ckd

20
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIAGNOSA CKD DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMHBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu PKK KMB II Minggu ke IV OLEH : ATIK TARMIATUN (2420132210)

Upload: atik-bolank

Post on 09-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

CKD

TRANSCRIPT

CHRONIC KIDNEY DISEASE

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN DIAGNOSA CKD DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD PANEMHBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu PKK KMB II Minggu ke IV

OLEH :ATIK TARMIATUN

(2420132210)AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2015CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)A. PENGERTIANChronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang progresif dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darahB. ETIOLOGICKD dapat disebabkan oleh penyakit sistemik diantaranya adalah sebagai berikut:

1. DM.

2. Glomerulonefrtitis kronis

3. Pielonefritis

4. Agen toksis

5. Hipertensi yang tidak terkontrol

6. Obstruksi traktus urinalisis

7. Gangguan vaskuler

8. Infeksi

Terdapat 8 kelas sebagai berikut :

Klasifikasi penyakitPenyakit

InfeksiPielonefritis kronik

Penyakit peradanganGlomerulonefritis

Penyakit vascular

HipertensifNefrosklerosis benigna

Nefrosklerosis maligna

Stenosis arteri renalis

Gangguan jaringan

PenyambungLupus eritematosus sistemik Poliarteritis nodusSkelrosis sistemik progresif

Gangguan kongenital dan herediterPenyakit ginjal polikistik

Asidosis tubulus ginjal

Penyakit metabolicDiabetes mellitus, Gout

Hiperparatiroidisme, Amiloidosis

Nefropati toksikPenyalahgunaan analgesik

Nefropati timbal

Nefropati obstruktifSaluran kemih atas : kalkuli, neoplasma fibrosis retroperitoneal

Saluran kemih bawah : hipertropi prostat, striktur uretra, anomaly congenital pada leher kandung kemih dan uretra

C. PATOFISIOLOGIPerjalanan umum GGK melalui 3 stadium:

1. Stadium I: Penurunan cadangan ginjal

Kreatinin serum dan kadar BUN normal Asimptomatik Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR

2. Stadium II: Insufisiensi ginjal

Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet) Kadar kreatinin serum meningkat Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)

Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:

a. Ringan

40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal

b. Sedang

15% - 40% fungsi ginjal normal

c. Kondisi berat

2% - 20% fungsi ginjal normal

3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia

kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010

D. PATWAY CKD / GAGAL GINJAL :

Infeksi Penyakit metabolikPenyakit vaskulair Nefropati toksikPeradangan Nefropati obstruksi

Gg jaringan penyambung Gg konginetal & Heriditer

---------------------------------------------------------------------------------------------- Kerusakan nefron ginjal

Hipertrofi nefron tersisa untuk mengganti kerja nefron yg rusak-peningkatan kecepatan filtrasi, beban solute dan reabsorbsi tubulus dalam tiap nefron, meskipun GFR untuk seluruh massa nefron menurun di bawah normal-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

STD I STD II STD IIIPenurunan cadangan ginjal insuf renal (BUN, Creat , GG std akhir (90% massa(asimtomatik) nokturia, poliuri) nefron hancur, BUN. Creat , oliguri

Perubahan sistem tubuh

--1-----------------2------------------3-----------------4------------------5-------------6-------------7--Sist GI Hematologi Syaraf otot Cardiovasculair Indokrin Kulit Sist lain

Anoresia, -Anemia (< eritropoet pegal tungkai, - HT PK: HT - Gg sex -gatal,pct - Gg. As. bsMual, muntah kesemutan - nyeri dada, seseg - GTT urea frost PK: Anemia PK:asidosisNutrisi< - .GG F. Trombcyt Nyeri akut Pl nfas tdk effektf PK: Hiperglikemi metabolik PK: Asidosis metblk PK: Perdarahan - Gg. Metab lemak, - Gg. elektrolit - Gg lekosit - edema - Gg. Metab. VIT D Risk Infeksi Ke> V.Cairan PK: Ktdkseimbngan Gg. Integritas kulit Elektrolit Gg. Konsep diri PK : Hipoalbumin

PK: ktdk seimb - Gg irama jantung cairan elektro PK: Aritmia

E. MANIFESTASI KLINIK1. Sistem kardiovaskuler: mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (akibat cairan berlebih) dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksin uremik).2. Sistem integrumenurum: rasa gatal yang parah (pruritus). Butiran uremik merupakan suatu penunpukkan kristal urin di kulit, rambut tipis dan kasar.3. Sistem gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah.4. Sistem neurovaskuler: perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, kedura otot dan kejang.5. Sistem pulmoner: krekels, sputun kental, nafas dalam dan kusmaul.6. Sistem reproduktif: amenore, atrifi testikuler.F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium

a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal : ureum kreatinin, asam urat serumb. Identifikasi etiologi gagal ginjal : analisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit, imunodiagnosic. Identifikasi perjalanan penyakit : progresifitas penurunan fungsi ginjal, ureum kreatinin, klearens kreatinin test : CCT = (140 umur ) X BB (kg

72 X kreatinin serum

wanita = 0,85

pria = 0,85 X CCT

hemopoesis : Hb, trobosit, fibrinogen, factor pembekuan

elektrolit endokrin : PTH dan T3,T pemeriksaan lain: infark miokard2. Diagnostik

a. Etiologi GGK dan terminal

-Foto polos abdomen

-USG

-Nefrotogram

-Pielografi retrograde

-Pielografi antegrade

-mictuating Cysto Urography (MCU)

a. Diagnosis pemburuk fungsi ginjal

-retogram

-USGG. PENATALAKSANAANPada prinsipnya penatalaksanaan Terdiri dari tiga tahap :

1. Penatalaksanaan konservatif : Pengaturan diet protein, kalium, natrium, cairan

2. Terapi simptomatik : Suplemen alkali, transfusi, obat-obat local&sistemik, anti hipertensi

3. Terapi pengganti : HD, CAPD, transplantasi

H. KOMPLIKASI1. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan masukan diit berlebih.

2. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-angiotensin-aldosteron.

4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah.

5. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.6. Asidosis metabolic7. Osteodistropi ginjal8. Sepsis9. neuropati perifer10. hiperuremiaI. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialysis.

2. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, perikarditis

3. Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluan urin, retensi cairan dan natrium.4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatan b.d kurangnya informasi kesehatan.6. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh primer, tindakan invasive7. Defisit self care b.d kelemahan, penyakitnya.J. RENCANA KEPERAWATANNoDiagnosaTujuan/KHIntervensi

1Intoleransi aktivitas B.d ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2Klien dapat menoleransi aktivitas & melakukan ADL dgn baik

Kriteria Hasil:

Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dgn TD, HR, RR yang sesuai

Warna kulit normal,hangat&kering Memverbalisasikan pentingnya aktivitas secara bertahap Mengekspresikan pengertian pentingnya keseimbangan latihan & istirahat

toleransi aktivitasNIC: Toleransi aktivitas

Menentukan penyebab intoleransi aktivitas&menentukan apakah penyebab dari fisik, psikis/motivasi

Kaji kesesuaian aktivitas&istirahat klien sehari-hari

aktivitas secara bertahap, biarkan klien berpartisipasi dapat perubahan posisi, berpindah&perawatan diri

Pastikan klien mengubah posisi secara bertahap. Monitor gejala intoleransi aktivitas

Ketika membantu klien berdiri, observasi gejala intoleransi spt mual, pucat, pusing, gangguan kesadaran&tanda vital Lakukan latihan ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktivitas

2 Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi, penurunan energi, kelemahanSetelah dilakukan askep 3x24 jam pola nafas klien menunjukkan ventilasi yg adekuat dg kriteria :

Tidak ada dispnea

Kedalaman nafas normal

Tidak ada retraksi dada / penggunaan otot bantuan pernafasanMonitor Pernafasan:

Monitor irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan.

Perhatikan pergerakan dada.

Auskultasi bunyi nafas

Monitor peningkatan ketdkmampuan istirahat, kecemasan dan seseg nafas.

Pengelolaan Jalan Nafas

Atur posisi tidur klien untuk maximalkan ventilasi

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Monitor status pernafasan dan oksigenasi sesuai kebutuhan

Auskultasi bunyi nafas

Bersihhkan skret jika ada dengan batuk efektif / suction jika perlu.

3Kelebihan volume cairan b.d. mekanisme pengaturan melemahNOC:

Setelah dilakukan askep 3x24 jam pasien mengalami keseimbangan cairan dan elektrolit.

Kriteria hasil:

Bebas dari edema anasarka, efusi

Suara paru bersih

Tanda vital dalam batas normalFluit manajemen:

Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat)

Monitor tnada vital

Monitor adanya indikasi overload/retraksi

Kaji daerah edema jika ada

Fluit monitoring:

Monitor intake/output cairan

Monitor serum albumin dan protein total

Monitor RR, HR

Monitor turgor kulit dan adanya kehausan

Monitor warna, kualitas dan BJ urine

4Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhSetelah dilakukan askep selama 3x24 jam klien menunjukan status nutrisi adekuat dibuktikan dengan BB stabil tidak terjadi mal nutrisi, tingkat energi adekuat, masukan nutrisi adekuatManajemen Nutrisi

kaji pola makan klien

Kaji adanya alergi makanan.

Kaji makanan yang disukai oleh klien.

Kolaborasi dg ahli gizi untuk penyediaan nutrisi terpilih sesuai dengan kebutuhan klien.

Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan nutrisinya.

Yakinkan diet yang dikonsumsi mengandung cukup serat untuk mencegah konstipasi.

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya bagi tubuh klien.

Monitor Nutrisi

Monitor BB setiap hari jika memungkinkan.

Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan klien makan.

Monitor lingkungan selama makan.

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak bersamaan dengan waktu klien makan.

Monitor adanya mual muntah.

Monitor adanya gangguan dalam proses mastikasi/input makanan misalnya perdarahan, bengkak dsb.

Monitor intake nutrisi dan kalori.

5Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya b.d. kurangnya sumber informasiNOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x pasien mengerti proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yg diberikan dg:

Indikator:

Pasien mampu:

Menjelaskan kembali tentang penyakit,

Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemasNIC: Pengetahuan penyakit

Aktifitas:

Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya

Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab.

Jelaskan kondisi klien

Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi

Diskusikan tentang terapi dan pilihannya

Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa digunakan/ mendukung

instruksikan kapan harus ke pelayanan

Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan

6Resiko infeksi b.d. tindakan invasive, penurunan daya tahan tubuh primer

NOC:

Kontrol infeksi dan kontrol resiko, setelah diberikan perawatan selama 5x24 jam tidak terjadi infeksi sekunder dg:

Indikator:

Bebas dari tanda-tanda infeksi

Angka leukosit normal

Ps mengatakan tahu tentang tanda-tanda dan gejala infeksiNIC: proteksi infeksi:

monitor tanda dan gejala infeksi

Pantau hasil laboratorium

Amati faktor-faktor yang bisa meningkatkan infeksi

monitor VS

NIC: Kontrol infeksi

Ajarkan tehnik mencuci tangan

Ajarkan tanda-tanda infeksi

laporkan dokter segera bila ada tanda infeksi Batasi pengunjung

Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat ps

Tingkatkan masukan gizi yang cukup

Anjurkan istirahat cukup

Pastikan penanganan aseptic daerah IV

Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

7Defisit self care b.d kelemahan, penyakitnya.Setelah dilakukan askep 3x24 jam klien mampu Perawatan diri

Self care :Activity Daly Living (ADL) dengan kriteria :

Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari (makan, berpakaian, kebersihan, toileting, ambulasi)

Kebersihan diri pasien terpenuhi

Bantuan perawatan diri

Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri

Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan

Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri

Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.

Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya

Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin

Evaluasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berikan reinforcement atas usaha yang dilakukan dalam melakukan perawatan diri sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC, Jakarta

Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment, first Edition, Paramount Publishing Bussiness and Group, Los Angeles

McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA

Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia USA

Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta

www. Us. Elsevierhealth.com, 2004, Nursing Diagnosis: for guide to Palnning care, fifth Edition