conference reportdiktis.kemenag.go.id/aicis/2016/wp-content/uploads/2018/... · 2018-09-14 ·...

36
CONFERENCE REPORT The Contribution of Indonesian Islam to The World Civilization ﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﺍﻟﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ﻻﻣﺒﻮﻧﺞِ ﺭﺍﺩﻳﻦ ﺇﻧﺘﺎﻥ ﺍ ﺟﺎﻣﻌﺔINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung 1-4 November 2016

Upload: buitram

Post on 17-Jun-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

CONFERENCE REPORT

The Contribution of Indonesian Islam to The World Civilization

جامعة رادين إنتان اِإلسالمية الحكومية المبونج

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung1-4 November 2016

Alhamdulillah, pentas AICIS-16 yang digelar tahun ini telah berlangsung dengan baik, lancar, efektif dan e�sien. Ini adalah penyelenggaraan AICIS yang paling prestisius karena untuk pertama kalinya dalam sejarah perjalanan limabelas tahun panggung akademis tersebut diselenggarakan di dalam lingkungan kampus PTKIN, �The Green Campus� atau �Eco-Campus� IAIN Raden Intan Lampung. Selain itu �pesta� akademis ini juga telah dipersiapkan dan dilaksanakan dengan memberdayakan media komunikasi dan publikasi canggih terkini berbasis web dan media online. Oleh karenanya tidaklah mengherankan bila sejak masa-masa persiapan pada bulan April hingga bulan Oktober 2016 geliat AICIS telah dapat dirasakan denyutnya tidak hanya oleh kalangan domestik namun juga warga dunia lewat tahapan sosialisasi dan publikasi via web-AICIS 2016.Kemeriahan panggung AICIS-16 antara lain ditandai dengan begitu banyaknya peminat dalam mengakses laman web AICIS yaitu yang tercatat menembus angka 1.691 registered users. Sebagian besar users tersebut telah mengirimkan makalah dalam tahapan paper submission yang mencapai jumlah 1.345 artikel (sebuah

rekor tersendiri dalam sejarah AICIS selama lima belas tahun ini). Seluruh paper tersebut berasal dari berbagai perguruan tinggi keagamaan dan umum baik yang ada di dalam negeri dan beberapa diantaranya berasal dari luar negeri dengan kategorisasi bahasa sebagai berikut: 85 paper berbahasa Indonesia, 489 berbahasa Inggris, dan 51 paper berbahasa Arab. Lebih dari itu, kesemarakan juga terlihat dari membludaknya peserta yang mengikuti seluruh rangkaian prosesi AICIS pada tgl 1-4 Nopember 2016 yang lalu. Tidaklah mengherankan bila pada hari-H pelaksanaan tercatat kurang lebih 1700-an orang peserta yang telah ikut meramaikan pentas AICIS-16 dari target yang sebelumnya telah dibatasi oleh panitia yaitu hanya 1500 peserta, di luar peserta dari kalangan mahasiswa dan beberapa �romli� lainnya.Antusiasme dan respon yang luar biasa dari

Puji syukur sudah sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan ridlo-Nya kepada kita semua hingga dapat menyelenggarakan AICIS-16, perhelatan akademis paling akbar di lingkungan umat Islam di tanah air tercinta. Shalawat beriring salam senantiasa pula kita senandungkan kepada Nabi Muhammad saw, para keluarganya, sahabat dan pengikut setianya yang telah memberi keteladanan serta inspirasi keilmuan bagi semesta alam.

PENGANTAR - PROF WAN JAMALUDINKetua Panitia AICIS ke-16 Lampung

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 1

berbagai kalangan akademisi dan praktisi keilmuan Islam tersebut nampaknya harus dibaca sebagai bukti bahwa forum AICIS-16 ini merupakan wadah yang tepat untuk mendialogkan gagasan, pikiran dan temuan-temuan terbaru dari para peneliti, pemerhati dan pengkaji kajian keislaman, di samping menjadi ajang strategis untuk mempromosikan progresivitas kampus-kampus PTKIN di tanah air. Dengan tema besar �The Contribution of Indonesian Islam to The World Civilization� dalam perhelatan akbar ini dipresentasikan 350 makalah terpilih dengan dua kategori (selected and reccommended papers) yang keseluruhannya didistribusikan dalam 28 panggung parallel sessions yang tersebar di lima Fakultas yang ada di IAIN Raden Intan Lampung dan Gedung ICT sebagai pusat kegiatannya. Tema besar tersebut selanjutnya dibreakdown ke dalam 6 sub-tema utama: (1). The Contemporary Development of Islamic Thoughts on the Qur'an, Hadith, theology, jurisprudence, philosophy, and su�sm, (2). The Dynamic of Islamic Institutions in the areas of education, court, philanthropy, humanitarian, economics, civil societiy, religious organizations, and mass organizations, (3). The Heritage of Islamic Tradition in the light of local wisdom, religious and ethnic diversities, manuscripts, and literature, (4). The Interface between Islam and Globalization with regard to radicalism, terrorism, democracy, gender, human rights, multiculturalism, and environment, (5). Islam, Science and Technology in relation to the concept of knowledge integration, philosophical and practical relevance, technological innovation, local wisdom, and technological applications for living, (6). Area Stusies with special attention on Islam in Malay world, Islam as majority in the Middle East, North Africa, South Asia, and Sutheast Asia, and Islam as minority in Europe, America, Australia and Asia. Dalam rangka mempertajam arah dan pembahasan dalam pentas AICIS-16 ini digelar pula sebuah panggung Keynote Speech dan tiga panggung Plenary Sessions yang menampilkan 26 narasumber utama dari dalam dan luar negeri (13 narasumber luar negeri dimaksud adalah 1 dari Saudi Arabia, 1 dari British Library, 1 dari Oxford University, 1 dari Swedia, 1 dari USA, 8 dari Australia) yang tidak hanya dinilai paling berkompeten di bidangnya namun juga memiliki daya pengaruh yang signi�kan dalam perannya masing-masing.Selain itu, panggung AICIS-16 juga diperkaya dengan dihelatnya Forum Rektor, Forum Direktur PPs, Interactive Talk Show dan dua panggung Diskusi/Bedah Buku yang mengkaji enam buah buku karya dosen

PTKIN se-Indonesia dengan empat reviewer utama. Tidak melulu bertaburan forum-forum diskusi ilmiah seperti disebutkan di atas, perhelatan AICIS-16 ini juga diisi dengan malam budaya dalam bentuk �Gala Dinner� bersama Walikota Bandar Lampung dengan menghadirkan bintang tamu novelist Ayat-ayat Cinta, Habiburrahman El-Shirozi. Kesemarakan AICIS-16 boleh dibanggakan melebihi perhelatan-perhelatan serupa pada masa sebelumnya berkat adanya sejumlah �side events� yang dikemas dalam bentuk: Educational Expo dan Bazar Creative yang tidak hanya menyuguhkan berbagai karya akademis yang dimiliki berbagai PTKIN/S seluru Indonesia namun juga mengetengahkan sejumlah produk promosi budaya dan wisata berbagai daerah di tanah air. Bahkan kegiatan Expo ini menjadi semakin semarak dengan adanya partisipasi Kedutaan Besar USA dan Australia yang telah mengutus beberapa perguruan tingginya untuk melakukan promosi pendidikan. Perlu disampaikan di sini bahwa tercatat pula beberapa events tambahan dalam AICIS-16 ini yang sesungguhnya bersifat dadakan namun berhasil sukses diselenggarakan di sela-sela kegiatan konferensi yang sebenarnya sudah terlalu padat tersebut yaitu: Forum Dekan FTK se-Indonesia dan Forum Penelitian dan Publikasi Ilmiah Diktis Kemenag RI.Kegiatan AICIS-16 ini menghasilkan beberapa rumusan dan apa yang disebut sebagai �Deklarasi Lampung� pada tanggal 3 Nopember 2016 oleh beberapa rektor PTKI di Indonesia dengan menyatakan bahwa: 1) Islam Indonesia mengapresiasi dan mengaksentuasi nilai-nilai moderasi, khasanah tradisi, nasionalisme, harmoni sosial, toleransi beragama dan demokrasi berkeadaban; 2) Islam Indonsia bukanlah yang tereduksi dan terdevaluasi dari Islam yang sebenarnya, melainkan entitas yang sejajar, sederajat dan memiliki harkat-martabat yang sama dengan Islam di belahan dunia yang lain; 3) Bertekad akan merawat, memperkuat dan merevitalisasi Islam Indonesia yang berkeadaban; 4)

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 2

Bertekad akan mempromosikan dan mendiseminasikan Islam Indonesia ke panggung global agar keberadaannya mampu memberikan kontribusi positif bagi peradaban dunia; 5) Menolak segala bentuk kekerasan dan radikalisme yang mengatasnamakan agama karena agama itu suci dan Islam adalah agama perdamaian serta rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin).Lewat panggung AICIS-16 ini pula telah berhasil diperluas networking dan kerjasama dengan lahirnya penandatangan tiga MoU antara Kementerian Agama RI dengan beberapa perguruan tinggi Australia yaitu Western Sydney University (WSU) oleh Prof. James Arvanitakis, Ph.D; Victoria University Inernational oleh Ms. Bronte Neyland dan University of Western Australia oleh Prof. Krishna Sen, Ph.D. Karenanya dalam kesempatan ini kami menghaturkan banyak terima kasih kepada Menteri Agama RI, Bapak Dr. H. Lukman Hakim Saifudin, Dirjen Pendidikan Islam, Bapak Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, Direktur Diktis, Bapak Prof. Dr. H. Amsal Bakhtiar, MA, Tim Kasubdit Akademik, Bapak Dr. M. Zain, M.Ag dkk beserta Tim Kreatif dan Diktis Channel-nya, yang telah memberikan amanah yang mulia ini, petunjuk dan arahan baik prinsip maupun teknis bagi terselenggaranya AICIS 2016 di kampus IAIN Raden Intan Lampung. Terimakasih yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada Gubernur Lampung, Kapolda Lampung beserta jajarannya, para Bupati dan Walikota, serta Kepala Bandara Radin Inten II Lampung, yang telah memberikan dukungannya bagi kelancaran dan suksesnya AICIS-16 di Bumi Ruwa Jurai ini. Demikian pula halnya terimakasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada Rektor IAIN Raden Intan Lampung, Prof Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, para Wakil

Rektor, Dekan dan Wadek, Direktur dan Asisten Direktur PPs, Kepala Biro serta seluruh jajarannya, segenap panitia SC dan OC baik pusat maupun daerah, para mahasiswa pendamping (LO) pada AICIS-16 ini yang telah berjibaku dari waktu ke waktu serta bahu membahu tanpa mengenal lelah demi kesuksesan acara ini, segenap civitas akademika IAIN Raden Intan Lampung dan tak lupa seluruh rekan-rean dari media dan juru warta baik cetak maupun elektronik, serta semua pihak yang tak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut membantu kelancaran kegiatan ini.Mengakhiri kata sambutan ini, kami tetap menyadari bahwa sekalipun upaya telah dilakukan semaksimal mungkin namun masih tetap terdapat kekurangsempurnaan yang tidak sedikit dalam penyelenggaraan AICIS-16 ini. Untuk itu atas nama seluruh panitia kami memohon maaf dengan harapan semoga kegiatan ini memberikan pelajaran yang berharga dan inspirasi penuh makna untuk kita semua dalam mengabdi serta mendedikasikan diri bagi kampus tercinta, IAIN Raden Intan Lampung. Semoga Allah swt meridloi dan mencatatnya sebagai amal ibadah dan kebajikan yang berlipatganda di sisi-Nya. Aamiin yra.Wassalamu'alaikum ww.Bandar Lampung, 23 Desember 2016.Panitia AICIS-16Ketua

Prof. Wan Jamaluddin Z, Ph.D

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 3

PRA AICISSELASA, 2 NOVEMBER 2016HARI KE 1

REGISTRASI PESERTA

FORUM REKTOR : Strengthening Management of Islamic Higher Education toward World Calss University

SEREMONI PEMBUKAAN

Sebagian besar narasumber dan peserta AICIS 2016 mulai berdatangan pada tanggal 1 November 2016, bahkan beberapa telah hadir pada hari sebelumnya. Namun desk onsite registration baru dibuka pada 1 November 2016 pukul 09.00 WIB. Untuk memudahkan administrasi, tempat registrasi peserta disebar di 9 titik lokasi sesuai dengan tempat penginapan masing-masing narasumber dan peserta yang tersebar di 8 hotel mitra AICIS 2016, yaitu:1. Novotel Hotel (khusus bagi pembicara dan pimpinan delegasi)2. ASTON Hotel (khusus bagi moderator dan pemakalah terpilih)3. SHERATON Hotel (anggota delegasi dan peserta umum)4. EMERSIA Resort and Hotel (anggota delegasi dan peserta umum)5. THE 7 Hotel (anggota delegasi dan peserta umum)6. WHIZ Prime Hotel (peserta umum)7. BATIQA Hotel (peserta umum)

8. INNA 8 Hotel (peserta umum).Dalam proses registrasi tersebut, peserta menyerahkan surat undangan (bagi pemakalah terpilih dan peserta umum) dan/atau Surat Perjalanan Dinas bagi delegasi, untuk kemudian ditukar dengan paket seminar kit yang antara lain berisi ID Card, Buku Agenda, Buku Panduan Konferensi, Pen plus Flashdisk, Tas, dan Paket Buku Kumpulan Makalah AICIS. Sementara bagi peserta internal dan atau peserta yang belum memesan hotel, atau menginap di hotel lain selain yang telah ditetapkan, maka panitia membuka stand pendaftaran dan penyerahan seminar kit di Sekretariat AICIS Gedung ICT Lt. I Kampus Sukarame IAIN Raden Intan Lampung.

REGISTRASI PESERTASELASA, 2 NOVEMBER 2016

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 5

Forum Rektor merupakan pertemuan akademik yang dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi keagamaan negeri. Namun waktu pelaksanaan yang berbarengan dengan jadwal penjemputan Menteri dan rombongan, maka forum ini hanya dihadiri oleh 23 rekor/ketua PTKIN, ditambah beberapa unsur pimpinan dan panitia AICIS.Dalam forum ini, hadir 2 (dua) narasumber yang mengancah manajemen perguruan tinggi ala world class university.Pertama, Prof. James Arvanitakis dengan tema �Creating Academic Environment within University: Opportunities and Challenges�. Arvanitakis merupakan Dekan Graduate Research School di Western Sydney University (WSU) dan seorang Profesor dengan latar belakang keilmuan transdisipliner yang juga pendiri The Academy di WSU, lembaga yang mengembangkan konsep pendidikan masa depan, future-proo�ng education. Prof. Arvanitakis menyampaikan bahwa ada lima hal penting dalam menumbuhkembangkan suasana

akademik yang kuat. Yang pertama adalah mendorong semangat untuk belajar diiringi konsep 'mistakability', bersiap berbuat salah untuk belajar hal yang baru. Kedua, think beyond your discipline. Ketika seorang insan akademik belajar, mengajar, atau meneliti, ilmunya akan bertambah sesuai jalur keilmuannya. Namun pemenang Australian Research Council Discovery Grant 2012 ini menyarankan agar insan akademik untuk terus membuka diri akan keterampilan atau wawasan yang baru. Kemampuan untuk menyampaikan ide-ide (knowledge translation) merupakan poin selanjutnya yang disampaikan oleh Profesor keturunan Yunani ini. Prof Arvaniakis menatakan bahwa �Sangat mudah untuk menyampaikan gagasan anda pada seorang profesor, tapi penting bagi anda untuk punya kemampuan agar ide anda dipahami oleh audiens anda.�

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 6

Meeting Room Hotel Novotel - 13.00 - 15.30 WIB

STRENGTHENING MANAGEMENT OF ISLAMIC HIGHER EDUCATION TOWARD WORLD CALSS UNIVERSITY

FORUMREKTOR

Prof. James Arvanitakis (University of Western Sidney/UWS)

Josephine Ratna, MPsych, Ph. D (Country Manager � Indonesian Australian Technology Network of Universities/ATN)

Pembicara

Moderator Dr. M. Adib Abdushomad, M. Ed

Keempat, bagikan gagasan anda, dan berkolaborasilah. Atmosfer akademik akan tercipta dengan baik apabila akademisi bekerjasama dengan akademisi lainnya. Arvanitakis mencontohkan bahwa karya-karya ilmiahnya yang berjumlah sekitar 100 buah artikel dan 10 buah buku, 60%-nya adalah hasil kolaborasi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Yang terakhir, insan akademik harus memikili kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Hasil survey di Australia memproyeksikan 40% profesi di Australia akan hilang dalam 10 tahun ke depan, digantikan oleh profesi lainnya yang dibutuhkan pada masanya.�Bersiaplah akan perubahan yang akan sangat dramatis dalam waktu yang tidak terlalu lama. Perubahan sistem belajar mengajar, perubahan pro�l mahasiswa, perubahan pola karir. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kita akan punya sistem seperti Uber untuk suatu universitas, Uber University�, ujarnya menyebut sistem penyewaan mobil yang memanfaatkan teknologi secara maksimal dan cepat menyesuaikan diri dengan

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 7

permintaan konsumen.M. Adib Abdusshomad, Ph.D, moderator forum ini, pada akhir acara menyampaikan bahwa prinsip-prinsip yang disampaikan narasumber bukan hal yang tidak mungkin untuk diadaptasi di PTKI. Terwujudnya iklim akademik yang kuat pada gilirannya akan menunjang reputasi akademik PTKI, simpulnya menutup acara. Pembicara kedua adalah Josephine Ratna, MPsych, Ph. D (Country Manager � Indonesian Australian Technology Network of Universities/ATN). Ia menyinggung jaringan kerjasama perguruan tinggi Australia dan Indonesia.

SEREMONI PEMBUKAANGrand Ball Room, Hotel Novotel - 19.30 - 23.00 WIB

Pembukaan AICIS 2016 di laksanakan di pada jam hari selasa tanggal 1 November pukul 19.30 � 22.30 di ballroom hotel Novotel Lampung, Acara mebukaan ini diikuti oleh lebih dari 1.500 peserta dari berbagai PTKIN seluruh Indonesia, narasumber dalam dan luar negeri, serta dihadiri pula oleh sejumlah tamu undangan dari unsur pimpinan dan pejabat daerah di lingkungan provinsi dan kabupaten/kota Lampung.Acara pembukaan yang menggunakan tiga Bahasa internasional dibawakan oleh 3 (tiga) master of ceremony, yaitu Dr. H. Ahmad Bukhari Muslim, Lc, MA (Bahasa Arab, IAIN Raden Intan Lampung), Dr. Like Raskova Octoberina, M.Ed (Bahasa Inggris, UIN Maliki Malang), dan Dr. Eva Rodhiyah Nur, SH, MH (Bahasa Indonesia, IAIN Raden Intan Lampung). Gebyar acara pembukaan ini dimeriahkan dengan penampilan tari dan lagu medley Nusantara. Para penari menyanyikan berbagai macam lagu lampung dan nusantara yang diiringi gamelan khas lampung untuk menghibur hadirin yang telah hadir pada acara pembukaan AICIS ini. Acara seremonial pembukaan AICIS ini diawali dengan menyayikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu hemne AICIS yang dibawakan oleh Paduan Suara Mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al_Qurán oleh

Rizal Tau�k, M.Pd.I.Agenda berikutnya adalah laporan kegiatan yang di sampaikan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA. Dalam laporannya, Amin mengatakan bahwa penyelenggaraan AICIS di kampus IAIN Raden Intan ini sangat strategis sebagai ajang promosi. Apalagi, IAIN Raden Intan saat ini dalam proses pengajuan alih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Selain akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), menurut Kamaruddin, AICIS 2016 juga diikuti oleh para pengkaji keislaman dari berbagai dunia. Sedikitnya ada 1.342 paper yang masuk dan telah diseleksi. Dari jumlah itu, 400 paper dinyatakan lulus, dengan dua kategori: 120 masuk kategori A yang akan dipresentasikan dalam forum ini, sisanya kategori B.Acara berkutnya adalah Sambutan gubernur lampung, M. Ridho Ficardo. Dalam sambutannya, gubernur muda ini merasa tersanjung Lampung dipercaya untuk menjadi tuan rumah sebuah perhelatan besar seperti AICIS. Apalagi pertemuan ini yakni dalam rangka mengusung dan mempromosikan

