dayak benuaq, tanjung isuy
TRANSCRIPT
Dayak BenuaqUlap Doyo
Amrita Dwi Putri625120035
“Bagi perempuan Dayak, tradisi telinga panjang adalah bagian dari kearifan lokal
menyangkut tata rias dan kecantikan.”
Latar Belakang Dayak Benuaq• Suku Dayak Benuaq terletak di Kecamatan Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai Barat.
• Suku bangsa Dayak dikenal memiliki kekayaan tradisi dan budaya.
• Masyarakat Dayak memiliki hunian satu atap yang disebut rumah panjang, atau dalam bahasa Benuaq disebut lou.
” Berbagai teknologi orang Dayak di Kalimantan Timur mencerminkan kekayaan budaya serta kearifan lokal yang mereka miliki, mulai dari rumah panjang, beragam peralatan sehari-hari,
perlengkapan ritual, sampai keunggulan melahirkan ulap doyo yang terkenal.”
Ulap Doyo• Suku Dayak ini menekuni
kegiatan sebagai
pengrajin Ulap doyo
• Ulap itu berarti Tenun dan
Doyo diambil dari
tanaman serat daun doyo (
Curculigo Latifolia )
Cara Pembuatan Ulap Doyo
Agar dapat digunakan sebagai bahan baku tenun,
daun ini harus dikeringkan dan disayat mengikuti
arah serat daun hingga menjadi serat yang halus.
Serat-serat ini kemudian dijalin dan dilinting hingga
membentuk benang kasar.
Benang daun doyo kemudian diberi warna
menggunakan pewarna alami dari tumbuhan. Warna
yang umum ditemukan antara lain merah dan
cokelat. Warna merah berasal dari buah glinggam,
kayu oter, dan buah londo. Adapun warna cokelat
diperoleh dari kayu uwar.
Serat daun doyo dipisahkan dari daunnya di dalam air
dengan menggunakan lading. Proses pemisahan ini
disebut nglorot.
Lading adalah alat yang terbuat dari bambu jenis kuayat
yang memiliki ruas pendek dan tebal. Bentuk lading
menyerupai pisau. Serat yang diperoleh kemudian dicuci
dan dibilas sampai berwarna putih.
Serat yang terkumpul dari 20 lembar daun diikat menjadi
satu senik.
Dan dijemur sampai benar-benar kering.
Di bawah cuaca panas terik, pengeringan membutuhkan
waktu kira-kira dua hari.
“gotong-royong dengan kesadaran hidup bersama di bawah satu atap”