crane 1
DESCRIPTION
craneTRANSCRIPT
Tugas Akhir
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Pesawat angkat atau alat pengangkat merupakan salah satu jenis peralatan
yang bekerja secara periodik untuk mengangkat dan memindahkan suatu barang
yang mempunyai beban diluar kapasitas manusia.
Overhead travelling crane atau crane jalan merupakan salah satu jenis alat
pengangkat yang banyak digunakan pada sebuah industri, dalam mendukung suatu
pekerjaan sehingga waktu yang dibutuhkan dapat lebih efiektif dan efisien.
Penggunaan jenis crane bervariatif sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya
dari industri yaitu : konstruksi bangunan gedung, industri pesawat terbang, industri
kereta api, industri otomotif, industri manufaktur alat berat dan banyak industri
lainnya.
Dengan demikian crane dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis alat
pengangkat yang mampu mengangkat dan memindahkan suatu barang yang banyak
digunakan dalam sebuah industri, sehingga memudahkan dalam suatu proses
pekerjaan. Jenis crane dapat dikelompokkan menjadi :
1. Crane Stasioner yang dapat berputar (Stationery Rotary Crane), yang pada
umumnya merupakan crane tetap dengan tiang miring yang berputar pada
sumbu vertikal suatu meja / landasan.
Tugas Akhir
7
Gambar 2.1 Crane berlengan Gambar 2.2 Crane Jib dinding
( Pustaka 5, hal 374 ) ( Pustaka 5, hal 374 )
Gambar 2.3 Crane pilar tetap Gambar 2.4 Crane meja berputar
( Pustaka 5, hal 376 ) ( Pustaka 5, hal 376 )
2. Crane yang bergerak pada rel (Cranes traveling on rails), umumnya terdiri dari
crane kantilever dan monorel (yang berputar atau tidak) yang bergerak lurus
pada suatu jalur khusus (rail).
Tugas Akhir
8
Gambar 2.5 Crane kantilever dengan lengan putar bawah
( Pustaka 5, hal 379 )
Gambar 2.6 Crane yang dipasang dilangit-langit
( Pustaka 5, hal 379 )
Gambar 2.7 Tower Crane
( Pustaka 1, hal 187 )
3. Crane tipe Jembatan (Bridge-type cranes), terdiri dari crane yang berjalan pada
jembatan gelagar-rangka dan bergerak pada jalur rel yang dibentangkan
sepanjang ruangan ataupun ditempat terbuka.
Tugas Akhir
9
Gambar 2.8 Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead
( Pustaka 5, hal 385 )
Gambar 2.9 Crane berpalang ganda untuk gerakan overhead
( Pustaka 5, hal 386 )
Gambar 2.10 Crane berpalang
( Pustaka 5, hal 386 )
Tugas Akhir
10
Gambar 2.11 Crane semi gantry
( Pustaka 5, hal 387 )
2.2 Diskripsi Alat Pengangkat
Jenis alat pengangkat yang akan dibahas disini adalah jenis “ Single Girder
Overhead Traveling Crane “ , jenis alat pengangkat ini mempunyai satu batang
beam atau disebut sebagai girder yang dibentangkan dan ditumpukan pada bagian
atas end trucks atau disebut juga end carriage, alat pengangkat jenis ini sangat
mendukung suatu kegiatan yang dilakukan didalam ruangan karena pengerjaan
yang dilakukan dapat lebih aman dan efisien. Kapasitas angkat beban untuk jenis
“ single girder “ ini bervariatif antara 0,5 ton sampai dengan 7,5 ton. Sedangkan
untuk pengangkatan beban diatas itu dipergunakan jenis “ double girder overhead
travelling cranes “, yang biasanya dibutuhkan pada pengangkatan beban yang
sangat berat pada industri besar.
Kerusakan pada unit alat, dapat mengakibatkan suatu muatan atau barang
yang sedang diangkat terjatuh dan mengakibatkan kerusakan pada muatan yang
diangkat dan juga mengancam jiwa manusia, maka untuk merancang suatu alat
pengangkat, semua mekanisme dan struktur logamnya haruslah dibuat dari bahan
Tugas Akhir
11
yang bermutu tinggi serta memenuhi spesifikasi pembuatan ( manufacturing
specifications ) dan dipilih dengan memperhatikan sertifikat yang diberikan oleh
pemasok logam tersebut, secara teknik beban yang digunakan ditentukan oleh
standar Negara ( SNI ).
