dampak jumlah pasar, jumlah pedagang dan …/dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam...

77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Oleh : DEWI LUPITOSARI F 1107007 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: ngokhanh

Post on 05-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA

SURAKARTA SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DEWI LUPITOSARI

F 1107007

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Dewi Lupitosari NIM. F1107007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Sehubungn dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut diduga jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD dan kebijakan revitalisasi pasar berpengaruh secara terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti Dinas Pengelolaan Pasar dan Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Surakarta, BPS Surakarta serta rujukan dari referensi di internet. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Proses pengujian yang digunakan terdiri dari pengujian secara ststistik meliputi uji t, uji F dan uji determinasi. Sedangkan untuk pengujian ekonometrika (asumsi klasik) meliputi uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, uji Autokorelasi.

Hasil penelitian ini menunjukan variable jumlah pedagang, PAD dan kebijakan revitalisasi pasar secara signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta, sedangkan variabel jumlah pasar tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Hasil uji ekonometrika menunjukan tidak adanya gangguan multikolinieritas, gangguan heteroskedastisitas dan gangguan autokorelasi dalam model.

Melihat hasil analisis ini, maka disarankan tentang perlunya dukungan dari berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern. Perlu diperhatikan lagi masih banyak pos-pos penerimaan yang potensial guna menumbuhkan perekonomian. Kata kunci: revitalisasi pasar, jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD, pertumbuhan ekonomi

Page 3: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Dewi Lupitosari NIM. F1107007

This study aims to determine the effect of revitalizing traditional markets to economic growth Surakarta City. Sehubungn with the issue posed the following hypothesis is expected the number of markets, the number of traders, PAD and influential market revitalization policies on economic growth Surakarta City. The analysis in this study is to use secondary data belonging to time series data and quantitative. Data collection techniques used were technical literature obtained from various sources, such as the Office of Management and Market Management Department of Revenue, Finance and Asset Government Areas in Surakarta, Surakarta Connecticut as well as referral of reference on the internet. Data analysis in this study using multiple linear regression model by the method of OLS (Ordinary Least Square). The testing process consists of testing used in ststistik include the t test, F test and a test of determination. As for econometric testing (classical assumption) includes Multicollinearity test, test Heteroskedastisitas, Autocorrelation test. The results of this study showed a variable number of merchants, revenue and market revitalization policies significantly affect economic growth in the city of Surakarta, while the number of market variables do not affect the economic growth of the city of Surakarta. Econometric test results indicate the absence of multicollinearity problems, disturbances and disorders heteroskedastisitas autocorrelation in the model. Seeing the results of this analysis, it is recommended concerning the need for support from various parties in order to play a role in changing the image of traditional markets to compete with the modern market. It should be noted again there are many items of potential revenue to grow the economy. Key words: revitalizing the market, the number of markets, the number of traders, PAD, economic growth

Page 4: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN PAD TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA SEBELUM DAN

SESUDAH KEBIJAKAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL

Surakarta, 23 September 2011

Disetujui dan diterima oleh

Dosen Pembimbing

Sumardi, SE

NIP. 196209081987021004

Page 5: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Oktober 2011

Tim Penguji Skripsi :

1. Drs. Harimurti, Msi sebagai Ketua (………………………………)

NIP. 195612141984031001

2. Sumardi, SE sebagai Pembimbing (……………………………..)

NIP. 196209081987021004

3. Siti Aisyah TR, SE, Msi sebagai Anggota (……………………………..)

NIP. 196809271997022001

Page 6: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

ÏMy best family ever

ÏSahabat-sahabat EP Non Reguler 2007

ÏSemua orang yang mensupport saya

ÏAlmamater UNS

Page 7: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (Q.S Al Baqarah; 45)

How many special people change. How many lives living strange ( Oasis)

Silences is the hardest thing for us to unveil ( Spoken - Pure Saturday)

Page 8: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan karunia-Nya, akhirnya skirpsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi syarat

dalam pencapaian gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa kendala yang penulis hadapi.

Namun, seiring dengan berlalunya waktu serta usaha yang tidak kenal lelah,

kendala yang muncul bisa teratasi. Tak lupa penulis haturkan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak

langsung memberikan bantuanya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh

karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis

menghaturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Sumardi, SE, selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan

yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta

yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu

penulis selama menutut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Page 9: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Sebelas Maret Surakarta.

5. Sekretaris Program Non-Reguler Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Dr. Agustinus Suryantoro, M.S, yang telah berkenan membimbing

penulis dalam olah data dalam skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

8. Kepala dan seluruh staff Dinas Pengelolaan Pasar Pemerintah Kota

Surakarta, yang telah membantu penulis dalam pencarian data.

9. Kepala dan seluruh staff DPPKAD Pemerintah Kota Surakarta, yang

membantu penulis dalam pencarian data.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

langsung maupun tidak langsung atas bantuanya kepada penulis hingga

terselesaikanya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

meski sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan dan menghargai saran maupun kritik demi sempurnanya

skripsi ini.

Page 10: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis pribadi

maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Surakarta, September 2011

Penulis

Page 11: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

ABSTRAK .............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 7

A. Pengertian Pasar .......................................................................... 7

B. Pasar Menurut Jenisnya ............................................................... 9

C. Pasar Menurut Luas Jangkauan ................................................... 10

D. Pasar Menurut Wujud.................................................................. 11

E. Pengertian Revitalisasi ................................................................ 11

F. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .............................................. 12

G. Teori Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 14

H. Penelitian Terdahulu ................................................................... 18

I. Kerangka Pemikiran .................................................................... 20

J. Hipotesis ..................................................................................... 21

Page 12: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 22

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 22

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 22

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 22

D. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 23

E. Metode Analisis Data .................................................................. 24

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................... 34

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian........................................... 34

1. Aspek Geografis ................................................................... 34

2. Aspek Demografi ................................................................. 35

3. Aspek Sosial Ekonomi ......................................................... 37

B. Gambaran Umum Revitalisasi Pasar ........................................... 42

C. Hasil Analisis dan Pembahasan................................................... 44

1. Uji Statistik ............................................................................. 46

a. Uji t Statistik .................................................................... 46

b. Uji F Statistik ................................................................... 47

c. Koefisien Determinasi ..................................................... 47

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 48

a. Uji Multikolinieritas ........................................................ 48

b. Uji Homoskedastisitas ..................................................... 48

c. Uji Autokorelasi .............................................................. 49

D. Interpretasi secara Ekonomi ........................................................ 50

BAB V PENUTUP.................................................................................. 55

A. Kesimpulan.................................................................................. 55

B. Saran ............................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

4.1 Pembagian Wilayah Kota Surakarta Menurut Kecamatan Tahun

2009 ................................................................................................... 36

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009 .................. 37

4.3 Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan

Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Di Kota Surakarta

Tahun 2009 (Jiwa) ............................................................................ 37

4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2009 (Jiwa)................... 38

4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Harga Kostan Serta

Indeks Perkembangan Di Kota Surakarta Tahun 2001-2009 (Juta

Rupiah) .............................................................................................. 40

4.6 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surakarta

(Rupiah) ............................................................................................ 41

4.7 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Pasar Kota

Surakarta (Rupiah) ............................................................................ 42

4.8 Pasar Tradisional di Kota Surakarta yang Mengalami Revitalisasi . 43

4.9 Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda .......................................... 45

4.10 Uji Multikolinieritas......................................................................... 48

4.11 Uji White .......................................................................................... 49

4.12 Estimasi Hasil Uji B-G .................................................................... 50

4.13

Page 14: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 20

3.1 Kurva Distribusi t …………………………………………………. 27

3.2 Kurva Distribusi F ………………………………………………… 29

Page 15: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

THE IMPACT OF THE MARKET, THE NUMBER OF TRADERS AND PAD HAS ON ECONOMIC GROWTH OF SURAKARTA CITY BEFORE

AND AFTER THE POLICY OF REVITALIZING TRADITIONAL MARKETS ABSTRACT

Dewi Lupitosari NIM. F1107007

This study aims to determine the effect of revitalizing traditional markets to economic growth Surakarta City. Sehubungn with the issue posed the following hypothesis is expected the number of markets, the number of traders, PAD and influential market revitalization policies on economic growth Surakarta City. The analysis in this study is to use secondary data belonging to time series data and quantitative. Data collection techniques used were technical literature obtained from various sources, such as the Office of Management and Market Management Department of Revenue, Finance and Asset Government Areas in Surakarta, Surakarta Connecticut as well as referral of reference on the internet. Data analysis in this study using multiple linear regression model by the method of OLS (Ordinary Least Square). The testing process consists of testing used in ststistik include the t test, F test and a test of determination. As for econometric testing (classical assumption) includes Multicollinearity test, test Heteroskedastisitas, Autocorrelation test. The results of this study showed a variable number of merchants, revenue and market revitalization policies significantly affect economic growth in the city of Surakarta, while the number of market variables do not affect the economic growth of the city of Surakarta. Econometric test results indicate the absence of multicollinearity problems, disturbances and disorders heteroskedastisitas autocorrelation in the model. Seeing the results of this analysis, it is recommended concerning the need for support from various parties in order to play a role in changing the image of traditional markets to compete with the modern market. It should be noted again there are many items of potential revenue to grow the economy. Key words: revitalizing the market, the number of markets, the number of traders, PAD, economic growth

Page 17: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA

SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL

ABSTRAK

Dewi Lupitosari NIM. F1107007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Sehubungn dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut diduga jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD dan kebijakan revitalisasi pasar berpengaruh secara terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang tergolong data time series dan bersifat kuantitatif. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kepustakaan yang didapat dari berbagai sumber, seperti Dinas Pengelolaan Pasar dan Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah di Pemerintah Surakarta, BPS Surakarta serta rujukan dari referensi di internet. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Proses pengujian yang digunakan terdiri dari pengujian secara ststistik meliputi uji t, uji F dan uji determinasi. Sedangkan untuk pengujian ekonometrika (asumsi klasik) meliputi uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, uji Autokorelasi.

