chap i the global manager's env

23
Bagian I THE GLOBALIZATION MANAGER’S ENVIRONMENT (LINGKUNGAN MANAJER GLOBAL) Para manajer di abad ke-21 ditantang untuk mampu beroperasi dalam lingkungan global yang semakin kompleks, saling tergantung dan dinamis. Para manajer yang mengelola bisnis internasional dan global harus senantiasa berusaha menyesuaikan strategi dan gaya manajemen mereka dengan perkembangan global dan kondisi wilayah dimana bisnis mereka beroperasi. Tantangan-tantangan tersebut meliputi tantangan politik, perbedaan budaya, kompetisi global, terorisme, dan kemajuan teknologi. Selain itu, para manajer tersebut juga harus mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus menghadapi resiko pasar global dengan segala bentuk kewajiban-kewajiban sosial sebagai konsekuensi beroperasi dalam komunitas global. Misalnya, perusahaan-perusahaan obat dari negara-negara maju, selain harus bertanggungjawab mencari profit untuk deviden pemegang saham, biaya riset, dan melindungi paten-paten produk perusahaan, mereka juga dituntut untuk menjadi warga global yang baik dengan menyediakan obat murah atau bahkan gratis untuk negara-negara miskin. Sehingga, mereka dituntut untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab sosial, citra, dan strategi kompetitisi perusahaan. Untuk mampu bersaing di era global, perusahaan multinasional harus mau melakukan investasi besar diluar negeri. Investasi tersebut tidak hanya berupa investasi kapital, tetapi juga investasi dalam bentuk manajer terlatih yang mampu bekerja secara efektif dalam lingkungan multikultural. Dalam setiap lingkungan asing, para manajer perlu menangani serangkaian variabel yang dinamis dan berubah cepat, termasuk variable-variable budaya yang mempengaruhi berbagai aspek manajemen keseharian. Selain tantangan budaya, para manajer tersebut juga harus menghadapi tantangan-tantangan lain berupa: perkembangan teknologi yang 1

Upload: yoyada-sitorus

Post on 08-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfg

TRANSCRIPT

Bagian ITHE GLOBALIZATION MANAGERS ENVIRONMENT(LINGKUNGAN MANAJER GLOBAL)

Para manajer di abad ke-21 ditantang untuk mampu beroperasi dalam lingkungan global yang semakin kompleks, saling tergantung dan dinamis. Para manajer yang mengelola bisnis internasional dan global harus senantiasa berusaha menyesuaikan strategi dan gaya manajemen mereka dengan perkembangan global dan kondisi wilayah dimana bisnis mereka beroperasi. Tantangan-tantangan tersebut meliputi tantangan politik, perbedaan budaya, kompetisi global, terorisme, dan kemajuan teknologi. Selain itu, para manajer tersebut juga harus mampu memanfaatkan peluang dan sekaligus menghadapi resiko pasar global dengan segala bentuk kewajiban-kewajiban sosial sebagai konsekuensi beroperasi dalam komunitas global. Misalnya, perusahaan-perusahaan obat dari negara-negara maju, selain harus bertanggungjawab mencari profit untuk deviden pemegang saham, biaya riset, dan melindungi paten-paten produk perusahaan, mereka juga dituntut untuk menjadi warga global yang baik dengan menyediakan obat murah atau bahkan gratis untuk negara-negara miskin. Sehingga, mereka dituntut untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab sosial, citra, dan strategi kompetitisi perusahaan.Untuk mampu bersaing di era global, perusahaan multinasional harus mau melakukan investasi besar diluar negeri. Investasi tersebut tidak hanya berupa investasi kapital, tetapi juga investasi dalam bentuk manajer terlatih yang mampu bekerja secara efektif dalam lingkungan multikultural. Dalam setiap lingkungan asing, para manajer perlu menangani serangkaian variabel yang dinamis dan berubah cepat, termasuk variable-variable budaya yang mempengaruhi berbagai aspek manajemen keseharian. Selain tantangan budaya, para manajer tersebut juga harus menghadapi tantangan-tantangan lain berupa: perkembangan teknologi yang begitu pesat dan internet yang menghubungkan manusia melampaui batas-batas negara. Teknologi dan internet merupakan dua tantangan jaman modern yang telah mengubah dinamika kompetisi dan operasi perusahaan secara cepat.Dengan demikian, manajemen internasional dapat dipahami sebagai proses untuk mengembangkan strategi, mendesain dan mengoperasikan sistem, serta bekerja dengan orang-orang di seluruh dunia guna memastikan keunggulan kompetitif perusahaan tetap terjaga. Fungsi-fungsi manajemen tersebut dibentuk oleh kondisi-kondisi dan perkembangan dunia yang terus terjadi, sebagaimana digambarkan dalam bagian-bagian berikut ini.

