dermatoterapi dan pemeriksaan penunjang

5
home ostasi s (men gemb alikan kulit yang sakit kepa da kead aan fisiolo gik)

Upload: tia

Post on 02-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dermatoterapi dan pemeriksaan penunjang

TRANSCRIPT

  • DERMATOTERAPI DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • PENGOBATAN TOPIKALTercapai HomeostasisKhasiat Fisik : MengeringkanMembasahi (hidrasi)Melembutkan MendinginkanMemanaskanMelindungi (proteksi)

    Khasiat Kimiawi Spesifik organisme di kulit

  • Bedak kocokkrimPasta berlemakPasta pendingincairanbedakBAGAN VEHIKULUMSALAP

  • CAIRANTerdiri atas :Solusio (larutan dalam air)Tingtura (larutan dalam alkohol)

    Solusio dibagi dalam :Komprespendinginan , penguapanRendam (bath) Mandi (full bath)

  • CAIRANPrinsip : pembersihan dari debris Pelunakan & pecah vesikel, bula, dan pustula basah menjadi kering permukaan bersih mikroorganisme tidak tumbuh epitelisasikulit jadi kering cara kompres

  • KOMPRESTerbuka (Penguapan absorbsi eksudat)

    IndikasiDermatosis MadidansUlkus mengandung pus dan krustaEfek pada kulit eksudatifkering Permukaan kulit menjadi dingin Vasokonstriksi & Eritema

  • Digunakan kain kasa yang bersifat absorben dan non-iritasi serta tidak terlalu tebal (3 lapis). Balutan jangan terlalu ketat, tidak perlu steril dan jangan menggunakan kapas karena lekat dan menghambat penguapan.

    Kasa dicelup ke dalam cairan kompres, diperas, lalu di balutkan dan didiamkan, biasanya sehari dua kali selama 3 jam. Hendaknya jangan sampai terjadi maserasi. Bila kering dibasahkan lagi. Daerah yang di kompres luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak terjadi pendinginan.

  • KOMPRESTertutup = Kompres impermeabel.

    Dasar VasodilatasiIndikasiKelainan kulit yang dalamCth: limfogranuloma venereum

  • BEDAKEfekMendinginkanAntiinflamasi (efek vasokonstriksi)Anti-pruritusMengurangi gesekasn kulit (intertrigo)Indikasi Der Pertahankan vesikel/bula agar tidak pecah)

  • SALAPIndikasi Dermatitis sika, luka dalam, kronik penetrasi salap > kuatDermatitis bersisik dan berkrusta

  • BEDAK KOCOK Campuran air dan bedak + Gliserin (bahan perekat)

    Indikasi Dermatosis sika, superfisialKontraindikasi Dermatitis madidans

  • KRIM (cairan+salap)air (w), minyak (O)+ emulgator

    W/O : air fase dalam O/W : minyak fase dalam

    Aplikasipd daerah berambut

  • PASTA (bedak+vaselin)SifatProtektif & mengeringkanIndikasi Dermatitis yang agak basahKontraindikasidermatosis eksudatif dan daerah yang berambut

  • LINIMENTUMCampuran cairan, bedak dan salapPada dermatosis yang subakutKontraindikasiDermatosis Madidans

  • GEL

    Sediaan hidrokoloid /hidrofilik Pembentuk: Karbomer, Metilselulosa, & TragakanSifatsegera mencair

    Absorpsi perikutan >> krim

  • Memilih obat topikal selain faktor vehikulum, juga faktor bahan aktif yang dimaksudkan ke dalam vehikulum yang mempunyai khasiat tertentu yang sesuai untuk pengobatan topikal.

    Asam salisilat misalnya dapat dicampur dengan asam lainya, contohnya asam benzoate atau denga ter, resorsinol tidak tercampur dengan yodium, garam, besi atau bahan yang bersifat oksidator.

  • Aluminium asetatContohnya ialah larutan Burowi yang mengandung alumunium asetat 5%. Efeknya ialah astringent dan antiseptik ringan.

  • Asam asetatDipakai sebagai larutan 5% untuk kompres, bersifat antiseptik untuk infeksi pseudomonas.

    Asam benzoateMempunyai sifat antiseptik terutama fungisidal.

    Asam undersilenatBersifat antimitotik dengan knsentrasi 5% salap atau krim. Dicampur dengan garam seng 20%

  • Asam boratKonsentrasinya 3% tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau dalam salap berhubung untuk antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik, terutama pada kelalinan yang luas dan erosif terlebih lebih pada bayi.

