cerita dayang sumbi

2
Cerita dayang sumbi Pada zaman dahulu, tinggal seorang puti raja yang cantik dari kerajaan Jawa Barat bernama Dayang Sumbi yang hobi menenun. Suatu hari, ketika ia sedang menenun, pintalan yang ia letakkan di pinggir jendela istana terjatuh dan pintalannya terjatuh dan menggelinding keluar istana. Karena sulit mencarinya, Dayang Sumbi mengucapkan sumpah bahwa kepada siapapun yang menemukan benangnya akan dijadikan saudara bila ia perempuan dan bila laki-laki akan dijadikan suami. Kemudian, seekor anjing hitam bernama Tumang mengembalikan benangnya. Dayang Sumbi sangat bingung akan hal itu karena yang mengembalikan benang hanyalah seekor anjing dan bila ia melanggar sumpahnya, ia takut akan kutukan para Dewa. Tumang adalah Dewa yang dikutuk menjadi binatang dan dibuang ke bumi. Akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan Tumang. Setelah sekian lama, Dayang Sumbi mengandung anak Tumang. Dan anaknya diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tidak mengetahui sama sekali bahwa Tumang, seekor anjing, adalah ayahnya. Sangkuriang senang berburu dan selalu ditemani Tumang. Suatu hari, Sangkuriang diminta ibunya untuk mencari hati kijang. Sangkuriang pun pergi berburu bersama Tumang. Saat menemukan seekor kijang, Tumang tak dapat mengejar kijang tersebut, Sangkuriang marah dan memanah Tumang. Tumang akhirnya mati di tangan anaknya sendiri. Saat pulang, Sangkuriang meyerahkan hati Tumang kepada ibunya dan mengatakan bahwa itulah hati kijang yang diminta ibunya. Namun, Dayang Sumbi menyadari bahwa yang dibawa Sangkuriang bukanlah hati kijang. Akhirnya Sangkuriang pun mengakui bahwa yang dibawa adalah hati anjing teman berburunya, Tumang. Dayang Sumbi marah bukan kepalang mendengar kelakuan anaknya. Tanpa sadar, gayung yang dipegangnya dilemparkan ke kepala Sangkuriang sehingga menimbulkan bekas luka. Sangkuriang merasa sakit hati atas tindakan ibunya yang lebih menghormati seekor anjing dibandingkan anaknya sendiri. Sangkuriang pun pergi meninggalkan ibunya. Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya begitu melihat anaknya pergi. Ia pun pergi meninggalkan istana dan melakukan pertapaan. Para Dewa memberinya kecantikan yang abadi. Dayang Sumbi akan selalu tampak muda. Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang telah menjadi pemuda tampan dan bertemu gadis cantik. Mereka saling mencintai. Gadis cantik itu tak lain adalah Dayang Sumbi – ibunya sendiri – yang telah mengganti namanya, dan ia pun tak menyadari bahwa pemuda yang ia cintai adalah anak kandungnya sendiri. Sampai menjelang

Upload: dedy-santoso-chou

Post on 13-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cerita dayang

TRANSCRIPT

Page 1: Cerita dayang sumbi

Cerita dayang sumbi

Pada zaman dahulu, tinggal seorang puti raja yang cantik dari kerajaan Jawa Barat bernama

Dayang Sumbi yang hobi menenun. Suatu hari, ketika ia sedang menenun, pintalan yang ia

letakkan di pinggir jendela istana terjatuh dan pintalannya terjatuh dan menggelinding keluar

istana.

Karena sulit mencarinya, Dayang Sumbi mengucapkan sumpah bahwa kepada siapapun yang

menemukan benangnya akan dijadikan saudara bila ia perempuan dan bila laki-laki akan

dijadikan suami.

Kemudian, seekor anjing hitam bernama Tumang mengembalikan benangnya. Dayang Sumbi

sangat bingung akan hal itu karena yang mengembalikan benang hanyalah seekor anjing dan

bila ia melanggar sumpahnya, ia takut akan kutukan para Dewa. Tumang adalah Dewa yang

dikutuk menjadi binatang dan dibuang ke bumi. Akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan

Tumang.