LINGKUNGAN BISNIS GLOBALBerikut ini adalah ringkasan beberapa situasi dan trend global yang harus dimonitor dan dipertimbangkan oleh para manajer global ketika sedang menyusun perencanaan strategis dan operasional perusahaan.GlobalisasiKekuatan dan dampak globalisasi terlihat jelas dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh, sebuah tayangan langsung konser hari lingkungan hidup yang bertajuk Live Earth di 11 lokasi yang berbeda, dapat ditonton secara langsung oleh 2 miliar orang dari berbagai penjuru dunia. Contoh lainnya, ketika sektor keuangan dan perbankan Amerika mengalami kesulitas likuiditas akibat kredit perumahan yang macet, pasar saham diseluruh dunia langsung mengalami gejolak yang luar biasa.Daya saing bisnis saat ini telah berubah pada tingkatan yang sangat canggih, yang disebut globalisasi - yaitu situasi kompetisi global yang ditandai dengan adanya jejaring saling keterkaitan internasional yang mengikat negara-negara, institusi-intitusi dan orang-orang dalam satu situasi ekonomi global yang saling tergantung. Integrasi ekonomi terjadi sebagai akibat dari dihapuskannya hambatan-hambatan perdagangan dan meningkatnya aliran barang dan jasa, modal, tenaga kerja, dan teknologi ke segenap penjuru dunia. Kompetisi global saat ini didorong oleh fenomena semakin hilangnya batas-batas antar negara akibat adanya kemajuan teknologi atau kemunculan ekonomi-ekonomi baru yang berkembang pesat seperti China dan India. Sebuah situasi yang oleh Thomas Friedman disebuat sebagai levelling the playing field among countries atau the flatening of the world.Jika sebelumnya globalisasi diartikan sebagai situasi dimana bisnis berkembang dari negara-negara ekonomi maju ke negara-negara ekonomi baru, dewasa ini globalisasi telah berubah menjadi bisnis mengalir dari dan antar ekonomi-ekonomi yang sedang berkembang. Hal inilah yang oleh Sirkin et.al. disebut dengan istilah globalitas yaitu bisnis yang bersaing dengan siapapun dari manapun untuk apapun.Globalitas dan Emerging MarketsGlobalisasi dalam arti luas telah mempersempit jurang perbedaan tingkat pertumbuhan antar kawasan. Peningkatan aktivitas ekonomi dikawasan-kawasan yang sebelumnya tertinggal,terutama akibat peningkatan ekonomi China, India dan Russia telah menciptakan kekuatan ekonomi baru di kawasan-kawasan tersebut. Meskipun agak melambat akhir-akhir ini, perdagangan dunia tetap tumbuh hingga 133% dalam 15 tahun terakhir atau senilai lebih dari 54 Trilyun USD. Perlu dicatat, pertumbuhan tersebut tidak hanya dinikmati oleh negara-negara maju, tetapi juga dirasakan oleh negara-negara berkembang. Data A.T. Kerney Research Company menunjukkan bahwa para pimpinan puncak perusahaan-perusahaan multinasional dalam 17 sektor industry memilih 25 negara di enam benua sebagai sasaran untuk melakukan Foreign Direct Investment (FDI) dan 10 negara diantaranya adalah emerging markets. Hebatnya, China dan India menduduki peringkat pertama dan kedua dalam FDI Confidence Index tersebut. Selain kedua negara tersebut, Brazil, Mexico, Korea Selatan, Taiwan dan Russia juga masuk dalam daftar tersebut. Industri-industri tradisional Amerika Serikat terus mengalami penurunan dan disalip oleh negara-negara ekonomi baru tersebut. Industri Amerika Serikat yang tidak dapat disaingi oleh negara-negara emerging markets hanyalah industri-industri era baru seperti nanoteknologi dan bioteknologi. Negara-negara emerging markets terus mengalami pertumbuhan ekonomi dan menjadi pasar baru yang terus tumbuh bagi produk-produk negara-negara maju. Saat ini, banyak perusahaan-perusahaan dari negara-negara emerging markets masuk dalam daftar Fortune 500. Banyak juga perusahaan-perusahaan dari emerging markets yang berhasil mengakuisisi perusahaan-perusahaan dan merek-merek ternama dari negara-negara maju. Contohnya, Budweiser, merek bir kenamaan dari Amerika Serikat dibeli oleh Konglomerat Brazil keturunan Belgia. Demikian juga, beberapa lembaga keuangan besar di Amerika Serikat pasti sudah bangkrut kalau tidak diselamatkan oleh uang dari beberapa kerajaan Arab dan Pemerintah China. Jadi, sangat jelas bahwa perusahaan-perusahaan dari emerging markets memberikan peluang investasi dan aliansi sekaligus menjadi pesaing yang harus diperhitungkan oleh negara-negara maju.Namun, terdapat aspek-aspek penting globalisasi selain faktor ekonomi antara lain - integrasi ekonomi, konektivitas teknologi, kontak personal dan kedekatan politik.Globalisasi dirorong oleh kapitalisme dan pasar bebas, terutama oleh perusahaan-perusahaan barat. Keadaan ini tidak selalu disikapi positif oleh berbagai negara di dunia, tetapi juga negatif. Beberapa negara menunjukkan sikap anti globalisasi dengan dalih nasionalisme. Hal ini muncul tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Sebagai contoh, ketika Mittall Steel, sebuah perusahaan baja dari India mengikuti tender untuk mengakuisisi Arcelor (perusahaan baja Eropa), Eropa berusaha untuk menghalangi pembelian tersebut.Saat ini, munculnya kecenderungan anti globalisasi semakin meningkat, terutama dari pihak-pihak yang merasa bahwa globalisasi hanya menguntungkan negara-negara industri maju dan merugikan negara-negara berkembang. Joseph Stiglitz, misalnya, menyatakan bahwa sistem ekonomi global telah menekan banyak negara berkembang dan memaksa negara-negara tersebut kehilangan kedaulatannya, kesejahteraannya, dan lingkungannya. Sebaliknya, di Amerika Serikat, globalisasi juga dianggap merugikan karena pertumbuhan ekonomi di Negara-negara berkembang telah meningkatkan harga energy dan komuditas, kehilangan pekerjaan ke luar negeri, menurunnya upah, dolar yang melemah telah membuat perusahaan AS rentan terhadap pembeli asing.Meskipun debat tentang dampak globalisasi terus berlangsung, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi akan tetap didorong oleh perusahaan-perusahaan multinasional karena globalisasi bermaksud untuk memaksimalkan keuntungan mereka dengan beroperasi seefisien mungkin, oleh politisi dan pemimpin negara untuk memajukan ekonomi negara mereka, dan oleh teknologi dan kemajuan teknologi transportasi yang telah membuat jejaring produk dan suplai mereka lebih efisien. Akan tetapi, tekanan-tekanan terhadap trend tersebut dan munculnya nasionalisme dan proteksionisme juga berdampak pada terhambatnya kemajuan regional atau bilateral. Dampak Institusi terhadap Perdagangan GlobalTerdapat dua kelompok institusi (supranasional dan nasional) yang berperan dalam globalisasi. Institusi supranasional, misalnya WTO dan ILO, mendorong agar aktivitas ekonomi internasional dilakukan dengan aturan main yang jelas, standard dan berlaku untuk semua. Sebagai contoh, WTO mendorong penurunan tariff dan memberlakukan aturan-aturan perdagangan standard bagi negara-negara anggotanya. Sedangkan ILO mendorong agar semua negara di dunia memastikan bahwa perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayahnya memperlakukan para buruh secara layak berdasarkan standar yang sama. Institusi supranasioal banyak mendorong pemberlakuan peraturan-peraturan yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan asing (misalnya: aturan proteksi HAKI di China). Tetapi institusi tersebut juga seringkali dikritik sebagai mencampuri kedaulatan negara-negara anggotanya.Sebaliknya, institusi nasional selalu berusaha untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan domestik dan membuat perusahaan-perusahaan asing lebih sulit bersaing di negara tersebut. Misalnya, untuk menghambat produk obat asing masuk ke Amerika, FDA mensyaratkan dilakukannya pengujian obat luar biasa rumit. Selain itu Amerika Serikat juga memberlakukan syarat anti-dumping bagi perusahaan-perusahaan Asing yang mengekspor ke Amerika.Selain itu, ada juga beberapa institusi supranasional yang mewakili kepentingan negara-negara anggota dikawasan yang sama, misalnya Uni Eropa yang memiliki 27 negara anggota. Kebijakan Uni Eropa disusun oleh Parlemen Eropa dan dilaksanakan oleh Komisi Eropa sebagai pihak eksekutif. Komisi Eropa inilah yang bertanggungjawab, berunding, dan membuat perjanjian atas nama seluruh negara anggota Uni Eropa dalam berbagai forum WTO.Dampak Globalisasi terhadap KorporasiPada tingkat korporat, hampir setiap perusahaan merasakan dampak globalisasi meskipun dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap perusahaan saat ini harus bersaing dengan perusahaan lain baik didalam maupun diluar negeri. Untuk memenangkan persaingan harga, umumnya perusahaan berusaha melakukan outsourcing atau offshoring sumberdaya dan jasa tertentu dari negara manapun yang menawarkan biaya termurah. Globalisasi telah membuat sebuah produk tidak dapat lagi disebut sebagai produk asli dari negara tertentu. Sebagai contoh, Toyota Siena yang merupakan produk Jepang, ternyata dirakit di Amerika dengan 90% komponen yang juga dari Amerika.Kompetisi di era globalisasi terjadi tanpa mengenal batas negara. Hampir semua perusahaan global memproduksi dan menjual merk global mereka secara domestik dan diluar negeri. Sebagai contoh, Avon memiliki 5 juta Sales Representatives di seluruh dunia, Nestle meraup 50% penjualannya di luar negeri, Coca Cola 80% dan Procter&Gamble 65%. Tata, konglomerasi dari India, beroperasi di 85 negara dan telah mengakuisisi perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia.Investasi yang dilakukan perusahaan global di seluruh dunia menunjukkan bahwa globalisasi memberi manfaat kepada negara-negara berkembang - melalui transfer dana, teknologi, sumberdaya manajerial, dan melalui pengembangan mitra lokal yang suatu saat menjadi perusahaan lokal mandiri dan beroperasi sendiri.Karena itu, para manajer masa kini harus memandang jauh melebihi pasar domestiknya agar tidak tertinggal oleh para manajer lain yang telah memiliki visi global untuk perusahaan mereka. Hal ini harus dilakukan dengan mulai membekali diri dengan ketrampilan untuk mengelola lingkungan global. Perusahaan-perusahaan yang berniat untuk tetap kompetitif secara global dan melakukan ekspansi operasinya ke negara-negara lain harus mengembangkan kader-kader top manajer yang memiliki pengalaman beroperasi di luar negeri dan memiliki keterampilan untuk berbisnis di negara lain dan bekerja dengan orang-orang dengan budaya lain. Usaha Kecil Menengah (UKM) juga merasakan dampak sekaligus memberikan pengaruh terhadap globalisasi. UKM memiliki kontribusi sangat besar terhadap ekonomi nasional, melalui penyerapan tenaga kerja, penciptaan pekerjaan baru, pengembangan produk-produk dan jasa baru, dan beroperasi secara internasional melalui ekspor. Lebih dari 98% bisnis di negara-negara maju adalah UKM, dengan jumlah karyawan dibawah 500 orang. Dampak globalisasi yang dirasakan UKM adalah masuknya produk-produk asing ke pasar domestiknya. Akan tetapi, globalisasi juga melonjakkan jumlah UKM yang berhasil menjual produknya ke pasar luar negeri akibat adanya internet, pameran dagang internasional, insentif ekspor pemerintah, dll. Internet telah menjadi alat utama bagi perusahaan, termasuk UKM, untuk go global untuk mendapatkan supplier dan buyer di luar negeri.Blok Perdagangan RegionalSebagian besar perdagangan dunia saat ini berlangsung di dalam tiga blok perdagangan bebas regional (Eropa barat, Asia, dan Amerika), menggunakan tiga mata uang utama yaitu euro, yen, dan US dollar. Blok-blok perdagangan tersebut terus