crown of thorns starfish (cots) bintang laut...

2
Crown of Thorns Starfish (COTS) Bintang Laut Berduri Saat ini di Raja Ampat, populasi Bintang Laut Berduri atau Crown of Thorns Starfish (COTS) sudah mulai mengalami peningkatan/ledakan populasi. Ledakan populasi ini membuat terumbu karang di Raja Ampat mulai mengalami kerusakan. Beberapa lokasi yang mengalami ledakan populasi di Raja Ampat yaitu sekitar Juan’s reef di depan Pulau Arborek (Selat Dampier), Teluk Kabui dan Saonek Monde (Laporan Barefoot Conservation, 2018). Jika tidak dilakukan penanganan segera, tidak menutup kemungkinan populasi Bintang Laut Berduri ini akan semakin meningkat dan merusak lebih banyak terumbu karang Raja Ampat, surga bawah laut dunia kita, yang juga berdampak pada berkurangnya ikan. Gambar 1: Peta titik-titik yang mengalami ledakan populasi Bintang Laut Berdur. Lingkaran merah menggambarkan jumlah peningkatan populasi dibandingkan dengan jumlah umum 30 individu per hektar (kuning) dan maksimal batas atas 150 jumlah individu per hektar ( jingga). SumberL Barefoot Conservation, 2008 Sekilas Tentang Bintang Laut Berduri Bintang Laut Berduri atau COTS adalah hewan sejenis bintang laut yang memiiki banyak duri yang beracun. Hewan ini merupakan predator pemakan karang yang cukup berbahaya jika jumlahnya melimpah ( outbreak ). Hewan ini dapat memangsa karang seluas 5-13 m2 per tahun (Lassig, 1995). Dalam kondisi ideal, keberadaan Bintang Laut Berduri berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem terumbu karang, karena Bintang Laut Berduri akan memangsa beberapa jenis terumbu karang yang memiliki pertumbuhan dominan, misalnya Acropora. Idealnya jumlah Bintang Laut Berduri yang ada di ekosistem terumbu karang tidak lebih dari 30 individu per hektar. Fakta-fakta tentang Bintang Laut Berduri Bintang Laut Berduri (COTS) atau Acanthaster planci merupakan salah satu dari dua subspesies dari genus Acanthaster (Bintang Laut) yang tersebar di kawasan Indo Pasifik. Merupakan salah satu jenis bintang laut dengan jumlah duri yang sangat banyak, di Indonesia lebih dikenal dengan nama bulu seribu (Suharsono, 1991). Mempunyai lebih dari 21 lengan, seluruh permukaan tubuhnya bagian atas penuh dengan duri-duri beracun, bintang laut dewasa dapat mencapai ukuran diameter satu meter atau lebih (COREMAP, 2004). Memiliki bentuk tubuh yang unik. Tubuhnya berbentuk cakram dengan perut yang besar dan rata (Birkeland dan Lucas, 1990). Memiliki warna yang berbeda-beda tergantung pada lokasi dimana mereka berada. Di Indonesia, bintang laut ini umumnya berwarna abu-abu, ungu, hijau dan biru (Moran, 1990). Ukurannya pada koloni karang tidak menentu, namun ukuran normal dari populasi bintang laut ini paling sering ditemukan 40 cm. Pertumbuhan sangat cepat karena dapat mencapai sekitar 5 cm pada tahun pertama dan 30 cm seteah kira-kira mencapai umur 2 tahun (Fraser et al., 2003) 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3: Tahapan daur hidup A. planci (Birkeland dan Lucas 1990). Gambar 2: Bintang Laut Berduri (CI Indonesia). Ledakan populasi Bintang Laut Berduri Terumbu karang (rumah ikan) mati Jumlah ikan berkurang Sumber pangan dan pendapatan (sektor pariwisata dan perikanan) berkurang Cenderung hidup di habitat yang cukup terlindung dari gelombang kuat. Menyukai daerah terumbu karang dengan persentase tutupan karang yang tinggi, sedangkan anakan lebih menyukai tempat yang terlindung. 1 2 UPT Pengelola KKP Kep. Raja Ampat EKOLOGI BIOLOGI

Upload: vuongnga

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Crown of Thorns Starfish (COTS) Bintang Laut Berduriseacentre.org/wp-content/uploads/2018/08/infografis-COTS-22072018... · dengan kelompok masyarakat di Arborek UPTD Kawasan Konservasi

Crown of Thorns Starfish (COTS)Bintang Laut BerduriSaat ini di Raja Ampat, populasi Bintang Laut Berduri atau Crown of Thorns Starfish (COTS) sudah mulai mengalami peningkatan/ledakan populasi. Ledakan populasi ini membuat terumbu karang di Raja Ampat mulai mengalami kerusakan. Beberapa lokasi yang mengalami ledakan populasi di Raja Ampat yaitu sekitar Juan’s reef di depan Pulau Arborek (Selat Dampier), Teluk Kabui dan Saonek Monde (Laporan Barefoot Conservation, 2018).

Jika tidak dilakukan penanganan segera, tidak menutup kemungkinan populasi Bintang Laut Berduri ini akan semakin meningkat dan merusak lebih banyak terumbu karang Raja Ampat, surga bawah laut dunia kita, yang juga berdampak pada berkurangnya ikan.

Gambar 1: Peta titik-titik yang mengalami ledakan populasi Bintang Laut Berdur. Lingkaran merah menggambarkan jumlah peningkatan populasi dibandingkan dengan jumlah umum 30 individu per

hektar (kuning) dan maksimal batas atas 150 jumlah individu per hektar ( jingga). SumberL Barefoot Conservation, 2008

Sekilas Tentang Bintang Laut Berduri

Bintang Laut Berduri atau COTS adalah hewan sejenis bintang laut yang memiiki banyak duri yang beracun. Hewan ini merupakan predator pemakan karang yang cukup berbahaya jika jumlahnya melimpah (outbreak). Hewan ini dapat memangsa karang seluas 5-13 m2 per tahun (Lassig, 1995). Dalam kondisi ideal, keberadaan Bintang Laut Berduri berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem terumbu karang, karena Bintang Laut Berduri akan memangsa beberapa jenis terumbu karang yang memiliki pertumbuhan dominan, misalnya Acropora. Idealnya jumlah Bintang Laut Berduri yang ada di ekosistem terumbu karang tidak lebih dari 30 individu per hektar.

Fakta-fakta tentang Bintang Laut Berduri

Bintang Laut Berduri (COTS) atau Acanthaster p lanci merupakan salah satu dar i dua subspesies dari genus Acanthaster (Bintang Laut) yang tersebar di kawasan Indo Pasifik.Merupakan salah satu jenis bintang laut dengan jumlah duri yang sangat banyak, di Indonesia lebih dikenal dengan nama bulu seribu (Suharsono, 1991).Mempunyai lebih dari 21 lengan, seluruh permukaan tubuhnya bagian atas penuh dengan duri-duri beracun, bintang laut dewasa dapat mencapai ukuran diameter satu meter atau lebih (COREMAP, 2004).Memiliki bentuk tubuh yang unik. Tubuhnya berbentuk cakram dengan perut yang besar dan rata (Birkeland dan Lucas, 1990).

Memiliki warna yang berbeda-beda tergantung pada lokasi dimana mereka berada. Di Indonesia, bintang laut ini umumnya berwarna abu-abu, ungu, hijau dan biru (Moran, 1990).

Ukurannya pada koloni karang tidak menentu, namun ukuran normal dari populasi bintang laut ini paling sering ditemukan 40 cm.

Pertumbuhan sangat cepat karena dapat mencapai sekitar 5 cm pada tahun pertama dan 30 cm seteah kira-kira mencapai umur 2 tahun (Fraser et al., 2003)

1

2

3

4

5

67

Gambar 3: Tahapan daur hidup A. planci (Birkeland dan Lucas 1990).

Gambar 2: Bintang Laut Berduri (CI Indonesia).

Ledakan populasi Bintang Laut Berduri

Terumbu karang (rumah ikan) mati

Jumlah ikan berkurangSumber pangan dan pendapatan

(sektor pariwisata dan perikanan) berkurang

Cenderung hidup di habitat yang cukup terlindung dari gelombang kuat.

Menyukai daerah terumbu karang dengan persentase tutupan karang yang tinggi, sedangkan anakan lebih menyukai tempat yang terlindung.

12

UPT PengelolaKKP Kep. Raja Ampat

EKO

LOG

IB

IOLO

GI

Page 2: Crown of Thorns Starfish (COTS) Bintang Laut Berduriseacentre.org/wp-content/uploads/2018/08/infografis-COTS-22072018... · dengan kelompok masyarakat di Arborek UPTD Kawasan Konservasi

Penyebab Ledakan Populasi Bintang Laut Berduri

Eksploitasi predator alami Bintang Laut Berduri: kerang triton,

kakap merah, udang, lobster.

Aliran nutrien dari kegiatan di pesisir: menambah makanan

Bintang Laut Berduri yang bermuara ke laut (penggunaan pupuk, limbah rumah tangga).

Penanggulangan Ledakan Populasi Bintang Laut Berduri

Mengeluarkan/mengangkat Bintang Laut Berduri dari dalam air dan

menimbunnya di pasir

Penyuntikkan/injeksi dengan larutan cuka

Status Penanganan di Raja Ampat

Pengangkatan manual yang diinisiasi oleh LSM dan beberapa operator swasta, bekerjasama dengan kelompok masyarakat di Arborek

U P T D K a w a s a n K o n s e r v a s i P e r a i r a n mengupayakan aksi terpadu bekerjasama dengan multipihak (LSM, Operator Wisata di Raja Ampat) untuk melakukan injeksi cairan laturan cuka dengan alat khusus yang dimodifikasi.

Informasi dan Kontak:UPT Pengelola Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Raja Ampat Provinsi Papua BaratJln. Yos Sudarso, Siwindores, Waisai Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua BaratKontak: Siti Nurdjana Sangadji (Nana)[email protected]

Conservation International (CI) Indonesia

Faktor alami: peningkatan konsentrasi nutrien dan unsur hara di laut meningkatkan jumlah makanan

Bintang Laut Berduri, dan faktor lain penyebab ledakan populasi (melebihi populasi yang sehat).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia