dakwah melalui media televisi - e-repository.perpus...

98
DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI) JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial OLEH SITI LESTARI NIM. 11714017 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: vanmien

Post on 04-Jun-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI

(ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA

PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

OLEH

SITI LESTARI

NIM. 11714017

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

i

DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI

(ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL KALAM DI LEMBAGA

PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

OLEH

SITI LESTARI

NIM. 11714017

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

ii

LOGO INSTITUT

iii

iv

v

vi

HALAMAN MOTTO

Artinya: dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu

sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat

sedikitlah kamu bersyukur (Surat al-Mu’minun ayat 78)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah dan rahmat dan karunia-Nya,

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Orang tuaku terhebat, Bapak Samsudin dan Ibu Mudrikah, atas semua

curahan kasih sayang, semangat, dan do‟a yang selalu diberikan tanpa

mengenal perhitungan

2. Kakakku tersayang, Siti Qodriyah, yang selal melindungi, menasehati dan

memberikan motivasi

3. Keluarga besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA IAIN Salatiga

yang telah memberikan banyak ilmu di bidang kejurnalistikan,

memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabatku tercinta, Nur Hamidah, Tika Lutfia, Alvina, yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan.

5. Sahabat kecilku, Siti Muzazanah, Siti Rohmah, Dewi Nurul, dan Qoidatul

yang telah banyak membantu dan selalu membuatku semangat dan

tersenyum .

6. Sahabat-sahabatku asrama Telkom, Indah Uswatun, Gamira, Nadya yang

selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku kontrakan sehati J.389, Anggraini Putri, Ulfa Nurmala,

Aisya Zuhdiana, Aminatun Zahro, Puji Lestari, yang selalu memberikan

motivasi dan menghiburku setiap saat

8. Sahabat seperjuangan khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran

Islam Angkatan 2014, yang memberikan semangat, dukungan, berbagi

pengalaman seama empat tahun.

vii

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa

shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar

Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutNya yang menjadi

suri tauladan bagi kita.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai

pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak Dr.Mukti Ali, M.Hum

3. Ketua Program Studi KPI IAIN Salatiga, dan Dosen Pembimbing Akademik,

Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., yang telah membimbing dan memberikan

dukungan.

4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr.Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum., yang

telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis

sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan

IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi Penyiaran

Islam IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah selalu memberi dukungan dan

motivasi dalam penulisan skripsi ini.

ix

x

ABSTRAK

Lestari, Siti. 2018. Dakwah Melalui Media Teevisi (Analisis Semiotika Program

Acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017). Skripsi

FAkultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga.

Kata Kunci: Dakwah Melalui Televisi . Analisis Semiotika. Program Acara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi program acara religi yang

ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Dan juga untuk makna dan tanda pada program

acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 dengan teori analisis semiotika model Charles

Sander Peirce. Untuk menjapai tujuan dari penelitian tersebut secara mendalam dan

menyeluruh, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

menggunakan analisis semiotik model Charles S.Peirce dengan segitiga makna atau

Triangle of meaning, yakni tiga elemen utama: tanda (sign), objek, dan interpretant.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program-program acara religi yang

ditayangkan di TVRI Jawa Tengah, sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu

untuk menyebarkan dakwah islam, hanya saja format acara dan materi yang

disampaikan berbeda. Dalam tayangan program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017

ini ditemukan makna dan tanda diantaranya: makna dari bumper (Opening) program

acara Al Kalam, latar belakang panggung (background), Analisis tokoh (host,

narasumber, dan audience). Analisis semiotika isi program acara Al Kalam episode

21 Juli 2017 terdapat nilai-nilai keislaman yaitu: Keimanan seseorang kadang naik

dan kadang turun, Sholat itu diwajibkan bagi orang yang beriman, Selalu menyebut

nama Allah di mana saja dan pada saat kejadian apa saja, Seseorang akan selalu diuji

keimananya oleh Allah SWT, Keikhlasan menyembah Allah. Seharusnya

menyembah Allah murni karena ikhlas, bukan hanya karena mengharap surga-Nya.

Dari hasil penelitian yang telah ditemukan, dapat disimpulkan bahwa tanda

yang ada di dalam program acara Al Kalam ini adalah tanda yang menginformasikan

tentang sesuatu informasi yang belum diketahui oleh khalayak umum. Informasi yang

ada di setiap acara Al-Kalam disajikan secara menarik sehingga acara ini layak untuk

ditonton karena memberikan makna yang positif kepada setiap penonton.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

LOGO INSTITUT ......................................................................................................... ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. v

HALAMAN MOTTO .................................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah......................................................................... 8

xii

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10

E. Kerangka Berfikir ............................................................................................ 10

F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................................ 13

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 13

B. Landasan Teori ................................................................................................ 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 28

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................................... 28

B. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 29

C. Sumber Data .................................................................................................... 29

D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................... 30

E. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 31

F. Teknik Validitas Data ...................................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 34

A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 34

B. Pembahasan ..................................................................................................... 39

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 57

xiii

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 57

B. Saran................................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 11

Bagan 2. Fungsi Penyiaran Televisi ............................................................................ 21

Bagan 3. Triangle Meaning ......................................................................................... 24

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Poster Acara Al Kalam .............................................................................. 40

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam .................................................... 42

Tabel 2. Analisis latar belakang (background) program acara Al Kalam................... 44

Tabel 3. Analisis makna tokoh dalam program acara Al Kalam ................................ 46

Tabel 4. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 50

Tabel 5. Analisis makna tanda isi dawah program acara Al Kalam ........................... 51

Tabel 6. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 53

Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ......................... 54

Tabel 8. Analisis makna tanda isi dakah program acara Al Kalam ............................ 56

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah merupakan ajakan atau seruan kepada yang lebih baik. Dakwah

mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses yang terus-menerus menuju

kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut

(Ilaili, 2010:17). Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk menyebarkan

kebaikan dengan ajakan yang lembut bukan dengan kekerasan ataupun paksaan.

Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mengajarkan kepada

masyarakat untuk melakukan amar ma‟ruf nahi munkar yaitu melaksanakan

perintah Allah SWT dan meninggalkan laranganNya (Husein, 2000:24).

Dalam penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia, dakwah dapat

disampaikan melalui beberapa media. Hamzah Yaqub membagi media dakwah itu

menjadi lima, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak (Ilaili,

2010:20-21). Yang pertama adalah lisan, media ini merupakan media yang paling

sederhana, hanya menggunakan panca indera kita yaitu suara dan lidah. Media ini

dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, penyuluhan, dan sebagainya. Yang kedua

adalah tulisan, media dakwah ini dapat melalui buku, majalah, surat kabar,

korespondensi (surat, e-mail), spanduk, dan lain-lain. Yang ketiga, media dakwah

dapat melalui lukisan, gambar, karikatur dan lain sebagainya. Yang keempat,

2

media dakwah Audio Visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang panca indra

pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide,

internet dan sebagainya. Yang terakhir, akhlak yaitu perbuatan-perbuatan nyata

yang mencerminkan ajaran islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh

mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah).

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi,

penyampaian dakwah tidak hanya disampaikan dengan cara tradisional semata.

Tidak hanya dilakukan dengan tatap muka antara da‟I (orang yang menyampaikan

pesan dakwah) dan mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah) saja , namun

dengan pemanfaatan media dakwah juga perlu dilakukan (Atabik, 2003:194).

Salah satunya dakwah yang disampaiakan melalui media televisi, karena memiliki

kelebihan dibanding dengan media radio dan cetak, yaitu dengan televisi yang

memiliki sifat audio visual, mad‟u dapat melihat dan mendengarkan secara

langsung pesan dakwah dari seorang da‟i. Selain itu bisa juga tanya jawab melalui

telefon interaktif yang disediakan oleh televisi tersebut.

Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling

pesat di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media cetak dan radio,

namun pada akhirnya media televisi lah yang paling banyak diakses oleh

masyarakat di mana pun di dunia ini (Badjuri, 2010:11).

Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang

berarti penglihatan. Segi pendengaranya berupa audio (suara) dan segi

3

penglihatannya berupa gambar. Tanpa gambar tak mungkkin ada apa-apa yang

dapat dilihat (Zaini, 2015:9). Secara aktif siaran televisi dimulai tahun 1947.

Televisi berkembang di berbagai negara seperti Inggris, Eropa, Uni Soviet, dan

Amerika Serikat (Taufik, 2012:85).

Di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962, ketika

Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian

Games di Jakarta. Televisi pertama yang ada di Indonesia yaitu TVRI (Televisi

Republik Indonesia). Sejak itu TVRI dipergunakan sebagai station call (panggilan

stasiun) sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI mengudara rata-rata satu

jam sehari dengan segala kesederhanaanya. Dan sekarang pun TVRI sudah siaran

24 jam dengan pembagian siaran analog (siaran yang menggunakan frekuensi

sinyal) dan digital (siaran yang menggunakan sistem digital) (Effendy, 1993:54).

Akhir tahun 1980-an era televisi swasta nasional hadir. Pada tahun 1989,

lahirlah televisi swasta pertama RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Tahun

1990 disusul dengan SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia), tahun 1992 Indosiar

TV, tahun 1994 ANTV (Andalas Televisi), TPI (Televisi Pendiikan Indonesia),

Metro TV, Lativi yang sekarang berubah menjadi TVOne, dan TV7 yang sekarang

menjadi Trans7 (Subiakto dan Ida, 2012: 138-139).

Setelah Undang-Undang Penyiaran di sahkan pada tahun 2002, jumlah

televisi baru di Indonesia terus bermunculan, televisi saat ini dikelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu televisi public (lembaga penyiaran yang berbentuk

4

badan hukum didirikan oleh negara), swasta (televisi yang didirikan oleh

perseorangan atau pengusaha), dan berlangganan ke komunitas (jasa penyiaran

saluran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar

secara berkala). Televisi merupakan salah satu media paling favorit bagi para

pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri padat modal,

padat teknologi, dan padat sumber daya manusia (Riswandi, 2009:10).