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 8

kontribusi Islam Indonesia bagi peradaban dunia."Momentum yang sangat tepat dalam mengusung tema besar kontribusi Islam Indonesia dalam membangun peradaban dunia. Hal ini didasari kenyataan bahwa IAIN Raden Intan Lampung merupakan salah satu perguruan tinggi Keislaman negeri terdepan di Indonesia yang sedang mengalami perkembangan pesat dan menjadi model perguruan tinggi moderen. Baik dalam bidang akademis, kepemimpinan, tata kelola dan lingkungan," kata Gubernur.Gubernur dalam forum AICIS juga memperkenalkan sejumlah destinasi unggulan pariwisata Provinsi Lampung. " Para utusan, Duta Besar, peserta AICIS kiranya dapat mengunjungi wisata Lampung. Sehingga dapat melihat langsung bagaimana tolerensi kehidupan beragama dalam masyarakat Lampung," ajak Gubernur termuda se-Indonesia ini. Gubernur juga mengatakan, Pemerintah Provinsi Lampung akan menyiapkan lahan 50-100 Ha, untuk mendukung peningkatan status dari IAIN menjadi Universitas Islam NegeriBerikutnya sambutan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sekaligus membuka acara AICIS 2016. Dalam sambutannya Menag Lukman berharap, AICIS 2016 ini dapat melahirkan Deklarasi Lampung yang berisi dua hal, yaitu: penjabaran Islam Indonesia dan strategi mendakwahkannya ke dunia. Menurut Menag, tema AICIS tahun ini "Kontribusi Islam Indonesia Bagi Peradaban Dunia" harus dapat dirumuskan sehingga kontribusinya bagi dunia menjadi jelas. "Apa sesungguhnya Islam Indonesia? Silakan dirumuskan apa

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 9

pun nanti istilahnya, yang penting isinya adalah Islam di Indonesia itu seperti apa," tegas Menag.Menag mengatakan, ada 3 ciri utama nilai-nilai Islam yang berkembang di Indonesia. Pertama, moderat, baik dalam ilmu kalam (tauhid) maupun �kih. Kedua, mampu menjaga tradisi di wilayah nusantara melalui proses akulturasi. Ketiga, membawa pesan kecintaan terhadap Tanah Air."Nasionalisme di kalangan muslim dianggap sebagai pengejahwantahan ajaran agama. Tidak bisa dipisahkan antara Islam dan Keindonesiaan. Yang khas Indonesia adalah hubbul wathan minal iman. Apa ciri yang lain? Inilah yang harus dirumuskan AICIS," papar Menag.Hal lainnya yang perlu dirumuskan dalam Deklarasi Lampung terkait strategi mendakwahkan Islam Indonesia kepada dunia. Menurut Menag, banyak negara Eropa yang berharap Islam Indonesia bisa dijadikan model dan dikembangkan di dunia. "Bagaimana strategi memasarkan itu? Di tengah globalisasi dan reformasi teknologi, bisakah Islam Indonesia jadi menarik dan mempengaruhi dunia?," ujar Menag.Setelah menutup pidato sambutannya, Menag kemudian menabuh gong sebagai tanda dibukanya agenda AICIS 2016 secara resmi. Acara ditutup dengan doa oleh Ustad Mahmudin Bunyamin, Lc, MA yang kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama Menteri bersama para rektor dan undangan. Namun, rencana gelar Press Conference bersama Menteri Agama batal dilaksanakan setelah kegiatan karena kendala waktu yang sudah larut malam.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 10

PLENARY SESSIONHARI KE 2 RABU, 3 NOVEMBER 2016

KEYNOTE SPEECHThe Contribution of Indonesian Islam to the World Civilization

PLENARY SESSION 1 : Indonesian Islamic Heritage in

the Contemporary Era

INTERACTIVE TALK SHOW : Current Challenges of Indonesian and Malay Islam in the Modern World

PANEL DISCUSSION : Islam, Creative Economy, and SocialActivism

BEDAH BUKU SESI 1

GALA DINNER WITH MAJOR OF BANDAR LAMPUNG CITY

FORUM DIREKTUR PASCASARJANA

Prof. James Arvanitakis

GSG IAIN Raden Intan Lampung - 08.00 - 09.30 WIB

Prof. James Arvanitakis (university of western Sydney)adalah Dekan Graduate Research School di Western Sydney University (WSU), seorang Profesor dengan latar belakang keilmuan transdisipliner yang juga pendiri The Academy di WSU, lembaga yang mengembangkan konsep pendidikan masa depan, future-proo�ng education.Pada agenda keynote speech menyampaikan bahwa Islam di Indonesia memliki kedudukan dan kesempatan yang sangat strategis untuk memberikan kontribusi ke masyarakat dunia karena pada dasarnya masyarakat barat dan islam itu terpisah, dan islam di Indonesia dapat memberikan pengaruhnya dan menempati posisi ditengah untuk menyatukan kedua peradaban besar ini. Hal ini mugkin untuk di lakukan karena menurut Prof. James Arvanitakis islam Indonesia itu kuat, damai,

Ageda keynote speech pada hari kedua ini dihadiri oleh 3 pemakalah/pembicara yaitu Prof. James Arvanitakis (university of western Sydney), Prof. David Carter (Canberra University), dan Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi (King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia). Moderator pada agenda ini Prof. Dr. Masdar Hilmy, M.A memberikan pendahuluan bahwa muslim Indonesia memiliki tiga modal memberikan kontribusi maksimal kepada masyarakat dunia. Modal pertama Indonesia adalah Negara muslim terbesar di dunia, 222.000.000 orang dari total 255.000.000 orang jumlah peduduk Indonesia, itu berarti 13% muslim dunia ada di Indonesia. Modal yang kedua adalah sejarah produk intelektual yang telah dimunculkan oleh orang-orang islam di Indonesia, seperti Syaikh Nawawi al Bantani, Syaikh Mahfud at-Tarmasi dan Syaikh Yasin a-Fadani. Modal yang ke tiga nilai-nilai luhur yang hanya dimiliki oleh muslim Indonesia.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 12

THE CONTRIBUTION OF INDONESIAN ISLAM TO THE WORLD CIVILIZATION

Pembicara

Moderator

Prof. James Arvanitakis (university of western Sydney),

Prof. David Carter (Canberra University), dan Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi (King Fahd

University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia).

Prof.Dr.Masdar Hilmy, MA (UIN Sunan Ampel Surabaya)

KEYNOTE SPEECH

toleran, mendukung modernisasi, dan menentang radikalisasi.Menurut Prof. James untuk mewujudkan kontribusi ke masyarakat dunia di era modern seperti sekarang, hal paling penting adalah membentuk kepercayaan, dan perguruan tinggiI slamseperti UIN, IAIN dan STAIN memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan kepercayaan. Perguruan-perguruan tinggi islam harus mencetak pemimpin-pemimpin revolsioer sehingga memimpin-pemimpin ini dapat membentuk masyarakat islam

Prof. David Carter (Canberra University)

Prof. David Carter adalah salah satu guru di School of Information Systems & Accounting, Canberra University yang banyak meneliti tetang akunansi, regulasi, dan modal social. Pada kesempatan AICIS 2016 yang di helat di IAIN Raden Intan lampung beliau membahas tantang kontribusi Islam Indonesia dalam prespektif ekonomi

islam.Dalam presentasinya Prof. Carter menyampaikan neo-liberalism yang yang menjadi masalah global termasuk di Australia. Carter mamaparkan, neo-libereral mendominasi berbagai sektor, seperti pemerintahan, perbankan, dan perdagangan. Namun menurut David,

Indonesia justru memilki basisekonomi unik yang mampu menangkal neo-libereralism, serta modal Islam Indonesia yang bisa berkontribusi bagi masyarakat dunia. Basis itu adalah pluralism yang ada di Indonesia. Sehingga Indonesia memiliki konsep yang terbuka,

menghargai semua agama dan golongan hingga tercipta plural environment, merayakan berbagai kegiatan keagamaan secara bersamaan tanpa ada masalah. Hal ini menciptakan kondisi kondusif yang dapat terus meningkatkan kemajuan ekonomi.Hal menarik brikutnya adalah Islamic �nance. Dalam pandangan Carter, keuangan islam Indonesia memilki dasar-dasar ekonomi yang unik dan berbeda dengan konsep perbangkan dan ekonomi kapitalis modern. Hal ini karena orang Islam di Indonesia itu memilki rasa toleransi, peduli, memberi satu dengan yang lainnya; dan ini menjadi modal yang sangat bagus untuk membentuk konsep keuangan Islam Indonesia yang kuat. Hal ini sudah terbukti bagaimana Indonesia dapat menstabilkan keadaan ekonomi selama krisis global dan bagaimana mengatasi berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Indonesia yang kuat sehingga dapat memuncukan harapan-harapan positif dan akhirnya dapat membangun atau membangun kembali kepercayaan dari masyarkat Indonesia dan masyarakat dunia kepada masyarakat Islam di Indonesia.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 13

Prof. Dr. Sumanto al-Qurtubi adalah salah satu guru besar di Universitas King Fahd, Dahran, Saudi Arabia yang bersal dari Indonesia. Dalam AICIS 2016 di IAIN Lampung beliau mengatakan bahwa Citra Islam Indonesia di dunia Barat berada dalam dua kutub yang

berbeda. Yang pertama dalam lingkungan akademik dan yang kedua di luar lingkungan akademik. Pemetaan ini dilakukan oleh Prof. Sumanto al-Qurtuby untuk melihat posisi dan citra Islam di dunia Barat. �Citra Islam di lingkungan akademik cenderung positif. Tapi sebaliknya, di luar lingkungan akademik, citra Islam masih sering dianggap menakutkan�, Citra Islam di luar lingkungan akademik seringkali disandingkan dengan kon�ik yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh pemahaman orang terhadap Islam yang terlalu kaku. �Di luar lingkungan akademik, Islam masih seringkali dipahami sebagai agama yang tidak terbuka dengan komoderenan, intoleransi, membenci terhadap tradisi lokal. Faktornya banyak dan salah satunya media. Saya contohkan misalnya kelompok Islam apobhis yang dibiayai oleh logika bisnis�, demikian terang Sumanto.Karena itu, menurut Sumanto, penting untuk terus memasarkan citra Islam yang positif, ramah, toleran

Prof. Dr. Sumanto Al-Qurtubi (King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia).

dan damai dalam setiap sendi kehidupan, baik di lingkungan akademik maupun diluar lingkungan akademik. �Saya kira, dalam konteks ini, tidak ada bedanya dengan Islam Indonesia. Islam Indonesia harus dipromosikan ke dunia global, baik itu dari sisi kontibusinya maupun dari aspek lainnya�, ungkap pengajar di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Saudi Arabia itu.Dikatakan Sumanto, praktik keberislaman seperti ini harus dilakukan di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam. Paling tidak, untuk mengangkat langit keilmuan Islam Indonesia, marketingnya harus dilakukan dengan sistematis. �Prosesnya panjang namun akan berakhir dengan gemilang�, tegas asistant professor yang pernah mengajar di Kroc Institute for International Peace Studies University of Notredame itu. Islam Indonesia mimiliki distingsi dan kekayaan yang luar biasa. Kelemahannya hanya pada proses untuk memasarkan dan mempromosikan ke kancah global. �Sekali lagi, kuncinya terletak pada pengemasan dalam mempromosikan Islam Indonesia�, kata Sumanto. Dengan demikian, kontribusi Islam Indonesia terhadap peradaban dunia akan menjadi referensi dan barometer perkembangan pemikiran Islam dunia, baik itu di lingkungan akademik maupun di luar akademik.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 14

PLENARY SESSION 1

INDONESIAN ISLAMIC HERITAGE IN THE CONTEMPORARY ERA

Pembicara

Moderator

Co-Moderator

Dr. Annabel Teh Gallop (British Library) Dr. Minako Sakai (University of New

South Wales, Australia) Prof. Syaripudin Basyar, MA (IAIN Raden

Intan Lampung) Dr. Zaenuddin (IAIN Pontianak)

Mufti Ali, Ph.D (IAIN SMH Banten)

Dr. Henry Iwansyah, MA (IAIN Raden Intan Lampung)

GSG IAIN Raden Intan Lampung - 10.00 - 12.00 WIB

Dr Annabel Teh Gallop adalah Kepala Kurator Indonesia dan Melayu di departemen bagian Selatan dan Asia Tenggara di British Library, London. Dia juga merupakan salah satu anggota dewan Editorial jurnal Indonesia dan Melayu Dunia, berbasis di SOAS, University of London ; anggota Komite Asosiasi Studi Asia Tenggara di Inggris (ASEASUK). Pada AICIS 2016 yang diselenggarakan di IAIN Raden Intan Lampung, Dr. Annabel mempresentasikan penelitiannya tentang Cap (9Stempel) Islam Nusantara sebagai Onomastika (kajian penamaan) Melayu.Pada presentasinya, Dr. Annabel mengatakan bahwa di Asia Tenggara terdapat lebih dari 2000 cap dengan tulisan aksara Arab yang dapat dijadikan sumber sejarah, terutama sejarah keIslaman. Cap-cap tersebut dibuat sekitar tahun 1560-1920an dan tersebar diberbagai wilayah, diantaranya; Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan bagian selatan Muangthai, Kamboja dan Filipina. Bahan cap yang digunakan adalah logam dan perak, dan bubuhan pada kertas menggunakan jelaga pelita, tinta

Dr. Annabel Teh Gallop (British Library)

dan lilin. Berdasarkan penelitian Dr. Annabel cap tertua melayu berasal dari Ternate, pada tahun 1560 yang ada di dalam suurat berbahasa Portugal dari Sultan Ternate Khairul

Jamal kepada Raja Portugal, dengan cap Sultan dan anaknya Babullah.Dr. Annabel mengatakan, Islam di negara melayu sangat kuat dan memiliki pengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan peradaban. Hal tersebut dapat dilihat dari cap-cap yang ditemukan oleh para peneliti di wilayah melayu yang banyak menggunakan aksara, nama-nama dan lambang-lambang keIslaman. Akulturasi budaya dan agama Islam juga

tampak dari tulisan dan bentuk cap yang digunakan. Karakteristik stempel di melayu adalah pencantuman nama, kerajaan, bahkan ekspresi religiusitas tokoh atau kerajaan,

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 15

Dr. Minako Sakai (University of New South Wales, Australia)

Dr. Minako Sakai adalah seorang sosiolog antropologi dari School of Humanities of Social Sciences University of New South Wales, Canberra. Pada AICIS 2016 di IAIN Raden Intan Lampung ia menyampaikan idenya mengenai Kontribusi Islam Terhadap Pembangunan Ekonomi dan Sosial. Penduduk Indonesia yang notabene-nya

umat Islam menurut Minakon merupakan salah satu kekuatan untuk dapat berkontribusi dalam mempengaruhi pembangunan ekonomi dan sosial bagi dunia. Oleh karena itu maka sangat penting adanya studi keIslaman khususnya dalam bidang ekonomi Islam di Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk menggali, sejauhmana Islam Indonesia memiliki potensi dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial terhadap dunia. Minako menjelaskan, bahwa secara angka atau pasaran, Indonesia memang belum menjadi pusat ekonomi, khususnya pasaran ekonomi syariah dan pasaran halal. Terlebih lagi Indonesia juga masih kalah bersaing dalam beberapa bidang seperti �nance, fashion, halal food dan limited growth. Melihat beberapa keadaan tersebut Minako mengatakan bahwa masa depan Islamic Economi

sehingga hal tersebut sangat penting sebagai sumber sejarah yang dapat diteliti. Seperti stempel yang di temukan di Lampung, yang bertuliskan nama Al-HajAbdul Malik bin Haji Abu Bakar Krui, Al-Haj Muhammad Arsyad bin Raja di Lambung Tiginining 1284 (1867/8) ha, Nagara Ratu Sungkai // kepala marga buay Rayap.Stempel-stempel tersebut ditulis menggunakan aksara Arab, ada pula yang ditulis menggunakan kombinasi aksara arab dan aksara Lampung.

di Indonesia memiliki kesulitan untuk berkembang pesat, ditambah lagi para kompetitor di pasar dunia memiliki prestasi yang tinggi untuk menguasai pasar dunia. Namun demikian, Minako menegaskan bahwa hal tersebut di atas tidak berarti Islam Indonesia tidak memiliki kontribusi ekonomi dunia. Bagi Minako, angka bukanlah satu-satunya bukti untuk menyatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kontribusi. Namun dengan melihat sisi yang lain Minako menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang harus terus digali dan dikembangkan. Minako mengatakan Indonesia memiliki kemampuan Islamic Sosial Inovation yang dapat mendukung pembangunan dibidang sosial dan ekonomi. Minako mengatakan, �Diantara inovasi yang telah dilakukan di Indonesia adalah kegiatan ekonomi jihad pada lembaga BMT (Baitul Mal wa Tanwil). Hal ini merupakan suatu representasi dakwah bil hal yaitu mengaitkan kegiatan ekonomi dengan ketakwaan yang diwujudkan dengan tingkah laku�. Selain itu inovasi lain yang telah dilakukan di Indonesia adalah penyediaan lapangan kerja bagi para perempuan seperti transportasi syariah khusus muslimah yang digagas baru-baru ini, yaitu PT. Ojesy (ojek

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 16

Guru Besar Sejarah dan Pemikiran Politik Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, Prof. DR. Syarifudin Basyar MA menjadi narasumber pada AICIS 2016. Sebagai narasumber sekaligus tuan rumah pada konferensi internasional tersebut, Prof. Syarifudin mengangkat tema yang berkaitan dengan kebudayaan Lampung yaitu Nilai Filoso�s Tradisi Ninjuk atau Sebambangan. Selain untuk mengenalkan budaya Lampung pada level internasional sebagai sebuah warisan budaya, ia juga ingin menjelaskan nilai-nilai keIslaman yang terdapat pada tradisi Ninjuk atau Sebambangan yang sering dikenal dengan kawin lari oleh masyarakat.Menurut Prof. Syarifudin, pernikahan dalam pandangan umum adalah hubungan halal antara laki-laki dan perempuan yang merupakan suatu bentuk kontrak yang sangat kuat dihadapan Allah dalam menjalankan ibadah kepada-Nya. Pada adat Lampung ada istilah Ninjuk atau Sebambangan, yaitu suatu proses laki-laki dan perempuan menuju pernikahan. Pada intinya adat ini merupakan adat lampung untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis, melalui musyawarah adat antara kepala adat dengan kedua orang tua dari calon mempelai, sehingga diambil kesepakatan dan persetujuan antara kedua orang tua tersebut. Dengan demikian, �Tidak ada hal yang bertentangan dengan hukum Islam, jika proses ini dijalankan sesuai dengan

Prof. Syaripudin Basyar, MA (IAIN Raden Intan Lampung)

syar'i Indonesia). Ide syari'ah yang melapisi kegiatan ekonomi masyarakat di atas memiliki dua manfaat sekaligus, yaitu manfaat dakwah dan manfaat provit ekonomi. Gagasan inovasi semacam inilah yang diharapkan mampu membantu pembangunan ekonomi dan sosial dunia yang ada di Indonesia yang dapat di promosikan untuk

aturan yang sebenarnya�, tegas Prof. Syarifudin.Adat Ninjuk atau Sebambangan pada saat ini sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Lampung. Namun demikian tradisi ini merupakan salah satu proses menuju pernikahan yang memiliki nilai religiusitas, dalam hal ini Islam. Prof. Syarifudin menjelaskan, di dalam proses Ninjuk terdapat beberapa etika dan prosedur yang harus dipenuhi, pertama Sending Tenepik yaitu seorang gadis yang melakukan berlarian, biasanya meninggalkan tanda tengepik, yaitu berupa surat dan sejumlah uang. Setelah si gadis sampai ditempat keluarga pemuda, maka orang tua atau keluarga si bujang segera melaporkan kepada penyimbangnya. Kedua, Nganntak Salah yaitu tindakan yang dilakukan pihak kerabat bujang yang melarikan gadis dengan mengirim utusan dengan membawa senjata (keris) adat dan menyampaikan kepada kepala adat pihak gadis. Dan yang ketiga, mempelai peria diantar oleh beberapa orang penyimbangdan beberapa orang anggota keluarga lainnya untuk memperkenalkan diri kepada orang tua gadis dan penyimbangnya. Kemudian diadakan acara �Sujut� (sungkem) yaitu sujut kepada semua penyimbang tua-tua adat dan kerabat gadis yang hadir.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 17

Dr. Zaenuddin (IAIN Pontianak)

Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Zaenuddin Hudi Prasojo mempresentasikan sekaligus mempromosikan kekayaan Warisan Islam di Borneo yang jarang dikenal oleh masyarakat luas. Warisan budaya Islam berupa manuskrip di Borneo banyak yang tidak dikenal oleh dunia, jikapun ada maka jumlah publikasi tentang hal masih ini sangat terbatas. Hal ini terjadi karena ketertarikan para peneliti di Indonesia terhadap kajian manuskrip sebagai warisan budaya masih sangat rendah, terutama di Indonesia bagian Kalimantan.Dr. Zaenuddin mengatakan di Kalimantan sangat banyak manuskrip yang dapat diteliti yang tentunya memiliki nilai-nilai budaya yang dapat diambil manfaatnya. Pada seminarnya kali ini, Dr. Zaenuddin mengenalkan dua manuskrip, yaitu Hikayat Raja-Raja Melayu yang ditemukan pada komunitas Islam di Pesisir Borneo dan Kitab Berladang ditemukan di Kalimantan Barat. Di dalam Hikayat Raja-Raja banyak nilai-nilai keIslaman yang dapat dicontoh, seperti jaringangan tasawuf, syari'ah, sirah,dan tokoh-tokoh ulama. Sedangkan di Kitab Berladang diajarkan tata cara berladang, do'a-do'a dalam rangkaian ritual berladang yag berbasis keIslaman.

Islam di Borneo adalah salah satu contoh pulau yang memiliki kekayaan warisan Islam tersembunyi diantara pulau-pulau lain di Indonesia. Dr. Zaenuddin menegaskan, �tidak mungkin kuat bangunan peradaban keIslaman di Nusantara, jika tidak ada kontribusi dan keterkaitan yang kuat antara sejarah dan masa sekarang�. Sehingga demikian warisan budaya Islam perlu untuk diangkat dan dipublikasikan kewajah dunia.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 18

INTERACTIVETALKSHOW

CURRENT CHALLENGES OF INDONESIAN AND MALAY ISLAM IN THE MODERN WORLDPembicara

Moderator

Prof. Tomas Lindgren (Umea University, Sweden)

Dr. Kevin W. Fogg (Oxford University) Habiburrahman el-Shirozi (Indonesian

Novelist/Humanist) Pengiran Mahani binti Pengiran Haji

Ahmad (Brunei Darusalam)

Dr. Suaidi, MA (IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi)

GSG IAIN Raden Intan Lampung - 13.00 - 15.30 WIB

Prof. Tomas Lindgren (Umea University, Sweden)

Kegiatan interactive talkshow pada hari kedua AICIS di IAIN Raden Intan Lampung yang seharusnya dihadiri oleh oleh 5 pembicara; Prof. Tomas Lindgren (Umea University, Sweden), Dr. Kevin W. Fogg (Oxford University), Habiburrahman el-Shirozi (Indonesian Novelist/Humanist) Pengiran Mahani binti Pengiran Haji Ahmad (Brunei Darusalam), dan Dr. Muhammad Hadi bin Melayong.

Prof. Tomas Lindgren merupakan narasumber pertama di interactive talkshow pada AICIS ke-16 di IAIN Raden Intan Lampung. Pada agenda ini Tomas menyampaikan tentang radikalisasi sebagai sebuah proses karena menurutnya radikalisasi adalah fenomena multi dimensi dan terbagi dalam tiga tingkatan: kepercayaan, emosi, dan tingkah laku. Masih menurut tomas dari ketiga dimensi tersebut ternyata tidak berkaitan satu sama yang lain. Oleh karena itu dapat di jumpai sesorang yang radikal dalam level koknitif namun tidak radikan dalam tingkat emosi atau tingkah laku. Ada beberapa hal penyebab munculnya radikalisasi, diantaranya adalah konteks politik, sosio-ekonomi, ediologi dan social. Pada konteks politik sering terjadi ketika kekuasaan politik yang sedang berkuasa ingin terus mempertahakan kekuasaannya sdengan memberikan tekanan kepada lawan politik atau golongan yang menghalinginya, contoh kongkritnya radikalisasidi Suriah. Faktor

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 19

Sosio-ekonomi sebenarnya bisa menjadi faktor dominan radikalisasi tapi ternyata tidak ada hubungan yang kongkret antara kemiskinan dan radikalisasi. Karena di beberapa negera di Timur Tengah, Eropa, Israel dll orang-orang yang telibat dengan radikalisasi jarang lebih miskin degan orang lain. Tapi masalah utamanya adalah ketidak adilan perlakuan sosio-ekonomi yang diterima kelompok-kelompok di dalam masyarakat.

Dr. Kevin W. Fogg (Oxford University)

Habiburrahman el-Shirozi (Indonesian Novelist/Humanist)

Dr. Kevin W. Fogg menyampakan persentasinya yang berjudul Kontribusi umat Islam Indonesia untuk masyarakat dunia. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan bahwa islam di Indonesia berbeda dengan islam di Negara lain di dunia, tetapi justru dangen perbedaan ini organisasi-organisasi islam di Indonesia dapat ditrima di masyaraat dunia. Menurut Dr. Kevin W. Fogg ada empat faktor yang mebuat organisasi-organisasi islam di Indonesia bebeda dan dapat di terima secara global. Yang pertama organisasi Islam di Indonesia itu besar, komprehensif, dan in�uencial. Oganisasi islam di Indonesia itu besar, jutaan pengikut Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan oganisasi Islam yang lain, ribuan masjid dan musola, dan menurut penelitian PPIM 2008 diatas 70% muslim di Indonesia adalah pengikut dari organisasi Islam. Islam di Indonesia juga komprehensif karena berkaida di semua aspek kehidupan, orang islam lahir di rumah sakit islam, TK, SD, SMP, SMA, pesantren dan perguruan tinggi semua adalah organisasi Islam. Semua aspek keislaman di Indoseia berkaitan dengan organisasi islam. Dan yang terahir islam juga berpengaruh di aspek-aspek lain, seperti pemerintahan, politik, dan kemasyarakatan. Faktor yang kedua, organisasi islam di Indonesia memilki modern form. Hal ini karena meraka memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, dan proses seleksi untuk menentukan kepengurusan organisasi. Faktor yang tiga, organisasi islam di Indonesia terpisah dari pemerinahan dan politik praktis dan inilah faktor yang paling membedakan dengan organoisasi islam di Negara lain misalnya Malaysia dan Brunay. Faktor yang

terahir, oganisasi islam di Indonesia tidak melawan pemeritahan, dan ini membedakan organisasi islam di Negara lain yang terkadang bertentangan dengan pemeritaan seperti Ikwanul muslim di Mesir. Di Idonesia organisasi islam mendukung pemerintahan dan pemerintah juga mendukung organisasi islam.Namun di akhir presentasinya ada dua ke kawatiran yang di sampaikan oleh Dr. Kevin pertama adalah semakin tumbuh dan berkembanganya organisasi islam radikal di Indonesia. kedua, masuknya poltik pratis ke oganisasi islam dan keterlibatan organisasi Islam ke dalam politik praktis akan berpengaruh pada pengaruh fungsi asli organisasi islam terhadap masyarat.

Novelis religi Habiburrahman El-Shirazy dalam acara AICIS ke 16 di IAIN Raden Intan Lampung mengatakan, budaya merupakan cara (wasilah) untuk mengamalkan Islam dengan indah."Islam masuk ke nusantara dengan budaya yang cantik. Melalui gerakan budaya, Islam dapat berkembang dengan sangat cepat dan pesat di nusantara," katanya sambil menyebut Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina Selatan, Thailand Selatan, sebagai bagian dari nusantara. Menurut Kang Abik, demikian beliau akrab

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 20

disapa, para ulama nusantara dahulu sangat sadar akan budaya.Kang Abik yakin bahwa budaya tidak akan menjadi penghalang bagi pengamalan Islam. Bahkan menurutnya, makin seseorang paham akan Islam, makin pandai ia menyikapi budaya dengan baik. "Budaya justru menjadi wasilah untuk mengamalkan Islam dengan indah,", ucapnya.Menanggapi tema AICIS tahun ini, The Contribution of Indonesian Islam to The World Civilization, Kang Abik menyampaikan apresiasinya, mengingat dilihat dari sisi budaya, Indonesia dengan 'Indonesian Islam'-nya sangat kaya akan local wisdom yang perlu diperkenalkan ke dunia internasional. "Saat ini ketika orang bicara tentang 'dunia timur', asosiasinya adalah China dan Jepang, atau India. Karena hanya mereka yg punya �lsuf-�lsuf," sambung Kang Abik. Padahal menurutnya, banyak ulama-ulama kita melalui manuskrip-manuskripnya yang bernilai �loso�s juga tak kalah kelas.Kang Abik menyebut nama Syeikh Hamzah Fansuri dan muridnya Syeikh Syamsuddin Al-Sumatrani, serta Syeikh

Muhammad Arsyad Al-Banjari, pujangga Islam yang sangat populer di abad 16 dan 17, yang hingga kini namanya masih tercatat sebagai tokoh kaliber besar dalam perkembangan Islam di Nusantara."Masalahnya kita pede atau tidak untuk mengangkatnya. Ini sudah siap saji, tinggal dikemas sedikit dalam porsi yang pas," katanya ketika mengomentari karya-karya pujangga-pujangga besar tersebut yang bernilai sastra tinggi dan sarat akan suasana cinta pada ilahi. "Mengkonsumsi karya sastra mereka adalah mengkonsumsi Islam Indonesia," ujarnya.Penulis novel best seller Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, dan Api Tauhid ini, menyetujui momentum AICIS ke 16 agar menjadi momentum untuk menggali ulang akar-akar budaya Indonesia dan Islam Indonesia untuk didiseminasikan di pentas internasional.

Pengiran Mahani binti Pengiran Haji Ahmad (Brunei Darusalam)

Pengiran Hajah Mahani bin Pengiran Haji Ahmad adalah salah satu pegawai di Pusat Sejarah Brunei, Brunei Darussalam. Pada AICIS 2016 di IAIN Raden Lampung beliau menjelaskan tentang sejarah Melayu Islam Beraja (MIB) yaitu sebuah falsafah bangsa Melayu yang mulai digunakan padavtahun 1364. Falsafah ini memiliki tga prinsip dasar yaitu; 1) Melayu; artinya harus menggunakan bahasa melayu. 2) Islam; berarti agama resmi hanya ada satu agama Islam. dan 3) Beraja; artinya pemerintahannya berbentuk kerajaan. Pada tahun 1959 berbarengan dengan merdekanya Brunei Darussalam dari Brills, MIB secara resmi digunakan sebagai falsafah Negara brunai hingga sekarang.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 21

PANEL DISCUSSION

FORUM DIREKTUR PASCASARJANA (FORDIPAS)

ISLAM, CREATIVE ECONOMY, AND SOCIAL ACTIVISM

Penyaji

Pembicara

Moderator

Dr. Minako Sakai (University of New South Wales, Australia)

Dr FalikulIsbah, MA (UIN SunanKalijaga Jogjakarta)

Dr.BambangBudiwiranto, MA (IAIN Raden Intan Lampung)

M. Zaenal Anwar, M.Si (IAIN Surakarta)

Prof. Bhajan Grewal (Victoria University) Dr. David Carter (University of Canberra)

Prof. M. Sirozi, Ph.D

Ruang Sidang lt.III IAIN Raden Intan Lampung - 13.00 - 15.00 WIB

Aula PPs IAIN Raden Intan Lampung, Labuhan Ratu - 13.00 - 15.00 WIB

Kegiatan panel discussion seharusnya diikuti oleh 6 pembicara, namun pada kesempatan ini Dr. Najib Kailani, MA (UIN SunanKalijaga Jogjakarta) dan Dr. Hilman Latif, MA (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) batal hadir pada kegiatan ini. Sedangkan partisipan yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Forum Direktur Program Pascasarjana dihadiri oleh 35 partisipan yang merupakan perwakilan dari program pasca sarjana di lingkungan perguruan tinggi Islam negeri se Indonesia. Pertemuan ini mengusung tema: �Managing Post-graduate Program for a Better University�.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 22

BEDAH BUKU SESI I

GALA DINNER WITH MAJOR OF BANDAR LAMPUNG CITY

Gedung GSG IAIN Raden Intan Lampung - 15.30 - 17.30 WIB

Rumah Dinas Walikota Bandar Lampung - 19.00 - 22.00 WIB

Acara ini merupakan kerjasama Panitia AICIS dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai bentuk pemuliaan tamu. Walikota beserta jajaran memberikan sambutan hangat dengan aneka sajian makanan khas Lampung ditambah souvenir khas Lampung, yaitu peci dan seledang khas Lampung.Kegiatan ini diikuti oleh Panitia Pusat, Pimpinan PTKIN, Tamu Undangan, Pembicara dan pemakalah terpilih.Acara jamuan makan malam ini didahului dengan sambutan Walikota Bandar Lampung Herman Hn, dilanjutkan secara berturut-turut oleh Rektor IAIN Raden Intan Lampung dan Direktur Diktis. Kemudian, acara dimeriahkan dengan orasi budaya oleh Prof. Dr. Syaripudin Basyar dan pembacaan puisi oleh Kang Abik, Habiburrahman El Shirozi.

Penulis

Moderator

Reviewer

Arif Zamhari, Rituals of Islamic Spirituality: A Study of MajlisDhikr Groups in East Java, Australia: ANU E Press, 2010.

Asfa Widianto, Religious Authority and the Prospects for Religious Pluralism in Indonesia: The Role of Traditionalist Muslim Scholars,

Siti Mahmudah, Historisitas Syari'ah: Kritik Relasi Kuasa Khalil Abdul Karim, Yogyakarta, LKiS, 2016.

Dr. Muhammad Zain, M.Ag

Prof. Dr. Amani Lubis, MA Prof. Dr. Noorhaidi Hasan, MA

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 23

PLENARY SESSION 2 & 3HARI KE 3 KAMIS, 4 NOVEMBER 2016

PLENARY SESSION 2 : Perspectives on Islamic Thoughtin Education, Economy, Humanity, and Science

PLENARY SESSION 3 : Perspectives on the Dynamics of Contemporary Islamic World

BOOK DISCUSSION 2

SEREMONI PENUTUPAN

Prof. Krishna Sen (University of Western Australia)

PLENARYSESSION 2

PERSPECTIVES ON ISLAMIC THOUGHT IN EDUCATION, ECONOMY, HUMANITY, AND SCIENCEPembicara

Moderator

Co-Moderator

Prof. Krishna Sen (University of Western Australia)

Prof. Joni Hermana (Institut Teknologi Surabaya)

Prof. Abdullah Idi (UIN Raden Fatah Palembang)

Prof. Ahmad Sewang (UIN Alauddin Makassar)

Ismail Suardi Wekke, Ph.D STAIN Sorong)

Dr. M. Muhassin, M. Hum (IAIN Raden Intan Lampung)

GSG IAIN Raden Intan Lampung - 08.00 - 09.45 WIB

Plenary session ke dua pada hari ke dua di hadiri oleh 4 pembicara dari 5 pembicara yang telah dijadwalkan karena Fahmi Zarkasyi, Ph.D (UNISDA Gontor) behalangan hadir pada AICIS 2016 ini. Sedangkan partisipan yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 350 orang.

Prof. Krishna Sen adalah dekan Fakultas Seni, Universitas Western Australia. Pada AICIS 2016 IAIN Raden Intan Lampung ia menyampaiakn tentang pendidikan universitas di abad 21 saat ini. Menurut Prof. Krishna, secara histori pendidikan universitas sangat erat kaitannya dengan agama.

Seperti yang terjadi di Eropa pada abad 10 M, banyak perpustakaan yang dibangun oleh para ulama di Cordoba, Cairo dan Baghdad, juga banyak universitas yang didirikan oleh gereja. Pada saat itu universitas dan perpustakaan menjadi sentral informasi ilmu pengetahuan yang sangat dibutuhkan. Namun berbeda

dengan universitas saat ini, Prof. Krishna mengatakan bahwa di era revolusi digital, industri teknologi merubah universitas tidak lagi sebagai satu-satunya tempat informasi ilmu pengetahuan.Kecanggihan teknologi mempermudah akses ilmu pengetahuan dari berbagai negara dibelahan dunia tanpa mengenal waktu dan batas.Lalu apa fungsi utama universitas di abad ke-20 saat ini? Prof. Krisna mengatakan bahwa keterbukaan adanya kebhinekaan dalam dunia pendidikan merupakan salah satu kunci untuk meraih ilmu pengetahuan yang tinggi di universitas. Sehingga universitas di abad ke-20 harus lebih terbuka untuk saling mengisi satu sama lain tanpa mendeskriminasi atas dasar gender, suku bangsa, agama dan lain

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 25

Prof. Joni Hermana (InstitutTeknologi Surabaya)

Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc,. Es,. Ph.D, rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya hadir sebagai narasumber pada AICIS 2016 di IAIN Raden Intan Lampung. Dalam presentasinya Joni Hermana mengatakan bahwa sejauh ini pendidikan yang berlangsung di Indonesia lebih kepada menjelaskan

ilmu pengetahuan bukan menjelaskan pengetahuan tentang ilmu itu sendiri. Sehingga keadaan yang demikian akan berdampak pada orientasi material semata dan menghilangkan suatu hal yang substantif yaitu nilai keakhiratan/immaterial. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya ilmuan yang hebat tetapi krisis dalam akhlak, sehingga hal tersebut justru menyebabkan masalah dalam kehidupan. Pendidikan yang semestinya dilaksanakan menurut Joni adalah pendidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai spiritual (immateri), sehingga akan berdampak kepada tingkah laku yang mulia dalam kehidupan. Secara rasional, pendidikan berbasis keIslaman mestinya menghasilkan peserta didik yang unggul dalam ilmu dan akhlak. Namun pada kenyataannya, Joni menegaskan bahwa tidak demikian yang terjadi di Indonesia.Prof. Joni mengatakan bahwa science dan teknologi yang berkembang sangat pesat tidak bisa dipisahkan dari

sebagainya. Sehingga siapa saja berhak untuk memilih studi dan tempat dimana ia inginkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Inilah yang menjadi fungsi universitas abad 20, yaitu sebagai fasilitas untuk menggali ilmu pengetahuan, menginovasi dan menciptakan generasi baru sebagai warga dunia dalam ilmu pengetahuan.Prof. Krishna memaparkan The University of Western Australia (UWA) dapat dijadikan contoh sebagai universitas yang telah melakukan intensi�kasi kebhinekaan. UWA membuat suatu kebijakan perekrutan dan promosi staff dan mahasiswa dari berbagai latar belakang suku, agama, ras dan budaya. Hal ini dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya; komitmen Rektor, menjadikan kebhinekaan sebagai nilai terpenting, keterbukaan menerima staff dan mahasiswa seluas-luasnya dari semua kalangan.

nilai-nilai al-quran. Ia menyebutkan, �Lebih dari 800 ayat al-quran yang menjelaskan science�. Hal ini menunjukkan bahwa antara agama dan science memiliki keterkiatan yang erat, sehingga keduanya tidak harus dipisahkan. Yang menjadi tantangan para pendidik di perguruan tinggi Islam saat ini adalah bagaimana menghadapi generasi yang hidup dalam kecanggihan teknologi, yang memiliki kreati�tas tinggi, kolaboratif dan begitu cepat dalam hal mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya. Maka hal perlu untuk dilakukan menurut Prof. Joni adalah kembali mengintegritaskan dengan serius antara nilai-nilai keIslaman dengan pendidikan yang dilakukan di lembaga pendidikan yang berbasis Islam. Prof. Joni menegaskan, �Kuncinya ada pada agama�. Jika agama dijadikan landasan dari semua ilmu pengetahuan maka orientasi perbuatan manusia adalah untuk keridhoan Sang Pencipta. Dengan demikian kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk kemaslahatan hidup manusia bukan untuk merusak dan saling merugikan.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 26

Prof. Abdullah Idi (UIN Raden Fatah Palembang)

Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed adalah direktur Pasca Sarjana UIN Raden Fattah Palembang. Dalam kesempatan seminar AICIS 2016 di IAIN Raden Intan Lampung Guru Besar Sosiologi Raden Fattah Palembang tersebut mengatakan kon�ik yang sering terjadi di Asia Tenggara adalah kon�ik etnik. Disharmonisasi kaum

mayoritas dan minoritas memicu terjadinya kon�ik agama dan etnik yang dapat merusak integritas sosial negara. Menurut Prof. Idi, kesalahan pemerintah dalam mengambil sikap terhadap kaum minoritas adalah pemberian 'label' khusus kepada mereka. Sebagai contoh adalah label teroris bagi kaum muslim minoritas dibeberapa negara seperti Cham-Rohingya Myanmar,

Uigur-China, Fattani-Thailand dan lain sebagainya. Klaim sepihak semacam ini menurut Prof. Idi, justru merusak kaum minoritas tersebut dan mempersulit untuk mencari solusi substantif pada kon�ik yang terjadi.Melihat potensi kon�ik di Asia Tenggara yang cukup tinggi, maka menurut Prof. Idi perlu peran ASEAN dalam penyelesaiannya. Peran organisasi regional yang terbatas dan tidak terfokus pada pencegahan dan pemecahan masalah dari kon�ik etnis dan agama di Asia Tenggara disebabkan idealisme, yaitu ASEAN harus diamati bersama-sama yang dikenal sebagai prinsip yang 'non-interferensi'. Hal inilah yang menurut Prof. Idi perlu dikaji ulang, karena sebagai suatu organisasi ASEAN merupakan payung daripada negara-negara anggota termasuk Asia Tenggara.

Prof. Ahmad Sewang (UIN Alauddin Makassar)

Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof. Ahmad M. Sewang menjadi narasumber pada perhelatan AICIS 2016 di IAIN Raden Intang Lampung. Pada seminar yang bertema Kontribusi Islam di Indonesia, M. Sewang mengangkat topik studi tokoh. Ia mengatakan, �Di Indonesia banyak tokoh ulama yang terlupakan. Mereka lenyap bersama hancurnya tulang belulang yang terkubur�. Hal ini terjadi karena masih terbatasnya penelitian tentang tokoh-tokoh khususnya para ulama di Indonesia. Padahal menurut M. Sewang kajian ketokohan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan, karena nilai-nilai keteladanan para ulama dahulu dapat dijadikan alat untuk menghadapi situasi bangsa yang banyak menghadapi prolem keumatan seperti saat ini.Salah satu tokoh ulama yang ditampilkan oleh M. Sewang adalah H. Fadeli Luran yang berasal dari daerah Makassar. H. Fadeli Luran merupakan seorang ulama sekaligus pahlawan bangsa Indonesia. Kontribusi H. Fadeli Luran sangat besar dalam mempersatukan para ulama di Indonesia untuk menghadapi Partai Komunis pada masa G30. Melalui organisasi Ikatan Masjid Musala Indonesia al-Muttahidah (IMMIM), H. Fadeli melancarkan misinya untuk keadilan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. M. Sewang mengatakan, �Nilai-nilai keteladanan yang diwariskan oleh H. Fadeli merupakan salah satu modal bangsa Indonesia untuk menghadapi

berbagai problem yang saat ini tengah melanda bangsa�. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain; nilai persatuan umat, toleransi, moderasi, indepedensi dan hubbul wathan. Nilai-nilai tersebut di atas terangkum dalam sebuah motto yang H. Fadeli yaitu, �Bersatu dalam Akidah, Toleransi dalam Khila�yah-Furu'iyah�. Hal tersebut bermakna bahwa akidah bukanlah antonim daripada furuiyah, melainkan ushuliyah dan juga akidah sama halnya dengan ibadah, ada yang bersifat ushuliyah dan ada yang bersifat furuiyah. Akidah yang dimaksud H. Fadeli adalah akidah ahlussunnah wal jama'ah yang memilih sikap toleran terhadap madzhab-madzhab lain yang berkembang dalam sejarah Islam. Dengan demikian, maka nilai-nilai persatuanlah yang seharusnya menjadi prioritas bagi seluruh masyarakat Indonesia, bukan mengedepankan perbedaan, dan sikap intoleran yang justru akan membawa bangsa kepada keterpurukan.Prof. Sewang menegaskan �Para ulama Indonesia terdahulu telah banyak mewariskan nilai-nilai yang sangat berharga bagi generasi kekinian, hanya bagaimana kita mau menggali dan mencontoh serta mempraktikkan dalam kehidupan atau hanya diam tanpa mengambil warisan tersebut�.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 27

Prof. Dr. Ayzumardi Azra, MA (UIN SyarifHidayatullah)

PLENARYSESSION 3

PERSPECTIVES ON THE DYNAMICS OF CONTEMPORARY ISLAMIC WORLDPembicara

Moderator

Co-Moderator

Prof. Dr. Ayzumardi Azra, MA (UIN Syarif Hidayatullah)

Prof. Magdy Behman (Estern Mennonite University, USA)

Prof. Sulthan Syahril, MA (IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Akh. Muzakki (UIN Sunan Ampel Surabaya)

Dr. Munir (UIN Bandung)

Dr. Iskandar Syukur, MA IAIN Raden Intan Lampung)

GSG IAIN Raden Intan Lampung - 10.15 - 12.00 WIB

Plenary session ketiga pada hari ketiga dihadiri oleh 4 pembicara dari 5 pembicara yang telah dijadwalkan karena M. Nur Ikhwan, Ph.D berhalangan hadir pada AICIS 2016 ini

Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah Jakarta bidang sejarah dan budaya Islam, Azyumardi Azra mengatakan, sebagai umat mayoritas, umat Islam tidak boleh rendah diri dengan umat lain di dunia. Umat Islam harus menonjolkan kompetensi dirinya di hadapan umat lain secara berdampingan.

Azra mengatakan, Indonesia sebagai negara Muslim mayoritas bergantung pada konsep negara yang moderen. Artinya, Indonesia menerima demokrasi dengan pendekatan teokrasi Islam. Sejarah membuktikan ada tiga macam demokrasi yang telah dilalui, yakni demokrasi liberal 1955-masa

Soeharto, demokrasi terpimpin 1959-1965, dan demokrasi Pancasila 1966-1998. �Umat Muslim menerima demokrasi yang pelaksanaannya sejalan dengan Islam,� katanya.Menurut Azra, kehadiran demokrasi di Indonesia tidak lepas dari organisasi sipil termasuk keberadaan Islam. Sehingga, Pancasila dapat diterima dengan jalan tengah antara idealism sekuler dan Negara Islami.Keberadaan Islam sebagai umat mayoritas, kata dia, sudah ada sejak lahirnya organisasi Nahdatul Ulama tahun 1926 dan Muhammadiyah tahun 1912, dan beberapa organisasi Islam lainnya di negeri ini. �Organisasi Islam tersebut merupakan religious based civil society organization. Mereka menerima multikultural,� katanya.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 28

Prof. Magdy Behman (Estern Mennonite University, USA)

Dalam konteks ini, Behman melihat keterhubungan antara Islam dan tradisi lokal Indonesia yang unik sebagai varian keagamaan yang tidak tercerabut dari akar-akar lokalitas. Persoalan wajah Islam Indonesia yang berbeda dari wajah Islam Timur Tengah dikatakan Behman hanya pada dataran kultural historis semata akibat proses adaptasi, asimilasi dan akulturasi. �Distingsi inilah yang tidak dimiliki oleh negara lain. Karena itu, saya berharap, kekayaan ini menjadi kekayaan sejarah dan peradaban Indonesia yang dikembangkan oleh generasi civitas akademika Indonesia�, demikian ungkap Behman.�Karena itu, forum komunitas akademik seperti AICIS inilah menjadi ajang desiminasi studi Islam Indonesia untuk diekpose dalam kancah global. Setelah saya menetap di Yogyakarta, saya pikir orang luar mesti datang ke Indonesia untuk belajar Islam Indonesia yang unik, ramah, damai dan toleran�, tutup Behman yang saat ini tengah menjadi profesor tamu di Pasca Sarjana UIN Sunan

Prof. Sulthan Syahril, MA (IAIN Raden Intan Lampung)

Prof. Sulthan adalah salah satu Guru Besar di IAIN Raden Intan Lampung. Ia menjadi salah satu narasumber pada seminar AICIS 2016 di IAIN Lampung yang bertema Kontribusi Islam Terhadap Peradaban Dunia. Prof. Sulthan mengatakan bahwasannya Indonesia merupakan negara yang memiliki spesi�kasi dan identitas unik, yaitu masyarakat Islam terbesar di dunia yang moderat, �Tidak kebaratan dan tidak ketimuran� ujarnya.Prof. Sulthan mengatakan, Islam merupakan agama yang memiliki ajaran yang komprehensif, yang tidak dimiliki agama-agama lain. Segala urusan yang mencakup kehidupan ada di dalam kitab suci Al-quran. Namun demikian, dalam presentasi yang disampaikan dengan menggunakan bahasa Arab dan Indonesia tersebu, Prof. Sulthan menegaskan �Tetapi, ayat-ayat Al-quran yang komprehensif akan mati begitu saja, apabila ia tidak dilandingkan dalam bentuk pemikiran�. Inilah yang menjadi tantangan bagi umat Islam, para cendekia dan akademisi untuk mengkreasikan interpretasinya agar ayat-ayat Al-quran menjadi kontekstual dalam kehidupan.

Behman melihat dinamika Islam Indonesia, perlu untuk mengingat kembali daratan jazirah Arab yang menjadi fase subur memproduksi karya-karya intelektual keislaman dan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat Muslim di Indonesia. Yang berbeda, walaupun Indonesia memiliki kedekatan hubungan

intelektual dengan tradisi keagamaan di Arab, tidak berarti bahwa Islam Indonesia bisa dikatakan sebagai sekadar replika Islam Arab. �Proses transmisi keislaman dari tradisi intelektual Arab ke tradisi intelektual Indonesia berlangsung dalam pola yang sangat dinamis, distingtif, unik, dan kompleks�, ujar Behman. Distingsi Islam Indonesia yang demokratis dan unik ini menurut Behman menjadi kekayaan yang tidak dimiliki oleh negara lain. �Indonesia dalam perspektif saya menjadi surga bagi terwujudnya Islam yang benar-benar penuh kedamaian. Saya sangat mengagumi akan hal ini�, kata Behman.

Dalam mengkaji Al-quran dibutuhkan metode yang tepat agar dapat dikontekstualkan dalam kehidupan. Menurut Prof. Sulthan, metode yang tepat digunakan di Indonesia adalah metode combinasi rasional dan tradisional. Karna keberagaman pemahaman keagamaan yang ada di Indonesia tidak cukup hanya dipahami menggunakan pendekatan akal semata, tetapi juga harus memperhatikan sisi lain yang bersifat literal dan tekstual.Prof. Sulthan mengatakan bahwa komitmen keagamaan di Indonesia yang telah ditetapkan oleh founding father bangsa Indonesia merupakan sikap yang sangat tepat. Maka model keberagamaan yang moderat di Indonesia tidak memerlukan tawaran lain untuk dirubah atau ditambah. Hanya saja perlu dipahami kembali nilai-nilai keberagamaan Islam yang ada dengan mengkontekstualkan nilai-nilai Al-quran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 29

Prof. Akh. Muzakki (UIN SunanAmpel Surabaya)

Prof. Akh Muzakki adalah Guru Besar ke-49 di Bidang Sosiologi Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Pendidikan S2 dan S3 ditempuh di Australian National University (ANU) dan saat ini Prof. Muzakki adalah Guru Besar termuda di UINSA.

Pada AICIS 2016 di IAIN Raden Intan Lampung, Prof. Muzakki mempresentasikan penelitiannya mengenai fenomena pengkultusan terhadap seseorang yang terjadi di Indonesia, yaitu Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan Gatot Brajamusti yang belakangan ini terduga sebagai penipu, bahkan terduga pembunuh.Pengikut Dimas Kanjeng dan Gatot di padepokan yang didirikannya mencapai ratusan bahkan ribuan orang. Prof. Muzakki mengatakan faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia mudah untuk terpengaruh adalah banyaknya tekanan masalah hidup dan kebutuhan

supranatural sebagai jalan untuk mendapatkan ketenangan. Motif yang digunakan Dimas dan Gatot adalah motif keagamaan (Islam), dengan mendirikan padepokan layaknya pesantren, ritual-ritual tertentu, berpenampilan layaknya tokoh agama, dekat dengan para pejabat dna lain sebagainya. Hal unik yang dilakukan Dimas Kanjeng adalah menipu dengan penggandaan uang. Hal inilah yang menjadikan masyarakat semakin tergiur.Prof. Muzakki mengatakan ada beberapa hal yang dapat perlu dimiliki oleh mental masyarakat di Indonesia khususnya, agar tidka mudah terpengaruh dengan hal-hal merugikan di atas, diantaranya membudayakan kemandirian, memperkuat ber�kir dan bertindak secara rasional, dan menanamkan pemahaman bahwa segala tindakan yang dapat dilakukan manusia dapat dijelaskan secara manusiawi pula

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 30

BOOK DISCUSSION 2

Penulis

Moderator

Reviewer

Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si, Komunikasi Massa, Jakarta: Gramedia, 2016

Dr. Muhammad Aqil Irham, M.Sc, DemokrasiMukaDua, Jakarta: Gramedia, 2016

Dr. Abdul Syukur, M.Ag (IAIN Raden Intan Lampung)

Prof. Dr. HM. Nasor, M.Si (Professor in Communication, IAIN Raden Intan Lampung)

Dr. Nanang Trenggono, M.Si (Former Chief of KPUD Lampung)

Auditorium FDK IAIN Raden Intan Lampung - 13.00 - 15.00 WIB

Diskusi buku yang kedua di hari ketiga diikuti oleh 2 penulis dan dua reviewer seperti yang telah dijadwalkan. Sedangkan jumlah partisipan yang hadir mengikuti kegiatan ini sebanyak 80 orang.

SEREMONI PENUTUPANGedung GSG IAIN Raden Intan Lampung - 15.30 - 17.30 WIB

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 31

Setelah berlangsung selama empat hari, forum Annual International Conference on Islamis Studies (AICIS) 2016 resmi ditutup. Penutupan kegiatan ini dilaksanakan di GSG IAIN Raden Intan Lampung pada hari Kamis, 4 November 2016 jam 16.00 � 18.00 WIB. Acara seremonial ini dipandu oleh tiga Master of Ceremony Bambang Irfani, MA (Inggris) dan Devita Anggun, SE (Indonesia). Acara dibuka dengan doa yang disampaikan oleh Dr. KH. Ainal Ghani, M.Ag (Dosen IAIN Raden Intan Lampung, pengasuh Pondok Pesantren al-Munawwirus Shalih Bandar Lampung). Acara diawali dengan laporan Ketua Panitia, Prof. Dr. Wan Jamaluddin, M.Ag. Ia melaporkan rincian kegiatan sejak hari pertama hingga hari terakhir.Sambutan berikutnya disampaikan oleh Rektor IAIN Raden Intan Lampung sebagai tuan rumah kegiatan AICIS 2016. Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan AICIS yang untuk pertama kalinya digelar di area kampus, sembari memberikan apresiasi yang tinggi kepada tamu undangan, narasumber, pemakalah, dan peserta yang antusias mengikuti kegiatan demi kegiatan hingga tuntas.Acara selanjutnya adalah penandatanganan Deklarasi Lampung sebagai hasil nyata kontribusi Islam Indonesia bagi peradaban dunia. Deklarasi ditandatangani oleh pimpinan PTKIN yang diwakili oleh Sembilan orang

rektor/ketua, yaitu: Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag (Rektor IAIN Raden Intan Lampung), Dr. H. Hadri Hasan, Lc, MA (Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi), Dr. H. Sumanta, M.Ag (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon), Dr. Abdul Pirol, M.Ag (Ketua STAIN Palopo), Dr. H Kasim Yahiji, M.Ag (Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo), Dr. Syamsuar, M.Ag (Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh), Dr. H. Kasim Yahiji, M.Ag (Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo), dan Dr. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag (Ketua STAIN Ponorogo). Deklarasi Lampung yang dibacakan Rektor IAIN Lampung, Moh. Mukri dan diikuti para rektor PTKIN lainnya. Deklarasi ini diharapkan menjadi model dan strategi promosi Islam Indonesia dalam kancah global.Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) antara Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dengan sejumlah perguruan tinggi luar negeri, di antaranya Western Sydney University (WSU) oleh Prof. James Arvanitakis, Ph.D; Victoria University Inernational oleh Ms. Bronte Neyland dan University of Western Australia oleh Prof. Krishna Sen, Ph.D.

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 32

Sambutan penutup disampaikan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA. Dalam sambutannya, Direktur mengatakan bahwa AICIS 2016 berjalan sukses sebagaimana direncanakan. �Sebagaimana kita rancang, AICIS 2016 ini untuk pertamakalinya dilaksanakan di lingkungan kampus. Alhamdulilah, semuanya berjalan sukses�, ungkap Amsal Bakhtiar.Dikatakan Amsal, ada tiga target yang ingin dicapai dari pelaksanaan forum AICIS 2016 ini. Pertama, mempromosikan Islam Indonesia lewat karya-karya para akademisi di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam. �Hasil kajian penelitian para dosen yang telah dipresentasikan harus dibaca dunia. Karena itu, kami harapkan semua paper dapat dipublikasikan di jurnal bereputasi internasional�, harap Amsal. Dengan strategi ini diharapkan dunia mampu membaca karya-karya para akademisi.Target yang kedua adalah mempromosikan perguruan tinggi Islam. Dalam hal ini adalah tuan rumah AICIS yaitu IAIN Raden Intan Lampung. �Perhelatan konferensi studi Islam dilaksanakan di lingkungan kampus mempunyai tujuan untuk mempromosikan IAIN Raden Intan Lampung ke masyarakat. Apalagi, sebentar lagi kampus ini akan bertransformasi menuju UIN�, demikian kata Amsal disambut tepuk tangan.Target yang ketiga, menurut Amsal adalah menjaring makalah-makalah yang terpilih untuk diterbitkan di jurnal-jurnal terakreditas baik nasional maupun internasional. �Salah satu kegiatan pendukung AICIS 2016 adalah ekspose jurnal Ilmiah yang dihadiri para pengelola jurnal di lingkungan PTKI. Tujuannya untuk membantu paper yang dipresentasikan untuk diterbitkan di jurnal-jurnal yang ada agar karya kita dibaca dunia sebagai bagian dari promosi Islam Indonesia�, papar Amsal. Sebagaimana diketahui, ada banyak jurnal di lingkungan PTKI yang telah terakreditasi nasional dan tiga jurnal bereputasi internasional terindeks Scopus. Melalui jurnal-jurnal inilah, Amsal berharap karya para dosen di perguruan tinggi dapat dibaca dunia. Segala narasi intelektualisme yang diterbitkan dalam kancah global kemudian menjadi kontribusi nyata intelektual Indonesia bagi peradaban dunia.Acara ditutup dengan Memori Hasil Konferensi (al-Bayan al-Khitami lil al-Mu'tamar) yang dibacakan oleh Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Dalam memori yang dibacakan dalam 2 bahasa (Arab dan Inggris) ini, Prof Amany menyampaikan butir-butir hasil AICIS 2016 sebagai berikut: (1) Islam Indonesia adalah sebuah entitas keberagamaan yang mengapresiasi dan mengaksentuasi nilai-nilai moderasi, khasanah tradisi, nasionalisme, harmoni sosial, toleransi beragama dan

demokrasi berkeadaban; (2) Islam Indonesia bukanlah entitas keberagamaan yang tereduksi dan terdevaluasi dari Islam yang sebenarnya, melainkan entitas yang sejajar, sederajat dan memiliki harkat-martabat yang sama dengan Islam di belahan dunia yang lain. (3) Sebagai bagian dari masyarakat muslim Indonesia dan sebagai civitas akademika PTKIN kami bertekad untuk merawat, memperkuat dan merevitalisasi Islam Indonesia yang berkeadaban; (4) Kami juga bertekad akan mempromosikan dan mendiseminasikan Islam Indonesia ke panggung global agar keberadaannya mampu memberikan kontribusi positif bagi peradaban dunia; (5) Kami menolak segala bentuk kekerasan dan radikalisme yg mengatasnamakan agama karena agama itu suci dan Islam adalah agama perdamaian serta rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 33

2016 Annual International Conference on Islamic Studies IAIN Raden Intan lampung CONFERENCE REPORT1-4 November 2016 34

جامعة رادين إنتان اِإلسالمية الحكومية المبونج

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIRADEN INTAN LAMPUNG