Hasil penelitian ini menunjukan variable jumlah pedagang, PAD dan kebijakan revitalisasi pasar secara signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta, sedangkan variabel jumlah pasar tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. Hasil uji ekonometrika menunjukan tidak adanya gangguan multikolinieritas, gangguan heteroskedastisitas dan gangguan autokorelasi dalam model.

Melihat hasil analisis ini, maka disarankan tentang perlunya dukungan dari berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern. Perlu diperhatikan lagi masih banyak pos-pos penerimaan yang potensial guna menumbuhkan perekonomian. Kata kunci: revitalisasi pasar, jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD, pertumbuhan ekonomi

Page 18: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asal usul masyarakat Kota Surakarta merupakan campuran antara

masyarakat agraris dan pedagang. Agraris karena daerah di sekitarnya

merupakan wilayah pertanian, sedangkan perdagangan karena didukung

oleh keberadaan Sungai Bengawan Solo yang menjadi jalur perdagangan (

Rejeki, 2006).

Pasar adalah sebuah tempat yang mempertemukan penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka kegiatan ekonomi.

Menurut Buku Putih Pasar Tradisional, pasar dalam pengertian teori

ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual

(produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua belah pihak

mengambil kata sepakat tentang harga terhadap jumlah (kuantitas) barang

dengan kuantitas tertentu sebagai objek barang.

Pasar tradisional biasanya menampung banyak penjual yang

dilaksanakan dengan manajemen sederhana tanpa adanya perangkat

teknologi modern yang mewakili golongan pedagang menengah ke bawah.

Masa operasi pasar tradisional biasanya rata-rata dari subuh hingga siang

hari atau sore hari bahkan sebagian malam hari.

Selama ini citra pasar tradisional yang ada di masyarakat masih

identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, tidak teratur, tidak

aman, penuh ketidakpastian harga, dan daerah sumber kemacetan lalu

Page 19: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lintas. Padahal lokasi pasar tradisional pada umumnya berada di lokasi

yang strategis. Hal ini akan menyebabkan pasar tradisional dijauhi oleh

masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke atas (Leksono, 2009).

Semakin hari semakin banyak masyarakat yang meninggalkan pasar

tradisional dan beralih ke pasar modern yang semakin hari semakin

menjamur di lingkungan sekitar mereka. Kini pasar tradisional semakin

terpinggirkan dan sepi pengunjung, sementara pasar-pasar modern terus

bergeliat dan meningkatkan kualitas serta pelayanannya untuk semakin

memuaskan para konsumennya. Sedangkan pendapatan para pedagang

pasar tradisional semakin hari semakin merosot bahkan hingga gulung tikar

dan akhirnya juga akan menurunkan kegiatan ekonomi masyarakat kelas

menengah ke bawah, karena mayoritas pedagang ini adalah masyarakat

kelas menengah ke bawah.

Guna meningkatkan daya saing pasar tradisional dengan pasar

modern, Pemerintah Kota Surakarta akan merevitalisasi empat hingga enam

pasar tradisional setiap tahun. Rehabilitasi pasar tradisional menjadi

modern diyakini akan meningkatkan omzet pedagang karena akan

meningkatkan daya tarik pengunjung. Bahwa pasar tradisional tidak bisa

dikesampingkan. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diterima

dalam tiga tahun melonjak tajam dari sumber tersebut. Tahun 2008 PAD

dari pasar mencapai Rp 17 miliar. Sementara tiga tahun yang lalu, hanya

mendapat Rp 7,8 miliar. Maka, dengan berani pula Pemerintah Kota

Page 20: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Surakarta menargetkan PAD pasar bisa meraup Rp 18,5 miliar untuk tahun

2009 ( Widodo, 2007 ).

Sepanjang tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, Pemerintah Kota

Surakarta telah menyelesaikan pembangunan empat pasar baru,

merevitalisasi delapan pasar lama dan menyelenggarakan satu tempat

penjualan kerajinan tangan. Kedelapan pasar yang direvitalisasi tersebut

adalah Pasar Nusukan, Pasar Mojosongo, Pasar Kembang, Pasar Sidodadi,

Pasar Gading, Pasar Panggungrejo, Pasar Windujenar dan Pasar Ayu.

Tujuan direvitalisasinya pasar tradisional tersebut adalah untuk

meningkatkan daya saing dan meningkatkan citra pasar tradisional.

Pemerintah Kota Surakarta pun bersungguh-sungguh dalam

menggarap program revitalisasi pasar tradisional. Terbukti, peresmian

Pasar Gading, Ngarsopuro dan Windujenar, dilakukan oleh Menteri

Perdagangan Republik Indonesia. (Departemen Perdagangan Republik

Indonesia, 16 Februari 2009).

Pasar-pasar tradisional tersebut direvitalisasi karena secara fisik

dahulunya cukup memprihatinkan yakni sempit, kumuh dan tidak tertata.

Secara umum pasar-pasar tersebut sudah padat, terlihat dari barang-barang

dagangan yang digeletakkan diluar kios, selain itu pula pasar tidak

memiliki lahan parkir yang memadai sehingga tidak jarang menimbulkan

kemacetan. Adapun beberapa pasar tradisional merupakan salah satu pasar

tujuan para turis yang ingin mencari barang antik atau sekedar

mengabadikan foto untuk kenang-kenangan hal tersebut tentu membuat

Page 21: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

citra pasar tradisional menjadi buruk. Sumber dana yang digunakan

Pemerintah Kota Surakarta untuk merevitalisasi pasar tradisional adalah

menggunakan dana dari APBD, APBD Provinsi, hibah dari APBN maupun

dari investor.

Peraturan yang mengatur tentang pasar tradisional adalah Peraturan

Presiden No.112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Jika pasar tradisional

bisa dikelola dengan baik dan menarik,maka tidak perlu ada pertentangan

antara pasar modern dan tradisional. Keduanya dapat berkembang dengan

nuansa serta daya tariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan

bahwa golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi juga akan menjadi

tertarik untuk sesekali datang mengunjungi dan berbelanja di pasar

tradisional untuk menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar

modern.

Bagi pihak Pemerintah Kota Surakarta hal ini tentu akan menjadi

suatu tantangan besar sekaligus untuk membuktikan kesungguhan

pemerintah dalam mengelola pasar tradisional. Dalam kaitanya dengan hal

tersebut, penulis mengambil judul : DAMPAK JUMLAH PASAR,

JUMLAH PEDAGANG DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI KOTA SURAKARTA SEBELUM DAN SESUDAH

KEBIJAKAN REVITALISASI PASAR TRADISIONAL.

Page 22: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan diatas, rumusan

masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh jumlah pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta?

2. Bagaimana pengaruh jumlah pedagang pasar terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta?

3. Bagaimana pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta?

4. Bagaimana pengaruh kebijakan revitalisasi pasar tradisional terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian telah diungkapkan sebelumnya,

maka tujuan studi yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pasar terhadap pertumbuhan ekonomi

Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pedagang terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta.

4. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan revitalisasi pasar tradisional

terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Page 23: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Pihak – pihak yang diharapkan akan memperoleh manfaat dari penelitian ini

adalah :

1. Bagi Pemerintah Daerah, sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan

keputusan, dalam hal ini Dinas Pengelolaan Pasar dan Dinas Pengelolaan

Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah pada khususnya dan Pemerintah

Kota Surakarta pada umumnya.

2. Bagi mahasiswa, peneliti dan akademisi sebagai wacana dan sumber

informasi bagi penelitian lain dibidang yang sama.

Page 24: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar

Menurut Mankiw (2003:82) pasar (market) adalah sekumpulan

pembeli dan penjual dari sebuah barang atau jasa tertentu. Para pembeli

sebagai sebuah kelompok menentukan permintaan terhadap produk dan para

penjual sebagai kelompok menentukan penawaran terhadap produk (Mankiw,

2000:75)

Menurut sudut pandang yang lain, Sofyan Assauri (1993:93)

mengemukakan bahwa pasar adalah merupakan arena pertukaran potensial baik

dalam bentuk fisik sebagai tempat berkumpul atau bertemunya para penjual

dan pembeli, maupun yang berbentuk non fisik yang memungkinkan

terlaksananya pertukaran, karena dipenuhi persyaratan pertukaran, diantaranya

yaitu adanya minat dan citra yang baik serta daya beli yang memadai.

Berdasarkan Perpres No.112 Tahun 2007 Pasal 1 pengertian pasar

tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah daerah,

swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk

kerjasama dengan tempat usaha berupa toko, kios,los dan tenda yang

dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau

koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli

barang dagangan melalui tawar-menawar.

Sedangkan menurut Sinaga (2008) pasar tradisional adalah pasar yang

dikelola secara sederhana dengan bentuk fisiknya tradisional yang menerapkan

Page 25: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sistem transaksi tawar-menawar secara langsung dimana fungsi utamanya

adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan dan

lainnya. Pihak yang berjualan di pasar ini terdiri dari UKM dan pedagang kaki

lima. Harga di pasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti, oleh

karena itu bisa dilakukan tawar-menawar.

Sementara itu, pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan

manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai

penyedia barang dan jasadengan mutu dan pelayanan yang baik kepada

konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas).

Pasar modern antara lain mall, supermarket, departement store, shopping

centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan

sebagainya (Sinaga, 2008).

