d1217005.… · web viewthe results of this study are waroeng spesial sambal has implemented imc...
TRANSCRIPT
JURNAL
KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC) DALAM
MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN
(Studi Kasus terhadap Penerapan IMC dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan di Waroeng Spesial Sambal)
Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret
Oleh:
Annisa Shaphira
D1217005
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC) DALAM
MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN
(Studi Kasus terhadap Penerapan IMC dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan di Waroeng Spesial Sambal)
Annisa Shaphira
Aryanto Budhy Sulihyantoro
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret
AbstractWaroeng Spesial Sambal (SS) is a culinary business that serves a variety of fresh sambals and also Indonesian cuisine that has branches of more than 89 branches. Waroeng Spesial Sambal (SS) can now be regarded as the market leader for spicy culinary business. From that achievement, many competitors began to open the same business in the spicy culinary field. For this reason, Waroeng Spesial Sambal uses a marketing communication strategy known as Integrated Marketing Communication (IMC). The study was conducted with qualitative research with a case study method. Data collection is carried out in-depth interviews, direct observation, and document studies. The data analysis used in this study is an interactive analysis technique. The data validity used is the data triangulation technique. The results of this study are Waroeng Spesial Sambal has implemented IMC by integrating more than one promotional mix element. The process of implementing IMC was carried out by Waroeng Spesial Sambal through several stages ranging from planning, implementing and supervising to control and also evaluating. The most effective strategy for shaping customer loyalty is word of mouth marketing, public relations, and interactive marketing, while sales promotion and also event and experience are less effective in shaping customer loyalty.
Keywords: Marketing Communication, Integrated Marketing Communication, Customer loyalty.
1
Pendahuluan
Waroeng Spesial Sambal (SS) merupakan sebuah bisnis kuliner yang
menyajikan aneka sambal segar dan masakan khas Indonesia. Waroeng SS
didirikan pada tahun 2002 di Yogyakarta oleh Yoyok Hery Wahyono. Yoyok
bersama rekannya mendirikan Waroeng SS pertamanya dalam bentuk warung
tenda di pinggiran jalan Kaliurang Yogyakarta yang saat ini dikenal sebagai sentra
kuliner mahasiswa karena berdekatan dengan beberapa kampus ternama.
Waroeng SS mulai menunjukkan ciri khasnya dengan 33 jenis sambal dan
aneka lauk serta sayur yang disajikan ‘made by order’. Bahkan, konsumen dapat
mengubah tingkat kepedasan sambal sesuai selera masing-masing. Waroeng SS
telah memiliki cabang di seluruh nusantara. Lebih dari 89 cabang dan 3600
karyawan telah menyebarkan kepedasan kepada para penikmatnya. Semua itu
Waroeng SS lakukan untuk mendekatkan diri kepada para konsumen dan dengan
terus memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pelanggannya.
Baru-baru ini Waroeng SS juga telah membuka cabang di Negeri Jiran,
Malaysia. Tujuan dibukanya cabang di luar negeri yakni memperkenalkan sambal
dan menu khas Indonesia kepada dunia. Dari pencapaian tersebut, kini mulai
banyak kompetitor-kompetitor yang memulai membuka bisnis yang sama pada
bidang kuliner pedas, akan tetapi walau kian banyak pesaing hal tersebut tidak
membuat Waroeng Spesial Sambal (SS) mengalami kemunduran akan tetapi
justru semakin menjadi bisnis rumah makan yang terus berkembang dan berjaya.
