contoh proposal

79
1 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS IV SD NEGERI 1 REJASARI PURWOKERTO Disusun Oleh : Sri Handayani NIM 1404907053 1

Upload: maz-tarwidzi

Post on 25-Jul-2015

666 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1. Latar Belakang MasalahMenurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

TRANSCRIPT

Page 1: Contoh Proposal

1

PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA

MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

DI KELAS IV SD NEGERI 1 REJASARI

PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Sri Handayani

NIM 1404907053

S1-PJJPGSD (ICT)FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2009

1

Page 2: Contoh Proposal

2

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN

Proosal ini disusun dan diajukan untuk memenuhi e-Tugas Akhir Pada Program S1-PJJPGSD Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2009-2010.

Judul Penelitian : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto Barat

Nama : Sri Handayani

NIM : 1404907053

Program Studi : S1-PJJPGSD (ICT)

Lokasi Penelitian : SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat

Kabupaten Banyumas

Semarang, 9 Januari 2010

Menyetujui

Supervisor/ Dosen Pembimbing

Dra. FLorentina Widihas strini M.Pd. NIP 131124081

Mahasiswa,

Sri Handayani

NIM 1404907053

Mengetahui:

Ketua Jurusan PGSD

Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.NIP 131106346

2

Page 3: Contoh Proposal

3

PROPOSAL PTK

A. Judul

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di

Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

B. Bidang kajian

Desain dan strategi Pembelajaran

C. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1

disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk

mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan

dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat

serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas utama seorang guru adalah

mengajar, mendidik dan melatih peserta didik mencapai taraf kecerdasan,

ketinggian budi pekerti, dan ketrampilan yang optimal. Agar dapat mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik guru harus menguasai berbagai

kemampuan dan keahlian. Guru dituntut menguasai materi pelajaran dan

mampu menyajikannya dengan baik serta mampu menilai kinerjanya.

Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak

untuk berpikir rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA diupayakan

mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa

merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

3

Page 4: Contoh Proposal

4

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi

yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan

target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media

dan alat peraga serta sumber belajar yang memadai. Namun tidak sedikit

guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi dan

metode pembelajaran yang tepat, tidak menggunakan alat peraga yang

sesuai dengan materi, serta tidak menggunakan sumber belajar yang

memadai.

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan

standar isi mata pelajaran IPA, Guru dalam menerapkan pembelajaran

lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran

yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode

ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa

kurang kreatif dalam pembelajaran

Permasalahan tersebut juga terjadi dalam pelaksanakan

pembelajaran masih sering dijumpai kendala sehingga siswa kurang

memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran

tersebut juga dihadapi oleh para guru di SD Negeri 1 Rejasari ketika

melaksanakan pembelajaran IPA. Kendala yang dihadapi adalah minat

belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang,

sehingga hasil belajar juga sangat rendah. Hal itu disebabkan karena guru

mengajar secara menoton, kurang menarik, siswa kurang aktif, KBM

hanya menggunakan ceramah, dan alat peraga masih sangat kurang dan

belum tersedia.Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu

permasalahan yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut

guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru

menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang

relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan

4

Page 5: Contoh Proposal

5

pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik

mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan

memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran

menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan

akhir semester I tahun 2009/2010 siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari

Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas pada mata pelajaran

IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan

yaitu 63. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2009/ 2010 siswa kelas IV

SDN 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas, pada

mata pelajaran IPA diperoleh nilai terendah 35, nilai tertinggi 80 dan nilai

rata-rata 56. Dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya 8 siswa. Demikian

pula dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang

belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang perpindahan panas.

Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan

yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru menggunakan

metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan

materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan pendekatan

pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA,

mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat

kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih

bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai

Dalam memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan

pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Guru

dalam pendekatan kontekstual dituntut dapat mengaitkan antara materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan pendekatan

kontekstual, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena dapat

dilakukan secara alamiah, sehingga siswa dapat mempraktekkan secara

5

Page 6: Contoh Proposal

6

langsung konsep yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual mendorong

siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga

memungkinkan siswa rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar,

bahkan kecanduan belajar. Kondisi tersebut terwujud ketika siswa

menyadari tentang apa yang mereka perlukan dalam hidup dan bagaimana

cara memperolehnya(trianto, 2007:32)

Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan

Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Perpindahan Panas Dalam

Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri

1 Rejasari Purwokerto Barat”.

2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

a) Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, disusun rumusan

masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV

SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten

Banyumas.

Rumusan masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1

Rejasari?

2) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

keterampilan guru dalam pembelajaran?

3) Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari pada konsep

perpindahan panas?

6

Page 7: Contoh Proposal

7

b) Pemecahan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat

dilakukan adalah dengan melaksanakan tahapan-tahapan tindakan

dengan pendekatan kontekstual, yaitu:

1) Membangun pengetahuan dasar siswa melalui pengalaman yang

pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari.

2) Melaksanakan kegiatan inkuiri.

Proses pembelajaran didasarkan pada proses pencarian dan

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

Dalam kegiatan pembelajaran terjadi kegiatan tanya jawab antara

guru dengan siswa.

4) Menciptakan masyarakat belajar.

Siswa melakukan diskusi kelompok membahas materi yang

sedang dipelajari.

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai

contoh yang dapat ditiru oleh semua siswa.

6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan pembelajaran.

Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman belajar

yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-

kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaksanakan.

7) Melakukan penilaian nyata

Penilaian dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian

sebagai berikut:

a. Tujuan Umum:

7

Page 8: Contoh Proposal

8

Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD

Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat kabupaten Banyumas

terhadap konsep perpindahan panas dengan pendekatan kontekstual.

b. Tujuan khusus:

1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA

melalui pendekaan kontekstual.

2) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA

melalui pendekatan kontekstual

3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

dengan pendekatan kontekstual.

4. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Siswa

1) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA,

sehingga IPA menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa.

2) Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

3) Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan

menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.

b. Manfaat Bagi guru

1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap

pembelajaran yang sudah berlangsung.

2) Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk

mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.

3) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.

4) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

c. Manfaat Bagi sekolah1) Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien

dengan menerapkan CTL

8

Page 9: Contoh Proposal

9

2) Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif

pada kualitas pembelajaran di sekolah.

D. Kajian Pustaka

1. Kajian Teori

a. Pengertian belajar

Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi

perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak

mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu,

atau anak yang tadinya tidak trampil menjadi trampil.

Gagne (dalam Siddiq , 2008) menyatakan bahwa belajar adalah

suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur pokok

dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.

1) Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir

dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan

perasaannya aktif.

2) Perubahan perilaku

Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku

seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya.

3) Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam

interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial.

Slavin dalam (tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Gagne dalam (Tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama

9

Page 10: Contoh Proposal

10

periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari

proses pertumbuhan.

Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman

Morgan dalam ( (Purwanto, 1997: 84).

Menurut William James, John Dewey, James cartel dan

Edward (dalam Winataputra, 2007) belajar adalah proses yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies,

skills and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skill),

dan sikap (attitude) tersebut di peroleh secara bertahap dan

berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian

belajar sepanjang hayat.

Menurut skinner (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif. Proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal,

apabila ia diberi penguatan (reinforce).

Muhibbin (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut.

Slameto (dalam Kurnia, 2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara

Winkel (dalam Kurnia, 2007: 1-30) mendefinisikan belajar sebagai

suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung

dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga

menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam

kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari pengertian-pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan

bahwa belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif

10

Page 11: Contoh Proposal

11

dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh

melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku

sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif

menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.

b. Hakekat Pembelajaran

Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang

dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan

siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran

merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru

merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu.

Menurut Winataputra dkk, (2007), pembelajaran merupakan

kegiatan untuk menginisisasi, memfasilitasi dan meningkatkan

intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

Menurut pasal 1 butir 20 Butir Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas (dalam Winataputra, 2007) yakni, “Pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar.” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep,

yakni interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan

belajar.

Menurut Hernawan dkk, 2008. Pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan

kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi pembelajaran. Konsep

pembelajaran pada dasarnya terbagi kedalam dua konsep yang

berlangsung secara bersamaan, yaitu proses belajar yang dilakukan oleh

siswa dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru.

Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakekat

pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar

dimana terjadi komunikasi yang berarti antara siswa dengan guru yang

11

Page 12: Contoh Proposal

12

didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu

pengetahuan.

c. Hasil Belajar

Kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi

berasal dari Belanda yaitu ”prestatie” kemudian dalam bahasa

Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga

berarti kemampuan ketrampilan, sikap sesorang dalam menyelesaikan

sesuatu (Arifin l,1999 :78)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah

mengalami aktifitas belajar (Tri Anni, 2004: 4)

d. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang “Pengetahuan

Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang

benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur

kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk

akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya

sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai

dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan

alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya.

Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui

oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional

dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan

Hendro, 1991: 3).

IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,

gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang

diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan (Depdiknas,

1994: 61).

IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, pronsip-

12

Page 13: Contoh Proposal

13

prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004:

6).

Menurut Sri Sulistyorini (2007), IPA dapat dipandang dari segi

produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA

memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi

pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini

berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung

ketiga dimensi tersebut

Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada

sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan

dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan

yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses (usaha

manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat

dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).

1) IPA sebagai Proses

IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan

para ahli IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional,

kognitif dan bertujuan. Aktivitas dalam mencari ilmu memang

menggunakan kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam

melaksanakan aktivitas ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif,

Anda harus memiliki tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari

penjelasan yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi

oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian

2) IPA sebagai Prosedur

Pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan

data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata.

Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau

direvisi ulang. Semua temuan IPA memerlukan uji oleh teman

sejawat dan juga perlu replikasi. Semakin sederhana penjelasannya

13

Page 14: Contoh Proposal

14

semakin diterima oleh masyarakat IPA. Lihatlah hukum gravitasi

Newton, teori

relativitas khusus Einstein, ketidakpastian Heisenberg dsb.

3) IPA sebagai Produk Ilmiah

IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan IPA yang

dapat ditemukan di dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah,

buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta

pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum produk ilmu

pengetahuan itu dapat dibagi menjadi: fakta, konsep, lambang,

konsepsi/penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuwan yang

mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah

fakta dan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena

tersebut. Selanjutnya, mereka membangun konsepkonsep IPA

berupa sebuah kata atau gabungan dua kata atau lebih. Misalnya:

panas, suhu, massa, panas jenis, volume, massa jenis, gerak

berubah peraturan, gerak lurus berubah beraturan.

Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat

IPA adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan

konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari

pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,

penyusunan dan penyajian gagasan. Dalam IPA mengandung tiga hal:

proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur

(pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk

(kesimpulannya betul).

e. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar

lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam

lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat,  dan

14

Page 15: Contoh Proposal

15

memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan

materi, agar tidak gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan

masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran

lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk

merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip

membelajarkan-memberdayakan siswa, bukan mengajar siswa.

Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi

seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa,

melainkan harus dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan

fasilitasi dari guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri,

mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada

pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya,

sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dapat

dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk

mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan

pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa

menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berperan sebagai

pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan fasilitator.

Pembelajaran dengan cara seperti di atas disebut pembelajaran

dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning),

yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran dikaitkan dengan dunia

nyata yaitu  diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang

kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan

melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa

berfikir, constructivism agar siswa membangun  pengertian, inquiry

agar siswa bisa menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning

community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta

terbiasa berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereviu kembali

pengalaman belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang

diberikan menjadi sangat objektif. Jadi pendekatan kontekstual

mempunyai tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri,

15

Page 16: Contoh Proposal

16

bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian

sederhana.

Hakikat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dan mendorong siswa menbuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-

hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif

(Yasa,Doantara. 2008. Contextual Teaching and Learning) dalam

friendlyschool.blogspot.com.

Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan

pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut di

atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa. CTL dapat diterapkan dalam

kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun

keadaannya. Depdiknas(dalam (Triyanto, 2007: 106)

2. Kajian Empiris

Menurut Wayan (2005), penelitian yang berjudul “Model

Pembelajaran Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konsepsi Fisika Siswa SMAN

13 Bandar Lampung ” menyimpulkan bahwa:1) Aktivitas belajar siswa

sangat baik. Setiap kegiatan belajar fisika hanya sebagian kecil siswa

melakukan kegiatan menyimpang.2) Kosepsi-konsepsi siswa terhadap

konsep fisika jika dibandingkan dengan penguasaan konsep awal siswa

meningkat dari siklus ke siklus

Dalam penelitian Ahmad Azhar ( 2002 ) yang berjudul “Peranan

Pendekatan Konrekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam”

menyimpulan bahwa:1) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang

digunakan pada proses belajar mengajar di mana materi kegiatannya

berhubungan erat dengan pengalaman nyata siswa diluar sekolah. 2)

Peranan pendekatan kontekstual pada dasarnya perpaduan antara berbagai

macam pendekatan yang digunakan pada pembelajaran IPA yang telah ada

16

Page 17: Contoh Proposal

17

sebelumnya, yaitu : meningkatkan motivasi siswa, mengembangkan

kreativitas dan mental siswa dan membantu guru dalam mengaitkan isi

atau materi pelajaran IPA dengan keadaan dunia nyata pada proses

pembelajaran. 3) Pendekatan kontekstual adalah pengembangan dari cara

pembelajaran yang telah ada.

3. Kerangka Berpikir

Optimalisasi kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya faktor metode atau teknik dan model mengajar guru. Guru

dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa

tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi

yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai

dengan dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih

bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang

partisipatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri

untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa dibantu oleh guru

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan

untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima

informasi tentang materi/bahan belajar dan prosedur pembelajaran,

membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman

dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.

Dengan menerapkan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi

lebih bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA di

kelas IV SD Negeri 1 Rejasari, karena siswa menjadi lebih aktif dalam

pembelajaran dan diharapkan pula terjadi peningkatan hasil belajar.

4. Hipotesis Tindakan:

17

Page 18: Contoh Proposal

18

Dengan menggunakan pendekatan kontekstual aktivitas siswa,

keterampilan guru dan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri Rejosari

Purwakerto akan meningkat

E. Metode penelitian

1. Subyek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Rejasari Kecamatan

Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas dengan subjek penelitian adalah

siswa kelas 4 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14

siswa perempuan.

2. Variabel/Faktor yang Diselidiki

Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan

kontekstual

b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan

kontekstual.

c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan

kontekstual.

3. Prosedur/Langkah-langkah PTK

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai

berikut:

1) Menelaah materi pembelajaran IPA kelas IV semester 2 yang

akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-

indikator pelajaran.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

indikator yang telah ditetapkan.

3) Menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam penelitian.

4) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam

penelitian

18

Page 19: Contoh Proposal

19

5) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa pre test dan post test, serta

lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua

siklus. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala

sesuatu yang belum baik.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru

pengamat untuk mengamatai tingkah laku siswa dan sikap siswa

ketika mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan pendekatan

kontekstual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang

menerapkan pendekatan kontekstual.

d. Refleksi

Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan

aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka

peneliti melaukan perbaikan pada siklus dua agar pelaksanaannya

lebih efektif.

Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah

ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka

peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

4. Siklus Penelitian

4.1. Siklus Pertama

1) Perencanaan

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi

perpindahan panas.

b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa…….

c) Menyiapkan lembar kerja siswa.

19

Page 20: Contoh Proposal

20

d) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam

penelitian.

e) Menyiapkan lembar evaluasi yang berupa pre tes dan post

tes.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara

kelompok melalui pendekatan kontekstual. Pelaksanaannya

dilakukan selama satu pertemuan. Prosedur pelaksanaannya

adalah :

1) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas

IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas.

2) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas.

3) Guru (peneliti) mendemonstrasikan cara mendapatkan panas

4) Siswa mengamati demonstrasi cara mendapatkan energi

panas.

5) Tanya jawab tentang sumber panas.

6) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus

dijawab oleh siswa, yaitu :

Ketika memasak menggunakan panci, bagian panci yang

terkena api adalah bagian bawah. Bagian mana dari panci

tersebut yang menjadi panas?

Jika panci tersebut diisi air, bagaimanakah dengan suhu

air dalam panci?

Kita juga mendapat panas dari matahari. Bagaimana

panas matahari sampai ke bumi?

7) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan perpindahan

panas.

8) Siswa mengamati demonstrasi perpindahan panas yang

dilakukan oleh guru.

20

Page 21: Contoh Proposal

21

9) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu

kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 anak.

10) Tiap kelompok melakukan percobaan tentang perpindahan

panas.

11) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan.

12) Siswa melaporkan hasil percobaan.

13) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan

kelompok lain.

14) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan

dari hasil kerja kelompok

15) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan

16) Melaksanakan post test

3) Observasi

a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh

observer)

b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa

c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan

oleh observer)

4) Refleksi

a) Mengevaluasi hasil observasi

b) Menganalisis hasil pembelajaran

c) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya.

4.2. Siklus Kedua

1) Perencanaan

a) Menyusun rencana perbaikan dengan materi tentang…..

b) Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif

c) Menyiapkan lembar kerja siswa.

d) Menyiapkan lembar evaluasi.

e) Menyiapkan lembar observasi.

21

Page 22: Contoh Proposal

22

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas

IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas.

b) Melaksanakan Pre test (tanya jawab lisan) mengenai materi

yang telah dipelajarai pada siklus I.

Apakah panas dapat berpindah?

Bagaimanakah panas dapat berpindah?

c) Guru (peneliti) memotivasi siswa.

d) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus

dibahas, yaitu :

Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan

panas?

Bagaimanakah kecepatan perpindahan panas melalui

medium yang berbeda?

e) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu

kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 5 anak.

f) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah

percobaan.

g) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan.

h) Tiap kelompok melakukan percobaan

i) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan

j) Siswa melaporkan hasil percobaan.

k) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan

kelompok lain.

l) Menyimpulkan hasil percobaan.

m) Melaksanakan post test

n) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan

3) Observasi

22

Page 23: Contoh Proposal

23

a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh

observer)

b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa

c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan

oleh observer)

4) Refleksi

a) Mengevaluasi hasil observasi

b) Menganalisis hasil pembelajaran.

5. Data dan Cara Pengumpulan Data

5.1. Sumber Data

1. SiswaSumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh

secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus

kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru pengamat

(observer)

2. GuruSumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru oleh

obsever.

3. Data dokumen.Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto.

4. Catatan lapanganSumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran.

5.2. Jenis Data1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang

diperoleh siswa.

2. Data Kualitatif

23

Page 24: Contoh Proposal

24

Diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, wawancara serta catatan lapangan dengan menerapkan pendekatan dengan pendekatan kontekstual.

5.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

metode observasi, metode tes, dokumentasi, kuesioner (angket), dan

catatan lapangan.

a. Metode observasi

Observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

seluruh indera (Arikunto, 2002: 133).

Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang

menggambarkan bagaimana akivitas siswa dalam pembelajaran IPA

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Metode tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok

(Arikunto, 2002: 127)

Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan

kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif

siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen

24

Page 25: Contoh Proposal

25

rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto,

2002: 206)

Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang

diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa.

Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan

kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas

belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.

d. Kuesioner (angket)

Kuesioner adalah sebagai alat pengumpul data yang umumnya

terdiri dari pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi penelitian yang dikehendaki (Toha, 2008:

5.6)

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan

informasi tentang respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

e. Catatan lapangan

Catatan lapangan berisi catatan guru selama pembelajaran

berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses

pembelajaran, catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang

diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam

melakukan refleksi.

25

Page 26: Contoh Proposal

26

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan adalah:

a. Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.

Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk

presentase. Rumus persentase tersebut sebagi berikut:

Keterangan:

= Jumlah frekuensi yang muncul.

= Jumlah total siswa

= Persentase frekuensi

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan

belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan

tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

Tuntas

< 63 Tidak Tuntas

b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas

guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan

angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif

dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori

untuk memperoleh kesimpulan.

26

Page 27: Contoh Proposal

27

7. Indikator KeberhasilanPendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat

Kabupaten Banyumas dengan indikator sebagai berikut:

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan

kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.

b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA menggunakan

pendekatan kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-

kurangnya baik.

c. 80% siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto

mengalami ketuntasan belajar individual sebesar dalam

pembelajaran IPA.

F. Jadwal Penelitian

No Pelaksanaan penelitian Januari februari Maret april

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Proposal PTK x x x x x x

2. Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

x x

x

x

x

3. Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

x xx

x

x

4. Pelaporan x x

Keterangan:

1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I    : Maret minggu ke-1.

2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II   : Maret minggu ke-4.

27

Page 28: Contoh Proposal

28

G. Rencana Anggaran Biaya

Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti,

adapun biaya tersebut adalah :

1. Fotocopy Naskah                : Rp 40.000,00

2. Kerta folio 1 pack : Rp 30.000,00

3. Jilid buku : Rp 15.000,00

4. Rental Komputer                 : Rp 75.000,00

5. lain-lain : Rp 25.000,00

Jumlah                             : Rp 180.000,00

H. Tim Peneliti1. Nama : Sri Handayani

NIM                            : 1404907053

Jabatan                       : Peneliti (Mahasiswa)

Lokasi penelitian      : SD Negeri 1 Rejasari UPK Kecamatan

Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas

2. Nama                           : Adi Mustopo

NIP                             : 19650403 198508 1 002

Jabatan : kolaborator

I. Daftar Pustaka

Eddy Wibowo, Mungin dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah.

