dampak kebijakan perlindungan khusus pekerja...
TRANSCRIPT
-
DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA PEREMPUAN TERHADAP PROSES
PEREKRUTAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)
THE IMPACT OF SPECIAL PROTECTION POLICY FOR FEMALE WORKERS TOWARD RECRUITMENT PROCESS
IN MAKASSAR (A Case Study of PT. MAHAMERU MITRA MAKMUR)
ANDI KAMELIA MAKKARUMPA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
-
DAMPAK KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS PEKERJA PEREMPUAN TERHADAP PROSES
PEREKRUTAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)
THE IMPACT OF SPECIAL PROTECTION POLICY FOR FEMALE WORKERS TOWARD RECRUITMENT PROCESS
IN MAKASSAR (A Case Study of PT. MAHAMERU MITRA MAKMUR)
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Gender dan Pembangunan
Disusun dan diajukan oleh
ANDI KAMELIA MAKKARUMPA
Kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
-
iii
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Andi Kamelia Makkarumpa
Nomor mahasiswa : P2000214001
Program Studi : Gender dan Pembangunan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, 30 Mei 2017
Yang Menyatakan
Andi Kamelia Makkarumpa
-
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya
jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis program Magister
Gender dan Pembangunan dengan judul “Dampak Kebijakan
Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan Terhadap Proses Perekrutan di
Kota Makassar (Studi Kasus Pada PT. Mahameru Mitra Makmur)”.
Shalawat beruntaikan salam keharibaan Nabi besar Muhammad SAW
"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina
Muhammad". Semoga beliau bekenan memberikan syafaat di Yaumil
Mahsyar kelak, Aamiin Allahuma Aamiin.
Tesis ini disusun berdasarkan latar belakang yang timbul dari hasil
pengamatan penulis pada fenomena ketidakadilan gender yang terjadi di
PT. Mahameru Mitra Makmur. Ketidakadilan gender yang terjadi menjadi
salah satu faktor penghambat dalam proses perekrutan bagi para pekerja
perempuan di PT. Mahameru Mitra Makmur. Penulis bermaksud untuk
memberikan sumbangsih berupa alternatif strategi yang dapat digunakan
dalam mengatasi ketidakadilan gender yang terjadi di PT. Mahameru Mitra
Makmur. Banyak kendala yang terjadi pada proses penyusunan tesis ini
namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka tesis ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih khususnya kepada:
-
vi
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA Selaku rektor
Universitas Hasanuddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, S.E., M.S selaku Dekan Sekolah
Pascasarjana Universitas Hasanuddin
3. Ibu Dr. Ir. Mardiana E. Fachry, M.Si selaku ketua program studi
Magister Gender dan Pembangunan Universitas Hasanuddin
Makassar.
4. Bapak Dr. Mansyur Radjab, M.Si selaku Ketua Dewan Pembimbing
dan Bapak Sudirman Nasir, S.Ked,MWH.,Ph.D. selaku Anggota
Dewan Pembimbing.
5. Ibu Dr. Ir. Novaty Eny Dungga, MP, Ibu Dr. Ir. Mardiana E. Fachry,
M.Si., Ibu Herawaty M. Hum.Ph.D selaku Dewan Penguji.
6. Bapak Drs. Rusly R. Pawelleri, SH,MH selaku Kepala Bidang
Pengawasan Ketenagakejaan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Prov. Sulawesi Selatan beserta para jajaran.
7. Bapak Hendrik Witono selaku Direktur Utama PT. Mahameru Mitra
Makmur beserta para karyawan.
8. Special Thanks untuk Mamaku tercinta dan tersayang, pencapaian
ini semata-mata untuk mewujudkan impian ta’. Maafkan anakmu ini
yang selalu dan selalu merepotkan. Etta dan Adik-adikku serta
semua keluarga besar tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang
dan semangatnya yang telah diberikan.
-
vii
9. Terima kasih juga kepada tiga laki-laki kesayanganku Husni Faisal,
Sultan Dzaky dan Sultan Ubaidillah yang tak henti-hentinya
memberikan doa, semangat dan cinta kasihnya, maafkan untuk
kebersamaan yang sering harus terabaikan, “ Bunda sayang ki’ “
10. Terima kasih kepada Sri Marlina, Mutia dan Teman-teman
seperjuangan di Magister Gender dan Pembangunan 2013 atas
segala dukungan, bantuan dan kebersamaan selama masa-masa
kuliah.
11. Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spiritual
sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Semoga Allah membalas
semua kebaikan kalian dengan limpahan rejeki dan nikmat
kesehatan, Aamiin Allahuma Aamiin.
Walaupun telah tersusun rapi namun penulis menyadari bahwa
karya ilmiah ini masih membutukan saran maupun kritik yang sifatnya
membangun agar dapat berhasil pada penelitian selanjutnya. Akhirnya
penulis hanya berharap karya ilmiah ini dapat menjadi manfaat bagi
semua pihak yang membacanya. Aamiin Ya’ Rabbal Alamin.
Makassar, 30 Mei 2017
Penulis
-
viii
-
ix
-
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ............................................................................... i
Halaman Persetujuan ............................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................... iii
Pernyataan Keaslian Tesis ...................................................................... iv
Prakata ........................................................................................................ v
Abstrak ....................................................................................................... viii
Abstract ..................................................................................................... ix
Daftar Isi .................................................................................................. x
Daftar Tabel ............................................................................................... xii
Daftar Gambar .............................................................................. ............. xiii
Daftar Singkatan ........................................................................................ xiv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................. ... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Definisi Kebijakan Publik ................................................................. 13
B. Hukum Ketenagakerjaan ................................................................. 16
C. Kebijakan Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan ..................... 25
D. Perekrutan/Permintaan Tenaga Kerja ........................................... 39
E. Keadilan dan Kesetaraan Gender ................................................... 63
F. Gambaran Umum PT. Mahameru Mitra Makmur ............................ 75
G. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 89
H. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 98
BAB III Metode Penelitian
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................... 101
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 102
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 103
D. Informan ............................................................................................ 104
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 109
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 111
-
xi
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Pekerja Perempuan ............. 113
di PT. Mahameru Mitra Makmur
B. Pelaksanaan Sistem Perekrutan Pekeja / Karyawan ....................... 126
PT. Mahameru Mitra Makmur
C. Analisis Kesenjangan Gender Pada Proses Perekrutan .................. 138
di PT. Mahameru Mitra Makmur
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ...................................................................................... 145
B. Saran ................................................................................................ 147
Daftar Pustaka .................................................................................. ........... 149
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki.............. 64
Tabel 2.2 Jumlah Pekerja/Karyawan Per Divisi..................................... 82
Tabel 2.3 Jumlah Pekerja/Karyawan Berdasarkan Usia....................... 82
dan Status Pernikahan
Tabel 2.4. Jumlah Pekerja/Karyawan Tahun 2010–2012 ....................... 83 (sebelum diberlakukannya kebijakan perlindungan khusus bagi pekerja perempuan)
Tabel 2.5. Jumlah Pekerja/Karyawan Tahun 2013–2015....................... 83
(setelah diberlakukannya kebijakan perlindungan khusus bagi pekerja perempuan)
Tabel 2.6 Rangkuman Penelitian Terdahulu ......................................... 95
Tabel 3.1 Data Informan ....................................................................... 105
Tabel 4.1 Gender Analysis Pathway (GAP) .......................................... 140
-
xiiixiiixiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut.................. 5
Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2013
Gambar 1.2 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5 Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2014
Gambar 1.3 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5
Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2015
Gambar 1.4 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut .................. 5 Jenis Kelamindan Jenis Lapangan Usaha Tahun 2015
Gambar 2.1. Kedudukan Hukum Ketenagakerjaan dalam ..................... 18
Sistem Hukum Indonesia
Gambar 2.2 Proses Perekrutan Tenaga Kerja/Karyawan ...................... 47
Gambar 2.3. Konsep Rekrutmen Tenaga Kerja/Karyawan .................... 48
Gambar 2.4. Struktur Organisasi PT. Mahameru Mitra Makmur............ 78
Gambar 2.5 Kerangka Pikir ................................................................. 100
Gambar 3.1 Analisis data model interaktif(Sumber gambar Miles .......112 and Huberman)
Gambar 4.1 Proses Perekrutan ..........................................................134
-
xivxiv
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Keterangan
BPS Badan Pusat Statistik
GBHN Garis Besar Haluan Negara
HIPMI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
HRD Human Resources
Development
IAI Ikatan Akuntan Indonesia
IWAPI Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
KADIN Kamar Dagang Indonesia
KKB Kesepakatan Kerja Bersama
KKG Keadilan dan Kesetaraan Gender
NKRI Negara Kesatuan Republik
Indonesia
NO Nomor
PKB Perjanjian Kerja Bersama
PROPENAS Program Pembangunan Nasional
PUG Pengarusutamaan Gender
-
xv
P3LTK Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja
RI Republik Indonesia
SAKERNAS Survei Angkatan Kerja Nasional
SIUP Surat Ijin Usaha
Perdagangan
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kiprah perempuan di sektor publik khususnya di dunia kerja masih
menjadi topik pembicaraan yang mengundang perdebatan, sekalipun hal
tersebut bukanlah suatu fenomena baru. Berbagai macam pendapat di
masyarakat baik yang pro ataupun yang kontra terus saja bermunculan,
tetapi bagaikan kata pepatah “anjing menggongong kafilah berlalu”
kesempatan perempuan untuk berkiprah di sektor publik terus
terbuka lebar.