Waroeng Spesial Sambal (SS) saat ini bisa dikatakan sebagai market leader bagi
para pebisnis rumah makan kuliner pedas. Tentu saja pencapaian tersebut tidak
lepas dari kesetiaan para pelanggan yang memilih Waroeng Spesial Sambal (SS)
sebagai pilihan dalam kebutuhan makannya
Diketahui Waroeng Spesial Sambal (SS) memiliki 20 cabang di
Yogyakarta. Lesehan Aldan memiliki 17 cabang, lalu Sambal Layah memiliki 6
jumlah cabang, Serba Sambal dan Pondok Cabe 3 cabang. Sedangkan di Jawa
Tengah, Waroeng Spesial Sambal (SS) unggul dengan 58 cabang, lalu Sambal
2
Layah 47 cabang, dan Serba Sambal 17 cabang. Oleh karena itu tidak dapat lagi
dipungkiri bahwa banyaknya cabang yang dimiliki oleh suatu usaha menjadi salah
satu tolak ukur tentang sejauh mana pencapaian kesuksesan dari bisnis/usaha
tersebut.
Di era modern seperti saat ini tidak dapat dipungkiri aktifitas komunikasi
menjadi kebutuhan integral bagi tatanan kehidupan manusia. Terlebih dengan
berkembang pesatnya teknologi informasi yang menjadikan manusia lebih mudah
mengakses segala bentuk informasi dan melakukan aktifitas komunikasi kapanpun
dan dimanapun. Dengan aktifitas komunikasi dan di lengkapi dengan
perkembangan teknologi, segala bentuk kegiatan yang dilakukan manusia dapat
berjalan dengan baik dan efektif.
Setiap restoran akan berusaha untuk dapat merebut dan mempertahankan
pelanggan sebanyak mungkin dengan cara berusaha memuaskan semua keinginan
pelanggan, tidak terkecuali Waroeng Spesial Sambal (SS). Keberhasilan dalam
mempertahankan konsumen memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan
keuangan, teknologi, dan tujuan pihak yang berkepentingan. Untuk mencapai
tujuan tersebut sebuah perusahan memerlukan strategi, terutama strategi
komunikasi pemasaran untuk lebih memperkenalkan produk yang ada di Waroeng
Spesial Sambal (SS). Hal ini perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan bisnis
warung tersebut. Tidak hanya mempertahankan konsumen, tetapi untuk
memperluas pasar yang diraih dan untuk mempertahankan loyalitas konsumen itu
sendiri.
Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan salah satu
strategi perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya secara efektif kepada
pelanggannya. IMC merupakan proses lintas fungsi untuk mencipkatakan dan
memelihara hubungan saling menguntungkan dengan pelanggan dan stakeholders
lainnya. IMC bertujuan untuk menciptakan brand relationship yang kuat dan
bersifat jangka panjang melalui elemen komunikasi yang ada pada level
manajemen pemasaran yang akhirnya akan menciptakan penjualan dan
keuntungan bagi perusahaan.
3
Menurut Kotler dan Keller (2013:500) instrumen dasar yang digunakan
untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi
yang terdiri dari iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion),
pengalaman dan event (events and experiences), hubungan masyarakat dan
publisitas (public relations and publicity), pemasaran langsung (direct marketing),
dan pemasaran interaktif atau internet (interactive/internet marketing), pemasaran
dari mulut ke mulut (word of mouth marketing), dan penjualan langsung
(personal selling). Masing-masing elemen dari bauran promosi tersebut
dipandang sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran terpadu atau IMC yang
telah banyak digunakan oleh pengelola pemasaran pada suatu perusahaan.
Pentingnya penerapan IMC sangat dipahami oleh para produsen dan
pemasar di Indonesia. IMC di era sekarang menjadi begitu efektif, sebab dalam
memasarkan suatu produk dan membangun ekuitas merek serta brand image tidak
cukup hanya menggunakan satu strategi pemasaran saja. Tak terkecuali Waroeng
Spesial Sambal (SS). Sebagai salah satu warung makan yang menyediakan
masakan Indonesia sebagai masakan utamanya. Waroeng SS menawarkan produk
yang berbeda dengan kompetitor, dimana Waroeng SS lebih memilih menu
sambal sebagai menu utamanya. Sambal yang disajikan merupakan sambal fresh.