berusaha memperluas kawasannya ke negara-negara disekitarnya baik dengan menariknya menjadi anggota maupun melalui perjanjian tertentu.Uni Eropa (EU) dengan anggota 27 negara, EU merupakan pasar tunggal dengan lebih dari 400 juta jiwa, terdiri dari negara-negara di Eropa barat, tengah dan timur. EU merupakan kawasan ekonomi tunggal yang menggunakan mata uang tunggal (euro) dan membebaskan pergerakan modal, barang, jasa dan tenaga kerja antar negara dalam kawasan tersebut. Namun demikian, kesepakatan unifikasi Eropa tersebut sama sekali tidak menghilangkan kebanggaan nasional masing-masing negara. Negara-negara anggota EU umumnya enggan menyerahkan kekuasaan terlalu besar kepada Komisi Eropa, sebagai Institusi pemegang kekuasaan Eksekutif EU. Warga dari masing-masing anggota EU juga sangat kuat menjaga budaya masing-masing dan menolak melebur menjadi budaya EU. Sebagian negara-negara kaya anggota EU juga menyatakan keberatan ketika Komisi Eropa memutuskan menerima negara-negara miskin di kawasan tersebut sebagai anggota.Manajer global menghadapi dua tantangan untuk beroperasi di kawasan EU: Pertama, tantangan yang bersifat strategis - bagaimana perusahaan dari luar EU dapat mengatasi benteng EU yaitu kebijakan yang memberikan preferensi dan proteksi terhadap perusahaan-perusahaan dari dalam kawasan; dan kedua, tantangan bersifat kultural - bagaimana perusahaan dari luar EU dapat menangani berbagai macam budaya, tradisi, dan kebiasaan di dalam EU secara efektif.Asia- Sektor manufaktur mencapai hampir 30% GDP negara-negara emerging markets di Asia pada tahun 2009 dan menyediakan pasar bagi bahan baku dan supplai dari negara-negara maju serta berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi global. Jepang dan 4 Macan Asia (Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan) menjadi penyedia modal dan keahlian bagi negara-negara berkembang di Asia. Perhatian dunia saat ini tertuju pada peran China sebagai penggerak integrasi ekonomi Asia melalui pertumbuhan ekspornya yang luar biasa. Saat ini, integrasi ekonomi Asia juga semakin kuat. Jepang terus melakukan perjanjian perdagangan dengan negara-negara disekitarnya, China telah mengikat perjanjian pasar bebas dengan ASEAN, dan ASEAN sendiri juga telah menyepakati perdagangan bebas diantara negara-negara anggotanya (AFTA).China saat ini telah menjadi kekuatan besar ekonomi dan dikenal sebagai The World Factory karena banyak sekali perusahaan dari berbagai negara yang memilih melakukan offshoring produksinya ke China karena biaya produksinya yang rendah. Akibatnya, aliran modal ke negara tersebut sangat besar dan konstan dan China saat ini sukses mejadi negara pengekspor yang sangat besar.India saat ini menjadi supplier jasa terbesar didunia, menyediakan tenaga-tenaga kerja terdidik dan terampil terhadap perusahaan-perusahaan asing. India merupakan negara penyedia outsourcing jasa terbesar di dunia untuk layanan back-office hingga high-tech. India merupakan negara demokrasi penganut pasar bebas yang tumbuh dengan pesat. Kendala terbesar bagi pertumbuhan ekonomi India, terutama sektor manufaktur, adalah insfrastruktur yang masih sangat buruk, termasuk transportasi dan listrik.Sejak tahun 1991, India telah menerapkan liberalisasi perdagangan dan mempermudah aturan-aturan terkait Foreign Direct Investment dari luar negeri. Meskipun India mulai menurunkan tariff bea masuk bagi produk-produk asing, tetapi pemerintah dan parlemen India tetap melakukan proteksi terhadap UKM, yang mencapai 35% ekspor negara tersebut. Saat ini, pertumbuhan penduduk kelas menengah India mencapai 100 juta per tahun. Negara tersebut juga memiliki proses bea cukai yang makin baik, pendapatan pajak meningkat 30% per tahun, dan neraca perdagangan stabil. Lonjakan pertumbuhan India terutama bertumpu pada industri, pertanian, dan meningkatnya penanaman modal baik dalam negeri maupun asing. India juga terus melakukan deregulasi sehingga lingkungan bisnis di negara tersebut menjadi semakin kompetitif. India memiliki lebih dari 1 milliar penduduk, dengan suku dan bahasa beragam (15 Bahasa besar dan 1600 bahasa daerah). Besarnya jumlah penduduk India tersebut menyebabkan negara tersebut masih dibelit kemiskinan dengan pendapatan perkapita hanya US$ 1000. SAARC. Sejak Januari 2006, negara-negara di kawasan Asia Selatan membentuk South Asia Association of Regional Cooperation (SAARC), sebuah kawasan perdagangan bebas yang beranggotakan 7 negara dengan total penduduk sebanyak 1,5 Milliar dan 500 juta diantaranya hidup dibawah garis kemiskinan. SAARC bersepakat untuk menurunkan tarif sebesar 25% hingga 2009 dan menghapusnya hingga nol pada tahun 2013. Perdagangan di kawasan tersebut mencapai 14 Miliar USD, meskipun sebagian besar adalah perdagangan antara India dan Pakistan saja.Australia kawasan yang disebut Oceania ini meliputi Australia, Selandia Baru dan beberapa negara pulau kecil di Samudera Pacific. Australia merupakan salah satu Negara terkaya di dunia dan lebih dari 50% ekspornya ditujukan ke Asia Timur dan dikirimkan ke seluruh penjuru dunia melewati kawasan tersebut.Kawasan AmerikaNAFTA: adalah kawasan perdagangan bebas Amerika Utara antara Amerika Serikat, Canada, dan Mexico yang dibentuk pada tahun 1993 dengan tujuan mempercepat pertumbuhan, membuka lebih banyak lapangan kerja, memperbaiki kondisi kerja, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih di kawasan tersebut sebagai hasil dari peningkatan ekspor dan perdaganan antar Negara anggotanya. Blok perdagangan ini memiliki 421 Juta penduduk sebagai konsumen. Perdagangan antara Canada dan Amerika Serikat merupakan volume perdagangan bilateral terbesar di dunia. Sebagian besar ekspor di blok tersebut (84%) adalah ekspor Canada dan Mexico ke Amerika Serikat. Ekspor Mexico melonjak drastis hingga mencapai 292 Miliar USD setelah NAFTA terbentuk. Namun, Mexico juga masih mengekspor manusia lebih dari 500 ribu orang per tahun ke Amerika Serikat untuk mencari peluang baru. Hal ini terjadi sebagai akibat semakin berkurangnya lahan pertanian yang tergusur oleh perusahaan-perusahaan multi nasional. Ketergantungan ekspor Mexico ke Amerika Serikat saat ini malah menjadi beban karena krisis yang terjadi di Negara tersebut telah menurunkan tingkat konsumsi di Negara tersebut. Ekspor otomotif Mexico merosot hingga lebih dari 50% dalam dua bulan pertama tahun 2009 dan produksinya turun hingga 45%. NAFTA telah menarik minat begitu banyak perusahaan multinasional ke kawasan tersebut. Tetapi, praktek MNC yang memberikan upah murah kepada karyawan telah menciptakan kemiskinan dan menurunkan daya beli masyarakat. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Mexico hanya sebesar 3% dan jumlah sangat tidak cukup untuk menampung jutaan angkatan kerja Mexico yang tumbuh pesat setiap tahun. Saat ini Mexico telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan 43 negara. Perdagangan bebas Mexico telah meningkatkan GDP Negara tersebut dari 403 Miliar USD menjadi 893 Miliar USD pada tahun 2007, dengan total ekspor mencapai 213 Miliar USD. GDP Mexico tumbuh 3.3% setiap tahun. Jumlah tersebut juga mencakup remiten para pekerja migran Mexico di Amerika Serikat. DR-CAFTA: selain NAFTA, Amerika Serikat juga membentuk DR-CAFTA yang beranggotakan Amerika Serikat dan 6 negara Amerika Tengah.MERCOSUR adalah blok perdagangan terbesar ke-4 setelah EU, NAFTA, dan ASEAN. Blok perdangan ini memiliki jumlah total pasar 250 juta orang dan mencakup 75% dari GDP Amerika Selatan.Kawasan Lain di DuniaPerubahan politik, ekonomi dan sosial di seluruh dunia telah menghadirkan tantangan-tantangan baru terhadap para manajer global. Dunia semakin jauh meninggalkan komunisme, bersamaan dengan kencenderungan adanya privatisasi telah berdampak besar terhadap ekonomi global. Kebebasan ekonomi adalah faktor kritis dalam kemakmuran relatif sebuah bangsa. Perubahan yang paling menghebohkan saat ini adalah bahwa hampir semua bangsa tiba-tiba mulai mengembangkan system pasar bebas yang terdesentralisasi untuk mengelola ekonomi global kompetisi yang semakin ketat, kompleksitas industrialisasi hi-tech, dan bangkitnya kehausan akan kebebasan.Federasi Rusia. Investasi asing dan pertumbuhan sector konsumsi di Russia memberikan landasan pertumuhan ekonomi Rusia. Pada kwartal pertama 2009, FDI ke Rusia mencapai 8,4 Miliar USD, meskipun korupsi dan campur tangan Pemerintah masih sangat kuat di Negara tersebut.Hingga saat ini, Rusia telah dianggap sebagai Negara yang stabil secara politik. Berbagai regulasi baru terkait pertanahan, pidana dan hukum, mata uang Rubble yang telah dapat dikonversi telah mendorong perusahaan-perusahaan asing berinvestasi di Negara tersebut, terutama karena sumber daya alam yang melimpah dan 145 juta penduduknya yang berpendidikan sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Rusia terus meningkat, akan tetapi pertumbuhan GDP tersebut dikendalikan oleh sebuah oligarki bisnis, yang terdiri dari sekelompok pengusaha yang memiliki pengaruh/kedekatan politik dengan Kremlin sehingga menguasai ekonomi Rusia dan membatasi kesempatan tumbuhnya UKM. Kondisi tersebut membuat para pengusaha sangat berhati-hati dalam memutuskan untuk berinvestasi.Timur Tengah. United Arab Emirate (UAE) merupakan Negara di kawasan Arab yang memiliki ekonomi yang paling maju dan paling kompetitif, diikuti oleh Qatar dan Kuwait. Negara-negara arab lain masih tergolong rendah pembangunan ekonominya. Dunia arab sangat bergantung terhadap pendapatan minyak dan gas. Tantangan terbesar di kawasan tersebut adalah banyaknya hambatan perdagangan dan investasi dan rendahnya tingkat pendidikan generasi muda. Kebanyakan negara berkembang memiliki GNP dan pendapatan per kapita rendah, menanggung beban penduduk yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan, dan memiliki hutang luar negeri yang tinggi. Situasi ekonomi dan campur tangan pemerintah yang berlebihan di Negara-negara tersebut juga mengurangi minat investasi asing di Negara-negara tersebut. Negara-negara di kawasan Amerika tengah, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika sangat berharap untuk menarik investasi asing untuk pertumbuhan ekonominya.Uni Afrika (AU): Blok kerjasama ini beranggotan 53 negara Afrika dan dibentuk terutama untuk mengatasi isu-isu politik di kawasan tersebut. Hingga saat ini, Uni Afrika belum berhasil menjadi wahana integrasi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi akibat banyaknya masalah di kawasan tersebut. Akibatnya, Afrika sama sekali tidak pernah menjadi perhatian para investor dunia, kecuali para investor dari Afrika Selatan yang merupakan ekonomi terbesar dikawasan tersebut.Afrika Selatan: Sejak runtuhnya apartheid, keadaan politik Afrika selatan menjadi lebih stabil, sehingga ekonomi negara tersebut juga terus tumbuh, meskipun kecil. Afrika Selatan berpenduduk 48,7 juta jiwa dan 23% diantaranya pengangguran. GDP Afrika Selatan hanya 0,2 % pada tahun 2008. Afrika Selatan berusaha menarik investor asing dengan menawarkan berbagai insentif, termasuk potongan pajak yang besar.Bagi perusahaan-perusahaan yang bersedia mengambil resiko ekonomi dan politik, negara-negara berkembang menawarkan potensi cukup besar untuk bisnis internasional. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, para manajer internasional dituntut untuk memiliki kemampuan menilai resiko dan keuntungan dan mengikuti perkembangan politik pada negara-negara berkembang tersebut. Salah satu perusahaan yang memiliki manajer pro-aktif yang memanfaatkan kesempatan tersebut adalah Intel Corporation yang mengubah negara paling tertinggal Vietnam.FOKUS MANAJEMENIntel membawa perubahan pada Ekonomi dan Budaya VietnamAmerika Serikat membuka hubungan dagang dengan Vietnam pada tahun 2000. Meskipun Vietnam merupakan negara komunis, tetapi negara tersebut memiliki tradisi kewirausahaan dan aspek-aspek globalisasi yang menarik seperti besarnya pasar domestic dan biaya tenaga kerja yang rendah. Kondisi tersebut mendorong Korporasi global, termasuk Intel Corporation untuk berinvestasi di negara tersebut. Ketika banyak pihak masih berdebat apakah globalisasi berdampak positif atau negatif terhadap negara-negara tertinggal, Daniel Atman memilih untuk melakukan tindakan nyata dengan membangun Pabrik Semiconductor di Hanoi. Sebelum memutuskan hal itu, Intel tentu saja sadar betul bahwa Vietnam adalah negara komunis dimana seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk bisnis, dikontrol penuh oleh pihak penguasa. Intel terlebih dahulu melakukan kajian bertahun-tahun, mulai dari kurikulum sekolah, kemacetan lalu lintas, infrastruktur dan struktur demografi, angkatan kerja, dan lain-lain untuk memastikan bahwa Pabrik tersebut akan mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan. Intel juga berhasil berkontribusi mengurangi korupsi di Vietnam, dengan menandatangani perjanjian anti-korupsi dengan pemerintah Vietnam. Selain itu, Intel juga memperkenalkan budaya kesetaraan bagi para pejabat Vietnam dengan membiasakan Eksekutif Intel berkantor dan tinggal dengan fasilitas yang tidak terlalu berbeda dengan karyawannya. Intel juga berhasil menjadi kebanggaan nasional bagi rakyat Vietnam. Keberhasilan intel terutama disebabkan oleh kemampuan Intel memahami cita-cita Pemerintah Vietnam untuk meningkatkan jumlah penggunaan Komputer dan internet dan membangun reputasi nasional sebagai negara pengekspor produk hi-tech.Teknologi InformasiDari semua faktor penggerak bisnis global saat ini, teknologi informasi merupakan faktor yang menjadi perhatian utama dari para manajer global. Mudah dan cepat transmisi informasi telah menjadikan kendala geografis tidak lagi relevan bagi para manajer saat ini. Informasi tidak lagi dapat dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah; politik, ekonomi, pasar, dan informasi kompetitif tersedia secara instan bagi siapapun di seluruh dunia dan memungkinkan dilakukannya pengambilan keputusan yang tepat. Bahkan kendala budaya pun secara perlahan mulai berkurang oleh peran teknologi informasi dalam mendidik masyarakat tentang budaya lain.Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjadi sebab dan akibat terhadap globalisasi. Revolusi informasi telah meningkatkan produktivitas hingga berkali-kali lipat. Penggunaan internet telah mendorong timbulnya e-commerce di seluruh dunia. Perusahaan di seluruh dunia terhubung secara elektronik dengan karyawan, pelanggan, distributor, supplier dan mitra mereka diberbagai negara.Globalisasi Human CapitalPerusahaan di berbagai penjuru dunia telah melakukan offshoring pekerjaan manufacturing ke negara-negara berbiaya murah selama bertahun-tahun, seperti China, India, Mexico, dll. Semakin banyak perusahaan saat ini yang memproduksi dan merakit komponen-komponen produk di negara-negara berbeda dan mengintegrasikannya menjadi rantai tata niaga global. Meskipun, kenaikan harga minyak telah membuat ongkos pengiriman barang melonjak drastis dan berpotensi mengurangi keunggulan biaya produksi yang rendah tersebut. Namun, perusahaan-perusahaan jasa tidak terpengaruh oleh kenaikan biaya pengiriman, sehingga semakin banyak perusahaan tersebut yang melakukan offshoring pekerjaan non-manufaktur seperti: dukungan konsumen, analisa medis, pemrograman computer, pekerjaan teknis, dll. ke India, China, Mexico dan Filipina. Peran Manajer GlobalApapun posisi kita, sangat perlu bagi kita untuk memahami lingkungan bisnis global dan pengaruhnya terhadap peran seorang manajer. Peran yang sangat kompleks tersebut menuntut pendekatan kontingensi yang fleksibel menyesuaikan dengan dinamika lingkungan, karena keadaan yang berbeda menuntut pendekatan berbeda pula. Dalam konteks manajer global, maka lingkungan bisnis tersebut terbentuk di masing-masing negara: agenda ekonomi dan politik, status teknologi dan tingkat pembangunan di negara bersangkutan, regulasi, keunggulan komparatif dan kompetitif, dan norma-norma budaya. Para manajer global harus menganalisis lingkungan baru dimana mereka akan beroperasi, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan dampaknya terhadap perusahaan dan mengembangkan strategi dan gaya operasional perusahaan yang tepat.LINGKUNGAN POLITIK DAN EKONOMIPerusahaan yang berorientasi global senantiasa memperbaharui data profile lingkungan politik dan ekonomi dari negara dimana mereka beroperasi atau berencana menanamkan investasi. Umumnya, resiko strategis dan operasional yang perlu diantisipasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional antar lain: peraturan-peraturan pemerintah, resiko finansial, resiko fluktuasi mata uang, dan gangguan sosial politik.Salah satu aspek penting lingkungan politik adalah fenomena etnisitas yang merupakan pemicu terjadinya instabilitas di banyak negara. Berbagai gejolak dan konflik yang nampak politik sebenarnya merupakan ekspresi perbedaan antar kelompok entnis. Seringkali sengketa agama pun juga terletak pada perbedaan etnis tersebut. Banyak akvititas teroris juga berbasis perbedaan agama. Para manajer harus memahami komposisi etnik dan agama di negara-negara basis operasionalnya untuk mengantisipasi masalah-masalah instabilitas dan operasional seperti dampak tenaga kerja, produksi dan akses ke bahan baku serta ke pasar.Resiko PolitikPerusahaan-perusahaan yang beroperasi di beberapa negara tentu saja rentan terhadap resiko politik yang dapat secara drastis menimpa perusahaan tiba-tiba.Para manajer perusahaan global perlu menginvestigasi resiko politik dimana mereka beroperasi dan implikasi-implikasi resiko-resiko tersebut terhadap keberhasilan ekonomi perusahaan. Resiko Politik adalah setiap tindakan pemerintah atau kejadian yang dipicu oleh sebab politik yang dapat berdampak buruk terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan dalam jangka panjang, misalnya tindakan nasionalisasi atau ekspropriasi oleh penguasa terhadap perusahaan multinasional. Nasionalisasi adalah penjualan paksa asset-aset perusahaan multinasional kepada pembeli lokal, dengan kompensasi tententu kepada perusahaan, kadang dengan meninggalkan kepemilikan minoritas kepada MNC. Sedangkan ekspropriasi terjadi jika pemerintah setempat mengambilalih paksa MNC dan memberikan kompensasi yang tidak memadai terhadap asset-aset MNC. Jika tanpa kompensasi sama sekali, ini disebut penyitaan. Resiko nasionalisasi atau ekspropriasi relatif rendah di negara-negara yang memiliki sejarah politik yang stabil. Sebaliknya, di negara-negara yang banyak terjadi gejolak politik dan kekerasan, resiko nasionalisasi lebih besar.Resiko politik dapat berupa resiko makropolitik dan mikropolitik.Resiko makropolitik berdampak terhadap seluruh perusahaan multinasional di negara tersebut. Salah satu resiko makropolitik yang rentan terjadi di banyak negara adalah terorisme, yang biasanya terjadi melalui penculikan top eksekutif, penyerangan karyawan atau peledakan asset-aset perusahaan multinasional sehingga operasional perusahaan akan sangat terganggu. Sedangkan resiko mikropolitik adalah peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi hanya satu atau beberapa perusahaan saja, biasanya berupa tindakan pemerintah suatu negara yang berusaha menghambat atau mengancam untuk melakukan nasionalisasi atau ekspropriasi terhadap perusahaan multinasional tertentu. Berbagai resiko politik yang sering terjadi diantarnya adalah:1. Ekspropriasi atau pengambilalihan asset perusahaan oleh penguasa tanpa kompensasi yang memadai.2. Penjualan ekuitas secara paksa kepada pengusaha local, biasanya dengan nilai dibawah nilai depresiasi buku.3. Perlakuan diskrimanatif kepada perusahaan asing atas suatu peraturan atau undang-undang.4. Hambatan repatriasi dana (profit atau ekuitas).5. Hilangnya teknologi atau hak kekayaan intelektual (paten, merek produk, merek dagang).6. Campur tangan pejabat pemerintah, termasuk membatalkan atau mengubah kontrak perjanjian, dll.Assesmen Resiko PolitikPerusahaan multinasional harus selalu melakukan asesmen resiko politik untuk mengelola potensi terjadinya resiko terhadap perusahaan dan meminimalkan kerugian finansial. Para manajer yang ditempatkan di setiap negara wajib mengevaluasi berbagai resiko tersebut. Pengumpulan data dan analisis biasanya dilakukan dengan dua hal: pertama, perusahaan dapat melatih para manajernya agar mampu melakukan analisis tersebut dan kedua, perusahaan juga dapat menggunakan jasa pakar atau peneliti profesional untuk melakukan hal tersebut. Tetapi, saat ini lebih banyak perusahaan multinasional yang memilih untuk memiliki staff internal yang memiliki kemampuan untuk melakukan analisis tersebut. Mengelola Resiko PolitikBerdasarkan hasil analisis resiko yang sudah dilakukan, perusahaan selanjutnya membuat keputusan-keputusan untuk menyesuaikan strategi dan gaya operasional perusahaan untuk meminimalkan dampak yang mungkin terjadi. Perusahaan dapat melakukan dua cara, yaitu: menghindari atau menarik investasi yang sudah terlanjur dibuat dan melakukan adaptasi. Taoka dan Beeman menyarankan beberapa cara adaptasi perusahaan dalam mengelola resiko tersebut, antara lain:1. Equitu Sharing termasuk melakukan joint venture dengan warga negara setempat (bisa individu, perusahaan, serikat buruh, atau perusahaan) untuk meminimalkan resiko politik.2. Menerapkan manajemen partisipatif, yaitu dengan selalu melibatkan pihak-pihak setempat yang terkait, termasuk serikat buruh dan pemerintah, dalam manajemen anak perusahaan.3. Melakukan lokalisasi operasi, dilakukan dengan memodifikasi nama anak perusahaan, gaya manajemen, dan lain-lain agar menyerupai perusahaan local.4. Memberikan asistensi pembangunan, yaitu perusahaan secara aktif terlibat dalam pembangunan negara tersebut (melalui pemerolehan devisa, transfer teknologi, dll.)Selain kedua cara tersebut, terdapat dua cara lain yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengurangi resiko, yaitu dependensi dan hedging. Untuk menjaga dependensi atau ketergantungan negara setempat, perusahaan multinasional dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:1. Input Control, yaitu perusahaan induk menjaga agar input-input kunci bagi keberlangsungan operasi anak perusahaan (misalnya bahan baku, komponen, teknologi, pengetahuan)tetap berada di tangan perusahaan induk.2. Market Control, yaitu perusahaan induk tetap menjaga kendali terhadap cara-cara distribusi produk anak perusahaan.3. Position Control, yaitu perusahaan induk tetap memegang posisi-posisi manajemen kunci ditangan para ekspatriat dari kantor pusat.4. Staged Contribution Strategies, yaitu perusahaan induk memberikan kontribusi perusahaan terhadap negara setempat secara bertahap dalam rencana jangka panjang. Pihak penguasa harus tahu benar rencana tersebut.

Sebagai pilihan terakhir, jika perusahaan tidak lagi mampu mengubah atau memperkecil resiko politik, perusahaan dapat mengurangi kerugian akibat terjadinya resiko-resiko politik melalui hedging, dengan cara-cara sebagai berikut:1. Political Risk Insurance, yaitu dengan mengasuransikan resiko tersebut.2. Local Debt Financing, yaitu dengan sedapat mungkin mencari sumber pembiayaan dari institusi-institusi keuangan setempat. Mengelola Resiko TerorismeKarena terorisme semakin sering terjadi di berbagai penjuru dunia, banyak perusahaan berusaha meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme. Perusahaan juga senantiasa berusaha untuk mengembangkan citra dan hubungan baik dengan masyarakat setempat melalui berbagai aktivitas amal dan tanggungjawab sosial. Perusahaan juga berusaha untuk tetap low-profile dan mengurangi publikasi, misalnya dengan tidak memasang logo, bendera, atau simbol perusahaan di lokasi perusahaan.Resiko EkonomiSelain stabilitas politik, stabilitas ekonomi sebuah negara juga faktor penting yang harus dianalisis oleh perusahaan multinasional. Kemampuan dan niat baik sebuah negara untuk memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya menentukan besar kecilnya resiko ekonomi di negara tersebut. Resiko ekonomi bagi perusahaan multinasional, biasanya terjadi karena dari: 1) permerintah (negara tempat perusahaan beroperasi) secara tiba-tiba mengubah kebijakan fiscal dan moneternya, atau 2) pemerintah memutuskan untuk mengubah kebijakan investasi asing. Dua kondisi tersebut berpotensi mengancam profitabilitas dan repatriasi investasi perusahaan-perusahaan multinasional.Untuk mengantisipasi resiko ekonomi, John Mathis menyarankan agar perusahaan-perusahaan melakukan 4 metode berikut: (1) pendekatan kuantitatif, (2) pendekatan kualitatif, (3) pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif, (4) pendekatan check-list.LINGKUNGAN HUKUMPara manajer global yang hati-hati selalu berkonsultasi dengan para konsultan hukum, baik di kantor pusat maupun di negara setempat, untuk memastikan perusahaan patuh terhadap peraturan hukum setempat dan memastikan hubungan jangka panjang dengan negara setempat.Meskipun tidak ada jaminan sepenuhnya, tetapi perusahaan dapat meminimalkan resiko kerugian besar dengan selalu mematuhi aturan-aturan hukum yang berlaku di daerah setempat. Selain itu, para manajer global juga harus memiliki pemahaman yang memadai tentang konvensi-konvensi internasional yang terkait dengan operasional perusahaan, misalnya Konvensi PBB tentang kontrak, dll.Hukum Perikatan (contract law)Kontrak merupakan perjanjian antar para pihak untuk menyepakati perikatan tertentu sebagai pedoman melakukan transaksi bisnis. Hukum perikatan memainkan peranan utama dalam transaksi bisnis internasional karena adanya kompleksitas akibat perbedaan sistem hukum yang dianut masing-masing negara. Di negara-negara berkembang, pemerintah seringkali menjadi pihak ketiga dalam sebuah perjanjian transaksi bisnis internasional. Tetapi, penting untuk dicatat bahwa hubungan personal seringkali lebih kuat dibandingkan beberapa lembar kertas kontrak. Karena itu para manajer global dituntut untuk mengedepankan upaya untuk membangun relasi positif dengan pihak-pihak terkait untuk mengurangi resiko konflik bisnis.Isu-Isu Regulasi LainSelain kontrak, isu-isu regulasi lain yang patut diperhatikan oleh para manajer global adalah: kebijakan-kebijakan sebuah negara untuk memproteksi kepentingan bisnis domestik (tarif, kuota); sistem perpajakan dan campur tangan pemerintah dalam ekonomi. yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan multinasional.LINGKUNGAN TEKNOLOGITeknologi terbukti memberikan dampak yang sangat besar baik bagi kelangsungan bisnis maupun kehidupan pribadi warga negara. Kemajuan teknologi informasi telah terbukti meningkatkan produktivitas baik bagi negara, perusahaan maupun individu. Karena kita hidup dalam masyarakat informasi global, maka perusahaan wajib memasukkan aspek perubahan teknologi dan informasi yang luar biasa cepat tersebut kedalam perencanaan strategis dan perencanaan operasional sehari-hari mereka.Global E-BusinessInternet telah memberikan dampak luar biasa terhadap cara-cara perusahaan dalam membeli dan menjual barang dan jasa di seluruh dunia. Internet telah menimbulkan kompetisi global dengan mengurangi jumlah supplier dan memangkas biaya administrasi di sepanjang rantai tata niaga. Fenomena inilah yang disebut E-Business, yaitu integrasi system, process dan organisasi, rantai nilai, dan keseluruhan pasar dengan menggunakan teknologi dan konsep berbasis internet. Pada tahap selanjutnya, transaksi global juga sudah dilakukan dengan E-Commerce, yaitu proses pemasaran dan penjualan produk melalui internet. Internet memberikan beberapa keuntungan dalam bisnis global, antar lain:1. Memberikan Kemudahan dalam melakukan bisnis2. Memberikan tempat pertemuan dan perdangan elektronik3. Memberikan kekuasaan pada konsumen karena memiliki akses pilihan yang tak terbatas4. Menyediakan Jaringan dan efisiensi distribusi.16