definisi operasional indikator kia
TRANSCRIPT
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KIA
1. AKI
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada
jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.
Definisi Operasional
Kematian Ibu adalah Kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Rumus :
|
Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin
dan nifas di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun
AKI = ________ x 100.000
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama
Indikator AKI tercantum dalam dokumen sebagai berikut:
a. PWS KIA
b. Kohort Bumil
2. AKB
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam
mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah
negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Angka Kematian
Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia
dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu. AKB cenderung lebih menggambarkan
kesehatan reproduksi.
Definisi Operasional
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian
bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu.
Rumus
|
D 0 - < 1 thAKB = x K
∑ Lahir Hidup
Dimana :
AKB = Angka Kematian Bayi / Infant
Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur
kurang 1 tahun) ada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
∑ lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu
tahun tertentu di daerah tertentu lihat modul fertilitas untuk
definisi kelahiran hidup).
K = 1000
Indikator AKB tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. PWS KIA
b. Kohort bayi
3. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh
tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut.
Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan antenatal
|
adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan
waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai
berikut:
a. K1
Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar yang pertama kali pada masa kehamilan
dan tidak tergantung usia kehamilan.
K1 : Kunjungan ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang
pertama kali pada masa kehamilan.
K 1=
jumlahibu hamil yang pertama kalimendapat pelayanan antenatal olehtenaga kesehatandi suatuwilayah kerj a padakurunwaktu tertentuJumlahsasaran ibuhamil di suatuwilaya hkerja
dalamkurunwaktu1 tahun
×100%
Indikator K1 tercantum dalam dokumen sebagai
berikut :
a. PWS KIA
b. Registrasi kohort bumil
c. Situasi pelaksanaan P4K ditingkat puskesmas
d. Laporan evaluasi pelaksanaan P4K kesehatan
kabupaten Demak Puskesmas Guntur II |
e. Laporan monitoring pelaksanaan P4K kesehatan
kabupaten demak puskesmas Guntur II
b. K2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester II (usia kehamilan 12 –
28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah
melewati K1.
K2 : kunjungan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya kepada tenaga kesehata pada
trimester II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan
mendapatkan pelayanan 7T ( Timbang berat badan,
Ukur tekanan darah, Ukur tinggi fundus uteri,
Pemberian imunisasi TT lengkap, Pemberian tablet
besi (Fe), Lakukan tes penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan)
setelah melewati K1.
Cakupan K2=
Jumlah ibuhamil memeriksakankehamilannyapadatrimester II olehtenaga kesehatandi suatuwilayah kerja kurunwaktu ttt
Jumlah sasaranibu hamildi suatuwilayah kerja
dalamkurunwaktu yang sama
x100%
Indikator K2 tercantum dalam dokumen sebagai
berikut :
|
a. PWS KIA
Kohort Bumil
c. K3
Kunjungan ibu hamil K-3 adalah kunjungan ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III
(usia kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan
pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Sumber perhitungan K3 adalah kohort ibu hamil. Dari
data kohort ibu hamil perhitungan K3 dilihat pada
kolom bulan kunjungan, dilihat ibu yang berkunjung
yang ke-tiga kalinya di usia kehamilan 7-9 bulan.
Kunjungan ini adalah kunjungan pertama di
trisemester ke-3.
Indikator K3 tercantum dalam dokumen sebagai
berikut :
a. PWS KIA
b. Kohort Bumil
d. K4
Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
|
trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali
pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Cakupan K 4=
Jumlah ibuhamil yangmemperoleh pelayananantenatal minimal 4kali sesuai standartdi suatuwilayahkerja kurunwaktu ttt
Jumlah sasaranibu hamildi suatuwilayah kerja
dalamkurunwaktu yangsama
x100%
Indikator K4 tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. PWS KIA
b. Kohort Bumil
c. Situasi pelaksanaan P4K di tingkat puskesmas
d. Laporan evaluasi pelaksanaan P4K kesehatan
Kabupaten Demak Puskesmas Guntur II
e. Laporaan monitoring pelaksanaan P4K kesehatan
Kabupaten Deamak Puskesmas Guntur II
4. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Pn)
Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan, di suatu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu.
