chapter icontent 1

42
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya, ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini. Adanya isu-isu lain yang diperbincangkankan, terkait dengan kualitas laporan suatu perusahaan di Indonesia, di mana banyak terdapat kesalahan, kurangnya nilai terhadap laporan, serta ketidakakuratan terhadap laporan yang dihasilkan. Jika suatu perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana baik atau buruknya prestasinya, maka hal yang terjadi nantinya adalah perusahaan lain akan mengambil usaha tersebut. Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya transaksi lansung, namun dari waktu ke waktu, dan tuntutan konsumen pasar yang terus berubah, maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan pembeli serta terjadi transaksi barang riil di pasar, akan tetapi pasar merupakan Universitas Sumatera Utara

Upload: jung-tae-hee

Post on 04-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1Content 1

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam berkembangnya dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya

tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan

bersaing (competitive advantage) untuk terus bisa berkompetisi. Tidak sedikit

perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan

eksistensi perusahaannya. Sebagian besar kegagalan tersebut biasanya disebabkan

karena perusahaan tidak konsisten dalam menjalankan operasi perusahaannya,

ditambah lagi dengan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan dan

perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini.

Adanya isu-isu lain yang diperbincangkankan, terkait dengan kualitas laporan suatu

perusahaan di Indonesia, di mana banyak terdapat kesalahan, kurangnya nilai

terhadap laporan, serta ketidakakuratan terhadap laporan yang dihasilkan. Jika suatu

perusahaan yang tidak mengetahui bagaimana baik atau buruknya prestasinya, maka

hal yang terjadi nantinya adalah perusahaan lain akan mengambil usaha tersebut.

Dengan bergulirnya waktu, pasar terus berkembang. Pada mulanya pasar

merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dan terjadinya transaksi

lansung, namun dari waktu ke waktu, dan tuntutan konsumen pasar yang terus

berubah, maka pasar tidak hanya sekedar menjadi tempat bertemunya pedagang dan

pembeli serta terjadi transaksi barang riil di pasar, akan tetapi pasar merupakan

Universitas Sumatera Utara

2

kesatuan usaha yang lengkap dan kompleks di mana harus tercipta kenyamanan dan

kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama.

Persaingan global juga menuntut pelayanan serba cepat dan transparan, maka

seiring dengan perkembangan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan menuntut

pelayananan yang baik di berbagai bidang termasuk perpasaran dan persaingan usaha

yang kompetitif. Perusahaan daerah pasar petisah adalah salah satu perusahaan

mandiri karena perusahaan ini harus mencari sendiri, menggaji sendiri, dan

mengembangkan sendiri perusahaanya. Sehingga harus mengutamakan kualitas dari

para pegawai yang berkerja di perusahaan daerah pasar petisah.

Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, yakni pada tanggal 7 Juni 1993,

sesuai dengan Perda No.15 Tahun 1992 yang disyahkan oleh Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan Surat Keputusan No. 188.342-09/Tahun

1995 tanggal 15 Februari 1993, dibentuklah perusahaan daerah pasar. Setelah

perusahaan daerah pasar terbentuk, maka dinas pasar yang sebelumnya mengelola

pasar-pasar tersebut, dilebur menjadi perusahaan daerah pasar. Perusahaan daerah

pasar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), kemudian melalui keputusan

Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan No. 409/236/SK/1996 tentang

struktur organisasi perusahaan daerah pasar petisah Kota Medan. Lalu bedasarkan SK

Walikota No. 14/2004 Tentang auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah

Kota Medan dengan isinya secara ringkas “ Mengamanahkan pembuatan Jobdesk

dalam satuan pengawas intern yang mengatur tentang kegiatan audit internal dalam

proses pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dan operasional Badan Usaha

Universitas Sumatera Utara

3

Milik Daerah (BUMD) yang telah biasa dilakukan oleh lembaga-lembaga pemeriksa

keuangan negara secara rutin”.

Adanya bentuk-bentuk pelayanan umum perusahaan daerah pasar petisah

dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, antara lain; pembinaan pedagang

pasar, perawatan pasar, pemasaran, menjaga stabilitas, serta kelancaran distribusi

barang dan jasa di pasar yang selama ini masih dirasakan belum maksimal dan perlu

ditingkatkan. Perusahaan daerah pasar petisah adalah perusahaan yang bergerak di

bidang barang dan jasa yang dibuat untuk pengurusan pasar dalam rangka

mengembangankan perekonomian daerah serta menunjang anggaran daerah dan

pertumbuhan perekonomi nasional. Dengan adanya peranan dari auditor sangatlah

penting dalam pencapaian tujuan perusahaan daerah pasar petisah pada masa

sekarang dan masa yang akan datang.

Adanya hubungan antara efektifitas auditor internal dengan bagian

operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah adalah di mana auditor internal

mempunyai tanggung jawab terhadap program, pengujian, evaluasi mengenai

kecukupan dan efektifitas sistem audit yang disajikan oleh organisasi atau

perusahaan dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana perusahaan.

Terkait dengan pengertian administrasi dalam arti luas yang merupakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan ini

meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

yang terjadi baik pada badan pemerintahan maupun swasta (Wijaya, Haw 2008:4).

Jika berbicara tentang pengawasan maka kita melihat bagaimana kebijaksanaan yang

Universitas Sumatera Utara

4

telah diprogramkan dapat diikuti oleh manajemen yang tidak secara langsung dapat

diketahui oleh pemimpin perusahaan, oleh sebab itu perlu adanya pendelegasian

wewenang kepada bawahan untuk mengetahui apakah seluruh kebijaksanaan yang

ditetapkan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Untuk itu dibutuhkan suatu bagian

yang berfungsi untuk menilai operasi dan penyajian data transaksi perusahaan, yakni

bagian internal auditing yang dipimpin oleh seorang auditor internal.

Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja

dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas

pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap

kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai

bagian organisasi.

