cs 2 halusinasi
DESCRIPTION
tugas kuliah semester VTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang
mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau
dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku
menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan
diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif
dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi
diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri,
semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial
dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998).
Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon
yan adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang
dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan
respon maladaptive merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya. Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam
kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri sehingga
melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulisberusaha
memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien
dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik diri.
Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
berbagai Negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke
pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang
paling sering adalah kecemasan dan depresi. Dari segi kehidupan sosial kultural,
interaksi sosial adalah merupakan hal yang utama dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagai dampak adanya kerusakan interaksi sosial : menarik diri
akan menjadi suatu masalah besar dalam fenomen kehidupan, yaitu terganggunya
komunikasi yang merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan
dengan orang lain atau lingkungan disekitarnya (Carpenito, 1997).
B. Tujuan
Tujuan umum
a. Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan
gangguan isolasi social.
Tujuan khusus
1. Mengetahui definisi isolasi social.
2. Mengidentifikasi etiologi isolasi social.
3. Mengidentifikasi pohon masalah isolasi social.
4. Mengidentifikasi menifestasi klinik isolasi sosial.
5. Mengidentifikasi penatalaksanaan isolasi sosial.
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik isolasi sosial.
7. Mengidentifikasi komplikasi isolasi sosial.
8. Mengidentifikasi masalah keperawatan jiwa dan masalah keperawatan yang
mungkin muncul.
9. Menetapkan diagnosa keperawatan.
10. Memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara
menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan (Dalami, dkk. 2009).
Atau suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya,
pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang
berarti dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ).
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Menurut Purba, dkk. (2008) tahap-tahap perkembangan individu dalam
berhubungan terdiri dari:
1. Masa Bayi
Bayi sepenuhnya tergantung pada orang lain untuk memenuhi
kebutuhan biologis maupun psikologisnya. Konsistensi hubungan antara
ibu dan anak, akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang
mendasar. Hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi
hubungannya dengan lingkungan di kemudian hari. Bayi yang mengalami
hambatan dalam mengembangkan rasa percaya pada masa ini akan
mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain pada masa
berikutnya.
2. Masa Kanak-kanak
Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang
mandiri, mulai mengenal lingkungannya lebih luas, anak mulai membina
hubungan dengan teman-temannya. Konflik terjadi apabila tingkah
lakunya dibatasi atau terlalu dikontrol, hal ini dapat membuat anak
frustasi. Kasih sayang yang tulus, aturan yang konsisten dan adanya
komunikasi terbuka dalam keluarga dapat menstimulus anak tumbuh
menjadi individu yang interdependen, Orang tua harus dapat memberikan
pengarahan terhadap tingkah laku yang diadopsi dari dirinya, maupun
sistem nilai yang harus diterapkan pada anak, karena pada saat ini anak
mulai masuk sekolah dimana ia harus belajar cara berhubungan,
berkompetensi dan berkompromi dengan orang lain.
3. Masa Praremaja dan Remaja
Pada praremaja individu mengembangkan hubungan yang intim
dengan teman sejenis, yang mana hubungan ini akan mempengaruhi
individu untuk mengenal dan mempelajari perbedaan nilai-nilai yang ada
di masyarakat. Selanjutnya hubungan intim dengan teman sejenis akan
berkembang menjadi hubungan intim dengan lawan jenis. Pada masa ini
hubungan individu dengan kelompok maupun teman lebih berarti
daripada hubungannya dengan orang tua. Konflik akan terjadi apabila
remaja tidak dapat mempertahankan keseimbangan hubungan tersebut,
yang seringkali menimbulkan perasaan tertekan maupun tergantung pada
remaja.
4. Masa Dewasa Muda
Individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan
hubungan interdependen antara teman sebaya maupun orang tua.
Kematangan ditandai dengan kemampuan mengekspresikan perasaan
pada orang lain dan menerima perasaan orang lain serta peka terhadap
kebutuhan orang lain. Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan
baru dengan menikah dan mempunyai pekerjaan. Karakteristik hubungan
interpersonal pada dewasa muda adalah saling memberi dan menerima
(mutuality).
5. Masa Dewasa Tengah
Individu mulai terpisah dengan anak-anaknya, ketergantungan
anak-anak terhadap dirinya menurun. Kesempatan ini dapat digunakan
individu untuk mengembangkan aktivitas baru yang dapat meningkatkan
pertumbuhan diri. Kebahagiaan akan dapat diperoleh dengan tetap
mempertahankan hubungan yang interdependen antara orang tua dengan
anak.
6. Masa Dewasa Akhir
Individu akan mengalami berbagai kehilangan baik kehilangan
keadaan fisik, kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman, maupun
pekerjaan atau peran. Dengan adanya kehilangan tersebut ketergantungan
pada orang lain akan meningkat, namun kemandirian yang masih dimiliki
harus dapat dipertahankan.
b) Faktor Komunikasi Dalam Keluarga
Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi untuk
mengembangkan gangguan tingkah laku.
1. Sikap bermusuhan/hostilitas
2. Sikap mengancam, merendahkan dan menjelek-jelekkan anak
3. Selalu mengkritik, menyalahkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya.
4. Kurang kehangatan, kurang memperhatikan ketertarikan pada
pembicaananak, hubungan yang kaku antara anggota keluarga, kurang
tegur sapa, komunikasi kurang terbuka, terutama dalam pemecahan
masalah tidak diselesaikan secara terbuka dengan musyawarah.
5. Ekspresi emosi yang tinggi
6. Double bind (dua pesan yang bertentangan disampaikan saat bersamaan
yang membuat bingung dan kecemasannya meningkat).
c) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan
faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan
oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga.seperti
anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
d) Factor Biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota keluarga
yang menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian pada kembar
monozigot apabila salah diantaranya menderita skizofrenia adalah 58%,
sedangkan bagi kembar dizigot persentasenya 8%. Kelainan pada struktur
otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak
serta perubahan struktur limbik, diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
2. Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh
faktor internal maupun eksternal, meliputi:
a) Stressor Sosial Budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan,
terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian, berpisah dengan
orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena
ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau dipenjara. Semua ini dapat
menimbulkan isolasi sosial.
b) Stressor Biokimia
1. Teori dopamine: Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik
serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
2. Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) didalam darah akan
meningkatkan dopamin dalam otak. Karena salah satu kegiatan MAO
adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamin, maka menurunnya
MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
3. Faktor endokrin: Jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada
pasien skizofrenia. Demikian pula prolaktin mengalami penurunan karena
dihambat oleh dopamin. Hypertiroidisme, adanya peningkatan maupun
penurunan hormon adrenocortical
4. Viral hipotesis: Beberapa jenis virus dapat menyebabkan gejala-gejala
psikotik diantaranya adalah virus HIV yang dapat merubah stuktur sel-sel
otak.
c) Stressor Biologik dan Lingkungan Sosial
Beberapa peneliti membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi
akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis.
d) Stressor Psikologis
Kecemasan yang tinggi akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intesitas
kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan
individu untuk mengatasi masalah akan menimbulkan berbagai masalah
gangguan berhubungan pada tipe psikotik.
Menurut teori psikoanalisa; perilaku skizofrenia disebabkan karena
ego tidak dapat menahan tekanan yang berasal dari id maupun realitas yang
berasal dari luar. Ego pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas
untuk mengatasi stress. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius
antara hubungan ibu dan anak pada fase simbiotik sehingga perkembangan
psikologis individu terhambat.
C. Pohon Masalah
Pathway Isolasi Sosial
Sumber: (Keliat, 2006)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat
ditemukan dengan wawancara, adalah:
1. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
4. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
5. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6. Pasien merasa tidak berguna
7. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
E. Penatalaksanaan
1. Terapi Psikofarmaka
a. Chlorpromazine
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya ingat norma sosial dan tilik
diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi.
Gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja,
berhubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Mempunyai efek samping
gangguan otonomi (hypotensi) antikolinergik/parasimpatik, mulut kering,
kesulitan dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler
meninggi, gangguan irama jantung. Gangguan ekstra pyramidal (distonia
akut, akathsia sindrom parkinson). Gangguan endoktrin (amenorhe).
Metabolic (Soundiee). Hematologik, agranulosis. Biasanya untuk pemakaian
jangka panjang. Kontraindikasi terhadap penyakit hati, penyakit darah,
epilepsy, kelainan jantung (Andrey, 2010).
b. Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki efek samping
seperti gangguan miksi dan parasimpatik, defeksi, hidung tersumbat mata
kabur , tekanan infra meninggi, gangguan irama jantung. Kontraindikasi
terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung (Andrey,
2010).
c. Trihexyphenidil (THP)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis dan
idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenotiazine.
Memiliki efek samping diantaranya mulut kering, penglihatan kabur, pusing,
mual, muntah, bingung, agitasi, konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi
urine. Kontraindikasi terhadap hypersensitive Trihexyphenidil (THP),
glaukoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis (Andrey, 2010).
2. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat
diberikan strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan masing-
masing strategi pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP satu, perawat
mengidentifikasi penyebab isolasi social, berdiskusi dengan pasien mengenai
keuntungan dan kerugian apabila berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan
orang lain, mengajarkan cara berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan
berbiincang-bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua,
perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi kesempatan
pada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang, dan membantu
pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian. Pada SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien, memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang atau
lebih dan menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
hariannya (Purba, dkk. 2008)
3. Terapi kelompok
Menurut (Purba, 2009), aktivitas pasien yang mengalami
ketidakmampuan bersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
a) Activity Daily Living (ADL)
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari yang meliputi:
1) Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku/perbuatan pasien sewaktu bangun
tidur.
2) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu semua bentuk
tingkah laku/perbuatan yang berhubungan dengan BAB dan BAK.
3) Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi, dalam kegiatan
mandi dan sesudah mandi.
4) Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan keperluan
berganti pakaian.
5) Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada waktu,
sedang dan setelah makan dan minum.
6) Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan dengan
kebutuhan kebersihan diri, baik yang berhubungan dengan kebersihan
pakaian, badan, rambut, kuku dan lain-lain.
7) Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien mengerti dan dapat
menjaga keselamatan dirinya sendiri, seperti, tidak
menggunakan/menaruh benda tajam sembarangan, tidak merokok sambil
tiduran, memanjat ditempat yang berbahaya tanpa tujuan yang positif.
8) Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien untuk pergi
tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku pergi tidur ini perlu
diperhatikan karena sering merupakan gejala primer yang muncul
padagangguan jiwa. Dalam hal ini yang dinilai bukan gejala insomnia
(gangguan tidur) tetapi bagaimana pasien mau mengawali tidurnya.
b) Tingkah laku sosial
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan sosial
pasien dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi:
1) Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien untuk melakukan
hubungan sosial dengan sesama pasien, misalnya menegur kawannya,
berbicara dengan kawannya dan sebagainya.
2) Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien untuk
melakukan hubungan sosial dengan petugas seperti tegur sapa, menjawab
pertanyaan waktu ditanya, bertanya jika ada kesulitan dan sebagainya.
3) Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu berbicara
dengan orang lain seperti memperhatikan dan saling menatap sebagai
tanda adanya kesungguhan dalam berkomunikasi.
4) Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan kemampuan
bergaul dengan orang lain secara kelompok (lebih dari dua orang).
5) Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
ketertiban yang harus dipatuhi dalam perawatan rumah sakit.
6) Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan tata krama
atau sopan santun terhadap kawannya dan petugas maupun orang lain.
7) Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien yang bersifat
mengendalikan diri untuk tidak mengotori lingkungannya, seperti tidak
meludah sembarangan, tidak membuang puntung rokok sembarangan dan
sebagainya.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Minnesolla Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan oleh psikiater dan psikolog
dalam menentukan kepribadian seseorang yang terdiri dari 556 pernyataan
benar atau salah.
2. Elektroensefalografik (EEG)
Suatu pemeriksaan dalam psikiatri untuk membantu membedakan antara
etiologi fungsional dan organik dalam kelainan mental.
3. Test laboratorium kromosom darah untuk mengetahui apakah gangguan jiwa
disebabkan oleh genetik.
4. Rontgen kepala untuk mengetahui apakah gangguan jiwa disebabkan kelainan
struktur anatomi tubuh.
G. Komplikasi
1. Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
2. Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca indera,
di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau histerik.
Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya
stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling
umum adalah halusinasi pendengaran.
Case Study Gangguan Kesehatan Jiwa : Isolasi Sosial
Tn. S usia 32 tahun, sudah 4 bulan dirawat di ruang akut pria Rumah Sakit
Jiwa. Pasien dibawa oleh pamannya dengan alasan mengamuk dan merusak barang-
barang di rumah. Pada tahun 2010 pasien pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan
perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam
ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang
didengarnya. Bisikan itu juga menyuruh pasien mengejar anak-anak kecil yang
mengejeknya, kemudian mengobrak-abrik dagangan orang di pasar. Pasien tidak
dapat tidur saat malam hari. Terakhir mengamuk, pasien melempar kaca jendela
masjid dengan parang. Di rumah pasien dirantai oleh keluarganya agar tidak
membahayakan orang di sekitar. Selama 3 minggu dirawat pasien kabur dan
akibatnya pasien mengalami putus obat.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan tadi malam ada mendengar bisikan-
bisikan yang menyuruh dia mengerjakan shalat dan puasa. Bisikan-bisikan tersebut
sering muncul pada siang dan malam hari ketika dia sendirian dan ketika pikiran lagi
kosong. Pasien juga mengatakan ketika bisikan muncul pasien menyanyi dan teriak-
teriak. Keluarga pasien mengunjungi Tn. S dan ingin membawa pulang pasien karena
merasa Tn. S sudah lebih baik.
BAB III
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruangan Rawat Akut Tanggal Dirawat _____________________
A. IDENTITAS KLIEN
1. Inisial :Tn.S (L/P)
2. Umur : 32 Tahun
3. Pendidikan : -
4. Pekerjaan : -
5. Informan : Keluarga
6. Status perkawinan : -
7. No.RMK : -
8. Tanggal Pengkajian : -
9. Diagnosa Medis :
B. ALASAN MASUKPasien mengamuk dan merusak barang-barang di rumah.Alasan masuk ke
Rumah Sakit Jiwa untuk mendapatkan perawatan.
C. KELUHAN/KEADAAN KLIEN SAAT INI
Pasien mengatakan tadi malam ada mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh
dia mengerjakan shalat dan puasa.
√ 32
Pasien juga mengatakan ketika bisikan muncul pasien menyanyi dan teriak-
teriak.
D. FAKTOR PRESIPITASIPada tahun 2010 Tn. S pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang didengarnya.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang berhasil Tidak
berhasil
3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
1. Pada tahun 2010 Tn. S pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri, serta mengancam ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang didengarnya.
2. Selama 3 minggu dirawat pasien kabur dan akibatnya pasien mengalami putus obat.
3. Mengancam ingin membunuh orang yang ada di sekitarnya karena disuruh oleh bisikan yang didengarnya. Mengobrak-abrik dagangan orang di pasar. Pasien melempar kaca jendela masjid dengan parang.
√
√
Masalah keperawatan: Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Gangguan proses keluarga Respon pasca trauma Resiko perilaku kekerasan Berduka disfungsional
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Ya Tidak
Hubungan keluarga :
Gejala
Riwayat pengobatan/perawaran
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : Penurunan
Koping keluarga : potensial pertumbuhan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
____________________________________________________________________
__________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan proses keluarga
Respon pasca trauma
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ R : _________ T :
_______________
2. Ukur : TB : __________ BB : ________
√
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : ______________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Resiko gangguan suhu tubuh Defisit volume cairan Kelebihan volume cairan Resiko infeksi Gangguan nutrisi < dari kebutuhan
tubuh Gangguan nutrisi > dari kebutuhan
tubuh Gangguan menelan
Kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas
jaringan gangguan eliminasi fases gangguan eliminasi urin perubahan membrane
mukosa oral
G. PSIKOSOSIAL1. Genogram
32
Keterangan :
: Klien : Perkawinan
: Umur : Sangat dekat
: Meninggal ( ayah ) : Perempuan (ibu / perawat)
: Konflik : Cut off / menghindar
Jelaskan : Tn. D berumur 27 tahun memiliki ayah dan ibu. Menurut keluarga Tn.D
sangat dekat dengan ayahnya yang sudah meninggal dunia. Sebelumnya
Tn D pernah mengalami gangguan jiwa yang sama pada usia 22 tahun
pasien merasa marah dan stress karena rambut panjang yang dianggap
pasien sebagai ciri anak band metal dipotong oleh ibunya secara diam-
diam pada waktu pasien tidur, kemudian beberapa hari setelah kejadian
tersebut sepeda motor pasien dijual oleh ibunya tanpa sepengetahuan
pasien.Saat Ns. Lili memberikan obat kepada Tn. D, Tn. D menolak
minum obat dengan suara pelan, menunduk dan sama sekali tidak mau
menatap wajah perawat.
32
Masalah Keperawatan :
Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan
Koping keluarga tidak efektif : penurunan
Koping keluarga : potensial pertumbuhan
2. Konsep diri a Gambaran diri :
____________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________
b Identitas : ____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________c Peran
:__________________________________________________________________________________________________________________
d Ideal diri : ____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________e Harga diri : Setelah menangis, sedih, tidak bersedia diajak
berkomunikasidan mengurung diri di kamar.
Masalah Keperawatan : Gangguan citra tubuh Gangguan identitas pribadi
Gangguan konsep diri Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a Orang yang berarti : Ayah pasien telah meninggal dunia
b Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Sebelumnya pasien Tn.D
masih menjadi mahasiswa perkulihan dan setelah kejadian peristiwa tersebut
pasien berhenti kuliah.
c Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Tn. D menolak minum obat
dengan suara pelan, menunduk dan sama sekali tidak mau menatap wajah
perawat. Dan pasien diajak berkomunikasi, tidak mau keluar rumah, dan berhenti
kuliah.
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal Isolasi sosial Hambatan interaksi social Perubahan performa peran
4. Spirituala Nilai dan keyakinan :
______________________________________________________
______________________________________________________b Kegiatan ibadah :
______________________________________________________
______________________________________________________Masalah Keperawatan :
Distress spiritual
H. STATUS MENTAL1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak sepertitidak sesuai biasanya
Penjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulaiPembicaraan
Loghorea Echolalia
Penjelasan : pasien koheren saat di kaji oleh perawat
Masalah Keperawatan :
Hambatan komunikasi verbal
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif
Penjelasan :
√
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Intoleransi aktivitas
4. Alam perasaaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
Penjelasan : Pada tahun 2010 pasien pernah masuk RSJ Sambang Lihum dengan
perubahan perilaku sering bicara, tertawa dan menangis sendiri
Masalah Keperawatan : Resiko cedera Ansietas Ketakutan Ketidakberdayaan Ketidakmampuan Resiko membahayakan diri sendiri
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuaiPenjelasan : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Resiko cedera Hambatan komunikasi Perubahan performa peran
6. lnteraksi selama wawancara
√ √
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal Hambatan interaksi sosial Resiko membahayakan diri
sendiri
Isolasi sosial Resiko perilaku kekerasan Perubahan performa peran
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Penjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan sensoris / persepsi
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan/persevara
NeologismePenjelasan : ________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Penjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat OrangPenjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir Resiko cedera
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Penjelasan : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah berali Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana
Penjelasan : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir Isolasi sosial
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermaknaPenjelasan :
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Penjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : Ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik Ketidakpatuhan (resti) Gangguan proses piker
I. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1. Makan
Bantuan minimal Bantuan totalPenjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantual total
Penjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan totalPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantual totalPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………
Tidur malam lama : …………………s/d…………………………
Kegiatan sebelum / sesudah tidurPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan totalPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya tidak
Perawatan pendukung Ya tidakPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya tidak
Mencuci pakaian Ya tidak
Pengaturan keuangan Ya tidakPenjelasan : ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________9. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya tidak
Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidakPenjelasan : __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : Gangguan pemeliharaan kesehatan Gangguan eliminasi Defisit perawatan diri Gangguan nutrisi Gangguan pola tidur Ketidak efektifan penatalaksanan program terafetik Ketidakpatuhan Konflik pengambilan keputusan
J. MEKANISME KOPINGAdaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya : Lainnya :
Penjelasan :
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________
Masalah Keperawatan : Gangguan penyesuaian diri Koping individu tidak efektif
K. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN:
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah dengan pendidikan, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah dengan pekerjaan, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah dengan perumahan, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah ekonomi, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Masalah lainnya, spesifik ____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Gangguan pemeliharaan kesehatan Gangguan konsep diri Ketidak berdayaan Ketidak mampuan Konflik peran menjadi orang tua Sindrom stres akibat pindah
L. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
Penyakit jiwa System pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya :________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________Masalah Keperawatan :
Ketidakefektifan penatalaksanan program terapetik Ketidakpatuhan Defisit pengetahuan (uraikan)
M. ASPEK PENUNJANGDiagnosa Medik :________________________________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Hasil Laboratorium :Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGIHemoglobin 13,0 – 16,0 g/dlEritrosit 4,5 – 5,5 juta/µlLeukosit 5,0 – 10,0 ribu/µlHematokrit 45 – 55 vol%Trombosit 150 – 400 ribu/µl
HITUNG JENISGran% 50.0-70.0 ribu/µlLimfosit% 25.0-40.0 ribu/µlMID% 4.0-11.0 ribu/µl
KIMIA HATISGOT 0-46 U/lSGPT 0-45 U/l
WIDALS.Typhi OS.Typhi HS.Parayphi AS.Parayphi B
KIMIA GULA DARAHGula Darah Sewaktu < 200 mg/dl
KIMIA GINJALUreum 10-50 mg/dlCreatinin 0.7-1.4 mg/dl
LAIN-LAINHBsAg Negatif
Terapi Medik :
Nama Obat Dosis Indikasi
.................................... .................................
... .................................... .............................
....... .................................... .........................
........... .................................... .....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... .................................... .........
........................... .................................... .....
............................... .................................... .
................................... ..................................
.. .................................... ..............................
...... .................................... ..........................
.......... ....................................
.................................... .................................
... .................................... .............................
....... .................................... .........................
........... .................................... .....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... .................................... .........
........................... .................................... .....
............................... .................................... .
................................... ..................................
.. .................................... ..............................
...... .................................... ..........................
.......... ..................................... ....................
............... .................................... .................
................... .................................... .............
....................... .................................... N. ANALISA DATA
Data Maladaftif Masalah Keperawatan
Etiologi
Data Subjektif : Pasien tidak bersedia diajak
berkomunikasi.
Isolasi Sosial Menarik diri
Data Objektif : Apatis, eksperi wajah
murung dan melamun.
Data Subjektif : -
Data Objektif : Pasien menolak minum obat
dengan suara pelan,
menunduk dan sama sekali
tidak mau menatap wajah
perawat.
Harga Diri Rendah Kehilangan
Data Subjektif : -
Data Objektif : Ayah pasein telah meninggal
dunia.
Duka Cita Terganggu
Perubahan Status Mental
O. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
P. DIAGNOSA KEPERAWATANIsolasi sosial
Harga diri rendah
Duka cita terganggu
Q. POHON MASALAH
Males beraktivitas(Tidak mau keluar rumah dan tidak mau kuliah) Core
EfekCausa
R. TAHAP PENANGANAN KLIEN1. Skor Kategori Klien :
..............................................................................................2. Tahap Penanganan Fase :
............................................................................................................................................................................................
Isolasi sosial
Harga Diri Rendah
Duka Cita Terganggu
3. Tujuan Pengobatan : ..............................................................................................
.............................................................................
.................4. Pengkajian Keperawatan :
............................................................................................................................................................................................
5. Intervensi Keperawatan : ..............................................................................................
.............................................................................
.................6. Hasil yang Diharapkan :
............................................................................................................................................................................................
Banjarbaru,4 November2014
Pelaksana Pengkajian
Kelompok 2
A. Asuhan Keperawatan Tindakan Keperawatan JiwaDiagnosis
Keperawatan Jiwa
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Isolasi Sosial Pasien mampu :- Menyadari
penyebab
isolasi social
Setelah 3x pertemuan,
pasien mampu :
- Membina hubungan
SP 1
1. Identifikasi penyebab
- Siapa yang satu rumah
- Berinteraksi
dengan orang
lain
saling percaya.
- Menyadari
penyebab isolasi
sosial, keuntungan
dan kerugian
berinteraksi dengan
orang lain.
- Melakukan interaksi
dengan orang lain
secara bertahap.
dengan pasien.
- Siapa yang dekat
dengan pasien.
- Siapa yang tidak dekat
dengan pasien.
2. Tanyakan keuntungan dan
kerugian berinteraksi
dengan orang lain.
- Tanyakan pendapat
pasien tentang
kebiasaan berinteraksi
dengan orang lain.
- Diskusikan keuntungan
bila pasien memiliki
banyak dan bergaul
akrab dengan mereka.
- Diskusikan kerugian
bila pasien pasien hanya
mengurung diri dan
tidak bergaul dengan
orang lain
- Jelaskan pengaruh
isolasi sosial terhadap
kesehatan fisik pasien.
3. Latih berkenalan
- Jelaskan kepada klien
cara berinteraksi dengan
orang lain.
- Berikan contoh cara
berinteraksi dengan
orang lain.
- Beri kesempatan pasien
mempraktekan cara
berinteraksi dengan
orang lain yang
dilakukan dihadapan
perawat.
- Mulailah bantu pasien
berinteraksi dengan satu
orang teman / anggota
keluarga
- Bila pasien sudah
menunjukan kemajuan,
tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2, 3 4
orang dst
- Beri pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang
telah dilakukan oleh
pasien
- Siap mendengarkan
ekspresi perasaan pasien
setelah berinteraksi
dengan orang lain,
mungkin pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan/
kegagalannya, beri
dorongan terus menerus
agar pasien semangat
meningkatkan
interaksinya.
4. Masukkan jadwal kegiatan
pasien.SP 2
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1).
- Latih berhubungan
sosial secara bertahap.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.SP 3
- Evaluasi kegiatan yang
lalu (SP 1 & 2).
- Latih cara berkenalan
dengan 2 orang atau
lebih.
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.Keluarga mampu
merawat pasien
dengan isolasi sosial
dirumah
Setelah ….x pertemuan ,
keluarga mampu
menjelaskan tentang:
- Masalah isolasi
sosial dan dampak
bagi pasien
SP 1
- Identifikasi masalah
yang dihadapi dalam
merawat pasien
- Penjelasan isolasi sosial
- Cara merawat pasien
- Penyebab isolasi
soasial
- Sikap keluarga
untuk membantu
pasien mengatasi
isolasi sosialnya
- Pengobatan yang
berkelanjutan dan
mencegah putus
obat
- Tempat rujukan
dan fasilitas
kesehatan yang
tersediabagi pasien
isolasi sosial
- Latih (simulasi)
- RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat
pasien
SP 2- Evalusi Kemampuan SP
1
- Latih (langsung
kepasien)
- RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat
pasien.SP 3
- Evalusi Kemampuan SP
1 & 2
- Latih (langsung
kepasien)
- RTL keluarga/ jadwal
keluarga untuk merawat
pasienSP 4
- Evalusi Kemampuan
keluarga
- Evaluasi kemampuan
pasien
- Rencana tindak lanjut
keluarga
- Follow Up
- Rujukan
Percakapan : Sama Jajar ^_^
B. Asuhan Keperawatan Tindakan Rencana KeperawatanNo Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
2. Harga Diri
Rendah b.d
Kehilangan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x
pertemuan dalam seminggu
kepada pasien dengan label
NOC :
1. Coping, ineffective
2. Self Esteem
Kriteria Hasil
1. Resolusi berduka :
Self Esteem Enhancement
1. Ajarkan keterampilan perilaku
yang positif melalu bermain peran,
model peran, diskusi
2. Monitor frekuensi komunikasi
verbal pasien yang negative
3. Buat statement positif terhadap
pasien
4. Dukung pasien untuk menerima
penyeesuian dengan
kehilangan aktual atau
kehilangan yang akan
terjadi
2. Mengungkapkan
penerimaan diri
3. Komunikasi terbuka
situasi
3. Dukacita
Tergangu b.d
Perubahan
Status Mental
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x
pertemuan dalam seminggu
pasien dan keluarga mampu
mempertahankan interaksi
sosial yang dibuktikan dengan :
Psychosocial Adjustment: Life
Change
Body Image Enhancement
1. Kaji secara verbal dan nonverbal
respon klien terhadap tubuhnya
2. Monitor frekuensi mengkritik
dirinya
3. Jelaskan tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan
prgnosis penyakit.
4. Dorong klien untunk
mengungkapkan perasaannya.
Unilateral neglect Management
1. Dorong klien mengungkapkan
perasaannya.
2. Fasilitasi kontak dengan individu
lain dalam kelompok kecil
3. Jaga siderail tetap
dipertahankan.
4. Konsulkan dengan ahli terapi
5. Ajarkan ROM dan massage pada
area yang dikeluhkan
Bantuklien dalam kegiatan aktifitas
sehari-hari dan bantu tingkatkan
kemampuan pasien.
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusumawati dan Hartono .2010 .Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba
Medika
2. Stuart dan Sundeen .2005 .Buku Keperawatan Jiwa .Jakarta : EGC .
3. Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC
4. Anna Budi Keliat, SKp. (2006). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial
Menarik Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
5. Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.
6. Ade Herman Surya Direja. 2012. Buku ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha
Medika.
7. A. Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta : EGC.
8. Amir Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC NOC. Media Action : Yogyakarta.