contoh proposal
DESCRIPTION
1. Latar Belakang MasalahMenurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didikTRANSCRIPT
1
PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA
MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DI KELAS IV SD NEGERI 1 REJASARI
PURWOKERTO
Disusun Oleh :
Sri Handayani
NIM 1404907053
S1-PJJPGSD (ICT)FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2009
1
2
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
Proosal ini disusun dan diajukan untuk memenuhi e-Tugas Akhir Pada Program S1-PJJPGSD Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2009-2010.
Judul Penelitian : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto Barat
Nama : Sri Handayani
NIM : 1404907053
Program Studi : S1-PJJPGSD (ICT)
Lokasi Penelitian : SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat
Kabupaten Banyumas
Semarang, 9 Januari 2010
Menyetujui
Supervisor/ Dosen Pembimbing
Dra. FLorentina Widihas strini M.Pd. NIP 131124081
Mahasiswa,
Sri Handayani
NIM 1404907053
Mengetahui:
Ketua Jurusan PGSD
Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.NIP 131106346
2
3
PROPOSAL PTK
A. Judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di
Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto
B. Bidang kajian
Desain dan strategi Pembelajaran
C. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan
dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas utama seorang guru adalah
mengajar, mendidik dan melatih peserta didik mencapai taraf kecerdasan,
ketinggian budi pekerti, dan ketrampilan yang optimal. Agar dapat mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik guru harus menguasai berbagai
kemampuan dan keahlian. Guru dituntut menguasai materi pelajaran dan
mampu menyajikannya dengan baik serta mampu menilai kinerjanya.
Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak
untuk berpikir rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA diupayakan
mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa
merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
3
4
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi
yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan
target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media
dan alat peraga serta sumber belajar yang memadai. Namun tidak sedikit
guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi dan
metode pembelajaran yang tepat, tidak menggunakan alat peraga yang
sesuai dengan materi, serta tidak menggunakan sumber belajar yang
memadai.
Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan
standar isi mata pelajaran IPA, Guru dalam menerapkan pembelajaran
lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran
yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode
ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa
kurang kreatif dalam pembelajaran
Permasalahan tersebut juga terjadi dalam pelaksanakan
pembelajaran masih sering dijumpai kendala sehingga siswa kurang
memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran
tersebut juga dihadapi oleh para guru di SD Negeri 1 Rejasari ketika
melaksanakan pembelajaran IPA. Kendala yang dihadapi adalah minat
belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang,
sehingga hasil belajar juga sangat rendah. Hal itu disebabkan karena guru
mengajar secara menoton, kurang menarik, siswa kurang aktif, KBM
hanya menggunakan ceramah, dan alat peraga masih sangat kurang dan
belum tersedia.Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu
permasalahan yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut
guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru
menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang
relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan
4
5
pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik
mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan
memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.
Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan
akhir semester I tahun 2009/2010 siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari
Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas pada mata pelajaran
IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
yaitu 63. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2009/ 2010 siswa kelas IV
SDN 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas, pada
mata pelajaran IPA diperoleh nilai terendah 35, nilai tertinggi 80 dan nilai
rata-rata 56. Dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya 8 siswa. Demikian
pula dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada siswa kelas IV
diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang
belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang perpindahan panas.
Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan
yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru menggunakan
metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan
materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan pendekatan
pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA,
mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat
kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih
bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai
Dalam memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan
pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Guru
dalam pendekatan kontekstual dituntut dapat mengaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan pendekatan
kontekstual, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena dapat
dilakukan secara alamiah, sehingga siswa dapat mempraktekkan secara
5
6
langsung konsep yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual mendorong
siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga
memungkinkan siswa rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar,
bahkan kecanduan belajar. Kondisi tersebut terwujud ketika siswa
menyadari tentang apa yang mereka perlukan dalam hidup dan bagaimana
cara memperolehnya(trianto, 2007:32)
Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Perpindahan Panas Dalam
Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri
1 Rejasari Purwokerto Barat”.
2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a) Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, disusun rumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV
SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten
Banyumas.
Rumusan masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut:
1) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1
Rejasari?
2) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam pembelajaran?
3) Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari pada konsep
perpindahan panas?
6
7
b) Pemecahan Masalah
Dari rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan melaksanakan tahapan-tahapan tindakan
dengan pendekatan kontekstual, yaitu:
1) Membangun pengetahuan dasar siswa melalui pengalaman yang
pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari.
2) Melaksanakan kegiatan inkuiri.
Proses pembelajaran didasarkan pada proses pencarian dan
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
Dalam kegiatan pembelajaran terjadi kegiatan tanya jawab antara
guru dengan siswa.
4) Menciptakan masyarakat belajar.
Siswa melakukan diskusi kelompok membahas materi yang
sedang dipelajari.
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh semua siswa.
6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan pembelajaran.
Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman belajar
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaksanakan.
7) Melakukan penilaian nyata
Penilaian dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut:
a. Tujuan Umum:
7
8
Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat kabupaten Banyumas
terhadap konsep perpindahan panas dengan pendekatan kontekstual.
b. Tujuan khusus:
1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA
melalui pendekaan kontekstual.
2) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
melalui pendekatan kontekstual
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan pendekatan kontekstual.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Bagi Siswa
1) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA,
sehingga IPA menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.
2) Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan
menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.
b. Manfaat Bagi guru
1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap
pembelajaran yang sudah berlangsung.
2) Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk
mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
3) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
c. Manfaat Bagi sekolah1) Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
dengan menerapkan CTL
8
9
2) Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif
pada kualitas pembelajaran di sekolah.
D. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
a. Pengertian belajar
Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu,
atau anak yang tadinya tidak trampil menjadi trampil.
Gagne (dalam Siddiq , 2008) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur pokok
dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.
1) Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir
dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan
perasaannya aktif.
2) Perubahan perilaku
Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku
seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya.
3) Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam
interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.
Slavin dalam (tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Gagne dalam (Tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama
9
10
periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari
proses pertumbuhan.
Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman
Morgan dalam ( (Purwanto, 1997: 84).
Menurut William James, John Dewey, James cartel dan
Edward (dalam Winataputra, 2007) belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,
skills and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skill),
dan sikap (attitude) tersebut di peroleh secara bertahap dan
berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian
belajar sepanjang hayat.
Menurut skinner (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal,
apabila ia diberi penguatan (reinforce).
Muhibbin (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu
perubahan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut.
Slameto (dalam Kurnia, 2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara
Winkel (dalam Kurnia, 2007: 1-30) mendefinisikan belajar sebagai
suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung
dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga
menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari pengertian-pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan
bahwa belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif
10
11
dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh
melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku
sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif
menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
b. Hakekat Pembelajaran
Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan
siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran
merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru
merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu.
Menurut Winataputra dkk, (2007), pembelajaran merupakan
kegiatan untuk menginisisasi, memfasilitasi dan meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Menurut pasal 1 butir 20 Butir Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas (dalam Winataputra, 2007) yakni, “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep,
yakni interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan
belajar.
Menurut Hernawan dkk, 2008. Pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam
memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan
kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi pembelajaran. Konsep
pembelajaran pada dasarnya terbagi kedalam dua konsep yang
berlangsung secara bersamaan, yaitu proses belajar yang dilakukan oleh
siswa dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru.
Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakekat
pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar
dimana terjadi komunikasi yang berarti antara siswa dengan guru yang
11
12
didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu
pengetahuan.
c. Hasil Belajar
Kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi
berasal dari Belanda yaitu ”prestatie” kemudian dalam bahasa
Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga
berarti kemampuan ketrampilan, sikap sesorang dalam menyelesaikan
sesuatu (Arifin l,1999 :78)
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktifitas belajar (Tri Anni, 2004: 4)
d. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang “Pengetahuan
Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang
benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur
kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk
akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya
sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai
dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan
alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya.
Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui
oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional
dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan
Hendro, 1991: 3).
IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara
lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan (Depdiknas,
1994: 61).
IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, pronsip-
12
13
prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004:
6).
Menurut Sri Sulistyorini (2007), IPA dapat dipandang dari segi
produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA
memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi
pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini
berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung
ketiga dimensi tersebut
Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada
sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan
dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan
yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses (usaha
manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat
dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).
1) IPA sebagai Proses
IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan
para ahli IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional,
kognitif dan bertujuan. Aktivitas dalam mencari ilmu memang
menggunakan kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam
melaksanakan aktivitas ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif,
Anda harus memiliki tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari
penjelasan yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi
oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian
2) IPA sebagai Prosedur
Pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan
data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata.
Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau
direvisi ulang. Semua temuan IPA memerlukan uji oleh teman
sejawat dan juga perlu replikasi. Semakin sederhana penjelasannya
13
14
semakin diterima oleh masyarakat IPA. Lihatlah hukum gravitasi
Newton, teori
relativitas khusus Einstein, ketidakpastian Heisenberg dsb.
3) IPA sebagai Produk Ilmiah
IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan IPA yang
dapat ditemukan di dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah,
buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta
pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum produk ilmu
pengetahuan itu dapat dibagi menjadi: fakta, konsep, lambang,
konsepsi/penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuwan yang
mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah
fakta dan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena
tersebut. Selanjutnya, mereka membangun konsepkonsep IPA
berupa sebuah kata atau gabungan dua kata atau lebih. Misalnya:
panas, suhu, massa, panas jenis, volume, massa jenis, gerak
berubah peraturan, gerak lurus berubah beraturan.
Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat
IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan
konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan. Dalam IPA mengandung tiga hal:
proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur
(pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk
(kesimpulannya betul).
e. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar
lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam
lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan
14
15
memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan
materi, agar tidak gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran
lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk
merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip
membelajarkan-memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.
Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi
seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa,
melainkan harus dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan
fasilitasi dari guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri,
mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada
pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya,
sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dapat
dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk
mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan
pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa
menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berperan sebagai
pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan fasilitator.
