ddx migrain

8
WHAT IS A BRAIN ANEURYSM A brain (cerebral) aneurysm is a bulging, weak area in the wall of an artery that supplies blood to the brain . In most cases, a brain aneurysm causes no symptoms and goes unnoticed. In rare cases, the brain aneurysm ruptures, releasing blood into the skull and causing a stroke . When a brain aneurysm ruptures, the result is called a subarachnoid hemorrhage . Depending on the severity of the hemorrhage, brain damage or death may result. The most common location for brain aneurysms is in the network of blood vessels at the base of the brain called the circle of Willis. What causes a brain aneurysm? A person may inherit the tendency to form aneurysms, or aneurysms may develop because of hardening of the arteries (atherosclerosis ) and aging. Some risk factors that can lead to brain aneurysms can be controlled, and others can't. The following risk factors may increase your risk for an aneurysm or, if you already have an aneurysm, may increase your risk of it rupturing: Family history. People who have a family history of brain aneurysms are more likely to have an aneurysm than those who don't. Previous aneurysm. People who have had a brain aneurysm are more likely to have another. Gender. Women are more likely to develop a brain aneurysm or to suffer a subarachnoid hemorrhage. Race. African Americans are more likely than whites to have a subarachnoid hemorrhage. High blood pressure. The risk of subarachnoid hemorrhage is greater in people who have a history of high blood pressure . Smoking. In addition to being a cause of high blood pressure, the use of cigarettes may greatly increase the chances of a brain aneurysm rupturing. What are the symptoms? Most brain aneurysms cause no symptoms and may only be discovered during tests for another, usually unrelated, condition. In other cases, an unruptured aneurysm will cause problems by pressing on areas in the brain. When this happens, the person may suffer from severe headaches , blurred vision , changes in speech, and neck pain , depending on what areas of the brain are affected and how bad the aneurysm is. Symptoms of a ruptured brain aneurysm often come on suddenly. If you have any of the following symptoms or notice them in someone you know, call 911 or other emergency services right away:

Upload: angga-prawidya

Post on 29-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tambahan

TRANSCRIPT

WHAT IS A BRAIN ANEURYSMA brain (cerebral) aneurysm is a bulging, weak area in the wall of an artery that supplies blood to the brain. In most cases, a brain aneurysm causes no symptoms and goes unnoticed. In rare cases, the brain aneurysm ruptures, releasing blood into the skull and causing a stroke.When a brain aneurysm ruptures, the result is called a subarachnoid hemorrhage. Depending on the severity of the hemorrhage, brain damage or death may result.The most common location for brain aneurysms is in the network of blood vessels at the base of the brain called the circle of Willis. What causes a brain aneurysm?A person may inherit the tendency to form aneurysms, or aneurysms may develop because of hardening of the arteries (atherosclerosis) and aging. Some risk factors that can lead to brain aneurysms can be controlled, and others can't. The following risk factors may increase your risk for an aneurysm or, if you already have an aneurysm, may increase your risk of it rupturing: Family history. People who have a family history of brain aneurysms are more likely to have an aneurysm than those who don't. Previous aneurysm. People who have had a brain aneurysm are more likely to have another. Gender. Women are more likely to develop a brain aneurysm or to suffer a subarachnoid hemorrhage. Race. African Americans are more likely than whites to have a subarachnoid hemorrhage. High blood pressure. The risk of subarachnoid hemorrhage is greater in people who have a history of high blood pressure. Smoking. In addition to being a cause of high blood pressure, the use of cigarettes may greatly increase the chances of a brain aneurysm rupturing. What are the symptoms?Most brain aneurysms cause no symptoms and may only be discovered during tests for another, usually unrelated, condition. In other cases, an unruptured aneurysm will cause problems by pressing on areas in the brain. When this happens, the person may suffer from severe headaches, blurred vision, changes in speech, and neck pain, depending on what areas of the brain are affected and how bad the aneurysm is. Symptoms of a ruptured brain aneurysm often come on suddenly. If you have any of the following symptoms or notice them in someone you know, call 911 or other emergency services right away: A sudden, severe headache that is different from past headaches. Neck pain. Nausea and vomiting. Sensitivity to light. Fainting or loss of consciousness. Seizures.

Perdarahan Intrakranial

DEFINISIPerdarahan Intrakranial adalah perdarahan di dalam tulang tengkorak. Perdarahan bisa terjadi di dalam otak atau di sekeliling otak: Perdarahan yang terjadi di dalam otak disebut perdarahan intraserebral Perdarahan diantara otak dan rongga subaraknoid disebut perdarahan subaraknoid Perdarahan diantara lapisan selaput otak (meningen) disebut perdarahan subdural Perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaput otak disebut perdarahan epidural.

Setiap perdarahan akan menimbulkan kerusakan pada sel-sel otak. Ruang di dalam tulang tengkorak sangat terbatas, sehingga perdarahan dengan cepat akan menyebabkan bertambahnya tekanan dan hal ini sangat berbahaya.

PENYEBABCedera kepala merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada penderita perdarahan intrakranial yang berusia dibawah 50 tahun. Penyebab lainnya adalah malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di dalam arteri atau vena di dalam atau di sekitar otak. Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan bawaan, tetapi baru diketahui keberadaannya jika telah menimbulkan gejala. Perdarahan dari malformasi arteriovenosa bisa secara tiba-tiba menyebabkan pingsan dan kematian, dan cenderung menyerang remaja dan dewasa muda. Kadang dinding pembuluh darah menjadi lemah dan menonjol, yang disebut dengan aneurisma. Dinding aneurisma yang tipis bisa pecah dan menyebabkan perdarahan. Aneurisma di dalam otak merupakan penyebab dari perdarahan intrakranial, yang bisa menyebabkan stroke hemoragik (stroke karena perdarahan).

GEJALA1. PERDARAHAN INTRASEREBRAL Perdarahan intraserebral merupakan salah satu jenis stroke, yang disebabkan oleh adanya perdarahan ke dalam jaringan otak. Perdarahan intraserebral terjadi secara tiba-tiba, dimulai dengan sakit kepala, yang diikuti oleh tanda-tanda kelainan neurologis (misalnya kelemahan, kelumpuhan, mati rasa, gangguan berbicara, gangguan penglihatan dan kebingungan). Sering terjadi mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran, yang bisa timbul dalam waktu beberapa menit. Biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan dan MRI untuk membedakan stroke iskemik dengan stroke perdarahan. Pemeriksaan tersebut juga bisa menunjukkan luasnya kerusakan otak dan peningkatan tekanan di dalam otak. Pungsi lumbal biasanya tidak perlu dilakukan, kecuali jika diduga terdapat meningitis atau infeksi lainnya. Pembedahan bisa memperpanjang harapan hidup penderita, meskipun meninggalkan kelainan neurologis yang berat. Tujuan pembedahan adalah untuk membuang darah yang telah terkumpul di dalam otak dan untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak. Perdarahan intraserebral merupakan jenis stroke yang paling berbahaya. Stroke biasanya luas, terutama pada penderita tekanan darah tinggi menahun. Lebih dari separuh pendeirta yang memiliki perdarahan yang luas, meninggal dalam beberapa hari. Penderita yang selamat biasanya kembali sadar dan sebagian fungsi otaknya kembali, karena tubuh akan menyerap sisa-sisa darah. 2. PERDARAHAN SUBARAKNOID Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan tiba-tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak (rongga subaraknoid). Sumber dari perdarahan adalah pecahnya dinding pembuluh darah yang lemah (apakah suatu malformasi arteriovenosa ataupun suatu aneurisma) secara tiba-tiba. Kadang aterosklerosis atau infeksi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pecah. Pecahnya pembuluh darah bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi paling sering menyerang usia 25-50 tahun. Perdarahan subaraknoid jarang terjadi setelah suatu cedera kepala. Perdarahan subaraknoid karena aneurisma biasanya tidak menimbulkan gejala. Kadang aneurisma menekan saraf atau mengalami kebocoran kecil sebelum pecah, sehingga menimbulkan pertanda awal, seperti sakit kepala, nyeri wajah, penglihatan ganda atau gangguan penglihatan lainnya. Pertanda awal bisa terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa minggu sebelum aneurisma pecah. Jika timbul gejala-gejala tersebut harus segera dibawa ke dokter agar bisa diambil tindakan untuk mencegah perdarahan yang hebat. Pecahnya aneurisma biasanya menyebabkan sakit kepala mendadak yang hebat, yang seringkali diikuti oleh penurunan kesadaran sesaat. Beberapa penderita mengalami koma, tetapi sebagian besar terbangun kembali, dengan perasaan bingung dan mengantuk. Darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak akan mengiritasi selaput otak (meningen), dan menyebabkan sakit kepala, muntah dan pusing. Denyut jantung dan laju pernafasan sering naik turun, kadang disertai dengan kejang. Dalam beberapa jam bahkan dalam beberapa menit, penderita kembali mengantuk dan linglung. Sekitar 25% penderita memiliki kelainan neurologis, yang biasanya berupa kelumpuhan pada satu sisi badan. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan CT scan, yang bisa menunjukkan lokasi dari perdarahan. Jika diperlukan, bisa dilakukan pungsi lumbal untuk melihat adanya darah di dalam cairan serebrospinal. Angiografi dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan sebagai panduan jika dilakukan pembedahan. Sekitar sepertiga penderita meninggal pada episode pertama karena luasnya kerusakan otak. 15% penderita meninggal dalam beberapa minggu setelah terjadi perdarahan berturut-turut. Penderita aneurisma yang tidak menjalani pembedahan dan bertahan hidup, setelah 6 bulan memiliki resiko sebanyak 5% untuk terjadinya perdarahan. Banyak penderita yang sebagian atau seluruh fungsi mental dan fisiknya kembali normal, tetapi kelainan neurologis kadang tetap ada. Penderita segera dirawat dan tidak boleh melakukan aktivitas berat. Obat pereda nyeri diberikan untuk mengatasi sakit kepala hebat. Kadang dipasang selang drainase di dalam otak untuk mengurangi tekanan. Pembedahan untuk menyumbat atau memperkuat dinding arteri yang lemah, bisa mengurangi resiko perdarahan fatal di kemudian hari. Pembedahan ini sulit dan angka kematiannya sangat tinggi, terutama pada penderita yang mengalami koma atau stupor. Sebagian besar ahli bedah menganjurkan untuk melakukan pembedahan dalam waktu 3 hari setelah timbulnya gejala. Menunda pembedahan sampai 10 hari atau lebih memang mengurangi resiko pembedahan tetapi meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan kembali.

