dasar dasar kurikulum "landasan sosial budaya"
TRANSCRIPT
Dasar-dasar kurikulum
Landasan Sosial budaya
Oleh Kelompok 5:
• Dian Permata Sari 1213052005
• Ida Santika 1213052012
• Rico Asfany 1213052035
• Rinda Maulina 1213052036
• Sefti Rholanjiba 1213052041
Hakikat Pengembangan
Kurikulum– Fungsi landasan pengembangan kurikulum adalah
seperti fondasi sebuah bangunan. Seller dan Miller
(1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan
kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terus-menerus.
Pengembangan landasan kurikulum terdiri atas tiga
sumber, yaitu:
• Studi tentang hakikat dan nilai ilmu pengetahuan
• Studi tentang kehidupan
• Studi tentang siswa dan teori-teori belajar sebagai aspek
psikologi
Prinsip-prinsip Pengembangan
Kurikulum
1. Prinsip Relevansi
Pengembangan kurikulum yang meliputi
tujuan, isi dan sistem penyampaian harus
relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan
keadaan masyarakat, tingkat perkembangan
dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
tegnologi.
2. Prinsip Fleksibelitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah,
dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan
keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak
statis atau kaku. Prinsip fleksibelitas memiliki dua sisi:
• pertama, fleksibel bagi guru yaitu kurikulum harus
memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan
program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
• Kedua, fleksibel bagi siswa yaitu kurikuum harus
menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan
sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan,
artinya bagian-bagian, aspek-spek, materi, dan
bahan kajian disusun secara berurutan, tidak
terlepas-lepas, melainkan satu sama lain
memiliki hubungan fungsional yang bermakna,
sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam
satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.
Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan
keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga
mempermudah guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
4. Prinsip Efektifitas
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam
suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu
pengembangan kurikulum, yaitu:
• Pertama, efektivitas berhubungan dengan
kegiatan guru dalam melaksanakan tugas
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.
• Kedua, efektivitas kegiatan siswa dalam
melaksanakan kegiatan belajar.
5. Prinsip Efisiensi
Kurikulum dikatakan memiliki tingkat
efesiensi yang tinggi apabila dengan
sarana, biaya yang minimal dan waktu yang
terbatas dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Kurikulum harus dirancang
untuk dapat digunakan dalam segala
keterbatasan.
LANDASAN BUDAYA
a. Pengertian Landasan Budaya
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sebab kebudayaan
dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan
jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun
informal.
b. Manusia dan Kebudayaan
– Pengertian
Budaya adalah bentuk amak dari kata budi dan daya
yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya
sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah
yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau
akal. kemudian pengertian ini berkembang dalam arti
culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
• E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, ada
t istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
– Perwujudan Kebudayaan
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan
itu dibagi atau digolongkan dalam tiga
wujud, yaitu :
– Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan
– Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat
– Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
c. Substansi ( ISI ) Utama Budaya
– Sistem Pengetahuan
System pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk
social merupaka suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam
hal berusaha memahami :
• Alam sekitar
• Alam flora di daerah tempat tinggal
• Alam fauna di daerah tempat tinggal
• Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam
lingkungannya
• Tubuh manusia
• Sifat-sifat dan tingkah laku manusia
• Ruang dan waktu
– Nilai
Nilai adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita-citikan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota
masyarakat. C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang
menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia aalah
lima dasar yang bersifat universal, yaitu :
• Hakikat hidup manusia ( MH )
• Hakikat karya manusia ( MK )
• Hakikat waktu manusia ( MW )
• Hakikat alam manusia ( MA )
• Hakikat hubungan antar manusia ( MM )
– Pandangan hidup
Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu
bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau
mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
– Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih
luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap
tuhan yang maha Esa.
– Persepsi
Persepsi Atau sudut pandang ialah suatu
titik tolak pemikiran yang tersusun dari
seperangkat kata–kata yang digunakan
untuk memahami kejadian atau gejala
dalam kehidupan
d. Sifat-sifat Budaya
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain :
• Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
• Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu
generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang bersangkutan.
• Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam
tingkah lakunya
• Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban–kewajiban, tindakan–tindakan yang diterima
dan ditolak, tindakan–tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diizinkan
e. Sistem Budaya
Sistem kebudayaan suatau daerah akan
menghasilkan jenis -jenis kebudayaan yang
berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat
dikelompokkan menjadi :
• Kebudayaan material
• Kebudayaan non material
Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya
adalah :
– Sistem budaya
– Sistem social
– Sistem kebendaan
• f. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
• Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri
manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalaui
aktivitas fisik dan mental, sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai :
• Suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompoknya
• Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan
kemampuan-kemampuan lain
• Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupn manusia
• Pembeda manusia dan binatang
• Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus
bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
g. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah
kebudayaan dan lingkungannya:
– Physcial Environment, menunjuk pada lingkungannya natural
seperti : temperature, curah hujan, iklim, wilayah
geografis, flora, dan fauna
– Cultural Social Environment, meliputi aspek–aspek
kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti : norma-norma, adat
istiadat, dan nilai-nilai
– Environmental Orientation and Representation, mengacu pa
da persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada
setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
– Environmental Behavior and Procces, meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungannya dalam hubungan social
– Out Carries Product, meliputi hasil tidakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam
memodifikasi lingkungannya fisik seperti budaya pertanian dan iklim.
h. Proses dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa
manusia oleh karenanya kebudayaan
mengalami perubahan dan
perkembangannya sejalan dengan
perkembangan manusia itu. Perkembangan
kebudayaan terhadap dinamika kehidupan
seseorang bersifat kompleks, dan memiliki
eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan social.
i. Problematika Kebudayaan
Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain :
• Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan
hidup dan system kepercayaan
• Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut panang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana
pembangunan.
• Hambatan budaya berkaitan dengan factor psikologi atau
kejiwaan
j. Perubahan Kebudayaan
Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan
kebudayaan, yaitu :
• Perubahan lingkungan alam
• Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu
kelompok lain
• Perubahan karena adanya penemuan ( discovery )
• Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau
bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material
yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain
• Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodiikasi
cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau
kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan
hidup dan konsepsinya tentang realitas.
LANDASAN SOSIAL
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan
analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial
di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
• Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
• Hubungan kemanusiaan.
• Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
• Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi
antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya.
A. Pengertian dan Cakupan
Perubahan Sosial
• Perubahan social merupakan gejala yang melekat di
setiap masyarakat.Wilbert Moore memandang perubahan
social sebagai “perubahan struktur social, pola
perilaku, dan interaksi social”. Contoh perubahan social:
perubahan peranan seorang istri dalam
keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya:
keluarga modern, perubahan kebudayaan
contohnya: adalah penemuan
baru seperti radio, televisi, computer yang dapat
memengaruhi lembaga-lembaga sosial.
B. Teori dan Bentuk Perubahan
Sosial• Teori sebab akibat (Causation Problem)
Beberapa factor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan
sebab-sebab perubahan social yang terjadi, beberapa pendekatan
sebagai berikut :
– Analisis Dialektis
– Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
• Teori proses atau arah perubahan sosial
Kebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan social mempunyai
kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusiner. Bentuk-bentuk
perubahan social menurut Soerjono Soekanto :
– Perubahan yang terjadi secara lambat dn perubahan yang terjadi secara cepat
– Perubahan secara lambat disebut evolusi.
– Perubahan secara cepat disebut revolusi.
C. Perkembangan Masyarakat
1. Perubahan Dalam Perkembangan Masyarakat
– Terjadi perubahan. Perubahan yang terjadi akan
mempengaruhi perkembangan
individu, pengetahuan, kebiasaan dan pola hidup.
– Mobilitas tinggi. Dengan mobilitas yang tinggi, maka
dapat mempercepat pertemuan antarbangsa, membuka
daerah terisolasi, dan meningkatkan pemerataan
pembangunan.
– Komunikasi cepat dan akurat sehinggan memudahkan
perolehan informasi.
2. Perubahan Pola Pekerjaan
– Melahirkan spesialisasi yang menuntut
profesionalisme
– Mengejar target untuk meningkatkan produksi
– Gotong royong diganti dengan kerjasama sesuai
alur kerja
– Pola padat karya berganti dengan padat
teknologi
– Sifat kompetitif yang tinggi
3. Perubahan Peranan Wanita
– Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria
hampir pada setiap sector
– Memberi kesempatan untuk menambah penghasilan
keluarga
– Muncul masalah dalam kehidupan sosial pribadi →
peran ganda wanita
– Masalah dalam kehidupan berkeluarga →kemungkinan
terjadinya perpecahan keluarga
– Masalah dalam pekerjaan : optimalisasi karier,
kedudukan pria di bawah wanita, pelecehan/skandal.
4. Perubahan Kehidupan Keluarga
– Waktu bekerja yang panjang
– Pengasuhan anak oleh pembantu
– Waktu anak lebih banyak di luar rumah
– Menimbulkan masalah harmonisasi dalam keluarga
– Kesibukan luar batas mengorbankan fungsi-fungsi
keluarga
– Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir.
Ada tiga sifat penting pendidikan
Pendidikan mengndung nilai dan memberikan pertimbangan .
Pendidikan diarahkan pada pada kehidupan dalam masyarakat .
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi menyiapkan anak
untuk kehidupan dalam mayarakat. Generasi muda perlu mengenal
dan memahami apa yang ada dalam masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan
masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.
Kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena
pendidikan sangat melekat dengan kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan membutuhkan dukungan dari lingkungan
masyarakat, penyediaan fasilitas, personalia, sistem sosial, budaya
, politik, dll.
Implikasi Sosial Kultural Bagi Penyusunan
Kurikulum
• Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial kulturil dari
masyarakat.Kurikulum. disusun bukan saja harus berdasarkan pada
nila-nilai , adat istiadat , cita-cita dari masyarakat, akan tetapi,
Kurikulum. harus berlandaskan pada semua dimensi kebudayaan.
Kehidupan keluarga., ekonomi,politik pendidikan dsb.
• memperhatikan unsur fleksibel dan bersifat dinamis sehingga
kurikulum tersebut senantiasa mengandung relevansi yang tepat
dengan masyarakat Konsekwensi logis adalah bahwa kurikulum pada
waktunya perlu diadakan perubahan dan revisi sesuai dengan
perkembangan dan perubahan. Dan revisi sesuai dengan
perkembangan dan perubahan social kulturil yang ada pada masa itu.
• Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi sosial budaya
dalam masyarakat. Bukan saja dengan maksud untuk membudayakan anak
didik akan tetapi sejalan dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu
sendiri.Kemajuan dalam bidang teknologi akan memberikan bahan yang
memadai dalam rangka penyampaian tehnologi baru kepada para siswa yang
sekaligus mempersiapkan para siswa agar mampu hidup dalam tehnologi itu
Dengan demikian sekolah betul-betul dapat mengemban peranan dan
fungsinnya sebagai lembaga modernisasi
• Kurikulum di sekolah-sekolah harus disusun berdasarkan pada kebudayaan
nasional yang berlandaskan pada falsafah Pancasila,dimana perkembangaan
keb daerah telah tercakup didalamnya. Integritas kebudayaan nasional akan
tercermin dalam isi dan organisasi kurikulum,karena system pendidikan kita
bermaksud membudayakan anak didik ita berdasarkn kebudayaan masyarakat
dan bangsa kita sendiri.
SEKIAN
TERIMA KASIH