cinderela complex & harga diri

Upload: sherlygoh

Post on 09-Mar-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian korelasi. Subyek penelitian ini adalah remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo yang berjumlah 45 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen berupa skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex. Hasil penelitian korelasi sebesar -0,444 dan p = 0,002 yang berarti terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Artinya harga diri remaja putri kelas XI tinggi, sedangkan tingkat kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo rendah. Harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    1/15

    HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN

    CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI

    JURNAL

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta

    untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    OlehDani OktaviyantiNIM 07104244032

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    APRIL 2013

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    2/15

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    3/15

    1

    HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN KECENDERUNGAN

    CINDERELLA COMPLEX PADA REMAJA PUTRI

    RELATIONS BETWEEN THE SELF-ESTEEM AND TREND CINDERELLA COMPLEX TO

    THE DAUGHTERS ADOLESCENT

    Oleh: Dani Oktaviyanti, PPB/BK

    e-mail:[email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan

    kecenderungan cinderella complexpada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitiankorelasi. Subyek penelitian ini adalah remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo

    yang berjumlah 45 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik random

    sampling.Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan instrumen berupa

    skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex. Hasil penelitian korelasi

    sebesar -0,444 dan p = 0,002 yang berarti terdapat hubungan negatif antara harga diri

    dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11

    Purworejo. Artinya harga diri remaja putri kelas XI tinggi, sedangkan tingkat

    kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo

    rendah. Harga diri memberikan sumbangan efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi

    kecenderungan cinderella complexpada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.

    Kata kunci : harga diri, cinderella complex.

    Abstract

    The research aimed at knowing negative correlations between self-esteem and

    cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo . This

    research used the quantitative approach and is the kind of research the correlation.

    Subject of the research is the teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo with

    totaling 45 students. The technique sampling that was used in this research is the

    technique random sampling. The method of the data collection in this research used the

    scale of the self-esteem dan scale of cinderella complex tendency with the scale method

    Likert. Result of the correlation analysis were received by the price of the correlation of -0,444 and p = 0,002 that meant have negative correlations between self-esteem and

    cinderella complex tendency on teenage girl grade XI of SMA Negeri 11 Purworejo. That

    meaning is self-esteem on teenage girl was increasingly tall, whereas the level of

    cinderella complex tendency n teenage girl inversely that is increasingly low.

    Keyword : self-esteem, cinderella complex.

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    4/15

    2

    PENDAHULUAN

    Danuri (1990: 54) mengemukakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap

    yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas melakukan sesuatu atas

    dorongan diri sendiri dan untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi,

    berkeinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, mampu

    mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya terhadap diri sendiri,

    menghargai keadaan dirinya dan mempunyai kepuasan atas usahanya. Tanpa

    kemandirian orang tidak mungkin menguasai dan mempengaruhi lingkungannya,

    tetapi justru akan banyak menerima pengaruh dari lingkungan dan dikuasai oleh

    lingkungannya.

    Tetapi kemandirian pada masa lalu belum disadari oleh wanita, menurut

    Symonds (Dowling, 1992: 27-28) wanita akan cenderung merendahkan diri pada

    orang lain, tidak mandiri dan secara tidak sadar menggunakan sebagian besar

    energinya untuk mendapatkan cinta, pertolongan dan perlindungan terhadap

    apa yang kelihatannya sulit, atau menantang di dunia ini, walaupun sebenarnya

    mereka adalah wanita yang berhasil. Dapat dikatakan bahwa wanita merasa

    takut apabila dihadapkan dengan kemandirian, dan mereka merasa bahwa

    wanita harus selalu dilindungi oleh kaum pria walaupun wanita-wanita tersebut

    adalah wanita yang berhasil.

    Ketakutan akan kemandirian pada wanita menurut Dowling (1992: 17)

    disebut sebagai cinderella complex. Wanita disini diumpamakan seperti

    cinderellayang dengan mudah datang ke pesta seorang raja dengan bantuan ibu

    peri tanpa harus berusaha sedikitpun. Demikianlah remaja masa lalu yang

    menanti sesuatu yang berasal dari luar, tanpa harus berusaha. Wanita diajarkan

    untuk mempercayai bahwa wanita tidak bisa berdiri sendiri, bahwa wanita

    terlalu rapuh, terlalu halus dan membutuhkan perlindungan. Beberapa wanita

    yang masih memiliki ketergantungan di masa yang telah jauh berubah, ketika

    otak telah menyuruh untuk mandiri, maka berbagai masalah emosional yang

    tidak terpecahkan menyeret jauh.

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    5/15

    3

    Berdasarkan hasil wawancara saat survei awal penelitian, ada sebagian

    siswa SMA N 11 Purworejo yang merasa takut ketika diberikan tugas-tugas

    sekolah yang mulai banyak sehingga mereka membutuhkan dukungan dan

    bantuan dari orang lain seperti orangtua, teman dekat bahkan kekasih. Ketika

    saat melakukan ekstrakurikuler pramuka, ada sebagian pula remaja putri yang

    tidak mengikuti kegiatan itu karena remaja putri menganggap bahwa kegiatan

    tersebut hanya akan menguras tenaga dan itu hanya kegiatan untuk para lelaki.

    Ketergantungan pada diri seorang remaja yang seperti ini akan berdampak

    secara psikologis terhadap penyelesaian tugas-tugas perkembangan serta ketika

    menghadapi masa dewasa awal. Dengan adanya ketergantungan ini secara tidak

    langsung wanita remaja memiliki harga diri yang rendah.

    Sebagian remaja pada umumnya menanti seseorang untuk membantu

    dirinya menyeselesaikan masalahnya tanpa harus bersusah payah. Dengan

    adanya kisah ibu peri seperti yang digambarkan dalam kisah cinderellayaitu ibu

    peri yang menolong seorang cinderella untuk dapat hadir di pesta seorang raja

    dengan kesempurnaan. Dari persepsi tersebut maka seorang wanita remaja

    terkadang selalu bergantung dengan seseorang untuk bisa membantunya

    menyelesaikan masalah. Ini tidak sesuai dengan tugas perkembangan seorang

    remaja bahwa pada masa remaja adalah masa dimana seseorang berusaha untuk

    mandiri atau memperoleh kebebasan, tetapi terkadang untuk remaja putri

    khususnya masih terdapat sebagian remaja putri yang bergantung dengan orang

    tua atau teman. Hal ini disebabkan karena remaja putri merasa bahwa tuntutan

    akan kemandirian sangat besar, sehingga mereka merasa takut untuk bisa

    terlepas dari bantuan orang lain.

    Peran BK dalam hal kemandirian remaja putri sendiri dapat dilakukan

    dengan layanan pribadi-sosial. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya untuk

    membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi

    konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri, serta membantu

    individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    6/15

    4

    sosial) (Yusuf, 2009: 55). Artinya dalam hal ini BK sendiri memiliki tugas agar

    remaja putri mampu untuk mengatur dirinya dan mampu untuk membina

    hubungan sosial, artinya mampu untuk dapat mandiri atau terbebas dari

    ketergantungan.

    Cinderella complex dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor

    internal. Faktor eksternal meliputi peran penting lingkungan pada tumbuh

    kembangnya cinderella complex di dalam diri perempuan. Budaya, pola asuh

    orangtua serta media massa berperan dalam terjadinya kecenderungan

    cinderella complex. Dowling (1992: 79) menjelaskan bahwa perempuan

    tergantung karena sikap protektif dari orangtua. Ketergantungan pada wanita

    juga dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu harga diri. Individu yang tergantung

    memiliki harga diri yang rendah sehingga sangat membutuhkan bimbingan dan

    dukungan dari orang lain. Dowling juga menjelaskan bahwa kepercayaan diri

    serta harga diri yang rendah menghalangi wanita untuk mandiri karena wanita

    merasa tidak kompeten dengan dirinya sendiri. Wanita yang tergantung,

    memiliki harga diri yang rendah sehingga seringkali menekan inisiatif dan

    aspirasinya.

