dialogjumat15!02!2008-seabad buya hamka

9
DIALOG JUMAT TABLOID REPUBLIKA 16 JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 PENGALAMAN ROHANI CMYK CMYK Dunia Islam Lembaga syariah di Inggris sudah ada sejak 25 tahun lalu. Mengapa lembaga ini kerap dimintai pendapat dalam mena- ngani kasus yang melibatkan Muslim oleh pengadilan sipil? Hlm. 14 Pengalaman Rohani Rusdy Hamka menceritakan bagaimana ia belajar istikamah dari sang ayah, Buya Hamka. ”Tak ada tawar- menawar bila sudah menyangkut akidah.” Hlm. 16 FOTO: DOK AL-AZHAR T ak gampang seseorang bisa bersikap tegas dan konsisten. Tapi, itulah perilaku dan sikap yang pa- ling mendalam dirasakan dalam hidup Rusydi Hamka (72) dari sang ayah, Prof Dr Hamka. Pria kelahiran 7 September 1935 ini memang paling banyak mengikuti perjalanan hidup almarhum Buya Hamka termasuk ketika almarhum bergerilya sebagai ketua Fron Pertahanan Nasional (FPN) di Bukittinggi Sumatera Barat. ‘’Buya Hamka adalah seorang ulama yang tegas. Yang paling akhir adalah ketika diminta pemerintah untuk melepaskan jabatannya sebagai ketua umum MUI, karena tidak mau membatalkan fatwa MUI yang menegaskan Natal Bersama haram hukumnya,’’ tegas Rusydi kepada Republika di Masjid Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan Rabu (13/2) siang. Sarjana Ilmu Publisistik ini mengungkap- kan, sekitar tahun 1980-an ada permintaan dari daerah-daerah, dari para gubernur demi terciptanya kerukunan hidup antar umat beragama, karena itu perlu ada Natal Bersama seperti juga ada Idul Fitri Bersama. Kemudian MUI mengeluarkan fatwa yang menegaskan Natal Bersama itu haram, karena itu bagian dari ibadah. Setelah fatwa MUI tersebut keluar, papar Rusydi, Menteri Agama waktu itu, Alamsyah Ratuperwiranegara meminta fatwa itu untuk segera dicabut. Buya Hamka tidak mau men- cabut fatwa tersebut. Karena tetap pada pendiriannya, akhirnya Buya Hamka diminta mundur. Kebetulan waktu itu ada undangan berkun- jung ke Irak. Rusydi sendiri diajak berkunjung ke Irak. Sore hari ketika akan berangkat ke Irak, ia diminta untuk mengantar surat yang ditulis Buya Hamka hanya beberapa kalimat yang menyatakan ia mundur dari ketua MUI. ‘’Jadi, sebelum berangkat ke bandara kita mampir dulu ke kantor Departemen Agama untuk mengantar surat itu. Dengan senyum, beliau berkata, ‘Masak iya saya harus men- cabut (fatwa) tersebut,’’ tandas Rusydi mengutip pernyataan sang ayah. Contoh lain soal sikap tegas dan istikamah Buya Hamka adalah saat Buya Hamka yang juga pegawai Departemen Agama menjadi anggota konstituante Masyumi, walau tidak menjadi seorang pengurus. Tak lama setelah itu, keluar peraturan presiden, pegawai negeri yang tinggi harus memilih menjadi pegawai atau partai. ”Buya memilih menjadi anggota Masyumi dan keluar dari pegawai negeri.” Satu hal yang direkamnya, Buya tidak per- nah memikirkan bagaimana nanti masalah gaji dan segala macam termasuk pensiun saat mengambil keputusan itu. ”Dia tidak bimbang sedikit pun, padahal kita semua termasuk ibu justru mencemaskan hal itu,’’ papar Rusydi. Menurut Rusydi, soal akidah, Buya Hamka tidak pernah bisa kompromi.Tapi untuk hal- hal yang ikhtilaf dan furu’iyah, ia tampak luwes. ‘’Misalnya, ketika suatu kali KH Abdullah Syafi’i datang ke Masjid Al Azhar. Waktu itu sebenarnya yang jadual khatib Buya Hamka. Ia kemudian meminta KH Abdullah Syafii menjadi khatib. Saat itulah dikuman- dangkan adzan dua kali pada shalat Jumat, padahal biasanya adzan satu kali,’’ jelasnya. Sikap luwes yang lainnya dalam bidang yang bukan prinsip, Rusydi menceritakan, juga terjadi ketika kali pertama kali Masjid Al Azhar digunakan untuk shalat tarawih. Buya Hamka sempat menjelaskan kepada para jamaah bahwa shalat tarawih bisa dengan 11 rakaat tapi juga bisa 23 rakaat plus witir. ‘’Waktu itu, jamaah meminta untuk 23 rakaat. Tapi besoknya para jamaah meminta untuk shalat delapan rakaat, sampai sekaran sha- lat tarawih di Masjid Al Azhar delapan rakaat,’’ ujarnya. Jadi, kalau soal akidah, beliau tidak ada kompromi. Tapi kalau soal furuiyah, ia bisa toleran. ”Contohnya, ketika mengimami jamaah shalat Subuh, almarhum Buya Hamka sempat bertanya ter- lebih dulu kepada ja- maah, apakah me- reka menggunakan qunut atau tidak? Ketika para ja- maah mengatakan mereka menggu- nakan qunut, Buya Hamka yang meru- pakan tokoh dan penasihat Muhammadiyah, mengimami shalat subuh dengan qunut,’’ tambah Rusydi. TABLOID REPUBLIKA DIALOG JUMAT Pada tanggal 16 Pebruari 2008, genap seratus tahun hari kelahiran Buya Hamka. Hasil perjuangannya dapat dirasakan oleh umat Islam secara luas. Bagaimana besarnya perha- tian ratusan ribu rakyat Jakarta ketika dia berpulang pada 24 Juli 1981 adalah jenazahnya dishalatkan puluhan kali karena meluapnya massa yang ingin bertakziah. RUSYDI HAMKA JUMAT, 15 FEBRUARI 2008/ 8 SHAFAR 1429 H FOTO: BUKU HAMKA DI MATA HATI UMAT BELAJAR ISTIKAMAH DARI SANG AYAH BIO DATA Tanggal Lahir : 7 September 1935 Pendidikan : SMP-SMA Muhammadiyah di Yogyakarta Sekolah Tinggi Publisistik (STP) Nama Istri : Khasyi’ah

Upload: handriansyah-doel

Post on 17-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

reference

TRANSCRIPT

  • DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA16 Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008

    PENGALAMAN ROHANI

    CMYK CMYK

    Dunia IslamLembaga syariah di Inggris sudah ada sejak 25 tahun lalu.Mengapa lembaga ini kerap dimintai pendapat dalam mena-ngani kasus yang melibatkan Muslim oleh pengadilan sipil?

    Hlm. 14

    Pengalaman RohaniRusdy Hamka menceritakan bagaimana ia belajaristikamah dari sang ayah, Buya Hamka. Tak ada tawar-menawar bila sudah menyangkut akidah.

    Hlm. 16

    FOTO: DOK AL-AZHAR

    Tak gampang seseorang bisabersikap tegas dan konsisten. Tapi,itulah perilaku dan sikap yang pa-ling mendalam dirasakan dalamhidup Rusydi Hamka (72) dari sang

    ayah, Prof Dr Hamka. Pria kelahiran 7September 1935 ini memang paling banyakmengikuti perjalanan hidup almarhum BuyaHamka termasuk ketika almarhum bergerilyasebagai ketua Fron Pertahanan Nasional (FPN)di Bukittinggi Sumatera Barat.

    Buya Hamka adalah seorang ulama yangtegas. Yang paling akhir adalah ketika dimintapemerintah untuk melepaskan jabatannyasebagai ketua umum MUI, karena tidak maumembatalkan fatwa MUI yang menegaskanNatal Bersama haram hukumnya, tegasRusydi kepada Republika di Masjid Al AzharKebayoran Baru Jakarta Selatan Rabu (13/2)siang.

    Sarjana Ilmu Publisistik ini mengungkap-kan, sekitar tahun 1980-an ada permintaandari daerah-daerah, dari para gubernur demiterciptanya kerukunan hidup antar umatberagama, karena itu perlu ada Natal Bersamaseperti juga ada Idul Fitri Bersama. KemudianMUI mengeluarkan fatwa yang menegaskanNatal Bersama itu haram, karena itu bagiandari ibadah.

    Setelah fatwa MUI tersebut keluar, paparRusydi, Menteri Agama waktu itu, AlamsyahRatuperwiranegara meminta fatwa itu untuksegera dicabut. Buya Hamka tidak mau men-cabut fatwa tersebut. Karena tetap padapendiriannya, akhirnya Buya Hamka dimintamundur.

    Kebetulan waktu itu ada undangan berkun-jung ke Irak. Rusydi sendiri diajak berkunjungke Irak. Sore hari ketika akan berangkat keIrak, ia diminta untuk mengantar surat yangditulis Buya Hamka hanya beberapa kalimatyang menyatakan ia mundur dari ketua MUI.Jadi, sebelum berangkat ke bandara kitamampir dulu ke kantor Departemen Agamauntuk mengantar surat itu. Dengan senyum,beliau berkata, Masak iya saya harus men-cabut (fatwa) tersebut, tandas Rusydimengutip pernyataan sang ayah.

    Contoh lain soal sikap tegas dan istikamahBuya Hamka adalah saat Buya Hamka yangjuga pegawai Departemen Agama menjadianggota konstituante Masyumi, walau tidakmenjadi seorang pengurus. Tak lama setelah

    itu, keluar peraturan presiden, pegawai negeriyang tinggi harus memilih menjadi pegawaiatau partai. Buya memilih menjadi anggotaMasyumi dan keluar dari pegawai negeri.

    Satu hal yang direkamnya, Buya tidak per-nah memikirkan bagaimana nanti masalah gajidan segala macam termasuk pensiun saatmengambil keputusan itu. Dia tidak bimbangsedikit pun, padahal kita semua termasuk ibujustru mencemaskan hal itu, papar Rusydi.

    Menurut Rusydi, soal akidah, Buya Hamkatidak pernah bisa kompromi.Tapi untuk hal-hal yang ikhtilaf dan furuiyah, ia tampakluwes. Misalnya, ketika suatu kali KHAbdullah Syafii datang ke Masjid Al Azhar.Waktu itu sebenarnya yang jadual khatib BuyaHamka. Ia kemudian meminta KH AbdullahSyafii menjadi khatib. Saat itulah dikuman-dangkan adzan dua kali pada shalat Jumat,padahal biasanya adzan satu kali, jelasnya.

    Sikap luwes yang lainnya dalam bidangyang bukan prinsip, Rusydi menceritakan, jugaterjadi ketika kali pertama kali Masjid AlAzhar digunakan untuk shalat tarawih. BuyaHamka sempat menjelaskan kepada parajamaah bahwa shalat tarawih bisa dengan 11rakaat tapi juga bisa 23 rakaat plus witir.Waktu itu, jamaah meminta untuk 23 rakaat.Tapi besoknya para jamaah meminta untukshalat delapan rakaat, sampai sekaran sha-lat tarawih di Masjid Al Azhar delapanrakaat, ujarnya.

    Jadi, kalau soal akidah, beliau tidakada kompromi. Tapi kalau soalfuruiyah, ia bisa toleran. Contohnya,ketika mengimami jamaah shalatSubuh, almarhum Buya Hamkasempat bertanya ter-lebih dulu kepada ja-maah, apakah me-reka menggunakanqunut atau tidak?Ketika para ja-maah mengatakanmereka menggu-nakan qunut, BuyaHamka yang meru-pakan tokoh danpenasihatMuhammadiyah,mengimami shalatsubuh dengan qunut,tambah Rusydi. Q

    T A B L O I D R E P U B L I K A

    DIALOG

    JUMAT

    Pada tanggal 16 Pebruari 2008, genap seratus tahun hari kelahiran Buya Hamka. Hasil

    perjuangannya dapat dirasakan oleh umatIslam secara luas. Bagaimana besarnya perha-

    tian ratusan ribu rakyat Jakarta ketika diaberpulang pada 24 Juli 1981 adalah jenazahnya

    dishalatkan puluhan kali karena meluapnyamassa yang ingin bertakziah.

    RUSYDI HAMKA

    J U M AT, 1 5 F E B R U A R I 2 0 0 8 / 8 S H A FA R 1 4 2 9 H

    FOTO: BUKU HAMKA DI MATA HATI UMAT

    BELAJAR ISTIKAMAHDARI SANG AYAH

    BIO DATA

    Tanggal Lahir :

    7 September 1935

    Pendidikan :

    SMP-SMA Muhammadiy

    ah di Yogyakarta

    Sekolah Tinggi Publisis

    tik (STP)

    Nama Istri :

    Khasyiah

  • Buya Hamka memiliki kemampuan dakwah yang menyeluruh.Dakwah lisannya sangat indah, tutur katanya sangat baik dan tak

    pernah menyerang orang, argumentasinya sangat rasional danlogis, mampu menyentuh emosi setiap pendengarnya.

    (Didin Hafidhudin, direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun)

    Buya Hamka adalah sosok ulama besar yang memadukan keluasan

    ilmu pengetahuan dan ketinggian kepribadian. Keluasan ilmunya bisa dili-

    hat dari begitu banyak buku yang ditulis salah satunya yang sangat mon-

    umental adalah Tafsir Al Azhar. Ketinggian kepribadiannya bisa dilihat

    sebagai figur ulama yang berwatak, penuh istikamah yang ditunjukkan

    ketika sebagai ketua umum MUI yang menyatakan mundur katika

    eksekutif mencoba mengintervensi lembaga itu.

    (Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah)

    Buya Hamka yang tidak hanya pandai berdakwah, tapi juga menu-lis buku termasuk menulis roman yang menyuguhkan berbagai ca-

    ra mengatasi masalah kehidupan. Sejak masih duduk di SMP sayasenang membaca buku-buku Buya Hamka termasuk buku-bukusastra yang beliau tulis. Beliau memang figur dai yang sangat

    lengkap yang jarang ada tandingannya hingga sekarang.

    (Dwiki Darmawan, musisi)

    H aji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang akrabdipanggil dengan Buya Hamka (1908-1981) adalahtokoh yang dikenal cukup luas secara nasional,regional, bahkan internasional. Deliau dikenal seba-gai pribadi lembut namun berkarakter, sosok halustapi berprinsip, dan tokoh modernis yang kharismatik. Dakwahnyasejuk menyirami dahaga spiritual umat. Acara dakwahnya di radiodan televisi (TVRI saat itu) selalu ditunggu jutaan orang.

    Pada tanggal 16 Pebruari 2008, genap seratus tahun hari kelahiranBuya Hamka (16 Pebruari 1908). Beliau wafat 27 tahun yang lalu, tepat-nya 24 Juli 1981. Hasil perjuangannya dapat dirasakan oleh umat Islamsecara luas.

    Dalam kesibukannya yang luar biasa, Buya Hamka secara produktifaktif menulis dalam bentuk artikel, kolom, makalah, dan buku. Sosokyang secara formal tidak pernah sekolah, dengan otodidak yang ketat,mampu menulis apa saja. Dia menulis tentang sejarah, tafsir, hadis,tasawuf, bahasa, hingga sastra.

    Karya-karyanya merupakan respon aktif dari kondisi yang terjadi dimasyarakat. Di saat terjadi paradoksal masyarakat kota antara pahamtasawuf ekstrim dan pola kehidupan hedonistik sekuler, beliau menulisTasawuf Modern. Di saat terjadi fenomena perseteruan akut antaraadat dan agama, dia menulis Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Disaat masyarakat modern lari dari agama mengikuti kehidupan mate-rialistis, beliau menulis Di Bawah Lindungan Kabah. Respon ter-hadap kondisi masyarakat juga diungkapkan ketika sedang merenungdi dalam penjara, hingga terlahir karya monumental, Tafsir Al-Azhar.Lebih dari 113 buku yang ditulis dalam berbagai disiplin ilmuBegitulah sosok Buya Hamka yang sangat responsif terhadap kon-disi masyarakat.

    Tokoh besar itu telah tiada, namun karyanya dinikmati hinggakini oleh umat Islam. Gajah mati meninggalkan gading, harimaumati meninggalkan belang. Buya Hamka wafat meninggakannama besar dan karya-karya monumental. Q dam

    Masjid Agung Al Azhar di Kebayoran Baru,Jakarta Selatan, akan menyelenggarakanperingatan 100 Tahun Buya Hamka.Peringatan itu menurut rencana akan dilak-sanakan di masjid tersebut mulai hari ini.

    Menurut siaran pers Yayasan Pesantren Islam Al Azhar,peringatan tersebut akan diisi dengan Tabligh Akbar setelahshalat Jumat. Para pengisi acara di Tabligh Akbar tersebutantara lain Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib RizieqShihab dan Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia(DDII) Syuhada Bahri. Selain itu, terdapat pula Ketua Majelis

    Ulama Indonesia (MUI) Kholil Ridwan dan Ketua UmumBadan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin.

    Kegiatan lainnya dalam memperingati seabad BuyaHamka antara lain Dialog Terbuka, Festival Budaya, danpemutaran film tentang Buya Hamka. Dalam acara itu, akandilakukan peluncuran buku 100 Tahun Buya Hamka, situswww.buyahamka.com, dan Perpustakaan Buya Hamka.

    Hamka, yang merupakan kepanjangan dari Haji AbdulMalik Karim Amrullah, adalah ulama dan penulis Islam-Indonesia modern yang produktif. Ulama kelahiran SungaiBatang, Sumatera Barat, 16 Februari 1908 itu, pernah mema-suki dunia jurnalistik dan pada 1926 mendirikan jurnalMuhammadiyah pertama, Chatibul Ummah.Sepuluh tahunkemudian, Hamka mendapat tawaran menjadi editor kepalajurnal Islam yang baru terbit di Makassar, PedomanMasyarakat.

    Hamka juga terkenal sebagai seorang sastrawan dan pu-jangga. Karya-karyanya antara lain novel Di Bawah Lin-dungan Ka`bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijht.Dalam bidang ilmu keagamaan, ulama yang ke Mekkah padatahun 1927 itu membuat kitab tafsir yang dikenal sebagaiTafsir Al Azhar.

    Tokoh Islam ini termasuk orang terdepan dalam sejarahperkembangan Islam abad modern di Indonesia. Namun sa-yangnya, saat ini tak banyak anak muda yang mengkajiketokohannya. Sebaliknya, nama Hamka malah makin berki-bar di negeri tetangga, terutama Malaysia dan Singapura.Museum Hamka yang berlokasi di tepi Danau Maninjau, Ka-bupaten Agam, Sumatra Barat ini lebih banyak dikunjungiwisatawan dari negeri jiran itu ketimbang wisatawan lokal.

    Sangat disayangkan bahwa tokoh sebesar Hamka kinimulai dilupakan anak muda kita. Pemerintah juga tak terlalumemperhatikan kepahlawanannya, kata Ketua Umum PPMuhammadiyah Prof Din Syamsudin saat berkunjung keMuseum Hamka beberapa waktu lalu.

    Museum Hamka itu adalah rumah tempat lahir Buya Ham-ka. Rumah itu telah direnovasi dengan model rumah gadang.Terletak di kaki bukit setelah melewati kelok 44, museum itumenyimpan benda-benda berkaitan dengan Buya Hamka. Didalamnya, ada perpustakaan berisi karya-karya Buya, tong-kat, tempat tidur, kursi, meja tulis dan benda-benda lainnya.

    Din menyatakan ironis, orang sekaliber Hamka kurangdihargai di negerinya sendiri. Bahkan tak ada nama jalanyang menggunakan nama Hamka. Banyak nama jalan pro-tokol di Jakarta menggunakan nama tokoh yang kita tidakmengenal ketokohannya. Padahal, Hamka jauh lebih besardari mereka, kata Din.

    Din menilai Buya Hamka berjasa membentuk karakterbangsa Indonesia. Mengenai alasan kurang begitu populernyaHamka, ia menyatakan kondisi tersebut adalah karena kurang-nya sosialisasi khususnya dari pihak pemerintah pusat. Olehkarena itu, Din berharap agar baik pemerintah pusat maupundaerah khususnya di Sumatera Barat untuk melakukan sosial-isasi sosok Buya Hamka, termasuk dalam pengelolaan museum-nya yang terletak berhadapan dengan Danau Maninjau. Q ant/tid

    DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA TABLOID REPUBLIKA

    JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 Q DIALOG JUMAT 32

    ENSIKLOPEDIAISLAM

    Kata yatim dengan segala variannya,tersebut dalam Alquran sebanyak 23kali. Sebagian ahli bahasa Arab mem-berikan definisi anak yatim adalah anakyang bapaknya sudah meninggal dunia. Se-bagian ulama menambahkan batasan yakniyang masih belum sampai batas baligh.Batasan ini ditambahkan karena menurutmereka ada hadis yang berbunyi: ...tidakada anak yatim bagi anak yang telah sampaiumur baligh.

    Sebagian ulama menjelaskan, anak yatimadalah anak kecil yang tidak lagi mempunyaibapak. Yang dimaksud tidak mempunyaibapak adalah tidak mempunyai bapak yangdiketahui menurut aturan syara, seba-gaimana yang ditegaskan oleh Syaikh Ibra-him Al-Baijuri.

    Soal di usia berapa seorang anak yangditinggal mati oleh bapaknya tidak lagi men-jadi yatim, memang masih kontroversial.Sebagian ulama mengacu pada usia terten-tu. Ada yang berpendapat bila sudah beru-sia 10-12 tahun dan ada juga yang menga-takan bila sudah akil baligh. Namun tidaksedikit ulama yang berpendapat hal itu bisabersifat relatif, tergantung tingkat kemandiri-an seorang anak yatim.

    Artinya, meski sudah baligh, namun bilabelum mampu mandiri, sementara ia tidakmemiliki ayah yang dapat dijadikan tempatbersandar, maka ia tetap disebut yatim.Dan, meskipun belum baligh tapi sudahmandiri dan mapan di bidang ekonomi,sudah mumayyiz dan akil, maka ia bukanlagi anak yatim. Intinya, anak-anak yatimadalah anak-anak yang ditinggal mati olehayahnya, sehingga karena itu ia mendapat-kan perhatian lebih di dalam Islam danharus lebih dikasihani ketimbang anak-anakyang lain.