Top of FormBottom of FormSakit Kepala Tegang (Tension Headache)TENSION HEADACHETension Headacheadalah jenis sakit kepala paling umum di kalangan orang dewasa. Tension headache ini sering disebut juga sebagai stress headache. Tension headachedapat muncul secara periodik (disebut episodik, yaitu kurang dari 15 hari dalam sebulan) atau harian (disebut kronis, yaitu lebih dari 15 hari dalam sebulan).1. Tension headache episodik, dapat digambarkan sebagai nyeri konstan yang ringan sampai sedang, atau tekanan di sekitar dahi atau belakang kepala dan leher.Sakit kepala tersebut dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa hari. Tension headache episodik umumnya dimulai secara bertahap, dan sering terjadi pada siang hari.2. Tingkat keparahan tension headachemeningkat signifikan seiring dengan bertambahnya frekuensi terjadinya. Tension headachekronis dapat timbul dan hilang dalam jangka waktu lama. Umumnya rasa sakitnya berdenyut dan mempengaruhi bagian depan, atas, atau sisi kepala. Meskipun intensitas rasa sakit sepanjang haridapat bervariasi, namun rasa sakit hampir selalu ada. Tension headachekronis tidak mempengaruhi penglihatan, keseimbangan, atau kekuatan.Tension headacheumumnya tidak menyebabkan seseorang terhalang dalam melakukan tugas sehari-hari.Siapa saja yang Dapat MenderitaTension Headache?Sekitar 30% -80% dari orang dewasa di Amerika, sesekali mengalami tension headache, Sekitar 3% sering mengalami tension headachekronis. Kaum wanita mempunyai peluang dua kali lebih besar untuk mengalami tension headachedibanding laki-laki. Kebanyakan penderita tension headacheepisodik, mengalami tension headachetidak lebih dari sekali atau dua kali dalam sebulan, tetapi sakit kepala dapat terjadi lebih sering. Tension headachekronis cenderung lebih banyak terjadi pada wanita. Banyak orang dengan tension headachekronis umumnya mengalami sakit kepala selama lebih dari 60-90 hari.Apa Penyebab Tension Headache?Tidak ada penyebab utama untuk tension headache. Sakit kepala jenis ini bukan faktor turunan. Pada beberapa orang, tension headache disebabkan oleh otot-otot yang menegang di bagian belakang leher dan kulit kepala. Ketegangan otot tersebut dapat disebabkan oleh: Istirahat yang kurang Buruknya postur tubuh Faktor emosional atau stres mental, termasuk depresi Kegelisahan Kelelahan Kelaparan Bekerja berlebihanNamun perlu dicatat bahwa ketegangan otot tidak selalu merupakan penyebab dari tension headache.Hingga sekarang beberapa orang bisa mengalamitension headachedan tidak diketahui apa penyebabnya.Tension headachebiasanya dipicu oleh faktor lingkungan atau stres internal. Sumber paling umum dari stres yaitu keluarga, hubungan sosial, teman, pekerjaan, dan sekolah. Beberapa contoh pemicu stres sebagai berikut: Memiliki masalah di rumah / kehidupan keluarga yang sulit Memiliki anak yang baru lahir Tidak memiliki teman dekat Kembali ke sekolah atau pelatihan, mempersiapkan untuk tes atau ujian Pergi berlibur Memulai pekerjaan baru Kehilangan pekerjaan Kelebihan berat badan Tenggat waktu di tempat kerja Bersaing dalam olahraga atau kegiatan lainnya Sifat perfeksionis yang selalu ingin sempurna Tidak cukup tidur Aktifitas berlebihan (terlalu banyak terlibat dalam kegiatan / organisasi)Tension headache episodik biasanya dipicu oleh situasi stres yang terisolasi atau stres yang menumpuk. Stres yang dialami sehari-hari dapat menyebabkan tension headachekronis.Apa Saja Gejala Tension Headache?Penderita tension headacheumumnya melaporkan keluhan / gejala-gejala sebagai berikut: Nyeri ringan sampai sedang atau tekanan yang mempengaruhi bagian depan, atas atau sisi kepala Sakit kepala yang terjadi nanti Kesulitan untuk tertidur dan tetap tidur Kelelahan kronis Lekas marah Konsentrasi terganggu Sensitivitas berlebih terhadap cahaya atau suara Sakit ototTension Headacheatau Migrain?Tension headache tidak sama dengan migrain. Pada penderita tension headachetidak ada gejala neurologis, seperti lemah otot atau penglihatan kabur.Selain itu, sensitivitas berlebih terhadap cahaya atau suara, sakit perut, mual, dan muntah, bukan gejala umum yang terkait dengan tension headache.Bagaimana MengobatiTension Headache?Tujuan pengobatan tension headacheadalah untuk mencegah serangan lebih lanjut dan mengurangi rasa sakit yang dialami. Pencegahan tension headachemeliputi: Minum obat yang direkomendasikan oleh dokter Anda, seperti Penghilang rasa nyeri Relaksan otot Anti depresi Menghindari atau meminimalkan penyebab atau pemicu tension headache Manajemen stres / latihan relaksasiMengobati Sakit KepalaObat painkiller (penghilang rasa nyeri) yang dijual bebas di pasaran, seringkali perawatan pertama yang direkomendasikan untuk mengatasi tension headache. Beberapa obat penghilang rasa sakit tersebut juga dapat digunakan untuk mencegah sakit kepala pada orang dengan tension headache kronis.Jika obat painkiller umum tidak membantu, maka dokter anda dapat merekomendasikan obat painkillerdengan resep dokter atau relaksan otot.Perawatan pencegahan umumnya dilakukan dengan meresepkan obatseperti antidepresan, obat tekanan darah, dan obat anti-kejang. Obat-obat tersebut dikonsumsi setiap hari meskipun Anda sedang tidak mengalami sakit kepala, supaya saat Anda benar mengalami tension headache, tidak diperlukan dosis tinggi. Tujuannya, seiring waktu berjalan, dosis yang diberikan akan semakin berkurang.Namun perlu diingat bahwa obat-obatan tidak menyembuhkan sakit kepala dan seiring waktu, perada rasa nyeri dan obat lainnya mungkin akan kehilangan efektivitasnya. Selain itu, semua obat memiliki efek samping. Jika Anda minum obat secara teratur, termasuk obat yang dapat dibeli bebas, sebaiknya diskusikan risiko dan manfaat obat dengan dokter Anda. Penting juga diingat bahwa obat pereda nyeri bukan pengganti untuk mengenali dan mengatasi pemicu stres yang dapat menyebabkan sakit kepala Anda.Tension headache paling baik ditangani ketika gejala pertama dimulai dan masih ringan, sebelum akhirnya menjadi lebih sering dan menyakitkan.