Lembaga penyiaran (radio dan TV) juga harus mempunyai hak kontrol

(hak untuk mengendalikan segala informasi yang telah disampaiakan oleh pers),

hak kritik (hak untuk menanggapi suatu informasi dengan tujuan supaya penyiaran

pers lebih baik) dan hak koreksi (hak untuk mengoreksi atau membetulkan

kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers) karena salah satu dasar eksistensi

UU Penyiaran adalah pasal 28 UUD-45. Dengan demikian sudah jelas kedudukan

media penyiaran sebagai media komunikasi politik, media komunikasi hukum dan

media komunikasi dakwah. Itulah pertelevisian alternatif yang religius,

menghadapi era globalisasi (Muis, 2001:202). Sebagai contoh TVRI pada masa

sekarang ini masih banyak adanya tayangan seperti mimbar agama, pengajian, dan

tayangan religi lainya berbeda dengan TV swasta yang menampilkan iklan yang

seronok, sinetron yang tidak mendidik, dll.

Sebagai sebuah negara Pacasila yang menjunjung tinggi agama, Republik

Indonesia harus memiliki lembaga penyiaran (Tv, radio, dan internet) yang

religius. Kenyataanya, TV yang ada justru melakukan desakralisasi agama

5

(pembebasan masyarakat dari belenggu tahayyul dari beberapa aspek

kehidupanya) dan sekuralisasi (membebaskan hidup keduniawian dari ikatan-

ikatan agama) (Muis, 2001:201).

Kecanggihan teknologi semakin terbuka untuk mendokumentasikan

momen baik secara literal maupun visual (Aflaha, 2017:250). Zaman modern ini,

persoalan dakwah dihadang oleh kecanggihan teknologi informasi dan

komunikasi yang semakin memberikan peluang terjadinya globalisasi dalam

segala bidang kehidupan.

Hal seperti ini menunjukkan bahwa saat ini semakin meningkatnya

berbagai jenis kejahatan dan akibatnya adalah semakin menurunnya ajaran-ajaran

islam di kalangan masyarakat. Contohnya: banyak di antara mereka yang terlambat

melaksanakan shalat, bahkan ada yang meninggalkan shalat, karena keenakan

menonton televisi, bermain internet atau gadget. Untuk mengatasi kasus seperti

itu, maka kegiatan dakwah harus dilaksanakan. Khususnya di kalangan generasi

muda, perlu adanya kegiatan dakwah melihat pergaulan yang sangat bebas di luar

sana.

Informasi dan hiburan bernuansa agama adalah preferensi realistis bagi

khalayak yang religius seperti halnya masyarakat Indonesia. Tidak hanya program

dakwah seperti Mamah dan Aa Beraksi di Indosiar dan Islam Itu Indah di TransTV

mendapat simpati pemirsa. Ekspansi atas nama agama juga nampak marak dengan

hadirnya sinetron bernuansa agama seperti Tukang Bubur Naik Haji (TBNH) di

6

RCTI, film seri India Jodha Akbar dan drama seri impor Turki Abad Kejayaan di

ANTV (Yusuf, 2016:27).

Aktivitas-aktivitas dakwah tidak luput dari liputan media massa, baik

cetak maupun eletronik, baik offline maupun online. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya majalah, radio, televisi, dan situs-situs di internet yang khusus

menyebarluaskan pesan-pesan dakwah, bahkan sebagian besar televisi nasional

maupun daerah yang tidak khusus untuk berdakwah pun, secara periodik

menayangkan acara dengan konten dakwah (Bahroni,2016: 199)..

TVRI Jawa Tengah merupakan stasiun TV daerah yang didirikan oleh

pemerintah Jawa Tengah yang berfungsi sebagai media informasi dan menambah

wawasan bagi masyarakat Jawa Tengah. Kehadiran TVRI Jawa tengah

memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. TVRI Jawa Tengah

menyajikan tayangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk semua

kalangan usia. Misalnya tayangan khusus anak-anak TK dan PAUD yaitu program

acara “ayo menggambar”, untuk kalangan anak SMP-SMA disajikan acara “bina

bahasa”, untuk kalangan dewasa disajikan acara religi seperti “al-Kalam”, dan

untuk acara hiburan ada program acara “kromantis dan ketoprak”.

TVRI Jawa Tengah mempunyai beberapa program acara yang bernuansa

islami diataranya: Al-kalam, Pendopo Qolbu, Tazabbur, Ngaji Bareng Kyai dan

Jalan-jalan Islami. Kehadiran program Al-kalam di TVRI Jawa Tengah bisa

dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran agama untuk memberikan

7

pengetahuan dan pemahaman dari berbagai macam permasalahan khalayak yang

tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Upaya perkembangan Islam tergantung pada

integritas dakwah (konsep atau metode dakwah) yang sistematis, sehingga akan

tercipta apabila didukung oleh perangkat prasarana yang memadai, seperti sarana

dakwah termasuk televisi (Asmuni, 1983: 178).

TVRI Jateng memiliki berbagai macam format acara, diantaranya yang

pertama, hard news yaitu berita yang penting dan menarik yang harus segera

disiarkan, nama acaranya Warta Jateng. Kedua, feature yaitu penyampaian

informasi yang dikemas lebih menarik dan berupa perjalanan ke suatu tempat

religi, nama program acaranya adalah JJI (Jalan-Jalan Islami). Ketiga, music,

program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang

atau sekelompok orang dalam memainkan musik baik di dalam studio maupun di

luar studio, salah satu program acara ini adalah kromantis (keroncong romantis)

dan tombo kangen.

Format acara yang keempat adalah talk show, Konsep program acara talk

show ini berupa perbincangan anatara host dan narasumber yang dihadirkan untuk

membahas suatu isu atau materi yang akan dibahas. Sehingga pesan dan makna

yang terkandung dalam talk show tersebut membentuk suatu informasi yang ringan

sehingga mudah diterima oleh pemirsa (Tondo, 2016:1). Program acara dengan

format talkshow di TVRI Jateng ada beberapa, diantaranya: Ronce Budaya, Bina

Bahasa, Ngaji Bareng Kyai, Al-Kalam, dll.

8

Melihat pengaruh tayangan televisi yang besar bagi penontonya, maka

alangkah besar manfaatnya jika televisi itu digunakan sebagai media dakwah.

peneliti akan meneliti program acara islami Al-Kalam di TVRI Jawa Tengah

episode 21 Juli 2017 dengan tema “Khakikat Beriman Dalam Kajian Sesuai

Wahyu”. Penulis memilih episode ini karena materi yang disampaiakan sangatlah

penting, mengingat keimanan seseorang yang terkadang naik dan kadang turun.

Program acara ini terdapat tanda atau signal dalam konteks komunikasi

yang melibatkan berbagai elemen komunikasi, baik dari panggung (stage), latar

belakang panggung (background stage), dan juga ungkapan kata-kata yang

disampaikan oleh host dan narasumber pasti memiliki makna yang dapat

diinterpretasikan berebeda-beda oleh penonon/pemirsa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud menyusun

skripsi dengan judul : DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI (ANALISIS

SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA

PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan pembahasan yang tidak terarah dan

supaya berhubungan antara masalah yang diteliti, maka dengan pembahasan

dalam Analisis Semiotika Program Acara Al-Kalam di Lembaga Penyiaran

9

Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, peneliti

membatasinya pada program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017 di TVRI

Jawa Tengah .

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti

memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti

merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana deskripsi program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah?

b. Bagaimana analisis semiotika program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa

Tengah Episode 21 Juli 2017.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui deskripsi program acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa

Tengah.

2. Untuk mengetahui analisis semiotika program acara Al-Kalam di LPP TVRI

Jawa Tengah episode 21 Juli 2017.

10

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi teoritis dan praktis adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Harapan dari penelitian ini dapat mmemberikan sumbangan dan

tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program acara di

televisi dan menambah khazanah keilmuan bagi pengembang ilmu

pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam IAIN Salatiga

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan menambah wawasan

berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi dan

pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sarana alternatif

untuk mempertahanakan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara efektif

dan efisien, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

E. Kerangka Berfikir

Televisi merupakan media yang paling digemari masyarakat pada saat ini.

Berbagai kalangan masyarakat semua menonton televisi. Banyak pula program

acara yang disuguhkan setiap harinya. Akan tetapi sangat memprihatinkan

11

apabila melihat tayangan-tayangan yang seharusnya tidak pantas disiarkan. Sulit

memilih cahnel TV yang memiliki nilai edukasi yang tinggi.

Berbeda dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, televisi

ini menyajikan program acaranya berimbang dari segala jenis usia dari hiburan,

pendidikan, berita, serta kajian islami. Di era yang seperti sekarang ini, perlu

adanya kajian-kajian islami, perlu adanya pembaruan metode dakwah, misalnya

penyampaian dakwah yang melalui media televisi pada suatu program acara.

Dalam tayangan televisi, tak lepas dari yang namanya semiotika (simbol dan

tanda) yang itu berasal dari pembicara maupun pembawa acaranya, maka dari itu

perlu adanya analisis.

Berjalanya suatu dakwah juga harus didukung oleh beberapa unsur salah

satunya adalah media dakwah. Dalam penelitian ini peneliti memilih media

televisi sebagai penyebaran pesan dakwah. Dakwah yang melalui televisi ini

berupa program acara religi yang kemudian akan diteliti semiotika (symbol dan

tanda) yang ada di dalam program acara tersebut.

Bagan 1. Kerangka Berfikir

Televisi Sebagai Media Dakwah Produksi

Program Acara Islami Analisis Semiotika

12

B. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis menyusun penelitian ini

secara sistematis. Pembahasan penelitian dari 5 (lima) bab, masing-masing bab

terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, yang akan mengantarkan pembaca dari awal kegiatan

penelitian. Pada bagian ini akan dirinci lagi menjadi bagian latar belakang,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

teoretis dan sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori, dalam bab ini pembaca akan

disampaikan teori-teori yang ada kaitanya dengan penelitian ini dengan tujuan

menambah wawasan baru perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.

Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini pembaca disampaikan jenis

penelitian, sumber data, teknik mengambilan data, teknik analisis data, dan

validitas data.

Bab IV Pembahasan. Dalam bab ini pembaca akan disampaikan tentang

pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis.

Bab V Penutup yang terdiri atas kesimpulan dari hasil pengamatan serta saran

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang peneliti ambil yaitu: Penelitian yang pertama adalah

skripsi dari Syafrian Akbar dengan judul “Televisi Sebagai Media Dakwah

(Analisis Produksi Siaran Program Ust.Haryono di JakTV)”. Dalam skripsi ini

Syafrian membahas tentang peran televisi sebagai media dakwah dan

menganalisa acara produksi siaran program islami Ust.Haryono di JakTv.

Persamaan dengan skripsi yang peneliti tulis adalah meneliti tentang peran

televisi sebagai media dakwah dengan menganalisa program acara islami.