Beberapa alasan orang lebih memilih berbelanja di pasar tradisional

daripada di pasar modern, antara lain :

a. Harga barang relatif lebih murah dan masih dapat ditawar.

b. Produknya lebih segar, contohnya seperti sayuran, daging, ikan, ayam,

bumbu dapur dan lain sebagainya.

c. Adanya interaksi dan komunikasi sosial sehingga terjadi keakraban antara

penjual dan pembeli.

d. Buka dari pagi hari, suasananya lebih hidup dan ramai.

e. Masih mengakarnya budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke

pasar tradisional.

Kelas pasar tradisional dibagi berdasarkan luas pasar, jumlah

pedagang berdasarkan kios, los, dan oprokan serta berdasarkan jumlah

Page 26: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) per tahun. Tetapi tidak ada patokan

pasti untuk membedakan kelas pasar tradisional. Kelas pasar tradisional terbagi

menjadi kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas IV, yaitu sebagai berikut:

a. Pasar kelas I adalah pasar dengan komponen bangunan yang lengkap,

sistem arus barang dan orang, baik di dalam maupun di luar bangunan dan

melayani perdagangan tingkat regional (pusat regional).

b. Pasar kelas II adalah pasar dengan komponen bangun-bangunan, sistem

arus barang dan orang, baik di dalam maupun di luar bangunan dan

melayani perdagangan tingkat kota (pasar kota).

c. Pasar kelas III adalah pasar dengan komponen bangunan, sistem arus

barang dan orang, baik di dalam maupun di luar bangunan, dan melayani

perdagangan tingkat wilayah bagian kota (pasar wilayah).

d. Pasar kelas IV adalah pasar dengan komponen bangunan, sistem arus

barang dan orang, terutama di dalam bangunan dan melayani perdagangan

tingkat lingkungan (pasar lingkungan).

B. Pasar Menurut Jenisnya

1. Pasar Konsumsi

Adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan

konsumsi. Misalnya menjual beras, sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah

Pasar Gede di Surakarta, atau Pasar Kramat Jati di Jakarta.

Page 27: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Pasar Faktor Produksi

Adalah pasar yang menjual barang-barang untuk keperluan

produksi. Misalnya menjual mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk

pabrik.

C. Pasar Menurut Luas Jangkauan

1. Pasar Daerah

Adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu

daerah dimana produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan melayani

permintaan dan penawaran dalam satu daerah.

2. Pasar Lokal

Adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu kota

tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar lokal melayani

permintaan dan penawaran dalam satu kota.

3. Pasar Nasional

Adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu

negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar nasional

melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.

4. Pasar Internasional

Adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari beberapa

negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di seluruh dunia.

Page 28: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

D. Pasar Menurut Wujud

1. Pasar Konkret

Adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata.

Misalnya ada los-los, toko-toko, dll. Di pasar konkret, produk yang dijual

dan dibeli juga dapat dilihat dengan kasat mata. Konsumen dan produsen

juga dapat dengan mudah dibedakan.

2. Pasar Abstrak

Adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat

mata.konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung.Biasanya

dapat melalui internet, pemesanan telepon, dll. Barang yang diperjual

belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui

brosur, rekomendasi, dll. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan

produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan

konsumen sekaligus.

E. Pengertian Revitalisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Moeliono, 2007:954)

revitalisasi adalah proses, cara, pembuatan menghidupkan kembali atau

menggiatkan kembali. Revitalisasi dalam arti harfiahnya adalah

menghidupkan kembali, maknanya bukan sekedar mengadakan atau

mengaktifkan kembali apa yang sebelumnya pernah ada, tetapi

menyempurnakan strukturnya, mekanisme kerjanya, dan menyesuaikan

dengan kondisi baru, semangatnya dan komitmenya. Beberapa contoh

revitalisasi pasar yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta antara

Page 29: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

lain, Pasar Nusukan, pasar yang lokasinya berada didekat Terminal Tirtonadi

ini merupakan pasar pertama yang direvitalisasi Pemerintah Kota Surakarta.

Revitalisasi dilakukan pada tahun 2006 karena kondisi pasar yang “semrawut”

oleh pedagang oprokan di lantai I. Contoh revitalisasi yang lain adalah Pasar

Windujenar Surakarta, pasar ini dahulunya memang sudah ada namun karena

penataan pasar yang buruk maka pada tahun 2008 Pemerintah Kota Surakarta

merevitalisasi pasar tersebut hingga menjadi pasar yang lebih indah dan sesuai

dengan citranya sebagai pasar antik.

F. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk

nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Definisi pertumbuhan

ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada

kenaikan output per kapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan

taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

Lalu menurut Boediono, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan

output per kapita yang terus – menerus dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro.

Hal ini didasari oleh tiga alasan, yaitu:

1. Penduduk selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk ini

berarti angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan ekonomi akan

mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika

pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil daripada

Page 30: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pertumbuhan angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya

pengangguran.

2. Selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian

harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.

3. Usaha menciptakan pemerataan ekonomi (economic stability) melalui

retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai

dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu

faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi (Jhingan, 1988). Faktor ekonomi

yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu:

1) Sumber alam.

2) Akumulasi modal.

3) Organisasi (organisasi dalam ekonomi modern adalah para wiraswasta

yang bersifat melengkapi).

4) Kemajuan teknologi.

5) Pembagian kerja dan skala produksi.

Sedangkan faktor non-ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi yaitu:

1) Faktor sosial dan budaya.

2) Faktor manusia.

3) Faktor politik dan administratif.

Page 31: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Laju pertumbuhan ekonomi daerah dapat diukur dengan laju kenaikan

Produk Domestik Bruto (PDB) dan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB). Laju kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) diukur

dengan cara mengurangi PDRB tahun sekarang dengan PDRB tahun

sebelumnya, atau dapat ditulis sebagai berikut :

Laju Kenaikan PDRB =

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwa pertumbuhan ekonomi

adalah proses dimana terjadi kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB).

G. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas

dalam jangka panjang dari Negara yang bersangkutan untuk menyediakan

berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri

ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian

teknologi, institusional (kelembagaan), dan idiologis terhadap berbagai

tuntutan keadaan yang ada (Smith dan Todaro,2004).

Menurut pendangan ekonomi klasik, Adam Smith, David richardo,

Thomas Robert Maltus dan John Stuart Mill, maupun ekonom neo-klasik,

Robert Sollow dan Trevor Swan, mengemukakan bahwa pada dasarnya ada

empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (1) jumlah

penduduk, (2) jumlah stok modal barang, (3) luas tanah dan kekayaan alam,

dan (4) tingkat teknologi. Suatu perekonomian dikatakan mengalami

Page 32: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi

daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Artinya perkembangan

baru tercipta apabila jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam

perekonomian tersebut menjadi bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.

Smith dan Todaro (2004) mengatakan bahwa ada tiga faktor atau

komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa. Ketiga

faktor tersebut adalah; pertama akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk

atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan

modal atau sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk, yang pada

akhirnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan

teknologi yang bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan

ekonomi yang paling penting. Ada tiga klasifikasi kemajuan teknologi yaitu;

kemajuan teknologi yang bersifat netral, kemajuan teknologi yang hemat

tenaga kerja, dan kemajuan teknologi yang hemat modal. Peranan investasi

terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori

pertumbuhan (Smith dan Todaro, 2004), antara lain:

Teori pertumbuhan Harrod-Domar, teori ini menyatakan bahwa agar

bisa tumbuh dengan cepat, maka setiap perekonomian harus menginvestasikan

sebanyak mungkin bagian dari pendapatan nasionalnya, dengan model

persamaan sebagai berikut:

1. Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu, atau s dari pendapatan

nasional (Y). Oleh karena itu dapat ditulis adalam bentuk persamaan

sederhana

S = sY ………………………………………………………………. (2.1)

Page 33: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Investasi neto (I) didefinisikan sebagai perubahan dari stok modal (K)

yang dapat diwakilkan oleh ∆K, sehingga persamaan tersebut ditulis

sebagai berikut:

I = ∆K ……………………………………………………………….. (2.2)

Akan tetapi karena jumlah stok modal, K mempunyai hubungan langsung

dengan jumlah pendapatan nasional (Y), seperti yang ditunjukan oleh rasio

modal-output, k maka:

= k atau = k …………………………………………………... (2.3)

∆K= k ∆Y

3. Mengingat tabungan nasional neto (S) harus sama dengan investasi neto

(I) maka persamaan berikutnya dapat ditulis sebagai berikut:

S = I …………………………………………………………………. (2.4)

I = ∆K = k ∆Y ……………………………………………………..... (2.5)

S = s Y = k ∆K = ∆K= I ……………………………………………. (2.6)

s Y = k ∆Y ………………………………………………………….. (2.7)

Teori pertumbuhan Neo-Klasik Sollow, model pertumbuhan Neo-

Klasik Solow (Solow neoclassical growth model) merupakan pilar yang

sangat mewarnai teori pertumbuhan Neo-Klasik. Model ini menyatakan

bahwa secara kondisional, perekonomian berbagai negar akan bertemu

(converge) pada tingkat pendapatan yang sama, dengan syarat bahwa

Negara-negara tersebut mempunyai tingkat tabungan, depresiasi,

pertumbuhan angkatan kerja, dan pertumbuhan produktivitas yang sama.

Page 34: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Konsep tersebut dituliskan oleh Solow, yang menjadi salah satu

karya klasik dalam literature pertumbuhan ekonomi. Solow maemasukan

faktor produsi modal (capital) dan tenaga kerja (labour) sebagai sumber

pertumbuhan. Model pertumbuhan yang dikembangkan Solow memakai

fungsi produk agregat standar, yakni:

Y= kα (AL) 1-α ……………………………………………………….. (2.8)

Dimana Y adalah produk domestik bruto, K adalah stok modal fisik

dan modal manusia dan A adalah produktivitas tenaga kerja, yang

pertumbuhanya ditentukan secara eksogen.