Setelah sekian lama, Dayang Sumbi mengandung anak Tumang. Dan anaknya diberi nama

Sangkuriang. Sangkuriang tidak mengetahui sama sekali bahwa Tumang, seekor anjing,

adalah ayahnya. Sangkuriang senang berburu dan selalu ditemani Tumang.

Suatu hari, Sangkuriang diminta ibunya untuk mencari hati kijang. Sangkuriang pun pergi

berburu bersama Tumang. Saat menemukan seekor kijang, Tumang tak dapat mengejar

kijang tersebut, Sangkuriang marah dan memanah Tumang. Tumang akhirnya mati di tangan

anaknya sendiri.

Saat pulang, Sangkuriang meyerahkan hati Tumang kepada ibunya dan mengatakan bahwa

itulah hati kijang yang diminta ibunya. Namun, Dayang Sumbi menyadari bahwa yang dibawa

Sangkuriang bukanlah hati kijang. Akhirnya Sangkuriang pun mengakui bahwa yang dibawa

adalah hati anjing teman berburunya, Tumang.

Dayang Sumbi marah bukan kepalang mendengar kelakuan anaknya. Tanpa sadar, gayung

yang dipegangnya dilemparkan ke kepala Sangkuriang sehingga menimbulkan bekas luka.

Sangkuriang merasa sakit hati atas tindakan ibunya yang lebih menghormati seekor anjing

dibandingkan anaknya sendiri. Sangkuriang pun pergi meninggalkan ibunya.

Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya begitu melihat anaknya pergi. Ia pun pergi

meninggalkan istana dan melakukan pertapaan. Para Dewa memberinya kecantikan yang

abadi. Dayang Sumbi akan selalu tampak muda.

Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang telah menjadi pemuda tampan dan bertemu gadis

cantik. Mereka saling mencintai. Gadis cantik itu tak lain adalah Dayang Sumbi – ibunya

sendiri – yang telah mengganti namanya, dan ia pun tak menyadari bahwa pemuda yang ia

cintai adalah anak kandungnya sendiri. Sampai menjelang hari pernikahannya, Dayang Sumbi

Page 2: Cerita dayang sumbi

melihat bekas luka di kepala Sangkuriang, ia langsung menyadari bahwa yang ia cintai

adalah anak kandungnya sendiri.

Oleh karena itu, Dayang Sumbi mencari akal untuk menggagalkan pernikahannya dengan

anak kandungnya sendiri. Ia meminta Sangkuriang membendung sungai Citarum dan

membuat perahu yang besar untuk menyeberangi sungai itu. Pekerjaan itu harus dipenuhi

sebelum terbit fajar.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut, Sangkuriang bertapa dan meminta bantuan para

Dewa. Dengan banntuan mahluk gaib, pekerjaan sangkuriang hampir selesai walaupun fajar

belum menyingsing. Dayang Sumbi kebingungan akan hal ini, dan ia pun meminta bantuan

para Dewa agar waktu fajar dipercepat. Fajar pun menyingsing, langit telah berwarna jingga

dan ayam telah berkokok. Sementara pekerjaan Sangkuriang belum sepenuhnya selesai.

Sangkuriang pun kesal. Gagalnya pekerjaan itu membuat ia gagal untuk meminang Dayang

Sumbi. Bendungan yang sudah hampir selesai itu ia jebol. Banjir besar pun melanda ke

seluruh desa. Sedangkan perahu besar yang sudah hampir jadi pun ditendang sehingga

terlempar jauh dan terbalik.

Perahu besar yang terbalik itu lama kelamaan menjadi sebuah gunung. Gunung itu diberi

nama Tangkuban Perahu yang berarti perahu yang terbalik.

Pesan Moral:

berusahalah untuk selalu berbuat jujur. Kejujuran pasti akan mendatangkan kebaikan