cover

16
  ANALISIS PERBANDINGAN PERUBAHAN MEDIA PENGHANTAR DARI MICROWAVE BASE TRANSCEIVER STATION MENJADI MACROCEL L OUTDOOR FIBER OPTIK DI DAERAH BATAM OLEH : NICHOLAS NIM : 090402081 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Universitas Sumatera Utara

Upload: aris-purwanto

Post on 05-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Cover

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERBANDINGAN PERUBAHAN MEDIA

    PENGHANTAR DARI MICROWAVE BASE TRANSCEIVER

    STATION MENJADI MACROCELL OUTDOOR FIBER OPTIK

    DI DAERAH BATAM

    OLEH :

    NICHOLAS

    NIM : 090402081

    DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2014

    Universitas Sumatera Utara

  • ANALISIS PERBANDINGAN PERUBAHAN MEDIA PENGHANTAR DARI MICROWAVE BASE TRANSCEIVER

    STATION MENJADI MACROCELL OUTDOOR FIBER OPTIK DI DAERAH BATAM

    Oleh :

    NICHOLAS NIM : 090402081

    Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    pada

    DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    Sidang pada tanggal 8 bulan Januari tahun 2014 di depan penguji

    1) Ir. M.Zulfin, MT. : Ketua Penguji

    2) Ali Hanafiah Rambe, ST., MT. : Anggota Penguji

    Disetujui Oleh :

    Pembimbing Tugas Akhir

    (Naemah Mubarakah, ST., MT.)

    NIP : 19790506 20051 2 004

    Diketahui oleh :

    Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU

    (Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si)

    NIP : 19540531 198601 1 002

    Universitas Sumatera Utara

  • ABSTRAK

    Dalam dunia telekomunikasi, jaringan transmisi merupakan suatu hal

    yang sangat penting. Karena dengan adanya suatu jaringan transmisi yang baik

    maka akan dapat dihasilkan komunikasi yang baik. Namun disamping

    menghasilkan komunikasi yang baik juga harus diperhatikan penggunaan biaya

    yang dikeluarkan apakah sudah efisien atau sudah layak. Jaringan transmisi macro

    outdoor fiber optic atau yang biasa disebut BTS Fiber Optik merupakan jaringan

    yang paling ekonomis untuk penggunaan dalam kota saat ini.

    BTS Fiber Optic merupakan konsep unik yang membantu meningkatkan

    konektivitas pada lokasi tertentu terutama lokasi perkotaan dimana peningkatan

    tersebut tidak menggunakan pembangunan tower yang baru tetapi menggunakan

    fasilitas tiang baik tiang listrik ataupun tiang lampu yang sudah ada dan dengan

    menggunakan media transmisi fiber optik sehingga tidak mengganggu

    pemandangan kota.

    Pada Tugas Akhir ini dilakukan perbandingan analisis kinerja baik dari

    segi ketinggian, jarak, frekuensi, dan VSWR dari BTS microwave pada umumnya

    dibandingkan dengan kinerja dari BTS FO. Serta perbandingan prinsip kerja dari

    base transceiver station microwave dengan macro outdoor fiber optic.

    Dari hasil analisis diatas didapatkan bahwa ketinggian antena sektor

    berbanding terbalik dengan pathlos, jarak dan frekuensi kerja berbanding lurus

    dengan pathloss, matching impedance pada BTS FO lebih mudah dari BTS

    microwave, sehingga BTS FO lebih cocok digunakan pada daerah perkotaan dan

    BTS microwave lebih cocok digunakan pada daerah suburban.

    Universitas Sumatera Utara

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

    yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan

    untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di

    Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

    Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

    ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM MICROWAVE BASE

    TRANSCEIVER STATION DENGAN MACRO OUTDOOR FIBER OPTIC

    BASE TRANSCEIVER STATION DI DAERAH BATAM

    Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya

    Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan dukungan

    dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada:

    1. Ibu Naemah Mubarakah, ST,MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir,

    atas nasehat, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir

    ini.

    2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si dan Bapak Rahmad Fauzi ST,MT

    selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

    Universitas Sumatera Utara.

    3. Bapak F. Rizal Batubara, ST., MT. sebagai Dosen Wali penulis, yang

    selalu memberikan dukungan sebagai wali penulis.

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro yang telah memberikan

    bekal ilmu kepada penulis dan seluruh pegawai Departemen Teknik

    Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

    5. Kepada Bapak dan Ibu tercinta yang selalu merawat, menjaga, dan

    mendoakan dan memberikan segalanya kepada penulis sehingga penulisan

    Tugas Akhir ini dapat diselesaikan

    6. Adik tercinta: Oscar Dirgantara Tanzil dan seluruh Keluarga Besar yang

    menjadi inspirasi dan selalu memberikan motivasi, perhatian dan doanya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    7. Sahabat-sahabat seperjuangan: Rudy Chandra, Yosua Nainggolan, Daniel

    Hermanto Marpaung, Frans Christian Sitompul, Candra V.Tambunan, Fitri

    C Simbolon, dan seluruh stambuk 2009, semoga silaturrahmi kita terus

    terjaga.

    8. Teman baik saya: Monica Isabella yang selalu mendukung dan mendoakan

    saya hingga menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    9. Para teman-teman Mafia TA Elektro: Kevin Pinem, Dea R Silalahi,

    Samueal Silitonga, Nuzul Luthfihadi, M. Farizi, Oloni Juntak, Mas Eko

    Kurniawan, yang tetap memberikan support terbaik kepada saya.

    10. Para teman-teman DotA comunity: Denny Pasaribu, Franklin Juntak, Laek

    Lamcan Raya Tamba, Paul Hutabarat, David Tampubolon, Eko

    Pandiangan, Nic Tohay, Abang pro Joseph Mumbane Napitupulu, dan

    yang lainnya yang telah gugur terimakasih atas supportnya.

    11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

    Universitas Sumatera Utara

  • Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena

    itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bertujuan untuk

    menyempurnakan dan memperkaya kajian Tugas Akhir ini.

    Akhir kata penullis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

    para pembaca.

    Medan, November 2013

    Penulis,

    Nicholas

    NIM: 090402081

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR ISI

    ABSTRAKi

    KATA PENGANTAR.ii

    DAFTAR ISIv

    DAFTAR GAMBAR..viii

    DAFTAR TABELxi

    DAFTAR ISTILAHxii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang..1

    1.2 Rumusan Masalah.2

    1.3 Tujuan Penulisan...3

    1.4 Manfaat Penulisan.3

    1.5 Batasan Masalah3

    1.6 Metodologi Penelitian...3

    1.7 Sistematika Penulisan4

    BAB II DASAR TEORI

    2.1 Pendahuluan ........6

    2.2 Pengertian Antena....7

    2.3 Parameter Antena................8

    2.3.1 Direktivitas Antena........................8

    2.3.2 Gain Antena...........8

    2.3.3 Pola Radiasi Antena........10

    2.3.4 Polarisasi Antena....11

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.5 Beamwidth Antena....12

    2.3.6 Bandwidth Antena....13

    2.4 Antena Isotropis...................................14

    2.5 Antena directional...................................15

    2.5.1 Antena Unidirectional..15

    2.5.2 Antena Omnidirectional...16

    2.6 Prinsip Dasar Komunikasi Serat Optik..................16

    2.6.1 Pemantulan Sempurna.18

    2.6.2 Hukum Snellius...............20

    2.6.3 Perambatan Cahaya....................21

    2.7 Struktur dan Jenis Serat Optik................................23

    BAB III PERENCANAAN MACRO OUTDOOR BASE TRANSCEIVER

    STATION DI BATAM

    3.1 Perencanaan BTS Fiber Optik........26

    3.2 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik.......27

    3.3 Perencanaan Jaringan BTS Hotel di Batam.........29

    3.4 Peralatan Utama pada BTS microwave dan BTS FO.................31

    3.4.1 Panel ACPDB.........................................................31

    3.4.2 Power Supply unit (PSU)........................................32

    3.4.3 Minilink...................................................................34

    3.4.3.1 Outdoor Unit...................................35

    3.4.3.2 Indoor Unit...................................39

    3.5 Tipe Propagasi.............................................................................44

    BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN BTS MICROWAVE DENGAN BTS

    FIBER OPTIC

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.1 Perhitungan Pathloss dengan Variasi Parameter Tinggi BTS47

