
Bashke, Wade, Vag, Nickem.
5. Teman-teman angkatan 2008 yang baik.
6. Kakak-kakak dan adik-adiku di
Pendidikan Fisika semuanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang
berjudul “Pengembangan Instrumen Tes Fisika Semester Ganjil Kelas X
SMA RSBI”.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sukarmin, S. Pd, M. Si, Ph. D. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Supurwoko, M. Si. Selaku Ketua Program Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Drs. Surantoro, M. Si. Selaku Koordinator
Skripsi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun Skripsi.
5. Dr. Sarwanto, S. Pd, M. Si,. Selaku Pembimbing I yang telah membimbing
penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Sri Budiawanti, S. Si, M. Si. Selaku Pembimbing II yang telah membimbing
penulis sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Segenap Dosen Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
8. Drs. Thoyyibun, S.H, M. H. Selaku kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang
telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Drs. Bambang Budi H. Selaku guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 1
Surakarta yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu
untuk terselesaikannya penyusunan Skripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan imbalan
yang setimpal dari Allah SWT. Amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangannya, namun penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat
memberikan sumbangan informasi dan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu
Pengetahuan.
Surakarta, April 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
HALAMAN ABSTRACT .........................................................................
HALAMAN MOTTO ................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Identifikasi Masalah .................................................................
C. Pembatasan Masalah .................................................................
D. Perumusan Masalah ..................................................................
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..................................
1. Jenis Tes ............................................................................
2. Bentuk Tes ........................................................................
3. Butir Soal ..........................................................................
4. Bahasa ...............................................................................
G. Manfaat Penelitian ....................................................................
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................
1. Asumsi Pengembangan ......................................................
2. Keterbatasan Pengembangan .............................................
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xv
xvi
1
1
4
5
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
A. Tinjauan Pustaka...................................................................
1. Belajar ...........................................................................
2. Asesmen Pembelajaran .................................................
3. Pengembangan Tes .......................................................
4. Materi Fisika Kelas X Semester Ganji SMA RSBI ......
B. Penelitian yang Relevan .......................................................
C. Kerangka Berpikir ................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................
A. Model Pengembangan ..........................................................
B. Prosedur Pengembangan ......................................................
1. Tahap Pendefinisian (Define) .......................................
2. Tahap Perancangan (Design) ........................................
3. Tahap Pengembangan (Develop) ..................................
4. Tahap Penyebaran (Disseminate) .................................
C. Uji Coba Produk ..................................................................
1. Subjek Coba ..................................................................
2. Jenis Data ......................................................................
3. Instrumen Pengumpulan Data .......................................
4. Teknik Analisis Data ....................................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN .............................................................
A. Deskripsi Data ......................................................................
B. Hasil Penelitian ....................................................................
1. Penyiapan Data .............................................................
2. Penyusunan Instrumen Tes ...........................................
3. Pelaksanaan Uji Coba ...................................................
4. Pelaksanaan Diseminasi ................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................
8
8
12
15
17
19
22
23
23
23
23
24
25
26
28
28
28
28
29
33
33
33
33
50
54
74
82
82
82
83
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Bagian Silabus A Level Physics ........................................... 19
Tabel 3.1. Karakteristik Butir ................................................................ 26
Tabel 4.1. Jumlah Peserta Uji Coba Terbatas dan Diseminasi ............. 33
Tabel 4.2. Perbandingan Silabus Fisika Pengembangan BSNP dan
Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1
Surakarta ...............................................................................
37
Tabel 4.3. Perbandingan Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA
Negeri 1 Surakarta dengan Silabus A Level Physics ............
39
Tabel 4.4. Hasil Expert Judgement Indikator ....................................... 45
Tabel 4.5. Indikator Hasil Penelitian Pengembangan ........................... 47
Tabel 4.6. Peserta Expert Judgement Indikator Penelitian
Pengembangan .....................................................................
51
Tabel 4.7. Prosentase Butir Soal untuk Setiap Kemampuan Kognitif .. 52
Tabel 4.8. Peserta Expert Judgement Instrumen Tes ............................ 53
Tabel 4.9. Hasil Expert Judgement Instrumen A .................................. 53
Tabel 4.10. Hasil Expert Judgement Revisi Instrumen A ....................... 54
Tabel 4.11. Hasil Expert Judgement Bahasa Inggris Fisika .................... 55
Tabel 4.12. Peserta Uji Coba Peer Instrumen A ..................................... 56
Tabel 4.13. Hasil Peer Reviewer Instrumen A ....................................... 57
Tabel 4.14. Peserta Uji Coba Peer Instrumen B ..................................... 59
Tabel 4.15. Hasil Peer Reviewer Instrumen B ........................................ 60
Tabel 4.16. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen A.. 63
Tabel 4.17. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen A .....................
65
Tabel 4.18. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen A ........................ 66
Tabel 4.19. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen B.. 67
Tabel 4.20. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen B .....................
68
Tabel 4.21. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen B ........................ 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.22. Instrumen yang Dapat Dipakai ............................................ 72
Tabel 4.23. Karekteristik Soal Terpilih ................................................... 73
Tabel 4.24. Hasil Expert Judgement Instrumen Baru ............................. 74
Tabel 4.25. Peserta Uji Coba Peer Kedua .............................................. 75
Tabel 4.26. Hasil Peer Reviewer Instrumen Baru ................................... 75
Tabel 4.27. Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi .. 75
Tabel 4.28. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar
Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi ......
78
Tabel 4.29. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen Diseminasi.......... 79
Tabel 4.30 Karekteristik Soal Hasil Diseminasi .................................... 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ................................................. 22
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Pengembangan ....................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Hasil Penelitian Pengembangan ........................... 86
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Tes .................................................... 104
Lampiran 3. Hasil Telaah Butir Soal Instrumen A ................................ 118
Lampiran 4. Hasil Telaah Butir Soal Instrumen B ................................ 136
Lampiran 5. Jawaban Uji Coba Peer Instrumen A ............................... 153
Lampiran 6. Jawaban Uji Coba Peer Instrumen B ................................ 160
Lampiran 7. Jawaban Peserta Uji Coba Terbatas Instrumen A ............. 165
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen A ................. 166
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen A .................................... 167
Lampiran 10. Jawaban Peserta Uji Coba Terbatas Instrumen B ............. 168
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen B .................. 169
Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen B .................................... 170
Lampiran 13. Instrumen Tes Hasil Pemilihan dari Instrumen A dan B .. 171
Lampiran 14. Hasil Telaah Instrumen Baru ............................................. 176
Lampiran 15. Jawaban Uji Coba Peer Instrumen Baru ........................... 178
Lampiran 16. Instrumen Diseminasi ........................................................ 183
Lampiran 17. Jawaban Peserta Tes Instrumen Diseminasi ..................... 184
Lampiran 18. Hasil Perhitungan Analisis Butir Instrumen Diseminasi ... 186
Lampiran 19. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Diseminasi ..................... 188
Lampiran 20. Surat-Surat Perizinan ........................................................ 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menyebabkan semakin berkembangnya dunia pendidikan. Dalam hal ini manusia
selalu berupaya agar pendidikan menjadi solusi atau kunci pemecah suatu masalah
yang dihadapi. Perkembangan dunia pendidikan ini dapat menyeimbangkan antara
masalah yang timbul dan pemecahan yang harus dilakukan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, pemerintah mengharuskan
diadakannya perbaikan dalam bidang pendidikan. Usaha terus-menerus untuk
meningkatkan mutu pendidikan selalu diupayakan dengan pembaharuan
kurikulum, penambahan sarana dan prasarana pendidikan seperti program
pengadaan buku-buku, peningkatan kualitas pembelajaran melalui pemilihan
metode mengajar dengan sarana-sarana yang sesuai, pengembangan evaluasi
pembelajaran, dan sebagainya (Mardiya, 2010: 1). Dengan mutu pendidikan yang
baik, diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan siswa dan melahirkan generasi
penerus yang unggul dan dapat bersaing secara internasional. Dalam rangka
memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia yang unggul tersebut,
pemerintah juga telah mencanangkan program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional atau RSBI.
RSBI merupakan calon dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). RSBI
adalah realisasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan atau
Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan bertaraf internasional. Sistem pembelajaran RSBI menerapkan model
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, proses pembelajaran
berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), menggunakan bahasa
internasional, dan berkiblat pada sekolah unggulan negara maju (Zainal Arifin,
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2008: 7). Pembelajaran di sekolah RSBI juga tidak lepas dari komponen
pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran.
Proses belajar mengajar selalu berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tercapai
tidaknya suatu tujuan pembelajaran dapat diketahui melalui proses penilaian.
Penilaian dalam pembelajaran merupakan salah satu tahap penting dalam proses
pembelajaran. Menurut Harry Firman (2000: 10), penilaian adalah langkah-
langkah yang diperlukan untuk membuat keputusan. Tepat tidaknya suatu
keputusan tergantung pada kualitas proses penilaian yang dilakukan. Sebelum
pengambilan keputusan seorang guru perlu mengumpulkan informasi yang terkait
dengan proses pembelajaran. Informasi dapat diperoleh dengan berbagai cara,
misalnya memberikan tes, memberikan angket, mengamati langsung atau
melakukan ujian lisan. Penilaian diperlukan sebagai feedback bagi guru tentang
seberapa jauh guru berhasil mengajar atau membimbing siswa untuk memahami
konsep-konsep tertentu dan pembuat keputusan akan hasil studi siswa.
Salah satu cara untuk melakukan penilaian pembelajaran adalah dengan
menggunakan suatu tes. Tes dapat digunakan untuk menilai dan mengukur hasil
belajar siswa atau untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Tes
sebagai instrumen penilaian dalam pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik perlu
memperhatikan tingkat kesukaran soal, daya beda soal, efektivitas distraktor,
validitas, dan reliabilitas tes. Sulistyorini (2009: 89-92) mengemukakan bahwa
ditinjau dari segi kegunaannya, tes dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu tes
formatif, tes sumatif, tes diagnostik, dan tes penempatan. Aplikasi pelaksanaan
atau pemilihan jenis tes tersebut harus disesuaikan dengan tujuan tes diadakan.
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang dikembangkan adalah tes sumatif yang
digunakan sebagai penilaian dari keseluruhan program dalam satu semester
dengan bentuk tes pilihan ganda.
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur beberapa
aspek baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari ketiga aspek tersebut, aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kognitif lebih dominan. Meskipun demikian, hasil belajar psikomotor dan afektif
juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran. Aspek
kognitif menurut Bloom meliputi enam tingkatan kemampuan, yaitu mengingat
(remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3),
menganalisis (analyze/ C4), mengevaluasi (evaluate/ C5), dan menciptakan
(create/ C6) (Anderson, 2001:31). Pencapaian tingkatan pada aspek kognitif
tersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan serta distribusi butir soal
dalam tes untuk penilaian aspek tersebut harus merata dan berimbang. Akan
tetapi, menurut Evi Widianti (2008: 88), soal-soal tes formatif dan sumatif yang
dilakukan untuk melakukan penilaian di SMA berwawasan internasional (RSBI)
mengandung jenjang kognitif yang tidak merata dan belum berimbang. Sehingga
hasil penilaian belum dapat mengungkapkan ketercapaian kemampuan kognitif
yang seharusnya dikuasai oleh siswa.
Di samping itu, sesuai dengan perkembangan pendidikan, instrumen
penilaian yang digunakan harus mencerminkan kurikulum yang berlaku saat ini.
Untuk RSBI, selain harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tes juga harus diperkaya dengan
sistem ujian internasional yang mengacu pada negara maju atau negara lain yang
memiliki keunggulan tertentu atau sering disebut dengan rumusan SNP +X
(OECD). Menurut Kir Haryana (2007: 41), rumusan SNP+X adalah Standar
Nasional Pendidikan plus X yaitu OECD (Organization for Economic Co-
operation and Development) yang merupakan organisasi antar negara dan
pengembangan. Anggota organisasi ini memiliki keunggulan tertentu dalam
bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Dengan
adanya sistem ini, guru dituntut membuat instrumen tes yang lebih unggul
dibandingkan dengan instrumen tes untuk sekolah yang berstandar nasional.
Selain itu, harapan untuk dapat bersaing dengan komunitas internasional juga
ditunjukkan dengan penggunaan bahasa internasional dalam instrumen tes untuk
RSBI. Hal itu menimbulkan masalah bagi guru jika guru RSBI kurang menguasai
Bahasa Inggris dan tidak memiliki banyak bank soal yang valid dan reliabel untuk
melakukan penilaian. Hasil Test of English for International Communication
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
(TOEIC) yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010
untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris guru-guru RSBI menunjukkan
hasil yang kurang memuaskan karena masih banyak guru RSBI yang
mendapatkan nilai kurang dari nilai minimum TOEIC yaitu 245 (Anonim,
2010:1). Selain itu, menurut Danny Whitehead, Head of English Development
British Council berdasarkan hasil penelitian Stephen Bax University of
Bedfordshire, Inggris menyatakan bahwa guru sekolah RSBI yang menguasai
bahasa Inggris dengan baik, dalam arti mampu berbahasa Inggris dengan baik dan
menyampaikan materi pelajaran dalam bahasa Inggris tidak mencapai 25% (M.
Asrori Ardiansyah, 2011:1). Dengan demikian, instrumen tes untuk sekolah RSBI
sangat penting dikembangkan supaya dapat memperkaya perbendaharaan soal
guru-guru RSBI dan dapat membantu sekolah RSBI menuju sekolah SBI.
Selain itu, tes yang selama ini dilakukan guru RSBI belum sepenuhnya
mencerminkan keterlaksanaan kurikulum SNP + X sebagaimana mestinya. Guru
yang menyusun kisi-kisi belum secara rutin menelaah soal, menganalisis soal,
menganalisis hasil ulangan harian, dan menginformasikan kegagalan siswa dalam
menguasai konsep dan belum sepenuhnya guru menindaklanjuti kegagalan siswa
dengan program perbaikan yang terencana. Inilah yang menjadi faktor penyebab
sulitnya hasil ujian yang digunakan untuk melihat keterlaksanaan kurikulum
sebagaimana diungkapkan oleh Kuwanto dan Mardapi (1999: 14).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
judul ”PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SEMESTER
GANJIL KELAS X SMA RSBI”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
dapat diindentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Penilaian pembelajaran untuk mengukur kemampuan kognitif di sekolah RSBI
belum berimbang dan tidak merata.
2. Dengan adanya sistem penilaian di sekolah RSBI yang mengacu pada
kurikulum KTSP dan diperkaya SNP+X (OECD), guru RSBI mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kesulitan dalam melakukan penilaian yang sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional dan dapat diakui di dunia internasional.
3. Kesulitan untuk melihat keterlaksanaan kurikulum disebabkan karena guru
yang menyusun kisi-kisi belum secara rutin menelaah soal, menganalisis soal,
menganalisis hasil ulangan harian, dan menginformasikan kegagalan siswa
dalam menguasai konsep dan belum sepenuhnya guru menindaklanjuti
kegagalan siswa dengan program perbaikan yang terencana.
4. Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, guru RSBI menggunakan
instrumen tes yang belum teruji validitasnya sehingga sering terjadi
ketidaksesuaian dengan tujuan dan proses pembelajaran.
5. Guru Fisika SMA RSBI kurang menguasai Bahasa Inggris, sehingga kualitas
soal berbahasa asing yang disusun oleh guru RSBI kurang memenuhi
validitas.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi di atas, maka
penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Penilaian pembelajaran ditujukan untuk melakukan penilaian pada ranah
kognitif siswa yang meliputi mengingat (remember/ C1), memahami
(understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), dan menganalisis (analyze/ C4) di
bidang Fisika.
2. Kurikulum acuan pengembangan instrumen tes di sekolah RSBI yang
digunakan adalah kurikulum KTSP yaitu berdasarkan Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta mengacu Silabus A Level.
3. Instrumen tes menggunakan dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris.
4. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan materi Fisika Kelas X SMA RSBI
Semester Ganjil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI
yang mengacu pada kurikulum KTSP dan A Level?
2. Bagaimana karakteristik internal instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X
SMA RSBI yang dikembanngkan?
3. Bagaimana tingkat validitas dan reliabilitas instrumen tes Fisika Semester
Ganjil Kelas X SMA RSBI yang dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengembangkan kisi-kisi instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA
RSBI yang mengacu pada KTSP dan A Level.
2. Mengembangkan instrumen tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI
yang memiliki karakteristik internal (daya beda, tingkat kesulitan, efektivitas
distraktor) yang baik.
3. Mengembangkan tes Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang
memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1. Jenis Tes
Jenis tes yang akan dikembangkan merupakan tes sumatif yang mencakup
seluruh materi Fisika Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI.
2. Bentuk Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam pengembangan ini adalah tes
pilihan ganda (multiple-choice).
3. Butir Soal
Butir soal yang akan dikembangkan berjumlah 30 soal dengan lima
alternatif jawaban. Seluruh soal diimplikasikan untuk mengukur kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kognitif siswa dalam mata pelajaran Fisika meliputi kemampuan mengingat
(remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/ C3), dan
menganalisis (analyze/ C4). Persentase soal untuk masing-masing kemampuan
disesuaikan dengan kemampuan siswa yang diidentifikasi melalui proses
pembelajaran.
4. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam instrumen tes ini adalah Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional dan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional. Hal itu
disesuaikan dengan tujuan umum sekolah RSBI yang diharapkan mampu bersaing
dengan komunitas internasional.
G. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Menambah perbendaharaan soal bagi guru Fisika SMA RSBI.
2. Memberikan gambaran terhadap guru tentang kemampuan kognitif siswanya
dalam pelajaran Fisika.
3. Menambah wawasan bagi guru Fisika SMA RSBI dalam melakukan evaluasi
terhadap siswa untuk dapat diaplikasikan pada tahap selanjutnya.
4. Membantu meningkatkan kualitas sekolah RSBI dalam proses menuju SBI.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
1. Asumsi Pengembangan
Instrumen tes yang dikembangkan diasusmsikan memiliki keterandalan
dan layak untuk diteskan pada SMA RSBI karena tes tersebut disusun
berdasarkan prosedur dan memenuhi kriteria pengembangan tes.
2. Keterbatasan Pengembangan
Instrumen tes ini hanya didiseminasikan pada lingkup sekolah yang
terbatas yaitu SMA RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta, maka implementasi
instrumen tes tersebut belum dapat digeneralisasi atau diaplikasikan secara luas
untuk seluruh SMA RSBI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Hakikat Belajar
Istilah belajar mencakup berbagai proses yang terjadi dalam kehidupan
manusia, dimana proses itu akan mendukung adanya perubahan tingkah laku yang
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan kecakapan, dan
tingkah laku yang ada dalam individu. Belajar memiliki makna yang sangat luas
dan komplek, sehingga pengertian belajar banyak dipengaruhi oleh teori-teori
belajar yang dianut oleh seseorang, namun pada intinya mempunyai kesamaan.
Oleh karena itu, beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang
belajar. Menurut Hilgard dan Bower dalam Ngalim Purwanto (2004 :84).:
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.
Sedangkan menurut Rini Budiharti (1998: 1), ”Belajar adalah suatu usaha untuk
terjadinya perubahan perubahan tingkah laku pada siswa”. Perubahan-perubahan
itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang
relatif lama.
Berdasarkan dua pendapat di atas, secara umum belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Belajar adalah suatu proses atau hasil yang yang merupakan dasar perkembangan
hidup manusia. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif
dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat
penting, karena semua komponen yang ada dalam sistem pembelajaran
dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Dalam usaha pencapaian tujuan
belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang baik. Sistem
lingkungan yang baik itu terdiri dari tujuan belajar yang akan dicapai, bahan
pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan
peranan dalam pembelajaran, jenis kegiatan dan sarana prasarana yang tersedia.
Menurut Bloom tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga kelompok
ranah, yaitu :
Ranah kognitif meliputi 6 tingkatan yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Ranah afektif (sikap) meliputi kemampuan menerima, menanggapi, berkeyakinan, penerapan kerja dan ketelitian. Sedangkan ranah psikomotor meliputi gerak tubuh, koordinasi gerak, komunikasi nonverbal dan perilaku berbicara (Gino dkk,1997: 19).
Ranah kognitif lebih dominan daripada ranah afektif dan ranah
psikomotor, karena lebih menonjol. Akan tetapi hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran
di sekolah.
Menurut Benyamin S. Bloom ranah kognitif menggolongkan dan
mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa
kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya sehingga
mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Konsep tersebut mengalami
perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi.
Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi
Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata
kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori
masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena
Lorin memasukkan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.
Adapun penjelasan dari masing-masing kategori pada ranah kognitif tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Mengingat (Remember/ C1)
Merupakan kategori yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar
Fisika antara lain: siswa dapat mengemukakan pengertian dari gelombang, dan
siswa dapat menyebutkan jenis-jenis gelombang.
2) Memahami (Understand/ C2)
Merupakan kategori yagg mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Sebagai contoh dalam kegiatan
belajar antara lain: siswa dapat menjelaskan perbedaan antara gelombang
tranversal dan gelombang longitudinal, dan siswa dapat menggambarkan
kedua jenis gelombang tersebut.
3) Menerapkan (Apply/ C3)
Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/ problem yang konkret dan
baru. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa dapat
menghitung besar frekuensi dari suatu getaran dan siswa dapat melakukan
percobaan untuk mengamati gelombang yang terjadi pada tali yang digerakkan
naik turun.
4) Menganalisis (Analyze/ C4)
Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik. Sebagai contoh dalam kegiatan
belajar Fisika antara lain: siswa dapat membuat grafik hubungan antara
kecepatan dan waktu berdasarkan data, dan siswa dapat menganalisis faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari sebuah eksperimen (misalnya
percobaan untuk mencari besarnya frekuensi suatu getaran).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
5) Mengevaluasi (Evaluate / C5)
Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai
contoh dalam kegiatan belajar Fisika antara lain: siswa mampu
mempresentasikan laporan hasil percobaan di depan guru maupun didepan
siswa yang lain di mana dalam kegiatan tersebut siswa mampu untuk
mempertahankan pandapat dan beradu argumentasi.
6) Berkreasi (Create / C6)
Merupakan kategori yang mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu kesatuan atau pola baru, bagian-bagian dihubungkan satu sama lain
sehingga tercipta suatu bentuk baru. Sebagai contoh dalam kegiatan belajar
Fisika antara lain: siswa dapat memprediksi hasil dari suatu percobaan dengan
didasarkan pada teori, siswa dapat menemukan penyelesaian masalah (seperti
kemampuan untuk menyimpulkan suatu konsep berdasarkan hasil percobaan).
Dalam penelitian ini, instrumen tes yang akan dikembangkan adalah
instrumenn penilaian pada ranah kognitif dengan batasan pada ranah kognitif
mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2), menerapkan (apply/
C3), dan menganalisis (analyze/ C4).
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Landasan utama untuk mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan
mental. Tanpa adanya kesiapan mental seseorang yang tidak belajar tidak akan
tahan terhadap berbagai kesukaran yang dihadapi selama belajar. Untuk itu agar
seseorang berhasil dalam belajar perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar di
antaranya adalah :
1) Dalam belajar setiap siswa harus berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan pengajaran.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi memiliki struktur pengajaran sederhana, sehingga siswa mudah menangkap.
3) Belajar harus menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa. 4) Belajar merupakan proses berkesinambungan yang harus dilakukan
tahap demi tahap secara sistematis. 5) Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
6) Dalam belajar perlu adanya dorongan agar pengertian dan ketrampilan yang didapat lebih mendalam.
7) Belajar perlu adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan (Slameto, 1991:83)
2. Asesmen Pembelajaran
a. Pengertian Asesmen Pembelajaran
Dalam melaksanakan kegiatan setiap orang selalu ingin mencapai hasil
yang sesuai dengan tujuan kegiatan. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan pada
langkah awal pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan
pembelajaran dan proses penilaian yang akan dilakukan. Menurut Benyamin
Bloom dalam Ivor Davis (1991:94) tujuan tidak hanya merupakan arah yang dapat
membentuk atau mewarnai kurikulum dan memimpin kegiatan pengajaran, tetapi
juga dapat menyediakan spesifikasi secara terperinci bagi penyusunan dan
penggunaan teknik-teknik penilaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas dan spesifik akan menunjang
proses penilaian yang tepat dan dapat membantu di dalam menetapkan kualitas
dan efektivitas pengalaman belajar siswa.
Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya,
program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Asesmen secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non
pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu. Asesmen merupakan bagian dari evaluasi dan sering dikacaukan
pengertiannya dengan evaluasi itu sendiri maupun pengukuran. Asesmen atau
penilaian tidak sama dengan pengukuran, namun keduanya tidak dapat
dipisahkan, karena kedua kegiatan tersebut saling berhubungan erat. Untuk dapat
mengadakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu (Suharsimi
Arikunto, 2005: 1). Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau
formulasi yang jelas (Asmawi Zainul, 1994: 13). Dari hasil pengukuran akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
diperoleh skor yang menggambarkan tingkat keberhasilan belajar siswa
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal
pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting
pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al., 1992:95; Popham,
1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran
yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun
informal, sebagaimana dikemukakan oleh Corner (1991:2-3) sebagai berikut:
Assessment as a general term enhancing all methods customarily to appraise performance of individual pupil or a group. It may refer to abroad appraisal including many sources of evidence and many aspects of a pupil's knowledge, understanding, skill and attitudes.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen atau
penilaian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai.
b. Tujuan Asesmen dalam Pembelajaran
Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran adalah
membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk
memperbaiki pembelajaran. Asesmen atau penilaian hasil belajar digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai. Sarana penilaian hasil
belajar adalah meliputi semua tujuan pembelajaran, yang salah satunya adalah
kemampuan atau ranah kognitif. Menurut Gagne “Kemampuan kognitif
merupakan kemampuan mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam
arti yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah” (Rini
Budiharti,1998:18). Menurut Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan, antara lain
untuk:
1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran, 6) mengevaluasi kinerja guru kelas, 7) mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru.
Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan
asesmen harus: relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa; adil
bagi semua siswa; akurat dalam pengukuran; berguna; layak dan dapat dipercaya.
(Herman et al., 1992: 198).
d. Asesmen dalam Pembelajaran Sains
Sebagaimana dikemukakan bahwa pembelajaran sains memiliki tiga
dimensi sasaran pembelajaran, yaitu dimensi proses, produk dan sikap yang satu
sama lain tidak dapat dipisahkan dan diabaikan dalam proses belajar mengajar
Sains (Moh. Amin, 1987: 16). Target pembelajaran sains ini selain
mengembangkan aspek kognitif juga meningkatkan keterampilan proses, sikap,
kreativitas dan kemampuan aplikasi konsep (Yager, 1996:9). Mengingat antara
belajar dan penilaian mempunyai hubungan yang erat, maka agar siswa terdorong
untuk mengembangkan daya kreasi dan keterampilan berfikirnya hendaknya
penilaian yang dilakukan tidak hanya ditujukan pada aspek penguasaan konsep
saja. Namun perlu dilengkapi dengan penilaian terhadap proses belajar siswa atau
aktivitas siswa, karya siswa, dan sikap siswa.
e. Tes Sebagai Instrumen Asesmen
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Sulistyorini (2009: 89-
92) mengemukakan bahwa ditinjau dari segi kegunaannya, tes dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu tes formatif untuk melakukan penilaian pada akhir suatu
pembelajaran, tes sumatif untuk melakukan penilaian dari keseluruhan program
misalnya dalam satu semester , tes diagnostik merupakan tes untuk
mengidentifikasi kemampuan awal, sehingga dapat diketahui kelemahan siswa
untuk selanjutnya bisa dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, dan tes
penempatan digunakan untuk mengklasifikasi sesuai dengan kemampuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dalam penelitian ini digunakan soal objektif berupa pilihan ganda. Soal
objektif adalah “Tes tertulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban
yang tersedia, sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi
yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah” (Chabib Thoha,
1991: 55).
3. Pengembangan Tes
Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dan pembelajaran untuk
meningkatkan dan mengembangkan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
efektif dan adaptable, hal ini dikemukakan oleh Anik Ghufron, Widyastuti
Purbani, Sri Sumardiningsih (2007: 5).
Menurut van den Akker dan Plomp (Sutrisno Hadi, 2001: 4)
mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan yaitu
pengembangan untuk mendapatkan prototipe produk dan perumusan saran-saran
metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe tersebut.
Richey and Nelson mendefiniskan penelitian pengembangan sebagai
suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi
program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
praktikalitas dan efektivitas (Sutrisno Hadi, 2001: 4).
Suatu produk atau program dikatakan valid apabila ia merefleksikan jiwa
pengetahuan (state-of-the-art knowledge). Ini yang kita sebut sebagai validitas isi;
sementara itu komponen-komponen produk tersebut harus konsisten satu sama
lain (validitas konstruk). Selanjutnya suatu produk dikatakan praktikal apabila
produk tersebut menganggap bahwa ia dapat digunakan (usable). Kemudian suatu
produk dikatakan efektif apabila ia memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan oleh pengembang.
Penelitian pengembangan ini merupakan penelitian pengembangan tes
yang bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk tes untuk Kelas
X SMA RSBI. Ada tiga hal yang penting dalam menyusun tes yaitu:
a. kita harus membuat set tugas yang layak,
b. tugas tersebut dapat mewakili kemampuan siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. hasil dari tes tersebut dapat diskor validitas dan reliabilitasnya.
Pengembangan sistem ujian hasil kegiatan pembelajaran berbasis
kemampuan dasar bersifat hierarkhis, secara berurutan yaitu: standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, dan soal ujian (Djemari Mardapi, 2001: 8). Menurut
Fernandes (1984: 3), ada tujuh hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan
pengembangan tes, yaitu:
a. menetapkan tujuan umum,
b. menyiapkan blue print tes,
c. menetapkan format butir soal dan tipe tes yang dikehendaki;
d. merencanakan interval tingkat kesukaran butir soal yang diinginkan;
e. merencanakan jumlah butir soal dan panjang tes;
f. penulisan butir-butir soal dan review butir soal; dan
g. menetapkan acuan penilaian yang akan digunakan.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian pengembangan tes ini
menggunakan model pengembangan tes yang 4-D.
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop
(Pengembangan) dan (4) Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P,
yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007 :
65 – 68):
a. Tahap Pendefinisian (Define). Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan da
ri batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5
langkah pokok, yaitu: (1) Analisis ujung depan, (2) Analisis siswa, (3)
Analisis tugas. (4) Analisis konsep, dan (5) Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design). Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe
perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (1)
Penyusunan tes acuan patokan, merupakan l angkah awal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun
berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi
Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, (2) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran, (3) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini
misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang
sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c. Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan tahap ini adalah untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan
masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (1) validasi perangkat oleh para
pakar diikuti dengan revisi, (2) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan
rencana, dan (3) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil
tahap (2) dan (3) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah
uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap penyebaran (Disseminate). Pada tahap ini merupakan tahap
penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah
untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
4. Materi Fisika Kelas X Semester Ganjil
Berdasarkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), materi Fisika
Kelas X Semester Ganjil meliputi Besaran dan Satuan, Gerak Lurus, Gerak
Melingkar, dan Hukum Newton tentang Gerak. Pokok bahasan setiap materi
adalah sebagai berikut:
a. Besaran dan Satuan
Materi ini membahas Fisika dan ruang lingkupnya, besaran pokok dan satuan
standar, besaran turunan, dimensi besaran, alat ukur, dan besaran vektor.
b. Gerak Lurus
Membahas kedudukan, jarak, dan perpindahan, kelajuan dan kecepatan, gerak
lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, dan gerak jatuh bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c. Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan meliputi pengertian gerak melingkar beraturan,
besaran-besaran dalam gerak melingkar, hubungan besaran sudut dan besaran
tangensial, serta hubungan roda-roda pada gerak melingkar.
d. Hukum Newton tentang Gerak
Pokok bahasan yang dibahas dalam materi ini adalah pengertian gaya, Hukum
I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton, berat, gaya gravitasi, dan
gaya normal, aplikasi Hukum Newton dan dinamika gerak melingkar
beraturan (Joko Sumarsono, 2009: 1-99).
Dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), untuk Kelas X Semester
Ganjil disebutkan beberapa kompetensi yang harus dicapai yaitu memahami
prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara
langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan obyektif. Memahami gejala
alam dan keberaturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda tegar,
kekekalan energi, elastisitas, impuls,dan momentum.
SMA RSBI juga mengacu pada A Level Physics. Untuk Kelas X Semester
Ganjil meliputi materi sebagai berikut:
Tabel 2.1. Bagian Silabus A Level Physics
Section Content A
I. General Physics 1. Physical quantities and units v
2. Measurement techniques v
II. Newtonian Mechanics 3. Kinematics v
4. Dynamics v
5. Forces v
6. Motion in a circle v
Sumber: www.cie.org.uk (Anonim, 2011: 10)
Materi dalam A Level Physics yang dapat dikombinasikan dengan materi
Kelas X Semester Ganjil SMA RSBI adalah Besaran Fisika dan Satuan yang
pembahasannya meliputi besaran Fisika, satuan SI, konstanta Avogadro, dan
besaran skalar serta besaran vektor. Teknik Pengukuran yang meliputi
pengukuran, kesalahan dan ketidakpastian. Kinematika membahas tentang gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
linear dan non linear. Dinamika meliputi pokok bahasan Hukum Newton tentang
gerak, momentum linear dan kekekalan momentum. Gaya mencakup bahasan
jenis-jenis gaya, kesetimbangan gaya, pusat massa. Gerak dalam lingkaran
meliputi kinematika gerak melingkar beraturan, percepatan sentripetal, dan gaya
sentripetal.
Berdasarkan kombinasi dari materi-materi tersebut akan disusun suatu
silabus dan kisi-kisi tes yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi suatu
instrumen tes Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Deni Widyantoro dkk (2009: 14-21) menghasilkan suatu
kesimpulan bahwa berdasarkan analisis terhadap butir soal yang dikembangkan,
dari 40 soal pilihan ganda yang dikembangkan, soal yang dapat dikategorikan
baik hanya berjumlah 18 soal (45%), sedangkan 22 soal (55 %) dari soal yang
dikembangkan dikategorikan jelek. 18 soal yang dikategorikan baik tersebut
diberikan pada dua kali tes sehingga merupakan soal yang konsisten. Namun,
pengembangan instrumen tes ini belum memenuhi prosedur pengembangan tes
yang baik karena setelah dilakukan validasi instrumen tes oleh pakar, instrumen
tersebut langsung didiseminasikan tanpa melalui uji coba terbatas. Sehingga hasil
pengembangan tes kurang sesuai dengan yang diharapkan, karena lebih dari 50 %
butir tes masih dikategorikan jelek.
Penelitian yang dilakukan oleh Widowati Pusporini (2009: 36-44),
pengembangan instrumen tes dilakukan dengan prosedur pengembangan yaitu:
penyusunan spesifikasi tes, menulis soal, menelaah soal, melakukan uji coba,
menganalisis butir tes, memperbaiki soal tes, dan merakit tes. Prosedur
pengembangan instrumen ini hanya cukup sampai merakit tes dan tidak
melakukan diseminasi atau uji coba tes dalam lingkup yang lebih luas, sehingga
tes hasil rakitan belum dapat dikatakan baik sesuai dengan penelitian Research
and Development.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Penelitian oleh Lely Halimah dkk (2007:1) menggunakan metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Kegiatan penelitian
yang dilakukan pada tahap pertama, adalah studi pendahuluan dan pengembangan
model. Pada tahap studi pendahuluan, dilakukan studi lapangan dan studi literatur
yang bertujuan untuk menentukan need assessment dalam kaitannya dengan
pelaksanaan penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran. Hasil studi
pendahuluan dijadikan dasar bagi perumusan dan pengembangan model, yang
kemudian dilakukan uji kelayakan model.
Pengembangan tes khusus mengenai konsep energi dan momentum yang
dilakukan oleh Singh & Rosegrant (2003: 607) menghasilkan 25 butir soal pilihan
ganda untuk mengidentifikasi kesulitan siswa terhadap konsep energi dan
momentum. Pengembangannya diawali dengan menyiapkan blue print suatu
kerangka perencanaan tes yang diinginkan. Bentuk awal tes ini adalah esai,
kemudian hasil jawaban siswa terhadap tes esai dan hasil wawancara dijadikan
sebagai pengecoh. Setelah tes pilihan ganda dikonstruksi, para staf pengajar dan
postdocts diminta memeriksa tiap butur soal dari tes tersebut dan mengomentari
kesesuaiannya dan relevansinya untuk fisika dasar. Di samping itu para pakar
tersebut juga diminta memeriksa ambiguitas kata-kata pada setiap butir soal.
Setelah divalidasi pakar, tes diimplementasikan kepada lingkup yang besar yaitu
1356 siswa. Hasil tes ini sesuai dengan tujuan diadakannya tes, yaitu dapat
terindentifikasi kesulitan siswa dalam konsep energi dan momentum, di mana
kesulitan siswa adalah dalam hal menginterpretasikan secara kualitatif prinsip-
prinsip dasar yang berhubungan dengan energi dan momentum dan
menerapkannya dalam situasi Fisika.
Tes DIRECT (Determining and Interpretating Resistive Electric Circuits
Concept Test) yang dikembangkan oleh Engelhardt and Beichner (2004: 98-115)
menggunakan prosedur pengembangan dengan langkah awal berupa konstruksi
tujuan instruksional. Tujuan instruksional ini dilakukan dengan pengujian
terhadap buku teks SMA (high school textbook) dan universitas serta manual
laboratorium dan ditambah diskusi informal dengan instruktur yang menggunakan
materi tersebut. Tujuan instruksional ini dipresentasikan di hadapan para ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
independen untuk memberikan pertimbangan bahwa tidak ada konsep yang
diabaikan. Selanjutnya dikembangkan dua versi DIRECT yaitu 1.0 dan 1.1. Versi
1.1 dikembangkan berdasarkan hasil analisis versi 1.0. Hasil analisis dan
wawancara terhadap siswa menunjukkan bahwa versi 1.0 perlu direvisi untuk
reliabilitasnya dan juga mengklarifikasi pertanyaan yang membingungkan siswa.
Ada dua revisi yang dilakukan yaitu revisi pertama dilakukan dengan
meningkatkan jumlah pilihan jawaban menjadi lima untuk semua soal dan revisi
kedua adalah menggambar kembali rangkaian yang terdiri dari lampu di dalam
soket yang hanya menggunakan baterai, lampu, dan kawat (Engelhardt &
Beichner, 2004: 100-101). Hasil analisis menunjukkan bahwa tes ini mempu
menunjukkan kesulitan yang dialami siswa dalam memahami rangkaian listrik
resistive arus searah sesuai dengan tujuan diadakannya penelitian.
Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan instrumen tes atas dasar
kajian penelitian yang relevan dan penelitian lainnya untuk menghasilkan
instrumen tes Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI yang valid dan
reliabel. Instrumen penilaian yang diusulkan dalam bentuk tes pilihan ganda.
