contoh perencanaan struktur gedung
TRANSCRIPT
TUGAS AKHIR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana
Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata
Disusun Oleh :
THEERESIA PETRA SALIM
03.12.0011
DAVID BUDI SETIAWAN
03.12.0025
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………… ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………….... iii
Lembar Asistensi ………………………………………………………………… iv
Daftar Isi …………………………………………………………………………. vi
Daftar Notasi …………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Nama Proyek ……………………………………………………………….. 1
1.2. Lokasi Proyek ………………………………………………………………. 1
1.3. Tujuan Penulisan Tugas Akhir ……………………………………………… 3
1.4. Pembatasan Masalah ……………………………………………………….. 3
1.5. Sistematika Penyusunan .…………………………………………………… 4
BAB II PERENCANAAN STRUKTUR
2.1. Uraian Umum ………………………………………………………………. 6
2.2. Tinjauan Pustaka …………………………………………………………… 7
2.2.1. Peraturan-peraturan ………………………………………………… 7
2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur …………………………………. 8
2.3. Landasan Teori ……………………………………………………………… 9
2.3.1 Pembebanan ………………………………………………………... 9
2.3.2 Pembebanan Gempa menggunakan Analisa Statik Ekivalen ………. 11
2.3.3 Perhitungan Pondasi Tiang Pancang ………………………………... 12
2.4 Asumsi – asumsi ……………………………………………………………. 13
ix
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1. Perhitungan Struktur Atas ………………………………………………… 18
3.1.1. Perhitungan Kuda-kuda .................................................................... 18
3.1.2. Perhitungan Profil dan Sambungan .................................................. 32
3.2. Perhitungan Pelat Lantai ………………………………………………….. 39
3.2.1. Pembebanan Pelat Lantai …………………………………………. 39
3.2.2. Penulangan Pelat Lantai Dua Arah ……………………………….. 40
3.3. Perhitungan Penulangan Balok …………………………………………… 43
3.3.1. Penulangan Lentur Balok ........……………………………………. 43
3.3.2. Perhitungan Geser Balok .........……………………………………. 45
3.3.3. Penulangan Torsi Balok ........……………………………………... 48
3.4. Perhitungan Kolom ……………………………………………………….. 50
3.4.1. Kolom Persegi 100 cm × 100 cm ……………………………….… 51
A. Lentur Kolom Arah M 2-2 ………………………………….… 51
B. Lentur Kolom Arah M 3-3 ………………………………….… 53
C. Penulangan Geser Kolom ………………………………….….. 54
3.5. Perhitungan Gempa …………………………………………………….…. 55
3.5.1. Perhitungan Gaya Geser Dasar Horisontal Total Akibat Gempa .… 55
3.5.2. Perhitungan Waktu Getar …………………………………………. 63
3.6. Perhitungan Tangga ……………………………………………………….. 67
3.6.1. Perencanaan Tangga ……...…………………………………….…. 67
3.6.2. Pembebanan Tangga ……...……………………………………..… 68
3.6.3. Perhitungan Reaksi Tangga …………………………………….…. 68
3.6.4. Penulangan Tangga dan Bordes ……..…………………………..… 69
3.6.5. Perhitungan Pondasi Tangga ……..………………………………... 70
3.7. Perhitungan Pondasi …………………………………………………….….. 72
3.7.1. Pemilihan Tipe Pondasi ………………………………………….… 72
3.7.2. Menentukan Daya Dukung Tiang Pancang …………………….….. 73
3.7.3. Menentukan Jarak Antar Tiang Pancang ……………………….….. 73
3.7.4. Menentukan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang ……………….…. 74
3.7.5. Cek Kekuatan Tiang Pancang dalam Kelompok Tiang ………….… 75
3.7.6. Penulangan Tiang Pancang ................................................................ 78
x
3.7.7. Penulangan Pile Cap ......................................................................... 82
3.7.8. Penulangan Tie Beam ....................................................................... 90
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR 92
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan …………………………….. 117
5.2. Rencana Anggaran Biaya …………………………………………………. 120
5.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya……………………………………. 126
5.4. Prosentase Bobot Pekerjaan……………………………………………….. 127
5.5. Time Schedule ……………………………………………………………. 131
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR NOTASI Perhitungan Kuda-kuda
Ag adalah luas penampang baja profil (cm2)
Fu adalah tegangan leleh baja (kg)
fy adalah tegangan tarik pada baja (kg/cm2)
fr adalah tegangan tekan residual pada pelat sayap yang dirol (MPa)
h adalah tinggi profil (cm)
Ix adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu x (cm4)
Iy adalah momen inersia baja profil terhadap sumbu y (cm4)
ix adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu x (cm)
iy adalah jari-jari inersia baja profil terhadap sumbu y (cm)
Kt adalah gaya terbesar yang dipikul oleh baut (kg)
s1 adalah jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung (cm)
S adalah jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berturutan (cm)
Sx adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu x ( cm3 )
Sy adalah modulus penampang baja profil terhadap sumbu y ( cm3 )
t adalah tebal screew ( mm )
Vd adalah baut dalam geser ( N )
Vu adalah kuat geser terfaktor (N)
Vn adalah kuat geser nominal (N)
W adalah berat baja profil per meter (kg/m)
Zx adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu x ( cm3 )
Zy adalah momen tahanan baja profil terhadap sumbu y ( cm3 )
σtr adalah tegangan tarik (kg/cm2)
τ adalah tegangan geser (kg/cm2)
Perhitungan Pelat Lantai
a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)
Cc adalah gaya tekan beton (N)
ts adalah selimut beton (mm)
xii
d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
lx adalah bentang pendek pelat lantai (cm)
ly adalah bentang panjang pelat lantai (cm)
Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)
Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)
Ts adalah gaya tarik Baja (N)
z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
Perhitungan Tangga
a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)
Cc adalah gaya tekan beton (N)
ts adalah selimut beton (mm)
d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)
Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)
Ts adalah gaya tarik Baja (N)
z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
Perhitungan Gempa
C adalah nilai faktor respon gempa
di adalah simpangan horizontal lantai ke i
Fi adalah beban gempa nominal static ekuivalen pada lantai ke i
g adalah percepatan gravitasi
I adalah momen inersia
Ni adalah nilai Nspt pada lapisan ke i
R adalah faktor reduksi gempa
ti adalah tebal lapisan ke i
Wt adalah berat total gedung
Wi adalah berat lantai ke i
Perhitungan Balok
Acp adalah luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm2)
xiii
Al adalah luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir (mm2)
Ao adalah luas bruto yang dibatsi oelh lintasan aliran geser (mm2)
Aoh adalah luas daerah yang dibatasi oleh garis pusat tulangan sengkang torsi terluar
As adalah luas tulangan tarik (mm2)
As’ adalah luas tulangan tekan (mm2)
At adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir (mm2)
Av adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan geser (mm2)
a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)
Cc adalah gaya tekan beton (N)
Cs adalah gaya tekan baja (N)
ts adalah selimut beton (mm)
d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
Es adalah modulus elastisitas baja (MPa)
fyl adalah kuat leleh tulangan torsi longitudinal (MPa)
fyv adalah kuat leleh tulangan sengkang torsi (MPa)
Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)
Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)
ph adalah keliling dari garis pusat tulangan sengkang torsi terluar (mm)
pcp adalah keliling luar penampang beton (mm)
Tn adalah momen puntir nominal (Nmm)
Ts adalah gaya tarik baja (N)
Tu adalah momen puntir terfaktor pada penampang (Nmm)
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N)
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N)
Vu adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N)
x adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm)
z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
β1 adalah faktor reduksi
εs′ adalah regangan tulangan tekan
εy adalah regangan tulangan luluh
ρ adalah rasio tulangan tarik
xiv
ρ’ adalah rasio tulangan tarik
Perhitungan Kolom
Ag adalah luas bruto penampang (mm2)
As adalah luas tulangan tarik (mm2)
As’ adalah luas tulangan tekan (mm2)
a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)
ab adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen dalam kondisi balance (mm)
Cc adalah gaya tekan beton (N)\
d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
d’ adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
e adalah eksentrisitas (mm)
eb adalah eksentrisitas dalam kondisi balance (mm)
Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)
Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)
Mnb adalah momen nominal penampang dalam kondisi balance ( Nmm)
Pn adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N)
Pnb adalah kuat beban aksial nominal pada penampang dalam kondisi balance (N)
Pu adalah kuat beban aksial terfaktor (N)
Ts adalah gaya tarik Baja (N)
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton (N)
Vs adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan (N)
Vu adalah kuat geser terfaktor pada penampang (N)
xb adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral dalam kondisi balance (mm)
z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
β1 adalah faktor reduksi
fs’ adalah kuat tekan tulangan (MPa)
xv
Perhitungan Pondasi
Ag adalah luas bruto penampang (mm2)
Ap adalah luas ujung pondasi (mm2)
As adalah luas selimut pondasi (mm2)
Ast adalah luas total tulangan longitudinal (mm2)
a adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen (mm)
Cc adalah gaya tekan beton (N)
ts adalah selimut beton (mm)
D adalah diameter tiang pancang
d adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
fs adalah tahanan selimut (kN/m2)
Mn adalah momen nominal penampang ( Nmm)
Mu adalah momen terfaktor pada penampang (Nmm)
Mx adalah momen arah x
My adalah momen arah y
m adalah banyak baris
N 60 adalah rata-rata nilai SPT disekitar ujung pondasi atau nilai rata-rata SPT dari
permukaan tanah ke ujung pondasi
n adalah banyak tiang pancang tiap baris
nx adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x
ny adalah banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y
Pn adalah kuat beban aksial nominal pada penampang (N)
Pu adalah kuat beban aksial terfaktor (N)
Qp adalah daya dukung ujung (kN)
Qs adalah daya dukung selimut (kN)
Qu adalah daya dukung ijin (kN)
qp adalah tahanan ujung (kN/m2)
S adalah jarak antar tiang pancang
Ts adalah gaya tarik Baja (N)
xmax adalah absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang
ymax adalah ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang
z adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
xvi
η adalah efisiensi kelompok tiang
θ adalah arc tg ( D/S )
∑v adalah jumlah beban normal
∑x² adalah ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang
∑y adalah ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang
BAB 1 Pendahuluan
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Nama Proyek
Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan
pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah
“Perencanaan Struktur Gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota
Semarang”.
1.2. Lokasi Proyek
Letak gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota Semarang ini berada di Jl.
Gajahmada no. 172 Semarang. Gedung ini berada di atas tanah seluas 5860
m2 dengan tinggi total bangunan 40,5 m dan luas total bangunan 7929 m2
dengan perincian sebagai berikut:
a. Lantai 1 (+ 0,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi sebagai ruang lobby dan hall.
b. Lantai 2 ( + 4,00 m )
Luas = 1026 m2
Berfungsi ruang lobby, karyawan, pantry, toilet, arsip, koperasi, HRD
dan kepala HRD.
c. Lantai 3 (+ 8,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi untuk ruang lobby, arsip, pimpinan I, perpustakaan, toilet,
rapat dan staff.
d. Lantai 4 (+ 12,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi untuk ruang lobby, pimpinan II, wakil pimpinan II, staff,
toilet, server, kerja, arsip dan audit.
BAB 1 Pendahuluan
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
2
e. Lantai 5 (+ 16,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi untuk ruang lobby, pimpinan III, wakil pimpinan III, arsip,
toilet, rapat dan kerja.
f. Lantai 6 (+ 20,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi untuk ruang lobby, staff, perputakaan, pimpinan IV, wakil
pimpinan IV, kerja dan sekretariat.
g. Lantai 7 (+ 24,00 m)
Luas = 1026 m2
Berfungsi untuk ruang lobby pertemuan dan toilet.
h. Lantai 8 (+ 28,00 m)
Luas = 675 m2
Berfungsi untuk ruang teknis dan tandon.
Gambar 1.1 Denah situasi
BAB 1 Pendahuluan
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
3
1.3. Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan tugas akhir ini yaitu
a. Untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan dalam
perencanaan struktur gedung dengan menerapkan disiplin ilmu yang telah
diterima selama mengikuti pendidikan di Jurusan Teknik Sipil.
b. Dapat melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang
tepat dalam menyelesaikan perhitungan struktur sehingga dapat mendukung
tercapainya keamanan dan keekonomisan gedung.
c. Dapat menggunakan program AutoCAD 2006 untuk gambar rekayasa,
sedangkan ETABS v9.0.0 dan SAP 2000 v11.0.0 untuk perhitungan
mekanika struktur.
d. Dapat menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam
perhitungan struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja.
e. Perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum menerapkan
ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja dalam hal membuat perhitungan dan
gambar bagian-bagian dari struktur gedung yang terkait dengan bidang
teknik sipil yaitu atap, pelat, balok, kolom dan pondasi, menyusun Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Network
Planning (NWP) dan Time Schedule pekerjaan struktur.
1.4. Pembatasan Masalah
Perencanaan struktur yang merupakan salah satu pekerjaan yang sangat
rumit karena di dalamnya terdapat banyak unsur yang saling berhubungan.
Untuk mempermudah perhitungan maka ada beberapa batasan-batasan yang
diambil dalam perencanaan struktur ini antara lain :
a. perhitungan pembebanan dan penulangan tangga dilakukan terpisah dari
perhitungan portal utama.
BAB 1 Pendahuluan
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
4
b. balok anak langsung dimasukkan dalam portal dengan menggunakan
rigid frame, sehingga beban pelat langsung didistribusikan ke balok
induk dan balok anak.
c. dalam perencanaan ini mix design dari beton tidak dihitung karena
dianggap beton dapat dipesan sesuai dengan mutu yang diinginkan.
d. perhitungan pembebanan pada struktur akibat gempa menggunakan
statik ekivalen.
1.5. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan ini dibuat untuk memudahkan para pembaca
dalam memahami isi Tugas Akhir ini. Sistematika penyusunan tersebut
adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek,
maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan
perencanaan struktur gedung, pembatasan masalah, dan
sistematika penyusunan Tugas Akhir.
BAB II : Perencanaan Struktur
Dalam bab ini penulis membahas tentang uraian umum
perencanan gedung, tinjauan pustaka meliputi peraturan-
peraturan dan pembebanan yang digunakan pada struktur gedung,
serta landasan teori yang mencakup rumus-rumus yang
digunakan serta asumsi-asumsi yang dipakai.
BAB III : Perhitungan Struktur
Perhitungan struktur meliputi perhitungan kuda–kuda,
perhitungan pelat, perhitungan tangga dan bordes, perhitungan
portal utama (balok dan kolom), serta perhitungan pondasi.
BAB IV : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
BAB 1 Pendahuluan
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
5
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang rencana kerja
beserta aturan-aturan dan syarat-syarat teknis yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan.
BAB V : Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang meliputi perhitungan volume, analisa harga
satuan, rencana anggaran biaya sampai dengan time schedule
(kurva S) dari pekerjaan Struktur Gedung Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah di Semarang.
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
6
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
2.1. Uraian Umum
Gedung yang direncanakan akan dibangun 8 lantai ini merupakan gedung
bertingkat tinggi oleh karena itu dalam perencanaan struktur harus memenuhi
empat kriteria utama yaitu:
a. Ketetapan
Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian
plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada.
b. Persyaratan struktur
Struktur yang digunakan harus:
1) Kuat: struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan
aman.
2) Nyaman: struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar,
retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan.
3) Awet: struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam
waktu yang relatif lama.
c. Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan
secara sederhana.
d. Ekonomi
Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya
biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.
Konstruksi Gedung Kantor Perpajakan Pusat Kota Semarang ini direncanakan
terdiri dari 8 lantai yang dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
7
2.2. Tinjauan Pustaka
2.2.1. Peraturan-peraturan
Perhitungan konstruksi gedung ini memperhatikan ketentuan – ketentuan
yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman antara lain :
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-
2002, diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir
ini adalah:
1) modulus elastisitas beton ( Ec)
2) kuat perlu ( U )
3) faktor reduksi kekuatan (φ )
4) faktor β1
5) tebal selimut beton
b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI-1729-
2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung SNI-1729-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir ini
adalah:
1) modulus elastisitas baja (Es),
2) mutu baja,
3) tegangan-tegangan baja (tegangan ijin, tegangan geser, tegangan leleh),
4) ketentuan-ketentuan mengenai sambungan.
c. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
SNI-1726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Standar Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI-1726-2002, dalam perencanaan Tugas
Akhir ini adalah:
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
8
1) cara-cara analisis gempa
2) faktor respons gempa ( C )
3) faktor keutamaan ( I )
4) faktor reduksi gempa ( R )
5) wilayah / zone gempa
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:
1) berat sendiri bahan bangunan
2) beban hidup lantai gedung
3) beban angin
2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur
Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983,
struktur gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-
pembebanan sebagai berikut :
a. Beban Mati
Adalah semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala
unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983 -
pasal 1.0. ayat 1).
Beban mati yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari Tabel 2.1.
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983
b. Beban Hidup
Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
beban-beban yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama
masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
9
pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap kedalam beban hidup
dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan
maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal
1.0. ayat 2). Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil
dari Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
c. Beban Angin
Semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan
oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 – pasal 1.0 ayat 3). Beban
angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif
(isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin
(PPIUG 1983 – pasal 4.1).
d. Beban Gempa
Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG
1983 – pasal 1.0 ayat 4).
2.3. Landasan teori
2.3.1. Pembebanan
Struktur gedung direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-
pembebanan sebagai berikut :
A. Kombinasi beban pada struktur beton (SNI 03-2847-2002):
U = 1,2 D + 1,6 L ............................................................................................. (2.1)
U = 0,75 ( 1,2 D+1,6 L+1,6 W ) ....................................................................... (2.2)
U = 0,9 ( D + 1,0 E ) .......................................................................................... (2.3)
U = 0,9 ( D - 1,0 E ) ........................................................................................... (2.4)
dengan :
U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen
dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
10
D adalah beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan
beban mati.
L adalah beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengannya.
W adalah beban angin, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya
beban angin (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983),
direncanakan :
tekanan tiup : 35 kg/m2
koefisien angin : di pihak angin α < 65° (0,02α − 0,4)
di belakang angin untuk semua α (−0,4)
E adalah beban gempa (SNI-1726-2002)
B. Kombinasi beban pada struktur baja (SNI-1729-2002): U = 1,4 D ............................................................................................................ (2.5)
U = 1,2 D + 0,5 L ............................................................................................... (2.6)
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W .................................................................................. (2.7)
U = 1,2 D + 0,5 L + 1,3 W .................................................................................. (2.8)
U = 0,9 D - 1,3 W ............................................................................................... (2.9)
Dengan :
U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen
dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaaan gedung termasuk
beban kejut , tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
11
W adalah beban angin
E adalah beban gempa (SNI-1726-2002)
γL = 0,5 bila L< 5 kPa, dan γL = 1 bila L ≥ 5 kPa
2.3.2. Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen
Pada Tugas Akhir ini pengaruh gempa diperhitungkan atas dasar analisa
statik ekivalen mengingat tinggi struktur utamanya 37,84 m. Gaya gempa yang
bekerja pada sistem struktur diasumsikan sebagai gaya frontal (lateral horisontal)
yang bekerja pada setiap lantai gedung.
VHW
HWF
ii
iii. ×
×∑×
= ......................................................................................... (2.10)
Fi = beban gempa pada lantai tingkat ke-i (ton)
Zi = ketinggian lantai tingkat ke-i (meter)
Wi = berat lantai tingkat ke-i (ton)
V = beban geser dasar normal (ton)
Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang bekerja
dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan:
tWR
ICV ⋅⋅
= 1 ................................................................................................. (2.11)
V = beban geser dasar nominal (ton)
C1 = faktor respons gempa
I = faktor keutamaan gedung
R = faktor reduksi gempa
Wt = berat total gedung (ton)
Untuk bangunan gedung perkantoran yang menggunakan struktur rangka beton
bertulang dengan dengan kategori gedung umum maka I = 1,0 dan R = 3,36 (SNI-
1726-2002). Koefisien beban gempa dasar dapat diketahui jika kita sudah
menghitung waktu getar alami gedung (T), dimana T didapat dari perhitungan
vibrasi 3 dimensi menggunakan ETABS.
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
12
Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-1726-
2002 yaitu dengan menggunakan persamaan (2.10) dan (2.11).
2.3.3. Perhitungan pondasi tiang pancang
Rumus-rumus lain yang digunakan dalam perhitungan ini antara lain :
a. Perhitungan daya dukung pondasi dengan rumus Briaud
End bearing (Qp) :
ppp AqQ ×= ........................................................................................... (2.12)
36,060rp )N(7,19q ×σ×=
221
60NNN +
=
di mana:
Qp = daya dukung ujung tiang (ton)
qp = tahanan ujung tiang (kN/m2)
N60 = nilai NSPT rata-rata pada kedalaman penanaman
N1 = nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman
N2 = nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman
σr = tegangan referensi = 100 kPa
Ap = luas penampang ujung tiang (m2)
D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (m)
Skin friction :
sss AfQ ×= ..............................................................................................(2.13)
29,060rs )N(224,0f ××= σ
di mana:
Qs = daya dukung selimut tiang (ton)
fs = tahanan selimut tiang (kN/m2)
N60 = nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang
σr = tegangan referensi = 100 kPa
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
13
As = luas selimut tiang (m2)
b. Menentukan jarak antar tiang pancang
Jarak antar tiang pancang diambil berdasarkan perhitungan daya dukung tiang
pancang oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, sebagai
berikut :
S ≥ 2,5 × D
S < 3 × D
dengan : S = jarak antar tiang (cm)
D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (cm)
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang
Menurut rumus dari Converse – Labbarre adalah sebagai berikut :
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
⋅⋅+⋅
×= nm
n) (m- m )(n-θ- Eff 1190
1 ……………………………..…..(2.14)
dengan : θ = arc tan (D / S)
D = sisi/ diameter penampang ujung tiang (cm)
S = jarak antar tiang pancang (cm)
n = banyaknya tiang pancang tiap baris
m = banyaknya baris
2.4 Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah :
a. Struktur utama dibuat dari konstruksi beton bertulang sedangkan atap
menggunakan rangka kuda-kuda baja.
b. Beban mati yang digunakan:
1) beton bertulang = 2400 kg/m3
2) pasir = 1800 kg/m3
3) spesi dengan tebal 1 cm = 21 kg/m2
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
14
4) pasangan bata merah tebal setengah batu = 250 kg/m2
5) plafon dan penggantung = 18 kg/m2
6) keramik = 24 kg/m2
7) talang AC = 10 kg/m2
8) penutup atap genting beton = 50 kg/m2
c. Beban hidup yang digunakan :
1) beban hidup lantai kantor = 250 kg/m2
2) beban hidup tangga dan bordes kantor = 300 kg/m2
3) beban hidup lantai ruang olah raga = 400 kg/m2
4) beban hidup lantai leufel = 100 kg/m2
5) beban hidup atap = 100 kg
koefisien reduksi beban hidup untuk gempa sebesar 0,5 sedang untuk portal
dan balok induk sebesar 0,9.
d. Kuda-kuda dan rangka atap perhitungan dimensi dan profilnya mengacu pada
Load and Resistance Factor Design (LRFD)
1) analisa terhadap tegangan
2) analisa terhadap lendutan
e. Profil kuda-kuda yang digunakan ⎦ ⎣ 100.100.10 dan ⎦ ⎣ 90.90.9
f. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah 28 MPa,
dengan modulus elastisitas Ec = 4700 √f’c = 4700 √28 = 24870,06232 MPa.
g. Mutu baja yang digunakan ada 3 macam :
i. baja profil untuk struktur baja : BJ – 37
ii. baja tulangan dengan ∅ <12 mm : U-24 (fy = 240 MPa)
iii. baja tulangan dengan D ≥ 13 mm : U-39 (fy = 390 MPa)
dengan modulus elastisitas Es = 2 ×105 MPa
h. Faktor-faktor reduksi kekuatan beton
1) lentur : 0,80
2) geser dan torsi : 0,65
3) aksial tarik dengan lentur : 0,80
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
15
4) aksial tekan dengan lentur : 0,70
i. Pelat lantai beton
Tebal pelat lantai ada dua macam yaitu:
tebal 12 cm untuk pelat utama, tebal 10 cm untuk dag.
j. Balok
Tipe balok yang direncanakan ada 7 buah yaitu:
B1 (35/75), B2 (30/70), B3 (25/50), B4 (25/60), B5 (20/40), B6 (15/20),dan B7
(15/35).
k. Kolom
Tipe kolom yang direncanakan kolom persegi berdimensi 80/80, 100/100,
110/110 dan 120/120.
l. Beban merata (q) yang berasal dari beban pelat ekivalen maupun berat
sendiri balok dan pelat akan diterima oleh balok anak dan atau balok induk.
Sistem pembebanan didasarkan pada anggapan bahwa balok anak dan balok
induk merupakan konstruksi yang menerima beban secara bersamaan. Beban-
beban tersebut akan didistribusikan ke kolom oleh balok yang kemudian
diteruskan ke pondasi.
m. Tebal dinding direncanakan pasangan batu bata setengah batu dengan tebal
15 cm termasuk plesteran dan acian
n. Perhitungan mekanika menggunakan aplikasi software komputer yaitu
ETABS versi 9.0.0 untuk portal utama, sedangkan untuk perhitungan rangka
atap dengan SAP 2000 versi 8.0.8.
o. Pondasi adalah struktur bagian bawah yang paling penting, karena pondasi
berfungsi sebagai media atau perantara untuk meneruskan seluruh beban dari
atas kepada tanah pendukung. Untuk gedung ini direncanakan menggunakan
pondasi tiang pancang dengan diameter 30 cm dengan pertimbangan
kemampuan untuk mendukung beban diatasnya. Rumus yang digunakan
untuk tiang pancang menggunakan Metode Briaud (Couduto, 1994)
p. Data mekanika tanah
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
16
Data tanah yang digunakan adalah data dari Penyelidikan Tanah HSO Jl.
Gajah Mada No. 88 – Semarang. Data-data tanah sebagai berikut :
a. Data Sondir
• Kedalaman 0 s/d –3,00 m, nilai qc 10 kg/cm2 s/d 25 kg/cm2
• Kedalaman –3,00 m s/d –9,00 m, nilai qc >100 kg/cm2 (merupakan lensa
pasir)
• Kedalaman –9,00 m s/d –18,00 m, nilai qc ± 7 kg/cm2
• Kedalaman –18,00 m s/d –20,00 m, nilai qc 20 kg/cm2.
b. Data SPT dan Borelog
• Kedalaman –1,50 m merupakan lapisan tanah urug
• Kedalaman –1,50 m s/d –3,00 m nilai SPT berkisar 7 – 12 pukulan,
merupakan lapisan lempung kepasiran
• Kedalaman –3,00 m s/d –9,00 m nilai SPT berkisar 33 pukulan,
merupakan lapisan pasir bercampur kulit kerang
• Kedalaman –9,00 m s/d –19,00 m nilai SPT berkisar 3 – 4 pukulan,
merupakan lapisan lanau warna abu-abu
• Kedalaman –20,00 m s/d –30,00 m nilai SPT berkisar 35 – 38 pukulan,
merupakan lapisan lempung padat
q. Lift
Lift yang digunakan pada gedung ini adalah Standard Dimension merk
Hyundai, dengan data – data sebagai berikut:
1). Speed : 60 m/min
2). Clear Opening ( OP) : 900 mm
3). Car
a). Internal ( CA × CB ) : 1600 mm × 1500 mm
b). External ( A × B) : 1660 mm × 1655 mm
4). Hoistway ( X × Y ) : 2050 mm × 2150 mm
5). M/C Room ( MX × MY ) : 2300 mm × 3850 mm
BAB 2 PERENCANAAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN KOTA SEMARANG
17
6). M/C Room Reaction
a). R1 : 5450 kg
b). R2 : 4300 kg
7). Overhead ( OH ) : 4600 mm
8). Pit ( PP ) : 1500 mm
9). M/C Room Height ( MH ) : 2200 mm
10). Kapasitas : 1000 kg (15 orang)
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
18
BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR
3.1. Perhitungan Struktur Atas
3.1.1 Perhitungan Kuda-Kuda
3.1.1.1 Perencanaan Gording kuda-kuda
a. Ukuran profil (Bj 37)
Dicoba light lip channel C 200×75×20×3,2
Data-data profil:
Ix = 721 cm4 ix = 7,77 cm
Iy = 87,5 cm4 iy = 2,71 cm
Zx = Wx = 72,1 cm3 w = 9,27 kg/m
Zy = Wy = 16,8 cm3 Ag = 11,81 cm2
Jarak gording = 3,125 m
b. Pembebanan
1). Beban mati
Berat Penutup Atap ( genting ) = 50 × 3,125 = 156,271 kg/m
Berat Gording = 9,27 kg/m + q = 165,541 kg/m
2). Beban hidup = 100 kg
3). Beban angin
Diambil beban angin = 25 kg/m2
Koefisien angin (α = 45o ) → angin kiri = -0,4
→ angin kanan = (0,02α – 0,4) = 0,5
q akibat angin kiri = -0,4 × 3,125 × 25 = -31,254 kg/m (hisap)
q akibat angin kanan = 0,5 × 3,125 × 25 = 39,068 kg/m (tekan)
c. Perhitungan Momen
1). Akibat beban mati
qx = q × cosα = 165,541 × cos 45o = 117,055 kg/m
qy = q × sinα = 165,541 × sin 45o = 117,055 kg/m
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
19
Mx = ⅛ × qx × lx2
Mx = ⅛ × 117,055 × 32
= 131,687 kgm
Dipasang trekstang untuk jarak 1,5 m, jadi gording dengan bentang 3 m
dibagi menjadi dua bagian.
My = ⅛ × qy × ly2
= ⅛ × 117,055 × 1,52 = 32,922 kgm
2). Akibat beban hidup
Px = P × cosα
= 100 × cos 45o = 70,711 kg
Py = P × sinα
= 100 × sin 45o = 70,711 kg
Mx = ¼ × Px × lx
= ¼ × 70,711 × 3 = 53,033 kgm
My = ¼ × Py × ly
= ¼ × 70,711 × 1,5 = 26,517 kgm
3). Akibat beban angin
Mx angin kiri = ⅛ × qx angin kiri × lx2
= ⅛ × (-31,254) × 32 = -35,161 kgm
Mx angin kanan = ⅛ × qx angin kanan × lx2
= ⅛ × (39,068) × 1,52 = 43,951 kgm
4). Momen total
Mx total = 131,687 + 53,033 + 43,951 = 228,671 kgm
My total = 32,922 + 26,517 = 59,438 kgm
d. Kontrol Tegangan Lentur
σ = y
y
x
x
WM
WM
+ = 16,8
5943,872,1
22867,1+
= 670,957 kg/cm2 < σijin = 1600 kg/cm2 → Ok!
qy qx
q
Py Px
P
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
20
e. Kontrol Lendutan
δx = y
3yy
y
4yy
IElP
481
IElq
3845
×
××+
×
××
= 5,78102,1
150711,07481
5,78102,1150 0,78428
3845
6
3
6
4
×××
×+×××
×
= 0,069 cm
δy = x
3xx
x
4xx
IElP
481
IElq
3845
××
×+××
×
= 217102,1
300711,07481
217102,1300 0,78428
3845
6
3
6
4
×××
×+××
××
= 0,108 cm
δ = 22yx δδ +
δ = 22 108,0069,0 + = 0,128 cm < δijin = 180L =
180300 = 1,667 cm → Ok!
3.1.1.2. Perhitungan Trekstang
Dipakai satu trekstang pada gording
δx = y
3yy
y
4yy
IElP
481
IElq
3845
×
××+
×
××
= 5,78102,1
300711,07481
5,78102,1300 0,78428
3845
6
3
6
4
×××
×+×××
×
= 0,888 cm
δy = x
3xx
x
4xx
IElP
481
IElq
3845
××
×+××
×
P
1,50 m
3,00 m
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
21
= 217102,1
300711,07481
217102,1300 0,78428
3845
6
3
6
4
×××
×+××
××
= 0,108 cm
δ = 22yx δδ +
δ = 22 108,0888,0 + = 0,895 cm
δ = IE48
lP 3
×××
0,895 = 217102,148
030P6
3
×××× → P = 2408,698 kg
σijin = AP
1600 = A
2408,698 → A = 1,50544 cm2 = 150,544 mm2
A = ¼ × π × Ø2
150,544 = ¼ × 3,14 × Ø2 → Ø = 13,848 mm
Diambil trekstang dengan Ø = 16 mm
3.1.1.3. Perencanaan Kuda-kuda
1. Perhitungan Jurai (⎦ ⎣ 60.60.6)
A. Pembebanan Jurai
Beban MerataBerat penutup atap (genteng) = 50 x 2,21 = 110,50 kg/mBerat sendiri = 19,09 kg/m +
129,59 kg/mBeban TerpusatBerat gording = 9,27 x 3,125 = 28,97 kg Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RJ menumpu pada kuda-kuda
Besar reaksi RJ = 258,78 kg
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
22
2. Pembebanan pada kuda-kuda Berat penutup atap = 50 x 2,21 x 3,125 = 345,31 kgBerat gording = 9,27 x 3 = 27,81 kgBerat plafond & penggantung = 18 x 3 x 3,125 = 168,75 kgBerat talang AC = 10 x 3 x 3,125 = 93,75 kg +
635,62 kgBeban hidup (LL) = 100,00 kgP adalah DL dan LLBeban angin tekan (WT) = 25,413 x 3 = 76,24 kgBeban angin hisap (WH) = -20,33 x 3 = -60,99 kg
3. Perhitungan Kuda-kuda KBJ D
1
2
5
6
4
3
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RA menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RA = 1125,65 kg
RB menumpu pada kuda-kuda KBJ 4, besar reaksi RB = 1156,07 kg
B. Rekap gaya batang maksimal 1/8 KBJ 4
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -846,85 2 -65,86 3 498,52
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
23
4 55,73 5 -732,88 6 -562,41
4. Perhitungan Kuda-kuda 1/4 KBJ 3
1
2
6
7
5
12
3
4
10
11
8
9
13
14
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RC menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RC = 2355,78 kg
RD menumpu pada kuda-kuda KBJ 3, besar reaksi RD = 2362,40 kg
B. Rekap gaya batang maksimal 1/4 KBJ 3
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang
(Kg)
1 -2199,22 8 -349,1 2 -1502,39 9 538,78 3 -1104,44 10 -1045,93 4 -52,44 11 -487,27 5 17,6 12 1449,23 6 -674,3 13 1388,43 7 -473,1 14 1045,93
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
24
5. Perhitungan Kuda-kuda 3/8 KBJ 2
1
2
8
9
7
18
3
4
12
13
10
11
19
20
5
6
16
17
14
15
21
22
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RE menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RE = 3622,46 kg
RF menumpu pada kuda-kuda KBJ 2, besar reaksi RF = 3545,17 kg
B. Rekap gaya batang maksimal 3/8 KBJ 2
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -3665,33 12 -351,07 2 -2968,5 13 541,57 3 -3227,63 14 -1047,91 4 -2827,05 15 1527,04 5 -1766,77 16 -1744,74 6 -52,44 17 -487,27 7 17,6 18 2431,92 8 -674,3 19 2778,16 9 -1455,78 20 3130,52 10 358,96 21 2786,05 11 -470,31 22 1744,74
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
25
6. Perhitungan Kuda-kuda 1/2 KBJ 1
1
2
1011
9
24
3
4
14
15
1213
26
5
6
1819
16
17
7
8
2021
2223
25
27
28
29
30
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RG menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RG = 4895,03 kg
RH menumpu pada kuda-kuda KBJ 1, besar reaksi RH = 4722,06 kg
B. Rekap gaya batang maksimal 1/2 KBJ 1
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -5134,08 11 -2439,86 21 2513,91 2 -4437,24 12 1054,81 22 -2442,56 3 -5354,76 13 -1454,39 23 -487,27 4 -5612,57 14 357,98 24 3415,99 5 -5210,68 15 -468,91 25 4169,85 6 -4149,08 16 -352,06 26 5218,06 7 -2427,79 17 542,96 27 5569,43 8 -52,44 18 -1048,89 28 5223,98 9 17,6 19 1528,43 29 4181,68 10 -674,3 20 -1745,73 30 2442,56
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
26
7. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 4
1
5
2
3
6 10 14 18 22 26 30 5450464238344
7
8
9
11
12
13
15
16
17
19
20
21
23
24
25
27
28
29
43
45
39
41
35
37
31
33
51
52
53
47
48
49
44403632
59
56
57
5855
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RI menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RI = 4852,76 kg
RJ menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RJ = 5031,21 kg
B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 4
No. Batang
Gaya Batang
(Kg)
No. Batang
Gaya Batang
(Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -6209,16 21 -4794,700 41 -4858,030 2 4169,400 22 -268,820 42 -315,260 3 17,600 23 4660,380 43 4426,050 4 -687,260 24 237,100 44 411,760 5 -5512,320 25 -4892,870 45 -4736,640 6 2374,310 26 -159,040 46 -425,040 7 3718,860 27 4758,550 47 4194,890 8 728,030 28 114,370 48 534,490 9 -4170,890 29 -4936,140 49 -5512,320 10 -598,140 30 -52,810 50 -534,810 11 4036,570 31 4790,210 51 3908,840 12 605,290 32 91,760 52 657,220 13 -4433,720 33 -4936,140 53 -4936,140 14 -488,360 34 -124,630 54 2483,670 15 4299,400 35 4723,710 55 -4936,140 16 482,560 36 183,810 56 -5679,210 17 -4641,650 37 -4924,530 57 4468,740 18 -378,590 38 -206,960 58 17,600 19 4507,330 39 4602,320 59 -6376,040 20 359,830 40 289,030
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
27
8. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 3
1
5
2
3
6
10
14 18 22 26 30
54
50
46423834
47
8
9
11
12
13
15
16
17
19
20
21
23
24
25
27
28
29
43
45
39
41
35
37
31
33
51
52
53
47
48
49
44403632
59
56
57
5855
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RK menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RK = 8960,36 kg
RL menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RL = 9185,75 kg
B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 3
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -12009,980 21 -13889,990 41 -14115,380 2 8023,630 22 -390,830 42 -430,260 3 34,000 23 13621,350 43 13580,930 4 -707,580 24 355,190 44 525,520 5 -11276,970 25 -14040,960 45 -14014,010 6 -7040,360 26 -264,660 46 12513,480 7 10698,900 27 13772,330 47 15730,670 8 4314,210 28 214,130 48 3501,470 9 -15498,190 29 -14128,850 49 -19003,750 10 -6028,240 30 -69,200 50 -6132,74 11 14996,110 31 13885,020 51 11359,56 12 3598,540 32 208,130 52 4388,1 13 -19003,750 33 -14128,850 53 -19555,75 14 11958,220 34 -241,010 54 -7386,63 15 13130,160 35 13846,740 55 -19555,75 16 637,310 36 313,930 56 -11510,23 17 -13675,940 37 -14153,660 57 8611,68 18 -517,000 38 -335,640 58 34 19 13407,300 39 13745,370 59 -12243,24 20 496,250 40 419,720
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
28
9. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 2
1
5
2
3
6
10
14
18
22 26 30
54
50
46
42
3834
47
8
9
11
12
13
15
16
17
19
20
21
23
24
25
27
28
29
43
45
39
41
35
37
31
33
51
52
53
47
48
4944
40
3632
59
56
57
5855
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RM menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RM = 13254,61 kg
RN menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RN = 13435,95 kg
B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 2
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -18048,92 21 -40775,48 41 -41459,33 2 12044,34 22 27378,14 42 -7622,89 3 34 23 28383,09 43 30968,47 4 -723,88 24 577,9 44 5458,19 5 -17294,17 25 -29036,62 45 -36847,93 6 -11002,34 26 447,47 46 -8930,7 7 16371,5 27 28633,66 47 24602,52 8 7094,02 28 407,11 48 6382,96 9 -24295,2 29 29210,81 49 -31311,76 10 -9936,3 30 -79,4 50 -10238,52 11 23448,52 31 28905,67 51 17311,79 12 6340,21 32 381,36 52 7307,72 13 -30542,43 33 -29210,81 53 -24850,83 14 -8870,26 34 403,6 54 -11546,34 15 29771,73 35 28927,09 55 -866,73
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
29
16 5586,41 36 509,45 56 -17465,13 17 -36035,86 37 -29308,62 57 12830,12 18 -7804,22 38 28345,25 58 34 19 35341,14 39 36409,66 59 -18219,88 20 4832,61 40 4533,42
10. Perhitungan Kuda-kuda KBJ 1
1
5
2
3
6
10
14
18
22
26
30
55
51
47
43
39
35
47
8
9
11
12
13
15
16
17
19
20
21
23
24
25 28
44
46
40
42
36
38
32
34
27
29
52
53
54
48
49
5045
41
37
33
60
57
58
5956
31
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RO menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RO = 13438,97 kg
RP menumpu pada Ring Balok, besar reaksi RP = 13437,92 kg
B. Rekap gaya batang maksimal KBJ 1
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -18288,77 21 -40494,76 41 4413,89 2 11967,61 22 11954,59 42 -41088,68 3 34 23 13665,97 43 -7472,04 4 -733,54 24 -9137,77 44 30812,48 5 -17521,14 25 -31298 45 5361,73 6 -10889,99 26 13053,26 46 -36596,81 7 16255,21 27 4718,94 47 -8812,49 8 7001,7 28 -9914,65 48 24519,91 9 -24429,86 29 -21324,36 49 6309,57 10 -9791,32 30 18290,59 50 -31157,11
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
30
11 23239,92 31 29040,19 51 -10152,94 12 6224,83 32 5141,34 52 17279,51 13 -30561,71 33 -10510,8 53 7257,41 14 -8692,65 34 -21238,88 54 -24769,56 15 29447,74 35 13654,56 55 -11493,39 16 5447,95 36 14687,3 56 -879,6 17 -35916,67 37 -9562,96 57 -17434,18 18 -7593,98 38 -31637,7 58 12812,78 19 34878,7 39 12314,11 59 34 20 4671,07 40 36157,21 60 -18201,81
11. Perhitungan Kuda-kuda Konsol
5
4
7
3
6
21
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RQ menumpu pada kolom atau balok, besar reaksi RQ = 443,49 kg
RR menumpu pada kolom atau balok, besar reaksi RR = 1372,70 kg
B. Rekap gaya batang maksimal Konsol
No. Batang
Gaya Batang (Kg)
1 -459,01 2 -459,01 3 -6,38 4 1311,69 5 635,25 6 12,77 7 -656,05
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
31
12. Perhitungan Kuda-kuda Konsol Jurai
5
4
73
6
21
A. Perhitungan reaksi dengan program SAP2000, diperoleh :
RS menumpu pada kolom, besar reaksi RS = 514,94 kg
RT menumpu pada kolom, besar reaksi RT = 1462,60 kg
B. Rekap gaya batang maksimal Konsol Jurai
No. Batang
Gaya Batang
(Kg)
1 -473,46 2 -473,46 3 -24,23 4 1402,06 5 673,47 6 48,46 7 -700,6
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
32
3.1.2. Perhitungan Profil dan Sambungan
3.1.2.1. Cek penampang batang tekan (LRFD)
A. Cek penampang profil ⎦ ⎣ 50.50.5
50 5 50
50
sb. y
sb. x
5 55
5e
ee
Data profil siku 50.50.5 :
Ag = 480 mm2 Ix = Iy = 110000 mm4 i ξ = 19 mm
e = 14 mm ix = iy = 15,1 mm iη = 9,8 mm
BJ 37 → fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6376,04 kg
dengan panjang bentang 3,0 m.
a) cek tekuk lokal
λf = 105
50==
tb λr =
240200200
=yf
= 12,91
λf < λr (Ok!)
b) estimasi jarak kopel minimum
x
k
iLk
,i
Lk ⋅=
⋅ 750min
1
1,15
300075,0891 =,
L
L1 = 989,57 mm
ambil 5 daerah L1 = 3000 / 5 = 600 mm
c) cek kestabilan elemen-elemen batang
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
33
λ1 = 8,9
407
min
1 =⋅
iLk = 41,53 < 50 → stabil (Ok!)
d) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)
λx = 1,15
3000=
⋅
x
x
iLk
= 134,64
e) cek elemen-elemen barang harus lebih stabil dari batang majemuk
53,4164,134
1
=λλx = 3,24 > 1,2 (Ok!)
f) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
Iy = 2 ( Iy + A1 (ex + 0,5·3·t)2 )
= 2 (110000 + 480 (14 + 0,5 · 3 · 5)2 )
= 663800 mm4
Ag = 2 · Ag1 = 2 · 480 = 960 mm2
Iy total = 960
663800=
g
y
AI
= 26,29 mm
λy = 29,26
3000=
⋅
toty
ky
iLk
= 77,32
g) kelangsingan ideal
λiy = 2221
2 53,412232,77
2+=+ λλ m
y = 87,76
h) cek elemen-elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk
53,4176,87
1
=λλiy = 2,11 > 1,2 (Ok!)
i) kestabilan batang majemuk
λiy = 87,76 < λx = 134,64 (jadi tekuk terjadi pada sumbu bahan)
λcx = Ef
πλ yx
= 5102240
14,364,134
⋅= 1,49
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
34
ω = 1,25 λcx2 = 1,25 · 1,49 2 = 2,36
fcr = 2,36240
=ω
yf= 101,51 MPa
j) daya dukung nominal komponen struktur tekan
φ Nn = 0,85. Ag . fcr
= 0,85 · 960 · 101,51 = 8283,24 kg
Nu = 6376,04 kg < φ Nn = 8283,24 kg (Ok!)
77,004,637624,8283
==n
u
NNφ
< 1
k) perhitungan dimensi pelat kopel
syarat kekuatan pelat kopel
a = 2e + t = 2 · 14 + 5 = 33 mm
1
110LI
aIp
⋅≥ dimana I1 = Ix = Iy = 110000 mm4
2 · 1
13
121
10LI
aht
⋅≥⋅⋅
2 · 57,989
11000010335 3
121
⋅≥⋅⋅ h
0,025 h3 ≥ 1111,59
h ≥ 35,33
maka diambil h = 40 mm dan t = 5 mm
l) cek kekuatan pelat kopel
Du = 0,02 · Nu = 0,02 · 6376,04 kg = 127,52 kg
Untuk 5 daerah ada 6 pelat kopel maka masing-masing kopel memikul
21,25 kg.
Kekuatan geser pelat kopel :
λw = 540
=th = 8
λpv = 1,1 y
v
fEK ⋅
dimana Kv = 5 + 40
3322
555+=
ha
= 5,18
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
35
= 1,1 240
10218,5 5⋅⋅ = 72,30
λw < λpv
maka :
φ Vn = 2 . 0,65 · 0,6 · fy · Aw
= 2 . 0,65 · 0,6 · 240 · 40 · 5 = 3744 kg
Vu = 21,25 kg < φ Vn = 3744 kg (Ok!)
3744
25,21=
n
u
VVφ
< 1
3.1.2.2. Cek penampang batang tarik (LRFD)
A. Cek penampang profil ⎦ ⎣ 80.80.8
80 8 80
80
sb. y
sb. x
8 88
8e
ee
Data profil ⎦ ⎣ 80.80.8 :
Ag = 1230 mm2 Dbaut = ½”
e = 22,6 mm w = 45 mm
BJ 37 → fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 36157,21 kg
1) luas bersih (untuk tarik murni) :
An = Ag – n × d b× t
= 1230–1×(12,7+2)×8 = 1112,4 mm2
2) luas efektif (untuk tarik murni) :
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
36
Ae = U × An = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−
Lx1 ×An = ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −
1606,221 ×1112,4 = 955,27 mm2
3) luas bidang geser (untuk kasus geser murni) :
3 5 .0 m m
2 0 .0 m m4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m
1 8 0 .0 m m
As = ((40 × 8) +(20 × 2)) × 8 = 2880 mm2
4) luas kombinasi geser + tarik pada blok ujung :
3 5 .0 m m
2 0 .0 m m4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m 4 0 .0 m m
1 8 0 .0 m m
tnA = ((80-45)-( 0,5 × (12,7+2))) × 8 = 221,2 mm2
tgA = (80-45) × 8 = 280 mm2
snA = (180 – 4½ db) × t
= (180 – (4½ × (12,7+2))) × 8 = 910,8 mm2
sgA = (20 + 160) × 8 = 1440 mm2
5) pemeriksaan kekuatan :
1) tarik murni :
- leleh : φ t × Nn = φ t × fy × 2Ag
= 0,9 × 240 × 2460 = 531360 N
-fraktur : φ t × Nn = φ t × fu × 2Ae
= 0,75 × 370 × 955,27 = 530200 N
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
37
2) geser murni :
φ t × Nn = φ t × (0,6 × fu) × 2As = 0,75×(0,6×370)×2880 = 1279000 N
3) kombinasi geser dan tarik (geser blok):
- fraktur geser : Nn = 0,6 × fu × 2snA
= 0,6 × 370 × (2 × 910,8) = 404000 N
- fraktur tarik : Nn = fu × 2tnA
= 370 × (2 × 221,2) = 163688 N
karena fraktur geser > dari fraktur tarik maka kombinasi yang terjadi
fraktur geser + leleh tarik
φ t . Nn = φ t . (0,6 × fu × 2snA + fy × 2
tgA )
= 0,75 (0,6 × 370 × (2 × 910,8) + 240 × (2 × 280))
= 404100 N
Dari perhitungan di atas didapatkan :
531360 N (leleh tarik)
φt . Nn 530200 N (fraktur tarik)
1279000 N (geser murni, geser blok)
404100 N (kombinasi geser blok)
φ t . Nn diambil terkecil = 404100 N = 40410,0 kg
φ t . Nn = 40410,0 kg ≥ Nu = 36157,21 kg (Ok!)
89,0404100
36157,21==
n
u
NNφ
< 1
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
38
3.1.2.3. Perhitungan sambungan baut
Diambil contoh pada batang no 1 kuda-kuda KBJ D
Dari tabel gaya batang didapatkan gaya batang maksimum Ru = -846,85 kg
Diketahui :
tebal pelat = 8 mm
diameter baut = 3/8 “ = 9,52mm
1) Tahanan geser baut
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
φf = 0,75
m = jumlah bidang geser =2
fub = tegangan tarik putus baut = 825 Mpa
mdfrR ufn ××××××= 2b1 π0,25φ
252,914,30,258255,075,0R 2n ××××××= = 44020,885 N = 4402,089 kg
2) Tahanan tumpu baut
φf = 0,75
db = diameter baut
tp = tebal pelat
fu = tegangan tarik putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa
un ftdR ××××= pbf2,4 φ
kg26,5072N56,50722370852,975,02,4R n ==××××=
3) Menentukan jumlah baut
Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan
tahanan tumpu baut Rn = 4402,089 kg
Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -846,85/ 4402,089 = -0,192 ~ 2 baut
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
39
3.2. Perhitungan Pelat Lantai
3.2.1. Pembebanan Pelat Lantai
a. Beban mati lantai dengan tebal 12 cm
a) berat sendiri pelat lantai = 0,12 m × 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
b) urugan pasir = 0,05 m × 1800 kg/m3 = 90 kg/m2
c) spesi = 3 × 21 kg/m2 = 63 kg/m2
d) ubin keramik = 1 × 24 kg/m2 = 24 kg/m2
e) plafond penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2
f) talang AC = 10 kg/m2 +
qDL = 493 kg/m2
b. Beban mati lantai atap dag beton
a) berat sendiri pelat lantai = 0,10 m × 2400 kg/m3 = 240 kg/m2
b) talang AC = 10 kg/m2 +
qDL = 250 kg/m2
c. Beban mati lantai balkon
a) berat sendiri pelat lantai = 0,12 m × 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
b) urugan pasir = 0,05 m × 1800 kg/m3 = 90 kg/m2
c) spesi = 3 × 21 kg/m2 = 63 kg/m2
d) ubin keramik = 1 × 24 kg/m2 = 24 kg/m2 +
qDL = 465 kg/m2
d. Beban hidup lantai kantor qLL = 250 kg/m2
e. Beban hidup lantai balkon qLL = 100 kg/m2
f. Tipe-tipe plat Tipe Plat Dimensi ( m ) Jenis
Plat A 4,50 x 4,50 x 0,12 Two Way SlabPlat B 4,50 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat C 4,50 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat D 3,00 x 3,00 x 0,12 Two Way SlabPlat E 3,50 x 2,00 x 0,12 Two Way SlabPlat F 4,50 x 3,50 x 0,12 Two Way SlabPlat G 4,50 x 2,00 x 0,12 Two Way SlabPlat H 4,50 x 4,50 x 0,10 Two Way Slab
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
40
3.2.2. Penulangan pelat lantai tipe Plat A (two way slab)
l y
x
Gambar 2.1. Pelat Lantai
Data-data perencanaan
c/
y
DL
LL
= 28 MPa
= 240 MPa
= 493 kg/m2
= 250 kg/m2
tul
v
= 10 mm
= 20 mm
= 0,8
= 12 cm
qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL = 1,2 × 493 + 1,6 × 250 = 991,6 kg/m2
Penulangan arah x
dx = h – Cv – 2∅ = 120 – 20 –
210 = 95 mm
M1x = - Mtx = 0,001 × qu × lx2 × kx
= 0,001 × 991,6 × 4,52 × 36
= 722,876 kgm = 722,876 · 104 Nmm
Mn = φ
uM =
0,8Nmm10221,826 4⋅ = 9,04· 106 Nmm
ly = 4,5 m, lx = 4,5 m
00,1lxly
= , dengan asumsi jepit
elastis
Dari PBI’71 tabel 13.3.2 didapatkan
36k x = dan 36k y =
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
41
Mn = Cc × z
9,04 · 106 = 0,85 × fc/ × a × b × (dx –
2a )
9,04 · 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (95 – 2a )
a = 4,084 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × fc/ × a × b
As = 240
1000851,32885,0 ××× = 405,02 mm2
minAsfyTs
≥
As min = 17,554240
9510004,1fy
db4,1=
⋅⋅=
⋅⋅ mm2
As min = 64,5232404
28951000fy4
'fcdb=
⋅⋅⋅
=⋅⋅⋅ mm2
Digunakan As pakai = As = 554,17 mm2
Jarak (S) = 17,554
100010241 ××π
= 141,64 mm
Jarak pakai = 125 mm
Dengan As pasang = 628 mm2
Jadi diambil Tulangan Ø10-125
Digunakan ∅10 – 125 mm untuk tulangan arah x
Penulangan arah y
dy = h – Cv – 1,5∅ = 120 – 20 – 15 = 85 mm
M1y = - Mty = 0,001 × qu × ly2 × ky
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
42
= 0,001 × 991,6 × 4,52 × 36
= 722,876 kgm = 722,876 · 104 Nmm
Mn = φ
uM =
0,8Nmm10590,994 4⋅ = 9,04 · 106 Nmm
Mn = Cc × z
9,04 · 106 = 0,85 × fc/ × a × b × (dy –
2a )
9,04 · 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (85 – 2a )
a = 4,591 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × fc/ × a × b
As = 340
10002,2532585,0 ××× = 455,23mm2
minAsfyTs
≥
As min = 83,495240
8510004,1fy
db4,1=
⋅⋅=
⋅⋅ mm2
As min = 52,4682404
28851000fy4
'fcdb=
⋅⋅⋅
=⋅⋅⋅ mm2
Digunakan As pakai = As = 495,83 mm2
Jarak (S) = 128,305
100010241 ××π
= 158,32 mm
Jarak pakai = 125 mm
Dengan As pasang = 628 mm2
Jadi diambil Tulangan Ø10-125
Digunakan ∅10 – 150 mm untuk tulangan arah y
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
43
3.3. Perhitungan Penulangan Balok
3.3.1. Penulangan lentur balok
A. Penulangan lentur bagian tumpuan
Diambil contoh balok B1 pada lantai 2
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa φ lentur = 0,8
fy = 390 MPa Ø sengkang = 10 mm
β1 = 0,85 ( untuk fc′ ≤ 30 MPa ) Dtul = 16 mm
b = 450 mm
h = 800 mm
ds = d’ = 43 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :
Mn tumpuan = 1.270.000 Nmm
M1 = ( )2850 ad-baf', c ××××
1.270.000 = ( )2a-4074502885,0 ×××× a
a = 8,2 mm
Ts = Cc
Ts = baf', c ×××850
Ts = 4508,228850 ×××,
Ts = 156.000 N
As = FyTs
As = 400 mm2
ρ = % 0,123 407450
400 =×
=× dbAs
ρb = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
+×××
y1
y
'c
f600600β
ff85,0 = ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
+×××
39060060085,0
3902885,0 = 3,144 %
ρmaks = 0,75 × ρb = ×75,0 3,144 % = 2,358 %
ρ = 0,123 % < ρmaks = 2,358 % penampang OK
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
44
Jadi dipasang tulangan 2 D 16 (402,123 mm2)
B. Penulangan lentur bagian lapangan
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :
Mn lapangan = 5.920.000 Nmm
M1 = ( )2ad-baf'85,0 c ××××
5.920.000 = ( )2a-4074502885,0 ×××× a
a = 38,2 mm
Ts = Cc
Ts = baf', c ×××850
Ts = 4502,3828850 ×××,
Ts = 7.276.000 N
As = FyTs
As = 1866 mm2
ρ = % 0,573 407450
1866 =×
=× dbAs
ρb = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
+×××
y1
y
'c
f600600β
ff85,0 = ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
+×××
39060060085,0
3902885,0 = 3,144 %
ρmaks = 0,75 × ρb = ×75,0 3,144 % = 2,358 %
ρ = 1,61 % < ρmaks = 2,358 % penampang OK
Jadi dipasang tulangan 2 D 16 (402,123 mm2)
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
45
3.3.2. Penulangan geser balok
A. Penulangan geser bagian tumpuan
Diambil contoh balok B1 pada lantai 2
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm
fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm
b = 450 mm φ geser = 0,6
h = 800 mm d = 407 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:
Vu tumpuan = 413.481,30 N
Vc = db'fc ×××61
= 4074502861 ×××
= 251.667 N
Vs = cu tump V
V−
φ
= 251.6676,0
413.481,30−
= 437.468,83 N
Cek ukuran penampang :
Vs maks = dbf ××× '32
c
= 4074502832 ××× = 1.006.666,67 N
Vs (= 437.468,83 N) < Vs maks (= 1.006.666,67 N) → tampang memenuhi
Vs min = 3
dbw × = 3
407450× = 100.666,67 N
Vs min < Vs < Vs maks → OK!
Cek penulangan geser :
Vu < 0,5 . φ Vc → tidak perlu tulangan geser
0,5 . φ Vc < Vu < φ Vc → cukup tulangan geser praktis
φ Vc < Vu < ( φ Vc + φVs min ) → cukup tulangan geser praktis
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
46
Vu > ( φ Vc + φVs min ) → tulangan geser dihitung
Dari perhitungan didapat Vu (= 413.481,30 N) > (φ Vc + φVs min (= 215.666,67 N)
Jadi perlu tulangan geser
Perhitungan tulangan geser :
Dipasang sengkang tegak 1 Ø 10 → Av = 1 × 2 × (0,25 × π × 102) = 157,079 mm2
Jarak sengkang (S) = 54,3383,468.437
407240079,157=
××=
××
s
yv
VdfA
mm
Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini (SK SNI 3.14.9-
3.3b) :
- d/ 4 = 407/ 4 = 101,75 mm
- 10 diameter tulangan longitudinal = 10 × 16 = 160 mm
- 24 diameter tulangan geser = 24 × 10 = 240 mm
- 300 mm
Jadi dipakai pada daerah tumpuan dipakai sengkang 1 Ø 10 – 30
B. Penulangan geser bagian lapangan
Diambil contoh balok B1 pada lantai 2
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm
fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm
b = 200 mm φ geser = 0,6
h = 400 mm d = 354 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:
Vu lapangan = 342.972,90 N
Vc = db'fc ×××61
= 4074502861 ×××
= 251.667 N
Vs = cu lap V
V−
φ
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
47
= 251.6676,0
342.972,90−
= 319.954,83 N
Cek ukuran penampang :
Vs maks = dbf ××× '32
c
= 4074502832 ××× = 1.006.666,67 N
Vs (= 319.954,83 N) < Vs maks (= 1.006.666,67 N) → tampang memenuhi
Vs min = 3
dbw × = 3
407450× = 100.666,67 N
Vs min < Vs < Vs maks → OK!
Cek penulangan geser :
Vu < 0,5 . φ Vc → tidak perlu tulangan geser
0,5 . φ Vc < Vu < φ Vc → cukup tulangan geser praktis
φ Vc < Vu < ( φ Vc + φVs min ) → cukup tulangan geser praktis
Vu > ( φ Vc + φVs min ) → tulangan geser dihitung
Dari perhitungan didapat Vu (= 342.972,90 N) > (φ Vc + φVs min (= 251.666,67 N)
Jadi perlu tulangan geser
Perhitungan tulangan geser :
Dipasang sengkang tegak Ø 10 → Av = 2 × (0,25 × π × 102) = 157,08 mm2
Jarak sengkang (S) = 44319.954,83
40724008,157=
××=
××
s
yv
VdfA
mm
Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini (SK SNI 3.14.9-
3.3b) :
- d/ 4 = 407/ 4 = 101,75 mm
- 10 diameter tulangan longitudinal = 10 × 16 = 160 mm
- 24 diameter tulangan geser = 24 × 10 = 240 mm
- 300 mm
Jadi dipakai pada daerah tumpuan dipakai sengkang Ø 10 – 30
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
48
3.3.3. Penulangan torsi balok
Diambil contoh balok B1 pada lantai 1
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Dtul = 16 mm
fy = 240 MPa Ø sengkang, = 10 mm
b = 450 mm φ torsi = 0,6
h = 800 mm Cv = 40 mm
d = 407 mm
b1 = b - 2Cv – 2 · (1/2 · Ø sengkang) = 450 – 80 – 2 · 5 = 360 mm
h1 = h - 2Cv – 2 · (1/2 · Ø sengkang) = 800 – 80 – 2 · 5 = 710 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:
Momen Tu = 71.400.000 Nmm
Tc = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
15cf'
· b2 · h = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
1528 · 4502 · 800 = 101.600.000 Nmm
φ Tc = 0,6 · 101.600.000 = 60.960.000 Nmm
Tu = 71.400.000 Nmm > φ Tc = 60.960.000 Nmm → perlu tulangan torsi
φ Ts = ( Tu - φ Tc ) = 10.440.000 Nmm
Cek penampang :
φ Ts = 10.440.000 Nmm
4 Tc = 4 × 101.600.000 = 406.400.000 Nmm
φ Ts < 4 Tc → penampang memenuhi
Perhitungan tulangan longitudinal torsi :
31,13
bh2
α 1
1
t =+
= ≤ 1,5
At = 2406031,1
10.440.00027103607103602
11
11
××⋅
××+
=⋅−⋅
×⋅+
,fα)T(T
hbhb
yt
cu
φφ = 726,7 mm2
Dipasang tulangan memanjang pada 2 sisi, untuk satu sisinya dipasang :
726,2 / 2 = 363,1 mm2 → dipasang 1 Ø 22 = 380,13 mm2
Perhitungan tulangan sengkang torsi :
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
49
Dipasang sengkang Ø 10 → At = 78,5 mm2
Jarak sengkang (S) = 10.440.000
4020,610760331,178,511 ×××××=
−⋅⋅⋅⋅)T(T
fhbαA
cu
ytt
φφ
= 230 mm
dipakai sengkang Ø 10 – 230 mm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
50
3.4. Perhitungan penulangan kolom
3.4.1 Kolom persegi 1000 mm × 1000 mm dengan tinggi kolom (lu) = 4,73 m
Lantai 5 C25
A. Lentur kolom arah M 2-2
Data-data perencanaan :
2
3 h
b
Dipakai analisa kolom pendek beban uniaksial karena 22rlk u ≤⋅ dimana k = 1
dan r = 0,3 · h = 300 mm.
Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08
diperoleh :
Pu = 855508,3 N
Mu = 465.717.840 Nmm
38,544855508,3
0465.717.84===
u
u
PMe mm
Syarat dalam penentuan luas tulangan adalah rasio tulangan (ρ) tidak boleh
kurang dari 1 % dan tidak boleh lebih dari 8 % (SNI 03-2847-2002,12.9-1).
Dicoba pakai 10D19 → As = As’ = 10 × ¼ × π × 19² = 2835 mm²
%2059,1%1005,9401000
2835%100 =××
=××
=db
Asρ → 1 sisi
fc′ = 28 MPa
fy = 390 MPa
b = 1000 mm
h = 1000 mm
Cv = 40 mm
Dtulangan = 22 mm (asumsi)
d = h − Cv – Øsengkang − ½ × Dtul
= 1000 − 40 – 10 − ½ × 22
= 1139 mm
d’ = Cv + Øsengkang + ½ × Dtul
= 40 + 10 + ½ × 25
= 62,5 mm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
51
Sehingga 4 sisi 1,2059 % × 4 = 4,8236 % (Ok!)
xb = df y
×+600
600
= 5,940390600
600×
+ = 570 mm
ab = β1 × xb
= 0,85 × 570 = 484,5 mm
fs′ = 600×−
b
b
xd'x
= 600570
5,62570×
− = 534,21 MPa
fs′ = 534,21 MPa > fy = 390 MPa → fs′ = fy = 390 MPa
Pnb = 0,85 × fc′ × b × ab + As′ × fs′ – As× fy
= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 + 2835 × 390 − 2835 × 390
= 11.531.100 N
Mnb = 0,85 × fc′ × b × ab × ( h/2 – ab /2) + As′ × fs′× ( h/2 – d′ ) + As× fy × (d – h/2 )
= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 × (1000/2 – 484,5/2) + 2853 × 390 ×
(1000/2 – 62,5) + 2853 × 390 × (940,5 – 1000/2)
= 3.940.297.539 Nmm
11.531.1005393.940.297.
==nb
nbb P
Me = 341,71 mm
eb = 341,71 mm < e = 544,38mm → keruntuhan ”TARIK”
Perhitungan keruntuhan desak (rumus Whitney) :
Pn = 181350 2 ,
deh
'fhb
,d-d'
efA cys
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ××
××+
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
×
Pn = 181
5,94038,54410003
2810001000
5,05625,940
38,5443902853
2 ,,
+⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ ××××
++⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛−
× = 134.908.094 N
Pr = 0,65 × Pn = 87.690.261,11 N > Pu (= 855508,3 N) → Ok!
Syarat :
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
52
Pr > 0,1 × b × h × fc′
87.690.261,11 N > 0,1 × 1000 × 1000 × 28
87.690.261,11 N > 2.800.000 N → Ok!
B. Lentur kolom arah M 3-3
Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08
diperoleh :
Pu = 855508,3 N
Mu = 465.717.840 Nmm
38,544855508,3
0465.717.84===
u
u
PMe mm
Syarat dalam penentuan luas tulangan adalah rasio tulangan (ρ) tidak boleh
kurang dari 1 % dan tidak boleh lebih dari 8 % (SNI 03-2847-2002,12.9-1).
Dicoba pakai 10D19 → As = As’ = 10 × ¼ × π × 19² = 2835 mm²
%2059,1%1005,9401000
2835%100 =××
=××
=db
Asρ → 1 sisi
Sehingga 4 sisi 1,2059 % × 4 = 4,8236 % (Ok!)
xb = df y
×+600
600
= 5,940390600
600×
+ = 570 mm
ab = β1 × xb
= 0,85 × 570 = 484,5 mm
fs′ = 600×−
b
b
xd'x
= 600570
5,62570×
− = 534,21 MPa
fs′ = 534,21 MPa > fy = 390 MPa → fs′ = fy = 390 MPa
Pnb = 0,85 × fc′ × b × ab + As′ × fs′ – As× fy
= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 + 2835 × 390 − 2835 × 390
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
53
= 11.531.100 N
Mnb = 0,85 × fc′ × b × ab × ( h/2 – ab /2) + As′ × fs′× ( h/2 – d′ ) + As× fy × (d – h/2 )
= 0,85 × 28 × 1000 × 484,5 × (1000/2 – 484,5/2) + 2853 × 390 ×
(1000/2 – 62,5) + 2853 × 390 × (940,5 – 1000/2)
= 3.940.297.539 Nmm
11.531.1005393.940.297.
==nb
nbb P
Me = 341,71 mm
eb = 341,71 mm < e = 544,38mm → keruntuhan ”TARIK”
Perhitungan keruntuhan desak (rumus Whitney) :
Pn = 181350 2 ,
deh
'fhb
,d-d'
efA cys
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ××
××+
+⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
×
Pn = 181
5,94038,54410003
2810001000
5,05625,940
38,5443902853
2 ,,
+⎟⎠
⎞⎜⎝
⎛ ××××
++⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛−
× = 134.908.094 N
Pr = 0,65 × Pn = 87.690.261,11 N > Pu (= 855508,3 N) → Ok!
Syarat :
Pr > 0,1 × b × h × fc′
87.690.261,11 N > 0,1 × 1000 × 1000 × 28
87.690.261,11 N > 2.800.000 N → Ok!
C. Penulangan geser kolom
Dari hasil perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS 8.08
diperoleh :
Vu = 465.717,840 N
Pu = 855.508,3 N
Vc = db6A14
P1 c
g
u ××′
×⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
×+
f
= 5,9401000628
1000100014855.5081 ×××⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
××+
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
54
= 877.321 N
Vs = cVVu −φ
= 877.3216,0
0465.717,84− = 775.319,079 N
φ Vc = 0,6 · 877.321 = 526.392,6 N
Vu (= 465.717,840 N) < φ Vc (=526.392,6 N ) → pakai geser minimum
Perhitungan tulangan geser minimum :
Dipasang sengkang tegak Ø 10 → Av = 2 × (0,25 × π × 102) = 157 mm2
Jarak sengkang (S) = mm04,1131000
2401573b
fA3 yv =××
=××
Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini :
- ½ dimensi terkecil = ½ · 1000 = 500 mm
- 10 diameter tulangan = 10 · 22 = 220 mm
- 200 mm
Jadi dipakai sengkang Ø 10 – 110 mm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
55
3.5. Perhitungan gaya gempa (static analysis)
3.5.1 Perhitungan gaya geser dasar horisontal total akibat gempa
A. Berat total struktur (Wt)
Koefisien reduksi beban hidup akibat gempa untuk gedung Disperindag
Wt = Wm + Wh
di mana :
Wt = berat total struktur (kg)
Wm = beban mati (kg)
Wh = beban hidup (kg)
qDL pelat A,BC,D,E,F = 493 kg/m2
qDL pelat G = 465 kg/m2
qDL pelat H = 250 kg/m2
qLL pelat A,B,C,D,E,F = 250 kg/m2
qLL pelat G,H = 100 kg/m2
1) Berat lantai 2
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 404260 kg
pelat tipe G = 465 kg/m2 · 36 m2 = 16740 kg
balok →
2B1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 207 × 2400 = 109544.4 kg2B2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kg2B3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg2B4 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg2B5 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg2B6 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg2B7 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 12 × 2400 = 1036.8 kgBB = 0.20 × ( 0.40 - 0.12 ) × 8 × 2400 = 1075.2 kg +
Total = 211501.2 kg kolom → 2K1 = (1,0·1,0) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 230400 kg
2K2 = (0,4·0,4) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 2 buah = 3072 kg
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 269 m = 218562,5 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1084535,5 kg
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
56
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 205000 kg
pelat tipe G = 100 kg/m2 · 36 m2 = 3600 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 208600 kg
Beban total untuk lantai 2 = DL + LL
= 1084535,5 kg + 208600 kg
= 1293135,5 kg
2) Berat lantai 3
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 404260 kg
balok →
3B1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 207 × 2400 = 109544.4 kg3B2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kg3B3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg3B4 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg3B5 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg3B6 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg3B7 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 12 × 2400 = 1036.8 kg +
Total = 210426 kg kolom → 3K1 = (0,8·0,8) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 73728 kg
2K1 = (1,0·1,0) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 115200 kg
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 268 m = 217750 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1021364 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 205000 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg
Beban total untuk lantai 3 = DL + LL
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
57
= 1021364 kg + 205000 kg
= 1226364 kg
3) Berat lantai 4
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,BC,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 404260 kg
balok →
4B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg4B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg4B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg4B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg4B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg4B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg4B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +
Total = 210426 kg kolom = (0,8·0,8) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 147456 kg
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 267 m = 216937,5 kg
Jumlah beban mati (DL) = 979079,5 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 205000 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg
Beban total untuk lantai 4 = DL + LL
= 979079,5 kg + 205000 kg
= 1184079,5 kg
4) Berat lantai 5
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 404260 kg
balok →
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
58
5B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg5B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg5B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg5B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg5B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg5B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg5B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +
Total = 210426 kg kolom → 5K1 = (0,6·0,6) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 41472 kg
4K1 = (0,8·0,8) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 73728 kg
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 263 m = 213687,5 kg
Jumlah beban mati (DL) = 943573,5 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 205000 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg
Beban total untuk lantai 5 = DL + LL
= 943573,5 kg + 205000 kg
= 1148573,5 kg
5) Berat lantai 6
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 · (162+270+81+162+56+63)m2
= 404260 kg
balok →
6B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 207 × 2400 = 109544 kg6B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg6B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg6B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 162 × 2400 = 51516 kg6B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 35 × 2400 = 7980 kg6B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 14256 kg6B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 12 × 2400 = 1036,8 kg +
Total = 210426 kg kolom = (0,6·0,6) · 4,00 m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 82944 kg
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
59
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 272 m = 221000 kg
Jumlah beban mati (DL) = 918630 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,BC,D,E,F = 250 kg/m2 · (162+324+81+162+28+63)m2
= 205000 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 205000 kg
Beban total untuk lantai 6 = DL + LL
= 918630 kg + 205000 kg
= 1123630 kg
6) Berat lantai 7
- beban mati:
pelat → pelat tipe A,B,E,F = 493 kg/m2 · (243+486+56+63)m2
= 418064 kg
balok →
7B1 = 0,35 × ( 0,75 - 0,12 ) × 198 × 2400 = 104782 kg7B2 = 0,30 × ( 0,60 - 0,12 ) × 28 × 2400 = 9676,8 kg7B3 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 72 × 2400 = 16416 kg7B4 = 0,25 × ( 0,65 - 0,12 ) × 144 × 2400 = 45792 kg7B5 = 0,25 × ( 0,50 - 0,12 ) × 21 × 2400 = 4788 kg7B6 = 0,25 × ( 0,45 - 0,12 ) × 54 × 2400 = 10692 kg7B7 = 0,20 × ( 0,30 - 0,12 ) × 8 × 2400 = 691,2 kg +
Total = 192838 kg kolom → 7K1 = (0,4·0,4) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 18432 kg
6K1 = (0,6·0,6) · (0,5·4,00) m · 2400 kg/m2 · 24 buah = 41472 kg
dinding = 250 kg/m2 · 3,25 m · 175 m = 142187,5 kg
Jumlah beban mati (DL) = 812993,5 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe A,B,E,F = 250 kg/m2 · (243+486+56+63)m2 = 212000 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 212000 kg
Beban total untuk lantai 7 = DL + LL
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
60
= 812993,5 kg + 212000 kg
= 1024993,5 kg
7) Berat lantai 8
- beban mati:
pelat → pelat tipe B = 493 kg/m2 · 486 m2 = 239598 kg
pelat tipe I = 421 kg/m2 · 243 m2 = 102303 kg
pelat tipe = 421 kg/m2 · (8·27) m2 = 90936 kg
balok →
BI1 = 0.35 × ( 0.75 - 0.12 ) × 198 × 2400 = 104781.6 kgBI2 = 0.30 × ( 0.60 - 0.12 ) × 28 × 2400 = 9676.8 kgBI3 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 72 × 2400 = 16416 kgBA1 = 0.25 × ( 0.65 - 0.12 ) × 144 × 2400 = 45792 kgBA2 = 0.25 × ( 0.50 - 0.12 ) × 21 × 2400 = 4788 kgBA3 = 0.25 × ( 0.45 - 0.12 ) × 54 × 2400 = 10692 kgBA4 = 0.20 × ( 0.30 - 0.12 ) × 8 × 2400 = 691.2 kg +
Total = 192837.6 kg kolom → K3 = (0,4·0,4) · 4,73 m · 2400 kg/m2 · 21 buah = 59598 kg
dinding = 250 kg/m2 · 4,00 m · 116 m = 116000 kg
Jumlah beban mati (DL) = 418906 kg
- beban hidup :
pelat →
pelat tipe D = 250 kg/m2 · 48 m2 = 12000 kg
pelat tipe B = 250 kg/m2 · 45 m2 = 11250 kg
pelat tipe G = 100 kg/m2 · (8·27) m2 = 21600 kg
Jumlah beban hidup (LL) = 44850 kg
Beban total = DL + LL
= 418906 kg + 44850 kg
= 463756 kg
3) Beban atap dan ring balk
- berat kuda-kuda = 224109,84 kg
ring balk (20/50) = 0,2 · 0,5 · 2400 kg/m3 · 2·(34+27) m = 29280 kg
kolom = (0,4·0,4) · (0,5·4,73) m · 2400 kg/m3 · 14 buah = 12714,24 kg
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
61
Jumlah beban mati = kg
Beban total struktur :
Atap = 222942 kg
Lantai 8 = 463756,00 kg
Lantai 7 = 1062452,48 kg
Lantai 6 = 1202649,28 kg
Lantai 5 = 1231792,00 kg
Lantai 4 = 1273934,72 kg
Lantai 3 = 1323975,36 kg
Lantai 2 = 1420420,00 kg +
Wt = 8201922,00 kg
B. Waktu getar struktur (T)
Dari hasil analisis vibrasi bebas 3 dimensi dengan reduksi momen inersia
penampang sebesar 0,75 (SNI-1726-2002-5.5 ) menggunakan program ETABS
v9.0.0,
diperoleh periode struktur Tx= 1,05 & Ty= 1,05
C. Koefisien gempa dasar (C)
Koefisien gempa dasar didapat dari grafik berdasarkan zone gempa dan jenis
tanah· Jenis tanah didapat dari nilai _N SPT sebagai berikut :
∑
∑
=
== m
iii
m
ii_
/Nt
tN
1
1
di mana :
ti = tebal lapisan tanah ke- i
Ni = nilai NSPT lapisan tanah ke- i _N = nilai NSPT rata-rata
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
62
Tabel 3.1 Perhitungan Σti / Ni
Lapis ti Ni ti/Ni
1 4 10 0.402 4 11 0.363 4 2 2.004 4 7 0.575 4 12 0.336 4 14 0.297 4 17 0.24
Jumlah 28 4.19
15) hal. 4 tabel2002-1726-03 (SNIlunak tanah 68,619,4
28
1
1 →===
∑
∑
=
=m
iii
m
ii_
/Nt
tN
Lokasi bangunan berada di Semarang terletak pada wilayah 2, kondisi tanah
lunak, dari grafik harga koefisien gempa dasar diperoleh C = 0,37 (SNI -1726 -
2002 –Gambar 2).
D. Faktor keutamaan (I) dan faktor reduksi gempa (R)
Gedung Kantor Pajak termasuk kategori gedung umum mempunyai faktor
keutamaan gedung ( I ) = 1,0 (SNI - 1726 - 2002 –tabel 1) , menggunakan
struktur rangka beton bertulang diperoleh faktor reduksi gempa R = 3,5 (SNI -
1726 - 2002 –tabel 3).
E. Gaya geser horisontal total akibat gempa
Gaya geser horisontal total akibat gempa dihitung dengan persamaan:
tWR
ICV ××
=
di mana :
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
63
Vx,y = gaya geser horisontal total akibat gempa (kg)
C = koefisien gempa dasar
I = faktor keutamaan struktur
R = faktor reduksi gempa
Wt = berat total bangunan (kg)
Gaya geser arah x dan y
kg 867928,254kg 8201922,005,3
137,0=×
×=×
×= tx W
RICV
3.5.2. Perhitungan Waktu Getar
A. Menentukan gaya geser horisontal tiap lantai ( Fi )
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung
menjadi beban-beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap pada
pusat masa lantai ke-i (SNI -1726 - 2002 – 6.1.3 ).
Arah x : H / A = 40,5 / 27 = 1,5 < 3
Arah y : H / B = 40,5 / 38 = 1,066 < 3
karena H/A dan H/B <3, maka digunakan persamaan :
x,yii
iii.x,y V
HWHW
F ××∑×
=
di mana :
Fi = gaya geser horisontal akibat gempa pada lantai ke-i (kg)
Wi = berat total lantai ke-i (kg)
Hi = tinggi lantai ke-i terhadap lantai dasar (m)
Vx,y = gaya geser horisontal total akibat gempa (kg)
Tabel 3.2 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah x
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
64
Untuk tiap kolomFix (kg)
9 (atap) 40.50 222942.000 9029151.000 63797.949 3987.3728 28.00 463756.000 12985168.000 91750.275 5734.3927 24.00 1062452.480 25498859.520 180169.204 7507.0506 20.00 1202649.280 24052985.600 169952.984 7081.3745 16.00 1231792.000 19708672.000 139257.041 5802.3774 12.00 1273934.720 15287216.640 108016.033 4500.6683 8.00 1323975.360 10591802.880 74839.296 3118.3042 4.00 1420420.000 5681680.000 40145.472 1544.057
122835535.640 867928.254
Wi . Hi (kg.m) Fix total (kg)
Jumlah
LANTAI H (m) Wi (kg)
Tabel 3.3 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah y
Untuk tiap kolomFiy (kg)
9 (atap) 40.50 222942.000 9029151.000 63797.949 3987.3728 28.00 463756.000 12985168.000 91750.275 5734.3927 24.00 1062452.480 25498859.520 180169.204 7507.0506 20.00 1202649.280 24052985.600 169952.984 7081.3745 16.00 1231792.000 19708672.000 139257.041 5802.3774 12.00 1273934.720 15287216.640 108016.033 4500.6683 8.00 1323975.360 10591802.880 74839.296 3118.3042 4.00 1420420.000 5681680.000 40145.472 1544.057
122835535.640 867928.254
Wi . Hi (kg.m) Fiy total (kg)
Jumlah
LANTAI H (m) Wi (kg)
B. Kontrol waktu getar struktur
Waktu getar struktur dikontrol dengan cara T. Rayleigh di mana selisih waktu
getar (T) yang diperoleh dengan rumus T. Rayleigh dengan waktu getar hasil
analisis vibrasi 3 dimensi tidak boleh melebihi 20 % .
i.x,yi.x,y
i.x,yix,y dFg
dW,T
×∑×
×∑=
2
36
di mana:
T = waktu getar alami (detik)
Wi = berat lantai ke-i (kg)
Fi·x,y = gaya gempa lantai ke-i (kg)
di·x,y = deformasi lateral total akibat Fi pada lantai ke-i (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/det²)
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
65
Tabel 3.4 Waktu getar struktur dalam arah x
Tingkat Wi (kg) dix (cm) dix2 Fix (kg) Wi · dix
2 Fix · dix
9 (atap) 222942.000 8.11 65.7721 3987.372 14663363.518 32337.5878 463756.000 7.55 57.0025 5734.392 26435251.390 43294.6607 62452.480 6.88 47.3344 7507.05 2956150.669 51648.5046 1202649.280 6 36 7081.374 43295374.080 42488.2445 1231792.000 4.88 23.8144 5802.377 29334387.405 28315.6004 1273934.720 3.6 12.96 4500.668 16510193.971 16202.4053 1323975.360 2.24 5.0176 3118.304 6643178.766 6985.0012 1420420.000 1 1 1544.057 1420420.000 1544.057
Σ 39275.594 141258319.800 222816.057
Waktu getar struktur arah x :
ixix
ixix dFg
dW,T
×∑××∑
=2
36 057.2281629818141258319,3,6
×= = 0,933 detik
Tabel 3.5 Waktu getar struktur dalam arah y
Tingkat Wi (kg) diy (cm) diy2 Fiy (kg) Wi · diy
2 Fiy · diy
9 (atap) 222942.000 7.96 63.3616 3987.372 14125961.827 31739.4818 (lift) 463756.000 7.46 55.6516 5734.392 25808763.410 42778.564
7 62452.480 6.76 45.6976 7507.05 2853928.450 50747.6586 1202649.280 5.89 34.6921 7081.374 41722429.087 41709.2935 1231792.000 4.75 22.5625 5802.377 27792307.000 27561.2914 1273934.720 3.45 11.9025 4500.668 15163008.005 15527.3053 1323975.360 2.11 4.4521 3118.304 5894470.700 6579.6212 1420420.000 0.9 0.81 1544.057 1150540.200 1389.651
Σ 39275.594 134511408.679 218032.864
Waktu getar struktur arah y :
iyiy
iyiy dFg
dW,T
×∑×
×∑=
2
36 06215672.74981
743537738572,3,6×
= = 1,871 detik
Kesimpulan :
Dengan cara T. Rayleigh diperoleh:
Tx = 0,933 detik
Ty = 0,930 detik
Selisih Tx = ((1,05 – 0,933) / 1,35) × 100% = 11,14 % < 20%
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
66
Selisih Ty = ((1,05 – 0,930) / 1,35) × 100% = 11,42 % < 20%
Karena selisih waktu getar (T) yang diperoleh dengan rumus T. Rayleigh dengan
waktu getar hasil analisis vibrasi 3 dimensi tidak melebihi 20 %, maka
perhitungan tidak perlu diulang.
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
67
3.6. Perhitungan Tangga
3.6.1. Perencanaan Tangga
tinggi lantai = 4,00 m
lebar tangga = 2,05 m
optrede / tanjakan = 0,18 m
antrede/ injakan = 0,30 m
tebal pelat tangga = 0,20 m
jumlah anak tangga = ( beda tinggi / optrede ) - 1
= ( 1,26 m / 0,18 m ) – 1
= 6 buah
panjang bordes = 2,5 m
lebar bordes = 2,05 m
tebal pelat bordes = 0,20 m
jumlah anak tangga = ( beda tinggi / optrede ) - 1
= ( 1,44 m / 0,18 m ) – 1
= 7,2 ≈ 7 buah
panjang bordes = 2,5 m
lebar bordes = 2,05 m
tebal pelat bordes = 0,20 m
O1- 17,351,2
48,1 tg ==θ
O1- 99,348,126,1 tg ==θ
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
68
3.6.2. Pembebanan Tangga
1. Pelat tangga
A. Beban mati
– Berat sendiri pelat = (0,20 + 0,10/2) m × 2400 kg/m3 = 600 kg/m2 – Berat spesi = 2 cm × 21 kg/m2/cm = 42 kg/m2
– Berat keramik = 0,5 cm × 24 kg/m2/cm = 12 kg/m2
= 654 kg/m2
B. Beban hidup : qLL = 300 kg/m2
2. Pelat bordes
A. Beban mati
2 Berat sendiri bordes = 0,20 m × 2400 kg/m3 = 480 kg/m2 2 Berat spesi = 2 cm × 21 kg/m2/cm = 42 kg/m2
2 Berat keramik = 0,5 cm × 24 kg/m2/cm = 12 kg/m2
= 534 kg/m2
B. Beban hidup : qLL = 300 kg/m2
q u = 1,2 DL + 1,6 LL
3.6.3. Perhitungan Reaksi Tangga
Dari perhitungan mekanika dengan ETABS v9.0.0., diperoleh:
R1 akibat qu = 1029,23 kg
R2 akibat qu = 2805,49 kg
R3 akibat qu = 2206,24 kg
R4 akibat qu = 2756,28 kg
R5 akibat qu = 2757,84 kg
R6 akibat qu = 2152,79 kg
R7 akibat qu = 3019,63 kg
R8 akibat qu = 1150,02 kg
+
+
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
69
3.6.4. Penulangan Tangga dan Bordes
f’c = 28 MPa
fy = 240 MPa
b = 1000 mm
∅ tulangan = 8 mm
tebal pelat tangga (h) = 200 mm
tebal selimut beton (Cv) = 20 mm
Dari perhitungan mekanika dengan ETABS v9.0.0., didapat :
Mu maksimun = 639,357 kgm = 639,357×104 Nmm = 6393570 Nmm
Mn = Mu/θ = 6393570 / 0,8 = 7991962,5 Nmm
d = 200 – 20 – 8/2 = 176 mm
Mn = Cc . Z
7,9919625 × 106 = 0,85 × f’c × a × b × (d – a/2)
7,9919625 × 106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (176 – a/2)
a = 1,918 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × f’c × a × b
2mm 111,883240
10001,918280,85As =×××
=
Pembatasan luas tulangan :
As min = 0,25 % × b × h = 0,0025 × 1000 × 200 = 500 mm2
Digunakan As pakai = 500 mm2
Jarak (S) = 500
100010241 ××π
= 157,08 mm ≈ 150 mm
Digunakan tulangan utama ∅10 – 150 mm
Tulangan bagi = 20% × tulangan utama = 20% × 500 mm2
= 100 mm2
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
70
t
Pu tangga
As'
As
As bagi
b= 1.00 m
Jarak (S) = 100
10006241 ××π
= 282,74 mm ≈ 250 mm
Digunakan tulangan bagi ∅ 6 – 250 mm
3.6.5. Perhitungan Pondasi Tangga
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Cv = 75 mm
fy = 240 MPa Dtulangan = 12 mm (asumsi)
b = 1,0 m drat = 300 – 75 – 12 = 213 mm
tebal pondasi (t) = 0,3 m
Pu = 3019,63 kg = 30196,3 N / 1,5 m = 20130,9 N
Pnetto = 20130,9 / A = 20130,9 N / (1m×1m) = 20130,9 N/m2
x = 22
kolompoer bb− =
20,25
21− = 0,375 m
q = 20130,9 N /m
= 20,131 kN /m
Mu = ½ × q × x2
= ½ × 20,131 × 0,3752
= 1,416 kNm
x
q
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
71
Mn = φ
uM =
8,01,416 = 1,77 kNm = 1,77 × 106 Nmm
Mn = Cc × z
1,77 ×106 = 0,85 × f’c × a × b × (d – )2a
1,77 ×106 = 0,85 × 28 × a × 1000 × (213 - )2a
11.900 a2 – 5.069.400 a + 1770000 = 0
a = 0,35 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × f’c × a × b
As = 240
100035,02885,0 ××× = 34,71 mm2
As min = 0,25 % × b × h
= 0,25 % × 1000 × 300 = 750 mm²
As pakai = As min = 750 mm2
Jarak tulangan (S) = mm 8,150750
10001241
41 22
=×××
=××× π
A
bDπ
s
tul
Digunakan tulangan D12−150 mm
Tulangan tekan :
As’ = 20% × As pakai
= 20% × 750 mm2 = 150 mm2
Digunakan tulangan tekan ∅8-300 mm (S = 335,103 mm)
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
72
3.7 Perhitungan pondasi
3.7.1 Pemilihan tipe pondasi
Pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan didasarkan pada kondisi tanah
keras berada pada kedalaman 32 meter sehingga perencanaan struktur gedung
Disperindag tahap 2 ini menggunakan pondasi tiang pancang. Tiang pancang yang
digunakan dalam perencanaan ini yaitu tiang lingkaran dengan diameter 65 cm.
Pondasi tiang pancang digunakan pada pembangunan gedung ini dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Tanah keras berada pada kedalaman 28 meter.
b. pemancangan pondasi dapat dilakukan dalam waktu yang singkat sehingga
pekerjaan struktur bagian atas dapat segera dilakukan.
3.7.2 Menentukan daya dukung tiang pancang
Perhitungan daya dukung tiang pancang untuk perencanaan struktur gedung
Disperindag tahap 2 ini menggunakan metode Briaud yang didasarkan pada data
tanah yang diperoleh dari uji SPT (Standard Penetration Test) yang telah
dilakukan.
A. Daya dukung ujung tiang pancang diameter 65 cm panjang 32 m (End
bearing)
Diketahui :
N1 (nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman) = 10
N2 (nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman) = 17
σr ( tegangan referensi) = 100 kPa
D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 65 cm = 0,65 m
5.132
17102
NNN 2160 =
+=
+=
36,060rp )N(7,19q ×σ×= = 36,05,131007,19 ×× = 5027,9 kPa
ppp AqQ ×= 841,16641,1668))65,0(25,0(9,5027 2 ==×××= kNkPa π ton
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
73
B. Daya dukung selimut tiang pancang diameter 65 cm panjang 32 m (Skin
friction)
Diketahui :
σr ( tegangan referensi) = 100 kPa
D (diameter/ sisi penampang ujung tiang) = 65 cm = 0,65 m
5,814
17101491277521117107N60 =+++++++++++++
=
29,060rs )N(224,0f ××= σ = kPa666,41)5,8(100224,0 29,0 =××
AsfQ ss ×=
6,2726,2722)3265,0(666,41 ==×××= kNmkPaQs π ton
Jadi daya dukung 1 tiang pancang diameter 65 cm panjang 28 m adalah:
SFQQ
Q spa
+=
6,1255,3
6,272841,166=
+=aQ ton
3.7.3 Menentukan jarak antar tiang pancang
Jarak antar tiang yang digunakan berdasarkan jarak tiang pancang yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu:
S ≥ 2,5D = 2,5 × 65 = 162,5 cm
S < 3,0D = 3,0 × 65 = 195 cm
Direncanakan jarak antar tiang (S) = 170 cm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
74
4 tiang1 tiang
6 tiang
90 90
90
90
Ø65
90 170 90
90
170
90
90 170 90
90
170
170
90
Ø65
Ø65
3.7.4 Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang (group piles)
Menurut rumus dari Uniform Building Code dan AASHTO
η = 1 − 90θ × ( ) ( )
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
××−+×−
nmnmmn 11
dengan:
η = effisiensi kelompok tiang
θ = arc tg ( D/ S ) = arc tg ( 65/170 ) = 22,11 °
m = jumlah tiang pada deretan baris
n = jumlah tiang pada deretan kolom
D = diameter tiang pancang = 65 cm
S = jarak antar tiang pancang = 170 cm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
75
Untuk kelompok tiang dengan 1 tiang pancang
η = 1 − 90
11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
××−+×−
12211112 = 87,72 %
Untuk kelompok tiang dengan 4 tiang pancang
η = 1 − 90
11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
××−+×−
22212212 = 75,43 %
Untuk kelompok tiang dengan 6 tiang pancang
η = 1 − 90
11,22 × ( ) ( )⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
××−+×−
23213312 = 71,34 %
3.7.5 Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang (group piles)
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang diperhitungkan terhadap
kelompok tiang dengan persamaan :
P maksimum = 2max
2max
ynyM
xnxM
nv
x
x
y
y
∑××
+∑×
×+
∑
A. Kelompok tiang dengan 2 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal
= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 535,931 + ( 3,5 × 1,8 × 0,8 × 24 ) = 656,891 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 2 tiang
Mx = momen arah x = -345.381 kNm
My = momen arah y = 321.7 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 1
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 2,89
∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 0
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
76
P maks = 2,891
0,85321.692891,656
××
+
= 423,06 kN
syarat :
Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang
423,06 kN < 1256 × 0,88
353,302 kN < 1105,28 kN → Ok!
B. Kelompok tiang dengan 4 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal
= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 1844,265 + ( 3,5 × 3,5 × 0,8 × 24 ) = 2079,465 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 4 tiang
Mx = momen arah x = -295.6011 kNm
My = momen arah y = 275.505 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 2
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 2,89
∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 2,89
P maks = 89,22
85,06,29589,22
85,051,2754
465,2079×
×−+
××
+
= 516,91 kN
syarat :
Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang
516,91 kN < 1256 × 0,7543
516,91 kN < 947,4 kN → Ok!
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
77
C. Kelompok tiang dengan 6 tiang pancang
∑v = jumlah beban normal
= Pu dari ETABS + berat pile cap
= 3604,65 + ( 3,5 × 5,2 × 0,8 × 24 ) = 3954,09 kN
n = banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang = 6 tiang
Mx = momen arah x = -295,6 kNm
My = momen arah y = 278.54 kNm
ny = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah y = 3
nx = banyaknya tiang pancang dalam 1 baris arah x = 2
xmax = absis terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 0,85 m
ymax = ordinat terjauh tiang pancang ke titik berat kelompok tiang = 1,7 m
∑x² = ∑ kuadrat absis-absis tiang pancang = 4,34
∑y² = ∑ kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang = 17,3
P maks = 3,172
7,16,29534,43
85,054,2786
09,3954×
×−+
××
+
= 662,730 kN
syarat :
Pmaks < Pmaks untuk satu tiang pancang
662,73 kN < 1256 × 0,7134
662,73 kN < 896,03 kN → Ok!
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
78
3.7.6 Penulangan tiang pancang
Dimensi tiang pancang yang digunakan adalah 65 × 65 cm dengan panjang 10 m.
Penulangan tiang pancang ini didasarkan pada kebutuhan pada waktu
pengangkatan yang diperoleh dari dua macam kondisi yaitu:
1) Kondisi I ( pengangkatan di 2 titik)
M1 = 21 × q × a²
M2 = 81 × q × ( L – 2a )² -
21 × q × a²
Disyaratkan agar ekonomis maka M1 = M2
21 × q × a² =
81 × q × ( L – 2a )² −
21 × q × a²
8 × q × a² = q × ( L – 2a )²
8 × a² = L² − 4 × L × a + 4 × a²
4a² + 4La −L² = 0 → L = 10 m
4a² + 40a – 100 = 0
a² + 10a – 25 = 0
a = 2,071 m
Mmaks = 21 × q × a²
10 m
M1
M2
L – 2a a a
diangkat
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
79
= 21 × ( 0,25 × π × (0,65 m)2 × 25 kN/m3 ) × 2,0712
= 17,790 kNm
2) Kondisi II ( pengangkatan di 1 titik)
M1 = 21 × q × a²
R1 = ( ))(2
2
aLaLq−×−× − ( )aL
aq−×
×2
2
qR1 = ( )⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL2
22
Mx = R1 × x - 21 × q × x² , syarat ekstrim =
dxdMx
R1 – q × x = 0 → x = qR1 = ( )⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL2
22
Mmaks = M2 = R1 × ( )⎥⎦⎤
⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL2
22
− 21 × q × ( )
22
22
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL
= q × ( )
22
22
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL − 21 × q × ( )
22
22
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL
diangkat
L-a
a
10 m
xM1
M2
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
80
= 21 × q × ( )
22
22
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL
M1 = M2
21 × q × a² =
21 × q × ( )
22
22
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−×
−aL
aLL
didapat: a = ( )aLaLL−×
−2
22
2aL – 2a² = L² – 2aL
L² + 2a² – 4aL = 0 → L = 10 m
a² – 20a + 50 = 0
didapat a = 2,929 m
Mmaks = 21 × (0,25 × π × (0,65 m)2 × 25 kN/m3 ) × 2,929 ² = 35,585 kNm
3) Perhitungan penulangan tiang pancang
Kondisi yang menentukan adalah kondisi ke II dengan Mmaks = 35,585 kNm.
Dipertimbangkan faktor kejut karena tarikan oleh kabel dari crane pada waktu
pengangkatan yaitu sebesar 1,3
Mu = 35,585 × 1,3 = 46,260 kNm = 46,260 × 106 Nmm
Data perencanaan :
fc’ = 28 MPa Cv = 50 mm
fy = 390 MPa Dtul = 13 mm
h○ = 650 mm h□ = 0,8 × h○ = 0,8 × 650 = 520 mm
b□ = h8,0
Ag = 520
65025,0 2××π = 638,136 mm
d = 520 – 50 – 10 – ½ × 13 = 453,5 mm
Mu = 46,26 × 106 Nmm
Mn = 578250008,0
1026,64M 6u =
×=
φNmm
Mn = Cc × z
57825000 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – ½ a)
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
81
57825000 = 0,85 × 28 × a × 638,136 × (453,5 – ½ a)
7593,818 a² – 6887593,289 a + 57825000 = 0
a = 8,475 mm
Ts = Cc
As perlu × fy = 0,85 × fc’ × a × b
As perlu = 039,330390
136,638475,82885,0=
××× mm²
Dipasang tulangan 3D13 ( As = 3 × ¼ × π × Dtul² = 398,197 mm2 )
Dipakai sengkang Ø10 – 100 untuk daerah tumpuan
Dipakai sengkang Ø10 – 150 untuk daerah lapangan
6D13
sengkang ∅10-100 (tumpuan)∅10-150 (lapangan)
65 cm
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
82
3.7.7 Penulangan pile cap
A. Pile Cap ukuran (3,5 × 1,8 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 2 buah
h poer
b poer
pot 1-1
2 tiang
90 90
90
90
Ø65
170
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Cv = 75 mm
fy = 390 MPa Dtulangan = 19 mm
b = 3,5m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm
h = 1,8 m
tebal pile cap (t) = 0,8 m
Pu kolom = 535,93 kN
Pmax = 423,06 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL
AP
+−×
= ( )( )20,7031,28,15,38,15,3
595,93+−××
× = 227,86 kN
Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb'f
×+×++×× 223
= ( ) ( ){ } 7037031200270312002328
×+×++××
= 9438693,11 N = 9438,7 kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN
Syarat :
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
83
Vu2 < φ × Vc2
227,86 kN < 5663,22 kN → Ok!
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :
Vu1 = efektifu L
AP
×
= 8,1703,022,1
25,3
8,15,3535,93
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−×
×= 68,45 kN
Vc1 = kNf'c 98,111570318006
=××
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 669,6 kN
Syarat :
Vu1 < φ × Vc1
68,45 kN < 669,6 kN → Ok!
Penulangan arah panjang dan pendek
q x = 22klmpoer bb
− = 2
1,22
3,5− = 1,15 m
2Pmax q = tpoer × hpoer × 24
y 0,6 = 0,8 × 1,8 × 24 = 34,56 kN/m
x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2
= 2 × 423,06 × 0,15 – ½ × 34,56 × 1,152
= 104,07 kNm
Mn = φ
uM =
8,0104,07 = 130,1 kNm = 130,1 ×106 Nmm
Mn = Cc × z
130,1 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a
130,1 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a
a = 2,23 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × f ‘c × a × b
1,0
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
84
As = 390
350023,22885,0 ××× = 476,31 mm2
As min = 0,18 % × b × h
= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²
As pakai = 5040 mm2
Jarak tulangan (S) = mm 89,1965040
35001941
41 22
=×××
=××× π
A
bDπ
s
tul
digunakan tulangan tarik 22D19−150 (As = 6237,632 mm²)
Tulangan tekan
As’ = 20% × As pakai
= 20% × 6120 = 1224 mm2
digunakan tulangan tekan 10D13-360 (As’ = 1327,323 mm2)
B. Pile cap ukuran (3,5 × 3,5 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 4 buah
h poer
b poer
t poer
kolom 120/120
kolom
pot 1-1
pot 1-1
4 tiang
90 170 90
90
170
90 Ø65
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Cv = 75 mm
fy = 390 MPa Dtulangan = 19 mm
b = 3,5 m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm
h = 3,5 m
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
85
tebal pile cap (t) = 0,8 m
Pu kolom = 3418.19 kN
Pmax = 916,53 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL
AP
+−×
= ( )( )20,7031,25,35,35,35,3
3418,19+−××
× = 2407,7 kN
Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb'f
×+×++×× 223
= ( ) ( ){ } 7030371200270312002328
×+×++××
= 9438693,109 N = 9438,69 kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN
Syarat :
Vu2 < φ × Vc2
2407,7 kN < 5663,22 kN → Ok!
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :
Vu1 = efektifu L
AP
×
= 5,3703,022,1
25,3
5,35,33418,19
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−×
×= 436,55 kN
Vc1 = kNf'c 96,216970335006
=××
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1301,97 kN
Syarat :
Vu1 < φ × Vc1
436,55 kN < 1301,97 kN → Ok!
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
86
Penulangan arah panjang dan pendek
q x = 22klmpoer bb
− = 2
1,22
3,5− = 1,15 m
2Pmax q = tpoer × hpoer × 24
y 0,6 = 0,8 × 3,5 × 24 = 67,2 kN/m
x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2
= 2 × 916,53 × 0,15 – ½ × 67,2 × 1,152
= 230,523 kNm
Mn = φ
uM =
8,0230,523 = 288,154 kNm = 288,154 ×106 Nmm
Mn = Cc × z
288,154 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a
288,154 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a
a = 4,94 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × f ‘c × a × b
As = 390
350094,42885,0 ××× = 1055,13 mm2
As min = 0,18 % × b × h
= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²
As pakai = 5040 mm2
Jarak tulangan (S) = mm 89,1965040
35001941
41 22
=×××
=××× π
A
bDπ
s
tul
digunakan tulangan tarik 22D19−150 (As = 6237,632 mm²)
Tulangan tekan
As’ = 20% × As pakai
= 20% × 6120 = 1224 mm2
digunakan tulangan tekan 10D13-360 (As’ = 1327,323 mm2)
1,0
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
87
C. Pile cap ukuran (3,5 × 5,2 × 0,8)m dengan jumlah tiang pancang 6 buah
h poer
b poer
kolom
pot 1-1t poer
kolom 120/120
pot 1-1
6 tiang
90 170 90
90
170
170
90
Ø65
Data-data perencanaan:
f’c = 28 MPa Cv = 75 mm
fy = 390 MPa Dtulangan = 22 mm (ansumsi)
b = 3,4 m drat = 800 – 75 – 22 = 703 mm
h = 5,2 m
tebal pile cap (t) = 0,8 m
Pu kolom = 4986,12 kN
Pmax = 894,7 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 = ( )( )2uk.kolom ratpile capu dL
AP
+−×
= ( )( )2703,02,12,55,32,54,3 4986,12
+−×××
= 3748,55 kN
Vc2 = ( ) ( ){ } ratratklmratklmc ddhdb
f×+×++×× 22
3'
= ( ) ( ){ } 7037030001270320012328
×+×++××
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
88
= 9438,7 kN
φ × Vc 2 = 0,6 × Vc 2 = 5663,22 kN
Syarat :
Vu2 < φ × Vc2
3748,55 kN < 5663,22 kN → Ok!
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada satu arah :
Vu1 = efektifu L
AP
×
= 2,5703,022,1
25,3
2,54,34986,12
×⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −−×
×= 655,53 kN
Vc1 = =×× 70352006
cf' 3223,94 kN
φ × Vc 1 = 0,6 × Vc 1 = 1934,36 kN
Syarat :
Vu1 < φ × Vc1
655,53 kN < 1934,36 kN → Ok!
Penulangan arah panjang
q x = 22klmpoer hh
− = 2
1,22
5,2− = 2,00 m
Pmax q = tpoer × bpoer × 24
y 0,6 = 0,8 × 3,5 × 24 = 67,2 kN/m2
x Mu = 2 × Pmax × y – ½ × q × x2
= 2 × 1012,561×1,00 – ½ ×67,2×1,002
= 1991,522 kNm
Mn = φ
uM =
8,01991,52 = 2489,4025 kNm = 2489,4025 ×106 Nmm
Mn = Cc × z
2489,4025 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a
2390,064 ×106 = 0,85 × 28 × a × 5200 × (703 - )2a
1,0
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
89
a = 28,03 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b
As = 390
520003,282885,0 ⋅⋅⋅ = 8894,8533 mm2
As min = 0,18 % × b × h
= 0,18 % × 5200 × 800 = 7488 mm²
As pakai = 8894,85 mm2
Jarak tulangan (S) = mm 75,1658894,85
52001941
41 22
=×××
=××× π
A
bDπ
s
tul
digunakan tulangan 41D19−120 (As = 11624,678 mm²)
Tulangan tekan
As’ = 20 % × As pakai
= 20 % ×8894,85 = 1778,97 mm2
digunakan tulangan tekan 18D13-290 (As’ = 2389,181 mm2)
Penulangan arah pendek
q x = 22klmpoer hb
− = 2
1,22
3,5− = 1,15 m
q = tpoer × hpoer × 24
= 0,8 × 5,2 × 24 = 99,84 kN/m2
x Mu = ½ × q × x2
= ½ × 99,84 × 1,152 = 66,02 kNm
Mn = φ
uM =
8,066,02 = 82,53 kNm = 85,23 ×106 Nmm
Mn = Cc × z
85,23 ×106 = 0,85 × fc’ × a × b × (d – )2a
85,23 ×106 = 0,85 × 28 × a × 3500 × (703 - )2a
a = 1,5 mm
Ts = Cc
As × fy = 0,85 × fc’ × a × b
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
90
As = 390
35005,12885,0 ⋅⋅⋅ = 320,38 mm2
As min = 0,18 % × b × h
= 0,18 % × 3500 × 800 = 5040 mm²
As pakai = As min = 5040 mm2
Jarak tulangan (S) = mm 9,1965040
35001941
41 22
=×××
=××× π
A
bDπ
s
tul
digunakan tulangan 27D19−110 (As = 7655,276 mm²)
Tulangan tekan
As’ = 20%× As pakai
= 20% × 5040 = 1008 mm2
digunakan tulangan tekan 12D13-290 (As’ = 1592,787 mm2)
3.7.8 Penulangan tie beam
Diambil contoh tie beam B9 yang menghubungkan kolom C4 dan C5
Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20% dari beban vertikal
kolom di mana tie beam tersebut bertemu.
Data-data perencanaan :
fc’ = 28 MPa Dtul = 16 mm
fy = 390 MPa Ø sengkang = 10 mm
b = 200 mm φ aksial = 0,65
h = 400 mm
Cv = 40 mm
Dari reaksi kolom yang dihubungkan tie beam didapatkan :
P1 = 7008,89 kN
P2 = 7099,02 kN
d = h – (Cv + Ø sengkang + ½ Dtul )
= 400 – (40 + 10 + ½ × 16) = 342 mm
gaya aksial yang ditanggung :
Pu = 20% × 2
21 PP +
BAB 3 PERHITUNGAN STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
91
= 20% × 2
7099,027008,89 + = 1410,791 kN = 1.410.791,36 N
rasio tulangan (ρ) diambil 2 % dibagi kedua sisi
Ast = 0,02 × b × d
= 0,02 × 200 × 342 = 1368 mm2
Dicoba tulangan 8D16 (3 D16 + 3 D16) → As = 1206,86 mm2
Ag = b × h
= 200 × 400 = 80000 mm2
Pn = 0,8 × φaksial × (0,85 × fc’ × (Ag – Ast) + fy × Ast)
= 0,8 × 0,65 × (0,85 × 28 × (80000– 1206,86) + 390 × 1206,86)
= 2.345.952 N Cek syarat :
Pu / φ aksial < Pn
246,448.170.265,0
361.410.791,= < 2.345.952 N → Ok!
Tulangan geser digunakan tulangan minimum dimana jarak sengkang tidak boleh
melebihi syarat dibawah ini (SK SNI – 3.14.9-6.2)
a. ½ dimensi terkecil = ½ × 300 = 150 mm
b. 10 Dtul = 10 × 22 = 220 mm
c. 200 mm
Dipakai sengkang Ø 10-100 mm untuk daerah tumpuan
Ø 10-150 mm untuk daerah lapangan
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 92
BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
a. Pengukuran Tapak Kembali
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan – keterangan
mengenai ketinggian tanah, letak pohon, dan letak batas – batas tanah.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dengan keadaan
lapangan segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat
– alat waterpass / theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan theodolit / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama
pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma / benang secara asas segi tiga
phytagoras hanya diperkenankan hanya untuk bagian – bagian kecil yang
disetujui oleh Direksi Pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.
b. Tugu / Patokan Dasar
1. Letak dan jarak tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Pengawas.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang –
kurangnya 20 × 20 cm tertancap kuat ke dalam tanah sedalam secukupnya
untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang – kurangnya
setinggi 40 cm diatas tanah.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 93
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi
Pengawas untuk membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar termasuk
tanggungan kontraktor.
c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu Meranti
ukuran kaso ( 5/7 cm) yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa
digerak – gerakkan / dirubah – rubah berjarak max 1,5 m satu sama lain.
2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pengawas.
3. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian
tanah pondasi.
4. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi Pengawas.
5. Semua pekerjaan pembuatan pemasangan papan dasar pelaksanaan
termasuk tanggungan kontraktor.
Pasal 2
Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, alat – alat
dan pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
“Pekerjaan tanah”, seperti yang disyaratkan dalam gambar dan spesaifikasi
ini.
2. Meliputi pembersihan dan penebasan / pembabatan, galian tanah, urugan
dan pemadatan tanah untuk bangunan seperti yang ditentukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 94
b. Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pada umumnya, tempat – tempat untuk bangunan dibersihkan, penebasan /
pembabatan harus dilaksanakan terhadap semua belukar / semak, sampah
yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam
daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun, dan kemudian
dibuang dengan cara – cara yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
2. Semua sisa – sisa tanaman seperti akar – akar, rumput dsb, harus
dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m dibawah tanah dasar / permukaan.
3. Batu atau lain material sejenis, jika ada harus pula dihilangkan sampai
kedalaman 0,5 m dibawah tanah dasar / permukaan pada daerah taman,
kecuali jika tidak dapat dilakukan penghilangan batu – batu tersebut dan
0,5 m dibawah tanah dasar sudah merupakan lapisan yang keras.
4. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa –
sisa tumbuhan atau bahan – bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
5. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan kontraktor.
6. Kontraktor harus menyediakan alat – alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila
dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulang.
c. Pekerjaan Galian Tanah
1. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat – syarat seperti yang ditentukan
dalam gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar
elevasi seperti pada gambar rencana atau yang ditentukan oleh Direksi
Pengawas tidak terganggu, jika terganggu kontraktor harus menggalinya
dan mengurug kembali lalu dipadatkan seperti yang telah ditentukan oleh
Direksi Pengawas.
2. Semua galian harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat – syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 95
3. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar – akar tanaman atau bagian – bagian gembur,
maka ini harus digali keluar sedang lubang – lubang tadi diisi kembali
dengan pasir.
4. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan
pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari terkumpulnya air.
5. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau lereng yang cukup.
6. Juga kepada kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan
lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada lubang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
7. Semua tanah kelebihan berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada
setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Pegawai.
8. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai
tanah urug.
9. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita
kerusakan harus direnovasi / diganti oleh kontraktor atas tanggungannya
sendiri.
10. Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang ditemui di lapangan dan
hal tersebut tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat
diketahui oleh kontraktor dan ternyata memerlukan perlindungan /
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 96
pemindahan, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap
langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
11. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
kontraktor, kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang
dapat perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.
Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah
tanah dan terletak didalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar
lapangan ke tempat yang sudah disetujui oleh direksi pengawas atas
tanggungan kontraktor.
d. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
2. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan atau
ditunjukkan oleh gambar atau sesuai petunjuk direksi pengawas.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah
harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk itu adalah
tanggung jawab kontraktor.
4. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka lapisan tanah urug
dilakukan lapis demi lapis. Setiap lapis maximum tebal 10 cm, disiram
atau dibasahi diratakan dan dipadatkan hingga mencapai pengurugan yang
disyaratkan.
5. Bahan yang digunakan untuk tanah urug dari jenis tanah serta bahan
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah
tersebut tidak boleh besar dari 15 cm.
6. Konsultan mengharuskan agar semua urugan menggunakan bahan yang
terdiri dari mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 97
7. Semua bagian atau daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis-
lapis seperti yang telah disyarakatkan. Tiap lapis harus dipadatkan
sebelum lapisan berikutnya diurugkan.
8. Daerah urugan / daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat kompactor “vibrator type” yang disetujui oleh direksi pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak
kurang dari 95% kepadatan maksimum hasil laboratorium (standard
proctor).
9. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor.
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
air optimum minimum satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai
dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan kering
maksimum dan kadar air optimumnya. Selanjutnya penelitian harus
mengikuti prosedur umum yang dipakai yaitu : ASTMD-1557-70.
10. Pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
11. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-
batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi
dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
12. Kelebihan material galian harus dibuang oleh kontraktor ke tempat
pembuangan yang ditentukan oleh Direksi Pengawas.
13. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari
tempat lain, tanpa tambahan biaya.
e. Pengujian Mutu Pekerjaan
1. Direksi Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatip yang sebenarnya di
lapangan.
2. Jika kepadatan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum, maka
kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 98
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan
maksimum di laboratorium.
3. Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-
1556-70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi Pengawas. Semua
biaya untuk pemeriksaan di laboratorium menjadi beban kontraktor.
Pasal 3
Pekerjaan Urugan Pasir Padat
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di bawah lantai dan bawah pondasi
serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten
terhadap NI-3 (PUBB tahun 1970) pasal 14 ayat 3.
2. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya serta memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu, Direksi Pengawas dapat minta kepada kontraktor, supaya air yang
dipakai untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya kontraktor sepenuhnya.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan Direksi Pengawas.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 99
c. Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi
Pengawas.
2. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain dibawahnya /
didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
3. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga
mencapai tebal 10 cm atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
4. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil
laboratorium.
5. Di tempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat,
dapat dikerjakan dengan tenaga manusia dengan persetujuan Direksi
Pengawas. Hasil pemadatan harus memenuhi persyaratan / ketentuan.
6. Lapisan pekerjaan diatasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan
pasir padat telah sempurna, memenuhi persyaratan yang ditentukan dan
sudah dapat persetujuan Direksi Pengawas.
Pasal 4
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
a. Toleransi
1. Posisi pondasi tidak boleh menyimpang dari posisi rencana lebih dari 40
mm.
2. Toleransi kemiringan untuk pondasi yang seharusnya vertikal adalah tidak
lebih miring dari 1:100
3. Untuk penyimpangan dari ketentuan diatas, pemborong bertanggung
jawab atas segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh
konsultan.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 100
b. Material
1. Mutu beton yang harus digunakan dalam pembuatan pondasi tiang
pancang ini adalah fc’ = 28 MPa.
2. Segala sesuatu mengenai pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-
syarat dalam spesifikasi khusus mengenai beton.
3. Pengecoran beton untuk satu pondasi harus berlangsung secara kontinu
sampai selesai sehingga tidak terdapat pemutusan kesatuan fisik dan
pondasi.
4. Mutu baja yang digunakan adalah besi beton dari jenis BJTD 39 untuk
tulangan utama serta BJTP 24 untuk tulangan sengkang.
c. Penyambungan Tiang Pancang
1. Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikasi baik.
2. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuannya oleh pengawas.
3. Pengelasannya tidak diperkenankan bila permukaan bajanya basah.
4. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh kurang dari yang dinyatakan
dalam gambar detail, serta penyimpangan yang ada harus dengan
persetujuan pengawas.
5. Bagian yang digabungkan dengan las harus diletakkan pada posisi yang
serapat mungkin dari posisi yang dikehendaki.
6. Setelah selesai pengelasan di bagian luarnya diberi pelapis (epoxi), sebagai
pelindung terhadap bahaya karat.
Pasal 5
Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 101
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan.
b. Bahan – Bahan
Bahan acuan / bekisting yang dipergunakan dapat berupa beton, baja,
pasangan bata diplester atau kayu.
Pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain jenis bahan yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas terlebih dahulu.
acuan / bekisting yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis
Meranti. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari perencanaan struktur
acuan / bekisting dengan tebal multiplek minimum 12 mm.
c. Perencanaan
1. Acuan / bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup kuat menampung beban-beban
sementara maupun tetap sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
2. Semua acuan / bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian
cairan dari adukan beton (mortar leakage).
3. Susunan acuan / begisting dengan penunjang-penunjang harus diatur
sedemikian rupa sehingga kemungkinan dilakukannya inspeksi dengan
mudah oleh Direksi Pengawas. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa
hingga pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada
bagian beton yang bersangkutan.
4. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi ruang
tepat pada acuan / bekisting adalah merupakan tanggung jawab
Pemborong.
5. Acuan atau Bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang
ukuran, kerataan/ kelurusan elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar –
gambar konstruksi.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 102
6. Pada bagian terendah ( dari setiap phase pengecoran ) dari acuan /
bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
7. Kayu acuan / bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya
air pada sisi bawah.
8. Setelah pekerjaan diatas selesai. Pemborong harus meminta persetujuan
dari Direksi Pengawas dan minimum 2 ( dua ) hari sebelum pengecoran,
Pemborong harus mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi
Pengawas
9. Untuk penyetelan acuan / bekisting untuk pekerjaan beton diatas pekerjaan
beton yang baru dicor dibutuhkan waktu minimum 1 ( satu ) minggu dan
penyetelan acuan tersebut dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi Pengawas, dengan mempertahankan acuan dan
penunjang dibawah beton yang akan dibebani.
d. Pembebanan
Pada prinsipnya pembongkaran bekisting boleh dilakukan dengan
ketentuan :
Bekisting samping : minimum 4 hari setelah pengecoran
Bekiting bawah : minimum 21 hari setelah pengecoran (kecuali adanya
tambahan bahan yang dapat mempercepat pengerasan
beton )
Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan / bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak – retak dan tidak menunjukkan gejala
remuk.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 103
Pasal 6
Pekerjaan Beton Bertulang
a. Pekerjaan
Melingkupi semua tenaga, alat – alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar – gambar konstruksi.
b. Pedoman pelaksanaan.
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan - persyaratan, selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03-2847-2002.
3. Petunjuk – petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan oleh direksi pengawas.
4. Peraturan – peraturan yang diperlukan supaya disediakan Pemborong di
”site”.
c. Keahlian dan pertukangan.
1. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan termasuk kekuatan , toleransi
dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang
terletak langsung diatas tanah harus dibuatkan lantai kerja dari beton
ringan dengan campuran semen : pasir : kerikil (= 1:2:3 setebal minimum
5 cm ).
2. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh ahli – ahli atau tukang – tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua
pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu sebanding dengan
standart umum yang berlaku.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 104
3. Apabila Direksi Pengawas perlu, Pemborong dapat meminta nasehat –
nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi Pengawas atas beban
Pemborong.
d. Bahan – bahan.
1. Portland Cement.
Digunakan Portland cement jenis III menurut NI – 8 atau Type I menurut
ASTM dan memenuhi S400 menurut standart portland cement yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia ( Semen Gresik atau setara )
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas dapat dilakukan.dalam
keadaan :
a). Tidak adanya persediaan dipasaran dari merk tersebut diatas.
b). Pemborong memberikan jaminan dengan data – data teknis bahwa
mutu semen penggantinya adalah kualitas yang setaraf dengan mutu
semen tersebut diatas
Dalam hal ini direkomendasikan memakai semen Nusantara atau tiga
Roda.
2. Agregat
a). Kualitas dan gradasi agregat harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971
b). Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekasarannya dan padat (tidak
porous).
c). Pemborong harus melakukan percobaan di Laboratorium yang
ditunjuk oleh Direksi Pengawas untuk menetukan susunan gradasi
agregat kasar tersebut.
d). Untuk menguji kekasaran dari agregat kasar tersebtu digunakan mesin
pengaus Los Angeles dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 50%
e). Kadar lumpur dari agregat kasar tidak boleh lebih dari 1% ditentukan
terhadap berat kering.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 105
f). Ukuran dari aggregat kasar ditentukan ( 1 × 2 ) cm.
g). Pasir harus terdiri dari butir – butir yang bersih , tajam dan bebas dari
bahan – bahan organis, lumpur, tanah lempung, dsb. Dalam hal ini
direkomendasikan memakai pasir muntilan.
h). Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, ditentukan
terhadap berat kering, apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka
pasir tersebut harus dicuci sampai memenuhi syarat yang ditentukan.
i). Aggregat yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus mendapat
persetujuan tertulis dari direksi Pengawas.
3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, dan bahan – bahan organis, atau bahan – bahan lain
yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
4. Besi Beton.
a). Besi beton harus terbebas dari karat, sisik dan lain – lain lapisan yang
dapat mengurangi lekatnya pada beton kecuali ditentukan lain dalam
gambar, digunakan besi beton dari jenis BJTD 39 untuk tulangan
utama balok dan kolom serta BJTP 24 untuk tulangan sengkang dan
tulangan praktis lainnya.
b). Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan dipelukan untuk
mengatur jarak tulangan / besi beton dan mengikat tulangan pada
tempatnya.
c). Untuk mendapatakn jaminan akan kualitas besi beton yang diminta ,
maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada /
dimintakan sertifikat dari laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi
Pengawas untuk melakukan percobaan, baik pada saat pemesanan
maupun secara periodik minimum masing – masing 2 ( dua ) contoh
percobaan ( stress – strain ) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton
besi. Pengelasan besi beton pada Laboratorium yang disetujui /
ditunjuk Direksi Pengawas dilakukan atas biaya pemborong.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 106
5. Admixture
Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pemborong
harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi
Pengawas mengenai hal tersebut.
e. Penyimpanan
1. Pengiriman dan penyimpanan bahan – bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
2. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah / utuh, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak. Segera
setelah diturunkan semen harus disimpan dalam gudang yang kering,
terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang
bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan baik ( belum mulai
mengeras ) dan tidak boleh ada bagian yang mulai mengeras. Jika
dijumpai semen yang tidak sesuai dengan persyaratan diatas maka Direksi
Pengawas wajib menolak semen yang tidak memenuhi syarat tersebut dan
semen tersebut harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
3. Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan – bantalan kayu dan dari lumpur atau zat – zat asing lainnya yang
dapat merusak besi – beton ( minyak dan lain – lain ).
4. Agregat harus ditempatkan dalam bak – bak yang cukup terpisah menurut
jenis dan gradasinya derta harus beralaskan lantai beton untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
f. Kualitas beton
1. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K – 350
( tegangan tekan hancur =karakteristik untuk silinder beton pada usia 28
hari, untuk semua beton umumnya kecuali dijelaskan lain pada gambar ).
2. Penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan – ketentuan yang terdapat
dalam PBI 1971. Mutu beton K-175 digunakan untuk kolom – kolom
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 107
praktis dan bagian – bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali
ditentukan lain.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuan yang disebut dalam pasal 4 dari PBI 1971. Mengingat bahwa
W/C factor adalah sekitar 0.52 – 0.55, maka pemasukkan adukan ke dalam
cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9. ayat 3 PBI 1971 tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa – masa pembetonan pendahulan harus
dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat
diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 benda uji
untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 benda uji tiap hari.
4. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data – data kualitas beton
yang dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik
beton tersebut dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas. Laporan tertulis
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat
rangkap 5 ( lima ). Penunjukkan Laboratorium harus dengan persetujuan
Direksi Pengawas dan Perencana Struktur. Selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump adalah sebagai berikut :
a). Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan
beton ( bekisting ). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas
kayu yang rata atau pelat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya.
b). Kemudian adukan tersebut ditusuk – tusuk 25 kali dengan besi
diamater 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat ( seperti
peluru ). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
beriktnya. Setiap lapisan ditusuk – tusuk 25 kali dan setiap tusukan
harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya
firatakn segera cetakan diangkat perlahan – lahan dan diukur
penurunnya ( nilai slump ).
5. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang
disetujui oleh Direksi Pengawas atas biaya Pemborong. Perawatan kubus
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 108
atap silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 ( tujuh ) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
6. Jika dianggap perlu, Maka digunakan juga pembuatan kubus atau silinder
percobaan untuk umur 3,7,14,21,28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya
tidak boleh kurang dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.1.4 PBI 1971.
7. Jika hasil kuat tekan benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton beton setempat dengan
cara - cara seperti ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah
beban biaya bagi Pemberi Tugas.
8. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah komponen adukan masuk kedalam mixer.
9. Penyampaian beton ( adukan ) dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan
komponen – komponen beton.
10. Pada penggunaan adukan beton ready mix, Pemborong harus mendapat
ijin lebih dahulu dari Direksi Lapangan dengan terlebih dahulu
mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi.
Dalam hal ini Pemborong tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan
yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini
serta menjamin homogenitas dan kualitas yang kontinyu pada setiap
pengiriman. Segala tes kubus yang dilakukan di lapangan harus tetap
dijalankan dan Direksi Lapangan akan menolak supply beton ready mix
bilamana diragukan kualitasnya, semua resiko dan biaya sebagai akibat
dari hal tesebut diatas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
11. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton. Minimum 2 ( dua ) hari
sebelum pengecoran dilakukan, Pemborong haurs memberitahukan kepada
Direksi Pengawas dan pengecoran baru dapat dilakukan setelah mendapat
izin tertulis dari Direksi Pengawas wajib memeriksa pembesian yang
terpasang pada daerah yang akan dicor.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 109
12. Untuk daerah basah yang pengecoran dan bila terpaksa dihentikan,
Pemborong harus memasang bahan additive yang menjamin tidak bocor.
g. Siar – siar konstruksi, pengecoran, dan pembongkaran acuan
1. Penempatan siar – siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam
gambar, harus mengikuti pasal 6 dari PBI 1971. Siar – siar tersebut
permukaannya harus dikasarkan dan harus dibasahi lebih dahulu dengan
air semen dari bonding agent tepat sebelum pengecoran dimulai. Letak
siar-siar tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Pengawas.
2. Apabila pengecoran terhenti lebih dari 1 jam maka pengecoran berikutnya
untuk daerah yang terhenti pengecorannya baru dapat dilakukan kembali
24 jam kemudian dengan memperhatikan syarat – syarat tersebut diatas.
3. Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar harus
mengikuti pasal 5.8 PBI 1971
4. Pembongkaran acuan baru dapat dilakukan apabila bagian konstruksi
dengan sistem acuan yang masih ada telah mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat sendiri dan lebar – lebar pelaksanaan yang bekerja
padanya.
5. Kekuatan ini harus dapat ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji
laboratorium dan dengan perhitungan-perhitungan yang harus disetujui
oleh Direksi Pengawas. Pembongkaran baru dapat dilakukan apabila telah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
6. Pada bagian – bagian konstruksi dimana akan bekerja beban rencana atau
terjadi keadaan yang lebih membahayakan daripada yang diperhitungkan,
maka acuan dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama
keadaan tersebut terus berlangsung.
7. Acuan – acuan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom – kolom
penunjang telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatannya ternyata
baik hasil pengecorannya.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 110
h. Penggantian besi.
1. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera pada gambar.
2. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
terdapat kekeliruan / kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka :
Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan
pada perencana konstruksi untuk sekedar informasi.
3. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sehingga
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan dengan
persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi.
4. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari pemborong.
5. Jika pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat, dengan catatan :
a). Harus ada persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
b). Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini
dimaksudkan adalah jumlah luas )
c). Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kekuatan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
mengakibatkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
i. Perawatan beton
1. Beton harus dilindungi dari pengarauh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya huan harus
diperhatikan.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 111
3. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan antara lain menutupinya dengan karung – karung
basah. Pada pelat – pelat atap pembasahan terus menerus dilakukan
dengan merendam ( menggenanginya ) dengan air.
4. Pada hari – hari pertama sesudah selesai pengecoran proses pengerasan
tidak boleh diganggu .
5. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagai tempat penimbunan bahan – bahan atau sebagai jalan
untuk mengangkut bahan - bahan yang berat.
6. Minimum 1 ( satu ) minggu setelah pengecoran selesai, baru dapat
dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan syarat acuan lantai yang
dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk memulai pekerjaan tersebut
harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
j. Tanggung jawab Pemborong.
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi seusai
dengan ketentuan – ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar – gambar
konstruksi yang diberikan. Kehadiran Direksi Pengawas selaku wakil Pemberi
Tugas atau perencana sejauh mungkin melihat / mengawasi / menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
k. Perbaikan permukaan beton.
1. Pada proyek ini permukaan beton yang dihasilkan merupakan hasil akhir
yang tidak akan mengalami finishing plesteran adalah pelat lantai didalam
kamar serta beberapa penampang beton sisi luar dengan ornamen. Apabila
terjadi ketidaksempurnaan dalam pengecoran sehingga terjadi keropos dan
lain – lain maka harus dilakukan hal – hal seperti langkah berikut.
2. Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran
adukan semen ( cement mortar ) setelah permukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 112
3. Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Direksi Pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti pemborong.
4. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah / retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain
– lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.
l. Contoh yang harus disediakan.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi, semen untuk mendapat persetujuan Direksi
Pengawas.
2. Contoh – contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas dipakai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim
oleh pemborong ke lapangan.
3. Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh –
contoh yang telah disetujui Direksi Pengawas.
Pasal 7
Pekerjaan Struktur Baja
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Pemborong harus dapat menyediakan segala pekerja, material, peralatan,
dan lain-lain. Alat yang sewaktu-waktu diperlukan untuk mengadakan,
membuat, melakukan pemasangan (erection) dari seluruh pekerjaan
konstruksi baja sesuai gambar rencana dan hal-hal yang dijelaskan pada
proses tender.
2. Perubahan ukuran/dimensi profil baja dari rencananya harus disetujui
perencana.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 113
b. Standar
Semua material dan mutu pelaksanaan pekerjaan harus dari kualitas nomor
satu dan harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam peraturan ataupun
standar yang berlaku di Indonesia dalam hal ini mengikuti peraturan-peraturan
di bawah ini sesuai edisi yang terakhir.
1. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung.
2. AISC Spesification for Design, Fabrication, and Erection of Structural
Steel for Buildings.
c. Pendetailan
1. Pemborong harus menyerahkan secara lengkap detail gambar kerja dan
time schedule dari semua pekerjaan konstruksi baja dan lainnya yang
tercakup dalam kontrak ini.
2. Pemborong harus menyerahkan sertifikat pabrik dalam rangkap 3 (tiga)
yang menjelaskan untuk setiap tipe material mengenai hasil tes kimiawi
dan fisik yang ditentukan dalam spesifikasi produsen yang tentunya harus
memenuhi spesifikasi teknis ini.
3. Bila ternyata ada hal-hal yang diragukan, maka pengawas berhak untuk
meminta tes-tes tambahan. Dalam hal ini kontraktor harus mengambil
contoh benda uji di lapangan dan menyelenggarakan tes pada laboratorium
yang disetujui pengawas. Segala biaya yang timbul karena hal ini
sepenuhnya menjadi tanggungan pihak pemborong.
Pasal 7.1
Pabrifikasi dan Pemasangan Struktur Baja
a. Kecuali dinyatakan lain, maka semua konstruksi baja harus dipabrifikasi dan
dipasang sesuai ketentuan-ketentuan dalam AISC Spesification for the Design,
Fabrification, and Erection of Structural Steel for Buildings.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 114
b. Persiapan
1. Semua bahan baja pada saat dipabrifikasi harus diletakkan sedemikian
sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung.
2. Sebelum diberi tanda untuk proses pabrifikasi, material yang mempunyai
deformasi agar dibetulkan terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak
memperlemah material itu. Perbaikkan ini harus dilakukan dengan cara
mekanis atau dipanaskan dengan tidak melebihi 650 oC.
3. Semua material baja harus bersih dari sisa-sisa produksi, benda-benda
asing lainnya, dan harus terjaga agar tetap bersih.
c. Marking dan Pemotongan
1. Penandaan-penandaan yang diperlukan baik untuk lubang bor, garis, tanda
potong, overlapping, dan lain-lain, harus dibuat dengan teliti pada bahan
baja dengan menggunakan template dan penggaris.
2. Perapian ujung-ujung profil harus dilakukan dengan cutter atau alat
mekanis lain yang dapat menghasilkan hasil yang setaraf.
3. Hasil pemotongan yang kurang baik harus dikoreksi sehingga halus dan
baik.
d. Pembengkokan
Pembengkokkan dari material baja dapat dilakukan pada temperatur normal
dengan dipanaskan tidak melebihi 650 oC
e. Lubang-lubang Baut
1. Lubang baut harus dibor atau di-punch. Ketidakrapian sekitar lubang harus
segera dihaluskan.
2. Posisi lubang harus teliti dan harus tepat bertemu dengan lubang
pasangannya pada batang lain.
3. Toleransi dari lubang baut mengikuti standar SNI 03-1729-2002
f. Pemasangan
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 115
1. Pelaksanaan pemasangan (erection) dialkukan oleh crew yang khusus ahli
untuk pekerjaan tersebut dan dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk
dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang cepat.
2. Dalam erection harus dilakukan langkah-langkah yang baik agar tidak
terjadi tegangan-tegangan yang berlebihan pada profil-profil baja.
3. Dalam pelaksanaan erection, bilamana perlu harus dilakukan pembautan
atau kabel-kabel pengaku harus diadakan untuk menjamin keselamatan
pekerja dan konstruksi, maka keseluruhan hal tersebut harus menjadi
tanggungan pemborong.
4. Baut atau las permanen tidak boleh dipasang sebelum batang-batang yang
diikatnya sudah benar pada posisi yang seharusnya.
5. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kestabilan konstruksi.
Pasal 7.2
Pengelasan Struktur Baja
a. Umum
1. Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikasi baik.
2. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuannya oleh pengawas.
3. Pengelasannya tidak diperkenankan bila permukaan bajanya basah.
4. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh kurang dari yang dinyatakan
dalam gambar detail, serta penyimpangan yang ada harus dengan
persetujuan pengawas.
b. Penggabungan
1. Bagian yang digabungkan dengan las harus diletakkan pada posisi yang
serapat mungkin dan posisi yang dikehendaki.
2. Bagian yang digabungkan dengan las harus dipegang pada posisi yang
benar dengan bantuan baik baut, clamp, kabel atau alat bantu lain.
BAB 4 Rencana Kerja dan Syarat
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG 116
Pasal 7.3
Pengecatan Struktur Baja
a. Semua pekerjaan baja diberi cat dasar tipe Zink Cromate dan cat finish tipe
Synthetic Enamel yang setaraf produk.
b. Masing-masing pengecatan dilakukan 2 (dua) kali.
c. Prosedur dan ketentuan lain dari pengecatan mengikuti ketentuan pabrik.
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
117
BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan NO. Uraian Pekerjaan Harga
Satuan Upah kerja
Harga Bahan Jumlah
1 Membersihkan lahan per 1 m2
0,005 mandor 40.000,00 200,00 200,00 0,05 kep tk kayu 45.000,00 2.250,00 2.250,00 0,05 tk kayu 35.000,00 1.750,00 1.750,00 0,05 pekerja 25.000,00 1.250,00 1.250,00 5.450,00 0,00 5.450,00
2 Pemasangan bouwplank 0,004 m3 kayu 400.000,00 1.600,00 1.600,00 0,02 kg paku 8.000,00 160,00 160,00 0,005 mandor 40.000,00 200,00 200,00 0,05 kep tk kayu 45.000,00 2.250,00 2.250,00 0,05 tk kayu 35.000,00 1.750,00 1.750,00 0,05 pekerja 25.000,00 1.250,00 1.250,00 5.450,00 1.760,00 7.210,00
3 Galian tanah biasa sedalam 1 m, per m3 0,04 mandor 40.000,00 1.600,00 1.600,00 0,4 pekerja 25.000,00 10.000,00 10.000,00 11.600,00 0,00 11.600,00
4 Mengurug tanah kembali per m3 0,019 mandor 40.000,00 760,00 760,00 0,1920 pekerja 25.000,00 4.800,00 4.800,00 5.560,00 0,00 5.560,00
5 Urugan pasir per m3 1,3 pasir urug 50.000,00 65.000,00 65.000,00 0,06 mandor 40.000,00 2.400,00 2.400,00 0,3 kep tk batu 40.000,00 12.000,00 12.000,00 0,3 tk batu 30.000,00 9.000,00 9.000,00 0,6 pekerja 25.000,00 15.000,00 15.000,00 38.400,00 65.000,00 103.400,00
6 Perataan dan pemadatan tanah per m2 0,0063 mandor 40.000,00 252,00 252,00 0,25 pekerja 25.000,00 6.250,00 6.250,00 6.502,00 0,00 6.502,00
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
118
NO. Uraian Pekerjaan Harga Satuan
Upah kerja
Harga Bahan Jumlah
7 Pekerjaan beton 1 pc : 2 ps : 3 kr per m3 6,8 zak pc 27.500,00 187.000,00 142.800,00 0,82 m3 kerikil 125.000,00 102.500,00 94.300,00 0,54 m3 pasir beton 160.000,00 86.400,00 41.850,00 1 mandor 40.000,00 40.000,00 40.000,00 0,035 kep tk batu 40.000,00 1.400,00 1.400,00 0,35 tukang batu 30.000,00 10.500,00 10.500,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 101.900,00 375.900,00 380.850,00
8 Pekerjaan tulangan besi 105 kg besi 7.000,00 735.000,00 735.000,00 1,5 kg kawat besi 6.000,00 9.000,00 9.000,00 0,03 mandor 40.000,00 1.200,00 1.200,00 0,07 kep tk besi 40.000,00 2.800,00 2.800,00 0,7 tukang besi 35.000,00 24.500,00 24.500,00 0,7 pekerja 25.000,00 17.500,00 17.500,00 46.000,00 744.000,00 790.000,00 Tulangan 100 kg 43.809,52 708.571,43 752.380,95
9 Pekerjaan 10m2 cetakan beton 0,09 m3 kayu cetakan 400.000,00 36.000,00 36.000,00 10 m2 multipleks 50.000,00 500.000,00 420.000,00 4 kg paku 8.000,00 32.000,00 32.000,00 0,1 mandor 40.000,00 80.000,00 4.000,00 0,5 kep tk kayu 45.000,00 90.000,00 22.500,00 5 tukang kayu 35.000,00 70.000,00 175.000,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 568.000,00 290.000,00 739.500,00 Bongkar begesting per 10 m2 1/5 * 1/3 * 1/10 * 218.050,00 4.361,00 0,00 4.361,00 572.361,00 290.000,00 743.861,00
10 Pekerjaan tiang pancang per m1 1 m1 350.000,00 0,00 350.000,00 350.000,00 0,00 350.000,00 350.000,00
11 Tiang perancah per m3 beton 7,5 paku 8.000,00 60.000,00 60.000,00 0,7 kayu perancah 750.000,00 525.000,00 525.000,00 0,175 mandor 40.000,00 7.000,00 7.000,00 1,05 kepala tukang 45.000,00 47.250,00 47.250,00 10,5 tk kayu 35.000,00 367.500,00 367.500,00 3,5 pekerja 25.000,00 87.500,00 87.500,00 509.250,00 585.000,00 1.094.250,00
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
119
NO. Uraian Pekerjaan Harga Satuan
Upah kerja
Harga Bahan Jumlah
12 Pekerjaan beton balok dan pelat readymix per m3
1 m3 beton readymix K-350 430.000,00 430.000,00 430.000,00 upah kerja 20.000,00 20.000,00 20.000,00 20.000,00 430.000,00 450.000,00
13 Pekerjaan beton kolom readymix per m3 1 m3 beton readymix K-350 430.000,00 430.000,00 430.000,00 upah kerja 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00 430.000,00 480.000,00
14 Pekerjaan profil baja atap per 100 kg baja 100 kg baja profil 7.500,00 750.000,00 750.000,00 0,2 mandor 40.000,00 8.000,00 8.000,00 2 kep tukang besi 40.000,00 80.000,00 80.000,00 6 tukang besi 35.000,00 210.000,00 210.000,00 2 pekerja 25.000,00 50.000,00 50.000,00 348.000,00 750.000,00 1.098.000,00
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
120
5.2. Rencana Anggaran Biaya
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)
JUMLAH (Rupiah)
1 2 3 4 5 6
I Pekerjaan persiapan a. Pembersihan lahan 2000,00 m2 5.450,00 10.900.000,00 b. Pemasangan bouwplank 180,00 m 7.210,00 1.297.800,00 c. Direksi keet 1,00 Ls 2.000.000,00 2.000.000,00 d. Pagar 180,00 m' 100.000,00 18.000.000,00 JUMLAH 32.197.800,00 II Pekerjaan tanah a. Galian pondasi 653,84 m3 11.600,00 7.584.590,40 b. Urugan Tanah kembali 435,90 m3 5.560,00 2.423.581,76 c. Urugan Pasir urug 48,55 m3 103.400,00 5.020.276,80 d. Pemadatan tanah 813,00 m2 6.502,00 5.286.126,00 JUMLAH 20.314.574,96 III Pekerjaan pondasi
1 Pemancangan 4704,00 m 350.000,00 1.646.400.000,00 2 Cutting Pile 168,00 bh 20.000,00 3.360.000,00 3 Pile cap
a. Pekerjaan beton 592,74 m3 450.000,00 266.732.550,00 b. Pekerjaan tulangan 93068,15 100 kg 752.380,95 700.227.062,24 c. Bekisting 532,78 10 m2 743.861,00 39.631.426,36
4 Tie Beam a. Pekerjaan beton 61,11 m3 450.000,00 27.497.250,00 b. Tulangan 10613,79 100 kg 752.380,95 79.856.134,29 c. Bekisting 420,20 10 m2 743.861,00 31.257.039,22
5 Lantai Kerja a. Pekerjaan beton 24,28 m3 380.850,00 9.245.514,60
6 Pondasi tangga m3 a. Pekerjaan beton 0,85 m3 450.000,00 382.500,00 b. Tulangan 28,64 100 kg 752.380,95 215.497,99 c. Bekisting 3,20 10 m2 743.861,00 238.035,52 JUMLAH 2.805.043.010,21 IV Pekerjaan Lantai 1
1 Kolom Struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 m2 743.861,00 33.777.240,29
2 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
121
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)
JUMLAH (Rupiah)
1 2 3 4 5 6
d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 458.924.131,04 V Pekerjaan Lantai 2
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 10 m2 743.861,00 33.777.240,29
2 Balok a. Pekerjaan beton 66,01 m3 450.000,00 29.703.600,00 b. Tulangan 16689,36 100 kg 752.380,95 125.567.552,31 c. Bekisting 634,57 10 m2 743.861,00 47.203.187,48 d. Perancah 66,01 m3 1.094.250,00 72.229.254,00
3 Plat lantai a. Pekerjaan beton 98,91 m3 450.000,00 44.509.500,00 b. Tulangan 7708,97 kg 752.380,95 58.000.857,64 c. Bekisting 813,00 m2 743.861,00 60.475.899,30 d. Perancah 98,91 m3 1.094.250,00 108.232.267,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 1.006.946.255,27 VI Pekerjaan Lantai 3
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 113,52 m3 480.000,00 54.489.600,00 b. Tulangan 47743,11 100 kg 752.380,95 359.210.038,63 c. Bekisting 454,08 10 m2 743.861,00 33.777.240,29
2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
122
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)
JUMLAH (Rupiah)
1 2 3 4 5 6 4 Tangga
a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 994.214.211,38 VII Pekerjaan Lantai 4
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20
2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 725.141.307,96 VIII Pekerjaan Lantai 5
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20
2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
123
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)
JUMLAH (Rupiah)
1 2 3 4 5 6
c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 725.141.301,96 IX Pekerjaan Lantai 6
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 55,62 m3 480.000,00 26.699.904,00 b. Tulangan 17020,63 100 kg 752.380,95 128.059.997,30 c. Bekisting 317,86 10 m2 743.861,00 23.644.068,20
2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37 d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 720.400.949,52 X Pekerjaan Lantai 7
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 28,38 m3 480.000,00 13.622.400,00 b. Tulangan 8918,98 100 kg 752.380,95 67.104.726,23 c. Bekisting 227,04 10 m2 743.861,00 16.888.620,14
2 Balok a. Pekerjaan beton 64,97 m3 450.000,00 29.237.850,00 b. Tulangan 16147,51 100 kg 752.380,95 121.490.801,38 c. Bekisting 704,65 10 m2 743.861,00 52.416.165,37
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
124
No. URAIAN PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN (Rupiah)
JUMLAH (Rupiah)
1 2 3 4 5 6
d. Perancah 64,97 m3 1.094.250,00 71.096.705,25 3 Plat Lantai
a. Pekerjaan beton 94,59 m3 450.000,00 42.565.500,00 b. Tulangan 7320,75 100 kg 752.380,95 55.079.951,14 c. Bekisting 777,00 10 m2 743.861,00 57.797.999,70 d. Perancah 94,59 m3 1.094.250,00 103.505.107,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00
4 Tangga a. Pekerjaan beton 4,33 m3 480.000,00 2.079.386,95 b. Tulangan 260,02 100 kg 752.380,95 1.956.358,26 c. Bekisting 35,91 10 m2 743.861,00 2.671.154,46 d. Perancah 4,33 m3 1.094.250,00 4.740.352,44 JUMLAH 644.353.078,84 XI Pekerjaan Lantai 8
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 24,83 m3 480.000,00 11.919.600,00 b. Tulangan 7804,11 100 kg 752.380,95 58.716.635,45 c. Bekisting 198,66 10 m2 743.861,00 14.777.542,63
2 Balok a. Pekerjaan beton 43,26 m3 450.000,00 19.466.775,00 b. Tulangan 9811,74 100 kg 752.380,95 73.821.688,88 c. Bekisting 429,15 10 m2 743.861,00 31.922.794,82 d. Perancah 43,26 m3 1.094.250,00 47.336.707,88
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 34,11 m3 450.000,00 15.349.500,00 b. Tulangan 2595,54 100 kg 752.380,95 19.528.346,31 c. Bekisting 309,00 10 m2 743.861,00 22.985.304,90 d. Perancah 34,11 m3 1.094.250,00 37.324.867,50 e. Sewa Concrete Pump 2,00 hr 1.050.000,00 2.100.000,00 JUMLAH 355.249.763,36 XII Pekerjaan Lantai 9
1 Ring balk dan Talang a. Pekerjaan beton 25,58 m3 450.000,00 11.510.100,00 b. Tulangan 4917,25 100 kg 752.380,95 36.996.479,91 c. Bekisting 214,60 10 m2 743.861,00 15.963.257,06 d. Perancah 25,58 m3 1.094.250,00 27.988.726,50 e. Sewa Concrete Pump 1,00 hr 1.050.000,00 1.050.000,00 JUMLAH 93.508.563,47 XIII Pekerjaan Atap
1 Plat 9211,83 100 kg 1.098.000,00 101.145.926,00 2 Baut 172,83 100 kg 1.098.000,00 1.897.693,64
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
125
3 Double Siku 100.100.10 1960,93 100 kg 1.098.000,00 21.530.983,82 4 Double Siku 90.90.9 1327,47 100 kg 1.098.000,00 14.575.667,27 5 Double Siku 80.80.8 1386,53 100 kg 1.098.000,00 15.224.097,20 6 Double Siku 70.70.7 6154,71 100 kg 1.098.000,00 67.578.670,08 7 Double Siku 60.60.6 880,94 100 kg 1.098.000,00 9.672.716,37 8 Double Siku 50.50.5 7848,94 100 kg 1.098.000,00 86.181.360,50 9 Double Siku 30.30.3 1580,69 100 kg 1.098.000,00 17.355.994,87
10 Gording 3504,38 100 kg 1.098.000,00 38.478.106,67 11 Jarum gording 436,17 100 kg 1.098.000,00 4.789.144,11 12 Ikatan Angin 75,72 100 kg 1.098.000,00 831.424,57
JUMLAH 379.261.785,10
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
126
5.3. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
NO URAIAN PEKERJAAN HARGA TOTAL (Rp)
I. Pekerjaan Persiapan 32.197.800,00
II. Pekerjaan Tanah 20.314.574,96
III. Pekerjaan Pondasi 2.805.043.010,21
IV. Pekerjaan Lantai 1 458.924.131,04
V. Pekerjaan Lantai 2 1.006.946.255,27
VI. Pekerjaan Lantai 3 994.214.211,38
VII Pekerjaan Lantai 4 725.141.307,96
VIII Pekerjaan Lantai 5 725.141.301,96
IX Pekerjaan Lantai 6 720.400.949,52
X Pekerjaan Lantai 7 644.353.078,84
XI Pekerjaan Lantai 8 355.249.763,36
XII Pekerjaan Lantai 9 93.508.563,47
XIII Pekerjaan Atap 379.261.785,10
TOTAL ( A ) 8.960.696.733
Jasa Pemborong ( 10% ) 896.069.673
TOTAL ( B ) 9.856.766.406
PPN 10% x ( B ) 985.676.641
Jumlah Biaya 10.842.443.047
Dibulatkan 10.842.000.000
Terbilang: SEPULUH MILYAR DELAPAN RATUS EMPAT PULUH DUA JUTA RUPIAH
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
127
5.4. Prosentase Bobot Pekerjaan
No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rupiah)
BOBOT ( % )
BOBOT ( % )
1 2 3 4 5 I Pekerjaan persiapan a. Pembersihan lahan 10.900.000,00 0,14 b. Pemasangan bouwplank 1.297.800,00 0,02 c. Direksi keet 2.000.000,00 0,03 0,18 II Pekerjaan tanah a. Galian 7.584.590,40 0,10 b. Urugan Tanah 2.423.581,76 0,03 c. Urugan Pasir urug 5.020.276,80 0,06 d. Pemadatan tanah 5.286.126,00 0,07 0,26 III Pekerjaan pondasi
1 Pemancangan 1.646.400.000,00 21,24 21,24 2 Cutting Pile 3.360.000,00 0,04 0,04 3 Pile cap
a. Pekerjaan beton 266.732.550,00 3,44 b. Pekerjaan tulangan 700.227.062,24 9,03 c. Bekisting 39.631.426,36 0,51 12,99
4 Tie Beam a. Pekerjaan beton 27.497.250,00 0,35 b. Tulangan 79.856.134,29 1,03 c. Bekisting 31.257.039,22 0,40 1,79
5 Lantai Kerja a. Pekerjaan beton 9.245.514,60 0,12 0,12
6 Pondasi tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 972.000,00 0,01 b. Tulangan 2.159.990,88 0,03 c. Bekisting 905.774,03 0,01 0,05 IV Pekerjaan Lantai 1
1 Kolom Struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77
2 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 V Pekerjaan Lantai 2
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.703.600,00 0,38
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
128
No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rupiah)
BOBOT ( % )
BOBOT ( % )
1 2 3 4 5 b. Tulangan 125.567.552,31 1,62 c. Bekisting 47.203.187,48 0,61 2,61
3 Plat lantai a. Pekerjaan beton 44.509.500,00 0,57 b. Tulangan 58.000.857,64 0,75 c. Bekisting 60.475.899,30 0,78 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,13
4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VI Pekerjaan Lantai 3
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 54.489.600,00 0,70 b. Tulangan 359.210.038,63 4,63 c. Bekisting 33.777.240,29 0,44 5,77
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03
4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VII Pekerjaan Lantai 4
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03
4 Tangga tipe 1
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
129
a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 VIII Pekerjaan Lantai 5
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03
4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 IX Pekerjaan Lantai 6
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 26.699.904,00 0,34 b. Tulangan 128.059.997,30 1,65 c. Bekisting 23.644.068,20 0,31 2,30
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57 c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03
4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 X Pekerjaan Lantai 7
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 13.622.400,00 0,18 b. Tulangan 67.104.726,23 0,87 c. Bekisting 16.888.620,14 0,22 1,26
2 Balok a. Pekerjaan beton 29.237.850,00 0,38 b. Tulangan 121.490.801,38 1,57
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
130
c. Bekisting 52.416.165,37 0,68 2,62 3 Plat Lantai
a. Pekerjaan beton 42.565.500,00 0,55 b. Tulangan 55.079.951,14 0,71 c. Bekisting 57.797.999,70 0,75 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 2,03
4 Tangga tipe 1 a. Pekerjaan beton 2.079.386,95 0,03 b. Tulangan 1.956.358,26 0,03 c. Bekisting 2.671.154,46 0,03 0,09 XI Pekerjaan Lantai 8
1 Kolom struktur a. Pekerjaan beton 11.919.600,00 0,15 b. Tulangan 58.716.635,45 0,76 c. Bekisting 14.777.542,63 0,19 1,10
2 Balok a. Pekerjaan beton 19.466.775,00 0,25 b. Tulangan 73.821.688,88 0,95 c. Bekisting 31.922.794,82 0,41 1,62
3 Plat Lantai a. Pekerjaan beton 15.349.500,00 0,20 b. Tulangan 19.528.346,31 0,25 c. Bekisting 22.985.304,90 0,30 d. Sewa Concrete Pump 2.100.000,00 0,03 0,77 XII Pekerjaan Lantai 9
1 Ring balk dan Talang a. Pekerjaan beton 11.510.100,00 0,15 b. Tulangan 36.996.479,91 0,48 c. Bekisting 15.963.257,06 0,21 d. Sewa Concrete Pump 1.050.000,00 0,01 0,85 XIII Pekerjaan Atap
1 Plat 101.145.926,00 1,30 2 Baut 1.897.693,64 0,02 3 Double Siku 100.100.10 21.530.983,82 0,28 4 Double Siku 90.90.9 14.575.667,27 0,19 5 Double Siku 80.80.8 15.224.097,20 0,20 6 Double Siku 70.70.7 67.578.670,08 0,87 7 Double Siku 60.60.6 9.672.716,37 0,12 8 Double Siku 50.50.5 86.181.360,50 1,11 9 Double Siku 30.30.3 17.355.994,87 0,22
10 Gording 38.478.106,67 0,50 11 Jarum gording 4.789.144,11 0,06 12 Ikatan Angin 831.424,57 0,01 4,89
7.751.335.450,69 100,00 100,00
Pembebanan Jurai (DS 60.60.6) Beban MerataBerat penutup atap (genteng) = 50 x 2,21 = 110,50 kg/mBerat sendiri = 19,09 kg/m +
129,59 kg/mBeban TerpusatBerat gording = 9,27 x 3,125 = 28,97 kg Besar gaya pada titik buhul kuda-kuda baja Beban matiBerat penutup atap = 50 x 2,21 x 3,125 = 345,31 kgBerat gording = 9,27 x 3 = 27,81 kgBerat plafond & penggantung = 18 x 3 x 3,125 = 168,75 kgBerat talang AC = 10 x 3 x 3,125 = 93,75 kg +
635,62 kgBeban hidup = 100,00 kgBeban angin tekan = 25,413 x 3 = 76,24 kgBeban angin hisap = -20,33 x 3 = -60,99 kg Reaksi RJr = 258,78 kgRAv = 1112,65 kg RIv = 6328,42 kgRAh = -134,32 kg RIh = 241,78 kgRBv = 1156,07 kg RJv = 6489,25 kgRBh = 0,00 kg RJh = 0,00 kgRCv = 2355,78 kg RKv = 10101,16 kgRCh = -268,64 kg RKh = 483,56 kgRDv = 2362,40 kg RLv = 10342,94 kgRDh = 0,00 kg RLh = 0,00 kgREv = 3622,46 kg RMv = 14037,75 kgREh = 402,96 kg RMh = 725,33 kgRFv = 3545,17 kg RNv = 14219,08 kgRFh = 0,00 kg RNh = 0,00 kgRGv = 4895,03 kg ROv = 13282,24 kgRGh = -537,28 kg ROh = 967,11 kgRHv = 4722,06 kg RPv = 13282,24 kgRHh = 0,00 kg RPh = 0,00 kg
Kombinasi Pembebanan COMB1 U = 1,4 DCOMB2 U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 LaCOMB3 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 LWCOMB4 U = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 RWCOMB5 U = 1,2 D + 1,3 LW + 0,5 LaCOMB6 U = 1,2 D + 1,3 RW + 0,5 LaCOMB7 U = 0,9 D - 1,3 LWCOMB8 U = 0,9 D - 1,3 RW