Y/L = f(K/L,1) atau y = f(k) ………………………………………… (2.9)

Y = Ak α

Teori pertumbuhan eksogen atau teori pertumbuhan baru (new growth

theory) teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis

pertumbuhan endogen, yaitu pertumbuhan GNP yang persistem, yang

ditentukan oleh sistem yang mengatur proses produksi dan bukan oleh

kekuatan-kekuatan diluar sistem. Teori pertumbuhan endogen berupaya

menjelaskan skala kecil yang semakin meningkat dan pola pertumbuhan

jangka panjang yang berbeda- beda antar Negara.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Caroline Paskarina (2007)

menganalisis Evaluasi terhadap Kebijakan Pengelolaan Pasar di Kota

Bandung. Dari analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan

ekonomi Kota Bandung banyak ditunjang oleh sektor perdagangan,

Page 35: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sebagaimana diindikasikan dari kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kota

Bandung sebesar 31,91% pada tahun 2003, yang menempati urutan pertama

dibandingkan sektor-sektor lainnya (Bandung dalam Angka, 2003). Sebagai

salah satu ciri sarana perekonomian perkotaan, keberadaan pasar menjadi

salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup potensial,

sehingga pengaturan tentang pengelolaan pasar kemudian diawadahi dalam

Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 17 Tahun

1996 tentang Pengurusan Pasar-pasar di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat

II Bandung, yang kemudian diubah dengan Perda No. 19 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Pasar di Kota Bandung. Perda No. 19 Tahun 2001 dibuat dengan

maksuduntuk mengelola perkembangan pasar agar dapat meningkatkan

pelayanan kepada masyarakatdan sekaligus peningkatan perekonomian

masyarakat.

Dalam pengelolaan pasar, Pemerintah Kota Bandung tidak pernah

memiliki pos khusus untuk revitalisasi pasar tradisional, sehingga lebih

mengandalkan pada investasi. Variabel investasi dan PAD dari pasar

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Bandung, yaitu dengan probabilitas sebesar 0.0000 dan 0.0003. Sedangkan

variabel dummy (kebijakan pengelolaan pasar) tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, dengan nilai probabilitas

0.0246. Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa investasi yang ditanamkan untuk

pengelolaan pasar dapat meningkatkan pendapatan sektor perdagangan yang

menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. PAD yang berasal dari

Page 36: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pendapatan retribusi pasar juga berpengaruh dan potensial untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

Page 37: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

I. Kerangka Pemikiran

Untuk memberikan pedoman dan mempermudah dalam kegiatan

penelitian pengolahan data, penganalisaanya agar diperoleh hasil penelitian

yang benar, maka digunakan kerangka penelitian sebagai berikut :

1.1 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran diatas, keberadaan pasar tradisional di Kota

Surakarta yang dahulunya kumuh, sempit dan tidak tertata kemudian

dilakukan penataan sedemikian rupa. Dengan adanya kebijakan revitalisasi

pasar dimungkinkan membawa pengaruh terhadap sektor perdagangan dan

juga kepada Pemerintah Daerah. Dari sektor perdagangan akan berdampak

kepada jumlah pedagang pasar, bertambah atau menurun, sedangkan dari sisi

Pemerintah Daerah sebagai pemangku kebijakan revitalisasi pasar akan

Pasar Tradisional

Kebijakan Revitalisasi Pasar

Perdagangan Pemerintah Daerah

Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta

PAD Jumlah Pasar dan Pedagang Pasar

Page 38: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

membawa pengaruh ke PAD. Sehingga dapat diketahui bagaimana

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

J. Hipotesis

1. Diduga jumlah pasar berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta.

2. Diduga jumlah pedagang pasar berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta.

3. Diduga PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) memiliki pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

4. Diduga kebijakan revitalisasi pasar berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta.

Page 39: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh revitalisasi pasar tradisional

terhadap pertumbuhan ekonomi kota Surakarta. Lokasi penelitian berada di

Kota Surakarta.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dan kemudian diolah dalam penelitian

ini adalah data sekunder, menurut Sekaran ( 2006:77 ) adalah data yang

diperoleh melalui sumber yang ada. Yaitu data yang telah ada dan tidak perlu

dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

Data sekunder meliputi data yang dikumpulkan dari instansi terkait

seperti Dinas Pengelolaan Pasar Pemerintah Kota Surakarta, Badan Pusat

Statistik, Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) serta laporan sebelumnya.

C. Metode Pengumpulan Data

Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari literatur-literatur yang

diperlukan yang berupa data dan teori yang hubungannya dengan masalah

yang akan diteliti. Data-data tersebut diperoleh dari Dinas Pengelolaan Pasar

Page 40: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(DPP) Kota Surakarta, Dinas Pengelola Pendapatan, Keuangan dan Aset

Daerah ( DPPKAD) dan Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Laju pertumbuhan ekonomi adalah suatu indikator untuk

mengukur kemajuan ekonomi suatu daerah sebagai hasil pembangunan

nasional. Laju pertumbuhan ekonomi daerah dapat diukur dengan laju

kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga

Konstan, dihitung dengan cara mengurangi PDRB tahun sekarang dengan

PDRB tahun sebelumnya, dibagi dengan PDRB tahun lalu, kemudian

dikali 100 % . Diukur dalam satuan persen.

2. PAD ( Pendapatan Asli Daerah)

Menurut Mardiasmo (2002: 132) pendapatan asli daerah adalah

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah,

hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Diukur dalam

satuan Rupiah.

3. Jumlah Pasar

Adalah jumlah keseluruhan pasar tradisional yang ada di Kota

Surakarta baik yang tidak direvitalisasi dan yang telah mengalami

revitalisasi selama kurun waktu tahun 1998 – 2009.

Page 41: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Jumlah Pedagang Pasar

Adalah jumlah pedagang yang berada di kawasan pasar tradisional

yang ada di Kota Surakarta baik yang tidak direvitalisasi dan yang telah

mengalami revitalisasi selama kurun waktu tahun 1998 – 2009.

5. Kebijakan Revitalisasi Pasar

Adalah perwujudan dari Peraturan Presiden tentang penataan dan

pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, maka

Pemerintah Kota Surakarta melakukan revitalisasi pada sejumlah pasar

yang penataannya kurang dan juga pembinaan manajemen pasar. Diukur

dengan dummy, 0 sebagai sebelum revitalisasi dan 1 sebagai sesudah

revitalisasi.

E. Metode Analisis Data

Dalam Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif

dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis dengan

pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan sebagai

pendukung hasil dari analisis kuantitatif. Sedangkan analisis kuantitatif

adalah analisis dengan menggunakan rumus-rumus dan teknik perhitungan

yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analisis

regresi linier berganda. Disebut sebagai linier berganda karena pada

penelitian ini jumlah variabel bebasnya lebih dari satu (Insukindro, 2003 : 42)

Analisis ini berfungsi untuk mengetahui apakah faktor-faktor jumlah

pasar, jumlah pedagang, PAD Kota Surakarta dan kebijakan revitalisasi

Page 42: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta dan

seberapa besar pengaruh dari variabel- variabel di atas.

Variabel dependen adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota

Surakarta dari tahun 1998 – 2009. Dimana tahun tersebut merupakan masa

sebelum revitalisasi, awal mula kebijakan revitalisasi dilaksanakan hingga

tahun terakhir ketika masih dikerjakan revitalisasi.

Variable independen yang dimasukkan adalah jumlah pedagang pasar,

jumlah pasar, PAD Kota Surakarta dan kebijakan revitalisasi.

Bentuk fungsi regresi linier berganda dalam hal ini adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + D+ ei

Dimana : Y = Laju Pertumbuhan ekonomi

β0 = Konstanta

X1 = Jumlah Pasar (Buah)

X2 = Jumlah Pedagang (Orang)

X3 = PAD (Rupiah)

D = Kebijakan Revitalisasi Pasar (Dummy)

0 = sebelum revitalisasi

1 = sesudah revitalisasi

β1,..β4 = Koefisien regresi masing-masing variabel,

menunjukkan elastisitas masing-masing variabel terhadap

Y.

ei = Varibel Pengganggu

Page 43: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Metode yang digunakan untuk mengestimasi parameter-parameter

dalam fungsi regresi linier berganda di atas adalah metode kuadrat terkecil

(Ordinary Least Square). Bila asumsi-asumsi linier klasik dipenuhi, hasil

yang diperoleh dengan OLS adalah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)

atau lebih jelasnya adalah : (Gujarati dalam Insukindro, 2001 : 47)

a. Linier, artinya semua parameter dalam fungsi regresi adalah linier.

b. Parameter-parameternya adalah tidak bias, artinya semakin besar sampel

yang diambil maka penaksir parameter semakin mendekati nilai

parameter yang sebenarnya.

c. Parameter-parameternya mempunyai varian yang minimum.

Selanjutnya dari persamaan di atas dilakukan pengujian dengan uji

statistik dan uji asumsi klasik sebagai berikut :

a. Uji Statistik

1) Uji t (Uji secara individu)

Pengujian yang dilakukan untuk menguji signifikansi masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (uji sendiri-

sendiri semua koefisien regresi). Langkah-langkah yang dilakukan

antara lain:

a) Menyusun formulasi Ho dan Ha

Ø Ho : β = 0 à tidak ada pengaruh yang signifikan antara,

jumlah pasar, jumlah pedagang pasar, PAD dan kebijakan

revitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Page 44: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Ho ditolak

Ho diterima

- KN;t 2α - KN;t 2α -

Ho ditolak

Ø Ha : β ¹ 0 à ada pengaruh yang signifikan antara jumlah

pasar, jumlah pedagang, PAD dan kebijakan revitalisasi

terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

b) Tingkat Signifikan

t tabel = (t2

a , n-k)

di mana: a = derajat signifikansi (5%).

n = jumlah sampel (observasi).

k = jumlah variabel bebas

c) Kriteria Pengujian

Ø Ho diterima, Ha ditolak: t hitung > +t tabel.