    Harga diri merupakan evaluasi yang komprehensif oleh individu terhadap

    dirinya sendiri, yang terkait dengan tingkat keyakinan individu terhadap dirinya

    sendiri sebagai orang yang mampu, penting, dan berharga atau tidak. Dowling

    (1992: 104) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai harga diri yang

    rendah maka seseorang itu mempunyai kecenderungan dalam cinderella

    complexyang tinggi, tetapi apabila seseorang yang mempunyai harga diri yang

    tinggi maka kecenderungan dalam cinderella complexnya pun rendah.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diamati bahwa, harga diri

    merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi cara remaja putri dalam

    menilai dirinya. Harga diri akan membantu remaja putri dalam upaya

    mengembangkan kemandirian sehingga dapat menghambat adanya

    kecenderungan cinderella complex. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    7/15

    5

    mengkaji secara empiris hubungan antara harga diri dengan kecenderungan

    Cinderella Complex pada remaja putri.

    METODE PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

    korelasi yang menggunakan data kuantitatif. Menurut Sukardi (2003: 35)

    penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan pengumpulan data

    guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua

    variabel atau lebih.

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Penelitian ini

    dilakukan di SMA Negeri 11 Purworejo.

    Subjek Penelitian

    Subjek pada penelitian ini diambil menggunakan sistem random sampling.

    Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (20011: 112),

    jika subyeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semuanya, jika subyeknya

    besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian, pada

    penelitian ini diambil 25 % dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 25%

    X 177 siswa = 45 siswa. Prosedur pengambilan sampel adalah dengan cara

    undian. Alasan menggunakan undian adalah bagi peneliti cukup sederhana dan

    memungkinkan penyelewengan dapat dihindari.

    Teknik Pengumpulan Data

    Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis dengan

    menggunakan model skala Likert. Skala Likertdigunakan untuk mengukur sikap,

    pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    8/15

    6

    sosial. Menurut Sugiyono (2009: 134-135), dengan skala Likert, maka variabel

    yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indikator

    tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat

    berupa pernyataan atau pertanyaan.

    Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri dan

    skala cinderella complexmenurut Dowling.

    a. Skala Harga Diri

    1)Evaluasi diri yaitu terdiri dari: a) Individu merasa yakin dalam bertingkah

    laku; b) Individu merasa dirinya penting dan dibutuhkan oleh orang lain

    dan merasa diterima oleh kelompoknya; c) Individu yakin bahwa dirinya

    akan berhasil mencapai tujuan yang diinginkannya, merasa memiliki

    motivasi dan kesadaran individu dapat mengatasi segala tantangan dan

    masalah yang dihadapi dengan kemampuan, usaha dan caranya sendiri.

    2)Penerimaan diri yaitu perasaan yang melibatkan pribadi yang sadar akan

    dirinya sendiri. Kesadaran individu tentang potensi, kemampuan dan

    keberartian dirinya.

    b. Cinderella Complex

    Untuk mengungkap kecenderungan cinderella complex pada siswi kelas XI

    SMA N 11 Purworejo, digunakan skala cinderella complex yang disusun oleh

    peneliti. Penyusunan skala tersebut berdasarkan teori dan alat ukur yang

    dikemukakan Dowling dan teori kemandirian menurut Masrun dkk. Skala ini

    terdiri dari enam aspek, yakni ; a) Mengharapkan pengarahan orang lain, b)

    Menghindari tantangan dan kompetisi, c) Pengendalian diri luas (eksternal locus

    of control), d) Mengandalkan laki-laki, e) Rendahnya harga diri dan f) Ketakutan

    kehilangan feminitas.

    Sebelum instrumen skala dibuat, terlebih dahulu ditentukan kisi-kisi skala

    yang dijabarkan menjadi aspek dan indikator. Indikator skala berdasarkan pada

    aspek dan definisi operasional.

