devi anisah softwaretester
TRANSCRIPT
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 1/30
UJIAN TENGAH SEMESTER
PENGUJIAN WEBSITE DENGAN APLIKASI WAPT
8.0
REKAYASA PERANGKAT LUNAKDosen : Samidi, M.M, M.Kom
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER KOMPUTER
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
2014
Disusun Oleh : NIM : 1311600801 Nama : Devi Anisah S.KomKelompok : XLE-Mail : [email protected] Telepon : 085814400014
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 2/30
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Seiiring dengan perkembangan zaman mendorong teknologi komputer dan
kemampuan sebuah aplikasi web untuk dapat menyajikan berbagai macam alternatifyang dapat digunakan dalam pengembangan aplikasi web.
Kualitas sebuah aplikasi web ditentukan dengan kemampuan suatu web dalam
menangani semua permintaan user , untuk itu suatu kualitas aplikasi web dapat
dibuktikan dengan adanya pengujian. Pengujian adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengevaluasi kualitas produk dan untuk memperbaikinya dengan
mengidentifikasi semua masalah yang menjadi kekurangan tersebut.
Suatu pengujian aplikasi web ditentukan dari analisis tindakan jaminan mutu
dengan menemukan kesalahan yang ada, keadaan kualitas program yang diuji,
menciptakan dasar untuk peningkatan kualitas, dan sebagian besar hanya menghapus
kesalahan yang ditemukan saja tanpa mengidentifikasi keseluruhan sistem.
Sebelum aplikasi web dipastikan layak digunakan atau tidak sebelumnya harusdilakukan stress testing yaitu tahapan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan perangkat lunak dalam menangani kondisi yang tidak normal (mencakup
kuantitas/volume). Dengan stress testing dapat mengetahui performa aplikasi web
dan dapat memperkirakan dengan infrastruktur yang ada apakah layanan akan
berfungsi dengan baik atau tidak saat sistem diluncurkan untuk diakses oleh user .
Ada berbagai jenis tools yang dapat digunakan untuk menguji sebuah aplikasi
web, salah satunya adalah dengan menggunakan WAPT (Web Application
Performance Testing) adalah sebuah tool software testing yang digunakan untuk
pengujian tingkat stress pada suatu aplikasi web. Aplikasi ini mudah digunakan dan
hemat biaya untuk menguji situs web, baik dari aplikasi bisnis pribadi yang
digunakan untuk web portal, server web, aplikasi server , penyimpanan database
maupun aplikasi web lainnya.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengerti konsep dari pengujian sebuah software dengan memanfaatkan tool
software testing yang ada.
b. Memahami cara kerja dari tool software testing WAPT dan bagaimana cara
pengoperasiannya.
c. Mengapa perlu dilakukannya sebuah pengujan pada setiap perangkat lunak.
d.
Memahami berbagai macam test case dan teknik-teknik pengujian sebuah perangkat lunak.
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
Merupakan salah satu syarat kelulusan matakuliah Rekayasa Perangkat Lunak.
b. Mengetahui tahap-tahap test dalam pengujian sebuah perangkat lunak.
c.
Memahami cara kerja dari tool software testing WAPT.
d. Melakukan sebuah pengujian aplikasi web dengan menggunakan tool software
testing WAPT versi 8.0.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 3/30
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 4/30
4
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Pengujian Perangkat Lunak
Teknik kebutuhan perangkat lunak atau biasa disebut dengan analisis kebutuhan
perangkat lunak merupakan suatu kegiatan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhandan kondisi yang dapat dipenuhi oleh sebuah produk baru atau produk yang akan
diganti, dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya konflik kebutuhan dari
berbagai macam stakeholder.
Analisis kebutuhan mempunyai peran penting dalam kesuksesan suatu proyek
perangkat lunak. Untuk menunjang kesuksesan tersebut maka sebuah perangkat lunak
perlu adanya suatu pengujian sebelum siap digunakan oleh user. Pada dasarnya
pengujian merupakan suatu proses eksekusi suatu program dengan tujuan menemukan
kesalahan.
Didalam pengujian sebuah perangkat lunak dapat menggunakan berbagai macam
teknik dengan menggunakan test case dan test data. Test case yang baik adalah test
case yang memiliki probabilitas yang tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya, input yang digunakan untuk menguji sistem dan
memprediksi output dari input jika sistem beroperasi sesuai dengan spesifikasi.