|
CakupanPn=
Jumlah persalinan yangditolong olehtenagakesehatan kompeten
di suatuwilayah kerja kurunwaktu tttJumlahsasaran ibubersalindi suatuwilayah kerja
dalamkurunwaktu1 tahun
x100%
Indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)
tercantum dalam beberapa dokumen sebagai berikut :
a. PWS KIA
b. Buku Partus
c. Data Pelayanan Ibu Bersalin
d. Kohort ibu hamil
5. Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Nakes (KF3)
Adalah cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam
sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar
paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam s/d hari
ke-3 (KF1), hari ke-4 s/d hari ke-28 (KF2) dan hari ke-29
s/d hari ke-42 (KF3) setelah bersalin di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Pelayanan kesehatan ibu nifas
sesuai standar yang diberikan, sekurang – kurangnya
meliputi:
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
|
c. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam
lainnya.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6
bulan.
e. Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak dua
kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua
diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A
pertama.
f. Pelayanan KB pasca salin (Depkes,2012)
Cakupan KF 3=
Jumlah ibu nifas yang telahmemperoleh3kalipelayanan nifas sesuai standart oleh nakesdi suatuwilayah kerja kurunwaktu ttt
Jumlah sasaranibu nifasdi suatuwilayah kerja
dalamkurunwaktu1 tahun
x100%
Indikator Kf3 tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
1. PWS KIA
2. Register kohort bumil
3. Sutuasi pelaksanaan p4k ditingkat puskesmas
4. Laporan evaluasi pelaksanaan p4k
5. Laporan menitoring p4k
6. Data program KIA
|
7. Data sasaran bufas dan KB dalam jampersal dan
jamkesmas
8. Laporan kegiatan p4k
9. Kohort bumil
10. Kohort nifas
6. Deteksi faktor risiko dan komplikasi oleh masyarakat
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan faktor
risiko dan komplikasi pada ibu hamil dan ibu bersalin sedini
mungkin yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengatasi
kejadian resiko tinggi.
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendeteksi
dini adanya faktor risiko dan kompliksi terhadap ibu hamil
dan bersalin.
deteksi masy=
Jumlah ibuhamil yangberesiko tang ditemukankader ataudukun bayiataumasyarakatdi suatuwilayah kerja kurunwaktu ttt20% x jumlah sasaranibuhamil
di suatuwilayah kerjadalamkurunwaktu1tahun
x100%
Indikator deteksi risiko dan komplikasi oleh masyarakat
tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. PWS KIA 2013
|
b. Kohort bayi
7. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetrik (PK)
Cakupan penanganan komplikasi obstetri adalah cakupan
ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif sesuai
dengan standart oleh tenaga kesehatan kompeten pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif
adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi
kebidanan.
PK=
Jumlahkomplikasikebidanan yangmendapatkan penanganandefinitifdi suatuwilayah kerja kurunwaktu ttt20% x jumlahsasaran ibuhamil
di suatuwilayah kerjadalamkurunwaktu1tahun
x100%
Indikator PK obstetrik lengkap tercantum dalam dokumen
sebagai berikut :
a. Kohort bumil
b. Laporan risti ibu hamil
c. Cakupan penanganan obstetri
|
8. CPR
Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah
jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Cakupan peserta keluarga berencana aktif adalah
Perbandingan antara pengguna alat dan obat kontrasepsi
aktif dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator CPR tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi
kumulatif
b. Cakupan pelayanan KB
c. Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
kumulatif
9. Cakupan Kunjungan Neonatus (KN)
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) adalah pelayanan
kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari sesuai dengan
standar oleh Bidan desa yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan neonatal, paling sedikit 3 kali pada satu wilayah
|
kerja pada kurun waktu tertentu, baik di sarana pelayanan
kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) adalah jumlah
neonatal yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 3
kali (KN1, KN2, KN3), dengan ketentuan :
1. Kunjungan neonatal hari ke-1 (KN 1) adalah jumlah
neonatus umur ≥ 24 jam – 2 hari yang kontak dengan
tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan neonatal sesuai dengan
standar, baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes,
kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta,
RB, dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja
puskesmas)
2. Kunjungan neonatal hari ke-3 (KN 2) adalah jumlah
kunjungan neonatus umur 3-7 hari yang kontak
dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal
sesuai standar, baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes,
kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta,
RB, dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja
puskesmas)
|
3. Kunjungan neonatal hari ke 8-28 (KN 3) adalah jumlah
kunjungan neonatus umur 8-28 hari yang kontak
dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal
sesuai standar, baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas (termasuk bidan di desa, Polindes,
kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta,
RB, dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja
puskesmas).
Indikator Kn lengkap tercantum dalam dokumen sebagai
berikut :
a. Kohort bayi
b. Data kelahiran hidup KN1, KN2, KN3 (kumulatif)
c. PWS KIA 2013
10. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus (Pkn)
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah
neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan (Kepmenkes Nomor: 828/MENKES/SK/X/2008).
|
Indikator cakupan pelayanan komplikasi neonatal (Pkn)
lengkap tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. Cakupan pelayanan neonatal
b. Kohort bumil
c. Laporan kegawatdaruratan maternal atau neonatal
11. Cakupan pelayanan bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12
bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standard paling sedikit 4 kali, yaitu satu kali pada umur 1-3
bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada umur 6-
9 bulan dan satu kali pada umur 9-12 bulan, di sarana
pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu, dll
melalui kunjungan petugas kesehatan.
Standar pelayanan minimal :
Satu kali pada umur 29 hari sampai 2 bulan
Satu kali pada umur 3-5 bulan
Satu kali pada umur 6-8 bulan
Satu kali pada umur 9-11 bulan
Indikator cakupan pelayanan bayi tercantum dalam dokumen
sebagai berikut :
a. PWS KIA 2013
|
b. Kohort bayi
12. Cakupan pelayanan balita
Cakupan pelayanan balita yaitu cakupan anak balita (12-59
bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standart,
meliiiputi pemantauan pertumbuhan minimal 8X setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian
vit A 2x setahun.
Indikator cakupan pelayanan balita tercantum dalam
dokumen sebagai berikut:
a. PWS KIA
b. Register kohort balita
13. MTBS
MTBS adalah cakupan anak usia 1-5 tahun yang berobat
dan mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar MTBS
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator MTBS tercantum dalam dokumen sebagai berikut :
a. PWS KIA 2013
b. Register by name (PKD atu yang lainnya menyesuaikan
catatan bides masing-masing)
|
c. Form tatalaksana MTBS
DEFINISI OPERASIONAL DOKUMEN
1. PWS KIA
alat management yang melakukan pemantauan program KIA
di satu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat, meliputi
program pelayanan ibu hamil, bersalin, nifas, ibu dengan
komplikasi kebidanan dan keluarga berencana, bayi baru
lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita
(Kemenkes RI 2013).
2. Kohort Ibu Hamil
Pencatatan proses pengamatan prospektif, survei prospektif
terhadap ibu hamil.
3. Kohort Bayi
Pencatatan proses pengamatan prospektif, survei prospektif
terhadap bayi.
4. Data kelahiran hidup, KN1, KN2, KN3
Data yang didalamnya terhadap angka kelahiran hidup, KN1,
KN 2, KN 3.
|
5. Situasi pelaksanaan P4K ditingkat puskesmas
Adalah form rekapan bidan desa sebagai tugas komponen
pelaksanaan desa/kelurahan siaga yang tertera dalam
rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2010.
6. Laporan evaluasi pelaksanaan P4K kesehatan
kabupaten Demak Puskesmas Guntur II
Adalah dokumen rekapituasi penilaian suatu program yang
dicanangkan dalam upaya mempercepat penurunan angka
kematian ibu dengan cara memantau, mencatat serta
menandai setiap ibu hamil dalam kurun waktu tertentu
kabupaten Demak Puskesmas Guntur II.
7. Laporan monitoring pelaksanaan P4K kesehatan
kabupaten demak puskesmas Guntur II
Adalah dokumen rekapituasi hasil pemantauan suatu
program yang dicanangkan dalam upaya mempercepat
penurunan angka kematian ibu dengan cara memantau,
mencatat serta menandai setiap ibu hamil dalam kurun
waktu tertentu kabupaten Demak Puskesmas Guntur II.
|
8. Buku Partus
Buku yang mencatat data mengenai ibu yang mengalami
persalinan yang didampingi oleh tenaga kesehatan di satu
wilayah tertentu.
9. Data Pelayanan Ibu Bersalin
Data yang memuat pelayanan ibu yang melakukan
persalinan di tenaga kesehatan serta mendapatkan jaminan
persalinan (jampersal) dan jaminan kesehatan masyarakat
(jamkesmas).
10. Kohort Nifas
Sumber data pelayanan ibu nifas yang meliputi pemeriksaan
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu, pemeriksaan tinggi
fundus uteri (involusi uterus), pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara
dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul Vitamin
A 200.000 IU sebanyak dua kali , pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian
kapsul Vitamin A pertama, dan pelayanan KB pasca
bersalin.
11. Data sasaran Bufas dan KB dalam jampersal dan
jamkesmas puskesmas guntur II
|
Adalah data ibu yang melahirkan dengan menggunakan
bantuan jampersal / jamkesmas untuk mendapatkan
pelayanan nifas normal dan pelayanan KB pasca persalinan.
12. Laporan risti ibu hamil
Adalah laporan yang berisi pengelompokan faktor resiko
kehamilan ibu hamil hingga memerlukan pengawasan lebih
intensif dan tindakan proaktif untuk memperkecil
kemungkinan komplikasi. Dengan adanya laporan ini,
diharapkan akan didapatkan hasil well born baby dan well
mother.
13. Cakupan penanganan obstetri
Adalah laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
secara professional kepada ibu hamil dan nifas dengan
komplikasi.
14. Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi
kumulatif
Presentase yang menyatakan suatu perbandingan jumlah
peserta KB baru dibandingkan dengan jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
|
15. Cakupan pelayanan KB
Pelayanan Kontrasepsi sesuai dengan standar kepada
pasangan usia subur di satu wilayah kerja tertentu oleh
tenaga kesehatan terlatih pada kurun waktu tertentu.
16. Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi
kumulatif
Presentase yang menyatakan suatu perbandingan Antara
PUS yang salah satu pasangannya masih menggunakan
alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi
tersebut dibandingkan dengan jumlah PUS disuatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu.
17. Cakupan pelayanan neonatal
Pelayanan kesehatan pada bayi yang baru lahir (0-28 hari)
yang meliputi ASI ekslusif, pencegahan infeksi berupa
perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila
tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis
B1.
18. Laporan kegawatdaruratan maternal atau neonatal
Laporan yang memuat kasus komplikasi yang dialami ibu
selama kehamilan hingga nifas serta yang mendapat rujukan
ke pelayanan kesehatan.
|
19. Register by name (PKD atu yang lainnya menyesuaikan
catatan bides masing-masing)
Buku pencatatan kejadian sakit bayi muda (0-2 bulan)
maupun balita umur 2 bulan - 5 tahun.
20. Form tatalaksana MTBS
formulir MTBS/MTBM merupakan ceklist pengamatan untuk
membimbing petugas dalam pencatatan formulir pencatatan
baik bagi bayi muda (0-2 bulan) maupun balita umur 2 bulan-
5 tahun.
|
DAFTAR PUSTAKA
Arsad Rahim Ali. 2009. Definisi dan Konsep : Angka Kematian
Ibu (AKI). http://www.mdgspolman.org/definisi-dan-
konsep-angka-kematian-ibu-aki/ .
Data Statistik. 2013. Angka Kematian Bayi.
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?
option=com_content&task=
view&id=420&Itemid=420&limit=1&limitstart=2
Depkes RI. 2000. Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Depkes RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta:
Depkes pp.28 – 35.
Depkes RI. 2009. Pedoman Pengawasan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak.
Depkes RI. 2012. Definisi Variabel SIM Gizi KIA Terintegrasi.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2012/04/Definisi-Variabel-
SIM-Gizi-KIA-Terintegrasi.pdf.
Depkes RI. 2013. Pedoman PWS KIA.
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downl
oads/2013/08/Pedoman-PWS-KIA.pdf
Dinkes Jateng . 2011. Pencapaian Standar Pelaanan Minimal
Bidang Kesehatan Kabupaten / Kota 2011 Provinsi Jawa
|
Tengah.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/manajemen_i
nformasi/SPM/spm2011.pdf. Diakses pada 2 desember
2013.
Dinkes Jatim. 2005. DO SPM Propinsi Jawa Timur.
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/2005041109
15-DO%20SPM%20PROPINSI%20JAWA
%20%20TIMUR.pdf
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu Dan Anak. Departemen Kesehatan : Jakarta
Menkes. 2008. Definisi Operasional Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota, Lampiran
Kepmenkes Nomor : 828/MENKES/SK/IX/2008.pp 1-2.
Suparto. 2008. Analisis Manajemen Mutu MTBS Yang Terkait
Dengan Mutu Penerapan Kegiatan MTBS Puskesmas Di
Kabupaten Brebes. Diunduh dari
eprints.undip.ac.id/18689/1/SUPARTO_HARY_WIBOWO.
pdf Diakses pada 2 Des 2013.
|