Kesimpulannya β tidak berbeda dengan nol (β tidak signifikan

pada tingkat a=5%). Hal ini dapat dikatakan bahwa X1 secara

statistik tidak berpengaruh terhadap Y pada tingkat a.

Ø Ho ditolak, Ha diterima: t hitung > +t tabel.

Gambar 3.1 Kurva Distribusi t

Kesimpulannya β berbeda dengan nol (β signifikan pada tingkat

a=5%). Hal ini dapat dikatakan bahwa X1 secara statistik

berpengaruh terhadap Y pada tingkat a.

Page 45: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Cara lain untuk menguji signifikan tidaknya koefisien regresi

adalah dengan melihat probabilitasnya, jika nilai probabilitasnya:

(1) < 0,05 maka koefisien regresi itu signifikan pada tingkat 5%.

(2) < 0,10 maka koefisien regresi itu signifikan pada tingkat 10%.

(3) 0,15 maka koefisien regresi itu signifikan pada tingkat 15%.

2) Uji F (Uji secara bersama-sama)

Digunakan untuk menguji signifikansi variabel independen secara

bersama-sama. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

a) Menyusun formulasi Ho dan Ha

Ø Ho : β1 = β2 = β3 = β4= 0 à tidak ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD dan

kebijakan revitalisasi pasar terhadap pertumbuhan ekonomi

Kota Surakarta.

Ø Ha : β1 ¹ β2 ¹ β3 ¹ β4 ¹ 0 à ada pengaruh yang

signifikan antara jumlah pasar, jumlah pedagang, PAD dan

kebijakan revitalisasi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta.

2) Tingkat Signifikan

F tabel = F (a; (n-k),(k-1))

di mana: a = derajat signifikansi (5%).

n = jumlah sampel (observasi).

k = jumlah variabel bebas.

Page 46: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Ho diterima Ho ditolak

F (a; K-1; N-K)

Gambar 3.2 Kurva Distribusi F

3) Kriteria pengujian:

a) Jika nilai F hitung < F tabel, Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya variabel independen secara serentak tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

b) Jika nilai F hitung > F tabel, Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya variabel independen secara serentak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

3) Pengujian koefisien determinasi ( R2 )

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui berapa % variasi

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independent.

Hal ini dapat dilakukan dengan melihat koefisien R2 dengan kriteria

pengujian 0 ≤ R2 ≤ 1 dimana nilai R2 antara 0 dan 1 , dan R2 akan selalu

positif. Jika nilai R2 sebesar 1 berarti hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen bersifat sempurna, jika nilainya

sebesar 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen.

Page 47: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b. Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian empirik dengan menggunakan data runtut waktu

kepastian tidak ada masalah autokorelasi, adanya homoskedastisitas, dan

linearnya bentuk fungsi yang digunakan merupakan prasyarat yang harus

dipenuhi. Pengujian asumsi klasik ini merupakan salah satu langkah

penting dalam rangka menghindari munculnya regresi linear lancung

yang mengakibatkan tidak sahihnya hasil estimasi.

1) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

terdapat interkorelasi yang sempurna diantara beberapa variabel

bebas yang digunakan dalam persamaan regresi. Untuk menguji ada

tidaknya masalah multikolinearitas dalam suatu model empirik

setidaknya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

menggunakan korelasi parsial dan dengan pendekatan Koutsoyiannis

(1977).

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan

korelasi parsial oleh Farrar dan Gruber (1967). Langkah-langkah

untuk menerapkan metode ini adalah sebagai berikut:

(1) Lakukan estimasi regresi awal. Dapatkan hasil estimasi

persamaan awal R2 yang dinamakan R2a (R2 regresi awal).

(2) Lakukan regresi antar variabel bebas. Dapatkan hasil estimasi

regresi parsial R2

Page 48: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(3) Pedoman yang digunakan jika nilai R2a lebih tinggi dari nilai R2

pada regresi antar variabel bebas, maka dalam model empirik

tidak terdapat adanya multikolinearitas dan sebaliknya.

2) Heteroskedastisitas

Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang

dianalisis tidak memiliki varian yang konstan dari suatu observasi.

Pengujian terhadap ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam

model empirik dapat dilakukan dengan beberapa metode. Antara lain

Uji Park, Uji Glejser, Uji White, Uji Bruesch-Pagan-Godfrey, dan

lainya.

Penelitian ini menggunakan Uji White untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas. Ada dua versi Uji White, yaitu White

Heteroscedastisitas (no cross term) dan White Heteroscedastisitas

(cross term).

Langkah-langkah pengujian Uji White:

(1) Lakukan estimasi model awal

(2) Bandingkan nilai Obs*R2 dengan x2 tabel (df= jumlah regresor,

α= 5%). Jika nilai Obs*R2 < x2, maka tidak signifikan secara

statistik. Berarti hipotesa yang menyatakan bahwa model empirik

tidak terdapat masalah heteroskedastisitas diterima atau tidak

ditolak.

Page 49: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3) Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

diantara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainya. Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak ada

autokorelasi.

Adanya korelasi antar variabel gangguan sehingga penaksir

tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Ada

beberapa metode untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi.

Antara lain adalah metode grafik, Runs test, Durbin-Watson test dan

Bruesch-Godfrey test. Dengan langkah-langkah sebagai berikut

(Ghozali, 2006):

- Estimasi persamaan regresi dengan OLS (Ordinary Least Square),

dapatkan nilai residualnya (ut).

- Regresi ut terhadap variabel bebas dan ut-I.......... ut-p

- Hitungan (n – p)R2 – x2. Jika lebih besar dari nilai tabel chi-square

dengan df p, menolak hipotesa bahwa setidaknya ada satu

koefisien autokorelasi yang berbeda dengan nol.

Page 50: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Apabila dari hasil uji autokorelasi, diketahui bahwa nilai

probabilitas lebih besar dari 5%, maka hipotesa yang terdapat pada

model tidak terdapat autokorelasi.

Page 51: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Aspek Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah

yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” merupakan

dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan

pegunungan Merapi dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang

menunjang kota-kota lainya seperti Semarang dan Purwokerto. Kota Solo

mempunyai slogan The Spirit of Java.

a. Keadaan Geografis

Kota Surakarta terletak antara 110º 45’ 15” - 110º 45’ 35’’ Bujur

Timur dan antara 7º 36’ 00” - 7º 56’ 00” Lintang Selatan.

Batasan fisik Kota Surakarta meliputi :

a. Sebelah Utara :Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

b. Sebelah Timur :Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan :Kabupaten Sukoharjo.

d. Sebelah Barat :Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.

Page 52: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Keadaan Alam

Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta berkisar antara 24,7ºC

sampai dengan 27,9ºC. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara

64 persen sampai dengan 85 persen. Hari hujan terbanyak jatuh pada

bulan Februari dengan jumlah hari hujan sebanyak 25. Sedangkan

curah hujan terbanyak sebesar 699 mm jatuh pada bulan Oktober.

Sementara itu ratarata curah hujan saat hari hujan terbesar jatuh pada

bulan Nopember sebesar 33,1 mm per hari hujan.

c. Luas Daerah

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km2 yang terbagi

dalam 5 kecamatan, yaitu: Kecamatan Laweyan, Serengan, Banjarsari,

Pasar Kliwon dan Jebres. Sebagian lahan dipakai sebagai tempat

pemukiman sebesar 61,68%. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi juga

memakan tempat yang cukup besar yaitu berkisar antara 20% dari luas

lahan yang ada.

2. Aspek Demografi

a. Pembagian Wilayah

Wilayah Kota Surakarta terbagi dalam 5 kecamatan, yaitu

Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon,

Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari. Dari 5 kecamatan terbagi 51

kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak 595 dan jumlah RT sebanyak

Page 53: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2.669 dengan jumlah KK sebesar 134.811 KK maka rata-rata KK

setiap RT berkisar sebesar 50 KK setiap RT.

Kota Surakarta memiliki luas 44.04 km2 dengan jumlah

penduduk sebanyak 580.849 jiwa pada tahun 2009. Dalam hal ini

tingkat kepadatan penduduk Kota Surakarta pada tahun 2009 mencapai

13.189 jiwa per km2 .

Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Kota Surakarta menurut

Kecamatan Tahun 2009

Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk Tingkat Kepadatan/km2

Laweyan 8.64 110.555 12.796 Serengan 3.19 63.659 19.956 Pasar Kliwon 4.82 88.044 18.266 Jebres 12.58 143.319 11.393 Banjarsari 14.81 175.272 11.835 Jumlah 44.04 580.849 13.189

Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009

b. Jumlah Penduduk

Pada tahun 2009 penduduk Kota Surakarta berjumlah 580.849

orang yang terdiri dari 286.681 penduduk berjenis kelamin laki-laki

dan 294.168 penduduk berjenis kelamin perempuan, dengan

pertumbuhan penduduk 1.01 persen dan tingkat kepadatan penduduk

13.189 jiwa per km2 .

