chi square test
TRANSCRIPT
“ CHI-SQUARE TEST (UJI X
2) ”
I. PENDAHULUAN
1. 1 Dasar Teori
Sering kali dalam melakukan percobaan kita tidak memperoleh hasil yang sesuai
benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap dalam hasil yang
nampaknya “menyimpang” itu masih dapat kita anggap (artinya masih dapat kita pakai),
maka perlu sekali dilakukan pengujian tes X2. (Suryo, 1990).
Tujuan dari X2
adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa
hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. (Suryati, 2011).
Ukuran seberapa besar deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus
berikut:
X2
= (Oi−Ei)
Ei
𝑘
𝑖=1
Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-i
∑ = total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei)2/Ei untuk keseluruhan fenotipe.
Selanjutnya digunakan tabel X2. Dalam menggunakan tabel X
2 kita lebih dahulu
menetapkan besarnya derajat bebasa atau db dalam hal ini mempnyai nilai sama dengan
banyaknya kelas fenotipe dikurangi 1 (satu). Umumnya, statistisi menggunakan
kemungkinan (probabilitas 5 % atau 0,05) untuk menggambarkan batas antara diterima
atau ditolaknya suatu hipotesis.
Tabel X2
db Kemungkinan
0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
6 0,87 2,20 3,83 5,35 7,23 10,65 12,59 16,81 22,46
7 1,24 2,83 4,67 6,35 8,38 12,02 14,07 18,48 24,32
8 1,65 3,49 5,53 7,34 9,52 13,36 15,51 20,09 26,13
9 2,09 4,17 6,39 8,34 14,68 14,68 16,92 21,67 27,88
10 2,56 4,87 7,27 9,34 15,99 15,99 18,31 23,21 29,89
1. 2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah:
Menghitung X2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok
atau sesuai dengan teori atau yang diharapkan
Menginterpretasikan nilai X2
yang dihitung dengan tabel X2
II. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Kacang buncis merah dan putih
Kantong atau kotak
Petridish
2.2 Cara Kerja
Campurkan 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan
tempatkan dalam satu kotak
Ambil sampel dari campuran diatas (1) sebanyak 1 petridish penuh
Pisahkan dan hitung yang merah dan yang putih
Catat data anda pada lembar kerja dan hitung jumlah yang diharapkan
berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih
Lengkapi tabel lembar kerja anda dan hitung X2
III. HASIL
Tabel 1. Perhitungan X2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah
dan 200 kacang putih.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi= O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
Merah 89 91 -2 4 0,0439
Putih 93 91 2 4 0,0439
Total 182 182 0 0 0,0878
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (0,0878 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 2. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mendel I), 20 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
Merah 14 15 -1 1 0,0666
Putih 6 5 1 1 0,2
Total 20 20 0 0 0,2666
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (0,2666 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 3. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mendel I) 40 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
Merah 30 30 0 0 0
Putih 10 10 0 0 0
Total 40 40 0 0 0
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (0 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 4. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mendel I) 60 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
Merah 46 45 1 1 0,0222
Putih 14 15 -1 1 0,0666
Total 60 60 0 2 0,0888
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (0,0888 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 5. Perhitungan X2 untuk acara 2 (Mendel II).
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
32 64 32 64 32 64 32 64 32 64
Bulat
Kuning
20 37 16 36 2 1 4 1 0,22 0,027
Bulat
hijau
5 8 6 12 -1 -4 1 16 0,16 1,33
keriput
Kuning
5 13 6 12 -1 1 1 1 0,16 0,083
keriput 2 6 2 4 0 2 0 4 0 1
hijau
Total 32 64 32 64 0 2 2 -20 0,54 2,44
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (2,44 < 7,82) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 6. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Probabilitas), 30 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
Gambar 18 15 3 9 0,6
Angka 12 15 -3 9 0,6
Total 30 30 0 0 1,2
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (1,2 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 7. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Probabilitas) 40 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
3G-0A 4 5 -1 1 0,2
2G-1A 17 15 2 4 0,26
1G-2A 14 15 -1 1 0,06
0G-3A 5 5 0 0 0
Total 40 40 0 -4 0,52
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (0,52 < 7,82) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Tabel 8. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Probabilitas) 48 x.
Fenotipe Pengamatan
(Observasi=O)
Harapan
(Expected=E)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2 (O-E)
2/E
X2
4G-0A 2 3 -1 1 0,33
3G-1A 18 12 6 36 3
2G-2A 19 18 1 1 0,055
1G-3A 6 12 -6 36 3
0G-4A 3 3 0 0 0
Total 48 48 0 -73 6,385
Kesimpulan :
Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel (6,385 < 9,49) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
IV. PEMBAHASAN
Tujuan dari X2
adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan sesuai dengan nilai atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa
hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi
tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut:
X2
= (Oi−Ei)
Ei
𝑘
𝑖=1
Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-i
∑ = total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei)2/Ei untuk keseluruhan fenotipe.
Praktikum pertama menghitung sampel X2 yang diambil dari populasi 200
kacang merah dan 200 kacang putih yang diaduk hingga merata dalam satu kotak.
Setelah merata, sampel diambil sebanyak 1 petridish penuh. Dari hasil pengamatan
(Observasi=O) didapat fenotipe sebanyak 182 dengan fenotipe merah 89 dan fenotipe
putih 93 dan dengan masing-masing nilai harapan (Expected=E) 91. Nilai expected
didapat dari ½ x 182 = 91. Dari hasil pengamatan (O) dan harapan (E) dapat dihitung
besarnya penyimpangan (deviasi) yaitu dengan cara hasil pengamatan (Observasi)
dikurangi harapan (Expected) sehingga besarnya penyimpangan adalah 0. Dalam
melakukan percobaan, seringkali kita memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
harapan. Disinilah fungsi nilai deviasi tadi. Supaya kita yakin bahwa hasil yang
nampaknya menyimpang atau tidak sesuai dengan harapan itu masih dapat dianggap
sesuai ( artinya masih dapat kita pakai) maka perlu dilakukan pengujian tes X2 (Chi-
Square Test). Nilai deviasi ini kemudian dapat digunakan dalam tes X2 (Chi-Square
Test) yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masih sesuai dengan
teori probabilitas atau tidak, apakah terjadi penyimpangan yang jauh dari teori atau
tidak, dan apakah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan teori (harapan)
berbeda nyata atau tidak. Para ahli statistic menetapkan bahwa penyimpangan (deviasi)
dianggap besar apabila peluang < 0,05 berdasarkan tabel X2 (Chi-Square). Sesuai
dengan rumus chi-square test (O-E)2/E maka didapat hasil 0,0878. Oleh karena X
2
hitung < X2 tabel (0,0878 < 3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 20x diperoleh
data, yaitu untuk warna merah-merah sebanyak 5 kali, warna merah-putih sebanyak 9
kali, dan warna putih-putih sebanyak 6 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 5:9:6
yang mendekati angka ratio 1:2:1. Dengan deviasi -1 untuk merah, 1 untuk putih.
Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya
harapan. Lalu untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sesuai dengan teoritis maka
dilakukan uji X2 sehingga diperoleh deviasi (O-E)
2/E = 0,2666. Oleh karena X
2 hitung <
X2 tabel (0,2666 < 3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian
hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Untuk pengambilan 40x diperoleh data, yaitu untuk warna merah-merah
sebanyak 12 kali, warna merah-putih sebanyak 18 kali, dan warna putih-putih sebanyak
10 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 12:18:10 yang mendekati angka ratio 1:2:1.
Dengan deviasi 0 untuk merah, dan 0 untuk putih. Lalu untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh sesuai dengan teoritis maka dilakukan uji X2 sehingga diperoleh deviasi
(O-E)2/E = 0. Oleh karena X
2 hitung < X
2 tabel (0 < 3,84) maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis.
Untuk pengambilan 60x diperoleh data, yaitu untuk warna merah-merah
sebanyak 17 kali, warna merah-putih sebanyak 29 kali, dan warna putih-putih sebanyak
14 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 17:29:14 yang mendekati angka ratio 1:2:1.
Dengan deviasi 1 untuk merah,dan -1 untuk putih. Lalu untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh sesuai dengan teoritis maka dilakukan uji X2 sehingga diperoleh deviasi
(O-E)2/E = 0,0888. Oleh karena X
2 hitung < X
2 tabel (0,0888 < 3,84) maka deviasi
terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Hasil dari percobaan yang dilakukan, untuk pengambilan 32x diperoleh data
rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-kuning sebanyak 20 kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 5
kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak 5 kali dan keriput-hijau sebanyak 2 kali.
