desain rab tk
TRANSCRIPT
90
Desain & RAB
Gedung Sekolah TK (Dinding bata)
Penulis:
Sudarmanto
Editor:
Bagus Saputra
Desain Isi dan Sampul:
Alexander Kadola
Penerbit:
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
Provinsi Kalimantan Tiimur
Jl. Kadrie Oening No. 96 A/ IVA Telp:(0541) 742 350 Fax : 741595
Cetakan I
ISBN …….
Prakata
Telah lama kami sadari bahwa transfer knowledge ilmu teknik bangunan
kepada masyarakat desa terutama kader teknik dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) sangatlah masih
minim bahkan cenderung dapat dikatakan menggantang asap atau jauh dari
sasaran / harapan pemerintah. Hal ini dikarenakan selain sulitnya ilmu
tersebut yang notabene mahasiswa saja harus menyelesaikan dalam kurun
waktu 5 tahun sedangkan para Kader Teknik yang diwajibkan mencerna dan
menguasai ilmu itu mempunyai rata rata pendidikan hanya SLTA belaka
bahkan masih banyak merupakan lulusan SLTP.
Melihat permasalahan tersebut sangatlah dibutuhkan sebuah panduan atau
cara praktis guna mempermudah penyampaian ilmu mendesain sebuah
bangunan infrastuktur pedesan ( baik jalan, jembatan, air bersih maupun
listrik desa, dlsb) yang mudah dipahami oleh masyarakat khususnya kader
teknik di pedesaan.
Berangkat dari kasus ini, penulis yang pernah menjadi Kader Teknik tahun
2000-2002 berusaha semaksimal mungkin untuk membantu para Kader
Teknik di seluruh Indonesia dengan membuat buku Seri Infrastruktur
Pedesaan yang salah satu bukunya berjudul Desain dan RAB Gedung
Sekolah (Dinding bata). Buku dirancang dengan bahasa yang sangat
mudah dicerna disertai gambar-gambar yang komunikatif dan dipadu
langkah-langkah praktis merancang sebuah bangunan infrastruktur
pedesaan, InsyaAllah pembaca akan sangat mudah mencerna dan
memahaminya.
Dukungan penuh telah diwujudkan oleh Kantor Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPM-PD) Provinsi Kalimantan Timur
dengan telah bersedia mencetak dan memperbanyaknya, sehingga buku ini
berhasil diterbitkan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Buku ini ditulis dan diperbanyak untuk dipersembahkan kepada Seluruh
Kader Teknik di Wilayah Republik Indonesia yang merupakan Ujung Tombak
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan, semoga berguna bagi kemajuan
pembanguna Provinsi Kalimantan Timur khususnya maupun Indonesia
umumnya.
Namun buku ini tidak aka nada artinya, jika para Kader Teknik masih
mengandalkan Fasilitator Teknik (FT) Kecamatan dalam mengerjakan Desain
dan RAB. FT bukan sebagai pemain inti dalam pembuatan Desain dan RAB.
Penulis memohon agar para Kader Teknik dengan percaya diri dan berniat
mau untuk mengerjakan sendiri Desain dan RAB dan dikonsultasikan kepada
FT Kecamatan. Berlatih berlatih dan berlatih adalah kunci keberhasilan
dalam menggunakan dan memakai buku ini.
Harapan kami adalah para kader teknik dapat menjadi sumber daya manusia
yang handal dan professional dalam mendesain sebuah bangunan
infrastruktur pedesaan. Kader Teknik mampu menghasilkan dokumen
perencanaan yang sempurna dan layak dijadikan acuan dalam aplikasi di
lapangan sehingga akan menghasilkan bangunan berkualitas, jauh dari
indikasi penyimpangan dana, mark up harga, ataupun rekayasa
pembengkakan biaya.
Manusia adalah tempatnya khilaf dan kurang kesempurnaan, demikian juga
halnya dengan penulis yang masih banyak kekurang lengkapan dalam
menyajikan dan menyusun buku ini, mohon dengan sangat para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran demi terwujudnya kesempurnaan.
Sangatta, 9 September 2011
Sudarmanto
Daftar Isi
Prakata
Daftar Isi
1. Survey Lapangan
2. Gambar Teknik
3. Menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, Alat dan
Upah
4. Rencana Anggaran Biaya & Rekapitulasi Biaya
5. Time scedule
Daftar Pustaka
Lampiran (Desain & RAB)
Biodata Penulis
1.Survey Lapangan
Survey lapangan adalah kunjungan langsung ke lokasi rencana usulan
kegiatan yang akan dirancang untuk dibuat RAB Desainnya. Tidak mungkin
merancang sebuah bangunan tanpa meninjau lokasi yang akan dibangun,
karena seorang estimator/perancang harus mengetahui secara mendetail
kondisi tempat atau lokasi yang akan dibangun. Tujuannya adalah agar
dapat menentukan jenis bangunan yang cocok atau sesuai dengan kondisi
lapangan.
Ada 2 survey yang wajib mesti dilakukan, yaitu Survey Lokasi bangunan
yang akan didirikan bangunan dan Survey Harga Material Bahan
Bangunan, alat dan Upah Pekerja dan Tukang.
1. Pelaku Survey Lapangan
Siapakah yang akan melakukan Survey Lapangan? Seorang Kader Teknik
harus memahami seluk beluk perencanaan Desain RAB termasuk Survey
Lapangan, karena di tangan Kader Teknik (KT) tugas yang mulia ini
dilakukan. Survey Lapangan minimal dilakukan oleh 7 orang, yang
beranggotakan Kader Pembangunan Masyarakat, Kepala Desa, Sekretaris
Desa, Kasi PMD Desa, BPD, LPM, dan beberapa tokoh masyarakat yang
berasal dari lokasi yang akan dibangun. Dari 7 orang surveyor ini
mempunyai tugas yang berbeda-beda. Secara rinci tugas dari masing-
masing ke-7 orang ini adalah:
1. Ketua Survey Lapangan
Sebelum benar-benar melakukan kunjungan ke lokasi survey, Ketua
Survey harus menyelenggarakan rapat terlebih dahulu dengan ke 7
anggotanya. Tujuan rapat ini adalah untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang akan dibutuhkan disaat melakukan Survey Lapangan. Tugas
ketua secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Memimpin survey lapangan;
2. Membagi tugas kepada anggotanya;
3. Bertanggungjawab terhadap hasil survey , misal panjang, lebar, dan
tinggi;
4. Sebagai juru foto 0% di 3 titik;
5. Sebagai tukang tulis patok saat dilakukannya Survey Lapangan;
6. Dengan bantuan kalkulator menghitung Volume Galian dan Timbunan.
7. Menentukan item-item pekerjaan;
8. Menentukan judul bangunan yang direncanakan;
9. Menentukan solusi atas masalah dampak negatif terhadap lingkungan;
10.Menggunakan kompas untuk menentukan arah trase jalan..