Sedangkan test data adalah input yang telah direncanakan untuk dapat digunakan oleh
sistem.
Proses testing terdiri dari system testing dan acceptance testing . System testing
merupakan pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu keterhubungan antar sub-
system, sedangkan acceptance testing merupakan pengujian terakhir sebelum sistem
dipakai oleh user, melibatkan pengujian dengan data dari pengguna sistem, dan biasa
dikenal dengan “alpha test” (“beta test” untuk software komersial, dimana pengujian
dilakukan oleh potensial customer ). Dibawah ini merupakan gambaran dari sebuah
proses testing yang ditunjukan pada Gambar 1 :
Gambar 1 : Proses Testing
Dari gambar diatas component testing merupakan pengujian komponen-komponen
program dan biasanya dilakukan oleh component developer (kecuali untuk sistem
kritis). Integration testing merupakan pengujian kelompok komponen-komponen
yang terintegrasi untuk membentuk sub-system ataupun system, dilakukan oleh tim
penguji yang independent, dan pengujian berdasarkan spesifikasi sistem. Unit test
merupakan pengujian unit terkecil seperti classes, web pages, dan sebagainya dan
dilakukan selama proses implementasi.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 5/30
5
a. Level Test
Level test disini maksudnya adalah tahapan-tahapan dalam pengujian sebuah
perangkat lunak yang terdiri dari :
1.
Unit Testing
Unit testing-testing perunit yaitu mencoba alur yang spesifik pada struktur
modul kontrol untuk memastikan pelengkapan secara penuh dan pendeteksian error secara maksimum. Fokusnya untuk tidak menutup error
pada desain dan implementasi, meliputi :
- Struktur data pada sebuah komponen
- Logika program dan struktur program pada sebuah komponen
- Interface komponen
- Fungsi dan operasi dari sebuah component
-
Penguji/tester unit adalah pengembang dari komponen
2.
Integration Testing
Tes integrasi merupakan testing per penggabungan unit yaitu pengalamatan
dari isu-isu yang diasosiasikan dengan masalah ganda pada verifikasi dankonstruksi program. Fokusnya untuk meng-uncover error pada:
- Desain dan konstruksi arsitektur software
-
Fungsi-fungsi yang terintegrasi atau operasi pada level sub-system
- Interface dan interaksi
-
Integrasi resource dan/atau integrasi lingkungan
- Penguji integration: pengembang dan/atau test engineer.
Strategi pengujian test integrasi dengan menggunakan pendekatan :
- Integrasi non-incremental
Dengan menggunkan Big Band, menggabungkan semua bagian.
Keuntungannya adalah big band lebih sederhana sedangkan
kekurangannya adalah sulit untuk men-debug, tidak mudah untuk
mengisolasi error, tidak mudah untuk memvalidasi hasil test, dan
sangat sulit untuk membentuk sebuah sistem yang terintegrasi
impossible.
- Integrasi incremental
Mengintegrasi sistem secara bertahap, metodeyang digunakan antara
lain :
1. Integrasi Top-Down Approach
Modul-modul diintegrasi dengan memindahkan downward
melalui struktur kontrol. Modul subordinate ke modul kontrolutama digabung ke sistem dalam cara depth-first atau breadth-first.
Proses integrasi(lima langkah) :
Modul kontrol utama digunakan sebagai sebuah test driver, dan
stubs disubstitusi untuk semua modul secara langsung ke modul
kontrol utama.
Stub subordinate digantikan sekali satu waktu dengan modul
actual.
Test terkonduksi sebagai tiap modul diintegrasi.
Pada pelengkapan tiap kumpulan test, stub lainnya digantidengan modul real.
Pengujian regresi dapat dikonduksi.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 6/30
6
Integrasi ini dimodelkan dengan sebuah contoh sebagai berikut
yang terdapat pada Gambar 2 :
Gambar 2 : Ilustrasi Integrasi Top-Down Approach
Jika suatu modul mAtas memanggil modul mBawah, maka mAtasdiimplemtasikan dan diintegrasikan lebih dahulu. Kelebihannya adalah
implemtasi dan integrasi dapat dilakukan secara parallel, kesalahan
yang terjadi dapat diisolasi, dan jika ada kesalahan logika dapat
terdeteksi dengan cepat pada awal proses. Logical modules atau jika
dilihat dari ilustrasi diatas merupakan akar pohon yang berisi modul-
modul control yang menentukan logika program dan operational
modules yang terletak pada daun pohon merupakan modul-modul
operasional. Kelemahannya modul yang berpotensi untuk dapat
digunakan kembali kurang mendapat test yang cukup dan untuk
mengatasinya adalah dengan menggunakan defensive programming
atau teknik pemrograman yang digunakan untuk mencegah penggunaandata yang tidak valid.
2. Integrasi Bottom-Up Approach
Modul pada level terbawah diintegrasi pertama, kemudian dengan
menggerakkan keatas melalui struktur kontrol. Proses
integration(lima langkah) :
Modul low-level dikombinasikan ke cluster yang menunjukkan
sebuah sub-function software spesifik.
Sebuah driver ditulis untuk meng-coordinate input dan output
test case.
Test cluster diuji.
Driver dipindah dan cluster digabungkan bergerak ke atasdalam struktur program.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 7/30
7
Integrasi ini dimodelkan dengan sebuah contoh sebagai berikut
yang terdapat pada Gambar 3 :
Gambar 3 : Ilustrasi Integrasi Bottom-Up Approach
Jika suatu modul mAtas memanggil modul mBawah, maka
mBawah diimplemtasikan dan diintegrasikan lebih dahulu.Kelebihannya dari integrasi ini adalah implementasi dan integrasi dapat
dilakukan secara parallel, kesalahan yang terjadi dapat diisolasi, dan
modul-modul operasional sering diuji sehingga jika digunakan pada
produk yang lain telah teruji secara menyeluruh. Kelemahannya yaitu
jika terjadi kesalahan logika baru dapat ditemukan pada akhir proses.
3.
Integrasi Sandwich Approach
Integrasi Sandwich Approach merupakan gabungan antara kedua
integrasi tes diatas. Dimana modul-modul logika diimplementasikan
dan diintegrasikan menggunakan pendekatan top-down, sedangkan
modul-modul yang operasional diimplementasikan dan diintegrasikanmenggunakan pendekatan bottom-up.
Gambar 4 : Ilustrasi Integrasi Sandwich Approach
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 8/30
8
b. Regression Testing
Merupakan aktivitas yang membantu untuk memastikan sebuah perubahan (yang
berkaitan dengan testing atau penjelasan lain) tidak menghasilkan perilaku yang
tidak diharapkan atau error tambahan. Regression tes terdiri dari 3 kelas, yaitu:
Sebuah Contoh yang mewakili tes yang akan menguji semua fungsi
software Tes tambahan yang berfokus pada fungsi software yang tampak yang akan
berubah akibat perubahan lain
Tes yang berfokus pada komponen software yang telah berubah
menjadi validation testing.
Uji validasi yaitu Software yang berintegrasi diuji berdasarkan pada
kebutuhan untuk memastikan bahwa kita memiliki produk yang benar.
Fokus-nya adalah untuk meng-uncover error pada:
- Input/output sistem
-
Informasi fungsi sistem dan data
-
Interface sistem dengan bagian eksternal
-
User interface
-
Perilaku dan performance sistem
c.
Uji Sistem
Uji sistem yaitu sistem software diuji keseluruhan. Ini memverifikasi semua
elemen secara langsung untuk memastikan bahwa semua fungsi dan performance
sistem diterima dalam lingkungan target.
Uji sistem terbagi menjadi 5 bagian yaitu :
1. Recovery Testing : sistem tes yang menekan software untuk gagal dengan cara
yang bervariasi dan memverifikasi perbaikan sendiri dengan baik2. Security Testing : usaha untuk memverifikasi mekanisme perlindungan yang
dibuat dalam sistem apakah akan melindunginya dengan semestinya.
3. Stress Testing : didesain untuk menghadapi program dengan situasi abnormal.
4. Performance Testing : didesain untuk menguji performa software ketika
bekerja dalam konteks pengintegraian sistem.
5. Pengujian instalasi : didesain untuk menguji prosedur instalasi dan software
pendukungnya
Metode pengujian dalam perangkat lunak :
1. White Box Testing
Adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk menelitikode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau
tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan
proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan
parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan
diperbaiki, kemudian di-compile ulang.
Pengujian white box menggunakan metode desain test case yang
menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case.
Disebut juga pengujian glassbox.
Dengan pengujian whitebox, perekayasa dapat melakukan :
- Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul
telah digunakan paling tidak satu kali.- Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true and false.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 9/30
9
- Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas
operasional mereka.
- Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
Dengan meenggunakan metode white box, analis sistem akan dapat
memperoleh test case yang menjamin seluruh independent path di dalammodul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali, mengerjakan seluruh
keputusan logikal, mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya,
dan mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.
Keunggulan White Box adalah kebenaran program dalam mendefinisikan
algoritma dapat diketahui secara langsung dengan pengolahan path dan
menentukan kualitas pekerjaan coding dan pengaruhnya untuk standar coding.
Kekurangannya adalah jumlah biaya untuk white box testing lebih besar
daripada biaya yang dibutuhkan untuk black box, untuk ukuran software yang
sama dan belum mampu melakukan tes ketersediaan, kehandalan, daya tahan
beban dan testing – testing lain yang berhubungan dengan kebutuhan faktor –
faktor untuk operasi, revisi dan transisi.
2. Black Box Testing
Adalah metode pengujian perangkat lunak yang tes fungsionalitas dari
aplikasi yang bertentangan dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian
white-box).
Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat
lunak. Disebut juga pengujian behavioral atau pengujian partisi. Pengujian
black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan
serangkaian input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan
fungsional untuk suatu program.
Pengujian black box berusaha menemukan :
-
Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
- Kesalahan interface
- Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
- Kesalahan kinerja
- Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
- Kesalahan performansi
- Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir
Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka kita menarik
serangkaian test case yang memenuhi kriteria berikut :- Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test
case tambahan yang harus didesain untuk mencapai pengujian yang
dapat dipertanggungjawabkan.
- Test case yang member tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau
ketidakhadiran kelas kesalahan, daripada member tahu kesalahan yang
berhubungan hanya dengan pengujian spesifik.
Keunggulannya yaitu Black box testing dapat menguji keseluruhan
fungsionalitas perangkat lunak, Black box testing dapat memilih subset test
yang secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini black
box testing dapat membantu memaksimalkan testing investment.Kekurangannya adalah ketika tester melakukan black box testing, tester tidak
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 10/30
10
akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos
pengujian.
3.
Gray Box Testing
Adalah metode pengujian perangkat lunak yang adalah kombinasi dari
Black box testing dan White box testing. Dalam Black box testing, strukturinternal dari item yang sedang diuji tidak diketahui tester dan White box testing
struktur internal di dikenal. Dalam pengujian Gray box testing, struktur internal
sebagian dikenal. Ini melibatkan memiliki akses ke internal data struktur dan
algoritma untuk tujuan merancang uji kasus, tetapi pengujian pada pengguna,
atau tingkat Black box. Grey-box, berusaha menggabungkan kedua metode
diatas, mengambil kelebihan keduanya, mengurangi kekurangan keduanya.
Teknik verifikasi modern menerapkan combine-method ini.
d.
Rencana Uji
Rencana uji berhubungan dengan mengeset standar untuk pengujian proses
dibanding penggambaran pengujian produk.
Test plan/rencana uji terdiri atas:
1.
Standar untuk proses pengujian
2. Resource yang diperlukan (hardware, software dan engineer)
3.
Jadwal pengujian (pengujian task dan milestones)
4. Uji item (apa yang harus diuji)
5. Prosedur recording test (hasil test harus secara sistematis direkam)
6. Constraint
e. Debugging
Gejalanya mungkin sebagai hasil dari masalah pemilihan waktu dibanding masalah
proses, kemungkinan sulit secara akurat mereproduksi kondisi input, kemungkinan
terjadi dalam waktu yang dekat berkelanjutan dan mungkin juga berkaitan dengan
penyebab yang didistribusikan melewati sejumlah task yang berjalan pada prosesor
yang berbeda.
Terdapat 3 kategori pendekatan Debugging :
Brute force : metode yang paling umum dan lebih efisien untuk mengisolasi
penyebab dari error software
Backtracking : metode yang dapat berhasil pada program kecil
Cause elimination : perwujudan dari induksi atau deduksi dan pengenalan
dari konsep binary partitioning
f. Pengujian Perangkat Lunak Berbasis Web
Menurut Krishen Kota terdapat 10 langkah dalam pengujian aplikasi berbasis WEB
diantaranya adalah [1] :
1.
