di desa sumita gianyar
TRANSCRIPT
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI
DI DESA SUMITA GIANYAR
OLEH:
NI MADE TIK DWI MANDA SARI
NIM : P07134016047
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
DENPASAR
2019
KARYA TULIS ILMIAH
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI
DI DESA SUMITA GIANYAR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Poltekkes
Denpasar Jurusan Analis Kesehatan Program Reguler
Oleh :
NI MADE TIK DWI MANDA SARI
NIM. P07134016047
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
DENPASAR
2019
i
LEMBAR PERSEMBAHAN
Terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur
Terimakasih kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberi dukungan dan
semangat, semoga pencapaian ini menjadi bagian kebahagian terbesar kalian.
Terimakasih kepada sahabat setia Ayu dan Dwi Adnyani yang selalu menemani
selama 3 tahun selalu bersama dalam suka dan duka
Terimakasih kepada teman – teman JAK 16 selalu memberi dukungan dan
semangat
Terimakasih kepada Ibu Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg dan Ibu
Dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed yang selalu sabar memberikan
bimbingan, dukungan dan masukan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini Terimakasih Kepada Bapak Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc., M.Kes. dan Bapak
Surya Bayu Kurniawan, A.Md.AK., S.Si selalu sabar memberikan bimbingan, dukungan,
dan masukan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
Terimakasih Kepada Bapak/Ibu Dosen Pengajar maupun pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan dan dukungan
Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Astungkara.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI
DI DESA SUMITA GIANYAR
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN
Pembimbing Utama : Pembimbing Pendamping :
Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg Dr. dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed.
NIP. 19620911 198502 2001 NIP. 196804202002122004
iii
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI
DI DESA SUMITA GIANYAR
TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI
PADA HARI
: SENIN
TANGGAL
: 27 MEI 2019
TIM PENGUJI :
1. Drs. I Gede Sudarmanto, B.Sc., M.Kes. (Ketua)
2. Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg (Anggota)
3. Surya Bayu Kurniawan, A.Md.AK., S.Si. (Anggota)
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ni Made Tik Dwi Manda Sari
Nim : P07134016047
Program Studi : Analis Kesehatan
Jurusan : DIII Analis Kesehatan
Tahun Akademik : 2018/2019
Alamat : Br. Mulung, Ds. Sumita, Kec. Gianyar, Kab. Gianyar
1. Tugas akhir dengan judul Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di
Desa Sumita Gianyar adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil
karya orang lain
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
menerima sanksi sesuai sesuai perarturan Mendiknas RI No. 7 Tahun 2010
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian saran ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Ni Made Tik Dwi Manda Sari, lahir
di Banjar Mulung pada tanggal 19 April 1998. Penulis
berasal dari Banjar Mulung, Desa Sumita, Gianyar. Penulis
merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, putri pasangan I
Nyoman Mustika (ayah) dan Ni Ketut Setyawati (ibu).
Pada tahun 2004-2010 penulis bersekolah di sekolah dasar di SD Negeri 1
Sumita. Pada tahun 2010-2013 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah
menegah pertama di SMP Negeri 2 Gianyar. Pada tahun 2013-2016 penulis
melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1
Blahbatuh. Pada tahun 2016 penulis menyelesaikan pendidikan di sekolah
menengah atas dan melanjutakan pendidikan di Politeknik Kesehatan Denpasar
program studi Diploma III Jurusan Analis Kesehatan.
vi
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PEMINUM KOPI DI DESA SUMITA GIANYAR
ABSTRAK
Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua partikel pembawa
kolesterol dalam darah, termasuk HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low
Density lipoprotein), dan VLDL. Kadar kolesterol total yang meningkat merupakan
salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung dan stroke. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol total
adalah usia, IMT, aktivitas fisik dan banyaknya konsumsi kopi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi dengan metode
CHOD-PAP. Jenis penelitian yaitu deskriptif dengan teknik probability sampling,
yaitu cluster sampling yang diambil pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar
dengan besar sampel 30 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa peminum kopi
dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 80% dan tinggi sebanyak 20%. Kadar
kolesterol total meningkat terdapat pada rentang usia 42-51 tahun sebanyak 13,4%,
pada kategori IMT normal sebanyak 16,7%, dengan aktivitas fisik <3 kali sebanyak
20%, dan pada konsumsi kopi 4-5 gelas sebanyak 16,7%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kadar kolesterol total tinggi sebagian besar terjadi pada responden
usia 42-51 tahun dengan IMT normal, aktivitas fisik <3 kali dan konsumsi kopi
sebanyak 4-5 kali per hari.
Kata kunci: kadar kolesterol total, peminum kopi
vii
TOTAL CHOLESTEROL LEVELS IN COFFEE DRINKERS IN SUMITA VILLAGE GIANYAR
ABSTRACT
Total cholesterol is the amount of cholesterol carried in all cholesterol-carrying
particles in the blood, including HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low
Density lipoprotein), and VLDL. Increased total cholesterol level is one of the risk
factors for various types of diseases such as heart disease and stroke. Risk factors
that can affect total cholesterol levels are age, BMI, physical activity and the
amount of coffee consumed. The purpose of this study were to determine total
cholesterol levels in coffee drinkers with the CHOD-PAP method. This type of
research is descriptive with probability sampling techniques, namely cluster
sampling taken on coffee drinkers in Sumita Village Gianyar with a sample size of
30 people. The results showed that 80% coffee drinkers had normal total
cholesterol levels, while 20% had high total cholesterol level. Total cholesterol
levels increased in the age range of 42-51 years as much as 13.4%, in the normal
BMI category as much as 16.7%, with physical activity <3 times as much as 20%,
and at consumption of coffee 4-5 glasses as much as 16.7 %. From these results it
can be concluded that high total cholesterol levels mostly occur in respondents
aged 42-51 years with normal BMI, physical activity <3 times and consumption of
coffee as much as 4-5 times per day.
Keywords: total cholesterol levels, coffee drinkers
viii
RINGKASAN PENELITIAN
Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di Desa Sumita Gianyar
Oleh: NI MADE TIK DWI MANDA SARI (NIM: PO7134016047)
Kopi merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat. Perkembangan kopi yang pesat membuat minuman ini sudah menjadi
bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat. Di Desa Sumita sendiri merupakan
salah satu desa dimana ditemukan masyarakatnya masih banyak yang
mengonsumsi kopi. Masyarakat sering mengonsumsi kopi ketika waktu senggang,
ataupun disuguhkan ketika melakukan acara adat. Konsumsi kopi berbeda dengan
konsumsi minuman lainnya, karena faktor ketenangan dan kefokusan yang
diperoleh. Disisi lain, kopi sering dikaitkan dengan sejumlah faktor risiko
penyakit, termasuk meningkatkan kadar kolesterol total karena kandungan kafein
dan kafestol dalam kopi yang berhubungan dengan metabolisme lipid dan dapat
mempengaruhi profil lipid serum.
Kadar kolesterol total di dalam darah sangat berpengaruh terhadap
pembentukan plak pada dinding pembuluh darah. Tingginya kadar kolesterol di
dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu
faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit jantung
dan stroke.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar kolesterol total pada
peminum kopi, mengetahui karakteristik peminum kopi, mengukur kadar
kolesterol total pada peminum kopi dan mendeskripsikan kadar kolesterol total
pada peminum kopi berdasarkan karakteristik. Jenis penelitian yaitu deskriptif
dengan populasi penelitian yaitu peminum kopi di Desa Sumita Gianyar. Sampel
penelitian ini berjumlah 30 orang responden peminum kopi yang dipilih secara
probability sampling dengan teknik cluster sampling. Pemeriksaan kolesterol total
dilakukan dengan metode CHOD-PAP. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
hingga Mei 2019.
ix
Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada peminum kopi diperoleh
sebanyak 24 responden (80%) memiliki kadar kolesterol total normal dan
sebanyak 6 responden (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi. Kadar
kolesterol total tinggi paling banyak ditemukan pada kelompok usia 42-51 tahun
yaitu sebanyak 4 responden (13,4%). Kadar kolesterol total tinggi terbanyak
ditemukan pada responden dengan IMT normal yaitu sebanyak 5 responden
(16,7%). Berdasarkan aktivitas fisik, responden dengan aktivitas fisik <3 kali
seminggu sebanyak 6 responden (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi. dan
kadar kolesterol total tingi terbanyak ditemukan pada responden dengan konsumsi
kopi sebanyak 4-5 gelas yaitu sebanyak 5 responden (16,7%). Dapat disimpulkan
bahwa 20% responden yang memiliki kadar kolesterol total tinggi paling banyak
ditemukan pada kelompok usia 42-51 tahun, kategori IMT normal, melakukan
aktivitas fisik <3 kali seminggu dan mengonsumsi kopi sebanyak 4-5 gelas.
Tingginya kadar kolesterol total dapat membahayakan kesehatan, oleh
karena itu disarankan bagi masyarakat khususnya peminum kopi di Desa Sumita
Gianyar agar menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga secara teratur serta.
Kepada instansi terkait agar memberikan penyuluhan tentang pola konsumsi kopi
yang baik dan mengajak peminum kopi melakukan aktivitas berolahraga secara
rutin agar dapat mengurangi dampak buruk dari konsumsi kopi. Bagi peneliti
selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan, dan diharapkan
untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan peminum kopi seperti
pemeriksaan tekanan darah, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.
Daftar bacaan: 37 (tahun 2000 – tahun 2018)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Kadar Kolesterol Total pada
Peminum Kopi di Desa Sumita Gianyar” tepat pada waktunya. Penelitian ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program
diploma III Poltekkes Denpasar Jurusan Analis Kesehatan program reguler.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan bukan hanya karena
usaha penulis sendiri melainkan berkat bantuan, dukungan serta bimbingan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung baik secara material
maupun moril. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, S.P., M.PH selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan kesempatan
mengikuti pendidikan di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Denpasar.
2. Ibu Cokorda Dewi Widhya, S.KM., M.Si, selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan yang telah memberikan kesempatan menyusun karya tulis ilmiah
untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan
Diploma III.
3. Ida Ayu Made Sri Arjani, S.IP.M., Erg, selaku pembimbing utama yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannnya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
xi
4. Dr. dr. I Gusti Agung Dewi Sarihati, M.Biomed selaku pembimbing
pendamping yang telah memberi bimbingan, dukungan, petunjuk, koreksi
dan saran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak dan Ibu Penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan
untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak Ibu Dosen beserta staff Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Denpasar, yang telah membimbing dan memberikan ilmu
pengetahuan selama mengikuti pendidikan serta membantu dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
7. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah menjadi motivasi, memberi
dorongan dan semangat untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman-teman mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatian bapak/ibu, penulis
ucapkan terima kasih.
Denpasar, Mei 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT........................................................... v
RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................................... vi
ABSTRAK.......................................................................................................................vii
RINGKASAN PENELITIAN ...................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5
A. Kopi .......................................................................................................... 5
B. Lipid ......................................................................................................... 7
C. Kolesterol .................................................................................................. 8
xiii
D. Hubungan Kolesterol Dengan Konsumsi Kopi ........................................ 13
E. Pemeriksaan Kolesterol Total .............................................................................. 13
BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................................... 16
A. Kerangka Konsep ................................................................................................... 16
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..................................................... 17
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................. 19
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 19
D. Jenis, Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 21
E. Pengolahan dan Analisa Data .............................................................................. 28
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 29
A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 29
B. Pembahasan ............................................................................................................. 35
BAB VI ............................................................................................................................ 41
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 41
B. Saran ........................................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 42
LAMPIRAN ......................................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 17
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 18
Tabel 2 Perhitungan Besar Sampel ...................................................................... 22
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia .................... 32
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan IMT ......................................... 33
Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik ...................... 33
Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi…34
Tabel 7 Kadar Kolesterol Total Responden ........................................................ 35
Tabel 8 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Usia .......... 35
Tabel 9 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan IMT .......... 36
Tabel 10 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Aktivitas Fisik
37
Tabel 11 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Banyaknya
Konsumsi Kopi ......................................................................................... 38
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Concent .................................................................................. 51
Lampiran 2 Form Pertanyaan Wawancara ............................................................ 52
Lampiran 3 Gambaran Desa Sumita ....................................................................... 53
Lampiran 4 Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total ..................................... 54
Lampiran 5 Tabel Hasil Wawancara dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
55
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 57
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian...................................................................... 58
xvii
DAFTAR SINGKATAN
ATP : Adenosin Trifosfat
CHOD-PAP : Cholesterol Oxidase –Peroxidase Aminoantipyrine
Phenol
FFA : Free Fatty Acid
HDL : High Density Lipoprotein
IFCC : International Federation of Clinical Chemistry and
Laboratory Medicine
IMT : Indeks Massa Tubuh
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
KoA : Koenzim A
LDL : Low Density Lipoprotein
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
WHO : World Health Organization
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Sumita merupakan salah satu desa di Kabupaten Gianyar dengan
jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 2.668 jiwa (Data Statistik Potensi
Desa Sumita, 2017). Sebagian besar masyarakat di desa ini bekerja sebagai
pengrajin ukiran dan buruh dimana pekerjaan ini memerlukan tenaga yang lebih
banyak sehingga lebih mudah merasa lelah. Untuk menjaga produktivitasnya,
maka masyarakat perlu memiliki kondisi fisik yang bugar. Dewasa ini masyarakat
melakukan banyak cara untuk mengatasi rasa kantuk dan lelah, karena hal ini
dianggap mengganggu kegiatan sehari-hari dan menghambat produktivitas kerja,
salah satunya adalah mengonsumsi kopi karena dipercaya dapat meningkatkan
kebugaran.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada enam alasan utama orang
minum kopi, yaitu mencegah rasa kantuk, merelaksasi pikiran, menyegarkan
napas, rasanya nikmat, alasan kesehatan, dan dapat mengurangi depresi. Budaya
minum kopi juga dikatakan tidak memandang usia dan gender (Demura et al.,
2013). Pada tahun 2013, diketahui tingkat konsumsi kopi di Provinsi Bali yaitu
sebesar 49,0% dan di Kabupaten Gianyar diketahui tingkat konsumsi masyarakat
terhadap kopi yaitu sebesar 48,4% (Riskesdas, 2013).
Minuman kopi memiliki sifat sebagai perangsang (stimulan) menjadikan
kopi digemari oleh banyak orang, tetapi minuman kopi juga dapat bersifat
mengganggu kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih (Ikrawan,
Hervelly dan Panuntas, 2011). Kopi mengandung kafein dan kafestol yang
berhubungan dengan metabolisme lipid dan dapat mempengaruhi profil lipid
serum. Kandungan kafestol dalam kopi memiliki efek negatif yaitu sebagai faktor
penyebab hiperkolesterolemia (Zindany dan Kadri, 2014).
Kopi tubruk (kopi yang disiapkan dengan menuangkan bubuk kopi
kedalam gelas lalu diseduh dengan air panas tanpa penyaringan) mengandung 4-6
mg kafestol per cangkir. Penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10 mg
kafestol per hari selama 4 minggu meningkatkan kolesterol total 0,13 mmol/L.
Dengan rata-rata kolesterol darah 5,5 mmol/L maka ada peningkatan sekitar 2%
(Anggraeni dan Banamtuan, 2016).
Kolesterol merupakan komponen utama sel otak dan saraf, serta
merupakan bahan pembentuk sejumlah senyawa penting dalam tubuh (Waani,
Tiho dan Kaligis, 2016). Dalam kondisi normal kadar kolesterol total yang
dibutuhkan tubuh yaitu sebanyak <200 mg/dL dan apabila melebihi dari 200
mg/dL akan menyebabkan penimbunan kolesterol di dalam dinding pembuluh
darah, yang secara perlahan akan mengeraskan dinding pembuluh darah sehingga
menghambat aliran darah dan dapat menyebabkan aterosklerosis pada pembuluh
darah serta penyakit kardiovaskuler lainnya (Rini, Karim dan Novayelinda, 2015).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maruni Wiwin Diarti, Iswari Pauzi,
Siti Rif‟ah Sabariah (2016) tentang “Kadar Kolesterol Total pada Peminum Kopi
Tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok
Barat”, diperoleh hasil kadar kolesterol total normal pada peminum kopi
tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok
Barat adalah 19,3%, kadar kolesterol total kurang dari normal adalah 4,8% dan
kadar kolesterol total lebih dari normal adalah 75,9%.
2
Kadar kolesterol total di dalam darah sangat berpengaruh terhadap
pembentukan plak pada dinding pembuluh darah. Tingginya kadar kolesterol di
dalam darah merupakan permasalahan yang serius karena merupakan salah satu
faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular seperti penyakit jantung
dan stroke (Yoeantafara dan Martini, 2017).
Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan dua sampel darah peminum kopi, didapatkan hasil pada sampel satu
sebesar 208 mg/dl yang berarti melebihi nilai rujukan sebesar <200 mg/dl. Pada
sampel dua didapatkan hasil sebesar 196 mg/dl yang berarti tidak melebihi nilai
rujukan sebesar <200 mg/dl.
Terkait dengan latar belakang dan permasalahan tersebut, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Kadar Kolesterol Total pada Peminum Kopi
di Desa Sumita Gianyar”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah kadar kolesterol total pada peminum
kopi di desa Sumita Gianyar?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa
Sumita Gianyar secara umum.
3
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita
Gianyar secara parsial.
b. Untuk mendeskripsikan kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa
Sumita Gianyar berdasarkan karakteristik seperti usia, IMT, aktivitas fisik
dan banyaknya konsumsi kopi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya
peminum kopi dan dapat digunakan sebagai data awal untuk bahan penyuluhan
tentang kadar kolesterol total pada peminum kopi.
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat digunakan oleh masyarakat khususnya peminum kopi di
Desa Sumita Gianyar agar rutin memeriksakan kadar kolesterol total.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopi
1. Kopi di Indonesia
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. Tanaman kopi adalah Perpugenus coffea dari familia
Rubiaceae. Terdapat empat jenis kopi yang dikenal di dunia, yaitu kopi Arabika,
kopi Robusta, kopi Liberika, dan kopi Ekselsa. Di Indonesia, tanaman kopi
dikenal sejak tahun 1696, yang didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Jenis kopi yang pertama kali ditanam di Indonesia adalah kopi Arabika (Coffea
arabica). Pada umumnya kopi Arabika tumbuh baik di daerah pegunungan atau
dataran tinggi. Jenis kopi lainnya yaitu kopi Robusta (Coffea canephora). Kopi
Robusta banyak ditanam di daerah Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan
(Malang), Malangsari, dan Kaliselogiri (Banyuwangi), Jawa Timur. Kopi
Robusta tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah. Saat ini kopi
merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia terbesar kedua setelah
minyak. Perdagangan kopi bernilai lebih dari $12 miliar dolar setiap tahun,
terutama dari negara-negara berkembang sebagai produsen, dan negara-negara
industri sebagai konsumen (Rukmana, 2014).
2. Kandungan kopi
Biji kopi mengandung protein, minyak aromatis, dan asam-asam organik.
Pada umumnya biji kopi mengandung air 48% dan bahan kering 50-52%. Kopi
mengandung senyawa yang terdiri atas karbohidrat (60%), minyak (13%), protein
(13%), asam-asam nonvolatil (8%), abu (4%), trigonelin (1%), kafein kopi Arabika
(1%) dan Robusta (2%). Beberapa kandungan penting dalam biji kopi memiliki
banyak komponen variannya. Misalnya, kandungan karbohidrat meliputi gula-gula
reduksi (D-manosa, L-arabinosa, D-galaktosa, D-glukosa), sukrosa, pektin, pati,
pentosan, hemiselulosa, holoselulosa, dan lignin. Kandungan minyak dalam kopi
terdiri atas ester fistosterin, ester asam lemak diterpen, sterol bebas, diterpen, dan
bahan-bahan yang tidak tersabunkan ( -sitosterol, stigmasterol, dehidrostirosterol,
kafestol, kahweol), serta asam-asam lemak meliputi linoleat, stearat, oleat, arachidat,
palmitat, behenat, miristat, palmitoleat, linolenat. Sementara kandungan protein
meliputi asam aspartat, isoleusin, serin, leusin, asparagin, tirosin,
glutamate, fenilalanin, prolin, -aminobutirat, glisin, lisin, alanin, histidin, valin,
dan arginine (Rukmana, 2014).
3. Manfaat positif dan negatif kopi
Kopi juga mengandung beberapa mineral, asam organik, magnesium dan
besi yang dapat bermanfaat untuk kecantikan. Meskipun demikian, kopi memiliki
efek atau pengaruh negatif. Kafein sebagai kandungan utama kopi bersifat
stimulan yang mencandu. Kafein memengaruhi sistem kardiovaskuler, seperti
peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sebagai dampak negatif apabila
mengonsumsi kopi secara berlebihan. Selain itu senyawa kafestol yang terdapat
pada kopi dapat meningkatkan kadar trigliserida dengan cara menghambat
mekanisme beta oksidasi, mencegah pemecahan trigliserida menjadi energi
sehingga kadar trigliserida dalam darah meningkat (Diarti, Pauzi, dan Sabariah,
2016). Minum kopi dengan frekuensi berlebihan dapat menyebabkan jantung
berdebar-debar, sulit tidur, kepala pusing dan gangguan lain (Rukmana, 2014).
6
4. Dosis aman konsumsi kopi
International Food Information Council Foundation (2007) menyatakan
bahwa batas aman konsumsi kafein yang masuk ke dalam tubuh perharinya adalah
100-150 mg atau 1,73 mg/kgBB. Dengan jumlah ini, tubuh sudah mengalami
peningkatan aktivitas yang cukup untuk membuatnya tetap terjaga. Sebuah studi
menunjukkan bahwa 100 – 200 mg kafein (1 – 2 cangkir kopi) setiap hari adalah
batas aman yang dianjurkan oleh beberapa dokter, namun jumlah tersebut berbeda
setiap individu dan para ahli sepakat bahwa 600 mg kafein (4 – 7 cangkir kopi) atau
lebih setiap harinya adalah jumlah yang terlalu banyak karena overdosis kafein
berbahaya dan dapat membunuh (Food and Drug Administration, 2007).
B. Lipid
1. Definisi lipid
Istilah "lipid" didefinisikan secara bebas sebagai salah satu kelompok
senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik.
Lipid atau lemak tubuh adalah salah satu komponen yang dibutuhkan untuk
proses-proses kimiawi dalam tubuh. Lipid bertindak sebagai bahan dasar
pembuatan hormon, sumber energi dan berperan sebagai komponen struktural
membran sel. Lipid juga berperan dalam membantu proses pencernaan. Lipid
besumber dari makanan yang dikonsumsi serta disintesis pula dalam hati. Lipid
terdiri dari beberapa kelompok yaitu triasilgliserol, fosfolipid, kolesterol, dan
asam lemak bebas. Lipid agar dapat diangkut melalui aliran darah harus berikatan
dengan protein membentuk senyawa yang larut dalam air yang disebut
lipoprotein (Suwandi, Sugiarto, dan Fenny, 2011).
7
2. Jenis-jenis lipid
Lipid dalam makanan terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol.
a. Trigliserida tersusun oleh tiga asam lemak yang teresterifikasi ke molekul
gliserol. Trigliserida sebagai sumber asam lemak dan membentuk lipid di
jaringan adiposa. Trigliserida juga ditranspor sebagai komponen lipoprotein.
Trigliserida dihidrolisis dalam jaringan adiposa, dan melepaskan asam lemak
bebas yang akan digunakan sebagai sumber energi.
b. Fosfolipid mempunyai struktur yang mirip dengan trigliserida, tetapi pada
atom C ketiga dari gliserol terikat gugus fosfat. Fosfolipid merupakan
molekul hidrofilik sehingga dapat bercampur pada permukaan pemisah air-
lemak. Jenis lipid ini yang membentuk komponen membran dari lipoprotein.
c. Kolesterol merupakan komponen utama membran sel, serta sebagai prekursor
hormon steroid, asam empedu dan vitamin D. Sumber kolesterol dalam darah
yaitu 15% berasal dari makanan dan 85% dibuat dari asetil KoA di hati.
Kolesterol dikeluarkan dari tubuh ketika dikatabolisme dan disekresi dalam
garam empedu, yang akhirnya diekskresi melalui feses (Jim, 2013).
C. Kolesterol
1. Definisi kolesterol
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80 % dihasilkan dari
dalam tubuh (organ hati) dan 20 % sisanya dari luar tubuh (zat makanan).
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein,
yang dapat dianggap sebagai „pembawa‟ (carrier) kolesterol dalam darah.
8
Kolesterol adalah sterol yang sangat penting, merupakan subtansi lemak yang
secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari lemak
makanan. Kolesterol mempunyai fungsi didalam tubuh antara lain: 1) merupakan
zat esensial untuk membran sel, 2) merupakan bahan pokok untuk pembentukan
garam empedu yang sangat diperlukan untuk pencernaan makanan, dan 3)
merupakan bahan baku membentuk hormon steroid, misalnya: progesteron, dan
estrogen pada wanita, testoteron pada pria, kortikosteroid.
Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua
partikel pembawa kolesterol dalam darah, termasuk HDL (High Density
Lipoprotein), LDL (Low Density lipoprotein), dan VLDL. Kadar kolesterol total
itu sangat pararel dengan kadar LDL pada kebanyakan. Kolesterol merupakan
steroid yang ada dalam konsentrasi yang biasa dinilai di seluruh tubuh. Sebagian
besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh, disintesa secara endogen dari asetil KoA
melalui ß-metil glutamil KoA. Kolesterol diproduksi oleh hepar diangkut di
plasma sebagai LDL. Kolesterol yang dilepaskan dari jaringan tepi di esterifikasi
didalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesitin kolesterol
diangkut ke hepar sebagai HDL. Ester kolesterol ini biasa diangkut ke lipoprotein
lain oleh penukaran dengan trigliserida. Kadar kolesterol meningkat dengan
bertambahnya usia, dan sampai usia 50 lebih tinggi pada laki-laki. Ester kolesterol
adalah 65 – 75% dari kolesterol plasma total (Ujiani, 2015).
Menurut Pudiastuti (2011), kolesterol dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Kolesterol jahat, atau kolesterol LDL yang membuat endapan dan menyumbat
arteri. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan
semakin rendah akan semakin baik.
9
b) Kolesterol baik atau kolesterol HDL, karena kemampuannya untuk
membersihkan pembuluh darah arteri. Kadar kolesterol HDL diatas 60 berarti
sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah risiko untuk
mendapatkan serangan jantung atau stroke.
2. Faktor risiko dislipidemia
a. Usia
Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal alami yang
terjadi dalam proses penuaan. Dengan kata lain, semakin tua usia seseorang,
maka kemampuan mekanisme kerja organ tubuhnya juga semakin menurun.
Kadar kolesterol meningkat seiring dengan pertambahan usia pada pria
maupun wanita. Pada pria kadar kolesterol tinggi terlihat pada usia 45 sampai
54 tahun, sedangkan pada wanita kadar kolesterol tertinggi pada usia antara
55 sampai 64 tahun.
b. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT berlebih atau obesitas menandakan cukup banyak lemak yang tersimpan
dalam tubuh serta dapat dipastikan juga akan ada lemak yang tersimpan di
dalam darah. Berat badan berlebih dapat menyebabkan kolesterol tinggi,
penyakit jantung, diabetes dan penyakit serius lainnya. Klasifikasi IMT
menurut Direktorat Gizi Masyarakat (2003) yaitu kurus sekali (<17,0 kg/m2),
kurus (17,0 – 18,4 kg/m2), normal (18,5 – 25,0 kg/m
2), gemuk (25,1 – 27,0
kg/m2), obesitas (>27,0 kg/m
2). Obesitas merupakan keabnormalan jumlah
lipid dalam darah, salah satunya adalah peningkatan kolesterol. Kadar
kolesterol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk menentukan risiko
seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung.
10
c. Aktivitas fisik
Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud aktivitas fisik
adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi. Energi ini didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.
Makanan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme dan
menghasilkan adenosin triphosphate (ATP). ATP ini merupakan energi untuk
melakukan aktivitas fisik. Pembentukan ATP ini disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga tidak semua makanan yang dikonsumsi akan diubah
langsung menjadi ATP melainkan ada yang disimpan dalam bentuk
kolesterol. Semakin banyak aktivitas fisik yang dilakukan maka akan semakin
banyak kebutuhan ATP dan akan menyebabkan sedikitnya pembentukan
kolesterol total dan kolesterol LDL serta peningkatan kolesterol HDL
(Zuhroiyyah, Sukandar, dan Sastradimaja, 2017).
d. Banyaknya konsumsi kopi
Minuman kopi banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia. Aroma dan
rasa yang khas pada kopi seringkali membuat para penikmat kopi kecanduan.
Mengonsumsi kopi menunjukkan hubungan positif dengan peningkatan kadar
apolipoprotein B, kolesterol LDL, dan kolesterol total plasma dengan diet
lebih dari dua cangkir kopi per hari. Kelebihan kolesterol LDL ini tidak
disertai peningkatan kolesterol HDL. Oleh karena itu, kolesterol HDL tidak
dapat mengangkut kelebihan kolesterol total plasma untuk dihancurkan
didalam hati. Sehingga terjadi penumpukkan kolesterol LDL dalam pembuluh
darah (Diarti, Pauzi, dan Sabariah, 2016).
11
3. Penyakit akibat dislipidemia
a. Penyakit jantung koroner adalah penyakit penyempitan pembuluh darah arteri
koronaria yang memberi pasokan nutrisi dan oksigen ke otot-otot jantung,
terutama ventrikel kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh. Penyempitan
dan penyumbatan menyebabkan terhentinya aliran darah ke otot jantung
sehingga dalam kondisi lebih parah, jantung tidak dapat memompa darah ke
seluruh tubuh. Sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan
selanjutnya bias menyebabkan kematian.
b. Hipertensi, atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh
angka sistolik (bagian atas) dan angka bawah (diastolik) pada pemeriksaan
tensi darah. Tekanan darah yang tinggi yang terus menerus menyebabkan
jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat
terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata.
c. Stroke, merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) karena
kematian jaringan otak (infark serebral). Penyebabnya adalah berkurangnya
aliran darah dan oksigen ke otak, dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan
atau pecahnya pembuluh darah. Stroke berkaitan erat dengan tekanan darah
tinggi yang mempengaruhi munculnya kerusakan dinding pembuluh darah
12
sehingga dinding pembuluh darah tidak merata. Akibatnya, zat-zat terlarut
seperti kolesterol, kalsium dan lain sebagainya akan mengendap pada dinding
pembuluh darah yang dikenal dengan istilah penyempitan pembuluh darah.
Bila penyempitan pembuluh darah terjadi dalam waktu yang lama, akan
mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang, bahkan terhenti yang
selanjutnya menimbulkan stroke.
D. Hubungan Kolesterol dengan Konsumsi Kopi
Kopi mengandung kafein, kafestol dan kahweol yang berhubungan dengan
metabolisme lipid dan secara teoritis dapat mempengaruhi profil lipid serum.
Senyawa kafestol dan kahweol adalah alkohol diterpen pentasiklik. Kafestol adalah
konstituen utama dari reaksi penyabunan minyak kopi yaitu sekitar 0,2 – 0,6% dari
berat kopi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif konsumsi kafestol dan
kahweol dengan peningkatan serum kolesterol, low density lipoprotein plasma dan
peningkatan homosistein yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan risiko
penyakit kardivaskuler (Diarti, Pauzi, dan Sabariah, 2016).
E. Pemeriksaan Kolesterol Total
1. Metode pemeriksaan
Pemeriksaan kolesterol total dapat dilakukan dengan beberapa metode
antara lain:
a. Metode Elektrode-Based Biosensor
Prinsip pemeriksaan adalah katalis yang digabung dengan teknologi
biosensor yang spesifik terhadap pengukuran kolesterol. Strip pemeriksaan
dirancang dengan cara tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada zona
13
reaksi dari strip, katalisator kolesterol memicu oksidasi kolesterol dalam darah.
Intensitas dari elektron yang terbentuk diukur oleh sensor dari alat dan sebanding
dengan konsentrasi kolesterol dalam darah (Suwandi, Sugiarto, dan Fenny,
2011). b. Metode CHOD-PAP
Metode kolometrik enzimatik CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Methode)
adalah metode yang disyaratkan sesuai standar WHO/IFCC. Prinsip pemeriksaan
kadar kolesterol total metode kolorimetrik enzimatik adalah kolesterol ester
diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol
esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one
dan hydrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hydrogen peroksida
yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh peroksidase diubah
menjadi zat yang berwarna merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan konsentrasi kolesterol total dan dibaca pada panjang gelombang 500 nm
(Permenkes, 2010).
Pemeriksaan kolesterol total dapat digunakan plasma atau serum pasien.
Plasma adalah cairan kekuningan yang masih mengandung fibrinogen, faktor
pembekuan dan protrombin karena adanya penambahan antikoagulan sedangkan
serum adalah bagian darah yang tersisa setelah darah membeku (Widada,
Martsiningsik, dan Carolina, 2016).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kolesterol total
Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai apabila
di dalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan secara
terpadu beberapa hal yaitu: persiapan pasien, pengambilan sampel pasien, proses
pemeriksaan sampel, dan pelaporan hasil pemeriksaan sampel. Penyimpanan
sampel dilakukan apabila pemeriksaan ditunda atau sampel dikirim ke
14
laboratorium lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu
waktu penyimpanan spesimen, suhu penyimpanan sampel dan cara penanganan
sampel (Permenkes, 2010).
a. Cara penyimpanan dan penanganan sampel
Beberapa sampel yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Penyimpanan sampel harus
sesuai dengan prosedur yang disyaratkan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang
tepat. Persyaratan penyimpanan untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus
memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan atau pengawet, dan wadah serta
stabilnya. Waktu penyimpanan disarankan untuk sampel kolesterol total adalah
selama 4 hari. Sampel yang disyaratkan pada pemeriksaan kolesterol total adalah
serum atau plasma, baik plasma heparin atau plasma EDTA. Baik serum atau plasma
harus segera dipisahkan dari sel-sel darah dan apabila tidak langsung diperiksa
dapat disimpan di dalam almari es pada suhu 2 – 80C, dibekukan pada suhu -20
0C,
-700C atau -120
0C agar komposisi dan enzim-enzim yang terkandung di dalam
serum atau plasma tetap stabil .
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Peminum Kopi
Faktor yang Mempengaruhi Faktor lain yang Mempengaruhi
Kolesterol Total: Kolesterol Total:
Usia Keturunan
IMT Merokok
Aktivitas Fisik Jenis Kelamin
Banyaknya Konsumsi Kopi Pola Konsumsi Makanan
Berlemak Konsumsi alkohol
Sampel Darah
Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total
Normal Tinggi
Ket:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 1.Kerangka Konsep
Kadar kolesterol total dipengaruhi oleh usia, IMT, aktivitas fisik dan
banyaknya konsumsi kopi. Untuk mengetahui kadar kolesterol total dalam darah
maka dilakukan pemeriksaan kolesterol total. Faktor lain yang juga mempengaruhi
kadar kolesterol total yaitu keturunan, merokok, jenis kelamin, pola konsumsi
makanan berlemak dan konsumsi alkohol. Berdasarkan nilai rujukan laboratorium,
kadar kolesterol total dapat dikategorikan dalam normal (<200 mg/dL) dan tinggi
(>200 mg/dL).
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol total pada peminum kopi.
C. Definisi operasional variabel
Tabel 1 Definisi Operasional Variabel
Cara
No. Variabel Definisi Operasional Pengumpulan Skala Data
Data
1 2 3 4
1 Kadar Suatu hasil pemeriksaan Pemeriksaan Rasio
kolesterol kolesterol total dalam laboratorium Normal :
total serum yang diperoleh dari dengan <200 mg/dL
pengambilan spesimen menggunakan mg/dL
darah. metode CHOD- Tinggi :
PAP. >200 mg/dL
17
1 2 3 4
2 Peminum Laki-laki pada semua usia Melalui Ordinal
kopi di yang mengonsumsi kopi wawancara pada
Desa beras secara rutin lebih setiap responden
Sumita dari satu gelas per hari.
Gianyar
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena di
masyarakat atau memotret masalah kesehatan pada sekelompok penduduk atau
orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumita Gianyar, dan pemeriksaan sampel
dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Gianyar.
2. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian dilakukan antara bulan Februari 2019 sampai
dengan bulan Mei 2019.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Variabilitas populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peminum kopi di desa Sumita
Gianyar yang rutin mengonsumsi kopi yaitu sebanyak 304 orang.
2. Kriteria sampel
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut: Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Laki-laki pada semua usia yang rutin mengkonsumsi kopi beras lebih dari
satu gelas per hari.
2) Jenis kopi yang dikonsumsi adalah kopi beras yang disajikan dalam
bentuk kopi tubruk.
3) Bersedia menjadi responden.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Tidak mengkonsumsi kopi setiap harinya.
2) Jenis kopi yang dikonsumsi adalah kopi instan yang beredar di pasaran.
3) Tidak bersedia menjadi responden.
3. Besar sampel
Menurut Arikunto (2006), apabila subjek penelitian lebih dari 100 maka sampel
dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih. Pada penelitian ini besar
sampel yang diambil adalah 10% dari total populasi, yaitu 304 orang, dengan
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 2
Perhitungan Besar Sampel
1 2 3 4
Banjar Populasi Cluster Sampling Total
(orang) (Jumlah Populasi × Pengambilan
Fraction 10%)
20
1 2 3 4
Banjar Melayang 43 10% × 43 4 × 3 mL
Banjar Siih 60 10% × 60 6 × 3 mL
Banjar Tengah 57 10% × 57 6 × 3 mL
Banjar Pande 48 10% × 48 5 × 3 mL
Banjar Sema 54 10% × 54 5 × 3 mL
Banjar Mulung 42 10% × 42 4 × 3 mL
Total 304 90 mL
4. Teknik sampling
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Probability
sampling, dengan teknik Cluster sampling (Nasir, Muhith, dan Ideputri, 2011).
D. Jenis, Teknik dan Instumen Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
a. Data primer
Data primer pada penelitian ini berupa kadar kolesterol total dan
karakteristik peminum kopi di desa Sumita Gianyar.
b. Data sekunder
Data sekunder pada penelitian ini berupa data Riskesdas tahun 2013,
Data Statistik Potensi Desa Sumita, maupun data penelitian yang dilakukan
oleh para ahli atau peneliti dari dalam dan luar negeri.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
wawancara dan pemeriksaan laboratorium. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui nama, usia, aktivitas fisik dan banyaknya konsumsi kopi.
21
Pemeriksaan laboratorium, yaitu kadar kolesterol total yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Gianyar.
3. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:
a. Lembar persetujuan responden, digunakan untuk menyatakan kesediaan
pasien menjadi responden.
b. Lembar wawancara responden, digunakan untuk mengumpulkan data sesuai
dengan kriteria yang diinginkan dan dicatat.
c. Alat tulis dan alat dokumentasi.
d. Alat untuk pemeriksaan kadar kolesterol total yaitu Biolis 24i Premium.
4. Alat, bahan dan prosedur kerja pemeriksaan laboratorium
a. Alat dan bahan yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat Biolis 24i
Premium, syringe, tabung vakum dengan tutup merah (tanpa antikoagulan)
dengan kapasitas 3 mL, tourniquet, cool box, centrifuge, mikropipet 500 µl,
rak tabung, timbangan berat badan dan alat ukur tinggi badan (meteran).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel serum, handscoon,
masker, kapas alkohol 70%, plester, tip biru, reagen kontrol untuk
pemeriksaan kolesterol total dan reagen pemeriksaan kolesterol total.
b. Prosedur kerja
1) Penimbangan berat badan
a) Alat penimbangan berat badan disiapkan dengan baik.
b) Timbangan diletakkan pada posisi yang datar dan jarum timbangan
menunjuk skala nol.
22
c) Responden diminta untuk naik ke alat timbangan dengan posisi badan tegak
tanpa menggunakan alas kaki dan menjinjing barang bawaan. Kaki tepat berada
di tengah alat timbang dan tidak boleh menutupi skala baca berat badan.
d) Saat menimbang berat dapan, kepala menghadap lurus ke depan dan tidak
boleh ditundukkan.
e) Jarum timbangan akan menunjuk kearah baca berat badan sesuai dengan
berat badan responden yang ditimbang.
f) Skala badan dicatat pada lembar data responden.
2) Pengukuran tinggi badan
a) Alat pengukur tinggi badan disiapkan dengan baik.
b) Responden diminta untuk berdiri dengan tegak tanpa menggunakan alas kaki,
kepala menghadap lurus ke depan dan tidak boleh ditundukkan.
c) Tinggi badan responden diukur dari tumit hingga kepala menggunakan
meteran.
d) Tinggi badan dicatat pada lembar data responden.
e) Indeks massa tubuh (IMT) responden dihitung berdasarkan hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
3) Pengambilan sampel darah
Pengambilan darah vena dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (WHO,
2010):
a) Persiapan alat
Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti syringe, tabung
vakum dengan tutup merah (tanpa antikoagulan) dengan kapasitas 3 mL,
tourniquet, kapas alkohol 70% dan plester.
23
b) Identifikasi pasien
(1) Perkenalkan diri Anda kepada pasien, dan minta pasien untuk menyebutkan
nama lengkap mereka.
(2) Periksa apakah formulir laboratorium sesuai dengan identitas pasien (yaitu
sesuai rincian pasien dengan form pemeriksaan laboratorium, untuk
memastikan identifikasi yang akurat).
(3) Tanyakan kepada pasien apakah memiliki alergi, fobia atau pernah pingsan
sebelumnya selama pengambilan darah berlangsung.
(4) Jika pasien cemas atau takut, yakinkan pasien dan ajak berbicara agar lebih
nyaman.
(5) Jika memungkinkan, pengambilan darah pasien pada posisi terlentang.
(6) Tempatkan handuk atau kain yang bersih di bawah lengan pasien.
(7) Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien dan mintalah persetujuan secara
verbal terhadap jenis tes dan tindakan yang akan anda lakukan. Sangat
penting untuk memastikan bahwa pasien memahami prosedur.
c) Pilih lokasi
(1) Lengan tangan pasien direntangkan dan periksa bagian antecubital fossa
(lengan bagian bawah).
(2) Cari vena yang terlihat yaitu, ukuran besar, lurus, dan jelas.
(3) Pasang tourniquet sekitar 4 – 5 jari diatas lokasi venepuncture.
d) Bersihkan tangan dan menggunakan sarung tangan (hand gloves) non-steril.
(1) Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan handuk sekali pakai atau
bersihkan tangan dengan alcohol rub, tuangkan 3 mL alcohol rub pada telapak
tangan, dan gosokkan ke ujung jari, punggung tangan dan seluruh tangan
24
sampai kering.
(2) Setelah dibersihkan, gunakan sarung tangan (hand gloves) non-steril.
e) Desinfeksi lokasi penusukan.
(1) Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70% selama 30 detik dan
biarkan kering seluruhnya (30 detik).
(2) Lakukan tekanan kuat namun lembut secara sirkular yaitu mulai dari pusat
lokasi penusukan, kebawah dan keluar seluas ±2 cm atau lebih.
(3) Biarkan mengering, jika masih dalam keadaan basah dilakukan penusukan
maka akan meningkatkan risiko kontaminasi.
(4) Jangan menyentuh lokasi penusukan yang telah dibersihkan. Jika vena
disentuh, ulangi desinfeksi.
f) Pengambilan darah
(1) Regangkan atau tarik vena dibawah lokasi penusukan.
(2) Minta pasien untuk mengepalkan tangan sehingga pembuluh darah vena
terlihat menonjol.
(3) Tusukkan jarum kedalam vena dengan sudut 300 atau kurang.
(4) Jika telah mendapatkan volume darah yang diinginkan, lepaskan tourniquet.
(5) Lepas pelan jarum dari lokasi penusukan dan tekan lembut dengan kapas
kering. Minta pasien untuk menekan kapas kering di lokasi penusukan. Minta
pasien untuk tidak menekuk lengan, karena hal itu menyebabkan
haematoma.
g) Isi tabung sampel
(1) Tusuk langsung tutup tabung dengan jarum secara lambat dan tekanan
stabil. Jangan menekan plunger syringe terlalu keras karena dapat
meningkatkan risiko hemolisis.
25
(2) Masukkan sampel darah sesuai tanda batas. Jangan membuka tutup tabung
karena bersifat vakum.
(3) Jika tabung sampel tidak memiliki gabus, maka dialirkan langsung kedalam
tabung dengan mengurangi tekanan. Jangan menutup kembali dan
mengeluarkan jarum.
(4) Sebelum sampel dalam tabung dikirim, sebaiknya dihomogenkan terlebih
dahulu.
h) Membersihkan meja dari kontaminasi
(1) Buang jarum pada sharp container.
(2) Cek label dan formulir untuk akurasi pemeriksaan. Label tabung harus ditulis
dengan jelas, sesuai informasi yang dibutuhkan laboratorium seperti nama
pasien, nomor rekam medik, tanggal lahir, dan tanggal dan waktu
pengambilan darah.
(3) Buang limbah sesuai tempatnya.
(4) Bersihkan tangan kembali.
(5) Periksa kembali label dan formulir sebelum dilakukan pengiriman.
(6) Informasikan kepada pasien jika prosedur berakhir.
(7) Tanya pada pasien keluhan setelah dilakukan pengambilan darah, cek bekas
tusukan apakah ada rembesan darah atau tidak.
i) Persiapan pengiriman sampel
(1) Sampel laboratorium dikemas dengan aman yaitu wadah anti bocor.
(2) Jika ada beberapa tabung, letakkan dalam rak atau bantalan empuk untuk
menghindari kerusakan selama pengiriman.
26
4) Pemisahan sampel
Pemisahan sampel dilakukan dengan melakukan sentrifugasi pada
sampel darah yang telah membeku dalam tabung pada kecepatan 3000 rpm
selama 15 menit untuk memperoleh serum.
5) Pemeriksaan kolesterol total
a) Pemeriksaan bahan kontrol
(1) Klik “Order” pada menu utama.
(2) Input nama kontrol pada kolom “Patient ID”.
(3) Pilih nama pemeriksaan, yaitu kolesterol total, lalu klik “Order”.
(4) Setelah selesai melakukan order kontrol, susun kontrol pada tray dan klik
“Start” untuk memulai pemeriksaan bahan kontrol.
(5) Kosongkan posisi kontrol yang sudah digunakan jika akan mengerjakan kontrol
berikutnya di posisi lain.
b) Pemeriksaan kolesterol total
(1) Klik “Order” pada menu utama.
(2) Pilih tray dengan klik tanda panah yang ada di tengah-tengah tray sampel.
(3) Isi kolom “Tray – S. No * **” sesuai nomor sampel pada sampel tray lalu
tekan “Enter”.
(4) “*” menunjukkan nomor tray sampel dan “**” menunjukkan nomor sampel.
(5) Masukkan data pasien (nama pasien, ID, dst.)
(6) Pilih nama pemeriksaan lalu klik “Order”
(7) Lanjutkan order sampel berikutnya.
(8) Setelah selesai, klik “Exit” untuk kembali ke menu utama.
(9) Susun sampel pada tray lalu klik “Start” untuk memulai pemeriksaan.
27
(10) Setelah sampling untuk semua pemeriksaan selesai akan terdapat pesan suara
“Sampling has been completed”.
(11) Klik “OK” untuk menghilangkan pesan.
(12) Klik tombol “R & E”, kemudian klik “Database”
(13) Klik “Single Report”, pilih hasil yang akan di print (tanggal/pasien ID),
kemudian klik “Print”.
(14) Hasil pemeriksaan yang diperoleh kemudian diverifikasi oleh petugas
laboratorium.
E. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dicatat, dikumpulkan dan
diolah dengan bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
2. Analisa data
Data yang diperoleh berupa hasil pemeriksaan kadar kolesterol total
pada peminum kopi tidak dianalisis secara statistik namun dibahas dengan
membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan nilai rujukan dan teori-
teori yang terkait dengan penelitian.
28
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum Desa Sumita
Lokasi penelitian yaitu terletak di Desa Sumita yang merupakan salah satu
desa yang berada di Kabupaten Gianyar memiliki luas wilayah yaitu 1,68 km2,
dengan pembagian luas wilayah menurut penggunaannya yaitu tanah sawah seluas
35,70 ha, tanah kering seluas 140,80 ha, tanah perkebunan seluas 61,40 ha, dan
tanah untuk fasilitas umum seluas 30,10 ha (Data Statistik Potensi Desa Sumita,
2017).
Desa Sumita terdiri dari enam banjar yaitu Banjar Melayang, Siih, Tengah,
Pande, Sema dan Mulung. Batas-batas wilayah Desa Sumita adalah sebelah utara
berbatasan dengan Petak Kaja, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Benawah
dan Petak Kelod, sebelah selatan berbatasan dengan Petak Jeruk dan Desa Suwat,
dan sebelah barat berbatasan dengan Pejeng Kangin dan Sungai Pakerisan.
Data Statistik Potensi Desa Sumita (2017) menunjukkan jumlah penduduk di
Desa Sumita sebanyak 2.668 jiwa yang terdiri dari 1.351 laki-laki dan 1.317
perempuan. Penduduk di desa ini sebagian besar bekerja sebagai pengrajin yaitu
sebanyak 307 jiwa. Selain sebagai pengrajin, mata pencaharian penduduk di desa
ini juga bekerja sebagai petani, peternak, pedagang, tukang bangunan, industri,
penjahit, buruh, TNI/ABRI, PNS, dan pegawai swasta.
2. Kararakteristik peminum kopi di Desa Sumita
Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki peminum kopi yang bertempat
tinggal di Desa Sumita Gianyar, yaitu sebanyak 30 orang. Berikut ini adalah tabel
distribusi karakteristik responden:
a. Karakteristik peminum kopi berdasarkan kelompok usia
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik peminum kopi berdasarkan
kelompok usia seperti disajikan pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3
Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Kelompok Usia
Kategori Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase (%)
22-31 6 20
32-41 10 33,3
42-51 14 46,7
Total 30 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok usia, dari 30 orang
peminum kopi yang diteliti, kelompok usia 42-51 tahun menjadi kelompok usia
dengan jumlah responden terbanyak yaitu sebanyak 14 orang (46,7%) dan terkecil
pada kelompok usia 22-31 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%).
b. Karakteristik peminum kopi berdasarkan IMT
Karakteristik peminum kopi berdasarkan IMT seperti disajikan pada Tabel 4
berikut:
Tabel 4 Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan IMT
IMT Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Normal (IMT 18,5 – 25,0) 26 86,7
Gemuk (IMT 25,1 – 27,0) 3 10
Obesitas (IMT >27,0) 1 3,3
Total 30 100
30
Tabel 4 menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik IMT, dari 30 orang
peminum kopi yang diteliti, sebagian besar memiliki IMT normal yaitu sebanyak
26 orang (86,7%) dan terkecil yaitu obesitas sebanyak 1 orang (3,3%). c.
Karakteristik peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik
Karakteristik peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik seperti disajikan
pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5
Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Jumlah (Orang) Prosentase (%)
<3 kali 19 63,3
3-4 kali 11 36,7
Total 30 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan,
dari 30 orang peminum kopi yang diteliti, sebagian besar melakukan aktivitas
fisik <3 kali yaitu sebanyak 19 orang (63,3%).
d. Karakteristik peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi kopi
Karakteristik peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi kopi seperti
disajikan pada Tabel 6 berikut
31
Tabel 6 Karakteristik Peminum Kopi Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi
Banyaknya konsumsi kopi Jumlah (Orang) Prosentase (%)
2-3 gelas 15 50,0
4-5 gelas 12 40,0
>5 gelas 3 10,0
Total 30 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa berdasarkan banyaknya kopi yang dikonsumsi,
dari 30 orang peminum kopi yang diteliti, sebagian besar mengonsumsi kopi
sebanyak 1-3 gelas yaitu sebanyak 15 orang (50,0%) dan terkecil mongonsumsi
kopi >5 gelas yaitu sebanyak 3 orang (10,0%).
3. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar
Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total pada peminum kopi
seperti yang disajikan pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7 Kadar Kolesterol Total Peminum Kopi
Kadar Kolesterol Total Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Normal 24 80
Tinggi 6 20
Total 30 100
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 orang peminum kopi yang diteliti,
sebanyak 6 orang (20%) memiliki kadar kolesterol total tinggi.
32
a. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar
berdasarkan usia
Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi
berdasarkan usia seperti yang disajikan pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8
Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Usia
Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol
Kategori Total Normal Total Tinggi Jumlah
Usia Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)
(orang) (%) (orang) (%)
22-31 6 20 0 0 6 (20)
32-41 8 26,7 2 6,6 10 (33,3)
42-51 10 33,3 4 13,4 14 (46,7)
Total 24 80 6 20 30 (100)
Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada
kelompok usia 42-51 tahun yaitu sebanyak 4 orang (13,4%).
b. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar berdasarkan
IMT
Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi
berdasarkan IMT seperti yang disajikan pada Tabel 9 berikut:
33
Tabel 9 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan IMT
Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol
Kategori Total Normal Total Tinggi
Jumlah
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase IMT (%) (orang) (%) (orang) (%)
Normal
(IMT 18,5 – 21 70 5 16,7 26 (86,7)
25,0)
Gemuk
(IMT 25,1 – 2 6,7 1 3,3 3 (10,0)
27,0)
Obesitas
(IMT 1 3,3 0 0 1 (3,3)
>27,0)
Total 24 80 6 20 30 (100)
Tabel 9 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada
peminum kopi dengan IMT normal yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).
c. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar berdasarkan
aktivitas fisik
Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total peminum kopi
berdasarkan aktivitas fisik seperti disajikan pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Aktivitas Fisik
Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol
Aktivitas Total Normal Total Tinggi Jumlah
Fisik Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)
(orang) (%) (orang) (%)
<3 kali 13 43,3 6 20 19 (63,3)
3-4 kali 11 36,7 0 0 11 (36,7)
Total 24 80 6 20 30 (100)
34
Tabel 10 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak terdapat
pada peminum kopi dengan aktivitas fisik <3 kali yaitu sebanyak 6 orang (20%).
d. Kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita Gianyar
berdasarkan banyaknya konsumsi kopi
Berdasarkan penelitian, didapatkan kadar kolesterol total pada pemium kopi
berdasarkan banyaknya konsumsi kopi seperti disajikan pada Tabel 11 berikut :
Tabel 11
Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berdasarkan Banyaknya Konsumsi Kopi
Kadar Kolesterol Kadar Kolesterol
Banyaknya Total Normal Total Tinggi Jumlah
Konsumsi Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase (%)
Kopi (orang) (%) (orang) (%)
2-3 gelas 15 50 0 0 15 (50)
4-5 gelas 7 23,3 5 16,7 12 (40,0
>5 gelas 2 6,7 1 3,3 3 (10,0)
Total 24 80 6 20 30 (100)
Tabel 11 menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak pada
peminum kopi dengan konsumsi kopi 4-5 gelas yaitu sebanyak 5 orang (16,7%).
B. Pembahasan
1. Kadar kolesterol total pada peminum kopi
Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total pada peminum kopi di Desa Sumita
Gianyar sebagian besar didapatkan hasil yang normal yaitu sebanyak 80% dan
sebanyak 20% responden memiliki kadar kolesterol normal. Hasil penelitian oleh
35
Diarti, Pauzi, dan Sabariah (2016) menemukan rerata kadar kolesterol peminum
kopi tradisional di Dusun Sembung Daye adalah lebih dari nilai normal, yakni 221
mg/dL. Dengan demikian, penelitian tersebut mendukung adanya peningkatan
kadar kolesterol total pada peminum kopi. Kadar kolesterol total yang tinggi pada
peminum kopi sebaiknya mengurangi mengonsumsi kopi dan menerapkan pola
hidup sehat dengan olahraga secara teratur serta melakukan pemeriksaan rutin
bagi individu berisiko. Menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga dapat
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total dalam darah. Pada saat
olahraga otot dan sel otot rangka akan berkontraksi sehingga asam lemak yang
tersimpan dalam jaringan lemak akan dilepaskan menuju ke otot melalui darah
sebagai energi (Indra, 2007).
Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
konsumsi kopi memberikan pengaruh yang tidak terlalu besar terhadap kadar
kolesterol total. Hal ini dapat diketahui berdasarkan prosentase kadar kolesterol
total normal sebanyak 80% dan kadar kolesterol tinggi sebanyak 20%. Hasil
normal dari kadar kolesterol total pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor dari responden yang tidak dapat dipantau oleh peneliti seperti pola
konsumsi responden. Hal ini menjadi keterbatasan pada penelitian ini.
2. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan
karakteristik a. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan usia
Usia responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 22-31
tahun, 32-41 tahun dan 42-51 tahun. Hasil penelitian kadar kolesterol total pada
peminum kopi menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kadar kolesterol total
tinggi terbanyak pada kelompok usia 42-51 tahun yaitu sebanyak 4 responden
36
(13,4%). Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Diarti, Pauzi, dan Sabariah (2016) dimana jumlah tertinggi kadar
kolesterol total lebih dari normal adalah pada rentang usia 41-50 tahun.
Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol total relatif lebih tinggi dari
pada kadar kolesterol total pada usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa usia
dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Pada usia lanjut kerja dari
sistem metabolisme dalam tubuh akan menurun, terutama fungsi hepar dalam
metabolisme kolesterol, begitu juga dengan penurunan keelastisan pembuluh
darah dan penurunan aktivitas reseptor LDL. Oleh karena itu, proses
pembentukan maupun penyerapan kolesterol dalam tubuh maupun dari luar tubuh
tidak berlangsung secara optimal (Diarti, Pauzi dan Sabariah, 2016).
Ketika usia seseorang bertambah, aktifitas fisik juga cenderung berkurang
atau kurangnya olahraga. Dengan aktifitas fisik dan olahraga yang kurang dapat
memungkinkan pada usia tua kolesterol yang ada tidak dapat mengalami proses
metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal ini kolesterol yang ada
makin menumpuk dalam pembuluh darah (Listiana dan Purbosari, 2000). Selain
itu, ditambah dengan adanya konsumsi kopi yang menurut beberapa penelitian
sebelumnya mengemukakan bahwa konsumsi kopi dapat meningkatkan kadar
beberapa jenis lipid darah. Kedua hal tersebut tentunya dapat meningkatkan risiko
terjadinya penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah yang dikenal dengan
arterosklerosis (Diarti, Pauzi dan Sabariah, 2016).
b. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan IMT
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak
pada responden dengan IMT normal yaitu sebanyak 16,7%. Hasil penelitian ini
37
tidak selaras dengan penelitian oleh Sari, Purnakarya dan Azrimaidaliza (2010) yang
menyatakan bahwa responden dengan kategori IMT tinggi berisiko memiliki kadar
kolesterol total tinggi dibanding responden dengan kategori IMT normal.
Penderita obesitas tidak selalu memiliki kadar kolesterol yang tinggi
(Musdalifa, Wicaksono dan Tien, 2017). Hampir seluruh kolesterol dan fosfolipid
akan diabsorpsi di saluran gastrointestinal dan masuk ke dalam kilomikron yang
dibentuk di dalam mukosa usus. Kolesterol disintesis sepenuhnya dari asetil-KoA
di banyak jaringan. Sehingga memungkinkan jika kadar kolesterol bisa tinggi pada
setiap individu, tidak terlepas apakah orang tersebut obesitas atau non obesitas.
Meskipun beberapa penelitian sebelumnya mendapati hasil bahwa kadar kolesterol
berhubungan dengan IMT namun sintesis kolesterol juga dipengaruhi banyak
faktor (Hastuty, 2010).