Luttrell and Moser (2012), keikutsertaan perempuan dalam sektor
publik (industri) mendorong lahirnya peraturan perundang-undang pada
awal tahun 1840-an ketika Inggris melarang pekerja perempuan bekerja di
tambang dan membatasi waktu kerja perempuan dimalam hari. Dalam
lima dekade berikutnya, negara-negara di Eropa Barat lainnya juga
mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang membatasi jenis-
jenis pekerjaan dan mengatur jam kerja pekerja perempuan yang
dilengkapi dengan pemberian cuti hamil.
Weber and Janson (2011) mengemukakan bahwa para pekerja
perempuan tidak saja membutuhkan peraturan perundang-undangan yang
melindungi hak-hak mereka tetapi para pekerja perempuan juga
-
2
membutuhkan dukungan fasilitas untuk tetap berada dalam kondisi yang
kondusif untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Dengan menciptakan
kondisi yang kondusif pengusaha akan mendapatkan manfaat yakni
peningkatan produktivitas dan pencitraan perusahaan semakin positif.
Luttrell and Moser (2012), Undang-undang tersebut tidak saja
memberikan efek positif tetapi juga memberikan efek negatif terutama nilai
tawar pekerja perempuan di pasar kerja. Pada pertengahan tahun 1900-
an sejumlah negara industri mencabut undang-undang yang memberikan
perlindungan khusus kepada pekerja perempuan terutama pembatasan
jam kerja. Dengan kondisi ini diharapkan para tenaga kerja perempuan
benar-benar dapat bersaing dengan para tenaga kerja laki-laki di pasar
kerja.
Di Indonesia selama pemerintahan kolonial Belanda, kesempatan
perempuan untuk memperoleh pekerjaan terhambat baik secara vertikal
maupun horizontal. Kondisi berbeda terjadi selama masa pendudukan
Jepang, kurangnya keseimbangan kehidupan sosial dan ekonomi
memaksa perempuan menjadi tulang punggung keluarga karena para
lelaki dimanfaatkan sebagai romusha. Kaum perempuan harus melakukan
berbagai pekerjaan yang tidak pernah mereka kerjakan sebelumnya.
Tuntutan hidup yang begitu keras memaksa mereka untuk cerdas
memanfaatkan berbagai kesempatan. Pengalaman inilah yang
menyadarkan para kaum perempuan bahwa mereka sebenarnya bisa
melakukan banyak pekerjaan untuk menyambung hidup keluarga. Setelah
-
3
Indonesia memperoleh kedaulatannya, kondisi sosial yang berkembang
membuat kesempatan bekerja bagi perempuan menjadi besar
(Domini, 2015)
Sejak kelahiran NKRI Pemerintah Indonesia sudah menetapkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 27 yang
mengamanatkan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Arahan
konstitusi ini mengamanatkan dengan tegas bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan haruslah memberi jaminan atas hak yang sama bagi setiap
warga negara dalam segala kehidupan berbangsa dan bernegara
termaksud dalam hal memilih dan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki dalam mendapatkan penghidupan yang layak.
Komitmen ini sangat besar artinya terhadap persamaan hak laki-laki
dan perempuan.
Komitmen Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) telah menjadi
komitmen bangsa-bangsa di dunia termaksud Indonesia. Wujud nyata
pelaksanaan komitmen Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)
pemerintah Indonesia tuangkan dalam kebijakan nasional yakni pada
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999, Undang-Undang No. 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional-PROPENAS
2000-2004, dan dipertegas dalam instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000
-
4
tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG) dalam pembangunan nasional
(Jumiatil, 2015).
Indikator pencapaian Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)
dalam pembangunan nasional ditandai dengan meningkatnya
kesejahteraan dan jenjang pendidikan kaum perempuan yang diikuti
dengan kemajuan informasi dan teknologi serta berkembangnya
industrialisasi. Sekarang hampir tidak terlihat lagi perbedaan antara
laki-laki dan perempuan, keduanya memiliki status, kesempatan dan
peranan yang luas untuk berkembang dalam struktur masyarakat modern.
Orang tidak janggal lagi melihat seorang perempuan bekerja di sebuah
pabrik, menjadi buruh bangunan, tukang parkir, sopir, wartawan, atlet
profesional, anggota legislatif dan birokratif di pemerintahan, bupati,
gubernur, rektor, menteri bahkan negara Republik Indonesia pun pernah
dipimpin oleh seorang presiden perempuan, hal ini menunjukkan bahwa
peran kaum perempuan di sektor publik tidak diragukan lagi.
Jumlah perempuan yang bekerja di sektor publik khususnya di
sektor perdagangan dan jasa relatif memiliki jumlah yang sama dengan
laki-laki sedangkan di sektor pertanian jumlah perempuan hampir separuh
dari jumlah laki-laki, hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
pada tahun 2013-2015 tentang persentase penduduk yang bekerja
menurut jenis kelamin dan jenis lapangan usaha dapat ditunjukkan
dengan grafik berikut :
-
5
Gambar 1.1 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Pertanian) Tahun 2013 s/d 2015
(BPS, 2013 s/d 2015).
Gambar 1.2 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Industri) Tahun 2013 s/d 2015
(BPS, 2013 s/d 2015).
Perempuan
Laki-laki0
10
20
30
40
50
60
70
20132014
2015
37,02 36,16
36,39
0
62,98 63,84 63,61
0
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki0
10
20
30
40
50
60
70
20132014
2015
36,16 40,44
50,84
0
63,84 59,56
49,16
0
Perempuan
Laki-laki
-
6
Gambar 1.3 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Perdagangan) Tahun 2013 s/d 2015
(BPS, 2013 s/d 2015).
Gambar 1.4 Persentase Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Lapangan Usaha (Jasa) Tahun 2013 s/d 2015
(BPS, 2013 s/d 2015)
Perempuan
Laki-laki0
10
20
30
40
50
60
20132014
2015
50,13 50,84 51,61
0
49,87 49,16 48,39
0
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki0
10
20
30
40
50
60
20132014
2015
46,78 46,06 46,06
0
53,22 53,94 53,94
0
Perempuan
Laki-laki
-
7
Dari keempat grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa peran nyata
perempuan di dunia kerja semakin lama semakin bertambah disemua
lapangan pekerjaan.
Sekalipun peluang bagi perempuan untuk berkiprah di sektor
publik telah terbuka lebar tidak lantas menghapus ketimpangan sosial
yang terjadi di masyarakat khususnya di dunia kerja, masyarakat pada
umumnya memiliki keyakinan gender yang keliru. Peran gender sebagai
bentuk ketentuan sosial diyakini sebagai sebuah kodrat, sehingga tidaklah
mengherankan jika hingga kini pandangan dan perlakuan yang kurang
berimbang masih saja terus dialami oleh para perempuan.
Secara kodrat biologis perempuan dan laki-laki tidak sama dan tidak akan
pernah sama, terdapat perbedaan yang kekal baik secara fisik, anatomis
maupun biologis dengan berbagai manifestasi fungsinya yang salah
satunya adalah fungsi reproduksi.
Secara kodrati perempuan mempunyai dan menjalankan peran
dan fungsi sosial untuk melanjutkan keturunan, dengan memasuki ranah
publik maka perempuan akan mendapatkan dan menghadapi berbagai
tantangan dan resiko yang dapat berakibat mengurangi atau
menghilangkan peran dan fungsi sosial tersebut. Oleh karena itu,
perempuan perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak dan
membutuhkan kondisi yang kondusif, yang memungkinkan perempuan
melaksanakan peran dan fungsi sosialnya secara maksimal.
-
8
Atas dasar hal tersebutlah kemudian pemerintah mengeluarkan
kebijakan perlindungan yang bersifat khusus terhadap tenaga kerja
perempuan. Selain diarahkan untuk menjamin keselamatan, kesehatan
dan kesusilaannya terkait dengan fungsi repoduksi yang melekat pada diri
pekerja perempuan juga untuk menjamin kesamaan kesempatan kerja
dan kesamaan perlakuan tanpa diskriminasi di tempat kerja sehingga
kesetaraan dan keadilan gender dapat terwujud.
Kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan yang
diarahkan pada perlindungan fungsi repoduksi bagi pekerja perempuan
diatur meliputi istirahat pada waktu haid, istirahat sebelum dan setelah
melahirkan, istirahat gugur kandungan, larangan kerja malam bagi pekerja
perempuan yang hamil dan kesempatan menyusui anak (Kemenakertrans
RI, 2011).
Kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan yang
diarahkan pada perlindungan fungsi reproduksi bagi pekerja perempuan
diatur dalam Pasal 81 ayat (1) Undang–Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang waktu istirahat pada
masa haid, Pasal 81 tersebut berbunyi :
“Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid “.
Pasal 82 Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur tentang istirahat sebelum dan setelah
melahirkan atau gugur kandungan, Pasal 82 tersebut berbunyi :
-
9
(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. (2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.
Pasal 76 ayat (2) Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur tentang larangan kerja malam bagi
pekerja perempuan yang hamil. Pasal 76 ayat (2) tersebut berbunyi :
“Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 “.
Dan pada Pasal 83 Undang–Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang mengatur tentang kesempatan menyusui anak,
Pasal 83 tersebut berbunyi :
“Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja” (Dirjendbinwasnaker, 2010:102, 104-105).
Pada dasarnya kebijakan perlindungan yang bersifat khusus
terhadap tenaga kerja perempuan ini mempunyai tujuan yang sangat baik
dan pemerintah telah menyatakan bahwa kebijakan ini bukanlah suatu
perbedaan perlakuan tetapi pada kenyataannya tidak semua pihak dapat
menerima dan melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik khususnya
bagi para pengusaha atau pemberi kerja karena adanya perbedaan
sudut pandang.
-
10
Pada umumnya para pengusaha menganggap bahwa kebijakan
perlindungan yang bersifat khusus terhadap tenaga kerja perempuan ini
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya jam kerja
yang hilang dan adanya kewajiban untuk tetap membayarkan upah para
tenaga kerja perempuan yang sedang melaksanakan fungsi
reproduksinya. Bertambahnya total biaya tenaga kerja ini berakibat negatif
terhadap penciptaan kesempatan kerja khususnya bagi para tenaga kerja
perempuan.
Salah satu perusahaan di Kota Makassar yang mempekerjakan
tenaga kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan tenaga kerja perempuan
adalah PT. Mahameru Mitra Makmur yang beralamat di jalan Sultan
Dg. Raja Makassar. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 dan bergerak
dalam bidang distributor consumer goods. Secara total PT. Mahameru
Mitra Makmur mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 240 orang dengan
jenis jabatan yang dibagi menjadi empat yaitu bagian/divisi logistik dan
distribusi, HRD, bagian/divisi sales, dan bagian/divisi keuangan.
Dari jumlah total pekerja PT. Mahameru Mitra Makmur hanya
terdapat 40 orang pekerja perempuan dengan usia antara 23 sampai
dengan 54 tahun dan terdapat kurang lebih 21 orang yang berstatus telah
menikah dengan jumlah anak antara 1 sampai 3 orang.
Atas dasar latar belakang inilah penulis ingin menganalisis apakah
Kebijakan Perlindungan Khusus Pekerja Perempuan menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi proses perekrutan para pekerja perempuan di
-
11
Kota Makassar dengan mengambil sampel pada PT. Mahameru Mitra
Makmur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Dampak apa yang ditimbulkan akibat adanya kebijakan perlindungan
khusus pekerja perempuan terhadap proses perekrutan di Kota Makassar
(Studi Kasus di PT. Mahameru Mitra Makmur).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak
kebijakan perlindungan khusus pekerja perempuan terhadap proses
perekrutan di Kota Makassar (studi kasus pada PT. Mahameru Mitra
Makmur).
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang
ketenagakerjaan, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan
terhadap pekerja perempuan.
-
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PT. Mahameru Mitra Makmur
Dapat diajukan sebagai pedoman atau bahan rujukan bagi pemilik
atau pengurus PT. Mahameru Mitra Makmur dalam pengambilan
suatu kebijakan pada proses perekrutan tenaga kerja.
b. Bagi Peneliti
Dapat diajukan sebagai pedoman atau bahan rujukan bagi rekan–
rekan mahasiswa atau peneliti yang akan melakukan penelitian
yang berkaitan dengan dampak kebijakan perlindungan khusus
pekerja perempuan terhadap proses perekrutan di Kota Makassar.