Gambar 2.12 Struktur Overhead Crane
Karakteristik dari alat pengangkat yaitu :
1. Karakteristik utama ( teknis ) alat pengangkat.
a. Kapasitas angkat
b. Berat / bobot mati dari alat itu sendiri
c. Kecepatan angkat berbagai gerakan
d. Tinggi angkat dan ukuran geometri mesin
e. Bentangan
f. Dimensi ( panjang dan lebar )
Tugas Akhir
12
2. Karakteristik umum alat pengangkat.
Semua alat pengangkat termasuk kelompok kerja periodik dan kapasitas per jam
dapat dirumuskan sebaai berikut :
Qhr = n.Q ton/jam ---------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 14 )
Dengan : n = jumlah siklus mesin perjam
Q = berat muatan
Kapasitas angkat total mesin akan menjadi :
QΣ = (.Q+G ) ton --------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 14 )
Dengan : Q = beban muatan
G = beban ember atau penahan
Jumlah siklus per jam adalah :
N =
∑ti
Dengan : ∑ti = total waktu yang dibutuhkan ( dalam ) detik untuk melakukan
satu siklus yang tergantung pada kecepatan gerakan, jarak
perpindahan dan angkatan, waktu yang hilang dalam percepatan dan
perlambatan, tingkat penggabungan beberapa operasi sekaligus, dan
waktu yang hilang dalam pengisian dan pelepasan muatan.
Kapasitas per jam alat pengangkat akan bernilai konstan bila alat bekerja secara
kontinyu pada beban penuh. Beberapa faktor yang diperlukan dalam
perhitungan kerja alat pengangkat, sebagai berikut :
1. Beban pada alat.
3600 ------------------------------------------
------ ( Pustaka 5 hal, 15 )
Tugas Akhir
13
2. Penggunaan alat harian atau tahunan.
3. Faktor kerja relatif ( jangka waktu alat dihidupkan, DF% )
4. Temperatur sekitar.
5. Kondisi operasi : ringan (L), sedang (M), berat (H) dan sangat berat (VH)
dapat dilihat pada tabel 2 ( lampiran ).
`Beban rata-rata :
Kbeban = …………………………….
Dimana : Qmbeban = nilai beban rata-rata
Qnbeban = nilai beban nominal
2.3 Komponen Utama Alat Pengangkat ( Unit Hoist )
Yaitu bagian penunjang dari alat pengangkat yang merupakan salah satu
bagian yang terpenting dalam sebuah alat pengangkat. Unit hoist yang berhubungan
langsung dengan beban sebagai fungsi utama melakukan pengangkatan atau
penurunan beban. Bagian ini terdiri dari :
Gambar 2.13 Unit Hoist
( Pustaka 2, hal 4 )
( Pustaka 5 hal, 9) Qmbeban
Qnbeban
________
Tugas Akhir
14
2.3.1 Kait ( Hook )
Berfungsi sebagai pengait atau pemegang beban yang terbuat dari besi baja
tempa bermutu tinggi serta memenuhi spesifikasi dan mampu mengangkat berbagai
bentuk barang sesuai dengan jenisnya. Dalam hal pengangkatan beban tidak
langsung pada pengait beban digantungkan menggunakan tali anduh yang terbagi
menjadi 4 macam anduh yaitu :
1. Anduh rantai (Chain), adalah rantai lasan tak terkalibrasi, digunakan untuk
pelayanan kerja berat dan selalu pada temperatur tinggi.
2. Anduh tali rami, memiliki kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan
tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih tinggi dan mudah diikat menjadi
simpul.
3. Anduh sabuk, merupakan sabuk kain sintetis dengan simpul tetap diujungnya.
Biasa digunakan untuk mengangkat beban yang langsung bersentuhan dengan
beban tersebut.
4. Anduh tali baja (wire rope), setara dengan anduh rantai, lebih ringan akan tetapi
terlalu kaku dan cenderung untuk terpuntir.
Jenis kait yang umum dipakai ada 3 macam, yaitu :
a. Kait tunggal (standard), adalah jenis kait yang paling sering digunakan. Kait
tunggal ini mampu mengangkat muatan sampai dengan 50 ton.
b. Kait tanduk, adalah jenis kait yang sama seringnya digunakan seperti kait
tunggal, hanya saja muatan yang dapat diangkat hanya sampai 25 ton.
c. Kait segitiga, biasanya digunakan untuk beban yang sangat berat, kait jenis
segitiga ini mampu mengangkat muatan sampai diatas 100 ton.
Tugas Akhir
15
Gambar 2.14 Kait tempa Standar
( Pustaka 5, hal 86 )
Dalam perencanaan ini, kait yang dipilih adalah kait tunggal, hal ini didasarkan
pada kapasitas angkat sebesar 5 ton.
2.3.2 Tali Baja ( Steel Rope )
Tali baja digunakan sebagai sarana untuk pengangkat yang mempunyai sifat
yang berbeda dengan rantai dan berfungsi sebagai penarik beban yang fleksibel dan
kuat dalam menahan beban secara umum. Keunggulan tali baja yaitu :
1. Lebih ringan (berat per satuan panjang lebih kecil)
2. Lebih tahan terhadap sentakan ( tahan terhadap beban kejut )
3. Operasi yang tenang ( tidak berisik meski pada kecepatan operasi tinggi )
4. Kehandalan lebih tinggi (dapat digunakan pada kecepatan angkat yang tinggi)
5. Mudah melihat tanda-tanda tali baja akan putus.
Adapun kekurangannya adalah :
1. Tidak tahan terhadap korosi
2. Tidak dapat ditekuk, memerlukan drum atau tromol penggulung yang besar
Tugas Akhir
16
3. Dapat mulur atau memanjang
Jenis-jenis lilitan tali baja dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
Gambar 2.15 Lapisan serat tali baja
( Pustaka 5, hal 31 )
a. Tali pintal silang atau tali biasa
Tali baja jenis ini dikonstuksikan sedemikian rupa sehingga arah pintalan kawat
baja berlawanan arah dengan pintalan tali baja sehingga tali ini bersifat netral
(tidak cenderung terpuntir).
b. Tali pintal paralel atau jenis lang
Tali ini dapat menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel, tetapi mudah
terpuntir. Jenis ini baik dipakai pada pengangkatan barang dengan gerakan
vertikal tetap atau yang ditahan oleh jalur pandu (guiding rail), seperti lift dan
peralatan angkat lainnya dan sebagi tali pengela.
c. Tali komposit atau tali pintal balik
Arah pintalan kawat bajanya ada yang searah dan ada juga yang berlawanan
dengan arah pintalan tali baja.
Tugas Akhir
17
Konstruksi serat tali baja dibuat menurut standar internasional.
Tali baja dengan konstruksi biasa dimana pintalan kawat baja terdiri dari kawat
yang berdiameter sama (gambar A).
Tali kompon Warrington terdiri dari pintalan kawat yang pada setiap lapisnya
mempunyai diameter berbeda (gambar B).
Tali kompon jenis seale, mempunyai kawat yang berdiameter berbeda pada
setiap lapis dan jumlah serta ukuran kawat pada setiap lapisan dipilh sedemikian
rupa sehingga tidak saling bersilangan (gambar C).