Pembelajaran dengan cara seperti di atas disebut pembelajaran
dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning),
yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran dikaitkan dengan dunia
nyata yaitu diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang
kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan
melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa
berfikir, constructivism agar siswa membangun pengertian, inquiry
agar siswa bisa menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning
community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta
terbiasa berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereviu kembali
pengalaman belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang
diberikan menjadi sangat objektif. Jadi pendekatan kontekstual
mempunyai tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri,
15
16
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian
sederhana.
Hakikat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa menbuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif
(Yasa,Doantara. 2008. Contextual Teaching and Learning) dalam
friendlyschool.blogspot.com.
Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan
pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut di
atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa. CTL dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya. Depdiknas(dalam (Triyanto, 2007: 106)
2. Kajian Empiris
Menurut Wayan (2005), penelitian yang berjudul “Model
Pembelajaran Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konsepsi Fisika Siswa SMAN
13 Bandar Lampung ” menyimpulkan bahwa:1) Aktivitas belajar siswa
sangat baik. Setiap kegiatan belajar fisika hanya sebagian kecil siswa
melakukan kegiatan menyimpang.2) Kosepsi-konsepsi siswa terhadap
konsep fisika jika dibandingkan dengan penguasaan konsep awal siswa
meningkat dari siklus ke siklus
Dalam penelitian Ahmad Azhar ( 2002 ) yang berjudul “Peranan
Pendekatan Konrekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”
menyimpulan bahwa:1) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang
digunakan pada proses belajar mengajar di mana materi kegiatannya
berhubungan erat dengan pengalaman nyata siswa diluar sekolah. 2)
Peranan pendekatan kontekstual pada dasarnya perpaduan antara berbagai
macam pendekatan yang digunakan pada pembelajaran IPA yang telah ada
16
17
sebelumnya, yaitu : meningkatkan motivasi siswa, mengembangkan
kreativitas dan mental siswa dan membantu guru dalam mengaitkan isi
atau materi pelajaran IPA dengan keadaan dunia nyata pada proses
pembelajaran. 3) Pendekatan kontekstual adalah pengembangan dari cara
pembelajaran yang telah ada.
3. Kerangka Berpikir
Optimalisasi kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor metode atau teknik dan model mengajar guru. Guru
dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa
tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi
yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai
dengan dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih
bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang
partisipatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri
untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa dibantu oleh guru
melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan
untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima
informasi tentang materi/bahan belajar dan prosedur pembelajaran,
membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman
dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.
Dengan menerapkan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA di
kelas IV SD Negeri 1 Rejasari, karena siswa menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran dan diharapkan pula terjadi peningkatan hasil belajar.
4. Hipotesis Tindakan:
17
18
Dengan menggunakan pendekatan kontekstual aktivitas siswa,
keterampilan guru dan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri Rejosari
Purwakerto akan meningkat
E. Metode penelitian
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Rejasari Kecamatan
Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas 4 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14
siswa perempuan.
2. Variabel/Faktor yang Diselidiki
Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan
kontekstual
b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan
kontekstual.
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan
kontekstual.
3. Prosedur/Langkah-langkah PTK
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai
berikut:
1) Menelaah materi pembelajaran IPA kelas IV semester 2 yang
akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-
indikator pelajaran.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
indikator yang telah ditetapkan.
3) Menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam penelitian.
4) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian
18
19
5) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa pre test dan post test, serta
lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua
siklus. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala
sesuatu yang belum baik.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengamat untuk mengamatai tingkah laku siswa dan sikap siswa
ketika mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan pendekatan
kontekstual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang
menerapkan pendekatan kontekstual.
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan
aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka
peneliti melaukan perbaikan pada siklus dua agar pelaksanaannya
lebih efektif.
Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka
peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.
4. Siklus Penelitian
4.1. Siklus Pertama
1) Perencanaan
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi
perpindahan panas.
b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa…….
c) Menyiapkan lembar kerja siswa.
19
20
d) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam
penelitian.
e) Menyiapkan lembar evaluasi yang berupa pre tes dan post
tes.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara
kelompok melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya
dilakukan selama satu pertemuan. Prosedur pelaksanaannya
adalah :
1) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas
IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas.
2) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas.
3) Guru (peneliti) mendemonstrasikan cara mendapatkan panas
4) Siswa mengamati demonstrasi cara mendapatkan energi
panas.
5) Tanya jawab tentang sumber panas.
6) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus
dijawab oleh siswa, yaitu :
Ketika memasak menggunakan panci, bagian panci yang
terkena api adalah bagian bawah. Bagian mana dari panci
tersebut yang menjadi panas?
Jika panci tersebut diisi air, bagaimanakah dengan suhu
air dalam panci?
Kita juga mendapat panas dari matahari. Bagaimana
panas matahari sampai ke bumi?
7) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan perpindahan
panas.
8) Siswa mengamati demonstrasi perpindahan panas yang
dilakukan oleh guru.
20
21
9) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu
kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 anak.
10) Tiap kelompok melakukan percobaan tentang perpindahan
panas.
11) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan.
12) Siswa melaporkan hasil percobaan.
13) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan
kelompok lain.
14) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan
dari hasil kerja kelompok
15) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan
16) Melaksanakan post test
3) Observasi
a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh
observer)
b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa
c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan
oleh observer)
4) Refleksi
a) Mengevaluasi hasil observasi
b) Menganalisis hasil pembelajaran
c) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.
4.2. Siklus Kedua
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana perbaikan dengan materi tentang…..
b) Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif
c) Menyiapkan lembar kerja siswa.
d) Menyiapkan lembar evaluasi.
e) Menyiapkan lembar observasi.
21
22
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas
IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas.
b) Melaksanakan Pre test (tanya jawab lisan) mengenai materi
yang telah dipelajarai pada siklus I.
Apakah panas dapat berpindah?
Bagaimanakah panas dapat berpindah?
c) Guru (peneliti) memotivasi siswa.
d) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus
dibahas, yaitu :
Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan
panas?
Bagaimanakah kecepatan perpindahan panas melalui
medium yang berbeda?
e) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu
kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5 anak.
f) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah
percobaan.
g) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan.
h) Tiap kelompok melakukan percobaan
i) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan
j) Siswa melaporkan hasil percobaan.
k) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan
kelompok lain.
l) Menyimpulkan hasil percobaan.
m) Melaksanakan post test
n) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan
3) Observasi
22
23
a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh
observer)
b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa
c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan
oleh observer)
4) Refleksi
a) Mengevaluasi hasil observasi
b) Menganalisis hasil pembelajaran.
5. Data dan Cara Pengumpulan Data
5.1. Sumber Data
1. SiswaSumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh
secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus
kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru pengamat
(observer)
2. GuruSumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru oleh
obsever.
3. Data dokumen.Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto.
4. Catatan lapanganSumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran.
5.2. Jenis Data1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang
diperoleh siswa.
2. Data Kualitatif
23
24
Diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, wawancara serta catatan lapangan dengan menerapkan pendekatan dengan pendekatan kontekstual.
5.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi, metode tes, dokumentasi, kuesioner (angket), dan
catatan lapangan.
a. Metode observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh indera (Arikunto, 2002: 133).
Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang
menggambarkan bagaimana akivitas siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.
b. Metode tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok
(Arikunto, 2002: 127)
Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan
kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif
siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen
24
25
rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2002: 206)
Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa.
Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan
kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas
belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.
d. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah sebagai alat pengumpul data yang umumnya
terdiri dari pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi penelitian yang dikehendaki (Toha, 2008:
5.6)
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
e. Catatan lapangan
Catatan lapangan berisi catatan guru selama pembelajaran
berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses
pembelajaran, catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam
melakukan refleksi.
25
26
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data yang digunakan adalah:
a. Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk
presentase. Rumus persentase tersebut sebagi berikut:
Keterangan:
= Jumlah frekuensi yang muncul.
= Jumlah total siswa
= Persentase frekuensi
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan
belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan
tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
Tuntas
< 63 Tidak Tuntas
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas
guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan
angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif
dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh kesimpulan.
26
27
7. Indikator KeberhasilanPendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat
Kabupaten Banyumas dengan indikator sebagai berikut:
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan
kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA menggunakan
pendekatan kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-
kurangnya baik.
c. 80% siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto
mengalami ketuntasan belajar individual sebesar dalam
pembelajaran IPA.
F. Jadwal Penelitian
No Pelaksanaan penelitian Januari februari Maret april
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK x x x x x x
2. Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
x x
x
x
x
3. Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
x xx
x
x
4. Pelaporan x x
Keterangan:
1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I : Maret minggu ke-1.
2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II : Maret minggu ke-4.
27
28
G. Rencana Anggaran Biaya
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti,
adapun biaya tersebut adalah :
1. Fotocopy Naskah : Rp 40.000,00
2. Kerta folio 1 pack : Rp 30.000,00
3. Jilid buku : Rp 15.000,00
4. Rental Komputer : Rp 75.000,00
5. lain-lain : Rp 25.000,00
Jumlah : Rp 180.000,00
H. Tim Peneliti1. Nama : Sri Handayani
NIM : 1404907053
Jabatan : Peneliti (Mahasiswa)
Lokasi penelitian : SD Negeri 1 Rejasari UPK Kecamatan
Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas
2. Nama : Adi Mustopo
NIP : 19650403 198508 1 002
Jabatan : kolaborator
I. Daftar Pustaka
Eddy Wibowo, Mungin dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Universitas Negeri Semarang
Wardhani, IGKA dan Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka
28
29
Siddiq, M. Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Kurnia, Inggridwati. dkk. 2007. Perkembangan belajar peserta didik. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Tri Anni. Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK
Universitas Negeri Semarang
Purwanto. M Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas
Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya:
Prestasi Pustaka Publiser
Arifin. Zaenal. 1999. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal. 78
Darmojo, Hendro dan Jenny R.E. Kaligis. 2001. Pendidikan IPA 2. Jakarta:
Depdikbud.
Sutrisno, Leo dan Heri Kresnadi. Kartono. 2007. Pengembangan
Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional
Nasution, Noehi. 2003. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP. Jakarta: Depdikbud
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas
BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas
Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Yasa,doantara. 2008. Contekstual Teaching And Learning.
