daftar pustaka - · pdf filel,ir. penerbit buku kedokteran egc, jakarta, 406-459. bradley,...
TRANSCRIPT
42
DAFTAR PUSTAKA
Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 290-361.
Amy L.Cox and James R.Cox. (August 2002) : Determining Oxidation-Reduction on
a Simple Number Line, J. Chem. Edu, 79 (8), 965-967. Arifin, M. (2003) : Inovasi Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran
Kimia melalui Pendekatan Pembelajaran Praktikum Skala Mikro Berbasis Kompetensi di Jurusan Kimia UPI, Penelitian Dosen, Bandung : UPI, 6-15.
Baharudin. (2000) : Analisis Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi-
Oksidasi, Thesis pada Program Pasca Sarjana UPI, Bandung, Tidak diterbitkan, 1-10.
Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., and Mendham, J. (1994) : Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Alih Bahasa : Hadyana, A.P dan Setiono, L,Ir. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 406-459.
Bradley, J.D., Durbach, S., Bell, B., and J.Mungarulire, (November 1998) : Hands-
On Practical Chemistry for All-Why and How, J. Chem. Edu, 75 (11), 1406-1407.
Dick, J.G. (1973) : Analytical Chemistry, International Student Edition, McGraw-
Hill Kogakusha LTD, Tokyo, 285-300. E. Harris, Walter., Kratochvie, Byron. (-) : An Introduction to Chemical Analysis,
Sounders College Publishing, Philadelphia, 209-260. Fernando, Quintos&D.Ryan,Michael. (1997) : Kimia Analitik Kuantitatif, Edisi
Pertama, Penerbit Andi Yogyakarta, 285-294. Firman, H. (2000) : Beberapa Pokok Pikiran tentang Pembelajaran Kimia di SLTA,
Makalah pada diskusi Guru Kimia Aliyah Jawa Barat, BPG Bandung, [Online], Tersedia : http://www.harryfirman.com., diakses 15 Januari 2005.
Harjadi., W. (1993) : Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 119-127, 190-233. Henderleiter, J. and Pringle, D.L. (January 1999) : Effects of Context-Based
Laboratory Experiments on Attitudes of Analytical Chemistry Students, J. Chem. Edu, 76 (1), 100-106.
43
Hiskia Ahmad. (2001) : Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Penerbit PT Citra Aditya
Bakti, Jakarta, 1-21. Hofstein, Avi and Lunetta. Vincent N, (1982) : The Role of Laboratory in Science
Teaching : Neglected Aspects of Research, Rev. Edu. Res, 52(2), 201-217. Ivan A. Shibley Jr., Down M. Zimmaro, (June 2002) : The Influence of Collaborative
Learning on Student Attitudes and Performance in an Introductory Chemistry Laboratory, J. Chem. Edu, 79 (6), 745-748.
Khopkar, S.M. (1990) : Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A.
Saptorahardjo, Pendamping : Agus Nurhadi, Cetakan Pertama, Penerbit UI-Press, Jakarta, 48-58.
Purba, Michael, (2002) : Kimia 3A untuk SMA Kelas XII, Penerbit Erlangga, Jakarta,
35-57. Pusat Kurikulum Depdiknas. (2003) : Model Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi, [Online] : http://www.puskur.go.id., diakses 31 Juli 2006. Quane, Denis., (February 1971) : Redox Titration Calculations, J. Chem. Edu, 48 (2),
A104-A105. Richardson, John N., Stauffer, Mark T., and Henry, Jennifer L. (January 2003) :
Microscale Quantitative of Hard Water Samples Using an Indirect Potassium Permanganate Redox Titration, J. Chem. Edu, 80 (1), 65-67.
Romey, D. William, (1978) : Inquiry Techniques for Teaching Science, Prentice-Hall.
Inc, New Jersey, 18. Senkbeil, Edward G. (January 1999) : Inquiri-Based Approach to a Carbohydrate
Analysis Experiment, J. Chem. Edu, 76 (1), 80-81. Suparno, P. (1997) : Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Penerbit Kanisius,
Jogjakarta, 10-23. Underwood.,A.L., Day., R.A. (1983) : Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Keempat,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 283-305, 612-623. Williams, Kathryn R., (September 1998) : Automatic Titrators in the Analyical and
Physical Chemistry Laboratories, J. Chem. Edu, 75 (9), 1133-1134.
44
Lampiran A Bagan Rancangan Penelitian
A.1 Pembuatan Larutan K2Cr2O7 0,1 N
Bagan rancangan pembuatan larutan K2Cr2O7 0,1 N dapat dilihat pada Gambar B.1.
berikut :
Ditimbang 6 gr bahan
K2Cr2O7 pro analisis
- Dipanaskan 30-60 menit
- Didinginkan dalam desikator
Ditimbang 4,9 gr
- Dimasukkan dalam labu ukur 1 dm3
- Dilarutkan dengan aqua dm hingga
tanda batas
Larutan K2Cr2O7 0,1 N
Gambar A.1 Bagan rancangan pembuatan larutan K2Cr2O7 0,1 N A.2 Pembuatan Larutan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M Bagan rancangan pembuatan larutan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Ditimbang 2,8206 gr
Garam SnCl2.2H2O
- Dilarutkan dengan aqua dm dalam
labu ukur 250 mL
Larutan Garam
SnCl2.2H2O 0,05 M
Gambar A. 2 Bagan rancangan pembuatan larutan garam SnCl2.2H2O 0,05 M
45
A.3 Pembuatan Larutan KMnO4 0,1 N Bagan rancangan pembuatan larutan KMnO4 0,1 N dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
Ditimbang 3,25 gr
KMnO4 pro analisis
- Dimasukkan dalam gelas piala 1000 cm3
- Ditambahkan 1 liter air
Larutan KMnO4
- Dipanaskan hingga mendidih (15-30 menit)
- Didinginkan larutan hingga suhu ruang
- Larutan disaring
Filtrat
(Larutan KMnO4 0,1 N)
- Disimpan dalam botol kaca berwarna gelap
Distandarisasi dengan
Natrium oksalat
Gambar A. 3 Bagan rancangan pembuatan larutan KMnO4 0,1 N
46
A.4 Pembuatan Larutan KBrO3 0,1 N Bagan rancangan pembuatan larutan KBrO3 0,1 N adalah sebagai berikut :
5,0 gr bubuk
KBrO3 pro analisis
- Dikeringkan selama 12 jam pada 120oC
- Didinginkan dalam desikator
Timbang 2,783 gr
- Larutkan dalam 1 dm3 aqua dm dalam
labu ukur
Larutan
KBrO3 0,1 N
Gambar A. 4 Bagan rancangan pembuatan larutan KBrO3 0,1 N
A.5 Pembuatan Larutan Garam Mohr, (NH4)2SO4.FeSO4.6H2O 0,1 M Bagan rancangan pembuatan larutan Garam Mohr, (NH4)2SO4.FeSO4.6H2O 0,1 M
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Ditimbang 9,80 gr
Garam Mohr
- Dilarutkan dengan aqua dm dalam
labu ukur 250 mL
- Ditambahkan H2SO4 2 N setengah
volume larutan
- Larutan dihomogenkan
Larutan Garam
Mohr 0,1 M
Gambar A. 5 Bagan rancangan pembuatan larutan garam Mohr,
(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O 0,1 M
47
A.6 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan Oksidator K2Cr2O7 0,1 N
Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator K2Cr2O7 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
25 mL larutan 25 mL larutan garam Mohr 0,1 M garam SnCl2.2H2O 0,05 M
Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan
titik akhir dari dititrasi dengan oksidator setiap penambahan titrasi K2Cr2O7 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe2+ dan Ion Sn2+ dalam masing-masing larutan garam
Gambar A. 6 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan
garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator K2Cr2O7 0,1 N
• Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL
• Masing-masing larutan di tambah 200 mL H2SO4 2,5%
• Masing-masing larutan di tambah 5 mL H3PO4 85%
• Masing-masing larutan di tambah 8 tetes indikator Na-DPAS
48
A.7 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan Oksidator KMnO4 0,1 N
Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator KMnO4 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
25 mL larutan 25 mL larutan
garam Mohr 0,1 M garam SnCl2.2H2O 0,05 M
Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan titik akhir dititrasi dengan oksidator setiap penambahan dari titrasi KMnO4 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe2+ dan Ion Sn2+ dalam masing-masing larutan garam Gambar A. 7 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan
garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator KMnO4 0,1 N
• Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL
• Masing-masing larutan di tambah 3 mL H3PO4 85%
49
A.8 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan Oksidator KBrO3 0,1 N
Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator KBrO3 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
25 mL larutan 25 mL larutan garam Mohr 0,1 M garam SnCl2.2H2O 0,05 M
Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan
titik akhir dititrasi dengan oksidator setiap penambahan dari titrasi KBrO3 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe2+ dan Ion Sn2+ dalam masing-masing larutan garam Gambar A. 8 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam
SnCl2.2H2O 0,05 M dengan oksidator KBrO3 0,1 N
• Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL
• Masing-masing larutan di tambah 100 mL KBr 10%
• Masing-masing larutan di tambah 6 mL HCl dan 10 mL aqua dm
• Masing-masing larutan di tambah 0,5 mL methyl orange
50
Lampiran B Data Hasil Pengukuran Potensial Sel Larutan selama Proses
Titrasi Redoks Garam Mohr dan Garam SnCl2.2H2O terhadap
Oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3
B.1 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator K2Cr2O7
Tabel B. 1 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator K2Cr2O7
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 539,90 541,10 540,50
1,00 543,20 546,60 544,90
2,00 558,00 559,00 558,50
3,00 573,40 578,40 575,90
4,00 583,10 586,30 584,70
5,00 590,50 593,50 592,00
10,00 617,20 621,80 619,50
15,00 643,60 648,00 645,80
20,00 701,90 704,50 703,20
20,70 749,30 752,90 751,10
20,80 1071,60 1075,40 1073,50
20,90 1247,70 1251,30 1249,50
25,00 1266,90 1269,90 1268,40
30,00 1268,40 1275,20 1271,80
40,00 1271,90 1278,10 1275,00
50,00 1274,50 1279,10 1276,80
70,00 1277,00 1281,00 1279,00
51
B.2 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator K2Cr2O7
Tabel B. 2 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator K2Cr2O7
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 37,50 38,70 38,10
1,00 42,90 43,70 43,30
2,00 51,60 54,00 52,80
3,00 57,80 59,60 58,70
4,00 62,40 64,00 63,20
5,00 65,70 67,90 66,80
10,00 79,00 82,00 80,50
15,00 92,50 94,90 93,70
20,00 121,10 123,70 122,40
20,70 144,90 147,70 146,30
20,80 872,20 876,20 874,20
20,90 1248,00 1251,00 1249,44
25,00 1266,80 1270,00 1268,37
30,00 1269,10 1274,50 1271,73
40,00 1273,60 1276,40 1274,98
50,00 1275,20 1278,40 1276,77
70,00 1277,70 1280,30 1278,90
52
B.3 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KMnO4
Tabel B. 3 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KMnO4
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 533,60 535,40 534,50
1,00 539,60 540,40 540,00
2,00 557,90 559,90 558,90
3,00 570,20 570,80 570,50
4,00 578,40 579,60 579,00
5,00 585,70 586,30 586,00
10,00 610,30 612,10 611,20
15,00 631,80 632,20 632,00
20,00 656,60 657,80 657,20
24,90 762,50 763,90 763,20
25,00 1248,40 1250,80 1249,60
25,10 1422,70 1423,90 1423,30
30,00 1441,90 1444,70 1443,30
40,00 1448,20 1449,80 1449,00
50,00 1451,30 1451,90 1451,60
70,00 1453,60 1455,60 1454,60
53
B.4 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator KMnO4
Tabel B. 4 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator KMnO4
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 30,10 30,90 30,50
1,00 40,30 41,30 40,80
2,00 49,50 50,90 50,20
3,00 55,70 56,30 56,00
4,00 59,80 60,80 60,30
5,00 63,20 64,40 63,80
10,00 75,60 77,20 76,40
15,00 85,90 87,70 86,80
20,00 98,70 100,10 99,40
24,90 151,80 153,00 152,40
25,00 1130,30 1133,10 1131,70
25,10 1422,50 1424,10 1423,20
30,00 1442,90 1443,70 1443,25
40,00 1448,30 1449,70 1448,94
50,00 1451,20 1452,00 1451,56
70,00 1454,10 1455,10 1454,50
54
B.5 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KBrO3
Tabel B. 5 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KBrO3
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 539,20 538,00 538,60
1,00 547,70 542,10 544,90
2,00 568,00 560,00 564,00
3,00 576,90 574,90 575,90
4,00 587,10 582,30 584,70
5,00 592,80 591,20 592,00
10,00 621,20 617,80 619,50
15,00 649,90 641,70 645,80
20,00 705,50 700,90 703,20
20,70 753,50 748,70 751,10
20,80 1242,50 1228,30 1235,40
20,90 1360,20 1351,40 1355,80
25,00 1379,40 1370,00 1374,70
30,00 1388,10 1368,10 1378,10
40,00 1390,00 1372,40 1381,20
50,00 1392,30 1373,70 1383,00
70,00 1394,10 1376,50 1385,30
55
B.6 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator KBrO3
Tabel B. 6 Potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O dengan oksidator KBrO3
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00 37,10 38,80 37,70
1,00 42,90 43,70 43,30
2,00 51,60 54,00 52,80
3,00 57,70 59,00 58,70
4,00 62,80 63,60 63,20
5,00 65,80 67,80 66,80
10,00 79,10 81,90 80,50
15,00 93,20 94,20 93,70
20,00 121,70 123,10 122,40
20,70 145,90 146,70 146,30
20,80 1013,50 1018,10 1015,80
20,90 1352,40 1359,20 1355,75
25,00 1371,30 1378,10 1374,67
30,00 1374,60 1381,60 1378,02
40,00 1376,50 1385,90 1381,18
50,00 1379,00 1387,00 1382,98
70,00 1381,20 1389,40 1385,32
56
Lampiran C Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe2+ dan Ion Sn2+
terhadapOksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3
C. 1 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe2+ terhadap Oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~
0,02 M)
Persamaan reaksi : 6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 21,0 mL
2. pada volume = 21,0 mL
3. volume rata-rata = 21,0 mL
mmol garam Mohr = mmol K2Cr2O7 x (6/1)
= (21,0 mL x 0,02 M) x 6
= 2,52 mmol
mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr
= 2,52 x 392,139
= 988,1903 mg/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 9881,903 mg = 9,8819 g
Massa Fe2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr
= (55,947/392,139) x 9,8819 g
= 1,4073 g
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,3957/9,8819) x 100 %
= 14,2418 %
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,4073/9,8819) x 100 %
= 14,2412 %
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(12,2412 % - 14,2418 %)| x 100 % 14,2418 %
= 4,2130.10-3 %
57
Tabel C. 1 Hasil analisis kadar ion Fe2+ dengan K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K2Cr2O7 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir K2Cr2O7 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 21,0 mL
b. Titik akhir 2 = 21,0 mL 3. Volume rata-rata K2Cr2O7 (mL) yang digunakan 21,0 mL 4. Molaritas K2Cr2O7 0,02 M 5. mmol K2Cr2O7 yang digunakan 0,42 mmol 6. mmol garam Mohr 2,52 mmol 7. Massa Fe2+ (g) dalam garam Mohr 1,4073 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr 14,2412%
C. 2 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn2+ terhadap Oksidator K2Cr2O7 0,1 N
(~ 0,02 M)
Persamaan reaksi : 3Sn2+ + Cr2O72- + 14H+ → 3Sn4+ + 2Cr3+ + 7H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 20,9 mL
2. pada volume = 20,9 mL
3. volume rata-rata = 20,9 mL
mmol garam SnCl2.2H2O = mmol K2Cr2O7 x (3/1)
= (20,9 mL x 0,02 M) x 3
= 1,254 mmol
mg garam SnCl2.2H2O = mmol garam SnCl2.2H2O x Mr garam SnCl2.2H2O
= 1,254 x 225,646
= 282,9601 mg/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 2829,601 mg = 2,8296 g
Massa Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O = (Ar Sn/Mr garam SnCl2.2H2O) x massa
