character

3
Who Are You? Oleh: Tita Novitasari Kepribadian itu sangat kompleks. Banyak sekali pakar yang mencoba mengklasifikasinya secara cerdas kebeberapa tipe kepribadian. Ada yang berdasarkan susunan kimiawi manusia, golongan darah, ilmu perbintangan atau astrologi, dsb, dsb… setidaknya klasifikasi dari para ahli tersebut bisa membantu kita dalam mencari seperti apa kepribadian kita, seperti apa kita, atau siapa diri kita. Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang ingin sekali mengetahui siapa mereka sebenarnya, untuk apa mereka dilahirkan, untuk apa mereka ada di dunia ini, peran yang seperti apa yang dapat mereka kontribusikan kepada dunia atau orang di sekitarnya, dsb, dsb… sebagai contoh, tipe kepribadian yang dibagi berdasarkan golongan darah berhasil laris mencuri perhatian dari penduduk dunia. Klasifikasi jenis ini membagi manusia ke dalam empat bagian atau empat kotak tipe manusia, ada yang A si pendiam namun perfeksionis, B si cuek namun ambisius, AB si penyendiri namun spesial, dan O si polos namun berjiwa leader. Seseorang dapat dengan mudah mengetahui arah hidupnya hanya dengan mengecek golongan darahnya kemudian menjadi sebagaimana tipe kepribadian berdasarkan golongan darah tersebut. Jika ia bergolongan darah A, maka ia akan menjadi si A dan seluruhnya akan tersetting otomatis menjadi si A, menjadi seperti tokoh yang berkepribadian ‘A’, meyakini bahwa ia mirip dengan Josh Bush (tokoh bergolongan darah

Upload: universitas-islam-negeri-syarif-hidayatullah-jakarta

Post on 12-Feb-2017

102 views

Category:

Leadership & Management


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Character

Who Are You?

Oleh: Tita Novitasari

Kepribadian itu sangat kompleks. Banyak sekali pakar yang mencoba mengklasifikasinya secara

cerdas kebeberapa tipe kepribadian. Ada yang berdasarkan susunan kimiawi manusia, golongan

darah, ilmu perbintangan atau astrologi, dsb, dsb… setidaknya klasifikasi dari para ahli tersebut

bisa membantu kita dalam mencari seperti apa kepribadian kita, seperti apa kita, atau siapa diri

kita.

Tak dapat dipungkiri bahwa setiap orang ingin sekali mengetahui siapa mereka sebenarnya,

untuk apa mereka dilahirkan, untuk apa mereka ada di dunia ini, peran yang seperti apa yang

dapat mereka kontribusikan kepada dunia atau orang di sekitarnya, dsb, dsb… sebagai contoh,

tipe kepribadian yang dibagi berdasarkan golongan darah berhasil laris mencuri perhatian dari

penduduk dunia. Klasifikasi jenis ini membagi manusia ke dalam empat bagian atau empat

kotak tipe manusia, ada yang A si pendiam namun perfeksionis, B si cuek namun ambisius, AB

si penyendiri namun spesial, dan O si polos namun berjiwa leader. Seseorang dapat dengan

mudah mengetahui arah hidupnya hanya dengan mengecek golongan darahnya kemudian

menjadi sebagaimana tipe kepribadian berdasarkan golongan darah tersebut. Jika ia bergolongan

darah A, maka ia akan menjadi si A dan seluruhnya akan tersetting otomatis menjadi si A,

menjadi seperti tokoh yang berkepribadian ‘A’, meyakini bahwa ia mirip dengan Josh Bush

(tokoh bergolongan darah A) dan Adolf Hitler, mengidolakan mereka, mengikuti gaya hidup

mereka, atau hanya menyadari kemiripan kepribadian mereka.

Namun, semua itu hanya berfungsi sebagai pemberitahuan semata. Kitalah yang berhak

menetukan jati diri kita. Jati diri dibetnuk oleh keluarga kita pertama kali saat kita baru tau

caranya menangis hingga kita diizinkan untuk sekolah TK nol besar (5 Thn). Tidak ada sesuatu

apapun yang mengintervensi keluarga dan orang terdekat kita dalam membentuk kepribadian

kita. Kita semua sudah terlahir dengan potensi yang sangat besar dalam membentuk jati kita,

kepribadian kita, siapa diri dalam jangka waktu yang cukup singkat dan umur yang sangat belia.

Jati diri merupakan kebiasaan, pola tingkah laku, pola pikir, watak, kepribadian, sifat, dan sikap

kita selama kita menjalani kehidupan kita ini. Jadi, ketika kita bertanya seperti apa kita toh kita

sebenarnya sudah membentuk siapa diri kita sejak kita lahir. Perlunya intropeksi diri,

Page 2: Character

mengingat-ingat, dan mengukur pola hidup kita selama ini. Sudah manfaatkah diri kita, sudah

baikah kita, dan sudah seberapa kadar kedewasaan serta pemahaman kita selama ini?

Mengacu pada semua tipe kerpibadian yang diajukan para ahli ialah tindakan yang sah-sah saja.

Tidak sedikit orang yang merasa termotivasi saat mengetahui seperti apa kita sebenarnya

berdasarkan rujukan berbagai tipe kerpibadian tersbebut. Namun, hanya dimotivasi oleh itu saja

juga bukan hal yang baik. Kita ini manusia. Ciptaan Tuhan dengan akal yang paling sempurna.

Jangan batasi kemampuan yang diberikan Tuhan itu. Akan jauh lebih baik jika kita

berimprovisasi menuju pribadi yang lebih baik lagi dan membentuk jati diri yang lebih manfaat

lagi dengan tanpa batas. Toh tipe kepribadian yang disajikan oleh para ahli tersebut juga

memberitahu kita tentang kelemahan-kelemahan setiap tipe kerpibadian. Bukan hanya motivasi

yang kita dapatkan namun juga kritikan. Mayoritas orang tidak serta merta menerima kritikan

apalagi dari sesuatu yang belum jelas dan tidak pernah mengenal kita. Salam progresif dan

dinamis!!