deskripsi dan prinsip akuntansi

38
PIUTANG DAGANG DESKRIPSI DAN PRINSIP AKUNTANSI TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF Deskrisi Piutang Dagang : Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan Piutang pada umumnya di sajikan dineraca dalam dua kelompok, yaitu Piutang Dagang dan Piutang non Usaha. Transaksi yang mempengaruhi Piutang Dagang adalah Penjualan Kredit, Tujuan Pengujian Subtantif terhadap Piutang Dagang adalah : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berhubungan dengan Piutang Dagang. Untuk itu, auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo piutang yang tercantum dalam neraca dengan akun Piutang dalam Buku Besar dan selanjutnya ke jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas dan jurnal Prosedur Pengujian Subtantif terhadap Piutang Dagang: 1. Prosedur Audit Awal terhadap Piutang Dagang a.Mengusut saldo Piutang Dagang (dan Cadangan Kerugian Piutang) yang tercantum dalam neraca, ke saldo akun Piutang Dagang dalam Buku Besar. b.Menghitung kembali saldo akun Piutang Dagang dalam Buku Besar. i. Saldo Awal. ii. Ditambah jumlah pendebitan. iii. Dikurangi jumlah pengkreditan. c.Mereview terhadap mutasi luar biasa

Upload: jasmine-shara-bella

Post on 03-Jul-2015

1.211 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

PIUTANG DAGANG

DESKRIPSI DAN PRINSIP

AKUNTANSITUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Deskrisi Piutang Dagang :

Piutang merupakan klaim terhadap pihak

lain atas uang, barang, atau jasa yang

dapat diterima dalam jangka waktu satu

tahun, atau dalam satu siklus kegiatan

perusahaan

Piutang pada umumnya di sajikan

dineraca dalam dua kelompok, yaitu

Piutang Dagang dan Piutang non Usaha.

Transaksi yang mempengaruhi Piutang

Dagang adalah Penjualan Kredit, Retur

penjualan, Penerimaan Kas dan

Penghapusan piutang.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Tujuan Pengujian Subtantif terhadap

Piutang Dagang adalah :

1. Memperoleh keyakinan tentang

keandalan catatan akuntansi yang

berhubungan dengan Piutang Dagang.

Untuk itu, auditor melakukan

rekonsiliasi antara saldo piutang yang

tercantum dalam neraca dengan akun

Piutang dalam Buku Besar dan

selanjutnya ke jurnal pembelian, jurnal

penerimaan kas dan jurnal umum.

2. Membuktikan keberadaan atau

keterjadian Piutang Dagang yang

tercantum dalam neraca. Untuk itu,

auditor melakukan pengujian subtantif

berikut ini:

a. Pengujian Analitik

b. Memeriksa bukti pendukung

Prosedur Pengujian Subtantif terhadap Piutang Dagang:

1. Prosedur Audit Awal terhadap Piutang Dagang

a. Mengusut saldo Piutang Dagang (dan Cadangan

Kerugian Piutang) yang tercantum dalam neraca, ke

saldo akun Piutang Dagang dalam Buku Besar.

b. Menghitung kembali saldo akun Piutang Dagang

dalam Buku Besar.

i. Saldo Awal.

ii. Ditambah jumlah pendebitan.

iii. Dikurangi jumlah pengkreditan.

c. Mereview terhadap mutasi luar biasa pada akun

Piutang Dagang dan akun cadangan kerugian piutang.

d. Mengusut saldo awal akun Piutang Dagang dan

cadangan kerugian piutang (di buku besar) ke kertas

kerja tahun lalu.

e. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun

Piutang Dagang ke jurnal yang bersangkutan.

f. Merekonsiliasi akun Piutang Dagang (di buku besar)

Page 2: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

Dalam Penyajian Piutang Dagang di

Neraca :

1. Piutang Dagang disajikan dalam

neraca sebesar jumlah yang

diperkirakan dapat ditagih (pada

tanggal neraca). Piutang Dagang

disajikan dalam jumlah bruto

dikurangi dengan taksiran/cadangan

kerugian piutang tidak tertagih.

2. Jika tidak dibentuk cadangan

kerugian piutang tidak tertagih, maka

Piutang Dagang disajikan sebesar

jumlah neto dan harus dicantumkan

pengungkapan di neraca.

3. Jika Piutang Dagang bersaldo

material, disajikan rinciannya di

neraca.

4. Piutang Dagang yang bersaldo kredit

(terdapat dalam kartu piutang) pada

tanggal neraca, disajikan dalam

kelompok utang lancar.

transaksi yang terkait dengan

Piutang Dagang

c. Memeriksa pisah batas (cut-off)

transaksi yang terkait dengan

Piutang Dagang.

d. Konfirmasi Piutang Dagang.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi

Piutang Dagang yang dicatat dalam

catatan akuntansi dan kelengkapan

saldo Piutang Dagang yang tersaji

dalam neraca.