Gambar 2.16 Konstruksi serat tali baja
( Pustaka 5, hal 31 )
Pemeriksaan kekuatan tali baja dilakukan sebagai berikut. Berdasarkan pada
metode penggantungan muatan untuk mencari dengan menyatukan
diameter tali dengan rumus :
d = 1,5 . δ . √ i --------------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 38 )
Kita peroleh :
δ = --------------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 38 )
Dimana : δ = diameter suatu kawat
______ D min
d
______
1,5 . √ i
d
Tugas Akhir
18
d = diameter tali baja
i = jumlah kawat dalam tali
Tegangan pada tali yang dibebani pada bagian yang melengkung karena tarikan dan
lenturannya adalah :
σ Σ = = + ----------------------------- ( Pustaka 5 hal, 38 )
Dengan : σ b = kekuatan putus, dalam kg/cm²
K = faktor keamanan tali
S = tarikan pada tali (kg)
Ftali = penampang berguna (cm²)
E’ = modulus elastisitas yang dikoreksi; E’ = 800.000 kg/cm²
Tegangan tarik maksimum pada tali baja (S) adalah :
S =
Dimana : ɳ = efisiensi sistem puli
Q = beban muatan
ɳ 1 = efisiensi kerugian tali akibat kekakuannya ketika menggulung
Untuk penampang tali dapat dicari dengan mengambil desain tali dengan jumlah
kawat (i), maka didapat
F(tali) = ----------------------- ( Pustaka 5 hal, 39 )
Pemeriksaan kekuatan tali baja didapat :
___ K
σ b
______ n.ɳ.ɳ 1
Q
_____________________ Q
___ _ σ b
K _____ . d
Dmin
_______ E’
1,5.√i
_____ Ftali
S δE Dmin ___’
Tugas Akhir
19
Pputus = σ b . F ----------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 41 )
Sehingga untuk menentukan tegangan tarik maksimum yang diijinkan adalah :
S max = ------------------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 40 )
2.3.3 Puli ( Pulley )
Puli dibuat dengan desain tetap dan bebas. Puli dengan poros yang tetap
disebut juga puli penuntut, karena berfungsi untuk mengubah arah peralatan
pengangkat. Puli berfungsi untuk memudahkan gerak tali baja dalam proses
pengangkatan. Puli juga dapat memberikan gaya angkat menjadi setengah kali lebih
kecil dari gaya angkat yang sebenarnya dibutuhkan. Semakin banyak puli yang
digunakan, maka kebutuhan gaya angkat akan semakin kecil.
Gambar 2.17 Puli yang digunakan ( puli bebas )
( Pustaka 5, hal 60 )
Pada gambar puli diatas, jarak yang ditempuh oleh titik pada tali baja adalah setara
dengan dua kali tinggi jarak angkat beban.
___ P
K
Tugas Akhir
20
Sistem puli didesain dengan tali yang lepas dari puli tetap dengan usaha ideal pada
bagian tali yang lepas, adalah :
Z0 = -------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 63)
Dimana : Q = beban muatan
Z = jumlah puli yang digunakan
ε = faktor hambatan
Efisiensi resultan pada sistem puli :
ηΣ = . ----------------- -- ( Pustaka 5 hal, 63)
Untuk menentukan gaya tarik yang dikenakan pada sistem puli, didapat :
S = z.h ------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 63)
Dimana : h = lintasan pada puli
v = kecepatan angkat
Untuk menentukan kecepatan tali didapat :
C = z.v ---------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 63 )
Usaha yang sebenarnya :
Z = ----------------------------- ( Pustaka 5 hal, 63 )
_____ Q
Z+1
___________ 1
(ε)² . (z+1) ___________ (ε) - 1
1 ε - 1
Z+1
________ Q
ηΣ (Z+1)
Tugas Akhir
21
Gambar 2.18 Sistem puli majemuk
( Pustaka 5, hal 65 )
Sistem puli majemuk ( Gambar 2.18) digunakan untuk membawa beban sampai
dengan 25 ton. Perbandingan transmisinya i = 2, panjang tali yang tergulung pada
setiap setengah bagian dari drum adalah l = 2h ( h = tinggi angkatan ), kecepatan
tali c = 2v dan efisiensi η ≈ 0,94.
2.3.4 Drum
Drum digunakan sebagai tempat gulungan tari penarik dan pengenduran tali
baja sehingga terjadi pengangkatan dan penurunan beban. Drum digerakan oleh
penggerak menggunakan motor listrik yang putaran outputnya didapat dari
transmisi putaran roda gigi dan putaran input motor sehingga didapat putaran output
yang sesuai untuk kecepatan angkatnya. Drum untuk tali baja terbuat dari baja cor
atau konstruksi lasan.
Tugas Akhir
22
Gambar 2.19 Drum
( Pustaka 2, hal 21 )
Dengan memperhitungkan gesekan pada bantalan, efisiensinya η ≈ 0,95, dimensi
diameter drum tergantung pada diameter tali baja. Untuk drum penggerak daya,
selalu dilengkapi dengan arus heliks sehingga tali akan tergulung secara seragam
sehingga keausannya berkurang. Drum dengan 1 tali penghubung hanya memiliki
satu arah heliks ke kanan, sedang drum yang didesain untuk dua tali diberi 2 arah
heliks ke kanan dan ke kiri.
