cerpen : sahab at

Upload: lifah

Post on 07-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    1/6

    Sahabat ?

    “Ra! Rara! Buruan bangun!” suara Niken mengusik tidur lelapku pagi ini.

    Dengan malas aku membuka mata untuk melihat sekelilingku. Kelas yang

    sebelumnya masih kosong saat aku datang tadi kini sudah penuh oeh anak-anak yang

    ramai berceloteh.

    “Udah ada bel masuk ya” aku bertanya pada Niken yang duduk di sebelahku.

    “Belum.”

    "endengar #a$aban itu spontan aku langsung mengenyakkan diri lagi dan kembali

    meneruskan tidurku.

    “%i&ch! Rara bangun dong! 'angan molor terus!” Niken kembali mengusikkukali

    ini dia #ua menarik-narik lenganku.

    “(paan sich Ken )ue masih ngantuk nich&”

    “*a udahterserah lo dech.” kata Nikenmenyerah. “By the $aybuku +R kimia lo

    mana )ue nyontek +R-nya dong&”

    “, em” balasku dengan sedikit kesal.(ku tau kalau Niken sudah mulai

    menggeledah tasku bahkan sebelum aku men#a$ab.

    Belum ada menit aku meme#amkan matakuaku dike#utkan oleh bunyi bel masuk 

    yang terdengar begitu nyaring. /api karena belum ada guru yang masuk aku lebih

    memilih tidur.

    “(duh mampus gue!” aku mendengar Niken mengumpat dengan panik di

    sampingku. “0atu soal a#a belum selesaigimana nich Rabantuin gue dong!” rengek 

     Niken. Dengan sangat terpaksa aku kemudian bangun.

    “1o kan tinggal nyontek gak susah kan” u#arku setengah mengertak.

    “Bu %da datang!” seru salah satu teman sekelasku. 0uasana mendadak ricuh saat

    anak-anak dengan panik bergegas ke me#a mereka masing-masing.

    1

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    2/6

    “(duh&gimana nich” Niken semakin panik. “Ra lo sahabat gue iya kan”

    “/erus kenapa”

    “1o mau ngebantuin gue kan Ra”

    “Kala gue bisa ya pasti gue bantu.”

    “'adi lo mau ngebantuin gue kan” Niken bertanya dengan tidak sabar.

    (ku mengangguk dengan sangsi. 'u#ur sa#a perasaanku tidak enak sekarang dan

    2irasatku itu terbukti saat Niken dengan senga#a melempar buku +R-ku keluar le$at

     #endeladisusul suara pekik kesakitan seseorang dari luar.

    (ku langsung melongok ke luar #endela dan melihat Kak 3ian salah satu senior 

    2a4oriteku berdiri di lapangan yang berada tepat dibelakang kelasku salah satu

    tangannya memegang bukuku5tangannya yang lain mengelus-elus kepalanya.

    “(pa-apaan sich lo Ken Kenapa buku gue lo buang” aku menggertak marah.

    “Biar kita sama-sama gak punya nilai +R.” Niken men#a$ab dengan enteng 5

    memasang senyum tanpa dosa yang membuatku semaakin sebal. “Kan yang namanyasahabat itu harus selalu bersama dalam senang ataupun susah.”

    “/api kenapa buku gue ”

    “Rara! Niken!” suara Bu %da yang menggelegar memotong omelanku. 0aat aku 5

     Niken berbalik ternyata Bu %da sudah berdiri di samping me#a kami. “Kenapa kalian

    ribut sendiri”

    “(nu Bu&%tu&apa a&”

    “(nu itu apa 6epat duduk!”

    “%ya Bu.” #a$abku di barengi Niken yang terlihat tenang tidak seperti aku yang

    gelisah. Kalau Niken bukan sahabatku aku tidak akan segan-segan untuk 

    mengadukannya pada Bu %da. /api Niken adalah sahabatku.

    “/olong kumpulkan +R kalian kedepan!” perintah Bu %da yang langsung membuat

     perutku melilit.

    2

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    3/6

    “0ekarang gimana Ken” tanyaku setengah berbisik pada Niken saat melihat

    semua teman-teman kami mengumpulkan buku +R mereka ke me#a guru. “)ara-gara lo

    sich&”

    “/enang sedikit bisa nggak sich Ra”

    “)ak bisa&gue gak bisa tenang sekarang&”

    “Rara Niken kenapa kalian tidak mengumpulkan buku +R kalian” Bu %da

     bertanya dari me#a guru.

    “(nu&itu Bu&”

    “Buku kami ketinggalan Bu.” sahut Niken.

    “Kenapa bisa sampai ketinggalan (pa semalam kalian tidak bela#ar”

    “7nggak Bu.” #a$ab Niken tanpa memberiku kesempatan untuk men#a$ab.

     Itu kan lo ! aku menggerutu dalam hati.

    “Kamu #uga tidak bisa bela#ar Rara” tanya Bu %da.

    “0aya bela ”

    “Dia pastinya #uga belum bela#ar Bu. 0emalam a#a kami chatting-an sampai #am

    .”

    Chattingan pakai bantal maksud lo?  Batinku kesal. Rasanya benar-benar 

    men#engkelkan melihat perlakuan Niken padaku. (pa ini yang namanya persahabatan

    “0ekarang kalian berdua keluar samapi #am pela#aran saya berakhir!”

    /api Bu ”

    “Udahlah Ra. Bu %da kan udah nyuruh kita keluar dan sebagai murid yang baik 

    kita kan harus menuruti apa yang diperintahkan oleh guru kan” Niken berceramah

    dengan sangat baik.  Damn it!. “(yo!” a#ak Niken kemudian menarikku keluar 

     bersamanya. “Ra #angan marah dong!”

    “,abisnya lo nyebelin sich...”

    3

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    4/6

    “Nyebelin gimana 0ebagai sahabat 5 sepupu yang baik kan lo harus nemenin gue

    saat gue susah. %ya kan”

    “%ya tapi gak gini #uga ”

    “,ei!” suara itu terdengar tidak asing di telingaku. (ku dan Niken sama-sama

    menoleh. Kak 3ian ber#alan menghampiri kami ditemani oleh Kak Dion dan kemudian

    mereka berhenti dihadapan kami. “%ni buku lo kan” tanya Kak 3ian padaku. "elihat

    senyuman di $a#ah Kak 3ian itu membuatku mendadak #adi gagu.

    (ku hanya men#a$ab dengan anggukan kecil 5 dengan tangan gemetar aku

    mengambil bukuku yang di sodorkan Kak 3ian.

    “1ain kali #angan dilempar sembarangan” Kak 3ian menasehati.

    “Bukan dia kok Kak tapi aku yang tadi ngelempar.” kata Niken yang kmudian

    memasang tampang menyesal. “0orry ya Kak.”

    “)ak pa-pa.” Kak 3ian sekarang mengalihkan perhatiannya pada Niken. “Kamu

     Niken %ntansari kan *ang kemarin menang lomba kecantikan di ma#alah Cover  kan”

     Niken mengangguk. Dia #elas-#elas terlihat senang karena Kak 3ian langsung

    mengenalinya. Dalam seke#ab Niken berhasil menarik semua perhatian Kak 3ian dan

    mengabaikanku.

    “+uisi-puisi kamu bagus.” kata Kak Dion menge#utkanku. (ku yang tadinya hanya

    menga$asi Kak 3ian dan Niken yang asik mengobrol sekarang menatapnya.

    “7m apa Kak” tanyaku sedikit bingung.

    “+uisi-puisi kamu yang kamu tulis di buku kamu itu...” Kak Dion menun#uk 

     bukuku.

    “8 oh...” aku tersipu. %ni pertama kalinya ada orang yang memu#i puisiku Niken

    selalu bilang kalau puisiku tidak bermutu. “Kak Dion membacanya”

    4

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    5/6

    “%ya belum semuanya sich...” rona merah sedikit mendominasi $a#ah Kak Dion.

    ,ihi...$a#ah tampan yang lucu. “/api kalau aku boleh pin#am buku kamu samapi

    istirahat nanti...”

    “Boleh.” sahutku langsung. (ku menyerahkan bukuku pada Kak Dion.

    “Ra gue sama Kak 3ian mau ke kantin. %kut nggak” a#ak Niken yang tangannya

    sudah menggantung di lengan Kak 3ian. What the meaning tuh? Masa’ belum ada 5

    menit dia sudah menggandeng Kak ian?

    “Nggak ah kita kan sedang di hukum.” #a$abku.

    “Nggak pa-pa ayo!” Kak 3ian ikut membu#uk sementara Kak Dion hanya diam

    dan menunggu.

    “"emangnya kalian tidak masuik kelas” tanyaku pada Kak Dion. *a melihat

     Niken menggandeng Kak 3ian itu tidak enak.

    “/idak. #am pertama ini kelas kami kosong.”

    (khirnya setelah lama menimbang-nimbang aku memutuskan unutk nikut ke

    kantin. /api perasaanku masih sa#a tidak tenang. Kekha$atiranku itu terbukti saat Bu

    %da dengan $a#ah merah karena marah memergoki kami di kantin dan tanpa ampun Bu

    %da menarik telingaku 5 Niken.

    “($ a$ aduh sakit Bu!” aku dan Niken merintih kesakitantapi Bu %da baru

    melepaskan kami setelah kami tiba di kantor.

    “(pa kalian tidak punya malu” Bu %da berteriak marah. “Kalian sedang sedang di

    hokum malah pacaran 5 kabur ke kantin.”

    “Rara yang maksa Bu!”

    (ku benar-benar terke#ut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sahabatku

    itu dan seketika kemarahanku bangkit.

    5

  • 8/19/2019 Cerpen : Sahab At

    6/6

    “)ue Bukannya lo” semprotku penuh emosi. “1o #uga yang ngebuang buku +R 

    gue biar gue gak dapat nilai +R kan” aku melan#utkan tanpa memelankan suaraku

    tidak peduli semua guru di ruangan itu menatapku dengan tatapan mencela.

    “(pa itu benar Niken” Bu %da menanyai Niken yang terlihat masih shok melihat

    reaksiku.

    “7h em&” dia tergagaptapi akhirnya mengangguk.

    +engakuan Niken itu benar-benar menyelamatkanku dari hukuman dan se#ak saat

    itu aku tidak berteman lagi dengannya. idak   sebelum Niken minta maa2 padaku.

    +engalaman diman2aatkan oleh 9sahabat: itu memberiku banyak pela#aran.

    6erpen by;

    Dluri U