perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac - core yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
(TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Skripsi
Oleh:
Ika Hindriyati
X1207035
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
(TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh:
Ika Hindriyati
X1207035
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Andayani, M. Pd Atikah Anindyarini, S.S., M. Hum
NIP 19601030198610201 NIP 19710107200642001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ika Hindiriyati. X1207035. PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-5 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Mei 2011.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Ajaran 2010/ 2011, mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Mei 2011.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar yang berjumlah 40 siswa. Sumber data penelitian ini meliputi: peristiwa yang ada dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi, informan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi yaitu rianggulasi sumber atau data, trianggulasi metode, dan review informan. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis interaktif berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan empat tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta analisis dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011 dengan strategi Think Talk write; (2) terdapat peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011 dengan strategi Think Talk write. Peningkatan kualitas proses terefleksi dari (a) meningkatnya keaktifan siswa selama pembelajaran, (b) meningkatnya perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran; (c) meningkatnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Peningkatan kualitas proses tersebut ditunjukkan dengan peningkatan prosentase ketuntasan tiap siklusnya. Prasiklus, prosentase ketuntasan siswa adalah sebesar 36,84%, kemudian pada siklus I prosestase ketuntasan siswa sebesar 67,5% dan siklus II meningkat menjadi 77,5%. Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari skor atau nilai pekerjaan siswa pada tiap siklusnya. Prasiklus , prosentase ketuntasan adalah sebesar 34,21%, kemudian pada siklus I, prosentase ketuntasan siswa adalah 69,23% , siklus II meningkat menjadi 80%. Peningkatan kualitas hasil tersebut ditandai dengan: (a) meningkatnya pengungkapan isi pada karangan siswa; (b) meningkatnya organisasi isi; (c) meningkatnya pemanfaatan kosakata; (d) meningkatnya pengembangan bahasa; (e) meningkatnya aspek mekanik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh
urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanlah kamu berharap.
(Q.s. Al-Insyirah;6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ibundaku Tri Widyastuti dan
Ayahandaku Sukirno yang senantiasa
memberikan kasih sayang, doa,
perhatiannya tanpa batas, dan kesabaran
dalam membimbingku.
2. Adikku Nur Yunianto yang selalu
memberi semangat untuk terus berjuang.
3. Wuwus Suryanto yang selalu memberi
semangat di setiap langkahku.
4. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah memberi
kesempatan pada penulis untuk
melaksanakan penelitian.
5. Sahabatku Nonik, Meylinda, Retno, dan
Apriska yang selalu memberi dukungan.
6. Teman-teman program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan
2007.
7. Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih
kepadapihak-pihak yang telah membantu.
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penulisan skripsi kepada penulis;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memerikan izin untuk menulis skripsi;
4. Dr. Andayani, M.Pd. dan Atikah Anindyarini, S.S.,M.Hum. selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar;
5. Drs. Wagiman, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA N 2 Karanganyar yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian;
6. Sanusi, S. Pd, selaku guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia kelas X-5
SMA N 2 karanganyar yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan
penelitian;
7. Semua siswa kelas X-5 Karanganyar yang telah membantu peneliti dalam
penelitian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
8. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2007 yang
telah memberi semangat kepada peneliti selama proses penelitian dan
penulisan skripsi;
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan
pendidikan dan pembaca.
Surakarta, Mei 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL . ............................................................................................. i
PENGAJUAN..................................................................................... ii
PERSETUJUAN . .............................................................................. iii
PENGESAHAN.................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka. ................................................................. 7
1. Hakikat Menulis. ........................................................ 7
a. Pengertian Menulis. ................................................ 7
b. Tahap Menulis........................................................ 9
c. Asas-Asas Menulis ................................................. 10
d. Jenis Tulisan........................................................... 11
2. Hakikat Menulis Argumentasi..................................... 13
a. Pengertian Argumentasi ........................................ 13
b. Dasar Penulisan Argumentasi ................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi
di SMA ....................................................................... 16
a. Hakikat Pembelajaran ........................................... 16
b. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA ................ 21
c. Pembelajaran Menulis Argumentasi ...................... 22
d. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi ....... 23
4. Hakikat Strategi Pembelajaran Think Talk Write ......... 29
a. Pengertian Strategi Pembelajaran .......................... 29
b. Strategi Think Talk Write ...................................... 31
c. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran
Think Talk Write ................................................... 34
B. Kerangka Berpikir ............................................................ 36
C. Penelitian yang Relevan ................................................... 37
D. Hipotesis Tindakan ........................................................... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 40
B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 41
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................... 41
D. Data dan Sumber Data ....................................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 42
F. Teknik Validitas Data ........................................................ 43
G. Teknik Analisis Data ......................................................... 44
H. Indikator Ketercapaian ....................................................... 45
I. Prosedur Penelitian ............................................................ 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal Prasiklus...................................................... 51
B. Pelaksanaan Tindakan dan Hasil Penelitian ........................ 63
1. Deskripsi Siklus I .......................................................... 63
a. Perencanaan Tindakan ............................................. 63
b. Pelaksanaan Tindakan............................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Observasi .................................................................. 67
d. Analisis dan Refleksi ................................................ 71
2. Deskripsi Siklus II ......................................................... 79
a. Perencanaan Tindakan ............................................. 79
b. Pelaksanaan Tindakan............................................... 81
c. Observasi .................................................................. 84
d. Analisis dan Refleksi ................................................ 87
3. Deskripsi Antar Siklus................................................... 95
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 97
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan ........................................................................... 106
B. Implikasi............................................................................ 107
C. Saran ................................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 109
LAMPIRAN ....................................................................................... 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval .......... 28
Tabel 2. Rincian Waktu Penelitian ...................................................... 41
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Tujuan ............................................... 45
Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Prasiklus ..................................................................... 53
Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Prasiklus ..................................................................... 58
Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus I ....................................................................... 72
Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus I ........................................................................ 77
Tabel 8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus II ....................................................................... 89
Tabel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus II ....................................................................... 93
Tabel 10. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
Antarsiklus .......................................................................... 95
Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
Antarsiklus .......................................................................... 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW ....................... 35
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir ................................................... 37
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................... 44
Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Prasiklus ................................................................... 55
Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Prasiklus .................................................................... 59
Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus I ...................................................................... 74
Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus I .................................................................... 78
Gambar 8. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus II .................................................................... 91
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi
pada Siklus II ................................................................... 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara Peneliti dengan Guru Bahasa Indonesia
Kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar ........................................... 113
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus........................... 115
3. Catatan Lapangan Prasiklus ...................................................... 117
4. Hasil Wawancara dengan Siswa Prasiklus ................................ 121
5. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menulis
Argumentasi Prasiklus .............................................................. 125
6. Daftar Nilai proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
Prasiklus ................................................................................... 128
7. Hasil Pekerjaan Siswa Prasiklus .............................................. 130
8. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Prasiklus ............................ 140
9. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Prasiklus ......... 141
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................ 142
11. Catatan Lapangan Siklus I ....................................................... 154
12. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ................................. 161
13. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menuli Argumentasi
Siklus I .................................................................................... 165
14. Daftar Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus I ..................................................................................... 168
15. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I ................................................. 170
16. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus I .............................. 182
17. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus I ........... 183
18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... 184
19. Catatan Lapangan Siklus II ...................................................... 194
20. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus II ................................ 201
21. Lembar Penilaian Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus II.................................................................................... 205
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
22. Daftar Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi
Siklus II.................................................................................... 208
23. Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ................................................ 209
24. Daftar Nilai Menulis Argumentasi Siklus II ............................. 221
25. Foto-Foto Pembelajaran Menulis Argumentasi Siklus II .......... 222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat
bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat
berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan
benar. Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan
berkelanjutan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum.
Hal ini berarti setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang
mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati
peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi
pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik
mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu
menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.
Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif
merupakan kemampuan yang menuntut adanya kegiatan untuk menghasilkan atau
menyampaikan bahasa kepada pihak lain melalui tulisan. Kegiatan berbahasa
yang produktif adalah kegiatan menyampaikan gagasan, pikiran, atau perasaan
oleh pihak penutur, dalam hal ini penulis. Sebenarnya kegiatan produktif terdiri
dari dua macam yaitu berbicara dan menulis. Meskipun sama-sama merupakan
kegiatan produktif, kegiatan tersebut mempunyai perbedaan yang utama, yaitu
pada media dan sarana yang digunakan. Berbicara menggunakan sarana lisan,
sedangkan menulis menggunakan sarana tulisan. Di samping itu, berbicara
merupakan aktivitas memberi dan menerima bahasa, yaitu menyampaikan
gagasan pada lawan bicara pada waktu yang bersamaan menerima gagasan yang
disampaikan lawan bicara. Jadi, dalam berbicara terjadi komunikasi timbal-balik,
hal yang tidak dapat ditemui dalam menulis. Sementara itu, menulis adalah
kegiatan menyampaikan gagasan yang tidak dapat secara langsung diterima dan
direaksi oleh pihak yang dituju.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan (dan
keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah
mendengarkan, membaca, dan berbicara (Burhan Nurgiyantoro,2010: 422). Dalam
buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar
bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain
di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu.
Sejalan dengan pendapat sebelumnya Henry Guntur Tarigan (2008: 4)
menyebutkan bahwa keterampilan menulis adalah yang paling sulit karena
keterampilan ini membutuhkan kemampuan seseorang untuk menyajikan
grafologi, struktur bahasa dan kata-kata agar maksud penulis dimengerti oleh
pembaca. Dengan demikian dalam pengajaran bahasa diperlukan adanya
kerjasama antara pendidik dan peserta didik, karena keterampilan menulis
diperlukan banyak praktik dan latihan yang teratur. Tanpa adanya praktek dan
latihan teratur maka akan mempunyai kualitas tulisan yang kurang baik.
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
memiliki peranan penting dalam kehidupan, selain keterampilan berbahasa
lainnya seperti menyimak, berbicara, dan membaca. Kehidupan dewasa ini telah
memasuki era globalisasi dan informasi, sehingga kemampuan menulis sangat
diperlukan. Kemampuan menulis ini diperlukan karena dengan orang menuliskan
segala ide yang ada dalam pikiran mereka maka sampai kapan pun ide tersebut
tidak akan hilang. Berbeda dengan orang yang tidak langsung menuliskan idenya.
Dengan sekejap saja ide yang ada akan hilang karena keterbatasan dalam
mengingat. Dengan demikian keterampilan menulis sangat diperlukan untuk
mengingatkan seseorang terhadap ide-ide yang pernah ada dalam pikiran mereka
dan telah ditransfer ke dalam bentuk tulisan.
Barnas (2007) menyatakan bahwa kemampuan menulis para siswa, khusus
siswa Sekolah Menengah Atas saat ini masih menduduki peringkat paling bawah
apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu menyimak,
membaca, dan berbicara. Peringkat bawah ini ditunjukkan dengan salah satunya
dalam aktivitas pembelajaran menulis argumentasi yang memprihatinkan. Banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
siswa menganggap bahwa menulis adalah kegiatan yang membosankan dan sangat
sulit. Namun, mereka tetap harus melaksanakan kompetensi yang sudah ada
dalam kurikulum. Pada semester dua ini siswa harus dapat menyelesaikan standar
kompetensi mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.
Kompetensi dasar dari jabaran standar kompetensi tersebut meliputi: 1) menulis
gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi: 2)
menulis gagasan untuk menyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau
melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf persuasi; 3) menulis hasil wawancara
ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat; 4) menyusun
teks pidato (BSNP: 2006).
Selama ini pembelajaran menulis argumentasi dilakukan secara
konvensional, dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis argumentasi kemudian
siswa melihat contoh pada Lembar Kerja Siswa dan akhirnya siswa ditugasi untuk
membuat paragraf atau wacana argumentasi. Oleh karena itu, suasana belajar
mengajar keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh
mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu
mengidentifikasikan sebuah peristiwa atau pun gambaran yang ada dalam pikiran
masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain
siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan.
Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah,
khususnya SMA Negeri 2 Karanganyar berdasarkan hasil survei yang telah
dilaksanakan menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran
menulis siswa kelas X-5. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti rendahnya
keterampilan menulis siswa, khususnya menulis argumentasi disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya (1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih
rendah, (2) kurangnya pembiasaan terhadap tradisi menulis menyebabkan siswa
menjadi terbebani apabila mendapatkan tugas untuk menulis, (3) sebagian siswa
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan
gagasannya, (4) siswa belum mampu dalam menuangkan ide/gagasan dengan
baik, (5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, (6) kurangnya pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
siswa terhadapa kaidah tatabahasa yang baik, (7) hasil tulisan siswa belum
mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan data (dapat dilihat pada lampiran halaman 140) diperoleh
keterangan bahwa pada survai awal dari 38 siswa yang hadir hanya ada 13 siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 25 siswa lainnya
masih belum mencapai KKM sebesar 65. Untuk nilai rata-rata, kelas tersebut
mempunyai nilai 61,29. Selain penilaian hasil pembelajaran, dalam survai awal ini
juga diambil penilaian proses pembelajaran. Dalam penilaian proses ini, ada
beberapa kriteria yang menjadi tolak ukur. Kriteria tersebut meliputi aspek
keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi. Berdasarkan hasil
survai awal menunjukkan bahwa dari 38 siswa yang hadir, hanya ada 14 siswa
yang mencapai nilai di atas 7 (dapat dilihat pada lampiran halaman 128). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis
argumentasi siswa kelas X-5 masih rendah.
Melihat kondisi demikian, akhirnya peneliti berusaha memberikan solusi
alternatif dalam pembelajaran menulis supaya permasalahan yang terdapat pada
siswa dapat teratasi. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang
telah teridentifikasi di kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar adalah menggunakan
strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan aktivitas belajar dan komunikasi di antara siswa adalah strategi
think talk write (TTW). Penerapan strategi TTW dapat mendorong siswa untuk
berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik, siap
mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk
menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Aktivitas
siswa dalam pembelajaran yang dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi
TTW adalah aktivitas melihat, berbicara, mendengarkan, menulis.
Melalui penerapan strategi think talk write dalam pembelajaran bahasa
Indonesia siswa diajak untuk berpikir (think) melalui lembar permasalahan yang
dibagikan guru pada siswa. Dengan adanya bacaan ini siswa dapat mempunyai
gambaran tema yang akan ditulisnya. Setelah permasalahan dibagikan dan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
mencatat hal yang penting kemudian dikomunikasikan dalam kelompok kecil
dalam aktivitas berbicara (talk). Diskusi merupakan proses tatap muka interaktif
dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan masalah,
menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau membuat
keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini adalah write yaitu mengonstruksi
pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual yang dapat meningkatkan
aktivitas menulis siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas sebagai usaha perbaikan kualitas proses dan hasil
pembelajaran keterampilan menulis. Penelitian tersebut diangkat dengan judul:
”Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 2
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai arah penelitian,
dibawah ini disajikan masalah yang akan dibahas dalam penelitiaan, yaitu:
1. apakah penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis
argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran
2010/2011?
2. apakah penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write dapat
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi
pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk meningkatkan:
1. kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa
kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
2. kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa
kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pengembangan salah satu teori
belajar sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan
penelitian lebih lanjut dalam aspek pengembangan teori yang sama namun
dalam kelas yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa termotivasi dalam pembelajaran keterampilan menulis
2) Keterampilan menulis argumentasi meningkat
3) Menambah pengalaman siswa dalam bekerja secara kelompok
b. Bagi Guru
1) Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran tink talk write dengan
tepat dalam pembelajaran menulis khususnya menulis argumentasi.
2) Guru dapat mengefektifkan proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan keterampilan berbicara siswa, khususnya dengan
penggunaan tink talk write.
3) Bagi Sekolah
1) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif
2) Sebagai salah satu pilihan bagi guru untuk untuk melaksanakan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, dan
HIPOTESIS TINDAKAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai oleh siswa. Siswa dituntut untuk dapat menulis akan berbagai
ide dan gagasan yang ada pada pikiran merka. Penuangan ide dalam tulisan
tersebut disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada dalam silabus yang dibuat
oleh guru mata pelajaran.
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut
Henry Guntur Tarigan (2008: 4) menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis sang penulis haruslah terampil
memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata. Dalam kehidupan modern ini jelas
bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu
berlebihan bila dikatakan bahwa keteramplan menulis merupakan suatu ciri dari
orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Salah satu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau
tidak secara tatap muka dengan orang lain ialah menulis. Dalam kegiatan menulis,
penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.
Selain itu, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1999: 8),
menyebutkan pengertian menulis: (1) merupakan suatu bentuk komunikasi, (2)
merupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan
yang akan disampaikan, (3) bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-
cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
situasi yang menyertai percakapan, (4) merupakan suatu ragam komunikasi yang
perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, (5)
merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada
khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Sabarti Akhadiah,
et al (1999: 2) mengungkapkan bahwa menulis berarti mengorganisasikan gagasan
secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Secara lebih lanjut
mereka menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses, sehingga dalam
menulis seseorang harus melewati beberapa tahap antara lain, tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi. Tahap-tahap itu harus dilalui oleh penulis untuk
mendapatkan tulisan yang baik. Selain itu, sebuah tulisan pada akhirnya akan
dibaca oleh pembaca, maka seorang penulis haruslah menguasai berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar kebahasaan. Dengan seorang penulis menguasai
kedua aspek tersebut maka tulisan yang dihasilkan akan baik dan dapat dipahami
oleh pembaca. Tidak heran jika Henry Guntur Tarigan (2008: 4) menyebutkan
bahwa Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Dengan latihan dan banyak
praktik menulis maka seorang penulis akan terbiasa menuangkan kata dan
membaca keadaan.
The Liang Gie (2002: 3) berpendapat bahwa menulis diistilahkan
mengarang yaitu segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami. Pendapat lain diunggapkan Burhan Nurgiyantoro ( 2010: 397), menulis
merupakan aktivitas menghasilkan bahasa dan disampaikan melalui sarana tulisan.
Dalam sebuah tulisan, gagasan yang bagus akan menarik pembaca dan kemudian
akan membuat pembaca terinspirasi seperti yang ada dalam tulisan tersebut.
Dari definisi-definisi menulis di atas, dapat disimpukan bahwa
kemampuan menulis adalah kemampuan untuk mengemukakan gagasan melalui
media bahasa berupa tulisan. Dapat pula dikatakan bahwa menulis adalah suatu
aktivitas aktif produktif yang dilakukan dengan mengorganisasikan gagasan
secara sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat. Kemampuan menulis
diperoleh melalui latihan yang terus menerus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
b. Tahap Menulis
Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, Khaerudin
Kurniawan (2005) menyebutkan penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap,
yaitu: (1) tahap persiapan (prapenulisan), (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi,
dan (4) tahap verifikasi/evaluasi. Pertama, tahap persiapan atau prapenulisan
adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi,
merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran
dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca,
mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitifnya yang akan
diproses selanjutnya.
Kedua, tahap inkubasi adalah ketika pembelajar memproses informasi
yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada
ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses
inkubasi ini analog dengan ayam yang mengerami telurnya sampai telur menetas
menjadi anak ayam. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan
memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada
dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini
dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika
seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis
yang tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas
masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan kita melupakan apa yang ada dalam
benak kita. Kita berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan pekerjaan lain,
atau hanya duduk termenung. Kendatipun demikian, sesungguhnya di bawah
sadar kita sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk
segera “menetas”.
Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight,
yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada
saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau
jalan keluar. Iluminasi tidak mengenal tempat atau waktu. Ia bisa datang ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
kita duduk di kursi, sedang mengendarai mobil, sedang berbelanja di pasar atau di
supermarket, sedang makan, sedang mandi, dan lain-lain.
Jika hal-hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan amat
dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum
itu biasanya tidak berlangsung lama. Tentu saja untuk peristiwa tertentu, kita
menuliskannya setelah selesai melakukan pekerjaan.
Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil
dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan
fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal
yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang
mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang
lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini kita menguji
dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
c. Asas-Asas Menulis
Setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan sejumlah asas yang dapat
dijadikan pedoman. Demikian juga dengan kegiatan menulis yang memerlukan
asas sebagi pedoman. The Liang Gie (2002: 33-37) mengemukakan enam asas
menulis yang disebut dengan asas menulis meliputi kejelasan, keringkasan,
ketepatan, kesatupaduan, pertautan, dan penegasan.
Berdasarkan asas kejelasan, setiap karangan haruslah jelas. Tulisan harus
mencari gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembacanya. Di samping
itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat di salahtafsirkan oleh pembacanya.
Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang
diungkapkan tampak nyata oleh pembaca.
Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap
tulisan harus pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada
penghamburan kata, tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.
Sebagaimana halnya dengan asas yang pertama, asas menulis yang kedua tidak
berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan dengan kata
yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain halnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata yang berlebihan untuk
memeroleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta memperjelas setting.
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus dapat
menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Untuk menepati asas ini,
penulis harus memerhatikan berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan,
tanda baca serta kelaziman. Seperti halnya dua asas sebelumnya, asas ketiga ini
tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan fiksi bersifat multitafsir.
Pemahaman pembaca bukan bergantung pada ketepatan tulisan, akan tetapi
tingkat apresiasi yang dimilikinya.
Berdasarkan pada asas kesatupaduan, segala hal yang disajikan dalam
tulisan memuat satu gagasan pokok atau sering disebut dengan tema. Tulisan yang
tersusun atas alinea-alinea tidak boleh ada uraian yang menyimpang serta tidak
ada ide yang lepas dari gagasan pokok tersebut. Asas yang sering disebut dengan
syarat kohesi suatu tulisan ini berlaku untuk semua jenis tulisan baik fiksi maupun
nonfiksi.
Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan harus memuat satu gagasan
pokok, berdasar pada asas pertautan ini tiap alinea dalam satu tulisan hendaklah
berkaitan satu sama lain. Kalimat satu dengan kalimat yang lain harus
berkesinambungan. Asas yang sering disebut dengan prinsip koherensi ini berlaku
untuk semua tulisan baik jenis fiksi maupun nonfiksi.
Asas penegasan menegaskan bahwa dalam tulisan perlu ada penekanan
atau penonjolan tertentu. Hal ini diperlukan agar pembaca mendapatkan kesan
yang kuat terhadap suatu tulisan. Asas ini sangat perlu untuk diterapkan pada
tulisan-tulisan fiksi meskipun tulisan nonfiksi juga perlu memerhatikan asas ini.
d. Jenis Tulisan
Ada banyak jenis tulisan yang dapat dipilih oleh seorang penulis untuk
menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya. Pemilihan jenis tulisan
ini tergantung pada tujuan yang ditetapkan. Jenis tulisan ini meliputi: narasi,
deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
Menurut Gorys Keraf (2004: 136) narasi merupakan satu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya pada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif (khayal)
dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti
cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-
berita di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain: (1) berupa
cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang
disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi dapat pula berupa
imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki
nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6)
biasanya memuat dialog (Atar Semi, 1990: 33)
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan
rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan
imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung
objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman panca indera
pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan perasaan.
Eksposisi adalah tulisan berbentuk paparan dilengkapi data-data kesaksian
seperti gambar, grafik, foto-foto dengan tujuan memperjelas informasi yang
disampaikan (Tim Reality, 2008: 760). Tujuan dari jenis tulisan ini adalah
memberi informasi kepada pembaca tentang suatu masalah. Eksposisi ditandai
dengan tulisan berupa: pengertian atau pengetahuan; menjawab pertanyaan
tentang apa, mengapa, dan bagaimana; disampaikan dengan bahasa yang lugas
serta bahasa yang baku, penggunaan bahasa netral, tidak memihak dan
memaksakan sikap terhadap penulis.
Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang
berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca
untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta
yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola
pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan
induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis
secara objektif, sedangkan karangan persuasi adalah jenis tulisan yang
disampaikan dengan cara tertentu secara ringkas, menarik, serta berusaha
memengaruhi pembaca (Tim Reality, 2008: 761).