garam SnCl2.2H2O
= (118,710/225,646) x 2,8296 g
= 1,4886 g
58
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4839/2,8206) x 100 %
= 52,6094 %
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4886/2,8296) x 100 %
= 52,6081 %
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(52,6081 % - 52,6094 %)| x 100 % 52,6094 %
= 2,4710.10-3 %
Tabel C. 2 Hasil analisis kadar ion Sn2+ dengan K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan
1. Volume awal K2Cr2O7 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir K2Cr2O7 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,9 mL
b. Titik akhir 2 = 20,9mL 3. Volume rata-rata K2Cr2O7 (mL) yang digunakan 20,9 mL 4. Molaritas K2Cr2O7 0,02 M 5. mmol K2Cr2O7 yang digunakan 0,418 mmol 6. mmol garam SnCl2.2H2O 1,254 mmol 7. Massa Sn2+ (g) dalam garam SnCl2.2H2O 1,4886 gram 8. Massa garam SnCl2 2,8206 gram 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O 52,6081 %
59
C. 3 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe2+ terhadap Oksidator KMnO4 0,1 N
(~ 0,02 M)
Standarisasi KMnO4 dengan 25 mL Na-oksalat 0,05 M :
Titik akhir : 1. pada volume = 25,20 mL
2. pada volume = 25,10 mL
3. volume rata-rata = 25,15 mL
Persamaan reaksi : 5C2O42- + 2MnO4
- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
mmol KMnO4 = mmol Na2C2O4 x (2/5)
= (25 mL x 0,05 M) x (2/5)
= 0,5 mmol
M KMnO4 = mmol KMnO4/Volume KMnO4
= 0,5 mmol/25,15 mL
= 0,0199 M
Persamaan reaksi : 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ → 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 25,10 mL
2. pada volume = 25,10 mL
3. volume rata-rata = 25,10 mL
mmol garam Mohr = mmol KMnO4 x (5/1)
= (25,10 mL x 0,0199 M) x 5
= 2,49745 mmol
mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr
= 2,49745 x 392,139
= 979,3475 mg/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 9793,475 mg = 9,7935 g
Massa Fe2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr
= (55,947/392,139) x 9,7935 g
= 1,3948 g
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,3957/9,8819) x 100 %
= 14,2418 %
60
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,3948/9,7543) x 100 %
= 14,2993%
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(14,2993 % - 14,2418 %)| x 100 % 14,2418 %
= 0,4037 %
Tabel C. 3 Hasil analisis kadar ion Fe2+ dengan KMnO4 0,1 N (~0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 25,10 mL
b. Titik akhir 2 = 25,10 mL 3. Volume rata-rata KMnO4 (mL) yang digunakan 25,10 mL 4. Molaritas KMnO4 0,0199 M 5. mmol KMnO4 yang digunakan 0,4995 mmol 6. mmol garam Mohr 2,4975 mmol 7. Massa Fe2+ (g) dalam garam Mohr 1,3948 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr 14,2993 %
C. 4 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn2+ terhadap Oksidator KMnO4 0,1 N (~
0,02 M)
Persamaan reaksi : 5Sn2+ + 2MnO4- + 16H+ → 5Sn4+ + 2Mn2+ + 8H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 25,20 mL
2. pada volume = 25,20 mL
3. volume rata-rata = 25,20 mL
mmol garam SnCl2.2H2O = mmol MnO4- x (5/2)
= (25,20 mL x 0,0199 M) x 2,5
= 1,2537 mmol
61
mg garam SnCl2.2H2O = mmol garam SnCl2.2H2O x Mr garam SnCl2.2H2O
= 1,2537 x 225,646
= 282,8924 mg/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 2828,924 mg = 2,8289 g
Massa Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O = (Ar Sn/Mr garam SnCl2.2H2O) x massa
garam SnCl2.2H2O
= (118,710/225,646) x 2,8289 g
= 1,4883 g
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4839/2,8206) x 100 %
= 52,6094 %
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4883/2,8289) x 100 %
= 52,6105 %
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(52,6105 % - 52,6094 %)| x 100 % 52,6094 %
= 2,0909.10-3 %
Tabel C. 4 Hasil analisis kadar ion Sn2+ dengan KMnO4 0,1 N (~0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 25,20 mL
b. Titik akhir 2 = 25,20 mL3. Volume rata-rata KMnO4 (mL) yang digunakan 25,20 mL 4. Molaritas KMnO4 0,0199 M 5. mmol KMnO4 yang digunakan 0,5015 mmol 6. mmol garam SnCl2.2H2O 1,2537 mmol 7. Massa Sn2+ (gr) dalam garam SnCl2.2H2O 1,4883 gram 8. Massa garam SnCl2 2,8206 gram 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O 52,6105 %
62
C. 5 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe2+ terhadap Oksidator KBrO3 0,1 N
(~ 0,02 M)
Persamaan reaksi : 6Fe2+ + BrO3- + 6H+ → 6Fe3+ + Br- + 3H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 20,90 mL
2. pada volume = 20,90 mL
3. volume rata-rata = 20,95 mL
mmol garam Mohr = mmol KBrO3 x (6/1)
= (20,95 mL x 0,02 M) x 6
= 2,514 mmol
mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr
= 2,514 x 392,139
= 985, 8374 mg/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 9858,374 mg = 9,8584 g
Massa Fe2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr
= (55,947/392,139) x 9,8584 g
= 1,4040 g
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,3957/9,8819) x 100 %
= 14,2418 %
Kadar Fe2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam Mohr) x 100%
= (1,4040/9,8584) x 100 %
= 14,2417 %
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(14,2417 % - 14,2418 %)| x 100 % 14,2418 %
= 7,0216.10-4 %
63
Tabel C. 5 Hasil analisis kadar ion Fe2+ dengan KBrO3 0,1 N (~0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO3 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir KBrO3 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,90 mL
