determinan kinerja intellectual capital di bank :...

27
1 DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS INDONESIA PANGGAH SETIAWAN A W SITI MUTMAINAH, SE., M.Si., Akt. ABSTRACT The objective of this study is to investigate the determinants of intellectual capital performance in the Indonesian banks. Dependent variable used in this study is intellectual capital performance. Independent variable used in this study are investment in IT system, bank efficiency, barriers to entry, efficiency of investment in intellectual capital, bank profitability, and bank risk. Samples of this study are banks companies which listed on Indonesia Stock Exchange (IDX), for the observation period of 2008 until 2009. Samples were collected by purposive sampling method and resulted in 50 firms the samples. This study using The Pulic Model (Value Added Intellectual Coefficient VAIC TM ) as the efficiency measure of three intellectual capital component; physical capital coefficient (VACA), human capital coefficient (VAHC), and structural capital coefficient (STVA) This study used linear regression for analyzing data. The results showed that bank profitability significant effect to the intellectual capital performance. Investment in IT systems, bank efficiency, barriers to entry, efficiency of investment in intellectual capital and bank risk not significant effect to the intellectual capital performance. Keywords : Intellectual capital, Human Capital, VAIC™, Banks, Indonesia

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

1

DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL

CAPITAL DI BANK : KASUS INDONESIA

PANGGAH SETIAWAN A W

SITI MUTMAINAH, SE., M.Si., Akt.

ABSTRACT

The objective of this study is to investigate the determinants of intellectual

capital performance in the Indonesian banks. Dependent variable used in this

study is intellectual capital performance. Independent variable used in this study

are investment in IT system, bank efficiency, barriers to entry, efficiency of

investment in intellectual capital, bank profitability, and bank risk.

Samples of this study are banks companies which listed on Indonesia

Stock Exchange (IDX), for the observation period of 2008 until 2009. Samples

were collected by purposive sampling method and resulted in 50 firms the

samples. This study using The Pulic Model (Value Added Intellectual Coefficient

– VAICTM

) as the efficiency measure of three intellectual capital component;

physical capital coefficient (VACA), human capital coefficient (VAHC), and

structural capital coefficient (STVA) This study used linear regression for

analyzing data.

The results showed that bank profitability significant effect to the

intellectual capital performance. Investment in IT systems, bank efficiency,

barriers to entry, efficiency of investment in intellectual capital and bank risk not

significant effect to the intellectual capital performance.

Keywords : Intellectual capital, Human Capital, VAIC™, Banks, Indonesia

Page 2: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

2

PENDAHULUAN

Di era informasi seperti ini, pengaruh globalisasi menyebabkan

munculnya inovasi teknologi, serta pesatnya perkembangan teknologi informasi.

Oleh karena itu untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis, maka perusahaan harus

mengubah strategi bisnis yang semula didasarkan pada industri yang berbasis

tenaga kerja (labour-based business) menuju industri yang berbasis pengetahuan

(knowledge-based business).

Goh (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan strategi

knowledge–based business dapat digunakan untuk memperoleh keunggulan

kompetitif. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Usoff et al (dalam El-

Bannany, 2008) yang menyatakan ilmu pengetahuan merupakan kunci sumber

daya ekonomi yang dominan dan kemungkinan juga sebagai sumber keunggulan

kompetitif bagi perusahaan.

Penerapan knowledge-based industries tersebut diharapkan mampu

menciptakan nilai tersendiri bagi perusahaan. Dengan adanya perubahan strategi

bisnis dari labour-based business menjadi knowledge-based industries,

penggunaan aset berwujud (tangible asset) menjadi kurang penting dari pada aset

tidak berwujud (intangible asset).

Sekarang ini, logika bisnis didasarkan pada pencapaian keberhasilaan

penciptaan nilai (value creation) dalam perusahaan. Tujuan akhirnya adalah

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jangka panjang. Hal tersebut dapat

tercapai dengan investasi pada sumber daya intelektual dan peningkatan

mobilisasi dari potensi internal perusahaan, terutama adalah aktiva tidak berwujud

(Ulum, 2009). Oleh karena itu penting untuk dilakukan penilaian terhadap aset

tidak berwujud, salah satunya intellectual capital.

IC merupakan sumber daya yang unik karena terdapat perbedaan pada

tiap-tiap perusahaan sehingga tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain. Hal inilah

yang akan menjadikan IC sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan

untuk menciptakan value added perusahaan dan nantinya akan tercapai

Page 3: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

3

keunggulan kompetitif perusahaan. Value added adalah indikator paling objektif

untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam penciptaan nilai (value creation).

Salah satu komponen IC yang terpenting didalam perusahaan adalah

human capital. Menurut Pablos (2003) dalam El-Bannany (2008) human capital

dapat memperbaiki kekuatan dan efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan akan

memperoleh keunggulan kompetitif. Goh (2005) berpendapat bahwa aktivitas

perusahaan sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu physical capital dan human

capital. Human capital tidak dapat menjalankan aktivitasnya tanpa adanya

physical capital, dan begitu juga sebaliknya. Pada sektor pertanian dan

perindustrian, physical capital (seperti tanah tenaga kerja) lebih penting daripada

intellectual capital dalam proses penciptaan nilai. Namun pada sektor perbankan,

intellectual capital (seperti ilmu pengetahuan) lebih penting dari pada physical

capital dalam proses penciptaan nilai (El-Bannany, 2008). Inilah salah satu alasan

penelitian pada sektor perbankan.

Pendapat El-Bannany tersebut juga diperkuat oleh pendapat Mavridis

(2004) yang menyatakan bahwa sektor perbankan adalah area yang menarik dan

ideal untuk penelitian intellectual capital karena sektor ini merupakan salah satu

sektor yang paling intensif IC-nya dalam pelaksanaan kegiatan kegiatan

bisnisnya. Selain itu, dari aspek intellectual capital, secara keseluruhan karyawan

disektor perbankan lebih homogen dibandingkan sektor ekonomi lainnya (Kubo

dan Saka dalam Ulum, 2008).

Penelitian ini dilakukan di sektor perbankan Indonesia pada periode waktu

tahun 2008-2009 untuk perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI). Dengan alasan bahwa perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) diharapkan memiliki prospek kinerja yang lebih bagus daripada

perusahaan lain yang belum listing di BEI. Hal ini akan memberikan keunggulan

kompetitif tersendiri bagi perusahaan tersebut.

Page 4: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

4

Namun pada kenyataannya sekitar pada tahun 2008-2009 terdapat

beberapa perusahaan yang mengalami kerugian dan delisting dari Bursa Efek

Indonesia (BEI). Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan tersebut

mengalami penurunan, khususnya dilihat dari kinerja human capital. Hal ini

sangat bertolak belakang dengan pendapat Kuryanto (2007) yang menyatakan

bahwa kinerja intellectual capital berpengaruh pada kinerja perusahaan.

Metode VAICTM

digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kinerja

intellectual capital perusahaan di sektor perbankan. Model ini mampu

menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA).

Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis

dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value

creation). Sedangkan variabel independen penelitian ini meliputi : investasi pada

teknologi informasi, efisiensi bank, hambatan memasuki pasar, efisiensi investasi

pada intellectual capital, profitabilitas bank, dan resiko bank.

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Resource-Based Theory

Resource-Based Theory merupakan suatu pemikiran yang meyakini bahwa

sebuah perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif apabila memiliki

sumber daya yang unggul. Penyatuan aset berwujud dan aset tidak berwujud

merupakan strategi potensial untuk meningkatkan kinerja. Salah satu aset tidak

berwujud yang penting di dalam perusahaan adalah intellectual capital.

Intellectual capital dianggap sebagai sumber daya yang mampu meningkatkan

keunggulan kompetitif perusahaan sehingga berdampak pada value creation bagi

perusahaan. Dengan kata lain kinerja intellectual capital juga akan berpengaruh

terhadap kinerja sebuah perusahaan.

Human Capital Theory

Teori ini juga mendukung pendapat dari Pablos (2003) dalam El-Bannany

(2008) yang menyatakan human capital adalah salah satu komponen intellectual

Page 5: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

5

capital yang merupakan sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan,

yang dapat memperbaiki kekuatan dan efisiensi perusahaan, sehingga perusahaan

akan memperoleh keunggulan kompetitif.

Menurut El-Bannany (2008) karyawan yang dikenal sebagai human

capital memainkan peranan penting dalam penciptaan nilai yang dapat

menciptakan peningkatan efisiensi. Mereka akan memberikan keuntungan

sehingga perusahaan mampu bersaing di pangsa pasar.

Intellectual Capital

Terdapat banyak sumber yang menjelaskan definisi intellectual capital

dan beberapa diantaranya :

Menurut Mavridis (2005) “An intangible asset with potential to create

value for the enterprise and the society itself”

Menurut Kamath (2007) “Any creation of human intellect or mind”

Menurut Advinsson dan Malone (1997) dalam Kamath (2007)

“Knowledge that can be converted to value”

Menurut Martinez dan Garci-Meca (2005) dalam El-Bannany (2008)

“The knowledge, information, intellectual property and experience

that can be put to use to create wealth”

Menurut Brooking (1996) dalam El-Bannany (2008) “Given to the

combined intangible assets which enable the company function”

Dari penjelasan beberapa sumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

intellectual capital adalah termasuk aset tidak berwujud. Selain itu intellectual

capiatal merupakan suatu ilmu pengetahuan atau pengalaman yang

mencerminkan kemampuan yang dimiliki oleh seorang karyawan yang dapat

digunakan untuk memperoleh keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Pada literatur tersebut dijelaskan definisi intellectual capital secara umum.

Namun dalam penelitian ini salah satu komponen yang terpenting adalah human

capital (HC). Menurut Chen et al. (2004) dalam El-Bannany (2008) human

Page 6: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

6

capital merupakan beberapa faktor seperti ilmu pengetahuan, skill, kemampuan

dan sikap yang dimiliki oleh seorang karyawan dalam melayani pelanggan yang

dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa human capital merupakan

komponen yang penting dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan untuk

menaikkan kualitas dan pelayanan terhadap pelanggan, yang mungkin hal tersebut

dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan sehingga akan

menaikkan nilai perusahaan tersebut.

Hipotesis

Pada sektor perbankan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja intellectual capital, seperti : investasi pada sistem IT, efisiensi bank,

hambatan memasuki pasar, efisiensi pada IC, profitabilitas bank, dan resiko bank.

1. Pengaruh Investasi pada Sistem IT terhadap Kinerja Intellectual Capital

Investasi pada teknologi informasi merupakan alokasi dana untuk

pengadaan dan pemeliharaan sistem teknologi informasi di perusahaan

perbankan, baik untuk kepentingan internal maupun eksternal.

Keberadaan sistem teknologi informasi seperti sistem komputer di

dalam sebuah perusahaan sangatlah penting. Sebagai contohnya pada saat

ini semakin banyak komputer yang berada di meja karyawan di sebuah

perusahaan. Hal ini menandakan bahwa sangat pentingnya sistem

komputer di sebuah perusahaan.