4. Membuktikan hak kepemilikan klien

atas Piutang Dagang yang tercantum

dalam neraca. Untuk itu, auditor

melakukan pengujian subtantif berikut

ini:

a. Memeriksa bukti pendukung

transaksi yang terkait dengan

Piutang Dagang

b. Konfirmasi Piutang Dagang.

5. Membuktikan kewajaran penilaian

Piutang Dagang yang tercantum dalam

ke buku pembantu Piutang Dagang.

2. Prosedur Analitik atas Piutang Dagang

Tujuannya untuk membantu Auditor dalam memahami

bisnis klien dan dalam menentukan bidang yang

memerlukan audit yang lebih intensif, untuk itu auditor

melakukan perhitungan berbagai ratio sbb:

a. Tingkat perputaran Piutang Dagang (Penjualan

Bersih / rata-rata piutang)

b. Ratio Piutang Dagang Dengan Aktiva Lancar (Saldo

Piutang Dagang/ Aktiva Lancar)

c. Rate of return on sales (Laba Bersih / laba Penjualan

Bersih)

d. Ratio Kerugian Piutang Dagang dengan penjualan

bersih (Kerugian Piutang Dagang/penjualan).

e. Ratio Kerugian Piutang Dagang dengan Piutang

Dagang yang Sesungguhnya Tidak Tertagih (Kerugian

Piutang Dagang/ Piutang Dagang

yang Sesungguhnya Tidak tertagih)

Rasio-rasio ini juga membantu auditor dalam

mengungkapkan :

a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa.

Page 3: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

5. Piutang non-usaha yang jumlahnya

material, disajikan terpisah dari

Piutang Dagang.

neraca.

6. Membuktikan kewajaran penyajian dan

pengungkapan Piutang Dagang dalam

neraca.

b. Perubahan akuntansi.

c. Perubahan usaha.

d. Fluktuasi acak.

e. Salah saji.

3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci

a. Memeriksa sampel transaksi pada akun Piutang

Dagang ke dokumen yang mendukung timbulnya

transaksi.

b. Memeriksa pendebitan akun piutang ke dokumen

pendukung : Faktur Penjualan, laporan pengiriman

barang, dan order penjualan.

c. Memeriksa pengkreditan akun piutang ke dokumen

pendukung : Bukti kas masuk, memo kedit untuk retur

penjualan atau penghapusan piutang

d. Melakukan verfikasi pisah-batas (cut-off) transaksi

penjualan dan retur penjualan.

e. Melakukan verifikasi pisah-batas (cut-off) transaksi

penerimaan kas.

4. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Tujuan pengujian saldo akun Piutang Dagang rinci

adalah untuk memverifikasi Keberadaan, Kelengkapan,

Hak Kepemilikan dan Penilaian atas Piutang Dagang. Hal

Page 4: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

ini dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat

konfirmasi kepada debitur. Konfirmasi ini merupakan

prosedur yang wajib dilaksanakan kaena dokumen

sumber dan dokumen pendukung yang dipakai sebagai

dasar pecatatan merupakan dokumen yang dibuat oleh

klien. Sehingga memungkinkan terjadinya pencatatan

penjualan fiktif.

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan.

a. Membandingkan penyajian atas Piutang Dagang

dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

b. Memeriksa klasifikasi atas Piutang Dagang.

c. Pengungkapan tentang Piutang Dagang, yaitu

mengungkapkan transaksi dengan pihak yang

memiliki hubungan istimewa, piutang yang

digadaikan, dan anjak piutang.

UTANG DAGANG

Page 5: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

DESKRIPSI DAN PRINSIP

AKUNTANSITUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Deskrisi Utang Dagang :

Utang Dagang termasuk sebagai unsur

Utang Lancar. Utang Lancar meliputi

semua kewajiban yang akan dilunasi

dalam periode jangka pendek (satu tahun

atau kurang dari tanggal neraca atau

dalam siklus kegiatan normal

perusahaan) dengan cara mengurangi

aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva

lancar atau dengan cara menimbulkan

utang lancar yang lain. Utang lancar

dikelompokan sebagai berikut :

1. Utang Dagang yang timbul dari

transaksi pembelian bahan baku dan

bahan penolong, suku cadang, dan

bahan habis pakai pabrik.

2. Uang jaminan masuk dari pelanggan.

3. Utang yang timbul dari berlalunya

waktu (accrued payable)

Tujuan Pengujian Substantif terhadap Utang

Dagang:

1. Memperoleh keyakinan tentang

keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan Utang Dagang.

Untuk itu auditor melakukan

rekonsiliasi antara saldo Utang Dagang

yang tercantum dalam neraca dengan

akun Utang Dagang dalam buku besar

dan selanjutnya keregister bukti kas

keluar dan register.

2. Membuktikan keberadaan Utang

Dagang dan keterjadian transaksi yang

berkaitan dengan Utang Dagang yang

dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi

yang dicatat dalam catatan akuntansi

dan kelengkapan saldo Utang Dagang

Prosedur Pengujian Subtantif terhadap Utang Dagang:

1. Prosedur Audit Awal

a. Mengusut saldo Utang Dagang yang tercantum di

dalam neraca ke saldo akun Utang Dagang yang

bersangkutan didalam buku besar

b. Menghitung kembali saldo akun Utang Dagang di

dalam buku besar

c. Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam

jumlah dan sumber posting dalam akun utang dagang

d. Mengusut saldo awal akun Utang Dagang ke kertas

kerja tahun yang lalu

e. Mengusut posting pendebitan akun Utang Dagang ke

dalam jurnal yang bersangkutan.

f. Melakukan rekonsiliasi akun control Utang Dagang

dalam buku besar ke buku pembantu Utang Dagang

2. Prosedur Analitik

Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk

mengembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan

hubungan antara hutang usaha dengan akun-akun kunci

Page 6: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

4. Utang yang timbul kepada pihak

ketiga karena perusahaan ditunjuk

sebagai pemungut pajak atau iuran

yang lain, seperti utang PPN, utang

PPh karyawan, utang dana pensiun,

utang asuransi karyawan.

5. Accrual yang timbul dari kegiatan

usaha perusahaan meskipun :

a. Jumlah utang tersebut ditaksir

seperti utang bonus.

b. Krediturnya tidak diketahui

contohnya utang biaya reparasi

untuk produk perusahaan yang

dijual dengan garansi.

c. Utang yang jumlahnya diukur dari

transaksi sekarang, misalnya utang

sewa dan pendapatan yang diterima

di muka.

6. Utang lain yang diperkirakan akan

dilunasi dalam jangka waktu pendek

seperti utang bank, utang deviden,

utang jangka panjang yang segera

yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan kewajiban klien yang

dicantumkan di neraca

5. Membuktikan kewajaran penyajian dan

pengungkapan Utang Dagang di neraca

lainnya seperti pembelian atau persediaan. Prosedur

analitis akan dilakukan pada tahap akhir penugasan untuk

memastikan bahwa bukti yang dievaluasi dalam

pengujian rincian telah konsisten dengan gambaran

menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai rasio

berikut ini :

a. Tingkat perputaran utang dagang ( pembelian /

rerata utang dagang ).

b. Rasio Utang dagang dengan utang lancar ( Saldo

utang dagang / utang lancar )

3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci

a. Memeriksa pengkreditan akun utang usaha

kedokumen pendukung : Bukti kas keluar,

laporan penerimaan barang, surat order

pembelian.

b. Memeriksa pendebitan akun utang usaha ke

dokumen pendukung : Bukti kas masuk,

Memo debit untuk retur pembelian.

c. Melakukan Verifikasi Pisah Batas ( Cut Off )

transaksi pembelian.

d. Melakukan Verifikasi Pisah Batas ( Cot Off )

Page 7: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

jatuh tempo.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Dalam Penyajian Utang Dagang di

Neraca :

1. Jika jumlah utang lancar material

maka setiap jenisnya harus disajikan

secara terpisah.

2. Utang kepada perusahaan afiliasi,

pemegang saham, dan karyawan

perusahaan dipisahkan dari utang

kepada pihak ketiga yang

independen.

3. Aktiva yang dijaminkan dalam

penarikan utang lancar diungkapkan

dalam laporan keuangan.

4. Aktiva dan Utang tidak boleh

digabungkan penyajiannya (dalam

jumlah netto).

5. Utang bersyarat harus dijelaskan

dalam neraca.

transaksi pengeluaran kas.

e. Melakuakan pencarian hutang yang belum

dicatat

4. Pengujian Terhadap Saldo Akun rinci

a. Melakukan konfirmasi utang.

i. Lakukan identifikasi penjualan besar

dengan mereview register bukti kas

keluar atau buku pembantu utang, arsip

induk utang dan kirimkan konfirmasi

kepada kreditur yang akun utang klien

kepadanya memiliki karakteristik

berikut ini : (1) bersaldo besar, (2)

terdapat kegiatan pembelian yang luar

biasa, (3) bersaldo kecil atau nol, dan

(4) bersaldo debit

ii. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan

jika terjadi perbedaan

iii. Periksa dokumen yang mendukung

pembayaran utang usaha setelah

tanggal neraca

b. Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak di

konfirmasi ke pernyataan piutang bulanan

Page 8: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

yang diterima oleh klien dari kreditur

5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan.

a. Bandingkan penyajian utang usaha dengan

prinsip akuntansi berterima umum

i. Periksa klasifikasi utang usaha di

neraca

ii. Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan utang usaha

iii. Periksa pengungkapan yang

bersangkutan dengan utang usaha non

usaha

iv. Bandingkan akun biaya dengan akun

biaya yang sama tahun lalu atau biaya

yang dianggarkan untuk mendapatkan

indikasi kemungkinan adanya under

statement utang lancer

KAS

Page 9: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

DESKRIPSI DAN PRINSIP

AKUNTANSITUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Deskripsi Kas :

Kas terdiri dari uang tunai (uang logam

dan uang kertas), Pos wesel, certified

check, cashiers’ check, cek pribadi, dan

bank draft, serta dana yang disimpan di

Bank yang pengambilannya tidak dibatasi

oleh bank atau perjanjian yang lain. Kas

yang dicantumkan di neraca terdiri dari

dua unsure berikut :

1. Kas di tangan perusahaan, yang terdiri

dari :

a. Penerimaan kas yang belum disetor ke

bank yang berupa uang tunai, pos wesel,

certified check, cashiers check, cek

pribadi, dan bank draft.

b. Saldo dana kas kecil, yang berupa uang

tunai yang ada di tangan pemegang dana

kas kecil. Kas di bank, yang berupa

simpanan di bank yang berbentuk

rekening giro.

Tujuan Pengujian Substantif terhadap Saldo

Kas :

1. Memperoleh keyakinan terhadap

keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan kas.

2. Membuktikan keberadaan kas dan

keterjadian transaksi yang berkaitan

dengan kas yang dicantumkan di

neraca.

3. Membuktikan hak kepemilikan klien

atas kas yang dicantumkan di neraca.

4. Membuktikan kewajaran penilaian

kas yang dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan kewajaran penyajian

dan pengungkapan kas di neraca.

Prosedur Pengujian Substantif terhadap Saldo Kas:

Prosedur Audit Awal

1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun yang

akan diuji lebih lanjut

- Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo

akun kas yang bersangkutan didalam buku besar.

- Hitung kembali saldo akun kas di dalam buku

besar

- Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam

jumlah dan sumber posting dalam akun kas

- Usut posting pendebitan akun kas ke dalam jurnal

yang bersangkutan

Prosedur Analitik

2. Lakukan prosedur analitik

- Menghitung Ratio kas dengan aktiva lancar

- Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan

harapan yang didasarkan pada data masa lalu,

data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data

lain

- Bandingkan saldo kas dengan jumlah yang

Page 10: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Dalam Penyajian Kas di Neraca:

1. Kas yang dicantumkan di neraca

adalah saldo kas yang ada di tangan

perusahaan pada tanggal tersebut dan

saldo rekening giro di bank, yang

pengambilannya tidak dibatasi oleh

bank atau perjanjian yang lain.

2. Kas dalam bentuk valuta asing harus

dicantumkan di neracsebesar nilai

kurs yang berlaku pada tanggal

neraca.

3. Unsur-unsur berikut ini harus di

sajikan secara terpisah dari unsur kas

di neraca jika jumlahnya material :

a. Tabungan di bank

b. Dana untuk perluasan pabrik, dan

pelunasan utang, atau dana lain yang

tidak digunakan untuk keperluan

modal kerja.

dianggarkan atau saldo kas akhir tahun yang lalu

Pengujian terhadap transaksi Rinci

3. Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas

- Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off

bank statement dengan saldo kas menurut catatan

klien

- Usut setoran dalam perjalanan (deposit in trnsit)

pada tanggal neraca ke dalam cut off bank

statement

- Periksa tanggal yang tercantum didalam cek yang

beredar pada tanggal neraca

- Periksa adanya cek kosong yang tercantum di

dalam cut off bank statement

- Periksa semua cek didalam cut off bark statement

mengenai kemungkinanan hilangnya cek yang

tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal

neraca.

4. Buatlah daftar transfer bank dalam periode sebelum

dan sesudah tanggal neraca untuk menemukan

kemungkinan terjadinya check kitting.

5. Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi

Page 11: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

c. Saldo bank minimum yang

disyaratkan oleh bank dalam suatu

perjanjian penarikan kredit.

d. Saldo di bank luar negeri yang tidak

digunakan dalam hubungannya

dengan kegiatan bisnis di luar negeri

dan tidak dapat segera di ubah ke

dalam mata uang rupiah karena

batasan-batasan.

e. Persekot biaya perjalanan atau

persekot lain kepada karyawan.

bank 4 kolom

6. Periksa adanya kemungkinan penggelapan kas

dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran

kas

Pengujian terhadap akun Rinci

7. Hitung kas yang ada ditangan klien

8. Rekonsiliasi catatan kas klien dengan Rekening

Koran bank yang bersangkutan

9. Lakukan konfirmasi saldo kas di bank

10. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca

kedalam rekening Koran bank

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas

11. Bandingkan penyajian utang usaha dengan prinsip

akuntansi berterima umum

- Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai

batasan yang dikenakan terhadap pemakaian

rekening tertentu klien di bank

- Lakukan wawancara dengan manajemen

mengenai batasan penggunaan kas klien

INVESTASI (SURAT BERHARGA)

Page 12: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

DESKRIPSI DAN PRINSIP

AKUNTANSITUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Deskripsi Investasi dan Surat Berharga:

Investasi merupakan penanaman uang di

luar perusahaan, yang dapat berupa surat

berharga atau aktiva lain yang tidak

digunakan secara langsung dalam

kegiatan produktif perusahaan

perusahaan. Jenis dari Investasi ada dua,

yaitu Investasi Jangka Pendek dan

Investasi Jangka Panjang.

Surat berharga adalah surat pengakuan

utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas

kredit, atau setiap derivatifnya, atau

kepentingan lain, atau suatu kewajiban

dari penerbit dalam bentuk yang lazim

diperdagangkan dalam pasar modal dan

pasar uang (Dunil Z: 2004).

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

dalam penyajian Investasi (Surat

Berharga) Di Neraca:

Tujuan Pengujian Subtantif terhadap

Investasi (Surat Berharga):

1. Memperoleh keyakinan tentang

keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan investasi.

2. Membuktikan keberadaan investasi

dan keterjadian transaksi yang

berkaitan dengan investasi (yang

dicantumkan di neraca ).

3. Membuktikan kelengkapan transaksi

investasi yang dicatat dalam catatan

akuntansi dan kelengkapan saldo

investasi yang disajikan dalam

neraca

4. Membuktikan hak kepemilikan klien

atas investasi yang dicantumkan di

neraca

5. Membuktikan kewajaran penilaian

investasi yang dicantumkan di neraca

6. Membuktikan kewajaran penyajian

Prosedur Pengujian Subtantif Terhadap Investasi (Surat

Berharga):

Prosedur Audit Awal

1. Mengusut saldo investasi yang tercantum di neraca ,

ke saldo akun investasi di buku besar

2. Menghitung kembali saldo akun investasi di buku

besar

3. Mereview terhadap mutasi luar biasa pada akun

investasi.

4. Mengusut saldo awal akun investasi (di buku besar )

ke kertas kerja tahun yang lalu

5. Mengusut posting pengkreditan dan pendebitan akun

investasi ke dalam jurnal yang bersangkutan

6. Merekonsiliasi akun kontrol investasi dalam buku

besar.

Prosedur Analitik

7. Menghitung ratio berikut ini:

a. Ratio investasi sementara dengan aktiva lancar.

b. Ratio investasi jangka panjang dengan aktiva

Page 13: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

1. Investasi harus disajikan secara

terpisah di neraca sesuai dengan

tujuan investasinya.

2. Investasi yang dijadikan jaminan

hutang , harus dilakukan

pengungkapan hutang.

3. Investasi dalam perusahaan

afiliasi & dalam non consolidated

subsidiary companies harus

disajikan secara terpisah dari

investasi yang lain, & harus

dilakukan pengungkapan.

4. Investasi harus disajikan secara

terpisah di neraca sesuai dengan

tujuan investasinya

5. Penghasilan yang timbul dari

pemilikan investasi termasuk

penghasilan di luar usaha “

6. Penghasilan bunga & penghasilan

dividen yang jumlahnya material,

keduanya harus disajikan secara

terpisah

dan pengungkapan investasi di

neraca.

lancar.

c. Rate of returns tiap-tiap golongan investasi.

8. Melakukan analisis hasil prosedur analitik dengan

harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data

industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

9. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi

pemerolehan dan penjualan investasi.

10. Menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen

tahun yang diaudit.

11. Menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari

transaksi penjualan surat berharga.

12. Menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari

transaksi penjualan investasi.

13. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi

pembelian dan penjualan surat berharga dalam periode

sekitar tanggal neraca.

14. Memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan

investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca.

Pengujian terhadap Akun Rinci

15. Mempelajari notulen rapat pemegang saham dan

Page 14: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

7. Laba/rugi penjualan investasi

jangka pendek ( capital gain ),

disajikan dalam penghasilan di

luar usaha (gain).

direksi.

16. Meminta daftar surat berharga dan melakukan

perhitungan dan inspeksi terhadap sertfikat surat

berharga tersebut.

17. Mengirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik

klien yang berada di tangan pihak lain.

18. Melakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang

dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang

disajikan dalam neraca.

19. Melakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis

asuransi surat berharga.

20. Meminta informasi mengenai surat berharga yang

dijadikan jaminan penarikan utang.

21. Membandingkan metode penilaian investasi yang

digunakan klien dengan PABU di Indonesia.

22. Membandingkan nilai investasi dengan harga pasar

surat berharga.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

23. Memeriksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi

sementara dan investasi jangka panjang.

24. Memeriksa investasi jangka panjang mengenai

kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan

Page 15: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

lain.

AKTIVA TETAP

DESKRIPSI DAN PRINSIP TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Page 16: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

AKUNTANSI

Deskripsi Aktiva Tetap:

Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan

yang memiliki wujud, mempunyai

manfaat ekonomis lebih dari satu tahun,

dan diperoleh perusahaan untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan,

bukan untuk dijual kembali. Karena

kekayaan ini mempunyai wujud,

seringkali aktiva tetap disebut dengan

aktiva tetap berwujud (tangible fixed

assets).

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

dalam penyajian Aktiva Tetap di Neraca:

1. Dasar penilaian aktiva tetap harus

dicantumkan dalam neraca.

2. Aktiva tetap yang digadaikan

harus dijelaskan

3. Jumlah depresiasi akumulasian

dan biaya depresiasi untuk tahun

kini harus ditunjukkan di dalam

Tujuan Pengujian Subtantif terhadap Aktiva

Tetap:

1. memperoleh keyakinan tentang

keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan aktiva tetap

2. membuktikan keberadaan aktiva tetap

dan keterjadian transaksi yang

berkaitan dengan aktiva tetap yang

dicantumkan di neraca

3. membuktikan hak kepemilikan klien

atas aktiva tetap yang dicantumkan di

neraca

4. membuktikan kewajaran penilaian

aktiva tetap yang dicantumkan di

neraca

5. membuktikan kewajaran penyajian dan

pengungkapan aktiva tetap di neraca.

Prosedur Pengujian Subtantif Terhadap Aktiva Tetap:

1. Prosedur audit awal

a. Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam

neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di

buku besar.

b. Terhitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam

jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta

hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut.

d. Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun

lalu

e. Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam

jurnal yang bersangkutan

f. Melakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva

tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva

tetap

2. Prosedur analitik

a. Menghitung rasio:

a) Tingkat perputaran aktiva tetap

b) Laba bersih dengan aktiva tetap

c) Aktiva tetap ke modal saham

Page 17: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

laporan keuangan.

4. Metode yang digunakan dalam

perhitungan depresiasi golongan

besar aktiva tetap yang harus

diungkapkan di dalam laporan

keuangan

5. Aktiva tetap harus dipecah ke

dalam golongan yang terpisah jika

jumlahnya material.

6. Aktiva tetap yang telah habis

didepresiasi namun masih

digunakan untuk beroperasi, jika

jumlahnya material, harus

dijelaskan.

d) Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva

tetap

b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan

harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data

anggaran maupun data realisasi

3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci

a. Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi tersebut

b. Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang

mendukung timbulnya transaksi tersebut

c. Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi

aktiva tetap

d. Lakukan review terhadap akun biasa maintanance

maupun biaya reparasi

4. Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci

a. Melakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva

tetap:

i. Terhadap tambahan aktiva tetap

ii. Melakukan penyelidikan dan sesuaikan jika

terjadinya perbedaan

iii. Memeriksa dokumen yang mendukung

pembayaran dan pembelian aktiva tetap setelah

Page 18: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

tanggal neraca

b. Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan

kontrak yang mendukung penggunaan aktiva tetap

tersebut

c. Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap

5. Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan

a. Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip

aktiva yang diterima umum

i. periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca

ii. Periksa pengungkapan yang bersangkutan

dengan aktiva tetap

PERSEDIAAN

DESKRIPSI DAN PRINSIP

AKUNTANSITUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF PROSEDUR PENGUJIAN SUBTANTIF

Page 19: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

Deskripsi Persediaan:

Sediaan merupakan unsur aktiva yang

disimpan dengan tujuan untuk dijual

dalam kegiatan bisnis yang normal atau

barang-barang yang akan dikonsumsi

dalam pengolahan produk yang akan

dijual.