2. Hakikat Menulis Argumentasi
a. Pengertian Argumentasi
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
memengaruhi sikap dan pandangan orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara (Gorys Keraf, 2007: 3). Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkai fakta-fakta sehingga mampu menunjukkan suatu pendapat mempunyai
kebenaran atau tidak. Dengan kata lain argumentasi adalah suatu cara bernalar
yang berusaha untuk meyakinkan pembaca atau pendengar untuk percaya dan
menerima apapun yang dikatakan dengan memberikan pembuktian yang logis dan
meyakinkan.
Sementara itu, Attar Semi (1990: 47) menyebutkan argumentasi sebagai
tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran
berpendapat atau pernyataan dari penulis. Dalam argumentasi terdapat sebuah
proses penalaran yang dapat dilakukan oleh penulis. Penalaran tersebut adalah
bernalar dengan cara deduktif dan bernalar dengan induktif. Bernalar deduktif
mempunyai arti bahwa seorang penulis dalam menuliskan karangannya
mengungkapkan hal-hal yang bersifat umum terlebih dahulu baru kemudian
mengerucut menjadi hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan bernalar induktif
meupakan kebalikannya yaitu seorang penulis mengungkapkan hal-hal khusus
terlebih dahulu baru kemudian hal yang umum. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Judith (2009: 205) yang menyatakan bahwa deductive argument is
argument that claim their conclusion necessarily follows from the premises, and
inductive argument is argument that claim their conclusion probably follows from
the premises.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
Selanjutnya Tim Reality (2008: 760) mendefinisikan argumentasi sebagai
tulisan yang bersifat memerngaruhi pembaca agar mau menerima atau setuju
dengan pendapat penulis yang disajikan. Untuk memperkuat gagasan atau
pendapat maka sebuah tulisan argumentasi disertai dengan data-data dan alasan-
alasan yang logis.
Untuk dapat mengungkapkan hal-hal yang dapat mempengaruhi pembaca,
seorang penulis argumentasi harus dapat berpikir kritis dan logis. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Gorys keraf (2004: 4) yang menyebutkan bahwa dasar
sebuah tulisan argumentasi adalah berpikir kritis dan logis. Berpikir kritis berarti
seorang penulis argumentasi harus tanggap terhadap situasi yang ada dan mampu
mempertimbangkan baik buruknya suatu keadaan. Berpikir logis merupakan
berpikir yang urut, sesuai dengan kenyataan.
Senada dengan maksud di atas, Nippold (2010: 238) menyebutkan bahwa
argumentative writing is a challenging communication task that calls upon
sophisticated cognitive dan linguistic abilities. Menulis argumentasi merupakan
perpaduan komunikasi tertulis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bahasa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menulis argumentasi tidak
terlepas dari proses berpikir dan kemudian menuangkan dalam tulisan dalam
bentuk bahasa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan argumentasi
menekankan pada penguatan pendapat, pendirian atau gagasan disertai dengan
alasan atau bukti yang memperkuat penulis. Dengan demikian sebuah gagasan
tidak serta merta ditulis, tetapi penulisannya harus disertai dengan alasan yang
logis.
b. Dasar Penulisan Argumentasi
Argumentasi yang baik biasanya menggunakan kaidah-kaidah logika yang
benar (Gorys Keraf, 2007: 101-102). Dengan memperhatikan kaidah logika yang
benar maka pembaca akan mudah memahami apa yang disampaikan penulis.
Demikian juga kesesuaian isi dengan realitas kehidupan sehari-hari merupakan
suatu landasan yang berguna dalam menyusun paragraf argumentasi. Dasar yang
harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
1) pembicara atau pengarang harus mengetahui sedikit tentang subyek yang akan dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya. Karena argumentasi pertama-tama didasarkan pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubungkan faktafakta dan informasi tersebut;
2) pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri. Mempertimbangkan pendapat lawan adalah dengan tujuan untuk mengetahui apakah di antara fakta-fakta yang diajukan lawan ada yang dapat dipergunakannya, sehingga akan memperlemah pendapat lawan tadi. dan dapat juga terjadi bahwa fakta dan evidensi lawanlah yang benar, sehingga pendapat lawanlah yang harus diterima;
3) pembicara atau penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya yang jelas. Ia juga harus mengemukakan pola konsep-konsep dan istilah yang tepat;
4) pembicara atau penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi tujuan-tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai dimana kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya;
5) dari semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud yang mana lebih memuaskan pembicara atau penulis untuk menyampaikan masalahnya. (Gorys Keraf, 2007: 101-102).
Sebagai bentuk tulisan yang paling umum digarap, argumentasi selalu
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, tubuh argumentasi, dan
kesimpulan (Gorys Keraf, 2007: 104 ). Di bagian pendahuluan ini dijelaskan latar
belakang permasalahan. Secara ideal pendahuluan mengandung cukup banyak
bahan untuk menarik perhatian pembaca yang tidak ahli sekalipun, serta
memperkenalkan kepada pembaca fakta-fakta yang diperlukan untuk memahami
argumentasinya. Kebanyakan penulis pemula menganggap pembaca sudah
mengetahui sebagian besar permasalahan yang dibicarakan. Sikap ini kurang
menguntungkan dan hanya akan menggagalkan argumentasinya. Kegagalan ini
tidak hanya pada tulisan saja, tapi juga akan membuat pembaca tidak percaya.
Kedua, tubuh argumentasi yaitu seluruh isi argumentasi diarahkan kepada
usaha penulis untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran dari permasalahan
yang dikemukakan sehingga kesimpulanya juga benar. Hal terpenting pada bagian
tubuh argumentasi adalah mengajukan pembuktian mengenai benar tidaknya data
dan informasi yang diperoleh berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan.
Kebenaran faktual ini harus didukung proses penalaran yang sahih dan logis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
sehingga pendapat atau kesimpulan yang diturunkan tidak dapat dibantah oleh
siapapun. Kebenaran dalam penalaran dan konklusi itu mencakup beberapa
kemahiran: kecermatan menyeleksi fakta yang benar, kekritisan dalam
memberikan penilaian, penyajian atau penyusunan bahan secara baik dan teratur.
Penyajian fakta, kesaksian, perumusan premis-premis, dan sebagainya dengan
benar. Ketiga, kesimpulan yang berupa dalil yang telah teruji kebenarannya dalam
isi argumentasi, atau berupa rangkuman umum dari materi yang telah
dikemukakan.
3. Hakikat Pembelajaran Menulis Argumentasi di SMA
a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan dari
belajar meskipun sebenarnya kedua hal tersebut adalah peristiwa yang berbeda.
sering kali orang menyamakan istilah pembelajaran dengan istilah pengajaran
karena tidak memahami hakikat kedua hal itu memberikan batasan yang berbeda
tentang istilah pembelajaran dan pengajaran. Dalam pengajaran, guru dan murid
berada di kelas (ruang) formal sedangkan dalam pembelajaran, kegiatan belajar
mengajar dapat terjadi meski tanpa kehadiran guru.
Oemar Hamalik (2001: 57) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Batasan tersebut membawa pengertian bahwa pembelajaran
tidak terbatas di dalam ruang saja tetapi juga diselenggarakan di luar kelas bahkan
luar sekolah.
Ada lima pengertian pengajaran dan pembelajaran menurut Oemar Hamalik
(2003: 58), yaitu: 1) pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada
peserta didik/siswa di sekolah; 2) pengajaran adalah mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah; 3) pembelajaran
adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi
peserta didik; 4) pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik; 5) pembelajaran adalah suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Selanjutnya
Agus Suprijono (2011: 11-12) menjelaskan tentang perbedaan antara pengajaran
dan pembelajaran. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan
pengajaran terjemahan dari teaching. Lebih lanjut, Suprijono mengungkapkan
bahwa pengajaran adalah proses perbuatan, cara mengajarkan. Perbuatan atau cara
mengajarkan diterjemahakan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik; guru
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik dan peserta didik sebagai pihak
penerima. Pengajaran seperti ini merupakan proses instruktif. Guru bertindak
sebagai ‘panglima’, guru dianggap paling dominan, dan guru dipandang sebagai
orang yang paling mengetahui.
Agus Suprijono (2011: 13) menjelaskan tentang pembelajaran yang
berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan esensiil istilah ini dengan
pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik
belajar, sedangkan pada pembelajaran, guru mengajar diartikan sebagai upaya
guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam
perspektif pembelajaran adalah guru yang menyediakan fasilitas belajar bagi anak
didiknya untuk mempelajarinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa subjek
pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif.
Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti
halnya pengajaran.
H. J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (2000: 32-39)
memberikan batasan pembelajaran atau instruction sebagai usaha sadar dan
disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadi terjadinya
perubahan tingkah laku sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Dengan
demikian, ada tiga ciri utama pembelajaran, yaitu: (1) ada aktivitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pembelajar baik langsung maupun
tidak langsung, (2) perubahan itu berupa diperolehnya kemampuan baru dan
berlaku untuk waktu yang lama, dan (3) perubahan itu terjadi karena suatu usaha
yang dilakukan secara sadar.
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
beberapa komponen. Menurut H. J. Gino, et al (2000: 30) komponen tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
adalah guru; siswa; tujuan; isi pelajaran; metode; media; dan evaluasi. Guru
merupakan seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar
yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Siswa adalah orang yang
berperan sebagai pencari, penerima, dan pelaksana pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Tujuan adalah perubahan yang diinginkan terjadi pada
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Perubahan perilaku tersebut
meliputi perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. Isi pelajaran atau materi
pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode merupakan suatu strategi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang meliputi seluruh kegiatan penyajian
bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Media merupakan bahan pengajaran yang digunakan untuk
menyajikan informasi kepada siswa. Evaluasi merupakan cara yang digunakan
untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh
komponen kegiatan belajar mengajar dan sekaligus memberikan balikan bagi
setiap komponen tersebut.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya
pembelajaran. Menurut H. J. Gino, et al (2000: 36-39) faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran antara lain: minat belajar, motivasi
belajar, bahan belajar; alat bantu belajar; suasana belajar; kondisi siswa;
kemampuan guru.
Minat artinya kecenderungan yang agak menetap, mempengaruhi si
subjek agar merasa tertarik dan senang berkecimpung dalam kegiatan suatu
bidang. Untuk menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
guru dituntut untuk mampu memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses
pembelajaran. Inovasi tersebut dapat berupa pemilihan media dan metode
pembelajaran yang tepat dan variatif. Motivasi diartikan sebagai suatu dorongan
yang timbul pada diri seorang secara sadar atau tidak untuk melakuakan suatu
tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi
yang digunakan dalam pembelajaran harus dideusiakan dengan tujuan yang akan
dicapai oleh siswa dan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar dapat
dimintai olehnya. Alat bantu belajar adalah semua alat yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan pembelajaran
dari sumber belajar (guru) kepada penerima (siswa). Alat bantu belajar merupakan
alat yang dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar, misalnya buku,
komputer, tape recorder, dan lain-lain. Suasana belajar merupakan situasi dan
kondisi yang ada dalam lingkungan tempat proses pembalajaran berlangsung.
Suasana yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang baik antara lain
yaitu: susana kekeluargaan, suasana sekolah yang nyaman, suasana kelas diatur
fleksibel, jumlah siswa tidak terlalu banyak, dan siswa belajar secara bervariasi.
Kondisi siswa merupakan keadaan siswa pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Kondisi yang dimaksud bukan hanya keadaan fisik,
melainkan juga keadaaan psikis siswa. Kemampuan guru maksudnya adalah
kemampuan guru dalam menyampaikan materi, mengelola kelas, serta mangatasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi selama proses belajar mengajar. Kriteria
yang menunjukkan kemampuan guru adalah sebagai berikut: a) guru
menyampaikan materi dengan tepat dan tidak membosankan, namun tidak
terkesan menggurui; b) guru harus bisa memilih metode dan cara mengajar yang
tepat agar dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran; c) guru harus
mampu mengelola kelas dengan baik, misalnya dengan memberikan perhatian
yang merata kepada seluruh siswa yang ada di kelas tersebut, baik yang ada di
depan maupun di belakanag; d) guru harus mampu memotivasi siswa agar mau
aktif dalam kegaiatan belajar mengajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses atau usaha untuk menjadikan siswa belajar dengan memberikan stimulasi
kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat untuk mencapai tujuan belajar
yang diinginkan. Pembelajaran merupakan proses interaksi anatara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tindakan ke arah yang positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa
belajar guna mengubah perilaku yang lebih baik. Dalam usahanya guru didukung
oleh adanya materi pelajaran yang sesuai metode dan penggunaan media yang
tepat.
b. Hakikat Pembelajaran Menulis di SMA
Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia
pendidikan. Dengan adanya mata pelajaran bahasa Indonesia siswa dapat
mengontruksikan semua pelajaran dengan baik karena semua mata pelajaran dapat
dipahami dengan bahasa. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 1) menyebutkan
keterampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis. Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan.
Menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan pikiran,
perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menulis merupakan
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif (Henry Guntur Tarigan, 2008: 4).
Kegiatan menulis bertujuan untuk mengungkapkan fakta, pesan sikap dan
isi pikiran secara jelas dan efektif kepada para pembacanya. Pelajaran bahasa
Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan saja, tetapi juga
materi kesastraan. Kedua materi tersebut direncanakan dan mendapat bagian yang
sama sehingga pengajarannya juga harus seimbang. Sebagai contohnya dalam
pembelajaran menulis argumentasi secara tidak langsung materi pembelajaran
menulis cerpen merupakan satu kesatuan dari materi kebahasaan dan materi
sastra.
Pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Atas (SMA) diakui masih
sangat minim dan kurang aktraktif. Pembelajaran menulis di sekolah sering
disebut dengan kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Hal
tersebut dapat terjadi karena ide, pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun cerita
dapat disampaikan kepada orang lain secara lebih luas melalui media tulisan.
Kesempatan besar untuk menyebarkan ide pemikiran perlu didukung dengan
kemampuan menuliskan dan menyampaikan dalam bentuk tulisan secara baik. Itu
artinya ide yang tertulis diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam tulisan perlu ditetapkan tujuannya.
Tujuan tersebut dapat berupa untuk apa tulisan dibuat dan untuk siapa tulisan
tersebut ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan ide yang
akan disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan
mengembangkan metode atau strategi yang optimal untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diinginkan. Sehingga dalam pembelajaran menulis ini berarti
kegiatan yang dilakukan mencakup memilih, menetapkan, dan mengembangkan
sebuah karangan baik karangan sastra maupun nonsastra.
Hal di atas membuktikan bahwa pembelajaran menulis di SMA perlu
adanya perbaikan. Perbaikan tersebut dimulai dari guru yang bertugas sebagai
fasilitator. Guru yang berperan sebagai fasilitator dapat membekali diri dengan
pengetahuan keilmuan yang menjadi keahliannya dan membekali diri dengan ilmu
mengenai inovasi cara pembelajaran yang menarik, maka guru tersebut dapat
menciptakan pembelajaran menulis yang menarik. Dengan demikian, siswa akan
lebih tertarik dan akan meningkatkan hasil pembelajaran dan proses pembelajaran.
c. Pembelajaran Menulis Argumentasi
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Pada jenjang SMA, standar
kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan
merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global (BSNP, 2006: 260)
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan satu aspek
yang harus diajarkan kepada siswa yang terangkum dalam mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. Di dalam kurikulum saat ini, untuk siswa kelas X ada
beberapa keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa baik menulis
dalam kategori kebahasaan maupun dalam kategori sastra. Salah satu kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
menulis yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas X dalam kategori kebahasaan
adalah menulis paragraf argumentasi.
Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menulis argumentasi diberikan pada semester
kedua dengan standar kompetensi, mengungkapkan informasi melalui penulisan
paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi dasarnya adalah menulis gagasan
untuk mendukung pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Materi yang
harus disampaikan guru dalam membelajarakan keterampilan menulis
argumentasi meliputi ciri-ciri paragraf argumentasi, topi-topik paragraf
argumentasi, kerangka paragraf argumentasi, dan penggunaan kata penghubung
dalam paragraf argumentasi. Untuk memperjelas materi tersebut, guru perlu
memberikan contoh paragraf argumentasi.
Selama pembelajaran menulis argumentasi berlangsung, kegiatan yang
diharapkan antara lain: (1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan
menjadi paragraf argumentasi, (2) menyusun kerangka paragraf argumentasi, (3)
mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentasi, (4)
menggunakan kata penghubung antar klausa dalam paragraf argumentasi, dan (5)
menyunting paragraf argumentasi yang ditulis teman. Semua rangkaian kegiatan
tersebut harus dilaksanakan oleh siswa. Setiap siswa harus memulai kegiatan
dalam pembelajaran mulai dari mendaftar topik sampai dengan menyunting
paragraf argumentasi.
Menulis argumentasi merupakan suatu proses merangkai ide atau
gagasan, menyampaikannya dalam bahasa tulis dan bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Dalam tulisan tersebut harus mengandung ajakan agar
pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
penulis. Supaya mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal, guru harus
memberi pemahaman yang jelas tentang tulisan argumentasi yang benar serta
menggunakan strategi mengajar yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
d. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi
Dalam menilai setiap pembelajaran ada dua hal yang harus dinilai, yakni
nilai proses dan hasil sebuah pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sarwiji Suwandi (2008:15) yang menyebutkan penilaian adalah suatu proses
untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan sesuai
dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan
1. Penilaian proses pembelajaran
Penilaian proses belajara-mengajar merupakan menyangkut penilaian
terhadap kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan keterlaksanaan
kegiatan belajar-mengajar (Nana Sudjana, 2010:1). Penilaian proses pembelajaran
bertujuan untuk perbaikan dan lebih mengoptimalkan produktivitas beberapa hal
yaitu: a) efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksiol; b) keefektifan
dan relevansi bahan pengajaran; c) produktivitas kegiatan pembelajaran; d)
keefektifan sumber dan sarana pembelajaran; e) keefektifan penilaian hasil dan
proses pembelajaran ( Nana Sudjana, 2010: 57). Selanjutnya Nana Sudjana (2010:
60-62), menyebutkan kriteria yang dapat digunakan dalam penilaian proses
pembelajaran adalah sebagai berikut: a) konsistensi kegiatan pembelajaran dengan
kurikulum; b) keterlaksanaan guru; c) keterlaksanaan oleh siswa; d) motivasi
belajar siswa; e) keaktifan para siswa; f) interaksi guru dan siswa; g) kemampuan
dan keterampilan guru mengajar; h) kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Kurikulum adalah program pembelajaran yang telah ditentukan sebagai
acuan yang harus dilaksanakan. Keberhasilan proses pembelajaran dilihat dari
sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk aspek-aspek
yang meliputi: (1) tujuan-tujuan pembelajaran; (2) bahan pengajaran yang
diberikan; (3) jenis kegiatan yang dilaksanakan; (4) cara melaksanakan tiap jenis
kegiatan; (5) peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan; dan (6)
penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
Keterlaksanaan guru yang dimaksud adalah sejauh mana kegiatan yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan yang
berarti. Keterlaksanaan guru ini dapat dilihat dalam: (1) mengondisikan kegiatan
belajar siswa; (2) menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar; (3) waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran; (4) memberikan bantuan dan
bimbingan pembelajaran pada siswa; (5) melaksanakan penilaian proses dari hasil
pembelajaran; (6) kegiatan menggeneralisasikan hasil pembelajaran dan tidak
lanjutnya untuk kegiatan pembelajaran berikutnya;
Keterlaksanaan oleh siswa ini dinilai dari sejauh mana siswa melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan program yang telah ditentukan oleh guru
tanpa mengalami hambatan. Keterlaksanaan oleh siswa ini dapat dilihat dari: (1)
memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru; (2) semua siswa
turut serta melakukan kegiatan pembelajaran; (3) tugas-tugas belajar dapat
diselesaikan sebagai mana mestinya; (4) memanfaatkan semua sumber belajar
yang disediakan guru; (5) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang ditetapkan
guru.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi
belajar yang ditunjukkan oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut dapat dilihat dalam: (1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran;
(2) semangat siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya; (3) tanggung jawab
siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya; (4) reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus yang diberikan guru; (5) rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
Penilaian proses pembelajaran terutama adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan siswa tersebut
dapat dilihat dalam hal berikut: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas
belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain
atau pada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi; (4) berusaha
mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) melatih diri
dalam memecahkan soal atau maslah yang sejenis; (7) kesempatan menggunakan
atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau
persoalan yang dihadapi.
Interaksi guru dan siswa ini berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dalam: (1) tanya jawab
atai dialog antara guru dengan siswa atau anta siswa dengan siswa; (2) bantuan
guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara inividu atau
kelompok; (3) dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar; (4)
senantiasa beradanya guru dalam situasi pembelajaran sebagai fasilitator
pembelajaran; (5) tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya; (6) adanya kesempatan mendapat
umpan balik secara berkesinambungan dari hasil pembelajaran yang diperoleh
siswa.
Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang professional karena merupakan penerapan semua kemampuan
yang telah dimilikinya dalam hal pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode
mengajar, dll. Beberapa indikator untuk menilai kemampuan ini antara lain: (1)
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan pada siswa; (2) terampil
berkomunikasi dengan siswa; (3) menguasai kelas sehingga mengendalikan siswa;
(4) terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; (5) terampil
mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulis.
Salah satu keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
belajar yang dicapai siswa. Dalam hal ini, aspek yang dilihat antara lai: (1)
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya; (2) kualitas dan kuantitas tujuan instruksional oleh para
siswa; (3) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional mencapai 75% dari
jumlah instruksional yang harus dicapai; (4) hasil belajar tahan lama diingat dan
dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat digunakan sebagai pegangan dalam
menilai kualitas proses pembelajaran agar upaya memperbaiki proses
pembelajaran dapat ditentukan lebih lanjut. Dari kriteria tersebut penilai dapat
melihat bagian-bagian yang telah tercapai dan bagian-bagian yang belum tercapai.
Dengan demikian hal yang belum tercapai dapat dipelajarai dan ditentukan untuk
memperbaikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
2. Penilaian hasil pembelajaran
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2010: 22). Horward
kingsley dalam Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar, yaitu: (a) sikap
keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan keterampilan; (c) sikap dan cita-
cita. Masih dalam Nana sudjana, Gagne membagi kategori hasil belajar menjadi
lima hal, yaitu: (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi
kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.
Penilaian hasil pembelajaran menulis yang ditekankan pertama kali
adalah unsur bahasa, sedangkan yang kedua adalah unsur gagasan. Kebiasaan
guru yang hanya menilai tulisan siswa dari kebahasaannya saja akan membuat
penilaian berat sebelah. Apabila sebuah tulisan benar kebahasaannya tapi ide atau
gagasannya tidak sesuai dengan situasi di mana tulisan itu dibuat, maka tulisan
yang telah dibuat dengan susah payah tersebut akan tidak bermakna. Jadi,
penilaian hasil menulis ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasi dan
mengemukakan gagasan dalam bentuk bahasa secara tepat (Burhan Nurgiyantoro,
2001: 298).
Selanjutnya Burhan Nurgiyantoro mengungkapkan penilaian terhadap
sebuah karangan mempunyai kelemahan pokok yang berupa objektifitas penilaian
rendah. Dalam penilaian tulisan khususnya karangan akan terlihat subjektifitas
dari penilai. Nilai yang diberikan tergantung pada kehendak sang penilai. Hal ini
dapat dibuktikaan dengan adanya satu karangan yang dinilai oleh dua orang akan
mempunyai nilai yang berbeda. Oleh karena itu, harus dipikirkan bagaimana
mencari model penilaian yang memungkinkan memperkecil subjektifitas penilai.
Hartfiel (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2010: 440) menyatakan salah satu
model yang lebih rinci dalam melakukan penskoran, yaitu dengan menggunakan
model skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai.
Model penilaian ini lebih rinci dan teliti dalam memberikan skor serta dapat
dipertanggungjawabkan. Model penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
Tabel 1. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval
No Aspek Penilaian Skor Kriteria
1 I
S
I
27-30
22-26
17-21
13-16
SANGAT BAIK: padat informasi,
substansif, pengembangan tesis tuntas,
relevan dengan permasalahan dan tuntas.
BAIK: informasi cukup, substansi cukup,
pengembangan tesis terbata, relevan tetapi
tidak lengkap.
SEDANG: informasi terbatas, substansi
kurang, pengembangan tesis tak cukup,
permasalahan tak cukup.
KURANG: tidak berisi, tidak ada
substansi, tidak ada pengembangan tesis,
tidak ada permasalahan.
2 O
R
G
A
N
I
S
A
S
I
18-20
14-17
10-13
7-9
SANGAT BAIK: ekspresi lancer, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata
dengan baik, urutan logis, kohesif.
BAIK: kurang lancer, kurang terorganisasi
tetapi ide utama terlihat, bahan pendukung
terbatas, urutan logis tetapi tidak lengkap.
SEDANG: tidak lancer, gagasan kacau,
terpotong-potong, urutan dan
pengembangan tidak logis.
KURANG: tidak komunikatif, tidak
terorganisasi, tidak layak nilai.
3 K
O
S
18-20
SANGAT BAIK: pemanfaatan potensi
kata canggih, pilihan kata dan ungkapan
tepat, menguasai pembentukan kata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
A
K
A
T
A
14-17
10-13
7-9
BAIK: pemanfaatan potensi kata agak
canggih, pilihan kata dan ungkapan
kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak
mengganggu.
SEDANG: pemanfaatan potensi kata
terbatas, sering terjadi kesalahan
penggunaan kosa kata dan merusak makna.
KURANG: pemanfaatan potensi kata
asal-asalan, pengetahuan tentang kosa kata
rendah, tidak layak nilai.
4 PENGEMBANGAN
B
A
H
A
S
A
22-25
18-21
11-17
5-10
SANGAT BAIK: konstruksi kompleks
tetapi efektif, hanya terjadi sedikit
kesalahan penggunaan bentuk bahasa.
BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif,
kesalahan kecil pada konstruksi kompleks,
terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna
tidak kabur.
SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan
serius dalam konstruksi kalimat, makna
membingungkan atau kabur.
SANGAT KURANG: tidak menguasai
aturan sintaksis, terjadi banyak kesalahan,
tidak komunikatif, tidak layak nilai.
5 M
E
K
A
5
4
SANGAT BAIK: menguasai aturan
penulisan, hanya terdapat beberapa
kesalahan ejaan.
BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
N
I
K
3
2
SEDANG: sering terjadi kesalahan ejaan,
makna membingungkan atau kabur.
KURANG: tidak menguasai aturan
penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan,
tulisan tidak terbaca, tulisan tidak layak
nilai.
(Diadaptasi dari Burhan Nurgiyantoro, 2010: 441-442)
4. Hakikat Strategi Pembelajaran Think Talk Write
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan adalah cara-cara yang akan dipilih dan
akan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya
(Hamzah Uno, 2010: 1). Pendapat lain dikemukakan (Oemar Hamalik, 2003: 183)
yang menyatakan bahwa strategi pengajaran merupakan penerjemahan filsafat
atau teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh
dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008: 9) menyatakan strategi
pembelajaran adalah kegiatan atau pemakaian teknik yang dilakukan oleh
pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai ke tahap evaluasi,
serta program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam
proses pembelajaran karena dalam strategi pembelajaran terdapat cara-cara yang
akan digunakan pengajar untuk memilih kegiatan belajar selama proses
pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi
dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat akan mengoptimalkan kualitas belajar mengajar yang
terjadi di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
Hamzah Uno (2010: 3) menyatakan bahwa terdapat lima komponen
strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian
informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Kegiatan
pendahuluan sebagai bagian dalam sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus yang
diharapkan dicapai peserta didik di akhir kegiatan. Pemberian apersepsi juga
termasuk dalam kegiatan pendahuluan yang merupakan jembatan antara
pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari.
Penyampaian informasi kepada peserta didik perlu memperhatikan
beberapa hal meliputi urutan penyampaian, ruang lingkup materi yang
disampaikan dan jenis materi. Urutan penyampaian materi diberikan berdasarkan
pola yang tepat yaitu berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang sederhana
atau mudah menuju hal yang lebih kompleks. Ruang lingkup materi yang
disampaikan bergantung pada karakteristik peserta didik dan materi yang
dipelajari. Ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan prinsip student centered, peserta didik merupakan pusat dari
suatu kegiatan belajar dan dikenal dengan istilah cara belajar siswa aktif. Proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan
latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
Komponen strategi pembelajaran setelah partisipasi siswa adalah tes yang
biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui
berbagai proses pembelajaran. Komponen terakhir dari strategi pembelajaran
adalah kegiatan lanjutan yang diberikan oleh guru (Hamzah Uno, 2010: 3-7).
b. Strategi Think Talk Write
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) menyatakan Think Talk
Write adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
dan komunikasi di antara siswa. Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan
Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis.
Alur kemajuan strategi TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvii
berdialog dengan dirinya sendiri setelah membaca, selanjutnya berbicara dan
membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika
dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca,
membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama
teman dalam kelompok kemudian mengungkapkannya melalui tulisan (Martinis
Yamin dan Bansu I. Ansari, 2008: 84).
Campbell (1969) menyatakan a talk-write strategy would give student
social-vocal reinforcement from their peer. Artinya dengan menggunakan strategi
berbicara dan menulis maka akan memberi penguatan vokal-sosial dari
kelompoknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
strategi Think Talk Write, maka seorang siswa akan mampu mengembangkan
kemampuannya, khususnya menulis karena mendapat penguatan dari sebayanya.
Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat dari proses membaca teks
kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Siswa membedakan dan
mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian ke dalam bahasa
sendiri dalam membuat atau menulis catatan kecil. Menurut Wiederhold dalam
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 85) membuat catatan berarti
menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar
rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca akan merangsang aktivitas
berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Salah satu manfaat dari proses ini
adalah membuat catatan akan menjadi bagian integral dalam setting pembelajaran.
Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif (reading
comprehension) secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris demi
baris atau membaca yang penting saja (Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari,
2008: 85).
Menurut Gilhooly dalam Cece Wijaya (2007: 71) berpikir dapat
didefinisikan sebagai serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan
dan memperbaiki model-model simbolik internal. Arends (1997: 158)
menambahkan bahwa berpikir adalah suatu kemampuan untuk menganalisa,
mengkritik, dan menarik kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlviii
Seseorang perlu berpikir agar dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan
baik jika informasi yang diperoleh tidak lengkap.
Menurut Cece Wijaya (2007: 79) upaya yang dapat dilakukan guru dalam
membina siswa agar berpikir adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang
kondusif, strategi mengajar lebih banyak ditampilkan keterampilan memecahkan
masalah daripada menyampaikan pengetahuan dan mengajukan pertanyaan untuk
bahan berpikir. Adanya pertanyaan-pertanyaan dari guru membuat siswa mulai
mengembangkan cara-cara berpikir tertentu di bawah bimbingan guru.
Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat
membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga
dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Proses
komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai individu yang berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara
alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis.
Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan
aktivitas belajar dalam kelas Hal ini dapat terjadi karena ketika siswa diberi
kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana cara
mengungkapkannya dalam tulisan. Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk
dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.
Berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru juga dapat
meningkatkan pemahaman. Talking membantu guru mengetahui tingkat
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempersiapkan
perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan (Martinis Yamin dan Bansu I.
Ansari, 2008: 85).
Pentingnya tahap talk antara lain karena pemahaman siswa dibangun
melalui konversasi (percakapan) antara sesama individual yang merupakan
aktivitas sosial yang bermakna, siswa menggunakan bahasa untuk menyajikan ide
kepada temannya, membangun teori bersama, sharing strategi solusi dan membuat
definisi. Tahap diskusi juga membantu siswa dalam pembentukan ide (forming
ideas), internalisasi ide, dan dapat meningkatkan dan menilai kualitas berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlix
Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil
diskusi secara individual. Menulis membantu peserta didik merefleksikan
pengalaman-pengalaman yang mereka alami Silberman (2001: 179). Aktivitas
menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar
teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan
membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat
pengembangan konsep siswa. Aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru untuk
dapat memantau kesalahan siswa, mengetahui konsep tulisan siswa, mengetahui
kelebihan tulisan siswa. Aktivitas siswa selama fase menulis adalah menulis
solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan, mengorganisasikan
semua pekerjaan agar mudah dibaca dan ditindaklanjuti, mengoreksi semua
pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan yang ketinggalan dan meyakini
bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin
keasliannya.
c. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Urutan proses pembelajaran dalam strategi Think Talk Write dimulai
dengan berpikir melalui bahan bacaan, hasil bacaannya dikomunikasikan dengan
diskusi, dan dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok. Tahap selanjutnya
adalah mengkonstruksi hasil pengetahuan hasil dari tahap think dan talk secara
individual. Sintaknya adalah: informasi, kelompok, diskusi, presentasi dan
melaporkan. Kemudian langkah-langkah yang lebih rinci dijelaskan oleh Martinis
Yamin dan Bansu I, Ansari (2008: 90) yaitu 1) guru membagi teks bacaan berupa
lembar aktivitas siswa yang memuat situasi masalah; 2) siswa membaca teks dan
membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum
diskusi (think); 3) siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk
membahas isi catatan, dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok dan
ditanggapi oleh kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator lingkungan
belajar; 4) siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual (write).
Pembagian teks bacaan yang berupa lembar aktivitas siswa ini tergantung
pada materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Khususnya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dibagiakan masalah yang pada akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
l
nanti dikembangkan menjadi sebuah karangan argumentasi. Setelah masalah
dibagikan, siswa membuat kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa. Kelompok
tersebut mendiskusikan permasalahan yang didapat. Mereka dapat saling bertukar
pendapat. Setelah permasalahan dipecahkan, setiap anggota kelompok dapat
menyampaikan hasil diskusi yang diwakilkan satu orang siswa tiap kelompok.
Kelompok lain memperhatikan dan dapat mencatat memberikan tanggapan.
Setelah presentasi selesai, siswa menulis sendiri hasil pemecahan masalah.
Peranan guru dalam metode pembelajaran Think Talk Write menurut
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari (2008: 84) adalah mengajukan pertanyaan
dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir,
mendengar secara hati-hati ide siswa, menyuruh siswa mengungkapkan ide secara
lisan dan tertulis. Guru juga memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam
diskusi, memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan persoalan-
persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang
dengan kesulitan serta memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi
serta memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk
berpartisipasi.
Strategi pembelajaran Think Talk Write dapat digunakan dalam setiap
pembelajaran. strategi ini dapat mengembangkan semua aspek yang ada pada
siswa. Pengembangan aspek ini dimulai dari pengembangan diri sendiri yang
dapat dilakukan dalam think dan write, kemudian dapat mengembangkan aspek
kerja kelompok yang dilakukan dalam talk.
Dengan adanya hal di atas maka dapat dikatakan bahwa terdapat
kolaborasi antara siswa dengan guru. Guru yang memberikan pertanyaan pada
siswa menunjukkan adanya kepedulian guru terhadap siswa untuk dapat aktif
dalam kelas. Selain itu, dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran akan
membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar karena mereka merasa dipedulikan
oleh guru mereka. Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan desain pembelajaran
dengan menggunakan Strategi Pembelajaran TTW.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
li
Gambar 1. Desain Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran TTW
(Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, 2008: 89)
Berdasarkan skema di atas diketahui bahwa proses pembelajaran dengan
strategi Think Talk Write dimulai dari tugas guru kepada siswa untuk menemukan
masalah yang bersifat open-ended atau masalah yang mempunyai beberapa
alternatif solusi, dalam hal ini adalah masalah yang akan dikembangkan menjadi
karangan argumentasi. Siswa secara aktif merespon tugas guru dimulai dengan
berpikir, berbicara dan menulis. Berpikir merupakan tahap dalam strategi TTW
yaitu siswa membaca teks dan membuat catatan secara individual, dilanjutkan
tahap talk yaitu interaksi dalam grup untuk membahas isi catatan serta presentasi
untuk menciptakan diskusi kelas. Tahap terakhir dalam TTW adalah konstruksi
GURU
Situasi masalah open-ended
SISWA
Think
Talk
Write
Membaca teks dan membuat catatan secara individu
Interaksi dalam grup untuk membahas isi catatan
Konstruksi pengetahuan hasil think dan talk secara individu
Kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lii
pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual. Tahap think, talk dan write
yang dilakukan oleh siswa akan meningkatkan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, kemampuan pemahaman dan komunikasi yang baik antarsiswa.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA belum dilaksanakan
secara optimal. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak
teoretis dan hafalan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton,
dan membosankan. Proses pembelajaran akan berjalan optimal apabila semua
pelaku dalam pembelajaran tersebut dapat saling melengkapi. Jika guru membuat
pembelajaran monoton, siswa akan cenderung bosan dan malas untuk mengikuti
pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis sering terjadi perhatian siswa tertuju
pada hal lain seperti mengobrol dengan teman, mengganggu teman,
menyandarkan kepala di meja, dan lain-lain. Selain itu, dalam kaitanya dengan
pembelajaran menulis yang terjadi di sekolah pada umumnya guru hanya
langsung meminta siswa untuk langsung menulis. Dengan adanya tuntutan
tersebut siswa hanya langsung menulis tanpa mempunyai gambaran awal tentang
apa yang akan ditulisnya. Pada akhinya, dengan tidak mempunyai gambaran awal
tersebut siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan kata-kata. Ada aspek lain
yang memengaruhi, yaitu tidak adanya penekanan tentang aspek penilaian dari
karangan yang dibuat, maka siswa hanya sekadar menulis apa yang ada dalam
pikiran. Mereka cenderung tidak memperhatikan tata bahasa yang digunakan baik
dari segi ejaan maupun organisasi kalimat. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan
yang dapat mendorong seluruh siswa dapat menulis dengan baik dan siswa
mempunyai sikap mejadi lebih baik.
Pembelajaran akan lebih optimal jika strategi yang digunakan tepat.
Melalui strategi pembelajaran Think Talk Write diharapkan siswa dapat lebih
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis dengan ditunjukkan adanya
perubahan sikap siswa dari yang suka membuat gaduh (mengobrol dengan teman,
mengganggu teman lain, keliling kelas) menjadi bersikap fokus pada
pembelajaran menulis. Karena dengan menggunakan strategi ini siswa disuguhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liii
dengan suatu permasalahan yang menuntut siswa untuk berpikir, kemudian
membicarakan permasalahan dengan teman, dan pada akhirnya mengontruksikan
hasil pembicaraan dalam sebuah tulisan argumentasi. Untuk lebih jelasnya,
kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
C. Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama
adalah Zakiyatul Fikriyyah dengan penelitiannya yang berjudul Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa terhadap
Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Logika melalui Belajar dalam Kelompok
Kecil dengan Strategi Think Talk Write pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Kudus
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran:
1. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa bosan
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaranpun rendah (kelas gaduh, mengobrol dengan teman, mengganggu teman lain, menyandarkan kepala di meja, bermain kipas).
3. Hasil pembelajaran menulis siswa rendah.
1. Siswa antusias dalam pembelajaran menulis (kondisi siswa aktif bertanya, tidak melakukan aktivitas sendiri)
2. Hasil pembelajaran menulis meningkat
Penggunaan strategi Pembelajaran Think Talk Write
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
liv
Tahun Pelajaran 2006/2007 (Skripsi). Jenis penelitian ini adalah PTK dengan
tujuan penelitian untuk untuk menelaah kemampuan komunikasi dan pemecahan
masalah matematis siswa SMA Negeri 2 Kudus yang belajar dengan strategi
Think Talk Write.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi
dan pemecahan masalah matematis yang belajar dalam kelompok kecil dengan
strategi Think Talk Write mengalami peningkatan hasil belajar. Aktivitas siswa
dalam belajar dalam kelompok kecil dengan strategi Think Talk Write adalah baik.
Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran ini.
Kesamaan penelitian Zakiyatul Fikriyyah dengan penelitian ini adalah
strategi pembelajaran yang digunakan sama, yaitu dengan Think Talk Write.
Selain itu subyek penelitian sama yaitu pada siswa kelas X. Namun, ada sedikit
perbedaan dalam objek kajian, yaitu penelitian ini pada pelajaran bahasa
Indonesia, sedangkan penelitian Zakiyatul Fikriyyah pada pelajaran matematika.
Penelitian relevan yang berikutnya adalah Muhammad Fachrur Roza yang
berjudul Penerapan Media Gambar Karikatur untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas X-E SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten
Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010 (Skripsi). Penelitian ini bertujuan meningkatkan
kualitas proses dan kualitas hasil menulis argumentasi siswa dengan
menggunakan media gambar karikatur.
Penelitian tersebut menghasilkan simpulan bahwa penggunaan media
karikatur dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan rincian
sebagai berikut: pada siklus I, persentase keaktifan siswa mencapai 55%; pada
siklus II, siswa yang aktif mencapai 68%; sedangkan pada siklus III mencapai
74%. Penelitian ttersebut juga menghasilkan simpulan bahwa penggunaan media
karikatur dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi.
Rincianpeningkatan kualitas hasil pembelajaran tersebut adalah pada siklus I, nilai
rata-rata siswa mencapai 62,87; siklus II mencapai 67,05; dan siklus III mencapai
73,60. Penelitian tersebut mempunyai kesamaaan objek penelitian yaitu sama-
sama tentang peningkatan keterampilan menulis argumentasi. Persamaan lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lv
adalah tentang subjek yang digunakan adalah sama-sama siswa kelas X. Namun,
dalam penelitian ini terdapat perbedaannya yakni tentang penggunaan langkah
yang ditempuh untuk meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fachrur Roza, ia menggunakan media
karikatur, sedangkan peneliti menggunakan strategi pembelajaran Think Talk
Write.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa strategi
Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan
berikutnya menyebutkan bahwa keterampilan menulis argumentasi siswa masih
rendah. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang
meningkatkan keterampilan menulis dengan strategi Think Talk Write.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan
hipotesis tindakan:
1. strategi pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA
Negeri 2 Karanganyar.
2. strategi pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA
Negeri 2 Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah ini
beralamat di jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Di dalam ruangan kelas
tersebut terdapat satu pasang kursi dan meja untuk guru, 20 meja untuk siswa, 40
kursi siswa. Di dinding depan kelas ada papan tulis (white board), diatasnya
terdapat lambang garuda dan foto Presiden dan Wakil Presiden serta lambing
garuda. Di sebelah barat papan tulis terdapat tempelan daftar pengurus kelas,
jadwal piket, dan pengumuman. Sedangkan di sebelah timur papan tulis terdapat
bendera OSIS. Pada dinding sebelah timur ada jendela besar dan di atas ada
tempelan gambar pahlawan Cut Nyak Dien dan Kartini.
Guru pengampu mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di kelas X-5
adalah Sanusi, S.Pd. Beliau adalah lulusan S1 Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah, Universitas Sebelas Maret. Beliau mengampu lima kelas
termasuk kelas X-5.
Alasan pemilihan sekolah ini adalah pertama, sekolah tersebut belum
pernah menjadi objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari
kemungkinan penelitian ulang. Kedua, siswa kelas X mempunyai keterampilan
menulis yang rendah. Ketiga, peneliti ingin meningkatkan kemampuan menulis
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Tindakan penelitian ini dilakukan di kelas X-5. Hal tersebut dikarenakan
menurut hasil survei awal peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,
permasalahan di dalam pembelajaran menulis argumentasi terjadi di kelas X-5.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari
2011 sampai Mei 2011. Tahap Persiapan survai awal sampai penyusunan proposal
dilaksanakan pada bulan Januari sampai awal Maret 2011, pelaksanaan pada bulan
Maret sampai April, sedangkan tahap penyusunan laporan pada bulan april sampai
40 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lvii
Mei 2011. Adapun rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 2. Rincian waktu penelitian
N
o
Kegiatan Jan 11 Feb 11 Mar 11 Apr 11 Mei 11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survai awal sampai
penyusunan proposal
2 Menentukan
informa,
menyiapkan alat dan
bahan
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas X-5 SMA Negeri 2
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Siswa kelas X-5 berjumlah 40 siswa, yang
terdiri atas 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Dengan demikian, kelas
X-5 ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu. Adapun objek penelitian ini
adalah pembelajaran keterampilan menulis argumentasi di kelas X-5 SMA Negeri
2 Karanganyar.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yaitu penelitian kolaboratif antara peneliti, guru, dan siswa maupun staf
sekolah lain untuk menciptakan kinerja sekolah yang lebih baik. Menurut
Suharsimi Arikunto (dalam Suharsimi Arikunto, dkk, 2010: 3), penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah kegiatan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas
secara bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lviii
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis argumentasi pada
siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dengan
menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write.
D. Data dan Sumber Data
Data yang digunaan dalam penelitian ini adalah dokumen dan catatan
lapangan hasil observasi. Adapun sumber data penting yang dijadikan sasaran
penggalian informasi, meliputi:
1. proses pembelajaran menulis argumentasi.
2. informan atau nara sumber, yaitu guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X-5
SMA Negeri 2 Karanganyar.
3. dokumen yang berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
hasil karangan siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Observasi/Pengamatan
Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di kelas, baik kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasa
(tradisional) maupun dengan strategi pembelajaran Think Talk Write. Dengan
demikian, tujuan observasi ini adalah untuk mengamati perkembangan
pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum pelaksanaan tindakan,
pada saat pelaksanaan tindakan, sampai akhir tindakan.
Dalam observasi ini, peneliti sebagai partisipasi pasif. Pengamatan itu
dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
maupun kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti tidak
melakukan tindakan yang dapat memengaruhi peristiwa yang sedang berlangsung.
Peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang mengamati jalannya
pembelajaran di kelas yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lix
duduk paling belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatat
segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan
demikian, peneliti dapat mengamati seluruh peristiwa yang terjadi di dalam kelas.
Hasil pengamatan peneliti diskusikan dengan guru yang bersangkutan
kemudian dianalisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dan
mencari solusinya. Solusi dari hasil diskusi tersebut kemudian diterapkan dalam
siklus selanjutnya.
2. Wawancara Mendalam (in dept interview)
Wawancara dilakukan kepada guru bahasa Indonesia kelas X-5 dan
beberapa siswa kelas X-5. Wawancara dengan guru dilaksanakan setelah
melakukan pengamatan pertama terhadap pembelajaran menulis argumentasi.
Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokuman yang telah
dilakukan, diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan
pembelajaran berdiskusi dan faktor-faktor penyebabnya.
3. Penugasan
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada,
seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi
pelajaran, hasil notulen diskusi siswa, hasil karangan argumentasi siswa dan nilai
siswa.
F. Teknik Validitas Data
Untuk mengkaji validitas data, digunakan teknik triangulasi. Teknik
trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data,
trianggulasi metode. Trianggulasi sumber atau data adalah mengumpulkan data
yang sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda..
Trianggulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasi observasi dan
wawancara. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya
apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan
sebagai sumber lain. Dengan demikian, trianggulasi data mengarahkan peneliti
agar dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lx
tersedia. Misalnya membandingkan nilai siswa dari survai awal sampai akhir
atau dengan indikator.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskripsi
komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan analisis interaktif. Teknik analisis
deskripsi komparatif mencakup analisis kritis terhadap kelemahan dan kelebihan
kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas
selama penelitian berlangsung, membandingkan nilai antarsiklus maupun
indikator kinerja. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan dasar untuk
menyusun tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada
Dalam analisis model ini, peneliti akan mencoba untuk mengatasi
kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hal ini
dilakukan agar menemukan cara atau strategi yang tepat untuk rencana
pelaksanaan tindakan yang berikutnya. Analisis ini bertujuan untuk memperbaiki
siklus yang sebelumnya agar dapat diperoleh pencapaian indikator yang telah
direncanakan.
