desain interior solo multimedia school · 11. sahabat perjuangan tugas akhir yang akhirnya kita...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESAIN INTERIOR
SOLO MULTIMEDIA SCHOOL (Dengan Pendekatan Konsep Modern Hi-Tech)
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh:
ERLINTA YUDANTORO
C0806008
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
DESAIN INTERIOR
Solo Multimedia School
Dengan pendekatan Konsep Modern Hi-tech
Telah disetujui oleh Pembimbing untuk di Uji
Di hadapan Dewan Penguji
Disusun oleh :
ERLINTA YUDANTORO
C0806008
Pembimbing I Pembimbing II
Mulyadi, S. Sn, M. Ds, Drs. IF. B. Sulistyono. Sk, MT.arst
NIP. 19730702 200212 1 001 NIP. 19621125 199303 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Desain Interior
Drs. Rahmanu Widayat, M. Sn,
NIP. 19621221 199201 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari Rabu, Tanggal 19 Januari 2011
Penguji
1. Ketua : Lu’lu’ Purwaningrum. S.Sn, M.T,
NIP. 19770612 20012 2 003 ( ............................... )
2. Sekretaris : Drs. Soepono Sasongko. M. Sn,
NIP. 19570319 198903 1 001 ( ............................... )
3. Pembimbing I : Mulyadi. S. Sn, M. Ds,
NIP. 19730702 200212 1 001 ( ............................... )
4. Pembimbing II : Drs. IF. B. Sulistyono. Sk, MT.arst
NIP. 19621125 199303 1 001 ( ............................... )
Mengetahui,
Ketua Jurusan Desain Interior Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn Drs. Soedarno, M.A
NIP. 19621221 199201 1001 NIP. 19530314 198506 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Erlinta Yudantoro
NIM : C0806008
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul
“Perencanaan dan Perancangan Interior Solo Multimedia School” adalah benar-benar
karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya,
dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam
Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang
diperoleh.
Surakarta, 22 Januari 2011
Yang membuat pernyataan,
Erlinta Yudantoro
NIM. C0806008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“Orang sukses melakukan lebih banyak hal yang tidak dilakukan orang gagal.”
(John Paul Jones DeJoria)
“Jangan hanya menghitung dengan pikiran, Lihat juga dengan mata.“
(Rhenald Kasali)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.“ (Aristoteles)
“Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia yang bodoh”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa tulus
memberikan doa, cinta dan kasih sayang serta
perjuangannya untukku.
2. Robi yang selalu memotifasi dan membantu
dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
3. Agri yang selalu memberi motifasi dan dukungan
dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
4. Dosen pembimbing maupun dosen pengajar di
Jurusan Desain Interior UNS, terimakasih untuk
semua bimbingan dan nasehat yang telah
diberikan kepada penulis.
5. Sahabat-sahabat Desain Interior Angkatan 2006
yang selalu mengiringi langkahku dan
menceriakan hariku selama 4,5 tahun ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis mendapat bimbingan
dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul
Perencanaan dan Perancangan Interior ”Solo Multimedia School” dengan pendekatan
konsep Modern Hi-Tech.
Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh
penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat bantuan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini penulis tidak
lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior Fakultas
Sastra dan Seni Rupa.
3. Mulyadi. S. Sn, M. Ds, selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah Tugas Akhir.
4. Drs. IF. B. Sulistyono. Sk, MT.arst selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah
Tugas Akhir.
5. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Koordinator Tugas Akhir.
6. Civitas Akademis dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga
terselesaikannya Tugas akhir ini.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, motifasi dan segalanya kepada
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan lancar.
8. Robi yang selalu memotifasi dan membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
9. Agri yang selalu memberi motifasi dan dukungan dalam pengerjaan Tugas Akhir
ini.
10. Sahabat Desain Interior Angkatan 2006 (Arkhi, Anik, Adhek, Ari, Didik, Fahmi,
Ginar, Hafidh, Harun, Hesti, Inung, Kartika, Maya, Surya Putri, Sitta, Putu, Rini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Pramudya, Nur, Rosi, Nita, Dita, Muhibbudin). Kalian merupakan keluarga kedua
bagiku, terimakasih buat bantuan dan dukungannya.
11. Sahabat perjuangan Tugas Akhir yang akhirnya kita bisa wisuda bareng. Mas
Henri, Mas Ragil, Mas Zanuar, Mas Sukron, Mas Adzim, Mas Kesit. Dan tentunya
Mas Fahmi, Mas Harun, dan Mas Muhibbudin. Ternyata kita bisa wisuda juga, dan
ini bukan mimpi kawan.
12. Juragan plot Mas Chandra, terimakasih banget udah bantuin ngeplot semua
gambar-gambarnya ya.
13. Rebamas Basketball Club & Nuno Futsal Club. We’ll never walk alone.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
menyelesaikan tugas akhir ini.
Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis persembahkan selain do’a semoga Allah
SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan amalnya, Amin.
Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga dapat
menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Surakarta, 22 Januari 2011
Penulis,
Erlinta Yudantoro
C0806008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii
PERNYATAAN ……………………………………………………… iv
MOTTO ………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii
ABSTRAK ………………………………………………………… … ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………… … x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… … xvi
DAFTAR TABEL ………………………………………………… … xviii
DAFTAR SKEMA …………………………………………………… xix
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………….. 1
B. BATASAN MASALAH …………………………….. 2
C. RUMUSAN MASALAH ……………………………. 3
D. TUJUAN …………………………………………….. 3
E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………….. 3
F. SASARAN …………………………………………… 4
G. MANFAAT ………………………………………….. 5
H. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN …………. 6
I. METODE DESAIN ………………………………….. 6
J. SISTEMATIKA PENULISAN ………………………. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN JUDUL ………………………………. 10
B. TINJAUAN UMUM MULTIMEDIA ………………… 11
1. Pengertian Multimedia ……………………….. ….. 11
2. Sejarah Perkembangan Multimedia …………... ….. 12
a. Perkembangan Multimedia di Dunia ……… …… 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
b. Perkembangan Multimedia di Indonesia ……….. 14
C. TINJAUAN KHUSUS MULTIMEDIA ………………. 15
1. Level Multimedia …………………………………. 15
2. Pengaruh Multimedia dalam Pembelajaran ………. 15
a. Multi Bentuk Representasi ………………………. 15
b. Animasi …………………………………………. 17
c. Multi Saluran Sensorik ………………………….. 17
d. Pembelajaran Non Linear ……………………….. 18
e. Interaktivitas …………………………………….. 18
3. Komponen Multimedia ………………………. …….. 19
a. Teks ………………………………………………. 19
b. Image (Grafik) ………………………................ 19
c. Bunyi (Audio) …………………………………… 20
d. Video ……………………………………………. 20
e. Animasi ………………………………………….. 20
f. Virtual Reality …………………………………... 21
4. Klasifikasi Multimedia ……………………….. …….. 21
a. Perception Medium ……………………………… 21
b. Representation Medium …………………………. 22
c. Presentation Medium ……………………………. 22
d. Storage Medium …………………………………. 22
e. Transmission Medium …………………………… 22
f. Information Exchange Medium …………………. 23
5. Pengaruh Penggunaan Multimedia …………… ……. 23
D. TINJAUAN SEKOLAH TINGGI ………………………. 24
1. Sejarah Perkembangan Perguruan Tinggi ……. …….. 24
2. Pengertian Perguruan Tinggi …………………. …….. 26
3. Klasifikasi Perguruan Tinggi …………………. …….. 27
4. Jenis Perguruan Tinggi ……………………….. …….. 28
5. Persyaratan Pendirian Perguruan Tinggi ……... …….. 28
a. Persyaratan Kurikulum …………………………… 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
b. Persyaratan Tenaga Pengajar …………………….. 28
c. Persyaratan Sarana dan Prasarana ……………….. 29
6. Pengertian Mahasiswa ………………………… …….. 29
7. Karakteristik Mahasiswa ……………………… ……. 30
8. Hak Mahasiswa ……………………………….. ……. 33
9. Kewajiban Mahasiswa ……………………………….. 33
10. Pengertian Dosen ……………………………………. 34
11. Klasifikasi Dosen ……………………………………. 35
12. Syarat Menjadi Dosen ……………………………….. 35
13. Ciri-Ciri Dosen Profesional …………………………. 36
14. Hak Dosen …………………………………….. …….. 36
15. Kewajiban Dosen ……………………………………. 37
E. TINJAUAN TENTANG UNDANG-UNDANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL ………………….. 37
1. Dasar dan Fungsi Pendidikan Nasional ………. …….. 37
2. Tujuan Pendidikan Nasional ………………….. …….. 37
3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan …………. …….. 38
4. Standar Nasional Pendidikan ………………………… 38
5. Kurikulum …………………………………………… 39
F. TINJAUAN INTERIOR …………………………………. 40
1. Hubungan Antar Ruang ……………………………… 40
a. Ruang di dalam ruang ……………………………. 40
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan ………………. 40
c. Ruang-ruang yang bersebelahan …………………. 40
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh
ruang bersama …………………………………… 40
2. Sistem Organisasi Ruang ……………………………. 40
a. Terpusat ………………………………………….. 41
b. Linier …………………………………………….. 44
c. Radial …………………………………................ 47
d. Cluster ……………………………………………. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Grid ………………………………………………. 51
3. Sistem Sirkulasi ……………………………………… 54
a. Linear …………………………………................ 56
b. Radial …………………………………................ 56
c. Spiral ……………………………………………… 56
d. Grid ………………………………………………. 57
e. Network ………………………………................ 57
f. Komposit …………………………………………. 57
4. Furnitur ………………………………………………. 57
5. Unsur Pembentuk Ruang …………………………….. 58
a. Lantai …………………………………................ 58
b. Dinding …………………………………………… 62
c. Langit-Langit (Ceiling) ………………………….. 64
6. Elemen Interior ……………………………………… 65
a. Sistem Penghawaan ………………………………. 66
b. Sistem Pencahayaan ……………………………… 67
c. Sistem Akustik …………………………………… 69
d. Sistem Keamanan ………………………………… 71
7. Pertimbangan Desain ………………………………… 74
a. Bentuk …………………………………................ 74
b. Warna …………………………………………….. 74
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. SEJARAH MULTIMEDIA TRAINING
CENTER YOGYAKARTA ……………………………. 82
B. VISI DAN MISI ……………………………………….. 82
C. STRUKTUR ORGANISASI …………………………… 84
D. FASILITAS …………………………………………….. 85
BAB IV PEMBAHASAN
A. ANALISA EXISTING …………………………………. 87
1. Asumsi Lingkungan ………………………………… 87
2. Asumsi Lokasi ……………………………………… 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Analisa Interior ………………………………........ 88
B. PROGRAMING ……………………………………….. 89
1. Status Kelembagaan ……………………………….. 89
2. Struktur Organisasi ………………………………… 89
3. Sistem Operasional ……………………………. 89
4. Program Kegiatan ……………………………... 90
a. Program Kegiatan Sekolah ………………… 90
b. Pola Kegiatan Manusia …………………….. 90
5. Fasilitas Ruang …………………………………. 92
6. Besaran Ruang ………………………………….. 93
7. Furnitur ………………………………………… 109
a. Analisa ……………………………………… 109
b. Dimensi …………………………………….. 109
8. Sistem Organisasi Ruang ………………………. 111
a. Analisa Alternatif Organisasi Ruang ………. 111
b. Program Ruang …………………………….. 112
c. Analisa Pendekatan Perencanaan Ruang …… 113
9. Sistem Sirkulasi ………………………………… 115
10. Hubungan Antar Ruang ………………………… 116
11. Zoning dan Grouping …………………………… 116
a. Pertimbangan Umum ………………………. 116
b. Pertimbangan Khusus …………………........ 116
c. Jenis Kegiatan ……………………………… 116
C. KONSEP DESAIN ………………………………… 118
1. Ide Dasar ………………………………………… 118
2. Tema …………………………………………….. 118
3. Aspek Suasana dan Karakter Ruang …………..... 120
4. Aspek Penataan Ruang/ Lay Out ……………….. 121
a. Pertimbangan ………………………………. 121
b. Penataan Ruang …………………………….. 121
5. Aspek Pembentuk Ruang ………………………. 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
a. Lantai ………………………………………. 122
b. Dinding …………………………………….. 123
c. Langit-Langit ………………………………. 124
6. Aspek Bentuk dan Warna ………………………. 125
a. Analisa Bentuk ……………………………… 125
b. Analisa Sifat Warna ………………………… 125
7. Interior Sistem ………………………………….. 126
a. Analisa Umum ……………………………… 126
b. Analisa Khusus ……………………….......... 128
8. Sistem Keamanan ………………………………. 130
a. Pengamanan Umum ………………………… 130
b. Pengamanan Terhadap Pencurian
dan Kerusakan ……………………………… 130
c. Pengamanan Terhadap Kebakaran …………. 131
9. Aksesbilitas …………………………………….. 132
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………… 133
B. SARAN ………………………………………………… 134
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 135
LAMPIRAN …………………………………………………………… 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Skema Elemen Multimedia ……………………………….. 19
Gambar II. 2 Organisasi Ruang Terpusat ……………………………….. 41
Gambar II. 3 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 41
Gambar II. 4 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 5 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 6 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 7 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 43
Gambar II. 8 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 43
Gambar II. 9 Ilustrasi 7 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 44
Gambar II. 10 Organisasi Ruang Linier ……………………………….... 44
Gambar II. 11 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Linier ……………………… 44
Gambar II. 12 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Linier ……………………… 45
Gambar II. 13 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Linier ……………………… 45
Gambar II. 14 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Linier ……………………… 46
Gambar II. 15 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Linier ……………………… 46
Gambar II. 16 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Linier ……………………… 47
Gambar II. 17 Organisasi Ruang Radial ………………………………… 47
Gambar II. 18 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 19 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 20 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 21 Organisasi Ruang Cluster ……………………………….. 49
Gambar II. 22 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 49
Gambar II. 23 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar II. 24 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 50
Gambar II. 25 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 51
Gambar II. 26 Organisasi Ruang Grid ………………………………….. 51
Gambar II. 27 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 51
Gambar II. 28 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 52
Gambar II. 29 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 52
Gambar II. 30 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 53
Gambar II. 31 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 53
Gambar II. 32 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 54
Gambar II. 33 Ilustrasi 7 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 54
Gambar II. 34 Sirkulasi Linier ………………………………………….. 56
Gambar II. 35 Sirkulasi Radial …………………………………………. 56
Gambar II. 36 Sirkulasi Spiral ………………………………………….. 56
Gambar II. 37 Sirkulasi Grid …………………………………………… 57
Gambar II. 38 Sirkulasi Network ……………………………………….. 57
Gambar II. 39 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran ………………... 72
Gambar IV.1 Peta Lokasi Proyek ………………………………………. 88
Gambar IV. 2 Tabel Hubungan Antar Ruang ........................................... 116
Gambar IV. 3 Zoning ............................................................................... 117
Gambar IV. 4 Grouping ............................................................................ 118
Gambar IV. 5 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 119
Gambar IV. 6 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 120
Gambar IV. 7 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Fasilitas Ruang Solo Multimedia School …………………… 92
Tabel IV.2 Besaran Ruang Solo Multimedia School …………………… 93
Tabel IV.3 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 1 ........................... 109
Tabel IV.4 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 2 ........................... 110
Tabel IV.5 Alternatif Organisasi Ruang .................................................... 111
Tabel IV.6 Hasil analisa Organisasi Ruang ............................................... 112
Tabel IV.7 Hasil analisa Organisasi Ruang ............................................... 112
Tabel IV. 8 Program pendekatan Organisasi Ruang ................................. 113
Tabel IV.9 Analisa Tipe Sirkulasi Pengunjung ......................................... 115
Tabel IV.10 Komponen Pembentuk Ruang (Lantai) ................................ 121
Tabel IV.11 Komponen Pembentuk Ruang (Dinding) ............................. 122
Tabel IV.12 Komponen Pembentuk Ruang (Langit-Langit) .................... 123
Tabel IV.13 Analisa Bentuk ...................................................................... 124
Tabel IV.14 Analisa Sifat Warna .............................................................. 124
Tabel IV.15 Sistem Interior ....................................................................... 127
Tabel IV.16 Sistem Keamanan Terhadap Pencurian ................................ 129
Tabel IV.17 Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran ................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema I.1 Skema Pola Pikir Perancangan ................................................ 6
Skema I.2 : Skema model analisa interaktif ……………………………. 8
Skema III.1 Struktur Organisasi Multimedia Training Center Yogyakarta 84
Skema IV.1 Struktur Organisasi Solo Multimedia School ...................... 89
Skema IV.2 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi .................... 90
Skema IV.3 Pola Kegiatan Dosen ............................................................ 90
Skema IV.4 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Karyawan ......................... 91
Skema IV.5 Pola Kegiatan Mahasiswa ..................................................... 91
Skema IV.6 Pola Kegiatan Tamu ............................................................. 91
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii
PERNYATAAN ……………………………………………………… iv
MOTTO ………………………………………………………………. v
PERSEMBAHAN ……………………………………………………. vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. vii
ABSTRAK ………………………………………………………… … ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………… … x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… … xvi
DAFTAR TABEL ………………………………………………… … xviii
DAFTAR SKEMA …………………………………………………… xix
BAB I PENDAHULUAN
K. LATAR BELAKANG ……………………………….. 1
L. BATASAN MASALAH …………………………….. 2
M. RUMUSAN MASALAH ……………………………. 3
N. TUJUAN …………………………………………….. 3
O. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………….. 3
P. SASARAN …………………………………………… 4
Q. MANFAAT ………………………………………….. 5
R. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN …………. 6
S. METODE DESAIN ………………………………….. 6
T. SISTEMATIKA PENULISAN ………………………. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
G. PENGERTIAN JUDUL ………………………………. 10
H. TINJAUAN UMUM MULTIMEDIA ………………… 11
3. Pengertian Multimedia ……………………….. ….. 11
4. Sejarah Perkembangan Multimedia …………... ….. 12
c. Perkembangan Multimedia di Dunia ……… …… 12
d. Perkembangan Multimedia di Indonesia ……….. 14
I. TINJAUAN KHUSUS MULTIMEDIA ………………. 15
6. Level Multimedia …………………………………. 15
7. Pengaruh Multimedia dalam Pembelajaran ………. 15
a. Multi Bentuk Representasi ………………………. 15
b. Animasi …………………………………………. 17
c. Multi Saluran Sensorik ………………………….. 17
d. Pembelajaran Non Linear ……………………….. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
e. Interaktivitas …………………………………….. 18
8. Komponen Multimedia ………………………. …….. 19
g. Teks ………………………………………………. 19
h. Image (Grafik) ………………………................ 19
i. Bunyi (Audio) …………………………………… 20
j. Video ……………………………………………. 20
k. Animasi ………………………………………….. 20
l. Virtual Reality …………………………………... 21
9. Klasifikasi Multimedia ……………………….. …….. 21
g. Perception Medium ……………………………… 21
h. Representation Medium …………………………. 22
i. Presentation Medium ……………………………. 22
j. Storage Medium …………………………………. 22
k. Transmission Medium …………………………… 22
l. Information Exchange Medium …………………. 23
10. Pengaruh Penggunaan Multimedia …………… ……. 23
J. TINJAUAN SEKOLAH TINGGI ………………………. 24
16. Sejarah Perkembangan Perguruan Tinggi ……. …….. 24
17. Pengertian Perguruan Tinggi …………………. …….. 26
18. Klasifikasi Perguruan Tinggi …………………. …….. 27
19. Jenis Perguruan Tinggi ……………………….. …….. 28
20. Persyaratan Pendirian Perguruan Tinggi ……... …….. 28
d. Persyaratan Kurikulum …………………………… 28
e. Persyaratan Tenaga Pengajar …………………….. 28
f. Persyaratan Sarana dan Prasarana ……………….. 29
21. Pengertian Mahasiswa ………………………… …….. 29
22. Karakteristik Mahasiswa ……………………… ……. 30
23. Hak Mahasiswa ……………………………….. ……. 33
24. Kewajiban Mahasiswa ……………………………….. 33
25. Pengertian Dosen ……………………………………. 34
26. Klasifikasi Dosen ……………………………………. 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
27. Syarat Menjadi Dosen ……………………………….. 35
28. Ciri-Ciri Dosen Profesional …………………………. 36
29. Hak Dosen …………………………………….. …….. 36
30. Kewajiban Dosen ……………………………………. 37
K. TINJAUAN TENTANG UNDANG-UNDANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL ………………….. 37
6. Dasar dan Fungsi Pendidikan Nasional ………. …….. 37
7. Tujuan Pendidikan Nasional ………………….. …….. 37
8. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan …………. …….. 38
9. Standar Nasional Pendidikan ………………………… 38
10. Kurikulum …………………………………………… 39
L. TINJAUAN INTERIOR …………………………………. 40
8. Hubungan Antar Ruang ……………………………… 40
e. Ruang di dalam ruang ……………………………. 40
f. Ruang-ruang yang saling berkaitan ………………. 40
g. Ruang-ruang yang bersebelahan …………………. 40
h. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh
ruang bersama …………………………………… 40
9. Sistem Organisasi Ruang ……………………………. 40
f. Terpusat ………………………………………….. 41
g. Linier …………………………………………….. 44
h. Radial …………………………………................ 47
i. Cluster ……………………………………………. 49
j. Grid ………………………………………………. 51
10. Sistem Sirkulasi ……………………………………… 54
g. Linear …………………………………................ 56
h. Radial …………………………………................ 56
i. Spiral ……………………………………………… 56
j. Grid ………………………………………………. 57
k. Network ………………………………................ 57
l. Komposit …………………………………………. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
11. Furnitur ………………………………………………. 57
12. Unsur Pembentuk Ruang …………………………….. 58
d. Lantai …………………………………................ 58
e. Dinding …………………………………………… 62
f. Langit-Langit (Ceiling) ………………………….. 64
13. Elemen Interior ……………………………………… 65
e. Sistem Penghawaan ………………………………. 66
f. Sistem Pencahayaan ……………………………… 67
g. Sistem Akustik …………………………………… 69
h. Sistem Keamanan ………………………………… 71
14. Pertimbangan Desain ………………………………… 74
c. Bentuk …………………………………................ 74
d. Warna …………………………………………….. 74
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
E. SEJARAH MULTIMEDIA TRAINING
CENTER YOGYAKARTA ……………………………. 82
F. VISI DAN MISI ……………………………………….. 82
G. STRUKTUR ORGANISASI …………………………… 84
H. FASILITAS …………………………………………….. 85
BAB IV PEMBAHASAN
D. ANALISA EXISTING …………………………………. 87
4. Asumsi Lingkungan ………………………………… 87
5. Asumsi Lokasi ……………………………………… 87
6. Analisa Interior ………………………………........ 88
E. PROGRAMING ……………………………………….. 89
12. Status Kelembagaan ……………………………….. 89
13. Struktur Organisasi ………………………………… 89
14. Sistem Operasional ……………………………. 89
15. Program Kegiatan ……………………………... 90
c. Program Kegiatan Sekolah ………………… 90
d. Pola Kegiatan Manusia …………………….. 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
16. Fasilitas Ruang …………………………………. 92
17. Besaran Ruang ………………………………….. 93
18. Furnitur ………………………………………… 109
c. Analisa ……………………………………… 109
d. Dimensi …………………………………….. 109
19. Sistem Organisasi Ruang ………………………. 111
d. Analisa Alternatif Organisasi Ruang ………. 111
e. Program Ruang …………………………….. 112
f. Analisa Pendekatan Perencanaan Ruang …… 113
20. Sistem Sirkulasi ………………………………… 115
21. Hubungan Antar Ruang ………………………… 116
22. Zoning dan Grouping …………………………… 116
d. Pertimbangan Umum ………………………. 116
e. Pertimbangan Khusus …………………........ 116
f. Jenis Kegiatan ……………………………… 116
F. KONSEP DESAIN ………………………………… 118
10. Ide Dasar ………………………………………… 118
11. Tema …………………………………………….. 118
12. Aspek Suasana dan Karakter Ruang …………..... 120
13. Aspek Penataan Ruang/ Lay Out ……………….. 121
c. Pertimbangan ………………………………. 121
d. Penataan Ruang …………………………….. 121
14. Aspek Pembentuk Ruang ………………………. 122
d. Lantai ………………………………………. 122
e. Dinding …………………………………….. 123
f. Langit-Langit ………………………………. 124
15. Aspek Bentuk dan Warna ………………………. 125
c. Analisa Bentuk ……………………………… 125
d. Analisa Sifat Warna ………………………… 125
16. Interior Sistem ………………………………….. 126
c. Analisa Umum ……………………………… 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
d. Analisa Khusus ……………………….......... 128
17. Sistem Keamanan ………………………………. 130
d. Pengamanan Umum ………………………… 130
e. Pengamanan Terhadap Pencurian
dan Kerusakan ……………………………… 130
f. Pengamanan Terhadap Kebakaran …………. 131
18. Aksesbilitas …………………………………….. 132
BAB V PENUTUP
C. KESIMPULAN ………………………………………… 133
D. SARAN ………………………………………………… 134
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 135
LAMPIRAN …………………………………………………………… 137
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
Gambar II. 1 Skema Elemen Multimedia ……………………………….. 19
Gambar II. 2 Organisasi Ruang Terpusat ……………………………….. 41
Gambar II. 3 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 41
Gambar II. 4 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 5 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 6 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 42
Gambar II. 7 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 43
Gambar II. 8 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 43
Gambar II. 9 Ilustrasi 7 Organisasi Ruang Terpusat ……………………. 44
Gambar II. 10 Organisasi Ruang Linier ……………………………….... 44
Gambar II. 11 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Linier ……………………… 44
Gambar II. 12 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Linier ……………………… 45
Gambar II. 13 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Linier ……………………… 45
Gambar II. 14 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Linier ……………………… 46
Gambar II. 15 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Linier ……………………… 46
Gambar II. 16 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Linier ……………………… 47
Gambar II. 17 Organisasi Ruang Radial ………………………………… 47
Gambar II. 18 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 19 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 20 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Radial ……………………… 48
Gambar II. 21 Organisasi Ruang Cluster ……………………………….. 49
Gambar II. 22 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 49
Gambar II. 23 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 50
Gambar II. 24 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 50
Gambar II. 25 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Cluster …………………….. 51
Gambar II. 26 Organisasi Ruang Grid ………………………………….. 51
Gambar II. 27 Ilustrasi 1 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 51
Gambar II. 28 Ilustrasi 2 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 52
Gambar II. 29 Ilustrasi 3 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 52
Gambar II. 30 Ilustrasi 4 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 53
Gambar II. 31 Ilustrasi 5 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
Gambar II. 32 Ilustrasi 6 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 54
Gambar II. 33 Ilustrasi 7 Organisasi Ruang Grid ……………………….. 54
Gambar II. 34 Sirkulasi Linier ………………………………………….. 56
Gambar II. 35 Sirkulasi Radial …………………………………………. 56
Gambar II. 36 Sirkulasi Spiral ………………………………………….. 56
Gambar II. 37 Sirkulasi Grid …………………………………………… 57
Gambar II. 38 Sirkulasi Network ……………………………………….. 57
Gambar II. 39 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran ………………... 72
Gambar IV.1 Peta Lokasi Proyek ………………………………………. 88
Gambar IV. 2 Tabel Hubungan Antar Ruang ........................................... 116
Gambar IV. 3 Zoning ............................................................................... 117
Gambar IV. 4 Grouping ............................................................................ 118
Gambar IV. 5 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 119
Gambar IV. 6 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 120
Gambar IV. 7 Ilustrasi Tema Hi-Tech ...................................................... 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Fasilitas Ruang Solo Multimedia School …………………… 92
Tabel IV.2 Besaran Ruang Solo Multimedia School …………………… 93
Tabel IV.3 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 1 ........................... 109
Tabel IV.4 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 2 ........................... 110
Tabel IV.5 Alternatif Organisasi Ruang .................................................... 111
Tabel IV.6 Hasil analisa Organisasi Ruang ............................................... 112
Tabel IV.7 Hasil analisa Organisasi Ruang ............................................... 112
Tabel IV. 8 Program pendekatan Organisasi Ruang ................................. 113
Tabel IV.9 Analisa Tipe Sirkulasi Pengunjung ......................................... 115
Tabel IV.10 Komponen Pembentuk Ruang (Lantai) ................................ 121
Tabel IV.11 Komponen Pembentuk Ruang (Dinding) ............................. 122
Tabel IV.12 Komponen Pembentuk Ruang (Langit-Langit) .................... 123
Tabel IV.13 Analisa Bentuk ...................................................................... 124
Tabel IV.14 Analisa Sifat Warna .............................................................. 124
Tabel IV.15 Sistem Interior ....................................................................... 127
Tabel IV.16 Sistem Keamanan Terhadap Pencurian ................................ 129
Tabel IV.17 Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran ................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
DAFTAR SKEMA
Skema I.1 Skema Pola Pikir Perancangan ................................................ 6
Skema I.2 : Skema model analisa interaktif ……………………………. 8
Skema III.1 Struktur Organisasi Multimedia Training Center Yogyakarta 84
Skema IV.1 Struktur Organisasi Solo Multimedia School ...................... 89
Skema IV.2 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi .................... 90
Skema IV.3 Pola Kegiatan Dosen ............................................................ 90
Skema IV.4 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Karyawan ......................... 91
Skema IV.5 Pola Kegiatan Mahasiswa ..................................................... 91
Skema IV.6 Pola Kegiatan Tamu ............................................................. 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR
SOLO MULTIMEDIA SCHOOL DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN HI-TECH
Erlinta Yudantoro
1,
Mulyadi. S. Sn, M. Ds,2 Drs. IF. B. Sulistyono. Sk, MT.arst
3
ABSTRAK
Erlinta Yudantoro. C0806008 2011. Perencanaan dan Perancangan Interior Solo
Multimedia School. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
”Perencanaan dan Perancangan Interior Solo Multimedia School merupakan
judul dari proyek perencanaan interior ini. Suatu cara dalam merencanakan ruangan
terutama di dalam ruang yang dapat dijadikan wadah dan di gunakan sebagai sebuah
tempat yang berkualitas yang mempunyai konsep edukatif dan entertaiment, yang bersifat
mendidik. Lokasi perencanaan ini berada di Kota Surakarta yang tepatnya berada di Jalan
Ki Hajar Dewantoro (Belakang Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Perencanaan dan perancangan interior Solo Multimedia School ini dibatasi pada
elemen interior terutama pada segi penataan ruang dan memusatkan perencanaan dan
perancangan pada penempatan lay out, furnitur dan mempertimbangkan pemilihan warna
yang berkaitan dengan multimedia dan sesuai dengan tema. Dimana dari semua
pertimbangan tersebut di fungsikan sebagai pengembangan dari ide dasar yang di
tuangkan ke desain yang ingin di ciptakan pada Solo Multimedia School ini.
Rumusan masalah yang ditampilkan adalah bagaimana merancang interior Solo
Multimedia School yang dapat menciptakan tema yang sesuai dengan karakter dan sifat
dari multimedia. Selain penerapan tema yang sesuai, juga pemilihan furnitur dan material
yang sesuai untuk menguatkan kesan dan karakter dari multimedia. Pemilihan furnitur
sendiri dipilih sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi aspek kenyamanan bagi
penggunanya.
Tujuan dari karya ini adalah merencanakan suatu bangunan pendidikan, yaitu
sebuah sekolah tinggi multimedia yang diberi nama Solo Multimedia School. Dengan
adanya perencanaan ini diharapkan munculnya sumber daya manusia Indonesia pada
umumnya dan sumber daya manusia Kota Surakarta pada khususnya yang unggul di
bidang multimedia sehingga mampu bersaing dengan sumber daya manusia asing.
Sasaran dari perancangan Solo Multimedia School adalah mahasiswa, tenaga
pengajar dan masyarakat sekitar Kota Surakarta pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya.
Perancangan interior Solo Multimedia School ini bermanfaat bagi masyarakat
supaya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang dunia multimedia dan gaya
modern hi-tech yang dimunculkan pada interiornya.
1Mahasiswa, Jurusan Desain Interior dengan NIM C0806008
2Dosen Pembimbing 1
3Dosen Pembimbing 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Multimedia merupakan konsep visualisasi yang menggabungkan
beberapa media menjadi sebuah penyajian yang menarik dan mampu
memberikan tingkat pemahaman terhadap materi yang disajikan lebih
baik. Media yang digabungkan didalamnya mencakup gambar, teks,
animasi, dan suara menjadi sebuah kompilasi media. Multimedia banyak
digunakan didalam berbagai produk yang berhubungan dengan
penggambaran atau citra terhadap sebuah materi, contohnya seperti
penyampaian berita, company profile, media pembelajaran, produk profile,
media presentasi, dan berbagai aplikasi produk lainnya.
Awal dari perkembangan multimedia sendiri dimulai dari
peluncuran satelit Palapa pada tahun 1993. Dan untuk mengantisipasi
perkembangan itu maka perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang
mahir dibidang tersebut dengan cara menyediakan berbagai fasilitas
penunjangnya.
Perubahan dimulai pada awal tahun 1993 dengan diluncurkannya
Satelit Palapa C1 oleh perusahaan swasta Satelindo yang bergerak
dibidang bisnis layanan satelit. Satelit Palapa C1 dan lalu C2 bakal
berumur hingga 14 tahun. Satelit-satelit ini telah digunakan secara luas
oleh beberapa negara di ASEAN. Indonesia antara lain menggunakannya
untuk layanan komunikasi yang dikelola oleh Telkom dan Indosat, juga
untuk layanan siaran televisi 5 TV swasta dan TVRI. Bahkan digunakan
untuk 5 channel siaran langsung TV Satelit Indovision (Direct
Broadcasting Satelite) yang kini sudah berkualitas digital (19 channel).
Kemudian pada 12 November 1997 Satelit Palapa C2 digantikan dengan
satelit yang baru yaitu Satelit Cakrawarta-1 atau Satelit Indostar untuk
mengudarakan siaran Indovision. Satelit ini diluncurkan oleh PT. Media
Citra Indostar. Dengan satelit ini Indovision dapat menyelenggarakan
layanan interaktif, karena dapat menyediakan layanan teleconference,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Video on Demand (VoD), internet banking, online shop, dan komunikasi
paket data atau internet.
Perkembangan industri multimedia yang demikian cepat harus
didukung oleh tersedianya sumber daya manusia Indonesia yang
kompetitif, sehingga lahan yang empuk ini tidak diserbu oleh tenaga kerja
asing yang sudah terlalu banyak merambah di Indonesia. Terjun di bidang
teknologi multimedia merupakan profesi baru yang sedang dibutuhkan
pada saat sekarang dan yang akan datang. Imajinasi yang kuat diperlukan
di bidang ini untuk dapat membayangkan, melihat potensi, menciptakan
apa yang tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang saat ini. Usaha
pengembangan industri multimedia di Indonesia membutuhkan lebih
banyak orang seperti itu untuk menyiapkan jalan menuju peradaban baru
manusia Indonesia di masa mendatang.
Dalam kasus ini maka dibutuhkan sebuah wadah khusus untuk
mendidik sumber daya manusia Indonesia agar mampu bersaing dengan
sumber daya manusia asing dalam hal teknologi multimedia berupa
sekolah atau lembaga teknologi multimedia.
B. BATASAN MASALAH
Perencanaan dan perancangan Solo Multimedia School ini muncul
karena kebutuhan akan sumber daya manusia akan bidang teknologi
multimedia yang semakin meningkat, dan pemberdayaan sumber daya
manusia Indonesia agar tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia
negara lain. Dengan pendekatan tema modern hi-tech, diharapkan dapat
memberikan suasana yang dapat memacu kreatifitas sumber daya manusia
yang ada didalamnya untuk lebih dapat mengeksplorasi pikirannya lebih
dalam lagi.
Masalah yang ingin ditangani dengan adanya proyek ini adalah:
Penyediaan sarana yang memadai bagi berlangsungnya proses
pembelajaran untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam bidang multimedia.
Pembahasan diutamakan dalam lingkup disiplin ilmu desain
interior, yang mencakup pengorganisasian ruang, pola hubungan antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ruang, pola sirkulasi, tema, dan unsur-unsur interior yang dapat membantu
atau mendukung kegiatan yang diwadahi didalamnya.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas maka
dapat diajukan rumsan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana merencanakan dan merancang organisasi ruang, pola
hubungan antar ruang, dan sirkulasi yang nyaman dan komunikatif
bagi orang yang berada didalamnya sesuai dengan kegiatan yang
diwadahi Solo Multimedia School?
2. Bagaimana mendesain interior sekolah multimedia yang sesuai
dengan karakter multimedia itu sendiri dengan pengaplikasian tema
yang tepat?
3. Bagaimana mendesain interior sekolah multimedia dengan penataan
sistem display furnitur yang interaktif tanpa meninggalkan aspek
keamanan benda – benda materi dan kenyamanan pengguna?
D. TUJUAN
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka Solo Multimedia
School ini mempunyai tujuan:
1. Dapat menentukan organisasi ruang, pola hubungan antar ruang, dan
sirkulasi yang nyaman dan komunikatif bagi orang yang berada
didalamnya sesuai dengan kegiatan yang diwadahi Solo Multimedia
School.
2. Menciptakan desain interior sekolah multimedia yang sesuai dengan
karakter multimedia dengan pengaplikasian tema yang tepat.
3. Menciptakan desain interior sekolah multimedia dengan penataan
sistem display furnitur yang interaktif tanpa meninggalkan aspek
keamanan benda – benda materi dan kenyamanan pengguna.
E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN
Solo Multimedia School merupakan sebuah sekolah atau lembaga
pendidikan yang mengacu pada disiplin ilmu multimedia dan tehnologi.
Penekanan pembahasan yaitu pada perancangan interior yang dapat
memenuhi kebutuhan para pengguna sekaligus pengelola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Fasilitas ruang yang terdapat pada Solo Multimedia School ini
adalah:
1. Lobby
2. Ruang Ketua
3. Ruang Pembantu Ketua 1
4. Ruang Pembantu Ketua 2
5. Ruang Pembantu Ketua 3
6. Ruang Administrasi
7. Ruang Dosen
8. Perpustakaan
9. Stationery
10. Cafetaria
11. Studio Radio
12. Studio Televisi
13. Master Control Radio
14. Master Control Televisi
15. Lab Komputer Animasi
16. Lab Komputer Dasar
17. Lab Fotografi
18. Ruang Seminar
19. Ruang Kemahasiswaan
20. Ruang Karyawan
21. Mushola
22. Lavatory
23. Gudang
F. SASARAN
Dalam perencanaan dan perancangan Solo Multimedia School ini
memuat beberapa sasaran, antara lain:
1. Mahasiswa
2. Akademisi
3. Masyarakat Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
G. MANFAAT
a. Bagi Penulis/ Desainer
Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan
dan merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di dalam Solo
Multimedia School.
Mendapatkan pengalaman untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada di dalam proyek perencanaan dan perancangan
interior Solo Multimedia School dengan menerapkan ide, gagasan serta
analisa yang ada.
b. Bagi Dunia Akademik
Memberikan pengetahuan tentang pengorgasisasian ruang yang
baik di dalam interior public space.
c. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang dunia
multimedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
H. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN
Skema I.1 Skema Pola Pikir Perancangan
Solo Multimedia School di Surakarta
I. METODE DESAIN
1. Bentuk Penelitian
Dalam menyelesaikan proses Desian Interior Solo Multimedia
School, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
yang memusatkan pada pendekatan sejarah (approach historical).
Dimana dalam bentuk penelitian ini lebih mengutamakan
pengumpulan data berupa kata – kata / kalimat / gambar yang memiliki
arti lebih kaya daripada sekedar angka atau frekuensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini, antara lain :
a. Informan
Terdiri dari lingkungan akademisi, pengamat dunia multimedia,
dan mahasiswa itu sendiri sebagai subyek yang dianggap mengerti
tentang informasi yang dibutuhkan dalam perancangan ini.
b. Arsip dan Dokumen Visual
Arsip dan dokumen visual yang digunakan yaitu dengan
berpedoman pada tugas akhir kakak tingkat yang mengerjakan
proyek sekolah. Untuk referensi multimedia sendiri didapat melalui
browsing di internet dan majalah-majalah.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi lokasi yang bisa
dijadikan referensi dan materi pembanding tentang hal-hal yang
berkaitan dengan proyek desain ini, terutama dalam bidang
interior, misalnya tentang sistem display, keamanan, pencahayaan,
dan sebagainya. Dengan mempergunakan alat bantu berupa kamera
foto, alat tulis, dan sebagainya.
b. Wawancara Mendalam ( In Dept Interviewing )
Wawancara dalam pengumpulan data ini bersifat open ï
ended dan mendalam dilakukan secara tidak formal. Wawancara
ini dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna
mendapatkan data yang rinci dan mendalam.
c. Content Analisis
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang
bersumber dari arsip dan dokumen yang berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti.
4. Validitas Data
Untuk menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
validitas datanya dilakukan dengan metode “Trianggulasi Data“ yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mempergunakan sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data
yang sejenis / sama. ( HB, Sutopo. 2000 : 34 )
Dengan demikian kebenaran data akan teruji oleh data yang
diperoleh dari sumber lain.
5. Analisa Data
Model Analisa Data yang digunakan adalah analisis interaktif.
Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu reduksi
data, sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Reduksi data
dilakukan sejak proses pengumpulan data belum berlangsung
diteruskan pada waktu pengumpulan data dan bersamaan terjalin
dengan dua komponen yang lain. Tiga komponen tersebut masih
mengalir dan tetap saling menjalin pada waktu kegiatan pengumpulan
data berakhir. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi sebagai
sebuah siklus dalam pengumpulan data. ( HB,Sutopo, 2000 : 40 )
Skema I.2 : Skema model analisa interaktif
Sumber : ( Metodologi Penelitian Kualitatif, H.B. Sutopo,2002 : 96 )
J. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam Desain Interior Solo Multimedia
School ini adalah :
TAHAP I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang permasalahan, penegasan
judul, batasan permasalahan, rumusan masalah, tujuan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
ruang lingkup perancangan, sasaran, manfaat, pola pikir
perancangan, metode desain, dan sistematika penulisan.
TAHAP II TINJAUAN TEORI
Kajian Teori berisi tentang uraian tentang prinsip teori/
kajian teoritis mengenai proyek Desain Interior Solo
Multimedia School yang meliputi pembahasan teori tentang
multimedia dan sekolah tinggi.
TAHAP III TINJAUAN LAPANGAN
Studi Lapangan berisi tentang hasil observasi di lapangan,
sebagai dasar atau acuan untuk mangkaji desain yang sesuai
untuk sebuah public space yang akan didesain. Segala
keadaan yang berada di lapangan memberi gambaran
mengenai kondisi yang diharapkan sesuai kebutuhan
penggunanya. Data observasi yang diperoleh dari lapangan
mampu menjadi masukan dalam perencanaan maupun
sebagai bahan pembanding dan pengayakan bagi proses
analisa dari konsep Desain Interior Solo Multimedia School.
TAHAP IV ANALISA
Berisi analisa perencanaan dan perancangan yang diperoleh
dari kajian teoritis dan hasil observasi lapangan yang
merupakan dasar konsep perencanaan dan perancangan.
Disini diuraikan tentang ide/gagasan yang melatarbelakangi
terciptanya perancangan desain interior.
TAHAP V KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa data , evaluasi
konsep perencanaan dan perancangan serta keputusan
desain dari konsep perencanaan desain interior Solo
Multimedia School.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN JUDUL
Pengertian judul Desain Interior Solo Multimedia School di
Surakarta dengan Pendekatan Visualisasi Desain Modern Hi-Tech bila
dijelaskan secara umum tiap suku kata yang ada adalah:
Desain : Seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif
lainnya.
www.wikipedia.org
Interior : Tatanan perabot didalam ruang dalam dari sebuah gedung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, cetakan 3, 1990, halaman
331
Surakarta : Surakarta adalah sebuah kota besar di Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia. Nama lainnya adalah Solo atau Sala. Di
Indonesia, Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh
terbesar (setelah Yogyakarta). Sisi timur kota ini dilewati
sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong,
Bengawan Solo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta
Multimedia : Multimedia adalah Kombinasi dari paling sedikit dua media
input atau output Media ini dapat berupa audio (suara,
musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
Turban dan kawan-kawan, 2002
School : School is institution designed for the teaching of students
(or "pupils") under the supervision of teachers.
Sekolah adalah sebuah institusi yang dirancang untuk
mendidik siswa atau murid yang diawasi oleh tenaga
pendidik atau guru.
http://en.wikipedia.org/wiki/School
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Modern : Yang terbaru; secara baru; mutakhir.
Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1982
Hi-Tech : Teknologi paling maju yang tersedia saat ini.
http://en.wikipedia.org/wiki/High_tech
B. TINJAUAN UMUM MULTIMEDIA
1. Pengertian Multimedia
Ada beberapa pengertian multimedia menurut beberapa ahli,
diantaranya adalah :
a. Menurut Rachmat dan Alphone (2005/2006), secara etimologis
multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang
berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin)
yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau
membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage
Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempresentasikan informasi.
b. Pengertian multimedia yang lain muncul dari Turban (2002) yang
berpendapat bahwa multimedia adalah kombinasi dari paling
sedikit dua media input atau output Media ini dapat berupa audio
(suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.
c. Lain halnya dengan Robin dan Linda (2001) yang berpendapat
bahwa multimedia itu adalah alat yang dapat menciptakan
presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan
teks, grafik, animasi, audio dan video.
d. Multimedia adalah gabungan video, audio, grafik dan teks dalam
suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat dialami
secara interaktif.
(IBM)
e. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter, 2001
adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan
berkomunikasi.
f. Wahono (2007) juga mempunyai pendapat lain mengenai
multimedia, beliau berpendapat bahwa multimedia sebagai
perpaduan antara teks teks, grafik, sound, animasi, dan video
untuk menyampaikan pesan kepada publik.
g. Multimedia menurut McComick (1996) adalah kombinasi dari tiga
elemen : suara, gambar dan teks.
h. Menurut Rosch (1996) multimedia adalah kombinasi dari
komputer dan video.
i. Sedangkan menurut Zeembry (2008) multimedia merupakan
kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan
interaksi.
j. Zeembry juga berpendapat multimedia (sebagai kata sifat) adalah
media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data-data
multimedia.
k. Menurut Wahono (2007) yang merangkum beberapa pendapat
diatas dapat menarik kesimpulan bahwa multimedia meru-pakan
perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks,
gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video,
interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada
publik. Pemanfaat-an multimedia sangatlah banyak diantaranya
untuk: media pembelajaran, game, film, me-dis, militer, bisnis,
desain, Arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll.
2. Sejarah Perkembangan Multimedia
a. Perkembangan Multimedia di Dunia
Awal mula istilah multimedia muncul pertama kali
bukanlah dari istilah dunia computer, melainkan dari teater. Hal ini
dikarenakan pada suatu pertunjukan teater yang menggunakan
lebih dari satu media atau multi media. Pertunjukan multimedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mencakup monitor video dan karya seni dekorasi manusia sebagai
bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia mulai digunakan pada
akhir tahun 1980-an, sejak permulaan tersebut hampir setiap
pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada
tahun 1994 diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem
multimedia dipasaran.
Sejak saat itu perkembangan multimedia semakin maju dan
cepat. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Perancis di Beijing
baru-baru ini dalam rangka merayakan Hari Kebudayaan Perancis
yang kerap diadakan setiap tahun di Tiongkok, dengan
mengandalkan perangkat multimedia sebagai ajang pertukaran
pameran kebudayaan di kedua negara masing-masing, setelah
diadakannya pembicaraan kerja sama dan pertukaran melalui
masing-masing pemimpin kedua negara.
Pada pagelaran tersebut, dengan dibantu berbagai peralatan
multimedia canggih, pemerintah Perancis kali ini menampilkan
wajah-wajah dan fasilitas kota metropolis utama di seluruh dunia
di antaranya Shanghai, Beijing, Chongqing, Paris, Berlin,
Barcelona, Kairo dan Chicago yang diproyeksikan di atas dua belas
helai layar lebar. Dengan demikian pengunjung yang hadir akan
dapat melihat dengan jelas garis-garis arsitektur dari bangunan-
bangunan tersebut, angkutan dan fasilitas umum kota ini lewat
layar, teleskop dan proyektor LCD.
Tampilan dari peragaan multimedia tersebut membentuk
perjalanan visual yang luar biasa, di mana sedikitnya memberikan
pengetahuan kepada pengunjung untuk mempelajari bagaimana
menanggapi persoalan ekologi, lalu lintas, dan perencanaan kota.
Pameran ini mendapat sambutan positif dan meriah dari
para pengunjung. Banyak pengunjung yang mengagumi
pertunjukkan ini. Kecanggihan dari perangkat multimedia tersebut
serasa membawa pengunjung benar-benar berada di kota-kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tersebut. Dengan kata lain kehadiran multimedia ini sedikit banyak
merangsang daya pikir serius dari masyarakat, dan juga merupakan
alat pelengkap kehidupan sosial, seiring dengan perkembangan
zaman yang serba digital ini. Dan keterkaitan antara perkembangan
teknologi antara perkembangan teknologi komunikasi informasi
dengan kebiasaan, kepercayaan, dan bahkan kebudayaan setempat
merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan
diterimanya teknologi tersebut.
Morgan Stanley menyebutkan bahwa untuk mencapai 50
juta penduduk Amerika radio membutuhkan waktu 38 tahun,
televisi membutuhkan 13 tahun, TV kabel membutuhkan waktu 10
tahun dan internet membutuhkan waktu 5 tahun. Perkembangan
multimedia mengikuti perkembangan internet, maka multimedia
merupakan pasar yang pertumbuhannya tercepat di dunia saat ini.
b. Perkembangan Multimedia di Indonesia
Awal perkembangan multimedia di Indonesia dimulai pada
saat peluncuran Satelit Palapa C1 dan Satelit Palapa C2 pada tahun
1993. Setelah peluncuran satelit tersebut banyak terjadi perubahan
dan perkembangan baru di Indonesia. Dimulai dengan munculnya
beberapa perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi seperti
PT. Bakri Communication Corporation yang ingin memecahkan
masalah blank spot pada telepon seluler di Indonesia. Selain
perusahaan-perusahaan dalam negeri, juga banyak perusahaan-
perusahaan asing yang menempatkan satelitnya diatas langit
Indonesia, bahkan satelit perusahaan luar negeri lebih banyak
dibandingkan satelit perusahaan dalam negeri.
Walaupun layanan multimedia sudah dapat dirasakan
masyarakat Indonesia, namun belum banyak orang yang tahu dan
mengerti tentang multimedia itu sendiri. Kebanyakan masih
mengartikan dan beranggapan bahwa multimedia itu adalah
perangkat komputer (PC).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Di Indonesia, perkembangan multimedia tidak lagi hanya di
bidang bisnis tetapi juga dikembangkan dibidang pendidikan,
politik, jurnalistik, dll. Hampir setiap sekolah atau universitas di
kota-kota besar di Indonesia memiliki ruang multimedia sendiri
yang digunakan sebagai bagian dari proses pembelajaran dan
melek teknologi bagi siswa-siswi di Indonesia. Di bidang politik,
para pejabat juga memanfaatkan teknologi teleconference sebagai
diplomasi jarak jauh.
C. TINJAUAN KHUSUS MULTIMEDIA
1. Level Multimedia
Menurut Mayer (2001), secara keseluruhan multimedia dibagi
menjadi 3 level, yaitu :
a. Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dengan alat-alat teknis ;
alat-alat ini dapat diartikan sebagai wahana yang meliputi tanda-
tanda (signs).
b. Level semiotik, yaitu representasi hasil multimedia seperti teks,
gambar, grafik, tabel, dll.
c. Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan saluran sensorik yang
berfungsi untuk menerima tanda (signs).
Dengan memanfaatkan ketiga level di atas diharapkan kita
dapat mengoptimalkan multimedia dan mendapatkan efektifitas
pemanfaatan multimedia pada proses pembelajaran.
2. Pengaruh Multimedia dalam Pembelajaran
Pengaruh multimedia dalam pembelajaran menurut YG Harto
Pramono antara lain:
a. Multi Bentuk Representasi
Yang dimaksud dengan multi bentuk representasi adalah
perpaduan antara teks, gambar nyata, atau grafik. Berdasarkan hasil
penelitian tentang pemanfaatan multi bentuk representasi,
informasi/materi pengajaran melalui teks dapat diingat dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
jika disertai dengan gambar. Hal ini dijelaskan dengan dual coding
theory (Paivio, 1986). Menurut teori ini, sistem kognitif manusia
terdiri dua sub sistem : sistem verbal dan sistem gambar (visual).
Kata dan kalimat biasanya hanya diproses dalam sistem verbal
(kecuali untuk materi yang bersifat kongkrit), sedangkan gambar
diproses melalui sistem gambar maupun sistem verbal. Jadi dengan
adanya gambar dalam teks dapat meningkatkan memori oleh
karena adanya dual coding dalam memori (bandingkan dengan
single coding).
Seseorang yang membaca/memahami teks yang disertai
gambar, aktifitas yang dilakukannya yaitu : memilih informasi
yang relevan dari teks, membentuk representasi proporsi
berdasarkan teks tersebut, dan kemudian mengorganisasi informasi
verbal yang diperoleh ke dalam mental model verbal.
Demikian juga ia memilih informasi yang relevan dari
gambar, lalu membentuk image, dan mengorganisasi informasi
visual yang dipilih ke dalam mental mode visual. Tahap terakhir
adalah menghubungkan „model‟ yang dibentuk dari teks dengan
model yang dibentuk dari gambar .Model ini kemudian dapat
menjelaskan mengapa gambar dalam teks dapat menunjang memori
dan pemahaman peserta didik.
Fitur penting lain dalam multimedia adalah animasi.
Berbagai fungsi animasi antara lain : untuk mengarahkan perhatian
peserta diklat pada aspek penting dari materi yang sedang dipelajari
(tetapi awas, animasi dapat juga mengalihkan perhatian peserta dari
topik utama), Menurut Schnotz dan Bannert (2003), pemahaman
melalui teks dan gambar dapat mendukung pembentukan mental
model melalui berbagai route (yang juga ditunjang oleh latar
belakang pengetahuan sebelurnnya atau prior knowledge).
Menurut model ini, gambar dapat menggantikan teks dan
demikian pula sebaliknya. Model ini dapat juga menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perbedaan tiap-tiap individu dalam belajar menggunakan
multimedia Beberapa hasil penelitian menunjukkan peserta diklat
yang memiliki latar belakang pengetahuan sebelurnnya (prior
knowledge) tinggi tidak memperoleh banyak keuntungan dengan
adanya gambar pada teks, sedangkan peserta diklat dengan prior
knowledge rendang sangat terbantu dengan adanya gambar pada
teks. Berarti bagi fasilitator/widyaiswara cukup jelas kapan
menggunakan gambar pada teks dan kapan tidak menggunakannya.
Tetapi perlu diingat juga bahwa pada dasamya gambar sebagai
penunjang penjelasan substansi materi yang tertera pada teks, jadi
jangan sekali-sekali porsi gambar melebihi teks yang ada. Juga
gambar harus relevan dan berkaitan dengan narasi pada teks.
b. Animasi
Menurut Reiber (1994) bagian penting lain pada multimedia
adalah animasi. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian
peserta diklat jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya anirnasi
juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi yang
disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting. Animasi
dapat membantu proses pelajaran jika peserta diklat banya akan
dapat melakukan proses kognitif jika dibantu dengan animasi,
sedangkan tanpa animasi proses kognitif tidak dapat dilakukan.
Berdasarkan penelitian, peserta diklat yang merniliki latar belakang
pendidikan dan pengetahuan rendah cenderung memerlukan
bantuan, salah satunya animasi, untuk menangkap konsep materi
yang disampaikan. Jadi seorang fasilitator/widyaiswara hendaknya
segera mengetahui prior knowledge peserta sebelurn memutuskan
akan menggunakan animasi atau tidak pada tampilan paparannya.
c. Multi Saluran Sensorik
Dengan penggunaan multimedia, peserta diklat sangat
dimungkinkan mendapatkan berbagai variasi pemaparan materi.
Atau sebaliknya widyaiswara/fasilitator dapat rnnggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
berbagai saluran sensorik yang tersedia pada media tersebut.
Dengan penggunaan multi saluran sensorik, dimungkinkan
penggunaan bentuk-bentuk auditif dan visual. Menurut hasil
penelitian, pemeroleban pengetahuan melalui teks yang
menggunakan gambar disertai animasi, basil belajar peserta akan
lebib baik jika teks disajikan dalam bentuk auditif daripada visual.
Hal ini terjadi karena pengaruh perhatian bercabang (split
attention). Dalam pembelajaran melalui gambar dan teks auditif,
peserta terpaksa membagi perhatiannya antara dua sumber
informasi. Tetapi dengan pembelajaran melalui gambar dan teks
auditif, kapasitas secara penuh tersedia untuk gambar, sedangkan
kapasitas auditif secara penuh tersedia untuk teks.
d. Pembelajaran Non Linear
Pembelajaran non linear dirnaksudkan sebagai proses
pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan materi-materi dari
fasilitator/widyaiswara, tetapi peserta diklat hendaknya menambah
pengetahoan dan ketrampilan dari berbagai somber ekstemal
seperti nara sumber di lapangan, studi literatur dari beberapa
perpustakaan, situs internet, dan sumber-sumber lain yang relevan
dan menunjang peningkatan diri. Berdasarkan suatu penelitian
dikatakan bahwa tingkat pemahaman dengan sistem pembelajaran
non linear merniliki hasil yang lebih baik dibanding peserta diktat
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan hanya dari fasilitator.
Jadi tugas fasilitator/widyaiswara untuk dapat merangsang dan
menciptakan suatu kondisi semangat menambah ilmu para peserta
diklat dari berbagai sumber lain. Hal ini biasanya terjadi pada
peserta diktat yang lebih “advance” yaitu peserta yang merniliki
prior knowledge lebih tinggi karena kesadaran akan pentingnya
peningkatan kualitas dan pengembangan diri, tidak atau sedikit
terjadi pada peserta diktat tingkat pemula / dasar.
e. Interaktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Interaktivitas disini diterjernahkan sebagai tingkat interaksi
dengan media pembelajaran yang digunakan, yakni multimedia.
Karena kelebihan yang dirniliki multimedia, memungkinkan bagi
siapapun (fasilitator/WI dan peserta diklat) untuk eksplore dengan
memanfaatkan detail-detail di dalam multimedia dalam menunjang
kegiatan pembelajaran. Permasalahannya tinggal bagaimana
aktivitas behavioristik terhadap multimedia memberikan dampak
positif bagi kedua belah pihak (WI & peserta). Kata kunci pada
interaktivitas adalah widyaiswara/fasilitator harus mempunyai
cukup pengetahuan akan prior knowledge peserta diktat dan
marnpu memberikan motivasi kepada peserta untuk meningkatkan
interaksinya dengan multimedia secara holistik (keseluruhan). Hal
ini tepat dilakukan pada diktat-diktat kepada para fasilitator (teach
of teacher/ToT) dimana nantinya para peserta tersebut akan
mengajar/memfasilitasi proses pembelajaran di tempat/kesempatan
lain.
3. Komponen Multimedia
Menurut James A. Senn, multimedia terbagi dalam beberapa
elemen-elemen multimedia, seperti yang rerlihat dalam gambar
dibawah ini :
Gambar II.1 : Skema elemen multimedia
Sumber: James A. Senn
a. Teks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan
dikendalikan adalah teks. Teks dapat membentuk kata, surat atau
narasi dalam multimedia yang menyajikan bahasa. Kebutuhan teks
bergantung kepada penggunaan aplikasi multimedia.
b. Image (Grafik)
Alasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau
publikasi multimedia adalah karena lebih menarik perhatian dan
dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks. Gambar
dapat meringkas menyajikan data yang kompleks dengan cara yang
baru dan lebih berguna. Gambar juga dapat berfungsi sebagai ikon,
yang bila dipadukan dengan teks, merupakan opsi yang bisa
dipilih.
c. Bunyi (Audio)
PC multimedia tanpa bunyi hanya disebut unimedia, bukan
multimedia. Bunyi dapat ditambahkan dalam multimedia melalui
suara, musik dan efek-efek suara. Seperti halnya grafis, dapat
membeli ataupun menciptakan sendiri.
Penyajian audio merupakan cara lain untuk memperjelas
pengertian suatu informasi. Contohnya, narasi merupakan
kelengkapan dari penjelasan yang dilihat melalui video. Suara
dapat lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya
musik dan suara efek (sound effect), maupun suara asli (real
sound). Authoring software yang digunakan harus mempunyai
kemampuan untuk mengontrol recording dan playback.
Perekaman musik yang baik memerlukan sampling size dan
sampling rate yang tinggi. Beberapa macam authoring software
dapat menkonversi suara seperti format .WAV, .MID (MIDI),
.VOC ATAU .INS dan dapat dihubungkan dengan sekuens dari
animasi.
d. Video
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi
aplikasi multimedia. Terdiri dari full-motion dan life-video. Full-
motion video berhubungan dengan penyimpanan sebagai video
clip, sedangkan live-video merupakan hasil pemrosesan yang
diperoleh dari kamera.
Beberapa authoring tool dapat menggunakan full-motion
video, seperti hasil rekaman menggunakan VCR, yang dapat
menyajikan gambar bergerak dengan kualitas tinggi. File animasi
memerlukan penyimpanan yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan file gambar.
e. Animasi
Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan
komputer untuk menciptakan gerak pada layer. Animasi berarti
gerakan image atau video seperti gerakan orang yang sedang
melakukan sutau kegiatan, dll. Konsep dari animasi adalah
menggambarkan sulitnya menyajikan informasi dengan satu
gambar atau sekumpulan gambar. Demikian juga tidak dapat
menggunakan teks untuk menerangkan informasi.
Animasi seperti halnya film, dapat berupa frame-based atau
cast-based. Frame-based animation (animasi berbasis frame) dibuat
dengan merancang setiap frame tersendiri sehingga mendapatkan
tampilan akhir. Cast-based animation (animasi berbasis cast)
mencakup pembuatan kontrol dari masing-masing objek (kadang
disebut cast member atau actor) yang bergerak melintasi
background. Hal ini merupakan bentuk umum animasi yang
digunakan dalam game dan object-oriented software untuk
lingkungan Window.
Dalam authoring software, biasanya animasi mencakup
kemampuan „recording‟ dan „playback‟. Fasilitas yang dimiliki
oleh software animasi mencakup integrated animation tool,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
animation clip, import animation, recording, playback dan
transition effect.
f. Virtual Reality
Virtual reality merupakan penggunaan multimedia untuk
penerapan secara langsung.
4. Klasifikasi Multimedia
Berdasarkan ISO93a, multimedia dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa criteria, yaitu :
a. Perception Medium
1) Perception media membantu manusia untuk merasakan
lingkungannya
2) “Bagaimana manusia menerima informasi pada lingkungan
komputer?” Persepsi informasi melalui penglihatan atau
pendengaran
3) Perbedaan persepsi informasi melalui “melihat” dan
“mendengar”
4) Aspek pada perception medium :
a) Aspek Representative Space: sesuatu yang terkandung
dalam presentasi secara nyata
b) Aspek Representative Values: nilai-nilai yang terkandung
dalam presentasi
c) Aspek Representation Dimension Space (Ruang) and time
(waktu)
b. Representation Medium
1) Representation media ditentukan oleh representasi informasi
oleh computer
2) “Bagaimana informasi pada komputer dikodekan?”
Menggunakan berbagai format untuk merepresentasikan
informasi
c. Presentation Medium
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
1) Tool dan device yang digunakan untuk proses input dan
output informasi
2) “Melalui edia apa informasi disajikan oleh komputer, atau
dimasukkan ke komputer?”
a) Output : kertas, layar, speaker
b) Input : keyboard, mouse, kamera, microphone
d. Storage Medium
1) Pembawa data yang mempunyai kemampuan untuk
menyimpan informasi (tidak terbatas pada komponen
komputer)
2) “Dimanakah informasi akan disimpan?” microfilm, floppy
disk, hard disk, CD ROM, DVD, MMC, SD Card
e. Transmission Medium
1) Pembawa informasi yang memungkinkan terjadinya transmisi
data secara kontinyu (tidak termasuk media penyimpanan)
2) “Melalui apa informasi akan ditransmisikan?” melalui
jaringan, menggunakan kabel (coaxial, fiber optics), melalui
udara terbuka (wireless)
f. Information Exchange Medium
1) Pembawa informasi untuk transmisi, contoh : media
penyimpanan dan media transmisi.
2) “Bagaimana informasi dari tempat yang berbeda saling
dipertukarkan?” direct transmission dengan jaringan
komputer, combined (storage dan transmission media), web
yang berisi informasi, e-book, forum.
5. Pengaruh Penggunaan Multimedia
a. Mengubah tempat kerja.
Dengan adanya teleworking, para pekerja dapat melakukan
pekerjaanya tidak harus dari kantor. Contoh software yang
mendukung teleworking/telecommuting: Netmeeting!
b. Mengubah cara belanja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Homeshopping/teleshopping dapat dilakukan dengan
menggunakan internet, kemudian barang dating dengan sendirinya.
c. Mengubah cara bisnis.
Nokia membuat bisnis telepon seluler, banyak perusahaan
menggunakan sistem jual beli online, bank menggunakan cara
online-banking.
d. Mengubah cara memperoleh informasi.
Orang-orang mulai menggunakan internet dan berbagai
software untuk mencari informasi. Misalnya: membaca koran
online, detik.com, menggunakan software kesehatan, belajar gitar
dari software dan masih banyak lagi.
e. Mengubah cara belajar.
Sekolah mulai menggunakan computer multimedia, belajar
online, menggunakan e-book.
f. Internet Multimedia juga mulai bersaing dengan televisi dan radio.
Tersedianya layanan internet juga mempengaruhi
persaingan penggunaan sarana komunikasi, yaitu radio dan televisi.
Layanan internet dapat mengakses layanan radio dan televisi
melalui layanan internet.
D. TINJAUAN SEKOLAH TINGGI
1. Sejarah Perkembangan Perguruan Tinggi
Sejarah perguruan tinggi di Indonesia bermula sejak
pemerintah Hindia Belanda memberlakukan Politik Etis, yang salah
satu programnya adalah pendidikan. Program pendidikan mendorong
timbulnya sekolah-sekolah yang semula hanya sekolah dasar untuk
belajar membaca, menulis, dan menghitung, kemudian diperluas pada
sekolah menengah dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi ini yang
kemudian menjadi cikal bakal berkembangnya Universitas dan
Fakultas di Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Awalnya rintisan perguruan tinggi perintisan ini hanya di
bidang kesehatan saja. Pada tahun 1902 di Batavia didirikan School tot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Opleiding van Inlandsche Artsen (School Tot Opleiding van
Inlandsche Artsen atau dikenal sebagai Sekolah Dokter Bumi Putera)
kemudian NIAS (Nerderlandsch Indische Artsen School) tahun 1913
di Surabaya . Ketika STOVIA tidak menerima murid lagi, didirikanlah
sekolah tabib tinggi GHS (Geneeskundige Hooge School) pada tahun
1927. Perguruan inilah yang sebenarnya merupakan embrio fakultas
kedokteran.
Di Bandung tahun 1920 didirikan Technische Hooge School
(THS) yang pada tahun itu juga dijadikan perguruan tinggi negeri.
THS ini adalah embrio ITB.
Pada tahun 1922 kemudian berdiri sekolah hukum (Rechts
School) yang kemudian ditingkatkan menjadi sekolah tinggi hukum
(Recht hooge School) pada tahun 1924. Sekolah tinggi inilah embrio
Fakultas Hukum di Indonesia. Di Jakarta tahun 1940 didirikan
Faculteit de Letterenen Wijsbegeste yang kemudian menjadi Fakultas
Sastra dan Filsafat di Indonesia.
Di Bogor didirikan sekolah tinggi pertanian
(Landsbouwkundige Faculteit) pada tahun 1941 yang sekarang disebut
Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada zaman Jepang sampai awal
kemerdekaan, GHS ditutup dan atas inisiatif pemerintahan militer,
GHS dan NIAS dijadikan satu dan diberikan nama Ika Dai Gakko
(Sekolah Tinggi Kedokteran). Dua hari setelah proklamasi, tanggal 19
Agustus 1945, pemerintah Indonesia mendirikan Balai Pergoeroean
Tinggi RI yang memiliki Pergoeroean Tinggi Kedokteran. Sekolah
tinggi ini dibuka secara resmi pada tanggal 1 Oktober 1945.
Di masa perjuangan revolusi fisik melawan Belanda (1946-
1949) Pergoeroean Tinggi Kedokteran mengungsi ke Jawa Tengah dan
Jawa Timur, (Klaten dan Malang). Sementara itu pemerintah RI di
Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan Balai Perguruan Tinggi
Gajah Mada pada tanggal 19 Desember 1949 mendirikan Universitas
Gajah Mada. Pada awalnya hanya ada 2 Fakultas, yaitu Hukum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kesusasteraan yang bertempat di pagelaran dan baru kemudian
berangsur-angsur pindah ke kampus Bulak Sumur.
Pada zaman pendudukan, di Batavia pihak Belanda
mengusahakan dibukanya kembali GHS. Maka bukan hal yang aneh
ketika penyerahan kedaulatan, tahun 1949 timbul gagasan untuk
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan tanpa membedakan warna kulit
dan asal keturunan. Kedua lembaga pendidikan bekas Belanda dan
bekas Republik dijadikan satu menjadi Universiteit Indonesia,
Fakulteit Kedokteran, tanggal 2 Februari 1950, yang saat ini dikenal
dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang berdiri
tahun 1948 merupakan perguruan tinggi swasta pertama dan paling tua
di Indonesia.
Selama ini Sejarah Pendidikan masih menggunakan
pendekatan lama atau "tradisional" yang umumnya diakronis yang
kajiannya berpusat pada sejarah dari ide-ide dan pemikir-pemikir
besar dalam pendidikan, atau sejarah dan sistem pendidikan dan
lembaga-lembaga, atau sejarah perundang-undangan dan kebijakan
umum dalam bidang pendidikan. Pendekatan yang umumnya
diakronis ini dianggap statis, sempit serta terlalu melihat ke dalam.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan dalam
pendidikan beserta segala macam masalah yang timbul atau
ditimbulkannya, penanganan serta pendekatan baru dalam Sejarah
Pendidikan dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak oleh para
sejarawan pendidikan kemudian.
2. Pengertian Perguruan Tinggi
Kata universitas berasal dari kata latin universitas magistrorum
et scholarium yang artinya masyarakat para dosen dan pakar.
Sementara itu ada kata penting lain yang terkait dengan universitas,
yaitu academia yang aslinya akademeia (akademia) yang memiliki arti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kolektif untuk masyarakat ilmu pengetahuan dan budaya yang
malaksanakan pendidikan tinggi serta riset dalam satu kesatuan.
Pengertian tentang perguruan tinggi atau universitas pada
mulanya adalah kegiatan yang memiliki inti minimum penelitian atau
pengembangan ilmu dengan tujuan mencari kebenaran dan mendidik
pakar. Saat ini, pengertian perguruan tinggi telah berubah menjadi
sebuah institusi yang mengajar mahasiswa menjadi orang yang
berbudaya dan anggota masyarakat yang baik dalam keprofesiaannya.
Akhir-akhir ini terjadi perubahan penting proses transfer ilmu, yaitu
dari pengajaran kepada pembelajaran. Dengan demikian peran
profesional dosen dalam pengajaran maupun kompetensi keilmuannya
menjadi sangat penting.
Suatu hal penting yang harus diperhatikan pula ialah globalisasi
ekonomi, artinya akan berdampak pula bahwa seorang dosen harus
mampu pula berperan secara global. Perlu dicermati bahwa pendidikan
tinggi harus mampu membentuk masyarakat jujur dan cerdas. Jika kita
memperhatikan uraian tersebut, tampaknya universitas yang benar
pengertiannya ialah perwujudan dari science center. Artinya,
mendirikan universitas seharusnya berpikir mendirikan pusat ilmu
pengetahuan. Hal ini dikarenakan di universitas yang dikelola adalah
ilmu pengetahuan.
Perguruan tinggi memiliki perbedaan mencolok jika
dibandingkan dengan sekolah dasar maupun menengah. Perguruan
tinggi memiliki kewajiban untuk mengelola ilmu pengetahuan agar
tetap berkelanjutan. Oleh karena itu komponen utama kegiatan
perguruan tinggi ialah riset dan pendidikan (termasuk pengabdian
kepada masyarakat).
Dinamika riset, inovasi, dan industri tidak dapat dilepaskan
dengan pertumbuhan peradaban manusia. Tanpa ada inovasi baru,
manusia dan masyarakat yang telah tumbuh menjadi tidak tepat lagi
dengan kebutuhan manusia atau masyarakat pada zaman tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Akibatnya, industri tersebut akan menurun dan mati. Sedangkan
inovasi tidak mungkin muncul tanpa riset. Sehubungan dengan hal itu
riset merupakan pilar penting bagi keberlanjutan industri.
Berkaitan dengan industri, universitas sewajarnya dapat menjadi
sumber inovasi untuk keberlanjutan industri. Cara untuk mendapatkan
inovasi ialah dengan melakukan riset. Dalam kaitan dengan industri,
riset yang dilakukan selalu terkait dengan teknologi dalam arti
cenderung kepada perangkat keras atau juga konsep-konsep untuk
pertumbuhan industri jasa atau bahkan industri jasa pengetahuan.
Membuat pusat riset, tidaklah mudah dan murah karena memerlukan
sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Jika dibentuk
dan dikelola dengan benar, universitas akan memenuhi syarat yang
terkait, sehingga hubungan antara pendidikan tinggi, sains, dan
teknologi dalam industrialisasi negara dapat dikelola efektif dan
efisien.
3. Klasifikasi Perguruan Tinggi
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
disebut perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik,
sekolah tinggi, institut atau universitas.
a. Akademi menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam
satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau kesenian tertentu.
b. Politeknik menyelenggarakan program pendidikan profesional
dalam sejumlah bidang pengetahuan. khusus.
c. Sekolah Tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik
dan/atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu.
d. Institut menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e. Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik
dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian tertentu.
4. Jenis Perguruan Tinggi
a. Perguruan tinggi negeri
Adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Menteri.
b. Perguruan tinggi kedinasan
Adalah akademi, poli-teknik, atau sekolah tinggi yang
diselenggarakan oleh Menteri lain atau Pimpinan LPND.
c. Perguruan tinggi swasta
Adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh BP-PTS.
5. Persyaratan Pendirian Perguruan Tinggi
a. Persyaratan Kurikulum
Kurikulum ditetapkan oleh penyelenggara perguruan tinggi
yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
1) Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan
bagian dari program kegiatan akademik.
2) Program kegiatan akademik memuat keterangan mengenai
jurusan/ bagian/ program studi, tujuan, silabi, peraturan
akademik dan administratif serta prospek lulusan perguruan
tinggi, yang semuanya itu tersusun.
3) Program kegiatan akademik disusun berdasarkan semester.
b. Persyaratan Tenaga Pengajar
1) Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi yang baru
didirikan untuk setiap program studi sekurang-kurangnya enam
orang.
2) Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi yang baru
didirikan untuk setiap program studi sekurang-kurangnya enam
orang
c. Persyaratan Sarana dan Prasarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Sarana dan prasarana harus dimiliki meliputi fasilitas fisik
pendidikan dengan ketentuan ;
a) Ruang Kuliah = 0.5 m per mahasiswa
b) Ruang Kantor = 4 m per orang
c) Ruang Perpustakaan dengan buku pustaka :
1. Buku Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) 1 judul per
mata kuliah.
2. Buku Mata Kuliah Keahlian (MKK) 2 judul per mata
kuliah.
3. Jumlah buku sekurang-kurangnya 10% dari jumlah
mahasiswa dengan memperhatikan komposisi jenis
judul.
4. Berlanggakan dua jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1
judul untuk setiap sekolah tinggi atau fakultas.
d) Ruang Laboratorium dan unit computer serta sarana untuk
praktikum dan atau penelitian sesuai dengan ketenuan yang
diatur Direktur jendral.
e) Tanah yang dibuktikan dengan sertifikat.
6. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam
gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan
manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih,
positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril
mahasiswa akan dituntut tangung jawab akademisnya dalam
menghsilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan
intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang khas. Shill
menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektul, yakni mencipta dan
menyebar kebudayaan tinggi menyediakan bagan-bagan nasional dan
antar bangsa, membina keberdayan dan bersama mempengaruhi
perubahan sosial dan memainkan peran politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan
bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di
setiap Negara, dengan itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-
pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung
jawab akdemisnya dalam menghasilkan “buah karya” yang berguna
bagi kehidupan lingkungan. (www.wikipedia.co.id)
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
7. Karakteristik Mahasiswa
Dalam mencapai suatu tujuan , diri kita seringkali
menginginkan hasil yang perfect /sempurna. Tapi seiring berjalannya
waktu, tujuan yang perfect / sempurna yang kita impi-impikan /
inginkan meleset dari alur yang telah kita buat. Malahan ada juga
tujuannya tidak ada yang terlaksana. Fenomena tersebut seringkali
muncul dalam lika-liku perjalanan hidup kita.
Berbicara tentang tujuan / goal, ada sebuah wacana ringan
mengenai tujuan seorang lulusan SMA / SMK untuk melanjutkan
studinya di jenjang perkuliahan. Mesti di benak mereka, salah satu
tujuan mereka kuliah adalah menjadi sosok mahasiswa yang ideal.
Menjadi seorang mahasiswa ideal itu tidaklah gampang, diperlukan
pengorbanan untuk menjadi sosok mahasiswa ideal.
Untuk mengetahui karakteristik dari berbagai macam tipe
mahasiswa terutama mahasiwa ideal, maka penulis akan mencoba
untuk memaparkannya dalam sebuah wacana ringan.
a. Tipe Akademis
Karakteristik yang pertama adalah mahasiswa yang bertipe
akademis, dimana mahasiswa yang memiliki tipe ini,
kehidupannya hanya berkutat tentang masalah akademik. Mereka
lebih mengutamakan kehidupan kuliah. Kehidupannya mungkin
hanya betumpu pada 3 tempat “ Kelas, Perpustakaan, dan Kost “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Di dalam sisi akademik IP ( Indeks Prestasi ) mereka
mengagumkan dengan mendapatkan predikat comloude (nilai
diatas 3,5).Tapi sayangnya di sisi nonAkademik misalnya
hubungan interaksi dengan dunia luar biasanya mereka
mendapatkan nilai jeblok. Kalau dibuat ke dalam sistem penilaian
dia mendapat nilai E.
b. Tipe Organisatoris
Manusia adalah makhluk sosial, dimana salah satu ciri dari
makhluk sosial adalah selalu melakukan interaksi dengan individu
lain. Untuk membangun interaksi yang efektif dan terarah
dibutuhkan sebuah wadah yang disebut organisasi. Begitu juga di
kampus, organisasi sangat berguna untuk membangun kepribadian
mahasiswa. Dengan berorganisasi, seorang mahasiswa dapat
menemukan talenta-talenta yang terpendam yang ada pada dalam
dirinya. Selain itu dengan beorganisasi, dapat menambah relasi
atau kenalan yang akan memberikan keuntungan pada dirinya.
Namun lagi-lagi tipe ini ada kelemahan, terutama bagi yang belum
bisa memanajemen waktu dengan baik. Menurut beberapa
pemangatan dan diiringi dengan survai, mahasiswa yang aktif
dalam organisasi memiliki tingkat inteligensi yang rendah disisi
Akademik. Mereka lebih menomersatukan organisasi
dibandingkan kepentingan kuliah. Mereka jarang sekali mengikuti
kegiatan perkuliahan, ini disebabkan karena mereka disibukkan
dengan amanah dan tanggungjawab yang ada di organisasi.
c. Tipe Worker
Kehidupan perekonomian yang semakin sulit, berdampak
juga pada cara berfikir mahasiswa, untuk itu mereka mencari
pekerjaan atau bahkan membuat usaha sambilan. Adapula yang
bekerja demi memenuhi kebutuhan rumah tangga ( bagi mereka
yang telah menikah ). Namun sayangnya mahasiswa yang
memiliki tipe worker biasanya mengalami kesulitan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
menaikkan motivasi diri agar aktif dan bersemangat kuliah.
Mereka lebih mengutamakan pekerjaan / usahanya dibandingkan
masalah kampus ( kuliah + organisasi ). Apalagi kalau di dalam
pekerjaannya dia mendapat tugas yang begitu berat dan harus
diselesaikan berdasarkan deadline, maka masalah kampus tidak
akan terpikirkan di dalam otak mereka. Di dalam pikiran mereka
“Saya harus bisa menyelesaikan pekerjaan dan mendapat gaji”.
d. Tipe Ideal of University Student
Tipe ini adalah tipe yang diidam-idamkan oleh mahasiswa,
Di dalam karakteristik tipe mahasiswa, tipe ini menduduki kasta
tertinggi. Mahasiwa yang memiliki Tipe Ideal of University
Students adalah mahasiswa yang bisa menggabungkan sisi
akademik, sisi organisatoris dan worker menjadi satu. Jadi di sisi
akademik tetap terjaga, di sisi organisasi selalu ambil bagian, dan
di sisi workernya masih tetap jalan tanpa halangan yang berarti.
Mahasiswa yang memiliki tipe ini akan membuat “ ngiler dan
nggumon ” mahasiswa lain. Hal ini dikarenakan perfect alias
sempurna bagi mahasiswa yang memiliki tipe ini. Untuk itu
dibutuhkan tips dan trik untuk dapat meraihnya.
Ada beberapa syarat agar dapat dikategorikan mahasiswa
yang memiliki tipe ini :
a) Dalam sisi perkuliahan, dia adalah orang yang smart, rajin dan
selalu aktif kuliah.
b) Memiliki daya / kekuatan berdiskusi yang baik, jadi dia nggak
mau cuma jadi pendengar setia.
c) Memiliki daya intelegensi yang tinggi, berwawasan luas, dan
bila ditanya tentang bentuk –bentuk permasalahan yang ada di
sekitarnya dia “ nyambung ”.
d) Aktif dalam kegiatan organisasi.
e) Kuliah sambil bekerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
8. Hak Mahasiswa
a. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggungjawab
untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai norma dan susila yang
berlaku.
b. Memperoleh pendidikan dan pengajaran yang sebaik-baiknya serta
layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran,
dan kemampuannya;
c. Memanfaatkan fasilitas yang ada Universitas, dalam rangka
kelancaran proses belajar mengajar;
d. Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggungjawab atas
program studi yang diikutinya, serta hasil pelajarannya;
e. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program
studi yang diikutinya, serta hasil pelajarannya;
f. Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan dan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku;
g. Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan dan
persyaratan yang berlaku;
h. Memanfaatkan sumber daya yang ada di Universitas;
i. perwakilan/organisasi kemahasiswaan yang mengurus dan
mengatur minat dan tata kehidupan bermasyarakat;
j. Pindah ke perguruan tinggi lain atau program studi lainnya
bilamana memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa atau
program studi yang hendak dimulai dan bilamana daya tampung
perguruan tinggi atau program studi yang bersangkutan
memungkinkan; dan
k. Ikut serta daiam kegiatan organisasi mahasiswa yang terdapat di
Universitas.
9. Kewajiban Mahasiswa
a. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari
kewajiban sesuai peraturan yang berlaku;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada
Universitas;
c. Menghormati tenaga pendidik dan/atau tenaga penunjang
akademik di lingkungan Universitas;
d. Ikut serta memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan kampus;
e. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian;
f. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional;
g. Menjaga kewibawaan dan nama baik Universitas.
h. Pelaksanaan ketentuan pada point 1 dan 2 di atas diatur oleh rektor
dengan dibantu oleh para dekan.
10. Pengertian Dosen
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat.
Dosen adalah tenaga Staf Pengajar di lingkungan fakultas yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Dekan. Dosen
mempunyai tugas utama mengajar, membimbing dan atau melatih
mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian pada
masyarakat.
Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga
profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik
Dosen ialah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ipteks melalui tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian
dan pengabadian masyarakat. Dosen mempunyai jenjang jabatan
akademis asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan profesor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
11. Klasifikasi Dosen
a. Dosen penanggung jawab mata kuliah yang tergabung dalam
kelompok keilmuannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengembangan ilmu.
b. Dosen yang tergabung dalam kelompok keilmuannya dalam
penyelenggaraan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
c. Dosen yang membina dan mengembangkan fasilitas laboratorium
guna menunjang kegiatan pendidikan.
d. Dosen yang mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas tersebut
secara akademik keilmuan kepada Ketua Jurusan dan secara teknis
operasional kepada Kepala Laboratorium.
12. Syarat Menjadi Dosen
Kualifikasi akademik dosen diperoleh melalui pendidikan
tinggi program pasca sarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang
keahlian. Dosen memiliki kualifikasi akademik minimum
a. Lulusan program Magister untuk program diploma atau program
sarjana;
b. Lulusan program doktor untuk program pasca sarjana.
Setiap orang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa
dapat diangkat menjadi dosen. Ketentuan lain mengenai kualifikasi
akademik dan keahlian dengan prestasi luar biasa ditentukan oleh
masing-masing senat akademik satuan pendidikan tinggi.
Sertifikat pendidik untuk dosen diberikan setelah memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
b. Memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten ahli; dan
c. Lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi yg
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan pada
perguruan tinggi yg ditetapkan oleh pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d. Pemerintah menetapkan perguruan tinggi yang terakreditasi untuk
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan sesuai
dengan kebutuhan.
13. Ciri-Ciri Dosen Profesional
a. Gaya Mengajar Yang Merangsang Belajar
b. Kemampuan Untuk Berkomunikasi Secara Jelas
c. Menguasai Materi Kuliah Yang Dipegangnya
d. Siap dan Terorganisir
e. Memiliki Antusiasme Yang Dinamis
f. Memiliki Kepedulian Pribadi Terhadap Mahasiswa
g. Ketrampilan Berinteraksi
h. Fleksibilitas, Kreativitas, Keterbukaan
i. Memiliki Kepribadian Yang Kuat
j. Komitmen
14. Hak Dosen
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dosen berhak :
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial;
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja;
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses
sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta
penelitian pengabdian kepada masyarakat;
e. Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik dan otonomi
keilmuan;
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan peserta didik, dan
g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi
profesi/organisasi profesi keilmuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
15. Kewajiban Dosen
a. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat;
b. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
c. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
d. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelamin, agama,suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
e. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
f. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
E. TINJAUAN TENTANG UNDANG-UNDANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL
Tinjauan tentang Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
1. Dasar dan Fungsi Pendidikan Nasional
a. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Tujuan Pendidikan Nasional
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
c. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
1) Pendidikan sistem terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu
penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan
2) Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang
diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,
pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta
berbagai kecakapan hidup
c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
4. Standar Nasional Pendidikan
a. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan
berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
b. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
c. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu
badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu
pendidikan.
5. Kurikulum:
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
b. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
c. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
d. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada
satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada
di daerah. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
1) peningkatan iman dan takwa;
2) peningkatan akhlak mulia;
3) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
4) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
5) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
6) tuntutan dunia kerja;
7) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
8) agama;
9) dinamika perkembangan global; dan
10) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
F. TINJAUAN INTERIOR
1. Hubungan Antar Ruang
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat
sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya. Kontitunitas
visual dan ruang di antara kedua ruang tersebut dengan mudah
mampu dipenuhi tetapi hubungan dengan ruang luar dari ruang
yang dimuat tergantung kepada ruang penutupnya yang lebih besar.
Misalnya ruang kelas dalam gedung sekolah.
b. Ruang-ruang yang saling berkaitan
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2
buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan
seperti, masaing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan
batasan sebagai ruang. Tetapi, hasil konfigurasi kedua ruang yang
saling berkaitan akan tergantung pada beberapa penafsiran.
c. Ruang-ruang yang bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling
umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing-
masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan
simbolis menurut cara masing-masing simbolisnya.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama
2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan
atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang
pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu
ruang bersama-sama.
2. Sistem Organisasi Ruang
Penyusunan ruang-ruang dapat menjelaskan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang
tersebut di dalam suatu organisasi bangunan. Keputusan mengenai
jenis organisasi yang harus digunakan dalam situasi khusus akan
tergantung pada: kebutuhan atas program bangunan, seperti
pendekatan fungsional persyaratan ukuran, klasifikasi hirarki ruang-
ruang dan syarat-syarat pencapaian, pencahayaan atau pemandangan.
Kondisi-kondisi eksterior dari tapak yang mungkin akan membatasi
bentuk atau pertumbuhan organisasi atau yang mungkin merangsang
organisasi tersebut untuk mendapatkan gambaran-gambaran tertentu
tentang tapaknya dan terpisah dari bentuk-bentuk lainnya. (Ching,
2000, 188).
Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut
Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut :
a. Terpusat
Gambar II.2 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 189
Suatu ruang dominan, dimana pengelompokan sejumlah
ruang sekunder dihadapkan.
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan
stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan
mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.
Gambar II.3 Ilustrasi 1 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Ruang pemersatu terpusat, dari suatu organisasi pada
umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk
menggabungkan sejumlah ruang sekunder di sekelilingya.
Gambar II.4 Ilustrasi 2 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder dari suatu organisasi mungkin setara
satu sama lain dalam fungsi, bentuk dan ukuran, serta menciptakan
suatu konfigurasi keseluruhan yang secara geometri teratur dan
simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
Gambar II.5 Ilustrasi 3 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang sekunder mungkin berbeda satu sama lain
dalam hal bentuk atau ukurannya sebagai tanggapan terhadap
kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi, menunjukkan
kepentingan relatif, atau lingkungan suasana sekitarnya. Perbedaan
antara ruang-ruang sekunder juga memungkinkan bentuk dari
organisasi terpusat untuk menanggapi kondisi lingkungan tapaknya.
Gambar II.6 Ilustrasi 4 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Apabila bentuk organisasi terpusat bersifat tidak berarah,
kondisi-kondisi pencapaian dan jalan masuk harus dikhususkan
menurut tapak dan ketegasan salah satu ruang sekunder sebagai
gerbang masuk.
Gambar II.7 Ilustrasi 5 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Pola sirkulasi dan pergerakan dalam suatu organisasi terpusat
mungkin berbentuk radial, lup atau Spiral. Walaupun hampir dalam
setiap kasus pola tersebut akan berakhir di dalam atau di sekeliling
ruang pusat.
Gambar II.8 Ilustrasi 6 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Organisasi-organisasi terpusat yang bentuk-bentuknya
relatif padat dan secara geometric teratur dapat digunakan untuk
menetapkan titik-titik atau “tempat-tempat” di dalam ruangan,
menghentikan kondisi-kondisi aksial, dan berfungsi sebagai suatu
obyek di dalam daerah atau volume ruang yang tetap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Gambar II.9 Ilustrasi 7 Organisasi ruang terpusat
Sumber : Ching, 2000, hal 190
b. Linier
Gambar II.10 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 189
Suatu urutan linier dari ruang-ruang yang berulang.
Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan
ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu
dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah.
Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang
berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi
ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut
panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang
bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam
kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut
memiliki hubungan dengan ruang luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar II.11 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting
keberadaannya terhadap organisasi dapat terjadi di manapun
sepanjang rangkaian linier dan kepentingannya ditegaskan oleh
ukuran maupun bentuknya. Kepentingan juga dapat ditekankan
menurut lokasinya: (1) pada ujung rangkaian linier, (2) keluar dari
organisasi linier, (3) pada titik-titik belok bentuk linier yang
terpotong-potong.
Gambar II.12 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena panjang karakternya, organisasi linier menunjukkan
suatu arah, dan menggambarkan gerak, perluasan dan pertumbuhan.
Untuk membatasi pertumbuhannya, organisasi-organisasi linier
dapat dihentikan oleh suatu bentuk atau ruang yang dominan,
dengan adanya tempat masuk yang menonjol dan tegas, atau
penggabungan dengan bentuk bangunan lain atau karena keadaan
topografi.
Gambar II.13 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Bentuk organisasi linier bersifat fleksibel dan dapat
menanggapi terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini
dapat disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan topografi,
mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan
ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan
pemandangan. Bentuknya dapat lurus, bersegmen, atau
melengkung. Konfigurasinya dapat berbentuk horisontal sepanjang
tapaknya, diagonal menaiki suatu kemiringan atau berdiri tegak
seperti sebuah menara.
Gambar II.14 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Bentuk organisasi linier dapat berhubungan dengan bentu-
bentuk lain di dalam lingkupnya dengan: (1) menghubungkan dan
mengorganisir bentuk-bentuk di sepanjang bentangnya, (2)
berfungsi sebagai dinding atau penahan untuk memisahkan ruang
menjadi daerah yang berbeda. (3) mengelilingi dan melingkupi
bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.
Gambar II.15 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Bentuk-bentuk lengkung danbersegmen pada organisasi-
organisasi linier melingkupi daerah ruang eksterior pada sisii
cekungnya dan mengarahkan ruang-ruangnya menghadap ke, pusat
daerah. Pada sisi cembungnya, bentuk-bentuk ini tampak
menghadang dan memisahkan ruang di hadapannya terhadap
lingkungannya.
Gambar II.16 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 190
c. Radial
Gambar II.17 Organisasi ruang Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang
yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik
organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang
pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier
berkembang menurut arah jari-jarinya. Apabila suatu organisasi
terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan
pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi
radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat
meluas dam menggabungkan dirinya pada unsur-unsur atau benda-
benda tertentu pada tapaknya.
Gambar II.18 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Seperti pada organisasi-organisasi terpusat, ruang pusat
pada suatu organisasi radial pada umumnya bebentuk teratur.
Lengan-lengan linier di mana ruang pusat menjadi porosnya,
mungkin mirip satu sama lain dalam hal bentuk dan panjang dan
mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.
Gambar II.19 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain
untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan individu akan fungsi dan
konteksnya. Variasi tertentu dari orgarisasi radial adalah pola
baling-baling di mana lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi
sebuah ruang pusat berbentuk segi empat atau bujur sangkar.
Susunan ini menghasilkan suatu pola dinamis yang secara visual
mengarah kepada gerak berputar mengelilingi ruang pusatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar II.20 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 190
d. Cluster
Gambar II.21 Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan
atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian
Organisaai dalam bentuk kelompok atau cluster
mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu
ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari
ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi
sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan
orientasi. sebuah organisasi kelompok juga dapat menerima di
dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk
dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain
berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti
kesimetrisan atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari
konsep geometri yang kaku, bentuk suatu organisasi kelompok
bersifat fleksibel dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan
langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar II.22 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Gambar II.23 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang kelompok atau cluster dapat diorganisir
terhadap suatu titik tempat masuk ke dalam bangunan atau
sepanjang alur gerak yang rnelaluinya. Ruang-ruang dapat juga
dikelompokkan berdasarkan luas daerah atau volume ruang
tertentu. Pola ini serupa dengan organisasi terpusat, tetapi kurang
dalarn hal kepadatan dan keteraturan geometri akhirnya. Ruang-
ruang suatu organisasi kelompok dapat juga dimasukkan dalam
suatu daerah atau volume ruang yang telah dibentuk.
Gambar II.24 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena tidak adanya tempat utama di dalam pola organisasi
berbentuk kelompok, maka tingkat kepentingan sebuah ruang harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
ditegaskan lagi melalui ukuran, bentuk atau orientasi di dalarn
polanya.
Kondisi simetris, atau aksial dapat dipergunakan untuk
memperkuat atau menyatukan bagian-bagian suatu oerganisasi
kelompok dan membantu menegaskan pentingnya suatu ruang
sekelompok ruang atau dalam organisasi.
Gambar II.25 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Cluster
Sumber : Ching, 2000, hal 190
e. Grid
Gambar II.26 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural
atau grid tiga dimensi lain.
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang
dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh
pola atau bidang grid tiga dimensi.
Gambar II.27 Ilustrasi 1 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang
tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada
pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka
pola grid berubah menjadi satu set ruang unit modular berulang.
Gambar II.28 Ilustrasi 2 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari
keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsur-
unsur yang diorganisir.pola-pola ini membuat menjadi satu set atau
daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabil dalam ruang
dimana ruang-ruang organisasi grid daerah yang walaupun berbeda
dalam hal ukuran, bentuk, atau fungsi, dapat membagi hubungan
bersama.
Gambar II.29 Ilustrasi 3 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh
sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Dalam daerah grid
ini, ruang-ruang dapat terbentuk sebagai beberapa daerah-daerah
terisolir atau sebagai pengulangan modul grid. Tanpa melihat
penempatannya dalam suatu daerah, ruang-ruang ini, jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dipandang sebagai bentuk-bentuk positif, akan menciptakan set
kedua berupa ruang-ruang negatif.
Gambar II.30 Ilustrasi 4 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Karena sebuah grid tiga dirnerrsi terdiri dari unit-unit
ruang modular yang berulang, maka organisasi ini dapat dikurangi,
ditambahkan, atau dilapisi, dan identitasnya sebagai sebuah grid
tetap dipertahankan dengan kemampuan untuk mengorganisir ruang-
ruang. Manipulasi bentuk demikian dapat digunakan untuk
rnenyewakan sebuah bentuk grid terhadap tapaknya, menetapkan
tempat masuk atau ruang keluar atau memungkinkan pertumbuhan
dan perluasan.
Gambar II.31 Ilustrasi 5 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan khusus mengenai
dimensi ruang-ruangnya atau untuk menegaskan daerah ruang untuk
sirkulasi atau pelayanan, suatu grid dapat dibuat tidak teratur dalam
satu atau dua arah. perubahan dimensi ini akan menimbulkan suatu
hirarki rnodul-modul yang dibedakan oleh ukuran, proporsi dan
lokasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Gambar II.32 Ilustrasi 6 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah grid dapat mengalami perubahan-perubahan bentu
yang lain. Bagian-bagian grid dapat bergeser untuk mengubah
kontinuitas visual maupun kontinuitas ruang melampaui
daerahnya. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama
atau menampung bentuk-bentuk alami tapaknya. Sebagian dari grid
dapat dipisahkan dan diputar terhadap sebuah titik dalam pola
dasarnya. Lewat dari derahnya, grid dapat mengubah kesannya dari
suatu pola titik ke garis, ke bidang, dan akhirnya ke ruang.
Gambar II.33 Ilustrasi 7 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
3. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi ruang sangat berperan penting dalam menentukan
arah dalam sebuah bangunan, karena dengan sirkulasi yang teratur
maka akan memudahkan pengguna yang berada didalamnya.
Sebaliknya jika system sirkulasi ruang tidak teratur dan asal-asalan
akan membuat pengguna yang berada didalamnya merasa tidak
nyaman dan seolah menyesatkan penggunanya. Sistem sirkulasi
hendaknya juga berhubungan dengan system organisasi ruang agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
serasi dan tertata sehingga tercipta sebuah gedung dengan ruangan dan
system sirkulasi yang memudahkan penggunanya.
Sirkulasi ruang mengarahkan atau membimbing perjalanan
pengguna ruang – ruang pada suatu bangunan. Suatu pola sirkulasi
memberikan suatu arahan perjalanan yang berupa lorong atau koridor,
yang menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang
lainnya. Pengarahan atau pembimbingan jalan dapat diperkuat dengan
peletakan pintu – pintu, permainan langit – langit, dindign, lampu /
penyinaran, gambar atau lukisan dan benda – benda yang di dalam
ruang ( Pamudji Suptandar, 1999, hal. 114. Laporan Tugas Akhir
Perencanaan dan Perancangan Interior Pendidikan Prasekolah
Nasional Plus di Surakarta, Galur Gegadannitisswari, C 0803016, hal
17. 2009 ).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
sebuah sirkulasi ruang untuk sebuah bangunan menurut Pamudji
Suptandar dalam bukunya yang berjudul “Perancangan Tata Ruang
Dalam (Interior Design)” ( 1999, hal 119 ) yaitu :
a. Kegiatan manusia sebagain besar dilakukan di dalam ruangan,
maka faktor yang sangat penting adalah perancangan sirkulasi yang
terjadi dalam ruang tersebut.
b. Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi di
dalamnya mempengaruhi dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran,
sirkulasi, letak serta bukaan jendela dan pintu – pintu.
c. Dimensi ruang dalam selain ditentukan oleh aktivitas kegiatan
manusia juga dipengaruhi skala proporsi manusia itu sendiri.
d. Modul perancangan ruang dan bangunan merupakan faktor utama,
dimana faktor – faktor yang mempengaruhi modul tersebut adalah
bahan – bagan bangunan dan tehnik pelaksanannya.
e. Pencapaian ruang ke ruang hendaknya diberi identitas yang jelas
dimana hal ini berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Sedangkan menurut Francis D. K. Ching dalam bukunya yang
berjudul “Bentuk, Ruang, dan Susunannya” sistem sirkulasi ruangan
dapat dibagi menjadi :
a. Linear
Gambar II.34 Sirkulasi Linier
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat
menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang.
Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas
segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang,
membentuk kisaran.
b. Radial
Gambar II.35 Sirkulasi Radial
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau
berhenti sebuah pusat, titik bersama.
c. Spiral
Gambar II.36 Sirkulasi Spiral
Sumber : Ching, 2000, hal 221
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus
yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak
yang berubah.
d. Grid
Gambar II.37 Sirkulasi Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang
saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat
e. Network
Gambar II.38 Sirkulasi Network
Sumber : Ching, 2000, hal 221
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang
menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.
f. Komposit
Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu
susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan
membedakan skala, bentuk dan panjangnya.
4. Furnitur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dalam suatu ruangan pasti ada kegiatan atau aktivitas yang
diwadahi, oleh karena itu dalam suatu ruangan hendaknya ada furnitur
yang mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan untuk aktivitas yang
ada didalam ruangan tersebut. Furnitur selain untuk mewadahi
aktivitas yang ada juga sebagai elemen pembentuk ruang. Hal ini
berkaitan dengan fungsi furnitur dalam fungsi keindahan atau estetis
suatu ruang. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam
pemilihan furnitur adalah tingkat efektif sebuah furnitur terhadap
ruangan tertentu, apakah furnitur tersebut nantinya akan menghabiskan
tempat atau tidak sehingga tidak mengganggu aktivitas sirkulasi ruang
tersebut.
Penyusunan furnitur akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.
Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang
lain. Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat
pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam
desain.
Desain furnitur dibagi atas dua kategori :
1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture
semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-
bahan lain bertambah populer.
2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya
atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan
tidur.
(Desain Interior, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)
5. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai
Lantai merupakan bagian dasar dari duatu bangunan,
menurut Y. B. Mangunwijaya lantai berfungsi selaku dinding atau
penutup ruangan bagian bawah. Oleh karena itu, dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pertimbangan – pertimbangan akustik misalnya atau isolasi /
pelindung terhadap panas dan dingin luar, lantai dapat digarap
menurut hukum – hukum fisika biasanay berlaku untuk dinding –
dinding.
Sedangkan menurut Francis D. K. Ching (1996:162) lantai
adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang
rata.
Lantai adalah bidang datar dan dijadiakan sebagai alas dari
ruang dimana aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan
mempunyai sifat atau peranan sendiri-sendiri yaitu untuk
mempertegas fungsi ruang.
Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan
fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat / daerah dalam
ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari
sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanent maupun semi
permanent.
Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan
menggunakan bentuk – bentuk pemilihan bahan, pola maupun
warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin
dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat,
ringan, luas, sempit, dsb.
Lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang.
Bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak
menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang
belebihan,dan sebagainya. (Sumber : Laporan TA Perancangan dan
Perencanaan Interior Surakarta Book Center. Adhita Susila
Adhipuspita C 0802001. Hal. 43. 2007)
Lantai juga harus mempunyai beberapa syarat sebagai
berikut :
a. Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
b. Mudah dibersihkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Kedap suara
d. Tahan terhadap kelembaban
e. Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya.
Lantai juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
berikut beberapa macam karakteristik lantai :
1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.
Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan
bunyi, sbb:
a) Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada
penyerapan bunyi.
b) Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles)
memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan
dengan tumpukan lembaran (loop piles).
c) Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam
tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan
bertambah.
d) Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi
penyerapan bunyi.
2) Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl,
aspal dan cor.
3) Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang
dipakai sebagai bahan lantai.
4) Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif
bahan lantai yang terbuat dari kayu.
Pada desain interior Solo Multimedia School akan
menggunakan beberapa jenis lantai yang sesuai dengan fungsi dan
karakteristiknya, diantaranya adalah :
1) Keramik Homogenious (Unglazed)
Jenis keramik ini sekarang semakin trend dengan
bermacam macam desain. Tidak ada lapisan apapun yang di
aplikasikan pada keramik. Pencampuran bahan utama dan motif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
keramik dilakukan sejak awal sebelum pembentukan body
sehingga ada kesatuan warna antara bagian permukaan dan
belakang. Permukaan keramik mengkilat dengan cara di polish.
Keramik jenis ini biasanya lebih tebal, keras dan lebih tinggi
kekuatannya dari pada glazed ceramic. Cocok untuk tempat-
tempat yang trafficknya tinggi. Keunggulan lain dari keramik
jenis ini adalah perawatannya, sangat mudah untuk dibersihkan.
2) Vynil Tile
Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan
ruangan. Dibagian bawahnya terdapat lem yang mudah
direkatkan pada lapisan plesteran atau lantai keramik. Kalau
sudah bosan anda tinggal melepasnya dan menggantinya
dengan motif lain. Pemasangannya sangat mudah sehingga bisa
dilakukan sendiri. Perawatannyapun sangat mudah. Hampir
sama dengan lantai keramik. Material ini sangat kuat, tahan api
dan air sehingga banyak juga digunakan di bangunan-bangunan
publik. Banyak digunakan sebagai alternative lantai parket
karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl
tersedia dalam vinyl tile ( kotak atau persegi) dan vinyl sheet
(bentuk gulungan/rol).
3) Lantai Kayu
Sejak dahulu kayu merupakan bahan bangunan yang
umum dan banyak tersedia sehingga dapat digunakan untuk
semua elemen bangunan seperti lantai, dinding, konstruksi
bangunan dan atap. Lantai kayu sampai sekarang masih
menjadi bahan yang popular untuk rumah tinggal karena kesan
estetika yang alami serta kemampuannya untuk memberikan
kehangatan di dalam ruang. Kayu yang fleksibel dapat
memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun
kontemporer. Teknologi produksi lantai kayu telah berkembang
pesat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Jenis lantai parket yang dikenal secara umum adalah generasi
lantai kayu yang menggantikan lantai papan untuk rumah
panggung. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :
a) Parket yang terbuat dari kayu solid atau dikenal dengan
Solid Parquet
b) Parket yang terbuat dari kayu asli dengan teknologi layer
untuk mencapai tingkat kestabilan yang sempurna dikenal
dengan engineer parquet - Parket yang bahannya terbuat
dari bubuk kayu ( MDF ) dan diberi lapisan bertekstur kayu
pada permukaannya.
4) Lantai Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang
pertama adalah karpet satuan yang biasa dipakai sebagai aksen
pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam dengan
bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-
macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis
kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada lantai
seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah
subtropis atau ruangan yang memakai AC/pendingin udara.
Kita sering menemuinya di kantor atau kamar hotel.
Kelebiahannya adalah kesan hangat dan kemudahan
pemasangannya. Lantai karpet lebih sulit dibersihkan jika
terkena noda dan cairan dibanding jenis lantai yang lain.
Perawatannya pun lebih mahal harus memakai penyedot debu
atau dibawa ke dry cleaning.
b. Dinding
Menurut Francis D. K. Ching dinding adalah penghalang
yang merupakan batas sirkulasi, memisahkan suatu ruang dengan
ruang yang disebelahnya dan menyediakan privasi visual maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
akustik bagi pemakainya sebuah ruang. Sedangkan menurut John
F. Pile (1995, hal.222) dinding merupakan bidang nyata yang
membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai
jenis berbeda. Dinding adalah penahan beban yang menyangga
lantai dan atap, sehingga struktur kekuatan dinding sebagai
penahan beban harus diperhatikan.
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur
atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem
struktur yang dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun,
1995 : 56).
Dinding mempunyai fungsi dan bentuk, menurut Pamudji
Suptandar ( 1999 : 145) dinding dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1) Dinding Struktur, misalnya :
a) Bearing wall : Dinding yang dibangun untuk
menahan tepi dari tumpukan/
urugan tanah.
b) Load bearing wals : Dinding untuk menyokong/
menopang balok, lantai, atap dan
sebagainya.
c) Foundation wall : Dinding yang dipakai di bawah
lantai, tingkat dan untuk menopang
balok-balok lantai pertama.
2) Dinding Non-Struktural
a) Party wall : Dinding pemisah antara dua
bangunan yang bersandar pada
masing-masing bangunan.
b) Fire wall : Dinding yang digunakan sebagai
pelindung dari pancaran kobaran
api.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
c) Certain or Panels wall : Dinding yang digunakan sebagai
pengisi pada suatu konstruksi
rangka baja atau beton.
d) Partition wall : Dinding yang digunakan sebagai
pemisah dan pembentuk ruang
yang lebih kecil didalam ruang
yang besar.
Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah
keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest”
dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan
ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila
dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan
bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada
renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural. (
Pamudji Suptandar, 1999 : 147 )
c. Langit-Langit (Ceiling)
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari
kata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang
penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat
dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak
di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai
pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan
jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen
penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.
(Pamudji Suptandar, 1999 : 161)
Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup
bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang,
berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,
sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau
akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit
adalah:
1) Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga
sebagai pengatur udara dan ventilasi.
2) Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi,
proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan
ceiling.
3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan
struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 : 72)
Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu
pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar
ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan
mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik
pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk
dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya
kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang
industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang
memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang
antara lain :
a) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,
dan lain-lain
b) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif
c) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling),
kain beludru
d) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks
(multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile\Pada
bangunan-bangunan utilitas, beton exposed
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
e) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass
sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja.
(Pamudji Suptandar, 1999 : 166)
6. Elemen Interior
Di dalam sebuah karya penciptaan sebuah karya interior
maupun arsitek yang baik, ada baiknya selain memperhatikan
keindahan juga memperhatikan perancangan bangunan yang serba
alami. Pencahayaan alami, ventilasi atau penghawaan alami, dan
akustik alami. Akan tetapi, tuntutan kehidupan modern dan
keterbatasan potensi alam telah menuntut manusia beralih kehal-hal
yang serba buatan, baik pencahayaan buatan, ventilasi atau
penghawaan buatan, dan akustik buatan. Tetapi meski semua buatan,
tidaklah keliru jika diterapkan secara benar.
Berikut penataan penataan interior menurut Prasasto Satwiko
dalam bukunya Fisika Bangunan, adalah sebagai berikut:
a. Sistem Penghawaan
Sebagian besar masyarakat Indonesia meyakini bahwa kita
beruntung hidup di negara tropis lembab yang nyaman. Dengan
melimpahnya flora dan fauna serat masyarakat tidak pernah
mengalami musim dingin dan musim panas seperti didaerah gurun
pasir. Tetapi pada kenyataannya bahwa ventilasi alami sulit
diusahakan di iklim lembab seperti di Indonesia. Suhu diiklim
tropis lembab pada umumnya antara 24°-32° C. Akan tetapi,
kelembapan yang tinggi dan kecepatan angin yang amat rendahlah
yang menjadi persoalan. Sebenarnya kita hidup dilingkungan yang
tidak nyaman secara thermal.
Di zaman yang serba bergerak cepat ini, manusia dituntut
selalu aktif dan produktif. Mengingat Negara Indonesia berada
pada iklim tropis lembab yang secara termal kurang nyaman, setiap
bangunan perlu mengunakan mesin penyejuk ruang atau biasa
disebut sebagai Air Conditioner (AC). Mengingat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
penghawaan alami tergantung sekali dengan kualitas udara alami di
lingkungan bangunan. Kalau kualitas udara lingkungan tidak sehat
dan nyaman, akan secara langsung berpengaruh pada ventilasi.
1) Pengkondisian udara
Ventilasi buatan atau penghawaan buatan (Artificial
ventilation/Forced ventilation/Mechanical ventilation) adalah
penghawaan yang melibatkan peralatan mekanik. Penghawaan
buatan sering juga disebut Pengkondisian Udara (Air
Conditioning) yaitu proses perlakuan terhadap udara di dalam
bangunan yang meliputi suhu, kelembaban, kecepatan dan arah
angin, kebersihan, bau, serta distribusinya untuk menciptakan
kenyamanan bagi penghuninya. Dengan demikian,
pengkondisian udara tidak hanya berarti menurunkan suhu
(Cooling), tetapi juga menaikkan suhu (Heating). Di daerah
tropis lembab yang suhu rata-ratanya tinggi., pengkondisian
udara (atau penghawaan buatan) diasosiasikan dengan
penyejukan udara oleh mesin penyejuk udara atau mesin
pengkondisian udara yang dikenal luas dengan intilah Air
Conditioner (AC). Kipas angin listrik (electric fan) tidak
menurunkan udara, tetapi hanya menggerakkan udara saja.
Kipas angin listrik ada diantara penghawaan alami dan buatan.
2) Keuntungan penggunaan AC
Penghawaan buatan dengan AC, jika dirancang dengan
benar akan memberikan banyak keuntungan. Yaitu:
a) Suhu udara lebih mudah disejukkan dan diatur.
b) Kecepatan dan arah angin mudah diatur.
c) Kelembaban mudah diatur.
d) Kebersihaan udara dapat dijaga.
Karena ruang AC tertutup, maka diperoleh keuntungan
sampingan yaitu kenyamanan akustik dan ketenangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
a) AC keluaran baru dilengkapi dengan pembangkit ion
negatife (ionizer) yang dapt membunuh bakteri, jamur, dan
mengikat biang bau, serta memberikan efek segar pada
udara ruang.
b) Karena ruang tertutup, bau didalam ruang mudah diatur dan
dipertahankan, misalnya dengan wewangian.
b. Sitem Pencahayan
Cahaya adalah unsur penting dalam kehidupan ini. Tidak
dapat dibayangkan jika kita hidup tanpa cahaya. Didalam
perancangan sebuah interior, unsur cahaya dianggap hal yang
paling penting dalam penggunaan kebutuhannya. Karena cahaya
selain memberi efek terang, juga ditata dengan baik akan
memberikan efek estetik yang akan memberikan keindahan ruang.
Didalam dunia arsitek dan interior telah mengenal dua
macam sumber pencahayaan, yaitu :
1) Pencahayaan alami (natural light)
Adalah cahaya yang bersumber pada alam dan biasa
langsung diasosiasikan dengan cahaya matahari (daylight).
Cahaya ini sangat baik bagi manusia. Karena bila
mengasingkan manusia dari cahaya matahari secara total akan
membawa dampak merugikan baik secara fisik maupun mental
(depresi).
Ada beberapa keuntungan dan kerugiannya jika kita
menggunakan sumber cahaya ini yaitu:
a) Cahaya alam murah dan mudah didapat.
b) Memberikan efek sehat bagi tubuh kita baik secara fisik
maupun psikologis.
c) Menghasilkan penampakan obyek yang jelas dan tegas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
d) Pencahayaan alami (matahari) mempunyai keterbatasan
waktu.
e) Mempunyai tingkat cahaya yang berbeda tergantung
dengan musim.
f) Untuk mengurangi panas berlebih perlu dibutuhkan
perangkat penghalang.
2) Pencahayaan buatan (artificial light)
Adalah segala bentuk cahaya yang bersumber pada alat
yang diciptakan oleh manusia seperti lampu pijar, lilin, lampu
minyak tanah, dan obor. Cahaya buatan sering secara langsung
diasosiasikan dengan cahaya lampu.
Cahaya ini sangat besar artinya ketika malam hari.
Karena cahaya ini dapat menggantikan cahaya matahari ketika
malam hari, meski tidak ekonomis cahaya ini membarikan
beberapa keuntungan, yaitu:
a) Penerangan dapat dilakukan sepanjang hari.
b) Memberikan fleksibelitas perencanaan kebutuhan cahaya
dalam ruang.
c) Dapat memberikan efek-efek estetis pada ruang.
Sedang dilihat dari segi pengarahan cahaya, kita
mengenal dua macam arah cahaya yaitu:
1. Pencahayaan langsung (direct lighting)
Yaitu pencahayaan dengan mengarahkan sinar
langsung ke bidang kerja atau obyek.
2. Pencahayaan tak langsung (indirect lighting)
Yaitu pencahayaan dengan cara memantulkan sinar
lebih dulu (misalnya ke langit-langit atau ke arah dinding).
Pencahayan tak langsung sangat baur sehingga
menimbulkan suasana lembut.
Pembagian cahaya berdasarkan cakupannya dikenal
istilah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1. Pencahayaan umum (general lighting)
Yaitu pencahayaan merata untuk seluruh ruangan
dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau
mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap.
2. Pencahayaan kerja (task lighting)
Yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual
tertentu, biasanya disesuaikan dengan standart kebutuhan
penerangan bagi jenis kerja bersangkutan.
3. Pencahayaan aksen (accent lighting)
Yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke
obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya (fungsi
estetik).
c. Sistem Akustik
Sejak zaman dulu, akustik telah menjadi bagian penting
arsitektur maupun interior. Nenek moyang manusia menjadikan
suara bagian penting dari peradaban dan kebudayaan mereka yang
tidak hanya digunakan untuk komunikasi saja namun juga untuk
kesenangan. Akan tetapi, dalam perkembangan zaman, manusia
membutuhkan alat yang dapat mempermudah mereka memperoleh
kualitas dan kuantitas bunyi sesuai keinginan mereka. Terciptanya
alat pengeras suara (loudspeaker) berawal dari keinginan manusia
untuk menciptakan suara yang diinginkan di tengah kegaduhan di
dalam ruang.
Akustika sendiri adalah cabang dari ilmu fisika yang
menyelidiki dan mempelajari penghasilan, pengendalian,
penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi
adalah gelombang getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda
padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang
memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.
Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab
kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
seperti bising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan
yang terjadi dalam ruang menjadikan perlunya kualitas akustik
yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi masalah teknis yang
berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain
tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat
kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan
suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, dalam
Defi Sri Kartikasari. 2010).
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi
bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem
bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa
gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya
dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik
spesifik.
Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang
terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara
yang berjalan langsung mencapai pendengaran.
2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang
dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu
mengenai bidang pantul.
3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena
material absorbsi
(Prasasto Satwiko, dalam Defi Sri Kartikasari. 2010)
Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu:
a) Permukaan pantul.
Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan benda-benda
dalam ruang.
b) Konstruksi dan bahan bangunan.
c) Luas dan fungsi ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
d) Pengaruh lingkungan.
Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat
mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan
perangkat alat untuk mengurangi atau menghambat getaran suara.
Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam
kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan
bunyi. Meskipun demikian baru-baru ini telah diketemukan
teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan
bunyi lain.
d. Sistem Keamanan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung
menggunakan sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television )
dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi
untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang
menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada
setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh
bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang
khusus.
Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa
pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :
a) Sistem pendeteksi awal
1. Smoke detector. Alat ini bekerja bila suhu mencapai
700C.
2. Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi
jika ada api atau panas pada suhu 1350C - 160
0C
b) Fire estinguisher
c) Sprinkler
Penempatan titik-titik sprinkler harus disesuaikan
dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan
ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan
sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau dipasang
pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat
dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25
m dari dinding.
d) Hidrant Kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk
memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan
menggunakan alat baku air.
Gambar II.39 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran
Sumber : www.webdesign.com
Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api
faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk
mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-
alat seperti :
a) Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang
mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar
kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau
terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa
tersebut.
b) Smoke & heat ventilating
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang
menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran,
asap yang timbul segera dapat mengalir keluar,
sehingga para petugas pemadam kebakaran akan
terhindar dari asap-asap tersebut.
c) Vent & exhaust
Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan
berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada
tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang
di dalam tangga, secara otomatis berfungsi
memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada
udara di dalam ruang tangga.
Macam-macam sistem pemadaman yaitu sebagai
berikut:
a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-
benda yang dapat terbakar.
b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda
yang terbakar.
c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara
menyemprotkan bahan kimia CO2.
Blasting affect system, yaitu dengan cara
memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan
meledakkan bahan peledak
2) Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia
(pencurian) diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit
Television) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang
pada pintu).
7. Pertimbangan Desain
a. Bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Bentuk yang nantinya akan banyak digunakan pada
perancangan desain interior Solo Multimedia School adalah
bentuk-bentuk yang mewakili suasana modern yaitu bentuk yang
tegas, yang terdiri dari komponen garis-garis tegas. Agar membuat
kesan bentuk yang tidak monoton didalam perancangan ini juga
akan dimunculkan aksen garis lengkung namun tidak dominan
seperti garis dan bentuk-bentuk yang tegas.
b. Warna
Warna yang kita lihat sebenarnya adalah spektrum cahaya
yang dipantulkan oleh benda yang kemudian ditangkap oleh indra
penglihatan kita (yakni mata) lalu diterjemahkan oleh otak sebagai
sebuah warna tertentu. Sebagai contoh kita melihat warna hijau
yang terdapat pada daun karena cahaya yang datang (umumnya
cahaya matahari yang punya spektrum cahaya yg cukup komplit)
diserap oleh daun selain warna hijau yang dipantulkan, dan cahaya
hijau yg terpantul inilah yg kita tangkap sehingga kta dpt melihat
bahwa daun berwana hijau. jadi sebenernya faktor penting bagi kita
untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya yang
mengenai benda tersebut (contohnya adalah pada cahaya lampu
TL, terdapat spektrum yang tidak sempurna sehingga terkadang
warna yang kita lihat jg tidak seperti yang seharusnya). mungkin
km punya pengalaman pada waktu malam ketika berjalan dijalan
raya dibawah lampu jalan, kmu melihat wajah orang yang ada
disana menjadi lebih pucat dari biasanya atau pada hasil fotografi
dengan pencahayaan dari lampu TL didalam ruangan, sering
terdapat color cast ke warna tertentu. Karena terkait dengan cahaya
maka kita mengetahui bahwa tidak semua spektrum cahaya dapat
ditangkap oleh indra penglihatan kita, karena itu kemudian timbul
istilah spektrum terlihat (visible spectrum) yang rangenya cukup
besarnya. range inilah yang menjadi penyebab kita dapat melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
beraneka ragam warna yg secara umum dipisahkan menjadi
beberapa spektrum dasar yakni mejikuhibiniu.