Perbedaanya, skripsi Syafrian menganalisa produksi siarannya sedangkan skripsi

peneliti membahas analisis semiotika.

Kedua, tesis dari Maruli Bonardo Tua dengan judul “Representasi Diri Ibu

di Televisi (Analisis Semiotik Peirce dalam Program Talk Show “Indonesia

Lawyers Club” TVONE. Dalam tesis ini, Maruli membahas makna dan simbol

yang ditemukan dari beberapa narasumber yang hadir dalam acara tersebut.

Persamaan dengan skripsi peneliti adalah sama-sama membahas tentang

semiotika program acara. Perbedaanya tulisan ini dengan tulisan peneliti terletak

pada objek penelitian. Jika dalam tulisan ini membahas program acara Indonesia

Lawyer Club, sedangkan dalam tulisan peneliti akan membahas tentang program

religi acara al-Kalam di TVRI Jawa Tengah.

14

Ketiga, jurnal penelitian dari Hendra Tondo, Max.R Rembang, J.S Kalangi

yang berjudul Analisis Semiotika Komunikasi dalam Program Acara Talkshow

Sarah Sechan di Net TV. Dalam jurnal ini membahas tentang makna, simbol

yang ditemukan pada narasumber acara Sarah Sechan dengan menggunakakan

analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini memiliki persamaan

dengan tulisan peneliti yaitu sama-sama membahas analisis semiotika model

charles sanders pierce pada program acara. Perbedaannya terletak pada jenis

program acara dan stasiun Tv nya.

Keempat, skripsi dari Siti Kholifatul Anisa dengan judul “Analisis

Semiotik Pesan Dakwah Dalam Program Acara Berita Islami Masa Kini Trans

TV Edisi 10 Februari 2015. Dalam skripsi Siti Kholifatul membahas pesan

dakwah yang disampaikan dalam program acara Berita Islami Masa Kini, skripsi

Siti Kholifatul Anisa memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama

meneliti semiotika dalam program acara islami, hanya saja perbedaanya terletak

pada program acara dan stasiun TV yang diteliti.

Kelima, skripsi dari Kurnia Fajrianti dengan judul “Analisis Semiotika

Program Acara Provocative Proactive di Metro TV Episode Indonesia S.O.S

(Save Our Selves). Dalam skripsi Kurnia membahas analisis semiotika dari

seluruh narasumber yang hadir dan dibahas per segmen. Tulisan ini memiliki

persamaan dengan yang sedang peneliti teliti yaitu sama-sama meneliti analisis

semiotika model pierce dalam program acara. Perbedaanya terletak pada nama

program acara dan stasiun Tv nya.

15

Adanya beberapa rujukan tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa belum ada yang meneliti tentang dakwah melalui media televisi dan

analisis semiotika program acara al-Kalam di TVRI Jawa Tengah. Oleh karena

itu peneliti mengusung judul ini untuk diteliti.

B. Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Dakwah dalam pengertian istilah, telah dikemukakan oleh beberapa

ahli, antara lain:

1) Dr.Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa dakwah adalah ajakan

atau seruan kepada agama Allah, mengikuti petunjuk-Nya,

mengesakan-Nya dalam beribadah, mencari keputusan hukum kepada

metode-Nya di bumi, meminta pertolongan dan ketaatan,

membenarkan apa yang dibenarkan Allah dan jihad di jalan Allah.

Secara ringkas, dakwah adalah ajakan murni kepada Islam.

2) Dr. Taufiq Al-Wa‟I menjelaskan dakwah adalah menyatukan manusia

dalam kebaikan, menunjukkan dan membimbing mereka ke jalan yang

benar dengan ucapan dan amalan, menyeru kepada yang makruf dan

mencegah dari yang munkar, membimbing mereka ke jalan yang lurus

dan bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan.

3) Dakwah menurut H.M Arifin, M.Ed. mengandung arti sebagai suatu

ajakan yang baik dalam bentuk lisan, tulisan, perbuatan, dan

16

sebagaimana dilakukan dengan sadar dan dengan rencana yang matang

dalam usaha mempengaruhi orang, baik individual maupun kelompok

agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap

penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan

yang disampaikan kepadanya dengan tanpa paksaan.

Dari beberapa pendapat di atas, secara umum dakwah merupakan

sebuah upaya dan aktivitas baik dalam wujud ucapan atau perbuatan yang

memiliki arti untuk mengajak, menyeru, dan mengamalkan ajaran Islam

dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat

(Bahri. 2008:19-22).

b. Tujuan Dakwah

Dakwah memiliki tujuan yaitu menyampaiakan kebenaran ajaran yang

ada di dalam Al-Qur‟an dan al-Hadits dan menyeru manusia untuk

mengamalkannya (Syamsudin. 2016:11). Tujuan dakwah dalam Al-Qur‟an

terdapat dalam QS.At-taubah:22

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

17

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama

dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Penjelasan tujuan dakwah di dalam hadits:

هللا عى قال د الخدر رض سمعت رسول هللا صلي هللا : عه أب سع

مه رأى مىكم مىكرا فلغري بدي، فإن لم ستطع : عل وسلم قول

مان و ل أضع ا ، فإن لم ستطع ف قل صحح ) [رواي مسلم] ف لساو

(49. مسلم

Artinya: Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya

mendengar Rasulullah shollallohu „alaihi wa sallam bersabda : Siapa

yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak

mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)

dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman (Shohih

Muslim.49)

c. Unsur Dakwah

Dalam pelaksanaan dakwah yang pada realitanya

mengkomunikasikan ajaran islam, akan terlihat unsur-unsur dakwah yang

meliputi: da‟i, mad‟u, materi dakwah, media dakwah, dan metode dakwah.

1) Da‟i

Da‟i adalah orang yang melakukan dakwah baik secara lisan

maupun tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok

atau bentuk organisasi.

18

2) Mad‟u

Mad‟u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau

manusia yang menerima pesan dakwah baik individu maupun

kelompok.

3) Materi Dakwah

Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari

al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah,

syariah, dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang

diperoleh darinyanya. Materi dakwah yang disampaikan oleh seorang

da‟i haruslah cocok dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Selain

itu materi juga harus cocok dengan metode, media dan objek

dakwahnya (Bachtiar. 1997: 33-24).

4) Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang

da‟i untuk menyampaikan suatu pesan dakwah untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Berdasarkan QS.An-/nahl: 125

19

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang

baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dari ayat tersebut, metode dakwah dibagi menjadi 3 yaitu:

(a) Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi yang ada.

Kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan kepada

kemampuan mereka.

(b) Mauidhah hasanah, berdakwah dengan menggunakan nasihat-

nasihat yang halus dan penuh kasih sayang sehingga dapat

menyentuh hati.

(c) Mujadalah, berdakwah dengan cara tukar pikiran/diskusi dan ada

perdebatan akan tetapi tanpa menjatuhkan lawan.

d. Media Dakwah

Istilah media mencakup sarana komunikasi seperti pers, media

penyiaran (broadcasting) dan sinema. Secara luas media dapat mencakup

berbagai jenis hiburan dan informasi untuk pemirsa. Media juga merujuk

pada berbagai industri atau bisnis yang berkomunikasi dengan para

pemirsa, terutama dalam menyediakan pengisi waktu senggang atau

hiburan (Burton, 1999:9).

20

Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dakwah. Hamzah Yaqub membagi media dakwah itu menjadi 5,

yaitu:

1) Da‟wah bi al lisan, yaitu penyampaian dakwah melalui lisan/ ucapan.

media ini merupakan media yang paling sederhana hanya

menggunakan panca indera manusia yang berupa lidah dan bibir.

Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,

penyuluhan, dll.

2) Da‟wah bi al qalam , yaitu penyampaian pesan dakwah melalui tulisan

yang berupa buku, majalah, koran, surat spanduk, email, dll. Dengan

menggunakan media ini haruslah menggunakan bahasa yang baik dan

benar sehingga mudah dipahami oleh mad‟u.

3) Lukisan, gambar, karikatur dan sebagianya

4) Audio visual, merupakan media dakwah yang dapat merangsang

indera penglihatan serta pendengaran. Bisa berbentuk: televisi, ohp,

internet, dll. Penyampaian pesan dakwah melalui media ini akan lebih

mudah diterima oleh mad‟u. Karena sifatnya menghibur tidak kaku

dan membosankan.

5) Akhlak, yaitu perbuatan nyata yang mencerminkan agama islam. Jadi,

sorang da‟i langsung mempraktekannya tanpa memberi materi kepada

mad‟u (Ilaihi, 2010:20-21).

21

2. Tinjauan Tentang Televisi Sebagai Media Dakwah

Televisi merupakan suatu sistem media komunikasi yang

menggunakan rangkaian gambar elektronik yang diiringi unsur audio. Televisi

merupakan paduan audio dari segi penyiaran (broadcasting) dan video dari

segi gambar begeraknya. Televisi adalah paduan audio dan video istilah

televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dari “visi” (vision) yang

berarti penglihatan dengan asumsi televisi jauhnya ditransmisikan dengan

penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi

gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (Fatmawati, 2009:3).

Televisi memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi hiburan, informasi, dan

pendidikan.

Hiburan

Informasi Pendidikan

Bagan 2. Fungsi Penyiaran Televisi

22

Dari bagan di atas dapat dijelaskan tiga fungsi penyiaran Televisi:

a. Hiburan

Fungsi hiburan sebenarnya hanya sebagai fungsi tambahan, yaitu sebagai

hiburan, relaksasi, dan pengalihan ketegangan, misal acara film, acara

musik, dan sebagainya.

b. Informasi

Fungsi informasi memberikan wawasan ke pemirsa, misalkan acara berita,

talkshow dan sebagainya.

c. Pendidikan

Fungsi pendidikan sebagai pendidik para penonton, misal upin ipin

yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film tersebut menyajikan

banyak unsur nilai pendidikan yang bisa dicontoh untuk anak-anak

(Sutisno. 1993:4).

Televisi sebagai media dakwah merupakan suatu pemanfaatan hasil

teknologi modern dengan memanfaatkan hasil teknologi sekarang ini

diharapkan seluruh kegiatan dakwah dapat mencapai sasaran(tujuan) yang

lebih baik.

Perkembangan dakwah di media televisi sekarang ini sudah

berkembang pesat, dulu program aacara islami hanya disajikan saat bulan

23

Ramadhan saja, akan tetapi sekarang hampir seluruh stasiun televisi sudah

menyajikan program acara islami setiap harinya.

Dakwah di media televisi biasanya berupa pengajian akbar, film,

sinetron, drama, talkshow, dan iklan. Banyak sekali contoh dari berbagai

macam dakwah di televisi, sebagai contoh program acara di TVRI Jawa

Tengah Adalah “Al-Kalam” yaitu program acara dengan penyajian pesan

yang berupa talkshow.

3. Tinjauan Tentang Program acara

Kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau

program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia

tidak menggunakan kata program untuk acara akan tetapi menggunakan istilah

“siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan

dalam berbagai bentuk. Dapat disimpulan, bahwa program acara adalah segala

hal yang ditampilkan di stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan

audience/pemirsanya (Morissan, 2008:209-210).

4. Tinjauan Tentang Analisis

Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal

yang tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Karena system

tanda yang sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda

tersebut (Kriyantono, 2006:266).

24

5. Tinjauan Tentang Semiotika

a. Pengertian Semiotika

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang

tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara

berfungsinya, hubunganya dengan tanda-tanda lain, pengirimanya, dan

penerimaanya oleh mereka yang mempergunakannya (Van Zoest, 1978

dalam Nawiroh Vera, 2004). Secara umum, semiotika dapat diartikan ilmu

yang mempelajari tentang tanda, dan merupakan cabang filsafat yang

mempelajari dan menelaan “tanda”.

Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning

yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), objek,dan

interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang merujuk

(mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Pierce

terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang

muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari

hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek

atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda

atau sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang

ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang,

25

maka akan muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda

tersebut (Danesi. 2010:34).

Hubungan segitiga makna Pierce ditampilkan dalam gambar berikut:

Menurut Nawiroh Vera (2014), dalam pandangan Pierce, fungsi tanda

merupakan proses konseptual yang akan terus berlangsung dan tak terbatas.

Kondisi tersebut dinamakan “semiosis tak terbatas”, yaitu rantai makna-

keputusan oleh tanda-tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya atau

seperangkat tanda-tanda).

Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada akhir karena semuanya

saling berhubungan. Selanjutnya salah satu bentuk tanda (sign) adalah kata.

Sedangkan sesuatu dapat disebut representamen (tanda) apabila memenuhi

dua syarat diantaranya adalah pertama, bisa dipersepsi, baik dengan panca-

indera maupun dengan pikiran atau perasan. Kedua, berfungsi sebagai

tanda (mewakili sesuatu yang lain). Disisi lain Interpretant bukanlah

Sign

Interpretant Object

Bagan 3. Triangle meaning

26

penginterpretasi atau penafsir (walaupun keduanya kadang jala tumpang

tindih dalam teori Pierce). Interpretant adalah apa yang memastikan dan

menjamin validitas tanda, walaupun penginterpretasi tidak ada.

Interpretant adalah apa yang diproduksi tanda di dalam kuasa pikiranlah

yang jadi penginterpretasi; namun dia juga dapat dipahami representamen.

Dalam mengkaji objek, melihat segala sesuatu dari tiga konsep

trikotomi, yaitu sebagi berikut:

1. Sign (Representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang

dapat diserap pancaindra dan mengacu pada sesuatu, trikotomi pertama

dibagi menjadi tiga.

a. Qualisign adalah tanda yang menjai tanda berdasarkan sifatnya.

Misalnya, sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai

tanda untuk menunjukkan cinta, bahaya, atau larangan.

b. Sinsign adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk

atau rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat

individual bias merupakan sinsign suatu jeritan, dapat berarti heran,

senang atau kesakitan

c. Legisign adalah tanda yang menjadi tanda berdasarkan suatu

peraturan yang berlaku umum, suatu konvensi, suatu kode. Semua

tanda-tanda bahasa adalah legisign, sebab bahasa adalah kode, setiap

27

legisign mengandung di dalamnya suatu sinsign, suatu second yang

menghubungkan dengan third, yakni suatu

peraturan yang berlaku umum.

2. Objek, tanda diklasifikasikan menjadi icon, (ikon), indekx (indeks), dan

symbol (simbol).

a. Ikon adalah tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya atau

suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama

dengan apa yang dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan sebuah peta

dengan wilayah geografis yang digambarkannya, foto, dan lain-lain.

b. Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada

keberadaannya, suatu denotasi, sehingga dalam terminologi peirce

merupakan suatu secondness. Indeks, dengan demikian adalah suatu

tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan apa yang

diwakilinya.

c. Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan denotasinya

ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan

oleh suatu kesepakatan berdua.

3. Interpretan, tanda dibagi menjadi rheme, dicisign, dan argument.

a. Rheme, bilamana lambang tersebut interpretannya adalah sebuah first

dan makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan

b. Dicisign (dicentsign), bilamana antara lambang itu dan interpretannya

terdapat hubungan yang benar ada

28

c. Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai sifat

yang berlaku umum (merupakan thirdness) (Vera, 2015: 25-26).

Jika dikaitkan dengan kajian islam, semiotika adalah suatu ilmu yang

mengkaji tentang suatu tanda dalam ilmu pengetahuan kajian dari hasil

pemahaman suatu karya yang berhubungan dengan islam yang mempunyai

hubungan dan teknik tertentu.

b. Semiotika Televisi

Semiotika televisi dicirikan sebagai teks sosial. Didefinisikan sebagai

sesuatu yang menjadi representasi lagi mengarahkan dan memberikan

informasi masyarakat luas mengenai masalah-masalah mutakhir (Danesi,

2010. 167).

Dari keberadaanya televisi dihadirkan menjadi bagian yang sangat

penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam

berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang

suatu isu yang sedang terjadi di belahan dunia. Dalam hal ini massa yang

menjadi objek utama dari liputan media televisi (Kuswandi. 1996:21).

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan oleh seseorang untuk

mendapatkan data ataupun informasi untuk memperoleh jawaban atas

permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha menurunkan

pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data di penyajian data,

menganalisis dan menginterpretasikan. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan membuat prediksi (Rakhmat,

1984:24).

Peneliti juga melakukan penelitian melalui analisis isi media dengan

menggunakan pendekatan analisis semiotika model Charles Sanders Pierce). Data

yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah dari bumper (Opening) acara,

background (latar panggung), tokoh (narasumber, host, audience), dan juga pesan

30

dakwah dari tayangan Al-Kalam ini pada program acara Al-Kalam episode 21 Juli

2017.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Televisi TVRI Jawa Tengah pada

bagian Program dan Pengembangan Usaha. TVRI Jawa Tengah beralamat di

Jalan Pucang Gading Raya, Kel.Batursari, Kec.Mranggen, Kab.Demak, Jawa

Tengah.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer berupa video program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017

yang telah tayang di TVRI Jawa Tengah dan peneliti mendapatkan videonya

dari bagian dokumentasi dan kepustaan di TVRI Jawa Tengah yang berupa

kaset DVD.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa dokumen tertulis, yaitu seperti referensi dari

artikel di internet maupun buku-buku yang relevan dengan penelitian. penulis

juga menggunakan buku, jurnal, dan juga internet yang berhubungan dengan

penelitian analisis semiotika model Charles Sander Pierce dengan segitiga

31

makna atau Triangle of meaning, yakni tiga elemen utama: tanda (sign),

objek, dan interpretant.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari:

1. Observasi

Kegiatan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan

(Kriyantono, 2006:110), dengan menggunakan panca indera yang kita miliki

dengan mengamati objek-objek yang ada di sekitar kita. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan observasi dengan pengamatan langsung terhadap video

program acara al-kalam episode 21 Juli 2017.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu, bentuk lain dari dokumen adalah surat-surat

pribadi, catatan harian, berita, koran, artikel majalah, brosur, foto-foto, film dan

VCD (Prihananto, 2009:118). Dokumen dapat digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan sebagai bukti untuk suatu

pengujian.

Dalam mendapatkan dokumentasi yang berupa VCD tayangan program

acara “Al-Kalam” peneliti memperolehnya dari bagian dokumentasi dan

32

kepustakaan TVRI Jawa Tengah. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian

setelah memperoleh data utama yang berupa file VCD tersebut.

3. Wawancara

Menurut Berger (2000) dalam (Kriyantono, 2006:100) wawancara adalah

percakapan antara periset (seseorang yang ingin mendapatkan informasi) dan

informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang

suatu objek). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai producer dan florr director

program acara Al-Kalam di TVRI Jawa Tengah dengan tujuan untuk

memperoleh informasi tentang gambaran program acara Al-Kalam ini.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:335-336), analisis data merupakan proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi, dengan cara menyusun data ke dalam suatu laporan

dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Deskripsi secara menyeluruh terhadap video Al-Kalam episode 21 Juli 2017.

Peneliti juga menggunakan analisis semiotik dengan pendekatan teori Charles

33

S.Pierce dengan segitiga makna atau triangle of meaning, yakni tiga elemen

utama: tanda (sign), objek, interpretant.

Adapun langkah-langkah analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

2. Mengklasifikasikan seluruh data dan mengedit semua data yang masuk sesuai

kebutuhan.

3. Menyusun semua data yang diperoleh sesuai dengan sistematika pembahasan.

4. Melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah sebagai kesimpulan.

F. Teknik Validitas Data

Validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan,

penjelasan, tafsiran, dan segala jenias laporan (Alwasilah, 2003:169). Dalam

sebuah penelitian, data yang dicantumkan merupakan data yang harus sudah teruji

kebsahanya. Maka dari itu peneliti melakuakn pengujian terhadap data yang

peneliti ditemukan menggunakan teknik trianggulasi. Analisis triangulasi yaitu

menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya menggunakan data

empiris (sumber data lainnya yang tersedia). Jawaban subjek di cross-check

dengan dokumen yang ada.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

metode. Triangulasi sumber yaitu dengan membandingkan atau mengecek ulang

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda,

34

misalnya; membandingkan hasil pengamatan dengan dengan hasil wawancara.

Triangulasi metode yaitu usaha mengecek keabsahan data dengan menggunakan

lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan hasil yang sama

(Kriyantono, 2006:72-73).

Dengan demikian uji validitas data yang akan penulis lakukan dalam

penelitian kualitatif akan membuktikan kebenaran sumber data program acara Al-

Kalam ini dapat dianalisis dan mengandung semiotika (simbol dan tanda) di

dalamnya.

