cts

Download Cts

If you can't read please download the document

Upload: rooney35will52

Post on 29-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Cts.

TRANSCRIPT

Document

SINDROM TEROWONGAN KARPAL(CARPAL TUNNEL SYNDROME)ALDY S. RAMBEBagian NeurologiFakultas Kedokteran USU/RSUP. H. Adam MalikABSTRAKSindroma Terowongan Karpal adalah entrapment neuropathy yang paling seringterjadi. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus padasaat melalui terowongan karpal di pergelangan tangan. Beberapa penyebabnya telahdiketahui seperti trauma, infeksi, gangguan endokrin dan lain-lain, tetapi sebagiantetap tidak diketahui penyebabnya. Penggunaan tangan/pergelangan tangan yangberlebihan dan repetitif diduga berhubungan dengan terjadinya sindroma ini. Gejalaawal umumnya berupa gangguan sensorik(nyeri, rasa tebal,parestesia dantingling). Gejala motorik hanya dijumpai pada stadium lanjut. Diagnosa ditegakkanberdasarkan gejala klinis didukung pemeriksaan elektrodiagnostik, radiologis danlaboratoris. Penatalaksanaanya dibagi atas tindakan konservatif seperti istirahat,pemasangan bidai dan injeksi steroid serta tindakan operatif. Prognosa umumnyabaik walaupun kekambuhan masih tetap mungkin terjadi.Kata kunci: terowongan karpal (carpal tunnel), entrapment neuropathy.PENDAHULUANSalah satu penyakit yang paling sering mengenai nervus medianus adalahneuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy). Di pergelangan tangan nervusmedianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginnervasikulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibujari, telunjuk,jari tengah dansetengah sisi radial jari manis. Pada saat berjalan melalui terowongan inilah nervusmedianus paling sering mengalami tekanan yang menyebabkan terjadinya neuropatitekanan yang dikenal dengan istilah Sindroma Terowongan Karpal/STK (CarpalTunnel Syndrome/CTS).STK adalah suatu neuropati yang sering ditemukan, biasanya unilateralpadatahap awal dan dapat menjadi bilateral. Gejala yang ditimbulkan umumnyadimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkangejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal(numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasioleh nervus medianus. Gejala ini dapat timbul kapan saja dan di mana saja, baik dirumah maupun di luar rumah. Seringkali gejala yang pertama timbul di malam hariyang menyebabkan penderita terbangun dari tidurya. Sebagian besar penderitabiasanya baru mencari pengobatan setelah gejala yang timbul berlangsung selamabeberapa minggu. Kadang-kadang pijatan atau menggoyang-goyangkan tangandapat mengurangi gejalanya, tetapi hila diabaikan penyakit ini dapat berlangsungterus secara progresif dan semakin memburuk. Keadaan ini umumnya terjadi karenaketidaktahuan penderita akan penyakit yang dideritanya dan sering dikacaukandengan penyakit lain seperti 'rematik'._ Digitized by USU digital library1

Tulisan ini akan mencoba membahas STK meliputi etiologi, epidemiologi,patogenese, gejala, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksanaan dan prognosanya.Dengan segala keterbatasan diharapkan tulisan ini dapat memberikan pemahamanyang lebih baik mengenai STK.DEFINISISindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan neuropati tekanan ataucerutan terhadap nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangantangan, tepatnya di bawah tleksor retinakulum (cit.Samuel 1979, Dejong 1979,Mumenthaler 1984) .Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama acroparesthesia11, median thenar neuritis atau partial thenar atrophy2STK pertama kali dikenalisebagai suatu sindroma klinik oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut frakturradius bagian distal (1854) .STK spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre Mariedan C.Foix pada taboo 1913. Istilah STK diperkenalkan oleh Moersch pada tabun1938 .1Terowongan karpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan dimana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui olehbeberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasardan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk olehfleksor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yangkuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut . Setiap perubahan3yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yangpaling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus .4EPIDEMIOLOGISTK adalah entrapment neuropathy yang paling sering dijumpai 1.5-11.Nervus medianus mengalami tekanan pada saat berjalan melalui terowongan karpaldi pergelangan tangan menuju ke tangan.Penyakit ini biasanya timbul pada usia pertengahan1.4.8. Wanita lebihbanyak menderita penyakit ini daripada pria1.2.5.8.11-14. Umumnya pada keadaan awalbersifat unila~ral tetapi kemudian bisa juga bilateral. Biasanya lebih berat padatangan yang dominan1.2.8.13. Pada beberapa keadaan tertentu, misalnya padakehamilan, prevalensinya sedikit bertambah2.5,11,12,14.Prevalensi STK bervariasi. Di Mayo Clinic, pada tahun 1976-1980 insidensnya173 per 100.000 pasien wanita/tahun dan 68 per 100.000 pasien pria/tahun. DiMaastricht, Belanda, 16% wanita dan 8 % pria dilaporkan terbangun dari tidurnyaakibat parestesi jari-jari. 45% wanita dan 8% pria yang mengalami gejala initerbukti menderita STK setelah dikonfirmasi dengan pemeriksaan elektrodiagnostik1. Pada populasi Rochester, Minnesota, ditemukan rata-rata 99 kasus per 100.000penduduk per tahun. Sedangkan Hudson dkk menemukan bahwa 62% entrapmentneuropathy adalah STK .1PATOGENESEAda beberapa hipotesa mengenai patogenese dari STK. Sebagian besarpenulis berpendapat bahwa faktor mekanik clan vaskular memegang perananpenting dalam terjadinya STK. Umumnya STK terjadi secara kronis di mana terjadipenebalan fleksor retinakulum yang menyebabkantekanan terhadap nervusmedianus. Tekanan yang berulang-ulang dan lama akan mengakibatkan peninggiantekanan intrafsikuler. Akibatnya aliran darah vena intrafasikuler melambat. Kongestiyang terjadi ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yangakan merusak endotel. Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan kebocoran proteinsehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini menerangkan bagaimana keluhannyeri dan sembab yang timbul terutama pada malam/pagi hari akan berkurang_ Digitized by USU digital library2

setelah tanganyangterlibat digerak-gerakkanatau diurut (mungkin akibatterjadinya perbaikan sementara pada aliran darah). Apabila kondisi ini terusberlanjut akan terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Lama-kelamaansafar menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsinervus medianus terganggu secara menyeluruh .1Pada STK akut biasanya terjadi penekanan yang melebihi tekanan perfusikapiler sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi dan timbul iskemik saraf. Keadaaniskemik ini diperberat lagi oleh peninggian tekanan intrafasikuler yang menyebabkanberlanjutnya gangguan aliran darah. Selanjutnya terjadi vasodilatasi yangmenyebabkan edema sehingga sawar darah-saraf terganggu. Akibatnya terjadikerusakan pada saraf tersebut .1Tekanan langsung pada safar perifer dapat pula menimbulkan invaginasiNodus Ranvier dan demielinisasi lokal sehingga konduksi saraf terganggu .1ETIOLOGITerowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus jugadilalui oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakinpadatnya terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervusmedianus sehingga timbullah STK1,4.Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderitalanjut usia5,8. Beberapa penulis menghubungkan gerakan yang berulang-ulang padapergelangan tangan dengan bertambahnya resiko menderita gangguan padapergelangan tangan termasuk STK2,3,5,8,10,12,14.Pada kasus yang lain etiologinya adalah12:1.Herediter: neuropati herediter yang cenderung menjadi pressure palsy,misalnya HMSN ( hereditary motor and sensory neuropathies) tipe III.2.Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah, pergelangantangan dan tangan .Sprain pergelangan tangan. Trauma langsung terhadappergelangan tangan. Pekerjaan : gerakan mengetuk atau fleksi dan ekstensipergelangan tangan yang berulang-ulang.3.Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.4.Metabolik: amiloidosis, gout.5.Endokrin : akromegali, terapi estrogen atau androgen, diabetes mellitus,hipotiroidi, kehamilan.6.Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase, mieloma.7.Penyakitkolagenvaskular :artritis reumatoid,polimialgiareumatika,skleroderma, lupus eritematosus sistemik.8.Degeneratif: osteoartritis.9.Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt vaskular untuk dialisis,hematoma, komplikasi dari terapi anti koagulan.GEJALAPada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja .Gangguanmotorik hanya terjadi pada keadaan yang berat5,12,13. Gejala awal biasanya berupaparestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik(tingling) pada jari1,2,3dan setengah sisi radial jari4walaupun kadang-kadangdirasakan mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parestesia biasanya lebih menonjol dimalam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih beratpada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeriini umumnya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkantangannya atau dengan meletakkan tangannya pada posisi yang lebih tinggi. Nyerijuga akan berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tangannya. Bila_ Digitized by USU digital library3

penyakit berlanjut, rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi seranganyang semakin sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasasampai ke lengan atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerahdistal pergelangan tangan1,5,8,12,13.Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari, tangan danpergelangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelahpenderita mulai mempergunakan tangannya1,4. Hipesetesia dapat dijumpai padadaerah yang impuls sensoriknya diinervasi oleh nervus medianus .8Pada tahap yang lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurangtrampil misalnya saat menyulam atau memungut benda-benda kecil. Kelemahanpada tangan juga dapat dijumpai, sering dinyatakan dengan keluhan adanyakesulitan yang dialami penderita sewaktu mencoba memutar tutup botol ataumenggenggam1,4,12. Pada penderita STK pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofiotot-otot thenar dan otot-otot lainnya yang diinnervasi oleh nervus melanus .DIAGNOSADiagnosa STK ditegakkan selain berdasarkan gejala-gejala di atas jugadidukung oleh beberapa pemeriksaan yaitu :1.Pemeriksaan fisikHarus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatiankhususpada fungsi,motorik, sensorikdan otonomtangan. Beberapapemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosaSTK adalah1,8:a.Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan ataumenggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang ataumenghilang akan menyokong diagnosa STK. Harus diingat bahwatanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.b.Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanyaatrofi otot-otot thenar.c.Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secaramanual maupun dengan alat dinamometer. Penderita dimintauntuk melakukan abduksimaksimalpalmar lalu ujung jari1dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitanpada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai denganmeminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulisatau menyulam.d.Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secaramaksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehinggadapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala sepertiSTK, maka tes ini menyokong diagnosa STK.e.Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal.Bila dalamwaktu60 detiktimbul gejalaseperti STK, tes inimenyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes inisangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK.f.Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet denganmenggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atastekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti STK, tes inimenyokong diagnosa.g.Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia ataunyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusipada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi._ Digitized by USU digital library4

h.Pressure test. Nervus medianus ditekanditerowongan karpaldengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detiktimbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa.i.Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jaridan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderitatidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakanpositif dan mendukung diagnosa.j.Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakandua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm didaerah nervus medianus, tesdianggap positif dan menyokongdiagnosa.k.Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaankeringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerahinnervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa STK.2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)1,8,12,15.a.Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik,gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-ototthenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot-ototlumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus STK.b.Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal.Pada yang lainnya KHS akan menurun dan masa laten distal (distallatency) memanjang, menunjukkan adanya gangguan pada konduksisafar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif darimasa laten motorik.3. Pemeriksaan radiologis1,5,8,13. Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangantangan dapat membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti frakturatau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan adanya penyakitlain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektifterutama yang akan dioperasi.4.Pemeriksaan laboratorium1,5,8,12,13.Bila etiologi STK belum jelas, misalnyapada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan yang repetitif, dapatdilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar hormontiroid ataupun darah lengkap.DIAGNOSA BANDING81.Cervical radiculopathy. Biasanya keluhannya berkurang hila leherdiistirahatkandanbertambahhila leher bergerak. Oistribusi gangguansensorik sesuai dermatomnya.2.lnoracic outlet syndrome. Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan danlengan bawah.3.Pronator teres syndrome. Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri ditelapak tangan daripada STK karena cabang nervus medianus ke kulit telapaktangan tidak melalui terowongan karpal.4.de Quervain's syndrome. Tenosinovitis dari tendon muskulus abduktor pollicislongus dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yangrepetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangantangan di dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein's test : palpasi otot abduktoribu jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah._ Digitized by USU digital library5

TERAPISelain ditujukan langsung terhadap STK, terapi juga harus diberikan terhadapkeadaan atau penyakit lain yang mendasari terjadinya STK. Oleh karena itusebaiknya terapi STK dibagi atas 2 kelompok, yaitu :1.Terapi langsung terhadap STK1,8.a.Terapi konservatif.1.Istirahatkan pergelangan tangan.2.Obat anti inflamasi non steroid.3.Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan.Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya pada malamhari selama 2-3 minggu.4.lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison10-25 mg8atau metilprednisolon 20 mg14atau 40 mg12diinjeksikan ke dalam terowongan karpaldenganmenggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arahproksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendonmusculus palmaris longus. Bila belum berhasil, suntikan dapatdiulangi setelah 2 minggu atau lebih. Tindakan operasi dapatdipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan setelahdiberi 3 kali suntikan.5.Kontrol cairan, misalnya dengan pemberian diuretika.6.Vitamin B6 (piridoksin). Beberapa penulis berpendapat bahwasalah satu penyebab STK adalah defisiensi piridoksin sehinggamereka menganjurkan pemberian piridoksin 100-300 mg/hariselama 3bulan1.Tetapi beberapa penulis lainnyaberpendapat bahwa pemberian piridoksin tidak bermanfaatbahkan dapat menimbulkan neuropati bila diberikan dalamdosis besar1,5.7.Fisioterapi.Ditujukan padaperbaikan vaskularisasipergelangan tangan.b.Terapi operatif.Tindakan operasi pacta STK disebut neurolisis nervus medianus padapergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidakmengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau hila terjadigangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar .8Pada STK bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tanganyang paling nyeri walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral.Penulis lain16menyatakan bahwa tindakan operasi mutlak dilakukanhila terapi konservatif gagal atau bila ada atrofi otot-otot thenar,sedangkan indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnyasensibilitas yang persisten.Biasanya tindakan operasi STK dilakukan secara terbukadengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan teknikoperasi secara endoskopik. Operasi endoskopik memungkinkanmobilisasi penderita secara dini dengan jaringan parut yang minimal,tetapi karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih seringmenimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada safar8,12,14.Beberapa penyebab STK seperti adanya massa atau anomali maupuntenosinovitis pacta terowongan karpal lebih baik dioperasi secaraterbuka14._ Digitized by USU digital library6

2.Terapi terhadap keadaan atau penyakit yang mendasari STK .1Keadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya STK harus ditanggulangi,sebab bila tidak dapat menimbulkan kekambuhan STK kembali. Pada keadaandi mana STK terjadi akibat gerakan tangan yang repetitif harus dilakukanpenyesuaian ataupun pencegahan.Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya STK ataumencegah kekambuhannya antara lain 3:Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam posisi netralPerbaiki cara memegang atau menggenggam alat benda. Gunakanlah seluruhtangan dan jari-jari untuk menggenggam sebuah benda, jangan hanyamenggunakan ibu jari dan telunjuk.Batasi gerakan tangan yang repetitif.Istirahatkan tangan secara periodik.Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan agar pergelangan tangan memilikiwaktu untuk beristirahat.Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan melakukan peregangansecara teratur.Di samping itu perlu pula diperhatikan beberapa penyakit yang sering mendasariterjadinya STK seperti : trauma akut maupun kronik pada pergelangan tangan dan1daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita yang sering dihemodialisa,myxedemaakibat hipotiroidi, akromegali akibat tumor hipofise, kehamilan atau penggunaan pilkontrasepsi, penyakit kolagen vaskular, artritis, tenosinovitis, infeksi pergelangantangan, obesitas dan penyakit lain yang dapat menyebabkan retensi cairan ataumenyebabkan bertambahnya isi terowongan karpal.PROGNOSAPada kasus STK ringan, dengan terapi konservatif pacta umumnya prognosabaik1,17. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanyamelakukan pada penderita yang sudah lama menderita STK penyembuhan postratifnya bertahap. Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeriyang kemudian diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot- ototyang mengalami atrofi baru diperoleh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan STKsetelah operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan .1Bila setelah dilakukan tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan makadipertimbangkan kembali kemungkinan berikut ini1,8:1.Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap nervusmedianus terletak di tempat yang lebih proksimal.2.Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.3.Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibatedema, perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik.Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya sensibilitas yangpersisten di daerah distribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalahreflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia,disestesia dan ganggaun trofik .17Sekalipun prognosa STK dengan terapi konservatif maupun operatif cukupbaik ,tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan,prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali.KESIMPULANSindroma Terowongan Karpal (STK) adalah neuropati jebakanyang seringditemukan,lebih banyak mengenai wanita dan sering ditemukan pada usiapertengahan .Sebenarnya secara klinis sindroma ini sudah dikenali sejak abad ke 19,_ Digitized by USU digital library7

Tetapi istilah STK baru digunakan pertama kali oleh Moersch pada tahun 1938.Sindroma ini bisa unilateral maupun bilateral.Sebagian kasus STK tidak diketahui penyebabnya sedangkan pada kasusyang diketahui, penyebabnya sangat bervariasi. Kebanyakan penulis berpendapatbahwa STK mempunyai hubungan yang erat dengan penggunaan tangan secararepetitif dan berlebihan.Gejala awal STK umumnya hanya berupa gangguan sensorik sepertirasa,nyeri, parestesia, rasa tebal dan tinglingpada daerah yang diinnervasinervusmus. Gejala-gejala ini umumnya bertambah berat pada malam hari danberkurang bila pergelangan tangan digerak-gerakkan atau dipijat. Gejala motorikhanya dijumpai pada penderita STK yang sudah berlangsung lama, demikian pulaadanya atrofi otot-otot thenar.Penegakan diagnosa STK didasarkan atas gejala klinis dan pemeriksaan fisikyang meliputi berbagai macam tes. Pemeriksaan penunjang lainnya sepertipemeriksaan radiologis, laboratoris dan terutama pemeriksaan neurofisiologi dapatmembantu usaha menegakkan diagnosa.Penatalaksanaan STK dikelompokkan atas 2 dengan sasaran yang berbeda.Terapi yang langsung ditujukan terhadap STK harus selalu disertai terapi terhadapkeadaan atau penyakit yang mendasari terjadinya STK. Terapi terhadap STKdikelompokkan lagi atas terapi konservatif dan terapi operatif ( operasi terbuka atauendoskopik). Sekalipun prognosanya baik, kemungkinan kambuh masih tetap ada.KEPUSTAKAANMoeliono F. Etiologi, Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan Karpal (S.T.K.) atau(Carpal Tunnel Syndrome/CTS). Neurona. 1993; 10 : 16-27.DeJong RN. The Neurologic Examination revised by AF.Haerer, 5thed, JBLippincott, Philadelphia, 1992; 557-559.Krames Communication (booklet). Carpal Tunnel Syndrome. San Bruno (CA) :Krames Comm ; 1994: 1-7.Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System. 2nded.Baltimore: Williams&Wilkins Co; 1983.p.274-275.Adams RD, Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology. 6thed. New York:McGraw-Hill ; 1997.p.1358-1359.Weimer LH. Nerve and Muscle Disease. In : Marshall RS, Mayer SA, editors. on CallNeurology. Philadelphia: WB Saunders Co; 1997 .p.254-256.Walshe III TM. Diseases of Nerve and Muscle. In: Samuels MA, editor. Manual ofNeurologic Therapeutics. 5thed. Boston : Little, Brown and Co; 1995.p.381-382.Greenberg MS. Handbook of Neurosurgery. 3rded. Lakeland (Florida) : GreenbergGraphics; 1994.p.414-419.Devinsky o, Feldman E, Weinreb HJ, Wilterdink JL. The Resident's Neurology Book.Philadelphia: F.A. Davis Co;1997.p.173-174._ Digitized by USU digital library8

Rosenbaum R. Occupational and Use Mononeuropathies. In:Evans RW, editor.Neurology and Trauma. Philadelphia: WB Saunders Co; 1996.p.403-405.Lindsay KW, Bone I .Neurology and Neurosurgery Illustrated. 3rded. New York :Churchill Livingstone ;1997.p.435.Gilroy J. Basic Neurology. 3rded. New York: McGraw-Hill ; 2000.p.599-601.Gunderson CH. Quick Reference to Clinical Neurology. Philadelphia: JB Lippincott Co;1982.p.370-371.Rosenbaum R. Carpal Tunnel Syndrome. In : Johnson RT, Griffin JW, editors. CurrentTherapy in Neurologic Disease. 5thed. St.Louis :Mosby ;1997.p.374-379._ Digitized by USU digital library9