desain dan analisis statis dies outer rear dooreprints.ums.ac.id/56382/24/2. naskah...
TRANSCRIPT
DESAIN DAN ANALISIS STATIS DIES OUTER REAR DOOR
MOBIL ESEMKA RAJAWALI 2
DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada
Program Studi Magister Teknik Mesin Program Pascasarjana
Oleh
ROHMADI
NIM. U100140009
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK MESIN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
DESAIN DAN ANALISIS STATIS DIES OUTER REARDOOR
MOBIL ESEMKA RAJAWALI 2
DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CATIA V5
Rohmadi 1, Supriyono
2, dan Agus Dwi Anggono
3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain pintu belakang mobil Esemka
Rajawali 2 bagian luar (outer rear door) dengan menggunakan metoda reverse
engineering. Mobil Esemka merupakan salah satu mobil nasional yang sedang
dikembangkan di Indonesia.Esemka Rajawali 2 mempunyai model SUV(Sport
Utility Vehicle) bermesin Esemka 1.6L, 1.597 cc in line DOHC. Metode reverse
engineering atau lebih dikenal dengan metoda rekayasa balik merupakan suatu
metode untuk memperoleh data geometri dari produk yang telah ada dan
merekonstruksi ulang menjadi model gambar tiga dimensi.Model tiga dimensi
tersebut kemudian digunakan untuk melakukan desain cetakan atau dies. Desain
dies dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CATIA V5.Proses
pembuatan die memegang peranan penting karena dari sinilah nantinya akan
dihasilkan dengan berbagai macam komponen bodi mobil dengan bentuk sesuai
rancang bangun yang diinginkan. Pembuatan rancang bangun sebuah bodi mobil
terdiri dari berbagai macam model, bentuk, serta konstruksinya. Setelah desain
cetakan selesai maka dilanjutkan dengan melakukan analisis statik untuk
mengetahui tegangan yang terjadi pada cetakan. Penelitian ini telah berhasil
membentuk model tiga dimensi pintu belakang dengan menggunakan metode
riverse engineering. Desain cetakan berhasil dibuat dengan menggunakan
perangkat lunak CATIA V5. Dari hasil analisis statik dengan beban maksimal
50.000 N, cetakan tersebut masih berada pada kondisi yang aman berdasarkan
pada tegangan luluh material yang digunakan.
Kata kunci: pintu belakang, esemka rajawali 2, reverse engineering, desain
cetakan, analisis statik
Abstract
The research objective is to design the outer back door of Esemka Rajawali 2 by
using reverse engineering method. Esemka car is one of the national cars that is
developing in Indonesia. Esemka Rajawali 2 has a model SUV (Sports Utility
Vehicle) engined by Esemka 1.6L, 1,597 cc inline DOHC. Reverse engineering
method is a method to get geometry data from existing products and reconstruct
into three-dimensional drawing model. The three-dimensional model is then used
to design the mold or dies. Dies design was done by using CATIA V5 software.
The process of die making is important stage because it will be produced with a
1 Mahasiswa Megister Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3Dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.
1
variety of desired body designs. The design of a car body is made up of various
models, shapes, and constructions. After the mold design was completed then
continued to do static analysis to find the stresses that occur in the dies. The
research was succeeded in making three-dimensional models by using reverse
engineering method. Die design was successfully createdusing CATIA V5
software. From static analysis results with a maximum of 50,000 N, the die was
still in a safe condition based on the yield stress of the material.
Keywords: rear door, esemka rajawali 2, reverse engineering, die design, static
analysis
1. Pendahuluan
Mobil Esemka merupakan salah satu mobil nasional yang sedang dikembangkan
di Indonesia. Esemka sendiri merupakan produk mobil hasil rakitan siswa-siswa
Sekolah Menengah Kejuruan yang bekerja sama dengan institusi serta industri dalam
negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional. Beberapa prototipe mobil Esemka
sudah diluncurkan dan siap diproduksi massal, diantaranya Esemka Rajawali, Esemka
Rajawali 2, Esemka Digdaya, Esemka Bima, Esemka Hatchback, Esemka Surya,
Esemka Zhangaro, Esemka Patua. (www.wikipedia.co.id).
Esemka Rajawali 2 mempunyai model SUV(Sport Utility Vehicle) bermesin
Esemka 1.6L, 1.597 cc in line DOHC, dengan perbandingan kompresi 10,5 : 1. Sistem
bahan bakarnya menggunakan multi point injection 4 silinder yang mampu
menghasilkan tenaga sebesr 103 tenaga kuda pada putaran 5.500 rpm dengan torsi
puncak 145 Nm di 4.100 rpm. Esemka Rajawali 2 dirakit oleh SMK Negeri 2 Surakarta
dan SMK Warga Surakarta. Dalam proses produksinya mobil Esemka Rajawali 2 terus
menerus mengalami penyempurnaan. Pengembangan produksi Esemka diharapkan
dapat memperkecil kelemahan serta meningkatkan keunggulan mobil tersebut.Akan
tetapipengembangan mobil Esemka Rajawali 2 mengalami kesulitan karena belum
adanya dokumentasi data-data penting dari mobil seperti engineering drawing.Dengan
adanya masalah tersebut, diperlukan metode reverse engineering untuk mendapatkan
engineering drawing dari mobil Esemka.
Reverse engineering dapat didefinisikan sebagai evaluasi sistematik dari suatu
produk dengan tujuan membuat replika. Hal ini melibatkan desain ulang bagian baru
dari perbaikan bagian yang rusak atau pecah, peningkatan presisi model dan
2
pemeriksaan model numerik. Keuntungan dari teknik ini meliputi umpan balik yang
cepat, reduksi data, langsung ke geometri dan presisi yang lebih tinggi dari produk
aslinya (Dúbrav & Kender, 2012; Sansoni & Docchio, 2004).
Pada penelitian ini dikembangkan metode reverse engineeering untuk
memperoleh engineering drawing mobil Esemka Rajawali sehingga dapat dimanfaatkan
oleh biro industri. Hasil akhir dari penelitian ini berupa engineering drawing outerrear
door mobil Esemka Rajawali 2agar bisa di produksi oleh industri dalam negeri.
Engineering drawing outer rear door mobil Esemka Rajawali 2 yang dihasilkan
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk edisi terbaru dari mobil Esemka
Rajawali generasi selanjutnya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka fokus penelitian
ini adalah perumusan masalah yang ada diantaranya :
1. Bagaimana cara mendapatkan dokumentasi mobil Esemka Rajawali melalui
metode reverse engineering?
2. Bagaimana melakukan desain dies untuk outer rear door?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Membuat dokumentasi outer rear door mobil Esemka Rajawali 2 melalui
metode reverse engineering.
2. Melakukan desain dies untuk outer rear door mobil Esemka Rajawali 2.
3. Melakukan analisis statik pada cetakan atau dies.
4. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya prinsip rekayasa balik sama dengan penelitian ilmiah, namun
objek yang ditelaah berbeda. Objek yang ditelaah pada riset ilmiah biasanya adalah
fenomena alami, sedangkan pada rekayasa balik, objek yang ditelaah adalah benda
buatan manusia (Zhang, 2003). Teknik yang sama kini diteliti untuk diterapkan pada
sistem perangkat lunak turunan, bukan untuk keperluan industri atau pertahanan,
3
melainkan untuk menggantikan dokumentasi yang salah, tidak lengkap atau belum
tersedia(Martin, 1997).