Hal ini terlihat pada saat pembuatan sambal, dimana saat pengunjung datang maka
saat itu juga sambal dibuat.
Alat komunikasi pemasaran berperan dalam lingkup kegiatan IMC yang
dijalankan Waroeng Spesial Sambal (SS) sepertihalnya pemasaran dari mulut ke
mulut (word of mouth marketing), hubungan masyarakat dan publisitas (public
relation and publicity), pengalaman dan acara (events and experience), promosi
penjualan (sales promotion), interactive marketing. Kelima kegiatan tersebut
tujuannya adalah untuk persuasif, mengajak para calon pelanggan untuk
berkunjung ke Waroeng Spesial Sambal (SS) dan memberikan kesadaran merek
kepada pelanggan baru mengenai Waroeng Spesial Sambal. IMC berpotensi
menciptakan efek persuasif terbesar pada pertemuan konsumen dengan kontak
merek.
4
Selain menggunakan 5 bauran komunikasi pemasaran tersebut, Waroeng
Spesial Sambal tetap konsisten menjaga kualitas dari produknya. Terdapat 3 tim
yang berperan dalam hal menjaga kualitas, yaitu tim pelayanan, produksi, dan
pengadaan dan pergudangan. Setiap tim memiliki Standar Operasional Prosedur
(SOP) tersendiri untuk memberikan pelayanan terbaiknya. Tim pelayanan dituntut
untuk dapat bersikap ramah dan terpuji kepada seluruh pelanggan. Dari tim
produksi memiliki tagline yang dipegang teguh yaitu “Pedas, Panas, Berasa
Mantap!”. Tagline ini berfungsi untuk kepuasan pelanggan, agar pelanggan
datang lagi. Kerja tim pengadaan dan pergudangan sangat mempengaruhi hasil
karya tim produksi, tim pengadaan dan pergudangan bertugas untuk menyiapkan
kebutuhan bahan baku yang sesuai dengan standar dari Waroeng Spesial Sambal
(SS). Integrasi antar tim ini yang akan menghasilkan produk dengan kualitas
terbaik dan juga memberi kesan kepada pelanggan. Ketika pelanggan dipuaskan
dengan rasa yang enak, dan juga kesan yang positif maka pelanggan akan datang
kembali.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengambil judul
yaitu “Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan (Studi Kasus terhadap Penerapan IMC dalam Membentuk Loyalitas
Pelanggan di Waroeng Spesial Sambal)”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang sudah dijelaskan pada latar belakang, dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan IMC yang
dilakukan oleh Waroeng Spesial Sambal dalam membentuk loyalitas pelanggan?
5
Telaah Pustaka
1. Komunikasi
Carl I. Hovland mendefinisikan komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Sedangkan Gerald R. Miller menyatakan komunikasi terjadi ketika suatu
sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari ntuk mempengaruhi perilaku penerima. (Mulyana, 2014:68-69).
Wilbur Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai
dengan model komunikasi manusia yang sederhana, lalu model yang lebih
rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba
berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua
individu. Menurut Wilbur Schramm (dalam Mulyana, 2014:151), komunikasi
senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber (source), pesan
(message), dan sasaran (destination).
Unsur-unsur komunikasi perusahaan kepada pelanggan sesungguhnya
sama dengan unsur-unsur yang ada di dalam komunikasi pada umumnya.
Menurut Shimp (2003:163-165) aktifitas komunikasi melibatkan delapan
elemen yaitu sumber (source), penerjemah (encoding), pesan (message),
saluran penyampaian pesan (message channel), penerima (reciever),
intepretasi, gangguan, dan umpan balik (feedback).
2. Pemasaran
Fandy Tjiptono (2008:6) menyatakan bahwa dalam peranan
strategisnya pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian
antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan
atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok yakni bisnis apa yang akan
dimasuki di masa mendatang, dan kedua bagaimana bisnis yang dipilih
tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan persaingan atas
dasar perspektif distribusi, produk, harga, dan promosi (bauran pemasaran).