2. Juru Gambar
Tugas juru gambar antara lain:
1. Membekali diri dengan mempersiapkan format-format yang harus diisi,
seperti: format Penanganan Masalah Dampak Negatif Terhadap
Lingkungan, format skets kondisi tanah asli, dll;
2. Membekali diri dengan alat tulis seperti: pinsil, penghaspus, kertas
HVS kwarto 80 gram, wood board, polpen, kalkulator, dll;
3. Membuat Gambar Skets pada saat di lapangan, gambar berupa: denah
, galian, timbunan, penampang jalan, gambar potongan, gambar
detail, gorong-gorong, talud,dll;
4. Menghitung Volume Galian dan Timbunan;
5. Mengisi Analisa Dampak Negatif Terhadap Lingkungan;
3. Pembawa Meteran
Tugas Pembawa Meteran adalah:
1. Mempersiapkan diri dengan membawa meteran sepanjang @ 50 m
dan @ 5m;
2. Membawa dan menggunakan meteran pada saat survey;
3. Bertanggung jawab terhadap kebenaran ukuran bangunan yang akan
direncanakan seperti panjang, lebar, tinggi;
4. Menyampaikan ukuran kepada Ketua Survey dan Juru gambar.
4. Penarik Meteran
1. Menarik Meteran dari satu patok ke patok lain;
2. Bertanggung jawab terhadap kebenaran ukuran bangunan yang akan
direncanakan seperti panjang, lebar, tinggi;
3. Menyampaikan ukuran kepada Ketua Survey dan Juru gambar.
5. Pembawa Patok
Tugas Pembawa Patok adalah:
1. Mempersiapkan diri dengan cara membuat patok dari bahan
kayu/bambu yang di cat setinggi 0,5 m;
2. Membawa patok ke lokasi survey maupun ke sepanjang lokasi survey;
3. Menancapkan patok pada lokasi yang ditentukan seperti pada sudut
ataupun letak masing masing ruang pada sebuah denah bangunan;
4. Bersama ketua memberi tulisan dan menandai patok sebagai penanda
sudut ataupun letak masing masing ruang pada sebuah denah
bangunan.
6. Logistik (Pembawa Makanan & Minuman)
Tugas Logistik adalah:
1. Mempersiapkan diri dengan berbelanja perbekalan makanan dan
minuman;
2. Membawa makanan dan minuman saat survey, terutama saat survey
di tengah hutan maupun tempat yang jauh dari pemukiman.
.
7. Tukang Survey Harga
Tugas Tukang Survey Harga adalah:
1. Menyiapkan blangko survey harga;
2. Melaporkan hasil survey harga kepada Ketua Survey Lapangan.
B. Waktu Survey Lapangan
Kapan Survey Lapangan dilakukan? Survey Lapangan dilakukan pada awal
melakukan penyusunan Desain dan RAB. Jangan sampai survey dilaksanakan
setelah rancangan bangunan sudah jadi, hal ini akan menyebabkan ketidak
cocokan bangunan dengan kondisi lapangan yang ada, baik ukuran, bentuk
bangunan, maupun bangunan pendukung yang dibutuhkan serta analisa
dampak negatif terhadap lingkungan.
C. Tempat Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan di rencana bangunan yang akan dibangun. Selain
itu juga kondisi lapangan di sekitarnya yang dimungkinkan berimbas pada
dampak negatif terhadap lingkungan.
D. Manfaat Survey Lapangan
Survey lapangan perlu dilakukan dengan manfaat:
1. Agar mendapatkan data perencanaan seakurat mungkin sehingga
bangunan yang akan dibangun benar benar sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi di lapangan;
2. Agar dapat merencanakan pembangunan sesuai dengan kaidah teknik
yang berlaku;
3. Agar mampu mendeteksi atau menganalisa dampak negatif bangunan
yang akan dibangun terhadap lingkungan di sekitarnya.
E. Praktek Survey Lapangan
Bagaimanakah melakukan praktek Survey lapangan? Setelah komposisi tim
lengkap 7 orang, langkah langkah yang harus dilakukan oleh Tim Survey
Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Rapat Koordinasi untuk melengkapi bahan dan alat yang harus
dibawa pada saat Survey Lapangan sesuai dengan tupoksi
masing masing anggota;
2. Setelah dirasa siap (fisik, bahan dan alat), tentukan hari dan
tanggal Survey Lapangan;
3. Kunjungan Survey Lapangan benar-benar dilakukan pada hari
dan tempat yang telah ditentukan;
4. Lakukan Pengukuran sesuai dengan lokasi yang akan
direncanakan.
5. Patok ukuran bangunan yang akan dibangun beserta ruang yang
akan dibuat seperti kamar, ruang tamu, dapur , kamar mandi,
dll;
6. Mendata bangunan lama (exixting) di sekitarnya seperti tinggi,
lebar panjang, model bangunan, cat, keramik, jendela, pintu,dll
dengan tuujuan agar perencanaan bangunan baru dapat
menyesuaikan bangunan lama.
7. Lakukan gambar skets untuk bangunan utama dan bangunan
pendukung seperti saluran, talud, kamar mandi luar, tempat
parkir, tempat sampah, dlsb.
8. Isi format format Penanganan Masalah Dampak Lingkungan
Form. 20;
9. Buatlah skets gambar denah dan tentukan ukuranya;
10. Buatlah skets gambar tampak dan tentukan ukurannya
(Bangunan utama maupun pelengkap seperti tempat parkir, bak
sampah, kamar mandi luar,dll);
11. Buatlah skets gambar potongan dan tentukan ukuranya
(Bangunan utama maupun pelengkap);
12. Buatlah skets gambar detail dan tentukan ukurannya (Bangunan
utama maupun pelengkap);
13. Setelah dirasa cukup, simpan berkas Survey Lapangan dengan
baik.