Pengembangan instrumen ini akan melalui tahap-tahap berikut: (1) Pendefinisian
(Define), meliputi studi literatur untuk menganalisis kesesuaian indikator dengan
tujuan dan proses pembelajaran serta kurikulum yang digunakan, sehingga dapat
tersusun silabus yang baru sebagai pemetaan indikator-indikator yang dapat
diukur dengan tes maupun non-tes, (2) Perencanaan (Design) meliputi
penyusunan spesifikasi tes berupa pembuatan kisi-kisi dan penyusunan instrumen
tes, (3) Pengembangan (Develop) meliputi penelaahan butir soal oleh pakar,
analisis validitas, uji coba terbatas, analisis butir soal uji coba, dan revisi butir soal
(4) Penyebaran (Disseminate) yang meliputi implementasi instrumen tes dalam
lingkup yang lebih luas.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini merupakan suatu penelitian pengembangan untuk
mengembangkan suatu produk berupa instrumen tes Ulangan Akhir Semester
Ganjil Kelas X SMA RSBI. Hal yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan
penelitian ini adalah tuntutan bagi sekolah RSBI untuk melakukan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dengan menggunakan sistem ujian baik nasional maupun internasional yang
berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan SNP+X yaitu Standar Nasional Pendidikan plus X
yang diilhami dari sistem ujian di negara-negara maju atau negara-negara yang
memiliki keunggulan tertentu dalam pendidikan. Dalam hal ini, digunakan A
Level Physics dari Cambridge. Atas dasar acuan tersebut, peneliti akan
mengembangkan suatu tes. Pengembangan tes tersebut bertujuan untuk
menghasilkan instrumen tes Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI
yang valid dan reliabel sehingga dapat menambah perbendaharaan soal bagi guru
Fisika SMA RSBI dan dapat diimplementasikan dalam lingkup yang luas.
Penjelasan di atas dapat disajikan dalam bagan kerangka berpikir pada
Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir
RSBI
Penilaian dengan Sistem Ujian Nasional
dan Internasional
KTSP SNP+X
Standar Isi (SI) Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) A Level
Pengembangan Tes
Instrumen Tes Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI
yang valid dan reliabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Model pengembangan merupakan langkah-langkah pengembangan yang
harus diikuti untuk menghasilkan produk akhir yang dikembangkan. Penelitian
pengembangan ini bertujuan untuk mendapatkan produk penilaian pembelajaran
berupa instrumen tes Fisika yang memenuhi kriteria validitas, praktikalitas, dan
efektivitas. Dalam penelitian ini digunakan model prosedural yaitu bersifat
deskriptif dan menggariskan langkah-langkah sistematis yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini mencoba mengembangkan alat ukur untuk menghasilkan
instrumen tes yang memiliki karakteristik internal dan tingkat validitas serta
reliabilitas yang baik. Instrumen ini disusun dalam bentuk tes pilihan ganda
(multiple choice). Pengembangannya dilakukan melalui penelitian dan
pengembangan atau R & D (Research and Development) yang dikembangkan
oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model
pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pendefinisian),
(2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan (4) Disseminate
(Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan,
Pengembangan, dan Penyebaran (Trianto, 2007: 65-68). Sesuai dengan model
pengembangan yang digunakan, instumen tes akan dikembangkan dengan
beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahap ini, dilakukan studi literatur, analisis terhadap Standar Isi (SI),
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Silabus A Level sebagai pedoman
penyusunan kisi-kisi. Selain itu, juga dilakukan analisis soal Semester Ganjil
Kelas X SMA RSBI yang pernah diujikan sebagai bahan pertimbangan untuk
pembuatan instrumen tes yang akan dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan spesifikasi tes meliputi:
a. Membuat Kisi-kisi
Salah satu tahapan yang sangat penting dalam pembuatan dan
penggunaan tes adakah mengembangakan kisi-kisi yang berguna untuk
menjamin bahwa soal yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak
diukur (Sumarna Surapranata, 2004: 50). Balitbang (2007: 6) mendefinisikan
kisi-kisi sebagai matriks informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk
menulis dan merakit soal menjadi tes. Dengan menggunakan kisi-kisi, penulis
soal akan dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan
perakitan tes akah mudah menyusun perangkat tes. Kisi- kisi tes berfungsi
sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Kisi-kisi soal yang
baik, harus memenuhi syarat-syarat: mewakili isi kurikulum yang diujikan;
komponennya harus rinci, jelas, dan mudah dipahami; dan soal-soalnya dapat
dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
b. Bentuk tes
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif
pilihan ganda. Menurut Djemari Mardapi (2008: 71), tes bentuk pilihan ganda
adalah tes yang dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban yang
disediakan. Pilihan jawaban terdiri dari kunci dan distraktor (pengecoh).
Dalam penyusunan tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidah-
kaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa.
c. Panjang Tes
Penentuan panjang tes didasarkan pada cakupan materi dan waktu
yang disesuaikan dengan faktor kelelahan siswa. Ani Rusilowati (2008: 55)
berpendapat bahwa, umumnya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes
bentuk pilihan ganda adalah 1-3 menit untuk setiap soal.
d. Menulis soal
Penulisan soal adalah penjabaran dari indikator jenis dan tingkat
perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
karakteristiknya sesuai dengan perincian dalam kisi-kisi (Depdikbud, 1999:
24).
e. Karakterisasi Soal
Karakteristik soal meliputi daya beda dan tingkat kesukaran soal. Soal
dikemas dalam suatu tes hendaknya memiliki daya beda yang baik. Tes
sebaiknya terdiri atas soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, soal
tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Karakteristik butir berdasarkan teori tes
klasik ditampilkan dalam Tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1. Karakteristik Butir
No Jenis kriteria Teori tes Klasik
1. Tingkat kesukaran 0,3-0,7
2. Daya pembeda >0,2
3. Distraktor >2 %
(Widowati Pusporini, 2009)
f. Kriteria dan Prosedur Penilaian
Kriteria prosedur penilaian disesuaikan dengan bentuk tes. Pada tes
berbentuk pilihan ganda, maka kriteria penilaian ada dua kategori yaitu benar
dan salah. Soal dijawab benar diberi skor 1 dan dijawab salah atau tidak
dijawab diberi skor 0.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
a. Menelaah soal tes
Penelaahan perlu dilakukan setelah tes dibuat. Hal ini perlu dilakukan
untuk memperbaiki soal jika ternyata ada kesalahan dan kekurangan. Butir
soal yang telah disusun kemudian ditelaah dari aspek materi, konstruksi, dan
bahasa. Telaah dilakukan oleh empat pakar Fisika, yaitu tiga dosen dan satu
praktisi/ guru SMA RSBI. Dengan telaah soal ini, diharapkan dapat semakin
memperbaiki kualitas soal yang terbentuk.
b. Melakukan Uji Coba
Uji coba tes pada prinsipnya adalah upaya mendapatkan informasi
empirik mengenai sejauh mana sebuah tes mampu mengukur apa yang hendak
diukur (Depdikbud, 1999: 25). Uji coba tes dilakukan untuk memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kualitas soal dan digunakan sebagai sarana memeperoleh data empirik tentang
kualitas soal yang telah disusun. Melalui data uji coba dapat diperoleh data
kualitas soal tes. Jika soal yang dibuat belum memenuhi kriteria yang
diharapkan, maka perlu dibuang atau dilakukan perbaikan. Dalam hal ini
sebelum diujicobakan ke siswa, dilakukan uji coba secara peer untuk
memperoleh validasi peer reviewer. Revisi dari hasil ujicoba ini kemudian
diujicobakan ke siswa. Sampel uji coba adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1
Surakarta.
Uji coba terbatas dilakukan dengan skala kecil, yaitu dilakukan dalam
satu kelas dengan menggunakan teknik belah dua. Hasil uji coba terbatas
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif hingga mendapatkan judgement.
Hasil analisis ini dapat menunjukkan suatu soal layak untuk diujikan atau
tidak. Jika terdapat butir soal yang tidak layak akan dilakukan revisi. Butir
soal yang layak akan diimplementasikan dalam penelitian.
c. Menganalisis Butir Soal Tes
Data hasil uji coba dianalisis untuk memperoleh data empirik tentang
kualitas soal. Melalui analisis ini dapat diketahui tingkat kesukaran dan daya
beda soal. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel.
d. Memperbaiki Soal Tes
Setelah diuji coba dan dianalisis, langkah selanjutnya adalah memilih
butir-butir yang lolos analisis dan merevisi butir. Hasil analisis butir dapat
menunjukkan kualitas butir dalam perangkat tes yang akan digunakan sebagai
pertimbangan butir-butir yang lolos, dibuang, atau direvisi.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Berdasarkan hasil analisis, butir soal yang layak diujikan didiseminasikan
kepada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Tahap diseminasi dilakukan
untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik
individu, suatu kelompok, atau sistem. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the
terminal stages of final packaging, diffusion, and adoption are most important
although most frequently overlooked.” Setelah dilakukan diseminasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
responden atau siswa, diperoleh jawaban dari siswa sebagai hasil uji. Hasil uji ini
dilakukan analisis butir dan uji reliabilitas. Dengan hasil ini dapat diketahui soal-
soal dari tes yang dikembangkan dapat diterima atau ditolak. Instrumen yang
dinyatakan valid dan reliabel dapat diaplikasikan untuk melakukan penilaian
pembelajaran di sekolah RSBI.
Bagan mengenai prosedur pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut:
Gambar 3.1. Bagan Prosedur Pengembangan
Analisis Kebutuhan Analisis Kurikulum
Penyusunan Silabus
Instrumen Tes
Expert judgement Validasi oleh Peer Reviewer
Validasi oleh Reviewer
Instrumen Terevisi
Uji Coba Terbatas
Instrumen Terevisi
Diseminasi
15 Siswa
61 Siswa
Produk Akhir
Penyusunan Kisi-Kisi
Define
Design
Develop
Disseminate
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Uji Coba Produk
1. Desain Coba
Pembuatan perangkat tes diawali dengan pengkajian teori untuk
merumuskan indikator-indikator yang akan digunakan untuk menyusun kisi-kisi.
Selanjutnya, kisi-kisi tersebut dijabarkan ke dalam butir-butir soal dan disusun
menjadi perangkat tes. Perangkat tes ditelaah (divalidasi) dan direvisi, selanjutnya
diujicobakan secara terbatas di sekolah yang menjadi target uji coba. Uji coba
dilaksanakan pada akhir semester ganjil, dengan harapan bahwa kompetensi yang
diujikan sudah dikuasai oleh siswa.
2. Subjek Coba
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan beberapa komponen yaitu
pakar/ expert dan mahasiswa dari Pendidikan Fisika FKIP UNS serta praktisi/
guru Fisika dan siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta. SMA ini dipilih
karena merupakan salah satu SMA RSBI di Surakarta yang memenuhi standar
mutu sebagai penyelenggara RSBI. SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah
satu dari 22 SMA RSBI pilihan Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Atas
(Milist RSBI, 2011).
3. Jenis Data
Data penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif yaitu
instrumen tes yang dikembangkan sebagai instrumen evaluasi kemampuan
kognitif siswa pada Ulangan Akhir Semester Ganjil Kelas X SMA RSBI dan
lembar jawaban siswa peserta tes. Instrumen tes dianalisis dengan menggunakan
kartu telaah butir soal untuk mengetahui kesesuaian butir-butir soal dalam
instrumen tes dengan pedoman telaah butir soal. Sedangkan lembar jawaban siswa
dianalisis dengan menggunakan Program Microsoft Excel untuk mengetahui
karakteristik internalnya sehingga dapat diketahui apakah tes tersebut sudah
tergolong baik atau belum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Instrumen pelaksanaan penelitian, meliputi kisi-kisi instrumen tes yang
mengacu pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan
Silabus A Level.
b. Instrumen pengambilan data, yaitu soal tes kemampuan kognitif berbentuk
obyektif dengan alternatif lima jawaban.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Data Hasil Pengembangan Indikator Standar Kompetensi
Hasil pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis dokumen
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari standar isi serta silabus A Level
dan tes kompetensi. Berdasarkan dokumen tersebut, kemudian disusun
indikator yang akan dirumuskan untuk mengembangkan tes. Indikator yang
telah ditetapkan kemudian dimasukkan dalam blue print, selanjutnya
melakukan penelaahan butir yang dilakukan oleh dua dosen dan satu guru
SMA RSBI. Kemudian dilakukan uji coba.
b. Analisis Data Hasil Pengembangan Instrumen
Analissis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi tidaknya suatu
soal. Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif sering juga disebut dengan
validitas isi/ validitas logis (logical validity), yaitu beberapa penelaahan yang
dimaksudkan untuk menganalisis soal ditinjau dari segi materi, konstruk, dan
bahasa. Analisis kuantitatif diperoleh melalui analisis data hasil uji coba dan
hasil diseminasi. Analisis hasil uji coba dilakukan dengan teori Tes Klasik.
Adapun uji coba yang dilakukan terhadap instrumen meliputi daya
pembeda, tingkat kesukaran, efektivitas distraktor, dan reliabilitas item tes.
1) Daya pembeda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Angka
yang menunjukkan daya beda disebut indeks diskriminasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Untuk menentukan daya pembeda, seluruh peserta tes dibagi dua sama
besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh peserta tes
diurutkan mulai dari skor teratas sampai terbawah. Digunakan rumus :
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Keterangan:
J
JA
JB
BA
BB
PA
PB
:
:
:
:
:
:
:
Jumlah pengikut tes
Banyaknya siswa kelompok atas
Banyaknya siswa kelompok bawah
Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar
Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
Proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Daya pembeda (nilai D) diklsifikasikan sebagi berikut :
0,00 ≤ D < 0,20 : Jelek (poor)
0,20 ≤ D < 0,40 : Cukup (satisfactory)
0,40 ≤ D < 0,70 : Baik (good)
0,70 ≤ D ≤ 1,00 : Baik sekali (excellent)
D<0 : Semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
(Suharsimi Arikunto, 2005 : 213).
2) Tingkat Kesukaran
Taraf kesukaran suatu soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran.
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal.
Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus:
JS
BP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Keterangan :
P
B
JS
:
:
:
Indeks kesukaran
Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Jumlah siswa peserta tes
Kriteria :
0,00 ≤ D < 0,30 : Soal sukar
0,30 ≤ D < 0,70 : Soal sedang
0,70 ≤ D ≤ 1,00 : Soal mudah (Suharsimi Arikunto,2005: 209)
3) Efektivitas Distraktor
Distraktor merupakan alternatif selain kunci jawaban. Dalam hal ini
distraktor/ pengecoh yang baik mempunyai tiga kriteria, yaitu: (a) jumlah
pemilih kunci jawaban yang benar lebih banyak dari pada yang memilih
distraktor, (b) jumlah kelompok bawah yang memilih distraktor lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok atas, dan (c) setiap distraktor dipilih paling
sedikit 2 % dari seluruh responden. Apabila distraktor tidak memenuhi
kriteria-kriteria tersebut maka dianggap gugur atau perlu direvisi.
4) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah valid.
Untuk mengukur reliabilitas tes dalam penelitian digunakan rumus
Kuder Richardson (KR-20) yaitu
2
2
111 S
pqS
n
nr
di mana:
11r
p
q
pq
N
:
:
:
:
:
Reliabilitas tes secara keseluruhan.
Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan benar.
Proporsi subyek yang menjawab item soal dengan salah.
Jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Banyaknya item.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
S : Standart deviasi dari test.
Kriteria :
0,00 ≤ r11 < 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,60 : reliabilitas cukup
0,60 ≤ r11 < 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
(Suharsimi Arikunto,2005 : 100)
Penentuan reliabilitas tes menggunakan formula Kuder-Richardson
karena reliabilitas akan menjadi lebih tepat apabila dilakukan langsung terhadap
butir-butir item tes yang bersangkutan (Anas Sudijono, 2005, 252).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian pengembangan ini melibatkan beberapa komponen yaitu tiga
pakar/ expert bidang studi Fisika dan mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP UNS
serta seorang praktisi/ guru Fisika dan siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta.
SMA ini dipilih karena merupakan salah satu SMA RSBI di Surakarta yang
memenuhi standar mutu sebagai penyelenggara RSBI. SMA Negeri 1 Surakarta
merupakan salah satu dari 22 SMA RSBI pilihan Direktorat Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (milist RSBI, 2011).
Expert judgement bertujuan untuk memvalidasi instrumen. Uji coba peer
melibatkan 2-5 orang mahasiswa untuk memperoleh validasi peer reviewer. Uji
coba terbatas dilakukan dengan menggunakan dua instrumen yaitu instrumen A
dan instrumen B yang masing-masing diujikan pada 15 siswa di kelas X-10.
Sedangkan untuk tahap diseminasi diperlukan responden dalam skala yang lebih
besar yaitu 61 siswa yang tersebar dari dua kelas yang berbeda (X-1 dan X-8).
Masing-masing kelas terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, rendah,
dan sedang. Deskripsi jumlah peserta tes dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Jumlah Peserta Uji Coba Terbatas dan Diseminasi
Kelas Uji Coba
Diseminasi Instrumen A Instrumen B
X-10 15 15 - X-1 - - 29 X-8 - - 32
B. Hasil Penelitian
1. Penyiapan Data
Penyiapan data termasuk dalam tahap pendefinisian (define) yang
dilakukan dengan analisis kurikulum dan analisis kebutuhan. Analisis kurikulum
dilakukan dengan mempelajari kurikulum RSBI yaitu kurikulum SNP+X. Hasil
analisis ini digunakan sebagai dasar untuk merumuskan silabus yang memuat
indikator-indikator ketercapaian pembelajaran. Analisis kebutuhan berupa analisis
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
terhadap kemampuan siswa berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS)
Ganjil.
Penelitian ini diawali dengan perumusan silabus pengembangan
berdasarkan hasil analisis kesesuaian silabus sebelumnya dengan kurikulum RSBI
yaitu kurikulum SNP+X. Kurikulum untuk RSBI merupakan kurikulum SNP+X
yaitu Standar Nasional Pendidikan plus X yaitu OECD (Organization for
Economic Co-operation and Development) yang merupakan organisasi antar
negara dan pengembangan. Anggota organisasi ini memiliki keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Ada
dua cara yang dapat dilakukan sekolah atau madrasah untuk memenuhi
karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional, yaitu sekolah yang telah
melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai indikator kerja minimal
ditambah dengan X sebagai indikator kerja tambahan. Dua cara tersebut adalah:
(1) adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP
dengan mengacu (setara/ sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota
OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu di
bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara
internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional, dan
(2) adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/ pendalaman/ penguatan/ perluasan
dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsur SNP dengan
tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/ negara maju
lainnya (Kir Haryana, 2007: 41). Standar Nasional Pendidikan berdasarkan PP
No. 19 tahun 2005 meliputi Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Dalam penelitian ini, permasalahan hanya dibatasi pada Standar Penilaian. Sistem
atau model penilaian yang digunakan untuk RSBI seharusnya telah memenuhi
Standar Penilaian sesuai dengan SNP dan telah diperkaya dengan sistem penilaian
dari sekolah unggul dari salah satu negara OECD. SMA Negeri 1 Surakarta
merupakan sekolah RSBI artinya secara umum sekolah tersebut sudah memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Standar Nasional Pendidikan yang menjadi salah satu syarat suatu sekolah dapat
menjadi RSBI.