6
3. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah cara yang digunakan perusahaan untuk
memberi informasi, membujuk secara langsung maupun tidak langsung
tentang produk dan merek yang mereka jual. Dalam artian tertentu,
komunikasi pemasaran mewakili suara perusahaan. Komunikasi merupakan
sarana yang digunakan perusahaan untuk membangun dialog dan hubungan
dengan konsumen. Dengan memperkuat loyalitas pelanggan, komunikasi
pemasaran dapat berkontribusi untuk ekuitas pelanggan. Komunikasi
pemasaran juga berfungsi untuk konsumen ketika mereka menunjukkan
bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh siapa, dimana, dan
kapan. Konsumen dapat mengetahui siapa yang membuat produk dan apa
yang diperjuangkan perusahaan dan merek, dan konsumen bisa mendapatkan
insentif untuk percobaan atau penggunaan. Komunikasi pemasaran
memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan merek dengan orang lain,
tempat, acara, pengalaman, perasaan, dan hal lain. Komunikasi pemasaran
dapat berkontribusi pada ekuitas merek dengan membangun merek dalam
memori dan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan dan bahkan
memengaruhi nilai pemegang saham. (Kotler dan Keller, 2013:498)
4. Integrated Marketing Communication
Terence A. Shimp (2010) menyatakan bahwa Integrated Marketing
Communication (IMC) merupakan sebuah proses pengembangan dan
implementassi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada
pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC adalah
mempengaruhi dan memberikan efek lagsung kepada perilaku khalayak
sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap seluruh sumber yang dapat
menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa
dari sutu merek atau perusahaan merupakan jalur yang potensial untuk
menyampaikan pesan di masa datang. Proses IMC berawal dari pelanggan
atau calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk
7
menentukan dan mendefnisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan
bagi program komunikasi yang persuasif.
Menurut Kotler dan Keller (2013:500) bauran komunikasi pemasaran
terdiri dari delapan model komunikasi utama: iklan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), pengalaman dan event (events and experiences),
hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity),
pemasaran langsung (direct marketing), dan pemasaran interaktif atau internet
(interactive/internet marketing), pemasaran dari mulut ke mulut (word of
mouth marketing), dan penjualan langsung (personal selling). Dijelaskan
sebagai berikut:
a. Advertising : merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide,
promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
b. Sales Promotion : berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
c. Public relation and publicity : berbagai program untuk mempromosikan
dan / atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
d. Personal Selling: interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih
untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima
pesanan.
e. Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail dan alat
penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung, dan
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon
pelanggan.
f. Internet marketing disebut sebagai pemasaran-i, web marketing, online
marketing, e-marketing atau e-commerce adalah pemasaran dari produk
atau jasa melalui internet.
g. Word of mouth merupakan suatu bentuk percakapan mengenai suatu
produk, antara satu orang dengan orang lainnya, yang di dalamnya
terdapat pesan yang disampaikan terkadang tidak disadari oleh pemberi
informasi atau oleh penerima informasi tersebut.
8
h. Acara dan pengalaman merupakan pengembangan publisitas yang
mengacu pada pengadaan kegiatan organisasional yang sifatnya
mendukung promosi, misalnya pensponsoran.
5. Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan loyalitas pelanggan
adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau
mendukung kembali produk atau jasa yang di sukai di masa depan, meski
pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan
beralih. Kotler (2012:84) mengemukakan pelanggan yang loyal adalah akan
tetap setia dalam waktu yang lama, membeli produk-produk yang sudah ada,
membicarakan hal-hal yang baik tentang perusahaan dan produknya, memberi
perhatian yang lebih sedikit pada merek dan iklan para pesaing, kurang peka
terhadap lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk dan
memperbaharui harga, menawarkan gagasan tentang jasa atau produk kepada
perusahaan, dan membutuhkan biaya pelayanan lebih kecil dibandingkan
biaya pelayanan pelanggan baru karena transaksinya rutin.
