copd indy revisi 2
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
1/39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) atau yang sering
disebut dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan
penyakit yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di saluran nafas
yang bersifat progresif non reversible atau reversible parsial karena adanya
inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi
dalam waktu yang cukup lama degan gejala utama sesak nafas, batuk dan
produksi sputum.
Asap rokok merupakan satusatunya penyebab yang
terpenting. Kebiasaan merokok dapat memperburuk progresivitas PPOK.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai prevalensi,
morbiditas yang bervariasi diberbagai negara. Prevalensi dan beban PPOK
diprediksi meningkat pada dekade yang akan datang karena pajanan faktor
resiko yang terus menerus dan peningkatan populasi usia lanjut.
!ari definisi PPOK yang lama dapat ditangkap kesan pesimis yang
menunjukkan proses penyakit yang tidak reversibel dan manfaat terapi
"anya sedikit.pandangan yang lebi" optimis datang dari global initiative
for c"ronic obstruktive lung disease suatu pedoman PPOK international
yang menyatakan ba"wa PPOK merupakan penyakit yang dapat diobati
dan dapat dicega".
!i #ndonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK.
Pada $urvai Kese"atan %uma" &angga ($K%&) '* asma, bronkitis kronikdan emfisema menduduki peringkat ke + sebagai penyebab kesakitan
terbanyak dari ' penyebab kesakitan utama. $K%& !epkes %# '-
menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke * dari ' penyebab tersering kematian di
#ndonesia.enurut Prediksi /0O, pada ta"un -- angka kejadian PPOK
akan meningkat dari posisi '- ke posisi + sebagai penyakit terbanyak di
dunia dan dari posisi * ke posisi 1 sebagai penyebab kematian terbanyak.
'
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
2/39
2erdasarkan survey kese"atan ruma" tangga !ep. Kes. %# ta"un '-,
PPOK bersama asma bronc"ial menduduki peringkat ke enam. erokok
merupakan faktor risiko terpenting penyebab PPOK di samping faktor risiko
lainnya seperti polusi udara, faktor genetik dan lainlainnya.
1.2 Rumusan Masalah
'. 3elaskan anatomi dan fisiologi saluran pernafasan pada manusia4
-. Apa yang dimaksud dengan 5OP!4
1. Apa etiologi dan klasifikasi 5OP!4
6. 2agaimana patofisiologi dan mekanisme terjadinya manifestasi klinis
pada 5OP!4
+. 2agaimana penegakkan diagnosis dan diagnosis banding 5OP!4*. 2agaimana penatalaksanaan pasien 5OP!4
7. Apa komplikasi 5OP!4
. 2agaimana prognosis pasien dengan 5OP!4
1.3 Tuuan
'. engeta"ui dan mema"ami anatomi dan fisiologi saluran pernafasan
pada manusia.
-. engeta"ui definisi 5OP!.
1. engeta"ui etiologi dan klasifikasi 5OP!.
6. ema"ami patofisiologi dan mekanisme terjadinya manifestasi klinis
pada 5OP!.
+. engeta"ui penegakkan diagnosis dan diagnosis banding 5OP!.
*. engeta"ui penatalaksanaan pasien 5OP!.
7. engeta"ui komplikasi 5OP!.
. engeta"ui prognosis 5OP!.
1.! Man"aat
1.!.1. Mna"aat untuk Penelaah
'. enamba" ilmu pengeta"uan tentang 5OP!.-. K"ususnya dapat mema"ami tentang 5OP! baik itu etiologi,
klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis,
penatalaksanaannya, komplikasi, maupun prognosisnya.
1.!.2.Man"aat untuk Pemba#a
'. enamba" ilmu pengeta"uan tentang 5OP!.
-. ema"ami tentang 5OP! baik itu etiologi, klasifikasi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis,
penatalaksanaannya, komplikasi, maupun prognosisnya.
-
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
3/39
1. $ebagai bekal bagi para dokter muda, k"ususnya ma"asiswa 8K
9nisma dalam prakteknya dan aplikasinya di lapangan sesuai
dengan kompetensi dokter umum.
1.!.3.Man"aat untuk Ilmu Pengetahuan'. $ebagai sala" satu literatur dalam mengembangkan ilmu
pengeta"uan tentang kedokteran, k"ususnya 5OP!.
-. emberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk dapat
mengembangkan ilmu pengeta"uan dalam bidang kedokteran
BAB II
$TATU$ PENDERITA
2.1 IDENTITA$ PENDERITA
:ama ; :y.
9mur ; * ta"un
1
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
4/39
3enis kelamin ;
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
5/39
%iwayat asma ; !isangkal
%iwayat Alergi ; !isangkal
+. %iwayat Pengobatan; enjalani pengobatan rutin di poli paru mardi
waluyo
*. %iwayat kebiasaan;
%iwayat merokok (>)
Pasien perna" merokok namun semenjak sakit pasien suda" ber"enti
merokok, pasien merupakan perokok berat, per"ari pasien bisa
meng"abiskan - bungkus rokok, pasien merokok sejak remaja usia '7
ta"unan.
%iwayat minum alko"ol ()
%iwayat minum kopi (>)
Pasien senang minum kopi, biasanya "ampir setiap "ari pasien minum
kopi.
%iwayat ola"raga ()
%iwayat terpapar asap kendaraan (>)
0ampir setiap "arinya pasien terpapar asap kendaraan bermotor.
2.3 ANAMNE$I$ $I$TEM
'. Kulit
), kalau nafas bibir
mecucu (), lida" terasa pa"it ().
7. &enggorokan
$akit menelan (), serak ().
. Pernafasan
$esak na"as %&'(batuk %&'keluar )ahak *ut+h( meng+ %&'.
. Kardiovaskuler
2erdebardebar (), nyeri dada (), ampeg ().
'. ?astrointestinal
+
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
6/39
ual (), munta" (), diare (),na"su makan turun %&'(nyeri ulu "ati (),
2A2 lancar.