Penilaian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta, jika ditinjau dari
segi penilaian berdasarkan SNP+X, belum memenuhi standar plus X. SMA ini
menggunakan sistem adaptasi, yaitu dengan penyetaraan dengan sistem tes di
negara OECD dan sistem adopsi yaitu dengan penambahan atau pengayaan A
Level. Sistem adopsi yang dilakukan dengan pengadaan jam tambahan untuk
pengayaan A Level tidak diwajibkan kepada siswa dan pada kenyataannya siswa
banyak yang tidak berminat. Sedangkan sistem adaptasi yang dilakukan belum
jelas mengacu pada standar salah satu negara OECD, karena tingkat kemampuan
yang diukur masih setara dengan SMA non-RSBI. Hal yang membedakan
hanyalah pada penggunaan dwi bahasa (bilingual) pada instrumen penilaian. Jika
dilakukan penyetaraan tingkat kemampuan yang sesuai dengan A Level,
terkendala pada kemampuan siswa yang rata-rata berada pada tingkat mengingat
(remember/ C1) sampai (analyze/ C4). Sehingga, cara yang efektif untuk
diimplementasikan adalah cara adopsi yaitu penambahan atau pengayaan. Cara ini
dilakukan dengan penambahan indikator dari A Level yang belum ada pada
indikator yang dikembangkan pada silabus, tetapi dengan tidak meninggalkan
komponen belajar lain sebagai acuan.
Hasil analisis penilaian yang berlaku di SMA Negeri 1 Surakarta secara
rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Analisis Kesesuaian Penilaian dengan Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal
23 Mei 2006 tentang Standar Isi menjelaskan bahwa cakupan kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan
untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Sedangkan
prinsip pengembangan kurikulum harus memenuhi kriteria, yaitu:
1) berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya;
2) beragam dan terpadu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
4) relevan dengan kebutuhan kehidupan;
5) menyeluruh dan berkesinambungan;
6) belajar sepanjang hayat;
7) seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Standar Kompetensi Lulusan mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1) Melakukan percobaan antara lain merumuskan masalah, mengajukan dan
menguji hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,
mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
2) Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran
fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti, dan obyektif.
3) Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik, kekekalan energi, impuls, dan momentum.
4) Mendeskripsikan prinsip dan konsep konservasi kalor sifat gas ideal, fluida,
dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika serta
penerapannya dalam mesin kalor.
5) Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi.
6) Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
masalah dan produk teknologi.
Penilaian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta sudah sesuai
dengan Kurikulum KTSP yaitu memenuhi Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan. Hal itu dapat diketahui dengan melihat perbandingan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta indikator pada Silabus Fisika KTSP dan
Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta yang ditunjukkan
pada Tabel 4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 4.2.Perbandingan Silabus Fisika Pengembangan BSNP dan Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta
Silabus Fisika Pengembangan BSNP Silabus Fisika Pengembangan SMA Negeri 1 Surakarta
1. Menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannnya 1.1. Mengukur besaran Fisika (massa, panjang, dan waktu)
a. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur
b. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan
1. Menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannnya 1.1.Mengukur besaran Fisika (massa,
panjang, dan waktu) a. Menggunakan alat ukur besaran
panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur
b. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan
c. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
d. Menentukan dimensi suatu besaran pokok
e. Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah
f. Menerapkan penulisan notasi ilmiah pada bilangan yang besar maupun kecil
g. Menyelesaikan operasi dengan angka penting dengan tepat
1.2. Melakukan penjumlahan vektor a. Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara
grafis b. Menjumlahkan dua vektor secara analisis
1.2. Melakukan penjumlahan vektor a. Menjumlahkan dua vektor atau lebih
secara grafis b. Menjumlahkan dua vektor secara
analisis c. Menggambar vektor satuan , menulis
simbol besaran vektor dan menentukan arah vektor
d. Menjumlah dan mengurangi dua vektor atau lebih
e. Menentukan besar dan arah resultan vektor
f. Menguraikan metode komponen vektor
g. Menerapkan metode komponen-komponen vektor
h. Mengalikan vektor i. Menganalisis vektor satuan
2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik 2.1. Menganalisis besaran Fisika pada gerak
dengan kecepatan dan percepatan konstan
a. Menganalisis besaran-besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan konstan
b. Menganalisis besaran-besaran Fisika pada gerak dengan percepatan konstan
2.1. Menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan
a. Mendefinisikan pengertian kedudukan, jarak dan perpindahan
b. Membedakan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata
c. Menganalisis besaran-besaran Fisika pada gerak dengan percepatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Menganalisis grafik gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
konstan d. Menganalisis grafik gerak lurus
dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
e. Membedakan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat
f. Menerapkan besaran-besaran Fisika dalam GLB dan GLBB dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
2.2. Menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
a. Mengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan
b. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif
c. Menganalisis besaran yang berhubungan antaran gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan
2.2. Menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
a. Mengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan
b. Menjelaskan pengertian kecepatan dan percepatan dalam gerak melingkar beraturan
c. Menjelaskan dan merumuskan gaya sentripetal
d. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif
e. Menganalisis besaran yang berhubungan antaran gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan
2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
a. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari
c. Menyelidiki karakteristik gesekan statis dan kinetis melalui percobaan
d. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari
e. Menerapkan hukum newton pada gerak benda pada bidang miring tanpa gesekan
f. Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal
g. Menerapkan hukum Newton pada gerak melingkar
2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan
a. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari
c. Menyelidiki karakteristik gesekan statis dan kinetis melalui percobaan
d. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari
e. Menerapkan hukum newton pada gerak benda pada bidang datar/miring dengan dan atau tanpa gesekan
f. Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal
g. Menerapkan hukum Newton pada gerak melingkar
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, pengembangan silabus yang dilakukan
dengan penambahan beberapa indikator telah memenuhi prinsip pengembangan
sesuai yang tercantum pada Standar Isi. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yang ada telah memenuhi Standar Kompetensi Lulusan. Penilaian yang dilakukan
dengan acuan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang termuat
dalam silabus juga sudah memenuhi kriteria penilaian sesuai dengan SNP.
b. Analisis Kesesuaian Penilaian dengan Standar Plus X
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, sistem atau model penilaian yang
digunakan harus diperkaya dengan sistem penilaian dari sekolah unggul dari salah
satu negara OECD yang dalam hal ini lebih efektif dilakukan dengan cara adopsi.
Adopsi sistem penilaian di SMA Negeri 1 Surakarta mengacu pada A Level
Cambridge. Analisis dilakukan dengan membandingkan pokok bahasan dan
indikator yang termuat dalam Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri
1 Surakarta dengan Silabus A Level Physics yang ditunjukkan pada Tabel 4.3
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Perbandingan Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta dengan Silabus A Level Physics
Silabus Fisika Pengembangan SMA Negeri 1 Surakarta
Syllabus A Level Physics
Pokok Bahasan: Pengukuran dan satuan, satuan sistem internasional, besaran Fisika, dimensi, notasi ilmiah, angka penting, kesalahan relatif pengukuran. Indikator Hasil Belajar: a. Menggunakan alat ukur besaran panjang,
massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur
b. Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan
c. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
d. Menentukan dimensi suatu besaran pokok
e. Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah
f. Menerapkan penulisan notasi ilmiah pada bilangan yang besar maupun kecil
g. Menyelesaikan operasi dengan angka penting dengan tepat
Content: Physical quantities, SI Units, The Avogadro constant, Measurement Errors and uncertainties Learning Outcomes: a. show an understanding that all physical
quantities consist of a numerical magnitude and a unit
b. recall the following SI base quantities and their units: mass (kg), length (m), time (s), current (A), temperature (K), amount of substance (mol)
c. express derived units as products or quotients of the base units and use the named units listed in this syllabus as appropriate
d. use base units to check the homogeneity of physical equations
e. show an understanding of and use the conventions for labelling graph axes and table columns as set out in the ASE publication Signs, Symbols and Systematics (The ASE Companion to 16–19 Science, 2000)
f. use the following prefixes and their symbols to indicate decimal submultiples or multiples of both base and derived units: pico (p), nano (n), micro (μ), milli (m), centi (c), deci (d),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
kilo (k), mega (M), giga (G), tera (T) g. make reasonable estimates of physical
quantities included within the syllabus h. show an understanding of the
significance of the Avogadro constant as the number of atoms in 0.012 kg of carbon-12
i. use molar quantities where one mole of any substance is the amount containing a number of particles equal to the Avogadro constant
j. use techniques for the measurement of length, volume, angle, mass, time, temperature and electrical quantities appropriate to the ranges of magnitude implied by the relevant parts of the syllabus. In particular, candidates should be able to:
measure lengths using a ruler, vernier scale and micrometer
measure weight and hence mass using spring and lever balances
measure an angle using a protractor measure time intervals using clocks,
stopwatches and the calibrated time-base of a cathode-ray oscilloscope (c.r.o.)
measure temperature using a thermometer as a sensor
use ammeters and voltmeters with appropriate scales
use a galvanometer in null methods use a cathode-ray oscilloscope (c.r.o.) use a calibrated Hall probe k. use both analogue scales and digital
displays l. use calibration curves m. show an understanding of the
distinction between systematic errors (including zero errors) and random errors
n. show an understanding of the distinction between precision and accuracy
o. assess the uncertainty in a derived quantity by simple addition of actual, fractional or percentage uncertainties (a rigorous statistical treatment is not required).
Pokok Bahasan: Vektor Besaran Vektor & Skalar Operasi Vektor Penguraian Vektor Perpaduan Vektor
Content: Scalars and vectors Learning Outcomes: a. distinguish between scalar and vector
quantities and give examples of each b. add and subtract coplanar vectors
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Indikator Hasil Belajar: a. Menjumlahkan dua vektor atau lebih
secara grafis b. Menjumlahkan dua vektor secara analisis c. Menggambar vektor satuan , menulis
simbol besaran vektor dan menentukan arah vektor
d. Menjumlah dan mengurangi dua vektor atau lebih
e. Menentukan besar dan arah resultan vektor
f. Menguraikan metode komponen vektor g. Menerapkan metode komponen-
komponen vektor h. Mengalikan vektor i. Menganalisis vektor satuan
c. represent a vector as two perpendicular components.
Pokok Bahasan: Gerak lurus dengan kecepatan dan percepatan konstan meliputi struktur: Kedudukan, jarak dan perpindahan ; kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata; kecepatan sesaat; gerak lurus beraturan; gerak lurus berubah beraturan; gerak vertikal Indikator Hasil Belajar: a. Mendefinisikan pengertian kedudukan,
jarak dan perpindahan b. Membedakan kelajuan rata-rata dan
kecepatan rata-rata c. Menganalisis besaran-besaran Fisika
pada gerak dengan percepatan konstan d. Menganalisis grafik gerak lurus dengan
kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
e. Membedakan percepatan rata-rata dan percepatan sesaat
f. Menerapkan besaran-besaran Fisika dalam GLB dan GLBB dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Content: Kinematics Linear motion Non-linear motion Learning Outcomes: a. define displacement, speed, velocity
and acceleration b. use graphical methods to represent
displacement, speed, velocity and acceleration
c. find displacement from the area under a velocity-time graph
d. use the slope of a displacement-time graph to find the velocity
e. use the slope of a velocity-time graph to find the acceleration
f. derive, from the definitions of velocity and acceleration, equations that represent uniformly accelerated motion in a straight line
g. solve problems using equations that represent uniformly accelerated motion in a straight line, including the motion of bodies falling in a uniform gravitational field without air resistance
h. recall that the weight of a body is equal to the product of its mass and the acceleration of free fall
i. describe an experiment to determine the acceleration of free fall using a falling body
j. describe qualitatively the motion of bodies falling in a uniform gravitational field with air resistance
k. describe and explain motion due to a uniform velocity in one direction and a uniform acceleration in a perpendicular direction.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pokok Bahasan: Gerak melingkar dengan laju konstan: frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal, Hubungan kecepatan sudut, dan kecepatan linier pada gerak roda berhubungan, Gerak melingkar beraturan (GMB), Gerak melingkar berubah beraturan (GMBB), Sistem roda-roda sesumbu, Roda-roda yang saling bersinggungan, roda roda yang dihubungkan dengan sabuk Indikator Hasil Belajar: a. Mengidentifikasi besaran frekuensi,
frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan
b. Menjelaskan pengertian kecepatan dan percepatan dalam gerak melingkar beraturan
c. Menjelaskan dan merumuskan gaya sentripetal
d. Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara kualitatif
e. Menganalisis besaran yang berhubungan antaran gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan
Content: Kinematics of uniform circular motion Centripetal acceleration Centripetal force Learning Outcomes: a. express angular displacement in
radians b. understand and use the concept of
angular velocity to solve problems c. recall and use v = rω to solve
problems d. describe qualitatively motion in a
curved path due to a perpendicular force, and understand the centripetal acceleration in the case of uniform motion in a circle
e. recall and use centripetal acceleration
a =r�� , a =��
�
f. recall and use centripetal force F =
mrω2, F = ���
�
Pokok Bahasan: Hukum Newton tentang gerak Hukum Newton 1 Hukum Newton 2 Hukum Newton 3 Gesekan statis dan kinetis, Gaya dan interaksinya, diagram bebas benda, gaya gesekan Indikator Hasil Belajar: a. Mengidentifikasi penerapan prinsip
hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari
c. Menyelidiki karakteristik gesekan statis dan kinetis melalui percobaan
d. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan sehari-hari
e. Menerapkan hukum newton pada gerak benda pada bidang datar/miring dengan dan atau tanpa gesekan
f. Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal
g. Menerapkan hukum Newton pada gerak melingkar
Content: Newton’s laws of motion, Linear momentum and its conservation, Forces Learning Outcomes: a. state each of Newton’s laws of motion b. show an understanding that mass is the
property of a body that resists change in motion
c. describe and use the concept of weight as the effect of a gravitational field on a mass
d. define linear momentum as the product of mass and velocity
e. define force as rate of change of momentum
f. recall and solve problems using the relationship F = ma, appreciating that acceleration and force are always in the same direction
g. state the principle of conservation of momentum
h. apply the principle of conservation of momentum to solve simple problems including elastic and inelastic interactions between two bodies in one dimension (knowledge of the concept of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
coefficient of restitution is not required) i. recognize that, for a perfectly elastic
collision, the relative speed of approach is equal to the relative speed of separation
j. show an understanding that, while momentum of a system is always conserved in interactions between bodies, some change in kinetic energy usually takes place.
k. describe the forces on mass and charge in uniform gravitational and electric fields, as appropriate
l. show an understanding of the origin of the upthrust acting on a body in a fluid
m. show a qualitative understanding of frictional forces and viscous forces including air resistance (no treatment of the coefficients of friction and viscosity is required)
n. use a vector triangle to represent forces in equilibrium
o. show an understanding that the weight of a body may be taken as acting at a single point known as its centre of gravity
p. show an understanding that a couple is a pair of forces that tends to produce rotation only
q. define and apply the moment of a force and the torque of a couple
r. show an understanding that, when there is no resultant force and no resultant torque, a system is in equilibrium
s. apply the principle of moments.
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa pokok bahasan
pada mata pelajaran Fisika SMA Kelas X berbeda dengan pokok bahasan pada A
Level Physics. A Level Physics menuntut beberapa pokok bahasan yang lebih
kompleks jika dibandingkan dengan pokok bahasan berdasarkan Silabus
Pengembangan. Selain itu, indikator hasil belajar yang ingin dicapai pada A Level
Physics dijelaskan secara detil dan lengkap. Sedangkan pada Pengembangan
Silabus yang ada, indikator kurang mencerminkan hasil belajar yang akan diukur
karena kurang terperinci. Jika ditinjau hanya berdasarkan Tabel 4.3, dapat
disimpulkan bahwa beberapa indikator dari Pengembangan Silabus sudah sesuai
dengan Silabus A Level, tetapi secara keseluruhan penilaian berdasarkan indikator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
hasil belajar Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta
belum memenuhi standar penilaian berdasarkan indikator pada Silabus A Level
Physics, karena banyak indikator dalam Silabus A Level Physics yang tidak ada
dalam Pengembangan Silabus Fisika Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta. Selain itu,
beberapa indikator yang muncul pada Silabus A Level Physics merupakan
cakupan materi Fisika secara umum, sehingga jika dibandingkan dengan Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, beberapa indikator bukan cakupan materi
kelas X saja, tetapi juga sebagian untuk kelas XI ataupun XII.
Namun, dalam hal penilaian, perlu ditinjau dari aspek lain, yaitu
komponen pembelajaran. Komponen pembelajaran yang terdiri dari tujuan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran merupakan tiga
hal yang saling berkaitan. Sehingga penilaian hasil belajar juga harus didasarkan
pada tujuan dan proses pembelajaran. Adopsi berbagai indikator hasil belajar
dalam Silabus A Level Physics dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
komponen pembelajaran lain yaitu tujuan dan proses pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran Fisika yang berlangsung selama semester ganjil di SMA Negeri 1
Surakarta tidak membelajarkan beberapa indikator pada Silabus A Level Physics
salah satu contohnya adalah indikator berikut: ”use molar quantities where one
mole of any substance is the amount containing a number of particles equal to the
Avogadro constant”, sehingga indikator tersebut tidak dapat dimasukkan dalam
indikator hasil belajar pada pengembangan silabus. Selain, dengan mengadopsi
beberapa indikator, dalam rangka pemenuhan standar plus X ini, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian berupa tes yang diambil dari
tes A Level Physics. Dengan demikian, meskipun indikator yang diukur dalam
pengembangan silabus dan silabus A Level Physics sama, tetapi model atau bentuk
instrumen yang digunakan sudah mengacu pada model negara maju atau OECD.
Dengan metode inilah disusun silabus dengan indikator-indikator hasil
pembelajaran yang baru untuk pembuatan instrumen tes Fisika Kelas X Semester
Ganjil SMA RSBI.
Dalam hal ini, juga dilakukan analisis tentang kemampuan kognitif siswa
di SMA Negeri 1 Surakarta. Berdasarkan hasil Ulangan Harian dan Ulangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tengah Semester dapat diketahui bahwa kemampuan kognitif siswa rata-rata
mencakup kemampuan mengingat (remember/ C1), memahami (understand/ C2),
menerapkan (apply/ C3), dan analisis (analyze/ C4). Hasil ini menjadi dasar
perumusan kisi-kisi instrumen tes yang akan disusun.
a. Expert Judgement
Berdasarkan hasil analisis di atas, dilakukan penyusunan indikator-
indikator pembelajaran. Setelah indikator-indikator pembelajaran tersusun,
dilakukan expert judgement. Expert judgement dilakukan oleh dua pakar yaitu
dosen Pendidikan Fisika dan seorang praktisi/ guru Fisika. Interview satu per satu
dilakukan dengan kedua pakar dan praktisi/ guru tersebut. Kedua pakar dan
praktisi/ guru setuju dengan indikator-indikator penelitian pengembangan yang
tersusun dengan hasil expert judgement disajikan pada Tabel 4.4 sedangkan
indikator hasil penelitian pengembangan ditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.4. Hasil Expert Judgement Indikator
Catatan Revisi Hasil Revisi
Indikator hasil pembelajaran sebaiknya diperinci untuk masing-masing domain, yaitu kognitif (produk dan proses), psikomotor, dan afektif, sehingga jelas ketercapaiannya.
Telah dilakukan perincian indikator untuk domain, kognitif (produk dan proses), psikomotor, dan afektif.
Indikator yang diperinci dan ditambahkan dari silabus A Level: 1.1. Mengukur besaran Fisika (massa, panjang, dan waktu) p. show an understanding that all physical quantities consist
of a numerical magnitude and a unit q. recall the following SI base quantities and their units:
mass (kg), length (m), time (s), current (A), temperature (K), amount of substance (mol)
r. express derived units as products or quotients of the base units and use the named units listed in this syllabus as appropriate
s. use base units to check the homogeneity of physical equations
t. make reasonable estimates of physical quantities included within the syllabus
1.1. Melakukan penjumlahan vektor d. distinguish between scalar and vector quantities and give
examples of each e. add and subtract coplanar vectors f. represent a vector as two perpendicular components
2.1. Menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan
l. define displacement, speed, velocity and acceleration
Indikator telah ditambahkan dalam indikator pengembangan (Tabel 4.5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
m. use graphical methods to represent displacement, speed, velocity and acceleration
n. find displacement from the area under a velocity-time graph
o. use the slope of a displacement-time graph to find the velocity
p. use the slope of a velocity-time graph to find the acceleration
q. derive, from the definitions of velocity and acceleration, equations that represent uniformly accelerated motion in a straight line
r. solve problems using equations that represent uniformly accelerated motion in a straight line, including the motion of bodies falling in a uniform gravitational field without air resistance.
2.2. Menganalisis besaran Fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
g. express angular displacement in radians h. understand and use the concept of angular velocity to
solve problems i. recall and use v = rω to solve problems j. describe qualitatively motion in a curved path due to a
perpendicular force, and understand the centripetal acceleration in the case of uniform motion in a circle
k. recall and use centripetal acceleration a =r�� , a =��
�
l. recall and use centripetal force F = mrω2, F = ���
�
2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.
t. state each of Newton’s laws of motion u. show an understanding that mass is the property of a body
that resists change in motion v. describe and use the concept of weight as the effect of a
gravitational field on a mass w. recall and solve problems using the relationship F = ma,
appreciating that acceleration and force are always in the same direction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.5. Indikator Hasil Penelitian Pengembangan
Kompetensi Dasar
Indikator
1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)
1. Kognitif a. Produk - Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari - Mengelompokkan besaran-besaran fisika dalam besaran pokok dan
turunan - Menunjukkan satuan SI suatu besaran - Menyatakan satuan SI besaran turunan dalam satuan baku - Menggunakan satuan baku untuk menentukan besaran lain berdasarkan
persamaan fisika yang homogen - Menentukan dimensi suatu besaran - Menyebutkan besaran-besaran yang memiliki dimensi yang sama - Merumuskan suatu besaran dengan analisis dimensi - Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah - Membaca skala yang ditunjukkan suatu alat ukur besaran panjang, waktu
dan massa. - Menunjukkan banyaknya angka penting dalam suatu bilangan - Menerapkan penulisan notasi ilmiah dalam operasi menggunakan aturan
angka penting. - Menyelesaikan operasi dengan aturan angka penting b. Proses - Merumuskan hipotesis - Mengidentifikasi alat ukur beserta fungsinya - Mengolah hasil pengukuran dengan mempertimbangkan kesalahan
relatif - Mengidentifikasi sumber ketidakpastian dalam percobaan. 2. Psikomotor a. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan
beberapa jenis alat ukur. b. Mengukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan memperhatikan
ketepatan dan ketelitian. 3. Afektif a. Mengembangkan beberapa karakter, yaitu:
1) jujur, 2) teliti, 3) peduli, 4) bertanggung jawab, 5) menghormati pendapat orang lain,
b. Mengembangkan kemampuan untuk: 1) bertanya, 2) menyatakan pendapat, 3) berpikir kritis, 4) bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1.2 Melakukan penjumlahan vektor
1. Kognitif a. Produk - Membedakan besaran vektor dan besaran skalar - Menjumlahkan dan mengurangi dua vektor atau lebih - Menentukan besar dan arah resultan vektor - Menguraikan komponen vektor - Menerapkan metode komponen vektor untuk memperoleh resultan
vektor - Menerapkan operasi vektor dalam pemecahan masalah - Menganalisis vektor satuan b. Proses - Merumuskan hipotesis - Mengidentifikasi alat ukur beserta fungsinya - Mengambarkan vektor satuan, menulis simbol dan menentukan arah
vektor. 2. Psikomotor
a. Melakukan percobaan untuk menemukan resultan dua vektor sebidang dan menentukan arah resultan vektor.
3. Afektif a. Mengembangkan beberapa karakter, yaitu:
1) jujur, 2) peduli, 3) bertanggung jawab.
b. Mengembangkan kemampuan untuk: 1) bertanya, 2) menyatakan pendapat, 3) berpikir kritis.
2.1 Menganalisis besaran Fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan
1. Kognitif a. Produk - Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan
percepatan konstan - Mendefinisikan kedudukan, jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan
percepatan. - Membedakan kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata - Menyatakan hubungan antara jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan,
dan percepatan dalam bentuk grafik - Menganalisis jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, dan percepatan
benda melalui grafik - Menemukan jarak/ perpindahan berdasarkan luas daerah di bawah grafik
hubungan kelajuan/ kecepatan dengan waktu - Menentukan kelajuan/ kecepatan suatu benda berdasarkan grafik
hubungan jarak/ perpindahan dengan waktu - Menentukan percepatan benda berdasarkan grafik hubungan kecepatan
dengan waktu - Menerapan besaran-besaran fisika dalam gerak dengan kecepatan dan
percepatan konstan - Menyelesaikan permasalahan menggunakan persamaan gerak lurus
berubah beraturan termasuk gerak benda jatuh bebas tanpa hambatan udara
b. Proses - Melakukan percobaan GLBB dengan:
1) merumuskan hipotesis, 2) mengidentifikasi alat dan bahan percobaan, 3) menjelaskan cara kerja percobaan, 4) mencatat dan mentabulasikan data,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5) membuat grafik berdasarkan data yang diperoleh, 6) menganalisis data, 7) menyimpulkan
2. Psikomotor a. Merangkai percobaan GLBB. b. Melakukan percobaan GLBB. 3. Afektif a. Mengembangkan beberapa karakter, yaitu:
1) jujur, 2) peduli, 3) bertanggung jawab,
b. Mengembangkan kemampuan untuk: 1) bertanya, 2) menyatakan pendapat, 3) berpikir kritis
2.2 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
1. Kognitif a. Produk: - Menjelaskan pengertian gerak melingkar. - Menyebutkan contoh gerak melingkar dalam kehidupan sehari-hari. - Mendefinisikan Gerak Melingkar Beraturan. - Menjelaskan karakteristik Gerak Melingkar Beraturan. - Mengidentifikasi besaran pada Gerak Melingkar Beraturan. - Mendefinisikan frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linear,
percepatan linear, kecepatan sudut, dan percepatan sudut pada Gerak Melingkar Beraturan.
- Merumuskan frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linear, percepatan linear, kecepatan sudut, dan percepatan sudut pada Gerak Melingkar Beraturan.
- Menghitung frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linear, kecepatan sudut, dan percepatan sudut pada Gerak Melingkar Beraturan.
- Menjelaskan dan merumuskan percepatan dan gaya sentripetal - Menerapkan prinsip roda-roda yang saling berhubungan secara
kualitatif - Menganalisis besaran yang berhubungan antaran gerak linier dan gerak
melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan - Menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan prinsip roda-roda
yang saling berhubungan b. Proses: - Melakukan percobaan untuk menentukan hubungan jari-jari dengan
periode pada suatu benda bergerak melingkar beraturan dengan: 1) merumuskan hipotesis, 2) mengidentifikasi alat dan bahan percobaan, 3) menjelaskan cara kerja percobaan, 4) mencatat dan mentabulasikan data, 5) membuat grafik berdasarkan data yang diperoleh, 6) menganalisis data, 7) menyimpulkan.
2. Psikomotor a. Merangkai peralatan percobaan. b. Melakukan percobaan untuk memperoleh data perpindahan dan waktu
yang diperlukan untuk melakukan perpindahan. 3. Afektif
a. Mengembangkan beberapa karakter, yaitu: 1) jujur,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2) peduli, 3) bertanggung jawab,
b. Mengembangkan kemampuan untuk: 1) bertanya, 2) menyatakan pendapat, 3) berpikir kritis
2.3 Menerapkan Hukum Newton sebagai dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan
1. Kognitif a. Produk
- Menyebutkan pernyataan hukum 1 Newton. - Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia)
dalam kehidupan sehari-hari. - Menerapkan hukum 1 Newton dalam sistem setimbang. - Menyebutkan pernyataan hukum 2 Newton. - Merumuskan pernyataan hukum 2 Newton. - Menjelaskan arti fisis rumus hukum 2 Newton tentang gerak. - Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 2 Newton dalam
kehidupan sehari-hari. - Mengambarkan diagram gaya-gaya yang bekerja pada benda pada
suatu sistem tanpa gesekan. - Menghitung percepatan benda dalam sistem yang terletak pada bidang
datar, bidang miring, dan sistem katrol tanpa gesekan. - Menyebutkan hukum 3 Newton tentang gerak. - Mengidentifikasi karakteristik hukum 3 Newton. - Menyebutkan penerapan prinsip hukum 3 Newton dalam kehidupan
sehari-hari - Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal - Menerapkan hukum Newton pada gerak melingkar b. Proses
- Melakukan percobaan untuk menemukan konsep hukum 1 Newton dengan 1) merumuskan hipotesis, 2) mengidentifikasi alat dan bahan percobaan, 3) menjelaskan cara kerja percobaan, 4) mencatat data, 5) menganalisis data,
- Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik gaya gesek statis dan kinetis dengan: 1) merumuskan hipotesis, 2) mengidentifikasi alat dan bahan percobaan, 3) menjelaskan cara kerja percobaan, 4) mencatat data, 5) menganalisis data, 6) menyimpulkan.
- Melakukan percobaan untuk mebuktikan gaya aksi sama dengan reaksi dengan: 1) merumuskan hipotesis, 2) mengidentifikasi alat dan bahan percobaan, 3) menjelaskan cara kerja percobaan, 4) mencatat dan mentabulasikan data, 5) menganalisis data, 6) menyimpulkan.
2. Psikomotor a. Menemukan konsep hukum 1 Newton
1) Merangkai peralatan percobaan. 2) Melakukan percobaan untuk menemukan konsep inersia pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Kedua pakar dan praktisi/ guru yang memberikan expert judgement
ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6. Peserta Expert Judgement Indikator Penelitian Pengembangan No Nama Instansi Keterangan 1. Dr. Sarwanto, S. Pd, M. Si Pendidikan Fisika UNS Pakar Mata Pelajaran
Fisika 2. Sri Budiawanti, S. Si, M. Si Pendidikan Fisika UNS Pakar Mata Pelajaran
Fisika 3. Drs. Bambang Budi H SMA Negeri 1 Surakarta Praktisi/ Guru Mata
Pelajaran Fisika
b. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Tes
Berdasarkan indikator pada Tabel 4.5 di atas, tersusunlah Silabus
Pengembangan Penelitian (Lampiran 1). Dalam silabus pengembangan, indikator
yang ada bukan hanya indikator aspek kognitif saja, melainkan terdapat pula
indikator aspek psikomotor dan afektif. Selain itu, telah dispesifikkan teknik
penilaian dan bentuk instrumen penilaian. Sehingga, silabus pengembangan
tersusun dapat digunakan sebagai acuan penyusunan kisi-kisi intrumen tes yang
dikembangkan. Tes yang dikembangkan ditujukan untuk mengukur kemampuan
kognitif produk siswa, sehingga dalam penyusunan kisi-kisi instrumen tes,
indikator-indikator yang diambil hanya indikator-indikator yang tercakup dalam
aspek kognitif produk. Dalam penyusunan kisi-kisi instrumen tes, ditentukan
jumlah soal untuk tiap indikator. Dalam hal ini, apabila satu indikator mencakup
hukum 1 Newton. b. Menyelidiki karakteristik gaya gesek statis dan kinetis
1) Merangkai peralatan percobaan. 2) Melakukan percobaan gerak benda pada bidang miring untuk
menyelidiki karakteristik gaya gesek statis dan kinetis. c. Membuktikan gaya aksi sama dengan reaksi
1) Merangkai peralatan percobaan. 2) Melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa gaya aksi sama
dengan gaya reaksi. 3. Afektif a. Mengembangkan beberapa karakter, yaitu:
1) jujur, 2) peduli, 3) bertanggung jawab.
b. Mengembangkan kemampuan untuk: 1) bertanya, 2) menyatakan pendapat, 3) berpikir kritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
materi yang cukup luas, maka satu indikator bisa dibuat lebih dari satu soal.
Penyusunan kisi-kisi juga mempertimbangkan kemampuan siswa yang akan
diukur yaitu kemampuan mengingat (remember/ C1), memahami (understand/
C2), menerapkan (apply/ C3), dan analisis (analyze/ C4). Kemudian, dibuat
persentase jumlah soal yang digunakan untuk masing-masing kemampuan yang
ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Prosentase Butir Soal untuk Setiap Kemampuan Kognitif
No Jenis Kemampuan
Kode Persentase Jumlah Soal
1. Mengingat C1 10% 3 2. Memahami C2 16,67% 5 3. Menerapkan C3 43,33% 13 4. Menganalisis C4 30% 9
TOTAL 100% 30
Kisi-kisi instrumen tes tersusun dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Penyusunan Instrumen Tes
Setelah kisi-kisi instrumen dirumuskan, mulai disusun instrumen tes yang
akan dikembangkan. Langkah ini termasuk dalam tahap perancangan (Design).
Instrumen tes yang dibuat adalah sebanyak dua paket, yaitu paket 1 yang diberi
kode A dan paket 2 yang diberi kode B. Paket 2 disusun berdasarkan paket 1,
artinya paket 2 identik dengan paket 1 yang telah diuji validitasnya oleh pakar dan
praktisi. Instrumen A dan B masing-masing berjumlah 30 soal dengan alternatif
lima jawaban.
Dalam penyusunan instrumen tes ini, pada awalnya kunci jawaban tes
hanya berupa alternatif jawaban tanpa cara penyelesaian. Namun, hal itu
menghambat proses koreksi, karena dalam melakukan telaah butir dilakukan
pengecekan ulang kunci jawaban satu per satu dengan mengerjakan tes secara
essay. Berdasarkan hal ini, maka pakar menyarankan agar instrumen tes disertai
dengan kunci jawaban beserta cara penyelesaiannya supaya lebih jelas jawaban
yang benar dan memudahkan dalam proses koreksi.
a. Expert Judgement Instrumen Tes
Menurut Thiagarajan (1974: 8), “expert appraisal is a technique for
obtaining suggestions for the improvement of the material”, penilaian ahli/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
praktisi merupakan suatu teknik untuk memperoleh masukan untuk improvisasi
materi/ perangkat. Berdasarkan masukan dari para ahli, perangkat/ instrumen
direvisi agar lebih tepat, efektif, dan memiliki kualitas yang baik. Dalam hal ini,
expert judgement dilakukan dengan melakukan telaah butir soal oleh pakar dan
praktisi baik dari segi materi/ isi, konstruksi, dan bahasa. Expert judgement
dilakukan oleh tiga pakar dan satu praktisi (Tabel 4.8). Salah satu dari ketiga
pakar Fisika merupakan pakar Bahasa Inggris Fisika. Instrumen tes tersusun
disajikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, sehingga dalam
penyusunan instrumen berbahasa Inggris diperlukan expert judgement dari pakar
yang menguasai Bahasa Inggris Fisika.
Tabel 4.8. Peserta Expert Judgement Instrumen Tes
No Nama Instansi Keterangan 1. Dr. Sarwanto, S. Pd, M. Si Pendidikan Fisika UNS Pakar Mata Pelajaran Fisika 2. Sri Budiawanti, S. Si, M. Si Pendidikan Fisika UNS Pakar Mata Pelajaran Fisika 3. Drs. Bambang Budi H SMA Negeri 1
Surakarta Praktisi/ Guru Mata Pelajaran Fisika
4. Dra. Suparmi, MA, Ph. D Program Studi Pasca Sarjana UNS
Pakar Mata Pelajaran Fisika dan Bahasa Inggris Fisika
Instrumen tes A yang sudah tersusun diberikan kepada masing-masing
pakar dan praktisi/ guru untuk dikoreksi. Hasil dari expert judgement instrumen A
dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Expert Judgement Instrumen A
No No Soal
Catatan Revisi Hasil Revisi
1. 4 Indikator: Merumuskan suatu besaran dengan analisis dimensi. Soal kurang tepat, karena menemukan rumus energi potensial (potential energy) tanpa melakukan analisis dimensi, kemungkinan besar siswa sudah dapat menjawab.
Soal dibalik, yaitu memberikan dimensi suatu besaran, kemudian meminta siswa menentukan besaran yang mungkin berdasarkan rumus yang diperoleh dari analisis dimensi.
2. 8 Indikator: Menentukan besaran dan arah vektor. Salah kunci jawaban.
Telah dilakukan pembetulan kunci jawaban.
3. 9 Indikator: Menerapkan metode komponen vektor untuk memperoleh resultan vektor. Sudut-sudut pada gambar yang dibuat harus disesuaikan dengan besar sudut yang sebenarnya meskipun tidak harus tepat sama.
Gambar telah disesuaikan.
4. 13 Indikator: Menganalisis jarak, perpindahan, kelajuan, kecepatan, can percepatan benda
Soal sudah diganti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
melalui grafik. Tidak ada kunci jawaban yang benar.
5. 14 Indikator: Menemukan kecepatan atau jarak/ perpindahan berdasarkan luas daerah di bawah grafik hubungan kelajuan/ kecepatan dengan waktu. Salah kunci jawaban.
Telah dilakukan pembetulan kunci jawaban.
6. 21 Indikator: Menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan roda-roda. Tertulis huruf “p” pada setiap alternatif jawaban, seharusnya bukan “p” tetapi .
Telah dilakukan pembetulan dengan mengganti “p” menjadi .
7. 27 Indikator: Mengidentifikasi hukum 3 Newton. Pernyataan pada kunci jawaban yaitu “The two forces are equal and opposite so the bodies are on equilibrium” kurang tepat sebaiknya kunci jawabannya adalah “The two forces must act on a body”
Kunci jawaban diganti dengan alternatif jawaban B, yaitu “The two forces must act on a body”.
8. 29 Indikator: Menerapkan hukum Newton pada gerak vertikal. Salah kunci jawaban.
Telah dilakukan pembetulan kunci jawaban.
Dengan hasil tersebut, dilakukan beberapa revisi dan penyempurnaan
instrumen tes. Beberapa tes yang hanya salah kunci dan penulisan dibetulkan,
sedangkan tes yang perlu diganti, disusun ulang. Instrumen yang baru tersusun
dan hasil revisi dilakukan expert judgement ulang sehingga dapat dijadikan tes
dengan validitas yang baik. Hasil expert judgement dari revisi instrumen A dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Expert Judgement Revisi Instrumen A
No Nomor Soal
Catatan Revisi Kedua Hasil Revisi
1. 22 Indikator: Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dalam kehidupan sehari-hari. Kata negatif sebaiknya dibold supaya lebih jelas.
Kata negatif pada soal telah dibold dan italic.
2. 25 Indikator: Menghitung percepatan benda dalam sisitem yang terletak pada bidang datar, bidang miring, dan sistem katrol tanpa gesekan. Soal harus diperjelas dengan memberi keterangan bahwa bidang licin (tanpa gesekan).
Telah dilakukan penambahan keterangan bahwa bidangnya licin.
3. 27 Indikator: Mengidentifikasi karkteristik hukum 3 Newton. Kata negatif sebaiknya dibold supaya lebih jelas.
Kata negatif pada soal telah dibold dan italic.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Selanjutnya dari segi Bahasa Inggris yang digunakan dalam instrumen,
dilakukan telaah oleh pakar dan terdapat beberapa koreksi sesuai dengan telaah
butir soal pilihan ganda. Beberapa koreksi disebabkan penggunaan Bahasa Inggris
yang kurang komunikatif sehingga dimungkinkan siswa tidak mudah mengerti.
Hasil koreksi berdasarkan telaah bahasa disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Hasil Expert Judgement Bahasa Inggris Fisika
No Nomor Soal
Catatan Revisi Hasil Revisi
1. 2 Pertanyaan “Which statement must be correct for the equation to be homogeneous?” sebaiknya diganti dengan “Which of the following statement is correct?”.
Telah diganti dengan “Which of the following statement is correct?”.
2. 6 “The following best expresses” sebaiknya diganti dengan “the most correct answer”.
Telah diganti dengan “The most correct answer”.
3. 7 Kata “identifies” sebaiknya diganti dengan “expresses”
Telah dilakukan perbaikan menjadi “expresses”.
4. 10 Frasa ”made by” sebaiknya diganti dengan “between”.
Telah dilakukan perbaikan menjadi “between”.
5. 16 Pertanyaan sebaiknya selaras dengan pernyataan sebelumnya. Pernyataan sebelumnya menggunakan “final velocity” sehingga dalam pertanyaan sebaiknya digunakan kata yang sama.
Telah dilakukan perbaikan menjadi “final velocity”.
6. 18 “Which of this following correctly describes” sebaiknya diganti “Which of the following statement is correct?”supaya lebih sederhana.
Pertanyaan telah diganti dengan “Which of the following statement is correct?”.
7. 20 Kata “after the electricity removal” diganti dengan “after the engine turned off”.
Pernyataan telah diganti dengan “after the engine turned off”.
8. 24 Kalimat pernyataan soal sebaiknya dibalik saja supaya selaras dengan pertanyaan.
Pernyataan telah dibalik.
9. 25 Kata “tied” sebaiknya diganti dengan “attached”.
Telah diganti dengan “attached”.
Instrumen A terevisi siap dijadikan acuan untuk penyusunan instrumen
B. Setelah instrumen B dirumuskan, dilakukan expert judgement terhadap
instrumen. Hal ini juga dilakukan untuk memperoleh tes yang memiliki validitas
yang baik. Hasil expert judgement menyatakan bahwa instrumen B tidak perlu
dilakukan revisi sehingga kedua instrumen A dan B siap diujicobakan. Hasil
telaah instrumen A dan B dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
3. Pelaksanaan Uji Coba
a. Uji Coba Peer Reviewer
Sebelum diujicobakan ke siswa, instrumen A dan B diujicobakan secara
peer untuk memperoleh validasi dari peer reviewer. Langkah ini sudah mulai
masuk pada tahap pengembangan (Develop). Uji coba lapangan dilakukan untuk
memperoleh masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar para pengamat
terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun. Menurut Thiagarajan (1974:
8) ujicoba, revisi, dan ujicoba kembali terus dilakukan hingga diperoleh perangkat
yang konsisten dan efektif. Masing-masing instrumen tes diujicobakan secara peer
dengan peserta 2-5 orang. Uji coba ini dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Januari
2012. Hasil uji coba peer untuk instrumen A dan B dapar dilihat pada Lampiran 5
dan 6. Keputusan berdasarkan uji coba ini dijelaskan sebagai berikut:
1) Instrumen A
Uji coba ini dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh validasi peer
reviewer. Hal ini dilakukan dengan mengujikan instrumen tes tersusun kepada
sesama mahasiswa. Mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini
berjumlah empat orang (Tabel 4.12). Setiap mahasiswa diminta mengerjakan
instrumen secara essay (menyertakan cara penyelesaian) sesuai dengan alokasi
waktu yang ditetapkan, yaitu 60 menit.
Tabel 4.12. Peserta Uji Coba Peer Instrumen A
No Nama Instansi Keterangan 1. Dian Wahyu Nur Ivanty Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 2. Mufid Habibi Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 3. Wahyu Setyawan Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 4. Siti Nurrohmah Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa
Berdasarkan hasil uji coba, dapat diketahui bahwa dengan alokasi waktu
60 menit, rata-rata responden menjawab 28 butir dari 30 butir soal yang diteskan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa apabila instrumen tersebut diaplikasikan ke
siswa SMA, alokasi waktu 60 menit belum cukup untuk mengerjakan semua soal
yang diujikan. Dengan hasil ini, alokasi waktu ditambah menjadi 90 menit.
Sedangkan ditinjau dari kesesuaian dengan kunci jawaban, diketahui
bahwa 11 butir soal dari 30 soal yang diujikan berhasil dijawab dengan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
sesuai dengan kunci jawaban oleh responden, yaitu nomor 1, 3, 4, 7, 9, 13, 14, 15,
16, 17, 22. Sedangkan 19 soal lainnya berhasil dijawab dengan benar oleh
sebagian responden dan dijawab salah oleh responden yang lain. Dengan hasil ini,
dilakukan interview dengan responden yang hasilnya secara rinci dijelaskan pada
Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13. Hasil Peer Reviewer Instrumen A
No Nomor Soal
Keterangan Kesimpulan
1. 2 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut salah dalam konsep pemahaman soal.
Instrumen dapat dikatakan valid dan dapat digunakan.
2. 5 Dua responden menjawab dengan benar, sedangkan dua responden lainnya menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Setelah dilakukan wawancara, diketahui bahwa keduanya disebabkan oleh faktor cetakan gambar yang kurang jelas, sehingga skala nonius yang berimpit dengan skala utama agak kabur.
Instrumen dapat dikatakan valid dengan revisi untuk memperjelas gambar.
3. 6 Tiga responden menjawab dengan benar dan satu responden lain menjawab salah karena lupa dengan konsep angka penting pada operasi perkalian.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
4. 8 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan tiga responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban karena faktor kekurangtelitian responden dalam perhitungan matematisnya.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
5. 10 Dua responden menjawab dengan benar. Jawaban satu responden lain tidak sesuai dengan kunci jawaban karena faktor kekurangtelitian perhitungan, sedangkan satu responden lainnya tidak menjawab soal karena tidak dapat mencerna soal dengan benar dan tidak sempat mencoba menjawab karena alokasi waktu sudah berakhir.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
6. 11 Tiga responden menjawab dengan benar dan satu responden lain menjawab salah karena kurang memahami konsep untuk membedakan speed dan velocity.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
7. 12 Tiga responden menjawab dengan benar dan satu responden lain menjawab salah karena kurang teliti dalam perhitungan.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
8. 18 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci. Salah satu responden tidak menjawab, karena lupa dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu yang diberikan telah berakhir. Tiga responden lainnya menjawab salah karena lupa dengan konsep gerak melingkar. Setelah dilakukan diskusi, ketiga responden setuju dengan pernyataan pada kunci jawaban.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
9. 19 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang
Instrumen valid dan dapat digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut kurang teliti dalam mencerna soal.
10. 20 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan tiga responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama dan ketiga kurang teliti dalam menghitung, responden kedua lupa dengan konsep dan rumus pada gerak melingkar.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
11. 21 Dua responden menjawab dengan benar. Jawaban responden kedua tidak sesuai dengan kunci jawaban karena kurang memahami soal sehinngga terjadi kesalahan analisis, sedangkan satu responden lainnya menjawab salah karena faktor kekurangtelitian perhitungan.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
12. 23 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut kurang teliti dalam menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
13. 24 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban, disebabkan karena ada angka yang tidak muncul pada variabel yang ditentukan. Setelah dilakukan diskusi, semua responden setuju dengan jawaban pada kunci jawaban yang telah tersusun.
Instrumen valid dan dapat digunakan dengan catatan bahwa ketika soal dicetak, harus lebih diteliti kembali.
14. 25 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden tidak menjawab karena malas menghitung (soal dilewati) dan tidak sempat mencoba menghitung karena alokasi waktu telah berakhir.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
15. 26 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut kurang teliti dalam menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
16. 27 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut salah konsep dalam memahami hukum 3 Newton.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
17. 28 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden masih belum paham dengan konsep aksi reaksi untuk menentukan gaya kontak.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
18. 29 Tiga responden menjawab dengan benar, sedangkan salah satu responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut salah konsep dalam memahami penerapan hukum Newton dalam gerak vertikal.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
19. 30 Dua responden menjawab dengan benar. Responden kedua menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena responden tersebut lupa dalam penerapan hukum Newton pada gerak melingkar, sedangkan responden ketiga menjawab kebalikan dengan jawaban karena berbeda persepsi dalam memahami soal.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil uji coba peer tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa kesalahan penulisan ataupun masalah cetakan pada instrumen yang
diteskan sehingga perlu dilakukan pengecekan ulang tes sebelum diujicobakan.
Selain itu, dalam penyajian gambar juga harus diperjelas supaya ketika instrumen
diperbanyak tidak mengurangi kejelasan soal. Hasil ini menunjukkan bahwa
semua instrumen A telah valid dan dapat digunakan karena jawaban peserta tes
sesuai dengan yang diharapkan pada penelitian pengembangan ini, artinya
instrumen tersusun sudah sesuai untuk mengukur kemampuan siswa berdasarkan
indikator-indikator pembelajaran yang akan dicapai.
2) Instrumen B
Instrumen B diujicobakan dengan peserta berjumlah tiga orang (Tabel
4.14). Setiap mahasiswa diminta mengerjakan instrumen secara essay
(menyertakan cara penyelesaian) sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan,
yaitu 60 menit.
Tabel 4.14. Peserta Uji Coba Peer Instrumen B
No Nama Instansi Keterangan 1. Tutut Widowati Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 2. Yulian Adi Setyono Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 3. Dhika Pratama K H Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa
Berdasarkan hasil uji coba, dapat diketahui bahwa dengan alokasi waktu
60 menit, ketiga responden mampu menjawab 24 butir sampai 28 soal dari 30
butir soal yang diteskan. Hasil ini mengindikasikan bahwa apabila instrumen
tersebut diaplikasikan ke siswa SMA, alokasi waktu 60 menit belum cukup untuk
mengerjakan semua soal yang diujikan. Dengan hasil ini, alokasi waktu ditambah
menjadi 90 menit.
Sedangkan ditinjau dari kesesuaian dengan kunci jawaban, diketahui
bahwa 8 butir soal dari 30 soal yang diujikan berhasil dijawab dengan benar
sesuai dengan kunci jawaban oleh responden, yaitu nomor 1, 3, 5, 8, 11, 12, 14,
24. Sedangkan 22 soal lainnya berhasil dijawab dengan benar oleh sebagian
responden dan dijawab salah atau tidak dijawab oleh responden yang lain. Dengan
hasil ini, dilakukan interview dengan responden yang hasilnya secara rinci
dijelaskan pada Tabel 4.15 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.15. Hasil Peer Reviewer Instrumen B
No Nomor Soal
Keterangan Kesimpulan
1. 2 Responden pertama menjawab dengan benar. Responden kedua menjawab salah karena kurang memahami soal berbahasa Inggris. Sedangkan responden ketiga menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena kurang teliti dalam menjawab.
Instrumen dapat dikatakan valid dan dapat digunakan.
2. 4 Responden pertama tidak menjawab, karena soal berbahasa Inggris jadi dilewati dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu telah berakhir. Responden kedua tidak dapat mencerna soal dengan baik, sehingga dilewati dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu telah berakhir. Namun, setelah dilakukan diskusi, kedua responden setuju dengan kunci jawaban. Sedangkan responden ketiga menjawab dengan jawaban sesuai dengan kunci jawaban.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
3. 6 Dua responden tidak menjawab karena belum sempat menghitung. Sedangkan satu responden lain, menjawab dengan jawaban yang berbeda dengan kunci jawaban. Jawaban responden tersebut tidak ada dalam alternatif jawaban yang tersedia. Setelah dilakukan diskusi, diketahui bahwa alternatif jawaban yang disediakan memang belum ada kunci jawabannya, sehingga dilakukan revisi.
Instrumen valid dan daat digunakan dengan catatan harus dilakukan revisi alternatif jawaban.
4. 7 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama salah menjawab karena faktor kekurangtelitian responden, sedangkan responden kedua lupa.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
5. 9 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden kedua salah menjawab karena lupa rumusnya, sedangkan responden ketiga kurang teliti dalam menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
6. 10 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama kurang teliti dalam menghitung sehingga jawabannya terbalik. Responden kedua tidak menjawab karena lupa dengan rumusnya, sedangkan responden ketiga tidak paham dengan soal karena soal berbahasa Inggris. Setelah dilakukan diskusi, ketiga responden setuju dengan pernyataan pada kunci jawaban.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
7. 13 Dua responden menjawab dengan jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya salah dalam menganalisis grafik karena salah pemahaman terhadap konsep.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
8. 15 Terjadi kesalahan pengetikan soal, sehingga jawaban tidak ada dalam alternatif yang tersedia. Setelah dilakukan diskusi, semua responden setuju dengan kunci jawaban tersusun dengan merevisi soal.
Instrumen valid dan dapat digunakan dengan revisi soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
9. 16 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden kedua salah menjawab karena tidak tahu caranya, sedangkan responden ketiga kurang teliti dalam menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
10. 17 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama dan kedua kurang teliti dalam menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
11. 18 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama kurang teliti, sedangkan responden kedua lupa.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
12. 19 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden kedua lupa dengan rumusnya, sedangkan responden ketiga salah konsep dalam menghitung frekuensi. Setelah dilakukan diskusi, ketiga responden setuju dengan kunci jawaban yang tersusun.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
13. 20 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama tidak menjawab soal karena soal berbahasa Inggris dilewati dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu telah berakhir. Responden kedua lupa dengan rumus yang digunakan. Sedangkan responden ketiga kurang bisa memahami soal yang berbahasa Inggris. Setelah dilakukan diskusi, semua responden setuju dengan jawaban pada kunci jawaban yang telah tersusun.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
14. 21 Hanya satu responden yang menjawab dengan benar dan dua responden lain menjawab tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden kedua lupa, sedangkan responden ketiga kurang teliti.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
15. 22 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena tidak teliti dalam membaca soal.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
16. 23 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama bingung dengan cara yang digunakan, responden kedua lupa konsep kesetimbangan, sedangkan responden ketiga tidak menjawab karena alokasi yang diberikan telah berakhir. Setelah dilakukan diskusi, semua responden setuju dengan jawaban pada kunci jawaban yang telah tersusun.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
17. 25 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya menjawab tidak menjawab karena soal berbahasa Inggris dilewati dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu telah berakhir.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
18. 26 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya menjawab tidak menjawab karena merasa soalnya
Instrumen valid dan dapat digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
susah sehingga dilewati dan tidak sempat menjawab karena alokasi waktu telah berakhir.
19. 27 Semua responden menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban. Responden pertama kurang teliti dalam membaca soal, karena soal berbahasa Inggris. Responden kedua kurang paham konsep hukum 3 Newton, sedangkan responden ketiga tidak menjawab karena soal berbahasa Inggris sehingga tidak dapat memahami soal. Setelah dilakukan diskusi, semua responden setuju dengan jawaban pada kunci jawaban yang telah tersusun.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
20. 28 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena kurang teliti dalam perhitungan.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
21. 29 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban karena kurang teliti dalam perhitungan.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
22. 30 Dua responden menjawab sesuai dengan kunci jawaban, sedangkan satu responden lainnya tidak menjawab karena tidak paham dengan konsep penerapan hukum Newton pada gerak melingkar.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
Berdasarkan hasil uji coba peer tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat
satu soal yang belum ada kunci jawabannya, sehingga perlu dilakukan revisi
alternatif jawaban. Setelah dilakukan revisi, maka dapat dikatakan bahwa semua
instrumen B telah valid dan dapat digunakan.
b. Pelaksanaan Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui karakteristik internal dan
reliabilitas soal. Instrumen tes yang diujicobakan telah diuji validitasnya melalui
penelaahan tiap butir soal oleh pakar dan praktisi/ guru serta telah dilakukan
validasi peer reviewer. Hasil uji coba ini akan menjadi instrumen yang siap untuk
didiseminasikan. Uji coba terbatas dilakukan dengan mengujikan instrumen A dan
B pada masing-masing 15 siswa RSBI. Setiap 15 peserta terdapat siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Uji coba dilakukan pada hari Kamis
tanggal 23 Februari 2012 di kelas X-10. Pemilihan kelas ini didasarkan pada
komposisi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
keadaan kelas yang tenang dan kondusif sehingga tidak mengurangi keobjektifan
jawaban siswa.
Hasil uji coba dianalisis daya beda, tingkat kesukaran, dan efektivitas
distraktor yang menjadi karakteristik internal instrumen yang dikembangkan.
Jawaban siswa diolah menjadi data dikotomous dengan skor 1-0. Untuk jawaban
benar diberi skor 1 sedangkan untuk jawaban yang salah atau tidak dijawab
mendapat skor 0. Hasilnya dianalisis menggunakan Program Ms. Excel untuk
memperoleh daya beda dan tingkat kesukaran soal. Pemilihan Ms. Excel
dilakukan karena supaya proses perhitungan untuk memperoleh daya beda dan
tingkat kesukaran lebih jelas. Kesimpulan tentang daya beda dan tingkat
kesukaran soal, serta analisis efektivitas distraktor didasarkan pada teori tes
klasik.
Daya beda, tingkat kesukaran soal, dan efektivitas distraktor untuk
masing-masing instrumen dijelaskan sebagai berikut:
1) Instrumen A
Hasil uji coba instrumen A pada 15 orang siswa menghasilkan daya beda
dan tingkat kesukaran soal yang ditunjukkan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen A
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
1. 0,000 0,733 16. 0,429 0,333 2. 0,429 0,333 17. -0,429 0,667 3. 0,286 0,733 18. 0,000 0,000 4. -0,143 0,600 19. 0,286 0,467 5. 0,143 0,667 20. 0,000 0,067 6. 0,000 0,000 21. 0,286 0,400 7. -0,143 0,067 22. 0,571 0,467 8. 0,429 0,600 23. 0,286 0,400 9. 0,429 0,667 24. -0,143 0,933 10. 0,143 0,600 25. 0,286 0,600 11. -0,143 0,067 26. 0,000 0,533 12. -0,286 0,733 27. 0,571 0,533 13. 0,143 0,600 28. 0,286 0,467 14. 0,143 0,333 29. 0,286 0,400 15. 0,286 0,467 30. 0,000 0,133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a) Daya Beda
Analisis daya beda menunjukkan bahwa soal nomor 2, 8, 9, 16, 22, dan
27 memiliki daya beda lebih dari 0,30, sehingga dapat dikategorikan baik, artinya
soal tersebut dapat dengan baik membedakan antara kelompok atas dan kelompok
bawah. Soal yang mempunyai daya beda baik dapat diterima. Selanjutnya, soal
nomor 3, 15, 19, 21, 23, 25, 28 dan 29 mempunyai daya beda 0,2D<0,3 yang
artinya cukup. Hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut sudah cukup
membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Sedangkan soal nomor
1, 5, 6, 10, 13, 14, 18, 20, 26, dan 30 memiliki daya beda yang jelek yaitu <0,2,
artinya belum dapat membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah.
Soal yang memiliki daya beda jelek tidak langsung ditolak tetapi masih
dipertimbangkan dengan melihat karakteristik internal lainnya. Untuk soal nomor
4, 7, 11, 12, 17 dan 24 memiliki daya beda negatif. Menurut Suharsimi Arikunto
(2005:213), soal yang memiliki daya beda negatif sebaiknya dibuang, sehingga
soal-soal tersebut tidak digunakan.
b) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran instrumen A menunjukkan bahwa 13,33% soal
tergolong mudah yaitu soal nomor 1, 3, 12, dan 24. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa siswa yang dapat menjawab soal tersebut bukan hanya siswa
pada kelompok atas saja atau dapat dikatakan tidak diperlukan kemampuan yang
tinggi untuk dapat mengerjakan soal-soal tersebut. Soal yang tergolong sedang
sebanyak 66,67% yaitu soal nomor 2, 4, 5, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 19, 21, 22, 23,
25, 26, 27, 28, dan 29. Hal itu menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dijawab
oleh kelompok atas dan kelompok bawah dengan proporsi yang tepat artinya
kelompok atas lebih banyak yang dapat menjawab jika dibandingkan dengan
kelompok bawah. Sedangkan soal yang dapat dikategorikan sulit adalah soal
nomor 6, 7, 11, 18, 20, dan 30 dengan persentase 20,00%. Soal-soal yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi menunjukkan bahwa untuk menjawab soal
tersebut diperlukan tingkat kemampuan yang tinggi. Persentase soal mudah,
sedang, dan sukar berdasarkan tingkat kesukaran ditunjukkan pada Tabel 4.17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.17. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen A
P Nomor Butir Soal f Kriteria % 1,00 0,00% 0,90 24 1 3,33% 0,80 0,00% 0,70 1, 3, 12 3 10,00% Jumlah 4 Mudah 13,33% 0,60 4, 5, 8, 9, 10, 13, 17, 25 8 26,67% 0,50 26, 27 2 6,67% 0,40 15, 19, 21, 22, 23, 28, 29 7 23,33% 0,30 2, 14, 16 3 10,00% Jumlah 20 Sedang 66,67% 0,20 0,00% 0,10 30 1 3,33% 0,00 6, 7, 11, 18, 20 5 16,67% Jumlah 6 Sulit 20,00%
Keterangan:
P: Tingkat Kesukaran
f: Frekuensi
c) Efektivitas Distraktor
Efektivitas distraktor dianalisis untuk mengetahui berfungsi tidaknya
distraktor/ pengecoh pada tiap butir item. Distraktor berfungsi dengan baik
apabila jumlah pemilih kunci jawaban yang benar lebih banyak dari pada yang
memilih distraktor, jumlah kelompok bawah yang memilih distraktor lebih banyak
dibandingkan kelompok atas, dan setiap distraktor dipilih oleh paling sedikit 2%
dari peserta tes. Instrumen A diujikan pada 15 siswa, sehingga dalam hal ini
distraktor yang dipilih minimal satu siswa dapat dikatakan berfungsi dengan baik.
Apabila distraktor belum dipilih siswa maka distraktor tersebut perlu direvisi.
Butir soal yang semua distraktornya berfungsi adalah soal nomor 2, 3,
7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Hal ini
menunjukkan bahwa minimal terdapat seorang siswa yang memilih distraktor
yang tersedia. Sedangkan distraktor yang terdapat pada soal nomor 1, 4, 5, 6, 10,
13, 19, 20, dan 24, beberapa tidak berfungsi karena sama sekali tidak dipilih oleh
siswa. Jika di antara soal-soal tersebut terpilih dalam pemilihan soal dari
instrumen A dan B, maka perlu dilakukan revisi. Namun, apabila soal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
tidak terpilih atau dibuang, maka tidak dilakukan revisi. Analisis efektivitas
distraktor ditunjukkan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen A
No Item
Kunci Jawaban
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih lebih dari
2% siswa
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih kurang
dari 2% siswa
1 B C, E A, D
2 D A, B, C, E -
3 A B, C, D, E -
4 A B, C, D E
5 C A, D, E B
6 E A, C, D B
7 D A, B, C, E -
8 D A, B, C, E -
9 E A, B, C, D -
10 D A, B C, E
11 E A, B, C, D -
12 C A, B, D, E -
13 E A, B C, D
14 B A, C, D, E -
15 A B, C. D, E -
16 E A, B, C, D -
17 C A, B, D, E -
18 D A, B, C, E -
19 A B, E C, D
20 B A, C, D E
21 B A, C, D, E -
22 E A, B, C, D -
23 C A, B, D, E -
24 D C A, B, E
25 C A, B, D, E -
26 A B, C, D, E -
27 B A, C, D, E -
28 A B, C, D, E -
29 C A, B, D, E -
30 D A, B, C, E -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
d) Reliabilitas Tes
Berdasarkan hasil ini, reliabilitas soal dicari dengan metode Kuder-
Richardson (KR-20) dan hasilnya menunjukkan tingkat reliabilitas yang rendah
(r11= 0,294) karena 0,20 ≤ r11 < 0,40 (Suharsimi Arikunto, 2005: 100). Rendahnya
reliabilitas instrumen mengakibatkan perlunya dilakukan pembuangan soal yang
menyebabkan reliabilitas instrumen menjadi rendah. Instrumen yang memiliki
daya beda negatif (Suharsimi Arikunto, 2005: 213) dan tidak banyak
menyumbangkan skor terhadap skor keseluruhan (Anas Sudijono, 2005: 182)
tidak dipakai. Instrumen A yang memiliki daya beda negatif yaitu nomor 4, 7, 11,
12, 17, dan 24 dibuang. Butir soal yang tidak banyak memberikan dukungan
terhadap skor peserta tes kesuluruhan juga dibuang, yaitu soal nomor 6, 18, 20,
26, dan 30. Setelah dilakukan eliminasi terhadap butir-butir soal tersebut,
reliabilitas soal menjadi r11=0,660 sehingga dapat dikategorikan instrumen
tersebut telah memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, dapat diketahui
soal-soal dari instrumen A yang dapat dipakai yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10,
13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 29.
2) Instrumen B
Hasil uji coba instrumen B pada 15 orang siswa menghasilkan daya beda
dan tingkat kesukaran soal yang ditunjukkan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Hasil Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen B
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
1. 0,286 0,733 16. -0,286 0,333 2. -0,429 0,200 17. -0,286 0,467 3. -0,143 0,600 18. 0,286 0,400 4. 0,000 0,000 19. 0,429 0,800 5. 0,429 0,667 20. 0,286 0,133 6. 0,000 0,267 21. 0,143 0,200 7. 0,286 0,667 22. 0,429 0,733 8. 0,429 0,800 23. 0,000 0,000 9. 0,143 0,667 24. -0,571 0,733
10. 0,429 0,467 25. 0,000 0,867 11. 0,286 0,400 26. 0,286 0,733 12. 0,429 0,533 27. 0,000 0,333 13. 0,571 0,533 28. 0,143 0,333 14. 0,286 0,333 29. 0,000 0,400 15. -0,286 0,333 30. 0,286 0,400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a) Daya Beda
Berdasarkan hasil analisis daya beda, dapat diketahui bahwa terdapat
tujuh soal yang memiliki daya beda baik yaitu soal nomor 5, 8, 10, 12, 13, 19, dan
22. Soal dikatakan memiliki daya beda baik apabila memiliki daya beda lebih dari
0,30 yang dapat diartikan bahwa soal tersebut mampu dengan baik membedakan
antara kelompok atas dan kelompok bawah. Soal yang mempunyai daya beda baik
dapat diterima. Selanjutnya, terdapat delapan soal yaitu soal nomor 1, 7, 11, 14,
18, 20, 26, dan 30 yang mempunyai daya beda 0,2D<0,3. Hal ini menunjukkan
bahwa soal tersebut sudah cukup membedakan antara kelompok atas dan
kelompok bawah. Sedangkan soal nomor 4, 6, 9, 21, 23, 25, 27, 28, dan 29
memiliki daya beda yang jelek yaitu <0,2, artinya belum dapat membedakan
antara kelompok atas dan kelompok bawah. Soal yang memiliki daya beda jelek
tidak langsung dibuang tetapi dipertimbangkan. Terdapat enam soal yang harus
dibuang yaitu soal nomor 2, 3, 15, 16, 17, dan 24 karena memiliki daya beda
negatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:213), soal yang memiliki daya beda
negatif sebaiknya dibuang, sehingga soal-soal tersebut tidak digunakan.
b) Tingkat Kesukaran
Persentase soal berdasarkan tingkat kesukarannya dapat dilihat pada
Tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen B
P Nomor Butir Soal f Kriteria % 1,00 0,00% 0,90 0,00% 0,80 8, 19, 25 3 10,00% 0,70 1, 22, 24, 26 4 13,33% Jumlah 7 Mudah 23,33% 0,60 3, 5, 7, 9 4 13,33% 0,50 12, 13 2 6,67% 0,40 10, 11, 17, 18, 29, 30 6 20,00% 0,30 14, 15, 16, 27, 28 5 16,67% Jumlah 17 Sedang 56,67% 0,20 2, 6, 21 3 10,00% 0,10 20 1 3,33% 0,00 4, 23 2 6,67% Jumlah 6 Sulit 20,00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Keterangan:
P: Tingkat Kesukaran
f: Frekuensi
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal: (a) mudah
sebanyak 23,33%, yaitu soal nomor 1, 8, 19, 22, 24, 25, dan 26, (b) sedang
sebanyak 56,67% yaitu soal nomor 3, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 27,
28, 29, dan 30, dan (c) sukar sebanyak 20,00% yaitu soal nomor 2, 4, 6, 20, 21,
23. Soal mudah menunjukkan siswa yang dapat menjawab soal tersebut bukan
hanya siswa pada kelompok atas saja atau dapat dikatakan tidak diperlukan
kemampuan yang tinggi untuk dapat mengerjakan soal-soal tersebut. Soal yang
tergolong sedang adalah soal menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dijawab
oleh kelompok atas dan kelompok bawah dengan proporsi yang tepat artinya
kelompok atas lebih banyak yang dapat menjawab jika dibandingkan dengan
kelompok bawah. Sedangkan soal yang dapat dikategorikan sukar memiliki
tingkat kesukaran tinggi dan menunjukkan bahwa untuk menjawab soal tersebut
diperlukan tingkat kemampuan yang tinggi.
c) Efektivitas Distraktor
Efektivitas distraktor dianalisis untuk mengetahui berfungsi tidaknya
distraktor/ pengecoh pada tiap butir item. Distraktor berfungsi dengan baik
apabila dipilih oleh paling sedikit 2% dari peserta tes. Instrumen B diujikan pada
15 siswa, sehingga dalam hal ini distraktor yang dipilih minimal satu siswa dapat
dikatakan berfungsi dengan baik. Apabila distraktor belum dipilih siswa maka
distraktor tersebut perlu direvisi.
Tabel 4.21 menyajikan analisis efektivitas distraktor untuk instrumen B.
Berdasarkan analisis, distraktor yang berfungsi semua terdapat pada soal nomor 1,
2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 26, 27 dan 30. Distraktor berfungsi
baik menunjukkan bahwa distraktor tersebut dipilih minimal seorang peserta tes.
Sedangkan pada soal nomor 3, 4, 6, 8, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 25, 28, dan 29
terdapat beberapa distraktor yang tidak berfungsi dengan baik karena sama sekali
tidak dipilih oleh peserta tes. Distraktor yang kurang efektif atau tidak berfungsi
dengan baik sebaiknya direvisi. Dalam hal ini, pelaksanaan revisi distraktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
ditentukan setelah pemilihan soal. Apabila soal terpilih masih terdapat distraktor
yang tidak berfungsi maka distraktor tersebut akan direvisi.
Tabel 4.21. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen B
No Item
Kunci Jawaban
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih lebih
dari 2% siswa
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih kurang
dari 2% siswa
1 D A, B, C, E -
2 E A, B, C, D -
3 A B, C, E D
4 B D, E A, C
5 E A, B, C, D -
6 E A, C, D B
7 B A, C, D, E -
8 C E A, B, D
9 B A, C, D, E -
10 E A, B, C, D -
11 B A, C, D, E -
12 A B, C, D, E -
13 A B, C, D, E -
14 D A, B, C, E -
15 E A, B, D C
16 A B, C, D E
17 D B, C, E A
18 D A, B, C, E -
19 E A, B, C, D -
20 A B, C, D, E -
21 D A, B, C, E -
22 D C A, B, E
23 C B, D, E A
24 D B A, C, E
25 A B C, D, E
26 B A, C, D, E -
27 E A, B, C, D -
28 A B, C, E D
29 E A, B, C D
30 D A, B, C, E -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
d) Reliabilitas Tes
Reliabilitas instrumen B juga dihitung dengan metode Kuder-Richardson
(KR-20). Reliabilitas instrumen B tergolong sangat rendah (r11= 0,102) karena
0,00 ≤ r11 < 0,20 (Suharsimi Arikunto, 2005: 100), sehingga diperlukan eliminasi
soal-soal yang menyebabkan reliabilitas instrumen menjadi rendah. Eliminasi soal
berdasarkan daya beda dan sumbangan skor item terhadap skor keseluruhan. Soal
yang dieliminasi memiliki daya beda instrumen (Suharsimi Arikunto, 2005: 213)
dan tidak banyak menyumbangkan skor terhadap skor keseluruhan (Anas
Sudijono, 2005: 182). Instrumen B yang memiliki daya beda instrumen yaitu
nomor 2, 3, 15, 16, 17 dan 24. Sedangkan butir instrumen yang tidak banyak
memberikan sumbangan terhadap skor kesuluruhan yaitu soal nomor 4, 6, 21, dan
23. Soal-soal tersebut dieliminasi sehingga tidak digunakan. Setelah dilakukan
eliminasi terhadap butir-butir soal tersebut, reliabilitas soal menjadi r11=0,672
sehingga dapat dikategorikan instrumen tersebut telah memiliki reliabilitas yang
tinggi.
Dengan demikian, dapat diketahui soal-soal dari instrumen B yang dapat
dipakai yaitu soal nomor 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 22, 26, 27, 28,
29, dan 30.
Jawaban peserta tes dan hasil perhitungan analisis butir dan uji
reliabilitas tes instrumen A dan B dapat dilihat pada Lampiran 7-12.
3) Pemilihan Soal
Pemilihan soal dilakukan berdasarkan analisis di atas. Soal-soal terpilih
akan diimplementasikan dalam tahap diseminasi (disseminate). Dapat diketahui
bahwa butir soal dari instrumen A yang dapat dipakai adalah nomor 1, 2, 3, 5, 8,
9, 10, 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 29, sedangkan instrumen dari
paket B yang dapat dipakai adalah nomor 1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19,
20, 22, 26, 27, 28, 29, dan 30. Dalam penelitian pengembangan ini, jumlah
instrumen yang dikembangkan adalah 30 soal, sehingga berdasarkan kedua paket
instrumen tersusun diambil sebanyak 30 soal dari masing-masing instrumen yang
dapat dipakai. Kriteria pemilihan soal menggunakan hasil uji daya beda, tingkat
kesukaran, dan efektivitas distraktor. Daya beda instrumen yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
minimal memenuhi kriteria cukup. Tingkat kesukaran dipertimbangkan sesuai
dengan tingkat kemampuan yang diukur, sedangkan efektivitas distraktor
ditentukan berdasarkan hasil analisis distraktor yang berfungsi baik. Hasilnya
dapat ditunjukkan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Instrumen yang dapat Dipakai
Nomor Soal
A B Nomor Soal
A B
1. Pakai Pakai 16. Pakai - 2. Pakai - 17. - - 3. Pakai - 18. - Pakai 4. - - 19. Pakai Pakai 5. Pakai Pakai 20. - Pakai 6. - - 21. Pakai - 7. - Pakai 22. Pakai Pakai 8. Pakai Pakai 23. Pakai - 9. Pakai Pakai 24. - - 10. Pakai Pakai 25. Pakai - 11. - Pakai 26. - Pakai 12. - Pakai 27. Pakai Pakai 13. Pakai Pakai 28. Pakai Pakai 14. Pakai Pakai 29. Pakai Pakai 15. Pakai - 30. - Pakai
Apabila dalam satu nomor soal semua instrumen baik dari paket A
maupun paket B dapat dipakai, dipilih salah satu yang memiliki daya beda lebih
tinggi dan tingkat kesukaran sedang. Berdasarkan Tabel 4.16, terdapat beberapa
soal yang tidak tersedia baik dari instrumen A maupun instrumen B, yaitu soal
nomor 4, 6, 17, dan 24. Dengan demikian perlu dilakukan penyusunan instrumen
baru untuk nomor-nomor soal tersebut. Sedangkan butir soal yang digunakan
adalah soal nomor 1 dari paket B, nomor 2 dan 3 dari paket A, nomor 5 dan 7 dari
paket B, nomor 8 dan 9 dari paket A, nomor 10, 11, 12, 13, 14 dari paket B,
nomor 15 dan 16 dari paket A, nomor 18, 19, dan 20 dari paket B, nomor 21, 22,
23, dan 25 dari paket A, nomor 26 dari paket B, nomor 27, 28, dan 29 dari paket
A, dan nomor 30 dari paket B. Karakteristik soal yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 4.23.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.23. Karekteristik Soal Terpilih
Nomor Soal
Instrumen Daya Beda
Tingkat Kesukaran
Efektivitas Distraktor
1 B Cukup Mudah Baik 2 A Baik Sedang Baik 3 A Cukup Mudah Baik 4 - - - - 5 B Baik Sedang Baik 6 - - - - 7 B Cukup Sedang Baik 8 A Baik Sedang Baik 9 A Baik Sedang Baik
10 B Baik Sedang Baik 11 B Cukup Sedang Baik 12 B Baik Sedang Baik 13 B Baik Sedang Baik 14 B Cukup Sedang Baik 15 A Cukup Sedang Baik 16 A Baik Sedang Baik 17 - - - - 18 B Cukup Sedang Baik 19 B Baik Mudah Baik 20 B Cukup Sukar Baik 21 A Cukup Sedang Baik 22 A Baik Sedang Baik 23 A Cukup Sedang Baik 24 - - - - 25 A Cukup Sedang Baik 26 B Cukup Mudah Baik 27 A Baik Sedang Baik 28 A Cukup Sedang Baik 29 A Cukup Sedang Baik 30 B Cukup Sedang Baik
Instrumen tes hasil pemilihan soal dari instrumen A dan B dapat dilihat
pada Lampiran 13.
c. Penyusunan Instrumen Baru
Berdasarkan analisis butir pada uji coba terbatas, terdapat beberapa soal
dari kedua instrumen A dan B yang harus dibuang yaitu nomor 4, 6, 17, dan 24.
Sehingga instrumen pada nomor-nomor tersebut belum tersedia dan perlu disusun
lagi. Penyusunan instrumen ini atas dasar daya beda dan tingkat kesukarannya.
Selanjutnya dilakukan expert judgement untuk memperoleh validitas instrumen
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1) Expert Judgement
Soal nomor 4 dari instrumen A memiliki daya beda negatif dan tingkat
kesukaran sedang sedangkan pada instrumen B daya bedanya jelek dan sukar.
Sehingga instrumen baru disusun berdasarkan instrumen B tetapi dengan sedikit
menurunkan tingkat kesukaran soal. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
besaran-besaran yang sering dijumpai oleh siswa. Soal nomor 6 dari instrumen A
dan B memiliki daya beda yang jelek dan sukar sehingga instrumen baru dibuat
lebih mudah, yaitu dengan menyajikan soal dalam bentuk supaya memudahkan
siswa dalam menghitung. Soal nomor 17 dari kedua instrumen A dan B
menghasilkan daya beda yang negatif tetapi soal dapat dikategorikan sedang,
sehingga instrumen baru yang disusun identik dengan instrumen sebelumnya dan
lebih memperhatikan kategori kemampuan kognitif yang akan diukur. Sedangkan
soal nomor 24 menghasilkan daya beda yang negatif dan dikategorikan mudah,
sehingga instrumen baru yang disusun sedikit ditingkatkan kesukarannya. Hasil
expert judgement dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24. Hasil Expert Judgement Instrumen Baru
No Nomor Soal
Catatan Revisi Hasil Revisi
1. 4 Indikator: Merumuskan suatu besaran dengan analisis dimensi. Tidak perlu disajikan tabel besaran dan dimensinya, karena semua besaran sudah familiar.
Tabel besaran dan dimensinya tidak disertakan dalam soal.
2. 6 Indikator: Menerapkan penulisan notasi ilmiah dalam operasi menggunakan aturan angka penting. Nilai tidak perlu dicantumkan sehingga jawaban masih dalam bentuk .
Soal tersusun telah disajikan dalam bentuk .
3. 17 Indikator: Menyelesaikan permasalahan menggunakan persamaan gerak lurus berubah beraturan termasuk gerak benda jatuh bebas tanpa hambatan udara. Kata “when” sebaiknya diganti dengan “if”.
Kata “when” telah diganti dengan “if”.
4. 24 Indikator: Menerapkan arti fisis rumus hukum 2 Newton tentang gerak. Soal sebaiknya diganti, karena membingungkan siswa.
Soal sudah diganti dengan pernyataan dan pertanyaan yang lebih jelas.
Hasil telaah instrumen baru dapat dilihat pada Lampiran 14.
2) Uji Coba Peer Reviewer
Mahasiswa yang menjadi responden dalam penelitian ini berjumlah
enam orang (Tabel 4.25). Setiap mahasiswa diminta mengerjakan instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
secara essay (menyertakan cara penyelesaian) sesuai dengan alokasi waktu yang
ditetapkan, yaitu 12 menit. Uji coba ini dilaksanakan pada hari Rabu, 7 Maret
2012.
Tabel 4.25. Peserta Uji Coba Peer Kedua
No Nama Instansi Keterangan 1. Dian Wahyu Nur I Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 2. Tri Wahyuningsih Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 3. Tutut Widowati Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 4. Destyana Khoirunnisa Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 5. Dewi Mahayanti Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa 6. Siti Nurrohmah Pendidikan Fisika UNS Mahasiswa
Hasil uji coba menunjukkan bahwa ditinjau dari kesesuaian dengan
kunci jawaban, diketahui soal nomor 4 dan 24 yang diujikan berhasil dijawab
dengan benar sesuai dengan kunci jawaban oleh responden (Lampiran 15).
Sedangkan soal nomor 6 berhasil dijawab dengan benar oleh sebagian responden
dan dijawab salah oleh responden yang lain. Dengan hasil ini, dilakukan interview
dengan responden yang hasilnya secara rinci dijelaskan pada Tabel 4.26 berikut:
Tabel 4.26. Hasil Peer Reviewer Instrumen Baru
No Nomor Soal
Keterangan Kesimpulan
1. 6 Enam responden menjawab dengan benar dan satu responden lain menjawab salah karena lupa dengan konsep angka penting pada operasi perkalian.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
2. 17 Enam responden menjawab dengan benar dan satu responden lain menjawab salah karena menghitung.
Instrumen valid dan dapat digunakan.
4. Pelaksanaan Diseminasi
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan.
Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat
juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi
pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan
tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para
pengguna produk.
Kegiatan diseminasi ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan hasil
uji coba dengan peserta berskala lebih besar. Instrumen yang digunakan dalam
tahap diseminasi ini merupakan instrumen hasil pemilihan soal dari uji coba
terbatas. Instrumen diseminasi ditunjukkan pada Lampiran 16. Diseminasi
dilakukan pada hari Jumat, 30 Maret 2012 dengan jumlah peserta 61 siswa dari 2
kelas yang berbeda yaitu kelas X-1 dan X-8. Pemilihan kelas berdasarkan letak
kelas yang berjauhan dan waktu pelaksanaan yang tidak berjeda, sehingga
kemungkinan terjadi kebocoran soal dapat dihindari.
Hasil diseminasi dianalisis karakteristik internal berupa daya beda,
tingkat kesukaran, dan efektivitas distraktor sebagaimana analisis pada uji coba
terbatas. Seluruh jawaban peserta tes diolah menjadi data dikotomous dengan skor
1-0 dengan ketentuan bahwa jawaban benar mendapat skor 1 sedangkan jawaban
yang salah atau tidak dijawab mendapat skor 0. Analisis dilakukan dengan
Program Ms. Excel untuk memperoleh daya beda, tingkat kesukaran soal, dan
efektivitas distraktor.
Hasil diseminasi pada 61 orang siswa menghasilkan daya beda dan
tingkat kesukaran soal yang ditunjukkan pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27. Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
Daya Beda
Tingkat Kesukaran
1. 0,233 0,754 16. -0,433 0,230 2. 0,433 0,377 17. 0,400 0,344 3. 0,267 0,738 18. -0,167 0,180 4. -0,167 0,180 19. 0,200 0,672 5. 0,333 0,738 20. 0,200 0,361 6. 0,200 0,197 21. 0,267 0,639 7. 0,300 0,508 22. -0,567 0,557 8. 0,367 0,639 23. 0,300 0,689 9. 0,433 0,770 24. 0,218 0,450 10. 0,400 0,426 25. 0,200 0,607 11. 0,233 0,459 26. 0,233 0,508 12. 0,400 0,400 27. 0,233 0,311 13. 0,467 0,639 28. 0,200 0,426 14. 0,233 0,492 29. 0,433 0,639 15. 0,200 0,869 30. 0,367 0,410
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
a. Daya Beda
Analisis daya beda menunjukkan bahwa 23,33% memiliki daya beda
lebih dari 0,30, sehingga dapat dikategorikan baik, artinya soal tersebut dapat
dengan baik membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Soal
tersebut adalah soal nomor 2, 9, 10, 12, 13, 17, dan 29. Selanjutnya, sebanyak
63,33% soal mempunyai daya beda 0,2D<0,3 yang artinya cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa soal tersebut sudah cukup membedakan antara kelompok
atas dan kelompok bawah. Soal yang memiliki daya beda cukup adalah soal
nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30. Untuk
soal nomor 4, 16, 18, dan 22 memiliki daya beda negatif. Persentase soal yang
memiliki daya beda negatif adalah 13,33%. Soal yang memiliki daya beda negatif
perlu dilakukan kajian ulang. Kajian ulang dilakukan untuk mengetahui penyebab
daya beda soal menjadi negatif. Hal ini dilakukan dengan melakukan interview
terhadap peserta tes. Peserta tes yang diwawancarai merupakan siswa yang
tergolong dalam kelompok atas dan kelompok bawah. Baik kelompok atas
maupun kelompok bawah diwakili oleh dua siswa.
Hasil interview menghasilkan kesimpulan bahwa soal nomor 4 dirasa
cukup sulit karena siswa berpikir bahwa kecepatan gelombang air laut belum
diajarkan, padahal soal tersebut dapat dikerjakan hanya mengandalkan analisis
dimensi. Hal ini menyebabkan siswa menjawab secara acak dan disimpulkan
bahwa inilah yang menjadi penyebab kenegatifan daya beda. Sedangkan soal
nomor 16, sebagian besar siswa sudah lupa dengan materinya sehingga jawaban
siswa menjadi kurang objektif. Hal serupa terjadi pada soal nomor 18 dan 22.
Kemungkinan inilah yang menyebabkan daya beda dari masing-masing soal
menjadi negatif. Selain itu, secara umum Bahasa Inggris yang digunakan dalam
soal dianggap sulit oleh siswa.
b. Tingkat Kesukaran
Persentase soal mudah, sedang, dan sukar berdasarkan tingkat kesukaran
ditunjukkan pada Tabel 4.28, berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.28. Prosentase Soal Kategori Mudah, Sedang, dan Sukar Berdasarkan Tingkat Kesukaran Instrumen Diseminasi
P Nomor Butir Soal f Kriteria % 1,00 0,00% 0,90 0,00% 0,80 15 1 3,33% 0,70 1, 3, 5, 9 4 13,33% Jumlah 5 Mudah 16,67% 0,60 8, 13, 19, 21, 23, 25, 29 7 23,33% 0,50 7, 22, 26 3 10,00% 0,40 10, 11, 12, 14, 24, 28, 30 7 23,33% 0,30 2, 17, 20, 27 4 13,33% Jumlah 21 Sedang 70,00% 0,20 16 1 3,33% 0,10 4, 6, 18 3 10,00% 0,00 0,00% Jumlah 4 Sulit 13,33%
Keterangan:
P: Tingkat Kesukaran
f: Frekuensi
Berdasarkan analisis tingkat kesukaran terdapat soal yang dapat
dikategorikan mudah sebanyak 16,67% soal tergolong mudah yaitu soal nomor 1,
3, 5, 9, dan 15. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat banyak siswa yang dapat
menjawab soal tersebut dan bukan hanya siswa pada kelompok atas saja. Dengan
kata lain, untuk mengerjakan soal-soal tersebut tidak diperlukan kemampuan yang
tinggi. Soal yang tergolong sedang sebanyak 70% yaitu soal nomor 2, 7, 8, 10, 11,
12, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Hal itu
menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dijawab oleh kelompok atas dan
kelompok bawah dengan proporsi yang tepat artinya kelompok atas lebih banyak
yang dapat menjawab jika dibandingkan dengan kelompok bawah. Sedangkan
soal yang dapat dikategorikan sulit adalah soal nomor 4, 6, 16, dan 18 dengan
persentase 13,33%. Soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi
menunjukkan bahwa untuk menjawab soal tersebut diperlukan tingkat
kemampuan yang tinggi.
c. Efektivitas Distraktor
Distraktor berfungsi dengan baik apabila dipilih oleh paling sedikit 2%
dari peserta tes. Diseminasi dilakukan pada 61 siswa, sehingga dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
distraktor yang dipilih minimal dua siswa dapat dikatakan berfungsi dengan baik.
Apabila distraktor belum dipilih siswa maka distraktor tersebut perlu direvisi.
Tabel 4.29 menyajikan analisis efektivitas distraktor hasil diseminasi. Hasil
analisis menunjukkan bahwa hanya distraktor pada soal nomor 15 dan 16 yang
kurang berfungsi dengan baik.
Tabel 4.29. Analisis Efektivitas Distraktor Instrumen Diseminasi
No Item
Kunci Jawaban
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih lebih dari
2% siswa
Pilihan Jawaban (A, B, C, D,E) yang dipilih kurang
dari 2% siswa
1 D A, B, C, E -
2 D A, B, C, E -
3 A B, C, D, E -
4 E A, B, C, D -
5 E A, B, C, D -
6 B A, C, D, E -
7 E A, B, C, D -
8 D A, B, C, E -
9 E A, B, C, D -
10 E A, B, C, D -
11 B A, C, D, E -
12 A B, C, D, E -
13 A B, C, D, E -
14 D A, B, C, E -
15 A B, D C, E
16 E B, C A, D
17 A B, C, D, E -
18 D A, B, C, E -
19 E A, B,C, D -
20 A B, C, D, E -
21 B A, C, D, E -
22 E A, B, C, D -
23 C A, B, D, E -
24 D A, B, C, E -
25 C A, B, D, E -
26 B A, C, D, E -
27 B A, C, D, E -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
28 A B, C, D, E -
29 C A, B, D, E -
30 D A, B, C, E -
d. Reliabilitas Tes
Reliabilitas soal yang diperoleh dengan menggunakan metode Kuder-
Richardson (KR-20) menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi (r11= 0,781)
karena 0,70 ≤ r11 < 0,80 (Suharsimi Arikunto, 2005: 100). Hal ini menunjukkan
bahwa instrumen yang digunakan dalam diseminasi ini reliabel untuk diteskan.
Jawaban peserta tes dan perhitungan daya beda, tingkat kesukaran, dan
reliabilitas tes terdapat pada Lampiran 17-20.
Hasil pengujian pada tahap diseminasi menunjukkan bahwa skor
penguasaan materi Fisika Semester Ganjil yang diperoleh dari 61 peserta tes
cukup memuaskan. Berdasarkan jumlah jawaban benar menunjukkan bahwa 54%
testi mendapat skor minimal 15 dari total jawaban benar 30. Ukuran sampel yang
digunakan pada tahap diseminasi menjadi 61 peserta yang ditingkatkan dari 15
responden pada tahap uji coba terbatas.
Hasil pada tahap ini menunjukkan bahwa pada indikator merumuskan
suatu besaran dengan analisis dimensi dan menjelaskan karakteristik gerak
melingkar beraturan yang terdapat pada masing-masing soal nomor 4 dan 18
memiliki nilai tingkat kesukaran paling rendah yang berarti bahwa soal tergolong
sulit. Soal nomor 4 merupakan soal analisis (analyze/ C4) sehingga diperlukan
tingkat kemampuan yang tinggi untuk merespon jawaban. Namun pada
kenyataannya, justru kelompok bawah yang lebih banyak menjawab benar, begitu
pula untuk soal nomor 18. Soal nomor 18 merupakan soal untuk mengukur
kemampuan memahami (understand/ C2). Dengan hasil ini, menunjukkan bahwa
soal kurang dapat mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya karena siswa
yang menjawab ternyata hanya menjawab secara acak. Terjadinya hal seperti ini
kemungkinan disebabkan dalam proses pembelajaran kemampuan menentukan
suatu rumus atau besaran berdasarkan analisis dimensi kurang ditekankan
sehingga ketika materi tersebut diteskan siswa merasa belum diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Sedangkan untuk pemahaman karakteristik gerak melingkar beraturan
kemungkinan disebabkan karena siswa kurang paham dengan besaran-besaran
pada gerak melingkar tersebut dan kurang paham tentang besaran vektor dan
skalar. Karena pada dasarnya karakteristik yang diteskan dalam soal ini
membahas tentang konstan atau tidaknya besaran dalam gerak melingkar
beraturan. Jadi, besaran tersebut selain ditentukan oleh besar (magnitude), perlu
juga diperhatikan arah (direction). Selanjutnya soal yang memiliki tingkat
kesukaran rendah adalah soal nomor 6 dengan indikator menerapkan penulisan
notasi ilmiah dalam operasi menggunakan aturan angka penting. Soal ini
merupakan soal C3 atau kemampuan menerapkan. Dalam hal ini, hanya sedikit
responden yang menjawab dengan benar yang kemungkinan disebabkan oleh
kurangnya pemahaman tentang operasi bilangan khususnya perkalian dengan
menggunakan aturan angka penting. Sehingga ketika diberikan soal penerapan,
siswa hanya melakukan perhitungan tanpa memperhatikan aturan angka
pentingnya.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa meskipun soal
merupakan soal-soal tersebut untuk mengukur kemampuan memahami,
menerapkan, dan menganalisis, tetapi diperlukan kemampuan yang tinggi.
Sehingga agar indikator-indikator tersebut dapat tercapai, perlu dilakukan
penekanan pada pokok bahasan yang memuat indikator tersebut. Sedangkan pada
indikator menentukan percepatan benda berdasarkan grafik hubungan kecepatan
dengan waktu yang terdapat pada nomor 15 memiliki nilai tingkat kesukaran
paling besar yang artinya soal mudah. Soal nomor 15 merupakan soal penerapan.
Dengan hasil ini menunjukkan bahwa konsep siswa dalam memahami grafik
untuk menentukan percepatan sudah baik dan tidak diperlukan tingkat
kemampuan tinggi untuk dapat merespon soal tersebut. Untuk soal nomor 1, 3, 5,
dan 9 juga dikategorikan mudah. Indikator-indikator pada nomor-nomor tersebut
masing-masing adalah menyatakan satuan SI besaran turunan dalam satuan baku,
menentukan besaran-besaran yang memiliki dimensi yang sama, membaca skala
yang ditunjukkan suatu alat ukur besaran panjang, waktu dan massa, menerapkan
metode komponen vektor untuk memperoleh resultan vektor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Sedangkan soal-soal selain yang disebutkan di atas mempunyai tingkat
kesukaran yang sedang. Hasil diseminasi ini menunjukkan terjadinya perbedaan
dalam sebaran tingkat kesukaran pada tahap diseminasi dibandingkan dengan
tahap uji coba terbatas. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah
perbedaan jumlah responden.
Penelitian pengembangan ini menghasilkan sejumlah 30 soal dengan
karakteristik soal berdasarkan daya beda dan tingkat kesukaran soal yang
ditunjukkan pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30. Karekteristik Soal Hasil Diseminasi
Nomor Soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Efektivitas Distraktor
1 Cukup Mudah Baik 2 Baik Sedang Baik 3 Cukup Mudah Baik 4 Negatif Sukar Baik 5 Cukup Mudah Baik 6 Cukup Sukar Baik 7 Cukup Sedang Baik 8 Cukup Sedang Baik 9 Baik Mudah Baik 10 Baik Sedang Baik 11 Cukup Sedang Baik 12 Baik Sedang Baik 13 Baik Sedang Baik 14 Cukup Sedang Baik 15 Cukup Mudah Tidak Baik 16 Negatif Sukar Tidak Baik 17 Baik Sedang Baik 18 Negatif Sukar Baik 19 Cukup Sedang Baik 20 Cukup Sedang Baik 21 Cukup Sedang Baik 22 Negatif Sedang Baik 23 Cukup Sedang Baik 24 Cukup Sedang Baik 25 Cukup Sedang Baik 26 Cukup Sedang Baik 27 Cukup Sedang Baik 28 Cukup Sedang Baik 29 Baik Sedang Baik 30 Cukup Sedang Baik
Tingkat kesukaran dan daya beda soal akan selalu berbeda dengan
kelompok siswa yang berbeda. Sehingga tidak bijaksana apabila menentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
secara mutlak daya beda minimum suatu item. Hal yang perlu diperhatikan adalah
daya beda soal positif atau tidak dan setiap soal mampu mengukur hasil belajar
atau tidak. Apabila semua hal tersebut terpenuhi maka soal hendaknya
dipertahankan (Wayan Nurkancana, 1983: 140). Dengan demikian, terdapat 26
soal yang sebaiknya dipertahankan untuk dapat diimplementasikan, sedangkan 4
soal yang lain perlu dipertimbangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kisi-kisi instrumen tersusun berdasarkan silabus penelitian pengembangan
dengan menggunakan metode adopsi sesuai dengan kurikulum KTSP dan
silabus A Level.
2. Tes yang dikembangkan telah memenuhi karakteristik internal tes yang
baik berdasarkan analisis butir soal berupa daya beda dan tingkat
kesukaran soal.
3. Tes yang dikembangkan memiliki validitas isi yang baik berdasarkan hasil
telaah pakar dan memiliki reliabilitas tes yang tinggi (r11=0,781).
4. Produk akhir tes hasil penelitian pengembangan berupa 26 soal tes yang
dapat dijadikan bank soal yang siap diimplementasikan.
5. Meskipun tes telah dikembangkan sesuai dengan standar, tes masih
memiliki kelemahan, yaitu Bahasa Inggris yang dianggap sulit oleh siswa
dan beberapa siswa menjawab soal dengan mengandalkan keberuntungan.
B. Saran
1. Dalam melakukan penilaian hasil belajar, disarankan agar guru-guru di
SMA RSBI menggunakan soal yang telah teruji validitas, reliabilitas, dan
karakteristik internalnya, sehingga output dari SMA RSBI benar-benar
mampu bersaing di dunia internasional.
2. Supaya tercapai tujuan diselenggarakannya sekolah RSBI, sebaiknya para
guru di SMA RSBI lebih tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan
penilaian pembelajaran untuk program tersebut karena maksud RSBI yang
terpenting adalah kualitas sekolah yang setaraf internasional.
3. Sebaiknya dilakukan evaluasi program RSBI secara rutin supaya kesalahan
konsep penyelengaraan sekolah RSBI dapat dihindari.
84