definisi disentri

Upload: wahyuekamaulyani

Post on 09-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

disentri

TRANSCRIPT

DEFINISI

Disentri adalah penyakit yang timbul karena adanya infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan peradangan dan tukak pada usus besar. Pada kondisi tersebut penderita biasanya akan sering mengalami sindroma disentri seperti sakit perut dan diare yang bercampur darah dan lender.

Penyakit disentri termasuk penyakit yang mudah menular, penyebarannya dapat ditularkan melalui makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh kotoran melalui perantara lalat yang membawa kuman-kuman penyebab disentri. Penyakit ini umumnya lebih cepat menyerang anak-anak. Kuman kuman masuk ke dalam organ pencernaan yang mengakibatkan pembengkakan dan pemborokan sehingga timbul peradangan pada usus besar. Untuk itu perlu disadari bahwa kebersihan lingkungan dan kebiasaan hidup bersih merupakan faktor yang sangat penting dalam menekan angka penyakit iniEPIDEMOLOGI

Penyebab yang paling umum penyebab disentri adalah adanya infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba dan infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler.

Shigellosis adalah endemik di seluruh dunia di mana dia bertanggung jawab untuk sekitar 120 juta kasus disentri yang parah dengan darah dan lendir dalam tinja, mayoritas terjadi di negara berkembang dan melibatkan anak-anak kurang dari lima tahun. Sekitar 1,1 juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun, dengan 60% dari kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Dengan tidak adanya vaksin yang efektif yang tersedia, peningkatan frekuensi antimikroba-tahan strain Shigella di seluruh dunia telah menjadi sumber utama keprihatinan. Selama survei dari 600.000 orang dari segala usia di Bangladesh, Cina, Pakistan, Indonesia, Vietnam dan Thailand, Shigellas terisolasi di 5% dari episode diare 60 000 terdeteksi antara 2000 dan 2004 dan sebagian besar isolat bakteri resisten terhadap amoksisilin dan kotrimoksazol. Demikian pula, selama penelitian surveilans 36-bulan di sebuah distrik pedesaan di Thailand, di mana kejadian Shigellosis diukur untuk 4/1000/year dalam waktu kurang dari 5 tahun usia, 95% dari S sonnei dan flexneri S isolat resisten terhadap tetrasiklin dan kotrimoksazol, dan 90% dari isolat S flexneri juga resisten terhadap ampisilin dan kloramfenikol. Temuan serupa dibuat di Jakarta Utara, Indonesia, dimana sebuah penelitian surveilans yang dilakukan antara Agustus 2001 dan Juli 2003 menemukan bahwa anak usia 1 sampai 2 tahun memiliki insiden tinggi Shigellosis (32/1000/year) dengan 73% sampai 95% dari isolat resisten terhadap ampisilin, trimetoprim-sulfametoksazol, kloramfenikol dan tetrasiklin.Di Indonesia, amoebiasis kolon banyak dijumpai dalam keadaan endemi. Prevalensi Entamoeba histolytica di berbagai daerah di Indonesia berkisar antara 10 18 %.Amoebiasis juga tersebar luas diberbagai negara diseluruh dunia4. Pada berbagai survei menunjukkan frekuensi diantara 0,2 50 % dan berhubungan dengan sanitasi lingkungan sehingga penyakit ini akan banyak dijumpai pada daerah tropik dan subtropik yang sanitasinyajelek.Di RRC, Mesir, India dan negeri Belanda berkisar antara 10,1 11,5%, di Eropa Utara 5 20%, di Eropa Selatan 20 51% dan di Amerika Serikat 20%. Frekuensi infeksi Entamoeba histolytica diukur dengan jumlah pengandung kista. Perbandingan berbagai macam amoebiasis di Indonesia adalah sebagai berikut, amoebiasis kolon banyak ditemukan, amoebiasis hati hanya kadang-kadang amoebiasis otak lebih jarang lagi dijumpai.Infeksi amuba (amubiasis) menempati urutan ke 3 penyebab kematian karena infeksi parasit di dunia setelah malaria dan schistosomiasis.Amubiasis terjadi pada sekitar 12% penduduk dunia atau 50% penduduk di daerah tropis dan subtropis. Diperkirakan angka kematian 40.000-100.000 terjadi pada 40-50 juta pasien amubiasis tiap tahun. Kejadian itu seperti fenomena gunung es karena hanya I0-20% pasien amubiasis memberikan gejala klinis. Insidens amubiasis tinggi di negara berkembang antara lain Meksiko, Afrika Selatan dan Barat, Amerika Selatan dan Tengah, Bangladesh, Thailand, India serta Vietnam.ETIOLOGIBerdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua yaitudisentri amoebadandisentri basiler. Disentri basiler disebakan infeksi bakteri golongan Shigella. Disentri basiler biasanya menyerang secara tiba tiba sekitar dua hari setelah kemasukan kuman/bakteri Shigella. Gejalanya yaitu demam, mual dan muntah-muntah, diare dan tidak napsu makan. Bila tidak segera diatasi, dua atau tiga hari kemudian keluar darah, lendir atau nanah dalam feses penderita. Pada disentri basiler, penderita mengalami diare yang hebat yaitu mengeluarkan feses yang encer hingga 20-30 kali sehari sehingga menjadi lemas, kurus dan mata cekung karena kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Hal tersebut tidak bisa dianggap remeh, karena bila tidak segera diatasi dehidrasi dapat mengakibatkan kematian. Gejala lainnya yaitu perut terasa nyeri dan mengejang.

Disentri amoeba disebabkan oleh infeksi Parasit Entamoeba hystolytica hidup dalam usus besar, parasit tersebut mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk yang bergerak dan bentuk yang tidak bergerak. Parasit yang berbentuk tidak bergerak tidak menimbulkan gejala, sedangkan bentuk yang bergerak bila menyerang dinding usus penderita dapat menyebabkan mulas, perut kembung, suhu tubuh meningkat, serta diare yang mengandung darah dan bercampur lendir, namun diarenya tidak terlalu sering. Dahulu, penyebab penyakit disentri dianggap hanya terdiri dari dua jenis yang didasarkan pada penyebabnya seperti yang dikemukakan diatas namun seiring perkembangan ilmu kedoketeran dan kesehatan diketahui banyak penyebab lain berupa mikroba, bakteri dan parasit sebagai penyabeb disentri seperti Salmonella, Campylobacter, Vibrio parahaemolyticus, Pleisomonas shigelloides, EIEC (Enteriinnasive E. coil) dan Aeromonus spp juga sebagai penyebab disentri.

PATOGENESIS Disentri BasilerPenyebarannya dapat terjadi melalui kontaminasi makanan atau minuman dengan kontak langsung atau melalui vector, misalnya lalat. Namun faktor utama dari disentri basiler ini adalah melalui tangan yang tidak dicuci sehabis buang air besar.

Disentri AmoebaManusia adalah sumber utama infeksi dari Disentri Amoeba, sepanjang kista masih dikeluarkan melalui tinja penderita amoebiasis kronis atau asimtomatis, masa periode waktu penularan dapat bertahan sampai beberapa tahun lamanya. Sumber infeksi terutama carrier yakni penderita amoebiasis tenpa gejala klinis yang dapat bertahan lama megeluarkan kista yang jumlahnya ratusan ribu perhari. Bentuk kista tersebut dapat bertahan diluar tubuh dalam waktu yang lama. Kista dapat menginfeksi manusia melalui makanan atau sayuran dan air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung kista. Infeksi dapat juga terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoa (lipas) atau tangan orang yang menyajikan makanan (food handler) yang menderita sebagai carrier, sayur-sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia dan selada buah yang ditata atau disusun dengan tangan manusia. Bukti-bukti tidak langsung tetapi jelas menunjukkan bahwa air merupakan perantara penularan. Sumber air minum yang terkontaminasi pada tinja yang berisi kista atau secara tidak sengaja terjadi kebocoran pipa air minum yang berhubungan dengan tangki kotoran atau parit. Penularan diantara keluarga sering juga terjadi terutama pada ibu atau pembantu rumah tangga yang merupakan carrier, dapat mengkontaminasi makanan sewaktu menyediakan atau menyajikan makanan tersebut.MANIFESTASI KLINIS Perut mules, kembung dan kejang.

Mual, muntah-muntah biasanya disertai demam.

Sering buang air besar berupa cairan bercampur darah dan lendir

Mata cekung dan tubuh lemas karena terlalu banyak mengeluarkan cairan

Penderita selalu merasa haus dan badan lemah akibat dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).PENATALAKSANAAN

Untuk Disentri BasilerPada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7 hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi denganRehidrasi Oral. Pada pasien dengan diare berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan Rehidrasi Oral maka harus dilakukanRehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi beratShigelladapat diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapaShigellatelah menjadi kebal terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk melawanshigellosisringan. Untuk Disentri Amoeba1)Emetin Hidroklorida.Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral karena pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot jantung. Dosis maksimum untuk orang dewasa adalah 65 mg sehari. Lama pengobatan 4 sampai 6 hari. Pada orang tua dan orang yang sakit berat, dosis harus dikurangi4. Pemberian emetin tidak dianjurkan pada wanita hamil, pada penderita dengan gangguan jantung dan ginjal. Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat diberikan secaraoral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberkan selama 4 6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amoebiasis hati).2)Klorokuin.Obat ini merupakan amoebisid jaringan, berkhasiat terhadap bentuk histolytica. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan antara lain, mual, muntah, diare, sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu.3)Antibotik.Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan mempengaruhi flora usus. Peromomisin bekerja langsung pada amoeba. Dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg bb/hari selama 5 hari, dierikan secara terbagi.4)Metronidazol (Nitraomidazol).Metronidazol merupakan obat pilihan, karan efektif terhadap bentuk histolytica dan bentuk kista. Efek samping ringan, antara lain, mual, muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama 3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi.