di sdlb negeri kota pekalongan tahun · pdf filetanggal : 8 juli 2011 ... silabus bahasa...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN
PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN
DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
Oleh :
Suwartono
X5209023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN
PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN
DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
Oleh :
Suwartono
X5209023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Gunarhadi, Ma.Ph.D
NIP. 19550210 198203 1 004
Pembimbing II
Sugini, M.Pd
NIP. 19790923 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebalas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Jum’at
Tanggal : 8 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd __________________
Sekretaris : Dewi Sri Rejeki, S.Pd. M.Pd __________________
Anggota I : Drs. Gunarhadi, MA. Ph.D __________________
Anggota II : Sugini, M.Pd __________________
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah. M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Suwartono, UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN
PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB
NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, Skripsi.
Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika
bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar
dengan penekanan penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian. Subyek
penelitian anak kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 8 siswa. Tehnik analisa
data yang digunakan diskriptiuf kompetitif artinya peristiwa / kejadian yang
timbul dibandingkan, kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk data penilaian
penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian.
Dari hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai
kondisi awal dengan rata – rata 5,0 (lima koma nol), pada siklus I nilai rata -
ratanya 6,5 (enam koma lima), dan pada siklus II nilai rata – ratanya 8,06 (delapan
koma nol enam). 2) Melalui penggunaan Kartu Bilangan dalam proses
pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas
V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran
2010/2011.
Kata kunci : Anak Tunagrahita Ringan, Perkalian, dan Kartu Bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Suwartono. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE MATHEMATICS
LEARNING ACHIEVEMENT IN MULTIPLICATION SUBJECT MATTER
USING NUMBER CARD FOR THE MILD MENTAL RETARDED V
GRADERS OF SDLB NEGERI PEKALONGAN CITY IN THE SCHOOL
YEAR OF 2010-2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty
of Sebelas Maret University. June. 2011.
The objective of research is to improve the mathematics learning
achievement in multiplication subject matter using number card for the mental
retarded IV graders of SLDB Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010-
2011.
The research approach method used was a Classroom Action Research, the
one conducted by the teacher in the class where he/she teaches by emphasizing on
the use of money toys use. The subject of research was the V graders of SLDB
Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010/2011, consisting of 8
students. Technique of analyzing data used was a descriptive comparative one
meaning that the events/happenings emerging were compared, then described into
the form of assessment data on the use of number card in multiplication.
From the result of classroom action research, it can be concluded that: 1)
the mean prior condition value is 5.0 (five point zero), in cycle I, the mean is 6.5
(six point five), and in cycle II the means is 8.06 (eight point zero six). 2). The use
of number card in the learning process of multiplication can improve the
mathematics learning achievement in the V (fifth) graders of SDLB Negeri
Pekalongan City in the School Year of 2010/2011.
Keywords: Mild Mental Retarded Children, Multiplication, and Number Card.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain.”
(Penulis)
“Dapat mengentaskan orang lain dari keterpurukan menuju ke kebaikan adalah
merupakan kebahagiaan yang tidak ternilai harganya”.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Istriku tercinta, yang selalu mendukung dan
memberi semangat serta doanya.
Keempat putra putriku tersayang yang telah
memberi dorongan untuk sukses di dalam
meneruskan pendidikan.
Rekan-rekan seperjuangan yang selalu membantu
saya dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (Allah SWT),
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang yelah memberikan nikmat,
taufik, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun skripsi ini masih
banyak terdapat kesalahan, dan kekurangan, namun berkat bimbingan dan
pengarahan dari Dosen Pembimbing, pada akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada kepada
yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian
2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu pendidikan, yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
3. Drs. Gunarhadi, MA. Ph.D selaku Ketua Program Pendidikan Khusus
(PKh)/PLB yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan
yang telah memberikan motivasi, masukan dan saran
4. Sugini, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan motivasi,
masukan, dan saran
5. Seluruh staf pengajar di Program Studi Pendidikan Khusus (PKh)/PLB
yang telah memberikan Ilmu yang bermanfaat bagi penulis
6. Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah memberikan ijin untuk
melaksnakan penelitian
7. Seluruh staf pengajar di SDLB Negeri Kota Pekalongan, yang telah
membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Seluruh Siswa SDLB Negeri Kota Pekalongan yang telah membantu dan
memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
9. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal baik dan keikhlasan dari semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT dan
semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Suarakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. Kajian Teori ......................................................................................... 6
1. Anak Tunagrahita .......................................................................... 6
a. Pengertian Anak Tunagrahita ................................................... 6
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ................................................... 7
c. Karakteristik Anak Tunagrahita ............................................... 10
2. Pengertian Matematika .................................................................. 12
3. Belajar Matematika. ...................................................................... 13
a. Pengertian Belajar .................................................................... 13
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi ............................ 14
4. Tinjauan Tentang Kartu Bilangan ................................................. 19
a. Pengertian Tentang Kartu Bilangan ......................................... 19
b. Kelebihan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita ...... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Kelemahan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita..... 21
B. Kerangka Berfikir................................................................................. 21
C. Hipotesis ............................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 24
A. Seting Penelitian .................................................................................. 24
1. Tempat Penelitian .......................................................................... 26
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 26
B. Subyek Penelitian ................................................................................. 26
C. Data dan Sumber Data ......................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
1. Observasi. ...................................................................................... 27
2. Dokumen ....................................................................................... 28
3. Tes ................................................................................................. 28
E. Teknik Validitas Data .......................................................................... 28
F. Teknik Analisa Data ............................................................................. 29
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ............................................................ 29
H. Prosedur Penelitian............................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 35
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 35
1. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 35
2. Deskripsi Siklus I .......................................................................... 36
3. Deskripsi Siklus II ......................................................................... 39
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 41
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 42
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 44
A. Kesimpulan .......................................................................................... 44
B. Implikasi. .............................................................................................. 44
C. Saran ..................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 47
LAMPIRAN ..................................................................................................... 49-100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Klasifikasi IQ Menurut Grosman ........................................................ 9
Tabel 2 Klasifikasi Tunagrahita Dari Berbagai Pandangan ............................. 9
Tabel 3 Nilai Kondisi Awal (Pre Test) ............................................................ 35
Tabel 4 Nilai Hasil Post Test Sklus I. .............................................................. 38
Tabel 5 Perbandingan Nilai Kondisi Awal (Pre Test dengan Post Test Siklus
I) .......................................................................................................... 39
Tabel 6 Nilai Hasil Post Test Siklus II ............................................................. 41
Tabel 7 Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Belajar dari Kondisi Awal sampai
Siklus II ............................................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus Bahasa Indonesia Siklus I ............................................................ 49
2. Silabus Matematika Siklus I. .................................................................... 52
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 55
4. Lampiran RPP Siklus I .............................................................................. 62
5. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ................................. 71
6. Foto Kegiatan Implementasi RPP Siklus I. ............................................... 72
7. Silabus Matematika Siklus II ................................................................... 75
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II. .......................................... 78
9. Lampiran RPP Siklus II ............................................................................ 83
10. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ................................ 91
11. Foto Kegiatan Implementasi Siklus II ...................................................... 92
12. Soal Pre Test ............................................................................................. 95
13. Soal Post Test ............................................................................................ 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Suwartono, UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN
PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB
NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, Skripsi.
Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika
bidang perkalian siswa kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.
Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar
dengan penekanan penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian. Subyek
penelitian anak kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 8 siswa. Tehnik analisa
data yang digunakan diskriptiuf kompetitif artinya peristiwa / kejadian yang
timbul dibandingkan, kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk data penilaian
penggunaan Kartu Bilangan dalam perkalian.
Dari hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai
kondisi awal dengan rata – rata 5,0 (lima koma nol), pada siklus I nilai rata -
ratanya 6,5 (enam koma lima), dan pada siklus II nilai rata – ratanya 8,06 (delapan
koma nol enam). 2) Melalui penggunaan Kartu Bilangan dalam proses
pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada kelas
V (Lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran
2010/2011.
Kata kunci : Anak Tunagrahita Ringan, Perkalian, dan Kartu Bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Suwartono. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE MATHEMATICS
LEARNING ACHIEVEMENT IN MULTIPLICATION SUBJECT MATTER
USING NUMBER CARD FOR THE MILD MENTAL RETARDED V
GRADERS OF SDLB NEGERI PEKALONGAN CITY IN THE SCHOOL
YEAR OF 2010-2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty
of Sebelas Maret University. June. 2011.
The objective of research is to improve the mathematics learning
achievement in multiplication subject matter using number card for the mental
retarded IV graders of SLDB Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010-
2011.
The research approach method used was a Classroom Action Research, the
one conducted by the teacher in the class where he/she teaches by emphasizing on
the use of money toys use. The subject of research was the V graders of SLDB
Negeri Pekalongan City in the School Year of 2010/2011, consisting of 8
students. Technique of analyzing data used was a descriptive comparative one
meaning that the events/happenings emerging were compared, then described into
the form of assessment data on the use of number card in multiplication.