  • Asam salisilatMerupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam pengobatan topikal.Efeknya ialah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang terganggu.Pada konsentrasi yang rendah (1-2%) mempunyai efek keratoplastik, yaitu menunjang pembentukan keratin yang baru.Pada konsentrasi yang tinggi (3-20%) Asam salisilat bersifat keratolitik dan dipakai untuk keadaan dermatosis yang hiperkeratolitik.

  • Vit.A ( tretonin,asam retinoat )Efek : memperbaiki keratinisasi menjadi normal jika terjadi gangguan, meningkatkan sintesis D.N.A dalam epithelium germinatif, meningkatkan laju mitosis, menebalkan staratum granulosum, menormalkan parakeratosis.

    Indikasi : penyakit dengan sumbatan folikular, penyakit dengan hiperkertaosis, pada proses menua kulit akibat sinar matahari

  • BenzokainBersifat anastesia

    Benzyl benzoateCairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% dan 25%.

    CamphorKonsentrasinya 1-2%. Bersifat anti pruritus berdasarkan penguapan zat tersebut sehingga terjadi pendinginan. Dapat dimasukan ke dalam bedak atau bedak kocok yang mengandung alkohol agar dapat larut. Juga dapat di pakai dalam salap dan krim.

  • Khasiat : anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, dan vasokontriksi.

    Zat zat ini pada konsentrasi 0.025% sampai 0.1% memberikan pengaruh anti inflamasi yang kuat, yang termasuk dalam golongan ini ialah : betametason valerat, betametason benzoate, fluinolon asetonid dan triamnisolon asetonid.

  • PenggolonganKortikosteroid topical dibagi menjadi 7 golongan besat, diantaranya berdasarkan anti-inflamasi dan anti mitotik.

    Golongan 1 yang paling kuat daya antiinflamasinya dan anti mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang terlemah (potensi lemah).

  • Dermatosis yang responsif dengan K.T.Dermatosis yang kurang responsifDermatosis yang responsif dengan kortikosteroid intralesi

  • Dipilih K.T yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga murah : disamping itu ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan, yaitu jenis penyakit kulit, jenis vehikulum,kondisi penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dakangkalnya lesi, dan lokallisasi lesi. Perlu juga di pertimbangkan umur penderita.

  • Gejala efek sampingAtrofiStriae atrofiseTelangiketasisPurpuraDermatosis akneformis.Hyperkeratosis setempatHipopigmentasiDermatitis perioralMenghambat penyembuhan ulkusInfeksi mudah terjadi dan meluasGambaran klinis penyakit infeksi menjadi kaburPencegahan efek samping

  • Efek samping jarang sekali terjadi, agar aman dosis yang dianjurkan ialah, jangan melebihi 30 gram sehari.

    Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya di pakai K.T yang lemah.

    Pada kelainan sub akut digunakan K.T sedang. Jika kelainan kronis dan tebal dipakai K.T kuat. Bila telah membaik pengolasan dikurangi, yang semula dua kali sehari menjadi sehari sekali untuk mencegah efek samping.

  • Pada daerah lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah digunakan K.T lemah/sedang. K.T jangan digunakan untuk infeksi bacterial, infeksi mikotik, infeksi virus dan scabies.

    Disekitar mata hendaknya berhatihati untuk menghindari timbulnya glaukoma dan katarak

  • Gol.I (super poten) : betamethasone diproprionate 0.05%, clobetasol proprionate 0.05%Gol.II (poten) :desoximetasone 0.25%.Gol.III(poten):desoximetasone 0.5%,betamethasone valerate 0.01% Klassifikasi Kortikosteroid Topikal:

  • Gol.IV (potensi medium) : triamcinolone acetoninide 0.1%, momethasone furoate 0.1%.

    Gol.V (potensi medium) : prednicarbate 0.1%, desonide 0.05%

    Gol.VI (potensi ringan): fluocinolone asetonide 0.01%, triamcinolone acetonide 0.025%

    Gol.VII (potensi lemah): obat topikal dg hidrokortison, dexametason, glumetalon, prednisolon & metil prednisolon

  • Lama pemakaian KS topikal sebaiknya:tidak lebih dari 4-6 minggu untuk KS potensi LEMAHtidak lebih dari 2 minggu untuk KS potensi KUAT

  • Fluodrokortison asetat 0.1 mgHidrokortison 5 20 mgPrednison 5 mgMetilprednisolon 4 mg

  • Bersifat antipruritik seperti campora.

    Pemakaiannya seperti pada campora, konsentrasinya - 2%

  • Dammar podofilin digunakan dengan konsentrasi 25% sebagai tingtur untuk kondiloma akuminata. Setelah 4-6 jam hendaknya di cuci.

  • Selenium disulfideDigunakan sebagai sampo 1% untuk dermatitis seboroik pada kepala dan tinea versikolor. Kemungkinan terjadinya efek toksik rendah.

  • SulfurBersifat antiseboroik, anti-akne, anti scabies, antibakteri gram positif dan anti jamur.Yang digunakan ialah sulfur dengan tingkat terhalus, yaitu sulfur presipitatum (belerang endap) berupa bubuk kuning kehijauan, biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-20%.Dapat digunakan dalam pasta, krim, salap dan bedak kocok.

  • Contoh : dalam salap ialah 2-4 yang mengandung asam salisilat 2% dan sulfur presipitatum 4%

  • Preparat golongan ini di dapat sebagai hasil destilasi kering dari batubara kayu dan fosil. Preparat ter yang digunakan ialah likuor karbonis detergens karena tidak berwarna hitam seperti yang lain dan tidak begitu berbau. Konsentrasinya 2-5%. Efeknya antipruritus, anti radang, anti ekzem, anti kantosis keratoplastik, dapat digunakan untuk psoriasis dan dermatitis kronik dalam salap.

  • Cara pengolesan digilir, tubuh dibagi 3, hari 1 : kepala dan ekstremitas atas, hari II : batang tubuh dan hari III ekstremitas bawah.

  • Efek sampingnya pada pemakaian ter perlu diperhatikan adanya reaksi fototoksik, pada ter yang berasal dari batubara dapat juga terjadi folikulitis dan ter akne.Terjadi Efek karsinogen ter batubara dapat terjadi pada pemakain yang lama. Pada pemakain dalam waktu yang singkat efek samping ini tidak pernah terjadi.

  • Kristal mudah larut dalam air. Bersifat antimikotik untuk tinea versikolor dengan larutan 25%

  • Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek sebagai emolien, dapat dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis. Pada konsentrasi 40% melarutkan protein.

  • Zat ini bersifat bakteriostatik.Golongan :AlcoholFenolHalogenZat zat pengoksidasiSenyawa logam beratZat warna

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PENYAKIT KULIT

  • Tujuan pemeriksaan:Tes penunjang pada jamur

    Cara melakukan:Dilakukan pada kamar gelap dengan menggunakan sinar ultraviolet dengan vilter wood, panjang gelombang (320-400nm) pasien diperiksa dengan mata tertutup. Pancarkan sinar pada lesi.LAMPU WOOD

  • Interpretasi:Tinea vesikolor:floresensi kuning keemasan.Trichopyton schoenleni:floresensi hijau pucat.Pada rambut yang terkena Mycosporum canis dan M.audaini:floresensi hijau terang.ErythrasmaCoral redTinea kapitisKuning kehijauanKeterangan : Pada beberapa jamur, lesi memancarkan sinar oleh karena pteridin berinteraksi dengan rambut.LAMPU WOOD

  • PEMERIKSAAN UNTUK MENCARI KANALIKULITujuan pemeriksaan:Diagnosis pada skabiesCara melakukan:Lesi yang dicurigai diolesi dengan tinta cina, atau dengan tetrasiklin. Kemudian disinari lampu wood.Interpretasi:(+) terlihat tinta masuk kanalikuli.(+) sinar biru atau ungu. Keterangan : Kanalikuli garis lurus berkelok-kelok

  • DIASKOPITujuan pemeriksaan:Membedakan eritem dengan purpura.Cara melakukan:Kaca objek atau bahan transparan ditekan diatas lesi, penekanan akan menghambat aliran darah. Interpretasi:Eritem menghilang dengan penekanan, sedangkan purpura tidak.Keterangan : Pada eritem terjadi pelebaran pembuluh darah, sedangkan pada purpura terjadi ekstrapasasi butir-butir darah.

  • DERMATOGRAFISMETujuan pemeriksaan:Untuk mencari penyebab dermatitis atopik.Cara melakukan:Gores kulit dengan benda tumpulInterpretasi:Segera setelah digores terlihat garis putih yang lima detik kemudian berubah menjadi garis merah dan menjadi garis putih yang lebih lebar, yang menetap selama 5-20.

  • Tanda-tanda klinis (Clinical signs)

  • DARIER SIGNTujuan pemeriksaan:Tes untuk urtikaria pigmentosaCara melakukan:Menggosokkan papula/makula yang kecil dengan benda tumpul.Interpretasi:(+) setelah digosok : edema.

  • TANDA AUSPITZTujuan pemeriksaan:Memeriksa psoriasisCara melakukan:Pada lesi(skuama) digoreskan dengan benda tajam, lalu dilepaskan lapisan demi lapisan beberapa menit, kemudian timbul tanda auspitz.Interpretasi:(+) jika tampak bintik-bintik perdarahan diatas dasar eritem.(-) pada pustular psoriasisKeterangan : terjadi karena akantosis dan papilomatosis

  • TANDA NIKOLSKYTujuan pemeriksaan:Untuk membedakan bulla intradermal(tes pada penyakit vesikobulosa, steven jhonson syndrome, epidermolisis).Cara melakukan:Penekanan dengan telunjuk pada bagian samping bula.Interpretasi:(+) bila cairan meluas ke sekelilingnya.Keterangan : terjadi karena adanya akantolisis.

  • TES GUNAWANTujuan pemeriksaan:Untuk melihat fungsi sensoris pada pemeriksaan morbus hansen.Cara melakukan:Pensil tinta digoreskan mulai dari tengah lesi kearah tepi lesi. Kemudian penderita disuruh beraktifitas ringan agar berkeringat.Interpretasi:N : tinta melebar.MH: tinta tidak melebar karena adanya gangguan fungsi kelenjar keringat.

  • Tes Klinis ( Clinical tests)

  • PRICK TESTTujuan pemeriksaan:Untuk mencari penyebab dermatitis kontak alergiCara melakukan:Cairan alergen diteteskan keatas kulit, kemudian daerah tersebut ditusuk dengan jarum.Interpretasi:(+) setelah 15-30 kemudian terlihat kemerahan dengan indurasi yang paling bermakna.Keterangan : Untuk melihat respon humoral.

  • PATCH TESTTujuan pemeriksaan:Untuk mencari penyebab dermatitis kontak alergi.Cara melakukan:Pada daerah fleksor lengan bawah atau punggung, dioleskan alergen yang dicurigai, ditutup dengan kain kasa dan selofan impermeable, setelah 24-48 jam baca hasilnya.Interpretasi:Reaksi alergi (+), bila terlihat merah, sedikit papul atau vesikle.Pada reaksi berat terdapat bulla.

  • Prick test : Alergen

  • TES KULIT INTRADERMALSKIN TESTTujuan pemeriksaan:Digunakan sebelum pemberian obat yang sering menggunakan reaksi.Cara melakukan:Suntik intrakutan antigen yang diencerkan pada lengan bawah. Baca 15-30 kemudian.Interpretasi:(+)Terlihat kemerahan dengan indurasi.

  • Tujuan pemeriksaan:Mencari / melihat adanya jamur yang ada dalam skuama, kuku & rambut.Cara melakukan :Menggunakan KOH 10-30 %Skuama :Skuama + KOH biarkan 5` - 10.Dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah & diapragma ditutup atau dikecilkanKEROKAN KULIT

  • Interpretasi:(+) : berarti ada jamur. Terlihat :batang-batang seperti pita panjangberuas-ruasbercabangpada ujungnya ada buddingfluorescensi kuning kehijauanTidak terikat pada batas sel str. corneumKEROKAN KULIT

  • Pemeriksaan KOH dari kukuPemeriksaan KOH dari kulit

  • Cara melakukan :Potongan rambut + KOH biarkan 10` - 15`sesudah 15` dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah diapragma ditutup atau dikecilkan. Interpretasi:Kalau (+) akan tampak spora :Endothrix spora berderet-deret diantara cuticula dalam rambut.Ectothrix spora menempel pada rambut.Pemeriksaan Rambut

  • Ectothrix dari M.canisEctothrix dari M.gypseumEndothrix T.tonsurans

  • Pemeriksaan KukuPotongan-potongan kuku direndam dengan KOH 30 % dalam tabung kecil.biarkan selama 48 jam dalam suhu kamar, kuku akan hancur jadi bubur. Dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah dan diapragma ditutup / dikecilkan. Kalau (+) : didapat spora dan atau mycelium.

  • Cara pembiakan (kultur)Skuama, kuku & rambut yang telah dipotong2 kecil, diletakkan media dengan alat (ose) kemudian tempatkan dalam ruang dengan suhu kamar (udara kamar), Jika (+) akan ada koloni dengan bentuk & warna yang berbeda tergantung dermatophytanya. Kemudian koloni diambil sedikit dilihat dengan mikroskop untuk mencari makrospora.

  • Kultur dari T. violaceum dan T. tonsurans

  • Terima Kasih*

    homeostasis (mengembalikan kulit yang sakit kepada keadaan fisiologik)

    PenggunaanKasa absorben dan non-iritatif 3 lapis, Balutan tdk terlalu ketat, tidak perlu steril, jangan kapas celup kasa ke dalam cairan kompresperasbalutkan dan diamkan, 2x1 selama3 jam. Jangan sampai terjadi maserasi.

    Caragunakan pembalut tebaltutup dengan bahan impermeabel(selofan atau plastik)

    KontraindikasiDermatitis yang basah + infeksi sekunderDermatosis subakut penetrasi yang lebih besar daripada bedak kocok