Untuk menentukan diameter drum :
d drum = D min . d tali ------------------------------------------ ( Pustaka 5 hal, 74 )
Dimana : Dmin = untuk 3 lengkungan
d tali = diameter tali
Jumlah lilitan pada drum :
Z = + 2 -------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 74 )
Dimana : H = tinggi angkat muatan; angka dua ditambahkan untuk lilitan yang
menahan beban muatan.
____ H .i
π.D
Tugas Akhir
23
D = diameter drum
i = perbandingan sistem tali
S = kiasan
l = zs
Bila dua tali digulung pada satu drum Isistem puli majemuk) panjang total drum
akan menjadi :
L = +12 s + l1 --------------------------- ( Pustaka 5 hal, 75 )
Pemeriksaan tegangan pada drum ( σcomp ) :
σcomp = --------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 76 )
Dimana : S = tegangan tarik maksimum pada tali baja
ω = tebal dinding drum
2.3.5 Motor Listrik Penggerak Drum
Motor listrik penggerak drum umumnya digunakan pada crane untuk
menaikan dan menurunkan serta menggulung tali baja.
Gambar 2.20 Motor pengangkat
( Pustaka 5, hal 372 )
_____ 2H .i
π.D
____ S
ω.S1
Tugas Akhir
24
Daya ditransmisikan dari motor listrik melalui tiga pasang roda gigi ke drum
tempat tali pengangkat digulung. Pada kecepatan yang konstan (v = konstan), daya
yang dihasilkan oleh motor listrik menjadi :
N = (hp) ---------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 234 )
Dimana : Q = bobot beban, kg
v = kecepatan angkat, m/detik
η = efisiensi
Untuk memindahkan putaran ke drum, digunakan kopling flens tetap,
sehingga momen pada kopling diperhitungkan sebagai berikut :
I = --------------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 289 )
Momen perlawanan statis terhadap poros motor didapat :
M’st = 71620 ------------------------------------ ( Pustaka 5 hal, 292 )
Dimana : Nmot = daya motor
nmot = putaran motor
Momen gaya ternilai dari motor tersebut adalah :
Mrated = 716,2 ------------------------------------ ( Pustaka 5 hal, 300 )
Momen gaya dinamik (Mdyn) ketika terjadi start awal :
Mdyn = + -------------------- ( Pustaka 5 hal, 293 )
____ Qv
75η
____ GD²
4.g
____ Nmot
nmot
____ Nmot
nmot
_________ δ.GD².n
375.ts _________ 0,975.Q.v²
n.ts.ηm
Tugas Akhir
25
Dimana : δ = koefisien karena pengaruh komponen transmisi mekanis
(1,1 ~ 1,25)
ts = waktu start awal
v = kecepatan angkat
n = putaran motor
Pemeriksaan motor terhadap beban lebih. Beban lebih motor pada saat start :
Beban berlebih = ------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 300 )
Beban lebih yang diizinkan tidak boleh melebihi 175% sampai dengan 200%.
2.3.6 Rem
Komponen rem pada alat pengangkat berfungsi untuk pengaturan kecepatan
penurunan muatan ataupun menahan beban agaar berhenti pada suatu ketinggian
tertentu dan menjamin agar turun naiknya muatan aman.
Berdasarkan cara pengoperasiannya, rem dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Rem Manual
Diantaranya : rem bersepatu atau tromol, rem pita, ren kerucut, rem cakram,
rem rachet serta rem dengan gagang pengaman.
2. Rem Otomatis
Meliputi berbagai jenis rem sentrifugal dan yang dioperasikan oleh bobot
muatan yang diangkat.
______ Mmaks
Mdaya
ot
Tugas Akhir
26
Gambar 2.21 Motor pengangkat
( Pustaka 5, hal 372 )
Tekanan satuan pada sepatu rem dihitung dari momen pengereman, didapatkan :
P = ----------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 176 )
Dimana : D = diameter tromol rem
μ = koefisien gesek
n = putaran motor
b = lebar lapisan rem
l = panjang lapisan rem
Q = bobot muatan
v = kecepatan angkat
η = efisiensi motor
Untuk menentukan kecepatan keliling roda depan (v0) didapat :
v0 = ---------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 173 )
Sehingga ren penahan pada rem sepatu ganda P.v didapatkan :
f = P.v ---------------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 176 )
Batas diizinkan untuk nilai P.v tidak boleh melebihi 15 s/d 30 kg.m/detik.cm².