F. Penyusunan Dokumen Survey
Adakan pertemuan di salah satu rumah tim survey untuk mereview / memantapkan
kembali dokumen survey sebelum melangkah lebih lanjut untuk menghitung volume
pekerjaan. Kita ulang kembali dokumen dokumen atau produk hasil kita melakukan
kunjungan Survey Lapangan adalah:
1. Skets Gambar Denah lengkap dengan ukurannya;
2. Skets Gambar Tampak (Depan, Belakang, Samping kanan, dan Samping kiri)
lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun pelengkap);
3. Skets Gambar Potongan Lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun
pelengkap);
4. Skets Gambar Detail lengkap dengan ukurannya (Bangunan utama maupun
pelengkap);
5. Skets Kondisi Tanah Asli
6. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
7. Penanganan Masalah Dampak Lingkungan Form. 20;
2. Gambar Teknik
Gambar Teknik menunjukkan rencana yang harus diterapkan dan menjadi
gambar acuan bagi para pelaksana di lapangan. Sementara yang terjadi
selama ini, gambar teknik banyak yang diabaikan, baik ukuran maupun
bentuk gambarnya, akibatnya pelaksanaannya sering melenceng dari
rencana. Pelaksanaan yang sering melenceng antara lain: bentuk gambar,
ukuran, koefisien campuran,dll. Hal ini disebabkan karena gambar teknik
tidak berfungsi secara baik dan benar, gambarnya kurang lengkap baik item-
item pekerjaan maupun notasi-notasinya.
Agar gambar teknik menghasilkan gambar yang sempurna, maka seorang
Kader Teknik` harus mampu menggambar dengan baik dan benar. Gambar
teknik yang baik dan benar adalah gambar teknik yang lengkap dan jelas.
Gambar Teknik yang lengkap harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Gambar Peta Sketsa Desa
2. Gambar Denah
3. Gambar Tampak
Gambar tampak adalah gambar mengenai tampak (Depan, Belakang,
Samping Kiri, Samping Kanan) bangunan yang diinginkan setelah dibangun.
4. Gambar Potongan (Minimal 2 potongan);
5. Gambar Detail
Gambar Teknik yang jelas harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Item Pekerjaan beserta ukuran spesifikasinya yang dihitung berdasarkan
Analisa Harga Satuan yang dipakai untuk acuan,nya, misalnya : Pekerjaan
Beton 1pc:3ps:6kr, Pasangan batu belah 1pc:4ps;
2. Lengkapi notasi notasi gambar, baik pada posisi vertikal maupun posisi
horisontal.
Gambar Denah Pondasi
Gambar Detail Pondasi
Gambar Denah Atap
Gambar Detail Kuda-kuda
Gambar Kusen Pintu & Jendela
Langkah-langkah menggambar teknik sebagai berikut:
1. Persiapkan terlebih dahulu alat tulis menggambar teknik yaitu
Boxi 0,3, 0,2 dan 0,1 ( akan lebih baik jika menggunakan Rapido
Setler), pinsil , mistar, dan penghapus;
2. Salinlah dengan pinsil terlebih dahulu sumber gambar yang berasal dari
gambar skets yang ada di Take Of Sheet, bukan gambar skets yang ada
dalam survey ke dalam lembar gambar RAB Desain dan lengkapi dengan
item pekerjaan dan notasi notasinya
3. Setelah dirasa cukup benar tebalkanlah gambar anda dengan
menggunakan boxi, gambar ditebalkan dengan boxi yang ukuran besar,
sedangkan garis keterangan menggunakan boxi yang ukurannya lebih
kecil;
4. Lengkapi judul gambar, baik yang ada dalam lembar gambar maupun
dalam kotak Keterangan (cop gambar) yang berada di posisi sebelah
kanan;
5. Lengkapi nama dan tanda tangan stakeholder yang berkompeten.
3. Hitung Volume Pekerjaan,
Kebutuhan Bahan, Alat & Upah
A. Menentukan item pekerjaan
Sebelum menghitung volume pekerjaan, kita harus menentukan terlebih
dahulu item-item pekerjaan bangunan Gedung Sekolah (Dinding bata merah)
yang kita rancang. Item-item pekerjaan yang akan kita hitung volumenya
antara lain sebagai berikut:
1. Pembersihan lokasi
2. Pekerjaan bouwplank
3. Pekerjaan Galian Tanah biasa
4. Pekerjaan Pancang kayu ulin 10/10 @ 2 m bawah pondasi
5. Pekerjaan Pondasi Batu kali 1PC:4 PS
6. Pekerjaan Urugan
7. Pekerjaan Beton Bertulang (sloof, kolom & ringbalk) K-175
8. Pekerjaan Dinding bata merah 1PC:4PS
9. Pekerjaan Plesteran 1PC : 4 PS Tebal 3,5 cm
10. Pekerjaan Acian Plesteran
11. Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela
12. Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela
13. Pekerjaan Kuda Kuda
14. Pekerjaan Kayu Nok dan Gording
15. Pekerjaan Kaso dan Reng
16. Pekerjaan Penutup Atap
17. Pekerjaan Bubungan
18. Pekerjaan Listplank
19. Pekerjaan Plafon ukuran rangka 60 x 120 cm
20. Pekerjaan List Plafong kayu ¼
21. Pekerjaan Lantai Keramik Polos 30 x 30 cm
22. Pekerjaan Pasang 1 Titik stop Kontak
23. Pekerjaan Pasang 1 Titik Lampu
24. Pekerjaan Pasang 1 buah Lampu SL
25. Pekerjaan Pasang 1 buah Lampu TL
26. Pekerjaan Kait angin Pintu
27. Pekerjaan Pegangan Pintu
28. Pekerjaan Pasang Kait angin Jendela
29. Pekerjaan Pasang Kaca daun Jendela
30. Pekerjaan Pasang Sloot Jendela
31. Pekerjaan Pasang Pegangan Jendela
32. Pekerjaan Pasang Kait Angin Jendela
33. Pekerjaan Cat Tembok
34. Pekerjaan Cat Kayu
B. Menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, Alat dan Upah
Pengetahuan untuk menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan Bahan, alat &
Upah cukup dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana,
yang dapat dirinci menjadi 5 macam rumus, yaitu:
Rumus 1 : Panjang = Panjang m1
Rumus 2:Luas =( Panjang x Lebar ) m2
Rumus 3:Volume = ( Panjang x Lebar x Tinggi )
m3
Rumus 4 :
Titik
Rumus 5: Langsam
Rumus 1 ( In put M 1 ):
Dipakai untuk volume pekerjaan yang sifatnya dominan memanjang dengan
satuan m1, contohnya: lisplangk, listplafon, instalasi pipa, bubungan genting,
instalasi kabel dan nok genteng.
Rumus 2 ( In put M 2 ):
Dipakai untuk menghitung luas, karena ketebalannya tipis sekali, misalnya :
luas plesteran, luas atap, luas lantai, luas plafond, dll.
Rumus 3 ( In put M 3 ):
Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang mempunyai volume
dengan satuan m3, contoh: pasangan batu kali, kusen kuda kuda-kuda, beton
cor, dll.
Rumus 4 (In Put Titik)
Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang berdasarkan titik saja,
contoh: titik pancang, titik lampu, dll.
Rumus 5 ( In Put Langsam)
Digunakan untuk menghitung volume pekerjaan yang sulit diprediksi
harganya, contoh: pengeboran sumur artesis, septic tank lengkap, dll.