Warna adalah suatu bentuk cahaya atau radiasi gelombang
elektromaknetik, yang dihasilkan dari cahaya matahari yang
berwarna putih murni. (Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,
2005. Hal. 10 )
Warna mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia. Adanya asosiasi yang kuat dengan emosi, warna pada
rumah bisa membangkitkan energi dan menimbulkan mood atau
perasaan tertentu, bahkan mampu mengungkapkan kepribadian
seorang manusia. Warna memiliki kekuatan untuk menyembuhkan
dan menyeimbangkan emosi, sera dapat menciptakan keselarasan
pada ruang – ruang dalam rumah. Dengan pemilihan warna yang
tepat, ruang dengan suasana damai untuk bersantai atau ruang yang
penuh semangat untuk bersosialisasi akan dapat terwujud. ( Serial
Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 5 )
Warna – warna yang digunakan cenderung pada perpaduan
antara warna – warna dasar ( 3 warna primer, 3 warna sekunder,
dan turunannya atau warna tersier ), yaitu merah, biru, kuning,
orange, hijau, ungu, yang menghasilkan warna turunannya seperti
kuning orang ( godlen yellow ), merah orange ( burnt orange ),
kuning hujai ( lime green ), biru hijau ( turquoise ), biru ungu (
indigo ), merah ungu ( crimson ). Dari keenam warna dasar
tersebut ada dua kelompok yang mempunyai perbedaan mencolok.
Merah, orange, kuning merpakan warna hangat. Hijau, biru, ungi
merupakan warna sejuk. ( Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,
2005. Hal. 10 – 13 )
Penggunaan warna sejuk dan hangat tergantung dari
karakter ruang yang ingin ditampilkan. pemilihan warna perlu
mendapat perhatian, karena dengan warna mampu menciptakan
suasana dan karakter ruang. Warna salam kaitannya dengan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
desain adalah sebagai suatu elemen yang dapat diapresiasikan dan
mampu memberikan kesan yang diinginkan dan juga mampu
memberikan efek psikologis, mampu memberikan dorongan dan
reaksi pada lingkungannya. Warna – warna cerah melambangkan
kecariaan dan keterbukaan, sedangkan warna – warna yang
mempunyai intensitas rendah untuk kesan kehagatan dan
ketenangan.
Menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,
penjelasan mengenai warna antara lain :
Merah, dapat membangkitkan energi,
hangat, komunikatif, aktif, optimis, antusias,
dan bersemangat, memberi kesan sensual
dan mewah, meningkatkan aliran darah di
dalam tubuh, dan berkaitan dengan ambisi.
Terlalu banyak warna merah bisa
merangsang kemarahan dan agresivitas.
Orange, mempunyai karakter yang mirip
dengan merah tetapi lebih feminin dan
bersahabat. Warna yang melambangkan
sosialisasi, penuh harapan dan percaya diri,
membangkitkan semangat, kreativitas, dan
vitalitas. Dapat menimbulkan perasaan
positif, senang, gembira, dan optimis, penuh
energi, bisa mengurangi depresi atau
tekanan. Bila berlebihan dapat merangsang
perilaku hiperaktif.
Kuning adalah warna matahari, cerah,
membangkitkan energi dan mood, warna
yang penuh semangat dan vitalitas,
komunikatif, dan mendorong ekspresi diri,
memberi inspirasi, memudahkan berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
secara logis dan merangsang kemampuan
intelektual ( cocok sebagai warna atau aksen
di ruang belajar ). Penggunaan yang kurang
tepat justru akan menimbulkan kesan yang
menakutkan.
Hijau selalu dikaitan dengan warna alam
yang menyegarkan, membangkitkan energi
dan juga mampu memberi efek
menenangkan, menyejukkan,
menyeimbangkan emosi. Warna ini elegan,
menyembuhkan, mendorong perasaan
empati terhadap orang lain. Nuansa hijau
dapat meredakan stress, memberi rasa aman
dan perlindungan. Namun bisa juga
menimbulkan persaan terperangkap.
Biru tidak bisa lepas dari elemen air dan
udara, berasosiasi dengan alam,
melambangkan keharmonisan, memberi
kesan lapang. Dapat menimbulkan perasaan
tenang dan dingin, melahirkan perasaan
sejuk, tentram, hening, dan damai, memberi
kenyamanan dan perlindungan. Warna ini
juga diasosiasikan dengan kesan etnik, antik,
country style. Warna biru yang terang
merangsang kemampuan intuitif dan
memudahkan meditasi. Namun terlalu
banyak warna biru menimbulkan kesan
kelesuan.
Ungu dekat dengan suasana spiritual yang
magis, mistis, misterius, dan mampu
menarik perhatian. Oleh karena itu ungu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
banyak digunakan oleh bangsawan. Warna
ini juga berkesan sensual, feminin, antik,
yang juga anggun, dan hangat. Ungu yang
gelap dapat memancarkan kekuatan, bisa
menambah kekuatan intuisi, fantasi dan
imajinasi, kreatif, sensitif, memberi inspirasi
dan obsesif.
Coklat merupakan warna netral yang natural,
hangat, membumi, dan stabil, menghadirkan
kenyamanan, memberi kesan anggun dan
elegan. Dapat memberi keyakinan dan rasa
aman, cokelat merupakan warna yang akrab
( familiar ) dan menenangkan, bisa
mendorong komitmen, namun juga bisa
menjadi berat dan kaku bila terlalu banyak.
Putih melambangkan kemurnian dan
kepolosan, memberikan perlindungan,
ketentraman, kenyamanan dan memudahkan
refleksi. Namun bila terlalu banyak bisa
menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku,
dan terisolir.
Hitam adalah warna yang kuat dan penuh
percaya diri, penuh perlindungan, maskulin,
elegan, megah, dramatis, dan misterius. Tapi
juga merupakan lambang duka dan
menimbulkan perasaan tertekan.
Abu – abu termasuk warna netral yang dapat
menciptakan kesan serius, manun juga
menentramkan dan menimbulkan perasaan
damai. Kesan lain dari abu – bau antara lain
adalah endependen dan stabil, menciptakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
keheningan dan kesan luas. Abu – abu juga
bisa terkesan dingin, kaku dan tidak
komunikatif.
Masih menurut Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna,
warna dalat diklasifikasikan kedalam beberapa karakter warna
yang antara lain :
1) Karakter tenang ( calm ), yaitu terdiri dari warna – warna
lembut yang elegan dan mejadikan ruangan terkesan luas,
sejuk, dan moderen. Terdiri dari :
Biru muda, menyejukkan dan menenangkan.
Biru pucat, memberi kesan ringan, luas,
terbuka, tenang, tentram
Biru laut, membangkitkan imajinasi,
meningkatkan sensitivitas, menimbulkan
perasaan tenang dan damai.
Ungu atau lila, menentramkan, menciptakan
suasana tenang dan mediatif.
Hijau daun, memudahkan relaksasi,
menyeimbangkan emosi, dan memberikan
rasa nyaman.
Hijau muda, merupakan warna yang penuh
ketenangan, menghadirkan keseimbangan
dan menciptakan rasa penuh keyakinan.
Hijau pupus, menciptakan suasana hinging,
tenang, dan elegan.
( Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 32 )
2) Karakter hangat ( warm ), terdiri dari warna – warna natural
yang hangat yang mampu menghadirkan suasanahidup, hangat,
nyaman, dan mengunsang, member sentuhan dramatis atau
kesan etnik kontemporer. Antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Merah. Diasosiasikan dengan cinta,
kehidupan, kekuatan, bersifat panas dan
menyala.
Cokelat. Menciptakakn perasaan aman,
nyaman, dan harmonis, menimbulkan
suasana akrab.
Kuning. Mengundang, dan dapat membawa
kehangatan dalam ruang.
Terakota. Hangat, akrab, dan memberi
sentuhan etnik yang kuat.
Orange. Menciptakan kehangatan,
menugndang, membangkitkan energy dan
keceriaan, menimbulkan rasa aman,
mendorong kreativitas dan meningkatkan
selera makan
Emas metalik. Menimbulkan kesan glamor
dan mewah.
( Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 10 – 40 )
3) Karakter warna segar ( fresh ), terdiri dari warna – warna segar,
berjiwa muda dan banyak mengambil inspirasi dari alam,
antara lain :
Putih kebiru – biruan, menciptakan kesan
segar dan bersih.
Kuning muda atau pastel, menimbulkan
keceriaan dan berkesan lembut.
Kuning lemon atau citrus, menimbulkan
keceriaan, semangat untuk bersosialisasi,
mengaktifkan emosi, membangkitkan
energy.
Hijau daun, diasosiasikan dengan
pertumbuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Hijau apel, menghadirkan kesegaran dan
semagat.
Biru laut, menimbulkan kesegaran dan
perasaan santai
Merah cerah, melambangkan semangat,
vitalitas, dan keberanian.
Pink muda atau pastel, menenangkan,
menanjakan, meremajakan, terkait dengan
kelembutan dan kesegaran.
( Serial Rumah Spesial Kombinasi Warna, 2005. Hal. 51 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN
Multimedia Training Center Yogyakarta
A. SEJARAH MULTIMEDIA TRAINING CENTER YOGYAKARTA
Multimedia Training Center Yogyakarta (MMTC) resmi berdiri
pada 31 Juli 1985. Latar belakang didirikannya MMTC adalah, komitmen
pemerintah RI untuk mempersiapkan SDM dalam memasuki era satelit.
Pada tahun 1980 satelit Palapa diluncurkan, hal ini memberi pengaruh
positif bagi perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
MMTC dibangun dengan hibah / Grant Aid dari Pemerintah
Jepang dalam bentuk kerjasama teknik melalui Japan International
Cooperation Agency (JICA). Bantuan tersebut berupa sarana fisik
bangunan, peralatan, dan pengembangan SDM. Selanjutnya pada 1992,
untuk kedua kalinya Pemerintah Jepang memberikan bantuan sarana fisik
berupa Ruang kuliah bersama (Joint Lecture Room), Laboratorium
Bahasa, Studio II Radio & Televisi. Tahun 2000, dilakukan pembangunan
Studio III Radio dan televisi untuk melengkapi fasilitas-fasilitas yang
sudah ada di MMTC.
Pada tahun 2003 Pemerintah Jepang kembali memberikan hibah
berupa peralatan Radio-TV dengan system digital yang dilengkapi OB
Van Radio dan Televisi. Lengkapnya fasilitas dan peralatan yang dimiliki
menjadikan MMTC sebagai Kampus Broadcasting yang sebenarnya atau
The Real Broadcasting Campus.
B. VISI DAN MISI
1. Visi
Menjadi Institusi Pusat Multi Media terbaik di Indonesia
2. Misi
a. Menghasilkan tenaga profesional dan aplikatif yang siap
berkompetisi di dunia multi media khususnya di bidang
penyiaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
b. Mengembangkan hasil riset untuk meningkatkan pelayanan
prima guna memenuhi tuntutan masyarakat sesuai
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
c. Menciptakan SDM yang berperan aktif dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan negara.
d. Membangun dan mempertahankan etika moral akademis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
C. STRUKTUR ORGANISASI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Skema III.1 Struktur Organisasi Multimedia Training Center Yogyakarta
Sumber: Multimedia Training Center Yogyakarta
D. FASILITAS
1. Fasilitas Utama
a) Laboratorium Komputer
Laboratorium Komputer Animasi
Laboratorium Komputer Grafis
Laboratorium Komputer Editing non Linear
Laboratorium Komputer Internet
Laboratorium Komputer Dasar
Laboratorium Komputer Pemrograman Teknik
Laboratorium Komputer Editing non Linear Editing Audio
b) Laboratorium Elektronika
Laboratorium Frekuensi Tinggi
Laboratorium Ketenagaan Listrik
Laboratorium Bahasa
Laboratorium Pemancar TV dan Radio
Peralatan Musik Tradisional Gamelan
Peralatan Instrumen Musik Band Lengkap
Peralatan Workshop Dekorasi dan Property
c) Studio
Studio Radio
Studio Televisi
Studio Rekaman Musik
Radio Kampus
TV Kampus
OB Van Radio
OB Van TV
d) Ruang Kuliah Terpadu
e) Ruang Kuliah
2. Fasilitas Penunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
a) Auditorium
b) Fasilitas Olahraga
c) Ruang Kesehatan
d) Mushola
e) Kantin
f) Perpustakaan
g) Asrama Mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
E. DOKUMENTASI GAMBAR
Gambar III.1 Ruang MCR 1 Gambar III.2 Ruang MCR 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar III.3 Ruang Komputer Animasi Gambar III.4 Ruang Komputer
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Gambar III.5 Ruang Baca Perpustakaan Gambar III.6 Ruang Perpustakaan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar III.7 Lobby Gambar III.8 Lab Komputer
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Prib
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
BAB IV
DESAIN INTERIOR SOLO MULTIMEDIA SCHOOL
DI SURAKARTA
A. ANALISA EXISTING
1. Asumsi Lingkungan
Lokasi sekolah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Lokasi sekolah harus strategis, yaitu mudah dijangkau oleh umum
b. Lokasi sekolah harus sehat, pengertiannya yaitu :
1) Lokasinya tidak berada di daerah perindustrian yang banyak
terjadi polusi udara maupun pencemaran lainnya.
2) Lokasi tersebut bukan daerah dengan tanah berlumpur atau tanah
rawa maupun tanah yang berpasir disamping didukung pula oleh
elemen -elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi tersebut,
seperti misalnya kelembaban udara setidaknya harus terkontrol
mencapai kenetralan antara 55% sampai 65%.
3) Tersedianya sarana maupun fasilitas penunjang operasional.
2. Asumsi Lokasi
Dasar pertimbangan penentuan site lokasi Solo Multimedia School
di Surakarta menurut kondisi setempat adalah :
a. Lokasi merupakan sebuah kawasan yang ditujukan untuk kegiatan
pendidikan dalam wilayah tata Kota Surakarta.
b. Adanya sarana dan prasarana penunjang operasional, seperti
tersedianya akses transportasi umum yang melalui lokasi tersebut.
c. Di lokasi tersebut sudah ada fasilitas pendidikan yang sudah terlebih
dahulu ada, sehingga iklim pendidikan sudah ada pada wilayah
tersebut.
d. Lokasi tersebut relatif jauh dari pusat kota, sehingga daerah tersebut
tidak terlalu bising dan cocok untuk kegiatan pendidikan.
Menurut analisa dan criteria-kriteria diatas, maka Solo Multimedia
School nantinya akan berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro, atau lebih
tepatnya di belakang kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
sebelah barat dari Surakarta Techno Park.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar IV.1 Peta Lokasi Proyek
Sumber: Dokumen Pribadi
Alasan memilih tempat tersebut dikarenakan tempat tersebut
merupakan tempat yang mudah dijangkau menggunakan berbagai macam
angkutan umum maupun pribadi. Kawasan ini merupakan sebuah
kawasan yang ditujukan untuk kegiatan pendidikan. Disini terdapat
beberapa badan pendidikan seperti Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Institut Seni Surakarta, dan Surakarta Techno Park.
3. Analisa Interior
Urutan akses masuk Solo Multimedia School sebagai berikut :
a. Area Penerimaan
Lobby/Front Office
b. Area Edukasi
1) Perpustakaan
2) Lab Komputer Dasar
3) Lab Komputer Animasi
4) Studio Fotografi
5) Ruang Seminar
6) Studio Produksi Radio
7) Studio Produksi Televisi
8) Ruang Master Control Radio
9) Ruang Master Control Televisi
c. Area Private
1) Ruang Ketua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
2) Ruang Pembantu Ketua 1
3) Ruang Pembantu Ketua 2
4) Ruang Pembantu Ketua 3
5) Ruang Administrasi
6) Ruang Dosen
d. Area Service
1) Ruang Karyawan
2) Stationery
3) Lavatory
4) Mushola
5) Kantin
B. PROGRAMING
1. Status Kelembagaan
Solo Multimedia School di Surakarta ini merupakan sekolah yang
dikelola oleh lembaga swasta, dengan melibatkan instansi pemerintah daerah
dan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta.
2. Struktur Organisasi
Skema IV.1 Struktur Organisasi Solo Multimedia School
Solo Multimedia School di Surakarta
3. Sistem Operasional
Waktu operasional Solo Multimedia School di Surakarta adalah : Hari
Senin – Sabtu : Pukul 07.00 – 16.00 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Program Kegiatan
a. Program kegiatan Sekolah
1) Kegiatan pengelolaan sekolah yang meliputi kegiatan menjalankan
dan mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di dalam sekolah agar
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
2) Kegiatan pendidikan, ini merupakan kegiatan pokok dari Solo
Multimedia School. Meliputi kegiatan belajar mengajar teoritis dan
praktek.
3) Kegiatan servis, yaitu kegiatan perawatan pada gedung. Kegiatan
tersebut antara lain : menjaga keamanan gedung, menjaga kebersihan
gedung, dan sebagainya.
b. Pola Kegiatan Manusia
1) Kegiatan Pengelola
Administrasi
Skema IV.2 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi
Solo Multimedia School di Surakarta
Dosen
Skema IV.3 Pola Kegiatan Dosen
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Karyawan
Skema IV.4 Pola Kegiatan Pengelola Bagian Karyawan Solo Multimedia School di Surakarta
2) Kegiatan Mahasiswa
Skema IV.5 Pola Kegiatan Mahasiswa
Solo Multimedia School di Surakarta
3) Tamu
Skema IV.6 Pola Kegiatan Tamu
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
5. Fasilitas Ruang
Fasilitas dan Program Ruang
ZONA KEGIATAN RUANG SIFAT
RUANG
Penerimaan - Menerima pengunjung
- Memberikan informasi
- Lobby / front office Publik
Pendidikan - Kegiatan pembelajaran
- Baca buku
- Pinjam buku
- Praktek perkuliahan
- Seminar
- Perpustakaan
- Lab Komputer Dasar
- Lab Komputer Animasi
- Studio Fotografi
- Ruang Seminar
- Studio Produksi Radio
- Studio Produksi Televisi
- Ruang Master Control
Radio
- Ruang Master Control
Televisi
Semi publik
Pengelola - Adminitrasi
- Istirahat Dosen
- Konsultasi
- Kantor Ketua
- Istirahat karyawan
- Ruang Administrasi
- Ruang Dosen
- Ruang Ketua
- Ruang Pembantu Ketua 1
- Ruang Pembantu Ketua 2
- Ruang Pembantu Ketua 3
- Ruang Karyawan
Privat
Service - Kebersihan
- Penyimpanan
- Buang air
- Makan
- Sholat
- Lavatory
- Kantin
- Gudang
- Mushola
Servis
Tabel IV.1 Fasilitas Ruang Solo Multimedia School
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
6. Besaran Ruang
No. AKTIVITAS RUANG ASUMSI KALKULASI RUANG
LUAS
RUA
NG
1 Informasi Front
Office
2
Karyawan
10
Mahasiswa
- Sirkulasi 12 orang :
(1,25 x12) +
(1,25x12x25%) = 18.75
- Furniture :
-Table Front Office :
(1.5x4) = 6
-Chair : (0.45x0.45)x2
= 0.4
- Total : 6+0.4 = 6.4
- Toleransi : 25% x 6.4 =
1.6
- Total semua : 6.4+1.6 =
8
- Jadi : 18.75+8 = 26.75
Toleransi barang =
25%x26.75= 6.68
Kebutuhan ruang =
26.75+6.68= 33.43 m2
33.43
m2
2 Praktek
Siaran TV
Produksi
Siaran TV
Studio TV 20 Orang - Sirkulasi 20 orang :
(1,25 x20) +
(1,25x20x25%) = 31.25
- Furniture :
-Camera:
(1.25x1.25)x3=4.69
-Table: 1 x1= 1
-Chair : (0.8x0.8)x6 =
3.84
53.95
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
- Total : 4.69+1+3.84 =
9.53
- Toleransi : 25% x 9.53
= 2.38
- Total semua :
9.53+2.38 = 11.91
- Jadi : 31.25+11.91 =
43.16
Toleransi barang =
25%x43.16=10.79
Kebutuhan ruang =
43.16+10.79= 53.95 m2
3 Editing
Produksi TV
Pengarah
Acara
Penata
Lampu
Penata Suara
Master
Control TV
8 Orang - Sirkulasi 8 orang :
(1,25 x8) +
(1,25x8x25%) = 12.25
- Furniture :
-Mixing Table: 1x6 = 6
-Light Control: 1x6 = 6
-Sound Control: 1x6 =
6
-Chair : (0.8x0.8)x8 =
5.12
- Total : 6+6+6+5.12 =
23.12
- Toleransi : 25% x 23.12
= 5.78
- Total semua :
23.12+5.78 = 28.9
- Jadi : 12.25+28.9 =
41.15
51.44
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Toleransi barang =
25%x41.15=10.29
Kebutuhan ruang =
41.15+10.29= 51.44 m2
4 Editing
Produksi
Radio
Pengarah
Acara
Penata Suara
Master
Control
Radio
8 Orang - Sirkulasi 8 orang :
(1,25 x8) +
(1,25x8x25%) = 12.25
- Furniture :
-Mixing Table: 1x6 = 6
-Sound Control: 1x6 =
6
-Chair : (0.8x0.8)x8 =
5.12
- Total : 6+6+5.12 =
17.12
- Toleransi : 25% x 17.12
= 4.28
- Total semua :
17.12+4.28= 21.4
- Jadi : 12.25+21.4 =
33.65
Toleransi barang =
25%x33.65=8.41
Kebutuhan ruang =
33.65+8.41= 42.06 m2
42.06
m2
5 Praktek
Siaran Radio
Produksi
Siaran Radio
Studio
Radio
6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Mixing Table: 1x2 = 2
-Table: 1 x1= 1
18.50
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
-Chair : (0.8x0.8)x6 =
3.84
- Total : 2+1+3.84 = 6.84
- Toleransi : 25% x 6.84
= 1.71
- Total semua :
6.84+1.71 = 8.55
- Jadi : 6.25+8.55 =
14.80
Toleransi barang =
25%x14.80 = 3.70
Kebutuhan ruang =
14.80+3.70 = 18.50 m2
6 Praktek
Fotografi
Fotografi
Studio
Fotografi
5 Orang - Sirkulasi 5 orang :
(1,25 x5) +
(1,25x5x25%) = 7.81
- Furniture :
-Table: 1.5x3 = 4.5
-Chair: (0.8x0.8)x2=
1.28
- Total : 4.5+1.28= 5.78
- Toleransi : 25% x 5.78
= 1.44
- Total semua :
5.78+1.44 = 7.22
- Jadi : 7.81+7.22 =
15.03
Toleransi barang =
25%x15.03 = 3.76
18.79
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Kebutuhan ruang =
15.03+3.76 = 18.79 m2
7 Belajar
Komputer
Dasar
Ruang
Kelas
Komputer
32 Orang - Sirkulasi 32 orang :
(1,25 x32) +
(1,25x32x25%) = 50
- Furniture :
-Table computer:
(0.6x1)x32 = 19.2
-Chair: (0.8x0.8)x32=
20.48
- Total : 20.48+19.2 =
39.68
- Toleransi : 25% x 39.68
= 9.92
- Total semua :
39.68+9.92 = 49.6
- Jadi : 50+49.6 = 99.6
Toleransi barang =
25%x99.6 = 24.9
Kebutuhan ruang =
99.6+24.9 = 124.5 m2
124.5
m2
8 Belajar
Komputer
Animasi
Ruang
Kelas
Animasi
32 Orang - Sirkulasi 32 orang :
(1,25 x32) +
(1,25x32x25%) = 50
- Furniture :
-Table computer:
(0.6x1)x32 = 19.2
-Chair: (0.8x0.8)x32=
20.48
- Total : 20.48+19.2 =
39.68
124.5
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
- Toleransi : 25% x 39.68
= 9.92
- Total semua :
39.68+9.92 = 49.6
- Jadi : 50+49.6 = 99.6
Toleransi barang =
25%x99.6 = 24.9
Kebutuhan ruang =
99.6+24.9 = 124.5 m2
9 Administrasi
Kantor
Tempat staff
istirahat
Ruang Staff 6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Table: (0.6x1)x6 = 3.6
-Chair: (0.8x0.8)x6 =
3.84
Total : 3.6+3.84 = 7.44
- Toleransi : 25% x 7.44
= 1.86
- Total semua :
7.44+1.86 = 9.30
- Jadi : 6.25+9.30 =
15.55
Toleransi barang =
25%x15.55 = 3.89
Kebutuhan ruang =
15.55+3.89 = 19.44 m2
19.44
m2
10 Kantor Dosen
Dosen
Istirahat
Ruang
Dosen
8 Orang - Sirkulasi 8 orang :
(1,25 x8) +
(1,25x8x25%) = 12.25
37.06
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
- Furniture :
-Table: (0.6x1)x8 =
4.80
-Chair: (0.8x0.8)x8 =
5.12
-Lemari Arsip:
(1x0.5)x8 = 4
- Total : 4.80+5.12+4 =
13.92
- Toleransi : 25% x 13.92
= 3.48
- Total semua :
13.92+3.48 = 17.40
- Jadi : 12.25+17.40 =
29.65
Toleransi barang =
25%x29.65 = 7.41
Kebutuhan ruang =
29.65+7.41 = 37.06 m2
11 Menerima
Tamu Ketua
Tempat
Ketua
Ruang
Ketua
6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Table: 1x2 = 2
-Sofa table: 1 x1= 1
-Sofa : (0.8x0.8)x6 =
3.84
-Chair : (0.8x0.8)x3 =
1.92
- Total : 2+1+3.84+1.92
= 8.76
21.50
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
- Toleransi : 25% x 8.76
= 2.19
- Total semua :
8.76+2.19 = 10.95
- Jadi : 6.25+10.95 =
17.20
Toleransi barang =
25%x17.2 = 4.30
Kebutuhan ruang =
17.20+4.30 = 21.50 m2
12 Menerima
Tamu PK 1
Kantor
Pembantu
Ketua 1
Ruang
Pembantu
Ketua 1
6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Table: 1x2 = 2
-Sofa table: 1 x1= 1
-Sofa : (0.8x0.8)x6 =
3.84
-Chair : (0.8x0.8)x3 =
1.92
- Total : 2+1+3.84+1.92
= 8.76
- Toleransi : 25% x 8.76
= 2.19
- Total semua :
8.76+2.19 = 10.95
- Jadi : 6.25+10.95 =
17.20
Toleransi barang =
25%x17.2 = 4.30
21.50
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Kebutuhan ruang =
17.20+4.30 = 21.50 m2
13 Menerima
Tamu PK 3
Kantor
Pembantu
Ketua 3
Ruang
Pembantu
Ketua 2
6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Table: 1x2 = 2
-Sofa table: 1 x1= 1
-Sofa : (0.8x0.8)x6 =
3.84
-Chair : (0.8x0.8)x3 =
1.92
- Total : 2+1+3.84+1.92
= 8.76
- Toleransi : 25% x 8.76
= 2.19
- Total semua :
8.76+2.19 = 10.95
- Jadi : 6.25+10.95 =
17.20
Toleransi barang =
25%x17.2 = 4.30
Kebutuhan ruang =
17.20+4.30 = 21.50 m2
21.50
m2
14 Menerima
Tamu PK 3
Kantor
Pembantu
Ketua 3
Ruang
Pembantu
Ketua 3
6 Orang - Sirkulasi 6 orang :
(1,25 x6) +
(1,25x6x25%) = 6.25
- Furniture :
-Table: 1x2 = 2
-Sofa table: 1 x1= 1
-Sofa : (0.8x0.8)x6 =
21.50
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
3.84
-Chair : (0.8x0.8)x3 =
1.92
- Total : 2+1+3.84+1.92
= 8.76
- Toleransi : 25% x 8.76
= 2.19
- Total semua :
8.76+2.19 = 10.95
- Jadi : 6.25+10.95 =
17.20
Toleransi barang =
25%x17.2 = 4.30
Kebutuhan ruang =
17.20+4.30 = 21.50 m2
15 Seminar
Rapat
Ruang
Seminar
32 Orang - Sirkulasi 32 orang :
(1,25 x32) +
(1,25x32x25%) = 50
- Furniture :
-Table: (0.6x1)x32 =
19.2
-Chair: (0.8x0.8)x32=
20.48
- Total : 20.48+19.2 =
39.68
- Toleransi : 25% x 39.68
= 9.92
- Total semua :
39.68+9.92 = 49.6
- Jadi : 50+49.6 = 99.6
124.5
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Toleransi barang =
25%x99.6 = 24.9
Kebutuhan ruang =
99.6+24.9 = 124.5 m2
16 Baca Buku
Pinjam Buku
Perpustakaa
n
25 Orang - Sirkulasi 25 orang :
(1,25 x25) +
(1,25x25x25%) = 39.06
- Furniture :
-Table: (0.6x1)x25 = 15
-Chair: (0.8x0.8)x25=
16
-Almari: (0.6x2)x20=
24
- Total : 15+16+24 = 55
- Toleransi : 25% x 55 =
13.75
- Total semua : 55+13.75
= 68.75
- Jadi :39.06+68.75 =
107.81
Toleransi barang =
25%x107.81 = 26.95
Kebutuhan ruang =
107.81+26.95 = 134.76
m2
134.76
m2
17 Sholat Mushola 20 Orang - Sirkulasi 20 orang :
(1,25 x20) +
(1,25x20x25%) = 31.25
- Furniture :
-Sajadah: (8x1)x2 = 16
-Almari: 1x0.6= 0.6
65 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
- Total : 16x0.6 = 16.6
- Toleransi : 25% x 16.6
= 4.15
- Total semua :
16.60+4.15 = 20.75
- Jadi :31.25+20.75 =
52
Toleransi barang =
25%x52 = 13
Kebutuhan ruang =
52+13 = 65 m2
18 Simpan
Barang
Inventaris
Gudang
Gudang 2 Orang Tempat ini dirancang
untuk penyimpanan
inventaris-inventaris,
baik yang sudah rusak
atauun yang sudah tidak
terpakai.
