dengue hepatomgeali

3
NADHIRAH MOHD NOH C111 10 847 HEPATOMEGALI DAN INFEKSI VIRUS DENGUE Virus dengue termasuk dalam Arthropod Borne Virus (Arbo virus) dan terdiri dari 4 serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Infeksi virus dengue untuk pertama kali akan merangsang terbentuknya antibodi non-netralisasi. Sesuai dengan namanya, antibodi tersebut tidak bersifat menetralkan virus, tetapi justru memicu replikasi virus. Akibatnya terbentuk kompleks imun yang lebih banyak pada infeksi sekunder oleh serotype lain. Hal itu yang menyebabkan manifestasi klinis pada infeksi sekunder lebih berat berbanding infeksi primer. Antibodi non-netralisasi yang terbentuk akan bersirkulasi bebas di darah atau menempel di sel fagosit mononuklear yang merupakan tempat utama infeksi virus. Antibodi non-netralisasi yang menempel pada sel fagosit berperan sebagai reseptor dan generator replikasi virus. Kemudian virus dengue dengan mudah masuk dan menginfeksi sel fagosit (mekanisme aferen). Selanjtnya, virus yang bereplikasi di dalam sel fagosit dan bersama sel fagosit lain yang sudah terinfeksi akan menyebar ke organ lain seperti hati, usus, limpa dan sumsum tukang (mekanisme eferen). Adanya sel fagosit yang terinfeksi akan memicu respon dari sel imun yang lain sehingga muncul berbagai manifestasi klinis yang disebut sebagai mekanisme efektor.

Upload: nadhirah-mohd-noh

Post on 28-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hepatomegaly

TRANSCRIPT

Page 1: Dengue Hepatomgeali

NADHIRAH MOHD NOH

C111 10 847

HEPATOMEGALI DAN INFEKSI VIRUS DENGUE

Virus dengue termasuk dalam Arthropod Borne Virus (Arbo virus) dan terdiri dari 4

serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Infeksi virus dengue untuk pertama kali

akan merangsang terbentuknya antibodi non-netralisasi. Sesuai dengan namanya, antibodi

tersebut tidak bersifat menetralkan virus, tetapi justru memicu replikasi virus. Akibatnya

terbentuk kompleks imun yang lebih banyak pada infeksi sekunder oleh serotype lain. Hal itu

yang menyebabkan manifestasi klinis pada infeksi sekunder lebih berat berbanding infeksi

primer.

Antibodi non-netralisasi yang terbentuk akan bersirkulasi bebas di darah atau menempel

di sel fagosit mononuklear yang merupakan tempat utama infeksi virus. Antibodi non-netralisasi

yang menempel pada sel fagosit berperan sebagai reseptor dan generator replikasi virus.

Kemudian virus dengue dengan mudah masuk dan menginfeksi sel fagosit (mekanisme aferen).

Selanjtnya, virus yang bereplikasi di dalam sel fagosit dan bersama sel fagosit lain yang

sudah terinfeksi akan menyebar ke organ lain seperti hati, usus, limpa dan sumsum tukang

(mekanisme eferen). Adanya sel fagosit yang terinfeksi akan memicu respon dari sel imun yang

lain sehingga muncul berbagai manifestasi klinis yang disebut sebagai mekanisme efektor.

Mekanisme efektor dimulai dengan aktivasi sel T helper (CD4), sel T sitotoksik (CD8)

dan sistem komplemen C3a dan C5a oleh sel fagosit yang terinfeksi. Th selanjutnya

berdiferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Th1 akan melepaskan IFN-γ, IL-2 dan limfokin sedangkan

Th2 akan melepaskan Il-4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Selanjutnya, IFN-γ akan merangsang monosit

untuk melepaskan TNF-α, IL-1, PAF, IL-6 dan histamine. Limfokin juga merangsang makrofag

untuk melepaskan IL-1. IL-2 juga merupakan stimulant pelepasan IL-1, TNF-α dan IFN-γ. Pada

jalur komplemen, kompleks imun akan menyebabkan aktivasi jalur komplemen sehingga

dilepaskan C3a dan C5a (anafilaktosin) yang meningkatkan jumlah histamin. Semua dari

mediator-mediator ini akan menyebabkan timbulnya demam dan gejala klinis lainnya seperti

nyeri otot, malaise, kurang nafsu makan dan rasa dingin.

Page 2: Dengue Hepatomgeali

IFN-γ sebenarnya berfungsi sebagai penginduksi makrofag yang poten, menghambat

replikasi virus dan menstimulasi sel B untuk memproduksi antibodi. Namun bila jumlahnya

terlalu banyak akan menimbulkan efek toksik seperti nyeri sendi, nyeri otot, demam tinggi, nyeri

kepala berat, muntah dan somnolen.

Trombositopenia terjadi akibat pemendekan umur trombosit akibat destruksi berlebihan

virus dengue oleh sistem komplemen (dalam arti kata lain, kompleks imun yang terbentuk

melawan virus dengue turut merusak sel sehat lain dalam tubuh); depresi fungsi megakariosit

serta supresi sum-sum tulang. Destruksi trombosit terjadi di hepar, lien dan sumsum tulang.

Trombositopenia menyebabkan perdarahan di mukosa tubuh sehingga sering muncul keluhan

melena, epistaksis dan gusi berdarah.

Hepatomegaly pada pasien DBD terjadi terutama akibat kerja berlebihan dari hepar untuk

mendestruksi trombosit dan untuk menghasilkan albumin akibat kebocoran plasma. Selain itu,

sel-sel hepar terutama sel Kupffer mengalami banyak kerusakan akibat virus dengue. Bila

adanya kebocoran plasma dan perdarahan yang tidak segera diatasi maka pasien dapat jatuh

dalam kondisi kritis yang disebut Dengue Shock Syndrome (DSS).