______ 2.M
D.μ
______ 1
2.b.l
______ π.D.n
60
Tugas Akhir
27
2.4 Troli dan Jembatan Jalan ( Girder )
Troli dan jembatan jalan (girder) merupakan komponen yang berfungsi untuk
menggerakkan unit hoisting ketika memindahkan suatu muatan beban.
2.4.1 Troli
Adalah unit bagian yang berfungsi sebagai penggerak hoisting berjalan
mendatar ( arah gerakan melintang ruangan ) yang digerakkan oleh roda penggerak
yang berjalan pada jembatan jalan (girder) dengan mempergunakan penggerak
motor listrik. Beban muatan hoisting dibagi merata pada seluruh roda tumpuan troli.
Gaya yang dikenakan pada roda troli adalah :
Pmaks = kg ------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 237 )
Dimana : Q = bobot beban
G0 = bobot troli
Tegangan tekan satuan lokal ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
σRmaks = 600 ---------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 260 )
Dimana : k = koefisien kecepaan gelinding roda
b = lebar permukaan kerja beam
R = jari-jari roda
Roda penggerak juga akan mengalami resistensi / hambatan gerak total pada
jalur horizontal lurus. Untuk menentukan hambatan jalan (W ) digunakan rumus
sebagai berikut :
W = (Q + G0) μ. + + μ1 + μ1² + β’
______ Q+G0
4
____ P.k
b.R
Σ
Σ ___ 2.k
D __ d
D ______ 0,024
R
__ δ
D __ h
R
Tugas Akhir
28
------------------------ ( Pustaka 5 hal, 261 )
Dimana : Go = bobot troli
μ = koefisien gesek bantalan luncur
μ1 = koefisien hambatan akibat tergelincir
d = diameter bantalan roda
D = diameter roda
k = koefisien gesek roda
δ = besar kelonggaran roda
β’ = faktor koefisien untuk roda bergerak pada bantalan luncur
Gambar 2.22 Mekanisme dan penjala troli crane
( Pustaka 5, hal 237 )
2.4.2 Transmisi Putaran Roda Gigi Troli
Roda gigi disini adalah roda gigi lurus yang mentransmisikan putaran motor
listrik ingá putaran roda penggerak troli sehingga didapat kecepatan roda penggerak
yang ditentukan. Bahan material yang digunakan disini adalah besi tuang.
Tugas Akhir
29
Gambar 2.23 Troli yang digerakkan motor
(Ilustrasi gambar)
Maka kecepatan beban vertikal yang diterima untuk tiap roda (Pv) adalah :
Vroda =
Perbandingan transmisi roda gigi (i) :
i = =
Beban tangensial gigi (WT) :
WT = .Cs ------------------------------ ( Pustaka 3 hal, 1007 )
Faktor Kecepatan (Cv) :
Cv = ---------------------------------------- ( Pustaka 3 hal, 1002 )
_____ Z2
Z1
______________ π.Droda .Nroda 1000
_____ N2
N1
_________ 4500 . P
V
_____ 3
3 + v
Tugas Akhir
30
2.4.3 Motor Listrik Penggerak Troli
Motor listrik ini adalah unit penggerak roda troli berjalan diantara batang
beam girder, disesuaikan dengan beban angkat maksimum nya. Daya motor
ini ditransmisikan melalui roda gigi dan roda troli.
Gambar 2.24 Motor pengangkat
(Ilustrasi gambar)
Daya minimum terpasang pada motor untuk gerakkan troli adalah :
Nmot = (hp) -------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 292 )
Dimana : W = tahanan terhadap gerak
v = kecepatan
η = efisiensi total mekanisme
Untuk menentukan Momen Statis terjadi pada poros motor (M’st) adalah :
M’st = 716,2 . -------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 292 )
Sehingga untuk menentukan Momen Dinamik (Mdyn) pada waktu awal adalah :
Mdyn = + ........ ( Pustaka 5 hal, 293 )
_____ W.v
75η
_____ Ptroli
n
_________ δ.GD².n
375.ts ________________ 0,975.(Q+Go).v²
n.ts.ηm
Tugas Akhir
31
Perhitungan pada motor didapat dengan perhitungan yang sama dengan motor
penggerak drum, dan penggerak troli.
2.4.4 Jembatan Jalan / Girder
Jembatan jalan / girder adalah tempat berjalannya troli yang membawa
komponen barang / muatan. Dalam rancangan ini girder yang dipilih adalah tipe
single girder berdasarkan pada kapasitas muatan yang besar dan faktor keamanan.
Gambar 2.25 Jembatan Jalan / Girder
( Pustaka 2, hal 31 )
Pada umumnya profil yang dipakai sebagai girder adalah profil I beam sesuai
spesifikasi standar yang ada. Rumus momen maksimum yang terjadi berdasarkan
faktor dinamis adalah :
Mmaks = 1/4.Ψ.(Q+Go).L + 1/8. Ψ.φ.q.L² ............... ( Pustaka 4 hal, 265 )
Dimana : Q = beban angkat maksimum
Go = berat total hoisting
L = panjang span
q = berat girder
Ψ = faktor golongan
φ = koefisien dinamik
Tugas Akhir
32
Untuk menentukan Momen Lentur yang diijinkan pada batang girder :
Mq = G .................................................... ( Pustaka 5 hal, 315 )
Dimana : G = beban girder troli
Besar defleksi (δ”) digunakan rumus sebagai berikut :
δ" = 1,2 . ....................................... ( Pustaka 5 hal, 331 )
Dimana : M = momen akibat beban gerak
e = modulus elastisaitas untuk baja
sedangkan penentuan defleksi yang diijinkan didapat dengan rumus :
δ" = . L ......................................... ( Pustaka 5 hal, 339 )
2.5 Pembawa Crane (End Carriage)
Berfungsi untuk membawa crane bergerak mendatar arah memanjang
ruangan, diatas rel pada jembatan jalan / girder. End Carriage juga merupakan
komponen pembawa jembatan jalan / girder crane.
Gambar 2.26 Pembawa Jembatan Jalan / Girder
( Pustaka 2, hal 36 )
Komponen end carriage terdiri dari :
L ___
8
40.M .L² _______
384 .e .I
_____ 1
7500
End Carriage
Tugas Akhir
33
2.5.1 Roda Jalan Crane
Roda ini berjalan diatas rel, sehingga permukaan rodanya mempunyai alur
yang disesuaikan denagan lebar rel.
Gambar 2.27 Roda jalan crane / end carriage
( Pustaka 2, hal 37 )
Tegangan tekan satuan (σRmaks) roda terhadap rel jalan dihitung seperti :
σRmaks = 400 --------------------------------- ( Pustaka 5 hal, 260 )
dimana : P = beban yang diterima setiap roda
b = lebar roda
r = jari-jari roda jalan
2.5.2 Transmisi Putaran Roda Gigi
Transmisi putaran roda gigi ini berfungsi untuk memindahkan putara
motor atau mereduksi putaran motor ke roda jalan. Rumus untuk mendapatkan
kecepatan putaran roda gigi adalah :
Vroda =
Perbandingan transmisi roda gigi (i) :
____ P.k
b.r
______________ π.Droda .Nroda
1000
_____ Z2
Z1
_____ N2
N1
Tugas Akhir
34
i = =
Beban tangensial gigi (WT) :
WT = . Cs ------------------------ ( Pustaka 3 hal, 1007 )
2.5.3 Motor Listrik Penggerak End Carriage
Jumlah motor yang dipakai adalah sebanyak 2 unit yang dipasang pada
kedua end carriage. Daya motor terpasang dihitung sebagai berikut :
Pencarriage = (hp) ------------------------ ( Pustaka 5 hal, 292 )
dimana : W = tahanan terhadap gerakan, kg
V = kecepatan, m/detik
η = efisiensi total mekanisme
Untuk menentukan tahanan jalan (W) yang akan dilalui end carriage adalah :
W = ------------------------------ ( Pustaka 5 hal, 138 )
dimana : ω = koefisien tahanan gerak / traksi kg/ton
Q = beban angkat maksimum kg
G0 = berat total hoist kg
Gambar 2.28 Motor Penggerak End Carriage
( Pustaka 2, hal 37 )
_______ 4500.P
V
W.v
75.ηmotor
________
________ ω(Q+ G0)
1000