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    9/15

    7

    Skala harga diri dan cinderella complexini menggunakan skala Likert yaitu

    pilihan sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai

    (STS) terhadap sistem favorable maupun anfavorable. Skor jawaban bergerak

    antara satu sampai empat. Nilai tertinggi diberikan jika subyek menjawab sesuai

    dengan peneliti, yakni pilihan sangat sesuai pada sistem favorable dan sangat

    tidak sesuai pada sistem unfavorable.

    Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, terlebih dahulu

    dilakukan uji coba (try out) guna pembakuannya, yakni dengan melakukan uji

    validitas dan uji reliabilitas, uji coba dilakukan pada 45 orang responden, yang

    terdiri dari 20 siswa putri IPS dan 25 siswa putri IPA.

    Teknik Analisis Data

    a. Uji Normalitas

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian

    berdistribusi normal atau tidak. Dengan menggunakan rumus: .

    2.

    Uji Lineritas

    Uji lineritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

    variabel bebas dan terikat berbentuk liner atau tidak. Dengan menggunakan

    rumus:

    b.Uji Hipotesis

    Menganalisa hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

    product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:

    .

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil analisis skala yang

    telah diisi oleh remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Skala yang

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    10/15

    8

    disebarkan yakni skala harga diri dan skala kecenderungan cinderella complex.

    Skala harga diri digunakan untuk mengetahui tingkat penilaian terhadap dirinya

    sendiri, sedangkan skala kecenderungan cinderella complex digunakan untuk

    mengetahui tingkat kemandirian pada siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah

    remaja putri kelas XI yang berjumlah 45 siswa dengan 21 siswa berasal dari

    jurusan IPA dan 24 siswa berasal dari jurusan IPS.

    Berdasarkan distribusi frekuensi relatif harga diri remaja putri diperoleh

    hasil 2,22% frekuensi relatif berada pada kategori rendah, 46,67% frekuensi

    relatif berada pada kategori sedang dan 51,11% berada pada kategori tinggi.

    Dapat dikatakan bahwa sebagian remaja putri memiliki harga diri tinggi. Aspek

    harga diri dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah aspek penerimaan diri.

    Sedangkan untuk distribusi frekuensi relatif cinderella complex remaja putri

    diperoleh hasil 20% berada pada kategori rendah, 46,67% berada pada kategori

    sedang dan 33,33% berada pada kategori tinggi. Artinya sebagian remaja putri

    memiliki kecenderungan cinderella complex pada kategori sedang. Aspek

    kecenderungan cinderella complex dengan mean (rata-rata) tertinggi adalah

    menghindari tantangan dan kompetisi.

    Uji Normalitas dan Uji Lineritas

    Hasil perhitungan yang dilakukan untuk harga diri chi kuadrat yang

    diperoleh adalah 11,044 dan harga p = 0,993. Karena harga p = 0,993 > 0,05

    maka distribusi skornya normal. Hasil perhitungan yang dilakukan untuk

    normalitas kecenderungan cinderella complexchi kuadratyang diperoleh adalah

    21,444 dan harga p = 0,668. Karena harga p = 0,668 > 0,05 maka distribusi

    skornya normal. Hasil uji lineritas didapatkan F hitung sebesar 1,411 dan F 5%

    sebesar 2,114. Artinya bahwa harga F yang diperoleh dari perhitungan lebih kecil

    dari harga F pada taraf signifikansi 5%, maka dapat dikatakan bahwa hubungan

    antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complexmerupakan korelasi

    linier.

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    11/15

    9

    Uji Hipotesis

    Dari hasil didapatkan harga koefisienproduct moment antara harga diri dan

    cinderella complex sebesar -0,444 dengan p sebesar 0,002. Dengan demikian

    dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan negatif antara harga diri dengan

    kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11

    Purworejo, yang artinya semakin tinggi harga diri maka akan diikuti dengan

    rendahnya kecenderungan cinderella complex. Sebaliknya semakin rendah harga

    diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella complex.

    Pembahasan

    Berdasarkan analisis data yang telah dijelaskan dapat diperoleh hasil

    penelitian bahwa tingkat harga diri yang didapatkan sebagian besar remaja putri

    kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan tinggi yakni 23 siswa dengan

    prosentase 51,11%, dan aspek dengan rata-rata tertinggi adalah penerimaan diri.

    Pada variabel tingkat kecenderungan cinderella complex terdapat mayoritas

    subjek sebesar 46,67% pada kategori sedang, dan aspek dengan rata-rata

    tertinggi adalah menghindari tantangan dan kompetisi. Dalam hal ini

    membuktikan bahwa membuktikan bahwa remaja putri kelas XI SMA N 11

    Purworejo sebagian besar mampu menghilangkan rasa untuk menghindari

    tantangan dan mampu menerima dirinya sendiri. Hal ini disebabkan karena pada

    seluruh kelas dari kelas XI jumlah perbandingan siswa putri dan siswa putra 2 : 1,

    maka sebagian remaja putri merasa bahwa mereka sudah bisa merasa mandiri

    karena mereka pun tidak bisa untuk bersaing dengan siswa putra yang jumlahnya

    pun sedikit dalam kelas mereka dan lebih banyak siswa putri sehingga sebagian

    siswa putri pun berkompetisi dengan sesama siswa putri dan dalam hal ini pun

    mempengaruhi mereka dalam menerima diri mereka sendiri.

    Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

    hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan kecenderungan

    cinderella complexpada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, dengan

    harga koefisien korelasi (r) sebesar -0,444 , yang berarti hubungan antara harga

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    12/15

    10

    diri dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA

    Negeri 11 Purworejo dapat dikatakan sedang. Hasil uji signifikansi 5%

    menunjukkan bahwa thitung(18,388) > ttabel(1,679), hal ini mematahkan hipotesisi

    nihil (Ho) dengan prasayarat P(sig) > 0,05 dan atau thitung> ttabel( = 0,05), maka

    hasil analisis korelasi ini mendukung hipotesis penelitian yang telah diajukan,

    yakni ada hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella

    complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo. Artinya bahwa

    semakin tinggi harga diri maka akan semakin rendah kecenderungan cinderella

    complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sebaliknya

    semakin rendah harga diri maka akan semakin tinggi kecenderungan cinderella

    complexpada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.

    Hasil koefisien determinasi (R Square) antara cinderella complex dengan

    harga diri sebesar 0,197. Artinya bahwa harga diri memberikan sumbangan

    efektif sebesar 19,7% dalam mempengaruhi kecenderungan cinderella complex

    pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo, sedangkan 14% lainnya

    dipengaruhi oleh faktor lain. Sumbangan sebesar 19,7 % yang diperoleh dari

    korelasi sebesar 0,197 dalam penelitian termasuk rendah. Hal ini disebabkan

    variabel yang mempengaruhi suatu variabel penelitian masih banyak.

    Faktor lain yang mempengaruhi cinderella complex adalah pola asuh orang

    tua yang lebih sedikit dorongan menuju kemandirian, terlalu berlebihan dalam

    memberikan perlindungan dan lebih sedikit konflik, tekanan kognitif dan sosial

    untuk membangun identitas yang terpisah dari ibu dan pengaruh pendidikan

    formal yang bias gender serta faktor sosial budaya patriarkhi yang berlaku pada

    masyarakat serta faktor media (Dowling, 1992: 3). Harga diri salah satunya

    sangat mempengaruhi tingkat kecenderungan cinderella complex. Kurangnya

    harga diri berkaitan erat dengan kecemasan, perasaan lemah dan tidak mampu.

    Wanita remaja yang mengalami cinderella complex mempunyai harga diri

    yang rendah, seperti sikap selalu merasa dirinya tidak percaya diri dan lemah bila

    berada dilingkungan. Mereka cenderung mengharapkan pengarahan dari orang

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    13/15

    11

    lain, tidak mempunyai kontrol dalam memecahkan masalah sendiri, harga diri

    rendah, selalu menghindari tantangan dan kompetisi, dan mengandalkan pria

    serta takut kehilangan feminitas. Wanita remaja yang takut akan kemandirian

    sangat menerapkan aspek-aspek diatas tersebut (Anggriany, 2002: 43-44). Tetapi

    sebaliknya jika wanita remaja memiliki harga diri yang tinggi, maka tingkat

    kecenderungan cinderella complex-nya pun akan rendah. Seperti dalam

    penelitian ini tingkat harga diri dalam remaja putri kelas XI SMA Negeri 11

    Purworejo dikatakan dalam kategori tinggi, sedangkan tingkat kecenderungan

    cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dalam

    kategori sedang. Sehingga kesimpulan dari pembahasan diatas adalah Terdapat

    hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella complex

    pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan analisis hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

    disimpulkan bahwa 1) Harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11

    Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan

    bahwa harga diri pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk

    dalam kategori tinggi. 2) Kecenderungan cinderella complex pada remaja putri

    kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo berdasarkan hasil rata-rata (mean) sebesar

    2,47. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan cinderella complex pada

    remaja putri kelas XI di SMA Negeri 11 Purworejo masuk dalam kategori sedang.

    3) Terdapat hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan cinderella

    complex pada remaja putri kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dengan nilai

    koefisien korelasi sebesar -0,444. Artinya bahwa harga diri pada remaja putri

    kelas XI SMA Negeri 11 Purworejo dikatakan tinggi, maka berbanding terbalik

    dengan kecenderungan cinderella complex pada remaja putri kelas XI SMA

    Negeri 11 Purworejo yang rendah.

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    14/15

    12

    Saran

    1. Bagi Siswa

    Diharapkan siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mampu untuk

    membiasakan diri menyelesaikan masalahnya sendiri serta meningkatkan

    kemandirian dalam hal menghilangkan perasaan takut akan kehilangan

    feminitas. Upaya tersebut dapat dicapai dengan melatih dan mengembangkan

    setiap potensi yang dimiliki dengan mengikuti kegiatan-kegiatan intra maupun

    ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, seperti OSIS atau pramuka. Hal

    ini dapat membantu siswa dalam menghilangkan rasa takut kehilangan

    feminitas dan membuat siswa mampu dalam mengevaluasi diri sendiri dengan

    kritik dan saran dari sesama siswa.

    2. Bagi Guru BK

    Diharapkan guru BK dapat membantu siswa dalam hal meningkatkan

    kepercayaan diri dan perasaan takut akan kehilangan feminitas. Upaya

    tersebut dapat dilakukan dengan teknik story telling yaitu mendiskusikan

    kasus cinderella complex pada cerita cinderella dan meminta siswa

    berimajinasi dengan membalikan kasus cinderella complex sesuai dengan

    konsep kemandirian.

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Diharapkan dapat mengembangkan dan menggali informasi lebih lanjut

    kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan

    cinderella complex. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan

    metode penelitiannya dengan menggunakan wawancara, agar data yang

    diperoleh lebih mendalam.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anggriany, N. (2002). Hubungan Antara Pola Asuh Berwawasan Gender dengan

    Cinderella Complex. Skripsi tidak diterbitkan.Fakultas Psikologi: UII.

  • 7/21/2019 Cinderela Complex & Harga Diri

    15/15

    13

    Danuri. (1990). Hubungan Kemandirian, Motif Berprestasi dan Intellegence

    dengan Prestasi Belajar Siswa SMP di Bantul Yogyakarta Laporan

    Penelitian.Yogyakarta: FIP UNY.

    Dowling, C. (1992). Tantangan Wanita Modern : Ketakutan Wanita akanKemandirian(Terjemahan W.E. Santi, Soekanto). Jakarta: Erlangga.

    M. Hendy Kiatmoko Putro. (2010). Hubungan antara Kematangan Beragama

    dengan Cinderella Complex pada Mahasisiwi Fakultas Psikologi

    Univeristas Negeri Surakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi: Universitas

    Surakarta

    Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif

    dan R&D. Bandung: Alfabeta.

    Suharsimi Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (EdisiRevisi).Jakarta: Rineka Cipta

    Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan-Kompetensi dan Praktiknya.

    Jakarta: Bumi Aksara.

    Yusuf, S. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya.