dasar teori fiswan teori
DESCRIPTION
dasar teori fisiologi hewanTRANSCRIPT
PENCERNAAN MAKANAN PADA PARAMECIUM
LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Fisiologi Hewan dan Manusia
yang dibina oleh Ibu Nuning Wulandari, S.Si
dan Drs. Soewolo, M.Pd.
Oleh:
Offering C/ Kelompok 1
1. Anggrasti Megah Insani (130341614801)
2. Chiristina Esseray (130341614780)
3. Dwi Ayu Ningtyas (130341614847)
4. Firmanti Syukuri Asri (130341614837)
5. Tania Puspa (130341614839)
6. Titisari Dwi W (130341614784)
7. Wawan Yuliatiningsih (130341614844)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014
Topik : Pencernaan makanan pada paramecium
Tujuan : Untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi pada
rongga makanan karena adanya perubahan pH dengan menggunakan indicator zat
warna “Congo Red”
Dasar teori :
Hewan menggunakan berbagai cara untuk memperoleh makanan.
Beberapa hewan mengintai, mengejar, memukul, menangkap, dan membunuh.
Bagi spesies hewan menempel (sesil), dalam mendapatkan makanan terpaksa
harus menggunakan cara yang lebih halus, seperti mengabsorpsi melalui
permukaan tubuh, menyaring makanannya atau menjebak (Soewolo, 2000).
Beberapa protozoa dan invertebrata yang hidup bebas ada yang
menggunakan permukaan tubhnya untuk megambil makanan dari medium di
sekitarnya. Molekul –molekul kecil seperti asam amino diambil dari medium
encer di sekitarnya dengan mekanisme transpor aktif, sedangkan molekul –
molekul yang lebih besar atau partikel – partikel diambil melalui proses
endositosis (Soewolo, 2000).
Kali ini, saya akan sedikit membahas tentang pencernaan pada salah satu
anggota dari fillum protozoa, yaitu paramecium. Paramecium merupakan
organisme dari kelas Cilliata, filum Protozoa. Paramecium dicirikan dengan
adanya silia yang berfungsi sebagai alat gerak. Paramecium berhabitat di air tawar
dan mudah ditemukan pada sisa tumbuhan yang membusuk (www.ruf.rice.edu).
Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan makanan dalam
paramecium, biasanya dilakukan suatu praktikum sederhana yang diawali dengan
pembuatan sediaan makanan paramecium yang berupa ragi (yeast). Selanjutnya,
pada sediaan makanan ditambahkan Congo Red. Congo Red merupakan indikator
Ph yang dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan Ph pada saat terjadi proses
pencernaan makanan dalam vakuola makanan paramecium berdasarkan pada
perubahan warna yang ditimbulkan. Congo red memiliki sifat asam dengan Ph
antara 3 – 5,2. Pada Ph 5, Congo Red akan berwarna ungu dan akan berwarna biru
pada Ph dibawah 3 (www.ruf.rice.edu).
Pada paramecium, pencernaan makanan terjadi dalam vakuola makanan.
Vakuola makanan merupakan organel yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencerna makanan, dan mengedarannya ke seluruh bagian sel dengan cara
mengelilingi sel. Awalnya makana masuk ke dalam sel melalui “rongga mulut”
(oral groove), lalu masuk ke dalam sitostoma. Kemudian makanan akan didorong
masuk ke dalam sitofaring dengan bantuan gerakan silia dan dorongan air yang
masuk. Ketika makanan mencapai bagian dasar sitofaring, vakuola makanan akan
dibentuk.
Pencernaan makanan di dalam vakuola makanan terjadi pada saat vakuola
makanan bergerak di dalam sitoplasma, yang disebut dengan gerak siklosis.
Enzim pencernaan yang terlibat adalah protease, karbohidrase, dan esterase yang
disekresikan oleh lisosom ke dalam vakuola makanan. Vakuola makanan yang
bergerak secara siklosis akan mengecil ukurannya secara bertahap karena proses
digesti dan absorpsi.
Dalam praktikum dengan menggunakan Congo Red akan terjadi
perubahan warna pada vakuola makanan Paramecium yang menandakan adanya
proses pencernaan makanan. Adanya perubahan warna pada vakuola makanan
paramecium menunjukkan terjadinya perubahan pH. Perubahan pH pada vakuola
makanan paramecium selama proses pencernaan makanan disebabkan karena
adanya enzim-enzim yang diekskresikan oleh lisosom. Untuk mencerna makanan,
lisosom akan berfusi dengan vakuola makanan (Soewolo, 2000 : 158). Enzim-
enzim pada lisosom akan bekerja optimal pada pH sekitar 5 (Istanti, 1999). Jadi
ketika sediaan makanan berupa ragi dan Congo Red masuk ke dalam vakuola
makanan, keadaan vakuola makanan yang pada awalnya bersifat basa akan
berubah menjadi bersifat asam untuk mengoptimalkan kerja enzim-enzim yang
dihasilkan oleh lisosom. Setelah proses pencernaan makanan selesai, maka
vakuola makanan dan lisosom yang awalnya berfusi akan berpisah kembali.
Lisosom terpisah dari vakuola makanan dengan membawa enzim-enzim
yang tadi dibawanya. Hal ini menyebabkan suasana pada vakuola makanan
kembali menjadi basa.
Setelah makanan dicerna, ada bagian dari substansi makanan yang diabsorpsi
masuk kedalam darah untuk diangkut menuju ke sel jaringan, namun ada juga
bagian dari substansi makanan yang tidak dapat dicerna (dalam bentuk zat
buangan). Zat buangan ini disimpan untuk sementara utuk kemudian dibuang
keluar melalui sitopage. Proses pembuangan ini disebut defekasi ( Wulangi,
1993 ; 97).
DAFTAR PUSTAKA
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : DIKTI Departemen
Pendidikan Nasional.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Bandung : ITB
Istanti, Annie. 1999. Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.