Dimensi loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2013:57)
adalah: (1) Repeat Purchase (kesetiaan dalam pembelian produk), (2)
Retention (ketahanan terhadap pengaruh negatif mengenai perusahaan), (3)
Referalls (mereferensikan secara total eksistensi perusahaan). Loyalitas
merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian dilakukan oleh
seorang konsumen terhadap suatu perusahaan. Dan mereka berhasil
menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri dari kepuasan,
kepercayaan dan komitmen mempunyai hubungan yang positif dengan
loyalitas.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penulis menggunakan
jenis penelitian kualitatif karena peneliti melihat adanya suatu realitas atau subyek
yang diteliti sebagai suatu subyek dinamis dan utuh. Dalam hal ini adalah
Waroeng Spesial Sambal. Terdapat beberapa metode pendekatan yang digunakan
9
dalam jenis penelitian kualitatif, salah satunya adalah metode penelitian studi
kasus. Penelitian ini dilakukan di Waroeng Spesial Sambal, terutama pada pihak
manajemen pusat pada divisi Humas Legal dan Spiritual, Event, Sumber Daya
Manusia dan Komunikasi Dan Media Promosi yang terkait dengan penerapan
IMC. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret – Juli 2019 mulai dari
pembuatan proposal penelitian hingga penyusunan laporan hasil penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan ditinjau berdasarkan
jenis data yang dibutuhkan oleh peneliti. Oleh sebab itu, teknik pengumpulan data
yang akan digunakan adalah sebagai berikut: (1) Wawancara mendalam yang
dilakukan pada semua informan, (2) Observasi langsung dilakukan dengan cara
mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa di Waroeng Spesial Sambal, (3) Studi
dokumentasi dilakukan dengan melihat arsip dari website dan sosial media
Waroeng Spesial Sambal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
purposive sampling, dimana teknik ini dianggap lebih mampu menangkap
kelengkapan dan kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal
(Sutopo, 2002: 36). Dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Analisis
data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan menelaah seluruh data yang
didapatkan dari proses pengumpulan data untuk menemukan apa yang penting dan
apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa-apa yang akan dilaporkan. Pada
penelitian ini proses analisisnya akan dilakukan dengan model analisis interaktif
(Miles dan Huberman, 1984 dalam Sutopo, 2002).
Sajian dan Analisis Data
Waroeng Spesial Sambal telah mengimplementasikan IMC dengan
mengintegrasikan lebih dari satu elemen promotional mix. Dari 8 elemen tersebut
Waroeng Spesial Sambal sudah melaksanakan kelima elemen yaitu Sales
Promotion, Event and Experience, Public Relation and Publicity, Interactive
Marketing, dan Word of Mouth Marketing. Dalam pelaksanaannya kelima
komunikasi pemasaran itu belum maksimal karena masih kurangnya kesadaran
perusahaan untuk fokus mengembangkan komunikasi pemasaran dan keterbatasan
dana yang disediakan untuk promosi. Keunggulan dari Waroeng Spesial Sambal
10
adalah kualitas produk terbaik dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan
kompetitor lain.
Tabel 1. Komunikasi Pemasaran yang digunakan Waroeng SS
Sales
Promotion
Events and
Experiences
Public
Relations
and
Publicity
Interactive
Marketing
Word-of-
Mouth
Marketing
Program
Kontinuitas
dengan
mengadakan
kontes,
kupon,
potongan
harga, dan
hadiah
Event
OlahragaSeminar Web site
Dari orang
ke orang
HiburanSumbangan
amal (CSR)
Sosial
Media
Ruang
obrolan
Festival
Hubungan
Pelayanan
Masyarakat
e-wom
KesenianMajalah
Perusahaan
Sumber: berdasarkan analisis interview dan studi dokumen
Berikut ini adalah analisis dari lima elemen komunikasi pemasaran yang
telah digunakan di Waroeng Spesial Sambal:
a. Sales Promotion. Dalam beberapa waktu Waroeng Spesial Sambal
mengadakan promo berhadiah kepada konsumennya, seperti kontes
foto/video, pertanyaan kuis yang berhadiah voucher uang dan makan.
Promosi penjualan ini dilakukan melalui media sosial Waroeng Spesial
Sambal dan peletakan di warung. Namun promosi penjualan ini tidak rutin
dilakukan oleh Waroeng Spesial Sambal sehingga daya tarik pelanggan
11
kurang. Oleh karena itu, sales promotion menjadi kurang efektif untuk
membentuk loyalitas pelanggan.
b. Event and Experience. Merupakan kegiatan dan program yang disponsori
perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau merek
khusus terkait interaksi dengan konsumen, termasuk seni olahraga dan
hiburan (Kotler dan Keller, 2012:498-501). Berkaitan dengan hal ini,
Waroeng Spesial Sambal mengadakan event tahunan yaitu Pasar Raya Boga
Jogjakarta. Acara PRBJ menuai kesuksesan dengan banyaknya masyarakat
yang datang dalam event tersebut. Selain PRBJ, Waroeng Spesial Sambal
juga mensponsori beberapa event lain. Melalui event ini, diseluruh media
promosi akan menampilkan logo Waroeng Spesial Sambal. Hal ini ternyata
berimbas positif terutama dalam meningkatkan awareness masyarakat
Jogjakarta disertai membentuk loyalitas pelanggan.
c. Public Relation and Publicity. Pentingnya aktivitas hubungan masyarakat
bagi organisasi bisnis adalah bahwa hubungan masyarakat akan mampu
menciptakan kesan bagi pelanggan yang merupakan investasi jangka panjang.
Bentuk humas yang dilakukan oleh Waroeng Spesial Sambal adalah kegiatan
rutin penyaluran dana CSR (pemberian beasiswa bagi siswa sekolah yang
kurang mampu, dana santunan untuk panti asuhan dan disabilitas), adanya
garansi kekecewaan, kegiatan keagamaan antar karyawan, sosialisasi SOP
bagi karyawan, mengadakan seminar, dan membuat buletin berita nikmat.
Kegiatan ini selain sebagai misi kemanusiaan secara tidak langsung juga
memasarkan nama Waroeng Spesial Sambal dengan mengenalkan produk
Waroeng Spesial Sambal sehingga lebih dekat kepada masyarakat, lebih
efisien, dan menghemat biaya pemasaran dan lebih penting lagi dapat
dialihkan fungsinya sebagai dana sosial bukan hanya biaya promosi saja.
Selain itu kegiatan humas juga menjadi wadah konsumen untuk berinteraksi
langsung dengan perusahaan. Public Relation ini cukup menarik pelanggan
lama karena kepuasan pelanggan diutamakan. Dengan adanya kepuasan
pelanggan, loyalitas pun akan terjadi.
12
d. Interactive Marketing. Adalah kegiatan dan program online yang dirancang
untuk melibatkan pelanggan baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk meningkatkan kesadaran merek, memperbaiki citra, atau menciptakan
penjualan produk dan jasa (Kotler dan Keller, 2012:498-501). Waroeng
Spesial Sambal dalam interactive marketing menggunakan website dan media
sosial instagram, facebook, dan twitter. Ketiga media sosial ini dipilih karena
bukan merupakan media berbayar, sehingga dimanfaatkan untuk media
promosi melihat keterbatasan dana yang dimiliki Waroeng Spesial Sambal
untuk promosi. Melalui media ini, perusahaan memberikan segala informasi
mengenai program atau kegiatan yang dilakukan Waroeng Spesial Sambal,
disisi lain pelanggan juga dapat berinteraksi langsung dengan perusahaan.