Hal lain yang berperan dalam penentuan tinggi atau rendahnya kadar
kolesterol adalah olahraga. Olahraga yang sering akan menurunkan kadar LDL
dalam plasma sedangkan kadar HDL akan meningkat. Selain itu, dalam keadaan
kondisi emosi yang tidak stabil atau stress serta pengambilan kafein dianggap
berhubungan dengan meningkatnya asam lemak bebas dalam plasma. Hasilnya,
peningkatan trigliserida dan kolesterol yang diangkut melalui VLDL dimana hal
ini berakibat pada peningkatan kadar kolesterol dalam sirkulasi darah (Hastuty,
2010). c. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan aktivitas fisik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi terbanyak
terdapat pada responden dengan aktivitas fisik <3 kali yaitu sebanyak 20% dari
total sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang kurang
dapat meningkatkan kadar kolesterol total. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
38
dilakukan oleh Kurniawati (2015) dimana ditemukan kadar kolesterol darah tinggi
terbanyak pada responden dengan aktivitas fisik yang ringan yaitu sebanyak 21,1%.
Aktivitas fisik yang rendah akan mendorong keseimbangan energi ke arah
positif sehingga mengarah pada penyimpanan energi dan penambahan berat
badan, akibatnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol darah,
begitu pula sebaliknya (Waloya, Rimbawan dan Andarwulan, 2013). Aktifitas
fisik seperti berolahraga penting karena berhubungan dengan kadar kolesterol
dalam darah. Olahraga yang teratur dapat menurunkan kadar LDL dalam plasma,
dan dapat meningkatkan kadar HDL dalam plasma, kadar kolesterol juga akan
berkurang karena kemungkinan besar meningkatnya sensitivitas insulin yang
meningkatkan ekspresi lipoprotein lipase (Lombo, Purwanto dan Masinem, 2012).
Selain itu, olahraga juga dapat membantu pembentukan ATP. ATP merupakan
energi untuk melakukan aktivitas fisik. Pembentukan ATP disesuaikan dengan
kebutuhan, makanan yang dikonsumsi tidak semua yang akan diubah menjadi
ATP, salah satunya ada yang disimpan dalam bentuk kolesterol. Semakin banyak
aktivitas fisik yang dilakukan berarti semakin banyak kebutuhan ATP dan
kolesterol total yang terbentuk akan lebih sedikit.
d. Kadar kolesterol total pada peminum kopi berdasarkan banyaknya konsumsi
kopi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total responden tinggi
terbanyak pada responden dengan konsumsi kopi 4-5 gelas yaitu sebanyak 5
responden (16,7%). Penelitian yang dilakukan oleh Strandhagen dan Thelle (2003)
menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol total dalam serum sebesar 0,15-
0,25 mmol/L pada konsumsi kopi sebanyak 600 ml (sekitar empat cangkir). Selain
39
itu, penelitian oleh Williams et al (2010) yang dilakukan terhadap 77 orang laki-
laki usia 30-55 tahun yang mengonsumsi jenis kopi bubuk biasa dengan berbagai
bahan tambahan menunjukkan adanya peningkatan kadar kolesterol total plasma
dengan diet lebih dari dua cangkir kopi per hari.
Seseorang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi berlebih memiliki
risiko lebih tinggi mengalami kadar kolesterol total tinggi. Hal ini karena adanya
kandungan kafestol dan kahweol pada minyak biji kopi. Dimana kafestol dan
kahweol merupakan alkohol diterpen pentasiklik yang memiliki efek negatif
seperti penyebab hypercolesterlemic. Secangkir kopi tubruk mengandung 4-6 mg
kafestol dimana penambahan 10 mg kafestol per hari selama 4 minggu dapat
meningkatkan kolesterol total sekitar 2% (Anggraeni dan Banamtuan, 2016).
Konsumsi kopi secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama dapat
menginduksi pelepasan FFA atau asam lemak bebas, dimana FFA termasuk salah
satu prekursor utama asetil KoA yang akan menjadi prekursor sintesis kolesterol.
Beberapa studi yang dilakukan pada manusia menunjukan terjadinya peningkatan
FFA sebagai akibat tingginya liposis karena konsumsi kopi terlalu lama (Diarti,
Jiwintarum dan Reka, 2018).
40
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kadar kolesterol total pada peminum
kopi di Desa Sumita Gianyar, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik peminum kopi dalam penelitian ini yaitu berdasarkan kelompok
usia terbanyak pada rentang 42-51 tahun sebanyak 46,7%, dengan IMT
normal sebanyak 86,7%, aktivitas fisik yaitu <3 kali sebanyak 63,3%, dan
konsumsi kopi yaitu 2-3 gelas sebanyak 50,0%.
2. Kadar kolesterol total pada peminum kopi yang normal didapatkan sebanyak
24 responden (80%) dan tinggi sebanyak 6 responden (20%).
3. Berdasarkan karakteristik pada peminum kopi didapatkan hasil kadar
kolesterol total tinggi terdapat pada responden dengan usia 42-51 tahun
sebanyak 13,4%, dengan IMT normal sebanyak 16,7%, aktivitas fisik <3 kali
sebanyak 20%, dan pada konsumsi kopi 4-5 gelas sebanyak 16,7%.
B. Saran
1. Bagi peminum kopi agar menjaga pola hidup sehat dengan cara berolahraga
secara teratur dan mengurangi konsumsi kopi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian yang
berhubungan dengan peminum kopi seperti pemeriksaan tekanan darah,
kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, D. A., dan A. Banamtuan. 2016. Analisa Kadar Kolesterol Total Pada Lansia yang Mengkonsumsi Kopi di Posyandu Kelurahan Tlogopatut
Kabupaten Gresik. Jurnal Sains, 6(12), 21–27. https://journal.unigres.ac.id/index.php/Sains/article/download/581/454.
diakses tanggal 25 November 2019.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Data Statistik Potensi Desa Sumita. 2017. Profil Potensi Desa dan Kelurahan.
Demura, S., H. Aoki, T. Mizusawa, K. Soukura, M. Noda, dan T. Sato. 2013. Gender Differences in Coffee Consumption and Its Effects in Young People.
Food and Nutrition Sciences, 4(July), 748– 757. https://www.scirp.org/journal/PaperInformation.aspx?PaperID=34029.
diakses tanggal 22 November 2019.
Diarti, M. W., I. Pauzi, dan S. R. Sabariah. 2016. Kadar Kolesterol Total Pada
Peminum Kopi Tradisional di Dusun Sembung Daye Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat. Jurnal Kesehatan Prima, I(1), 1626–1637.
poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/8.-Maruni-Wiwin-
D.pdf. diakses tanggal 22 Oktober 2018.
Diarti, M. W., Y. Jiwintarum, dan I. A. Reka. 2018. „Kadar Kolesterol Total Pada
Pengonsumsi Kopi Bubuk Hitam (Tradisional) Dengan Persiapan Pasien‟,
Jur nal Kesehat an Pr ima, I(12), Pp. 73 –82. download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?. diakses tanggal 6 Mei 2019.
Direktorat Gizi Masyarakat. 2003. „Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi
Orang Dewasa Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Dirjen Binkesmas.
Depkes RI. Jakarta. gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/ped-
praktis-stat-gizi-dewasa.doc. diakses tanggal 10 Mei 2019.
Food and Drug Administration. 2007. Medicines in My Home: Caffeine and Your Body. Diakses tanggal 16 Januari 2019. http://www.fda.gov
Hastuty, Y. D. 2010. „Perbedaan Kadar Kolesterol Orang yang Obesitas Dengan Orang yang Non Obesitas‟, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh,
47–56.https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/407/331. diakses tanggal 12 Mei 2019.
Ikrawan, Y., Hervelly dan M. M. Panuntas. 2011. „Kajian Konsentrasi Kopi Saccharomyces cereviseae var. Ellipsoideus dan Suhu Pada Proses
Fermentasi Kering Terhadap Karakteristik Kopi Var. Robusta‟, pp. 1–41.
http://repository.unpas.ac.id/28763/1/artikel_ta.doc. diakses tanggal 25
Januari 2019
42
Indra, E. N. 2007. „Kontribusi Latihan Pada Metabolisme Lemak‟, Medikora, 3(1),42–60.
https://journal.uny.ac.id/index.php/medikora/article/download/4718/4065. diakses tanggal 13 Mei 2019.
International Food Information Council Foundation. 2007. „Caffein & Health:
Clarifying The Controversies‟, Washington, DC. https://www.foodinsight.org/
Content/3147/Caffeine_v8-2.pdf. diakses tanggal 16 Januari 2019.
Jim, E. L. 2013. Metabolisme Lipoprotein. Jurnal Biomedik, 5, 149–156.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4335/3864. diakses tanggal 17 November 2018.
Kemenkes. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Jantung. Tersedia dalam www.depkes.go.id/ download.php?file=download/.../infodatin/infodatin- jantung.pdf. diakses
tanggal 15 Desember 2018.
Kurniawati, F. K. 2015. „Hubungan Konsumsi Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan
Kadar Kolesterol Darah Dan Kadar Low Density Lipoprotein Pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi‟, Skripsi. eprints.ums.ac.id/39755/18/naskah%20publikasi.pdf.
diakses tanggal 9 Mei 2019.
Listiana, L., dan T. Y. Purbosari. 2000. „Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25-60
Tahun‟, Pp. 36–40. journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Health/article/view/7.
diakses tanggal 12 Mei 2019.
Lombo, V. R., D. S. Purwanto, dan T. V. Masinem. 2012. „Gambaran Kadar Kolesterol Total Darah Pada Laki-Laki Usia 40-59 Tahun‟, Jurnal Biomedik, 4(3), Pp. 77–82. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/
article/download/1216/986. diakses tanggal 10 Mei 2019.
Musdalifa, N. R., S. Wicaksono, dan Tien. 2017. „Hubungan Indeks Massa Tubuh
Dengan Kadar Kolesterol Total Pada Staf dan Guru SMA Negeri 1 Kendari‟, Universitas Halu Oleo, 4(April), Pp. 361–367.
ojs.uho.ac.id/index.php/medula/article/view/2813. diakses tanggal 10 Mei
2019.