Analisis model interaktif merupakan interaksi dari empat komponen,
yaitu: pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan
(verifikasi). Pada saat melakukan tahap pengumpulan data, peneliti sudah
melakukan reduksi dan display data sekaligus sesuai kemunculan data yang
diperlukan. Proses analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
(Miles dan Huberman, dalam Sutopo, H.B.2002: 96)
Pengumpulan Data
Display data Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxi
H. Indikator Ketercapaian Tujuan
Kondisi setelah diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini, diharapkan
keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X-5 meningkat, baik pengamatan
dalam proses berlangsungnya pembelajaran maupun hasil nilai pada
keterampilan menulis argumentasi. Diharapkan dapat mencapai indikator
sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran menulis, ditandai dengan:
a. Keaktifan siswa selama pembelajaran
b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran
c. Minat dan Motivasi siswa selama pembelajaran
d. Siswa tuntas jika memperoleh jumlah skor dari ketiga kriteria lebih dari 7
2. Hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi, ditandai dengan:
a. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, maupun idenya yang
dituangkan dalam isi karangan.
b. Siswa mampu mengorganisasikan sebuah gagasan menjadi paragraf yang
runtut.
c. Variasi kosakata yang dimiliki siswa lebih meningkat.
d. Siswa mampu mengembangkan bahasa dalam karangan dengan baik.
e. Siswa mampu menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan EYD
yang baik.
f. Perolehan nilai hasil pembelajaran meningkat dan mencapai batas rata-rata
sesuai batas ketuntasan belajar sebesar 65.
Untuk mengetahui penigkatan kemampuan siswa, peneliti menilai
hasil pekerjaan siswa berdasarkan pedoman penilaian yang telah disepakai
antara peneliti dan guru. Selanjutnya apabila penelitian ini telah mencapai
kentuntasan sebesar 75% baik dalam proses dan hasil pembelajaran, maka
penelitian akan dihentikan. Secara lebih rinci, indikator kinerja tersebut dapat
digambarkan dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxii
Tabel 3. Indikator ketercapaian Tujuan
Aspek yang diamati Prosentase pencapaian Cara ukur
Prasiklus
Keaktifan; perhatian dan
konsentrasi; minat dan
motivasi
37% Berdasarkan pengamatan
Kemampuan menulis
argumentasi
35% Berdasarkan lembar nilai
siswa
Siklus I
Keaktifan; perhatian dan
konsentrasi; minat dan
motivasi
70% Berdasarkan pengamatan
Kemampuan menulis
argumentasi
70% Berdasarkan lembar nilai
siswa
Siklus II
Keaktifan; perhatian dan
konsentrasi; minat dan
motivasi
75% Berdasarkan pengamatan
Kemampuan menulis
argumentasi
75% Berdasarkan lembar nilai
siswa
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan, yaitu:
a. Melakukan identifikasi masalah yang ada di kelas X-5 SMA Negeri 2
Karanganyar
b. Menganalisis masalah yang ditemukan dan mencarikan solusi alternatif
berupa strategi pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran menulis
argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiii
c. Menyusun jadwal dan rancangan penelitian yang akan dilakukan
d. Mempersiapkan sarana pembelajaran
e. Mempersiapkan instrumen penelitian
2. Tahap Aplikasi Tindakan
Penelitian ini bertujuan ingin meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA
Negeri 2 Karanganyar dengan menerapkan strategi pembelajaran Think Talk
Write. Penelitian iyang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan dalam bentuk siklus-siklus. Suharsimi, dkk (2007:
104) menyebutkan bahwa setiap siklus dalam penelitian ini mencakup 4
kegiatan, yaitu: (1) perencanaan tindakan (planning); (2) pelaksanaan tindakan
(acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting).
a. Rancangan Siklus I
1) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan:
a) menyusun rencana pembelajaran dengan materi menulis karangan
argumentasi I.
b) merancang skenario pebelajaran menulis karangan argumentasi dengan
strategi Think Talk write.
Pada pertemuan pertama, langkah-langkah pembelajaran adalah
sebagai berikut:
(a) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam
(b) guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi
(c) guru memberikan apersesi dengan menanyakan pengalaman siswa
membaca atau menulis karangan argumentasi
(d) guru mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran
(e) guru meminta siswa membagikan lembar fotokopi yang berisi materi
(f) guru memberi penekanan materi pada langkah pembuatan karangan
argumentasi
(g) guru menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karangan
argumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxiv
(h) guru menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi
TTW
(i) guru membagikan potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang
nantinya dikembangkan
(j) guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang dibagikan
kemudian mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan
menjadi kerangka karangan
(k) guru meminta siswa mencari teman yang mendapat tema sama
(l) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan teman
(m) beberapa kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan
hasil diskusi
(n) kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil presentasi
(o) selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-
masing
(p) siswa kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka
karangan menggunakan kata-kata sendiri
(q) guru menayakan pada siswa tentang kesulitan yan dihadapi selama
menulis kerangka karangan argumentasi
(r) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang
dicari tersebut digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan
argumentasi
(s) guru memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah
berlangsung
(t) guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam
Pertemuan kedua, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(a) Guru memasuki kelas dan menyampaikan salam.
(b) Guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi
(c) guru menanyakan tugas yang diberikan minggu sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxv
(d) guru menekankan tentang kriteria penilaian karangan dengan
memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek penilaian
sebuah karangan
(e) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan yang telah
dibuat pada pertemuan sebelumnya
(f) guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang
kesesuaian materi dengan kerangka yang telah dibuat
(g) guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan berdasarkan
informasi yang dicari
(h) guru memantau kegiatan siswa
(i) guru meminta siswa yang telah selesai menulis untuk mengoreksi
sesuai dengan pedoman penilaian
(j) guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan
(k) guru menanyakan kesulitan siswa selama menulis karangan
(l) guru memberikan simpulan
(m) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan. Dalam satu siklus, ada dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2x45 menit. Pembelajaran pada siklus ini dilakukan oleh guru,
sedengkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan
wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran.
3) Observasi dan interpretasi
Observasi dilakukan peneliti saat pembelajaran menulis berlangsung.
Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian
segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mengamati
keaktifan siswa selama apersepsi dan pembelajaran berdiskusi. Peneliti juga
mengamati aktivitas guru selama pembelajaran. Adapun kegiatan guru adalah
menilai keterampilan menulis dengan mengisi rubrik penilaian yang telah
disiapkan. Pada akhir pembelakjaran peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa siswa dan guru. Data yang diperoleh dari observasi kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvi
diinterpretasi guna mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang
dilakukan.
4) Tahap analisis dan refleksi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul dari
hasil observasi kemudian menyajikannya pada guru pengampu. Dari hasil
analisis berupa kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran, peneliti dan guru
berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang akan
dilakukan pada siklus berikutnya. Dari tahapan inilah diketahui berhasil
tidaknya tindakan yang telah diberikan.
b. Rancangan siklus II
Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus I, tapi
didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh dari
siklus I. Dengan adanya perencanaan, maka kekurangan pada siklus I tidak
akan terulang pada siklus II. Perbaikan pada siklus II masih menggunakan
strategi Think Talk Write.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxvii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Uraian hasil
penelitian ini merupakan jawaban atas rumusan masalah dari Bab I. Sebelum hasil
penelitian ini dipaparkan, pada bab ini akan diuraikan kondisi awal prasiklus
pembelajaran menulis karangan argumentasi dan kemampuan menulis karangan
pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar. Setelah diuraikan hasil
prasiklus, kemudian akan dipaparkan tentang pelaksanaan siklus dan hasil
penelitian serta pembahasan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2
siklus dengan 4 tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi:
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.
A. Kondisi Awal Prasiklus
Sebelum melaksanakan penelitian, perlu diadakan survai awal untuk
mengetahui kondisi awal pembelajaran khususnya menulis karangan argumentasi.
Dengan adanya survai awal ini maka akan diketahui permasalahan yang dihadapi
oleh siswa. Keadaan awal atau permasalahan ini yang akan menjadi acuan
penentuan tindakan yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya. Survai
awal dilaksanakan tanggal 1 Maret 2011 pukul 12.05 WIB pada saat pembelajaran
menulis karangan argumentasi. Pada kegiatan suvai awal atau prasiklus ini, guru
melaksanakan proses pembelajaran seperti biasa dan peneliti duduk di belakang
sebagai partisipan pasif yakni hanya mengamati jalannya proses pembelajaran.
Pada kegiatan awal prasiklus, guru memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengucapkan salam kemudian mengondisikan siswa untuk memulai
pembelajaran. Pengondisian tersebut terlihat saat guru meminta siswa untuk
membersihkan papan tulis yang masih kotor. Setelah itu guru menanyakan siswa
yang tidak hadir, beberapa siswa menjawab “Eko dan Yunita”. Setelah siswa
menjawab pertanyaan, guru menulis siswa yang tidak hadir pada buku presesensi.
Selain itu guru juga mengisi buku jurnal yang ada di meja guru.
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxviii
Setelah melakukan presensi, guru berjalan tepat di depan semua siswa.
Sebelum memulai pembelajaran guru meminta siswa menyiapkan buku, alat tulis,
dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah itu, guru meminta siswa untuk membuka
LKS tentang karangan argumentasi. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
kegiatan apersepsi yang dilakukan guru dengan bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tanya jawab tentang materi
yang telah dilaksanakan sebelumnya ini sebagai wujud untuk mempersiapkan
siswa pada pembelajaran materi yang baru. Setelah melakukan tanya jawab guru
mulai menjelaskan tentang materi menulis argumentasi. Guru menjelaskan dengan
ceramah dan mencatat materi menulis argumentasi yang penting di papan tulis.
Hal-hal penting tersebut hanya ditulis poin-poinnya saja, seperti argumentasi
adalah, langkah menulis argumentasi, contoh argumentasi.
Pada proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa
siswa memperhatikan penjelasan guru dengan tenang, mencatat hal-hal penting
yang disampaikan guru dengan ceramah, tapi ada juga siswa yang tidak
memperhatikan guru. Mereka ada yang berbicara dengan teman sebangku,
menyandarkan kepala di meja, menguap (ditunjukkan pada lampiran halaman
119). Hal-hal yang dilakukan siswa tersebut dikarenakan pada saat guru
menjelaskan materi dengan ceramah dan tidak memantau kegiatan siswa. Hasil
pantauan peneliti dari lembar observasi penilaian proses pembelajaran yang telah
ditemukan, rentang nilai total 4 – 6 yang berarti kurang ada 24 siswa 63,16% dari
38 siswa yang hadir. Sedangkan siswa yang memperoleh jumlah skor 7 – 9 yang
berarti sedang ada 9 orang siswa atau 23,69%. Jumlah skor total 10 – 12 berarti
yang berarti baik tercatat ada 5 orang siswa atau 13,16%. Dengan ditemukannya
fakta tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kualitas proses pembelajaran menulis
karangan argumentasi siswa kelas X-5 masih tergolong rendah. Untuk suatu
kualitas proses pembelajaran yang maksimal, tentunya hasil tersebut masih jauh
dari harapan. Berikut adalah tabel hasil penilaian proses pembelajaran pada saat
prasiklus dan grafiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxix
Tabel 4. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus
No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*
1 Akbar Eko Maryanto 1 2 1 4 Kurang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 2 3 2 7 Sedang 3 Anggi Mayang Sari 2 2 2 6 Kurang 4 Ariska Mardi Liyanti 3 2 2 7 Sedang 5 Ary kurniawan 2 3 2 7 Sedang 6 Bafin Yudika Saputra 1 2 2 5 Kurang 7 Deni Dwi Rohmad 2 2 2 6 Kurang 8 Dhanu Fiarta S. P 1 2 1 4 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 2 2 2 6 Kurang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 2 2 3 7 Sedang 11 Eko Purnomo - - - - - 12 Erna Dwi Susilowati 4 3 3 10 Baik 13 Eva Nur Rahma 4 3 3 10 Baik 14 Fauzi Putra Muammar 2 2 2 6 Kurang 15 Frida Ayu Kusuma D 2 2 2 6 Kurang 16 Intan Dwi Safitri 2 2 3 7 Sdang 17 Isna Eni Putri Sholekhah 2 2 3 7 Sedang 18 Laras Mugi Lestari 2 2 2 6 Kurang 19 Maya Tutik Hestari 1 2 1 4 Kurang 20 Muklis Budi M 1 2 2 5 Kurang 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 1 1 2 4 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 2 2 6 Kurang 23 Mura Martina 2 2 2 6 Kurang 24 Nurfitriyah Maritassari 3 4 3 10 Baik 25 Rendy Yohan Saputra 1 2 1 4 Kurang 26 Reni Rahayu 2 2 3 7 Sedang 27 Ria Ferawati 2 3 2 7 Sedang 28 Ricky Handoko 2 1 1 4 Kurang 29 Robi Sudarwis 3 1 1 5 Kurang 30 Rosita Sri Utami 3 3 2 8 Sedang 31 Septima Damayanti 3 2 1 6 Kurang 32 Sri Wantini 2 2 2 6 Kurang 33 Tri Yulian Lestari 1 2 1 4 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 1 1 4 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 2 2 2 6 Kurang 36 Yudi Prasetya 2 1 2 5 Kurang 37 Yuli Susanti 4 4 3 10 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 3 11 Baik 39 Yulinda Nuraini 1 2 2 5 Kurang 40 Yunita Estiningsih - - - - - jumlah 80 83 76 238 ≤7= 14
siswa ≤7= 24 siswa
Rata-rata 2,10 2,18 2 6,26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxx
Keterangan pernyataan:
A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,
(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan
pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan
B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)
memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)
mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan
aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman
C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan
tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-
asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak
meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan
saat pembelajaran.
Keterangan Nilai:
1. Penilaian menggunakan check list karena menurut S. Eko Putro Widoyolo
(2009: 109) menyebutkan bahwa kelebihan check list adalah sangat
fleksibel untuk mengecek kemampuan untuk semua jenis dan tingkat hasil
belajar semua mata pelajaran.
2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)
3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku
4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:
a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali
b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang
c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang d. Nilai total 10 – 12 berarti baik e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxi
Selain dengan tabel, nilai proses pembelajaran menulis argumentasi juga
disajikan dengan grafik. Berikut ini adalah gambar grafik nilai proses
pembelajaran menulis argumentasi siswa pada prasiklus:
Gambar 4. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus
Keterangan:
: Nilai Proses Prasiklus
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat mengenai hasil nilai proses
pembelajaran yang diperoleh setiap siswa. Garis yang ditunjukkan memberikan
informasi mengenai skor nilai yang diperoleh siswa. Siswa dengan nilai rendah
tergambar dengan balok yang lebih pendek, sedangkan siswa yang nilai tinggi
tergambar dengan balok yang lebih tinggi.
Dalam setiap pembelajaran, guru selalu ingin dan berusaha untuk
mengaktifkan siswa. Usaha tersebut dilakukan dengan cara memberikan
0
2
4
6
8
10
12
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Ren
tang
Nila
i
Nomor Urut Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxii
kesempatan pada siswa untuk bertanya, tapi ternyata banyak siswa yang tidak
memanfaatkan kesempatan bertanya tersebut. Hal ini terjadi karena siswa kurang
memahami bahwa penilaian tidak hanya pada hasil pembelajaran saja, tapi juga
penilaian proses pembelajaran. Kebanyakan dari siswa akan menjawab pertanyaan
jika sudah ditunjuk. Dalam menjawab pertanyaan pun mereka juga kurang
bersungguh-sungguh. Terkadang siswa yang ada pada kelas tersebut hanya diam
pada saat ditunjuk untuk menjawab pertanyaan
Setelah guru menjelaskan materi tentang karangan argumentasi, guru
memberikan tugas pada siswa untuk membuat karangan argumentasi. Selesai
memberikan tugas, guru duduk di meja guru sambil membaca buku pendamping
pelajaran, sedangkan kondisi kelas tenang karena siswa sibuk menulis. Dari
pengamatan peneliti ada beberapa siswa yang tidak langsung menulis, tapi justru
mengobrol dengan teman sebangku. setelah waktu tinggal 15 menit, guru meminta
siswa untuk memeriksa pekerjaan mereka kembali. Waktu telah menunjukkan
pukul 13.15 WIB, guru hanya melihat beberapa pekerjaan siswa yang duduk di
deretan depan. Sehingga siswa yang duduk di deretan belakang tidak memeriksa
pekeerjaan mereka, tapi justru berbincang dengan teman yang lain. Setelah waktu
tinggal 5 menit guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan mereka ke meja
guru. Pada akhir pembelajaran guru menutup pelajaran dengan doa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas.
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut masih bersifat
konvensional. Pembelajaran masih berpusat pada guru, walaupun terkadang guru
member kesempatan pada siswa untuk bertanya. Metode yang digunakan oleh
guru hanya ceramah dan sedikit tanya jawab. Penugasan adalah sebagai evaluasi
akhir pembelajaran.
Simpulan hasil wawancara dengan siswa pada prasiklus tentang
pembelajaran menulis argumentasi adalah sebagai berikut: (1) siswa kurang
tertarik dengan pembelajaran menulis di kelas; (2) dalam kaitannya dengan
pembelajaran menulis argumentasi siswa cenderung sulit untuk menemukan fakta
atau alasan pendukung tema yang akan ditulis; (3) kecenderungan siswa bertanya
kepada teman pada saat mengalami kesulitan; (4) guru langsung memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiii
tugas untuk membuat sebuah karangan dan jarang dikoreksi; (5) siswa kurang
termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas.
Berdasarkan simpulan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa
siswa tersebut, diketahui bahwa pembelajaran menulis karangan argumentasi
dianggap siswa membosankan. Dalam menyampaikan materi, guru mencatatat
poin penting di papan tulis kemudian menjelaskan poin-poin tersebut dengan
lisan. Pada inti pembelajaran siswa ditugasi untuk membuat sebuah karangan
argumentasi sebagai wujud evaluasi pembelajaran. Pada pembelajaran ini siswa
merasa kebingungan tentang hal yang akan ditulis. Siswa cenderung bingung
karena tidak mempunyai gambaran tentang tema yang akan mereka tulis. Dengan
adanya hal tersebut, ada beberapa siswa yang tidak langsung menulis saat guru
memberi tugas. Siswa yang bingung, kemudian menunggu siswa lain menulis dan
melihat hasil pekerjaan teman tersebut.
Dari hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia, yakni bapak Sanusi,
S. Pd yang dilaksanakan di ruang perpustakaan SMA Negeri 2 Karanganyar,
diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) menurut guru pembelajaran di kelas
belum sesuai dengan tujuan pembelajaran, misalnya saja siswa belum menguasai
penggunaan ejaan dan tanda baca degan benar,penuangan isi kurang sesuai
dengan tema tema yang dibahas; (2) guru hanya sebatas membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara umum tidak mendetail; (3) materi yang
disampaikan guru hanya dengan ceramah; (4) siswa tidak terlalu aktif dalam
pembelajaran. Dengan adanya simpulan tersebut, dapat diketahui bahwa
pembelajaran tersebut masih bersifat konvensional, guru masih sangat dominan di
dalam kelas, dan siswa kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan tabel hasil nilai pembelajaran
menulis karangan argumentasi siswa pada prasiklus:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxiv
Tabel 5. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Prasiklus No Nama Skor Jum-
lah Ket
Isi Organi-sasi Isi
Kosa-kata
Pengem Bahasa
Me ka nik
1 Akbar Eko Maryanto 14 8 14 18 4 58 T T 2 Alfianur Tegar Sriyanto 18 14 13 18 3 66 T 3 Anggi Mayang Sari 15 13 15 18 4 65 T 4 Ariska Mardi Liyanti 18 13 12 15 4 62 T T 5 Ary kurniawan 16 14 15 18 5 68 T 6 Bafin Yudika Saputra 13 8 10 13 3 47 T T 7 Deni Dwi Rohmad 14 10 14 18 3 59 T T 8 Dhanu Fiarta S. P 17 14 15 18 4 68 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 17 14 9 12 3 55 T T 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 15 14 13 18 4 64 T T 11 Eko Purnomo - - - - - - - 12 Erna Dwi Susilowati 17 15 13 14 4 63 T T 13 Eva Nur Rahma 18 13 12 12 3 58 T T 14 Fauzi Putra Muammar 17 9 9 10 2 47 T T 15 Frida Ayu Kusuma D 13 10 13 15 3 57 T T 16 Intan Dwi Safitri 17 10 15 16 5 53 T T 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 18 13 15 18 3 67 T 18 Laras Mugi Lestari 18 13 16 13 3 63 T T 19 Maya Tutik Hestari 17 12 14 16 4 63 T T 20 Muklis Budi M 18 9 14 11 3 55 T T 21 Nimas Galuh Ajeng P 21 14 15 14 4 68 T 22 Novian Teguh Kurniawan 17 10 11 16 3 57 T T 23 Nura Martina 20 13 14 18 4 69 T 24 Nurfitriyah Maritassari 14 13 15 18 4 64 T T 25 Rendy Yohan Saputra 17 11 12 11 4 55 T T 26 Reni Rahayu 18 11 10 13 3 55 T T 27 Ria Ferawati 16 15 14 18 3 66 T 28 Ricky Handoko 13 14 14 18 4 63 T T 29 Robi Sudarwis 13 10 13 15 3 57 T T 30 Rosita Sri Utami 17 13 14 19 4 67 T 31 Septima Damayanti 14 9 14 18 4 59 T T 32 Sri Wantini 17 14 15 16 4 66 T 33 Tri Yulian Lestari 18 15 16 19 4 72 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 13 10 14 12 4 53 T T 35 Widiastuti Tri Yulianti 12 13 12 20 5 62 T T 36 Yudi Prasetya 13 9 14 15 4 55 T T 37 Yuli Susanti 17 10 14 17 4 62 T T 38 Yulia Andalusia Zakiah 18 13 17 18 3 69 T 39 Yulinda Nuraini 20 17 15 16 4 72 T 40 Yunita Estiningsih - - - - - - - Nilai rata-rata 16,02 12,02 13,53 15,84 3,66 61,29 ≥65=
13 siswa
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxv
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh informasi bahwa pretes yang
dilakukan pada saat survai awal prasiklus, diketahui bahwa kemampuan menulis
karangan argumentasi pada siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar masih
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang hadir pada saat
pembelajaran tersebut yaitu 38 siswa hanya 13 siswa yang mencapai nilai di atas
batas ketuntasan. Dengan kata lain, ketuntasan belajar siswa dalam menulis
karangan argumentasi hanya 34,21%.
Proses penilaian hasil pembelajaran menulis karangan tersebut
didasarkan pada pedoman menulis yang telah diadaptasi dari Burhan
Nurgiyantoro. Selain dengan tabel, nilai hasil pembelajaran juga dapat
digambarkan dengan grafik. Berikut ini adalah grafik batang nilai hasil
pembelajaran pada prasiklus:
Gambar 5. Grafik Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Argumentasi pada Prasiklus
Keterangan:
: Nilai Hasil Prasiklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Ren
tang
Nila
i
Nomor urut Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvi
Dari grafik di atas, diperoleh informasi mengenai sebaran nilai yang
diperoleh siswa. Siswa yang memperoleh nilai tinggi, digambarkan dengan balok
yang tinggi. Begitu pula siswa yang memperoleh nilai rendah, digambarkan
dengan balok yang rendah pula. Grafik tersebut ditampilkan untuk
menggambarkan lebih lanjut perolehan nilai siswa berdasaran tabel 5.