    Dalam konteks Indonesia, kata yatimidentik dengan anak yang bapaknya mening-gal. Sedangkan bila bapak ibunya yangmeninggal, maka dikatakan yatim piatu.Otomatis, perhatian dan santunan lebihdicurahkan kepada yatim piatu dari padayang yatim saja. Bila dilakukan pendekatansecara ushul fikih, prioritas semacam inidimasukkan ke dalam kategori fahmalkhitab (pemahaman secara eksplisit denganmemakai sekala prioritas).

    Artinya, secara filosofis bisa digam-barkan, anak yang ditinggal mati keduaorang tuanya lebih diprioritaskan dari padaanak yang hanya ditinggal mati bapaknyasaja. Sejatinya, dalam fikih klasik tidak adaskala prioritas seperti yang terjadi dalamkonteks Indonesia ini. Yatim, yaitu anakyang ditinggal mati oleh ayahnya. Istilahyatim atau piatu atau yatim piatu dalambahasa fikih tidak dikenal. Q dam/disarikandari buku Bersanding dengan Nabi di Surga

    Yatim

    KABARQ JUMAT, 15 FEBRUARI 2008

    DOK AL-AZHAR

    LAPORAN UTAMA

    Sangat disayangkan bahwa tokoh sebesarHamka kini mulai dilupakan anak muda kita.

    MASJID AL AZHAR

    PERINGATI SEABAD BUYA HAMKA

    DOK BUKU PRIBADI DAN MARTABAT

    O Buya Hamka meng-hadiri KTT Islam diThaif tahun 1981, dibelakangnya Prof DrMukti Ali.

    Ulama yangMembumi

  • Tafsir Al-Azharadalah karya mo-numental BuyaHamka. PenafsiranAlquran dimulai

    beliau dari kegiatan pengajiankuliah Subuh di Masjid AgungAl-Azhar Kebayoran Baru, se-jak tahun 1958. Surat yangpertama kali dikaji adalah su-rat Al-Kahfi, juz XV. Isi pe-ngajian itu, kemudian disusunkembali dalam bentuk tulisandan diterbitkan secara ber-sambung dalam majalah GemaIslam sejak 1962. Dua tahunlamanya hasil pengajian tafsirdi Masjid Agung Al-Azhar itudapat dimuat di majalah GemaIslam. Sejak Buya Hamkaditangkap 27 Januari 1964,praktis kegiatan penafsiranAlquran baik di Masjid AgungAl-Azhar maupun di majalahGema Islam terhenti.

    Namun beliau meneruskanpenafsiran Alquran selama da-lam tahanan. Menurut pengaku-an Buya Hamka sendiri, penaf-siran Alquran 30 juz telah dise-lesaikan beberapa hari sebelumdipindahkan ke tahanan rumah.Selama masa tahanan rumah,dua bulan lebih dipergunakanuntuk melengkapi hal-hal yangdianggap masih kurang.

    Setidaknya ada dua alasankenapa Buya Hamka memberinama tafsir Alquran 30 juzyang digarapnya dengan nama

    Tafsir Al-Azhar. Pertama, ka-rena tafsir itu dimulai dari pe-ngajian-pengajian di MasjidAgung Al-Azhar Jakarta,nama yang diberikan langsungoleh Syekh Universitas Al-

    Azhar Kairo, Syeikh MahmudSyaltut, tahun 1960. Kedua,karena Buya Hamka mendapatpenghargaan gelar Doktor Ho-noris Causa dari UniversitasAl-Azhar Kairo.

    Sumber penafsiran yangdigunakan Buya Hamka dalammenafsirkan Alquran adalahpenafsiran ayat dengan ayatyang lain, juga ayat denganhadis (al-tafsir bi al-matsur). Di

    samping itu, Buya Hamka jugamenggunakan sejarah, antro-pologi, dan sosiologi sebagaisumber penafsiran untuk mem-perkaya tafsirnya. Gaya dankecenderungan penafsiranseperti itu, oleh para ahli tafsir,seperti Al-Farmawi, disebut de-ngan tafsir al-adab al-ijtimai.

    Gaya seperti itu dilakukanoleh Muhammad Abduh danRasyid Ridha dalam menyusunTafsir Al-Mannar. Buya Ham-ka sendiri mengaku sedikit ba-nyak mencontoh gaya TafsirAl-Mannar, dimana tafsir ituselain menguraikan ilmu yangberkenaan dengan agama, me-ngenai hadits, fiqih, sejarahdan lain-lain, juga menyesuai-

    Apa yang mendorong Anda untukmeneliti dan akhirnya menghasilkandisertasi Corak Pemikiran KalamTafsir Al Azhar Sebuah TelaahTentang Pemikiran Hamka dalamTeologi Islam?

    Sebenarnya ini rancangan dari studisaya di S-3. Waktu itu ada dua pemiki-ran yang ingin saya kombinasikan disitu yakni mata kuliah tentang pemiki-ran modern kemudian tafsir. Dan tafsirini dari sudut kalam.

    Kenapa ini menjadi patokan saya?Karena ke depan menurut hemat sayapemahaman rasional yang dikembang-kan Buya Hamka sebagai salah seorangpelaku dari pemikiran-pemikiran pem-baharuan Islam di Indonesia patutmenjadi contoh. Nah, karena kita Indo-nesia ini sangat berpegang kepadaAlquran dan Alquran dikembangkanoleh tafsir maka saya kemudian memi-lih pemikiran kalam Buya Hamkadalam Tafsir Al-Azhar.

    Ternyata memang melihat perkem-bangan terbit ulang Tafsir Al-Azhar inisangat luas. Bahkan di Malaysia beber-apa kali cetak ulang sampai saat ini.Ini sungguh fenomenal. Jadi, darisudut ini saya melihat Tafsir Al-Azharbanyak dibaca oleh masyarakat kita.Kalau kita urai dari situ mungkin pe-ngaruhnya akan sampai di situ.

    Apa istimewanya tafsir Alqurankarya Buya Hamka?

    Ada tiga menurut hemat saya keku-atan yang muncul dari Tafsir Al-Azharini. Pertama, diuraikan dalam bahasayang mudah dan dicampur dengan ba-hasa roman-romannya. Orang sering ba-ca roman Di Bawah Lindungan Kabahdan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk,nah, ini masuk ke dalam tafsir ini. Yangkedua, Buya Hamka merujuk tafsir-taf-sir yang populer di kalangan masyara-kat kita seperti Tafsir Baidhawi, TafsirJamahsyari, Tafsir Tanthawi Jauhari dankemudian Tafsir Al-Maraghi. Menurutsaya ini bagian dari betapa Tafsir Al-

    Azhar ini menjadi tidak begitu asingbagi masyarakat kita. Tapi, menuruthemat saya penafsirannya yang agaklebih rasional ketimbang para penafsirlain. Karena dari kajian saya dari dela-pan problem kalam yang dilakukanstudi dalam disiplin ilmu kalam, limadari problem itu Buya Hamka dalampenelitian saya cenderung kepadapenafsiran Mutazilah.

    Konon Tafsir Al Azhar diselesai-kannya ketika beliau berada di dalampenjara, ya?

    Memang ada beberapa mufasir kitayang menyatakan demikian (baru sele-sai ketika dia dipenjara). Jadi, kalaukita baca riwayat hidup Buya Hamka,sebenarnya dia sudah memulai dalamkuliah Subuh tahun 1950-an, dari mu-lai surat Al-Ankabut. Kemudian da-tanglah tugas bermacam-macam, pergike mana-mana, diundang ceramah, ku-liah, sehingga tidak begitu lancar. Dankemudian ketika terbit Gema Islam ke-mudian dimuat di situ menjadi tulisanbersambung, kemudian dikatakan olehbeliau sendiri, Andaikata saya tidakmasuk penjara, mungkin tafsir ininggak selesai.

    Almarhum Buya Hamka semasa hi-dupnya sangat tegas seperti kasus Fat-wa Natal. Apakah ini juga salah satuyang mendorong Anda melakukan kaji-an ini?

    Ini satu pertimbangan saya juga.Bahwa ada ungkapan dari bahasa Mi-nang, kandua badantiang-dantiang, ta-gang bajolo-jolo, dia menempatkansesuatu pada tempatnya. Sesuai dengantempatnya. Dia fleksibel tapi tegas.Sehingga Buya Hamka sebenarnyakalau kita baca beberapa tulisan ten-tang beliau di tahun 1970-an, bukanorang Islam saja yang mengaguminya,orang Cina juga banyak.

    Berapa lama Anda menulis disertasiuntuk Tafsir Al-Azhar?

    Saya menulis efektifnya sekitarenam bulan. Tapi, penelitian awalnyasekitar setahun sebelumnya. Sebenar-nya saya mulai mengagumi Buya Ham-ka ketika saya masih duduk di bangkukelas 1 PGA (Pendidikan Guru Agama).Ceritanya, ayah saya M Yusuf (alm),imam masjid. Beliau juga khatib, tentuperlu memperdalam dan memperluasilmunya dengan membaca. Saya meli-hat ada buku-buku Buya Hamka, adaTasawuf Modern, Tafsir Al-Azhar, Lem-baga Hidup, dan Filsafat Hidup, tanpasaya sadari. Kelas 1 PGA (Kelas 1SLTP) sudah baca-baca buku-buku Bu-ya Hamka. PGA dulu setingkat tsana-wiyah (SMP). Zaman saya dulu nama-nya masih PGAP (Pendidikan GuruAgama Pertama), saya PGAP yang em-pat tahun. Saya lahir tahun 1949. Jadi,kira-kira umur 13 tahun saya sudahmembaca buku-buku Buya Hamka.

    Tafsir surat Al-Baqarah ayat 62dalam Tafsir Al Azhar Buya Hamkasering dipakai beberapa pemikir untukmenyebutkan Buya Hamka adalah seo-rang pluralis. Bagaimana menurut pan-dangan Anda?

    Bagi saya begini. Buya Hamka tidakmasuk ke dalam interpretasi yang salingberseberangan. Ada umpamanya penaf-siran ekstrem kiri kemudian ekstremkanan dia tidak mau masuk kepada ked-uanya. Kemudian beliau maju dengansatu pandangan. Itu sering dia lakukan.Seperti kasus, Yahudi, Nasara, wash-shabiin (Al-Baqarah ayat 62), dia tidakmasuk ke situ tapi dia mengatakansesungguhnya ajaran agama itu berlakusecara universal untuk semua manusia.

    Jadi, tidak benar Buya Hamkadianggap sebagai tokoh pluralisme?

    Ya. Tidak pluralis. Tapi, dia tidak jugatokoh yang fundamentalis. Dia tidakmau masuk ke dalam pilahan-pilahanyang sudah baku. Tapi, dia maju dengansatu pandangan, langkah yang beliausebut sebagai jalan tengah. Q

    DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA TABLOID REPUBLIKA

    DIALOG JUMAT 54 Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 QWAWANCARALAPORAN UTAMA

    YOGI ARDHI/REPUBLIKA

    Salah satu warisan Buya Hamka bagi umat Islam adalah TafsirAl Azhar. Tafsir ini ditulis selama kurang lebih dua tahun saatdia ditahan di tahun 1960-an. Menurut Prof Dr M YunanYusuf, guru besar Fakultas Dakwah dan KomunikasiUniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

    Tafsir Al-Azhar menjadi tafsir karya anak negeri yang paling banyak dibacadan dirujuk masyarakat.

    Berikut ini hasil wawancara lengkap wartawan Republika, DamanhuriZuhri dengan anggota Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yangpernah melakukan kajian mendalam tentang pemikiran Buya Hamka danTafsir Al Azhar:

    ANTARA MASJID AL-AZHARDAN TAFSIR AL-AZHAR

    S aya sangat terkesan akan kesederhanaan ulamakelahiran Maninjau, Sumatera Barat 16 Februari1908 ini. Ketika pada tahun 1983 Hamkamenunaikan ibadah haji, dia memilih tinggal bersamajamaah ONH Biasa. Meskipun kala itu pemerintahmenawarkan keistimewean baginya. Saya menemui-nya di Madinatul Hujaj berbaur dengan ratusanjamaah haji biasa. Bahkan dia tidur menggeletak begi-tu saja, tanpa merasa harus diistimewakan.

    Meskipun dia seorang tokoh Muhammadiyah,tapi dia juga dekat dengan para ulama dariNahdlatul Ulama. Pernah tahun 1970-an ketikaGerakan Pemuda Anshor mengadakan hari ulangtahunnya, Hamka ikut hadir dan duduk bersebela-han denban tokoh NU KH Idham Chalid. Bahkan,Hamka ikut berdiri dan turut membacakan asrakalpada Maulud Diba. Bagi Hamka, perbedaan penda-pat dalam masalah furuhiyah tidak boleh dijadikanperpecahan. Baginya musuh umat Islam adalahkemiskinan dan kebodohan. Karena itulah, dalam

    acara tanya jawab agama Islam yang kala itudisiarkan tiap pagi, Hamka tidak mau terlibat ter-hadap pertanyaan-pertanyaan yang mengarah bisamenimbulkan perpecahan di kalangan umat.

    Hamka termasuk orang yang dekat dengan Ali Sa-dikin, sehingga mantan gubernur DKI ini pada tahun1970-an menunaikan rukun Islam kelima banyakmenimba ilmu darinya. Tapi Hamka tanpa tedengaling-aling menyerang Bang Ali ketika ia melontarkangagasan agar jenazah dikremasi saja mengingat sulit-nya tanah untuk tempat pemakaman umum. Hamkadengan suara lantang menyatakan Islam jelas-jelasmelarang dan tidak membenarkan cara seperti itu. AliSadikin mendengarkan keberatan Hamka.

    Hamka mendapat tempat di kalangan alim

    ulama muda Betawi. Seperti KH Mursidi, KH SyafiieHadzami, KH Tohir Rohili, KH Abdul Razak Chaidir,KH Abdul Razak Mamun, KH Salam Zaelani, danKH Saleh Zailani. Pokoknya Hamka merupakantokoh panutan yang dapat diterima oleh semuagolongan karena ia berpegang teguh pada prinsip.

    Hamka mengenal betul para ulama Betawi.Bahkan, dalam sebuah makalah yang disiapkannyauntuk sebuah seminar, Hamka menyatakan keka-gumannya terhadap keteguhan masyarakat Betawidalam memeluk Islam. Sekalipun selama 350tahun mengalami pukulan yang berat dari penjajah,tinggal di gang-gang becek dan rumah beratapkanrumbia, tapi tidak ada satupun yang berganti aga-ma, tulisnya.

    Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia(MUI) pertama ini, dia mengibaratkan antara penjajahdan masyarakat Betawi seperti minyak dengan air.Bagaimanapun diaduk dan dikocok dalam botol,akhirnya tetap akan berpisah. Dalam suatu kesem-patan, dia menekankan lagi hal itu. Ciri masyarakatBetawi yang relijius itu tetap dipertahankan. Jangansampai hilang karena modernisasi.

    Bagaimana besarnya perhatian ratusan riburakyat Jakarta ketika dia menghembuskan napasterakhirnya padapada tahun 1981. Jenazah yangdisemayamkan di Masjid Al-Azhar harus dishalatkanpuluhan kali karena meluapnya massa yang inginbertakziah. Hamka adalah sosok ulama yang berse-dia hidup ditengah-tengah umat. Ia tidak pernahmengeluh, tetapi tidak pernah menutup telinganyauntuk mendengarkan keluhan umat. Kita rindusosok seperti Hamka.

    Q alwi shahab, wartawan republika, budayawan betawi

    Tokoh yang Merakyat

    kan ayat-ayat itu dengan perkem-bangan politik dan kemasyara-katan yang sesuai dengan zamandi waktu tafsir itu dilakukan.

    Ada kesamaan antara Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mannar da-lam proses kelahirannya. Kedua-nya lahir dari ceramah-ceramah dihadapan jamaah yang kemudiandisusun dalam bentuk tulisan.Oleh karenanya tafsir itu terkesankomunikatif dan dekat dengansuasana dan problematika yangsedang dihadapi masyarakat. Mes-kipun tentu saja berbeda settingtempatnya. Tafsir Al-Mannar lahirdari latar belakang masyarakatMesir, sedangkan Tafsir Al-Azharlahir dari latar belakangmasyarakat Indonesia.

    Perjalanan panjang yang telahdilalui bagi Yayasan PesantrenIslam Al-Azhar atau biasa jugadisebut YPI, merupakan perjuang-an panjang yang tak bisa dilepas-kan dari peran Buya Hamka.

    YPI Al-Azhar, semula merupa-kan suatu yayasan yang dibentukdalam rangka menerima dana sosialdari pemerintah untuk pembangu-nan tempat ibadah bagi ummatIslam. Hal ini mendapat responpositif dan dibicarakan oleh kuranglebih 14 tokoh Muslim dari berba-gai kalangan, di kantor Masyumi,Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

    Dalam Pertemuan itu disepakatiuntuk membentuk Yayasan yangdiberi nama Yayasan PesantrenIslam. Hasil kesepakatan itu, padahari Senin, tepatnya 7 April 1952,oleh Soedirdjo, Tan In Hok danGhozali Sjahlan dibawa ke notarisRaden Kediman, serta dicatatdalam akte notaris nomor 25. Yangkemudian atas bantuan WalikotaJakarta Raya, Sjamsuridjal ditemu-kanlah tempat ideal berlokasi diKebayoran.

    Setelah enam tahun kegiatanYayasan terfokus pada pembangu-nan fisik Masjid, maka sejak tahun1958 Prof Dr Buya Hamka sebagaiimam memulai kegiatan pembi-naan umat melalui peribadatandan dakwah. Pada Februari 1961,Syekh Al-Azhar Dr MahmudSyalthouth memberi nama Al-Azhar kepada Masjid AgungKebayoran yang kemudian dikenaldengan Masjid Agung Al-Azhar.

    Atas dorongan Hamka, didi-rikan pula TK Islam Al-Azhartahun 1963 dan SD Islam padatahun berikutnya. Pada Tahun1971, untuk menampung lulusanSD maka pada Tahun Ajaran 2003- 2004 didirikan pula SMP danSMA Al-Azhar. Memasuki mileni-um ke-3, menuju persaingan glo-bal, pada tahun 2002 Yayasanmendirikan sebuah PerguruanTinggi yang diberi namaUniversitas Al-Azhar Indonesia(UAI). Q

    DOK AL-AZHAR

  • DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA6 Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008

  • TABLOID REPUBLIKA8 TABLOID REPUBLIKA 9SILATURAHIM SILATURAHIM

    DIALOG JUMAT Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 Q DIALOG JUMAT

    U sia 10 tahun bagi Kelompok Pengajian Salsabila bukanwaktu yang sebentar untuk dijalani. Rasa syukur yanghenti-henti dipanjatkan tak akan sempurna tanpa niatuntuk memperbaiki tindakan dan perilaku di masa mendatang.

    Kita bersyukur bisa sampai 10 tahun mengadakan pengajian.Kegiatan kita tak hanya bertujuan untuk memperbaiki akhlaknamun juga menjalin silaturahmi antara sesama makhluk AllahSWT. Pengajian tak hanya ladang untuk hablumminallah, namunjuga hablumminannas, ungkap Ketua Pengajian Salsabila, KemalaChandra, seusai Perayaan Milad X Pengajian Salsabila, di Jakarta,Senin, akhir Januari 2008.

    Peringatan Milad X Salsabila diadakan di DBest FatmawatiJakarta. Acara yang berlangsung sejak pukul 10.00-13.00 WIB itumenghadirkan mantan pragawati Okky Asokawati sebagai pem-bicara. Pada kesempatan itu, Okky membagi pengalaman hidup dankiat-kiat untuk menjadi cantik. Selain itu, tampil sebagai hiburanShalawat Namira, peragaan busana dan jilbab dari Permata. Acaratersebut dipandu oleh artis Meidiana Hutomo.

    Menurut Kemala, ke depannya banyak rencana yang akandilakukan oleh pengajian yang beranggotakan sekitar 100 orang itu.Antara lain menghimpun dana untuk anak-anak penghapal Alquranbekerjasama dengan Yayasan Daarul Quran milik Ustadz YusufMansyur. Selain itu, Salsabilah juga akan menggandeng Bilqisuntuk proyek kemanusiaan pada 10 tahun kedua. Selain itu, meng-adakan acara-acara sosial yang rutin diadakan setiap hari-haribesar Islam. Tentu saja, pengajian rutin yang diadakan setiap hariSenin dengan harapan dapat menjadi mata air surga (Salsabila)atau penyejuk bagi semua insan. Q mth

    MILAD X SALSABILA

    Iske Wibisono, Destriani

    Rita Ariyani

    Fikriana Ati Faisal

    Susan Armansyah Wina Wardana

    Mela R

    Ani Setyo

    Sri

    Ana M Noor

    Melati Bintoro

    Tak ada kata terlambat untuk belajar. Inilah yang menjadi pedo-man bagi Iske Wibisono untuk mendalami ilmu agama. Jika bisa,setiap waktu akan digunakannya untuk mempelajari Alquran.Karenanya, pengajian yang dijalani sebulan sekali dianggapkurang cukup untuk memuaskan pertanyaan yang selalu berkeca-

    muk dalam dirinya. Ia pun membentuk pengajian lain di rumahnya yang ter-letak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.

    Pengajian ini diberi nama Raudhatul Ilmi, yang artinya Taman Ilmu.Kegiatan yang dilakukan adalah membahas tentang tafsir wanita denganmendatangkan penceramah tetap, Ustadz Salim Qibas.

    Raudhatul Ilmi memiliki alasan khusus menggunakan penceramah tetap.Dengan ustadz tetap, materi yang diberikan bersambung dari waktu kewaktu. Sehingga, pengetahuan kita semakin maju, tidak jalan ditempat ataumalah mundur ke belakang. Ini dapat terjadi ketika penceramah berganti-ganti, tutur Iske Wibisono. Saat ini, pengajian tersebut sedang mempelajaritentang tafsir surat Al Fatihah yang mengupas ayat demi ayat.