Konsumen yang loyal pasti akan mengikuti semua informasi yang dihadirkan
oleh Waroeng Spesial Sambal.
e. Word of Mouth Marketing. Waroeng Spesial Sambal tidak pernah
menggunakan media promosi konvensional seperti koran, radio, flyer,
ataupun baliho kecuali pada saat event besar. Word of mouth marketing
merupakan alat promosi andalan yang dilakukan oleh Waroeng Spesial
Sambal. Menurut Kotler dan Keller (2012:498-501) word of mouth marketing
adalah komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau
menggunakan produk atau jasa. Strategi ini merupakan komunikasi personal
yang cukup efektif dalam membentuk loyalitas pelanggan jika dilakukan
secara terus-menerus karena pada umumnya word of mouth marketing
disampaikan dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen. Di awal
berdirinya Waroeng Spesial Sambal sudah mengedepankan kualitas
pelayanan dan cita rasa, sehingga pelanggan yang datang akan merasa puas
menikmati hidangan di Waroeng Spesial Sambal. Kepuasan pelanggan ini
menyebabkan terjadinya word of mouth marketing. Konsumen akan
mengetahui dan datang ke Waroeng Spesial Sambal berdasarkan hasil dari
rekomendasi rekannya karena menganggap bahwa informasi tersebut
terpercaya dan personal. Di era modern sekarang, media sosial juga dapat
13
menjadi media word of mouth marketing. Banyak pelanggan yang loyal atau
ketertarikan food blogger untuk mendokumentasikan dan mereview saat
makan di Waroeng Spesial Sambal disertai caption yang menarik, sehingga
rekannya yang belum pernahpun menjadi tertarik untuk mencoba. Peran food
blogger sebagai konsumen di Waroeng Spesial Sambal juga cukup besar
dalam menyebarkan dan mempromosikan Waroeng Spesial melalui word of
mouth marketing. Word of mouth marketing menjadi elemen yang paling
efektif dalam membentuk loyalitas pelanggan.
Dari kelima pelaksanaan penerapan IMC yang telah dilakukan oleh
Waroeng Spesial Sambal, peneliti telah menganalisis mulai dari elemen yang
efektif hingga kurang efektif, seperti pada tabel berikut:
Tabel 2. Analisis Komunikasi Pemasaran yang digunakan Waroeng SS
NoElemen Komunikasi
PemasaranAnalisis
1.Word of Mouth
Marketing
Word of Mouth menjadi elemen yang
paling efektif dalam pelaksanaan kegiatan
komunikasi pemasaran di Waroeng Spesial
Sambal. Elemen ini dilakukan dengan
getuk tular dari pelanggan satu ke
pelanggan lain, baik secara personal
maupun melalui media sosial. Dari
kegiatan ini mendapatkan respon positif
dari masyarakat dan berdampak langsung
untuk pembelian. Pelanggan yang
melakukan word of mouth adalah
pelanggan yang loyal terhadap karena
merekomendasikan kepada orang lain.
2. Public Relation Public Relation merupakan elemen yang
cukup efektif. Humas Waroeng Spesial
14
Sambal akan memberikan segala informasi
dan menjalin komunikasi dengan
pelanggan memberikan pelayanan yang
baik sehingga dapat menciptakan
hubungan yang baik dengan pelanggan.
Hal ini dapat menjadi hubungan yang erat
antara pelanggan dan perusahaan sehingga
akan menciptakan loyalitas.
3. Interactive Marketing
Penggunaan interactive marketing ini juga
cukup efektif untuk membentuk loyalitas
pelanggan. Segala informasi dari pihak
Waroeng Spesial Sambal akan
disampaikan melalui media sosial dan
website perusahaan. Di media tersebut
pihak Waroeng Spesial Sambal dapat
saling berinteraksi langsung dengan
pelanggan.
4. Event & experience
Event ini kurang efektif untuk loyalitas
pelanggan, strategi ini lebih cocok untuk
meningkatkan brand awareness dari
Waroeng Spesial Sambal. Khalayak yang
datang belum semua mengetahui mengenai
Waroeng Spesial Sambal, sehingga lebih
cocok untuk membentuk brand awareness.