Nasir, A., A. Muhith, dan M.E. Ideputri. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa
Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Permenkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1792/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia
Klinik. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
43
pelayanan.jakarta.go.id/.../peraturan-menteri-kesehatan-nomor-411-tahun-2010-tenta. Diakses tanggal 16 Januari 2019.
Pudiastuti, R. D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rini, T. P., D. Karim dan R. Novayelinda. 2015. „Gambaran Kadar Kolesterol Pasien yang Mendapatkan Terapi Bekam‟, JOM PSIK, 1(2), pp. 1–8.
https://media.neliti.com/media/publications/186838-ID-gambaran-kadar-kolesterol-pasien-yang-me.pdf. diakses tanggal 27 Januari 2019.
Rukmana, R. 2014. Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Yogyakarta : Lily Publisher
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
(Penyakit Menular), 103. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2. diakses tanggal 30 Oktober 2018.
Sari, D. M., I. Purnakarya, dan Azrimaidaliza. 2010. „Faktor Risiko Kolesterol
Total Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rumah Sakit Achmad Mochtar
Bukittinggi‟, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(2), Pp. 77–81. jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/72. diakses tanggal 5
Mei 2019.
Strandhagen, E., D. S. Thelle. 2003. „Filtered Coffee Raises Serum Cholesterol:
Results From A Controlled Study‟. Sep; 57 (9): 1164-8. NCBI
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12947437. Diakses tanggal 17 Mei 2019.
Suwandi, D., Sugiarto, C., dan Fenny. 2011. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total Metode Electrode-Based Biosensor Dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 1–9.
repository.maranatha.edu/12330/9/1010161_Journal.pdf. diakses tanggal 17 November 2018.
Ujiani, S. 2015. Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Kadar Kolesterol
Penderita Obesitas RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan, 6(1),43–48.https://ejurnal.poltekkes tjk.ac.id/index.php/
JK/article/viewFile/24/22. diakses tanggal 13 November 2018.
Waani, O. T., M. Tiho, dan S. H. M. Kaligis. 2016. „Gambaran kadar kolesterol
total darah pada pekerja kantor‟, Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(2), pp. 0–5.
https://media.neliti.com/media/publications/58600-ID-gambaran-kadar-
kolesterol-total-darah-pa.pdf. diakses pada tanggal 27 Januari 2019.
Waloya, T., Rimbawan, dan N. Andarwulan. 2013. „Hubungan Antara Konsumsi Pangan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Pria Dan Wanita
44
Dewasa Di Bogor‟, Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), Pp. 9–16. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/7243. diakses tanggal 5 Mei 2019.
WHO. 2010. „WHO Guidelines On Drawing Blood: Best Practices In Phlebotomy‟.
http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0005/268790/WHO-guidelines-
on-drawing-blood-best-practices-in-phlebotomy-Eng.pdf?ua-1. Diakses tanggal
28 September 2018.
Widada, S. T., M. A. Martsiningsik, dan S. C. Carolina. 2016. Gambaran
Perbedaan Kadar Kolesterol Total Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase – Peroxsidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Sampel Plasma EDTA.
Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(1), 1–4.
https:// www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/view/76.
tanggal 28 September 2018.
diakses
Williams, P. T., P. D. Wood, K. M. Vranizan, J. J. Albers, S. C. Garay, dan C. B. Taylor. 2010. „Coffee Intake and Elevated Cholesterol and Apolipoprotein
BLevels in Men‟. JAMA. 253(10) : Hal 1-2. https://
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2864577/. diakses tanggal 17 Mei 2019.
Yoeantafara, A. dan S. Martini. 2017. „Pengaruh Pola Makan Terhadap Kadar Kolesterol‟, Jurnal MKMI, 13(4),
pp. 304–309. http://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2132/pdf. diakses
tanggal 27 Januari 2019.
Zindany, M. F., dan H. Kadri. 2014. Artikel Penelitian Pengaruh Pemberian Kopi terhadap Kadar Kolesterol dan Trigliserida pada Tikus Wistar ( Rattus
novergiccus ). Jurnal Kesehatan Andalas, 3(1), 1–5. jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/706. diakses tanggal 15
Desember 2018.
Zuhroiyyah, S. F., H. Sukandar. dan S. B. Sastradimaja. 2017. „Hubungan
Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Total , Kolesterol Low- Density Lipoprotein , dan Kolesterol High-Density Lipoprotein pada Masyarakat
Jatinangor‟, JSK, 2, pp. 116–122. jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/
article/download/11954/5571. diakses tanggal 13 Januari 2019
45
Lampiran 1
No Responden……………..
Informed Concent
(Surat Persetujuan)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ………………………..
Alamat : ………………………..
Setelah mendapat penjelasan, dengan ini saya menyatakan bersedia / tidak
bersedia *) berpartisipasi menjadi responden untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Gambaran Kadar Kolesterol Total Pada Peminum Kopi di Desa Sumita
Kecamatan Gianyar”. Bila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk
apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada pemaksaan dari pihak
manapun dan informasi yang diperoleh dapat digunakan sepenuhnya untuk
kepentingan penelitian.
Sumita, Maret 2019
Responden
(……………………….)
*) coret yang tidak perlu
46
Lampiran 2
Tabel Hasil Surat Persetujuan
Kode Responden Bersedia Tidak Bersedia
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
47
Lampiran 3
Form Pertanyaan Wawancara Mengenai Kebiasaan-Kebiasaan
yang dapat Mempengaruhi Kadar Kolesterol Total pada
Peminum Kopi di Desa Sumita Kecamatan Gianyar
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
1. Berapa kali saudara berolahraga dalam
seminggu? 3-4 kali seminggu berolahraga
< 3 kali seminggu berolahraga
2. Berapa gelas kopi yang anda konsumsi dalam
sehari? 2-3 gelas
4-5 gelas
> 5 gelas
Keterangan:
48
Lampiran 4
Gambaran Desa Sumita
49
Lampiran 5
Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total
50
Lampiran 6
TABEL HASIL WAWANCARA DAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kode Usia Berat Tinggi Rumus IMT Indeks Massa Aktivitas fisik Banyaknya Kadar Interpretasi
Responden (tahun) Badan Badan Tubuh (dalam 1 konsumsi Kolesterol Hasil
(kg) (cm) (kg/m2) minggu) kopi
01 34 63 165 ( ) 23,3 <3 kali 2-3 gelas 186 Normal
[ ( )]2
02 39 66 167 ( ) 23,7 <3 kali 4-5 gelas 278 Tinggi
[ ( )]2
03 22 69 175 ( ) 22,5 3-4 kali 2-3 gelas 165 Normal
[ ( )]2
04 29 64 170 ( ) 22,1 3-4 kali 2-3 gelas 150 Normal
[ ( )]2
05 24 75 165 ( ) 27,5 3-4 kali 2-3 gelas 196 Normal
[ ( )]2
06 34 63 163 ( ) 24,2 3-4 kali 4-5 gelas 176 Normal
[ ( )]2
07 35 68 170 ( ) 23,5 <3 kali 2-3 gelas 165 Normal
[ ( )]2
08 35 73 175 ( ) 23,8 <3 kali 2-3 gelas 161 Normal
[ ( )]2
09 35 70 173 ( ) 24,1 <3 kali 4-5 gelas 277 Tinggi
[ ( )]2
51
10 34 76 180 ( ) 23,4 3-4 kali >5 gelas 178 Normal
[ ( )]2
11 25 68 167 ( ) 24,4 3-4 kali 4-5 gelas 184 Normal
[ ( )]2
12 38 69 171 ( ) 23,6 3-4 kali 4-5 gelas 156 Normal
[ ( )]2
13 44 69 170 ( ) 23,8 <3 kali 2-3 gelas 194 Normal
[ ( )]2
14 23 75 172 ( ) 25,4 <3 kali 2-3 gelas 166 Normal
[ ( )]2
15 45 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 188 Normal
[ ( )]2
16 47 67 166 ( ) 24,3 <3 kali 4-5 gelas 199 Normal
[ ( )]2
17 45 70 168 ( ) 25,0 <3 kali >5 gelas 315 Tinggi
[ ( )]2
18 40 73 169 ( ) 25,6 3-4 kali 4-5 gelas 191 Normal
[ ( )]2
19 44 65 168 ( ) 23,2 <3 kali 2-3 gelas 182 Normal
[ ( )]2
20 43 68 168 ( ) 24,2 <3 kali 2-3 gelas 166 Normal
[ ( )]2
21 45 71 170 ( ) 24,5 <3 kali 2-3 gelas 162 Normal
[ ( )]2
52
22 50 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 218 Tinggi
[ ( )]2
23 43 68 169 ( ) 24,2 3-4 kali 2-3 gelas 177 Normal
[ ( )]2
24 43 69 167 ( ) 24,8 3-4 kali >5 gelas 199 Normal
[ ( )]2
25 47 68 167 ( ) 24,4 <3 kali 2-3 gelas 169 Normal
[ ( )]2
26 47 69 169 ( ) 24,2 <3 kali 4-5 gelas 193 Normal
[ ( )]2
27 28 69 170 ( ) 23,8 3-4 kali 2-3 gelas 163 Normal
[ ( )]2
28 48 67 165 ( ) 24,8 <3 kali 4-5 gelas 213 Tinggi
[ ( )]2
29 40 69 167 ( ) 24,8 <3 kali 2-3 gelas 160 Normal
[ ( )]2
30 42 71 169 ( ) 24,9 <3 kali 4-5 gelas 248 Tinggi
[ ( )]2
53
Lampiran 7
Surat Ijin Penelitian
54
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian
A. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
Alat dan bahan untuk pengambilan Alat pelindung diri (APD) darah vena
Meteran dan timbangan Alat Biolis 24iPremium
Centrifuge
55
B. Kegiatan pengumpulan data responden
Pengisian lembar wawancara dan pengambilan darah vena responden
Pengukuran tinggi badan dan berat badan responden
Proses pemipetan sampel dan input data sampel
56
Proses pemeriksaan kadar kolesterol total pada alat Biolis 24iPremium
57