diajukan kepada fakultas ekonomika dan bisnis guna
TRANSCRIPT
i
PERILAKU STICKY COST PADA BIAYA PENJUALAN,
ADMINISTRASI DAN UMUM
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2012)
Oleh :
Risvia Apriliawati
NIM : 232010181
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
MOTTO
“ WONDER
IS THE
BEGINNING OF
WISDOM ”
-SOCRATES-
v
KATA PENGANTAR
Perilaku sticky cost diketahui jika respon suatu biaya atas perubahan
aktivitas dimana biaya merespon lebih cepat saat terjadi peningkatan aktivitas/
penjualan dibanding saat aktivitas mengalami penurunan. Dalam skripsi ini,
penulis mengangkat judul “Perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi
dan umum (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2012)” untuk mencari apakah terdapat perilaku sticky cost
pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum
Penulis sadar dengan segala keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan
dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang.
Penulis pun berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
pihak-pihak yang membutuhkan bagi perkembangan ilmu dalam bidang ekonomi.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur atas berkat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
selalu menyertai penulis, sehingga akhirnya kertas kerja ini dapat selesai dengan
baik. Penulis sadar akan keterbatasan yang dimiliki dalam proses penyusunan
skripsi ini sehingga tanpa campur tangan Tuhan dan peran serta berbagai pihak
semua ini tidak akan terjadi. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang selama ini turut serta memberikan bantuan, memotivasi,
mendoakan, dan memberikan dukungan hingga terselesainya skripsi kerja ini :
1. Mama dan Papa tercinta terima kasih atas segalanya. Terima kasih atas
dukungan moril ataupun material sehingga penulis bisa sampai pada
tahap ini.
2. Kakak dan adikku tersayang, ci Vika, ci Vina, dan Lala chan yang
selalu menyemangati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
3. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
4. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Kaprodi Akuntansi.
5. Bapak Yeterina Widi Nugrahanti, SE., M.Acc selaku dosen
pembimbing yang dengan sabar selalu memberi nasihat, arahan dan
petunjuk kepada penulis.
6. Ibu Istiarsi Sapturi Sri Kawuryan, SE., MSP selaku wali studi yang
memberikan pengarahan dalam menjalani kuliah di Fakultas
Ekonomika dan Bisnis.
vii
7. Mas Yulius Pratomo, SE., MIDEC yang telah berbaik hati membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis atas pengetahuan,
pengalaman, dan motivasi yang diberikan selama masa kuliah.
9. Seluruh staff TU Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang banyak
membantu selama proses akademis kepada penulis.
10. Octavianus Dimas Pradipta, SE. yang tidak bosan-bosannya membantu
dan memberikan wejangan kepada penulis.
11. Para sahabat di Salatiga yang selalu setia mendampingi, memberi
dukungan, dan selalu mendengar keluh kesah penulis : Lea, Detta,
Risma, Ci Gabby, Enggar, Arum, Hana, dan teman-teman kos
monginsidi 1 terima kasih untuk kebersamaan selama di kota Salatiga.
12. Teman-teman satu perjuangan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
angkatan 2010.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas semua bantuan serta dukungannya.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Skripsi .................................................................. ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ......................................................... iii
Halaman Motto/Persembahan ............................................................... iv
Kata Pengantar ...................................................................................... v
Ucapan Terima Kasih ............................................................................ vi
Daftar Isi ................................................................................................ viii
Daftar Rumus ......................................................................................... x
Daftar Tabel ........................................................................................... xi
Daftar Lampiran ..................................................................................... xii
1. Pendahuluan .................................................................................... 1
2. Kerangka Teoritis dan Perumusan Hipotesis .................................. 5
Sticky Cost ...................................................................................... 5
Sticky Cost pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum ......... 6
Variasi Tingkatan Sticky Cost ........................................................ 9
3. Metode Penelitian ............................................................................ 10
Jenis Penelitian ................................................................................ 10
Populasi dan Sampel ....................................................................... 11
Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 11
Metode Analisis ............................................................................... 12
4. Proses Pengambilan Sampel Penelitian .......................................... 13
Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 13
ix
Deskriptif Statistik.......................................................................... 14
Pengujian Hipotesis ........................................................................ 16
5. Kesimpulan ..................................................................................... 23
Implikasi ......................................................................................... 24
Keterbatasan dan Saran .................................................................. 24
Daftar Pustaka ....................................................................................... 26
Lampiran
x
DAFTAR RUMUS
Rumus Sticky Cost pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum .... 11
Rumus Sticky Cost pada Harga Pokok Penjualan .................................. 12
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel............................................................ 13
Tabel 2. Deskriptif Statistik.................................................................... 14
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Pertama .................................................... 16
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kedua ....................................................... 18
Tabel 5a. Hasil Uji Periode 2009-2010……........................................... 20
Tabel 5b. Hasil Uji Periode 2010-2011................................................... 20
Tabel 5c. Hasil Uji Periode 2011-2012.................................................... 21
Tabel 6. Tingkatan Variasi Sticky Cost Periode 2009-2012.................... 22
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
Lampiran 2 Data Penelitian
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik
1
Pendahuluan
Perilaku biaya merupakan suatu hal yang berpengaruh dalam menentukan
tingkat tinggi-rendahnya biaya serta pengelolaan sumber daya oleh manajemen.
Perilaku biaya juga berhubungan dengan keputusan yang diambil manajer untuk
menghadapi ketidakpastian permintaan di masa mendatang. Biaya didefinisikan
sebagai manfaat yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa (Cooper &
Kaplan, 1998). Dalam teori tradisional perilaku biaya dibagi menjadi fixed cost
dan variable cost. Fixed cost merupakan suatu biaya yang tidak dipengaruhi oleh
tinggi atau rendahnya tingkat aktivitas, sedangkan variable cost akan
berpengaruh secara proposional pada tiap perubahan tingkat aktivitas (Calleja,
2005). Asumsi yang paling mendasar mengenai perilaku biaya ialah adanya
hubungan yang berbanding lurus antara biaya dan volume aktifitas ketika
mengalami peningkatan atau penurunan pada penjualan (Anderson et al, 2003).
Namun pada kenyataannya terdapat karakter perilaku biaya yang sulit
untuk disesuaikan dalam pengelolaan biaya (Cooper & Kaplan, 1998), sehingga
membuat asumsi dasar tersebut menjadi tidak sesuai. Bila komponen fixed cost
dalam total biaya lebih besar daripada variable cost maka akan menimbulkan
yang disebut dengan perilaku sticky cost (Malcom,1991). Hal ini terlihat ketika
volume penjualan meningkat, biaya akan cenderung menyesuaikan dengan ikut
mengalami kenaikan tetapi berbeda saat volume penjualan menurun, biaya
cenderung kurang menyesuaikan dengan besaran penurunan atau malah tetap, hal
inilah yang disebut sticky cost (Anderson et al. 2003; Subramaniam dan
Weidenmier, 2003; De Medeiros dan Costa, 2004; Windyastuti dan Biyanto,
2005).
2
Penelitian mengenai sticky cost yang telah dilakukan membuktikan adanya
fenomena sticky cost pada beberapa perusahaan di beberapa negara. De Medeiros
dan Costa (2004) melakukan penelitian di Brazil, menyimpulkan terdapat perilaku
sticky cost di perusahaan-perusahaan tersebut. Anderson et al. (2003) menemukan
indikasi perilaku sticky cost pada perusahaaan di Amerika. Teruya et al. (2010)
juga menyimpulkan bahwa terjadi indikasi perilaku sticky cost pada biaya
penjualan, administrasi dan umum pada perusahan-perusahan di Jepang yang
terdaftar pada Tokyo Stock Exchange dari tahun 1975-2000.
Di Indonesia indikasi sticky cost ditunjukkan antara lain oleh penelitian
Hidayahtullah et al (2011). Penelitiannya menggunakan sampel perusahaan
manufaktur BEI periode 2005-2009, ditemukan bahwa biaya penjualan,
administrasi dan umum (PA&U) serta HPP bersifat sticky sehingga berakibat
buruk dalam keakuratan peramalan laba. Windyastuti dan Biyanto (2005) juga
menemukan adanya indikasi perilaku sticky cost di perusahaan yang terdaftar di
BEI. Hasilnya menunjukkan biaya penjualan, administrasi dan umum ketika
penjualan bersih mengalami kenaikan lebih besar daripada ketika penjualan bersih
mengalami penurunan atau dengan kata lain terjadi perilaku sticky cost.
Subraiman dan Weidenmier (2003) menemukan perilaku sticky cost pada
perusahaan manufaktur lebih signifikan dibandingkan dengan sticky cost di
perusahaan finansial dan jasa di USA. Argilés dan Blandón (2009) menguji
indikasi terjadinya perilaku sticky cost pada perusahaan perkebunan di Spanyol
dengan mengkategorikan ukuran perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perkebunan dengan ukuran yang besar cenderung memiliki tingkat sticky
cost yang lebih tinggi dibanding perkebunan lain.