Berdasarkan hasil evaluasi menulis karangan, observasi, dan wawancara
dengan guru dan siswa, dapat direfleksi bahwa beberapa faktor yang menjadikan
kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi siswa
rendah adalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang tertarik pada pembelajaran menulis.
Ketidaktertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis terlihat pada saat
pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan
guru, tapi justru berbincang dengan teman, menyandarkan kepala di meja,
menguap. Selain itu pada saat guru member tugas menulis karangan
argumentasi, banyak siswa yang mengeluh. Dari hasil penilaian proses
pembelajaran menunjukkan bahwa dari 38 jumlah siswa yang hadir pada
pertemuan tersebut, hanya ada 13 siswa yang mencapai batas tuntas yaitu
memperoleh nilai lebih dari 7.
2. Siswa kesulitan dalam mengungkapkan dan mengorganisasikan gagasan.
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa belum mampu mengorganisasikan gagasan secara baik. Hal ini terlihat
pada karangan siswa yang sebagian besar pengungkapan gagasan masih kacau,
tidak terorganisasi, tidak runtut, dan ada beberapa gagasan yang diulang-ulang
sehingga karangan belum kohesif dan koherensif.
Hal tersebut dapat terlihat dalam contoh karangan siswa yang dapat
dilihat pada lampiran halaman 137. Kesehatan adalah sesuatu yang paling
berharga bagi tubuh kita. Kita bisa menjaga kesehatan kita dengan cara
berolahraga dan makan makanan yang bergizi agar kita tidak mudah sakit..
Dalam penggalan karangan tersebut dapat terlihat bahwa antara kalimat
satu dan kalimat berikutnya tidak mendukung. Seharusnya pada kalimat kedua
dijelaskan pendapat yang mendukung keterangan bahwa kesehatan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxvii
sesuatu yang berharga bagi tubuh kita. Pembuatan kalimat pendukung tersebut
dapat diganti dengan “Dengan tubuh kita sehat maka segala aktivitas akan
terlaksana dengan lancar. Apabila tubuh kita tidak sehat maka segala aktivitas
akan terganggu, misalnya: kita tidak bisa belajar,tidak bisa bermain, dan lain-
lain”.
3. Siswa belum menggunakan ejaan serta tanda baca yang tepat.
Berdasarkan hasil karangan siswa diketahui bahwa masih banyak
terdapat kesalahan ejaan dan tanda baca. Siswa masih kesulitan dalam
penulisan huruf kapital, pemakaian tanda koma, penulisan kata depan, dan
penulisan singkatan.
a. Penulisan huruf kapital, misalnya pada penggalan kalimat: Pencemaran
udara (polusi udara) dapat menyebabkan: Kerusakan Saluran Pernapasan
pada manusia, Mencemari lingkungan (khususnya lingkungan udara),
Menimbulkan Pemanasan global, Menimbulkan air hujan yang
mengandung asam basa, Merusak lapisan ozon dan atmosfir bumi, dan lain
sebagainya (dapat dilihat pada lampiran halaman 133). Penggunaan huruf
besar pada kalimat tersebut adalah salah karena huruf “K, S, P, M” pada
kata “Pencemaran, Kerusakan, Saluran, Pernapasan, Pemanasan,
Menimbulkan, Merusak” bukanlah huruf pertama pada awal kalimat, tapi
hanya pada kalimat penjelas dari kalimat sebelumnya sehingga hurufnya
harus kecil sehingga penulisannya menjadi “pencemaran, kerusakan,
saluran, pernapasan, pemanasan, menimbulkan, merusak”.
b. Pada kehidupan kita sampah merupakan dampak lingkungan yang
menimbulkan masalah bagi manusia Tapi sampah juga dapat
dimanfaatkan bagi manusia (dapat dilihat pada lampiran halaman 131).
Dalam kalimat tersebut seharusnya sebelum kata “tapi” terdapat tanda
koma karena tanda koma tersebut untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau tapi.
Selain itu penulisan “Tapi” pada kalimat tersebut seharusny huruf “T” kecil
karena bukan huruf pertama pada awal kalimat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxviii
c. Penulisan kata depan dan singkatan, misalnya pada kalimat: Sampah ini
bisa juga di olah kembali menjadi barang-barang yg bagus (lampiran
halaman 131). Kata di olah dalam kalimat tersebut seharusnya tidak dipisah
karena “di” pada kata “di olah” bukan sebagai kata depan, tetapi sebagai
awalan. Sedangkan kata yg seharusnya tidak disingkat, tetapi ditulis
lengkap menjadi yang.
4. Guru belum menemukan strategi yang tepat untuk mengajarkan menulis
karangan pada siswa.
Dalam mengajarkan menulis karangan argumentasi pada siswa guru
cenderung menngunakan cara konvensional, yaitu dengan ceramah. Dengan
cara ini siswa hanya banyak mendengarkan penjelasan guru tentang hakikat
karangan argumentasi, kemudian menjelaskan langkah-langkahnya,
selanjutnya guru memita siswa untuk membuat karangan argumentasi. Dengan
guru langsung meminta siswa untuk mengarang, siswa kesulitan untuk
menemukan fakta-fakta yang mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah
karangan utuh. Selain itu, mereka juga bingung tentang hal yang akan mereka
tulis. Karena bingung menyebabkan mereka tidak langsung menulis karangan.
Siswa justru menopang dagu, melihat teman lain yang sudah menulis, berbicara
dengan teman lain. Pada akhir pembelajaran, karangan argumentasi yang telah
dibuat dikumpulkan. Hasil dari karangan yang dibuat siswa pun tidak
memuaskan. Banyak dari karangan siswa yang belum mencapai KKM, yaitu
sebesar 65.
Berdasarkan analisis dan refleksi di atas, peneliti dan guru merasa perlu
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran
menulis karangan argumentasi pada siswa. Untuk itulah peneliti berdiskusi
dengan guru untuk merencanakan langkah selanjutnya pada tanggal 5 maret 2011.
Peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan tindakan pada siklus I pada hari
selasa, tanggal 8 Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxix
B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi peneliti pada survai awal
pratindakan dan wawancara dengan guru dan siswa, tindakan perlu dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi. Tidakan tersebut dilakukan dalam bentuk siklus. Setiap siklus
tersdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, serta analisis dan refleksi.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2011 di SMA Negeri
2 Karanganyar. Pada kesempatan ini peneliti berdisksusi dengan guru tentang
beberapa hal, natara lain: (1)peneliti dan guru menyamakan persepsi tentang
penelitian yang akan dilaksanakan, (2) peneliti mengusulkan diterapkannya
strategi pembelajaran dalam pembelajaran menulis argumentasi, (3) peneliti dan
guru sama-sama menyusun RPP untuk siklus I, (4) peneliti dan guru bersama-
sama merumuskan indikator pencapaian tujuan, (5) guru dan peneliti bersama-
sama membuat lembar penilaian siswa, yaitu instrument penelitian berupa tes dan
nontes. Instrument tes digunakan untuk menilai hasil karangan siswa, sedangkan
instrument nontes digunkan sebagai pedoman untuk menilai proses pembelajaran
menulis karangan argumentasi, (6) menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.
Dalam perencanaan tindakan tersebut disepakati bahwa siklus I akan
dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan mempunyai alokasi
waktu 2x45 menit (2 jam pelajaran), tetapi karena di SMA Negeri 2 Karanganyar
mempunyai kebiasaan salat dzuhur berjamaah, maka pada jam pelajaran terakhir
hanya mempunyai alokasi waktu 85 menit. Dengan demikian pelaksanaan siklus I
pada hari Selasa, tanggal 8 Maret 2011 dengan alokasi waktu 85 menit.
Adapun skenario pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I pada
pertemuan pertama adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam;
(2) guru mengondisikan siswa dengan melakukan presensi (3) guru memberikan
apersesi dengan menanyakan pengalaman siswa membaca atau menulis karangan;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxx
(4) guru mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran; (5) guru
meminta siswa membagikan lembar fotokopi yang berisi materi; (6) guru
memberi penekanan materi pada langkah pembuatan karangan argumentasi; (7)
guru menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karangan argumentasi; (8)
guru menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW; (9) guru
membagikan potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang nantinya
dikembangkan; (10) guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang
dibagikan kemudian mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan
menjadi kerangka karangan; (11) guru meminta siswa mencari teman yang
mendapat tema sama; (12) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan
teman; (13) beberapa kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan
hasil diskusi; (14) kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil
presentasi; (15) selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-
masing; (16) siswa kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka
karangan menggunakan kata-kata sendiri; (17) di akhir pembelajaran guru
menanyakan pada siswa tentang kesulitan yan dihadapi selama menulis kerangka
karangan argumentasi; (18) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari
informasi yang berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang
dicari tersebut digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan argumentasi;
guru memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsun;
(19)guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam.
Skenario pembelajaran yang direncanakan dalam siklus I pada pertemuan
kedua adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru
mengondisikan siswa dengan melakukan presensi; (3) guru menanyakan tugas
yang diberikan minggu sebelumnya; (4) guru menekankan tentang kriteria
penilaian karangan dengan memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek
yang dinilai; (5) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan yang telah
dibuat pada pertemuan sebelumnya; (6) guru meminta siswa untuk berdiskusi
dengan teman sebangku tentang kesesuaian materi dengan kerangka yang telah
dibuat; (7) guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan berdasarkan
informasi yang dicari; (8) guru memantau kegiatan siswa; (9) guru meminta siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxi
yang telah selesai menulis untuk mengoreksi sesuai dengan pedoman penilaian;
(10) guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan; (11) guru menanyakan
kesulitan siswa selama menulis karangan; (12) guru memberikan simpulan; (13)
guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Selasa, 8 Maret 2011 selama 2 jam pelajaran di ruang kelas X-5 SMA Negeri
2 Karanganyar. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru bertindak sebagai
pemimpin jalannya pelajaran, sedangkan peneliti melakukan observasi dan duduk
di belakang siswa sebagai partisipan pasif.
Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajatran menulis
argumentasi pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: (1) guru
memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru mengondisikan siswa dengan
melakukan presensi; (3) guru memberikan apersesi dengan menanyakan
pengalaman siswa membaca atau menulis karangan; (4) guru mengaitkan
pengalaman siswa dengan tujuan pembelajaran; (5) guru meminta siswa
membagikan lembar fotokopi yang berisi materi; (6) guru memberi penekanan
materi pada langkah pembuatan karangan argumentasi; (7) guru menanyakan
kesulitan siswa dalam membuat karangan argumentasi; (8) guru menjelaskan alur
pembelajaran dengan menggunakan strategi TTW; (9) guru membagikan
potongan kertas yang berisi teks permasalahan yang nantinya dikembangkan; (10)
guru meminta siswa memikirkan permasalahan yang dibagikan kemudian
mencatat pendapat yang mendukung untuk dikembangkan menjadi kerangka
karangan; (11) guru meminta siswa mencari teman yang mendapat tema sama;
(12) guru meminta siswa mendiskusikan tema dengan teman; (13) beberapa
kelompok dengan masalah yang sama mempresentasikan hasil diskusi; (14)
kelompok lain yang temanya sama menanggapi hasil presentasi; (15) selesai
presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat masing-masing; (16) siswa
kembali ke tempat masing- masing dan menuliskan kerangka karangan
menggunakan kata-kata sendiri; (17) di akhir pembelajaran guru menayakan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxii
siswa tentang kesulitan yang dihadapi selama menulis kerangka karangan
argumentasi; (18) guru memberi tugas pada siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan tentang kerangka karangan yang ditulis, informasi yang dicari tersebut
digunakan sebagai bahan untuk menyusun karangan argumentasi; (19) guru
memberikan simpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah berlangsung;
(20)guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan salam.
Kegiatan yang dilakukan siswa di kelas adalah memberikan jawaban atas
pertanyaan guru, mendengarkan penjelasan guru, berlatih memikirkan sebuah
masalah, membicarakan masalah dengan teman, dan menuliskan hasil
pembicaraan dalam sebuah karangan argumentasi. Dalam menulis kerangka
karangan yang pada akhirnya nanti dikembangkan menjadi sebuah karangan, guru
memberikan topik masalah yang berupa: bahaya penyakit jantung, melestarikan
lingkungan, mentaati tata tertib sekolah, dan manfaat olah raga. Setelah siswa
menulis karangan kerangka karangan kemudian dikumpulkan. Sebelum guru
menutup pelajaran dan melanjutkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya
yakni pada hari Kamis, tanggal 10 Maret 2011, siswa diberi tugas untuk
mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung kerangka karangan untuk dibuat
karangan argumentasi utuh.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan
kedua adalah: (1) guru memasuki kelas dan menyampaikan salam; (2) guru
mengondisikan siswa dengan melakukan presensi; (3) guru menanyakan tugas
yang diberikan minggu sebelumnya; (4) guru menekankan tentang kriteria
penilaian karangan dengan memberikan lembar fotokopi yang berisi aspek-aspek
penilaian sebuah karangan; (5) guru meminta siswa menyiapkan kerangka
karangan yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya; (6) guru meminta siswa
untuk berdiskusi dengan teman sebangku tentang kesesuaian materi dengan
kerangka yang telah dibuat; (7) guru meminta siswa mengembangkan kerangka
karangan berdasarkan informasi yang dicari; (8) guru memantau kegiatan siswa;
(9) guru meminta siswa yang telah menyelesaikan menulis karangan untuk
mengoreksi kembali karangan argumentasi yang telah ditulis dan disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiii
dengan pedoman penilaian; (10) guru meminta siswa mengumpulkan hasil
karangan; (11) guru menanyakan kesulitan siswa selama menulis karangan; (12)
guru memberikan simpulan; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan saat pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan strategi Think Talk Write berlangsung pada hari Selasa, 8 Maret 2011 dan
10 Maret 2011 pukul 12.05 – 13.30 WIB (jam ke-7 dan ke-8). Observasi
difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru,
serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif .
Berdasarkan hasil pengamatan (dapat dilihat pada lampiran halaman 155-
160) yang telah dilakukan, diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan strategi Think
Talk Write yakni, saat masuk kelas guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam setelah semua siswa tenang. Selanjutnya guru menanyakan siswa yang tidak
masuk. Ada satu siswa yang tidak masuk dalam kegiatan pembelajaran ini. Siswa
yang tidak masuk tersebut adalah Bafin Yudika. Ia tidak mengikuti pembelajaran
karena sedang sakit. Pada saat melakukan presensi ini, di belakang terlihat
beberapa siswa yang tidak memakai kaos kaki dalam mengikuti pembelajaran.
Siswa yang duduk dibelakang dan tidak memakai kaos kaki ini terlihat takut dan
meletakkan ujung sepatunya di kursi teman yang ada di depannya karena melihat
peneliti duduk di dekat siswa tersebut. Siswa tersebut juga sesekali menengok ke
belakang.
Selesai melakukan presensi, guru melakukan apersepsi tentang
pembelajaran menulis argumentasi dengan menanyakan pengalaman siswa tetang
membaca atau menulis karangan argumentasi. Beberapa siswa menjawab bahwa
baru pertemuan sebelumnya membuat karangan argumentasi. Selain itu juga ada
yang menjawab bahwa saat SMP sudah membuat karangan argumentasi.
Selanjutnya kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan penyampaian materi
menulis argumentasi. Penyampaian ini hanya secara singkat karena materi telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxiv
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Penekanan penyampaian materi hanya
fokus pada langkah membuat karangan argumentasi dan memberikan contoh
karangan argumentasi. Dengan memberikan penekanan pada langkah membuat
karangan argumentasi diharapkan siswa lebih mengerti tentang pembuatan
karangan argumentasi, sedangkan pemberian contoh diharapkaa siswa dapat
dengan mudah mengenali karangan argumentasi. Penyampaian materi ini juga
dilengkapi dengan lembar fotokopi yang berisi materi tentang langkah menulis
argumentasi, dan contoh-contoh karangan argumentasi. Selain dijelaskan dengan
lisan guru juga memberikan materi dengan tertulis agar daya serap siswa lebih
baik.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa
mengenai kesulitan membuat karangan argumentasi. Dalam kegiatan tanya jawab
ini sebenarnya sebagai wujud untuk mengaktifkan siswa, tapi pada saat itu tidak
ada siswa yang bertanya karena malu bertanya dengan guru atau malah justru
takut. Mereka justru sering bertanya dengan teman sebangku atau teman yang
duduknya berdekatan. Setelah itu, guru melanjutkan pembelajaran dengan
menerangkan alur pembelajaran dengan menggunakan strategi Think Talk Write.
Semua siswa diam dan tenang pada saat guru menerangkan alur pembelajaran
karena baru pertama kali mendengar strategi pembelajaran tersebut. Karena baru
pertama mendengar alur pembelajaran tersebut, maka beberapa siswa mengajukan
pertanyaan mengenai alur pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Dengan
adanya pertanyaan dari siswa, guru kembali menerangkan alur pembelajaran
hingga siswa mengerti alur pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Setelah semua siswa paham tentang alur pembelajaran yang akan
dilaksanakan, guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta salah satu siswa
membagikan potongan kertas yang berisi masalah yang pada akhirnya nanti aakan
dikembangkan menjadi karangan argumentasi. Pada saat pembagian tersebut
semua siswa tenang dan mencermati masalah yang ada pada potongan kertas yang
telah dibagikan. Dalam waktu yang telah ditentukan oleh guru, siswa mencermati
dan mencatat fakta-fakta yang mendukung permasalahan tersebut. Setelah selesai,
guru meminta siswa untuk mencari kelompok yang mendapat permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxv
sama untuk berdiskusi. Dalam pencarian anggota kelompok tersebut kelas terlihat
gaduh dan guru mengingatkan siswa agar tidak gaduh sehingga tidak mengganggu
kelas lain. Hal yang sering terjadi pada saat membuat kelompok adalah ada siswa
yang tidak mendapat kelompok karena tidak disukai oleh siswa lain. Sama
dengan siswa kelas X-5 ini, Ada beberapa siswa yang tidak mau bergabung dalam
kelompok. Dengan adanya kebijakan dari guru, akhirnya siswa yang tidak
mendapat kelompok tersebut mendapat kelompok. Dalam penentuan kelompok
tersebut guru menekankan bahwa setiap manusia itu sama. Jadi tidak
diperbolehkan untuk saling bermusuhan.
Semua siswa telah memperoleh kelompoknya, kemudian dilanjukan
dengan diskusi. Fakta-fakta yang telah ditulis secara individu sebelumnya
dibicarakan dalam diskusi kelompok. Hampir semua siswa sibuk dengan
kelompoknya untuk berdiskusi. Namun, ada satu kelompok siswa laki-laki yang
duduk di belakang pojok justru kipas-kipas dan ada juga yang melihat ke luar
jendela. Dengan sigap guru memberi teguran pada siswa-siswa yang tidak
melaksanakan tugas.
Diskusi dilaksanakan dengan waktu yang telah ditentukan oleh guru.
Setelah waktu habis, guru meminta salah satu kelompok yang mendapat tema
sama mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan kelompok lain yang temanya
sama memberikan tanggapan atau respon. Dalam presentasi ini semua siswa
tenang dan memperhatikan, sedangkan kelompok lain yang mendapat tema sama,
memberikan tanggapan. Kegiatan tersebut berlanjut sampai pada kelompok yang
terakhir. Selesai presentasi, guru meminta siswa kembali ke tempat duduk
masing-masing untuk membuat kerangka karangan yang akhirnya nanti
dikembangkan menjadi karangan utuh. Selain itu, guru juga menugasi siswa untuk
mengumpulkan informasi sebagai bahan tambahan membuat karangan
argumentasi pada pertemuan berikutnya.
Pada akhir pembelajaran,guru menanyakan pada siswa tentang kesulitan
dalam melaksanakan pembelajaran hari tersebut. Ada siswa yang menjawab
bahwa sulit dalam menentukan kelompok. Selain itu, ada juga yang menyarankan
agar dalam pembuatan kelompok tidak perlu seperti yang telah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvi
Setelah selesai guru memberi simpulan tentamg pembelajaran, dan menutup
pembelajaran dengan doa bersama dan mengucap salam.
Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa. Pada pertemuan kedua ini ada
dua orang siswa yang tidak masuk. Pada pertemuan sebelumnya Bafin Yudika
yang tidak masuk, kini ditambah dengan Robi Sudarwis yang tidak masuk.
Mereka berdua tidak masuk karena sedang sakit. Bafin yudika sudah tidak masuk
selama tiga hari, sedangkan Robi sudarwis baru sakit satu hari. Setelah itu guru
menayakan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, yaitu
mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk membuat akarangan argumentasi
(sebagai wujud kegiatan apersepsi). Selanjutnya guru memberikan penekanan
tentang penilaian menulis argumentasi. Penekanan kriteria penilaian ini
disampaikan secara lisan dan juga dengan lembar fotokopi. Dalam memberikan
lembar fotokopi yang berisi aspek penilaian, guru meminta bantuan pada dua
orang siswa untuk membagikan pada setiap siswa. Dengan meminta bantuan
siswa ini, maka waktu yang dibutuhkan untuk membagian lembar fotokopi tidak
lama. Dalam penyampaian kriteria penilaian ini siswa cukup tenang dan siswa-
siswa yang sibuk dengan kegiatan mereka sendiri pun juga mulai memperhatikan.
Sikap siswa yang memperhatikan terhadap lembar tersebut karena biasanya
mereka tidak tahu cara penilaian guru terhadap karangan yang mereka buat.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan menyiapkan kerangka
karangan yang telah dibuat, dan menyiapkan materi atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber. Guru meminta siwa memikirkan dan
mendiskusikan dengan teman sebangku kesesuaian informasi yang dicari dengan
kerangka karangan yang dibuat. Pada saat diskusi dengan teman sebangku ini,
guru hanya mendatangai beberapa meja yang yang di depan, sehingga di belakang
masih ada siswa yang sibuk dengan kegiatan sendiri, seperti kipas-kipas,
mengganggu teman yang menulis, menyandarkan kepala dimeja. Setelah diskusi
selesai, guru meminta siswa untuk mengembangkan kerangka karangka karangan
menjadi karangan utuh berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan. Di dalam
kegiatan menulis ini guru hanya memantau kegiatan siswa dari depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxvii
Beberapa siswa belum mulai menulis saat guru meminta mereka untuk
mulai mengembangkan kerangka karangan. Sedangkan sebagian besar siswa telah
sibuk menyusun kata untuk mengembangkan karangan. Melihat hal tersebut, guru
mendatangi siswa yang belum memulai menulis dengan memberikan arahan.
Selain itu, guru juga mendampingi siswa yang belum menulis tersebut sampai ia
menulis.
Setelah beberapa saat berlalu guru meminta siswa untuk kembali
mengoreksi hasil karangan sebelum dikumpulkan dengan memperhatikan
pedoman penilaian yang telah dibagikan. Beberapa siswa sudah mulai mengoreksi
dengan membandingkan hasil karangan dengan pedoman penilaiana. Beberapa
siswa masih sibuk menulis karangan. Setelah batas akhir pengumpulan, guru
meminta semua siswa mengumpulkan hasil karangan ke depan kelas. Selesai
mengumpulkan, guru menanyakan kesulitan siswa selam menulis karangan,
kemudian siswa menjawab bahwa tidak ada kesulitan dalam kegiatan menulis.
Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan pembelajaran pada hari
tersebut dan menutupnya dengan doa bersama. Doa bersama tersebut dipimpin
oleh ketua kelas. Selesai berdoa, siswa berhamburan ke luar.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat
dianalisis bahwa, nilai proses pembelajaran menulis argumentasi belum maksimal,
walaupun telah mengalami peningkatan. Nilai proses pembelajaran menulis
argumentasi dikatakan belum maksimal karena pada awalnya peneliti telah
menetapkan ketuntasan nilai proses seluruh siswa yang mendapat nilai ≥ 7 adalah
68%, tapi setelah dilakukan tindakan pada siklus I siswa yang tuntas adalah
67,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel hasil penilaian proses
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxviii
Tabel 6. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I
No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*
1 Akbar Eko Maryanto 2 2 3 7 Sedang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 3 3 3 9 Sedang 3 Anggi Mayang Sari 3 3 3 9 Sedang 4 Ariska Mardi Liyanti 3 3 4 10 Baik 5 Ary kurniawan 3 3 3 9 Sedang 6 Bafin Yudika Saputra 1 3 2 6 Kurang 7 Deni Dwi Rohmad 3 2 2 7 Sedang 8 Dhanu Fiarta S. P 2 2 1 5 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 2 2 3 7 Sedang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 3 3 3 9 Sedang 11 Eko Purnomo 2 2 2 6 Kurang 12 Erna Dwi Susilowati 4 4 4 12 Baik 13 Eva Nur Rahma 4 4 4 12 Baik 14 Fauzi Putra Muammar 3 3 3 9 Sedang 15 Frida Ayu Kusuma D 3 3 3 9 Sedang 16 Intan Dwi Safitri 3 3 3 9 Sedang 17 Isna Eni Putri Sholekhah 3 3 3 9 Sedang 18 Laras Mugi Lestari 4 3 3 10 Baik 19 Maya Tutik Hestari 2 2 1 5 Kurang 20 Muklis Budi M 1 3 2 7 Sedang 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 2 2 1 5 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 4 2 8 Sedang 23 Mura Martina 2 3 2 7 Sedang 24 Nurfitriyah Maritassari 3 4 4 11 Baik 25 Rendy Yohan Saputra 1 2 2 5 Kurang 26 Reni Rahayu 3 3 3 9 Sedang 27 Ria Ferawati 2 4 2 8 Sedang 28 Ricky Handoko 2 1 2 5 Kurang 29 Robi Sudarwis 1 1 1 3 Kurang Sekali 30 Rosita Sri Utami 2 4 3 9 Baik 31 Septima Damayanti 2 3 2 7 Baik 32 Sri Wantini 3 2 3 8 Baik 33 Tri Yulian Lestari 2 2 1 5 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 1 2 5 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 3 3 3 9 Sedang 36 Yudi Prasetya 2 2 2 6 Kurang 37 Yuli Susanti 3 4 4 11 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 4 12 Baik 39 Yulinda Nuraini 2 2 2 6 Kurang 40 Yunita Estiningsih 1 2 2 5 Kurang Total 98 109 102 310 ≥7 = 27 siswa
≤7= 13 siswa Rata-rata 2,45 2,72 2,55 7,75
Keterangan pernyataan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lxxxix
A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,
(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan
pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan
B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)
memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)
mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan
aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman
C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan
tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atau tidak asal-
asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak
meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan
saat pembelajaran.
Keterangan Nilai:
1. Penilaian menggunakan check list
2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)
3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku
4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:
a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali
b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang
c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang
d. Nilai total 10 – 12 berarti baik
e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali
Berdasarkan pengamatan peneliti, diperoleh informasi bahwa guru masih
mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga siswa hanya memiliki kesempatan
terbatas untuk aktif dalam pembelajaran. hal ini terlihat pada saat penyampaian
materi yang disampaikan oleh guru. Guru hanya menyampaikan materi dan siswa
memperhatikan teks materi yang telah dibagikan. Walaupun pada akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xc
penyampaian materi guru meminta siswa untuk bertanya, tapi waktu yang
diberikan terbatas. Berikut digambarkan grafik nilai proses pembelajara yang
didasarkan dari data prasiklus dan siklus I.
Gambar 6. Grafik Nilai Proses Pembelajaran Prasiklus dan Siklus I
Keterangan:
1 – 40 : Nomor urut siswa Warna : Nilai proses prasiklus
0 – 80 : Rentang nilai Warna : Nilai proses siklus I
Berdasarkan tebel di atas dapat dikatakan bahwa nilai proses
pembelajaran pada siklus I ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan
Prasiklus. Peningkatan ini dibuktikan dengan perolehan nilai siswa ≥ 7 mencapai
27 siswa (67,5%), sedangkan pada pratindakan hanya 14 siswa (36,84%).
Kemudian peningkatan ini juga dapat terlihat dari jumlah nilai rata-rata pada
setiap kriteria yang telah ditetapkan. Pada kriteria keaktifan siswa pada awal
pratindakan hanya memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 2,10, kriteria ini naik
0
2
4
6
8
10
12
14
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Rent
ang
Nila
i
Nomor Urut Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xci
menjadi 2,45. Selanjutnya pada perhatian dan konsentrasi menncapai nilai rata-
rata kelas sebesar 2,18, kemudian nilai rata-rata kelas ini naik menjadi 2,72.
Terakhir pada kriteria minat dan motivasi, nilai rata-rata kelas sebesar 2,
sedangkan pada siklus pertama menjadi 2,55.
Kenaikan aspek keaktifan siswa yang baru mencapai 0,35 poin dari
pratindakan ke silklus I ini lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan aspek
perhatian dan konsentrasi serta minat dan motivasi. Hal ini berdasarkan
pengamatan, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka
sendiri. Hal ini dikarenakan pada saat penyampaian materi tidak ada interaksi
antara guru dan siswa, sehingga siswa hanya mendengarkan dan mencatat yang
penting saja. Meskipun pada akhir penyampaian materi guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk bertanya, tapi waktu yang diberikan terbatas. Selain
itu pada saat diskusi guru belum berkeliling ke semua kelompok untuk memantau
kegiatan siswa. Dengan demikian kelompok yang tidak mendapat pantauan dari
guru merasa bebas melakukan untuk tidak ikut andil menyampaikan pendapat
dalam kelompoknya. Begitu juga dengan perhatian dan konsentrasi siswa juga
mengalami peningkatan sebesar 0,44 poin. Walaupun mengalami peningkatan,
tapi belum maksimal. Hal ini terlihat pada saat diskusi kelompok. Kelompok yang
tidak mendapat pantauan dari guru bebas melakukan aktivitas mereka sendiri.
Aktivitas yang dialukan miaslnya, kipas-kipas, hanya sebagai pendengar diskusi
kelompok.
Berkaitan dengan minat dan motivasi siswa mengalami peningkatan
sebesar 0,55 poin. Walaupun mengalami peningkatan, tapi guru belum secara
maksimal dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi. Kurang mampunya guru untuk membangkitkan
minat dan motivasi siswa ini terlihat pada saat siswa mulai mengarang, Terlihat
ada beberapa siswa yang belum mulai mengerjakan atau mulai menulis. Hal lain
juga terlihat pada saat guru meminta siswa mengumpulkan hasil karangan, ada
siswa yang belum mengumpulkan karangan sehingga siswa lain dan guru harus
menunggu siswa tersebut selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcii
Hal lain yang ditemukan pada siklus I ini adalah keluhan siswa terhadap
cara pembentukan kelompok pada kegiatan diskusi. Siswa mengalami kesulitan
dalam membuat kelompok yang temanya sama. Ada banyak siswa yang temanya
sama, tapi harus empat orang dalam satu kelompok. Siswa cenderung memilih
teman untuk dijadikan kelompok. Apabila antara satu siswa dengan siswa lain
cocok, maka akan menjadi kelompok. Dengan demikian ada satu kelompok yang
jumlah siswanya melebihi, tapi ada kelompok yang jumlahnya kurang. Dalam
situasi tersebut guru menjadi penengah dengan memberi pengertian pada siswa
bahwa dengan adanya pembentukan kelompok secara acak akan membuat siswa
berbaur dan dapat mengenal serta mendalami karakter siswa lain. Apabila
pembentukan kelompok menurut siswa akan membuat kelas tidak dapat berbaur
dan solidaritas antar siswa akan kurang karena akan terbentuk kelompok-
kelompok tertentu. Kemudian guru meminta kelompok yang kelebihan anggota
tersebut untuk mengurangi anggotanya dan anggota yang dikurangi tersebut
masuk pada kelompok yang masih kurang. Dalam proses diskusi terlihat
kelompok yang mendapat penambahan anggota tadi dapat bekerja sama dengan
baik.
Selain itu, secara kualitas hasil pembelajaran yang dilihat dari hasil
karangan siswa masih belum maksimal walaupun terjadi peningkatan pada
pratindakan dan pascasiklus I. Adapun dari hasil nilai karangan siswa pada siklus
I, diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa. Skor dalam
tiap aspek karangan mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya nilai sejumlah indikator dalam aspek penulisan karangan yang
meliputi isi, organisasi isi, kosakata, struktur kalimat, dan ejaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel nilai hasil pembelajaran
menulis argumentasi siswa pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciii
Tabel 7. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I No Nama Skor Jum-
lah Ket Isi Organi-
sasi Isi Kosa Kata
Pengem Bahasa
Meka nik
1 Akbar Eko Maryanto 18 14 12 15 4 63 TT 2 Alfianur Tegar Sriyanto 19 14 13 18 3 67 T 3 Anggi Mayang Sari 17 15 13 18 4 67 T 4 Ariska Mardi Liyanti 20 12 14 18 4 68 T 5 Ary kurniawan 20 13 17 16 4 70 T 6 Bafin Yudika Saputra 14 10 14 16 4 58 TT 7 Deni Dwi Rohmad 18 13 15 16 3 65 T 8 Dhanu Fiarta S. P 19 14 14 18 4 70 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 15 10 13 16 3 57 TT 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 18 14 14 17 4 67 T 11 Eko Purnomo 17 14 14 18 4 67 T 12 Erna Dwi Susilowati 19 14 13 18 4 69 T 13 Eva Nur Rahma 17 14 12 18 2 63 TT 14 Fauzi Putra Muammar 16 12 10 12 3 53 TT 15 Frida Ayu Kusuma D 18 14 13 15 5 65 T 16 Intan Dwi Safitri 19 13 14 11 3 61 TT 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 19 15 15 18 4 71 T 18 Laras Mugi Lestari 18 15 14 18 4 68 T 19 Maya Tutik Hestari 18 14 14 18 4 68 T 20 Muklis Budi M 17 14 12 14 3 60 TT 21 Nimas Galuh Ajeng P 20 14 15 17 3 69 T 22 Novian Teguh Kurniawan 15 12 13 16 4 59 TT 23 Nura Martina 21 15 13 18 4 71 T 24 Nurfitriyah Maritassari 20 14 12 18 5 69 T 25 Rendy Yohan Saputra 18 12 13 14 3 60 TT 26 Reni Rahayu 18 14 13 18 5 68 T 27 Ria Ferawati 20 13 14 18 3 68 T 28 Ricky Handoko 16 15 13 18 3 65 T 29 Robi Sudarwis - - - - - - - 30 Rosita Sri Utami 20 15 13 18 4 70 T 31 Septima Damayanti 17 10 14 18 2 61 TT 32 Sri Wantini 20 14 13 18 4 69 T 33 Tri Yulian Lestari 22 15 15 17 5 74 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 15 11 12 18 2 58 TT 35 Widiastuti Tri Yulianti 18 14 14 18 4 68 T 36 Yudi Prasetya 19 11 14 13 4 61 TT 37 Yuli Susanti 20 15 13 18 4 70 T 38 Yulia Andalusia Zakiah 20 15 14 20 4 73 T 39 Yulinda Nuraini 19 17 16 20 5 77 T 40 Yunita Estiningsih 18 13 14 18 4 67 Tu Jumlah 712 527 528 661 145 2574 ≥65=
27 Siswa
Rata-rata 18,25 13,51 13,54 16,95 3,72 66
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xciv
Dibandingkan dengan nilai karangan siswa pada saat prasiklus, nilai rata-
rata kelas keseluruhan aspek pada siklus I meningkat yakni dari 61,29menjadi 66.
Dari kenaikan nilai rata-rata tersebut juga mempengaruhi nilai rata-rata setiap
aspek. Hal ini terlihat pada aspek isi yang sebelumnya pada prasiklus nilai rata-
ratanya adalah 16,02, kini meningkat pada siklus I menjadi 18,25. Aspek
organisasi isi dari skor mencapai 12,02, naik menjadi 13,51 pada siklus I. Aspek
kosakata pada prasiklus mencapai skor rata-rata 13,53, kemudian pada siklus I
menjadi 13,54. Aspek pengembangan bahasa, pada prasiklus memperoleh skor
15,84, kemudian pada siklus I neik menjadi 16,59. Begitu juga dengan aspek
mekanik yang mencakup aspek ejaan juga naik dari menjadi 3,72, yang semula
dari 3,66.
Berikut adalah grafik perolehan nilai hasil pembelajaran menulis
argumentasi pada siklus I dibandingkan dengan nilai hasil pembelajaran pada
prasiklus.
Gambar 7. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Ren
tang
Nila
i
Nomor Urut Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcv
Keterangan:
1 – 40 : Nomor urut siswa Warna : Nilai Hasil Prasiklus
0 – 80 : Rentang nilai Warna : Nilai Hasil Siklus I
Berdasarkan analisis tersebut, berikut dikemukakan refleksi dari
kekurangan yang ditemukan baik guru maupun bagi siswa. Bagi guru untuk dapat
direfleksi dapat dinyatakan bahwa: (1) guru hendaknya dapat memberi dorongan
pada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan memberi pengarahan
bahwa penilaian tidak hanya pada hasil menulis argumentasi, tetapi juga pada
proses pembelajaran; (2) guru hendaknya lebih tegas pada siswa yang kurang
memperhatikan dengan memberi pertanyaan, dengan memberikan pertanyaan
maka siswa akan lebih termotivasi untuk dapat lebih fokus; (3) guru hendaknya
tidak hanya berkeliling pada kelompok tertentu saja, tapi berkeliling pada tiap
kelompok yang ada di kelas untuk memantau kegiatan siswa selama diskusi; (4)
guru hendaknya dapat memberikan cara yang berbeda dalam penyampaikan
materi pembelajaran sehingga siswa tidak bosan menerima materi yang sama.
Refleksi bagi siswa dapat dinyatakan bahwa: (1) siswa diharapkan lebih
aktif dalam pembelajaran sehingga nilai yang diperoleh mencapai standar baik
dalam nilai proses dan hasil pembelajaran; (2) siswa hendaknya dapat bersunggu-
sungguh dalam pembelajaran dan tidak melakukan aktivitas sendiri di luar
pembelajaran.
Berdasarkan hasil siklus I yang belum maksimal, diperlukan adanya
perbaikan pembelajaran pada siklus II. Perbaikan dilakukan untuk mengatasi
kekurangan-kekrangan yang terjadi pada siklus I. Selanjutnya pelaksanaan siklus
II direncanakan pada hari selasa tanggal 21 Maret 2011 dan 24 maret 2011.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I disepakati bahwa siklus II perlu
adanya perbaikan. Persiapan dan perencanaan siklus dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 17 Maret 2011 di ruang perpustakaan SMA N 2 Karanganyar. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvi
kesempatan tersebut, peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi terhadap
pembelajaran menulis karangan argumentasi yang dilaksanakan pada siklus I.
Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada pelaksanaan siklus I,
akhirnya disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi. Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, guru perlu memperbaiki teknik
mengajar yang diterapkan.
Adapun urutan kegiatan yang direncanakan dalam siklus II adalah
sebagai berikut. Pada pertemuan pertama meliputi: (1) guru memasuki kelas dan
mengucap salam; (2) guru mengecek kehadiran siswa; (3) guru mengondisikan
siswa untuk siap menerima pembelajaran; (4) guru memutarkan sebuah video
motivasi tentang menulis; (5) guru bertanya jawab dengan siswa tentang video
dan sedikit materi menulis argumentasi; (6) guru membagikan potongan kertas
yang berisi permasalahan; (7) guru meminta siswa memikirkan masalah yang
telah dibagikan; (8) guru meminta siswa berkelompok dengan siswa yang
mempunyai masalah yang sama dan nomor pada potongan kertas yang sama; (9)
guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang didapat dalam kelompok;
(10) guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau kegiatan siswa; (11)
dalam waktu yang ditentukan siswa berdiskusi dan menyampaikan hasil diskusi;
(12) kelompok lain mendengarkan dan memperhatikan; (13) selesai diskusi guru
meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing untuk menuliskan hasil
diskusi yang berupa kerangka karangan; (14) guru memberi tugas pada siswa
mengumpulkan informasi yang mendukung kerangka karangan yang dibuat; (15)
guru memberi simpulan; (16) guru menutup pembelajaran dengan doa bersama.
Kemudian rencana kegiatan pada pertemuan kedua meliputi: (1) guru
memasuki kelas dan mengucap slam; (2) guru mengecek kehadiran siswa dan
mengisi buku jurnal; (3) guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tugas; (4)
guru membagikan contoh hasil refleksi dari karangan argumentasi yang dibuat;
(5) guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hasil karangan yang telah
dikoreksi; (6) guru meminta siswa untu menyiapkan informasi yang telah dicari;
(7) guru meminta siswa menyiapkan kerangka karangan; (8) guru meminta siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcvii
untuk mengembangkan karangan berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan;
(9) guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa; (10) setelah selesai guru
meminta siswa kembali meneliti hasil karangannya; (11) guru meminta siswa
mengumpulkan hasil karangan ke meja guru; (12) guru melakukan refleksi dan
menyimpulkan pembelajaran; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
Setelah rencana kegiatan disepakati oleh guru dan peneliti, maka siklus II
akan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21 Maret 2011 dan Kamis, 24 Maret
2011. Pelaksanaan antara siklus I dan siklus II mempunyai tenggang 1 minggu
karena siswa kelas X dan XI libur ujian sekolah kelas XII.
b. Pelaksanaan Siklus II
Seperti yang telah direncanakan, siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan, yaitu pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2011 dan 24 Maret 2011.
Pelaksanan tindakan dimuali pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB. Pelaksanaan lebih
awal dibandingkan dengan siklus I supaya dalam kegiatan pembelajaran lebih
maksimal.
Langkah-langkah yang dilaksanakan guru dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi pada pertemuan pertama dalam siklus II ini adalah: (1)
guru memasuki kelas dan mengucap salam; (2) guru mengecek kehadiran siswa;
(3) guru mengondisikan siswa untuk siap menerima pembelajaran; (4) guru
memutarkan sebuah video motivasi tentang menulis; (5) guru bertanya jawab
dengan siswa tentang video dan sedikit materi menulis argumentasi; (6) guru
membagikan potongan kertas yang berisi permasalahan; (7) guru meminta siswa
memikirkan masalah yang telah dibagikan; (8) guru meminta siswa berkelompok
dengan siswa yang mempunyai masalah yang sama dan nomor pada potongan
kertas yang sama; (9) guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah yang
didapat dalam kelompok; (10) guru berkeliling ke setiap kelompok untuk
memantau kegiatan siswa; (11) dalam waktu yang ditentukan siswa berdiskusi dan
menyampaikan hasil diskusi; (12) kelompok lain mendengarkan dan
memperhatikan; (13) selesai diskusi guru meminta siswa kembali ke tempat
duduk masing-masing untuk menuliskan hasil diskusi yang berupa kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcviii
karangan; (14) guru member tuga pada siswa untuk mengumpulkan informasi
untuk mendukung kerangka karangan yang dibuat; (15) guru member simpulan;
(16) guru menutup pembelajaran dengan doa bersama.
Guru memasuki kelas dengan mengucap salam. Kemudian guru
melakukan pengecekan pada kehadiran siswa. Setelah guru melakukan
pengecekan terhadap kehadiran siswa, guru memutarkan video. Dalam video
tersebut tergambar wawancara eksklusif acara “Kick Andy” dengan seorang anak
kecil yang baru berusia 10 tahun sudah mampu menulis beberapa buku dengan
ketebalan lebih dari seratus halaman. Pemutaran video ini dilakukan karena pada
saat pembelajaran menulis masih ditemukan siswa yang menulis dengan
meletakkan kepala di meja. Oleh karena itu, dengan adanya pemutaran video
diharapkan mampu membantu mengatasi permasalahan pada siklus I dan dapat
memotivasi siswa untuk gemar menulis dan dapat menghasilkan sebuah karya
yang baik. Penghasilan karya yang baik ini dimulai dengan menulis karangan
argumentasi yang baik dan benar.
Selesai menayangkan video, guru bertanya jawab dengan siswa tentang
tentang video yang ditayangkan dan sedikit materi menulis argumentasi. Awalnya
guru menyampaikan satu pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap
penayangan video, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab.
Pemberian pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa
dapat memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan
pertanyaan berikutnya masih berkaitan dengan menulis karangan argumentasi.
Setelah mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab pertanyaan
pertama tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan berikutnya. Hal ini
dilakukan agar kelas tidak didominasi oleh guru. Tanya jawab tersebut
berlangsung sampai pertanyaan terakhir.
Setelah melakukan kegiatan tanya jawab, guru melanjutkan dengan
pembagian potongan kertas yang berisi masalah kemudian siswa mencari
kelompok yang masalahnya sama. Pada pertemuan ini pencarian kelompok tidak
dilakukan secara acak yang menyebabkan kelas menjadi gaduh dan menambah
waktu pembelajaran. dengan demikian pada siklus II ini, pembentukan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xcix
hampir sama dengan siklus I, tetapi pada potongan kertas yang berisi masalah
diberikan nomor. Maksudnya adalah setiap masalah nantinya akan dibahas dalam
beberapa kelompok, sehingga dalam satu kelompok nanti akan mendapat
potongan kertas dengan nomor dan masalah yang sama. Dengan demikian dalam
satu kelompok tersebut hanya aka ada empat orang siswa dan tidak akan terjadi
ada siswa yang tidak mendapatkan kelompok.
Setelah siswa membuat kelompok dan berdiskusi, guru berkeliling dan
mendatangi tiap kelompok untuk memantau aktivitas siswa. Dengan guru
berkeliling ini diharapkan siswa lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.
Hal yang dilakukan oleh guru tersebut juga sebagai bentuk refleksi dari
kekurangan siklus I. Selesai kegiatan diskusi, masing-masing kelompok
menyampaikan hasil diskusi mereka. Pada saat penyampaian hasil diskusi
tersebut, kelompok lain memperhatikan. Pada akhir diskusi, masing-masing siswa
kembali ke tempat masing-masing untuk menuliskan kerangka karangan
berdasarkan hasil diskusi dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya guru
memberikan tugas pada siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi yang
mendikung kerangka karangan yang telah dibuat.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan simpulan dan menutup
pembelajaran. Sebelum berakhir, pembelajaran ditutup dengan doa bersama. Pada
doa bersama ini akan dimulai jika semua siswa telah siap pulang semua. Sehingga
siswa yang telah selesai membereskan perlengkapan menunggu siswa lain yang
belum selesai.
Langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada pertemuan
kedua dalam siklus II adalah: (1) guru memasuki kelas dan mengucap salam; (2)
guru mengecek kehadiran siswa dan mengisi buku jurnal; (3) guru melakukan
apersepsi dengan menanyakan tugas; (4) guru membagikan contoh hasil refleksi
dari karangan argumentasi yang dibuat; (5) guru melakukan tanya jawab dengan
siswa tentang hasil karangan yang telah dikoreksi; (6) guru meminta siswa untuk
menyiapkan informasi yang telah dicari; (7) guru meminta siswa menyiapkan
kerangka karangan; (8) guru meminta siswa untuk mengembangkan karangan
berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan; (9) guru berkeliling untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c
memantau kegiatan siswa; (10) setelah selesai guru meminta siswa kembali
meneliti hasil karangannya; (11) guru meminta siswa mengumpulkan hasil
karangan ke meja guru; (12) guru melakukan refleksi dan menyimpulkan
pembelajaran; (13) guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
Pelaksanaan siklus II ini sama seperti pada siklus I, guru bertindak
sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran menulis karangan argumentasi
di kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif. Peneliti
hanya duduk di belakang dan sesekali ke depan dan samping kelas untuk
mengambil dokumentasi.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis argumentasi
dengan strategi pembelajaran Think Talk Write yang berlangsung pada hari Selasa,
21 Maret 2011 pukul 12.00-13.30. Observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan
pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan pedoman obaservasi
sebagaimana terlampir untuk menilai proses pembelajaran serta membuat catatan
lapangan.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh gambaran kegiatan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi pembelajaran Think
Talk Write (dapat dilihat pada lampiran halaman 195-200) adalah guru membuka
pelajaran dengan mengucap salam setelah seluruh siswa tenang. Selanjutnya guru
mengecek kehadiran siswa dan mengisi buku presensi. Setelah itu guru memberi
pengarahan pada siswa tentang penilaian menulis karangan argumentasi adalah
dari proses yang meliputi keaktifan, konsentrasi, dan motivasi selama
pembelajaran serta hasil karangan. Hal ini dimaksud agar siswa mengerti dan
dapat meningkatkan nilai dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video perbincangan acara “Kick Andy”
dengan seorang anak yang baru usia 10 tahun. Video tersebut berisi perbincangan
dengan seorang anak kecil yang telah mampu membuat buku. Dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ci
pemutaran video ini dihararapkan siswa dapat termotivasi untuk gemar menulis
dan dapat menghasilkan karya yang baik.
Selesai menayangkan video, guru bertanya jawab dengan siswa tentang
video yang ditayangkan dan sedikit materi menulis argumentasi. Awalnya guru
menyampaikan satu pertanyaan tentang tanggapan siswa terhadap penayangan
video, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab. Pemberian
pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa dapat
memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan
berikutnya masih berkaitan dengan menulis karangan argumentasi. Setelah
mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab pertanyaan pertama
tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan berikutnya. Hal ini dilakukan
agar kelas tidak didominasi oleh guru. Tanya jawab tersebut berlangsung sampai
pertanyaan terakhir.
Selesai melakukan tanya jawab, guru kembali membagikan potongan
kertas yang berisi masalah yang berbeda-beda dan nomor masalah yang berbeda
pula. Pada pertemuan ini pencarian kelompok tidak dilakukan secara acak yang
menyebabkan kelas menjadi gaduh dan menambah waktu pembelajaran. dengan
demikian pada siklus II ini, pembentukan kelompok hamper sama dengan siklus I
tetapi pada potongan kertas yang berisi masalah diberikan nomor. Maksudnya
disini adalah setiap masalah nantinya akan dibahas dalam beberapa kelompok,
sehingga dalam satu kelompok nanti akan mendapat potongan kertas dengan
nomor dan masalah yang sama. Dengan demikian dalam satu kelompok tersebut
hanya akan ada empat orang siswa dan tidak akan terjadi ada siswa yang tidak
mendapatkan kelompok.
Setelah siswa membuat kelompok dan berdiskusi, guru berkeliling dan
mendatangi tiap kelompok untuk memantau aktivitas siswa. Dengan guru
berkeliling ini diharapkan siswa lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran.
Hal yang dilakukan oleh guru tersebut juga sebagai bentuk refleksi dari
kekurangan siklus I. Saat guru berkeliling ke setiap kelompok tersebut, beberapa
siswa bertanya pada guru tentang kesulitan yang dihadapi atau mereka kurang
paham terhadap masalah yang mereka peroleh. Guru tersebut dengan senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cii
menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada setiap kelompok.
Selesai kegiatan diskusi, masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi
mereka. Pada saat penyampaian hasil diskusi tersebut, kelompok lain
memperhatikan. Pada akhir diskusi, masing-masing siswa kembali ke tempat
masing-masing untuk menuliskan kerangka karangan berdasarkan hasil diskusi
dengan kelompok masing-masing. Selanjutnya guru memberikan tugas pada siswa
untuk mengumpulkan berbagai informasi yang mendukung kerangka karangan
yang telah dibuat.
Selesai memberikan tugas guru melakukan refleksi dan menyimpulkan
pembelajaran. Pembelajaran diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh
ketua kelas.
Pada pertemuan kedua, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucap salam kemudian mengabsen kehadiran siswa yang mengisi buku jurnal.
Sebelum masuk dalam pembelajaran guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah
melakukan apersepsi guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pembelajaran ini.
Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan meminta siswa untuk
membagikan contoh hasil refleksi karangan argumentasi siswa. Setiap siswa
mendapat satu contoh karangan argumentasi yang telah dikoreksi. Kemudian guru
melakukan tanya jawab terhadap karangan yang telah dikoreksi. Dalam karangan
argumentasi yang telah dikoreksi tersebut jika ada kesalahan maka diberi tanda
seperti dilingkari. Awalnya guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang contoh
kesalahan dalam karangan, kemudian guru menunjuk satu siswa untuk menjawab.
Pemberian pertanyaan terlebih dahulu baru menunjuk siswa bertujuan agar siswa
dapat memikirkan jawaban terlebih dahulu. Selanjutnya guru memberikan
pertanyaan berikutnya masih berkaitan dengan kesalahan yang ada dalam
karangan. Setelah mengajukan pertanyaan, guru meminta siswa yang menjawab
pertanyaan pertama tadi menunjuk satu siswa lain menjawab pertanyaan
berikutnya. Hal ini dilakukan agar kelas tidak didominasi oleh guru. Selain itu
juga agar siswa lebih aktif dan lebih konsentrasi dalam pembelajaran. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ciii
untuk meningkatkan keaktifan dan konsentrasi siswa, pembahasan atau tanya
jawab hasil refleksi karangan tersebut juga dapat membuat siswa paham tentang
kesalahan-kesalahan yang dibuat selama menulis karangan argumentasi. Dengan
demikian mereka tidak akan mengulangi kesalahan terdahulu. Tanya jawab
tersebut berlangsung sampai kesalahan terakhir dalam contoh.
Selesai melakukan kegiatan tanya jawab, guru membagikan kertas folio
dan meminta siswa untuk menyiapkan informasi yang telah dikumpulkan. Dirasa
semua telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam mengarang, guru
meminta siswa untuk mulai mengembangkan kerangka karangan menjadi
karangan argumentasi utuh berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Pada saat
siswa menulis, guru berkeliling untuk memantau kegiatan siswa. Hal ini bertujuan
agar tidak ada siswa yang sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.
Dalam kegiatan menulis ini masih ada juga siswa yang belum menulis. Ia
terlihat bingung dan sering melihat pekerjaan teman sebelahnya. Melihat kondisi
seperti itu, guru mendatangi siswa tersebut dan menanyakan kesulitannya. Setelah
diberi pengarahan dan ditunggui beberapa saaat oleh guru siswa tersebut akhirnya
mulai menulis.
Sampai batas akhir pengumpulan karangan, semua siswa telah
mengumpulkan. guru melakukan refleksi dan menyimpulkan pembelajaran. Pada
akhir pembelajaran ditutup dengan doa bersama dan dipimpin oleh ketua kelas.
d. Analisis dan Refleksi
Proses pembelajaran menulis karangan dengan strategi Think Talk Write
di kelas X-5 SMA N 2 Karanganyar pada siklus II yang dilaksanakan selama dua
kali pertemuan, yakni hari Selasa tanggal 21 Maret 2011 dan hari Kamis tanggal
24 Maret 2011 dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus I dapat diatasi pada siklus II.
Kualitas pembelajaran menulis karangan argumentasi mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah
ditetapkan. Ketercapaian indikator tersebut meliputi meningkatnya keaktifan,
perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
civ
pembelajaran. Di samping itu, kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam siklus
I dapat diatasi oleh guru pada siklus II. Pada siklus II siswa lebih aktif selama
proses pembelajaran, siswa lebih memperhatikan penjelasan guru dan memiliki
motivasi yang baik untuk mengikuti pembelajaran.keaktifan siswa meningkat
terlihat dari semakin banyaknya siswa memperhatikan jika ada yang bertanya
pada guru, siswa saling bertanya pada teman lain, teman lain yang juga menjawab
pertanyaan yang diberikan. Perhatian siswa terhadap guru meningkat dengan
ditunjukkan siswa tidak mengobro dengan teman lain, memperlajari materi yang
telah diajarkan. Motivasi meningkat dengan ditunjukkan, siswa tidak mengeluh
dalam menulis, dan mereka bersungguh-sungguh dalam menulis. Keaktifan,
perhatian, dan motivasi siswa meningkat karena guru menyampaikan penjelasan
materi dengan teknik yang menarik, misalnya dalam kegiatan bertanya jawab
tidak hanya guru yang menentukan siswa yang menjawab pertanyaan, tapi juga
dapat sesama siswa yang menentuka penjawab pertanyaan. Dengan adanya variasi
pemberian pertanyaan tersebut, maka kelas tidak cenderung didominasi oleh guru
saja. Namun, siswa juga mempunyai hak untuk berperan di dalam kelas. Selain
itu, dengan adanya penayangan video akan menambah motivasi siswa untuk dapat
menciptakan sebuah karya yang baik. Mereka termotivasi dengan seorang anak
yang umurnya di bawah mereka sudah mampu menghasilkan karya yang baik,
mengapa mereka yang usianya di atas anak tersebut tidak bisa. Untuk
meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa, guru juga berkeliling ke setiap
kelompok. Dengan adanya hal ini maka semua siswa akan merasa diperhatikan
sehingga mereka akan lebih konsentrasi. Selain itu, mereka juga akan lebih leluasa
menanyakan kesulitan yang dihadapi terhadap masalah yang ada dalam kelompok
mereka. Berdasarkan penilaian proses pembelajaran pada siklus II, hasilnya
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cv
Tabel 8. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II
No Nama Nilai Total Kriteria A* B* C*
1 Akbar Eko Maryanto 2 3 3 8 Sedang 2 Alfianur Tegar Sriyanto 3 3 4 10 Baik 3 Anggi Mayang Sari 4 3 4 11 Baik 4 Ariska Mardi Liyanti 4 4 4 12 Baik 5 Ary kurniawan 3 4 3 10 Baik 6 Bafin Yudika Saputra 2 3 3 8 Sedang 7 Deni Dwi Rohmad 3 3 3 9 Sedang 8 Dhanu Fiarta S. P 2 2 2 6 Kurang 9 Dian Widyaloka Wijayanti 3 3 3 9 Sedang 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 1 4 5 11 Baik 11 Eko Purnomo 3 2 2 7 Sedang 12 Erna Dwi Susilowati 4 5 5 14 Sangat Baik 13 Eva Nur Rahma 5 4 4 13 Sangat Baik 14 Fauzi Putra Muammar 3 5 3 11 Baik 15 Frida Ayu Kusuma D 4 3 3 10 Baik 16 Intan Dwi Safitri 4 4 4 12 Baik 17 Isna Eni Putri Sholekhah 4 3 4 11 Baik 18 Laras Mugi Lestari 4 5 3 12 Baik 19 Maya Tutik Hestari 2 2 2 6 Kurang 20 Muklis Budi M 1 3 5 9 Baik 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 2 2 2 6 Kurang 22 Novian Teguh Kurniawan 2 4 4 10 Baik 23 Mura Martina 2 3 4 9 Baik 24 Nurfitriyah Maritassari 5 4 4 13 Sangat Baik 25 Rendy Yohan Saputra 2 2 2 6 Kurang 26 Reni Rahayu 4 3 4 11 Baik 27 Ria Ferawati 2 4 2 12 Baik 28 Ricky Handoko 2 2 2 6 Kurang 29 Robi Sudarwis 2 3 2 7 Sedang 30 Rosita Sri Utami 3 5 4 12 Baik 31 Septima Damayanti 3 3 3 9 Baik 32 Sri Wantini 3 4 3 10 Baik 33 Tri Yulian Lestari 2 2 2 6 Kurang 34 Vicenzo Asaliah Hutama 2 2 2 6 Kurang 35 Widiastuti Tri Yulianti 4 5 4 13 Sangat Baik 36 Yudi Prasetya 2 2 2 8 Kurang 37 Yuli Susanti 4 4 4 12 Baik 38 Yulia Andalusia Zakiah 4 4 5 13 Sangat Baik 39 Yulinda Nuraini 3 2 3 8 Sedang 40 Yunita Estiningsih 2 2 2 6 Kurang Jumlah 116 130 129 328 ≥7 = 31siswa
≤7= 9 siswa Rata-rata 2,9 3,25 3,2 9,55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvi
Keterangan pernyataan:
A*:Keaktifan siswa selama pembelajaran meliputi: (1) mengajukan pertanyaan,
(2) mengungkapkan pendapat, (3) menjawab pertanyaan, (4) memperhatikan
pertanyaan orang lain, (5) menanggapi pertanyaan
B*:Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran meliputi: (1)
memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan guru, (3)
mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk dengan
aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman
C*: Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran meliputi: (1) mengerjakan
tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam mengerjakan tugas yang
diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh atay tidak asl-
asalan; (4) tidak bermalas-malasan di kelas dengan tidak bertopang dagu, tidak
meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak mengucapkan keluhan
saat pembelajaran.
Keterangan Nilai:
1. Penilaian menggunakan check list
2. Setiap indikator perilaku bernilai 1 (satu)
3. Nilai merupakan jumlah skor tiap indikator perilaku
4. Keterangan diisi dengan kriteria berikut:
a. Nilai total 1 – 3 berarti kurang sekali
b. Nilai total 4 – 6 berarti kurang
c. Nilai total 7 – 9 berarti sedang
d. Nilai total 10 – 12 berarti baik
e. Nilai total 13 – 15 berarti baik sekali
Selain ditampilkan dengan tabel, kenaikan proses pembelajaran menulis
argumentasi juga ditampilkan dengan grafik diagram batang. Berikut disajikan
gambar nilai proses pembelajaran menulis argumentasi yang dibandingkan dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cvii
Gambar 8. Grafik Nilai Proses Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II
Keterangan:
: Nilai Proses Prasiklus
: Nilai Proses Siklus I
: Nilai Proses Siklus II
Berdasarkan tabel serta grafik hasil penilaian proses pembelajaran
menulis argumentasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas proses
pembelajaran pada siklus II ini. Pada siklus I nilai rata-rata keaktifan siswa
sebesar 2,45, kemudian pada siklus II menjadi 2,9. Peningkatan juga terjadi pada
perhatian dan konsentrasi siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah sebesar
2,72, setelah dilaksanakan siklus II terjadi peningkatan menjadi 3,21. selanjutnya
pada minat dan motivasi siswa pun juga mengalami peningkatan. Di siklus I, nilai
rata-rata siswa sebesar 2,55, kemudian pada siklus II menjadi 3,2.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41
Rent
ang
Nila
i
Nomor urut siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cviii
Secara lebih rinci lagi keseluruhan skor tersebut telah mengalami
peningkatan jika dibandingkan penilaian pada saat prasiklus dan siklus I. dari
grafik yang disajikan pun juga tergambar bahwa terjadi peningkatan nilai proses
pembelajaran menulis argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Grafik
tersebut menggambarkan bahwa gambar batang yang lebih tinggi menggambarkan
bahwa nilai proses menulis siswa juga tinggi. Kemudian garis yang ada di
depannya adalah gambaran dari nilai siklus I dan pratindakan.
Adapun hasil kerja siswa berupa karangaan argumentasi pada siklus II
juga menunjukkan adanya peningkatan. Skor dalam setiap aspek penulisan
karangan argumentasi mengalami peningkatan yang cukup baik. Nilai rata-rata
kelas naik sebesar 3,7 poin, yakni dari 66 pada siklus I menjadi 69,7 pada siklus
II. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil pebelajaran semakin meningkat
setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Kenaikan tersebut terjadi pada seluruh
aspek penilaian. Dari aspek isi, pada prasiklus nilai rata-rata siswa mencapai
16,02, kemudian pada siklus I menjadi 18,25, dan pada siklus II naik menjadi
19,55. Pada aspek organisasi isi siklus II terjadi peningkatan menjadi 14,56, yang
semula pada prasiklus sebesar 12,02 dan pada siklus I sebesar 13,51. Dari aspek
kosakata pun juga mengalami peningkatan menjadi 13,82, semula pada prasiklus
sebesar 13,53 dan pada siklus I sebesar 13,54. Aspek struktur kalimat mengalami
peningkatan, yang semula pada prasiklus sebesar 15,84, pada siklus I naik
menjadi 16,95, dan pada siklus II naik menjadi 17,67. Begitu juga dengan aspek
mekanik yang berupa ejaan mengalami peningkatan, dari nilai rata-rata sebesar
3,66 pada prasiklus, naik menjadi 3,72 pada siklus I, dan terakhir pada siklus II
pun juga meningkat menjadi 3,95. Untuk lebih jelasnya, hasil perolehan nilai
karangan argumentasi siswa pada siklus II ini dapat dilihat melalui tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cix
Tabel 9. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siklus II
No Nama Skor Jum-lah
Ket Isi Organi-
sasi Isi Kosa Kata
Struktur Kalimat
Ejaan
1 Akbar Eko Maryanto 22 14 13 18 4 71 T 2 Alfianur Tegar Sriyanto 19 15 14 18 4 70 T 3 Anggi Mayang Sari 18 17 14 18 4 71 T 4 Ariska Mardi Liyanti 21 12 14 18 4 69 T 5 Ary kurniawan 19 17 15 18 4 73 T 6 Bafin Yudika Saputra 17 11 14 16 4 62 TT 7 Deni Dwi Rohmad 17 14 15 18 4 68 T 8 Dhanu Fiarta S. P 18 15 15 18 4 68 T 9 Dian Widyaloka Wijayanti 21 14 13 12 3 63 TT 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 21 13 13 18 4 69 T 11 Eko Purnomo 17 15 14 20 5 71 T 12 Erna Dwi Susilowati 22 13 12 19 4 71 T 13 Eva Nur Rahma 18 14 12 19 3 66 T 14 Fauzi Putra Muammar 18 14 11 17 3 61 TT 15 Frida Ayu Kusuma D 17 16 14 18 3 68 T 16 Intan Dwi Safitri 20 14 13 12 4 63 TT 17 Isna Eniy Putri Sholekhah 22 17 15 19 4 77 T 18 Laras Mugi Lestari 20 16 15 18 4 73 T 19 Maya Tutik Hestari 19 14 13 18 5 69 T 20 Muklis Budi M 22 14 14 18 3 71 T 21 Nimas Galuh Ajeng P 22 15 15 19 4 75 T 22 Novian Teguh Kurniawan 16 12 14 16 4 62 TT 23 Nura Martina 20 16 14 19 3 72 T 24 Nurfitriyah Maritassari 21 15 13 19 5 73 T 25 Rendy Yohan Saputra 18 14 13 15 4 64 TT 26 Reni Rahayu 21 14 14 19 4 72 T 27 Ria Ferawati 20 16 15 18 3 71 T 28 Ricky Handoko 18 15 13 18 4 68 T 29 Robi Sudarwis 18 17 16 19 4 74 T 30 Rosita Sri Utami 20 13 13 20 4 70 T 31 Septima Damayanti 19 14 14 18 4 69 T 32 Sri Wantini 21 15 14 18 4 72 T 33 Tri Yulian Lestari 22 17 15 16 4 74 T 34 Vicenzo Asaliah Hutama 16 12 12 19 4 63 TT 35 Widiastuti Tri Yulianti 18 16 14 18 5 72 T 36 Yudi Prasetya 16 12 14 18 4 64 TT 37 Yuli Susanti 22 13 15 19 5 74 T 38 Yulia Andalusia Zakiah 25 18 14 19 4 80 T 39 Yulinda Nuraini 22 15 15 20 5 77 T 40 Yunita Estiningsih 19 13 14 19 3 68 T Jumlah 782 568 554 716 158 2788 ≥65=
32 siswa
Rata-rata 19,55 14,56 13,85 17,9 3,95 69,7
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cx
Berikut digambarkan grafik hasil menulis karangan argumentasi yang
dibandingkan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Argumentasi pada Siklus II
Keterangan:
: Nilai Hasil Prasiklus
: Nilai Hasil Siklus I
: Nilai Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, dapat dinyatakan bahwa
penelitian tindakan kelas telah berhasil mencapai hasil secara optimal. Walaupun
dalam penilaian proses pembelajaran menulis karangan argumentasi ada 8 siswa
yang belum tuntas, tapi peneliti hanya menargetkan 75% dari jumlah siswa dapat
mencapai nilai ≥ 7. Ternyata pada siklus II ini telah mencapai target sebesar
77,5%, yaitu 31 siswa mendapat nilai ≥ 7. Begitu juga dengan kualitas hasil
pembelajaran menulis argumentasi. Pada prasiklus yang tuntas dengan
memperoleh nilai ≥ 65 adalah 13 siswa. Kemudian pada siklus I ada 27 siswa,
terakhir pada siklus II mencapai 32 siswa. Walaupuan tidak semua siswa dapat
lulus dalam batas minimal ketuntasan, tapi jumlah siswa yang tuntas sudah lebih
dari indikator ketercapaian yang ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, masalah yang
dihadapi pada siklus I telah teratasi pada siklus II. Dengan demikian, peneliti dan
guru melakukan kesepakatan bahwa penelitian dapat diselesaikan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Ren
tang
Nila
i
Nomor urut Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxi
3. Deskripsi Antarsiklus
Data penilaian proses pembelajaran dari prasiklus hingga siklus II dapat
dilihat dari tabel berikut:
Tabel 10. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Antarsiklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Akbar Eko Maryanto 4 7 8 Meningkat 2 Alfianur Tegar Sriyanto 7 9 10 Meningkat 3 Anggi Mayang Sari 6 9 11 Meningkat 4 Ariska Mardi Liyanti 7 10 12 Meningkat 5 Ary kurniawan 7 9 10 Meningkat 6 Bafin Yudika Saputra 5 6 8 Meningkat 7 Deni Dwi Rohmad 6 7 9 Meningkat 8 Dhanu Fiarta S. P 4 5 6 Meningkat 9 Dian Widyaloka Wijayanti 6 7 9 Meningkat 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 7 9 11 Meningkat 11 Eko Purnomo - 6 7 Meningkat 12 Erna Dwi Susilowati 10 12 14 Meningkat 13 Eva Nur Rahma 10 12 13 Meningkat 14 Fauzi Putra Muammar 6 9 11 Meningkat 15 Frida Ayu Kusuma D 6 9 10 Meningkat 16 Intan Dwi Safitri 7 9 12 Meningkat 17 Isna Eni Putri Sholekhah 7 9 11 Meningkat 18 Laras Mugi Lestari 6 10 12 Meningkat 19 Maya Tutik Hestari 4 5 6 Meningkat 20 Muklis Budi M 5 7 9 Meningkat 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 4 5 6 Meningkat 22 Novian Teguh Kurniawan 6 8 10 Meningkat 23 Mura Martina 6 7 9 Meningkat 24 Nurfitriyah Maritassari 10 11 13 Meningkat 25 Rendy Yohan Saputra 4 5 6 Meningkat 26 Reni Rahayu 7 9 11 Meningkat 27 Ria Ferawati 7 8 12 Meningkat 28 Ricky Handoko 4 5 6 Meningkat 29 Robi Sudarwis 5 3 7 Meningkat 30 Rosita Sri Utami 8 9 12 Meningkat 31 Septima Damayanti 6 7 9 Meningkat 32 Sri Wantini 6 8 10 Meningkat 33 Tri Yulian Lestari 4 5 6 Meningkat 34 Vicenzo Asaliah Hutama 4 5 6 Meningkat 35 Widiastuti Tri Yulianti 6 9 13 Meningkat 36 Yudi Prasetya 5 6 8 Meningkat 37 Yuli Susanti 10 11 12 Meningkat 38 Yulia Andalusia Zakiah 11 12 13 Meningkat 39 Yulinda Nuraini 5 6 8 Meningkat 40 Yunita Estiningsih - 5 6 Meningkat Rata-rata 6,26 7,75 9,55 Meningkat Prosentase ketuntasan 36,84% 67,5% 77,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxii
Berdasarkan tabel di atas, terjadi peningkatan setelah dilakukan tindakan.
Peda siklus I, siswa yang lulus KKM adalah sebesar 36,84%, siklus I naik menjadi
67,5%, dan terakhir pada siklus II naik menjadi 77,5%. Adapun hasil nilai
karangan secara menyeluruh pada tiap siklus dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 11. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Antarsiklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Akbar Eko Maryanto 58 63 71 Meningkat 2 Alfianur Tegar Sriyanto 66 67 70 Meningkat 3 Anggi Mayang Sari 65 67 71 Meningkat 4 Ariska Mardi Liyanti 62 68 69 Meningkat 5 Ary kurniawan 68 70 73 Meningkat 6 Bafin Yudika Saputra 47 58 62 Meningkat 7 Deni Dwi Rohmad 59 65 68 Meningkat 8 Dhanu Fiarta S. P 68 70 68 Meningkat 9 Dian Widyaloka Wijayanti 55 57 63 Meningkat 10 Dicky Jerry Resa Rinanda 64 67 69 Meningkat 11 Eko Purnomo - 67 71 Meningkat 12 Erna Dwi Susilowati 63 69 71 Meningkat 13 Eva Nur Rahma 58 63 66 Meningkat 14 Fauzi Putra Muammar 47 53 61 Meningkat 15 Frida Ayu Kusuma D 57 63 68 Meningkat 16 Intan Dwi Safitri 53 61 63 Meningkat 17 Isna Eni Putri Sholekhah 67 71 77 Meningkat 18 Laras Mugi Lestari 63 68 73 Meningkat 19 Maya Tutik Hestari 63 68 69 Meningkat 20 Muklis Budi M 55 60 71 Meningkat 21 Nimas Galuh Ajeng Pawiling 68 69 75 Meningkat 22 Novian Teguh Kurniawan 57 59 62 Meningkat 23 Mura Martina 69 71 72 Meningkat 24 Nurfitriyah Maritassari 64 69 73 Meningkat 25 Rendy Yohan Saputra 55 60 64 Meningkat 26 Reni Rahayu 55 68 72 Meningkat 27 Ria Ferawati 66 68 71 Meningkat 28 Ricky Handoko 63 65 68 Meningkat 29 Robi Sudarwis 57 - 74 Meningkat 30 Rosita Sri Utami 67 70 70 Meningkat 31 Septima Damayanti 59 61 69 Meningkat 32 Sri Wantini 66 69 72 Meningkat 33 Tri Yulian Lestari 72 74 74 Meningkat 34 Vicenzo Asaliah Hutama 53 58 63 Meningkat 35 Widiastuti Tri Yulianti 62 68 72 Meningkat 36 Yudi Prasetya 55 61 64 Meningkat 37 Yuli Susanti 62 70 74 Meningkat 38 Yulia Andalusia Zakiah 69 73 80 Meningkat 39 Yulinda Nuraini 72 77 77 Meningkat 40 Yunita Estiningsih - 67 68 Meningkat Rata-rata 61,29 66 69,7 Meningkat Prosentase ketuntasan 34,21% 69,23% 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiii
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa prosentase
ketuntasan siswa pada prasiklus baru mencapai 34,21% dari 38 siswa yang
mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi atau hanya 13 siswa yang
tuntas dengan nilai ≥65. Kemudian ketuntasan siswa meningkat pada siklus II
menjadi 69,23% dari 39 siswa yang mengikuti pembelajaran menulis argumentasi
atau 27 siswa. Selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas ada 32 siswa atau 80%
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan siklus I dan siklus II, guru berhasil melaksanakan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi pembelajaran Think
Talk Write. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari keaktifan, perhatian dan
konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
meningkat dari setiap siklus yang dilaksanakan. Selain itu, penelitian ini juga
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang efektif dan menarik di dalam kelas. Strategi pembelajaran ini juga dapat
dimanfaatkan oleh guru untuk menarik perhatian sisw agar lebih akatif dalam
pembeljaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi.
Keberhasilan strategi pembelajaran Think Talk Write dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan
argumentasi dapat dilihat dari indikator-indikator yang telah dicapai oleh siswa.
Berikut adalah indicator-indikator keberhasilan penelitian yang telah dicapai.
1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Karangan argumentasi
Penerapan strategi Think Talk Write yang dilaksanakan dalam setiap siklus
belum mampu secara maksimal meningkatkan kualitas proses menulis
karangan argumentasi. Hal ini terlihat pada hasil akhir siklus I yang baru
mencapai 67,5%, padahal peneliti menetapkan 70%. Walaupun pada siklus I
belum maksimal, kekurangan pada siklus I telah tertutupi pada pelaksanaan
siklus II yang telah mencapai 77,5%.
a. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis karangan argumentasi
Dengan adanya strategi pembelajaran Think Talk Write dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi akan dapat menumbuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxiv
keaktifan siswa selama pembelajaran. hal ini disebabkan karena dalam
strategi ini juga menggunakan diskusi kelompok untuk membahas
permasalahan yang telah dibagikan. Dengan adanya diskusi kelompok ini,
siswa dapat bertukar pendapat dalam kelompok dan mengajukan pendapat.
Dengan adanya hal tersebut maka siswa kan lebih aktif dalam
pembelajaran.
Namun demikian dalm penilaian proses pembelajaran ini ada
sedikit permasalahan. Setelah dilaksanakan siklus I, masih belum
mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa
belum banyak yang aktif karena guru masih sedikit mendominasi kelas.
Misalnya saja dalam penyampaian materi, guru hanya sedikit melibatkan
murid. Beliau hanya memberikan kesempatan pada siswa bertanya setelah
guru menjelasan materi. Kemudian pada saat diskusi, guru hanya
memantau kelompok yang ada di depan saja. Dengan adanya hal tersebut,
ada beberapa siswa yang hanya diam mendenagrkan teman lain membahas
permasalahan. Namun, kekurangan pada siklus I tersebut dapat diatasi
pada siklus II. Pada siklus II ini guru sudah lebih memberikan kesempatan
pada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Misalnya saja, guru
menunjuk satu siswa untuk menjawab pertanyaan, kemudian siswa
tersebut menunjuk teman lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya.
Dengan melibatkan siswa seperti itu maka selalu siap untuk menjawab
pertanyaan dan memberikan tanggapan. Selain itu pada saat diskusi guru
juga sudah berkeliling untuk memantau aktivitas siswa. Pada saat
berkeliling ini juga dimanfaatkan oleh siswa untuk menanyakan hal yang
belum dipahami.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui strategi
pembelajaran Think Talk Write yang di dalamnya terdapat diskusi, dapat
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Keadaan demikian seperti
yang dikemukakan oleh Dwitya Nadya (2010) dalam penelitiannya bahwa
diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxv
pendapat yang dimiliki, bertanya kepada teman, dan menjawab pertanyaan
teman.
b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran
Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran mengalami
peningkatan. Perhatian dan konsentrasi siswa dinilai berdasrkan 5 aspek
yang meliputi:(1) memperhatikan penjelasan guru, (2) mencatat penjelasan
guru, (3) mempelajari kembali materi yang diberikan, (4) tidak sibuk
dengan aktivitasnya sendiri di kelas, (5) tidak mengobrol dengan teman
(diadaptasi dari Nana Sudjana, 2010: 60-62).
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan strategi Think
Talk Write terjadi peningkatan pada aspek perhatian dan konsentrasi siswa
selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap
siklus, yang meliputi: pada saat pratindakan nilai rata-rata perhatian dan
konsentrasi siswa adalah sebesar 2,18, kemudian pada siklus I meningkat
menjadi 2,72, dan terakhir pada siklus II meningkat menjadi 3,25. Dengan
demikian pada siklus I perhatian dan konsentrasi siswa meningkat 0,54
poin, pada siklus II meningkat 0,53 poin.
Selain dari nilai tersebut, secara garis besar keadaan yang terjadi di
kelas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I siswa sudah lebih perhatian
dan konsentrasi pada pembelajaran. Mereka memperhatikan penjelasan
guru, mencatat yang mereka anggap penting, tapi masih ada beberapa
siswa yang masih sibuk dengan aktiviatas mereka sendiri seperti kipas-
kipas, dan mengganggu teman lain. Namun demikian, keadaan seperti ini
sudah lebih baik daripada keadaan pembeljaran pada saat prasiklus.
Jumlah siswa yang sibuk dengan aktivitas sendiri lebih banyak
dibandingkan dengan siklus I.
Gambaran pada siklus II ini lebih baik dari siklus I, karena
kekurangan pada siklus I telah dicari solusinya untuk memperbaiki siklus
II. Pada siklus II guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau
aktivitas siswa. Dengan guru berkeliling ini akan membuat pantauan lebih
efektif sehingga siswa lebih konsentrasi pada permasalahan yang dibahas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvi
c. Minat dan Motivasi dalam proses pembelajaran
Tindakan dengan penerapan strategi Think Talk Write dapat
membuat siswa lebih berminat dan termotivasi mengikuti pelajaran. Minat
dan motivasi siswa yang dinilai dari beberapa aspek yang mencakup: (1)
mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu, (2) semangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan, (3) mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh, tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang
dagu, (4) tidak meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, (5) tidak
mengucapkan keluhan saat pembelajaran (diadaptasi dari Nana Sudjana).
Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi ini terbukti
dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa setelah dilakukan
tindakan. Pada saat prasiklus nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran
menulis argumentasi adalah sebesar 2, kemudian setelah diberi tindakan
pada siklus II meningkat menjadi 2,55, kemudian diberi tindakan kedua
pada siklus II meningkat menjadi 3,2. Peningkatan pada siklus I adalah
sebesar 0,55 poin, sedangkan peningkatan pada siklus II adalag sebesar
0,65 poin.
Secara garis besar garis besar, setelah dilakukan tindakan dengan
menerapkan strategi Think Talk Write minat dan motivasi siswa
meningkat. Pada saat prasiklus banyak siswa yang mengeluh saat diminta
menulis karangan argumentasi. Selain itu, juga ada beberapa siswa yang
bertopang dagu, meyandarkan kepala di meja, menyandarkan kepala di
pundak teman. Tapi setelah diberi tindakan dengan Think Talk Write,
siswa mulai bersungguh-sungguh menngerjalan tugas dengan tidak
bertopang dagu, ataupun menyandarkan kepala. Hal ini dikarenakan dalam
strategi ini ada diskusi yang menuntut siswa dapat berperan dalam
kelompok. Apabila mereka bertopang dagu atau menyandarkan kepala,
mereka akan malu dengan teman lain yang aktif untuk membahas
permasalahan. Pada siklus II juga ditambah dengan penayangan video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxvii
tentang pembicaraan dalam acara “Kick Andy” yang pada acara tersebut
menayangkan seorang anak kecil sudah mampu menulis beberapa buku.
Dengan adanya penanyangan video ini, siswa lebih termotivasi untuk
bersaing dengan anak tersebut dengan menghasilkan tulisan yang terbaik
dengan diawali menghasilkan karangan argumentasi yang baik pula. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Stokes (2010) yang menyatakan bahwa
penggunaan elemen visual dalam pembelajaran dapat memberikan hasil
positif.
d. Perolehan nilai proses pembelajaran menulis argumentasi meningkat
Secara keseluruhan dari aspek keaktifan, perhatian dan konsentrasi,
minat dan motivasi siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan
strategi Think Talk Write mengalami peningkatan pada kualitas prosesnya.
Dengan anyanya kualitas proses yang baik, maka sebagai acuan terhadap
kualitas hasil yang baik pula. Peningkatan kualitas proses pembelajaran
dengan strategi Think Talk Write terlihat dari kenaikan jumlah total nilai
rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus nilai rata-rata
siswa adalah 6,26, kemudian meningkat pada siklus II yaitu menjadi 7,75,
dan pada siklus II meningkat menjadi 9,55.
2. Kemampuan Siswa dalam menulis Karangan Argumentasi
Peningkatan kualitas proses pembelajaran juga berdampak pada
kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Kemampuan siswa
dalam menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil karangan setiap siswa dari setiap siklus yang dibandingkan
dengan nilai siswa saat prasiklus. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari setiap
indikator yang dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro (2010: 441-442),
meliputi: isi, organisasi isi, pengembangan bahasa, kosakata, mekanik.
a. Isi
Siswa telah mampu menuangkan ide serta mengembangkannya
menjadi karangan yang baik. Pengembangan isi menjadi lebih baik ini
karena pada saat prasiklus siswa hanya diminta untuk langsung mengarang
sehigga mereka belum mempunyai gambaran yang pasti tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxviii
permasalahan yang akan ditulis. Dengan demikian, hasil karangan yang
ditulis siswa pun hanya beberapa baris dan kata-katnya pun cenderung
banyak yang diulang. Kemudian setelah dilakukan tindakan pengungkapan
karangan siswa meningkat, ditandai dengan semakin banyaknya kalimat
yang dapat ditulis siswa. Selain itu dengan adanya diskusi kelompok akan
menambah pengetahuan siswa dan dapat memecahkan masalah bersama-
sama kemudian menuliskannya dalam bentuk karangan.
Penigkatan pengungkapan gagasan atau isi ini ditunjukkan dengan
denga nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai rata-rata
siswa adalah 16,02, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 18,25,
selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 19,55.
b. Organisasi isi
Berdasarkan hasil karangan siswa dalam setiap siklus diketahui
bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan kalimat dalam paragraf.
Dengan adanya pengorgaisasian kalimat dengan baik, maka pembaca akan
mudah memahami isi yang dituliskan oleh penulis.
Peningkatan pengorganisasian isi dapat ditunjukkan dengan
kenaikan nilai rata-rata siswa setiap siklus. Pada prsiklus, nilai rata-rata
siswa adalah 12,02 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 13,51,
terakhir pada siklus II meningkat menjadi 14,56.
c. Kosakata
Dengan karangan yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah mampu memanfaatkan kata dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil
karangan siklus I dan siklus II, dalam menggunakan kata siswa sudah
bervariasi. Dengan adanya variasi ini, orang yang membacanya tidak akan
bosan.
Peningkatan penggunaan kosakata yang dilakukan siswa ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa selama tindakan. Awalnya
nilai siswa pada saat prasiklus sebesar 13,53, meningkat pada siklus I
menjadi 13,54, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 13,85.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxix
d. Pengembangan Bahasa
Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik, hal ini
terlihat dari struktur kalimat yang digunakan dalam menyusun karangan
argumentasi. Pada prasiklus, siswa belum mampu mengembangkan bahasa
dengan baik,sehingga kalimat tidak efektif. Ketidakefektifan ini, misalnya
siswa menggunakan kata-kata yang tidak perlu sehingga menimbulkan
kemubaziran. Contoh dari kemubaziran itu adalah banyak sekali industri-
industri. Kata industri-industri sebenarnya sudah mewakili banyak
industri, sehingga seharusnya kata yang digunakan banyak industri atau
industri-industri. Selain itu, ada juga kalimat yang maknanya
membingungkan atau kabur, seperti: manusia juga sering membuat ulah
dengan menebang hutan secara liar sehingga tanah terkikis menyebabkan
longsor dan air tidak bisa terserap oleh pohon sehingga terjadilah banjir,
banjir juga bisa disebabkan oleh cuaca yang buruk dimusim penghujan,
setiap hari hujan bahkan satu minggu hujan terus menerus turun,
sehingga menyebabkan banjir yang merugikan masyarakat. Dalam
kalimat tersebut dapat membingungkan pembaca karena setelah manusia
menebang hutan secara liar akan menyebabkan tanah terkikis dari tanah
terkikis tersebut menyebabkan longsor dan air tidak dapat diserap oleh
pohon. Dengan demikian dapat diartikan bahwa yang menyebabkan tanah
longsor dan air tidak ndapat diserap adalah tanah yang terkikis. Padahal
yang menyebabkan air tidak dapat diserap adalah tidak adanya pohon
karena ditebang. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh cuaca buruk tidak
mempunyai katan dengan ulah manusia yang menebang hutan secara liar,
sehingga dapat dijadikan kalimat baru. Namun, setelah dilakukan tindakan
pada siklus I dan II, terjadi peningkatan dengan ditandai siswa sudah
mampu mengembangkan kalimat dengan baik.
Peningkatan pengembangan bahasa yang menjadi baik ini ditandai
dengan naiknya nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai
rata-rata siswa adalah 15,84, kemudian pada siklus I meningkat menjadi
16,95, dan pada siklus II meningkat menjadi 17,67.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxx
e. Mekanik
Kesalahan mekanik yang sering dilakukan oleh siswa adalah dalam
hal ejaan. Dalam karangan siswa sebelum dilakukan tindakan sering
ditemukan sebagai berikut.
1) Kesalahan yang berupa penulisan huruf besar, misalnya: Di zaman
maju ini banyak didirikan Industri-Industri yang berdampak lebih
buruknya keadaan, atau yang lebih dikenal dengan pencemaran
Industri. Pada kata industri seharusnya huruf “I” tidak ditulis dengan
huruf besar karena bukan merupakan singkatan ataupun huruf pada
awal kalimat, sehingga penulisannya menjadi “industri”.
2) Kesalahan tanda baca khususnya koma dan titik, miasalnya: Berbagai
dampak sampah dapat merugikan manusia. Tapi banyak juga sampah
yang bermanfaat. Setelah kata manusia diakhiri dengan tanda titik
kemudian diikuti dengan kata tapi, seharusnya setelah kata manusia
adalah koma, karena kata tapi menghubungkan dua hal yang
berkebalikan dalam satu kalimat. Dengan demikian penulisannya
menjadi: Berbagai dampak sampah dapat merugikan manusia, tapi
banyak juga sampah yang bermanfaat.
3) Kesalahan penulusan kata baku, misalnya: kata adalah sering disingkat
menjadi adlh, kata yang disingkat menjadi yg.
4) Kesalahan pembentukan kata, misalnya dalam hal penggunaan kata
depan dan awalan. Penggunaan kata depan yang salah dalam karangan
siswa seperti menunjukkan tempat diindonesia kata tersebut salah
karena seharusnya di dipisahkan dari Indonesia karena sebagai kata
depan yang menunjukkan tempat. Selain itu kata indonesia juga harus
diawali dengan huruf besar karena menunjukkan nama negara. Dengan
demikian penulisan yang tepat menjadi “di Indonesia”. Sedangkan
penggunaan awalan yang salah, misalnya “di sebabkan”. Kata “di”
seharusnya digandeng atau dirangkai dengan kata “sebabkan” karena
kata sebabkan tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti,
sehingga penulisan yang benar menjadi “disebabkan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxi
Walaupun demikian setelah dilakukan tidakan, nilai rata-rata siswa
dalam mekanik meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus
nilai rata-rata siswa adalah sebesar 3,66, kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 3,72, dilanjutkan pada siklus II menjadi 3,95.
f. Perolehan nilai karangan siswa meningkat
Berdasarkan nilai karangan argumentasi pada saat prasiklus,
kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata yang diperoleh siswa. Pada saat prasiklus nilai rata-rata yang
diperoleh siswa adalah sebesar 61,29, kemudian meningkat pada siklus I
menjadi 66, dan pada siklus II, kembali meningkat menjadi 69,7. Dengan
adanya peningkatan nilai yag dicapai siswa, menunjukkan bahwa
penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxii
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/ 2011. Peningkatan tersebut
dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada aspek ini
siswa mulai mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan. Pada
prasiklus jumlah nilai rata-rata siswa adalah sebesar 2,10, kemudian pada
siklus I meningkat menjadi 2,45, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
2,90.
b. Adanya peningkatan perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran.
Pada prasiklus rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa adalah 2,18,
dilanjutkan pada siklus II naik menjadi 2,72, dan pada siklus II menjadi
3,25.
c. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa selama mengikuti
pembelajaran menulis argumentasi. Siswa semakin bersungguh-sungguh
dalam menulis tanpa mengeluh. Peningkatan tersebut ditandai dengan
jumlah nilai rata-rata pada prasiklus adalah sebesar 2,00, kemudian pada
siklus I meningkat menjadi 2,55, dan pada siklus II menjadi 3,20.
d. Secara keseluruhan, peningkatan nilai proses pembelajaran menulis
argumentasi pada prasiklus adalah sebesar 36,84%, kemudian pada siklus I
meningkat menjadi 67,5%, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi
77,5%.
2. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxiii
SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/ 2011. Hal ini dapat dibuktikan
dengan meningkatnya beberapa indikator berikut:
a. Pada aspek isi, pada prasiklus nilai rata-rata seluruh siswa adalah 16,02.
Pada siklus I, meningkat menjadi 18,25. Kemudian pada siklus II, menjadi
19,55.
b. Pada aspek organisasi isi, pada prasiklus adalah sebesarv12,02. Nilai rata-
rata tersebut meningkat pada siklus I, yaitu 13,51. Kemudian pada siklus II,
kembali meningkat menjadi 14,56.
c. Aspek kosakata pada prasiklus mempunyai nilai rata-rata sebesar 13,53.
Kemudian pada siklus I, meningkat menjadi 13,54, dan pada siklus II
kembali meningkat menjadi 13,85.
d. Aspek pengembangan bahasa pada prasiklus adalah sebesar 15,84. Pada
siklus I meningkat menjadi 16,95, kemudian pada siklus II menjadi 17,9.
e. Aspek mekanik yang semula pada prasiklus mempunyai nilai rata-rata
sebesar 3,69, pada siklus I meningkat menjadi 3,72. Terakhir, pada siklus II
kembali meningkat menjadi 3,95.
f. Secara keseluruhan, pada prasiklus siswa yang memperoleh nilai diatas
batas kelulusan adalah sebesar 34,21% atau 13 siswa, kemudian pada siklus
I meningkat menjadi 69,23% atau 27 siswa. Selanjutnya pada siklus II
meningkat kembali menjadi 80% atau 32 siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu
kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola
kelas, memilih strategi yang digunakan dalam pembelajaran sebagai sarana
menyampaikan materi. Faktor dari siswa yaitu keaktifan, prhatian dan konsentrasi,
serta minat dan motivasi mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung dan harus diupayakan agar
semua faktor tersebut dapat dipenuhi. Apabila guru memiliki kemampuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxiv
baik dalam menyampaikan materi, kemampuan mengelola kelas, serta didukung
teknik dan sarana yang memadai, maka pembelajaran akan berlangsung dengan
baik. Selain faktor tersebut, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan
sangat mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan
strategi yang tepat akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian,
kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efisien.
Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi Think Talk Write
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat meningkatkan kulaitas
proses dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan
sebagai pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan strategi Think Talk Write
(TTW) sebagai strategi dalam pembelajaran menulis argumentasi. Bagi guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif
guru mengajar menulis argumentasi yang dapat membuat siswa lebih aktif, lebih
perhatian dan konsentrasi, serta memotivasi siswa untuk belajar. Dengan strategi
ini siswa berlatih untuk berpikir, berbicara, dan menulis. Siswa juga tidak akan
merasa bosan kerena dengan strategi TTW siswa dapat bertukar pendapat dengan
teman dalam diskusi kelompok.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa dapat berkerjasama pada saat kegiatan berbicara, khususnya pada saat
diskusi.
b. Siswa lebih perhatian dan konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung
dan tidak mudah terganggu dengan hal-hal di luar pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Guru harus memonitor dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan
ketika mengikuti pembelajaran dengan strategi Think Talk Write.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cxxv
b. Hendaknya guru dapat mengubah pembelajaran menulis karangan
argumentasi yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa dengan
strategi Think Talk Write.
3. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya dapat berupaya untuk dapat selalu menciptakan
iklim kerja yang kondusif melalui komunikasi terbuka.
b. Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan motivasi kepada guru agar
dapat meningkatkan kinerja selama mengajar. Bentuk motivasi ini dapat
dilakukan dengan mengadakan member suatu penghargaan pada guru yang
mampu menggunakan strategi, metode, ataupun teknik inovatif dalam
mengajar dikelas.