Sistem teknologi informasi sangat penting fungsinya, hal ini akan

memberikan kemudahan bagi karyawan dalam melakukan aktivitas

pekerjaanya. Secara tidak langsung ini akan meningkatkan kinerja dari

karyawan (human capital) di dalam perusahaan tersebut, dan diharapkan

ketika semakin tinggi investasi pada sistem teknologi informasi semakin

tinggi pula kinerja intellectual capitalnya. Sehingga akan berkontribusi

yang bagus terhadap kinerja perusahaan.

Page 7: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

7

Dari fakta diatas maka dapat ditarik hipotesis yang pertama sebagai

berikut :

H1 Tingkatan investasi pada sistem teknologi informasi berpengaruh

positif terhadap kinerja intellectual capital

2. Pengaruh Efisiensi Bank terhadap Kinerja Intellectual Capital

Efisiensi bank menunjukkan suatu tingkatan keberhasilan yang

ditunjukkan dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan tujuan

yang telah dicapainya. Pada pembahasan yang kedua ini human capital

memainkan peranan penting untuk menurunkan biaya produksi pada

sektor perbankan dan mampu menciptakan diferensiasi produk (El-

Bannany, 2008).

Kondisi ini juga memberikan motivasi bagi karyawan bank untuk terus

berinovasi atau mengembangkan proses bisnis sehingga menjaga market

share perusahaan agar terus meningkat denga cara menarik lebih banyak

pelanggan.

Ini dapat diasumsikan jika efisiensi bank dihubungkan dengan human

capital maka akan berpengaruh antara kinerja human capital dan pangsa

harga saham bank tersebut.

Dari pembahasan diatas dapat ditarik hipotesis yang kedua :

H2 Efisiensi relatif bank berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital

3. Pengaruh Hambatan Memasuki Pasar terhadap Kinerja Intellectual

Capital

Hambatan memasuki pasar dapat diartikan sebagai halangan yang dialami

oleh perusahaan untuk masuk kedalam persaingan usaha yang sejenis.

Kemampuan sebuah perusahaan untuk mengatasi masalah hambatan

memasuki pasar ini sangat tergantung pada aset yang dimilki oleh

perusahaan. Aset digunakan sebagai pengukuran karena dianggap sebagai

investasi awal untuk memasuki persaingan. Ketika sebuah perusahaan

Page 8: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

8

akan memasuki tingkat persaingan usaha yang sangat tinggi maka

dibutuhkan aset sebagai modal untuk mengatasi hambatan memasuki pasar

tersebut. Perusahaan yang masuk ke dalam tingkat persaingan usaha yang

tinggi, tentunya akan cenderung untuk mendorong dan memotivasi

karyawan mereka untuk berinovasi. Hal tersebut disebabkan karena

perusahaan merasa tidak ingin tersaingi oleh perusahaan lain. Kondisi

tersebut berdampak positif terhadap kinerja karyawan (human capital).

Dari pembahasan diatas dapat ditarik hipotesis yang ketiga :

H3 Hambatan memasuki pasar pada perusahaan berpengaruh positif

terhadap kinerja intellectual capital

4. Pengaruh Efisiensi Investasi pada IC terhadap Kinerja Intellectual Capital

Efisiensi investasi pada intellectual capital menunjukkan tingkatan

keberhasilan pengguanaan investasi pada human capital yang berupa

pelatihan dan kompetensi.

Kaanan dan Aulbur (2004) dalam El-Bannany (2008) berpendapat

bahwa human capital dapat didefinisikan sebagai penjumlahan nilai

investasi pada karyawan, kemampuan dan masa depan. Investasi pada

human capital diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penciptaan

nilai perusahaan.

Hasil investasi akan lebih efisien, jika investasi tersebut memberikan

kontribusi pada kenaikan penciptaan nilai perusahaan dan ini akan

memberikan motivasi tersendiri bagi karyawan bank (human capital)

untuk berinovasi seperti menciptakan produk dan pelayanan baru atau

mengembangkan proses bisnis untuk menjaga efisiensi investasi pada

intellectual capital.

Dari fakta tersebut dapat ditarik hipotesis yang keempat :

H4 Rasio biaya karyawan berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital

Page 9: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

9

5. Pengaruh Profitabilitas Bank terhadap Kinerja Intellectual Capital

Proitabilitas bank menunjukkan suatu tingkat pencapaian atau

pengembalian sesuai yang menunjukkan efektivitas operasional

keseluruhan perusahaan.

El-Bannany (2008) berpendapat pada umumnya laporan keuangan

perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi hasil positif yang

mencerminkan laba perusahaan dan hasil negatif yang mencerminkan rugi

bagi perusahaan. Kerugian dapat dianggap sebagai hal yang luar biasa

karena akan menyita waktu bagi direktur perusahaan untuk mencari

penyebab kerugian tersebut. Apabila waktu direktur tersita hanya untuk

mencari permasalahan kerugian, maka mereka akan kehilangan waktu

untuk aktivitas mereka yang lebih bermanfaat bagi perusahaan seperti

melakukan inovasi yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Di sisi lain, laba dapat juga dianggap sebagai hasil yang luar biasa

karena direktur mampu melakukan kegiatan lain yang berguna bagi

persahaan, seperti melatih karyawan untuk berinovasi yang dapat

meningkatkan laba perusahaan. Sehingga hal tersebut dapat diharapkan

danya pengaruh positif profitabilitas bank terhadap kinerja human capital.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil hipotesis selanjutnya :

H5 Profitabilitas bank berpengaruh positif terhadap kinerja intellectual

capital

6. Pengaruh Resiko Bank terhadap Kinerja Intellectual Capital

Resiko bank menunjukkan suatu kendala yang harus dihadapi bank dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Menurut Patton dan Zelenka (1997) dalam El-Bannany (2008)

menyatakan bahwa persentase aset tidak berwujud merupakan bagian yang

luas dari kinerja masa depan perusahaan yang tergantung pada resiko aset.