Asum
si:
20m2
19 Buang Air
Besar
Buang Air
Kecil
Cuci Tangan
Lavatory
Pria
2 Orang - Sirkulasi 2 orang =
(1x2)+(1x2x25%)=2.5
- Furniture :
-Closet (0.8x1)2=1.6
-Washtafel
(0.5x0.4)2=0.4
- Total = 1.6+0.4=2
- Toleransi =
25%x2=0.5
- Total semua =
2+0.5=2.5
- Jadi 2.5+2.5=5
6.25
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Toleransi barang :
25%x5=1.25
Kebutuhan ruang :
5+1.25= 6.25 m2
20 Buang Air
Besar
Buang Air
Kecil
Cuci Tangan
Lavatory
Wanita
2 Orang - Sirkulasi 2 orang =
(1x2)+(1x2x25%)=2.5
- Furniture :
-Closet (0.8x1)2=1.6
-Washtafel
(0.5x0.4)2=0.4
- Total = 1.6+0.4=2
- Toleransi =
25%x2=0.5
- Total semua =
2+0.5=2.5
- Jadi 2.5+2.5=5
Toleransi barang :
25%x5=1.25
Kebutuhan ruang :
5+1.25= 6.25 m2
6.25
m2
21 Buang Air
Besar
Buang Air
Kecil
Cuci Tangan
Lavatory
Dosen/Staff
2 Orang - Sirkulasi 2 orang =
(1x2)+(1x2x25%)=2.5
- Furniture :
-Closet (0.8x1)2=1.6
-Washtafel
(0.5x0.4)2=0.4
- Total = 1.6+0.4=2
- Toleransi =
25%x2=0.5
- Total semua =
2+0.5=2.5
6.25
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
- Jadi 2.5+2.5=5
Toleransi barang :
25%x5=1.25
Kebutuhan ruang :
5+1.25= 6.25 m2
22 Buang Air
Besar
Buang Air
Kecil
Cuci Tangan
Lavatory
Karyawan
2 Orang - Sirkulasi 2 orang =
(1x2)+(1x2x25%)=2.5
- Furniture :
-Closet (0.8x1)2=1.6
-Washtafel
(0.5x0.4)2=0.4
- Total = 1.6+0.4=2
- Toleransi =
25%x2=0.5
- Total semua =
2+0.5=2.5
- Jadi 2.5+2.5=5
Toleransi barang :
25%x5=1.25
Kebutuhan ruang :
5+1.25= 6.25 m2
6.25
m2
23 Meracik
minuman
Pantry 6 Orang - Sirkulasi 6 orang =
(1x6)+(1x6x25%)=3.75
- Furniture :
-Table kitchen-set:
(0.6x3)x2 = 3.6
-refrigerator:
(0.7x0.7)x1= 0.49
-meja makan :
(1.3x1.3)x1 = 1.69
14.97
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
-kursi makan :
(0.45x0.45)x4= 0.81
- Total =
3.6+0.49+1.69+0.81=6.
59
- Toleransi =
25%x6.59=1.64
- Total semua =
6.59+1.64=8.23
- Jadi: 3.75+8.23=11.98
Toleransi barang
25%x11.98=2.99
Kebutuhan ruang :
11.98+2.99=14.97 m2
24 Istirahat
karyawan
Locker
karyawan
Persiapan
karyawan
Makan
karyawan
Ruang
Karyawan
10 orang - Sirkulasi 10 orang =
(1x10)+(1x10x25%)=1
2.5
- Furniture :
-Meja : (1x0.5)x1 = 0.5
-meja kecil :
(0.6x0.6)x1= 0.36
-sofa : (1.5x0.5)x2 =
1.5
-Locker: (0.5x3)x2=3
-storage gantung :
(4.15x0.2)x1 = 0.83
- Total =
0.5+0.36+1.5+3+0.83=
6.19
- Toleransi = 25%x6.19=
1.54
25.28
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
- Total semua =
6.19+1.54=7.73
- jadi : 12.5+7.73 =
20.23
toleransi barang :
25%x20.23= 5.05
- Kebutuhan Ruang :
20.23 + 5.05= 25.28 m2
25 Istirahat
Makan
Cafetaria 32 Orang - Sirkulasi 32 orang :
(1,25 x32) +
(1,25x32x25%) = 50
- Furniture :
-Table: (0.6x1)x32 =
19.2
-Chair: (0.8x0.8)x32=
20.48
- Total : 20.48+19.2 =
39.68
- Toleransi : 25% x 39.68
= 9.92
- Total semua :
39.68+9.92 = 49.6
- Jadi : 50+49.6 = 99.6
Toleransi barang =
25%x99.6 = 24.9
Kebutuhan ruang =
99.6+24.9 = 124.5 m2
124.50
m2
Total Kebutuhan Ruang 1143.6
8 m2
Tabel IV.2 Besaran Ruang Solo Multimedia School
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Besaran ruang direncnakan disesuaikan menurut kebutuhan dan
standard yang telah diterapkan dengan menggunakan standard dari :
a. Neufert Architect Data
b. Time Saver Standart for Buildings Type, Joseph de Chiara
c. Dimensi Manusia & Ruang Interior
d. Analisa kebutuhan ruang
7. Furnitur
a. Analisa
Pertimbangan dalam pemilihan bentuk dan desain furniture di
dalam Solo Multimedia School secara umum adalah:
1) Furniture didesain dan disesuaikan dengan tema ruang.
2) Furniture didesain sesuai dengan ruang gerak dan dimensi manusia
(ergonomic).
3) Furniture digunakan sebagai sarana pendukung kegiatan dan aktivitas
di dalam sekolah (compatible).
4) Bentuk dan bahan furniture harus mampu mengurangi resiko dalam
ruang dan memberikan kenyamanan bagi penggunannya(savety)
5) Bentuk dan bahan furniture harus memberikan kontribusi positif dan
memberikan efek psikologis bagi para penggunanya (positive effect)
b. Dimensi
Diambil total ukuran rata – rata kebutuhan aktifitas.
1) Kelompok Kegiatan Pengelolaan
Pelaku Kegiatan Fasilitas Dimensi
Ketua - Rapat/ Pertemuan
- Kerja
- Meja & kursi rapat
- Meja & kursi kerja
- Meja computer
- Lemari cabinet
- Meja & kursi tamu
- Rak buku
150 x 250 x 75
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
150 x 150 x 45
100 x 40 x 180
Pemb Ketua 1 - Rapat/ Pertemuan
- Kerja
- Meja & kusi kerja
- Meja computer
- Lemari /loker
- Rak buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 40 x 180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Pemb Ketua 2 - Rapat/ Pertemuan
- Kerja
- Meja & kursi kerja
- Meja komp
- Lemari cabinet
- Rak Buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 40 x 180
Pemb Ketua 3 - Rapat/ Pertemuan
- Kerja
- Meja & kursi kerja
- Meja komp
- Lemari cabinet
- Rak Buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 40 x 180
Staff Administrasi
- Arsip kantor
- Kerja
- Meja & kursi kerja
- Meja komp
- Lemari cabinet
- Rak Buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 40 x 180
Karyawan - Koordinasi Staf
- Menjaga, merawat,
operasional
bangunan.
- Meja & kursi kerja
- Meja komp
- Cabinet
- Loker
- Rak Buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 80 x 150
100 x 40 x 180
Tabel IV.3 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 1
Solo Multimedia School di Surakarta
2) Kelompok Kegiatan Pendidikan
Pelaku Kegiatan Fasilitas Dimensi
Mahasiswa - Duduk
- Belajar komputer
- Membaca
- Kursi mahasiswa
- Meja computer
- Meja & kursi baca
50 x 45 x 90
60 x 80 x 75
100 x 80 x 75
Dosen - Mengajar Perkuliahan
- Kerja
- Meja & kursi kerja
- Meja komp
- Lemari cabinet
- Rak Buku
100 x 80 x 75
60 x 80 x 75
80 x 40 x 180
100 x 40 x 180
Tabel IV.4 Kelompok Kegiatan dan dimensi furnitur 2
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
8. Sistem Organisasi Ruang
Sebagai pertimbangan dalam pemilihan organisasi ruang yang selaras
dengan fungsi dan sasaran desain Solo Multimedia School, dengan
pertimbangan tema dan ide pemikiran desain meliputi :
- Pengelompokan fungsi ruang
- Tingkat efisiensi sirkulasi
- Kebutuhan pencapaian
- Interior sistem
- Ruang gerak yang cukup
- Tingkat efisiensi ruang
a. Analisa Alternatif Organisasi Ruang
Bentuk Organisasi
Ruang Keterangan
Organisasi Ruang
Tertutup
Analisa pertama, penataan ruang pada Solo Multimedia
School dengan memilih sebuah ruang besar dan dominan
sebagai pusat ruang-ruang di sekitarnya,. Ruang sekitar
mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi berbeda dengan
ruang lainnya.
Kelebihan pada tingkat efisiensi ruang dan aksibilitas
ruang sedangkan kekurangan pada pengelompokan fungsi
ruang dan arah pandang.
Organisasi Ruang
Linier
Analisa kedua, penataaan ruang pada Solo Multimedia
School dibentuk dengan deretan ruang, Masing-masing
dihubungkan dengan ruang lain yang sifatnya memanjang,
ruang dihubungkan secara langsung
Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda, tapi
yang berfungsi penting seperti ruang kelas diletakkan
pada urutan pertama
Kelebihan pada pengelompokan fungsi ruang dan
sirkulasi lebih sederhana.
Kekurangan pada tingkat efisiensi ruang dan arah
pandangnya, memungkinkan terjadi persilangan sirkulasi
jika penataan tidak runtut. Pemisahan atau batasan ruang
terlalu vulgar , mungkin terkesan kaku.
Organisasi Ruang
Secara Radial
Analisa ketiga, penataaan ruang pada Solo Multimedia
School menggunakan kombinasi dari organisasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
terpusat dan organisasi linier. Beberapa fungsi ruang
terpusat mengarah ke dalam sedangkan yang linier
mengarah keluar atau sebaliknya, lengan radial dapat
berbeda satu sama lainnya, tegantung pada kebutuhan dan
fungsi ruang.
Kelebihan ruang dapat diatur sesuai kebutuhan dan fungsi,
pemisahan zoning grouping lebih mudah, penentuan arah
sirkulasi lebih effektif
Kekurangan kemungkinan jalur sirkulasi berjarak lebih
jauh
Tabel IV.5 Alternatif Organisasi Ruang
Solo Multimedia School di Surakarta
Hasil Analisa bentuk organisasi Ruang
Pertimbangan Penilaian
Alt. 1 Alt. 2 Alt. 3
Tingkat efisiensi ruang
Pengelompokan fungsi ruang
Aksesbilitas
Arah pandang
-
+
-
+
-
-
+
+
+
+
+
-
Tabel IV.6 Hasil analisa Organisasi Ruang
Solo Multimedia School di Surakarta
Dari analisis di atas, secara umum penerapan organisasi ruang dan
keruntutan penyajian yang menjadi pertimbangan, maka organisasi ruang
yang terpilih adalah organisasi ruang radial.
b. Program ruang
ZONA KEGIATAN RUANG SIFAT
RUANG
Penerimaan - Menerima pengunjung
- Memberikan informasi
- Lobby / front office Publik
Pendidikan - Kegiatan pembelajaran
- Baca buku
- Pinjam buku
- Praktek perkuliahan
- Seminar
- Perpustakaan
- Lab Komputer Dasar
- Lab Komputer Animasi
- Studio Fotografi
- Ruang Seminar
- Studio Produksi Radio
- Studio Produksi Televisi
Semi publik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
- Ruang Master Control
Radio
- Ruang Master Control
Televisi
Pengelola - Adminitrasi
- Istirahat Dosen
- Konsultasi
- Kantor Ketua
- Istirahat karyawan
- Ruang Administrasi
- Ruang Dosen
- Ruang Ketua
- Ruang Pembantu Ketua 1
- Ruang Pembantu Ketua 2
- Ruang Pembantu Ketua 3
- Ruang Karyawan
Privat
Service - Kebersihan
- Penyimpanan
- Buang air
- Makan
- Sholat
- Lavatory
- Kantin
- Gudang
- Mushola
Servis
Tabel IV.7 Hasil analisa Organisasi Ruang
Solo Multimedia School di Surakarta
c. Analisa Pendekatan Perencanaan Ruang
No. Ruang Pertimbangan Analisa Pemecahan
1. Lobby - Keterbukaan
- Menarik Perhatian
- Orientasi Publik
- Arah Sirkulasi
- Membuat batasan maya antar-
ruang yang berorientasi pada
lobby.
- Meciptakan elemen estetik pada
bagian-bagian lobby.
- Luas ruang yang tidak terlalu luas
dan tidak terlalu tinggi.
2. Front Office - Penerima Tamu
- First Eye Cather
dalam ruang
- Berada pada area lobby yang
ditempatkan searah dengan
sirkulasi pengunjung.
- Receptionist sebagai tempat
pertama yang dilalui pengunjung
memiliki daya tarik untuk memikat
pengunjung lainnya.
- Background dengan logo atau
simbol Sekolah
3. Perpustakaan - Keamanan - Penitipan barang diterima oleh 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
- Kapasitas
orang petugas yang akan
menempatkannya pada locker
yang tersedia dan pengunjung
mendapatkan nomor locker. Selain
itu juga menggunakan detector
pada pintu masuk perpustakaan.
- Ukuran locker bervariasi dan
penempatan barang disesuaiakan
berdasarkan besar kecilnya ukuran.
5. R. Sirkulasi - Layout
- Keamanan
- Layout diterapkan untuk
memudahkan menjangkau wilaya-
wilayah lainnya seperti ruang
baca, ruang diskusi dan lainnya.
- Dengan tidak menempatkan benda
atau furniture pada area sirkulasi,
sehingga tidak mengganggu akses
sirkulasi.
6. R. Pengelola - Kapasitas - Kapasitas ruang disesuakan
dengan banyaknya banyaknya
pengguna dan pemilihan furniture
yang sesuai dengan kebutuhan
aktivitas ruangan.
7 R. Kelas - Keamanan
- Estetis
- Menggunakan pengamanan
kamera CCTV untuk memantau
aktivitas mahasiswa.
- Unsur estetis diciptakan melalui
permainan komposisi lantai,
dinding, dan langit-langit.
8 Service - Kebersihan - Berhubungan dengan perawatan
dan kebersihan bangunan, untuk
itu perlu dipilih material yang
tidak mudah kotor dan mudah
dalam perawatannya.
Tabel IV. 8 Program pendekatan Organisasi Ruang
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
9. Sistem Sirkulasi
Analisa konfigurasi sirkulasi yang dipakai secara global , yaitu:
Sirkulasi horizontal Gambar
Squential Circulation (linier)
Linier (linear), sirkuasi diarahkan oleh rancangan
bangunan yang permanen, pengunjung atau
berbeda membentuk satu jalur memakai pintu
masuk dan keluar yang sama. Selain itu
pengunjung berjalan melalui jalur yang menerus,
tidak peduli pada area yang sama.
Random Circulation
Pengunjung pada umumnya merasa lebih nyaman
dengan memilih sendiri jalur yang ingin
dikunjungi dan menikmati karya seni dari ruang
tersebut, ruang yang dibentuk tanpa adanya
batasan – batasan dinding pemisah.
Linier baercabang
Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, pembagian
koleksi jelas dan pengunjung bebas memilih
Keterkaitan sirkulasi dan ruang yang dipakai Gambar
Sirkulasi dari ruang ke ruang (room to room),
pengunjung mengunjungi ruangan secara
berurutan dari ruang yang satu ke ruang yang lain.
Sirkulasi dari koridor ke ruang kelas (corridor to
room). Memungkinkan pengunjung untuk
mengitari jalan sirkulasi dan memilih untuk
memasuki ruang kelas melaui ruang koridor. Bila
pengunjung tidak menghendaki suatu ruang kelas
maka pengunjung dapat langsung menuju ke
ruang kelas berikutnya.
Tabel IV.9 Analisa Tipe Sirkulasi Pengunjung
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
10. Hubungan Antar Ruang
Proses penentuan pola hubungan antar ruang bertujuan untuk
mendapatkan hubungan dan pola organisasi baik secara makro maupun
mikro, yang didasarkan pada hasil analisis adalah sebagai berikut :
Gambar IV. 2 Tabel Hubungan Antar Ruang
Solo Multimedia School di Surakarta
11. Zoning dan Grouping
Dalam penentuan zoning dan grouping pada Solo Multimedia
School di Surakarta, terdapat beberapa pertimbangan antara lain :
a. Pertimbangan umum :
1) Pencapaian sirkulasi dari pengelola, pengunjung dan program ruang
yang baik dan terarah.
2) Menghindari sirkulasi silang pada tiap ruang.
3) Menciptakan hubungan antar ruang saling terkait dan aksesibilitasnya
terarah.
b. Pertimbangan Khusus
Pertimbangan khusus berdasarkan kelompok kegiatan :
1) Kelompok Pengelola : Staf Solo Multimedia School, dosen, dan
karyawan.
2) Kelompok Sasaran Ajar : Mahasiswa.
3) Kelompok Luar : Tamu atau masyarakat.
c. Jenis kegiatan
1) Pendidikan formal (belajar mengajar)
2) Pendidikan informal (diskusi atau seminar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas pertimbangan sifat
kegiatan dan kegunaan ruang terhadap site dalam sekolah. Dengan dasar
pertimbangan tersebut, kriteria ruang dalam sekolah terbagi dalam beberapa
zona sebagai berikut :
a. Zona Publik
Merupakan pengelompokan ruang yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan dapat dijangkau oleh semua pengunjung dan
dapat dengan mudah dicapai dari luar bangunan yaitu ruang fasilitas
penunjang.
b. Zona Semi Publik
Merupakan pengelompokan ruang yang dapat digunakan oleh
publik maupun oleh personalia termasuk zona ini sebagian besar
ditempati oleh fasilitas personalia dan sebagian fasilitas pengunjung
yang memungkinkan interaksi antar pengunjung dengan personalia.
c. Zona Privat
Merupakan pengelompokan ruang yang hanya di gunakan oleh
staf dan karyawan sekolah dan tertutup untuk umum, yang termasuk di
dalamnya adalah fasilitas pengelola.
d. Zona Servis
Merupakan pengelompokan ruang sebagai area pelayanan yang
menunjang segala kegiatan dalam museum dan digunakan oleh
pengunjung (umum) maupun oleh personalia.
Gambar IV. 3 Zoning
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Gambar IV. 4 Grouping
Solo Multimedia School di Surakarta
C. KONSEP DESAIN
1. Ide Dasar
Ide dasar dari perancangan Solo Multimedia School berawal dari
tuntutan kemajuan technology yang tidak diimbangi dengan kualitas sumber
daya manusia yang kurang memadai dalam bidang multimedia. Sehingga
sumber daya manusia lokal masih sedikit yang mampu bersaing dengan
sumber daya manusia asing dalam hal multimedia. Hal ini terjadi karena
belum banyak sekolah multimedia di Indonesia.
Perencanaan dan perancangan dari Solo Multimedia School ini
merupakan proyek perancangan fasilitas edukatif yang dapat menunjang
berbagai kegiatan belajar mengajar antara mahasiswa dengan dosen tentang
bidang multimedia. Dengan begitu ada semacam wadah bagi dunia
multimedia untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
nantinya berguna bagi nusa dan bangsa.
Dengan perencanaan yang tepat nantinya akan terwujud sebuah
sekolah multimedia yang mampu mewadahi semua aktivitas bagi kegiatan
pembelajaran multimedia. Sehingga nantinya dapat menciptakan sumber daya
manusia lokal yang mampu bersaing dengan sumber daya manusia asing
dalam bidang multimedia.
2. Tema
Tema dalam Desain Interior Solo Multimedia School adalah ”Modern
Hi-Tech” sebagai visualisasi desainnya. Pertimbangan pengambilan tema
berhubungan dengan karakter multimedia itu sendiri, yaitu modern dan
bertehnologi tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Pendekatan tema Modern Hi-Tech diambil dengan
mempertimbangkan beberapa unsur yang mewakili dunia pendidikan dan
dunia multimedia. Tema modern diambil karena saat ini kita tengah hidup di-
era modern, yang juga menuntut gaya hidup modern diberbagai bidang.
Untuk tema Hi-Tech dikarenakan sifat dari multimedia itu sendiri yang
cenderung menembus batas jaman atau melampaui pemikiran pada masa kini
dengan didukung seperangkat alat computer. Penerapan tema Hi-Tech ini
akan muncul pada aksen-aksen interiornya yang diwakili dengan penggunaan
bahan-bahan yang sesuai dengan gaya Hi-Tech.
Gambar IV. 5 Ilustrasi Tema Hi-Tech
Sumber: www.google.com
Pada perkembangannya konsep Hi-Tech muncul sebagai perwujudan
imajinasi yang melampaui batas. Awalnya kita hanya berangan-angan lalu
suatu ketika kita berkeinginan untuk mewujudkan sesuatu itu menjadi sebuah
bentuk. Bahkan bentuk itu mungkin baru akan terwujud dalam ratusan tahun
kedepan. Saat ini Hi-Tech dapat diwakili dengan bentuk-bentuk atau desain
yang bertegnologi tinggi dan mutakhir atau tegnologi paling baru.
Warna dalam desain interior hi-tech merupakan unsur yang sangat
diperhatikan atau diutamakan. Estetika warna perak adalah suatu rubrik yang
mudah untuk menutupi strategi baru dalam bangunan konteks sensitif, dan
termasuk dari penggunaan metalik abu-abu yang sesungguhnya merupakan
campuran dari warna biru, putih dan hitam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Gambar IV. 6 Ilustrasi Tema Hi-Tech
Sumber: www.google.com
Karakter-karakter pada desain interior Hi-Tech antara lain:
a) Berestetika mesin
b) Dominasi material logam ataupun material penemuan baru
c) Penekanan pada ekspresi bangunan, bukan fungsi bangunan
d) Penggunaan teknologi hampir diseluruh bagian bangunan
Desain interior Hi-Tech tidak lepas dari kesan futuristik yang
memiliki karakter:
a) Perancangan desain interior bangunan bervisi kedepan
b) Estetika mesin atau alat-alat canggih mencerminkan era industrialisasi
c) Penggunanan bahan prefabrikasi dan bahan-bahan baru lainnya
d) Bentuk yang tidak konvensional lagi
(Charles Jenks, High Tech Maniera)
Gambar IV. 7 Ilustrasi Tema Hi-Tech
Sumber: www.google.com
3. Aspek Suasana dan Karakter Ruang
Karakter ruang dari Solo Multimedia School ini bersifat formal, hal
ini dikarenakan fungsi dari bangunan ini sendiri yang merupakan bangunan
untuk kegiatan belajar mengajar atau sekolah. Kebanyakan ruangannya
bersifat semi-private, karena banyak terdapat kelas-kelas yang berbeda
fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Suasana yang akan ditimbulkan pada Solo Multimedia School ini
adalah Modern Hi-tech agar sesuai dengan karakteristik dari Solo Multimedia
School. Perwujudan dari suasana ini nantinya akan dimunculkan melalui
desain yang modern dan simple, juga dengan pemilihan bahan-bahan yang
sesuai dengan karakteristik Hi-Tech agar semakin menguatkan suasana.
4. Aspek Penataan Ruang/ Lay Out
a. Pertimbangan
Untuk mendapatkan bentuk organisasi ruang yang selaras dengan
fungsi ruang dan kemudahan aksesnya, maka harus memilki kriteria
sebagai berikut :
1) Tingkat efisiensi ruang dan ruang gerak yang cukup.
2) Pengelompokan fungsi ruang dan kebutuhan pencapaiannya.
3) Hierarki ruang, adanya urutan ruang berdasarkan kepentingannya.
b. Penataan Ruang
1) Analisa Umum
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka organisasi ruang
secara keseluruhan yang sesuai dengan sifat dan karakter Solo
Multimedia School adalah organisasi radial. Dengan sistem organisasi
ruang radial, maka pengelompokan ruang pada Solo Multimedia
School ini didasarkan pada zona tiap ruang. Kelompok zona publik
yang meliputi area lobby, zona privat pada ruang pengelola, semi
publik pada ruang pendidikan, dan servis yang meliputi fasilitas
penunjang sekolah yaitu mushola, kantin, dan lavatory.
2) Analisa Khusus
a) Ruang Kelas
Ruang kelas nantinya akan dibuat semi terbuka, yaitu
ruang kelas yang tidak tertutup penuh. Solusinya menggunakan
pemisah ruang berupa dinding kaca, pemilihan dinding kaca
bertujuan untuk memunculkan kesan hi-tech pada perancangan
ruang kelas.
b) Lobby
Memakai pola penataan ruang terbuka, akan membuat
ruang terkesan luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
5. Aspek Pembentuk Ruang
Komponen pembentuk ruang pada Solo Multimedia School di
Surakarta, ditentukan berdasarkan hasil analisis studi lapangan dan studi
literatur, yaitu :
a. Lantai
1) Analisa umum
a) Lantai harus mudah dalam perawatan (low maintenace) dan
penggantian bahan.
b) Lantai pada ruangan yang membutuhkan tingkat ketenangan lebih
tinggi harus mampu meredam sumber bising seperti bunyi langkah
kaki dan suara bising lainnya.
c) Lantai harus tahan bahan kimia dan mikroorganisme.
d) Lantai pada ruangan yang memerlukan tingkat konsentrasi tinggi,
hendaknya tidak menggunakan banyak warna sehingga dapat
mengganggu aktivitas dan kinerja di dalamya, khususnya pada
ruang staff dan karyawan.
e) Lantai harus mampu menjadi penunjuk arah dan mempertegas
batas ruang yang ada.
f) Lantai harus mempunyai sistem pendukung seperti rongga untuk
penempatan jaringan kabel dan lain sebagainya.
2) Analisa Khusus
Ruang Kriteria Analisis Alternatif
Bahan Keterangan
Lobby
- Kuat menahan beban
dan gesek
- Tidak licin
- Menarik dan berkesan
mewah
- Mudah dlm perawatan
dan pembersihan
- Mendukung suasana
tema interior
- Granito
- Keramik
Pola lantai sesuai dan
mendukung arahan tema
serta untuk mempertegas
daerah sirkulasi dan
untuk perbedaan area
R. Kelas
- Kuat menahan beban
dan gesek
- Tidak licin
- Granito
- Keramik
- Karpet
Pola lantai sesuai dan
mendukung arahan tema
serta untuk memperjelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
- Menarik
- Mudah dlm perawatan
dan pembersihan
- Mendukung suasana
tema interior
fungsi dan sirkulasi
ruang
Tabel IV.10 Komponen Pembentuk Ruang (Lantai)
Solo Multimedia School di Surakarta
b. Dinding
1) Analisa umum
a) Dinding harus melindungi bagian dalam bangunan dari sinar
matahari.
b) Dinding harus bersifat isolator yang mengalangi kalor yang datang
dari luar bangunan.
c) Dinding berfungsi sebagai pembatas yang memisahkan ruang satu
dengan ruang lainnya.
d) Dinding merupakan pembatas yang mempertegas fungsi ruang.
e) Dinding mampu meredam bising yang berasal dari dalam maupun
luar ruangan.
2) Analisa Khusus
Ruang Kriteria Analisis Alternatif Bahan
Lobby
- Tahan lama
- Tahan gesekan
- Tahan air
- Tembus pandang (dapat digunakan
sebagai view)
- Tidak mudah kotor
- Mudah perawatan dan pembersihan
- Alternatif warna dan motif yang
beragam
- Mendukung suasana tema interior
- Kaca
- Panel alumunium
dengan berbagai
finishing
R. Kelas
- Tahan gesekan, tahan air
- Tidak mudah kotor
- Mudah perawatan dan pembersihan
- Alternatif warna dan motif yang
beragam
- Mendukung suasana tema interior
- Dnding plester
- Panel alumunium
dengan berbagai
finishing
- Dinding kaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
- Tembus pandang (dapat digunakan
sebagai view)
Tabel IV.11 Komponen Pembentuk Ruang (Dinding)
Solo Multimedia School di Surakarta
c. Langit-langit
1) Analisa Umum
a) Ceilling merupakan tempat berbagai instalasi ME (Mechanical
Electrical).
b) Ceilling sebagai peredam dan pemantul suara
c) Ceilling berfungsi mempertegas fungsi ruang di bawahnya.
d) Ceilling mampu memperkuat instalasi pencahayaan.
e) Ceilling harus memiliki ketinggian yang cukup sehingga tidak
berkesan menekan.
2) Analisa Khusus
Ruang Kriteria Analisis Alternatif Bahan
Lobby
- Multi fungsi dengan akustik dan
membantu sitem pencahayaan
alami
- Menarik dan mendukung tema
interior
- Kaya desain, motif dan warna
- Tahan panas dan mudah dalam
perawatan
- Gypsumboard
- Panel kayu
- Fiber
- accrilyc
R. Kelas
- Multi fungsi dengan akustik dan
membantu sitem pencahayaan
alami
- Menarik dan mendukung tema
interior
- Kaya desain, motif dan warna
- Tahan panas dan mudah dalam
perawatan
- Dapat menyerap bunyi
- Gypsumboard
- Fiber
- Acrilyc
Tabel IV.12 Komponen Pembentuk Ruang (Langit-Langit)
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
6. Aspek Bentuk dan warna
Dasar-dasar yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan bentuk dan
warna perancangan interior Solo Multimedia School di Surakarta adalah :
a) Analisa Bentuk
Bujur Sangkar
- Suatu bentuk yang murni dan rasional.
- Bersifat Statis dan netral.
- Tidak menpunyai arah tertentu.
Segitiga
- Merupakan bentuk yang sangat stabil dan
kokoh.
- Besifat dinamis.
Lingkaran
- Suatu bentuk yang terpusat ke arah dalam.
- Bersifat stabil dan dinamis.
- Memperkuat sifat sebagai poros.
- Mempunyai pandangan ke segala arah.
Asimetri
- Merupakan bentuk yang tidak stabil
- Bersifat dinamis
- Bebas dan cenderung atraktif
Tabel IV.13 Analisa Bentuk
Solo Multimedia School di Surakarta
b) Analisa sifat Warna :
1. Merah : Hangat, agresif, aktif, mengesankan, halus dan feminim (pink),
memberi semangat, dramatis, memberi ruangan berkesan kecil dan objek
berkesan besar.
2. Oranye : Hangat, akrab, ringan, happy, efektif sebagai aksen pada
ruangan dan menghangatkan ruangan yang berkesan dingin.
3. Kuning : Ceria, cerah, menstimulasi kesejukan, semangat, aktif,
menghamburkan dan menambah terang refleksi, namun akan
membosankan bila terlalu banyak digunakan.
4. Hijau : Ceria namun kalem, kuat, segar, relaks, natural, membuat ruangan
berkesan luas, namun jauh dari kesan monoton, mengundang depresi, dan
menjemukan bila digunakan terlalu banyak.
5. Biru : Mencerminkan perasaan yang kuat baik itu senang ataupun benci,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
atraktif, berat, menekan, terbuka, pasif, dapat menurunkan tekanan darah,
menurunkan temperatur atau suhu badan, membuat objek berkesan lebih
kecil, dan membuat warna terang terlihat kontras.
6. Ungu : Dingin, tidak akrab, tekanan, eksesif, lembut, menambah tekanan
ruang, menghasilkan ketenangan.
7. Coklat : Depresi, membosankan, namun bisa sangat dinikmati bila
dipadukan dengan bahan natural dan nyaman.
8. Abu-abu : Tenang, netral, tidak menyilaukan bila dipadukan dengan
warna lain, dapat membawa keberuntungan, namun juga bisa berkesan
tidak menyenangkan.
9. Hitam : Menggugah, menekan, kekuatan, serius, gengsi, ketakutan,
dramatis bila dipadukan dengan warna putih dan metalik tone,
mengurangi cahaya dan bayangan.
10. Putih : Suci, kesederhanaan, ketulusan, bersih, namun juga bisa berarti
kosong, dan membosankan, memantulkan cahaya dengan kuat.
Tabel IV.14 Analisa Sifat Warna
Solo Multimedia School di Surakarta
7. Interior Sistem
a. Analisa umum
1) Sistem Pencahayaan
a) Dasar Pertimbangan
- Tidak menimbulkan mata lelah.
- Dapat mempertegas ruang dan benda.
- Disesuaikan dengan kegiatan yang ada di dalam sekolah.
- Memberikan kontribusi pada penampilan eksternal dan
internal.
- Tidak meningkatkan suhu ruangan.
b) Analisa Sistem Pencahayaan
- Cahaya Alami (Natural Lighting)
Pencahayaan alami didapatkan dari ceiling, sedangkan
untuk menanggulangi pencahayaan yang berlebihan
digunakan twinlight (poly carbonat), acrilyc blur atau vertical
blind pada daerah masuk cahaya metahari dan pada dinding
diberi lapisan sinc oxide atau titanium trioxide.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
- Cahaya Buatan (Artificial Lighting)
Pencahayaan buatan dilakukan dengan pemasangan
lampu TL sebagai penerangan umum.
c) Teknik Pencahayaan
Teknik pencahayaan pada dinding :
- Backlight, sumber cahaya disembunyikan pada panel dinding ,
berfungsi lebih kepada estetis.
Teknik pencahayaan pada plafond :
- Cove, merupakan tipe pencahayaan tidak langsung, dimana
proyeksi pada dinding yang mengandung cahaya lampu
dipantulkan ke arah plafond.
- Ceilling Mounted light, adalah teknik penempatan lampu di
dalam plafond untuk mengurangi udara panas dan mengurangi
efek kerusakan terhadap koleksi untuk menciptakan ruangan
yang terang.
- Cornices, adalah type valance yang melekat pada plafond,
dimana seluruh cahayanya langsung dipancarkan ke bawah
menerangi bagian yang disinari.
2) Sistem Akustik
a) Dasar Pertimbangan
- Sistem akustik mampu menyerap energi dan gelombang bunyi
yang dapat menimbulkan kebisingan.
- Sistem akustik harus dapat mengurangi tingkat kebisingan
yang berasal dari dalam dan luar ruangan.
b) Penerapan Sistem Akustik
- Sistem pengorganisasian ruang yang harus dijauhkan dari
sumber bising terutama yang berasal dari keramaian lalu lintas
dan sumber bising lainnya yang berasal dari luar ruangan.
- Penggunaan bahan-bahan ringan dan berongga seperti panel
plywood, gypsum board, fiber dan lain-lain yang diterapkan
pada ruang sekolah khusunya studio televisi, studio radio,
master control, perpustakaan, dan ruang seminar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
- Pengguaan bahan karpet pada sebagian besar ruang
administrasi dan pengelola untuk mereduksi bising yang
berasal dari langkah kaki, gesekan kursi dan lain sebagainya.
3) Sound system
Digunakan untuk menyalurkan suara dari alat pemutar musik
ke seluruh bagian ruang publik kecuali pada quiteroom ruang
perpustakaan. Selain itu, sound system digunakan juga sebagai alat
informasi untuk memanggil atau mengumumkan informasi kepada
pihak pengunjung museum.
4) Sistem Penghawaan
a) Dasar Pertimbangan
- Sistem penghawaan mengendalikan tingkat kelembaban dan
suhu dalam ruang.
- Sistem penghawaan dapat mengendalikan dan mengatur suhu
ruangan agar sesuai dengan kondisi lingkungan.
- Pengendalian suhu dan kelembaban dengan alat pengatur
penghawaan akan mengurangi serangan jamur dan serangga,
serta menambah secara nyata unsur kimia kertas dari serangan
asam yang lengket.
- Penghawaan ruang perpustakaan harus mempunyai cukup
ventilasi lainnya sehingga pertukaran udara dapat terjamin.
b) Penerapan Sistem Penghawaan
- Penghawaan dilakukan dengan menggunakan Air Conditioner
(AC) Window dan Split.
- Penggunaan exhaust untuk menyerap udara dalam keluar
ruang.
b. Analisa khusus
RUANG CAPAIAN KEBUTUHAN ALTERNATIF SISTEM INTERIOR
Lobby
Pencahayaan (uk. Ilum 50 -
100 lux) :
Merata
Tidak menimbulkan panas
Berfungsi sebagai penunjuk
Sistem alami :
Dengan sinar matahari yang masuk melalui
pintu dan jendela
Sistem buatan :
Penggunaan lampu tabung fluorescent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
arah
Mengandung unsur
decorative
berefisiensi tinggi dengan sistem difused
lighting, pemakaian armature.
Dengan pencahayaan langit (down light),
Fleksibilitas menggunakan track lampu spot
dinding (wall lamp), dan setempat (spot
light).
Fleksibilitas dicapai dengan pemakaian rel
penyambungan dengan stop contact.
Penghawaan :
Nyaman / standart
sistem alami :
udara masuk melalui pintu dan ventilasi
sistem buatan :
dengan menggunakan AC
Akustik :
Mendukung fungsi ruang
Diterapkan melalui pemakaian material
pada komponen pembentuk ruang.
Ruan
g K
elas
- corniches lighting,
pencahayaan distribusi
langsung dengan sumber
cahaya ditempatkan
secara jelas pada langit-
langit dan direfleksikan
ke bawah.
- Recessed in ceiling,
yaitu pencahayaaan
distribusi langsung
dengan sumber cahaya
yang ditempatkan secara
tersembunyi masuk ke
dalam langit-langit.
Pencahayaan (uk ilum 50-
100 lux) :
Merata
Penciptan efek khusus
untuk menonjolkan materi
Tidak menimbulkan silau
dan panas
Sistem alami :
Dengan sinar matahari yang direfleksikan
dengan kaca, dan logam melalui ceiling dan
floor.
Kerusakan materi diatasi dengan menyerap
kadar radiasi UV melalui pemantulan pada
bidang yang dicat dengan sinc oxide atau
titanium trioxide
Sistem buatan :
Pencahayaan umum dicapai dengan
penggunaan luminous ceiling, lampu
tunggal, lampu flourecent
Pencahayaan khusus dicapai dengan
menggunakan spotlight, wall lamp, lampu
dengan efek warna, misalnya;
Lampu fluorescent jenis colour
matching/nor light
Lampu pijar dalam armature dengan filter
warna.
Panas yang ditimbulkan lampu diatasi
dengan pemverian lubang ventilasi yang
cukup pada etalase/ Sistem display lainya.
Penghawaan :
Merata dan nyaman
(kestabilan kelembaban
Sistem alami :
Dengan kisi-kisi didinding yang apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
udara dalam ruang),
meredam panas
diperlukan dapat dibuka dan ditutup
Sistem buatan :
Dengan menggunakan AC jenis central
untuk menetralisir panas
Akustik :
Tidak merusak materi
pamer,
Mendukung fungsi ruang.
Diterapkan melalui pemakaian material
komponen pembentuk ruang.
Tabel IV.15 Sistem Interior
Solo Multimedia School di Surakarta
8. Sistem Keamanan
Cara pengamanan benda-benda koleksi dilakukan dengan cara:
a) Pengamanan Umum
Untuk menjamin keamanan benda-benda koleksi dilakukan oleh
para petugas keamanan.
b) Pengamanan Terhadap Pencurian dan Perusakan
Ruang Kriteria Analisis Alternatif Bahan
Lobby
- Dapat bekerja secara
otomatis.
- Dapat memantau dan
segera mendeteksi lokasi
kejadian.
- Dapat membantu
petugas untuk
mencegah lebih dini
hal – hal yang tidak
diinginkan.
CCTV (Close Circuit Television)
Memiliki hasil rekaman gambar pada
setiap bagian ruangan yang perlu
pengawasan, yang rekaman ini
nantinya dapat diputar kembali untuk
keperluan (sebagai bukti dalam suatu
kasus)
Heavy duty door contact
Sejenis sensor yang dipasang untuk
memproteksi pintu dan jendela yang
terbuat dari besi atau logam.
Alat ini baru bereaksi setelah terjadi
proses perusakan pada benda atau
bidang yang diproteksinya.
Shock sensor /vibrationsensor
Dipasang pada setiap kaca, yang
digunakan untuk menangkap getaran
bila seseorang mencoba untuk
membuka atau merusak kaca. Alat ini
baru bereaksi setelah terjadi proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
perusakan pada benda atau bidang
yang diproteksinya.
Ruang
Kelas
- Dapat bekerja secara
otomatis.
- Dapat memantau dan
segera mendeteksi lokasi
kejadian.
- Dapat membantu petugas
untuk mencegah lebih dini
hal – hal yang tidak
diinginkan.
- CCTV (Close Circuit Television)
- Heavy duty door contact
- Shock sensor / vibration sensor
Tabel IV.16 Sistem Keamanan Terhadap Pencurian
Solo Multimedia School di Surakarta
c) Pengamanan terhadap kebakaran
Ruang Kriteria Analisis Alternatif Bahan
Lobby - dapat mendeteksi api dan bekerja
secara otomatis.
- dapat memadamkan api dalam
pencapaian area yang luas.
- dapat dengan segera memadamkan
api yang besar.
- dapat diletakkan di ruang mana
saja.
- Pendeteksi panas
(thermal detector).
- Sprinkle
- Emergency lighting
and fixture
- Multipurpose dry –
cremical extinguisher
Ruang Kelas - dapat mendeteksi api dan bekerja,
secara otomatis.
- dapat memadamkan api dalam
pencapaian area yang luas.
- dapat dengan segera memadamkan
api yang besar.
- dapat diletakkan di ruang mana
saja.
- tidak merusak koleksi karya
- Pendeteksi asap
(smoke detector).
- Multipurpose dry –
cremical extinguisher
- Emergency lighting
and fixture
Tabel IV.17 Sistem Keamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
Solo Multimedia School di Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
9. Aksesbilitas
a. Akses masuk sekolah menggunakan tangga pada pintu masuk
utama dan ramp untuk penyandang cacat.
b. Sirkulasi ruang menggunakan jalur sirkulasi normal (aisel) dan
koridor.
c. Untuk ramp minimal lebar 25 inc (63,5 cm) sesuai standard
Chairbound people, Barrier free design,1977.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Desain Interior Solo Multimedia School ini merupakan tempat
yang berfungsi sebagai wadah untuk mendidik sumber daya manusia
Indonesia dalam bidang ilmu multimedia supaya dapat bersaing dengan
sumber daya manusia asing yang pada saat ini lebih menguasai posisi-
posisi penting dibidang multimedia Indonesia. Solo Multimedia School
juga mengenalkan tentang dunia multimedia kepada masyarakat Solo
pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga
mereka tidak lagi awam tentang dunia multimedia. Diharapkan dengan
munculnya Solo Multimedia School ini nantinya dapat menciptakan
bibit-bibit yang handal dalam bidang multimedia sehingga nantinya
dapat berguna bagi bangsa dan menguasai dunia multimedia di Indonesia
atau mungkin dunia. Solo Multimedia School yang berlokasi di
Surakarta atau lebih sering dikenal dengan sebutan Solo, selain
menciptakan sumber daya manusia yang handal dalam bidang
multimedia juga ingin mengangkat citra Kota Solo sebagai kota yang
dikenal dengan keunggulan tentang dunia multimedia. Fasilitas-fasilitas
yang ada dalam Solo Multimedia School diharapkan mampu mewadahi
kegiatan yang dilakukan didalamnya, sehingga efektif dalam
pemanfaatanya.
Bangunan Solo Multimedia School mengambil tempat di Jalan Ki
Hajar Dewantoro, yang merupakan kawasan pendidikan Kota Solo. Di
tempat ini sudah berdiri lebih awal bangunan pendidikan lainnya seperti
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Institut Seni Surakarta dan
Surakarta Techno Park, sehingga iklim pendidikan sudah terbentuk kuat
di wilayah ini.
Dalam desain ini menerapkan konsep Modern Hi-Tech, dimana
konsep tersebut dirasa sesuai dengan sifat dan karakter multimedia yang
modern canggih, dan up to date.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
B. SARAN
Desain Interior Solo Multimedia School diharapkan mampu
memberikan manfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan
perkembangan apresiasi desain interior dalam usaha memaksimalkan dan
mempermudah aktivitas di dalam suatu bangunan, serta memberikan
alternatif desain dalam perancangan bangunan ini.
Desain Interior Solo Multimedia School diharapkan mampu untuk
memberikan sebuah masukan dan perubahan ke arah yang lebih baik
nantinya. Namun, bukan berarti karya ini adalah sempurna adanya dan tak
ada kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada semua pihak.