Semarang: Universitas Negeri Semarang

Wardhani, IGKA dan Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Universitas Terbuka

28

Page 29: Contoh Proposal

29

Siddiq, M. Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Kurnia, Inggridwati. dkk. 2007. Perkembangan belajar peserta didik. Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Tri Anni. Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK

Universitas Negeri Semarang

Purwanto. M Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas

Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya:

Prestasi Pustaka Publiser

Arifin. Zaenal. 1999. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Hal. 78

Darmojo, Hendro dan Jenny R.E. Kaligis. 2001. Pendidikan IPA 2. Jakarta:

Depdikbud.

Sutrisno, Leo dan Heri Kresnadi. Kartono. 2007. Pengembangan

Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

Nasution, Noehi. 2003. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas

BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas

Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Yasa,doantara. 2008. Contekstual Teaching And Learning.

(http://www.friendlyschool.blogspot.com, diakses 2 Januari 2010)

Azhar, Ahmad. 2009. Peranan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam Di Sd-Mi. (http://ahmadazhar.wordpress, diakses

tanggal 6 Januari 2010

29

Page 30: Contoh Proposal

30

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

JUDUL :

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di

Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

No Variabel IndikatorSumber

Data

Alat/

Instrumen

1 Aktifitas siswa dalam pembelajaran konsep perpindahan Panas dengan Pendekatan Kontekstual

Kesiapan dalam belajar

Menjawab pertanyaan

Aktif dalam perumusan masalah sementara

Aktif dalam diskusi/ kerja kelompok

Melaksanakan percobaan

Melaporkan hasil percobaan

Menyimpulkan hasil percobaan

Melakukan refleksi

Siswa Foto Video

Lembar Observasi Catatan Lapangan

Angket

2 Keterampilan guru dalam dalam pembelajaran konsep perpindahan panas dengan pendekatan Kontekstual

Mengemukakan tujuan pembelajaran

Melakukan apersepsi

Membimbing siswa merumuskan masalah

Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

Membimbing siswa dalam melakukan

Guru Video Foto

Observasi Catatan lapangan

Wawancara

30

Page 31: Contoh Proposal

31

eksperimen Membimbing siswa

dalam melaporkan hasil percobaan.

Melakukan evaluasi

Menggunakan media secara efektif dan efisien.

Mengelola waktu Melakukan refleksi

3 Hasil belajar siswa terhadap materi Perpindahan Panas dengan Pendekatan Kontekstual

Ketepatan hasil diskusi/kerja kelompok

Kelancaran melakukan eksperimen

( Indikator dari KD)

Siswa TesTertulis Observasi

31

Page 32: Contoh Proposal

32

LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA

Pertemuan........................Siklus..........................

Nama Siswa : ..............

Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI

Kelas : IV

Konsep : Perpindahan Panas

Hari/Tanggal : ..............

Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan

yang sesuai dengan indikator pengamatan!

No Indikator Tingkat Kemampuan

Jumlah1 2 3 4

1Kesiapan dalam belajar

2 Menjawab pertanyaan

3 Merumuskan masalah sementara

4 Aktif dalam diskusi kelompok

6Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran

7 Melaksanakan percobaan

8 Melaporkan hasil percobaan

9 Menyimpulkan hasil percobaan

10 Mengajukan pertanyaan

Jumlah skor :

32

Page 33: Contoh Proposal

33

Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................

Kriteria Penilaian :

31 - 40 = A

21 - 30 = B

11 - 20 = C

= D

Banyumas, .....................................

Observer

.............................................

33

Page 34: Contoh Proposal

34

Deskriptor Pengamatan Keaktifan Siswa

Selama Pembelajaran IPA materi “ Perpindahan panas”

melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari

Kategori Pengamatan

Kurang(1) Cukup(2) Baik(3) Baik Sekali (4) Ket

1. Siap menerima pelajaran

Tidak membawa peralatan belajar

Membawa peralatan

tidak lengkap

Peralatan lengkap

Peralatan lengkap dan

memperhatikan guru

2. Menjawab pertanyaan

Tidak menjawab

Menjawab satu kali

Menjawab dua kali

Menjawab lebih dari dua kali

3. Merumuskan masalah sementara

Tidak ikut merumuskan

Merumusk tapi tidak relevan

Rumusannya relevan

Rumusan relevan dan

kritis

4. Aktif dalam diskusi kelompok

Tidak bekerjasama

Bekerja sendiri

Memberi urunan

pendapat

Memberi urunan

pendapat dan bertanya pada

teman

5. Melaksanakan percobaan

Tidak melakukan percobaan

Melakukan sambil

bermain

Melakukan percobaan

Melakukan percobaan dan aktif membuat

kesimpulan

6. Melaporkan hasil percobaan

Tidak melakukan

Melaporkan tidak lengkap

Melaporkan dengan lengkap

Melaporkan dengan lengkap dan mengkritisi

laporan kelompok lain

7. Merefleksi

Tidak melakukan

Merefleksi tidak

relevan

Merefleksi kekurangan

hasil percobaan

Merefleksi apa yang diperoleh

dalam pembelajaran

34

Page 35: Contoh Proposal

35

LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU

Pertemuan...........Siklus...............

Nama Guru : SRI HANDAYANI M.FL.

Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI

Kelas : IV

Konsep : Perpindahan Panas

Hari/Tanggal : ..............

Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan

yang sesuai dengan indikator pengamatan!

No Indikator Tingkat Kemampuan

Jumlah1 2 3 4

1 Mengemukakan tujuan pembelajaran

2 Melakukan apersepsi

3Membimbing siswa merumuskan masalah

4Membimbing siswa dalam diskusi/ kerja kelompok

5Membimbing siswa dalam melakukan percobaan

6Membimbing siswa dalam melaporkan hasil percobaan

7Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

8 Menggunakan media secara efektif dan efisien.

35

Page 36: Contoh Proposal

36

9 Mengelola waktu secara efisien

10 Melakukan refleksi

Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................

Kriteria Penilaian :

31-40 = A

21-30 = B

11-20 = C

1-10 = D

Banyumas, .....................................

Observer

.............................................

Deskriptor Pengamatan Keterampilan Guru

36

Page 37: Contoh Proposal

37

Selama Pembelajaran IPA materi “ Perpindahan Panas”

melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

Kategori Pengamatan

Kurang(1) Cukup(2) Baik(3)Baik

Sekali (4)Ket

1. Mengemukakan tujuan pembelajaran

Tidakmengemu

kakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan

Mengemu

kakan

dengan kurang jelas

Mengemu

kakan

dengan cukup

jelas

Mengemu

kakan

dengan

jelas

2. Melakukan apersepsi

Tidak relevanKurang relevan

Cukup Relevan

Sangat Relevan

3. Membimbing siswa merumuskan masalah

Membim

bing tapi salah

Kurang membim

bing

Membim bing

dengan baik

Membim bing

dengan sangat baik

4. Membimbing siswa dalam diskusi/ kerja kelompok

Membim

bing tapi salah

Kurang membim

bing

Membim bing

dengan baik

Membim bing

dengan sangat baik

5. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan

Membim

bing tapi salah

Kurang membim

bing

Membim bing

dengan baik

Membim bing

dengan sangat baik

6. Membimbing siswa dalam melaporkan

Membim

bing tapi

Kurang membim

Membim bing

dengan

Membim bing

dengan

37

Page 38: Contoh Proposal

38

hasil percobaan salah bing baiksangat baik

7. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Membim

bing tapi salah

Kurang membim

bing

Membim bing

dengan baik

Membim bing

dengan sangat baik

8. Menggunakan media secara efektif dan efisien.

Tidak menggu

nakan

media

Kurang menggu

nakan

media

Menggu

nakan

media dg cukup baik

Menggu

nakan

media dengan sangat baik

9. Mengelola waktu secara efisien

Pengelo

laan

waktu

tdk

tepat

Pengelo

laan

waktu

kurang

tepat

Pengelo

laan

waktu

cukup

tepat

Pengelo

laan

waktu

sangat

tepat

10.Melakukan refleksi

Tidak memberi

kan

refleksi

Kurang memberi

kan

refleksi

Cukup memberi

kan

refleksi

Memberi

kan

refleksi dengan sangat

baik

Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran IPA

Materi “ Perpindahan Panas”melalui Pendekatan Kontekstual

38

Page 39: Contoh Proposal

39

di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

Pertemuan...........Siklus...............

Nama Guru : SRI HANDAYANI M.FL

Nama SD : SD NEGERI 1 REJASARI

Kelas : IV

Konsep : Perpindahan Panas

Hari/Tanggal : ..............

Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihanmu!

No PertanyaanJawaban

Ya Tidak

1Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang kita lakukan tadi?

2 Apakah pembelajaran tadi menarik?

3Apakah pembelajaran tadi membuat materi pembelajaran mudah dipahami?

4 Apakah ada kesulitan selama pembelajaran?

5Apakah kalian dapat memahami materi pembelajaran tadi?

6Apakah kalian bersedia mengikuti pembelajaran seperti ini lagi?

Banyumas, .....................................

Observer

CATATAN LAPANGAN

PROSES PEMBELAJARAN

39

Page 40: Contoh Proposal

40

SIKLUS:

TANGGAL :

...........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

SIKLUS 1

40

Page 41: Contoh Proposal

41

Sekolah : SD Negeri 1 Rejasari

Kelas : IV

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Semester : II (dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x 35 menit)

Hari/tanggal : Jumat, 17 Maret 2010

Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Kompetensi Dasar

8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar

serta sifat-sifatnya.

Indikator

1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas.

2. Menpercobaankan adanya perppindahan panas.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi sumber-sumber panas.

2. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas

secara konveksi dalam air.

3. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas

secara konveksi dalam udara.

B. Materi Pembelajaran

1. Sumber panas:

a. Matahari

b. Gesekan dua benda

41

Page 42: Contoh Proposal

42

c. Api

2. Perpindahan panas:

a. Konduksi (melalui benda padat)

b. Konveksi (melalui benda cair dan gas)

c. Radiasi (tanpa zat perantara)

C. Metode Pembelajaran

1. Model

CTL (Contextual Teaching and Learning)

2. Metode

a. Ceramah

b. Percobaan

c. Diskusi/kerja kelompok

d. Penugasan

e. Tanya jawab

D. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )

1) Doa bersama dan absensi

2) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat

membuktikan peristiwa perpindahan panas melalui kegiatan

percobaan.

3) Apersepsi:

a) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas.

Dari manakah kita mendapatkan panas?

Benda apa saja yang termasuk sumber panas?

b) Guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan mendapatkan

panas dengan cara menggosokan kedua telapak tangan dan

menggosok-gosokan dua buah batu.

4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan

memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.

5) Pengetahuan prasyarat:

42

Page 43: Contoh Proposal

43

Siswa telah memahami bahwa panas merupakan sumber energi dan

memahami manfaat energi panas.

2. Kegiatan Inti (45 menit)

1) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas

(api), besi, erlenmeyer, air, kotak bercerobong dan lilin, termometer,

kemudian mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Apa yang terjadi jika panci berisi air dan sobekan kertas

dipanaskan? Mengapa ?

Bagaimanakah terjadinya angin?

2) Siswa memberikan jawaban sementara.

3) Guru membimbing siswa untuk merumuskan permasalahan yang

harus dipecahkan, misalnya: bagaimana panas berpindah?

4) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan/diskusi. Satu

kelas dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 6 anak.

5) Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan.

6) Dengan bimbingan guru, salah satu kelompok siswa melakukan

percobaan.

7) Siswa lain mengamati demonstrasi/percobaan yang dilakukan

kelompok lain tentang peristiwa perpindahan panas.

8) Dengan bimbingan guru, siswa melaksanakan diskusi untuk

membahas hasil percobaan, kemudian membuat kesimpulan.

9) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok.

10) Siswa memberikan tanggapan hasil diskusi kelompok lain.

11) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil

diskusi.

12) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan

13) Melaksanakan evaluasi.

3. Penutup (15 menit)

1) Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik.

43

Page 44: Contoh Proposal

44

2) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dari hasil

percobaan.

E. Sumber Belajar

1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga.

2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara.

3. Kit IPA (energi panas)

4. Batu, besi, ember, air.

F. Penilaian

1. Prosedur penilaian

a. Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi)

b. Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran)

c. Penilaian Hasil Belajar (Post tes)

2. Teknik Penilaian

a. Tes lisan

b. Tes tertulis

c. Ter kinerja

3. Soal evaluasi (terlampir)

Purwokerto, 16 Maret 2010

Guru Kelas

Sri Handayani

SOAL PENILAIAN SIKLUS I

PRE TES:

1. Dari manakah kita mendapatkan panas?

44

Page 45: Contoh Proposal

45

2. Apa manfaat panas bagi manusia?

POST TES:

A. Isilah titik-titik pada soal di bawah ini!

i. Benda yang dapat mengasilkan panas disebut....

ii. Sumber panas yang utama bagi bumi adalah....

iii. Dua benda yang digosokan akan menimbulkan....

iv. Perindahan panas melalui zat yang mengalir disebut....

v. Terjadinya angin disebabkan adanya perbedaan ... dan ....

B. Jawablah soal berikut ini!

vi. Sebutkan benda-benda yang merupakan sumber panas!

vii. Apa yang dimaksud dengan perpindahan panas secara konveksi?

viii. Berilah contoh peristiwa konveksi melalui air !

ix. Berilah contoh peristiwa konveksi melalui udara?

x. Bagaimanakah terjadinya angin?

KUNCI JAWABAN

SOAL PENILAIAN SIKLUS I

PRE TES

45

Page 46: Contoh Proposal

46

1. Panas diperoleh dari matahari, api, dan menggosokan dua benda.

2. Kegunaan panas adalah untuk mengahangatkan ruangan, mengeringkan

benda, pembangkit listrik.

POST TES

A. Jawaban soal isian.

1. Sumber pan

2. Matahari

3. Panas

4. Konveksi

5. Suhu dan tekanan udara.

B. Jawaban soal uraian

6. Benda-benda yang merupakan sumber panas adalah matahari, api, gosokan

dua benda, listrik, dan panas dari dalambumi.

7. Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang

disertai aliran zat perantara.

8. Peristiwa konveksi melalui air misalnya ketika merebus air, air yang

semuala dingin akan berubah jadi panas dan dissertai gerakan air yang

berputar.

9. Peristiwa konveksi melalui udara misalnya terjadinya angin darat, angin

laut, angin gunung, angin lembah.

10. Angin terjadi karena terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara. Daerah

yang suhunya rendah bertekanan udara tinggi, sedangkan daerah yang

suhunya tinggi bertekanan udaran rendah. Angin merupakan udara yang

46

Page 47: Contoh Proposal

47

bergerak dari yang bersuhu rendah (dingin) ke yang bersuhu tinggi

(panas).

LEMBAR KERJA SIKLUS I

Petunjuk Kerja:

47

Page 48: Contoh Proposal

48

1. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas

secara konduksi!

2. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah

kesimpulannya!

Judul percobaan:

PERPINDAHAN PANAS SECARA KONVEKSI

Alat dan Bahan :

1. gelas erlenmeyer

2. pembakar spirtus

3. standar

4. kotak konveksi

5. koil obat nyamuk

6. potongan kertas kecil-kecil

7. spirtus

8. lilin

9. termometer

10. penggulung asap / koil obat anti nyamuk

Prosedur Kerja

Kegiatan I: Konveksi pada zat cair

1. Siapkan potongan kertas kecil-kecil

2. isi gelas erlenmeyer sekitar setengah bagian dan masukkan potongan-

potongan kertas kecilnkedalam erlenmeyer tersebut

3. pasang gelas erlenmeyer pada standar seperti pada gambar

48

Page 49: Contoh Proposal

49

4. hidupkan pembakar spirtus dan tempatkan dibawah gelas erlenmeyer

5. amati apa yang terjadi pada potongan–potongan kertas kecil yang berada

dalam gelas erlenmeyer. Gambarkan arah pergerakan potongan-potoangan

kertas pada kertas kerjamu

6. Geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kanan gelas erlenmeyer, dan

amati pula perubahan apa yang terjadi pada gerakan potongan kertas.

7. Gambarkan pula bagaimana arah pergerakan potongan-potongan kertas

pada buku kerjamu.

8. Dengan cara yang sama, geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kiri

gelas erlenmeyer. Amati dan gambarkan arah pergerakan potongan kertas

tersebut.

9. Amati perubahan apa sajakah yang terjadi pada setiap kegiatan yang Anda

lakukan. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.

Kegiatan II: Konveksi pada Udara

1. Buka tutup kotak konveksi. Masukkan lilin ke dalam kotak konveksi dan

tempatkan persis dibawah salah satu cerobong.

2. Nyalakan lilin, upayakan lilinnya tidak terlalu tinggi sehingga tida menyentuh

cerobong

3. Nyalakan obat anti nyamuk dan tempatkan menggunakan penjepit rambut

pada cerobong di atas lilin. Amati apa yang terjadi

4. Sekarang pindahkan obat anti nyamuk pada cerobong yang satu lagi

49

Page 50: Contoh Proposal

50

5. Bagaimana arah pergerakan asap koil anti nyamuk ?

6. Gambarkan hasil pengamatanmu pada kertas kerja !

7. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.

Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

SIKLUS 2

Sekolah : SD Negeri 1 Rejasari

50

Page 51: Contoh Proposal

51

Kelas : IV

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Semester : II (dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2x 35 menit)

Hari/tanggal : Jumat, 17 Maret 2010

Standar Kompetensi

9. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Kompetensi Dasar

8.2. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar

serta sifat-sifatnya.

Indikator

1. Melakukan percobaan adanya perpindahan panas secara konduksi.

2. Mengidentifikasi benda konduktor dan benda isolatro panas

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan

panas secara konduksi.

2. Melalui percobaan siswa dapat mengidentifikasi benda konduktor

panas.

3. Melalui percobaan siswa dapat mengidentifiksi benda isolator panas.

B. Materi Pembelajaran

1. Perpindahan panas secara konduksi.:

a. Perpindahan panas melalui zat perantara berupa benda padat, tidak

disertai perpindahan zat yang dilalui.

2. Konduktor panas:

51

Page 52: Contoh Proposal

52

a. Benda yang dapat menghantarkan panas, misalnya besi,

aluminium, tembaga, baja.

3. Isolator panas:

a. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas ,misalnya kayu,

kertas, kain, plastik, ebonit.

C. Metode Pembelajaran

3. Model

CTL (Contextual Teaching and Learning)

4. Metode

f. Ceramah

g. Percobaan

h. Diskusi/kerja kelompok

i. Penugasan

j. Tanya jawab

D. Langkah-Langkah Kegiatan

4. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )

1) Doa bersama dan absensi

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Apersepsi:

Tanya jawab materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.

Sebutkan benda yang termasuk sumber panas!

Apakah panas dapat berpindah? Bagaimana cara perpindahan

panas?

Apa yang dimaksud dengan konveksi?

Apakah benda padat dapat menjadi perantara perpindahan panas?

4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan

memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran.

52

Page 53: Contoh Proposal

53

5) Pengetahuan prasyarat:

Siswa telah memahami bahwa panas dapat berpindah..

5. Kegiatan inti:1) Siswa dibentuk kelompok untuk diskusi dan kerja kelompok.

2) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas

(api), besi, dan lidi, kemudian mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

3) Apa yang terjadi jika salah satu ujung besi dimasukan kedalam api?

4) Apa yang terjadi jika salah satu ujung lidi dimasukkan ke dalam api?

5) Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan panas?

6) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan gari guru.

7) Siswa mennyampaikan jawaban. Jawaban dari tiap kelompok siswa

ditampung untuk dibuktikan kebenarannya.

8) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah

percobaan.

9) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan.

10) Tiap kelompok melakukan percobaan

11) Guru membimbing siswa dalam kegiatan percobaan

12) Siswa melaporkan hasil percobaan.

13) Siswa memberikan tanggapan hasil percobaan kelompok lain.

14) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

15) Melaksanakan evaluasi.

6. Penutup (15 menit)

1. Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik.

2. Guru membimbing siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran

E. Sumber Belajar

1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga.

2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara.

3. Kit IPA (energi panas)

F. Penilaian

4. Prosedur penilaian

53

Page 54: Contoh Proposal

54

d. Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi)

e. Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran)

f. Penilaian Hasil Belajar (Post tes)

5. Teknik Penilaian

d. Tes lisan

e. Tes tertulis

f. Ter kinerja

6. Soal evaluasi (terlampir)

Purwokerto, 14 April 2010

Guru Kelas

Sri Handayani

NIM 1404907053

LEMBAR KERJA I SIKLUS II

Petunjuk Kerja:

54

Page 55: Contoh Proposal

55

3. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas

secara konduksi!

4. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah

kesimpulannya!

Judul percobaan:

PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI

Alat dan Bahan:

KIT yang terdiri dari:

1. Standar

2. batang tembaga, dan aluminium sepanjang 12 cm.

3. plastisin atau mentega

4. pembakar spirtus

5. stopwatch

Tujuan:

Percobaan dilakukan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada benda

padat.

Prosedur Kerja:

1. Siapkan tiga buah bola-bola pastisin dengan ukuran yang sama (diameter

0,5 cm)

55

Page 56: Contoh Proposal

56

2. Tempelkan bola-bola plastisin yang sudah disiapkan pada batang tembaga

masing-masing pada jarak 6, 9, dan 12 cm.

3. Pasangkan batang tembaga pada standar lihat gambar di atas)

4. Hidupkan pembakar spirtus, dan pada saat yang sama jalankan stopwatch.

5. Lalu amati apa yang terjadi, dan catat waktu jatuhnya bola-bola plastisin.

Isikan datanya ke dalam tabel pengamatan

6. Tariklah kesimpulan dari data dan grafik yang sudah dibuat hasil

pengamatan.

Tabel pengamatan percobaan penyebaran panas pada benda padat:

56