    Untuk menemukan ustadz yang tepat, memang butuh waktu. Penceramahtetap mulai diterapkan sejak Oktober dua tahun lalu, beberapa bulan setelahRaudhatul Ilmi memulai kegiatannya pada bulan Agustus. Berawal dari 15orang anggota yang berasal dari mantan-mantan pramugrari, pengajianberkembang menjadi puluhan orang dari berbagai kalangan. Pengajian inirutin dilaksanakan dua kali dalam sebulan, setiap selasa minggu pertamadan ketiga. Pengajian ini diharapkan dapat menjadi taman ilmu bagianggotanya yang datang untuk menuntut ilmu. Q mth

    INDAHNYA TAMAN ILMU

    Novia Zen

    Vinny RahmawatiSanti

    Ade SatariKemala Chandra

    Meidiana Hutomo

    Mira Armen

    Rike Roslinawati

    Okky Asokawati Dina Lorenza

  • DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA10 DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKAJUMAT, 5 MEI 2006 Q 11

    HAJI & UMRAH

    Pemondokan jamaah merupakan salah satu

    persoalan yang sampai saatini belum tuntas.

    Dalam rangka penyeleng-garaan haji yang lebihbaik di tahun-tahun men-datang, Depag bersamadengan DPR RI, serta

    pengurus Asosiasi MuslimPenyelenggara Haji dan UmrahRepublik Indonesia (Amphuri),melakukan evaluasi penyelenggaraanhaji secara umum termasuk hajikhusus.

    Dalam evaluasi penyelenggaraanhaji antara Menteri Agama denganKomisi VIII DPR RI, Senin (11/2) lalu,pembahasan diarahkan pada soalpenerbangan, pemondokan, kesehatanjamaah dan biaya penyelenggaraanhaji. Ketua Komisi VIII DPR RI,Hasrul Azwar, menjelaskan, bahwasecara umum penyelenggaraan haji2007 lalu berjalan sesuai denganharapan.

    Namun demikian, DPR memintaagar pemerintah bisa meningkatkanpenyelenggaraan haji yang lebih baiklagi. Secara umum penyelenggaraanhaji berlangsung baik. Namun adabeberapa catatan yang harus dibenahi,seperti penerbangan yang banyakmelakukan penundaan danpemondokan yang dikeluhkanjemaah, ungkap Hasrul Azwar.

    Turut mendampingi MenteriAgama, HM Maftuh Basyuni digedung DPR/MPR Jakarta, SekjenDepag Bahrul Hayat, DirjenPenyelenggaraan Haji dan Umroh,Slamet Riyanto.

    Menurut Hasrul, penyelenggaraanhaji pada 1428 H/2007 M sudah cukup

    baik. Tapi, masih banyak pula yangharus ditingkatkan lagi terkait soalpemondokan, kepadatan jemaah dipemondokan dan lokasinya jauh dariMasjidil Haram. Kalau dulu, jamaahyang tinggal di dekat pemondokansekitar 70 persen, sekarang jumlahnyasudah lebih baik, papar Hasrul.

    Dalam kesempatan itu, beberapaanggota DPR mempertanyakanbanyaknya jamaah haji yang menggu-nakan paspor hijau. Menanggapi halitu, Maftuh menegaskan, bahwa haltersebut melanggar aturan, UU Nomor17/1999 pasal 24.

    Menurut Maftuh, penggunaan pas-por hijau saat ini sudah sangat mere-sahkan. Pengguna paspor hijau jum-lahnya mencapai 1.000 orang lebihdan umumnya dilakukan oleh penye-lenggara ibadah haji khusus (PIHK),ujarnya.

    Sementara itu, untuk langkah per-baikan penyelenggaraan haji kedepan, terutama mengenai pemon-dokan jamaah, Maftuh mengungkap-

    kan, akan membeli sebuah lahan(rumah baru) sebagai kantor TeknisUrusan Haji (TUH).

    Pada prinsipnya, anggota KomisiVIII menyetujui rencana pembelianrumah tersebut. Hanya saja, anggotaKomisi VIII berharap, pembelian itudilakukan secara terbuka dantransparan, termasuk masalahbiayanya.

    Pembelian rumah sebagai kantor,menurut Maftuh, merupakan langkahyang tepat. Pasalnya, jika pemerintahpunya kantor tetap, maka tidakmenimbulkan biaya tinggi ketimbangdari tahun ke tahun harus membayarkontrak.

    Maftuh menambahkan, pembelianrumah TUH tersebut untuk mening-katkan efisiensi dan efektivitas pen-gelolaan haji di Arab Saudi. Untuk itupihaknya telah melakukan penjajakanuntuk membeli tanah dan bangunanuntuk dijadikan kantor dan wisma.

    Tim kajian telah dibentuk danmengidentifikasi beberapa alternatif

    penawaran. Pertama, tanah danbangunan berlokasi di distrik Ar-Rehab, di sebelah kantor KJRI Jeddahdengan luas 5.360 m2, satu gedungmultifungsi denghan dua anex dandua vila. Harga penawaran 22 jutaRiyal Arab Saudi.

    Kedua, tanah dan bangunan didistrik Ruwais (Syari Palestin) denganluas tanah 9.327 m2, satu gedung mul-tifungsi dengan dua vila besar danbeberapa anex, dua kolam renang,satu lapangan tenis, carport dangarasi. Harga penawaran 18,5 jutaRiyal. Ketiga, tanah berlokasi didistrik Bagdadiah dengan luas tanah8317 m2 tanpa bangunan. Hargapenawaran 14 juta riyal.

    Sementara itu, evaluasi penyeleng-garaan dan pelayanan jamaah hajikhusus, diselenggarakan di Tretes,Pandaan, Jawa Timur, sejak Selasa-Kamis (5-7/2).

    Ketua Umum Amphuri, BalukiAhmad kepada Republika menga-takan, evaluasi dilakukan untukpenyelenggaraan haji yang lebih baiktermasuk kemungkinan penambahankuota haji khusus di tahun men-datang. Dengan adanya evaluasi, kitaharapkan penyelenggaraan haji ditahun mendatang, khususnya hajikhusus bisa berjalan lebih baik lagi,jelas Baluki.

    Berbagai persoalan dibahas terma-suk masalah pendaftaran haji khususserta kemungkinan tambahan kuotahaji khusus. Seperti diketahui, padamusim penyelenggaraan haji tahun2007 lalu, penyelenggara haji khususmendapatkan kuota sebanyak 16 ribuorang. Namun, saat pendaftaran, jum-lah jamaah yang mendaftar mencapai22 ribu lebih. Akibatnya, sebanyakenam ribu jamaah haji khusus gagalberangkat karena tidak mendapatkankuota. Idealnya, kuota haji khusussebanyak 25 ribu orang, kataDirektur Utama Munatour, SugengWuryanto.

    Q sya/mch

    Q Info Haji

    Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji danUmrah Republik Indonesia (Amphuri)meminta Garuda agar membatalkankenaikan tarif haji dan umrah. Kami mintaGaruda membatalkan kenaikan tarif tersebut.Kalau tidak, kami mungkin akan mencarimaskapai penerbangan lain. Saat ini kamisudah melakukan pendekatan dengan mas-

    kapai lain, tegas Ketua Umum Ampuri BalukiAhmad di Surabaya akhir pekan lalu.

    Ia menyebutkan, harga tiket Garuda untuk ha-ji dan umrah naik lebih 25 persen dibandinguntuk tujuan lain pada jurusan yang sama. Ke-naikan itu terjadi sejak pertengahan Januari lalu.

    Untuk harga tiket umrah, misalnya, sebelum-nya 675 dolar AS kini menjadi 858 dolar AS.

    Hal ini sangat memberatkan calon jamaah.Kami ingin win-win solution, tandasnya.

    Baluki menambahkan, Amphuri men-geluhkan pelayanan Garuda kepada jamaahhaji khusus dan umrah 2007. Masih banyakpermasalahan yang muncul. Misalnya, kuali-tas katering selama perjalanan terbangIndonesia-Arab Saudi pulang pergi yang kuali-

    tasnya di bawah standar pelayanan inter-nasional, tuturnya.

    Selain itu, kata dia, petugas Garuda yangmenangani para jamaah di darat banyak yangkurang profesional. Misalnya pada pola reser-vasi dan cetak tiket yang menyulitkan parapenyelenggara karena harus sesuai dengandata asal jamaah. Q sya

    Amphuri Minta Garuda Batalkan Kenaikan Tarif Umrah

    EVALUASI PENYELENGGARAAN HAJIDOK REP

    Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008

  • FISIK

    AB

    IOLO

    GI

    AS

    TR

    ON

    OM

    IK

    ED

    OK

    TE

    RA

    NG

    EO

    GR

    AFI

    WWW.KATEKERRIGAN.NET

    TABLOID REPUBLIKA

    DIALOG JUMAT 11IQRA

    JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 Q

    KEAJAIBAN ALQURAN

    Para ilmuwanyang mempela-jari jenis-jenisawan mendapat-kan temuan yang

    mengejutkan berkenaan de-ngan proses pembentukanawan hujan. Terbentuknyaawan hujan yang mengam-bil bentuk tertentu, terjadimelalui sistem dan tahapantertentu pula. Tahap-tahappembentukan kumulonim-bus, sejenis awan hujan,adalah sebagai berikut:

    Tahap pertama adalahpergerakan awan oleh angin.Awan-awan dibawa, dengankata lain, ditiup oleh angin.

    Tahap kedua adalahpembentukan awan yanglebih besar: Kemudianawan-awan kecil (awankumulus) yang digerakkanangin, saling bergabungdan membentuk awan yanglebih besar.

    Dan tahap ketiga berupapembentukan awan yangbertumpang tindih. Ketikaawan-awan kecil salingbertemu dan bergabungmembentuk awan yang le-bih besar, gerakan udaravertikal ke atas terjadi didalamnya meningkat. Ge-rakan udara vertikal ini le-bih kuat di bagian tengah

    dibandingkan di bagian te-pinya. Gerakan udara inimenyebabkan gumpalanawan tumbuh membesar se-cara vertikal, sehingga me-nyebabkan awan salingbertindih-tindih. Membe-sarnya awan secara vertikalini menyebabkan gumpalanbesar awan tersebut menca-pai wilayah-wilayah atmos-fir yang bersuhu lebih di-ngin, di mana butiran-bu-tiran air dan es mulai ter-bentuk dan tumbuh sema-kin membesar.

    Ketika butiran air dan es

    ini telah menjadi berat se-hingga tak lagi mampu dito-pang oleh hembusan anginvertikal, mereka mulai lepasdari awan dan jatuh kebawah sebagai hujan air,hujan es, dan sebagainya.