3
Penelitian Argilés dan Blandón tersebut secara tidak langsung menyatakan
bahwa lingkungan perusahaan juga menjadi salah satu komponen yang
mempengaruhi terjadinya indikasi sticky cost dalam bentuk ukuran perusahaan
yang berbeda. Banker dan Chen (2006) mengatakan bahwa sticky cost tidak hanya
dipengaruhi oleh variabel spesifik perusahaan tetapi juga oleh tekanan dari
lingkungan ekonomi yang akan membentuk presepsi manajemen mengenai cost
adjustment. Weirdeirmmeir dan Subramanian (2003), Anderson et al (2004),
Porporato and Werbin (2010), menyatakan bahwa business environment, makro
economic condition seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi
komposisi total biaya dan pertimbangan manajerial berkaitan penggunaan
utilisasi.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empiris penelitian
Weirdeirmmeir dan Subramanian (2003), Anderson et al (2003), Windyastuti dan
Biyanto (2005), Banker (2006), Porporato and Werbin (2010), Teruya et al
(2010), Yasukata (2011), Pervan and Pervan (2012) yang menyatakan bahwa
salah satu komponen dari lingkungan luar perusahaan yang berupa pertumbuhan
ekonomi mempengaruhi tingkat sticky cost pada suatu perusahaan. Apakah
terdapat perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum, serta
menguji kondisi dan situasi yang berpengaruh terhadap derajat stickiness dengan
menggunakan faktor pertumbuhan ekonomi. Namun penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda. Penulis
memilih perusahaan manufaktur dikarenakan dalam penelitian sebelumnya oleh
Subramaniam dan Weidenmier (2003) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa
sektor manufaktur memiliki tingkat sticky cost yang paling tinggi dibandingkan
4
dengan sektor yang lain. Selain itu perusahaan manufaktur merupakan perusahaan
yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, sehingga diperkirakan banyak
menggunakan asset tetap yang menimbulkan biaya depresiasi dan komponen
biaya yang bersifat fix dan variabel.
Keadaan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia pada periode
amatan yakni tahun 2009-2012 sendiri menunjukan tingkat perekonomian yang
terus mengalami kenaikan (Badan Pusat Statistik, 2012). Di tahun 2009
menunjukkan tingkat perekonomian 4,60% yang terus mengalami kenaikan yakni
di tahun 2010 sebesar 6,10% ; 2011 sebesar 6,50% ; dan 2012 sebesar 6,70%.
Dari keadaan itulah peneliti ingin melihat apakah saat perekonomian tumbuh
berbanding lurus dengan indikasi sticky cost yang terjadi.
Tujuan utama penelitian ini adalah mencoba untuk membuktikan apakah
pada biaya penjualan, administrasi dan umum di perusahaan-perusahaan
khususnya yang bergerak di sektor manufaktur adalah sticky. Lalu adakah
pengaruh dari pertumbuhan ekonomi secara makro terhadap sticky cost pada
perusahaan manufaktur. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan pengetahuan mengenai perilaku sticky cost, pembelajaran bagi
perusahaan khususnya manager dalam pengambilan keputusan terkait biaya agar
memperhatikan perubahan yang terjadi pada kondisi lingkungan perusahaan,
dalam hal ini dilihat melalui pengaruh dari pertumbuhan perekonomian yang
berubah di tiap tahun.
5
Kerangka Teoritis dan Rumusan Hipotesis
Sticky Cost
Perilaku sticky cost muncul sebagai sebuah persoalan dimana sifat biaya
yang cenderung mudah berubah jika mengalami kenaikan namun tetap jika
mengalami penurunan. Malcom, 1991, menemukan bahwa beberapa biaya
memang sulit untuk disesuaikan dengan aktivitas produksinya. Biaya ini
cenderung sulit untuk menyesuaikan atau melekat karena fixed cost yang tinggi
sehingga walaupun aktivitas perusahaan menurun biaya akan sulit untuk
mengikuti. Sifat biaya itulah yang menyebabkan biaya dapat dikatakan sticky.
Biaya dapat dikatakan sticky jika besaran peningkatan biaya ketika volume
aktivitas perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan ketika
volume penjualan mengalami penurunan ( Cooper dan Kaplan, 1998; Anderson et
al, 2003; Subramaniam dan Weidenmier, 2003; Windyastuti dan Biyanto, 2005).
Sticky cost timbul karena ketidakseimbangan penyesuaian sumberdaya yaitu lebih
lambat dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian
yang meningkat.
Anderson et al. (2003) menyatakan bahwa lambatnya penyesuaian sumber
daya akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pengeluaran biaya terkait
naik turunnya volume aktivitas. Lambatnya penyesuaian tersebut dipicu antara
lain karena keputusan manajemen yang disengaja dan terus mempertahankan
sumber daya yang tidak terpakai pada saat aktivitas mengalami penurunan (Weiss,
2010). Jika manajer tetap mempertahankan sumber daya yang tidak terpakai maka
akan menyebabkan biaya cenderung tetap ketika volume penjualan menurun.
6
Ketika penjualan meningkat biaya dapat mengikuti dengan peningkatan secara
proposional, tetapi di saat volume penjualan menurun biaya yang seharusnya juga
ikut berkurang ternyata tidak mengikuti penurunan atau bahkan tetap.
Yasukata dan Kajiwara (2011) juga menyatakan hal yang sama kaitannya
dengan the adjustment delay theory dan the deliberate decision theory.
Menyimpulkan bahwa biaya menjadi sticky ketika manajer memperkiraan bahwa
volume penjualan di masa depan akan terjadi peningkatan. Manajer akan
mengambil keputusan yang disengaja dengan tetap mempertahankan sumber
dayanya yang berlebihan dalam jangka pendek. Sehingga manager tidak
melakukan adjustment cost, meskipun penjualan yang terjadi pada periode yang
berjalan mengalami penurunan. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya
perilaku sticky cost.
Sticky Cost Pada Biaya Penjualan, Administrasi & Umum
Biaya dikatakan sticky ialah ketika besaran kenaikan biaya lebih tinggi
saat volume aktifitas meningkat dibanding penurunan biaya pada saat volume
aktifitas menurun (Anderson, et al, 2004). Salah satu penyebab adanya sticky cost
pada biaya penjualan, administrasi dan umun ditimbulkan karena keputusan yang
diambil oleh manajer yang tujuannya untuk memaksimalkan laba namun
dipandang tidak efisien dari sisi pemiliknya (Jensen dan Meckling, 1976).
Sehingga dimungkinkan manajer akan mempertahankan sumber daya yang tidak
terpakai. Menurut Anderson et al (2006), perilaku biaya administrasi dan umum
dapat dipelajari dengan menghubungkan aktivitas penjualan karena volume
penjualan memiliki pengaruh pada beberapa komponen biaya penjualan,
7
administrasi dan umum. Ketika manajemen memutuskan untuk mempertahankan
utilisasi sebenarnya menunda penyesuaian biaya,yang pada akhirnya membiarkan
biaya penjualan, administrasi dan umum tetap. Selain itu penjualan bersih
mempengaruhi biaya penjualan, administrasi dan umum.
Komponen penyusun biaya penjualan, administrasi dan umum antara lain
biaya gaji karyawan kantor, biaya perbaikan dan pemeliharaan asset kantor, dan
biaya penyusutan gedung. Ketika di suatu periode ternyata mengalami penurunan
penjualan, perusahaan tidak begitu saja akan menghentikan karyawan kantornya
untuk menurunkan biaya gaji. Karena jika nanti terjadi kenaikan penjualan,
perusahaan harus kembali merekrut karyawan dan akan menambah biaya
penyesuaian akibat pelepasan sumber daya. Contoh lain misalnya jika terjadi
peningkatan penjualan, maka biaya pemeliharaan asset akan mengalami kenaikan
sebab penggunaan kapasitas asset yang makin sering digunakan. Tetapi jika suatu
saat penjualan mengalami penurunan, perusahaan tidak akan langsung
menghentikan atau melepas asset begitu saja. Artinya perusahaan akan tetap
mengeluarkan biaya pemeliharaan untuk asetnya walau menganggur sehingga
walaupun biaya pemeliharaan asset yang dikeluarkan tidak sebesar ketika saat
terjadi peningkatan penjualan, perusahaan akan tetap menanggung fixed cost.
Misalnya seperti mesin komputer, laptop, mesin fotocopy, telepon, dan mesin
kantor yang dipergunakan dalam aktivitas penjualan (Windyastuti dan
Biyanto,2005). Hal tersebut berakibat meningkatkan indikasi sticky cost. Ini lah
yang membuat biaya itu mudah untuk ditambahkan namun sulit untuk dikurangi
pada tingkat tertentu.
8
Penelitian Medeiros dan Costa (2005) menemukan bahwa pada biaya
penjualan, administrasi dan umum meningkat 0,5 persen per kenaikan satu persen
dalam penjualan, namun menurun hanya 0,32 persen per penurunan satu persen
dalam penjualan. Windyastuti dan Biyanto (2005) yang mengukur persentase
kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan
sebesar 0,08 persen tiap 1 persen penurunan penjualan. Sedangkan bila penjualan
mengalami kenaikan tiap 1 persen biaya penjualan, administrasi dan umum
mengalami kenaikan 0,68 persen.
Kemudian referensi dalam penelitian sticky cost sebelumnya, selalu
terdapat dua proxy sebagai tolak ukur yaitu proxy biaya yang diukur melalui biaya
penjualan, administrasi dan umum dan dari proxy volume penjualan diukur
melalui penjualan bersih. Variabel tersebut dipilih karena pada biaya penjualan,
administrasi dan umum memiliki nilai yang material dan memiliki komponen fix
dan komponen variabel maka biaya ini memiliki sifat semi variabel (Anderson et
al, 2003). Penjualan bersih dipilih karena volume aktivitas tidak dapat terukur
secara langsung.
H1: Besaran kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum pada saat
penjualan/pendapatan bersih naik lebih tinggi dibanding besaran penurunan biaya
pada saat penjualan/pendapatan bersih turun.
9
Variasi Tingkatan Sticky Cost
Ketika perekonomian mengalami pertumbuhan, manajer akan membuat
keputusan yang optimis dengan tetap mempertahankan sumber daya dibandingkan
melakukan penyesuaian terhadap aktivitas penjualan yang benar-benar terjadi.
Manajer tidak akan mengurangi sumber daya ketika lingkungan perekonomian
stabil yang dilihat melalui tingkat perekonomian yang terus mengalami
pertumbuhan dari tahun ke tahun, sehingga stickiness akan lebih tinggi. Dikatakan
juga bahwa ada perbedaan sticky cost dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di lingkungan perusahaan (Windyastuti dan Biyanto, 2005). Ketika
pertumbuhan tinggi maka akan membuat situasi perusahaan kondusif yang
berakibat manajemen akan jauh lebih optimis dalam pengambilan keputusan atas
sumber dayanya. Dibandingkan ketika pertumbuhan ekonomi yang rendah
manajemen akan lebih berhati-hati dalam perkiraan penjualan di masa yang akan
datang karena daya beli masyarakat yang berkurang (Yasukata dan Kajiwara,
2011).
H2 : Peningkatan stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum akan
berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan ekonomi.
10
Metode Penelitian
Populasi dan Sample
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2012. Data yang
diambil adalah data sekunder yang diperoleh dari website resmi www.idx.com.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya penjualan, administrasi
dan umum, dan pendapatan penjualan bersih. Pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling yaitu dengan kriteria perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2009-2012 dan biaya penjualan,administrasi dan umum
tidak melebihi penjualan bersih.
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model perhitungan yang telah dikembangkan
oleh Anderson et al. (2003), dan digunakan dalam penelitian Subramanian dan
Weidenmier (2003), Windyastuti dan Biyanto (2005), Hidayatullah et al.(2011)
untuk menemukan indikasi sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan
umum. Interaksi antara variabel Decreased Dummy (DECRDUM) mengambil
nilai 1 jika pendapatan penjualan menurun antara periode t-1 dan t, dan nilai 0 jika
pendapatan penjualan meningkat antara periode t-1 dan t. (Windyastuti dan
Biyanto, 2005; De Medeiros dan Costa, 2004; Anderson et al., 2006 dan
Hidayatullah et al., 2010).
11
Pengujian Hipotesis 1 :
Log[PA&Ui,t/PA&Ui,t1]=β0+β1[Salesi,t/Salesi,t1]+β2*DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Sal
esi,t-1]+ε i,t
model dimana:
PA&Ui,t = Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum perusahaan i pada
periode t-1
PA&Ui,t-1 = Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum perusahaan i pada
periode t-1
Salesi,t = Penjualan bersih pada periode t
Salesi,t-1 = Penjualan bersih pada periode t-1
DECRDUMi,t = Variabel Dummy bernilai 1 jika penjulan bersih turun antara
periode t dan t-1, serta 0 jika sebaliknya.
ε i,t = Residual
Variabel-variabel dan model diatas diuji dengan menggunakan uji regresi
berganda. Jika biaya penjualan, administrasi dan umum adalah sticky, variasi
biaya administrasi dan umum dengan penjualan bersih bertambah harus lebih
besar dibanding ketika penjualan bersih menurun. Koefisien β1 mengukur
persentase kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat kenaikan
penjualan bersih sebesar 1 persen, sedangkan penjumlahan koefisien β1+β2
mengukur persentase kenaikan biaya penjualan, administrasi dan umum akibat
penurunan penjualan bersih sebesar 1 persen.
Hipotesis 1 mendasarkan pada β1> 0 dan β2 < 0, atau jika β1 + β2 < β1,
dengan demikian menunjukkan bahwa kenaikan biaya penjualan, administrasi dan
umum pada saat penjualan bersih naik lebih tinggi dibandingkan penurunan biaya
penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan bersih turun. Ini berarti
12
dapat dikatan biaya penjualan, administrasi dan umum bersifat sticky (Anderson et
al. 2003).
Pengujian Hipotesis 2 :
Log[PA&Ui,t/PA&Ui,t1]=β0+β1*log[Salesi,t/Salesi,t1]+β2*DECRDUMi,t*log[Salesi,
t/Salesi,t1]+β3*DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t1]* Growth i,t +εi,t
dimana growth = pertumbuhan makro ekonomi
Hipotesis 2 dilakukan untuk menguji kondisi dan situasi yang berpengaruh
terhadap derajat stickiness. Untuk menguji hipotesis 2, model utama
dikembangkan lebih lanjut dengan memasukan faktor besaran presentase
pertumbuhan ekonomi. Growth dikatakan berpengaruh jika signifikansi secara
statistik dengan nilai α (alpha) sebesar 0,05. Dengan signifikannya variabel-
variabel tersebut maka analisis kondisi dan situasi yang mempengaruhi derajat
stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum dapat dilakukan.
Growth ditunjukan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun
amatan yakni 2010 sebesar 6,10%; 2011 sebesar 6,50% dan 2012 sebesar 6,70%
(Badan Pusat Statistik, 2012). Pengaruh growth terhadap derajat stickiness biaya
penjualan, administrasi dan umum terlihat dari β3 yang bertanda negatif dan
signifikan (Pradipta, 2013). Ini berarti bila tingkat perekonomian mengalami
pertumbuhan, maka variasi penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum
akibat penurunan penjualan bersih akan lebih kecil dibandingkan ketika tingkat
perekonomian tidak mengalami pertumbuhan.
13
PROSES PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
Data sekunder yang dipilih dan diperoleh berupa laporan keuangan
perusahaan tahunan (annual report) perusahaan manufaktur periode 2009-2012
yang telah terdaftar di website resmi Bursa Efek Indonesia. Pemilihan outlier atau
data ekstrim pada sampel didasarkan dengan melihat nilai residu (Z score) dari
setiap variabel. Data dikatakan normal jika nilai Z score berada di antara rentang
nilai -2,5 >Z< 2,5, dan akan diidentifikai sebagai outlier jika berada di luar
rentang nilai tersebut.
Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel yang Dipilih Jumlah Data
Emiten 138
Data perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI tetapi tidak menerbitkan laporan keuangan
tahun 2009-2012 secara terus menerus
( 12 )
Jumlah biaya penjualan, administrasi dan umum
perusahaan manufaktur yang melebihi
pendapatan penjualan bersih
( 9 )
Sampel emiten 117
Sampel data (2009-2012) 351
Outlier Hipotesis 1
Outlier Hipotesis 2
50
42
Total sampel data hipotesis 1
Total sampel data hipotesis 2
301
309
DESKRIPTIF STATISTIK
Berikut ini adalah tabel yang menunjukan deskriptif statistik untuk
perubahan pada Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum di perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2010, 2010-2011 dan 2011-
2012.
14
Tabel 2. Deskriptif Statistik Perusahaan Manufaktur
Rata-rata
Dalam (Rp)
Jumlah Sampel
Mengalami
Penurunan
% Penurunan
Jumlah
Perusahaan
Jumlah Sampel
Mengalami
Peningkatan
% Kenaikan
Jumlah
Perusahaan
Perubahan Biaya
Penjualan, Administrasi &
Umum
Tahun 2010/2009
Rp. 158.877.687.576 27 23% 90 77%
Perubahan Biaya
Penjualan, Administrasi &
Umum
Tahun 2011/2010
Rp. 126.705.085.894 28 24% 89 76%
Perubahan Biaya
Penjualan, Administrasi &
Umum
Tahun 2012/2011
Rp. 186.492.249.418 21 18% 96 82%
Perubahan Penjualan
Tahun 2010/2009
Rp. 623.762.334.968 28 24% 89 76%
Perubahan Penjualan
Tahun 2011/2010
Rp. 1.053.334.520.714 16 14% 101 86%
Perubahan Penjualan
Tahun 2012/2011
Rp. 818.486.473.954 30 26% 87 74%
15
Tabel 2 di atas menggambarkan perubahan biaya yang terjadi pada
penjualan bersih dan biaya penjualan, administrasi dan umum. Data tersebut
menunjukan dari 117 sample perusahaan terjadi penurunan dan peningkatan biaya
pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Tahun 2009- 2010
jumlah sampel yang mengalami penurunan biaya penjualan, administrasi dan
umum sebanyak 27 perusahaan atau sebesar 23 persen dari keseluruhan total
sampel. Kemudian jumlah sampel yang mengalami peningkatan biaya penjualan,
administrasi dan umum sebanyak 90 perusahaan atau sebesar 77 persen.
Tahun 2010- 2011 jumlah sampel yang mengalami penurunan biaya
penjualan, administrasi dan umum sebanyak 28 perusahaan atau sebesar 24 persen
dari keseluruhan total sampel. Kemudian jumlah sampel yang mengalami
peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum sebanyak 89 perusahaan
atau sebesar 76 persen. Tahun 2011- 2012 jumlah sampel yang mengalami
penurunan biaya penjualan, administrasi dan umum sebanyak 21 perusahaan atau
sebesar 18 persen dari keseluruhan total sampel. Kemudian jumlah sampel yang
mengalami peningkatan biaya penjualan, administrasi dan umum sebanyak 96
perusahaan atau sebesar 82 persen.
Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perilaku sticky cost pada perusahaan
manufaktur, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari uji
multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan normalitas. Hasil
menunjukan bahwa model lolos untuk semua uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
dilakukan bertujuan memperoleh hasil model yang baik. Hasil dari semua uji
tersebut ada pada lampiran 3.
16
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 diuji untuk melihat apakah besaran kenaikan biaya penjualan,
administrasi dan umum ketika penjualan bersih naik lebih tinggi dibanding
besaran penurunan ketika penjualan bersih turun.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Biaya Penjualan. Administrasi, dan Umum
Tabel di atas menunjukan bahwa, nilai β1 sebesar 0,117 yang artinya jika
penjualan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka biaya penjualan,
administrasi dan umum meningkat sebesar 0,117 persen. Kemudian nilai β2
menunjukan besaran -0,068. Asumsi koefisien β1> 0 dan koefisien β2<0
memenuhi syarat. Sehingga dengan menjumlahkan koefisien β1 (0,017) + β2 (-
0,068) maka akan diperoleh hasil 0,049, yang artinya jika penjualan menurun
sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum hanya mengalami
penurunan sebesar 0,049 persen.
Data dari hasil uji diatas mendukung hipotesis 1 yaitu peningkatan biaya
penjualan, administrasi dan umum lebih tinggi pada saat penjualan naik
dibandingkan penurunan biaya pada saat penjualan menurun. Hal ini
mengindikasikan adanya sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum
pada perusahaan manufaktur di Indonesia, sehingga hipotesis 1 dapat dinyatakan
diterima. Hasil uji ini sesuai dengan penelitian oleh Weiss (2010), juga
Model Unstrandartdized Coefficients
B Std. Error
Penjualan 0,117 0,044
Periode -0,068 0,072
17
Windyastuti dan Biyanto (2005) bahwa biaya penjualan, administrasi dan umum
mengalami sticky sebab komponen yang paling banyak sebagai penyusunnya ialah
fixed cost.
Pada tabel 2 terdapat perubahan biaya penjualan, administrasi dan umum
yang tidak proposional. Data perubahan penjualan di tahun 2009-2010 hingga
2010-2011 terjadi peningkatan sebesar Rp 429.572.185.746 diikuti perubahan
penurunan biaya sebesar Rp 32.172.601.682. tetapi pada periode 2010-2011
hingga 2011-2012 terdapat penurunan penjualan sebesar Rp 234.848.046.760
diikuti dengan peningkatan biaya sebesar Rp 59.787.163.524. dari analisis
tersebut dapat dimungkinkan telah terjadi indikasi inefisiensi biaya akibat
manager yang kurang mampu menyesuaikan biaya dengan baik atas dasar
pergerakan penjualan yang berakibat timbulnya sinyal sticky cost.
Sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi jika
manajer memutuskan untuk menahan sumberdaya yang tidak terpakai daripada
melakukan adjustment cost ketika volume mengalami penurunan oleh karena itu
manager mugkin ragu untuk mengurangi utilization ketika penjualan menurun
maka biaya penjualan, administrasi dan umum akan naik karena tidak segera
disesuaikan (Anderson et al, 2003). Selain itu Weiss (2010) menyatakan bahwa
biaya penjualan, administrasi dan umum dikatakan sticky jika komponen
terbesarnya ialah fixed cost, yang menyebabkan biaya penjualan, administrasi dan
umum sulit mengikuti pergerakan penjualan.
Contoh dari data sampel misalnya pada PT. Budi Acid Jaya Tbk, dalam
data menunjukan ketika penjualan di tahun 2010 sebesar Rp 2.124.381.000.000,
18
biaya penjualan, administrasi dan umum yang dikeluarkan sebesar Rp
108.026.000.000. ketika di tahun 2011 penjualan nya mengalami peningkatan
menjadi Rp 2.503.984.000.000 atau sebesar 17,86 persen. Sedangkan biaya
penjualan, administrasi dan umumnya menjadi Rp 136.812.000.000 atau
meningkat sebesar 26,64 persen. Kemudian di tahun 2012 penjualan menunjukan
penurunan menjadi Rp 2.295.369.000.000 atau menurun sebesar 8,32 persen.
Sedangkan biaya penjualan,administrasi dan umum menjadi Rp 116.189.000.000
atau juga mengalami penurunan sebesar 15,07 persen. Data di atas menunjukan
bahwa besaran peningkatan pada biaya penjualan, administrasi dan umum saat
penjualan naik akan lebih tinggi dibandingkan dengan ketika biaya penjualan,
administrasi dan umum saat penjualan turun.
Hasil Pengujian Hipotesis 2
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Growth
Model Unstrandartdized Coefficients
B Std. Error t Sig.
Penjualan 0,066 0,026 2.555 0.11
Periode -0,095 0,04 -2.357 0.19
Growth -0,005 0,003 -2.018 0.045
Hipotesis 2 dilakukan untuk menguji kondisi dan situasi yang berpengaruh
terhadap derajat stickiness. Growth dikatakan berpengaruh jika signifikansi secara
statistik dengan nilai α (alpha) sebesar 0,05. Dari hasil uji regresi di atas terlihat
bahwa nilai signifikansi menunjukan 0,045<0,05. Ini berarti growth berpengaruh
19
terhadap tingkat sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum. Hasil
ini sesuai dengan penelitian Anderson et al (2003) dan Windyastuti dan Biyanto
(2005) bahwa terdapat pengaruh antara tingkat ekonomi secara makro dengan
sticky cost. Dengan signifikannya variabel-variabel tersebut maka analisis kondisi
dan situasi yang mempengaruhi derajat stickiness biaya penjualan, administrasi,
dan umum dapat dilakukan.
Pengaruh growth terhadap derajat stickiness biaya penjualan, administrasi
dan umum terlihat dari β3 yang bertanda negatif dan signifikan. Ini berarti bila
tingkat perekonomian mengalami pertumbuhan, maka variasi penurunan biaya
penjualan, administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih
kecil dibandingkan ketika tingkat perekonomian tidak mengalami pertumbuhan.
Pengaruh growth terhadap sticky cost terlihat ada nilai β3 yaitu -0,005.
Sesuai dengan kerangka teoritis yang mendasari koefisien nilai signifikansi β3
yang negatif dan signifikan. Dari hasil di atas menunjukan bahwa ketika
perekonomian mengalami pertumbuhan maka variasi penurunan biaya penjualan,
administrasi dan umum akibat penurunan penjualan bersih akan lebih kecil
dibandingkan ketika perekonomian yang tidak mengalami kenaikan (Windyastuti
dan Biyanto,2005). Manajer akan berekspetasi lebih tinggi ketika kondisi
perekonomi yang terjadi mengalami pertumbuhan. Sebab manajer akan
menyimpulkan bahwa penjualan yang akan terjadi di masa mendatang juga
mengalami peningkatan seiring dengan perekonomian yang makin berkembang.
Sulit bagi manajer untuk menyesuaikan sumber daya walaupun pada
kenyataannya penjualan bersih perusahannya mengalami penurunan. Sehingga
indikasi sticky cost yang terjadi lebih tinggi. Temuan ini mendukung hipotesis 2
20
bahwa stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum akan terlihat lebih
besar selama periode dimana perekonomian mengalami pertumbuhan.
Kemudian untuk melihat seberapa besar peningkatan atau penurunan
sticky cost pada tiap periode amatan dapat dilihat sebagai berikut:
Tahun 2009-2010
Tabel 5a. Hasil uji periode 2009-2010
Model Unstrandartdized Coefficients
B Std. Error
Penjualan 0,178 0,232
Periode -0,107 0,528
Tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 menunjukan 6,10 persen.
Dan dari hasil pengujian sticky cost tahun 2009-2010 jika penjualan mengalami
peningkatan sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum
meningkat sebesar 0,178 persen. Kemudian jika penjualan menurun sebesar 1
persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum hanya mengalami
penurunan sebesar 0,071 persen (0.178 - 0,107).
Tahun 2010-2011
Tabel 5b. Hasil uji periode 2010-2011
Model Unstrandartdized Coefficients
B Std. Error
Penjualan 0,478 0,173
Periode -0,208 0,636
21
Tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 menunjukan 6,50 persen.
Dan dari hasil pengujian sticky cost tahun 2010-2011 jika penjualan mengalami
peningkatan sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum
meningkat sebesar 0,478 persen. Kemudian jika penjualan menurun sebesar 1
persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum hanya mengalami
penurunan sebesar 0,27 persen (0,478-0,208).
Tahun 2011-2012
Tabel 5c. Hasil uji periode 2011-2012
Model Unstrandartdized Coefficients
B Std. Error
Penjualan 0,471 0,169
Periode -0,397 0,210
Tingkat pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 menunjukan 6,70 persen. Dan
dari hasil pengujian sticky cost tahun 2012-2011 jika penjualan mengalami
peningkatan sebesar 1 persen maka biaya penjualan, administrasi dan umum
meningkat sebesar 0,471 persen. Jika penjualan menurun sebesar 1 persen maka
biaya penjualan, administrasi dan umum hanya mengalami penurunan sebesar
0,074 persen (0,471-0,397).
Tujuan dari analisis yang dipecah ke per periode ialah untuk melihat
bagaimana suatu perbedaan kondisi dan situasi dari ekternal perusahaan, dimana
dalam penelitian ini berupa tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
periode tertentu berdampak pada sticky cost. Selain itu untuk meneliti sticky cost
dibutuhkan data periode sebelum dan sesudah amatan.
22
Setelah melakukan uji untuk tiap periode amatan terbukti bahwa terjadi
peningkatan sticky cost yang berbeda. Penemuan ini sesuai dengan penemuan
Windyastuti (2010), jika perekonomian mengalami pertumbuhan maka stickiness
pada biaya penjualan, administrasi dan umum akan terlihat semakin besar selama
periode dimana makro ekonomi tumbuh.
Tabel 6. Tingkatan Variasi Sticky Cost Periode 2009-2012
No.
Periode
Amatan
Tingkat
Pertumbuhan
Ekonomi (%)
Kenaikan
Besaran Biaya
1% Penjualan
Penurunan
Besaran Biaya
1% Penjualan
Selisih
1 2009-2010 6,10 0,178 0,071 0,107
2 2010-2011 6,50 0,478 0,27 0,208
3 2011-2012 6,70 0,471 0,074 0,397
Dari tabel diatas, kolom tingkat pertumbuhan menunjukan tingkat
perekonomian yang terjadi di tiap periode amatan. Kolom selanjutnya
menunjukan besaran kenaikan dan penurunan sticky cost per periode. Kolom
selisih menjelaskan selisih dari respon biaya kenaikan dan penurunan sticky cost
atas satu persen perubahan penjualan. Jika persentase di kolom selisih semakin
tinggi artinya tingkat sticky cost pada periode tersebut juga tinggi (Pradipta,
2013). Dapat dilihat bahwa perekonomian yang terjadi terus mengalami
peningkatan, begitu juga dengan selisih sticky cost yang juga mengalami hal yang
sama. Hal ini membuktikan bahwa besarnya sticky cost akan berubah secara
positif dengan perubahan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia.
23
Jika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan, maka besarnya sticky
cost juga akan meningkat. Sesuai Anderson et al (2003) menyatakan bahwa
manajer memiliki peranan penting dalam besarnya biaya dan perubahan respon
biaya atas perubahan penjualan/pendapatan. Ketika perekonomian mengalami
kenaikan dimungkinkan manajer akan mempertahankan utilisasinya karena
berpikir bahwa penjualan nantinya juga akan mengalami peningkatan di masa
datang, yang dapat menimbulkan penyesuaian biaya yang kurang baik atas dasar
pergerakan penjualan yang berdampak pada tingginya sticky cost.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis pertama yang telah dilakukan, ditemukan
adanya indikasi perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi dan umum
pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2009-2012. Hal ini dibuktikan
dengan kenaikan pada biaya penjualan, administrasi dan umum yang lebih tinggi
ketika penjualan bersih meningkat dibandingkan dengan penurunan biaya biaya
penjualan, administrasi dan umum pada saat penjualan bersih menurun.
Temuan ini sesuai dengan hasil dari penelitian Anderson et al (2003),
Medeiros dan Costa (2005), windyastuti dan Biyanto (2005), Teruya (2010),
Hidayatullah et al (2011). Yang menyimpulkan bahwa besaran kenaikan biaya
penjualan, administrasi dan umum terlihat lebih besar saat terjadi kenaikan
penjualan bersih dibandingkan ketika terjadi penurunan aktifitas atau penjualan
bersih.
Dari hasil pengujian hipotesis kedua yang telah dilakukan bisa dilihat
bahwa pada periode amatan 2009- 2012 growth terus mengalami peningkatan
24
persentase. Hal tersebut juga diikuti pada besaran stickiness di tiap tahun periode
amatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya besaran sticky cost
dipengaruhi oleh growth secara makro. Artinya jika growth semakin meningkat
maka besaran stickiness pada biaya penjualan, administrasi dan umum juga
mengalami kenaikan.
Implikasi
Dari analisis yang telah dilakukan terdapat indikasi sticky cost pada biaya
penjualan administrasi dan umum pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Karena itu peran dari manajer merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan
sebab Anderson et al (2006) menyatakan bahwa ketidakstabilan biaya yang dapat
menyebabkan sticky cost adalah sebuah sinyal akibat manajer yang tidak mampu
menyesuiakan biaya dengan baik atas dasar pergerakan penjualan. Sehingga di
harapkan manajer lebih berhati- hati dalam mengatur strategi untuk mengelola
sumber daya perusahaan.
Selain itu dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dari
pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang meningkat seiring peningkatan sticky
cost, manajer harus mengambil keputusan untuk menahan sumber daya ketika
penjualan menurun atau melakukan penyesuaian dengan segera.
Keterbatasan dan Saran
Dalam penelitian ini biaya yang dipilih ialah biaya penjualan, biaya
administrasi dan umum yang telah banyak dipilih untuk melihat adanya fenomena
sticky cost ( Anderson et al, 2003; Subramaniam dan Weidenmier, 2003;
Windyastuti dan Biyanto, 2005; Hidayahtullah et al, 2010). Pada penelitian
25
selanjutnya mungkin dapat dipilih jenis biaya lain seperti biaya produksi yang
terkait langsung dengan kegiatan utama perusahaan untuk diuji apakah sticky atau
anti sticky. Selain itu bisa digunakan nilai kurs dan inflasi sebagai variabel faktor
eksternal, apakah memiliki pengaruh terhadap besaran sticky cost jika terjadi di
perusahaan- perusahaan. Pengujian lebih lanjut dapat dilakukan dengan melihat
tingkat perubahan sticky cost per sektor perusahaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, et al., SN., 2003, “Are Selling, General, and Administrative Cost
“Sticky”?”, Journal of Accounting Research, Vol. 41, No. 1.
Anderson, MC., et al., 2006, “Cost Behavior and Fundamental Analysis of SG&A
Costs”, AAA 2007 Management Accounting Section (MAS) Meeting
Paper.
Argilés, JM., Blandón, JG., 2009, "Cost Stickiness Revisited: Empirical
Application for Farms", REVISTA ESPAÑOLA DE FINANCIACIÓN Y
CONTABILIDAD, Vol. XXXVIII.
Badan Pusat Statistik. 2012. Data Strategis BPS. Jakarta:BPS.
Balakrishnan, R., et al., 2011, “Cost Structure and Sticky Cost”, Working paper,
Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1562726 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1562726
Banker, RD., Chen, L., 2006, “Predicting Earning Using A Model Based On Cost
Variability and Cost Stickiness”, The Accounting Review Vol. 81, No. 2.
Calleja, Kenneth., Steliaros,M., and Thomas, D.C. (2005). Further Evidence on
The Sticky Behaviour of Costs". Cass Business School Research Paper,
Working Paper. SSRN
Cannon, JN., 2011, “Determinants of „Sticky Costs': An Analysis of Cost
Behavior Using United States Air Transportation Industry Data”, AAA
2012 Management Accounting Section (MAS) Meeting Paper. Available
27
at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1895615 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1895615
Cooper, R. Dan R. Kaplan, 1998, The Design of Cost Management Systems: Text,
Cases, and Readings, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall
De Medeiros, Otavio Ribeiro and Costa, Patricia De Souza, 2004, “Cost
Stickiness in Brazilian Firm”, Paper presented at the 4th
USP Congress of
Managerial Control and Accounting, Available at SSRN:
http://ssrn.com/abstract=632365 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.632365
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, 2008, “Integrasi Ekonomi
ASEAN dan Prospek Perekonomian Nasional (Outlook Ekonomi
Endonesia edisi 2008-2012)”,
http://www.bi.go.id/web/en/Publikasi/Kebijakan+Moneter/Outlook+
Ekonomi+Indonesia/
Ghozali, Imam H., 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Undip, Semarang.
Hidayatullah, IJ., et al., 2011, "Analisis Perilaku Sticky Cost dan Pengaruhnya
Terhadap Prediksi Laba Menggunakan Model Cost Variability dan Cost
Stickiness (CVCS) Pada Emiten Di Bei Untuk Industri Manufaktur", SNA,
Available at SNA: sna.akuntansi.unikal.ac.id/makalah/029-AKPM-45.pdf
Jensen, Michael C.;Meckling, William H.,1976, "Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure", Journal of
Financial Economics, Vol. 3, No. 4.
28
Kama, I.,Weiss, D., 2010, “Do Managers‟ Deliberate Decisions Induce Sticky
Costs?”, Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1558953 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1558953
Malcom, Robert E. (1991). Overhead Control Implications of Activity Costing.
Accounting Horizons.
Pervan, M., Pervan, I., 2012, “Analysis of Sticky Costs: Croatian Evidence”,
ISBN, 9.
Porporato, Marcela and Werbin, Eliana Mariela, 2010 “Active Cost Management
in Banks: Evidence of Sticky Costs in Argentina, Brazil and Canada”,
AAA 2011 Management Accounting Section (MAS) Meeting Paper.
Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1659228 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1659228
Pradipta, OD, 2014, "Bukti Dan Variasi Tingkatan Perilaku Sticky Cost Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI", Working Paper, Universitas Kristen
Satya Wacana Institutional Repository Available at
http:/repository.library.uksw.edu/handle/123456789/
Teruya, Jenny., Shimizu, T., and He, D. (2010). Sticky Selling, General, and
Administrative Cost Behavior and It's Changes in Japan. Global Journal
of Business Research.
Weidenmier, ML., Subramaniam, C., 2003, “Additional Evidence on the Sticky
Behavior of Costs”. TCU Working Paper. Texas Christian University,
29
Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=369941 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.369941
Weis, D., 2010, “Cost Behavior And Analysts‟ Earnings Forecast”. The
Accounting Review Vol. 85, No. 4.
Windyastuti, Biyanto, F., 2005, “Analisis Perilaku Kos: Stickiness Kos
Pemasaran, Administrasi & Umum Pada Penjualan Bersih (Studi Empiris
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. SNA VIII, Solo.
Yasukata, K., Kajiwara, T., 2011, “Are 'Sticky Costs' The Result of Deliberate
Decision of Managers?”, Working paper, Available at SSRN:
http://ssrn.com/abstract=1444746 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1444746
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan
No Kode Emiten
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk
3 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4 AKKU PT. Alam Karya Unggul Tbk
5 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk
6 ALKA PT. Alaska Industrindo Tbk
7 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
8 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk
9 APLI PT. Asiaplast Industries Tbk
10 ARGO PT. Agro Pantes Tbk
11 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk
12 ASII PT. Astra International Tbk
13 AUTO PT. Astra Auto Part Tbk
14 BATA PT. Sepatu Bata Tbk
15 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk
16 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk
17 BRNA PT. Berlina Tbk
18 BRPT PT. Barito Pasific Tbk
19 BTON PT. Beton Jaya Manunggal Tbk
20 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk
21 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk
22 CNTX PT. Century Textile Industry Tbk
23 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
24 CTBN PT. Citra Turbindo Tbk
25 DAVO PT. Davomas Abdi Tbk
26 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
27 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
28 EKAD PT. Ekadharma International Tbk
29 ERTX PT. Eratex Djaya Tbk
30 ESTI PT. Ever Shine Tex Tbk
31 ETWA PT. Eterindo Wahanatama Tbk
32 FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
33 FPNI PT. Titan Kimia Nusantara Tbk
34 GDST PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk
35 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk
36 GGRM PT. Gudang Garam Tbk
37 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
38 HDTX PT. Panasia Indo Resources Tbk
39 HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
40 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
41 IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
42 IKAI PT. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
No Kode Emiten
43 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk
44 IMAS PT. Indomobil Sukses International Tbk
45 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk
46 INCI PT. Intan Wijaya International
47 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
48 INDR PT. Indo Rama Synthetic Tbk
49 INDS PT. Indospring Tbk
50 INRU PT. Toba Pulp Lestari Tbk
51 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
52 IPOL PT. Indopoly Swakarsa Industry Tbk
53 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk
54 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
55 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk
56 KAEF PT. Kimia Farma Tbk
57 KARW PT. ICTSI Jaya Prima Tbk
58 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk
59 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk
60 KBRI PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
61 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
62 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
63 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
64 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
65 KRAS PT. Krakatau Steel Tbk
66 LION PT. Lion Metal Works Tbk
67 LMPI PT. Langgeng Makmur Industry Tbk
68 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk
69 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
70 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
71 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
72 MBTO PT. Martina Berto Tbk
73 MERK PT. Merck Tbk
74 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
75 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
76 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
77 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk
78 NIKL PT. Pelat Timah Nusantara Tbk
79 NIPS PT. Nipress Tbk
80 PBRX PT. Pan Brothers Tbk
81 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk
82 POLY PT. Asia Pasific Fibers Tbk
83 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
84 PSDN PT. Prashida Aneka Niaga Tbk
85 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk
86 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
87 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk
88 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk
89 SAIP PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk
No Kode Emiten
90 SCCO PT. Surpreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk
91 SCPI PT. Schering Plough Indonesia Tbk
92 SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk
93 SKLT PT. Sekar Laut Tbk
94 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk
95 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk
96 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
97 SPMA PT. Suparma Tbk
98 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
99 SRSN PT. Indo Acitama Tbk
100 SSTM PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk
101 STAR PT. Star Petrochem Tbk
102 SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
103 TBMS PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk
104 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
105 TFCO PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
106 TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
107 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
108 TPIA PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk
109 TRST PT. Trias Sentosa Tbk
110 TSPC PT. Tempo Scan Pasific
111 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
112 UNIC PT. Unggul Indah Cahaya Tbk
113 UNIT PT. Nuasantara Inti Corpora Tbk
114 UNTX PT. Unitex Tbk
115 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk
116 VOKS PT. Voksel Electric Tbk
117 YPAS PT. Yana Prima Hasta Persada Tbk
Lampiran 2
Sampel Data
Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum
No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Salesi,t/Salesi,t-1] DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]
2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011
1 ADES 0,0765689 0,2278088 0,3230337 0,211422 0,1363208 0,2019238 0 0 0
2 ADMG 0,0830678 0,0039293 -0,026503 0,0622293 0,1404872 -0,02631 0 0 -0,02631012
3 AISA 0,0571207 0,2996591 0,1947705 0,1214389 0,3954083 0,1952243 0 0 0
4 AKKU -0,221482 0,0322286 0,0338194 0,0610786 -0,060057 -0,204775 0 -0,06005703 -0,20477479
5 AKPI -0,004386 -0,001588 -0,002069 0,1365476 0 0,0010446 0 0 0
6 ALKA 0,0212161 0,0879558 0,1785435 0,0457314 0,0141335 -0,018359 0 0 -0,01835943
7 ALMI 0,0938007 0,0072696 0,0007956 0,2357936 0,0770918 -0,048889 0 0 -0,04888869
8 AMFG 0,0149496 0,0617058 0,0357139 0,1032082 0,0294345 0,0416073 0 0 0
9 APLI 0,1277216 0,1473723 0,0801661 -0,001222 0,0362426 0,0469892 -0,00122179 0 0
10 ARGO -0,209546 0,001857 0,1703849 -0,055586 0,1062067 0,0720877 -0,05558612 0 0
11 ARNA 0,1309817 0,0674756 0,0364863 0,0654381 0,0458791 -0,909432 0 0 -0,90943196
12 ASII 0,0838896 0,067809 0,0606367 0,1203624 0,0971111 0,0632559 0 0 0
13 AUTO 0,0399132 0,0930948 0,0886917 0,0747707 0,0708588 0,0508047 0 0 0
14 BATA 0,0379588 0,0170914 0,0416754 0,0319736 0,022595 0,0442913 0 0 0
15 BIMA 0,0697023 0,0694848 0,0555319 0,1228921 -0,241386 0,1208236 0 -0,24138575 0
16 BRAM 0,0346809 0,0289181 0,0174651 0,0802874 0,0374012 -0,067649 0 0 -0,06764948
17 BRNA 0,0430382 0,0342901 0,0203921 0,0245098 0,077485 0,0906342 0 0 0
18 BRPT 0,0211903 0,0924935 0,0601262 0,0713988 0,0717848 0,044869 0 0 0
19 BTON -0,003073 0,0085574 -0,014703 -0,017279 0,0795883 0,003826 -0,0172794 0 0
20 BUDI 0,0026009 0,1025959 -0,070959 0,0762925 0,0713991 -0,037779 0 0 -0,03777904
21 CEKA -0,085789 0,1457579 0,125229 -0,220954 0,2365316 -0,042199 -0,2209537 0 -0,04219926
No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Salesi,t/Salesi,t-1] DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]
2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011
22 CNTX -0,041985 0,0624101 0,0074096 -0,012712 0,1701774 -0,127283 -0,0127125 0 -0,12728342
23 CPIN 0,081882 -0,023973 0,064687 0,0149009 0,0759187 0,074345 0 0 0
24 CTBN 0,0891514 0,0353389 0,2351291 -0,103545 -0,020858 0,0217096 -0,1035447 -0,02085752 0
25 DAVO -0,267407 0,0552819 0,0097446 0,5984583 -0,086331 -0,037635 0 -0,08633098 -0,03763483
26 DLTA 0,004982 0,0254676 0,0894681 -0,130996 0,0126835 0,1059849 -0,130996 0 0
27 DVLA 0,0338773 -0,043534 0,0561161 0,0290025 -0,014043 0,0823164 0 -0,01404272 0
28 EKAD 0,0697754 0,0946042 0,080006 0,0930893 0,1111769 0,0690203 0 0 0
29 ERTX -0,137847 -0,020935 -0,024574 -0,025321 0,0432437 0,259011 -0,0253208 0 0
30 ESTI 0,0714879 -0,062767 0,0564381 0,0566836 0,0785759 -0,004531 0 0 -0,00453092
31 ETWA 0,1062314 -0,073628 0,1202853 0,0250395 0,0473363 0,0446864 0 0 0
32 FASW 0,0789357 0,1265547 -0,024151 0,0929962 0,0856065 -0,014559 0 0 -0,01455851
33 FPNI -0,059922 -0,023635 0,016205 -0,023587 0,1020615 0,0536917 -0,0235869 0 0
34 GDST 0,0252937 0,0955791 -0,176167 0,0177741 0,0878527 -0,103944 0 0 -0,10394402
35 GDYR 0,0698236 0,0417212 0,1055485 0,1655692 0,034159 0,0202907 0 0 0
36 GGRM 0,186275 0,0390535 -0,015204 0,0580896 0,0458027 0,0683985 0 0 0
37 GJTL -0,016546 0,0055331 0,0614208 0,093983 0,0797946 0,0262293 0 0 0
38 HDTX -0,142424 0,0084046 0,0469904 -0,151091 0,1864173 -0,072184 -0,1510907 0 -0,07218435
39 HMSP -0,00204 0,0646553 0,0516967 0,0465514 0,085794 0,1005444 0 0 0
40 ICBP 0,0456224 0,0080075 0,0899689 0,0389423 0,0327566 0,0468808 0 0 0
41 IGAR 0,108259 -0,112011 0,0294607 0,0293517 -0,019373 0,0354968 0 -0,01937306 0
42 IKAI 0,1635026 -0,150151 0,0501518 0,0055051 -0,035078 -0,020585 0 -0,0350778 -0,02058476
43 IKBI 0,0616524 0,1209838 0,0836524 0,1530335 0,0775227 0,0775935 0 0 0
44 IMAS 0,1093531 0 0,1117253 0,1591808 0,0031767 0,0950551 0 0 0
45 INAI 0,0236153 0,0271987 0,0230186 -0,0086 0,0808886 0,0204247 -0,0086 0 0
46 INCI 0,305505 -0,367979 -0,03775 -0,158499 0,0160457 0,1090451 -0,1584995 0 0
47 INDF 0,0236069 0,0092217 0,0656177 0,0115288 0,0720381 0,0430785 0 0 0
48 INDR 0,104701 -0,015241 0,0520643 0,0807714 0,1058659 0,0076779 0 0 0
No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Salesi,t/Salesi,t-1] DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]
2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011
49 INDS 0,1091137 0,0125964 0,015688 0,1541509 0,0800408 0,0777147 0 0 0
50 INRU -0,031811 0,0401124 0,0798389 0,0764449 -0,028386 0,101983 0 -0,02838591 0
51 INTP 0,0312554 0,1207826 0,0818365 0 0,1182961 0,0951671 0 0 0
52 IPOL 0,0071192 0,0767649 0,0456261 0,12091 0,063242 0,0678394 0 0 0
53 JECC -0,02545 0,1421023 -0,010122 0,0369453 0,1834636 -0,011314 0 0 -0,01131353
54 JPFA 0,05537 -0,005944 0,018232 -0,011803 0,0492897 0,0571729 -0,0118031 0 0
55 JPRS 0,0593251 0,002757 0,0273455 0,1499792 0,1758788 -0,143293 0 0 -0,1432931
56 KAEF 0,0497029 0,0318436 0,0485836 0,047487 0,038775 0,0304776 0 0 0
57 KARW -0,347655 -0,150371 0,1898066 -0,254996 -0,179327 0,069294 -0,2549962 -0,17932668 0
58 KBLI 0,1502673 0,0076424 0,0974626 0,1742147 0,1760443 0,0913618 0 0 0
59 KBLM 0,0663217 0,121132 0,0541845 0,2554509 0,2023975 0,0717922 0 0 0
60 KBRI -0,153443 0,171515 0,0309883 -0,154774 -0,478591 0,2459094 -0,1547739 -0,47859084 0
61 KDSI 0,0564513 0,0401637 0,0347437 0,0682029 0,0216691 0,0423201 0 0 0
62 KIAS 0,0024177 0,1758533 0,046732 0,2089091 0,0481351 0,0789459 0 0 0
63 KICI 0,000372 -0,634368 0,651078 -0,011779 0,0347386 0,0346556 -0,0117793 0 0
64 KLBF 0,0544838 0,0311154 0,0827453 0,0513022 0,0281595 0,0968011 0 0 0
65 KRAS 0,0298178 -0,082285 0,014261 -0,056328 0,0937108 0,0791599 -0,0563279 0 0
66 LION 0,002287 0,0793091 0,0792506 0,0221294 0,1110919 0,1025736 0 0 0
67 LMPI 0,1102815 0,0505879 0,0729354 0,0227022 0,097078 0,0760245 0 0 0
68 LMSH 0,0463287 0,0484673 0,0276871 0,1106055 0,110208 0,0313935 0 0 0
69 LPIN 0,0608592 0,1391269 -0,010051 0,0105698 0,0243931 0,0381369 0 0 0
70 MAIN 0,1066363 0,0994608 0,0883224 0,0373684 0,1118033 0,1042969 0 0 0
71 MASA 0,1067941 0,1340821 0,1213735 0,0742472 0,1681857 0,0210727 0 0 0
72 MBTO 0,0169547 0,0785129 0,0310721 0,0400415 0,058867 0,04417 0 0 0
73 MERK 0,0865005 -0,007103 -0,001464 0,0248703 0,0623513 0,0053309 0 0 0
74 MLBI 0,088489 -0,013282 -0,047939 0,0443805 0,0163282 -0,074156 0 0 -0,07415642
75 MRAT 0,0436507 0,0458122 0,0523102 0,0289136 0,0414067 0,0521889 0 0 0
No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Salesi,t/Salesi,t-1] DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]
2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011
76 MYOR 0,2534027 -0,015405 0,1207023 0,1796165 0,1168218 0,0460191 0 0 0
77 MYTX 0,0628489 -0,082857 -0,092462 0,0639474 0,0550707 -0,110024 0 0 -0,11002396
78 NIKL 0,0937228 -0,032176 -0,0622 0,0621611 -0,032257 0,0344484 0 -0,03225682 0
79 NIPS 0,0943519 0,0981334 0,1278627 0,1559822 0,1598168 0,083935 0 0 0
80 PBRX -0,053185 0,1856701 0,0517366 -0,047624 0,1818456 0,0945703 -0,0476243 0 0
81 PICO -0,086666 0,0050399 0,0109893 -0,015178 0,0251219 -0,020005 -0,0151778 0 -0,02000482
82 POLY 0,0712518 -0,032573 0,0204046 0,103398 0,1117593 0,0024489 0 0 0
83 PRAS -0,030068 0,012208 -0,007353 0,2508161 0,0609165 -0,027426 0 0 -0,02742596
84 PSDN 0,0890941 0,1000496 0,0978357 0,19521 0,1278248 0,02003 0 0 0
85 PYFA 0,0360593 0,0509539 0,0526384 0,0282072 0,0304657 0,0680641 0 0 0
86 RICY 0,1055737 0,0215298 0,0995384 0,0578444 0,0261896 0,0851866 0 0 0
87 RMBA 0,0312041 0,0639934 0,0627738 0,088956 0,0534242 -0,0096 0 0 -0,00960035
88 ROTI 0,0866069 0,1541282 0,2013022 0,1003233 0,1233853 0,165575 0 0 0
89 SAIP -0,021766 0,1901023 0,0096755 -0,092874 -0,010075 -0,162161 -0,0928744 -0,0100752 -0,16216132
90 SCCO 0,0095358 0,1180091 0,062551 0,1631087 0,1847148 0,0225362 0 0 0
91 SCPI 0,0632185 0,0143401 0,1233024 0,3257381 0,6562267 0,0445409 0 0 0
92 SIAP 0,0983941 0,1799275 -0,01236 0,0287625 0,0849009 0,0177495 0 0 0
93 SKLT 0,0457366 0,0513411 0,0892921 0,0557313 0,0399771 0,0668198 0 0 0
94 SMCB 0,0316977 -0,156533 0,0442385 0,0012191 0,1011575 0,0783299 0 0 0
95 SMGR -0,020197 0,0574361 0,0804683 -0,00132 0,0576059 0,0779353 -0,0013199 0 0
96 SMSM 0,047006 0,0906894 0,024106 0,0554291 0,1228604 0,0187434 0 0 0
97 SPMA 0,0626684 0,0500695 0,0520612 0,0569504 0,0099335 0,0300724 0 0 0
98 SQBI -0,335502 0,1111324 0,0906988 -0,138276 0,0491332 0,0545205 -0,1382759 0 0
99 SRSN -0,008696 0,035185 0,0235153 -0,012083 0,0529785 -0,003613 -0,0120829 0 -0,00361267
100 SSTM 0,0632732 -0,070368 -0,055999 0,0193132 -0,044442 0,1383785 0 -0,0444423 0
101 STAR -1,347897 0,5933335 -0,002081 -1,038958 0,2978783 -0,031888 -1,0389578 0 -0,0318882
102 SULI 0,0044192 -0,225249 0,0183683 -0,051825 -0,161653 -0,12932 -0,0518249 -0,16165259 -0,12931991
No Kode Log[A&Ui,t/A&Ui,t-1] Log[Salesi,t/Salesi,t-1] DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]
2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011 2010/2009 2011/2010 2012/2011
103 TBMS 0,0742397 0,0984706 0,0675979 0,1971817 0,166727 0,0281867 0 0 0
104 TCID 0,0581852 0,0426911 0,0628592 0,0237958 0,0522997 0,0487306 0 0 0
105 TFCO -0,264232 0,0290123 0,0193651 0,0425565 0,1288352 -0,007024 0 0 -0,00702396
106 TIRT -0,03175 -0,066594 0,0736439 -0,003282 -0,030232 0,0540497 -0,0032819 -0,03023218 0
107 TOTO 0,0273619 0,0412512 0,0361784 0,058428 0,07793 0,0700376 0 0 0
108 TPIA 0,0578133 0,5172832 0,0589204 0,0382675 0,5854203 0,0449055 0 0 0
109 TRST 0,060551 -0,046476 0,0318005 0,0456052 0,0646884 -0,016765 0 0 -0,01676496
110 TSPC 0,0251418 0,0731001 0,0638505 0,0574636 0,0515014 0,0595888 0 0 0
111 ULTJ 0,139668 0,0376283 0,0053131 0,0663687 0,0484591 0,1259713 0 0 0
112 UNIC 0,0413991 0,0574082 0,0425718 0,0863241 0,1124525 0,0266301 0 0 0
113 UNIT -0,181216 -0,358929 -0,044172 -0,041555 -0,040644 -0,067014 -0,0415548 -0,04064391 -0,06701408
114 UNTX 0,0093897 0,0778776 -0,110712 0,0532794 0,1121194 -0,159542 0 0 -0,15954203
115 UNVR 0,0693321 0,0633119 0,0549333 0,0330626 0,0762476 0,0657157 0 0 0
116 VOKS 1,3433142 -1,297548 0,0819624 -0,120695 0,1870618 0,0909912 -0,1206946 0 0
117 YPAS 0,0494255 0,051935 0,0286244 0,0966171 0,0297372 0,045049 0 0 0
No Kode DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]*Growthi,t
2010/2009 2011/2010 2012/2011
1 ADES 0 0 0
2 ADMG 0 0 -0,001762778
3 AISA 0 0 0
4 AKKU 0 -0,003903707 -0,013719911
5 AKPI 0 0 0
6 ALKA 0 0 -0,001230082
7 ALMI 0 0 -0,003275542
8 AMFG 0 0 0
9 APLI -7,45292E-05 0 0
10 ARGO -0,003390754 0 0
11 ARNA 0 0 -0,060931941
12 ASII 0 0 0
13 AUTO 0 0 0
14 BATA 0 0 0
15 BIMA 0 -0,015690074 0
16 BRAM 0 0 -0,004532515
17 BRNA 0 0 0
18 BRPT 0 0 0
19 BTON -0,001054043 0 0
20 BUDI 0 0 -0,002531196
21 CEKA -0,013478177 0 -0,00282735
22 CNTX -0,00077546 0 -0,008527989
23 CPIN 0 0 0
24 CTBN -0,006316229 -0,001355739 0
25 DAVO 0 -0,005611513 -0,002521533
26 DLTA -0,007990758 0 0
27 DVLA 0 -0,000912777 0
28 EKAD 0 0 0
29 ERTX -0,00154457 0 0
30 ESTI 0 0 -0,000303571
31 ETWA 0 0 0
32 FASW 0 0 -0,00097542
33 FPNI -0,001438803 0 0
34 GDST 0 0 -0,006964249
35 GDYR 0 0 0
36 GGRM 0 0 0
37 GJTL 0 0 0
38 HDTX -0,009216535 0 -0,004836351
39 HMSP 0 0 0
40 ICBP 0 0 0
No Kode DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]*Growthi,t
2010/2009 2011/2010 2012/2011
41 IGAR 0 -0,001259249 0
42 IKAI 0 -0,002280057 -0,001379179
43 IKBI 0 0 0
44 IMAS 0 0 0
45 INAI -0,000524599 0 0
46 INCI -0,009668467 0 0
47 INDF 0 0 0
48 INDR 0 0 0
49 INDS 0 0 0
50 INRU 0 -0,001845084 0
51 INTP 0 0 0
52 IPOL 0 0 0
53 JECC 0 0 -0,000758006
54 JPFA -0,000719986 0 0
55 JPRS 0 0 -0,009600638
56 KAEF 0 0 0
57 KARW -0,015554767 -0,011656234 0
58 KBLI 0 0 0
59 KBLM 0 0 0
60 KBRI -0,009441207 -0,031108404 0
61 KDSI 0 0 0
62 KIAS 0 0 0
63 KICI -0,000718536 0 0
64 KLBF 0 0 0
65 KRAS -0,003436004 0 0
66 LION 0 0 0
67 LMPI 0 0 0
68 LMSH 0 0 0
69 LPIN 0 0 0
70 MAIN 0 0 0
71 MASA 0 0 0
72 MBTO 0 0 0
73 MERK 0 0 0
74 MLBI 0 0 -0,00496848
75 MRAT 0 0 0
76 MYOR 0 0 0
77 MYTX 0 0 -0,007371605
78 NIKL 0 -0,002096693 0
79 NIPS 0 0 0
80 PBRX -0,002905085 0 0
No Kode DECRDUMi,t*log[Salesi,t/Salesi,t-1]*Growthi,t
2010/2009 2011/2010 2012/2011
81 PICO -0,000925846 0 -0,001340323
82 POLY 0 0 0
83 PRAS 0 0 -0,001837539
84 PSDN 0 0 0
85 PYFA 0 0 0
86 RICY 0 0 0
87 RMBA 0 0 -0,000643223
88 ROTI 0 0 0
89 SAIP -0,005665339 -0,000654888 -0,010864808
90 SCCO 0 0 0
91 SCPI 0 0 0
92 SIAP 0 0 0
93 SKLT 0 0 0
94 SMCB 0 0 0
95 SMGR -8,05142E-05 0 0
96 SMSM 0 0 0
97 SPMA 0 0 0
98 SQBI -0,00843483 0 0
99 SRSN -0,000737056 0 -0,000242049
100 SSTM 0 -0,002888749 0
101 STAR -0,063376428 0 -0,002136509
102 SULI -0,003161321 -0,010507419 -0,008664434
103 TBMS 0 0 0
104 TCID 0 0 0
105 TFCO 0 0 -0,000470606
106 TIRT -0,000200198 -0,001965092 0
107 TOTO 0 0 0
108 TPIA 0 0 0
109 TRST 0 0 -0,001123252
110 TSPC 0 0 0
111 ULTJ 0 0 0
112 UNIC 0 0 0
113 UNIT -0,002534845 -0,002641854 -0,004489944
114 UNTX 0 0 -0,010689316
115 UNVR 0 0 0
116 VOKS -0,007362371 0 0
117 YPAS 0 0 0
Lampiran 3
Uji Asumsi Klasik
Hipotesis 1
1. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat antara variabel-
variabel bebas (independen) dalam suatu model regresi linier berganda (Ghozali, 2006).
Dapat dilihat dari Value Inflation Factor dan nilai Tolerance, jika VIF > 10 dan
tolerance > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya jika VIF < 10 dan tolerance < 10,
tidak terjadi multikolinieritas.
Dapat dilihat nilai VIF dari hasil pengolahan data sebesar 2,185 < 10 menunjukkan
bahwa tidak terjadi korelasi yang kuat antar variabel bebas dan dapat disimpulkan
bahwa model pertama lolos uji multikolinieritas.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel dependen
tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel periode sebelum
atau nilai variabel periode sesudahnya (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan
keputusannya dengan melihat nilai Durbin-Watson. Angka pada Durbin-Watson harus
berada di antara -2 dan 2, di mana -2 < D-W < 2.
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
PENJUALAN .458 2.185
PERIODE .458 2.185
Dapat dilihat dari hasil pengolahan data di atas nilai Durbin-Watson adalah 1,954.
Berdasarkan kriteria yang ditentukan diperoleh -2 ≤ 1,954 ≤ 2, dapat diartikan bahwa
model pertama tidak terjadi autokorelasi, maka dapat disimpulkan bahwa uji
autokorelasi terpenuhi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan
varians dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006).
Dapat dilihat dari output di atas bahwa nilai signifikansi kedua variabel independen
lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan model pertama lolos uji
heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel bebas dan
variabel terikat pada data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(Ghozali, 2006).
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .174a .030 .024 .05006448 1.954
Model t Sig.
1 (Constant) 13.454 .000
PENJUALAN 1.736 .084
PERIODE -1.280 .202
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
B_PAU .027 301 .200*
Dapat dilihat dari hasil pengolahan data di atas bahwa nilai signifikansi adalah sebesar
0,200 lebih dari 0,05, maka data sampel berdistribusi normal, sehingga model pertama
lolos uji normalitas.
HIPOTESIS 2
1. Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Penjualan .409 2.444
Periode .410 2.438
Growth .993 1.007
2. Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .185a .034 .025 .04785202 2.071
3. Uji Heteroskedastisitas
Model t Sig.
1 (Constant) 13.936 .000
Penjualan -1.069 .286
Periode -.823 .411
Growth 1.170 .243
4. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
B_PAU .026 299 .200*