b. Titik akhir 2 = 21,0 mL 3. Volume rata-rata KBrO3 (mL) yang digunakan 20,95 mL 4. Molaritas KBrO3 0,02 M 5. mmol KBrO3 yang digunakan 0,419 mmol 6. mmol garam Mohr 2,514 mmol 7. Massa Fe2+ (gr) dalam garam Mohr 1,4040 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr 14,2417 %
C. 6 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn2+ terhadap Oksidator KBrO3 0,1 N
(~ 0,02 M)
Persamaan reaksi : 3Sn2+ + BrO3- + 6H+ → 3Sn4+ + Br- + 3H2O
Titik akhir : 1. pada volume = 20,90 mL
2. pada volume = 21,00 mL
3. volume rata-rata = 20,95 mL
mmol garam SnCl2.2H2O = mmol MnO4- x (3/1)
= (20,95 mL x 0,02 M) x 3
= 1,257 mmol
mgr garam SnCl2.2H2O = mmol garam SnCl2.2H2O x Mr garam SnCl2.2H2O
= 1,257 x 225,646
= 283,6370 mgr/25 mL
Jadi, dalam 250 mL larutan, terdapat 2836,370 mgr = 2,8364 gr
Massa Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O = (Ar Sn/Mr garam SnCl2.2H2O) x massa
garam SnCl2.2H2O
= (118,710/225,646) x 2,8364 gr
= 1,4922 gr
64
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (teoritis) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4839/2,8206) x 100 %
= 52,6094 %
Kadar Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O (penelitian) = (massa Fe2+/massa garam) x 100%
= (1,4922/2,8364) x 100 %
= 52,6089 %
Persen kesalahan titrasi = |(% penelitian - % teoritis) | x 100 % % teoritis
= |(52,6089 % - 52,6094 %)| x 100 % 52,6094 %
= 9,5.10-4 %
Tabel C. 6 Hasil analisis kadar ion Sn2+ dengan KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
D a t a Hasil Perhitungan
1. Volume awal KBrO3 (mL) pada buret 0 mL 2. Volume akhir KBrO3 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,9 mL
b. Titik akhir 2 = 21,0 mL 3. Volume rata-rata KBrO3 (mL) yang digunakan 20,95 mL 4. Molaritas KBrO3 0,02 M 5. mmol KBrO3 yang digunakan 0,419 mmol 6. mmol garam SnCl2.2H2O 1,257 mmol 7. Massa Sn2+ (gr) dalam garam SnCl2.2H2O 1,4922 gram 8. Massa garam SnCl2 2,8206 gram 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O 52,6089 %
65
Lampiran D Hasil Perhitungan Turunan Pertama Kurva Titrasi Redoks
Garam Mohr dan Garam SnCl2.2H2O terhadap Oksidator
K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3
D.1 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1
M terhadap oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D. 1 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆ E ∆ E / ∆V
1 0,00 540,50 0,00 0,00 0,0000
2 1,00 544,90 0,50 4,40 8,8000
3 2,00 558,50 1,50 13,60 9,0667
4 3,00 575,90 2,50 11,90 4,7600
5 4,00 584,70 3,50 8,80 2,5143
6 5,00 592,00 4,50 7,30 1,6222
7 10,00 619,50 7,50 27,50 3,6667
8 15,00 645,80 12,50 26,30 2,1040
9 20,00 703,20 17,50 57,40 3,2800
10 20,70 751,10 20,35 47,90 2,3538
11 20,80 1073,50 20,75 322,40 15,5373
12 20,90 1249,50 20,85 176,00 8,4412
13 25,00 1268,40 22,95 18,90 0,8235
14 30,00 1271,80 27,50 3,40 0,1236
15 40,00 1275,00 35,00 3,20 0,0914
16 50,00 1276,80 45,00 1,80 0,0400
17 70,00 1279,00 60 2,2 0,0367
66
D.2 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam
SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D.2 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆ E ∆ E / ∆V
1 0,00 38,10 0,00 0,00 0,0000
2 1,00 43,30 0,50 5,20 10,4000
3 2,00 52,80 1,50 9,50 6,3333
4 3,00 58,70 2,50 5,90 2,3600
5 4,00 63,20 3,50 4,50 1,2857
6 5,00 66,80 4,50 3,60 0,8000
7 10,00 80,50 7,50 13,70 1,8267
8 15,00 93,70 12,50 13,20 1,0560
9 20,00 122,40 17,50 28,70 1,6400
10 20,70 146,30 20,35 23,90 1,1744
11 20,80 874,20 20,75 727,90 35,0795
12 20,90 1249,44 20,85 375,24 17,9971
13 25,00 1268,37 22,95 18,93 0,8248
14 30,00 1271,73 27,50 3,36 0,1222
15 40,00 1274,98 35,00 3,25 0,0929
16 50,00 1276,77 45,00 1,79 0,0398
17 70,00 1278,90 60 2,13 0,0355
67
D.3 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1
M terhadap oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D. 3 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆ E ∆ E / ∆V
1 0,0 534,5 0,00 0,00 0,00
2 1,0 540,0 0,50 5,50 11,00
3 2,0 558,9 1,50 18,90 12,60
4 3,0 570,5 2,50 11,60 4,64
5 4,0 579,0 3,50 8,50 2,43
6 5,0 586,0 4,50 7,00 1,56
7 10,0 611,2 7,50 25,20 3,36
8 15,0 632,0 12,50 20,80 1,66
9 20,0 657,2 17,50 25,20 1,44
10 24,9 763,2 22,45 106,00 4,72
11 25,0 1249,6 24,95 486,40 19,49
12 25,1 1423,3 25,05 173,70 6,93
13 30,0 1443,3 27,55 20,00 0,73
14 40,0 1449,0 35,00 5,70 0,16
15 50,0 1451,6 45,00 2,60 0,06
16 70,0 1454,6 60,00 3,00 0,05
68
D.4 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam
SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D.4 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆E ∆ E / ∆V
1 0,0 30,50 0,00 0,00 0,0000
2 1,0 40,80 0,50 10,30 20,6000
3 2,0 50,20 1,50 9,40 6,2667
4 3,0 56,00 2,50 5,80 2,3200
5 4,0 60,30 3,50 4,30 1,2286
6 5,0 63,80 4,50 3,50 0,7778
7 10,0 76,40 7,50 12,60 1,6800
8 15,0 86,80 12,50 10,40 0,8320
9 20,0 99,40 17,50 81,90 4,6800
10 24,9 152,40 22,45 53,00 2,3608
11 25,0 1131,70 24,95 979,30 39,2505
12 25,1 1423,20 25,05 291,50 11,6367
13 30,0 1443,25 27,55 20,05 0,7278
14 40,0 1448,94 35,00 5,69 0,1626
15 50,0 1451,56 45,00 2,62 0,0582
16 70,0 1454,50 60,00 2,94 0,0490
69
D.5 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1
M terhadap oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D. 5 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆ E ∆ E / ∆V
1 0,00 538,60 0,00 0,00 0,0000
2 1,00 544,90 0,50 6,30 12,6000
3 2,00 564,00 1,50 19,10 12,7333
