perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kinerja …/kinerja...kesadaran memberi dan meluangkan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
(DISPERINDAG) KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN PROGRAM PENGUATAN PASAR
DI BIDANG INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
SKRIPSI
Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Disusun Oleh :
HERNAWAN ADIE PRADITYO
D 0106065
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Program S1 Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGESAHAN
Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
Program S1 Reguler Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ERSEMBAHAN
Dengan sepenuh cinta dan rasa hormat, sebuah karya ini
kupersembahkan kepada :
1. Allah S.W.T yang selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada saya.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan semua yang terbaik
dalam hidupku.
3. Kakak & adik tersayang yang selalu mendukung dalam penyelesaian
skripsi ini.
4. Pacar tersayang & tercinta Mega Lisdiana yang selalu memberikan
supportnya kepada saya.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pembimbing Program Sarjana Srata1 (S1)
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Almamater Universitas Sebelas Maret Surakarta yang kubanggakan.
7. Sahabat dan teman-temanku semua, kalian My Best Friends
pokoknya.
8. Para pembaca yang budiman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Pengalaman adalah pengetahuan yang tak bisa di beli dengan
apa pun dan guru terhebat dalam hidup yang akan kita lalui
selanjutnya.
Kegagaln bukan hal membuat kita putus atas tapi jadikan itu
cambuk agar kita lebih maju.
Hidup adalah sebuah pilihan, jadi jalanilah semua dengan
tulus ikhlas dan selalu ingat pada Allah S.W.T.
Kesuksesan bukanlah suatu hasil akhir, tapi kesuksesan
adalah suatu proses.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Tugas akhir yang berjudul “KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN (DISPERINDAG) KOTA SURAKARTA
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PROGRAM PENGUATAN
PASAR DI BIDANG INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di bidang Ilmu
Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi materi maupun dalam penyajiannya. Hal ini
dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, petunjuk serta arahan dari berbagai pihak yang dengan penuh
kesadaran memberi dan meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta motivasi baik
secara moril maupun non moril. Oleh karena itpada kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
2. Bapak Drs. Ali, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, mengarahkan serta membantu penulis dalam
melakukan penelitian skripsi ini.
3. Segenap dosen pengajar yang telah memberikan bekal pengetahuan,
ketrampilan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Mei selaku staff pengurus IKM Disperindag Kota Surakarta beserta
karyawan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
5. Bapak Arief selaku pemilik Batik Warna Alam, Laweyan yang telah
memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan
penelitian ini.
6. Bapak H. Sulaeman selaku pemilik Puspa Kencana, Laweyan yang telah
memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan
penelitian ini.
7. Bapak Bambang Slameto selaku pemilik Merak Manis, Laweyan yang telah
memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan
penelitian ini.
8. Rekan-rekan yang telah membantu penulis selama dalam penelitian ini dan
juga yang telah memberikan motivasi.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga amal pembuatan yang telah
diberikan mendapat balasan dari Allah S.W.T. Terima kasih,.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Akhir kata semoga bantuan yang telah diberikan mendapat berkah dari
Allah S.W.T dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya, khususnya bagi kemajuan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .......................................................................... 10
1. Pengertian Kinerja ................................................................. 10
2. Pengertian Penguatan Pasar ................................................. 15
3. Pengertian Industri Kecil dan Menegah ................................ 15
4. Indikator Kinerja .................................................................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Publik .................................................................................... 26
6. Kinerja Disperindag Kota Surakarta dalam Rangka Mewujudkan
Program Penguatan Pasar Di Bidang IKM ............................... 29
B. Kerangka Pemikiran ................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ......................................................................... 40
B. Jenis Penelitian ........................................................................... 40
C. Sumber Data .............................................................................. 41
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 42
E. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 44
F. Validitas Data ............................................................................ 44
G. Teknik Analisis Data ................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 48
1. Sejarah Berdirinya Disperindag Kota Surakarta ................... 48
2. Lokasi Disperindag Kota Surakarta ...................................... 50
3. Tujuan Pendirian Disperindag Kota Surakarta ..................... 50
4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Disperindag Kota Surakarta... 51
5. Visi dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdangangan
Kota Surakarta ....................................................................... 52
6. Struktur Organisasi ............................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Masalah ................................. 81
1. Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari
Efektifitas ............................................................................. 82
2. Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari
Responsivitas ....................................................................... 88
3. Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari
Akuntabilitas ........................................................................ 90
4. Hambatan Industri Kecil dan Menengah (IKM) ................. 94
5. Kemudahan Industri Kecil dan Menengah (IKM) .............. 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 100
B. Saran ............................................................................. ............... 104
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 107
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah Tenaga Kerja (Dalam Ribuan) ................................. 3
Tabel 1.2 Data Jumlah Investasi (Dalam Jutaan) ........................................... 3
Tabel 2.1 Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan IKM tahun
2011-2015 ..................................................................................... 83
Tabel 2.2 Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan Penguatan
Pasar tahun 2011-2015 ................................................................. 85
Tabel 2.3 Hasil Indikator Efektifitas, Responsivitas dan Akuntabilitas ........ 98
Tabel 3.1 Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan IKM tahun
2011-2015 ..................................................................................... 100
Tabel 3.2 Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan Penguatan
Pasar tahun 2011-2015 ................................................................. 101
Tabel 3.3 Responsivitas Disperindag ............................................................ 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 39
Gambar 2.1 Bagan Model Analisis Interaktif (H.B. Sutopo, 2002:96) ........ 47
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Disperindag Kota Surakarta ....................... 53
Gambar 4.1 Proporsi Kepegawaian Disperindag Kota Surakarta menurut
Bidang Tugas .......................................................................... 96
Gambar 4.2 Proporsi Kepegawaian Disperindag Kota Surakarta menurut
Bidang Pendidikan ................................................................. 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
HERNAWAN ADIE PRADITYO, D 0106065, Kinerja Dinas Perindustrian
dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta dalam Rangka Mewujudkan
Program Penguatan Pasar Di Bidang Industri Kecil dan Menengah, Skripsi,
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Disperindag Kota Surakarta merupakan Instansi Pemerintah Daerah yang
mengurusi atau mengelola industri, perdagangan, pengawasan dan perlindungan
konsumen, yang salah satu tujuannya adalah mengembangkan dan mewujudkan
penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah kota Surakarta.
Disperindag bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
pemilik dan pengelola industri, maka untuk melihat sejauh mana kualitas
Disperindag Kota Surakarta dapat dilihat dari proses kinerjanya dalam mencapai
tujuan tersebut.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja
Disperindag Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan penguatan pasar dibidang
industri kecil dan menengah, yang termasuk faktor-faktor apa saja yang
menghambat dan mempermudah kinerja Disperindag, Penilaian kinerja yang
dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut : (1) Efekifitas (2)
Responsivitas (3) Akuntabilitas yang menghasilkan penguatan pasar sudah
terwujud atau belum.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan lokasi penelitian di
Disperindag Kota Surakarta, Jl. Yosodipuro Nomor 164, Telp (0271-714942).
Sumber data berasal dari informan yaitu karyawan dan staff Disperindag Kota
Surakarta, Pemilik Industri dan Dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data
berasal dari pengamatan (observasi), wawancara (interview) dan studi
dokumentasi. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling dan
teknik snowball sampling. Validitas data menggunakan teknik tringulasi data atau
sumber. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisa interaktif (interactive model of analysis).
Hasil penelitian menunjukan bahwa indikator Efektifitas Disperindag Kota
Surakarta sudah berjalan dengan baik, karena pencapaian renstra pada tahun ini
sudah terpenuhi dan kontribusi yang diberikan tentang pelatihan, pembinaan, dan
fasilitasi IKM sudah dilakukan. Responsivitas Disperindag Kota Surakarta dapat
dikatakan belum maksimal, karena masih banyak keluhan para pemilik industri
yang belum ditanggapi. Kinerja Disperindag Kota Surakarta dari sisi akuntabilitas
yang dilakukan dengan cara menyediakan segala fasilitas yang diperlukan oleh
industri, pembinaan, pelatihan, permodalan, memberiikan harga yang lebih murah,
dan lain-lain, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja Disperindag Kota
Surakarta dalam rangka mewujudkan program penguatan pasar di bidang industri
kecil dan menengah bisa dikatakan sudah berjalan dengan baik.
Kata Kunci : Kinerja, Penguatan Pasar, IKM, Efektifitas, Responsivitas dan
Akuntabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
Hernawan Adie Pradityo, D 0106065, The Performance of Industry and Trade
Service (Disperindag) of Surakarta City in the Attempt of Realizing the
Market Reinforcement Program in Small to Medium Scale Industry, Thesis,
State Administration, Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas
Maret University, 2011.
Disperindag of Surakarta City is the Local Government Institution
managing industry, trade, consumer supervision and protection, one objective of
which is to develop and to realize the market reinforcement in small to medium
scale industry of Surakarta city. Disperindag is responsible for providing service
to the public, industrial owner and manager; therefore to see how far the quality of
Disperindag of Surakarta City, it can be seen from its performance process in
achieving that objective.
The problem statement in this research is how the performance of
Disperindag of Surakarta City is in the attempt of realizing the market
reinforcement in small to medium scale industry, what factors inhibit and support
the performance of Disperindag, the performance assessment can be seen from the
following indicators: (1) effectiveness, (2) responsiveness, (3) accountability
producing market reinforcement, whether or not has been realized.
This study belongs to a descriptive qualitative research taken place in
Disperindag of Surakarta City, Yosodipuro Street Number 164, phone (0271-
714942). The data source derived from the informant including the employees and
staff of Surakarta City’s Disperindag, Industry Owner and Document or archive.
The technicques of collecting data derived from observation, interview and
documentation study. The sampling technique used was snowball sampling. Data
validation was done using data or source triangulation technique. Technique of
analyzing data used in this research was an interactive model of analysis.
The result of research showed that effectiveness indicator of Surakarta
City’s Disperindag has run well, because the achievement of strategic plan this
year has been met and the contribution had given to the training, counseling and
facilitation of IKM. The responsiveness of Surakarta City’s Disperindag may be
said as not maximal, because there are still many complaint from the industrial
owner that have not been responded to. The performance of Surakarta City’s
Disperindag from the accountability side has been done by providing any facilities
needed by industry, counseling, training, capital, giving lower price, and etc, so it
could be concluded that the performance of Surakarta City’s Disperindag in the
attempt of realizing market reinforcement program in small to medium scale
industry can be said as running well.
Keywords: Performance, Market Reinforcement, IKM, Effectiveness,
Responsiveness, and Accountability
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini laju perkembangan dan kemajuan disegala
bidang dirasakan bergerak semakin cepat. Kondisi ini secara otomatis akan
mempengaruhi kehidupan setiap orang untuk menjadi lebih siap menghadapi
perubahan tersebut. Begitu pula setiap daerah atau wilayah yang ada di
Indonesia. Setiap daerah yang ada di Indonesia selalu ingin menjadi yang
terbaik. Berbagai strategi dan kebijakan daerah yang dijalankan pada
prinsipnya semata-mata ditujukan untuk memajukan wilayahnya demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daerahnya. Dengan berbasis
mengangkat potensi daerah yang antara lain berupa potensi wisata, potensi
perindustrian dan perdagangan, potensi seni dan budaya yang khas dan unik,
suatu daerah akan mampu mempromosikan keunggulannya dan sekaligus
akan mampu mengangkat citra positif daerah yang bersangkutan.
Kota Surakarta atau dengan sebutan lain kota Solo adalah salah satu
kota dengan kategori kota tujuan wisata yang berada di provinsi Jawa Tengah.
kota Surakarta dalam perjalanannya sekarang ini merupakan kota yang
berkembang sangat cepat, jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang ada
disekitarnya, terutama dengan mengangkat sloganya yang terkenal yakni “
The Spirit of Java”. Dengan Visinya yaitu “Terwujudnya Kota Sala sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa , Pendidikan,
Pariwisata dan Olah Raga”. kota Surakarta bertekad untuk mendayagunakan
seluruh potensi yang ada demi mewujudkan kota yang maju, sejahtera dan
dikenal baik ditingkat regional, nasional dan bahkan internasional.
Adapun tempat-tempat wisata dan pasar yang sedang dikembangkan
oleh kota Surakarta serta ditujukan kepada masyarakat luas, baik lokal
maupun mancan negara agar lebih mengenal lebih dekat mengenal tentang
kota Surakarta. Pada kategori ini, Industri kecil dan menengah (IKM) yang
menjadi fokus utama kota Surakarta yang ingin selalu dikembangkan untuk
kemajuan kota. Industri kecil dan menengah (IKM) adalah suatu kegiatan
yang kegiatanya mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan
jadi untuk didistribusikan lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau
konsumen. Industri kecil yang ditangani oleh Disperindag kota Surakarta
adalah Batik Warna Alam di Semanggi dan Laweyan dan Hendicraf,
sedangkan industri menengahnya adalah Industri Batik Merak Manis, Batik
Puspa Kencana yang merupkan suatu industri yang bergerak dibidang industri
pembatikan. Adapun contoh industri menengah yang merupakan suatu tempat
wisata kuliner yang menyediakan berbagai macam jenis makanan khas kota
Surakarta dan sudah menjadi “trade mark” kota Surakarta sebagai salah satu
tempat tujuan wisata kuliner malam yang khas, nyaman, bersih, representatif
dan berdaya tarik atau memikat masyarakat adalah Pasar Galabo yang juga
termasuk industri menengah kota Surakarta. Badan yang mengurusi dan
mengelola industri kecil dan menengah diatas adalah Dinas Perindustrian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Perdagangan (Disperindag) kota Surakarta. Disperindag dituntut memiliki
kemampuan untuk menjamin kelangsungan hidup dan berkembangnya
industri kecil dan menengah tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh dan
perkembangan industri kecil dan menengah kota kota Surakarta dari tahun
2003 - 2010 dapat dilihat pada tabel data dibawah ini :
Tabel 1.1 Data Jumlah Tenaga Kerja
(Dalam Ribuan)
NO JENIS INDUSTRI
CONTOH INDUSTRI
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 KECIL Batik Warna Alam&Hendicraf
21.531 21.888 22.064 24.954 25.482 26.167 26.656 28.283
2 MENENGAH Batik Merak Manis, Batik Puspa Kencana&Pasar Galabo
13.350 12.500 10.572 7.560 7.770 7.938 7.957 7.962
Sumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta
Menurut Data diatas, maka yang membedakan antara industri kecil dan
menengah pada jumlah tenaga kerjanya adalah tenaga kerja pada industri kecil
lebih banyak dibandingkan dengan industri menengah.
Tabel 1.2 Data Jumlah Investasi
(Dalam Jutaan)
NO JENIS INDUSTRI
CONTOH INDUSTRI
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 KECIL Batik Warna Alam&Hendicraf
51.292,070 53.954,060 55.091,910 57.895,790 62.681,093 68.449,036 5.298.347,50 ‐
2 MENENGAH Batik Merak Manis, Batik Puspa Kencana&Pasar Galabo
82.910,260 71.709,663 66.596,716 45.870,748 52.062,148 58.140,580 ‐ ‐
Sumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Menurut Perda No. 9 tahun 2003 yang membedakan antara industri
kecil dan menengah adalah pendapatan investasi yang dihasilkan tiap
tahunnya. Seperti tabel yang diatas menerangkan bahwa jumlah investasi
indusri kecil dari tahun 2003-2010 mengalami peningkatan yang signifikan,
sedangkan industri menengah dari tahun 2003-2010 mengalami penurunan,
tapi pada tahun 2006-2010 jumlah investasi industri kecil lebih besar
dibandingkan dengan industri menengah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) merupakan suatu
unit kerja atau lembaga resmi Pemerintah yang memiliki tugas pokok dan
fungsi mengelola dan mengawasi segala bentuk kegiatan perindustrian dan
perdagangan yang terjadi didalam suatu wilayah atau daerah. Setiap jenis
usaha yang bergerak dibidang perindustrian dan perdagangan yang akan
didirikan di kota Surakarta harus mendapatkan izin resmi terlebih dahulu dari
kantor Disperindag kota Surakarta untuk menjamin kelayakan kegiatan
tersebut dapat diselenggarakan atau tidak. Tugas pokok dan fungsi tersebut
diatas sejalan dengan visi, misi dan tujuan kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) kota Surakarta yang tertuang di dalam rencana
strategis 2011-2015 dengan (1) visi : terwujudnya kota Surakarta sebagai kota
perdagangan dan industri yang maju dan berwawasan budaya (2) misi :
terciptanya kesempatan berusaha di sektor perdagangan dan industri yang
berwawasan budaya, meningkatkan pelancaran distribusi barang dan jasa
perdagangan dalam negeri dan luar negeri (3) tujuan : pengembangan industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kecil dan menengah (IKM), penguatan produk, penguatan pasar, pengamanan
pasar, pengawasan produk dan pengamanan produk.
Dalam tujuan penguatan pasar yang dimaksud disini adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu sasaran yaitu (branding)
pencitraan kota Surakarta, market intelligent, dan pelayanan perijinan. Jadi
yang menjadi dasar Disperindag kota Surakarta dalam program penguatan
pasar tercantum dalam rumusan tujuan rencana strategis (renstra) Disperindag
kota Surakarta yang telah dijelaskan sebelumnya sebagai acuan kinerja
Disperindag untuk mewujudkan program penguatan pasar di bidang industri
kecil dan menengah.
Kinerja Disperindag disini sangat dibutuhkan untuk mengelola
jalannya kegiatan perindustrian dan perdagangan agar menjadi lebih
berkembang dan maju sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan kota
Surakarta dan sekaligus untuk membuktikan kepada masyarakat luas bahwa
kota Surakarta merupakan kota yang tidak pernah tidur dan selalu
berkembang. Untuk menunjang keberhasilan kinerja Disperindag tersebut,
maka sangat diperlukannya tersedianya beberapa faktor, yaitu antara lain
adalah : Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam
pengelolaannya, Policy-Regulation-Guidelines dan SOP (PRGS) yang jelas
dan implementatif, serta komitmen dan dukungan dari pemerintah daerah
dalam hal ini adalah Walikota Surakarta. Semua komponen diatas sangat
mutlak ada dan diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan profesional sangat
penting dalam rangka menghasilkan pemikiran-pemikiran yang cerdas dan
produktif untuk menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan industri
kecil dan menengah yang dikelola oleh Disperindag kota Surakarta. Kinerja
sumber daya manusia pada akhirnya akan sangat mempengaruhi berhasil dan
tidaknya kinerja organisasi (Disperindag) dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya. PRGS diperlukan untuk memberikan arah, pedoman dan acuan
yang jelas tentang pengelolaan pasar untuk sekarang dan akan datang.
Sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman yang jelas bagi petugas
pengelola dan pelaksana pengelolaan kinerjanya dalam mengatasi persoalan-
persoalan ataupun permasalahan yang dihadapi dengan cepat dan tepat,
sekaligus dapat dipergunakan sebagai acuan atau dasar penyusunan rencana
strategis pengembangan yang diharapkan terus berkembang dimasa
mendatang.
Komitmen dan dukungan Pemerintah kota Surakarta juga sangat
diperlukan, terutama dalam hal pemberian legalitas, fasilitas atau sarana dan
prasarana penunjang yang diperlukan bagi pengelolaan industri kecil dan
menengah yang sedang dikembangkan agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dengan kata lain, keberhasilan pengelolaan tempat tersebut dalam
mengembangkan usaha untuk mencapai tujuan tidak dapat dipisahkan dari
kinerja Disperindag kota Surakarta. Berbagai terobosan sangat diperlukan
dalam upaya pengembangan industri kecil dan menengah yang ada agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
mampu bertahan dan bersaing secara sehat bersama dengan jenis usaha-usaha
lainnya yang sejenis dan hidup berdampingan di kota Surakarta dengan baik.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
berkeinginan mengulas dan melakukan penelitian mengenai bagaimana
kinerja Disperindag kota Surakarta dalam mengelola dan mengembangkan
usaha dan industri yang diurusinya dalam rangka mewujudkan program
penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah (IKM).
Oleh karena itu, penulis memilih judul :
“KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
(DISPERINDAG) KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN PROGRAM PENGUATAN PASAR DI BIDANG
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH”
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
yang menjadi masalah penelitian ini adalah :
“Bagaimana kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) kota Surakarta dalam rangka mewujudkan program penguatan
pasar di bidang industri kecil dan menengah”?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) kota Surakarta dalam rangka mewujudkan program penguatan
pasar di bidang industri kecil dan menengah sudah berjalan dengan baik.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi perkembangan ilmu manajemen publik khususnya
mengenai kinerja.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan informasi
tambahan bagi penelitian yang lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan informasi dan referensi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan yang ingin mengetahui tentang bagaimana
kinerja Disperindag dalam mewujudkan program penguatan pasar
dibidang industri kecil dan menengah di kota Surakarta.
b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
sebagai bahan pemikiran untuk memperbaiki kinerja Instansi
Pemerintah Daerah, khususnya Disperindag kota Surakarta dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi
lebih baik lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar Sarjanaa S-1
pada jurusan Ilmu Administrasi Negara pada Falkutas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja karyawan menurut Simamora adalah tingkat
hasil kerja karyawan dalam mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan
yang diberikan. Kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan (Simamora, 2002:500).
“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi” (Depdiknas,
2004:34).
“Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
(Anwar Prabu Mangkunegara, 2000:67)
“Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu”. (Maluyu S.P. Hasibuan, 2001:34)
Kinerja atau performansi kerja merupakan suatu bentuk
kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang
berasal dari perbuatannya sendiri.
Menurut (Miner dalam Surya dan Hananto, 2004:35),
dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian dari
perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut mencakup :
a. Quality of Output
Kinerja dinyatakan baik apabila kualitas output yang
dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang telah
ditentukan.
b. Quantity of Output
Kinerja juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan.
Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja yang baik apabila
jumlah atau kuantitas output yang di capai dapat melebihi atau
paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak
mengabaikan kualitas output tersebut.
c. Time at Work
Dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam
mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas
dan kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mempunyai kinerja yang baik apabila individu dapat menyelesaikan
pekerjaan secara tepat waktu
d. Cooperation With Others’ Work
Kinerja juga dinilai dari kemampuan seseorang individu
untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain, misalnya
kemampuan bekerjasama, tingkat keaktifan dan keinginan untuk
maju.
Kinerja organisasi sebagai gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya
mewujudkan sarana, tujuan misi dan visi organisasi berhubungan dengan
berbagai aktivitas dalam rantai nilai (value chain) yang ada pada
organisasi. (Bastian dalam Hessel Nogi, 2005:175)
Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil
yang diharapkan. (Joko Widodo, 2008:78)
Kinerja sebagai pemanfaatan sumber daya secara efektif dan
efisien untuk mencapai hasil. (Berman dalam Yeremias T. Keban,
2008:209)
Kinerja perusahaan, yaitu sebagai fungsi hasil-hasil perkerjaan
kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor intern
dan ekstern organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama
periode waktu tertentu. (Pabundu Tika, 2006:122)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Menurut Hands de Bruijn (2002) dalam penelitiannya tentang
Performance Measurement in the Public Sector : strategies to cope with
the risks of performance measurement menyatakan bahwa performance
measurement can fill a number of functions. (Dalam penelitiannya tersebut
Hans de Brujin (2002) menyatakan bahwa fungsi dari pengukuran kinerja
antara lain adalah sebagai berikut) :
a. Transparency (Transparansi)
“An organization can make clear what product it supplies, andby
means of an input-output analysis-the cost involved”.
Suatu organisasi perlu melakukan analisis persediaan, dan
dengan cara input-output analisis-biaya yang digunakan sehingga
perusahaan dapat mengetahui dengan jelas pemasukan dan
pengeluaran perusahaan.
b. Learning (Belajar)
“An organization takes a s tep further when it uses performance
measurement to learn. The transparency created may teach an
organization what it does well and where improvements are possible”.
Sebuah organisasi perlu menggunakan pengukuran kinerja untuk
belajar. Perusahaan perlu menciptakan transparansi sehingga dapat
mengajarkan pada organisasi tersebut mengenai apa yang perlu
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka melakukan perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Appraising (Penilaian)
“A performance based appraisal can be given of the functioning of an
organization”.
Kinerja dapat juga dipergunakan untuk melakukan penilaian di
dalam fungsi organisasi secara keseluruhan maupun penilaian kinerja
karyawan.
d. Sanctioning (Sanksi)
“Appraisal may be followed by a positive sanction if performance is
good or by a negative sanction if performance is insufficient”.
Penilaian kinerja juga dapat dilakukan sebagai dasar pemberian
sanksi bagi karyawan, di mana pemberian penghargaan jika kinerja
baik atau pemberian sanksi jika kinerja tidak cukup.
Dari pengertian tersebut di atas, pada dasarnya kinerja
menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu perkerjaan
atau apa yang keluar (outcome). Bila disimak lebih lanjut apa yang
terjadi dalam sebuah perkerjaan atau jabatan adalah suatu proses yang
mengolah input menjadi output (hasil kerja).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja dari seseorang atau kelompok orang dalam organisasi
berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dalam upaya untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan dan disepakati
bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Pengertian Penguatan Pasar
Penguatan Pasar adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai suatu sasaran yaitu (branding) pencitraan kota, market
intelligent, dan pelayanan perijinan (dalam rumusan tujuan rencana
strategis (renstra) Disperindag kota Surakarta 2011-2015).
3. Pengertian Idustri Kecil dan Menengah
Menurut Surat Keputusan Menteri Nomor 135/M/SK/8/1977, yang
dimaksud dengan industri kecil adalah suatu badan usaha atau industri
dimana :
1) Industri yang modal untuk mesin-mesin, peralatan sejumlah
<7.000.000.
2) Investasi ketenagakerjaan <625.000.
3) Pemiliknya adalah seorang warga negara Indonesia (WNI).
Menurut A.R.Soehoed, usaha industri kecil adalah suatu badan
usaha dimana investasi peralatan dan mesin-mesin tidak termasuk gedung
dan tanah paling besar adalah sejumlah 63.000.000 yang mana setiap
investasinya sejumlah 625.000 yang dapat menyerap 10.000 tenaga kerja.
Menurut skala usaha Badan Pusat Statistik (BPS), industri kecil
adalah suatu industri yang jumlah tenaga kerjanya 5-19 orang, sedangkan
industri menengah adalah industri yang jumlah tenaga kerjanya 20-99
orang.
Industri Menegah adalah kegiatan ekonomi yang produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha kecil atau besar yang memiliki kekayaan bersih
>5000.000.000 sampai dengan paling banyak 10 milyar rupiah, yang tidak
termasuk tanah dan bangunaan tempat usaha atau memiliki hasil dan
penjualan tahunan > 2-5milyar rupiah (Dalam Lebel Industri Kecil dan
Menengah Badan Pusat Statistik (BPS)).
4. Indikator Kinerja
Untuk menilai kinerja organisasi ini tentu saja diperlukan
indikator-indikator untuk mengukurnya secara jelas. Sebagai pedoman,
dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau
alasan dibentuknya sebuah organisasi. Misalnya, untuk sebuah organisasi
privat atau swasta yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dan
atau barang, maka ukuran kinerjanya adalah seberapa besar organisasi
tersebut mampu memproduksi barang untuk menghasilkan keuntungan
bagi organisasi. Untuk dapat melalukan penilaian terhadap kinerja secara
tidak langsung maka dibutuhkan beberapa indikator kinerja.
Mohamad Mahsun (2006:71) mengemukakan bahwa indikator
kinerja (performance indicators) sering disamakan dengan ukuran kinerja
(performance measure). Namun sebenarnya, meskipun keduanya
merupakan kriteria pengukuran kinerja terhadap perbedaan makna.
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung
yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sedangkan ukuran kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada
penilaian kinerja secara langsung sehingga bentuknya lebih bersifat
kuantitatif.
Indikator kinerja adalah suatu variabel yang digunakan untuk
mengespresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisien proses atau
operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi.
Lohman (dalam Moh. Mahsun, 2006:71)
Indikator kinerja oganisasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif
yang mengambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kinerja merupakan
kriteria yang digunakan untuk menilaian keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. (Bastian
dalam Hessel Nogi, 2005:175)
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui
apakah suatu aktivitas atau progam telah dilakukan secara efisien dan
efektif. Indikator kinerja tiap-tiap unit berbeda-beda tergantung pada tipe
pelayanan yang dihasilkan.
Selim dan Woodward (dalam Agus Dwiyanto, 2002:52) melihat
kinerja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi, efisien,
efektivitas, dan persamaan pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Menurut Zeithalm, Parasuraman dan Berry (dalam Agus
Dwiyanto, 2002:53) mengemukan bahwa kinerja pelayanan publik yang
baik dapat dilihat melalui berbagai indikator yang sifatnya fisik
diantaranya Tangibles (ketampakan fisik), Realbiity (realibilitas),
Responsiveness (responsivitas), Assurance (kepastian), Emphaty
(perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan).
Kumorotomo (dalam Agus Dwiyanto, 2002:52) menggunakan
beberapa kriteria untuk untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja
organisasi pelayanan publik antara lain :
a. Efisiensi
Efisiensi menyangkut pertimbangan tentang keberhasilan
organisasi pelayanan publik mendapatkan laba, memanfaatkan
faktor-faktor produksi serta timbangan yang berasal dari rasionalitas
ekonomi. Apabila diterapkan secara objektif, kriteria seperti
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas merupakan kriteria efesiensi
yang sangat relevan.
b. Efektivitas
Apakah tujuan dari didirikannya pelayanan publik tersebut
tercapai. Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai,
misi, tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Keadilan
Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan
yang diselenggarkan oleh organisasi pelayana publik. Kriteria ini
erat kaitannya dengan konsep ketercukupan dan kepantasan.
Keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu,
kebutuhan, dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat terpenuhi. Isu-isu
yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada
kelompok pinggiran dan sebagainya akan mampu dijawab kriteria
ini.
d. Daya tanggap
Berlainan dengan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
swasta, organisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya
tanggap Negara atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat.
Oleh sebab itu, kriteria organisasi tersebut secara keseluruhan harus
dapat dipertanggung jawabkan secara transparan demi memenuhi
kriteria daya tanggap ini.
Menurut Ratmino dan Atik Septi Winarsih (2005:174)
menjelaskan bahwa indikator-indikator kinerja sangat bervariasi sesuai
dengan fokus dan konteks penelitian yang dilakukan dalam proses
penemuan dan penggunaan indikator tersebut. Dari sekian banyak
indikator yang ada, kesemuannya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Indikator kinerja yang berorentasi pada proses, yang meliputi :
a) Efektivitas
Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang
maupun misi organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan ini harus
mengacu pada visi organisasi.
b) Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara keluaran
dan masukan Pemerintah Daerah untuk menghasilkan keluaran
yang dibutuhkan oleh masyarakat.
c) Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran dan
masukan. Idealnya Pemerintah Daerah harus dapat
menyelenggarakan suatu jenis pelayanan tertentu dengan
masukan (biaya dan waktu) yang sesedikit mungkin. Dengan
demikian, kinerja Pemerintah Daerah akan menjadi semakin
tinggi apabila tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan biaya yang
semurah-murahnya.
d) Kepuasan
Kepuasan adalah seberapa jauh Pemerintah Daerah dapat
memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e) Keadlian
Keadilan yang merata, artinya cakupan atau jangkauan
kegiatan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah
harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata
dan diberlakukan secara adil.
2) Indikator kinerja yang berorentasi pada hasil, yang meliputi :
a) Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan perusahan untuk
mengenali kebutuhan masyarakat dengan menyusun agenda dan
prioritas pelayanan, serta mengembangkan program-program
pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa responsivitas ini
mengukur daya tanggap perusahaan terhadap harapan, keinginan
dan aspirasi serta tuntutan customers atau masyarakat.
b) Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran yang menunjukan seberapa
besar tingkat kesesuaian antara penyelenggara pemerintah
dengan hukum atau peraturan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
c) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukan seberapa
besar tingkat kesesuian antara penyelenggara pemerintah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki
oleh stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang
dalam masyarakat.
d) Keadaptasian
Keadaptasian adalah ukuran yang menunjukan daya
tanggap organisasi terhadap tuntutan perubahan yang terjadi di
lingkungan.
e) Kelangsungan Hidup
Kelangsungan Hidup adalah seberapa jauh Pemerintah
Daerah atau progam pelayanan dapat menunjukan kemampuan
untuk terus berkembang dan bertahan hidup dalam
berkompentisi dengan daerah atau progam lain.
f) Keterbukaan atau Transparasi
Keterbukaan atau Transparasi adalah prosedur atau tata
cara penyelenggaraan permerintah dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan
secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
g) Empati
Empati adalah perlakuan atau perhatian Pemerintah
Daerah terhadap isu-isu yang sedang berkembang dalam
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Agus Dwiyanto (2002:49) mengemukakan bahwa penelitian kinerja
birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan
indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi dan
efektivitas, tetapi harus dilihat juga indikator-indikator yang melekat pada
masyarakat, yaitu efektivitas, akuntabilitas, dan responsivitas. Penilaian
kinerja ini menjadi sangat penting karena birokrasi publik seringkali
memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa tidak
memiliki alternatif sumber pelayanan.
Agus Dwiyanto (2002:49) mengemukakan 5 (lima) indikator yang
biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu :
1. Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,
tetapi juga efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya
dipahami sebagai rasio antara input dan output. Konsep produktivitas
dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GOA)
mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas
dengan memasukan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki
hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang
penting.
2. Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas pelayanan cenderung menjadi semakin
penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik
karena ketidakpuasan masyarakat terhadap layanan yang diterima dari
layanan organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat
terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik.
Keuntungan utama menggunakan kepuasaan masyarakat sebagai
indikator kinerja adalah informasi kepuasan masyarakat seringkali
tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kualitas
layanan seringkali diperoleh dari media massa atau diskusi publik.
Akibat akses terhadap informasi mengenai terhadap ketidakpuasaan
masyarakat terhadap kualitas terhadap layanan sangat tinggi, maka
bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah dan
murah digunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk
menilai kinerja organisasi publik.
3. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan
serta pengembangan progam-progam pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di
sini menunjukan pada keselarasan antara program dan kegiatan
pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas
dimasukan sebagai salah satu indikator kinerja karena respontivitas
secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam
menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kebutuhan masyarakat. responsivitas yang terendah ditunjukan
ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal
tersebut jelas menunjukan kegagalan organisasi dalam mewujudkan
misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang kurang
baik.
4. Responsibilitas
Responsibilitas apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik
itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar
atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun
implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika
berbenturan dengan responsivitas.
5. Akuntabilitas
Akuntabilitas publik menunjukan pada seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat
politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan
selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini
konsep akuntabilitas dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan
kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya
bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
publik, khususnya penyelenggaraan pemerintah dengan menggunakan
ukuran eskternal masyarakat, seperti nilai dan norma.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi publik.
Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu
proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap
sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga
merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu organisasi.
Bagi suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan
kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka
mewujudkan tujuan organisasi. Sederhananya, kinerja merupakan produk
dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai
tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen.
Sebagai produk dari kegiatan organisasi dan manajemen, kinerja
organisasi selain dipengaruhi oleh faktor-faktor input juga sangat
dipengaruhi oleh proses-proses administrasi dan manajemen yang
berlangsung. Sebagus apapun input yang tersedia tidak akan menghasilkan
suatu produk kinerja yang diharapkan secara memuaskan, apabila dalam
proses administrasi dan manajemennya tidak bisa berjalan dengan baik.
Antara input dan proses mempunyai keterkaitan yang erat dan sangat
menentukan dalam menghasilkan suatu output kinerja yang sesuai harapan
atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Mengingat bahwa kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor
input dan proses-proses manajemen dalam organisasi, maka upaya
peningkatan kinerja organisasi juga terkait erat dengan peningkatan
kualitas faktor input dan kualitas proses manajemen dalam organisasi
tersebut. Analisis terhadap kondisi input dan proses-proses administrasi
maupun manajemen dalam organisasi merupakan analisis kondisi internal
organisasi. Selain kondisi internal tersebut kondisi-kondisi eksternal
organisasi juga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kinerja
organisasi.
Menurut (Bryson, 2002:20) Penilaian terhadap faktor-faktor
kondisi eksternal tersebut dapat dilakukan dalam analisis :
1. Kecenderungan politik, ekonomi, sosial, teknologi, fisik, dan
pendidikan.
2. Peranan yang dimainkan oleh pihak-pihak yang dapat diajak bekerja
sama (collaborators) dan pihak-pihak yang dapat menjadi kompetitor,
seperti swasta, dan lembaga-lembaga lainnya.
3. Dukungan pihak-pihak yang menjadi sumber resources seperti para
pembayar pajak, asuransi, dan sebagainya.
Yuwono, dkk (dalam Hessel Nogi, 2995:180), mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi kinerja suatu
organisasi meliputi upaya manajemen dalam menterjemahkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki organisasi, dan kepemimpinan yang efektif.
Ruky (dalam Hessel Nogi, 20056:180) mengindentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja
organisasi sebagai berikut :
1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang
digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh
organisasi.
2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.
3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan
ruang dan kebersihan.
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada
dalam organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang meliputi aspek kompensasi,
imbalan, promosi, dan lain-lain.
Hessel Nogi (2005:182) menyimpulkan bahwa dari banyak faktor
yang telah dikemukan, terdapat faktor yang dianggap dominan dalam
mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai oleh suatu organisasi
baik faktor internal ataupun eksternal. Ada yang mempersoalkan peralatan,
sarana dan prasarana, atau teknologi sebagai faktor dominan, ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mempersoalkan kualitas sumber daya manusia, yang dimiliki oleh
organisasi dan ada yang mempersoalkan mekanisme kerja, budaya
organisasi, serta efektivitas organisasi kepemimpinan yang ada dalam
suatu organisasi.
6. Kinerja Disperindag Kota Surakarta dalam Rangka Mewujudkan
Program Penguatan Pasar Di Bidang Industri Kecil dan Menengah
Disperindag Kota Surakarta merupakan Instansi Pemerintah Daerah
yang mengurusi atau mengelola industri, perdagangan, pengawasan dan
perlindungan konsumen, yang salah satu tujuannya adalah
mengembangkan dan mewujudkan penguatan pasar di bidang industri
kecil dan menengah kota Surakarta. Disperindag bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemilik dan pengelola
industri, maka untuk melihat sejauh mana kualitas Disperindag Kota
Surakarta dapat dilihat dari proses kinerjanya dalam mencapai tujuan
tersebut.
Kinerja Disperindag kota Surakarta dapat diidentifikasikan melalui
berbagi indikator kinerja yang mana hal ini dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil
dan menengah bagi masyarakat. Kinerja Disperindag kota Surakarta dalam
mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah dapat
diketahui dari tiga indikator sebagai indikasi untuk menilai kinerja yaitu
efektivitas, responsivitas, akuntabilitas. Ketiga indikator ini dipilih dengan
alasan bahwa indikator-indikator ini dirasa telah mewakili dari beberapa
indikator yang banyak digunakan untuk melihat kinerja sutau organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
publik baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari pihak pengguna
jasa.
Mengacu pada beberapa pendapat tokoh mengenai indikator kinerja
organisasi publik indikator efektivitas, responsivitas dan akuntabilitas ini
yang banyak disebutkan untuk menilai kinerja organisasi. Berikut ini
dijelaskan mengenai batas-batas terhadap indikator yang telah dipilih
sebagai tolak ukur keberhasilan, yaitu sebagai berikut:
a. Efektivitas
Efektivitas merupakan salah satu indikator kinerja yang
berorientasi pada proses. Suatu organisasi dapat dikatakan efektif
apabila tujuan organisasi atau nilai-nilai yang telah disepakati bersama
antara para stakeholder dari organisasi sebagaimana ditetapkan dalam
visinya dapat tercapai.
Menurut Mitai Etzioni (dalam Yeremias T. Keban, 2008 : 227)
efektivitas organisasi menggambarkan sampai seberapa jauh suatu
organisasi merealisasikan tujuan akhirnya. Sedangkan secara lebih
umum. Jonh R. Kimberly (dalam Yerenias T. Keban, 2008:227)
menjelaskan bahwa efektivitas organisasi menyangkut semua kondisi
yang diperlukan organisasi untuk bertahan hidup dengan istilah
”survival”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Steers (1985: 1-6) mengemukakan bahwa konsep efektivitas
sendiri memiliki definisi yang beraneka ragam, bergantung pada
kerangka acuan yang digunakan. Namun efektivitas dapat lebih mudah
dipahami melalui sudut pandang pencapaian tujuan yang layak dan
optimal, karena efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu
organisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan operasi dan operasionalnya.
Gibson (dalam Pabundu Tika, 2006:129) menyebutkan kriteria
efektivitas organisasi terdiri dari lima unsur yaitu sebagai berikut:
1) Produksi, merupakan kriteria efektivitas yang mengacu keuntungan,
penjualan, pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang
dilayani, dan lain-lain. Ukuran ini berhubungan langsung dengan
yang dikomsumsi oleh pelanggan dan rekanan organisasi yang
bersangkutan.
2) Efisien, merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada ukuran
penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi. Efesiensi
adalah perbandingan antara keluaran dan masukan yang diukur
berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya dan waktu yang
digunakan.
3) Kepuasan, merupakan kriteria yang mengacu pada keberhasilan
organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawannya yang meliputi
sikap karyawan, penggantian karyawan, absensi, kelambatan,
keluhan, kesejahteraan dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Keadaptasian, merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada
tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal.
5) Kelangsungan hidup, merupakan kriteria yang mengacu pada
tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam memperbesar
kapasitas dan potensinya untuk berkembang.
Dari beberapa definisi mengenai konsep efektivitas di atas maka
dapat diambil kesimpulan bahwa efektivitas merupakan indikator kinerja
yang menunjukan sejauh mana keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran, baik jangka pendek maupun jangka
panjang sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini
indikator dari efektivitas Disperindag kota Surakarta dapat dilihat dari
sejauh mana keberhasilan Disperindag dalam upaya mencapai tujuannya
khususnya dalam rangka mewujudkan penguatan pasar di bidang industri
kecil dan menengah bagi pengelola dan pemilik industri serta
masyarakat.
b. Responsivitas
Responsivitas merupakan indikator kinerja yang berorientasi pada
hasil. Responsivitas ini dimasukkan sebagai salah satu indikator
kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan
kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya,
terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Agus
Dwiyanto (2002:50) responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk
mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pelayanan, dan mengembangkan progam-progam pelayanan publik
sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Sedangkan menurut Hessel Nogi (2005:222) responsivitas
berkaitan dengan kecepatan tanggapan yang dilakukan oleh aparatur
atau petugas terhadap kebutuhan pengguna jasa, yang dalam hal ini
adalah masyarakat yang membutuhkan pelayanan sebagaimana diatur
dalam perundangan yang berlaku. Joko Widodo (2008:69)
mengemukan bahwa nilai responsivitas, berkaitan dengan daya tanggap
dan menanggapi apa yang menjadi keluhan, masalah, dan aspirasi
publik. Birokrasi publik yang baik adalah birokrasi yang responsif
(mempunyai daya tanggap yang tinggi dan cepat menanggapi) terhadap
apa yang menjadi keluhan, masalah, aspirasi publik. Responsivitas
merupakan pertanggungjawaban dari sisi yang menerima pelayanan
(masyarakat).
Untuk dapat mengenali apa yang menjadi tuntutan, keinginan,
dan harapan masyarakat, maka sebuah organisasi dituntut untuk
mengerti kondisi masyarakat, karena dengan mengerti dan memahami
kondisi mayarakat tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk
menghasilkan sebuah produk (hasil) baik berupa barang maupaun jasa
yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Demikian halnya dengan
Disperindag, keberhasilan dalam upaya mencapai tujuan dalam rangka
mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah
juga dipengaruhi oleh keselarasaan antara pelayanan yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dengan harapan dan keinginan pengelola dan pemilik industri serta
masyarakat.
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa responsivitas
menggambarkan kemampuan Disperindag kota Surakarta dalam
melaksanakan kinerjanya untuk mengatasi, menanggapi, dan
memenuhi kebutuhan, keluhan, serta tuntutan dari pengelola dan
pemilik industri serta masyarakat dalam rangka mewujudkan penguatan
pasar di bidang industri kecil dan menengah.
c. Akuntabilitas
Pengertian akuntabilitas (accoutability) menurut Kumantoro
(2005:3) adalah ukuran yang menunjukan apakah aktivitas birokrasi
publik atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai
dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh rakyat yang
sesungguhnya. Akuntabilitas publik terkait dengan falsafah bahwa
lembaga eksekutif pemerintah yang tugas utamanya adalah melayani
masyarakat harus bertanggug jawab secara langsung maupun tidak
langsung kepada rakyat.
Sedangkan menurut Joko Widodo (2008:75) akuntabillitas publik
merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
menjawab dan menerangkan atas kinerja atau tindakan seseorang natau
badan hukum atau pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau wewenang untuk meminta keterangan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pertanggungjawaban. Akuntabilitas publik merupakan kewajiban
pejabat publik untuk memberi penjelasan, keterangan, dan jawaban baik
diminta atau tidak kepada publik apa yang telah, sedang dan yang akan
dilakukan oleh para pejabat publik. Penjelasan, keterangan, dan
jawaban tersebut harus disampaikan secara terbuka dan transparan
kepada publik dengan tujuan agar masyarakat (publik) menjadi tahu
tentang apa yang dilakukan oleh peyelenggara pemerintah.
Mike Bolton (2003) dalam jurnalnya yang berjudul : Public
Sector Performance Measuremen : delivering greater accountability
menyatakan bahwa :
“Expectations of public sector organisations have changed. The public increasingly expects them to have private sector performance fous but public sector acountability. Discusses the particular issues of establishing performance measures (and a performance-related culture) in the public sector while demonstrating (as well as delivering) “proper” and efficient use of public funds”.
“Harapan terhadap organisasi sektor publik pada saat ini telah mengalami perubahan. Masyarakat semakin mengharapkan bahwa perusahaan sektor publik untuk memiliki fokus terhadap kinerja dari sisi akuntabilitas keuangan. Membahas masalah tertentu pembentukan tolok ukur kinerja atau budaya kerja di sektor publik serta melakukan efisiensi di dalam penggunaan penggunaan dana publik”.
Agus Dwiyanto (2002:57) juga mengemukakan pengertian
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai suatu
ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaiannya
penyelenggaran pelayanan dengan ukuran nilai-nilai dan norma
eksternal yang ada di masyarakat atau yang dimiliki oleh para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
stakeholders. Acuan pelayanan yang digunakan oleh organisasi publik
juga dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas pemberian pelayanan
publik. Acuan pelayanan yang dianggap paling penting oleh suatu
organisasi publik adalah dapat merefleksikan pola pelayanan yang
dipergunakan yaitu pola pelayanan yang akuntabel yang mengacu pada
kepuasan publik sebagai pengguna jasa.
Roger L Burritt and Stephen Welch (1997) di dalam jurnalnya
Accountability for environmental performance of the Australian
Commonwealth public sector menyatakan bahwa :
“In stark contrast to the moves towards corporatization in the Commonwealth public sector, environmental accountability literature warns against overreliance on corporations, market mechanisms and the increased managerial discretion accompanying them (Gray et al., 1993, p. 296). Gray et al. (1993) argue that “The essence of environmental accountability and transparency is that environmental matters are too complex and crucial to be left entirely in the already overburdened hands of corporations”. Two reasons are provided in support of this view. First, the lack of appropriate information about ecological impacts of corporate activities makes it “unreasonable” to expect corporations to add to the number of decisions they make affecting the welfare of individuals. Second, financial markets have shown an “awesome indifference” to the social and environmental activities of the companies they own, unless there are financial gains to be made from these activities”.
“Hal ini berarti apabila perusahaan bidang sektor publik bergerak ataupun ingin mengalami kemajuan menuju pelayanan yang baik, maka perlu memperhatikan akuntabilitas, mekanisme pasar serta peningkatan manajerial kebijaksanaan pada perusahaan mereka. Gray et al. (1993) dalam Burrit dan Weah (1997) berpendapat bahwa "Esensi dari lingkungan akuntabilitas dan transparansi adalah bahwa masalah lingkungan hidup terlalu kompleks dan penting untuk dibiarkan saja dan membebani kinerja perusahaan". Dua alasan yang mendukung pendapat ini bahwa pertama, kurangnya informasi yang tepat tentang mengenai ekologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
akibat atau dampak kegiatan perusahaan sehingga perusahaan akan menambah anggaran sehingga keputusan perusahaan yang diambil kemungkinan dapat mempengaruhi kesejahteraan individu. Kedua, pasar keuangan telah menunjukkan ketidakpedulian untuk sosial dan lingkungan kegiatan perusahaan mereka sendiri, kecuali ada keuntungan keuangan yang diperoleh dari aktivitas pengelolaan lingkungan bagi perusahaan sektor publik tersebut”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas Disperindag
kota Surakarta dalam rangka mewujudkan penguatan pasar di bidang industri
kecil dan menengah merupakan bentuk pertanggungjawaban Disperindag
sebagai penyelenggara layanan akan memenuhi kebutuhan dan mengelola
industri kepada seluruh pihak yang memiliki hak dan wewenang untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mengetahui bagaimana kinerja Disperindag kota Surakarta
dalam mewujdkan program penguatan pasar di bidang industri kecil dan
menengah (IKM). Penelitian ini menjelaskan tentang industri kecil dan
Menengah yang mempunyai berbagai macam masalah yang dihadapi
Disperindag. Untuk melihat sejauh mana pelayanan kantor Disperindag dalam
kegiatan mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah
tersebut, maka dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja dengan melihat
indikasi-indikasi yang berkaitan dengan aktifitas yang dilakukan oleh
Disperindag. Dengan kinerja ini diharapkan mampu menjelaskan apakah
Disperindag kota Surakarta mampu melaksanakan tugas dan fungsi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
telah diembannya secara optimal didalam memberikan pelayanan pemilik dan
pengelola industri serta masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan.
Oleh karena itu, penulis menggunakan tiga indikator yang telah
dijelaskan sebelumnya, yaitu : 1)Efektifitas, 2)Responsivitas, 3)Akuntabilitas.
Indikator tersebut dipilih karena dirasa dapat berfungsi dan membantu penulis
dalam melakukan penelitian ini sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja
Disperindag kota Surakarta dalam mewujudkan program penguatan pasar
dibidang industri kecil dan menengah kota Surakarta, baik dari sisi (internal)
instansi maupun (eksternal) luar, sehingga dengan melihat bagaimana kinerja
Disperindag dalam melaksanakan tugas-tugasnya sudah berjalan dengan baik
atau belum. Dimana efektivitas adalah indikator yang dapat menunjukan
sejauh mana keberhasilan Disperindag kota Surakarta dalam upaya
pencapaian misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Responsivitas
adalah daya tanggap kemampuan Disperindag dalam melaksanakan
kinerjanya untuk menanggapi berbagai keluhan dan pengaduan serta untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari masyarakat dalam mewujudkan
penguatan pasar di bidaang industri kecil dan menengah. Sedangkan
akuntabilitas adalah pertanggungjawaban atas penyelenggaran pelayanan
dalam mewujudkan pasar di bidang industri kecil dan menengah dalam
pengelolaannya kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keberhasilan kinerja Disperindag ini tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi dan upaya yang dilakukan Disperindag untuk
meningkatkan kinerjanya. Semua itu di lakukan demi terwujudnya program
penguatan pasar. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi terhadap bagaimana
kinerja Disperindag kota Surakarta dalam mewujudkan penguatan pasar
dibidang industri kecil dan menengah.
Untuk lebih memperjelas kerangka pemikiran ini, penulis
membuattnya dalam bentuk gambar seperti berikut ini:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Kinerja Disperindag
1. Efektifitas
2. Responsivitas
3. Akuntabilitas
Penguatan Pasar dalam IKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) kota Surakarta, yang beralamatkan di Jl. Yosodipuro Nomor
164 Surakarta. Telp.714942-712022-726300-719932. Fax.0271-714942.
Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 01 Agustus sampai dengan 01
November 2011.
Lokasi penelitian ini dipilih oleh penuliis atas dasar pertimbangan
bahwa Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu instansi yang
mempunyai tugas pokok dalam mencapai tujuan rencana strategis
Disperindag kota Surakarta 2011-2015 untuk melaksanakan program
mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah di kota
Surakarta.
B. Jenis Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan memaparkan,
menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena sosial masyarakat
berdasarkan fakta-fakta yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Menurut H. B. Sutopo (2002:111), deskriptif kualitatif adalah metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan. Jadi penelitian deskriptif
kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang
diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi
penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari
data yang telah disajikan.
C. Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112)
mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti arsip,
dokumen, dan lain-lain. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara
atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar dan bertanya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data yang berasal
dari :
Informan
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan
atau narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan
narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan
informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50).
• Informan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Karyawan dan Staff Disperindag kota Surakarta
b. Pemilik Industri
c. Dokumen atau arsip
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang telah
lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau
arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (H.B. Sutopo,
2002:54)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.
Moleong, 2000:135)
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konsep mengenai pribadi, peristiwa,
aktivitas, organisasi, perasaan, persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai
bagian dari masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dengan
harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang (H.B Sutopo,
2002:58)
Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung kepada informan
dalam bentuk wawancara dengan menggunakan kerangka atau daftar
pertanyaan sebagai pedoman mengenai apa yang akan ditanyakan supaya
lebih terarah.
2. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan (observasi) meliputi melakukan pengamatan,
pencatatan secara sistemik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang
dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian
yang sedang dilakukan (Iskandar, 2009:121). Dalam hal ini peneliti
mendatangi secara langsung Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) kota Surakarta untuk melakukan pengamatan dan
pencatatan terhadap objek yang diteliti.
3. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
penulis dengan cara membaca, mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan objek yang diteliti, yaitu buku materi dan data yang
diperlukan. Studi Pustaka ini juga digunakan sebagai landasan
pertimbangan dalam menyusun hipotesis penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan data-data pendukung yang diperlukan dalam penelitian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
seperti : catatan-catatan kuliah, skripsi, dan sumber-sumber informasi
lainnya yang memberikan kontribusi tambahan pendukung penelitian ini.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling atau snowball sampling. Menurut Susanto (2006:120) purposive
sampling atau snowball sampling adalah teknik penentuan sampel untuk
tujuan tertentu saja, sampel ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang
dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi. Dimana peneliti
akan memilih informan yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber
informasi dan diharapkan mengetahui permasalahan secara mendetail.
Dimana yang menjadi nara sumber pada penelitian ini adalah Bapak Mei
selaku staff pegawai Disperindag kota Surakarta, Bapak Bambang Slameto
pemilik industri Batik Merak Manis, Bapak Arief pemilik industri Batik
Warna Alam dan Bapak H. Sulaeman pemilik industri Batik Puspa Kencana,
serta dokumen atau arsip atau restra tahun 2011-2015 Disperindag kota
Surakarta.
F. Validitas Data
Pengembangan validitas data dapat digunakan dengan pemilihan teknik
trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
trianggulasi data. Patton (dalam H.B Sutopo, 2002:79) menyatakan bahwa
dalam trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang
berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dalam penelitian ini,
trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan sumber data yang berbeda-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
beda sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat saling
melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji.
G. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut menurut H.
B. Sutopo (2002:91-94) adalah :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi
data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan
data. Artinya, reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil
keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan
kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu cara menentukan
cara pengumpulan data yang akan digunakan.
Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data
dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh
dilapangan. Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat
coding, memusatkan tema dan menentukan batas-batas permasalahan,
dan juga menulis memo. Proses reduksi data berlangsung terus sampai
laporan akhir penelitian selesai disusun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian
dapat dilakukan. Sajian ini merupakan kalimat yang disusun secara logis
dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bias mudah dipahami berbagai
hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannnya tersebut.
Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai petanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan
dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam
bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar
atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table sebagai
pendukung narasinya.
3. Penarikan Simpulan
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab dan benar-benar
bias dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan
cepat, mungkin sebagai akibat fikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar
pada catatan lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis, yaitu
: reduksi data, sajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
98berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu
siklus yang berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat terlihat skema bagan model analisis interaktif berikut ini :
Gambar 2.1
Model Analisis Interaktif
(H.B. Sutopo, 2002:96)
BAB IV
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag)
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berdiri pada
tahun 1950, yang pada saat itu bernama Kantor Pengadaan dan
Penyaluran di bawah Departemen Perekonomian Umum yang menangani
masalah bidang industri, bidang perdagangan dan bidang koperasi. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta yang mula-mula tugasnya
mengurus tentang pemberian izin pendirian perusahaan dan usaha
dagang, tetapi setelah berjalan 5 (lima) tahun yakni 1955 berganti nama
menjadi Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi.
Tahun 1957 Departemen Perekonomian Umum dihapuskan dan
diganti menjadi Departemen Perdagangan Luar Negeri. Pada tahun 1971
Kantor Industri Perdagangan dan Koperasi berubah menjadi Kantor
Departemen Perdagangan yang tidak berpengaruh pada Kantor
Perdagangan dan Koperasi yang selokasi dengan Kantor Perindustrian
yang letaknya, di Jalan Yosodipuro 164 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Baru kemudian pada tahun 1980 kantor dijadikan satu yang
tempatnya di Jalan Slamet Riyadi 320 Surakarta yang mula-mula
merupakan kantor Tera. Pada tanggal 22 September 1980 oleh Bapak
Kardjono Wiryo diresmikan pembukaannya, namun ruang lingkupnya
lebih sempit dari pada kantor yang dulu. Sebab hanya meliputi daerah
Kotamadya saja. Kemudian dipersempit lagi dengan didirikannya kantor-
kantor perdagangan dibeberapa daerah Eks-Karesidenan. Surakarta
seperti kantor perdagangan di Sragen, Klaten dan Sukoharjo.
Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan RI Nomor : 814/MPP/Kep/4/1996 tanggal 16 April 1996,
kemudian berganti nama menjadi Departemen Perindustrian dan
perdagangan.
Pada waktu otonomi daerah digulirkan pada tahun 2000, Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Surakarta
mengalami perubahan dan perkembangan dengan berganti nama menjadi
Dinas Perindustran Perdagangan dan Penanaman Modal Kotamadya
Surakarta yaitu berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 6
Tahun 2001, yang berisi tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kota Surakarta yang termuat dalam Lembaran Daerah
Kota Surakarta tahun 2001 Nomor 14 Seri D.12.
Kemudian mengalami perubahan dan perkembangan lagi dengan
berrganti nama menjadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surakarta yang berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta.
2. Lokasi Dinas Perindustrian dan Pordagangan Kota Surakarta
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta berada di
Jalan Yosodipuro No.164 Surakarta yang lokasinya sangat strategis.
Dikatakan strategis sebab terletak di jalan raya yang dilalui dari berbagai
jurusan. Bila dilihat dari letaknya juga memudahkan karyawan untuk
mencapai tempat kerja, serta memonitor segala kegiatan masyarakat yang
berbubungan dengan pembangunan dan perkembangan masyarakat
Surakarta.
3. Tujuan Pendirian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surakarta
a. Membentuk struktur industri yang kuat dan scimbang antara intra
sektor, antara sektor, antara sektor besar, menengah, kecil serta
sektor industri dengan sektor peminjamnya, sehingga industri
mampu menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi serta
perolehan devisa negara serta peningkatan pendapatan masyarakat.
b. Terciptanya iklim perdagangan yang sehat serta sistem distribusi
yang makin meluas dan mantap.
c. Tersedianya kebutuhan pokok masyarakat di segala lapisan atau
tingkat ekonomi dari kalangan atas, menengah maupun bawah
termasuk barang baku/modal, konsumsi maupun suku cadang
sehingga tidak terjadi kelangkaan barang di pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
d. Memacu peningkatan perdagangan luar negeri (eskpor) baik migas
maupun nomnigas.
4. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta
Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan
unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan
perdagangan.
b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
c. Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum
pemerintah kota Surakarta pada bidang perindustian dan perdagangan
dalam rangka pengembangan perekonomian di daerah kota Surakarta.
Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta :
a) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
b) Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi pelaporan.
c) Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian
d) Pembinaan dan pengembangan pengusaha industri menengah,
besar, kecil dan pengendalian pencemaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
e) Penyelenggarian perlindungan terhadap konsumen
f) Penyelenggaraan sosialisasi
g) Pembinaan jabatan fungsional.
5. Visi, dan Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta
a. Visi
Terwujudnya Kota Solo sebagai kota perdagangan dan industri
yang maju dan berwawasan budaya.
b. Misi
1. Terciptanya kesempatan berusaha di sektor perdagangan dan
industri yang berwawasan lingkungan dan budaya.
2. Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa
perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah pedoman pokok sebagai kerangka
dalam melaksanakan suatu organisasi, yang berguna untuk mengetahui
status dan kedudukan pegawai serta tata kerja pegawai sehingga
kelancaran jalannya pekerjaan dapat terkoordinasi dan terkontrol dan
masing-masing pegawai dapat benar-benar mengetahui tugas-tugas yang
dibebankan atau tanggung jawabnya.
Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Disperindag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA
KEPALA DINAS
Drs. S. JOKO PANGARSO, MM NIP. 19570728 198603 1 006
Sekretaris
Dra. SIS ISMIYATI, MM NIP. 19601220 198703 2 008
Ka Sub Bag. UmumKepegawaian MASTUTI, SH
NIP. 19610805 198303 2 014
Ka Sub Bag. PerencanaanEvaluasi dan Pelaporan TRI LESTARI, S.Teks
NIP. 19631211 199303 2 005
Ka Sub Bag. Keuangan
ENDANG ONTO SIAM, SE NIP. 19580403 198303 2 006
Plh. Bidang Perdagangan
EKO PRAJUDHY NA, SE,MM NIP. 19621015 198303 1 014
Kasi PerdaganganLuar Negeri
NURUL UMAM, S, SH NIP. 19640717 199303 1 010
Kasi PerdaganganDalam Negeri
Dra. CORINA ENDANG PA NIP. 19640303 199203 2 008
Ka Bidang Pengawasan danPerlindungan Konsumen
EKO PRAJUDHY NA, SE,MM NIP. 19621015 198303 1 014
Kasi Pengawasan
SULASTRI NIP. 19630205 198303 2 012
Kasi PerlindunganKonsumen
JOKO WIWIHO, SH NIP. 19630101 198509 1 001
Ka Bidang Perindustrian
Dra. SRI WAHYUNI, MM NIP. 19580628 198503 2 004
Kasi Industri Kecil
Drs. AGUS SISWURYANTO NIP. 19620811 198405 1 003
Kasi Industri Menengah Dan Besar
ENDANG SRI WAHYUNI, SE, MM NIP. 19600714 198511 2 001 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Secara terperinci, tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Surakarta tercantum dalam Peraturan Walikota Surakarta Nomor
19-N Tahun 2001 yang diuraikan berdasarkan bagian-bagian serta sub-
sub bagian yang ada dalam struktur organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta.
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
urusan pemerintaha dibidang perindustrian, perdagangan dan
perlindungan terhadap konsumen. Sebagainiana yang dimaksud
diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana strategis dan rencana kerja Dinas.
b. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
c. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
d. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
e. Menerapkan standar pelayanan minimal.
f. Melaksanakan pengelolaan Kesekretariatan, meliputi
Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan
Kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
g. Menyusun kebijakan teknis di bidang perindustrian.
h. Menyusun kebijakan teknis di bidang perdagangan.
i. Menyusun kebijakan teknis di bidang Pengawasan dan
Perlindungan Konsumen.
j. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
atau perizinan di bidang perindustrian dan perdagangan.
k. Menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang
perindustrian dan perdagangan.
l. Menyelenggarakan kerjasama di bidang perindustrian dan
perdagangan.
m. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian teknis urusan
perindustrian dan perdagangan.
n. Menyelenggarakan pameran dan promosi bidang perindustrian
dan perdagangan.
o. Menyelenggarakan pembinaan di bidang mutu/kualitas hasil
industri sesuai Standar Nasional Industri (SNI), ISO 9000 dan
Gugus Kendali Mutu (GKM).
p. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dalam
perlindutrian konsumen.
q. Menyusuri sosialisasi di bidang perindustrian dan perdagangan.
r. Menyusun Indikator dan pengukuran kinerja di bidang
perindustrian dan perdagangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
s. Menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana strategis, rencana
kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD Dinas.
t. Menyelenggarakan pembinaan kelompok jabatan fungsional.
u. Menyelenggarakan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) Dinas.
v. Melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait.
w. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan.secara periodik.
x. Memberikan usul dan saran kepada atasan.
y. Melaporkan hasil pelaksnaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
z. Melaksanakan yang diberikan oleh atasan.
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleli seorang sekretaris. Sekretaris
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas. Dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 3 (tiga) Sub Bagian
yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yaitu:
• Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
• Subbagian Keuangan.
• Subbagian Umum dan Kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Sekretaris
1. Menyusun rencana kerja sekretariat berdasarkan rencana
strategis dan rencana kerja dinas.
2. Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan
rencana kerja dinas.
3. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
4. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
5. Memberikan sistem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efekfif dan efisien sesuai peraturan
penindangan yang berlaku.
6. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang
tugas.
7. Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan
pengkoordinasian penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
8. Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.
9. Mengelola adminisirasi keuangan.
10. Mengelola administrasi kepegawaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
11. Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran
kinerja di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan,
keuangan, umum dan kepegawaian.
12. Melaksanakan koordinasi dan verifikasi laporan
penyusunan rencana strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ,
LPPD dan EKPPD Dinas.
13. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara
periodik.
14. Memberikan usui dan saran kepada atasan.
15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
b. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Sub Bagian Percncanaan, evaluasi dan Pelaporan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijaksanaan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan. Sebagaimana yang dimaksud di atas,
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melakukan penyusunan rencana kerja Sub Bagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan berdasarkan rencana
kerja sekretariat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan dinas dengan bidang tugas.
4. Menghimpun, mengolah, menyajikan data dan informasi
untuk menyusun rencana strategis, rencana kerja dan
penetapan kinerja dinas.
5. Melakukan monitoring dan pengendalian pelaksanaan
rencana strategis dan rencana kerja dinas guna evaluasi dan
pelaporan.
6. Melakukan evaluasi dan analisi hasil kerja guna
pengembangan rencana strategis dan rencana kerja dinas.
7. Menyiapkan dan membuat laporan hasil pelaksanaan rencana
strategis, rencana kerja, LAKIP, LKPJ, LPPD dan EKPPD
Dinas.
8. Melakukani penyiapan bahan penyusiman indikator dan
pengukuran kinerja di bidang, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.
9. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik
10. Memberikan usul dari saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dalam
pengelolaan administrasi keuangan. Sebagaimana yang
dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melakukan penyusunan rencana Kerja Sub Bagian
Keuangan berdasarkan rencana kerja sekretariat.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dalam
bentuk Rencana Kerja Anggaran (RKA) sesuai dengan
rencana strategis dan rencana kerja dinas.
5. Melakukan pengawasan laporan administasi keuangan
bendaraha.
6. Menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran.
7. Menyiapkan bahan perhitungan anggaran.
8. Melakukan administrasi pembukuan, pertanggungjawaban
dan laporan keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
9. Melakukan pembuatan daftar gaji pegawai.
10. Melakukan pembayaran gaji pegawai.
11. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja di bidang keuangan.
12. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara
periodik.
13. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
14. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
tugas dalam pengelolaan administrasi, umum dan kepegawaian.
Sebagaimana yang dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Melakukan rencana kerja Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian berdasarkan rencana kerja sekretariat.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
4. Melakukan administrasi surat menyurat dan perjalanan dinas.
5. Mengurus peralatan dan perlengkapan kantor,
pendokumentasian informasi Hukum serta kearsipan dan
perpustakaan.
6. Melakukan urusan rumah tangga, tangga masyarakat dari
protokol.
7. Melakukan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dinas.
8. Mengurus kelancaran operasional kendaraan dinas.
9. Menyiapkan dan mengolah bahan Imiyusunan rencana
kebutuhan pegawai.
10. Menyiapkan dan mengolah baban usulan yang meliputi
pengangkatan, kenaikan pangkat, perpindahan,
pemberhentian, pensiun, kenaikan gaji berkala dan tunjangan.
11. Mengelola data-data dokumentasi pegawai.
12. Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan
dan pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan serta
calon peserta ujian dinas pegawai.
13. Mengusulkan permohonan izin dan tugas belajar.
14. Menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK).
15. Memproses permohonan cuti, dan mengusulkan permohonan
kartu pegawai, kartu istri/kartu suami, kartu tabungan
asuransi pensiun, kartu asuransi kesehatan dan tabungan
perumahan (BAPERTARUM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
16. Menyiapkan dan memproses Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) Pegawai dari Laporan Pajak-pajak Pribadi
(LP2P).
17. Memproses laporan perkawinan, izin perkawinan dan
perceraian.
18. Menyiapkan bahan usulan pemberian tanda penghargaan atau
tanda jasa dan sanksi.
19. Menyiapkan bahan sumpah atau janji Pegawai Negeri Sipil.
20. Mengelola presensi atau daftar hadir pegawai.
21. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja di bidang umum dan kepegawaian.
22. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
23. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran.pelaksanaan tugas.
24. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanan tugas.
25. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Bidang Perindustrian
Kepala Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang industri kecil dan industri menengah dan besar.
Dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 2 (dua) seksi yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
• Seksi Idustri Kecil
• Seksi Industri Menengah dan Besar
Dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Perindustrian
1. Melaksanakan rencana kerja bidang berdasarkan rencana
strategis dan rencana kerja dinas.
2. Memberikan petunjuk arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
6. Merumuskan kebijakan teknis di bidang industri kecil.
7. Merumuskan kebijakan teknis di bidang industri menengah
dan besar.
8. Memberikan pertimbangan teknis perizinan dan memantau
atas penyelengganian kegiatan di bidang industri kecil dan
menengah dan besar.
9. Melaksanakan pendataan indushi kecil dan industri
menengah dan besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
10. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang
industri kecil, menengah dan besar.
11. Memberikan pertimbangan teknis permohonan rekomendasi
penerbitan hak paten industri.
12. Melaksanakan pameran dan promosi bidang industri.
13. Melaksanakan pameran dan pengembangan ketrampilan
industri.
14. Melaksanakan fasilitas magang dan alih teknologi industri.
15. Melaksanakan pembinaan di bidang mutu atau kualitas hasil
industri sesuai Standar Nasional Industri (SNI), IS6 9000 dan
Gugus Kendali Mutu (GKM)
16. Melaksanakan pelatihan ketrampilan teknik industri.
17. Melaksanakan penyusunan indicator dan penyusunan kinerja
di bidang perindustrian.
18. Melaksanakan sosialisasi di bidang perindustrian.
19. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
20. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
21. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
22. Melaksanakan tugas lain yang diberikati oleh atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Seksi Industri Kecil
Kepala Seksi industri Kecil mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dim
pelaksanaan di bidang perindustrian kecil. Yaitu meliputi
pembinaan dan pengembangan industri kccil. Sebagaimana yang
dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melakukan penyusunan rencana kerja Seksi Industri Kecil
berdasarkan rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturar, perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiaian dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang industri kecil.
5. Melakukan pendataan jumlah dan jenis industri kecil.
6. Melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil.
7. Melakukan fasilitasi kemitraan antara pengusaha industri kecil
dengan pengusaha industri menengah dan besar.
8. Memproses permohonan rekomendasi penerbitan hak paten
industri kecil.
9. Melakukan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi industri
kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
10. Melakukan fasilitasi kegiatan pameran dan promosi bidang
industri kecil.
11. Melakukan fasilitasi pendampingan ketrampilan industri kecil.
12. Melakukan fasilitasi pembinaan mutu atau kualitas hasil
industri kecil sesuai Standar Nasional Industri (SNI), ISO 9000
dan Gugus Kendali Mutu (GKM).
13. Melakukan fasilitasi magang dan alih teknologi industri kecil.
14. Melakukan fasilitasi pelatihan ketrampilan teknik industri
kecil.
15. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja bidang industri kecil.
16. Melakukan penyiapan bahan sosialisasi di bidang industri
kecil.
17. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
18. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
20. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Seksi Industri Menengah dan Besar
Kepala Seksi Industri Menengah dan Besar mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaaan dan pelaksanaan di bidang industri menengah dan besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Yaitu meliputi pembinaan dan pengembangan industri menengah
dan besar. Sebagaimana yang dimaksud di atas, dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Melakukan rencana kerja Seksi Industri Menengah dan Besar
berdasarkan rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas .
4. Melakukan penyiapan bahan peruniusm kebijakan teknis di
bidang industri menengah dan besar.
5. Melakukan pendataan jumlah dan jenis industri menengah dan
besar.
6. Melakukan pembinaan dan pengembangan industri menengah
dan besar.
7. Melakukan fasilitasi kemitraan antar pengusaha industri
menengah dan besar.
8. Memproses permohonan rekomendasi penerbitan hak paten
industri menengah dan besar
9. Melakukan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi industri
menengah dan besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
10. Melakukan fasilitasi kegiatan pameran dan promosi bidang
industri menengah dan besar.
11. Melakukan fasilitasi pendampingan ketrampilan industri
menengah dan besar.
12. Melakukan fasilitasi pembinaan mutu/kualitas hasil industri
menengah dan besar sesuai Standar Nasional industri (SNI), ISO
9000 dan Gugus Kendali Mutu.
13. Melakukan fasilitasi magang dan alih teknoiogi industri
menengah dan besar.
14. Melakukan fasilitasi peiatihan ketrampilan teknik industri
menengah dan besar.
15. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kineda bidang industri menengah dan besar.
16. Melakukan penyiapan bahwa sosialisasi di bidang industri
menengah dan besar.
17. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
18. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
20. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
4. Bidang Perdagangan
Kepala Bidang Perdagangan menipunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyiapan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Dalam
pelaksanaan tugasnya membawahi 2 (dua) seksi yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yaitu :
• Seksi Bidang Perdagangan Dalam Negeri
• Seksi Bidang Perdagangan Luar Negeri
Dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Perdagangan
1. Melaksanakan rencana kerja bidang berdasarkan rencana
strategis dan rencana kerja dinas.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern, pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
6. Merumuskan kebijakan teknis di bidang perdagangan dalam
negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
7. Merumuskan kebijakan teknis di bidang perdagangan luar
negeri.
8. Melaksanakan pendataan di bidang perdagangan.
9. Memberikan pertimbangan teknis perizinan di bidang
perdagangan.
10. Memberikan pertimbangan teknis rekomendasi perdagangan
dalam negeri.
11. Melaksanakan penerbitan dokumen penyerta barang ekspor
Certificate of Origin (CoO).
12. Melaksanakan pembinaan terkoordinasi pengembangan ekspor
daerah dan perdagangan luar negeri.
13. Melaksanakan pembinaan dan koordinasi pendaftaran
perusahaan dan usaha dagang.
14. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan atas
penyelenggaraan kegiatan di bidang perdagangan.
15. Melaksanakan promosi di bidang perdagangan.
16. Melaksanakan penyusunan indikator dan penyustinan kinerja di
bidang perdagangan.
17. Melaksanakan sosialisasi di bidang perdagangan dalam negeri
dan luar negeri.
18. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secaia periodik.
19. Memberikan usul dan saran kepada awsan dalam kelancaran
pelaksanaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
20. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
21. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4. Seksi Perdagangan Dalam Negeri
Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dari pelaksanaan di bidang perdagangan dalam negeri. Yang meliputi
pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri.
Sebagaimana yang dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melakukan rencana kerja Seksi Perdagangan Dalam Negeri
berdasarkan rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang perdagangan dalam negeri.
5. Melakukan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi
perdagangan dalam negeri.
6. Melakukan pendataan jumlah, jenis dan harga di bidang
perdagangan dalam negeri khususnya bahan pokok, barang
penting dan barang umum lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
7. Melakukan pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam
negeri.
8. Melakukan fasilitasi program kemitraan perdagangan dan
pembentukan asosiasi perdagangan dalam negeri.
9. Melakukan penelitian/pemeriksaan lapangan dalam rangka
penerbitan rekomendasi Surat Izin Perdagangan (SIUP), Surat
Izin Usaha dan Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB),
perdagangan berjangka dan perdagangan bedenjang (Multi Level
Marketing atau MLM).
10. Melakukan pengelolaan data perusahaan perdagangan dalam
negeri.
11. Melakukan pembinaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi
sarana perdagangan (pasar atau toko modem dan gudang) dalam
negeri.
12. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja bidang perdagangan dalam negeri.
13. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang perdagangan dalam
negeri.
14. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
15. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
16. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai tugas.
17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
5. Seksi Perdagangan Luar Negeri
Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusankebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang perdagangan luar negeri. Yaitu meliputi
pemberian bimbingan teknis dan pembinaan pembimbingan
perdagangan luar negeri. Sebagaimana yang dimaksud di atas, dapat
diuraikan sebagai :
1. Melakukan rencana kerja Seksi Perdagangan Luar Negeri
berdasarkan rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribuskan tugas kepada
bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di
bidang perdagangan luar negeri.
5. Melakukan penyiapan bahan perizinan perdagangan luar negeri.
6. Melakukan pendataan jumlah, jenis dan harga di bidang
perdagangan luar negeri.
7. Melakukan pembinaan dan pengembangan perdagangan luar
negeri.
8. Melakukan fasilitasi program kemitraan perdagangan dan
pembentukan asosiasi perdagangan luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
9. Melakukan penelitian atau pemeriksaan lapangan dalam rangka
penerbitan rekomendasi di bidang perdagangan luar negeri
(Eksportir Terdaftar, Angka Pengenal Ekspor, Angka Pengenal
Impor dan Ekspor Terdaftar Produk Industri Kehutanan).
10. Melakukan pengelolaan data penisaliazin perdagangan luar
negeri.
11. Melakukan pembinaan dan pengawasan sarana penunjang
perdagangan luar negeri.
12. Melakukan penyiapan bahan penerbitan dokuinen penyerta
barang ekspor Certificate of Origin (CoO).
13. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja bidang perdagangan luar negeri.
14. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang perdagangan luar negeri.
15. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
16. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas .
17. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5) Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumsi
Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
mempunyai tugas melaksanakan perumusm kebijakan teknis,
pembinam dan pelaksanaan di bidang pengawasan dan perlindungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
konsumen.
Dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 2 (dua) seksi yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yaitu :
• Seksi Pengawasan
• Seksi Perlindungan Konsumen
Dengan uraian tugas sebagai berikut :
a. Kepala Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
1. Melaksanakan rencana kerja bidang berdasarkan rencana
strategis dan rencana kerja dinas.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturen perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan, dan petuiliuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan
kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
6. Merumuskan, kebijakan teknis di bidang pengawasan.
7. Merumuskan kebijakan teknis di bidang perlindungan
konsekuen.
8. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan barang beredar dan
jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
9. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan pengawasan barang
beredar dan jasa.
10. Memberikan pertimbangan teknis penerbitan rekomendasi atas
petunjuk penggunaan (manual) dan kartu jaminan atau garansi
dalam bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan
elektronika skala kota.
11. Melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan Pejabat
Pengawas Peredaran Barang Jasa (PPPBJ) skala kota.
12. Melaksanakan fasilitasi pernbentukan dan pembinaan Badan
Perlindungan Sengketa Konsumen (BPSK) dan Lerhbaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM).
13. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama
perlindungan konsumen.
14. Melaksanakan penyusunan indikator dan penyusunan kinerja
di bidang pengawasan dan perlindungan konsumen.
15. Melaksanakan sosialisasi di bidang pengawasan dan
perlindungan konsumen.
16. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
17. Memberikan usul dan saran kepada atasm dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
18. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
19. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Seksi Pengawasan
Kepala Seksl Pengawasan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengawasan. Yaitu meliputi pengawasan
kelayakan dan kualitas produk kemasan. Sebagaimana yang
dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melakukan rencana kerja Seksi Pengawasan berdasarkan
rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan.
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksunaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dengan sesuai dengan bidang tugas.
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis
dibidang pengawasan.
5. Melakukan pengawasan barang beredar dan jasa.
6. Melakukan koordinasi pelaksanaan pengawasan barang beredar
dan jasa.
7. Menyiapkan baban penerbitan rekomendasi atas petunjuk
penggunaan (manual) dan kartu jaminan atau garansi dalam
bahasa Indonesia bagi produk teknologi informasi dan
elektronika skala kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
8. Menyiapkan bahan pembinaan dan pemberdayaan Pejabat
Pengawas Peredaran Barang Jasa (PPPBJ).
9. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja bidang pengawasan.
10. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang pengawasan.
11. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
12. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggwigjawaban pelaksanaan tugas.
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Seksi Perlindungan Konsumen
Kepala Seksi Perlindungan Konsumen mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang perundungan konsumen, yaitu meliputi
pembinaan perlindungan konsumen.
Sebagaimana yang dimaksud di atas, dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Melakukan rencana kerja Seksi Perlindungan Konsumen
berdasarkan rencana kerja bidang.
2. Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
3. Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan,
keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program
kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.
4. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis di
bidang perlindungan konsumen.
5. Melakukan fasilitasi pembentukan dan pembinaan Badan
Perlindungan Sengketa Konsumen (BPSK) dan Lembaga
Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM).
6. Melakukan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama
perlindungan konsumen.
7. Melakukan layanan informasi dan publikasi tentang perlindungan
konsumen.
8. Melakukan fasilitasi penanganan penyelesaian sengketa
konsumen.
9. Melakukan penyiapan bahan pembinaan dan pemberdayaan
motivator dan mediator perlindungan konsumen skala kota.
10. Melakukan fasilitasi pembinaan perlindungan konsumen dalam
rangkan penggunaan alat Ukur, Takar, Timbang dan
Perlengkapannya (UTTP).
11. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan
pengukuran kinerja di bidang perlindungan konsumen.
12. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang perlindungan konsumen.
13. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
14. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
16. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta dalam mewujudkan program
penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah. Pengukuran kinerja di
sini digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi, dengan melakukan penilaian
terhadap kinerja organisasi, maka upaya untuk memperbaiki kinerja bisa
dilakukan dengan lebih terarah dan sistematis. Perbaikan kinerja organisasi
akan memberikan dampak yang luas khususnya dalam upaya memperbaiki
pelayanan kepada masyarakat. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja
organisasi, dengan menggunakan indikator-indikator yang telah dipilih untuk
mengetahuinya, maka dapat dilihat sejauh mana kualitas pelayanan yang telah
diberikan oleh organisasi tersebut.
Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan
dalam hal tentang penelitian kinerja Disperindag Kota Surakarta dalam
rangka mewujudkan program penguatan pasar di bidang Industri Kecil dan
Menengah (IKM) yang akan difokuskan pada indikator yang dipilih, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
: efektivitas, responsivitas dan akuntabilitas. Semua itu dilakukan untuk
mengetahui dan meningkatkan kualitas kinerja Disperindag dalam
menjalankan tugas-tugasnya yang sudah berjalan dengan baik atau harus
diperbaiki lagi.
1) Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari Efektifitas
Efektifitas adalah salah satu indikator yang dapat menunjukan
sejauh mana keberhasilan Disperindag Kota Surakarta dalam upaya
pencapaian misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yaitu
mewujudkan program penguatan pasar di bidang industri kecil dan
menengah pada khususnya. Apabila hasil yang dicapai Disperindag
Kota Surakarta telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, maka
dapat dikatakan bahwa kinerja Disperindag tersebut sudah efektif,
sedangkan apabila hasil yang dicapai oleh Disperindag Kota Surakarta
belum sesuai dengan tujuan yang ditentukan maka kinerja Disperindag
tersebut belum efektif.
Sementara itu wawancara yang saya lakukan dengan Bapak Mei
selaku staff pegawai yang mengurusi tentang IKM Kota Surakarta
mengungkapkan bahwa permasalahan-permasalahan yang sering
dihadapi oleh Disperindag Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan
penguatan pasar di bidang IKM, yaitu “Menurut beliau yang menjadi
masalah yang ada di Disperindag kota Surakarta dalam mewujudkan
penguatan pasar dibidang IKM ada 3 faktor, yaitu dari (1) Lembaga,
yang kurangnya koordinasi yang terjalin antara ABG yaitu adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Akademis, Bussines (Swasta) dan Goverment (Pemerintahan), (2)
Sumber Daya Manusia (SDM), yang disebabkan kurangnya tenaga
kerja lapangan untuk melaksanakan program dan kegiatan ini, (3)
Sarpas (Sarana dan Prasarana), karena sarpas yang belum lengkap,
yaitu anggaran dan peralatan (IT)
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka Disperindag
mempunyai beberapa solusi dengan mempunyai program dan kegiatan
yang dipersiapkan dan direncanakan untuk kedepannya, yaitu
(1)Pelatihan, yang ditujukan untuk para pekerja, diharapkan dengan
program pelatihan ini para pekerja dapat lebih trampil dan kreatif serta
mampu bersaing dengan usaha industri kecil dan menengah lainnya,
(2) Bantuan alat-alat (mesin, komputer dan alat usaha lainnya), (3)
Fasilitas lainnya, seperti pemodalan.
Berikut ini adalah Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan
Tujuan IKM tahun 2011-2015 Disperindag kota Surakarta :
Tabel 2.1
Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan IKM
tahun 2011-2015
Program Kegiatan Pencapaian 2011 Tujuan Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
Disperindag memberikan bantuan 1paket alat produksi penunjang sarana dan prasarana tahun 2011-2015 mendatang untuk IKM kota Surakarta
Disperindag sudah memberikan 1paket bantuan yang berupa alat-alat produksi untuk menunjang sarana dan prasarana kesemua IKM kota Surakarta
Pencitraan Sentra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pembinaan kemampuan teknologi industri
Terselengaranya pendidikan dan pelatihan sebanyak 40 kegiatan
Terlaksanya 8 kegiatan pendidikan dan pelatihan
Penciptaan wirausahawan yang baru
Penyediaan sarana dan prasarana klaster industri
Memberikan bantuan peralatan produksi terhadap sentra di 5 kecamatan
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan ke 5 kecamatan
Memberikan bantuan peralatan produksi
Melakukan pengembangan dan pelyanan teknologi industri
Tersedianya paket penunjangn sarana selama 4 tahun
Belum terlaksana Pembentukan IKM Centre
Kegiatan menyusun kebijakan industri kebijakan terkait dan industri penunjang industri kecil dan menengah.
Terselenggaranya kegiatan Dekranasda dan sarana dan prasarana penunjang industri kreatif selama 5tahun.
Kegiatan pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan
Terpenuhinya sarana dan prasarana Galabo sebanyak 19 paket
Sumber diperoleh dari data Disperindag Kota Surakarta
Keterangan tabel 2.1 :
1. Program : menjelaskan tentang rencana program dan kegiatan
industri kecil dan menengah dalam kurung waktu 5tahun yaitu
dari tahun 2011-2015 yang akan dilaksanakan oleh Disperindag
kota Surakarta.
2. Kegiatan : sesuatu yang dilakukan atau sedang berlangsung yang
sesuai rencana atau program Disperindag tahun 2011-2015 untuk
mencapai tujuan.
3. Pencapaian 2011 : menjelaskan tentang pencapaian kinerja
Disperindag yang sudah terlaksana pada tahun awal yaitu tahun
2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4. Tujuan : tujuan yang dimaksud disini adalah target yang harus
terlealisasi atau perencanaan program dalam industri kecil dan
menengah yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tabel 2.2
Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan
Penguatan Pasar tahun 2011-2015
Program Kegiatan Pencapaian 2011 Tujuan Pembangunan promosi perdagangan internasinal
Terselenggaranya pameran produk unggulan yang melibatkan 375 IKM
Pada tahun pertama, sudah terselenggaranya 75 IKM
Memperluas akses dan Branding (Pencitraan kota melalui terselenggaranya pameran produk unggulan yang berskala internasional, nasional, regonal dan lokal)
Sumber diperoleh dari data Disperindag Kota Surakarta
Keterangan tabel 2.2 :
1. Program : menjelaskan tentang rencana program dan kegiatan
penguatan pasar dalam kurung waktu 5tahun yaitu dari 2011-2015
yang akan dilaksanakan oleh Disperindag kota Surakarta.
2. Kegiatan : sesuatu yang dilakukan atau sedang berlangsung yang
sesuai rencana atau program Disperindag tahun 2011-2015 untuk
mencapai tujuan.
3. Pencapaian 2011 : menjelaskan tentang pencapaian kinerja
Disperindag yang sudah terlaksana pada tahun awal yaitu 2011.
4. Tujuan : tujuan yang dimaksud disini adalah target yang harus
terlealisasi atau perencanaan program dalam penguatan pasar yang
sudah direncanakan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Selain program dan kegiatan yang direncanakan di atas, perlu
juga pengelolaan dan pembinaan yang harus dilakukan Disperindag
kota Surakarta secara berkesinambungan karena antara satu dengan
yang lainnya saling mempengaruhi dan berkaitan. Seperti yang di
ungkapkan oleh Bapak Mei bahwa, pengelolaan dan pembinaan yang
dilakukan oleh Disperindag adalah sebagai berikut :
1. Pendampingan, dengan selalu melakukan dan memberikan TPL
(Tenaga Penyuluhan Lapangan) kepada para pekerja tentang
pengetahuan yang barkembang agar dalam melakukan
pekerjaanya lebih terarah, efisien dan efektif.
2. Fasilitas, yaitu dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan IKM agar dapat memperlancar dan mempermudah
dalam bekerja.
3. Monitoring, yaitu dengan selalu mengawasi dan memantau
bagaimana perkembangan IKM yang ada agar dapat
mewujudkan penguatan pasar yang diharapkan.
Sementara itu pendapat dari para pemilik atau pengelola usaha
industri tersebut menyatakan bahwa :
“Jarang adanya pengelolaan dan pembinaan seperti tidak mengerti bener-bener tapi diserahkan organisasi, padahal organisasi tidak mempunyai batik. Masih kurang dalam melayani pemilik IKM, masih pilih-pilih dengan perusahaan-perusahaan tertentu.” (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
“Sudah,.tapi masih kurang dalam pendampingan pembinaan karena setelah pelatihan dilakukan, kita sudah disuruh berjalan sendiri, jadi pendampingannya masih perlu ditingkatkan lagi. Pembinaan yang dilakukan baru sebatas pelatihan serta batik warna alam ikut tergabung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dalam usaha batik warna alam seJawa Tengah” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Sudah baik sesuai harapan, tapi malah dalam segi pengusahanya kurang komunikasi dengan Disperindag karena jika di undang dalam pelatihan kadang-kadang pegawai tidak bisa hadir karena kesibukan pegawai yang harus diselesaikan dikantornya. Pembinaan yang dilakukan agak terbatas, mungkin data base yang dimiliki Disperindag kurang jadi kurang menyeluruh” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Menurut pemilik usaha di atas, adapun kontribusi yang telah
diberikan oleh Disperindag selama ini, misalnya :
“Tentang kontribusi yang diberikan oleh Disperindag, Batik Merak Manis belum pernah dibantu” (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
“Kontribusi yang dilakukan Disperindag dengan mengikut sertakan batik warna alam kedalam pameran, diberi atau dikasih segala peralatan yang diperlukan, biasanya langsung 1set peralatan lengkap, diundang serta di ikut sertakan dalam pelatihan yang ditujukan ke arah manajemen, AMP, e-comen, desain setelah itu pengelolaan diserahkan pada batik warna alam sendiri” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Kontribusi yang diberikan Disperindag biasanya dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang dilakukan sampai tuntas, terutama bagi mereka yang baru memulai, tapi kalau yang sudah pada tahun 80an saya ikut sendiri dalam pelatihan tapi yang sekarang adalah anak-anak pengrajin atau pegawai. Pelatiha itu mencakup masalah marketing, accounting, desain, produksi, serta masalah-masalah aturan baru yang diterapkan” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Kondisi peralatan atau sarana dan prasrana yang diberikan oleh
Disperindag untuk mendukung semua kegiatan dan program diatas
yang dimiliki masih dalam keadaan baik dan semua sarpras tersebut
digunakan oleh semua IKM kota Surakarta untuk mempermudah
pekerjaan yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2) Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari Responsivitas
Responsivitas adalah daya tanggap kemampuan Disperindag
dalam melaksanakan kinerjanya untuk menanggapi berbagai keluhan
dan pengaduan serta untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari
masyarakat dalam perkembangan program penguatan pasar dibidang
industri kecil dan menengah. Indikator ini berorientasi pada hasil.
Responsivitas Kinerja Disperindag Kota Surakarta berkaitan
dengan kecepatan tanggapan yang dilakukan oleh para pegawai
Disperindag terhadap pemilik dan pengelola Industri Kecil dan
Menengah (IKM) Kota Surakarta, yang dalam hal ini adalah pemilik
membutuhkan kinerja dan pelayanan dari Disperindag Kota
Surakarta. Keberhasilan dalam upaya mencapai tujuan, yaitu
mewujudkan penguatan pasar di bidang industri kecil dan menengah.
keselarasaan kinerja para pegawai antara pelayanan yang diberikan
dengan harapan dan keinginan Disperindag untuk mengatasi,
menanggapi, dan memenuhi kebutuhan, keluhan, serta tuntutan dari
pemilik Industri demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Adapun keluhan para pemilik usaha atau industri dalam
menjalankan usaha IKM. Keluhan yang sering dihadapi oleh para
IKM kota Surakarta adalah pada pemasaran IKM yang harus mampu
bersaing dengan yang lainnya, Pemodalan yang kurang untuk
memajukan dan memperluas IKM karena kurangnya anggaran daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
yang ada. Hal tersebut diperkuat oleh beberapa pemilik usaha atau
industri tentang keluhan yang mereka hadapi selama ini, seperti ;
“Tentang cara didik Disperindag dalam pelatihan-pelatihan yang di adakan salah kaprah, contohnya baru belajar membatik sudah disuruh membuat batik sendiri, jadi kurang pendampingan dan pengontrolan dari dinas sendiri” (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
“Hampir tidak ada, karena sudah banyak dibantu, tapi dalam segi permodalan dan bahan baku yang sulit dicari” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Menurut saya tentang Disperindag ini biasanya yang dibina adalah orang-orang tertentu, kenapa bisa begitu?? Jadi saya merasa ragu-ragu denga Disperindag ini, apakah mereka mempunyai data file atau basenya karena banyak sekali industri kecil yang tidak punya izin, tapi Disperindag ini mengangkatnya cuman industri-ndustri yang mengajukan perizinan, Cuma cara kometitornya bagaimana?? Lha ini jadi masalah, yang namanya industri ini, hari ini bisa produksi, sebulan lagi bisa saja berhenti atau hari ini tidak ada, sebulan lagi jadi ada. Jadi data base yang yang akurat yang dimiliki Disperindag punya itu diperoleh dari mana?? tapi ya maaf, mungkin Disperindag sendiripun juga bingung, ujarnya sambil tertawa. Ini tadi berupa masukan untuk Disperindag sendiri. Kalau tentang pembinaan dan pelatihan Disperindag menurut saya sudah lancar dan bagus sampai dengan memfasilitasi pengrajin yang baru-baru pad generasi muda dalam pelatihan yang diberikan secara gratis, tapi mereka yang sudah lama atau mapan kadang-kadang diikut sertakan dalam pameran-pameran ke luar kota, luar negeri, kadang-kadng memang ada fasilitas seperti itu” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Solusi dan cara yang dilakukan Disperindag untuk menanggapi
keluhan tersebut adalah sebagai berikut : Dengan mengadakan
pameran, penguatan produk-produk yang ada agar mampu bersaing
dan bertahan dipasaran, serta menambah fasilitas permodalan IKM
kota Surakarta. Tapi dalam kenyataannya bahwa yang dilakukan
Disperindag menurut para pemilik tentang keluhan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
“Disperindag tidak menanggapi tentang keluhan itu, seperti masa bodoh” (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
“Disperindag mempunyai rencana dalm menanggapi bahan baku yang sulit dicari dengan membuat ekstrak warna alam, tapi hasilnya belum diketahui karena masih dalam tahap penelitian” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Disperindag kadang-kadang terus digilir dengan kadang kadang dapat diikut sertakan dalam pameran disini dan kadang-kadang tidak dapat yang diikut sertakan Perusahaan lain, ada sedikit pilih kasi dengan perusahaan-perusahaan tertentu, jadi belum selurunya bisa direspon Disperindag dengan baik. Dalam hal pembinaan agak terbatas, terbatasnya ini mungkin karena data basenya itu memang kurang sempurna karena setiap industri itu pasti ada perkembangan ada yang berhenti dan ada juga yang produktif. Untuk masukan mungkin data base tersebut dapat diperoleh lewat orang-orang, kelurahan-kelurahan, LSM yang ada disekitar industri. Sedangka hal pelatihan dan fasilitasi sudah baik” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Pelayanan Disperindag Kota Surakarta dalam menanggapi
segala permasalahan dan keluhan sudah berjalan secara efektif, namun
harus lebih ditingkatkan lagi agar keluhan-keluhan yang ada menjadi
berkurang bahkan tidak ada ungkap Bapak Mei.
3) Kinerja Disperindag Kota Surakarta Ditinjau dari Akuntabilitas
Akuntabilitas publik disini merupakan kewajiban pejabat publik
untuk memberi penjelasan, keterangan, dan jawaban baik diminta atau
tidak kepada publik apa yang telah, sedang dan yang akan dilakukan
oleh para pejabat publik, yang harus dilakukan secara transparan.
Akuntabilitas adalah salah satu indikator yang merupakan
pertanggungjawaban atas kinerja para pegawai Disperindag Kota
Surakarta atas pengelolaan dan perkembangan program penguatan
pasar dibidang industri kecil dan menengah kepada pihak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban
tersebut.
Pertanggungjawaban Kinerja Disperindag Kota Surakarta adalah
kepada Kepala Dinas Disperindag Kota Surakarta yang merupakan
Kepala atau Pimpinan tertinggi instansi publik yang berbentuk BUMD
dan IKM yang dibina Disperindag itu sendiri dengan memberikan
pelayaanan dengan sebaik-baiknya agar tujuan penguatan pasar dapat
tercapai. Di samping pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas,
kinerja para pegawai Disperindag juga memberikan laporan
pertanggungjawaban kepada Badan Pengawas selaku pihak dari
Pemerintah Daerah yang ikut dalam pemgambilan kebijakan dalam
Disperindag Kota Surakarta serta laporan pertanggungjawaban kepada
DPR.
Pertanggunggjawaban pada sisi akuntabilitas menurut Bapak
Mei itu sangatlah penting, Disperindag melakukannya secara baik dan
transparan dalam melaksanakan tugasnya demi tercapainya penguatan
pasar di bidang industri kecil dan menengah kota Surakarta.
Disperindag dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam
melayani dan mengelola selama ini, menurut bapak Mei, sudah
berjalan dengan baik, tapi harus masih lebih ditingkkatkan lagi agar
terwujudnya penguatan pasar dibidang IKM kota Surakarta menjadi
lebih berkembang dan maju serta mampu bersaing dengan luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Sektor yang paling perlu dibenahi serta ditingkatkan untuk
menunjang kinerja Disperindag adalah dari sumber daya manusianya.
Kinerja Disperindag kota Surakarta dalm mewujudkan program
penguatan pasar dibidang IKM yang sudah terlaksana, sudah berjalan
dengan baik, tapi masih perlu ditingkatkan untuk anggaran pameran,
penguatan produksi yang khususnya ditujukan pada mutu dan design
agar terwujudnya penguatan pasar pada bidang IKM yang baik,
ungkap Bapak Mei.
Bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas yang dilakukan
Disperindag Kota Surakarta selaku Dinas yang memberikan pelayanan
sebagai berikut :
1. Fasilitasi munculnya wirausahawan, dengan pelatihan, misalnya
dengan memberikan ketrampilan tentang membatik dan garmen
untuk membentuk wirausaha itu.
2. Pembinaan (pendampingan) Manajemn, produksi, kualitas,
standarisasi, pendampingan pemasaran.
3. Fasilitasi dan standarisasi terdiri dari peralatan, sarpras, iso.
Senada dengan pernyataan Bapak Mei di atas, ada beberapa
pemilik usaha yang menyatakan bahwa bentuk pertanggungjawaban
Disperindag terhadap usahanya adalah sebagai berikut :
“Bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh Disperindag selama ini biasanya dengan cara memberikan pelatihan membatik, pembinaan kepada pelaku usaha, monitoring pada peralatan –peralatan yang sudahh diberikan, serta memberikan harga yang lebih muran tapi menurut saya organisasinya kurang amanah“ (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
“Sudah baik karena Disperindag sudah sangat membantu dalam segala hal, misalnya pembinaan, pelatihan, melengkapi dan memfasilitasi batik warna alam ini dengan baik” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan, seperti membatik secara gratis, monitoring tentang peralatan yang diberikan” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Semua itu dilakukan Disperindag dengan harapan agar
mempermudah mencapai tujuan, yaitu penguatan pasar di bidang IKM
Kota Suarakarta yang dapat terrealisasi dengan baik.
Dan mereka juga menyatakan bahwa kinerja Disperindag Kota
Surakarta dalam melayani dan melaksanakan tuganya untuk
memajukan serta mewujudkan program penguatan pasar di bidang
industri kecil dan menengah sebagai berikut :
“Menurut saya selama in sudah baik, tapi Disperindag itu masih pilih kasih dalam memberikan pelayanaanya sehingga pengelolaaan IKM kurang berjalan maksimal dan tapi saya tidak setuju dengan adanya kampung batik jadi lebih baik perusahaan dipegang atau dikelola sendiri-sendiri tanpa campur tangan dinas” (Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan, 14 November 2011)
“Sudah bagus, biasanya Disperindag melakukannya denga cara pelatihan, pameran dan bantuan peralatan atau fasilitas batik warna alam” (Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan, 15 November 2011)
“Sudah bagus, terutama dalam segi pembantikan, yaitu dengan banyaknya pelatihan yang dilakukan,untuk market (pemasaran) juga di ikut sertakan dalam pameran-pameran gratis dan fasilitas-fasilitas berasal dari pemerintah daerah yaitu Disperindag” (Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan, 15 November 2011)
Sementara itu Bapak Mei selaku pegawai Disperindag yang mengurusi tentang IKM sendiri mengungkapkan bahwa kinerja Disperindag :
“Sudah bagus,..tapi masih perlu ditingkatkan untuk anggaran pameran, penguatan produksi yang khususnya ditujukan pada mutu dan design agar terwujudnya penguatan pasar pada bidang industri kecil dan menengah yang baik”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Disperindag dalam
rangka mewujudkan penguatan pasar di bidang IKM adalah sebagai berikut :
1. Hambatan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Hambatan yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi bagaimana kinerja di Desperindag dalam melaksanakan
tugasnya. Menurut Bapak Mei selaku pegawai Disperindag dan orang
yang ditunjuk untuk mengelola IKM kota Surakarta, berpendapat bahwa :
“Hambatan yang ada untuk perkembangan IKM Kota Surakarta disini
adalah : SDM Pendamping, yang dimaksud disini adalah pegawai yang
mendampingi atau yang membina para pengrajin yang ditujukan untuk
membimbing, meberikan arahan agar dapat membantu pelaksana industri
apabila memerlukan bantuan atau mempunyai masalah, yang pada
prakteknya masih kurang terkoodinir dan kesadaran masyarakat masih
rendah serta Persaingan Luar Negeri (CAPTA) yang semakin maju.
Maka dari itu, Disperindag melakukan beberapa cara, agar
hambatan tersebut tidak menggangu kinerja Disperindag dalam
menjalankan tugasnya :
1. Dengan lebih melakukan penguatan program yang sudah
direncanakan.
2. menganalisis hambatan-hambatan yang ada agar dapat diminimalis
dan tidak menggangu pekerjaan yang ada.
3. Memberikan dukungan dan menyediakan segala fasilitas untuk
kemajuan IKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
2. Kemudahan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Kemudahan yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang
mendukung dan mempengaruhi kinerja Disperindag dalam rangka
mewujudkan program penguatan pasar di bidang industri kecil dan
menengah (IKM) Kota Surakarta. Kemudahan tersebut dapat dilihat dari
beberapa faktor, yaitu :
a) Potensi-potensi yang dimiliki Kota Surakarta adalah :
1. Potensi wilayah atau alam, yaitu dengan memanfaat wilayah atau
alam yang ada di sekitar kota Surakarta untuk diolah dan
didayagunakan dalam memajukan IKM yang ada.
2. Potensi budaya yaitu dengan adanya budaya-budaya masyarakat
kota Surakarta yang sangat beragam dapat diterapkan kedalam
IKM yang ada agar terwujud branding yang mempunyai ciri khas
tersendiri yang membedakan produk-produk yang dihasilkan beda
dengan IKM yang ada didaerah lainnya.
3. Potensi sejarah, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk
memajukan IKM yang akan datang menjadi lebih maju.
b) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber Daya Manusi atau Sumber Daya Aparatur pada
Satuan Kerja Perngkat Daerah (SKPD) Disperindag Kota Surakarta
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
K
•
•
•
KeSeBidBidBid
Disperinda
terdiri dari
• Laki-la
• Perem
• Jumlah
Proporsi pe
berikut :
Propors
Sumber di
Keterangan ga
Warna bir
Warna m
Warna hij
epala Dinaskretariatdang Perinddang Perdagdang Pengaw
ag Kota Sur
:
aki : 26 pe
mpuan : 25 pe
h : 51 peg
embagian pe
G
i Kepegawa
Menur
iperoleh dari
ambar 4.1 di
ru tua untuk
erah untuk S
jau untuk Bi
25%
dustrianganganwasan dan P
rakarta. Ter
egawai
egawai
gawai
egawai menu
Gambar 4.1
ian Disperin
rut Bidang T
i data Disper
iatas adalah
k Kepala Din
Sekretariat d
idang Perind
2%
23%
13%
Perlindungan
rdata sejuml
urut bidang t
ndag kota Su
Tugas
rindag Kota
:
nas dengan p
dengan propo
dustrian deng
37%
n Konsumen
lah 51 peg
tugasnya, ya
urakarta
Surakarta
proporsi 2%.
orsi 37%.
gan proporsi
96
gawai yang
aitu sebagai
i 23%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
• Warna ungu untuk Bidang Perdagangan dengan proporsi 25%.
• Warna biru muda untuk Bidang Pengawasan dan Perlindungan
Konsumen dengan proporsi 13%.
Gambar 4.2
Proporsi Kepegawaian Disperindag Kota Surakarta
Menurut Pendidikan
Sumber diperoleh dari data Disperindag Kota Surakarta
Keterangan :
• SD : 2 pegawai
• SMP : 0 pegawai
• SMA : 18 pegawai
• D3 : 3 pegawai
• S1 : 22 pegawai
• S2 : 6 pegawai
0
5
10
15
20
25
SD SMP SMA D3 S1 S2
Jumlah Pe
gawai
Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Jumlah : 51 pegawai, maka dapat disimpulkan bahwa, pegawai yang
terbanyak di Disperindag adalah pada jenjang pendidikan S1, yaitu
dengan jumlah 22 pegawai.
c) Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang ada untuk menunjang kinerja
Disperindag Kota Surakarta dalam mewujudkan program penguatan
pasar di bidang industri kecil dan menengah yang disediakan kantor
untuk para pegawainya adalah sebagai berikut :
1) Komputer atau Neetbook.
2) Kendaraan Dinas Operasional.
Tabel Matrix 2.3
Hasil Indikator Efektivitas, Responsivitas dan Akuntabilitas
No Indikator Kinerja Hasil 1. Efektivitas Efektivitas Disperindag Kota Surakarta dalam
mewujudkan program penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah dapat dikatakan sudah baik. Semua itu bisa terbukti dari hasil pencapaian yang telah dicapai oleh Disperindag terhadap rencana dan program yang telah dilakukan selama ini seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, misalnya seperti : Disperindag sudah memberikan 1paket bantuan untuk menunjang sarana dan prasarana IKM kota Surakarta, terlaksanya 8 kegiatan pendidikan dan pelatihan, terlaksananya pemberian bantuan ke 5 kecamatan, terselenggaranya kegiatan Dekranasda dan sarana dan prasarana penunjang industri kreatif selama 5tahun, terpenuhinya sarana dan prasarana Galabo sebanyak 19 paket dan pada tahun pertama (2011) sudah terselenggara 75 IKM.
2. Responsivitas Responsivitas Disperindag Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan program penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah dapat dikatakan belum maksimal, dimana keluhan dari para pemilik usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
terutama pada sikap tanggapan yang diberikan oleh pihak Disperindag belum ada dan kurang ditanggapai dengan baik seperti yang diharapkan, terbukti dari hasil wawancara yang saya lakukan ada beberapa industri merasa Disperindag masih pilih kasih dalam menanggapinya.
3. Akuntabilitas Akuntabilitas atau pertanggungjawaban Disperindag Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah yang menjadi hal utama sebagai Instansi Pemerintah, dimana Disperindag berusaha untuk mendayagunakan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki saat ini demi perkembangan IKM Kota Surakarta yang dikelolanya. Disperindag Kota Surakarta telah memberikan pertanggungjawabanya dengan bentuk memberikan pelatihan tentang pembantikan, manajemen, perdagangan, pembinaan dengan cara pendampingan selama pelatihan, memfasilitasi IKM dengan memeberikan alat-alat yang diperukan seperti alat batik, komputer, permodalan, bahan baku dengan harga murah, dan lain sebagainya serta mengajak semua industri ikut serta dalam pameran yang diadakan untuk menjaga akuntabilitas Instansi Pemerintah daerah Kota Surakarta dan agar IKM ini mampu bersaing dengan pasar globalisasi yang semakin maju demi terwujudnya progaram penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
mengenai Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota
Surakarta dalam Mewujudkan Program Penguatan Pasar dibidang Industri
Kecil dan Menengah (IKM) tersebut maka dapat ditarik beberapa kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Efektivitas Disperindag Kota Surakarta dalam mewujudkan program
penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah dapat dikatakan
sudah baik. Semua itu bisa terbukti dari hasil pencapaian yang telah
dicapai oleh Disperindag terhadap rencana dan program yang telah
dilakukan selama ini, misalnya sebagai berikut :
Tabel 3.1
Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan IKM
tahun 2011-2015
Program Kegiatan
Pencapaian 2011 Tujuan
Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
Disperindag memberikan bantuan 1paket alat produksi penunjang sarana dan prasarana tahun 2011-2015 mendatang untuk IKM kota Surakarta
Disperindag sudah memberikan 1paket bantuan untuk menunjang sarana dan prasarana IKM kota Surakarta
Pencitraan Sentra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Pembinaan kemampuan teknologi industri
Terselengaranya pendidikan dan pelatihan sebanyak 40 kegiatan
Terlaksanya 8 kegiatan pendidikan dan pelatihan
Penciptaan wirausahawan yang baru
Penyediaan sarana dan prasarana klaster industri
Memberikan bantuan peralatan produksi terhadap sentra di 5 kecamatan
Terlaksananya pemberian bantuan ke 5 kecamatan
Memberikan bantuan peralatan produksi
Melakukan pengembangan dan pelyanan teknologi industri
Tersedianya paket penunjangn sarana selama 4 tahun
Belum terlaksana Pembentukan IKM Centre
Kegiatan menyusun kebijakan industri kebijakan terkait dan industri penunjang industri kecil dan menengah.
Terselenggaranya kegiatan Dekranasda dan sarana dan prasarana penunjang industri kreatif selama 5tahun.
Kegiatan pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan
Terpenuhinya sarana dan prasarana Galabo sebanyak 19 paket
Sumber diperoleh dari data Disperindag Kota Surakarta
Tabel 3.2
Rencana Program, Kegiatan, Pencapaian dan Tujuan
Penguatan Pasar tahun 2011-2015
Program Kegiatan Pencapaian 2011 Tujuan Pembangunan promosi perdagangan internasinal
Terselenggaranya pameran produk unggulan yang melibatkan 375 IKM
Pada tahun pertama, sudah terselenggaranya 75 IKM
Memperluas akses dan Branding (Pencitraan kota melalui terselenggaranya pameran produk unggulan yang berskala internasional, nasional, regonal dan lokal)
Sumber diperoleh dari data Disperindag Kota Surakarta
Keterangan tabel 3.1 dan 3.2 :
1. Program : menjelaskan tentang rencana program industri kecil dan
menengah serta penguatan pasar dalam kurung waktu 5 (lima) tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
yaitu dari tahun 2011-2015 yang akan dilaksanakan oleh
Disperindag kota Surakarta.
2. Kegiatan : sesuatu yang dilakukan atau sedang berlangsung yang
sesuai rencana atau program Disperindag tahun 2011-2015 untuk
mencapai tujuan.
3. Pencapaian 2011 : menjelaskan tentang pencapaian kinerja
Disperindag yang sudah terlaksana pada tahun awal yaitu tahun
2011.
4. Tujuan : tujuan yang dimaksud disini adalah target yang harus
terlealisasi atau perencanaan program dalam industri kecil dan
menengah dan penguatan pasar yang sudah direncanakan
sebelumnya.
Kontribusi yang diberikan kepada pengusaha, khususnya dalam segi
pelatihan (pembatikan, manajemen, pengetahuan perdagangan, pameran
dan lain-lain) dan memfasilitasi IKM (memberikan peralatan lengkap
untuk membatik, mesin, pemodalan, biaya pelatihan dan pameran gratis
dan lain sebagainya) yang ada di Kota Surakarta ini.
2. Responsivitas Disperindag Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan
program penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan Menengah dapat
dikatakan belum maksimal, dimana keluhan dari para pemilik usaha
terutama pada sikap tanggapan yang diberikan oleh pihak Disperindag
belum ada dan kurang ditanggapai dengan baik seperti yang diharapkan,
terbukti dari hasil wawancara yang saya lakukan ada beberapa industri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
merasa Disperindag masih pilih kasih dalam menanggapinya. Beberapa
contoh keluhan dan respon yang diberikan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Responsivitas Disperindag
Nama Industri
Keluhan Respon atau Tanggapan Disperindag
Batik Warna Alam
Dalam segi permodalan dan bahan baku yang sulit dicari.
Disperindag mempunyai rencana dalam menanggapi bahan baku yang sulit dicari dengan membuat ekstrak warna alam, tapi hasilnya belum diketahui karena masih dalam tahap penelitian.
Batik Puspa Kencana
Kenapa pembinaan yang dilakukan hanya kepada orang-orang tertentu saja dan apakah Disperindag memepunyai data base yang akurat tentang data industri yang ada.
Disperindag kadang-kadang terus digilir dengan kadang kadang dapat diikut sertakan dalam pameran disini dan kadang-kadang tidak dapat yang diikut sertakan Perusahaan lain, ada sedikit pilih kasih dengan perusahaan-perusahaan tertentu, jadi belum seluruhnya bisa direspon Disperindag dengan baik. Dalam hal pembinaan agak terbatas, terbatasnya ini mungkin karena data basenya itu memang kurang sempurna karena setiap industri itu pasti ada perkembangan ada yang berhenti dan ada juga yang produktif.
Batik Merak Manis
Tentang cara didik Disperindag dalam pelatihan-pelatihan yang di adakan salah kaprah, contohnya baru belajar membatik sudah disuruh membuat batik sendiri, jadi kurang pendampingan dan pengontrolan dari dinas sendiri
Disperindag tidak menanggapi tentang keluhan itu, seperti masa bodoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
3. Akuntabilitas atau pertanggungjawaban Disperindag Kota Surakarta dalam
rangka mewujudkan penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan
Menengah yang menjadi hal utama sebagai Instansi Pemerintah, dimana
Disperindag berusaha untuk mendayagunakan seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki saat ini demi perkembangan IKM Kota Surakarta
yang dikelolanya. Disperindag Kota Surakarta telah memberikan
pertanggungjawabanya dengan bentuk memberikan pelatihan tentang
pembantikan, manajemen, perdagangan, pembinaan dengan cara
pendampingan selama pelatihan, memfasilitasi IKM dengan memeberikan
alat-alat yang diperukan seperti alat batik, komputer, permodalan, bahan
baku dengan harga murah, dan lain sebagainya serta mengajak semua
industri ikut serta dalam pameran yang diadakan untuk menjaga
akuntabilitas Instansi Pemerintah daerah Kota Surakarta dan agar IKM ini
mampu bersaing dengan pasar globalisasi yang semakin maju demi
terwujudnya progaram penguatan pasar dibidang Industri Kecil dan
Menengah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kinerja
Disperindag Kota Surakarta dalam mewujudkan program penguatan pasar
dibidang industri kecil dan menengah tersebut, jika dilihat dari ketiga
indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu efektivitas,
responsivitas, dan akuntabilitas maka dapat dikatakan kinerja Disperindag
Kota Surakarta sudah baik. Untuk itu, peneliti mencoba memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
beberapa saran atau rekomendasi sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi Disperindag Kota Surakarta dalam upaya untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakart, khusunya pada pengelolan
dan pemilik industri di Surakarta. Adapun beberapa saran yang ada adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kinerja Disperindag Kota Surakarta untuk
mewujudkan penguatan pasar dibidang IKM, Disperindag harus lebih
netral lagi dalam merespon atau menanggapi segala keluhan para
pemilik industri tanpa ada pilih kasih antara perusahan satu dengan
yang lain agar tidak tercipta kesenjangan sosial antar pengusaha yang
bisa saja menurunkan kepercayaan pengusaha kepada Instansi
Pemerintah Daerah ini yaitu Disperindag dalam penanganaan Industri
Kecil dan Menengah di Surakarta.
2. Pada segi pembinaan, khusunya pada pendampingan, misalnya dengan
cara memberikan pelatihan kepada pengrajin terus bila pengrajin
belum cukup ahli dan masih banyak pembinaan dan pelatihan,
sekiranya Disperindag masih membimbing dan mendampingi mereka
hingga benar-benar para perajin dan pengusaha merasa mampu dan
bisa berjalan sendiri.
3. Untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), maka
Disperindag perlu melakukan pembaharuan dan pemantapan
kebijakan terhadap rekrutmen dan seleksi terhadap pegawai atau
karyawan sesuai dengan kebutuhan agar dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
kuantitas, kualitas dan profesionalitas para pegawai. Disamping itu,
Disperindag Kota Surakarta harus mampu menigkatkan progam-
progam pendidikan dan pelatihan mengenai pengelolaan industri
untuk seluruh pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto dkk.2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta : Pusat Studi dan Kependudukan dan Kebijakan UGM
Bolton, Mike, 2003, Public Sector Performance Mesurement : Delivering Greater Accountabiliy, Work Study, Volume 52 Number 1
Bryson, John, M, 2002, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar, Jakarta
Bruijn, de Hands, 2002, Performance Measurement in the Public Sector : Strategies to Cope With the Risks of Performance Measurement, The International Journal of Public Sector Management, Volume 15 No. 7
Burri, Roger, L and Stephen Welch, 1997, Accountability for Environmental Performance of the Australian Commonwealth Public Sector, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Volume 10, Nomor 4.
Deddy Supriady Bratakusuma & Dadang Solihin. 2002. Otonomi Penyelenggaran Pemerintah Daerah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Depdiknas, 2004, Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolahl Dasar, Jakarta
H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Surakarta UNS Press
Henry Simamora, 2002, Manajemen Personalia, Liberty, Yogyakarta
Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka.
Joko Widodo. 2008. Birokrasi Berbasis kinerja. Malang : Bayumedia Publishing
Lexy J. Moloeng, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Malayu S.P. Hasibuan, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta
Mohamad Mahsun. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE
Pabundu Tika. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Reza Surya dan Santosa Tri Hananto, 2004, Pengaruh Emotional Quotient Auditor Terhadap Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik, Perspektif, Volume 9, Nomor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Sutopo, 2003. Pelayanan Prima, Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Yeremias T. Keban. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik. Yogyakarta : Gava Media.
Sumber lain :
Pedoman Rencana Stategis Tahun 2011-2015, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta tahun 2010.
Informan :
1. Bapak Mei, selaku staff karyawan Disperindag Kota Surakarta yang ditunjuk mengurus tentang pengelolaan industri kecil dan menengah.
2. Bapak Bambang Slameto, Pemilik Batik Merak Manis Laweyan. 3. Bapak Arief, Batik Warna Alam, Laweyan. 4. Bapak H.Sulaeman, Pemilik Batik Puspa Kencana, Laweyan.