desain ekologis.doc

10
  esain ekologis http://id.wikipedia.org/wiki/ esain_ekologis Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas  esain ekologis adalah segala bentuk desain yang meminimalisasi dampak destruktif terhadap lingkungan  dengan mengintegrasikan diri dengan proses terkait makhluk hidup. [1] Desain ekologis membantu menghubungkan keterkaitan antara arsitektur hijau ,  pertanian berkelanjutan , teknik ekologis , restorasi ekologis , dan bidang lainya. Organisme  hidup terdapat di berbagai sistem yang seimbang dalam hubungan simbiotik . Gerakan lingkungan pada akhir abad ke 2 dilakukan berdasarkan pemahaman bahwa kehan!uran sistem ini dapat membawa kerusakan yang serius terhadap ekosistem alam. "epan#ang se#arah manusia, teknologi men#adikan populasi manusia tumbuh se!ara draatis, terutama dengan ditemukannya sistem energi yang dimanfaatkan secara mekanis  dalam sistem produksi, terutama di bidang  pertanian  dan industri . Revolusi industri  yang diikuti dengan ledakan populasi manusia  telah mengubah ekologi  men#adi tidak normal $rsitektur ekologi http://id.wikipedia.org/wiki/$rsitektur_ekologi $rsitektur ekologis  merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Infolingkungan %ualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. %ualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. $pakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik. &ola &eren!anaan 'ko($rsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut : Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hu#an. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin. )angunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi *imur()arat dengan bagian +tara("elatan menerima !ahaya alam tanpa kesilauan

Upload: annisamutiasari

Post on 05-Oct-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Desain ekologis

Desain ekologis

http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_ekologis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Desain ekologis adalah segala bentuk desain yang meminimalisasi dampak destruktif terhadap lingkungan dengan mengintegrasikan diri dengan proses terkait makhluk hidup.[1] Desain ekologis membantu menghubungkan keterkaitan antara arsitektur hijau, pertanian berkelanjutan, teknik ekologis, restorasi ekologis, dan bidang lainya.

Organisme hidup terdapat di berbagai sistem yang seimbang dalam hubungan simbiotik. Gerakan lingkungan pada akhir abad ke 20 dilakukan berdasarkan pemahaman bahwa kehancuran sistem ini dapat membawa kerusakan yang serius terhadap ekosistem alam. Sepanjang sejarah manusia, teknologi menjadikan populasi manusia tumbuh secara draatis, terutama dengan ditemukannya sistem energi yang dimanfaatkan secara mekanis dalam sistem produksi, terutama di bidang pertanian dan industri. Revolusi industri yang diikuti dengan ledakan populasi manusia telah mengubah ekologi menjadi tidak normal

Arsitektur ekologi

http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_ekologi

Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Infolingkungan

Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.

Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :

Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.

Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.

Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan

Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku 1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam

2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya

3. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

4. Pembentukan peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air

5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia

Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut : Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan,

Hipotesis ini kemudian dibuktikan karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi papat dianggap sebagai machluk hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia. Pencahayaan dan Warna

Pencahayaan dan pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang semuanya terdapat simultan dari cahaya.

Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia.

Berhubung pencahayaan buatan dengan bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas manusia.

Kenyamanan dan kretivitas dapat juga dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah satu cara untuk memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia bereaksi sangat sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap warna memiliki frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi berbeda pula.

Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz

Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz

Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz

Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz

Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz

Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz

Masing-masing warna memiliki ciri khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan (intensitas sifat warna). Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan makin bergairah, sebaliknya hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan cahaya.

Alat vital manusia juga memiliki warna : Jantung (hijau) ; solarplexus (kuning); lambung (orange); ari-ari (merah); pangkal tenggorok (biru mudah); kemaluan (indigo); ujung atas kepala (ungu). Warna juga memiliki arti antara lain :

Warna kuning artinya penolak rasa mengantuk

Warna biru artinya penolak rasa sakit/ penyakit

Warna Hitam artinya penolak rasa lapar

Warna Hijau artinya penolak rasa angkara murka (marah)

Warna putih artinya penolak rasa birahi.

Warna orange artinya penolak rasa takut

Warna merah artinya penolak rasa tenteram

Warna ungu artinya penolak rasa jahat.

Pada praktek sehari-hari warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningaktan kenyamanan.

Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.

Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan suasana yang sejuk.

Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.

Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.

Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.

Sebagai suatu kesimpulan dapat ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun keindahan/ kenyamanan.

PRINSIP-PRINSIP ILMU EKOLOGI DALAM ARSITEKTURPosted on November 9, 2013

November 9, 2013

Updated on *Pengertian EkologiEkologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) danlogos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Ekologi dan Arsitektur Arsitektur ekologis merupakan pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin. Info lingkungan

Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.

Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memnfaatkan alam sebagai berikut :

Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.

Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminal mungkin.

Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan

Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Apabila Ekologi tidak diterapkan dalam dunia Arsitektur Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Konsep penekanan desain ekologi arsitektur didasari dengan maraknya issue global warming. Diharapkan dengan konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alam ini, dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap terjaga. Kebanyakan arsitek hanya mementingkan desain pada bangunan itu sendiri dan tidak melihat disekeliling dampak pada lingkungan tersebut. Apabila tidak diterapkan ekologi dalam arsitektur maka akan terjadi :

- Apabila bangunan terbuat dari kaca akan terjadi pemanasan global dan seharusnya di di perbanyak vegetasi pada bangunan dan lingkungan tersebut

- Apabila bangunan tersebut termasuk penghambat arah lajur perairan maka akan menghambat air-air bekas hujan sehingga mengakibatkan banjir

*Arsitektur Yang Sadar Lingkungan1. Holistik

Konsep ekologi arsitektur yang holistikSebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari

arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur

alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik

(teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi

pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan

mengandung semua bidang.

Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur

karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun,

eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-

arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio

cultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur bersifat

lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.

2. Hemat Energi.Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan

makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk

apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat

memberikan kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung

kekuatan merusak yang menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan

bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat

diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui

perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yang

tidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap

penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan

31014 MW per tahun, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak

pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan

mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah

kaca dan pemanasan global.

3. Material Ramah Lingkungan.Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan :

- Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin.

-Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil

pula limbah yang dihasilkan.

- Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan.

- Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat

dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang).

- Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang

berbahaya (logam berat, chlor).

- Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama.

- Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

4. Peka Terhadap Iklim Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan

jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi

bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara

letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah

angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan

ventilasi silang.

sumber : https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tgxd9GFlbhUJ:images.archimades.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Rr05ugoKCsQAAESdit41/Arsitektur%2520Sadar%2520Lingkungan.pdf%3Fnmid%3D53271415+&hl=en&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESilt5Phq6DBNRlLuhTdCQ6CxeuOK7NR7erSKSqRO-4EQ-WlJLbApR4QdL7vwEiPwICTikJl5FaBwKVDOQGuGTN2bORdq74IwXaEgZmzIcgoh6l2OcSh2CVzcMPSbaX7Mwc9o9Nz&sig=AHIEtbSJcIN-dGaeSAZ0va3farImWll9EQhttp://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com/