Page 54: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009

Kecamatan Perempuan Laki-laki Tingkat Kepadatan/km2

Laweyan 56.423 54.132 12.796 Serengan 32.281 31.378 19.956 Pasar Kliwon 44.768 43.276 18.266 Jebres 72.318 71.001 11.393 Banjarsari 88.378 86.894 11.835 Jumlah 294.168 286.681 13.189

Sumber: BPS, Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009

3. Aspek Sosial Ekonomi

a. Pendidikan dan Tenaga Kerja

Sebagian besar penduduk di Kota Surakarta pada tahun 2009

memiliki tingkat pendidikan yang masih relatif rendah. Pada tahun

2009 total penduduk yang berusia 5 tahun ke atas yang tidak atau

belum sekolah ada sebanyak 105.696 orang, yang tidak atau belum

tamat SD sebanyak 88.909 orang dan penduduk yang mampu

menyelesaikan pendidikan tinggi (S2/S3) sebanyak 2.186 orang.

Tabel 4.3 Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan

Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Di Kota Surakarta

Tahun 2009 (Jiwa)

Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah S2/S3 1.457 729 2.186 DIV/Universitas 17.251 16.041 33.292 DIII/Sarjana muda 8.987 8.744 17.731 DI/II 1.457 4.374 5.831 SMK 26.000 20.899 46.899 SMA 54.667 51.749 106.416 Madrasah Aliyah 243 485 728 SMP 37.903 48.116 86.019

Page 55: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

SD 39.359 49.550 88.909 Tidak/belum sekolah 44.472 6.1224 105.696 Jumlah 231.796 261.911 493.707 Sumber : BPS. Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009

Kondisi mata pencaharian penduduk suatu daerah dipengaruhi

oleh sumber daya yang dimiliki dan kondisi sosial ekonomi seperti

ketrampilan, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lapangan usaha

yang tersedia dan modal kerja. Untuk mengetahui karakteristik

penduduk berdasarkan usia 15 tahun ke atas dapat dilihat dalam

Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2009 (Jiwa)

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah Pertanian 1.400 1.208 2.608 Pertambangan & Galian 0 0 0 Industri 22.599 19.466 42.065 Listrik, Gas dan Air 700 0 700 Bangunan 8.956 261 9.217 Perdagangan 53.755 52.671 106.426 Angkutan & Komunikasi 12.565 4.250 16.815 Keuangan & Jasa Perusahaan

5.943 3.214 9.157

Jasa-jasa 33.313 26.467 59.780 Jumlah 139.231 107.537 246.768 Sumber : BPS, Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009

Berdasar tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2009

total penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak

246.768 jiwa. Dari jumlah tersebut, penduduk laki-laki yang bekerja

sebanyak 139.231 jiwa, sedangkan penduduk perempuan yang bekerja

sebanyak 107.537 jiwa. Pada tahun 2009, penduduk Kota Surakarta

paling babnyak bekerja di sektor perdagangan. Hal ini sangat

Page 56: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

beralasan karena letak Kota Surakarta yang diapit oleh daerah-daerah

produsen berbagai sumber daya alam seperti Kabupaten Karanganyar,

Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen,

Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo.

Daerah-daerah tersebut banyak memasok produk yang dihasilkan

untuk kemudian diperdagangkan di Kota Surakarta. Sektor yang

paling kecil menyerap tenaga kerja adalah sektor pertambangan dan

galian serta sektor listrik, gas dan air.

b. Kondisi Perekonomian Kota Surakarta

Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh

besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang

dan jasa. Keadaan perekonomian suatu daerah dapat silihat melalui

angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) karena hingga

saat ini PDRB masih digunakan sebagai ukuran kesejahteraan

ekonomi atau tingkat perkembangan ekonomi suatu daerah.

Dengan melihat Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

dapat diketahui besarnya kontribusi masing-masing sektor yang ada.

Kontribusi suatu sektor adalah suatu peranan yang diberikan oleh

masing-masing sektor terhadap PDRB. Dari masing-masing sektor

dapat digunakan untuk mengetahui indikator pertumbuhan ekonomi.

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan

jumlah nilai tambah yang ditimbulkan dari semua unit produk dalam

Page 57: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu pula. Sektor-sektor

penyusun PDRB dapat dikelompokan dalam tiga jenis kelompok

lapangan usaha yaitu kelompok primer, yang meliputi sektor

pertanian; pertambangan dan galian. Kelompok sekunder meliputi

sektor industri; listrik,gas dan air bersih; bangunan. Sedangkan

kelompok tersier meliputi sektor perdagangan,hotel dan restoran;

pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan, dan jasa-jasa.

Tabel 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga

Konstan Serta Indeks Perkembanganya di Kota Surakarta

Tahun 2001-2009 (Jutaan Rupiah)

Tahun PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku

Perkembangan (%)

PDRB Atas Dasar Harga

Konstan

Perkembangan (%)

2001 3372850.36 112.79 3113668.99 104.12 2002 3772737.68 126.16 3268559.64 109.30 2003 4251845.59 142.18 3468276.94 115.98 2004 4756559.53 159.06 3669373.45 122.70 2005 5585776.84 186.79 3858169.67 129.02 2006 6190112.55 207.00 4067529.95 136.02 2007 6909094.57 231.04 4304287.37 143.93 2008 7901886.06 264.24 4549342.95 152.13 2009 8880691.24 296.97 4817877.63 161.11

Sumber: BPS. Kota Surakarta Dalam Angka Tahun 2009

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Kota Surakarta dari tahun ke tahunnya

terus mengalami peningkatan.

Page 58: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Data dibawah ini menunjukan pertumbuhan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) salah satu data yang menunjukan laju pertumbuhan

PAD dari tahun ke tahun yang mencerminkan seberapa besar

kemampuan pemerintah daerah dalam menggali dan meningkatkan

potensi daerahnya. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dihitung

dengan membandingkan PAD tahun yang bersangkutan dikurangi

PAD tahun lalu terhadap PAD tahun yang lalu.

Tabel 4.6 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota

Surakarta (Rupiah)

Tahun PAD Pertumbuhan (%)

2001 35.640.533.633 0

2002 44.938.084.099 26.09

2003 54.815.684.328 21.98

2004 59.101.372.207 7.82

2005 66.086.575.400 11.76

2006 74.709.440.000 18.97

2007 89.430.977.982 13.80

2008 102.929.501.970 15.09

2009 101.972.318.682 9.58

Sumber: DPPKAD Pemkot Surakarta, 2009

Dari tabel dapat dilihat laju pertumbuhan paling besar tahun

2002 meningkat mencapai 26.09%, sedangkan yang terendah terjadi

pada tahun 2000 sebesar 0%.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penerimaan yang

berasal dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri atas pajak

Page 59: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dan retribusi, bagi penerimaan non pajak yang berisi hasil BUMD,

penerimaan investasi serta pengelolaan sumber daya alam.

Tabel 4.7 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sektor Pasar Kota

Surakarta (Rupiah)

Tahun PAD Sektor Pasar 1998 7761843291 1999 7941025719 2000 8236150970 2001 8702294025 2002 9241008728 2003 9620472165 2004 9840712263 2005 9986689148 2006 10833038784 2007 11439809303 2008 13094728043 2009 14713127415

Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Surakarta, 2009

B. Gambaran Umum Revitalisasi Pasar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Moeliono, 2007:954)

revitalisasi adalah proses, cara, pembuatan menghidupkan kembali atau

menggiatkan kembali. Revitalisasi dalam arti harfiahnya adalah

menghidupkan kembali, maknanya bukan sekedar mengadakan atau

mengaktifkan kembali apa yang sebelumnya pernah ada, tetapi

menyempurnakan strukturnya, mekanisme kerjanya, dan menyesuaikan

dengan kondisi baru, semangatnya dan komitmenya.

Page 60: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 4.8 Pasar Tradisional di Kota Surakarta yang Mengalami Revitalisasi

Nama Pasar Alamat Pasar Tahun Revitalisasi

Luas (m2)

Jumlah Pedagang

Nusukan Jl.Kapten P.Tendean, Banjarsari 2006 7311 807 Notoharjo Jl.Serang, Semanggi 2006 17000 984 Mojosongo Jl.Bridgen Katamso, Jebres 2006 1190 211 Kembang Jl.Dr. Rajiman, Laweyan 2006 1409 283 Sidodadi Jl.Bridgen Slamet Riyadi, Kleco,

Laweyan 2007 1640 484

Windujenar Jl.Seram, Keprabon 2008 2384 212 Gading Jl.Veteran, Pasar Kliwon 2008 2283 360

Ngarsopuro Jl.Ronggowarsito 2008 2825 71 Panggungrejo Jl.Panggungrejo, Jebres 2008 1600 181 Pucangsawit Jl.Ir.Juanda, Pucangsawit 2009 2755 27

Ayu Jl.Monginsidi, Banjarsari 2009 1375 35 Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Pemkot Surakarta, 2011

Kebijakan revitalisasi pasar tradisional di Kota Surakarta mulai

dilaksanakan pada tahun 2006 sebagai refleksi dari Peraturan Presiden No

112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2009

sebanyak 8 pasar tradisional lama telah diperbaharui bangunan fisik

maupun tata kelolanya, dan membangun sebanyak 4 pasar tradisional baru.

Sumber pendanaan revitalisasi pasar berasal dari APBD, APBD Propinsi,

APBN dan investor.

Tujuan dilaksanakanya kebijakan revitalisasi pasar tradisional

adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari retribusi pasar,

meningkatkan daya saing dan citra pasar tradisional agar mampu bersaing

dengan pasar-pasar modern.

Page 61: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Revitalisasi pasar tradisional meliputi perbaikan bangunan fisik

(renovasi), perbaikan tata kelola pasar dan pembangunan pasar tradisional

baru. Contoh pasar yang telah mengalami revitalisasi adalah pasar

Windujenar atau yang lebih dikenal dengan nama pasar Triwindu. Pasar

yang berlokasi di daerah Keprabon ini merupakan pasar tempat berjualan

benda-benda antik, namun pasar cenderung sempit dan kumuh karena

banyak penataan dagangan yang tidak teratur meluber ke jalan, serta areal

parkir yang kurang memadai sehingga menimbulkan kemacetan. Lalu pada

tahun 2008 dengan dana dari APBD pasar Windujenar direvitalisasi secara

fisik dan pengelolaanya, sehingga sekarang bangunan pasar berupa blok-

blok dua lantai, didepan pasar terdapat area publik yang dapat digunakan

untuk acara musik, night market maupun bersantai.

