contoh proosal riset
DESCRIPTION
vhvhvTRANSCRIPT
Akbar Anthonie
Selasa, 26 Juni 2012
GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PERAWAT GIGI DI POLI GIGI PUSKESMAS SIBREH KECAMATAN SUKA MAKMUR ACEH BESAR TAHUN 2011
BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.Setiap hal yang
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan
kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI,
2009).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di rumah sakit merupakan upaya kesehatan
yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang di rujukan pada semua golongan umur
maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat atau penderita yang
berkunjung ke rumah sakit adalah pelayanan yang besifat medik dasar kedokteran gigi
berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak
mengabaikan upaya peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2002).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh dokter gigi,
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan pelayanan asuhan
supporting oleh tekhnisi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di lakukan secara
komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup
berfokuskan kepada pek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi adalah salah satu
unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan peran,tugas dan fungsinya
lakukan dengan tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang di mlilikinya.
Dengan demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi
Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai peran cukup
penting dan sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dan aspek
promotif dan peventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut (PPGI, 2008).
Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam
memberi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi juga
berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat maupaun perawat gigi sangat
terampil dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi kepada masyarakat, akan tetapi
ia tidak akan terpandang dalam masyarakat apabila ia tidak menjunjung tinggi norma-norma
hidup yang luhur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya.
Oleh karena itu penting sekali bagi perawat gigi Indonesia untuk menjaga agar tingkah laku,
tutur kata serta sikap hidupnya selalu seimbang dengan martabat jabatan perawat gigi sebagai
salah satu tenaga kesehatan gigi (Kepmenkes RI Nomor 378/MENKES/SK/III/2007).
Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat gigi akan tercemin dalam
setiap langkahnya, termasuk penampilan dari serta keputusan yang diambil dalam merespon
situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral
serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar. Dalam melaksanakan
tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat gigi harus mampu serta
ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas
pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan
kesedaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian upaya kesehatan secara
menyeluruh (Suhaemi, 2004).
Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas bagi
pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang
dapat saja memliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang
sam. Terkait dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dan pembatasan pada upaya
yang dilakukan. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu
pelayanan kesehatan di nilai baik, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan
rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
Pada upaya yang dilakuakan pelayanan kesehatan di nilai baik apabila tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan (Azwar, 1996).
Menurut laporan bulanan pada Puskesmas Sibreh, pada bulan Oktober sampai dengan
Desember tahun 2010 menunjukkan pasien yang berkunjung di Puskesmas pada bulan
Oktober angka kunjungan mencapai 180 orang, bulan November turun menjadi 142 orang
dan bulan Desember turun menjadi 134 orang. Dari hasil wawancara awal pada 10 orang
pasien, 3 orang merasa puas dengan pelayanan perawat gigi di Poli Klinik Gigi di Puskesmas
Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di temukan sebelumnya, maka menjadi
permasalahannya adalah “Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh
Besar Tahun 2011”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi di Poli
Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap sikap perawat gigi di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
b. Untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap komunikasi perawat gigi di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dalam pengalaman penulisan dalam melaksanakan penilitian
ilmiah dan pembendaharaan bacaan bagi mahasiswa/i Jurusan Kesehatan Gigi.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat di pergunakan bahan referensi bagi mahasiswa/i Jurusan Kesehatan
Gigi.
3. Bagi Lahan Penelitian
Sebagai bahan informasi dasar untuk peningkatan pelayanan kesehatan gigi di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Perawat Gigi
1. Pelayanan Kesehatan Gigi
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan kesehatan gigi.
Di Indonesia, pemerintah masih memegang peranan utama dalam pemberian pelayanan
kesehatan dasar. Pelayanan tersebut disediakan bagi masyarakat di puskesmas-puskesmas
yang berbentuk poliklinik gigi tersebut adalah para dokter gigi. Sebagai helth provider di
sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut adalah para dokter gigi dan juga perawat gigi
(Dahlan, 2008).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di poliklinik gigi puskesmas merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan pemulihan, yang
ditujukan pada semua golongan, umur maupun jenis kelamin (Herijulianti, 2002).