5. Sales promotion Sales Promotion yang dilakukan oleh
Waroeng Spesial Sambal tidak secara rutin
dilakukan, sehingga efek dari sales
promotion untuk loyalitas pelanggan
kurang efektif. Namun jika sales
15
promotion dan event experience
diintegrasikan bersama mungkin akan
menjadi strategi komunikasi yang efektif
untuk membentuk loyalitas pelanggan.
Sumber: berdasarkan analisis interview dan studi dokumen
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang disajikan, maka dapat
diambil kesimpulan mengenai penerapan Integrated Marketing Communication
(IMC) Waroeng Spesial Sambal dalam membentuk loyalitas pelanggan adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan komunikasi pemasaran di Waroeng Spesial Sambal dilakukan
secara cross functional team oleh seluruh divisi yang ada. Divisi yang terkait
dengan kegiatan komunikasi pemasaran seperti Humas Legal dan Spiritual,
Media Promosi, dan Sumber Daya Manusia, hingga pegawai di Waroeng
saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam proses kegiatan komunikasi
pemasran dengan mengimplementasi lebih dari satu elemen promotion mix
yaitu Sales Promotion, Event and Experience, Public Relation and Publicity,
Interactive Marketing, dan Word of Mouth Marketing.
2. Proses komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Waroeng Spesial Sambal
dimulai dari tahap perencanaan dengan mengadakan rapat bulanan untuk
kegiatan komunikasi pemasaran dengan mempertimbangkan objectives yang
ingin di capai, budgeting yang ada, dan perencanaan pesan yang ingin
disampaikan. Kemudian tahap pelaksanaan dan pengawasan menggunakan 5
elemen komunikasi pemasaran yaitu Sales Promotion, Event and Experience,
Public Relation and Publicity, Interactive Marketing, dan Word of Mouth
Marketing. Lalu tahap terakhir yaitu evaluasi dan kontrol dengan
16
mengadakan evaluasi setelah kegiatan berlangsung, bulanan, dan tahunan.
Dari seluruh tahapan yang ada dalam kegiatan komunikasi pemasaran di
Waroeng Spesial Sambal, menggambarkan dan menjelaskan Waroeng Spesial
Sambal telah menerapkan Integrated Marketing Communication dalam
membentuk loyalitas pelanggan.
3. Dari kelima elemen IMC yang digunakan terdapat elemen yang efektif
digunakan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu word of mouth
marketing, public relation, dan interactive marketing. Sedangkan Sales
promotion dan event & experience kurang efektif untuk membentuk loyalitas
pelanggan karena kurang konsisten dalam pelaksanaannya. Elemen ini lebih
efektif untuk meningkatkan brand awareness. Word of mouth marketing,
public relation, dan interactive marketing dianggap efektif karena elemen ini
berintegrasi untuk dapat membentuk loyalitas pelanggan dengan cara
memuaskan pelanggan dengan pelayanan terpuji dari kegiatan public relation
dan cita rasa yang berkualitas, sehingga akan otomatis terjadi word of mouth
yang disampaikan baik secara langsung maupun melalui interactive
marketing.
4. Waroeng Spesial Sambal telah mengimplementasikan IMC dengan baik,
namun Manajemen Waroeng Spesial Sambal masih kurang sadar bahwa
kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan merupakan Integrated
Marketing Communication. Hal tersebut berakibat pada penerapan IMC yang
kurang maksimal. Dan belum adanya evaluasi yang maksimal dengan
melakukan survei kepuasan pelanggan.
Daftar Pustaka
Effendy, O. U. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kotler, P. & Kevin L. K. (2013). Marketing Manajemen (14th ed.). United Kingdom: Pearson Education.
Mulyana, D. (2014). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
17
Shimp, T. A. (2003). Periklanan, Promosi, dan Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu Jilid 1 (5th ed.). Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
18