Sehingga diperoleh perbandingan 20:5:5:2 yang mendekati angka ratio 9:3:3:1. Dengan
deviasi 2 untuk Bulat-Kuning, -1 untuk Bulat-hijau, -1 untuk Keriput-Kuning dan 0
untuk Keriput-Hijau. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan
terhadap besarnya harapan. Lalu untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sesuai
dengan teoritis maka dilakukan uji X2 sehingga diperoleh deviasi (O-E)
2/E = 0,54. Oleh
karena X2 hitung < X
2 tabel (0,54 < 7,82) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka
dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Untuk pengambilan 64x diperoleh data rasio fenotifnya, untuk sifat Bulat-kuning
sebanyak 37 kali, sifat Bulat-Hijau sebanyak 8 kali, dan sifat Keriput-kuning sebanyak
13 kali dan keriput-hijau sebanyak 6 kali. Sehingga diperoleh perbandingan 37:8:13:8
yang mendekati angka ratio 9:3:3:1. Dengan deviasi 1 untuk Bulat-Kuning, -4 untuk
Bulat-hijau, 1 untuk Keriput-Kuning dan 2 untuk Keriput-Hijau. Lalu untuk mengetahui
apakah data yang diperoleh sesuai dengan teoritis maka dilakukan uji X2 sehingga
diperoleh deviasi (O-E)2/E = 2,44. Oleh karena X
2 hitung < X
2 tabel (2,44 < 7,82) maka
deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Praktikum keenam data probabilitas dengan melemparkan sebuah koin sebanyak
30 kali. Sebuah koin memiliki 2 kemungkinan yaitu kemungkinan muncul angka dan
kemungkinan muncul gambar. Jadi peluang untuk masing-masing kemungkinan itu
adalah setengah ( ½ ). Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh hasil untuk gambar
muncul sebanyak 18 kali dan angka muncul sebanyak 12 kali dari total 30 kali
pelemparan. Berdasarkan teori kemungkinan ( probabilitas ) dalam genetika maka dapat
dihitung harapan peluang yang akan muncul dari masing-masing kejadian, yaitu untuk
kemungkinan muncul angka dari 30 kali pelemparan berdasarkan teori seharusnya
adalah ½ dikali 30 kali pelemparan. Jadi hasil kemungkinan / harapan muncul angka
berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali dalam setiap 30 kali pelemparan satu koin.
Dari hasil pengamatan (O) dan harapan (E) dapat dihitung besarnya penyimpangan
(deviasi) yaitu dengan cara hasil pengamatan (Observasi) dikurangi harapan (Expected)
sehingga besarnya penyimpangan peluang muncul gambar adalah 3.
Hasil pelemparan koin mata uang logam dengan kejadian muncul angka pada
percobaan pertama ini adalah sebanyak 12 kali dengan total pelemparan sebanyak 30
kali. Harapan muncul angka berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali, yaitu diperoleh
dari ½ ( kemungkinan muncul angka pada satu koin ) dikali dengan 30 kali pelemparan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dihitung besarnya penyimpangan (deviasi) dari hasil
pengamatan yaitu dengan cara menghitung selisih antara hasil pengamatan dan harapan.
Dalam melakukan percobaan, seringkali kita memperoleh hasil yang tidak sesuai
dengan harapan. Disinilah fungsi nilai deviasi tadi. Supaya kita yakin bahwa hasil yang
nampaknya menyimpang atau tidak sesuai dengan harapan itu masih dapat dianggap
sesuai (artinya masih dapat kita pakai) maka perlu dilakukan pengujian tes X2 (Chi-
Square Test). Sehingga X2
= (O-E)2/E diperoleh hasil X
2 adalah 1,2. Oleh karena X
2
hitung < X2 tabel (1,2 < 3,84) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan
demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Praktikum ketujuh diambil dari data probabilitas dengan melemparkan tiga buah
koin secara berbarengan sebanyak 40 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan
muncul adalah sebanyak empat kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul ketiganya
gambar, kemungkinan muncul dua gambar satu angka, kemungkinan muncul satu
gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul ketiganya angka. Berdasarkan data
hasil pengamatan diperoleh bahwa kejadian muncul ketiganya gambar adalah sebanyak
empat kali, kejadian muncul dua gambar dan satu angka adalah sebanyak 17 kali,
kejadian muncul satu gambar dan dua angka adalah sebanyak empat belas kali, dan
kejadian muncul ketiganya angka adalah sebanyak lima kali dari total pelemparan koin
sebanyak empat puluh kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam genetika, maka
harapan kejadian muncul ketiganya gambar adalah sebanyak lima kali, yang diperoleh
dengan perhitungan peluang muncul ketiganya gambar yaitu ⅛ dikali banyaknya
pelemparan. Harapan kejadian muncul dua gambar dan satu angka adalah sebanyak
limabelas kali, diperoleh dari perhitungan peluang dengan menggunakan rumus yaitu ⅜
dikalikan banyaknya pelemparan. Hal yang sama juga dilakukan untuk menghitung
harapan muncul satu gambar dan dua angka, serta harapan muncul ketiganya angka,
sehingga diperoleh harapan muncul satu gambar dan dua angka adalah sebanyak lima
belas kali dan harapan muncul ketiganya angka adalah sebanyak lima kali. Dari hasil
pengamatan dan harapan tersebut kemudian dihitung besarnya deviasi atau
penyimpangan, yaitu dengan menghitung selisih antara hasil pengamatan (Observasi)
dengan Harapan (Expected). Disinilah fungsi nilai deviasi tadi. Supaya kita yakin
bahwa hasil yang nampaknya menyimpang atau tidak sesuai dengan harapan itu masih
dapat dianggap sesuai (artinya masih dapat kita pakai) maka perlu dilakukan pengujian
tes X2 (Chi-Square Test). Sehingga X
2 = (O-E)
2/E diperoleh hasil X
2 adalah 0,52. Oleh
karena X2 hitung < X
2 tabel (0,52 < 7,82) maka deviasi terjadi karena kebetulan belaka
dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
Praktikum kedelapan diambil dari data probabilitas dengan melemparkan empat
buah koin secara berbarengan sebanyak 48 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan
muncul adalah sebanyak lima kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul keempatnya
gambar, kemungkinan muncul tiga gambar satu angka, kemungkinan muncul dua
gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul satu gambar dan tiga angka, serta
kemungkinan muncul keempatnya angka. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh
bahwa kejadian muncul keempatnya gambar adalah sebanyak 2 kali, kejadian muncul
tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak 18 kali, kejadian muncul dua gambar dan
dua angka adalah sebanyak 19 kali, dan kejadian muncul satu gambar dan tiga angka
adalah sebanyak 6 kali, dan kejadian muncul keempatnya angka adalah sebanyak 3 kali
dari total pelemparan koin sebanyak 48 kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam
genetika, maka harapan kejadian muncul dapat dihitung dengan menggunakan rumus
segitiga pascal sehingga diperoleh hasil harapan muncul keempatnya gambar adalah
sebanyak 3 kali, harapan kejadian muncul tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak
18 kali, harapan muncul 2 gambar dan 2 angka adalah 18 kali, harapan muncul 1
gambar dan 3 angka adalah 12 kali, dan harapan muncul keempatnya angka adalah
sebanyak 3 kali. Setelah diperoleh data hasil pengamatan (Observasi) dan Harapan
(Expected) maka dapat dihitung besarnya deviasi (penyimpangan) kejadian dari teori
(harapan) yaitu dengan menghitung selisih antara keduanya. Disinilah fungsi nilai
deviasi tadi. Supaya kita yakin bahwa hasil yang nampaknya menyimpang atau tidak
sesuai dengan harapan itu masih dapat dianggap sesuai (artinya masih dapat kita pakai)
maka perlu dilakukan pengujian tes X2 (Chi-Square Test). Sehingga X
2 = (O-E)
2/E
diperoleh hasil X2 adalah 6,385. Oleh karena X
2 hitung < X
2 tabel (6,385 < 9,49) maka
deviasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data
pengamatan sesuai dengan nilai teoiritis.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa X2
bertujuan
untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai
atau ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan
model atau teori. Dan Oleh karena X2 hitung < X
2 tabel maka deviasi terjadi karena
kebetulan belaka dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai
dengan nilai teoiritis. Namun, jika X2 hitung > X
2 tabel maka hipotesis tidak dapat
diterima.
IV. REFERENSI
Suryati, Dotti. 2011. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Suryo. 1990. Genetika. Jakarat: Erlangga