Lebih jelasnya untuk menjelaskan ke-5 rumus tersebut dapat dilihat dari
Contoh Penggunaan Analisa dari kelima rumus sebagai berikut:
Sebelum menghitung volume pekerjaan seorang estimator harus memiliki
modal awal berupa gambar sketsa, yaitu: gambar denah, gambar tampak,
gambar potongan dan gambar detail. Dan jangan lupa alat tulis menulis
seperti: polpen, kalkulator, penggaris,dll.
Gunakan lembar Take Of Sheet (TOS) untuk menghitung Volume
Pekerjaan, Kebutuhan Bahan,Alat & Upah. Terlebih dahulu mengisi
identitas kegiatan yang meliputi: nama desa, kecamatan, kabupaten, jenis
pekerjaan, volume dan lokasi kegiatan. Pengisian identitas kegiatan dapat
dilihat pada contoh di bawah.
Langkah-langkah menghitung Volume Pekerjaan, Kebutuhan
Bahan, alat dan Upah untuk Bangunan Gedung Sekolah (Dinding
bata merah) adalah sebagai berikut:
1. Pembersihan lokasi
Pembersihan lokasi
menggunakan Rumus 2 (In
Put M 2 ) , dimana sumber
inputnya adalah luas ( m2 )
lokasi pekerjaan yang akan
digarap. Berdasarkan luas
tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa Pekerja untuk
menghitung Kebutuhan Upah. Luas = P x L = 14 m x 7 m = 98 m2.
Kebutuhan upah pekerja = Luas x koefisien Analisa 1 m2
Pembersihan lokasi = 98 m2 x 0,1 = 9,8 Hari Orang Kerja (HOK).
Untuk lebih jelasnya secara detail dapat dilihat pada lembar Take Of
Sheet di bawah ini:
2. Pekerjaan Bowplank
Merupakan kegiatan awal yang sangat menentukan akurasi atau
ketepatan desain awal sebuah bangunan. Untuk bangunan yang lebih
rumit dibutuhkan alat ukur seperti theodolit dan waterpass. Bahan
bangunan yang dipakai adalah kayu kaso 4/6 dan papan 2/20.
Pekerjaan Bowplank menggunakan Rumus 1(In Put M 1 ) , dengan
sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) bowplank yang akan
dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan
koefisien analisa kayu, paku, papan, pekerja dan tukang untuk
menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Panjang bowplank = (2 x
14 + 3 x 7 ) = 49 meter. Kebutuhan bahan, alat & upah =
(Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan bowplank) x Panjang
bowplank. Untuk lebih jelasnya secara detail perhitungan analisa
kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar Take Of
Sheet di bawah ini:
3. Volume Galian Tanah untuk Pondasi
Jenis Pondasi menentukan Penampang
Pondasi, apakah berbentuk trapezium
ataupun persegi. Berbeda juga
penampangnya untuk galian yang bebas
dari tanah orang lain dengan galian yang
bersinggungan dengan tanah orang lain.
Untuk tanah bebas, gunakan bentuk
penampang trapezium sedang untuk tanah
bersinggungan, gunakan penampang vertical di bagian tanah yang
bersinggungan. Volume Galian Tanah untuk pondasi menggunakan
Rumus 3(In Put m 3 ) , dengan sumber inputnya adalah volume galian
tanah yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume
tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1
m3 Galian Tanah Biasa. Volume Galian tanah = Panjang Galian x
Luas Penampang Galian = 49 m x ( 0,5 m x 0,7 m) = 17,15 m3.
Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Galian
Tanah x Volume Galian. Kebutuhan Pekerja= 0,75 x 17,15 m3 =
12,86 HOK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lembar Take Of
Sheet di bawah ini:
4. Pancang Tiang ulin bawah pondasi
Pancang tiang ulin bawah pondasi menggunakan Rumus 4 (In Put
Titik), dimana sumber inputnya adalah titik ( bh ) jumlah tiang
pancang ulin yang akan digarap. Berdasarkan titik tersebut akan
dikalikan dengan koefisien analisa Kayu, Tukang dan Pekerja untuk
menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah tiang pancang =
( Panjang Pondasi : Jarak Antar Titik ) + 1 = ( 49 m :1,5 m) + 1 = 33 +
1 = 34 titik tiang pancang. Kebutuhan bahan, alat & upah =
( Analisa 1 titik Pancang Ulin 10/10 @ 2m ) x Jumlah Titik Tiang
Pancang. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat
dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
5. Pekerjaan Pondasi Batu kali 1PC: 4 PS
Volume Pondasi Batu kali
menggunakan Rumus 3(In Put
m 3 ) , dengan sumber inputnya
adalah volume Pondasi Batu kali itu
sendiri dalam satuan m3.
Berdasarkan volume tersebut akan
digunakan sebagai pengali dengan
Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan
Pondasi Batu kali 1PC: 4 PS. Volume
Pekerjaan Pondasi Batu kali =
Panjang Pondasi batu kali x Luas Penampang Pondasi = 49 m x (
(0,3m+0,5m) / 2 x 0,7m ) = 13,72 m3. Kebutuhan bahan, alat &
upah = (Koefisien Analisa 1 m3 Pondasi Batu kali 1PC:4PS) x
Volume Pondasi Batu kali. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan,
alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
6. Pekerjaan Urugan
Volume Pekerjaan Urugan untuk pondasi menggunakan Rumus 3(In
Put m 3 ) , dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Urugan
yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut
akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3
Pekerjaan Urugan. Volume Urugan = Luas Penampang Urugan x
Panjang Urugan = 2 x ( ½ x 0,5 m x 0,7 m) = 17,15 m3. Kebutuhan
bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3 Urugan Tanah x
Volume Urugan. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah
dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
7. Pekerjaan Beton Bertulang
1Pc:2Ps:3Kr
Volume Pekerjaan Beton Bertulang menggunakan Rumus 3(In Put m 3 ) ,
dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Beton Bertulang (sloof,
kolom, ringbalk, & gunungan) yang akan dikerjakan dalam satuan m3.
Berdasarkan volume tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan
Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan Beton Bertulang. Volume Beton
Bertulang = Luas Penampang Beton Bertulang (sloof, kolom, ringbalk, &
gunungan) x Panjang Beton Bertulang
(sloof,
kolom,
ringbalk, &
gunungan). Kebutuhan bahan, alat &
upah = Koefisien Analisa 1 m3 Beton Bertulang x Total Volume
Beton bertulang.
Untuk lebih detailnya menghitung volume beton bertulang masing
masing, yaitu sloof, kolom, ringbalk dan gunungan serta menghitung
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
8. Pekerjaan Dinding Bata Merah 1PC:4PS
Pekerjaan Dinding Bata Merah menggunakan
Rumus 2 (In Put M 2 ) , dimana sumber
inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Bata
Merah yang akan digarap. Luas dinding
adalah luas seluruh dinding baik tampak
muka, belakang, samping kanan, samping
kiri, gunungan yang sudah dikurangi
dengan luasan daun pintu dan jendela.
Luas Dinding Bata Merah akan berfungsi
sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Dinding Bata
Merah 1PC:4PS. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien
Analisa 1 m2 Pekerjaan Dinding bata merah 1PC:4 PS x Luas
dinding. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat
dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
9. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Plesteran menggunakan Rumus 2
(In Put M 2 ) , dimana sumber inputnya
adalah luas ( m2 ) Dinding Plesteran yang
akan digarap. Luas Plesteran adalah 2 (dua)
kali luas seluruh dinding baik tampak muka,
belakang, samping kanan, samping kiri,
gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan daun pintu dan
jendela. Luas Dinding Plesteran akan berfungsi sebagai pengali dengan
koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Plesteran. Kebutuhan bahan, alat &
upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Plesteran 1PC:4 PS
Tebal 3,5 cm ) x Luas Plesteran. Untuk lebih detailnya kebutuhan
bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah
ini:
10. Pekerjaan Acian
Pekerjaan Acian menggunakan Rumus 2 (In Put M 2 ) , dimana sumber
inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Acian yang akan digarap. Luas acian
adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang,
samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan
luasan daun pintu dan jendela. Luas Acian akan berfungsi sebagai
pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Acian. Kebutuhan
bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Acian)
x Luas Acian. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah
dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
11. Pekerjaan Pasang Kusen Pintu dan Jendela
Volume Pekerjaan Pasang Kusen Pintu
dan Jendela menggunakan Rumus
3(In Put m 3 ) , dengan sumber
inputnya adalah volume Pekerjaan
Pasang Kusen Pintu dan Jendela yang
akan dikerjakan dalam satuan m3.
Berdasarkan volume tersebut akan
digunakan sebagai pengali dengan
Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan
Pasang Kusen Pintu dan Jendela. Volume Pasang Kusen Pintu dan Jendela
= Luas Penampang Kusen Pintu dan Jendela x Panjang Kusen Pintu
dan Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1
m3 Pasang Kusen Pintu dan Jendela x Total Volume Pasang Kusen
Pintu dan Jendela. Untuk lebih detailnya dalam menghitung volume
kusen pintu dan jendela serta kebutuhan bahan, alat & upah dapat
dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
12. Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela
Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela menggunakan Rumus 2 (In Put
M 2 ) , dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Daun Pintu dan Jendela
yang akan digarap. Luas Pasang Daun Pintu dan Jendela adalah total luas
daun pintu dan jendela. Luas Daun Pintu dan Jendela akan berfungsi
sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Daun
Pintu dan Jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien
Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Daun Pintu dan Jendela) x Luas
Daun Pintu dan Jendela. Untuk lebih detailnya menghitung luas
daun pintu dan jendela serta menghitung kebutuhan bahan, alat &
upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
13.Pekerjaan Kuda Kuda
Volume Pekerjaan Kuda Kuda menggunakan Rumus 3(In Put m 3 ) ,
dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan Kuda Kuda yang akan
dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume tersebut akan
digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1 m3 Pekerjaan
Kuda Kuda. Volume Pasang Kuda Kuda = Panjang Seluruh kayu
kuda kuda yang digunakan x Penampang Kayu kuda-kuda.
Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien Analisa 1 m3
Pekerjaan Kuda kuda x Total Volume Kayu Kuda-kuda. Untuk lebih
detailnya dalam menghitung volume kayu kuda-kuda serta kebutuhan
bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah
ini:
14. 14.Pekerjaan kayu nok dan gording
Volume Pekerjaan kayu nok dan gording menggunakan Rumus 3(In Put
m 3 ) , dengan sumber inputnya adalah volume Pekerjaan kayu nok dan
gording yang akan dikerjakan dalam satuan m3. Berdasarkan volume
tersebut akan digunakan sebagai pengali dengan Koefisien Analisa 1
m3 Pekerjaan kayu nok dan gording. Volume Pekerjaan kayu nok dan gording
= Panjang Seluruh kayu kayu nok dan gording x Penampang Kayu
kayu nok dan gording. Kebutuhan bahan, alat & upah = Koefisien
Analisa 1 m3 Pekerjaan kayu nok dan gording x Volume Kayu nok dan
gording. Untuk lebih detailnya dalam menghitung volume kayu nok dan
gording serta kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar
Take Of Sheet di bawah ini:
15. 15.Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng)
Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng) menggunakan Rumus 2 (In Put
M 2 ) , dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Rangka Atap (Kaso
+Reng) yang akan digarap. Luas Rangka Atap (Kaso +Reng) adalah total
luas seluruh rangka atap termasuk atap teras. Luas Rangka Atap (Kaso
+Reng) akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2
Pekerjaan Rangka Atap (Kaso +Reng). Kebutuhan bahan, alat & upah
= (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang Rangka Atap (Kaso
+Reng)) x Luas Rangka Atap (Kaso +Reng). Untuk lebih detailnya
menghitung luas Rangka Atap (Kaso +Reng) serta menghitung kebutuhan
bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah
ini:
16.Pekerjaan Penutup Atap
Pekerjaan Penutup Atap (Kaso +Reng) menggunakan Rumus 2 (In Put
M 2 ) , dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Penutup Atap yang
akan digarap. Luas Penutup Atap adalah total luas seluruh rangka atap
termasuk atap teras. Luas Penutup Atap akan berfungsi sebagai pengali
dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Penutup Atap. Kebutuhan
bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang
Penutup Atap) x Luas Penutup Atap. Untuk lebih detailnya
menghitung luas Penutup Atap serta menghitung kebutuhan bahan,
alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
17.Pekerjaan Bubungan
Pekerjaan Bubungan menggunakan Rumus 1(In Put M 1 ) , dengan
sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) bubungan yang akan
dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan
koefisien analisa Pekerjaan bubungan untuk menghitung kebutuhan
bahan dan upahnya. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien
analisa 1 m1 Pekerjaan bubungan) x Panjang bubungan. Untuk
lebih jelasnya secara detail perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat
dan upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
18.Pekerjaan Listplank
Pekerjaan Listplank menggunakan Rumus 1(In Put M 1 ) , dengan sumber
inputnya adalah panjang ( m1 ) listplanknya yang akan dikerjakan.
Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa
Pekerjaan listplank untuk menghitung kebutuhan bahan dan upahnya.
Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien analisa 1 m1
Pekerjaan listplank) x Panjang listplank. Untuk lebih jelasnya secara
detail perhitungan analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat
pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
19.Pekerjaan Plafon ukuran rangka 60 x 120 cm2
Pekerjaan Plafon menggunakan Rumus 2 (In Put M 2 ) , dimana sumber
inputnya adalah luas ( m2 ) Plafon yang akan digarap. Luas Plafon
adalah total luas seluruh plafon termasuk plafon teras. Luas Plafon
akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2
Pekerjaan Plafon 60 x 120 cm2. Kebutuhan bahan, alat & upah =
(Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Plafon 60 x 120 cm2) x Luas
Plafon. Untuk lebih detailnya menghitung luas Plafon serta
menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar
Take Of Sheet di bawah ini:
20. Pekerjaan List Plafon kayu ¼
Pekerjaan List Plafon kayu ¼ menggunakan Rumus 1(In Put M 1 ) ,
dengan sumber inputnya adalah panjang ( m1 ) List Plafon kayu ¼
yang akan dikerjakan. Berdasarkan panjang tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa Pekerjaan List Plafon kayu ¼ untuk
menghitung kebutuhan bahan dan upahnya. Kebutuhan bahan, alat
& upah = (Koefisien analisa 1 m1 Pekerjaan List Plafon kayu ¼)
x Panjang List Plafon. Untuk lebih jelasnya secara detail perhitungan
analisa kebutuhan bahan,alat dan upah dapat dilihat pada lembar Take
Of Sheet di bawah ini:
20. Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm
Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm menggunakan Rumus 2 (In
Put M 2 ) , dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Lantai keramik
polos 30 x 30 cm yang akan digarap. Luas Lantai keramik adalah total
luas seluruh lantai keramik termasuk lantai teras. Luas Lantai keramik
akan berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2
Pekerjaan Lantai keramik polos 30 x 30 cm. Kebutuhan bahan, alat
& upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan Lantai keramik polos
30 x 30 cm) x Luas Lantai keramik. Untuk lebih detailnya
menghitung luas Lantai Keramik serta menghitung kebutuhan bahan,
alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
22.Pekerjaan Pasang 1 titik stop kontak
Pasang 1 titik stop kontak menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana
sumber inputnya adalah jumlah titik stop kontak yang akan digarap.
Berdasarkan titik tersebut akan dikalikan dengan koefisien analisa 1
titik stop kontak untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan upah.
Jumlah titik stop kontak dihitung berdasarkan kebutuhan titik stop kontak
di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1
titik Stop Kontak ) x Jumlah Titik Stop Kontak. Untuk lebih
detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar
Take Of Sheet di bawah ini:
23.Pekerjaan pasang 1 titik lampu
Pasang 1 titik lampu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana
sumber inputnya adalah jumlah titik lampu yang akan digarap.
Berdasarkan titik lampu tersebut akan dikalikan dengan koefisien
analisa 1 titik lampu untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan
upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu di
setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik
Lampu ) x Jumlah Titik Lampu. Untuk lebih detailnya kebutuhan
bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah
ini:
24.Pekerjaan Pasang 1 buah lampu SL
Pasang 1 buah lampu SL menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana
sumber inputnya adalah jumlah lampu SL yang akan digarap.
Berdasarkan titik lampu SL tersebut akan dikalikan dengan koefisien
analisa 1 titik lampu SL untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan
upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu SL
di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1
titik Lampu SL) x Jumlah Titik Lampu SL. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
25.Pekerjaan Pasang 1 buah lampu TL
Pasang 1 buah lampu TL menggunakan Rumus 4 (In Put Titik), dimana
sumber inputnya adalah jumlah lampu TL yang akan digarap.
Berdasarkan titik lampu TL tersebut akan dikalikan dengan koefisien
analisa 1 titik lampu TL untuk menghitung Kebutuhan bahan, alat dan
upah. Jumlah titik lampu dihitung berdasarkan kebutuhan titik lampu TL
di setiap ruangan. Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1
titik Lampu TL) x Jumlah Titik Lampu TL. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
26.Pekerjaan Kait angin Pintu
Pekerjaan Kait angin Pintu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Pintu yang akan
digarap. Berdasarkan titik Kait angin Pintu tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Pintu untuk menghitung
Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait angin Pintu dihitung
berdasarkan kebutuhan titik Kait angin Pintu di semua pintu.
Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait angin
Pintu) x Jumlah Titik Kait angin Pintu. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
27 Pekerjaan Pegangan Pintu.
Pekerjaan Pegangan Pintu menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah lampu Pegangan Pintu yang
akan digarap. Berdasarkan titik Pegangan Pintu tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Pintu untuk menghitung
Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Pegangan Pintu dihitung
berdasarkan kebutuhan titik Pegangan Pintu di semua pintu.
Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Pegangan
Pintu) x Jumlah Titik Pegangan Pintu. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
28.Pekerjaan Pasang Kait angin jendela
Pekerjaan Kait angin Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Jendela yang akan
digarap. Berdasarkan titik Kait angin Jendela tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Jendela untuk menghitung
Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait angin Jendela dihitung
berdasarkan kebutuhan titik Kait angin Jendela di semua Jendela.
Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait angin
Jendela) x Jumlah Titik Kait angin Jendela. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
29.Pekerjaan Pasang kaca daun jendela
Pekerjaan Pasang kaca daun jendela menggunakan Rumus 2 (In Put M 2 ) ,
dimana sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Pasang kaca daun jendela
yang akan digarap. Luas Pasang kaca daun jendela adalah total luas
seluruh kaca daun jendela. Luas kaca daun jendela akan berfungsi sebagai
pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Pasang kaca daun
jendela. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2
Pekerjaan Pasang kaca daun jendela x Luas kaca daun jendela.
Untuk lebih detailnya menghitung luas kaca daun jendela serta
menghitung kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar
Take Of Sheet di bawah ini:
30.Pekerjaan Pasang sloot jendela
Pekerjaan Pasang sloot jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah Sloot Jendela yang akan
digarap. Berdasarkan titik Sloot Jendela tersebut akan dikalikan dengan
koefisien analisa 1 titik Sloot Jendela untuk menghitung Kebutuhan
bahan, alat dan upah. Jumlah titik Sloot Jendela dihitung berdasarkan
kebutuhan titik Sloot Jendela di semua Jendela. Kebutuhan bahan,
alat & upah = ( Analisa 1 titik Sloot Jendela) x Jumlah Titik
Sloot Jendela. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah
dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
31.Pekerjaan Pasang Pegangan Jendela
Pekerjaan Pegangan Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah Pegangan Jendela yang akan
digarap. Berdasarkan titik Pegangan Jendela tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa 1 titik Pegangan Jendela untuk menghitung
Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Pegangan Jendela dihitung
berdasarkan kebutuhan titik Pegangan Jendela di semua Jendela.
Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Pegangan
Jendela) x Jumlah Titik Pegangan Jendela. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
32.Pekerjaan Pasang Kait Angin Jendela
Pekerjaan Kait angin Jendela menggunakan Rumus 4 (In Put Titik),
dimana sumber inputnya adalah jumlah Kait angin Jendela yang akan
digarap. Berdasarkan titik Kait angin Jendela tersebut akan dikalikan
dengan koefisien analisa 1 titik Kait angin Jendela untuk menghitung
Kebutuhan bahan, alat dan upah. Jumlah titik Kait Angin Jendela dihitung
berdasarkan kebutuhan titik Kait Angin Jendela di semua Jendela.
Kebutuhan bahan, alat & upah = ( Analisa 1 titik Kait Angin
Jendela) x Jumlah Titik Kait Angin Jendela. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
33.Pekerjaan Acian
Pekerjaan Acian menggunakan Rumus 2 (In Put M 2 ) , dimana sumber
inputnya adalah luas ( m2 ) Acian yang akan digarap. Luas acian adalah
2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak muka, belakang, samping
kanan, samping kiri, gunungan yang sudah dikurangi dengan luasan
daun pintu dan jendela. Luas Acian akan berfungsi sebagai pengali
dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Acian. Kebutuhan bahan,
alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2 Pekerjaan acian) x Luas
Acian. Untuk lebih detailnya kebutuhan bahan, alat & upah dapat
dilihat pada lembar Take Of Sheet di bawah ini:
34.Pekerjaan Cat kayu
Pekerjaan Cat kayu menggunakan Rumus 2 (In Put M 2 ) , dimana
sumber inputnya adalah luas ( m2 ) Dinding Cat kayu yang akan digarap.
Luas cat kayu adalah 2 (dua) kali luas seluruh dinding baik tampak
muka, belakang, samping kanan, samping kiri, gunungan yang sudah
dikurangi dengan luasan daun pintu dan jendela. Luas Cat kayu akan
berfungsi sebagai pengali dengan koefisien analisa 1 m2 Pekerjaan Cat
kayu. Kebutuhan bahan, alat & upah = (Koefisien Analisa 1 m2
Pekerjaan cat kayu) x Luas Cat kayu. Untuk lebih detailnya
kebutuhan bahan, alat & upah dapat dilihat pada lembar Take Of Sheet
di bawah ini:
4.Rencana Anggaran Biaya &
Rekapitulasi Biaya
Untuk menuangkan hasil perhitungan kebutuhan bahan, alat dan upah ke dalam
Format RAB Detail (Form IV.8) langkah langkah yang harus kita lakukan adalah:
1. Susunlah Rekapitulasi Kebutuhan bahan, alat dan upah di lembar Take Of Sheet
yang paling bawah. Menyusun lembar rekapitulasi harus teliti, Kader Teknik
harus menjumlahkan material yang sama di beberapa item pekerjaan, misalnya
material semen berada di item pekerjaan : Pondasi batu belah, Pasang bata,
Plester, Cor beton bertulang dan acian;
2. Setelah rekapitulasi selesai dikerjakan, pindahkanlah ke dalam lembar RAB
Detail yang telah disediakan;
3. Masukkan bahan, alat dan upah ke dalam kolomnya masing-masing;
4. Tambahkan Prasasti dan Papan Proyek di kolom alat, boleh ditambahkan alat
yang lain seperti ember, cetok, cangkul dan sekop;
5. Jumlahkan bahan dengan keterangan sub total 1, alat dengan keterangan sub
total 2 dan upah dengan keterangan sub total 3;
6. Jumlahkan ketiganya dengan diberi keterangan Total;
7. Lakukan penjumlahan untuk kolom PNPM-MP maupun kolom swadaya
masyarakat.
Untuk menuangkan RAB Detail (Form IV.8) ke dalam Rekapitulasi Anggaran Biaya
(Form IV. 9) langkah-langkah yang harus kita lakukan adalah:
1. Pindahkan sub total 1 ke dalam kolom bahan;
2. Pindahkan subtotal 2 ke dalam kolom alat;
3. Pindahkan sub total 3 ke dalam kolom upah;
4. Jika RAB Detail lebih dari satu, maka masukkan ke dalam kolom di sebelahnya
dan lakukan penjumlahan ke samping kanan;
5. Hitung biaya operasional 2% untuk UPK dengan Rumus 2/95 x Jumlah Total
Kebutuhan bahan, alat dan upah, hasilnya bulatkan kedalam ratusan bukan
ribuan;
6. Hitung biaya operasional 3 % untuk TPK dengan Rumus 3/95 x Jumlah total
kebutuhan bahan, alat dan upah, hasilnya bulatkan kedalam ratusan bukan
ribuan;
7. Isi Jumlah biaya upah dengan memindahkan rupiah yang ada Baris III. Upah;
8. Isi Jumlah HOK Konstruksi dengan mengambil data dari RAB Detail (Form IV.8)
dengan menjumlahkan HOK Tukang dan Pekerja;
9. Isi Prosentase bobot dengan (Rumus : Dana / Jumlah Total Dana Berikut
Operasionalnya ) x 100.
5. Time Scedule
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang kita laksanakan
selama ini banyak mengalami kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Kemunduran yang terjadi tidak hanya 1 atau 2 tahun, bahkan ada yang mundur sampai
3 tahun. Akibat mundurnya pelaksanaan pekerjaan tersebut tentunya sangat merugikan
masyarakat karena terancam terkena sanksi program. Selain itu juga menimbulkan
masalah, seharusnya di tahun 2010 hanya memikirkan progress tahun 2010, tapi
kenyataanya masih harus memikirkan masalah di sebelumnya yang belum
terselesaikan. Akhirnya energi fasilitator terforsir hanya untuk menyelesaikan masalah
dan kemudian berdampak pada mundurnya program di tahun berjalan.
Salah satu penyebab mundurnya pelaksanan pekerjaan adalah akibat dari tidak
dibuatnya dokumen Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang dalam ilmu Managemen
Proyek kita kenal dengan istilah nama Time Scedule atau Jadwa Pelaksanaan atau
Rencana Kerja. Tanpa Time Scedule, pekerjaan tidak dapat dikontrol dan dikendalikan,
sehingga akibatnya pekerjaan menjadi molor tanpa arah. Untuk itu Time Scedule
sangat mutlak dibuat dalam menyusun dokumen RAB Desain.
Pada prinsipnya Time Schedule tidak terlalu rumit, berisi item-item pekerjaan yang telah
kita rencanakan dalam perhitungan volume dan dilengkapi dengan rencana bulan
penyelesaian yang dijabarkan dalam minggu serta adanya bobot pekerjaan untuk
mengetahui progress kemajuan agar bisa dibuat menjadi kurva S. Waktu yang
digunakan dalam Time Scedule biasanya sangat pendek sekali yaitu kurang lebih 3
bulan. Kami saji akan Time Scedule yang relatif sederhana dibanding Time Schedule
yang ada pada proyek-proyek besar. Contoh Time Schedule sederhana dapat anda
lihat pada gambar di bawah ini.
Dalam pelaksanaan pembangunan Time Schedule harus senantiasa diisi untuk
melakukan kontrol. Selain diisi juga harus dilakukan pembuatan Kurva S, dengan ada 2
jenis kurva S, warna biru adalah kurva S rencana, sedangkan warna merah adalah
kurva S untuk realisasi pekerjaan sesuai dengan bobot yang dihasilkan, sehingga
keterlambatan pekerjaan setiap minggu bisa kita kontrol. Kontrol berfungsi untuk
melakukan tindakan taktis jika terjadi keterlambatan,misalnya kita akan menambah
jumlah pekerja jika pekerjaan sangat lambat, atau mempercepat droping material dan
tindakan lainnya untuk mengejar ketertinggalan sehingga tidak berlarut larut dibiarkan
begitu saja.
Langkah-langkah Membuat Time Scedule
Langkah langkah membuat Time Schedule ada adalah sebagai berikut:
1. Tulislah Item Pekerjaan;
2. Buatlah kolom bobot dengan mengisinya 1/ (jumlah item pekerjaan) x 100, sehingga
menjadi = (1/35) x 100 =2,857. (Catatan: Berbeda dengan proyek umumnya yang
menggunajan item rupiah dalam pembobotan. Kita cukup menggunakan point yang
sama pada setiap item pekerjaan senilai dengan angka 1 (satu), hal ini untuk
memudahkan Kader Teknik mempelajari dan menerapkannya di lapangan).
3. Buatlah kolom jadwal pelaksanaan selama 3 bulan yang masing masing bulan
dijabarkan dalam minggu;
4. Isi dan arsirlah dengan warna biru, minggu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan rumus bobot dibagai jumlah minggu, contoh: Pekerjaan no. 7
Pekerjaan Beton bertulang yang dilaksanakan dalam kurun waktu 3 minggu, maka
pembobotanya adalah = 2,857/3= 0,952;
5. Jumlahkan semua koefisien yang berwarna biru dalam masing masing minggu dan
ditulis dengan keterangan Rencana;
6. Begitu juga dengan Realisasi pekerjaan, jika mengalami kemunduran, contoh
Pekerjaan no. 10 Pekerjaan Acian Plesteran, Rencana 3 minggu yang pada Bulan
ke-2 Minggu ke 2,3 dan 4 berubah direalisasi pada Bulan ke-2 Minggu ke 3 dan 4.
Yang semula pembobotannya 2,857 / 3 = 0,952 akan berubah menjadi 2,857 / 2 =
1,429. Berilah warna arsir dengan warna merah;
7. Jumlahkan semua koefisien yang berwarna merah dalam masing masing minggu dan
ditulis dengan keterangan Realisasi;
8. Berdasarkan jumlah Rencana di masing masing minggu buatlah titik lalu hubungkan
masing masing titik sehingga membentuk gambar menyerupai huruf S, yang dalam
Managemen Proyek kita sebut Kurva S berilah warna garis tersebut dengan
WARNA BIRU;
9. Berdasarkan jumlah Realisasi masing-masing minggu buatlah titik lalu hubungkan
masing masing titik sehingga membentuk Kurva S berilah warna garis tersebut
dengan WARNA MERAH.
Daftar Pustaka
Ivan C Sibero, Buku Pintar RAB Rencana Anggaran Biaya untuk Membangun
Rumah, Yokyakarta, Media Kom, 2011
Yanto, Monica, Ariani, Panduan Praktis Menghitung Biiaya Membangun
Rumah, Jakarta, PT. Kawan Pustaka. 2010
SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
SNI 15 – 2049-1994 Semen Portland
SNI 03 – 2836 – 2002 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi
SNI 03 – 1726 – 2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Rumah dan Gedung
HSKP Kabupaten Kutai Timur
Buku Baik Buruk. Dirjen PMD Pusat, PNPM-Mandiri Pedesaan
Biodata Penulis
Sudarmanto, S.T, M.Si. Lahir di Semarang, Jawa
Tengah pada tanggal 4 April 1973. Pendidikan dasar
hingga sarjana diselesaikan di kota kelahirannya.
Pendidikan S1 Teknik Sipil ditempuh di Universitas 17
Agustus 1945 Semarang. Tahun 2009 berhasil
menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Program
Studi Penyuluhan Pembangunan Jurusan Manajemen Pengembangan Masyarakat.
Setelah menyelesaikan studinya, penulis bekerja di lingkup pemberdayaan masyarakat
(Comunity Developtmen), bidang yang sangat menarik dan memunculkan ide-ide kreatif
untuk langkah-langkah atau strategi-strategi yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam
mengatasi permasalahan pembangunan bangsa. Diawali tahun 1998-1999, penulis
bekerja sebagai Konsultan Pedamping Proksidatani (Program Aksi Pemberdayaan
Masyarakat Tani) Menuju Ketahanan Panganan Nasional GEMA PALAGUNG (Gerakan
Mandiri Padi Kedelai dan Jagung) dan P4M2T (Program Peningkatan Penyuluh
Pertanian dalam Meningkatkan Masyarakat Tani) di bawah naungan kerjasama 3
instansi, yaitu : Departemen Pertanian (Deptan), Departemen Koperasi (Depkop) dan
Institut Pertanian Bogor (IPB). Tahun 2000-2002 menjadi Kader Teknik / Tenaga Teknis
Desa (KT/TTD) di PPK (Program Pengembangan Kecamatan) di salah satu desa di
Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah. Tahun 2003 bergabung di di PPK yang
sekarang menjadi PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan) sebagai Fasilitator Teknik Kecamatan (FT) di Provinsi Jawa Tengah. Tahun
2010 masih di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
sebagai Fasilitator Teknik Kabupaten di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan
Timur hingga sekarang. Adapun cita-cita yang ingin diraihnya adalah Spesialis
Infrastruktur PNPM-Mandiri Perdesaan. Karya publikasi yang sudah beredar di pasaran
adalah buku pemberdayaan masyarakat yang bersinggungan dengan usaha mikro kecil
dan menengah berjudul Bawang Merah dan Beternak Itik.
90