    4.2 Perhitungan Pathloss dengan Variasi Frekuensi Kerja BTS......56

    4.3 Perhitungan Pathloss dengan Variasi Jarak BTS ke MS............67

    4.4 Parameter VSWR...77

    4.5 Parameter Lainnya..........78

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan.80

    5.2 Saran...81

    DAFTAR PUSTAKA...82

    LAMPIRAN

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Antena dengan Transceiver dan Receiver...7

    Gambar 2.2 Bentuk Pola Radiasi Antena Unidirectional.............................. ...10

    Gambar 2.3 Bentuk Pola Radiasi Antena Omnidirectional........... ...11

    Gambar 2.4 Polarisasi Antena................12

    Gambar 2.5 Beamwidth Antena..................................................13

    Gambar 2.6 Bandwidth Antena..........13

    Gambar 2.7 Antena Isotropis.........................................14

    Gambar 2.8 Contoh Antena Unidirectional.......15

    Gambar 2.9 Pemantulan dan Pembiasan Cahaya.......18

    Gambar 2.10 Pemantulan (Refleksi) pada Cermin....19

    Gambar 2.11 Pembiasan (Refraksi)...................19

    Gambar 2.12 Hukum Snellius............................20

    Gambar 2.13 Propagasi Cahaya Pada Serat Optik.........22

    Gambar 2.14 Struktur Dasar Serat Optik...........23

    Gambar 2.15 Serat Optik Step Indeks................24

    Gambar 2.16 Serat Optik Graded Indeks Multimode....................25

    Gambar 2.17 Serat Optik Step Indeks Multimode.........................25

    Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.2 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 3.1 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik......................27

    Gambar 3.2 Konsep BTS Hotel.....................................................28

    Gambar 3.3 Konfigurasi Jaringan BTS Fiber Optik secara garis besar.................28

    Gambar 3.4 Tower dan Pole Rooftop yang sudah ada serta perencanaan

    pembangunan pole BTS Hotel..................................29

    Gambar 3.5 Hasil Drive Test pada wilayah kota Batam................30

    Gambar 3.6 Panel ACPDB.............................................................32

    Gambar 3.7 Bentuk Fisik Tampak depan PSU SPC 4240.....................33

    Gambar 3.8 Bentuk Fisik Tampak belakang PSU SPC40.................33

    Gambar 3.9 Bagian dari Minilink..................................................34

    Gambar 3.10 Radio Unit....................................................................36

    Gambar 3.11 Direktivitas Antena Yagi..........................................36

    Gambar 3.12 Antena......................................................................37

    Gambar 3.13 Penempatan Absorrbing Material pada Antena...................37

    Gambar 3.14 Radio kabel...............................................................38

    Gambar 3.15 Indoor Unit...............................................................39

    Gambar 3.16 Amm dengan berbagai macam tipe..........................39

    Gambar 3.17 Ilustrasi MMU..........................................................40

    Gambar 3.18 Bentuk Asli MMU........................................................40

    Gambar 3.19 MMU beserta rak AMM..........................................................41

    Gambar 3.20 Penempatan SMU dalam AMM dengan konfigurasi 1+0................41

    Gambar 3.21 Konfigurasi Terminal...........................................................42

    Gambar 3.22 Penempatan SMU dalam AMM dengan konfigurasi 1+1................42

    Gambar 3.23 Konfigurasi Terminal 1+1................................................................43

    Gambar 3.24 SMU dan MMU yang terpasang pada AMM...................................43

    Gambar 3.25 Penempatan SAU dalam AMM dengan konfigurasi 1+1.................44

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4.1 Grafik Pathloss berbanding dengan ketinggian antena pada antena

    microwave.........................................................51

    Gambar 4.2 Grafik Pathloss berbanding dengan ketinggian antena pada antena

    Fiber Optic........................................................................55

    Gambar 4.3Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO

    (Tinggi).............................................................................56

    Gambar 4.4 Grafik Pathloss berbanding dengan frekuensi kerja antena pada

    antena microwave.............................................................59

    Gambar 4.5 Grafik Pathloss berbanding dengan frekuensi antena pada antena

    Fiber Optic........................................................................65

    Gambar 4.6Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO

    (Frekuensi)............................................................................66

    Gambar 4.7 Grafik Pathloss berbanding dengan jarak antena ke MS pada antena

    microwave.....................................................................70

    Gambar 4.8 Grafik Pathloss berbanding dengan jarak antena ke MS pada antena

    Fiber Optic....................................................................75

    Gambar 4.9Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO

    (Jarak)...............................................................................76

    Gambar 4.10 Posisi kabel Feeder pada BTS microwave dan BTS Fiber

    Optik.....................................................................78

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Jumlah BTS Hotel dan jumlah SDA yang direncanakan..30

    Tabel 3.2 Model Parameter .......................................................46

    Tabel 4.1 Hasil perhitungan Pathloss vs Ketinggian Antena BTS microwave.......50

    Tabel 4.2 Perhitungan Pathloss vs Ketinggian antena FO.................................54

    Tabel 4.3 Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO (Tinggi)......56

    Tabel 4.4 Perhitungan Pathloss vs frekuensi kerja pada antena Microwave......60

    Tabel 4.5 Perhitungan Pathloss vs frekuensi pada antena Fiber Optik .....64

    Tabel 4.6 Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO (Tinggi)......66

    Tabel 4.7 Perhitungan Pathloss vs jarak user pada antena microwave. ........70

    Tabel 4.8 Perhitungan Pathloss vs jarak user pada antena Fiber Optik ........74

    Tabel 4.9 Perbandingan Pathloss BTS Microwave dengan BTS FO (Tinggi)......76

    Tabel 4.10 Perbandingan Antena Sektor Fiber Optik dengan Antena Sektor

    Microwave.............................................................................................79

    Universitas Sumatera Utara

  • DAFTAR ISTILAH

    Base Station (BS)

    Istilah umum yang digunakan untuk mendiskripsikan pengertian dari antar muka

    (interface) pada sisi stationary (tetap, tak dapat bergerak atau pindah) sebuah

    jaringan bergerak (mobile).

    Delay

    Waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain

    yang menjadi tujuannya.

    Fading

    Gangguan saluran transmisi, terutama pada sistem gelombang mikro ketika

    sinyal-sinyal yang dikirim melalui berbagai jalur ke penerima dan mengalami

    perubahan karena kondisi atmosfer.

    GSM

    Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi

    berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada

    tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai

    teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.

    Interferensi

    Kondisi dimana dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian yang sama dari

    suatu ruangan pada waktu yang bersamaan, hal ini mengakibatkan terjadinya

    superposisi dari gelombang-gelombang tersebut sehingga menghasilkan pola

    intensitas baru.

    Link

    Hubungan radio antara pengirim dan penerima.

    Universitas Sumatera Utara

  • Link Budget

    Sebuah perhitungan yang meliputi faktor-faktor perolehan (gain) dan kehilangan

    (loss) yang berhubungan dengan antena-antena, pengirim-pengirim, jalur

    transmisi dan seputar propagasi yang digunakan untuk menentukan jarak

    maksimum dimana pengirim dan penerima bisa beroperasi dengan sukses.

    LOS (Line of Sight)

    Gambaran untuk lintasan atau hubungan radio tanpa halangan antara antena

    pengiriman dan antena penerimaan pada sistem komunikasi.

    Mobile Station (MS)

    Istilah yang digunakan untuk mendiskripsikan terminal pelanggan dalam jaringan

    nirkabel.

    Multipath

    Fenomena dimana sinyal dari pengirim (transmitter) tiba di penerima (receiver)

    melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda.

    Path Loss

    Tingkat dimana sinyal yang ditransmisikan kehilangan daya rata-rata dari

    kekuatan awalnya selama sinyal tersebut merambat.

    Propagasi

    Proses perambatan gelombang radio di udara, berawal saat sinyal radio

    dipancarkan di titik pengirim dan berakhir saat sinyal radio tersebut ditangkap di

    titik penerima.

    Shadow Fading

    Fenomena yang terjadi ketika sebuah mobile station berpindah ke belakang

    halangan dan mengalami penurunan yang signifikan pada daya sinyal

    Universitas Sumatera Utara

  • Threshold

    Level kuat sinyal minimum yang dibutuhkan untuk memberikan kualitas

    pelayanan komunikasi yang baik.

    Wireless

    Teknologi komunikasi data dengan koneksi yang tidak menggunakan kabel untuk

    menghubungkan antar suatu perangkat dengan perangkat lainnya. Mengacu pada

    transmisi data melalui gelombang elektromagnetik dengan bantuan antena.

    Universitas Sumatera Utara