Sedangkan menurut menurut Arens & Loebbecke (1997:1) auditor internal

adalah auditor yang memberi penilaian yang bebas (independent) di dalam suatu

organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi kebutuhan

pimpinan. Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa auditor internal

adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas untuk memastikan atau

mengawasi, mengukur serta menilai bahwa segala aktifitas perusahaan yang

dilaksanakan telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan kebijaksanaan yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut Agus Maulana (2000:203) Efektifitas adalah hubungan antara

keluaran (output) suatu pusat pertanggungjawaban dengan sasaran yang harus

Universitas Sumatera Utara

5

dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai

pencapaian tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut.” Oleh

sebab itu auditor internal yang efektif adalah auditor yang mampu menerapkan

komponen-komponen pengendalian intern yang terdiri dari : lingkungan

pengendalian, perkiraan resiko yang timbul, kegiatan pengendalian, informasi dan

komunikasi serta tindak lanjut, hingga dapat tercapainya tujuan pengendalian intern

itu sendiri.

Dalam pekerjaaan efektif atau tidaknya auditor internal di dalam organisasi

atau perusahaan tergantung pada bagaimana tertata dengan baiknya pengelolaan

satuan audit internal. Adanya koordinasi yang baik antara berbagai fungsi dan

aktifitas yang ada dalam organisasi, merupakan salah satu kunci suksesnya peran dari

satuan audit internal. Ukuran keberhasilan auditor tidak tergantung dari banyaknya

temuan auditor, melainkan penilaian diukur dari bagaimana setiap rekomendasi yang

disarankan dapat ditindaklanjuti oleh manajemen operasional/pelaksana. Dengan

demikian akan tercapai tujuan utama organisasi secara lebih efektif, ekonomis dan

efisien. Dalam pengendalian internal yang efektif, manajemen dan segenap anggota

organisasi yang lain akan memiliki tingkatan kenyakinan yang memadai dalam

mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. di mana dengan adanya sistem

pengendalian intern efektif dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi yang

antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi resiko kerugian, dan menghasilkan suatu

laporan operasional yang berkualitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

6

Auditor internal merupakan pilihan yang tepat bagi seorang pimpinan, karena

mempunyai tugas memantau pengawasan internal untuk menemukan berbagai

kecurangan seperti : tindakan/the act, penyembunyian/the concealment, konversi/the

conversion terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Efektifitas auditor internal

ditentukan oleh kompetensi dan reputasinya di perusahaan tersebut. Auditor yang

berkualitas harus dapat menemukan adanya pelanggaran-pelanggaran dan bersedia

melaporkan pelanggaran tersebut. Mengevaluasi sistem pengawasan internal dari

perusahaan tersebut dan memberikan saran terhadap kelemahan yang ditemukan.

Apabila ditemukan penyimpangan, maka auditor internal harus memberitahukannya

kepada pihak manajemen dalam bentuk laporan operasional beserta saran-saran

perbaikan yang diperlukan, dan selanjutnya pihak manajemen menindak lanjuti

laporan tersebut.

Laporan operasional harus dapat diteliti dan dinilai apakah pelaksanaan sistem

pemeriksaan telah memadai dan memenuhi syarat. Pengendalian internal merupakan

salah satu fungsi manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, yang merupakan

manifestasi dari usaha manajemen untuk mengurangi resiko kerugian dan

penyimpangan dalam suatu organisasi. pengendalian internal merupakan dalah satu

kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi. Agar tercapainya usaha itu fungsi

manajerial seperti planning, organizing, actuating dan controlling harus dipadukan

agar manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dengan demikian akan

tercapai hasil yang diharapkan. Semakin berkembangnya perusahaan tentunya diikuti

dengan semakin kompleks dan luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi

sehingga mendorong timbulnya suatu bidang baru yaitu pemeriksaan operasional

Universitas Sumatera Utara

7

(audit operasional). Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu

organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi

perusahaan. Aktivitas pemeriksaan operasional akan bermanfaat banyak bagi

perusahaan karena dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan operasi perusahaan

terhadap kontinuitas perusahaan dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk

melaksanakan penelitian yang berjudul ” Hubungan Efektifitas Auditor Internal

Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah

Kota Medan ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

tertarik meneliti dengan perumusan masalah sebagai berikut; “ adakah hubungan

efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan

Daerah Pasar Petisah Kota Medan.”

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk melihat efektifitas auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar

Petisah Kota Medan.

b. Untuk melihat laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah

Pasar Petisah Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

8

D. Manfaat Penelitian

a. Melatih dan mengembangkan kemampuan bepikir ilmiah dan kemampuan

unutk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori

dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu Administrasi Negara.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan

informasi kepada pimpinan Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan

tentang pentingnya auditor internal dalam memberikan penilaian guna

membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.

c. Untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa dan pihak-pihak

lain, bagaimana pentingnya kualitas fungsi auditor internal terhadap

laporan hasil bagian operasional di dalam suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

9

E. Kerangka Teori

E.1 Auditor Internal

E.1.9. Pengertian Auditor Internal

Menurut Mulyadi (2002 : 29) auditor internal adalah auditor yang bekerja

dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas

pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap

kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan

organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai

bagian organisasi.

Auditor internal berada dalam posisi yang begitu unik untuk melaksanakan

audit operasional, sehingga beberapa orang menggunakan istilah auditing internal dan

auditing operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk

menyimpulkan bahwa semua auditing operasional dilakukan oleh auditor internal

atau bahwa auditor internal hanya melakukan auditing operasional saja.

Internal audit adalah hal yang bersifat internal. Fungsi paling dasar yang

dilaksanakan oleh auditor internal, adalah memberikan kepastian kepada dewan

direksi sehubungan dengan baik tidaknya masalah pengendalian internal. Berbagai

aktifitas dalam lingkup yang terbatas ini pada umumnya lebih membutuhkan

dukungan pihak manajemen daripada dukungan dewan direksi.

Tugas dan kewajiban auditor internal harus berupa :

Universitas Sumatera Utara

10

a. Memberikan keterangan-keterangan dan saran-saran kepada pimpinan dan

menunaikan tugas kewajiban ini dengan cara-cara yang tidak melanggar

aturan etika (code of ethics).

b. Mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pihak-pihak lain demi mencapai

sasaran audit dan sasaran organsasi.

Banyak departemen audit internal melaksanakan audit operasional dan

keuangan, seringkali hal itu dilaksanakan secara bersamaan. Manfaat yang diperoleh

jika auditor internal melakukan audit operasional adalah, bahwa mereka

menggunakan seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.

Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan mengenai

perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing operasional yang

efektif.

Dalam menjalankan pekerjaannya, auditor internal tidak mempunyai tanggung

jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas pekerjaan-pekerjaan yang

sedang ditelitinya. Internal audit bukanlah aktifitas memata-matai dan tidak

sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian yang

terdahulu (control over controls).

Internal auditing adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independent) di

dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi

kebutuhan pimpinan (Arens dan Loebbecke 1997 : 1). Internal auditing, adalah

serangkaian proses dan teknik yang dilakukan oleh karyawan internal suatu

organisasi untuk meyakinkan manajemen, dengan melakukan observasi di tempat

dengan melihat antara lain ; apakah pengendalian manajemen yang ada telah cukup

Universitas Sumatera Utara

11

memuaskan dan dibina secara efektif, apakah catatan dan laporan keuangan, dan

lainnya menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan dan hasil yang

sebenarnya, apakah setiap bagian, seksi atau unit lainnya bekerja sesuai dengan

rencana, kebijakan dan prosedur, yang dipertanggungjawabkan kepadanya.

Sasaran auditor internal adalah membantu semua anggota pimpinan untuk

melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya, dengan menyiapkan analisis,

penilaian, rekomendasi dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang

diperiksa. Auditor internal berkepentingan atas segala tahap dari kegiatan perusahaan

agar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pimpinan. Maka untuk mencapai

sasaran ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ; meneliti dan

menilai baik tidaknya, memadai tidaknya penerapan pengendalian laporan keuangan,

operasional dan cara-cara pengendalian lainnya, serta meningkatkan pengendalian

yang efektif dengan biaya yang wajar, meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-

rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati, memeriksa sejauh

mana kekayaan/harta perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan

terhadap macam kerugian/kehilangan, memeriksa sejauh mana manajemen data yang

telah dikembangkan di dalam perusahaan dapat diandalkan, menilai mutu hasil-hasil

pekerjaan dalam melaksanakan tanggung jawab/tugas dan kewajiban yang

diserahkan, mengajukan rekomendasi/saran untuk meningkatkan efisiensi

operasional.

E.1.10. Jenis-jenis auditor

Menurut Siagian, Sondang (2004:60) aditor biasanya diklasifikasikan dalam

tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

12

1. Akuntan publik.

Akuntan publik adaasionalah akuntan professional yang menjual jasanya

kepada masyarakat umum, terutama daam bidang pemeriksaan terhadap

laporan keuangan dan operasional yang dibuat oleh kliennya.

2. Akuntan pemerintah.

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam

pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada

pemerintah.

3. Akuntan internal.

Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas

pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya

penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas

prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

E.1.11. Audit Internal dan Jenis-Jenis Audit

Pengertian audit menurut beberapa ahli, yaitu ; Holmes , dkk (1998 : 19)

“Auditing adalah Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Universitas Sumatera Utara

13

Menurut Arens & Loebbecke (1997:1)

“Auditing diartikan sebagai “proses pengumpulan data dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Audit internal diartikan sebagai pemeriksaan bagian internal audit perusahaan,

yang meliputi laporan operasional, keuangan, dan catatan akutansi perusahaan, serta

ketaatan terhadap kebijakan manjemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan

terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang

berlaku(Sukrisno, Agoes 2004:221). Menurut Alderman, Guy dan Winters (2003 :

408) audit internal adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dan dibentuk di

dalam organisasi perusahaan. Fungsinya adalah, memeriksa dan menilai kecukupan

dan efektifitas pengendalian perusahaan. Tujuan audit internal adalah membantu

anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit

internal juga menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi-rekomendasi,

nasehat, informasi mengenai kegiatan obyek yang diperiksa, dan meningkatkan

pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.

Belum berfungsi dengan baik satuan audit internal disebabkan karena masih

adanya kondisi audit internal yang old-fashion. Persepsi yang keliru mengenai peran

dan fungsi audit internal ini terbentuk sebagian juga karena ulah auditor internal itu

sendiri atau karena manajemen belum terbuka sepenuhnya terhadap auditor. Masih

banyak orang yang memandang auditor hanya sebagai tukang mencari kesalahan,

auditor dianggap hanya ahli dalam masalah pengendalian dan bukan dalam urusan

Universitas Sumatera Utara

14

bisnis dan begitu pula untuk manajemen. Menurut Lawrence B Sawyer

(2008:10).Audit yang dilakukan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal

terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah

laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti

kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.

2. Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan

kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang

ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.

Audit kepatuhan biasanya ditujuan kepada pegawai perusahaan. Contohnya:

bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian

internal.

3. Audit operasional (operational audit)

Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktifitas operasi

organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit

operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan

analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan

audit operasional antara lain adalah untuk ; menilai kinerja yang dibandingkan

dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang

ditetapkan oleh manajemen, mengidentifikasikan peluang, memberikan

Universitas Sumatera Utara

15

rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

E.1.12. Norma Pemeriksaan Auditor Internal

Tanggunga jawab pemeriksaan internal adalah melayani organisasi

perusahaan dengan cara yang konsisten dengan norma pemeriksaan internal dan

norma etis yang diatur dalam kode etik dari The Institute of Auditor internal.

Tanggung jawab ini termasuk koordinasi kegiatan pemeriksaan internal dengan

kegiatan-kegiatan departemen lainnya untuk mencapai tujuan pemeriksaan dan

organisasi perusahaan.

Sesuai dengan Standart for the Professional Practice of Internal Auditing

yang disusun oleh The Institute of Auditor internal (Konsorsium Organisasi

Profesi Audit Internal 2004:24), auditor yang baik mempunyai kualifikasi sebagai

berikut, yaitu :

a. Pendidikan dan Latihan

Karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan maka auditor

intern harus mengerti catatan keuangan dan operasional sehingga dapat melakukan

verifikasi dan analisis dengan baik. Selain itu, ia harus mempunyai pengetahuan yang

luas, latar belakang pendidikan, serta mengetahui masalah perusahaan yang diperiksa.

Auditor intern perlu diberikan pengetahuan mengenai ilmu kemanusiaan, filosofi dan

praktek manajemen, serta komunikasi, agar seluruh pekerjaan yang dilakukannya

dapat lebih sempurna.

Universitas Sumatera Utara

16

b. Pengalaman

Praktek akuntansi dan auditing diperlukan bagi seorang auditor internal yang

baru. Di perusahaan manapun ia bekerja, pertama-tama ia harus dibimbing oleh

auditor yang kompeten. Gambaran mengenai audit intern harus diberikan secara luas

dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.

c. Kualitas Pribadi

Auditor intern yang kompeten harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sifat Ingin Mengetahui

Auditor intern harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi perusahaan.

Ia harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan,

baik di tingkat bawah maupun tingkat atas. Ia harus berusaha agar karyawan mau

berbicara secara terbuka tentang pekerjaannya, sehingga menghasilkan kritik yang

membangun dan ide-ide baru.

2. Ketekunan

Auditor intern harus mencoba terus sampai ia mengerti terhadap suatu

persoalan. Ia harus melakukan memeriksa, pengujian, dan lainnya sampai ia setuju

bahwa pekerjaannya telah dilakukan seperti apa yang dijelaskan kepadanya.

3. Pendekatan yang membangun

Harus dapat memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus

diselesaikan, bukanlah sebagai suatu kejahatan. Ia harus memikirkan supaya

kesalahan tersebut dapat dihindarkan, bukannya menuduh siapa yang

bertanggungjawab. Suatu kesalahan dianggap sebagai pedoman untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

17

4. Kerjasama (Cooperation)

Auditor intern harus melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan sebagai

saingan dengan siapa yang diperiksa. Tujuannya adalah membantu mereka dan

meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.

Titik perhatian seorang auditor adalah meningkatkan kegiatan usaha dan lebih

mementingkan peningkatan itu terjadi daripada memperoleh balas jasa atas

tercapainya peningkatan tersebut.

d. Kreatif dan Inovatif

Didefenisikan sebagai perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian-bagian

yang dialami secara tepisah. Dengan disadari atau tidak, auditor intern selalu terbuka

secara terus menerus terhadap bagian-bagian yang terpisah, ini merupakan suatu

kewajiban bagi mereka untuk mengatur suatu pola tertentu yang memungkinkan

terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.

E.1.13. Ruang Lingkup Pekerjaan Auditor internal

Ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan penilaian

terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dan mutu

kerja manajamen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Ruang lingkup pekerjaan audit internal seperti ditegaskan dalam norma

pemeriksaan internal, mencakup pekerjaan pemeriksaan apa saja yang harus

dilakukan. Itu dapat diketahui, akan tetapi biasanya manajemen dan direksi

memberikan pegarahan secara umum mengenai ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan

yang akan diperiksa. Maksudnya penelaahan atas cukup tidaknya suatu sistem

pengendalian internal adalah untuk memastikan apakah sistem yang dibuat dapat

Universitas Sumatera Utara

18

memberikan jaminan yang wajar dengan tujuan dan sasaran perusahan dapat dicapai

secara efisien dan ekonomis. Maksud penelahaan atas efektif tidaknya suatu

pengendalian internal adalah untuk memastikan sistem itu berfungsi seperti yang

diharapkan.

Menurut Alderman (2003 : 410) ruang lingkup pemeriksaan internal terdiri

dari : menelaah tingkat kepercayaan dan integritas informasi keuangan maupun

operasional dan alat serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,

menggolongkan, dan melaporkan informasi tersebut, menelaah sistem yang dibuat

untuk menjamin ditaatinya semua kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur

hukum dan peraturan-peraturan yang mungkin mempunyai pengaruh yang berarti

terhadap kegiatan maupun laporan-laporan perusahaan dan menentukan apakah

organisasi perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, menelaah alat dan cara yang

dipergunakan untuk melindungi aktiva, menguji ekonomis dan efisiensi penggunaan

sumber-sumber daya yang ada, menelaah kegiatan usaha atau program-program

untuk memastikan apakah hasil-hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan usaha berjalan seperti yang

direncanakan.

Pemeriksaan internal diatur menurut kebijakan manajemen dan direksi. Tugas,

wewenang, dan tanggung jawab departemen pemeriksaan internal harus didefenisikan

secara tertulis dan resini dalam anggaran dasar departemen pemeriksaan internal dan

disetujui oleh manajemen dan direksi. Anggaran dasar harus menyatakan dengan jelas

tugas departemen pemeriksaan internal, menetapkan ruang lingkup pekerjaannya, dan

Universitas Sumatera Utara

19

menyatakan pemeriksaan internal tidak berwenang atau bertanggung jawab atas

kegiatan obyek yang diperiksa.

E.1.14. Fungsi Auditor internal

Fungsi auditor internal terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam

perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi

atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya

kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada

sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk fungsi internal

audit. Menurut Alvin dan James (1998 : 7) Fungsi auditor internal adalah,

menyelidiki dan menilai pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi

berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit, merupakan bentuk

pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsur-

unsur pengendalian internal yang lain. Fungsi internal audit merupakan kegiatan

penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara

memeriksa laporan keuangan, operasional, dan kegiatan lain untuk memberikan jasa

bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, yaitu dengan cara

menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap

kegiatan manajemen. Auditor Internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan

perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan atau

laporan-laporan saja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka auditor internal

melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti ; pemeriksaan dan penilaian terhadap

efektifitas pengendalian internal dan mendorong penggunaan pengendalian internal

yang efektif dengan biaya yang minimum, menentukan sampai seberapa jauh

Universitas Sumatera Utara

20

pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi, menentukan sampai seberapa

jauh kekayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari segala macam

kerugian, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian

dalam perusahaan, memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan

perusahaan.

Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian internal, auditor

internal harus berusaha memahami fungsi internal audit untuk mengidentifikasi

aktifitas internal audit yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur

yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktifitas

internal audit tersebut. Auditor biasanya meminta keterangan dari manajemen yang

semestinya dan dari staf internal audit, mengenai berbagai hak yang berkaitan dengan

fungsi internal audit adalah sebagai berikut ; status auditor internal dalam organisasi,

penerapan standar profesional, perencanaan audit termasuk sifat, waktu, dan lingkup

pekerjaan audit, akses ke catatan dan pembatasan atas lingkup aktifitas mereka.

Di samping itu, auditor independen dapat meininta keterangan mengenai

anggaran dasar pembentukan fungsi internal audit, pernyataan inisi, atau pengarahan

lain yang serupa dari manajemen atau dewan koinisaris. Permintaan keterangan ini

biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan sasaran yang ditetapkan

untuk fungsi internal audit.

E.1.15. Wewenang dan Tanggung jawab Auditor internal

Menurut Winters, dkk (2003:284) pimpinan audit internal memikul tanggung

jawab untuk menerapkan program audit internal perusahaan, program tersebut

memberikan ; penelahaan dan penilaian kewajaran, kesesuaian, efektifitas, dan

Universitas Sumatera Utara

21

aplikasi yang tepat dari pengendalian interenal, keuangan, dan operasi yang lain,

penentuan sejauh mana kesesuaian dengan pengendalian dan kebijakan rencana, dan

prosedur lain yang ditetapkan, penentuan sejauh mana aktiva perusahaan dapat

dipertanggung jawabkan dan diamankan dari kehilangan dalam segala bentuk,

penentuan keandalan data keuangan manajemen yang dikembangkan dalam

organisasi, penerbitan laporan kepada tingkat manajemen yang tepat yang

menyatakan simpulan dan rekomendasi.

Pimpinan audit internal mengarahkan personil dan aktifitas-aktifitas

departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan

pelatihan staf audit. Pimpinan audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap

ketua dewan komisaris presiden, dan panitia audit. Tanggung jawab pimpinan audit

internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit

perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan.

Pimpinan internal audit memiliki wewenang untuk mengarahkan program

yang komprehensif di dalam organisasi internal audit. Auditor internal mengadakan

pengujian dan evaluasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem audit yang

disajikan oleh organisasi dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana organisasi.

Auditing Supervisor membantu direktur audit internal dalam

mengembangkan program audit tahunan, dan membantu dalam mengkoordinasi usaha

auditing dengan akuntan publik, agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa

duplikasi usaha. Senior auditor menerima program audit dan instruksi untuk area

audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor meinimpin staf auditor

Universitas Sumatera Utara

22

dalam pekerjaan lapangan audit dan staf auditor melaksanakan tugas audit pada suatu

lokasi audit.

Pimpinan internal audit dan seluruh anggotanya memiliki wewenang untuk

dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap fungsi, catatan,

kekayaan, dan personil di dalam organisasi. Untuk pelaksanaan wewenangnya

tersebut, pimpinan internal audit bertanggung jawab terhadap ; kebijakan yang

ditetapkan untuk aktifitas audit dan mengarahkan fungsi teknis dan administrasinya,

pengembangan dan pelaksanaan program audit yang komprehensif untuk evaluasi

pengendalian manajemen terhadap seluruh aktifitas organisasi, merekomendasi

perbaikan dari pengendalian manajemen yang didesign untuk mengamankan sumber-

sumber organisasi, meningkatkan pertumbuhan organisasi, dan memastikan ketaatan

terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah, pengujian efektifitas seluruh

tingkatan manajemen dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan, review prosedur dan catatan untuk memastikan kecukupan terhadap

tujuan yang telah ditetapkan yang ingin dicapai dan penilaian kebijakan dan rencana

sehubungan dengan aktifitas dan fungsi yang diaudit, pelaksanaan pengujian khusus

atas permintaan manajemen terhadap permasalahan signifikan yang timbul.

Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pimpinan internal

audit untuk mengarahkan organisasi auditnya tidak akan berfungsi secara efektif

tanpa adanya dukungan dari para staf yang tepat. Oleh karena itu, para staf audit

harus memiliki kedudukan organisasi yang jelas dalam posisi hirarki dan tingkatan

remunerasi.

Universitas Sumatera Utara

23

Uraian tugas memiliki pengaruh yang signifikan atas organisasi audit.

Organisasi audit harus diisi oleh orang-orang yang kompeten untuk pelaksanaan

tugas, yaitu para staf audit yang memiliki intelegensi yang memadai, imajinasi,

kreatif, serta inisiatif. Dengan alasan ini, uraian tugas harus disusun dengan hati-hati

dan seksama agar persyaratan staf yang terbaik dapat dipenuhi untuk pelaksanaan

tugas audit.

Dalam suatu organisasi internal audit yang sudah cukup well-established,

umumnya pembagian tugas mengikuti hirarki posisi yang ada di dalam organisasi

internal audit yang bersangkutan. Internal audit bukanlah merupakan suatu fungsi

yang hanya sekedar melengkapi struktur organisasi di dalam perusahaan, melainkan

merupakan suatu fungsi yang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif untuk

membantu unit operasi lainnya mencapai tujuan organisasinya secara efektif dan

efisien. Oleh karena itu, koinitmen dari top manajemen sangat diperlukan terutama

dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam rangka

organisasi mencapai sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan.

E.1.16. Kedudukan Auditor Internal dalam Struktur organisasi

Perusahaan

Kedudukan ataupun status auditor internal dalam suatu organisasi perusahaan

mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkatan independensi di

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari

departemen internal audit harus cukup mengizinkan penyelesaian dari tanggung

jawab pemeriksanya. Auditor dapat bekerja secara efektif jika kedudukannya

memungkinkan untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian

Universitas Sumatera Utara

24

lain yang harus diperiksanya (Sawyer 2008:180). Untuk itu makan auditor internal

harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Dukungan

itu antara lain dapat berupa :

1. Bagian auditor internal bertanggung jawab kepada seseorang dalam organisasi

yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan independensi dan menjamin

ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang memadai serta

sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan.

2. Auditor internal harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan

komisaris

3. Status auditor internal yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus

didefenisikan secara tertulis.

4. Auditor internal harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana

kerja.

Secara umum ada tiga alternatif kedudukan auditor internal dalam suatu

struktur organisasi perusahaan, yaitu :

1. Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris

Auditor internal secara langsung berada di bawah dewan komisaris. Hal ini

berarti bagian auditor internal bersikap independen terhadap manajemen

perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa sehingga

auditor internal berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari semua level

manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini mempunyai kedudukan

yang kuat dalam perusahan.

Universitas Sumatera Utara

25

Gambar 1. Kedudukan Auditor Internal di bawah Dewan Komisaris

2. Bertanggung jawab kepada direktur utama

Auditor internal bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti

auditor internal merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan

kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan

pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Independensi yang

dimiliki oleh auditor internal di sini masih cukup tinggi sehingga bagian-

bagian perusahaan yang berada di bawah direktur utama dapat diaudit.

Auditor Internal

Komisaris

Presiden Direktur

Pemegang Saham

Universitas Sumatera Utara

26

Gambar 2. Kedudukan Auditor Internal di bawah Presiden Direktur

Kedudukan auditor internal pada perusahaan daerah pasar petisah adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan

staf dari direksi perusahaan. Penempatan kedudukan ini dimaksudkan untuk

membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan

operasional perusahaan. Dari kedua alternatif di atas mana sebenarnya yang terbaik

tergantung pada tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut Sawyer (2008:20)

bila dihubungkan dengan independensi maka :

“Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan internal banyak tergantung dari kedudukan pemeriksa internal dalam bagan organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap hasil-hasil penemuan pemeriksa internal dan pengertian dari bagian-bagian yang diperiksa mengenai tugas pemeriksaan internal di samping tentunya keahlian dan pengalaman pemeriksa internal itu sendiri.”

Komisaris

Presiden Direktur

Pemegang Saham

Auditor Internal

Universitas Sumatera Utara

27

E.1.17. Jenis-jenis Pendapat Akuntan

Menurut standar Profesionalisme Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508)

Terdapat beberapa jenis pendapat akuntan yang diberikannya berkenaan dengan suatu

pemeriksaan umum, yaitu :

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak

qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi (qualification) atau tanpa

reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan

auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat

pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi

yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan dan operasional. Laporan

keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu

organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum jika

memenuhi kondisi-kondisi berikut :

Prinsip akuntansi berlaku umum digunakan untuk menyusun laporan

keuangan

Perubahan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dari periode ke periode

telah cukup dijelaskan

Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan

dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum

Universitas Sumatera Utara

28

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified

opinion with explanatory language)

Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil

usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa

penjelasan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang

disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang

pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan

pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu :

Lingkup audit dibatasi oleh klien

Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat

memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar

kekuasaan klien dan auditor

Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku

umum

Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan tidak diterapakan secara konsisten

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun

berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan

Universitas Sumatera Utara

29

secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas

perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat

pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar

dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi

lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah

cukup untuk mendukung pendapatnya.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil

menyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara

wajar. Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan jika antara lain, terdapat

banyak pembatasan lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor

dan klien. Masing-masing kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat

menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.

E.2 Laporan

Menurut Badri (2007 : 177) Laporan merupakan bentuk komunikasi yang

dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai suatu hal tertentu sesuai dengan

tujuan penulisannya. Uraiannya akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang

berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai

sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam

kehidupan organisasi.

Untuk menyusun suatu laporan, tidak hanya dibutuhkan keterampilan, tetapi

juga kompeten dan kreativitas. Karena laporan dalam bentuk tertentu tidak hanya

terdiri dan hal-hal yang sifatnya informatif, tetapi juga menuntut gagasan atau

Universitas Sumatera Utara

30

pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diupayakan

pengembangan kemampuan pegawai adininistrasi berkaitan dengan penulisan laporan

manajerial.

E.2.3. Fungsi Laporan

Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain.

Adapun beberapa manfaat tersebut (Locker, 2000) antara lain:

1. Sebagai sarana komunikasi vertikal.

Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan.

Melalui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan

masukan berupa ide atau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak

pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan informasi yang kemudian diolah,

dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta

perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian

terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan

komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.

2. Sebagai alat pertanggungjawaban

Laporan merupakan manifestasi dan bentuk komunikasi vertikal dan atas ke

bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap wewenang yang telah diberikan

oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk

mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.

3. Memberikan informasi penting

Laporan harus berisi informasi aktual dan pemikiran-pemikiran yang rasional,

argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena aktual tersebut.

Universitas Sumatera Utara

31

Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang

penting dalam pengambilan keputusan manajerial.

4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan

Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan

secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sistematis. Tujuan akhir

dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima laporan dapat membuat

keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang tersedia pada seorang manajer

adalah untuk melakukan pengambilan keputusan, Oleh karena itu sangat penting

untuk mempelajari proses pengambilan keputusan secara rinci. Sehubungan dengan

hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan

kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organis secara keseluruhan. Oleh karena

itu, suatu laporan hams disusun sebagaimana disyaratkan di atas, karena apabila

dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil

mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan

praktek “ABS” (Asal Bapak Senang), karena hal ini justru akan menghasilkan

keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan organisasi. Dan

berbagai manfaat yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan memiliki

beberapa fungsi; komunikasi, pertanggungjawaban, infonmasi, pengawasan, dan

pengambilan keputusan.

E.2.4. Laporan Operasional

Laporan opersional adalah laporan yang menggambarkan keadaan sekarang

dari suatu kegiatan (operasi) yang didapat dari kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam

Universitas Sumatera Utara

32

perusahaan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan di suatu

perusahaan (Tangkilisan S Nogi Hassel 2005:180).

Laporan operasional bertujuan untuk memaparkan kebijaksanaaan

perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk

meyakinkan apakah para pelaksana telah mengambil keputusan yang tepat. Indikator

laporan operasional, yaitu : komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa

laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian

lainnya ataupun dalam bagian itu sendiri yang terjadi dalam suatu perusahaan,

akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban

organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan

secara efektif, transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan,

baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi

material dan relevan mengenai perusahaan.

Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan

operasionalnya di setiap perusahaan. Misalnya, adanya kekhawatiran perusahaan

bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga

membahayakan kelangsungan usahanya.

Meskipun tujuan utama laporan operasional adalah untuk mendukung

kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga digunakan untuk mendukung

perencanaan. Karenanya, kekhawatiran di atas sebetulnya tidak perlu muncul jika

perusahaan daerah pasar petisah mampu menjabarkan kriteria informasi material

secara spesifik. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang cukup,

akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan

Universitas Sumatera Utara

33

perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan

informasi operasional dan keuangan serta informasi lainnya yang material dan

berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu,

sehingga dapat diakses secara mudah pada saat diperlukan oleh siapa saja.

E.3 Audit Operasional

E.3.3. Pengertian Audit Operasional

Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of Internal

Auditors (IIA) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal (2000;4) adalah sebagai

barikut : ”Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian

efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah

pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari

penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.” Sementara itu pengertian audit

operasional menurut Sukrisno Agoes (2000;175) menyatakan bahwa : ” Manajemen

audit disebut juga sebagai operasional audit, function audit, system audit, adalah suatu

pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk

mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien

dan ekonomi.”

Berdasarkan definisi di atas audit operasional merupakan penelaahan

terhadap metode dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai

efektivitas dan efisiensinya. Pada intinya penyelenggaraan semua kegiatan

operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa dukungan yang diberikan kepada

semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran,

Universitas Sumatera Utara

34

penjualan, promosi dan pengembangan produk, baik yang lama maupun yang baru

benar-benar efektif, karena itu banyak sekali segi-segi operasional yang menjadi

sasaran audit.

Dalam pelaksanaan audit kegiatan oprasional bukan hanya rumit, melainkan

juga ada kalanya sangat bersifat teknis. Pemeriksaan operasional atau operational

audit saat ini semakin mendapat perhatian manajemen, sebagai bagian dari audit

internal. Pada dasarnya pemeriksaaan opersional dilaksanakan pada berbagai

tingkatan manajemen (Level Of Management), dan objek yang dinilai adalah aktifitas

operasional, kebijakan, dan daya guna usaha. Oleh karena itu, para pelaksana audit

kegiatan manajemen pada umumnya dan khususnya harus mengetahui fungsi

manajemen yang diterapkan dalam perusahaan. Tidak hanya itu, pengetahuan yang

bersifat teknis yang diperlukan oleh berbagai bidang fungsional yang harus

didukung oleh kegiatan operasional sedikit banyaknya juga harus diketahui.

Keterlibatan auditor internal diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor

dan kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Untuk lebih

jelasnya dikutip definisi operational audit seperti yang dikeluarkan oleh Federal

Officers institute in Canada sebagai berikut :

“ operational audit is a systematic independent appraisal activity within an organization to a review of the entire departemental operations as a service to management. The overall objective of operational auditing is to assist all the level of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them with the abjective analyses, appraisals, recommendation and pertinent comments concerning the activities review ” Dari defenisi di atas dapat kita ketahui bahwa operational audit membantu

semua tingkatan manajemen dengan analisa yang objektif, penilaian, pendapat, yang

Universitas Sumatera Utara

35

berhubungan dengan aktifitas operasional yang diperiksa. Kemudian berangkat dari

cara berfikir yang strategik, dapat dikatakan bahwa kegiatan operasional

dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya berbagai kegiatan operasional yang

menjadi tanggung jawab berbagai bidang fungsional dalam perusahaan. Dengan

dukungan yang dapat diandalkan, berbagai satuan bisnis dan bidang fungsional dalam

perusahaan akan mampu mencapai tujuan dan targetnya sesuai dengan standar kinerja

yang telah ditetapkan dan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang semaksimal

mungkin.

Ini tercermin pada keberhasilan perusahaan sebagai keseluruhan dalam lima

bentuk utama yaitu : perolehan laba yang wajar, ketangguhan mempertahankan

eksistensi, kemampuan bersaing secara sehat yang terlihat dalam penguasaan pangsa

pasar yang lebih luas, kemampuan tumbuh dan berkembang dalam kondisi

lingkungan yang sering berubah dengan sangat cepat, serta, melakukan penyesuaian

yang tepat menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

E.3.2. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional

Dua kualitas yang paling penting dari seorang auditor operasional adalah,

independensi dan kompetensi. Kepada siapa laporan-laporan auditor ditujukan adalah

penting untuk memastikan bahwa penyelidikan dan rekomendasi yang dibuat tidak

menyimpang/bias (Agoes, Sukrisno 2004:60). Seperti yang dikemukakan

sebelumnya, independensi auditor internal dipertinggi dengan memberikan laporan

kepada dewan direksi atau direksi utama. Demikian pula, auditor-auditor pemerintah

hendaknya melaporkan kepada suatu tingkat di atas bagian operasional.

Universitas Sumatera Utara

36

Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi

mereka. Auditor tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi operasi

dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi

yang tidak efektif atau tidak efisien. Para auditor diperbolehkan memberi

rekomendasi terhadap perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi personil operasi

harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi-

rekomendasi itu. Jika auditor mempunyai wewenang untuk mewajibkan implementasi

rekomendasi mereka, auditor tersebut sesungguhnya mempunyai tangggungjawab

mengaudit pekerjaannya sendiri pada pelaksanaan audit berikutnya.

The Institute of Auditor internals menganggap independensi auditor internal

merupakan hal yang rawan. Persyaratan khusus untuk independensi telah ditetapkan

dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, sebagai berikut : auditor

internal harus bersikap independen terhadap aktifitas yang mereka audit, auditor

internal adalah independen artinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka

secara bebas dan obyektif, ndependensi memungkinkan auditor internal

menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang

esensial bagi pelaksanaan audit yang layak.

E. 4 Hubungan Efektifitas Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan

Menurut Konrath (2002:207), jika efektifitas auditor internal suatu perusahaan

lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan

terhadap laporan dalam suatu perusahaan akan menjadi sangat besar dan begitu juga

sebaliknya. Bagi auditor internal, hal tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat

besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini atau pendapat harus sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

37

kenyataan. Perlunya perhatian khusus dari auditor internal agar berhati-hati dalam

melakukan pemeriksaan laporan dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, terkait

dengan efektifitas auditor terhadap laporan yang diperiksanya.

E. 5 Kajian Terdahulu

1. Menurut penelitian Fauzia Yasmin dengan judul skripsi “ Penerapan

Pengawasan Auditor Internal Atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Pada RSUP H. Adam Malik Medan ”. Penulis menyatakan bahwa

pelaksanaan terhadap penerapan pengawas internal atas laporan penerimaan

dan pengeluaran kas pada RSUP H Adam Malik Medan. Di mana penelitian

ini dilakukan untuk melihat efektifitas pengawasan internal dalam penerapan

laporan penerimaan dan pengeluran kas. Kemudian berdasarkan penelitian ini

penulis memperoleh bahwa dalam pengawasan internal penerimaan kas telah

dilaksanakan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan adanya pencatatan kas dari

waktu-waktu tertentu oleh BPK.

2. Menurut penelitian Sri Anny Sembiring dengan judul skripsi “ Analisa Fungsi

dan Kedudukan Auditor Internal Terhadap Laporan Operasional Pada PT.

PTPN III Medan ”. Peranan auditor internal berjalan dengan baik pada

perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Di mana kedudukan satuan

pengawas internal (auditor internal) berada di bawah direktur utama dan

berfungsi sebagai staf dan sejajar dengan pimpinan pelaksanaan lainnya.

Menurut pengamatan penulis melihat struktur organisasinya mencerminkan

suatu pembagian tugas serta tanggung jawab untuk memudahkan dalam

menuntun, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas satuan

Universitas Sumatera Utara

38

pengawas internal (auditor internal) yang mendukung keserasian kerjasama

dalam bertindak.

3. Menurut penelitian Husna dengan judul skripsi “ Kedudukan dan Fungsi

Verifikasi Auditor Internal Terhadap Pertanggungjawaban Laporan Pada PT.

Bank Dagang Negara (PERSERO) Cabang Medan Imam Bonjol ”. Menurut

pengamatan penulis, pada umumnya fungsi verifikasi dan kedudukan auditor

internaltelah cukup baik. Dilihat dengan adanya kedudukan auditor internal

pada posisi berada di bawah pimpinan cabang pada PT. Bank Dagang Negara

Cabang Medan Imam Bonjol yang menjalankan fungsinya dengan baik sesuai

dengan prosedur pemeriksaan yang ada atau yang telah ditetapkan oleh

perusahaan itu.

4. Menurut penelitian Jahya Sahat N dengan Judul skripsi “ Peranan Satuan

Pengawas Internal atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Proyek

Renovasi Gedung pada PT. Nindya Karya ” Menurut pengamatan penulis

dengan adanya peranan internal auditing di PT. Nindya Karya dalam

pembuatan laporan kas yang nantinya dapat membantu semua anggota

pimpinan untuk melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya

dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang tepat

mengenai arus kas.

F. Hipotesis

Universitas Sumatera Utara

39

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan

memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari

hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas.

Berdasarkan dengan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa

sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal terhadap

laporan hasil bagian operasional (Ha).

2. Tidak terdapat hubungan yang positif antara efektifitas auditor internal

terhadap laporan hasil bagian operasional (Ho).

G. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu social (Singarimbun, 1989:33) konsep teoritis diajukan untuk

menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan definisi konsep. Adapun

konsep dari penelitian ini adalah :

a. Konsep efektifitas auditor internal adalah suatu fungsi penting di suatu

perusahaan mempunyai peran strategis dalam membawa setiap kepentingan unit

perusahaan (perusahaan negara maupun swasta) yang memiliki tugas pokok

seperti meneliti, menilai, mengevaluasi, dan melaporkan apakah kebijakan dan

prosedur yang ditetapkan telah berjalan dengan baik.

b. Konsep laporan hasil bagian operasional adalah laporan pertanggungjawaban

penyelenggaraan semua kegiatan operasional yang menyangkut semua bidang-

bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran, penjualan,

Universitas Sumatera Utara

40

promosi dan pengembangan produk dengan maksud peningkatan kinerja

perusahaan demi tercapainya sasaran dan tujuan organisasi/perusahaan.

H................................................................................................Definisi

Operasional

a. Variabel bebas (X) efektifitas auditor internal indikatornya adalah :

1. Pendidikan dan pelatihan yaitu program pembelajaran untuk pegawai

atau karyawan, baik di perusahaan atau di pemerintahan. Dikatakan hanya

terbatas kepada mereka yang sudah bekerja karena materi diklat biasanya

sangat khusus berkaitan langsung dengan pekerjaan.

2. Pengalaman/reputasi yaitu berkaitan dengan praktek-praktek yang di dapat

seorang auditor internal yang dibimbing oleh auditor yang kompeten, serta

pandai menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya.

3. Kualitas pribadi yaitu berkaitan dengan sifat ingin mengetahui, ketekunan

pendekatan yang membangun, serta respons yang diberikan auditor terhadap

masalah yang timbul ataupun yang akan timbul nantinya.

4. Kerjasama (Cooperation) yaitu melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan

sebagai saingan dengan siapa yang diperiksa. Dengan tujuan agar membantu

mereka dan meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak

manajemen perusahaan.

5. Kreatif dan Inovatif didefenisikan sebagai suatu perpaduan pemikiran ide-ide

baru dari bagian-bagian yang dialami secara tepisah yang memungkinkan

terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

41

b. Variabel terikat (Y) laporan hasil bagian operasional indikatornya

adalah :

1. Komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal

ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian lainnya.

2. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertangungjawaban organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan

operasional perusahaan secara efektif.

3. Transparansi yaitu sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan, baik

dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

42

I. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan

sistematika penulisan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian

berupa sejarah singkat, visi, inisi, dan struktur organisasi

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang akan

dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang ada pada

bab selanjutnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran-saran.

Universitas Sumatera Utara