4 3,00 575,90 2,50 11,90 4,7600
5 4,00 584,70 3,50 8,80 2,5143
6 5,00 592,00 4,50 7,30 1,6222
7 10,00 619,50 7,50 27,50 3,6667
8 15,00 645,80 12,50 26,30 2,1040
9 20,00 703,20 17,50 57,40 3,2800
10 20,70 751,10 20,35 47,90 2,3538
11 20,80 1235,40 20,75 484,30 23,3398
12 20,90 1355,80 20,85 120,40 5,7746
13 25,00 1374,70 22,95 18,90 0,8235
14 30,00 1378,10 27,50 3,40 0,1236
15 40,00 1381,20 35,00 3,10 0,0886
16 50,00 1383,00 45,00 1,80 0,0400
17 70,00 1385,30 60 2,3 0,0383
70
D.6 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1
M terhadap oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
Tabel D.6 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
Volume Potensial Sel
NO. Titran (mL) (mV)
∆V ∆E ∆ E / ∆V
1 0,00 37,70 0,00 0,00 0,0000
2 1,00 43,30 0,50 5,60 11,2000
3 2,00 52,80 1,50 9,50 6,3333
4 3,00 58,70 2,50 5,90 2,3600
5 4,00 63,20 3,50 4,50 1,2857
6 5,00 66,80 4,50 3,60 0,8000
7 10,00 80,50 7,50 13,70 1,8267
8 15,00 93,70 12,50 13,20 1,0560
9 20,00 122,40 17,50 28,70 1,6400
10 20,70 146,30 20,35 23,90 1,1744
11 20,80 1015,80 20,75 869,50 41,9036
12 20,90 1355,75 20,85 339,95 16,3046
13 25,00 1374,67 22,95 18,92 0,8244
14 30,00 1378,02 27,50 3,35 0,1218
15 40,00 1381,18 35,00 3,16 0,0903
16 50,00 1382,98 45,00 1,80 0,0400
17 70,00 1385,32 60 2,34 0,0390
71
Lampiran E Kurva Turunan Pertama Titrasi Redoks Garam Mohr dan
Garam SnCl2.2H2O terhadap Oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan
KBrO3
E.1 Kurva turunan pertama titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Gambar E. 1 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
E.2 Kurva turunan pertama titrasi redoks garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap
oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
Gambar E. 2 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl2.2H2O 0,05 M
terhadap oksidator K2Cr2O7 0,1 N (~ 0,02 M)
72
E.3 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Gambar E. 3 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
E.4 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap
oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
Gambar E. 4 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl2.2H2O 0,05 M
terhadap oksidator KMnO4 0,1 N (~ 0,02 M)
73
E.5 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
Gambar E. 5 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap
oksidator KBrO3 0,1 N (~ 0,02 M)
E.6 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl2.2H2O 0,05 M terhadap
oksidator KBrO3 0,1 N (~0,02 M)
Gambar E. 6 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl2.2H2O 0,05 M
terhadap oksidator KBrO3 0,1 N (~0,02 M)
74
Lampiran F Modul Praktikum Reaksi Redoks
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XII IPA / 1
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI :
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi
dan kehidupan sehari-hari.
B. KOMPETENSI DASAR :
2.1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi reduksi dalam sistem elektrokimia yang
melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam
industri.
C. MATERI
Persamaan reaksi redoks yang rumit dapat disetarakan dengan metode
setengah reaksi dan metode bilangan oksidasi. Metode setengah reaksi (ion-
elektron) didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang dilepaskan
pada setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diserap pada
setengah reaksi reduksi. Sedangkan metode bilangan oksidasi didasarkan pada
pengertian bahwa jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor sama
dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator.
Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta.
Pada reaksi redoks terjadi pemindahan elektron dari reduktor ke oksidator.
Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk membandingkan
kecenderungan logam-logam atau spesi lain untuk mengalami oksidasi atau
reduksi. Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan
75
menggunakan voltmeter; pH-meter yang dilengkapi voltmeter; atau
potensiometer.
Titrimetri merupakan suatu metode dimana analit direaksikan dengan
suatu pereaksi sedemikian rupa, sehingga jumlah zat-zat yang bereaksi itu satu
sama lain ekivalen. Ekivalen artinya zat-zat yang direaksikan itu tepat bereaksi
sempurna sehingga tidak ada yang sisa. Untuk penambahan larutan secara
sedikit demi sedikit digunakan buret, yaitu suatu tabung gelas yang diberi
tanda tera untuk volume dan kran untuk mengatur cairan yang dikeluarkan.
Pada saat titran yang ditambahkan kira-kira mendekati titik ekivalen, maka
penambahan titran harus dihentikan; saat ini dinamakan titik akhir titrasi.
Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedang larutan yang
ditambah titran disebut titrat. Pada keadaan jumlah ion titran ekivalen dengan
ion titrat sedangkan volume dan kemolaran tidak sama, maka berlaku
persamaan :
Vtitrat x Mtitrat x ntitrat = Vtitran x Mtitran x ntitran . . . (Pers.1)
D. TUJUAN
Dari percobaan yang dilakukan, siswa diharapkan :
1. Mempunyai kemampuan dalam meramalkan urutan potensial sel dari ion
Cr2O72-, MnO4
-, BrO3-, Fe2+ dan Sn2+.
2. Mempunyai kemampuan dalam menuliskan reaksi redoks yang terjadi.
3. Dapat menghitung kadar ion Fe2+ dalam garam Mohr dan kadar ion Sn2+
dalam garam SnCl2.2H2O.
4. Mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium pada
umumnya dan melakukan metode titrasi pada khususnya.