Contoh lain revitalisasi pasar tradisional adalah pasar Gading, pasar ini

dahulunya kumuh dan pedagang yang tidak teratur disisi-sisi pasar.

Kemudian setelah mengalami revitalisasi pasar Gading ditetapkan menjadi

pilot project pasar tradisional secara nasional.

C. Hasil Analisis dan Pembahasan

Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis regresi linier

berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh revitalisasi pasar

terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.9

Page 62: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.9 Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda

Variabel Coefficient t-Statistic Probabality C 2.114061 2.785849 0.0077

JPSR -0.405360 -0.948385 0.0745 JPDG 2.002169 2.178243 0.0072 PAD 3.680005 3.690246 0.0078

DUMMY 3.340745 3.393067 0.0116 R2 0.940522 F-statistic 23.43774

Adjusted R-squared 0.890820 Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.9 diatas menunjukan persamaan regresi yang diperoleh dari

hasil pengujian tersebut adalah :

Y = 21.14061 - 0.405360 JPSR + 2.002169 JPDG + 3.680005 PAD + 3.340745 D

Probability = (0.0077) (0.0745) (0.0072) (0.0078) (0.0116)

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta

X1 = Jumlah Pasar

X2 = Jumlah Pedagang

X3 = Pendapatan Asli Daerah (PAD)

X4 = Dummy

Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu jumlah pasar, jumlah

pedagang, PAD dan dummy, terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta sebagai variabel dependen, ditunjukan oleh besarnya koefisien

regresi dari masing-masing variabel bebas.

Tahap selanjutnya setelah melakukan estimasi regresi, dilakukan

uji statistik dan uji asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan untuk

Page 63: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengetahui apakah dugaan sementara (hipotesis) terhadap parameter

sudah sesuai secara teori dan statistik.

a) Uji statistik

1) Uji t statistik

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel dependen.

Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai

signifikan pada tingkat 0,05 dengan nilai signifikansi dari hasil uji

t, jika nilai signifikan uji t lebih kecil dari batas signifikan 0,05

maka nilai koefisien regresi variabel mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen.

Sehingga dari hasil analisis regresi linier berganda pada

tabel 4.9 terlihat bahwa dari ke 4 variabel dependen tersebut

terdapat variabel jumlah pedagang, variabel PAD dan variable

dummy ( kebijakan revitalisasi ) yang berpengaruh secara individu

terhadap partumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Dimana variabel jumlah pedagang memiliki nilai

probabilitas sebesar 0.0072, variabel PAD memiliki nilai

probabilitas 0.0078 dan variabel dummy dengan nilai probabilitas

0.0116 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima pada tingkat

signifikansi 5% (p<0,05). Sedangkan variabel jumlah pasar

memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0745, sehingga H0 diterima

dan Ha ditolak pada tingkat signifikansi 5%.

Page 64: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Uji F Statistik

Tujuan dari Uji F ini adalah untuk membuktikan secara

statistik bahwa keseluruhan koefisien regresi yang digunakan

dalam analisi ini signifikan. Apabila nilai signifikan F lebih kecil

dari 0,05 (p<0,05) maka model regresi signifikan secara ststistik.

Nilai probabilitas F-Statistik hasil regresi pada tabel 4.9

diatas adalah sebesar 0.000000 yang lebih kecil dari tingkat

signifikansi 5%, sehingga H0 ditolak, Ha diterima. Hal ini dapat

dikatakan bahwa koefisien regresi secara bersama-sama signifikan

pada tingkat α= 5%.

3) Koefisien Determinasi

Uji ini digunakan untuk mengetahui berapa besar variasi

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel

independen.

Koefisien determinan R2 (R-squared) pada tabel 4.9 diatas

sebesar 0.940522 berarti nilai ini menunjukan bahwa variasi

dependen variabel sebesar 94.0522% mampu dijelaskan oleh

variabel independen. Sisanya sebesar 5.9478% dijelaskan oleh

variabel-variabel diluar variabel yang digunakan dalam persamaan.

Page 65: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b) Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah terdapat interkorelasi yang sempurna diantara beberapa

variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi. Untuk

menguji ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam suatu model

empirik setidaknya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

menggunakan korelasi parsial dan dengan pendekatan

Koutsoyiannis (1977).

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas

Variabel r2 R2 Kesimpulan JPSR 0.864885 0.940522 Tidak ada multikolinier JPDG 0.870549 0.940522 Tidak ada multikolinier PAD 0.897200 0.940522 Tidak ada multikolinier

DUMMY 0.898257 0.940522 Tidak ada multikolinier

Nilai R2 pada tabel 4.10 lebih besar daripada nilai r2 parsial

seluruh variabel independen. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa model tersebut bebas dari masalah multikolinieritas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang

dianalisis tidak memiliki varian yang konstan dari suatu observasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat

digunakan Uji White.

Page 66: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 4.11 Uji White (no cross term)

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 3.276053 Probability 0.134230 Obs*R-squared 10.21776 Probability 0.176566

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 08/08/11 Time: 13:15 Sample: 1998 2009 Included observations: 12

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 552.4242 267.0062 2.068956 0.1074 JPSR 0.559431 15.44371 0.036224 0.9728

JPSR^2 -0.017057 0.196124 -0.086968 0.9349 JPDG -0.069477 0.022022 -3.154953 0.6344

JPDG^2 2.13E-06 6.86E-07 3.100522 0.6362 PAD 3.16E-05 4.07E-05 0.777116 0.4805

PAD^2 -1.21E-11 2.33E-11 -0.519492 0.6308 DUMMY 15.81831 14.11496 1.120677 0.3252

R-squared 0.851480 Mean dependent var 0.262781 Adjusted R-squared 0.591570 S.D. dependent var 0.391483 S.E. of regression 0.250191 Akaike info criterion 0.301539 Sum squared resid 0.250383 Schwarz criterion 0.624810 Log likelihood 6.190765 F-statistic 3.276053 Durbin-Watson stat 3.046163 Prob(F-statistic) 0.134230

Berdasarkan hasil dari tabel 4.11 diatas, nilai Obs*R-squared

adalah 10,21776, dengan df=7 (jumlah regresor) dan α=5%

didapatkan x2 tabel yaitu 14,067. Nilai Obs*R-squared lebih kecil

dari x2, sehingga tidak ada masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

diantara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul

Page 67: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu

observasi ke observasi lainya. Persamaan regresi yang baik adalah

yang tidak ada autokorelasi.

Tabel 4.12 Estimasi Hasil Uji B-G

Variabel Probability Kesimpulan JPSR 0.9496 Tidak ada autokorelasi JPDG 0.8081 Tidak ada autokorelasi PAD 0.7878 Tidak ada autokorelasi

DUMMY 0.8050 Tidak ada autokorelasi RESID(-1) 0.5651 Tidak ada autokorelasi

Dilihat dari hasil tabel diatas, diketahui nilai probabilitas lebih

besar dari probabilitas 5%, maka model tersebut lolos dari masalah

autokorelasi.

D. Interpretasi Secara Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh revitalisasi

pasar tradisional terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta, faktor

yang diteliti meliputi jumlah pasar, jumlah pedagang, Pendapatan Asli

Daerah (PAD), kebijakan revitalisasi pasar (Dummy).

1. Pengaruh jumlah pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta

Dari hasil estimasi regresi didapat koefisien regresi jumlah

pasar bernilai negatif -0.405360, nilai probabilitas sebesar 0.745 hasil

tersebut berarti variabel jumlah pasar tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta.

Page 68: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasar analisis regresi diketahui bahwa jumlah pasar tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta

yang ditunjukan dari keseluruhan jumlah pasar tradisional yang ada di

Kota Surakarta.

Jumlah pasar yang ada di Kota Surakarta sejak tahun 1998

terhitung berjumlah 38 buah, hingga tahun 2009 bertambah menjadi 42

buah. Sejak sebelum diberlakukan program revitalisasi pasar hingga

sesudah revitalisasi pasar dilakukan penambahan jumlah pasar hanya

bertambah 4 buah. Sehingga jumlah pasar ini terlalu konstan sebagai

variabel. Kebijakan revitalisasi pasar tidak hanya sebagai program

untuk menambah pasar tradisional baru tetapi juga meremajakan pasar

lama yang tata kelolanya buruk. Guna menumbuhkan ekonomi Kota

Surakarta tidak hanya mengandalkan jumlah pasar tradisional saja,

tetapi juga ritel-ritel modern yang sekarang ini banyak berkembang di

Kota Surakarta. Jadi kesimpulanya bahwa jumlah pasar tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta

namun ritel-ritel modern juga ikut berperan dalam menumbuhkan

ekonomi.

2. Pengaruh jumlah pedagang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh variabel

jumlah pedagang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta nilai

probabilitas 0.0072 signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Berdasar

Page 69: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

tabel 4.9 didapat koefisien variabel jumlah pedagang sebesar 2.002169

dimana diketahui bahwa jumlah pedagang yang berjualan di pasar

tradisional berperan dalam menumbuhkan ekonomi Kota Surakarta

melalui PAD dari retribusi pasar.

Keberadaan pasar tradisional di Kota Surakarta mampu

menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Menurut data Dinas Pengelolaan

Pasar Pemerintah Kota Surakarta telah mencatatkan jumlah pedagang

yang berjualan di pasar tradisional ada sekitar 17.000 orang, jumlah itu

tersebar di 42 pasar di Kota Surakarta. Besarnya PAD yang diperoleh

dari retribusi pedagang pasar akan masuk ke dalam penerimaan sektor

perdagangan dimana merupakan bagian dari PDRB, apabila PAD yang

diterima naik maka akan terjadi kenaikan sektor perdagangan sehingga

terjadi pertumbuhan.

3. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh variabel

PAD terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta bernilai positif,

artinya apabila PAD mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan

adanya pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dari hasil uji signifikansi

variabel PAD terbukti mempunyai pengaruh nyata terhadap tingkat

signifikansi 5%. Besarnya pengaruh PAD terhadap pertumbuhan

ekonomi dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi variabel tersebut.

Dari hasil pengolahan data telah didapatkan besarnya koefisien

Page 70: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

variabel PAD sebesar 3.680005 artinya, jika setiap penerimaan

pendapatan dari sektor pasar sebesar Rp 1.000.000,- akan

mengakibatkan kenaikan PAD sebesar Rp 3.680.005 dengan

menganggap variabel independen lainya tetap/konstan.

Nilai ini sesuai dengan hasil probabilitas pada tabel 4.9 yaitu

sebesar 0.0078 yang dimana diketahui bahwa PAD merupakan faktor

pendukung dalam pertumbuhan ekonomi karena tanpa PAD,

pertumbuhan ekonomi tidak dapat terjadi. Dengan adanya revitalisasi

pasar tradisional Pemerintah Kota Surakarta semakin optimis dalam

meningkatkan PAD terutama dari sektor pasar. Besarnya PAD yang

masuk akan menunjang peningkatan sektor perdagangan, yang

berdampak pada naiknya PDRB sehingga pertumbuhan ekonomi dapat

terjadi.

4. Pengaruh kebijakan revitalisasi pasar (Dummy) terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta

Koefisien regresi dummy bernilai positif 3.340745 dengan nilai

probabilitas 0.0116 sehingga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta yang ditunjukan

melalui kebijakan revitalisasi pasar tradisional (p<0,05).

Dari hasil pengolahan data telah didapatkan besarnya koefisien

variable dummy sebesar 3.340745 artinya, angka tersebut menunjukan

adanya perbedaan sebelum dan sesudah kebijakan revitalisasi pasar

dilaksanakan. Pengaruhnya yaitu, ekonomi Kota Surakarta tumbuh

Page 71: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebesar 3.34%. Kebijakan revitalisasi pasar tradisional di Kota

Surakarta mulai dilaksanakan pada tahun 2006 sebagai refleksi dari

Peraturan Presiden No 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Sejak tahun 2006 hingga tahun 2009 sebanyak 11 pasar telah

direvitalisasi. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan selain untuk

meningkatkan daya saing dengan pasar modern juga untuk

meningkatkan PAD pasar agar penerimaan sektor perdagangan ikut

meningkat sehingga berdampak pada terjadinya pertumbuhan

ekonomi. Namun bukan hanya kebijakan revitalisasi pasar saja yang

dapat menumbuhkan ekonomi tetapi masih ada kebijakan pengelolaan

pasar modern yang keberadaanya dapat pula menjadikan pertumbuhan

ekonomi. Jadi kesimpulanya bahwa kebijakan revitalisasi pasar

tradisional berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Surakarta namun perlu juga diberlakukan kebijakan yang serupa,

seperti pengelolaan pasar modern..

Ketidak sesuaian variabel jumlah pasar terhadap teori yang ada

mengindikasikan bahwa masih banyak faktor lain diluar model yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut seperti besarnya

investasi revitalisasi pasar, berapa besar penerimaan PAD dari ritel

maupun pasar modern serta faktor lainya yang belum dapat diamati.

Page 72: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan

hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan

yang ada penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan permasalahan

yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan masukan bagi

pihak-pihak yang berkaitan.

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan mengenai Analisis Pengaruh Revitalisasi Pasar

Tradisional terhadap Perumbuhan Ekonomi Kota Surakarta antara lain sebagai

berikut:

1. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya nilai koefisien regresi untuk

variabel jumlah pasar adalah -0.405360 dengan probabilitas sebesar

0.0745. Jadi variabel jumlah pasar tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tingkat signifikansi 5%

(p<0,05). Sehingga hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh

variabel jumlah pasar terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terbukti.

Variabel ini tidak berpengaruh dimungkinkan karena keberadaan ritel

dan pasar modern ikut menunjang pendapatan dari sektor pasar,

sehingga pertumbuhan ekonomi tumbuh.

Page 73: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

2. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya nilai koefisien regresi untuk

variabel jumlah pedagang adalah 2.002169 dengan probabilitas 0.0072.

sehingga hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh jumlah

pedagang terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta terbukti.

Jumlah pedagang yang berjualan di pasar tradisional berperan dalam

menumbuhkan ekonomi Kota Surakarta melalui PAD dari retribusi

pasar. Besarnya PAD yang diperoleh dari retribusi pedagang pasar

akan masuk ke dalam penerimaan sektor perdagangan dimana

merupakan bagian dari PDRB, apabila PAD yang diterima naik maka

akan terjadi kenaikan sektor perdagangan sehingga terjadi

pertumbuhan.

3. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya nilai koefisien regresi untuk

variabel PAD adalah 3.680005 dengan probabilitas 0.0078. Jadi,

variabel PAD secara nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi pada tingkat signifikansi 5% (p<0,05). Sehingga hipotesis

yang menyatakan PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

Kota Surakarta dapat terbukti. Besarnya PAD yang masuk akan

menunjang peningkatan sektor perdagangan, yang berdampak pada

naiknya PDRB sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjadi.

4. Dari hasil estimasi diperoleh besarnya nilai koefisien regresi untuk

variabel dummy (kebijakan revitalisasi pasar) adalah 3.340745 dengan

Page 74: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

probabilitas 0.0116. Jadi, variabel kebijakan revitalisasi berpengaruh

pada pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tingkat signifikansi

5% (p<0,05). Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa variabel

kebijakan revitalisasi pasar berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi Kota Surakarta terbukti. Dari hasil pengolahan data telah

didapatkan besarnya koefisien variable dummy sebesar 3.340745

artinya, angka tersebut menunjukan pengaruh apabila kebijakan

revitalisasi pasar tersebut berhasil maka dapat berpengaruh

menumbuhkan ekonomi Kota Surakarta sebesar 3.34%. Variabel ini

walaupun berpengaruh namun dimungkinkan juga bukan hanya

kebijakan revitalisasi pasar saja yang dapat menumbuhkan ekonomi

tetapi masih ada kebijakan pengelolaan pasar modern yang

keberadaanya dapat pula menjadikan pertumbuhan ekonomi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, maka ada beberapa hal

yang dapat diberikan sebagai saran, antara lain sebagai berikut :

1. Dalam kaitanya dengan jumlah pasar, dalam merevitalisasi pasar

tradisional Pemerintah Kota Surakarta hendaknya lebih

memperhatikan pada pengelolaan daripada penambahan jumlah

pasar. Serta diperlukan adanya pemetaan ulang terhadap peta pasar

tradisional di Kota Surakarta.

Page 75: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Perlu adanya pendataan ulang jumlah pedagang yang berjualan di

pasar tradisional di Kota Surakarta. Hal ini untuk memperoleh

kepastian jumlah pedagang yang kaitanya dengan target

penerimaan retribusi pedagang pasar.

3. Peneriman Pendapatan Asli Daerah dari pasar menjadi penunjang

pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta, namun perlu diperhatikan

lagi masih banyak pos-pos penerimaan yang potensial untuk

menumbuhkan perekonomian.

4. Terkait kebijakan revitalisasi pasar tradisional, perlu adanya

dukungan dari berbagai pihak untuk dapat berperan dalam merubah

citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar modern.

Tidak hanya dari segi bangunan fisik namun juga pola pikir

pedagang, bagaimana akses menuju pasar, kepastian harga yang

diterapkan di pasar dan kenyamanan pasar.

Page 76: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti TR. 2007. Modul Lab.Ekonometrika. FE UNS. Surakarta

BPS. 2009. Statistik Surakarta dalam Angka Tahun 2009. Surakarta: BPS

Surakarta

Djojohadikusumo, S. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES Gujarati, Damodar. 2001. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Jakarta: PT. Erlangga Insukindro. 2003. Ekonometrika Dasar. Yogyakarta: BPFE UGM

Jhingan, M.L. 1998. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers Leksono. 2009. Runtuhnya Modal Sosial, Pasar Tradisional. Malang: Penerbit

Citra

Mankiw, N Gregory. 2000. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga

Moeliono, Anton. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kuncoro, Mudrajat. 2004. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: UPPAMP

Paskarina, Caroline. 2007. Evaluasi Kebijakan Pengelolaan Pasar di Kota Bandung. Bandung: Universitas Padjajaran Pemerintah Kota Surakarta. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor: 1 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional

Page 77: DAMPAK JUMLAH PASAR, JUMLAH PEDAGANG DAN …/Dampak... · berbagai pihak agar dapat berperan dalam merubah citra pasar tradisional agar mampu bersaing dengan pasar ... compete with

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor: 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern Sekaran, Uma. 2006. Research Methods of Bussiness. New York: John Willey & Sons Inc. Sinaga, Pariaman. 2008. Koperasi dalam Sorotan Peneliti. Jakarta: Rajawali Pers

Smeru. 2007. Analisis Dampak Keberadaan Pasar Modern terhadap Pasar Tradisional. Jakarta: Smeru Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sumardi. 2009. Perencanaan dan Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Tradisional. Surakarta: PPEP UNS

Sumodiningrat, Gunawan. 2001. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE

Todaro dan Smith. 2008. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga