contoh laporan penelitian sekolah pkn
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN
MELALUI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PADA SISWA KELAS ……………………..
TAHUN ………………..
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH
………………………
NIP : ………………..
DINAS PENDIDIKAN KOTA ……………………
………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH
BERJUDUL :
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI
METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
PADA SISWA KELAS ………………………..
TAHUN …………………..
OLEH
…………………………..
TELAH DISETUJUI,
Pengelola Perpustakaan Ketua PGRIKota
………………………… …………………………NIP : …………………. NIP : ………………….
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
karya ilmiah dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui
Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAI (Student Teams Achievement
Division ) Pada siswa Kelas ……………………………………. Tahun …………….,
penyusunan karya ilmiah ini kami susun untuk memenuhi persyaratan kenaikan
golongan profesi guru dari IVa ke IVb.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, untuk ityu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya
kepada :
1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan Kota …………………..
2. Yth. Ketua PGRI Kota …………………..
3. yth. Rekan-rekan Guru …………………..
4. Semua pihak yang telah banyak membantu, sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis
harapkan.
…………, Desember 2005
Penulis
ABSTRAK
.........., ………, 2005. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAI (Student Teams Achievement Division ) Pada siswa Kelas ……………………………………. Tahun …………….,
Kata Kunci : PKn, metode pembelajaran kooperatif
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan : (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TAI ? (b) Bagaimanakah pengaruh Metode Pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar PKn?.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif. (c) memberikan gambaran metode pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran . setiap putaran terdiri dari empat tahap, yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas …………... …………………….…….. tahun pelajaran …………….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, yaitu siklus I (68,42%), siklus II (81,58%), siklus III (94,74%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa …………………
………., serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran PKn.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................
Halaman Pengesahan .......................................................................................
Kata pengantar .................................................................................................
Abstrak ............................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Lampiran................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................
E. Penjelasan istilah................................................................
F. Batasan Masalah.................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Menarik Minat dan Perhatian Siswa...................................
B. Membangkitkan Motivasi Siswa........................................
C. Definisi Pembelajaran.........................................................
D. Pembelajaran Kooperatif....................................................
E. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif.............................
F. Metode Team Assisted Individualization...........................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian..............................
B. Rancangan Penelitian..........................................................
C. Alat Pengumpil Data...........................................................
D. Analisis Data.......................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian Persiklus......................................
B. Pembahasan........................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan.............................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pembelajaran 1............................................................
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran 2............................................................
Lampiran 3. Rencana Pembelajaran 3............................................................
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran
Kooperatif Model TAI................................................................
Lampiran 5. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru dalam KBM....
Lampiran 6. Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I..............
Lampiran 7. Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II.............
Lampiran 8. Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III...........
Lampiran 9. Penelitian Cooperatif Learning Pada Siklus I............................
Lampiran 10. Penelitian Cooperatif Learning Pada Siklus II...........................
Lampiran 11. Penelitian Cooperatif Learning Pada Siklus III.........................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas
dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan
kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan
sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang
berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga
memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran
dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan
menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi
hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang
memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah
subyek utama dalam belajar.
Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu belajar.
Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar-
mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai
subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan
belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif, sehingga
siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan
belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun
kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan
memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus.
Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan
siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh
pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran PKn tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui
pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan
kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok
kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk
itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secaraa langsung dalam
pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.
(Felder, 1994:2).
Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini
siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan
komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan
mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya
dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka
lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).
Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock memperkenalkan
suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer selama tiga kali, yang
pertama siswa bekerja secaraa individu, dan dua kali secaraa kelompok. Dalam
kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam
kelas yang bekerja secaraa kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat
nilai C atau lebih baik (Felder, 199: 14).
Berasarkan paparan tersebut di atas, maka peneliti ingin mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn
Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAI (Student Teams
Achievement Division) Pada Siswa Kelas ………………………………….
Tahun Pelajaran ……………………
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PKn dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif model TAI pada siswa kelas
…………………………… tahun pelajaran 2005/ 2006?.
2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model TAI terhadap
motivasi belajar PKn pada siswa kelas …….………………….. ……………
tahun pelajaran 2005/ 2006?.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model TAI pada siswa kelas ………………..
………………..tahun pelajaran 2005/ 2006.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar PKn setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model TAI pada siswa kelas……………..…
…………………..tahun pelajaran …………………..
3. Memberikan gambaran tentang metode pembelajaran yang tepat dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadikan siswa menjadi aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru PKn
dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn.
2. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan
pemahaman siswa belajar PKn.
3. Proses belajar mengajar PKn tidak lagi monoton.
4. Ditemukannya strategi pembelajaran yang tepat, tidak konvesional tetapi
variatif.
5. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok
meningkat.
6. Menjadikan bahan ajar lebih menarik, sehingga proses pembelajaran sesuai
dengan tujuan dan prestasi akademik siswa semakin meningkat.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap tujuan ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran kooperatif adalah :
Suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkkan siswa ke dalam
kelompok –kelompok kecil untuk bekerja sama dalam pemechan masalah
dengan kemampuan siswa dalam setiap kelompok yang heterogen.
2. Motivasi belajar adalah :
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalan diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prtestasi belajar adalah :
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang
meliputi :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas ……………………………..
………….. Tahun Pelajaran ……….
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil tahun
pelajaran …………..
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan …………………..
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian
siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar, sebab dengan
minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya, seorang anak
menaruh minat dalam bidang kesenian, maka ia akan berusaha untuk
mengetahui lebih banyak tentang kesenian.
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa,
baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat
afektif seperti motivasi, rasa percaya diri, dan minatnya.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Ovide Declory (1871-1932)
mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki
oleh setiap orang yaitu minat terhadap makanan, perlindungan terhadap pengaruh
iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya
dan musuh, bekerja sama dalam olah raga (dalam. Mursela dan Usman, M. Uzer,
2005:27).
Mursell dalam bukunya Succesfull Teaching (dalam Uzer, M. Usman,
2005:29), meberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan
pelajran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah
bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakekatnya
setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha
membangkitkan minat terhadap belajar.
B. Membangkitkan motivasi siswa
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya dalam
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan
kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan
motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. (Uzer. M. Usman, 2005:28-29).
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau
melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula
timbul akibat pengaruh dari luar. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Motivasi intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan
sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan
negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar, tanpa ada suruhan dari orang lain.
2. Motivasi ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar
mendapat peringkat pertama dikelasnya.
Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa cara
membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik.
- Kompetisi (persaingan): Guru berusaha menciptakan persaingan diantara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang
lain.
- Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat) : Pada awal kegiatan
belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada
siswa TIK yang akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa
berusaha untuk mencapai TIK tersebut.
- Tujuan yang jelas : Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan.
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu
perbuatan.
- Kesempurnaan untuk sukses : Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan
akan membawa efek sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan
usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
- Minat yang besar : Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang
besar.
- Mengadakan penilaian atau tes : Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.
Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan
lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai
yang baik, jadi angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi
siswa.
C. Definisi pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup
belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996: 14).
Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68)
mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan
seseorang yang dengan sengaja dilakukan, sehingga memungkinkan dia belajar
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan
belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang
bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan
dalam kebisaaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-
lain. (Soetomo, 1993: 120).
Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
D. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa
untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.
(Felder, 1994: 2).
Wahyuni (2001: 8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8)
mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktifitas di
kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerja sama dalam
proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan
siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerjasama dalam
memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah
hiterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya sebagai objek belajar
tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secaraa maksimal
dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif
merupakan metode alernatif dalam mendekati permasalahan, mampu
mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial,
serta perolehan kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling
memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang
pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996: 4). Dalam pembelajaran
kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran
yaitu dengan kerjasama.
Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan.
Unsur-unsur tersebut sebagai berikut :
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahawa mereka “tenggelam atau berenang
bersama”.
2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
sekelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan
yang sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya
diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluuh anggota kelompok.
6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secaraa individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (199: 2) menambahkan unsur-
unsur alam pembelajran kooperatif sebagai berikut :
1. Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada
anggota yang gagal mengerjakan tugasnya, maka setiap anggota harus
menerima konsekuensinya.
2. Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggungjawab melakukan
pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
3. Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap-tiap
individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secaraa interaktif, anggota
kelompok saling memberikan timbal balik.
4. Manfaat dari penggabungan keahlian yang tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan
pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan,
komunikasi dan koflik manajemen keahlian.
5. Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok , secaraa periodik menilai apa yang
mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidenifikasi
perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di
waktu selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson,
Johnson dalam Wahyuni (2001: 10) menyebutkan peranan guru dalam
pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
1. Menetukan objek pembelajaran.
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.
5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara mendiskusikan
cara kerjasama.
E. Keterampilan-keterampilan kooperatif
Pembelajaran kooperatif akan terlaksana dengan baik jika siswa memiliki
keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan-keterampilan kooperatif
yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996: 25) adalah
keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.
1. Keterampilan kooperatif tingkat awal
Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Menggunakan kesepakatan
Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki
kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk
mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.
- Menghargai kontribusi
Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal
apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat
lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang
berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak
terhadap pelaku.
- Menggunakan suara pelan
Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota
kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi
oleh suara keras dalam ruangan.
- Mengambil giliran dan berbagi tugas
Setiap anggota kelompok harus bias menggantikan seseorang yang
mengemban tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam
kelompok.
- Berada dalam kelompok
Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota
kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.
- Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi
tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktu.
- Mendorong partisipasi
Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok, karena
jika satu atau dua anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya
memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak
akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau
kerang imajinatif.
- Mengundang orang lain untuk berbicara
Maksud dari mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang
lain untuk berbicara agar hasil kelompok bisa maksimal.
- Menyelesaikan tugas tepat waktunya
Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang
direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.
- Menyebutkan nama dan memandang bicara
Memanggil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak
mata akan memberikan bahwa mereka telah memberikan kontribusi
penting kelompok.
- Mengatasi gangguan
Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan
karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan.
Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan
tugas belajar yang diberikan.
- Menolong tanpa memberi jawaban
Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep dalam
memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya.
- Menghormati perbedaan individu
Bersikap menghormati perbedaan terhadap budaya unik, pengalaman
hidup serta suku bangsa / ras dari semua siswa dapat menghindari
permusuhan dalam kelompok. Ketegangan dapat dikurangi, rasa memiliki
dan persahabatan dapat dikembangkan serta masing-masing individu
anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan
toleransi.
2. Keterampilan koooperatif menengah
Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi :
- Menunjukkan penghargaan dan simpati
Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap
usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.
- Menggunakan pesan “saya”
Dalam berbicara perlu menggunakan kata “saya” agar orang lain tidak
merasa terancam atau merasa bersalah, sehingga permusuhan dapat
dihindari.
- Menggunakan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus
dengan cara yang sopan dan sikap yang baik, karena jika mengkritik
seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir
yang negatif dalam kelompok.
- Mendengarkan dengan aktif
Mendengarkan dengan aktif maksudnya menggunakan pesan fisik dan
lisan dalam memperhatikan pembicara. Pembicara akan mengetahui
bahwa pendengar secaraa giat sedang menyerap informasi. Pengertian
terhadap konsep akan meningkat dan hasil kelompok akan menunjukkan
tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.
- Bertanya
Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau
penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep,
seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan
anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.
- Membuat ringkasan
Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat
digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa
yang perlu dikerjakan.
- Menafsirkan
Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang
berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi
penekanan.
- Mengatur dan mengorganisir
Merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan
secaraa efektif dan efisien. Dengan mengatur dan mengorganisir tugas-
tugas yang diberikan akan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.
- Memeriksa ketepatan
Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar.
Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang
tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.
- Menerima tanggungjawab
Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tanggungjawab
dari tugas-tugas an kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.
- Menggunakan kesabaran
Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan kesulitan-
kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.
- Tetap tenang / mengurangi ketegangan
Maksud dari tetap tenang/ mengurangi ketegangan adalah menimbulkan
atmosfir yang damai dalam kelompok. Suasana yang hening dalam
kelompok dapat menimbulkan tingkat pembelajaran yang lebih tinggi.
3. Keterampilan koooperatif tingkat mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Mengelaborasi
Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-
pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat
menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih
tinggi.
- Memeriksa secaraa cermat
Berbicara dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam untuk
mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secaraa cermat dapat
menjamin bahwa jawabannya benar.
- Menanyakan kebenaran
Menayakan kebenaran maksudnya membuktikan bahawa jawaban yang
dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban
tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir
tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap
ketepatan jawaban tersebut.
- Menganjurkan suatu posisi
Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok
terhadap suatu masalah tertentu.
- Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan maksudnya menetukan prioritas-prioritas. Pekerjaan
dapat diselesaikan lebih efisien jika tujuannya jelas.
- Berkompromi
Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan
persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada
orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.
- Menghadapi masalah khusus
Menghadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan
pemakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau
memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang
dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang. Semuanya itu
bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan
masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat
kebaikan, sensitivitas dan toleran akan meningkat.
F. Model Team Assisted Individualization
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif
motivasional dari penghargaan kelompok dengan program
pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang
dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang
secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program
ilmu penetahuan sosial sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit
2, si B mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar
pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah
dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar
lembar jawaban dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika
seorang siswa berhasil mencapai atau melampaui skor 80, dia
mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes.
Baik tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada
di dalam metode pembelajaran ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang
telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan
sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi
kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.
Menurtut Oja dan SMA l yang sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (2000) (dalam
Sukidin, dkk. 2002 : 55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada : (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan
peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4)
hubungan antar proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalm proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini guru terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini perananya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.
Kemmis dan Tagart (1988 :14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah
berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan
atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika
sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian
untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di
……………… tahun pelajaran ……………….
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian
ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester
ganjil …………
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas ……………..……………….
………………Tahun Pelajaran ………. Pada pokok bahasan sistem politik.
B. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-
hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi
2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.
Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil
jalan dalam mendeteksi memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak
yang terlibat dalam kegiatan teersebut dapat mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut :
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukn tidak
boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien
4. Metodologi yang harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dari tindakan
dirumuskan dengan tegas, sehingga orang yang berminat terhadap penelitian
tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan setiap waktu. (Arikunto, Suharsimi, 2002: 82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah
pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Refleksi
Tindakan/Observasi
Rencana awal/rancangan
Rencana awal/rancangan
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Rencana yang direvisi
Putaran 1
Putaran 2
Putaran 3
Gambar 3.1. Alur PTK
Penjelasan alur diatas adalah :
1. Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TAI.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam 3 putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3, dimana masing
putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas
satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing
putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem
pengajaran yang telah dilaksanakan.
C. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu;(2) Untuk menentukan
apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai
(Arikunto, Suharismi, 2002: 19). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa secaraa individual maupun secaraa klasikal.
Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK
yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, maka juga
digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat
untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar.
D. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui kefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
dekriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk menganalisi tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis paa setiap akhir putaran.
Analisi ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :
X =
Dengan : X = Nilai rata-rata
∑ X = Jumla semua nilai siswa
∑ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secaraa perorangan dan
secaraa klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
baik dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar
digunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
3. Untuk lembar observasi
a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model TAI.
Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran
kooperatif model TAI digunakan rumus sebagai berikut :
X =
Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2
b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan
rumus sebagai berikut :
% = x 100 % dengan
X = =
Dimana : % = Presentase pengamatan
X = Rata-rata
∑ x = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian diperoleh dari data observasi berupa pengamatan perngelolaan
metode pembelajaran kooperatif model STD dan pengamatan aktivitas guru dan
siswa pada setiap siklus.
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TAI yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model TAI dalam
meningkatkanprestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas guru dan siswa.
Data tes formatif untuk mengetahui peneingkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TAI.
A. Analisis Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, sial tes formatif I dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TAI, dan
lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilakasanakan
pada tanggal 4 November 2005 di Kelas ..……… dengan jumlah siswa
38 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif model TAI
melalui tahapan sebagai berikut : (1) Pelaksanaan pembelajaran, (2)
Diskusi kelompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan
nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah seorang
guru PKn dan Wali Kelas …………… Adapun proses belajr mengajar
mengacu pda rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengjaar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I adalah sebagi berikut :
Tabel 4.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMA. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
22
22
22
B. Kegiatan inti1.Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3.Melatih keterampilan kooperatif 4.Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5.Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
3
33
3
3
33
3
3
33
3
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi
33
33
33
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusias2. Guru antisias
23
23
23
Jumlah 32 32 32Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria
kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajran, pengelolaan waktu, dan siswa antusias. Keempat aspek
yang mendapat nilai kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan
yang terjadi pada siklus I dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi
dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti
pada tabel berikut :
Tabel 42. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
5,08,38,36,713,321,710,018,38,3
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 12345678
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaran
22,511,518,714,42,95,28,96,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang
paling dominan pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa
dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang
presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya
jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar
13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah
mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain
yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota
kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca
buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.
Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar
dengan metode pembelajaran kooperatif model TAI sudah dilaksanakan
dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk
memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih
dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya dalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti
terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPresentase ketuntasan belajar
6,7926
68,2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahawa dengan menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model TAI diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 6,79 dan ketuntasan belajar mencapai
68,42% atau ada 26 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahawa paa siklus pertama secaraa klasikal siswa
belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya
sebesar 68,42% lebih kecil dari presentase ketuntasan yangt dikehendaki
yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan akrena siswa masih merasa baru
dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TAI.
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru kurang bm,aksimal dalampengelolaan waktu
3) Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung
d. Analisis data penelitian siklus I
1) Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 15 (38,46%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 (61,54%)
- Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 61,54%,
secaraa klasikal termasuk kategori belum tuntas.
2) Ranah Afektif
- Siswa mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,67%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 84,62%, secaraa
klasikal termasuk kategori tuntas.
e. Refisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk ilakukan pada
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa
sehingga siswa bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri ari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TAI dan
lembar observasi guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan paa tanggal 11 November 2005 di Kelas ………… dengan
jumlah siswa 38 siswa. Pelaksanan metode pembelajaran kooperatif
model TAI melalui tahapan sebagai berikut; (1) Pelaksanaan pembelajran,
(2) Diskusi klompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok, (5) Menentukan
nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
pengajar, sedangkan yang bertindak sebagi pengamat adalah seorang guru
PKn dan Wali Kelas ………… . Adapun proses belajar mengajar
mengacu paa rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi
pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakanbersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagi
berikut :
Tabel 4.4 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMA. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
33
34
33,5
B. Kegiatan inti1.Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
344
4
3
444
4
3
3,544
4
3
A. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi
34
44
3,54
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusias2. Guru antisias
44
34
3,54
Jumlah 41 43 42Keterangan : Nilai : Kriteria
1) : Tidak Baik 2) : Kurang Baik 3) : Cukup Baik 4) : Baik
Dari tabel di atas, tanpak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan
belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakn oleh guru dengan
menerapkan metode pembelajarn kooperatif model TAI mendapatkan
penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh
penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tesebut
belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang
perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan
pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa,
membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan
pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan
metode pembelajarn kooperatif model TAI diharapkan siswa dapat
menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan
pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag
telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :
Tabel 4.5. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
6,76,76,711,711,725,08,216,66,7
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi
17,912,121,013,84,65,47,76,710,8
Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang
paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa
dalam menentukan konsep yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I,
aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami
penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%),
mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan
menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum
pelajaran (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus
II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (21%). Jika
dibandingkan dengan siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan.
Aktifitas siswa yang mengalami penurunan adalah
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar
siswa/ antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan
KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktifitas
siswa yang mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%),
menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%).
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.6. Rekapiltulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus I
123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPresentase ketuntasan belajar
7,2931
81,58
Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 7,29 dan ketuntasan belajar mencapai 81,58% atau ada 31 siswa
dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secaraa klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahaw setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi ntk belajar. Selain itu siswa juga sudah
mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
menerapkan metode pembelajarn kooperatif model TAI.
c. Analisis data penelitian Siklus I
1) Ranah Psikomotor
- Siswa yang mendapat nilai 60 tidak ada
- Siswa yang mendapat niali tujuh puluh sebanyak 15 (38,46%)
- Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 24 (61,54%)
Berarti siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 61,54%, secaraa
klasikal termasuk kategori belum tuntas.
2) Ranah Afektif
- Siswa yang mendapat nilai C sebanyak 6 (15,38%)
- Siswa yang mendapat nilai B sebanyak 26 (66,67%)
- Siswa yang mendapat nilai A sebanyak 7 (17,95%)
Berarti siswa yang mendapat nilai di atas C sebanyak 84,62%, secaraa
klasikal termasuk kategori tuntas.
d. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut :
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
e. Revisi Rancangan
Pelaksanan kegiatan belajar pada Siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus II antara lain :
1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih
termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4. Guru harus mendistribusikan waktu secaraa baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan meberi soal-
soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TAI dan
lembar observasi aktifitas guru dan siswa.
b. Tahap Kegiatan dan Pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 18 November 2005 di kelas ………dengan
jumlah siswa 38 siswa. Pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif
model TAI melalui tahapan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan
pembelajaran, (2) Diskusi kelompok, (3) Tes, (4) Penghargaan kelompok,
(5) Menentukan nilai individual dan kelompok. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat
adalah seorang guru PKn dan Wali Kelas ……….. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II
tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah
tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument
yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III
No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-
rataP1 P2
I
Pengamatan KBMA. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa2. Menyampaikan tujuan pembelajaran3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok
belajar
34
34
34
B. Kegiatan inti1. Mempresentasikan langkah-langkah metode
pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran 5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
444
4
3
444
3
3
444
3,5
3
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman2. Memberikan evaluasi
44
44
44
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
IIIAntusiasme Kelas
1. Siswa antusia2. Guru antisias
44
44
44
Jumlah 45 44 44,5Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik2. : Kurang Baik3. : Cukup Baik 4. : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada
kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TAI mendapatkan
penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa,
membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan
pengelolaan waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode
pembelajaran kooperatif model TAI diharapkan dapat berhasil semaksimal
mungkin.
Tabel 4.8. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III
No Aktivitas Guru yang diamati Presentase123456789
Menyampaikan tujuanMemotivasi siswaMengkaitkan dengan pelajaran sebelumnyaMenyampaikan materi/ langkah-langkah/ strategiMenjelaskan materi yang sulitMembimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsepMeminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatanMemberikan umpan balikMembimbing siswa merangkum pelajaran
6,76,710,713,310,022,610,011,710,0
No Aktivitas siswa yang diamati Presentase 123456789
Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guruMembaca bukuBekerja dengan sesama anggota kelompokDiskusi antar siswa/ antara siswa dengan guruMenyajikan hasil pembelajaranMenyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ideMenulis yang relevan dengan KBMMerangkum pembelajaranMengerjakan tes evaluasi
20,813,122,115,02,94,26,17,38,5
Berdasarkan tabel diatas tampak bahaw aktivitas guru yang
paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa
dalam menemukan konsep yaitu 22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan
materi yang sulit dan memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab
menurun masing-masing sebesar (10%), dan (11,7%). Aktivitas lain yang
mengalami peningkatan adalah mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya
(10%), menyampiakan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%),
meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan (10%), dan
membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas ynag
tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan
memotivasi siswa (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus
III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang
mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang
lainnya mengalami penurunan.
Berikutnya adalah rekapitukasi hasil tes formatif siswa seperti
terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9. Rekapiltulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus III
123
Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPresentase ketuntasan belajar
7,9736
94,74
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 7,97 dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 36 siswa dan 2
siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94,74% (termasuk kategori
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini di pengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode
pembelajaran kooperatif moel TAI sehingga siswa menjadi lebih terbiasa
dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah
dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan metode pembelajaran kooperatif model TAI. Dari data-data
yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut :
1) Selama proses belajar mengajar guru telah mekasanakan semua
pembeljaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspk yang belum
sempurna, tetapi presentase pelaksanaanya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar mengajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebeelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa paa siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemebelajaran
kooperatif model TAI dengan baik dan dilihat dari kativitas siswa serta
hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan
dengan baik. Maka tidak diperlukan rvisis terlau banyak , tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan
proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran
kooperatif model TAI dapat meningkatkan proses belajar mengajar,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahawa metode pembelajran
kooperatif model TAI memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasanbelajar meningkat dari
siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 68,2%, 81,58% dan 94,74%. Pada
siklus III kketuntasan blajr siswa secaraa klasikal telkah tercapai. Sedangakn
kelompok yang mendapatkan penghargaan adalah kelompok I dengan nilai
kelompok tertinggi sebesar 6,17.
2. Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan anlisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan mennerapkan metode pembelajaran kooperatif model
TAI dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap presasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya
nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terusa menglami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasakan analisi data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses
pembelajran PKn pada pokok bahasan sistem politik dengan metode
pembelajaran kooperatif model TAI yang paling dominan adalah bekerja
dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan
guru dan iskusi antar siswa /antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan
bahawa aktifitas siswa dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dan menerapkan
pengajaran konstektual model pengajaran berbasis maslah dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul, diantaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan
materi yang sulit, memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab dimana
prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus,
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran kooperatif model TAI dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn.
2. Metode pembelajaran kooperatif model TAI memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestsi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,42%), siklus II
(81,58%), siklus III (94,74%).
3. Metode pembelajaran kooperatif model TAI dapat menjadikan siswa merasa
dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat,
gagasan, ide, dan pertanyaan.
4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu
mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok.
5. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model TAI mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelum agar proses
belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TAI
memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan
Metode pembelajaran kooperatif model TAI dalam pross belajar mengajar
sehingga memperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
yang sederhana, dimana siswa nantiny dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di ……………………. tahun pelajaran ………………..
4. Untuk peneltian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon .
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secaraa Manusiawi. Jakarata: Rineksa Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi AksaraArikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineksa Cipta.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu.
Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Putra.
Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. psikologi belajar. Rineksa Putra.
Felder, Richad M. 1994. Cooperative Learning In The Technical Corse, (online), (Pcll\d\My% Document\Coop % 20 Report.
Hadi, Sutrisno. 1982. metodologi research, jilid I.yogayakarta: yp. Fak. Psikologi UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Hasibuan, JJ. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universiats Press.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur,Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. University Press.Universitas Negeri Srabaya.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya University Negeri.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru–Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rustiyah, N.K.1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Bina Aksara.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto. Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Soetomo, 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
Baru.
Sudjana. 1996. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukidin dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insane Cendekia.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Surakhamad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional. Bandung: Jemmars.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lampiran I
RENCANA PEMBELAJARAN 1Satuan Pendidikan : …………………………..Mata Pelajaran : Kewarganegaraan Pokok Bahasan : Sistem politik Sub Pokok Bahasan : Macam-macvam sistem politik, politik demokrasi
Pancasila, dan perbedaan sistem politik.Waktu : 2 x 45 menit Putaran : 1
A. KOMPETENSI DASAR Siswa mampu menganalisi dan merspon sistem politik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN PENCAPAIAN HASIL BELAJARMendeskripsikan macam-macam sistem politik.Menganalisi sitem politik demokrasi Pancasila.Menerima adanya perbedan sistem politik.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSSetelah menglikuti kegiatan pembelajran diharapkan siswa dapat :1. Memahami macam-macam sistem politik.2. Menganalisi sistem politik demokrasi.3. Menerima adanya perbedaan sistem politik.
D. PENGALAMAN BELAJARDalam kegiatan pembelajarn siswa akan dapat :1. Mendiskripsikan macam-macam sistem politik.2. Menganalisi sitem politik demokrasi Pancasila.
3. Memahami perbedaan sistem politik.
E. MODEL PEMBELAJARAN1. Model : Team Assisted Individualization.2. Metode : Student Fasilitator and Explaining, diskusi, informasi.
F. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku siswa 2. LKS3. Artikel
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Pembelajaran Waktu
1Pendahuluan :a. Guru memotivasi siswa b. Guru menyampaikan tujuan khusus pembelajaran
5 menit
2
Kegiatan inti a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa b. Guru membagikan tugas yang akn digunakan untuk kegiatan
belajar pada masing-masing kelompokc. Setiap kelompok menapat 5 soal dan setiap siswa mengerjakan
secaraa individu sesuai dengan nomor yang diterimad. Siswa yang mengerjakan soal dengan nomor yang sama
berkumpul untuk mengadakan diskusi (kelompok ahli)e. Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompoknya untuk
menyampaikan hasilnyaf. Presentasi hasil kerja kelompok g. Guru membimbing sisewa untuk menyimpulan hasil kegiatan
yang telah dilakukan
70 menit
3
Penutup a. Guru membimbing siswa merangkum hasdil kegiatan belajar
yang telah dilakukan.b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-sola evaluasi.
15 menit
Lampiran 2
RENCANA PEMBELAJARAN 2Satuan pendidikan : …………………………..Mata pelajaran : Kewarganegaraan Pokok bahasan : Sistem politik Sub pokok bahasan : Pengembangan demokrasi di Indonesia, sistem
Politik demokrasi Pancasila Waktu : 2 x 45 menit Putaran : 2
A. KOMPETENSI DASAR Siswa mampu menganalisis dan merespon sisten politik
B. INDIKATOR PENCAPAIANSiswa mampu menunjukkan sikap positif terhadap pengembangan demokrasi di Indonesia dan mengapresiasi sistem politik demokrasi Pancasila.
C. TUJUAN PEMBELJARAN KHUSUSSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran :1. Mendeskripsikan pengembangan demokrasi di Indonesia. 2. Mengapresiasikan sistem politik demokrasi Pancasila.
D. PENGALAMAN BELAJARDalam kegiatan pembelajarn siswa akan dapat :1. Merumuskian pengertian, teori terbentuknya negara, unsur terbentuknya
negara, fungsi dan tujuan negara Indonesia 2. Kecakapan hidup : meenggali informasi, mengambil keputusan, kesaaran
eksistensi diri, kesadaran potensi diri.
E. MODEL PEMBELAJARAN1. Model : Team Assisted Individualization.2. Metode : Student facilitator and explaining, diskusi, informasi.
F. SUMBER PEMBELAJARN 1. Buku Siswa 2. LKS3. Artikel
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Pembelajaran Waktu
1Pendahuluan :a. Guru memotivasi siswa b. Guru menyampaikan tujuan khusus pembelajaran
5 menit
2
Kegiatan inti a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa b. Guru membagikan tugas yang akn digunakan untuk kegiatan
belajar pada masing-masing kelompokc. Tiap kelompok menapat 5 soal dan setiap siswa mengerjakan
secaraa individu sesuai dengan nomor yang diterimad. Siswa yang mengerjakan soal dengan nomor yang sama
berkumpul untuk mengadakan diskusi (kelompok ahli)e. Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompoknya untuk
menyampaikan hasilnyaf. Presentasi hasil kerja kelompok g. Guru membimbing sisewa untuk menyimpulan hasil kegiatan
yang telah dilakukan
70 menit
3
Penutup a. Guru membimbing siswa merangkum hasdil kegiatan belajar
yang telah dilakukan.b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-sola evaluasi.
15 menit
Lampiran 3
RENCANA PEMBELAJARAN 3Satuan pendidikan : …………………………..Mata pelajaran : Kewarganegaraan Pokok bahasan : Sistem politik Sub pokok bahasan : Berpolitik yang sesuai aturan, pelaksanaan
demokrasiPancasila dalam pengambilan keputusan Waktu : 2 x 45 menit Putaran : 3
A. KOMPETENSI DASAR Siswa mampu menganalisis dan merespon sistem politik.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN
Siswa mampu menunjukkan berpolitik ynag sesuai dengan aturan, mendemonstrasikan demokrasi Pancasila alam pengambilan keputusan.
C. TUJUAN PEMBELJARAN KHUSUSSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran iharapan siswa dapat :1. Mendeskripsikan perilaku politik yang sesuai dengna aturan.2. Mendemonstrasikan pelaksanaan demokrasi Pancasila dalm pengambilan
keputusan.
D. PENGALAMAN BELAJARDalam kegiatan pembelajarn siswa akan dapat :1. Menjabarkan perilaku politik yang sesuai dengan aturan. 2. Menjabarkan pelaksanaan demokrasi Pancasila.
E. MODEL PEMBELAJARAN1. Model : Team Assisted Individualization.2. Metode : student facilitator and explaining, diskusi, informasi.
F. SUMBER PEMBELAJARAN 1. Buku siswa 2. LKS3. Artikel
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Pembelajaran Waktu
1Pendahuluan :a. Guru memotivasi siswa b. Guru menyampaikan tujuan khusus pembelajaran
5 menit
2
Kegiatan inti a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa b. Guru membagikan tugas yang akn digunakan untuk kegiatan
belajar pada masing-masing kelompokc. Setiap kelompok menapat 5 soal dan setiap siswa mengerjakan
secaraa individu sesuai dengan nomor yang diterimad. Siswa yang mengerjakan soal dengan nomor yang sama
berkumpul untuk mengadakan diskusi (kelompok ahli)e. Dari kelompok ahli siswa kembali ke kelompoknya untuk
menyampaikan hasilnyaf. Presentasi hasil kerja kelompok g. Guru membimbing sisewa untuk menyimpulan hasil kegiatan
yang telah dilakukan
70 menit
3
Penutup a. Guru membimbing siswa merangkum hasdil kegiatan belajar
yang telah dilakukan.b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-sola evaluasi.
15 menit
Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARANKOOPERATIF MODEL TAI
Nama Sekolah : ………………… Nama Guru : …………………Mata pelajaran : ………………… Hari/Tanggal : …………………Sub konsep : ………………… Pukul : …………………
Petunjuk Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.
No Aspek yang diamatiPenilaian
Ya Tidak 1 2 3 41 Pelaksanaan
B. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa.2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
C. Kegiatan Inti 1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa. 2 Membimbing siswa melakukan
kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan
hasil kegiatan dalam kelompok. 4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.
5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep.
C. Pentup1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
III1. Antusiasme kelas2. Guru Antusias
Keterangan :1. Kurang baik …………, ……….20052. Cukup baik Pengamat3. Baik 4. Sangat baik
( ………………………… )
Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Sekolah : ………………… Tanggal : …………………Kelas/ Semester : ………………… Waktu : …………………Bahan Kajian : ………………… Nama Guru : …………………Petunjuk Pengisian Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas
siswa yang diamati.2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit
pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga
menit .4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa1. Menyampaikan tujuan 2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah3. mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya.4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi.5. Menjelaskan materi yang sulit.6. membimbing menemukan konsep.7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan
hasil kegiatan.8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab.9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.
1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.
2. Membaca buku.3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.5. Menyediakan hasil pembelajaran.6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.7. Menulis yang relevan dengan kbm.8. Merangkum pembelajaran.9. Mengerjakan tes evaluasi.
Nama Guru :
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
Nama Murid
……………., ………..2003 Pengamat,
( ……………………… )
Lampiran 6
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 2 1 6 4 2 6 5 30
P2 2 1 2 1 4 5 4 7 4 30
Rata-rata X 2 1,5 2 1 5 4,5 3 6,5 4,5 30
Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100
1……………… P1 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30
……………… P2 2 2 5 5 0 8 2 2 4 30
2……………… P1 4 5 6 3 1 3 2 3 3 30
……………… P2 5 5 7 3 1 2 3 2 2 30
3……………… P1 6 2 5 5 1 4 3 2 2 30
……………… P2 7 2 6 4 1 3 3 2 2 30
4……………… P1 3 5 4 5 1 4 3 3 2 30
……………… P2 4 4 6 4 1 3 4 2 2 30
5……………… P1 6 3 6 4 1 1 4 3 2 30
……………… P2 7 4 3 5 2 3 2 2 2 30
6……………… P1 6 4 6 4 0 2 2 2 4 30
……………… P2 8 4 3 5 0 2 4 2 2 30
7……………… P1 5 4 6 3 2 3 2 2 3 30
……………… P2 5 4 4 5 3 2 3 2 2 30
8……………… P1 4 4 5 4 2 4 2 2 3 30
……………… P2 6 4 6 4 2 3 3 1 1 30
JumlahP1 36 29 43 34 10 25 21 19 23 240
P2 44 29 40 35 10 26 24 15 17 240
Rata-rata X 40 29 41,5 34,5 10 25,5 22,5 17 20 240
Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
Prosentase rata-rata (%) = x 100%
Lampiran 7
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 1 3 2 1 6 5 3 7 2 30
P2 3 3 1 2 4 4 3 8 2 30
Rata-rata X 2 3 1,5 5 4,5 3 7,5 2 2 30
Prosentase % 6,67 10 5 5 16,67 15 10 25 6,67 100
1……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
……………… P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
2……………… P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
……………… P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
3……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 3 30
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
4……………… P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
……………… P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
5……………… P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
……………… P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
6……………… P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
……………… P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
7……………… P1 6 4 6 2 2 2 2 2 1 30
……………… P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
8……………… P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
……………… P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
JumlahP1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
prosentase rata-rata (%) = x 100%
Lampiran 8
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah
……………….1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
1……………… P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
……………… P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
2……………… P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
……………… P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
3……………… P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
……………… P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
4……………… P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
……………… P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
5……………… P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
……………… P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
6……………… P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
……………… P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
7……………… P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
……………… P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
8……………… P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
……………… P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
JumlahP1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100
Keterangan:
Rata-rata (x) x 100%
prosentase rata-rata (%) = x 100%
Lampiran 9
Penilaiancooperative Learning Pada Siklus I
No. Kel. Nama Nilai UH I
Ket.
1
I
…………… 7 T2 …………… 6 TT3 …………… 7 T4 …………… 6 TT5
II
…………… 7 T6 …………… 8 T7 …………… 6 TT8 …………… 7 T9 …………… 7 T10 …………… 6 TT11
III
…………… 7 T12 …………… 7 T13 …………… 7 T14 …………… 6 TT15 …………… 7 T16 IV …………… 7 T17 …………… 7 T18 …………… 7 T19 …………… 6 TT
No. Kel. Nama Nilai UH I
Ket.
20
V
…………… 8 T21 …………… 7 T22 …………… 7 T23 …………… 6 TT24
VI
…………… 7 T25 …………… 8 T26 …………… 6 TT27 …………… 7 T28 …………… 7 T29 …………… 6 TT30
VII
…………… 7 T31 …………… 7 T32 …………… 6 TT33 …………… 7 T34 …………… 6 TT35
VII
…………… 8 T36 …………… 7 T37 …………… 6 TT38 …………… 7 T
Keterangan :T : TuntasTT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 26Jumlah siswa yang tidak tuntas : 12Skor Maksimal Ideal : 380Skor Tercapai : 258Rata-rata skor tercapai : 6,79Prosentase ketuntasan : 68,42%
Lampiran 10
Penilaian Cooperative Learning pada Siklus II
No. Kel. NamaNilai UH I
Nilai UH II
Ket. Nilai AkhirNilai Untuk Kel.
Nilai Kelompok
1
I
……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,5
1,52 ……………....... 6 7 T (6 + 7) : 2 = 6,5 0,53 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -4 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -5 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,56
II
……………....... 8 9 T (8 + 9) : 2 = 8,5 0,5
1,57 ……………....... 6 7 T (6 + 7) : 2 = 6,5 0,58 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -9 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,510 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -11
III
……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,5
1,012 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,513 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -14 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -15 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -16
IV
……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,5
1,517 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -18 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,519 ……………....... 6 7 T (6 + 7) : 2 = 6,5 0,520
V
……………....... 8 9 T (8 + 9) : 2 = 8,5 0,5
1,021 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -22 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,523 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -24 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -25
VI
……………....... 8 8 T (8 + 8) : 2 = 8,0 -
0,526 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -27 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,528 ……………....... 7 7 T (7 +7) : 2 = 7,0 -29 ……………....... 6 7 T (6 + 7) : 2 = 6,5 0,530
VII
……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,5
1,531 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -32 ……………....... 6 7 T (6 + 7) : 2 = 6,5 0,533 ……………....... 7 8 T (7 + 8) : 2 = 7,5 0,534 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -35
VIII
……………....... 8 9 T (8 + 9) : 2 = 8,5 0,5
0,536 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -37 ……………....... 6 6 TT (6 + 6) : 2 = 6,0 -38 ……………....... 7 7 T (7 + 7) : 2 = 7,0 -
Keterangan :T : TuntasTT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 31Jumlah siswa yang tidak tuntas : 7Skor Maksimal Ideal : 380Skor Tercapai : 277Rata-rata skor tercapai : 7,29Prosentase ketuntasan : 81,58%
Lampiran 11
Penilaian Cooperative Learning pada Siklus III
No. Kel. NamaNilai UH I
Ket.Nilai Untuk Kel.
Nilai Kelompok
Siklus I Total
1
I
……………....... 9 T (6 + 6 + 9) : 3 = 8,00 1,00
1,5 6,172 ……………....... 8 T (6 + 7 + 8) : 3 = 7,00 1,003 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,674 ……………....... 7 T (6 + 6 + 7) : 3 = 6,33 0,675 ……………....... 9 T (7 + 8 + 9) : 3 = 8,00 1,006
II
……………....... 9 T (8 + 9 + 9) : 3 = 8,67 0,33
1,5 4,57 ……………....... 9 T (6 + 7 + 9) : 3 = 7,33 1,678 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,679 ……………....... 8 T (7 + 8 + 8) : 3 = 7,67 0,3310 ……………....... 6 T (6 + 6 + 6) : 3 = 6,00 -11
III
……………....... 9 TT (7 + 8 + 9) : 3 = 8,00 1,00
1,0 6,012 ……………....... 8 T (7 + 8 + 8) : 3 = 7,67 0,3313 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6714 ……………....... 8 T (6 + 6 + 8) : 3 = 6,67 1,3315 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6716
IV
……………....... 9 T (7 + 8 + 9) : 3 = 8,00 1,00
1,5 3,8317 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6718 ……………....... 8 T (7 + 8 + 8) : 3 = 7,67 0,3319 ……………....... 7 T (6 + 6 + 8) : 3 = 6,67 0,3320
V
……………....... 9 T (8 + 9 + 9) : 3 = 8,67 0,33
1,0 3,6721 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6722 ……………....... 9 T (7 + 8 + 9) : 3 = 8,00 1,0023 ……………....... 6 T (6 + 6 + 6) : 3 = 6,00 -24 ……………....... 8 TT (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6725
VI
……………....... 9 T (8 + 8 + 9) : 3 = 8,33 0,67
0,5 3,1726 ……………....... 7 T (6 + 6 + 7) : 3 = 6,33 0,6727 ……………....... 8 T (7 + 8 + 8) : 3 = 7,67 0,3328 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6729 ……………....... 7 T (6 + 6 + 8) : 3 = 6,67 0,3330
VII
……………....... 9 T (7 + 8 + 9) : 3 = 8,00 1,00
1,5 4,531 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6732 ……………....... 7 T (6 + 6 + 8) : 3 = 6,67 0,3333 ……………....... 8 T (7 + 8 + 8) : 3 = 7,67 0,3334 ……………....... 7 T (6 + 6 + 7) : 3 = 6,33 0,6735
VIII
……………....... 9 T (8 + 9 + 9) : 3 = 8,67 0,33
0,5 2,1736 ……………....... 8 T (7 + 7 + 8) : 3 = 7,33 0,6737 ……………....... 7 T (6 + 6 + 7) : 3 = 6,33 0,6738 ……………....... 7 T (7 + 7 + 7) : 3 = 7,00 -
Keterangan :
T : TuntasTT : Tidak TuntasJumlah siswa yang tuntas : 36Jumlah siswa yang tidak tuntas : 2Skor Maksimal Ideal : 380Skor Tercapai : 303Rata-rata skor tercapai : 7,97Prosentase ketuntasan : 94,74%Kelompok yang mendapat hadiah kelompok I dengan nilai kelompok tertinggi 6,17