From the result of classroom action research, it can be concluded that: 1)
the mean prior condition value is 5.0 (five point zero), in cycle I, the mean is 6.5
(six point five), and in cycle II the means is 8.06 (eight point zero six). 2). The use
of number card in the learning process of multiplication can improve the
mathematics learning achievement in the V (fifth) graders of SDLB Negeri
Pekalongan City in the School Year of 2010/2011.
Keywords: Mild Mental Retarded Children, Multiplication, and Number Card.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak Tunagrahita ringan memiliki karakteristik fisik yang tidak jauh
berbeda dengan anak normal, tetapi menurut Astati dalam Mumpuniarti (2007:
17) “Ketrampilan motoriknya lebih rendah dari anak normal”. Karakteristik fisik
yang tidak jauh berbeda dengan anak normal ini menyebabkan tidak terdeteksi
sejak awal sebelum masuk sekolah. Anak baru terdeteksi ketika mulai masuk
sekolah baik di sekolah tingkat pra sekolah atau sekolah dasar. Anak dapat
terdeteksi dengan menampakkan ciri ketidakmampuan di bidang akademik
maupun kemampuan pelajaran di sekolah yang membutuhkan ketrampilan
motorik.
Anak tunagrahita ringan menurut AAMR dalam Mumpuniarti (2007: 18)
memiliki tingkat kecerdasan (Intelligence Quotient/IQ) berkisar 55 – 77, dan
sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan/mental (Mental Age/MA) yang
sama dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia kronologis
(Chronologis Age/CA) dewasa. Jadi MA tunagrahita ringan berkembang tidak
sejalan dengan bertambahnya CA-nya, hal inilah yang dianggap keterbelakangan
mental anak. Mereka mengalami ketertinggalan 2 atau 5 tingkatan di bidang
kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya. Semakin bertambah usia
hambatan yang dialami anak tunagrahita ringan dibanding anak usia sebayanya
semakin jauh, karena perkembangan kognitifnya terbatas pada tahap operasional
konkrit. Anak tunagrahita ringan kesulitan berpikir abstrak walaupun sebetulnya
anak tunagrahita ringan memiliki tingkat kecerdasan paling tinggi diantara semua
anak tunagrahita. Anak tunagrahita memiliki hambatan termasuk hambatan
akademis, tak terkecuali dengan mata pelajaran Matematika.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran pokok. Mata pelajaran yang
wajib diberikan/disampikan di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Begitu juga di pendidikan anak berkebutuhan khusus, yaitu di SDLB/SLB.
Namun sampai sekarang pelajaran matematika sebagai momok sebagian besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran Matematika yang dilakukan
oleh peneliti di SDLB Negeri Kota Pekalongan pada kelas V (lima) tunagrahita
ringan dari jumlah 8 (delapan) siswa yang mampu mengerjakan dengan sedikit
bantuan hanya 2 siswa atau sekitar 25%, sedang yang 6 siswa memerlukan banyak
bantuan atau bimbingan sebanyak 75%. Apabila digambarkan dengan angka dari
8 siswa yang mendapat nilai 6 keatas hanya 2 siswa atau 25% dan yang mendapat
nilai kurang dari sebanyak 6 siswa atau 75% karena siswa kurang berminat
terhadap pelajaran matematika sehingga prestasi pelajaran matematikanya
menunjukkan hasil kurang optimal.
Sebagai contoh pada anak tunagrahita ringan, mereka IQnya di bawah
rata-rata/tingkat kecerdasannya di bawah anak normal dan anak tunagrahita ringan
perkembangan kognitifnya terbatas pada tahap operasional konkrit dan kesulitan
berpikir abstrak. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
Menurut Moh. Amin (1995 : 11) menyebutkan :
Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Di
samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan mereka kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang
abstrak, yang sulit dan yang berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang
atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari, atau sebulan dua bulan,
tetapi untuk selama-lamanya dan bukan hanya dalam satu atau dua hal
tetapi hampir segala hal, lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang,
menyimpulkan isi bacaan, menggunakan simbul-simbul, menghitung, dan
dalam semua pelajaran bersifat teoritis. Dan kurang/ terlambat dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Tjatju Sutjihati Somantri (1993: 159) mengemukakan bahwa “Tunagrahita
atau terbelakang mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya
mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang
optimal”.
Definisi menurut American Association an Mental Deficiency (AAMD)
dengan menyebut retardasi mental adalah “Yang meliputi fungsi intelektua;
umum di bawah rata-rata (sub average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasar tes
individual, muncul sebelum usia 16 tahun, dan menunjukkan hambatan pada
perilaku adaptif”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Mengingat permasalahan pada anak tunagrahita ringan dalam bidang
akademik sangat komplek, sehingga dalam memberikan materi pelajaran
matematika khususnya pada bidang perkalian tidak bisa disamakan mengajar anak
normal. Anak tunagrahita ringan tidak bisa diberikan metode atau cara-cara
pembelajaran anak normal, sehingga perlu metode/cara-cara khusus agar anak
tunagrahita ringan dapat dengan mudah memahami materi-materi pembelajaran
matematika, mengingat tingkat kecerdasan anak tunagrahita ringan di bawah rata-
rata. Untuk itu guru harus dapat menemukan metode/cara yang tepat salah satunya
dengan kartu bilangan. Dengan demikian sebagai upaya peningkatan hasil belajar
mata pelajaran matematika bidang perkalian pada anak tunagrahita ringan yang
memerlukan gambaran yang konkrit. Gambaran yang konkrit tersebut dapat
diwujudkan dengan kartu bilangan. Penggunaan media kartu bilangan dalam
pembelajaran matematika dimaksudkan supaya : pembelajaran dikelas lebih
hidup, dapat membangkitkan minat belajar siswa, memudahkan guru dalam
menyampaikan materi, memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran,
siswa tidak mudah bosan dan unsur kesalahan dalam menghitung bagi anak
tunagrahita sangat kecil.
Berangkat dari paparan tersebut, peneliti dalam penelitian tindakan kelas
mengangkat judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Bidang
Perkalian dengan Kartu Bilangan pada Siswa Kelas V (Lima) Tunagrahita Ringan
di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010 – 2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
Apakah dengan penggunaan kartu bilangan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika bidang perkalian pada siswa kelas V (lima) tunagrahita ringan
di SDLB Negeri Kota Pekalongan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan : untuk meningkatkan hasil belajar
matematika bidang perkalian pada siswa kelas V (lima) tunagrahita ringan di
SDLB Negeri Kota Pekalongan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian ini diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan atau pembelajaran,
khususnya yang bersangkutan dengan kartu bilangan untuk meningkatkan
hasil belajar matematika bidang perkalian.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi peserta didik.
2) Memudahkan anak tunagrahita ringan dalam menerima materi
perkalian, karena dengan kartu bilangan memudahkan anak tunagrahita
ringan dalam mengerjakan perkalian.
3) Dapat memberikan rangsangan atau ketertarikan pada anak tunagrahita
ringan dalam pelajaran matematika dengan adanya gambar-gambar
yang menarik karena anak tunagrahita ringan memerlukan pemahaman
secara konkrit.
b. Manfaat bagi guru
1) Mengetahui strategi pembelajaran matematika bidang perkalian
dengan kartu bilangan. Karena cara ini belum pernah dilaksanakan
guru baik di sekolah umum dan sekolah luar biasa.
2) Memudahkan guru dalam menyampaikan materi perkalian kepada
anak tunagrahita ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Manfaat bagi sekolah
1) Dapat memberikan pengalaman pada guru yang lain untuk dapat
mencari strategi pembelajaran atau agar dapat menemukan metode
yang lain dalam pembelajaran matematika.
2) Dapat memberikan motivasi pada guru yang lain dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang kreatif, inovatif dan menarik.
3) Dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada
mata pelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tunagrahita
Istilah tunagrahita dahulu dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah bodoh, tolol, dungu, bebal, cacat mental, tunamental, terlambat mental,
dan sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Luar Biasa
Nomor 72 Tahun 1991 digunakan istilah Tunagrahita. Istilah tunagrahita
berasal dari bahasa Sansekerta tuna yang artinya rugi, kurang; dan grahita
artinya berpikir. Namun disini peneliti mengemukakan berbagai pendapat
menurut para ahli tentang anak tunagrahita adalah sebagai berikut :
Definisi anak tunamental menurut Nurhadi (2009: 7) adalah :
“Keadaan gangguan maupun hambatan dalam perkembangan mental
sedemikian rupa sehingga seseorang tidak dapat mengambil manfaat
sebagaimana mestinya dari pendidikan dan pengalaman biasa”.
Sedangkan menurut Moh. Amin dengan Nurhadi (2009: 7)
menyebutkan :
Anak tunagrahita ringan adalah mereka yang kecerdasannya di bawah
rata-rata. Di samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka kurang cakap dalam
memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit.
Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari
dua hari, atau sebulan dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya dan
bukan hanya dalam satu atau dua hal tetapi hampir segala hal, lebih-
lebih dalam pelajaran seperti : mengarang, menyimpulkan isi bacaan,
menggunakan simbol-simbol, berhitung, dan dalam semua pelajaran
bersifat teoritis. Dan kurang/terlambat dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Definisi menurut American Association an Mental Deficiency
(AAMD) dengan menyebutkan retardasi mental adalah :
“Yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (sub average),
yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes individual, muncul sebelum usia 16
tahun, dan menunjukkan hambatan pada perilaku adaptif” (Nurhadi, 2009:8).
Anak tunagrahita sebagai salah satu jenis penyandang cacat, dampak dari
kecacatannya dapat berpengaruh dalam kehidupan termasuk dalam
pendidikan. Dalam proses belajar mengajar misalnya, tidak sedikit anak
tunagrahita yang mengalami hambatan dalam beradaptasi, baik secara
akademis, sosial maupun psikologis (Murniati Sulastri dalam Siti
Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003).
“Prevalensi tunagrahita adalah 20 per 1000, ini berarti 2% dari
populasi adalah tunagrahita (Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No.
1 Juni 2003). Sedang angka kejadian retardasi mental berat sekitar 3% dari
seluruh populasi, dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70” (Soetjiningsih
dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni 2003).
Menurut (Ingals dalam Siti Mahmudah JRR, Tahun 13, No. 1 Juni
2003) :
Sebanyak 86,7% anak tunagrahita adalah tunagrahita ringan, 10%
tunagrahita sedang dan 3,3% tunagrahita berat. Dari sejumlah tunagrahita
belum seluruhnya dapat ditampung oleh pendidikan formal. Di Surabaya
jumlah penyandang cacat usia sekolah yang sedang memperoleh layanan
pendidikan formal sebanyak 1.586 anak dan hanya 328 anak yang
tunagrahita, selebihnya 474 anak tunanetra, 256 anak tuna runguwicara,
528 anak tuna daksa (cacat fisik) (Dinas Sosial Kota Surabaya,
1999/2000).
Pendapat ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita adalah rendahnya intelegensi (IQ) seseorang dibandingkan dengan
rata-rata anak pada umumnya. Anak tunagrahita memiliki hambatan-hambatan
tertentu, maka mereka membutuhkan pendidikan dan bimbingan khusus serta
layanan khusus agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Pengklasifikasian anak tunagrahita perlu dilakukan untuk
memudahkan guru dalam menyusun program layanan/pendidikan secara tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Perlu diperhatikan bahwa perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat
bervariasi, demikian juga dalam pengklasifikasi terdapat cara yang sangat
bervariasi tergantung dasar pandang dalam pengelompokkannya. Contoh cara
pandang pengklasifikasian anak tunagrahita sebagai berikut :
1) Sistem klasifikasi yang berpandangan pendidikan, yang memandang
variasi anak tunagrahita dalam kemampuannya mengikuti pendidikan.
Kalangan American Education (Moh. Amin, dalam Mumpuniarti,
2007:15) mengelompokkan menjadi “Educable mentally retarded,
Trainable mentally retarded dan Totally / costudial dependent” yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : mampu didik, mampu latih, dan
perlu rawat. Pengelompokkan tersebut sebagai berikut :
a) Mampu didik, anak ini setingkat Mild, Borderline, Marginally
dependent, Moron dan debil. IQ mereka berkisar 50/55 -70/75.
b) Mampu latih, setingkat dengan Morderate, semi dependent, imbesil,
dan memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar 20/25 – 50/55.
c) Pelru rawat, mereka termasuk Totally dependent or profoundly
mentally retarded, severe, idiot, dan tingkat kecerdasannya 0/5 –
20/25.
2) Sistem klasifikasi yang berpandangan sosiologis yang memandang variasi
keterlambatan mental dalam kemampuannya mandiri di masyarakat, atau
peran yang dapat dilakukan masyarakat.
Menurut AAMD (Amin, dalam Mumpuniarti, 2007:15) klasifikasi itu
sebagai berikut :
a) Tunagrahita ringan; tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar 50-
70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu
menyesuakan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas dan
mampu melakukan pekerjaan setingkat semi terampil.
b) Tunagrahita sedang; tingkat kecerdasan (IQ) mereka berkisar
antara 30-50; mampu melakukan keterampilan mengurus diri
sendiri (Self-helf); mampu mengadakan adaptasi sosial di
lingkungan terdekat; dan mampu mengerjakan pekerjaan rutin
yang perlu pengawasan atau bekerja di tempat kerja terlindung
(sheltered work-shop).
c) Tunagrahita berat dan sangat berat; mereka sepanjang
kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan orang
lain. Ada yang masih mampu dilatih mengurus sendiri dan
berkomunikasi secara sederhana dalam batas tertentu, mereka
memiliki tingkat kecerdasan (IQ) kurang dari 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3) Sistem klasifikasi menurut kecerdasan (IQ), dikemukakan oleh Grosman
(Hallahan & Kauffman, dalam Mumpuniarti, 2007:16-17) sebagai berikut :
Tabel 1
(Klasifikasi IQ menurut Grosman)
TERM IQ RANGE FOR
LEVEL
Mild Mental Retardation
Moderate Mental Retardation
Severe Mental Retardation
Profound Mental Retardation
55-70 Aprox, 70
35-40 to 50-55
20-25 to 35-40
Bellow 20 or 25
Klasifikasi penyandang tunagrahita dari berbagai pandangan
tersebut jika dipadukan akan membentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 2
(Klasifikasi Tunagrahita dari berbagai pandangan)
Kemampuan
dalam pendidikan
Sosiologis Tingkat
Kecacatan
Tingkat
Kecerdasan (IQ)
Mampu didik Ringan, mild,
marginally,
dependent,
moron
Debil 55-70 to Aproc 70
Mampu latih Sedang,
moderate,
semi
dependent
Imbesil 35-40 to 50-55
Perlu rawat Berat, severe,
totally
dependent,
profound
Idiot 20-25 to 35-40
bellow 20 or 25
Dari pendapat beberapa ahli tersebut di atas peneliti dapat
simpulkan : beberapa sistem pengklasifikasian tunagrahita tersebut di
muka memberi manfaat secara masing-masing.
Sistem klasifikasi atas dasar pendidikan berguna untuk predisi
program pendidikan, sistem klasifikasi atas dasar kemampuan kemandirian
di masyarakat berfungsi sebagai dasar mengarahkan bentuk
kemandiriannya; serta sistem klasifikasi tingkat kecerdasan berguna dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
menentukan kondisi kemampuan mental yang dapat dicapai oleh
penyandang tunagrahita.
c. Karakteristik Anak Tunagrahita
Karakteristik anak tunagrahita menurut Nurhadi (2009:10) adalah
sebagai berikut :
1) Anak tunagrahita :
(a) Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil
atau besar.
(b) Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia.
(c) Perkembangan bicara/bahasa lambat.
(d) Koordinasi gerak kurang (gerakan tidak terkendali).
(e) Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan
(pandangan kosong)
(f) Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
2) Anak lamban belajar
(a) Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6,0)
(b) Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat
dibanding teman-teman seusianya.
(c) Daya tangkap terhadap pelajaran rendah.
(d) Pernah tidak naik kelas.
Beberapa hal karakteristik yang nampak tentang jenis tunagrahita,
menurut Munzayanah (2000:23) adalah sebagai berikut :
1) Anak Idiot
a) Mereka tidak dapat diajak bercakap-cakap, karena kemampuan
berfikir rendah.
b) Tidak mampu mengerjakan atau mengurus diri sendiri
c) Hidupnya seperti bayi yang selalu membutuhkan perawatan dan
pertolongan.
d) Kadang-kadang tingkah lakunya dikuasai oleh gerakan-gerakan
yang berlangsung dari luar kesadarannya, jadi bersifat otomatis.
e) Jarang mencapai umur panjang, karena adanya proses
kemunduran organ-organ di dalam tubuhnya.
2) Anak Embisil
a) Dapat mengucapkan kata-kata yang sederhana
b) Dapat dilatih untuk merawat dirinya sendiri.
c) Dapat dilatih untuk aktifitas hidup sehari-hari.
d) Masih membutuhkan pengawasan orang lain
e) Sulit mengadakan sosialisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Anak mongolism atau mongoloid
Ciri-ciri anak ini adalah seperti tipe orang mongol. Ciri-ciri yang
nampak adalah :
a) Mata letaknya miring dan biasanya jarak antara mata lebih jauh
bila dibandingkan dengan mata anak normal, seperti mata sipit.
b) Muka datar, bundar dan lebar
c) Bibir tebal dan lebar
d) Lidah panjang dan lebar sampai biasanya menjulur keluar.
e) Hidung pesek, pangkal hidung melebar.
f) Tengkorak dan muka sampai ke daerah belakang kepala pendek.
g) Leher belakang pendek.
h) Tangan, jari kelima pendek dan membengkak, jari pertama
tertanam lebih rendah, dan ada juga garis lurus di telapak tangan
di bawah jari kedua sampai jari kelima.
i) Kaki, antara jari kaki pertama dan kedua ada jarak yang lebar, dan
ada garis pendek melurs ke bawah. Telapak kaki datar, tidak
lengkungan.
j) Jari-jari pendek, dan telapak tangan halus/lembut.
Karakteristik anak tunagrahita menurut Salim Choiri dan Munawir
Yusuf (2008:36) ciri-ciri fisik dan penampilan anak tunagrahita adalah :
a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/besar
b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia.
c. Perkembangan bicara/bahasa terlambat
d. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan
(pandangan kosong)
e. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali)
f. Sering keluar ludah (cairan) dan mulut.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas penulis dapat
simpulkan sebagai berikut bahwa anak tunagrahita mempunyai karakteristik
dan kemampuan yang sangat terbatas, diantaranya : keterlambatan fungsi
kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata, ketidakmampuan dalam
perilaku adaptif, terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun. Sehingga
mereka membutuhkan pendidikan khusus serta pelayanan khusus agar mereka
dapat hidup mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak
banyak bergantung pada orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Pengertian Matematika
Mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik
dengan berfikir secara logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi
untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasif dan
kompetitif.
Menurut Johnson dan Rising yang dikutip oleh Tombokan Runtukahu
dalam Nurhadi (2009 : 20-21) memberikan pengertian sebagai berikut :
a) Matematika adalah pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat
secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak
didefinisikan dan berdasarkan sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya.
b) Matematika adalah bahasa simbul tentang berbagai gagasan dengan
menggunakan istilah-istilah yang didefinikasi secara cermat, jelas dan
akurat.
c) Matematika adalah seni dimana keindahannya terdapat dalam
kelembutan dan keharmonisan.
Menurut Zamzali dalam Parwoto (2007: 175) matematika adalah “Ilmu
yang mempelajari konsep bilangan dan ruang”.
Menurut Supartinah Takasi dalam Ponijan (2000:15) “Matematika adalah
dapat diartikan bekerja dengan bilangan dengan kata lain kalau matematika kita
meletakkan hubungan atau relasi antara dua buah bilangan”.
Menurut Doli S. Naga dalam Ponijan (2000:16) “Merumuskan berhitung
sebagai cabang matematika yang berkenaan sifat dan hubungan nyata dan dengan
perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976:356) “Matematika
diartikan sebagai mengerjakan hitungan seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melaksanakan hubungan antara bilangan yang satu dengan bilangan yang lain
terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
3. Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Pelajaran matematika pada umumnya tidak disenangi para siswa,
karena merasa sulit untuk dipahami, sehingga siswa malas-malasan untuk
belajar baik di sekolah maupun di rumah yang mengakibatkan hasil belajar
yang dicapai tidak memuaskan.
Menurut Poerwodarminto (1990:22) “Belajar adalah berusaha supaya
peroleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) dengan menghafal (melatih siri dan
sebagainya)”.
Sedangkan WS. Winkel (1996:53) Belajar adalah “Suatu aktifitas
mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dalam nilai sikap, perubahan ini bersifat relatif konstan dan
berbekas”. “Perubahan-perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau
pula penyempurnaan terhadap hasil yang diperoleh. Hasil belajar dapat berupa
hasil utama, dapat juga berupa hasil sebagai efek sampingan. Proses belajar
dapat berlangsung dengan penuh kesadaran, dapat juga tidak demikian”.
Sumadi Suryabrata (1993: 56) mengidentifikasi ciri-ciri kegiatan yang
disebut “belajar” yaitu :
1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada
individu yang belajar (dalam arti behavioral changes), baik aktual
maupun potensial.
2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkan kemampuan baru,
yang berlaku dalam waktu relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Sedangkan keberhasilan belajar seseorang itu tergantung pada berbagai
faktor belajar dan lingkungan sekitar yang mempengaruhinya. Muhibbin Syah
(2003: 132) menyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Secara global, faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi tiga macam :
1) Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pelajaran.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah untuk
memperoleh perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak terampil
menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dan dari sikap belum baik
menjadi baik dan sebagainya. Sehingga dengan belajar akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum
Prestasi belajar siswa satu dengan lainnya berbeda-beda, ada yang
baik, ada yang sedang, ada yang kurang. Hal ini disebabkan karena adanya
faktor-faktor yang turut mempengaruhi prestasi belajar, baik faktor internal
maupun faktor eksternal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa menurut Abu
Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991 : 130-131) adalah :
1) Faktor Internal
a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran dan sebagainya.
b) Faktor psikologis, misalnya kecerdasan, bakat dan sebagainya.
2) Faktor Eksternal, ini meliputi :
a) Faktor sosial
b) Faktor budaya
c) Faktor lingkungan fisik
d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan
Menurut Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 130-131) bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Faktor Internal
a) Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, yang termasuk faktor jasmaniah misalnya
penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya
b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun
diperoleh, yang terdiri atas :
(1) Faktor intrinsif yang meliputi :
(a) Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat
(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki
(2) Faktor non intrinsif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap kebiasaan, minat, kebutuhan dan motivasi,
emosi dan penyesuaian diri
2) Faktor Eksternal
a) Faktor sosial, yang terdiri atas :
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, kesenian, ilmu
pengetahuan dan teknologi
c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim
d) Faktor lingkungan spiritual dan keagamaan
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1993: 249) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah :
1) Faktor Non Sosial dalam belajar
2) Faktor Sosial dalam belajar
3) Faktor Fisiologis dalam belajar
4) Faktor Psikologis dalam belajar
Dari keempat faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor-faktor non sosial dalam belajar
Yang termasuk faktor non sosial dalam belajar adalah : keadaan udara,
suhu, udara, cuaca, waktu (pagi, siang maupun malam), tempat, alat-alat
yang digunakan untuk belajar. Semua faktor tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan proses belajar-mengajar
yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud faktor sosial di sini adalah faktor manusia, baik manusia
itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu tidak secara langsung, misalnya
kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar maka hal itu
akan mengganggu proses belajar anak. Selain kehadiran langsung seperti
yang telah dikemukakan di atas, mungkin juga orang lain itu hadir secara
tidak langsung misalnya, potret dapat merupakan representasi dari
seseorang suara nyanyian dari radio atau tape rekorder juga dapat
merupakan representasi dari kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial
tersebut pada umumnya dapat mengganggu proses belajar dan hasil
belajar.
3) Faktor-faktor fisiologi dalam belajar
Faktor-faktor fisiologi ini masih dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu.
a) Keadaan jasmani pada umumnya
Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi
aktifitas belajar, dalam hubungannya dengan hal ini ada dua macam
hal yang perlu dikemukakan yaitu :
(1) Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan
mengakibatkan menurunnya kondisi jasmani, yang pengaruhnya
dapat berupa kelesuan, mudah lelah, dan lain sebagainya.
(2) Beberapa penyakit yang kronis dapat mengganggu proses belajar.
Misalnya penyakit influenza, sakit gigi, batuk dan lain sebagainya
yang sering diabaikan tetapi dalam kenyataannya penyakit
semacam ini dapat mengganggu aktifitasnya belajar.
b) Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca indra.
Panca indra dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya
pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan
belajar dengan menggunakan panca indranya. Berfungsi dengan baik
panca indra merupakan syarat untuk dapat belajar dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4) Faktor-faktor psikologis dalam belajar
Yang termasuk faktor psikologis dalam belajar antara lain yaitu :
perhatian, pengamatan, impian dan perasaan. Selain itu pendorong yang
biasanya besar pengaruhnya dalam belajar anak-anak adalah cita-cita.
Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam kebutuhan, artinya
kebutuhan disentralisasikan disekitar cita-cita, sehingga dorongan tersebut
mampu memobilisasi gerakan psikis untuk belajar.
Menurut Bimo Walgito (1986: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah :
1) Faktor anak atau individu yang belajar
2) Faktor lingkungan anak
3) Faktor bahan atau materi yang dipelajari
Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Faktor anak atau individu yang belajar
Faktor anak ini sangat penting dalam aktifitas belajar, sebab anak itu
belajar atau tidak tergantung dari anak yang bersangkutan faktor anak atau
individu ini terdiri dari faktor fisik dan psikis, dimana antara kedua faktor
ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
a) Faktor Fisik
Faktor fisik ini sangat erat hubungannya dengan kesehatan jasmani.
Bila fisik sedang lelah atau sakit, maka akan dapat mengganggu proses
kegiatan anak yang bersangkutan.
b) Faktor Psikis
Faktor psikis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai
berikut :
(1) Perhatian
Bila belajar tidak disertai dengan perhatian yang baik,
dimungkinkan dalam belajarnya anak akan kurang berhasil untuk
mencapai hasil yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(2) Minat
Apabila dalam kegiatan belajar minat anak rendah, hal ini akan
mempengaruhi konsentrasi terdapat masalah yang dipelajari.
Keadaan ini secara langsung atau tidak langsung dapat
berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai.
(3) Dorongan ingin tahu
Semakin besar dorongan ingin tahu seseorang semakin esar pula
minat dan perhatiannya dalam belajar. Dengan minat dan perhatian
yang besar dalam belajar, kemungkinan besar anak akan mampu
mencapai hasil belajar yang tinggi.
(4) Disiplin diri
Anak yang memiliki disipilin tinggi dalam kegiatan belajar akan
membantu dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
(5) Intelegensi
Faktor intelegensi ini sangat dominan dalam mempengaruhi
keberhasilan belajar anak. Semakin tinggi intelegensi anak,
dimungkinkan semakin tinggi pada tingkat prestasi belajarnya.
2) Faktor lingkungan anak
Lingkungan sekitar anak sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
kegiatan belajar. Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam,
keluarga dan masyarakat. Lingkungan alam yang kurang menguntungkn
akan mempengaruhi pengaruh yang negatif terhadap kegiatan belajar anak.
Begitu juga dengan lingkungan keluarga, besar sekali pengaruh pada
keberhasilan belajar anak. Keluarga yang broken home misalnya, keadaan
keluarga ini akan dapat menimbulkan pengaruh yang negatif pada aktivitas
belajar anak. Di samping itu pengaruh lingkungan juga besar pengaruhnya
terhadap aktivitas belajar anak. Lingkungan masyarakat yang kurang baik
akan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak.
3) Faktor bahan atau materi yang dipelajari
Bahan atau materi yang dipelajari siswa atau peserta didik dalam
belajar, sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Anak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mempelajari mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki akan mengakibatkan anak mengalami kesulitan belajar, sehingga
hasil belajar yang dicapai rendah.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar,
faktor yang lebih kuat adalah faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri, karena keberhasilan siswa dapat dipengaruhi oleh
kecerdasan atau bakat yang telah dimiliki siswa. Keberhasilan siswa akan
tercapai bila kecerdasan yang dimiliki siswa didukung dengan adanya
lingkungan yang baik dan strategi belajar yang tepat.
4. Tinjauan Tentang Kartu Bilangan
a. Pengertian Tentang Kartu Bilangan
Menurut Nur Ashari (2005:4) “Kartu bilangan adalah kartu yang
berisikan lambang bilangan”.
Menurut John D. Patuheru M.P dalam Ponijan (2000:23-25)
mengemukakan bahwa :”Permainan kartu bilangan adalah suatu bentuk
kegiatan dimana peserta yang terlibat di dalamnya atau pemain-pemainnya
bertindak sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan untuk mencapai
suatu tujuan”.
Menurut Poerwodarminto dalam Ponijan (2000: 23-25) “Media
permainan kartu bilangan adalah perbuatan yang dilahirkan dengan tidak
sungguh-sungguh, biasa saja, pada umumnya untuk menyenangkan hati, yang
dilakukan dengan alat atau tanpa alat”.
Kartu bilangan yang dimaksudkan peneliti adalah sebuah kartu terbuat
dari kertas tebal berbentuk pesegi panjang, yang tertuliskan bilangan
diwujudkan gambar yang menarik seperti gambar : binatang, buah – buahan,
alat trasportasi, dan lain sebagainya. Kartu bilangan terebut sebagai alat bantu
untuk menghitung operasi perkalian anak tunagrahita ringan karena anak
tunagrahita ringan mengalami kesulitan berpikir abstrak, sehingga dengan
kartu bilangan akan memudahkan anak tunagrahita ringan untuk mengerjakan
perkalian. Yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Contoh kartu bilangan yang dimaksud adalah :
Contoh : Penggunaan dalam perkalian
3 x 5 = ……
1 x 5 = 5
2 x 5 = 10
3 x 5 = 15
Jadi = 3 x 5 = 15
Keterangan penggunaanya :
1. Mengambil kartu bilangan 5
2. Menuli / meletakkan perkalian 1 x 5 = ……
2 x 5 = ….
3 x 5 = …
Di bawah kartu bilangan
3. Dihitung secara bertahap
4. Pada hitungan tahap terakhir menunjukkan hasil perkalian tersebut
b. Kelebihan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita
Menurut John D. Putuheru M.P dalam Ponijan (2000: 23)
mengemukakan bahwa keuntungan media kartu bilangan sebagai berikut :
1) Melalui Media Kartu Bilangan anak didik dapat dengan segera
melihat atau mengetahui hasil dari pekerjaan mereka
2) Media Kartu Bilangan memungkinkan peserta didik untuk
memecahkan masalah-masalah nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Biaya untuk latihan-latihan dapat dikurangi dengan adanya Media
Kartu Bilangan
4) Media Kartu Bilangan memberikan pengalaman-pengalaman nyata
dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki.
5) Media Kartu Bilangan dapat digunakan hampir di semua bidang
pelajaran.
c. Kelemahan Media Kartu Bilangan Bagi Anak Tunagrahita
Menurut John D. Putuheru M.P dalam Ponijan (2000: 23)
mengemukakan bahwa kelemahan media kartu bilangan sebagai berikut :
1) Ketepatgunaan (efektifitas) belajar dengan melalui Media Kartu
Bilangan tergantung dari materi yang dipilih secara khusus serta
bagaimana memanfaatkannya.
2) Poenggunaan bahan untuk Media Kartu Bilangan biasanya
memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus bila ada
siswa yang sudah melakukan biasanya mengganggu/menghambat
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3) Bahan Media Kartu Bilangan mungkin sekedar membutuhkan
biaya yang cukup besar serta membutuhkan waktu yang tidak
sedikit.
4) Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah pelajaran Media
Kartu Bilangan ini dilaksanakan demi keberhasilan pembelajaran
tersebut.
5) Waktu dalam hal ini merupakan suatu rintangan yang sangat
berarti belajar secara induktif memang membutuhkan waktu jika
dibanding dengan mengajar secara langsung.
B. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya
penelitian tindakan kelas ini agar tidak menyimpang dari pokok-pokok
permasalahan, maka kerangka berpikir di atas dilukiskan dalam sebuah gambar
skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Adapun skema itu adalah sebagai berikut :
Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir
Di dalam penerapan pembelajaran perkalian dengan alat bantu kartu
bilangan akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi perkalian terhadap
anak tunagrahita ringan dan memudahkan anak tunagrahita ringan untuk
memahami perkalian.
1. Siswa mengalami kesulitan
mengerjakan perkalian
2. Metode pembelajaran yang biasa
diterapkan guru adalah metode
pembelajaran umum untuk anak
normal
3. Guru belum menemukan metode/alat
bantu pembelajaran
1. Guru menggunakan metode/alat bantu
pembelajaran yang menarik dan
mudah dipahami siswa
2. Guru menerapkan metode/alat bantu
pembelajaran perkalian dengan kartu
bilangan
Hasil belajar siswa mata pelajaran
matematika bidang perkalian meningkat
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika bidang perkalian.
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut : “Dengan pembelajaran
matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu bilangan, ada
peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian siswa kelas V (lima)
tunagrahita ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
d. Seting Penelitian
Penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Adapun
pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli sebagai berikut :
“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”.
(I.G.A.K. Wardani, 2004: 4).
Menurut John Eliot dalam Sarwiji Suwandi (2009: 9) mengemukakan :
Penelitian tindakan adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan tujuan
memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Tujuan
penelitian tersebut adalah untuk memperoleh penilaian prkatis dalam
situasi konkret. Oleh sebab itu, kesahihan teori atau hipotesis tidak terlalu
tergantung pada tes kebenaran ilmiah, melainkan pada manfaatnya dalam
membantu masyarakat agar mereka dapat berperilaku secara lebih cerdas
dan terampil. Teori divalidasi melalui tindakan praktis.
Sementara itu, menurut Kemmis dan McTanggart dalam Sarwiji Suwandi
(2009: 9-10) mengemukakan :
Penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri
sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis,
terencana dan dengan sikap mawas diri. Sebagai bentuk penelitian ini
mengacu pada apa yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses
pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini dapat
dilakukan guru secara perorangan untuk kepentingan perbaikan
pengajarannya di kelas atau dilakukan oleh sekelompok atau seluruh guru
untuk memperbaiki keadaan di sekolah.
Suharsimi Arikunto dalam Sarwiji Suwandi (2009: 10) menjelaskan :
Frasa penelitian tindakan kelas dari unsur kata pembentuknya, yakni
penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu pada suatu kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti. Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas
tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada
pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta
didik yang sedang belajar. Dengan semikian, penelitian tindakan kelas
dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya,
yang penting ada sekelompok anak belajar. Pembelajaran dapat terjadi di
laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan,
atau tempat lain.
Dengan menggabungkan batasan pengertian ketiga kata tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh
guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari
permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,
kemudian direfleksikan alternative pemecah masalahnya dan ditindaklanjuti
dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur. Hal penting dalam
PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan guru (dan bersama pihak lain)
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program itu
belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian
siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif
pemecahan yang lain sampai permasalahan dapat diatasi)
Berdasarkan uraian di atas jelaslah dalam kegiatan penelitian tindakan,
guru merupakan faktor utama yang harus memainkan perannya secara baik. Guru
dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak
untuk diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu terjadi, maka sulit bagi guru untuk
memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki system yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Negeri Kota Pekalongan yang
terletak di Kelurahan Bendan, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.
Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDLB Negeri Kota
Pekalongan, yaitu :
a. SDLB Negeri Kota Pekalongan merupakan tempat bekerja peneliti,
sehingga akan memudahkan peniliti untuk melaksanakan penelitian.
b. Pembelajaran perkalian menggunakan kartu bilangan belum pernah
diteliti di SDLB Negeri Kota Pekalongan.
c. Peniliti ingin mengetahui apakah melalui kartu bilangan dapat
meningkatkan hasil belajar matematika bidang perkalian.
2. Waktu Penelitian
Penetapan waktu penelitian memudahkan di dalam menentukan langkah-
langkah penelitian. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun
pelajaran 2010/2011 dimulai pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011, yang
diawali dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh
informasi dan gambaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai
data awal dan dilanjutkan dengan membawa hasil observasi serta merancang dan
penetapkan tindakan kelas. Adapun pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal yang
ada.
Proses penelitian pada siklus pertama (I) mulai tanggal 18 April 2011
Sampai tanggal 09 Mei 2011, sedangkan siklus ke dua (II) mulai tanggal 12 Mei
2011 sampai tanggal 23 Mei 2011.
e. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V (lima)
Tunagrahita ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan, Tahun Pelajaran 2010/2011
Semester II. Adapun jumlah siswa yang diteliti 8 siswa, terdiri 3 siswa laki-laki
dan 5 siswa perempuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
f. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
akan diperoleh sebagai data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam
sumber data dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian tindakan
kelas ini meliputi :
a. Informan atau nara sumber terdiri dari siswa, guru lain, kepala sekolah,
wali murid kelas V.
b. Arsip nilai hasil belajar perkalian sebelum penelitian ini
c. Hasil pengamatan pelaksanaan pengajaran pada saat tindakan kelas
dilaksanakan
d. Hasil kerja siswa / evaluasi pada akhir pelaksanaan tindakan kelas.
g. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian diperlukan teknik tertentu yang
mendukung keberhasilan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara,
dokumen, tes yang masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran, seperti keaktifan bertanya, menanggapi stimulus baik yang datang
dari guru maupun teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan
sebagainya.
Menurut Nana Sujana (2008:85) bahwa observasi dibagi menjadi 3 jenis
antara lain :
a. Observasi langsung
b. Observasi tidak langsung
c. Observasi partisipasi
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau
proses yang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Observasi tidak langsung adalah pengamatan dilaksanakan dengan
menggunakan alat
c. Observasi partisipasi adalah pengamatan harus melibatkan diri dalam kegiatan
individu atau kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas peniliti dalam penelitian tindakan kelas
ini menggunakan observasi langsung untuk mengamati kemampuan siswa dalam
bidang membilang dan menghitung.
2. Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen adalah melihat
catatan / rekaman peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan disini
berisi data-data, berupa daftar nilai hasil ulangan matematika. Dokumen ini
digunakan untuk mengetahui prestasi siswa mata pelajaran matematika.
Kajian dokumen juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip
yang ada seperti kurikulum rencana pelaksanaan pembelajaran, buku materi
pelajaran dan lain sebagainya.
3. Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada awal
kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa
dalam mengikuti pelajaran matematika dan tes setelah pemberian tindakan untuk
mengetahui tingkat perkembangan kemampuan matematika siswa sesuai siklus
yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan tes pre test dan post test. Pre test
untuk mengukur kemampuan anak sebelum diberikan tindakan dan post test untuk
mengukur kemampuan anak setelah diberikan tindakan.
h. Teknik Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan trianggulasi.
Teknik trianggulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang
lebih tepat sesuai dengan keadaan siswa. Adapun trianggulasi metode adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data yang berbeda mengarah
pada sumber data yang sama.
i. Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang telah
berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistic
deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Teknik statistic deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil
antar siklus. Misal : membandingkan rerata nilai kemampuan siswa pada kondisi
sebelum tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa
dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normative yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisa
tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
j. Indikator Kinerja / Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan penelitian tentang upaya meningkatkan hasil
belajar matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan pada siswa
kelas V (lima) Tunagrahita ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan.
Untuk mengetahui keberhasilan apabila siswa setelah diadakan
pembelajaran perkalian menggunakan kartu bilangan hasil belajarnya meningkat
dari sebelumnya baik nilai individu siswa maupun rata-rata kelas yang
memperoleh skor minimal 6,5 lebih dari 80% dari jumlah anak dalam satu kelas
dan nilai rata-rata kelas meningkat minimal 6,0 dari sebelumnya 5.
k. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dengan bagan seperti di bawah
ini, secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3. Pengamatan
4. Refleks
PENETAPAN FOKUS MASALAH
SIKLUS I
SIKLUS II
Apakah indikator SUDAH tercapai ?
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Oleh karena itu,
rancangan tindakan pada masing-masing siklus, seperti di bawah ini :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai
berikut :
1) Merumuskan pokok bahasan yang disampaikan pada kegiatan
pembelajaran
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang akan diberikan dengan tema:
diri sendiri
3) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan
4) Memilih metode dan alat peraga yang tepat sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik.
5) Menyusun soal pre tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
6) Menyusul soal post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran putaran I
(Siklus I)
b. Pelaksaaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kelas V (lima) tunagrahita ringan
menggunakan pembelajaan tematik, adapun langkah-langkah yang akan
ditempuh sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal (Pendahuluan)
a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar
b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai
c) Mengabsen kehadiran siswa
d) Guru memberikan pre tes pada siswa untuk mengetahui kemampuan
awal sebelum ada tindakan
2) Kegiatan Inti
c. Guru menjelaskan tentang kartu bilangan
d. Guru menjelaskan cara mengerjakan perkalian menggunakan kartu
bilangan
e. Guru bersama-sama siswa mencoba mengerjakan perkalian
menggunakan kartu bilangan
f. Siswa satu persatu disuruh maju mengerjakan perkalian menggunakan
kartu bilangan, guru membimbing
g. Siswa mencatat di buku cara mengerjakan perkalian menggunakan
kartu bilangan yang dijelaskan oleh guru.
3) Kegiatan Akhir (Penutup)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Siswa mengerjakan post tes sebagai evaluasi kegiatan pembelajaran
putaran I (Siklus I), untuk mengetahui taraf serap materi pembelajaran
Matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan yang
dikuasai oleh siswa pada putaran ke I (Siklus I)
b) Guru memberikan tugas rumah (PR)
4) Tindak Lanjut
Guru memberikan program perbaikan bagi siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6,5 dan guru memberikan program pengayaan bagi siswa yang
mendapat nilai 6,5 ke atas.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan kepada siswa pada waktu mengerjakan tugas di
sekolah dengan menggunakan lembar pengamatan, tujuannya untuk
mengetahui seberapa jauh anak tersebut dapat mengerjakan tugas tanpa
bantuan dan bimbingan orang lain.
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan guru, yang diperoleh ada waktu anak mngerjakan tugas
di sekolah. Sebagai dasar acuan bagi guru untuk mengetahui kekurangan,
kelemahan, serta hambatan (kendala) yang dihadapi siswa. Untuk perbaikan
pada siklus ke II.
2. Siklus II
Siklus kedua tersebut dilaksanakan untuk menangani anak yang belum
sesuai dengan standard belajar minimal.
a. Perencanaan
1) Merumuskan masalah yang muncul pada pembelajaran siklus I
2) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran dengan indikator “Perkalian
menggunakan kartu bilangan” pada mata pelajaran matematika kelas V
(Lima) SDLB.
3) Menggunakan media kartu bilangan yang tepat sesuai dengan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pelajaran yang akan disampaikan.
4) Menyusun lembar observasi yang akan dipergunakan untuk menilai siswa
dalam proses kegiatan.
5) Menyusun soal post tes untuk mengetahui kemampuan akhir pada
pembelajaran putaran II (Siklus II)
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a) Mengkondisikan siswa agar siap belajar dengan mengatur posisi
tempat duduk.
b) Berdo’a bersama sebelum pelajaran dimulai
c) Mengabsen kehadiran siswa
d) Siswa disuruh membilang 1 sampai dengan 80, setiap anak membilang
sepuluh bilangan secara berurutan
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan tentang kartu bilangan
b) Guru menjelaskan cara mengerjakan perkalian menggunakan kartu
bilangan
c) Siswa disuruh maju satu persatu mencoba mengerjakan perkalian
menggunakan kartu bilangan dengan bimbingan guru
d) Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang perkalian
menggunakan kartu bilangan
e) Siswa mencatat penjelasan dari guru tentang perkalian menggunakan
kartu bilangan.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa mengerjakan soal post test pada putaran II (Siklus II), untuk
mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran perkalian
menggunakan kartu bilangan pada akhir siklus II yang telah dicapai
oleh siswa.
b) Guru memberikan tugas/Pekerjaan Rumah.
4) Tindak Lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Guru memberikan program perbaikan bagi siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 6,5 dan guru memberikan program pengayaan bagi siswa yang
mendapat nilai 6,5 ke atas.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan kepada siswa pada waktu mengerjakan tugas dalam
proses kegiatan belajar mengajar, untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menyerap materi tentang perkalian menggunakan kartu bilangan.
d. Refleksi
Melalui hasil yang diperoleh dari kegiatan pegamatan, pre test dan post test
dapat diketahui indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas jika peserta
didik mampu memperoleh nilai minimal 6,5 atau lebih, jika dibandingkan
dengan nilai sebelumnya yang hanya memiliki nilai rata kelas 50, artinya nilai
yang dicapai oleh peserta didik sudah sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) maka penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil. Jadi
peserta didik mampu memahami dan menguasai materi tentang perkalian
menggunakan kartu bilangan pada Bidang Studi Matematika Kelas V (Lima)
SDLB Negeri Kota Pekalongan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. Pelaksanaan Penelitian
3. Deskripsi Kondisi Awal
Sebagaimana uraian pada latar belakang diatas bahwa kondisi awal siswa
SDLB Negeri Kota Pekalongan Kelas V Tunagrahita Ringan nilai rata-rata mata
pelajaran Matematika masih rendah.
Hasil belajar yang masih rendah dapat dilihat dari hasil pre test sebelum
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Hasil pre test diperoleh nilai
tertinggi 7,0 (tujuh koma nol), nilai terendah 4,0 (empat koma nol), dan diperoleh
nilai rata-rata 5,0 (lima koma nol).
Tabel 3. Nilai Kondisi Awal (Pre Test)
No Inisial Siswa Nilai Keterangan
1 FH 7,0 Tuntas
2 FN 4,0 Belum Tuntas
3 GA 7,0 Tuntas
4 ID 4,0 Belum Tuntas
5 MB 5,0 Belum Tuntas
6 MJ 5,0 Belum Tuntas
7 RS 4,0 Belum Tuntas
8 RZ 4,0 Belum Tuntas
Jumlah 40
Rata-rata 5,0
Keterangan : Standar KKM-nya adalah 6,5
Perolehan hasil belajar yang masih dibawah KKM menggambarkan belum
maksimalnya cara penyampaian materi yang cenderung monoton dan kurang
kreatif, hal ini disebabkan guru kurang bisa memanfaatkan metode/teknik belajar
mata palajaran matematika, disamping itu metode ceramah masih menjadi hal
yang dominan, sehingga perlu adanya cara baru melalui metode/teknik yang lebih
menarik bagi siswa. Dengan menggunakan kartu bilangan diharapkan mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
siswa agar tertarik, senang dan akhirnya siswa dengan mudah menerima materi
pelajaran matematika terutama dalam hal perkalian.
4. Deskripsi Siklus I
5. Tahap Perencanaan (Planning)
Pelaksaan tindakan kelas pada siklus I pelaksanaannya sesuai jadwal
yang telah ditentukan, yaitu pada hari Selasa, 3 Mei 2011.
Planning (perencanaan tindakan) meliputi tiga kehidupan yaitu :
pendahuluan, inti, dan penutup.
6. Pendahuluan
Guru menyampaikan contoh perkalian dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh pada aturan minum obat 3 x 1 tablet dan 2 x 1 tablet.
7. Inti
Inti pembelajaran dalam mata pelajaran matematika bidang perkalian
menggunakan kartu bilangan.
8. Penutup
Pada akhir siklus I dilaksanakan evaluasi sebagai post test siklus I untuk
mengetahui seberapa hasil tindakan yang telah dilakukan.
9. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan pada siklus I sesuai dengan rencana yaitu pada hari
Selasa, 3 Mei 2011 menyampaikan materi pelajaran matematika tentang
perkalian menggunakan kartu bilangan.
Langkah-langkah pembelajaran siklus I yaitu :
10. Pendahuluan
11. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan doa bersama sebagai
awal pelajaran
12. Guru mengkondisikan kelas, agar setiap siswa siap menerima pelajaran
13. Inti
14. Guru menjelaskan tentang kartu bilangan
15. Guru menjelaskan tentang perkalian menggunakan kartu bilangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
16. Siswa mencoba mengerjakan perkalian menggunakan kartu bilangan
ke depan kelas satu persatu
17. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-
hal yang belum jelas
18. Siswa mengerjakan evaluasi (last test siklus I)
19. Penutup
Guru bersama-sama siswa menyabutkan kembali langkah-langkah cara
mengerjakan perkalian dengan menggunakan kartu bilangan.
20. Hasil Pengamatan
Pada test siklus I dapat dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari
Selasa, 3 Mei 2011 dapat diikuti seluruh subyek penelitian yaitu siswa kelas V
Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan tahun pelajaran
2010/2011 yang berjumlah 8 siswa, terdiri 5 perempuan dan 3 laki-laki.
Semuanya dapat mengikuti test akhir siklus I. Dari hasil test siklus I dapat
diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 8 siswa, 4 siswa mendapat nilai
sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari 8 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan hasil memenuhi
Standar KKM ada 4 siswa, diketahui nilai yang diperoleh 9,0 dua siswa, dan
7,0 dua siswa. Sedangkan 4 siswa yang lain mendapat nilai belum memenuhi
standar KKM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 4. Nilai Hasil Post Test Siklus I
No Inisial Siswa Nilai Keterangan
1 FH 9,0 Tuntas
2 FN 5,0 Belum Tuntas
3 GA 9,0 Tuntas
4 ID 6,0 Belum Tuntas
5 MB 7,0 Tuntas
6 MJ 7,0 Tuntas
7 RS 5,0 Belum Tuntas
8 RZ 4,0 Belum Tuntas
Jumlah 52,0
Rata-rata 6,5
Keterangan : Standar KKM-nya adalah 6,5
21. Refleksi
Dari hasil pengamatan terhadap proses kegiatan pembelajaran pada
siklus I terdapat kekurangan, kelemahan serta hambatan yang dihadapi guru
dan siswa sebagai berikut :
22. Penyediaan media kartu bilangan ditumpuk di meja. Sehingga menyulitkan
siswa dalam mengerjakan tugas.
23. Media kartu bilangan yang disajikan peneliti terlalu banyak, sehingga
membingungkan siswa.
Jika dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal (5,0) dibandingkan
dengan nilai rata-rata pada akhir siklus I (6,5) maka terdapat kenaikan sebesar
1,5. Kenaikan rata-rata yang mencapai angka 1,5 tergolong kenaikan yang
belum signifikan, mengapa demikian? Jika diamati dari kondisi awal sampai
pada akhir siklus I, walaupun minat siswa sudah mulai terbangun namun dari
hasil tes masih ada 4 siswa yang belum memenuhi KKM.
Penggunaan kartu bilangan dalam mata pelajaran matematika bidang
perkalian sudah memacu keaktifan siswa secara individu dan klasikal, sebab
bila dilihat dari hasil pre test dan post test siklus I terdapat perbandingan
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 5. Perbandingan Nilai Kondisi Awal Dengan Nilai Post Test
Siklus I
Kondisi Awal
Pre Test
Akhir Siklus I
Post Test
Nilai Tertinggi 7,0 9,0
Nilai Terendah 4,0 5,0
Rata-rata 5,0 6,5
Namun demikian masih ada 4 siswa yang nilainya dibawah Kriteria
Ketentuan Minimal (KKM). Hal ini belum menggambarkan keberhasilan yang
maksimal.
24. Deskripsi Siklus II
25. Tahap Perencanaan (Planning)
Sesuai dengan perencanaan awal, siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 18 Mei 2011. Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran
matematika bidang perkalian menggunakan kartu bilangan.
Planning (perencanaan tindakan) meliputi tiga langkah yaitu :
pendahuluan, inti, dan penutup.
26. Pendahuluan
Sebagaimana proses pembelajaran pada siklus I pada hari Selasa, 3 Mei
2011, guru memperbaiki media pembelajaran yang terdapat pada refleksi
siklus I yaitu : kartu bilangan dipasang di depan kelas (tidak ditumpuk di
meja) dan mengurangi jumlah kartu bilangan memilih kartu bilangan yang
menarik bagi anak.
27. Inti
Proses Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran matematika bidang
perkalian menggunakan kartu bilangan.
28. Penutup
Pada akhir siklus II dilaksanakan evaluasi sebagai last test siklus II untuk
mengetahui seberapa hasil tindakan yang dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
29. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaan tindakan pada siklus II sesuai dengan jadwal recana
dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011, menyampaikan materi pelajaran
matematika tentang perkalian menggunakan kartu bilangan.
Langkah-langkah pembelajaran Siklus II yaitu :
1) Pendahuluan
a) Mengajak siswa untuk berdoa
b) Mengabsen siswa
c) Anak disuruh menghitung/membilang 1 s/d 100 secara bergantian
masing-masing anak sepuluh bilangan
2) Inti
Guru menjelaskan tentang kartu bilangan
Guru menjelaskan cara menggunakan kartu bilangan untuk mengerjakan
perkalian
Guru bersama-sama siswa mencoba mengerjakan perkalian menggunakan
kartu bilangan
Siswa disuruh maju satu persatu mencoba mengerjakan perkalian
menggunakan kartu bilangan dengan bimbingan guru
Siswa mengerjakan evaluasi (post test siklus II)
3) Penutup
Guru bersama siswa menyebutkan kembali langkah-langkah cara
mengerjakan perkalian menggunakan kartu bilangan.
30. Hasil Pengamatan
Pada tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Mei 2011,
diikuti seluruh subyek penelitian yaitu siswa kelas V Tunagrahita Ringan
SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 8
siswa, terdiri 5 perempuan dan 3 laki-laki. Semua dapat mengikuti tes akhir
siklus II. Dari hasil tes siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang
berjumlah 8 siswa, 2 siswa mendapat nilai 10 (sepuluh), 3 siswa mendapat
nilai 8,0 (delapan koma nol), dua siswa mendapat nilai 7,0 (tujuh koma nol),
dan 1 siswa mendapat nilai 6,5 (enam koma lima). Dengan demikian dari hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
tes akhir Siklus II dapat diketahui bahwa peserta tes yang berjumlah 8 siswa,
semua mendapatkan nilai sesuai dengan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Tabel 6. Nilai Hasil Post Test Siklus II
No Inisial Siswa Nilai Keterangan
1 FH 10 Tuntas
2 FN 7,0 Tuntas
3 GA 10 Tuntas
4 ID 8,0 Tuntas
5 MB 8,0 Tuntas
6 MJ 8,0 Tuntas
7 RS 7,0 Tuntas
8 RZ 6,5 Tuntas
Keterangan : Standar KKMnya adalah 6,5
F. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti melalui evaluasi
dalam bentuk tes dari kondisi awal siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan-
peningkatan terhadap hasil belajar, hasil tersebut dapat dilihat melalui tabel
berikut :
Tabel 7. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II
No Inisial
siswa
Nilai Pre
Test
Nilai Post Test
Siklus I
Nilai Post Test
Siklus II Keterangan
1. FH 7,0 9,0 10 Meningkat
2. FN 4,0 5,0 7,0 Meningkat
3. GA 7,0 9,0 10 Meningkat
4. ID 4,0 6,0 8,0 Meningkat
5. MB 5,0 7,0 8,0 Meningkat
6. MJ 5,0 7,0 8,0 Meningkat
7. RS 4,0 5,0 7,0 Meningkat
8. RZ 4,0 4,0 6,5 Meningkat
Jumlah 40 52 64,5 Meningkat
Rata-Rata 5,0 6,5 8,06 Meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Evaluasi hasil belajar dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan kondisi
akhir II dapat dilihat dalam diagram dibawah ini :
0
1
2
3
4
5
6
7
8
K.Awal SIKLUS I SIKLUS II
Grafik I. Nilai rata-rata hasil Evaluasi Belajar dari kondisi awal sampai
siklus II
Dari hasil evaluasi belajar pada subyek penelitian dari kondisi awal
dengan rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol) ke akhir siklus I mencapai nilai rata-rata
6,5 (enam koma lima) berarti mengalami kenaikan 1,5 (satu koma lima), dari
siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil belajar 6,5 (enam koma
lima) menjadi 8,06 (delapan koma nol enam). Dengan demikian dari kondisi awal
ke kondisi akhir pada akhir siklus II dari rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol)
menjadi 8,06 (delapan koma nol enam) jadi ada peningkatan yang signifikan.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian bila dikaitkan dengan teori faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar masih relevan. Seperti pendapat para ahli di bawah
ini :
Menurut Bimo Walgilo (1986:124), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah :
1. Faktor anak atau individu yang belajar
2. Faktor lingkungan anak
3. Faktor bahan atau materi yang dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sedang menurut Sumardi Suryabrata (1993:249) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah :
1. Faktor non sosial dalam belajar
2. Faktor sosial dalam belajar
3. Faktor fisiologis dalam belajar
4. Faktor psikologis dalam belajar
Menurut Muhibbin Syah (2003:132) menyatakan secara global, faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga hal :
l. Faktor internal (faktor dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan
rohani siswa
m. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar
siswa
n. Faktor pendekata belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
Dengan demikian agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang
maksimal guru harus memperhatikan hal-hal diatas terlebih harus mau mencoba
atau memilih strategi dan metode yang sesuai agar siswa dapat termotivasi dan
tertarik dengan senang hati mau belajar tanpa ada paksaan. Sehingga hasil belajar
yang dicapai siswa dapat maksimal.
Dari hasil hipotesa tindakan yang diajukan berbunyi : “ Dengan
pembelajaran matematika bidang perkalian menggunakan alat bantu kartu
bilangan, ada peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian pada siswa
kelas V (lima) Tunagrahita Ringan di SDLB Negeri Kota Pekalongan Tahun
Pelajaran 2010 / 2011 terbukti kebenarannya. Dari hasil penelitian tersebut,
penggunaan kartu bilangan dalam pembelajaran perkalian memiliki kelebihan
yang dapat dijadikan pedoman yang baik untuk meningkatkan hasil belajar
matematika kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota Pekalongan,
karena dengan menggunakan kartu bilangan anak Tunagrahita Ringan apat
berpikir kongkrit dan dapat mempermudah cara menghitung. Sebab anak
Tunagrahita kesulitan berpikir abstrak dan kebanyakan dalam menghitung
bilangan tidak urut atau sering lompat, contoh setelah membilang 13 kemudian
15, 14 tidak diucapkan. Dengan menggunakan kartu bilangan terbukti dapat
mengatasi kesulitan – kesulitan di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
o. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah diuraikan dalam Bab IV tentang pembahasan
hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran perkalian dengan
menggunakan Kartu Bilangan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika dari
rata-rata nilai 5,0 (lima koma nol) menjadi rata-rata nilai 8,06 (delapan koma nol
enam) pada siswa kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota
Pekalongan pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Kartu
Bilangan dalam pembelajaran perkalian dapat meningkatkan hasil belajar
Matematika pada siswa kelas V (lima) Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Kota
Pekalongan Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Implikasi
Berkaitan dengan pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran, upaya yang dilakukan dengan penggunaan kartu bilangan
membuktikan terjadinya peningkatan hasil belajar matematika bidang perkalian.
Sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Penggunaan media karu bilangan dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya
yang dilakukan untuk menghadirkan media pembelajaran yang baru dalam
pembelajaran matematika bidang perkalian. Sehingga media ini dapat dijadikan
pertimbangan bagi guru yang akan menyampaikan materi pelajaran matematika
bidang perkalian. Media ini juga dapat digunakan sebagai suatu cara alternatif
untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa tunagrahita ringan, karena media ini
menarik sehingga siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar dan
mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh
karena itu, penggunaan kartu bilangan perlu diterapkan pada kegiatan belajar
mengajar untuk mata pelajaran matematika dengan materi perkalian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran ditunjang oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari
guru dan siswa. Faktor yang berasal dari guru yaitu : kemampuan guru dalam
menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran, serta media yang digunakan sebagai alat
untuk menyampaikan materi yang digunakan guru didalam kelas. Sedangkan
faktor-faktor dari siswa adalah minat siswa dalam mengikuti pelajaran dan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus
diupayakan maksimal agar semua faktor tersebut dapat membuat proses belajar
mengajar berjalan dengan efektif. Karena itu seorang guru sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar haruslah memiliki persiapan yang matang seperti
penguasaan terhadap materi pelajaran, keterampilan dalam mengelola kelas,
pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan perencanaan media yang akan
digunakan saat pembelajaran.
C. Saran
Dari hasil simpulan yang telah disampaikan, saran-saran yang bisa
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
H. Saran untuk Kepala SDLB Negeri Kota Pekalongan
a. Sebaiknya Kepala Sekolah memberikan sosialisasi kepada guru yang
belum mengenal dan guru yang sudah mengenal agar menerapkan media
kartu bilangan dalam pembelajaran matematika di kelas
b. Sebaiknya kepala Sekolah lebih mengoptimalkan pemanfaatan media
kartu bilangan yang telah ada agar dapat digunakan di kelas sebagai
media pembelajaran.
I. Saran untuk guru SDLB Negeri Kota Pekalongan
a. Guru sebaiknya lebih berusaha menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dalam mengikuti
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Sebaiknya guru mengoptimalkan penggunaan Kartu bilngan untuk
pembelajaran matematika dalam materi perkalian.
J. Saran untuk Peneliti yang akan datang
Disarankan kepada peneliti yang akan datang supaya dapat mengkaji,
menelaah, dan memperdalam pengelolan pembelajaran dalam penelitian kelas
dengan kajian yang lebih komplek. Hasil penelitian ini sebagai alternatif atau
salah satu untuk menjadikan pijakan penelitian yang lebih jauh.