76
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat : - buret 50 mL
- statif dan klem
- labu Erlenmeyer 250 mL
- Pipet Volume 25 mL
- Gelas Ukur 10 mL
- Termometer
- Pemanas
- pH-meter
2. Bahan : - Larutan K2Cr2O7 0,02 M
- Larutan KMnO4 0,02 M
- Larutan KBrO3 0,02 M
- Larutan Garam Mohr,(NH4)2SO4.FeSO4.6H2O 0,1 M
- Larutan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M
- Indikator Methyl Orange
- Indikator Diphenyl Aminsulfonat
- Asam Posfat 85%
- Larutan Asam sulfat encer (2,5%)
- Larutan KBr 10%
- Larutan HCl pekat
- Aqua dm
F. PROSEDUR KERJA
F.1. Titrasi Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan Oksidator
K2Cr2O7 0,1 N
Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl2.2H2O masing-masing
sebanyak 25 mL dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
Tambahkan 200 mL asam sulfat encer (2,5%), 8 tetes (0,4 mL) natrium
difenilaminasulfonat sebagai indikator dan 5 mL asam posfat 85%.
77
Titrasi larutan dalam labu Erlenmeyer dengan menambahkan secara
perlahan-lahan larutan K2Cr2O7 sambil larutan terus diaduk (digoyang)
hingga terbentuk warna hijau kebiruan atau biru keabu-abuan pada
larutan.
Hubungkan larutan dengan alat pH-meter. Catat potensial sel pada setiap
penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan).
Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi.
Lakukan duplo.
F.2. Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan
Oksidator KMnO4 0,1 N.
Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl2.2H2O masing-masing
sebanyak 25 mL dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
Hubungkan larutan dengan alat pH-meter. Catat potensial sel pada setiap
penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan).
Titrasi larutan secara perlahan dengan KMnO4, dan pada saat terbentuk
warna kuning dalam larutan (warna Fe3+) tambahkan 3 mL H3PO4 85%.
Lanjutkan titrasi hingga terbentuk warna merah muda pada larutan (sekitar
25-30 detik).
Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi.
Lakukan duplo.
F.3. Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M dengan
Oksidator KBrO3 0,1 N.
Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl2.2H2O masing-masing
sebanyak 25 mL dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
Tambahkan 10 mL larutan KBr 10%, 6 mL HCl, 10 mL aqua dm dan 0,5
mL indikator methyl orange ke dalam masing-masing labi erlenmeyer.
Hubungkan larutan dengan alat pH-meter. Catat potensial sel pada setiap
penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan).
78
Titrasi larutan dengan larutan KBrO3 0,1 N secara perlahan-lahan sambil
diaduk hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi
berwarna kuning.
Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi.
Lakukan duplo.
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan G.1. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan
oksidator K2Cr2O7 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
20,70
20,80
20,90
25,00
30,00
40,00
50,00
70,00
79
Tabel Pengamatan G.2. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O 0,1 M
dengan oksidator K2Cr2O7 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
20,70
20,80
20,90
25,00
30,00
40,00
50,00
70,00
80
Tabel Pengamatan G.3. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan
oksidator KMnO4 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
24,90
25,00
25,10
30,00
40,00
50,00
70,00
81
Tabel Pengamatan G.4. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O 0,1 M
dengan oksidator KMnO4 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
24,90
25,00
25,10
30,00
40,00
50,00
70,00
82
Tabel Pengamatan G.5. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan
oksidator KBrO3 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
20,70
20,80
20,90
25,00
30,00
40,00
50,00
70,00
83
Tabel Pengamatan G.6. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl2.2H2O 0,1 M
dengan oksidator KBrO3 0,02 M.
Volume Pengukuran Potensial (mV) Rata-Rata
Titran (mL) 1 2 Potensial (mV)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
10,00
15,00
20,00
20,70
20,80
20,90
25,00
30,00
40,00
50,00
70,00
84
H. PERHITUNGAN
Tabel H.1. Hasil perhitungan kadar ion Fe2+ dengan K2Cr2O7
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K2Cr2O7 (mL) pada buret 2. Volume akhir K2Cr2O7 (mL) pada buret
a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 =
3. Volume rata-rata K2Cr2O7 (mL) yang digunakan 4. Molaritas K2Cr2O7 5. mmol K2Cr2O7 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr
Tabel H.2. Hasil perhitungan kadar ion Sn2+ dengan K2Cr2O7
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K2Cr2O7 (mL) pada buret 2. Volume akhir K2Cr2O7 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 =
b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata K2Cr2O7 (mL) yang digunakan 4. Molaritas K2Cr2O7 5. mmol K2Cr2O7 yang digunakan 6. mmol garam SnCl2.2H2O 7. Massa Sn2+ (gr) dalam garam SnCl2.2H2O 8. Massa garam SnCl2 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O
Tabel H.3. Hasil perhitungan kadar ion Fe2+ dengan KMnO4
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 =
b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KMnO4 (mL) yang digunakan 4. Molaritas KMnO4 5. mmol KMnO4 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr
85
Tabel H.4. Hasil perhitungan kadar ion Sn2+ dengan KMnO4
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO4 (mL) pada buret 2. Volume akhir KMnO4 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 =
b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KMnO4 (mL) yang digunakan 4. Molaritas KMnO4 5. mmol KMnO4 yang digunakan 6. mmol garam SnCl2.2H2O 7. Massa Sn2+ (gr) dalam garam SnCl2.2H2O 8. Massa garam SnCl2 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O
Tabel H.5. Hasil perhitungan kadar ion Fe2+ dengan K2Cr2O7
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO3 (mL) pada buret 2. Volume akhir KBrO3 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 =
b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KBrO3 (mL) yang digunakan 4. Molaritas KBrO3 5. mmol KBrO3 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe2+ dalam garam Mohr
Tabel H.6. Hasil perhitungan kadar ion Sn2+ dengan KBrO3
D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO3 (mL) pada buret 2. Volume akhir KBrO3 (mL) pada buret a. Titik akhir 1 =
b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KBrO3 (mL) yang digunakan 4. Molaritas KBrO3 5. mmol KBrO3 yang digunakan 6. mmol garam SnCl2.2H2O 7. Massa Sn2+ (gr) dalam garam SnCl2.2H2O 8. Massa garam SnCl2 9. Persentase Sn2+ dalam garam SnCl2.2H2O
86
I. PEMBAHASAN/DISKUSI
J. KESIMPULAN
87
K. PERTANYAAN
1. Ramalkan urutan daya oksidator yang digunakan pada percobaan di atas ?
2. Diantara ion Fe2+ dan ion Sn2+, kira-kira manakah yang merupakan reduktor paling
kuat ?
3. Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut !
a. Fe2+ + Cr2O72- → . . . .
b. Sn2+ + MnO4- → . . . .
c. Fe2+ + BrO3- → . . . .
4. Diketahui persamaan reaksi :
S2O82- + 2e → 2SO4
2-
Mn2+ + 4H2O → MnO4- + 8H+ + 5e
Hitung berapa mol S2O82- yang diperlukan untuk mengoksidasi satu mol ion Mn2+?
5. Berapa gram KMnO4 (Mr = 158) yang diperlukan untuk bereaksi dengan 60 gram
FeSO4 ? (Mr FeSO4 = 151,9)
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., and Mendham, J. (1994), Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Alih Bahasa : Hadyana, A.P dan Setiono,
L,Ir. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Hiskia Ahmad. (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Penerbit PT Citra Aditya
Bakti, Jakarta.
3. Purba, Michael., Drs., M.Si. (2002), Kimia 3A untuk SMA Kelas XII, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
88
PANDUAN UNTUK GURU
PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN
A. Penyiapan Larutan Kalium Dikromat 0,1 N (0,0167 M)
Sebanyak 6 gr bahan pro analisis Kalium dikromat, K2Cr2O7, digerus dalam sebuah
lumping (mortar) dari kaca atau akik. Bahan dipanaskan dalam tungku udara pada
140-150oC selama 30-60 menit dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana
tertutup dalam desikator. Selanjutnya sebanyak 4,9 gram kalium dikromat kering
tersebut ditimbang dengan teliti dalam sebuah botol timbang dan dipindahkan secara
kuantitatif ke sebuah labu volumetrik 1 L dengan menggunakan corong kecil untuk
mencegah kehilangan bahan. Garam dilarutkan di dalam labu ukur dengan aqua dm
dan diencerkan hingga tanda batas labu. Larutan dikocok hingga homogen.
B. Penyiapan Larutan Kalium Permanganat 0,1 M (0,02 M)
Sebanyak kira-kira 3,25 gram kalium permanganat, KMnO4, pro analisis ditimbang di
atas kaca arloji dengan menggunakan neraca analitik, selanjutnya dipindahkan ke
gelas piala 1 L. Kemudian ditambahkan 1 liter aqua dm dan gelas piala ditutup
dengan kaca arloji besar. Larutan dipanaskan hingga mendidih dan dididihkan secara
perlahan-lahan selama 15-30 menit, dan kemudian didinginkan hingga mencapai
temperatur laboratorium. Larutan selanjutnya disaring dengan sebuah corong atau
krus saring dari kaca masir atau porselin. Filtrat dikumpulkan dalam sebuah bejana
yang telah dibersihkan dengan campuran asam kromat, lalu dibilas dengan air suling.
Larutan yang telah disaring itu harus disimpan dalam sebuah botol kaca yang bersih,
dan disimpan di tempat gelap, kecuali bila sedang digunakan; sebagai pilihan lain,
boleh disimpan dalam botol dari kaca yang berwarna coklat tua.
C. Standarisasi Larutan Kalium Permanganat dengan Natrium Oksalat
Sebanyak kira-kira 2 gram natrium oksalat pro analisis dikeringkan selama 2 jam
pada suhu 105-110oC, dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana bertutup
dalam desikator. Kemudian dengan cermat ditimbang dengan botol timbang kira-kira
89
0,335 gr natrium oksalat kering tersebut, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam piala
250 mL dan ditambahkan aqua dm hingga tanda batas. Larutan diaduk hingga oksalat
melarut. Sebanyak 25 mL dari larutan di atas dipipet dan dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer kemudian ditambahkan 10-15 mL asam sulfat pekat (dengan hati-hati)
dan didinginkan hingga menjadi 25-30oC. Selanjutnya larutan dipanaskan hingga
mencapai 55-60oC dan dititrasi dengan menambahkan larutan permanganat hingga
berwarna merah jambu.
D. Penyiapan Larutan Kalium Bromat, KBrO3 0,1 N (0,0167 M)
Sebanyak 5 gr kalium bromat pro analisis yang telah dijadikan bubuk halus
dikeringkan selama 12 jam pada pada suhu 120oC, kemudian didinginkan dalam
sebuah bejana tertutup dalam desikator. Selanjutnya ditimbang dengan cermat 2,783
gr kalium bromat murni kering tersebut, dan dilarutkan dalam 1 L air aqua dm dalam
sebuah labu volumetrik.
E. Pembuatan Larutan Garam Mohr, (NH4)2SO4.FeSO4.6H2O 0,1 M
Sebanyak 9,80 gr garam Mohr ditimbang dengan teliti dan kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 250 mL. Selanjutnya dilarutkan dengan menambahkan aqua dm
hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam sulfat 2 N kira-kira
setengah dari volume larutan, ~125 mL). Larutan dihomogenkan dengan membolak-
balik labu takar secara perlahan.
F. Pembuatan Larutan Garam SnCl2.2H2O 0,05 M
Sebanyak 2,8206 gr garam SnCl2.2H2O ditimbang dengan teliti, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 250 mL. Selanjutnya dilarutkan dengan
menambahkan aqua dm hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam
sulfat 2 N kira-kira setengah dari volume larutan, ~125 mL). Larutan dihomogenkan
dengan membolak-balik labu takar secara perlahan.