Ini dapat dianggap bahwa peningkatan persentase aset tidak berwujud

akan memberikan kesan pada human capital (sebagai aset tidak berwujud)

Page 10: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

10

bahwa keberadaan mereka sangat penting dalam kesuksesan sebuah

perusahaan dan memotivasi mereka untuk terus berinovasi yang dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Ini akan berpengaruh positif

antara resiko bank dan human capital.

Dari pendapat diatas dapat diambil hipotesis yang terakhir, yaitu :

H6 Resiko bank berpengaruh positif terhadap kinerja intellectual

capital

METODOLOGI PENELITIAN

Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Intellectual

Capital. Public (1998) dalam Ulum (2009) menyatakan bahwa metode value

added intellectual capital (VAICTM

) digunakan untuk mengukur kinerja

intellectual capital, karena dianggap lebih tepat daripada metode lain. Tahap-

tahap untuk menghitung VAICTM

adalah sebagai berikut :

Tahap Pertama : Menghitung Value Added (VA).

VA = OUT – IN

OUT = Output : total penjualan dan pendapatan lain.

IN = Input : beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban

karyawan).

Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Employed (VACA).

VACA = VA/CE

Dalam hal ini :

VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari VA terhadap CE

VA = Value Added

CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas)

Page 11: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

11

Tahap Ketiga : Menghitung Value Added Human Capital (VAHC).

VAHC = VA/HC

Dalam hal ini :

VAHC = Value Added Human Capital : rasio dari VA terhadap HC

VA = Value Added

HC = Human Capital : beban karyawan

Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added (STVA).

STVA = SC/VA

Dalam hal ini :

STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap VA

SC = Structural Capital : VA - HC

VA = Value Added

Tahap Kelima : menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM

)..

VAICTM

= VACA+ VAHC + STVA

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Investasi pada Sistem IT (X1)

Investasi pada sistem IT dapat diartikan sebagai alokasi dana untuk

pengadaan dan pemeliharaan sistem teknologi informasi di perusahaan

perbankan baik untuk kepentingan internal maupun eksternal. Perhitungan

logaritma terkait biaya total untuk pembelian hardware dan software yang

terdapat pada equipment cost pada bank i pada tahun t dapat

mencerminkan level investasi pada sistem IT sebagai dasar perhitungan

(El-Bannany, 2008).

2. Efisiensi Bank (X2)

Efisiensi bank merupakan suatu tingkatan keberhasilan yang ditunjukkan

dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan tujuan yang telah

dicapainya. Menurut El-Bannany (2008) terdapat dua pendekatan yang

Page 12: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

12

dapat digunakan sebagai pengukuran efisiensi bank yaitu jangka pada

deposito atau aset. Tetapi total aset lebih baik digunakan untuk mengukur

efisiensi bank yang dapat menunjukkan pengukuran yang lebih

komperhensif karena terdapat sumber yang berbeda untuk efisiensi seperti

aset tidak berwujud. Jadi untuk mengukur efisiensi relatif bank

menggunakan rasio total aset dibagi banking market asset.

3. Hambatan Memasuki Pasar (X3)

Hambatan memasuki pasar merupakan hambatan yang dialami oleh

perusahaan untuk memasuki pasar yang sejenis. Depoers (2000) dalam El-

Bannany (2008) menyatakan bahwa dalam hambatan memasuki pasar

terdapat kemungkinan pentingnya investasi yang dapat dimasuki pada

sektor tersebut. Jumlah investasi yang diperlukan untuk memasuki

persaingan ditunjukkan oleh rasio aset tetap terhadap total aset. Aset tetap

digunakan sebagai pengukuran karena dianggap sebagai investasi awal

untuk memasuki persaingan. Jadi rasio aset tetap dibagi total aset bank i

pada tahun t digunakan untuk mengukur hambatan memasuki pasar.

4. Efisiensi pada Investasi IC (X4)

Efisiensi pada investasi IC merupakan tingkat keberhasilan penggunaan

investasi pada human capital yang berupa pelatihan dan kompetensi.

Semakin efisien investasi pada human capital, maka investasi pada

intellectual capital akan semakin berperan pada penciptaan nilai

perusahaan. Untuk mengukur efisiensi pada investasi IC menggunakan

rasio biaya karyawan dibagi total pendapatan pada bank i pada tahun t.

Biaya karyawan menunjukkan total investasi pada intellectual capital

yang dikeluarkan. Total pendapatan menunjukkan hasil yang didapatkan

dari investasi pada IC tersebut. Jika kedua hal tersebut dibandingkan maka

didapat efisiensi investasi pada IC bank i pada tahun t.

Page 13: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

13

5. Profitabilitas Bank (X5)

Profitabilitas bank menunjukkan suatu tingkat pencapaian atau

pengembalian sesuai yang menunjukkan efektivitas operasional

keseluruhan perusahaan. Menurut El-Bannany (2008) profitabilitas

perusahaan dapat ditunjukkan oleh laba kotor atau laba sebelum pajak

(EBIT) yang dibagi dengan ekuitas shareholder untuk bank i pada tahun t.

Semakin besar perhitungan profitabilitas maka semakin besar pula

keuntungan yang dicapai bank, sehingga kemungkinan kecil juga

terjadinya permasalahan dalam perusahaan. Laba sebelum pajak adalah

laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak, sedangkan ekuitas

shareholder merupakan modal untuk operasional bank.

6. Resiko Bank (X6)

Resiko bank merupakan kendala yang harus dihadapi bank dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Resiko bank adalah mengukur

antara tingkatan resiko dengan tingkatan pengembalian yang didapatkan.

Resiko bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya karyawan

dibagi total asset. Biaya karyawan menunjukkan besaran nilai dari human

capital. Persentase biaya karyawan ini akan memberikan kesan pada

human capital sebagai aset tidak berwujud bahwa mereka memiliki

kontribusi besar dalam kesuksesan perusahaan. Hal tersebut akan

berpengaruh secara langsung pada kinerja intellectual capital.

ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data atau

deskripsi persebaran data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai

rata-rata dan standar deviasi yang digunakan dalam penelitian.

Page 14: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

14

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 50 .93 6.49 3.2556 1.24772

X1 50 9.3209 12.6718 1.116253E1 .9402633

X2 50 .0006 .1557 .027554 .0425306

X3 50 .0032 .0537 .019986 .0130353

X4 50 .1275 .4547 .281890 .0723683

X5 50 .0116 .3946 .157298 .1035348

X6 50 .0049 .0411 .016560 .0071845

Valid N (listwise) 50

Sumber : Data sekunder diolah 2011

Variabel Y (VAIC) menunjukkan kinerja intellectual capital sebuah

perusahaan. Variabel VAIC mempunyai rentang nilai minimum sebesar 0,93

sampai nilai maksimum sebesar 6,49 sedangkan mean menunjukkan nilai 3,2556

dengan standar deviasi 1,2477. Semakin tinggi nilai VAIC berarti

mengindikasikan semakin tinggi pula kinerja IC perusahaan.

Variabel X1 menunjukkan tingkatan investasi pada sistem teknologi

informasi. Nilai tersebut didapatkan dari equipment cost perusahaan sebuah

perusahaan. Variabel X1 mempunyai nilai berkisar antara 9, 3209 (9 miliar)

sampai dengan 12,6718 (12 miliar) sedangkan mean menunjukkan nilai 11,1625

(11 miliar) dengan standar deviasi 0,9402. Semakin tinggi nilai equipment cost

maka semakin tinggi pula investasi pada sistem teknologi informasi.

Variabel X2 menunjukkan efisiensi relatif bank. Efisiensi relatif bank

didapatkan dari rasio total aset terhadap banking market asset. Variabel X2

mempunyai nilai berkisar antara 0,0006 sampai dengan 0,1557 sedangkan mean

menunjukkan nilai 0.0275 dengan standar deviasi 0,0425. Semakin tinggi nilai

efisiensi bank berarti semakin tinggi nilai asset, sehingga semakin rendah pula

Page 15: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

15

pengaruh shareholders terhadap kebijakan perusahaan, di mana konteks

penelitian ini adalah intellectual capital.

Variabel X3 menunjukkan hambatan memasuki pasar. Hambatan

memasuki pasar didapatkan dari rasio aset tetap dan total aset. Variabel X3

mempunyai nilai berkisar antara 0,0032 sampai dengan 0,0537 sedangkan mean

menunjukkan nilai 0,0199 dengan standar deviasi 0,0130. Semakin tinggi nilai

hambatan memasuki pasar berarti semakin tinggi nilai aset tetap perusahaan.

Variabel X4 menunjukkan efisiensi investasi pada intellectual capital.

Efisiensi investasi pada intellectual capital didapatkan dari rasio biaya karyawan

terhadap total pendapatan. Variabel X4 mempunyai nilai berkisar antara 0,1275

sampai dengan 0,4547 sedangkan mean menunjukkan nilai 0,2818 dengan standar

deviasi 0,0723. Semakin tinggi nilai efisiensi investasi pada intellectual capital

berarti semakin rendah nilai biaya karyawan dan jika semakin rendah nilai biaya

karyawan berarti perusahaan tersebut kurang efisien.

Variabel X5 menunjukkan profitabilitas bank. Profitabilitas bank

didapatkan dari rasio net profit terhadap shareholders equity. Variabel X5

mempunyai nilai berkisar 0,0116 antara sampai dengan 0,3946 sedangkan mean

menunjukkan nilai 0,1572 dengan standar deviasi 0,1035. Semakin tinggi nilai

profitabilitas bank berarti semakin tinggi pula laba yang dihasilkan perusahaan

yang berarti dapat menjamin profitabilitas sebuah perusahaan.

Variabel X6 menunjukkan resiko bank. Resiko bank didapatkan dari rasio

biaya karyawan terhadap total aset. Variabel X6 mempunyai nilai berkisar 0,0049

antara sampai dengan 0,0411 sedangkan mean menunjukkan nilai 0,0165 dengan

standar deviasi 0,0071. Semakin rendah nilai biaya karyawan maka akan

mengakibatkan semakin tinggi nilai resiko perusahaan.