''. ?enitourinaria
2AK lancar, 1* kali se"ari, warna kuning jerni", dan jumla" dalam
batas normal.
'-. :eurologik
Kejang (), lumpu" (), kaki kesemutan ().
'1. Psikiatrik
@mosi stabil (>), muda" mara" ().
'6. uskolokeletal
Kaku otot (), kaku sendi (), nyeri sendi pinggul (), nyeri tangan dan
kaki (), nyeri otot ().
'+. @kstremitas atas
@dema (), ujung jari tangan dingin (), telapak tangan pucat ().'*. @kstremitas bawa"
@dema (), sakit (), ujung jari kaki dingin (), telapak kaki pucat ().
2.! PEMERI,$AAN -I$I,
'. Keadaan 9mum
&ak $esak, kesadaran compos mentis (?5$ 6+*), status gii kesan
cukup.
-. &anda Bital
&ensi ; ''C mm0g
:adi ; ' D C menit
Pernafasan ; 1- D Cmenit
$u"u ; 1*,+o5
1. Kulit
,er+*ut, ikterik (), sianosis (), venektasi (), petec"ie (), spider nevi
().
6. Kepala2entuk mesocep"al, luka (), rambut tidak muda" dicabut, ker+*ut %&',
atrofi m. temporalis (), makula (), papula (), nodula (), kelainan
mimic waja" C bells palsy ().
+. ata
konjunctiva anemis (C), sklera ikterik (C).
*. 0idung
Na"as #u*+ng h+)ung %&', sekret (), epistaksis ().
*
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
7/39
7. ulut
2ibir pucat (), bibir sianosis (), gusi berdara" (), Pursed lip breat"ing
(>).
. &elinga
:yeri tekan mastoid (), sekret (), pendengaran berkurang ().
. &enggorokan
&onsil membesar (), p"aring "iperemis ().
'.
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
8/39
0iper$ono
r
0iper$onor
Auskultasi ; suara dasar vesikuler normal, suara tamba"an ;
R/n#h+
& &
& &
0 0
hee+ng
& &
& &
& &
'-. Abdomen
#nspeksi ; !inding perut tampak cekung
Palpasi ; Ner+ tekan %&' )+ e*+gastr+um
Perkusi ; &impani, pekak berali" ()
Auskultasi ; 2ising usus (>) normal.
'1. @ktremitas
Palmar eritema (C)
akral dingin Oedem
'6. $istem genetalia; dalam batas normal.
'+. Pemeriksaan :eurologik; dalam batas normal
2.4 PEMERI,$AAN PENUN5AN6
Pemeriksaan dara" lengkap
5en+s Tes Has+l Tes Has+l Tes N/rmal
!A%A0
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
9/39
2#
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
10/39
5orakan bronc"ovaskuler dalam batas normal.
Panjang paru 7 costae memotong di tenga" (kesan
memanjang)
2.8 DI--ERENTIAL DIA6N9$A
o Asma
o &uberkulosis paru
2.: 9R,IN6 DIA6N9$A
5OP!
2.7 PENATALA,$ANAAN
'. :on edika mentosa
enjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit yang di derita.
enjelaskan kepada pasien supaya patu" dalam minum obat dan
keluarga pasien dalam mengawasi pasien untuk minum obat.
!iit tinggi kalori dan protein.
2ed rest dengan posisi trendelenburg dan tidak dianjurkan untuk
beraktivitas berlebi"an.
-. edikamentosa
#B8! ; #nfus futrolit + ccC"ari (7 tpm) O- ; -
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
11/39
tetap mengelu" sesak. $elain itu pasien mengelu" batuk. 2atuk di kelu"kan
sejak = ' ta"un yang lalu, 2atuk yang dirasakan kumatkumatan dan ada
riaknya berwarna puti" agak kental. Pasien juga mengelu" nafsu makannya
menurun, penurunan berat badan disangkal,keringat malam disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan dara" ''C mm0g, nadi
' D C menit, %% 1- D Cmenit, su"u 1*,+o5, nyeri ulu "ati (>), ronk"i (>),
w"eeing (>). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan "itung jenis (L),
dari "asil rontgen t"oraD didapatkan "asil emp"isema pulmonal serta non
spesifik c"ronic bronk"itis.
2.1< -L9 $HEET
:ama ; &n.
!iagnosis ; 5OP!
Tabel 1. -l/=sheet Pen)er+ta
:o &gl $ O A P
'. -C'C'
+
2atuk
berda"ak
(>), sesak
nafas
(>).nafsu
makan
turun
K9; 5ukup
& ; ''C
mm0g
: ; 'DCmenit
%r ; 1-DCmenit
$ ; 1*.+o5
&"oraD ;
#nspeksi ; kanan
dan kiri simetris
Palpasi ; suara
fremitus
kananCkiri sama
Perkusi ;
0iper$onor
seluru" lapang
paru
Auskultasi ;
/"eeing >C>,
%onk"i >C>
5OP! :on edika
mentosa
&ira"
baring @dukas
i kepada pasien
supaya ber"enti
merokok dan
patu" dalam
minum obat,
edikamentosa ;-.'.' #B8!;
#nfus futrolit +
cc C "ari (7 tpm)
-.'.- O- ; -
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
12/39
Abdomen ; nyeri
tekan
epigastrium (>).
Pemeriksaan
!C>)
Abdomen ; nyeri
5OP! :on edika
mentosa
&ira"
baring @dukas
i kepada pasien
supaya ber"enti
merokok dan
patu" dalam
minum obat,
edikamentosa ; #B8!; #nfus
futrolit + cc C
"ari (7 tpm)
O- ; -
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
13/39
tekan
epigastrium (>)
&"oraD PA ;
emfisema
pulmonal serta
non spesifik
c"ronic
bronk"itis.