Konsep reverse engineering diindustri merupakan suatu langkah meniru produk
yang sudah ada (dari produsen lain) sebagai sebagai dasar untuk merancang produk baru
yang sejenis dengan merubah disain, memperkecil kelemahan dan meningkatkan
keunggulan produk dari para pendahulunya( Arnautovic & Svetinovic, 2012). Kegiatan
yang dilakukan meliputi 5 (lima) tahap, yaitu:
a. Kegiatan Pembongkaran Produk,
b. Kegiatan Penggabungan Komponen,
c. Kegiatan Pembandingan
d. Proses disain produk baru serta
e. Pembuatan Prototipe Produk.
Reverse Engineering didefinisikan sebagai evaluasi yang sistematik dari produk
yang sudah ada dengan tujuan melakukan duplikasi, termasuk didalamnya disain dari
komponen baru, duplikat yang sudah ada, pembuatan ulang komponen yang rusak dan
peningkatan kepresisian produk. Harga sangat perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan dies karena berkaitan langsung dengan customer (Anggono, Siswanto, &
Omar, 2011a, 2011b; Malika R. Bhat, 2017).
Proses pembuatan die memegang peranan penting karena dari sinilah nantinya
akan dihasilkan dengan berbagai macam komponen bodi mobil dengan contour sesuai
dengan rancang bangun pada kendaraan. Pembuatan rancang bangun sebuah bodi
mobil terdiri dari berbagai macam model, bentuk serta konstruksinya. Dari sekian
banyak rancang bangun yang dibuat terciptalah suatu desain yang memenuhi criteria
standar original komponen (Rahimi, Eivani, & Kiani, 2015).
Secara umum dies yang dibuat terdiri dari tiga bagian utama :
1. Upper dies: yaitu dies pembentuk bagian atas yang bekerja menekan
pelat komponen ke bawah.
2. Lower dies: yaitu dies pembentuk bagian bawah yang berfungsi sebagai
dudukan blank holder.
3. Blank holder: yaitu bagian lower dies yang bekerja dengan bergerak
naik turun untuk memegang pahat.
4
Gambar 1.Bagian-bagian Dies
Keterangan gambar :
1.Upper Dies, 4. Guide Hill, 7. Bead (Penjepit Pelat).
2. Lower Dies, 5. Chushion Pin,
3. Blank Holder, 6. Stroke End Block,
Sansoni melakukan rekayasa balik (reverse engineering) (Sansoni & Docchio,
2004) dengan menggunakan pendekatan model based design yang bertujuan untuk
membangun model berbasis obyek yang menggunakan standar Unifield Modelling
Language (UML) yang diturunkan dari listing program yang ada. Hasil akhir dari
proses rekayasa balik (reverse engineering) berupa dokumentasi sistem, yaitu berupa
Software Reqireent Specification (SRS) sehingga hasil dari dokumentasi ini dapat
menjadi panduan pengembangan atau software development untuk mengetahui proses
perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam pengembangan dan memelihara aplikasi
tulis yang baru.
Dúbrav & Kender mengusulkan sebuah model yang disebut Model Driven
Reverse Rekayasa (MDRE) (Dúbrav & Kender, 2012 ) untuk meningkatkan proses RE
(Re-engineering). Namun, generik dan solusi MDRE masih mempunyai kekurangan
yaitu adanya sistem legacy yang hilang atau tidak lengkap. MDRE adalah aplikasi
5
Model Driven Teknik (MDE) prinsip-prinsip dan teknik untuk REagar menghasilkan
model yang relevan berbasistampilan pada sistem legacy, sehingga memfasilitasi
pemahaman dan manipulasi.
Cui, dkk (2015) melakukan penelitian mengenai sebuah analisis noda dinamis
kerangka baru yang bertujuan untuk mengekstrak data noda lengkap aliran sementara
untuk menghilangkan kemacetan yang terjadi di alat yang ada, dengan aplikasi untuk
file berformat reverse engineering. Kerangka pro-proses menimbulkan perakitan-tingkat
strategi propagasi noda-noda-multi-tag.Berdasarkan pada korelasi semantik yang
diperoleh dari informasi jalur noda didapatkan algoritma untuk mengekstraksi struktur
file format yang diketahui. Menurut data pengujian runtime program secara keseluruhan
berkisar antara 92,98% sampai 208,01% dari panjang yang mendasari instrumentasi saja
sedangkan peningkatan kecepatan 60% dibandingkan alat fitur di Windows yang lain.
Kompleksitas file format menengah dipartisi dengan benar dan field konstan diesktrak.
Karena efisiensi dan skalabilitas, FlowWalker bisa menjawab kebutuhan penelitian yang
berhubungan dengan keamanan lebih lanjut (Martin, 1997; Sansoni & Docchio, 2004).
5. Metodologi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Mobil Esemka Rajawali
6
Gambar 2.Mobil Esemka R2
2. Software Solid Work dan CATIA V5
3. CMM Manual
6. Hasil dan Pembahasan
6.1. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran dengan menggunakan CMM manual dilakukan pada bagian-
bagian utama kendaraan. CMM manual disiapkan dan diatur posisinya sebelum
digunakan sehingga pada saat mengatur letak komponen menjadi mudah seperti yang
digambarkan pada Gambar 3. Komponen kendaraan yang dapat dilepas dengan mudah
dan masuk dalam dimensi CMM manual maka dilakukan pembongkaran. Misalnya
komponen pintu samping depan seperti pada Gambar 4 dilakukan pembongkaran
kemudian diukur dengan menggunakan CMM. Karena keterbatasan alat ukur ini, maka
pengukuran dilakukan pada bagian-bagian utama saja sebagai titik acuan dalam
melakukan desain.
7
Gambar 3.CMM manual untuk mengukur bagian-bagian kendaraan.
Gambar 4.Proses pelepasan komponen kenderaan sebelum diletakkan pada CMM
8
Gambar 5.Pengukuran komponen kendaraan pada CMM manual.
Hasil pengukuran secara global dengan menggunakan penggaris digunakan
untuk menggambar mobil secara keseluruhan. Penggambaran tersebut juga
menggunakan bantuan beberapa titik yang diambil dengan mesin CMM manual. Hasil
gambar mobil secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6.Hasil pemodelan kembali mobil emsemka Rajawali dalam berbagai
pandangan.
9
Berdasarkan data gambar mobil secara keseluruhan tersebut kemudian
difokuskan pada pintu belakang. Data diambil dari gambar utama dengan penambahan
data dari CMM manual pada daerah-daerah dibutuhkan seperti posisi paling atas, bawah
dan samping. Penggambaran pintu belakang dengan menggunakan perangkat lunak
CATIA V5. Model yang diperoleh berupa model surface seperti pada gambar 7.
Gambar 7.Hasil pemodelan pintu belakang.
Perbandingan ukuran antara hasil CMM dan kamera tidak bisa dilakukan karena
data yang sangat berbeda sekali. Sehingga data yang digunakan dalam membuat model
adalah dari CMM manual. Sedangkan data dari kamera hanya sebagai panduan dalam
membuat kontur kurva. Selain itu, gambar atau model yang dibuat tidak sama persis
dengan benda sebenarnya. Berbagai asumsi dan penyederhanaan bentuk dilakukan
dengan alasan keterbatasan alat ukur dan memudahkan dalam desain dengan
menggunakan CATIA.
6.2. Hasil Desain Solid 3D dengan CATIA
Dalam perancangan desain die, peranan teknologi CAD/CAM sangat
dibutuhkan, bahwa penggunaan CAD/CAM dibidang otomotif khususnya dalam
pembuatan tooling dies akan mempersingkat waktu perencanaan dan produksi
(Anggono & Riyadi, 2014; Dubovska, Jambor, & Majerik, 2014).
Desain die drawing pintu belakang dibuat berdasarkan data–data pada ukuran
atau dimensi yang peroleh dari pengukuran dengan menggunakan mesin CMM
10
manual. Data-data koordinat tersebut dibuat dalam bentuk titik. Pembuatan model
geomerti konstruksi die drawing dengan menggunakan aplikasi software CATIA V5.
Berdasarkan acuan ketebalan plat maka dibuat surface untuk bagian atas dan bawah
cetakan atau dies, seperti pada gambar 8.
Konstruksi die yang digunakan untuk proses drawing secara umum terdiri dari
bagian–bagian utama die (lowerdie, upperdie, blank holder) dan beberapa komponen
pendukung die (die accessories)
1. Pemilihan Mesin Press
Dalam pembuatan desain dies dikelompokkan berdasarkan mesin press yang
dipakai menurut besar kecilnya dimensi dies. Sebagai contoh mesin press yang ada
pada bagian stamping plant di PT. Mekar Armada Jaya terdapat 3 (tiga) macam yaitu
mesin press dengan kapasitas 600T, 1000T dan 2000T. Dari pemilihan mesin press
tersebut, kemudian dikelompokkan menjadi die kecil, sedang, maupun besar. Desain
die juga disesuaikan dengan bolster mesin sehingga posisi T - slot bisa dipasang untuk
klem die. Pada desai die drawing pintu belakang ini termasuk kelompok die sedang,
sehingga desainnya disesuaikan dengan standar pada mesin press yang dipakai yaitu
mesin press dengan kapasitas 1000 ton dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tonase : 1000 ton
Bed Size : (6200 X 4000) mm
Shut Height :2050 mm
11
Gambar 8.Surface upper die dan lower die.
Gambar 9.T –Slot Detaildan Cushion Pin Hole pada MesinPress
12
Gambar 10.Konstruksi Die Drawing Pintu belakang tampak samping.
Dalam pembuatan desain die draw pintu belakang konstruksi die dibuat dengan
memperhatikan standar dasar konstruksi casting die draw. Beberapa hal yang dapat
dijelaskan antara lain :
- Material : besi cor kelabu
- Dimensi Die
- Lower Die : 2500 x 1650 x 860 H (mm)
- Upper Die : 2500 x 1650 x 649.14 H (mm)
- Pad Die : 1880 x 1250 x 459.38 H (mm)
- Luas Blank Material
- Blank Material : 1754 x 1313 x 0.9/0.8 T (mm)
Material yang digunakan untuk pembentukan ada 2 (dua) yaitu dengan bahan
AL6111-T4P Alluminium alloy dan BH180 bake-hardenablesteel dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. Material : Alluminium alloy (AL111-T4P)
Tebal : 0.9mm
Yield strength : 126.7 MPa
Tensilestress : 288.7 MPa
b. Material : Bake-hardenable steel (BH 180)
Tebal : 0.8 mm
Yield strength : 201.3 MPa
Tensile stress : 334.4 MPa
13
Bagian – bagian utama konstruksi die drawing ini secara umum dibuat dari
material besi cor kelabu Komponen-komponen tersebut digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya masing-masing.
1. Lower Die
Lower die merupakan die pembentuk bagian bawah dan merupakan base dari
sebuah die. Lower die ditempatkan pada bolster machine dan biasanya menyatu dengan
blank holde rsebagai tempat dudukan. Pada lower die banyak ditempatkan komponen –
komponen (acessories die).
Gambar 11.Lower Die atau cetakan bawah
2. Upper Die
Upper die merupakan die pembentuk bagian atas yang bergerak bersama mesin
press. Upper die disesuaikan dengan clearance yang sudah ditentukan untuk ketebalan
pelat. Upper die ditempatkan pada bagian atas pada slide bolster machine.
14
Gambar 12.Upper Die atau cetakan atas.
6.3. Desain Acessories Die
Komponen-komponen tambahan yang merupakan accessories die sangat banyak
variasinya sehingga perlu disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya.Komponen –
komponen die (Acessories die) untuk die drawing dipilih berdasarkan standar produk
komponen Misumi (Misumi Standart Component for Die Press) antara lain:
1. Slide Plate
Slide plate berfungsi sebagai pengarah pada bidang kontak yang saling
bergesekan antara dua permukaan yang bergerak. Slidepplate ditempatkan pada guide
hill antara upper dan lower die dan antara lower dengan pad. Pemilihan slide plate
untuk memudahkan dalam proses assembly dies.
15
Gambar 13.Slide Plat
2. Stopper Pad
Stoppe rpad dipasang pada bagian lower yang berfungsiuntuk menahan pad pada
saat didorong cushion pin agar tidak sampai lepas. Tinggi stopper pad ditentukan agar
posisi pad naik lebih tinggi dari contour lower die.
Gambar 14.Stopper Pad
3. Stopper Material
Stopper material berfungsi untuk menahan material pada saat
loading/memasukan pelat material pada die agar posisi pelat tetap terjaga konstan pada
saat proses drawing. Stopper material dipasang antara blank holder dengan upper die
16
Gambar 15.StopperMaterial
4. Hook
Hook dipasang pada Blank holder dengan ditanam langsung pada saat
pembuatan die casting. Fungsi hook untuk mengangkat die dengan lifter atau crane.
Pemilihan hook berdasarkan beban yang diberikan oleh pad. Jumlah hook adalah 4
buah. Berat dari blank holder diasumsikan sebagai beban hook (m≈ P) sebesar 40%
5. Stroke End Block
Stroke end block berfungsi sebagai dudukan dari blank holder pada lower atau
upper die dan untuk memeriksa apakah posisi blank holder sudah pas dengan die.
Gambar 16.Stroke End Block
17
6.4. Hasil Simulasi Statik
Data material yang digunakan adalah baja dengan spesifikasi seperti pada tabel
1. Data material ini yang dipakai dalam perangkat lunak CATIA untuk analisis statik
pada cetakan pintu belakan mobil Esemka.
Tabel 1. Properti material baja pada analisis CATIA V5
Properties Value
Young modulus
Poisson ratio
Thermal expansion
Yield strength
2 x 1011
N/m2
0.266
1.17 x 10-5o
K
2.5 x 108 N/m
2
Analisis statik dilakukan pada cetakan atau dies bagian atas dan bawah dengan
memberikan variasi beban. Beban terendah yang diberikan pada cetakan adalah sebesar
10.000 N atau setara dengan 5.000 kg. Hasil tegangan yang terjadi seperti ditunjukkan
pada gambar 17.
Hasil analisis statik menunjukkan bahwa tegangan tertinggi sebesar 1.56 x 105
N/m2. Jika dilakukan perbandingan dengan kekuatan luluh material yang digunakan
sebesar 2.5 x 108 N/m
2sebagaimana terlihat di tabel 1, maka tegangan maksimal tersebut
masih berada di bawahnya. Tegangan terbesar terjadi pada daerah permukaan dengan
sudut-sudut runcing, sebagaimana digambarkan pada gambar 18.
Beban yang diberikan kepada cetakan bawah kemudian ditingkatkan sampai
dengan 50.000 N. Hasil analisis statik cetakan bawah dengan beban sebesar 50 kN
seperti ditunjukkan pada gambar 19. Tegangan maksimal yang terjadi adalah sebesar
7.8 x 105 N/m
2. Nilai tegangan maksimal tersebut jika dibandingkan dengan kekuatan
luluh material yang dipakai ternyata masih di bawahnya meskipun terpaut 103 N.m
2.
Bagain bawah cetakan cenderung lebih aman karena berada pada posisi datar.
Pada analisis ini, kondisi batas berupa bantalan jepit diterapkan pada bagian bawah ini.
Pada gambaran distribusi tegangan yang terjadi sebagaimana ditunjukkan pada gambar
20 memberikan hasil yang aman terhadap tegangan maksimal yang diijinkan dari
material yang dipilih.
18
Gambar 17.Distribusi tegangan pada cetakan bawah dengan beban 10 kN.
Gambar 18.Lokasi tegangan maksimum yang terjadi.
19
Gambar 19.Distribusi tegangan pada sisi bawah cetakan.
Gambar 20.Distribusi tegangan pada cetakan bawah dengan beban 50 kN.
Beban yang diterapkan pada cetakan bawah kemudian divariasikan secara
meningkat sebagai berikut 10 kN, 20, 30, 40 dan 50 kN. Pada masing-masing
pembebanan dilakukan analisa statik dengan menggunakan CATIA. Analisis dilakukan
20
dengan parameter yang sama kecuali besaran gaya yang bekerja. Hasil tegangan
maksimal yang terjadi pada masing-masing pembebanan dapat dilihat pada gambar 21.
Dari gambar terebut dapat diketahui dengan jelas bahwa peningkatan beban pada
cetakan akan meningkatkan tegangan maksimal yang terjadi pada cetakan. Lokasi atau
tempat-tempat terjadinya tegangan yang besar dimasing-masing beban adalah sama.
Gambar 21.Tegangan maksimal pada setiap pembebanan cetakan bawah
Analisis dilanjutkan pada cetakan bagian atas dengan menggunakan parameter
analisis yang sama. Variasi beban yang diberikan juga sama yaitu mulai dari 10 kN, 20,
30, 40 dan 50 kN. Pada analisis statik dengan beban 10 kN, tegangan maksimal yang
terjadi sebesar 2.44 x 105 N/m
2. Sedangkan pada pembebanan sebesar 50.000 N,
tegangan maksimal yang terjadi sebesar 1.22 x 106 N/m
2. Terjadi peningkatan satu digit
pada penerapan gaya 50 kN. Hal ini disebabkan karena konstruksi cetakan yang berbeda
dengan cetakan bawah. Cetakan atas dibuat lebih tipis dan berongga dengan alasan
untuk menurunkan berat cetakan, karena cetakan atas yang akan bergerak naik turun
selama proses pembentukan. Dengan berat yang ringan maka tenaga yang dibutuhkan
mesin press akan lebih rendah dibandingkan dengan cetakan yang lebih berat. Distribusi
tegangan yang terjadi dapat dilihat pada gambar 22.
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
0 10 20 30 40 50 60
Vo
n M
ise
s St
ress
, x 1
05
N/m
2
Punch Force, kN
21
Gambar 22.Distribusi tegangan pada cetakan atas dengan beban 10 kN.
Tegangan tertinggi terjadi pada bagian penyangga sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar 23. Analisis tegangan dilanjutkan dengan meningkatkan
beban yang diterima sama seperti pada cetakan bagian bawah. Beban meningkat dari 10
kN, 20, 30, 40 dan 50 kN. Gambaran tegangan maksimal yang terjadi pada masing-
masing pembebanan dapat dilihat pada gambar 24.
Gambar 23.Tegangan tertinggi terjadi pada bagian penyangga.
22
Gambar 24.Tegangan maksimal pada setiap pembebanan cetakan atas.
Berdasarkan tegangan maksimal yang terjadi pada setiap pembebanan yang
ditunjukkan pada gambar 24, maka pada penerapan gaya 50.000 N tegangan maksimal
yang terjadi adalah 12.216 x 105 N/m
2. Nilai tersebut masih dibawah tegangan luluh
material yaitu sebesar 2.5 x 108 N/m
2. Jadi mesikipun terjadi peningkatan tegangan
yang besar pada penerapan gaya 50.000 N tetapi masih dalam batas aman jika dilihat
berdasarkan analisis statik dan material yang dipakai.
7. Kesimpulan dan Saran
7.1.Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan data digital atau data CAD untuk outer rear door mobil Esemka
Rajawali 2 berhasil dilakukan dengan metoda reverse engineering, menggunakan
bantuan alat CMM manual, kemudian dilanjutkan desain menggunakan perangkat
lunak Solid Work.
2. Desain dies atau cetakan untuk porses pembentukan pelat pada outer rear door
berhasil dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CATIA V5. Desain
cetakan tersebut dilakukan dengan menggunakan data CAD dari hasil reverse
engineering kemudian dibuat bagian atas dan bawah sesuai dengan ketebalan pelat
yang akan digunakan.
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
0 10 20 30 40 50 60
Vo
n M
ise
s St
ress
, x 1
05 N
/m2
Punch Force, kN
23
3. Analisis statik pada desain cetakan dengan menggunakan perangkat lunak CATIA
V5 telah berhasil dilakukan. Dengan menerapkan beban tertinggi sebesar 50.000 N,
cetakan tersebut masih berada pada kondisi yang aman, baik cetakan bawah maupun
cetakan yang atas. Kriteria aman dalam hal ini adalah dalam analisis statik dan
dibandingkan dengan tegangan luluh maksimal dari material yang digunakan.
7.2.Saran
1. Pada penelitian serupa untuk masa yang akan datang bisa menggunakan CMM
digital atau 3D scanning yang dapat menangkap obyek 3D secara sempurna dan
dalam bentuk 3D. Dengan demikian dapat dilakukan analsis penyimpangan dimensi
antara hasil scanning dengan hasil desain.
2. Analisis dinamik pada cetakan dapat dilakukan pada penelitian berikutnya untuk
mengetahui umur pakai dari cetakan tersebut.
3. Analisis dan simulasi pembentukan komponen outer rear door dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak Autofrom untuk mengetahui desain cetakan
apakah menghasilkan cacat proses seperti pengerutan, penipisan, retak dan sobek
selama proses pengepressan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anggono, A. D., & Riyadi, T. W. B. (2014). Finite Element Simulation of the
Drawability of Tailor-Welded Blank. Applied Mechanics and Materials, 660, 3–7.
http://doi.org/10.4028/www.scientific.net/AMM.660.3
Anggono, A. D., Siswanto, W. A., & Omar, B. (2011a). Combined method of spring-
forward and spring-back for die compensation acceleration. In 2011 4th
International Conference on Modeling, Simulation and Applied Optimization,
ICMSAO 2011.
Anggono, A. D., Siswanto, W. A., & Omar, B. (2011b). Finite Element Simulation for
Springback Prediction Compensation. Proceeding of the International Conference
on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 564–569.
Arnautovic, E., & Svetinovic, D. (2012). Value models for engineering of complex
sustainable systems, 8, 53–58. http://doi.org/10.1016/j.procs.2012.01.013
Dubovska, R., Jambor, J., & Majerik, J. (2014). Implementation of CAD / CAM system
CATIA V5 in Simulation of CNC Machining Process. Procedia Engineering, 69,
638–645. http://doi.org/10.1016/j.proeng.2014.03.037
Dúbrav, M., & Kender, Š. (2012). Application of reverse engineering techniques in
mechanics system services, 48, 96–104.
http://doi.org/10.1016/j.proeng.2012.09.491
Malika R. Bhat, S. H. B. (2017). An Expert System of Die Design for Multi Stage Deep
Drawing Process, 173, 1650–1657. http://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.12.257
Martin, R. R. (1997). Reverse engineering geometric models-an introduction, 29(4),
255–268.
Rahimi, F., Eivani, A. R., & Kiani, M. (2015). Effect of die design parameters on the
deformation behavior in pure shear extrusion. Materials & Design, 83, 144–153.
http://doi.org/10.1016/j.matdes.2015.06.007
Sansoni, G., & Docchio, F. (2004). Three-dimensional optical measurements and
reverse engineering for automotive applications, 20, 359–367.
http://doi.org/10.1016/j.rcim.2004.03.001
Zhang, Y. (2003). Research into the engineering application of reverse engineering
technology, 139, 472–475. http://doi.org/10.1016/S0924-0136(03)00513-2
25