Page 16: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

16

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji normal atau tidaknya distribusi

data variabel dependen dan variabel independen dalam suatu model regresi.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .58686502

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .086

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .638

Asymp. Sig. (2-tailed) .810

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji normalitas terhadap data residual menunjukan bahwa besarnya

Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,810 diatas tingkat signifikansi 0.05, sehingga

dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

X1 .321 3.111

X2 .295 3.384

Page 17: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

17

X3 .880 1.136

X4 .439 2.279

X5 .368 2.721

X6 .373 2.679

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data diolah tahun 2011

Berdasarkan tabel coeficients, nilai tolerance tidak ada yang kurang dari

0,10 dan nilai VIF tidak ada yang lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa distribusi data tidak teratur dan

tidak membentuk pola tertentu dan tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

Page 18: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

18

Uji Autokorelasi

Nilai Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .882a .779 .748 .62647 1.854

Uji Autokorelasi

du d 4 – du

1,822 1,854 2,178

Pada tabel terlihat bahwa nilai d untuk tahun penelitian adalah 1,854. Nilai

tersebut terletak pada du < d < 4 – du. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada

model regresi tersebut terbebas dari masalah autokorelasi.

Pengujian Uji Hipotesis

Uji Simultan (F test)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengeruh secara bersama antara

variable-variable independen terhadap variabel dependen.

Uji Simultan (F Test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 59.407 6 9.901 25.228 .000a

Residual 16.876 43 .392

Total 76.283 49

Berdasarkan tabel, diperoleh Fhitung sebesar 25,228 yang berarti lebih

besar dari Ftabel 2,29. Tingkat signifikan 0,000 jauh di bawah 0,05, sehingga

Page 19: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

19

dapat disimpulkan bahwa 6 variabel independen secara bersama-sama

mempengaruhi varibel dependen yaitu Kinerja Intellectual Capital-VAICTM

it (Y).

Uji Koofisien Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut hasil

pengujian R2

:

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .882a .779 .748 .62647 1.854

Berdasarkan tabel, nilai adjusted R Square adalah 0,748. Hal ini berarti,

keenam variabel independen mempengaruhi tingkat Kinerja Intellectual Capital

sebesar 74,8%. Sedangkan sekitar 25,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar

model regresi ini.

Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen dan variabel

kontrol terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang

ditunjukan tabel.

Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.633 1.832 3.074 .004

X1 .012 .168 .009 .071 .943

X2 .840 3.871 .029 .217 .829

Page 20: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

20

X3 1.408 7.318 .015 .192 .848

X4 -10.630 1.867 -.617 -5.694 .000

X5 4.826 1.426 .400 3.385 .002

X6 -19.646 20.389 -.113 -.964 .341

a. Dependent Variable: Y

Dari hasil uji regresi tersebut, persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = 5,633 + 0,012 X1 + 0,840 X2 + 1,408 X3 – 10,630 X4 + 4,826 X5 -

19,646 X6

Uji Parsial (t test)

Menurut Ghozali (2007), t test pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai t hitung Investasi pada

sistem IT (X1), Efisiensi bank (X2), Hambatan memasuki pasar (X3), dan Resiko

bank (X6) kurang dari nilai t tabel dan tingkat signifikansi diatas 0,05, maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Sehingga secara individu variabel Investasi pada sistem

IT (X1), Efisiensi bank (X2), Hambatan memasuki pasar (X3), dan Resiko bank

(X6) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Intellectual Capital-VAICTM

it (Y).

Nilai t hitung Efisiensi pada investasi IC (X4) dan Profitabilitas bank (X5)

lebih dari nilai t tabel dan tingkat signifikansi diatas 0,05, maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Sehingga secara individu variabel Efisiensi pada investasi IC (X4)

dan Profitabilitas bank (X5) berpengaruh terhadap Kinerja Intellectual Capital-

VAICTM

it (Y). Namun hasil t hitung dari Efisiensi pada investasi IC (X4)

menunjukkan nilai negatif ini berarti bahwa variabel tersebut berpengaruh namun

berlawanan arah atau tidak sesuai harapan.

Page 21: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

21

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X1 mempunyai nilai

sebesar 0,943 > 0,05, maka hipotesis pertama ditolak. Hal ini berarti bahwa

variabel investasi pada sistem IT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja intellectual capital. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan El-Bannany (2008) yang menemukan bahwa investasi pada sistem IT

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual capital. Investasi pada

sistem teknologi informasi sangat penting fungsinya, namun tidak dapat

dipungkiri bahwa keberadaan dari karyawan (human capital) juga tidak kalah

penting. Setinggi-tingginya investasi yang dikeluarkan pada teknologi informasi

tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan dari karyawan

(human capital). Hal tersebut sependapat dengan Goh (2005) yang berpendapat

bahwa aktivitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu physical

capital dan human capital. Human capital tidak dapat menjalankan aktivitasnya

tanpa adanya physical capital, dan begitu juga sebaliknya.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X2 mempunyai nilai

sebesar 0,829 > 0,05, maka hipotesis kedua ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel

efisiensi bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual

capital. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa stakeholders tidak peduli terhadap

kepentingan perusahaan yang seharusnya stakeholders mampu berkontribusi pada

perusahaan untuk menciptakan efisiensi bank. Jika efisiensi bank tercapai maka

mampu memotivasi kinerja human capital, namun pada kenyataannya tidak. Ini

terbukti dari nilai efisiensi bank yang tinggi, sehingga menyebabkan tingginya

aset yang menganggur di sebuah perusahaan dan tidak menciptakan efisiensi

bank.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X3 mempunyai nilai

sebesar 0,848 > 0,05, maka hipotesis ketiga ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel

hambatan memasuki pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

intellectual capital. Dalam konteks penelitian ini hambatan memasuki pasar tidak

Page 22: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

22

berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena perusahaan yang terlindungi dari

kompetisi dari sektornya oleh hambatan memasuki pasar yang besar akan

cenderung untuk tidak memotivasi karyawan mereka untuk berinovasi. Hal

tersebut disebabkan karena perusahaan merasa tidak akan tersaingi oleh

perusahaan lain. Jadi perusahaan akan mempertahankan kinerja yang sudah ada.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X4 mempunyai nilai

sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel efisiensi pada investasi IC

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual capital, namun

menunjukkan hubungan yang negatif. Ini terbukti dari arah yang berlawanan dari

hipotesisnya, sehingga hipotesis keempat ditolak. Hasil tersebut sesuai dengan

penelitian yang dilakukan El-Bannany (2008) yang menemukan bahwa variabel

efisiensi pada investasi IC berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

intellectual capital, namun menunjukkan hubungan yang negatif. Hal ini mungkin

disebabkan karena aktivitas inovasi yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi pada penciptaan nilai perusahaan yang mencerminkan efisiensi

intellectual capital tidak hanya berhubungan dengan human capital saja. Proses

inovasi yang dihasilkan oleh bank bisa ditimbulkan oleh faktor lain seperti

structural capital atau physical capital.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X5 mempunyai nilai

sebesar 0,002 < 0,05, maka hipotesis kelima diterima. Hal ini berarti bahwa

variabel profitabilitas bank berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

intellectual capital. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan El-

Bannany (2008) yang menemukan bahwa bank dengan profit yang baik akan

cenderung terus memotivasi karyawan demi menjaga profitabilitasnya. Hal ini

membawa pengaruh positif terhadap kinerja intellectual capital. Jadi semakin

tinggi profitabilitas bank maka kinerja intellectual capital juga akan meningkat.

Hasil dari pengujian menunjukan bahwa koofisien X6 mempunyai nilai

sebesar 0,341 > 0,05, maka hipotesis keenam ditolak. Hal ini berarti bahwa

variabel resiko bank efisiensi bank tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Page 23: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

23

kinerja intellectual capital. Hal ini disebabkan karena data dalam laporan

keuangan sampel tidak memisahkan antara tangible asset dengan intangible asset.

Dalam hal ini intangible asset sebagai proksi pengukuran resiko bank hanya

dicerminkan oleh biaya karyawan, seharusnya resiko bank yang dicerminkan oleh

intangible asset sebagai aset yang beresiko tidak hanya dicerminkan oleh biaya

karyawan saja.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Hasil dari pengujian investasi pada sistem IT menunjukkan hubungan

yang positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

intellectual capital. Investasi pada sistem teknologi informasi sangat penting

fungsinya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan dari karyawan

(human capital) juga tidak kalah penting. Investasi yang dikeluarkan pada

teknologi informasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya campur tangan

dari karyawan (human capital).

Hasil dari pengujian efisiensi bank IT menunjukkan hubungan yang positif

namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual capital.

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa stakeholders tidak peduli terhadap

kepentingan perusahaan yang seharusnya stakeholders mampu berkontribusi pada

perusahaan untuk menciptakan efisiensi bank. Jika efisiensi bank tercapai maka

mampu memotivasi kinerja human capital, namun pada kenyataannya tidak. Ini

terbukti dari nilai efisiensi bank yang tinggi, sehingga menyebabkan tingginya

aset yang menganggur di sebuah perusahaan dan tidak menciptakan efisiensi

bank.

Hasil dari pengujian hambatan memasuki pasar menunjukkan hubungan

yang positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

intellectual capital. Hambatan memasuki pasar tidak berpengaruh terhadap

kinerja karyawan karena perusahaan yang terlindungi dari kompetisi dari

sektornya oleh hambatan memasuki pasar yang besar akan cenderung untuk tidak

Page 24: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

24

memotivasi karyawan mereka untuk berinovasi. Hal tersebut disebabkan karena

perusahaan merasa tidak akan tersaingi oleh perusahaan lain. Jadi perusahaan

akan mempertahankan kinerja yang sudah ada.

Hasil dari pengujian efisiensi pada investasi IC menunjukkan pengaruh

yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital, namun menunjukkan

hubungan yang negatif. Hal ini mungkin disebabkan karena aktivitas inovasi yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penciptaan nilai perusahaan yang

mencerminkan efisiensi intellectual capital tidak hanya berhubungan dengan

human capital saja. Proses inovasi yang dihasilkan oleh bank bisa ditimbulkan

oleh faktor lain seperti structural capital atau physical capital.

Hasil dari pengujian profitabilitas bank menunjukkan hubungan yang

positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual capital. Hal

ini disebabkan karena bank dengan profit yang baik akan cenderung terus

memotivasi karyawan demi menjaga profitabilitasnya. Hal ini membawa

pengaruh positif terhadap kinerja intellectual capital. Jadi semakin tinggi

profitabilitas bank maka kinerja intellectual capital juga akan meningkat.

Hasil dari pengujian resiko bank menunjukan hubungan yang negatif dan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja intellectual capital. Ini

mengindikasikan bahwa variabel resiko bank menunjukkan hubungan yang

negatif, ketika sebuah bank mengalami resiko maka ini akan berdampak negatif

terhadap kinerja karyawan sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja

intellectual capital. Dalam penelitian ini resiko bank tidak berpengaruh signifikan

karena data dalam laporan keuangan sampel tidak memisahkan antara tangible

asset dengan intangible asset. Dalam hal ini intangible asset sebagai proksi

pengukuran resiko bank hanya dicerminkan oleh biaya karyawan, seharusnya

resiko bank yang dicerminkan oleh intangible asset sebagai aset yang beresiko

tidak hanya dicerminkan oleh biaya karyawan saja.

Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu pada variabel

investasi pada sistem IT terdapat sedikit perusahaan yang mengungkapkan secara

Page 25: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

25

jelas biaya yang dikeluarkan untuk investasi pada sistem IT, sehingga pada

penelitian ini menggunakan proksi lain sebagai pengukurannya, yaitu

menggunakan equipment cost. Dalam penelitian ini proksi tersebut diharapkan

mampu mewakili untuk pengukuran dari biaya yang dikeluarkan untuk investasi

pada sistem IT.

Pada variabel resiko bank juga terdapat sedikit perusahaan yang

mengungkapkan secara jelas nilai intangible asset dari sebuah perusahaan,

sehingga pada penelitian ini menggunakan proksi lain sebagai pengukurannya,

yaitu menggunakan biaya karyawan. Dalam penelitian ini proksi tersebut

diharapkan mampu mewakili untuk pengukuran dari resiko bank karena biaya

karyawan mencerminkan nilai dari human capital sebuah perusahaan. Sedangkan

human capital merupakan salah satu komponen dari intellectual capital dan IC

termasuk intangible asset atau aset tidak berwujud. Di mana dalam penelitian

sebelumnya nilai dari intangible asset atau aset tidak berwujud digunakan sebagai

pengukuran.

Saran yang diberikan untuk penelitian mendatang, sehingga diharapkan

diperoleh pemahaman yang luas mengenai determinan kinerja intellectual capital

di sektor perbankan adalah diharapkan pada penelitian selanjutnya pada variabel

investasi pada sistem IT menggunakan proksi biaya yang dikeluarkan untuk

investasi pada sistem IT saja, atau menggunakan proksi lain yang tepat agar

hasilnya lebih akurat. Diharapkan pada penelitian selanjutnya pada variabel resiko

bank menggunakan proksi yang mampu mewakili resiko bank seperti nilai

intangible asset atau aset tidak berwujud saja, atau menggunakan proksi lain yang

tepat agar hasilnya lebih akurat. Perlu dilakukanya penelitian lebih lanjut tentang

intellectual capital di Indonesia. Ini disebabkan karena masih sedikit penelitian

tentang kinerja IC, terutama determinan kinerja intellectual capital.

Page 26: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

26

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, D. Partiwi. 2005. Hubungan Intellectual Capital dan Business

Performance dengan Diamon Spesification : Sebuah Persepektif

Akuntansi. SNA VIII Solo.

Bontis, N., Keow, W. dan Richardson, S. 2000. “Intellectual capital and business

performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual capital, Vol.

1 No. 1, pp. 85-100.

Bank Indonesia. Statistik perbankan Indonesia. Vol.9 No.1 januari 2011. ISSN:

2086-2954.

El-Bannany, Magdi. 2008. “A study of determinants of intellectual capital

performance in banks: the UK case”. Journal of Intellectual capital, Vol. 9

No. 3, pp. 487-498.

Ghozali, Imam. 2007. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.

Badan penerbit UNDIP : Semarang.

Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.

Badan penerbit UNDIP : Semarang.

Goh, P. 2005. “Intellectual capital performance of commercial banks in

Malaysia”. Journal of Intellectual capital, Vol. 6 No. 3, pp. 385-396.

Kamath, G. Barathi. 2007. “The intellectual capital performance of Indian

banking sector”. Journal of Intellectual Capital, Vol.8 No.1, pp. 96-123.

Mavridis, G. Dimitrios. 2004. “The intellectual capital performance of the

Japanese banking sector”. Journal of Intellectual Capital, Vol.5 No.1, pp.

99-115.

Mavridis, G. Dimitrios. 2005. “Intellectual capital performance drivers in the

Greek banking sector”. Journal of Intellectual Capital, Vol.6 No.1, pp.

127-140.

Page 27: DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : …eprints.undip.ac.id/29741/1/(YANG_DIPAKAI)_Terbaru_Jurnal_Panggah... · DETERMINAN KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL DI BANK : KASUS

27

Petty, R. dan Guthrie, J. 2000. “Intellectual capital literature review :

Measurement, reporting, and management”. Journal of Intellectual

Capital, Vol.1 No.2, pp. 155-176.

Simorangkir, O.P. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank.

Perbit Ghalia Indonesia. Bogor.

Solikhah, Badingatus. Implikasi Intellectual Capital terhadap Financial

Performance, Growth, dan Market Value: Studi Empiris dengan

Pendekatan Simplistic Specification. SNA XIII Purwokerto.

Ting, Irene Wei Kiong dan Lean, Hooi Hooi. 2009. “Intellectual capital

performance of financial institutions in Malaysia”. Journal of Intellectual

Capital, Vol.10 No.4, pp. 588-599.

Ulum, Ihlayul. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan:

Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. SNA XI

Pontianak.

Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di Indonesia.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10, No.2, November 2008: 77-84.

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yalama, Abdullah dan Coskun, Metin. 2007. “Intellectual capital performance of

quoted banks on the Istanbul stock exchange market”. Journal of

Intellectual Capital, Vol.8 No.2, pp. 256-271.

Yusuf dan Sawitri, Peni. Modal Intelektual dan Market Performance Perusahaan-

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan , Vol.3 Oktober 2009. ISSN: 1858-2559