Sediaan umumnya mendapat perhatian

yang lebih besar dari auditor di dalam

auditnya karena berbagai alasan berikut

ini :

1. Umumnya sediaan merupakan

komponen aktiva lancar yang jumlahnya

cukup material dan merupakan obyek

manipulasi serta tempat terjadinya

kesalahan-kesalahan besar.

2. Penentuan besarnnya nilai sediaan

secara langsung mempengaruhi kos

barang yang dijual sehingga berpengaruh

pula terhadap perhitungan laba tahun

yang bersangkutan.

3. Verifikasi kuantitas, kondisi dan nilai

Tujuan Pengujian Subtantif terhadap

Persediaan:

1. 1. Memperoleh keyakinan tentang

keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan sediaan.

2. Membuktikan asersi keberadaan

sediaan yang dicantumkan di neraca

dan keterjadiaan transaksi yang

berkaitan dengan sediaan.

3. Membuktikan asersi kelengkapan

trabnsaksi yang berkaitan dengan

sediaan yang dicatat dalam catatan

akuntansi dan kelengkapan saldo

sediaan yang disajikan di neraca.

4. Membuktikan asersi hak kepemilikan

klien atas sediaan yang dicantumkan di

neraca.

5. Membuktikan asersi penilaian

sediaan yang di cantumkan di neraca.

6. Membuktikan asersi penyajian dan

pengungkapan sediaan di neraca..

Prosedur Pengujian Subtantif Terhadap Persediaan:

1. Prosedur Audit Awal

Sebelum membuktikan apakah saldo sediaan yang

diacantumkan oleh klien di neracanya sesuai dengan

sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca,

auditro melakukan rekonsiliasi antara informasi sediaan

yang dicantumkan dineraca dengan catatan akuntansi yang

mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar

auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi sediaan

yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan

akuntansio yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor

melakukan 5 prosedur audit berikut ini dalam melakukan

rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan catatan

akuntansi yang bersangkutan:

1. Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo

akun sediaan yang bersangkutan didalam buku besar.

2. Hiotung kembali saldo akun sediaandi buku besar.

3. Usut saldo akun sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu.

4. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun sediaan

ke jurnal yang bersangkutan.

5. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan

akun kontrol sediaan di buku besar.

Page 20: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

sediaan merupakan tugas yang lebih

kompleks dan sulit dibanding dengan

verifikasi sebagaian besar unsur laporan

keuangan yang lain.

4. Seringkali sediaan disimpan di

berbagai tempat sehingga menyulitkan

pengawasan dan perhiotungan fisiknya.

5. Adanya berbagai macam sediaan

menimbulkan kesulitan bagi auditor

dalam melaksanakan auditnya.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum

dalam penyajian Aktiva Tetap di Neraca:

1. 1. Laporan keuangan harus

menjelaskan bahwa sediaan

dinilai dengan lower of cost or

market dan harus menyebutkan

metodeyang digunakan dalam

menetukan kos sediaan.

2. Jika sediaan dinyatakan pada

kosnya, nilai pasarnya pada

tanggal neraca harus dicantumkan

Prosedur Analitik

Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara

menyeluruh mengenai kewajaran sediaan yang disajikan di

neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung bernagai

ratio yang bersangkutan dengan sediaan, misalnya tingkat

perputaran berbagai kelompok sediaan, dan jika terdapat

fluktuasi ratio tertentu dari ratio tahun sebelumnya,

auditor berkewajiban mendapatkan penjelasan mengenai

penyebab terjadinya fluktuasi tersebut. Hubungan antara

tingkat perputaran sediaan, tingkat sediaan pada tanggal

neraca, dan volume penjualan semunay harus mendukung

pengujian –pengujian substantif yang telah dilakukan oleh

auditor.

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan

kemudian dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang

sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang

dianggarkan, atau data lain) akan dapat memberikan

indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu

diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan

saldo akun rinci.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo sediaan sangat ditentuka oleh keterjadian

Page 21: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

dalam tanda kurung, jika sediaan

diturunkan nilainya pada harga

pasarnya, kosnya harus

dicantumkan dalam tanda kurung.

3. Akibat perubahan metode

penilain sediaan terhadap

perhitungan rugi laba tahun yang

diaudit harus dijelaskan dalam

laporan keuangan dan auditor

harus menyatakan perkecualian

mengenai konsistensi penerapan

prinsip akuntansi berterima umum

dalam laporan audit.

4. Penjelasan yang lengkap harus

dibuat dalam laporan keuangan

jika sediaan digadaikan sebagai

jaminan utang yang ditarik oleh

klien.

5. Jika jumlahnya material,

sediaan dalam perusahaan

manufaktur harsu dikelompokkan

menurut kelompok utama berikut

transaksi berikut ini yang di debit dan dikreditkan kedalam

akun piutang usaha :

1. Transaksi pembelian

2. Transaksi penjualan

3. Transaksi pemakain

Disamping itu, keandalan saldo akun sediaan ditentukan

pula oleh ketepatan pisah batas yang digunakan untuk

mencatat berbagai tarnsaksi tersebut di atas. Oleh karena

itu, auditor melakukan pengujian substantif terhadap

transasksi rinci yang mendebit dan mengkredit akun

sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk

mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.

Perikas Sampel Transaksi yang Tercatat dalam Akun

Sediaan ke Dokumen yang Mendukung Timbulnya

Transaksi Tersebut.

1. Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen

pendukung : bukti kas keluar, faktur pembelian, laporan

penerimaan barang, dan surat order pembelian.

2. Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen

pendukung : faktur penjualan, laporan pengiriman barang,

bukti pemakain barang gudang, memo debit untuk return

pembelian.

Page 22: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

ini : sediaan produk jadi, sediaan

produk dalam proses, dan sediaan

bahan baku.

6. Perjanjian pembelian harus

dijelaskan dalam laporan

keuangan, jika jumlahnya

material atau bersifat laura biasa.

7. Cadnagn untuk menghadapi

kemungkinan turunnya harga

sediaan setelah tanggal neraca

harus dibentuk dengan penyisihan

sebagian laba.

Pengujian Pisah Batas Transaksi yang Berkaitan dengan

Sediaan

Verifikasi pisah batas dimaksudkan untuk membuktikan

apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten

dalam memperhitungkan tarnsaksi pembeliaan, penjualan,

dan pemakain sediaan yang termasuk dalam tahun yang

diaudit di banding dengantahun sebelumnya. Jika klien

tidak menggunakan tanggal pisah batas yang konsisten,

akibatnya adalah transaksi pembelian, penjualan, dan

pemakain sediaan yang seharusnya diakui sebagai

pendapatan atau biaya dalam tahun berikutnya, di cata

oleh klien sebagai pendapatan atau biaya dalam tahun

yang diaudit. Dipihak lain , transaksi pembelian, penjualan,

dan pemakaian dalam tahun yang diaudit dapat diakui oleh

klien sebagai pendfapatan atau biaya tahun berikutnya.

Dengan demikian, jika klien tidak konsisten dalam

menggunakan tanggal pisah batas, perhitngan laba rugi

tahun yang diauidt akan berpengaruh langsung. Oleh

karena itu, auditor melakukan pemeriksaan terhadap

transaski pembelian, penjualan, dan pemakaian sediaan

dalam beberapa minggu sebelum dan sesudah tanggal

neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap

Page 23: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

pengakuan pendapatan dan biaya.

1. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian

dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu

pertama setelah tanggal neraca.

2. Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya

sediaan (karena transaksi penjualan atau pemakaian

sendiri ) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan

minggu pertama setelah tanggal neraca.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan :

1. Periksa instruksi tertulis mengenai perhitungan fisik

sediaan

2. Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan

yang dilakukan oleh klien

Kirmkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang

pihak luar

1. Mintalah informasi mengenai barang – barang klien yang

dijual secara konsinyasi dan barang – barang titipan yang

ada di tangan klien.

2. Mintalah informasi mengenai sediaan yangh dijadikan

jaminan penarikan utang

Page 24: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

3. Lakukanh pengujian terhadap penilain sediaan

4. Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan

yang digunakan oleh klien

5. Periksa kesesuain kos per satuan sediaan dengan prinsip

akuntansi berterima umum

6. Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan

data kos per satuan sediaan

7. Bandingkan dengan laba bruto tahun yang diaudit

dengan laba bruto tahun sebelumnya

8. Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan ayng rusak

9. Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan

dengan tingkat perputaran sediaan tahun sebelumnya

10. Lakukan pengamatan terhadapa sediaan yang lambat

pemakaiannya atau penjulannya.

11. Mintalah surat representasi sediaan dari klien

Pemeriksaan Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di

Neraca

Atasa dasar prinsip akuntansi berterima umum , auditor

melakuakn verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan

cara :

1. Periksa klasifikasi sediaan di neraca

2. Periksa penjelasan/ pengungkapan yang bersangkutan

Page 25: Deskripsi Dan Prinsip Akuntansi

dengan sediaan

3. Lakukan analytical review terhadap sediaan