Menentukan Sasaran Pengujian (Objective)
Sebelum melakukan sebuah pengujian kita harus menentukan beberapa
sasaran pengujian, agar pengujian yang akan dilakukan terarah. Sehingga
seorang penguji dapat menentukan beberapa prioritas pengujian dalam sebuah
pengujian aplikasi.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 11/30
11
2. Menentukan Proses dan Pelaporan Pengujian
Dengan menentukan proses pengujian dan susunan pelaporan pengujian,
maka setiap anggota dalam sebuah tim penguji akan mengerti aliran dari
sebuah proses pengujian.
3.
Memantau Hasil Pengujian (Tracking Results)Ketika kita sudah memulai sebuah proses pengujian aplikasi, kita akan
menemukan beberapa error, bug, defect, dan sebagainya. Sehingga tim penguji
membutuhkan cara untuk menyimpan, mengorganisir dan mendistribusikan
informasi tersebut kepada semua anggota tim penguji. Tim juga akan
membutuhkan cara untuk menjaga tim agar tetap mendapat informasi status
dari sebuah proses pengujian. Oleh karena itu, dalam sebuah pengujian
dibutuhkan pemantauan hasil (tracking results).
4.
Menentukan Area Pengujian ( Environment Test)
Menentukan area pengujian disini diartikan sebagai pembagian wilayah
kerja dari sebuah tim, misalkan sebuah tim penguji dibagi menjadi tiga area pengujian yaituWEB server, database server , dan application server.
5.
Pengujian Kegunaan Aplikasi (Usability Testing )
Dalam tahap usability test ini mencoba meneliti tiga aspek yang berkaitan
dengan user’s experience diantaranya adalah :
- Apakah WEB application tersebut memiliki desain antarmuka yang
konsisten?
- Seberapa mudahkah navigasi dari WEB application tersebut?
- Apakah feed back yang diberikan WEB application tersebut sesuai dengan
keinginan pengguna?
-
6.
Pengujian Unit (Unit Testing)
Unit testing ini merupakan pengujian yang hanya fokus pada beberapa
bagian kecil dari fungsionalitas WEB application. Misalnya menguji
kebenaran dari penyimpanan data setelah pengguna menekan
tombol “submit”.
7. Pengujian Kode HTML
Pengujian kode HTML ini bertujuan untuk menguji apakah aplikasi
tersebut dapat dijalankan pada bermacam-macam browser, resolusi layar dan
OS yang berbeda.
8.
Load Testing
Load testing dimaksudkan untuk mengukur seberapa lamakah sebuah
halamanWEB application di-load kedalam browser milik pengguna. Pada
umumnya, sebuah halaman dapat di-load kurang dari 15 detik.
9.
User Acceptance Testing
Dengan melakukan pengujian ini, tim akan mengetahui apakah WEB
applicationtersebut sudah memiliki fungsi yang sesuai dengan keinginan
pengguna atau belum. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menguji aplikasi
versi Beta.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 12/30
12
10. Pengujian Keamanan (Security Testing )
Tahap ini merupakan tahap akhir yang penting untuk mengetahui
apakah WEB application tersebut sudah memiliki sistem keamanan yang baik
atau belum. Kita juga harus menguji apakah WEB application tersebut aman
terhadap serangan dari dalam maupun luar sistem.
2. WAPT (Web Application Performance Testing)
Sebelum melakukan pengetesan menggunakan WAPT versi 8.0, terlebih dahulu
penulis mereview sedikit mengenai software ini.
WAPT (Web Application Perfomance Testing) adalah sebuah tool software
testing yang digunakan untuk pengujian tingkat stress pada suatu aplikasi web.
Aplikasi ini mudah digunakan dan hemat biaya untuk menguji situs web: dari aplikasi
bisnis pribadi yang digunakan untuk web portal, server web, aplikasi server,
penyimpanan database, dll. [6]
WAPT menyediakan fitur untuk membuat tes beban selama beberapa menit dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang kita inginkan maksudnya kita dapat
mengatur berapa banyak user yang dapat mengakses sebuah situs secara bersamaandan informasi yang diberikan dapat berupa grafik deskriptif dan laporan agar mudah
dalam mengisolasi dan memperbaiki hambatan dalam perangkat lunak yang kita uji.
Jenis Tes / Fungsi yang Dapat Dilakukan oleh WAPT (Web Application Performance
Testing) antara lain Functionality, Configuration, Compatibility ,Volume testing,
Stress testing, Performance testing, Recovery testing, Security Testing, Network
security testing , dan Document Testing.
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 13/30
13
BAB III
TESTING
1.
Instalasi WAPT 8.0
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai cara instalasi software testing dengan
menggunakan WAPT 8.0, berikut tahapan instalasinya :
Tahap 1 : Siapkan file instalasi WAPT.exe berukuran 6,54 MB dan versi yang
penulis gunakan adalah versi 8.0 (trial more 14 days).
Tahap 2 :
Gambar 5 : WAPT Setup
Akan muncul WAPT setup seperti Gambar 5, kemudian pilih ‘Next’
Tahap 3 :
Gambar 6 : WAPT setup : License Agreement
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 14/30
14
Setelah itu akan muncul kebijakan mengenai software WAPT 8.0
tersebut yang terdapat pada Gambar 6, jika menyetujui maka checklist
pada bagian ‘Yes, I agree with all the terms of this license
agreement’, kemudian pilih tombol ‘Next’
Tahap 4 : Berikutnya akan muncul berupa informasi penting mengenai WAPT8.0 seperti Gambar 7 :
Gambar 7 : WAPT setup : Readme Information
Kemudian pilih tombol ‘Next’
Tahap 5 :
Gambar 8 : WAPT setup : Destination Folder
Pilih tabel destinasi folder untuk instalasi WAPT 8.0, kemudian pilih
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 15/30
15
‘Next’
Tahap 6 :
Gambar 9 : WAPT setup : Ready to Install the Program
Pilih tombol ‘Next’ untuk dapat memulai instalasi WAPT 8.0
Tahap 7 Tahap 7 ini merupakan tahapan akhir dari proses instalasi
Gambar 10 : WAPT setup : Setup Status
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 16/30
16
Gambar 11 : WAPT setup : Installation Complete
Kemudian pilih ‘Finish’ dan WAPT 8.0 sudah siap digunakan sebagai
software tester.
WAPT 8.0 yang penulis gunakan bersifat trial more 14 days :
Gambar 12 : WAPT 8.0
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 17/30
17
2. Pengujian Aplikasi Web dengan WAPT 8.0
Tahap 1 :
Pastikan sudah menginstal software WAPT 8.0, dan dapat didownload versi trialnya di
http://www.loadtestingtool.com/download.html. Jalankan aplikasi wapt.exe yang sudah
diinstal tersebut. Berikut tampilan awal dari aplikasi WAPT 8.0 :
Gambar 13 : Tampilan Awal Software WAPT 8.0
Tahap 2 :
Untuk dapat memulai menguji sebuah web, maka tahap pertama yang dilakukan adalah
dengan meng-klik icon menu ‘New’ pada kiri atas kemudian pilih ‘Scenario’ atau bisa
juga dengan cara ‘Ctrl+N’, berikut tampilannya :
Gambar 14 : New Scenario (Ctrl+N)
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 18/30
18
Pada aplikasi WAPT 8.0 ini jika kita akan melakukan sebuah pengujian terhadap sebuah
web maka file yang disimpan dalam bentuk scenario, dimana dalam sebuah scenario
tersebut yang akan merekam semua aktifitas pengujian web.
Tahap 3 :
Tahap selanjutnya adalah menentukan jenis test yang diinginkan, ada beberapa pilihan jenis tes yang telah disediakan oleh WAPT 8.0 namun pada makalah ini penulis akan
mencoba pegujian dengan Stress Test (lihat gambar dibawh ini) , kemudian klik tombol
‘Next’ untuk melanjutkan :
Gambar 15: New Scenario Wizard : Stress Test
Tahap 4 :
Kemudian akan diminta untuk memasukan scenario pengujian yang akan dilakukan.
Pada WAPT versi trial ini hanya membatasi jumlah user sampai dengan 20 orang jika
melebihi maka akan muncul pop-up menu seperti gambar berikut :
Gambar 16: Trial Version Limit
Penulis mensimulasikan pengujian sebuah web portal dengan scenario setiap 30 detik,
akan ada 1000 user virtual yang akan mengakses web portal tersebut, kemudian klik
tombol ‘Next’ untuk melanjutkan dan berikut settingan scenario pengujian stress test
yang penulis lakukan terdapat pada gambar dibawah ini :
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 19/30
19
Gambar 17 : Simulasi Scenario Pengujian Stress Test
Tahap 5 :
Selanjutnya akan masuk ke pengaturan durasi waktu yang dibutuhkan untuk pengujian
yang akan dilakukan. Pengaturan waktu ini bersifat dinamis, atau dapat disesuaikan
dengan keperluan. Pada pengujian ini penulis mengatur durasi selama dua menit. Berikut
gambar dari pengaturan durasi tersebut, kemudian klik ‘Next’ untuk melanjutkan:
Gambar 18 : Test Duration
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 20/30
20
Tahap 6 :
Tahap selanjutnya adalah mengatur berapa banyak jumlah kolom yang akan ditampilkan
dalam laporan hasil pengujian, dalam hal ini penulis mengaturnya sebanyak 5 kolom,
klik ‘Next’ untuk melanjutkan. Berikut tampilan dari pengaturan banyaknya jumlah
kolom hasil test :
Gambar 19 : Test Result
Semua pengaturan scenario selesai, dan pengujian siap dilakukan. Klik tombol ‘Finish’seperti Gambar berikut :
Gambar 20 :
Tampilan Akhir Dari Proses Pengaturan Scenario Wizard
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 21/30
21
Tahap 7 :
Setelah tombol ‘Finish’ ditekan, maka akan muncul window ‘Recording Options’ seperti
gambar berikut, kemudian create a new profile untuk merekam semua permintaan
halaman pada saat pengujian dengan stress test, kemudian klik tombol ‘OK’ :
Gambar 21 : Recording Options
Setelah semua proses dilengkapai maka aplikasi WAPT 8.0 akan siap merekam hasil
pengujian.
Tahap 8 :
Masukan alamat address web yang akan diuji, pada makalah ini penulis akan menguji
sebuah portal yang terdapat diinstansi tempat penulis bekerja. Kemudian klik tombol
‘Go’, maka akan terlihat seperti gambar berikut :
Gambar 22:Tampilan Portal Instansi Yang Akan Dilakukan Pengujian Dengan Stress Test
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 22/30
22
Tahap 9 :
Penulis mencoba login kehalaman portal dan mencoba beberapa menu pilihan yang
terdapat pada aplikasi web portal tersebut :
Gambar 23: Tampilan Home Web Portal
Gambar 24: Tampilan Menu e-Library
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 23/30
23
Gambar 25: Tampilan Menu Tips Kesehatan
Tahap 10 :
Setelah dirasa cukup untuk mengetes beberapa menu yang disediakan oleh web portal
tersebut, stop recorder dengan menekan tombol ‘Stop Rec’ , dan langkah
selanjutnya adalah mem-verifikasi hasil rekaman yang telah disimpan dengan cara meng-
klik tombol ‘Verify Test’ . Kemudian select profile scenario yang akandiverifikasi dari hasil rekaman, dan klik tombol ‘Verify’ :
Gambar 26: Select Profiles
Setelah proses verifikasi selesai, maka akan tampil hasilnya, seperti gambar berikut :
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 24/30
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 25/30
25
Gambar 29 diatas adalah waktu yang dibutuhkan selama proses test run berlangsun, dan
dalam pengujian ini waktu untuk proses test run memerlukan waktu selama 6 menit.
Setelah proses test run selesai, maka hasil akhirnya akan muncul di browser mengenai
laporan hasil pengujian stress test tersebut dan berikut summary graps yang dihasilkan :
Gambar 30 : Summary Graph
Dari hasil grafik diatas penulis hanya menampilkan Avg response time, Avg download
time dan Pages per second mengenai performance aplikasi web portal. Waktu response(Avg response time) yang dibutuhkan oleh 20 user dalam 2 menit pengujian adalah 2,27
detik (batas minimum) sampai dengan 11,9 detik (batas maksimum), dimana dalam hal
ini termasuk kedalam batas yang masih ditolerir karena dalam sistem penilaian respon
server ada tiga batas penting, yaitu sebagai berikut [8]:
- 0.1 detik : Merupakan waktu respon ideal. Pengguna sistem akan
merasakan reaksi sistem yang singkat, cepat dan tidak terasa adanya
interupsi (gangguan).
- 1.0 detik : Merupakan waktu respon terlama yang masih dapat ditoleransi.
- 10 detik : Merupakan batas waktu terlama yang sudah tidak dapat
ditoleransi lagi.
Avg download time merupakan waktu yang dibutuhkan pada saat user melihat web title
(pada browser title bar) hingga user dapat melihat halaman web yang meliputi frame,
tabel dan HTML text. Dari grafik diatas terlihat bahwa download time dapat dikatakan
stabil karena waktu download tidak berubah untuk tiap periode waktu dan waktu
download singkat yaitu hanya 0 detik. Dan waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi
halaman web perdetiknya (Pages per second) adalah 0.25 pages per second (batasminimum) hingga mencapai 9.75 pages per second (batas maksimum).
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 26/30
26
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari stress testing yang penulis lakukan pada pengujian aplikasi web portal adalah
aplikasi tersebut mampu berjalan dalam keadaan normal dengan beban yang berat.
Berikut adalah hasil dari pengujian web portal dengan menggunakan stress test pada
WAPT 8.0 :
1) Performance Data
Dari hasil tabel diatas dapat menunjukan data yang diterima user dalam waktu
dua menit yang dihitung setiap 30 detik. User dapat mengakses halaman sebanyak
2.21 perdetik, dan hits yang dibutuhkan untuk setiap request halaman HTML tercatat
sebanyak 43,8 hits ini merupakan Hit telah didaftarkan untuk setiap halaman Web
yang file HTMLnya sesuai dengan halaman yang diminta atau setiap grafik dalam
halaman HTML yang diminta oleh user. Tabel WAPT utilization merupakan tabel
yang dibutuhkan oleh WAPT untuk menguji stress test tersebut, dimana
membutuhkan 42% CPU, 190 Mb memory dan 4% jaringan yang dibutuhkan selama
pegujian web portal tersebut. Berikut hasil dari performance data yang dihasilkan :
Tabel 1: Hasil Performance Data Pada Stress Testing
2)
Response Time
Dari hasil response time diatas menunjukan respon aplikasi terhadap
permintaan halaman oleh user selama 2 menit yang dihitung setiap 30 detik. Total
selama 2 menit pengujian, hasil rata-rata yang diperoleh adalah 2,19 detik
perhalaman (batas maksimum) dan 0,01 detik perhalaman (batas minimum). Berikut
hasil dari response timenya :
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 27/30
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 28/30
28
HTTP ini bisa saja disebabkan karena sebagian request memerlukan sebuah
autentifikasi, permission file yang direquest tidak readable, dan banyak faktor
lainnya. Untuk mengatasinya salah satunya dengan memastikan permission untuk
request yang dibutuhkan. Berikut hasil error report data pada stress testing :
Tabel 4 : Hasil Error Reports Data pada Stress Testing
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 29/30
8/10/2019 Devi Anisah Softwaretester
http://slidepdf.com/reader/full/devi-anisah-softwaretester 30/30
DAFTAR PUSTAKA
[1] Handoko, Herdy Fajar.”Analisis, Design dan Uji Web”.12 Oktober 2014. http://herdyfajarhandoko.wordpress.com/tugas-mandiri/analisis-design-dan-uji-web/.
[2] Kusumawardani, Eni.”Pengujian Software”.12 Oktober 2014.
http://enikusuma.wordpress.com/2010/09/24/pengujian-software/ [3] Risdiana, Aan.”Pengujian Website Menggunakan Acunetix”.2014.Universitas Budi
Luhur.
[4] Restyandito.”Rekayasa Perangkat Lunak 1”.12 Oktober 2014.
http://www2.ukdw.ac.id/kuliah/info/TI1153/TI1153TahapImplementasiIntegrasiPeme
liharaan.pdf
[5] “WAPT – Web Application Load, Stress and Performance”. http://www.loadtestingtool.com/index.shtml
[6] Aryani, Galuh.”Stress Testing Aplikasi Web Menggunakan Web Application
Performance Test (WAPT)”.12 Oktober 2014.
http://terserahgue09.blogspot.com/2014/05/stress-testing-aplikasi-web-
menggunakan.html [7] Chaitanya Kallepalli, and Jeff Tian.” Penggunaan dan Reliabilitas Pengukuran dan
Pemodelan untuk Pengujian Statistik Web”.12 Oktober 2014. http://mattady.students-
blog.undip.ac.id/2010/10/25/33/
[8] S Selvina Djami.” T1_682008075_Full text.pdf”.12 Oktober 2014. http://repository.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/2849/2/T1_682008075_Full%2
0text.pdf