Perawat gigi di sarana-sarana pelayanan kesehatan gigi tersebut mempunyai peranan
yang strategis dalam proses manajemen pelayanan kesehatan gigi. SK MENKES RI. NO.
378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi perawat Gigi mencatumkan salah satu
kompetensi utama perawat gigi sebagai pelaksana manajemen kesehatan gigi, sebagai
konsekwensi perawat gigi dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi
dalam mengelola pelayanan kesehatan gigi, dari berbagai aspek, baik aspek pembiayaan,
system informasi, invertarisasi,asuransi, etik serta hokum pelayanan kesehatan gigi oleh
perawat gigi di poliklinik gigi puskesmas adalah system pengelolaan pasien.
Menurut Dahlan (2008), dalam mengelola pasien, perawat gigi harus mampu
menempatkan diri sebagai dental asisten dan resepsionis yang handal, seorang perawat gigi
harus menguasai teknik-teknik berikut: a.Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima
dan menangani pasien; b.Mencatat data pasien secara baik; c.Mengatur sistem perjanjian dan
penjadwal pasien; d.Memelihara hubungan baik dengan pasien.
Menurut (Herijulianti,2002), pelayanan kesehatan di poli gigi dapat digolongkan
dalam beberapa tingkat yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran sikap dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut serta mampu mencapai pengobatan sedini
mungkin dengan jalan memberikan pengetian masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
2. Menurukan prevelensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita oleh masyarakat
(karies dan penyakit periodontal) dengan upaya perlindungan khusus tampa mengabaikan
upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok yang retan terhadap karies.
3. Terhindar dan kurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi.
2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
Menurut Azwar (1996), sekalipun pelayanan kesehatan kedokteran berbeda dengan
pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai suatu pelayanan
kesehatan dengan baik, keduanya harus memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok
yang dimaksud adalah :
a. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan
tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat bekesinambungan. Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah pada setiap saat yang
dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima oleh
masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentang
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
c. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai
oleh masyarakat. Pengertian ketercapain yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut lokasi.
Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan
distribusi saran kesehatan menjadi sangat penting.
d. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah di jangkau
oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan di sini terutama dari sudut
biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu
Syarat pokok kelima pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu. Pengertian
mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan (Azwar ,1996).
3. Standar Kompetensi Perawat Gigi (Kep MenKes RI, 2007)
Penyelenggaran pendidikan berbagai jenis dan jenjang tenaga kesehatan mempunyai
tujuan yang mulia yaitu selain mencerdaskan bangsa juga memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan gigi. Pendidikan tenaga kesehatan gigi jenjang Diploma seperti halnya Perawat
Gigi termasuk dalam kelompok Pendidikan Profesional (PP RI Nomor 60 Tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi) yang artinya pendidikan diarahkan terutama pada kesiapan
penerapan kemampuan tertentu berdasarkan tuntutan pasar kerja. Untuk memberikan yang
terbaik maka perlu dihindari tumpang tindih peran dan kesenjangan mutu, melalui
pendekatan kemitraan keprofesien.
Dengan demikian Perawat Gigi menjadi ujung tombak Pembangunan Kesehatan Gigi
Indonesia, dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempunyai peran sentral
dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dalam aspek promotif dan
preventif pelayanan gigi mulut.
Standar Profesi Perawat Gigi digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan profesi
secara baik dengan tujuan :
a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
wewenang yang dimilikinya.
b. Memberikan perlindungan kepada Perawat Gigi dari tututan hokum.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari mal praktek perawat gigi.
4. Kemampuan Inti Perawat Gigi
a. Komunikasi
1) Kemampuan menunjukkan komunikasi dan hubungan antar manusia yang efektif
dan berembuk dengan pasien dan tim kesehatan gigi baik secara perorangan dan
dalam tim atau pertemuan.
2) Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif dan proses pendidikan
kesehatan gigi dan mulut termasuk saran pre/post operation (chair side talk).
3) Kemampuan menilai kebersihan mulut dan memotivasi pasien untuk berprilaku
yang menunjang kesehatan gigi dan mulut.
4) Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi
formal maupun informal.
5) Kemampuan berkomunikasi dalam taraf international.
6) Kemampuan melakukan informasi concern dengan pasien.
7) Kemampuan melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien.
b. Kerjasama Tim
1) Kemampuan mengembangkan proses kepemimpinannya yang diperlukan untuk
menciptakan kerjasama yang baik dalam tim.
2) Kemampuan berkerjasma dalam tim kesehatan lainnya dalam membuat keputusan
baik individu maupun tim.
3) Kemampuan menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan para sejawat
anggota tim kesehatan lain.
4) Kemampuan mendorong peran anggota tim pemeliharaan kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
c. Pemeliharaan dan Penggunaan Peralatan
1) Kemampuan mengawasi persediaan peralatan dan inventaris.
2) Kemampuan memelihara dan merawat berbagai macam peralatan dan mampu
mengasah berbagai instrument secara benar dan menerapkan secara efisien cara-cara
pengasahan.
3) Kemampuan mempersiapkan dan menggunakan alat-alat kedokteran elektrik, alat
berputar (hand piece, contra angle) secara hati-hati dan efektif.
d. Tindakan Asuhan Keperwatan di Klinik
1) Pencabutan Gigi
a) Melakukan riwayat, pemeriksaan, indentifikasi dan perencanaan untuk pasien
dengan berbagai kondisi kesehatan gigi dan mulut.
b) Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi sulung dengan topikal
anaeshesi dan infiltrasi anaesthesi.
c) Kemampuan untuk melaksanakan pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan
infiltrasi anaesthesi.
d) Kemampuan melakukan perawatan pasca pencabutan dan komplikasi.
2) Konservasi Gigi
a) Kemampuan mengindentifikasi karies gigi dan menyeleksi kasus-kasus untuk
dilakukan perawatan konservasi sesuai dengan kemampuannya / kewenangannya.
b) Kemampuan melakukan preparasi kavitas dan penumpatan (gigi sulung dan gigi
tetap pada satu/dua permukaan menggunakan amalgam, silikat, dsb).
c) Kemampuan melakukan preparasi kavitas dengan excavator dan penumpatan
dengan ART.
d) Kemampuan membersihkan dan memoles gigi dan tumpatan.
e) Kemampuan menggunakan rubber dam.
3) Pertolongan pertama (first aid/relief pain)
a) Kemampuan mengelola dan membantu tindakan darurat medik dan dental.
b) Kemampuan melakukan pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit pada
penyakit gigi akut.
c) Kemampuan mengindentifikasikan dan mengelola keadaan darurat yang terjadi
selama dan sesudah pengobatan gigi.
d) Kemampuan memberikan pertolongan pertama pada trauma trepanasi dengan
cara membuka kavum pulpa dengan bor, ditutup kapas jangan diberi tumpatan
sementara.
e. Asisten Dokter Gigi
1. Kemampuan membantu operator dalam perawatan rutin pada klinik gigi (sebagai
chair side assistant).
2. Kemampuan membantu prosedur restorasi gigi dan prosedur bedah mulut dan
periodontal.
3. Kemampuan menyiapkan dan menerapkan penggunaan bahan-bahan pada
pengobatan gigi pasien.
4. Kemampuan membantu dokter gigi atau dokter spesialis dalam pengobatan pasien.
5. Kemampuan menyiapkan dan melakukan topical treatment/solution yang ditetapkan
oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
6. Kemampuan manipulasi bahan cetakan dan mengecor cetakan untuk studi.
7. Kemampuan melakukan irigasi mulut.
f. Sikap
1. Melaksanakan perawatan pasien dengn aman, efektif, etis, dan sensitif,
menunjukkan perilaku sesuai dengan budaya, etnik dan perbedaan sosial ekonomi
yang mempengaruhi pasien dan dirinya.
2. Merawat pasien dengan respek dan empati serta memberikan pelayanan dengan
standar yang tinggi.
3. Menghargai nilai-nilai, adat istiadat, kepercaaan agama dan praktik secara individu
dan kelompok.
4. Bertindak memelihara martabat dan integritas perorangan dan kelompok.
5. Memelihara sikap kesehatan gigi promotif dan preventif, dan melakuakan praktik
kesehatan gigi sesuai dengan apa yang telah diajarkan.
6. Mewujudkan tanggung jawab dan resiko sehubungan dengan perawatan gigi dan
mulut.
7. Kemauan untuk berpatisipasi dalam kegiatan pengembangan profesi untuk
menjamin keterampilan dan pengetahuan.
8. Berkerja dalam struktur system kesehatan.
9. Selalu bertindak untuk meningkatkan keselamatan individu, kelompok dan diri
sendiri.
10. Menjadi panutan didalam penampilan dan keberhasilan personal.
11. Bekerja disemua bidang sosial metode, sistemik dan akurat.
12. Menjaga keberhasilan orang sesuai dengan prifesionalismenya.
13. Kreatif, inisiatif dan cermat.
14. Berpikir kritis dan analitis.
15. Mengindentifikasikan dan memecahkan masalah.
16. Berhati hati, penuh dedikasi dan tanggung jawab.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Newcomb salah seorang ahli psiologi sosial menyatakan bahwa sikap itu
merupakan suatu tindakan atau kesediaan untuk bertindak, dan merupakan pelaksaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi adalah merupakan
“predisposisi” tindakan atau perilaku. Sikap itu merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi
terbuka dalam suatu tingkah laku. (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoadmodjo, 2003 Cit. Allport, (1954) sikap yang utuh tu mempunyai 3
(taga) komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap ini sendiri terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
a. Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang mao dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
Contohnya sikap orang tergadap gizi dapat dilihat dari kesedihan dan perhatian itu terhadap
ceramah-ceramah.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena suatu usaha untuk menjawab suatu
pertanyaan atu mengerjakan tugas yang di berikan, lepas pekerjaan itu bener atau salah
adalah bearti orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerakan atau mendiskusi dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya, seorang ibu yang mengajak
ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya). Untuk pergi menimbangkan
anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu-ibu mau menjadi akseptor
KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
B. Konsep Dasar Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan
Kepuasan menurut Kamu Bahasa Indonesia adalah puas; perihal (hal yang bersifat
puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan
puas, rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa
untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa (Purwanto, 2007).
Menurut Oliver (2001 cit. Purwanto, 2007) mendefinisifikasikan kepuasan sebagai
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapannya.Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan ,maka pelanggan akan sangat kecewa.Bila
kinerja sesuai harapan,maka pelanggan akan sangat puas.Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat di bentuk oleh pengalaman
masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan member
komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Menurut Kotler kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau
ketidakpuasan adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah
memakai jasa atau pelayanan yang diberikan Tjiptono, (1997 cit. Purwanto, 2007).
2. Pengertian Kepuasan Pasien
Junaidi (2002) berpendapat bahwa kepuasan konsumen atas suatu produk dengan
kinerja yang dirasakan konsumen atas produk tersebut. Jika kinerja produklebih tinggi dari
harapan konsumen maka konsumen akan mengalami kepuasan.
Ada tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan
dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama
dengan layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang
diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen
maka konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara
harapan yang di miliki oleh konsumen dengan kenyataan yang di terima oleh konsumen pada
saat mengkomsumsi produk atau jasa (Indarjati, 2001).
3. Tingkat Kepuasan Pasien
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal
penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien tidak merasa puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih
hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien
suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan suatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sama
(Azwar, 1996).
Terkaid dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan, Azwar (1996)
membuat dua pembatasan yaitu pembatasan pada derajat kepuasan pasien dan pembatasan
pada upaya yang dilaku. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana suatu mutu
pelayanan kesehatan dinilai baik apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan
rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk.
Pada upaya yang dilakukan pelayanan kesehatan dinilai baik apabila tatacara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan prefesi yang telah
ditetapkan. Menurut Prabowo 1999 (cit, Purwanto, 2007) konsumen yang mengalami
kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat dikatagorikan kedalam konsumen
masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu. Pasien adalah konsumen individu
yang karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya,
menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Menurut pendapat Budiastuti (2002 cit. Purwanto, 2007), mengemukakan bahwa pasien
dalam mengevaluasi kepuasan jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa faktor,
antara lain :
1. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau
jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk atau jasa di
pengaruhi oleh dua hl yaitu kenyataan kualitas produk atau jasa yang sesungguhnya dan
komunikasi perusahaan terutama iklan dan mempromosi rumah sakitnya.
2. Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan
merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila
dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai “rumah sakit terbaik”,
cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4. Harga
Harga merupakan aspek penting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan
pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perwatan maka pasien mempunyai harapan yang
lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga mura, memberi
nilai yang tinggi pada pasien.
5. Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa paelayanan tersebut.
5. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pada pasien adalah sebagai berikut
(Purwanto, 2007) :
1. Sikap pendekatan perawat pada pasien yaitu sikap perawat terhadap pasien ketika pertama
kali dating di rumah sakit.
2. Kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien yaitu apa saja yang telah dilakukan
oleh perawat kepada pasien, seberapa pelayanan perawatan yang berkaitan dengan proses
kesembuhan penyakit yang diderita pasien dan kelangsungan perawatan pasien selama
berada dirumah sakit.
3. Prosedur adminitrasi yaitu berkaitan dengan pelayanan adminitrasi pasien dimulai masuk
rumah sakit selama perawatan berlangsung sampai keluar dari rumah sakit.
4. Fasilitas-fasilitas yang disediakan rumah sakit seperti dental unit, peralatan pencabutan,
peralatan penambalan, air untuk kumur-kumur, privasi dan waktu kunjungan pasien.
BAB IIIKERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Aspek-aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien pada pasien adalah sikap
pendekatan perawat pada pasien, kualitas tindakan perawatan yang diterima oleh pasien,
prosedur adminitrasi dan fasilitas-fasilitas yang di sediakan puskesmas (Purwanto, 2007).
Derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu pelayanan kesehatan dinilai baik apabila
pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang
sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk (Azwar, 1996).
Berdasarakan konsep pemahaman diatas, maka dapat dibuat kerangka konsep
penelitian sebagai berikut :
- Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi.
- sikap. - Pelayanan Perawat gigi.
- Komunikasi.
B. Variabel Penelitian
1. Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigi berupa :
a. Sikap perawat gigi
b. Komunikasi perawat gigi
2. Pelayanan perawat gigi
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur Alat Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat gigiberupa :
- - Sikap perawat gigi
- - Komunikasi perawat gigi
Sikap petugas/perawat gigi dalam memberikan perhatian secara khusus terhadap keluhan paien tampa memandang status sosial
Reaksi atau respon pasien terhadap komunikasi yang diberikan perawat gigi
Wawancara
Wawancara
Kuisioner
Kuisioner
Puas ≥ 50 Kurang puas < 50
Puas ≥ 50 Kurang puas < 50
Ordinal
Ordinal
2 Pelayanan perawat gigi
Jasa yang berikan oleh perawat gigi pada pasien dalam rangka menyelesaikan keluhan pasien
_ _ _ _
BAB IVMETODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran kepuasan
pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi oleh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh
Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar
Tahun 2011.
C. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 11 s/d 16 Juli 2011.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa yang berkunjung di Poli
Gigi Puskesmas Sibreh selama penelitian.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan besar sampel
30 orang.
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
digunakan untuk mengetahui sejauh mana gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan oleh perawat gigi tersebut.
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data yang di peroleh langsung dari hasil wawancara dengan pasien di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kec, Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari catatan registrasi jumlah pasien pada Poli Gigi Puskesmas Sibreh
kec. Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.
G. Pengolahan Data
1. Pengolahan data secara manual dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Editing adalah data yang telah didapatkan diolah dengan baik sehingga menghasilkan
informasi yang benar.
b. Koding adalah memberi kode pada data dalam bentuk angka dan huruf.
c. Tabulating adalah data yang di peroleh dikelompokkan dan di tampilkan dalam bentuk
tabel.
2. Analisa Data
Data hasil penelitian diuraikan secara diskripsi dengan menghitung persentase dari tiap
tabel.
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 11 s/d 16 juli 2011 terhadap 4 orang perawat
gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh dan 30 orang pasien yang berkunjung ke Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011.Tehnik pengumpulan
data dengan cara membagikan kuisioner untuk mengetahui Gambaran Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur
Aceh Besar Tahun 2011.
1. Data Umum
a. Jenis kelamin
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pasien Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur
Aceh Besar Tahun 2011
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %
1 Laki-Laki 9 30
2 Perempuan 21 70
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat jumlah pengunjung, laki-laki 9 responden
(30%) dan perempuan 21 responden (70%).
b. Umur
Tabel 2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pasien Terhadap Pelayanan
Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011
No Umur Frekuensi Persentase %
1 17-21 5 16,67
2 22-26 6 20
3 27-31 4 13,33
4 32-36 5 16,67
5 37-41 3 10
6 42-46 5 16,67
7 47-51 2 6,66
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa responden yang banyak berkunjung yang
berumur 22-26 sebanyak 6 responden (20%). Dan yang paling sedikit yang berkunjung
adalah yang berumur 47-51 yaitu 2 responden (6,66%).
2. Data Khusus
Tabel 3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Perawat Gigi Di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Puas 26 86,66
2 Kurang puas 4 13,33
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa sikap perawat gigi, terbanyak pada kategori
puas sebanyak 26 responden (86,66%) dan kategori kurang puas sebanyak 4 responden
(13,33%).
Tabel 4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Komunikasi Perawat Gigi Puskesmas
Sibreh Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2011
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 Puas 25 83,33
2 Kurang Puasa 5 16,66
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa komunikasi perawat gigi, terbanyak pada
kategori puas sebanyak 25 responden (83,33%) dan kategori kurang puas sebanyak 5
responden (16,66%).
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang menjawab
pertanyaan tentang sikap perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibreh terdapat 26 responden
(86,66%) pada kategori puas dan 4 responden (13,33%) pada kategori kurang puas.
Penulis berasumsi bahwa sikap perawat gigi di Puskesmas Sibreh Kecamatan Suka
Makmur Aceh Besar terhadap pasien sudah baik, sehingga pasien puas dengan sikap yang di
tunjukkan oleh perawat giginya. Hal itu jelas terlihat pada saat pasien masuk ke ruangan poli
gigi yang disambut ramah oleh parawat gigi puskesmas Sibreh Kecamatan Suka Makmur
Aceh Besar.
Menurut Azwar (1996), keramahan dan sikap tenaga pelaksana langsung dapat dinilai
dan dirasakan oleh pasien. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepuasan dan mendorong
serta meningkatkan pelayanan kesehatan lebih baik kepada pasien, perlu keramahan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugas dengan keramahan, maka tugas pelayanan kesehatan
kepada pasien dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa komunikasi perawat gigi di Poli Gigi
Puskesmas Sibreh terdapat 25 responden (83,33%) pada kategori puas dan 5 responden
(16,66%) pada kategori kurang puas. Penulis berasumsi bahwa perawat di poli gigi
puskesmas sibreh telah menerapakan komuniksi terapeutik terhadap pasien karena
komunikasi sangat diperlukan demi keterbukaan antara pasien dan perawat sehingga
perawatan kesehatan gigi dapat berjalan sesuai yang diingikan pasien dan perawat selalu
menanyakan keluhan pasien dan empati atau ikut merasakan perasaan pasien.
Menurut Purwanto (1993) komunikasi adalah komuniksi secara sadar bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan penyembuhan pasien. Menurut Keliat
(1992) Hubungan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien adalah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam
membina hubungan intim yang terapeutik, walaupun hubungan perawat dengan pasien selalu
diuatamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup
sehingga tidak menggunakan pasien untuk kepuasan dan keamanannya.
Pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional merupakan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan melalui penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, sesuai dengan standar
nilai-nilai moral dan etika profesi. Dengan demikian untuk dapat menjamin munculnya
kepuasan yang terkait dengan mutu pelayanan, maka pelayanan kesehatan tersebut harus
dapat diupayakan, sehingga dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan. Dengan perktaan
lain suatu pelayanan kesehatan dinilai sebagai pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan
kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,
2003).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Perawat Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Siberh Kecamatan Suka Makmur
Aceh Besar Tahun 2001, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kepuasan pasien ditinjau terhadap pelayanan kesehatan berupa sikap terbanyak pada
kategori puas 26 responden (86,66%).
2. Kepuasan pasien ditinjau terhadap pelayanan kesehatan gigi berupa komunikasi terbanyak
pada kategori puas 25 responden (83,33%).
B. Saran
1. Diharapkan kepada seluruh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka
makmur Aceh Besar agar dapat mempertahankan pelayanan yang diberikan berupa sikap
dan komunikasi
2. Diharapkan kepada seluruh perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka
makmur Aceh Besar agar dapat meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut
3. Diharapkan kepada perawat gigi di Poli Gigi Puskesmas Sibeh Kecamatan Suka makmur
Aceh Besar lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan pasien pada
saat memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A., 1996. Pengantar Adminitrasi Kesehatan. Ed. 3, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Dahlan , Z., 2008. Mengembangkan Klinik Gigi yang Efektif dan Efesien. Zaeni For Oral
Health. http//www.google.co.id.
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia,
Herijulianti, E, Indriani, T.S, Artini, S., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Kepmenkes Nomor 378/MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Kompetensi Perawat Gigi
Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Purwanto, S., 2007. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit.
http//www.klinis.wordpress.com.
PPGI., 2008. Sejarah Keperawatan Gigi. Jakarta.
Suhaemi, M.E., 2004. Etika Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Diposkan oleh akbar anthonie di 6/26/2012 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke PinterestLabel: Karya Tulis Ilmiah, kesehatan gigi, Skripsi Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Cari Blog Ini
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Mengenai Saya
akbar anthonie Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
► 2013 (12)
▼ 2012 (28) o ► November (4) o ▼ Juni (24)
Pengertian, Proses, Faktor Penyebab dan Macam Kari... Faktor-faktor Penyebab Flu Penyebab diabetes melitus Penyebab Kanker Payudara Penyebab penyakit Alzheimer Faktor Resiko dan Tingkat Pencegahan Penyakit Tida... Faktor Penyebab Bau Mulut | Halitosis
Gusi Bengkak Penyebab Penyakit Jantung dan Penyaki... Tips Untuk Membuat Gigi Anda lebih Putih dan Sehat... Jenis Stroke dan Pengertiannya Penyebab Gusi Berdarah Dan Cara Mengatasinya PERBEDAAN DEBRIS INDEKS ANTARA MENYIKAT GIGI
SECAR... Gingivitis PENYAKIT PERIODONTAL GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
PERAW... GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG RAMPAN
KARIES PAD... GAMBARAN PENYAKIT GINGIVITIS DI TINJAU DARI
KEBERS... Shalat Tahajud Hukum Berdo'a Dengan Tawassul Sale Dan Madeung Dalam Tradisi Pengobatan Di Aceh BUDAYA MASYARAKAT ACEH BEROBAT KE MALAYSIA BUDAYA REMAJA PUNK DI ACEH PENGARUH PENGGUNAAN OBAT TRADISONAL DAN OBAT
SINTE... Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk
Total Tayangan Laman
36941 Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.