(http://www.friendlyschool.blogspot.com, diakses 2 Januari 2010)
Azhar, Ahmad. 2009. Peranan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Di Sd-Mi. (http://ahmadazhar.wordpress, diakses
tanggal 6 Januari 2010
29
30
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL :
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di
Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto
No Variabel IndikatorSumber
Data
Alat/
Instrumen
1 Aktifitas siswa dalam pembelajaran konsep perpindahan Panas dengan Pendekatan Kontekstual
Kesiapan dalam belajar
Menjawab pertanyaan
Aktif dalam perumusan masalah sementara
Aktif dalam diskusi/ kerja kelompok
Melaksanakan percobaan
Melaporkan hasil percobaan
Menyimpulkan hasil percobaan
Melakukan refleksi
Siswa Foto Video
Lembar Observasi Catatan Lapangan
Angket
2 Keterampilan guru dalam dalam pembelajaran konsep perpindahan panas dengan pendekatan Kontekstual
Mengemukakan tujuan pembelajaran
Melakukan apersepsi
Membimbing siswa merumuskan masalah
Membimbing siswa dalam diskusi kelompok
Membimbing siswa dalam melakukan
Guru Video Foto
Observasi Catatan lapangan
Wawancara
30
31
eksperimen Membimbing siswa
dalam melaporkan hasil percobaan.
Melakukan evaluasi
Menggunakan media secara efektif dan efisien.
Mengelola waktu Melakukan refleksi
3 Hasil belajar siswa terhadap materi Perpindahan Panas dengan Pendekatan Kontekstual
Ketepatan hasil diskusi/kerja kelompok
Kelancaran melakukan eksperimen
( Indikator dari KD)
Siswa TesTertulis Observasi
31
32
LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA
Pertemuan........................Siklus..........................
Nama Siswa : ..............
Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI
Kelas : IV
Konsep : Perpindahan Panas
Hari/Tanggal : ..............
Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan
yang sesuai dengan indikator pengamatan!
No Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah1 2 3 4
1Kesiapan dalam belajar
2 Menjawab pertanyaan
3 Merumuskan masalah sementara
4 Aktif dalam diskusi kelompok
6Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran
7 Melaksanakan percobaan
8 Melaporkan hasil percobaan
9 Menyimpulkan hasil percobaan
10 Mengajukan pertanyaan
Jumlah skor :
32
33
Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................
Kriteria Penilaian :
31 - 40 = A
21 - 30 = B
11 - 20 = C
= D
Banyumas, .....................................
Observer
.............................................
33
34
Deskriptor Pengamatan Keaktifan Siswa
Selama Pembelajaran IPA materi “ Perpindahan panas”
melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari
Kategori Pengamatan
Kurang(1) Cukup(2) Baik(3) Baik Sekali (4) Ket
1. Siap menerima pelajaran
Tidak membawa peralatan belajar
Membawa peralatan
tidak lengkap
Peralatan lengkap
Peralatan lengkap dan
memperhatikan guru
2. Menjawab pertanyaan
Tidak menjawab
Menjawab satu kali
Menjawab dua kali
Menjawab lebih dari dua kali
3. Merumuskan masalah sementara
Tidak ikut merumuskan
Merumusk tapi tidak relevan
Rumusannya relevan
Rumusan relevan dan
kritis
4. Aktif dalam diskusi kelompok
Tidak bekerjasama
Bekerja sendiri
Memberi urunan
pendapat
Memberi urunan
pendapat dan bertanya pada
teman
5. Melaksanakan percobaan
Tidak melakukan percobaan
Melakukan sambil
bermain
Melakukan percobaan
Melakukan percobaan dan aktif membuat
kesimpulan
6. Melaporkan hasil percobaan
Tidak melakukan
Melaporkan tidak lengkap
Melaporkan dengan lengkap
Melaporkan dengan lengkap dan mengkritisi
laporan kelompok lain
7. Merefleksi
Tidak melakukan
Merefleksi tidak
relevan
Merefleksi kekurangan
hasil percobaan
Merefleksi apa yang diperoleh
dalam pembelajaran
34
35
LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU
Pertemuan...........Siklus...............
Nama Guru : SRI HANDAYANI M.FL.
Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI
Kelas : IV
Konsep : Perpindahan Panas
Hari/Tanggal : ..............
Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan
yang sesuai dengan indikator pengamatan!
No Indikator Tingkat Kemampuan
Jumlah1 2 3 4
1 Mengemukakan tujuan pembelajaran
2 Melakukan apersepsi
3Membimbing siswa merumuskan masalah
4Membimbing siswa dalam diskusi/ kerja kelompok
5Membimbing siswa dalam melakukan percobaan
6Membimbing siswa dalam melaporkan hasil percobaan
7Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
8 Menggunakan media secara efektif dan efisien.
35
36
9 Mengelola waktu secara efisien
10 Melakukan refleksi
Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................
Kriteria Penilaian :
31-40 = A
21-30 = B
11-20 = C
1-10 = D
Banyumas, .....................................
Observer
.............................................
Deskriptor Pengamatan Keterampilan Guru
36
37
Selama Pembelajaran IPA materi “ Perpindahan Panas”
melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto
Kategori Pengamatan
Kurang(1) Cukup(2) Baik(3)Baik
Sekali (4)Ket
1. Mengemukakan tujuan pembelajaran
Tidakmengemu
kakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan
Mengemu
kakan
dengan kurang jelas
Mengemu
kakan
dengan cukup
jelas
Mengemu
kakan
dengan
jelas
2. Melakukan apersepsi
Tidak relevanKurang relevan
Cukup Relevan
Sangat Relevan
3. Membimbing siswa merumuskan masalah
Membim
bing tapi salah
Kurang membim
bing
Membim bing
dengan baik
Membim bing
dengan sangat baik
4. Membimbing siswa dalam diskusi/ kerja kelompok
Membim
bing tapi salah
Kurang membim
bing
Membim bing
dengan baik
Membim bing
dengan sangat baik
5. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan
Membim
bing tapi salah
Kurang membim
bing
Membim bing
dengan baik
Membim bing
dengan sangat baik
6. Membimbing siswa dalam melaporkan
Membim
bing tapi
Kurang membim
Membim bing
dengan
Membim bing
dengan
37
38
hasil percobaan salah bing baiksangat baik
7. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
Membim
bing tapi salah
Kurang membim
bing
Membim bing
dengan baik
Membim bing
dengan sangat baik
8. Menggunakan media secara efektif dan efisien.
Tidak menggu
nakan
media
Kurang menggu
nakan
media
Menggu
nakan
media dg cukup baik
Menggu
nakan
media dengan sangat baik
9. Mengelola waktu secara efisien
Pengelo
laan
waktu
tdk
tepat
Pengelo
laan
waktu
kurang
tepat
Pengelo
laan
waktu
cukup
tepat
Pengelo
laan
waktu
sangat
tepat
10.Melakukan refleksi
Tidak memberi
kan
refleksi
Kurang memberi
kan
refleksi
Cukup memberi
kan
refleksi
Memberi
kan
refleksi dengan sangat
baik
Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran IPA
Materi “ Perpindahan Panas”melalui Pendekatan Kontekstual
38
39
di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto
Pertemuan...........Siklus...............
Nama Guru : SRI HANDAYANI M.FL
Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI
Kelas : IV
Konsep : Perpindahan Panas
Hari/Tanggal : ..............
Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihanmu!
No PertanyaanJawaban
Ya Tidak
1Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang kita lakukan tadi?
2 Apakah pembelajaran tadi menarik?
3Apakah pembelajaran tadi membuat materi pembelajaran mudah dipahami?
4 Apakah ada kesulitan selama pembelajaran?
5Apakah kalian dapat memahami materi pembelajaran tadi?
6Apakah kalian bersedia mengikuti pembelajaran seperti ini lagi?
Banyumas, .....................................
Observer
CATATAN LAPANGAN
PROSES PEMBELAJARAN
39
40
SIKLUS:
TANGGAL :
...........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
SIKLUS 1
40
41
Sekolah : SD Negeri 1 Rejasari
Kelas : IV
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Semester : II (dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x 35 menit)
Hari/tanggal : Jumat, 17 Maret 2010
Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.
Indikator
1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas.
2. Menpercobaankan adanya perppindahan panas.
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi sumber-sumber panas.
2. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas
secara konveksi dalam air.
3. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas
secara konveksi dalam udara.
B. Materi Pembelajaran
1. Sumber panas:
a. Matahari
b. Gesekan dua benda
41
42
c. Api
2. Perpindahan panas:
a. Konduksi (melalui benda padat)
b. Konveksi (melalui benda cair dan gas)
c. Radiasi (tanpa zat perantara)
C. Metode Pembelajaran
1. Model
CTL (Contextual Teaching and Learning)
2. Metode
a. Ceramah
b. Percobaan
c. Diskusi/kerja kelompok
d. Penugasan
e. Tanya jawab
D. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1) Doa bersama dan absensi
2) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat
membuktikan peristiwa perpindahan panas melalui kegiatan
percobaan.
3) Apersepsi:
a) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas.
Dari manakah kita mendapatkan panas?
Benda apa saja yang termasuk sumber panas?
b) Guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan mendapatkan
panas dengan cara menggosokan kedua telapak tangan dan
menggosok-gosokan dua buah batu.
4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan
memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.
5) Pengetahuan prasyarat:
42
43
Siswa telah memahami bahwa panas merupakan sumber energi dan
memahami manfaat energi panas.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
1) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas
(api), besi, erlenmeyer, air, kotak bercerobong dan lilin, termometer,
kemudian mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang terjadi jika panci berisi air dan sobekan kertas
dipanaskan? Mengapa ?
Bagaimanakah terjadinya angin?
2) Siswa memberikan jawaban sementara.
3) Guru membimbing siswa untuk merumuskan permasalahan yang
harus dipecahkan, misalnya: bagaimana panas berpindah?
4) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan/diskusi. Satu
kelas dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 6 anak.
5) Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan.
6) Dengan bimbingan guru, salah satu kelompok siswa melakukan
percobaan.
7) Siswa lain mengamati demonstrasi/percobaan yang dilakukan
kelompok lain tentang peristiwa perpindahan panas.
8) Dengan bimbingan guru, siswa melaksanakan diskusi untuk
membahas hasil percobaan, kemudian membuat kesimpulan.
9) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok.
10) Siswa memberikan tanggapan hasil diskusi kelompok lain.
11) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil
diskusi.
12) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan
13) Melaksanakan evaluasi.
3. Penutup (15 menit)
1) Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik.
43
44
2) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dari hasil
percobaan.
E. Sumber Belajar
1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga.
2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara.
3. Kit IPA (energi panas)
4. Batu, besi, ember, air.
F. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi)
b. Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran)
c. Penilaian Hasil Belajar (Post tes)
2. Teknik Penilaian
a. Tes lisan
b. Tes tertulis
c. Ter kinerja
3. Soal evaluasi (terlampir)
Purwokerto, 16 Maret 2010
Guru Kelas
Sri Handayani
SOAL PENILAIAN SIKLUS I
PRE TES:
1. Dari manakah kita mendapatkan panas?
44
45
2. Apa manfaat panas bagi manusia?
POST TES:
A. Isilah titik-titik pada soal di bawah ini!
i. Benda yang dapat mengasilkan panas disebut....
ii. Sumber panas yang utama bagi bumi adalah....
iii. Dua benda yang digosokan akan menimbulkan....
iv. Perindahan panas melalui zat yang mengalir disebut....
v. Terjadinya angin disebabkan adanya perbedaan ... dan ....
B. Jawablah soal berikut ini!
vi. Sebutkan benda-benda yang merupakan sumber panas!
vii. Apa yang dimaksud dengan perpindahan panas secara konveksi?
viii. Berilah contoh peristiwa konveksi melalui air !
ix. Berilah contoh peristiwa konveksi melalui udara?
x. Bagaimanakah terjadinya angin?
KUNCI JAWABAN
SOAL PENILAIAN SIKLUS I
PRE TES
45
46
1. Panas diperoleh dari matahari, api, dan menggosokan dua benda.
2. Kegunaan panas adalah untuk mengahangatkan ruangan, mengeringkan
benda, pembangkit listrik.
POST TES
A. Jawaban soal isian.
1. Sumber pan
2. Matahari
3. Panas
4. Konveksi
5. Suhu dan tekanan udara.
B. Jawaban soal uraian
6. Benda-benda yang merupakan sumber panas adalah matahari, api, gosokan
dua benda, listrik, dan panas dari dalambumi.
7. Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang
disertai aliran zat perantara.
8. Peristiwa konveksi melalui air misalnya ketika merebus air, air yang
semuala dingin akan berubah jadi panas dan dissertai gerakan air yang
berputar.
9. Peristiwa konveksi melalui udara misalnya terjadinya angin darat, angin
laut, angin gunung, angin lembah.
10. Angin terjadi karena terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara. Daerah
yang suhunya rendah bertekanan udara tinggi, sedangkan daerah yang
suhunya tinggi bertekanan udaran rendah. Angin merupakan udara yang
46
47
bergerak dari yang bersuhu rendah (dingin) ke yang bersuhu tinggi
(panas).
LEMBAR KERJA SIKLUS I
Petunjuk Kerja:
47
48
1. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas
secara konduksi!
2. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah
kesimpulannya!
Judul percobaan:
PERPINDAHAN PANAS SECARA KONVEKSI
Alat dan Bahan :
1. gelas erlenmeyer
2. pembakar spirtus
3. standar
4. kotak konveksi
5. koil obat nyamuk
6. potongan kertas kecil-kecil
7. spirtus
8. lilin
9. termometer
10. penggulung asap / koil obat anti nyamuk
Prosedur Kerja
Kegiatan I: Konveksi pada zat cair
1. Siapkan potongan kertas kecil-kecil
2. isi gelas erlenmeyer sekitar setengah bagian dan masukkan potongan-
potongan kertas kecilnkedalam erlenmeyer tersebut
3. pasang gelas erlenmeyer pada standar seperti pada gambar
48
49
4. hidupkan pembakar spirtus dan tempatkan dibawah gelas erlenmeyer
5. amati apa yang terjadi pada potongan–potongan kertas kecil yang berada
dalam gelas erlenmeyer. Gambarkan arah pergerakan potongan-potoangan
kertas pada kertas kerjamu
6. Geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kanan gelas erlenmeyer, dan
amati pula perubahan apa yang terjadi pada gerakan potongan kertas.
7. Gambarkan pula bagaimana arah pergerakan potongan-potongan kertas
pada buku kerjamu.
8. Dengan cara yang sama, geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kiri
gelas erlenmeyer. Amati dan gambarkan arah pergerakan potongan kertas
tersebut.
9. Amati perubahan apa sajakah yang terjadi pada setiap kegiatan yang Anda
lakukan. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.
Kegiatan II: Konveksi pada Udara
1. Buka tutup kotak konveksi. Masukkan lilin ke dalam kotak konveksi dan
tempatkan persis dibawah salah satu cerobong.
2. Nyalakan lilin, upayakan lilinnya tidak terlalu tinggi sehingga tida menyentuh
cerobong
3. Nyalakan obat anti nyamuk dan tempatkan menggunakan penjepit rambut
pada cerobong di atas lilin. Amati apa yang terjadi
4. Sekarang pindahkan obat anti nyamuk pada cerobong yang satu lagi
49
50
5. Bagaimana arah pergerakan asap koil anti nyamuk ?
6. Gambarkan hasil pengamatanmu pada kertas kerja !
7. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
SIKLUS 2
Sekolah : SD Negeri 1 Rejasari
50
51
Kelas : IV
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Semester : II (dua)
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x 35 menit)
Hari/tanggal : Jumat, 17 Maret 2010
Standar Kompetensi
9. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
8.2. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.
Indikator
1. Melakukan percobaan adanya perpindahan panas secara konduksi.
2. Mengidentifikasi benda konduktor dan benda isolatro panas
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan
panas secara konduksi.
2. Melalui percobaan siswa dapat mengidentifikasi benda konduktor
panas.
3. Melalui percobaan siswa dapat mengidentifiksi benda isolator panas.
B. Materi Pembelajaran
1. Perpindahan panas secara konduksi.:
a. Perpindahan panas melalui zat perantara berupa benda padat, tidak
disertai perpindahan zat yang dilalui.
2. Konduktor panas:
51
52
a. Benda yang dapat menghantarkan panas, misalnya besi,
aluminium, tembaga, baja.
3. Isolator panas:
a. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas ,misalnya kayu,
kertas, kain, plastik, ebonit.
C. Metode Pembelajaran
3. Model
CTL (Contextual Teaching and Learning)
4. Metode
f. Ceramah
g. Percobaan
h. Diskusi/kerja kelompok
i. Penugasan
j. Tanya jawab
D. Langkah-Langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1) Doa bersama dan absensi
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Apersepsi:
Tanya jawab materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
Sebutkan benda yang termasuk sumber panas!
Apakah panas dapat berpindah? Bagaimana cara perpindahan
panas?
Apa yang dimaksud dengan konveksi?
Apakah benda padat dapat menjadi perantara perpindahan panas?
4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan
memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.
52
53
5) Pengetahuan prasyarat:
Siswa telah memahami bahwa panas dapat berpindah..
5. Kegiatan inti:1) Siswa dibentuk kelompok untuk diskusi dan kerja kelompok.
2) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas
(api), besi, dan lidi, kemudian mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
3) Apa yang terjadi jika salah satu ujung besi dimasukan kedalam api?
4) Apa yang terjadi jika salah satu ujung lidi dimasukkan ke dalam api?
5) Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan panas?
6) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan gari guru.
7) Siswa mennyampaikan jawaban. Jawaban dari tiap kelompok siswa
ditampung untuk dibuktikan kebenarannya.
8) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah
percobaan.
9) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan.
10) Tiap kelompok melakukan percobaan
11) Guru membimbing siswa dalam kegiatan percobaan
12) Siswa melaporkan hasil percobaan.
13) Siswa memberikan tanggapan hasil percobaan kelompok lain.
14) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
15) Melaksanakan evaluasi.
6. Penutup (15 menit)
1. Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik.
2. Guru membimbing siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran
E. Sumber Belajar
1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga.
2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara.
3. Kit IPA (energi panas)
F. Penilaian
4. Prosedur penilaian
53
54
d. Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi)
e. Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran)
f. Penilaian Hasil Belajar (Post tes)
5. Teknik Penilaian
d. Tes lisan
e. Tes tertulis
f. Ter kinerja
6. Soal evaluasi (terlampir)
Purwokerto, 14 April 2010
Guru Kelas
Sri Handayani
NIM 1404907053
LEMBAR KERJA I SIKLUS II
Petunjuk Kerja:
54
55
3. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas
secara konduksi!
4. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah
kesimpulannya!
Judul percobaan:
PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI
Alat dan Bahan:
KIT yang terdiri dari:
1. Standar
2. batang tembaga, dan aluminium sepanjang 12 cm.
3. plastisin atau mentega
4. pembakar spirtus
5. stopwatch
Tujuan:
Percobaan dilakukan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada benda
padat.
Prosedur Kerja:
1. Siapkan tiga buah bola-bola pastisin dengan ukuran yang sama (diameter
0,5 cm)
55
56
2. Tempelkan bola-bola plastisin yang sudah disiapkan pada batang tembaga
masing-masing pada jarak 6, 9, dan 12 cm.
3. Pasangkan batang tembaga pada standar lihat gambar di atas)
4. Hidupkan pembakar spirtus, dan pada saat yang sama jalankan stopwatch.
5. Lalu amati apa yang terjadi, dan catat waktu jatuhnya bola-bola plastisin.
Isikan datanya ke dalam tabel pengamatan
6. Tariklah kesimpulan dari data dan grafik yang sudah dibuat hasil
pengamatan.
Tabel pengamatan percobaan penyebaran panas pada benda padat:
56