1 mg
#nj. %anitidin 1 D
-+ mg
5urcuma 1 D '
5ombiven nebul
1 D '
Kapsul batuk
sesak
1. 1'C'C'
+
2atuk (>),
sesak
nafas (>)berkurang,
mual (>)
imisan
K9 ; 5ukup
& ; '1C
mm0g: ; 7+DCmenit
%r ; 1DCmenit
$ ; 1*o5
&"oraD ;
#nspeksi ;kanan
dan kiri simetris
Palpasi ; suara
fremitus
kananCkiri sama
Perkusi ;
"ipersonor
seluru" lapang
paru
Auskultasi;
/"eeing (>C>),
%onk"i (C)
Abdomen ; nyeri
tekan ()
5OP! :on edika
mentosa
&ira"
baring
@dukas
i kepada pasien
supaya ber"enti
merokok dan
patu" dalam
minum obat,
edikamentosa ;
#B8!; #nfus
futrolit + cc C
"ari (7 tpm)
O- ; -
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
14/39
tab
5ombiven nebul
1 D '
kapsul batuk
sesak
'6
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
15/39
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
16/39
?ambar '. 5avum nasal
ii. 8aring dibagi menjadi ;
:asofaring.
!inasofaring terdapat;
a. !ua tuba eustac"ius meng"ubung nasofaring dengan telinga tenga"
b. Amandel (adenoid) faring ; penumpukan jaringan limfatik terletak
dekat naris internal.
Orofaring.
a. 9vula ;prosesus kerucut kecil yang menjulur ke baa" dari bagian
tengan tepi bawa" palatum lunak.
b. Amandel palatum pada kedua sisi orofaring posterior.
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
17/39
2.$aluran pernafasan bawa" ;
i.
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
18/39
?ambar 1. &rakea dan percabangan bronkus sampai alveeoli
iv. Paruparu
2erbentuk piramid seperti spons dan berisi udara terletak dalam rongga
t"oraks.
a. Paruparu kanan ada tiga lobus, kiri ada dua lobus.
b. $etiap paru mempunyai apek, permukaaan diafragmatif (basal) permukaan
mediastinal (medial) dan permukaan kostal.
c. Permukaan mediastinal mempunyai "ilus (akar) yaitu tempat keluar masuk
pembulu" dara", bronki, pulmonal dan bronc"ial dari paru.
Pleural ; membran yang membungkus paruparu
a. Pleural parietal
elapisi rongga t"oraks
b.Pleural visceral
elapisi paru dan bersambungan dengan pleural parietal bagian bawa"
paruparu.
c. %ongga pleural
%uangan yang terisi cairan yang di sekresi selsel pleural.
d. %esesus pleural ; rongga yang tidak terisi jaringan paru.
uncul saat pleural parietal berilang dari satu permukaan ke permukaan
lain. Paruparu bergerak keluar masuk tempat ini saat bernafas.
i.Kostomediastinal
ii.Kostodiafragmatik.
'
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
19/39
?ambar 6. Anatomi ParuParu
3.1.2 -+s+/l/g+2
i. &"oraks adala" rongga tertutup kedap udara di sekelilingi paru paru yang
terbuka ke atmosfer "anya melalui jalur sisem pernafasan.
ii. Pernafasan adala" proses inspirasi udara ke dalam paruparu dan ekspirasi
udara dari paruparu ke lingkungan luar tubu".
iii. $ebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 7* mm"g)
sama dengan tekanan udara alveoli yang disebut dengan tekanan intra
alveolar (intrapulmonar).
iv. &ekanan intrapleura dalam rongga pleura adala" tekanan subatmosfer atau
kurang dari tekanan intraalveolar.
v. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks menguba" tekanan
intrapleural dan intraalveolar yang secara mekanik menyebabkan
pengembangan dan pengempisan paruparu.
vi. Otototot inspirasi memperbesarkan rongga t"oraks dan meningkatkan
volumenya. Otototot ekspirasi menurunkan volume rongga t"oraks.
Otot yang kontraksi semasa inspirasi;
a. !iafragma
b. #nterkostal eksternal
c. Pada inspirasi aktif atau dalam;
i. Otot sternokleidomastoideus
ii. Pektoralis mayor
iii. $erratus anterior
iv. Otot skalena
'
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
20/39
Otot yang berperan semasa ekspirasi;
a. %elaksasi otot inspirasi
b. @kspirasi dalam;
i. kontraksi otot abdomen
ii. Penarikan kerangka iga ke bawa" ole" otot interkostal.
?ambar +. ekanisme Pernafasan
3.2 DE-INI$I
Global initiative for chronic Obstructive Lung Disease (?O
mendifinisikan PPOk sebagai penyakit yang dapat diobati dan dicega" dengan
beberapa efek ektra pulmonal yang memberi kontribusi kepara"an penyakit.
Komponen paru ditandai ole" "ambatan aliran udara yang tidak reversible
sempurna. 0ambatan aliran udara biasanya progresif dan ada "ubungan dengan
respons inflamasi paru ter"adap berbagai partikel noksa dan gas 1.
3.3 -A,T9R RI$I,9Tabel 1. -akt/r r+s+k/ menurut 69LD PP9, 3
' ?en
- Paparan; asap rokok, occupational dust, polusi udara indoor, polusi udara
outdoor
1
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
21/39
* 9sia
7 #nfeksi respirasi
Perna" sakit tuberkulosa $tatus social ekonomi
' :utrisi
'' Kormobid
Adapun faktor resiko berdasarkan PP!# -1
Kebiasaan merokok merupakan satusatunya penyebab kausal yang terpenting.
%iwayat terpajan polus udara di lingkungannya
0iperaktifiti bronkus
%iwayat infeksi saluran nafas bawa" yang berulang.
!efesiensi antitrypsin alfa MA fsoitribalfa alfa es ta",akusin.umumnya jarang
terdapat di indonesia.
PPOK yang merupakan inflamasi lokal saluran nafas paru, akan ditandai
dengan "ipersekresi mucus dan sumbatan aliran udara yang persisten.
?ambaran ini muncul dikarenakan adanya yang persisten. ?ambaran ini
muncul dikarenenakan adalnya pembesaran kelenjar di bronkus pada perokok
dan membaik saat merokok di"entikan. &erdapat banyak faktor resiko yang
diduga kuat merupakan etiologi dari PPOK. 8aktorfaktor resiko yang ada
adala" genetik, paparan partikel, pertumbu"an dan perkembangan paru, stres
oksidatif, jenis kelamin, umur, infeksi saluran nafas, status sosioekonomi,
nutrisi dan komor biditas.
3.! ,LA$I-I,A$I
2erdasar "asil spirometri kepara"an PPOK dibagi menjadi 6
&able -. klasifikasi PPOK berdasar spirometri
$tadium # ; %ingan 8@B' C 8B5 I ,7
8@B' N H prediksi
$tadium ## ; $edang 8@B' C 8B5 I ,7
+H 8@B' I H prediksi
-'
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
22/39
$tadium ### ; 2erat 8@B' C 8B5 I ,7
1H 8@B' I +H prediksi
$tadium #B ; $angat 2erat 8@B' C 8B5 I ,7
8@B' I 1H prediksi atau 8@B' I +H >gagal napas kronik
3.4 PAT9L96I
Peruba"anperuba"an patologik yang k"as untuk PPOK dijumpai di ;
saluran nafas proksimal, saluran nafas perifer, parenkim paru dan vaskuler
pulmonal 1. Peruba"an tersebut berupa inflamasi spesifik diberbagai bagian paru
dan peruba"an struktural akibat inflamasi dan perbaikan (repair)berulang.secara
umum inflamasi dan peruba"an struktural pada saluran napas meningkat
sebanding dengan kepara"an penyakit dan menetap walaupun ber"enti merokok 1.
'. $aluran napas proksimal (trakea, bronkus dengan diameter internal N-mm);
'.' $el inflamasi ; makrofag meningkat, sel & 5!> meningkat,
neutrofil atau eosinofil sedikit.
'.- Peruba"an struktural ; sel goblet meningkat, kelenjar submukosa
membesar, metaplasi skuamus dari epitel
-. $aluran napas perifer (bronkioli dengan diameter internal I -mm);
-.' $el inflamsi ; makrofag meningkat, sel & meningkat (5! > N
5!6>), sel 2, folikel limfoid meningkat,
fibroblast meningkat neutrofil atau eosinofil
sedikit.
-.- Peruba"an struktural ; penebalan dinding saluran napas,
fibrosisperibronkial eksudat inflamasi pada
lumen saluran napas, penyempitan saluran
napas.
1. Parenkim paru (bronkioli respirasi dan alveoli);
1.' $el inflamasi ; makrofag meningkat, sel & 5!> meningkat.
1.- Peruba"an structural ; destruksi dinding alveoli, apoptosis sel epitel
dan endotel.
@mfisema sentrilobuler ; dilatasi dan destruksi bronkioli respirasi
terutama dijumpai pada perokok.
@mfisema panasiner ; destruksi sakus alveolaris dan juga bronkioli
respirasi terutama dijumpai pada defisiensi al
antitripsin
6. Baskuler pulmonal;
--
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
23/39
6.' $el inflamasi ; makrofag meningkat, sel & 5!> meningkat.
6.- Peruba"an structural ; tunika intima menebal, disfungsi selendotel, otot
polos meningkat menyebabkan "ipertensi
pulmonal1
.$tructural yang banyak terkena adala" parenkim paru dan saluran napas
perifer.
3.8 PAT96ENE$I$
erokok adala" faktor risiko utama PPOK walaupun partikel noious
in"alasi lain dan berbagai gas juga memberi kontribusi. erokok menyebabkan
inflamasi paru. Karena sebab yang belum diketa"ui sampai sekarang beberapa
perokok menunjukkan peringatan respons inflamasi normal, protektif dari paparan
in"alasi yang ak"irnya menyebabkan kerusakan jaringan, gangguan mekanisme
perta"anan yang membatasi destruksi jaringan paru dan memutus mekanisme
perbaikan, ini membawa peruba"an berupa lesi patologi yang k"as PPOK. !i
samping inflamasi ada proses lain yang juga penting pada patogenesis PPOK
adala" ketidak imbangan protease dan antiprotease dan sters oksidatif .
$ecara umum tela" diterima ba"wa merokok merupakan faktor risiko
terpenting PPOK namun "anya '-H perokok mengalami gangguan fungsi paru
berat yang terkait PPOK. 0al ini menunjukkan ada faktor lain yang ikut berperan.
8aktor genetik dipastikan berperan pada kerentanan untuk PPOK pada perokok.
?en yang berimplikasi dalam perkembangan PPOK terlibat dalam ketidak
-1
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
24/39
imbangan protease, metabolisme material toksik tembakau, kliren mukosilier dan
proses inflamasi ,'.
3.: 6AMBARAN ,LINI$
'. %iwayat penyakit
2atuk, da"ak dan sesak napas merupakan kelu"an yang sering
dilaporkan penderita PPOK. 2atuk biasanya timbul sebelum atau bersamaan
dengan sesak napas. !a"ak umumnya tidak banyak "anya beberapa sendok
te"C"ari, bersifat mukoid namun menjadi purulen pada keadaan infeksi *.
$esak napas terutama waktu mengera"kan tenaga, bila penyakit
progresif bergerak sedikit suda" sesak. $esak pada PPOK terjadi akibat
"iperinflasi dinamik yang bertamba" berat dengan peningkatan jumla" napas
(respiration rate)! sebagai konsekuensinya untuk meng"indari sesak banyak
pasien meng"indari pengera"an tenaga dan menjadi terpaku di tempat tidur C
duduk (sedentary)*.
-. Pemeriksaan fisik
&idak banyak abnormalitas yang dijumpai pada pemeriksaan fisik.
/"eeing tidak selalu ditemukan dan tidak berkolerasi dengan kepara"an
obtruksi. Gang selalu dijumpai pada PPOK simtomatik adla" waktu ekspirasi
memanjang yang paling baik didengar di depan laring saat maneuver forced
epiratory" @kspirasi yang N 6 detik suatu indiaksi yang bermakna dari
obsturksi *.
3ika penyakit bertamba" berat kelainan fisik bertamba" jelas. &ak
barrel chest! purse#lippedbreat"ing, badan bertamba" kurus.
3.7 LAB9RAT9RIUM
1. 8oto toraks
PPOK merupakan diagnosis fungsional se"ingga foto toraks "anya
dapat memberi ara" diagnosis PPOK. &rias overinflasi, oligemia, bula
merupakan pola arterial defisiensi paling sering ber"ubungan dengan
emfisema dan peningkatan pulmonary marking yang menyerupai dirty c"est
dijumpai pada bronc"itis kronis. &anda overinflasi terbaik adala" diafragma
-6
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
25/39
mendatar dengan permukaan superior konkaf, tanda lain peningkatan lebar
ruang retrosternal, tetapi ini kurang sensitive *.
2. 5&scan
5omputed tomograp"y scan dapat memberikan gambaran parenkim
paru lebi" baik dari foto toraks. 0ig" resolution yang dipakai dengan lebar
irisan ',-, mm dapat memberi gambaran langsung area emfisematus *.
3. &es fungsi paru
$piro metri merupakan tes paling penting untuk diagnosis staging
PPOK. %asio 8@B'C 8B5 menurun diagnostik untuk kelainan obstruktif*.
3.; DIA6N9$I$
Pemeriksaan fisik dan foto toraks bukan metode yang sensitif untukmendiagnosis PPOK. Pemeriksanaan fisik dari "iperinflasi paru seperti diafragma
letak renda", suara napas menurun dan "ipersonor pada perkusi sangat spesifik
untuk PPOk tetapi biasanya "anya pada penyakit stadium lanjut. 0ig"resolution
computed tomograp"y (0%5&) paru merupakan teknik yang canggi" untuk
deteksi awal emfisema tetapi peranan 0%5& pada deteksi awal dan monitoring
PPOK saat ini belum baku ''.
$pirometri merupakan pemeriksaan yang seder"ana, tidak ma"al, non
invasif dapat digunakan untuk mendiagnosis, menentukan kepara"an penyakit dan
memonitoring progresi PPOK. %asio 8@B' C 8B5 menunjukkan laju (rate)
pengosongan paru digunakan untuk menunjukkan ada kelainan ventilasi obstruksi
''. $pirometri merupakan gold standart diagnosis PPOK 1.
3.1< DIA6N9$I$ BANDIN6
'. Asma bronkial
-. ?agal jantung kongestif
1. 2ronkiektasis
6. &uberculosis
+. 2ronkioltis obliteratif
*. !iffuse pambronc"iolitis
-+
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
26/39
3.11 PENATALA,$ANAAN
&ujuan penatalaksanaan PPOK adala" 1 ;
'. encega" progresi penyakit
-. eng"ilangkan gejala
1. emperbaiki eDercise tolerance
6. emperbaiki status kese"atan+. encega" dan mengobati eksaserbasi
*. enurunkan mortalitas
9ntuk mencapai tujuan tersebut diperlukan implementasi 6 komponen program
penatalaksanaan yaitu; 1
'. enilai dan monitor perjalanan penyakit
-. engurangi faktorfaktor risiko
1. Penatalaksanaan PPOK stabil
6. Penatalaksanaan eksaserbasi.
1. Pen+la+an )an *emantauan *enak+t
Penderita dengan kelu"an sesak napas, batuk kronis atau berda"ak dan
atau riwayat paparan faktor risiko perlu dicurigai menderita PPOK. !iagnosis
"arus dikonfirmasi dengan spirometri. $pirometri merupakan gold standart
diagnosis PPOK. 8@B' C 8B5 I 7H pasca bronkodilator menunjukkan
"ambatan aliran udara yang tidak reversible sempurna 1.
-*
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
27/39
Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyakit progresif, dengan
faal paru dapat diprediksi memburuk dengan berjalannya waktu, meskipun
dengan perawatan terbaik yang ada. Komorbid sering dijumpai pada PPOK
dan "arus diidentifikasi secara aktif 1.
!isamping riwayat penyakit juga diperlukan pemeriksaan spirometri
dan pemeriksaan lain seperti foto toraks, analisa gas dara", tes reversibel
bronkodilator, pemeriksaan alfa ' antitripsin 1.
Penyakit paru obstruktif kronik biasanya progresif, ole" sebab itu
gejala dan pemeriksaan untuk mengeta"ui "ambatan aliran udara "arus
dimonitor untuk menentukan kapan terapi dimodifikasi dan identifikasi
penyulit bila ada. 9ntuk menyesuaikan terapi dengan progresi penyakit setiap
kunjungan psaien untuk control "arus didiskusikan tentang regimen, yang
sedang dikonsumsi. !osis obat, kepatu"an minum obat, cara pemakaian obat
in"alasi, efektivitas obat dalam mengkontrol gejala dan efek samping obat
"arus dimonitor 1.
2. Mengurang+ "akt/r r+s+k/
-.' 2er"enti merokok
engurangi paparan asap rokok! accuptional dusts dan chemicals dan
polusi udara indoor dan outdoor penting untuk mencega" onset dan
progresi PPOK.
2er"enti merokok merupakan intervensi tunggal yang paling efektif dan
coseffective untuk menurunkan risiko timbulnya PPOK dan
memperlambat progresi PPOK 1. Ole" sebab itu setiap upaya "arus
dikerjakan untuk membantu pasien ber"enti merokok terutama psaien
pasien dengan "ambatan aliran udara ringan atau sedang. :amun sayang
tidak ada regimen yang dengan muda"Ccepat membantu semua pasien.
$eperti pada penyebab mulai merokok dan terus merokok adala" multifaktor keber"asilan penyelesaian juga sering kali juga melibatkan
multiple intervensi. Para klinisi "arus punya suatu rencana untuk
membantu pasien ber"enti merokok. !ikatakan nasi"at untuk ber"enti
merokok walaupun diberikan '- menit mempunyai dampak yang berarti.
$ebanyak +H pasien ber"enti merokok sebagai respons ter"adap nasi"at
tersebut 1.
2ila konseling tidak cukup membantu ber"enti merokok dianjurkan
untuk memberikan farmakoterap (nicotin replacement dan atau
-7
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
28/39
burpropion) 1. :icotin replacement dapat dicoba dengan c"ewing gurn
yang mengandung - mg nikotin per biji. &ransdermal nicotin patc" juga
ada dipasaran. Angka keber"asilan jangka pendek bervariasi lebar anatara
'77H tetapi secara keseluru"an angka keber"asilan -D lebi" besar dari
placebo (A&$ +). Per"atian k"usus perlu diberikan sebelum memakai
farmakoterapi pada perokok I' batangC"ari, wanita "amil, adulecens,
yang dengan kontraindikasi medis (penyakit koroner tidak stabil, tukak
lambung yang tidak diterapi, infark atau stroke yang baru untuk nikotin
dan riwayat kejang untuk bupropion) 1.
-.- encega" merokok
enganjurkan kebijaksanaan dan program pengendalian tembakau yang
kompre"ensif dengan jelas, konsisten dan pesan tidak merokok berulang.
2ekerja sama dengan pemerinta" untuk meloloskan undangundang yang
menetapkan bebas rokok disekola", fasilitas umum dn lingkungan kerja
dan menganjurkan pasien untuk tidak merokok di ruma" 1.
-.1 Paparan okupasional
!itekankan pencega"an primer yang dapat dicapai dengan eliminasi atau
pengurangan paparan ter"adap berbagai ba"anba"an di tempat kerja.
Pencega"an sekunder dapat lewat surveilen dan deteksi awal 1.
-.6 Polusi udara indoor dan outdoor
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
29/39
&idak memperbaiki eDercise performance atau faal paru tetapi dapat ;
emperbaiki skill! kemampuan untuk menanggulanginya penyakit
dan status kese"atan
@fektif untuk mencapai tujuan k"usus seperti ber"enti merokok
1.- Obatobat
&idak ada obatobat untuk PPOK yang tela" terbukti mampu meruba"
penurunan faal paru jangka panjang. 3adi obatobatan digunakan untuk
mengurangi kelu"an dan atau komplikasi.
&erdiri dari ;
1.-.' 2ronkodilator
2ronkodilator yang sering digunakan untuk pengobatan PPOK
adala" ;
Agonis beta - ; salbutamol, terbutalin, fenoterol
Antikolinergis ; ipatropium bromide, tiotropium bromide!erivate santin ; aminofilin, teofilin
2ronkodilator merupakan bagian penting dari
penatalaksanaan simptomatik PPOK (@vidence A), diberikan
bila perlu atau rutin untuk mencega" atau mengurangi gejala.
&erapi in"alasi lebi" dianjurkan
Pemili"an antara agonis beta -, antikolinergik dan santin atau
terapi kombinasi tergantung dari obat yang tersedia dan
respons individu ter"adap terapi dan @$O (efek obat
samping).
Pengobatan regular dengan bronkodilator long acting lebi"
efektif dan menyenangkan dari pada bronkodilator short
actingtetapi lebi" ma"al (@vidence A). penggunaan regular
long#acting $% agonist (
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
30/39
Kortikosteroid oral jangka panjang tidak dianjurkan
(@vidence A). &idak ada bukti manfaat jangka panjang dari
pengobatan ini, apalagi efek samping obat jangka panjang
steroid sistematik adala" steroid myopathy yang memberi
kontribusi kelema"an otot, penurunan fungsional dan gagal
napas pada pasien PPOK stadium lanjut.
1.-.1 ukolitik
2eberapa pasien dengan sputum yang kental mukolitik
bermanfaat, namun secara keeluru"an manfaatnya kecil. Ole"
sebab itu sampai saat ini penggunaan secara luas tidak dianjurkan.
1.-.6 Antioksidan
Antioksidan k"ususnya :acetylcysteine tela" menunjukkanmanfaatnya menurunkan frekwensi eksaserbasi dan mempunyai
peran dalFam terapi pada penderita dengan eksaserbasi berulang.
Perlu penilaian lebi" lanjut sebelum direkomendasikan untuk
digunakan secara rutin.
1.-.+ Antibiotik
&idak dianjurkan kecuali untuk terapi eksaserbasi infeksius dan
infeksi bacterial lain.
!. Oksigen
Oksigen jangka panjang ( N '+ jamC"ari) pada PPOK dengan gagal napas
kronik terbukti dapat meningkatkansurvival(@vidence A).
#ndikasi ; PaO-I ++ mm0g (7,1 kPA) atau $aO -I H dengan atau tanpa
"iperkapni atau PaO- antara ++ mm0g (7,1 kPA) dan * mm0g (, kPA)
atau $aO-H tetapi ada "ipertensi pulmonal udem perifer yang dicurigai
karena congestive heart failureatau polisitemia (0ct N ++H)
4. Bentilator
$ampai saat ini belum ada data yang membuktikan ba"wa ventilator punya
peranan pada penatalaksanaan rutin PPOK stabil.8. %e"abilitasi medic
&ujuan utama re"abilitasi pulmonal adala" mengurangi gejala, menigkatkan
kualitas "idup dan meningkatkan partisipasi fisik dan emosi dalam aktivitas
se"ari"ari.
!engan re"ab medic semua pasien menunjukkan manfaat dari eercise
training programe"Ada perbaikan eDercise tolerance dan kelu"an sesak napas
dan capek.
1
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
31/39
!urasi minimal dari program re"abilitasi efektif adala" - bulan, makin
panjang program diteruskan makin efektif "asilnya. %e"ab paru kompre"ensif
terdiri dari ; eDercise training
Konsultasi nutrisi @dukasi
:. Operasi
7.' 2ulektomi
Pada pasienpasien tertentu tindakan operasi ini efektif menurunkan
sesak napas dan memperbaiki faal paru (@vidence 5).
7.- &ransplantasi paru
Pada PPOK stadium lanjut yang terseleksi dengan tepat, transplantasi
terbukti memperbaiki kualitas "idup dan kapasitas fungsional
(@vidence 5).!. Penatalaksanaan PP9, eksaserbas+ akut 1(3(:
&idak ada definisi eksaserbasi yang diterima secara umum. $ecara
umum eksaserbasi adala" perburukan secara menetap (a sustained
&orsening)kondisi pasien dari keadaan stabil dan di luar variasi normal "ari
ke "ari, yang bersifat akut dan meng"aruskan peruba"an obat regular.
!eskripsi ini dapat membedakan eksaserbasi dari perburukan symptom C
gejala dalam beberapa jam yang dapat dengan muda" diatasi dengan rapid
acting bronchodilator"
?ejala utama dari eksaserbasi adala" peningkatan sesak napas, sering
disertai w"eeing dan chest tightness! peningkatan batuk dan da"ak,
peruba"an warna dan atau tenacity(keliatan) da"ak dan panas. @ksaserbasi
juga bisa disertai sejumla" gejala nonspesifik seperti ; malaise, insomnia,
ngantuk, capek, depresi, dan kebingunan. Peningkatan volume da"ak dan
purulen menunjuk pada penyebab bacterial.
Penilaian beratringan eksaserbasi didasarkan; riwayat penyakit
sebelum eksaserbasi, gejalagejala, pemeriksaan fisik, tes faal paru, analisa
gas dara", dan tes laboratorium lain. %iwayat penyakit "arus mencakup
berapa lama perburukan gejala atau gejalagejala yang baru dijumpai,
frekwensi dan beratringan sesak napas dan batuk, warna dan volume da"ak,
limitasi aktiviti se"ari"ari, episode C eksaserbasi sebelumnya dan apaka"
perlu rawat inap dan regimen pengobatan sekarang. Pada pasien PPOK
1'
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
32/39
stadium sangat berat, tanda yang sangat penting dari eksaserbasi berat adala"
peruba"an kesadaran dan tanda ini perlu segera dievaluasi di ruma" sakit.
6.' &es faal paru
&es faat paru sangat seder"anapun sulit untuk dikerjakan dengan benar,
namun secara umum P@8 I '
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
33/39
Penyebab lain ; Polusi udara, pneumoni, gagal jantung kanan atau
kiri atau aritmia emboli paru, pneumotoraks spontan, pemberian O-
tidak tepat, obatobat ("ipnotik, tranQuilliser, diuretika), penyakit
metabolic (diabetes, gangguan elektrolit), status nutrisi jelek,
stadium ak"ir penyakit.
6.* Penatalaksanaan
PPOK yang mengalami eksaserbasi dapat dirawat di ruma" atau diruma"
sakit.
6.*.' Perawatan di ruma"
Ada peningkatan interes untuk "ome care bagi pasien PPOK
stadium terminal walaupun "asil studi ekonomi perawatan "omecare "asilnya masi" beragam #ssue yang penting adala" kapan
dirawat di ruma" dan kapan dirawat diruma" sakit4
Obat yang diberikan;
6.*.'.' 2ronkodilator
!osis dan atau frekwensi bronkodilator ditingkatkan
(@vidence A). Pada kasus yang lebi" berat terapi
nebulier dengan bronkodilator dosis tinggi diberikan
atas dasar bila diperlukan untuk beberapa "ari jika
nebulier yang tepat tersedia.
6.*.'.- Kortikonteroid
Kortikosteroid sistemik memperpendek waktu pemuli"an
dan membantu memperbaiki fungsi paru lebi" cepat dan
dapat mengurangi risiko kambu" lebi" awal.
Kortikosteroid dipertimbangkan untuk diberkan sebagai
tamba"an terapi bronkodilator pada pasien PPOK dengan
8@B'I +H. Gang direkomendasi adala" prednisolon 6
mg per"ari selama ' "ari (@vidence !).
6.*.'.1 Antibiotik
Antibiotik "anya efektif bila pasien dengan peningkatan
sesak dan batuk yang disertai peningkatan volume da"ak
dan da"ak purulen )@vedence 2).
6.*.- Perawatan di ruma" sakit
11
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
34/39
%esiko meninggal waktu eksaserbasi terkait erat dengan
timbulnya respirasi asidosis, dijumpai komorbid yang bermakna
dan kebutu"an penggunaan ventilator mekanik. Pasienpasien
yang tidak dijumpai gambaran tersebut tidak beresiko tinggi
untuk meninggal tetapi pasien dengan penyakit dasar PPOK yang
suda" berat sering memerlukan rawat inap.
&indakan pertama bila pasien datang di 9?! adala" member
oksigen terkontrol dan menentukan apaka" eksaserbasi tersebut
life t"reatening4 jika ya segera masukkan pasien ke #59. 3ika
tidak pasien dapat diterapi di 9?! atau rawat inap.
6.*.1 Oksigen terkontrol
&erapi oksigen adala" bagian yang sangat penting dari
penatalaksanaan di ruma" sakit. Oksigenasi adeQuate (PaO-N *
mm0g atau $aO-N H) muda" dapat dicapai pada eksaserbasi
yang uncomplicated tetapi retensi 5O- dapat terjadi secara
tersamar dengan sedikit peruba"an gejala. $etela" oksigen
diberikan, 1 menit kemudian pemeriksaan gas dara" "arus
dikerjakan untuk mengevaluasi oksigensi tercapai dengan baik
tanpa retensi 5O-atau asidosis.
5ara ; :asal '6
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
35/39
!osis;
Obat
Agonis beta -
8enoterol
&erbutalinAntikolinergi
#pratropium bromide
!# mcg
'+-
-++
6
:ebuliser mcg
,'-,
+'
,-+,+
3ika terapi in"alasi belum adeQuate di tamba" teofilin ;
loading dose ; -,++mgCKg22 dalam 1 menit
maintence ,+CKg22Cjam dan modifikasi jika diperlukan atas
dasar gejala atau level serum. Pada pemberian teofilin, monitoring
kadar teofilin serum "arus dipantau untuk meng"indari efeksamping obat. Kadar serum '- mgCm< cukup untuk sebagian
besar pasien namun beberapa pasien masi" mentolerir level tinggi
('- mgCm
asam klavulanat, sepalosporin, claritromisin, aitromisin.
6.*.* ukolitik
$aat eksaserbasi mukolitik seperti : asetil sistein tidak
menunjukkan manfaat.
6.*.7 Kortikosteroid
$teroid oral atau intravena direkomendasi sebagai terapi
tamba"an dari bronkodilator (plus antibiotic bila perlu dan
oksigen) pada penatalaksanaan PPOK yang rawat inap.
(@vidience A). !osis yang tepat yang "arus diberikan tidak
diketa"ui tetapi dosis tinggi dikaitkan dengan resiko efek
1+
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
36/39
samping. Predinisolon oral 16 mgC"ari selama ''6 "ari
optimal bila ditinjau dari sudut efikasi dan keamanan.
6.*. 5airan dan elektrolit
Perlu dimonitor
6.*. :utrisi
&ujuan ; memperta"ankan berat badan dan mencega"
pemeca"an protein
&atalaksana ; tinggi protein renda" karbo"idrat. protein N ',+
mgCkg22C"ari.
6.*.' Bentilator mekanik
&ujuan utama bantuan ventilator mekanik untuk pasien ekaserbasi
dengan stadium #B (PPOK sangat berat) adala" menurunkan
mortalitas dan morbiditas dan meng"ilangkan kelu"an. 2antuan
ventilasi mekanik dapat non invasive mec"anical ventilation
(:#PPB) dan invasive mec"anical ventilation.
&abel 1. #ndikasi dan kontraindikasi relatif :#PPB.
Kriteria seleksi
sesak sedang sampai berat dengan penggunaan otot napastamba"an dan gerakan abdomen paradoksal
asidosis sedang sampai berat (p0 I 7,1+) dan "iperkapni (Pa5O-
N 6+ mm0g)
frekwensi napas N-+DCmenit
Kriteria eksklusi
respiratoryarrest
ketidakstabilan kardiovaskuler ("ipotensi, aritmia, infrak miokard)
somnolence, kesadaran menurun dan pasien tidak kooperatif
ridiko aspirasi tinggi ; secret yang banyak atau kental
operasi daera" muka atau gastroesofageal yang baru trauma kraniofasial, fiDed nasop"aryngeal abnormalities.
sangat gemuk.
3.12 PEN>ULIT
'. ?agal napas
-. #nfeksi berulang
1. Kor Pulmonal
3.13 PR96N9$I$
1*
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
37/39
$etela" muncul secara kliniuk, median survival kirakira ' ta"un.
2eberapa factor yang tela" diidentifikasi dapat memprediksi survival jelek pada
PPOK ; 8@B' renda", masi" merokok, "ipoksemi, nutrisi jelek, corpulmonale,
penyakit komorbid dan kapasitas difusi renda".
Pasien dengan 8@B' I 1+H prediksi mempunyai mortalitas 'H perta"un.
3ika pasien mengatakan tidak mampu berjalan 'm tanpa "arus ber"enti ole"
karena sesak napas, five year survival "anya 1H.
#ndeks prognostic yang multi dimensi adala" 2O!@ #:!@ (2ody mass indeD,
obstructive ventilatory defect severity, dyspneu severity and eDercise capacity) ''.
BAB I?
17
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
38/39
,E$IMPULAN
!ari kasus ini dapat dili"at dari "asil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang rontgen t"oraD yang dilakukan dapat disimpulkan ba"wa
diagnosis dari penderita adala" 5OP!.
5OP!CPPOK adala" penyakit yang ditandai dengan keterbatasan aliran
udara yang kronik dan terjadi berbagai peruba"an patologis di paru, se"ingga
dapat menimbulkan beberapa penyakit pada setiap individu.
enurut Prediksi /0O, pada ta"un -- angka kejadian PPOK akan
meningkat dari posisi '- ke posisi + sebagai penyakit terbanyak di dunia dan dari
posisi * ke posisi 1 sebagai penyebab kematian terbanyak.
erokok merupakan faktor risiko terpenting penyebab PPOK di samping
faktor risiko lainnya seperti polusi udara, faktor genetik dan lainlainnya.
&erapi farmakologis dilakukan untuk mengurangi gejala, mengurangi
kepara"an eksaserbasi dan meningkatkan status kese"atan. $etiap pengobatan
"arus spesifik ter"adap setiap pasien, karena gejala dan kepara"an dari
keterbatasan aliran udara dipengaru"i ole" banyak faktor seperti frekuensi
kepara"an eksaserbasi, adanya gagal nafas dan status kese"atan secara umum.
DA-TAR PU$TA,A
1
-
7/21/2019 COPD Indy Revisi 2
39/39
'. @merman 5< Acute @Dacerbation of 5OP! -*; Outcomeeffective
antimicrobial selsection and recent advnces in outpatient management.
-. ?uyton and 0all, -7. 8isiologi kedokteran, jakarta ; penerbit buku
kedokteran @?5.
1. ?lobal initiative for c"ronic obstructive lung.disease.?lobal strategy for t"e
diagnosis, management and prevention of
5OP!.///.goldcopd.com9pdate -.
6. Per"impunan !okter Paru #ndonesia (P!P#). PPOK (Penyakit Paru Obstruktif
Kronik), Pedoman praktis diagnosis dan penatalaksanaan di indonesiaF-''.
+. $eymor 3, oore