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Al Kalam

a. Sejarah Al Kalam

Program acara Al Kalam merupakan salah satu program acara religi

yang diproduksi dan disiarkan oleh TVRI Jawa Tengah. Latar belakang

program acara Al Kalam yaitu masih banyaknya masyarakat yang belum

bisa membaca Al Quran dengan benar, seperti bacaan yang harusnya

berdengung tidak dibaca berdengung, bacaan yang harusnya panjang

tidak dibaca panjang dan lain sebagainya. Dari situ tim kreatif

mempunyai ide untuk membentuk acara yang bertujuan untuk memberi

palajaran/ pengetahuan tentang bagaimana cara membaca Al Quran

dengan benar dan fasih, karena apa bila kita salah dalam membaca Al

Quran maka arti dalam ayat tersebut berubah.

Intinya program Al Kalam ingin memberikan pengetahuan tentang

bagaimana membaca ayat-ayat Al Quran dengan benar dan fasih dan

semoga pemirsa bisa mengambil manfaat dari program Al Kalam.

Penayangan pertama kali program Al Kalam yakni pada tahun 2011. Pada

awalnya program ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang

bagaimana membaca Al Quran dengan fasih dan benar, acara ini berjalan

36

sampe empat tahun, sekitar awal tahun 2015 acara ini berhenti kesibukan

dari penceramah dan dikira kurang menarik penonton.

Seiring berjalannya waktu tim kreatif mempunyai ide baru biar Al

Kalam bisa kembali tanyang yaitu dengan tema yang berbeda dari

sebelumnya, akhirnya pada bulan Oktober 2015 Al Kalam memulai

produksinya kembali dengan tujuan memberikan pengetahuan/

pemahaman tentang ayat ayat Allah (Al Quran), Dengan slogan “Al

Kalam, kembali ke Wahyu”. Al Kalam tayang pada hari Jumat minggu

pertama dan ketiga setiap bulannya. Acara ini tayang pukul 16.00-17.00

WIB (Wawancara dengan Bp.Nuraly, produser acara al Kalam pada hari

Kamis, 30 Agustus 2018 di TVRI Jawa Tengah).

Diharapkan juga sebagai waktu yang tepat untuk bertanya jawab

tentang masalahmasalah agama yang dihadapi oleh para audien, sekaligus

juga sebagai acara hiburan yang mengisi jiwa dan rohani. Tujuan program

ini memberikan pengetahuan/ pendidikan agama yang berlandasan

langsung dengan Ayat –ayat Al Quran untuk menjawab permasalahan

yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria program ini

menampilkan narasumber yang berbeda setiap penayangan untuk

memberikan tausiyah, berdialog bersama dengan jama‟ah yang ada di

studio. Format program ini Talkshow (live). Jenis produksi ini studio live.

Program Al Kalam menggunakan empat (4) kamera, yaitu: 3

Kamera EFP (Elektronik Field Production) adalah kamera yang

37

digunakan untuk produksi non berita. Kamera ini biasanya digunakan

untuk produksi drama, sinetron, program nondrama dan lain-lain. Ciri-ciri

dari kamera ini adalah dilengkapi dengan aksesoris seperti tripod, crane

atau jimmy jib dan kadang dilengkapi juga dengan zoom servo (remote

pengatur perbesaran gambar), view finder dan juga intercom. Tiga kamera

EFP yang dilengkapi tripod dan satu kamera EFP yangdilengkapi jimmy

jib.

b. Tujuan program acara Al-Kalam

Setiap program televisi tentu memiliki tujuan, tujuan inilah yang

nantinya akan menjadi dasar bagaimana mengkonsep dan membuat

sebuah Program televisi yang nantinya bisa bermanfaat untuk masyarakat.

Begitu pula dengan program Al Kalam, Program ini mempunyai beberapa

tujuan:

1) Menyajikan sebuah tayangan keagamaan yang bermutu dengan

mengedepankan nilai-nilai moral.

2) Menggali dan memahami kandungan Al Qur`an.

3) Menguatkan keimanan dan keyakinan kebenaran terhadap ajaran al-

Qur`an.

4) Dapat menjelaskan kelebihan- kelebihan al-Qur`an sebagai wahyu

Allah.

5) Sebagai mediator untuk menyampaikan siraman rohani dari ilmuwan

ke masyarakat.

38

Dengan tujuan itulah Program Al Kalam berusaha membuat acara

sebaik-baiknya dan dapat diterima oleh masyarakat luas, sehingga

memiliki nilai positif sebagai televisi yang bisa ikut serta dalam merubah

kehidupan masyarakat yang lebih baik (Wawancara dengan Bp.Susilo,

Floor Director acara al-Kalam pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 di

TVRI Jawa Tengah).

c. Kerabat Kerja/ Crew Program Acara Al Kalam

Penanggung jawab : M.Rusli Sumara

Penanggung jawab Program : I Ketut Leneng

Penanggung jawab Teknik : Yuni Sutrisno

Penanggung jawab Produksi : Agung Kameswara

Produser : Selamat Nuraly

Pengarah Siaran : M.Nurudin

Pengarah Teknik : ST. Widiatmono

Pemeliharaan alat : Tri Wuryantoro

Penata Kamera : - Sugimin

- Sudiarto

- Naseli

- S. Riyanto

CCU : Harmono

Penata Cahaya : - Indra S.A

- Mulyanto

39

Penata Suara : - Edy S

- Komarudin

- M. Mafruh

Penata Gambar : - Sri Adi K

- Suripno

Penata Aksara : - Jusri Djajanto

- Anton DK

NLE : - Sutanto

- Bambang EP

IT Broadcast : Friky A

Penata Rias : Retnosari

Listrik/Diesel/AC : - Sugiarto

- Wibowo

Transmisi : Pairun

Dekorasi : - Sumarno

- Ahmad Saefudin

Penata Artistik : Adiyanto

Interaktif : Sapto Yudho

Kepustakaan : Margo M

Unit Manager : Neni

Pengarah Studio/FD : Susilo

Pengarah acara : Dwi Janto

40

B. Pembahasan

1. Deskipsi program acara Al-Kalam

Sebenarnya, program acara yang bernuansa islami di TVRI Jawa

Tengah sudah mendominasi. Prosentase program islami di TVRI Jawa Tengah

lebih banyak. Semua program acara islami di TVRI Jawa Tengah, secara

umum hampir sama yaitu untuk menyebarkan dakwah islam. Hanya bedanya

format acara dan materi yang disampaikan. Seorang produser ketika membuat

suatu acara juga disesuaikan dengan masyarakat di Jawa Tengah. Misalnya,

untuk orang pesisir seperti Demak, Jepara, dan Kudus akan lebih menikmati

program acara yang Islami.

Sebelum suatu acara dibuat, seorang produser akan melakukan survei

ke lapangan terlebih dahulu. Selama ini program yang ditayangkan di TVRI

Jawa Tengah masih terbilang lancar dan bisa diterima masyarakat, karena

Selama ini belum pernah ada teguran dari Lembaga Penyiaran, KPID

misalnya atau kritikan dari suatu etnis tertentu. TVRI merupakan stasiun yang

menjadi panutan bagi stasiun televisi yang lainnya. Stasiun televisi swasta

sudah banyak acara yang mengandung banyak hiburan, oleh karena itu TVRI

harus menjadi panutan bagi masyarakat dan stasiun televisi yang lain dengan

menyuguhkan program acara yang mendominasi ke nilai pendidikan dan

keislaman (Wawancara dengan Bp. Purnomo pada hari Selasa, 28 Agustus

2018).

41

Al Kalam ini termasuk dalam kategori pendidikan keagamaan, yaitu

pendidikan yang materinya berisi materi agama, yang berlandasan

langsung dengan Al Quran untuk menjawab permasalahan dalam

kehidupan sehari hari. Segmentasi acara ini adalah semua kalangan usia

terutama untuk masyarakat yang ingin belajar membaca al Quran dengan

benar.

Format acara yang digunakan dalam acara Al Kalam adalah

talkshow, dimana pengisi acara (narasumber) menyampaiakan materi

keagamaan dengan tema yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari,

setelah materi disampaikan oleh narasumber dan panduan dari presenter

Gambar 1. Poster acara Al Kalam

42

kemudian audience atau jamaah diperkenankan untuk bertanya secara

langsung kemudian dijawab dan diberikan solusi dari ayat ayat Al Quran

oleh narasumber.

Acara Al Kalam ini ditayangkan setiap hari Jumat minggu pertama

dan ketiga pukul 15:00 – 16:00 WIB dan di siarkan secara live oleh TVRI

Jawa Tengah, berdurasi 60 menit atau satu jam. Secara umum target

audience acara Al Kalam adalah masyarakat umum Jawa Tengah

(Wawancara dengan Bp.Susilo, floor director acara Al-Kalam pada hari

Kamis, 30 Agustus 2018 di Ruang Program TVRI Jawa Tengah).

2. Analisis Semiotika

Peneliti menjabarkan beberapa tanda yang dimunculkan alam acara Al

Kalam di TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2018 dengan topik “ Khakikat

Beriman Dalam Kajian Sesuai Wahyu” dengan menggunakan pemaknaan

sign, objek, dan interpretant yang dikemukakan oleh Pierce. Peneliti meneliti

bumper acara, latar belakang, narasumber, host, audience, dan juga isi pesan

dakwah dari acara tersebut. Dari beberapa jenis tanda yang muncul, peneliti

kemudian menganalisa seperti yang terdapat pada table di bawah ini:

43

a. Analisis makna bumper (opening) program acara Al Kalam

Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam

Sign

Objek

Pada gambar di atas, terlihat sekelompok anak-anak

yang mengenakan pakaian muslim (baju koko, sarung,

dan peci). Mereka sedang membaca al-quran bersama-

sama dan membacanya secara bergantian.

Interpretant

Dengan ditampilkanya sekelompok anak yang sedang

membaca Al Qur‟an merupakan salah satu ciri khas dari

program acara Al Kalam yaitu belajar membaca Al-

Qur;an dengan benar beserta artinya.

44

b. Analisis makna latar belakang (background) program acara Al

Kalam

Tabel 2. Analisis latar belakang (background) program acara Al Kalam

Pesan

Dakwah

Tujuan dari acara ini adalah untuk belajar membaca

memahami dan mengamalkan ayat-ayat yang ada di

dalam Al Quran, serta program acara Al-Kalam sebagai

mediator untuk menyebarkan ajaran agam islam kepada

masyarakat.

Sign

Objek

Dari gambar di atas, ditampilkan latar

belakang (background) program acara Al kalam,

yaitu dengan dekorasi yang berwarna hijau

dengan kombinasi kuning dan putih serta

memiliki arsitektur seperti bangunan masjid.

45

Interpretant

Warna hijau pada dekorasi yang menyerupai bangunan

masjid , dalam kepercayaan agama Islam dimaknai

sebagai makna kesucian. Seperti hal nya kubah masjid

Nabawi juga berwarna hijau. Warna hijau banyak

disebutkan memberikan gambaran tentang penghuni

surga lengkap dengan kenikmatan- kenikmatannya,

kesenangan serta ketenangan jiwa.

Nilai Dakwah

Dalam QS.Ar-Rahman:76

Ar-Rahman:76. "Penduduk Syurga itu ( bersenang-

senang) di dalamnya dengan) berbaring di atas (bantal-

bantal) dan cadar-cadar yang HIJAU warnanya serta

permadani-permadani yang sangat indah”.

Sedangkan ornament warna kuning dan putih semakin

memberikan kesan tenang dan nyaman. Dengan latar

belakang seperti itu memperkuat bahwa Al Kalam ini

merupakan program acara religi yang dapat

memberikan ketenangan kepada masyarakat ketika

menyaksikan tayangan ini.

46

c. Analisis makna tokoh (host, narasumber, dan audience) dalam

program acara Al Kalam

Tabel 3. Analisis makna tokoh dalam program acara Al Kalam

No Sign Objek Interpretant Pesan Dakwah

1.

Zaki Indra Irawan

(Host)

Indra, sebagai host

mengenakan baju

koko berwarna

putih, celana

panjang, bersepatu,

memakai peci dan

kacamata.

Baju putih serta peci

yang dikenakan

indra menandakan

dia sedang

membawakan

sebuah acara religi

yang identik dengan

aksesoris baju putih

dan peci. Dengan

gaya casual nya

menandakan bahwa

indra ini dalam

memandu acara

dengan santai dan

juga banyak

bercanda sehingga

mudah berinteraksi

Dalam Islam,

warna putih dapat

diartikan warna

yang bersih, suci

47

dengan audience.

Kacamata yang

dipakainya

menandakan bahwa

dia orang yang

pintar.

2.

Ust. Fauzan Tohir

(narasumber)

Ust.Fauzan

berpakaian putih

(peci, baju, dan

sarung), serta

sorban yang

berwarna hijau.

Dan juga memakai

kacamata.

Pakaian yang

berwarna putih dari

Ust. Fauzan

menandakan putih

bersih dan juga dapat

memberikan efek

lebih bersinar dan

berseri Dengan

tambahan aksesoris

sorban berwarna

hijau menandakan

ust.Fauzan orang

yang tenang dalam

menyampaikan

materi dan juga

Dalam QS. Ali

Imron 107:

107. Adapun

orang-orang

yang putih

berseri mukanya,

Maka mereka

berada dalam

rahmat Allah

(surga); mereka

kekal di

dalamnya.

48

bijaksana. Kacamata

yang dipakainya

menandakan bahwa

beliau orang yang

pintar.

3.

Majelis taklim Asabul

Maimunah, Demak

Pada gambar

disamping adalah

majelis taklim

Asabul Maimunah

Demak, satu

rombongan ini

memakai baju dan

jilbab warna hijau

Pakaian yang

berwarna hijau

menandakan warna

surga.

Seorang wanita

juga disunnah-

kan memakai

pakaian yang

berwarna hijau.

dalam QS. Al-

Insaan: 21

21. mereka

49

memakai pakaian

sutera Halus

yang hijau dan

sutera tebal dan

dipakaikan

kepada mereka

gelang terbuat

dari perak, dan

Tuhan

memberikan

kepada mereka

minuman yang

bersih.

4.

IBu Yayuk Sri Rahayu

Pada gambar di

samping, terlihat

seorang ibu yang

berbicara sambil

meejamkan mata

dan kedua

tangannya

memegang pada

bagian hatinya.

Gaya berbicara ibu

ini menandakan

bahwa ibu sri penuh

dengan percaya diri,

serta sangat bahagia

bisa menghadiri

acara islami ini,

meskipun baru

pertama kalinya di

depan layar televisi.

139. janganlah

kamu bersikap

lemah, dan

janganlah (pula)

kamu bersedih

hati, Padahal

kamulah orang-

orang yang

paling Tinggi

(derajatnya), jika

kamu orang-

orang yang

beriman.

50

d. Makna Tanda Isi Dakwah Program Acara Al Kalam

Tabel 4. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam

No. Detik

Ke

Isi Dakwah Tanda Objek

1. 00.09.54 Orang beriman

tetapi tidak

dianggap oleh

Allah SWT

Beriman adalah

meyakini dan

percaya kepada

Allah SWT

Mengaku beriman

kepada Allah

SWT kalau

sedang susah,

iman terkadang

naik terkadang

turun

Interpretant:

Dari pemaknaan di atas, di dalam Al Quran ada orang yang

beriman tetapi tidak dianggap oleh Allah SWT , memiliki pesan dakwah

yaitu sebenarnya mereka itu bukan orang yang beriman. Beriman kadang

naik kadang turun, jika lagi susah mendekat kepada Allah ketika

mendapatkan kenikmatan lupa dengan Allah SWT. Padahal mereka

menipu dirinya sendiri. Penyakit iman adalah ketika mengaku dirinya

beriman. Syarat dari ibadah harus diawali dengan iman.

51

Hal ini diperkuat dalam QS.An Nisa: 136

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada

Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada

Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa

yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-

rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat

sejauh-jauhnya.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kita wajib mempercayai Allah

SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasulnya, dan hari kemudian.

Tabel 5. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam

No

.

Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

2. 00.19.00 Mengaku islam

tetapi tidak

melaksanakan

sholat, itu

dianggap kafir.

Sedangakn teman

Kafir adalah

tidak percaya

dengan Allah,

kebalikan dari

beriman

Orang yang

tidak

melaksanakan

sholat itu kafir,

karena sholat itu

diwajibkan bagi

52

kita yang non

muslim juga

dianggap kafir,

justru kita sendiri

yang menganggap

diri kita sendiri

kafir

orang yang

beriman

Interpretant:

Dari pemaknaan di atas, memiliki pesan dakwah yaitu setiap

orang yang beriman haruslah melaksanakan sholat 5 waktu, jika tidak

melaksanakanya, maka orang tersebut bisa dikatakan kafir. Orang Islam

bisa dikatakan kafir ketika tidak melaksnakan Sholat dan puasa. Allah

berfirman dalam QS. An Nisa: 103

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah

Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman

53

Tabel 6. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam

No. Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

3. 00.26.40 Ingat kepada

Allah ketika ada

yang

mengingatkan

Ada petir yang

menggelegar,

terkena musibah

Ketika

mendapatkan

musibah,

spontan kita

akan

mengucapkan

kalimat Allah

misalnya

Astaghfirullah,

Subhanallah,dll

Interpretant:

Dari pemaknaan di atas, memiliki pesan dakwah yang dapat

dijelaskan bahwasanya seseorang itu akan mengucapkan kalimat Allah

ketika diingatkan oleh Allah, ketika tidak diingatkan lupa dengan Allah.

Ciri-ciri orang yang beriman dijelaskan dalam QS.Al Anfaal:2

54

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka yang

bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila

dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan

hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Dari ayat di atas, memiliki pesan dakwah yang terkandung yaitu

dapat dijelaskan bahwa ciri orang yang beriman adalah ketika

diingatkan asma Allah langsung gemetar dan jika dibacakan ayat Allah

akan bertambah ilmu dan derajatnya.

Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam

No. Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

4. 00.37.11 Diibaratkan

pohon semakin

tinggi pohonya

semakin

kencang angin

yang meniupnya

Seorang

semakin tinggi

imanya, semakin

tinggi pula

godaanya

Seorang ustadz

akan diuji setan

yang

menyerupai

ustadz, seorang

pejabat akan

diuji setan yang

menyerupai

55

pejabat juga, dll

Interpretant :

Dari pemaknaan di atas, terdapat pesan dakwah yang terkandung, pada

isi acara dapat dijelaskan bahwasanya iman seseorang akan selalu diuji

oleh Allah. Maka jangan mengatakan beriman sebelum diuji oleh Allah

SWT.

Allah berfirman dalam QS. Al Ankabuut: 2 & 3

2. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)

mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum

mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang

benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Kalau kita mengatakan diri kita beriman, maka harus diuji. Yang tahu

keimanan di hati kita, Allah akan tau tingkat keimanan kita.

56

Tabel 8. Analisis makna tanda isi dakwah dakwah program acara Al Kalam

No. Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

5. 00.41.50 Demi kekuasaan

Allah, Iblis akan

menyesatkan

yang meniup

nya kamu

semua, kecuali

kamu-kamu

yang muklis

Muklis itu

adalah ikhlas

Ikhlas menyembah

Allah dengan

memurnikan

keimanan tidak

mengharapkan

apapun

Interpretant :

Dari pemaknaan di atas, terkandung pesan dakwah, bahwasanya

iman kepada Allah harus yang murni, maksudnya tidak mengharap

apapun dari Allah. Bahkan ketika rajin Shalat dan mengharapkan surga

Allah, maka ibadahnya tidak murni.

Allah berfirman dalam QS. Azzunar:11

Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya

menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

dalam (menjalankan) agama.

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian yang berjudul “Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis

Semiotika Program Acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli

2017)”, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

analisis semiotika model Charles Sanders Peirce “triangle of meaning” atau

segitiga makna yang terdiri atas tanda, objek, dan interpretant. Adapun hasil dalam

penelitian ini adalah:

1. Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan beberapa program acara islami di

LPP TVRI Jawa Tengah. Al kalam merupakan program acara islami yang

bertujuan untuk mengajarkan membaca Al Qur‟an dengan benar serta

mempelajarinya yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Penelitian ini juga menganalisis semiotika nya dalam program acara Al Kalam

episode 21 Juli 2017, yang terdiri dari:

a. Bumper (opening) program acara yang bermakna tujuan dari acara ini Al

Kalam ini adalah untuk belajar membaca, memahami dan mengamalkan

ayat-ayat yang ada di dalam Al Qur‟an, serta sebagai mediator untuk

menyebarkan ajaran agam islam kepada masyarakat.

58

b. Latar belakang panggung (background) Warna hijau pada dekorasi yang

menyerupai bangunan masjid, dalam kepercayaan agama Islam dimaknai

sebagai makna kesucian. Seperti hal nya kuabh masjid Nabawi juga

berwarna hijau. Warna hijau banyak disebutkan memberikan gambaran

tentang penghuni surga lengkap dengan kenikmatan- kenikmatannya,

kesenangan serta ketenangan jiwa. Pesan dakwah yang terkandung adalah

untuk memberiakn informasi kepada masyarakat bahwa dengan

menyaksikan tayangan Al-Kalam ini akan memberikan ketenangan.

c. Analisis tokoh (host, narasumber, dan audience). Dari ketiga tokoh tersebut

ditemukan makna tanda dari berpakaian, warna pakaian yang dikenakan

serta cara berbicaranya. Pesan dakwah yang terkandung adalah dengan

memakai pakaian yang dikenakan sesuai dengan program acara Al-Kalam

ini, yaitu warna putih yang berarti bersih dan suci, serta warna hijau yang

dapat diartikan sebagai warna surga.

d. Analisis semiotika pesan dakwah program acara Al Kalam episode 21 Juli

2017 terdapat nilai-nilai keislaman yaitu: pertama, keimanan seseorang

kadang naik dan kadang turun, orang yang beriman tidak akan mengaku

dirinya beriman. Kedua, sholat itu diwajibkan bagi orang yang beriman,

jadi jika orang islam tidak sholat, maka dia tidak beriman (kafir). Ketiga,

Kita harus selalu menyebut nama Allah di mana saja dan pada saat

kejadian apa saja, bukan hanya ketika dalam musibah. Keempat, seseorang

akan selalu diuji keimananya oleh Allah SWT, semakin tinggi imannya,

59

maka semakin tinggi juga ujian yang akan Allah berikan, Allah akan

menguji seberapa kuat iman umatnya. Dan yang terakhir adalah keikhlasan

menyembah Allah. Seharusnya menyembah Allah murni karena ikhlas,

bukan hanya karena mengharap surga-Nya.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, peneliti telah melakukan analisis pada program

acara “Al Kalam” di LPP TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2017. Dengan

adanya penelitian ini, maka diharapkan adanya saran-saran yang dapat dijadikan

sebagai bahan masukan serta pertimbangan oleh pihak-pihak terkait, khususnya

peneliti.

1. Bagi para pembaca, harus lebih baik serta memperdalam hasil dari penelitian

ini, dikarenakan peneliti menyadari bahwasannya hasil dari penelitian ini

masih jauh dari kata sempurna.

2. Bagi TVRI Jawa Tengah, diharapkan ke depanya selalu menayangkan program

acara religi dengan pembahasan yang lebih menarik sesuai dengan kebutuhan

masyarakat saat ini.

3. Bagi institusi khususnya Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, diharapkan mampu

mengembangkan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan komunikasi

ini dengan hal-hal baru, aktual, dan ilmiah.

60

4. Bagi mahasiswa Kommunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN

Salatiga, diharapkan mampu mengembangkan serta menggunakan ilmu

pengetahuannya agar bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, serta dapat

menyajikan produk positif yang layak dikonsumsi sebagai pemateri.

1

Daftar Pustaka

Aflaha, Umi. 2017. Kaos Hadis Sebagai Media Dakwah dan Komunikasi Alternatif.

INJECT: Interdisciplinary Journal of Communication. Vol 2 No.2.

Alwasilah, A.Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

Atabik, Ahmad. 2013. Prospek Dakwah Melalui Media Televisi. Jurnal Dosen

STAIN Kudus. Vol.1 Nomor 2 Juli – Desember

Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos

Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Bahri, Fathul. 2008. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i. Jakarta:

Amzah.

Bahroni. 2018. Analisis Wacana Retorika Dakwah K.H.Abdullah Gymnastiar.

INJECT: Interdisciplinary Journal of Communication. Vol.1 No.1

Burton, Graeme. 1999. Pengantar Untuk Memahami: Media dan Budaya Populer.

Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra.

Effendy, Onong Uchjana. 1993.Televisi Siaran Teori dan Praktik.Bandung: Mandar

Maju.

Fatmawati. 2009. Paradigma Baru Mengemas Dakwah Melalui Media Televisi di Era

Globalisasi. Jurnal Komunika Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto. Vol.3 No.2

Juli –Desember.

Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kriyantono, Rachmat. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana

Prenada Media group

Kuswandi, Wawan. 1996, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi,

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana

Muis, Abdul. 2001. Komunikasi Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

1

Prihananto. 2009. Komunikasi Dakwah, Surabaya: Dakwah Digital Press

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Jakarta: Graha Ilmu

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Cet. 4. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Subiakto, Henry, dan Rachmah Ida,. 2012. Komunikasi Politik, Media, dan

Demokrasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, da R&D, Bandung:

Alfabeta

Sutisno, P.C.S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Syamsudin. 2016. Pengantar Sosiologi Dakwah. Jakarta: Kencana

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al Ikhlas

Taufik, M. Tata. 2012. Etika Komunikasi Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dala Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia

Yusuf, Muhamad Fahrudin. 2016. Komodifikasi: Cermin Retak Agama di

Televisi:Perspektif Ekonomi Politik Media. INJECT: Interdisciplinary Journal

of Communication. Vol.1 No.1

Zaini, Ahmad. 2015. Dakwah Melalui TV. Jurnal Dosen Dakwah dan Komunikasi

STAIN Kudus Vol.13 No.1

http://tvrijateng.com (diakses pada hari Jum‟at tanggal 31 September pukul 08.50

WIB)

2

LAMPIRAN-

LAMPIRAN

3

Transkip Wawancara

Nama : Selamat Nuraly

Jabatan : Produser Tabung Umroh Haji dan Cahaya Qolbu

Hari/Tanggal : Senin, 27 Agustus 2018

Tempat : Halaman Stasiun TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Program acara religi apa saja yang bapak tangani saat ini?”

Nuraly : “Untuk saat ini saya banyak mengurusi acara musik, tapi ini

ada program yang baru saya tangani yaitu tabung umroh dan

haji”

Penulis : “Itu acaranya seperti apa ya pak?”

Nuralaly : “Jadi haji tidak selalu harus dengan uang cash, sekarang ada

pola misal kamu missal mau umroh atau haji. Dengan ada

duit missal cuman 5 juta. Taruh dulu, nanti kamu dalam

jangka waktu 2/3 bulan. Tambahin tabungan kira-kira

progress kamu bagus, kamu bisa berangkat. Walaupun nanti

belum lunas setelah pulang baru dilunasin.

Penulis : Format acaranya seperti apa pak, apakah ada audience nya?

Nuraly : Formatnya talkshow tapi gak ada audience nya.

Penulis : Kapan acara ini tayang pak?

Nuraly : Kamis besok ada jam 5 sore Bisa nanya narasumber kan ini

aneh juga kok ada pergi haji ditalangin dulu” mau tidak mau

orang harus berhutang, hukumnya pergi haji hutang tu

gimana,,,,

Penulis : Kalau acara pendopo qolbu masih ada gak pak?

4

Nuraly : Oh iya, saya masih pegang itu. Sekarang lagi banyak bicara

soal infaq, infaq kan dulu cuman tanah segelondong.

Sekarang kan ada peraturanya seorang nazir walaupun

perorangan tapi gak cukup 1 orang tetep seperti struktur

organisasi.. tdak juga,. Ada perkembangan misal punya tanah

10 tahun masih nganggur. Kamu infaqkan 10 tahun setelah

jatuh tempo kembali lagi ke kamu bisa juga emas, uang

permata, misal diinfaqkan dengan nilai sekian, suatu saat

kamu namanya juga saat 15 atau 20 tahun untuk anak-anak

sekolah bisa digunakan kamu,... sekarang perkembangan

islam itu berkembang bagus-bagus tidak kaku, kalau dulu

sayang mau infaq takut gak bisa kasih warisan ke anak,

sekarang infaq bisa 20 tahun bisa gak tanah aja bisa uang, ada

undang-undangnya kok. Kmaren ku denger professional

seorang nazir. Ada yang mengelola,missal dikembangin jadi

toko, pom bensin dll

5

Transkip Wawancara

Nama : Selamat Nuraly

Jabatan : Produser Al Kalam

Hari/Tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018

Tempat : Ruang Program TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Seperti apa gambaran tentang program acara Al-Kalam ya

pak?

Nuraly : “Program acara Al Kalam ini satu program acara religi yang

diproduksi dan disiarkan oleh TVRI Jawa Tengah. Latar

belakang program acara Al Kalam yaitu masih banyaknya

masyarakat kita yang belum bisa membaca Al Quran dengan

benar, seperti bacaan yang harusnya berdengung tidak

dibaca berdengung, bacaan yang harusnya panjang tidak

dibaca panjang dan lain sebagainya. Dari situ tim kreatif

mempunyai ide untuk membentuk acara yang bertujuan

untuk memberi palajaran/ pengetahuan tentang bagaimana

cara membaca Al Quran dengan benar dan fasih, karena apa

bila kita salah dalam membaca Al Quran maka arti dalam

ayat tersebut berubah. Pada intinya program Al Kalam ingin

memberikan pengetahuan tentang bagaimana membaca ayat-

ayat Al Quran dengan benar dan fasih dan semoga pemirsa

bisa mengambil manfaat dari program Al Kalam.

Penayangan pertama kali program Al Kalam yakni pada

tahun 2011. Pada awalnya program ini bertujuan untuk

memberi pemahaman tentang bagaimana membaca Al

Quran dengan fasih dan benar, acara ini berjalan sampe

empat tahun, sekitar awal tahun 2015 acara ini berhenti

kesibukan dari penceramah dan dikira kurang menarik

penonton.

Penulis : “Bagaimana cara mengemas acara ini pak supaya bayak

6

diminati oleh masyarakat?”

Nuraly :”Seiring berjalannya waktu tim kreatif mempunyai ide baru

biar Kalam bisa kembali tanyang yaitu dengan tema yang

berbeda dari sebelumnya, akhirnya pada bulan Oktober 2015

Al Kalam memulai produksinya kembali dengan tujuan

memberikan pengetahuan/ pemahaman tentang ayat ayat

Allah (Al Quran), Dengan slogan “Al Kalam, kembali ke

Wahyu”.

Penulis : “ Kapan acara Al Kalam ini tayang ya pak?”

Nuraly : “Al Kalam tayang pada hari Jumat minggu pertama dan

ketiga setiap bulannya, waktunya pukul 16.00-17.00”

7

Transkip Wawancara

Nama : Susilo

Jabatan : Floor Director Al Kalam

Hari/Tanggal : Kamis,30 Agustus 2018

Tempat : Studio TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Apa Tujuan dari Program acara Al Kalam?”

Susilo : “kalau dari sisi tujuan utamanya , secara global ya mbak ya

ini ada 5 pokok, yaitu yang pertama menyajikan sebuah

tayangan keagamaan yang bermutu dengan mengedepankan

nilai-nilai moral, selanjutnya yang kedua Menggali dan

memahami kandungan Al Qur`an, yang ketiga Menguatkan

keimanan dan keyakinan kebenaran terhadap ajaran al-

Qur`an, yang keempat dapat menjelaskan kelebihan-

kelebihan al-Qur`an sebagai wahyu Allah, dan yang kelima

sebagai mediator untuk menyampaikan siraman rohani dari

ilmuwan ke masyarakat, itu mbak.Sehingga dengan lima

tujuan ini, kami berharap masyarakat itu bisa menjadi lebih

baik lagi, gitu mbak.”

Penulis : “program acara Al –Kalam ini termasuk dalam kategori

seperti apa ya pak?”

Susilo : “Kalau dikategorikan Al Kalam ini masukdalam kategori

pendidikan keagamaan, karena materinya kan berisi materi

agama, yang berlandasan langsung dengan Al Quran gunanya

untuk menjawab permasalahan dalam kehidupan sehari hari

yang dibutuhkan masyarakat.”

Penulis : “Apa segmentasi acara ini pak?”

Susilo : “Segmentasi acara ini ya untuk semua kalangan usia

8

kalangan tua muda, anak-anak bisa, asalkan di sini terutama

untuk mereka yang ingin belajar membaca al Quran dengan

benar itu tujuan utamanya untuk segmentasi”

Penulis : “Apa format acara ini pak?”

Susilo : “Format acara nya talkshow mbak, narasasumber

menyampiakan materi keagamaan lansung, setelah itu nanti

audience atau jamaah nya itu diperbolehkan untuk bertanya,

secara langsung kemudian dijawab oleh narasumber dengan

berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an”

Penulis : “Kapan Acara Al Kala mini tayang pak?”

Susilo : “Acara Al Kalam ini ditayangkan setiap hari Jumat minggu

pertama dan ketiga waktunya jam 15:00 – 16:00 WIB di

siarkan secara live oleh TVRI Jawa Tengah, yang berdurasi

60 menit atau satu jam. “

9

Wawancara dengan Bpk.Nuraly

Wawancara dengan Bpk.Susilo

10

Wawancara dengan Bpk.Nuraly

Foto Bersama Bpk.Purnomo

11

12

13

14

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH

Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

DAFTAR NILAI SKK

Nama : SITI LESTARI Jurusan : KPI

NIM : 117-14-017 Dosen PA : Dra.Maryatin, M.Pd.

NO JENIS KEGIATAN TANGGAL KEIKUTSERT

AAN SKOR

PELAKSANAAN

1. Opak STAIN Salatiga 2014 dengan

Tema “Aktualisasi Gerakan

Mahasiswa Yang Beretika,

Disiplin, dan Berfikir Terbuka”

18-19 Agustus 2014 Peserta 2

2. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)

dengan Tema “Pemahaman Islam

Rahmatan Lil „Alamin Sebagai

Langkah Awal Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

21 Agustus 2014 Peserta 2

3. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga 2014 Dengan Tema

“Aktualisasi Pendidikan KArakter

Sebagai Pembentuk Generasi yang

Religius, Educative, dan Humanis”

20-21 Agustus 2014 Peserta 2

4. Achievement Motivation Training

dengan Tema “Dengan AMT

Semangat Menyongsong Prestasi”

23 Agustus 2014 Peserta 2

5. Library User Education UPT

Perpustakaan STAIN Salatiga

28 Agustus 2017 Peserta 2

15

6. Pendakian Massal dan Aksi Pungut

Sampah Mapala MITAPASA

15 Oktober 2017 Peserta 2

7. Pendidikan Pers Tingkat Dasar

(PPMTD) LPM DinamikA dengan

Tema “Membangun Profesionalitas

Pers Mahasiswa”

14-16 November

2014

Peserta 8

8. Seminar Nasional Enterpreneurship

oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro

Srikandi IAIN Salatiga

16 November 2014 Peserta 6

9. Bedah Buku “Metode Tafsir

Kontemporer Model Pendekatan

Hermeutika Sosio Tematik dalam

Tafsir Al Quran Hasan Hanafi”

27 November 2014 Peserta 2

10. Diskusi Terbuka dengan Tema

“SOEKARNO, Apa Yang Kalian

Pikirkan?” Oleh LPM DinamikA

IAIN Salatiga

9 Desember 2014 Peserta 2

11. Seminar Daurah Mar‟atus Sholihah

(DMS) Dalam rangkaian kegiatan

Milad-XIII LDK Fathir Ar Rasyid

IAIN Salatiga

4 Mei 2015 Peserta 2

12. Pelatihan Jurnalistik Tingkat

Lanjut (PJTL) dengan tema

“Implementasi Pers Mahasiswa

Terhadap Dinamika Kampus”

sebagai pengukuhan menjadi

Reporter LPM DinamikA IAIN

Salatiga

8-10 Mei 2015 Peserta 8

13. Surat Keputusan (SK) Dekan

Fakultas Dakwah Tentang Susunan

Pengurus Dewan Eksekutif

Mahasiswa (DEMA) Fakultas

2 Juli 2015 Departemen

Keilmuan,

Penelitian, dan

Pengembangan

4

16

Dakwah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga Periode

2015

14. Surat Keputusan (SK) Dekan

Fakultas Dakwah Tentang Panitia

Orientasi Pengenalan Akademik

Dan Kemahasiswaan (OPAK)

Fakultas Dakwah Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Tahun 2015

Agustus 2015 Seksi

Kesekretariatan

4

15. Seminar Hari Hak Untuk Tahu

“Hak Untuk Tahu Sebagai Basis

Penguatan Masyarakat Sipil” yang

diselenggarakan oleh Komisi

Informasi Provinsi Jawa Tengah

dengan Fakultas Dakwah

22 September 2015 Peserta 2

16. Anniversary LPM DinamikA

dengan tema “RED LABEL”

25 September 2015 Partisipan 2

17. Surat Keputusan (SK) Rektor

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga Tentang

Penyelenggara Kegiatan

Pendidikan Pers Mahasiswa

Tingkat Dasar (PPMTD) Lembaga

Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA

28 Oktober 2015 Sie Konsumsi 4

18. Piagam Penghargaan “Salatiga

Short Film Festival dalam Rangka

Memperingati Hari Pahlawan” oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Salatiga

14 November 2015 Peserta 2

19. Seminar Nasional HMJ

Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah Institut Agama

Islam Negeri Salatiga dengan tema

19 November 2015 Panitia 8

17

“Peran Media Massa Terhadap

Kelestarian Lingkungan Hidup”

20. Seminar dan Sosialisasi dengan

Tema “Wujudkan Pilkada Damai

dalam Pilkada Serentak” oleh

Kiprah Bersama Rakyat (KIBAR)

Kab.Semarang

26 November 2015 Peserta 4

21. Surat Keputusan (SK) Rektor

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga Tentang

Penyelenggara Kegiatan Penerbitan

Majalah Mahasiswa DinamikA

Edisi XXV Lembaga Pers

Mahasiswa (LPM) DinamikA

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

4 Desember 2015 Layouter 4

22. Seminar Bedah FILM Komunikasi

dan Penyiaran Islam oleh

Mahasiswa KPI 2015 IAIN

Salatiga

30 Desember 2015 Komentator 4

23. Surat Keputusan (SK) Rektor

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga Tentang

Pengangkatan Pengurus Lembaga

Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga

14 Maret 2016 Layouter

DinamikA

4

24. Seminar Nasional Dengan Tema

“Geliat Masyarakat Urban” oleh

LPM DinamikA

25 Maret 2016 Peserta 6

25. The Exclusive One Day Workshop

Become a Successful Enterpreneur

(FOREX Traiding For Living)

23 April 2016 Participan 4

18

26. Surat Keputusan (SK) Dekan

Fakultas Dakwah Pengangkatan

Pengurus Senat Mahasiswa

(SEMA) Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga Tahun 2015

26 April 2016 Devisi Jaringan

Komunikasi

Informasi

4

27. Surat Keputusan (SK) Rektor

Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga Tentang Panitia

Penyelenggara Pelatihan Jurnalistik

Tingkat Lanjut (PJTL) Lembaga

Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA

tahun 2016

April 2016 Sekretaris 4

28. Diskusi Ramadhan dengan tema

“Ta‟aruf Sastra Timur Tengah”

oleh LPM DinamikA

17 Juni 2015 Peserta 2

29. Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan Fakultas

Dakwah IAIN Salatiga dengan

tema “Peran dan Fungsi Mahasiswa

Membangun Karakter Bangsa

Melalui Budaya Lokal Demi

Keutuhan NKRI”

22 Agustus 2016 Pengawas 2

19

20

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Data Pribadi

Nama : SITI LESTARI

Tempat, tanggal lahir : Kab.Semarang, 19 November 1995

NIM : 117 14 017

Fakultas : Dakwah

Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Alamat : Jl.Seruni III No.208, Perumahan Wonoasri Rt 03/RW

08, Kel.Wonoyoso, Kec.Pringapus, Kab.Semarang

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

No. Instansi Pendidikan Masuk (tahun) Lulus (tahun)

1. RA Al Muttaqin 2000 2002

2. SD Negeri Jatirunggo 03 2002 2008

3. SMP Negeri 01 Ungaran 2008 2011

4. SMK TELKOM Tunas Harapan

Tengaran

2011 2014

5. S1 KPI (Komunikasi dan Penyiaran

islam) IAIN Salatiga

2014 2018

C. Riwayat Organisasi

No. Organisasi Tahun

1. LPM DinamikA Reporter (2014-2015)

Layouter (2015-2016)

Koord.Desain Grafis (2016-2017)

2. DEMA Fakultas Dakwah Dep.Keilmuan, Penelitian, dan

Pengembangan (2015-2016)

3. SEMA Fakultas Dakwah Dep.Jaringan Komunikasi dan

Informasi (2016-2017)

4. DEMA Fakutas Dakwah Dev.Apresiasi dan Seni (2017-2018)