    Fakta lain yang diberikandalam Alquran mengenaihujan adalah bahwa hujanditurunkan ke bumi dalamkadar tertentu. Hal ini dise-butkan dalam Surat Az-Zukhruf sebagai berikut,"Dan Yang menurunkan airdari langit menurut kadar(yang diperlukan) lalu Kami

    hidupkan dengan air itunegeri yang mati, sepertiitulah kamu akan dikelu-arkan (dari dalam kubur)."(QS Az-Zukhruf [43]: 11)

    Kadar dalam hujan inipun sekali lagi telah dite-mukan melalui penelitianmodern. Diperkirakan da-lam satu detik, sekitar 16juta ton air menguap daribumi. Angka ini menghasil-kan 513 triliun ton air pertahun. Angka ini ternyatasama dengan jumlah hujanyang jatuh ke bumi dalamsatu tahun. Hal ini berarti

    air senantiasa berputardalam suatu siklus yangseimbang menurut "ukuranatau kadar" tertentu. Kehi-dupan di bumi bergantungpada siklus air ini. Bahkansekalipun manusia menggu-nakan semua teknologiyang ada di dunia ini,mereka tidak akan mampumembuat siklus seperti ini.

    Per tahunnya, air hujanyang menguap dan turunkembali ke Bumi dalambentuk hujan berjumlah te-tap, yakni 513 triliun ton.Jumlah yang tetap ini di-nyatakan dalam Alqurandengan menggunakan isti-lah "menurunkan air darilangit menurut kadar". Te-tapnya jumlah ini sangat-lah penting bagi keberlang-sungan keseimbangan eko-logi dan, tentu saja, kelang-sungan kehidupan ini.

    Bahkan satu penyimpang-an kecil saja dari jumlah iniakan segera mengakibatkanketidakseimbangan ekologiyang mampu mengakhirikehidupan di bumi. Namun,hal ini tidak pernah terjadidan hujan senantiasa turunsetiap tahun dalam jumlahyang benar-benar samaseperti dinyatakan dalamAlquran. Q harunyahya

    "Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudianmengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-

    tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah(juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, ..." (QS An-Nur [24]: 43)

    KADAR HUJAN

  • Salah satu fungsi ter-penting pondok pe-santren adalah seba-gai garda depan da-lam mencetak para

    mujahid dakwah, termasukpara penghapal Alquran (hafizdan hafizah). Hal itu merupa-kan prinsip yang dipegang te-guh oleh pendiri dan pembinaPondok Pesantren Al-Aziziyah,Lombok Barat, Nusa TenggaraBarat, sejak mendirikan ponpes

    tersebut 3 November 1985.Ponpes itu mewajibkan seti-

    ap santrinya untuk belajarmenghapal Alquran. ''PonpesAl-Aziziyah mempunyai prog-ram umum Tahfizul Quran,yang merupakan programwajib di setiap lembaga pen-didikan yang bernaung di ba-wahnya, dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai PerguruanTinggi,'' ungkap PimpinanPonpes Al-Aziziyah Tuan GuruH. Musthofa Umar Abdul Aziz.

    Ia menambahkan, terhitungdari tiga tahun sejak berdiri-nya sampai dengan saat ini,Ponpes Al-Aziziyah telah men-cetak 215 hafizh (penghapalAlquran pria) dan hafizhah(penghapal Alquran wanita) 30Juz dan ribuan alumni yangmenghapal Alquran di bawah30 Juz (25, 20. 10 Juz dan mini-mal menghapal satu Juz).''Berbagai prestasi pun telah

    diraih dalam berbagai eventmusabaqah dari tingkat kabu-paten sampai tingkat interna-sional dari tahun ke tahun,''papar Mushtofa Umar.

    Ia menyebutkan, dalamusianya yang mencapai hampir23 tahun, Ponpes Al-Aziziyahtelah menelurkan lebih 5.000alumni. ''Mereka tersebar diberbagai pelosok Nusantara,mulai dari Pulau Sumaterasampai Nusa Tenggara Timur.Mereka pun ada yang berkip-rah dan pengembangan diriserta menimba ilmu di luar ne-geri, misalnya Qatar, Arab Sau-di, Uni Emirat Arab, danMesir,'' tuturnya.

    Ditilik dari profesinya, paraalumni itu telah merambah keberbagai lini dan sektor kehi-dupan. Ada yang aktif dalamdunia dakwah dengan mendi-rikan Yayasan-yayasan Pondokpesantren atau lembaga pendi-dikan, aktif sebagai guru/dosendi berbagai lembaga pendidik-an, aktif dalam birokrasi peme-rintahan dan politik, aktif da-lam dunia bisnis, aktif di TNI/-Polri, apa pula yang aktif didunia jurnalistik, baik sebagaipresenter televisi maupun war-tawan. ''Di antara mereka adapuluhan orang yang aktif seba-gai imam dan asisten imam diTimur Tengah, utamanya Qatardan Arab Saudi,'' ujar Musth-tofa Umar.

    Melihat potensi besar alum-

    ni, baik dari segi kualitas mau-pun kuantitas, maka paraalumni Ponpes Al-Aziziyahberinisiatif menyelenggarakan''Reuni Akbar Perdana AlumniPondok Pesantren Al-Azizi-yah'', bertempat di Ponpes Al-Aziziyah, Gunungsari, LombokBarat, Ahad (20/1/2008).

    Ketua Panitia Reuni, HMRidwan Lc MA mengemuka-kan, reuni itu diadakan denganbeberapa tujuan, antara lainmengintensifkan silaturahimantarsesama alumni Ponpes Al-Aziziyah dan antaralumni de-ngan almamaternya, dan mem-perkokoh serta mempercepatukhuwah Islamiyah baik antar-alumni maupun dengan keluar-ga besar Ponpes Al-Aziziyah.Selain itu, menggalang dan me-nyatukan potensi SDM alumniPonpes Al-Aziziyah, serta ikutberpartisipasi aktif dalammengupayakan Ponpes Al-Azi-ziyah menjadi pondok pesan-tren yang maju dan besar, baiksecara kualitas maupun kuan-titas,'' papar M Ridwan.

    Hadir dalam acara reuni ituribuan santri, alumni, pimpin-an pesantren dan ustadz sertapembina Ponpes Al-Aziziyah,Gubernur Nusa Tenggara BaratH Lalu Srinata, Bupati Lom-bok Barat Drs Lalu Iskandar,Wakil Bupati Lombok BaratHM Izzul Islam, WalikotaMataram HM Ruslan, sertasejumlah tokoh nasional. Q ika

    TABLOID REPUBLIKA

    JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 Q DIALOG JUMAT 1312 DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008MUHIBAH KOMUNITAS

    CETAK RIBUAN HAFIZ QURANPONPES AL-AZIZIYAH LOMBOK BARAT

    Jumat (8/2) sore kendatimendung tebal danhujan rintik - rintikmenyelimuti Kota Ja-karta, tak mengurangi

    semangat warga Gambir untukhadir pada acara penandata-nganan Nota Kesepahaman(MoU) antara Rumah ZakatIndonesia dan YayasanPembangunan Islam Jayakartadi Gedung Madrasah Al -Jihad, Jl Sangihe Dalam BlokE no.24 Jakarta. Acara terse-but tak lain adalah langkahawal pendirian SD Juara,sekolah unggulan bebas biayapertama di Kota Jakarta.

    Pihak pertama, YayasanPembangunan Islam Jayakarta(YPIJ), memiliki gedungMadrasah yang 4 ruang kelasmewakafkan gedung tersebut

    untuk selanjutnya dikelolaRumah Zakat Indonesia men-jadi Sekolah Dasar (SD) Juara.SD Juara sendiri merupakansalah satu core programRumah Zakat Indonesia dibidang pendidikan.

    Dalam pertemuan yang dimulai pukul 16.00 WIB terse-but, tak hanya dari keduabelah pihak yang hadir, namunjuga Lurah Cideng KecamatanGambir, Ketua RW 04, sertalebih dari 25 orang warga RW04 Cideng Gambir.

    Dalam sambutannya, H AbuBakar selaku ketua YPIJmenyambut antusias niat baikRumah Zakat Indonesia ini.Kami juga berharap institusiini bisa menempatkan tenagaprofesional dalam pengelo-laannya sehingga dapat meng-

    hasilkan lulusan yang berkua-litas, jelasnya. SedangkanGilang Mahesa, Regional Headof Jadebotabek Rumah ZakatIndonesia selaku pihak keduamengatakan sekecil apapunyang dilakukan sore tersebutadalah salah satu pondasidasar dalam membangun per-adaban.

    Sesi penandatanganandilakukan setelah Ketua RW04 Kelurahan Cideng, Ir AbdulChalik yang juga pernah men-jabat sebagai ketua YPIJmenyampaikan sambutannya.Kedua belah pihak masing -masing menghadirkan duasaksi utama. Sedangkanpuluhan warga Cideng menja-di saksi dimulainya prosespendirian SD Juara.

    Untuk tahap awal, SD juara

    akan menerima maksimal 100siswa yang terdiri dari 4 jen-jang kelas. Selanjutnya akanterus dikembangkan dan di-tingkatkan kapasitasnya hing-ga terpenuhi enam jenjangkelas.

    SD juara sebagai salah satulembaga pendidikan formal,

    difokuskan untuk anak yatimserta dhuafa yang inginmelanjutkan sekolah namunterkendala biaya. KarenanyaLurah Cideng, Drs Nur Zein,berharap segenap masyarakatJakarta khususnya wargaGambir dapat berpartisipasiaktif. Q kiriman saidurrohman

    I katan Dai Indonesia (Ikadi) Provinsi DKIJakarta pada Januari lalu menggelar TemuDai se-Jabotabek. Acara bertema SinergiDai Menuju Kebangkitan Umat ini diseleng-garakan dalam rangka menyambut Tahun BaruIslam 1429 H. Hadir sebagai pembicara adalahDr HM Hidayat Nur Wahid MA (ketua MPR-RI),Dr Anwar Ibrahim (ketua Komisi Fatwa MUIPusat), Jerry D Gray (penulis), dan Ustadz HMArifin Ilham (pimpinan Majelis Dzikir Az-Zikra).

    Lebih dari dua ratus lima puluh dai dan

    daiyah serta tokoh masyarakat dari berbagaiormas Islam, lembaga dakwah dan perseorang-an ikut serta dalam kegiatan ini. Ustadz ArifinIlham mengawali sesi pertama denganmenekankan pentingnya para duat ilallah terusbelajar meng-upgrade diri sesuai kebutuhandan perkembangan zaman. Dan yang lebihpenting adalah membekali diri dengan kebersi-han hati, ikhlas, tawaduk, keteladanan, danmenjauhi riya serta bangga diri, ujarnya.

    Pada sesi berikutnya, Dr Hidayat Nurwahid

    lebih menekankan pentingnya sinergi antardai apapun latar belakang organisasi dan lem-baga dakwah yang diikutinya, di tengahbanyaknya problematika keumatan dankebangsaan. Ia juga menekankan agar dak-wah dilaksanakan sesuai dengan kapasitasdan keahlian masing-masing.

    Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat, Dr AnwarIbrahim lebih menyoroti perihal perbedaan pen-dapat di kalangan para dai sebagai hal yangwajar. Hanya saja para dai harus tahu mana

    yang boleh berbeda dan mana yang tidak,sehingga tidak dicap menyimpang, jelasnya.

    Sedangkan Jerry D Gray berbicara tentangtantangan global umat Islam. Umat Islamharus waspada terhadap konspirasi dan upayapenghancuran musuh-musuh Islam yangdemikian gencar di depan mata, katanya.

    Ia mencontohkan isu terorisme, peredarannarkoba, dan upaya memecah belah umatIslam dilakukan oleh mereka dengan segalacara. Dengan mengetahui problematika besarini, diharapkan para dai-daiyah tidak tersibuk-kan dengan masalah-masalah khilafiyah yangbersifat cabang, tapi lebih mengedepankanpersatuan dan kesatuan umat. Acara inidiakhiri dengan deklarasi kesepahamanbersama di antara para dai ilallah yang antaralain bertekad untuk menjaga kemurnianAlquran dan sunah serta membangun toleran-si (tasamuh) di antara para dai apapun wadahdan wasilah dakwahnya.

    Q kiriman ulis tofa m ali

    Ikadi Gelar Temu Dai Se-Jabotabek

    Anda mempunyai acara bernapaskan keislaman? Melalui rubrik ini, Anda bisa berbagi cerita dengan sidang pembaca Dialog Jumat Republika. Kirimkan naskah kegiatan Anda beserta foto(dalam format jpg atau JPEG melalui alamat email: [email protected]. Atau:

    Informasikan acara Anda melalui faksimili Redaksi Dialog Jumat Harian Republika, (021) 7983623. Bila memenuhi syarat, kami akan mengirimkan wartawan kami untuk meliput acaratersebut. Q

    Punya Acara Keagamaan?

    O Pimpinan Ponpes Al-Aziziyah,Tuan Guru H. Musthafa UmarAbdul Aziz (berdiri, paling kiri).

    Sejak tiga tahun lalu,Ponpes Al-Aziziyah telah

    mencetak 215 hafizh(penghapal Alquran pria)dan hafizhah (penghapal

    Alquran wanita).

    O Para alumni Ponpes Al-Aziziyah tampil di panggung.

    O Para santri Ponpes Al-Aziziyah.

    FOTO-FOTO: IRWAN KELANA/REPUBLIKA

    SD JUARA BAGI ANAK DHUAFA

  • Publik Inggris terhenyak. Ada-lah pernyataan pemimpintertinggi gereja Anglikan,Uskup Rowan Williams, yangmenjadi pemicunya. Dalam

    wawancara dengan Radio BBC,Williams berpendapat ada bagian-bagi-an dari Hukum Islam yang pelaksana-annya di Inggris tidak dapat dielakkan.

    Tak hanya itu, ia juga mengusulkan,agar hukum itu juga dimasukkan secararesmi ke dalam sistem hukum Inggris,dan menerapkan apa yang ia sebut se-suai kebutuhan di mana umat Islamdapat memilih lokasi sidang akan dilak-sanakan.

    Penerapan hukum syariah di sejum-lah tempat di Inggris, menurut dia,tidak dapat dihindari, dan diperca-yainya bahwa ada tempat di beberapabidang, seperti perkawinan dan keuang-an. Satu lagi, dia menyatakan keyakin-annya bahwa masyarakat di Inggrisperlu mengadopsi sejumlah hukum sya-riah karena bisa membantu merekatkanhubungan antar warga masyarakat diInggris. Hal itu tidak terhindarkan la-gi. Pada kenyataannya, beberapa aturansyariah sudah dikenal dalam masya-rakat kita dan ada dalam hukum kita.Jadi, situasinya tidak seolah-olah kitamembawa mahluk asing dan sistemyang menjadi rival sistem yang UskupWilliams mengungkapkan, hukum sya-riah selayaknya dikenalkan sebagaialternatif sanksi hukum yang resmi,ketika kasusnya terkait dengan wargaMuslim seperti masalah perkawinandan masalah finansial.

    Menurut Williams, warga Muslim ti-dak harus memilih antara dua pilihanyang kaku apakah harus loyal terha-dap budaya atau loyal terhadap nega-ra.

    Pernyataan Uskup Williams bahwasudah saatnya Inggris membuka diriterhadap hukum syariah, menuai kritikdari berbagai pihak termasuk pemerin-tah Inggris sendiri. Perdana MenteriInggris Gordon Brown lewat juru bica-ranya mengatakan bahwa hukum Ing-gris harus berdasarkan pada nilai-nilaiyang berlaku di Inggris.

    Perdana Menteri menegaskan bah-wa hukum Inggris-lah yang berlaku dinegeri ini dan prinsip-prinsip syariahtidak boleh dimasukkan dalam peng-adilan sipil untuk memecahkan perti-kaian yang terjadi di masyarakat, kata juru bicara Brown. Pengecualianbisa berlaku dalam kasus-kasus yangdianggap spesifik.

    Kelompok Konservatif di Inggris jugamengecam pernyataan Uskup Williams.Komentar Uskup tidak banyak mem-bantu dan mungkin hanya akan me-nambah kebingungan yang sudah ada ditengah masyarakat kita, ujar seorangtokohnya.

    Pernyataan serupa dilontarkan tokohLiberal Lib Dems yang mengatakanbahwa dia tidak setuju dengan pernya-taan Uskup Williams. Kita tidak bisahidup dalam situasi di mana berlakuhukum yang berbeda untuk orang-

    orang tertentu, ujarnya.

    Bukan hal baruKeberadaan lembaga syariah di Ing-

    gris bukan hal baru. Lembaga yang ter-diri atas para ulama dan cendekiawanMuslim Inggris ini sudah mengurusiribuan pernikahan dan perceraian pa-sangan Muslim, tak hanya untuk Mus-limin Inggris tetapi juga negara Eropalainnya. baru Khusus untuk pernikah-an, kami menjadi pelengkap bagi kantorcatatan sipil yang sudah ada, ujarSyekh Suhaib Hasan, sekretaris badanitu, seperti dilaporkan Islamonline.

    Namun dalam perkara lainnya, se-ringkali meskipun sudah mendapat pe-nguatan di pengadilan sipil, banyak

    umat Islam Inggris yang mendatangiConnor mengatakan dalam suratkabarsama bahwa penduduk pendatang (imi-gran) harus mematuhi hukum Inggris.

    Dalam pernyataan yang dimuat padawebsite-nya, Williams mengakui adanyareaksi keras terhadap gagasannya.pengadilan agama. Mereka belum puaskalau belum mendapat pengesahan disini, tambahnya.

    Pengadilan agama di Inggris merupa-kan panel yang terdiri antara tujuhsampai 10 ulama. Dalam sebulan, rata-rata mereka mengurusi 50 kasus per-ceraian dan pernikahan. Selama 25tahun eksistensinya, pasangan menikah-bercerai tak hanya warga Inggris saja,tetapi juga datang dari Denmark,Irlandia, Belanda, dan Jerman.

    Selain nikah-cerai, mereka jugamengurusi bidang muamalah. Misalnya,perjanjian sewa tanah atau hubunganburuh-majikan.

    Namun bukan karena merupakanlembaga informal dan hanya sebuahpanel ulama saja maka mereka tidakprofesional. Mereka yang masuk dalamlembaga ini adalah orang-orang yangmumpuni. Hasan, pria 55 tahun kelahir-an India, adalah sarjana bidang hukumIslam lulusan sebuah universitas diArab Saudi. Dia datang ke Inggris 31tahun lalu dan memutuskan berkhikmatkepada Muslimin Inggris dalam lemba-ga ini.

    Tak hanya memutuskan suatu per-kara dari sudut hukum syariah bagikaum Muslim saja, ia juga kerap di-panggil pengadilan sipil untuk dimintaipertimbangan. Biasanya hal itu dilaku-kan jika ada kasus-kasus yang melibat-kan umat Islam namun mereka memu-tuskan menempuh jalur hukum melaluipengadilan sipil. Biasanya para penga-cara akan mengirimkan klienMuslimnya kepada saya, ujarnya.

    Bila melihat ekistensinya yang sudahcukup lama, 25 tahun, semestinya reaksipublik Inggris tak perlu seheboh itu.Apalagi di bawah hukum Inggris, warganegara bisa memutuskan untuk membu-at perjanjian tripartit sendiri, sejauhsemua pihak menyetujuinya. Hukumsyariah dan hukum beth din Yahudiyang juga eksis di Inggris bisa masukdalam tambahnya.

    Dianggap bencanaSedang pendahulu Williams sebagai

    Uskup Agung, Lord Carey mengatakandalam surat kabar Telegraph edisi hariAhad bahwa memasukkan bagian yangamat terbatas sekalipun dari hukumIslam ke dalam hukum Inggris akanmerupakan bencana bagi bangsaInggris.

    Kepala Gereja Katholik-Romawi diEngland dan Wales, Kardinal CormacMurphy-Obencana katagori ini. Jadiapa yang keliru dalam hal ini? Saya ha-nya mencoba mengangkat isu yang le-bih luas tentang hak-hak beragama da-lam suatu masyarakat sekuler, ujarnya.Dan, polemik masih terus bergulir...

    Q tri/islamonline/afp

    K etika tahun 2000 artis cantikIneke Koesherawati mulai menge-nakan jilbab, banyak masyarakat yangtak percaya. Bahkan, ketika sebuahharian ibu kota mewawancarainya satuhalaman penuh latar belakang hijrah-nya sang artis yang dikenal pernah

    beberapa kali tampil dalam filmpanas ini, banyak yang masih mer-agukan kesungguhan perempuankelahiran Jakarta 13 Desember 1975ini dalam berjilbab. Apalagi saat itu,karena kontrak yang sudah ditandatan-ganinya, ia harus tetap berpenampilantanpa jilbab dalam sebuah sinetron,walaupun untuk itu ia harus menggu-nakan rambut palsu, karena sesung-guhnya sejak itu ia benar-benar sudahberjilbab.

    Cerita tentang istri FahmiDarmasyah ini hanyalah salah satukisah yang diceritakan dalam bukuBismillah...Aku Berjilbab. Dalam bukuyang ditulis dengan bahasa yang apikoleh Bayu Kurniarachman dan Irwan HHidayat ini, para pembaca tak hanyamenyimak pengakuan blak-blak dariIneke Koesherawati tentang hijrahnyauntuk selalu bernaung di bawahhidayah Allah SWT, namun jugabelasan kisah menarik dari paraselebriti semisal Ratih Sang, Astri Ivo,Neno Warisman, Aning Katamsi,Zaskia A Mecca dan yang lainnya.

    Buku setebal 134 halaman yangdilengkapi dengan CD dan foto-fotomenarik dari para muslimah yang can-tik, sangat pas dan asik untuk dibaca.Mudah-mudahan seperti mereka yangmendapat hidayah Allah untuk hijrahmengenakan jilbab, Anda yang mem-baca buku ini dan belum berjilbab,segera mendapat hidayah dari Allahuntuk berjilbab. Karena sesungguhnya,berjilbab itu mudah dan lebih menen-tramkan. Q dam

    M asa remaja adalah masa yangpaling indah. Itulah sebabnya,remaja yang menyadarinya meman-faatkannya untuk mengukir prestasidan karya yang membanggakan, su-paya tidak menyesal di hari tua.Imam Maliki, pemimpin mazhab yangbegitu ketat memanfaatkan masaremajanya untuk berkarya pun per-nah mengkhayal ingin menjadi rema-ja lagi walau hanya sehari. Keinginanitu timbul karena masa remaja begi-tu indahnya. Maka, bisa dibayang-

    kan apa yang dirasakan merekayang bermalas-malasan atau takberprestasi di masa remaja.

    Realitas sosial menunjukkan re-maja Islam, khususnya remaja Mus-limah, masih banyak yang mengisimasa remajanya dengan berbagaihal yang sia-sia, bergaya hidup ma-terialistis, tidak peduli halal-haram,berpenampilan sensual, individualis,tidak mengenal tata-krama, sertakurang hormat kepada kedua orangtua. Kesalehan dianggap sebagaibarang usang.

    Padahal, jadi muslimah salehahitu indah. Betapa tidak, Muslimahsalehah tidak hanya indah dari segifisik dan penampilannya (outer beau-ty) saja, melainkan juga dari segikepribadiannya (inner beauty), yangtecermin dari kebeningan hati, kejer-nihan pikiran, kemuliaan akhlak,keluhuran budi pekerti, keseder-hanaan dan ketulusan perilakunyadalam setiap situasi dan kondisi,baik dalam pergaulan di tengah kelu-arga maupun di tengah masyarakat.

    Buku karya Mohammad Shoelhiini mengupas tentang indahnyakepribadian Muslimah shalehah danmemberikan petunjuk yang gamblangtentang apa dan bagaimana agendamuslimah salehah dalam kehidupansehari-hari, mulai dari masa akil baligatau masa bertanggung jawab padadiri sendiri, pembentukan identitaspribadi, penentuan jalan hidup, sam-pai pada pengambilan peran dalamkehidupan bermasyarakat, serta cara

    berbakti kepada kedua orang tua. Dipaparkan dalam buku ini, bah-

    wa Muslimah shalehah tidak berspe-kulasi dalam pergaulan, melainkanmenjalin persahabatan sesuai syari-ah, aktif mengikuti kegiatan sekolah,berprestasi, merencanakan keber-hasilan dan belajar mengasah kepe-dulian. Muslimah salehah juga men-jadikan kejujuran sebagai karakterutama, tampil PD, serta memilikiwawasan luas (hlm 52-83). Lebihdaripada itu, dia suka melibatkandiri dalam kegiatan sosial karena iatahu kewajiban sosialnya. Ia me-ngembangkan cinta kasih, bersifatpemaaf, suka menolong, menghin-dari jalan hidup kufur, menciptakanlingkungan Islami, suka berdakwahdan taat beragama, siap dalammenghadapi suka-duka kehidupandan selalu mengambil hikmah dibalik setiap kegagalan dan keber-hasilan (hlm 91-148).

    Di atas segalanya, muslimah sale-hah lebih menyukai hidup mandiri danproduktif, selalu berpenampilanmenyenangkan, menjaga kehormatankeluarga, dan memahami kecemasanorang tua, serta tahu berterimakasih, membalas budi, dan berbaktikepada kedua orang tua (hlm 159-183). Meski buku ini lebih ditujukanbagi remaja Muslimah, remajaMuslim dan orang tua juga perlu me-nyimaknya karena buku ini ingin me-nyadarkan siapa pun tentang apa danbagaimana seharusnya hidup yangberarah-tujuan dan bermakna. Q

    DIALOG JUMATTABLOID REPUBLIKA TABLOID REPUBLIKA

    DIALOG JUMAT 1514 Q JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 JUMAT, 15 FEBRUARI 2008 QTELAAH

    Judul buku : Indahnya Jadi Muslimah

    Penulis : Mohammad ShoelhiPenerbit : Simbiosa Rekatama

    MediaTebal : xiii + 192Cetakan : I, Januari 2008

    Judul Buku : Bismillah...Aku BerjilbabPenulis : Bayu Kurniarachman,

    Irwan H. HidayatPenerbit : SenyumuslimCetakan I : Muharram 1429

    H/Januari 2008Tebal : 134 halaman

    Berjilbab itu Mudah

    DUNIA ISLAM

    Saat ini kita menghadapi kenyataan bahwapemahaman keagamaan dan keberagamanmasyarakat Muslim Indonesia masih belummenggambarkan kondisi yang diharapkan. Hal initerjadi karena kurangnya perhatian dan upaya pem-binaan umat serta peningkatan kualitas kehidupanberagama dalam aspek yang menyeluruh.

    Dalam kaitan ini, kehadiran Islamic centre ataumarkaz Islamiyah merupakan suatu keniscayaanterutama dalam memberikan perhatian, pembina-an, dan peningkatan kualitas umat. Selain itu jugakehadiran lembaga ini diharapkan dapat menjadirumah bagi semua faham dan gerakan. Namun sa-yangnya ada Islamic Centre yang sudah berdiri le-bih dari satu dasawarsa justru mengalami keragu-an apa sebenarnya misi Islamic centre tersebut.

    Misi Jakarta Islamic Centre yang menjadi pusatperadaban Islam tidaklah sama dengan misiIslamic Village Tangerang, begitupun dengan AlMarkaz Al Islami di Makassar. Semua lembaga inimempunyai misi yang berbeda namun memilikisatu tujuan yang sama yaitu menjadi lembaga yangbermanfaat untuk pembinaan dan peningkatan kua-litas umat melalui dakwah, tarbiyah dan ukhuwahyang menyentuh kedalaman isi, pesan dan tujuanberagama yang sesungguhnya.

    Sebagai pusat dakwah, Islamic centre memberi-kan bimbingan kepada umat agar mampu mengak-tulisasikan iman yang dimanifestasikan dalam sis-tem kegiatan kemasyarakatan untuk mempenga-ruhi rasa, pikir, sikap dan tindak dalam mewujud-kan ajaran islam dalam kehidupan.

    Peningkatan kualitas umat tidak hanya diukurdengan kesemarakannya dalam kegiatan, me-lainkan juga diukur dengan sejauhmana pemaham-an agamanya dan tingkat kesanggupan berperandalam realitas sosialnya.

    Sebagai pusat pendidikan, Islamic Centre ditun-tut mampu membangun kembali tradisi intelektual-isme Islam berdasarkan Alquran dan hadis. Me-ngembangkan ilmu pengetahuan melalui pendi-dikan, kajian, penelitian dan penghikmatan kepadamasyarakat. Tradisi keilmuan dan ilmiah yangdibangun oleh dunia Islam selama hampir limaabad (VII-XII) menggenggam kendali hegemoni ilmupengetahuan. Tetapi pada abad XIII hegenoni terse-but berpindah ke dunia Barat dan perkembangangselanjutnya terjadi sekulerisasi IPTEK.

    Mengamati wacana hegemoni dan kebijakansekuler yang diterapkan dalam konsep keilmuandan kebijakan pendidikan di Indonesia, melahirkankonsep pemilahan dan pemisahan ilmu penge-tahuan agama dan ilmu pengetahuan umumyang dikotomis.

    Dengan demikian Islamic centre berupayamemantapkan konsep paradigma baru, paradigmaIslam yang menghilangkan dikotomisasi itu. Hal iniberarti, untuk mengembalikan equilibrium IPTEKyang Islami, kita harus belajar dari sejarah Islamklasik, di mana peradaban Islam menjadi mer-cusuar ilmu pengetahuan tanpa memisahkan ilmuagama Islam dan ilmu pengetahuan umum.

    Perkembangan Islamic centre ke depan seyog-yanya dapat mempertimbangkan beberapa perma-salahan berikut : pertama, perkembangan IslamicCentre seharusnya tetap memperhatikan kearifanlokal. Tradisi dan etika keulamaan merupakan wa-risan yang sesungguhnya menjadi modal dasar bagiperkembangan tradisi dan etika keulamaan yangberkeunggulan di masa mendatang. Kedua, perkem-

    bangan Islamic centre selayaknya mempertimbang-kan berbagai keadaan yang jelas dan terarah yangmenjadi dasar utama di awal pendiriannya, khusus-nya yang berkaitan dengan potensi SDM yang terse-dia dalam komitmennya terhadap program dan ke-giatan yang telah ditetapkan. Ketiga, pengembanganIslamic centre mensyaratkan dilakukannya pengem-bangan manajemen, khususnya manajemen strate-gic pengelolaan yang secara komprehensif memilikikemampuan efektif dan perancangan penataan danpengembangan aspek-aspek komponen organisasi.

    Untuk mengembangkan suatu pusat kajian dankegiatan, faktor pendanaan dirasa sebagai hal yangkadang-kadang cukup mengganggu dalam pelaksa-naan kegiatan. Namun, kita sebaiknya belajar daripengelolaan pesantren. Banyak pesantren di TanahAir ini berhasil maju dan survive, bukan karena danayang cukup, melainkan karena pengelolanya, kiaidan pembinanya yang memiliki komitmen dan inte-gritas tinggi pada lembaga yang dikembangkannya.

    Akhirnya semoga semiloka prototip Islamic cen-tre yang diadakan Komisi Ukhuwah Majelis UlamaIndonesia, Kamis (31/1) mampu menghasilkanrumusan-rumusan yang tepat dan strategis dalammengembangkan dan pelaksanaan program Islamiccentre di Tanah Air. Q

    Islam di Ibu Kota KODI

    Prototip Islamic Centre di Indonesia

    LEMBAGA SYARIAH DI INGGRIS

    SETELAHSEPEREMPAT

    ABAD...FOTO-FOTO: ISLAMONLINE

    O Rowan Williams

    Menjadi Muslimah Idaman

    cover 15 feb'08.pdfhal 02-03.PDFhal 04-05.PDFhal 06-07.PDFhal 08-09.PDFhal 10.PDFhal 11.PDFhal 12-13.PDFhal 14-15.PDF

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice

    /ColorImageDict > /JPEG2000ColorACSImageDict > /JPEG2000ColorImageDict > /AntiAliasGrayImages false /CropGrayImages true /GrayImageMinResolution 150 /GrayImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleGrayImages true /GrayImageDownsampleType /Bicubic /GrayImageResolution 300 /GrayImageDepth -1 /GrayImageMinDownsampleDepth 2 /GrayImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeGrayImages true /GrayImageFilter /DCTEncode /AutoFilterGrayImages true /GrayImageAutoFilterStrategy /JPEG /GrayACSImageDict > /GrayImageDict > /JPEG2000GrayACSImageDict > /JPEG2000GrayImageDict > /AntiAliasMonoImages false /CropMonoImages true /MonoImageMinResolution 1200 /MonoImageMinResolutionPolicy /OK /DownsampleMonoImages true /MonoImageDownsampleType /Bicubic /MonoImageResolution 1200 /MonoImageDepth -1 /MonoImageDownsampleThreshold 1.50000 /EncodeMonoImages true /MonoImageFilter /CCITTFaxEncode /MonoImageDict > /AllowPSXObjects false /CheckCompliance [ /None ] /PDFX1aCheck false /PDFX3Check false /PDFXCompliantPDFOnly false /PDFXNoTrimBoxError true /PDFXTrimBoxToMediaBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXSetBleedBoxToMediaBox true /PDFXBleedBoxToTrimBoxOffset [ 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 ] /PDFXOutputIntentProfile (None) /PDFXOutputConditionIdentifier () /PDFXOutputCondition () /PDFXRegistryName () /PDFXTrapped /False

    /Description >>> setdistillerparams> setpagedevice